makalah blok 27 holoprosensefali.docx
DESCRIPTION
makalah blok 27 holoprosensefaliTRANSCRIPT
Holoprosensefali Sequence et Causa Defisiensi Asam Folat
Ajeng Aryuningtyas Dewanti
102012259 – F2
e-mail: [email protected]
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510
No. Telp (021) 5694-2061
Pendahuluan
Kehamilan adalah suatu kondisi yang penting bagi seorang perempuan. Seorang ibu
hamil, untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan janinnya harus didukung oleh nutrisi
yang sehat dan tercukupi. Pada saat masa kehamilan, sebagian dari bayi mempunyai masalah
dalam proses pembentukan organ, bagian tubuh, fungsi maupun metabolisme. Semua
masalah ini disebut kelainan kongenital atau cacat bawaan. Pada kehamilan dapat terjadi
cacat bawaan akibat berbagai macam faktor, selain faktor genetik, faktor lingkungan dan gizi
sangat mempunyai peran penting terhadap perkembangan janin.
Dalam perkembangan janin sangat diperlukan asupan gizi yang memadai seperti asam
folat dalam menunjang pembentukan neural tube pada saat kehamilan trimester pertama.
Neural tube defek adalah kelainan tidak sempurnanya pembentukan bagian ensefali fetus
pada trimester pertama. Cacat ini dapat berupa tidak terbentuknya tulang tengkorak atau
bahkan tidak menutupnya saraf tulang belakang. Ketika terjadi neural tube defek maka
berbagai macam kelainan pada fetus dapat terjadi seperti retardasi mental, mikrosefal,
holoprosensefali, dll.
Maka dari itu pada tahap ini sangat diperlukan keadaan yang dapat menunjang
pembentukan neural tube seperti asam folat (vitamin B9), ibu hamil wajib mengkonsumsi
makanan sehat seimbang yang terdiri dari gabungan komponen kalori, protein, vitamin dan
mineral. Komponen zat gizi tersebut berperan aktif dalam pertumbuhan dan perkembangan
janin. Maka sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital
yang dapat dicegah. Ibu hamil seharusnya mendapatkan gizi yang cukup selama kehamilan
terutama asam folat dan zat besi.
Holoprosensefali (HPE) sequence merupakan suatu kelainan bawaan ganda yang
jarang sekali ditemukan dan melibatkan malformasi dari cerebral dan facial sehingga
pembentukan prosensefalon yang tidak sempurna yang dapat disebabkan oleh neural tube
1
defect atau gangguan penutupan tabung saraf dimana faktor yang mempengaruhi adalah
lingkungan dan asupan gizi (defisiensi asam folat). Vitamin B12 dan asam folat adalah salah
satu komponen vitamin yang diperlukan oleh ibu hamil dan janin saat memasuki usia
kehamilan trimester pertama.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa kedokteran dalam
memahami penjelasan tentang penyakit Holoprosencephaly Sequence (HPE), penyebab
penyakit tersebut, gejala, pemeriksaan apa saja yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan
penyakit itu dan pengobatan yang dilakukan, serta pencegahan agar penyakit itu tidak terjadi.
Skenario
Seorang bayi laki - laki berusia 20 hari dibawa ke UGD suatu RSU di Jakarta. Bayi
tersebut menunjukan kelainan bawaan ganda, berupa mikrosefali, celah bibir dan langit -
langit bilateral, hipoplasia hidung, agenesis alae nasi, jarak kedua mata yang dekat
(hypotelorism), short neck dengan low hairline, auricula kiri dan kanan yang abnormal, dan
tangan yang clenched hands. Orangtua bayi tersebut berusia 23 dan 25 tahun, dan berasal dari
kalangan kurang mampu dengan pekerjaan yang tidak menentu. Bayi ini adalah anak pertama
pasangan tersebut. Oleh dokter yang memeriksa, pasien didiagnosis menderita suatu kelainan
bawaan yang disebut sebagai Holoprosencephaly Sequence (HPE).
Pembahasan
Anamnesis
Anamnesis pada pasien pada skenario dapat dilakukan secara alloanamnesis. Pada
kasus perlu ditanyakan identitas terlebih dahulu seperti nama lengkap pasien, alamat,
pekerjaan, usia. Untuk riwayat penyakit sekarang, dalam kasus ini ibu bapa pasien datang
dengan keluhan utama anaknya mikrosefali, celah bibir dan langit-langit bilateral, hypoplasia
hidung, agenesis alae nasi, hipotelorism, leher pendek dengan low hairline, auricular kiri dan
kanan abnormal dan clenched hands.
