lp nefrolitiasis

15
LAPORAN PENDAHULUAN “NEFROLITHIASIS DAN ELIMINASI” Oleh : XXXXXXX PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Upload: sugeng-winoto

Post on 06-Aug-2015

296 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Nefrolitiasis

LAPORAN PENDAHULUAN “NEFROLITHIASIS DAN ELIMINASI”

Oleh :

XXXXXXX

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011

Page 2: Lp Nefrolitiasis

NEFROLITIASIS

A.Pengertian

Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal, sedangkan

urolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Urolithiasis mengacu

pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika

konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat

meningkat.

B.Etiologi

Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti

kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika

terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi

dalam urine. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urin dan

status cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi).

Banyak faktor yang sering menjadi predisposisi timbulnya batu :

1. Faktor Endogen

a. Faktor genetik familial pada hiper sistinuria

Suatu kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino di membran

batas sikat tubuli proksimal.

b. Faktor hiperkalsiuria primer dan hiper oksaluria primer.

2. Faktor eksogen

a. Infeksi

Infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan mengubah pH

uriun menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehinggga akan

mempercepat pembentukan batu yang telah ada.

b. Obstruksi dan statis urin

Mempermudah terjadinya infeksi

c. Jenis kelamin

Lebih banyak ditemukan pada laki-laki

d. Ras

e. Keturunan

f. Air minum

Page 3: Lp Nefrolitiasis

g. Pekerjaan

h. Makanan

i. Suhu

C.Patofisiologi

Batu dapat ditemukan disetiap bagian ginjal sampai kekandung kemih dan ukuran

bervariasi dari defosit granuler yang kecil, yang disebut pasir atau kerikil, sampai batu

sebesar kandung kemih yang berwarna oranye. Factor tertentu yang mempengaruhi

pembentukan batu, mencakup infeksi, statis urine, periode immobilitas. Factor-faktor yang

mencetuskan peningkatan konsentrasi kalsium dalam darah dan urine, menyebabkan

pembentukan batu kalsium.

Sebagian besar batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat bersifat simptomatik

ataupun asimptomatik .

Teori terbentuknya batu antara lain :

1. Teori inti matriks

a. Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya substansi organik sebagai inti

b. Terdiri dari muko polisakarida dan muko protein A yang mempermudah kristalisasi dan

agregasi substansi pembentuk batu.

2. Teori Supersaturasi

Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti : sistin , Xantin, asam urat

dan Kalsium.

3. Teori Presipitasi – kristalisasi

a. Terjadi pH urin yang mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin.

b. Urin yang bersipat asam akan mengendap sistin, Xantin dan asam urat

c. Urin yang bersifat alkali akan mengendap garam fospat

4. Teori berkurangnya faktor penghambat.

Jenis batu

5. Batu Kalsium

Disebabkan oleh :

a. Hiperkalsiuria : Kalsium => kelebihan alkali . Misalnya Sindroma susu, Kelebihan Vit. B,

Imobilisasi, Asidosis Tubular Renalis, Penyakit Paget, Sarkoidosis, Hipertiroiditis, Syndroma

cushing, Yang paling sering Hyperkalsiuria Idiopatik.

b. Hiperurikosuria. Hal ini 20 % inti batu dari kristal asam urat karena kemasukan purin

berlebihan, misal : ikan, unggas, daging (coto)

Page 4: Lp Nefrolitiasis

c. Hiperoksaluria. Penyebaran oksalat di jaringan ginjal, susunan makanan yang mengandung

oksalat yang berlebihan misal : teh, sayuran.

6. Batu Struvite ( Batu campuran )

a. Tripel posfat , magnesium posfat, amonium fosfat, kalsium karbonat = > pH urin yang

tinggi.

b. Infeksi sistem urinarius.

7. Batu Asam Urat

a. PH Urin yang rendah, tirah baring yang lama, penderita ileustomi/kolostomi

b. Faktor asupan makanan = > sayur bayam dll.

