makalah blok 27 holoprosensefali.docx

23
Holoprosensefali Sequence et Causa Defisiensi Asam Folat Ajeng Aryuningtyas Dewanti 102012259 – F2 e-mail: [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510 No. Telp (021) 5694-2061 Pendahuluan Kehamilan adalah suatu kondisi yang penting bagi seorang perempuan. Seorang ibu hamil, untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan janinnya harus didukung oleh nutrisi yang sehat dan tercukupi. Pada saat masa kehamilan, sebagian dari bayi mempunyai masalah dalam proses pembentukan organ, bagian tubuh, fungsi maupun metabolisme. Semua masalah ini disebut kelainan kongenital atau cacat bawaan. Pada kehamilan dapat terjadi cacat bawaan akibat berbagai macam faktor, selain faktor genetik, faktor lingkungan dan gizi sangat mempunyai peran penting terhadap perkembangan janin. Dalam perkembangan janin sangat diperlukan asupan gizi yang memadai seperti asam folat dalam menunjang pembentukan neural tube pada saat kehamilan trimester pertama. Neural tube defek adalah kelainan tidak sempurnanya pembentukan bagian ensefali fetus pada trimester pertama. Cacat ini dapat berupa tidak terbentuknya tulang tengkorak atau bahkan tidak menutupnya 1

Upload: ajeng-aryuningtyas

Post on 06-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

makalah blok 27 holoprosensefali

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

Holoprosensefali Sequence et Causa Defisiensi Asam Folat

Ajeng Aryuningtyas Dewanti

102012259 – F2

e-mail: [email protected]

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012

Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) 5694-2061

Pendahuluan

Kehamilan adalah suatu kondisi yang penting bagi seorang perempuan. Seorang ibu

hamil, untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan janinnya harus didukung oleh nutrisi

yang sehat dan tercukupi. Pada saat masa kehamilan, sebagian dari bayi mempunyai masalah

dalam proses pembentukan organ, bagian tubuh, fungsi maupun metabolisme. Semua

masalah ini disebut kelainan kongenital atau cacat bawaan. Pada kehamilan dapat terjadi

cacat bawaan akibat berbagai macam faktor, selain faktor genetik, faktor lingkungan dan gizi

sangat mempunyai peran penting terhadap perkembangan janin.

Dalam perkembangan janin sangat diperlukan asupan gizi yang memadai seperti asam

folat dalam menunjang pembentukan neural tube pada saat kehamilan trimester pertama.

Neural tube defek adalah kelainan tidak sempurnanya pembentukan bagian ensefali fetus

pada trimester pertama. Cacat ini dapat berupa tidak terbentuknya tulang tengkorak atau

bahkan tidak menutupnya saraf tulang belakang. Ketika terjadi neural tube defek maka

berbagai macam kelainan pada fetus dapat terjadi seperti retardasi mental, mikrosefal,

holoprosensefali, dll.

Maka dari itu pada tahap ini sangat diperlukan keadaan yang dapat menunjang

pembentukan neural tube seperti asam folat (vitamin B9), ibu hamil wajib mengkonsumsi

makanan sehat seimbang yang terdiri dari gabungan komponen kalori, protein, vitamin dan

mineral. Komponen zat gizi tersebut berperan aktif dalam pertumbuhan dan perkembangan

janin. Maka sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital

yang dapat dicegah. Ibu hamil seharusnya mendapatkan gizi yang cukup selama kehamilan

terutama asam folat dan zat besi.

Holoprosensefali (HPE) sequence merupakan suatu kelainan bawaan ganda yang

jarang sekali ditemukan dan melibatkan malformasi dari cerebral dan facial sehingga

pembentukan prosensefalon yang tidak sempurna yang dapat disebabkan oleh neural tube

1

Page 2: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

defect atau gangguan penutupan tabung saraf dimana faktor yang mempengaruhi adalah

lingkungan dan asupan gizi (defisiensi asam folat). Vitamin B12 dan asam folat adalah salah

satu komponen vitamin yang diperlukan oleh ibu hamil dan janin saat memasuki usia

kehamilan trimester pertama.

Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa kedokteran dalam

memahami penjelasan tentang penyakit Holoprosencephaly Sequence (HPE), penyebab

penyakit tersebut, gejala, pemeriksaan apa saja yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan

penyakit itu dan pengobatan yang dilakukan, serta pencegahan agar penyakit itu tidak terjadi.

