paper pi fix

43
Pendahuluan Musim paceklik investasi di Indonesiaterlihat dari menurunnya arus investasi sejak krisi moneter 1997. Arus investasi asing yang masuk ke Indonesia diikuti dengan arus keluar yang jauh lebih tinggi. Data neraca pembayaran Indonesia, terutama pos investasi asing langsung, mencatat angka negatif sejak 1998. Tahun 2005 net capital inflows mulai mencatat angka positif. Apakah ini tanda akhir masa paceklik investasi di Indonesia? Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menempatkan Indonesia pada posisi “Investment Grade” dengan rating BBB- , kenaikan yang cukup baik bagi Indonesia. Indonesia meraih rangking 4 sebagai top destination for investment versi UNCTAD. Apakah benar musim paceklik investasi di Indonesia telah berakhir? Kenaikan investasi langsung paska tahun 2004 dan perekonomian ekonomi yang cukup stabil, bisakah Indonesia menjadi raksasa tujuan investasi di tahun- tahun berikutnya? 1

Upload: teguh-sulistiyono

Post on 04-Jan-2016

91 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Pi Fix

Pendahuluan

Musim paceklik investasi di Indonesiaterlihat dari menurunnya arus

investasi sejak krisi moneter 1997. Arus investasi asing yang masuk ke Indonesia

diikuti dengan arus keluar yang jauh lebih tinggi. Data neraca pembayaran

Indonesia, terutama pos investasi asing langsung, mencatat angka negatif sejak

1998. Tahun 2005 net capital inflows mulai mencatat angka positif. Apakah ini

tanda akhir masa paceklik investasi di Indonesia?

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menempatkan Indonesia pada posisi

“Investment Grade” dengan rating BBB- , kenaikan yang cukup baik bagi

Indonesia. Indonesia meraih rangking 4 sebagai top destination for investment

versi UNCTAD. Apakah benar musim paceklik investasi di Indonesia telah

berakhir?

Kenaikan investasi langsung paska tahun 2004 dan perekonomian

ekonomi yang cukup stabil, bisakah Indonesia menjadi raksasa tujuan investasi di

tahun-tahun berikutnya?

1

Page 2: Paper Pi Fix

Pembahasan

A. Iklim Investasi di Indonesia

Paska krisis moneter, iklim investasi di Indonesia memburuk dan tiba-tiba

mengalami kenaikan nilai pada tahun 2005 dengan nilai net inflow yang positif.

Menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) , iklim investasi

Indonesia terus meningkat. Di pengujung tahun 2011 tepatnya tanggal 15

Desember 2011, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menempatkan Indonesia

pada posisi “Investment Grade” dengan rating BBB- dan outlook stabil.

Pencapaian Indonesia tersebut melengkapi peringkat yang telah diberikan

sebelumnya dari Japan Credit Rating Agency. Alasan RI memperoleh peringkat

investment grade versi Fitch's Asia-Pacific Sovereign Ratings adalah:

1. Fitch memproyeksikan pertumbuhan PDB rata-rata (Indonesia) lebih dari

6,0 persen per tahun selama periode proyeksi sampai tahun 2013,

meskipun kondisi ekonomi global yang kurang kondusif.

2. Ekonomi Indonesia yang berorientasi domestik dan keberhasilannya

menciptakan pertumbuhah ekonomi yang relatif kuat tanpa menimbulkan

ketidakseimbangan eksternal, atau ketergantungan pada pendanaan

eksternal jangka pendek memperlihatkan bahwa prospek pertumbuhan

ekonomi akan tahan terhadap guncangan eksternal, sebagaimana terjadi

pada 2008.

3. Utang publik yang rendah dan suku bunga riil yang positif menyediakan

otoritas fleksibilitas kebijakan untuk merespons pelambatan.

2

Page 3: Paper Pi Fix

4. Tingkat kepercayaan yang lebih tinggi atas kerangka kebijakan makro

menjadi kunci dari kenaikan peringkat ini.

5. Toleransi terhadap penguatan mata uang nominal dalam kerangka

kebijakan moneter, kesediaan untuk mengetatkan kebijakan jika inflasi

mencapai single digit yang tinggi, dan kebijakan fiskal yang hati-hati

memperkuat dasar untuk kenaikan peringkat.

6. Fitch berpendapat profil kredit ini memiliki toleransi pada tingkat

peringkat yang baru ini atas kenaikan defisit fiskal bila Undang Undang

Akuisisi Tanah mengarah kepada belanja infrastruktur publik yang lebih

tinggi.

7. Rasio utang pemerintah bruto terhadap PDB diperkirakan akan turun dari

26 persen pada akhir 2010 menjadi 25 persen pada akhir 2011, jauh

dibawah median BBB yaitu 36 persen.

8. Rasio utang atau pendapatan diproyeksikan turun dari 163 persen pada

akhir 2010 menjadi mendekati proyeksi median BBB 126 persen pada

2012, meskipun adanya kelemahan struktural fiskal berupa pendapatan

yang rendah, hanya 17 persen dari PDB dibandingkan median BBB 33

persen.

Pemerintah pun menargetkan akan mencapai peringkat A untuk tahun 2014

nanti. Menurut Prof.Mudrajad Kuncoro, Ph.d, Iklim investasi dapat didefinisikan

sebagai semua kebijakan , kelembagaan dan lingkungan , baik yang sedang

berlangsung maupun yang diharapkan terjadi di masa datang, yang bisa

mempengaruhi tingkat pengembalian dan risiko suatu investasi.

3

Page 4: Paper Pi Fix

Terdapat beberapa indikator perekonomian makro yang berkaitan dengan

tingkat investasi di Indonesia. Investasi erat kaitannya dengan pertumbuhan

ekonomi. Mana kala pertumbuhan ekonomi tinggi maka investor akan tertarik

untuk menanamkan modalnya karena prospek keuntungan yang diharapkan tinggi.

Sedangkan hubungan indikator nilai ekspor dan nilai tukar rupiah menurut

Boediono (1997), apabila nilai rupiah terdepresiasi maka ekspor indonesia akan

naik dan impor turun (apabila permintaan ekspor dan penawaran ekspor elastis) ,

sebab di pasaran internasional barang kita menjadi kompetitif, dengan

meningkatnya nilai ekspor bersih akan berdampak pada meningkatnya investasi.

Hal ini akan mendorong investasi asing ke Indonesia.

Stabilitas ekonomi sangat berpengaruh pada tingkat investasi di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia relatif stabil. Data dari BPS menunjukkan

pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03% dengan inflasi sebesar

6,4%. Tahun 2005 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,69% dengan inflasi 17,11%.

Inflasi pada tahun 2005 sangat tinggi karena ada kenaikan BBM pada saat itu

yang peningkatannya cukup signifikan. Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi

4

Page 5: Paper Pi Fix

sebesar 5,5% dengan inflasi 6,6% . Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi mencapai

6,28% dengan inflasi 6,59%. Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi mencapai 6,06%

dengan inflasi sebesar 11,39%. Tahun 2009 pertumbuhan ekonomi turun

mencapai 4,5% karena gejolak krisis ekonomi global dengan tingkat inflasi

mencapai 2,8% terendah dalam sejarah. Hal ini disebabkan pada tahun 2009

pemerintah tidak menaikkan tarif dasar listrik dan BBM sehingga harga cukup

stabil, juga terjadi panen beras dan cabe cukup besar di tahun itu. Dan tahun 2012

sampai kuartal III, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,17%. Data tersebut

menunjukkan bahwa perekonomian indonesia relatif stabil sehingga iklim

investasi Indonesia dari sisi tersebut cukup memadai.

B. Faktor-faktor Utama Iklim Investasi Buruk di Indonesia

Menurut Prof. Mudrajat Kuncoro, Ph.d terdapat lima faktor iklim investasi buruk

di indonesia

1. Ketidakstabilan ekonomi makro

2. Ketidakpastian kebijakan

3. Korupsi multilevel

4. Perijinan usaha

5. Regulasi pasar tenaga kerja

5

Page 6: Paper Pi Fix

Sedangkan menurut The Global Competitiveness Report 2011-2012 World

Economic Forum, setidaknya ada limabelas faktor investor ragu untuk

menanamkan modalnya di Indonesia. Faktor utama adalah tingkat korupsi yang

sangat tinggi mencapai 15,4%. Berdasarkan Corruption Perception Index/CPI

tahun 2011 Indonesia menempati rangking 100 dari 183 negara dengan tingkat

korupsi yang tinggi. Kedua adalah regulasi pemerintah. Prosedur , waktu, dan

biaya untuk memulai bisnis di Indonesia masih sulit. Berdasar data dari The

Global Competitiveness Report 2011-2012 Indonesia menempati rangking 121

untuk kategori waktu dalam memulai bisnis dengan lama 47 hari. Di posisi yang

sama terdapat negara spanyol dan dibawahnya Bolivia dan Ekuador.Untuk

prosedur dan birokrasi indonesia menempati rangking 94 bersama Malaysia,

Jerman dan Kolombia.

