makalah ob 5 ramadia dara
TRANSCRIPT
Makalah OB-5
ALOE VERA SEBAGAI OBAT STOMATITIS AFTOSA
Oleh :
NAMA :RAMA DIA DARA
NIM :04101004015
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
ALOEVERA BARBADENSIS MILLER UNTUK PENGOBATAN STOMATITIS
AFTOSA
Abstrak
Lidah buaya (Aloe vera) adalah salah satu tanaman obat tradisional yang termasuk ke
dalam suku Liliaceae,mengandung berbagai zat aktif yang dapat menyembuhkan berbagai
penyakit, salah satunya untuk mengobati stomatitis aphthous, karena mengadung beberapa zat
aktif diantaranya enzyme bradykinase dan karboxypeptidase sebagai anti inflamasi, kemudian
mengandung vitamin Bl, B2, B6, C, mineral, asam amino, asam folat, dan zat-zat lainnya yang
penting dalam proses penyembuhan lesi stomatitis aphthous.1,3,5,6,7stomatitis aphthous merupakan
salah satu keadaan yang sering terjadi secara berulang pada mukosa mulut yang tidak berkeratin
yaitu mukosa bukal, labial, lateral dan ventral lidah, dasar mulut, palatum lunak dan mukosa
orofaring yang biasa nya di sebabkan oleh trauma misalnya tergigit.1,3,4 stomatitis aphthous dapat
mengganggu fungsi fisiologis berupa gangguan bicara, mengunyah, menelan bahkan dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi tubuh bila terjadi dalam waktu yang lama dengan frekuensi
kejadian yang sering.pencegahan dan pengobatan stomatitis aphthous tidak terlepas dari
perubahan perilaku sebagai komponen utama, disamping motivasi dan tanggung jawab terhadap
kesehatan gigi dan mulut.Untuk itu perlunya pengetahuan tentang kesehatan mulut untuk
menunjang keberhasilan pencegahan penyakit gigi dan mulut secara umum, dan penanggulangan
Stomatitis aphthous secara khusus bisa dilakukan dengan memanfaatkan tanaman Aloe vera. 1,2,5,6
Keyword: Stomatitis aphthous,Aloe vera, Enzim bradykinase,Karbiksipeptidase,vitamin,asam
folat
BAB I
PENDAHULUAN
Aloe vera adalah salah satu tanaman obat tradisional yang termasuk ke dalam suku
Liliaceae,mengandung berbagai zat aktif yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, salah
satunya untuk mengobati stomatitis aphthous karena mengadung beberapa zat aktif diantaranya
enzyme bradykinase dan karboxypeptidase sebagai anti inflamasi, kemudian mengandung
vitamin Bl, B2, B6, C, mineral, asam amino, asam folat, dan zat-zat lainnya yang penting dalam
proses penyembuhan lesi stomatitis aphthous.1,3,5,6,7 stomatitis aphthous merupakan salah satu
keadaan yang sering terjadi secara berulang pada mukosa mulut yang tidak berkeratin yaitu
mukosa bukal, labial, lateral dan ventral lidah, dasar mulut, palatum lunak dan mukosa orofaring.
