cs 1 ob gingival enlargement

16
BLOK ORAL BIOMEDIC SELF LEARNING REPORT CASE STUDY-1 ORAL LESSION Tutor: Disusun oleh: Adinda Yoko Prihartami G1G012003 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: adinda-yoko

Post on 07-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hlkjnh;lkmj

TRANSCRIPT

BLOK ORAL BIOMEDICSELF LEARNING REPORT

CASE STUDY-1

ORAL LESSION

Tutor:

Disusun oleh:

Adinda Yoko Prihartami

G1G012003

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2014

SkenarioSutini, 54 tahun datang ke klinik anda karena giginya terlihat memendek. Sejak 4 minggu yang lalu kondisinya masih normal tetapi semakin hari giginya terlihat semakin pendek. Pemeriksaan Ekstra Oral menunjukkan adanya pembengkakan dan nyeri tekan pada limfonodi servikal. Pemeriksaan intra oral menunjukkan adanya pembengkakan pada area ginggiva yang melibatkan area bukal, labial, lingual dan palatal. BOP (-) baik pada maksila maupun mandibula.

Pasien merasakan gejala lain seperti mudah lelah, mual, muntah, nafsu makan berkurang bahkan sampai mengalami penurunan berat badan secara drastis dalam kurun waktu 1 bulan.

Anda mencurigai ada kondisi sistemik yang memicu terjadinya kondisi ini sehingga anda merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan darah lebih lanjut. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan Hb 7 gr/dL, hematokrit 22%, trombosit 100x 103/l, leukosit 99,2x 103/l, dan neutropenia.

Analisa KasusA. Pemeriksaan Subjektif

Pemeriksaan subjektif merupakan pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan opini pasien terhadap penyakitnya. Pemeriksaan subjektif dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang cukup agar mempermudah penentuan diagnosa. Pengalian informasi dari pasien harus dilakukan secara lengkap dan detail. Anamnesa terdiri dari:

1. Chief complaint (keluhan utama) merupakan informasi pertama yang didapatkan dari pasien. Keluhan ini merupakan sebab yang mengakibatkan pasien berobat. Biasanya digunakan pertanyaan pembuka seperti Apa yang dapat saya bantu?.2. Present illness merupakan keterangan mengenai kondisi penyakit yang diderita saat ini. Keterangan pasien akan menjawab mengenai riwayat perkembangan penyakit atau lesi yang sedang dialami.3. Past medical history menceritakan tentang penyakit yang pernah diderita oleh pasien. Pertanyaan yang bisa diajukan misalnya Pernahkah Anda menderita penyakit berat adau dirawat di rumah sakit?. Bila pasien mengalami penyakit berat tanyakan pula obat mungkin sedang dikonsumsi.4. Past dental history menjelaskan mengenai riwayat penyakit dan perawatan gigi yang pernah dialami pasien.5. Family history merupakan penjelasan mengenai riwayat penyakit yang pernah diderita oleh keluarga pasien berkaitan dengan penyakit herediter. 6. Social history berisi keterangan mengenai kondisi sosial pasien contohnya lingkungan, pekerjaan, ataupun hal lain yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan umum dan kesehatan gigi dan mulut pasien (Birnbaum dan Dunne, 2009).Hasil pemeriksaan subjektif yang didapatkan berdasarkan skenario adalah keluhan utama yaitu pasien datang karena giginya terlihat memendek. Keterangan mengenai riwayat penyakit yaitu keadaaan tersebut dialami sejak 4 minggu yang lalu dengan kondisi yang masih normal tetapi semakin hari gigi terlihat semakin pendek. Selain itu pasien juga merasakan gejala lain seperti mudah lelah, mual, muntah, nafsu makan berkurang bahkan sampai mengalami penurunan berat badan secara drastis dalam kurun waktu 1 bulan. B. Pemeriksaan ObjektifPemeriksaan objektif terdiri dari pemeriksaan intraoral dan ekstraoral.

1. Pemeriksaan ekstraoralPemeriksaan ekstraoral terdiri dari pengamatan kesehatan umum dan pemeriksaan wajah, leher, mata, bibir, nadus limfatik, glandula salivarius, temporomandibular joint, dan otot-otot pengunyahan.

2. Pemeriksaan intraoralPemeriksaan intraoral terdiri dari pemeriksaan mukosa, lidah, dasar mulut, palatum durum dan molle, kelenjar saliva, pariodontum, dan gigi geligi. Pemeriksaan intraoral dilakukan melalui pemeriksaan visual atau inspeksi dan palpasi pada lesi yang dicurigai. Langkah-langkah pemeriksaannya ialah:

a. Sulkus bibir bagian atas dan bawah diperiksa dengan menarik bibir atas kemudian bibir bawah secara bergantian dengan posisi muut setengah terbuka.

b. Mukosa pipi diperiksa dengan menarik pipi ke samping biasanya menggunakan kaca mulut dengan posisi mulut terbuka lebar. Kemudian dengan mulut setengah terbuka, periksa sulkus pada maksila dan mandibula.

c. Dorsum lidah diperiksa dengan meminta pasien untuk menjulurkan lidah. Lateral lidah diperiksa dengan memegang ujung lidah menggunakan kasa steril kemudian digerakan ke satu sisi sambil menarik pipi. Kemudian lakukan pemeriksaan yang sama pada sisi yang lain.

d. Dasar mulut dan ventral lidah diperksa dengan meminta pasien menyentuhkan ujung lidahnya ke palatum.

e. Palatum durum dan palatum molle diperiksa dengan menekan lidah menggunakan spatel lidah kemudian pasien diminta untuk mengucapkan A. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui kondisi lengkung posterior rongga mulut, tonsil, uvula, dan orofaring.

f. Pemeriksaan kelenjar saliva dilakukan dengan palpasi pada kelenjar saliva dan duktusnya.g. Pemeriksaan periodontum dilakukan dengan pemeriksaan visual pada gingiva. Gingiva normal terlihat berwarna merah muda, kokoh, tipis tepinya, dan berbintik-bintik (stipling). Sedangkan gingiva yang tidak sehat dapat berwarna merah, bengkak, atau dapat disertai ulkus dan mudah berdarah bila terkena tekanan ringan dari sonde atau probe.h. Pemeriksaan gigi geligi (Birnbaum dan Dunne, 2009).Berdasarkan skenario hasil pemeriksaan ekstraoral menunjukkan adanya pembengkakan dan nyeri tekan pada limfonodi servikal. Pemeriksaan intraoral menunjukkan adanya pembengkakan pada area ginggiva yang melibatkan area bukal, labial, lingual dan palatal. Namun hasil pemeriksaan BOP (Bleeding on probing) negatif baik pada maksila maupun mandibula.C. Pemeriksaan PenunjangBirnbaum dan Dunne (2009), menjelaskan bahwa pasien dengan pembengkakan gingiva yang belum dapat dijelaskan asalnya dapat melakukan pemeriksaan darah lengkap. pemeriksaan dapat dilakukan dengan merujuk pasien untuk melakukan whole blood counting di laboratorium. Hasil perhitungan darah lengkap yang normal pada dewasa menurut Sacher dan McPherson (2004) adalah:

Hitung darah lengkapLaki-lakiPerempuan

Hematokrit 40-54%38-47%

Hemoglobin13,5-18 g/dL12-16 g/dL

Eritrosit 4,6-6,2 x 104 /L4,2-5,4 x 104 /L

Leukosit 4,5-11 x 103 /L4,5-11 x 103 /L

Trombosit150-450 x 103 /L150-450 x 103 /L

Berdasarkan skenario hasil pemeriksaan darah menunjukkan Hb 7 gr/dL, hematokrit 22%, trombosit 100 x 103/l, leukosit 99,2 x 103/l, dan neutropenia. Hitung hemoglobin menunjukan adanya penurunan. Menurut penurunan kadar hemoglobin dalam darah dapat disebabkan oleh adanya pedarahan, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi, dan penyakit sistemik. Hematokrit juga mengalami penurunan. Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persen. Oleh karena itu, kadar hematokrit berbanding lurus dengan kadar hemoglobin (Sacher dan McPherson, 2004).

Trombosit sejumlah 100 x 103/l menunjukan adanya kondisi trombositopenia. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko perdarahan walaupun dengan cedera ringan. Hal tersebut dikarenakan trombosit ialah bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Trombositopenia dapat terjadi secara idiopatik, akibat gangguan autoimun, obat kemoterapi yang merusak sumsum tulang dan radiasi, dan infeksi virus tertentu misalnya HIV (Corwin, 2009).Kadar leukosit yang didapatkan sejumlah 99,2 x 103/l menunjukan kondisi leukositosis atau peningkatan jumlah sel darah putih dalam sirkulasi darah. Leukositosis dalam batas normal merupakan kondisi normal akibat respon terhadap infeksi atau inflamasi. Leukositosis abnormal dapat dijumpai pada kondisi keganasan atau gangguan sumsum tulang yang biasanya ditandai dengan hanya terganggunya salah satu jenis sel darah putih. Sedangkan kondisi neutropenia adalah penurunan proporsi neutrophil dan dapat dilihat pada infeksi virus dan setelah radioterapi dan kemoterapi (Corwin, 2009).D. Diagnosia BandingPembengkkan pada gingiva dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya inflamasi lokal, penyakit sistemik, dan penggunaan obat-obat tertentu. Diagnosa banding dari kasus ini ialah:1. Inflamatory gingival enlargementInflamatory gingival enlargement merupakan pembengkakan pada gingiva yang terjadi akibat buruknya oral hygiene. Pembengkakan biasanya terjadi di sekitar akumulasi plak atau kalkulus supragingiva. Selain itu lesi ini juga dapat timbul akibat adanya food impaction. Gabaran klinis dari lesi ini berupa pembengkakan pada gingiva yang terlihat merah hinggamerah keunguan mengkilap (Greenberg, dkk., 2008).