6

Page 7: Paper Pi Fix

Sumber : The Global Competitiveness Report 2011-2012

Global Competitiveness Index, Kriteria utama yang dijadikan sebagai dasar

pemeringkatan daya saing tersebut mencakup: (1) kinerja perekonomian negara,

(2) efisiensi pemerintahan, (3) efisiensi dan produktifitas bisnis, (4) infrastruktur,

dan (5) teknologi. Selain itu,  harus didukung oleh kebijakan pemerintah yang

terarah dan terfokus pada pemberdayaan SDM. Menurut Global Competitive

Report 2011-2012 untuk kategori Institustions mendapat rangking 71 dari 142

negara. Sedangkan untuk kategori Infrastructure mendapat rangking 76 dari 142

negara. Jika dibandingkan dengan data dari survey LPEM-FEUI Tahun 2005,

lingkungan adalah faktor utama penghambat investor menanamkan modalnya di

Indonesia. Kedua adalah pengembangan gedung, dalam hal ini infrastruktur.

Terjadi pergeseran indikator penghambat dari tahun ke tahun. Hal ini

7

Page 8: Paper Pi Fix

membuktikan bahwa iklim investasi di Indonesia berubah-rubah dikarenakan

faktor non ekonomi, namun investor masih memberikan kepercayaannya melihat

trend investasi yang naik.

C. Pengertian

- Penanaman Modal Asing

Menurut Krugman (1991) yang dimaksud dengan penanaman modal

asing adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara

mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena

itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi

pemberlakuan control terhadap perusahaan di luar negeri.

Pengertian PMA menurut pasal 1 ayat 2 UU No.25 Tahun 2007

adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah

negara RI yang dilakukan sepenuhnya atau oleh penanaman modal asing

maupun yang berpatungan dengan modal dalam negeri. Berdasarkan

8

Page 9: Paper Pi Fix

pengertian tersebut menjelaskan PMA harus berlokasi di wilayah RI dan

sumber modalnya bisa seluruhnya atau seratus persen modal asing dan

terdapat modal dalam negeri dengan besarannya tergantung dengan

kebutuhan serta kebijakan pemerintah yang diatur dalam Peraturan

Presiden No.36 Tahun 2010 tentang bidang usaha yang tertutup dan

terbuka dengan persyaratan bagi penanaman modal.

- Penanaman Modal Dalam Negeri

Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang

dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal

dalam negeri. jbs.co.id

Definisi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebagaimana di

jelaskan dalam UU No.25 tahun 2007 pasal 1ayat 3 adalah kegiatan

menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara RI yang

dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal

dalam negeri. Berdasarkan definisi PMDN maka yang termasuk katagori

penanaman modal dalam negeri bila usahanya di wilayah Negara RI tidak

diluar negeri dan seluruh modal berasal dari dalam negeri.

9

Page 10: Paper Pi Fix

D. Matriks Aliran Masuk PMA

Sumber : UNCTAD (2006)

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) sejak 1988

membuat suatu matriks yang dibagi dalam empat bagian yaitu (1) front runner

yaitu negara dengan kinerja dan potensi PMA yang tinggi. (2) above potential

yaitu negara dengan potensi PMA yang rendah namun memiliki kinerja PMA

yang tinggi, (3) below potential yaitu negara dengan potensi PMA yang tinggi

namun memiliki kinerja PMA yang rendah. (4) Under performers yaitu negara

dengan potensial dan kinerja PMA yang rendah.

10

Page 11: Paper Pi Fix

E. FDI Attraction Index vs FDI Potential Index Matrix, 2011 (Quartiles)

Source : World Investment Report 2012

Attrancation Index dihitung berdasarkan aliran dana FDI dalam

jangka beberapa tahun atau periode. Hal ini untuk mengukur kemampuan

sebuah negara untuk menarik investor asing ke negaranya. FDI Potential

Index terkait dengan empat kunci indikator yaitu (1) kekuatan di pasar

terkait ukuran pasar (dilihat dari GDP) dan tingkat pertumbuhan GDP, (2)

ketersediaan tenaga kerja murah, (3) sumber daya alam, dan (4)

infrastruktur, termasuk tranportasi, energi dan jaringan telepon.