Riwayat kehamilan harus ditanyakan pada orang tua, apakah haid teratur, lama
perniakahan, apakah ada mual muntah, kenaikan berat badan selama kehamilan, riwayat ante
natal care (minimal 4x), apakah mengkonsumsi obat – obatan saat hamil yang bersifat
teratogenik sehingga dapat menyebabkan malformasi pada anak, penyakit yang diderita
selama kehamilan, kehamilan keberapa, apakah ada gangguan pada saat kehamilan, pernah
mengalami keguguran atau tidak, usia kehamilan saat ini atau kelainan pada anak yang
sebelumnya juga penting untuk menegakkan diagnosa pada suatu kasus.
2
Setelah itu ditanyakan juga tentang gizi ibu selama kehamilan yaitu apakah ibunya
mendapatkan gizi yang cukup atau tidak. Defisiensi salah satu komponen dalam makro dan
mikro nutrient dapat menyebabkan gangguan pada proses perkembangan bayi dalam rahim.
Misalnya asam folat yang berfungsi dalam penutupan tabung saraf atau zat besi yang dapat
menyebabkan anemia pada ibu hamil dan berhubungan langsung dengan kesehatan dan
perkembangan bayi dalam uterus.1
Lalu, untuk riwayat keluarga ditanyakan juga pada orang tua bayi itu jika ada
kemungkinan mereka mempunyai kelainan genetik atau penyakit herediter sehingga
diturunkan pada anak yang baru lahir.
Status sosial keluarga juga harus ditanyakan pada orang tua bayi tersebut karena
ekonomi keluarga yang kurang dan tempat tinggal yang tidak nyaman dan bersih dapat
berkontribusi dalam faktor lingkungan sehingga dapat terjadinya kelainan kongenital pada
bayi tersebut. Selain itu, dapat ditanyakan apakah ibu atau bapanya mengkonsumsi alkohol.
Apakah ibunya bekerja di tempat terpapar radiasi seperti di perusahaan kimia, tambang.
status gizi ibu apakah baik atau tidak. 1-2
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi ditemukan bayi dengan kelainan seperti mikrosefali (<32 cm), celah
bibir dan langit-langit bilateral, hypoplasia hidung, agenesis alae nasi, hipotelorism, leher
pendek dengan low hairline, auricular kiri dan kanan abnormal dan clenched hands.
Pemeriksaan pada ekstremitas juga perlu dilakukan untuk melihat reflex dan tonus
dari ototnya. Pasien HPE ini pada kebanyakan kasus mengalami hipotonia dengan reflek
yang jelek karena jaras motorik yang tidak terbentuk dengan sempurna.1
Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus ini sebenarnya sudah dapat di diagnosis dengan pemeriksaan fisik,
namun untuk mengetahui kondisi otak dan bagian tubuhnya dilakukan juga beberapa
3
Gambar 1. Microcephaly Gambar 2. Hypotelorism
Gambar 3.
pemeriksaan penunjang seperti USG, MRI, CT- Scan, dan X-ray pada tubuh yang
menunjukan kecacatan pada pasien.
USG atau ultrasonografi adalah sebuah proses untuk melihat bentuk janin didalam
rahim dengan menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang dipantulkan ke
tubuh. Walau seringkali diidentikkan dengan proses untuk mengetahui jenis kelamin janin,
sebenarnya USG juga mempunyai fungsi lain, diantaranya mendeteksi kehamilan,
mengetahui usia kehamilan, memantau perkembangan janin, mengetahui posisi janin,
mendeteksi kehamilan ganda (kembar), dan mendeteksi kelainan dalam kehamilan, seperti
volume air ketuban dan kelainan posisi janin. Dengan USG ini lah seharusnya kita bisa
memperhatikan perkembangan janin serta dapat melihat apakah ada kelainan atau tidak, serta
kita dapat mengobati atau mencegah kecacatan jika sudah mengetahuinya secara dini dengan
USG.3
CT – Scan dan MRI prinsipnya hampir sama, biasanya didapatkan kelainan pada
otak. Otak yang terlihat amat sangat kecil atau yang biasa disebut dengan mikrosefali.
