case-orto abu.docx

Upload: rendy-firmansyah

Post on 04-Jun-2018

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    1/22

    1

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn.Amudin

    Jenis : Laki-laki

    Usia : 34 tahun

    Alamat : majalengka

    Tanggal masuk : 7 Juni 2013

    II. ANAMNESA :

    Keluhan utama : nyeri pada lengan kiri.

    Keluhan tambahan : bengkak pada lengan kiri, gerakan lengan kiri terbatas.

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien datang ke IGD RSUD Gunung Jati pada pukul 08.00 tanggal 07/06/2013

    dengan keluhan nyeri pada lengan kiri yang disertai bengkak dan pergerakan terbatas.

    Keluhan tersebut dirasakan pasien setelah ia mengalami kecelakaan saat 5 jam

    SMRS.

    Saat sedang duduk berjualan, tiba-tiba ia tertabrak bus dengan kecepatan kira-kira

    40 Km/jam dari arah kiri belakang pasien ketika bus menghindari kecelakaan dengan

    mobil yang sedang menyalip dari arah depan. Pasien mengaku hanya mengingat kejadiansebatas itu.

    Pasien mengaku saat ia terbangun, lengan kirinya terjepit oleh pintu dan gerobak

    buah, pasien merasa sangat nyeri. Menurut keterangan teman pasien, pasien sempat

    pingsan beberapa menit, muntah (-), perdarahan dari hidung (-) , perdarahan mulut (-) ,

    perdarahan telinga (-).

    Setelah dilakukan pembebasan tangan yang terjepit, pasien segera dibawa ke RS

    majalengka dan dirujuk ke RSUD gunung jati.

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    2/22

    2

    Riwayat penyakit dahulu :

    (-)

    Riwayat penyakit keluarga :

    (-)

    III. Pemeriksaan Fisik :

    Status general is

    Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Composmentis GCS E4V5M6

    Vital sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg

    Nadi : 82 x/mnt

    Respirasi : 20 x/mnt

    Suhu : 36,5 C

    Kepala : Normocephal,

    Hematom a/r parietal dextra 2x2 cm

    a/r frontalis lateral VE (+) ukuran 2x1 cm

    a/r frontalis medial VE (+) ukuran 2x1 cm

    a/r zigomatic VE (+) 3x2 cm

    Mata : Konjungtiva anemis : (-/-)

    Sklera ikterik : (-/-)

    Edema palpebra : (-/-)

    Hematom palpebra (-)

    THT : Kedua telinga lapang tidak hiperemis, hidung tidak tampak secret,

    tenggorokan tidak hiperemis

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    3/22

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    4/22

    4

    V. PEMERIKSAAN

    Laboratorium:

    Wbc : 11.7 x 10 3 mm 3

    Hb : 14.0 g/dl

    Hct : 41.5 %

    Plt : 256 x 10 3 mm 3

    Rontgen :

    A. Schedel tidak ada kelainan.

    B.

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    5/22

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    6/22

    6

    TINJAUAN PUSTAKA

    Fraktur humerus

    Fraktur humerus dapat terjadi pada:

    1. fraktur epifisis humerus2. fraktur metafisis humerus3. fraktur diafisis humerus

    1. Fraktur epifisis humerus

    Fraktur epifisis humerus merupakan fraktur lempeng epifisis tipe II (Salter-Harris).Biasanya terjadi pada anak-anak yang jath dalam posisi hiperekstensi, misalnya jatuh

    pada saat mengendarai sepeda/kuda.

    Klasifikasi:

    - Menurut Neer-Horowitz:

    Grade I : pergeseran fraktur kurangdari 5 mm

    Grade II : pergeseran epifisis 1/3 terhadapfragmen distal

    Grade III : pergeseran 2/3

    GradeIV : pergeseran melebihi 2/3

    Tujuh puluh persen fraktur epifisis adalah grade I dan II.

    2. Fraktur metafisis humerus

    Biasanya tidak mengalami pergeseran,terapi konservatif merupakan pilihan pengobatan. Fraktur metafisis dengan pergeseran yang jauh biasanya bagian distal menembuske arah muskulus deltoid sampai subkutan. Pada keadaan ini biasanya memerlukan operasiuntuk melepaskan fragmen.

