nefrolitiasis - bab iii

39
BAB I PENDAHULUAN Penyakit batu saluran kemih merupakan penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat, dan menempati urutan ketiga dari penyakit di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat jinak. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di Amerika serikat dam eropa 5-10% penduduknya satu kali dalam hidupnya pernah menderita penyakit saluran kemih, bahkan pada laki-laki angka ini lebih tinggi yaitu 10-20%. Angka kejadiannya laki-laki dibanding perempuan sebesar 3 dibanding 1, usia terjadinya batu antara 20 tahun sampai 40-50 tahun dimana merupakan usia produktif. Manifestasi batu saluran kemih dapat berbentuk rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti urosepsis dan gagal ginjal.

Upload: ika-krastanaya

Post on 05-Sep-2015

69 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nefrolitiasis

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

Penyakit batu saluran kemih merupakan penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat, dan menempati urutan ketiga dari penyakit di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat jinak. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di Amerika serikat dam eropa 5-10% penduduknya satu kali dalam hidupnya pernah menderita penyakit saluran kemih, bahkan pada laki-laki angka ini lebih tinggi yaitu 10-20%. Angka kejadiannya laki-laki dibanding perempuan sebesar 3 dibanding 1, usia terjadinya batu antara 20 tahun sampai 40-50 tahun dimana merupakan usia produktif. Manifestasi batu saluran kemih dapat berbentuk rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti urosepsis dan gagal ginjal.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem UrinariaSistem urinaria atau disebut juga sebagai sistem ekskretori adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia normal sistem ini terdiri dari ginjal beserta sistem pelviokalises, ureter, buli-buli, dan uretra. Sistem pelviokalises terdiri dari pielum, kaliks mayor, kaliks minor, imfundibulum. Sistem urinaria seluruhnya terletak di bagian retroperitoneal sehingga proses patologi, seperti obstruksi, radang, dan pertumbuhan tumor, terjadi di luar rongga abdomen. 1,2 1. Anatomi dan Fisiologi GinjalGinjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Cekungan ini disebut sebagai hilus renalis, yang di dalamnya terdapat apeks pelvis renalis dan struktur lain yang merawat ginjal, yakni pembuluh darah, sistem limfatik, dan sistem saraf.1Besar dan berat ginjal sangat bervariasi; hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Dalam hal ini, ginjal lelaki relatif lebih besar ukurannya daripada perempuan. Pada orang yang mempunyai ginjal tunggal yang didapat sejak usia anak, ukuran ginjalnya lebih besar daripada ginjal normal. Pada autopsi klinis didapatkan ukuran rerata ginjal orang dewasa adalah 11,5 cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal). Beratnya antara 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.1Ginjal dibungkus oleh kapsula fibrosa yang melekat pada parenkim ginjal. Di luar kapsula fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebelah luarnya dibatasi oleh fasia gerota. Fasia gerota berfungsi sebagai barrier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal, serta mencegah ekstravasasi urin pada saat terjadi trauma ginjal, menghambat penyebaran infeksi, serta menghambat metastasis tumor ginjal ke organ lainnya. Di sebelah posterior, ginjal dilindungi oleh berbagai otot punggung yang tebal serta tulang rusuk ke XI dan XII, sedangkan di sebelah anterior dilindungi oleh organ intraperitoneal. Setiap ginjal sedikit bergerak selama respirasi. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum, dan kolon. 1, 3 Gambar anatomi ginjal ditunjukkan oleh gambar 1.4

Gambar 1. Anatomi ginjal

Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian korteks dan medula ginjal. Korteks ginjal terdiri dari berjuta-juta nefron. Nefron adalah unit fungsional terkecil ginjal yang terdiri atas glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan duktus kolegentes. Darah yang membawa sisa hasil metabolisme difiltrasi dalam glomerulus dan setelah sampai di tubulus ginjal beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan tubuh mengalami sekresi membentuk urin. Setiap hari tidak kurang dari 180 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urin sebanyak 1-2 liter. Urin yang terbentuk dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelviokalises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter.1

Gambar 2. Nefron yang merupakan unit terkecil ginjal5

Suplai darah ginjal diperankan oleh arteri dan vena renalis. Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis. Impuls sensorik dari ginjal berjalan menuju korda spinalis segmen T10-11, dan memberikan sinyal sesuai level dermatomnya. Ginjal memerankan fungsinya untuk menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah, serta mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin.12. Anatomi dan Fisiologi UreterUreter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm dengan diameter 3-4 mm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju buli-buli. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal. Dinding ureter terdiri dari mukosa, otot polos sirkuler, dan otot polos longitudinal. Kontraksi dan relaksasi otot polos ini yang memungkinkan terjadinya gerakan peristaltik ureter guna mengalirkan urin ke dalam buli-buli. Dinding muskuler tersebut mempunyai hubungan langsung dengan lapisan otot dinding pielum, di sebelah kranial dan otot dinding buli-buli di sebelah kaudal. Ureter menembus dinding muskuler masuk ke buli-buli secara miring sehingga dapat mencegah terjadinya aliran balik dari kandung kemih ke ureter. 1,2Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan musculus (m.) psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan arteri (a.) iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai buli-buli. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, tempat pada saat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis, dan muara ureter ke dalam buli-buli (peralihan ureter-vesika urinaria). Tempat-tempat seperti ini sering menjadi tempat batu saluran kemih berada.1Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.2

