laporan tahunan direktorat sarana produksi tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laporan...

134
LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT SARANA PRODUKSI TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

Upload: nguyenmien

Post on 09-Jul-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUNAN

DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

TAHUN 2010

KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

2010

Page 2: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

1

II.. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

Kebijakan di bidang pertanian mengalami banyak perubahan dalam 5

tahun terakhir. Pembangunan pertanian dilakukan melalui “Pancayasa”, yaitu

perbaikan infrastruktur pertanian, pengembangan kelembagaan, penerapan

teknologi, permodalan dan pemasaran. Untuk mencapai sasaran produksi,

strategi utama yang dilakukan adalah a) peningkatan produktivitas; b)

penambahan areal tanam; c) perlindungan tanaman dari hama dan penyakit

serta dampak iklim; d) penguatan kelembagaan; e) fasilitasi permodalan

usahatani.

Capaian kinerja produksi tanaman pangan tahun 2010 cukup

menggembirakan. Berdasarkan Angka Ramalan III tahun 2010, produksi

komoditas tanaman pangan, kecuali kedelai meningkat dibandingkan tahun

2009, yaitu padi mencapai 65, 84 juta ton, jagung 17,659 juta ton, kedelai 966

ribu ton, kacang tanah 785 ribu ton, kacang hijau 313 ribu ton, ubikayu

22,375 juta ton, dan ubi jalar 2,027 juta ton, namun bila dibandingkan dengan

sasaran produksi Tahun 2010, produksi ubikayu dan ubijalar tahun 2010 lebih

tinggi dari sasaran yang ditetapkan. Keberhasilan tersebut, tentunya tidak

terlepas dari keberhasilan dukungan penyediaan sarana produksi sesuai azas

6 (enam) tepat (tepat jumlah, jenis, mutu, tempat, waktu dan harga) dalam

rangka peningkatan produktivitas usahatani.

Dalam pengelolaan sarana produksi, peran pemerintah sangat

diperlukan dalam regulasi dan fasilitasi penyediaan sarana produksi untuk

mengatasi berbagai permasalahan aktual di lapangan/ tingkat petani

terutama isu kelangkaan dan harga pupuk yang tidak sesuai HET, banyaknya

kasus pupuk dan pestisida ilegal, belum optimalnya pengembangan dan

penggunaan alat mesin pertanian serta kinerja kelembagaan dan pelayanan

jasa yang relatif masih rendah.,

Beberapa kegiatan utama yang telah dilaksanakan dalam pengelolaan

sarana produksi Tahun 2010 antara lain : 1). Integrasi Tanaman-Ternak,

Page 3: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

2

Kompos dan Biogas (Pembinaan dan Pengembangan Pupuk Organik) , 2).

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan/OPT (Pembinaan dan

Pengembangan Pestisida), 3) Mekanisasi Pertanian Pra dan Pasca Panen,

3). Pembinaan dan Pengembangan Pupuk, 4). Pembinaan dan

Pengembangan Kelembagaan Alsintan, 5). Pengawasan Pupuk dan

Pestisida, 6). Pemberdayaan Tenaga Muda Pertanian.

Untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan sarana produksi tahun

2010, telah dialokasikan anggaran melalui DIPA APBN Nomor: 0020/018-

13.1/-/2010 tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp. 56.230.000.000,- . Selain

melalui dana sektoral Tahun 2010, Direktorat Sarana Produksi juga

mengelola dana Subsidi Pupuk sebesar Rp. 14.750.662.000,- untuk

pembayaran subsidi pupuk dan bantuan langsung pupuk serta pendampingan

BLP.

Page 4: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

3

IIII.. TTUUJJUUAANN DDAANN SSAASSAARRAANN

AA.. TTuujjuuaann..

Tujuan pengelolaan sarana produksi adalah :

1. Memfasilitasi ketersediaan sarana produksi sesuai azas 6 (enam) tepat.

2. Meningkatkan pengawasan penyediaan dan penggunaan sarana produksi.

3. Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan dan pelayanan dalam

penyediaan sarana produksi.

4. Meningkatkan produksi tanaman pangan nasional dan pendapatan serta

kesejahteraan petani melalui penyediaan sarana produksi.

BB.. SSaassaarraann PPrroodduukkssii..

Sasaran Produksi Tanaman Pangan Nasional tahun 2010 telah ditetapkan

untuk komoditas padi sebesar 66,680 juta ton GKG, jagung 19,8 juta ton

pipilan kering, kedelai 1,3 juta ton biji kering, kacang tanah 0,882 juta ton biji

kering, kacang hijau 0,360 juta ton biji kering, ubi kayu 22,248 juta ton ubi

basah dan ubi jalar 2 juta ton ubi basah.

CC.. SSaassaarraann SSaarraannaa PPrroodduukkssii..

1. Penyediaan Pupuk.

a. Tersedianya pupuk bersubsidi ditingkat petani sesuai azas 6 (enam)

tepat.

b. Diterapkannya pemupukan berimbang spesifik usahatani secara efisien

dan efektif.

c. Meningkatnya penggunaan pupuk organik dan pupuk majemuk.

2. Penyediaan Pestisida.

a. Tersedianya pestisida yang memenuhi azas 6 (enam) tepat.

b. Tersosialisasinya penggunaan pestisida terdaftar.

c. Berkembangnya penggunaan pestisida ramah lingkungan/agen hayati.

d. Terlaksananya penggunaan pestisida secara bijaksana.

Page 5: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

4

e. Tersedianya SDM petugas bimbingan penggunaan pestisida yang

terampil.

3. Pengawasan Pupuk dan Pestisida.

Terkendalinya penyimpangan dalam peredaran maupun penggunaan

pupuk dan pestisida.

4. Alat dan Mesin Pertanian.

a. Terciptanya fasilitasi yang kondusif bagi pengembangan alsintan,

termasuk dukungan terhadap industri dalam negeri.

b. Terwujudnya kelembagaan UPJA dan bengkel alsin yang mandiri dan

profesional.

c. Terciptanya sistem kemitraan antara stakeholder swasta dengan

petani/ kelompoktani/gapoktan.

d. Berkembangnya sistem mekanisasi yang maju ditingkat petani.

e. Terciptanya SDM pengelola alsintan ditingkat masyarakat tani dengan

baik dan benar.

f. Tersedianya SDM pengelola alsintan yang kompeten.

g. Terbentuknya Tim Pembinaan Pengawasan Alsintan yang profesional.

5. Kelembagaan dan Pelayanan.

j. Terciptanya kelas kemampuan kelompoktani baik melalui benah

kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani.

k. Berkembangnya usaha yang menguntungkan petani/kelompoktani

dalam wadah koperasi baik melalui Koperasi Unit Desa (KUD).

l. Meningkat dan berkembangnya kelembagaan UPJA di daerah.

m. Meningkatnya penggunaan sarana produksi dalam pelayanan input

dan out put usahatani intesifikasi pertanian.

n. Terbinanya pengelolaan bengkel alsintan dan meningkatnya jaringan

kerja antara bengkel alsintan dan UPJA.

Page 6: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

5

IIIIII.. PPEELLAAKKSSAANNAAAANN KKEEGGIIAATTAANN

AA.. PPeemmbbiinnaaaann ddaann PPeennggeemmbbaannggaann PPuuppuukk

Dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas pangan sangat

diperlukan dukungan sarana dan prasarana pertanian, mulai dari hulu

sampai hilir, khususnya pupuk. Hal ini seiring dengan dikembangkannya

varietas unggul yang cenderung responsif terhadap penyerapan pupuk

khususnya pupuk anorganik.

Agar penggunaan pupuk tersebut lebih efektif, maka penggunaan pupuk

diarahkan pada penerapan pemupukan berimbang sesuai dengan

rekomendasi spesifik lokasi, serta tetap memperhatikan kelestarian

sumber daya alam, fungsi lingkungan dan penghematan sumberdaya

energi. Selain untuk memperbaiki lahan yang mengalami degradasi akibat

penggunaan pupuk anorganik, pengembangan penggunaan pupuk

organik juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk

anorganik sebagai dampak dari peningkatan efektifitas pupuk anorganik

tersebut.

1. Kegiatan yang dilaksanakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembinaan dan pengembangan

pupuk antara lain :

a. Pengawalan Pengembangan Pupuk

Kegiatan ini bertujuan untuk mengawal dan membina pelaksanaan

pengembangan pupuk organik, khususnya pengadaan Rumah

Percontohan Pembuatan Pupuk Organik (RP3O). Pada tahun 2010

Pemerintah melaksanakan fasilitasi pembangunan Rumah

Percontohan Pembuatan Pupuk Organik (RP3O) sebanyak 200 unit

yang dialokasikan di 200 kabupaten di 31 provinsi.

b. Monitoring Penggunaan RDKK

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyaluran pupuk

bersubsidi agar benar-benar sampai kepada petani sasaran, mulai

tahun 2010 diberlakukan penyaluran pupuk bersubsidi secara

Page 7: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

6

tertutup dengan menggunakan data Rencana Definitif Kebutuhan

Kelompok (RDKK). Kegiatan monitoring RDKK dilaksanakan

dengan tujuan mengawal dan memantau kesiapan daerah dalam

menyusun RDKK.

c. Penyusunan Kebijakan Pupuk.

Salah satu kebijakan pemerintah adalah penyediaan pupuk

bersubsidi untuk sektor pertanian. Untuk pengaturan

pengalokasian kebutuhan pupuk dan menetapkan HET maka perlu

disusun Permentan tentang pupuk bersubsidi yang berisikan

aturan-aturan di bidang perpupukan dan juga daftar kebutuhan

pupuk di provinsi serta aturan mekanisme penyaluran yang

disampaikan ke seluruh provinsi.

d. Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Kebutuhan Pupuk

Pertemuan ini dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi

pelaksanaan penyaluran pupuk subsidi di lapangan dan sekaligus

merencanakan kebutuhan pupuk subsidi tahun 2011.

e. Pengawalan Pupuk Bersubsidi

Pengawalan pupuk bersubsidi dilaksanakan dengan melakukan

verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan terhadap penyaluran

pupuk subsidi dan bantuan langsung pupuk. Verifikasi lapangan

dilaksanakan di 14 Provinsi, yaitu Jawa Tengah, Bali, NTB,

Jabar/Kabupaten Cirebon, Kalimantan Barat, Sulut, Kaltim

Balikpapan, Kalsel, Sulsel, Sumsel, NTT, Jatim dan Banten

Pengawalan dilaksanakan untuk mengarahkan pelaksanaan

penyaluran pupuk bersubsidi dan pemanfaatannya di daerah serta

membantu memecahkan permasalahan yang ada. Pengawalan

dilaksanakan di Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten yang

mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi untuk mengawal pupuk

bersubsidi tersebut.

f. Penyusunan Buku Pupuk Terdaftar

Berdasarkan Undang-undang No.12 tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman menyebutkan bahwa semua pupuk yang

beredar harus memenuhi standar mutu dan terjamin efektifitasnya

Page 8: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

7

serta diberi label. Untuk itu seluruh pupuk yang diedarkan di

Indonesia harus terdaftar di Kementerian Pertanian. Agar pupuk

yang telah terdaftar dapat tersosialisasi kepada masyarakat, baik

petugas, pelaku usaha maupun pengguna, maka disusun Buku

Pupuk Terdaftar. Buku ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan

dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan pupuk di

lapangan.

g. Bantuan Langsung Pupuk (BLP)

Bantuan Langsung Pupuk (BLP) adalah paket bantuan pupuk yang

terdiri dari pupuk NPK 100kg/ha , Pupuk Organik Granul (POG) 300

kg/ha dan Pupuk Organik Cair (POC) 2 liter/ha yang diberikan

kepada kelompok tani tanaman pangan terutama penerima

Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) padi pada areal Sekolah

Lapangan Pengelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu (SL-

PTT). Jumlah volume BLP yang ditetapkan dalam APBN 2010

sesuai Permentan No. 37/Permentan/SR.130/5/2010 adalah: NPK

106.639,8 ton, POG 319.919,4 ton dan POC 2.132.796 liter.

Jumlah tersebut mengalami perubahan sesuai APBN-P 2010 yang

ditetapkan dalam Permentan No. 50/Permentan/SR.130/9/2010

menjadi NPK 113.250,7 ton, POG 339.752,1 ton dan POC

2.265.014 liter. Pelaksana pengadaan dan penyaluran BLP terdiri

dari PT. Pertani, PT. Sang Hyang Seri dan PT. Berdikari.

h. Pemulihan Kesuburan Lahan Tahun 2010

Kegiatan Pemulihan Kesuburan Lahan Tahun 2010 merupakan

kegiatan pemberdayaan petani untuk memanfaatkan limbah jerami

padi dalam penyediaan pupuk organik insitu dengan memberikan

paket bantuan yang terdiri dari dekomposer Vitadegra 2 kg/ha dan

pupuk hayati Vitabio 400 gr/ha kepada petani padi di 59 kabupaten

di 8 provinsi. Jumlah volume bantuan yang ditetapkan dalam

Permentan No. 51/Permentan/OT.140/9/2010 yaitu dekomposer

sebanyak 1.710 ton dan pupuk hayati sebanyak 342 kg. Pelaksana

pengadaan dan penyaluran bantuan dekomposer dan pupuk hayati

adalah PT. Berdikari.

Page 9: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

8

2. Keluaran/Output

Beberapa keluaran yang dihasilkan dari kegiatan Pembinaan dan

Pengembangan Pupuk antara lain :

a. Buku Pedoman Umum Pupuk Organik

b. Laporan Hasil Pengawalan Pengembangan Pupuk

c. Laporan Hasil Monitoring RDKK

d. Permentan No. 50/Permentan/SR.130/11/2009 tentang Kebutuhan

dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor

Pertanian Tahun Anggaran 2010 serta perubahannya (Permentan

Nomor 22/Permentan/SR.130/2/2010, Permentan Nomor.

32/Permentan/SR.130/4/2010 dan Permentan Nomor.

49/Permentan/SR.130/9/2010)

e. Laporan Hasil Pengawalan Pupuk Subsidi

f. Laporan Hasil Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Kebutuhan

Pupuk

g. Buku Pupuk Terdaftar Tahun 2010

h. Permentan No. 37/Permentan/SR.130/5/2010 juncto Permentan

No. 50/Permentan/SR.130/9/2010 tentang Pedoman Umum

Bantuan Langsun Pupuk Tahun Anggaran 2010

i. Permentan No. 51/Permentan/OT.140/9/2010 tentang Pedoman

Umum Pemulihan Kesuburan Lahan Tahun Anggaran 2010.

