lp gastroenteritis (ge)

32
DEFINISI Gastroentiritis adalah suatu peradangan yang biasanya disebabkan oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal (guyton & hall,2006). Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit (Cecyly, Betz. 2002) Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar >4x pada bayi dan >3x pada anak. Konsistensi feses cair/ encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005) Buang air besar (defakasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200ml sekali defakasi (Hendarwanto, 2003) Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan pathogen parasitic (Wong, 2003) KLASIFIKASI Terdapat beberapa jenis diare sebagai berikut : a. Diare Peresisten, merupakan kelanjutan dari diare akut. b. Diare Infektif, apabila penyebabnya infeksi dan ditandai adanya demam.

Upload: dwi-astika-sari

Post on 26-Dec-2015

203 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

ge

TRANSCRIPT

Page 1: LP Gastroenteritis (GE)

DEFINISI

Gastroentiritis adalah suatu peradangan yang biasanya disebabkan oleh virus

maupun bakteri pada traktus intestinal (guyton & hall,2006).

Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus

yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan

cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan

elektrolit (Cecyly, Betz. 2002)

Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar >4x pada bayi dan

>3x pada anak. Konsistensi feses cair/ encer dapat berwarna hijau atau dapat

pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005)

Buang air besar (defakasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah

cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan

normal yakni 100-200ml sekali defakasi (Hendarwanto, 2003)

Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh

bakteri, virus, dan pathogen parasitic (Wong, 2003)

KLASIFIKASI

Terdapat beberapa jenis diare sebagai berikut :

a. Diare Peresisten, merupakan kelanjutan dari diare akut.

b. Diare Infektif, apabila penyebabnya infeksi dan ditandai adanya demam.

c. Diare Non Infektif, apabila tidak ditemukan infeksi sebagai penyebab dari

penyakit tersebut, dan tanpa demam

Sedangkan klasifikasi diare berdasarkan variasi faktor penyebab sebagai

berikut: :

a) Diare karena kelainan saluran pencernaan, dapat dibagi sebagai berikut:

Kelainan di lambung / gastrogenosus dapat disebabkan oleh akilia

gastrika, tumor, pasca gastrectomi, vagotomi.

Kelainan di usus halus misalnya sindroma malabiorbi primer maupun

sekunder.

Kelainan usus besar, dapat disebabkan oleh colitis ulterosa, tumor,

divertukulosis, endometriosis, obstruksi colon parsial.

b) Diare karena penyakit infeksi

Infeksi parasit : amoeba, ascaris, ankolis, sistoma, dll

Page 2: LP Gastroenteritis (GE)

Infeksi bakteri : shigella, salmonella, eschariadium, closterdium,

tuberkulosis

Infeksi virus : entero virus

Infeksi jamur : monilia

Keracunan makanan

c) Diare karena kelainan di luar saluran makanan

Penyakit di pancreas, ex : carcinoma pancreas, pancreas kronis

Kelainan endokrin, ex : hipertiroidisme, DM

Uremia

Penyakit neurologis

Akibat pemberian antibiotic tinja

TBC Paru

Berdasarkan lama waktu terjadinya

a. Akut : berlangsung < 5 hari

b. Presisiten : berlangsung 15 – 30 hari

c. Kronik : berlangsung > 30 hari

Berdasarkan mekanisme patofisiologik :

a. Diare sekretotik

Pada diare jenis ini terjadi penurunan penyerapan dan peningkatan

sekresi air dan transport elektrolit ke dalam usus.Hal ini biasanya

disebabkan oleh zat yang merangsang terjadinya peningkatan sekresi,

baik dari luar (misalnya toksin kolera) atau dari dalam (pada penyakit

inklusi mikrovili kongenital). Fesesnya biasanya akan berupa Contoh diare

jenis ini adalah diare karena penyakit kolera, E. coli toxigenik, karsinoid,

neuroblastoma, diare klorida kongenital, Clostridium difficile, dan

cryptosporidiosis (AIDS).