Berdasarkan data dari World Investment Report 2012 di atas, Indonesia

masuk dalam kategori mendekati below expectation. Indonesia dinilai

11

Page 12: Paper Pi Fix

memiliki potensi investasi yang tinggi dan attractive index yang cukup

tinggi pula. Indonesia bersama dengan Austria, Kanada, Jerman, Perancis

serta yang lain berada dalam posisi mendekati below expectation.

Indonesia dinilai belum memiliki kemampuan untuk menarik para investor

asing dengan gencar tetapi selalu mengalami perbaikan dalam iklim

investasinya sehingga potential index cukup tinggi.

F. Transaksi Finansial

Transaksi finansial mencakup semua transaksi yang terkait dengan

perubahan kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri suatu

ekonomi dalam suatu periode. Transaksi finansial diklasifikasikan

berdasarkan tipe investasinya, yaitu: investasi langsung, investasi

portofolio, investasi lainnya, dan cadangan devisa.

Investasi langsung merupakan investasi internasional yang dilakukan oleh

penduduk suatu negara (pemegang saham/direct investor) pada suatu

perusahaan investasi langsung (direct investment enterprise) di negara lain

untuk kepentingan jangka panjang.

Investasi langsung yang dilakukan penduduk Indonesia ke luar

negeri disebut investasi langsung ke luar negeri (direct investment abroad

atau outward direct investment) dan investasi yang dilakukan oleh investor

langsung di luar negeri pada perusahaan di Indonesia disebut investasi

langsung di Indonesia (direct investment in Indonesia) atau inward direct

investment).

12

Page 13: Paper Pi Fix

Investasi portofolio merupakan investasi lintas batas (cross-border

investment) dalam bentuk surat berharga saham dan surat utang yang tidak

termasuk dalam investasi langsung atau cadangan devisa.

Karakteristik penting investasi portofolio adalah instrumennya

biasanya diterbitkan dan diperdagangkan di pasar finansial terorganisasi.

Investor portofolio terutama mempertimbangkan keamanan investasi,

kemungkinan adanya apresiasi nilai investasi, dan hasil investasi yang

diperoleh. Jika keadaan berubah, tidak seperti investor langsung, investor

portofolio dapat dengan mudahnya menggeser investasi mereka ke area

lain. Investasi lainnya merupakan kategori residual yang mencakup

transaksi yang tidak diklasifikasikan sebagai investasi langsung, investasi

portofolio, derivatif finansial, atau cadangan devisa. Investasi lainnya

meliputi utang dagang, pinjaman, uang dan simpanan, dan aset/kewajiban

finansial lainnya.

Investasi langsung mengalami fluktuasi nilai paska krisis moneter

hingga tahun 2004, tercatat net inflow negatif. Tahun 2005 investasi

langsung mengalami surplus senilai USD5,217,000,000. Tahun 2006,

2007, 2008 dan 2009 terjadi penurunan yang cukup stabil dan terjadi

lonjakan besar pada tahun 2010 dengan nilai investasi sebesar

USD11,106,000,000. Investasi portofolio cenderung stabil sampai pada

tahun 2008 terjadi penurunan mencapai USD1,753,000,000. Sedangkan

investasi lainnya mengalami net inflow sampai pada tahun 2012 di angka

13

Page 14: Paper Pi Fix

USD618,000,000 karena Indonesia mendapatkan banyak pinjaman dari

luar negeri.

Sumber : BI, data diolah

Sumber : BI, data diolah

Investasi langsung terdiri dari dua komponen utama yaitu ke luar negeri

dan ke Indonesia. Arus investasi yang masuk ke Indonesia dapat

merepresentasikan penanaman modal asing, saham, laba ditahan maupun

pinjaman baik berupa penarikan maupun pembayaran. Sedangkan untuk ke luar

negeri merepresentasikan berbagai surat berharga terkait produk pasar keuangan.

Data dari Bank Indonesia di atas menunjukkan adanya trend peningkatan arus

investasi menuju Indonesia meski terjadi fluktuasi pada tahun 2004 sampai 2008.

14

Page 15: Paper Pi Fix

Tahun 2009 tercatat nilai terendah selama lima tahun terakhir dengan nilai

USD4,877,000,000 karena pada saat itu terjadi krisis global dan pertumbuhan

ekonomi hanya mencapai 4,5%.