Skenario

Seorang bayi laki - laki berusia 20 hari dibawa ke UGD suatu RSU di Jakarta. Bayi

tersebut menunjukan kelainan bawaan ganda, berupa mikrosefali, celah bibir dan langit -

langit bilateral, hipoplasia hidung, agenesis alae nasi, jarak kedua mata yang dekat

(hypotelorism), short neck dengan low hairline, auricula kiri dan kanan yang abnormal, dan

tangan yang clenched hands. Orangtua bayi tersebut berusia 23 dan 25 tahun, dan berasal dari

kalangan kurang mampu dengan pekerjaan yang tidak menentu. Bayi ini adalah anak pertama

pasangan tersebut. Oleh dokter yang memeriksa, pasien didiagnosis menderita suatu kelainan

bawaan yang disebut sebagai Holoprosencephaly Sequence (HPE).

Pembahasan

Anamnesis

Anamnesis pada pasien pada skenario dapat dilakukan secara alloanamnesis. Pada

kasus perlu ditanyakan identitas terlebih dahulu seperti nama lengkap pasien, alamat,

pekerjaan, usia. Untuk riwayat penyakit sekarang, dalam kasus ini ibu bapa pasien datang

dengan keluhan utama anaknya mikrosefali, celah bibir dan langit-langit bilateral, hypoplasia

hidung, agenesis alae nasi, hipotelorism, leher pendek dengan low hairline, auricular kiri dan

kanan abnormal dan clenched hands.

Riwayat kehamilan harus ditanyakan pada orang tua, apakah haid teratur, lama

perniakahan, apakah ada mual muntah, kenaikan berat badan selama kehamilan, riwayat ante

natal care (minimal 4x), apakah mengkonsumsi obat – obatan saat hamil yang bersifat

teratogenik sehingga dapat menyebabkan malformasi pada anak, penyakit yang diderita

selama kehamilan, kehamilan keberapa, apakah ada gangguan pada saat kehamilan, pernah

mengalami keguguran atau tidak, usia kehamilan saat ini atau kelainan pada anak yang

sebelumnya juga penting untuk menegakkan diagnosa pada suatu kasus.

2

Page 3: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

Setelah itu ditanyakan juga tentang gizi ibu selama kehamilan yaitu apakah ibunya

mendapatkan gizi yang cukup atau tidak. Defisiensi salah satu komponen dalam makro dan

mikro nutrient dapat menyebabkan gangguan pada proses perkembangan bayi dalam rahim.

Misalnya asam folat yang berfungsi dalam penutupan tabung saraf atau zat besi yang dapat

menyebabkan anemia pada ibu hamil dan berhubungan langsung dengan kesehatan dan

perkembangan bayi dalam uterus.1

Lalu, untuk riwayat keluarga ditanyakan juga pada orang tua bayi itu jika ada

kemungkinan mereka mempunyai kelainan genetik atau penyakit herediter sehingga

diturunkan pada anak yang baru lahir.

Status sosial keluarga juga harus ditanyakan pada orang tua bayi tersebut karena

ekonomi keluarga yang kurang dan tempat tinggal yang tidak nyaman dan bersih dapat

berkontribusi dalam faktor lingkungan sehingga dapat terjadinya kelainan kongenital pada

bayi tersebut. Selain itu, dapat ditanyakan apakah ibu atau bapanya mengkonsumsi alkohol.

Apakah ibunya bekerja di tempat terpapar radiasi seperti di perusahaan kimia, tambang.

status gizi ibu apakah baik atau tidak. 1-2

Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik

Pada inspeksi ditemukan bayi dengan kelainan seperti mikrosefali (<32 cm), celah

bibir dan langit-langit bilateral, hypoplasia hidung, agenesis alae nasi, hipotelorism, leher

pendek dengan low hairline, auricular kiri dan kanan abnormal dan clenched hands.

Pemeriksaan pada ekstremitas juga perlu dilakukan untuk melihat reflex dan tonus

dari ototnya. Pasien HPE ini pada kebanyakan kasus mengalami hipotonia dengan reflek

yang jelek karena jaras motorik yang tidak terbentuk dengan sempurna.1

Pemeriksaan Penunjang

Pada kasus ini sebenarnya sudah dapat di diagnosis dengan pemeriksaan fisik,

namun untuk mengetahui kondisi otak dan bagian tubuhnya dilakukan juga beberapa

3

Gambar 1. Microcephaly Gambar 2. Hypotelorism

Gambar 3.

Page 4: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

pemeriksaan penunjang seperti USG, MRI, CT- Scan, dan X-ray pada tubuh yang

menunjukan kecacatan pada pasien.

