mini project dinda fix
DESCRIPTION
home workTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dari data World Populations Data Sheet jumlah penduduk Indonesia pada
pertengahan 2008 adalah 239,9 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
1,4%. Jumlah penduduk akan terus bertambah sesuai dengan Laju Pertumbuhan
Penduduk (LPP). LPP 1,4 % per tahun artinya setiap tahun jumlah penduduk
Indonesia bertambah 3,3-3,4 juta jiwa. Bila tanpa pengendalian yang berarti atau
pertumbuhan tetap per tahun, maka jumlah tersebut pada tahun 2015 akan menjadi
252 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan akibat dari fertilitas
yang tinggi. Hal tersebut dapat menjadi sumber kemiskinan dan menghambat
pertumbuhan ekonomi.(1)
Dalam mewujudkan misi Millenium Development Goals (MDGs) maka
paradigma baru program KB nasional diubah visinya dari mewujudkan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi mewujudkan keluarga
berkwalitas tahun 2015. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, World
Health Organitation (WHO) merumuskan "Four Pillar of Safe Motherhood" yang
terdiri atas keluarga berencana, asuhan antenatal care (ANC), persalinan yang bersih
dan aman dan pelayanan observasi esensial.(2)
Berdasarkan data dari BKKBN (2010) diketahui, bahwa di Indonesia yang
menggunakan metode kontrasepsi dengan suntik sebanyak 58,25%, pil sebanyak
24,37%, Intra Uterine Devices (IUD) sebanyak 7,23%, implant sebanyak 4,16%,
Metode Operatif Wanita (MOW) sebanyak 3,13 %, Metode Operatif Pria (MOP)
sebanyak 1,03%, kondom sebanyak 0,68%, intravaginal tissue sebanyak 0,11% dan
metode tradisional sebanyak 1,04%. (3)
Sedangkan pengguna KB di puskesmas Kelurahan Pekojan 2 pada bulan
januari 2014 – bulan desember 2015 yang aktif adalah sebanyak 928 orang. Dengan
penggunaan metode KB suntik sebanyak 81,36%, pil sebanyak 15,84%, metode
kondok sebanyak 1,40%, metode impan sebanyak 1,4% dan Intra Uterine Devices
(IUD) sebanyak 0%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna KB
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan KB implan menduduki angka terendah
dari total pengguna KB di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2.
2
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) memiliki keunggulan
dibandingkan alat kontrasepsi lain, diantaranya adalah AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi jangka panjang, dapat segera
efektif setelah pemasangan, dapat digunakan hingga menopause, tidak ada interaksi
dengan obat-obatan, pulihnya kesuburan segera setelah dicabut dan angka kegagalan
rendah. Selain mempunyai keunggulan, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) juga
memiliki efek samping yang mungkin saja dapat dirasakan oleh pengguna, yaitu
perubahan siklus haid, haid menjadi lebih lama dan banyak, perdarahan di antara haid
(spotting) dan saat haid dapat terasa tidak nyaman pada perut bawah.(4)
Calon akseptor (pengguna) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) harus
mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) agar mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan
penatalaksanaan efek samping yang mungkin saja dapat terjadi dan terhindar dari
gejala kecemasan akibat hal tersebut. Pengetahuan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kelestarian peserta KB.(5)
Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan di atas, penulis mengadakan
penelitian mengenai "Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur
Mengenai AKDR dan tingkat pendidikan Wanita Usia Subur di Puskesmas Kelurahan
Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah pengguna AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) Sebelum dan Sesudah dilakukannya Intervensi".
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dengan berlandaskan kondisi yang telah dipaparkan di latar belakang, maka
muncul keingintahuan peneliti yang dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan
berikut:
a. Bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita usia subur di Puskesmas Kelurahan
Pekojan 2 Kecamatan Tambora mengenai AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi?
b. Berapakah jumlah pengguna AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dari total
seluruh responden di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora sebelum
dan sesudah mendapatkan intervensi ?
c. Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan mengenai AKDR wanita usia subur di
Puskesmas Keluarahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah pengguna
AKDR?
3
d. Bagaimanakah gambaran tingkat pendidikan wanita usia subur di Puskesmas
Keluarahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah pengguna AKDR?
1.3 TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan cakupan penggunaan AKDR di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur di Puskesmas
Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora mengenai AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) sebelum maupun sesudah mendapatkan
intervensi.
2. Untuk mengetahui berapa jumlah pengguna AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) dari total seluruh responden di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2
Kecamatan Tambora sebelum maupun sesudah mendapatkan intervensi
3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan wanita usia
subur mengenai AKDR di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan
Tambora terhadap jumlah pengguna AKDR
4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pendidikan wanita usia subur
di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah
pengguna AKDR.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Bagi masyarakat
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan program KB khususnya
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
b. Membantu masyarakat dalam memilih jenis alat kontrasepsi yang paling tepat
bagi dirinya
1.4.2 Bagi peneliti
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis
dalam meneliti secara langsung di lapangan..
4
1.4.3 Bagi Puskesmas Pekojan 2
a. Memberi gambaran mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur
puskesmas Kelurahan Pekojan 2 mengenai AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim)
b. Memberi gambaran mengenai pendidikan wanita usia subur di puskesmas
kelurahan pekojan 2 terhadap jumlah pengguna AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu puskesmas dalam
mensukseskan program KB (Keluarga Berencana) terutama dengan
meningkatkan jumlah pengguna KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah/
menghalangi dan “Konsepsi” yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur
dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma.(6)
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara
ataupun menetap dan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan obat/alat atau dengan operasi.(7)
Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan
cara kontrasepsi modern :
1. Kontrasepsi sederhana
Kontrasepsi sederhana terbagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi
dengan alat/obat. Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan
senggama terputus, pantang berkala, metode suhu badan basal, dan metode
kalender. Sedangkan kontrasepsi sederhana dengan alat/obat dapat dilakukan
dengan kondom, diafragma, kap serviks, dan spermisid.
