modul sesak 1.ppt

57
Abdul Razak PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I ILMU PENYAKIT DALAM FK UNSRI RSMH PALEMBANG 2011

Upload: andrehidayat

Post on 27-Jan-2016

264 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL SESAK 1.ppt

Abdul Razak

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS IILMU PENYAKIT DALAM FK UNSRI RSMH

PALEMBANG2011

Page 2: MODUL SESAK 1.ppt

DEFINISI

Sesak berasal dari bahasa Latin yaitu Dyspnoea. Dyspnoea / dyspnea berasal dari dys: sulit, pnoe/pnea : pernafasan

Sesak ( dispnea) adalah suatu istilah untuk ungkapan rasa / sensasi yang dialami individu dengan keluhan tidak enak / tidak nyaman bernafas yang bersifat subyektif

Page 3: MODUL SESAK 1.ppt

Sesak napas berkurang bila penderita duduk (orthopneu)Sesak bila melakukan aktivitas (dispneu d’effort)Sesak napas dengan letak paksa, biasanya lesi di pleuraSesak terutama pada malam hari (nocturnal dispneu)Sesak bila melakukan aktivitas fisik berat (exercised)

Page 4: MODUL SESAK 1.ppt

KLASIFIKASI

Akut

Bila sesak napas terjadi akut dan mendadak, perlu dipikirkan corpus alienum pada saluran napas, asma bronchial, bronchitis akut, lesi pleura seperti pneumothorak, hidrothorak, pneumonia atau bronchopneumonia, edema paru (gagal jantung kiri)

Sub Akut

Kemungkinan lesi pada pleura seperti hidrotoraks, hematotorak, piotoraks (empiema toraks).

Kronik

Menunjukkan penyakit berjalan kronik seperti PPOK, bronchitis kronik, emphysema paru, tumor saluran napas dan paru, penebalan dari pleura

Page 5: MODUL SESAK 1.ppt

Menurut American Thoracic Society

Tingkat Derajat Kriteria

0 Normal Tidak ada kesulitan bernapas kecuali dengan

aktivitas berat

1 Ringan Terdapat kesulitan bernapas, napas pendek-

pendek ketika terburu-buru atau berjalan

mencapai puncak landai

2 Sedang Berjalan lebih lambat karena sulit bernapas atau

harus berhenti berjalan untuk bernapas

3 Berat Berhenti berjalan setelah 100 meter untuk

bernapas atau setelah berjalan beberapa menit

4 Sangat berat Terlalu sulit untuk bernapas bila meninggalkan

rumah atau sulit bernapas ketika memakai baju

atau membuka baju

Page 6: MODUL SESAK 1.ppt

ETIOLOGISebab sesak bisa di akibatkan oleh beberapa penyakit:1. Penyakit saluran napas - Asma bronchial - Bronkhitis kronis - Emfisema - Sumbatan laring - Tertelan benda asing

Page 7: MODUL SESAK 1.ppt

2. Penyakit parenkimal - Pneumonia - Gagal jantung kongestif - Adult Respiratory distress syndrome (ARDS) - Pulmonary infiltrates with eosinophilia (PIE)

3. Penyakit vascular paru - Emboli paru - Kor pulmonale - Hipertensi paru primer - Penyakit veno oklusi paru

Page 8: MODUL SESAK 1.ppt

4. Penyakit pleura - Pneumotoraks - Efusi pleura, hemotoraks - Fibrosis 

5. Penyakit dinding paru - Trauma - Penyakit neruologik - Kelainan tulang

Page 9: MODUL SESAK 1.ppt

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi sesak napas akut dapat dibagi sebagai berikut:Oksigenasi jaringan menurun.Kebutuhan oksigen meningkat.kerja pernapasan meningkat.Rangsang pada sistem saraf pusat.Penyakit neuromuskuler.

Page 10: MODUL SESAK 1.ppt

DIAGNOSIS

Pendekatan diagnosis sesak napas dapat dilakukan dengan dua cara:

1.Melakukan pendekatan terhadap masalah atau sistem organ yang menyebabkan sesak napas.

2.Melakukan pendekatan sistematik, atas dasar sesak napas akut, subakut atau kronis.