3. Hasil Kegiatan

a. Buku Pedum Pengembangan Pupuk Organik

Pedoman umum pengembangan pupuk organik berisi informasi

mengenai pola pengadaan dan penyediaan bantuan RP3O,

ketentuan pelaksanaannya serta penjelasan kegiatan

pengembangan pupuk organik. Bantuan RP3O diberikan kepada

petani dalam bentuk BLM (Bantuan Langsung Masyarakat),

bantuan diberikan melalui rekening kelompok tani dan

pengadaannya didampingi oleh Dinas Pertanian Kabupaten.

b. Pengawalan Pengembangan Pupuk Organik

Pelaksanaan pengadaan RP3O tahun 2010 seperti tabel berikut:

Page 10: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

9

Tabel 1. Rencana dan Realisasi Bantuan RP3O Tahun 2010

1 3 -

2 12 -

3 7 2

4 5 -

5 5 1

6 2 2

7 5 -

8 8 -

9 6 -

10 4 4

12 - -

11 13 8

12 14 3

13 3 3

14 15 10

15 4 4

16 5 -

17 6 2

18 6 -

19 5 -

20 8 6

21 5 2

22 13 2

23 2 -

24 8 -

25 4 4

26 3 2

27 13 4

28 4 1

29 4 -

30 5 -

31 3 -

200 60

Prov. Bangka Belitung

Prov. Aceh

Prov. Sumatera Utara

Prov. Sumatera Barat

Prov. Riau

Prov. Jambi

Prov. Lampung

Prov. Sulawesi Utara

Prov. Banten

Prov. Jawa Barat

Prov. Jawa Tengah

Prov. Yogyakarta

Prov. Jawa Timur

Prov. Kalimantan Tengah

Prov. Kalimantan Selatan

Prov. Kalimantan Timur

Total Unit Bantuan :

Prov. NTT

Prov. Maluku

Prov. Maluku Utara

Prov. Papua

Prov. Papua Barat

Prov. Sumatera Selatan

Prov. NTB

Prov. Kalimantan Barat

Prov. Sulawesi Tengah

Prov. DKI Jakarta

Prov. Gorontalo

Prov. Sulawesi Selatan

Prov. Sulawesi Barat

Prov. Sulawesi Tenggara

Prov. Bali

Prov. Bengkulu

REALISASI No. Provinsi / Kabupaten / Kota RENCANA

Page 11: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

10

c. Peraturan Menteri Pertanian tentang Kebutuhan dan Harga

Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor

Pertanian Tahun Anggaran 2010 serta perubahannya

Dalam rangka implementasi kebijakan subsidi pupuk tahun 2010,

khususnya untuk penetapan alokasi kebutuhan dan Harga Eceran

Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian tahun 2010

telah diterbitkan Permentan No.50/Permentan/SR.130/11/2009 dan

dalam perkembangannya mengalami beberapa kali perubahan.

Dalam Permentan tersebut ditetapkan jumlah alokasi pupuk

bersubsidi (pupuk Urea, SP-36/Superphos, ZA, NPK dan Pupuk

Organik) untuk masing-masing provinsi yang dirinci per subsektor

dan per bulan, sebagai pedoman bagi produsen, distributor dan

pengecer pupuk dalam penyediaan pupuk bersubsidi di masing-

masing wilayah tanggung jawabnya serta pembinaan/ pengawasan

bagi Dinas Pertanian di daerah.

Dengan semakin terbatasnya anggaran pemerintah yang

dialokasikan untuk subsidi pupuk, maka kebijakan yang ditempuh

adalah menaikkan HET pada bulan April 2010 dan mengurangi

volume kebutuhan pupuk bersubsidi pada bulan September 2010.

Beberapa perubahan Permentan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Permentan No. 22/Permentan/SR.130/2/2010

Menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi

Superphos sebesar Rp. 1.250,-/kg

2. Permentan No. 32/Permentan/SR.130/4/2010

Menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi

yang mulai diberlakukan tanggal 9 April 2010,

Urea : Rp. 1.600,-/kg

SP-36 : Rp. 2.000,-/kg

ZA : Rp. 1.400,-/kg

NPK Phonska (15:15:15) : Rp. 2.300.-/kg

NPK Pelangi (20:10:10) : Rp. 2.300,-/kg

NPK Kujang (30:6:8) : Rp. 2.300.-/kg

Organik : Rp. 700,-/kg

Page 12: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

11

3. Permentan No. 49/Permentan/SR.130/9/2010

Merubah Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Tahun 2010, menjadi:

Urea : 4.931.000 ton

SP-36 : 850.000 ton

ZA : 849.749 ton

NPK : 2.100.000 ton

Organik : 750.000 ton

d. Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Kebutuhan Pupuk

Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Kebutuhan Pupuk

dilaksanakan pada tanggal 13-15 Oktober 2010 di Denpasar, Bali.

Pertemuan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang

diwakili oleh Direktur Sarana produksi serta dihadiri oleh Kepala

Dinas Propinsi Bali, perwakilan Dinas Pertanian Propinsi seluruh

Indonesia,Instansi teknis lingkup Kementerian Pertanian dan BUMN

Produsen Pupuk Bersubsidi.

Sesuai kesepakatan dari seluruh Dinas Pertanian Provinsi dalam

perhitungan rencana kebutuhan tahun 2011 dengan menggunakan

asumsi HET tidak naik kecuali HET Pupuk Organik menjadi Rp.

400,-/kg. Berdasarkan asumsi tersebut maka rancangan kebutuhan

pupuk tahun 2011 dengan anggaran Rp. 16.37 Triliun, jumlah

pupuk bersubsidi mencapai 9,885 juta ton yang terdiri atas Urea 5,1

juta ton ; SP-36 750.000 ton ; ZA 850.000 ton ; NPK 2,350 juta ton ;

dan Organik 835.015 ton. Kesepakatan hasil rapat mengenai

rencana kebutuhan pupuk tahun 2011 akan dipakai sebagai dasar

pertimbangan dalam menetapkan permentan tentang Alokasi

Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Tahun Anggaran 2011. Rumusan

pertemuan secara lengkap terdapat pada Bagian F.

e. Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Berdasarkan hasil evaluasi realisasi penyaluran pupuk

bersubsidi penggunaan pupuk ZA dan NPK cukup tinggi, hal ini

terlihat dari realisasi kedua pupuk tersebut yang mencapai lebih

dari 90% sampai bulan Desember 2010.

Page 13: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

12

Tabel 2. Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi per Bulan

Tahun 2010

BULAN JENIS PUPUK

UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK

JANUARI

379,388

34,730

56,194

149,862

28,274

FEBRUARI

331,070

73,408

51,212

150,616

33,094

MARET

402,453

61,404

43,232

125,057

23,948

APRIL

347,282

60,474

48,899

107,711

23,630

MEI

306,605

52,767

60,512

105,169

19,960

JUNI

285,033

43,870

41,267

91,613

13,571

JULI

262,780

38,291

61,593

102,369

15,705

AGUSTUS

242,373

30,398

48,209

79,131

9,956

SEPTEMBER

229,467

35,100

49,713

86,339

11,518

OKTOBER

399,276

72,143

81,274

158,058

20,358

NOVEMBER

508,320

89,185

89,123

170,992

26,259

DESEMBER

TOTAL

3,694,048

591,770

631,228

1,326,916

226,272

Page 14: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

13

Rencana dan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi bulan

Januari s/d November 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Rencana dan Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Tahun 2010

ff.. HHaassiill VVeerriiffiikkaassii LLaappaannggaann PPeennyyaalluurraann PPuuppuukk SSuubbssiiddii ddaann BBLLPP

PPuuppuukk SSuubbssiiddii

BBeerrddaassaarrkkaann hhaassiill vveerriiffiikkaassii ddaarrii llaappaannggaann ddiippeerroolleehh bbaahhwwaa

sseebbaaggiiaann bbeessaarr ppeennccaattaattaann ddaattaa ppeennyyaalluurraann ppuuppuukk ssuubbssiiddii ddii

ttiinnggkkaatt pprroodduusseenn,, ddiissttrriibbuuttoorr ddaann kkiiooss tteellaahh rraappii.. NNaammuunn mmaassiihh

aaddaa ddii bbeebbeerraappaa kkiiooss yyaanngg bbeelluumm mmeennccaattaatt ddaattaa ppeennyyaalluurraannnnyyaa..

BBeerrddaassaarrkkaann llaappoorraann ddaarrii ppeettuuggaass vveerriiffiikkaassii llaappaannggaann,, ddiippeerroolleehh

bbaahhwwaa ppeennyyaalluurraann ppuuppuukk bbeerrssuubbssiiddii ddii JJoommbbaanngg ((JJaawwaa TTiimmuurr))

ddiiaattuurr sseeppeennuuhhnnyyaa oolleehh PPeemmddaa sseetteemmppaatt,, sseehhiinnggggaa ppeennyyaalluurraann

ppuuppuukk bbeerrssuubbssiiddii sseellaalluu tteerreennccaannaa ddaann bbeerrjjaallaann ddeennggaann

bbaaiikk//llaannccaarr.. DDaaeerraahh iinnii ppeerrlluu ddiiuussuullkkaann mmeennjjaaddii ddaaeerraahh

ppeerrccoonnttoohhaann uunnttuukk ppeennyyaalluurraann ppuuppuukk bbeerrssuubbssiiddii..

BBLLPP

BBeerrddaassaarrkkaann hhaassiill vveerriiffiikkaassii ddaarrii llaappaannggaann ddiippeerroolleehh iinnffoorrmmaassii

bbaahhwwaa BBLLPP mmaassiihh ppeerrlluu ddiillaannjjuuttkkaann ddaann vvoolluummeennyyaa ddiittaammbbaahh..

PPaaddaa ssaaaatt kkuunnjjuunnggaann ppeennyyaalluurraann BBLLPP mmaassiihh//sseeddaanngg

bbeerrllaannggssuunngg,, bbaahhkkaann uunnttuukk sseebbaaggiiaann wwiillaayyaahh mmaassiihh mmeennuunngggguu

mmuussiimm ttaannaamm sseehhiinnggggaa ppuuppuukk BBLLPP mmaassiihh tteerrssiimmppaann ddii GGuuddaanngg

uunnttuukk mmeenngghhiinnddaarrii tteerrjjaaddiinnyyaa kkeerruussaakkaann ppuuppuukk ((NNTTBB))..

Page 15: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

14

gg.. PPuuppuukk TTeerrddaaffttaarr

JJuummllaahh ppuuppuukk tteerrddaaffttaarr ddii DDeeppaarrtteemmeenn PPeerrttaanniiaann ttaahhuunn 22001100

mmeennccaappaaii 11..444422 mmeerreekk,, tteerrddiirrii ddaarrii PPuuppuukk AAnnoorrggaanniikk sseebbaannyyaakk

11..000066 mmeerreekk,, PPuuppuukk OOrrggaanniikk,, PPeemmbbeennaahh TTaannaahh ddaann PPuuppuukk

HHaayyaattii//MMiikkrroobbaa sseebbaannyyaakk 443366 mmeerreekk..

hh.. RReeaalliissaassii PPeennyyaalluurraann BBaannttuuaann LLaannggssuunngg PPuuppuukk

RReeaalliissaassii PPeennyyaalluurraann BBaannttuuaann LLaannggssuunngg PPuuppuukk PPeerriiooddee JJaannuuaarrii ss//dd

NNooppeemmbbeerr 22001100 aaddaallaahh sseebbaaggaaii bbeerriikkuutt::

TTaabbeell 44.. LLookkaassii ddaann RReeaalliissaassii BBLLPP TTAA..22001100

ii.. RReeaalliissaassii PPeennyyaalluurraann BBaannttuuaann DDeekkoommppoosseerr ddaann PPuuppuukk HHaayyaattii

RReeaalliissaassii PPeennyyaalluurraann bbaannttuuaann ddeekkoommppoosseerr ddaann ppuuppuukk hhaayyaattii

ppeerriiooddee JJaannuuaarrii ss//dd NNooppeemmbbeerr 22001100 aaddaallaahh sseebbaaggaaii bbeerriikkuutt::

TTaabbeell 55.. RReeaalliissaassii BBaannttuuaann DDeekkoommppoosseerr ddaann PPuuppuukk HHaayyaattii

PPrrooggrraamm PPeemmuulliihhaann KKeessuubbuurraann LLaahhaann TTaahhuunn 22001100

NNoo AArreeaa VViittaaddeeggrraa((kkgg)) VViittaabbiioo ((kkgg))

11.. BBaanntteenn

((22 kkaabbuuppaatteenn))

5599..330000 1111..886600

22.. JJaabbaarr

((1122 kkaabbuuppaatteenn))

223388..225522 4466..885500

33.. JJaatteenngg

((1111 kkaabbuuppaatteenn))

112200..664466 3377..771177

NNOO BBUUMMNN//JJeenniiss

PPuuppuukk

TToottaall AAPPBBNN ++ AAPPBBNN--PP %%

ssaassaarraann lluuaass ((hhaa)) aallookkaassii PPeennyyaalluurraann

11.. PPeerrttaannii,,SSHHSS

BBeerrddiikkaarrii

11..113322..550077 -- --

22.. NNPPKK ((ttoonn)) -- 111133..225500,,7700 110066..777744..8800 9944

33.. PPOOGG ((ttoonn)) -- 333399..775522,,2200 331122..556633,,5500 9922

44.. PPOOCC((lliitteerr)) 22..226655001144,,0000 22..111188..553388,,0000 9944

Page 16: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

15

NNoo AArreeaa VViittaaddeeggrraa((kkgg)) VViittaabbiioo ((kkgg))

44..

JJaattiimm

((1100 kkaabbuuppaatteenn))

220022..003333 4400..440066

55.. SSuullsseell

((77 kkaabbuuppaatteenn))

111199..002266 2233..008844

66.. SSuummbbaarr

((1100 kkaabbuuppaatteenn))

8811..005544 1166..221111

77.. SSuummsseell

((66 kkaabbuuppaatteenn))

2277..994466 55..558899

88.. DDIIYY

((11 kkaabbuuppaatteenn))

33..666688 773388

TToottaall 885511..994455 118833..117755

BB.. PPeemmbbiinnaaaann ddaann PPeennggeemmbbaannggaann PPeessttiissiiddaa..

Peranan pestisida dalam upaya penyelamatan produksi pertanian dari

gangguan hama dan penyakit tanaman masih sangat besar, terutama

apabila telah melebihi ambang batas pengendalian dan ambang batas

ekonomi. Namun demikian, mengingat pestisida juga mempunyai resiko

yang tinggi terhadap keselamatan manusia dan lingkungan, maka

Pemerintah berkewajiban memberikan bimbingan, informasi dan

pembinaan baik kepada petugas maupun kepada masyarakat penjamah

pestisida.

1. Kegiatan yang dilaksanakan

Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pembinaan dan

pengembangan pestisida antara lain :

a. Pembinaan Penggunaan Pestisida

Dalam rangka mengawal penggunaan pestisida agar sesuai kaidah-

kaidah penggunaan pestisida secara benar dan bijaksana, maka

dilakukan kegiatan pengawalan penggunaan pestisida ke beberapa

provinsi.

Page 17: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

16

Beberapa hal yang disosialisasikan dalam rangka pengawalan

penggunaan pestisida ke provinsi adalah:

kebijakan pestisida yang mencakup peraturan perundangan di

bidang pestisida, kaidah-kaidah penggunaan pestisida, serta

ketentuan pestisida terbatas;

teknik penggunaan pestisida yang mencakup cara aplikasi

pestisida, waktu aplikasi, tatacara penggunaan pestisida,

manfaat dan dampak negatif pestisida;

meningkatkan pemahaman tentang bahaya pestisida dan upaya

pencegahan bahaya pestisida, maka diberikan juga penjelasan

tentang cara pencegahan keracunan pestisida yang antara lain

mencakup cara masuknya pestida ke dalam tubuh manusia,

gejala keracunan dan perawatan tindakan pertolongan pertama,

penyebab keracunan dan tindakan pencegahan.

b. Inventarisasi Pestisida Terdaftar

Setiap pestisida yang akan diedarkan dan digunakan di Indonesia

wajib terdaftar dan mendapat ijin dari Menteri Pertanian. Agar

pestisida yang telah terdaftar dapat tersosialisasi kepada

masyarakat terutama kepada petugas dan pengguna pestisida,

maka dilakukan inventarisasi pestisida terdaftar.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan inventarisasi pestisida

yang beredar di lapangan, menyusun laporan inventarisasi

pestisida terdaftar serta menyusun buku pestisida terdaftar.

Buku pestisida terdaftar ini berisi informasi tentang mekanisme dan

justifikasi pendaftaran dan perizinan pestisida, pestisida yang

terdaftar dan diizinkan, jenis tanaman dan organisme sasaran untuk

formulasi pestisida yang terdaftar, tujuan atau sasaran penggunaan

lain-lain untuk formulasi pestisida yang terdaftar, nama bahan aktif

dan formulasi pestisida yang terdaftar serta pemilik formulasi, nama

dan alamat pemegang pendaftaran serta nama formulasi dan jenis

Page 18: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

17

pestisida serta penggolongan jenis dan kimia pestisida yang

terdaftar.

c. Sosialisasi Pengembangan Pestisida Hayati

Pestisida hayati yang telah dihasilkan dan dikembangkan baik oleh

masyarakat maupun lembaga pemerintah di Indonesia sudah cukup

banyak jumlahnya. Namun penggunaan pestisida hayati di tingkat

petani belum berkembang seperti yang diharapkan.

Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Pestisida Hayati dilaksanakan

dalam upaya memberikan informasi bagi petugas pertanian agar

dapat memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang terdapat di

wilayahnya untuk mengembangkan dan memasyarakatkan

penggunaan pestisida hayati di tingkat petani.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan pertemuan sosialisasi

pengembangan pestisida hayati, melakukan sosialisasi ke

lapangan, menyusun laporan pertemuan sosialisasi serta

menyusun laporan hasil sosialisasi.

d. Evaluasi Peredaran dan Penggunaan Pestisida

Kegiatan Evaluasi Peredaran dan Penggunaan Pestisida

dilaksanakan untuk mengetahui gambaran kondisi pengelolaan

pestisida di masyarakat, baik di tingkat pemerintah, di tingkat

peredaran sampai di tingkat pengguna pestisida/petani.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menyusun bahan evaluasi

peredaran dan penggunaan pestisida, melakukan evaluasi

peredaran dan penggunaan pestisida ke lapangan, menyusun

laporan evaluasi peredaran dan penggunaan pestisida.

Page 19: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

18

2. Keluaran/Output

Beberapa keluaran yang dihasilkan dari kegiatan Pembinaan dan

Pengembangan Pestisida antara lain :

a. Laporan Kegiatan Pembinaan Penggunaan Pestisida sebanyak 16

eksemplar

b. Laporan Kegiatan Inventarisasi Pestisida Terdaftar sebanyak 12

eksemplar

c. Buku Pestisida Terdaftar sebanyak 242 eksemplar

d. Laporan Pertemuan Sosialisasi Pengembangan Pestisida Hayati

sebanyak 6 eksemplar

e. Laporan Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Pestisida Hayati

sebanyak 13 eksemplar

f. Bahan Evaluasi Peredaran dan Penggunaan Pestisida sebanyak 28

eksemplar

g. Laporan Kegiatan Evaluasi Peredaran dan Penggunaan Pestisida

sebanyak 28 eksemplar

3. Hasil Kegiatan

a. Informasi Pestisida Terdaftar Untuk Pertanian

Buku Pestisida Terdaftar Tahun 2010 telah didistribusikan

kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Balai Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura agar dapat digunakan sebagai acuan

dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan pestisida di

wilayahnya masing-masing.

Beberapa informasi yang dapat disampaikan dari Buku Pestisida

Terdaftar Untuk Pertanian dan kehutanan Tahun 2010 adalah

sebagai berikut:

Page 20: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

19

1. Pestisida Terdaftar Berdasarkan Jenis

Tabel 6. Jumlah Formulasi Pestisida Berdasarkan Jenis

No. Jenis Pestisida Jumlah Formulasi

1.

2.

3.

4.

5,.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Insektisida

Fungisida

Herbisida

Rodentisida

Bakterisida

Akarisida

Moluskisida

Nematisida

ZPT

Bahan Pengawet Kayu

Lain-lain

867

372

634

34

7

19

40

6

95

65

8

Jumlah 2.547

2. Pestisida Terbatas Berbahan Aktif Parakuat dikhlorida

Jenis pestisida terbatas berbahan aktif parakuat dikhlorida

(herbisida) pada tahun 2010 jumlahnya semakin meningkat

mencapai 57 formulasi yang diproduksi oleh 43 perusahaan

pemegang pendaftaran sebagaimana terinci pada tabel berikut.

Tabel 7. Pestisida Terbatas Berbahan Aktif Parakuat Diklorida Tahun 2010

No. Perusahaan Nama Formulasi Ket*

1. PT. Adil Makmur Fadjar 1. Paratop 276 SL* 2. Starquat 135 SL*

2. PT. Agrikimia Nusantara Paratone 280 SL* Sudah

3. PT. Agro Persada Supretox 276 SL*

4. PT. Agrotech Pesticide Industry Mupxone 276 SL*

5. PT. Agrow Nuquat 276 SL*

6. PT. Antarniaga Nusantara Antarkuat 276 SL*

7. PT. Anugerah Agrokimia Indonesia Hackxone 276 SL*

8. PT. Asia Agro Indonesia Hiroxone 276 SL*

9. PT. Asiana Chemicalindo Lestari 1. Benxone 276 SL* 2. Simxone 135 SL*

Page 21: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

20

No. Perusahaan Nama Formulasi Ket*

10. PT. Behn Meyer Pupuk & Agrokimia Behnquat 276 SL*

11. PT. Biotis Agrindo Zenus 276 SL* Sudah

12. PT. Bumindo Fertila Agromakmur Quat-Xone 150 SL*

13. PT. CAC Indonesia Herbikuat 276 SL*

14. PT. Catur Agrodaya Mandiri Scanner 276 SL*

15. PT. Centa Brasindo Abadi 1. Primaxone 276 SL* 2. Pilarquat 135/2 SL

16. PT. Dalzon Chemicals Indonesia 1. Parazone 276 SL* 2. Pointer 276 SL*

17. PT. Deltagro Mulia Sejati Paraxone 276 SL*

18. PT. Dharma Guna Wibawa Batara 135 SL*

19. PT. Dwitama Sembada Sankuat 276 SL*

20. PT. Fadjarpurnama Pratama Inti Herbatop 276 SL* Sudah

21. PT. Guna Tani Abadi Kingquat 280 SL*

22. PT. Inti Everspring Indonesia Topzone 276 SL*

23. PT. Kenso Indonesia 1. Ken-Tec 276 SL* 2. Para Special 250 SL*

24. PT. Kresna Bumitama Sejati Bravoxone 276 SL*

25. PT. Mekar Warna Sari Bigquat 276 SL*

26. PT. Multi Sarana Indotani 1. Divaxone 243 SL* 2. Divazone Mix 256 SL* 3. Noxone 296 SL* 4. Noxone Mix 368 SL*

Sudah

27. PT. Nathani Indonesia Proquat 276 SL*

28. PT. Nida Agro Mandiri Quickpro 150 SL*

29. PT. Nusamas Kimia Persada Enkazone 276 SL*

30. PT. Petrokimia Kayaku 1. Gramaquat 282 SL* 2. Squad 200 SL*

31. PT. Petrosida Gresik Sidaxon 276 SL* Sudah

32. PT. Rolimex Kimia Nusantara Rolixone 276 SL*

33. PT.Santani Sejahtera Santaquat 276 SL*

34. CV. Saprotan Utama 1. Marxone 300 SL* 2. Ramaxone 278 SL*

35. CV. Sari Kimia Unggul Pluto 276 SL*

36. PT. Sari Kresna Kimia Tamaxone 276 SL*

37. CV. Standard Lang-Kil 276 SL*

38. PT. Surat Tani 1. Gulmaxone 276 SL* 2. Piradin 138 SL*

39. PT. Syngenta 1. Gramoxone 276 SL* 2. Gramoxone S 276 SL* 3. Paracol 250/180 SL* 4. Spectra 280 SL*

40. CV. Titan Mandiri Mandoxone 276 SL*

41. PT. Trida Bangun Kimia Bakti Tridaxone 276 SL*

42. PT. United Phosphorus Indonesia Uniquat 276 SL*

43. PT. Wihadil Amcoxone 276 SL*

Ket : *) Penyampaian Laporan Pelaksanaan Pelatihan Pestisida Terbatas

Tahun 2009.

Page 22: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

21

3. Pestisida Hayati

Beberapa pestisida hayati / biologi yang telah diproduksi secara

komersial dan terdaftar di Kementerian Pertanian adalah sebagai

berikut :

Tabel 8. Pestisida Hayati Terdaftar di Kementerian Pertanian.

No.

Nama formulasi,

nama bahan aktif

Jenis tanaman dan

Organisme sasaran

Nama Perusahaan

1. Agrisal WP kubis: perusak daun PT. Sejuk Alam Lestari

Bacillius thuringiensis var Kurstaki serotipe

Plutella xylostella RI.1864/7-2008/T

2. Bacillin WP kubis: perusak daun PT. Tani Mas Subur

Bacillus thuringiensis varietas Aizawai : 16.000 Iu/mg

Plutella xylostella dan RI. 1258/12-2006/T

Crocidolomia binotalis

3. Bactospeine WP kelapa sawit : ulat api

PT. Exindo Raharja Pratama

Bacillus thuringiensis Berliner var. Kurstaki serotype 3A/3B H. 14 : 16.000 IU/mg

setora nitens. RI. 447/12-2006/T

kubis: perusak daun

Plutella xylostella

4. Bassiria AS kakao: pengisap buah PT. Tani Mas Subur

Beuvaria bassiana : 2,6 x 10

6 spora/ml

Helopeltis sp., penggerek RI. 1563/5-2006/T

buah Canopomorpha

cramerella

5. Batindo + 1 WP kakao : penggerek batang PT. Biotama

Delta endotoksin Bacillus thuringiensis var. Kurstaki streotipe H-3 a, 3 b strain Z-52 (b.a) : 16 %

Canopomorpha cramerella RI. 3314/12-2008/T

kubis: hama ulat Plutella

xylostella

6. Bevaria P kopi : penggerek buah PT. Biobrahma Nusantara

Beuvaria bassiana : 1,005 X 10

9 spora/gram

Hypothenemus hampei RI. 1319/4-2007/T

7. Biotri P karet : penyakit jamur akar PT. Biobrahma Nusantara

Trichoderma koningii: 2,35 x 10

9 spora/gram

putih Rigidophorus ligno - RI. 1326/4-2007/T

sus

8. Bite WG kubis : hama perusak daun

PT. Agrokimindo Kurniabuana

Bacillus thuringiensis var. Aizawai serotipe (H-7) : 20 %

Plutella xylostella, Crocido- RI. 1871/8-2003/T

lomia binotalis

9. Bite WP kubis : hama perusak daun

PT. Agrokimindo Kurniabuana

Bacillus thuringiensis var. Plutella xylostella, Crocido- RI. 1535/5-2006/T

Page 23: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

22

No.

Nama formulasi,

nama bahan aktif

Jenis tanaman dan

Organisme sasaran

Nama Perusahaan

Aizawai serotipe H-7 : 86 x 10

9

spora/gram

lomia binotalis

10. Bite SC kubis : hama perusak daun

PT. Agrokimindo Kurniabuana

Bacillus thuringiensis var. Aizawai serotipe H-7 : 200 g/l

Plutella xylostella, Crocido- RI. 1571/8-2006/T

lomia binotalis

kelapa sawit : ulat api

setora nitens.

11. BVR WP padi sawah : walang sangit PT. Natural Nusantara

Beuvaria bassiana : 4,5 x 10

10 spora/ml

Leptocorisa oratorius RI. 3325/12-2008/T

12. Crymax WP kubis : hama perusak daun

PT. Brightonmax International

Bacillus thuringiensis var. Kurstaki Strain EG.7841 : 2,5 %

Plutella xylostella. RI. 1878/8-2003/T

13. Dane 0,13 SL the : pengisap daun Helo-

PT. Agrotani Unggul Lestari

azadirakhtin : 0,13 g/l peltis sp., wereng Empoasca

sp. RI. 3181/7-2008/T

14. Delfin WG bawang merah: ulat grayak

PT. Rolimex Kimia Nusamas

Bacillus thuringiensis Berliner var. Kurstaki Serotype 3a,3b

Strain SA-11 : 6,4 %

Spodoptera exigua, RI. 966/12-2006/T

kedelai: ulat jengkal Plusia

chalcites, penggulung daun

Lamprosema indicata,

kepik hijau Nezara viridula.

kubis : hama perusak daun

Plutella xylostella dan

Crocidolomia binotalis

15. Dipel WP kelapa sawit : ulat api PT. Sumitomo Indonesia

Bacillus thuringiensis var. Thosea asigna RI. 176/12-2006/T

Kurstaki strain HD-7 : 16.000 kubis : hama perusak daun

IU/mg Plutella xylostella dan

Crocidolomia binotalis

tomat : penggerek buah

Heliothis sp.

16. Dipel SC kelapa sawit : ulat api PT. Sumitomo Indonesia

Bacillus thuringiensis Sethosea asigna RI. 2401/5-2006/T

Serotype 3a–3b strain HD-1 :

17.600 IU/mg

17. Ekobio 0,215 WP padi sawah : siput mubei

PT. Multi Jaya Andalan Bersama

Page 24: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

23

No.

Nama formulasi,

nama bahan aktif

Jenis tanaman dan

Organisme sasaran

Nama Perusahaan

Saponin : 0,215 % Pomacea spp. RI. 3038/1-2008/T

18. Fishfree 5 WP tambak udang windu : PT. Multi Sarana Indotani

Rotenon : 5 % ikan liar mujair Orechromis RI. 1758/8-2007/T

mossambicus, ikan kerapu

macan Epinephelus fusco-

guttatus, ikan bandeng

Chanos chanos.

19. Florbac FC kelapa sawit: ulat api

PT. Exindo Raharja Pratama

Bacillus thuringiensis varietas Aizawa serotype 7 : 7.500

IU/mg

Setothosea asigna RI. 922/11-2002/T

kubis : hama perusak daun

Plutella xylostella

20. FX 1,2 SL tomat : penyakit hawar daun

PT. Agrotani Unggul Lestari

azadirakhtin : 1,2 g/l Phytophthora infestans RI. 3187/7-2008/T

21. Ganodium P cabai : penyakit busuk akar PT. Tani Mas subur

Gliocladium spp min.15x106

spora/gram

Sclerotium rolfsii RI.1280/9-2008/T

22. Glio WP cabai : penyakit layu Fusa- PT. Natural Nusantara

Gliocaldium virens : 1,640 x 10

11 cfu/g

rium oxysporum RI. 3337/12-2008/T

23. Green Guard UL Jagung: belalang kumbara PT. Nufarm Indonesia

Metharizium anisopliae var. acridum Strain F1-985 : 300 g/l

Locusta migratoria RI. 3579/10-2009/T

24. Kitin SL kentang: hama pengorok daun PT. Tani Mas Subur

Bacillus coagulans : 181,3 x 10

13 spora/ml

Liriomyza sp. RI. 1526/12-2005/T

25. Kumestu 0,3 SL tomat : penyakit kapang daun PT. Tani Mas Subur

eugenol : 0,3 g/l Cladosporium fulvum RI. 3463/4-2009/T

26. Moluskil 10 GR padi sawah : siput mubei CV. Bintang Tani

saponin : 10 % Pomacea spp. RI.1627/12-2006/T

27. Nimbo 0,6 SL cabai: kutu daun Myzus persi-

PT. Indonesia Nihon Seima

Azadirakhtin : 0,6 g/l

cae,ulat grayak Spodoptera RI. 1908/7-2003/T

litura

28. Nospoil 8 EC tomat: Nematoda paru akar CV. Java Engineering

Azadirakhtin : 8 g/l Meloidogyne spp. RI. 1666/1-2008/T

29. Partisip 7 GR padi sawah : keong mas PT. Global Tani

saponin : 7 % Pomacea canaliculata RI. 3587/10-2009/T

30. Prorodent PL Hama tikus ; Rattus sp PT. Hets Bio Lestari

Page 25: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

24

No.

Nama formulasi,

nama bahan aktif

Jenis tanaman dan

Organisme sasaran

Nama Perusahaan

Sarcocystis singaporensis 200.000 sporosit

RI 0112010363678

31. Restack WP kubis : hama perusak daun

PT. Agrokimindo Kurniabuana

Bacillus thuringiensis varietas Kurstaki serotype HD-1: 16.000 IU/mg (25 %)

Plutella xylostella dan RI. 1549/5-2006/T

Crocidolomia binotalis

32. Saco P cabai : penyakit layu Fusarium PT. Tani Mas Subur

Trichoderma koningii minimal : 5.000.000 spora/g

sp., karet : penyakit cendawan RI. 1106/7-2009/T

akar putih Rigidoporus lignosus

33. Sapokil 12,5 GR padi sawah : keong mas PT. Surabaya Grain

saponin : 12,5 % Pomacea canaliculata RI. 3153/3-2008/T

34. Swimtop 12 GR padi sawah : keong mas UD. Pahala Windu Indah

saponin : 12 % Pomacea canaliculata RI. 2985/11-2007/T

35. Tea Seed Meald-88 10 GR padi sawah : keong mas PT. Bumi Tani Subur

saponin : 10,26 % Pomacea canaliculata RI. 3159/3-2008/T

36. Temes 0,5 SL kubis : hama perusak daun PT. Tani Mas Subur

matrin : 5 g/l

Plutella xylostella dan RI. 3505/4-2009/T

Crocidolomia binotalis

37. Thuricide HP

Bacillus thuringiensis Barliner var. Kurstaki serotype 3a, 3b strain HD1 :16.000 IU/mg : 3,2 %

kelapa sawit: ulat api Setoria PT. Rolimex Kimia Nusamas

nitens, dan Thosea asigna RI. 298/12-2006/T

kubis : hama perusak daun

Plutella xylostella dan

Crocidolomia binotalis

tebu : penggerek batang Chilo

sacchariphagus, Diatraea sac-

charalis dan penggerek pucuk

Scirphophaga nivela

38. Turex WP kedelai : ulat grayak Spodop- PT. Tanindo Intertraco

delta endotoksin pada Bacillus

Thuringiensis var. Aizawai strain

C-91 : 3,8 %

tera litura, RI. 1103/1-2008/T

kubis : hama perusak daun

Plutella xylostella dan

Crocidolomia binotalis

tembakau: ulat grayak Spodop-

tera litura,penggerek pucuk

Helicoverpa armigera

tomat: penggerek buah Helio-

this armigera

Page 26: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

25

No.

Nama formulasi,

nama bahan aktif

Jenis tanaman dan

Organisme sasaran

Nama Perusahaan

39. Tracer 120 SC bawang merah: ulat grayak PT. Dow AgroScience Indonesia

Spinosad : 120 g/l Spodoptera exigua, RI. 1718/8-2007/T

cabai : ulat grayak Spodoptera

Litura;

jeruk siam: Lalat buah Bactro-

cera sp.

kentang: pengorok daun Lirio-

myza huidobrensis, Thrips sp.,

perusak daun dan umbi Phy -

thorimae operculella

kubis : hama perusak daun

Plutella xylostella dan

Crocidolomia binotalis

mangga: lalat buah Bactrocera

sp.,

padi : pelipat daun Cnaphalocrosis

medinalis, wereng coklat

Nilaparvata lugens.

semangka : kutu daun Myzus

persicae, Thrips sp., kumbang

pemakan daun Aulachophora sp.

tomat : perusak daun Liriomyza

huidobensis, perusak buah

Helicoverpa armigera

40. Tracer 0,2 CB belimbing : lalat buah Bractocera

PT. Dow AgroScience Indonesia

Spinosad : 0,2 g/l

Carambolae, RI. 2159/8-2007/T

jeruk pamelo, jeruk siam dan

mangga: lalat buah Bactrocera

41. TSM 9 GR padi sawah : keong mas PT. Bintang Tani

saponin : 9 % Pomacea canaliculata RI. 3001/11-2007/T

42. Xentari WDG kubis : hama perusak daun PT. Sumitomo Indonesia

Bacillus thuringiensis subspesies aizawai : 10,30 %

Plutella xylostella; RI. 1059/4 - 2009/T

43. Zoe Brafal SL padi: penyakit hawar pelepah CV. Dwi Agro Hayati

piperin : 58 g/l Rhzoctonia solani RI. 3394/12-2008/T

eugenol : 29 g/l

Page 27: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

26

No.

Nama formulasi,

nama bahan aktif

Jenis tanaman dan

Organisme sasaran

Nama Perusahaan

44. Zoe Intro SL cabai: ulat grayak Spodoptera CV. Dwi Agro Hayati

Azadirakhtin : 16,8 g/l Litura; RI. 3395/12-2008/T

piperin : 13,4 g/l padi :wereng coklat Nilaparvata

kurkumin : 29,3 g/l lugens, penggerek batang

Tryporiza incertulas.

Berdasarkan hasil pembinaan dan pengembangan pestisida hayati,

maka diperoleh beberapa jenis agen hayati yang telah

dikembangkan di provinsi. Jenis agen hayati tersebut adalah

sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 9. Daftar Agens Hayati Yang Dihasilkan Daerah

No. Jenis Agen Hayati Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Jenis Komoditi Provinsi Yang Telah Mengembangkan

1. Aa Bx Kepinding tanah Padi Riau, Kepri, Babel

2. Amblycius sp Tungau Jingga Teh Banten, Jawa Barat,

3. Bakteri Merah Belalang Padi, Palawija Lampung, NTT

4. Beuvaria bassiana penggerek batang, hama kutu daun, ulat daun, Aphis sp., wereng batang coklat, wereng hijau, walang sangit, Zeuzera sp., kepinding tanah, Ulat grayak, Hama putih, Hypothenemus hampei

padi, jagung, kedelai, palawija, hortikultura

N.A. Darusallam, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Banten, DKI. Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Kalteng, Kalsel,

Page 28: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

27

No. Jenis Agen Hayati Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Jenis Komoditi Provinsi Yang Telah Mengembangkan

Kaltim, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat

5. Becolovirus oryctes O.fhinoceros L. palawija Lampung, Sumsel, Bali,

6. Bioverium Hilopeltis sp. palawija Bengkulu

7. Cordiceps sp. Lepidiota stigma palawija Jawa Timur,

8. Curinus coeruleus Heteropsyila cubana lamtoro N.A. Darusallam, Banten, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Kaltim,

9. Diatracophaga striatalis

Sesamia inferens padi, jagung Jawa Tengah,

10. Dolichoderus sp. Helopeltis sp./Penggerek buah,

palawija Bengkulu, Jawa Tengah, Bali, Sultra,

11. Eocanthecona ap. ulat api kedelai Sumut

12. E2-Bx penggerek polong kedelai Riau, Kepri, Jambi, Sumsel

13. Gliocladium sp. Fusarium oxysforum, Rhizoctonia solani, Sclerotinia, Hawar daun, Phytium, penggulung daun,

pisang, bawang merah, palawija

N.A. Darusallam, Riau, Kepri, Bengkulu, DKI. Jakarta, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Kalsel, Sulteng, Sultra, Sulsel, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua

14. Helicoverpa armigera

Helicoverpa armigera palawija Jawa Timur, NTB,

15. Hersutella sp. wereng batang coklat padi D.I.Yogyakarta,

16. Metarhizium anisopliae

O.rinoceros L, kepinding tanah, kepik, ulat daun, belalang, kumbang,

padi, palawija, hortikultura

Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut, Sultra, Sulsel, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat.

Page 29: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

28

No. Jenis Agen Hayati Jenis Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Jenis Komoditi Provinsi Yang Telah Mengembangkan

17. Metarhizium sp. wereng coklat, wereng hijau, penggerek batang, hama putih palsu, ulat grayak,

padi Bali, NTT, Sulteng, Maluku, Maluku Utara, Papua

18. Nomuraea rileyi ulat daun, ulat grayak padi, jagung, kedelai

Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta,

19. NPV ulat Spodoptera litura, ulat

bawang, ulat grayak, padi sawah, pisang, bawang merah,

Lampung, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Kalsel, Sulteng, Sulsel, Gorontalo,

20. Paecylomises forinosus

Nematoda palawija Sulut,

21. Paecylomises lilacinus

Nematoda, Penggerek polong,

Palawija, kedelai,

Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

22. Parachaetes pseudoinsulata

gulma Cromolaena sp. padi, karet, palawija

Sumut, Kaltim,

23. PF. Fusarium oxysforum padi, palawija, hortikultura

Babel, Papua

24. Sc-Bx kepinding tanah padi Riau, Kepri, Jambi

25. Spicaria sp. Helopeltis sp./ penggerek polong

palawija Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Bali, NTB, Kalteng, Sultra,

26. Spodoptera litura nuclear

ulat grayak Spodoptera litura,

padi, jagung, kedelai

Jawa Tengah, Jawa Timur,

27. Steinernema carpocapsae

Helopeltis sp./ penggerek polong

kedelai Jawa Tengah

28. Strain H.Hampei Hypothenemus hampei kedelai Sumut, Sumbar

29. Trichoderma spp. penggerek batang, penyakit layu Fusarium oxysforum, Rhizoctonia solani, Phytophtora sp. Phytium,

padi, palawija, hortikultura

N.A. Darusallam, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Babel, DKI. Jakarta, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Sulsel, Gorontalo, Papua,

Page 30: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

29

No. Jenis Agen Hayati Jenis Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Jenis Komoditi Provinsi Yang Telah Mengembangkan

30. Trichogamma Heteropsyila cubana, Sesamia inferens,

penggerek batang,

padi, jagung, palawija

N.A. Darusallam, Jawa Tengah, Bali, Sultra, Gorontalo,

31. Trichokompos bahan untuk pembuatan kompos

padi, palawija, hortikultura

Lampung

32. Tyto Alba Tikus padi, palawija Sumut, Jawa Tengah, Sultra,

33. Verticilium sp. Kepinding tanah, kutu, padi Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat

b. Pertemuan Sosialisasi Pengembangan Pestisida Hayati

Pertemuan Sosialisasi Pengembangan Pestisida Hayati

dilaksanakan pada tanggal 18 – 20 Mei 2010 di Hotel Parama,

Cisarua, Bogor. Pertemuan dihadiri oleh pejabat struktural dari

Dinas Pertanian Provinsi dan pejabat fungsional dari Balai Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura. Narasumber pertemuan terdiri

dari Direktur Sarana Produksi, Direktur Perlindungan, Kepala Pusat

Perizinan dan Investasi, Kepala Balai Besar Peramalam OPT,

Kepala Instalasi POPT Kabupaten Cianjur, Peneliti dari Puslitbang

Tanaman Obat dan Aromatika, Peneliti dari Pusat kajian PHT,

Institut Pertanian Bogor, Produsen Pestisida Hayati serta Petani

pengguna pestisida hayati.

c. Hasil Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi.

