lp stroke non hemorragic

Upload: ratna-zakia-hasmy

Post on 02-Jun-2018

283 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    1/16

    LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK

    A. DEFINISI

    Strokeatau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh

    berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

    Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat

    pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui system suplai arteri otak (Sylvia A Price,

    2006)

    Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat

    berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung

    menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik

    (Arif Mansjoer, 2000) Stroke non hemoragikmerupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis

    serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan

    tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya

    dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008).

    B. KLASIFIKASI

    Secara non hemoragik, stroke dapat dibagi berdasarkan manifestasi klinik dan proses patologik

    (kausal):1. Berdasarkan manifestasi klinis

    a. Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)

    Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam

    waktu 24 jam.

    b. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)

    Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi tidak

    lebih dari seminggu.

    c. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)

    Gejala neurologik makin lama makin berat.

    d. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)

    Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi.

    2. Berdasarkan kausal

    a. Stroke Trombotik

    Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh darah di otak.

    Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil.

    Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh

    terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    2/16

    tingginya kadar kolesterol jahat atauLow Density Lipoprotein(LDL). Sedangkan pada

    pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil

    terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.

    b. Stroke Emboli/Non Trombotik

    Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas.

    Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri

    oksigen dan nutrisi ke otak.

    C. ETIOLOGI

    Pada tingkatan makroskopik, stroke non hemoragik paling sering disebabkan oleh

    emboli ektrakranial atau trombosis intrakranial. Selain itu, stroke non hemoragik juga dapat

    diakibatkan oleh penurunan aliran serebral. Pada tingkatan seluler, setiap proses yangmengganggu aliran darah menuju otak menyebabkan timbulnya kaskade iskemik yang

    berujung pada terjadinya kematian neuron dan infark serebri.

    1. Emboli

    a. Embolus yang dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis, dapat berasal dari plaque

    athersclerotiqueyang berulserasi atau dari trombus yang melekat pada intima arteri akibat

    trauma tumpul pada daerah leher.

    b. Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada:

    1) Penyakit jantung dengan shunt yang menghubungkan bagian kanan dan bagian kiri atriumatau ventrikel.

    2) Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan gangguan pada katup

    mitralis.

    3) Fibrilasi atrium

    4) Infarksio kordis akut

    5) Embolus yang berasal dari vena pulmonalis

    6) Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endrokardial, jantung miksomatosus sistemik

    c. Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai:1) Embolia septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis

    2) Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru.

    3) Embolisasi lemak dan udara atau gas N (seperti penyakit caisson).

    Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial, ataupun dari right-sided

    circulation(emboli paradoksikal). Penyebab terjadinya emboli kardiogenik adalah trombi

    valvular seperti pada mitral stenosis, endokarditis, katup buatan), trombi mural (seperti infark

    miokard, atrial fibrilasi, kardiomiopati, gagal jantung kongestif) dan atrial miksoma.

    Sebanyak 2-3 persen stroke emboli diakibatkan oleh infark miokard dan 85 persen di

    antaranya terjadi pada bulan pertama setelah terjadinya infark miokard.

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    3/16

    2. Thrombosis

    Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar (termasuk

    sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan sirkulus

    posterior). Tempat terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik percabangan arteri

    serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis interna. Adanya stenosis arteri

    dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran darah (sehingga meningkatkan resiko

    pembentukan trombus aterosklerosis (ulserasi plak), dan perlengketan platelet.

    Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisetemia, anemia sickle sel, defisiensi

    protein C, displasia fibromuskular dari arteri serebral, dan vasokonstriksi yang

    berkepanjangan akibat gangguan migren. Setiap proses yang menyebabkan diseksi arteri

    serebral juga dapat menyebabkan terjadinya stroke trombotik (contohnya trauma, diseksi

    aorta thorasik, arteritis).

    D. ANATOMI PEMBULUH DARAH OTAK

    Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang dikenal sebagai

    sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah. Semua orang memiliki jumlah neuron yang

    sama sekitar 100 miliar, tetapi koneksi di antara berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang

    dewasa, otak membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi

    mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di dalam darah arterial.

    Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar 15% daridarah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar berfungsi normal. Otak mendapat darah

    dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis interna yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan

    kiri), yang menyalurkan darah ke bagian depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum

    anterior. Yang kedua adalah vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak

    disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior

    bertemu dengan sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu sirkulus willisi.

    Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masing-masing fungsi. Fungsi-fungsi dari otak

    adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat sensibilitas, sebagai area

    broca atau pusat bicara motorik, sebagai area wernicke atau pusat bicara sensoris, sebagai area

    visuosensoris, dan otak kecil yang berfungsi sebagai pusat koordinasi serta batang otak yang

    merupakan tempat jalan serabutserabut saraf ke target organ

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    4/16

    Gambar. Sel gilia pada otak

    Gambar. Pembuluh darah di otak

    http://3.bp.blogspot.com/-nV3p-gdfIoo/UtmqoZ9DL1I/AAAAAAAABJQ/Dd1MSsgUbMo/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE++NON+HEMORAGIK.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-QpvBF4y-2UU/UtmqojogjRI/AAAAAAAABJI/uOvhhoFLYgM/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE+NON+HEMORAGIK.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-nV3p-gdfIoo/UtmqoZ9DL1I/AAAAAAAABJQ/Dd1MSsgUbMo/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE++NON+HEMORAGIK.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-QpvBF4y-2UU/UtmqojogjRI/AAAAAAAABJI/uOvhhoFLYgM/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE+NON+HEMORAGIK.jpg
  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    5/16

    Gambar. Bagian otak dan fungsi otak

    Jika terjadi kerusakan gangguan otak maka akan mengakibatkan kelumpuhan pada anggota gerak,

    gangguan bicara, serta gangguan dalam pengaturan nafas dan tekanan darah. Gejala di atas

    biasanya terjadi karena adanya serangan stroke.

    E. PATOFISIOLOGI

    Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya

    dengan aterosklerosis dan arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-

    macam manifestasi klinis dengan cara:1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran darah.

    2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan perdarahan aterm.

    3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.

    4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi lebih tipis

    sehingga dapat dengan mudah robek.

    Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:

    1. Keadaan pembuluh darah.

    2. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat, aliran darah ke otak

    menjadi lebih lambat, anemia berat, oksigenasi ke otak menjadi menurun.

    3. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi otak yaitu kemampuan

    intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah otak tetap konstan

    walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.

    4. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena

    lepasnya embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak.

    Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal ( thrombus, emboli, perdarahan

    danspasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan

    http://3.bp.blogspot.com/-94Tiimejk2I/UtmqoF8FopI/AAAAAAAABJE/ay7dtfwjqwA/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN++STROKE+NON+HEMORAGIK.jpg
  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    6/16

    jantung).Arterosklerosissering/cenderung sebagai faktor penting terhadap

    otak. Thrombus dapat berasal dariflak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area

    yangstenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusipada pembuluh

    darahserebral oleh embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan

    hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan

    kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Anoksia serebral dapat

    reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10

    menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi, salah

    satunya cardiac arrest.

    Pathway

    http://4.bp.blogspot.com/-e7kHOvmVt6E/Utmp1jDScZI/AAAAAAAABI0/iyTQDJ7dXr4/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE++NON+HEMORAGIK.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-sq_aZkysGv8/UtmpzA3A2NI/AAAAAAAABIs/3i9b4YBrcFU/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE+NON++HEMORAGIK.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-e7kHOvmVt6E/Utmp1jDScZI/AAAAAAAABI0/iyTQDJ7dXr4/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE++NON+HEMORAGIK.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-sq_aZkysGv8/UtmpzA3A2NI/AAAAAAAABIs/3i9b4YBrcFU/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE+NON++HEMORAGIK.jpg
  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    7/16

    F. MANIFESTASI KLINIS

    Tanda dan gejala dari stroke adalah (Baughman, C Diane.dkk,2000):

    1. Kehilangan motorik

    Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)

    dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia

    2. Kehilangan komunikasi

    Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara)

    atau afasia (kehilangan berbicara).

    3. Gangguan persepsi

    http://4.bp.blogspot.com/-l2O6Vx-9820/UtngWgilWMI/AAAAAAAABJk/t4s3E1DgW4k/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE++NON++HEMORAGIK.png
  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    8/16

    Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan penglihatan perifer

    dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan kehilangan sensori.

    4. Kerusakan fungsi kognitifparestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).

    5. Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius

    peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral),Inkontinensia

    urinarius dan defekasiyang berlanjut (dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).

    Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena:

    1. Penngaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah

    2. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan

    penglihatan

    3.

    Pengaruh terhadap komunikasi, bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:

    Hemisfer kiri Hemisfer kanan

    Mengalami hemiparese kanan

    Perilaku lambat dan hati-hati

    Kelainan lapan pandang kanan

    Disfagia global

    Afasia

    Mudah frustasi

    Hemiparese sebelah kiri tubuh

    Penilaian buruk

    Mempunyai kerentanan terhadap sisi

    kontralateral sehingga memungkinkan

    terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut

    G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Angiografi serebral

    Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.