    3. Fraktur diafisis humerus

    Fraktur diafisis humerus terjadi karena trauma langsung atau trauma putar padadaerah humerus.

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    7/22

    7

    Gambaran klinis

    Terdapat pembengkakan dan nyeri pada daerah humerus. Harus diperhatikan apakahfraktur humerus ini disertai kelumpuhan saraf nervus radialis yang jarang ditemukan padaanak-anak.

    Fraktur supracondyler humerus

    Fraktur ini biasanya ditrmukan pada anak-anak. Paling sering ditemukan setelahfraktur antebraki. Fragmen distal dapat tertarik ke posterior atau anterior.

    Pergeseran posterior (tipe ekstensi) menunjukkan cedera yang luas, biasanya jatuh pada tangan yang terentang. Humerus patah tepat di atas kondilus. Fragmen distal terdesak ke belakang. Ujung fragmen proksimal yang bergerigi menyodok jaringan lunak ke bagiananterior, kadang-kadang mencederai arteri brachialis atau nervus medianus.

    Pergeseran anterior (tipe fleksi) jarang terjadi, diperkirakan akibat benturan langsungsaat siku dalam keadaan fleksi.

    Fraktur terlihat paling jelas dalam foto lateral.pada fraktur yang bergeser ke posterior,garis fraktur berjalan secara oblik ke bawah dan ke depan dan fragmen distal bergeser ke

    belakang dan miring ke belakang.

    Klasifikasi

    o Tipe 1Terdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya retak berupa garis.

    o Tipe 2

    Tidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut antara humerus dan kondiluslateralis.

    o Tipe 3

    Terdapat pergeseran fragmen tetapi segmen posterior masih utiuh serta masih kontak antaradua fragmen.

    o Tipe 4

    Pergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali.

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Radiologis

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    8/22

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    9/22

    9

    Pada foto rontgen fraktur epifisis humerus, ditemukan adanya pemisahan epifisis danmetafisis, dimana epifisis bersama-sama dengan sebagian metafisis yang tetap terletak dalamruang sendi, sedang bagian distal tertarik ke proksimal.

    Diagnosis

    Menegakkan diagnosis fraktur dapat secara klinis meliputi anamnesis lengkap danmelakukan pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk dikonfirmasikandengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk membantumengarahkan dan menilai secara objektif keadaan yang sebenarnya.

    1. Anamnesa : ada trauma

    Bilamana tidak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci jenisnya, besar-ringannya trauma, arah trauma dan posisi penderita atau ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma).

    Dari anamnesa saja dapat diduga :

    - Kemungkinan politrauma

    - Kemungkinan fraktur multipel

    - Kemungkinan fraktur-fraktur tertentu, misalnya : fraktur colles,fraktur supracondylair humerus, fraktur collum femur.

    - Pada anamnesa ada nyeri tetapi tidak jelas pada fraktur inkomplit

    - Ada gangguan fungsi, misalnya : fraktur femur, penderita tidak dapat berjalan. Kadang-kadang fungsi masih dapat bertahan pada fraktur inkomplit dan fraktur impacted ( impaksitulang kortikal ke dalam tulang spongiosa).

    2. Pemer ik saan umum

    Dicari kemungkinan kompikasi umum, misalnya : shock pada fraktur multipel, fraktur pelvis atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka terinfeksi.

    3. Pemeriksaan status lokal is

    Tanda-tanda fraktur yang klasik adalah untuk tulang panjang. Fraktur tulang-tulang kecilmisalnya: naviculare manus, fraktur avulsi, fraktur intraartikuler, fraktur epifisis. Frakturtulang-tulang yang dalam misalnya odontoid-cervical, cervical, dan acetabulum mempunyaitanda-tanda tersendiri.

    Penatalaksanaan

    Secara umum prinsip pengobatan fraktur ada 4:

    1. Recognition, diagnosis dan penilaian fraktur

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    10/22

    10

    Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksan klinis dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan:

    # Lokalisasi fraktur

    # Bentuk fraktur

    # Menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan

    # Komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan

    2. Reduction; reduksi fraktur apabila perlu

    Restorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima. Padafraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin mengembalikanfungsi normal dan mencegah komplikasi seperti kekakuan, deformitas, serta perubahanosteoartritis di kemudian hari.

