makalah ob

28
MAKALAH ORAL BIOLOGI JUDUL TUMBUH KEMBANG MAKSILA, MANDIBULA, PALATUM, TMJ, LIDAH DAN KELENJAR SALIVA Disusun oleh: 1. Aulia Pratiwi (04031181320005) 2. Vida Irena Phelia (04031181320006) 3. Gebyar D. Rebeka (04031181320007) 4. Rizka Rahmawati (04031181320008) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014 1

Upload: geby-denisha-madyeca

Post on 27-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

membantu

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ob

MAKALAH ORAL BIOLOGI

JUDUL

TUMBUH KEMBANG MAKSILA, MANDIBULA, PALATUM, TMJ,

LIDAH DAN KELENJAR SALIVA

Disusun oleh:

1. Aulia Pratiwi (04031181320005)

2. Vida Irena Phelia (04031181320006)

3. Gebyar D. Rebeka (04031181320007)

4. Rizka Rahmawati (04031181320008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

1

Page 2: Makalah Ob

A. Tumbuh Kembang Maksila

Maksila merupakan salah satu bagian kraniofasial yang paling mudah

terjadi perubahan keseimbangan pertumbuhan akibat pengaruh eksternal.

Pertumbuhan maksila ke arah bawah dan depan disertai dengan remodeling

permukaan anteriornya. Hampir seluruh permukaan anterior maksila terjadi

resorpsi, kecuali daerah kecil di sekitar spina nasalis anterior. Hal ini terlihat

bertentangan dengan proses pertumbuhan pada umumnya dimana aposisi

permukaan anterior tulang terjadi kearah depan dan resorpsi di posterior. Inilah

hal menarik yang dapat diamati dari pertumbuhan maksila

Pada bayi baru lahir sampai berusia 6 tahun, pertumbuhan berlangsung

dengan kecepatan yang relatif tinggi dan yang tercepat dua tahun pertama.

Kemudian pertumbuhan menjadi lambat secara progresif selama masa anak-anak

antara usia 10-12 tahun. Laju pertumbuhan meningkat kembali selama pubertas,

dimana akhirnya menjadi lambat, dan selesai antara 18-20 tahun.

Pertumbuhan maksila berbeda dengan mandibula dimana terjadi melalui

dua cara. Pertama, maksila dengan tempurung kepala bagian depan dan basis

cranium dihubungkan dengan aposisi sutura-sutura dan yang kedua melalui

remodeling tulang. Pertumbuhan dan perkembangan bagian tulang kraniofasial,

baik melalui cara endokondral atau intramembran bersifat sekunder. Tulang

sekunder ini tergantung pada matriks fungsional yang merupakan jaringan asal

pertumbuhan dan perkembangan, baik dari segi anatomi maupun fungsinya.

Terdapat dua macam matriks fungsional yaitu periosteal dan kapsular. Matriks

periosteal adalah otot dan gigi yang bekerja langsung pada tulang melalui proses

aposisi serta resorpsi sehingga terjadi perubahan ukuran dan bentuk. Tulang-

tulang tertentu akan dipengaruh matriks fungsional periosteal dan kapsular yang

disebut unit skeletal. Sedangkan volume unit skeletal diubah dengan penambahan

ruangan yang merupakan kerja dari matriks kapsular. Misalnya, pembesaran bola

mata.

Pertumbuhan maksila tergantung pada beberapa matriks fungsional yang

bekerja pada daerah tulang dan terbagi menjadi unit-unit skeletal. Unit-unit

skeletal yang berhubungan dengan pertumbuhan maksila terdiri dari tubuh basal,

orbital, nasal, alveolar dan pneumatik.

2

Page 3: Makalah Ob

Sumber: A Textbook of Orthodontics. T.D.Foster,1997

Maksila mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Pada saat lahir

Diameter transversal dan antero-posterior tulang lebih baik daripada vertical,

prosesus frontalis terbentuk dengan baik dan komposisi tulang prosesus frontalis

lebih baik dari prosesus alveolaris, soket gigi mencapai hampir ke lantai orbital,

sinus maksilaris menyajikan penampilan alur pada dinding lateral hidung.

