mini project obesitas

49
GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI OBESITAS SEBAGAI DAMPAK POLA HIDUP TIDAK SEHAT DI PUSKESMAS PANGKALAN SUSU Oleh: RIKO MADRESTY HUTABARAT Pembimbing : Dr. H HASBI

Upload: harun-al-fauzan-nasution

Post on 13-Feb-2016

71 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

mini project internship

TRANSCRIPT

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI OBESITAS

SEBAGAI DAMPAK POLA HIDUP TIDAK SEHAT DI PUSKESMAS

PANGKALAN SUSU

Oleh:

RIKO MADRESTY HUTABARAT

Pembimbing : Dr. H HASBI

PUSKESMAS PANGKALAN SUSU

LANGKAT

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program dokter internship di Puskesmas.

Mini project yang berjudul Pencegahan ”Gambaran Pengetahuan Lansia

Mengenai Obesitas sebagai Daampak Pola Hidup Tidak Sehat” ini, dalam

penyelesaiannya penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebasar-besarnya

terutama kepada dr. H Hasbi sebagai dr pendamping internship, staff puskesmas

pangkalan susu dan teman teman drokter internship yaitu dr. ika, dr .fitri,

dr.endah, dr. zahry, dan dr. puja, semoga Allah SWT membalas segala amal

kebaikan dengan imbalan yang lebih baik. Untuk seluruh bantuan moril dan

materil yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

tulisan ini. Semoga makalah ini memberi manfaat kepada kita semua.

Medan, Agustus 2015

Penulis

Dr. Riko M Hutabarat

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1

1.2 Tujuan ......................................................................................................3

1.3 Manfaat.....................................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................4

2.1 Definisi dan Penyebab Obesitas ...............................................................4

2.1.1 Faktor Genetik .......................................................................................4

2.1.2 Faktor lingkungan .................................................................................4

2.2 Prevalensi Obesitas ..................................................................................7

2.3 Diagnosis Obesitas ...................................................................................8

2.4 Komplikasi ...............................................................................................9

2.4.1 Terhadap kesehatan ...............................................................................9

2.4.2 Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskular.................................................9

2.4.3 Saluran Pernafasan .......................................................................................10

2.4.4 Diabetes Mellitus Tipe-2...............................................................................10

2.4.5 Obstruktive Sleep Apnea ..............................................................................10

2.5 Penatalaksanaan ..............................................................................................11

2.6 Pencegahan ......................................................................................................12

2.7. Pencegahan menurut Lima Tingkat Pencegahan Public

Health......................14

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................18

3.1

Kesimpulan ......................................................................................................18

3.2 Saran ................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan dinyatakan

oleh World Health Organization (WHO) sebagai masalah kesehatan kronis

terbesar pada orang dewasa. Pada tahun 1998 WHO menyatakan bahwa

obesitas merupakan penyebab kematian kedua didunia setelah merokok

(Mustofa, 2010; Soegih, 2009).

Saat ini berbagai negara di belahan dunia termasuk indonesia menghadapi

masalah gizi ganda, dimana di satu sisi permasalahan gizi buruk & kurang

belum teratasi muncul permasalahan gizi lebih yaitu Obesitas. Banyak dampak

yang timbul akibat adanya obesitas seperti penyakit jantung, diabetes,

hiperkolesterol, dll. Sementara obesitas sendiri terjadi sebagai dampak pola

makan dan pola hidup yang tidak sehat.

Obesitas merupakan penyakit multifaktorial disebabkan karena interaksi

antara faktor genetik dan faktor lingkungan seperti gaya hidup, perilaku

makan dan aktivitas fisik. Obesitas disebabkan akibat ketidak seimbangan

antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi

yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Faktor-faktor yang berpengaruh

dari asupan makanan yang menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi

sekali makan, kepadatan energi dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan

(Nugraha, 2009).

Pengetahuan tentang perilaku makan yang baik merupakan salah satu

faktor penting yang dapat mencegah terjadinya obesitas. Berdasarkan uraian

tersebut, peneliti ingin meneliti bagaimana pengetahuan lansia mengenai

obesitas sebagai dampak pola hidup tidak sehat di Puskesmas Pangkalan Susu.

1.2 Rumusan masalah

Semakin tinggi nya tingkat obesitas yang diduga berhubungan dengan

ketidaktahuan mengenai dampak obesitas pada kesehatan serta pola hidup yang

sehat.