USG atau ultrasonografi adalah sebuah proses untuk melihat bentuk janin didalam

rahim dengan menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang dipantulkan ke

tubuh. Walau seringkali diidentikkan dengan proses untuk mengetahui jenis kelamin janin,

sebenarnya USG juga mempunyai fungsi lain, diantaranya mendeteksi kehamilan,

mengetahui usia kehamilan, memantau perkembangan janin, mengetahui posisi janin,

mendeteksi kehamilan ganda (kembar), dan mendeteksi kelainan dalam kehamilan, seperti

volume air ketuban dan kelainan posisi janin. Dengan USG ini lah seharusnya kita bisa

memperhatikan perkembangan janin serta dapat melihat apakah ada kelainan atau tidak, serta

kita dapat mengobati atau mencegah kecacatan jika sudah mengetahuinya secara dini dengan

USG.3

CT – Scan dan MRI prinsipnya hampir sama, biasanya didapatkan kelainan pada

otak. Otak yang terlihat amat sangat kecil atau yang biasa disebut dengan mikrosefali.

Berikutnya kita juga bisa melakukan pemeriksaan radiologi atau x – ray sehingga mengetahui

apa penyebab kelainan di organ tubuh lainnya, apakah bentuk tulang, saraf, atau lainnya.

Untuk pemeriksaan khusus prenatal atau antenatal dapat dilakukan sekitar minggu

16-20 kehamilan. Beberapa contoh kelainan kongenital yang dapat dideteksi dengan

pemeriksaan secara non invasif (ultrasonografi) pada midtrimester kehamilan adalah

hidrosefalus dengan atau tanpa spina bifida, defek tuba neural, prosensefali, kelainan jantung

bawaan yang besar dan penyempitan sistem gastrointestinal.

Pemeriksaan Alfa feto protein maternal serum (MSAFP). Apabila serum ini

meningkat maka pada janin dapat diketahui mengalami defek tuba neural, spina bifida,

hidrosefalus, dan lain-lain. Apabila serum ini menurun maka dapat ditemukan pada sindrom

down dan beberapa kelainan kromosom.3

Diagnosis Kerja

HoloprosencephalyHoloprosencephaly adalah malformasi otak manusia yang kompleks yang dihasilkan

dari pembelahan tidak lengkap dari prosencephalon ke belahan otak sebelah kanan dan kiri,

dan terjadi antara hari ke-18 dan hari ke-28 kehamilan. Menurut tingkat keparahannya,

holoprosencephaly dibagi dalam tiga bentuk, yaitu: (1) Alobar Holoprosencephaly, atau tidak

lengkapnya divisi garis tengah otak depan sehingga monoventricle menyatu dengan belahan

otak; (2) Semilobar Holoprosencephaly, atau divisi otak depan tidak lengkap mengakibatkan

pemisahan parsial belahan otak; dan (3) Lobar Holoprosencephaly, atau lengkap ventrikel

4

Page 5: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

pemisahan dengan daerah fokus lengkap divisi kortikal. bentuk yang lebih ringan dari inter-

hemispheric fusi atau tengah inter-hemispheric varian (MIHF) antar belahan otak atau varian

interhemispheric tengah (MIHF) telah dijelaskan.

Holoprosencephaly dapat terlihat pada saat pemeriksaan USG rutin jika saat lahir

kepala bayi lebih kecil daripada normal. Setelah lahir, kasus yang berat dapat didiagnosis

berdasarkan tanda dan gejala pada anak. Pada kasus yang berat, didapatkan tanda yang khas,

seperti kepala kecil dan malformasi wajah, yang jelas. Dalam kasus yang lebih ringan, seperti

lobar HPE, MRI scan atau CT scan dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Selama

prosedur non-invasif ini, mesin mengambil gambar dari otak anak. Hal ini memungkinkan

dokter untuk melihat apakah belahan otak ini telah dibagi benar. Jika belahan belum

sepenuhnya dibagi, Holoprosencephaly dapat didiagnosis. Pengujian molekuler juga tersedia

untuk mendeteksi kelainan genetik yang terkait dengan Holoprosencephaly.4

Gambar 5. Holoprosencephaly

Manifestasi Klinis

Tanda Umum

Anak-anak yang didiagnosis dengan holoprosencephaly (HPE) mungkin

memiliki kepala kecil (disebut microcephaly), cairan yang berlebihan dalam otak

(hydrocephalus), derajat variabel cacat intelektual (sebelumnya disebut

keterbelakangan mental), epilepsi (gangguan otak yang menyebabkan sering kejang),

malformasi kraniofasial , peningkatan tonus otot yang menghasilkan pengetatan dan

pemendekan otot (disebut spastisitas), gangguan, gangguan hormonal, atau kelainan

sistem organ lain, seperti jantung, tulang.