Kemudian pada orang dewasa diameter vertikal adalah yang terbesar. Sedangkan

pada usia tua tulang beralih dalam beberapa ukuran dengan kondisi infantil

sebagai berikut.

1. Ketinggian berkurang

2. Setelah hilangnya gigi proses alveolar mengalami absorbsi dan bagian

bawah tulang berkurang ketebalannya.

3

Page 4: Makalah Ob

B. Tumbuh Kembang Mandibula

Pada minggu ke-6 dari perkembangan suatu bentuk tulang rawan, yang

dikenal sebagai tulang rawan meckel yang didefinisikan pertama kali oleh pada

ahli anatomi, dari daerah sekitar telinga ke garis tengah Processus Mandibularis

dan dipisahkan oleh mesenkim. Pertumbuhan dan perkembangan tulang rawan

meckel ini berada dekat dengan pembentukan N. Mandibularis. Pada saat N.

Mandibularis dibentuk mencapai 1/3 dorsal tulang rawan meckel, N.

Mandibularis ini kemudian bercabang saat ini menjadi N. Alveolaris Inferior

(lateral) dan N. Alveolaris lingualis (medial) dan akan melintas di tulang rawan.

Selanjutnya, N. Alveolaris Inferior berjalan kearah anterior dan bercabang lagi

menjadi N. Mentalis dan N. Insisivus. Di tempat lateral percabangan inilah

jaringan ikat fibrosa mengalami ossifikasi pada minggu ke-7. Selama minggu ke-7

osifikasi pusat pertama terbentuk dan pada titik ini tulang berkembang keluar dari

garis tengah. Pusat osifikasinya sekitar foramen mandibula. Kemudian

pertumbuhan dan perkembangan berlangsung ke arah anterior mencapai

symphisis mandibulae dan ke arah posterior membentuk ramus mandibulae

hingga terbentuk mandibula yang lengkap, sedang tulang rawan meckel

menghilang. Sebuah bentuk yang kuat terdapat pada setiap sisi bawah N.

Insisivus yang telah bercabang dari saraf alveolar anterior. Bentuk yang kuat ini

meskipun akhirnya akan menjadi kanal dan setelah kelahiran, dua bagian dari

pembentukan mandibula akan berfusi di garis tengah.1

Kanal juga terbentuk kembali yang mengandung N. Alveolar. Tempat

alveolar medial dan lateral terbentuk jadi benih-benih gigi dapat terbentuk dalam

tempat antara mereka. Oleh karena itu, selama perkembangan gigi mereka akan

memiliki masing-masing ruang mereka sendiri untuk menempatinya. Tulang

mandibula akan terus membentuk setelah gigi yang berkembang mendukung

pembentukan mandibula.

Sekitar 10 minggu mandibula dapat dikenali dan banyak tulang yang telah

terbentuk. Setelah titik ini akan ada ketergantungan yang kuat untuk pembentukan

pada pertumbuhan tiga tulang rawan: tulang rawan condylar, tulang rawan

coronoid dan tulang rawan coronoid symphyseal. Tulang rawan condylar akan

4

Page 5: Makalah Ob

dikonversi hampir seluruhnya ke tulang, tetapi sebagian kecil dari tulang rawan

yang tersisa pada akhir artikular diperlukan untuk pertumbuhan berkelanjutan dari

mandibula. Kartilago symphyseal coronoid dan garis tengah juga penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan, tetapi menghilang sebelum kelahiran dan pada

tahun setelahnya berturut-turut.

Pertumbuhan rahang berlanjut sepanjang tahun sebelum pubertas dan

misalignment dari gigi dan tulang adalah sama dan dapat dikaitkan dengan

masalah dengan otot atau sendi atau genetika. Hal ini dapat memungkinkan terjadi

temporomandibular joint disorder (TMD) dimana pasien mungkin mengalami

nyeri sendi, locking atau popping dari rahang dan gejala lainnya Anak-anak dan

remaja dengan rahang atau misalignment gigi, yang dapat menyebabkan overbite,

di bawah-gigitan atau gigitan silang, yang sering diperlakukan dengan ortodontik

untuk memperbaiki gigitan.

Sumber: A Textbook of Orthodontics. T.D.Foster,1997.

