lapsus kulit ginsha

28
LAPORAN KASUS ‘TINEA FASIALIS’ Oleh : Ginsha Audia, S.Ked Pembimbing : dr. Aris Aryadi Tjahjadi Oedi, Sp.KK Your company information

Upload: ginsha-audia-kusumo

Post on 19-Dec-2015

252 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jjjpoj

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Kulit Ginsha

LAPORAN KASUS

‘TINEA FASIALIS’

Oleh : Ginsha Audia, S.Ked

Pembimbing : dr. Aris Aryadi Tjahjadi Oedi, Sp.KK

Your company information

Page 2: Lapsus Kulit Ginsha

PENDAHULUAN

• Tinea fasialis adalah suatu infeksi dermatofita superfisialis yang mengenai daerah wajah.

• Wanita dan anak infeksi dapat terjadi pada semua daerah wajah.

• Etiologi : Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.

• di Asia penyebab tersering adalah Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rubrum.

Page 3: Lapsus Kulit Ginsha

KASUS

• Identitas penderita– Nama : Ny. G– Jenis kelamin : Perempuan– Usia : 44 bulan– Alamat : Jl. Lintas Palangka kurun– Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Page 4: Lapsus Kulit Ginsha

ANAMNESIS

• Keluhan utama: Bercak kemerahan di sekitar pipi kiri dan kanan

• Riwayat penyakit sekarang: Pasien merupakan pasien rawat inap di Rg. Bougenville RSUD dr. Dorys Sylvanus yang dikonsulkan dari divisi penyakit dalam dengan gastropati DM. Pasien mengeluh muncul bercak kemerahan yang gatal sejak 2 hari yang lalu (Pasien dirawat hari ke 4). Bercak merah mula mula muncul sedikit dan bertambah banyak, gatal dan membentuk lingkaran dengan daerah yang normal ditengahnya.

Page 5: Lapsus Kulit Ginsha

ANAMNESIS

• Rasa perih (-) rasa terbakar (-)

• Sejak keluhan muncul Miconazole cream 2% dan merasa keluhan berkurang.

• berganti handuk dengan anggota keluarga yang lain (-) hewan peliharaan(-)

Page 6: Lapsus Kulit Ginsha

ANAMNESIS

• Riwayat penyakit dahulu: Dm sejak 1 th yang lalu. Pasien mengaku tidak teratur meminum obat DM dan hanya minum obat bila sedang rawat inap di RS. Riwayat sakit serupa sebelumnya (-), riwayat darah tinggi (-), riwayat alergi dan asma (-)

Page 7: Lapsus Kulit Ginsha

PEMERIKSAAN FISIK

• Status Generalis• 1. Keadaan umum : Baik

– Kesadaran : Compos Mentis

• 2. Tanda-tanda vital– Tekanan darah : 140/90 mmHg– Nadi : 96x/menit, reguler, kuat

angkat– Suhu : 36,50C– Pernapasan : 24 x/menit

Page 8: Lapsus Kulit Ginsha

PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala/Leher, Toraks , Abdomen, dan Ekstremitas dalam batas normal.

• Status Dermatologis– Regio :

Fasialis – UKK : makula

eritema, berbatas jelas, tepi aktif dengan gambaran central healing dan skuama.

Page 9: Lapsus Kulit Ginsha

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• 15 April 2015– Leu : 15.500 /uL– Hb : 14,2 g/dL– Trombosit : 253 ribu/uL– Eritrosit : 4.82 juta/uL– GDS : 323 mg/dL

• (18 April 2015)– GDS : 183 mg/dl

Page 10: Lapsus Kulit Ginsha

DIAGNOSIS

• Diagnosa Banding– Tinea fasialis– Dermatitis seboroik– Lupus eritematosus

• Diagnosis kerja– Tinea fasialis

Page 11: Lapsus Kulit Ginsha

PENATALAKSANAAN & USUL PEMERIKSAAN

• - Cetirizine tab 1x1

• - Ketokonazole tab 250 mg 2x1

• - Mikonazole cream 2x1

• Usul : Pemeriksaan KOH

Page 12: Lapsus Kulit Ginsha

PROGNOSIS

• Quo ad vitam : ad bonam

• Quo ad functionam : ad bonam

• Quo ad sanationam : ad bonam

•  

EDUKASI

• Minum obat secara teratur agar gula darah terkontrol

• Tidak menggaruk daerah lesi

• Hindari memakai handuk yang begantian

Page 13: Lapsus Kulit Ginsha

TINJAUAN PUSTAKA

• Tinea fasialis : suatu dermatofitosis superfisial yang terbatas pada kulit yang tidak berambut, yang terjadi pada wajah, memiliki karakteristik sebagai plak eritema yang melingkar dengan batas yang jelas.