Pada umumnya pengelolaan pestisida belum mendapat

perhatian yang memadai dari masyarakat, baik pengambil

kebijakan, pelaku usaha maupun pengguna pestisida.

Pestisida merupakan salah satu komponen sarana produksi

yang masih menjadi andalan petani dalam upaya penyelamatan

produksi dari organisme pengganggu tumbuhan.

Kondisi tersebut mendapat respon dari pelaku usaha di bidang

pestisida yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah

Page 31: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

30

pestisida yang terdaftar di Indonesia. Pada tahun 2010 jumlah

pestisida yang terdaftar untuk pertanian sebesar 1.978 merk

terdiri dari insektisida 779 merk, herbisida 594 merk, fungisida

354 merk, ZPT 88 merk, rodentisida 32 merk, bahan pengawet

kayu 59 merk, moluskisida 33 merk dan lain-lain 40 merk.

Pada umumnya petani telah mengenal produk pestisida yang

beredar di wilayahnya dengan baik, meskipun jenis/merek

pestisida yang beredar saat ini jumlahnya semakin banyak. Hal

ini disebabkan gencarnya promosi yang dilakukan para

produsen/distributor pestisida kepada petani melalui demplot-

demplot secara langsung di lahan petani.

Penggunaan pestisida secara 6 tepat memberikan kontribusi

yang nyata terhadap keberhasilan pencapaian sasaran produksi

pertanian serta dapat meminimalkan dampak negatif terhadap

lingkungan. Untuk itu diperlukan pembinaan yang intensif

kepada petani tentang penggunaan pestisida secara bijaksana.

Petani yang belum pernah mengikuti SLPHT/Pelatihan Pestisida

cenderung tidak mendapatkan informasi yang memadai tentang

pestisida, sehingga tidak memperhatikan petunjuk penggunaan

pestisida yang tercantum pada label serta tidak memahami

makna piktogram yang terdapat pada label tersebut.

Upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah pada Tahun 2010

dengan meningkatkan program SLPHT, dirasakan cukup

membantu petani dalam pengembangan penggunaan pestisida

ramah lingkungan.

Kesadaran dan kepedulian petani terhadap tingkat bahaya

pestisida masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan kondisi

sebagai berikut :

- Petani belum menganggap bahwa pestisida adalah bahan

berbahaya yang harus dikerjakan dengan hati-hati.

Page 32: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

31

- Dalam aplikasi pestisida, masih sedikit petani yang

menggunakan alat pelindung diri terutama sarung tangan

dan masker.

- Petani belum memperhatikan penanganan limbah pestisida

seperti sisa larutan semprot dan wadah pestisida masih

dibuang sembarangan.

- Gejala keracunan yang dialami petani akibat terpapar

pestisida masih dianggap hal yang biasa oleh petani,

sehingga tidak dilakukan pencegahan dan pengobatan.

Pengelolaan pestisida di tingkat Pengecer masih banyak yang

belum memenuhi persyaratan keamanan dalam penyimpanan

pestisida antara lain :

- tidak menyediakan fasilitas K3 seperti Alat Pelindung Diri,

Locker dan tempat mandi/cuci.

- tidak mempunyai petugas/karyawan yang memahami

masalah K3 dalam bidang pestisida.

- tidak memperhatikan persyaratan tempat penyimpanan

pestisida (ventilasi yang kurang, gudang bergabung dengan

tempat tinggal, pestisida belum ditata dengan baik, dimana

pestisida terbatas diletakkan bersama pestisida umum).

- masih menyimpan pestisida kadaluarsa atau pestisida yang

telah rusak.

- belum menyediakan absorben untuk mengatasi kebocoran

dan tumpahan serta antidote untuk mengatasi keracunan

pestisida, tidak tersedianya alat pemadam kebakaran.

- tidak mempunyai SOP dalam pelaksanaan tanggap darurat.

Penjualan Pestisida Terbatas dijumpai/dilakukan di seluruh

Distributor dan Kios Pengecer. Meskipun mereka telah

memenuhi persyaratan mengikuti pelatihan pestisida terbatas,

namun kondisi ini mengindikasikan bahwa peredaran pestisida

Page 33: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

32

terbatas cukup bebas, sehingga petani yang membeli pestisida

terbatas juga bebas. Penjual tidak mempedulikan apakah petani

mempunyai sertifikat penggunaan pestisida terbatas atau tidak.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap

kelestarian lingkungan hidup serta potensi sumber daya alam

dan teknologi yang tersedia, saat ini mulai banyak

dikembangkan dan digunakan pestisida hayati/biologi yang

ramah lingkungan. Namun penggunaannya di tingkat petani

masih memerlukan fasilitasi baik sarana maupun prasarana dari

pemerintah

CC.. PPeennggaawwaassaann PPuuppuukk ddaann PPeessttiissiiddaa..

1. Kegiatan yang dilaksanakan.

a. Pertemuan Sinkronisasi Petugas Pengawas Pupuk dan

Pestisida

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pupuk dan pestisida di

tingkat lapang yang didukung dengan kemudahan dalam sektor

perizinan, maka jumlah pupuk dan pestisida yang terdaftar di

Kementerian Pertanian semakin meningkat. Perkembangan jumlah

pupuk dan pestisida yang beredar di lapangan mencerminkan mulai

tumbuhnya industri di sektor pertanian, tetapi disisi lain kondisi ini

merupakan tantangan bagi petugas pupuk dan pestisida, karena

sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1992 bahwa pupuk dan pestisida

yang beredar harus memenuhi standar mutu dan efektivitasnya.

Dalam upaya meminimalisasi terjadinya kasus penyimpangan

pupuk dan pestisida, maka pembinaan dan pengawasan yang

intensif baik di Pusat maupun di Daerah sangat diperlukan. Untuk

itu diperlukan pertemuan Sinkronisasi Petugas Pengawas Pupuk

dan Pestisida dalam rangka mengkoordinasikan,

mengintegrasikan, serta mensinergikan petugas pusat dan daerah

serta para pemangku kepentingan lainnya dalam pengawasan

pupuk dan pestisida sehingga dapat mengurangi/membatasi

terjadinya kasus penyimpangan pupuk dan pestisida. Pertemuan

Sinkronisasi Petugas Pengawas Pupuk dan Pestisida diikuti oleh

Page 34: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

33

Kasubdin/Kabid yang menangani kegiatan sarana produksi pada

Dinas Pertanian Provinsi; Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

Pupuk dan Pestisida se-Indonesia; Ketua Komisi Pengawasan

Pupuk dan Pestisida (KP3) se-Indonesia dan Kepala Dinas

Pertanian Kabupaten pelaksana smart card.

b. Pengawasan Pupuk

Menyadari akan pentingnya peranan pupuk dalam peningkatan

produksi hasil pertanian dan menghadapi pesatnya perkembangan

rekayasa formula pupuk, pemerintah berkepentingan mengatur

penyediaan pupuk yang memenuhi standar mutu dan terjamin

efektivitasnya. Untuk itu, pemerintah telah mengamanatkan kepada

Menteri Pertanian untuk melaksanakan pendaftaran pupuk dan

pengawasan pada tingkat rekayasa formula. Pupuk yang akan

dipasarkan untuk keperluan sektor pertanian harus memenuhi

standar mutu dan terjamin efektivitasnya.

Dalam rangka melindungi petani dari peredaran dan penggunaan

pupuk yang tidak memenuhi standar, sangat diperlukan

pengawasan mulai dari pengadaan, peredaran serta

penggunaannya, sehingga pupuk yang beredar di lapangan dapat

terjamin mutu dan kualitasnya.

Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya kegiatan

pengawasan pupuk. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :

1) Menyusun Buku Petunjuk Teknis Pengawasan Pupuk dan

Pestisida Tahun 2010.

2) Menyusun Buku Saku Pengawasan Pupuk dan Pestisida.

3) Melakukan pengawasan pupuk serta menindaklanjuti

permasalahan yang terjadi dalam pengadaan, penyimpanan dan

penggunaan pupuk ditingkat lapang.

4) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait

maupun perguruan tinggi guna membahas mengenai

pengadaan, penyimpanan dan penggunaan pupuk ditingkat

lapang.

5) Melakukan pembelian sampel pupuk yang dicurigai merupakan

pupuk palsu/habis masa izinnya/repacking atau penyimpangan

lainnya.

Page 35: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

34

6) Melakukan analisa sampel pupuk untuk membuktikan

kebenaran kandungan pupuk sesuai dengan yang terdaftar.

c. Pengawasan Pestisida

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan

Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida

menyatakan bahwa pestisida yang boleh diedarkan, disimpan dan

digunakan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia adalah

pestisida yang telah terdaftar dan atau memperoleh izin Menteri

Pertanian. Namun banyaknya pestisida yang beredar saat ini

menjadi peluang terjadinya penyimpangan di lapangan, seperti

beredarnya pestisida yang tidak terdaftar dan atau memperoleh izin

Menteri Pertanian, peredaran pestisida yang telah habis masa

berlaku izin pendaftaran; pestisida yang telah diperpanjang izinnya

tetapi di lapangan masih beredar dengan izin lama; pelanggaran

label dengan memperluas sasaran penggunaan yang tidak sesuai

dengan izin pendaftaran; pestisida palsu; pewadahan kembali;

penjualan bebas pestisida terbatas; penggunaan pestisida terbatas

oleh petani/pengguna yang tidak bersertifikat.

Merebaknya kasus-kasus penyimpangan pestisida seperti tersebut

di atas dapat menimbulkan dampak negatif yang sangat merugikan,

baik dalam pencapaian sasaran produksi dalam rangka

mewujudkan ketahanan pangan maupun pelestarian lingkungan.

Untuk itu dituntut adanya kesungguhan dan kemampuan yang

optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, pengawasan pestisida

mempunyai peranan penting untuk menjaga kelestarian

sumberdaya hayati dan lingkungan hidup serta melindungi petani

sebagai pengguna pestisida dalam berusaha tani sehingga aman

dari gangguan OPT.

Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya kegiatan

pengawasan pestisida. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara

lain :

1. Melakukan pengawasan pestisida serta menindaklanjuti

permasalahan yang terjadi dalam pengadaan, penyimpanan dan

penggunaan pestisida ditingkat lapang.

Page 36: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

35

2. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait

maupun perguruan tinggi guna membahas mengenai

pengadaan, penyimpanan dan penggunaan pestisida ditingkat

lapang.

3. Melakukan pembelian sampel pestisida yang dicurigai

merupakan pestisida palsu/habis masa izinnya/repacking atau

penyimpangan lainnya.

4. Melakukan analisa sampel pestisida guna membuktikan

kebenaran kandungan pestisida sesuai dengan yang terdaftar

2. Keluaran (Output)

Beberapa keluaran/output yang dihasilkan dari kegiatan pengawasan

pupuk dan pestisida antara lain :

a. Termonitornya permasalahan peredaran , penggunaan pupuk dan

pestisida, serta penyimpangan – penyimpangan yang terjadi di

tingkat lapang.

b. Buku petunjuk teknis pengawasan pupuk dan pestisida tahun 2010.

c. Buku saku pengawasan pupuk dan pestisida.

d. Hasil analisa/pengujian pupuk.

e. Hasil analisa/pengujian pestisida.

f. Rumusan Pertemuan Sinkronisasi Petugas Pengawas Pupuk dan

Pestisida Tahun 2010.

3. Hasil Kegiatan

a. Buku Petunjuk Teknis Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Buku petunjuk pengawasan Pupuk dan Pestisida memuat

ketentuan teknis pengawasan, peredaran, penyimpanan dan

penggunaan pupuk dan pestisida di lapangan. Buku ini merupakan

acuan bagi Petugas Pengawas Pupuk dan Pestisida Pusat,

Provinsi, dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengawasan

pupuk dan pestisida, sebagai upaya menekan terjadinya

penyimpangan dalam penggunaan pupuk dan pestisida di

lapangan.

Page 37: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

36

b. Buku Saku Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Buku Saku Pengawasan Pupuk dan Pestisida menyajikan data dan

informasi tentang kebijakan, landasan hukum dan kewenangan

pengawasan. Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan/pedoman

bagi petugas pengawas/PPNS di bidang pupuk dan pestisida untuk

melaksanakan tugasnya.

Dengan Buku Saku Pengawasan Pupuk dan Pestisida ini

diharapkan dapat membantu memperlancar petugas pengawas/

PPNS di bidang pupuk dan pestisida sehingga dapat mencegah

terjadinya berbagai bentuk penyimpangan pupuk dan pestisida di

lapangan.

c. Pengawasan Pupuk

1) Modus penyimpangan/kasus pupuk yang sering terjadi adalah

peredaran pupuk illegal atau tidak terdaftar, pupuk palsu dan

pupuk yang habis masa berlaku izinnya, khusus pupuk

bersubsidi antara lain penggantian karung (repacking),

penjualan pupuk di atas HET dan perembesan ke wilayah lain.

2) Pada tahun 2010 penyimpangan/kasus pupuk bersubsidi

sebanyak 50 kasus dan Non subsidi sebanyak 10 kasus.

Penyimpangan/kasus yang terjadi antara lain : harga di atas

HET (17 kasus), pengeluaran pupuk bersubsidi di luar wilayah

tanggung jawab (6 kasus), rembesan (1 kasus), penggantian

karung (5 kasus), penjualan pupuk secara paket (3 kasus),

penimbunan dan penyelundupan (9 kasus), kelangkaan

(2 kasus) dan lain-lain (7 kasus).

Page 38: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

37

Tabel 10. Temuan penyimpangan/kasus pupuk subsidi dan non subsidi tahun 2010

No Penyimpangan/Kasus Jumlah

A Pupuk Bersubsidi

1 Harga di atas HET 17

2 Pengeluaran pupuk bersubsidi di luar wilayah tanggung jawab 6

3 Rembesan ke perkebunan besar atau industri 1

4 Penggantian karung dari pupuk bersubsidi menjadi non subsidi

5

5 Kelangkaan pupuk 2

6 Penjualan pupuk secara paket 3

7 Penimbunan dan penyelundupan 9

8 Lain-lain 7

Jumlah 50

B Pupuk Non Subsidi

1 Pupuk ilegal 2

2 Pupuk palsu 8

3 Pupuk yang telah habis masa berlaku izin pendaftarannya 0

Jumlah 10

3) Penyaluran pupuk bersubsidi dengan sistem pola tertutup

(RDKK) di tingkat lapang masih terjadi kendala, petugas

maupun petani kurang memahami tentang RDKK. Untuk

perbaikan penyaluran pupuk bersubsidi melalui sistem tertutup

dengan menggunakan RDKK perlu dukungan dari semua pihak

terutama Dinas Pertanian Kabupaten, Kepala Dinas

Perdagangan, Kepala Cabang Dinas, KP3 dan Penyuluh

Pertanian, sehingga penerapan penyaluran pupuk bersubsidi

dengan menggunakan RDKK dapat berjalan dengan baik.

