mini project

88
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan yang merupakan bagian interaksi dari pembangunan nasional yang secara keseluruhanya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan SDM sebagai modal dasar pembangunan nasional. (USU Digital Library, 2003). Dalam beberapa tahun terakhir AKB (Angka Kematian Bayi) telah banyak mengalami penurunan yang cukup menggembirakan meskipun tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1971 Angka Kematian Bayi (AKB) diperkirakan sebesar 152 per 1000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 117 pada tahun 1980, dan turun lagi 1

Upload: raditya-endro-kusumo

Post on 11-Aug-2015

1.637 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

mini project internship

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Project

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan

disegala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan yang merupakan bagian interaksi dari

pembangunan nasional yang secara keseluruhanya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan

dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa sebagai tujuan pembangunan

kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar

dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pembangunan di bidang kesehatan

mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan

pembinaan dan pengembangan SDM sebagai modal dasar pembangunan nasional. (USU Digital

Library, 2003).

Dalam beberapa tahun terakhir AKB (Angka Kematian Bayi) telah banyak mengalami

penurunan yang cukup menggembirakan meskipun tahun 2001 meningkat kembali sebagai

dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1971 Angka Kematian Bayi

(AKB) diperkirakan sebesar 152 per 1000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 117 pada

tahun 1980, dan turun lagi menjadi 44 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Dibandingkan

dengan negara tetangga ASEAN, kematian ibu melahirkan, bayi, dan balita di Indonesia adalah

yang tertinggi. Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKI menjadi 226 per 100.000 kelahiran

hidup dan AKB menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2005).

Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran

agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui program-

program kesehatan, melainkan berhubungan erat dengan program KB. Upaya menggerakkan

masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan

masyarakat desa, yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu). Posyandu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan professional dari

1

Page 2: Mini Project

petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan

masyarakat terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran nasional.

(USU Digital Library, 2003).

Kegiatan di Posyandu meliputi Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana (KB),

Imunisasi, Gizi, dan Pasangan Usia Subur. Jenis aktifitas Posyandu dilakukan dengan system 5

(lima) meja yaitu: Meja 1 adalah pendaftaran dimana semua pengunjung Posyandu yaitu balita,

ibu hamil, menyusui, Wanita Usia Subur (WUS) harus didaftar dahulu seblum pelayanan,

dimana pada meja ini terdapat Karu Menuju Sehat (KMS) balita, KMS ibu hamil, register balita,

ibu hamil dan WUS. Meja 2 (dua) adalah penimbangan, dimana dilakukan penimbangan kepada

semua balita yang hadir dan ibu hamil. Pengunjung yang ditimbang diberi secarik kertas

tempat mencatat hasil penimbangan dan diberikan ke meja. Meja 3 (tiga) adalah

pencatatan dan pelaporan dimana pada meja 3 ini dilakuakan kegiatan pencatatan

hasil penimbangan dan dimasukkan ke Sistem Informasi Posyandu dan KMS. Meja

4 (empat) adalah pelyanan kesehatan serta meja 5 (lima) adalah tempat petugas

kesehatan memberikan pelayanan kesehatan seperti imunisasi pada bayi dan ibu

hamil, Keluarga Berencana (KB) serta pemeriksaan ibu hamil. (Dinkes Jawa Timur,

2005).

Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan melihat naik atau

tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, yang dilakukan sebulan

sekali dengan menggunakan KartuMenuju Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah satu

pelaksanaan kegiatan posyandu dalam rangka mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak.

(Depkes RI, 2005)

Data Provinsi Lampung pada tahun 2001, cakupan penimbangan balita yaitu balita yang

ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) pada bayi mencapai 69,36 %, anak balita 48,14 % , untuk

cakupan bayi yang mengalami kenaikan berat badan dibagi jumlah sasaran (N/D) sudah cukup

baik, yaitu pada bayi cakupannya mencapai 92,35 % dan pada anak balita mencapai 73,51 %

(Dinkes Provinsi Lampung, 2002). Perlu diketahui bahwa Target penimbangan balita adalah

80%.(Puskesmas Pembantu , 2003).

Berdasarkan data yang didapat pada Puskesmas Kota Karang, penimbangan balita belum

memenuhi target, yaitu masih sekitar 50%. Terlebih lagi beberapa bulan terakhir ini, pada

2

Page 3: Mini Project

Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang yang biasanya persentase untuk penimbangan balita

tiap bulan cukup tinggi, tapi 2 bulan terakhir ini yaitu pada bulan Oktober-November 2012

menurun hingga setengahnya. Oleh karena itu, saya sebagai dokter internship ingin mengetahui

lebih lanjut mengenai cakupan rendahnya penimbangan balita di Posyandu Melati XI Kelurahan

Kota Karang sehingga dapat diketahui upaya untuk meningkatkannya dan penyebabnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari data yang ada, maka masalah dalam Mini Project ini adalah “Gambaran Rendahnya

Cakupan Penimbangan Balita di Kelurahan Kota Karang bulan Oktober 2012-November 2012.

1.3 Ruang Lingkup

Mini project ini mencari informasi mengenai Cakupan Penimbangan Balita. Mini project

ini dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang, Bandar Lampung. Dan data yang

dikumpulkan adalah periode Oktober 2012-November 2012. Mini project ini juga memiliki

beberapa kendala, seperti diantaranya karena keterbatasan waktu, ruang, tenaga, dan dana.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Untuk meningkatkan rendahnya angka cakupan penimbangan balita di Posyandu

Tujuan Khusus:

a. Untuk meningkatkan gambaran ibu yang tidak membawa balitanya untuk ditimbang di

Posyandu berdasarkan karakteristik ibu (umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan

ekonomi).

b. Untuk meningkatkan gambaran pengetahuan ibu yang tidak membawa balitanya untuk

ditimbang di Posyandu.

3

Page 4: Mini Project

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Masyarakat:

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penimbangan balita guna

meningkatkan status gizi balita di wilayah puskesmas.

2. Akan dapat mengurangi resiko angka kejadian gizi kurang dan gizi buruk pada balita

1.5.2 Dinas Tingkat Kesehatan

Dinas Kesehatan sebagai koordinator yang membawahi sarana-sarana kesehatan yang

ada di lingkungan kerjanya dapat mengetahui dan berperan serta aktif dalam memberikan

ide-ide baru untuk menyukseskan program ini demi terwujudnya kesehatan masyarakat

yang optimal.

1.5.3 Puskesmas:

1. Sebagai masukan tentang cakupan kunjungan posyandu balita, dan partisipasi

masyarakat terhadap kunjungan ke posyandu

2. Sebagai masukan untuk perencanaan kegiatan dimasa mendatang

1.5.4 Dokter internship:

1. Memperdalam dan memperbaharui pengetahuan mengenai gizi balita

2. Menambah pengalaman dalam masalah ilmu kesehatan masyarakat terutama mengenai

masalah gizi balita yang terjadi di masyarakat baik masyarakat luas maupun di

wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

3. Dapat melengkapi salah satu syarat kelulusan internship yaitu terselesaikannya karya

tulis ilmiah deskriptif mini project ini.

4

Page 5: Mini Project

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak.

Karena pada masa ini terjadi perkembangan kemampuan berbahasa, berkreatifitas, kesadaran

sosial, emosional dan intelektual, yang menjadi landasan untuk perkembangan anak selanjutnya.

Secara sederhana, pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan secara bertahap dari organ

dan jaringan tubuh, sedangkan perkembangan adalah kemampuan yang diperoleh dari

kematangan sistem saraf pusat, khususnya otak seperti bertambahnya fungsi tubuh seperti

pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain-lain. Setiap anak memiliki garis

pertumbuhan yang berbeda-beda, anak tersebut akan tumbuh mengikuti pola pertumbuhan

normalnya. Pengukuran status pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan dengan

metode antropometri seperti ukuran tinggi badan dan berat badan berdasarkan usia menurut

KMS.

II.1. Anak Dibawah Lima Tahun (Balita)

II.1.1. Definisi

Anak balita adalah yang berusia 0 tahun sampai dengan 5 tahun kurang dari 1 hari.

Banyak hal yang mempengaruhi kesehatan anak balita, antara lain adanya keterkaitan

status gizi dan keadaan fisik lingkungan. Anak balita yang kekurangan gizi sangat rentan

terhadap berbagai paparan infeksi, karena pada tubuh anak yang kekurangan gizi terdapat

penghancuran jaringan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, sehingga homeostatis

dalam tubuh terganggu dan akhirnya daya tahan tubuh balita menurun, hal ini

menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Adapun keadaan fisik lingkungan juga

mempengaruhi kesehatan balita, keadaan fisik lingkungan meliputi sarana sanitasi (tempat

pembuangan sampah), ketersediaan air bersih, cuaca, ketersediaan rumah sehat.

II.1.2. Pertumbuhan Balita

5

Page 6: Mini Project

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu.

Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran,

penglihatan, kecerdasan dan tanggung jawab.

2. Garis Pertumbuhan

Anak sehat tumbuh mengikuti pola garis pertumbuhan normal, bertambah umur akan

bertambah berat mengikuti grafik pertumbuhan dalam kartu menuju sehat (KMS).

3. Perkembangan anak sehat

Anak sehat mempunyai perkembangan kecerdasan, ketangkasan, dan tingkat

kewaspadaan yang cukup tinggi sesuai dengan umurnya.

4. Ciri-ciri pertumbuhan:

a. Merupakan perubahanyang dapat diukur secara kuantitatif

b. Mengikuti perjalanan waktu

c. Setiap balita memiliki jalur pertumbuhan normal (growth trajectory).

5. Pemantauan pertumbuhan Balita

Tujuan dari Pemantauan Pertumbuhan Balita antara lain:

a. Mencegah memburuknya keadaan gizi

b. Meningkatkan keadaan gizi

c. Mempertahankan keadaan gizi baik

II.1.3. Cakupan Penimbangan Balita

Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk:4

1. Memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat

(KMS).

2. Memberikan konseling gizi.

3. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan

balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan.

Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan

dihubungkan dengan garis sehinggan membentuk garis pertumbuhan anak. berdasarkan garis

6

Page 7: Mini Project

pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut:

“Naik” (N) atau “Tidak Naik” (T) dengan cara yang telah ditetapkan dalam buku Panduan

Penggunaan KMS bagi Petugas Kesehatan.4

Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang

ke Posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak

yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di bawah garis

merah (BGM). Catatan lain yang ada di Posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di wilayah

kerja Posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K).4

Data yang tersedia di Posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan fungsinya,

yaitu:4

1. Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik untuk :

a. Penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan

b. Penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D).

2. Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolan program/ kegiatan di posyandu (%

D/S dan K/S).

KMS harus dibawa ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan

anak dengan demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi anak yang

bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan bentuk pelaporan tersebut dikenal dengan

SKDN.

SKDN  adalah data untuk memantau pertumbuhan balita SKDN sendiri mempunyai singkatan

yaitu sebagai berikut:

S= adalah jumlah balita yang ada diwilayah posyandu,

K =jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS,

D= jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini,

N= jumlah balita yang naik berat badanya.

Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan (K/S),

kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K), tingkat partisipasi masyarakat dalam

kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan (N/S). (Suhardjo. 1996).

Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan

(K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K), tingkat partisipasi masyarakat

7

Page 8: Mini Project

dalam kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan (N/S). (Suhardjo.

1996).

Jumlah balita (S) yang ada di wilayah kelurahan Kota Karang

Jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K)

Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan

Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan

Jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM)

Rumus

Presentase D/S Jumlah balita yang datang ditimbang (D)

8

Page 9: Mini Project

= —————————————————– x 100%

Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Presentase K/S

Jumlah balita yang terdaftar

dan mempunyai KMS (K)

= —————————————————— x100%

Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Presentase N/D

Jumlah balita yang yang

naik berat badannya (N)

= ——————————————————x100%

Jumlah balita yang ditimbang

Catatan: :Presentase N/D merupakan indikator keberhasilan program

Sumber data :Catatan Program Gizi di Puskesmas (LB3 Gizi)

II.2. Posyandu

II.2.1. Pengertian

9

Page 10: Mini Project

Menurut Depkes RI (2005), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu bentuk

keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas.

Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Posyandu antara lain: Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), KB (Keluarga Berencana), P2M (Imunisasi dan Penanggulangan Diare), dan Gizi

(penimbangan Balita). Sedangkan sasaran penduduk Posyandu ialah ibu hamil, ibu

menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS) dan Balita.

Program Posyandu merupakan strategi pemerintah dalam menurunkan angka

kematian bayi (Infant Mortality Rate), angka kelahiran (Birth Rate), dan angka kematian

ibu (Maternal Mortality Rate). Turunnya IMR, BR, dan MMR di suatu wilayah merupakan

standar keberhasilan pelaksanaan program terpadu di wilayah tersebut. Untuk

mempercepat penurunan IMR, BR, dan MMR tersebut, secara nasional diperlukan

tumbuhnya peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan Posyandu, karena

Posyandu adalah milik masyarakat.Untuk mengembangkan peran serta masyarakat di

Posyandu dapat dilakukan dengan penerapan asas-asas manajemen kesehatan.

II.2.2. Sistem Informasi di Posyandu (Sistem Lima Meja)

1. Meja I

Layanan meja I merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan pendaftaran pada

ibu dan Balita yang datang ke Posyandu. Alur pelayanan Posyandu menjadi terarah

dan jelas dengan adanya petunjuk di meja pelayanan. Petunjuk ini memudahkan ibu

dan Balita saat datang, sehingga antrian tidak terlalu panjang atau menumpuk di satu

meja.

2. Meja II

Layanan meja II merupakan layanan penimbangan

3. Meja III

Kader melakukan pencatatan pada buku KIA atau KMS setelah ibu dan Balita

mendaftar dan ditimbang di meja III. Pencatatan dengan mengisikan berat badan

10

Page 11: Mini Project

Balita ke dalam skala yang di sesuaikan dengan umur Balita. Di atas meja terdapat

tulisan yang menunjukan pelayanan yang di berikan.

4. Meja IV

Berat badan anak yang naik atau yang tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,

pasangan usia subur yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan, pelayanan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT), oralit, vitamin A, tablet zat besi dilakukan di

meja IV

5. Meja V

Pemberian imunisasi dan pelayanan kesehatan kepada Balita yang datang ke

Posyandu dilayani di meja V, dilakukan oleh bidan desa atau petugas kesehatan

lainnya. Imunisasi yang diberikan di posyandu adalah imunisasi dasar, yaitu: BCG,

DPT, Hepatitis, Polio, Campak.

Kecuali itu ada sebagian posyandu yang memberikan PMT kepada bayi dan anak

balita secara swadaya, PMT ini diberikan setelah meja V (lima). Disamping itu ada pula

Posyandu yang melakukan penyuluhan kelompok sebelum meja I (satu) ataupun setelah

meja V (lima). Dalam penyelenggaraan posyandu ini sangatlah jelas bahwa yang

mempunyai peranan besar adalah kader, dalam hal ini tentunya kader yang aktif dalam

setiap kegiatan Posyandu.

Hal-hal yang boleh dilakukan kader dalam deteksi dini tumbuh kembang anak / balita

antara lain :

1. Penimbangan berat badan

2. Pengukuran tinggi badan

3. Pengukuran lingkar kepala

4. Pengukuran lingkar lengan

Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di

tingkat puskesmas dan jaringannya dan tidak boleh dilakukan kader, antara lain :

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui / menemukan status

gizi kurang atau buruk dan mikrosefali

11

Page 12: Mini Project

2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan

perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar

3. Deteksidini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah

mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (Depkes

RI, 2005)

II.2.3. Tujuan Posyandu

1. Tujuan Umum

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,

terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

c. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

II.1.4. Program Kerja Posyandu

1. KIA

2. KB

3. lmunisasi.

4. Gizi.

5. Penggulangan Diare.

II.1.5. Prinsip Dasar Posyandu

Prinsip dasar Posyandu terdiri atas:

12

Page 13: Mini Project

1. Posyandu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara pelayanan

profesional dan non profesional oleh masyarakat.

2. Adanya kerjasama, lintas program yang baik (KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan

diare) maupun lintas sektoral (Depkes RI, Depdagri/ Bangdes, BKKBN)

3. Kelembagaan masyarakat

4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi, balita, anak balita, ibu)

II.2.6. Indikator Kegiatan Posyandu

Ada beberapa indikator dalam kegiatan Posyandu antara lain:

1. Liputan Program (K/S).

Merupakan indikator mengenai kemampuan program untuk menjangkau Balita yang

ada di masing-masing wilayah kerja posyandu. Diperoleh dengan cara membagi jumlah

balita yang ada dan mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan jumlah keseluruhan

Balita dikalikan 100.

2. Tingkat Kelangsungan Penimbangan (K/D).

Merupakan tingkat kemantapan pengertian dan motivasi orang tua balita untuk

menimbang balitanya setiap bulan. Indikator ini dapat dengan cara membagi jumlah

Balita yang ditimbang (D) dengan jumlah Balita yang terdaftar dan mempunyai KMS

(K) dikalikan 100.

3. Hasil Penimbangan (N/D).

Merupakan indikator keadaan gizi Balita pada suatu waktu (bulan) di wilayah

tertentu. Indikator ini didapat dengan membagi jumlah Balita yang naik berat badannya

(N) dengan jumlah Balita yang ditimbang bulan ini (D).

4. Hasil Pencapaian Program (N/S).

Indikator ini di dapat dengaan cara membagi jumlah Balita yang naik berat badannya

(N) dengan jumlah seluruh Balita (S) dikalikan 100.

13

Page 14: Mini Project

5. Partisipasi Masyarakat (D/S).

Indikator ini merupakan keberhasilan program Posyandu, karena menunjukkan

sampai sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat dan orang tua Balita pada

penimbangan Balita di Posyandu. Indikator ini di peroleh dengan cara membagi jumlah

Balita yang ditimbang (D) dengan jumlah seluruh Balita yang ada (S) dikalikan 100.

Tinggi rendahnya indikator ini dipengaruhi oleh aktif tidaknya bayi dan Balita

ditimbangkan tiap bulannya.

II.2.7. Penimbangan

Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan

melihat naik atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, yang

dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan

merupakan salah satu pelaksanaan kegiatan posyandu dalam rangka mengoptimalisasi

potensi tumbuh kembang anak.

PENIMBANGAN BALITA DENGAN MENGGUNAKAN DACIN

Persiapan Penimbangan

1. Menggantung dacin pada tempat yang kokoh.

2. Mengatur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang.

3. Memeriksa ketepatan dacin, dengan menggeser bandul geser tepat pada angka nol, jika jarum

penunjuk tegak lurus, berarti tidak perlu diseimbangkan lagi. Jika jarum belum tegak lurus, maka

dapat diseimbangkan dengan penambahan batu kecil dalam plastik yang digantung di ujung batang

dacin atau pemberat lain yang sesuai.

Pelaksanaan Penimbangan

1. Memastikan bandul geser berada tepat pada angka nol, agar batang dacin tidak mengenai penimbang

maupun orang lain.

14

Page 15: Mini Project

2. Menanyakan hasil pengukuran berat badan sebelumnya, sebagai patokan agar penimbangan dapat

berlangsung lebih cepat.

3. Memasukkan balita kedalam kantung timbang.

4. Mengatur bandul geser pada angka penimbangan sebelumnya, lalu kemudian disesuaikan sedikit

hingga jarum penunjuk saling tegak lurus (telah seimbang).

5. Membaca hasil penimbangan dengan melihat angka yang tertera di ujung bandul geser.

6. Mencatat hasil penimbangan.

7. Mengembalikan bandul geser pada angka nol.

8. Mengeluarkan balita dari kantung timbang.

II.3. Kartu Menuju Sehat (KMS)

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk Balita dan Balita adalah alat yang sederhana dan

murah, yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai

perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun.

Kartu menuju sehat adalah suatu kartu yang berisikan rekomendasi tentang standar

pertumbuhan, prototipe grafik pertumbuhan dan petunjuk cara penggunaan grafik pada

pelayanan kesehatan.

Jenis-jenis catatan (informasi) pada KMS adalah:

1. Berat badan anak (pertumbuhan anak)

2. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif untuk bayi berumur 0 sampai 4 atau 6 bulan

3. Imunisasi yang sudah diberikan kepada anak

4. Pemberian vitamin A

5. Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan

Manfaat KMS:

1. Catatan/ informasi pada KMS merupakan ‘alat pemantau’ keadaan balita yang bisa dijadikan

acuan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarganya.

15

Page 16: Mini Project

2. Sebagai acuan penyuluhan, catatan KMS juga dijadikan bahan acuan untuk memberikan

rujukan, baik ke meja 5 maupun ke Puskesmas.

3. Rujukan ini diberikan apabila pada KMS terdapat catatan berikut ini:

a. Berat Badan balita berada di bawah garis merah (BGM) pada KMS.

b. Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik.

PENGISIAN KMS-BALITA

A. Penimbangan pertama

Langkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran

Langkah kedua : Mengisi kolom identitas

Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir

Langkah keempat : Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS

Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan, dan lain-lain

Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi

Langkah ketujuh : Mengisi kolom pemberian vitamin A dosis tinggi

Langkah kedelapan : Mengisi kolom Pemberian Periode ASI Eksklusif

B. Penimbangan kedua dan seterusnya

Lakukan langkah keempat dan kelima. Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik

berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika anak tidak ditimbang

pada bulan lalu, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat

badan sebelumnya.

Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.

Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam. Apabila anak ditimbang pada

bulan kapsul vitamin A (yaitu Februari dan Agustus), anak akan diberi kapsul vitamin A,

kemudian lakukan langkah ketujuh. Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan

langkah kedelapan.3

Tabel 1 menunjukkan berat badan standar untuk balita menurut kelompok umur, sementara

Gambar 1 dibawahnya menunjukkan contoh grafik KMS balita, dengan jalur pertumbuhan

yang baik dan pertumbuhan yang memburuk.

16

Page 17: Mini Project

Tabel 2.1. Berat Badan Standar untuk Balita

Usia/tahun Berat badan standar/kg

0-1 3,3 – 10,2

1-2 10,2 – 12,6

2-3 12,6 – 14,7

3-2 14,7 – 16,4

4-5 16,4 – 18,7

Sumber: Games therapy untuk kecerdasan bayi dan balita

Gambar 1. Contoh grafik KMS

Sumber: http://arali2008.wordpress.com/2009/03/16/bagaimanakah-pola-pertumbuhan-berat-

badan-ideal-balita-anda/

ALUR TINDAKAN BERDASARKAN GRAFIK KMS

Berikut adalah tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan grafik KMS balita: 5

17

Page 18: Mini Project

I. Bila garis pertumbuhan naik

Diberikan pujian serta nasehat agar ibu meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya,

namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi agar anak dapat terus tumbuh dan diupayakan

berat badannya naik lagi pada bulan yang berikutnya.

II. Bila garis pertumbuhan tidak naik

Timbangan tidak naik 1 kali: ditanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian

memberikan nasehat makanannya, dan memotivasi agar berat badan anak naik bulan berikutnya.

Timbangan tidak naik 2 kali: ditanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian

memberikan nasehat makanannya. Bila anak terlihat sakit segera dikirim ke Puskesmas atau

fasilitas kesehatan lainnya.

Timbangan tidak naik 3 kali: anak dirujuk ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lain.

III. Bila garis pertumbuhan berada dibawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk

ke Puskesmas atau rumah sakit.

II.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan (Cakupan Penimbangan

Balita)

Menurut Blum dalam The Force Field and Well Being Paradigma menjelaskan

tentang empat faktor lapangan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu:10

1. Faktor lingkungan

Termasuk di dalamnya adalah faktor fisik, sosial, ekonomi, pendidikan, biologi.

2. Faktor perilaku

Termasuk didalamnya adalah tingkah laku dan kebiasaan.

3. Faktor pelayanan Kesehatan

Termasuk di dalamnya adalah pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi.

4. Faktor herediter atau Kependudukan

18

Page 19: Mini Project

Dari konsep Blum diatas, dapat dilihat bahwa peran dokter dalam menjaga agar

seseorang atau masyarakat tetap dalam derajat kesehatan yang optimum tidak cukup

melalui cara mengobati dari orang yang sakit satu ke orang sakit yang lainnya.

Oleh sebab itu, Leavel & Clark merumuskan Kedokteran Pencegahan dalam five

level of prevention yang meliputi Pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang

mengandung arti bagaimana seseorang tidak menjadi sakit. Promosi kesehatan yang

merupakan bagian pencegahan primer ditujukan kepada orang yang sehat yang belum sakit

sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit. Salah satu usaha promosi kesehatan adalah

dengan melakukan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan.10

Pada pencegahan sekunder dimana salah satu isinya adalah diagnosis awal dan terapi

yang adekuat, diharapkan setiap kasus yang ditemukan dapat segera didiagnosis dan

diberikan terapi yang adekuat agar orang yang sakit tidak menjadi semakin parah. Dalam

hal ini petugas kesehatan diharapkan mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap semua

perlakuan yang harus diberikan pada setiap kasus yang ada sehingga terapi dapat diberikan

dengan tepat.10

Pada penelitian ini, dikarenakan terbatasnya waktu dan dana maka kami mengambil

8 faktor dari uraian diatas, yaitu:

1. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan formal akan berpengaruh terhadap cara berfikir seseorang

terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungan. Hal ini akan berpengaruh terhadap

tingkat kesadaran kesehatan terhadap diri sendiri dan keluarganya. Dalam hal ini

adalah kerutinan ibu untuk menimbangkan balitanya di posyandu.

2. Status Pekerjaan

Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri

maupun keluarga. Faktor bekerja tampak berpengaruh pada ketidakaktifan ibu datang

ke posyandu, karena mereka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum

cukup, yang berdampak pada tidak adanya waktu para ibu balita untuk aktif pada

kunjungan ke Posyandu, serta tidak ada waktu ibu untuk mencari informasi karena

19

Page 20: Mini Project

kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi kerja merupakan faktor yang

mempengaruhi ketidakaktifan ibu datang ke posyandu. Hal ini dapat menyebabkan

frekuensi ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu akan berkurang.

3. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah hasil perolehan usaha. Jadi yang dimaksud pendapatan

dalam penelitian ini adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan

pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.

Pendapatan keluarga oleh suami dan istri rata-rata dalam satu bulan merupakan

penghasilan dalam jumlah uang yang akan dibelanjakan oleh keluarga dalam bentuk

makanan. Tingkat pendapatan keluarga mencerminkan tingkat ekonomi seseorang

dimana secara tidak langsung berpengaruh dalam usaha untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan. Dalam hal ini penimbangan balita di posyandu.

4. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu perilaku dalam

kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan tentang Posyandu pada

kader kesehatan yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap program Posyandu

khususnya ketidakaktifan ibu balita untuk kunjungan ke Posyandu. Pada gilirannya akan

mendorong seseorang untuk aktif dan ikutserta dalam pelaksanaan Posyandu. Tanpa adanya

pengetahuan maka para ibu balita akan sulit dalam menanamkan kebiasaan kunjungan ke

Posyandu. Pengetahuan tentang Posyandu akan berdampak pada sikap terhadap manfaat

yang ada dan akan terlihat dari praktek dalam ketidakaktifan ibu balita terhadap masalah

kesehatan balitanya.

Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam masalah

ketidakaktifan ibu balita karena kurang percaya dirinya para kader kesehatan menerapkan

ilmunya serta kurang mampu dalam menerapkan informasi penyuluhan dalam kehidupan

sehari-hari.

Tingkat pengetahuan seseorang banyak mempengaruhi perilaku individu, dimana

semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang ibu tentang manfaat Posyandu, maka akan

semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk berperan serta dalam program Posyandu.

Pengetahuan tentang Posyandu yang rendah akan menyebabkan rendahnya tingkat kesadaran

ibu yang akan membawa balita untuk berkunjung ke Posyandu.

5. Sikap

20

Page 21: Mini Project

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,

tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Komponen

pokok sikap, Allport menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok,

yaitu:

Kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek.

Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam

penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi

memegang peranan penting.

Penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap

status gizi balita di enam Kecamatan di Kabupaten Sragen tahun 2008, didapatkan

bahwa ibu yang pengetahuan dan sikapnya baik mempunyai kemungkinan 17 kali

lebih besar unttuk mempunyai anak balita dengan status gizi baik bila dibandingkan

dengan ibu yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang buruk.

6. Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau

lingkungan (Depdiknas, 2005). Dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu

kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.

Robert Kwick (1974), menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau

perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.Skinner

(1938), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus/ rangsangan dari luar.

Penelitian mengenai hubungan perilaku ibu dengan status gizi balita di

Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat tahun 2005,

21

Page 22: Mini Project

mendapati jumlah ibu yang perilakunya baik dengan status gizi balita baik sebesar

65,6% sedangkan jumlah ibu yang perilaku kurang dengan status gizi balita kurang

sebesar 26,1%. Berdasarkan hasil uji statistic dari penelitian tersebut, diketahui

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dengan status gizi

balita. Artinya status gizi balita sangat mempengaruhi oleh tindakan ibu dalam

memenuhi kebutuhan gizi balita

7. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita

(primipara = 1, multipara = 2-5, grandemultipara = lebih dari 5). Jumlah balita dalam

suatu keluarga mempengaruhi perhatian seorang ibu kepada balitanya, dimana

semakin banyak anak dalam keluarga akan menambah kesibukan ibu dan pada

akhirnya tidak punya waktu untuk keluarga dan akan gagal membawa balitanya ke

Posyandu.

BAB III

METODE

22

Page 23: Mini Project

Metode yang digunakan pada mini project yang berupa penelitian deskriptif ini adalah

metode observasi atau pengamatan yang mana dilakukan pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis

tentang hal-hal tertentu yang diamati. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang

suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini digunakan dengan menempuh langkah-langkah

pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisis data, membuat kesimpulan, dan laporan.

Pengamatan ini dilakukan di lingkungan kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang yang

terdiri dari 3 kelurahan, antara lain: Kelurahan Kota Karang, Kota Karang Raya, dan Perwata.

Dan data yang diamati adalah periode 2012 dan melihat perkembangan setelah diberikan

beberapa intervensi mengenai pentingnya penimbangan balita di Posyandu.

Pada mini project ini, observasi yang dilakukan bersifat non-partisipasi dengan objek

yang diobservasi adalah balita (bawah lima tahun) untuk menggambarkan rendahnya cakupan

penimbangan balita pada Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Periode September hingga

November tahun 2012. Tujuan dari mini project ini adalah untuk mengetahui dan mendata balita

yang melakukan penimbangan di Posyandu wilayah Puskesmas Rawat Inap Kota Karang yaitu

pada Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang.

3.1. Upaya untuk meningkatkan cakupan penimbangan bayi dan balita di wilayah

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

Adapun langkah-langkah atau ide-ide baru yang mungkin dapat dilakukan untuk

meningkatkan cakupan penimbangan balita wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

adalah:

3.1.1 Melakukan pendataan jumlah bayi dan balita yang terdapat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

Pendataan dilakukan dengan cara mencatat data dari Kader di Posyandu Melati XI

Kelurahan Kota Karang

3.1.2 Menentukan tempat pengambilan sample

23

Page 24: Mini Project

Tempat pengambilan sample yang dipilih adalah Posyandu Melati XI Kota

Karang. Alasan saya memilih tempat ini karena jumlah bayi dan balita yang

datang untuk menimbang pada Posyandu tersebut beberapa bulan terakhir ini

menurun jauh disbanding bulan sebelumnya.

Pengambilan sampel dilakukan kepada 20 bayi dan/atau balita di Posyandu Melati

XI Kelurahan Kota Karang dengan menggunakan instrument berupa kartu tanda

hadir untuk dua bulan yang berisikan biodata bayi atau balita ( nama, TTL,

Alamat), nama orangtua, tanggal penimbangan, serta berat badan.

Bentuk Kartu Tanda Hadir ( Tampilan Depan)

Bentuk Kartu Tanda Hadir ( Tampak Belakang)

Tanggal Berat Badan Keterangan Paraf

3.1.3 Memberikan KMS atau buku KIA dari Posyandu kepada orangtua yang

mempunyai bayi / balita.

Semua bayi dan balita diberi KMS atau buku KIA baik di Posyandu. Ini bertujuan

untuk memantau peningkatan atau penurunan berat badan bayi atau balita.

24

CATATAN BERAT BADAN BAYI & BALITA PUSKESMAS KOTA KARANG

Nama Orang tua :

Nama Anak :

TTL (umur ) :

Alamat :

Page 25: Mini Project

3.1.4 Mewajibkan orang tua balita untuk membawa KMS atau buku KIA setiap

memeriksakan kesehatan bayi atau balita ke Posyandu Melati XI

KMS ataupun buku KIA wajib dibawa oleh orang tua pada saat bayi atau balita

mereka hendak berobat ke Puskesmas. Hal ini bertujuan untuk memantau berat

badan dan perkembangan balita tersebut.

