paper orto fix

15
1 PENDAHULUAN Perawatan merupakan hal yang kedua, tugas utama para klinisi adalah mengidentifikas dan menemukan penyebabnya. Setelah ini dilakukan, maka rencanaperawatandapat dirumuskan. Diagnosis melibatkan perkembangan komprehensif dan data singkat terkait yang cukup memahami masalah pasien serta menjawab pertanyaan yang pemikiran klinisi. Data berasal dariperlengkapan diagnosis esensial dan nonesensial atau diagnosis tambahan. PERLENGKAPAN DIAGNOSIS Perlengkapan diagnosis esensial, seperti namanya dianggap penting untuk diagnosis kasus ortodonti. Sebaiknya sebelum memulai sebuah kasus, seorang klinisi harus memiliki h bawah ini yang meliputi: 1. Riwayat kasus 2. Pemeriksaan klinis 3. Study model 4. Radiografi: a. Radiografi periapikal b. Radiografi lateral c. Orthopantomogram d. Radiografi bite wing 5. Foto wajah Perlengkapan diagnosis tersebut sederhana dan mudah dilakukan, kecuali orthopantomo sefalogram lateral dimana pengaturan radiografi mungkin diperlukan.

Upload: gusmalini-ef

Post on 21-Jul-2015

87 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN Perawatan merupakan hal yang kedua, tugas utama para klinisi adalah mengidentifikasi masalah dan menemukan penyebabnya. Setelah ini dilakukan, maka rencana perawatan dapat dirumuskan. Diagnosis melibatkan perkembangan komprehensif dan data singkat informasi terkait yang cukup memahami masalah pasien serta menjawab pertanyaan yang timbul dari pemikiran klinisi. Data berasal dari perlengkapan diagnosis esensial dan nonesensial atau diagnosis tambahan.

PERLENGKAPAN DIAGNOSIS Perlengkapan diagnosis esensial, seperti namanya dianggap penting untuk diagnosis kasus ortodonti. Sebaiknya sebelum memulai sebuah kasus, seorang klinisi harus memiliki hal-hal di bawah ini yang meliputi: 1. Riwayat kasus 2. Pemeriksaan klinis 3. Study model 4. Radiografi: a. Radiografi periapikal b. Radiografi lateral c. Orthopantomogram d. Radiografi bite wing 5. Foto wajah Perlengkapan diagnosis tersebut sederhana dan mudah dilakukan, kecuali orthopantomogram dan sefalogram lateral dimana pengaturan radiografi mungkin diperlukan.

1

DIAGNOSIS NONESENSIAL ATAU DIAGNOSIS PENDUKUNG Diagnosis ini diperlukan hanya pada kasus tertentu, dan mungkin diperlukan pada perlatan tertentu, yang tidak tersedia di setiap dental klinik. Peralatan untuk diagnosis pendukung tesebut adalah: 1. Radiografi khusus, seperti a. Pandangan oklusal dari maksila dan mandibula b. Pandangan lateral rahang 2. Pemeriksaan elektromyografi dari aktifitas otot 3. Radiografi pergelangan tangan 4. CT scan 5. MRI (Magnetic Resonance Imaging) 6. Tes endokrin dan tes darah lainnya 7. Perkiraan laju metabolism basal 8. Tes sensitivitas (vitalitas) 9. Biopsy

RIWAYAT KASUS Riwayat kasus adalah informasi yang dikumpulkan dari pasien atau orang tua untuk melengkapi semua diagnosis kasus. Ini meliputi detail personal tertentu, keluhan utama, riwayat kesehatan umum dan gigi terdahulu dan sekarang dan semua riwayat keluarga yang berhubungan. Tujuannya adalah untuk menjalin hubungan dengan pasien dan untuk mendapatkan catatan yang akurat dari keluhan pasien, yang mana pemeriksaan selanjutnya ada untuk membuat diagnosis.

2

DETAIL PERSONAL Meliputi data dasar untuk komunikasi dan akses yang mencakup: Nama Nama pasien harus dicatat tidak hanya untuk tujuan komunikasi dan identifikasi tapi karena ini memberikan sentuhan personal dan percakapannya. Ini membuat pasien lebih nyaman ketika dia dipanggil dengan nama depannya dan akan menambah keakraban, yang akan memberikan efek pisikologis pasien. Umur dan Tanggal Lahir Kronologis umur pasien membantu dalam diagnosis, rencana perawatan dan prediksi perkembangan. Kondidsi sementara tertentu yang dapat dianggap sebagai maloklusi oleh pasien dan orang tua, yang dapat diketahui dan dijelaskan kepada pasien. Umur pasien juga menentukan penggunaan prosedur pengobatan tertentu, sebagai contoh koreksi bedah mungkin bisa dianjurkan setelah pertumbuhan berhenti sedangkan maloklusi yang sama bisa dirawat dengan pesawat fungsional jika pasien berpotensi untuk tumbuh. Jenis Kelamin Jenis kelamin pasien juga membantu dalam rencana perawatan. Perempuan lebih cepat dewasa dibandingkan laki-laki, contohnya waktu pertumbuhan berhubungan dengan kecepatan pertumbuhan, erupsi gigi dan waktu pubertas berbeda pada laki-laki dan perempuan. Psikologis juga merupakan reaksi pada laki-laki dan perempuan yang mungkin berbeda pada maloklusi yang sama. Perempuan biasanya lebih mementingkan estetis wajah. Alamat dan Pekerjaan Hal ini penting untuk komunikasi, menilai status sosioekonomi yang dicatat. Status sosioekonomi dapat menentukan jenis pesawat yang diperlukan. Juga, pasien datang dari jauh

3

untuk menentukan terapi pesawat yang lain dimana pasien tidak bisa mengunjungi dokter gigi lebih sering.

KELUHAN UTAMA Keluhan utama pasien harus dicatat dengan bahasa mereka sendiri. Harus disebutkan kondisi yang pasien rasakan dan datangnya rasa sakit. Ini membantu prioritas dan keinginan pasien. Persepsi orang tua dari maloklusi harus dicatat. Ini akan membantu mengatur perawatan objektif dan kepuasan keluarga.

RIWAYAT MEDIS Pengetahuan pasien tentang kesehatan umum adalah penting dan harus diperoleh sebelumnya untuk pemeriksaan. Ini dapat diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada pasien. Dalam banyak kasus perawatan kasus ortodonti dapat dilakukan tetapi pencegahan dapat dilakukan sebelumnya untuk ekstraksi. Cakupan antibiotik dapat dilakukan pada pasien dengan demam reumatik kelainan jantung meskipun untuk penempatan molar band, jika gusi yang berdekatan terinflamasi atau berdarah maka harus dihindari. Tantangan fisik dan mental pasien dapat dilakukan dengan pengaturan khusus.

RIWAYAT GIGI Riwayat gigi pasien harus meliputi informasi pada usia erupsi, resorpsi gigi desidui dan permanen. Alasan resorpsi juga menunjukkan kemampuan pemeliharaan oral hygiene pasien. Riwayat gigi yang terdahulu akan membantu dalam menilai perilaku pasien dan orang tua dalam kesehatan gigi.

4

RIWAYAT PRENATAL Riwayat prenatal harus berkonsentrasi pada kondisi ibu pada saat hamil dan jenis persalinan. Status nutrisinya dan infeksi yang mengakibatkan efek pada pertumbuhan gigi anak. Penggunaan obat-obatan tertentu atau kelebihan penggunaan vitamin tertentu dapat mengakibatkan kelainan kongenital pada anak. Pemaksaan persalinan berhubungan dengan cedera pada TMJ. Kelebihan tekanan pada TMJ akan mengakibatkan ankylosis dari sendi dan berhubungan dengan kelainan pertumbuhan mandibula.

RIWAYAT POSTNATAL Riwayat postnatal harus dipusatkan pada jenis pemberian makanan, ada tidaknya kebiasaan buruk khususnya menghisap jari dan perkembangan yang normal. Kebiasaan mendorong-dorong lidah dan menghisap jari kadang-kadang disertai maloklusi.

RIWAYAT KELUARGA Maloklusi skeletal khususnya maloklusi skeletal klas III dan keadaan kongenital seperti cleft lip and palate adalah keturunan. Catatan rinci dari beberpa maloklusi dapat membantu penelitian selanjutnya pada subjek.