b. Diare Osmotik

Diare jenis ini terjadi karena konsumsi makanan yang sulit diserap, baik

karena memang makanan tersebut sulit diserap (magnesium, fosfat,

laktulosa, sorbitol) atau karena terjadi gangguan penyerapan di usus

(penderita defisiensi laktose yang menelan laktosa). Makanan yang tidak

diserap (malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral) di

usus ini akan difermentasi di usus besar, dan kemudian akan terbentuk

Page 3: LP Gastroenteritis (GE)

asam lemak rantai pendek. Meskipun asam lemak rantai pendek ini dapat

diserap oleh usus, tetapi jika produksinya berlebihan, akibatnya jumlah

yang diserap kalah banyak dibandingkan jumlah yang dihasilkan,

sehingga menyebabkan peningkatan osmolaritas di dalam usus.

Peningkatan osmolaritas ini akan menarik air dari dalam dinding usus

untuk keluar ke rongga usus. Akibatnya, terjadi diare cair yang bersifat

asam, Contoh diare jenis ini adalah diare pada penderita defisiensi enzym

laktase yang mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa

ETIOLOGI

a) Pejamu (Host)

Beberapa faktor risiko pada pejamu (host) yang dapat meningkatkan keretanan

pejamu terhada kuman penyebab gastroenteritis:

1. Tidak mendapat ASI sampai umur 2 tahun. ASI mengandung antibodi yang

dapat melindungi terhadap kuman penyebab gastroenteritis.

2. Malnutrisi dan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)

Beratnya penyakit, lamanya diare dan risiko kematian karena gastroenteritis

meningkat pada bayi yang mengalami gangguan gizi dan BBLR.

3. Immunodefisiensi (Penurunan Kekebalan Tubuh)

4. Campak. Gastroenteritis sering terjadi dan berakibat pada bayi atau anak-

anak yang sedang menderita campak dalam 4 inggu terakhir

5. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada

anak)

b) Agent

Penyakit gastroenteritis dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain :

1. Faktor Infeksi

Infeksi enteral adalah infeksi saluran pencernaan, makanan yang

merupakan penyebab utama gastroenteritis pada anak. Agen penyebab

infeksi saluran pencernaan, meliputi:

- Bakteri : E. Colli, Salmonella Thypi, Shigella Dysentri, Vibrio Cholera,

Clostridium Perfingens, Staphylococcus

- Parasit dan Protozoa : Entamoeba Histolytica, Trichomonas Hominis,

Ascaris Lumbricoides, Taenia Solium

Page 4: LP Gastroenteritis (GE)

- Virus : Rotavirus, Adenovirus, Sapporovirus

2. Faktor Malabsorbsi

- Malabsorbsi karbohidrat : misalnya disakarida (intoleransi laktosa,

maltose dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan

galaktosa).

- Malabsorbsi Lemak

- Malabsorbsi Protein

3. Faktor Makanan

Seperti makanan yang tercemar, makanan laut yang terkontaminasi

dengan racun kimia, makanan beracun dan alergi makanan

4. Efek Samping Penggunaan Obat

Misalnya obat antacid yang mengandung magnesium dalam jumlah besar,

antibiotic, obat-obat anti kanker dan obat pencahar.

c) Lingkungan

Masalah lingkungan yang sering terjadi di Indonesia yang menyebabkan

gastroenteritis, adalah

1. Kurangnya penyediaan air minum yang bersih dan memenuhi syarat

kesehatan

2. Kurangnya sarana pembuangan kotoran yang bersih dan sehat

3. Keadaan rumah yang pada umumnya tidak sehat

4. Hygine perorangan dan sanitasi makanan yang buruk

5. Belum ditanganinya hygine dan sanitasi industry secara intensif

6. Kurangnya usaha pengawasan dan pencegahan pada lingkungan

7. Pembuangan limbah di daerah pemukiman yang kurang baik.

(Dekes RI, 2003)

d) Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas (jarang, dapat terjadi pada anak yang lebih besar)

e) Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi

radiasi.

Ditinjau dari sudut patofisiologinya maka penyebab gastroenteritis akut dibagi

menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Diare Sekresi (Secretory Diarrhoea) disebabkan :

Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen :

Page 5: LP Gastroenteritis (GE)

- Infeksi bakteri misalnya E.Coli, Shigella dysentriae

- Infeksi virus misalnya Rotavrus, Norwalk

- Infeksi parasit misalnya Entamoeba hystolitica, Giardiosis

Lambia

Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan

kimia, makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf,

hawa dingin, alergi

b. Diare Osmotik (Osmotic Diarrhoea), disebabkan oleh :

Malabsorpsi makanan (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan

mineral)

KKP (Kekurangan Kalori Protein)

BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir

Ada 5 jenis mikroorganisme penyebab utama Gastroenteritis yaitu :

a. Salmonela infeksi ini disebabkan oleh kontaminasi makanan dan minuman

b. Escherichia Colli merupakan komersial ( flora normal ) dalam usus

manusia tetapi ada beberapa jenis yang berbahaya, yang dapat

menyebabkan gastroenteritis seperti Enteropatogenik.

c. Bosilus disenteri basillus ditularkan secara peroral melalui air , makanan,

lalat yang tercemar untuk ekstreta penderita , area yang diserang kolon

dengan kegiatan terberat pada sigmoid

d. Vibrio organisme patogen yang menyebabkan penyakit pada manusia

apabila sistem imun tubuhnya lemah, jenisnya antara lain : vibrio diare, dan

vibrio eltem.

Entera virus terdiri dari polio virus, coxashi virus dan encho virus.

Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau

minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak

langsung melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger).

Faktor risiko terjadinya diare adalah:

1. Faktor perilaku

2. Faktor lingkungan

Faktor perilaku antara lain:

a. Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan

Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman

Page 6: LP Gastroenteritis (GE)

b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare

karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu

c. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi

ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB

anak

d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis

Faktor lingkungan antara lain:

a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi

Cuci Kakus (MCK)

b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk

Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang

dapat meningkatkan kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi

terutama anak gizi buruk, penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita

campak (Kemenkes RI, 2011).

MANIFESTASI KLINIS

1. Konsistensi feses cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering

2. Muntah (umumnya tidak lama)

3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)

4. Kram abdomen

5. Membrane mukosa kering

6. Fontanel cekung (bayi)

7. Berat badan menurun

8. Malaise

(Ceyly, Betz.2000)

Tanda dan gejala gastroenteritis pada balita secara umum antara lain: anak

menjadi cengeng, sering menangis dan gelisah, kadang demam, mengalami

gangguan minum dan nafsu makan berkurang, gejala muntah dapat terjadi

sebelum / sesudah diare, disebabkan oleh lambung yang meradang dan akibat

gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Pada bayi penderita gastroenteritis warna muntah seperti warna susu

(biasanya), tinja cair dan dapat disertai lendir, warna tinja makin lama berubah

menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.

Page 7: LP Gastroenteritis (GE)

Manifestasi klinis menurut Ngastiyah (2005) yaitu :

1. Diare

a. faktor osmotic disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam

perbandingan isotonic, ketidakmampuan larutan mengabsorbsi

menyebabkan tekanan osmotic menghasilkan pergeseran cairan dari

iodium ke rongga usus

b. Penurunan absorbs atau peningkatan sekresi sekunder air dan elektrolit.

Peningkatan ini disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi

aktif sekunder untuk merangsang mukosa usus.

c. Perubahan motility, hiperperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi

absorbs zat dalam usus.

2. Mual, muntah dan panas (suhu >37o C)

Terjadi karena peningkatan asam lambung dank arena adanya peradangan

maka tubuh juga akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu

tubuh meningkat

3. Nyeri perut dank ram abdomen

Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan

peristaltik usus dan efek yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan

atau kram abdomen.

4. Peristaltik meningkat (> 35x/ menit)

Akibat masuknya pathogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus

berusaha mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga

peristaltik meningkat.

5. Penurunan berat badan

Terjadi Karena sering BAB encer, yang mana feses malah mengandung

unsure-unsur penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sehingga

kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.

6. Nafsu makan menurun

Terjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga

timbul mual dan rasa tidak enak makan.

7. Turgor kulit menurun

Karena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat

8. Mata Cowong

Page 8: LP Gastroenteritis (GE)

Adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotic

mengakibatkan beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.

9. Gelisah dan Rewel

Ini terjadi karena komleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga tubuh tidak

merasa nyaman sebab adanya ketidakseimbangan homeostatis dalam tubuh.

Gejala KlinisGejala Klinis

Ringan Sedang Berat

Keadaan umumKesadaranRasa haus

Baik/compos mentis+

Gelisah++

Apatis-Koma+++

SirkulasiNadi (x/menit)Pernapasan

Normal (120)Biasa

CepatAgak cepat

Cepat sekaliKusmaul

KulitUbun-ubun besarMataTurgor dan tonusDiuresisSelaput lendir

Agak cekungAgak cekungBiasaNormalNormal

CekungCekungAgak cekungOliguriaAgak kering

Cekung sekaliCekung sekaliKurang sekaliAnuriKering/ asidosis

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Fisik

Secara umum pemeriksaan fisik sedikit berguna dalam menentukan penyebab

dari gastroenteritis. Adanya demam dan nyeri perut lebih mengarah pada

pathogen invasive, terlebih lagi bila didapatkan darah baik secara makro maupun

mikro pada feses. Keparahan penyakit dapat diindikasikan dari tanda dari

dehidrasi, misalnya hipotensi ortostatik, keringnya membrane mukosa dan

penurunan turgor kulit. (Young, et al.2010)

Pemeriksaan Laboratorium, meliputi

a. Pemeriksaan tinja

- makroskopis dan mikroskopis

- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinitest bila

diduga intoleransi gula

- bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi

Page 9: LP Gastroenteritis (GE)

- Syarat dalam pengumpulan sample untuk pemeriksaan feses :

Wadah sampel bersih, kedap, bebas dari urin

Harus diperiksa 30-40 menit sejak dikeluarkan, jika ada penundaan

disimpan di lemari es

Tidak boleh menelan Barium, Bismuth dan minyak 5 hari sebelum

pemeriksaan

Diambil dari bagian yang paling mungkin member kelainan

Paling baik dari defekasi spontan atau rectal toucher sebagai

pemeriksaan tinja sewaktu

Pasien konstipasi dapat diberikan Saline Chthartic terlebih dahulu

Pada kasus Oxyuris dapat digunakan metode Schoth Tape dan object

glass

Untuk mengirim tinja, wadah yang digunakan terbuat dari kaca atau

bahan lain yang tidak dapat ditembus seperti plastic.

Berikut adalah karakteristik feses normal dan abnormal

Karakteristik Normal Abnormal Penyebab

Konsistensi Berbentuk, lunak, agak cair / lembek, basah.

Keras, kering Dehidrasi, penurunan motilitas usus akibat kurangnya serat, kurang latihan, gangguan emosi dan laksantif abuse>>konstipasi

Cair Peningkatan motilitas usus (mis. akibat iritasi kolon oleh bakteri)>>diare, kekurangan absorpsi

Bau Aromatik : dipenga-ruhi oleh makanan yang dimakan dan flora bakteri.

Tajam, pedas

Sumber bau tak enak yang keras, berasal dari senyawa indole, skatol, hydrogen sulfide dan amine, diproduksi oleh pembusukan protein oleh bakteri perusak atau pembusuk. Bau menusuk hidung tanda terjadinya peningkatan kegiatan bacteria yang tidak kita kehendaki.

Page 10: LP Gastroenteritis (GE)

Unsur pokok

Sejumlah kecil bagian kasar makanan yg tdk dicerna, potongan bakteri yang mati, sel epitel, lemak, protein, unsur-unsur kering cairan pencernaan (pigmen empedu dll)

Pus Mukus Parasit Darah Lemak dalam jumlah besar Benda asing

Infeksi bakteri Kondisi peradangan Perdarahan gastrointestinal Malabsorbsi Salah makan

Frekuensi Lebih dari 6X dalam sehari Kurang dari sekali semniggu

Hipomotility Hipermotility

Bentuk Silinder (bentuk rektum)

Mengecil, bentuk pensil atau seperti benang

Kondisi obstruksi rectum

Jumlah Tergantung diet (100 – 400 gr/hari)

b. Pemeriksaan Darah

- pH darah dan cadangan dikali dengan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium

dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asam basa

- kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

- Anemia (hipokronik, kadang-kadang nekrosiotik) dapat terjadi karena

malnutrisi/malabsorpsi tekanan fungsi sumsum tulang (proses inflamasi

kronis) sel-sel darah putih meningkat

c. Doudenal Intubation

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,

terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

d. Pemeriksaan volume urin : Cara menghitung output urin

Produksi urin ( > 0,5 – 1 ml/kgBB/jam)

Standar volume urin

Neonatus : 10-90 ml/kgBB/hari

Page 11: LP Gastroenteritis (GE)

Bayi : 80-90 ml/kgBB/hari

Anak : 50 ml/kgBB/hari

Remaja : 40 ml/kgBB/hari

Dewasa : 30 ml/kgBB/hari

e. Uji aglutinasi lateks

Sensitivitas 83-93%

Spesifisitas 61-100%

Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin.

Laktoferin adalah glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil.

Keberadaannya dalam feses menunjukkan inflamasi kolon. Positif palsu dapat

terjadi pada bayi yang minum ASI.

f. Radiologi : untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan

abdomen

g. Endoskopi : untuk melihat langsung kelainan mukosa pada sel pencernaan

PENATALAKSANAAN

Prinsip utama penanganan gastroenteritis, yaitu:

- menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

- mengembalikan fungsi normal sistem pencernaan

- mencegah penyebaran infeksi pada orang yang kontak dengan anak diare

Pencegahan

A. Pencegahan Primer

Dilakukan pada masa pre-patogenesis. Tujuannya menghilangkan

faktor resiko nterhadap gastroenteritis. Sasaran pada pencegahan ini adalah

orang sehat, sehingga diharapkan tidak menderita sakit.

Health promotion

Kegiatan promosi kesehatan, berupaya mencegah terjadinya

gastroenteritis

- Memberi ASI

Dengan adanya komponen zat anti infeksi yang terkandung

dalam ASI, maka bayi yang minum ASI akan terlindungi dari

berbagai macam infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit

dan antigen lain. ASI merupakan faktor penting dalam mencegah

Page 12: LP Gastroenteritis (GE)

terjadinya gastroenteritis. Berikan ASI selama 6 bulan pertama,

kemudian berikan ASI bersama makanan lain sampai anak berusia

<1 tahun

- Makanan pendamping ASI >6 bulan

Tujuan :

Melengkapi zat-zat gizi yang kurang yang terdapat dalam

ASI

Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima

berbagai macam makanan dengan berbagai rasa dan tekstur

Mengembangan kemempuan bayi untuk mengunyah dan

menelan

Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung

kadar energy yang tinggi

Beberapa hal penting saat pemberian makanan pendamping ASI :

Perkenalkan makanan lunak setelah anak berumur 6 bulan

sambil tetap memberikan ASI. Setelah anak berumur 1 tahun

berikan semua makanan yang dimasak dengan baik

sebanyak 4-6 kali / hari dan teruskan pemberian ASI bila

memungkinkan sampai anak berusia 2 tahun.

Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi atau

bubur untuk energy. Tambahkan hasil olahan susu, telur,

daging, ikan, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau dan

buah-buahan

Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi

anak, serta suapi anak dengan sendok bersih

Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya

pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar

sebelum diberikan pada anak.

- Penggunaan air bersih

Gastroenteritis salah satu penularannya dengan cara lewat air, jadi

gunakan air yang bersih. Air minum sebaiknya dimasak dahulu

hingga mendidih

- Membuang tinja bayi dengan benar

Page 13: LP Gastroenteritis (GE)

Tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan

orang tuanya. Yang harus diperhatikan adalah tinja bayi harusnya

dibuang ke jamban, bila tidak ada jamban dibuang ke lubang

kemudian di timbun

- Mencuci tangan

Tangan sebaiknya dicuci dengan sabun segera setelah

membersihkan anak ketika buang air besar dan mencuci tangan

dilakukan sebelum dan sesudah BAB

Specific Protection

Perlindungan spesifik pada anak dapat berupa imunisasi campak.

