bab ii askeb semester 3 bu rukanah
DESCRIPTION
perubahan psikologis pd masa nifasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa persalinan adalah masa yang paling dinantikan oleh seorang wanita, masa ini
adalah masa dimana seorang wanita akan melahirkan janin yang sudah dikandungnya
selam 9 bulan. Masa persalinan adalah masa yang paling penting oleh karena seorang ibu
serta tenaga kesehatan harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik termasuk
mengatasi segala perubahan yang terjadi pada ibu hamil ketika menghadapi sebuah
persalinan, ada banyak sekali perubahan-perubahan yang dapat dialami oleh seorang
wanita, perubahan tersebut antara lain adalah perubahan fisiologis dan perubahan
psikologis.
Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu bersalin itu harus dipantau, seorang ibu
bersalin biasanya membutuhkan perhatian dari orang tua dan keluarganya dalam
menghadapi persalinannya. Seorang bidan dan tenaga penolong persalinan harus dapat
memantau dan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada ibu bersalin utamanya
adalah perubahan psikologis pada setiap kala persalinan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah perubahan psikolgis dalam persalinan pada kala I ?
2. Apa sajakah perubahan psikologis dalam persalinan pada kala II ?
3. Apa sajakah perubahan psikologis dalam persalinan pada kala III ?
4. Apa sajakah perubahan psikologis dalam persalinan pada kala IV ?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan yang diperoleh dari penulisan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan psikologis dalam persalinan pada kala 1
2. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan psikologis dalam persalinan pada kala II
3. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan psikologis dalam persalinan pada kala III
4. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan psikologis dalam persalinan pada kala IV
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Psikologis pada Kala I
2.1.1 Pengertian Kala I dalam Persalinan
Sejumlah perubahan psikologisyang normal akan terjadi selama persalinan,hal
ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara
klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-
tanda,gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah
normal apa tidak pada kala I. Pada kala I ini dimulai dari his adekuat 2-3x
dalam 10 menit dan bisa dikatakan pembukaanlengkap.
2.1.2 Perubahan Psikologis
Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan,baik fisik maupun psikologis.
Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong
persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong
persalinan.
Perubahan psikologis pada kala I. Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu
dalam persalinan, terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai
berikut:
a. Perasaan tidak enak
b. Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi
c. Sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal
d. Menganggap persalinan sebagai percobaan
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya
f. Apakah bayinya normal apa tidak
g. Apakah ia sanggup merawat bayinya
h. Ibu merasa cemas
Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:
a. Pengalaman sebelumnya
b. Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)
c. Lingkungan
d. Mekanisme koping
e. Sikap terhadap kehamilan
2
f. Kesiapan emosi
g. Support sistem
h. Kultur
Kecemasan menghadapi persalinan intervensinya: kaji penyebab kecemasan,
orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau tanda vital (tekanan darah dan
nadi), ajarkan teknik2 relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa
nyeri akibat kontraksi uterus.
Kurang pengetahuan tentang proses persalinan intervensinya: kaji tingkat
pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan
persalinan yang akan dilakukan, informed consent.
Kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif) intervensinya:
berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu
mendampingi selama proses persalinan berlangsung
Adapun kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam persalinan
kala I yaitu:
1. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan
sendiri. Ketakutan tersebut berupa takut kalau bayinya akan lahir
dengan cacat jasmaniah, kepercayaan pada ketakutan-ketakutan gaib
selama secara proses reproduksi sudah sangat berkurang sebab secara
biologis, anatomis, fisiologis kesulitan-kesulitan pada peristiwa partus
bisa dijelaskan dengan alasan-alasan patologis atau sebab abnormalitas
(keluarbiasaan). Tetapi masih ada wanita yang diliputi rasa ketakutan
ketahayulan.
2. Timbulnya rasa tegang, ketakutan, kecemasan dan konflik-konflik
batin. Hal ini disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam
kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak
nyaman badan, tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan bernafas dan
macam-macam beban jasmaniah lainnya diwaktu kehamilannya.
3. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, badan selalu kegerahan, tidak
sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya jadi
terganggu. Ini disebabkan karena kepala bayi sudah memasuki panggul
dan timbulnya kontraksi-kontraksi pada rahim sehingga bayi yang
semula diharapkan dan dicintai secara psikologis selama berbulan-
bulan itu kini dirasakan sebagai beban yang amat berat.
3
4. Relasi ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga polaritas AKU-
KAMU (aku sebagai pribadi Ibu dan Kamu sebagai Bayi) menjadi
semakin jelas. Timbulah dualitas perasaan yaitu:
a. Harapan cinta kasih.
b. Impuls-impuls bermusuhan dan kebencian.
5. Sikap bermusuhan terhadap bayinya. Disebabkan derita fisik ibu yang
semakin berat sehingga muncul konflik-konflik antara keinginan
mempertahankan janinnya (demi keamanan sijanin) dan melawan
kemauan untuk membuangnya cepat-cepat. Keinginan untuk
mempertahankan janinnya merupakan ekspresi kepuasan diri yang
narsitis yang cenderung menolak kelahiran bayi. Alasan kenapa ibu
mempertahankan janinnya adalah:
a. Keinginan untuk memiliki janin yang unggul.
b. Kecemasan ibu mengenai bayinya, nanti tidak mendapatkan
jaminan keamanan, kalau sudah diluar rahim.
c. Ibu merasa belum mampu memikul tanggung jawab baru
sebagai ibu muda.
Sedangkan ibu untuk segera mengeluarkan mempunyai alasan tertentu
juga yaitu:
a. Fantasi tentang bakal bayinya yang lahir sebagai obyek kasih
saying.
b. Beban fisik oleh semakin membesarnya bayi dalam kandungan
yang cenderung untuk mengeluarkan bayinya sehingga mungkin
akan terjadi pristiwa premature.
6. Muncul ketakutan menghadapi kesakitan dan resiko bahaya melahirkan
bayinya yang merupakan hambatan-hambatan dalam proses persalinan.
7. Adanya harapan-harapan mengenai jenis kalamin bayi yang akan
dilahirkan. Banyak wanita yang mendabakan anak pertama adalah laki-
laki, sebab laki-laki adalah lambang dari hidup dan keperkasaan. Begitu
pula dengan suami dan kakeknya, sehingga hal ini dapat dijadikan
motivasi dalam proses persalinan.
Selain kondisi psikologis tersebut ada kegelisahan dan ketakutan menjelang
kelahiran bayi yaitu:
1. Takut mati
4
Walaupun peristiwa persalinan adalah fisiologis tetapi ini juga tidak
menjamin resiko-resiko dan bahaya kematian. Bahkan dalam persalinan
normalsekalipun juga disertai perdarahan dan kesakitan-kesakitan yang
hebat. Hal itulah yang menyebabkan takut mati baik dirinya maupun
bayinya. Tetapi sekarang perasaan takut mati itu juga tidak perlu
dilebih-lebihkan, karena adanya kemajuan ilmu kebidanan.
2. Trauma kelahiran
Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnnya bayi dari
rahim ibunya. Hal ini masih merupakan ketakutan hipotensi untuk
dilahirkan didunia dan takut terpisah dari ibunya. Selain itu dapat
terjadi trauma genetal yang terjadi saat melahirkan bayinya.
3. Perasaan bersalah
Dalam aktivitas reproduksinya, wanita banyak melakukan identifikasi
terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah, wanita jadi banyak
mengembangkan mekanisme rasa-rasa bersalah dan rasa berdosa
terhadap ibunya, maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak
mampu berfungsi sebagai ibu yang bahagia.
4. Ketakutan riil
Pada setiap wanita hamil ketakutan untuk melahirkan bayinya yang
diperkuat oleh sebab-sebab konkret lainnya, misalnnya:
a. Takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacat atau lahir dalam
kondisi yang patologis.
b. Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-
dosa ibu itu sendiri dimasa silam.
c. Takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh
lahirnya sang bayi.
d. Munculnya elemen kekuatan yang sangat mendalam dan tidak
disadari kalau ia akan dipishkan oleh bayinya.
e. Ketakutan kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa
kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya.
5
KARAKTERISTIK TINGKAH LAKU IBU DALAM PERSALINAN KALA 1
Tingkah
lakuLaten
Aktive
Dini Transisi
Non
Verbal
Lambat membuat
keputusan
Cemas
Ingin mulai
persalinan
Toleransi
Bersosialisasi
Berespon pada
suara
Sulit / tidak dapat
membuat keputusan
Cemas
Menunjukkan
ketergantungan
Tidak bertoleransi akan
keadaan dirinya
Sosialisasi berkurang
Sensitive suara tetapi
tidak berespon
Kecemasan jarang
Kemandirian
berkurang
Tingginya pertahanan
diri
Tidak mau sendirian
Berespon sediri
terhadap suara
Respon
terhadap
kontraksi
Nyeri dapat
berhenti
Toleransi terhadap
rangsang
Nyeri belum dapat
diidentifikasi
seperti nyeri
punggung
Aktifitas meningkat
Aktifiats berkurang
Menolak support
Implementasi control
pernafasan
Nyeri dirasa tidak
nyaman
Disorientasi
Control diri kurang
Nyeri sangat sakit
hiperventilasi
Perubahan
mata
Terbuka
Mengikuti aktivitas
lingkungan
Adanya kontak
mata saat interaksi
Mulai menutup mata saat
kontraksi
Membuka mata saat
selesai kontraksi
Kontak mata saat
interaksi lalu menutup
lagi
Menutup mata
Mungkin terbuka saat
kontraksi lalu menutup
Tidak begitu
memperhatikan
lingkungan
Kontak mata tertutup
dengan orang lain saat
kontraksi
Ekspresi Tersenyum spontan
Otot wajah rileks
Dapat
menunjukkan rasa
Senyum yang dipaksa
Otot wajah tampak
tegang
Sangat tegang
Menunjukkan nyeri
dan kesakitan yang
6
senang maupun
takut
Menunjukkan rasa sakit luar biasa
Postur
tubuh
Tubuh rileks Ekstremitas flexi dan
eksistensi tergantung
posisi
Sulit rileks/tenang
Meningkatkan fleksi
ekstremitas
Pergerakan Bergerak saat
kontraksi
Dapat mengontrol
gerakan
Pergerakan bertambah
lambat
Control pergerakan
kurang
Membutukan bantuan
untuk gerak
Pergerakan sangat
lambat
Pergerakan diantara
kontraksi
Sangat membutuhkan
bantuan untuk gerak
Verbal
Kuantita
s
Kualitas
kontens
Sangat verbal
Kalimatnya masih
lengkap
Nada suara normal
Mencari informasi
mengenai dirinya
sendiri, bayi,
lingkungan dan
proses persalinan
Saling bertukar
informasi mengenai
social
Diskusi mengenai
persalinan
terdahulu
Bicara diantara kontraksi
Kalimat terputus-putus
Diam
Idem yang faselaten
Minta pertolongan dan
bantuan
Menjawab pertanyaan
Menangis saat nyeri
Bicara untuk pesan
penting saja
Kata-kata terpisah
Berteriak
Menangis minta tolong
Memerintah
Protes pada nyeri
Mungkin minta pulang
atau menyeluruh orang
lain pergi
2.2 Perubahan Psikologis pada Kala II
2.2.1 Pengertian Kala II dalam Persalinan
Kala II Persalinan di sebut juga kala pengeluaran yang merupakan peristiwa
terpenting dalam proses persalinan karena objek yang di keluarkan adalah
objek utama yaitu bayi.
2.2.2 Perubahan Psikologis
7
a. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan
nyeri akibat kontraksi uterus yang semakin kuat dan semakin
sering,berkeringat dan mulas ini juga menyebabkan ketidaknyamanan.
b. Badan selalu kegerahan, karena saat ini metabolism ibu meningkat
denyut jantung meningkat, nadi, suhu, pernapasan meningkat ibu
berkeringat lebih banyak, akibatnya ibu merasa lelah sekali kehausan
ketika bayi sudah di lahirkan karena tenaga habis dipakai untuk
meneran.
c. Tidak sabaran, sehingga harmoni antara ibu dan janin yang
dikandungnya terganggu. Hal in`i disebabkan karena kepala janin
sudah memasuki panggul dan timbul kontraksi-kontraksi pada uterus.
Muncul rasa kesakitan dan ingin segera mengeluarkan janinnya.
d. Setiap ibu akan tiba pada tahap persalinan dengan antisipasinya dan
tujuannya sendiri serta rasa takut dan kekhawatiran. Para ibu mengeluh
bahwa bila mampu mengejan “terasa lega”. Tetapi ibu lain sangat berat
karena intensitas sensasi yang dirasakan. Efek yang dapat terjadi pada
ibu karena mengedan ,yaitu Exhaustion , ibu merasa lelah karena
tekanan untuk mengejan sangat kuat. Dua, Distress ibu merasa dirinya
distress dengan ketidaknyamanan panggul ibu karena terdesak oleh
kepala janin. Tiga, panik ibu akan panik jika janinnya tidak segera
keluar dan takut persalinannya lama.
2.3 Perubahan Psikologis pada Kala III
2.3.1 Pengertian Kala III dalam Persalinan
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban.
2.3.2 Perubahan Psikologis
a. Bahagia
Karena saat – saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu
kelahiran bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi
wanita yang sempurna (bisa melahirkan, memberikanan aku ntuk suami
dan memberikan anggota keluarga yang baru), bahagia karena bisa
melihat anaknya.
b. Cemas dan Takut8
Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan
karena persalinan di anggap sebagai suatu keadaan antara hidup dan
mati
Cemas dan takut karena pengalaman yang lalu.
Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya
c. Perasaan ingin meneran dan ingin BAB.
d. Panik/terkejut dengan apa yang dirasakan pada daerah jalan lahirnya.
e. Bingung dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap.
f. Membutuhkan pertolongan, frustasi, marah. Dalam hal ini dukungan
dari keluarga/suami saat proses mengejan sangat dibutuhkan.
g. Kepanasan, sehingga sering tidak disadari membuka sendiri kain yang
dikenakan.
h. Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar
bersalin.
i. Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah.
j. Fokus pada dirinya dari pada bayinya.
k. Lega dan puas karena diberi kesempatan untuk meneran.
Dengan adanya perubahan-perubahan psikologis tersebut, harus diberikan
rasa aman, semangat, dan menentramkan hati ibu selama persalinan
berlangsung. Dukungan tersebut dapat mengurangi ketegangan, membantu
kelancaran proses persalinan dan proses kelahiran bayi.
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan
kelahiran bayinya, ada juga yang merasa takut.
Respon/psikologi ibu dipengaruhi oleh:
a. Latar belakang budaya/culture
b. Status wanita tentang tingkat pendidikan
c. Daya adaptasi ibu
d. Personality/kepribadian
e. Jumlah paritas/jumlah anak
f. Suasana kamar bersalin
g. Body image/tanggapan ibu
h. Role mode:pengulangan orang lain yang ibu dengar
i. Support
2.4 Perubahan Psikologis pada Kala IV
9
2.4.1 Pengertian Kala IV dalam Persalinan
Sejumlah perubahan psikologisyang normal akan terjadi selama persalinan,hal
ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara
klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-
tanda,gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah
normal apa tidak pada kala IV. Pada kala ini dimulai dari lahirnya bayi dan
lahirnya plasenta selama 15-30 menit.
2.4.2 Perubahan Psikologis
a. Phase Honeymoon
Phase Honeymoon ialah Phase anak lahir dimana terjadi intimasi dan
kontak yang lama antara ibu – ayah – anak. Hal ini dapat dikatakan
sebagai “ Psikis Honeymoon “ yang tidak memerlukan hal-hal yang
romantik. Masing-masing saling memperhatikan anaknya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Ikatan kasih ( Bonding dan Attachment )
Terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-anak,
dan tetap dalam ikatan kasih, penting bagi perawat untuk memikirkan
bagaimana agar hal tersebut dapat terlaksana partisipasi suami dalam
proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk proses ikatan kasih
tersebut.
c. Phase Pada Masa Nifas
1. Phase “ Taking in “
Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin
pasif dan tergantung berlangsung 1 – 2 hari. Ibu tidak
menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan berarti tidak
memperhatikan. Dalam Phase yang diperlukan ibu adalah
informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi.
2. Phase “ Taking hold “
Phase kedua masa nifas adalah phase taking hold ibu berusaha
mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap kemampuan
mengatasi fungsi tubuhnya misalnya kelancaran buang air besar
hormon dan peran transisi. Hal-hal yang berkontribusi dengan
post partal blues adalah rasa tidak nyaman, kelelahan, kehabisan
tenaga. Dengan menangis sering dapat menurunkan tekanan.
10
Bila orang tua kurang mengerti hal ini maka akan timbul rasa
bersalah yang dapat mengakibatkan depresi. Untuk itu perlu
diadakan penyuluhan sebelumnya, untuk mengetahui bahwa itu
adalah normal.
d. Bounding Attachment
Bounding merupakan satu langkah awal untuk mengungkapkan
perasaan afeksi ( kasih sayang )sedangkan Atachmen merupakan
interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.Jadi
Bounding Atachmen adalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah
kelahiran, untuk memberikan kasih sayang yang merupakan dasar
interaksi antara keduanya secara terus menerus. Dengan kasih sayang
yang diberikan terhadap bayinya maka akan terbentuk ikatan antara
orang tua dan bayinya.
e. Respon Antara Ibu dan Bayinya Sejak Kontak Awal Hingga Tahap
Perkembangannya.
1. Touch ( sentuhan ).
Ibu memulai dengan ujung jarinya untuk memeriksa bagian
kepala dan ekstremitas bayinya. Dalam waktu singkat secara
terbuka perubahan diberikan untuk membelai tubuh. Dan
mungkin bayi akan dipeluk dilengan ibu. Gerakan dilanjutkan
sebagai gerakan lembut untuk menenangkan bayi. Bayi akan
merapat pada payudara ibu. Menggenggam satu jari atau seuntai
rambut dan terjadilah ikatan antara keduanya.
2. Eye To Eye Contact ( Kontak Mata )
Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian
dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat
terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya
sebagai factor yang penting sebagai hubungan manusia pada
umumnya. Bayi baru lahir dapat memusatkan perhatian pada
suatu obyek, satu jam setelah kelahiran pada jarak sekitar 20-25
cm, dan dapat memusatkan pandangan sebaik orang dewasa
pada usia kira-kira 4 bulan, perlu perhatian terhadap factor-
faktor yang menghambat proses. Mis ; Pemberian salep mata
dapat ditunda beberapa waktu sehingga tidak mengganggu
adanya kontak mata ibu dan bayi.
11
3. Odor ( Bau Badan )
Indra penciuman bayi sudah berkembang dengan baik dan
masih memainkan peranan dalam nalurinya untuk
mempertahankan hidup. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan
seorang bayi, detak jantung dan pola bernapasnya berubah
setiap kali hadir bau yang baru, tetapi bersamaan makin
dikenalnya bau itu sibayipun berhenti bereaksi.Pada akhir
minggu I seorang bayi dapat mengenali ibunya dari bau badan
dan air susu ibunya.Indra Penciuman bayi akan sangat kuat, jika
seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI pada waktu
tertentu.
4. Body Warm ( Kehangatan Tubuh )
Jika tidak ada komplikasi yang serius seorang ibu akan dapat
langsung meletakan bayinya diatas perut ibu, baik setalah tahap
kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong.
Kontak yang segera ini memberikan banyak manfaat baik bagi
ibu maupun sibayi kontak kulit agar bayi tetap hangat.
5. Voice ( Suara )
Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing orang
tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan
tersebut ibu merasa tenang karena merasa bayinya baik
( hidup ). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak
mengherankan bila ia dapat mendengar suara-suara dan
membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-
suara itu terhalang selama beberapa hari terhalang cairan
amniotic dari rahim yang melekat pada telinga.Banyak
Penelitian memperhatikan bahwa bayi-bayi baru lahir bukan
hanya mendengar secara pasif melainkan mendengarkan dengan
sengaja dan mereka nampaknya lebih dapat menyesuaikan diri
dengan suara-suara tertentu daripada yang lain.Contoh ; suara
detak jantung ibu.
6. Entrainment ( gaya bahasa )
BBL menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang
dewasa artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi
12
diatur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi ( komunikasi yang positip
7. Biorhytmicity ( Irama Kehidupan )
Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan dengan irama
alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas
bayi setelah adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang
tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan
penuh kasih yang secara konsisten dan dengan menggunakan
tanda bahaya untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi
social serta kesempatan untuk belajar
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan psikologis dalam persalinan dapat dibagi berdasarkan kala persalinan yaitu :
1. Kala 1
Pada kala ini perubahan psikologis yang dialami oleh ibu adalah ibu merasa cemas , khawatir dan takut
dalam menghadapi persalinannya, ditandai dengan ibu yang merasa cemas dan khawatir dalam
menantikan kelahiran bayinya, apakah bayinya dapat lahir normal atau tidak.
2. Kala II
Pada kala ini perubahan psikologis yang terjadi disertai dengan ketidaknyaman, ibu sering mengeluh
kepanasan dan merasa sakit.
3. Kala III
Pada kala ini perubahan psikologis yang terjadi ibu tetap merasa cemas dan takut dengan proses
persalinnannya namun disamping itu ibu tetap merasakan bahagia karena waktu yang dinanti-nantikan
akhirnya datang juga.
4. Kala IV
Pada kala ini perubahan psikologis yang dialami oleh seorang wanita adalah terdiri dari 3 fase :
Fase taking in
Ibu berfokus pada dirinya sendiri dan belum menginginkan ontak dengan bayinya
Fase taking hold
Ibu masih khawatir tidak dapat merawat bayinya dengan baik dan belum siap untuk merawat
bayinya
Fase letting go
Ibu sudah siap untuk merawat bayinya dengan baik
3.2 Saran
14
1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengenali perubahan-perubahan yang terjadi dalam
persalinan pada kala I, II, III, dan IV
2. Penulis Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 1991. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Esensial Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Hipokrates Motherhood, Safe.2001.
Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP Saifuddin, Abdul Bari. 2007.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal . Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan
Jakarta : EGCMoore, Hacker.2001.
Asuhan Persalinan Normal .Ed.3 (revisi).jakarta:jaringan nasional pelatihan klinik-kesehatan
reproduksi, perkumpulan obstetri ginikologi indonesia (JNPK-KR/POGI).
15