3.1.5 Melakukan pencatatan dan pelaporan status gizi bayi dan balita oleh Petugas

Kesehatan atau kader di wilayah Puskesmas Rawat Inap Kota Karang melalui

pengisian KMS/ buku KIA.

Pencatatan dilakukan untuk mendata berat badan bayi dan balita tiap bulannya

sehingga bila terdapat BGM atau balita dengan gizi kurang dapat ditangani dan

dirawat secepatnya.

Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di Puskesmas Perawatan atau Rumah

Sakit setempat. Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien dan

perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk dengan menerapkan 10 Langkah

lanjut.

3.1.6 Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya penimbangan bayi dan balita di

Posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan beserta kader di wilayah tersebut

kepada orangtua bayi atau balita agar menimbang tiap bulannya.

3.1.7 Melakukan kunjungan ke rumah balita yang tidak hadir untuk melakukan

penimbangan ( sweeping) oleh Petugas Kesehatan atau Kader.

Sweeping ini dilakukan pada Posyandu yang persentase penimbangan bayi dan

balita masih 50%

25

Page 26: Mini Project

3.2 Alur dalam mengupayakan peningkatan cakupan penimbangan bayi dan balita di wilayah

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

26

Melakukan pendataan jumlah bayi dan balita

Menentukan tempat pengambilan sampel dan melakukan penjaringan (sampel)

Page 27: Mini Project

BAB IV

HASIL

4.1. Profil Lingkungan Komunitas Umum

Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena merupakan daerah transit

kegiatan perekonomian antar pulau Sumatera dan pulau Jawa, sehingga menguntungkan bagi

27

Memberikan KMS atau buku KIA pada orang tua balita

Melakukan pencatatan dan pelaporan status gizi balita

Mewajibkan orang tua membawa KMS/buku KIA setiap memeriksakan kesehatan bayi /balita

Mensosialisasikan pentingnya penimbangan bayi dan balita

Melakukan sweeping bagi balita yang tidak hadir

Page 28: Mini Project

pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan, industri,

pariwisata. Wilayah Kota Bandar Lampung memiliki luas 197,22 km2.

Gambar 4. 1. 1. Peta Wilayah Kerja Kota Bandar Lampung

Daerah pantai berada disekitar teluk betung bagian selatan dan panjang. Daerah perbukitan,

berada disekitar teluk betung bagian utara. Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang

terdapat disekitar tanjung karang bagian barat yang dipengaruhi oleh gunung balau serta

perbukitan batu serampok dibagian timur selatan.

Komposisi penduduk Kota Bandar Lampung dirinci menurut kelompok umur dan jenis

kelamin, menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada

kelompok umur 0–4 tahun dan 15–19 tahun. Gambaran komposisi penduduk secara rinci terlihat

pada gambar berikut.:

28

Page 29: Mini Project

Grafik 4. 1. 1. Piramida Penduduk Kota Bandar Lampung Tahun 2009

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang masuk ke dalam kecamatan Teluk Betung Timur yang

terdiri dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Kota Karang, Kelurahan Kota Karang Raya, dan

Kelurahan Perwata. Kecamatan Teluk Betung Timur terdiri dari daerah pantai, perbukitan, dan

wilayah yang sulit untuk dijangkau adalah Pulau Pasaran. Alat transport yang paling banyak

terdapat di Kecamatan Teluk Betung Timur adalah ojek motor dan becak, sedangkan angkutan

umum hanya ada pada sepanjang jalur Jl. RE. Martadinata. Penduduk di wilayah ini cukup

padat.

4.2. Data Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang berada di Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan

Teluk Betung Timur. Berikut adalah gambaran pemetaan wilayah Kecamatan Teluk Betung

Timur.

29

Page 30: Mini Project

Gambar 4. 2. 1. Peta wilayah administrasi kecamatan teluk betung timur

Adapun batas-batas dari wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang terdiri dari

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Teluk Betung Utara

Sebelah Selatan : Teluk Betung Selatan

Sebelah Barat : Teluk Betung Barat

Sebelah Timur : Teluk Lampung

Pada awalnya, Puskesmas Rawat Inap Kota Karang adalah Puskesmas Kota Karang

yang dibangun sejak tahun 1985 yang wilayah kerjanya terdiri dari seluruh kelurahan yang di

bawahi oleh Kecamatan Teluk Betung Barat yang pada waktu itu terdiri dari 8 kelurahan,

yaitu:

1. Kelurahan Kota Karang : 3 Lingkungan, 28 RT, 10 RW

2. Kelurahan Kuripan : 3 Lingkungan, 13 RT, 5 RW

3. Kelurahan Sukarame II : 3 Lingkungan, 19 RT, 6 RW

4. Kelurahan Negeri Olok Gading : 3 Lingkungan, 10 RT, 2 RW

5. Kelurahan Keteguhan : 3 Lingkungan, 20 RT, 7 RW

6. Kelurahan Sukamaju : 3 Lingkungan, 13 RT, 8 RW

7. Kelurahan Perwata : 3 Lingkungan, 12 RT, 3 RW

8. Kelurahan Bakung : 3 Lingkungan, 16 RT, 5 RW

30

Page 31: Mini Project

Pada tahun 2001 Puskesmas Kota Karang membawahi 6 unit Puskesmas Pembantu.

Namun setelah tanggal l2 Februari tahun 2005 Puskesmas Kota Karang ditingkatkan

statusnya menjadi Puskesmas Rawat Inap. Dan pada tahun 2008 Pustu Sukamaju diubah

menjadi Puskesmas Rawat Inap, sehingga Kecamatan Teluk Betung Barat memiliki 2

Puskesmas Rawat Inap yaitu : Puskesmas Rawat Inap Kota Karang dan Puskesmas Rawat

Inap Sukamaju. Oleh karena itu wilayah kerja puskesmas di Teluk Betung Barat akhirnya

dibagi menjadi dua wilayah, akan tetapi dengan adanya pemecahan wilayah kelurahan, maka

tanggal 17 September 2012 kembali mengalami perubahan wilayah kerja menjadi 3

kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Kota Karang : 3 Lingkungan, 36 RT

2. Kelurahan Kota Karang Raya : saat ini masih belum ada pembagian

wilayah yang jelas, karena masih bersatu

dengan Kelurahan Kota Karang

3. Kelurahan Perwata : 3 Lingkungan, 13 RT

Secara geografi wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang merupakan daerah

pesisir dan tergolong wilayah padat penduduk.

4.3. Data Demografis Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

Adapun keadaan jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

pada tahun 2011 adalah seperti ditunjukkan pada tabel 4. 3. 1., dengan proporsi usia produktif

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang adalah 30-45 %.

No. Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk

1. Kota Karang 57 19.999

2. Perwata 40 3.796

3. Kota Karang Raya (saat ini masih bergabung dengan jumlah penduduk kelurahan Kota Karang karena belum ada pemisahan yang jelas untuk

jumlah penduduk)

Total 2098 23.795

Tabel 4. 3. 1. Data Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2011

31

Page 32: Mini Project

Pada tabel data dibawah ini menunjukan jumlah penduduk berdasarkan kelompok sasaran di setiap

kelurahan yang menjadi wilayah kera Puskesmas Rawat Inap Kota Karang pada tahun 2011.

NoSasaran

Kelurahan

JumlahKota Karang dan Kota Karang Raya

Perwata

1

234567891011121314151617

Bayi

BalitaAnbalApras

Anak Usia SekolahRemaja

PUSBumilBurestiBulinBusuiWUSBalitaBBLR

Lansia (45-59 Th)Lansia (60-69 Th)Lansia (>=70 Th)

463

2.3051.8421.0645.9151.7752.916532106486926

5.17888751

1.620820148

88

440351203

1.12833855610120931779881691030915628

551

2.7452.19312677.0432.1133.472633126579

1.1036.1661.056

611.929976176

Tabel 4. 3. 2. Data Penduduk Sasaran Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2011

Kecamatan Teluk Betung Timur terletak di wilayah pesisir dan dapat dijangkau oleh

kendaraan roda empat dan roda dua dengan suhu udara 32oC serta curah hujan antara 400-2000

mm/tahun. Berdasarkan laporan profil kesehatan Bandar Lampung tahun 2009, kecamatan teluk

32

Page 33: Mini Project

betung masih menjadi wilayah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak kedua setelah

kecamatan Teluk Betung Selatan, yaitu sebesar 6.159 penduduk miskin pada tahun 2005 dan

sebesar 6.110 penduduk miskin pada tahun 2008. Untuk tingkat pendidikan di wilayah kerja

Puskesmas Kota Karang adalah mayoritas lulusan SD. Untuk mata pencaharian pada umumnya

adalah nelayan, tukang dan buruh.

4.4. Sumber Daya Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

Sumber daya kesehatan bergantung kepada sumber daya manusia atau tenaga kerja yang ada

maupun sumber dana. Berikut adalah tabel perincian mengenai jumlah tenaga kerja di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

No. Jenis Tenaga Jumlah KETERANGAN

I. Puskesmas Induk

1 Dokter Umum 2 1 dr Ka. Pkm

2 Dokter Gigi 1 PNS

3 S 1 Keperawatan 1 PNS

4 D III Keperawatan 4 PNS

5 Perawat Gigi 2 PNS / CPNS

6 D III Kebidanan 4 PNS

7 Sanitarian 1 PNS

8 Asisten Apoteker 1 PNS

9 Pelaksana Gizi 2 PNS

10 Pekarya Kesehatan 2 PNS

11 Analis Kesehatan 1 PNS

II. Pustu

1 Pustu Kuripan

D III Kebidanan 1 PNS

D III Keperawatan 1 PNS

2 Pustu Negri.O.G

D III Kebidanan 1 PNS

Pekarya Kes 1 PNS

III. Bidan PTT 4 di Poskeskel

J U M L A H 29

Tabel 4. 4. 1. Data Ketenagaan di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2011

33

Page 34: Mini Project

4.5. Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila terpenuhi sumber daya tenaga, sarana

pembiayaan kesehatan dapat terpenuhi dengan seimbang sesuai dengan kebutuhan.

No. Nama Tempat Pelayanan Jumlah

1. Puskesmas Rawat Inap Kota Karang 1

2. Puskesmas 2

3. Poskeskel 4

4. Balai Pengobatan 2

5. Dokter Praktek Swasta 1

6. Bidan Praktek Swasta 5

7. Apotek 2

8. Posyandu 26

Tabel 4. 5. 1. Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2011

Untuk sarana pendidikan yang menjadi Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang dibuat

pada tabel berikut

Sa rana PendidikanKelurahan

JumlahKota Karang Perwata

TK - - -

SD/MI 5 - 5SLTP/MTS 1 - 1

SLTA/MA 1 - 1

Tabel 4. 5. 2. Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2011

Adapun sarana beribadah keagamaan yang digunakan di wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang hanya masjid mengingat mayoritas penduduk di wilayah ini adalah pemeluk agama Islam.

Sarana IbadahKelurahan

JumlahKota Karang Perwata

Masjid 9 1 10

Tabel 4. 5. 3. Jumlah Sarana Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2011

34

Page 35: Mini Project

4.6. Program Kesehatan Puskesmas Kota Karang

4.6.1 Visi Puskesmas Kota Karang

Visi pembangunan kesehatan Bangsa Indonesia adalah Indonesia Sehat yang

diselenggarakan oleh Puskesmas Rawat Inap Kota Karang adalah tercapainya Kecamatan Teluk

Betung Timur Sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan Teluk Betung Timur Sehat

adalah gambaran masyarakat Kecamatan Teluk Betung Timur masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil

dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

4.6.2 Misi Puskesmas Kota Karang

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan Kota Bandar Lampung. Misi

tersebut adalah:

4.6.2.1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

4.6.2.2. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas Rawat Inap Kota

Karang akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan

pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat

dijangkau oleh seluruh masyarakat.

4.6.2.3. Menurunkan angka kematian ibu

4.6.2.4. Menurunkan angka kematian bayi

4.6.2.5. Menekan terjadinya gizi buruk

4.6.2.6. Menurunkan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan

35

Page 36: Mini Project

4.6.2.7. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

4.6.3 Program Puskesmas Kota Karang

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya

Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya

jika ditinjau dari system kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu:

4.6.3.1.Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen

nasional, regional, dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya Kesehatan Wajib terdiri dari:

4.6.3.1.1. Upaya Promosi Kesehatan

a. Kegiatan : Promosi hidup bersih dan sehat

b. Indikator:

- Tatanan sehat

- Perbaikan perilaku Sehat

4.6.3.1.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

a. Kegiatan: Penyehatan pemukiman

b. Indikator :

- Cakupan air bersih

- Cakupan jamban keluarga

- Cakupan SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah)

- Cakupan rumah sehat

4.6.3.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Bencana

a. Kegiatan :

- ANC

- Pertolongan persalinan

- MTBS

36

Page 37: Mini Project

- Imunisasi

- KB

b. Indikator :

- Cakupan K1 dan K4

- Cakupan Linakes

- Cakupan MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit )

- Cakupan imunisasi

- Cakupan MKET

4.6.3.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

a.Kegiatan:

- Distribusi Vit A/ Fe/ yodium

- PSG

- Promosi Gizi

b.Indikator :

- Cakupan Vit A/ Fe/ yodium

- % Gizi Kurang/ Gizi Buruk

- % Kadarzi

- SKDN

4.6.3.1.5 Upaya pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

a.Kegiatan :

- Diare

- ISPA

- Malaria

- Tuberculosis

b.Indikator :

- Cakupan Kasus Diare

- Cakupan Kasus ISPA

- Cakupan Pneumonia Balita

- Cakupan Kasus Malaria

- Cakupan Kelambunisasi

37

Page 38: Mini Project

- Cakupan Penemuan Kasus Angka Penyembuhan

4.6.3.1.6 Upaya Pengobatan :

a.Kegiatan :

- Medik dasar

- UGD

- Laboratorium sederhana

b.Indikator :

- Cakupan pelayanan

- Jumlah kasus yang ditangani

- Jumlah pemeriksaan

4.6.3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan ini

terdiri dari:

4.6.3.2.1.Upaya Kesehatan Sekolah

a. Kegiatan : UKS/ UKGS (Usaha Kesehatan Sekolah/ Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah)

b. Indikator:

- Jumlah sekolah dengan kegiatan UKS dan UKGS

- % Sekolah Sehat

4.6.3.2.2.Upaya kesehatan olah raga

a.Kegiatan : Memasyarakatkan olah raga untuk kesehatan

b.Indikator :

- Jumlah Kelompok Senam

- Jumlah Klub Jantung sehat

4.6.3.2.3.Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

a.Kegiatan: Kunjungan rumah, konseling

b.Indikator : % keluarga rawan yang dikunjungi

4.6.3.2.4.Upaya Kesehatan kerja

a.Kegiatan : memasyarakatkan norma sehat dalam bekerja

38

Page 39: Mini Project

b.Indikator :

- % Pos UKK

- tingkat perkembangan pos UKK

4.6.3.2.5.Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

a.Kegiatan: Poliklinik Gigi

b.Indikator: Jumlah kasus gigi

4.6.3.2.6.Upaya Kesehatan Jiwa

a.Kegiatan : Konseling

b.Indikator : Jumlah kasus penyakit jiwa

4.6.3.2.6.Upaya Kesehatan Mata

a.Kegiatan : Mencegah kebutaan

b.Indikator :

- Jumlah penderita katarak yang dioperasi

- Jumlah kelainan visus yang dikoreksi

4.6.3.2.7.Upaya Kesehatan Usia Lanjut

a.Kegiatan : Memasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjut

b.Indikator :

- % posyandu usila

- tingkat perkembangan posyandu usila

4.6.3.2.8.Upaya Pembinaan Obat Tradisional

a.Kegiatan : Membina pengobatan tradisional yang rasional

b.Indikator :

- Jumlah sarasehan battra

- Jumlah battra yang dibina

4.7 Situasi Derajat Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

4.7.1 Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan suatu negara, propinsi atau kota/ kabupaten dapat diukur

melalui angka mortalitas, angka morbiditas, ataupun status gizi masyarakat di wilayah

tersebut. Dalam hal ini Puskesmas Rawat Inap Kota Karang memiliki angka

39

Page 40: Mini Project

mortalitas, morbiditas serta status gizi masayarakat di wilayah kerja Puskesmas Kota

Karang.

4.7.2 Angka Harapan Hidup Waktu Lahir/UHH

Angka harapan hidup waktu lahir penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan. Berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2000–2005,

estimasi angka harapan hidup yang sebesar 67.8 tahun 2000 – 2005 meningkat

menjadi 69.8 tahun 2005 – 2010, dan diperkirakan akan menjadi 73.6 tahun pada 2020

– 2025.

Estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) Tahun 2000 – 2025

Tahun Eo2000 – 2005

2005 – 20102010 – 20152015 – 20202020 – 2025

67,8

69,871,572,873,6

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 – 2005, tahun 2005

4.7.3 Mortalitas dan Morbiditas Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

4.7.3.1 Cakupan Kegiatan KIA

a. Jumlah Kematian Ibu

Pada tahun 2009 ada 1 kematian ibu yang disebabkan oleh Haemorrhagic

post partum. Pada tahun 2010, ada 1 orang kematian ibu yang disebabkan

dengan gagal jantung, sedangkan pada tahun 2011 tidak ada kematian ibu.

b. Jumlah Kematian Bayi

Pada tahun 2009 bayi yang meninggal ada 13 orang, 8 orang dari kelurahan

Kota Karang, 2 orang dari kelurahan Kuripan dan 3 orang dari kelurahan

Perwata. Semua bayi yang meninggal disebabkan karena BBLR asfiksia.

40

Tabel 4.7.1 Estimasi Usia Harapan Hidup

Page 41: Mini Project

Sedangkan pada tahun 2010, bayi yang meninggal ada 6 orang, 4 orang dari

kelurahan Kota Karang disebabkan karena asfiksia, obs fibris, anomali

enchepali, kelainan kongenital. 1 orang dari kelurahan Kuripan disebabkan

karena GE, 1 orang dari kelurahan Perwata disebabkan karena Presbo.

Sedangkan pada tahun 2011 kematian bayi secara keseluruhan ada 11 orang,

yang terdiri dari Kelurahan Kota Karang ada 6 kasus yang disebabkan oleh

Asfiksia Berat, 1 kasus Anencephali, dan 1 kasus kelainan katup jantung.

Sedangkan dari Kelurahan Negeri Olok Gading kematian bayi ada 2 yang

disebabkan oleh Asfiksia berat. Dari Kelurahan Perwata terdapat 1 kasus

kematian yang disebabkan karena Anencephali.

c. Jumlah Kematian Balita

Pada tahun 2009 kematian anak balita sebanyak 1 orang berasal dari

kelurahan Kota Karang dikarenakan penyakit GastroEntestinal. Sedangkan

pada tahun 2010 terdapat kematian anak balita sebanyak 1 orang berasal

dari kelurahan Negeri Olok Gading dikarenakan penyakit Pneumonia.

Tahun 2011 kematian balita ada 2 kasus, yang terdiri dari 1 kasus diare dan

1 kasus Bronco Pneumonia.

4.7.3.2 Angka Kesakitan (Morbiditas)

4.7.3.2.1 Sepuluh Besar Penyakit

Angka kesehatan adalah jumlah orang yang terkena suatu penyakit

tertentu. Ada 2 macam cara yang dipergunakan untuk mengukur

anggka kesakitan yaitu Incidence Rate dan Prevalency Rate.

41

Page 42: Mini Project

10 Besar Penyakit Menurut Semua Golongan Umur

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2011

No. Nama Penyakit Jumlah 1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut 61112. Penyakit Gigi dan Mulut 28003. Penyakit Kulit dan Jaringan 19374. Gastritis 18515. Diare 14956. Devisiensi vitamin 13207. Konjungtivitis 8308. Penyakit Telinga dan Mastoid 8039. Malaria Klinis 80010. Kecelakaan 93

Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2011Tabel 4.7.2 10 Besar Penyakit Menurut Semua Golonngan Umur

4.7.3.2.2 Penyakit Menular yang sering pada Balita

a.. Diare

Pada tahun 2009 jumlah penderita diare pada semua umur

adalah 1458 orang, sedangkan pada tahun 2010 jumlah penderita

diare pada semua umur adalah 1710 orang. Pada tahun 2011

terjadi penurunan kasus jumlah penderita diare pada semua umur

sebanyak 1221 orang.

Upaya yang telah dilakukan adalah dengan memberikan

penyuluhan pada ibu-ibu di posyandu, puskeskel maupun klinik

sanitasi di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.

Temuan Kasus Diare

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang 2009 s/d 2011

Tahun Kasus

2009 1458

2010 1710

42

Page 43: Mini Project

2011 1221

Tabel 4.7.3 Angka Kejadian Diare

b. Campak

Pada tahun 2009 penyakit campak ditemukan sebanyak 5

kasus, sedangkan tahun 2010 ditemukan sebanyak 3 kasus dan

pada tahun 2011 tidak ditemukan adanya kasus penyakit campak.

Temuan Kasus Campak

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang 2009 s/d 2011

Tabel 4.7.4 Angka Kejadian Campak

e. TB Paru

Temuan Kasus TB Paru

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2009 s/d 2011

No Kelurahan2009 2010 2011

Jumlah Sembuh Jumlah Sembuh Jumlah Sembuh1 Kota Karang 29 25 38 26 40 202 Kuripan 14 3 6 3 8 43 N.O.Gading 2 1 7 4 12 64 Perwata 8 5 5 4 4 2

Jumlah 43 34 56 37 64 32

Tabel 4.7 .5 Angka Kejadian TB Paru

f. HIV

43

Tahun Kasus

2009 5

2010 3

2011 -

Page 44: Mini Project

Dari tahun 2009 samapai dengan tahun 2010 tidak ditemukan

kasus HIV. Namun pada tahun 2011 ditemukan 1 kasus ibu hamil

dengan HIV Positif.

h. ISPA / Pneumonia

Keseluruhan kasus ISPA pada tahun 2009 ada 1878 kasus,

sedangkan pada tahun 2010 ada sebanyak 1653 kasus, dan pada

tahun 2011 kasus ISPA seluruhnya ada 1885 kasus.

Kasus pneumonia pada tahun 2009 ada 170 orang, sedangkan

pada tahun 2010 ada145 orang, dan kasus pneumonia pada tahun

2011 sebanyak 101 kasus.

4.8 Situasi Upaya Kesehatan

4.8.1 Program Perbaikan Gizi

4.8.1.1 Status Gizi Balita

Kasus kekurangan energi protein (KEP) yang terjadi di wilayah kerja

Puskesmas rawat Inap Kota Karang pada tahun 2009 hanya 2 orang dari

kelurahan Kota Karang dan untuk tahun 2010 ada 2 orang dari kelurahan

Kota Karang.

Pencapaian Program Gizi

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

KEGIATAN2009 2010 2011

SASARAN CAKUPAN SASARAN CAKUPAN SASARAN CAKUPANVit A Bufas 716 64 849 62,5 948 100

Vit A 2x 2592 85 216 99,7 4494 106,2BGM Balita 20 2,8 15 2 3591 12,8

N/D 100 73 80 79Bayi: 903

Balita: 3591

51,6

34,9

D/S 100 74,8 100 64Bayi: 903

Balita: 3591

63,5

52,4F1 748 71,8 92 89 1036 3,7

44

Page 45: Mini Project

Fe3 748 78,3 92 81 1036 3,7

Periode Tahun 2009 – 2011

Tabel 4.8.1 Pencapaian Program Gizi

4.8.1.2. Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronik )

Ibu hamil dengan KEK pada tahun 2009 ibu hamil dengan KEK di

wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang ada 25 orang . Pada tahun

2010 terdapat 20 orang ibu hamil dengan KEK, sedangkan pada tahun 2011

ada 42 orang ibu hamil KEK.

4.8.2 Program Peningkatan Upaya Kesehatan

4.8.2.1 Upaya Perbaikan Gizi

Pencapaian Upaya Gizi

KEGIATAN2009 2010 2011

SASARAN CAKUPAN SASARAN CAKUPAN SASARAN CAKUPAN

Vit A Bufas 716 64 849 62,5 948 100

Vit A 2x 2592 85 216 99,7 4494 106,2

BGM Balita 20 2,8 15 2 3591 12,8

N/D 100 73 80 79Bayi: 903

Balita:3591

51,6

34,9

D/S 100 74,8 100 64Bayi: 903

Balita:3591

63,5

52,4

F1 748 71,8 92 89 1036 3,7

Fe3 748 78,3 92 81 1036 3,7

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2009 – 2011

Sumber :Program Gizi Puskesmas Rawat Inap Kota Karang

Tabel 4.8.2 Pencapaian Upaya Gizi

4.8.2.2 Program Imunisasi

Cakupan Program Imunisasi

45

Page 46: Mini Project

Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Tahun 2009 – 2011

NO KEGIATAN2009 2010 2011

SPM CAK SPM CAK SPM CAK1 TT 1 748 77,3 49 5,3 70 6,82 TT 2 748 66,0 58 6,2 146 14,13 CAMPAK 682 97,1 742 91,8 885 98,04 BCG 682 100,7 770 95,3 876 97,05 DPT 1 682 99,0 753 93,2 869 96,26 DPT 3 682 98,5 742 91,8 859 95,17 HEPATITIS 682 98,5 742 91,8 859 95,18 POLIO 3 682 98,5 740 91,6 859 95,1

Sumber : Program Imunisasi Puskesmas Rawat Inap Kota KarangTabel 4.8.3 Cakupan Program Imunisasi

4.9 Cakupan Penimbangan Bayi/Balita di Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang

4.9.1 Cakupan Penimbangan Bayi/Balita bulan Agustus 2012 di Posyandu Melati XI

Kel . Kota Karang

Pada bulan Agustus 2012, jumlah bayi dan balita yang datang untuk ditimbang

sebanyak 49 balita dengan rincian bayi/ balita yang naik berat badannya (N) sebanyak 33

dan yang tidak naik/turun berat badannya (T) sebanyak 8 balita. Terdapat pula 2 balita

dengan status Bawah Garis Merah (BGM). Jumlah bay i yang berat badannya tetap

(Tetap) sebanyak 6

Cakupan Penimbangan Balita bulan Agustus 2012

Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang

No. Nama Keterangan Umur (bulan) Berat Badan (kg) Imunisasi 1. Fatah N 25 9,8 -2. Nurul N 40 12,7 -3. Zandi T 50 11 -4. Aji N 25 10 -5 Andri N 17 8 -6 Anwar N 15 8 -7 Riska N 54 17 -8 Tika T 10 9 Campak 9 Risa BGM 15 6,5 -10 Rizik N 40 13 -11 Irgi N 54 13,5 -12 Dennisa N 25 11 -

46

Page 47: Mini Project

13 Faizah Tetap 39 11,5 -14 Fatur Tetap 22 11 -15 Monjin N 56 14 -16 Soleh T 23 12 -17 Robbi T 19 10,2 -18 Vira N 26 9 -19 Fajria N 59 14,5 -20 Dedi N 4 7 DPT 2, Polio 221 Azzahra N 10 7 -22 Nurul N 40 12,7 -23 Arfah N 38 12,5 -24 Salsabila N 34 12 -25 Tatiana N 13 10,7 -26 Yana N 20 13 -27 Khairullah N 31 12,5 -28 Nur Alfisah N 14 9 -29 Musyahra N 27 10,3 -30 Assifa N 10 7,6 -31 Dede N 29 11,4 -32 Andin N 5 7 -33 Yana N 7 6,7 -34 Dian N 53 13 -35 Risky N 25 9,5 -36 Deni BGM 17 7 -37 Zidane Tetap 6 6,7 DPT 3, Polio 338 Rohimah T 25 11 -39 Dimas Tetap 36 13 -40 Okti N 29 13 -41 Anna T 48 12 -42 Rima N 21 10,1 -43 Titis T 21 10,3 -44 Ari T 8 7,1 -45 Alfikri Tetap 29 12,6 -46 Kiki N 19 11,3 -47 Lia N 7 7,5 -48 Erna Tetap 17 10 -49 Tofan N 35 14 -Jumlah total bayi/balita yang datang ke posyandu = 49 bayi/balita

Tabel 4.9 Data Penimbangan bayi/balita di Posyandu Agustus 2012

Sedangkan Persentase cakupan balita yang ditimbang pada Posyandu Melati XI dapat

dihitung dengan rumus:

47

Page 48: Mini Project

Persentase D/S

Jumlah balita yang datang ditimbang (D)

= —————————————————– x 100%

Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Persentase Bayi/ Balita yang Ditimbang pada bulan Agustus 2012

Posyandu Melati XI Kel. Kota Karang

Agustus

Balita yang ditimbang ( D) 49

Jumlah balita Posyandu Melati XI (S) 95

Total persentase 51,57 %

Tabel 4.9.1 Persentase bayi/balita yang ditimbang Agustus 2012

4.9.2 Cakupan Penimbangan Bayi/Balita bulan September 2012 Posyandu

Melati XI Kel. Kota Karang

Pada bulan September 2012, jumlah bayi dan balita yang datang untuk ditimbang

sebanyak 50 balita dengan rincian bayi/ balita yang naik berat badannya (N) sebanyak 22

dan yang tidak naik/turun berat badannya (T) sebanyak 5 balita. Terdapat pula 8 balita

yang tidak ditimbang bulan sebelumnya (O) dan 3 balita dengan status Bawah Garis

Merah (BGM). Jumlah bayi yang baru pertama kali datang untuk menimbang (BB)

sebanyak 10 bayi serta bayi dengan berat badan yang tetap (Tetap) sebanyak 2

bayi/balita.

Cakupan Penimbangan Balita bulan September 2012

Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang

No. Nama Keterangan Umur (bulan)

Berat Badan (kg)

Imunisasi

1. Anwar N 16 8,3 -2. Zandi T 51 12 -3. Rifqi PJ BB 4 7,3 -4. Hadi BGM 17 7,5 -5. Rizik N 41 14 -6. Fatah N 26 10 -

48

Page 49: Mini Project

7. Monjin N 57 15 -8. Jovia O 27 9,8 -9. Ryfa JP BB 4 7 DPT 2, Polio 210. Vira N 27 9,5 -11. Dedi N 5 7,2 -12. Agustina T 55 13 -13. Nurul N 41 13 -14. Dian T 54 12 -15. Azzahra N 11 7,2 -16. Faizah N 40 12 -17. Fajria N 60 15 -18. Dennisa T 26 9,5 -19. Nurul N 41 13 -20. Fahri N 40 13 -21. Filza BB 7 6,9 -22. Kesy O 45 13 -23. Risky T 26 10 -24. Riska N 55 18 -25. Irgi N 55 14 -26. Arfah N 39 12,9 -27. Salsabila N 35 13 -28. Nazwa O 36 12 -29. Andre BGM 15 6,8 -30. Putri Naysila BB 7 6,8 -31. Khairullah N 32 13 -32. Gofar O 13 7,2 -33. Nur Alfisah N 15 9,2 -34. Aji Tetap 26 10 -35. Irham BB 2 6 BCG36. Raditya BB 7 7,5 -37. Hibnu BB 1 5,5 -38. Asti O 11 8,8 -39. Mardani BB 1 5,5 -40. Zaki O 36 14 -41. Musyahira N 28 11 -42. Nova BGM 21 8 -43. Fatur Tetap 23 11 -44. Assifa N 11 7,9 -45. Nanda O 33 10 -46. Ahmad FF BB 3 6,8 -47. Rikal O 8 7,8 -48. Andin N 6 7,2 Polio 3, DPT 349. M. Romadhan BB 2 5,2 BCG50. Dede N 30 12 - Jumlah total bayi/balita yang datang ke posyandu = 50 bayi/balita

Tabel 4.9.2 Data Penimbangan bayi/balita di Posyandu September 2012

49

Page 50: Mini Project

Sedangkan Persentase cakupan balita yang ditimbang pada Posyandu Melati XI dapat

dihitung dengan rumus:

Persentase D/S

Jumlah balita yang datang ditimbang (D)

= —————————————————– x 100%

Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Persentase Bayi/ Balita yang Ditimbang pada bulan September 2012

Posyandu Melati XI Kel. Kota Karang

September

Balita yang ditimbang ( D) 50

Jumlah balita Posyandu Melati XI (S) 95

Total persentase 52,6 %

Tabel 4.9.2.1 Persentase bayi/balita yang ditimbang September 2012

4.9.3 Persentase Cakupan Penimbangan Balita yang Ditimbang pada Posyandu

Melati XI periode Oktober 2012

Pada bulan Oktober 2012, terjadi penurunan jumlah balita yang hadir untuk menimbang

ke Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah

bayi/ balita yang naik berat badannya (N) sebanyak 16, yang tidak naik berat badannya

(T)sebanyak 6 balita , yang tidak ditimbang bulan sebelumnya (O) sebanyak 6 balita dan

yang BGM sebanyak 2 balita

Cakupan Penimbangan Balita bulan Oktober 2012

Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang

50

Page 51: Mini Project

Tabel 4.9.3 Data Penimbangan Bayi/Balita bulan Oktober 2012

Sedangkan Persentase cakupan balita yang ditimbang pada Posyandu Melati XI dapat

dihitung dengan rumus:

Persentase D/S

Jumlah balita yang datang ditimbang (D)

= —————————————————– x 100%

Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Persentase Bayi/ Balita yang Ditimbang pada bulan Oktober 2012

Posyandu Melati XI Kel. Kota Karang

Oktober

Balita yang ditimbang ( D) 31

Jumlah balita Posyandu Melati XI 95

51

No. Nama Keterangan Umur (bulan)

BB (kg)

Imunisasi

1 Fani BGM 57 12 -2 Riska T 56 18 -3 Rizik (Al faritzi) N 42 15 -4 Denisa N 27 10 -5 Vira N 28 12 -6 Nayah O 14 8,7 -7 Ramadhan N 14 8,6 -8 M. Ridwan O 5 7,1 -9 Aris O 43 11 -10 Nur N 16 9,5 -11 Syarofah T 30 14 -12 Fatah N 27 10,9 -13 Mun jin T 28 15 - 14 Shifatun T 36 12,7 -15 M. romadon N 2 4,5 DPT 1, Polio 116 Julio N 3 7,7 -17 Andre O 14 10 -18 Rizki T 34 11 -19 Khoirullah T 33 11 -20 Faturahman N 24 13 -21 Anwar N 6 8,3 DPT 2, Polio 222 Farel O 51 12 -23 Ryfa N 5 8 -24 Asti N 12 9,4 -25 Aji N 18 11,3 -26 Dian N 9 8 Campak27 Nova N 22 10,7 -28 Afni N 34 13 -29 Isudia BGM 12 6,5 -30 Alif T 2 5,7 DPT 1, Polio 131 Hatifa O 1 3,1 BCG

Jumlah total bayi/balita yang datang ke Posyandu= 31bayi/balita

Page 52: Mini Project

Total persentase 32%

Tabel 4.9.3.1 Persentase bayi/balita yang ditimbang Oktober 2012

4.9.4 Persentase Cakupan Penimbangan Balita yang Ditimbang pada Posyandu

Melati XI periode November 2012

Pada bulan November 2012, terjadi penurunan jumlah balita yang hadir untuk

menimbang ke Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang dibandingkan bulan

sebelumnya. Jumlah bayi/ balita yang naik berat badannya (N) sebanyak 12, yang tidak

naik berat badannya (T) sebanyak 5 balita , yang tidak ditimbang bulan sebelumnya (O)

sebanyak 10 balita dan yang BGM sebanyak 1 balita serta jumlah bayi/balita yang Berat

badannya tetap (Tetap) dengan bulan sebelumnya sebanyak 4 balita.

Cakupan Penimbangan Balita bulan November 2012

Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang

No. Nama Keterangan Umur (bulan)

BB (kg)

Imunisasi

1 Sifatun N 37 14 -2 A. Anwar Tetap 7 8,3 -3 M. Zian O 36 13 -4 Nayah N 15 9 -5 Faturrahman T 25 12 -6 Abd. Fatah N 28 11 -7 Nurul O 17 9,5 -8 Syarofah N 31 15 -9 Denisa T 28 9 -10 M. Rizik T 43 13 -11 Fani N 57 14 -12 Alfisa O 17 8,5 - 13 Andin O 8 7,5 -14 Alif N 3 5,8 -15 Aji T 18 11 -16 Asti T 13 9 -17 Rizki Tetap 34 11 -18 Khoirullah Tetap 34 11 -19 Julio N 4 8,2 DPT 3, Polio 320 Farel N 52 12,5 -21 Fika O 18 14 -22 Ahm. Fahrudin O 5 7,6 -

52

Page 53: Mini Project

23 Vira Tetap 29 12 -24 Siti Agustina O 27 14 -25 Dedi O 10 8,3 -26 Aris N 44 12 -27 Ryva N 6 8,3 Polio 3, DPT 328 Alawi O 14 10 -29 Munjin N 29 16 -30 Annisa O 2 5 Polio 1, DPT 131 Nova N 23 11,3 -32 M. Al Gafar BGM 16 7,5 -

Jumlah total bayi/balita yang datang ke Posyandu = 32bayi/balita

Tabel 4.9.4 Data Penimbangan Bayi/Balita bulan November 2012

Sedangkan Persentase cakupan balita yang ditimbang pada Posyandu Melati XI dapat

dihitung dengan rumus:

Persentase D/S

Jumlah balita yang datang ditimbang (D)

= —————————————————– x 100%

Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Persentase Bayi/ Balita yang Ditimbang pada bulan Oktober 2012

Posyandu Melati XI Kel. Kota Karang

November

Balita yang ditimbang ( D) 32

Jumlah balita Posyandu Melati XI 95

Total persentase 33 %

Tabel 4.9.4.1 Persentase bayi/balita yang ditimbang November 2012

53

Page 54: Mini Project

4.10 Persentase Cakupan Balita yang Terdaftar dan yang mempunyai buku KIA/KMS

pada Posyandu Melati XI periode Oktober-November 2012

Persentase cakupan balita yang mempunyai KMS adalah jumlah balita yang terdaftar dan

mempunyai KMS (K) dibagi jumlah sasaran balita di wilayah kerja yaitu Posyandu Melati XI (S)

Persentase K/S

Jumlah balita yang terdaftardan mempunyai KMS (K)

= —————————————————— x100%

Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Cakupan balita yang terdaftar pada Posyandu Melati XI

Periode Agustus-November 2012 :

Oktober November Balita yang terdaftar ( KMS) 95 95Jumlah balita Posyandu Melati XI 95 95Total persentase 100% 100%

Tabel 4.10 persentase bayi/ balita yang terdaftar/ mempunyai KMS di Posyandu

4.11 Persentase Cakupan Balita dengan Peningkatan Berat Badan pada Posyandu Melati

XI periode Agustus -November 2012

Persentase ini dihitung dengan membagi antara balita yang naik berat badannya sesuai

dengan garis pertumbuhan (N) dan jumlah balita yang ditimbang (D)

54

Page 55: Mini Project

Cakupan balita dengan peningkatan berat badan pada Posyandu Melati XI periode

Agustus –November 2012 :

Agustus September Oktober November

Balita dengan peningkatan BB (N) 33 22 16 12

Jumlah balita yang ditimbang ( D) 49 50 31 32

Total persentase 67,34 % 44 % 51,6 % 37,5%

Tabel 4.11 Persentase peningkatan berat badan balita

Data Provinsi Lampung pada tahun 2008, cakupan penimbangan balita yaitu balita yang

ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) pada bayi mencapai 69,36 %, anak balita 48,14 % , untuk

cakupan bayi yang mengalami kenaikan berat badan dibagi jumlah sasaran (N/D) sudah cukup

baik, yaitu pada bayi cakupannya mencapai 92,35 % dan pada anak balita mencapai 73,51 %

(Dinkes Provinsi Lampung, 2008).

Sedangkan untuk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang yaitu Posyandu

Melati XI Kelurahan Kota Karang, angka pencapaian penimbangan balita untuk bulan Agustus

2012 sebesar 51,57 %, pada bulan September 2012 sebesar 52,6%, bulan Oktober sebesar 32 %

dan 33 % di bulan November.

Untuk persentase balita yang terdaftar di Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang

sebesar 100% . Sedangkan persentase untuk balita yang meningkat berat badannya pada periode

55

Presentase N/D

Jumlah balita yang yangnaik berat badannya (N)

= ——————————————— x 100%

Jumlah balita yang ditimbang (D)

Page 56: Mini Project

Agustus 2012 sebesar 67,34 %, pada bulan September 2012 sebesar 44%, bulan Oktober 2012

51,6 % dan November sebesar 37,5 %

Pada bulan Oktober 2012, dokter internship memberikan Kartu hadir sebanyak 20 buah

kepada orang tua balita untuk memantau apakah pada bulan berikutnya mereka datang untuk

melakukan penimbangan kembali. Dari hasil yang didapat, ternyata hanya 10 orang tua saja yang

datang kembali untuk membawa bayi/balita nya untuk melakukan penimbangan. Sedangkan

jumlah bayi/balita yang datang pada bulan Oktober 2012 dan November 2012 tidak jauh

berbeda, yaitu 31 balita dan 32 balita.

BAB V

DISKUSI

Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan posyandu ditunjukan dengan tingginya jumlah

kunjungan balita yang datang dan ditimbang berat badannya sekurang-kurangnya satu kali dalam

sebulan berdasarkan jumlah seluruh balita di suatu wilayah kerja posyandu. Menurut Depkes RI,

2006, perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan

status gizi balita. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan secara nasional cakupan

penimbangan balita (anak yang pernah ditimbang di posyandu sekurang-kurangnya satu kali

selama sebulan terakhir) di posyandu sebesar 74,5%. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu

semakin berkurang dengan meningkatnya umur anak. Sebagai gambaran proporsi anak umur 6-

11 bulan yang ditimbang di posyandu 91,3%, pada anak usia 12-23 bulan turun menjadi 83,6%

dan pada usia 24-35 bulan turun menjadi 73,3%.

Menurut data yang didapat dari Puskesmas Rawat Inap Kota Karang Bandar Lampung,

cakupan penimbangan balita di wilayah ini belum memenuhi target yaitu masih sekitar 60 % -

70%, oleh karena itu saya sebagai dokter internship ingin mengetahui penyebab dari rendahnya

persentase tersebut. Terlebih lagi beberapa bulan terakhir ini, pada Posyandu Melati XI

Kelurahan Kota Karang yang biasanya persentase untuk penimbangan balita tiap bulan cukup

56

Page 57: Mini Project

tinggi, tapi 2 bulan terakhir ini yaitu pada bulan Oktober-November 2012 menurun hingga

setengahnya.

Pada bulan Agustus 2012, dari 95 bayi/balita yang terdaftar pada Posyandu Melati XI

Kelurahan Kota Karang, jumlah bayi/ balita yang datang untuk menimbang sebanyak 49 balita

dengan persentasenya sebesar 51,57 %. Pada bulan September 2012, jumlah bayi/balita yang

datang sebanyak 50 bayi/balita dengan persentasenya sebesar 52, 6 %. Sedangkan pada bulan

Oktober-November 2012, jumlah balita yang hadir mengalami penurunan. Dari 95 jumlah

bayi/balita yang terdaftar, hanya 31 bayi/balita dan 32 bayi/balita yang datang pada bulan

Oktober 2012 dan November 2012 dengan persentase masing-masing sebesar 32% dan 33%. Hal

ini menunjukan bahwa cakupan balita yang datang dan ditimbang di Posyandu Melati XI

Kelurahan Kota Karang, masih lebih rendah dari target yang ditetapkan.

Kunjungan ibu balita ke Posyandu erat kaitannya dengan perilaku kesehatan, yang

berkaitan dengan tindakan atau kegiatan ibu dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

balitanya. Menurut Lawrence Green, ada tiga faktor yang memberi kontribusi seseorang

melakukan tindakan atau perilaku yaitu faktor predisposisi, misalnya pengetahuan ibu, pekerjaan

ibu, pendidikan dan jumlah balita dalam keluarga. Faktor pendukung misalnya jarak posyandu,

waktu penyelenggaraan posyandu, ketersediaan sumber daya, keterjangkauan sumber daya.