2. Kontrasepsi modern
Kontrasepsi modern dibedakan atas 3 yaitu kontrasepsi hormonal, yang terdiri
dari pil, suntik, implant/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), IUD/AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan kontrasepsi mantap yaitu dengan operasi
tubektomi (sterilisasi pada wanita) dan vasektomi (sterilisasi pada pria).(5)
2.2. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) / INTRA UTERINE
DEVICES (IUD)
2.2.1 Pengertian
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik
yang lentur (polyethelene), mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon
dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang untuk tujuan
kontrasepsi.(8)
6
2.2.2 Jenis - Jenis AKDR (9)
AKDR dikategorikan menjadi 2 yaitu :
1. AKDR non hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4 karena berpuluh-
puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama
yang terbuat dari benang sutera dan logam sampai generasi plastik
(polietilen), baik yang ditambah obat ataupun tidak.
a. Menurut bentuknya AKDR di bagi menjadi 2 :
(1) Bentuk terbuka (open device)
Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-7 Marguiles, Spring
Coil,Multiload, Nova-T.
(2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
b. Menurut Tambahan atau Metal :
(1) Medicated IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220
(daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu
T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu- 7, Nova T (daya kerja
5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
(2) Un Medicated IUD
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,
Antigon.Cara insersi lippes loop : Push Out
2. AKDR Hormonal
a. Progestasert-T = Alza T
(1) Panjang 36 mm,lebar 32 mm,dengan 2 lembar benang
ekor warna hitam
(2) Mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat,
melepaskan 65 mcg progesterone per hari12
(3) Tabung insersinya terbentuk lengkung
(4) Teknik insersi : plunging (Modified Withdrawal)
b. LNG-20
(1) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan
pelepasan 20mcg per hari
7
(2) Sedang di teliti di Finlandia
(3) Angka kegagalan/kehamilan agak terendah : <0,5 per
100 wanita per tahun
(4) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-
persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan
IUD lainya, karena 25% mengalami amenore atau
perdarahan haid yang sangat sedikit(8)
2.2.3 Efektifitas IUD
AKDR/IUD efektif mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai
hampir 100%, yang bergantung pada alatnya. AKDR terbaru, seperti T 380A,
memiliki angka kegagalan yang jauh lebih rendah pada semua tahap
pemakaian tanpa ada kehamilan setelah 8 tahun pemakaian.(10)
Cupper T-380 A primadona BKKBN. Pertimbangan mengapa BKKBN
memilih Cupper T-380 sebagai primadona :
1. Teknik pemasangan mudah, tidak sakit
2. Efektifitas tinggi
3. Kejadian ekspulsi rendah
4. Tidak mudah menimbulkan perforasi
5. Tidak banyak menimbulkan komplikasi
6. Tidak banyak menimbulkan trauma
7. Kembalinya kesuburan berjalan lancar(11)
2.2.4 Mekanisme Kerja IUD
Mekanisme Kerja IUD adalah sebagai berikut:
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2. Mempengaruhi fertilitasasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan
4. Mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
5. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus(12)
8
Gambar 2.1. Macam – Macam AKDR
2.2.5 Keuntungan IUD
Keuntungan dari IUD ini adalah sebagai berikut:
Efektifitasnya tinggi. 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 perempuan yang
menggunakan IUD (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang
Anda tidak perlu mengingat-ngingat ataupun melakukan kunjungan
ulang untuk menyuntik
Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat kontrasepsi
hormonal
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi)
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Membantu mencegah kehamilan ektopik
9
2.2.6 Kerugian IUD
1. Efek samping
Efek samping yang umum terjadi :
- Perubahan pada siklus haid (umumnya pada 3 bulan
pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan (spotting) antarmenstruasi
- Saat haid lebih sakit
Efek samping lain :
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan.
- Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia
- Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila
pemasangannya benar)
3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR, Penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas
6. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu.
7. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
8. Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi setelah pemasangan AKDR(12)
2.2.7 Indikasi Pemasangan IUD
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6. Risiko rendah dari IMS
7. Tidak menghendaki metode hormonal
8. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
10
9. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan
efektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan
misalnya:
1. Perokok
2. Sedang menyusui
3. Gemuk ataupun yang kurus
4. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat
adanya infeksi
5. Sedang memakai antibiotika atau anti kejang
Begitu juga Ibu dalam keadaan seperti dibawah ini dapat
menggunakan AKDR :
1. Penderita tumor jinak payudara, kanker payudara
2. Tekanan darah tinggi
3. Pusing-pusing, sakit kepala
4. Varises di tungkai atau di vulva
5. Penderita penyakit jantung
6. Pernah menderita stroke
7. Penderita diabetes dan penyakit hati atau empedu
8. Epilepsi
9. Setelah pembedahan pelvic
10. Penyakit tiroid
11. Setelah kehamilan ektopik(11)
2.2.8 Kontraindikasi Pemasangan IUD
Kontraindikasi pemasangan AKDR dibagi atas 2 golongan, yaitu
kontraindikasi yang relatif dan kontraindikasi mutlak.
No Kontraindikasi Mutlak Kontraindikasi Relatif
1 Kehamilan
Mioma uteri dengan adanya perubahan
bentuk rongga uterus
2 Adanya infeksi yang aktif pada traktus
genitalis (Penyakit Menular Seksual)
Insufisiensi serviks uteri
3 Adanya tumor ganas pada traktus Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti
11
genitalis pada bekas SC, enukleasi mioma, dsb
4 Adanya metrorhagia yang belum
disembuhkan
Kelainan jinak serviks uteri, seperti erosio
porsiones uteri
5 Pasangan yang tidak lestari/harmonis
Tabel 2.1 Kontraindikasi AKDR
2.2.9 Waktu Pemasangan IUD
1. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
2. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien
tidak hamil
3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode amonorea laktasi (MAL).
4. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi
5. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi(12)
2.2.10 Pemeriksaan Ulang IUD
Setelah pemasangan IUD perlu dilakukan control medis dengan jadwal :
a. Setelah pemasangan kalau dipandang perlu diberikan antibiotika
profilaksis
b. Jadwal pemeriksaan ulang :
1. Dua minggu setelah pemasangan
2. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
3. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
4. Setiap enam bulan sampai satu tahun
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat dibuka sebelum
waktunya bila dijumpai :
1. Ingin hamil kembali
2. Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus.