• Pria : tinea barbae karena infeksi dermatofit terjadi pada daerah yang berjanggut

Page 14: Lapsus Kulit Ginsha

Epidemiologi

• sering terdapat di daerah tropis dengan suhu dan kelembaban yang tinggi

• Tinea fasialis juga terbukti mewakili sekitar 19% dari semua infeksi jamur superfisial pada populasi pediatrik dengan dermatomikosis.

Page 15: Lapsus Kulit Ginsha

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

• Di Asia, Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rubrum yang tersering.

• Faktor resiko :– Kontak dengan pakaian, handuk, atau apapun yang sudah

berkontak dengan penderita– Kontak kulit ke kulit dengan penderita atau hewan

peliharaan– Umur 12 tahun ke bawah– Lebih sering menghabiskan waktu di tempat yang tertutup– Penggunaan obat-obatan glukokortikoid topikal dalam

jangka waktu yang lama

Page 16: Lapsus Kulit Ginsha

PATOGENESIS

Page 17: Lapsus Kulit Ginsha

DIAGNOSIS

ANAMNESIS

• Gatal, sensasi terbakar di wajah

• kontak dengan hewan peliharaan

• kontak langsung dengan penderita dermatofitosis

• Ada riwayat penggunaan bersama barang-barang penderita dermatofitosis, misalnya handuk.

PEMERIKSAAN FISIK

• makula sampai dengan plak yang berbatas tegas, batas yang meninggi, dan regresi sentral. Skuama biasanya nampak, namun minimal.

• Lesi berwarna merah sampai merah muda. Lesi bisa terdapat pada seluruh bagian wajah, biasanya tidak simetris.1

Page 18: Lapsus Kulit Ginsha

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 19: Lapsus Kulit Ginsha

DIAGNOSIS BANDING

Page 20: Lapsus Kulit Ginsha

PENATALAKSANAAN

Page 21: Lapsus Kulit Ginsha

TOPIKAL

Page 22: Lapsus Kulit Ginsha

KOMPLIKASI

• Penyebaran infeksi ke area yang lain

• Infeksi bakteri pada lesi

• Dermatitis kontak atau kelainan kulit yang lain

• Efek samping dari pengobatan

Page 23: Lapsus Kulit Ginsha

PENCEGAHAN• Menghindari kontak langsung dengan mereka

yang menderita tinea fasialis.• Menjaga kulit agar tetap bersih dan kering,

mencuci muka setelah berolahraga ataupun berkeringat

• Mencuci barang-barang pribadi secara berkala (seprei, pakaian, dan lain-lain)

• Jangan berbagi perlengkapan perawatan diri (handuk, sisir, sikat)

• Mencuci tangan

Page 24: Lapsus Kulit Ginsha

DISKUSI KASUSANAMNESIS KEPUSTAKAAN

bercak kemerahan muncul sedikit dan bertambah banyak, gatal dan membentuk lingkaran dengan daerah yang normal ditengahnya.

•lesi akan berada disekitar wajah. central healing pada bagian tengah lesi dengan tepi lesi yang merah dan meninggi. •Kemerahan dan skuama tipis dapat ditemukan dan biasanya keluhan ini disertai dengan gatal.

PEMERIKSAAN FISIK KEPUSTAKAAN

makula eritema, berbatas jelas, tepi aktif dengan gambaran central healing dan skuama.

makula sampai dengan plak yang berbatas tegas, batas yang meninggi, dan regresi sentral (central healing). Skuama biasanya nampak, namun minimal. Lesi berwarna merah sampai merah muda.

Page 25: Lapsus Kulit Ginsha

DISKUSI KASUSETIOLOGI DAN PREDISPOSISI KEPUSTAKAAN

Kemungkinan akibat diabetes melitus yang diderita sejak 1 tahun yang lalu sehingga menurunkan sistem imun

•Kontak dengan pakaian, handuk, atau apapun yang sudah berkontak dengan penderita•Kontak kulit ke kulit dengan penderita atau hewan peliharaan•Penyakit sistemik

Page 26: Lapsus Kulit Ginsha

PENATALAKSANAAN KEPUSTAKAAN

TOPIKAL •- Mikonazole cream 2x1

ORAL •Ketokonazole tab 250 mg 2x1

•Golongan azole :•Flukonazole 150–200 mg/minggu selama 4–6 minggu•Itrakonazole 400 mg/hari ATAU•Griseofulvin –1000 mg/hari (atau lebih) selama 4 minggu

Page 27: Lapsus Kulit Ginsha

PENUTUP

• Demikian telah dilaporkan suatu kasus tinea fasialis pada pasien DM di rg. Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

• Pasien diberikan terapi antijamur topikal dan oral untuk mengeradikasi jamur penyebab serta antihistamin untuk mengurangi gejala gatal.

