makalah askeb v bu riskha mahren2i

60
MAKALAH ASKEB V KEBIDANAN KOMUNITAS ASUHAN POSTPARTUM IBU DI RUMAH Dosen Pengampu : Riskha Mahreni, SST Disusun Oleh : Kelas II A Kelompok 3 Nike Ruspadillah Nofitriana Novita Indra Devi Nuri Ulfa Tari Nurma Yunita Fadilah Manda Sari Rani Oktavianti Reni Andeka Utami Ria Wahyu Ningsih Rima Nurhaidah Rita Dermata Sari Rosa Soraya i

Upload: putri-sulung

Post on 02-Jan-2016

91 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

MAKALAH ASKEB VKEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN POSTPARTUM IBU DI RUMAH

Dosen Pengampu : Riskha Mahreni, SST

Disusun Oleh : Kelas II A

Kelompok 3

Nike Ruspadillah Nofitriana Novita Indra Devi Nuri Ulfa Tari Nurma Yunita Fadilah Manda Sari Rani Oktavianti Reni Andeka Utami Ria Wahyu Ningsih Rima Nurhaidah Rita Dermata Sari Rosa Soraya Sari Wulan Fitri Shelly Anggraini

i

Page 2: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

AKADEMI KEBIDANAN KELUARGA BUNDA JAMBITAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan

karuniannya jualah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Persalinan Pada Ibu

Post Partum Di rumah“ yang merupakan salah satu tugas dari dosen mata kuliah ASKEB V.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok

yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyeleasaian makalah ini tentunya masih banyak terdapat

kekurangan dan kejanggalan, terutama sangat terbatasnya kemampuan yang kami miliki, karena

itu kami mohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan

dimasa yang  akan datang.

Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswi Akbid

Keluarga Bunda Jambi.

Jambi, April 2013

Penulis

ii

Page 3: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

DAFTAR ISI

Judul Makalah ..........................................................................................................i

Kata Pengantar .........................................................................................................ii

Daftar Isi ...................................................................................................................iii

BAB I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1

1.3 Tujuan ................................................................................................................1

1.4 Manfaat ..............................................................................................................1

BAB II  PEMBAHASAN 

2.1 Definisi ...............................................................................................................3

2.2 Jadwal Kunjungan di Rumah .............................................................................3

2.3 Manajemen Post Partum ....................................................................................10

2.4 Post Partum Group .............................................................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................15

3.2 Saran ...................................................................................................................15

Daftar Pustaka

iii

Page 4: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pada ibu mulai 6 jam sampai

42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Masa nifas di mulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu lamanya.dalam masa nifas ini,bidan mempunyai peran

dan tanggung jawab untuk mendeteksi komplikasi pada ibu untuk melihat perlu atau tidaknya

rujukan,memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan.

Mengenali tanda-tanda bahaya,memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya

memulai dan mendorong pemberian ASI. 

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Asuhan Ibu Postpartum ?

2. Jadwal kunjungan Dirumah ?

3. Manajemen Postpartum ?

4. Postpartum Group ?

1.3 Tujuan 

1. Untuk mengetahui apa itu Asuhan Ibu Postpartum.

2. Untuk mengetahui Jadwal kunjungan, Manajemen serta Postpartum Group.

Selain dari pada itu makalah ini juga ditujukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

Dosen Pembimbing.

1.4 Manfaat

Manfaat bagi penulis :1

Page 5: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

1. Menambah daya kreativitas penulis. 

2. Menambah wawasan penulis tentang Asuhan Persalinan Pospartum di rumah.

Manfaat bagi pembaca :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang Asuhan Persalinan Pospartum di

rumah.

2. Pembaca dapat memahami tentang Jadwal kunjungan, Manajemen serta Postpartum Group.

2

Page 6: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

BAB II

PEMBAHASAN

ASUHAN PADA IBU POST PARTUM DIRUMAH

2.1 Definisi

Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan pada

ibu nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nifas, akan

tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat disekitaranya.

2.2 Jadwal Kunjungan Rumah 

Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan

untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani

masalah–masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan

bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan

pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan

keluarga berencana.

Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan

oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu

mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga

kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan

kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana

biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang

menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga

yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas.

Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling.

Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat

berinteraksi dalam suasana yang respek dan kekeluargaan. Tantangan yang dihadapi bidan dalam 3

Page 7: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada

pelaksanaannya bisa cukup umur, sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan untuk

menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif perawatan

bersama keluarga.

• Perencanaan Kunjungan Rumah merupakan wewenang dan tanggung jawab bidan untuk

melaksanakan kompetensi dan keterampilan memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan

setiap individu meliputi :

a. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah  

kepulangan klien ke rumah guna untuk memantau keadaan umum ibu meliputi tanda-

tanda vital ibu, observasi perdarahan dan kontraksi uterus serta memantau keadaan bayi

dan mulai mengajari ibu untuk menyusui bayinya.

b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu 

c. kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.

d. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.

• Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan. Tindakan kewaspadaan ini

dapat meliputi:

a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien

b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan keadaan disekitar

lingkungan rumah klien

c. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan

d. Beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai 

Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena

seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan

menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga

menciptakan keluarga sehat dan bahagia. 

Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya :

4

Page 8: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)

Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu

melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca

persalinan keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra

dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24

jam pasca persalinan.

Kunjungan pertama meliputi :

a. Pemberian ASI : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara eksklusif,

cara menyatukan mulut bayi dengan putting susu, merubah-rubah posisi, mengetahui

cara memeras ASI dengan tangan seperlunya, atau dengan metode-metode untuk

mencegah nyeri putting dan perawatan putting susu.

b. Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah yang semestinya,

adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu: nadi cepat dan suhu naik,

uterus tidak keras dan TFU menaik,kaji pasien apakah bisa memasase uterus dan ajari

cara memasase uterus agar uterus bisa mengeras. Periksa pembalut untuk memastikan

tidak ada darah berlebihan.

c. Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan pada pasien

mengenai involusi uterus.

d. Pembahasan tentang kelahiran : kaji perasaan ibu dan adakah pertanyaan tentang

proses tersebut.

e. Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga),

pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.

f. Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun

bayi dan rencana menghadapi keadaan darurat.

2. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)

Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca persalinan dimana ibu sudah bisa

melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.

Kunjungan kedua meliputi :

5

Page 9: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

a. Diet : bidan memberikan informasi tentang makanan yang seimbang, seperti :

Kalori

Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama post partum mencapai 750-

800 Kkal jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat

badan ibu akan menurun yang berarti jumlah kalori tambahan harus

ditingkatkan agar produksi ASI seimbang untuk bayi.

Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori seperti :daging

sapi, ayam, buah-buahan.

Protein

Selama menyusui ibu memerlukan tambahan protein diatas kebutuhan

normal yaitu 50gram/hari

Dasar ketentuannya adalah setiap 100cc ASI mengandung 1,2gram

protein, dengan demikian 830cc ASI mengandung 10gram protein.

Contoh makanan yang mengandung protein yaitu :

- Ikan salmon, telur, kentang, daging, kacang-kacangan”produk kedelai,

tahu, tempe, buncis dan lain-lain.

Makanan diatas mengandung banyak protein yang berguna untuk

penambahan berat badan bayi melalui ASI yang diminum oleh bayi.

Asam Lemak

Makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang terdapat dalam

ikan kakap dan tongkol, Asam ini diubah menjadi DHA yang dikeluarkan

melalui ASI berfungsi sebagai nutrisi pematangan sel otak bayi.

Kalsium

Banyak terdapat pada susu, keju, teri dan kacang-kacangan yang

dikeluarkan melalui ASI berfungsi membantu perkembangan tulang bayi.

Kebutuhan kalsium perhari selama masa laktasi adalan 0,5-1gram/hari

6

Page 10: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Zat Besi

Banyak terkandung pada sayur-sayuran hijau tua seperti bayam, daun ubi

kayu, daun katuk yang berfungsi untuk mencegah anemia pada ibu dimasa

menyusui dan memperlancar produksi ASI, dibutuhkan 20gram zat

besi/hari.

Asam folat

Banyak terkandung pada jeruk, alvokad, asparagus,roti gandum yang

berfungsi untuk membantu perkembangan/pertumbuhan otak bayi melalui

ASI yang diminumnya.

Vit. C

Banyak terdapat pada buah-buahan yang berwarna kuning kemerahan

seperti wortel, tomat, jeruk, mangga,sirsak, apel yang berfungsi sebagai

anti oksidan dan dapat membantu perkembangan otak bayi serta sebagai

pembantu absorbsi zat besi didalam tubuh.

Cairan dan mineral

Kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi ibu sebanyak 3 liter/hari dengan

asumsi 1 liter setiap 8jam dalam beberapa kali minum terutama setelah

selesai menyusui.

Selama menyusui ibu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak

sayuran dan buahan yang mengandung serat seperti : papaya, pisang,

bayam, kangkung dll agar ibu terhindar dari konstipasi dan berguna untuk

menambah produksi ASI ibu.

b. Kebersihan atau perawatan diri sendiri : bidan menganjurkan pasien untuk menjaga

kebersihan diri, terutama putting susu dan perineum karena sangat sering terjadi

infeksi pada bagian perineum jika hyginie ibu kurang dan terjadi lecet pada putting

sehingga bisa menyebabkan peradangan pada putting susu jika ibu tidak dapat

merawat putting susu nya dengan baik.

Berikut langkah-langkah dalam perawatan kebersihan diri ibu post partum dirumah :

7

Page 11: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

a) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, baik bayi maupun

ibu dengan tujuan agar terhindar dari resiko infeksi dan alergi kulit pada

bayi.

b) Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air

bersih, ajarkan ibu cara membersihkan nya dengan cara dibersihkan dari

vulva terlebih dahulu dari arah depan kebelakang dengan hati-hati.

c) Ajarkan ibu untuk mengganti pembalut setiap terasa penuh serta

membersihkan kembali daerah genetalia pada saat mengganti pembalut.

d) Ajarkan ibu untuk mencui tangan den gaan sabun sebelum dan sesudah

membersihkan daerah genetalia nya.

e) Jika ibu ada luka karena episiotomy maka ingatkan iu untuk tidak

menyentuh daerah luka agar tidak terjadi infeksi sekunder.

c. Senam : bidan mengajarkan senam kegel serta senam perut yang ringan tergatung

pada kondisi ibu dan tingkat diastasis. Senam ini bertujuan untuk mengembalikan

kekencangan otot-otot abdomen dan otot panggul serta membantu memperlancar

peredaran darah ibu dan lebih menyehatkan ibu selama masa nifas.

d. Kebutuhan akan istirahat : bidan menganjurkan pasien untuk cukup tidur ketika bayi

sedang tidur, meminta bantuan anggota keluarga untuk mengurus pekerjaan rumah

tangga.

e. Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues seperti : ibu tidak peduli

dengan bayinya, ibu menyendiri, terlihat seperti cemas, menangis tiba-tiba dan ibu

kehilangan nafsu makan, status emosional ibu tidak stabil, perasaan takut dan lelah.

f. Keluarga berencana : pembicaran awal tentang kembalinya masa subur dan

melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas, kebutuhan akan

pengendalian kehamilan dan penjelasan mengenai metode kontrasepsi seperti Metode

Amenorea Laktasi selama 6 bulan post partum.

g. Tanda-tanda bahaya : bidan memberitahu kapan dan bagaimana menghubungi bidan

jika ada tanda-tanda bahaya seperti : perdarahan abnormal, sakit kepala berat,

pandangan kabur, kaku kuduk, nyeri abdomen bagian bawah, pengeluaran lochea

yang abnormal, oedema pada kaki/tangan, demam, muntah serta rasa sakit saat BAK 8

Page 12: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

& BAB, payudaraa bengkak, anoreksia dalam waktu yang lama, merasa letih dan

nafas sesak, kejang. misalnya pada ibu dengan riwayat pre-eklamsi atau resiko

eklamsia memerlukan penekanan pada tanda-tanda bahaya dari pre-eklamsi atau

eklamsia.

h. Perjanjian untuk pertemuan berikutnya.

Jelaskan kepada ibu bahwa akan ada kunjungan ulang oleh bidan agar terjadi

kesepakatan antara pasien dan bidan.

3. Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)

Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca persalinan dimana untuk teknis

pemeriksaannya sama persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. 

Kunjungan ketiga meliputi :

a. Penyuluhan gizi : kecukupan diet seperti yang dianjurkan dan petunjuk untuk makan

makanan yang bergizi

Berikut tabel gizi ibu menyusui :

Zat GiziWanita Dewasa

Tidak Menyusui

Ibu menyusui

0-6 bulan 7-12 bulan

Energi 2200 +700 +500

Protein (gram) 48 +16 +12

Vitamin A (RE) 500 +350 +300

Vitamin C (mg) 60 +25 +10

Zat Besi (gram) 26 +2 +2

Yodium (µ) 150 +50 +20

Kalsium (mg) 500 +400 +400

9

Page 13: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Tabel Kebutuhan gizi Ibu Menyusui

10

Page 14: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

11

Makanan

Saat tidak

hamil dan 4

bln pertama

kehamilan

5 bln

terkhir

kehamilan

Menyusui

Susu (Sapi atau

kedelai)

600ml 1200ml 1200ml

Protein hewani :

daging matang,

ikan atau

unggas)

atau Protein

Nabati: (biji-

bijian, kacang-

kacangan,

produk susu,

produk kedelai)

1 porsi 1-2 porsi 3 porsi  atau

lebih

Telur 1 butir 1 butir 1 butir

Buah dan sayur

yang kaya Vit A

(sayuran

hijau,atau

kuning) brokoli,

kailan,

kangkung,

caisim, labu,

wortel,  tomat)

1 porsi 1 porsi 1 porsi

Buah dan

Page 15: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

b. Senam : rencana senam yang lebih kuat dan menyeluruh setelah otot abdomen kembali

normal. Jelaskan pada ibu mengenai senam nifas yang seharusnya dilakukan sejak hari

pertama post partum dimulai sejak 6-8 jam post partum ibu sudah mulai belajar

ambulasi dini dengan bergerak sedikit-sedikit telah membantu proses involusi uteri

dan memperlancar peredaran darah serta menambah kebugaran ibu serta

mengembalikan faal otot-otot uterus yang kendur pasca melahirkan.

c. Keterampilan membesarkan dan membina anak.

d. Rencana untuk asuhan selanjut nya bagi ibu

4. Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan)

Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan laktasinya.

Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu alami selama masa

nifas, seperti sakit kepala berat, kaku kuduk, pandangan kabur, nyeri abdomen,

perdarahan abnormal dan masalah lain yang ibu alami.

b) Tali pusat harus tetap kencang karena ini sangat berpengaruh terhadap infeksi dan

juga perdarahan tali pusat jika ditemukan tali pusat basah, berbau dan merah pada

pangkal pusat.

c) Perhatikan kondisi umum bayi meliputi :

Tanda-tanda vital bayi (suhu, pernafasan, nadi pada bayi), keaktifan bayi,

kepulasan bayi saat tidur, dan pastikan bahwa bayi menyusui cukup ASI sehingga

bayi tampak tenang dan sehat, BB bayi bertambah dan kulit bayi tidak terdapat

alergi.

d) Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta KB secara dini .

12

Makanan

Saat tidak

hamil dan 4

bln pertama

kehamilan

5 bln

terkhir

kehamilan

Menyusui

Susu (Sapi atau

kedelai)

600ml 1200ml 1200ml

Protein hewani :

daging matang,

ikan atau

unggas)

atau Protein

Nabati: (biji-

bijian, kacang-

kacangan,

produk susu,

produk kedelai)

1 porsi 1-2 porsi 3 porsi  atau

lebih

Telur 1 butir 1 butir 1 butir

Buah dan sayur

yang kaya Vit A

(sayuran

hijau,atau

kuning) brokoli,

kailan,

kangkung,

caisim, labu,

wortel,  tomat)

1 porsi 1 porsi 1 porsi

Buah dan

Page 16: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI :

Umur Vaksin Keterangan

Saat lahir

Hepatitis B-1

HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan

pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam

waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan

vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan

ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg

positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur

7 hari.

Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di

RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari

transmisi virus vaksin kepada bayi lain)

1 bulan Hepatitis B-2

Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1

bulan.

0-2 bulan

BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada

umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan

BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2 bulan DPT-1 DPT-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat

dipergunakan DTwp atau DTap. DPT-1 diberikan secara kombinasi

dengan Hib-1 (PRP-T)

Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1

13

Page 17: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DPT-1.

Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DPT-1

4 bulan DPT-2 DPT-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau

dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2

Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 bulan DPT-3 DPT-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3

(PRP-T).

Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak

perlu diberikan.

Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DPT-3

Hepatitis B-3

HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun

optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

9 bulan Campak-1

Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan

program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah

mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu

diberikan.

15-18 bulan

MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi

campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.

Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).

14

Page 18: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

18 bulan DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.

Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

2 tahun Hepatitis A

Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua

kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3 tahun

Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2

tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.

5 tahun DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)

Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.

6 tahun. MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang belum

mendapatkan MMR-1.

10 tahun dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan

untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.

Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

Senam nifas : bidan memberikan konseling kepada ibu bahwa senam nifas memiliki

manfaat

Penting dalam masa kepulihan ibu post partum, baik untuk mengembalikan kekencangan

oto-otot dasar panggul dan otot-otot abdomen seperti normal, kemudian diskusikan

secara lanjut mengenai gerakan-gerakan dalam senam nifas dan ketersediaan ibu untuk

melakukan senam nifas.

15

Page 19: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

KB : bidan memberikan konseling KB kepada ibu dan menjelaskan macam-macam

metode kontrasepsi seperti :

o MAL (Metode Amenorea Laktasi) dapat digunakan pada ibu yang menyusui

secara eklusif dan minimal bayi menyusui sebanyak 8 kali dalam waktu 24

jam,sebaiknya dikombinasikan dengan metode lain seperti kondom.

o Metode pantang berkala dapat diterapkan pada ibu dengan catatan ibu harus bisa

menghitung masa subur dan bidan dapat mengajarkan pada ibu cara perhitungan

masa subur secara teliti.

o Suntikan 1 bulan (cyclofem) dan suntikan 3 bulan (tryclofem)

o Pil kombinasi, pil progestin untuk ibu menyusui tidak menekan produksi ASI.

o Implant dapat digunakan oleh wanita usia reproduktif, susuk plastic yang dapat

dipakai dengan jangka waktu 3-5 tahun.

o AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) sejenis copper T dan spiral

Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah yaitu:

1. Kebersihan Diri

a. Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.

b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.

Pastikanbahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu

dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan

ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.

c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali

sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di

bawah matahari atau disetrika.

d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelaminnya.

16

Page 20: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk

menghindari menyentuh daerah luka karena biasanya pasien kurang memperhatikan

kebersihan tangan nya sehingga dapat menyebabkan resiko terjadinya infeksi sekunder.

2. Istirahat

a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

b. Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-

lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

c. Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai

hal seperti :

1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi karena tertekannya hormone prolaktin

yang memproduksi ASI akibat kurangnya rangsangan dari oksitosin yang

disebabkan oleh ibu yang kelelahan .

2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan karena

berkurangnya rangsangan dari oksitosin akibat dari ibu yang kelelahan sehingga

tidak menyusui bayinya dengan baik faktor dari kurang istirahat

3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya

sendiri karena ibu merasa lelah, mengantuk dan terjadi Perubahan psikologis pada

ibu yang berdampak pada dirinya sendiri dan bayi serta dapt terjadi post partum

blues jika hal ini tidak segera diatasi.

3. Senam Nifas

Tujuan senam nifas :1. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen,

otot-otot dasar panggul dan sebagainya yang berhubugan dengan proses persalinan.2. Membentuk sikap tubuh3. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna memberikan latihan-latihan kontraksi dan

relaksasi.

17

Page 21: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Persiapan senam nifas : matras dan ruangan yang nyaman serta terdapat banyakventilasi,dapat menggunakan music yang rileksasi.

Bidan memberikan instruksi kepada pasien dalam melakukan senam nifas seperti langkahlangkah dibawah ini :

LANGKAH-LANGKAH SENAM NIFAS

Dengan mulut tertutup, tarik dan tiupkan nafas dengan lembut, juga cukup santai serta biarkan dinding perut naik dengan tarikan nafas dan turun dengan pengeluaran nafas.

Posisi tidur lurus, kedua tangan diangkat dan diluruskan ke atas kemudian telapak tangan saling bertepuk

Relaksasikan kedua kelompok otot dengan hati-hati dan kontraksikan otot-otot pinggang bahwa untuk membuat saluran dibawahnya.

18

Page 22: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Posisi tidur, kaki ditekuk keduanya, tangan sebelah kanan diletakkan di atas perut, tarik napas lalu kepala diangkat kemudian diturunkan lagi, lakukan sampai beberapa kali.

Posisi kaki sebelah kiri ditekuk, kaki sebelah kanan dipanjangkan dan tangan sebelah kanan diangkat ke atas sambil leher diangkat sedikit keatas dilakukan smbil bergantian dengan tangan kiri.

Posisi kaki kiri dipanjangkan, kaki kanan ditekuk lalu dipanjangkan lagi, lakukan secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan

19

Page 23: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Posisi kaki dipanjangkan keduanya, kemudian kaki kiri berjauhan dengan kaki kanan dan dirapatkan lagi, dilakukan secara bergantian dengan kaki kanan.

Posisi kaki diangkat keduanya secara tegap lurus lalu ditahan sebentar lalu diturunkan lagi.

Merangkak dengan tengan tepat dibawah bahu dan lutut tepat dibawah panggul

20

Page 24: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Posisi badan terlentang kemudian badan dan tangan dibawah kepala lalu diangkat kaki lurus kedepan dilakukan sampai beberapa kali.

4. Gizi

Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari

b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang

cukup.

c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)

d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca

bersalin.

e. Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya

melalui ASInya. Vit A deberikan 1-2 jam post partum sebanyak 2 kapsul merah dengan

aturan pakai 1x1.

5. Perawatan Payudara

Perawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :

a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.

b. Mengenakan BH yang menyokong payudara.

21

Page 25: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting

susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak

lecet.

d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan

diminumkan dengan sendok.

e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:

1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.

2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut   

payudara dengan arah “Z” menuju putting.

3) Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi

lunak.

4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI

keluakan dengan tangan.

5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

6) Payudara dikeringkan.

6. Hubungan Perkawinan/ senggama

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti

dan ibudapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.  Begitu

darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan

hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda

hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu

setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.

7. Keluarga Berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil

kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin

merencanakan tentang keluarganya.

Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:

a. Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya22

Page 26: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

b. Kelebihan/ keuntungan

c. Kekurangannya

d. Efek samping

e. Bagaimana menggunakan metode ini.

f. Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.

Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu

dengannya lagi 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/

pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.

2.3 Manajemen Post Partum

1. Defenisi

Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran,

sampai 6 minggu setelah kelahiran.

2. Tujuan

Adapun tujuannya yaitu untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu

segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan dalam persalinan

dan keadaan segera setelah melahirkan agar terlaksananya asuhan segera/ rutin pada ibu post

partum,di antaranya.

3. Pengkajian/ Pengumpulan data

Didasarkan pada data subjektif daan juga Objektif. Data subjektif yaitu data yang

didapatkan langsung daari pasien atau Pasien atau keluarganya langsung yang berbicara.

Sedangkan data Objektif adalah data yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan bidan atau tenaga

kesehatan.

23

Page 27: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

a. Melakukan pengkajian dgn mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk

mengevaluasi keadaan ibu.

b. Melakukan pemeriksaan awal post partum.

c. Meninjau catatan/ record pasien.

d. Menanyakan riwayat kesehatan & keluhan ibu.

o Contoh Data Subjektif seperti anamnesa pasien menyangkut identitas pasien, keluhan

utama seperti: nyeri luka jahitan, riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu, dan riwayat

nifas yang lalu. Melakukan hetero anamnesa terhadap orang tua bayi mengenai keadaan

bayinya.

o Contoh Data Objektif seperti pemeriksaan tanda-tanda vital ibu (TD, N, S, Rr), palpasi

uterus ibu apakah sudah mengalami involusi dengan normal atau tidak, periksa

pengeluaran lochea apakan normal/tidak, pemeriksaan fisik (Head To Toe), jika perlu

periksa Hb ibu untuk memastikan bahwa tidak anemia selama masa laktasi, serta

melakukan pemeriksaan antropometri pada bayi (BB bayi), pemeriksaan fisik bayi secara

head to toe, memberikan reflex pada bayi seperti rooting reflex, suckling reflex,

swallowing reflex, babynski reflex, grasping reflex dan lain-lain

Perhatikan warna urin bayi dan kepulasan bayi saat tidur.

4. Menginterpretasikan Data.

Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah adalah diagnosa berdasarkan

interpretasi yang benar atas data yg telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu

postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu.

Contoh: Diagnosis berdasrkan data subjektif dan data objektif

Masalah berdasarkan keluhan utama seperti : nyeri luka jahitan

Kebutuhan : memberitahu ibu hasil pemeriksaan fisik, memberikan ibu konseling

perawatan perineum, memberikan ibu obat anti-nyeri serta antibiotic,

kebutuhan untuk ambulasi dini.

24

Page 28: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

5. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan

masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.

Contoh : Masalah potensial : nyeri pada luka jahitan

Diagnose : infeksi pada perineum

6. Menetapkan Tindakan Segera

Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain

sesuai dengan kondisi pasien. 

Contoh tindakan segera : - pemberian analgetik anti-piretik, antibiotika, dan vitamin.

- mengompres luka dengan NaCl + gentamisin 1amp, bersihkan hingga

bersih kemudian keringkan dan tutup dengan kassa betadin.

7. Membuat Rencana Asuhan

Yaitu dengan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari

langkah sebelumnya.

Ccontoh rencana asuhan : - ajarkan ibu cara perawatan perineum dan pencegahan infeksi

- anjurkan ibu untuk meminum obat yang diberikan

- anjurrkan ibu untuk istirahat yang cukup

- anjurkan ibu untuk ambulasi sedikit-sedikit

- anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi

- berikan ibu dukungan psikososial dengan berkomunikasi secara

Teraupetik

- bertahu ibu bidan akan melakukan kunjungan ulang masa nifas.

8.  Implementasi Asuhan :

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman daripada

rencana asuhan tadi.

Contoh Implementasi : penatalaksanaan dari asuhan yang diberikan seperti mengajarkan ibu25

Page 29: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

perawatan perineum dan cara pencegahan infeksi dll.

9. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses

manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum

efektif atau merencanakan kembali asuhan yang belum terlaksana jika masih ada.Bidan harus

melakukan evaluasi secara terus menerus selama masa nifas. 

Evaluasi secara terus menerus meliputi:

1. Meninjau ulang data

2. Mengkaji riwayat

3. Pemeriksaan fisik

Contoh Evaluasi : masalah sebagian teratasi

2.4 Post Partum Group

Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologi yang dikenal dengan post partum blues.

Dikomunitas sebainya dibentuk post partum group yaitu kelompok ibu-ibu nifas. Dalam post

partum group para ibu nifas bisa saling berkeluh kesah. Dan mendiskusikan pengalaman

melahirkan nya, perasaannya saat ini dan bagaimana cara menghadapi masa nifas. Lewat post

partum group ini maka gangguan-gangguan psikologis saat nifas diharapkan bisa diatasi.

Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya adalah

dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak

antara satu orang ibu post partum dengan ibu post partum lainnya .Kegiatan dapat dilaksanakan

di salah satu rumah ibu post partum/ posyandu dan polindes. 

Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling.tentang :

a. Kebersihan diri

Ibu nifas dianjurkan untuk :

- Menjaga kebersihan seluruh tubuh

26

Page 30: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

- Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah genetalianya dengan sabun dan air

bersih

- Menyarankan ibu mengganti pembalut setiaap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak

dalam wakti 3-4 jam supaaya ganti pembalut

- Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh

daerah genetalia nya.

- Jika pada ibu yang terdapat luka episiotomy anjurkan ibu untuk tidak sering

menyentuh luka/laserasi untuk menghindari infeksi.

b. Istirahat

- Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup mengurangi kelelahan

- Tidur siang/ istirahat selagi bayi tidur

- Kembali melakukan kegiatan rumah secara perlahan

- Mengatur kegiatan rumah sehingga dapat menyediakan waktu istirahat pada siang

hari selama 2 jam dan malaam 7-8jam.

c. Gizi

- Berikan penyuluhan mengenai makanan yang bergizi melalui sebuah poster seperti :27

Page 31: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

28

Page 32: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Sumber zat besi dan mineral sumber protein

29

Page 33: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

d. Menyusui

Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).

Pembentukan dan Persiapan ASI

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dansakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.

Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.

Posisi dan perlekatan menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)

30

Page 34: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Posisi menyusui sambil duduk yang benar Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Posisi menyusui balita pada kondisi normal

Posisi menyusui BBL yang benar diruang perawatan .

31

Page 35: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)

32

Page 36: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Langkah-langkah menyusui yang benar

Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduK

dan berbaring dengan santai.

Gambar 9. Cara meletakan bayi Gambar 10. Cara memegang payudara

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

33

Page 37: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Gambar 12. Perlekatan benar Gambar 13. Perlekatan salah

Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telahmenyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Bayi tampak tenang.2. Badan bayi menempel pada perut ibu.

3. Mulut bayi terbuka lebar.

4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.

5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.

6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

7. Puting susu tidak terasa nyeri.

8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

9. Kepala bayi agak menengadah.

34

Page 38: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)

Lama dan frekuensi menyusui

Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bilabayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

35

Page 39: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)

e. Lochea

Terdapat beberapa jenis lochea yaitu :

a) Lochia Rubra (cruenta) : lochia yang berwarna merah berisi darah segar,sisa

selaput ketuban, dan sel-sel desidua berlangsung selama 2 hari.

b) Lchea sanguinolenta : lochea yang berwarna merah kekuningan/kecoklatan berisi

darah dan lendir terjadi pada hari ke 3-5 post partum.

c) Lochea serosa : bewarna kuning tidak terdapat darah lagi ini berlangsung selama

hari ke 7 hingga 14 post partum.

d) Lochea alba : lochea yang berwarna putih terdapat pada 2 minggu post partum.

e) Lochea purulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau

busuk.

f) Lochiostatis : lochea yang tidak lancar keluarnya.

36

Page 40: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

f. Involusi Uterus

Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan, uterus setinggi

umbilicus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran

sebelum hamil.

Jika sampai 2 minggu post partum uterus belum masuk panggul, curiga ada sub

involusi. Sub involusi disebabkan oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late post partum

haemorrhage). Mengenai tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi

sebagai berikut :

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi Pusat 100 gram

Uri lahir Dua jari dibawah Pusat 750 gram

Satu minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gram

Dua minggu Tak teraba diatas symphisis 350 gram

Enam minggu Bertambah kecil 50 gram

Delapan minggu Sebesar normal 30 gram

g. Senggama/hubungan seksual

1. Hubungan seksual aman setelah darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Serta perlunya kompromi dan komunikasi dengan suami.

h. Keluarga berencana

37

Page 41: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

1. Idealnya ibu boleh hamil lagi setelah 2 tahun.

2. Pada dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi selama menyusui ekslusif atau penuh enam bulan dan ibu belum mendapatkan haid (metode amenorhe laktasi).

3. Jelaskan pada ibu berbagai macam metode kontrasepsi yang diperbolehkan selama menyusui, yang meliputi :

- Pil progestin untuk ibu menyusui

- Suntikan progestin untuk ibu menyusui

- Implant/susuk plastic

- AKDR / IUD

- Kondom

- MOP/MOW

Jelaskan mengenai : cara penggunaan, efek samping, kelebihan dan kekurangan, indikasi dan kontrasepsi, serta efektifitas dari metode yang dipilih.

Cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok pendukung postpartum :

1.  Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan hubungan baik antara bidan dan juga pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara : 

a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi

38

Page 42: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

b. Dapat memahami dirinya

c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.

2. Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga misalnya :

a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan pekerjaan  rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu, dll

b. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayinya.

c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya.

d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.

e. Memperbanyak dukungan dari suami.

f. Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.

g. Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan

h. Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu.

i. Mengganti suasana dengan bersosialisasi.

j. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.

Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan cara :

a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.

b. Tidurlah ketika bayi tidur.

c. Berolahraga ringan.

d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.

e. Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,

f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.

g. Bersikap fleksibel.

39

Page 43: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

h. Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.

i. Bergabung dengan kelompok ibu.

Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul masa nifas. Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya. 

40

Page 44: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang kami temukan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan kasus abortus yaitu:

a. Masa nifas adalah masa (kira-kira) 6 minggu) setelah kelahiran bayi (Bahiyatun, 2009).

b. Masa nifas adalah masa pemulihan alat reproduksi setelah proses persalinan (2 jam

setelah kala IV sampai 6-8 minggu kemudian).

c. Kunjungan rumah diberikan 2 minggu postpartum dan dilanjutkan minggu ke-4 sampai

ke-6. 

3.2 Saran

Untuk pembaca :

Di harapkan kritik dari pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi

Untuk penulis :

Diharapkan penulis mampu meningkatkan kreatifitas dalam pembuatan makalah ataupun karya

tulis serta dapat menarik minat pembaca.

41

Page 45: MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i

DAFTAR PUSTAKA

2. Karwati, SST, Dewi Pujianti, SST, Sri Mujiwati SKM, 2010, Asuhan Kebidanan

V, Jakarta : TIM

3. http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-pada-ibu-post-partum-di-rumah.html

4. niken meilani, S.Si,T & DKK, 2009, Kebidanan Komunitas, Yogyakarta :

Fitramaya

5. Runjati, M.Mid, 2008,Asuhan Kebidanan Komunitas, Jakarta : EGC

6. Suherni S.Pd, APP, M.Kes, Hesty Widyasih, SST, Anita Rahmawati, S.Si.T, 2009,

Perawatan Masa Nifas, Yogyakarta : Fitramaya

7. Nurul Jannah, 2011, Asuhan Kebidanan (Ibu Nifas), Jakarta : Ar-Ruz Media

8. Atikah Proverawati, SKM, MPH, Siti Asfuah, S.kep, Ns, 2009, Gizi untuk

Kebidanan, Jakarta : Nuha-Medika

42