3. Terjadi infeksi
4. Terjadi perdarahan
5. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR(11)
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi eksperimental / studi intervensional, yaitu
salah satu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab-
akibat.(13)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik
wanita usia subur di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora dengan
angka pengguna AKDR sebelum dan sesudah intervensi. Intervensi yang dilakukan
ialah memberi penyuluhan kepada wanita usia subur mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan AKDR. Penelitian ini disajikan dalam bentukdistribusi frekuensi
terhadap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, pendidikan dan variabel
sikap dan perilaku.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di poli KIA / KB yang terdapat di Puskesmas
Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora pada bulan Juli 2015 hingga Agustus 2015.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur dan
populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang
datang ke poli KIA/KB di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 selama bulan yaitu Juli
hingga Agustus tahun 2015.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang datang ke poli
KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 selama bulan Juli hingga Agustus tahun
2015 yang memenuhi kriteria inklusi yaitu berjumlah 24 orang.
3.4 Kriteria Pemelihan Subjek Penelitian
3.4.1 Kriteria Inklusi
Wanita usia subur yang datang ke poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 pada
bulan Juli hingga Agustus tahun 2015
13
Wanita usia subur yang kooperatif serta bersedia berpartisipasi dalam penelitian
Wanita usia subur yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan
mendengarkan penyuluhan
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Wanita usia subur yang tidak bersedia untuk diteliti
Wanita usia subur yang tidak dapat membaca dan menulis
Wanita usia subur yang tidak sehat secara mental
3.5 Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel Bebas
Tingkat pengetahuan wanita usia subur yang datang ke poli KIA/KB Puskesmas
Kelurahan Pekojan 2 mengenai AKDR
Pendidikan terakhir wanita usia subur subur yang datang ke poli KIA/KB
Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 mengenai AKDR
3.5.2 Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah Jumlah pengguna AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim)
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti.
Pengisian kuesioner dilakukan dua kali yaitu pre-test dan post-test pada hari yang
sama. Soal-soal kuesioner yang diberikan pada pre-test sama dengan soal-soal
kuesioner yang diberikan pada post-test.
3.6.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis
mengenai pengetahuan wanita usia subur mengenai AKDR, metode KB (Keluarga
Berencana) yang sedang digunakan oleh wanita usia subur tersebut serta pendidikan
terakhir dari peserta.
14
Pengetahuan reponden dianggap baik apabila memiliki nilai lebih dari sama
dengan 75-100, cukup bila memiliki nilai 60-74 dan kurang bila memiliki nilai kurang
dari 60.
Pendidikan dianggap tinggi apabila pendidikan terakhir responden tamatan
dari perguruan tinggi, sedang apabila tamatan dari SMP/SMA dan sederajatnya dan
rendah merupakan tamatan SD atau tidak tamat SD atau tidak bersekolah.
Intervensi dianggap berhasil bila terdapat peningkatan nilai pada post-test dan
terdapat perubahan perilaku wanita usia subur yaitu dengan mengganti alat
kontrasepsi yang digunakannya menjadi alat kontrasepsi AKDR.
3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan Data (editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga
dapat di proses lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data
sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera dilaksanakan.
Pengkodean (Coding)
Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya,
menjadi bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.
Pemasukan Data (Entry)
Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.
Pembersihan Data (Cleaning data)
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk
mengkoreksi kemungkinan kesalahan.
3.7.2 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan analisa univariat. Analisa univariat merupakan
analisa yang dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Analisa ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu variabel
pengetahuan, pendidikan dan variabel sikap dan perilaku.
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Keadaan Geografis
Kelurahan Pekojan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 1 meter diatas
permukaan laut, adapun luas wilayah 77,80 Ha. Terdiri dari 12 Rukun Warga dibagi 144
Rukun Tetangga dengan batasan – batasan sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara
Sebelah Selatan : Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat
Sebelah Timur : Kelurahan Roa Malaka, Jakarta Barat
Sebelah Barat : Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara
Dengan jumlah penduduk tahun 2014 : 27.541 orang
Gambar 4.1. Peta Kelurahan Pekojan
4.2 Keadaan Dermografis
4.2.1 Jumlah Penduduk Tahun 2015
Jumlah Kepala Keluarga
• Laki – laki : 5.252 KK
• Perempuan : 3.529 KK
Jumlah : 8.781 KK
16
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
• Laki – laki : 13.946 Jiwa
• Perempuan : 13.595 Jiwa
Jumlah : 27.541 Jiwa
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Belum Sekolah : 3.047 Jiwa
Tidak Tamat Sekolah Dasar : 1.759 Jiwa
Taman Kanak – Kanak : 2.573 Jiwa
Tamat Sekolah Dasar : 4.082 Jiwa
