mpkt a 2

5
Nama : Triana Yusman NPM : 1406533081 DASAR DASAR FILSAFAT Filsafat adalah ilmu berkaitan dengan asumsi, fondasi, metode, dan implikasi dari ilmu pengetahuan. Kajian ini juga berkaitan dengan penggunaan dan manfaat ilmu pengetahuan, serta eksplorasi apakah hasil ilmiah sungguh-sungguh menghasilkan kebenaran. Filsafat ilmu juga mempertimbangkan masalah yang berlaku untuk ilmu tertentu (misalnya filsafat biologi atau filsafat fisika). Tiga bidang kajian filsafat yang dibutuhkan ilmu pengetahuan: 1. Etika. Ilmuwan dituntut bertindak secara etis, baik dalam aktivitas mencari pengetahuan maupun dalam penerapan pengetahuan. 2. Epistemologi. Sebagai bidang filsafat yang mengkaji pengetahuan, epistemologi diperlukan oleh ilmu pengetahuan untuk memberi dasar bagi perolehan pengetahuan. 3. Logika. Tanpa logika, filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dapat memastikan langkah-langkah perolehan pengetahuan yang benar. Karakter dan filsafat memiliki hubungan yang saling menguatkan. Filsafat memang mengandalkan pikiran karena untuk mencapai kebenaran diperlukan pikiran. Tetapi berfilsafat tidak hanya menggunakan pikiran. Berfilsafat berarti juga