Berikutnya kita juga bisa melakukan pemeriksaan radiologi atau x – ray sehingga mengetahui
apa penyebab kelainan di organ tubuh lainnya, apakah bentuk tulang, saraf, atau lainnya.
Untuk pemeriksaan khusus prenatal atau antenatal dapat dilakukan sekitar minggu
16-20 kehamilan. Beberapa contoh kelainan kongenital yang dapat dideteksi dengan
pemeriksaan secara non invasif (ultrasonografi) pada midtrimester kehamilan adalah
hidrosefalus dengan atau tanpa spina bifida, defek tuba neural, prosensefali, kelainan jantung
bawaan yang besar dan penyempitan sistem gastrointestinal.
Pemeriksaan Alfa feto protein maternal serum (MSAFP). Apabila serum ini
meningkat maka pada janin dapat diketahui mengalami defek tuba neural, spina bifida,
hidrosefalus, dan lain-lain. Apabila serum ini menurun maka dapat ditemukan pada sindrom
down dan beberapa kelainan kromosom.3
Diagnosis Kerja
HoloprosencephalyHoloprosencephaly adalah malformasi otak manusia yang kompleks yang dihasilkan
dari pembelahan tidak lengkap dari prosencephalon ke belahan otak sebelah kanan dan kiri,
dan terjadi antara hari ke-18 dan hari ke-28 kehamilan. Menurut tingkat keparahannya,
holoprosencephaly dibagi dalam tiga bentuk, yaitu: (1) Alobar Holoprosencephaly, atau tidak
lengkapnya divisi garis tengah otak depan sehingga monoventricle menyatu dengan belahan
otak; (2) Semilobar Holoprosencephaly, atau divisi otak depan tidak lengkap mengakibatkan
pemisahan parsial belahan otak; dan (3) Lobar Holoprosencephaly, atau lengkap ventrikel
4
pemisahan dengan daerah fokus lengkap divisi kortikal. bentuk yang lebih ringan dari inter-
hemispheric fusi atau tengah inter-hemispheric varian (MIHF) antar belahan otak atau varian
interhemispheric tengah (MIHF) telah dijelaskan.
Holoprosencephaly dapat terlihat pada saat pemeriksaan USG rutin jika saat lahir
kepala bayi lebih kecil daripada normal. Setelah lahir, kasus yang berat dapat didiagnosis
berdasarkan tanda dan gejala pada anak. Pada kasus yang berat, didapatkan tanda yang khas,
seperti kepala kecil dan malformasi wajah, yang jelas. Dalam kasus yang lebih ringan, seperti
lobar HPE, MRI scan atau CT scan dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Selama
prosedur non-invasif ini, mesin mengambil gambar dari otak anak. Hal ini memungkinkan
dokter untuk melihat apakah belahan otak ini telah dibagi benar. Jika belahan belum
sepenuhnya dibagi, Holoprosencephaly dapat didiagnosis. Pengujian molekuler juga tersedia
untuk mendeteksi kelainan genetik yang terkait dengan Holoprosencephaly.4
Gambar 5. Holoprosencephaly
Manifestasi Klinis
Tanda Umum
Anak-anak yang didiagnosis dengan holoprosencephaly (HPE) mungkin
memiliki kepala kecil (disebut microcephaly), cairan yang berlebihan dalam otak
(hydrocephalus), derajat variabel cacat intelektual (sebelumnya disebut
keterbelakangan mental), epilepsi (gangguan otak yang menyebabkan sering kejang),
malformasi kraniofasial , peningkatan tonus otot yang menghasilkan pengetatan dan
pemendekan otot (disebut spastisitas), gangguan, gangguan hormonal, atau kelainan
sistem organ lain, seperti jantung, tulang.
