makalah pi

23
DAFTAR ISI Hal Bab I. Pendahuluan 2 1.1. Latar Belakang 2 1.2. Permasalahan 3 1.3. Metode Penulisan 5 Bab II. Isi 6 2.1. Konflik sosial 6 2.2. Petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) 6 1

Upload: ryzaamirethasani

Post on 02-Dec-2015

351 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

dok

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PI

DAFTAR ISI

Hal

Bab I. Pendahuluan 2

1.1. Latar Belakang

2

1.2. Permasalahan

3

1.3. Metode Penulisan

5

Bab II. Isi 6

2.1. Konflik sosial 6

2.2. Petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) 6

2.3. Analisa Masalah 9

2.4. Alternatif Kebijakan 12

2.5. Pemilihan alternatif kebijakan 13

Bab III. Penutup 15

3.1. Kesimpulan 15

3.2. Rekomendasi Kebijakan 15

Daftar Pustaka 161

Page 2: Makalah PI

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Secara psikologis keberadaan narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah

upaya pengekangan kebebasan seseorang narapidana dalam memenuhi segala kebutuhannya.

Keadaan ini mengakibatkan penghuni mengalami kesakitan yang diakibatkan kehilangan-

kehilangan. Baik kehilangan kemerdekaan bergerak (lose of liberty) kehilangan rasa aman

(lose of security), kehilangan relasi seksual (lose of heterosexual relationship), kehilangan

otonomi (lose of outonomi), maupun kehilangan kekuasaan atas barang-barang yang

dimilikinya (lose of good and services).

Pengekangan kebebasan dalam suatu pemenjaraan, akan berdampak kepada hubungan

sosiologis antara petugas (yang powerful) dan narapidana (yang powerless) yang tidak

seimbang. Hubungan kekuasaan itu menjadi potensi konflik sosial dalam sistem interaksi

sosial narapidana di dalam lapas. Hal tersebut memerlukan peran petugas pengamanan

lingkungan di lapas dalam rangka membangun strategi pembinaan narapidana dan penciptaan

kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif, dengan memberdayakan seluruh komponen

potensi yang ada di dalam lapas.

Peranan petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) sebagai bagian dari kesatuan pengamanan

Lembaga Pemasyarakatan juga diharapkan mampu mengakomodasikan kepentingan petugas,

narapidana dan masyarakat dalam upaya meredam konflik. Fungsi lembaga pemasyarakatan

2

Page 3: Makalah PI

sebagai tempat untuk mengubah tingkah laku penghuninya dari yang tidak baik menjadi

perilaku yang terpuji diharapkan dapat meredam konflik yang ada sehingga sistem interaksi

sosial Lembaga Pemasyarakatan akan mengalami keseimbangan.

Sistem pengamanan lembaga pemasyarakatan umumnya dan khususnya lingkungan pintu

utama lembaga pemasyarakatan berperan penting dalam menjaga stabilisasi keamanan dan

ketertiban suatu lembaga pemasyarakatan, Namun realitanya terkadang sistem pengamanan

terkadang dinilai masih lemah, sehingga bisa ditembus oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab guna mengganggu ketentraman dan keamanan serta ketertiban di dalam

Lembaga Pemasyarakatan.

Mengantisipasi lemahnya sistem pengamanan lingkungan pada suatu Lembaga

Pemasyarakatan salah satu langkah yang dilakukan adalah menyiapkan petugas Pengamanan

Pintu Utama (P2U) yang bekerja berdasarkan ketentuan Standard Operasional Prosedur

(SOP) yang berlaku dalam rangka memberikan pelayanan masyarakat yang berkualitas

dengan memperhatikan aspek keamanan dan ketertiban lingkungan Lembaga

Pemasyarakatan.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan identifikasi masalah dari latar belakang dimuka maka masalah pokok yang

diambil adalah bagaimana petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) mampu berperan dalam

pencegahan konflik sosial narapidana guna memelihara keamanan dan ketertiban di Lembaga

Pemasyarakatan, sedangkan ada beberapa hal yang menjadi masalah yang berpengaruh dalam

kinerja petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) antara lain:

3

Page 4: Makalah PI

1. Rendahnya kualitas SDM dan kurangnya kuantitas petugas P2U.

Kualitas SDM petugas pengamanan pintu utama (P2U)  yang rendah ditandai dengan

belum diberikannya pendidikan dan latihan tehnis atau bimbingan tehnis petugas

dibidang tugasnya, sedangkan kuantitas petugas P2U yang kurang mengakibatkan tidak

maksimalnya kinerja pengamanan lapas sehingga petugas tidak fokus dalam

menjalankan tupoksi masing masing.

