makalah tasawuf

10
MAKALAH TASAWUF TASAWUF NAZHARI (FALSAFI) DAN TOKOH-TOKOHNYA OLEH: QIMMATUL KHOIROH NIM. 0841-0083 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Upload: qimmatul-khoiroh

Post on 30-Jun-2015

1.399 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH TASAWUF

MAKALAH TASAWUF

TASAWUF NAZHARI (FALSAFI)

DAN TOKOH-TOKOHNYA

OLEH:

QIMMATUL KHOIROH

NIM. 0841-0083

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

MARET

2011

Page 2: MAKALAH TASAWUF

PENDAHULUAN

Ketika kita mendengar kata sufi dan tasawuf, maka tak lain kita sedang

membicarakan orang yang lebih mementingkan kebersihan batin dan kesucian jiwa,

dan lebih mengutamakan perilaku untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub),

agar lebih mampu untuk sampai kepada sang Khaliq sebagai tempat kembalinya.

Seluruh dimensi hidupnya dipenuhi dengan kondisi dan keadaan jiwa yang selalu

berzikir; mulai lisan, anggota tubuh, peredaran darah, pikiran (akal, rasio, logis) dan

perasaan (hati serta keseluruhan aspek kejiwaan). Inilah yang membuat hidup

seseorang selalu istiqomah, yaitu kondisi stabil yang terus meningkat.

Demikian pula dalam hal perilaku hidup dan kehidupannya, yang

memancarkan sinar (aura) dari segi kemurnian batinnya yang bersih tersebut. Mereka

tiada pernah putus dalam pencarian terhadap Alloh sebelum betul-betul tampak dan

yakin bahwa dia telah dikabulkan, serta telah sampai kepada Alloh.

Berdasarkan tujuan dari tasawuf, yaitu berupaya membentuk watak manusia

yang memiliki sikap mental dan perilaku yang baik (akhlaqul karimah), manusia

yang bermoral dan memiliki etika serta sopan santun, baik terhadap diri pribadi,

orang lain, lingkungan dan Tuhan, maka semua orang wajib belajar tasawuf (tasawuf

akhlaqi). Namun belajar tasawuf secara mendalam, yaitu tasawuf amali dan

khususnya tasawuf falsafi, memang diharapkan dilakukan setelah seseorang memiliki

tingkat pengetahuan aqidah dan syari’ah yang mencukupi.

Page 3: MAKALAH TASAWUF

PEMBAHASAN

Secara umum ilmu tasawuf bisa dikelompokkan menjadi dua bagian, tasawuf

‘ilmi atau nadhari yang bersifat teoritis, dan tasawuf ‘amali yang bersifat praktis,

yang dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan bertasawuf. Sedangkan

Depag bersama LIPI mengklasifikasikan tasawuf menjadi tasawuf akhlaqi, ‘amali,

dan tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi sendiri sekarang telah berkembang pesat, seperti

‘ilmu al-hudluri (dengan tokoh kontemporernya Ha’iri Yazdi), tasawuf isyraqiyah

(illuminationisme Syuhrawardi yang dikembangkan oleh Mulla Shadra), dsb.1

Tasawuf falsafi merupakan bentuk tasawuf yang memadukan antara visi

mistis dan visi rasional (baik dalam kerangka teoritis maupun praktis), yakni

pengalaman rohaninya disampaikan secara sistematis dengan term filsafat, seperti

teori kosmologi dan ungkapan-ungkapan yang ganjil (syatahat, syatahiyat) yang sulit

dipahami orang lain. Yang sekarang sedang banyak digandrungi adalah paham

isyraqiyah Syuhrawardi, di samping pola tasawuf mistis dari kelompok new age

(tradisionalis-prenialis), seperti Fritjof Schuon, Hosein Nasr, dan sejenisnya.

Tasawuf adalah suatu bidang ilmu keislaman dengan berbagai pembagian di

dalamnya, yaitu tasawuf akhlaqi, tasawuf amali dan tasawuf falsafi. Tasawuf akhlaqi

berupa ajaran mengenai moral/akhlaq yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Ajaran yang terdapat dalam

tasawuf ini meliputi takhalli, yaitu penyucian diri dari sifat-sifat tercela; tahalli, yaitu

menghiasi dan membiasakan diri dengan sikap perbuatan terpuji; dan tajalli, yaitu

tersingkapnya Nur Ilahi (Cahaya Tuhan) seiring dengan sirnanya sifat-sifat

kemanusiaan pada diri manusia setelah tahapan takhalli dan tahalli dilalui. Tasawuf

amali berupa tuntunan praktis tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada

Allah. Tasawuf amali ini identik dengan tarekat, sehingga bagi mereka yang masuk

tarekat akan memperoleh bimbingan semacam itu. Sedangkan tasawuf falsafi berupa

kajian tasawuf yang dilakukan secara mendalam dengan tinjauan filosofis dengan

segala aspek yang terkait di dalamnya. Dalam tasawuf falsafi ini dipadukan visi

1 K.H. Muhammad Sholikhin. 2009. Tradisi Sufi dari Nabi-Tasawuf Aplikatif Ajaran Nabi Muhammad Saw. Yogyakarta: Cakrawala. Hal 29

Page 4: MAKALAH TASAWUF

intuitif tasawuf dan visi rasional filsafat. Dari ketiga tasawuf tersebut, secara esensial

semua bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni (mahdlah) untuk

mewujudkan akhlaq al-karimah baik secara individual maupun sosial.

Tasawuf falsafi ialah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi

mistis dengan visi rasional. Ciri umum tasawuf falsafi ialah kesamaran-kesamaran

ajarannya, akibat banyaknya unngkapan dan peristilahan khusu yang hanya bisa

dipahami oleh mereka yan memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak

bisa dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa

(zauq), dann sebaliknya, tidak pula bisa dikategorikan pada tasawuf dalam

pengertiannya yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa

filsafat dan lebih cenderung kepada panteisme.

Para tokoh tasawuf falsafi bersifat ensiklopedis dan berlatar belakang

buadaya, pengalaman serta pendidikan yang beragam. Di samping pemahamannya

yang luas di bidang ilmu agama seperti fikih, kalam, hadis dan tafsir, mereka

mengenal baik filsafat Yunani serta berbagai alirannya, seperti Socrates, Plato,

Aristoteles, dan Neo Platonisme dengan ajaran dilsafatnya tentang emanasi. Begitu

pula tentang Hermetisisme yang banyak diterjemahkan ke dalam Bahsa Arab,

filsafat-filsafat timur kuno dari Persia dan India, serta ajaran filsafat para filosof

islam seperti al-Farabi, Ibnu Sina, dan lainnya. Mereka juga dipoengaruhi paham

batiniah sekte Isma’iliah dan aliran Syi’ah dan risalah-risalah ikhwan al-Safa’.

Mereka yang beraliran tasawuf falsafi memandang bahwa manusia masih

dapat melewati maqam ma’rifah. Manusia masih mampu naik ke jenjang yan lebih

tinggi, yaitu persatuan dengan Tuhan, yang kemudian disebut dengan ittihad, hulul,

wahdah al-wujud dan isyraq. Paham-paham tasawuf tipe ini yang terpenting antara

lain yaitu:

a. Fana’ dan Baqa’

Sebelum seorang sufi memasuki tahap persatuan dengan Tuhan (ittihad), ia harus

terlebih dahulu melenyapkan kesadarannya melalui fana’. Pelenyapan kesadaran

dalam khazanah sufi senantiasa diiringi dengan baqa’.

b. Ittihad

Page 5: MAKALAH TASAWUF

c. Hulul

d. Wahdah Al-Wujud

e. Isyraq

Page 6: MAKALAH TASAWUF

PENUTUP

Page 7: MAKALAH TASAWUF

REFERENSI

K.H. Muhammad Sholikhin. 2009. Tradisi Sufi dari Nabi-Tasawuf Aplikatif Ajaran Nabi Muhammad Saw. Yogyakarta: Cakrawala. Hal 29

Dr. Asmaran As., M.A. 2002. Pengantar Studi TAsawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.