Alobar HPE terjadi ketika otak tidak dibagi menjadi belahan sama sekali. Hal
ini terkait dengan kelainan wajah yang parah. Ini adalah jenis yang paling parah HPE,
dan hal itu menyebabkan kematian baik sebelum atau segera setelah lahir. Semilobar
HPE terjadi ketika otak dua belahan telah sebagian dibagi. Dalam kasus lobar HPE,
5
otak telah hampir dibagi menjadi belahan otak yang terpisah. Beberapa pasien dengan
lobar HPE mungkin memiliki beberapa gejala dan otak hampir normal.4
Kelainan Wajah
Malformasi wajah, dari yang ringan sampai parah, yang umum di antara
pasien dengan HPE. Malformasi yang berat biasanya terlihat pada pasien dengan
lobar HPE, sementara HPE alobar biasanya berhubungan dengan kelainan yang paling
parah. Malformasi ringan terkait dengan HPE adalah bibir sumbing median dan jarak
mata yang berdekatan . Malformasi wajah lain, yang disebut cebocephaly, dimana
hidung kecil dan rata/ pesek dengan hanya satu lubang hidung terletak di bawah mata
serta tidak lengkap atau terbelakang yang abnormal berdekatan. Beberapa orang
mungkin hanya memiliki satu gigi tengah. Malformasi wajah paling parah disebut
cyclopia. Hal ini terjadi ketika seseorang lahir dengan satu mata dimana lokasinya
diatas hidung yang normalnya ada. Dan hidung mengalami kelainan dimana
berbentuk seperti belalai (bentuk tubuler) dan malformasi wajah lainnya sebut
ethmocephaly. Hal ini terjadi ketika belalai terletak antara mata, yang abnormal dekat
bersama-sama.
Gangguan Intelektual
Kebanyakan orang lahir dengan HPE memiliki cacat intelektual (disebut
keterbelakangan mental), dari yang ringan sampai parah. Beberapa orang dengan
lobar HPE, bentuk klasik paling ringan, memiliki fungsi otak yang hampir
menyerupai normal. Pasien dengan cacat intelektual yang ringan memiliki (IQ) dari
52-69. Dari lahir sampai usia enam tahun pasien dapat mengembangkan keterampilan
sosial dan komunikasi yang normal, namun gerakan/koodinasi motorik tidak
berkembang/ memiliki kelainan. Pada akhirnya, pasien dapat belajar sampai sekitar
kelas enam SD. Mereka umumnya dapat belajar keterampilan sosial yang tepat. Orang
dewasa dengan cacat intelektual ringan biasanya mampu bekerja dan mendukung diri
mereka sendiri, meskipun beberapa pasien mungkin membutuhkan bantuan selama
masa stres sosial atau keuangan.
Pasien dengan cacat intelektual sedang memiliki IQ 36-51. Anak-anak berusia
lebih muda dari enam tahun dapat berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain,
tapi kesadaran sosial umumnya kurang. Koordinasi motorik biasanya cukup. Remaja
dapat belajar beberapa keterampilan kerja dan sosial. Pasien dengan cacat intelektual
berat memiliki IQ 20-35. Anak tersebut dapat mengatakan beberapa kata, tapi ucapan
mereka terbatas. Koordinasi motorik umumnya buruk. Remaja biasanya dapat
6
berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Mereka dapat belajar kebiasaan
sederhana. Saat dewasa biasanya memerlukan bantuan dan bimbingan seumur hidup
untuk aktivitas sehari-hari.4
Diagnosis Banding
Trisomi 13
Trisomi 13 atau Sindrom Patau adalah salah satu kelainan kongenital yang melibatkan
kromosom, dimana pasien akan memiliki lebih satu kromosom pada pasangan kromosom 13.
Risiko untuk mendapatkan bayi dengan kelainan ini adalah lebih tinggi pada ibu yang hamil
pada usia yang sudah meningkat terutama atas 35 tahun. Sindrom Patau ini dapat ditandai
dengan gejala yang berupa bibir sumbing (cleft lip), polidaktili, mikrosefali, mikroopthalmia,
abnormalitas pada tuilang rangka, jantung dan ginjal dan perkembangan yang terhambat.