PEMERIKSAAN KLINIS PEMERIKSAAN UMUM Pemeriksaan umum harus dimulai secepatnya ketika pasien datang ke kinik. Penilaian umum pasien telah selesai. Dokter gigi harus mengamati cara berjalan, sikap tubuh dan fisik pasien. Tinggi badan dan berat badan dicatat untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan

5

fisik pasien. Cara berjalan yang tidak normal kemungkinan karena adanya gangguan neuromuskular. Sikap tubuh yang tidak normal juga dapat menyebabkan maloklusi.

Perkembangan Tubuh Sheldon mengklasifikasikan perkembangan tubuh sebagai berikut : a. Ectomorphic : fisik yang tinggi dan kurus b. Mesomorphic : fisik yang rata-rata c. Endomorphic : fisik yang pendek dan gemuk

Pemeriksaan Kepala dan Wajah Bentuk wajah dapat dinilai berdasarkan indeks cephalic dari kepala dimana dirumuskan oleh Martin dan Saller (1957) Lebar rangka kepala maksimum I= Panjang rangka kepala maksimum Indeks nilai : Mesocephalic (gambar 7.1A) (rata-rata) 76,0 80,9 Brachycephalic (gambar 7.1B) (pendek, kerangka kepala lebar) 81,0 85,4 Dolicocephalic (gambar 7.1C) (panjang, kerangka kepala menyempit) < - 75,9 Hyperbrachycephalic - > 85,5

6

A. Mesocephalic (oval)

B. Brachycephalic (bulat)

C. Dolicocephalic (oval panjang) Gambar 7.1 A, B, C: klasifikasi tipe wajah: (A) kepala mesocephalic, (B) kepala brachycephalic, (C) kepala dolicocephalic

Indeks berdasarkan penentuan anthropometrics lebar kepala maksimum dan panjang kepala maksimum. Bentuk wajah dinilai dari indeks morfologi wajah yang diberikan oleh Martin dan Saller (1957), yaitu : Tinggi wajah morfologis (jarak antara nasiaon dan gnathion) I= Luas bizygomatic (jarak antara titik zygoma)

7

Indeks nilai : Hypereuryprosopic} Euryprosopic (gambar 7.2A)} Mesoprosopic (gambar 7.2B)} Leptoprosopic (gambar 7.2C)} Hyperleptoprosopic} wajah pendek x 78,9 kerangka 79,0 - 83 rata-rata kerangka wajah 84,0 87,9 wajah panjang 88,0 92,9 kerangka 93,0 x

Gambar 7.2A: Euryprosopic

Gambar 7.2B: Mesoprosopic

Jenis morfologi wajah mempunyai hubungan tertentu dengan bentuk dari lengkung rahang, seperti jenis wajah euryprosopic mempunyai lengkung rahang yang luas dan persegi, pada beberapa kasus border line crowding harus dirawat dengan ekspansi. Disisi lain, jenis wajah leptoprosopic seringnya mempunyai lengkung rahang yang menyempit ke dasar apikal. Oleh karena itu, lebih dianjurkan ekstraksi daripada ekspansi.

8

Gambar 7.2C: leptoprosopic

Penilaian Simetris Wajah Beberapa derajat asimetris antara bagian kanan dan kiri wajah terlihat pada individu kebanyakan. Wajah harus diperiksa pada bidang transversal dan vertikal untuk menentukan besarnya derajat asimetris daripada yang normal. Total keseluruhan asimetris (gambar 7.3) dapat dilihat pada pasien dengan : i. ii. iii. iv. Hemifacial hypertrophy/athrophy Cacat kongenital Hiperplasia condylar unilateral Ankylosis unilateral

9

Gambar 7.3: Wajah asimetri

Profil Wajah Profil wajah diperiksa dari sisi dengan membuat pasien memandang kearah objek yang jauh, dimana bidang FH sejajar lantai. Secara klinis atau pada foto ekstraoral, profil diperoleh dengan menggabungkan dua referensi garis : a. Menggabungkan garis dahi dan titik jaringan lunak A b. Menggabungkan titik A dan jaringan lunak pogonion Tiga tipe dapat terlihat : a. Profil lurus/ortognatik, dua garis hampir membentuk garis lurus (gambar 7.4A) b. Profil konveks. Dua garis membentuk sudut yang tajam membentuk cekung menghadapi jaringan. Tipe dari profil ini terlihat pada pasien Klas II divisi 1 baik karena protrusi maksila atau retrusi mandibula. (Gambar 7.4B) c. Profil konkav. Dua garis membentuk sudut yang tumpul membentuk cembung menghadap jaringan. Tipe dari profil ini terlihat pada pasien klas III baik karena protrusi mandibula atau retrusi maksila. (Gambar 7.4C)10