2. Kekurangcermatan petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) dari masuk dan keluarnya

orang, barang dan kendaraan, sehingga berpotensi timbulnya gangguan keamanan &

ketertiban di dalam Lapas;

3. Pencatatan buku laporan tugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) kurang tertib, disertai

Kurangnya dukungan sarana komputer.

Petugas P2U tidak dilengkapi dukungan sarana komputer, dimana merupakan kebutuhan

fital dalam era informasi dan tehnologi pada Lembaga Pemasyarakatan yang akan lebih

mempermudah pekerjaan, mempercepat, meminimalisir kesalahan dan

mendokumentasikan laporan lebih baik.

4. Rendahnya manajemen dokumentasi administrasi pemeriksaan dan penggeledahan

terhadap orang, barang dan kendaraan yang masuk ke dalam Lapas;

5. Padatnya lalu lintas keluar masuk lingkungan pintu utama terhadap orang-orang yang

sering melakukan kunjungan terhadap penghuni

Tingginya tingkat kunjungan keluarga/masyarakat masuk Lapas ditandai dengan

banyaknya nomor antrian kunjungan yang diambil dan digunakan sebagai alat tanda

masuk Lapas dimana sebagaian besar pengunjung datang dengan membawa kerabat

4

Page 5: Makalah PI

yang lain yang secara rutin menimbulkan kekurang cermatan dalam laporan dan

penggeledahan.

1.3. Metode Penulisan

Dalam hal ini analisa data yang digunakan adalah bersifat analisa kualitatif

empiris. Analisa kualitatif empiris ditunjukkan terhadap data-data yang sifatnya

berdasarkan kualitas, mutu dan sifatnya secara nyata dan berlaku dimasyarakat.

Dengan bentuk analisa ini, data-data yang diperoleh akan dibahas dan diuraikan

untuk memahami masalah.

5

Page 6: Makalah PI

BAB II

ISI

2.1. Konflik Sosial

Konflik sosial adalah proses sosial yang didalamnya, orang perorang atau kelompok manusia

berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan menggunakan

ancaman atau kekerasan. Konflik yang merupakan salah satu bagian dalam interaksi sosial

yang berbentuk disosiatif ini, jika dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan dalam

lingkungan lembaga pemasyarakatan serta tidak segera ditangani maka akan menimbulkan

terjadinya disintegrasi sosial yang berdampak pada gangguan keamanan dan ketertiban di

lingkungan lembaga pemasyarakatan.

Dalam suatu instansi pemerintah bagaimanapun pasti dibutuhkan petugas yang mempunyai

jiwa kepemimpinan yang baik. Petugas P2U yang berasal dari basis ilmu pemerintahan

diharapkan mampu mengontrol konflik sosial yang tentunya akan bahkan pasti hadir dalam

ruang lingkup lembaga pemasyarakatan. Kegiatan yang berkaitan dalam mengatur keamanan

dan ketertiban yang dilakukan secara nyata dapat berupa mempengaruhi, mengajak,

menggerakkan sampai kepada sejauh mana seorang pemimpin itu sering mengambil

keputusan-keputusan untuk kepentingan organisasi dan kesejahteraan anggotanya.

2.2. Petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U)

Petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) adalah bagian dari kesatuan pengamanan Lembaga

Pemasyarakatan yang berada di pintu utama dan mempunyai tugas sebagai berikut :

6

Page 7: Makalah PI

1.Mencegah dan mengamankan pintu utama dari masuk ataupun keluarnya orang dan barang

secara tidak syah.

2.Memeriksa dan menggeledah setiap orang tanpa terkecuali termasuk pejabat, petugas,

pengunjung, dan pihak – pihak lain.

3.Memeriksa dan menggeledah setiap barang dan kendaraan yang masuk atau keluar

Lembaga Pemasyarakatan.

4.Menerima dan mengeluarkan penghuni berdasarkan surat-surat yang sah, memeriksa secara

cermat identitas dan mencatat dalam buku laporan tugas pintu utama.