4) Harga pupuk khususnya pupuk urea sering di atas HET

terutama bila terjadi kelangkaan pasokan dari distributor,

sehingga stok di lapangan kurang, sementara kebutuhan petani

serempak. Langkah yang perlu diambil untuk mengatasi

permasalahan ini adalah meningkatkan koordinasi antara

Dinas/Instansi terkait dengan produsen dan distributor.

Page 39: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

38

5). Dosis pemupukan di tingkat petani belum sesuai dengan

rekomendasi yang dianjurkan. Pada umumnya pemakaian

pupuk urea berlebihan sehingga selalu terjadi kelangkaan

pupuk urea di lapangan. Sementara itu petani juga kurang

berminat melakukan pemupukan berimbang, dan beberapa

petani masih menggunakan jenis pupuk yang kandungan unsur

haranya sama sehingga ada unsur pemborosan.

6). Masih adanya petani yang mendapatkan pupuk di kios tidak

resmi. Hal ini disebabkan karena pengecer resmi jauh dari lokasi

pertanian. Di samping itu masih adanya petani yang belum

masuk ke dalam kelompok tani, sehingga ketika petani

membutuhkan/membeli pupuk tidak tercover dalam RDKK harus

menunggu antrian setelah kelompok tani dilayani.

d. Pengawasan Pestisida

1) Modus penyimpangan/kasus pestisida yang sering terjadi di

beberapa daerah antara lain: peredaran berbagai jenis pestisida

yang tidak terdaftar baik produksi dalam negeri maupun impor.

Selain itu, beredar pula pestisida yang telah habis masa berlaku

izin pendaftaran, peredaran pestisida yang memperluas

penggunaan atau melanggar pelabelan yang tidak sesuai

dengan izin pendaftaran dan pestisida palsu. Bentuk

penyimpangan lain diantaranya adanya kios-kios yang menjual

bebas pestisida terbatas kepada pengguna yang belum

mengikuti pelatihan besertifikat.

2) Kasus Penyimpangan pestisida yang terjadi pada tahun 2010

sebanyak 222 kasus. Penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi adalah pestisida yang tidak terdaftar sebanyak 69 kasus,

pestisida yang telah habis masa berlaku izin pendaftarannya 74

kasus, pemakaian pestisida yang tidak sesuai izin pendaftaran

25 kasus, pestisida palsu 6 kasus, label pestisida tidak sesuai

terdaftar 1 kasus, keracunan pestisida 6 kasus dan pewadahan

kembali (repacking) 11 kasus. Secara rinci dapat dilihat seperti

tabel berikut

Page 40: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

39

Tabel 11. Temuan Penyimpangan/Kasus Pestisida Tahun 2010

No Penyimpangan/Kasus Jumlah

1 Pestisida yang dilakukan pewadahan kembali 11

2 Pestisida tidak terdaftar/ilegal 69

3 Pestisida yang telah habis masa berlaku izin pendaftarannya 74

4 Pestisida label tidak sesuai dengan terdaftar 1

5 Pestisida tidak sesuai dengan izin penggunaan 25

6 Pestisida yang dipalsukan 6

7 Kasus keracunan pestisida 36

Jumlah 222

3) Masih ditemukan peredaran pestisida yang sudah habis izinnya

dan kadaluarsa. Untuk itu perlu penegasan kewajiban

pemegang pendaftaran dalam pencantuman masa kadaluarsa

pada label produk pestisida.

4) Beberapa pedagang masih mengemas kembali (repacking)

pestisida yang sudah dikemas dalam kemasan khusus, menjadi

kemasan yang lebih kecil dan bahan kemasan yang kurang

memadai seperti botol aqua. Perdagangan semacam ini cukup

diminati karena harga pestisida eceran tersebut lebih murah.

5) Dari sisi penggunaan pestisida di tingkat petani pun terdapat

cukup banyak penyimpangan seperti : penggunaan pestisida

dengan mencampur 2 atau lebih formulasi pestisida, cara

aplikasi pestisida yang tidak mengindahkan aspek keamanan

(tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan,

masker, dan lain-lain), dan penggunaan pestisida melebihi

dosis agar hasil dapat dilihat langsung. Sementara itu bagi

petani yang lemah ekonominya pada umumnya mencari

pestisida berharga murah, sehingga sering mendapatkan

pestisida palsu, atau yang sudah dicampur bahan lain.

6) Mengingat sifatnya yang berbahaya dan beracun, maka

pengelolaan pestisida di tingkat pengadaan, peredaran,

penyimpanan, penggunaan dan pemusnahan harus baik dan

dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak negatif yang

sekecil-kecilnya. Untuk itu pihak-pihak yang berkecimpung

Page 41: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

40

dalam pengelolaan pestisida mulai dari pengadaan sampai

dengan penggunaan seperti pemegang pendaftaran, penyalur,

penjual/kios hingga pengguna wajib mentaati seluruh ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Analisa Pupuk dan Pestisida

Analisa sampel pupuk dan pestisida dilaksanakan untuk

mengetahui kesesuaian kadar hara atau bahan aktif yang

dikandung pupuk atau pestisida sesuai dengan yang tercantum

pada label. Hasil analisa sampel pupuk dan pestisida yang beredar

dilapangan sebagai berikut :

1. Analisa Pupuk

Analisa pupuk yang telah dilakukan pada tahun 2010 sebanyak

22 merek pupuk. Analisa dilakukan di Laboratorium Balai

Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) – Ditjen Tanaman

Pangan dan Laboratorium Balittanah Bogor. Sampel pupuk yang

diuji berasal dari hasil pemantauan lapang dari daerah. Hasil

analisa sampel tersebut adalah 7 sampel pupuk yang diuji (32

%) sesuai dengan kandungan yang terdaftar, 11 sampel yang

diuji (50 %) tidak sesuai dengan kandungan yang terdaftar dan 4

sampel yang diuji (18 %) tidak terdaftar di Kementerian

Pertanian.

2. Analisa Pestisida

Pada tahun 2010 telah dilakukan analisa sampel pestisida

sebanyak 39 formulasi. Analisa dilakukan di Laboratorium Balai

Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) – Ditjen Tanaman

Pangan. Hasil analisa sampel tersebut adalah 27 sampel

pestisida yang diuji (69 %) sesuai dengan kandungan bahan

aktif yang terdaftar dan 12 formulasi (31 %) tidak sesuai dengan

kandungan bahan aktif yang terdaftar, berdasarkan Permentan

No. 07/Permentan/SR.140/2/2007.

f. Pelaksanaan uji coba penyaluran pupuk bersubsidi secara tertutup

dengan menggunakan Kartu Kendali/Smart Card

Page 42: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

41

1. Hasil Pelaksanaan

a. Uji coba sistem pengawasan menggunakan kartu

kendali/smart card telah berjalan dengan baik, khususnya

untuk pengawasan pupuk bersubsidi di sebagian besar

lokasi uji coba mulai tahun 2007 dan 2008.

b. Seluruh kelengkapan peralatan sistem pengadaan tahun

2007 dan 2008 baik berada di lokasi kantor Pusat maupun

kios dan kelompok tani dalam keadaan lengkap.

2. Kendala Dan Permasalahan

a. Teknis

1) Pada beberapa lokasi, sistem sering tidak bisa digunakan

secara optimal karena sinyal jaringan kurang kuat.

2) Peralatan server (di pusat) membutuhkan suplai aliran

listrik berdaya besar secara terus-menerus. Apabila

terganggu akan menghambat pemantauan secara online.

3) Kerusakan pada alat sering terjadi dan petugas di kios

tidak segera lapor ke petugas dinas kabupaten.

4) Setelah berakhirnya kontrak dengan pihak ke tiga tidak

ada maintenace terhadap peralatan tersebut.

b. Sumber Daya Manusia

1) Beberapa pemilik kios (usia dan tingkat pendidikan

sangat variatif), kurang memahami dalam

mengoperasionalkan alat EDC (Electronic Data Capture).

2) Petugas Dinas Kabupaten maupun produsen belum

sepenuhnya menguasai penggunaan teknologi smart

card, sehingga apabila terjadi permasalahan di lapangan

tidak dapat segera diatasi dan tidak dapat diselesaikan

dengan tuntas.

3) Petani belum terbiasa melakukan transaksi pembelian

pupuk bersubsidi dengan menggunakan kartu

kendali/smart card, karena dianggap kurang praktis.

4) Petani dalam membeli benih dan pupuk bersubsidi belum

bersama-sama sedangkan kartu hanya satu berada pada

Page 43: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

42

ketua kelompok, sehingga sering terjadi kelambatan bagi

petani lain dalam bertransaksi.

5) Belum semua petani bergabung dalam kelompok tani,

pada umumnya hanya kelompok tani tanaman pangan.

c. Koordinasi

1) Koordinasi dengan instansi terkait belum berjalan dengan

baik, sehingga pelaksanaan uji coba penyaluran benih

dan pupuk bersubsidi menggunakan kartu kendali/smart

card belum optimal.

2) Pelaksanaan Nota Kesepahaman yang dilaksanakan

pada tanggal 18 Desember 2007 antara Direktur Jenderal

Tanaman Pangan dengan Direktur Utama BUMN sebagai

produsen pupuk dan benih sebagai pelaksana subsidi

belum dilaksanakan sebagaimana mestinya.

d. Pendanaan

1) Sumber dana pelaksanaan kegiatan uji coba penyaluran

benih dan pupuk bersubsidi dengan menggunakan kartu

kendali/smart card tahun 2007, 2008 dan 2009 dari APBN

sedangkan dana kelanjutan pelaksanaan uji coba

tersebut belum tersedia.

2) Belum tersedianya dana langganan GPRS Telkomsel dan

Lintasarta yang relatif mahal yaitu sebesar Rp. 691,2 juta.

Disamping itu dana pemeliharaan peralatan, pelatihan,

pembinaan, dan monitoring serta penyusunan RDKK

juga belum tersedia.

h. Hasil Inventarisasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

(KP3) yang terbentuk tahun 2010 adalah: KP3 Provinsi telah

terbentuk seluruhnya (100 %), sedangkan di Kab/Kota KP3

yang terbentuk sebanyak 397 Kab/Kota (80 %).

Page 44: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

43

Tabel 12. Jumlah Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Tahun

2010

No Provinsi Jlh Kab/Kota Jumlah KP3

Provinsi Kabupaten/kota

1 NAD 23 1 20

2 Sumut 34 1 26

3 Sumbar 19 1 17

4 Riau 12 1 11

5 Kepri 7 1 3

6 Jambi 11 1 10

7 Sumsel 15 1 15

8 Babel 7 1 7

9 Bengkulu 10 1 10

10 Lampung 14 1 11

11 Banten 8 1 7

12 DKI Jakarta 6 1 0

13 Jabar 26 1 25

14 Jateng 35 1 35

15 DIY 5 1 4

16 Jatim 38 1 38

17 Bali 9 1 9

18 NTB 10 1 10

19 NTT 20 1 17

20 Kalbar 14 1 14

21 Kalsel 13 1 13

22 Kalteng 14 1 11

23 Kaltim 14 1 13

24 Sulut 15 1 14

25 Gorontalo 6 1 6

26 Sultra 12 1 9

27 Sulsel 24 1 24

28 Sulteng 11 1 9

29 Sulbar 6 1 5

30 Maluku 10 1 0

31 Malut 9 1 0

32 Papua 29 1 3

33 Papua Barat 11 1 2 Total 497 33 397

Page 45: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

44

DD.. PPeemmbbiinnaaaann ddaann PPeennggeemmbbaannggaann AAllaatt ddaann MMeessiinn PPeerrttaanniiaann..

Pemanfaatan/pendayagunaan alsintan secara tepat dan selektif sesuai

spesifik lokasi perlu dilaksanakan dalam upaya mengatasi kendala –

kendala yang ada dalam penerapan mekanisasi pertanian. Pemilihan

alsintan dan pemanfaatannya sesuai dengan kondisi fisik, sosial dan

ekonomi setempat secara baik dan benar diperlukan agar benar – benar

optimal penggunaannya.

Penerapan teknologi mekanisasi pertanian dalam agroindustri sudah

merupakan keharusan untuk mengatasi adanya keterbatasan daya dan

kapasitas kerja manusia dalam beberapa tahapan proses produksi.

Penerapan alat dan mesin pertanian yang tepat dan sesuai harus

didasarkan pada kondisi lahan dan sosial budaya petani. Aplikasi alat dan

mesin pertanian akan memberikan banyak manfaat antara lain memenuhi

kebutuhan tenaga kerja, memenuhi jadwal waktu tanam dan

meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.

Dengan demikian, pembinaan dan pengembangan alat dan mesin

pertanian dalam upaya mendukung keberhasilan pencapaian

pembangunan pertanian perlu dilaksanakan. Untuk itu diperlukan

dukungan strategi pembinaan dan pengembangan alat dan mesin

pertanian yang berkelanjutan dan terarah yang melibatkan seluruh stake

holder yang terkait.

1. Kegiatan yang dilaksanakan.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam upaya pengembangan

alsintan antara lain :

a. Pengawalan Kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan,

BUMA dan BAKAL

1) Kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan suatu model percontohan

pengelolaan alsintan melalui UPJA dan membuat suatu model

percontohan inovasi teknologi alsintan yang dapat menunjang

upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi.

Pada tahun 2010 bantuan alsintan diperuntukkan bagi UPJA pada

kegiatan Pilot Project pengembangan alsintan serta bantuan

Page 46: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

45

alsintan BUMA (Bantuan Uang Muka Alsintan) dan BAKAL

(Bantuan Kepemilikan Alsintan) di luar Pilot Project pengembangan

alsintan. Bantuan tersebut berupa 11 jenis alsintan dan 1 unit

gudang untuk Pilot Project Paket A serta 10 jenis alsintan dan 1

unit gudang untuk Pilot Project Paket B yang dialokasikan di 30

provinsi dan 30 kabupaten.