Page 11: MODUL SESAK 1.ppt

SKENARIO KASUS SESAK

Page 12: MODUL SESAK 1.ppt

Kasus

P, Laki-laki, 51 Tahun.

Masuk rumah sakit dengan keluhan sesak hebat sejak 2 hari yang lalu.

Page 13: MODUL SESAK 1.ppt

Anamnesis

Apa Saja yang Perlu Ditanyakan Saat Anamnesis:•Sesaknya sudah berapa lama ?•Apakah sesaknya mengganggu aktifitas/ tidur ?•Apakah sesak bertambah hebat?•Apakah sesak dipengaruhi aktifitas?•Apakah sesak dipengaruhi waktu?•Apakah sesak timbul stlh terpapar dgn eksposure tertentu (debu, bau atau allergen lainnya)?

Page 14: MODUL SESAK 1.ppt

• Apakah sesak dipengaruhi cuaca?

• Apakah sesak disertai mengi?

• Apakah penderita makan obat untuk mengurangi sesak (aminofilin, salbutamol, steroid, inhaler)?

• Berapa kali serangan sesak dalam seminggu?

Page 15: MODUL SESAK 1.ppt

• Apakah ada batuk (kering, berdahak,berdarah)?

• Apakah ada demam?

• Apakah ada riwayat atopi?

• Apakah ada riwayat merokok (lama, jenis, jumlah)?

• Riwayat kontak dengan penderita batuk lama?

• Riwayat ke dokter, di rontgen, makan obat lama?

• Apakah sebelumnya ada sakit menelan?

Page 16: MODUL SESAK 1.ppt

Riwayat Perjalanan Penyakit

Sejak ± 6 tahun yang lalu Tn. P mengeluh sesak napas. Sesak pada mulanya bersifat ringan, dan masih dapat

melakukan aktivitas sehari-hari, dan juga bekerja.Lima bulan terakhir frekuensi sesak bertambah,

sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. Sesak baru menghilang setelah makan obat yang sudah biasa diresepkan dokter.

Page 17: MODUL SESAK 1.ppt

Terkadang sesak dan batuk dipengaruhi cuaca dinginAdakalanya saat sesak, napas os berbunyi.2 hari SMRS sesak hebat, batuk berdahak putih

kekuningan, demam tinggi. Os berobat ke dokter, dianjurkan dirawat di rumah sakit.

Page 18: MODUL SESAK 1.ppt

Riwayat Kebiasaan

Os merokok kretek sejak usia 22 tahun, 2 bungkus per hari.

Os baru berhenti merokok sejak 8 bulan yang lalu.

Page 19: MODUL SESAK 1.ppt

Pemeriksaan Fisik

Keadaan UmumKu : Tampak sakit berat; TD : 120/80 mmHg; N : 106 x/menit; RR : 32 x/menit; T : 38,2 oC

Page 20: MODUL SESAK 1.ppt

Pemeriksaan Spefisik

Kepala : Sianosis pada bibirThorax : Barrel Chest, Sela iga melebarPulmo:

Stem fremitus menurun pd kedua lap paru

Hipersonor pd kedua lap paru,

Batas paru hepar ICS VII

Vesikuler (+) menurun, Rh basah halus (+)

pada basal kedua paru, wheezing (+)Abdomen : Hepar teraba 1 jabcExtremitas : Clubbing fingers

Page 21: MODUL SESAK 1.ppt

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Leukosit : 12.000/uL DC : 0/1/2/73/19/5 LED : 25 mm/jam

Ro Thorax PA

Kesan: Hiperlusens, corakan bronkovaskular meningkat

Spirometry : FEV1= 45%, FEV1/FVC= 60%

Page 22: MODUL SESAK 1.ppt

Poin 1Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem

pernapasan yang terkait dengan kasus?Apa penyebab severe dypnoe?Apa klasifikasi dyspnoe?Bagaimana mekanisme dan hubungan dyspnoe dan

batuk produktif?

Poin 2Bagaimana kaitan dyspnoe dan batuk berdahak

dengan cuaca dingin?Mengapa batuk dan dyspnoe Tn.P tidak membaik

meski sudah 6 tahun berjalan?