• Edukasi mengenai pentingnya menjaga gula darah tubuh agar tetap normal adalah upaya untuk mencegah menurunnya system imun yang menjadi faktor predisposisi timbulnya tinea fasialis. Selain itu pasien juga diharapkan dapat lebih menjaga kebersihan tubuh.

Page 28: Lapsus Kulit Ginsha

DAFTAR PUSTAKA• Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology 5th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2007. p. 1-

7,20-2.• Sobera JO, Elewski BE. Fungal diseases. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors. Dermatology 2nd ed. British: Mosby Elsevier; 2008. p. 1-10, 25-6.• Hay RJ, Ashbee HR. Mycology. Dalam : Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffits C, penyunting. Rook’s textbook of dermatology. Ed 8. UK : Wiley

Blackwell;2010. h. 36.1-36.• Goedadi M, Soewito H. Tinea korporis dan tinea kruris. Dalam: Budimuldja U, Kuswadi ,Bramono K, penyunting. Dermatomikosis Superfisialis. Kelompok

studi dermatomikosis Indonesia. Jakarta: FKUI; 2001. H. 29-33.• Szepietowski JC. Tinea faciei [online]. 2009 [cited 2015 April 19]. Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/1118316 • Starova A, Stefanova MB, Skerlev M. Tinea faciei-hypo diagnosed facial dermatoses. Macedonian Journal of Medical Sciences 2010; 3(1): 29-30.• Atzori L, Aste N, Aste N, Pau M. Tinea Faciei Due to Microsporum canis in Children: A Survey of 46 Cases in the District of Cagliari (Italy). Pediatr

Dermatol. Oct 20 2011;[Medline]. • Del Boz J, Crespo V, de Troya M. Pediatric Tinea Faciei in Southern Spain: A 30-Year Survey. Pediatr Dermatol. Oct 13 2011;[Medline]. • Ansar A, Farshchian M, Nazeri H, Ghiasian SA. Clinico-epidemiological and mycological aspects of tinea incognito in Iran: A 16-year study. Med Mycol J.

2011;52(1):25-32. [Medline]. • Romano C, Ghilardi A, Massai L. Eighty-four consecutive cases of tinea faciei in Siena, a retrospective study (1989-2003). Mycoses. Sep 2005;48(5):343-6.

[Medline].• Badash M. Ringworm [online]. 2010 [cited 2015 April 19]. Available from: URL: http://healthlibrary.epnet.com/print.aspx?token=de6453e6-8aa2-4e28-b56c-

5e30699d7b3c&ChunkIID=11589• Nelson MM, Martin AG, Heffernan MP. Superficial fungal infections: dermatophytosis, onychomycosis, tinea nigra, piedra. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff

K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine volume 1 6th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2009. p. 1993-4.

• Hainer BL. Dermatophyte infections. American Family Physician 2003; 67: 103,5.• Trozak DJ, Tennehouse DJ, Russell JJ. Dermatology skills for primary care, an illustrated guide. New Jersey: Humana Press; 2006. p. 126.• Bramono K. Bahan kuliah dermatofitosis. Jakarta: Departemen IK Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM; 2011.• Wolff K, Goldsmith L, Katz SI, et al. Disorders of the sebaceous glands. In: Fitzpatrick’s dermatology in general medicine 7th ed. United States: McGraw Hill;

2008. p. 692-4, 704-6.• James WD, Berger TG, Elston DM. Disease resulting from fungi and yeasts. In: Andrews’ disease of the skin: clinical dermatology 10 th ed. Canada:

Saunders Elsevier; 2006. p. 301-2.• Lewis RA. Ringworm-all information [online]. 2007 [cited 2015 April 19]. Available from: URL: http://www.umm.edu/ency/article/001439all.htm• Schueler SJ, Becket JH, Gettings DS. Facial tinea-home care [online]. 2010 [cited 2015 April 20]. Available from: URL: http://www.freemd.com.htm