Tabel 13 . Bantuan Pilot Project Pengembangan Alsintan 2010

No Jenis Alsintan

PAKET A

Jumlah Alsintan

(Unit/paket)

PAKET B

Jumlah Alsintan

(Unit/paket)

1 Traktor Roda 4 1 -

2 Traktor Roda 2 - 3

3 Pompa Air 1 1

4 Alsin tanam bibit padi (Transplanter)

1 1

5 Alsin Pemanen Padi Tipe Sandang (Paddy Mower)

1 1

6 Alsin Perontok Padi Tipe Throw In Bermotor (Power Thresher)

1 1

7 Alsin Perontok Padi Hold On Bermotor/Pedal Thresher Bermotor

1 1

8 Alsin Pembuat Pupuk Organik (APPO)

1 1

9 Alsin Penyiang Bermotor (Power Weeder)

1 1

10 Gudang Penyimpanan Alsintan 1 1

11 Peralatan Bengkel Alsintan 1 1

12 Mesin Perawatan Kebersihan Alsintan

1 -

Page 47: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

46

2) Kegiatan BUMA dan BAKAL Di luar Pilot Project Pengembangan

Alsintan

Kegiatan pengembangan alsintan BUMA dan BAKAL sebanyak 5

jenis alsintan per paket di luar Pilot Project yang dialokasikan di 29

provinsi pada 200 kabupaten. Perincian jenis dan jumlah alsintan

dapat dilihat pada Tabel ...

Tabel 14. BUMA BAKAL di luar Pilot Project Pengembangan Alsintan 2010

No Jenis Alsintan Pola

Bantuan

PAKET A

(Unit)

PAKET B

(Unit)

1 Traktor Roda 2 BUMA 2 1

2 Pompa Air Irigasi BAKAL 1 1

3 Paddy Mower BAKAL 1 1

4 Pedal Thresher Bermotor BAKAL 1 1

5 Peralatan Bengkel BAKAL 1 1

3) Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Pilot Project Bantuan Alsintan

Dalam Rangka Pengembangan UPJA Center

Pertemuan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 29 – 31 Maret

2010 di Hotel Permata, Bogor, dengan tujuan untuk koordinasi dan

menyamakan persepsi dalam pelaksanaan pilot project bantuan

alsintan pengembangan UPJA Center.

b. Penyusunan dan Pembahasan RSNI

Rancangan SNI pada tahun 2010 berupa mesin pembuat granul

pupuk organik dan mesin penyiang padi sawah tipe cakar.

Pembahasan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

dilaksanakan tiga (3) kali pertemuan yaitu pada tanggal 8 Juni

2010, 9 Juli 2010 dan 4 Agustus 2010 dan 2 (dua) kali rapat tim

teknis yaitu pada tanggal 10 Agustus 2010 dan 18 Agustus 2010.

Page 48: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

47

c. Pendayagunaan Pengawas Alsintan

1. Manfaat dan kegunaan alsintan yang demikian penting dan

strategisnya dalam mendukung peningkatan produksi,

produktivitas, mutu dan daya saing produk pertanian tanaman

pangan dan hortilkultura, dan dengan semakin terbatasnya

ketersediaan tenaga kerja, maka alsintan merupakan kebutuhan

mendasar.

2. Dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu

hasil pertanian, peranan alsintan akan berdampak positif untuk

mengatasi kekurangan tenaga kerja, mempercepat penyiapan

lahan, mempermudah pemeliharaan/perlindungan tanaman,

mempercepat panen dan pasca panen, mengurangi kehilangan

hasil, mempermudah pengolahan hasil, meningkatkan kualitas

hasil dan menekan biaya produksi.

3. Pendayagunaan alat dan mesin pertanian melalui Usaha

Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) merupakan pilihan dalam

pemanfaatan alsintan di tingkat petani, dikarenakan petani tidak

mampu membeli alsintan yang dibutuhkan, sehingga

petani/kelompok tani merasa lebih layak menyewa alsintan

daripada memiliki alsintan secara perorangan.

4. Pemerintah Daerah belum menemukan SDM yang memiliki

kriteria sebagaimana persyaratan yang tertera pada Permentan

65 Tahun 2006.

5. Penetapan Petugas Pengawas oleh Kepala Daerah dalam hal

ini Bupati/Walikota masih berjalan lambat, padahal pelaksanaan

pengawasan alsintan oleh Petugas Pengawas Alsintan sudah

mendesak seiring kebutuhan masyarakat terhadap pemanfaatan

alsintan.

6. Pada umumnya peraturan – peraturan yang berkaitan dengan

alsintan sudah banyak diketahui oleh dinas pertanian, hanya

belum sepenuhnya disosialisasikan dan aplikasikan ke

kabupaten/kota.

Page 49: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

48

d. Sosialisasi Peningkatan Pemanfaatan Traktor Untuk Penanam

Biji-bijian

Dalam memanfaatkan alsintan traktor pertanian, baik roda dua

maupun roda empat agar lebih optimal, maka untuk menambah jam

kerja operasional traktor setelah selesai digunakan untuk mengolah

tanah, traktor dapat difungsikan sebagai sumber tenaga tarik alat

tanam benih mekanis (seeder), dengan alasan utama yaitu :

Jumlah tenaga kerja penanam benih semakin berkurang

berkurang seiring dengan semakin berkurang seiring dengan

semakin berkurangnya minat masyarakat di bidang pertanian.

Penanaman benih di lahan kering akan lebih cepat selesai dan

efisien apabila seeder digandeng dengan bagian belakang

traktor.

Peningkatan traktor pertanian sebagai sumber tenaga dalam

pemanfaatan seeder (power unit).

Mengingat pentingnya fungsi seeder dalam mendukung upaya

pencapaian sasaran produksi, khusunya jagung, kedelai dan

kacang tanah, maka penggunaan seeder ini perlu segera

disosialsiasikan kepada masyarakat petani.

e. APBN-P 2010

1) Pelaksanaan bantuan alsintan APBN-P TA 2010

Dengan meningkatnya permintaan alsintan oleh masyarakat petani,

sedangkan harga alsintan masih belum terjangkau petani, maka

pemerintah terus berupaya memfasilitasi kebutuhan tersebut,

antara lain melalui bantuan alsintan APBN-P meliputi traktor roda

dua dan pompa air irigasi ukuran 4 inchi. Bantuan traktor roda dua

sejumlah 3.395 unit pada 299 kabupaten/kota di 32 propinsi dan

pompa air sejumlah 3.300 unit pada 292 kabupaten/kota di 31

propinsi. Bantuan ini diberikan kepada kelompok tani/ gabungan

kelompok tani dalam rangka mendukung upaya pencapaian

sasaran produksi pertanian dan pendapatan petani melalui

pemanfaatan alsintan tersebut.

Page 50: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

49

2) Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN-P

2010

Untuk memantapkan program pembangunan tanaman pangan

melalui dukungan kebijakan pengembangan alsintan, maka pada

tahun 2010 Pemerintah Pusat memberikan bantuan alsintan melalui

APBN-P. Penyediaan bantuan alsintan merupakan salah satu

wujud kepedulian Pemerintah Pusat kepada petani dalam rangka

mengembangkan alat dan mesin pertanian di seluruh wilayah

Indonesia.

Agar pelaksanaan berjalan dengan baik dan lancar, maka dilakukan

pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN-P

2010 pada tanggal 28 sampai dengan 30 September 2010 di Hotel

Aston Tropicana, Bandung, Provinsi Jawa Barat. bertujuan untuk

melakukan koordinasi serta memberikan petunjuk dan arahan

kepada petugas Dinas Pertanian Provinsi di lapangan untuk

melakukan pengarahan penyaluran bantuan alsintan APBN - P TA

2010.

f. Kegiatan lain-lain

Studi Pengembangan Kerjasama Dengan Lembaga Alsintan

Internasional, seperti dengan melakukan kunjungan :

1. Kunjungan Kerja ke Jepang

Kunjungan kerja ini dilaksanakan di Tokyo, Jepang pada tanggal

11-16 Juli 2010. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah

melakukan kunjungan pada institusi pemerintah yang

menangani alsintan dalam hal ini Institute Agricultural Machinery

(IAM) – Bio-oriented Technology Research Advancement

Institution (BRAIN) atau disingkat IAM-BRAIN di Omiya,

Saitama, untuk mengetahui perkembangan teknologi

mekanisasi pertanian di negara Jepang, serta hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh IAM-BRAIN. Selain itu juga

melakukan perintisan (inisiasi) kerjasama berskala

regional/internasional dengan KUBOTA Corporation berupa

pembentukan lahan yang memungkinkan untuk penggunaan

Page 51: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

50

alsintan secara optimal melalui pilot project konsolidasi lahan

secara bertahap dan upaya mendapatkan hibah alsintan

produksi Kubota dalam upaya peningkatan kualitas pelaku

pengembangan pertanian di Indonesia dan kualitas teknologi

alsintan yang dikembangkan/digunakan oleh masyarakat di

Indonesia sehingga dapat mendukung peningkatan produksi

dan produktivitas pertanian khususnya tanaman pangan.

IAM-BRAIN merupakan lembaga pemerintah dibawah lembaga

penelitian nasional Jepang yang menangani pertanian dan

pangan (National Agriculture and Food Research Organization

(NARO). IAM-BRAIN dapat menerima peserta pelatihan dari

Indonesia melalui koordinasi dengan Japan International

Cooperation Agency (JICA). Untuk peningkatan kompetensi dan

wawasan staf Direktorat Jenderal Tanaman Pangan di masa

mendatang, akan dilakukan pendekatan dan penjajakan

kerjasama dengan JICA (melalui JICA perwakilan di Indonesia),

agar dapat mengikuti program-program pelatihan yang diadakan

setiap tahun oleh JICA khususnya pelatihan yang diadakan di

IAM-BRAIN.

Melalui kunjungan kerja di IAM-BRAIN ini didapatkan

pengetahuan dan peningkatan wawasan terhadap

pengembangan alsintan di Jepang mulai dari alsin pengolahan

tanah sampai dengan alsin pasca panen yang digunakan di

Jepang sejak awal perkembangannnnya hingga kini. Beberapa

hal yang dapat diterapkan di Indonesia diantaranya adalah

konsep konsolidasi lahan yang dilakukan secara bertahap sejak

tahun 1960-an dan berakhir tahun 1995 yang lalu dengan hasil

yang menggembirakan. Prinsip-prinsip konsolidasi secara

bertahap yang telah dilakukan oleh Pemerintah Jepang akan

diupayakan dapat diterapkan di Indonesia melalui penerapan

pengembangan Pilot Project Pengembangan Alsintan yang

inisiasinya sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2010.

Page 52: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

51

Kunjungan ke Kubota Corporation di Utsunomiya, dengan hasil

sebagai berikut :

Kunjungan ke pabrik pembuatan transplanter dan combine

harvester yang telah menggunakan robot dalam proses

produksinya. Selain itu juga disaksikan demo pembibitan

benih padi menggunakan mesin pembibitan sebagai

kelengkapan penunjang untuk mesin tanam bibit padi

(transplanter)

Rencana kegiatan pilot project konsolidasi lahan dan hibah

alsintan yang intinya adalah pembentukan lahan pertanian

yang nantinya menerapkan prinsip-prinsip mekanisasi

pertanian dari saat pengolahan tanah sampai panen atau

bila memungkinkan sampai penanganan pasca panennya.

Ditawarkan kepada Kubota Corporation, bahwa dalam

pembuatan pilot project tersebut akan mengarah pada

terbentuknya konsolidasi lahan skala kecil seluas ± 5 Ha,

skala menengah sampai 40 – 150 Ha dan skala besar untuk

luasan lebih dari 200 Ha pada setiap titik lokasi tempat

dilaksanakannya pilot project. Pelaksanaan dilakukan

secara bertahap dan direncanakan dari tahun 2011 sampai

dengan tahun 2014.

Sebelum dilaksanakannya pilot project akan dilakukan

penelitian/studi kelayakan terhadap beberapa lokasi calon

lokasi pilot project tersebut yang rencananya akan dilakukan

oleh Petugas dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Perusahaan di Indonesia yang ditunjuk oleh Kubota

Corporation serta bekerja sama dengan pakar dari

perguruan tinggi yang mempunyai kompetensi terkait.

Rencana kerjasama ditawarkan untuk pembiayaannya dari

Kubota Corporation secara hibah, namun pihak Kubota

mencoba memberi pengertian agar biaya dapat secara

proporsional dibebankan juga kepada Pemerintah Indonesia

Page 53: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

52

dalam hal ini Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

khususnya yang berkaitan dengan perijinan, survey dan

kerjasama dengan instansi terkait. Sedangkan biaya

penyediaan alsintan akan dilakukan oleh Kubota

Corporation. Mengenai hal pembiayaan ini, Kubota akan

melakukan penelaahan lebih lanjut secara internal dan akan

menyampaikan hasilnya dalam waktu dekat ini kepada

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Apabila dari segi pembiayaan dinilai terlalu berat baik dari

pihak Kubota Corporation maupun Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, hal ini dapat diatasi dengan mengangkat

isu ini ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kerjasama

Goverment to Goverment (G to G), yaitu antara Pemerintah

Jepang (Kementerian Pertanian Jepang) dengan

Pemerintah Indonesia (Kementerian Pertanian Republik

Indonesia).

2. Kunjungan Kerja ke China

Kunjungan kerja ini dilaksanakan di Youxi, Provinsi Fujian,

China pada tanggal 22 – 25 Nopember 2010. Maksud dan

tujuan melakukan kunjungan kerja ke China Fujian Youxi Long-

Wave Water Power Machinery Corporation adalah untuk

mengetahui proses pembuatan, pengujian dan pemanfaatan

teknologi pompa air tanpa mesin di Negara China, serta

informasi-informasi lainnya berkaitan dengan pemanfaatan

pompa air tanpa mesin.

China Fujian Youxi Long-Wave Water Power Machinery

Corporation merupakan pabrik Pompa Air Tanpa Mesin (PATM)

yang memproduksi pompa untuk tujuan irigasi, pembangkit

listrik (turbin) maupun untuk keperluan umum (air minum,

penanganan kebutuhan masyarakat umum dan memenuhi

kebutuhan di daerah peternakan).