Sering kehamilan pada Trisomi 13 diakhiri dengan aborsi spontan, intra uterin fetal death
(IUFD), atau stillbirth. Diagnosa untuk kasus ini dapat ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan kromosom melalui cairan amnion atau dengan bantuan pemeriksaan imaging
misalnya USG, CT scan atau MRI.5-6
Gambar 6. Gejala sindrom Patau.2
Trisomi 18
Trisomi 18 atau nama lainnya adalah sindroma Edwards. Sindrom yang biasanya
disebut trisomi 18 ini adalah merupakan suatu kelainan kromosom yang disebabkan adanya
penambahan satu kromosom pada pasangan kromosom autosomal 18 sehingga terjadinya
aneuploidi. Ianya mengenai 1 dari tiap 8000 kelahiran. Mirip seperti sindrom Down, sindrom
Edwards kerap sering terjadi dengan usia ibu yang semakin meningkat. Trisomi 18 ini karena
adanya kegagalan berpisah saat meiosis. Oleh itu, sebuah gamet diproduksi dengan
kromosom tambahan pada kromosom 18 sehinggakan gamet itu memiliki ekstra satu
kromosom yaitu 24 (normal: 23).7
7
Beberapa malformasi fisik yang terkait dengan sindrom Edwards termasuk kepala
kecil (mikrosefali) disertai dengan bagian belakang yang menonjol dari kepala (ubun-ubun
kecil) rendah, telinga cacat letak rendah; rahang abnormal kecil (micrognathia), bibir/langit-
langit mulut sumbing, hidung terbalik, sempit lipatan kelopak mata (fisura palpebra), melorot
dari kelopak mata atas (ptosis),tangan terkepal, koroid pleksus kista, jempol terbelakang dan
atau kuku, jari-jari tidak ada dan testis tidak turun. Didapatkan juga adanya hipertrikosis,
berat badan lahir yang rendah dan adanya kelainan susunan saraf pusat yaitu holoprosensefali
dan retardasi mental.5,7
Etiologi
Faktor risiko yang berasal dari ibu meliputi seluruh kegiatan, paparan, maupun
konsumsi zat - zat tertentu pada saat kehamilan dan sebelum kehamilan yang dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan struktural pada sistem saraf pusat janin4
1. Radiasi
Penggunaan senjata atomik di antara wanita hamil pada saat ledakan bom di Hiroshima
dan Nagasaki menyebabkan korban 28% bayi abortus, 25% wanita hamil melahirkan anak -
anak yang meninggal pada tahun pertama, dan 25% janin memiliki kecacatan berat pada
sistem saraf pusat. Pajanan radiasi pengion dosis tinggi pada permulaan kehamilan dapat
merusak sel - sel embrionik dan mengakibatkan mutasi gen. Hal ini bisa mengarah menjadi
retardasi pertumbuhan dan dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang
dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan diagnostik atau terapeutis sebaiknya dihindarkan
pada trisemester pertama
2. Infeksi intrauterin
Infeksi intrauterin merupakan infeksi pada cairan amnion, selaput korioamnion dan atau
uterus yang timbul sebelum atau pada saat persalinan yang diakibatkan oleh bakteri maupun
virus Infeksi intrauterin yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang
terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Infeksi
menyebabkan perlekatan meninges. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piamater
dan arachnoid di sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Di samping mengganggu aliran
LCS, infeksi dapat menyebabkan kerusakan parenkim otak. Proses lanjut dari lesi -lesi ini
terjadi pada kehamilan trimester kedua. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat
menyebabkan sejumlah kelainan bawaan adalah :
a. Cytomegalovirus
b. Rubella
8
c. Varicella
d. Toxoplasmosis
3. Suplementasi Asam folat kurang
Hasil studi dan penelitian dari Centers for Disease Control and prevention (CDC)
menyatakan bahwa diet dari ibu yang hamil, intake vitamin, dan kadar glukosa sebelum
ovulasi dan konsepsi memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan janin. Status gizi ibu
atau paparan radiasi sebelum konsepsi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kelainan
kongenital sistem saraf pusat.
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Asupan asam
folat sebelum dan selama trimester pertama minimal 400μg per hari. Pencegahan NTD
terutama dilakukan dengan penggunaan asam folat selama periode satu bulan sebelum
konsepsi sampai akhir trimester pertama kehamilan. Strategi mengadopsi fortifikasi tepung
terigu dengan asam folat telah terbukti efektif untuk mengurangi prevalensi NTD sebesar
50% di Kanada dan 31% di Chile. Folat juga terdapat pada sayuran seperti bayam, asparagus,
selada; kacang kacangan; dan hati. CDC menyarankan wanita agar selalu mencukupi
kebutuhan folat, karena folat dibutuhkan untuk perkembangan embrio di masa awal, saat ibu
belum menyadari dirinya hamil
4. Status ekonomi rendah
Status gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Peningkatan energi dan zat gizi
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besar organ
kandungan, sehingga kekurangan zat gizi saat kehamilan mengakibatkan pertumbuhan janin
tidak sempurna. Status ekonomi berguna untuk memastikan apakah ibu berkemampuan
membeli bahan makanan bergizi tinggi. Menurut Budiyanto pada tahun 2001, keterbatasan
ekonomi yang berarti tidak mampu membeli makanan yang berkualitas baik, maka
pemenuhan gizinya akan terganggu. Hubungan antara kemiskinan dan kesehatan anak-anak
telah diketahui secara luas, peningkatan kemiskinan terbukti berkorelasi negatif terhadap
status kesehatan, pertumbuhan fisik dan perkembangan, dan juga meningkatkan risiko
kematian pada anak-anak.