Karena diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian

imunisasi dapat mencegah diare. Imunisasi campak segera setelah anak

berumur 9 bulan. Diare sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak

yang menderita campak dalam 4 minggu terakhir

B. Pencegahan Sekunder

Diberikan pada masa pathogenesis, dengan bertujuan mencegah

kehilangan banyak cairan. Sasarannya adalah penderita gastroenteritis yang

diharapkan tidak terjadi dehidrasi yang berkelanjutan. Caranya dengan

diagnose dan pengobatan secepatnya yaitu dengan pemberian cairan oralit

secepatnya untuk mencegah kehilangan banyak cairan.

C. Pencegahan Tersier

Bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian akibat

dehidrasi dengan cara limited of ability (pembatasan kecacatan) dan

rehabilitasi. Salah satunya yang dapat dilakukan adalah tetap memberikan

nutrisi pada anak agar daya tahan tubuh anak tidak berkurang guna

mencegah munculnya penyakit lain.

Pengobatan

A. Pemberian cairan

Pada rehidrasi ini ada 4 hal yang perlu diperhatikan :

a. Jenis cairan

pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan

ringer laktat, bila tak tersedia dapat diberikan cairan Na calsiotonik

ditambah satu ampul Na Bikarbonat 7,5 % 50 ml.

Page 14: LP Gastroenteritis (GE)

b. Jumlah cairan

Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang

dikeluarkan. Kehilangan cairan tubuh dapat dihitung dengan beberapa

cara :

Metode pierce berdasarkan klinis

Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x berat badan

Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x berat badan

Dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10% x berat badan

Metode daldiyono berdasarkan skor klinis kebutuhan cairan = x10%

x kgbb x 1 liter

c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan

Rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral atau intra

vena.

d. Jadwal pemberian cairan

Rehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan metode

daldiyono diberikan pada 2 jam pertama. Selanjutnya dilakukan

penilaian kembali status hidrasi untuk memperhitungkan kebutuhan

cairan. Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan

derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

Cairan per oral.

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan

peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, Hco, Kal dan

Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi

ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri

(mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula

dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan

dirumah sebelum dibawa kerumahsakit untuk mencegah dehidrasi

lebihl anjut.

Cairan parenteral.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung

dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan

kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

Dehidrasi ringan. 1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari.

Kemudian 125 ml / Kg BB / oral

Page 15: LP Gastroenteritis (GE)

Dehidrasi sedang. 1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral,

kemudian 125 ml / kg BB / hari.

Dehidrasi berat. Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat

badan 3 – 10 kg

o 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit

(infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.

o 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit (

infus set 1 ml = 20 tetes ).

o 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau

minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit

atau 3 tetes / kg BB / menit. Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun

dengan berat badan 10 – 15 kg.

o 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB /

menit ( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit

( 1 ml = 20 tetes ).

o 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak

mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes /

kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 –

25 kg.

o 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB /

menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).

o 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral

B. Dietetik

Tujuan diet pada pasien gastroenteritis adalah memberikan makanan

secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberatkan kerja

usus, mencegah dan mengurangi resiko dehidrasi, mengupayakan agar anak

segera mendapat makanan sesuai dengan umur dan berat badannya.

Syarat diet pada pasien gastroenteritis adalah:

- pasien tidak dipuasakan setelah terjadi rehidrasi

- diberi makanan per oral dalam 24 jam pertama

- pemberian ASI diutamakan

Page 16: LP Gastroenteritis (GE)

- makanan cukup energy dan protein

- makanan tidak merangsang saluran pencernaan yaitu tidak

mengandung bumbu yang tajam

- tidak menimbulkan gas

- makanan diberikan bertahap dari makanan ringan (mudah cerna) dalam

bentuk yang sesuai menurut umur dan keadaan penyakit.

- makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB <7 kg, jenis

makanannya:

a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam

lemak tak jenuh)

b. Makanan setangah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)

c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan. Cara

memberikannya:

- Hari pertama

Setelah dehidrasi segera diberikan makanan per oral. Bila diberi ASI/

susu formula tetapi masih diare, berikan oralit secara berselingan.

- Hari kedua- hari keempat

ASI/ susu formula rendah laktosa

- Hari kelima

Bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan dan diberikan susu atau

makanan biasa.

d. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,

mineral dan makanan yang bersih.

C. Obat-obatan

a. Racecordil

adalah anti diare ideal yang bekerja cepat tidak menyebabkan konstipasi,

mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk

terhadap sistem saraf pusat dan yang tidak kalah penting tidak menyebabkan

ketergantungan

b. Nifuroxazide

Page 17: LP Gastroenteritis (GE)

adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal E. coli, Shigella

Dysentriae, Streptococcus, Staphylococcus, Nifaroxazide bekerja local pada

saluran pencernaan.

c. Dioctahedral Smetic

suatu aluminosilikat non sistemik berstruktur filitik secara in vitro telah terbukti

dapat melindungi barier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri serta

rotavirus.

d. Obat yang mengeraskan tinja yaitu apulgite 4 x 2 tab/hari, smectite 3 x 1 saset

diberikan tiapdiare/bab encer sampai diare berhenti.

e. Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase yaitu hidrasec 3 x 1 tab/hari

f. Vitamin dan mineral

g. Aluminiumhidroksida, memiliki efek konstipasi dan mengikat empedu.

h. Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus.

Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah

LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter

Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara

untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat

penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare

juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program LINTAS DIARE yaitu:

1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah

2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan

4. Antibiotik Selektif

5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh

1. Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah

tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan

cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang

beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang

dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi

penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum

Page 18: LP Gastroenteritis (GE)

harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan

melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI,

2011).

a. Diare tanpa dehidrasi

Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret

Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret

Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret

b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang

Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya

diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.

c. Diare dengan dehidrasi berat

Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas

untuk di infus. (Kemenkes RI, 2011)

2. Zinc

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc

dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi

enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc

juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi

dan fungsi selama kejadian diare (Kemenkes RI, 2011).

Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat

keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja,

serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.

Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak

mengalami diare.

Dosis pemberian Zinc pada balita:

a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari

b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara

pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI,

sesudah larut berikan pada anak diare (Kemenkes RI, 2011).

3. Pemberian ASI/makanan

Page 19: LP Gastroenteritis (GE)

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada

penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah

berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di beri

ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak

usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat

harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan

lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2

minggu untuk membantu pemulihan berat badan (Kemenkes RI, 2011).

4. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare

pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada

penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera

(Kemenkes RI, 2011).

Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita

diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali

muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan

status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang

berbahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare

disebabkan oleh parasit (amuba, giardia) (Kemenkes RI, 2011).

5. Pemberian Nasihat

Menurut Kemenkes RI (2011), ibu atau pengasuh yang berhubungan erat

dengan balita harus diberi nasehat tentang:

1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah

2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :

a. Diare lebih sering

b. Muntah berulang

c. Sangat haus

d. Makan/minum sedikit

e. Timbul demam

f. Tinja berdarah

Page 20: LP Gastroenteritis (GE)

g. Tidak membaik dalam 3 hari.

Page 21: LP Gastroenteritis (GE)

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Diare

Tujuan :

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diare teratasi

Kriteria hasil :

- Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 C, RR : < 40

x/mnt )

- Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong

- Secara verbal mengerti tentang faktor penyebab

INTERVENSI RASIONAL

- Pantau tanda dan gejala

kekurangan cairan dan

elektrolit

- Pantau intake dan output

- Timbang berat badan setiap

hari

- Berikan asupan nutrisi

makanan dan minuman

dengan modifikasi menarik

sesuai dengan usia anak,

tidak berbau menyengat,

dengan frekuensi sedikit demi

sedikit tapi sering

- Sarankan untuk beristirahat

saat akut

- Kolaborasi pemberian tablet

zink sesuai dosis yang

ditentukan

- Penurunan sisrkulasi volume cairan

menyebabkan kekeringan mukosa dan

pemekatan urin. Deteksi dini

memungkinkan terapi pergantian cairan

segera untuk memperbaiki deficit

- Dehidrasi dapat meningkatkan laju

filtrasi glomerulus membuat keluaran

tak aadekuat untuk membersihkan sisa

metabolisme.

- Mendeteksi kehilangan cairan ,

penurunan 1 kg BB sama dengan

kehilangan cairan 1 lt

- Mencukupi kebutuhan nutrisi dalam

tubuh

- Dapat mengurangi motilitas usus       

- Zink berperan dalam epitalisasi dinding

usus yang mengalami kerusakan

morfologi dan fungsi selama diare

- Membantu dalam pemantauan kondisi

anak secara klinis dan mengetahui

Page 22: LP Gastroenteritis (GE)

- kolaborasi pemeriksaan

laboratorium (feses, urine,

darah)

penyebab diare.

2. Kekurangan volume cairan

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam kebutuhan cairan

dalam tubuh adekuat

Kriteria Hasil:

- Tanda-tanda dehidrasi tidak ada

- mukosa bibir tidak kering, mata tidak cowong, turgor kulit normal

- orientasi kognitif tidak ada gangguan

- TTV normal (anak nadi= 80-110x/mnt; RR=20-30x/ mnt; suhu =37oC)

INTERVENSI RASIONAL

- Observasi TTV, turor kullit,

membrane mukosa dan status

mental

- Beri larutan rehidrasi oral

(LRO) sedikit tapi sering

khususnya bila anak muntah

- Ganti LRO dengan cairan

rendah natrium seperti air,

ASI, formula bebas laktosa

atau setengah lakstosa

- Pantau intake dan output

(urine, feses, emesis)

- Kolaborasi berikan cairan

parenteral, misalnya RL

- Kolaborasi diet regular pada

anak sesuai toleransi

- Hipotensi, takikardi, demam dapat

menunjukkan respon terhadap efek

kehilangan cairan

- LRO untuk rehidrasi dan penggantian

kehilangan cairan melalui feses

- Untuk mempertahankan terapi cairan

- untuk mengetahui keefektifan

intervensi

- Memenuhi kebutuhan cairan elektrolit

dalam tubuh

- Menguntungkan untuk menurunkan

jumlah defekasi dan penurunan berat

badan serta pemendekan durasi

penyakit.

Page 23: LP Gastroenteritis (GE)

3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan

keseimbangan cairan dan elektrolit kembali normal

Kriteria Hasil:

- Intake dan output seimbang

- Turgor kulit baik

- Tidak mual dan muntah

- Mukosa bibir lembab

INTERVENSI RASIONAL

- Catat frekuensi, jumlah dan

konsistensi feses yang keluar

- Pantau masukan dan haluaran

dengan cermat

- Anjurkan penderita untuk

minum banyak (sedikit tapi

sering)

- Jelaskan tentang pembatasan

diet kepada keluarga

(makanan berserat tinggi,

berlemak dan air terlalu panas

atau dingin)

- Kolaborasikan pemeriksaan

elektrolit

- Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat dan

infuse

- Memudahkan membuat asuhan

keperawatan secara tepat untuk

intervensi selanjutnya

- Catatan masukan dan haluaran dapat

membantu mendeteksi tanda dini

ketidakseimbangan cairan

- Untuk mengganti cairan yang hilang

- Serat tinggi, lemak, air terlalu panas/

dingin dapat merangsang mengiritasi

lambung dan saluran usus sehingga

regulasi keseimbangan elektrolit

terganggu

- Membantu dalam pemantauan kondisi

keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

- Terapi yang tepat dan cepat dapat

mempercepat kesembuhan dan

mencegah komplikasi rutin