Tamat SLTP / sederajat : 7.184 Jiwa
Tamat SLTA / Sederajat : 7.544 Jiwa
Diploma I ( D. I ) : 281 Jiwa
Diploma II ( D.II ) : 228 Jiwa
Diploma III ( D.III ) : 422 Jiwa
S.I : 323 Jiwa
S.II : 41 Jiwa
S.III : - JIwa
Buta Huruf : 67 Jiwa
Jumlah : 27.551 Jiwa
Data RT/RW
Dengan luas wilayah yang + 77,80 Ha, wilayah Krendang memiliki 12
( Dua Belas ) RW dan 144 ( Seratus Empat Puluh Empat ) RT. Berikut adalah
data luas wilayah tiap RW di Kelurahan Pekojan dan jumlah RT di Kelurahan
Pekojan
No Rukun Warga Jumlah RT
1 Rukun Warga 01 10
2 Rukun Warga 02 13
17
3 Rukun Warga 03 13
4 Rukun Warga 04 12
5 Rukun Warga 05 14
6 Rukun Warga 06 10
7 Rukun Warga 07 12
8 Rukun Warga 08 11
9 Rukun Warga 09 9
10 Rukun Warga 010 14
11 Rukun Warga 011 14
12 Rukun Warga 012 12
Jumlah 144 RT
Tabel 4.1. Jumlah RT Wilayah Kelurahan Pekojan tahun 2015
No Rukun Warga
Jumlah Jumlah
( Kol 4 +
Kol 5 ) KK Laki – laki Perempuan
1 Rukun Warga 01 691 1144 1254 2398
2 Rukun Warga 02 669 1166 1093 2259
3 Rukun Warga 03 684 1226 1123 2349
4 Rukun Warga 04 655 1120 1073 2193
5 Rukun Warga 05 686 1141 1132 2273
6 Rukun Warga 06 655 1114 1080 2194
18
7 Rukun Warga 07 897 1127 1131 2258
8 Rukun Warga 08 883 1229 1140 2369
9 Rukun Warga 09 878 1116 1112 2228
10 Rukun Warga 010 687 1249 1142 2391
11 Rukun Warga 011 678 1187 1187 2374
12 Rukun Warga 012 695 1270 1011 2281
Jumlah 8.758 14.089 13.485 27.574
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
4.3 Sumber daya kesehatan di puskesmas kelurahan pekojan II tahun 2015
Data Kepegawaian
- Dokter Umum : 1
- Dokter Gigi : 1
- Bidan : 2
- Perawat : 1
- Apoteker : 1
- Tata Usaha : 1
- Satpam : 1
- Cleaning Service : 1
4.4 Data Jumlah Pengguna KB yang Melakukan Kunjungan Ke Puskesmas
Kelurahan Pekojan 2
Total pengguna alat kontrasepsi yang melakukan kunjungan ke Puskesmas
Pekojan 2 pada Tahun 2014 sebanyak 928 wanita
Terdiri dari :
KB suntik : 755 wanita (81,36%)
KB pil : 147 wanita (15,84%)
KB kondom : 13wanita (1,40%)
KB implan : 13 wanita (1,40%)
KB AKDR : 0 wanita (0%)
19
89 81 87 9159 73 71 66 82 79 68 82
0
50
100
Jan
Feb
Mar
Apr
May Jun
Jul
Aug Se
p
Oct
Nov
Dec
Kunjungan wanita usia subur
Kunjungan wanita usia subur
Gambar 4.2 Kunjungan wanita Usia Subur di Poli KIA/KB tahun 2014
Gambar 4.3 Metode KB yang digunakan wanita usia subur
di poli KIA/KB Tahun 2014
Total pengguna alat kontrasepsi yang melakukan kunjungan ke Puskesmas
Pekojan 2 pada bulan Januari sampai Agustus 2015 sebanyak 453 wanita
Terdiri dari :
KB suntik : 365 wanita (80,6%)
KB pil : 78 wanita (17,2%)
KB kondom : 5 wanita (1,1%)
KB implan : 2 wanita (0,4%)
KB AKDR : 3 wanita (0,7%)
20
56 60 66 58 5164
4355
0
50
100
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug
Kunjungan Wanita Usia Subur
80.6%
17.2%1.1% 0.7% 0.4%
Metode KB Tahun 2015
Suntik
Pil
Kondom
AKDR
Impan
Gambar 4.4 Kunjungan Wanita Usia Subur Poli KIA/KB
Januari 2015 sampai September 2015
Gambar 4.5 Metode KB yang digunakan wanita usia subur
di poli KIA/KB Januari 2015 sampai September 2015
4.5 Karakteristik Dermografi Sampel
Berdasarkan hasil terhadap 24 sampel, didapatkan hasil sebagai berikut :
Nilai Jumlah Persentase
Kurang 7 29,2%
Cukup 14 58,3%
Baik 3 12,5%
24 100%
Tabel 4.3. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Mengenai AKDR
Sebelum Mendapatkan Intervensi
21
Dari 24 responden yang mengisi kuesioner mengenai tingkat pengetahuan
terhadap AKDR, ditemukan 7 orang mendapatkan nilai dengan kategori kurang ( < 60
) yaitu sebesar 29,2 %, 14 orang mendapatkan nilai dengan kategori cukup ( 60 – 74)
yaitu sebesar 58,3 %, dan 3 orang mendapatkan nilai dengan kategori baik ( 75-100 )
yaitu sebesar 12,5 %. Pengisian kuesioner ini dilakukan sebelum responden
mendapatkan intervensi.
Nilai Jumlah Persentase
Kurang 3 12,5 %
Cukup 13 54,2 %
Baik 8 33,3 %
24 100%
Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Mengenai AKDR
Sesudah Mendapatkan Intervensi
Dari 24 responden yang mengisi kuesioner mengenai tingkat pengetahuan
terhadap AKDR, ditemukan 3 orang mendapatkan nilai dengan kategori kurang
(kurang dari 60) yaitu sebesar 12,5%, 13 orang mendapatkan nilai dengan kategori
cukup (60-74) yaitu sebesar 54,2 % dan 8 orang mendapatkan nilai dengan kategori
baik (75 - 100) yaitu sebesar 33,3%. Pengisian kuesioner ini dilakukan sesudah
responden mendapatkan intervensi.
Jumlah Persentase
Kurang --> Kurang 3 12,5%
Kurang --> Cukup 3 12,5%
Kurang --> Baik 1 4,1%
Cukup --> Kurang 0 0%
Cukup --> Cukup 10 41,7%
Cukup --> Baik 4 16,7%
Baik --> Kurang 0 0 %
Baik --> Cukup 0 0 %
Baik --> Baik 3 12,5 %
24 100%
Tabel 4.5 Perubahan Nilai Pretest dan Postest
22
Dari 24 responden yang mengisi kuesioner mengenai tingkat pengetahuan
terhadap AKDR, ditemukan 3 orang mendapatkan nilai kurang pada pretest dan nilai
kurang pada postest yaitu sebesar 12,5%, ditemukan 3 orang mendapatkan nilai
kurang pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar 12,5%, ditemukan 1
orang mendapatkan nilai kurang pada pretest dan nilai baik pada postest yaitu
sebesar 4,1%, ditemukan 0 orang mendapatkan nilai cukup pada pretest dan nilai
kurang pada postest yaitu sebesar 0%, ditemukan 10 orang mendapatkan nilai
cukup pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar 41,7%, ditemukan 4
orang mendapatkan nilai cukup pada pretest dan nilai baik pada postest yaitu
sebesar 16,7%, ditemukan 0 orang mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai
kurang pada postest yaitu sebesar 0 %, ditemukan 0 orang mendapatkan nilai baik
pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar 0% dan ditemukan 3 orang
mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai baik pada postest yaitu sebesar 12,5%.