5

Page 6: Makalah Ob

C. Tumbuh Kembang Palatum

Pertumbuhan palatum

Palatum sebagai bentuk keseluruhan dari dua primordia yang dapat

diklasifikasikan sebagai palatum primer dan palatum sekunder. Pada sekitar

minggu ke-6 pertumbuhan palatum primer mulai terbentuk, yang timbul dari

prossesus medial nasal. Terdiri dari mesoderm, bentuk ini akhirnya akan

memperluas bentuk dasar dari rongga hidung. Pertumbuhan dan perkembangan

palatum terjadi melalui beberapa tahap :

1. Palatum Primer

Pada sekitar minggu keenam, palatum primer mulai dibentuk oleh Intermaxillary

Segment (fusi dari processus nasalis medialis) yang berkembang ea rah medial

dan caudal. Meskipun palatum primer berasal dari segmen antarmaksila , bagian

utama palatum tetap, dibentuk oleh dua pertumbuhan keluar dari tonjolan maksila

yang menyerupai tameng. 3 Kedua tonjolan ini, yaitu lempeng palatina, tampak

dalam perkembangan minggu ke-6 dan mengarah miring ke bawah pada sisi

kanan dan kiri lidah membentuk :

Palatum primer

Septum nasi (bagian dari hidung yang membatasi rongga hidung kanan

dan kiri)

Premaxilla (tulang rahang atas yang menunjang gigi 21 22)

Philtrum (lekukan antara tuberkel dan hidung)

2. Palatum Sekunder

Pada minggu ke-7, lempeng-lempeng palatine ini bergerak naik hingga

mencapai kedudukan horizontal di atas lidah dan saling bersatu satu sama

lain, sehingga membentuk palatum sekunder. 3 Sekitar minggu ke-8 atau ke-9

kehamilan, palatum sekunder mulai berkembang dari processus palatines

lateralis, tetapi perkembangan ini tidak selesai sampai bulan ketiga

6

Page 7: Makalah Ob

kehamilan. Kedua processus ini tumbuh secara vertical pada kedua sisi lidah.

Mula-mula palatum sekunder berkembang ea rah bawah ea rah karena masih

adanya lidah embrional. Namun setelah rahang bawah (os mandibula)

berkembang, maka ruang bertambah besar, sehingga lidah turun ke bawah.

Hal ini mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan palatum sekunder

dapat berkembang ea rah midline dan berfusi. Selain itu, septum nasi juga

mengadakan fusi dengan kedua palatum sekunder (kiri dan kanan). 1

Sebelum fusi dimulai, sintesis DNA berhenti setidaknya satu hari dan

sel-sel epitel mengalami kematian fisiologis sel, sehingga sel-sel epitel basal

terlihat. Agar fusi dari dua prosssus palatina terjadi, diperlukan sejumlah besar

gaya penggerak, tetapi sifat dari gaya ini tidak diperlukan. Beberapa

perubahan fisiologis yang terjadi saat ini dalam perkembangan janin telah

dikaitkan dengan fenomena ini. Salah satu penjelasan yang mungkin bahwa

gaya ini “dihasilkan oleh akumulasi progresif dan hidrasi asam hyaluronic”.

Selama tahap pertumbuhan juga terdapat peningkatan yang signifikan dalam

konsentrasi glukosaminoglikan, “yang menarik air dan membuat

pembengkakan lapisan. Hal ini telah diajukan juga bahwa “tampilan dari

fibroblas kontraktil di lapisan palatina” bisa berperan dalam menciptakan gaya

intrinsik yang diperlukan untuk mendorong dua prosessus bersama sehingga

dapat terjadi fusi. Langkah-langkah spesifik dalam pembentukan lidah dan

atribut kepala pada pola pertumbuhan ini.

Ketika fusi palatum terjadi, dua lapisan epitel harus selaras dan

menyatu pada midline. Penggabungan ini terbentuk karena lapisan permukaan

carbohydraterich karena ini memungkinkan untuk proses adhesi sederhana.

Lapisan yang membentuk penggabungan kemudian terdiri dari dua lapisan sel

epitel yang akhirnya harus menjadi satu ketika “pertumbuhan garis pertemuan

dua tepi gagal mengimbangi pertumbuhan palatal sehingga garis pertemuan

dua tepi pertama menipis menjadi satu lapisan” (Nanci, 2003). Proses fusi ini

selesai pada minggu ke-12, ketika midline egde seam (MES) menghilang

sepenuhnya. Sel-sel epitel kemudian berdeferensiasi ke bentuk lain yang

berkaitan dengan struktur palatum. Pada sisi nasal, sel epitel menjadi

7

Page 8: Makalah Ob

pseudostratified ciliated columnar ephitelium. Pada sisi oral, sel epitel

berubah menjadi stratified squamous non keratinizing epithelium.1

Sumber : Embriologi fungsional, Rohan W. johanes, 2008.

Sumber : THE CORRESPONDENCES.” Higher Meanings. 1985. 20 Apr. 2009

(http://www.highermeaning.org/Authors/LSO/HumanForm/HumanForm1.html)

Palatum Durum dan Palatum Molle

Palatum terbagi atas dua bagian, yakni bagian keras (palatum durum) yang

terletak di bagian anterior palatum dan bagian yang lunak (palatum molle) yang

terletak di bagian posterior palatum. Palatum durum terbentuk karena terjadi

osifikasi pada bagian dua per tiga anterior palatum, sedangkan palatum molle

8

Page 9: Makalah Ob

terbentuk sebagai akibat tidak terjadinya osifikasi di area ini. Ketika sel-sel ini

tidak berdiferensiasi dengan benar maka masalah seperti sumbing dapat terjadi.1

Kelainan pada Tumbuh Kembang Palatum

Bibir sumbing terjadi sekali dalam 2500 kelahiran dan lebih sering terjadi

pada wanita. Ada berbagai bentuk cacat bawaan ini bisa karena unilateral atau

bilateral dan melibatkan uvula dan palatum keras dan lunak. Pada tingkat

embriologis, sumbing terjadi karena fusi yang telah terjadi tidak cukup dari

prosessus palatina atau pembentukan septum hidung. Faktor lain yang dapat

menyebabkan sumbing termasuk “pertumbuhan yang buruk”, ketidakmampuan

lapisan palatina untuk elevasi, kegagalan septum untuk menyatu,

ketidakmampuan epitel untuk rusak atau “cacat penggabungan mesenkim dari

lapisan.” Ada juga faktor lingkungan spesifik yang dapat berkontribusi, termasuk

“agen menular, radiasi x-ray, obat-obatan, hormon, dan kekurangan gizi”.

Umumnya operasi restoratif untuk bibir sumbing dilakukan sekitar usia

satu sampai dua tahun. Ada “beberapa jenis prosedur operasi” yang dapat

digunakan untuk perbaikan berdasarkan jenis dan tingkat keparahan kasus. Karena

teknik bedah kosmetik mulai membaik, keberhasilan operasi ini untuk

merekonstruksi normal dan penggunaan fungsi palatum meningkat. Anak-anak

yang sumbing umumnya kandidat untuk terapi wicara sejak usia dini untuk

meningkatkan kualitas dan kemudahan ucapan mereka. Sayangnya, setelah anak-

anak operasi mungkin mengalami luka pada palatum dan kelainan pertumbuhan

lainnya dari rongga mulut.

9

Page 10: Makalah Ob

Sumber : From Behr, Amy. Johns Hopkins Medicine, based in Baltimore,

Maryland. 20 Apr. 2009

D. Tumbuh Kembang TMJ

Tulang rahang atas, rahang bawah maupun tulang temporal berasal dari

perkembangan mesenkim dari sel neural crest selama minggu keempat

perkembangan embrio. Bagian luar mesenkim, pharyngeal arch berkembang

dalam area kepala dan leher, dan terlibat juga dalam perkembangan fasial. Setelah

4-5 minggu stomodeum dikelilingi sejumlah prosesus mandibula (bagian ventral

pharyngeal arch I), sejumlah prosesus maksila (bagian dorsal pharyngeal arch I),

dan oleh prosesus frontal dari atas.1

Dalam prosesus mandibula, kartilago Meckel dibentuk. Prosesus timpani

dan prosesus mandibula pada kartilago Meckel berkembang sempurna pada

minggu ke 16. Penebalan posterior pada akhir kartilago timpani adalah kartilago

primordial yang disebut malleus. Bagian malleus yang berhubungan langsung

dengan kartilago primordial disebut incus (pada bidang artikulasi datar). Minggu

ke 8-16 perkembangan, kartilago primordial berfungsi sebagai permulaan

temporomandibular atau sendi malleoincudal, pada akhirnya berkembang menjadi

tulang pendengaran.

Pada minggu ke 8, sendi ini hanya dapat menunjukkan rotasi sederhana

atau pergerakan bukal. Semua pergerakan penting untuk perkembangan kartilago

kondilus. Pada akhirnya, malleus terpisah dari kartilago Meckel dan mengeras

menjadi tulang telinga tengah.1

Pusat pertumbuhan mandibula berkembang dari minggu ke 12 pada

prosesus mandibula di kartilago Meckel, yang berperan morfogenetik dalam

perkembangan rahang bawah, hal ini menandakan permulaan ossifikasi

intramembranous pada mandibula.

Minggu ke 18, volume kartilago Mekel menurun dan akan menghilang

selama osifikasi mandibula. Kartilago meckel akan digantikn oleh mandibula dan

kartilago kondylus sekunder.

10

Page 11: Makalah Ob

Perkembangan TMJ umumnya antara minggu ke 7-20 intrauterine dan

periode sensitif terutama masa morfogenesis antara minggu ke 7-11. Gambaran

utama perkembangan TMJ dibandingkan sendi lain pada tubuh manusia ialah

bersamaan perkiraan awal kondilus dan dasar temporal (blastema). Terdapat 3

tahap perkembangan TMJ:

1. Tahap blastemik (minggu ke 7-8) : berkembangnya kondilus, fossa

articular, diskus artikularis dan capsul

2. Tahap cavitasi (minggu ke 9-11) : mulai terjadi perkembangan celah celah

bawah dan chondogenesis kondilus

3. Tahap maturasi setelah minggu ke 12

(Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain

The Role of Dentistry in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York:

Thieme Stuttgart.)

Eminensia yang kecil pada ramus ascenden mandibula merupakan basis

kondilus dan prosesus koronoideus.

Pada minggu ke 9, terjadi kondrogenesis mulai dari sel mesenkim, ke

lateral dari kartilago Meckel, dan di tengah blastema kondilus.

11

Page 12: Makalah Ob

Di minggu ke 10, kepala kondilus dan seluruh konus kondilus bagian

apikal diselubungi oleh badan rahang bawah, yang diosifikasi intramembranous.

Osifikasi enchondral pada kartilago kondilus dalam bagian anterior mulai pada

minggu ke 17 dan akhir minggu ke 20 pembentukan kartilaginous dari kondil

terlihat hanya di bagian permukaan.

Keberadaan tulang temporal dapat dilihat dari pada minggu ke 8-9.

Seringkali ditandai pada bagian distal kartilago Meckel dan basis tulang

pendengaran yaitu malleus dan incus. Selama minggu,ke 8, prosesus zigomatikus

tulang temporal mengalami pengerasan. Pada minggu ke 10, terdapat penebalan

bagian medial diskus dengan sedikit kontur cekung. Pada periode minggu 11-12,

fossa artikularis menjadi cekung, cembung atau datar menyeluruh. Fossa

artikularis melebar ke cranium dari kondilus ke anterior langsung dan dari minggu

ke 12 tersebut kondilus membentuk cekungan. Keberadaan eminensia artikularis

dan prosesus post glenoid terlihat setelah minggu ke 26.2

Setelah minggu ke 7, penebalan mesenkim dapat terlihat diposisi cranium

dari depan kondilus, diluar dari itu berkembanglah diskus artikularis. karena

membentuk jarak artikular, diskus menebal ke bagian tengah, yang selanjutnya

membuat karakteristik bentuk bikonkaf. Dari minggu ke 12, diskus artikularis

berada pada posisi permanen antara tulang temporal dan kondilus. Struktur

kartilagenousnya sangat jelas terlihat di minggu ke 15-20.