3. Anatomi dan Fisiologi Buli-BuliBuli-buli, disebut juga kandung kemih atau vesica urinaria, merupakan tempat untuk menampung urin yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh. Kapasitasnya untuk menampung urin adalah 300-450 ml.1Buli-buli terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf. Dalam keadaan kosong buli-buli berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot longitudinal, sirkuler, dan longitudinal). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.1Buli-buli diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis. Sedangkan persarafan pada buli-buli terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.14. Anatomi dan Fisiologi UretraUretra merupakan saluran yang membawa urin keluar dari buli-buli menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3,5 cm dan tidak berfungsi sebagai organ seksual. Selain itu, pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter). M.sphincter interna akan terbuka saat buli-buli penuh, sedangkan m.sphincter externa akan terbuka saat buli-buli penuh tetapi dapat tertutup saat seseorang menahan kencing.1Pada pria, uretra dapat dibagi atas uretra posterior dan uretra anterior. Uretra posterior terdiri dari pars prostatika dan pars membranasea. Sedangkan uretra anterior terdiri dari pars bulbaris, pars pendulare, dan fosa navikularis.1B. Batu Ginjal1. Definisi Batu ginjal adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal. Proses pembentukan batu ini disebut nefrolithiasis. Batu ginjal yang tidak terlalu besar dapat terdorong dan turun ke saluran kemih dibawah ginjal seperti ureter sehingga nantinya dapat menjadi batu ureter.1

Gambar 3. Batu ginjal2. EpidemiologiPenelitian epidemiologi memberikan kesan penyakit batu mempunyai hubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan suatu bangsa. Berdasarkan pembandingan data penyakit batu saluran kemih di berbagai negara, dapat disimpulkan bahwa di negara yang mulai berkembang terdapat banyak batu saluran kemih bagian bawah, terutama terdapat di kalangan anak. Di negara yang sedang berkembang, insidensi batu saluran kemih relatif rendah, baik dari batu saluran kemih bagian bawah maupun batu saluran kemih bagian atas. Di negara yang telah berkembang, terdapat banyak batu saluran kemih bagian atas, terutama di kalangan orang dewasa. Pada suku bangsa tertentu, penyakit batu saluran kemih sangat jarang, misalnya suku bangsa Bantu di Afrika Selatan.2Satu dari 20 orang di dunia menderita batu ginjal. Perbandingan kejadian pria dan wanita adalah 3:1. Puncak kejadian di usia 30-60 tahun atau 20-49 tahun. Prevalensi di USA sekitar 12% untuk pria dan 7% untuk wanita.63. Etiologi Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya.1Faktor intrinsik itu antara lain adalah1:a. Herediter (keturunan)Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.b. UmurPenyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.c. Jenis kelaminJumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah 1:a. GeografiPada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.b. Iklim dan temperatur

c. Asupan airKurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.d. DietDiet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih.e. PekerjaanPenyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.4. PatogenesisSecara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (stasis urin). Adanya kelainan bawaan pada pelviokalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna, stiktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.1Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar.1 Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu menyumbat saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urin, laju aliran urin di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.15. Klasifikasi batu saluran kemihBatu saluran kemih dapat diklasifikasikan menjadi7:a. Batu migrasiBatu migrasi berasal dari ginjal, bergerak jatuh ke saluran kemih bawah ginjal dan dapat menetap di kandung kemih. Ukuran batu yang dapat secara spontan turun ke saluran kemih bagian bawah ginjal hingga ke kandung kemih mayoritas berukuran kurang dari satu sentimeter dan pada orang dewasa dapat turun hingga ke uretra. Batu migrasi yang kemudian menetap pada kandung kemih biasanya terjadi pada anak dengan ukuran kandung kemih kecil atau pada orang dengan Benign Prostat Hyperplasia. b. Batu primer idiopatik dan batu endemikBatu primer idiopatik adalah batu yang penyebab pembentukannya tidak diketahui secara jelas.8 Batu endemik terjadi pada anak-anak dengan malnutrisi tanpa adanya kelainan pengosongan kandung kemih atau kelainan aliran urin. Batu primer idiopatik dan batu endemik banyak terdapat pada anak dan dewasa muda diduga berhubungan dengan diet dan kelas sosial ekonomi rendah. Perbandingan laki-laki dan perempuan untuk batu jenis ini adalah 10:1. Gejala yang berhubungan dengan batu ini termasuk hematuria, disuria, gangguan aliran kemih, kesulitan dalam berkemih, kerikil dalam urin. c. Batu sekunderBatu sekunder sering terjadi pada orang dewasa dengan stasis urin. Stasis urin adalah penyumbatan atau perlambatan aliran urin. Pada laki-laki, stasis urin utamanya disebabkan obstruksi aliran keluar urin dari kandung kemih. Keadaan ini bisa disertai keadaan divertikel kandung kemih atau infeksi saluran kemih. Benda asing dalam saluran kemih juga dapat berfungsi sebagai nidus (inti batu) untuk pembentukan batu.