stomatitis aphthous dapat mengganggu fungsi fisiologis berupa gangguan bicara, mengunyah,
menelan bahkan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi tubuh bila terjadi dalam waktu yang
lama dengan frekuensi kejadian yang sering.Perlunya pengetahuan tentang kesehatan mulut
untuk menunjang keberhasilan pencegahan penyakit gigi dan mulut secara umum, dan
penanggulangan Stomatitis aphthous secara khusus bisa dilakukan dengan memanfaatkan
tanaman Aloe vera. 2,5
Dari sekitar 200 jenis tanamanAloe vera , yang baik digunakan untuk pengobatan adalah
jenis Aloe vera barbadensis Miller,jenis ini mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Di
antara ke-72 zat yang dibutuhkan tubuh itu terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak,
air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik, antiseptik,
antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, anti infeksi, antiperadangan, antipembengkakan,
antiparkinson, anti aterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik.1,2,5Beberapa
unsur mineral yang terkandung dalam Aloe vera juga ada yang berfungsi sebagai pembentuk
antioksidan alami. Misalnya vitamin C, vitamin E, dan zinc. Bahkan hasil penelitian yang
dilakukan ilmuwan asal Amerika Serikat menyebutkan bahwa dalam Aloe vera barbadensis
Miller terdapat beberapa zat yang bisa berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan itu bersifat
merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit yang samgat membantu dalam penyembuhan
Stomatitis Aphthous.Dalam lendir Aloe vera terkandung zat lignin yang mampu menembus dan
meresap ke dalam kulit. Lendir ini akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan
kulit.1,2,5,
BAB II
PENERAPAN ALOEVERA BARBADENSIS MILLER UNTUK PENGOBATAN
STOMATITIS AFTOSA
2.1. Aloe vera
aloe vera termasuk suku liliaceae,berasal dari kepulauan belah barat Afrika, hal tersebut
terungkap dari catatan “Papyrus Ebers” atau pada “Egyption Book of Remidies” di dalam
buku itu pada jaman Cleopatra, lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetika dan
pelembab kulit.Saat ini sudah banyak Aloe vera digunakan untuk mengobati Diabetes
Melitus, sembelit, radang tenggorokan, menurunkan kadar kolesterol yang tinggi, disentri,
beri-beri, anemia, bisul, tumor,dan penyembuhan Stomatitis aphthous.Bagian dari Aloe vera
yang dapat digunakan untuk pengobatan, antara lain: 1,2,5
Daun, keseluruhan dapat digunakan baik secara langsung atau dalam bentuk ekstrak.
Eksudat, adalah getah yang keluar dari dalam saat dilakukan pemotongan, eksudat ini
berbentuk kental berwarna kuning, dan rasanya pahit.
Gel, adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam
daun (Fumawanthi, 2003),didalam gel aloe vera ini dipercaya mengandung berbagai
zat aktif dan enzim yang sangat berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Karena kandungan zat aktif dan enzim inilah maka sifat gel ini sangat sensitif terhadap
suhu, udara dan cahaya.5
2.1.Kandungan Aloe vera
Jenis Aloe vera yang baik digunakan untuk pengobatan adalah jenis Aloe vera
barbadensis Miller. mengandung 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin,
mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri,
antikanker, antivirus, antijamur, anti infeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson,
anti aterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik.1,2,5
Beberapa unsur mineral yang terkandung dalam Aloe vera juga ada yang berfungsi
sebagai pembentuk antioksidan alami. Misalnya vitamin C, vitamin E, dan zinc. Dan beberapa
zat yang bisa berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan itu berguna untuk mencegah penuaan
dini, serangan jantung, dan beberapa penyakit degeneratif. Lidah buaya bersifat merangsang
pertumbuhan sel baru pada kulit yang dapat di gunakan untuk penyembuhan Stomatitis
aphthou.s6,7
Tabel 2.1. Kandungan zat aktif Aloe vera yang sudah teridentifikasi untuk obat stomatitis
aphthous
Zat Aktif Kegunaan
Lignin Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi sehingga
memudahkan peresapan gel ke dalam kulit atau mukosa.
Saponin Mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat
antiseptik, serta bahan pencuci yang baik.
Komplekss
Anthraguinone
Sebagai bahan laksatif, penghilang rasa sakit, mengurangi
racun, sebagai anti bakteri. Antibiotik
Acemannan Sebagai anti virus, anti bakteri, anti jamur, dan serta
meningkatkan daya tahan tubuh
Enzim bradykinase,
Karbiksipeptidase
Mengurangi inflamasi, anti alergi dan dapat mengurangi rasa
sakit
Glukomannan,
Mukopolysakarida
Memberikan efek imonomodulasi
Tennin, aloctin A Sebagai anti inflamasi
Salisilat Menghilangkan rasa sakit, dan anti inflamasi
Asam amino Bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan serta sebagai sumber
energi. Aloe vera menyediakan 20 asam amino dari 22 asam
amino yang dibutuhkan oleh tubuh
Mineral Memberikan ketahanan tubuh terhadap penyakit, dan
berinteraksi dengan Vitamin untuk mengatur fungsi tubuh
Vitamin A, Bl, B2,
B6.B12, C, E, asam
folat
Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh secara
normal,sehat serta sangat berpengaruh pada fase inflamasi dan
proses pembentukan kolagen.
2.2Gejala klinis dan Tipe Stomatitis aphthous
stomatitis aphthous merupakan salah satu keadaan yang sering terjadi secara berulang pada
mukosa mulut yang tidak berkeratin yaitu mukosa bukal, labial, lateral dan ventral lidah, dasar
mulut, palatum lunak dan mukosa orofaring.
2.2.1SAR Tipe Minor
Tipe minor mengenai sebagian besar pasien SAR yaitu 75% sampai dengan 85% dari
keseluruhan SAR, yang ditandai dengan adanya ulser berbentuk bulat dan oval, dangkal, dengan
diameter 1-10 mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang 15 eritematous. Ulserasi dari tipe minor
cenderung mengenai daerah-daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar
mulut. Ulserasi biasa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas 4-5 ulser dan akan
sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas jaringan parut.3
Gambar 1. Stomatitis aftosa rekuren tipe minor3
2.2.2 SAR Tipe Mayor
Tipe mayor diderita 10%-15% dari penderita SAR dan lebih parah dari tipe minor. Ulser
biasanya tunggal, berbentuk oval dan berdiameter sekitar 1-3 cm, berlangsung selama 2 minggu
atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah
berkeratin.3 Ulser yang besar, dalam serta bertumbuh dengan lambat biasanya terbentuk dengan
bagian tepi yang menonjol serta eritematous dan mengkilat, yang menunjukkan bahwa terjadi
edema. Selalu meninggalkan jaringan parut setelah sembuh dan jaringan parut tersebut terjadi
karena keparahan dan lamanya ulser.3
Gambar 2. Stomatitis aftosa rekuren tipe mayor.3
2.2.3SAR Tipe Herpetiformis
Istilah herpetiformis pada tipe ini dipakai karena bentuk klinisnya (yang dapat terdiri dari
100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi
virus-virus herpes tidak mempunyai peran etiologi pada SAR tipe herpetiformis. SAR tipe
herpetiformis jarang terjadi yaitu sekitar 5%-10% dari kasus SAR. Setiap ulser berbentuk bulat
atau oval, mempunyai diameter 0,5- 3,0 mm dan bila ulser bergabung bentuknya tidak teratur.
Setiap ulser berlangsung selama satu hingga dua minggu dan tidak akan meninggalkan jaringan
parut ketika sembuh.3
Gambar 3. Stomatitis aftosa rekuren tipe herpetiformis.3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penggunaan Aloe vera mempercepat proses penyembuhan stomatitis aphthous
Aloe vera banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan
stomatitis aphthous diantaranya enzyme bradykinase dan karboxypeptidase sebagai anti
inflamasi, kemudian mengandung vitamin Bl, B2, B6, C, mineral, asam amino, asam folat, dan
zat-zat lainnya yang penting dalam proses penyembuhan lesi stomatitis aphthous (Purbaya,
2003). Gigi dan mulut merupakan gerbang utama pada sasaran pencernaan, disana terletak gigi
untuk mengunyah makanan, dibantu oleh otot pipi, lidah, langit-langit, air ludah dan jaringan
selaput lendir (mukosa) yang sehat.3,4,5
Cara menggunakan Aloe vera untuk mengobati Stomatititis Aphthous dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu cara pertama dilakukan dengan mengupas 30 gram daun Aloe vera
yang kemudian di jus, menambahkan madu secukupnya dan diminum. Cara yang kedua dapat
dilakukan dengan mengambil Aloe vera dan mengupasnya lalu mengoleskannya pada bagian
yang sakit.Ada beberapa tips untuk mengurangi bau langu dan rasa pahit dari lidah buaya,
diantaranya sebagai berikut: 1,2,5
Memilih Aloe vera berdaging tebal. Kemudian mengupas kulit sedikit tebal sehingga
tersisa daging buah yang berwarna putih transparan. Setelah itu,memotong menjadi
bentuk yang lebih kecil. Lalu, merendam di dalam air matang yang telah ditambah
dengan 0,025 % garam dan 0,025 % asam sitrat.
setelah Aloe vera dikupas, cuci dan remas-remas potongan daging Aloe vera di dalam air
garam. Setelah lendirnya hilang, merendam dalam air kapur sirih atau tawas agar
diperoleh tekstur gel yang lebih kokoh dan kenyal. Cuci bersih dan gel siap digunakan.