Jenis Kontrasepsi Jumlah Persentase
Tidak KB 2 8,3%
Suntik 1 Bulan 2 8,3%
Suntik 3 Bulan 15 62,6%
Pil 1 4,2%
AKDR 0 0%
Implan 2 8,3%
Kondom 2 8,3
24 100%
Tabel 4.6 Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi Sebelum Mendapatkan Intervensi
Dari total 24 responden, ditemukan 2 orang tidak menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun yaitu sebesar 8,3 %, 2 orang menggunakan alat kontrasepsi
suntik 1 bulan yaitu sebesar 8,3%, 15 orang menggunakan alat kontrasepsi suntik 3
bulan yaitu sebesar 62,6%,1 orang menggunakan alat kontrasepsi pil yaitu sebesar
4,2%, 0 orang menggunakan alat kontrasepsi AKDR yaitu sebesar 0%, 2 orang
menggunakan jenis kontrasepsi implan yaitu sebesar 8,3%, dan 2 orang
menggunakan jenis kontrasepsi kondom yaitu sebesar 8,3 %. Pengisian kuesioner ini
dilakukan sebelum responden mendapatkan intervensi.
23
Jenis Kontrasepsi Jumlah Persentase
Tidak KB 2 8,3%
Suntik 1 Bulan 2 8,3%
Suntik 3 Bulan 13 54,3%
Pil 1 4,2%
AKDR 2 8,3 %
Implan 2 8,3%
Kondom 2 8,3
24 100%
Tabel 4.7 Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi Sesudah Mendapatkan Intervensi
Dari total 24 responden, ditemukan 2 orang tidak menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun yaitu sebesar 8,3 %, 2 orang menggunakan alat kontrasepsi
suntik 1 bulan yaitu sebesar 8,3%, 13 orang menggunakan alat kontrasepsi suntik 3
bulan yaitu sebesar 54,3%,1 orang menggunakan alat kontrasepsi pil yaitu sebesar
4,2%, 2 orang menggunakan alat kontrasepsi AKDR yaitu sebesar 8,3%, 2 orang
menggunakan jenis kontrasepsi implan yaitu sebesar 8,3%, dan 2 orang menggunakan
jenis kontrasepsi kondom yaitu sebesar 8,3 %. Pengisian kuesioner ini dilakukan
sebelum responden mendapatkan intervensi.
Tingkat
Pengetahuan
Jumlah
Responden
AKDR Persentase
Kurang 7 0 0%
Cukup 14 0 0%
Baik 3 0 0%
0 0%
Tabel 4.8 Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai AKDR Terhadap Jumlah
Pengguna AKDR Sebelum Mendapatkan Intervensi
Dari seluruh jumlah responden baik dengan tingkat pengetahuan kurang,
cukup ataupun baik sebelum dilakukannya intervensi pengguna AKDR adalah
sebanyak 0 responden yaitu sebesar 0%
24
Tingkat
Pengetahuan
Jumlah
Responden
AKDR Persentase
AKDR
Kurang 3 0 0%
Cukup 13 1 50%
Baik 8 1 50%
2 100%
Tabel 4.9 Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai AKDR Terhadap
Jumlah Pengguna AKDR Sesudah Mendapatkan Intervensi
Dari 13 responden yang memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori cukup
dan dari 8 orang dalam kategori baik sesudah dilakukannya intervensi, 2 orang
memilih menggunakan AKDR. 1 responden berasal dari kategori tingkat pengetahuan
cukup yaitu sebesar 50% dan 1 responden berasal dari kategori tingkat pengetahuan
baik yaitu sebesar 50%. Sedangkan tingkat pengetahuan berkategori kurang sebesar 0
orang yaitu sebesar 0% yang memilih mengganti jenis kontrasespi yang digunakan.
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
Responden
AKDR Persentase
AKDR
Rendah 7 0 0%
Sedang 15 0 0%
Tinggi 2 0 0%
0 0%
Tabel 4.10. Gambaran Tingkat Pendidikan Mengenai AKDR Terhadap
Jumlah Pengguna AKDR Sebelum Mendapatkan Intervensi
Dari seluruh jumlah responden baik dengan tingkat pendidikan rendah, sedang
ataupun tinggi sebelum dilakukannya intervensi pengguna AKDR adalah sebanyak 0
responden yaitu sebesar 0%
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
Responden
AKDR Persentase
AKDR
Rendah 7 0 0%
Sedang 15 2 100%
25
Tinggi 2 0 0%
2 100%
Tabel 4.11 Gambaran Tingkat Pendidikan Mengenai AKDR Terhadap Jumlah
Pengguna AKDR Sesudah Mendapatkan Intervensi
2 responden dari tingkat pendidikan berkategori sedang memilih untuk
mengganti jenis kontrasepsi berupa AKDR yaitu 100% , sedangkan yang berasal dari
kategori tingkat pendidikan rendah dan tinggi sebanyak 0 responden yaitu 0% yang
memilih mengganti jenis kontrasepsi menjadi AKDR.
Pretest &
Postest
Jenis Pertanyaan Jumlah Persentase
Pretest Pertanyaan no.1 20 83.3%
Postest Pertanyaan no.1 24 100%
Tabel 4.12 Pertanyaan pada Kuesioner yang Paling Banyak Dijawab Benar
oleh Seluruh Responden
Dari 24 pertanyaan pada kuesioner, pertanyaan nomor 1 dijawab benar oleh
seluruh responden baik pada pretest maupun postest.