Upload: triana-yusman

Post on 29-Sep-2015

241 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jlkljm

TRANSCRIPT

Nama: Triana YusmanNPM: 1406533081DASAR DASAR FILSAFATFilsafat adalah ilmu berkaitan dengan asumsi, fondasi, metode, dan implikasi dari ilmu pengetahuan. Kajian ini juga berkaitan dengan penggunaan dan manfaat ilmu pengetahuan, serta eksplorasi apakah hasil ilmiah sungguh-sungguh menghasilkan kebenaran. Filsafat ilmu juga mempertimbangkan masalah yang berlaku untuk ilmu tertentu (misalnya filsafat biologi atau filsafat fisika).Tiga bidang kajian filsafat yang dibutuhkan ilmu pengetahuan:1. Etika. Ilmuwan dituntut bertindak secara etis, baik dalam aktivitas mencari pengetahuan maupun dalam penerapan pengetahuan.2. Epistemologi. Sebagai bidang filsafat yang mengkaji pengetahuan, epistemologi diperlukan oleh ilmu pengetahuan untuk memberi dasar bagi perolehan pengetahuan.3. Logika. Tanpa logika, filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dapat memastikan langkah-langkah perolehan pengetahuan yang benar.Karakter dan filsafat memiliki hubungan yang saling menguatkan. Filsafat memang mengandalkan pikiran karena untuk mencapai kebenaran diperlukan pikiran. Tetapi berfilsafat tidak hanya menggunakan pikiran. Berfilsafat berarti juga melibatkan keseluruhan diri untuk terlibat dalam pencarian kebenaran. Aktivitas dalam filsafat mencakup kegiatan berpikir, mencari kemungkinan lain dari situasi, menjaga kesetiaan, berani mengambil risiko, dan sebagainya merupakan aktivitas yang dapat menguatkan karakter. Dengan dasar itu, maka filsafat dipelajari beriringan dengan pengembangan karakter. Filsafat dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk memahami segala perwujudan kenyataan secara kritis, radikal dan sistematis. Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah usaha. Sebuah usaha adalah sebuah proses, bukan semata produk. Dengan demikian, yang pertama-tama memiliki sifat sistematis, kritis dan radikal adalah proses memperoleh pengetahuan. Filsafat mengupayakan pengetahuan universal. Lebih penting lagi, filsafat mengupayakan berlangsungnya proses pencarian pengetahuan universal.Filsafat memiliki sifat kritis. Istilah kritis dalam pengertian filsafat berasal dari istilah latin kritein yang berarti memilah-milah dan kritikos yang berarti kemampuan menilai. Berfilsafat berarti memilah-milah obyek yang dikaji dan memberi penilaian terhadap obyek itu. Dalam berfilsafat, para filsuf memilah satu hal dari hal lainnya untuk diperbandingkan. Hasil perbandingan kemudian dinilai guna mengetahui hubungan antara hal. Sifat utama filsafat yang lain adalah radikal. Istilah radikal berasal dari kata radix yang berarti akar. Radikal berarti mendalam, sampai ke akar-akarnya. Pemahaman yang ingin diperoleh dari kegiatan filsafat adalah pemahaman yang mendalam.Filsafat secara sistematis terbagi menjadi 3 bagian besar: 1. OntologiOntologi secara umum didefinisikan sebagai studi filosofis tentang hakikat ada (being), eksistensi, atau realitas, serta kategori dasar keberadaan dan hubungan mereka. Sebagai bidang kajian filsafat tentang ada, ontologi dalam arti umum dibagi menjadi dua subbidang, yaitu ontologi (dalam arti khusus) dan metafisika. metafisika diartikan sebagai kenyataan di balik fisika atau kenyataan yang bentuknya tak terjangkau oleh indra. Metafisika berhubungan dengan obyek-obyek yang tidak dapat dijangkau secara inderawi karena obyek itu melampaui sesuatu yang bersifat fisik. Secara fisik ada itu tidak tampak namun oleh sebagian orang dianggap ada, misalnya jiwa, ilusi, eksistensi Tuhan, dan sebagainya.2. EpistemologiEpistemologi adalah cabang filsafat yang mengkaji teori-teori tentang sumber-sumber, hakikat, dan batas-batas pengetahuan. 3. AxiologiAxiologi yaitu bidang filsafat yang mengkaji nilai-nilai yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan manusia. Axiologi mengkaji pengalaman dan penghayatan dari perilaku-perilaku manusia. Di dalamnya dibahas tentang nilai apa yang berkaitan dengan kebaikan dan apakah itu perilaku baik. Selain itu juga dibicarakan tentang nilai rasa manusia yang dikaitkan dengan keindahan. Cabang filsafat yang termasuk dalam axiologi adalah etika dan estetika. Etika adalah cabang filsafat yang mengkaji nilai apa yang berkaitan dengan kebaikan dan apakah itu perilaku baik. Estetika mengkaji pengalaman dan penghayatan manusia dalam menanggapi apakah sesuatu itu indah atau tidak.Aliran Filsafat:a. Rasionalisme: aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber dari akal (rasio), ditegaskan di sini bahwa akal yang mampu mendapatkan pengetahuan secara jernih (clear) dan lugas/terpilah (distinct) tentang realitas. b. Empirisme: aliran dalam filsafat yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. c. Kritisisme: aliran filsafat yang dibangun oleh filsuf besar: Imanuel Kant. Aliran ini pada dasarnya adalah kritik terhadap rasionalisme dan empirisme yang dianggap terlalu ekstrem dalam mengkaji pengetahuan manusia. Akal menerima bahan-bahan yang belum tertata dari pengalaman empirik, lalu mengatur dan menertibkannya dalam kategori-kategori. d. Idealisme: aliran filsafat yang berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental ataupun proses-proses psikologis yang sifatnya subyektif. Materi tidak memiki kedudukan yang independen melainkan hanya merupakan materialisasi dari pikiran manusia. e. Vitalisme: aliran filsafat yang memandang hidup tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara mekanis karena pada hakikatnya manusia berbeda dengan benda mati. Manusia memiliki kehendak yang mampu mengubah keadaannya yang statis menjadi lebih dinamis. f. Fenomenologi: aliran filsafat yang mengkaji penampakan (gejala-gejala) dan memandang gejala dan kesadaran selalu saling terkait.