Gambar 7.4A: profil lurus/ortognatik

Gambar 7.4B: profil konveks

Gambar 7.4C: profil konkav

Perbedaan Wajah Wajah bagian bawah berbentuk lurus atau miring bagian depan/belakang relatif pada dahi. Kemiringan ini juga disebut sebagai perbedaan wajah, yang mungkin dipengaruhi oleh etnis atau latar belakang ras. Garis yang ditarik dari dahi ke dagu untuk menentukan apakah bentuk wajah: a. Perbedaan anterior, kemiringan garis anterior (gambar 7.5A) b. Perbedaan posterior, kemiringan garis posterior (gambar 7.5B) c. Lurus/ortognatik, garis lurus, tidak terlihat miring (gambar 7.5C)

11

Gambar 7.5A: profil perbedaan anterior

gambar 7.5B: profil perbedaan posterior

Gambar 7.5C: lurus/profil ortognatik

PENILAIAN DARI HUBUNGAN RAHANG ANTEROPOSTERIOR Gambaran normal hubungan skeletal sagital dapat diperoleh secara klinis dengan menempatkan telunjuk dan jari tengah di titik A dan B perkiraan setelah retraksi bibir (gambar 7.6). Idealnya, maksila adalah 2 sampai 3 mm didepan mandibula pada oklusi sentris. Pada kasus Klas II yang skeletal, jari telunjuk jauh lebih maju dari jari tengah sedangkan pada kasus Klas III jari tengah di depan jari telunjuk.

12

Gambar 7.6: penilaian hubungan rahang anteroposterior

PENILAIAN DARI HUBUNGAN VERTIKAL SKELETAL Hubungan normal vertikal adalah satu dimana jarak antara glabella dan subnasal adalah jumlah dari jarak subnasal ke bawah dagu (gambar 7.7). Pengurangan tinggi wajah bagian bawah dihubungkan dengan deep bite sementara peningkatan tinggi wajah bagian bawah terlihat dalam anterior open bite.

\

Gambar 7.7: Evaluasi proporsi wajah

13

Pemeriksaan Jaringan Lunak Ekstraoral

1. Dahi. Prognosis estetis dari kasus ortodonti adalah ditentukan oleh profil, yang padagilirannya dipengaruhi oleh bentuk dahi dan hidung. Agar wajah menjadi

harmonis, ketinggian pada dahi (jarak dari garis rambut ke glabella) harus sepanjang pertengahan (glabella untuk subnasale) dan yang 1/3 dari bawah (subnasale ke

Menton) yaitu masing-masing adalah 1/3 tinggi total wajah (gambar 7.7). Basis gigi lebih prognatik dalam kasus-kasus dengan dahi curam, dibandingkan dengan dahi datar.

2. Hidung. Ukuran, bentuk dan posisi dari hidung ditentukan penampilan estetik dari wajahdan penting untuk menentukan prognosis pada kasus.

3. Bibir. Panjang bibir, lebar dan kurvatura harus dinilai. Pada wajah yang seimbang,panjang dari bibir atas diukur 1/3 bawah bibir dan 2/3 dagu dari tinggi wajah bagian bawah. Tepi atas insisal dengan bibir atas saat istirahat normalnya harus 2 mm. Bibir dapat diklasifikasikan kedalam: a. Bibir kompeten : sedikit kontak dari bibir ketika otot sedang beristirahat (gambar 7.8A). b. Bibir inkompeten : anatomis bibir pendek, yang tidak kontak ketika otot relaksasi. Bibir menutup hanya ketika kontraksi aktif dari otot orbicularis oris dan otot mentalis (gambar 7.8B). c. Bibir potensial kompeten : bibir menutup terhalang karena gigi insisivus maksila protusi meskipun bibir biasanya dikembangkan (gambar 7.8C). d. Everted lips : ada bibir hipertrofi dengan jaringan berlebihan tapi tonisitas otot lemah (gambar 7.8D)

14

Gambar 7.8A: bibir kompen

Gambar 7.8B: bibir potensial kompeten

Gambar 7.8C: bibir inkompeten

Gambar 7.8D: everted lips

15