Faktor penguat misalnya keluarga, kelompok, tokoh masyarakat.

Faktor –faktor predisposisi yang mempengaruhi rendahnya cakupan penimbangan bayi/

balita di Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang mungkin disebabkan dari faktor orang tua

balita, sarana dan prasarana atau bahkan dari Posyandu itu sendiri. Faktor dari orang tua balita

seperti pengetahuan ibu yang kurang akan pentingnya penimbangan balita yang rutin tiap bulan

dimana pada kegiatan ini sang ibu dapat mengetahui tingkat gizi sang balita yang akan

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Selain pengetahuan, pekerjaan sang ibu juga sangat

berpengaruh. Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun

keluarga.

Tingkat pendidikan formal akan berpengaruh terhadap cara berpikir seseorang terhadap

dirinya sendiri dan terhadap lingkungan. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran

kesehatan terhadap diri sendiri dan keluarganya. Dalam hal ini adalah kerutinan ibu untuk

menimbangkan balitanya di posyandu. Pada Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang tingkat

pendidikan ibu di daerah masih banyak yang rendah. Semakin rendah pendidikan ibu , maka

57

Page 58: Mini Project

semakin rendah tingkat kesadaran dan kepedulian akan kesehatan pada anak balitanya sehingga

sang ibu tidak rutin membawa bayi/balitanya menimbang di Posyandu.

Faktor bekerja tampak berpengaruh pada ketidakaktifan ibu datang ke posyandu, karena

mereka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum cukup, yang berdampak pada

tidak adanya waktu para ibu balita untuk aktif pada kunjungan ke Posyandu, serta tidak ada

waktu ibu untuk mencari informasi karena kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi kerja

merupakan faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan ibu datang ke posyandu. Hal ini dapat

menyebabkan frekuensi ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu akan berkurang.

Sebagai contoh, pada wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang, sebagian besar

penduduknya adalah nelayan dan banyak para istri membantu suaminya untuk mengolah ikan

hasil tangkapannya untuk diolah lebih lanjut. Pengolahan ikan ini banyak dilakuakn di P. Pasaran

dimana untuk menjangkau ke tempat tersebut diharuskan menyebrang dengan kapal yang dapt

ditempuh selama 5 menit. Hal ini berdampa pada tidak adanya waktu para ibu balita untuk aktif

pada kunjungan ke Posyandu, serta tidak ada waktu ibu untuk mencari informasi karena

kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi kerja merupakan faktor yang mempengaruhi

ketidakaktifan ibu datang ke posyandu dan dapat menyebabkan frekakuensi ibu yang memiliki

balita untuk kunjungan ke Posyandu akan berkurang.

Faktor lainnya adalah jumlah balita dalam keluarga. Jumlah balita dalam suatu keluarga

mempengaruhi perhatian seorang ibu kepada balitanya, dimana semakin banyak anak dalam

keluarga akan menambah kesibukan ibu dan pada akhirnya tidak punya waktu untuk keluarga

dan akan gagal membawa balitanya ke Posyandu.

Selain faktor predisposisi , terdapat pula faktor pendukung antara lain jarak posyandu,

waktu penyelenggaraan poyandu dan ketersediaan sumber daya, keterjangkauan sumber daya.

Jarak Posyandu yang jauh memungkinkan ibu malas datang untuk menimbang bayi/balitanya.

Namun, untuk memastikannya harus dilakuakn penelitian lebih lanjut. Faktor pendukung lainnya

adalah waktu penyelenggaraan posyandu dimana ini tidak kalah pentingnya dengan faktor yang

lain. Pada bulan Agustus 2012, jumlah bayi/balita yang datang menimbang di Posyandu Melati

XI Kelurahan Kota Karang cukup banyak yaitu 49 balita (51,575%). Ini mungkin disebabkan

karena pada bulan tersebut diadakan pembagian Vitamin A sehingga para ibu yang datang ke

Posyandu selain utuk menimbang berat badan sang bayi/balita, meraka juga mendapatkan

Vitamin A yang diberi dari Posyandu. Sedangkan pada bulan September 2012, jumlah balita

58

Page 59: Mini Project

pada Posyandu Melati XI Kelurahan Kota Karang juga cukup banyak yaitu mencapai 50 balita

(52,6%). Dari data yang didapat bahwa pada bulan tersebut diberikan program makanan

tambahan pada balita ( PMT). Pada bulan November 2012, terjadi penurunan jumlah balita yang

datang untuk ditimbang yaitu sebanyak 32 balita (33%). Ini mungkin disebabkan karena cuaca

pada saat itu kurang mendukung dimana cuacanya mendung dan hujan. Faktor pendukung yang

terakhir yang juga mempengaruhi datangnya bayi/balita untuk menimbang ke Posyandu adalah

ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya. Ini terjadi pada bulan Oktober 2012 dimana

bayi/balita yang datang cukup sedikit dibandingkan dua bulan sebelumnya , yaitu berjumlah 31

bayi/balita (32%). Pada bulan itu alat pengeras suara (microphone) yang digunakan sebagai alat

untuk memberikan informasi bahwa akan dilaksanakan Posyandu itu rusak . Sehingga

pencapaian informasi tidak maksimal karena tidak dapat menjangkau sampai ke daerah-daerah

wilayah Posyandu Melati XI kelurahan Kota Karang.

Selain faktor predisposisi dan faktor pendukung, terdapat pula faktor penguat yaitu salah

satunya adalah keluarga. Jika ada dukungan dari keluarga seperti dari suami/bapak balita yang

selalu mengingatkan sang istri untuk membawa bayi/balitanya untuk ditimbang, maka

kemungkinan besar sang istri/ibu balita akan membawa bayi/balitanya untuk ditimbang di

Posyandu. Namun untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Pada bulan Oktober 2012, dokter internship memberikan Kartu hadir sebanyak 20 buah

kepada orang tua balita untuk memantau apakah pada bulan berikutnya mereka datang untuk

melakukan penimbangan kembali. Dari hasil yang didapat, ternyata hanya 10 orang tua saja yang

datang kembali untuk membawa bayi/balita nya untuk melakukan penimbangan. Sedangkan

jumlah bayi/balita yang datang pada bulan Oktober 2012 dan November 2012 tidak jauh

berbeda, yaitu 31 balita dan 32 balita. Hal ini mungkin disebabkan karena pada bulan Oktober-

November 2012, tidak ada kegiatan tambahan seperti yang diakan pada bulan Agustus-

September 2012 yaitu dibagikannya Vitamin A dan diberikannya makanan tambahan untuk

bay/balita. Selain itu, terdapat faktor lainnya yaitu pada bulan Oktober 2012, alat pengeras suara

yang rusak sehingga tidak dapat menjangkau ruang lingkup/daerah dari Posyandu melati XI

Kelurahan Kota Karang . Sedangkan pada bulan November 2012, kemungkinan penyebab

sedikitnya bayi/balita yang datang untuk menimbang dikarenakan faktor cuaca yang mendung

dan hujan.

59

Page 60: Mini Project

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Bahwa cakupan penimbangan balita di Posyandu Melati XI Kelurahan Kota

Karang pada bulan Agustus – November tahun 2012 masih rendah dan di bawah

target.

2. Mengingat apa yang telah disebutkan di tinjauan pustaka bahwa cakupan

penimbangan bayi/balita adalah sebagai cerminan dari tumbuh kembang dan

deteksi dini untuk gizi buruk, maka.kesuksesan pelaksanaan penimbangan balita

di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang masih belum baik.

3. Rendahnya cakupan penimbangan bayi/balita yang datang untuk ditimbang di

Posyandu Melati XI disebabkan berbagai faktor seperti faktor predisposisi yang

terdiri dari tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu tentang pentingnya membawa

bayi/balita untuk ditimbang, serta pekerjaan sang ibu dan jumlah balita di rumah.

60

Page 61: Mini Project

Selain faktor predisposisi, terdapat pula faktor pendukung seperti waktu

penyelenggaraan dan ketersediaan serta keterjangkauan sumber daya yang

menyebabkan ibu tidak datang untuk menimbang bayi/balita. Dukungan dari

keluarga seperti dari suami atau bapak balita juga mempengaruhi cakupan

penimbangan balita yang ditimbang di Posyandu.

4. Telah dilakukan intervensi pada bulan Oktober –November 2012, tidak

didapatkan peningkatan cakupan penimbangan balita di Posyandu Melati XI. Ini

dikarenakan ketidaktersediaan dan keterjangkauan sumber daya serta faktor cuaca

yang tidak mendukung.

5. Masih perlu ditingkatkan dan diciptakan ide-ide baru untuk meningkatkan

cakupan penimbangan bayi/balita pada Posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Rawat Inap Kota Karang.

6.2. Saran

1. Meningkatkan edukasi masyarakat dengan melakukan penyuluhan ke posyandu-

posyandu oleh petugas kesehatan tentang pentingnya penimbangan bayi/balita yang

rutin tiap bulannya.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan posyandu sehingga dapat meningkatkan peran

serta ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di Posyandu

3. Melakukan pelatihan dan penyegaran kepada petugas kesehatan dan kader

Puskesmas dalam melakukan penimbangan balita serta edukasi pada orang tua untuk

meningkatkan gizi balita

4. Melakukan kerja sama dengan bidan swasta serta dokter praktek untuk melaporkan

dengan segera jika ada bayi/balita yang menderita gizi buruk.

5. Melakukan sweeping berkala tiap bulannya bagi bayi/balita yang tidak datang untuk

menimbang ke Posyandu.

61

Page 62: Mini Project

6. Pemberian Makanan Tambahan sebaiknya dilaksanakan secara rutin karena dapat

meningkatkan kedatangan jumlah bayi/balita yang datang untuk menimbang ke

Posyandu.

7. Melakukan pengukuran Tinggi Badan serta Lingkar Lengan balita untuk mendeteksi

lebih tepat balita yang terkena gizi kurang berdasarkan berat badan dan tinggi

badannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amirudin, R. Capaian Kesehatan Indonesia. Universitas Hassanudin Makasar 2007.

Tersedia di http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/05/05/capaian-kesehatan-indonesia/

2. Sembiring, Nasap. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha

Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2005. Tersedia di

http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf

3. Sutrisman. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakaktifan Ibu Yang Memiliki

Balita Untuk Kunjungan Ke Posyandu Di Desa Sowan Lor Kecamatan Kedung Kabupaten

Jepara. Universitas Muhammadiyah Semarang 2006. Tersedia di

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sutrismang-5293-3-bab2.pdf

4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedika. 1985.

5. Sarudji, D. Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Media Ilmu. 2006.

6. Prayitno, S. Dasar-Dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat. Surabaya : Airlangga

University Press. 2001.

7. Sambas, Gun Gun. Faktor – Faktor Rendahnya Penimbangan Balita Di Posyandu. Universitas

Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 2005. Tersedia di http://www.library.upnvj.ac.id/pdf

8. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral. Indikator Kesejahteraan Anak. Jakarta :

Departemen Kesehatan RI. 2000

9. Riyanto, Agus, SKM., M. Kes. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Nuha Medika.

2011.

62

Page 63: Mini Project

63