narasi-buku-ii-bab-32__20090129030144__42

Upload: hendra-setiawan

Post on 18-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ik

TRANSCRIPT

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    BAB 32PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

    DAN PENINGKATAN PENGELOLAAN ENERGI

  • .PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

    BAB 32PERCEPATAN PEMBANG UNAN INFRASTRUKTUR

    DAN PENINGKA^TAN PE NGELOLAAN. ENERGI

    I. SUMBER DAYAAIR

    A. KONDISI UMUM

    Pengelolaan sumber daya air di Indonesia dilakukan secara menyeluruh melaluikonservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air dengantujuan mewujudkan kemanf'aatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Konservasi sumber daya air ditujukan untuk menjagakelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber daya air.Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui kegiatan penatagunaan, penyediaan,penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air dengan mengacu pada polapengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai, sedangkanpengendalian daya rusak air dilakukan secara menyeluruh yang mencakup upayapencegahan, penanggulangan, dan pemulihan dampak bencana.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, hingga tahun 2007 telah diselesaikan beberapakegiatan pembangunan bidang sumber daya air. Dalam rangka penyediaan air untuk usahatani telah dilakukan peningkatan jaringan irigasi seluas 316,15 ribu hektar,'rehabilitasijaringan irigasi seluas 1,066 juta hektar, operasi dan pemeliharaan (O&P) pada jaringanirigasi dan rawa seluas 1,954 juta hektar yang merupakan kewenangan pemerintah pusa!mengingat luasannya diatas 3.000 hektar, rehabilitasi/peningkatan jaringan rawa seluas362,85 ribu hektar serta pencetakan sawah-sawah baru beririgasi di wilayah layananjaringan irigasi seluas 50,85 ribu ha. Selain itu untuk jaringan irigasi yang menjadikewenangan pemerintah daerah dengan luasan dibawah 3.000 hektar, Pemerintahmemberikan bantuan untuk rehabilitasi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), yang padatahun 2007 telah dialokasikan sebesar Rp. 2,4 trilyun.

    Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan air baku non-pertanian yaitu untuk industridan permukiman, sampai dengan tahun 2007 tetah dilaksanakan rehabilitasi prasarana airbaku sebanyak 70 buah, pembangunan saluran air baku dengan kapasitas terpasang 4,57m'/detik, pembangunan 243 buah dan rehabilitasi 66 buah embung atau bendung.Sementara itu untuk mengurangi dampak bencana alam yang disebabkan oleh daya rusakair baik berupa banjir maupun abrasi pantai, telah dilakukan pemasangan danpengoperasian peralatan pendugaan banjir (lood forecasting) di 5 wilayah sungai,pembangunan prasarana pengendali banjir dengan debit banjir rencana l0 tahunan padafahan seluas 2.454 ha dan sungai sepanjang 846,73 km, penyediaan sarana pengamananbangunan vital di 23 lokasi waduk, operasi dan pemeliharaan sungai yang secara rata-ratasetiap tahun dapat dilakukan sepanjang 162,10 km, serta pembangunan pengamanan pantaisepanjang 104,21 km.

    Dalam upaya meningkatkan keandalan ketersediaan air sampai dengan tahun 2007 telahdilakukan operasi dan pemeliharaan 24 buah waduk, pembangunan 5 waduk (2 waduk diantaranya selesai tahun 2006 dan 3 waduk selesai pada tahun 2007), dan pembangunan 305

    fi.32 - 1

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    embung serta pembangunan sumur-sumur air tanah (groundv'ater) di daerah-daerahkekurangan air.

    Untuk mewujudkan pengelolaan yang berkelanjutan maka juga dilakukan penataankelembagaan dan ketatalaksanaan melalui diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor20 Tahun 2006 tentang lrigasi. Selain itu, sesuai dengan amanat UU No. 712004 TentangSumber Daya Air, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 200ETentang Dewan Sumber Daya Air, sebagai dasar pembentukkan Dewan Sumber Daya Air.Pada tahap awal, pembentukan dewan sumber daya air nasional menghadapi tantangandatarn pemilihan wakil-wakil pemangku kepentingan dari unsur pemerintah. Untukmempercepat pembentukan dewan sumber daya air tersebut, telah dibentuk Tim PemilihanCalon Anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional Dari Unsur Non Pemerintah sebagaimantertuang dalam Kepmen PU No. 432|KPTSA4DA07, yang secara terus menerus telahdilakukan sosialisasi kepada pihak pemangku kepentingan. Untuk memfasilitasipenyusunan dan berfungsinya kelembagaan dan ketatalaksanaan sumber daya air, telahdilakukan pembentukan 3l balai pengelolaan sumber daya air wilayah sungai sertapenyusunan norma, standard, pedoman, dan manual bidang sumber daya air. Dalam halpenataan data dan informasi telah dilakukan pengembangan sistem informasi di lingkungankementerian lembaga terkait di pusat dan daerah.

    Dukungan infrastruktur sumber daya air dalam pencapaian kesejahteraan rakyat padatahun 2007 terus dilanjutkan untuk menyelesaikan sasaran-sasaran yang telah ditetapkandafam RPJMN. Pada tahun 2007,kegiatan yang dilakukan dalam program pengembangan,pengelolaan, dan konservasi sungai, danau, dan sumber air lainnya metiputi: (l)pembangunan dan rehabilitasi waduk, embung, situ, dan bangunan penampung air lainnya;(2) operasi dan pemeliharaan waduk, embung, sitq dan bangunan penampung air lainnya;(3) perbaikan jalur hijau di kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan waduk-waduk; (4)peningkatan pemanfaatan potensi kawasan dan potensi air waduk; (5) konserasi air tanah;(6) pembiayaan kompetitif untuk konservasi air; dan (7) menggali dan mengembangkanbudaya masyarakat dalam konservasi air. Upaya-upaya tersebut akan terus dilakukan padatahun 2008 untuk memulihkan kondisi lingkungan dan meningkatkan ketersediaan air bagimasyarakat dengan prioritas utama untuk kebutuhan pokok masyarakat dan pertanianrakyat.

    Pada program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringanpengairan lainnya dilakukan kegiatan: (l) operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; (2)rehabilitasijaringan irigasi; (3) optimalisasi fungsijaringan irigasi yang telah dibangun; (4)pemberdayaan petani pemakai air; dan (5) penyelesaian pembangunan infrastruktur airirigasi. Kegiatan tersebut ditujukan untuk mendukung program ketahanan pangan untukmempertahankan swasembada pangan nasional.

    Kegiatan pembangunan dalam program penyediaan dan pengelolaan air baku yangdilakukan selama tahun 2007 berupa: (l) pembangunan prasarana pengambilan dan saluranpembawa; (2) rehabilitasi prasarana pengambilan dan saluran pembawa; (3) operasi danpemeliharaan prasarana pengambilan dan saluran pembawa; (4) pembangunan sumur-sumur air tanah; (5) peningkatan partisipasi masyarakat; (6) sinkronisasi antara penyediaanair baku dan kegiatan pengolahan dan distribusi; dan (7) penyediaan air baku untukmasyarakat di wilayah perbatasan dan daerah terisolir. Pelaksanaan program ini diharapkandapat meningkatkan kinerja penyediaan air baku bagi masyarakat perdesaan, masyarakat

    1t.32 - 2

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    miskin perkotaan, dan kebutuhan lain di wilayah strategis, dengan kualitas, kuantitas, danwaktu yang tepat.

    Melalui program pengendalian banjir dan pengamanan pantai, dilakukan upaya-upayamelalui kegiatan pokok sebagai berikut: (l) peningkatan manajbmen banjir melaluipartisipasi masyarakat; (2) pembangunan prasarana pengendali banjir; (3) operasi,pemeliharaan, serta perbaikan alur sungai, prasarana pengendali banjir dan pengamanpantai; (4) pembangunan prasarana pengaman pantai. Kegiatan tersebut diharapkan dapatmengantisipasi dan mengurangi dampak bencana banjir dan degradasi wilayah pantaimelalui sinkronisasi antara upaya struktural dan non-struktural yang didukung oleh peranserta masyarakat secara luas.

    Di samping upaya yang dilaksanakan melalui program-program sebagaimana tersebutdi atas, pada tahun 2008 bidang sumber daya air juga melaksanakan kegiatan pendukungmelalui program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan dengan kegiatan-kegiatanpokok sebagai berikut: (l) penyelesaian berbagai peraturan perundang-undangan sebagaiturunan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; (2) pembentukanwadah koordinasi pengelolaan sumber daya air; (3) perkuatan balai-balai pengelolaansumber daya air; (4) penataan dan perkuatan kelembagaan pengelola sumber daya air; (5)pembentukan badan pengelola wilayah sungai; dan (6) pengembangan sistem informasi danpengelolaan data.

    Walaupun telah dilakukan upaya-upaya di atas, masih diperlukan upaya lanjutan agarpeningkatan kemanfaatan pengelolaan sumber daya air bagi masyarakat secara adil danberkelanjutan dapat lebih dirasakan. Dalam rangka meningkatkan kemanfaatan tersebu!pelolaan sumber daya air ke depan masih menghadapi permasalahan yang memerlukanpenanganan.

    Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya air,baik air permukaan maupun air tanah. Indikasi terjadinya proses percepatan lajukerusakan daerah tangkapan aiq telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah AliranSungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Kecenderungan meluas danbertambahnya jumlah DAS kritis telah mengarah pada tingkat kelangkaan dan peningkatandaya rusak air yang semakin serius. Kelangkaan air yang terjadi cenderung mendorong polapenggunaan sumber air yang tidak bijaksana, antara lain pola eksploitasi air tanah secaraberlebihan sehingga mengakibatkan tedadinya penurunan permukaan dan kualitas air tanah,intrusi air laut, dan "amblesan" permukaan tanah. Kerusakan air tanah sangat sulit untukdipulihkan, sehingga apabila hal tersebut terjadi terus-menerus secara pasti akan berujungpada terjadinya bencana lingkungan yang berimplikasi luas.

    Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam perspektif ruang danwaktu. Munculnya kejadian banjir yang semakin sering dan semakin parah serta tedadinyakekeringan pada wilayah yang sama, merupakan salah satu indikator adanyaketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan air dalam perspektif ruang dan waktu.Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan, dan kelangkaan air pada musimkemarau perlu dikelola secara baik untuk menjamin ketersediaan air. Dengan menurunnyadaya dukung DAS dalam menahan dan menyimpan air dan adanya fenomena globalperubahan lingkungan akan meningkatkan intensitas ketidak seimbangan antara pasokandan kebutuhan air. Kejadian banjir pada tahun 2007 hingga 2008 meluas di 25 provinsi

    1t.32 - 3

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    dengan tingkat intensitas rendah sampai dengan tinggi, termasuk kejadian di wilayahJabodetabek serta hampir sebagian besar wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yangsangat berdampak pada perekonomian nasional.

    Menurunnya kemampuan penyediaan air. Keandalan prasarana sumber daya airpenyedia air baku seperti waduk dan bendungan semakin menurun sebagai akibatterjadinya percepatan sedimentasi akibat rusaknya kondisi daerah tangkapan air danpencemaran sungai oleh limbah permukiman dan industri. Berkembangnya daerahpermukiman dan industri telah menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitaslingkungan dalam menyediakan air. Kondisi ini diperparah dengan kualitas operasi danpemeliharaan yang rendah sehingga tingkat layanan prasarana sumber daya air menurunsemakin tajam.

    Meningkatnya potensi konflik air. Sejalan dengan meningkatnya jumlah pendudukdan kualitas kehidupan masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga,permukiman, pertanian rnaupun industrijuga semakin meningkat. Pada tahun 2003, secaranasional kebutuhan air mencapai 112,3 miliar meter-kubik dan diperkirakan pada tahun2009 kebutuhan air akan mencapai 117,7 miliar meter-kubik. Kebutuhan air yang semakinmeningkat pada satu sisi dan ketersediaan yang semakin terbatas pada sisi yang lain, secarapasti akan memperparah tingkat kelangkaan air. Pada musim kernarau tahun 2003, PulauJawa dan Bali telah mengalami defisit sebanyak 13,1 miliar meter-kubik. Demikian pulawilayah Nusa Tenggara juga mengalami defisit air sebesar 0,1 miliar meter-kubik. Semakinparahnya kelangkaan tersebut berpeluang memicu terjadinya berbagai bentuk konflik air,baik antarkelompok pengguna, antarwilayah, maupun antargenerasi. Konflik air yang tidakterkendali berpotensi berkembang menjadi konflik dengan dimensi yang lebih luas, bahkanlebih jauh dapat memicu berbagai bentuk disintegrasi.

    Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi. Untuk mendukung kebijakanpeningkatan produksi setara dengan pertambahan penduduk yaitu minimal 2 (dua) juta tonberas pertahun, dipertukan ketersediaan pasokan air irigasi. Kinerja jaringan irigasi belumdapat memenuhi kebutuhan air usaha tani terutama untuk pencapaian produksi padi dalamrangka mencapai" kembali swasembada pangan nasional. Jaringan irigasi yang berfungsijuga mengalami kerusakan terutama disebabkan oleh rendahnya kualitas operasi danpemeliharaan. Diperkirakan total area kerusakan jaringan irigasi tersebut mencapai sekitar30 persen, dimana sebagian besar kerusakan tersebut justru terjadi pada daerah-daerahpenghasil beras nasional di Pulau Jawa dan Sumatera. Selain penurunan keandalan layananjaringan irigasi, luas sawah produktif beririgasi juga makin menurun karena alih fungsilahan menjadi non-pertanian terutama untuk perumahan. Alih fungsi lahan secara nasionalmencapai 35 ribu hektar per tahun yang sebagian besar terjadi di Pulau Jawa.

    Makin meluasnya abrasi pantai. Adanya fbnomena perubahan lingkungan yangantara lain menimbulkan,tingginya gelombang dan meningkatnya banjir akibat naiknyapermukaan air laut, telah mengakibatkan meluasnya abrasi pantai. Abrasi pantai tersebutakan menimbulkan ancaman terhadap keberadaan lahan produktifl wilayah pariwisata, arealpemukiman dan sarana./prasarana penunjang ekonomi yang ada. Selain itu, abrasi pantaipada beberapa daerah perbatasan di wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar nusantara dapatmenyebabkan bergesernya garis perbatasan dengan negara lain. Dengan demikian diwilayah-wilayah tersebut, pengamanan garis pantai mempunyai peran strategis dalam

    1t.32 - 4

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan ZonaEkonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

    Lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigmapembangunan sejalan dengan semangat reformasi memerlukan beberapa langkahpenyesuaian tata kepemerintahan, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaaninfrastruktur sumber daya air. Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swastadiperlukan dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Meskipunprinsip-prinsip dasar mengenai hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, namun masih diperlukan produk peraturanperundangan yang menjadi amanat undang-undang tersebut sebagai acuan operasional.Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan antar daerah otonom telahmenimbulkan pola pengelolaan sumber daya air yang tidak efisien, bahkan tidak jarangsaling berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satuprasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan sumber daya air, masih belummencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.

    B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Sasaran pembangunan dan pengelolaan infrastruktur bidang sumber daya air pada tahun2009 secara umum meliputi:sasaran pertama adalah tersedianya pelayanan kepada publikbidang sumber daya air sesuai dengan standar pelayanan minimal. Selanjutnya denganterpenuhinya pelayanan minimal kepada publik akan mendorong peningkatan produktivitassektor-sektor ekonomi yang menggunakan air sebagai salah satu faktor produksinya.Sasaran kedua adalah meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi terhadap perubahaniklim global. Sasaran ketiga adalah mendukung peningkatan daya saing sektor riil. Sasarankeempat adalah meningkatnya partisipasi swasta yang antara lain dalam bentuk investasidalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur.

    Sasaran pembangunan dan pengembangan infrastruktur sumber daya air tahun 2009ditetapkan sebagai berikut: (l) dimulai dan dilanjutkannya pembangunan waduk; (2)optimalnya fungsi waduk dan penampung air lainnya; (3) optimalnya fungsi danterbangunnya prasarana penyedia air baku dan sumur air tanah untuk pemenuhan air baku;(4) beroperasi dan terpeliharanya jaringan irigasi (termasuk irigasi air tanah) dan jaringanrawa; (5) optimalnya fungsijaringan irigasi dan rawa untuk mendukung ketahanan pangan;(6) berfungsinya kembali jaringan irigasi dan rawa pasca bencana; (7) terlaksananyakegiatan tanggap darurat terhadap bencana; (8) optimalnya fungsi dan terbangunnyaprasarana pengendali banjir dan pengaman pantai di wilayah-wilayah terkena bencana; (9)tersedianya prasarana sumber daya air untuk mendukung kawasan perbatasan sebagaiberanda depan dan pintu gerbang internasional; (10) tertanganinya pelayanan sumber dayaair di daerah terisolasi dan pulau-pulau terpencil; (ll) terpenuhinya kebutuhan air bakuuntuk kebutuhan industri, perumahan dan pariwisata; (12) meningkatnya pengelolaanirigasi partisipatif di 2l propinsi.

    C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    IL32 - 5

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    Untuk mencapai sasaran yang ditetapkan di atas, maka pembangunan infrastruktursumber daya air pada tahun 2009 diarahkan pada:

    1. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber air lainnyaKonservasi sumber daya air diarahkan untuk mencapai keseimbangan antara upayauntuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan upaya untuk memenuhi kebutuhanjangka panjang. Di samping itu pola hubungan hulu-hilir akan terus dikembangkan agartercapai pola pengelolaan yang lebih berkeadilan, serta sistem conjuctive use antarapemanfaatan air permukaan dan air tanah dikembangkan untuk menciptakan sinergi danmenjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah. Pemanfbatan air tanah hanya digunakanterutama untuk pemenuhan kebutuhan air baku rumah tangga dan usaha pertanian yangsecara finansial mempunyai prospek menguntungkan. Kegiatan pokok yang akandilaksanakan adalah: (l) pembangunan dan rehabilitasi waduk, embung, situ danbangunan penampung air lainnya; (2) operasi dan pemeliharaan waduk, embung, situdan bangunan penampung air lainnya; (3) konservasi danau dan situ serta perbaikansabuk hijau di kawasan sumber air; (4) penerapan teknologi pengelolaan dan konservasisungai, danau dan sumber air lainnya; (5) pembinaan perencanaan teknis sungai, danaudan waduk; dan (6) peningkatan pengelolaan sumber daya air wilayah sungai.

    2. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairanlainnyaPendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi, rawa danjaringan pengairan lainnya diutamakan untuk mempertahankan tingkat layanan irigasidan mengoptimalkan infrastruktur sistem irigasi. Untuk itu pemenuhan kebutuhan airirigasi difokuskan pada upaya peningkatan fungsi jaringan irigasi yang sudah dibanguntapi belum berfungsi, rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalamikerusakan, serta peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan. Upaya peningkatanfbngsijaringan akan dilakukan hanya pada areal yang ketersediaan airnya terjamin danpetani penggarapnya sudah siap, dengan prioritas areal irigasi di luar pulau Jawa,sedangkan untuk rehabilitasi diutamakan pada daerah-daerah andalan penghasil padi.Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah: (l) pembangunan dan/ataupeningkatan jaringan irigasi, rawa, dan irigasi air tanah; (2) penyiapan lahan beririgasi;(3) rehabilitasijaringan irigasi, rawa, dan irigasi air tanah; (4) operasi dan pemeliharaanjaringan irigasi, rawa, dan irigasi air tanah; (5) pembinaan perencanaan teknis jaringanirigasi, rawa, dan irigasi air tanah irigasi; dan (6) peningkatan pengelolaan irigasipartisipatif. Untuk menunjang ketahanan pangan nasional, Pemerintah Pusat menjaminterlaksananya rehabilitasi, peningkatan, dan pembangunan jaringan irigasi pada daerah-daerah yang berpotensi menyumbang penyediaan bahan pangan melalui Dana AlokasiKhusus.

    3. Pengendalian banjir dan pengamanan pantaiPengendalian daya rusak air terutama penanggulangan banjir mengutamakanpendekatan non-konstruksi melalui konservasi sumber daya air dan pengelolaan daerahaliran sungai dengan memperhatikan keterpaduan dengan tata ruang wilayah.Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan di antara pemangku kepentinganterus diupayakan tidak hanya pada saat kejadian banjir, tetapi juga pada tahappencegahan serta pemulihan pasca bencana. Upaya-upaya penanggulangan banjir baiksecara struktural maupun non struktural diutamakan pada wilayah berpenduduk padat,wilayah strategis dan pusat-pusat perekenomian, seperti DKI Jakarta tanpa mengurangi

    11.32 - 6

  • 4.

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    upaya pengendalian banjir di wilayah lain. Pengamanan pantai-pantai dari abrasiterutama dilakukan pada daerah perbatasan, pulau-pulau kecil serta pusat kegiatanekonomi. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah: (l ) pembangunansarana./prasarana pengendali banjir, pengamanan pantai, dan pengendali lahar gunungberapi; (2) penanggulangan bencana"/tanggap darurat; (3) rehabilitasi sarana.iprasaranapengendali banjir, pengamanan pantai, dan pengendali lahar gunung berapi; (4) operasidan pemeliharaan prasarana pengendali banjir, pengamanan pantai, dan pengendalilahar gunung berapi.

    Penyediaan dan pengelolaan air bakuPendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku diarahkan untukmemenuhi kebutuhan pokok rumah tangga terutama di wilayah rawan defisit air,wilayah tertinggal, dan wilayah strategis. Pemenuhan kebutuhan air baku diprioritaskanpada pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga terutama di wilayah rawan defisit air,wilayah tertinggal, dan wilayah strategis. Pemanfaatan air tanah untuk pemenuhankebutuhan air baku akan dikendalikan dan sejalan dengan itu akan dilakukan upayapeningkatan penyediaan air baku dari air permukaan. Kegiatan pokok yang akandilaksanakan adalah: (l) pembangunan dan rehabilitasi prasarana pengambilan dansaluran pembawa air baku; (2) pembangunan dan rehabilitasi tampungan untuk airbaku; (3) operasi dan pemeliharaan prasarana pengambilan dan saluran pembawa airbaku dan tampungan untuk air baku; (4) pembinaan perencanaan teknis sumber airbaku; (5) pembangunan dan rehabilitasi prasarana sumber air baku lainnya; (6) operasidan pemeliharaan prasarana sumber air baku lainnya; (7) pembangunan/peningkatandan rehabilitasi prasarana air tanah untuk air minum daerah terpencil/perbatasan; (8)operasi dan pemeliharaan prasarana air tanah untuk air minum daerahterpencil/perbatasan; dan (9) operasidan pemeliharaan jaringan irigasi airtanah.

    Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaanPengembangan dan pengelolaan sumber daya air memerlukan penataan kelembagaanmelalui pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masingpemangku kepentingan. Lembaga dewan sumber daya air dan komisi irigasi akandibentuk dan diperkuat, yang ditujukan selain sebagai instrumen kelembagaan untukmengendalikan berbagai potensi konflik aiq juga untuk memantapkan mekanismekoordinasi, baik antar institusi pemerintah maupun anlara institusi pemerintah denganinstitusi masyarakat. Dalam upaya memperkokohcivil society, keterlibatan masyarakat,BUMN/D dan swasta perlu terus didorong. Tujuan dari kebijakan ini selain untukmengendalikan berbagai potensi konflik aig juga untuk memantapkan mekanismekoordinasi, baik antar institusi pemerintah maupun antara institusi pemerintah denganinstitusi masyarakat. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah: (l)pembinaan/koordinasi/pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; (2) peningkatansarana dan prasarana; (3) pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan; (4)pembinaan dan penyelenggaraan administrasi pendidikan dan pelatihan; (5)penyelenggaaan/pembinaan infbrmasi publik; (6) pengembangan SDM dan administrasikepegawaian; (7) penyusunarV penyempurnaan/pengkajian peraturan perundang-undangan serta NSPM (Norma, Standaq Pedoman, dan Manual) sebagai turunanUndang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, dan (8)pendampingan bantuan hukum.

    1r.32 - 7

    J.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    II, TRANSPORTASI

    A. KONDISI UMUM

    Ketersediaan prasarana transportasi jalan; kereta api; sungai, danau, danpenyeberangan; laut; dan udara sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kelancaranmobilisasi penumpang dan barang ke seluruh wilayah Nrsantara. Infrastruktur yangmemadai dan terjangkau oleh seluruh masyarakat secara adil sangat berdampak padapeningkatan kesejahteraan masyarakat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan WilayahNKRI.

    Pelayanan transportasi selama tahun 2007 telah mengalami peningkatan jumlahpenumpang dan barang yang diangkut. Peningkatan produksi transportasi secara umumsejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, kondisi masyarakat yang semakin sejahtera,dan kemudahan akses masyarakat pada pelayanan transportasi. Meskipun demikian,kualitas pelayanan transportasi yang tersedia masih harus ditingkatkan terutama terhadapaspek keselamatan dan keamanan transportasi. Hal ini sejalan dengan peningkatankebutuhan dan tuntutan kualitas pelayanan yang semakin meningkat, akibat pertumbuhandari sektor-sektor lain rnaupun peningkatan kesejahteraan masyarakat luas.

    Untuk mempertahankan kondisi asset transportasi serta mempertahankan tingkatpelayanan, telah dilaksanakan kegiatan rehabilitasi dan peningkatan prasarana dan saranatransportasi. Selama tahun 2007 sekitar 82,2 persen dari total jalan nasional sepanjang34.628 kilometer dalam kondisi mantap. Sekitar l8 persen atau sepanjang 6.157 kilometerjalan nasional dalam kondisi tidak mantap atau rusak ringan dan rusak berat. Kondisijembatan pada jalan nasional sampai akhir tahun 2007, sebesar 66,57 persen atau sekitar307.062 meter panjang jembatan dalam kondisi baik. Kecepatan rata-rata pada jalannasional meningkat menjadi 44,9 km/jam dari 44 km/jam pada tahun 2006. Pada tahun2008, diperkirakan jalan nasional dalam kondisi mantap sebesar 83 persen, dan kecepatanrala-rata diharapkan dapat ditingkatkan menjadi 45,3 km/jam. Kondisi tersebut, terutamaditunjang melalui pemeliharaan rutin dan berkala sepanjang 32,21 ribu kilometer jalannasional dan 16,30 ribu meterjembatan pada jalan nasional, pembangunan jalan nasionaldan strategis 147,15 kilometer, serta peningkatan dan pembangunan jembatan sepanjang39,39 ribu meter.

    Kinerja angkutan jalan, sampai dengan tahun 2007 telah terjadi peningkatan jumlahkendaraan yang semakin pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat, yakni2.730 ribu unit bus, 4.785 ribu unit truk, dan7.495 ribu unit mobil penumpang, serta 35.102ribu unit kendaraan roda dua. Kenaikan paling pesat rata-rata selama 3 tahun adalah padakendaraan roda dua yang mencapai 21,13 persen setiap tahunnya. Sementara, untukmeningkatkan pelayanan transportasi di daerah terpencil dan pedalaman telah terjadipeningkatan jumlah bus perintis/kota/mahasiswa/pelajar dengan angka kumulatif sebanyak399 unit bus yang melayani 29A trayek perintis. Sedangkan dalam rangka untukmeningkatkan keselamatan transportasi jalan, telah dilaksanakan pengadaan peralatan lalulintas angkutan jalan secara kumulatif, antara lain rambu-rambu lalu lintas sebanyak26.718buah, trffic light sebanyak 54 unit, warning light sebanyak 4 unit, rambu penunjukpendahulu jalan (RPPJ) sebanyak 782 buah, marka jalan sebanyak 2.133.067 m, pagarpengaman jalan (guardrail) 90.301 m, delineator 5.400 buah, lampu penerangan jalan 50buah, paku jalan 1.587 buah, cermin tikungan 22 unit. Untuk mendukung pembangunan

    il.32 - 8

  • PRESIDENREPUBLIK INDONES]A

    transportasi yang berwawasan lingkungan, telah dimulai pengembangan angkutan massalberbasis bus (br.rs rapid transillBRT) di beberapa kota besar, serta pengadaan danpemasangan converter kit untuk bahan bakar gas (CNG) sebanyak 1.755 unit pada taksi diwilayah DKI Jakarta Qtilot project).

    Dalam penyediaan transportasi sungai, danau dan penyeberangan, telah terjadipeningkatan produksi angkutan penyeberangan, baik penumpang maupun barang dari27.829 ribu orang pada tahun 2006 menjadi 29.527 ribu orang pada tahun 2007; angkutanbarang dari 25.422 ribu ton tahun 2006 menjadi 25.659 ribu ton tahun 2007. Sedangkanangkutan kendaraan roda2 mengalarni penurunan dari 5.037 ribu unit tahun2006 menjadi4.220 ribu unit pada tahun 2007, serta angkutan kendaraan roda 4 mengalami penurunandari 5.738 ribu unit tahun 2006 menjadi 4.248 tahun 2007. Dalam rangka meningkatkankapasitas transportasi sungai, danau dan penyeberangan telah dilakukan pembangunan barumaupun bersifat lanjutan dermaga penyeberangan sebanyak 155 unit, dan dermaga sungaidanau sebanyak 36 unit, serta melakukan rehabilitasi/peningkatan dermaga penyeberangansebanyak 32 unit dan sungai danau sebanyak 4 unit. Di samping itu, dalam rangkameningkatkan keselamatan transportasi SDB telah dilakukan pengadaan dan pemasanganrambu laut sebanyak 32 unit,^rambu sungai danau sebanyak l.ll4 buah serta pengerukanalur sungai sebesar 873329 m'.

    Di bidang perkeretaapian, hingga tahun 2007 beberapa pembangunan infrastrukturperkeretaapian terus didorong untuk meningkatkan pelayanan angkutan KA, diantaranyaadalah melalui: Peningkatan jalan KA rel tipe R.33142/54 sepanjang 38,16 km di lintasMedan-Tebing Tinggi, Medan-Belawan, Bukitputus-Indarung, Lahat-Lubuk Linggau,Tanjung Enim-Tarahan, dan Bangil-Jember; pembangunan jalan KA baru lintas Simpang-Indralaya/LINSRI sepanjang 4,3 km; melanjutkan pembangunan jalan KA akses PelabuhanTanjung Priok-Pasoso; melanjutkan pembangunan jalur ganda jalan KA segmen IIIsepanjang 48 km pada lintas Cikampek-Cirebon, lintas Yogyakarta-Kutoarjo sepanjang 64km. Beberapa pembangunan infrastruktur perkeretaapian yang telah berhasil diselesaikandan diresmikan pada tahun2007, antara lain: Pembangunan jalur ganda lintas Tanah Abang- Serpong sepanjang 24 km, dan pembangunan Depo Depok untuk mendukung pelayananangkutan komuter perkotaan di wilayah Jabodetabek, sefta pembangunan jalur ganda lintasselatan antara Yogyakarta-Kutoarjo sepanjang 64 Km.

    Kegiatan-kegiatan lainnya yang telah berhasil dicapai diantaranya: (a) pelaksanaanrehabilitasi, peningkatan, dan pembangunan jalan KA sepanjang 181,89 km danpenggantian bantalan 303 ribu batang, (b) rehabilitasi 23 km kabel persinyalan, danpemasangan pintu perlintasan di l3 lokasi; (c) pelaksanaan rehabilitasi KRD sebanyak 8unit, modifikasi KRL menjadi KRDE sebanyak l0 unit serta rehabilitasi K3 sebanyak 20unit; (d) pembuatan underpass pada perlintasan yang tidak dijaga di wilayah Jawa Barat,Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 8 lokasi; lanjutan pembebasan/penertiban tanahuntuk persiapan pembangunan jalur ganda jalan KA lintas Cirebon-Kroya, sertapenyelesaian pembebasan/penertiban tanah untuk pembangunan jalur ganda jalan KA lintasKroya-Kutoarjo; (e) pembangunan tubuh badan jalan KA untuk persiapan pembangunanshort-cut jalan KA Cisomang-Cikadondong sepanjang 5,6 km; (f) pengadaan saranaperkeretaapian yang meliputi kereta penumpang kelas ekonomi (K3) sebanyak 26 unit,prototipe KRL-I sebanyak 4 unit, penyediaan KRL ex-hibah sebanyak 20 unit; serta (g)telah disahkannya UU No. 23 Tahun 2007 Tenta ng Perkeretaapian sebagai pengganti dariUU No. l3 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian.

    11.32 - 9

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    Perkembangan kinerja pelayanan perkeretaapian hingga tahun 2007 telah mengalamipeningkatan yang dapat dilihat dari jumlah total penumpang KA sampai dengan bulanoktober 2007 sebesar 145 juta orang, jika dibandingkan dengan jumlah penumpang padabulan yang sama pada tahun 2006 sebesar 134 juta orang, mengalami kenaikan sebesar 8olo.'Sedangkan angkutan KA Jabotabek jumlah penumpang sampai dengan bulan oktober 2007adalah 98 juta orang yang mengalami kenaikan sebesar 14% jika dibandingkan denganjumlah penumpang pada bulan yang sama pada tahun 2006 sebesar 86 juta orang.Peningkatan pelayanan juga diwujudkan melalui upaya peningkatan kualitas pelayanan,antara lain tercermin pada peningkatan kualitas f'asilitas pelayanan kereta-kereta ekonomiyang dibiayai melalui skema PSO, dimana persyaratan fasilitas pelayanan menjadi lebihbaik. Jumlah alokasi dana PSO pada tahun 2007 sebesar Rp.425 miliar atau mengalamikenaikan sebesar 2l%o dari tahun 2006 sebesar Rp.350 miliar.

    Dalam rangka meningkatkan keselamatan perkeretaapian, telah dilakukan upayapreventif untuk menekan jumlah kecelakaan kereta api diantaranya dengan melaksanakaninspeksi pada prasarana dan sarana kereta api. lnspeksi kondisi sarana dilaksanakan diDepo Lok dan kereta, inspeksi kondisi prasarana dilakukan dengan menggunakan lori dilintas Solo-Semarang-Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng-Bangil-Malang-Kertosono.

    Di bidang transportasi laut, sampai dengan tahun 2007 sebagai hasil dari implementasiInpres Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Pemberday aan Industri Pelayaran Nasional, telahterjadi peningkatan kapasitas armada dari 6.041 unit (5.665.766 GT) tahun 2005 menjadi7.137 unit (7.035.204 GT) pada Maret 2007, atau terjadi peningkatan jumlah armadasebanyak 1.096 unit kapal (18,140 ) atau sebesar 1.369.438 GT (24,17o/o). Peningkatanjumlah armada tersebut mendorong peningkatan pangsa muatan angkutan laut dalam negeridari 55,47%o dari total muatan sebesar 206,336juta ton pada tahun 2005 menjadi 61,30yodari total muatan sebesar 220,779 juta ton pada tahun 2006, dan angkutan laut luar negerimeningkat dari 4,99oh dari jumlah muatan sebesar 492,969 juta ton tahun 2005 menjadi5,70yo dari total muatan 515,153 juta ton pada tahun 2006.

    Dalam rangka peningkatan keselamatan transportasi laut, telah dilaksanakanpembangunan sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) yang terdiri dari menara suar 26unit, dan rambu suar26 unit; Pengerukan alur/kolam pelabuhan sebesar 3.919 juta m3 untukmemelihara kedalaman alur laut dan kolam pelabuhan; serta dibangun dan dipasangnyaAutomatic Identification Ship (AIS) di 5 lokasi pelabuhan yaitu Belawan, Jakarta,Semarang, Surabaya, dan Makassar untuk memonitor pergerakan kapal-kapal di areapelabuhan dan terhubung dengan Adpel untuk memenuhi persyaratan International Shipsand Port facility Security QSPS) Code. Iumlah fasilitas pelabuhan dan kapal yang telahcomply dengan ISPS Code mengalami peningkatan, yakni 220 f-asilitas pelabuhan di tahun2006 menjadi 231 di tahun 2007, dan dari 521 kapal di tahun 2005 menjadi 618 kapal ditahun 2006.

    Untuk lebih mendorong peningkatan investasi melalui transportasi laut, telah dilakukanpenurunan besaran terminal handling charge (THC) dari US$ 150 menjadi US$ 90 untukpeti kemas ukuran 20 feet. Sedangkan untuk peti kemas ukuran 40 feet dilakukanpenurunan dari US$ 230 menjadi US$ 145, serta biaya pengurusan dokumen untukkegiatan ekspor-impor dari US$ 40 menjadi Rp. l00.000lbill of lading (BL) danRp.100.000/delivery order (DO), sehingga diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan

    I I .32 - l0

  • PRES'DENREPUBLIK INDONESIA

    daya saing produk ekspor nasional di pasar global. Sedangkan dalam upaya untukmeningkatkan pelayanan angkutan laut perintis, jumlah trayek angkutan laut perintismengalami kenaikan dari 52 trayek pada tahun 2006 menjadi 53 trayek pada tahun 2007.

    Di bidang transportasi udara, pada tahun 2007 telah terjadi peningkatan fasilitasbangunan terpasang sebesar 21,05 oA dan fasilitas terminal terpasang iebesar 3,BByodibandingkan tahun 2006, serta pembangunan fasilitas landasan sebesar 1.281.022 m2-Sedangkan jumlah bandara yang melayani penerbangan umum, telah mengalamipenambahan 6 bandara, yakni Bandara Internasional Minangkabau, Abdurahman Saleh -Malang, Blimbingsari-Banyuwangi, Seko, Rampi dan Hadinotonegoro-Jember. Dalamrangka meningkatkan pelayanan dan keselamatan transportasi udara, sampai dengan tahun2007, 60 bandara telah dilengkapi Airfield Light untuk penerbangan malam, rirta telahterpasang peralatan Radar (PSR, SSR, MSSR) sebanyak 35 unit di 20 lokasi yaitu; BandaraSoekarno-Hatta (3 unit), Pulau Natuna (l unit), SM.Badaruddin II (2 unit), Supadio (2 uniQ,Ahmad Yani (l unit), Polonia (3 unit), St.Syarif Kasim II (2 unit), St. Iskandar Muda (lunit), Kijang (2 unit), Adi Sucipto (2 unit), Juanda (2 unit), Ngurah Rai (2 unit),Hasanuddin (2 unit), Sepinggan (2 uniQ, Syamsudin Noor (2 unit), Frans Kaisiepo (2 unitj,Sam Ratulangi (l unit), Pattimura (l uniQ, Wolter Monginsidi (l unit), Mau Hiu (l unitj.Disamping itu juga dilakukan pelayanan penerbangan perintis di l3 propinsi.

    Pencapaian kinerja transportasi udara juga mengalami peningkatan yang dapat dilihatdari peningkatan jumlah penumpang angkutan udara dalam negeri r"b"sui 6,230/o padatahun 2007 (dari 34,01 juta orang tahun 2006 menjadi 36,13 juta orang tahun 2007) (angkasementara posisi Nopember 2007), sedangkan jumlah penumpang angkutan udara luarnegeri meningkat sebesar | | ,glyo. Pada tahun 2007 jumlah penumpang angkutan udara luarnegeri meningkat dari 12,75 juta orang pada tahun 2006 rnenjadi 13,93 juta orang padatahun 2007 (angka sementara posisi Nopember 2007). Peningkatan juga terjadi padaangkutan kargo dalam negeri sebesar 8,5%o dibandingkan tahun i006, seiangkan angkutankargo luar negeri pada tahun 2007 mengalami kenaikan7,93 % dibandingtan tatrun-ZOOO(angka sementara posisi Nopember 2007).

    Pada program penunjang transportasi, sampai dengan tahun 2007 telah dilaksanakanpembangunan prasarana penunjang sAR yang meliputi: pengadaan ll unit rapiddeployment land (kPD) SAR; pengadaan 2 unit rescue boat uktran 2g m dan 36 m,pengadaan 24 unir truk angkut personil, pengadaan I unit rescue hoist, 1 set emergencyfloating,5 paket alat selam, 5 set hydrattlic rescue tool, pembangunan mess rescuer padal2 fokasi kantor SAR, pengadaan 5 unit rescue car,40 unit motor all train, genset beiikutpower house pada 20 lokasi kantor SAR, pembebasan tanah untuk perluasan kantor SARseluas 20.978 m2, pembangunan gedung kantor seluas 1.210 m2, pembangunan gudangpada 4 lokasi kantor SAR, pengadaan peralatan SAR, serta I set avionic pesawat hel-kopterBO-105. Hasil kinerja operasi SAR telah mengalami peningkatan yang tercermin dalampenanganan musibah, khususnya musibah pelayaran, penerbangan dan musibah lainnyadengan 254 kali kejadian dengan jumlah korban 2.599 orang selamat, 486 orang luka-luka,sedangkan korban meninggal sebanyak 597 orangdan hilang sebanyak 741 oraig-

    Selain itu, dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dalam bidang transportasi telahdilakukan berbagai pendidikan dan pelatihan (diklat awal/pembentukan, diklai prajabatan,diklat penjenjangan, diklat penataran/teknis dan diklat luar negeri).. Hingga tahun ZO06terdapat 346.744 orang lulusan Diklat Perhubungan yang terdiii dari 3.998 orang Diklat

    11.32 - t l

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    Awal, 4.314 orang Diklat Prajabatan, 567 orang Diklat Penjenjangan,33T .157 orang DiklatTeknis, dan 661 orang Diklat Luar Negeri. Selain lulusan program diklat diatas terdapatjuga lulusan Rintisan Pendidikan Gelar/ Pascasarjana yang bekerjasama dengan beberapauniversitas seperti ITB, UGM, ITS, UNDIP dan UI sebanyak 50 orang pada tahun 2006.Pada tahun 2007 Badan Pendidikan dan Pelatihan akan merencanakan Wisuda TerpaduDiklat Awal/Pembentukan Pe rhubungan sebany ak | .046 orang.

    Pada tahun 2008, diperkirakan kondisi jalan nasional dalam kondisi mantap sebesar 83persen, dan kecepatan rata-rata menjadi 45,11 km/jam. Kondisi tersebut merupakan hasilpemeliharaan dan rehabilitasi jalan sepanjang 30,14 ribu kilometer jalan nasional dan 47,5ribu meter jembatan pada jalan nasional. Prioritas pemeliharaan dan rehabilitasi jalantersebut terutama untuk mempertahankan kondisi pelayanan jalan pada lintas-lintasstrategis yang menunjang mobilitas dan distribusi nasional, yaitu lintas tengah, lintas timur,dan lintas barat di Sumatera, lintas pantai utara Jawa, Trans Kalimantan terutama lintasselatan Kalimantan, lintas barat Sulawesi, Trans Maluku, Bali, Nusa Tenggara dan daerahlainnya. Selain itu, kinerja pembangunan jalan juga didukung melalui peningkatan/pembangunan 4,53 ribu kilometer jalan nasional baik jalan lintas, jalan non lintas, dan jalanstrategis, serta l,l6 ribu meter jembatan. Untuk meningkatkan kelancaran dan mobilitasangkutan penumpang dan barang, telah dilanjutkan pembangunan beberapa /ly-over, danuntuk mendukung pengembangan wilayah, tetap dilanjutkan penyelesaian pembangunanjembatan Suramadu serta jalan akses ke bandara Kuala Namu di Sumatera Utara sepanjang14,5 km.

    Pada sub sektor transportasi darat, pada tahun 2008 diperkirakan akan dapat dicapaipenyelesaian pembangunan terminal lintas batas negara di Motaain (NTT), dan SeiAmbawang-Pontianak (Kalbar); Pengadaan fasilitas dan peralatan keselamatan transportasijalan; Pengembangan transportasi perkotaan berbasis bus melalui penerapan bus rapidtransitlB{l di kota-kota besar; pemberian subsidi operasi perintis penyeberangan; sertapenyelesaian revisi undang-undang nomor l4 tahun 1992 tentang Lalu Lintas AngkutanJalan.

    Pada sub sektor perkeretaapian, kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2008antara lain: (l) Melanjutkan pembangunan jalur ganda lintas utara Cikampek-CirebonSegmen III; (2) Dimulainya konstruksi pembangunan jalur KA double-double trackManggarai-Cikarang untuk mendukung angkutan perkotaan Jabodetabek; (3) Pembangunanjalan KA Sidoarjo-Gunung Gangsir lintas Surabaya-Bangil sebagai pengganti jalur KAyang terendam akibat lumpur Sidoarjo; (4) pengadaan l0 n'ain sel Kereta Rel Listrik (KRL)untuk mendukung transportasi perkotaan Jabodetabek; (5) persiapan Pembangunan jalanKA akses bandara Soekarno-Hatta sepanjang 22 Km dan akses bandara Kualanamu,dimana pendanaannya diupayakan melalui investasi swasta; (6) Melanjutkan pembangunanMass Rapid Transit (MRT) Jakarta; serta (7) penyelesaian revisi turunan peraturanUndang-undang No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

    Pada sub sektor transportasi laut, kegiatan yang akan di laksanakan pada tahun 2008antara lain: (l) Pengembangan pelabuhan Raja Ampat di Papua Barat untuk memperlancararus logistik guna mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah timur lndonesia; (2)Penyelesaian pembangunan pelabuhan Dumai; (3) Penyelesaian pembangunan kapalpenumpang PT Pelni dan 4 unit kapal perintis; (4) Dimulainya proses pelaksanaankonstruksi pembangunan pelabuhan Tanjung Priok dan Sistem Telekomunikasi Pelayaran

    1t.32 - t2

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    Tahap IV; (5) Persiapan pembangunan Indonesia Ship Reporting System; (6) dimulainyapembangunan vessel traffic services (VTS) untuk Selat Malaka; (7) Pelaksanaan nationalsingle v,indov,, serta (8) Penyelesaian revisi turunan peraturan Undang-undang nomor l7tahun 2008 tentang pelayaran.

    Sedangkan pada sub sektor transportasi udara, kegiatan yang akan di laksanakan padatahun 2008 antara lain: (l) lanjutan pembangunan bandara Kualanamu-Medan yangdiharapkan pada akhir tahun 2009 dapat dioperasikan; (2) lanjutan pembangunan bandaraHasanuddin-Makassar; (3) Pembangunan bandara di daerah rawan bencana dan daerahperbatasan; (4) Penyelenggaraan penerbangan perintis di wilayah terpencil/pedalaman; (5)Peningkatan keselamatan dan keamanan penerbangan melalui penyediaan peralatankeselamatan dan keamanan penerbangan seperti peralatan radar dan navigasi, x-ray, PK-PPK, [LS, dan AFL; serta (6) Penyelesaian revisi undang-undang nomor l5 tahun 1992tentang penerbangan.

    Program penunjang transportasi, kegiatan yang akan di laksanakan pada tahun 2008antara lain: (l) Pembangunan balai diklat kepelautan di NAD, Sorong, dan Ambon; (2)Pembangunan Maritime Education and Training Improvement (METI); (3) PengembanganSTT Transportasi Darat di Makassar dan NAD; (4) Pengembangan STPI Curug menujucenter of excelence dan Program PC-200; (5) Peningkatan fasilitas dan sarana operasipencarian dan penyelamatan yang meliputi pengadaan peralatan komunikasi, sistemkomunikasi SAR, helikopter dan pengadaan gedung Pos SAR.

    Masalah dan tantangan yang masih dihadapi pada tahun 2009 dalam penyediaanprasarana jalan adalah : (l) meningkatnya kebutuhan prasarana jalan yang memenuhistandar keselamatan dan keamanan jalan dalam menunjang sektor riil dalam kondisikemampuan sumber daya yang masih terbatas; (2) tuntutan masyarakat terhadappenyelenggaraan jalan yang lebih efisien; (3) akses masyarakat terhadap infrastruktur jalanyang masih terbatas terutama di daerah perdesaan, terisolasi, perbatasan, dan pulau-pulaukecil; serta bencana alam yang mengakibatkan kerusakan prasarana jalan.

    Sedangkan pada subsektor transportasi darat, masalah dan tantangan yang masihdihadapi pada tahun 2009 terutama adalah : (1) meningkatkan keselamatan transportasijalan melalui pemulihan kondisi pelayanan armada angkutan jalan sesuai standar pelayananminimaf (2) meningkatkan keselamatan penyeberangan melalui low enforcement,penyediaan sarana bantu navigasi beserta fasilitas penyeberangan lainnya; (3)meningkatkan aksesibilitas pelayanan transportasijalan dan ASDP melalui pengembanganangkutan sungai, danau, dan penyeberangan; (4) mempertahankan tingkat pelayananminimal baik melalui pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan sarana dan prasaranatransportasi sungai, danau dan penyeberangan; (5) mengurangi kemacetan, inefisiensienergi dan polusi udara di kota-kota besar melalui manajemen lalu lintas, pengembanganangkutan massal berbasis jalan raya maupun jalan rel, didukung fasilitas alih moda danpengumpan serta pedestrian yang nyaman dan aman untuk mengurangi penggunaankendaraan pribadi serta meningkatkan keterpaduan dan keandalan angkutan umum; (6)memberikan pelayanan transportasi bagi rakyat miskin dan kurang mampu melaluipenyediaan sarana dan prasarana transportasi darat di daerah terpencil, pulau-pulau kecildan di kawasan perbatasan.

    11.32 - 13

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    Masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan perkeretaapian pada tahun2009 adalah: (l) menciptakan kondisi agar keselamatan dan keamanan pelayananperkeretaapian dapat lebih meningkat rnelalui rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatansarana dan prasarana kereta api; (2) menerapkan pembiayaan operasi dan pemeliharaanprasarana KA atau IMO (Infrastructure, Maintenance and Operation) sesuai dengankebutuhan melalui pemisahan secara tegas alokasi dana IMO dari PSO dan TAC (TrackAccess Charges); (3) meningkatkan kapasitas lintas dan kapasitas angkut untukmeningkatkan share angkutan KA penumpang dan barang; serta (4) meningkatkan peranserta swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan perkeretaapian (multi operator)melalui restrukturisasi dan reformasi kelembagaan dan regulasi perkeretaapian.

    Masalah dan tantangan yang dihadapi pada subsektor transportasi laut tahun 2009,adalah: (l) Menciptakan kondisi agar tingkat keselamatan pelayaran di Indonesia semakinbaik, melalui peningkatan kecukupan dan keandalan fasilitas keselamatan dan keamananpelayaran yang meliputi sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) dan pemeliharaan tingkatkedalaman alur pelayaran menjadi prioritas utama; (2) Menyediakan pelayanan angkutanyang murah dan terjangkau untuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal diwilayah terpencil dan pedalaman agar masyarakat Indonesia di manapun mendapatpefayanan jasa angkutan melalui penyediaan dana subsidi perintis dan public serviceobligation (PSO) untuk pengoperasian angkutan perintis dan angkutan penumpang kelasekonomi angkutan laut dalam negeri; serta (3) Menciptakan kondisi yang mendorong badanusaha swasta mau berinvestasi dalarn pembangunan transportasi laut khususnya prasaranaseperti dermaga melalui restrukturisasi perundang-undangan dan peraturan di transportasilaut serta perbaikan iklim investasi sehingga tidak ada lagi monopoli dalam pelayananangkutan laut.

    Masalah dan tantangan yang dihadapi pada subsektor transportasi udara tahun 2009utamanya adalah menciptakan kondisi agar keselamatan penerbangan di Indonesia semakinbaik, menambah kapasitas dan kualitas pelayanan transportasi udara, serta meningkatkankualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, peningkatan peralatan keselamatan dannavigasi penerbangan, peningkatan pelatihan teknis serta penambahan kapasitas danperbaikan pengelolaan prasarana dan sarana transportasi udara harus menjadi prioritasutama. Disamping itu juga penambahan terhadap kapasitas dan kualitas pelayanantransportasi udara khususnya di wilayah terpencil dan pedalaman.

    Masalah dan tantangan yang dihadapi tahun 2009 pada program pembangunanpencarian dan penyelamatan adalah peningkatan jumlah dan kondisi f'asilitas dan peralatanpencarian dan penyelamatan untuk mendukung penanganan musibah bencana alam dankecelakaan khususnya musibah pelayaran, penerbangan dan musibah lain, serta kompetensisumber daya manusia yang belum merata antara tingkat pusat dan daerah dalam rangkauntuk pelaksanaan tindak awal pencarian dan penyelamatan.

    B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Secara umum, sasaran pembangunan sektor transportasi tahun 2009 adalah: (1)meningkatnya keselamatan transportasi melalui peningkatan keandalan kondisi prasarana,sarana untuk memenuhi standar operasi pelayanan transportasi, peningkatan kualitas SDMmelalui pendidikan dan pelatihan, peningkatan budaya keselamatan bertransportasi,

    1t.32 - 14

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    penyempurnaan peraturan dan penegakan hukum, serta peningkatan efektivitaskelembagaan di bidang keselamatan transportasi; (2) meningkatnya kelancaran jalurdistribusi dan logistik nasional melalui peningkatan kapasitas dan pembangunanaksesibilitas menuju pelabuhan, bandara, maupun outlet-outlet distribusi; (3) meningkatnyadisiplin penyelenggara dan pengguna transportasi; (4) terpenuhinya standar peraturan danketentuan-ketentuan standar internasional di bidang transportasi yang telah ditetapkan olehorganisasi internasional seperti IMO (International Maritime Organization) dan ICAO(International Civil Aviation Organization); (5) diselesaikannya seluruh peraturanperundangan di bidang transportasi untuk menciptakan iklim yang lebih kondusif bagiinvestasi dan peran serta pemerintah daerah, BUMN, swasta, dan masyarakat dalampenyelenggaraan transportasi; (6) meningkatnya aksesibilitas pelayanan transportasi yangterjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat melalui pembangunan prasarana danpenyediaan sarana angkutan transportasi di wilayah perkotaan, perdesaan, daerah terpencil,pedalaman dan kawasan perbatasan, serta pulau-pulau kecil dan pulau terluar dalam rangkamempertahankan kedaulatan NKRI dan mendukung upaya peningkatan ketahanan pangannasional, termasuk penyediaan angkutan massal, pemberian subsidi operasi keperintisandan penyediaan kompensasi untuk public service obligation (PSO); (7) kondisi mantapjalan sebesar 83 persen, rusak ringan 17 persen, kecepatan rata-rata sebesar 45,11 kmperjam; serta (8) meningkatnya kemampuan dan kecepatan tindak awal pencarian danpenyelamatan korban kecelakaan maupun bencana alam.

    C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Arah kebijakan pembangunan prasarana jalan tahun 2009 adalah: (l) optimasipemeliharaan dan rehabilitasi jalan dan jembatan nasional terutama pada lintas-lintasstrategis; (2) peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan nasional pada lintasstrategis di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, wilayah perkotaan, sertapenyelesaian pembangunan jembatan Surabaya - Madura (Suramadu); (3) pembangunanjalan di wilayah perbatasan, daerah terpencil dan pedalaman, pulau-pulau kecil yangterpadu dengan pengembangan wilayahnya; (4) pembangunan jalan akses ke PelabuhanTanjung Priok dan Bandara Kuala Namu; (5) pembangunan jalan tol; dan (6) pembebasantanah sebagai dukungan pembangunanjalan tol.

    Arah kebijakan pembangunan transportasi darat tahun 2009 adalah: (l) peningkatankeselamatan dan keamanan transportasi jalan, sungai, danau dan penyeberangan, (2)peningkatan pelayanan angkutan umum sesuai standar pelayanan minimal, (3)meningkatkan pengawasan pelanggaran muatan lebih melalui pengoperasian jembatantimbang yang didukung dengan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran muatanlebih di jalan; (4) pengembangan angkutan massal di perkotaan/metropolitan yangdidukung oleh feeder service yang terpadu dengan pelayanan angkutan pada wilayahpengembangan kawasan. (5) meningkatkan asksesibilitas angkutan darat antara pusat kotadengan outlet (bandara), pusat produksi dengan outlet (pelabuhan laut); (6) perbaikantatanan pelayanan angkutan antar-moda; pengembangan jaringan pelayanan ASDP di Jawadan Madura, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

    Arah kebijakan pembangunan perkeretaapian tahun 2009 adalah: (l) peningkatankeselamatan dan keamanan pelayanan kereta api dengan meningkatkan kualitas, kapasitasdan kelaikan sarana dan prasarana; (2) peningkatan kapasitas lintas dan angkutan

    11.32 - l5

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    perkeretaapian untuk meningkatkan share angkutan barang dan penumpang; (3)peningkatan akuntabilitas dan efektivitas skema pendanaan PSO, IMO, dan TAC, melaluipemisahan alokasi pendanaan dan pembukuan serta kontrak PSO dari IMO dan TAC,mekanisme dan peraturan serta kelembagaannya (4) peningkatan peran swasta dalampenyelenggaraan perkeretaapian; (5) meningkatkan pangsa angkutan barang khususnyapada pusat-pusat pertambangan nasional untuk menunjang kebutuhan energi nasional.

    Arah kebijakan pembangunan transportasi laut tahun 2009 adalah: (l) pengetatanpengecekan kelaikan laut baik kapal maupun peralatan SBNP; (2) peningkatan fasilitaskeselamatan dan keamanan pelayaran sesuai dengan standar IMO seperti misalnyapenerapan International Ships and Port facility Security (ISPS) Code; (3) penyediaanpelayanan angkutan laut perintis dan angkutan penumpang kelas ekonomi angkutan lautdalam negeri; (4) peningkatan kapasitas prasarana transportasi laut seperti dermaga danlapangan penumpukan peti kemas untuk pelabuhan-pelabuhan yang tingkat permintaanakan jasa kepelabuhanan sangat tinggi; serta mengembangkan dermaga pelabuhan untukmendukung angkutan batu bara.

    Arah kebijakan pembangunan transportasi udara tahun 2009 adalah: (1) pengetatanpengecekan kelaikan udara baik pesawat maupun peralatan navigasi; (2) peningkatanfasilitas keselamatan penerbangan dan navigasi sesuai dengan standar ICAO; (3)peningkatan pengelolaan prasarana dan sarana transportasi udara di seluruh bandaratermasuk bandara internasional untuk mendapatkan sertifikat operasional bandara; (4)peningkatan pelatihan teknis bagi para inspektor; (5) penyelesaian pembanguna BandaraKuala Namu dan Bandara Hasanudin; (6) penyediaan pelayanan angkutan penerbanganperintis.

    Arah kebijakan pembangunan transportasi di bidang kelembagaan dan regulasi untukmelanjutkan reformasi, restrukturisasi dan pemantapan desentralisasi sektor transportasi,anrara lain: (l) penyelesaian dan sosialisasi revisi undang-undang sektor transportasi danperaturan pelaksanaannya;' (2) penyederhanaan sistem perijinan yang memberikan iklimyang lebih kondusif bagi investor; (3) penyusunan standar pelayanan minimal danpelaksanaan desentralisasi sektor transportasi; (4) peningkatan kelembagaan, SDM danteknologi untuk peningkatan daya saing produk lokal/dalam negeri di sektor transportasi.

    III. ENERGI

    A. KONDISI UMUM

    Sampai dengan tahun 2007 peningkatan kualitas dan kapasitas infrastrukturmenunjukkan adanya perkembangan, namun beberapa diantaranya mengalamiketerlambatan dari rencana semula. Hasil-hasil yang telah dicapai dari pembangunaninfrastuktur energi adalah : (l) pembangunan pipa transmisi gas bumi Sumatera Selatan -Jawa Barat tahap I dan tahap II dengan total investasi US$ 1,508 juta yang diharapkanakan mampu mengalirkan gas antara 650 MMSCFD dan 1050 MMSCFD; (2)pembangunan wilayah distribusi gas bumi di Jawa Bagian Barat melalui Dornestic GasMarket Development Project dengan total investasi sebesar US$ 80 juta; (3) beberapainvestor dalam negeri telah menyampaikan keinginannya untuk melakukan investasipembangunan infiastruktur terminal penerima LNG (LNG Receiving terminal) di Jawa

    rr.32 - 16

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    Barat dan Jawa Timur; (4) menambah pasokan gas domestik, melalui penandatanganan20(dua puluh) kontrak jual beli gas (GSA dan HoA) dengan total volume 1,5 TCF; (5)diterbitkan 56 ijin usaha kegiatan hilir, dengan komitmen investasi sebesar US$ 653,9 juta;dan (6) dicanangkannya program percepatan substitusi BBM dengan memanfaatkan LPG,BBG dan briket batubara.

    Selain itu, juga telah diterbitkan beberapa peraturan untuk mendukung pembangunaninfrastruktur energi diantaranya adalah : (l) diterbitkannya UU No. 30 tahun 2007 tentangEnergi; (2) diterbitkannya cetak biru (blueprint) Pengelolaan Energi Nasional (PEN)sebagai panduan arah pengembangan energi nasional yang merupakan penjabaranPeraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional(KEN); (3) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor I Tahun 2006 tentang Besaran danPenggunaan Iuran Badan Usaha Dalam Kegiatan Usaha Penyediaan dan PendistribusianBBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa; (4) Peraturan Menteri (Permen) Energidan Sumber Daya Mineral No. 051/2006 tentang Persyaratan dan Pedoman lzin UsahaNiaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

    Pembangunan infrastruktur gas burni belum semuanya berjalan, misalnya ruas transmisiKalimantan-Jawa dan ruas trans Jawa, yang erat kaitannya dengan proses bisnis yang harusdipenuhi terlebih dahulu. Imbasnya adalah jaringan trans Jawa juga ikut tertunda.

    Pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik juga banyak menemui permasalahanterkait dengan peraturan di bidang kehutanan dan peraturan daerah yang justrumenghambat dan menambah beban biaya proyek. Permasalahan ini harus segeradiselesaikan dan diperlukan komitmen yang kuat dari para pengambil keputusan di sektorterkait untuk melaksanakannya sehingga target pemanfaatan alternatif energi selain BBMsegera dapat dilakukan.

    Untuk pengembangan energi alternatif masih perlu disempurnakan. Upaya substitusikerosene dengan LPG masih terus berjalan, demikian juga dengan pemanfaatan batubarauntuk PLTU. Sedangkan upaya substitusi BBM untuk sektor transportasi masih belummenunjukkan perkembangan yang cukup berarti.

    Saat ini kondisi industri energi sangat kompetitif dan lebih kondusif dibandingkandengan awal periode RPJMN. Hal tersebut dapat terlihat dari bertambahnya investasi olehpengusaha dalam negeri di bidang energi. Namun demikian pengawasan danpenyempurnaan regulasi termasuk peraturan daerah harus tetap dilakukan untuk terusmendorong pemenuhan energi dalam negeri.

    Adapun untuk efisiensi dan konservasi energi pada sisi kebijakan dan regulasi telahcukup dilakukan upaya penyempurnaannya, walaupun masih perlu ditingkatkan dalam halcakupan dan isinya yang perlu rnengakomodasikan perkembangan segala aspek yang ada.Namun masih diperlukan upaya yang optimal pada instrumen insentif, pricing, danimplementasi kebijakan bauran energi agar efisiensi dan konservasi dapat berjalan denganbaik.

    Khusus mengenai program kemitraan dalam rangka implementasi konservasi energiperlu dilakukan upaya-upaya tindak lanjut seperti (l) menambah jumlah peserta (target)kemitraan; (2) fasilitasi pendanaan dalam rangka implementasi hasil rekomendasi auditenergi; dan (3) menyediakan bantuan teknis untuk industri kecildan menengah.

    11.32 - t7

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    Adapun perkiraan capaian tahun 2008 untuk pembangunan transmisi dan distribusi gasbumi teius dilanjutkan dlngan melanjutkan pembangunan ruas transmisi Kalimantan-JawaTengah dan trani Jawa, seria beberapa wilayah distribusi yang dekat dengan ruas transmisieksiiting (di antaranya Jakarta, Banten, Cepu, Palembang, dan Surabaya)' Selain itu jugadiperluklan insentif investasi dalam pembangunan kilang minyak bumi dan infrastrukturpenyediaan BBM lainnYa.

    pemanfaatan energi alternatif akan terus diupayakan dengan melanjutkanpengembangan teknotogi upgraded brown coal (IJBC) dari Pilot Plant menuiu demo plantUgC Oi palimanan Cirebon guna mendukung pemanfaatan batubara dari 5 tonlhari menjadikapasitas 1.000 ton/hari pada tahun 2008, sedangkan untuk pencairan batubara (CoalLiquefaction) direncanakan akan dibangun beberapa pabrik pencairan batubara. Halt.ri"but akan memberikan sumbangan yang berarti kepada pengurangan kebutuhan BBM didalam negeri, karena satu pabrik pencairan batubara berkapasitas masing-masing 6000ton/hari dlpat menyumbang 1,8 persen dari konsumsi BBM. Upaya lainnya adalahmelanjutkan ujicoba (pilot proiecr) pengembangan coal bed methane (CBM) di SumatraSelatan dengan lima slmur uji, dan salah satunya telah selesai dibor, dan pada tahun 2010mulai dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang tebih ramah lingkungan.

    Beberapa hal masih perlu dilakukan pada tahun 2008 terkait dengan reformasi danrestrukturisasi bidang energi adalah (l) merumuskan sistem insentif bagi penggunaanenergi alternatif (baru maupun terbarukan) serta konservasi energi, (2) selain itu jugadipeilukan rumusan konkref dari pricing policy untuk per jenis energi, dan (3) kebijakanmengenai cadangan strategis BBM dan migas; (4) penyusunan peraturan pelaksanaan UUEnergi.

    Selanjutnya pada tahun 2009 diperkirakan masih terdapat beberapa permasalahan dibidang infrastruktur energi yaitu :l. Masih rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana energi di perdesaan2. Rendahnya pemanfaatan energi primer non-BBM untuk kepentingan domestik

    sepertigas bumi, panas bumi dan batubara serta energi baru terbarukan (surya,mikrohidro, bayu/angin)

    3. Rendahnya kapasitai fasilitas pengolahan (refinery),jaringan transmisi dan distribusi(pipa minyak dan gas bumi)

    4. A*gu energi konvinsional/BBM yang belum mencerminkan keekonomiannya sehinggapengembangan energi alternatif (gas bumi, panas bumi, batubara dan terbarukan)terhambat dan besarnya subsidi BBM

    5. Rendahnya efisiensi pemanfaatan energi6. Regulasi yang masih dalam transisi (pembatalan UU Ketenagalistrikan dan

    penyempurnaan UU Migas)7. investasi migas, batubara dan pengembangan energi masih perlu ditingkatkan

    B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Pembangunan energi di tahun 2009 merupakan bagian kegiatan pembangunan darirangkaian Rincana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2004-2009.Dengan demikian kegiatan yang ada merupakan upaya-upaya penyelesaian kegiatan yang

    I I .32 - | 8

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    belum selesai sesuai rencana yang ada dan upaya meletakkan landasan bagi rencanapembangunan yang akan datang. Sasaran di tahun 2009 meliputi (l) peningkatanpemanfaatan energi alternatif non-BBM termasuk energi terbarukan (surya, mikrohidro,angina/bayu, biomassa) sebagai bagian dari kebijakan bauran energi, efisiensi dandiversifikasi serta mengurangi beban subsidi pemerintah; (2) pengembangan pembangunaninfrastruktur energi yang mencakup fasilitas prosesing (kitang minyak, pembangkit tenagalistrik), fasilitas transmisi dan distribusi pipa (gas dan BBM) dan fasilitas depot untukpenyimpanan; (3) penyelesaian perangkat peraturan pelaksanaan UU No. 30 tahun 2007tentang Energi; (4) peningkatan efisiensi pemanfaatan infrastruktur energi dan komsumsienergi final di semua bidang dengan pertimbangan penciptaan nilai tambah nasional dankepentingan generasi mendatang; (5) meningkatnya kapasitas mitigasi dan adaptasiterhadap perubahan iklim global; (6) percepatan diversifikasi energi, efisiensi distribusi,dan pemanfbatan BBM

    C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Dalam rangka memenuhi kebutuhan energi untuk masa datang dalam jumlah yangmemadai, berkesinambungan dengan tetap memperhatikan keseimbingan dan kelestarianlingkungan hidup serta dalam upaya menyediakan akses berbagai macamjenis energi untuksegala lapisan masyarakat, maka arah kebijakan pembangunan infrastruktur energi adalahsebagai berikut:

    1. Bauran energi (energy mix) dikembangkan untuk mendapatkan komposisi penggunaanenergi yang optimum pada suatu kurun waktu tertentu bagi seluruh wilayah Indonesia.Komposisi pemanf'aatan energi yang optimum tersebut diperoleh denganmempertimbangkan ketersediaan aneka ragam sumber-sumber energi di Indonesia, profilpermintaan energi yang bervariasi dan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk penyaluran ataudistribusi energi dari lokasi-lokasi pusat sumber energi ke lokasi-lokasi beban pennintaanserta beberapa aspek kelayakan.

    2. Penentuan harga energi dilakukan dengan memperhitungkan biaya produksi dankondisi ekonomi masyarakat. Melalui pengembangan kebijakan harga energi yang tepat,pengguna energi dapat memilih alternatifjenis energi yang akan digunakan sesuai dengannilai keekonomiannya. Untuk harga energi yang ditetapkan oleh pemerintah harusmemperhatikan beberapa aspek, yaitu optimasi pemanfaatan sumber daya energi danoptimasi pemakaian energi, bagi hasil untuk eksplorasi/eksploitasi dan pemanfaatannya,pajak dan peningkatkan daya saing ekonomi, perlindungan konsumen dan asas pemerataanserta kelestarian fungsi lingkungan hidup.

    3. Diversifikasi energi diarahkan untuk penganekaragaman pemanfaatan energi, baik yangterbarukan maupun yang tidak terbarukan, sehingga dicapai optimasi p"ny"diaan energiregional/nasional dengan: (a) mengurangi pangsa penggunaan minyak bumi dalamkomposisi penggunaan energi (energtmix) Indonesia, antara lain dengan mengembangkaninfrastruktur untuk memproduksi dan menyalurkan energi (bahan bakar) fosil selain minyakbumi, yaitu batubara, gas alam, dan panas bumi, sefta energi alternatif lainnya; dan (b)memasyarakatkan penggunaan bahan bakar gas di sektor transportasi, briket baru bara dantenaga surya di sektor rumah tangga; pembangkit panas bumi dan mikrohidro di sektor

    1t.32 - l9

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    industri; serta mengkaji dan mengembangkan energi alternatif lainnya seperti tenaga angin,dan biofuel.

    4. Konservasi energi diupayakan penerapannya pada seluruh tahap pemanfaatan, mulaidari penyediaan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir dengan tetapmenciptakan nilai tambah guna menjamin kepentingan generasi mendatang. Upayakonservasi dilaksanakan dalam dua sisi, yaitu sisi sumberdaya (sisi hulu) dan sisipemanfaatan akhir (sisi hilir). Konservasi di sisi hulu adalah upaya mengkonservasisumberdaya energi yang pemanfaatannya berdasarkan pada pertimbangan nilai tambah dankepentingan generasi mendatang agar sumberdaya energi dapat dimanfaatkan untuk jangkawaktu selama mungkin, sedangkan konservasi di sisi hilir dilaksanakan melaluipeningkatan efisiensi pemanfaatan infrastruktur energi dan konsumsi energi final di semuabidang.

    5. Pengendalian lingkungan hidup diupayakan dengan memperhatikan semua tahapanpembangunan energi mulai dari proses eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi hinggake pemakaian energi akhir melalui pemanfaatan energi bersih lingkungan dan pemanfaatanteknologi bersih lingkungan. Pemanfaatan energi yang memiliki kadar pencemaran rendah,seperti bensin yang bebas timbal (Pb) pertu ditingkatkan. Pembangkit listrik denganmemakai bahan bakar batubara perlu mengembangkan pemakaian teknologi batu barabersih (clean coal technologr) termasuk mengurangi dan mengendalikan emisi gas buang.

    IV. KETENAGALISTRIKAN

    A. KONDISI UMUM

    Peningkatan kapasitas listrik sampai dengan akhir tahun 2007 maupun akhir tahun 2008diperkirakan masih sangat terbatas. Berbagai wilayah yang mengalami krisis listrikdiperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2008. Namun demikian, diperkirakansampai dengan akhir tahun 2008 khususnya di luar Jawa terdapat sebagian kecil daerahyang krisis listriknya akan relatif mengala mi perbaikan, sekalipun belum dapat pulihmenjadi sistem yang handal yang mampu menyediakan listrik sepenuhnya termasukmemenuhi pertumbuhan permintaannya secara memadai. Beberapa pembangkit listrik yangdiperkirakan dapat diselesaikan pada akhir tahun 2008 meliputi PLTP Sibayak (10 MW),PLTP Kamojang (60 MW), PLTU Taraha n Lampung (2x100 MW),PLTU Labuan AnginSibolga Sumatera Utara (2x100 MW), PLTU Embalut Kalimantan (2x25 MW) dan PLTGSengkang Sulut (60 MW). Begitu pula upaya melanjutkan pembangunan pembangkit listrikyang menggunakan energi terbarukan khususnya bertenaga air skala kecil sudah mulaidalam tahap konstruksi yang meliputi berbagai PLTA dan PLTP di Sulawesi, Irian danNusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

    Sulitnya mencari ketersediaan gas untuk pembangkit listrik menjadi hambatantersendiri. Pelaksanaan proyek-proyek pembangkit listrik berbahan bakar gas yang sudahmendapat kepastian pendanaan pelaksanaannya tersedat mengingat kebutuhan gas yangdiperlukan, masih sulit diperoleh, terutama untuk rehabilitasi dan repowering PLTGUMuara Karang dan PLTGU Tanjung Priok.

    11.32 - 20

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    Pembangunan jaringan transmisi 500 kV 275 kV dan 150 kV dan berbagai garduinduknya terus dilakukan, kegiatan pengembangan jaringan transmisi dan gardu induk padatahun 2008 baik yang bersifat assocciated dengan pembangkitnya maupun pengembanganjaringan transmisi baik yang bersifat perluasan sistem maupun yang bersifat pengembanganinterkoneksi antar sub sistem. Pengembangan jaringan transmisi terutama dikonsentrasikandalam rangka menunjang percepatan pembangunan PLTU 10.000 MW Sejalan denganpengembangan jaringan transmisi, pengembangan jaringan distribusi juga terusditingkatkan termasuk upaya optimalisasinya dalam rangka mengurangi susut energi padajaringan distribusi. Sistem kontrol otomatis jaringan penyaluran transmisi dan distribusijuga terus ditingkatkan melalui kerjasama teknologi dengan berbagai negara yang sudahlebih berkembang.

    Konsumsi BBM pada akhir tahun 2007 masih sekitar 24 persen dari produksi listriknasional. Diperkirakan pada akhir tahun 2008 diharapkan mengalami penurunan menjadisekitar 22 persen. Akan tetapi dengan kenaikan harga minyak dunia yang terus mengalamipeningkatan, pada tahun 2008 subsidi listrik diperkirakan sekitar Rp 55 triliun, yang berartipemerintah harus menanggung subsidiyang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

    Ratio elektrifikasi telah mengalami peningkatan, diperkirakan akan mendekati sekitar63 persen pada akhir tahun 2008 baik yang disediakan oleh PT. PLN maupun non PT. PLN.Sedangkan pencapaian rasio elektrifikasi perdesaan diperkirakan akan mencapai sekitar 89persen pada akhir tahun 2008.

    Tingkat susut jaringan, baik teknis maupun non teknis diperkirakan masih akan sulituntuk rnencapai di bawah l0 persen pada akhir tahun 2008 mengingat upaya-upayapengembangan dan optimalisasi sistem penyaluran masih belum memadai, mengingatketerbatasan dana investasi.

    Aspek regulasi rumusan undang-undang kete nagalistrikan yang baru sudah dapatdiselesaikan pada tahun 2006, namun demikian hingga akhir tahun 2007 undang-undangtersebut masih belum dapat diterbitkan mengingat pembahasan dengan legislatif masihbelum dapat diselesaikan. Mengingat hal tersebut, maka berbagai pembaharuan peraturanpelaksanaan dibawahnya pun belum dapat dirumuskan.

    B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Sasaran pembangunan ketenagalistrikan tahun 2009 adalah sebagai berikut:Meningkatnya kapasitas pembangkit listrik sekitar 2.300 MW di Jawa dan 600 MW diluar Jawa, serta berkurangnya daerah krisis listrik khususnya di luar Jawa;Semakin luas dan optimalnya sistem interkoneksi 500 kY 275 kV dan 150 kV sertajaringan distribusinya baik di Jawa maupun luar Jawa, termasuk untuk mendukungpercepatan pembangunan berbagai pembangkit listrik yang baru.Meningkatnya rasio elektrifikasi menjadi sebesar 65 persen dan rasio elektrifikasiperdesaan menjadi sebesar 92 persen (angka ini lebih rendah dari sasaran RPJM 2004-2009 yang ditargetkan mencapai masing-masing sekitar 67,9 persen dan 97 persenyang diperkirakan sulit dicapai).

    u.32 -21

    l .

    2.

    3 .

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    4. Terwujudnya susut jaringan terutama teknis dan nonteknis menjadi sekitar 9,5 persen(angka ini ditargetkun ru*u dengan RKP tahun 2008, mengingat sasaran susut jaringan2008 sebesar 9,5 persen sulit dicapai).

    5. Berkurangnya penggunaan BBM untuk pembangkit listrik menjadi sekitar l5 persen,serta meningkatnya pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan.

    6. Terbitnya undang-undang ketenagalistrikan yang baru dan berbagai peraturanpelaksaannya.

    7 . Terselesaikannya reposisi dan restrukturisasi korporat PT. PLN'8. Berkembangnya pengembangan pemanfaatan komponen lokal dan dana investasi dalam

    negeri dalam pembangunan bidang ketenagalistrikan.g. Meningkatnya realisasi investasi swasta dalam pembangunan fasilitas ketenagalistrikan-10. Berkembangnya partisipasi pemerintah daerah dan masyarakat di berbagai wilayah

    dalam pengimbangan ketenagalistrikan di daerahnya khususnya untuk pengembanganlistrik perdesaan.

    ll. Meningkatnya penggunaan produksi listrik di wilayah perdesaan yang menggunakanenergi terbarukan setempat.

    12. Meningkatnya kemampuan swadaya masyarakat dalam mengelola sistemketenagalistrikan di daerahnya.

    13. Meningkatnya kapasitas adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim global.

    C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Arah kebijakan pembangunan ketenagalistrikan tahun 2009 adalah sebagai berikut:1. Metanjutkan pembangunan pembangkit listrik terutama menggunakan energi primer

    non BBM khususnya batubara, gas serta energi terbarukan hidro dan panas bumi diberbagai wilayah di tanah air, yang terutama dipriortaskan bagi wilayah yangmengalami krisis listrik.

    2. Optimalisasi, efisiensi dan perluasaan jaringan penyaluran transmisi dan distribusikhususnya untuk menunjang percepatan pembangunan PLTU 10.000 MW

    3. Penyempurnaan regulasi dan peraturan-peraturan sesuai undang-undangketenagalistrikan yang baru serta berbagai proses transisi dan retrukturisasi yangdiperlukan.

    4. Peningkatan investasi swasta dalam bidang pembangkitan.5. Perluasan pelayanan tenaga listrik diwilayah-wilayah perdesaan dan terpencil.6. Mendorong upaya penghematan penggunaan listrik di sisi konsumen7. Pembangunan ketenagalistrikan yang berwawasan lingkungan.8. Peningkatan penggunaan komponen lokal dalam pembangunan ketenagalistrikan.

    V. POS DAN TELEMATIKA

    A. KONDISI UMUM

    Sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Nasional 2004-2009 dan dalam upaya mewujudkan masyarakat informasi Indonesia,pembangunan pos dan telematika periode 2004-2009 diarahkan untuk meningkatkanefisiensi penyelenggaraan pos dan telematika, aksesibilitas masyarakat akan layanan pos

    11.32 - 22

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    dan telematika, serta kemampuan masyarakat dalam mengembangkan danmendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

    Penetapan ketiga sasaran ini didasarkan pada kenyataan bahwa kemampuan untukmendapatkan, mengolah, dan memanfaatkan informasi mutlak dimiliki oleh suatu bangsatidak saja untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah, sefta meningkatkan pertumbuhanekonomi dan daya saing bangsa tersebut, tetapi juga untuk meningkatkan taraf dan kualitashidup masyarakatnya. Untuk mencapai sasaran tersebut, persyaratan utama yang harusdipenuhi adalah ketersediaan infrastruktur pos dan telematika' yang memadai, baik jumlahakses, kapas itas, kual itas, maupun j angkauan.

    Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah secara bertahap untuk mengurangikesenjangan digital akibat terbatasnya ketersediaan infrastruktur pos dan telematika. Padakenyataannya, akses masyarakat terhadap informasi saat ini masih terbatas. Hingga akhirtahun 2007 masih terdapat lebih dari 38 ribu desa yang belum memiliki aksestelekomunikasi, sedangkan tingkat penetrasi layanan telekomunikasi sambungantetapbarumencapai 8,74 persen. Walaupun teledensitas layanan telekomunikasi sambungan bergeraksudah mencapai 42,28 persen, namun penggunaannya masih terkonsentrasi pada kelompokmasyarakat tertentu. Pada tahun yang sama, tingkat penggunaan internet masih terbatasyaitu 8,87 persen yang mana 90 persen dari pengguna internet bermukim di pulau Jawa.

    Disparitas ketersediaan infrastruktur juga terjadi di sektor penyiaran. Layananpenyiaran yang sudah menjangkau wilayah non komersial seperti perdesaan, tertinggal, danperbatasan, saat ini mengalarni penurunan kualitas dan jangkauan. Banyaknya pemancaryang sudah melebihi usia teknis dan tidak dilakukannya pemeliharaan perangkat secaramemadai akibat keterbatasan dana pembangunan menyebabkan penurunan jangkauanpenyiaran lembaga penyiaran publik. Di wilayah non-komersialjangkauan penyiaran turundari 80-85 persen menjadi hanya sekitar 50 persen.

    Selain itu, rendahnya tingkat e-literasi, tingginya ketergantungan kepada teknologiprorietary dan industri luar negeri, dan terbatasnya pengembangan aplikasi dan konten TIKlokal menyebabkan rendahnya tingkat pemantbatan infrastruktur dan layanan pos dantelematika dalam menciptakan peluang ekonomi. Saat ini pemanfaatan layanan pos dantelematika masih sebatas sebagai alat komunikasi (konsumtif) belum sebagai penciptapeluang ekonomi (produktif).

    Mengacu kepada rencana pembangunan pos dan telematika sebagaimana ditetapkandalam RPJM Nasional 2004-2009, pembangunan di tahun 2007 dan 2008 diarahkan padatiga hal pokok, yaitu reformasi sektoq pengembangan infrastruktur dan layanan pos dantelematika, sefta pengembangan TIK. Ketiga hal pokok tersebut dituangkan ke dalam tigaprogram pembangunan, yaitu (l) Program Penyelesaian Restrukturisasi Pos danTelematika; (2) Program Pengembangan, Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Sarana danPrasarana Pos dan Telematika; dan (3) Program Penguasaan serta Pengembangan Aplikasidan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

    Program Penyelesaian Restrukturisasi Pos dan Telematika ditujukan untuk penciptaanefisiensi dalam penyelenggaraan pos dan telematika, kompetisi level playing field, daniklim investasi yang kondusif; sedangkan Program Pengembangan, Pemerataan dan

    ' Ruang lingkup telematika meliputi telekomunikasi. intbrmatika- dan penyiaran

    11.32 - 23

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pos dan Telernatika ditujukan untuk penyediaaninfrastruktur dan layanan yang berkualitas di seluruh wilayah Indonesia termasuk wilayahperdesaan, tertinggal, perbatasan dan wilayah non-komersial lain. Sementara itu, ProgramPenguasaan serta Pengembangan Aplikasi dan Teknologi Informasi dan Komunikasiditujukan untuk pemanfaatan informasi serta TIK beserta aplikasinya guna mewujudkantata pemerintahan yang lebih transparan dan efisien. selain itu, program ini jugadimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan infbrmasidan TIK (e-literasi), meningkatkan kemampuan industri dalam negeri dalam memanfaatkandan mengembangkan aplikasi rlK, serta mewujudkan keabsahan, keamanan, danperlindungan hukum dalam pemanfaatan TIK.

    Hasil pelaksanaan ketiga program pembangunan tersebut pJOa tahun 2007 meliputi,antara lain ( l ) penyediaan layanan pos di 2.34 | kantor pos cabang luar kota (kpclk) sebagaipelaksanaan program kewajiban pelayanan umum pos (Public Service Obligation); (2)pembukaan kode akses telekomunikasi Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) diBalikpapan yang mengakhiri era monopoli dalam penyelenggaraan SLJJ; (3)penandatanganan perjanjian konsorsium yang menandai dimulainya pembangunan jaringantelekomunikasi serat optik nasional Palapa Ring untuk bagian timur (Sulawesi, Maluku,Papua, dan Nusa Tenggara); (4) penyelesaian peraturan pendukung pelaksanaan kewajibanpelayanan universal telekomunikasi (program (Jniversal Serttice Obtigation); (5)pembukaan peluang usaha dalam penyelenggaraan telekomunikasi Sambungan LangsungInternasional (sLI) yang mengakhiri era duopoli dalam penyelenggaraan SLI; (6)penetapan kelembagaan Indonesia Security Incident Response Team on InternetInfrastructure (ID-SIRTII) dalam rangka pengamanan dan pengawasan jaringan internet diIndonesia; (7) pembahasan RUU Infbrmasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang memasukitahap akhir; (8) penyusunan Master Plan e-Government; (9) pembangunan infrastrukturinformatika melalui program Community Access Point (CAP) dan warung masyarakatinformasi; (10) penetapan Digital Wdeo Broadcasting-Terrestrial (DYB-T) sebagai standarpenyiaran digital teresterial untuk televisi tidak bergerak; (l l) pengkanalan televisi digitalteresterial; dan (12) penyelesaian tahap akhir proyek pengembangan infrastruktur penyiaranradio di 138 kabupaten/kota blank spot yang tersebar di 28 provinsi.

    Adapun perkiraan pencapaian kegiatan pokok tahun 2008 di antaranya (l) penyediaanlayanan pos di 2.350 kpclk; (2) penyusunan rancangan awal RUU pengganti UU No. 36Tahun 1999 tentang Telekomunikasi; (3) penyediaan jasa akses telekomunikasi di 38.471desa; (4) pemantauan pembangunan jaringan telekomunikasi serat optik nasional PalapaRing; (5) pembukaan peluang usaha penyelenggaraan telekomunikasi lokal dan SLJJ; (6)persiapan pembukaan peluang usaha dalam penyelenggaraan Broadband Wireless Access;(7) operasionalisasi ID-SIRTII; (8) pembuatan prototipe telekomunikasi produksi dalamnegeri; (9) pengesahan RUU ITE; (10) penyusunan RtJtJ cyber Crime; (ll) persiapanpelaksanaan proyek percontohan CAP; (12) pembangunan pusat pendidikan dan pelatihanTIK tahap I untuk mendukung peningkatan e-literasi aparatur negara dan masyarakat; (13)penyusunan konsep peraturan tentang pelaksanaan e-governmenf di instansi pemerintah;(14) pelaksanaan tahap awal proyek percontohan e-government di Batam bekerja samadengan Otorita Batam dan e-local government bekerja sama dengan Pemkab Minahasaselatan, Pemprov Kalimantan Timur, Pemkot Magelang, dan pemkab Solok; dan (15)penyediaan pemancar televisi tahap I di l5 lokasi wilayah blank spot dan perbatasan.

    Permasalahan utama di tahun 2009 diperkirakan terkait dengan (t) masih adanyatindakan anti kompetisi terhadap penyelenggaraan pos dan telematika yang kompetitif; (2)

    11.32 - 24

  • PR,ESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    masih tingginya ketergantungan kepada teknologi proprietary dan industri luar negeri; (3)masih terbatasnya pola kerja sama antara pemerintah dan swata dalam penyediaaninfrastruktur di wilayah non komersial; (4) meningkatnya kejahatan {unia maya; dan (5)belum terpadunya rencana pengembangan TIK lintas sektor.

    B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Dengan memperhatikan rnasih rendahnya hasil pencapaian sasaran RPJM Nasional2004-2009 dalam tiga tahun terakhir, serta mengingat tahun 2009 merupakan tahun terakhirdalam periode RPJM Nasional 2004-2009, maka pembangunan pos dan telematika tahun2009 diprioritaskan untuk menyelesaikan pekerjaan yang terkait langsung denganpencapaian sasaran pembangunan lima tahun sebagaimana ditetapkan dalam RPJMNasional 2004-2009.

    Adapun penggunaan anggaran negara tahun 2009 diarahkan untuk kegiatan (1)penguatan fungsi pengaturan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pos dan telematika;(2) penyediaan infrastruktur dan layanan pos dan telematika di daerah perdesaan, tertinggal,perbatasan, dan wilayah non-komersial lain; (3) pelaksanaan proyek percontohan TIK; (a)pengembangan sumber daya manusia, industri, konten, dan aplikasi TIK; dan (5) rekondisiinfiastruktur lembaga penyiaran publik.

    Sasaran pembangunan pos dan telematika tahun 2009 metiputi (l) terciptanyapenyelenggaraan pos dan telematika yang efisien dan kompetitif; (2) meningkatnya jumlahakses, kapasitas, kualitas, dan jangkauan infrastruktur pos, telekomunikasi, informatika,dan penyiaran televisi dan radio, termasuk di wilayah non komersial; (3) terciptanyapengelolaarr spektrum fiekuensi radio yang efisien; (4) meningkatnya kerja sama antarapemerintah dan swasta untuk mempercepat penyediaan infrastruktur pos dan telematika; (5)berkurangnya ketergantungan terhadap teknologi proprietary dan industri luar negeri; (6)meningkatnya e-literasi masyarakat; (7) terlindunginya keamanan dan keabsahan tiansaksielektronik; dan (8) meningkatnya sinergi pengembangan TIK lintas sektor.

    Secara khusus, sasaran tahun 2009 meliputi (l) tersedianya layanan pos di 2.350 kpclk;(2) tercapainya teledensitas sambungan tetap sebesar 14,67 persen, sambungan bergeraksebesar 65,96 persen, dan pengguna internet sebesar 15,00 persen (3) tercapiinyujangkauan akses telekomunikasi di desa USO sebesar 100 persen; (4) tercapainyajangkauan penyiaran publik terhadapjumlah penduduk sebesar g3 persen.

    C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9

    Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, arah kebijakan pembangunan pos dantelematika di tahun 2009 adalah:l. Peningkatan firngsi pengaturan dan pengawasan dalam menciptakan penyelenggaraan

    pos dan telematika yang efisien dan kompetitif;2. Pembukaan peluang usaha dan pengembangan pola kerja sama antara pemerintah dan

    swasta untuk mempercepat penyediaan infrastruktur pos dan telematika dan tingkat e-literasi masyarakat termasuk di wilayah non-komersial;

    lt.32 - 25

  • 3 .

    PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    Pengelolaan spektrum frekuensi dengan memperhatikan kesesuaian.penggunaan alokasispektrum frekuensi dengan peruntukannya, tingkat pemanfhatan spektrum yang sudahdialokasikan, ketersediaan spektrurn frekuensi untuk layanan baru di masa depan, dankesesuaian pengalokasian spektrum fiekuensi dengan peraturan internasional yangd i tetapkan oleh In t e rn a t i on a I Te I e c ommun i c a t i on s Un i on ;Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan industri dalam negeri sertapengembangan aplikasi dan konten TIK lokal;Pengembangan infiastruktur yang aman (secured infrastructure) dan kelembagaanuntuk mendukung transaksi elektronik;Pembuatan model i mplementasi e - gov ernm en t; danPeningkatan koordinasi lintas sektor untuk mensinergikan tujuh program flagshipDewan TIK Nasional.

    Pengembangan, Pembangunan, dan Pendayagunaan Teknologi Informasi danKomunikasi

    Sebagaimana ditetapkan dalam UU No. l7 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional 2005-2025, masyarakat informasi Indonesia diproyeksikanterwujud pada periode ketiga jangka menengah, yaitu tahun 2015-2019. Untuk mencapaisasaran tersebut, salah satu persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah tersedianyainfrastruktur yang memadai dan didukung oleh pengembangan aplikasi, konten, danindustriTlK lokal.

    Walaupun pemanfaatan TIK di Kementerian/I-embaga meningkat dalam lima tahunterakhir, hasil pengembangan TIK secara nasional dirasakan masih terbatas. Hal ini terjadikarena upaya yang dilakukan oleh masing-masing Kementerian/I-embaga masih bersifatparsial dan stand alone sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan kewenangan masing-masing.Upaya-upaya ini belum saling terintegrasi dengan baik sehingga belum dapat memberikanhasil yang optimal secara nasional.

    Dalam rangka pengintegrasian rencana pengembangan TIK lintas sektor, daftarkegiatan yang akan dilakukan oleh masing-masing KementerianlLembaga beserta alokasianggaran perlu dicantumkan sebagai bagian dari Rencana Kerja Pemerintah. Langkah inidimaksudkan untuk memetakan sumber daya (intiastruktuq konten, aplikasi) yang dapatdigunakan Kementerian/Lembaga secara bersama (infrastructure sharing) sehinggaduplikasi kegiatan dan investasi dapat dihindari. Untuk itu, matriks kegiatan pengembanganTIK lintas sektor dicantumkan pada RKP 2009 sebagai kelanjutan dari RKP 2008.

    Kegiatan pengembangan TIK lintas sektor yang dimaksud adalah tujuh programflagship TIK yang ditetapkan oleh Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.Ketujuh program tersebut adalah (l) e-procurement; (2) penggunaan perangkat lunak legal;(3) e-education; (4) National Single Wndow; (5) e-Anggaran; (6) jaringan tulang punggungtelekomunikasi serat optik Palapa Ring; dan (7) Single ldentity Number.

    Penganggaran dan pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan ketujuh programflaghsiptersebut dilakukan oleh Kementerian/Lembaga sesuai dengan tugas pokok dan fungsimasing-masing, sedangkan Matriks Kegiatan Program Flagship TIK merupakan kompilasikegiatan tersebut untuk mempermudah koordinasi dan pengawasan pelaksanaan.

    4.

    5 .

    6.7.

    11.32 - 26

  • PRESIDENR E P U B L I K I N D O N E S I A

    VI. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

    A. KONDISI UMUM

    Hingga akhir tahun 2007, telah banyak program pembangunan yang dilakukan,khususnya yang terkait dengan bidang perumahan dan permukiman. Sebagian programtersebut telah menunjukkan hasil yang signifikan namun masih terdapat beberapa hal yangrnemerlukan upaya tindak lanjut sehingga perlu dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya.Terkait dengan penyediaan hunian yang layak huni bagi masyarakat berpendapatan rendah(MBR), pemerintah telah melakukan: (l) pembangunan rumah susun sederhana sewa(Rusunawa) sebanyak 25.904 unit; (2) penataan dan revitalisasi kawasan perkotaansebanyak I l6 kawasan, (3) dukungan perbaikan perumahan swadaya sebanyak 2.500 unitrumah; (4) pemberian dukungan prasarana dan sarana permukiman dalam pembangunan201.364 unit rumah PNS/TNI-Polri/Pekerja; serta (5) penyediaan prasarana dan saranapermukiman di l0l kawasan perbatasan.

    Pada bidang permukiman, kegiatan yang telah dilaksanakan hingga Tahun 2007,meliputi: (l) pembangllnan prasarana dan sarana air minum permukiman kota dengankapasitas pelayanan sebesar 16.597 liter/de tik dan perdesaan dengan kapasitas 7.778liter/detik; (2) Pengelolaan air limbah yang mampu melayani 217 kabupaten/kota; (3)Pengelolaan persampahan yang dapat melayani l7l kabupaten/kota; serta (4) pembangunansaluran drainase seluas 5.01 8 Ha.

    Pembangunan bidang perumahan dan perrnukiman Tahun 2007 sebagian besarmerupakan kelanjutan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya dalam rangkapencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 - 2009.Perkiraan pencapai