6. Komposisi BatuKomposisi batu pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, silikat, dan senyawa lainnya. Data mengenai komposisi batu sangat penting untuk usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya batu residif. Kandungan batu ginjal kebanyakan terdiri dari1:a. 75 % kalsium.b. 15 % batu tripe/batustruvit(Magnesium Amonium Fosfat).c. 6 % batu asam urat.d. 1-2 % sistin (cystine).Batu kalsium terdiri dari kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari keduanya. Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya batu kalsium adalah hiperkalsiuri, hiperoksaluri, hiperurikosuria, hipositraturia, hipomagnesuria. Hiperkalsiuria adalah suatu keadaan dimana kadar kalsium di dalam urin lebih besar dari 250-300 mg/24 jam, disebabkan karena hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium. Hiperurikosuria adalah peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih. Hiperoksaluria adalah kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini disebabkan oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal, dan penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu absorbsi garam empedu. Hipositraturia adalah suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih, khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein tinggi.1Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme yang memproduksiurease. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini yang memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amoniun fosfat (MAP) atau (Mg NH4PO4.H2O) dan karbonat apatit (Ca10[PO4]6CO3. Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Stafilokokus. Meskipun E.coli banyak menyebabkan infeksi saluran kemih, namun kuman ini bukan termasuk bakteri pemecah urea.17. Manifestasi KlinisBatu pada kaliks ginjal memberikan rasa nyeri ringan sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal. Begitu juga batu pada pelvis renalis, dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala batu ginjal merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi.1Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini mungkin bisa merupakan nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri.1Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urin, dan jika disertai infeksi didapatkan demam-menggigil.1,98. DiagnosisSelain pemeriksaan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal. Secara radiologik, batu dapat radioopak atau radiolusen. Sifat radioopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi.1Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab terjadinya batu.1Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal kedua ginjal secara terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total. Cara ini dipakai untuk memastikan ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk melakukan tindak bedah pada ginjal yang sakit. Pemeriksaan ultrasonografi dapat untuk melihat semua jenis batu, menentukan ruang dan lumen saluran kemih, serta dapat digunakan untuk menentukan posisi batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertingggalnya batu. 109. Diagnosis BandingKolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan keluhan yang lebih lanjut, misalnya distensi usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu, jika dicurigai terjadi kolik ureter maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan kolik saluran cerna, kandung empedu, atau apendisitis akut. Selain itu pada perempuan perlu juga dipertimbangkan adneksitis. 2Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan kemungkinan keganasan apalagi bila hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa batu yang bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi. Batu ginjal dengan hidronefrosis, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor Grawitz. 210. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis dan rencana terapi antara lain 1, 10:a. Foto Polos AbdomenPembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering dijumpai diantara batu lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen). Urutan radioopasitas beberapa batu saluran kemih seperti pada tabel 1.Tabel 1. Urutan Radioopasitas Beberapa Jenis Batu Saluran KemihJenis BatuRadioopasitas

KalsiumOpak

MAPSemiopak

Urat/SistinNon opak

b. Intravenous pyelographyPemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.c. Ultrasonografi (USG)USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.

d. Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk mencari hematuria dan kristal.e. Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungsi ginjal.f. Analisis batu, untuk mengetahui asal terbentuknya.g. Kultur urin, untuk mecari adanya infeksi sekunder.h. DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali serum.11. Penatalaksanaan1,6,11Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena suatu indikasi sosial. Obstruksi karena batu saluran kemih yang telah menimbulkan hidroureter atau hidronefrosis dan batu yang sudah menimbulkan infeksi saluran kemih, harus segera dikeluarkan.Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti diatas, namun diderita oleh seorang yang karena pekerjaannya (misalkan batu yang diderita oleh seorang pilot pesawat terbang) memiliki resiko tinggi dapat menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang menjalankan profesinya dalam hal ini batu harus dikeluarkan dari saluran kemih. Pilihan terapi antara lain :a. Terapi KonservatifSebagian besar batu ureter mempunyai diameter