Pretest &
Postest
Jenis Pertanyaan Jumlah Persentase
Pretest Pertanyaan no.12 17 70,8%
Postest Pertanyaan no.23 15 62,5%
Tabel 4.13 Pertanyaan pada Kuesioner yang Paling Banyak Dijawab Salah
oleh Seluruh Responden
Dari total 24 pertanyaan pada kuesioner, 17 responden menjawab salah pada
pertanyaan nomor 12 saat pretest yaitu sebesar 70,8% dan 15 responden menjawab
salah pada pertanyaan nomor 23 saat postest yaitu sebesar 62,5%.
26
BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 24 responden yang mengisi
kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap AKDR, ditemukan 7 orang mendapatkan
nilai dengan kategori kurang (kurang dari sama dengan 59) yaitu sebesar 29,2%, 14 orang
mendapatkan nilai dengan kategori cukup (60-77) yaitu sebesar 58,3%% dan 3 orang
mendapatkan nilai dengan kategori baik (lebih dari 78) yaitu sebesar 12,5%. Pengisian
kuesioner ini dilakukan sebelum responden mendapatkan intervensi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pengetahuan kategori cukup lebih banyak dibandingkan dengan kategori
kurang maupun baik namun kategori kurang didapatkan lebih banyak daripada kategori baik
dan kategori baik mendapatkan jumlah terendah dibandingkan dengan kategori yang lainnya..
Hal tersebut menandakan bahwa pengetahuan wanita usia subur yang mengunjungi poli
KIA/KB Puskesmas Pekojan 2 Kelurahan Pekojan Kecamatan Tambora mengenai AKDR
mayoritasnya adalah sudah cukup baik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 24 responden yang mengisi
kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap AKDR, ditemukan 3 orang mendapatkan
nilai dengan kategori kurang (kurang dari sama dengan 59) yaitu sebesar 12,5%, 13 orang
mendapatkan nilai dengan kategori cukup (60-77) yaitu sebesar 54,2% dan 8 orang
mendapatkan nilai dengan kategori baik (lebih dari 78) yaitu sebesar 33,3%. Pengisian
kuesioner ini dilakukan sesudah responden mendapatkan intervensi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sesudah dilakukan intervensi penyuluhan terdapat peningkatan
pengetahuan wanita usia subur yang datang ke poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2
yang dibuktikan dengan menurunnya angka responden yang mendapatkan nilai dengan
kategori kurang yaitu dari 7 orang menjadi 3 orang, menurunnya angka responden yang
mendapatkan nilai dengan kategori cukup yaitu dari 14 orang menjadi 13 orang dan
meningkatnya angka responden yang mendapatkan nilai dengan kategori baik yaitu dari 3
orang menjadi 8 orang.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 24 responden yang mengisi
kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap AKDR, ditemukan 3 orang mendapatkan
nilai kurang pada pretest dan nilai kurang pada postest yaitu sebesar 12,5%, ditemukan 3
orang mendapatkan nilai kurang pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar
12,5%, ditemukan 1 orang mendapatkan nilai kurang pada pretest dan nilai baik pada postest
yaitu sebesar 4,1%, ditemukan 0 orang mendapatkan nilai cukup pada pretest dan nilai
27
kurang pada postest yaitu sebesar 0%, ditemukan 10 orang mendapatkan nilai cukup pada
pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar 41,7%, ditemukan 4 orang mendapatkan
nilai cukup pada pretest dan nilai baik pada postest yaitu sebesar 16,7%, ditemukan 0 orang
mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai kurang pada postest yaitu sebesar 0%,
ditemukan 0 orang mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu
sebesar 0% dan ditemukan 3 orang mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai baik pada
postest yaitu sebesar 12,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari 24 responden, terdapat 8
responden mengalami peningkatan nilai, 16 responden tidak mengalami peningkatan nilai.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari total 24 responden, ditemukan 2
orang tidak menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun yaitu sebesar 8,3%, 2 orang
menggunakan alat kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu sebesar 8,3%, 15 orang menggunakan alat
kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu sebesar 62,6%, 1 orang menggunakan alat kontrasepsi pil
yaitu sebesar 4,2%, 0 orang menggunakan alat kontrasepsi AKDR yaitu sebesar 0% dan 2
orang menggunakan jenis kontrasepsi implan yaitu sebesar 8,3%, dan 2 orang menggunakan
jenis kontrasepsi kondom yaitu sebesar 8,3% Pengisian kuesioner ini dilakukan sebelum
responden mendapatkan intervensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebelum dilakukan
intervensi penyuluhan, suntik 3 bulan menduduki peringkat tertinggi jumlah penggunanya
dari total 24 responden, sedangkan yang tidak menggunakan kontrasepsi jenis apapun dan
yang menggunakan kontrasepsi kb suntik 1 bulan, implan dan kondom memiliki peringkat
yang sama .Dan jenis kontrasepsi pil menduduki peringkat berikutnya sedangkan AKDR
menduduki peringkat paling terakhir dengan jumlah pengguna responden adalah 0. Meskipun
AKDR merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif, namun ternyata angka penggunanya
masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya.
