proposal pi

Upload: ida-sanjaya

Post on 19-Jul-2015

285 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH IKLAN PEPSODENT VERSI SM*SH TERHADAP SIKAP PEMIRSA KELAPA DUA

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Riset Komunikasi

Disusun Oleh : RINI ASTUTI NPM 16809805 KELAS 3MA01

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat Indonesia perlu diberdayakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dengan mencegah, merawat dan memelihara kesehatan gigi. Pentingnya memiliki gigi yang sehat baru sebatas diketahui, dan namun belum banyak diupayakan. Berdasarkan temuan dari beberapa penelitan dan situasi konkret masyarakat Indonesia, kesadaran untuk merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut dari berbagai tingkatan usia masih perlu dikembangkan. Menurut survei penelitian tentang kebiasaan dan sikap menunjukan bahwa hanya sekitar 34% dari masyarakat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur.1 Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih kurang adanya kesadaran untuk memiliki kebiasaan menggosok gigi. Penting mengingatkan masyarakat untuk menggosok gigi hal ini dikarenakan jika tidak memiliki kepedulian terhadap gigi, maka akan berdampak pada kesehatan dan bisa menyebabkan berbagai masalah gigi, seperti pembusukan gigi dan lain-lain. Pemilihan media komunikasi salah satunya yaitu televisi sebagai media promosi suatu produk iklan memiliki kelebihan dari media lainnya karena ada fungsi audio dan visual yang dapat menarik perhatian para pemirsanya agar dapat lebih memahami pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut. Hal tersebut yang menjadi dasar pentingnya peran pemilihan media komunikasi yang tepat untuk suksesnya sebuah iklan.

1

http://www.unilever.co.id (diakses pada hari Senin, 2 April 2012 jam 13:45)

Pada iklan Pepsodent versi Sm*sh kali ini, dalam promosi iklannya mempunyai cara yang unik agar menarik perhatian masyarakat. Sehingga masyarakat dapat tertarik untuk memiliki kebiasaan menggosok gigi dengan benar. Sm*sh adalah sekelompok anak muda yang ingin berbagi kegembiraan dan perasaan lewat musik dan penampilan. Boyband baru Indonesia ini banyak digandrungi oleh remaja karena memiliki Style dan dance yang mampu menarik perhatian.2 Pada iklan Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika telah berhasil menarik perhatian anak-anak dan orang dewasa. Maka dari itu, untuk iklan Persodent Versi Sm*sh ini diharapkan mampu menarik perhatian para remaja Indonesia. Kredibilitas dan daya tarik Sm*sh tidak diragukan lagi untuk menjadi seorang komunikator sebuah iklan Pepsodent di tahun 2012 ini. Adapun tema iklannya yaitu 21 hari tari dan sikat gigi pepsodent. Serta pesannya mengenai pentingnya menggosok gigi. Adapun durasi iklannya yaitu 30 detik. Bila di lihat dari tujuan iklan itu sendiri adalah untuk memperkenalkan, mengingatkan dan mempengaruhi publik agar mau membeli barang dan jasa yang di tawarkan perusahaan. Adapun pesan dari iklannya itu bersifat informatif dan persuasif. Imbauan dari iklan pepsodent versi Sm*sh ini adalah agar masyarakat memiliki kebiasaan baik sikat gigi pagi dan malam. Sehingga kesehatan mulut dan gigi dapat lebih baik. Dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti salah satu iklan yang lebih mengutamakan aspek sosialisasinya terhadap informasi berdasarkan fakta yang ada. Dengan meneliti sikap sehingga dapat diketahui respon masyarakat terhadap iklan tesebut. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Iklan Pepsodent Versi Sm*sh Terhadap Sikap Pemirsa Kelapa Dua.