Proses penyembuhan luka mengacu pada penggantian jaringan tubuh yang rusak oleh
jaringan yang hidup dan terdiri dari dua komponen yang penting yaitu regenerasi dan reparasi.
Perbedaan antara keduanya berdasarkan pada jaringan yang dihasilkan.Pada regenerasi, jaringan
tubuh digantikan oleh poliferasi sel khusus disekitarnya yang tidak mengalami kerusakan.Pada
reparasi jaringan yang hilang digantikan oleh jaringan granulasi yang matang membentuk
jaringan parut dan mengalami fase-fase sebagai berikut:
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari kelima.Fase
inflamasi merupakan tahap awal yang ditandai dengan hemostasis (penghentian
darah),degranulasi trombosit, dan pembentukan sumbat. Pembuluh darah yang terputus pada
luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikannya dengan
vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus/ robek (retraksi), dan reaksi hemostasis.8
Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah akan saling
melengket.Jalur koagulasi ekstrinsik dan intrinsik mengaktivasi protrombin menjadi trombin,
perubahan fibrinogen menjadi fibrin.Fibrin kemudian berpolimerisasi menjadi bekuan darah
yang stabil dan membentuk sumbat hemostatik awal trombosit.3,4
Gambar 2. Fase Inflamasi
2. Fase Poliferasi
Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol adalah proses
proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira – kira akhir
minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, menghasilkan
mukopolisakarida, asama aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar serat kolagen
yang akan mempertautkan tepi luka. Berbagai faktor pertumbuhan tampaknya penting dalam
modulasi proliferasi keratinosit dalam penyembuhan luka. Terutama, epidermal growth factor,
transforming growth factor-alpha, heparin-binding epidermal growth factor dan keratinocyte
growth factor merupakan faktor pertumbuhan yang signifikan.3,8
Gambar 4.Fase granulasi
Kandungan Aloe vera yang sangat berperan penting pada fase granulasi pada tahap
penyembuhan adalah vitamin C bertindak melalui regulasi pembentukan kolagen dan
pembentukan zat dasar dari jaringan ikat.1,2,5,6,7
3. Fase epitelisasi
Bagian yang nekrosis pada mukosa superfisial digantikan oleh lapisan epitel yang
baru.Jaringan epitel di tepi luka berisi sumber keratosit yang dibutuhkan untuk penutupan
permukaan luka.Migrasi atas matriks luka dimediasi oleh mediasi glikoprotein sel, seperti
fibronectindan tenasein. Setelah rekonstruksi kontinuitas lapisan epitel , keratinosit memulai
untuk mensekresi laminin dan kolagen tipe IV membentuk membran basal yang baru.8
Gambar 5.epitelisasi
Sel epitel memiliki reseptor pada permukaannya yang disebut integrin. Reseptor integrin
ini digunakan untuk mengikat laminin pada lamina basal. Keratinosit melepaskan ikatan laminin
pada lamina basal untuk mulai mengekspresikan integrin yang cocok untuk lingkungan
luka.Normalnya pada jaringan sehat, keratinosit memanfaatkan integrin a6b4untuk mengikat
laminin yang ditemukan dalam lamina basal. Integrin a6b4 ini memiliki hubungan intraseluler
dengan keratin. Sebelum keratinosit dapat mulai bermigrasi, mereka melapisi dasar luka untuk
memfasilitasi proses ini. Penyembuhan tepi luka dimulai dengan melepaskan perlekatan
hemidesmosomal. Kemudian dilanjutkan dengan inisiasi ekspresi integrin lain yang lebih sesuai
dengan lingkungan luka.8
Pada fase-fase diatas dipengaruhi oleh zat yang terkandung didalam aloe vera yang
digunakan sebagai obat stomatitis apthous,aloe vera mengandung Enzim
bradykinase,Karbiksipeptidase Mengurangi inflamasi,anti alergi dan mengurangi rasa sakit
Glukomannan,Mukopolysakarida Memberikan efek imonomodulasi,Tennin, aloctin A Sebagai
anti inflamasi,Salisilat Menghilangkan rasa sakit, dan anti inflamasi.1,2,5Zat ini yang akan
membantu Limfosit dan monosit yang kemudian muncul ikut menghancurkan dan memakan
kotoran luka dan bakteri (fagositosis) Leukosit yang mengandung inflamasi kemudian difagosit
oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam setelah cidera/luka.