Pengisian kuesioner setelah dilakukannya mendapatkan intervensi. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa dari total 24 responden, ditemukan 2 orang tidak menggunakan
alat kontrasepsi jenis apapun yaitu sebesar 8,3 %, 2 orang menggunakan alat kontrasepsi
suntik 1 bulan yaitu sebesar 8,3%, 13 orang menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan
yaitu sebesar 54,3%,1 orang menggunakan alat kontrasepsi pil yaitu sebesar 4,2%, 2 orang
menggunakan alat kontrasepsi AKDR yaitu sebesar 8,3%, 2 orang menggunakan jenis
kontrasepsi implan yaitu sebesar 8,3%, dan 2 orang menggunakan jenis kontrasepsi kondom
yaitu sebesar 8,3 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa sesudah dilakukan intervensi
penyuluhan, suntik 3 bulan tetap menduduki peringkat tertinggi jumlah penggunanya dari
total 24 responden namun terjadi penurunan pengguna dari KB suntik 3 bulan, disusul
peringkat kedua yaitu AKDR, suntik KB 1 bulan, implan, kondom dan tidak menggunakan
28
alat kontrasepsi jenis apapun, lalu peringkat terakhir yaitu pil. Hal tersebut menandakan
meskipun sudah terjadi peningkatan tingkat pengetahuan wanita usia subur yang datang ke
poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 mengenai AKDR, namun ternyata tidak
diimbangi dengan peningkatan jumlah pengguna AKDR.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari seluruh jumlah responden baik
dengan tingkat pengetahuan kurang, cukup ataupun baik sebelum dilakukannya intervensi
pengguna AKDR adalah sebanyak 0 responden yaitu sebesar 0%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tingginya tingkat pengetahuan tidak berbanding lurus dengan angka pengguna AKDR.
Tingginya tingkat pengetahuan seseorang mengenai AKDR tidak menjamin responden untuk
menggunakan AKDR.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari dari 13 responden yang memiliki
tingkat pengetahuan dalam kategori cukup dan dari 8 orang dalam kategori baik sesudah
dilakukannya intervensi, 2 orang memilih menggunakan AKDR. 1 responden berasal dari
kategori tingkat pengetahuan cukup yaitu sebesar 50% dan 1 responden berasal dari kategori
tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 50%. Sedangkan tingkat pengetahuan berkategori
kurang sebesar 0 orang yaitu sebesar 0% yang memilih mengganti jenis kontrasespi yang
digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya tingkat pengetahuan tidak berbanding
lurus dengan angka pengguna AKDR dikarenakan masih banyak baik dalam kategori cukup
ataupun baik yang belum menggunakan AKDR walaupun sudah terjadi peningkatan
penggunakaan AKDR setelah dilakukannya intervensi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari seluruh jumlah responden
baik dengan tingkat pendidikan rendah, sedang ataupun tinggi sebelum dilakukannya
intervensi pengguna AKDR adalah sebanyak 0 responden yaitu sebesar 0%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan tidak berbanding lurus dengan angka
pengguna AKDR. Tingginya tingkat pendidikan seseorang mengenai AKDR tidak menjamin
responden untuk menggunakan AKDR.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 15 responden yang memiliki
tingkat pendidikan dalam kategori sedang sesudah dilakukannya intervensi, 2 orang memilih
menggunakan AKDR yaitu sebanyak 100%. Sedangkan tingkat pendidikan berkategori
rendah dan tinggi sebesar 0 orang yaitu sebesar 0% yang memilih mengganti jenis
kontrasespi yang digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan
tidak berbanding lurus dengan angka pengguna AKDR dikarenakan masih banyak baik dalam
kategori berpendidikan sedang bahkan yang berpendidikan tinggi sekalipun yang belum
29
menggunakan AKDR, walaupun sudah terjadi peningkatan penggunakaan AKDR setelah
dilakukannya intervensi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 24 pertanyaan pada kuesioner,
pertanyaan nomor 1 dijawab benar oleh seluruh responden baik pada pretest maupun postest.
Pertanyaan nomor 1 merupakan pertanyaan mengenai definisi KB. Jadi tidak ada satupun
responden yang tidak mengetahui definisi dari KB baik sebelum maupun sesudah dilakukan
intervensi penyuluhan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari total 24 pertanyaan pada kuesioner,
17 responden menjawab salah pada pertanyaan nomor 12 saat pretest yaitu sebesar 70,8% dan
15 responden menjawab salah pada pertanyaan nomor 23 saat postest yaitu sebesar 62,5%.
Pertanyaan nomor 12 merupakan pertanyaan mengenai salah satu kekurangan AKDR adalah
tidak mencegah IMS dan pertanyaan nomor 23 merupakan pertanyaan mengenai
infeksi/radang panggul sebagai efek samping dari AKDR. Sebelum dilakukan intervensi
penyuluhan, mayoritas responden tidak mengetahui bahwa salah satu kekurangan AKDR
adalah tidak mencegah IMS serta tidak mengetahui bahwa salah satu efek samping dari
penggunaan AKDR adalah infeksi/radang panggul, namun setelah dilakukan intervensi,
terjadi peningkatan pengetahuan responden mengenai hal tersebut. Saat memberikan edukasi
kepada wanita usia subur perlu ditekankan edukasi mengenai dua hal tersebut.
30
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai "Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia
Subur Mengenai AKDR dan tingkat pendidikan Wanita Usia Subur di Puskesmas Kelurahan
Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap penggunaan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) Sebelum dan Sesudah dilakukannya Intervensi" dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat pengetahuan wanita usia subur yang datang ke poli KIA/KB puskesmas
kelurahan pekojan 2 Kecamatan Tambora mengenai AKDR (Alat Kotntrasepsi
Dalam Rahim) sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi mayoritas sudah
cukup baik.
2. Jumlah pengguna AKDR (Alat Kotrasepsi Dalam Rahim) dari total seluruh
responden yang datang ke poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2
Kecamatan Tambora sebelum dilakukannya intervensi adalah 0 dari 24 orang
responden (0%) namun sesudah mendapatkan intervensi pengguna AKDR
sebanyak 2 orang dari 24 orang responden (8.3%).
3. Dari hasil diatas menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur
mengenai AKDR tidak berbanding lurus dengan jumlah pengguna AKDR dan
tidak menjamin responden untuk menggunakan AKDR di Puskesmas Kelurahan
Pekojan 2 Kecamatan Tambora.
4. Dari hasil diatas menggambarkan bahwa tingkat pendidikan wanita usia subur
tidak berbanding lurus dengan jumlah pengguna AKDR dan tidak menjamin
responden untuk menggunakan AKDR di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2
Kecamatan Tambora.
5.2 Saran
Bagi Tenaga Kesehatan
Pengetahuan mengenai KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) perlu
ditingkatkan melalui pemberian informasi secara lebih lengkap kepada setiap
wanita usia subur yang berkunjung ke Puskesmas kelurahan Pekojan 2 baik
yang datang ke poli KIA/KB ataupun ke poli lainnya, dikarenakan masih
banyak pemahaman yang salah mengenai AKDR.
31
Pengetahuan mengenai KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) perlu
ditingkatkan melalui pemberian informasi secara lebih lengkap kepada suami
dari wanita usia subur yang ingin menggunakan alat kontrasepsi agar suami
mengerti mengenai AKDR.
Bagi Wanita Usia Subur
Perlunya membangun komunikasi aktif dengan petugas kesehatan maupun
kader kesehatan untuk memperoleh informasi lengkap mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
agar tidak terkecoh dengan informasi tidak benar yang beredar di tengah
masyarakat.
Perlunya membangun komunikasi aktif dengan suami dengan menjelaskan
hal-hal yang sudah didapatkan dari penyuluhan agar suami turut memahami
hal-hal yang berkaitan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Bagi Peneliti Lain
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang
berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan sampel yang lebih
banyak sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Goldstein,P. Population Data Sheet. Available at :
http://www.prb.org/Publications/Datasheets/2015/2015-world-population-data-
sheet.aspx. Accessed on September 7th 2015
2. Winkjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
3. Anonymous. Metode Kontrasepsi Tahun 2010. Available at :
http://data.go.id/dataset/peserta-kb-baru-menurut-metode-kontrasepsi-dki-jakarta-
2010. Accessed on September 7th 2015
4. Arum, D. N. S, Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta
: Nuha Medika
5. Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
6. Fertitest. 2010. Jenis-Jenis Kontrasepsi (online). Available at :
http://www.fertitest.co.id/kontrasepsi/1/index.html. Accessed on September 8th 2015.
7. Arif. M. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius, FKUI.
8. Anonymous. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Available at : http://www.bkkbn-
jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/akdr.htm. Accessed on September 9th 2015
9. Jenis-Jenis IUD (online). Available at :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-sitisetian-5889-2-babii.pdf.
Accessed on September 8th 2015.
10. Everett. 2007. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta : EGC.
11. Manuaba, et al. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
12. Saiffudin, A. B, B. Affandi, M. Baharuddin dan S. Soekir. 2006. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
13. Sastroasmoro, S.2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung
Seto.
33
LAMPIRAN
SURAT PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Alamat :
Setelah mendapat keterangan terperinci dan jelas mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan
Wanita Usia Subur Mengenai AKDR dan tingkat pendidikan Wanita Usia Subur di
Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah pengguna AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Sebelum dan Sesudah dilakukannya Intervensi. Setelah
mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan penelitian mini project tersebut, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa
paksaan menyatakan bahwa saya ikut sebagai responden dalam penelitian mini project
tersebut.
Jakarta, 2015
Peneliti Responden
(dr. Adinda Puspita Dewi) ( )
34
LEMBAR KUESIONER
- NAMA ANDA : - NO. HP :
- NAMA ANAK : - KB YANG SEDANG DIGUNAKAN:
- UMUR ANDA : - PENDIDIKAN TERAKHIR :
( ) Tidak Bersekolah ( ) Tamat SD
( ) Tamat SMP ( ) Tamat SMA
( ) D3 ( ) S1 ( ) S2
- ALAMAT :
BERI TANDA PADA KOLOM B JIKA JAWABAN BENAR ATAU S JIKA JAWABAN
SALAH, SESUAI PILIHAN ANDA.
NO PERTANYAAN JAWABAN
B S
PENGETAHUAN TENTANG KB (KELUARGA BERENCANA)
1. KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan
jumlah anak
2. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah sasaran langsung (target langsung)
dari program KB (Keluarga Berencana)
3. Tujuan program KB (Keluarga Berencana) di Indonesia adalah untuk
meningkatkan jumlah kelahiran dan meningkatkan jumlah penduduk
Indonesia
4. Biaya dan efek samping adalah salah satu faktor yang berpengaruh
dalam pemilihan alat kontrasepsi
PENGERTIAN KB AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)
5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral adalah alat yang
dimasukkan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi
35
6. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral adalah alat
kontrasepsi yang harus dilepas setiap bulan
7. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral merupakan alat
kontrasepsi jangka panjang
8. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral dipasang dengan
proses operasi
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR
9. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral dapat segera aktif
setelah pemasangan
10. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral merupakan alat
kontrasepsi yang tidak mempengaruhi produksi ASI
11. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral merupakan alat
kontrasepsi yang dapat dipakai hingga menopause
12. Salah satu kekurangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah
tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) seperti HIV/AIDS
13. Salah satu keuntungan dari KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
adalah pengguna KB AKDR harus selalu memeriksa benang AKDR
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)
14. Wanita hamil dan wanita yang diduga hamil diperbolehkan
menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
15. Yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) adalah wanita usia reproduktif (usia subur)
16. Wanita dengan perdarahan dari alat kelamin vagina yang belum jelas
penyebabnya tidak diperbolehkan menggunakan AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim)
WAKTU PEMASANGAN DAN PELEPASAN AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)
17. Pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat segera
dilakukan pada wanita yang baru saja melahirkan
18. Pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat dilakukan
pada wanita yang baru saja keguguran dan terbukti terkena infeksi
19. Setelah dilakukan pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim),
36
pengguna AKDR tidak perlu melakukan kunjungan ulang untuk kontrol
20. Salah satu indikasi pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
adalah terjadinya kehamilan dengan posisi AKDR masih terdapat di
dalam rahim
EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)
21. Salah satu efek samping dari AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
adalah terganggunya siklus haid (menstruasi)
22. Nyeri perut bawah saat haid bukan merupakan salah satu efek
samping dari AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
23. Salah satu efek samping dari AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
adalah infeksi / radang panggul
24 . Salah satu hal yang dapat terjadi pada pengguna AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah kehilangan benang AKDR
37