8. Batu Sistin

Kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran batas

sikat tubulus proksimal meliputi sistim, arginin, ornitin, sitrulin dan lisin.

9. Batu Xantin

Resesif autosomal dengan defesiensi santin oksidase terjadi peningkatan xantin plasma .

D.Manifestasi klinik

Adanya batu dalam traktius urinarius tergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan

edema. Ketika betu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan

tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi dan sistisis yang

disertai menggigil, demam, dan disuria dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus.

Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit

fungsional ginjal. Sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar biasa dan menyebabkan

ketidaknyamanan. Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus

menerus diarea konstovertebral. Hematuria dan piuria dapat dijumpai. Batu yang terjebak

diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut, kolik, yang menyebar kepaha

dan genitalia. Pasien merasa selalu ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar dan

biasanya mengandung darah akibat aksi abrasive batu. Batu yang terjebak dikandung kemih

biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan

hematuria.

E. Komplikasi

Batu yang terlelak pada piala ginjal atau ureter dapat memberikan komplikasi

obstruksi baik sebagian atau total.

Page 5: Lp Nefrolitiasis

Hal tersebut diatas dipengaruhi oleh :

1. Sempurnanya obstruksi

2. Lamanya obstruksi

3. Lokasi obstruksi

4. Ada tidaknya infeksi

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi pada obstruksi antara lain :

1. Statis urin meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga mendorong pertumbuhan

organisme maupun pembentukan kristal khususnya magnesium amonium fosfat atau struvita

2. Meningkatkan tekanan intra luminal menyebabkan pertumbuhan mukosa saluran kemih

berkurangnya, sehingga menurunkan daya tahan tubuh.

3. Kerusakan jaringan dapat menimbulkan penurunan daya tahan tubuh.

F.Evaluasi diagnostic

Diagnosis ditegakkan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih (GUK), uregrafi

intravena, atau pielografi retrograde. Uji kimia darahdan urine 24 jam untuk mengukur kadar

kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, pH, dan volume total merupkan bagian dari upaya

diagnostic. Riwayat diet dan medikasi serta riwayat adanya batu ginjal dalam keluarga

didapatkan untuk mengidentifikasi factor yang mencetuskan terbentuknya batu pada pasien.

1. Klinik

a. Jumlah batu yang sebelumnya keluar atau dikeluarkan

b. Derajat kerusakan ginjal

c. Riwayat keluarga

d. Analisa batu

e. Tanda dan gejala penyakit penyebab :

1) Hiperparatiroidisme ; keluhan batu, penyakit tulang, ulkus, pankreatitis.

2) Asidosis Tubuler Renalis ; langkah terhuyung – huyung, sakit pada tulang.

3) Sarkoidosis ; limphadenopati, eritemanodosum.

4) Sebab lain : Infeksi traktus urinarius yang berulang kali, penyakit paget, imobilisasi,

kelebihan vitamin-D, pemasukan purin berlebihan, kelebihan alkali dan penyakit khusus.

2. Pemeriksaan Laboratorium

a. Urinalisis

b. Hematuria

c. Piuria

d. Kristalisasi

Page 6: Lp Nefrolitiasis

e. bakteriologi

f. Kerangka kerja metabolic

g. Darah

h. Urine

i. Analisa batu untuk unsur kimia dan bakteriologi

j. Status batu

3. Pemeriksaan Radiologi

a. Pielografi ( IVP)

b. Pieolgrafi retrograd

c. U S G

d. Tomografi

e. CT- Scan

G.Penatalaksanaan

Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis

batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang

terjadi.

Terapik medik dan simtomatik

a. Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu

b. Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya koli ginjal yang terjadi

menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan

disertai diuretikum bendofluezida 5 – 10 mg/hr.

2. Terapi mekanik

E S W L = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy

3. Terapi pembedahan

Jika tidak tersedia alat litotriptor

Page 7: Lp Nefrolitiasis

H. Pohon Masalah

Ph urine

Solubilitas substansi dalam urine

Mengendap sistin, xantin, dan asam urat

Pembentukan batu ginjal

Iritasi

NEFRILITHIASIS

Kristalisasi

Substansi organik

Obstruksi

Peningkatan tekanan hidrostatik

Distensi piala ginjal

Menghambat aliran urine

Nyeri

Gangguan rasa nyaman

Hematuri

Perubahan pola eliminasi

Distensi abdomen

Peningkatan tekanan intra abdomen

Mual muntah

Resiko kekurangan volume cairan

Page 8: Lp Nefrolitiasis

PROSES KEPERAWATAN

A.Pengkajian

Aktivitas istirahat

Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajang pada lingkungan

bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/immobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya.

Sirkulasi

Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal jantung). Kulit hangat dan

kemerahan, pucat.

Eliminasi

Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus), penurunan

haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.

Tanda : oliguria, hematuria, piuria, dan perubahan pola berkemih.

Makanan/cairan

Gejala : mual/muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan

atau fosfat, ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup.

Tanda : distensi abdominal, penurunan atau takadanya bising usus, dan muntah.

B.Diagnosa keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi ureteral.

2) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,

iritasi ginjal atau ureteral.

3) Resiko tinggi terhadap kekuranganm volume cairanberhubungan dengan mual/muntah

4) Kurangnya pemngetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang terpajang/mengingat, salah interpretasi informasi.

C.Intervensi dan perencanaan

1) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi ureteral.

a. Catat lokasi lamanya intensitas, dan penyebarannya

R/ membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus

b. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kestaff terhadap perubahan

kejadian/karakteristik nyeri

R/ memberikan kesempatan terhadap pemberian analgesi sesuai waktu

Page 9: Lp Nefrolitiasis

c. Berikan tindakan nyaman, contoh pijatan punggung dan lingkungan istirahat.

R/ Meningkatkan relaksasi, menurungkan tegangan otot dan meningkatkan

koping.

d. Berikan obat anti nyeri

R/ untuk menurungkan rasa nyeri

2) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,

iritasi ginjal atau ureteral.

a. Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine

R/ memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi

b. Tentukan pola berkemih pasien dan perhatikan variasi

R/ kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang menyebabkan sensasi

kebutuhan berkemih segera.

c. Dorong meningkatkan pemmasukan cairan

R/ peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri, darah, dan debris dan dapat

membantu lewatnya batu

d. Awasi pemeriksaan laboratorium

R/ peninggian BUN, kreatinin, dan elektrolit mengindikasikan disfungsi ginjal.

3) Resiko tinggi terhadap kekuranganm volume cairanberhubungan dengan mual/muntah

a. Awasi pemasukan dan pengeluaran cairan

R/ membandingkan keluaran aktual dan yang diantisipasi membanu dalam

evaluasi adanya kerusakan ginjal

b. Catat insiden muntah

R/ Mual/muntah secara umum berhubungan dengan kolik ginjal karena sartaf

ganglion seliaka pada kedua ginjal dan lambung

c. Tingkatkan pemasukan cairan 3-4 liter/hari dalam toleransi jantung

R/ Mempertahankan keseimbangan cairan untuk homeostatis

d. Awasi tanda vital

R/ indikator hidrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi

e. Berikan cairan IV

R/ mempertahankan volume sirkulasi meningkatkan fungsi ginjal

4) Kurangnya pemngetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang terpajang/mengingat, salah interpretasi informasi.

a. Kaji ulang proses pemnyakit dan harapan masa depan

Page 10: Lp Nefrolitiasis

R/ memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi

b. Tekankan pentingnya pemasukan cairan

R/ pembilasan sistem ginjal menurungkan kesempatan statis ginjal dan

pembentukan batu

c. Diaskusikan program pengobatan

R/ obat-obatan diberikan untuk mengasamkan atau mengalkalikan urine

D.Evaluasi

Dari intervensi yang dilakukan beberapa hasil yang kitaharapkan adalah sebagai berikut :

1. Nyeri hilang/terkontrol

2. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan

3. Mencegah Komplikasi

4. Proses penyekit/prognosis dan program terapi dipahami