lp demam typhoid3

13
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DI RUANG DAHLIA RSUD WONOSARI Laporan kasus ini disusun guna melengkapi laporan individu pada PKK Anak Semester V DISUSUN OLEH : Syarif Hidayatullah (2020091584) III A AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2011/2012

Upload: agungderiandriyansyah

Post on 19-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Demam Typhoid3

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DI RUANG DAHLIA RSUD WONOSARI

Laporan kasus ini disusun guna melengkapi laporan individu padaPKK Anak Semester V

DISUSUN OLEH : Syarif Hidayatullah

(2020091584)III A

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMOYOGYAKARTA

2011/2012

Page 2: Lp Demam Typhoid3

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK “M” DENGAN

DIAGNOSA MEDIS OBS. DEMAM THYPOID

DI RUANG DAHLIARSUD WONOSARI

Laporan kasus ini disusun guna melengkapi laporan individu padaPKK Anak Semester V

DISUSUN OLEH : Syarif Hidayatullah

(2020091584)III A

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMOYOGYAKARTA

2011/2012

Page 3: Lp Demam Typhoid3

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM TIPOID

A. Pengertian

Demam Tifoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran

cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan

kesadaran. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran

cerna dengan gejala demam lebih dari 1 minggu dan terdapat gangguan kesadaran.

B. Etiologi

Salmonella typhosa, basil gram negative, bergerak dengan rambut getar, tidak

berspora. Mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik,

terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen Vi. Dalam

serum penderita terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.

C. Manifestasi klinik

Masa inkubasi 10-14 hari. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang khas berupa

perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu. Gejala Demam Tifoid

antara lain sebagai berikut :

Demam > 1 minggu terutama pada malam hari

Demam tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu. Minggu

pertama peningkatan suhu tubuh berfluktuasi. Biasanya suhu tubuh meningkat pada

malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh terus

meningkat dan pada minggu ke tiga suhu berangsur-angsur turun dan kembali

normal.

Nyeri kepala

Malaise

Letargi

Lidah kotor dengan tepi hiperemis (coated tongue)

Bibir kering pecah-pecah (regaden)

Mual, muntah

Neri perut

Nyeri otot

Anoreksia

Page 4: Lp Demam Typhoid3

Hepatomegali, splenomegali

Konstipasi, diare

Penurunan kesadaran

Macular rash, roseola (bintik kemerahan) akibat emboli basil dalam kapiler

Skibala

Halitosis

Epistaksis

Meteorismus

Bradikardi

Mengigau (delirium)

D. Patofisiologi

Bakteri Salmonella typhosa masuk melalui makanan / minuman, setelah melewati

lambung kuman mencapai usus halus (ileum) dan setelah menembus dinding usus sehingga

mencapai folikel limfoid usus halus (plaque Peyeri). Kuman ikut aliran limfe mesenterial ke

dalam sirkulasi darah (bakteremia primer). Mencapai jaringan RES (hepar, lien, sumsum

tulang, untuk bermultiplikasi). Setelah mengalami bacteria sekunder, kuman mencapai

sirkulasi darah untuk menyerang organ lain (intra dan ekstra intestinal). Masa inkubasi 10-

14 hari. (IDAI, 2004)

Salmonella typhosa masuk melalui makanan atau minuman yang tercemar menuju

tempat infeksi ileosekal (usus halus) dan terjadi inflamasi minimal. Kuman masuk pembuluh

darah dan terjadi septicemia primer, kemudian masuk ke sistem retikuloendotelial untuk

berkembang biak (inflamasi local) pada kelenjar getah bening, hati dan limpa. Kuman

kembali ke pembuluh darah (septicemia sekunder) menuju tempat infeksi utama ileosekal.

(Tri Atmadja, 2001)

Kuman masuk melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung

oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk usus halus, ke jaringan limfoid dan berkembang

biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakteremia

primer) dan mencapai sel retikuloendotelial, hati, limpa dan organ-organ lainnya. Proses ini

terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikuloendotelial melepaskan kuman

ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakteremia untuk kedua kalinya. Selanjutnya

kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh terutama limpa, usus dan kandung empedu.

Pada minggu pertama sakit, terjadi hyperplasia plaks peyer. Ini terjadi pada kelenjar limfoid

usus halus. Minggu ke dua terjadi nekrosis dan pada minggu ke tiga terjadi ulserasi plaks

Page 5: Lp Demam Typhoid3

peyer. Pada minggu ke empat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik.

Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain hepar, kelenjar-

kelenjar mesenterial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin

sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus halus.

(Suriadi, 2001)

Pathway

Konstipasi

Bakteri memasuk aliran darah sistemi Motilitas usu Defisit self care

Kelenjar limfoid usus halus Hati dan limpa Endotoksin Bed rest Tukak Hepatosplenomegali Hipertermi

Mual, muntah Hospitalisasi PK : Perdarahan dan perforasi Intake tak adekuat Takut

Resiko deficit volume cairan Resiko kebutuhan nutrisi kurang

E. Komplikasi

1. Perforasi usus 5. Kolesistitis

2. Perdarahan usus 6. Meningitis, Ensefalitis, Ensefalopati

3. Peritonitis 7. Bronkopneumonia

4. Sepsis

(Kapita selekta kedokteran, 2000)

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Jumlah leukosit normal/leukopenia/leukositosis.

