lapsus
DESCRIPTION
nTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
Gangguan Somatoform Tak Terinci (F 45.1)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K dg T
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Telah menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Makassar
Pendidikan : Tidak Pernah menempuh pendidikan formal
Alamat : Mattoanging
II. LAPORAN PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Nyeri dada dan beberapa bagian tubuh
B. Riwayat Gangguan Sekarang
1. Keluhan dan Gejala :
Seorang pasien perempuan datang ke poli jiwa dengan keluhan nyeri dada,
uluhati, dan bagian badan sebelah kanan dari pingul sampai kekepala, keluhan ini
sudah dirasakan sejak Dua tahun yang lalu, selama mengalami keluhan tersebut
pasien sudah berobat baik itu pengobatan alternativ, dokter di daerah pasien
bahkan pernah berobat beberapa kali di poli Interna, tetapi selama pengobatan
tersebut pasien merasa tidak ada perubahan. Pasien mengatakan bahwa keluhan-
keluhannya ini timbul karena pekerjaannya sehari-hari yang dirasa berat yaitu
bekerja sebagai pembuat batu merah dan bertani. Sejak melakukan pengobatan di
poliklinik Jiwa RSUD syekh yusuf, pasien sudah merasa ada perubahan.
1
2. Hendaya/disfungsi :
Hendaya sosial (-)
Hendaya pekerjaan (-)
Hendaya waktu senggang (-)
3. Faktor stressor psikososial:
Tidak jelas.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu :
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
Hypertensi (-)
2. Riwayat Menggunakan Zat Psikoaktif :
Merokok (-)
Alkohol (-)
Obat-obatan (-)
D. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Pasien belum pernah mengalami gangguan seperti ini sebelumnya.
E. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Lahir normal, cukup bulan, lahir di rumah ditolong oleh dukun.
2. Riwayat Masa Kanak Awal-Pertengahan
2
a Usia 1-3 tahun
Tidak diketahui
b Usia 3-5 tahun
Tidak diketahui
c Usia 6-11 tahun
Pasien mudah bergaul dan bersosialisasi di lingkungan rumah.
3. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien memiliki banyak teman dan termasuk pribadi yang mudah bergaul.
4. Riwayat Masa Dewasa
a Riwayat Pendidikan
Pasien tidak pernah menempuh pendidikan formal.
b Riwayat Pekerjaan
Membuat batu merah dan berkebun.
c Riwayat Pernikahan
Sudah menikah dan memiliki 2 anak. (PR, LK)
d Riwayat Keluarga
Anak ke 4 dari 4 bersaudara (LK, LK, PR, PR)
Hubungan pasien dengan keluarga baik.
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan
pasien.
e Riwayat Kehidupan Sosial
Pasien merupakan pribadi yang cukup mudah bergaul, hubungan
dengan tetangga dan rekan kerjanya juga cukup baik.
f Riwayat Agama
Pasien beragama Islam.
g Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama suami dan anak-anaknya.
h Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menganggap dirinya dalam keadaan sakit dan membutuhkan
pengobatan.
3
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan, wajah sesuai umur, perawakan sedang, kulit
warna sawo matang, memakai baju terusan warna hitam, celana kain
panjang hitam, dan perawatan diri cukup baik.
2. Kesadaran
Tidak berubah, GCS 15 E4M6V5
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tampak tenang saat dilakukan anamnesis.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian
1. Mood : eutimik
2. Afek : sesuai
3. Keserasian : serasi
4. Empati : Dapat dirabarasakan.
C. Fungsi Intelektual (kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai
2. Orientasi (waktu, tempat, dan orang)
Waktu : baik
Tempat : baik
Orang : baik
3. Daya Ingat
Jangka panjang : baik
Jangka sedang : baik
Jangka pendek : baik
4
Jangka segera : baik
4. Konsentrasi dan Perhatian: baik
5. Pikiran abstrak : Kurang
6. Bakat kereatif : Bertani
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi:
a Auditorik : tidak ada
b Visual : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
Produktivitas : bicara spontan, lancer, kesan membanjir.
Kontinuitas : relevan.
Hendaya berbahasa : tidak dapat berbahasa Indonesia
2. Isi Pikiran
Preokupasi : tidak ada
Gangguan isi pikiran : tidak ada
F. Pengendalian Impuls : baik
G. Gangguan Daya Nilai
1. Norma Sosial : baik
2. Uji Daya Nilai : baik
3. Penilaian Realitas : baik
H. Tilikan (insight) : Derajat 6, sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan.
5
I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS
Status Internus:
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36.0 C
Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 22 x/m
Konjungtiva : hiperemis (-), pucat (-)
Sclera : ikterus (-)
Status Neurologis:
GCS 15 E4M6V5
Refleks APR: +/+ dan KPR: +/+
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang pasien perempuan datang ke poli jiwa dengan keluhan nyeri dada,
uluhati, dan bagian badan sebelah kanan dari pingul sampai kekepala, keluhan ini
sudah dirasakan sejak dua tahun yang lalu, selama mengalami keluhan tersebut
pasien sudah berobat baik itu pengobatan alternativ, dokter di daerah pasien
bahkan pernah berobat beberapa kali di poli Interna RSUD Syekh Yusuf, tetapi
selama pengobatan tersebut pasien merasa tidak ada perubahan. Pasien
mengatakan bahwa keluhan-keluhannya ini timbul karena pekerjaannya sehari-
hari yang dirasa berat yaitu bekerja sebagai pembuat batu merah dan bertani.
