nefrolitiasis refrat

25
ANATOMI Yang dimaksud dengan Tractus Urinarius atau Sistem Urinaria adalah suatu sistem sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis, selain itu dalam sistem ini terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dan bersih dari zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.Hasil keluaran sistem urinari berupa urin atau air seni. Sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. / Ginjal Ginjal terletak di belakang rongga peritoneum dan berhubungan dengan dinding belakang dari rongga abdomen, dibungkus lapisan lemak yang tebal. Ginjal terdiri dari dua buah yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Ginjal kanan lebih rendah dan lebih tebal dari ginjal kiri, hal ini karena adanya tekanan dari hati. Letak ginjal kanan setinggi lumbal I 1

Upload: dina

Post on 07-Dec-2015

332 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nefro

TRANSCRIPT

ANATOMI

Yang dimaksud dengan Tractus Urinarius atau Sistem Urinaria adalah suatu sistem

sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal

atau Homeostatis, selain itu dalam sistem ini terjadi proses penyaringan darah sehingga darah

bebas dan bersih dari zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang

masih dipergunakan oleh tubuh.Hasil keluaran sistem urinari berupa urin atau air seni. Sistem

ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

/

Ginjal

Ginjal terletak di belakang rongga peritoneum dan berhubungan dengan dinding

belakang dari rongga abdomen, dibungkus lapisan lemak yang tebal. Ginjal terdiri dari dua

buah yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Ginjal kanan lebih rendah dan lebih tebal dari ginjal

kiri, hal ini karena adanya tekanan dari hati. Letak ginjal kanan setinggi lumbal I sedangkan

letak dari ginjal kiri setinggi thorakal XI dan XII. Bentuknya seperti biji kacang tanah dan

margo lateralnya berbentuk konveks dan margo medialnya berbentuk konkav. Panjangnya

sekitar 4,5 inchi (11,25 cm), lebarnya 3 inchi (7,5cm), dan tebalnya 1,25 inchi (3,75cm).

Bagian luar dari ginjal disebut dengan substansia kortikal sedang bagian dalamnya disebut

substansia medularis dan dibungkus oleh lapisan yang tipis dari jaringan fibrosa.

1

Fungsi ginjal antara lain:

1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun

2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan

3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh

4. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh

5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan

amoniak.

FISIOLOGI

Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air (96%) air dan

sebagian kecil zat terlarut (4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam

kandung kemih dan dibuang melalui proses mikturisi. Urin dihasilkan dari penyaringan darah

yang dialirkan melalui cabang aorta abdominalis yaitu arteri renalis oleh nefron-nefron yang

ada di ginjal. Nefron itu melakukan fungsi-fungsi seperti Filtrasi, Reabsorbsi, dan Sekresi.

2

Nefron merupakan bagian terkecil dari ginjal yang

terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal, lengkung hendle,

tubulus distal, dan tubulus urinarius (papilla vateri). Pada

setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24

jam dapat menyaring darah 170 liter, arteri renalis membawa

darah murni dari aorta ke ginjal. Lubang-lubang yang

terdapat pada pyramid renal masing-masing membentuk

simpul dan kapiler suatu badan malphigi yang disebut

glomerulus. Pembuluh afferent bercabang membentuk

kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari

ginjal ke vena kava inferior.

Fungsi ginjal antara lain :

Proses pembentukan urin, yaitu :

1. Filtrasi (penyaringan): capsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam

glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein

dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Di dalam filtrat ini

terlarut zat seperti glukosa, asam amino dan garam-garam.

2. Reabsorbsi (penyerapan kembali): dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urin

primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin

sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.

3. Sekresi (pengeluaran): dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan

zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi

H+ dan K+. Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

NEFROLITIASIS

Definisi

Batu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan (ginjal,

ureter, kandung kemih) tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam ginjal

(Barbara, 1996 ).

3

Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal,

mengandung komponen kristal, dan matriks organik ( Soeparman, 2001 ).

Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang

menyebabkan tidak bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri karena

adanya batu atau zat yang mengkristal di dalam ginjal.

Gambar: Batu ginjal pada kaliks mayor dan kaliks minor ginjal

Epidemiologi

Nefrolitiasis adalah kasus yang sering dijumpai dengan prevalensi 10% pada pria

dan5% pada wanita. Dari penelitian didapatkan bahwa prevalensi penyakit ini semakin

meningkat di Amerika Serikat, dimana survei pada tahun 1988-1994 menunjukkan

bahwa orang dewasa yang berusia 20-74 tahun memiliki prevalensi yang lebih tinggi

dibandingkan survei pada tahun 1976-1980 (5,2% vs 3,2%). Peningkatan terjadi pada

orang kulit putih tetapi tidak pada ras Afrika maupun Meksiko di Amerika, lebih tinggi

pada pria dibandingkan wanita, dan meningkat seiring dengan pertambahan usia.

4

Etiologi

Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu

saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik yaitu:

1). Faktor intrinsik, meliputi:

Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.

Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.

Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

2). Faktor ekstrinsik, meliputi:

Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi

daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu).

Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat

meningkatkan insiden batu saluran kemih.

Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran

kemih.

Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak

duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian

dijadikan dalam beberapa teori :

1. Teori supersaturasi

Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung

terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya

agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.

2. Teori matriks

5

Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10%

heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan

kristal-kristal sehingga menjadi batu.

3. Teori kurang inhibitor

Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui

daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat

mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal.

Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.

4. Teori epistaxi

Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama,

salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan

luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan

mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti

pengendapan kalsium.

5. Teori kombinasi

Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

Jenis- jenis Batu Ginjal

Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium

fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan

tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan

timbulnya batu residif.

1). Batu Kalsium

6

Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak

ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu

kalsium adalah:

o Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi

karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif),

gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria

renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti

pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.

o Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat

dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah

terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber

dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.

Pasien dengan batu kalsium hiperurikosuria memiliki pH > 5,5.

o Hiperoksaluria: Pasien dengan batu kalsium hiperurikosuria biasanya karena

gangguan utama di usus, pasien memiliki sejarah dari diare kronik yang sering

dikaitkan dengan inflammatory bowel disease atau steatorrhea. Asam askorbat

lebih dari 2 g/hari akan meningkatkan kadar oksalat urin. Ekskresi oksalat

urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca

pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi

instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.

o Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk

kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat.

Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal,

sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka

waktu lama.

7

o Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai

penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan

bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah

ikatan dengan kalsium ddengan oksalat.

2). Batu Struvit

Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu

ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah

golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia,

Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease

dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana

basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat

membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

3). Batu Urat

Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak

dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika

dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet

tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang

mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6,

volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.

Patofisiologi

Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,

jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga

perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi

larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat

infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu.

8

Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium

yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323)

Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi

saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi

urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat

menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih

dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal

permanen (gagal ginjal)

Gejala Klinis

Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.  Batu di dalam

kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat

ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau

kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang

hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang

menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.

Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam,

menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih,

terutama ketika batu melewati ureter.

Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran

kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas

penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air

kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang

akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan

ginjal.

9

Alur diagnosis

Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan

penyulit yang telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di

daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan

tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didapatkan

demam/menggigil.

o Pemeriksaan sedimen urine

Menunjukan adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-kristal pembentuk

batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya adanya pertumbuhan

kuman pemecah urea. Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah,

nanah atau kristal batu yang kecil.

o Pemeriksaan faal ginjal

Bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk

mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu juga diperiksa kadar

elektrolit yang diduga sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar

kalsium, oksalat, fosfat maupun urat dalam darah dan urine). pengumpulan air kemih

24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat

dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu.

o Pembuatan foto polos abdomen

Bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak dan paling sering

dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen).

10

Gambaran batu ginjal pada foto rontgent x-ray:

o Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV)

Bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat

mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang tidak tampak pada foto

polos abdomen. Batu ginjal yang tampak pada pemeriksaan intravenous pyelogram

(ivp): Courtesy of Intermountain Medical Imaging, Boise, Idaho.

11

Gambar diatas menunjukan pemeriksaan x-ray dengan menggunakan

pewarnaan contrast (intravenous pyelogram, or IVP) pada ginjal, ureter dan kandung

kemih (panah putih). Gambar 1 menunjukkan aliran normal dari ginjal melalui ureter

dan kandung kemih, gambar 2 menunjukkan batu ginjal yang menghalangi aliran

normal dari urin pada ureter pada kanan gambar.

o Ultrasongrafi

Dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti pada

keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada pregnansi. Pemeriksaan ini

dapat menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (tampak sebagai echoic shadow),

hidronefrosis, pionefrosis atau pengkerutan ginjal.

Gambar menunjukkan nefrolitiasis

Ultrasongrafi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi, tetapi

teknik ini kurang sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa memperlihatkan

ginjal dan ureter  proksimal. Penelitian retrospektif pada 123 pasien menunjukkan

bahwa, dibandingkandengan CT Helikal sebagai gold standard, ultrasonografi

memiliki sensitivitas 24% danspesifisitas 90%. Batu dengan diameter lebih kecil

dari 3 mm juga sering terlewatkan dengan ultrasonografi.

12

o Non-contrast helical computed tomography of the abdomen (NCHCT)

Gambar menunjukkan nefrolitiasis

Teknik pencitraan yang dianjurkan pada pasien yang diduga menderita

nefrolitiasis. Teknik tersebut memiliki beberapa keuntungan dibandingkan teknik

pencitraan lainnya, antara lain: tidak memerlukan material radiokontras; dapat

memperlihatkan bagian distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen (seperti

batuasam urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2 mm; dan dapat

mendeteksi hidronefrosis dan kelainan ginjal dan intra-abdomen selain batu yang

dapat menyebabkantimbulnya gejala pada pasien. Pada penelitian yang dilakukan

terhadap 100 pasien yangdatang ke UGD dengan nyeri pinggang, CT helikal

memiliki sensitivitas 98%, spesifisitas100%, dan nilai prediktif negatif 97% untuk

diagnosis batu ureter.

Penatalaksanaan

Kebanyakan batu berukuran lebih kecil dari 5 mm dan dapat lewat tanpa

intervensi seperti litotripsi, ureteroskopi, atau nefrolitotomi perkutan. Pada kasus dimana

ukurannya mencapai 1cm, batu sebaiknya dibiarkan lewat secara spontan apabila

13

letaknya di ureter distal. Penatalaksanaan nyeri adalah yang terpenting pada pasien

dengan batu ginjal. Sebuah penelitian menduga bahwa NSAID parenteral sama

efektifnya dengan narkotika untuk mengontrol nyeri pada kolik ginjal. Diklofenak

(Voltaren) telah digunakan dalam beberapa penelitian.Untuk mempercepat keluarnya

batu, beberapa menyarankan memicu aliran urin yang tinggi dengan pemberian cairan

per oral, paling sedikit 2-3 L per 24 jam untuk memastikan output urin paling sedikit 2 L

per hari. Obat-obatn juga dapat membantu pengeluaran batu. Penelitian yang dilakukan

terhadap 210 pasien dengan batu ureter rata-rata berdiameter 6 mm menunjukkan bahwa

tamsulosin (Flomax) meningkatkan kecenderungan batu dapat lewat secara spontan.

Pada meta-analisis terhadap 693 pasien didapatkan bahwa alpha-blocker dan calcium

channel blocker juga efektif dalam pengeluaran batu dibandingkan dengan tidak

diberikan obat. Penelitian yang dilakukan oleh Borghi dkk terhadap 86 pasien dengan

batu ureter unilateral malaporkan bahwa pemberian metilprednisolon (Medrol) 16 mg/

hari ditambah nifedipin(Procardia) meningkatkan kecenderungan lewatnya batu

dibandingkan dengan mereka yangdiberikan metilprednisolon saja.

penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri dari :

1. Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan

batu yang baru.

2. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).

3. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.

4. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di

dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.

5. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu

kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat

14

(misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu

sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.

6. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme,

sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus

ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu

asam urat.

7. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan

tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.

8. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.

9. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk

menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.

Tindakan bedah

Niprolithomy adalah pengangkatan batu ginjal dengan adanya sayatan di

abdomen dan pemasangan alat, alat gelombang kejut, atau bila cara non bedah

tidak berhasil.

 

Komplikasi

1. Gagal ginjal : Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh

darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen

terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal

ginjal

2. Infeksi : Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk

perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada

peritoneal.

15

3. Hidronefrosis : Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan

menumpuk diginjal dan lama-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan

urin.

4. Avaskuler ischemia : Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang

sehingga terjadi kematian jaringan.

Pencegahan

Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang

ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisis dan dilakukan pengukuran kadar bahan

yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.

o Batu kalsium

Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar

kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid (misalnya

trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.

1. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).

2. Diet rendah kalsium dan mengonsumsi natrium selulosa fosfat.

Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di

dalam air kemih, diberikan kalium sitrat. Kadar oksalat yang tinggi dalam air

kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari

mengonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-

kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut

dikurangi. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti

hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis

atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-

penyakit tersebut.

16

o Batu asam urat

Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena

makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air

kemih. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.

Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk

menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.

Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air putih.

17