    Posisi yang baik adalah :

    -alignment yang sempurna

    -aposisi yang sempurna

    3. Retention; imobilisasi fraktur

    4. Rehabilitation; mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin

    Pilihan Terapi

    Ada 2 terapi, pilihan berdasarkan banyak faktor seperti bentuk fraktur, usia penderita, levelaktivitas, dan pilihan dokter sendiri.

    a. Terapi pada fraktur tertutup

    Pilihannya adalah terapi konservatif atau operatif .

    - Terapi konservatif

    1. Proteksi saja

    Untuk penanganan fraktur dengan dislokasi fragen yang minimal atau dengan dislokasi yangtidak akan menyebabkan cacat di kemudian hari.

    2. Immobilisasi saja tanpa reposisi

    Misalnya pemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan kedudukanyang baik.

    3. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips

    Ini dilakukan pada fraktur dengan dislokasi fragmen yang berarti. Fragen distaldikembalikan ke kedudukan semula terhadap fragen proksimal dan dipertahankan dalam

    kedudukan yang stabil dalam gips.

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    11/22

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    12/22

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    13/22

    13

    5. Tutup luka dengan doek steril

    6. Ahli bedah cuci tangan dan seterusnya

    7. Desinfeksi anggota gerak

    8. Drapping

    9. Debridement luka (semua kotoran dan jaringan nekrosis kecuali neirovascular vitaltermasuk fragmen tulang lepas dan kecil) dan diikuti reposisi terbuka, kalau perlu perpanjangluka dan membuat incisi baru untuk reposisi tebuka dengan baik.

    10. Fiksasi:

    a. fiksasi interna untuk fraktur yang sudah dipertahankan reposisinya (unstable fracture)minimal dengan Kischner wire

    b. Intra medular nailing atau plate screw sesuai dengan indikasinya seperti pada operasi elektif,terutama yang dapat dilakukan dalam masa golden period untuk fraktur terbuka grade 1-2

    c. Tes stabilitas pada tiap tindakan. Apabila fiksasi interna tidak memadai (karena sifatnyahanya adaptasi) buat fiksasi luar (dengan gips spalk atau sirkular)

    d. Setiap luka yang tidak bisa dijahit, karena akan menimbulkan ketegangan, biarkan terbukadan luka ditutup dengan dressing biasa atau dibuat sayatan kontra lateral.

    Untuk grade 3 kalau perlu:

    Pasang fikasasi externa dengan fixator externa (pin/screw dengan K nail/wire dan acryliccement). Usahakan agar alignment dan panjang anggota gerak sebaik-baiknya. Apabila hanyadipasang gips, pasanglah gips sirkuler dan kemudian gips dibelah langsung (split) setelahselesai operasi.

    e. Buat x-ray setelah tindakan

    Penatalaksanaan fraktur epifisis humerus

    Fraktur yang masih baru terutama grade I tidak memerlukan reposisi. Pada grade IIreposisi dapat dilakukan dengan mudah dalam pembiusan umum dan setelah itu dipasangmitela.

    Pada fraktur epifisis humerus grade III dan IV harus dilakukan reposisi dengan pembiusan umum dan apabila tidak berhasil dilakukan operasi terbuka dengan fiksasi internadengan menggunakan pin kecil.

    Fraktur supracondyler humerus

    > Terapi fraktur yang bergeser ke posterior

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    14/22

    14

    Tipe 1

    Jika tidak ada pergeseran, tidak diperlukan reduksi, anak hanya memakai kaingendongan atau mitela. Sembuh dalam 10 hari sampai 2 minggu.

    Tipe 2

    Perlu dilakukan reposisi tertutup untuk mengembalikan posisi humerus distalkarenaakan dapat mengakibatkan gangguan pergerakan fleksi dan ekstensi di kemudian hari.

    Tipe 3 dan 4

    Fraktur yang disertai pergeseran harus direduksi secepat mungkin,di bawah anestesiumum. Ini dilakukan dengan manuver secara metodik dan hati-hati. (reposisi tertutup)

    1. traksi selama 2-3 menit disepanjang lengan itu dengan traksi lawan di atas siku

    2. koreksi terhadap kemiringan, pergeseran dan pemuntiran ke samping (bandingkandenganlengan di sebelahnya.

    3. siku difleksikan perlahan-lahan, sementara traksidipertahankan.

    4. tekanan jari di belakang fragmen distal untukmengoreksikemiringan posterior.

    5. nadi diraba, jika tidakada kendurkan fleksi siku hingga nadi muncul lagi.

    Sinar-X diambil lagi untuk memastikan reduksi, sambil memeriksa dengan cermatuntuk memeastikan bahwa tidak terjadi angulasi varus atau valgus dan tidak ada deformitasrotasional (McNicol, 1987).

    Setelah direduksi lengan dipertahankan dalam suatu collar dan manset terus-menerusselama 3 minggu.stelah itu diperbolehkan melakukan fleksi siku aktif tetapi lengan disanggadalam kain gendongan dan ekstensi dihindari selama 3 minggu lagi.

    Pilihan lain dengan menggunakan traksi kulit. Siku pada posisi hampir lurus danlengan dalam bebat thomas yang kecil (traksi Dunlop) (Piggot, Graham, McCoy, 1986).

    Menurut sumber lain, reposisi tertutup sebaiknya dengan menggunakan imageintensifier dan dapat difiksasi dengan K-wire perkutaneus atau tanpa fiksasi dan dipasanggips.

    Reduksi terbuka kadang-kadang dipilih untuk mengatasi fraktur yang tidak dapatdireduksi. Fraktur dibuka,hematoma dievakuasi, fraktur dirduksi dan dipertahankan dengandua kawat Kirschner. Hal ini juga dilakukan pada penderita yang datang setelah beberapa harifraktur.

    > Terapi pada fraktur pergeseran anterior

    Cedera ini jarang terjadi, tapi kadang-kadang fraktur posterior berubah menjadifraktur anterior akibat terlalu banyak traksi dan manipulasi. Fraktur direduksi dengan menariklengan bawah dan siku pada posisi semi fleksi, dilakukan penekanan pada bagian depan

    fragmen distal kemudian mengekstensikan siku sepenuhnya, suatu slab posterior dipasang

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    15/22

    15

    dan dipertahankan selama 3 minggu. Setelah itu,anak dibiarkan untuk memperoleh fleksinyakembali secara berangsur-angsur.

    Prognosis

    Prognosis dari fraktur humerus, radius dan ulna untuk kehidupan adalah bonam. Padasisi fungsi dari lengan yang cedera, kebanyakan pasien kembali ke performa semula, namunhal ini sangat tergantung dari gambaran frakturnya, macam terapi yang dipilih, dan

    bagaimana respon tubuh terhadap pengobatan. Hampir semua penderita akan merasakan kakudan nyeri di pergelangan tangan pada satu atau dua bulan setelah gips dilepas atau

    pembedahan, hal ini dapat berlanjut sampai dua tahun bahkan lebih terutama pada traumakecepatan tinggi, pasien di atas 50 tahun, atau pasien yang memiliki osteoartritis. Namunkekakuan yang terjadi hanya ringan dan tidak mempengaruhi keseluruhan fungsi lengan.

    Bahaya besar pada fraktur suprakondilus adalah cedera pada arteri brachialis, iskemia perifer dapat terjadi dengan segera dan hebat. Sering disertai edema lengan bawah dankompartemen sindrom yang makin menghebat yang mengakibatkan nekrosis otot dan saraftanpamenyebabkan gangren perifer. Nyeri hebat ditambah satu tanda positif (nyari saatekstensi jarisecar pasif, lenganbawah yang nyeri tekan dan tegang, tak ada nadi dantumpulnya sensasi) membutuhkan tindakan yang cepat. Jika tidak tertangani dengan cepatdan baik maka prognosisnya dapat menjadi jelek.

    Lesi saraf jarang terjadi pada fraktur tertutup. Apabila terjadi, bisa mengenai sarafradialis, ulnaris, maupun medianus atau cabangnya. Cedera saraf radialis ditemukan padafraktur Monteggia, sedangkan cedera saraf medianus sering terjadi pada fraktur radius distal.