5.Meneliti dan memeriksa secara cermat identitas tamu, menanyakan keperluannya, serta

mencatat dalam buku tamu.

6.Mengamankan senjata api, alat-alat keamanan dan barang inventaris lainnya dalam

lingkungan pintu utama serta menggunakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selama penulis bekerja dalam wilayah kerja lembaga pemasyarakatan wanita kelas 2A

Bandar lampung sejak tahun 2013 sampai dengan sekarang, kondisi pemeliharaan keamanan

dan ketertiban di lingkungan pintu utama Lembaga Pemasyarakatan dinilai telah berjalan

secara kondusif, namun ada beberapa hal yang berhubungan kepuasan pelayanan masyarakat

dan pemeliharaan kamtib dalam pelaksanaan kunjungan/besukan di dalam Lapas yang

dirasakan kurang maksimal dan diharapkan dapat ditingkatkan lagi untuk kedepannya.

Secara kuantitatif, pelaksanaan tugas P2U didalam Lapas wanita kelas 2A Bandar Lampung

pada dilakukan oleh 2 (dua) orang anggota, yang terdiri dari 4 regu, yaitu : regu I, II, III dan

IV yang melaksanakan tugas pagi jam 07.00 s/d 13.00; siang jam 13.00 s/d 19.00; malam jam

7

Page 8: Makalah PI

(19.00 s/d 07.00) dan istirahat setelah tugas malam. Sesara kualitatif, berdasarkan data 

kepegawaian ditemukan tidak sedikit petugas P2U yang sampai saat ini belum pernah

mengikuti pendidikan dan latihan ataupun bimbingan teknis dalam rangka pemberdayaan

tugas di bidang pengamanan Lapas.

Pelayanan publik yang dilakukan petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) berdasarkan data

lalu lintas keluar masuk orang, barang dan kendaraan, sebagai berikut:

Petugas Pemasyarakatan (GasPas) sebanyak jumlah pegawai yang ada di Lapas;

Stake holder terkait, seperti petugas POLRI, Kejaksaan, Petugas Pembimbing

Kemasyarakatan (PK) Balai Pemasyarakatan (Bapas), kesehatan;

Penghuni (tahanan & narapidana), yang melaksanakan asimilasi dan proses sidang

pengadilan;

Tamu dan keluarga pengunjung, yang melaksanakan kunjungan/besukan keluarga;

Kendaraan-kendaraan yang memuat bahan makanan dan bahan atau hasil

ketrampilan.

Keseluruhan lalu lintas orang dan barang serta kendaraan tersebut harus

diadministrasikan dalam laporan P2U, dimana pada saat ini dilaksanakan secara

manual dan belum menggunakan sarana komputerisasi atau aplikasi berbasis

database. Pencatatan manual dengan cara menulis setiap kegiatan arus keluar/masuk

di pintu utama yang dilakukan dalam kondisi kegiatan yang bersamaan, seringkali

tidak termonitor sehingga administrasinya tidak tercatat dalam laporan manual. Hal

tersebut akan mengakibatkan laporan kurang akurat, sehingga tidak dapat diolah

sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan pimpinan guna mengevaluasi

8

Page 9: Makalah PI

peningkatan penyelenggaraan tugas P2U khususnya dan tugas pengamanan pada

umumnya.

2.3. Analisa masalah

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa diperlukan upaya pengoptimalan

kinerja petugas Pengamanan Pintu Utama (P2U) dalam pencegahan konflik sosial Lapas juga

sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan kondisi maksimal dalam pemeliharaan

keamanan dan ketertiban di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan, adapun kondisi yg

diharapkan adalah:

1. Tingginya tingkat kualitas dan cukupnya kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) petugas

Pengamanan Pintu Utama (P2U),

2. Sosialisasi SOP (Standard Operasional dan Prosedur) meningkat,

3. Kecermatan penggeledahan dan laporan yg tinggi,

4. Tingginya partisipasi Petugas Pemasyarakatan (GasPas), dan

5. Optimalnya koordinasi dengan stake holder  terkait.

Namun secara faktual di dalam Lembaga Pemasyarakatan, situasi pelaksanaan tugas petugas

Pengamanan Pintu Utama (P2U) saat ini diwarnai dengan kondisi yang ada, yaitu

1. Rendahnya kualitas dan kurangnya kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) petugas

Pengamanan Pintu Utama (P2U)

9

Page 10: Makalah PI

Kualitas SDM petugas pengamanan pintu utama (P2U)  yang rendah ditandai dengan

belum diberikannya pendidikan dan latihan tehnis atau bimbingan tehnis petugas

dibidang tugasnya, sedangkan kurangnya kuantitas ditandai dengan tidak maksimalnya

kinerja pengamanan lapas sehingga petugas tidak fokus dalam menjalankan tupoksi

masing masing.

2. Rendahnya sosialisasi SOP (Standard Operasional dan Prosedur);

Kurangnya sosialisasi SOP dapat membawa pengaruh petugas P2U tidak melaksanakan

tugas sebagaimana yang ditetapkan.

3. Rendahnya tingkat kecermatan penggeledahan dan laporan

Pembuatan laporan tugas P2U wajib dibuat berdasarkan seluruh aktifitas yang terjadi

dilingkungan pintu utama dari lalu lintas orang, barang, kendaraan dan sebagainya,

dimana dalam hal kegiatan yang terjadi secara bersamaan, laporan tidak terdokumentasi

dengan baik, karena masih bersifat manual. Petugas P2U pun tidak dilengkapi dukungan

sarana komputer, dimana merupakan kebutuhan vital dalam era informasi dan tehnologi

pada Lembaga Pemasyarakatan yang akan lebih mempermudah pekerjaan, mempercepat,

meminimalisir kesalahan dan mendokumentasikan laporan lebih baik.

4. Rendahnya partisipasi GasPas

Partisipasi GasPas sangat rendah dalam rangka mendukung tugas P2U dimana GasPas

harus menjadi garda terdepan dalam memberikan contoh untuk siap dilakukan

penggeledahan saat keluar masuk Lapas.

10

Page 11: Makalah PI

5. Belum optimal koordinasi dengan stake holder  terkait.

Bahwa koordinasi dan kerja sama dengan Polri dalam rangka menjadikan Lapas sebagai

titik sambang dalam setiap patroli polisi belum terlaksana secara maksimal.

Secara garis besar masalah yang dihadapi P2U dalam mengatasi konflik sosial dalam

lembaga pemasyarakatan dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu;

1. Masalah subtansi, yang terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut;

Aspek sosial budaya ( rendahnya kualitas SDM petugas P2U, kurangnya partisipasi

petugas pemasyarakatan (GasPas), tingginya tingkat kepadatan pengunjung)

Aspek hukum ( kurangnya sosialisasi SOP, belum optimalnya koordinasi stakeholder

terkait)

Aspek tekhnik ( rendahnya tingkat kecermatan penggeledahan, kurangnya dukungan

sarana komputer, dan rendahnya tingkat kecermatan laporan)

2. Masalah formal, yang diantaranya adalah rendahnya kualitas SDM P2U yang ada,

kurangnya sosialisasi SOP, dan rendahnya tingkat kecermatan penggeledahan.

Selanjutnya berdasarkan kondisi yang diinginkan dengan melihat kondisi keadaan sekarang

maka ditemukan adanya gab sebagai suatu kondisi alternatif, yang harus dilakukan

pemecahan masalahnya sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) petugas Pengamanan Pintu

Utama (P2U);

11

Page 12: Makalah PI

2. Penyelenggarakan pembimbingan & simulasi SOP terhadap petugas Pengamanan

Pintu Utama (P2U) secara bertahap;

3. Pembiasaan kegiatan penggeledahan dan laporan, setiap lalu lintas orang, barang &

kendaraan secara cermat dan teliti dilakukan oleh petugas Pengamanan Pintu Utama

(P2U);

4. Penyelenggarakan pembinaan disiplin GasPas;

5. Peningkatan jalinan komunikasi dan informasi aktif dan efektif dengan stake holder

terkait.

2.4. Alternatif Kebijakan

1. Rendahnya kualitas SDM Petugas P2U, alternatif kebijakan yang dirumuskan adalah :

a. Ditetapkan kepanitiaan penyelenggaraan bimbingan teknis (bimtek) operasional aplikasi

program paperless office dan penggunaan operasionalisasinya bagi petugas P2U.