1.3 Tujuan

1.3.1. Umum :

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja lansia puskesmas pangkalan

susu mengenai obesitas sebagai dampak pola hidup tidak sehat.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia puskesmas pangkalan susu

mengenai pencegahan serta penyakit-penyakit yang dapat diakibatkan oleh

obesitas.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan maka disusun manfaat sebagai berikut :

1 Pemahaman yang didapat dari penelitian ini akan digunakan sebagai

masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan untuk meningkatkan

promosi kesehatan tentang risiko terjadinya obesitas.

2. Pemahaman mengenai makalah ini digunakan sebagai masukan bagi

pihak terkait profesi maupun diluar profesi dalam bidang kesehatan

untuk mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang risiko

terjadinya obesitas.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1. Definisi

. Pengetahuan adalah hasil ’tahu’, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2. Proses Pengetahuan

Suatu perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hasil penelitian Rogers

(1974) dalam Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut menjadi

proses yang berurutan, yakni:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik), dimana orang merasa tertarik terhadap stimulus atau

objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,

yakni (Notoatmodjo, 2003):

1. Tahu (Know)

tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yan telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-

tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2. Memahami (Comprehension)

memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus

makan-makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (Application)

aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan

rumus statistic dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle)

dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat

dilihat dari pengunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya,

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang

telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi

dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di

suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan

sebagainya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut.

3.1. Definisi dan Penyebab Obesitas

Obesitas adalah peningkatan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas

disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat ketidak

seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi

kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Obesitas

merupakan penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar obesitas

disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik,pola hidup, sosial

ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat

terlalu dini pada bayi (Nugraha, 2009).

3.1.1 Faktor genetik

Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar.Bila

kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas.Bila salah satu

orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua

tidak obesitas, prevalensi menjadi 14% (Mustofa, 2010).

3.1.2 Faktor Pola Hidup

a. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka

kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat. Misalnya pada anak

seperti berkurangnya lapangan tempat bermain serta tersedianya hiburan

dalam bentuk game elektonik atau playstation dan tontonan televisi

(Nugraha, 2009). Anak dengan IMT yang lebih tinggi menghabiskan waktu

lebih banyak untuk aktivitas sedentaris, terutama bermain “video game” ,

dibandingkan anak dengan IMT lebih rendah (Sarah, 2013). Kurangnya

aktivitas fisik inilah yang menjadi penyebab obesitas karena kurangnya

pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan (Mustofa,

2010).

b. Gaya hidup

Kecenderungan zaman sekarang suka makan “fast food” yang berkalori

tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es

krim, aneka macam mie dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995). Dari hasil suatu

penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi yang baik belum tentu

membuat subjek tidak menyukai makanan cepat saji (Imtihani, 2013).

c. Sosial ekonomi

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan,

serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah

makanan yang dikonsumsi (Syarif, 2003).

d. Nutrisi

Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah

lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu.Kenaikan

berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat

makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak (Syarif,

2003).

Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan

energy (energy intake) dibandingkan dengan yang diperlukan

(energyexpenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi disimpan

dalam bentuk lemak (Nugraha, 2009).

Makanan merupakan sumber dari asupan energi. Di dalam makanan

yang akan diubah menjadi energi adalah karbohidrat, protein dan lemak.

Apabila asupan karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat

akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak,

protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak, sedangkan

lemak akan disimpan sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan

menyimpan lemak tidak terbatas (Nugraha, 2009).

Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan yang

menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi sekali makan, kepadatan

energi dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan (Nugraha, 2009).

Regulasi dan metabolisme di dalam tubuh terdiri dari dua faktor yaitu

controller (otak) dan controlled system/nutrient partitioning yaitu organ lain

di luar otak yang berperan dalam menggunakan dan menyimpan energi

seperti saluran cerna, liver, otot, ginjal dan jaringan adiposa (Nugraha, 2009)

Otak akan menerima sinyal (input) dari lingkungan ataupun dari dalam

tubuh sendiri dalam bentuk menghambat atau mengaktivasi motor sistem

dan memodulasi sistem saraf dan hormonal untuk mencari atau menjauhi

makanan. Hasil (output) dari sinyal yang diterima oleh otak akan

mempengaruhi pemilihan jenis makanan, porsi makan, lama makan,

absorpsi serta metabolisme zat gizi di dalam tubuh. Zat gizi tertentu yang

secara khusus berpengaruh terhadap otak untuk meningkatkan asupan

makanan adalah zat lemak (Nugraha, 2009)