Selisih (Investasi Langsung)

Paska krisis 1997-1998, Indonesia mengalami penurunan investasi yang

disebut masa paceklik investasi Indonesia sampai tahun 2004 mengalami negative

inflow hal ini disebabkan karena arus keluar Indonesia lebih tinggi daripada

investasi yang masuk ke dalam negeri. Akibatnya dari tahun 1998 sampai 2004

net inflow negative, baru pada tahun 2005 net capital inflows menjadi positif

dapat dilihat sesuai data di atas. Terjadi fluktuasi nilai selisih antara arus investasi

masuk dan keluar dari tahun 2005 sampai 2011. Tercatat pada tahun 2005

investasi langsung pada neraca pembayaran senilai USD5,217,000,000 diikuti

penurunan investasi langsung pada tahun 2006 sampai 2009 lalu terdapat lonjakan

besar pada tahun 2010 senilai USD11,106,000,000 diperkirakan karena spekulasi

investor pada negara berkembang paska krisis global.

15

Page 16: Paper Pi Fix

G. FDI Flows, Top 5 Host and Home Economies 2010-2011

(billions of dollars)

Source : World Investment Report 2012

Indonesia, menurut World Investment Report 2012, masuk ke

dalam lima besar top host untuk tahun 2010-2011 karena perbaikan birokrasi dan

infratruktur selama beberapa periode terakhir. Indonesia bersama dengan China,

Hongkong, Singapore dan Malaysia menjadi top host 2010-2011. Host country

sebagai negara dengan tujuan investasi asing, sedangkan home country adalah

negara investor yang menanamkan modalnya. Tujuan dari home country ada

beberapa macam, diantaranya efisiensi dengan mencari tenaga kerja yang lebih

murah atau mencari pasar yang lebih luas.

16

Page 17: Paper Pi Fix

H. Survey UNTACD (Inflows dan Outflows)

Inflows

share in world

total

Outflows

share in world

total

Source : World Investment Report 2012

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)

mengadakan survey dari tahun 2005 sampai 2011 terkait realisasi investasi

di negara-negara asia timur dan asia tenggara. Hasilnya, negara asia timur

17

Page 18: Paper Pi Fix

masih mendominasi regional asia timur raya dari tahun 2005 sampai 2011

karena ekspansi besar-besarannya dari industri teknologi dan otomotif

seperti Toyota, Honda, dan Samsung. Sedangkan asia tenggara mengalami

net inflow namun pada tahun 2008-2009 terjadi penurunan investasi yang

masuk karena krisis global. Asia timur juga sebagai home country

mengalami peningkatan investasi ke luar negeri. Persentasenya lebih besar

daripada kenaikan sebagai host country , berbanding terbalik dengan

Indonesia yang persentase kenaikan sebagai host country justru lebih besar

daripada home country.

I. TNCs’ Top 10 Prospective Host Economies 2012-2014 (Percentage of

respondents selecting economy as a top destination)

UNCTAD mengadakan survey dengan responden terpilih untuk

memilih negara tertentu sebagai top destination for investment. Indonesia

menduduki peringkat 4 yang sebelumnya berada di peringkat 6. Hal ini

membuktikan adanya kepercayaan para investor yang lebih dari

18

Page 19: Paper Pi Fix

sebelumnya. Dari 10 negara tujuan hanya terdapat empat negara maju

yaitu Amerika Serikat, Australia, Inggris dan Jerman. Hal ini merupakan

fakta unik mengingat investor sekarang ini lebih memilih untuk

berinvestasi pada negara-negara berkembang seperti China, Indonesia,

India, Brasil, Rusia dan Thailand.

J. REALISASI PMA DAN PMDN DI INDONESIA

Pada saat ini iklim investasi sedang terus diperhatikan. Berbagai hal

menyebabkan investasi di Indonesia mengalami fluktuasi. Diantaranya karena

rumitnya birokrasi yang ada. Waktu untuk mengurus ijin investasi masih dirasa

terlalu lama (97 hari). Prosedur yang ada lamban dan kurang responsive sehingga

akan memicu kos yang lebih tinggi. Hal ini diperparah oleh tingginya tingkat

korupsi di Indonesia. Dariberbagai proyek yang ditangani terkadang realisasi yang

dihasilkan tidak sebanding. Berikut ini data yang dapat menunjukkan fluktuasi

pada Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri.

19

Page 20: Paper Pi Fix

Sumber : BKPM (2009)

Dari tabel tersebut dapat diamati bahwa investasi di dapat dari dua sumber.

Yang pertama dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dari data tersebut

dapat dilihat bahwa sejak tahun 1990 PMDN yang ada di Indonesia menunjukkan

kecenderungan menurun. Memasuki tahun 1991 PMDN Indonesia meingkat.

Jumlah proyek yang dilakukan meningkat menjadi 265 proyek. Namun pada

tahun berikutnya justru mengalami penurunan. Ditahun berikutnya PMDN

Indonesia mengalami kebangkitan, dan terus terjadi sampai pada tahun 1994

PMDN Indonesia mencapai kondisi yang sangat menggembirakan. Proyek yang

ditangani mencapai 582 proyek. Namun ironinya jumlah proyek yang ditangani

tidak selaras dengan nilai investasi yang didapat. Dibandingkan dengan tahun

2007, nilai investasi yang didapat dari penanaman modal di tahun 1994 sangat

jauh. Pada tahun 2007 jumlah proyek yang ditangani hanya sebesar 159 proyek

saja, namun justru nilai dari investasi ini mencapai 30 triliun. Kondisi ini mungkin

saja karena berbagai hal yang terjadi. Diantaranya karena adanya inflasi. Pada era

90an nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat kuat misalnya pada tahun 1996,

nilai US$1 adalah Rp 2300 sedangkan pasca krisis tahun 1998 nilai tukar rupiah

mencapai Rp 17.000 per US$1. Namun esensinya sebuah pertumbuhan investasi

tidak dapat diukur berdasarkan nilainya. Hal ini karena nilai tukar rupiah yang

selalu berubah dari waktu ke waktu. Maka dari itu, jumlah proyek yang ditangani

menjadi indikator yang lebih valid untuk mengukur pertumbuhan investasi di

Indonesia.

20

Page 21: Paper Pi Fix

Realisasi jumlah proyek untuk PMDN mengalami fluktuasi. Tahun 1990

sejumlah 253 proyek dapat terealisasi. Kemudian disusul pada tahun 1991 yang

meningkat menjadi 225 proyek. Sayangnya pada tahun berikutnya terjadi

penurunan hingga angka 225. Di tahun berikutnya terjadi peningkatan sebesar 74

proyek menjadi 304 proyek dan pada tahun 1994 Indonesia mencapai puncaknya

hingga mencapai angka 582 proyek. Angka tersebut masih menjadi rekor untuk

realisasi PMDN hingga saat ini. Pada tahun tahun berikutnya PMDN cenderung

menurun walaupun sempat mengalami peningkatan pada tahun 1996 sebesar 85

proyek, tahun 2000 sebesar 52 proyek, tahun 2004 hanya sebesar 10 proyek, tahun

2005 sebesar 85 proyek, dan pada 2008 sebesar 80 proyek. Ditahun yang lain

PMDN mengalami penurunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tren dari tahun

1990 hingga 2008 untuk Realisas PMDN mengalami penurunan.

Sumber yang kedua adalah investasi asing melalui PMA. Investasi ini

menunjukkan kondisi yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh data dari tahun ke

21

Page 22: Paper Pi Fix

tahun. Jumlah realisasi proyek PMA mengalami peningkatan kecuali pada tahun

1995, 1997, 2001, 2002, 2004, 2006, dan 2008. Sejak 1990 proyek yang ditangani

hanya sekitar 100 proyek, ditahun 1994 jumlah proyek yang ditangani terus

meningkat hingga mencapai 392 proyek dengan nilai US$3771.2 juta . Sempat

menurun pada tahun 1995 menjadi 287 proyek, namun dapat kembali meningkat

di tahun 1996 hingga ke angka 357 proyek. Pada 1997 kembali terjadi penurunan

namun dapat kembali meningkat di tahun 1998 menjadi sebesar 412 proyek.

Realisasi proyek PMA terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2005

jumlah proyek yang ditangani mencapai angka 907 proyek dengan nilai US$85.

Kondisi Investasi PMA terus berfluktuasi hingga mencapai puncaknya pada tahun

2008, PMA di Indonesia dapat terealisasi sebesar 1138 proyek dengan nilai US$

14871.4 juta. Darena informasi yang kami temukan, menurut statistik BKPM pada

September 2012 nilai Realisasi PMA sudah mencapai nilai US$19474.2 juta.

Sebelum krisis PMDN lebih mendominasi dibandingkan PMA dibuktikan

dengan posisi grafik yang berada diatas grafik PMA. Namun setelah krisis,

perkembangan PMA jauh lebih baik dari perkembangan PMDN. Jumlah proyek

PMA selalu lebih tinggi daripada jumlah proyek PMDN hingga saat ini. Demikian

pula dengan nilai realisasi PMA yang selalu mengalami naik turun, pada tahun

1990 nilai Investasi di Indonesia bernilai US$706 juta dan pada tahun 2008 telah

mencapai US$ 14871.4 juta. Menurut statistik BKPM pada September 2012 nilai

Realisasi PMA sudah mencapai nilai US$19474.2 juta. (Dapat dilihat pada

Gambar dibawah ini)

22

Page 23: Paper Pi Fix

Gambar di bawah menunjukkan perkembangan realisasi investasi PMA

berdasarkan lokasi. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa Realisasi PMA di

Indonesia terpusat di Pulau Jawa. Realisasi investasi di Pulau Jawa tahun 2010

sebesar 71 % dari total investasi PMA yang masuk ke indonesia menurun di tahun

2011 menjadi sebesar 63%. Dan semakin menurun pada tahun 2012. Pada kuarter

pertama PMA di Pulau Jawa masih sebesar 56 %, pada kuarter kedua sebesar

55%, dan hingga kuarter ketuga hanya sebesar 46 %. Tujuan univestasi yang

kedua adalah Pulau Sumatera dan kemudian disusul Bali dan Nusa Ternggara.

Menurunnya investasi di Pulau Jawa mengindikasikan bahwa ada upaya

pemeratan investasi di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa daerah-daerah lain

di Indonesia memiliki potensi yag menjanjikan bagi investor untuk berinvestasi.

Seperti Pulau Sumatra yang tiap tahunnya mengalami peningkatan. Sumatra dapat

23

Page 24: Paper Pi Fix

dikatakan memiliki masa depan yang cukup menjanjikan dengan adanya poteni

investas yang lebih baik. Hal ini akan menunjang bagi pertumbuhan daerah di

Indonesia.

Sumber

: BKPM

(2012)

Yang

sangat

disayangkan adalah kurang meratanya persebaran investasi di Indonesia. Selain

hanya terpusat di pulau jawa, beberapa pulau bahkan tidak tersentuh investor

asing. Padahal pulau-pulau tersebut memiliki potensi yang sangat mungkin

dikembangkan. Seperti Pulau Maluku dan Sulawesi. Promosi dan adanya

kebijakan dari pemerintah sangat dibutuhkan oleh daerah-daerah yang jauh dari

investor.

24

Page 25: Paper Pi Fix

Sumber : BKPM (2012)

Ditinjau dari sektor yang diinvestasikan, untuk PMDN pada kuartal ketiga

tahun 2012, sektor yang paling diminati adalah industri mineral non logam

sebesar 23,5% dari total investasi yang ada. Disusul dari sektor industri makanan

sebesar 18.2 %, industri tekstil 10.4% , tanaman pangan dan perkebunan sebesar 2

triliun atau sebesar 7.7%, kemudian konstruksi sebesar 7.6%, sedangkan sisanya

terdistribusi merata pada seluruh sektor.

Grafik di bawah ini menunjukkan jumlah proyek PMA dan PMDN tahun

2010–2012. Dapat diamati bahwa untuk proyek PMDN sektor sekunder

merupakan sektor yang paling diminati. Sektor sekunder meliputi industry

25

Page 26: Paper Pi Fix

makanan, industry tekstil, industry kertas, industry mineral, logam, non logam ,

industry kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Disusul oleh sektor primer

yang mencakup tanaman pangan, peternakan, perkebunan, perikanan,

pertambangan, dan kehutanan. Sektor yang terakhir adalah sektor tersier yang

meliputi listrik, gas dan air, perdagangan dan reparasi, perumahan, dan lain

sebagainya.

Sumber : BKPM (2012)

26

Page 27: Paper Pi Fix

Sedangkan untuk Realisasi investasi PMA, sektor yang paling diminati justru

sektor tersier yang mecapai 1986 proyek pada tahun 2011. Disusul oleh sektor

sekunder dan diposisi terakhir adalah sektor primer. Kecenderungan ini mungkin

muncul karena pola konsumtif orang Indonesia, dan kapabilitas investor. Investor

dari dalam negeri cenderung kekurangan sumber daya dan belum memiliki

teknologi yang cukup handal untuk memenuhi kebutuhan tersier. Maka kebutuhan

tersier sangat didominasi oleh investor asing karena kondisi sumber daya dan

teknologi yang lebih memadai.

27

Page 28: Paper Pi Fix

Sumber : BKPM(2012)

Dari grafik diatas dapat kita lihat realisasi PMA berdasarkan negara, pada

kuarter ketiga 2012, investasi terbesar berasal dari Singapura yaitu sebesar US$

1.5 M atau sebesar 23.8%. Kemudian disusul oleh Inggris sebesar US$ 0.7 M atau

sebesar 10.8%. di posisi ketiga, Taiwan berinvestasi sebesar US$0.7M namun

dengan proporsi dibawah Inggris yaitu sebesar 10.5 % , kemudia Mauritius

sebesar US$0.6 M , dan sisanya sebesar 2.2 M berasal dari investasi negara lain

selain 4 negara yang sudah disebutkan.

28

Page 29: Paper Pi Fix

Daftar Pustaka

Kuncoro, Mudrajad, (2011),Ekonomika Indonesia, Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

World Economic Forum (2012), World Investment Report: July 2012.

http://www.webforum.org. Diakses tanggal 7 November 2012.

Indonesia Investment Coordinating Board (2012), Statistic of direct investment

realization : February 2009. http://www.bkpm.go.id. Diakses tanggal 6

November 2012.

Indonesia Investment Coordinating Board (2012), Statistic of direct investment

realization 90-December 31 2008. http://www.bkpm.go.id. Diunduh

tanggal 6 November 2012.

Indonesia Investment Coordinating Board (2012), Realisasi penanaman modal

PMDN-PMA Triwulan I dan Januari-Juni 2012. http://www.bkpm.go.id.

Diunduh tanggal 6 November 2012.

Indonesia Investment Coordinating Board (2012), Realisasi penanaman modal

PMDN-PMA Triwulan II dan Januari-Juni 2012. http://www.bkpm.go.id.

Diunduh tanggal 6 November 2012.

Indonesia Investment Coordinating Board (2012), Realisasi penanaman modal

PMDN-PMA Triwulan III dan Januari-Juni 2012. http://www.bkpm.go.id.

Diunduh tanggal 6 November 2012.

Indonesia Investment Coordinating Board (2012), Statistic of Domestic Direct

Investment Realization Based On Capital Investment Activity by Sector Q3

2012. http://www.bkpm.go.id. Diunduh tanggal 6 November 2012.

29

Page 30: Paper Pi Fix

Indonesia Investment Coordinating Board (2012), Statistic of Domestic Direct

Investment Realization Based On Capital Investment Activity Report by

Location Q3 2012. http://www.bkpm.go.id. Diunduh tanggal 6 November

2012.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2012), Ringkasan perkembangan

perdagangan, investasi, dan kerjasama ekonomi internasional bulan

Februari 2012. http://www.bappenas.go.id. Diunduh tanggal 7 November

2012.

Adakah perubahan iklim investasi di indonesia catatan akhir tahun,

http://website.mudrajad.com. Diakses pada tanggal 8 November 2012.

Memahami NPI (6): Transaksi Modal dan Finansial, Januari 2010,

http://awalilrizky.blogspot.com . Diakses pada tanggal 9 November 2012.

Penanaman Modal Asing. http://wi-indonesia.blogspot.com/2011/08/penanaman-

modal-asing-oleh-firdaus_25.html. Diakses tanggal 8 November 2012.

Penanaman Modal Dalam Negeri.

http://wi-indonesia.blogspot.com/2011/09/penanaman-modal-dalam-

negeri-oleh.html . Diakses tanggal 8 November 2012

Peranan dan Lingkup Investasi .

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/manajemen

-investasi/peranan-dan-lingkup-investasi . Diakses tanggal 8 November

2012

Global Competitiveness Report 2012-2013: Daya Saing Indonesia Menurun.

http://pena.gunadarma.ac.id/global-competitiveness-report-2012-2013-

daya-saing-indonesia-menurun/ . Diakses tanggal 8 November 2012

30

Page 31: Paper Pi Fix

Currency Exchange.

http://www.kemendag.go.id/statistik_nilai_tukar_mata_uang_asing_terhad

ap_rupiah/ . Diakses tanggal 8 November 2012

Neraca Pembayaran. http://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/03/10/neraca-

pembayaran/ . Diakses tangga 8 November 2012

31