Alobar HPE terjadi ketika otak tidak dibagi menjadi belahan sama sekali. Hal

ini terkait dengan kelainan wajah yang parah. Ini adalah jenis yang paling parah HPE,

dan hal itu menyebabkan kematian baik sebelum atau segera setelah lahir. Semilobar

HPE terjadi ketika otak dua belahan telah sebagian dibagi. Dalam kasus lobar HPE,

5

Page 6: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

otak telah hampir dibagi menjadi belahan otak yang terpisah. Beberapa pasien dengan

lobar HPE mungkin memiliki beberapa gejala dan otak hampir normal.4

Kelainan Wajah

Malformasi wajah, dari yang ringan sampai parah, yang umum di antara

pasien dengan HPE. Malformasi yang berat biasanya terlihat pada pasien dengan

lobar HPE, sementara HPE alobar biasanya berhubungan dengan kelainan yang paling

parah. Malformasi ringan terkait dengan HPE adalah bibir sumbing median dan jarak

mata yang berdekatan . Malformasi wajah lain, yang disebut cebocephaly, dimana

hidung kecil dan rata/ pesek dengan hanya satu lubang hidung terletak di bawah mata

serta tidak lengkap atau terbelakang yang abnormal berdekatan. Beberapa orang

mungkin hanya memiliki satu gigi tengah. Malformasi wajah paling parah disebut

cyclopia. Hal ini terjadi ketika seseorang lahir dengan satu mata dimana lokasinya

diatas hidung yang normalnya ada. Dan hidung mengalami kelainan dimana

berbentuk seperti belalai (bentuk tubuler) dan malformasi wajah lainnya sebut

ethmocephaly. Hal ini terjadi ketika belalai terletak antara mata, yang abnormal dekat

bersama-sama.

Gangguan Intelektual

Kebanyakan orang lahir dengan HPE memiliki cacat intelektual (disebut

keterbelakangan mental), dari yang ringan sampai parah. Beberapa orang dengan

lobar HPE, bentuk klasik paling ringan, memiliki fungsi otak yang hampir

menyerupai normal. Pasien dengan cacat intelektual yang ringan memiliki (IQ) dari

52-69. Dari lahir sampai usia enam tahun pasien dapat mengembangkan keterampilan

sosial dan komunikasi yang normal, namun gerakan/koodinasi motorik tidak

berkembang/ memiliki kelainan. Pada akhirnya, pasien dapat belajar sampai sekitar

kelas enam SD. Mereka umumnya dapat belajar keterampilan sosial yang tepat. Orang

dewasa dengan cacat intelektual ringan biasanya mampu bekerja dan mendukung diri

mereka sendiri, meskipun beberapa pasien mungkin membutuhkan bantuan selama

masa stres sosial atau keuangan.

Pasien dengan cacat intelektual sedang memiliki IQ 36-51. Anak-anak berusia

lebih muda dari enam tahun dapat berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain,

tapi kesadaran sosial umumnya kurang. Koordinasi motorik biasanya cukup. Remaja

dapat belajar beberapa keterampilan kerja dan sosial. Pasien dengan cacat intelektual

berat memiliki IQ 20-35. Anak tersebut dapat mengatakan beberapa kata, tapi ucapan

mereka terbatas. Koordinasi motorik umumnya buruk. Remaja biasanya dapat

6

Page 7: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Mereka dapat belajar kebiasaan

sederhana. Saat dewasa biasanya memerlukan bantuan dan bimbingan seumur hidup

untuk aktivitas sehari-hari.4

Diagnosis Banding

Trisomi 13

Trisomi 13 atau Sindrom Patau adalah salah satu kelainan kongenital yang melibatkan

kromosom, dimana pasien akan memiliki lebih satu kromosom pada pasangan kromosom 13.

Risiko untuk mendapatkan bayi dengan kelainan ini adalah lebih tinggi pada ibu yang hamil

pada usia yang sudah meningkat terutama atas 35 tahun. Sindrom Patau ini dapat ditandai

dengan gejala yang berupa bibir sumbing (cleft lip), polidaktili, mikrosefali, mikroopthalmia,

abnormalitas pada tuilang rangka, jantung dan ginjal dan perkembangan yang terhambat.

