narasi banjir

7
COVER SKKD Kata Pembuka (bu Muryani) Apersepsi NARASI BANJIR Banjir aliran air di permukaan tanah (surface water) yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan kiri serta menimbulkan genangan/aliran dalam jumlah melebihi normal dan mengakibatkan kerugian pada manusia dan lingkungan Bencana banjir dapat dikatagorikan sebagai proses alamiah atau fenomena alam, yang dipicu oleh beberapa faktor penyebab seperti curah hujan, iklim, geomorfologi wilayah, dan aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam, yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak. Definisi banjir menurut beberapa ahli adalah : Chow (1956): Banjir adalah aliran yang relatif tinggi yang melampaui saluran alami yang disebabkan oleh limpasan (run-off) Rostvedt et al. (1968): Banjir terjadi apabila debit sungai tinggi yang melampaui bagian atas tanggul sungai baik tanggul alami maupun tanggul buatan Ward (1978): Banjir adalah badan air yang naik meluap dan menggenangi tanah yang tidak biasanya terendam. Faktor-faktor penyebab banjir adalah : 1. Curah Hujan 2. Rusaknya retensi Daerah Aliran sungai 3. Kedangkalan sungai

Upload: bayu-antrakusuma

Post on 18-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

COVERSKKDKata Pembuka (bu Muryani)Apersepsi NARASI BANJIRBanjir aliran air di permukaan tanah (surface water) yang relatif tinggi dan tidak dapatditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan kiriserta menimbulkan genangan/aliran dalam jumlah melebihi normal dan mengakibatkankerugian pada manusia dan lingkungan

Bencana banjir dapat dikatagorikan sebagai proses alamiah atau fenomena alam, yangdipicu oleh beberapa faktor penyebab seperti curah hujan, iklim, geomorfologi wilayah,dan aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam, yangmengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak.

Definisi banjir menurut beberapa ahli adalah :Chow (1956): Banjir adalah aliran yang relatif tinggi yang melampaui saluran alami yang disebabkan oleh limpasan (run-off)Rostvedt et al. (1968): Banjir terjadi apabila debit sungai tinggi yang melampaui bagian atas tanggul sungai baik tanggul alami maupun tanggul buatanWard (1978): Banjir adalah badan air yang naik meluap dan menggenangi tanah yang tidak biasanya terendam.

Faktor-faktor penyebab banjir adalah :1. Curah Hujan2. Rusaknya retensi Daerah Aliran sungai3. Kedangkalan sungai4. Kesalahan perencanaan bangunan sungai,5. Kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana,6. Perilaku masyarakat.Keterangan :1. Curah hujan. Faktor curah hujan yang mempengaruhi terjadinya banjir adalah intensitas hujan, durasi hujan dan sebaran hujan. Hujan deras yang lama dan terjadi di wilayah yang luas berpotensi menyebabkan banjir2. Rusaknya retensi daerah Aliran SungaiRusaknya hutan di daerah hulu, penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya, alih fungsi lahan dari lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun akan menurunkan besarnya infiltrasi dan meningkatkan besarnya aliran permukaan yang selanjutnya akan memperbesar potensi terjadinya banjir3. Kedangkalan Sungai.Sungai yang dangkal lebih berpotensi menyebabkan banjir dibanding dengan sungai yang dalam4. Kegagalan fungsi bangunan pengendali banjir sungai Tanggul atau bendungan jebol Pintu air tak berfungsi Pompa air macet5. Kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana,Mendirikan di bantaran sungai, padatnya bangunan di perkotaan, kurangnya saluran drainase dan sebagainya dapat memicu terjadinya banjir di perkotaan6. Perilaku masyarakat dalam membuang sampah di sungai, menebang pohon, mengolah lahan berlereng terjal dan sebagainya dapat menjadi penyebab terjadinya banjir

Jenis-jenis banjir :1. Banjir Luapan Sungai (River floods)banjir yang disebabkan oleh meluapnya sungai akibat daya tampung sungai lebih kecil dari debit aliran yang akan lewat. Jika aliranya berasal dari daerah hulu, dinamakan hujan kiriman2. Banjir Rob (Coastal floods)Penggenangan oleh air laut akibat dinamika air laut (pasang, badai). Banjir karena pasang harian terjadi setiap siang hari sekitar jam 13 14. Contoh : banjir Rob di Semarang, Surabaya, dan kota-kota pesisir yang lain3. Banjir Lokal (Local floods)Banjir akibat curah hujan yang tinggi pada suatu daerah yang relatif sempit, curah hujan yang jatuh lebih besar dari kecepatan drainase. Air meluap dari selokan-selokanContoh :banjir di perkotaan, wilayah perumahan4. Banjir Bandang (Flash floods)Banjir dengan intensitas tinggi dan berjalan cepat menghasilkan puncak debit yang tinggi. biasanya terjadi pada aliran sungai yang kemiringan dasar sungainya curam. Aliran banjir yang tinggi dan sangat cepat, dapat mencapai ketinggianlebih dari 12 meter (Banjir Bahorok, 2003; banjir Wasior) limpasannya dapat membawa batu besar/ bongkahan dan pepohonan serta dapat merusak/menghanyutkan apa saja yangDampak banjirDampak negatifPada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat merusak.Aliran arus air yang cepat dan bergolak (turbulent) meskipun tidak terlalu dalam dapatmenghanyutkan manusia, hewan dan harta benda. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu menyeret material yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan semakin tinggi. Air banjir yang pekat ini akan mampu merusakan pondasi bangunan, pondasi jembatan dan lainnya yang dilewati sehingga menyebabkan kerusakan yang parah pada bangunanbangunan tersebut, bahkan mampu merobohkan bangunan danmenghanyutkannya. Pada saat air banjir telah surut, material yang terbawa banjir akandiendapkan dan dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman, perumahan sertatimbulnya wabah penyakit.