Gambar Inflamatory gingival enlargementSumber: (Greenberg, dkk., 2008)2. Drug-induced gingival enlargementDrug-induced gingival enlargement merupakan pembengkakan gingiva terkait penggunaan obat-obat anticonvulsant (fenitoin),siklosporin, dan calcium channel blocking agent. Pembengkakan muncul setelah penggunaan obat dalam jangka waktu yang panjang, biasanya setelah penggunaan satu bulan gingiva di interdental pada bagian anterior mulai membengkak (Greenberg, dkk, 2008).

Gambar Gingival enlargement akibat penggunaan fenitoin

Sumber: (Greenberg, dkk., 2008)3. Exostoses

Exoxtoses merupakan penonjolan tulang yang berasal dari cortical plate. Exoxtosis pada mandibula disebut torus mandibularis sedangkan pada palatum disebut torus palatina. Namun exoxtosis juga dapat terjadi pada gingiva bukal yang berupa multiple buccal exostoses. Pada kondisi ini pembengkakan gingiva terjadi pada alveolar ridge mandibula dan maksila yang biasanya bersifat asimptomatik (Neville, dkk., 2009).

Gambar Multiple buccal exostoses

Sumber: (Neville, dkk., 2009)

E. Etiologi dan Patogenesis dari Manifestasi OralBerdasarkan skenario pembengkakan gingiva pada pasien diduga merupakan manifestasi oral dari penyakit sistemik. Hal tersebut ditandai dengan adanya gejala sistemik berupa mudah lelah, mual, muntah, nafsu makan berkurang bahkan sampai mengalami penurunan berat badan secara drastis dalam kurun waktu 1 bulan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan menunjukan adanya leukositosis abnormal yang mengarah ke leukemia. Leukemia merupakan penyakit keganasan yang disebabkan oleh proliferasi hematopoetik stem sel secara abnormal pada sumsum tulang. Leukemia dapat digolongkan berdasarkan jangka wakunya yaitu leukemia akut dan kronis dan berdasarkan hematopoetic stem sel yang terkait yaitu myeloid dan limfoid. Penggolongan diagnosis leukemia ialah Acute Lymphocytic Leukemia (ALL), Acute Myelogenous Leukemia (AML), Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL), dan Chronic Myelogenous Leukemia (CML). Baik leukemia akut dan kronis akan menimbukan manifestas oral berupa pembengkakan gingiva dan gingiva yang mudah berdarah yang diakibatkan oleh trombositopenia serta limfonodi yang membesar dan sakit. Namun pembengkakan gingiva lebih sering ditemukan pada penderita leukemia. Pembengkakan gingiva terjadi akibat infiltrasi leukosit pada gingiva (Davey, 2005).F. DiagnosisBerdasarkan skenario pemeriksaan subjektif keluhan utama yaitu pasien datang karena giginya terlihat memendek sejak 4 minggu yang lalu dan disertai dengan gejala sistemik berupa .mudah lelah, mual, muntah, nafsu makan berkurang bahkan sampai mengalami penurunan berat badan secara drastis dalam kurun waktu 1 bulan. Hasil pemeriksaan ekstraoral menunjukkan adanya pembengkakan dan nyeri tekan pada limfonodi servikal. Pemeriksaan intraoral menunjukkan adanya pembengkakan pada area ginggiva yang melibatkan area bukal, labial, lingual dan palatal. Pada pemeriksaan penunjang menunjukan kondisi leukositosis, neutopenia, trombositopenia, serta penurunan hemoglobin dan hematokrit yang merupakan tanda dari leukemia. Berdasarkan hasil pemeriksaan secara keseluruhan pasien didiagnosa mengalami gingival enlargement associated with leukemia (Greenberg, dkk., 2008).G. Rencana PerawatanPerawatan yang dapat dilakukan pada gingival enlargement didasarkan pada penyebab dan patogenesis penyakit. pada skenario pembengkakan gingiva terjadi berkaitan dengan kondisi sistemik keganasan yaitu leukemia. Pseian dapat dianjurkan atau dirujuk untuk melakukan kemoterapi sitotoksik menggunakan kombinasi obat multipel. Tindakan kedokteran gigi seperti scaling sebaiknya tidak dilakukan mengingat tingginya risiko perdarahan. Antibiotik dapat diberikan untuk mencegah adanya infeksi Neville, dkk., 2009).Daftar Pustaka

Birnbaum, W., Dunne, S.M., 2009, Diagnosis Kelainan dalam Mulut, EGC, Jakarta.

Corwin, E.J., 2009, Buku Saku Patofisiologi Corwin, EGC, Jakarta.

Davey, P., 2005, At a Glance Medicine, Erlangga, Jakarta.

Greenberg, M.S., Glick, M., Ship, J.A., 2008, Burkets Oral Medicine. 11th Ed., BC Decker, India.

Neville, B.W., Damm, D.D., Allen, C.M., Bouquot, J.E., 2009, Oral and Maxillofacial Pathology, 3rd Ed., Elsevier, United States of America.

Sacher, R.A., McPherson, R.A., 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, EGC, Jakarta.

10