Mesenkim yang berkembang pada kapsul artikular mulai pada minggu ke

8 dan membentang dari bagian skuamosa tulang temporal menjauhi diskus

artikularis dan kondilus. Pada minggu ke 11, kapsula terletak di antara arkus

zigomatik tulang temporal dan kondilus dan melekat pada bagian luar diskus

artikularis.

Jarak artikularis atas dan bawah bertambah akibat dari beberapa celah

didalam penebalan mesenkim, dari perkembangan kondilus, diskus artikularis dan

kapsul. Jarak artikularis bawah mengalami perkembangan lebih awal

dibandingkan bagian atas saat minggu ke 9, dan diikuti dengan bentuk dasar

kondilus.Pada minggu ke-11 terbentu jarak artikularis antara proseus zygomatikus

12

Page 13: Makalah Ob

tulang temporal dan disks artikularis. Pertumbuhan ke arah lateral dan anterior

dimulai antara minggu ke 12-16. Jarak artikular tidak seimbang sampai minggu ke

26.

Gambar 2. Diskus artikularis dan struktur yang berkaitan

(Sumber: Nelson SJ, Ash. Wheeler's Dental Anatomy, Physiology and

Occlusion, Ninth Edition. St. Louis: Saunders Elsevier; 2010)

Tahap kedua TMJ secara menyeluruh berkembang setelah minggu ke 14

pertumbuhan intrauterin, di anterior dari otic kapsula dan setelah minggu ke 16

yang dianggap sebagai fungsional sendi utama. Bagian yang mengeras pada sendi

utama (malleus dan incus) menjadi bagian telinga tengah. Hanya dua ligamen oto-

mandibular yang belum sempurna tetap berkembang tanpa memiliki fungsi yang

signifikan. Ligamen disco-malleolar menghubungkan anterior ligament malleolar

dan berakhir menyebar di posterior diskus artikularis. Ligamen malleo-

mandibular ialah sisa kartilago Meckel yang berjalan melalui fisur skuamosa

timpani.2

E. Tumbuh Kembang Lidah

Lidah muncul di mudigah pada sekitar 4 minggu perkembangan dalam

bentuk dua penebalan lidah lateral dan satu penebalan medial, tuberkulum impar.

Ketiga penebalan ini berasal dari arkus faring pertama. Penebalan medial kedua,

kopula atau eminensia hipobrankialis yang dibentuk oleh mesoderm arkus kedua,

ketiga, dan sebagian keempat. Akhirnya penebalan medial ketiga yang dibentuk

oleh bagian posterior arkus keempat, menandai terbentuknya epiglotis. Tepat di

13

Page 14: Makalah Ob

belakang penebalan ini terdapat aditus laringis yang diapit oleh penebalan

aritenoid.

Pertumbuhan lidah lateral lebih cepat dari pada pertumbuhan lidah

median. Pertumbuhannya yang paling cepat dimulai pada awal minggu kelima.

Tempat keduanya bergabung menebal ditunjukkan pada anatomi oleh median

sulkus, yang dapat dilihat pada lidah dewasa. Kopula adalah sebutan untuk garis

tengah yang mulai menebal akhir minggu keempat, pertumbuhan yang paling

cepat terjadi pada minggu kelima dan keenam oleh hipoparingeal (Larsen,1997).

Seiring dengan semakin besarnya ukuran penebalan lidah lateral,

penebalan tersebut tumbuh menutupi tuberkulum impar dan menyatu, membentuk

dua pertiga anterior, atau korpus lidah. Karena mukosa yang menutupi korpus

linguae berasal dari arkus faring pertama , persarafan sensorik ke daerah ini

dilakukan oleh nervus mandibularis (cabang nervus trgeminus). Korpus linguae

dipisahkan dari sepertiga posterior oleh alur berbentuk V, sulkus terminalis.

Sulkus terminalis ini terbentuk ketika bagian posterior dan anterior menyatu

(Moore and Persaud, 1993).

Bagian posterior atau pangkal lidah berasal dari arkus faring kedua, ketiga,

dan sebagian dari keempat. Kenyataan bahwa persarafan sensorik ke bagian lidah

ini dilakukan oleh nervus glosofaringeus menunjukkan bahwa jaringan arkus

ketiga tumbuh melewati arkus kedua.

Epiglotis dan bagian paling posterior lidah disarafi oleh nervus laringeus

superior yang mencerminkan bahwa bagian ini berkembang dari arkus keempat.

Sebagian dari otot lidah mungkin berdiferensiasi in situ, tetapi sebagian besar di

bentuk oleh mioblas yang berasal dari somit oksipital. Karena itu, otot-otot lidah

disarafi oleh nervus hipoglosus (nervus cranial XII).

Persarafan sensorik umum lidah mudah dipahami. Korpus linguae disarafi

oleh nervus trigeminus, saraf arkus pertama; pangkal lidah disarafi oleh nervus

glosofaringeus dan nervus vagus, masing-masing adalah saraf arkus ketiga dan

keempat. Persarafan sensorik khusus (pengecap) ke dua pertiga anterior lidah

14

Page 15: Makalah Ob

dilakukan oleh cabang korda timpani nervus fasialis, sedangkan sepertiga

posteriornya oleh nervus glosofaringeus.

Perkembangan abnormal pada lidah jarang terjadi, tapi dapat sering

ditemukan pada bayi yang terkena sindrom down. Ankyloglossia, atau yang lebih

sering dikenal tongue-tie, terjadi ketika frenulum diperpanjang ke ujung lidah

akibatnya menghambat pergerakan normal lidah dan portrusi. Makroglossia

adalah lidah yang sangat besar, ini sangat jarang. Dalam beberapa kasus

disebabkan oleh kurang berkembangnya mandibula. Yang lebih jarang terjadi

adalah mikroglossia, adalah lidah yang sangat kecil, terjadi akibat susunan rahang

yang abnormal. Dari kedua kelainan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam

berbicara dan menelan.

F. Tumbuh Kembang Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva merupakan kelenjar eksokrin yang sekretnya tanpa warna,

cairan lengket yang disebut saliva. Saliva dalam rongga mulut melewati duktus

yang membuka dalam permukaan mukosa oral. Saliva yang diproduksi oleh

kelenjar saliva memiliki beberapa fungsi termasuk dalam membantu pelumasan

selama pengunyahan dan vokalisasi, pencernaan, rasa dan pH penyangga

(Tucker, 2007). Kelenjar saliva berasal dari sel-sel epitel yang terbentuk dari bud

dan mengalami percabangan morfogenesis untuk menghasilkan ”generasi-

generasi yang berturutan dari bud dan hirarki percabangan kelenjar” (Nanci,

2003). Bud tumbuh menjadi mesenkim sebagai invaginasi dan jaringan ikat yang

terkait dengan kelenjar-kelenjar ini muncul dari sel pial saraf.

Kelenjar saliva seperti halnya gigi, berasal dari interaksi antara oral

ektodermal dan mesenkim branchial arch. Sel ektodermal memberi peningkatan

pada kelenjar parenkim yang akhirnya membentuk sel sekret dan sel duktus.

Sementara itu, mesenkim membentuk stroma jaringan ikat yang mendukung

kelenjar dan menyediakan akses untuk vaskularisasi dan persarafan yang

menyuplainya

15

Page 16: Makalah Ob

Perkembangan kelenjar saliva dimulai sejak minggu ke-6 hingga minggu

ke-8 kehamilan, yaitu saat oral ectoderm memanjang hingga mendekati

mesoderm dan merupakan awal terbentuknya kelenjar saliva mayor.

Perkembangan kelenjar saliva mayor terdiri dari tiga tahap utama.

Tahap pertama ditandai dengan adanya tonjolan epitelial yang bercabang

dan terus berkembang. Sel epitel bersilia membentuk garis lumina, sementara

permukaan luarnya dilapisi oleh sel mioepitel ektodermal. Penampakan awal

berupa lobus-lobus dan saluran duktus terjadi selama tahap kedua. Primitive acini

dan duktus bagian distal, keduanya mengandung sel mioepitel, proses

pembentukannya berlangsung hingga bulan ke-7 kehamilan. Tahap ketiga ditandai

dengan pematangan acini dan terbentuknya duktus tambahan.

Perkembangan kelenjar saliva

(: http://origin-ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S1566070206002700-

gr33.jpg)

Kelenjar pertama yang akan muncul, pada minggu ke-6 kehamilan ialah

kelenjar parotid primordial. Kelenjar ini berkembang dari stomodeum posterior,

yang memanjang secara lateral ke korda yang padat melalui otot masseter. Korda

tersebut akan membentuk duktus-duktus dan acini terbentuk di ujung distalnya.

Kapsul terbentuk dari sel mesenkim dan mengelilingi kelenjar serta

16

Page 17: Makalah Ob

menghubungkannya dengan limfonodus. Tonjolan kecil muncul di dasar mulut

bagian lateral lidah selama minggu ke-6 kehamilan dan memanjang ke arah

posterior di sekitar otot milihyoid hingga ke submandibular triangle. Tonjolan-

tonjolan tersebut berkembang menjadi kelenjar submandibular. Kapsul yang

mengelilingi mesenkim akan berkembang secara sempurna di sekitar kelenjar

submandibular pada bulan ke-3 kehamilan. Aktivitas sekretorinya akan dimulai di

minggu ke-16 kehamilan. Pertumbuhan kelenjar saliva submandibula setelah lahir

akan terus berlanjut setelah terbentuknya mucus acini.

Selama minggu ke-9 kehamilan, kelenjar sublingual primordial terbentuk

dari tonjolan-tonjolan epitel endodermal yang terdapat pada sulkus paralingual di

dasar mulut. Keberadaan kapsul berguna untuk infiltrasi kelenjar oleh jaringan

penghubung sublingual. Ektorderm pernafasan membantu pertumbuhan unit-unit

tubuloacini dan berkembang menjadi kelenjar saliva minor pada minggu ke-12

kehamilan.

Enam tonjol dibentuk pada tempat spesifik dan akhirnya menandai titik

keluarnya masing-masing duktus ekskretori untuk sepasang kelenjar parotid,

kelenjar submandibular dan kelenjar sublingualis (Gambar 6). Tambahan tonjol

tersebar pada lidah, bibir, mukosa bukal, dan palatum yang meningkatkan kelenjar

saliva minor mendistribusikan dibawah membran mukosa. Sebagai sel epitel yang

tumbuh dalam jaringan ikat dan multipel, kelenjar saliva membentuk sel sekret

yang memproduksi saliva dan sistem sel duktus yang membawa dan mengubah

saliva sebelum mencapai rongga mulut.

17

Page 18: Makalah Ob

Glandula Parotis Glandula submandibularis Glandula

sublingualis (berkembang agak akhir)

(minggu keenam dan ketujuh) berasal

Berasal

Jaringan ektodermal Jaringan endodermal

berlokasi di tepi stomodeum berlokasi di dasar mulut di latero-

caudal lidah

sel-sel berproliferasi

tali padat ujung bulat

lumen acini

(mengeluarkan sekret)

duktus

18

Page 19: Makalah Ob

DAFTAR PUSTAKA

A.S. Tucker, I. Miletich.2010. Salivary Glands Developments, Adaptations, and

Disease. London: Krager

Baylis, Allison. “Head and Neck Embriology: An Overview of Development,

Growth and defect in the Human Fetus” (2009). Honors Scholar Theses,

Paper 105.

Gunawan, Harun A. 1999. Buku Ajar Biologi Oral 1. Jakarta: Bagian Biologi Oral

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Foster, T.D. .A Textbook of Orthodontics.Alih Bahasa Lilian Yuwono (Buku Ajar

Ortodonsi) 3rd ed. Jakarta. EGC: 4-5.1997.

Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-7. Edisi terjemahan:Alih

bahasa, dr. Joko Suyono. Jakarta. EGC: 334. 1997.

Soemantri ESS. Ortodonsi dan Pertumbuhan Kraniofasial. Kumpulan Majalah

Ilmiah Kedokteran Gigi UI. Jakarta: FKG UI, 1994: 241-4

Sudarso ISR. Pola Kebiasaan dan Akibatnya terhadap Pertumbuhan dan

Perkembangan Kompleks Maxilo-Mandibular-Fasial pada Anak. Solo: Jurnal

PDGI,2002:391-92

T, Atakamatsu et al. 2011. Salivary gland development mediated by PACE4.The

journal of medical investigation.vol 56 supplement.

19

Page 20: Makalah Ob

20