    Malunion sering terjadi, humerus tumbuh lurus miring ke belakang atau kesamping.Kemiringan ke arah depan atau belakang akan membatasi fleksi dan ekstensi.Kemiringan ke arah samping atau rotasi tidak dikoreksi akan mengarah terjadinya deformitasvarus, yang tampak buruk dan kadang membutuhkan osterotomi. Jika mengarah kedeformitas valgus dapat menyebabkan kelumpuhan nervus ulnaris.

    Komplikasi infeksi yang menyebabkan osteomielitis biasanya merupakan akibat darifraktur terbuka meskipun tidak jarang terjadi setelah reposisi terbuka.

    Penyembuhan fraktur

    Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan. Tidakseperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan

    parut. Proses penyembuhan pada fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalamikerusakan apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadikonsolidasi. Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisiksangat penting dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan suatu faktoryang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur. Proses penyembuhan fraktur berbeda padatulang kortikal pada tulang panjang serta tulang kanselosa pada metafisis tulang panjang atautulang-tulang pendek, sehingga kedua jenis penyembuhan fraktur ini harus dibedakan.

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    16/22

    16

    1. Penyembuhan fraktur pada tulang kortikal

    Proses penyembuhan pada tulang kortikal terdiri atas lima fase, yaitu:

    a. Fase Hematoma

    Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil yang melewatikanalikuli dalam sistem Haversian mengalami robekan pada daerah fraktur dan akanmembentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur. Hematoma yang besar diliputi oleh

    periosteum. Periosteum akan terdorong dan dapat mengalami robekan akibat tekananhematoma sehingga dapat terjadi ekstravasasi darah ke dalam jaringan lunak.

    Osteosit dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter dari daerah fraktur akankehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu daerah cincin avaskuler tulangyang mati pada sisi-sisi fraktur segera setelah trauma.

    b. Radang dan proliferasi seluler

    Dalam delapan jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel di bawah periosteum dan di dalam saluran medulla yang tertembus. Ujung fragmen dikelilingioleh jaringan sel, yang menghubungkan tempat fraktur. Hematoma yang membeku perlahan-lahan diabsorpsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke daerah itu.

    c. Fase pembentukan kalus

    Sel yang berkembang biak memiliki potensi krondrogenik dan osteogenik. Apabiladiberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan dalam beberapakeadaan juga kartilago. Populasi sel sekarang juga mencakup osteoklas (mungkin dihasilkan

    pembuluh darah baru) yang mulai membersihkan tulang yang mati. Massa sel yang tebal,dengan pulau-pulau tulang yang immatur dan kartilago, membentuk kalus atau bebat pada

    permukaan periosteal dan endosteal. Sementara tulang fibrosa yang immature (atau anyamantulang) menjadi lebih padat, gerakan pada tempat fraktur semakin berkurang dan pada empatminggu setelah cedera, fraktur menyatu.

    d. Fase konsolidasi

    Bila aktivitas osteoklastik dan osteoblastik berlanjut, anyaman tulang berubah menjaditulang lamelar. Sistem itu sekarang cukup kaku untuk memungkinkan osteoklas menerobosmelalui reruntuhan pada garis fraktur, dan dekat dibelakangnya osteoblas mengisi celah-celahyang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat danmungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk membawa beban yangnormal.

    e. Fase remodeling

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    17/22

    17

    Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa bulan,atau bahkan beberapa tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorpsi dan

    pembentukan tulang yang terus menerus.lamela yang lebih tebal diletakkan pada tempat yangtekanannya tinggi, dinding-dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsumdibentuk. Akhirnya, dan terutama pada anak-anak tulang akan memperoleh bentuk yang

    mirip bentuk normalnya.

    2. Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa

    Tulang kanselosa yang berlokasi pada metafisis tulang panjang, tulang pendek sertatulang pipih diliputi oleh korteks yang tipis. Penyembuhan fraktur pada daerah tulangkanselosa melalui proses pembentukan kalus internal atau endosteal, walaupun eksternalkalus atau periosteal juga memiliki peranan yang penting. Trabekula dari tulang kanselosamemiliki vaskularisasi yang baik sehingga nekrosis yang terjadi pada permukaan daerahfraktur berlangsung minimal. Proses osteogenik penyembuhan sel dari bagian endosteal yangmenutupi trabekula, berproliferasi untuk membentuk woven bone primer di dalam derahfraktur yang disertai hematoma. Pembentukan kalus interna mengisi ruangan pada daerahfraktur. Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi pada daerah dimana terjadikontak lansung diantara kedua permukaan fraktur yang berarti satu kalus endosteal. Apabilaterjadi kontak dari kedua fraktur maka terjadi union secara klinis. Selanjutnya wovenbone diganti oleh tulang lamelar dan tulang mengalami konsolidasi.

    Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi secara cepat karena beberapa faktor,yaitu :

    1) Vaskularisasi yang baik

    2) Terdapat permukaan yang lebih luas

    3) Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat

    4) Hematoma memegang peranan dalam penyembuhan fraktur

    3. Penyembuhan fraktur pada tulang rawan persendian

    Tulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuannya untukregenerasi. Pada fraktur intraartikuler penyembuhan tidak terjadi melalui tulang rawanhialin, tetapi terbentuk melaui fibrokartilago.

    Komplikasi penyembuhan fraktur

    1. Malunion

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    18/22

    18

    Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapatdeformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, rotasi, kependekan atau union secaramenyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna.

    Fraktur tanpa pengobatan, pengobatan yang tidak adekuat, reduksi dan imobilisasi yang tidak baik, pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada awal pengobatan, osifikasi premature pada lempeng epifisis karena adanya trauma.

    Gambaran Klinis

    Deformitas dengan bentuk yang bervariasi, gangguan fungsi anggota gerak, nyeri danketerbatasan pergerakan sendi, ditemukan komplikasi seperti paralysis tardi nervus ulnaris,Osteoartritis apabila terjadi pada daerah sendi, bursitis atau nekrosis kulit pada tulang yangmengalami deformitas.

    Radiologis

    Pada foto roentgen terdapat penyambungan fraktur tetapi dalam posisi yang tidak sesuaidengan keadaan yang normal.

    Pengobatan

    Konservatif dilakukan refrakturisasi dengan pembiusan umum dan diimobilisasi sesuaidengan fraktur yang baru, apabila ada kependekan anggota gerak dapat dipergunakan sepatuortopedi. Operatif dilakukan osteotomi koreksi (osteotomi Z) dan bone graft disertai denganfiksasi interna, atau dengan osteotomi dengan pemanjangan bertahap misalnya pada anak-anak, atau dengan osteotomi yang bersifat baji.

    2. Delayed Union

    Delayed Union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan (3 bulanuntuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah).

    Etiologi

    Sama dengan nonunion.

    Gambaran Klinis

    Nyeri anggota gerak dan pergerakan pada waktu berjalan, terdapat pembengkakan, nyeritekan, terdapat gerakan yang abnormal pada daerah fraktur, pertambahan deformitas.

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    19/22

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    20/22

    20

    tidak ada, pembengkakan bisa ditemukan dan bisa juga tidak terdapat pembengkakan samasekali, pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua fragmen.

    Radiologis

    Terdapat gambaran sklerotik pada ujung-ujung tulang, ujung-ujung tulang berbentuk bulatdan halus, hilangnya ruangan meduler pada ujung-ujung tulang, salah satu ujung tulang dapat

    berbentuk cembung dan sisi lainnya cekung (pseudoartrosis).

    Pengobatan

    Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft , eksisi fragmen kecil dekat sendi misalnyakepala radius dan prossesus styloideus ulna, pemasangan protesis misalnya pada fraktur leherfemur, stimulasi elektrik untuk mempercepat osteogenesis.

    Komplikasi fraktur

    a. Komplikasi umum

    1. Komplikasi dini

    - rudapaksa multiple

    - syok: hemoragik, nuerogenik

    2. Komplikasi lama

    - batu ginjal (akibat immobilisasi lama di tempat tidur)

    b. Komplikasi lokal

    1. Komplikasi dini tulang (selama beberapa minggu pertama setelah cedera)

    - infeksi

    Fraktur terbuka dapat terinfeksi. Infeksi luka pasca trauma paling sering menyebabkan

    osteitis kronis. Keadaan ini tidak mencegah penyatuan fraktur, tetapi penyatuan akan berjalanlambat dan kesempatan mengalami fraktur ulang meningkat.