Sinyal neural dan humoral yang mempengaruhi otak diantaranya berasal

dari saluran cerna. Saluran cerna diketahui mengeluarkan beberapa peptida

yang mempengaruhi asupan makanan diantaranya adalah kolesistokinin,

gastrin-releasing peptide, oksintomodulin, neuromedin B dan neuropeptida

YY3-36 yang akan mengurangi asupan makanan. Terdapat pula hormom-

hormon yang mempengaruhi asupan makanan melalui rangsangan ke otak

baik meningkatkan ataupun menurunkan yaitu norepinefrin, serotonin,

dopaminin dan histamin. Diantaranya histamin, apabila sekresi histamin

berkurang, maka asupan makanan akan meningkat (Nugraha, 2009).

Peptida lain adalah leptin. Leptin terutama disekresi oleh sel adipositi

meskipun juga dapat dihasilkan oleh plasenta dan gaster. Leptin akan

bekerja pada reseptor leptin di otak yang akan menghambat produksi peptide

neuropeptida Y (NPY) dan peptide agouti-related (AGRP) yang merupakan

peptin yang poten untuk merangsang makanan. Gangguan pada produksi

leptin atau reseptornya akan mengakibatkan keinginan makan yang

berlebihan (Nugraha, 2009).

Orang gemuk dapat menjadi resisten terhadap insulin, menyebabkan

penambahan insulin dalam sirkulasi.Insulin mengurangi lipolisis dan

menambah sintesis dan ambilan lemak (Barness dan Curran, 1999).

3.3 Diagnosis obesitas

Untuk menentukan obesitas pada anak diperlukan kriteria berdasarkan

pengukuran antropometri, pada umumnya digunakan:

a. Pengukuran berat badan (BB) dan hasilnya dibandingkan dengan standar.

Disebutobesitas bila BB > 120% BB standar, sedangkan disebut

overweight bila BB antara 110-120% (Taitz, 1991 dalam Hidayati et al,

2006)

b. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk dasar untuk memantau

status gizi, baik yang kekurangan berat badan maupun yang kelebihan

berat badan. Pengukuran IMT yaitu berat badan dibagi tinggi badan

kwadrat (dalam kilogram per meter persegi). Dikatakan obesitas bila

BB/TB2> 30 ( CDC, 2012 ).

Kategori IMT berdasarkan berat badan dibanding tinggi badan, adalah :

Tabel 2.1. Kategori IMT menurut umur dan jenis kelamin

Kategori status gizi IMT

Gizi kurang

Gizi normal

Gizi lebih

Obesitas

< 18,5

18,5 – 24,9

25 – 29,9

> 30

Sumber : Centers for Disease Control and Prevention 2012

c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal

lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps >

persentil ke 85 (Suandi, 2010)

3.4 Komplikasi

3.4.1 Terhadap kesehatan

Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-

anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka

morbiditas dan mortalitasnya akan meningkat (Soetjiningsih, 1995).

3.4.2 Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskular

Faktor risiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, trigliserida, LDL

(lowdensity lipoprotein) kolesterol, dan tekanan darah sistolik serta

penurunan kadar HDL (high density lipoprotein) kolesterol (Soetjiningsih,

2010). IMT mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar insulin. Anak

dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin

tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan

kadar trigliserida tinggi (Freedman, 2004). Anak obesitas cenderung

mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30%

menderita hipertensi (Syarif, 2003).

3.4.3 Saluran Pernafasan

Pada bayi, obesitas merupakan risiko terjadinya saluran pernafasan

bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.Adanya hipertrofi dan

adenoid mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga

mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah, disebut sindrom

Chubby Puffer. Obstruksi ini dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala-

gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal serta nafas

yang pendek (Soetjiningsih, 1995).

3.4.4 Diabetes Mellitus tipe-2

Diabetes Mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas (Syarif,

2003).Prevalensi penurunan uji toleransi glukosa pada anak obesitas adalah

25% sedangkan Diabetes Mellitus tipe-2 hanya 4%.Hampir semua anak

obesitas dengan Diabetes Mellitus tipe-2 mempunyai IMT > + 3SD atau >

persentile ke 99 (Bluher et al, 2004).

3.4.5 Obstruktive Sleep Apnea

Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala

mengorok (Syarif, 2003).Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak

didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada

dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola

ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat

tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan

saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot

yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh ke arah

dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas

intermiten dan menyebabkan tidurgelisah, sehingga keesokan harinya anak

cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan

penurunan berat badan (Kopelman, 2000 dalam Hidayati et al 2006).

3.5 Penatalaksanaan

Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka penatalaksanaan

obesitasseharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut

sertakan keluarga dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari tatalaksana

obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran

energi, dengan cara mengubah pola hidup tidak sehat yakni dengan

pengaturan diet dan peningkatan aktivitas fisik(Syarif, 2003).

Penatalaksanaan obesitas dengan mengubah pola hidup yakni :

a. Olahraga secara berkesinambungan. menurut the American College of

Sports Medicine, dibutuhkan 150 sampai 250 menit aktivitas moderate-

intensity per minggu untuk mencegah kenaikan berat badan. Misalnya

Jalan dan berenang.

b. Makan-makanan yang sehat. Fokus pada makanan rendah kalori,

nutrient-dense foods, seperti buah-buahan, sayur-sayuran. Hindari

saturated fat dan kurangi konsumsi gula dan alkohol.

c. Mengetahui dan menghindari food trap yang memicu makan

berlebih. Identifikasi situasi yang memicu makanan yang tak terkendali.

Coba untuk mempunyai jurnal dan menulis apa yang dimakan, berapa

banyak, kapan, apa perasaan yang dirasakan, dan seberapa lapar. Setelah

beberapa waktu, maka akan didapat hasil yang akan mengarah ke rencana

serta pengembangan strategi pengendalian situasi tersebut dan tetap dapat

mengendalikan perilaku makan.

d. Monitor berat badan. Seseorang yang menimbang berat badannya

minimal sekali seminggu lebih sukses dalam mempertahankan berat

badan. Memonitor berat badan dapat memberitahukan apakah usaha yang

telah dilakukan untuk mencegah kenaikan berat badan telah berhasil atau

mencegah kenaikan berat badan yang ternyata telah terjadi.

e. Tetap konsisten. Tetap mengikuti program yang telah ada untuk berat

badan normal selama seminggu, pada akhir minggu, ataupun saat rekreasi

maupun libur sebisa mungkin untuk meningkatkan kemungkinan

kesuksesan yang berlaku untuk jangka panjang (Mayoclinic, 2012)

CDC sejak tahun 2010 mencanangkan program pencegahan obesitas

dengan menyerukan kepada masyarakat untuk mengikuti beberapa hal

dibawah ini :

a. Konsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayur-sayuran serta mengurangi

makanan tinggi kadar lemak dan gula.

b. Konsumsi lebih banyak air putih dibandingkan minuman bergula.

c. Membatasi waktu menonton TV untuk anak anak kurang dari 2 jam setiap

harinya dan tidak menempatkan TV di kamar tidur.

d. Mendukung program Ibu Menyusui

e. Mempromosikan peraturan dan program-program di sekolah, tempat kerja,

serta komunitas yang membuat jalan untuk menuju sehat adalah jalan yang

mudah.

f. Mencoba untuk melakukan 10 menit jalan cepat, 3 kali sehari, 5 hari

seminggu.

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai

dampak obesitas. Meliputi definisi, penyebab, faktor resiko, komplikasi,

penatalaksanaan, serta pencegaha obesitas.

2. Obesitas adalah peningkatan lemak tubuh yang berlebihan.Obesitas

disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat ketidak

seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi

kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

3. Alat ukur dalam penelitian adalah kuesioner dengan 20 pertanyaan yaitu

20 pertanyaan untuk pengetahuan.

4. Cara ukurnya yaitu kuesioner yang memiliki makna skor 3 untuk

pertanyaan yang dijawab benar, skor 2 untuk pertanyaan yang dijawab

Tingkat Pengetahuan

Obesitas sebagai

dampak pola hidup tidak sehat

salah, skor 1 untuk pertanyaan yang dijawab tidak tahu. Dikategorikan

menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Baik : jika total nilai yang diperoleh > 75 %

2. Sedang : jika total nilai yang diperoleh 40 – 75 %

3. Kurang : jika total nilai yang diperoleh < 40

4. Hasil ukur dalam penelitian ini adalah jumlah total skor dari pertanyaan

yang diberikan.

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey dimana design penelitian berbentuk

Deskriptif Cross Sectional untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia

mengenai obesitas sebagai dampak pola hidup tidak sehat di Puskesmas

Pangkalan Susu

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA MAL IAIN Medan. Waktu pelaksanaan

penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015.

4.3. Populasi dan sampel penelitian

4.3.1. Populasi mini project

Populasi mini project adalah lansia yang tinggal di sekitar wilayah Puskesmas

Pangkalan susu.

4.3.2 Sampel Mini Project

Sampe mini project diambil dari lansia yang tinggal di sekitar wilayah

Puskesmas Pangkalan Susu yakni yang datang senam pagi ke Puskesmas pada

tanggal 6 agustus 2015 dan diambil seluruhnya..

4.5. Teknik pengumpulan data

Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden dan menjelaskan

tujuan dan prosedur penelitian. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk

menjadi subjek dalam penelitian. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner pada

responden dan menunggu sampai responden selesai mengisi kuesioner (kira-kira

kurang dari 10 menit). Lalu peneliti mengecek kelengkapan kuesioner yang

diberikan apakah sudah diisi dengan lengkap oleh responden. Bila semua data

yang dibutuhkan peneliti telah dikumpulkan, selanjutnya peneliti akan

menganalisa data. Kuesioner yang akan diberikan kepada responden akan

melewati uji validasi dan uji realibilitas terlebih dahulu. Validitas adalah suatu

indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur.

Dalam uji validitas peneliti akan menggunakan teknik korelasi Product moment

yang rumusnya sebagai berikut :

N (Σ X Y) - (Σ X Σ Y)a

R =

√ { N Σ X2 – (Σ X)2 } {N Σ Y 2 - (Σ Y) 2 }

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauhmana

hasil pengukuran tersebut tetap konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama. Menggunakan uji Cronbach ( Cronbach Alpha)

dengan rumus sebagai berikut :

k . rα =

1 + ( k – 1). R

4.6. Pengolahan dan Analisa data

Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa

tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan

identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah

diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu

pada kuisioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa,

tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuisioner kedalam program

komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17,0 tahap keempat adalah

melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk

mengetahui ada kesalahan atau tidak.

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

Pengetahuan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai Definisi Obesitas

Definisi Obesitas Frekuensi Presentase (%)Benar 19 91Salah

Tidak tahu41

72

Jumlah 25 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik lansia mengenai definisi

Obesitas sebesar 91% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 9%.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai

Penyebab Terjadinya Obesitas Adalah Konsumsi Makanan

Tidak Sehat Secara Berlebihan Secara Terus Menerus

Penyebab Obesitas Frekuensi Presentase (%)Benar 53 88Salah

Tidak tahu61

102

Jumlah 60 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai penyebab

terjadinya obesitas pada remaja adalah konsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan

secara terus menerus 88% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 12%.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai

Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor terjadinya

obesitas

Kurangnya aktivitas fisik factor terjadinya obesitas

Frekuensi Presentase (%)

Benar 49 81Salah

Tidak tahu83

136

Jumlah 60 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik siswa/siswi mengenai

kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor terjadinya obesitas sebesar 81% , dan

pengetahuan yang kurang sebesar 19%.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai Menkonsumsi makanan cepat saji sama sehat dengan mengkonsumsi makanan yang diolah sendiri di rumah

Menkonsumsi makanan cepat saji sama sehat dengan

mengkonsumsi makanan yang diolah sendiri di rumah

Frekuensi Presentase (%)

Benar 56 93Salah

Tidak tahu31

52

Jumlah 60 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik siswa/siswi mengenai Menkonsumsi makanan cepat saji sama sehat dengan mengkonsumsi makanan yang

diolah sendiri di rumah sebesar 93% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 7%.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai Mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tidak akan menyebabkan obesitas

Mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tidak

akan menyebabkan obesitas

Frekuensi Presentase (%)

Benar 38 63Salah

Tidak tahu148

2314

Jumlah 60 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai definisi

visum et repertum sebesar 63% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 37%.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai Obesitas dapat terjadi pada orang yang kurang beraktifitas

Obesitas dapat terjadi pada orang yang kurang beraktifitas

Frekuensi Presentase (%)

Benar 51 85Salah

Tidak tahu63

105

Jumlah 60 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik siswa/siswi mengenai Obesitas

dapat terjadi pada orang yang kurang beraktifitas sebesar 85% , dan pengetahuan yang

kurang sebesar 15%.

