mini project

25
F. 7 PROPOSAL MINI PROJECT PEMBINAAN POSYANDU LANSIA DESA MADURESO Disusun oleh : dr. Misbah Hari Cahyadi DOKTER INTERNSHIP ANGKATAN XIII PERIODE 16 APRIL – 15 AGUSTUS 2014

Upload: azmy-azza-rahmita

Post on 10-Apr-2016

68 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Project

F. 7 PROPOSAL MINI PROJECT

PEMBINAAN POSYANDU LANSIA DESA MADURESO

Disusun oleh :

dr. Misbah Hari Cahyadi

DOKTER INTERNSHIP ANGKATAN XIII

PERIODE 16 APRIL – 15 AGUSTUS 2014

PUSKESMAS DHARMA RINI KABUPATEN TEMANGGUNG

Page 2: Mini Project

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keberhasilan pembangunan nasional memberikan dampak meningkatnya umur

harapan hidup waktu lahir (UHH) yaitu dari 68,6 tahun 2004 menjadi 70,6 pada tahun

2006. Meningkatnya UUH menyebabkan peningkatan jumlah lanjut usia, dimana

pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,8 juta jiwa.1

Undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa tujuan

pembangunan kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.2 Salah satu upaya untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal

adalah pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia, termasuk

pelayanan kesehatan bagi usia lanjut yang bermaksud untuk meningkatkan derajat

kesehatan usia lanjut agar selama mungkin dapat aktif, mandiri, dan berguna.3

Posyandu lansia merupakan upaya pelayanan kesehatan untuk lanjut usia di

tingkat masyarakat yang proses pembentukan dan penyelenggaraannya dilakukan

oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat, lintas sektor pemerintah dan

non-pemerintah, swasta, dan lain-lain dengan menitikberatkan pelayanan pada upaya

promotif dan preventif.1

Desa Madureso salah satu wilayah kerja Puskesmas Dharma Rini, memiliki

lansia yang terdiri dari 769 warga dengan rata – rata jumlah yang berusia 50-59 tahun

sekitar 30-55 warga tiap RW dan sekitar 21 - 35 warga yang berusia 60 tahun ke atas

dari 4271 penduduk pada bulan April 2011. Desa ini telah memiliki tiga posyandu

1 Pedoman pelaksanaan posyandu lanjut usia. Komisi nasional lanjut usia Jakarta 20102 Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan3 Soehadi R, Soenardi,dkk. Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Dalam : Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas. Magelang : Bapelkes Salaman ,2000, hal 174

Page 3: Mini Project

lansia dari tujuh RW dengan jumlah kader sebanyak 40 orang. Namun, saat ini dari

40 kader, hanya terdapat 27 kader aktif.4

Melihat hal tersebut diatas, dibutuhkan pembinaan oleh tenaga kesehatan bagi

posyandu lansia agar terpeliharanya kelancaran pelaksanaan posyandu lansia oleh

masyarakat, meningkatkan hasil kegiatan dan masyarakat dapat mengenal

masalahnya sendiri serta mampu mengatasinya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

B. TUJUAN

a) Tujuan umum

Terlaksananya Pembinaan Posyandu lansia Desa Madureso

b) Tujuan khusus

1. Tersampaikannya materi-materi penyelenggaraan posyandu lansia yang

telah disusun meliputi materi komponen posyandu lansia, pelayanan

kesehatan di posyandu lansia, dan mekanisme pelaksanaan kegiatan

posyandu lansia

2. Terlaksananya pelatihan pengisian buku register dan simulasi

pelaksanaan posyandu lansia

3. Mendeskripsikan hasil pretest dan postest dari materi yang telah

diberikan (komponen posyandu lansia, pelayanan kesehatan di posyandu

lansia, dan mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia)

4. Terlaksananya kegiatan posyandu lansia yang dilakukan oleh kader

sesuai dengan materi yang diberikan

5. Terlaksananya musyawarah yang dilakukan kader untuk mengevaluasi

penyelenggaraan posyandu lansia Desa Madureso

C. TINJAUAN PUSTAKA4 Monografi Desa Madureso Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Keadaan Agustus 2014

Page 4: Mini Project

POSYANDU LANSIA

Definisi

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di

suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat

dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan

pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehata bagi lansia

yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta

para lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial dalam

penyelenggaraannya.

Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk

pelayanan kesehatan di desa-desa, bersumber daya masyarakat atau UKBM yang

dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri.

Tujuan

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga

terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia

b. Meningkatkan mutu dan menjadikan usia lanjut tetap sehat, produktif, dan

mandiri selama mungkin

c. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta

dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara

masyarakat dan usia lanjut

d. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan usia lanjut, khususnya

aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan

pemulihan

Page 5: Mini Project

e. Memberdayakan kelompok lansia sehingga mereka mampu untuk menolong

dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya serta dapat

menyumbangkan tenaga dan kemampuannya untuk kepentingan keluarga dan

masyarakat

Tujuan pembinaan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

a. Terpeliharanya kelancaran pelaksanaan posyandu lansia

b. Meningkatkan hasil kegiatan posyandu lansia

c. Masyarakat mengetahui masalah yang dihadapi posyandu lansia dan mampu

mengatasi

Sasaran 

1. Sasaran langsung

- Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)

- Kelompok usia lanjut (60 – 69 tahun)

- Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas atau usia lanjut

berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan)

2. Sasaran tidak langsung

- Keluarga dimana usia lanjut berada

- Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut

- Masyarakat di lingkungan usia lanjut

- Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut

- Masyarakat luas

Pelayanan

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan

sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat

terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa,

meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium

Page 6: Mini Project

sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia, dan media penyuluhan.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader bersama-sama dengan petugas puskesmas

atau petugas lain sekurang kurangnya 1 (satu) kali sebulan.

Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansia akan dikembangkan lebih bersifat

mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan daya ingat, meningkatkan rasa

percaya diri dan kebugaran lansia. Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia

meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan

dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit

yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.

Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut di

posyandu lansia, diantaranya :

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam

kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat

tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya

2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental

emosional dengan menggunakan metode 2 menit

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan tinggi badan,

kemudian dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT)

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta

penghitungan denyut nadi selama satu menit

5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli, atau Cuprisulfat.

6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adannya penyakit

gula (diabetes mellitus)

7. Pemeriksaan adanya zat putih telur / protein dalam air seni sebagai deteksi awal

adanya penyakit ginjal.

8. Pelaksaan rujukan ke puskemas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan

kelainan pada pemeriksaan pada nomor 1 hingga 7.

Page 7: Mini Project

9. Penyuluhan Kesehatan. Bisa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam

rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah

kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut.

10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang

tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat

seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek

kesehatan dan gizi lanjut usia; kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak

jalan santai untuk meningkatkan kebugaran; ataupun kegiatan kerohanian, penyaluran

hobi, arisan, dan lain-lain

Pelaksanaan

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di

kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan sebaiknya digunakan adalah system 5

meja sebagai berikut:

- Meja 1 : Pendaftaran

- Meja 2 : Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, tempat

penimbangan dan pencatatan berat badan, pengukuran dan pencatatan tinggi

badan serta perhitungan index masa tubuh.

- Meja 3 : Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan pemeriksaan

status mental.

- Meja 4 : Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)

- Meja 5 : Pemberian penyuluhan dan konseling

Page 8: Mini Project

Tugas-tugas Kader

Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut :

a. Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas persiapan

oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.

b. Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas untuk

melaksanakan pelayanan 5 meja.

c. Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas setelah

hari Posyandu

Tugas kader pada saat persiapan hari posyandu, meliputi :

1) Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga,

obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.

2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia

untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa

membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu

3) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana

kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sektor bisa

hadir pada hari buka Posyandu.

4) Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader

posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan

Tahap setelah hari buka posyandu :

1) Memindahkan catatan-catatan pada KMS lansia ke dalam buku register atau buku

bantu kader.

2) Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu

lansia pada bulan berikutnya.

Page 9: Mini Project

3) Melakukan diskusi kelompok (Penyuluhan Kelompok) bersama lansia

(Paguyuban Lansia).

4) Melakukan kunjungan rumah untuk Penyuluhan Perorangan sekaligus tindak

lanjut untuk mengajak lansia untuk datang ke Posyandu lansia pada kegiatan

bulan berikutnya

Dalam kegiatan posyandu lansia, kader mempunyai peran sebagai pelaku dari

sebuah sistim kesehatan, kader diharapkan bisa memberikan berbagai pelayanan yang

meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian

lembar KMS, memberikan penyuluhan atau penyebarluasan informasi kesehatan,

menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam

kegiatan posyandu lansia. Karena itulah kader harus dibina, dituntun serta didukung

oleh pembimbing yang lebih terampil dan berpengalaman.

Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia

Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu

antara lain :

a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. 

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman

pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,

lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan

segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan

pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar

pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu

mengikuti kegiatan posyandu lansia

b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau.

Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa

harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau

kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini

Page 10: Mini Project

berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia

merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus

menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat

mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan

demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk

menghadiri posyandu lansia.

c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia

untuk datang ke posyandu.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia

untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat

bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar

lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha

membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas

kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap

yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang

diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah

suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan

kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu

dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.

Page 11: Mini Project

BAB II

METODOLOGI

Dalam penyusunan laporan studi kasus ini menggunakan metode pendekatan

sistem yang meliputi masukan (input), proses serta keluaran (output) dengan metode

pengamatan terlibat.

A. INPUT

1. Man

a) Narasumber/ Fasilitator:

Dokter internship puskesmas: dr. Misbah hari cahyadi

Bidan Desa Madureso: Ibu Eni Puji Lestari

Kader Posyandu lansia desa Madureso

b) Sasaran :

Kader Posyandu lansia desa Madureso

c) Pelaksana :

Dokter internship puskesmas Dharma Rini

d) Money : Swadana masyarakat

e) Material :

Referensi tentang posyandu lansia

Data distribusi lansia Desa Madureso

Petunjuk teknis pelaksanaan posyandu lansia

f) Method : Diskusi, wawancara, dan pengamatan terlibat

g) Machine : laptop, alat tulis dan sarana transportasi

B. PROSES

Perencanaan ( P1 )

1. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan

Page 12: Mini Project

2. Pertemuan dengan pendamping untuk mendapatkan penjelasan tentang langkah –

langkah pembinaan posyandu lansia

3. Pertemuan dengan Bidan Desa untuk mengetahui masalah yang dihadapi

posyandu lansia

4. Pertemuan dengan kader untuk mengkoordinasikan waktu dilakukannya

pembinaan posyandu lansia

5. Mempersiapkan materi pembinaan posyandu lansia

Penggerakan dan Pelaksanaan ( P2 )

Penggerakan

Menyebarkan undangan kepada petugas puskesmas dan kader posyandu lansia

desa Madureso

Pelaksanaan

1. Pemberian materi dan pelatihan kader posyandu lansia sesuai dengan buku

pedoman :

- Pemberian materi mengenai komponen posyandu lansia, pelayanan

kesehatan di posyandu lansia, dan mekanisme pelaksanaan kegiatan

posyandu lansia

- Pelatihan pengisian buku register posyandu lansia

- Simulasi pelaksanaan kegiatan posyandu lansia

2. Membantu pelaksanaan posyandu lansia

- Membantu mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan

- Melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai dokter puskesmas

3. Mengkoordinir kader untuk melakukan evaluasi dan memecahkan masalah

dalama menyelenggarakan posyandu lansia

- Mengumpulkan kader untuk bermusyawarah

Page 13: Mini Project

- Menjadi fasilitator dalam musyawarah mufakat

Pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3)

1. Mengawasi kegiatan pembinaan posyandu lansia Desa Madureso

2. Mengendalikan kegiatan pembinaan posyandu lansia Desa Madureso

3. Menilai kegiatan pembinaan posyandu lansia Desa Madureso

C. OUTPUT

1. Tersampaikannya materi-materi penyelenggaraan posyandu lansia yang telah

disusun meliputi materi komponen posyandu lansia, pelayanan kesehatan di

posyandu lansia, dan mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia

2. Meningkatnya kepahaman kader akan materi yang diberikan (komponen

posyandu lansia, pelayanan kesehatan di posyandu lansia, dan mekanisme

pelaksanaan kegiatan posyandu lansia)

3. Terlaksananya kegiatan posyandu lansia yang dilakukan oleh kader sesuai

dengan materi yang diberikan

4. Terlaksananya musyawarah untuk mengevaluasi penyelenggaraan posyandu

lansia Desa Madureso

D. CARA KERJA

Cara kerja yang dilakukan untuk menyusun laporan ini adalah menggunakan

Metode Seven Jumps, langkah – langkah yang dilakukan adalah :

1. Mencari istilah yang tidak dimengerti

a. Lansia

b. Posyandu Lansia

c. Pembinaan

2. Klarifikasi istilah

a) Lansia adalah singkatan dari lanjut usia. Batasan usia lanjut yang disepakati

disini adalah sesuai dengan WHO yaitu 45 tahun

Page 14: Mini Project

b) Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut

di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan

c) Pembinaan adalah Usaha, tindakan dan kegiatan yg dilakukan secara efektif

dan efesien untuk memperoleh hasil yg lebih baik.

3. Masalah :

a. Apa tujuan dilaksanakan pembinaan posyandu lansia Desa Madureso?

b. Kapan pembinaan posyandu lansia tersebut dilaksanakan?

c. Dimana tempat pembinaan posyandu lansia tersebut?

d. Siapa yang melaksanakan pembinaan Posyandu Lansia Desa Madureso?

e. Bagaimana cara melaksanakan pembinaan Posyandu Lansia Desa Madureso?

f. Mengapa pembinaan Posyandu Lansia diadakan di Desa Madureso ?

g. Berasal dari mana saja sumber pembiayaan Posyandu Lansia Desa Madureso?

4. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara wawancara, pencatatan, diskusi dan

pengamatan terlibat.

5. Pengolahan dan analisa data

Data yang diperoleh kemudian diolah secara manual dan dianalisa

secara deskriptif berdasarkan pendekatan sistem untuk mendapatkan keluaran

sesuai tujuan.

6. Penentuan Masalah

Masalah ditentukan dari adanya kesenjangan antara harapan yang

diinginkan dan kenyataan yang menimbulkan rasa tidak puas sehingga timbul

keinginan untuk mencari alternatif pemecahan masalah.

7. Pemecahan Masalah

Page 15: Mini Project

Dari data yang ada kemudian dilakukan analisis penyebab masalah,

kemudian dicari alternatif pemecahan masalah dengan berdasarkan sumber

daya, sarana dan dana yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut

Usia. Jakarta

2. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

3. Soehadi R, Soenardi,dkk.2000. Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Dalam : Pedoman

Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas. Magelang : Bapelkes Salaman, hal 174

4. Monografi Desa Madureso Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

Keadaan Agustus 2014

5. Word Definitions [serial online]. [cited 2011 April 18]. Available from :

www.artikata.com

6. Departemen Kesehatan RI.2003.Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di

Kelompok Lanjut Usia. Jakarta

7. 10 Pelayananan Posyandu Lansia [serial online]. C2011. [cited 2011 April 20].

Available from : www.infoposyandu.info

8. Posyandu lansia. C2010. [cited 2011 April 20]. Available from :

www.bidanpurnama.wordpress.com

9. Posyandu lansia. C2008. [cited 2011 April 20]. Available from :

http://dcolz.files.wordpress.com

Page 16: Mini Project

KOMENTAR / FEED BACK

Temanggung, Agustus 2014

Mengetahui,

Pendamping Dokter Internship Peserta

dr. Novelia Dian T. dr. Misbah Hari Cahyadi

NIP. 19621104 199010 2001