2. Anemia ringan, LED meningkat, SGOT, SGPT dan fsofat alkali meningkat.

3. Minggu pertama biakan darah S. Typhi positif, dalam minggu berikutnya menurun.

Diserap usus halus

Bakteri memasuk aliran darah sistemik Motilitas usus ↓

Kelenjar limfoid usus halus Hati dan limpa Endotoksin Bed rest

Hospitalisasi

Hepatosplenomegali

Mual, muntah

Intake tak adekuat

Tukak

Salmonella typhosa

Saluran pencernaan

Page 6: Lp Demam Typhoid3

4. Biakan tinja positif dalam minggu kedua dan ketiga.

5. Kenaikan titer reaksi widal 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang memastikan

diagnosis. Pada reaksi widal titer aglutinin O dan H meningkat sejak minggu kedua.

Titer reaksi widal diatas 1 : 200 menyokong diagnosis.

G. Penatalaksanaan

1. Keperawatan

Memenuhi kebutuhan nutrisi : kalori, cairan dan elektrolit. Bila perlu melalui

sonde

Diet TKTP, rendah serat dan mudah dicerna, lunak, cair (klien dengan penurunan

kesadaran)

Menurunkan demam

Mengawasi komplikasi

Mengelola oksigen

Health education : perawatan di rumah

Memonitor vital sign

2. Medis

Antipiretik

Antibiotik:cloramphenicol 50-100 mg/kgBB/hari, cotrimoksasol 6-10

mg/kgBB/hari, amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, Seftriakson 80 mg/kg BB/hari,

sefiksim 10 mg/kg BB/hari

Infus D5 %, D10 %, KN 3A

Roboransia : Vitamin K ( untuk suplementasi terhadap gangguan flora usus

terhadap pemberian antibiotik yang lama).

Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan penurunan kesadaran.

Deksametoason 1-3 mg/Kg BB/hari intravena dibagi menjadi 3 dosis hingga

kesadaran membaik.

Lavemen, Laxantia

Tranfusi darah : kadang-kadang diperlukan pada perdarahan saluran cerna dan

perforasi

Oksigenasi : diberikan pada klien dengan penurunan kesadaran atau kejang.

(SPM Anak RSUD Wates,2001)

Page 7: Lp Demam Typhoid3

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas : umur, alamat (daerah endemis ?, lingkungan rumah / sekolah ada yang

menderita demam tifoid ?)

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas,

muntah, epistaksis, perdarahan gusi

2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat

masuk rumah sakit) : kapan mulai panas ?

3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain

yang pernah diderita oleh pasien)

4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain

yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik

atau tidak)

5) Riwayat tumbuh kembang : adakah keterlambatan tumbuh kembang ?

6) Riwayat imunisasi

c. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan, panjang

badan, usia)

2) Pemeriksaan persistem

a) Sistem persepsi sensori :

Penglihatan : edema palpebra, air mata ada / tidak, cekung /

normal

Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab / kering

b) Sistem persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang, pusing

c) Sistem pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis, cuping

hidung, odem pulmo, krakles

d) Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba,

kapilary refill lambat, akral hangat / dingin, epistaksis, sianosis

perifer, nyeri dada

e) Sistem gastrointestinal :

Mulut : membran mukosa lembab / kering, lidah kotor, perdarahan

gusi

Page 8: Lp Demam Typhoid3

Perut : turgor ?, kembung / meteorismus, distensi, nyeri, asites,

lingkar perut, skibala ?

Informasi tentang tinja : warna (merah, hitam), volume, bau,

konsistensi, darah, melena

f) Sistem integumen : RL test (+) ?, petekie, ekimosis, kulit kering /

lembab, perdarahan bekas tempat injeksi ?

g) Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria / anuria

d. Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : sanitasi ?,

2) Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah

3) Pola eleminasi

a) Bab : frekuensi, warna (merah ?, hitam ? ), konsistensi, bau, darah

b) Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria, anuria

4) Pola aktifitas dan latihan

5) Pola tidur dan istirahat

6) Pola kognitif dan perceptual

7) Pola toleransi dan koping stress

8) Pola nilai dan keyakinan

9) Pola hubungan dan peran

10) Pola seksual dan reproduksi

11) Pola percaya diri dan konsep diri

2. Diagnosa Keperawatan

1) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi, proses infeksi

2) Takut b.d hospitalisasi, tindakan invasif.

3) Cemas orang tua b.d penyakit anaknya

4) Defisit self care b.d tirah baring, kelemahan, istirahat total

5) Resiko konstipasi b.d tirah baring

6) Resiko kebutuhan cairan kurang b.d intake tak adekuat, muntah, hipertermi

7) Resiko kebutuhan nutrisi kurang b.d intake tak adekuat

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Lp Demam Typhoid3

Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta, 2000

Dina Kartika S, Pediatricia, Tosca Enterprise, Yogyakarta, 2005

Hardiono D. Pusponegoro dkk, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, IDAI, 2004

Suriadi, Asuhan Keperawatan pada Anak, CV Agung Seto, Jakarta, 2001

Tri Atmadja DS, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001

Marion Johnson, dkk, 2000, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby

Year-Book, St. Louis

Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-2002, NANDA

Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta