asuhan keperawatan gadar dengan nefrolitiasis

19
1 LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (NEPHROLITHIASIS) A. Pengertian Batu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam ginjal ( Barbara, 1996 ). Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal dilokasi ginjal manapun. Batu ini terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit. Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal, dan matriks organik. B. Etiologi Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal, kristal tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak ada penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi saluran kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism dan kebanyakan intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam kalsium dalam urine. C. Patofisiologi Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (long. 1996). Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori : 1. Teori supersaturasi

Upload: arif-paskal-pokonda

Post on 09-Aug-2015

1.682 views

Category:

Documents


65 download

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Dengan Nefrolithiasis

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

1

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

(NEPHROLITHIASIS)

A. Pengertian

Batu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan

(ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam

ginjal ( Barbara, 1996 ). Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal dilokasi ginjal

manapun. Batu ini terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan

struvit.

Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal,

mengandung komponen kristal, dan matriks organik.

B. Etiologi

Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal, kristal

tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak

ada penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi

saluran kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism

dan kebanyakan intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam

kalsium dalam urine.

C. Patofisiologi

Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,

jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira

tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan

konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan

organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk

pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin

oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat

(long. 1996).

Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian

dijadikan dalam beberapa teori :

1. Teori supersaturasi

Page 2: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

2

Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung

terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya

agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.

2. Teori matriks

Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5

heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-

kristal sehingga menjadi batu.

3. Teori kurang inhibitor

Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya

kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat

mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal.

Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.

4. Teori epistaxi

Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama, salauh

satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan

luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan

mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti

pengendapan kalsium.

5. Teori kombinasi

Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

D. Manifestasi Klinis

Nyeri dan pegal di daerah pinggang. Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu

berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya

lebih tumpul dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada costoverteral. (barbara.

1996)

1. Hematuria

Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma yang

disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik.

2. Infeksi

Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi

asistemik yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif. Kencing

panas dan nyeri. Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal

Page 3: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

3

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Urin

a. PH lebih dari 7,6

b. Sediment sel darah merah lebih dari 90%

c. Biakan urin

d. Ekskresi kalsium fosfor, asam urat

2. Darah

a. Hb

b. Leukositosis

c. Urium krestinin

d. Kalsium, fosfor, asam urat

3. Radiologis

a. Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu

b. USG abdomen

F. Komplikasi

1. Gagal ginjal

Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang

disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen

terhambat. Hal ini menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan

gagal ginjal

2. Infeksi

Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk

perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada

peritoneal.

3. Hidronefrosis

Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk

diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin.

4. Avaskuler ischemia

Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi

kematian jaringan

Page 4: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

4

G. Penatalaksanaan

1. Medis

Terapi kegawatdaruratan saluran kemih memerlukan pendekatan

multidisiplin. Terapi yang diberikan biasanya tergantung pada faktor

penyebabnya, oleh karena itu investigasi dan diagnosis menjadi sangat

menentukan. Pengeluaran batu ureter (batu ginjal) dapat menyebabkan nyeri yang

mendadak dan sangat pada suprapubic yang dikenal sebagai keadaan kolik ginjal

akut (acute renal colic,ARC).

Pasien yang menderita ARC tidak dapat seringkali gelisah dan tidak dapat

berbaring lurus. Jika mereka dirawat di rumah sakit, tindakan pertama yang

diberikan adalah mengatasi nyerinya, sebelum dilakukan pemeriksaan lebih

lanjut.

Pada banyak kasus, pasien ARC dapat mengeluarkan batu (atau batu‐batu)

tanpa perlu intervensi medis. Jika tidak dapat, maka alpha‐blocker atau calcium

channel blocker (CCB) dapat diberikan untuk membantu proses dan mencegah

perlunya intervensi bedah seperti pemasangan stent. Namun, saat ini bukti‐bukti

klinis masih sedikit dan belum ada obat golongan tersebut yang dilisensikan

untuk indikasi di atas. Prednisolon dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi

pada daerah sekitar batu, sehingga membantu mengeluarkan batu dari uretra.

Allopurinol dilisensikan untuk profilaksis batu ginjal kalsium oksalat dan untuk

mencegah kambuh.

Terapi ARC dan penyakit ginjal lainnya yang disebabkan oleh batu ginjal,

memerlukan diagnosis yang akurat. Jika diagnosis telah ditegakkan, gejala dapt

diterapi dengan cepat dan efektif. Pada ARC, terapi untuk nyeri sangat penting

sampai batu dapat diekskresikan. Beberapa obat dapat membantu pengeluaran

batu, walaupun hanya sedikit bukti yang ada untuk ini (Jurnal : Charlotte

Battersby and Kevin Thomas, 2007; terj.Diana Lyrawati,2008).

2. Perawatan

a. Penatalksanaan keperawatan untuk nyeri

b. Beri lingkungan yang tenang untuk pasien

c. Atur prosedur agar tidak mengganggu waktu istirahat pasien

Page 5: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

5

J. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek

keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan pada klien oleh perawat yang

berkompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat. Asuhan

keperawatan diberikan untuk mengatasi masalah secara bertahap maupun mendadak.

Asuhan keperawatan di ruang gawat darurat seringkali dipengaruhi oleh

karakteristik ruang gawat darurat itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan asuhan

keperawatan spesifik yang sesuai dengan keadaan ruangan.

Karakteristik unik dari ruangan gawat darurat yang dapat mempengaruhi sistem

asuhan keperawatan antara lain :

1. Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi, baik kondisi klien dan jumlah

klien yang datang ke ruang gawat darurat.

2. Keterbatasan sumber daya dan waktu.

3. Pengkajian, diagnosis dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh usia,

seringkali dengan data dasar yang sangat terbatas.

4. Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang memerlukan kecepatan

dan ketepatan yang tinggi.

5. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja

di ruang gawat darurat.

Berdasarkan kondisi di atas, prinsip umum asuhan keperawatan yang diberikan

oleh perawat di ruang gawat darurat meliputi :

1. Penjaminan keselamatan diri perawat dan klien yang terjaga : perawat harus

menerapkan prinsip Universal Precaution dan mencegah penyebab infeksi.

2. Perawat bersikap cepat dan tepat dalam melakukan triase, menentukan diagnosa

keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi yang berkelanjutan.

3. Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi diberikan untuk

mengatasi masalah biologi dan psikososial klien.

4. Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga diberikan untuk

menurunkan kecemasan dan meningkatkan kerjasama klien-perawat.

5. Sistem monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan.

6. Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara mudah dan cepat.

7. Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu dijaga.

Page 6: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

6

Berikut penjabaran proses keperawatan yang merupakan panduan Asuhan

Keperawatan di ruangan gawat darurat dengan contoh proses keperawatan klien

gawat darurat.

1. Pengkajian

a. Standar

Perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian fisik dan psikososial

di awal dan secara berkelanjutan untuk mengetahui masalah keperawatan

klien dalam lingkup kegawatdaruratan.

b. Keluaran

Adanya pengkajian keperawatan yang terdokumentasi untuk setiap klien

gawat darurat.

c. Proses

Pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi

masalah keperawatan gawat darurat. Proses pengkajian terbagi dua :

1) Pengkajian Primer (primary survey)

Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah

aktual/potensial dari kondisi life threatning (berdampak terhadap

kemampuan pasien untuk mempertahankan hidup). Pengkajian tetap

berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal

tersebut memungkinkan.

Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan :

A = Airway dengan kontrol servikal

Kaji :

- Bersihan jalan nafas

- Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas

- Distress pernafasan

- Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring

B = Breathing dan ventilasi

Kaji :

- Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada

- Suara pernafasan melalui hidung atau mulut

- Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas

C = Circulation

Page 7: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

7

Kaji :

- Denyut nadi karotis

- Tekanan darah

- Warna kulit, kelembaban kulit

- Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal

D = Disability

Kaji :

- Tingkat kesadaran

- Gerakan ekstremitas

- GCS atau pada anak tentukan respon A = alert, V = verbal, P =

pain/respon nyeri, U = unresponsive.

- Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya.

E = Eksposure

Kaji :

- Tanda-tanda trauma yang ada.

2) Pengkajian Sekunder (secondary survey)

Pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah ABC yang ditemukan

pada pengkajian primer diatasi. Pengkajian sekunder meliputi pengkajian

obyektif dan subyektif dari riwayat keperawatan (riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan, riwayat

keluarga) dan pengkajian dari kepala sampai kaki.

a) Pengkajian Riwayat Penyakit :

Komponen yang perlu dikaji :

- Keluhan utama dan alasan pasien datang ke rumah sakit

- Lamanya waktu kejadian samapai dengan dibawa ke rumah sakit

- Tipe cedera, posisi saat cedera dan lokasi cedera

- Gambaran mekanisme cedera dan penyakit yang ada (nyeri)

- Waktu makan terakhir

- Riwayat pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi sakit

sekarang, imunisasi tetanus yang dilakukan dan riwayat alergi

klien.

Metode pengkajian :

Metode yang sering dipakai untuk mengkaji riwayat klien :

Page 8: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

8

S (signs and

symptoms)

A (Allergis)

M (medications)

P (pertinent past

medical hystori)

L (last oral intake

solid

or liquid)

E (event leading to

injury or illnes)

:

:

:

:

:

:

tanda dan gejala yang diobservasi dan

dirasakan klien

alergi yang dipunyai klien

tanyakan obat yang telah diminum klien

untuk mengatasi nyeri

riwayat penyakit yang diderita klien

makan/minum terakhir; jenis makanan,

ada penurunan atau peningkatan

kualitas makan

pencetus/kejadian penyebab keluhan

Metode yang sering dipakai untuk mengkaji nyeri :

P (provoked)

Q (quality)

R (radian)

S (severity)

T (time)

:

:

:

:

:

pencetus nyeri, tanyakan hal yang

menimbulkan dan mengurangi nyeri

kualitas nyeri

arah penjalaran nyeri

skala nyeri ( 1 – 10 )

lamanya nyeri sudah dialami klien

b) Tanda-tanda vital dengan mengukur :

- Tekanan darah

- Irama dan kekuatan nadi

- Irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu pernafasan

- Suhu tubuh

c) Pengkajian Head to Toe yang terfokus, meliputi :

Pengkajian kepala, leher dan wajah

- Periksa rambut, kulit kepala dan wajah

Adakah luka, perubahan tulang kepala, wajah dan jaringan

lunak, adakah perdarahan serta benda asing.

- Periksa mata, telinga, hidung, mulut dan bibir

Page 9: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

9

Adakah perdarahan, benda asing, kelainan bentuk, perlukaan

atau keluaran lain seperti cairan otak.

- Periksa leher

Nyeri tulang servikal dan tulang belakang, trakhea miring atau

tidak, distensi vena leher, perdarahan, edema dan kesulitan

menelan.

Pengkajian dada

Hal-hal yang perlu dikaji dari rongga thoraks :

- Kelainan bentuk dada

- Pergerakan dinding dada

- Amati penggunaan otot bantu nafas

- Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera, petekiae,

perdarahan, sianosis, abrasi dan laserasi

Pengkajian Abdomen dan Pelvis

Hal-hal yang perlu dikaji :

- Struktur tulang dan keadaan dinding abdomen

- Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, alserasi,

abrasi, distensi abdomen dan jejas

- Masa : besarnya, lokasi dan mobilitas

- Nadi femoralis

- Nyeri abdomen, tipe dan lokasi nyeri (gunakan PQRST)

- Distensi abdomen

Pengkajian Ekstremitas

Hal-hal yang perlu dikaji :

- Tanda-tanda injuri eksternal

- Nyeri

- Pergerakan

- Sensasi keempat anggota gerak

- Warna kulit

- Denyut nadi perifer

Pengkajian Tulang Belakang

Bila tidak terdapat fraktur, klien dapat dimiringkan untuk

mengkaji :

Page 10: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

10

- Deformitas

- Tanda-tanda jejas perdarahan

- Jejas

- Laserasi

- Luka

Pengkajian Psikosossial

Meliputi :

- Kaji reaksi emosional : cemas, kehilangan

- Kaji riwayat serangan panik akibat adanya faktor pencetus

seperti sakit tiba-tiba, kecelakaan, kehilangan anggota tubuh

ataupun anggota keluarga

- Kaji adanya tanda-tanda gangguan psikososial yang

dimanifestasikan dengan takikardi, tekanan darah meningkat

dan hiperventilasi.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan meliputi :

a. Radiologi

b. Pemeriksaan laboratorium

c. USG dan EKG

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa atau masalah keperawatan dapat teridentifikasi sesuai dengan

kategori urgensi masalah berdasarkan pada sistem triage dan pengkajian yang

telah dilakukan. Prioritas ditentukan berdasarkan besarnya ancaman kehidupan

Airway, Breathing dan Circulation.

Diagnosa keperawatan Gawat Darurat yang dapat muncul pada kasus sistem

Perkemihan dengan diagnosa medis Nephrolithiasis antara lain :

1. Nyeri akut b.d agens cedera fisik dan kimia

2. Perubahan eliminasi urin b.d obstruksi batu

3. Ansietas b.d ancaman pada status kesehatan

Page 11: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

11

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

DI IGD RSD ANUTAPURA PALU

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama

Usia

Jenis Kelamin

Pendidikan

Pekerjaan

Agama

Alamat

Tanggal Pengkajian

Diagnosa Medis

No. MR

2. Identitas Penanggung

Nama

Usia

Jenis Kelamin

Pendidikan

Pekerjaan

Agama

Alamat

Hubungan dgn klien

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Tn. A

32 Tahun

Laki-laki

SD

Petani

Kristen Protestan

Desa Pandere, Kec. Gumbasa

22 Oktober 2012

Nephrolithiasis

30-91-76

Ny.M

40 Tahun

Perempuan

SMA

URT

Kristen Protestan

Desa Pandere, Kec. Gumbasa

Kakak

3. Pengkajian Primer

Airway Tidak ada sumbatan jalan napas

Breathing - Spontan

- Dangkal dan cepat

- Dyspneu

- Takipneu

- RR : 28 x/menit

Circulation - Akral dingin

- Keringat dingin

- Nadi cepat

- N : 116 x/menit

Disability a. GCS : E4V5M6

b. Kemampuan motorik dan sensorik : 6

Page 12: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

12

4. Pengkajian Sekunder

a. Riwayat Penyakit Sekarang :

Keluhan Utama Nyeri perut sebelah kiri bawah tembus belakang, berteriak-teriak

dan klien mengatakan sangat sakit. Klien mengeluh sesak dan susah bernapas.

Pengkajian Nyeri (PQRST) :

Klien mengatakan nyeri dirasakan tiba-tiba, nyeri seperti disayat-sayat, nyeri

dirasakan dari daerah perut sebelah kiri bawah tembus ke belakang, skala nyeri

yang dirasakan sampai skala 9, nyeri dirasakan sejak kemarin.

b. Riwayat Penyakit Terdahulu :

- Klien mengatakan mulai merasakan sakit setelah melakukan pekerjaan atau

mengangkat beban berat

- Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan

klien.

c. Riwayat Pengobatan :

Bila sakit klien berobat ke puskesmas

d. Riwayat Alergi (obat dan makanan)

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi dan makanan.

5. Tanda-Tanda Vital

TD : 110/90 mmHg

N : 116 x/menit

RR : 28 x/menit

S : 36,5⁰C

6. Head to Toe

Kepala Tidak ada kelainan bentuk, ekspresi wajah meringis, mata seperti

membelalak, berkeringat.

Leher Suara bergetar saat berbicara, tidak teraba adanya benjolan.

Thoraks Dada :

Gerakan simetris, cepat dan dangkal, gerakan paru-paru simetris,

bronchovesicular.

Jantung :

Irama cepat, beraturan, tidak ada bunyi jantung tambahan.

Abdomen Tampak penggunaan otot-otot perut saat bernapas, nyeri tekan pada

daerah perut bawah sebelah kiri, terdengar bising usus.

Ekstremitas Teraba dingin pada ujung-ujung ekstremitas, ujung-ujung jari kedua

tangan tampak kaku saat klien menahan rasa sakit, akral teraba dingin.

Page 13: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

13

Integumen Berkeringat dingin, turgor baik.

7. Pengkajian Psikososial :

- Klien sangat cemas dengan nyeri yang dirasakannya, klien mengatakan takut bila

harus menjalani operasi, klien merasa mual, gelisah, mengeluh selalu rasa ingin

kencing, klien emosional saat di tanya.

- Takikardi, N : 116 x/menit

- Hyperventilasi, RR : 28 x/menit

8. Pemeriksaan Penunjang & Terapi Medis

Radiologi Laboratorium Darah Pemeriksaan

Lain Terapi/Anjuran Medis

USG :

- Nephrolithiasis

sinistra

- Sludge pada

GB

- WBC : 17,5 10ᵌ/UL

- HB : 15,8 mg/dl

Differential :

- Neutro % : 88,3 %

- Neutro # : 15,4 10ᵌ/UL

- Infus RL + Pethidine 1

amp/drips 24 tt/menit

- Injeksi Hyoscyne 1

amp/8 jam/IV

- Injeksi ketorolak 1

amp/8 jam/IV

- Pasang O2 nasal 2 - 4

lpm

Page 14: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

14

B. Analisa Data

KLASIFIKASI DATA DIAGNOSA

DO :

- Mata seperti membelalak

- Ekspresi wajah meringis

- Berkeringat dingin

- Ujung-ujung jari kedua tangan tampak

kaku dan tremor

- Gelisah

- Nyeri tekan pada daerah perut kiri

bagian bawah

- Takikardi

- Nadi : 116 x/menit

- USG :

Nephrolithiasis sinistra

Sludge pada GB

DS :

- Klien mengeluh nyeri pada daerah perut

sebelah kiri bawah tembus belakang

- Klien mengatakan nyeri seperti disayat-

sayat

- Klien mengatakan nyerinya pada skala 9

- Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak

kemarin

Nyeri akut berhubungan dengan

agens cedera kimia dan fisik

DO :

- Gelisah

- Emosional saat ditanya

- Berkeringat dingin

- Ujung-ujung jari kaku dan tremor

- Suara bergetar saat berbicara

- Klien tampak kelelahan

- Takikardi

- N : 116 x/menit

- Hyperventilasi

- RR : 28 x/menit

DS :

- Klien mengatakan cemas dengan

keadaan penyakitnya

- Klien mengatakan merasa mual

- Klien mengatakan takut bila harus

menjalani operasi

- Klien mengatakan selalu rasa ingin

kencing

Ansietas berhubungan dengan

ancaman pada status kesehatan

C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera kimia dan fisik

2. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan

Page 15: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

15

D. Asuhan Keperawatan

Nama : Tn. A Usia : 32 Tahun Jenis Kelamin : L No. MR : 30-91-76 Diagnosa Medis : Nephrolithiasis

TGL./JAM SUBJEKTIF OBJEKTIF DIAGNOSA PLANNING IMPLEMENTASI EVALUATION

1 2 3 4 5 6 7

30-10-2012

Pkl. 10.40

- Klien mengeluh

nyeri pada

daerah perut

sebelah kiri

bawah tembus

belakang

- Klien

mengatakan

nyeri seperti

disayat-sayat

- Klien

mengatakan

nyerinya pada

skala 9

- Klien

mengatakan

nyeri dirasakan

sejak kemarin

- Mata seperti

membelalak

- Ekspresi wajah

meringis

- Berkeringat

dingin

- Ujung-ujung jari

kedua tangan

tampak kaku dan

tremor

- Gelisah

- Nyeri tekan pada

daerah perut kiri

bagian bawah

- Takikardi

- Nadi : 116

x/menit

- USG :

Nephrolithiasis

sinistra

Sludge pada GB

Nyeri akut

berhubungan

dengan agens

cedera kimia dan

fisik

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x 2 jam, nyeri

akan berkurang.

Kriteria Hasil :

1. Klien akan

mengatatakan nyerinya

berkurang

2. Ekspresi wajah biasa

3. Klien tampak rileks

4. Skala nyeri 6

Intervensi :

1. Kaji dan

dokumentasikan TTV

2. Kaji skala nyeri klien

(skala 1-10)

3. Atur posisi klien

senyaman mungkin

Pkl. 10.50

1. Mengkaji dan

mendokumentasikan

TTV :

TD : 110/90 mmHg

N : 116 x/mnt

P : 28 x/mnt

S : 36,5⁰C

2. Mengkaji skala nyeri

klien :

Klien mengatakan,

skala nyerinya pada

skala 9

3. Mengatur posisi klien

senyaman mungkin :

Pkl. 12.30

S :

0 :

A :

- Klien

mengatakan

nyerinya

berkurang

- Klien

mengatakan,

skala nyeri yang

dirasakan pada

skala 5

- TD : 110/90

mmHg

- N : 80 x/menit

- P : 20 x/menit

- S : 36,5⁰C

- Ekspresi wajah

biasa

- Klien tampak

rileks

Tujuan tercapai

Ttd,

(........................)

Page 16: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

16

1 2 3 4 5 6 7

4. Lakukan tehnik

distraksi

5. Ajarkan klien tehnik

relaksasi napas dalam

6. Lakukan kolaborasi

dengan tim medis

untuk pemberian terapi

- IVFD RL +

Pethidine 1 amp/

drips 24 tts/mnt

- Hyoscyne 1 amp/8

jam/IV

- Ketorolak 1 amp/8

jam/IV

Klien berbaring

semifowler dan

menghadap ke kanan

4. Melakukan tehnik

distraksi dengan

mengajak klien

bercerita tentang hal-

hal yang disukai klien

5. Mengajarkan klien

tehnik relaksasi :

Klien dapat

melakukan tehnik

relaksasi yang

diajarkan saat

merasakan nyeri

6. Melakukan kolaborasi

dengan tim medis

untuk pemberian

terapi :

- Memasang infus

dengan cairan RL +

Pethidine 1 amp/

drips 24 tts/mnt

- Memberikan injeksi

Hyoscyne 1 amp/IV

- Memberikan injeksi

Ketorolak 1 amp/IV

Page 17: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

17

1 2 3 4 5 6 7

Pkl. 10. 55 - Klien

mengatakan

cemas dengan

keadaan

penyakitnya

- Klien

mengatakan

merasa mual

- Klien

mengatakan

takut bila harus

menjalani

operasi

- Klien

mengatakan

selalu rasa ingin

kencing

- Gelisah

- Emosional saat

ditanya

- Berkeringat dingin

- Ujung-ujung jari

kaku dan tremor

- Suara bergetar saat

berbicara

- Klien tampak

kelelahan

- Takikardi

- N : 116 x/menit

- Hyperventilasi

- RR : 28 x/menit

Ansietas

berhubungan

dengan ancaman

pada status

kesehatan.

TUJUAN :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1 x 2 jam, ansietas

bisa teratasi

KRITERIA HASIL :

1. Klien akan menerima

proses penyakit yang

sedang dialaminya

2. Klien akan

berkomunikasi dengan

baik

3. Klien akan tampak

lebih tenang

INTERVENSI :

1. Kaji penyebab klien

menjadi cemas

2. Beri waktu klien

mengungkapkan

perasaannya

3. Beri penjelasan pada

klien tentang proses

penyakitnya

Pkl. 11.00

1. Mengkaji penyebab

klien menjadi cemas :

Klien takut

penyakitnya menjadi

lebih parah dan tidak

bisa bekerja lagi

2. Memberi waktu klien

untuk mengungkapkan

perasaannya :

Klien mengatakan

takut akan dioperasi

3. Memberi penjelasan

pada klien tentang

proses penyakitnya :

Menjelaskan bahwa

nyeri yang dialami

klien disebabkan oleh

adanya batu pada

saluran kemih namun

S :

O :

A :

Pkl. 13.50

- Klien

mengatakan

dapat menerima

kondisi yang

dialaminya saat

ini.

- Klien memohon

maaf karena

merasa telah

emosional saat

menjawab

pertanyaan

- Klien tampak

lebih tenang

- Jari-jari tidak

kaku lagi

- Klien bisa

berkomunikasi

dengan baik

Tujuan tercapai

Page 18: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

18

4. Yakinkan dan jelaskan

setiap prosedur

tindakan yang

diberikan

5. Dampingi klien pada

setiap tindakan atau

saat pemberian terapi

6. Yakinkan klien dengan

menyentuh, tunjukkan

rasa empati

dapat disembuhkan

dengan tindakan dan

pengobatan yang

tepat.

4. Meyakinkan dan

menjelaskan setiap

prosedur tindakan

yang diberikan adalah

demi kesembuhan

klien

5. Mendampingi klien

pada setiap tindakan

atau saat pemberian

terapi

6. Meyakinkan klien

dengan menyentuh

dan menunjukkan rasa

empati :

Sekali-kali menpuk

bahu klien perlahan-

lahan saat berbicara

atau memberi

penjelasan.

Page 19: Asuhan Keperawatan Gadar Dengan NEFROLITIASIS

19

DAFTAR PUSTAKA

Long C,.Barbara, Perawatan Medical Bedah, Jilid 2, Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan Keperawatan Padjajaran, 1996

Smelltzer C, dkk,. Buku ajar keperawatan medikal bedah, jakarta, EGC, 2002

Price, S.A.,dkk,. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume

2,2006, EGC, Jakarta

Herdman T.H, dkk,. Nanda Internasional Edisi Bahasa Indonesia, Diagnosis

Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2009-2011, EGC, Jakarta

Wilkinson J .M,. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil

NOC Edisi Bahasa Indonesia, 2006, EGC, Jakarta

Doengoes, M.E.,dkk., Rencana asuhan keperawatan Edisi 3, 2000, EGC, Jakarta

Sjamsuhidajat, R., dkk., Buku ajar bedah, 1998, EGC, Jakarta.

Tambayong, J. Patofisiologi untuk keperawatan, 2000, EGC, Jakarta.