Banjir menyebabkan kerugian berupa : Kurban jiwa Rusaknya rumah dan perabotan Rusaknya lahan pertanian Rusaknya sarana dan prasarana (jembatan, jalan, pasar, dll) Kesehatan karena buruknya sanitasi lingkungan sesudah banjirDampak positif banjirMeskipun pada umumnya membawa kerugian, namun banjir mempunyai dampak positif juga, yaitu dapat menyebabkan tanah di sekitar sungai menjadi lebih subur (kasus banjir sungai Nil)

Analisis Kerawanan BanjirDaerah rawan bencana banjir adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk banjir (UU no 24 th 2007)

Parameter kerawanan banjir meliputi :(1) Topografi: Daerah-daerah dataran rendah atau cekungan, merupakan salah satu karakteristik wilayah banjir atau genangan; (2) Tingkat permeabilitas tanah; Daerah-daerah yang mempunyai tingkat permeabilitas tanah rendah, mempunyai tingkat infiltrasi tanah yang kecil dan runoff yang tinggi. Daerah Sempadan Sungai umumnya mempunyai tingkat permeabilitas tanah yang rendah, merupakan daerah potensial banjir; (3) Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS); DAS yang berbentuk membulat, mempunyai tingkat kemungkinan banjir yang tinggi. Hal ini terjadi karena waktu tiba banjir dari anak-anak sungai (orde yang lebih kecil) yang hampir sama, sehingga bila hujan jatuh merata di seluruh DAS, air akan datang secara bersamaan dan pada akhirnya bila kapasitas sungai induk tidak dapat menampung debit air yang datang, menyebabkan banjir di daerah sekitarnya; (4) Wilayah Meander; Pada daerah Meander (belokan) sungai yang debit alirannya cenderung lambat, biasanya merupakan dataran rendah, sehingga termasuk dalam klasifikasi daerah yang potensial atau rawan banjir; (5) Curah hujan; Curah hujan yang tinggi dan lamanya hujan; (6) Air laut; Airlaut pada saat pasang dapat mengakibatkan pembendungan di muara sungai sehingga menyebabkan aliran sungai meluap; (7) Penggunaan lahan; Perambahan hutan pada daerah hulu dapat menyebabkan koefisien runoff semakin meningkat dan mengurangi tingkat infiltrasi.

Contoh peta kerawanan banjir

Parameter atau tolak ukur ancaman/bahaya banjir dapat ditentukan berdasarkan :1) Luas genangan (km, hektar)2) Kedalaman atau ketinggian air banjir (meter)3) Kecepatan aliran (meter/detik, km/jam)4) Material yang dihanyutkan aliran banjir (batu, bongkahan, pohon, dan benda keras lainnya)5) Tingkat kepekatan air atau tebal endapan lumpur (meter, centimeter)6) Lamanya waktu genangan (jam, hari, bulan)

Mitigasi BanjirMitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. (UU no 24 th 2007)

Jenis-jenis mitigasi bencana banjirMitigasi Struktural :Contoh-contoh mitigasi struktural bencana banjir : Mencegah meluapnya air sungai dengan pembangunan tanggul Menurunkan ketinggian muka air sungai dengan normalisasi sungai, pembangunan sudetan, pembangunan saluran interkoneksi Memperkecil debit aliran sungai dengan pembangunan waduk, bendung, banjir kanal Mengurangi genangan dengan polder, pompa dan sistem drainase

Mitigasi non struturalContoh-contoh mitigasi bencana banjir non struktural adalah : Pelibatan masyarakat dalam prakiraan banjir dan sistem peringatan dini Relokasi penduduk yang tinggal di daerah rawan banjir tinggi Pengelolaan daerah dataran banjir Penataan ruang, reboisasi dan pengenadalian erosi di DAS Penetapan sempadan sungai Manajemen sampah Penegakan hukum Informasi publik dan penyuluhan

Penutup (bu Muryani)Banjir memang bencana yang sangat sering kita lihat dan kita alami sehingga kita menganggapnya sebagai hal yang sudah biasa. Jika tidak ada upaya penanggulangan, bencana banjir akan semakin sering terjadi dengan intensitas yang semakin tinggi. Kita secara bersama-sama ataupun secara individu dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan banjir, misalnya dengan menanam pohon, tidak membuang sampah di badan sungai, membuat biopori, membuat sumur resapan dan upaya-upaya lain yang pada prinsipnya memperbesar infiltrasi dan memperkecil aliran permukaan. Mulailah dari diri sendiri dan sekarang. Semoga bermanfaat.