    Gambaran klinik:

    Terdapat riwayat fraktur terbuka atau operasi pada fraktur tertutup. Luka akan meradang danmulai mengeluarkan cairan seropurulen. Pemeriksaan contoh cairan ini dapat menghasilkanstafilokokus atau kuman campuran.

    2. Komplikasi dini selain tulang

    - kulit: abrasi, laserasi, penetrasi

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    21/22

    21

    - pembuluh darah: robek

    - sistem saraf: sumsum tulang belakang, saraf tepi motorik dan sensorik

    - otot

    - organ dalam: jantung, paru, hepar, limpa (pada fraktur costae), kandung kemih (pada fraktur pelvis)

    3. Komplikasi lama

    - sendi: ankilosis fibrosis, ankilosis osal

    - tulang: nonunion/ malunion/ delayed union, distrofi reflek, osteoporosis trauma, gangguan pertumbuhan, osteomielitis, patah tulang-tulang

    - otot/tendo: penulangan otot, ruptur tendo

    - saraf: kelumpuhan saraf lambat

    Komplikasi Fraktur Supracondyler Humeri

    Dini

    1. Cedera pembuluh darah

    Bahaya besar pada fraktur suprakondilus adalah cedera pada arteri brachialis, iskemia perifer dapat terjadi dengan segera dan hebat. Sering disertai edema lengan bawah dankompartemen sindrom yang makin menghebat yang mengakibatkan nekrosis otot dan saraftanpamenyebabkan gangren perifer. Nyeri hebat ditambah satu tanda positif (nyari saatekstensi jarisecar pasif, lenganbawah yang nyeri tekan dan tegang, tak ada nadi dantumpulnya sensasi) membutuhkan tindakan yang cepat.

    2. Cedera saraf

    Nervus medianus dapat cedera,tapi hilangnya fungsi biasanya sementara dan penyembuhan dapat diharapkan dalam 6-8 minggu.

    Lanjut

    1. Miositis osifikans

    Jarang terjadi, jika pada 3-4 minggu gerakan menurun dan bukan meningkat, siku harusdistirahatkan dalm talang gips.

  • 8/13/2019 CASE-ORTO ABU.docx

    22/22

    22

    2. Kekakuan siku

    Sering terjadi dan luas, dapat membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dapat normal.Gerakan pasif (termasuk mengangkat barang) atau gerakan yang dipaksakan dilarang.

    3. Malunion

    Sering terjadi, humerus tumbuh lurus miring ke belakang atau ke samping. Kemiringan kearah depan atau belakan g akan membatasi fleksi dan ekstensi, tapi umumnyaketidakmampuannya ringan. Kemiringan ke arah samping atau rotasi tidak dikoreksi lebih

    penting. Akan mengarah terjadinya deformitas varus, yang tampak buruk dan kadangmembutuhkan osterotomi. Jika mengarah ke deformitas valgus dapat menyebabkankelumpuhan nervus ulnaris.

    DAFTAR PUSTAKA

    Reksoprodjo, Soelarto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Fakultas Kedoktran UniversitasIndonesia. Jakarta: Binarupa Aksara. 1995

    Apley AG, Solomon L. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Jakarta: WidyaMedika. 1995.

    Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar: Bintang Lamumpatue.

    2003.Bergman, Ronald, Ph.D. Anatomy of First Aid: A Case Study Approach. Available

    from :http://www.anatomyatlases.org/firstaid/ThighInjury.shtml

    Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC. 2004.

    John L. Triplane fracture. Available from: http://www.emedicine.com/sports-/TOPIC38.HTM

    http://www.anatomyatlases.org/firstaid/ThighInjury.shtmlhttp://www.emedicine.com/sports-/TOPIC38.HTMhttp://www.emedicine.com/sports-/TOPIC38.HTMhttp://www.emedicine.com/sports-/TOPIC38.HTMhttp://www.emedicine.com/sports-/TOPIC38.HTMhttp://www.anatomyatlases.org/firstaid/ThighInjury.shtml