    2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi, melokalisasi,

    dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT).

    3. CT scan

    Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya

    jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.

    4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)

    Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya perdarahan

    otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.

    5. EEG

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang

    infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan otak.

    6. Pemeriksaan laboratorium

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    9/16

    a. Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,

    sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu

    hari-hari pertama.

    b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)

    c. Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.

    d. gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-rangsur turun

    kembali.

    e. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.

    H. KOMPLIKASI

    Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi, komplikasi

    ini dapat dikelompokan berdasarkan:1. Berhubungan dengan immobilisasiinfeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,

    konstipasi dan thromboflebitis.

    2. Berhubungan dengan paralisis nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,

    deformitas dan terjatuh

    3. Berhubungan dengan kerusakan otak epilepsi dan sakit kepala.

    4. Hidrocephalus

    Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol respon

    pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.

    I. PENATALAKSANAAN

    Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan melakukan

    tindakan sebagai berikut:

    Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering,

    oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.

    Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk usaha memperbaiki

    hipotensi dan hipertensi.

    Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.

    Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus

    dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.

    Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK

    Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,

    Pengobatan Konservatif

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    10/16

    a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya:

    pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.

    b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.

    c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan

    agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.

    d. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya trombosis atau

    emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.

    Pengobatan Pembedahan

    Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral:

    a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri

    karotis di leher.

    b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakanoleh pasien TIA.

    c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut

    d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma

    ASUHAN KEPERAWATAN

    A. PENGKAJIAN

    1. Identitas klienMeliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,

    pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.

    2. Keluhan utama

    Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat

    berkomunikasi.

    3. Riwayat penyakit sekarang

    Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan

    aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar,

    disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

    4. Riwayat penyakit dahulu

    Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala,

    kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-

    obat adiktif, kegemukan.

    5. Riwayat penyakit keluarga

    Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.

    Pengkajian Fokus:

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    11/16

    a. Aktivitas/istirahat:

    Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis,

    hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.

    b. Sirkulasi

    Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia. Dan hipertensi

    arterial.

    c. Integritas Ego.

    Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri.

    d. Eliminasi

    Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi kandung

    kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.

    e.

    Makanan/caitan :Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysfagia

    f. Neuro Sensori

    Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial. Kelemahan dengan

    berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang menyempit.

    Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-

    kadang pada sisi yang sama di muka.

    g. Nyaman/nyeri

    Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/mukah. Respirasi

    Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara nafas, whezing, ronchi.

    i. Keamanan

    Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury. Perubahan persepsi dan orientasi

    Tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi. Tidak mampu

    mengambil keputusan.

    j. Interaksi social

    Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak

    terhambat

    2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak

    3. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan

    neurovaskuler

    4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler

    5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    12/16

    6. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran

    7. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaranPola nafas tidak efektif berhubungan

    dengan penurunan kesadaran.

    http://1.bp.blogspot.com/-pr4PYaamNEU/UtmqNgZI-FI/AAAAAAAABI8/BovMdJhulQ8/s1600/LAPORAN++PENDAHULUAN+STROKE+NON+HEMORAGIK.jpg
  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    13/16

    C. RENCANA KEPERAWATAN

    No Diagnosa Keperawatan Tujuan

    1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan

    serebral b.d aliran darah ke otak

    terhambat.

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan

    diharapkan suplai aliran darah keotak lancar

    dengan kriteria hasil:

    Nyeri kepala / vertigo berkurang sampai de-

    ngan hilang

    Berfungsinya saraf dengan baik

    Tanda-tanda vital stabil

    Monitorang n

    Monitor ukura Monitor tingk

    Monitir tanda-

    Monitor keluh

    Monitor respo

    Hindari aktivit

    Observasi kon

    Terapi oksige

    Bersihkan jala Pertahankan ja

    Berikan oksig

    Monitor aliran

    Beri penjelasa

    oksigen

    Observasi tan

    Monitor respo

    Anjurkan klie

    dan tidur

    2 Kerusakan komunikasi verbal b.d

    penurunan sirkulasi ke otak

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan,

    diharapkan klien mampu untuk berkomunikasi

    lagi dengan kriteria hasil:

    dapat menjawab pertanyaan yang diajukan

    perawat

    dapat mengerti dan memahami pesan-pesan

    melalui gambar

    dapat mengekspresikan perasaannya secara

    verbal maupun nonverbal

    Libatkan kelu

    informasi dari

    Dengarkan set

    Gunakan kata-

    dengan klien

    Dorong klien

    Berikan araha

    dengan klien

    Programkan s

    Lakukan spee

    3 Defisit perawatan diri; mandi,berpakaian,

    makan,

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan,

    diharapkan kebutuhan mandiri klien

    terpenuhi, dengan kriteria hasil:

    Klien dapat makan dengan bantuan orang lain

    / mandiri

    Klien dapat mandi de-ngan bantuan orang

    lain

    Klien dapat memakai pakaian dengan

    bantuan orang lain / mandiriKlien dapat toileting dengan bantuan alat

    Kaji kamamp

    Pantau kebutu

    mandi, berpak

    Berikan bantu

    mandiri

    Berikan duku

    normal sesuai

    Libatkan kelu

    perawatan diri

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    14/16

    4 Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan

    neurovas-kuler

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama, diharapkan klien dapat melakukan

    pergerakan fisik dengan kriteria hasil :

    Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop

    Pasien berpartisipasi dalam program latihan

    Pasien mencapai keseimbangan saat duduk

    Pasien mampu menggunakan sisi tubuh yang

    tidak sakit untuk kompensasi hilangnya fungsi

    pada sisi yang parese/plegi

    Ajarkan klien

    ekstrimitas ya

    Ajarkan renta

    plegi dalam tol

    Topang ekstri

    mangurangi be

    Ajarkan ambu

    Motivasi klien

    disarankan

    Libatkan kelu

    5 Resiko kerusakan integritas kulit b.d

    immobilisasi fisik

    Setelah dilakukan tindakan perawatan selama,

    diharapkan pasien mampu mengetahui dan

    mengontrol resiko dengan kriteria hasil :

    Klien mampu menge-nali tanda dan gejala

    adanya resiko luka tekan

    Klien mampu berpartisi-pasi dalam

    pencegahan resiko luka tekan (masase

    sederhana, alih ba-ring, manajemen nutrisi,

    manajemen tekanan).

    Beri penjelasa

    tanda dan gejal

    terjadi luka tek

    Berikan masas

    Ciptakan ling

    Gunakan lotio

    Lakukan mas Anjurkan klie

    Jangan masas

    kapiler

    Evaluasi resp

    Lakukan alih

    Ubah posisi k

    Pertahankan t

    kekuatan geser

    Batasi posisi s

    Observasi are

    skrotum, siku,

    Berikan manaj

    Kolaborasi de

    Monitor intak

    Tingkatkan m

    ke-seimbanga

    Berikan manaj

    Monitor kulit

    Beri pelemba

    Jaga sprei dal Monitor aktiv

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    15/16

    Beri bedak at

    6 Resiko Aspirasi berhubungan dengan

    penurunan tingkat kesadaran

    Setelah dilakukan tindakan perawatan,

    diharapkan tidak terjadi aspirasi pada pasien

    dengan kriteria hasil :

    Dapat bernafas dengan mudah,frekuensi

    pernafasan normal

    Mampu menelan,mengunyah tanpa terjadi

    aspirasi

    Aspiration Co

    Monitor tingk

    menelanPelihara jalan

    Lakukan sacti

    Haluskan ma

    Haluskan oba

    7 Resiko Injuri berhubungan dengan

    penurunan tingkat kesadaran

    Setelah dilakukan tindakan perawatan,

    diharapkan tidak terjadi trauma pada pasien

    dengan kriteria hasil:

    bebas dari cedera

    mampu menjelaskan factor resiko dari

    lingkungan dan cara untuk mencegah cedera

    menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

    Risk Control I

    menyediakanmemberikan i

    memberikan p

    menganjurkan

    8 Pola nafas tidak efektif berhubungan

    dengan penurunan kesadaran

    Setelah dilakukan tindakan perawatan,

    diharapkan pola nafas pasien efektif dengan

    kriteria hasil :

    - Menujukkan jalan nafas paten ( tidak merasa

    tercekik, irama nafas normal, frekuensi nafas

    normal,tidak ada suara nafas tambahan

    - Tanda-tanda vital dalam batas normal

    Respiratori Sta

    Pertahankan j

    Observasi tan

    Berikan terapi

    Dengarkan ad

    Monitor vital

  • 8/10/2019 Lp Stroke Non Hemorragic

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Johnson, M., et all.2002.Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New

    Jersey: Upper Saddle River

    Mansjoer, A dkk. 2007.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI

    Mc Closkey, C.J., et all. 2002.Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New

    Jersey: Upper Saddle River

    Muttaqin, Arif. 2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:

    Salemba Medika

    NANDA, 2012,Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.

    Price, A. Sylvia.2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit edisi 4. Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Santosa, Budi. 2007.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

    Smeltzer, dkk. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol

    2.alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC