gastroenteritis 3

22

Click here to load reader

Upload: andrianus-atu

Post on 17-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

o

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastroenteritis adalah merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Penyakit ini disebabkan karena bakteri yang terdapat pada makanan yang kurang bersih. Penyakit ini menular lewat oral dan fecal.

Angka kejadian diare di sebagian wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Menurut Survey morbiditas yang dilakukan Departemen Kesehatan tahun 2003 berkisar antara 200-374 per 1000 penduduk. Selama 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan angka Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di wilayahnya. Jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 menyebabkan kematian (Case Fatality Rate/CFR=2,5%). Hal tersebut utamanya dikarenakan rendahnya ketersediaannya air bersih, sanitasi yang buruk dan perilaku hidup tidak bersih. Kata Subdit Diare dan Kecacingan Departemen Kesehatan(www.depkes.com)

Oleh karena itu peran perawat sangat dibutuhkan untuk memberikan penyuluhan tentang penyakit diare ini perawat juga berperan dalam menjelaskan tentang penanggulangan dan pencegahannya, maka diharapkan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan selalu memperhatikan kebersihan makan minum.

B. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini mempunyai beberapa tujuan, antara lain :

1. Untuk memperdalam pengertian dan pengetahuan tentang proses perawatan pada pasien diare.

2. Untuk mengamati lebih dekat sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk penderita diare.

3. Mendapat pengalaman nyata merawat pasien diare.

4. Untuk memenuhi tugas pokok Keperawatan Medikal Bedah IV

C. Metode Penulisan

1. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku yang berkaitan dengan penyakit diare.

2. Wawancara dan Pengamatan langsung pada pasien dengan diare

D. Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini disusun dari Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan lalu pada Bab II tinjauan teoritis yang terdiri dari definisi, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, test diagnostik, terapi dan penatalaksanaan dan komplikasi, lalu konsep dasar keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan. Pada bagian selanjutnya terdapat patoflowdiagram. Bab III terdapat pengamatan kasus, Bab IV terdapat pembahasan kasus, Bab V kesimpulan dan terakhir daftar pustaka.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MEDIK

1. Definisi

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal(lebih dari3x), serta perubahan dalam isi dan konsistensi. (Brunner&Sudarth,Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.2002)

Diare adalah konsistensi dari feses dan tidak pada frekuensi pengeluarannya perhari. (Barbara.C.Long. edisi 3)

Diare adalah inflamasi dari mukosa abdomen dan saluran usus halus. (Lewis,2000)

2. Anatomi Fisiologi Pada kasus diare yang terserang adalah pada saluran pencernaan, maka akan dijelaskan anatomi dan fisiologi dari saluran pencernaan. Mulut

Batas-batas mulut adalah :

Atas palatum durum dan palatum mole, bawah: mendibulat, lidah dan struktur yang lain. Pada dasar mulut, lateral : pipi, depan bibir, belakang: ostium ke dalam faring.

Bagian dasar mulut dibentuk oleh :Lidah cekungan pada bagian depan dan samping lidah tempat membran mukosa direfleksikan dari lidah ke gusi.

Di bawah cekungan ini terdapat kelenjar submandibula dan saliva serta beberapa otot-otot kecil yang beraksi pada lidah.

Palatum durum dibentuk oleh sebagian tulang mandibula di sebelah depan dan tulang. Palatin disebelah belakang. Tulang-tulang tersebut ditutupi oleh membran mukosa, dan dilanjutkan dengan palatum durum di sebelah depan. Usula merupakan suatu proses kerucut kecil yang lunak yang menggantung di bawah pada garis tengah mulut. Pada salah satu sisinya terdapat arkus membran mukosa dimana diantaranya terdapat tonsil.

Di dalam rongga mulut terdapat:

1. Gigi, ada 2 macam:a. Gigi sulung (gigi susu)

b. Gigi tetap (gigi permanen)

Fungsi gigi terdiri dari: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, gigi geraham untuk mengunyah makanan.

2. Lidah, terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir.

Lidah dibagi atas 3 bagian :

a. Radiks lingua: pangkal lidah

b. Dorsum lingua: punggung lidah

c. Apeks lingua: ujung lidah

Fungsi lidah yaitu: mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap, dan menelan, serta merasakan makanan.

Kelenjar ludah

Merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang disebut duktus dan duktus stensoni.

Kelenjar ludah ini ada 2 yakni:

a. Kelenjar submoksilaris

b. Kelenjar sublingualis

Kelenjar ludah (saliva dihasilkan di dalam rongga mulut, di sekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu:

a. Kelenjar parotis

b. Kelenjar submoksilaris

c. Kelenjar sublingualis

Otot lidah

Otot-otot ekstremitas lidah berasal dari rahang bawah (muskulus mandibularis, OS hioid, dan prosesus stiloidous) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot intrinsik yang terdapat pada lidah.

Faring

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil yaitu sekumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terdapat infeksi.Faring dibagi menjadi 3 yaitu:

Nasofaring

Orofaring

Laring

Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan napas dan di depan dari ruas tulang belakang.

Makanan melewati epiglotis piriformis masuk ke esofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.

Esofagus

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjang + 25 cm.

Letaknya di belakang trakea di depan tulang punggung, setelah melalui thorax menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. Gaster (lambung)

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster.

Lambung terdiri dari :

1. Bagian fundus ventrikuli

2. Korpus ventrikuli

3. Antrum pilorus

4. Kurvatura minor

5. Kurvatura mayor

6. Osteum kardikum

Lapisan lambung terdiri atas:

1. Lapisan selaput lendir

2. Lapisan otot melingkar (muskulus arvikularis)

3. Lapisan otot miring (muskulus obliqus)

4. Lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)

5. Lapisan jaringan ikat/serosa (peritoneum)Fungsi lambung:

1. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.

2. Getah cerna lambung yang dihasilkan :a. Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton)

b. HCL, fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan dan merubah pepsinogen menjadi pepsin.

c. Renin, fungsinya membekukan susu dan membentuk kasein dari karsonogen.

d. Lapisan lambung, fungsinya memerah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.

Usus Halus

Adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan terakhir pada sekum, panjangnya + 6 m.

Lapisan usus halus: lapisan mukosa, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa.

Duodenum

Disebut juga usus 12 jari panjangnya + 25 cm

Empedu dibuat di hati untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak dengan bantuan lipase.

Pankreas menghasilkan amilase berfungsi mencerna menjadi asam amino dan polipeptida.

Yeyunum dan Ileum

Mempunyai panjang + 6 meter, dua perlima bagian atas adalah yeyunum dengan panjang + 2-3 meter dan ileum dengan panjang 4-5 cm

Fungsi usus halus

1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino

3. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida

Usus BesarPanjang + 1 m, lebar 5-6 cm. Lapisan usus besar terdiri dari:

1. Selaput lendir

2. Lapisan otot melingkar

3. Lapisan otot memanjang

4. Jarinya ikat

Fungsi usus besar, terdiri atas:

1. Menyerap air dari makanan

2. Tempat tinggal bakteri coli

3. Tempat faeces

Rectum

Rectum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus.

Anus

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar.

Ada 3 spincter:

Spincter ani internus

Spincter lavator ani

Spincter ani ekstermus3. EtiologiFaktor Infeksi :

Bakteri: enteropathogenic astherichia coli, salmonella, shigella, yersinia anterocoliticia.

Virus : entero-estoviruses, adenovirus, human ratrovirus seperti agent rotavirus.

Jamur, candida enteritis

Parasit, giardia clanblia, crytosporidium

Bukan faktor infeksi:

Alergi makanan, susu, protein

Gangguan metabolik atau malabsorbsi: penyakit coliac, cystic fibrosis pada pankreas.

Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

Obat-obatan: antibiotik

Penyakit usus: colitis ulserative, enterocolitis

Emosional atau stress

Obstruksi usus.

Penyakit infeksi ; otitis pedia, infeksi saluran napas atas, infeksi saluran kemih.4. Patofisiologi

Virus dan bakteri keduanya masuk ke dalam sistem intestinal yang menyebabkan inflamasi dan menimbulkan gejala gastroenteritis melalui beberapa cara yaitu:

- Saluran pencernaan : dimana bakteri masuk kedalam lambung dan usus halus sehingga dapat merusak dinding sel epitelium, akibat dari inflamasi yang lama pada mukosa dapat mengakibatkan destruksi dan ulserasi pada mukosa superfisial sehingga dapat menurunkan absorbsi usus maka terjadi pergeseran air dan elektrolit (diare), menurunkan motilitas usus sehingga bakteri berkembang biak (diare), meningkatkan motilitas usus maka terjadi penurunan penyerapan makanan (diare).

Parenteral (Pembuluh darah) dimana bakteri menembus pembuluh darah yang ada di usus sehingga terjadi penetrasi dan invasi sistemik, masuknya kuman kedalam tubuh dapat merusak sirkulasi darah sistemik.

Post pembedahan usus: dimana usus diistirahatkan maka terjadi penurunan motilitas sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi.

Semua keadaan ini berakibat berkurangnya matilitas gastrointestinal dengan cairan dan elektrolit yang disekresikan ke dalam usus lebih cepat, pH yang normal mempertahankan usus dari serangan organisme dan bila pHnya tinggi seperti pada penggunaan antasida maka mekanisme pertahanannya tidak seefektif biasanya.