5. Usia Ibu beresiko
Pada penelitian di India, insiden anomali kongenital pada secara signifikan lebih tinggi
(6,1%) pada ibu berusia> 35 tahun dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.
Semakin tua usia seorang wanita ketika hamil maka semakin besar kemungkinan terjadinya
kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya. Pada perempuan telah diketahui adanya
9
hubungan antara pertambahan usia dengan peningkatan abnormalitas kromosom. Suatu
penelitian menunjukkan adanya efek peningkatan usia terhadap kualitas oosit dan uterus
senescence. Menurut Sloane dan Benedict pada 2009, umur yang ideal untuk menjadi ibu
adalah antara umur 20 sampai 35 tahun karena dalam periode kehidupan wanita ini resiko
komplikasi medis paling rendah. Berdasarkan statistik, usia yang dianggap berisiko bagi
kehamilan adalah dibawah 18 tahun dan usia diatas 35 tahun. Kehamilan pada usia 35 tahun
seringkali disebut sebagai batas akhir dan sesudah usia tersebut kehamilan akan
menimbulkan risiko yang lebih besar. Angka kematian ibu naik dari 9 per 100.000 pada usia
25-29 tahun menjadi 66 per 100.000 sesudah usia 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
resiko kematian ibu melahirkan meningkat pesat seiring dengan bertambahnya usia ibu saat
hamil dan melahirkan. Ibu-ibu yang atau lebih tua lebih mudah terserang diabetes dan
tekanan darah tinggi, kemungkinan terjadinya cacat kromosom misalnya sindrom Down.
Risiko terjadinya kelainan kongenital pada keturunan selanjutnya akan meningkat apabila
ayah berusia tua, memiliki keturunan dengan ibu yang berusia tua pula (dihubungkan dengan
fertilisasi dengan oosit tua). Namun, hal ini masih menjadi perdebatan.
Epidemiologi
Holoprosencephaly adalah anomali perkembangan otak depan pada manusia yang
paling umum terjadi dengan prevalensi 1 / 16.000 pada lahir hidup, prevalensi 1: 250 pada
konsepsi, dan terdapat di seluruh dunia. Tapi mengingat kemajuan dalam neuroimaging
dengan magnetic resonance imaging (MRI), anak-anak dengan bentuk yang lebih ringan,
seperti MIHF atau lobar bentuk baru dijelaskan, yang tidak terdiagnosis, sekarang harus
diidentifikasi secara mengarah ke peningkatan prevalensi penyakit.8
Patofisiologis
Terjadinya malformasi sebagai patogenesis pada dismorfologi anak ini. Malformasi
adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau ketidaksempurnaan dari satu atau
lebih proses embriogenesis. Perkembangan awal dari suatu jaringan atau organ tersebut
berhenti, melambat atau menyimpang sehingga menyebabkan terjadinya suatu kelainan
struktur yang menetap. Perkembangan ini terhambat dapat disebabkan oleh kurangnya gizi
pada ibu hamil misalnya asam folat yang berperan penting dalam penutupan tuba neural
sehingga tidak terjadinya penutupan tuba yang sempurna. Asam folat (Vitamin B9) yang
masih merupakan turunan vitamin B ini juga berfungsi untuk menciptakan sel – sel baru di
dalam tubuh dan menunjang perkembangan janin, menunjang kesuburan, membantu
pembelahan sel, memiliki peranan dalam pembentukan sel DNA dan RNA yang menentukan
10
fungsi sel, mencegah gangguan atau kelainan pada pembuluh darah yang beresiko
menyebabkan terlepasnya plasenta sebelum waktunya, dan mencegah gangguan yang
berhubungan dengan sistem pencernaan.4 Akibatnya kelainan struktural otak dan malformasi
sehingga terjadinya holoprosenceplay sequence.