Pada masa sekarang ini, perkembangan dan pengaruh teknologi informasi dan komunikasi

sudah tidak dapat dihindari lagi, komputer merupakan suatu media elektronik yang

memegang peranan sangat penting, terutama bagi instansi milik pemerintah atau swasta

maupun perorangan. Sehingga segala sesuatu yang dikerjakan dapat dikoordinir secara

terkomputerisasi yang sifatnya jauh dari kesalahan dan lebih efisien. “paperless office”

adalah aplikasi yang berbasis sistem informasi dengan menggunakan bahasa pemprograman,

yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat bekerja secara sistematis, dinamis dan

memberikan manfaat dalam meningkatkan produktivitas, hemat biaya, efisien tempat dan

12

Page 13: Makalah PI

mengurangi dampak lingkungan, serta dapat dipergunakan secara berkesinambungan dari

tahun ke tahun.

b. Ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang Standar Operasional

Prosedur penggunaan program paperless office bagi petugas P2U;

2. Kurangnya sosialisasi SOP, alternatif kebijakan yang dirumuskan adalah :

a. Ditetapkan Tim sosialisasi tentang SOP Pengamanan;

b. Ditetapkan kegiatan penyelenggara sosialisasi SOP pengamanan bagi petugas P2U;

3. Rendahnya tingkat kecermatan penggeledahan, alternatif kebijakan yang dirumuskan

adalah :

a. Ditetapkan  Kepanitiaan penyelenggaraan bimbingan teknis penggeledahan bagi petugas

P2U;

b. Ditetapkan jadwal pembinaan petugas P2U secara rutin dan berkesinambungan; dan

c. Ditetapkan petugas pengawasan internal dalam pelaksanaan penggeledahan oleh petugas

P2U.

2.5. Pemilihan Alternatif Kebijakan

1. KEBIJAKAN A :

Ditetapkan kepanitiaan penyelenggaraan bimbingan teknis (bimtek) operasional aplikasi

program paperless office dan penggunaan operasionalisasinya bagi petugas P2U.

13

Page 14: Makalah PI

2. KEBIJAKAN B :

Ditetapkan Tim sosialisasi tentang SOP Pengamanan;

3. KEBIJAKAN C :

Ditetapkan  DIPA Satuan Kerja Lembaga Pemasyarakatan berdasarkan kebutuhan

program kegiatan secara proporsional;

4. KEBIJAKAN D :

Ditetapkan  Kepanitiaan penyelenggaraan bimbingan teknis penggeledahan bagi petugas

P2U.

14

Page 15: Makalah PI

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bahwa dalam rangka  menciptakan pelaksanaan tugas Pengamanan Pintu Utama (P2U)

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), yang  mengutamakan kepentingan pelayanan masyarakat

dan pemeliharaan keamanan dan ketertiban Lembaga Pemasyarakatan, sangat dibutuhkan

adanya peningkatan kualitas SDM P2U yang profesional.

3.2. Rekomendasi Kebijakan

Strategi Lembaga Pemasyarakatan dalam rangka menciptakan pelaksanaan tugas

Pengamanan Pintu Utama (P2U) Lapas yang profesional, maka direkomendasikan :

1. Ditetapkan kepanitiaan penyelenggaraan bimbingan teknis (bimtek) operasional aplikasi

program paperless office dan penggunaan operasionalisasinya bagi petugas P2U.

2. Ditetapkan Tim sosialisasi tentang SOP Pengamanan bagi Petugas P2U;

3. Ditetapkan  Kepanitiaan penyelenggaraan bimbingan teknis penggeledahan bagi petugas

P2U.

15

Page 16: Makalah PI

Daftar Pustaka

Adi Sujatno, Bc.IP., S.H., Dr., dan Wan Nazari., Curah Pikir Dua Sahabat., Merajut Silaturahmi dua Bangsa Serumpun.,

Sudirman Dindin., Bc.IP., Drs., M.Si., Reposisi Dan Revitalisasi Pemasyarakatan, Dalam Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia., CV Alnindra Dunia Perkasa., Jakarta., Juni 2007.

Sudiadi Dadang dan Simon Josias R., Manajemen Pengamanan., AKIP Kementerian Hukum Dan HAM RI., Jakarta., 2012. 

Widodo Joko., M.S., Dr., Learning Organization. Piranti Pimpinan Visioner.,Bayumedia Publishing., Malang.,2007.

16