Berkurangnya motilitas intestinal yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi seperti immobilisasi intake makanan yang tidak adekuat, kurang makanan yang berserat dan terapi obat menambah resiko terbukanya kontak patogen (infeksi) dengan dinding usus sehingga terjadi gangguan pada sistem sirkulasi darah.

5. Manifestasi Klinis

a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi: turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),dan mata cekung, membran mukosa kering.

c. Kram abdominal

d. Demam

e. Mual dan muntah

f. Anorexia

g. Lemah

h. Pucat

i. Perubahan tanda-tanda vital: nadi dan pernapasan cepat

j. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.

6. Test Diagnostik

a. Pemeriksaan feses makroskopis, bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan resistensi

b. Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3

c. Serum elektrolit: terjadi penurunan natrium7. Therapi Medik

Dasar pengobatan diare adalah:a. Pemberian cairan peroral

Formula lengkap: oralit

Formula sederhana: larutan gula garam, larutan tajin garam, larutan tepung beras garam

b. Pemberian cairan parenteralUntuk mengganti cairan elektrolit yang hilangc. Obat-obatan

obat anti diare

oabt anti spasmolitik

antibiotika

obat anti piretik

8. Komplikasi

Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi,seperti :

Renjatan hipovolemik

Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar, maka jantung akan bekerja lebih cepat

Hipokalemia

Kalium rendah < 3,5 keletihan otot, kembung.

Ileus paralitik terjadi karena kurangnya total kalium tubuh (deplesi kalium) Kejang dan malnutrisi energi protein

Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol kehilangan air sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah inteke cairan hypertonik selama diare.

Pada pasien diare terjadi kejang karena kehilangan cairan yang banyak dan pemasukan air dan elektrolit berkurang dalam jangka waktu yang lama. B. Konsep Dasar Keperawatan1. Pengkajian

a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

kaji apakah klien sering makan-makanan yang mentah

kaji kemungkinan adanya makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh lalat

bagaimana kondisi lingkungan rumah klien

bagaimana penyajian makanan

bagaiman kebersihan alat-alat makan

b. Pola nutrisi dan metabolik

keluhan mual dan muntah

apakah anoreksia

kebiasaan makan kurang bersih atau jajan

apakah ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, selaput mukosa kering)

suhu tubuh meningkat

berat badan turun drastis

c. Pola eliminasi

B.A.B : perubahan konsistensi, berlendir, cair, kehijau-hijauan

ada darah

B.A.K: apakah anuria, oliguria, apakah ada lecet di sekitar anus

d. Pola aktivitas dan latihan

apakah ada kelemahan fisik, letih/lemas

apakah nafas, nadi cepat atau tak teraba

e. Pola tidur dan istirahat

adakah perubahan pola tidur

apakah sering terbangun karena diare atau nyeri

f. Pola kognitif dan persepsi sensori

bagaimana cara mengatasi keluhan nyeri

kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit diareg. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : Mata cekung, turgor kulit kering, mukosa membran kering, oliguria anuria

Palpasi : Nyeri tekan pada daerah abdomen

Aukultasi : Hyperperistaltik usus

Perkusi : Kembung

2. Diagnosa Keperawatan

1. Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi.

2. Kurang volume caiaran dan ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan : diare, muntah.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare dan tidak nafsu makan.

4. Kecemasan b.d BAB yang tidak terkontrol

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan diare.

3. Rencana Keperawatan

Dp 1 : Hypertermi Berhubungan dengan proses infeksi

HYD :

Suhu tubuh dalam batas normal (360 370C)

Intervensi:

Monitor tanda-tanda vital (suhu) tiap 1-2 jam.

R/: Suhu yang tinggi indikator adanya infeksi.

Periksa feses kultur.

R/: Mengetahui penyebab penyakit dapat digunakan untuk landasan terapi yang tepat . Beri banyak minum 2-3 liter perhari

Berikan terapi antibiotika sesuai dengan program medik.

R/ : Kuman penyakit mati , infeksi hilang, suhu akan turun.

Berikan antipiretika dan evaluasi penurun suhu tubuh.

R/ : Antipiretik mempengaruhi hipotalamus sebagai pusat pengaturan suhu tubuh

Dp 2 : Kurangnya cairan dan elektrolit Berhubungan dengan pengeluaran cairan Yang berlebih : diare,muntah HYD :

cairan dan elektrolit terpenuhi

berat badan tidak mengalami penurunan

diare berhenti ,feses normal

turgor kulit normal

Intervensi :

Monitor b.a.b (volume, warna, frekuensi, konsistensi) ada lendir/pus/nanah.