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai Olahraga teratur dapat mencegah obesitas

Olahraga teratur dapat mencegah obesitas

Frekuensi Presentase (%)

Benar 57 95Salah

Tidak tahu21

32

Jumlah 60 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik siswa/siswi mengenai

Olahraga teratur dapat mencegah obesitas sebesar 95%, dan pengetahuan yang kurang

sebesar 5%.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Gambaran pengetahuan lansia mengenai obesitas sebagai dampak polahidup tidak sehat di puskesmas pangkalan susu.

2. Tingkat pengetahuan lansia pangkalan susu mengenai pencegahan obesitas adalah sedang sampai dengan baik.

6.2. SARAN

1. Agar Pemerintah terutama Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dapat lebih meningkatkan program-program edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan serta dampak yang dapat diakibatkan oleh obesitas.

2. Peningkatan kerjasama, komunikasi serta hubungan yang baik antara

dokter, pasien, keluarga pasien, serta petugas kesehatan dalam menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing demi kesejahteraan seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, S., 2012.Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi lebih pada

Remaja di Perkotaan. Unnes Journal of Public Health. Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,

Indonesia.

Adiwinanto, W., 2008. Pengaruh Intervensi Olahraga di Sekolah Terhadap

Indeks Massa Tubuh dan Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi pada

Remaja Obesitas. Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Biomedik

dan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas

Kedokteran Universitas Dipenogoro, Semarang.

Ariani, A. dan Sembiring, T., 2007.Prevalensi Obesitas pada Anak

Sekolah Dasar di Kota Medan. Departemen Ilmu Kesehatan Anak

FakultasKedokteran Universitas Sumatra Utara/RS H. Adam Malik

diunduh dari:

http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/18779 [diakses 15

September 2013)

Arisman, 2010.Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan

Dislipidemia Konsep, Teori dan Penanganan Aplikatif. Jakarta: EGC, 1-44

BAPPENAS, 2004.Relevansi Paket Pelayanan Kesehatan Dasar dalam

MencapaiTarget Nasioanal dan Komitmen Global. Jakarta

Barness, L.A dan Curran, J. S., 1999.Nutrisi: Obesitas (Kegemukan).

In: Behrman, R., E., Robert, K., dan Arvin, A., M. (Editor). Nelson Ilmu

Kesehatan Anak. Edisi 15.Volume 1. Jakarta: EGC

Bluher, S., et al., 2004. Type 2 Diabetes Mellitus in Children and Adolescents:

The European Perspective. Dalam: Hidayati, S. N., Irawan, R., Hidayat B.,

2006. Obesitas pada anak.Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/ RS.dr. Soetomo Surabaya

diunduh dari:

http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf[diakses 15

September 2013]

Centers for Disease Control and Prevention, 2010. Vital Signs

Diunduh dari:

http://www.cdc.gov/vitalsigns [diakses 15 September 2013]

Dromers, et al, 1995.High Socio-Economic Class Preschool Children. Dalam:

Arisman, 2010.Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus,

danDislipidemia Konsep, Teori, dan Penanganan Aplikatif. Jakarta: EGC,

4

Freedman, D., S., 2004.Childhood Obesity and Coronary Heart Disease. Dalam:

Hidayati, S. N., Irawan, R., Hidayat, B., 2006. Obesitas pada anak.Divisi

Nutrisi dan Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK

Unair/ RS.dr. Soetomo Surabaya

diunduh dari:

http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15

September 2013)

Hadi, H., 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan

Pembangunan Kesehatan Nasional, UGM, Yogyakarta

Imtihani, T., 2013. Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, dan Peer Group dengan

Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji padaRemaja Putri. Journal Of

Nutrition College, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hal. 162-169.

Kiess, W., et al., 2004. Multidisciplinary management of Obesity in Children

and Adolescents-Why and How Should It be Achieved? Dalam: Hidayati,

S. N., Irawan, R., Hidayat, B., 2006. Obesitas pada anak.Divisi Nutrisi

dan Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/

RS.dr. Soetomo Surabaya

diunduh dari:

http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15

September 2013)

Kopelman, G. D., 2000. Obesity as a Medical Problem. Dalam: Hidayati, S. N.,

Irawan, R., Hidayat B., 2006. Obesitas pada anak. Divisi Nutrisi dan

Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/ RS.dr.

