lapsus fora dr.iskandar.docx

38
LAPORAN KASUS HEMOROID Disusun Oleh: SHAFFURA (1081700017) Pembimbing : dr. Iskandar Sarumpaet,Sp.B PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 1

Upload: youkin-koishi-artsen

Post on 02-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus fora dr.iskandar.docx

LAPORAN KASUS

HEMOROID

Disusun Oleh:

SHAFFURA (1081700017)

Pembimbing :

dr. Iskandar Sarumpaet,Sp.B

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

SMF ILMU THT KL RSUD WALED CIREBON

2013

1

Page 2: Lapsus fora dr.iskandar.docx

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. Khozinah

Umur : 58 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Buntut Kec. Astanajapura

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan : Tamat SD

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Tanggal Pemeriksaan : 30-3-13

Anamnesis

Keluhan utama : Terdapat benjolan di anus

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke RSUD Waled dengan keluhan terdapat benjolan di anus sudah sejak

3 bulan yang lalu, kecil, tidak mengganggu, dan tidak terasa nyeri. Kemudian 3 bulan

sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS), benjolan dirasakan makin lama makin membesar.

Awalnya benjolan ini tidak terasa sakit, dan masuk dengan sendirinya. namun sejak 3 hari

ini, benjolan mulai terasa sakit. Benjolan keluar saat BAB, mengejan dan saat posisi

jongkok. Dan Benjolan ini hanya bisa dimasukkan dengan tangan. Benjolan ini terasa sangat

nyeri sehingga membuat posisi duduk tidak nyaman.

Pasien juga mengeluh terkadang BAB disertai darah menetes berwarna merah segar,

darah tidak bercampur dengan kotoran, dan darah keluar setelah buang air besar.

Pasien mengaku sering mengeluhkan adanya BAB yang keras dan jarang. Pasien tidak

mengeluh adanya perubahan pada pola BAB, tidak ada perubahan pada kotorannya, pasien

juga merasakan puas setelah buang air besar, tidak ada rasa penuh. Tidak ada perubahan pada

pola makan dan tidak ada penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. sebelumnya

pasien sudah pernah berobat satu kali ke puskesmas, namun belum ada perbaikan.

2

Page 3: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat hipertensi (+) sejak 1 tahun yang lalu, pengobatan tidak terkontrol paling tinggi

180/100

Riwayat diabetes meLitus disangkal oleh pasien.

Riwayat penyakit Kuning disangkal

Pasien sering mengalami BAB keras sejak 5 bulan, dan sering mengedan bila BAB keras.

Riwayat Pribadi

Pasien jarang memakan makanan yang berserat,minum air putih, paling sering minum air

teh.

II. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 140/70 mmHg

Nadi : 84x/mnt

Respirasi : 20x/mnt

Temperatur : 36,8˚C

Status General :

Kepala : Normocephali

Mata : Anemis (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+)

Telinga : simetris, serumen (-), sekret (-), edema (-), eritema (-), nyeri (-)

Hidung : deformitas septum (-), pernafasan cuping hidung (-), sekret (-)

Mulut : simetris, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada gigi berlubang

Leher : simetris, deformita trakea (-), pembesaran KGB (-)

Thoraks : Cor : S1-2 reguler, murmur (–), gallop (-)

Paru : VBS (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

Abdomen : inspeksi : bentuk cembung, herniasi (-), tanda radang (-)

auskultasi : suara peristaltik (+)

palpasi : nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

3

Page 4: Lapsus fora dr.iskandar.docx

perkusi : timpani

Ekstremitas : hangat, simetris, tanda iflamasi (-), nyeri (-)

Status Lokalis a/r anorektal

L : Tidak ada fisura ani, abses, terdapat dermatitis/eksema, tonus Sfingter ani kuat, rectum(ampulla recti) tidak kolaps, dan Tampak benjolan dari anus, ukuran 2 x 2 cm, berwarna kemerahan, pada arah jam 7

F : Konsistensi lunak, tidak berbenjol-benjol, terdapat darah berwarna merah segar, lendir, tidak terdapat feses, Nyeri Tekan (+), benjolan tidak dapat masuk spontan, namun dapat masuk dengan bantuan tangan

M : Nyeri Gerak (+)Sarung tangan : terdapat darah segar, lendir, dan tidak terdapat sisa feses.

III. LABORATORIUM

Pada tanggal 30 maret 2013

Hb : 12,9 g/dl

Ht : 41%

Trombosit : 289.000 /ul

Leukosit : 7.100 /ul

Golongan darah / Rh : O / +

GDS : 121 mg/dl

Ureum : 12 mg/dl

Kreatinin : 0,7 mg/dl

Albumin : 3,6 mg/dl

Basofil : 0 %

Eosinofil : 0 %

Net.batang : 0%

Net.segmen :73%4

Page 5: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Limfosit :21%

Monosit :6 %

Natrium :140

Kalium :2,6

Clorida :97

IV. RESUME

Pasien datang ke RSUD Waled dengan keluhan terdapat benjolan di anus sudah sejak

3 bulan yang lalu, kecil, tidak mengganggu, dan tidak terasa nyeri. Kemudian 3 bulan

sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS), benjolan dirasakan makin lama makin membesar.

Awalnya benjolan ini tidak terasa sakit, dapat masuk dengan sendirinya. namun sejak 3 hari

ini, benjolan mulai terasa sakit. Benjolan keluar saat BAB, mengejan dan saat posisi

jongkok. Dan Benjolan ini dapat dimasukkan dengan tangan. Benjolan ini terasa sangat nyeri

sehingga membuat posisi duduk tidak nyaman.

Pasien juga mengeluh terkadang BAB disertai darah menetes berwarna merah segar,

darah tidak bercampur dengan kotoran, dan darah keluar setelah buang air besar.

Pasien mengaku sering mengeluhkan adanya BAB yang keras dan jarang. Pasien tidak

mengeluh adanya perubahan pada pola BAB, tidak ada perubahan pada kotorannya, pasien

juga merasakan puas setelah buang air besar, tidak ada rasa penuh. Tidak ada perubahan pada

pola makan dan tidak ada penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. sebelumnya

pasien sudah pernah berobat satu kali ke puskesmas, namun belum ada perbaikan.

5

Page 6: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat hipertensi (+) sejak 1 tahun yang lalu, pengobatan tidak terkontrol paling tinggi

180/100

Riwayat asma, alergi, dan diabetes meLitus disangkal oleh pasien.

Riwayat penyakit Kuning disangkal

Pasien sering mengalami BAB keras sejak 5 bulan, dan sering mengedan bila BAB

keras.

Riwayat Pribadi

Pasien jarang memakan makanan yang berserat,minum air putih, paling sering minum

air teh.

V. Diagnosis Diferential

Hemoroid Interna Grade IIICa. rekti

VI. Diagnosis Kerja

Hemoroid interna Grade III

VII. TERAPI

1. Non-Farmakoterapi

- Diet tinggi serat

2. Farmakoterapi

- IVFD RL 24 tpm

- Ultraproct supp 1x1

- laxadin syrp 2x1

- ambeven topical

operatif: Hemoroidektomi

6

Page 7: Lapsus fora dr.iskandar.docx

VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonamQuo ad fungsionam : ad bonam

7

Page 8: Lapsus fora dr.iskandar.docx

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Hemoroid berasal dari bahasa Yunani, yaitu haem = blood (darah) dan rhoos

= flowing (mengalir), maka darah yang mengalir pada waktu defekasi maupun

sesudahnya menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita hemoroid.

Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang bukan

merupakan kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau

penyulit, diperlukan tindakan.

Hemoroid atau wasir atau ambeien adalah pelebaran vena di dalam pleksus

hemorroidalis, merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang

mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.

II. Anatomi dan Fisiologi

Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ectoderm,

sedangkan rectum berasal dari entoderm. Karena perbedaan asal anus dan rectum

ini, maka perdarahan, persyarafan dan pengaliran vena dan limfe juga berbeda,

demikian pula epitel yang menutupinya.

Rectum dilapisi oleh mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh

anoderm yang merupakan lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar. Daerah batas

rectum dan kanalis analis ditandai dengan perubahan jenis epitel. Kanalis analis dan

kulit luar di sekitarnya kaya akan persyarafan sensoris somatic dan peka terhadap

rangsangan nyeri, sedangkan mukosa rectum mempunyai persyarafan autonom dan

tidak peka terhadap nyeri.

Darah vena di atas garis anorektum mengalir melalui sistem porta, sedangkan

yang berasal dari anus dialirkan ke sistem kava melalui cabang vena iliaka.

Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih 3 cm. Batas atas kanalis anus

disebut garis anorektum, garis mukokutan, linea pektinata (berbentuk sisir) atau

8

Page 9: Lapsus fora dr.iskandar.docx

linea dentate (berbentuk gigi). Di daerah ini terdapat kripta anus dan muara kelenjar

anus antara kolumna rectum. Lekukan antar sfingter sirkuler dapat diraba di dalam

kanalis analis sewaktu melakukan colok dubur.dan menunjukkan batas antara

sfingter intern dan sfingter extern.

Perdarahan Arteri. Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung

a.mesenterika inferior. Arte,ri ini membagi diri menjadi dua cabang utama, yaitu

kiri dan kanan. Cabang yang kanan bercabang lagi. Letak ketiga cabang terakhir ini

mungkin dapat menjelaskan letak hemoroid interna yang khas yaitu dua buah di

perempat sebelah kanan dan sebuah di perempat lateral kiri.

Arteri hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka

interna, sedangkan a.hemoroidalis inferior cabang dari a.pudenda interna.

Anastomosis antara arcade pembuluh inferior dan superior mempunyai makna

penting pada tindak bedah atau sumbatan aterosklerotik di daerah percabangan

aorta dan a.iliaka. Perdarahan di pleksus hemoroidalis merupakan kolateral luas dan

kaya sekali darah sehingga perdarahan dari hemoroid interna menghasilkan darah

segar yang berwarna merah dan bukan darah vena warna kebiruan.

Perdarahan Vena. Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus

hemoroidalis internus dan berjalan ke arah cranial ke dalam v.mesenterika inferior

dan seterusnya melalui v.lienalis ke vena porta. Vena hemoroidalis inferior

mengalirkan darah ke dalam vena pudenda interna dan ke dalam vena iliaka interna

dan system kava. Pembesaran vena hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan

hemoroid.

Aliran limfe. Pembuluh limfe dari kanalis membentuk pleksus halus yang

mengalirkan limfe menuju ke kelenjar limfe inguinal, selanjutnya dari sini cairan

limfe terus mengalir sampai kelenjar limfe iliaka.

Persyarafan. Persyarafan rectum terdiri atas system simpatik dan

parasimpatik. Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari

system parasakral yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga

dan keempat.

9

Page 10: Lapsus fora dr.iskandar.docx

III. Etiologi

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic

Kelainan organik yang dapat menyebabkan gangguan adalah :

a. Hepar sirosis hepatis

10

Page 11: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar

sehingga terjadi hipertensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain

ke esofagus dan pleksus hemoroidalis.

b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis

c. Tumor intra abdomen, terutama di daerah pelvis, yang menekan vena

sehingga aliranya terganggu. Misalnya tumor rektal.

2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor

penyebab timbulnya Hemoroid. Faktor faktor yang mungkin berperan :

a. Keturunan atau heriditer

Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan

bukan hemoroidnya.

b. Anatomi

Vena di daerah mesenterium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah

kembali, dan menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.

c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :

o Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi

akan mempengaruhi timbulnya hemoroid.

o Diare menahun/kronis

o Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat

o Tonus spingter ani yang kaku atau lemah

o Hubungan seks tidak lazim (perianal)

o Sembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun

o Obesitas

o Usia lanjut

o Batuk berat

Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya

hemoroid yaitu :

1. Adanya tumor intra abdomen

2. Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal

3. Mengedan, sewaktu partus.11

Page 12: Lapsus fora dr.iskandar.docx

IV. Klasifikasi

1. Hemoroid Interna

Hemoroid interna adalah pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior di atas

linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini

merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah

bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan

( jam 7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih

kecil terdapat di antara ketiga letak primer tesebut.

Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :

a. Derajat I

Timbul perdarahan varises, prolaps / tonjolan mokosa tidak melalui anus

dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.

b. Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat

defekasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan

sendirinya.

c. Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan

sendirinya tetapi harus didorong.

d. Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat

defekasi tidak dapat dimasukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul

trombus yang di ikuti infeksi dan kadang kadang timbul perlingkaran anus,

sering disebut dengan Hemoroid Inkarserata karena seakan - akan ada yang

mempersempit hemoroid yang keluar itu. Maka setelah beberapa saat akan

timbul nekrosis.

STADIUM PADA HEMORRHOID INTERNA

HEMORRHOID INTERNA

12

Page 13: Lapsus fora dr.iskandar.docx

DERAJAT BERDARAH MENONJOL REPOSISII + - -II (+) + SpontanIII (+) + ManualIV (+) Tetap -

Internal hemorrhoids occur higher up in the anal canal,

out of sight. Bleeding is the most common symptom of

internal hemorrhoids, and often the only one in mild cases.

2. Hemoroid Externa

Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid

inferior terdapat di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam

jaringan di bawah epitel anus.

Hemoroid eksterna dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan

sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna

akut.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah :

- Rasa sakit dan nyeri

- Rasa gatal pada daerah hemorid

13

Page 14: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada

kulit merupakan reseptor rasa sakit.

b. Kronik

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih

dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh

darah.

External hemorrhoids are visible-occurring out side the

anus. They are basically skin-covered veins that have

ballooned and appear blue. Usually they appear without any

symptoms. When inflamed, however, they become red and

tender.

V. Patofisiologi

14

Page 15: Lapsus fora dr.iskandar.docx

VI. Manifestasi klinis

Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau “wasir” tanpa ada hubungannya

dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada

hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna

yang mengalami trombosis.

Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat

trauma oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak

tercampur dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces atau kertas

pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet

menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat

menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya

terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada

stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah

defekasi agar masuk kembali ke dalam anus.

Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps

menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya

faeces pada pakaian dalam merupakn ciri hemoroid yang mengalami prolaps

menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai

pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan

15

Page 16: Lapsus fora dr.iskandar.docx

rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas

dengan udem dan radang.

VII. Diagnosis

Diagnosis hemoroid yang membengkak dan terasa nyeri ditegakkan

berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah anus dan rektum. Untuk keadaan yang

lebih serius, misalnya tumor, bisa dibantu dengan pemeriksaan anoskopi dan

sigmoidoskopi.

1. Anamnesis :

a. BAB dengan darah segar

- Bercampur feses darah menetes

- Berupa garis pada feses ( tanda khas )

b. Rasa tidak enak saat defakasi

c. Tidak puas sesudah defekasi

d. Anemia

e. Adanya prolaps

e. Iritasi kulit

f. Nyeri : Hemoroid eksterna dengan thrombosis

2. Pemeriksaan Fisis

a. Hemoroid Interna

- Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang

tertutup mukosa.

- Colok dubur : benjolan tidak teraba , kecuali ada penebalan atau fibrosis

mukosa.

b. Hemoroiod Eksterna

- Benjolan yang ditutupi kulit

- Trombosis : benjolan warna kebiruan, unilokuler/multilokuler, nyeri tekan.

3. Pemeriksaan Penunjang

16

Page 17: Lapsus fora dr.iskandar.docx

a. Pemeriksaan Colok Dubur

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat

diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya

tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid

sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada

perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini

untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum (teraba berbenjol-

benjol dan tidak teratur).

b. Pemeriksaan Anoskopi

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.

Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam

posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus

sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas

panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol

ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran

hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.

Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam

anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.

c. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan

disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,

karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang

menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

VIII. Diagnosis Banding

Perdarahan :

1. Karsinoma kolorektum

2. Penyakit divertikel

17

Page 18: Lapsus fora dr.iskandar.docx

3. Polip

4. Kolitis ulserosa

Benjolan :

1. Ca anorektal

2. Prolaps recti / procidentia

IX. Komplikasi

1. Terjadinya perdarahan

Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar

2. Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi

trombosis

3. Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan, vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan

meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.

X. Tata Laksana

1. Penatalaksanaan Medis

Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat

hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.

a. Non-farmakologis

Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki

defekasi.

Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum,

perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management

Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses,

dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting).

18

Page 19: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus

dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini,

eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang

lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.

b. Farmakologi

Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan

dan gejala.

Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:

1. Obat yang memperbaiki defekasi

Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan

pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak

dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax,

Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang

dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara

membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek

samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau

pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).

2. Obat simptomatik

Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri,

atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol,

Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid

digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh

obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.

3. Obat penghenti perdarahan

Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya

vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang

berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas

dinding pembuluh darah.

4. Obat penyembuh dan pencegah serangan

19

Page 20: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu

2×2 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan

terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.

2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif

Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat

hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.

a. Prosedur ligasi pita karet

Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani

dengan ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anoskop, mukosa

di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke tabung

ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara

rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Pada satu kali terapi

hanya diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan

dalam jarak waktu 2 – 4 minggu.

Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri karena terkenanya

garis mukokutan. Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan

cukup jauh dari garis mukokutan. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan

infeksi. Perdarahan dapat terjadi waktu hemoroid mengalami nekrosis,

biasanya setelah 7 – 10 hari.

b. Krioterapi / bedah beku

Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang rendah sekali. Jika

digunakan dengan cermat, dan hanya diberikan ke bagian atas hemoroid pada

sambungan anus rektum, maka krioterapi mencapai hasil yang serupa dengan

yang terlihat pada ligasi dengan gelang karet dan tidak ada nyeri. Dingin

diinduksi melalui sonde dari mesin kecil yang dirancang bagi proses ini.

Tindakan ini cepat dan mudah dilakukan dalam tempat praktek atau klinik.

Terapi ini tidak dipakai secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar

ditentukan luasnya. Krioterapi ini lebih cocok untuk terapi paliatif pada

karsinoma rektum yang ireponibel.

20

Page 21: Lapsus fora dr.iskandar.docx

c. Hemoroidektomi

Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun

dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat

dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh

dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat

IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera

dengan hemoroidektomi.

Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi

yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi

sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan

tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan

rekonstruksi tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis

akibat prolapsus mukosa.

Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional

(menggunakan pisau dan gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat

pemotong) dan bedah stapler ( menggunakan alat dengan prinsip kerja

stapler).

Bedah konvensional

Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :

1. Teknik Milligan – Morgan

Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama (jam 3, 7

dan 11). Teknik ini dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan

pada tahun 1973. Basis massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan

dipegang dengan hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian dipasang

jahitan transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting

untuk mencegah pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.

Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu

incisi elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar

pleksus hemoroidalis internus dan eksternus, yang dibebaskan dari

21

Page 22: Lapsus fora dr.iskandar.docx

jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila

diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena

dibawah kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis, maka mukosa

dan kulit anus ditutup secara longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.

Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu

waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika

mukosa rektum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil

terlalu sedikit daripada mengambil terlalu banyak jaringan.

2. Teknik Whitehead

Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu

dengan mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari

submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu.

Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.

3. Teknik Langenbeck

Teknik Langenback ditujukan untuk tonjolan soliter. Pada teknik

Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan

jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian

eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di

bawah klem diikat. Teknik ini lebih sering digunakan karena caranya

mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut sekunder

yang biasa menimbulkan stenosis.

Bedah Laser

Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional,

hanya alat pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh

jaringan terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak

luka dan dengan nyeri yang minimal.

Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena syaraf rasa nyeri ikut

terpatri. Di anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah konvensional, saat post

operasi akan terasa nyeri sekali karena pada saat memotong jaringan, serabut

syaraf terbuka akibat nya serabut syaraf tidak mengerut sedangkan

selubungnya mengerut.

22

Page 23: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Sedangkan pada bedah laser, serabut syaraf dan selubung syaraf menempel

jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk

hemoroidektomi, dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan

diangkat, luka bekas operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6

minggu, luka akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan

rawat jalan.

Bedah Stapler

Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids

(PPH) atau Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai diperkenalkan pada

tahun 1993 oleh dokter berkebangsaan Italia yang bernama Longo sehingga

teknik ini juga sering disebut teknik Longo. Di Indonesia sendiri alat ini

diperkenalkan pada tahun 1999. Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip

kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan

pendorong di belakangnya.

Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran

anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama

jaringan hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan mengerut menjamin

kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini mengurangi

prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan

dan mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula

karena jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB,

sehingga tidak perlu dibuang semua.

Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak

mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena

tindakan dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar

20 – 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit

semakin singkat.

Namun risiko perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus masih

dapat terjadi.

23

Page 24: Lapsus fora dr.iskandar.docx

Kontraindikasi PPH adalah fistula anus, bengkak, gangren, penyempitan

anus, prolaps jaringan hemoroid yang tebal, serta pada pasien dengan

gangguan koagulasi (pembekuan darah).

Komplikasi yang dapat timbul paska tindakan invasif adalah perdarahan

sekunder, selulitis, abses, fistula, fissura, dan inkontinensia.

3. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif

a. Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik

terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya

b. Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya

5% fenol dalam minyak nabati. Efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan

berdarah, juga membantu mencegah prolaps. Penyuntikan diberikan ke

submukosa dalam jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid interna

dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi

fibrotik dan meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari

garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskop. Apabila

penyuntikan dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri.

Penyulit penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam

prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikan.Terapi

suntikan bahan sklerotik bersama nasehat tentang makanan merupakan terapi

yang efektif untuk hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk

hemoroid yang lebih parah atau prolaps.

XI. Pencegahan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:

1. Jalankan pola hidup sehat

2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)

3. Makan makanan berserat

4. Hindari terlalu banyak duduk

5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.

24

Page 25: Lapsus fora dr.iskandar.docx

6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar

7. Minum air yang cukup

8. Jangan menahan kencing dan berak

9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan

10. Jangan mengejan berlebihan

11. Duduk berendam pada air hangat

12. Minum obat sesuai anjuran dokter

XII. Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat

menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih

dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang

baik. Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan

makan makanan serat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.

25

Page 26: Lapsus fora dr.iskandar.docx

DAFTAR PUSTAKA

o Anonim. Hemorrhoid. Available at : http://www.hemoroid.net.

(Accessed : December,12, 2010).

o Anonim. Hemoroid. Available at : http://www.majalahfarmacia.com.

(Accessed : December,12, 2010)

o Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi

III, FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.

o Syamsuhidajat, R. & Wim de Jong. 2005. Usus Halus, apemndiks, kolon,

dan anorektum. Dalam :Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

o Thornton, S.C. Hemorrhoids. Available at : http://www.emedicine. com /

med/topic2821.htm.  Last Update: November 20, 2007

26