R/ : Indikator berat ringannya penyakit dan menentukan intervensi selanjutnya

Monitor pengeluaran urine (volome, darah, berat jenis).

R/ : Urine yang sedikit atau tidak ada merupakan indikasi adanya dehidrasi.

Timbang berat badan perhari.

R/ : Berat badan menunjukkan status kecukupan cairan tubuh.

Monitor intake out put.

R/ : Indikator untuk keseimbangan cairan dan elektrolit.

Kaji status hidrasi.

R/ : Terapi yang tidak adekuat mengakibatkan dehidrasi tidak teratasi atau justru terjadi overload

Monitor serum elektrolit.

R/ : Deteksi dini adanya asidosis atau ketidak seimbangan elektrolit Beri cairan intravena sesuai instruksi dan kaji area penusukan.

R/ : Cairan intravena untuk mengganti cairan yang keluar akibat diare, area penusukan indikator adekuatnya rehidrasi dan deteksi dini injeksi.

Dp 3 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare dan tidak nafsu makan

HYD :

Kebutuhan nutrisi terpenuhi yang ditandai dengan tidak terjadinya penurunan berat badan

Intervensi :

Jika b.a.b membaik berikan diet lunak secara bertahap.

R/: Mengembalikan fungsi pencernaan anak secara bertahap.

Timbang berat badan perhari, monitor makanan yang masuk dan catat masukan kalorinya.

R/ : Indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi

Kolaborasi dengan dokter diet untuk kebutuhan nutrisi

R/: Pemberian diet atau nutrisi yang tepat mempercepat penyembuhan.

Dp 4 : Kecemasan berhubungan dengan BAB yang tidak terkontrol

HYD :

Kecemasan berkurang.

klien dapat mengungkapkan kecemasannya.

Intervensi :

Lakukan pendekatan dengan klien R/ : Menjalin trust.

Jelaskan prosedur dan rasioal tindakan medik yang dilakukan pada klien R/ : Mengurangi kecemasan Temani pasien dalam keadaan cemas.

R/ : Pasien merasa tenang jika ditemani

Beri kebebasan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan.

R/ :klien menjadi lebih tenang jika didampingi keluarga.

Dp 5 : Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan diare

HYD :

Kulit bersih, kering dan utuh.

Intervensi: Pakai celana yang lembut dan menyerap.

R/ : celana yang berbahan nilon dpat menyebabkan iritasi kulit.

Jaga kebersihan perineum.

R/ : Daerah perineum merupakan daerah yang gelap dan rentan infeksi.

4. Discharge Planning

a. Jelaskan penyebab diare

b. Memberi penjelasan untuk mencegah penyakit diare dan penanggulangannya seperti: pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya.

c. Memberi penjelasan mengenai yang komplikasi diare

d. Menghindari makanan yang terlalu pedas, terlalu asam

e. Istirahat beberapa hari untuk memulihkan keadaan tubuhBAB III

PENGAMATAN KASUS

Pengamatan kasus dilakukan pada Nn.S umur 19 tahun, status belum kawin, agama Islam, dengan diagnosa masuk Gastroenteritis. Klien masuk RS. Sumber Waras tanggal 23 September 2007 melalui UGD Sumber Waras dengan keluhan sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh buang air besar cair,warna kuning tapi tidak ada darah dan tidak terhitung kira-kira 5 kali, mules, mual, muntah-munyah setiap makan dan minum, dan nyeri pada ulu hati. Sudah berobat ke dokter klinik tapi tidak sembuh dan tidak ada perubahan, badan semakin terasa lemas, sampai-sampai klien pingsan sewaktu dirumah dan langsung dibawa ke RS Sumber Waras.

Pada saat pengkajian tanggal 25-09-2007, KU tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, observasi TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 84 x/menit, P: 18 x/menit, S: 36oC. Pasien masih mengeluh badan terasa lemas, mual, muntah, tidak nafsu makan, bab sudah 2x cair, warna kuning 200cc. Terpasang infus RL 40 tetes.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 September 2007, Haemoglobin 15,2 g/dl, Hematokrit 47%, Leukosit 20.300 /ul, Trombosit 378.000 /ul, eritrosit 6.13 juta/ul, ureum darah 56mg/dl, natrium 140 mmol/L, kreatinin 2,4 mg/dl, klorida 103 mmol/L, kalium 4,2 mmol/L, glukosa sewaktu 106 mg/dl.Pasien mendapat terapi obat vometa 3x1, New Diatabs 3x2, Rantin 2 x 150 mg, Trypnzym 3x1, Akiten 1x400mg, Rantin 2x150mg, Bactrim 2x1.

PAGE 1