Analisis Masalah

Page 23: MODUL SESAK 1.ppt

Poin 3Apa dampak kebiasaan merokok terhadap fisiologi dan

histologi saluran pernapasan?Bagaimana klasifikasi perokok?Bagaimana hubungan merokok dengan gejala?Apa saja kandungan zat pada rokok (yang berhubungan

dengan kasus)?

Poin 4Bagaimana interpretasi masing-masing hasil pemeriksaan

fisik?Apa penyebab masing-masing hasil pemeriksaan fisik?Bagaimana mekanisme dari masing-masing hasil pemeriksaan

fisik?Bagaimana hubungan masing-masing hasil pemeriksaan fisik

dengan gejala-gejala Tn.P?

Page 24: MODUL SESAK 1.ppt

Poin 5Poin 5 Bagaimana interpretasi masing-masing hasil pemeriksaan

laboratorium? Apa penyebab masing-masing hasil pemeriksaan

laboratorium? Bagaimana mekanisme dari masing-masing hasil

pemeriksaan laboratorium? Bagaimana hubungan masing-masing hasil pemeriksaan

laboratorium dengan gejala-gejala Tn. P?

Page 25: MODUL SESAK 1.ppt

Poin 6 Bagaimana interpretasi masing-masing hasil pemeriksaan

penunjang? Apa penyebab masing-masing hasil pemeriksaan penunjang? Bagaimana mekanisme dari masing-masing hasil

pemeriksaan penunjang? Bagaimana hubungan masing-masing hasil pemeriksaan

penunjang dengan gejala-gejala Tn.P? Bagaimana hubungan Ro Thorax dengan pemeriksaan dada? Bagaimana gambaran radiologisnya?

Page 26: MODUL SESAK 1.ppt

Hipotesis

Tn. P (51 tahun) mengalami sesak napas hebat dan batuk produktif yang diakibatkan oleh bronkitis kronis eksaserbasi

Page 27: MODUL SESAK 1.ppt
Page 28: MODUL SESAK 1.ppt

ANATOMI-FISIOLOGI

Organ-organ sistem pernapasan:HidungPharynxLarynxTracheaBronchus dan

bronchiolussParu-paru

Page 29: MODUL SESAK 1.ppt

Fisiologi

Paru berfungsi menyediakan O2 dan mengeluarkan CO2.

fungsi nonrespirasi, yaitu:Pembuangan air dan eliminasi panasMembantu venus returnKeseimbangan asam basaVokalisasiPenghidu

Terdapat dua jenis respirasi, yaitu: Respirasi internal (seluler), Respirasi eksternal,

Page 30: MODUL SESAK 1.ppt

Ventilasi ParuGerakan nafas dengan 2 cara:Turun-naik diafragma yang merubah diameter

superoinferior rongga toraksinspirasi: kontraksi diafragmaekspirasi: relaksasi diafragma

Depresi-elevasi iga, merubah diameter anteroposterior rongga toraksinspirasi: elevasi igaekspirasi: depresi iga

Page 31: MODUL SESAK 1.ppt

Difusi paru

Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas pada membran respirasi: Tebal membrane Luas permukaan membrane Koefisien difusi gas Perbedaan tekanan pada kedua sisi membrane

Pada radang jar paru terjadi ↓ kapasitas difusi paru karena penebalan membran alveoli dan ↓ jumlah jar paru yang dapat berfungsi pada proses difusi gas

Page 32: MODUL SESAK 1.ppt

DISPNEA

Skala/klasifikasi dispnea Sebab sesak napas

Penyakit saluran napas Penyakit parenkimal Penyakit vaskular paru Penyakit Pleura Penyakit dinding paru

Page 33: MODUL SESAK 1.ppt

Mekanisme Terjadinya Sesak pada Kasus

Tn. P

Partikel asap rokok

Rokok

Mengendap pada lap mukosa

bronkusMenghambat aktivitas

silia ↑ Iritan sel epitel mukosa

Merangsang sel mukosa

Hipersekresi mukusProses

pembersihan tidak efektif lagi Mucus

tertimbun

Membrane mukosa terangsang

Mucus dibatukkan sputumBatuk

produktif

Page 34: MODUL SESAK 1.ppt

Hubungan antara cuaca dingin dengan gejala

Kemungkinan hubungan cuaca dingin dan reaksi sesak dan batuk yang ditimbulkan oleh Tn. P, yakni Akibat hipersensitivitasAkibat rangsangan simpatis

Page 35: MODUL SESAK 1.ppt

Perjalanan Penyakit

6 tahun lalu

Inflamasi mukosa bronkus kronik

Hiperesponsive mukosa

bronkospasm

Dyspnea

Terpapar cuaca dingin

2 hari lalu

Terjadi eksaserbasi

↑↑ kadar netrofil

↑↑ sekresi protease

↑↑ sekresi mukus

Obstruksi lumen bronkus persisten

Dyspnea berat

Infeksi pd trakeo bronki

WBC ↑

LED ↑

Page 36: MODUL SESAK 1.ppt

Tn. P mengalami suatu exaserbasi akut Suatu exaserbasi sendiri dapat ditandai dengan

adanya 3 hal di bawah ini:adanya sesak napasvolume mukus ↑↑sputum yang purulen

Pada skenario Tidak ada data sputum Untuk itu pada kasus ini diperlukan pemeriksaan tambahan yakni pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum untuk mengetahui apakah sputumnya purulen, sehingga dapat lebih menegakkan diagnosa sebagai exaserbasi akut.

Page 37: MODUL SESAK 1.ppt

FAKTOR RISIKO-ROKOK

Klasifikasi Perokok Tn. P termasuk perokok berat

Kandungan Rokok Tar dan asap rokok merangsang jalan napas

tar tertimbun di saluran itu menyebabkan: Batuk-batuk atau sesak napas Tar yang menempel di jalan napas dapat

menyebabkan kanker jalan napas, lidah atau bibir.

Page 38: MODUL SESAK 1.ppt
Page 39: MODUL SESAK 1.ppt

Dampak Rokok

Merokok merupakan faktor risiko utama : PPOK & menurunkan FEV1 Percepatan hilangnya fungsi ventilasi paru Menaikkan gejala respirasi (batuk & mengeluarkan

dahak)

Page 40: MODUL SESAK 1.ppt

Jenis Pemeriksaan

Tn. N Normal Interpretasi

Keadaan umum

Terlihat sakit parah

Terlihat sehat

Menderita penyakit parah

Heart Rate 106 x/menit 60-100 x/menit

Takikardi karena dispnea

RR 32 x/menit 16-24 x/menit

Takipnea karena dispnea

Temperatur 38,2 oC 36,5-37,2 oC Meningkat demam

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Fisik

Page 41: MODUL SESAK 1.ppt

Jenis Pemeriksaan

Tn. N Normal Interpretasi

Inspeksi Sianosis Warna Kulit

Terjadinya hipoksia

Inspeksi Barrel chest1: 1

Diameter AP:T1: 2

Peningkatan diameter AP:T, dada menggembung, diameter sagital besar, tulang punggung melengkung, angulus costae >90o timbul akibat overinflasi paru pada bronkitis kronis, asma, fibrosis kistik, dan emfisema

Page 42: MODUL SESAK 1.ppt

Perkusi Hipersonor Sonor Peningkatan jumlah udara dalam paru/pleura pada emfisema paru, pneumotoraks

Auskultasi Whezing (+) dan fase ekspirasi memanjang

Tidak ada Asma, bronkitis, bronkiolitis

Palpasi Hepar teraba

Tidak teraba Akibat dari Barrel chest dada naik ke atas, hati tertekan ke bawah

Page 43: MODUL SESAK 1.ppt

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan LaboratoriumDari hasil pem lab Tn. P terjadi infeksi akut

disebabkan exaserbasi akut yang dialami Tn. PTn. P perokok berat ketidakseimbangan

oksidan-antioksidanAsap rokok ↑ kadar oksidan melalui

peningkatan sel radang salah satunya neutrofil meningkat 3-5 kali.

Page 44: MODUL SESAK 1.ppt
Page 45: MODUL SESAK 1.ppt

Ro ThoraxInterpretasi : terdapat banyak udara di paru

emfisemaCorakan bronkovaskuler meningkat Interpretasi :

menandakan adanya bronchitis kronik

SpirometryFEV1: 45 %FEV1 / FVC: 60 %

Interpretasi: , menunjukkan adanya penyakit paru obstruksi udara yang masuk sulit dikeluarkan lagi menyebabkan volume gas yang dihembuskan berkurang.

COPDStage 3 (severe)

Page 46: MODUL SESAK 1.ppt

DIAGNOSIS

Dari hasil pemeriksaan kami menyimpulkan Tn.P mengalami PPOK.

Dan dari perjalanan penyakitnya kami berkesimpulan Tn.P mengalami Bronkitis kronis exacerbasi akut akibat konsumsi rokok yang berat dan mengarah ke emfisema dan bronkiektasis (dinilai dari adanya sianosis pada bibir dan clubbing fingers)

Page 47: MODUL SESAK 1.ppt

DIAGNOSIS BANDING

Page 48: MODUL SESAK 1.ppt

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan umum Pendidikan terhadap

penderita dan keluarga. Menghindari rokok dan

zat-zat inhalasi yang bersifat iritasi.

Menghindari infeksi Lingkungan sehat Mencukupkan

kebutuhan cairan Nutrien yang cukup

Farmakologis Bronkodilator Ekspektorans dan

mukolitik Antibiotika Kortikosteroid

Terapi oksigen

Rehabilitasi

Page 49: MODUL SESAK 1.ppt

Penatalaksanaan PPOK Stabil

Page 50: MODUL SESAK 1.ppt

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

PrognosisPada eksaserbasi akut, prognosis baik

dengan terapi. Pada pasien bronkitis kronik dan emfisema lanjut dan FEV1 < 1 L survival rate selama 5-10 tahun mencapai 40%.

Komplikasi:Infeksi berulangPneumotoraks spontanEritrositosis karena keadaan hipoksia kronikGagal napasKor pulmonale

Page 51: MODUL SESAK 1.ppt

TERIMA KASIH

Page 52: MODUL SESAK 1.ppt

Terdapat dua jenis respirasi, yaitu:Respirasi internal (seluler), merupakan proses metabolisme

intraseluler, menggunakan O2 dan memproduksi CO2 dalam rangka membentuk energi dari nutrient

Respirasi eksternal, merupakan serangkaian proses yang melibatkan pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan luar dan sel tubuh. Tahap respirasi ekstrenal:Pertukaran udara atmosfir dan alveoli dengan mekanisme

ventilasiPertukaran O2 dan CO2 alveoli dan kapiler pulmonal melalui

mekanisme difusiO2 dan CO2 ditranspor oleh darah dari paru ke jaringan

Pertukaran O2 dan CO2 antara jaringan dan darah dengan proses difusi melintasi kapiler sistemik

Tahap a & b oleh sistem respirasi, sedangkan tahap c & d oleh sistem sirkulasi

Page 53: MODUL SESAK 1.ppt

Klasifikasi Perokok

Klasifikasi

perokok

Konsumsi

rokok

(batang/hari)

Selang waktu merokok

Sangat berat > 31 5 menit setelah bangun pagi

Berat 21-30 Sejak bangun pagi berkisar

antara 6-30 menit

Sedang 11-21 31-60 menit setelah bangun pagi

Ringan Sekitar 10 60 menit dari bangun pagi

Page 54: MODUL SESAK 1.ppt

Clubbing Fingers

Finger clubbing is a thickening of the fingertips that gives them an abnormal rounded appearance.

Respiratory diseases associated with finger clubbing include chronic obstructive pulmonary disease (COPD), lung cancer, cystic fibrosis (thick mucus in the throat and digestive tract), and bronchiectasis (destruction of the large airways). Congenital heart diseases (heart diseases present since birth) that lead to finger clubbing are typically cyanotic, meaning that they cause a person to appear blue due to reduced oxygen in the blood.

Page 55: MODUL SESAK 1.ppt

Menurut kriteria Doll tahun 1976 dikelompokkan menjadi :

Perokok : Orang yang telah merokok sedikitnya satu batang sehari selama sekurang-kurangnya satu tahun.

Bekas perokok : Orang yang pernah merokok sedikitnya satu batang sehari sekurang-kurangnya satu tahun, namun sekarang tidak lagi merokok.

Bukan perokok : Orang yang tidak pernah merokok sebanyak satu batang sehari selama satu tahun.

Page 56: MODUL SESAK 1.ppt

Patofisiologi Barrel Chest

Page 57: MODUL SESAK 1.ppt