Sering kehamilan pada Trisomi 13 diakhiri dengan aborsi spontan, intra uterin fetal death

(IUFD), atau stillbirth. Diagnosa untuk kasus ini dapat ditegakkan dengan melakukan

pemeriksaan kromosom melalui cairan amnion atau dengan bantuan pemeriksaan imaging

misalnya USG, CT scan atau MRI.5-6

Gambar 6. Gejala sindrom Patau.2

Trisomi 18

Trisomi 18 atau nama lainnya adalah sindroma Edwards. Sindrom yang biasanya

disebut trisomi 18 ini adalah merupakan suatu kelainan kromosom yang disebabkan adanya

penambahan satu kromosom pada pasangan kromosom autosomal 18 sehingga terjadinya

aneuploidi. Ianya mengenai 1 dari tiap 8000 kelahiran. Mirip seperti sindrom Down, sindrom

Edwards kerap sering terjadi dengan usia ibu yang semakin meningkat. Trisomi 18 ini karena

adanya kegagalan berpisah saat meiosis. Oleh itu, sebuah gamet diproduksi dengan

kromosom tambahan pada kromosom 18 sehinggakan gamet itu memiliki ekstra satu

kromosom yaitu 24 (normal: 23).7

7

Page 8: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

Beberapa malformasi fisik yang terkait dengan sindrom Edwards termasuk kepala

kecil (mikrosefali) disertai dengan bagian belakang yang menonjol dari kepala (ubun-ubun

kecil) rendah, telinga cacat letak rendah; rahang abnormal kecil (micrognathia), bibir/langit-

langit mulut sumbing, hidung terbalik, sempit lipatan kelopak mata (fisura palpebra), melorot

dari kelopak mata atas (ptosis),tangan terkepal, koroid pleksus kista, jempol terbelakang dan

atau kuku, jari-jari tidak ada dan testis tidak turun. Didapatkan juga adanya hipertrikosis,

berat badan lahir yang rendah dan adanya kelainan susunan saraf pusat yaitu holoprosensefali

dan retardasi mental.5,7

Etiologi

Faktor risiko yang berasal dari ibu meliputi seluruh kegiatan, paparan, maupun

konsumsi zat - zat tertentu pada saat kehamilan dan sebelum kehamilan yang dapat

mengakibatkan terjadinya perubahan struktural pada sistem saraf pusat janin4

1. Radiasi

Penggunaan senjata atomik di antara wanita hamil pada saat ledakan bom di Hiroshima

dan Nagasaki menyebabkan korban 28% bayi abortus, 25% wanita hamil melahirkan anak -

anak yang meninggal pada tahun pertama, dan 25% janin memiliki kecacatan berat pada

sistem saraf pusat. Pajanan radiasi pengion dosis tinggi pada permulaan kehamilan dapat

merusak sel - sel embrionik dan mengakibatkan mutasi gen. Hal ini bisa mengarah menjadi

retardasi pertumbuhan dan dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang

dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan diagnostik atau terapeutis sebaiknya dihindarkan

pada trisemester pertama

2. Infeksi intrauterin

Infeksi intrauterin merupakan infeksi pada cairan amnion, selaput korioamnion dan atau

uterus yang timbul sebelum atau pada saat persalinan yang diakibatkan oleh bakteri maupun

virus Infeksi intrauterin yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang

terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Infeksi

menyebabkan perlekatan meninges. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piamater

dan arachnoid di sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Di samping mengganggu aliran

LCS, infeksi dapat menyebabkan kerusakan parenkim otak. Proses lanjut dari lesi -lesi ini

terjadi pada kehamilan trimester kedua. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat

menyebabkan sejumlah kelainan bawaan adalah :

a. Cytomegalovirus

b. Rubella

8

Page 9: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

c. Varicella

d. Toxoplasmosis

3. Suplementasi Asam folat kurang

Hasil studi dan penelitian dari Centers for Disease Control and prevention (CDC)

menyatakan bahwa diet dari ibu yang hamil, intake vitamin, dan kadar glukosa sebelum

ovulasi dan konsepsi memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan janin. Status gizi ibu

atau paparan radiasi sebelum konsepsi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kelainan

kongenital sistem saraf pusat.

Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Asupan asam

folat sebelum dan selama trimester pertama minimal 400μg per hari. Pencegahan NTD

terutama dilakukan dengan penggunaan asam folat selama periode satu bulan sebelum

konsepsi sampai akhir trimester pertama kehamilan. Strategi mengadopsi fortifikasi tepung

terigu dengan asam folat telah terbukti efektif untuk mengurangi prevalensi NTD sebesar

50% di Kanada dan 31% di Chile. Folat juga terdapat pada sayuran seperti bayam, asparagus,

selada; kacang kacangan; dan hati. CDC menyarankan wanita agar selalu mencukupi

kebutuhan folat, karena folat dibutuhkan untuk perkembangan embrio di masa awal, saat ibu

belum menyadari dirinya hamil

4. Status ekonomi rendah

Status gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Peningkatan energi dan zat gizi

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besar organ

kandungan, sehingga kekurangan zat gizi saat kehamilan mengakibatkan pertumbuhan janin

tidak sempurna. Status ekonomi berguna untuk memastikan apakah ibu berkemampuan

membeli bahan makanan bergizi tinggi. Menurut Budiyanto pada tahun 2001, keterbatasan

ekonomi yang berarti tidak mampu membeli makanan yang berkualitas baik, maka

pemenuhan gizinya akan terganggu. Hubungan antara kemiskinan dan kesehatan anak-anak

telah diketahui secara luas, peningkatan kemiskinan terbukti berkorelasi negatif terhadap

status kesehatan, pertumbuhan fisik dan perkembangan, dan juga meningkatkan risiko

kematian pada anak-anak.

5. Usia Ibu beresiko

Pada penelitian di India, insiden anomali kongenital pada secara signifikan lebih tinggi

(6,1%) pada ibu berusia> 35 tahun dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.

Semakin tua usia seorang wanita ketika hamil maka semakin besar kemungkinan terjadinya

kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya. Pada perempuan telah diketahui adanya

9

Page 10: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

hubungan antara pertambahan usia dengan peningkatan abnormalitas kromosom. Suatu

penelitian menunjukkan adanya efek peningkatan usia terhadap kualitas oosit dan uterus

senescence. Menurut Sloane dan Benedict pada 2009, umur yang ideal untuk menjadi ibu

adalah antara umur 20 sampai 35 tahun karena dalam periode kehidupan wanita ini resiko

komplikasi medis paling rendah. Berdasarkan statistik, usia yang dianggap berisiko bagi

kehamilan adalah dibawah 18 tahun dan usia diatas 35 tahun. Kehamilan pada usia 35 tahun

seringkali disebut sebagai batas akhir dan sesudah usia tersebut kehamilan akan

menimbulkan risiko yang lebih besar. Angka kematian ibu naik dari 9 per 100.000 pada usia

25-29 tahun menjadi 66 per 100.000 sesudah usia 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

resiko kematian ibu melahirkan meningkat pesat seiring dengan bertambahnya usia ibu saat

hamil dan melahirkan. Ibu-ibu yang atau lebih tua lebih mudah terserang diabetes dan

tekanan darah tinggi, kemungkinan terjadinya cacat kromosom misalnya sindrom Down.

Risiko terjadinya kelainan kongenital pada keturunan selanjutnya akan meningkat apabila

ayah berusia tua, memiliki keturunan dengan ibu yang berusia tua pula (dihubungkan dengan

fertilisasi dengan oosit tua). Namun, hal ini masih menjadi perdebatan.

Epidemiologi

Holoprosencephaly adalah anomali perkembangan otak depan pada manusia yang

paling umum terjadi dengan prevalensi 1 / 16.000 pada lahir hidup, prevalensi 1: 250 pada

konsepsi, dan terdapat di seluruh dunia. Tapi mengingat kemajuan dalam neuroimaging

dengan magnetic resonance imaging (MRI), anak-anak dengan bentuk yang lebih ringan,

seperti MIHF atau lobar bentuk baru dijelaskan, yang tidak terdiagnosis, sekarang harus

diidentifikasi secara mengarah ke peningkatan prevalensi penyakit.8

Patofisiologis

Terjadinya malformasi sebagai patogenesis pada dismorfologi anak ini. Malformasi

adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau ketidaksempurnaan dari satu atau

lebih proses embriogenesis. Perkembangan awal dari suatu jaringan atau organ tersebut

berhenti, melambat atau menyimpang sehingga menyebabkan terjadinya suatu kelainan

struktur yang menetap. Perkembangan ini terhambat dapat disebabkan oleh kurangnya gizi

pada ibu hamil misalnya asam folat yang berperan penting dalam penutupan tuba neural

sehingga tidak terjadinya penutupan tuba yang sempurna. Asam folat (Vitamin B9) yang

masih merupakan turunan vitamin B ini juga berfungsi untuk menciptakan sel – sel baru di

dalam tubuh dan menunjang perkembangan janin, menunjang kesuburan, membantu

pembelahan sel, memiliki peranan dalam pembentukan sel DNA dan RNA yang menentukan

10

Page 11: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

fungsi sel, mencegah gangguan atau kelainan pada pembuluh darah yang beresiko

menyebabkan terlepasnya plasenta sebelum waktunya, dan mencegah gangguan yang

berhubungan dengan sistem pencernaan.4 Akibatnya kelainan struktural otak dan malformasi

sehingga terjadinya holoprosenceplay sequence.

Terjadi pada awal kehamilan, yaitu pada saat terbentuknya bakal otak dan korda

spinalis. Dalam keadaan normal, struktur tersebut melipat membentuk tabung pada hari ke 29

setelah pembuahan yaitu pada minggu ke 3 hingga 4. Jika tabung tidak menutup secara

sempurna, maka akan terjadi defek tabung saraf. Tabung yang tidak menutup sempurna bisa

dikarenakan ibu hamil mengalami defisiensi asam folat, maka pembelahan sel akan terganggu

dan terhambat sehingga otak janin memiliki jumlah sel otak yang dibawah normal dan sel

yang dihasilkan pun juga tidak maksimal karena terdapat pula gangguan pembentukan sel

DNA dan RNA yang dapat menentukan fungsi sel. Ini bukan hanya berlaku pada otak janin

saja namun pada organ tubuh lainnya juga dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan

pembelahan – pembelahan sel sehingga dapat menyebabkan organ – organ yang tidak

sempurna secara fisik.4 Bayi yang memiliki kelainan ini banyak yang meninggal di dalam

kandungan atau meninggal segera setelah lahir.

Penatalaksanaan

Secara Umum: Tidak terdapat pengobatan yang spesifik pada penyakit

Holoprosencephaly (HPE). Akan tetapi pengobatan difokuskan untuk mengurangi gejala

yang ada.4

Penanganan heartburn: Jika bayi dengan HPE mengalami Gastroesophageal Reflux

(GERD) dokter biasanya akan memberikan pengobatan yang biasa diberikan pada dewasa

dengan dosis untuk bayi. Pengobatan yang diberikan biasanya obat golongan H-2 blocker,

seperti cimetidine, ranitidine, ataupun obat golongan pompa proton seperti omeprazole.

Walaupun pemberian obat tersebut dianggap aman, namun dapat meningkatkan resiko

infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan.

Pengobatan Antikonvulsan: obat anti konvulsan dapat digunakan untuk menangani

epilepsi pada anak-anak yang menderita HPE. Obat ini diberikan sehari sekali sebagai

pencegahan kejang. Fenobarbital merupakan obat yang dapat digunakan untuk pasien

kejang dan yang terbukti aman sejak dulu. Asam Valproat sekarang ini juga menjadi obat

yang aman dan efektif untuk digunakan oleh pasien anak.

11

Page 12: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

Pencegahan

Pada masa kehamilan adalah masa yang harus dijaga karena bayi yang di dalam

kandungan sangat rentan sekali. Untuk mencegah kecacatan lahir pada bayi dapat dilakukan

beberapa hal seperti:9

- Cukupi gizi ibu

Ibu hamil yang memenuhi zat gizinya selama hamil dengan mengkonsumsi jenis

makanan yang sehat dan jumlah porsi makanan yang tepat akan membantu

menghindari dari bayi yang memiliki berat badan lahir rendah, bayi yang lemah, dan

cacat lahir.

- Hindari rokok dan alkohol

Rokok dan alkohol memiliki zat yang sangat berbahaya pada janin. Jika saat hamil

mengkonsumsi rokok dan alkohol, maka anak yang dilahirkan bisa mengalami

kecacatan baik fisik maupun mental atau bahkan keguguran.

- Konsumsi Suplemen dan Vitamin

Pada ibu hamil dan menyusui diperlukan ekstra vitamin dan juga mineral

dikarenakan kondisi tubuhnya yang harus menyediakan nutrisi untuk janin akan

tetapi dalam mengkonsumsi vitamin dan suplemen harus disesuaikan dengan

kebutuhan ibu hamil dan janin. Bahkan dalam pemberian vitamin dan suplemen

dapat dilakukan pada saat merencanakan kehamilan. Beberapa suplemen atau

vitamin yang akan direkomendasikan dokter adalah vitamin B12, Asam folat, zat

besi, Vitamin C, lemak omega 3, dan kalsium

- Imunisasi kehamilan lengkap

Imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama masa kehamilan merupakan tindakan

preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu terhadap infeksi parasit, bakteri,

dan virus. Adapun beberapa imunisasi yang dilakukan antara lain tetanus tokzoid,

influenza, Hepatitis B, dan Meningococcal.