Pada pemeriksaan status mental dinyatakan bahwa penampilan umum
pasien adalah seorang perempuan, wajah sesuai umur, perawakan sedang, kulit
cokelat sawo matang, memakai baju gamis warna hitam, celana kain panjang
hitam, dan perawatan diri cukup baik. Kesadaran Tidak berubah, GCS 15. Pada
perilaku dan aktivitas psikomotor yakni pasien tampak tenang saat dilakukan
6
anamnesis. Sikap terhadap pemeriksa adalah kooperatif. Mood eutimik, afek
sesuai, keserasiannya serasi, empati dapat dirabarasakan.
Pada penilaian fungsi kognitif didapatkan taraf pendidikan, pengetahuan
umum dan kecerdasan sesuai. Orientasi waktu, tempat, dan orang baik. Daya ingat
jangka panjang, jangka sedang, jangka pendek, dan jangka segera baik.
Konsentrasi dan perhatian baik, pikiran abstrak kurang dan kemampuan menolong
diri sendiri baik. Tidak terdapat gangguan persepsi. Arus pikir, produktivitas:
bicara spontan dan lancar kesan membanjir, kontinuitas relevan, dan terdapat
hendaya berbahasa yaitu tidak dapat berbahasa Indonesia. Pengendalian impuls
baik. Tidak terdapat gangguan daya nilai. Tilikan derajat 6 bahwa pasien merasa
sakit dan butuh pengobatan. Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan internus
dan neurologis.
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ (III))
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis pasien mengeluh nyeri dada, uluhati, bagian
pinggul kanan sampai leher, nyeri kepala, dan kadang terasa nyeri pada betis kiri.
Gejala tersebut sudah dialami sejak dua tahun yang lalu. Pasien sebelumnya sudah
berobat di dokter umum, dan bahkan sudah pernah beberapa kali berobat di poli
Interna RSUD Syekh Yusuf tetapi tidak ada perubahan sama sekali. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) kepada pasien Sehingga pasien dapat
dikatakan mengalami gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan bahwa pasien tidak mengalami
hendaya berat dalam menilai realita sehingga digolongkan gangguan jiwa non-
psikotik.
Keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap. Pasien cenderung
memikirkan penyakitnya yang dialaminya sejak dua tahun yang lalu, yang sudah
berulang-ulang berobat pada dokter umum, dan dokter spesialis penyakit dalam
akan tetapi tidak ada perubahan. Gejala yang dialami pasien dirasakan sejak 2
tahun yang lalu.
7
Oleh karena itu, menurut PPDGJ III dapat didiagnosis sebagai Gangguan
Somatoform Tak Terinci (F 45.1). Di deferensial diagnosis dengan Gangguan
Somatisasi.
Aksis II : Tidak jelas
Aksis III : Gastritis
Aksis IV : tidak jelas
Aksis V : GAF Scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
dalam fungsi, secara umum masih baik).
VII. PROGNOSIS
Faktor Pendukung:
1. Status menikah
2. Keluarga mendukung kesembuhan pasien.
Faktor penghambat:
Tidak terdapat faktor penghambat yang signifikan pada pasien
VIII. RENCANA TERAPI
A. Psikoterapi
Ventilasi
Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati
serta perasaan sehingga pasien menjadi lega.
Konseling
Memberikan masukan dan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang-
orang terdekat pasien tentang keadaan yang dialami pasien, sehingga tercipta
dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses
penyembuhan pasien.
B. Farmakoterapi
- alprazolam 0,5 mg
8
IX. DISKUSI
Pasien didiagnosis dengan gangguan somatoform tak terinci (F 45.1) karena
pasien mengalami keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi, dan
menetap. Gejala tersebut telah dialami sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sudah
beberapa kali berobat pada dokter umum, dan spesialis penyakit dalam tapi tidak
ada perubahan.
Berdasarkan pedoman diagnostik, pasien tersebut mengalami Gangguan
Somatoform Tak Terinci karena memenuhi beberapa kriteria dari gangguan
tersebut.
Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang
berulang-ulang kadang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun
sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh
dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan
antara keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang
dialaminya.
A. Menurut PPDGJ III, Gangguan Somatoform Tak Terinci ditandai
dengan:
1. Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi, dan menetap, akan
tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi
tidak terpenuhi.
2. Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum jelas,
akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya.
Farmakoterapi
Se l a lu pe rha t i ka n ge j a l a non ps i k i a t r i s e ca r a s e r i u s dan
gunakan pengoba t a n yang sesuai.
An t i an s i e t a s men gur ang i kec ema san s e l ama pe r i od e s t r e s
aku t . Penggu naa n d ib a t a s i untuk mencegah ketergantungan.
9
Ant ide p re san dap a t d igunakan un tuk dep re s i yang be ra sa l
da r i kon d i s i med i s , dapat membantu pasien ketika pasien memikirkan
tentang penyakitnya.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit pasien seperti
menilai efektifitas terapi dan efek samping dari farmakologi yang diberikan.
XI. AUTOANAMNESIS
Berikut ini merupakan kutipan hasil anamnesis antara dokter (D) dan pasien
(P) yang dilakukan di Poli Jiwa RS. Syech Yusuf.
D : Selamat pagi ibu.
P : Iya, selamat pagi dok.
D: Perkenalkan, saya dokter muda yang bertugas di sini mau tanya-tanya tentang
keluhan ta.
P : Iya..
D : Nama ta siapa?
P : Kamisa dg Tina
D : Tinggal di mana ibu?
P : Mattoanging
D : Apa pekerjaan ta sekarang?
P : bikin batu merah dan berkebun
D : Umur berapa?
P : 40 tahunmi lebih, ini liat KTP ku
D : Apa keluhan ta sekarang?
P : sakit uluhatiku sama dadaku, sakit juga pinggulku sampai leher, sakit juga
kepalaku sama biasa juga sakit betis kiriku.
D : berapalamami sakit itu semua?
P : sudah adami sekitar 2 tahun dok.
D : selama dua tahun itu kita berobat di mana?
10
P : berobatka di dekter di kampungku, pernahka juga berobat di depan. Tapi tidak
ada saya rasa perubahan, baru ini ada perubahan waktu kesinika waktu hari jumat.
D : perubahan apa yang kita rasakan?
P : seperti sakit uluhatiku kurangmi saya rasa, sakit kepalaku juga
D : sebelumnya waktu berobatki di dokter lain tidak ada memang perubahan kah?
P : kurang saya rasa perubahan, sakit uluhatikuji biasa saya rasa berkurang
D : menurutta apa yang sebabkanki itu penyakitta?
P : karna kerja mungkin, karna saya kerja bikin batu merahka, dicampur itu tanah
liatnya dulu baru dicetak, baru dikeringkan. Saya juga kerja kebun biasanya.
D : selain kerjaan ta apa lagi yang kita rasa sebabkan itu sakitta?
P : tidak adaji
D : selain itu keluhanta, masih ada keluhan lainta lagi?
P : tidak adaji, bagusmi kurasa obat yang dikasika disini, karna adami perubahan
saya rasa.
D : tidak pernahji kita rasa berdebar-debar jantungta? Atau tangan berkeringat?
P : tidakji dok, itu ji saja keluhanku tadi
D : kalau tidur sama makan ta bagusji?
P : tidur bagusji, makan juga bagusji selama sudahka berobat disini
D : maaf ibu, ada pertanyaanku lagi nah, tapi masalah pribadi ini. Bisaji?
P : iye bisaji, apakah?
D : masih biasaki berhubungan sama suami ta’? hubungan suami istri?
P : haha, tuamaki jadi tidak biasami
D : memang dari duluji sebelum sakitki, tidak biasa maki berhubungan?
P : iye, sebelum sakitja’, waktu mulaika monopaus ka’ tidak begituma’
D : tidak adaji masalah kita pikir-pikirkan ia? Bagusji hubunganta sama
keluargata?
P : tidak adaji yang saya pikir ini, bagusji juga hubunganku dengan keluarga
D : ada tidak kita biasa dengar atau lihat yang orang lain tidak dengar/tidak lihat?
P : tidak pernahji saya begitu
D : Anak ke berapa dari berapa bersaudara?
P : Anak bungsu dari 4 bersaudara.
11
D : sudah maki menikah? Punya anak berapa?
P : Sudah, punya 2 anak.
D : Apakah ada riwayat infeksi? Misalnya pernah tipes, sakit kuning, atau ada
penyakit ta yang lain?
P : tidak adaji
D : pernahki merokok nda?
P : tidak pernah
D : Kalau minum alkohol?
P : tidak juga
D : Apakah ada kita pernah konsumsi obat-obatan?
P : yang dari dokter yang duluji
D : Kita tau apa artinya panjang tangan / tong kosong nyaring bunyinya?
P : tidak ku tauki dok
D : Kalau bentuknya bola bagaimana?
P : Bundar
D : Kalau tadi pagi kita sarapan? Makan apa sebelum ke sini?
P : Makan nasi dan ikan biasa.
D : ibu, kalau misalnya ada anak-anak main-main api, apa yang kita lakukan?
P : suruhki berhenti, karna nanti terjadi kebakaran
D : Iya.. kalau begitu terima kasih. IBU bisa menunggu di luar dulu, nanti dipanggil
12