2

http://www.smashblast.com - Situs Resmi Sm*sh (diakses pada hari Rabu, tanggal 11 April 2012

jam 13:05)

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sikap pemirsa Kelapa Dua mengenai adanya iklan Pepsodent versi Sm*sh? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana sikap pemirsa Kelapa Dua mengenai iklan Pepsodent versi Sm*sh. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dapat menambah pengetahuan yang lebih luas tentang sikap dan perilaku pemirsa mengenai iklan Pepsodent serta dapat dijadikan masukan dalam melihat kesesuaian antara teori yang didapat dalam masa perkuliahan dengan praktek nyata dilapangan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan iklan Pepsodent versi Sm*sh dalam membangun kesadaran pemirsa Kelapa Dua mengenai pentingnya memiliki kebiasaan menggosok gigi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konseptual 2.1.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen (Jay Black dan Frederick C. Whitney, 1988). Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri. 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, seperti yang dikutip Komala dalam Karlinah, dan kawankawan. 1999), yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupnya, yakni sifat komunikator dan sifat efek. Sifat komunikasi massa bagi masyarakat menurut Alexis S Tan (Nurudin, 2003: 63) adalah : 1. To inform (memberi informasi) 2. To educate (mendidik) 3. To persuade (membujuk) 4. To entertaint (menghibur)

2.1.2 Media Massa Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tidak terbatas. Karakteristik media massa : 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya omuniksi yang dilakukan kurang

memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, diman informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televise, surat kabar dan lain-lain. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.

Media massa (mass media) adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam arti kata khalayak dalam jumlah yang relative sangat banyak secara bersama-sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut.; misalnya surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan film teatrikal yang ditayangkan di gedung bioskop (Effendy, 1989 : 217).

2.1.3 Efek Media Massa Donald K. Robert (Schramm dan Roberts, 1977: 359), ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Menurut Dominick (2000) menjelaskan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan. Menurut Steven M. Chaffe (Ardianto dan Erdinaya, 2005: 49), media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan dan perilaku komunikannya. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek kognitif, afektif dan behavioral. 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan

kognitifnya. Melalui media massa, seseorang dapat memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. 2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Seperti misalnya, adegan kekerasan dalam televisi atau film dapat menjadi pemicu seseorang berbuat seperti yang ada didalam televisi atau film tersebut.

2.1.4 Televisi Menurut Effendy (Effendy, 2002: 21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikatornya bersifat heterogen. Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi, dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto, 2004: 125). Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audio visual (didengar dan dilihat) dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kesetiap rumah para pemirsa dimanapun berada. Karena fungsi dari televisi adalah untuk memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. 2.1.5 Pemirsa Televisi Komunikasi melalui media elektronik khususnya televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa maupun orang-orang. Hal ini perlu, karena berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan (Elvinaro dan Lukiati, 2004). Dalam suatu sistem komunikasi periklanan, pemirsa atau penerima (pesan) merupakan khalayak. Dampak komunikasi terhadap pemirsa sangat bervariasi, tetapi tentunya yang diharapkan adalah hal-hal seperti membangkitkan kesadaran, memberikan informasi, membina atau mengubah suatu citra, menumbuhkan atau mengubah suatu sikap dan mendorong perilaku (Dendi, 1986).

Pemirsa televisi merupakan sekumpulan khalayak media televisi yang menetap dalam suatu wilayah yang sama maupun berbeda. Pada penelitian ini, pemirsa televisinya adalah masyarakat Kelapa Dua Kelurahan Tugu. 2.2 Periklanan Periklanan oleh Bovee dan Arens (1986: 5) didefinisikan sebagai

advertising is the personal communication of information ussualy paid for and ussualy persuasive in nature about products, services or ideaas by identified sponsors throught the variuos media ( iklan adalah komunikasi non-personal mengenai informasi yang biasanya mengenai pembayaran dan biasanya bersifat persuasif yang alami mengenai produk, jasa atau ide yang diidentifikasi oleh sponsor melalui berbagai macam media ). Institut Praktisi Periklanan Inggris (Jefkins, 1996 : 62 ) mendefinisikan periklanan sebagai berikut : periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. Jefkins sendiri menyebutkan bahwa periklanan merupakan cara menjual melalui penyebaran informasi. 2.2.1 Iklan Televisi Pengertian iklan menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Menurut pendapat Durianto (2003: 1) pengertian iklan adalah merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Menurut pendapat Lee (2004) pengertian iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media massa seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum.

Berdasarkan pendapat para ahli atau pakar tersebut di atas dapat di definisikan bahwa iklan adalah salah satu jenis teknik komunikasi massa dengan membayar ruangan dan waktu untuk menyiarkan informasi tentang barang atau jasa yang ditawarkan oleh si pemasang iklan. Salah satu saluran komunikasi yang saat ini mempunyai keunggulan kompetitif dan bahkan mampu menggeser peran media massa lainnya dalam meraih di bidang iklan adalah televisi (Sumartono, 2002). Hal ini karena kecepatan dan daya tarik televisilah yang menyebabkan media ini menjadi banyak pilihan perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Ada tiga kekuatan yang menyebabkan televisi menjadi pilihan dalam beriklan ( Kasali, 1992 ), yaitu: 1. Dampak yang kuat Dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan pendengaran, televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. 2. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi persepsi audiens. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas perusahaan. 3. Efisiensi Biaya Kemampuan untuk menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas merupakan salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh media lainnya. Jangkauan massal inilah yang menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. 2.2.2 Pesan Iklan Menurut Bovee (1996 : 141) pesan iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada audience melalui media iklan. Adapun yang harus diperhatikan dalam penyusunan pesan iklan adalah:

1. Isi pesan: Komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan. Dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu adanya daya tarik yang unik, yaitu: a. Daya tarik rasional untuk membangkitkan kepentingan diri audiens yang menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat yang dikatakan. b. Daya tarik emosional untuk membangkitkan emosi positif atau negative yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang positif seperti humor, cinta, dan kebahagiaan. Daya tarik emosional negative seperti rasa takut, rasa bersalah, dan malu. c. Daya tarik moral lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan apa yang baik. Daya tarik moral sering dipakai untuk mendukung masalah-masalah sosial. 2. Struktur pesan: Kefektifan suatu pesan tergantung pada struktur dan isinya. Struktur iklan yang baik adalah dapat memberi pernyataan dan membiarkan pembaca dan pemirsa menarik kesimpulan sendiri. 3. Format pesan: Format pesan yang dibuat komunikator harus menyolok. Bila, disiarkan melalui televisi maka semua elemen tersebut ditambah dengan bahasa tubuh (isyarat non verbal) yang direncanakan. 4. Sumber pesan: Dampak pesan yang dirasakan oleh khalayak juga dipengaruhi oleh penerimaan khalayak terhadap pengirim pesan. Pesanpesan yang berasal dari sumber terpercaya, lebih persuasif sifatnya. Adapun tiga factor yang mempengaruhi kredibilitas sumber pesan, yaitu: a. Keahlihan: merupakan suatu pengetahuan khusus yang nampak dimili oleh komunikator yang mendukung pesan yang

disampaikan. b. Sifat terpercaya, dihubungkan khalayak dengan seberapa objektif dan jujurnya sumber tersebut menurut khalayak. c. Sifat disukai merupakan daya tarik sumber pesan dimata khalayak.

2.3 Sikap Menurut para ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) pada objek tersebut (Berkowitz, 1972). Secara lebih spesifik Thurstone sendiri memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis (Edwards, 1957). Menurut LaPierre (1934 dalam Allen, Guy, & Edgley, 1980) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Menurut kerangka pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponenkomponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Menurut Secord & Backman (1964) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) sesorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Mengikuti struktur triadik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif. Komponen kognitif merupakan reperesntasi apa yang dipercaya oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Mann (1969) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komopnen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen konasi atau perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. 2.4 Kerangka Teoritis 2.4.1 Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Organism Response Theory atau S-O-R theory, model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang sehingga dapat

mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Menurut model ini organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu. Maksud dari keadaan internal organisme berfungsi menghsilkan respon tertentu jika ada stimulus respon tertentu pula (Fisher, 1986). Jadi unsurunsur dalam model ini adalah ;

Pesan (stimulus, S) Komunikan (organism, O) Efek (Response, R) Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya

jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Marat (Effendy, 2002: 253) mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

(a) perhatian, (b) pengertian, dan

(c) penerimaan.

Dari uraian diatas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Stimulus Organisme :

Respon Sikap

Perhatian Pengertian Penerimaa

(Effendy, 2002: 253) Gambar diatas menunjukan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah komunikan mengerti. Lalu kemampuan komunikan inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Perubahan sikap yang terjadi adalah perubahan kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan)dan konatif (perilaku). Jadi, pada penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang sikap pemirsa Kelapa Dua mengenai iklan Pepsodent versi Sm*sh.

2.5 Kerangka Pikir

Komunikasi Massa

Media Massa

Efek Media Massa

Televisi

Iklan Televisi

Pemirsa Televisi

Sikap

Pemirsa Kelapa Dua, Kelurahan Tugu

2.6 Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentative (sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya. (Nawawi 2001 : 161). Ho : Tidak ada pengaruh mengenai iklan Pepsodent versi Sm*sh terhadap sikap pemirsa Kelapa Dua Kelurahan Tugu. Ha : Ada pengaruh mengenai iklan Pepsodent versi Sm*sh terhadap sikap pemirsa Kelapa Dua Kelurahan Tugu.

Berdasarkan kerangka pikir di atas, dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa yang disebarkan melalui media massa televisi dalam produk sebuah iklan dapat mempengaruhi sikap pemirsa kelapa dua.

2.7 Penelitian Terdahulu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metodologi kuantitatif. Metodologi ini mempunyai prinsip objectivist. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat keteraturan atau hukum-hukum yang dapat digeneralisasikan dalam fenomena sosial. Karena itu, penelitian ini mensyaratkan bahwa peneliti harus menjaga jarak dengan objek atau realitas yang diteliti. Penilaian bersifat subjektif, atau yang mengandung bias pribadi dari peneliti, hendaknya dipisahkan dari temuan penelitian (Wimmer & Dominick, 2000:102). 3.2 Metode Metode yang digunakan adalah survey, yaitu meneliti populasi yang relatif luas dengan cara menentukan sampel yang mewakili (representatif) dari populasi yang diteliti. Metode survey ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner (Singarimbun, 1995:9). 3.3 Lokasi dan Objek penelitian Lokasi yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah di Kelapa Dua, khususnya di Kelurahan Tugu kota Depok. Adapun yang menjadi objek penelitian yaitu pemirsa yang ada di Kelurahan Tugu. 3.4 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, dapat digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang sedang terjadi (what exist at the moment) dan terdiri dari satu variabel. Dalam penelitian ini, variabel yang digambarkan adalah variabel sikap pemirsa Kelapa Dua mengenai iklan Pepsodent versi Sm*sh.

3.5 Operasionalisasi Konsep

3.6 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2004: 47). Sedangkan menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2002: 108). Jadi populasi dalam penelitian ini adalah pemirsa yang berada di Kelapa Dua, Kelurahan Tugu. David dan Vhava Nachmias (seperti yang dikutip Andi, 2004) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang karakteristiknya tidak berbeda dengan populasi, sedangkan Bruce W. Tuckman menjabarkan sampel sebagai kelompok yang mewakili populasi dan berperan sebagai responden. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut diatas, maka digunakan rumus Taroyamane dengan presisi 10 % dengan tingkat kepercayaan 90% (Rakmat, 1997:82). n = Sampel N = Jumlah Populasi D = Presisi 10% atau 0,1

3.7 Teknik Penarikan Sampling Teknik sampling adalah suatu cara yang menjaring anggota sampel yang bersifat representatif terhadap keseluruhan anggota populasi. Penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling. Penarikan sampel dengan teknik ini adalah penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Nawawi:157).

3.8 Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey dengan jenis penelitiannya yaitu deskriptif, maka data yang diperoleh dari penelitian adalah berupa data primer, dimana data itu langsung di dapat dari lapangan. Peneliti menggunakan cara observasi, yaitu penyebaran kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. 3.9 Teknik Analisis yang Digunakan Skala Pengukuran Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert, dimana skala Likert ini berisi serangkai pernyataan pendapat yang positif dan negatif tentang suatu konstruk. Skala Likert diperlukan sebagai pengukuran interval, yaitu variabel seperti variabel ordinal yang memiliki jenjang tingkatan. Skala Liket merupakan metode penskalaan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Gable, 1986). Respons pada penelitian ini dinyatakan dalam lima kategori jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), AS (agak setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju) dengan pemberian skor 1-5. 3.10 Alat Analisis Data Adapun alat yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan software program SPSS.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1997. Sikap Manusia. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset Creswell, John. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Severin, Werner J., dan James W. Tankard, JR. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Kemala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rakhmat, Jalaluddin. 2004, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rusdakarya Wright, Charles R. Penyunting : Jalaluddin Rakhmat. 1988. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Remadja Karya Sudiana, Dendi. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung: Remadja Karya CV Bulaeng, Andi. 2004. Metode penelitian komunikasi Kontemporer. Yogyakarta Nurudin, M.Si. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group http://www.dewey.petra.ac.id [di akses tanggal 20 Maret 2012 jam 10.30] http://www.repository.usu.ac.id [di akses tanggal 02 April 2012 jam 16.05] http://www.unilever.co.id [di akses tanggal 02 April 2012 jam 16.05]

http://www.smashblast.com Situs Resmi Sm*sh [di akses tanggal 05 April jam 13:05)

Tabel 3.1 Penyusunan Kuesioner NO PERTANYAAN

VARIABEL

INDIKATOR

DESKRIPTOR

Persepsi pemirsa yang berkaitan dengan kepercayaan (B) Kognitif setelah melihat iklan Pepsodent versi Sm*sh ditelevisi. Perasaan pemirsa yang (A) Afektif berkaitan dengan nilai setelah melihat iklan Pepsodent versi Sm*sh ditelevisi. Perilaku pemirsa setelah (C) Konatif melihat iklan Pepsodent versi Sm*sh ditelevisi.

Sikap

Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER Responden yang terhormat, Dalam rangka penelitian yang sedang saya lakukan dengan judul Pengaruh Iklan Pepsodent versi Sm*sh terhadap sikap pemirsa Kelapa Dua, saya memohon kepada anda untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner berikut ini. Jawaban jujur dari anda akan sangat berguna bagi penelitian yang sedang dilakukan. Karena hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi. Atas perhatian anda yang berkenan mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti Rini Astuti I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama 2. Jenis Kelamin 3. Usia 4. Pendidikan : : a. Laki-laki : a. 16-25 tahun : a. SD c. SMA b. Perempuan b. 26-35 tahun c. 36-45 tahun

b. SMP d. Diploma e. S1

5. Selama periode 3 bulan terakhir, berapa kali anda melihat iklan Pepsodent versi Sm*sh di televisi? a. 1-2 kali b. 3-4 kali c.>4 kali

II. BAGIAN SIKAP Dibawah ini merupakan pernyataan sikap anda mengenai iklan Pepsodent versi Sm*sh. Berikan penilaian anda terhadap setiap pernyataan dalam kolom berikut dengan cara memberikan tanda silang (X). SS S AS No A 1 Saya menyukai lagu-lagu yang di putarkan dalam acara musik di televisi Lirik lagu yang di nyanyikan umumnya Kognitif = Sangat Setuju = Setuju = Agak Setuju Pernyataan SS S AS TS STS TS STS = Tidak Setuju = Sangat Tidak Setuju

2

3

bertemakan tentang percintaan dan patah hati

4 5 6 7 8 9