- Rutin kontrol kandungan

Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan bayi, kondisi kesehatan ibu dan

bayi, dan pemantauan selama kehamilan. Jika hal ini dilakukan dengan rutin dan

cermat maka kita bisa mendiagnosis dini penyakit yang terjadi atau kelainan –

kelainan yang terjadi baik pada ibu maupun janin

12

Page 13: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

- Hindari trauma fisik selama kehamilan

Trauma fisik ini juga harus dihindari karena janin yang berada pada tubuh ibu

masihlah sangat rentan, maka dari itu usahakan ibu selalu berada pada kondisi yang

aman dan nyaman selama masa kehamilannya.

Prognosis

Prognosis pada pasien tersebut tergantung pada tingkat keparahan di otak,

deformitas wajah dan kelainan genetik. Prognosis pada pasien dengan penyakit HPE ini

biasanya buruk. Hanya sekitar tiga persen bayi dengan HPE yang dapat lahir hidup,

kebanyakan diantara mereka meninggal sebelum umur kehamilan 6 bulan. Bagaimanapun,

pasien dengan lobar holoprosencephaly bisa diekspetasikan hidup normal jika bagian otak

terkena dampak yang ringan.4

Konseling Genetik

Penaksiran risiko berulang pada berbagai anggota keluarga tergantung pada diagnosis

yang akurat. Bila diagnosis spesifik tidak dapat dibuat, berbagai diagnosis banding harus

didiskusikan dengan keluarga dan informasi pengalaman diberikan. Jika uji diagnostik

spesifik tersedia, uji ini harus didiskusikan. Fetal autopsy dan detail patologi yang ditemukan

perlu dicatatkan dan disampaikan. Selain itu, perlu juga didiskusikan riwayat alamiah

gangguan genetik spesifik dalam keluarga.

Risiko berulang juga perlu diberitahukan kepada keluarga karena anggota keluarga

perlu mewaspadai pilihan reproduktifnya. Genetika gangguan dapat dijelaskan dengan

bantuan visual yaitu family tree/pedigree diagram. Agar menyelesaikan proses pendidikan

mungkin perlu diberikan edukasi lebih dari satu kali agar yang terlibat benar-benar faham

serta dapat memilih keputusan untuk merencanakan keluarganya dimana penggunaan metode

keluarga berencana dijelaskan dan digunakan sehingga ekonomi dan status gizi keluarga

lebih bagus sebelum mendapatkan anak yang seterusnya.7-9

Penutup

Kesimpulan

Holoprosencephaly sequence (HPE) adalah malformasi otak atau kegagalan

pembelahan atau pembelahan yang tidak sempurna prosencephalon ke belahan otak kanan

dan kiri. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kecacatan ini antara lain radiasi, infeksi,

nutrisi, faktor usia ibu, dan lainnya. Namun pada kasus ini HPE disebabkan karena ibu

mengalami defisiensi nutrisi asam folat atau vitamin B9. Dimana gejala yang dihasilkan

terdiri dari beberapa kecacatan fisik seperti mikrosefali, epilepsi, kelainan wajah, gangguan

13

Page 14: MAKALAH BLOK 27 holoprosensefali.docx

intelektual. Terapi untuk penyakit ini umumnya simptomatik. Pencegahan terhadap HPE pada

kasus ini adalah rutin kontrol kandungan dan konsumsi gizi atau nutrisi selama kehamilan

yang cukup.

Daftar Pustaka

1. Gleadle J. Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;

2005.h.155.191.

2. Uliyah M, Hidayat AA. Ketrampilan dasar untuk praktik klinik kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika. 2006. h.145-50.

3. Hamilton PM. Dasar – dasar keperawatan maternitas. Ed 8. Jakarta: EGC. 2005.h.251.

4. Coleta E, Siminel M, dari Gheonea M. Holoprosencephaly sequence. Department of

Neonatology: University of Medicine and Pharmacy of Craiova;2011.

5. Elen C, Mirela S, Mihaela G. Holoprosencephaly sequence. Romanian Journal of

Morphology and Embriology. 2011; 52(2): 725-28.

6. Stashinkio, E, Clegg,N, Kammann, H, Sweet, V, Delgado, M, Hahn, J, Levey, E. A

retrospective survey of perinatal risk factors of 104 living children with

holoprosencephaly. American Journal of Medical Genetics, 2004;128A:114-119.

7. Jay D MD, Bruce B MD. Holorosencephaly Differential Diagnoses. Medscape.

Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/2060996-differential, 14

September 2015.

8. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran. 2000. Hal 407-8.

9. Simkin P, Whaley J, Keppler A. Kehamilan, melahirkan, dan bayi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.2007.h.78-80.

14