Saponin Mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat antiseptik,untuk mencegah infeksi
kuman dan bakteri pada daerah mukosa yang emngalami stomatitis aphthous sehingga tidak akan
terjadi infeksi yang lebih luas dan Kompleks Anthraguinone Sebagai bahan laksatif, penghilang
rasa sakit, mengurangi racun, sebagai anti bakteri(Antibiotik).Acemannan Sebagai anti virus, anti
bakteri, anti jamur, dan dapat menghancurkan sel tumor, serta meningkatkan daya tahan
tubuh.8Asam amino Bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan serta sebagai sumber energy Aloe
vera menyediakan 20 asam amino dari 22 asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh karena
mempengaruhi tingkat terjadinya penyembuhan.1,7 Pasien kurang gizi karena asupan protein
rendah dinyatakan sebagai keterlambatan hypoproteinemia sebagai penundaan dalam
pemunculan fibroblast serta penurunan fibroblast dalam penyembuhan luka.Sebaliknya, telah
dibuktikan bahwa pemberian diet protein tinggi pada hewan akan meningkatkan proliferasi
fibroblastic dan mempercepat penyembuhan luka.Efek yang terkait dengan makanan yang
mengandung senyawa kelompok sulfahydryl. Dari semua asam amino essensial hanya metionin
yang lengkap. Vitamin A, Bl, B2, B6.B12, C, E, asam folat Bahan penting untuk menjalankan
fungsi tubuh secara normal,sehat serta sangat berpengaruh pada fase inflamasi dan proses
pembentukan kolagen.1,5
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Perbedaan Stomatitis aphthous dengan penyakit mulut dan gigi lainnya adalah tidak
adanya tanda-tanda gangguan sistemik pada penderita dan adanya periode ulang kambuh
pada penderita Stomatitis aphthous
Kandungan aktif Aloe vera yang berperan dalam mengobati Stomatitis aphthous
diantaranya adalah vitamin C,vitamin E, dan zinc, Lignin, Saponin, kompleks
Anthraguinone, dan Acemannan.
Cara menggunakan Aloe vera untuk mengobati Stomatitis aphthous yaitu dengan cara
mengupas daun Aloe vera lalu dioleskan pada bagian yang sakit atau menjadikannya jus
dengan menambahkan madu secukupnya dan diminum
Cara mencegah Stomatitis aphthous diantaranya adalah menjaga kesehatan atau kebersihan
gigi dan mulut dan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C.
Daftar pustaka
1) Fitriana, S., Ema H. Tenny S. 2005. Efektifitas Pemberian Gel Lidah Buaya (Aloe Vera
Gel) Secara Topikal Pada Stomatitis Aphthousa Minor (Sariawan). Lembaga
Penelitian. Unpad.
2) Fumawanthi, I. 2004. Khasiat & Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Agro Media
Pustaka. Jakarta. Hlm 1-21.
3) Greenberg M.S.,D.D.S. dan Glick M. 2003. Burket's Oral Medicine Diagnosis &
Treatment. Ed. Ke-10. BC Decker Inc. New Jersey. Hlm. 63-65.
4) Kumar, V.,MD.,Cotrain, R.S..M.D., dan Robbius, S.L.,M.D. 1997. Basic Pathology.
ED. Ke-6. W.B. Saundeis Company.
5) Hlm. 45-471. Purbaya J.R. 2003. Mengenal & Memanfaatkan Khasiat Aloe Vera. CV.
Pionerjaya. Bandung. Hlm. 21-165.
6) Anonimus, 2009. Mengenal Tanaman Lidah
Buaya,http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_Buaya
7) Dewoto HR 2007. Vitamin dan Mineral dalam Farmakologi dan Terapi
edisikelima.Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Percetakan Gaya Baru,Jakarta.p.769-92.
8) Rachmawati, Nur, dkk. Re-epitelisasi, Kepadatan Fibroblast dan Serabut Kolagen pada
Proses Penyembuhan Luka Gingiva Labial Tikus Sprague Sawley setelah Pemberian
Topikal Ekstrak Buah Adas (foeniculum vulgare mill.) 50%. Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada