lp stroke

42
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH A. PENDAHULUAN Latar Belakang Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willis. Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena interna, yang mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan

Upload: enjistefiani

Post on 21-Dec-2015

91 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

lp

TRANSCRIPT

Page 1: LP STROKE

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100

triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak

besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. Otak

menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total

tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua

pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam

rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem

anastomosis, yaitu sirkulus Willis.

Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena

interna, yang mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan

kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan

mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis

lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke

jantung. Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter

100-400 mcmeter mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh

darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya

aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang lentikulostriata,

cabang tembus arterio talamus (talamo perforate arteries) dan cabang-cabang

paramedian arteria vertebro-basilaris mengalami perubahan-perubahan

degenaratif yang sama. Kenaikan darah yang “abrupt” atau kenaikan dalam

jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah

terutama pada pagi hari dan sore hari yang menjadi penyebab terjadinya

stroke.

Page 2: LP STROKE

Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan

perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.

Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan

otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Dengan demikian pada penderita

stroke diperlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan paripurna.

Tujuan

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada stroke diharapkan mahasiswa

mampu :

a. Mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai

stroke.

b. Mengetahui tata laksana dan asuhan keperawatan yang

diberikan.

c. Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan

paripurna kepada pasien stroke.

Page 3: LP STROKE

B. TINJAUAN TEORI

Definisi

Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan

gangguan sirkulasi serebral. Merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang

dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral,

misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular

dasar, misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan

perkembangan.

Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang bersifat:

- fokal dan atau global

- akut

- berlangsung antara 24 jam atau lebih

- disebabkan gangguan aliran darah otak

- tidak disebabkan karena tumor/infeksi

Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan

penyakit. Sesuai dengan perjalanan penyakit ,stroke dapat dibagi menjadi tiga

jenis, yaitu :

1. Serangan iskemik sepintas/ TIA ( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis

setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala

yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang

dari 24 jam

2. Progresif/ inevolution (stroke yang sedang berkembang) stroke yang terjadi

masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat

dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari

3. Stroke lengkap/completed : gangguan neurologis maksimal sejak awal

serangan dengan sedikit perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada

saat onset lebih berat, bisa kemudian membaik/menetap

Klasifikasi berdasarkan patologi:

Page 4: LP STROKE

1. Stroke hemoragi: stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah

sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi

antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa.

Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa

juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.

2. Stroke non hemoragi: Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis

serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau

di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang

menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder .

Kesadaran umummnya baik.

Etiologi

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :

1. Thrombosis Cerebral.

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga

menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan

kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang

sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan

aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan

iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam

sete;ah thrombosis.

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :

a. Atherosklerosis

Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya

kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis

atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui

mekanisme berikut :

Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran

darah.

Page 5: LP STROKE

Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.

Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan

kepingan thrombus (embolus)

Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek

dan terjadi perdarahan.

b. Hypercoagulasi pada polysitemia

Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat

melambatkan aliran darah serebral.

c. Arteritis( radang pada arteri )

2. Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan

darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di

jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut

berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa

keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :

a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)

b. Myokard infark

c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan

ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu

kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.

d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya

gumpalan-gumpalan pada endocardium.

3. Haemorhagi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang

subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi

karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak

menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat

mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang

Page 6: LP STROKE

berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga

terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.

Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :

a. Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.

b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.

c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.

d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh

darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.

e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan

dan degenerasi pembuluh darah.

4. Hypoksia Umum

a. Hipertensi yang parah.

b. Cardiac Pulmonary Arrest

c. Cardiac output turun akibat aritmia

5. Hipoksia setempat

a. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.

b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus

Faktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokan sebagai berikut ::

a. Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.

b. Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.

c. Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis

penyakit jantung lainnya.

d. Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri

dan penurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan dengan

anti koagulan )

Page 7: LP STROKE

e. Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah

arteri sebelumnya : penyakit jantung angina, TIA., suplai darah menurun

pada ektremitas.

Dari hasil data penelitian di Oxford,Inggris bahwa penduduk yang mengalami

stroke disebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut :

a. Tekanan darah tinggi tetapi tidak diketahui 50-60%

b. Iskemik Heart Attack 30%

c. TIA 24%

d. Penyakit arteri lain 23%

e. Heart Beat tidak teratur 14%

f. DM 9%

Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap

berperan dalam meningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan pada

penelitian tersebut diantaranya, adalah:

a. Merokok, memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada bukti

kaitan antara keduanya itu.

b. Latihan, orang mengatakan bahwa latihan dapat mengurangi resiko

terjadinya stroke. Namun dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang

menyatakan hal tersebut berkaitan secara langsung. Walaupun memang

latihan yang terlalu berat dapat menimbulkan MCI.

c. Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang

sama terkena serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak

daripada wanita.

d. Obesitas. Dinyatakan kegemukan menimbulkan resiko yang lebih

besar, namun tidak ada bukti secara medis yang menyatakan hal ini.

e. Riwayat keluarga.

Tanda dan Gejala

Page 8: LP STROKE

Stroke menyebabkan defisit nuurologik, bergantung pada lokasi lesi

(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak

adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa

karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.

1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)

2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”

3. Tonus otot lemah atau kaku

4. Menurun atau hilangnya rasa

5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”

6. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau

disfasia: bicara defeksif/kehilangan bicara)

7. Gangguan persepsi

8. Gangguan status mental

Faktor resiko

Yang tidak dapat dikendalikan: Umur, factor familial dan ras

Yang dapat dikendalikan: hipertensi, penyakit kardiovaskuler (penyakit arteri

koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, fibrilasi atrium,

penyakit jantung kongestif), kolesterol tinggi, obesitas, kadar hematokrit tinggi,

diabetes, kontrasepsi oral, merokok, penyalahgunaan obat, konsumsi alcohol.

Patofisiologi

1. Trombosis (penyakit trombo - oklusif) merupakan penyebab stroke yang

paling sering. Arteriosclerosis selebral dan perlambatan sirkulasi selebral

adalah penyebab utama trombosis selebral, yang adalah penyebab umum dari

stroke. Tanda-tanda trombosis selebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan

yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami pusing, perubahan kognitif

atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. Secara umum trombosis

selebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara,

hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan

paralysis berat pada beberapa jam atau hari.

Page 9: LP STROKE

Trombosis terjadi biasanya ada kaitannya dengan kerusakan local dinding

pembuluh darah akibat atrosklerosis. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak

berlemak pada pada lapisan intima arteria besar. Bagian intima arteria sereberi

menjadi tipis dan berserabut , sedangkan sel – sel ototnya menghilang. Lamina

elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian

terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak cenderung terbentuk pada

percabangan atau tempat – tempat yang melengkung. Trombi juga dikaitkan

dengan tempat – tempat khusus tersebut. Pembuluh – pembuluh darah yang

mempunyai resiko dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut :

arteria karotis interna, vertebralis bagian atas dan basilaris bawah. Hilangnya

intima akan membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit menempel pada

permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah

menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin difosfat yang

mengawali mekanisme koagulasi. Sumbat fibrinotrombosit dapat terlepas dan

membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh

arteria itu akan tersumbat dengan sempurna.

2. Embolisme : embolisme sereberi termasuk urutan kedua dari berbagai

penyebab utama stroke. Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding

dengan penderita trombosis. Kebanyakan emboli sereberi berasal dari suatu

trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah

perwujudan dari penyakit jantung. Meskipun lebih jarang terjadi, embolus

juga mungkin berasal dari plak ateromatosa sinus karotikus atau arteria karotis

interna. Setiap bagian otak dapat mengalami embolisme, tetapi embolus

biasanya embolus akan menyumbat bagian – bagian yang sempit.. tempat

yang paling sering terserang embolus sereberi adalah arteria sereberi media,

terutama bagian atas.

Page 10: LP STROKE

3. Perdarahan serebri : perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua

penyebab utama kasus GPDO (Gangguan Pembuluh Darah Otak) dan

merupakan sepersepuluh dari semua kasus penyakit ini. Perdarahan

intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri. Ekstravasasi darah

terjadi di daerah otak dan /atau subaraknoid, sehingga jaringan yang terletakdi

dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan

otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteria di sekitar perdarahan.

Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisper otak dan sirkulus wilisi.

Bekuan darah yang semula lunak menyerupai selai merah akhirnya akan larut

dan mengecil. Dipandang dari sudut histologis otak yang terletak di sekitar

tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis. Karena kerja

enzim – enzim akan terjadi proses pencairan, sehingga terbentuk suatu rongga.

Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan terganti oleh astrosit

dan kapiler – kapiler baru sehingga terbentuk jalinan di sekitar rongga tadi.

Akhirnya rongga terisi oleh serabut – serabut astroglia yang mengalami

proliferasi. Perdarahan subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya suatu

aneurisme. Kebanyakan aneurisme mengenai sirkulus wilisi. Hipertensi atau

gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan ruptur. Sering terdapat

lebih dari satu aneurisme.

Page 11: LP STROKE

PATHWAY

Makanan Merokok Hipertensi Lanjut Usia

Kolesterol dan

lemak meningkat

di pembuluh darah

Penumpuka

nikotin di

pembuluh darah

Tahanan perifer

meningkat

Elastisitas

pembuluh

darah menurun

Aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah)

Aliran darah ke otak tersumbat

Aliran darah terganggu Hipertensi/hipotensi Pembuluh darah tersumbat

Hemisfer kiri Shock (koaps sirkulasi

vaskuler)

Oklusi pembluh darah

Penurunan fungsi

motorik

Kenaikan TIK Pecah/bekuan darah

Gangguan pergerakan

tubuh

PTIK Perfusi jaringan turu

Gangguan mobilitas

fisik

Gangguan perfusi jaringan

Lobus parietalis Lobus temporalis Lobus frontalis

Page 12: LP STROKE

Sulit menyusun

kata

Rangsangan

bicara terganggu

Hambatan

gerak/lumpuh

Gangguan

Komunikasi

verbal

Kerusakan

integritas kulit

Defisit perawatan

diri

Diagnosis

Pada diagnosis penyakit serebrovaskular, maka tindakan arteriografi adalah

esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan. CT Scan kepala

dan MRI merupakan sarana diagnostik yang berharga untuk menunjukan adanya

hematoma, infark atau perdarahan. EEG dapat membantu dalam menentukan

lokasi.

Penatalaksanaan

Secepatnya pada terapeutik window (waktu dari serangan hingga mendapatkan

pengobatan maksimal)

Therapeutik window ini ada 3 konsensus:

1. Konsensus amerika : 6 jam

2. Konsensus eropa: 1,5 jam

3. Konsensus asia: 12 jam

Prinsip pengobatan pada therapeutic window:

1. Jaringan penubra ada aliran lagi sehingga jaringan penubra tidak menjadi

iskhemik.

2. Meminimalisir jaringan iskhemik yang terjadi.

Page 13: LP STROKE

Terapi umum

Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor – faktor kritis sebagai

berikut :

1. Menstabilkan tanda – tanda vital

a. memepertahankan saluran nafas (sering melakukan penghisapan

yang dalam , O2, trakeotomi, pasang alat bantu pernafasan bila

batang otak terkena)

b. kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing – masing

individu ; termasuk usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun

hipertensi.

2. Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung

3. Merawat kandung kemih. Sedapat mungkin jangan memasang kateter

tinggal; cara ini telah diganti dengan kateterisasi “keluar – masuk” setiap 4

sampai 6 jam.

4. Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin :

a. penderita harus dibalik setiap jam dan latihangerakan pasif setiap 2

jam

b. dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif

penuh sebanyak 50 kali per hari; tindakan ini perlu untuk

mencegah tekanan pada daerah tertentu dan untuk mencegah

kontraktur (terutama pada bahu, siku dan mata kaki)

Terapi khusus

Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi

dan neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin, low

heparin, tPA.

1. Pentoxifilin

Mempunyai 3 cara kerja:

Sebagai anti agregasi → menghancurkan thrombus

Meningkatkan deformalitas eritrosit

Memperbaiki sirkulasi intraselebral

2. Neuroprotektan

Page 14: LP STROKE

- Piracetam: menstabilkan membrane sel neuron, ex: neotropil

Cara kerja dengan menaikkan cAMP ATP dan meningkatkan sintesis

glikogen

- Nimodipin: gol. Ca blocker yang merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel,

ex.nimotup

Cara kerja dengan merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel dan

memperbaiki perfusi jaringan otak

- Citicholin: mencegah kerusakan sel otak, ex. Nicholin

Cara kerja dengan menurunkan free faty acid, menurunkan generasi

radikal bebas dan biosintesa lesitin

- Ekstrax gingkobiloba, ex ginkan

Pengobatan konservatif

Pada percobaan vasodilator mampu meningkatkan aliran darah otak (ADO),

tetapi belum terbukti demikian pada tubuh manusia. Dilator yang efektif untuk

pembuluh di tempat lain ternyata sedikit sekali efeknya bahkan tidak ada efek

sama sekali pada pembuluh darah serebral, terutama bila diberikan secara oral

(asam nikotinat, tolazolin, papaverin dan sebagainya), berdasarkan uji klinis

ternyata pengobatan berikut ini masih berguna : histamin, aminofilin,

asetazolamid, papaverin intraarteri.

Pembedahan

Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darah otak.

Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit

seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini

dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol

ventilasi yang baik dapat dipertahankan.

Page 15: LP STROKE

Asuhan Keperawatan

Pengkajian:

1. Perubahan pada tingkat kesadaran atau responivitas yang dibuktikan dengan

gerakan, menolak terhadap perubahan posisi dan respon terhadap stimulasi,

berorientasi terhadap waktu, tempat dan orang

2. Ada atau tidaknya gerakan volunteer atau involunter ekstremitas, tonus otot,

postur tubuh, dan posisi kepala.

3. kekakuan atau flaksiditas leher.

4. Pembukaan mata, ukuran pupil komparatif, dan reaksi pupil terhadap cahaya

dan posisi okular.

5. Warna wajah dan ekstremitas, suhu dan kelembaban kulit.

6. Kualitas dan frekuensi nadi, pernapasan, gas darah arteri sesuai indikasi, suhu

tubuh dan tekanan arteri.

7. kemampuan untuk bicara

8. Volume cairan yang diminum dan volume urin yang dikeluarkan setiap 24

jam.

Diagnosa yang mungkin muncul:

1. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kontrol

2. perfusi jaringanm tidak efektif berhubungan dengan perdarahan otak. Oedem

otak

3. Kurang perawatan diri b.d kelemahan fisik

4. Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan otak

5. Resiko kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik

6. Resiko infeksi b.d penurunan pertahanan primer

Page 16: LP STROKE

Rencana Keperawatan

No

Diagnosa Tujuan/KH Intervensi Rasional

1. Kerusakan mobilitas fisik b.d penuruna n kekuatan otot

Ambulasi/ROM normal dipertahankanKH:o Sendi tidak

kakuo Tidak terjadi

atropi otot

1. Terapi latihanMobilitas sendio Jelaskan pada

klien&kelg tujuan latihan pergerakan sendi.

o Monitor lokasi&ketidaknyamanan selama latihan

o Gunakan pakaian yang longgar

o Kaji kemampuan klien terhadap pergerakan

o Encourage ROM aktifo Ajarkan ROM

aktif/pasif pada klien/kelg.

o Ubah posisi klien tiap 2 jam.

o Kaji perkembangan/kemajuan latihan

2. Self care Assistanceo Monitor kemandirian

klieno bantu perawatan diri

klien dalam hal: makan,mandi, toileting.

o Ajarkan keluarga dalam pemenuhan perawatan diri klien.

Pergerakan aktif/pasif bertujuan untuk mempertahankan fleksibilitas sendi

Ketidakmampuan fisik dan psikologis klien dapat menurunkan perawatan diri sehari-hari dan dapat terpenuhi dengan bantuan agar kebersihan diri klien dapat terjaga

2. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b.d perdarahan otak, oedem

o NOC: perfusi jaringan cerebral. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam perfusi jaringan

Perawatan sirkulasiPeningkatan perfusi jaringan otak

Aktifitas :1. Monitor status

neurologik2. monitor status respitasi3. monitor bunyi jantung4. letakkan kepala dengan

1.mengetahui kecenderungan tk kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan mengetahui lokasi. Luas dan kemajuan kerusakan SSP

2.Ketidakteraturan pernapasan dapat memberikan gambaran lokasi kerusakan/peningkatan TIK

3.Bradikardi dapat terjadi

Page 17: LP STROKE

adekuat dengan indikator :

o Perfusi jaringan yang adekuat didasarkan pada tekanan nadi perifer, kehangatan kulit, urine output yang adekuat dan tidak ada gangguan pada respirasi

posisi agak ditinggikan dan dalam posisi netral

5. kelola obat sesuai order6. berikan Oksigen sesuai

indikasi

sebagai akibat adanya kerusakan otak.

4.Menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase & meningkatkan sirkulasi

5.Pencegahan/pengobatan penurunan TIK

6.Menurunkan hipoksia

3. Resiko infeksi b.d penurunan pertahan primer

Pasien tidak mengalami infeksiKH:o Klien bebas

dari tanda-tanda infeksi

o Klien mampu menjelaskan tanda&gejala infeksi

1. Mengobservasi&melaporkan tanda&gejal infeksi, spt kemerahan, hangat, rabas dan peningkatan suhu badan

2. mengkaji suhu klien netropeni setiap 4 jam, melaporkan jika temperature lebih dari 380C

3. Menggunakan thermometer elektronik atau merkuri untuk mengkaji suhu

4. Catat7laporkan nilai laboratorium

5. kaji warna kulit, kelembaban kulit, tekstur dan turgor lakukan dokumentasi yang tepat pada setiap perubahan

6. Dukung untuk konsumsi diet seimbang, penekanan pada protein untuk pembentukan system imun

1. Onset infeksi dengan system imun diaktivasi&tanda infeksi muncul

2. Klien dengan netropeni tidak memproduksi cukup respon inflamasi karena itu panas biasanya tanda&sering merupakan satu-satunya tanda

3. Nilai suhu memiliki konsekuensi yang penting terhadap pengobatan yang tepat

4. Nilai lab berkorelasi dgn riwayat klien&pemeriksaan fisik utk memberikan pandangan menyeluruh

5. Dapat mencegah kerusakan kulit, kulit yang utuh merupakan pertahanan pertama terhadap mikroorganisme

6. Fungsi imun dipengaruhi oleh intake protein

4. Defisit perawata

Klien dapat memenuhi

1. Observasi kemampuan klien untuk mandi,

1. Dengan menggunakan intervensi langsung dapat

Page 18: LP STROKE

n diri b.d kelemahan fisik

kebutuhan perawatan diriKH:-Klien terbebas dari bau, dapat makan sendiri, dan berpakaian sendiri

berpakaian dan makan.2. Bantu klien dalam posisi

duduk, yakinkan kepala dan bahu tegak selama makan dan 1 jam setelah makan

3. Hindari kelelahan sebelum makan, mandi dan berpakaian

4. Dorong klien untuk tetap makan sedikit tapi sering

menentukan intervensi yang tepat untuk klien

2. Posisi duduk membantu proses menelan dan mencegah aspirasi

3. Konservasi energi meningkatkan toleransi aktivitas dan peningkatan kemampuan perawatan diri

4. Untuk meningkatkan nafsu makan

5. Resiko kerusakan intagritas kulit b.d faktor mekanik

NOC: mempertahankan integritas kulitSetelah dilakukan perawatan 5 x 24 jam integritas kulit tetap adekuat dengan indikator :Tidak terjadi kerusakan kulit ditandai dengan tidak adanya kemerahan, luka dekubitus

NIC: Berikan manajemen tekanan1. Lakukan penggantian

alat tenun setiap hari dan tempatkan kasur yang sesuai

2. Monitor kulit adanya area kemerahan/pecah2

3. monitor area yang tertekan

4. berikan masage pada punggung/daerah yang tertekan serta berikan pelembab pad area yang pecah2

5. monitor status nutrisi

1. Meningkatkan kenyamanan dan mengurangi resiko gatal2.

2. Menandakan gejala awal lajutan kerusakan integritas kulit

3. Area yang tertekan biasanya sirkulasinya kurang optimal shg menjadi pencetus lecet

4. Memperlancar sirkulasi5. Status nutrisi baik dapat

membantu mencegah keruakan integritas kulit.

6 Kurang pengetahuan b.d kurang mengakses informasi kesehatan

Pengetahuan klien meningkatKH:-Klien & keluarga memahami tentang penyakit Stroke, perawatan dan pengobatan

1. Mengkaji kesiapan&kemampuan klien untuk belajar

2. Mengkaji pengetahuan&ketrampilan klien sebelumnya tentang penyakit&pengaruhnya terhadap keinginan belajar

3. Berikan materi yang paling penting pada klien

4. Mengidentifikasi sumber dukungan utama&perhatikan kemampuan klien untuk belajar & mendukung

Proses belajar tergantung pada situasi tertentu, interaksi social, nilai budaya dan lingkunganInformasi baru diserap meallui asumsi dan fakta sebelumnya dan bias mempengaruhi proses transformasiInformasi akan lebih mengena apabila dijelaskan dari konsep yang sederhana ke yang komplekDukungan keluarga diperlukan untuk mendukung perubahan perilaku

Page 19: LP STROKE

perubahan perilaku yang diperlukan

5. Mengkaji keinginan keluarga untuk mendukung perubahan perilaku klien

6. Evaluasi hasi pembelajarn klie lewat demonstrasi&menyebautkan kembali materi yang diajarkan

Page 20: LP STROKE

Daftar Pustaka

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta.

Corwin, 2000, Hand Book Of Pathofisiologi, EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta.

Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP dr.Sardjito, 2004, Kuliah ilmu

penyakit dalam PSIK – UGM, Yogyakarta.

Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FK-UI, Jakarta.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork.

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

Wilkinson, Judith, 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta.

Page 21: LP STROKE

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE

RUANG DAHLIA

RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARDJO

PURWOKERTO

Disusun Oleh:GIRI KARYONO

PROGRAM PROFESI NERSJURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO2009

Page 22: LP STROKE

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PENDAHULUAN

Nama : Popri Sri Istantiningsih, S. Kep

NIM : G1B02070017

Ruang : Mawar RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

No Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai Bobot x Nilai1 2 3 4

1 Latar belakang 52 Pengertian 53 Etiologi 54 Patofisiologi 105 Tanda gejala 56 Pemeriksaan penunjang 57 Pathway 208 Pengkajian 59 Diagnosa keperawatan 510 Fokus intervensi 1011 Daftar pustaka 512 Responsi 20

Jumlah 100

Nilai = Jumlah Nilai x Bobot = ……….. 4

Nilai : Purwokerto, 2008

Penilai,

_____________________

Page 23: LP STROKE

FORMAT PENILAIAN PRE & POST CONFERENCE

Nama : Popri Sri Istantiningsih, S. Kep

NIM : G1B02070017

Ruang : Mawar RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

No Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai Bobot x Nilai1 2 3 4

1 Persiapan conference 52 Mengidentifikasi masalah /

mengungkapkan issue untuk diskusi kelompok

15

3 Menberi ide selama conference

20

4 Mensintesa pengetahuan dan memakainya dalam pemecahan masalah

20

5 Menerima ide orang lain 106 Mengontrol emosi sendiri 107 Memperlihatkan perhatian

dalam group dan kerjasama dalam pencapaian kelompok

20

Jumlah 100

Nilai = Jumlah Nilai x Bobot = ……….. 4

Nilai : Purwokerto, 2008

Penilai,

____________________

Page 24: LP STROKE

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Nama : Popri Sri Istantiningsih, S. Kep

NIM : G1B02070017

Ruang : Mawar RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

No Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai Bobot x Nilai1 2 3 4

1 Kedisiplinan 52 Inisiatif 53 Tanggung jawab 54 Kepemimpinanan 105 Kerjasama 56 Respek 5

Jumlah 100

Nilai = Jumlah Nilai x Bobot = ……….. 4

Nilai : Purwokerto, 2008

Penilai,

_______________________

Page 25: LP STROKE

FORMAT PENILAIAN LAPORAN ASKEP

Nama : Popri Sri Istantingsih, S. Kep

NIM : G1B02070017

Ruang : Mawar RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

No Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai Bobot x Nilai1 2 3 4

A PENGKAJIAN 100 %1. Ketepatan penggunaan alat pengkajian 302. Ketrampilan pengambilan data 303. Validitas data 204. Kelengkapan data kajian (data fokus) 20

B PERUMUSAN DIAGNOSA 100 %1. Ketepatan pengelompokkan data 252. Ketepatan menganalisa data 503. Ketepatan rumusan diagnosa keperawatan 25

C PERENCANAAN 100 %1. Ketepatan penyusunan prioritas diagnosa 252. Ketepatan tujuan dan criteria hasil 353. Relevansi rencana dengan diagnosa

keperawatan40

D PELAKSANAAN 100 %1. Kemampuan mengelola tindakan 352. Kemampuan kolaborasi dengan tim kesehatan 203. Kemampuan melibatkan klien dan keluarga 204. Mendokumentasikan dengan benar 25

E EVALUASI 100 %1. Kualitas isi perkembangan klien :

a. Subjektif, objektif sesuai criteria hasil b. Ketajaman analisa datac. Tindak lanjut dan modifikas

202515

2. Validitas proses evaluasi 203. Penampilan klien setelah dirawat 20

Nilai = Jumlah Nilai x Bobot = ……….. 4

Nilai : Purwokerto, 2008

Penilai

Page 26: LP STROKE