Soetomo Surabaya

diunduh dari:

http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15

September 2013]

K Tri M, Sulchan M.,2012. Asupan Tinggi Lemak dan Aktivitas Olahraga

sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Obesitik pada Remaja Awal.

Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hal 382-

387.

MAYOCLINIC, 2012. Prevention of Obesity

Diunduh dari:

http://www.mayoclinic.com/health/obesity/DS00314/

DSECTION=prevention [diakses 15 September 2013]

Melnik, et al., 1998. Overweight School in New York City: Prevalence

Estimates and Characteristic. Dalam: Arisman. Buku Ajar Ilmu

GiziObesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia Konsep, Teori

danPenanganan Aplikatif. Jakarta: EGC, 4

Mustofa, A., 2010. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas Disertai Pembahasan

Tentang Sebab, Akibat dan Solusi Mengenai Obesitas. Yogyakarta:

Hanggar Kreator, 16

Nugraha, G. I., 2009. Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Dalam: Soegih,

R. R., dan Wiramihardja, K. K. (Editor). Obesitas Permasalahan dan

Terapi Praktis. Jakarta: Sagung Seto, 9-18

Padmiari, I.A.E., 2002. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food sebagai

Faktor Terjadinya Pbesitas pada Anak SD di Kota Denpasar, Provinsi

Bali.Tesis. Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta

Prayitno S., 2012. Perbedaan Konsumsi Cairan dan Status Hidrasi pada Remaja

Obesitas dan Non Obesitas. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran,

Universitas Dipenogoro, Semarang.

RISKESDAS, 2007.Riset kesehatan Dasar

diunduh dari:

http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf [diakses

15 September 2013]

Rivai., 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan. Dalam :

Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia. Vol. 1. No.1, edisi Juni 2005.

Universitas Sumatra Utara, Medan.

Rosita S., 2012. Konseling Gizi Transtheoritical model dalam mengubah perilaku

makan dan aktivitas fisik pada remaja overweight dan obesitas : suatu kajian

literatur. Tesis. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kedokteran, Universitas Padjajaran, Bandung.

Sarah, A., 2013. Hubungan Indeks massa tubuh dengan tekanan darah anak di

sekolah dasar negeri 064979 Medan. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

Simanjuntak D., 2007. Hubungan Penerimaan Diri dengan Kompetensi Sosial

pada Remaja Obesitas. Tesis. Fakultas Psikologi Sumatera Utara, Medan.

Soegih, R. R., 2009. Tren Obesitas Dulu, Sekarang dan Yang Akan

Datang. Dalam: Soegih R. Rachmad dan Wiramihardja, Kunkun K.

(Editor). Obesitas Permasalahan dan Terpai Praktis. Jakarta: Sagung Seto,

1-7

Soetjiningsih, 1995.Obesitas. Dalam: IG.N Gde Ranuh (Editor). Tumbuh

Kembang anak. Jakarta: EGC, 183-190

Suandi, IKG, 2010. Obesitas Pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih (Editor).

Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto,

77-86

Sugondo, S., 2007.Obesitas. Dalam: Sudoyo, A. W., Setiyobadi,

B., Alwi, I., Simadibrata, K. M., Setiati, S. (Editor). Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta: Pusat penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1919-

1925

Suttapreyasri D., et al., 1990. Weigt-Control Training-Models for Obese Pupils

in Bangkok. Dalam: Arisman, 2010. Buku Ajar Ilmu GiziObesitas,

Diabetes Mellitusdan Dislipidemia Konsep, Teori dan Penanganan

Aplikatif. Jakarta: EGC, 4

Syarif, D. R., 2003. Childhood Obesity : Evaluation and Management. Dalam:

Adi S., et al (Editor). Naskah Lengkap National Obesity Symposium II.

Surabaya

Taitz, L. S, 1991. Textbook Of Pediatric Nutrition. Edisi III. Dalam: Hidayati, S.

N., Irawan, R., Hidayat B., 2006. Obesitas pada anak.Divisi Nutrisi dan

Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/ RS.dr.

Soetomo Surabaya

diunduh dari:

http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15

September 2013]