Terjadi pada awal kehamilan, yaitu pada saat terbentuknya bakal otak dan korda
spinalis. Dalam keadaan normal, struktur tersebut melipat membentuk tabung pada hari ke 29
setelah pembuahan yaitu pada minggu ke 3 hingga 4. Jika tabung tidak menutup secara
sempurna, maka akan terjadi defek tabung saraf. Tabung yang tidak menutup sempurna bisa
dikarenakan ibu hamil mengalami defisiensi asam folat, maka pembelahan sel akan terganggu
dan terhambat sehingga otak janin memiliki jumlah sel otak yang dibawah normal dan sel
yang dihasilkan pun juga tidak maksimal karena terdapat pula gangguan pembentukan sel
DNA dan RNA yang dapat menentukan fungsi sel. Ini bukan hanya berlaku pada otak janin
saja namun pada organ tubuh lainnya juga dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan
pembelahan – pembelahan sel sehingga dapat menyebabkan organ – organ yang tidak
sempurna secara fisik.4 Bayi yang memiliki kelainan ini banyak yang meninggal di dalam
kandungan atau meninggal segera setelah lahir.
Penatalaksanaan
Secara Umum: Tidak terdapat pengobatan yang spesifik pada penyakit
Holoprosencephaly (HPE). Akan tetapi pengobatan difokuskan untuk mengurangi gejala
yang ada.4
Penanganan heartburn: Jika bayi dengan HPE mengalami Gastroesophageal Reflux
(GERD) dokter biasanya akan memberikan pengobatan yang biasa diberikan pada dewasa
dengan dosis untuk bayi. Pengobatan yang diberikan biasanya obat golongan H-2 blocker,
seperti cimetidine, ranitidine, ataupun obat golongan pompa proton seperti omeprazole.
Walaupun pemberian obat tersebut dianggap aman, namun dapat meningkatkan resiko
infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan.
Pengobatan Antikonvulsan: obat anti konvulsan dapat digunakan untuk menangani
epilepsi pada anak-anak yang menderita HPE. Obat ini diberikan sehari sekali sebagai
pencegahan kejang. Fenobarbital merupakan obat yang dapat digunakan untuk pasien
kejang dan yang terbukti aman sejak dulu. Asam Valproat sekarang ini juga menjadi obat
yang aman dan efektif untuk digunakan oleh pasien anak.
11
Pencegahan
Pada masa kehamilan adalah masa yang harus dijaga karena bayi yang di dalam
kandungan sangat rentan sekali. Untuk mencegah kecacatan lahir pada bayi dapat dilakukan
beberapa hal seperti:9
- Cukupi gizi ibu
Ibu hamil yang memenuhi zat gizinya selama hamil dengan mengkonsumsi jenis
makanan yang sehat dan jumlah porsi makanan yang tepat akan membantu
menghindari dari bayi yang memiliki berat badan lahir rendah, bayi yang lemah, dan
cacat lahir.
- Hindari rokok dan alkohol
Rokok dan alkohol memiliki zat yang sangat berbahaya pada janin. Jika saat hamil
mengkonsumsi rokok dan alkohol, maka anak yang dilahirkan bisa mengalami
kecacatan baik fisik maupun mental atau bahkan keguguran.
- Konsumsi Suplemen dan Vitamin
Pada ibu hamil dan menyusui diperlukan ekstra vitamin dan juga mineral
dikarenakan kondisi tubuhnya yang harus menyediakan nutrisi untuk janin akan
tetapi dalam mengkonsumsi vitamin dan suplemen harus disesuaikan dengan
kebutuhan ibu hamil dan janin. Bahkan dalam pemberian vitamin dan suplemen
dapat dilakukan pada saat merencanakan kehamilan. Beberapa suplemen atau
vitamin yang akan direkomendasikan dokter adalah vitamin B12, Asam folat, zat
besi, Vitamin C, lemak omega 3, dan kalsium
- Imunisasi kehamilan lengkap
Imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama masa kehamilan merupakan tindakan
preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu terhadap infeksi parasit, bakteri,
dan virus. Adapun beberapa imunisasi yang dilakukan antara lain tetanus tokzoid,
influenza, Hepatitis B, dan Meningococcal.
- Rutin kontrol kandungan
Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan bayi, kondisi kesehatan ibu dan
bayi, dan pemantauan selama kehamilan. Jika hal ini dilakukan dengan rutin dan
cermat maka kita bisa mendiagnosis dini penyakit yang terjadi atau kelainan –
kelainan yang terjadi baik pada ibu maupun janin
12
- Hindari trauma fisik selama kehamilan
Trauma fisik ini juga harus dihindari karena janin yang berada pada tubuh ibu
masihlah sangat rentan, maka dari itu usahakan ibu selalu berada pada kondisi yang
aman dan nyaman selama masa kehamilannya.
Prognosis
Prognosis pada pasien tersebut tergantung pada tingkat keparahan di otak,
deformitas wajah dan kelainan genetik. Prognosis pada pasien dengan penyakit HPE ini
biasanya buruk. Hanya sekitar tiga persen bayi dengan HPE yang dapat lahir hidup,
kebanyakan diantara mereka meninggal sebelum umur kehamilan 6 bulan. Bagaimanapun,
pasien dengan lobar holoprosencephaly bisa diekspetasikan hidup normal jika bagian otak
terkena dampak yang ringan.4
Konseling Genetik
Penaksiran risiko berulang pada berbagai anggota keluarga tergantung pada diagnosis
yang akurat. Bila diagnosis spesifik tidak dapat dibuat, berbagai diagnosis banding harus
didiskusikan dengan keluarga dan informasi pengalaman diberikan. Jika uji diagnostik
spesifik tersedia, uji ini harus didiskusikan. Fetal autopsy dan detail patologi yang ditemukan
perlu dicatatkan dan disampaikan. Selain itu, perlu juga didiskusikan riwayat alamiah
gangguan genetik spesifik dalam keluarga.
Risiko berulang juga perlu diberitahukan kepada keluarga karena anggota keluarga
perlu mewaspadai pilihan reproduktifnya. Genetika gangguan dapat dijelaskan dengan
bantuan visual yaitu family tree/pedigree diagram. Agar menyelesaikan proses pendidikan
mungkin perlu diberikan edukasi lebih dari satu kali agar yang terlibat benar-benar faham
serta dapat memilih keputusan untuk merencanakan keluarganya dimana penggunaan metode
keluarga berencana dijelaskan dan digunakan sehingga ekonomi dan status gizi keluarga
lebih bagus sebelum mendapatkan anak yang seterusnya.7-9
Penutup
Kesimpulan
Holoprosencephaly sequence (HPE) adalah malformasi otak atau kegagalan
pembelahan atau pembelahan yang tidak sempurna prosencephalon ke belahan otak kanan
dan kiri. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kecacatan ini antara lain radiasi, infeksi,
nutrisi, faktor usia ibu, dan lainnya. Namun pada kasus ini HPE disebabkan karena ibu
mengalami defisiensi nutrisi asam folat atau vitamin B9. Dimana gejala yang dihasilkan
terdiri dari beberapa kecacatan fisik seperti mikrosefali, epilepsi, kelainan wajah, gangguan
13
intelektual. Terapi untuk penyakit ini umumnya simptomatik. Pencegahan terhadap HPE pada
kasus ini adalah rutin kontrol kandungan dan konsumsi gizi atau nutrisi selama kehamilan
yang cukup.
Daftar Pustaka
1. Gleadle J. Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2005.h.155.191.
2. Uliyah M, Hidayat AA. Ketrampilan dasar untuk praktik klinik kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika. 2006. h.145-50.
3. Hamilton PM. Dasar – dasar keperawatan maternitas. Ed 8. Jakarta: EGC. 2005.h.251.
4. Coleta E, Siminel M, dari Gheonea M. Holoprosencephaly sequence. Department of
Neonatology: University of Medicine and Pharmacy of Craiova;2011.
5. Elen C, Mirela S, Mihaela G. Holoprosencephaly sequence. Romanian Journal of
Morphology and Embriology. 2011; 52(2): 725-28.
6. Stashinkio, E, Clegg,N, Kammann, H, Sweet, V, Delgado, M, Hahn, J, Levey, E. A
retrospective survey of perinatal risk factors of 104 living children with
holoprosencephaly. American Journal of Medical Genetics, 2004;128A:114-119.
7. Jay D MD, Bruce B MD. Holorosencephaly Differential Diagnoses. Medscape.
Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/2060996-differential, 14
September 2015.
8. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran. 2000. Hal 407-8.
9. Simkin P, Whaley J, Keppler A. Kehamilan, melahirkan, dan bayi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.2007.h.78-80.
14