Kunjungan ke lokasi PATM didapatkan hasil sebagai berikut :

Pompa air tanpa mesin yang digunakan selain untuk tujuan

menaikan muka air ke level yang lebih tinggi yaitu sekitar 60

Page 54: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

53

meter, juga untuk menghasilkan tenaga listrik bagi warga

sekitar.

Pompa air yang digunakan sebanyak 6 unit yang diletakan

secara paralel di sepanjang sungai, setelah air sungai di

bendung sedemikian rupa sehingga debit air yang mengalir

ke arah inlet pompa cukup memenuhi persyaratan sebagai

tenaga penggerak pompa.

Masa kerja pompa air yang terpasang tersebut sampai saat

ini adalah 20 tahun dan baru sekali mengalami penggantian

karet seal saat usia 10 tahun. Hal ini menunjukan bahwa

pompa tersebut tidak membutuhkan biaya perawatan yang

mahal dalam operasionalnya.

Ke depan ke enam pompa air tersebut direncanakan akan

diganti dengan pompa air prototipe terbaru yang lebih

efisien dan berkinerja lebih baik dan dengan ukuran yang

lebih besar. Prototipe terbaru tersebut sudah diproduksi di

pabrik China Fujian Youxi Long-Wave Water Power

Machinery Corporation.

Melihat dari jenis aliran sungai yang ada, karakteristik aliran

tidak jauh beda dengan sungai-sungai di Indonesia,

khususnya di pulau Sumatera, Kalimantan ataupun

Sulawesi. Perbedaan hanya dari tingkat kejernihan air, yang

dalam hal ini dapat diatasi dengan metode penyaringan.

Kemungkinan dapat diterapkannya pompa air ini di

Indonesia sangat besar.

Dari sisi biaya, pembuatan bendungan bisa jadi melebihi

biaya pengadaan pompa, namun hal ini tergantung pada

jenis bahan penyusun bendungan dan ukuran bendungan.

Secara umum pemahaman tentang proses pembuatan dan

pengembangan PATM di China telah dapat dipahami,

sehingga kedepan akan dipikirkan pengembangannnya

untuk daerah pertanian di Indonesia.

Page 55: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

54

2. Keluaran/Output.

a. Buku Pedoman Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan,

BUMA dan BAKAL 2010

b. Buku Laporan Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan,

BUMA dan BAKAL 2010

c. Prosiding Hasil Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Pilot Project

bantuan Alsintan Dalam Rangka Pengembangan UPJA Center

d. Buku Laporan RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia)

untuk kegiatan mesin pembuat granul pupuk organik dan mesin

penyiang padi sawah tipe cakar, Syarat Mutu dan Metode Uji 2010.

e. Buku Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan Kumpulan Peraturan

Alsintan

f. Buku Laporan Pelaksanaan Pengawasan Alsintan

g. Laporan Hasil Studi Pengembangan Kerjasama Dengan Lembaga

Internasional

h. Buku Sosialisasi Peningkatan Pemanfaatan Traktor Untuk

Penanam Biji-Bijian

i. Buku Laporan Sosialisasi Peningkatan Pemanfaatan Traktor Untuk

Penanam Biji-Bijian

j. Buku Pedoman Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN-P TA. 2010

k. Laporan Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN-P TA. 2010

3. Hasil Kegiatan

a. Pengawalan Kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan,

BUMA dan BAKAL

1) Kegiatan BAKAL Pilot Project Pengembangan Alsintan

Kegiatan Pilot Project pengembangan alsintan 2010 diperuntukkan

bagi 1 (satu) UPJA professional di masing-masing 1 (satu) provinsi

dan 1 (satu) kabupaten. Sampai saat ini kegiatan Pilot Project telah

terealisasi di 28 (dua puluh) provinsi dari 30 provinsi (92,63 %),

yaitu Provinsi NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel,

Page 56: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

55

Bengkulu, Lampung, Babel, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali,

NTB, NTT, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulteng, Sulsel, Sultera,

Gorontalo, Sulbar, Maluku, dan Maluku Utara. Sedangkan kegiatan

Pilot Project yang tidak terealisasi adalah Kalimantan Timur dan

Papua karena proses pelaksanaan pencairan dana yang dilakukan

Dinas Pertanian Kabupaten tersebut sudah mendekati akhir tahun

anggaran,sehingga dana tersebut tidak sempat terserap.

Page 57: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

56

Tabel 15. Realisasi Pilot Project Pengembangan Alsintan 2010

Rencana Realisasi

1 NAD 1 1 100

2 SUMUT 1 1 100

3 SUMBAR 1 1 100

4 RIAU 1 1 100

5 JAMBI 1 1 100

6 SUMSEL 1 1 100

7 BABEL 1 1 100

8 BENGKULU 1 1 100

9 LAMPUNG 1 1 100

10 BANTEN 1 1 100

11 JABAR 1 1 100

12 JATENG 1 1 100

13 DIY 1 1 100

14 JATIM 1 1 100

15 KALBAR 1 1 100

16 KALSEL 1 1 100

17 KALTENG 1 1 100

18 KALTIM 1 - -

19 SULUT 1 1 100

19 SULTENG 1 1 100

20 SULTRA 1 1 100 21 SULSEL 1 1 100 22 GORONTALO 1 1 100

23 SULAWESI BARAT 1 1 100

24 BALI 1 1 100

26 NTB 1 1 100

27 NTT 1 1 100

28 MALUKU 1 1 100

29 MALUKU UTARA 1 1 100

30 PAPUA 1 - -

30 28 92,63 Total

Pilot Project

PROVINSINO Persentase (%)Untuk UPJA Profesional

Page 58: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

57

2) BUMA dan BAKAL Penguatan UPJA

BUMA dan BAKAL di luar Pilot Project diperuntukkan bagi UPJA

tingkat pemula atau berkembang sebanyak 320 UPJA penerima.

Dari rencana 320 UPJA yang telah terealisasi 290 UPJA (90,62 %)

dengan rencana penerimaan bantuan alsintan sejumlah 1.872

paket, terealisasi 1.680 paket (89,74%). Capaian realisasi tersebut

dikarena laporan dari kabupaten belum disampaikan ke Provinsi

dan Pusat.

Tabel 16. Realisasi BUMA BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan 2010

Rencana Realisasi

1 NAD 7 7 100

2 SUMUT 15 14 93

3 SUMBAR 7 7 100

4 RIAU 8 4 50

5 JAMBI 5 2 40

6 BABEL 2 0 -

7 SUMSEL 10 10 100

8 BENGKULU 2 2 100

9 LAMPUNG 7 6 86

10 JABAR 45 11 24

11 JATENG 67 58 87

12 DIY 6 6 100

13 JATIM 65 65 100

14 BANTEN 2 2 100

15 KALBAR 4 4 100

16 KALTENG 3 2 67

17 KALSEL 4 4 100

18 KALTIM 6 2 33

19 SULUT 5 5 100

20 SULTENG 10 10 100

21 SULSEL 1 1 100

22 SULTRA 6 6 100

23 SULBAR 4 4 100

24 GORONTALO 5 5 100

25 BALI 5 5 100

26 NTB 7 4 57

27 NTT 9 9 100

28 MALUKU 2 0 -

29 PAPUA BARAT 1 1 100

320 256 80.00 JUMLAH

NO PROVINSI Persentase (%)

Diluar Pilot Project

Untuk Penguatan UPJA

Page 59: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

58

c. Penyusunan dan Pembahasan RSNI

Pertemuan tersebut membahas RSNI mesin pembuat granul pupuk

organik dan mesin penyiang padi sawah tipe cakar dengan tim

penyusun yang dibentuk oleh Direktorat Sarana Produksi, Ditjen

Tanaman Pangan yang dihadiri oleh stake holders dan instansi

terkait. Hasil RSNI tersebut telah diserahkan ke Direktorat P2HP

guna bahan Konsensus yang dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober

2010. Hasil Konsensus sudah diserahkan ke BSN pada tanggal 27

Oktober 2010.

Setelah dilaksanakan kaji ulang terhadap SNI 0141 : 2009 Pompa

Air Sentrifugal untuk irigasi – Unjuk kerja dan cara uji, terdapat

beberapa hal yang perlu dilakukan perubahan, sehubungan dengan

itu Sub Pantek Perumusan SNI Sarana dan Prasarana Tanaman

Pangan telah membuat Adendum SNI Pompa Air Sentrifugal yang

dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2010.

e. APBN-P 2010

1) Pelaksanaan bantuan alsintan APBN-P TA 2010

Telah ditetapkan Calon penerima bantuan alsintan APBN-P TA

2010 melalui SK Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

25/HK.310/C/10/2010 tanggal 5 Oktober 2010 dan SK Jenderal

Tanaman Pangan Nomor 28/HK.310/C/11/2010 tanggal 29

Nopember 2010 tentang Perubahan Lampiran Penerima Bantuan

Alsintan APBN-P TA 2010. Untuk lebih jelasnya, rincian alokasi

bantuan APBN-P 2010 dapat dilihat pada lampiran 11

Kondisi saat ini sedang dalam proses pendistribusian barang,

dengan realisasi penerimaan alsintan sampai dititik bagi Dinas

Pertanian kabupaten/kota, untuk TR-2 sudah mencapai 3.395 unit

(100%) dari 3.395 unit, untuk pompa air mencapai 3.300 unit

(100%) dari 3.300 unit, dengan rincian seperti pada lampiran 12

2) Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN-P

2010

Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN-P

2010 merupakan kerjasama Direktorat Sarana Produksi Ditjen

Tanaman Pangan dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Page 60: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

59

Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Pertemuan ini diselenggarakan

pada tanggal 28 sampai dengan 30 September 2010 di Hotel Aston

Tropicana, Bandung, Provinsi Jawa Barat, bertujuan untuk

melakukan koordinasi serta memberikan petunjuk dan arahan

kepada petugas Dinas Pertanian Provinsi di lapangan untuk

melakukan pengarahan penyaluran bantuan alsintan APBN - P TA

2010.

Pertemuan dibuka oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang

diwakili oleh Direktur Sarana Produksi dan dihadiri oleh Kepala

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa

Barat, Direktur Kacang – Kacangan dan Umbi – umbian, nara

sumber, stakeholder serta Kepala Bidang, Kepala UPT Alsintan dan

Kepala Seksi/Staf Dinas Pertanian Provinsi yang menangani bidang

alsintan dari 32 provinsi di Indonesia.

EE.. PPeennggeemmbbaannggaann KKeelleemmbbaaggaaaann ddaann PPeellaayyaannaann

11.. KKeeggiiaattaann yyaanngg ddiillaakkssaannaakkaann

a. Pengembangan Kelembagaan UPJA.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan :

Melakukan koordinasi, konsultasi dengan instansi terkait/

Perguruan Tinggi.

Menghadiri Undangan rapat/seminar/pencanangan

tanam/panen.

Menyusun pedoman pelaksanaan pengembangan Usaha

Pelayanan Jasa Alsintan Tahun 2010.

Melakukan pengembangan UPJA meliputi kegiatan penguatan

UPJA dan UPJA Center ke beberapa provinsi yaitu provinsi

Bengkulu, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Banten, Gorontalo,

Kalimantan Barat, DIY, Bali, Jawa Tengah, Kalimantan

Selatan, Maluku, dan Riau.

Menyusun laporan hasil pengembangan UPJA

Page 61: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

60

b. Penilaian UPJA Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2010

Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

Melakukan perbaikan bahan pedoman pelaksanaan Penilaian

UPJA Beprestasi Tingkat Nasional Tahun 2010.

Melaksanakan rapat persiapan dalam rangka penilaian UPJA

berprestasi Tingkat Nasional 2010.

Mengirim surat ke seluruh provinsi perihal penilaian UPJA

Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2010.

Melakukan penelitian terhadap dokumen kelompok UPJA yang

disampaikan / diusulkan provinsi untuk mengikuti Lomba UPJA

Beprestasi Tingkat Nasional 2010 sebanyak 13 kelompok

UPJA dari 13 Kabupaten/Kota di 13 Provinsi yaitu Provinsi

Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Tengah,

Jambi, Bali, Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Tengah,

Lampung, Sumatera Utara, Papua dan Sulawesi Selatan.

Setelah dilakukan evaluasi ternyata yang memenuhi

persyaratan hanya 8 UPJA dari 8 Kabupaten/Kota di 8

Provinsi.

Melakukan verifikasi ke 8 UPJA dari 8 Kabupaten/Kota di 8

Provinsi yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti Lomba

UPJA Berprestasi Tingkat Nasional 2010 yaitu

1) UPJA Tani Makmur , Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa

Tengah

2) UPJA Maju Bersama, Kabupaten Barito Kuala Provinsi

Kalimantan Selatan

3) UPJA Swakarsa, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali

4) UPJA Harapan Makmur, Kabupaten OKU Timur Provinsi

Sumatera Selatan

5) UPJA Pulau Lestari, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

6) UPJA Mosagena, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi

Tengah

7) UPJA Pulung Raya, Kabupaten Lampung Tengah Provinsi

Lampung.

8) UPJA Sari Makmur, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi

Page 62: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

61

Melakukan pengolahan data hasil verifikasi ke 8 UPJA, 8

Kabupaten di 8 Provinsi.

Melakukan rapat dalam rangka penetapan pemenang Lomba

UPJA Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2010 bersama

Direktur Sarana Produksi, Kasubdit dan Kasi lingkup Direktorat

Sarana produksi..

Menyampaikan memorandum laporan kepada Direktur

Jenderal Tanaman Pangan sekaligus mencantumkan hasil

penilaian.

Atas dasar Memorandum, Dirjen Tanaman Pangan

melaksanakan rapat koordinasi dengan para eselon II lingkup

Ditjen Tanaman Pangan dan menyampaikan usulan

pemenang lomba UPJA Berprestasi Tingkat Nasional Tahun

2010.

Menyiapkan Hadiah berupa Tabanas, Trophy dan Piagam

serta persyaratan yang diperlukan dalam pemberian hadiah

kepada pemenang lomba UPJA Berprestasi Tingkat Nasional

Tahun 2010.

Menyusun Laporan Hasil Penilaian Lomba UPJA Berprestasi

Tingkat Nasional Tahun 2010.

2. Keluaran/Out put

a. Pengembangan Kelembagaan UPJA.

Buku Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Usaha

Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA).

Terinventarisasinya data UPJA di 33 Provinsi.

b. Penilaian UPJA Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2010

Terlaksananya Penilaian UPJA Berprestasi Tingkat Nasional

ke 8 UPJA dari 8 Kabupaten/Kota di 8 Provinsi.

Terlaksananya pemberian penghargaan kepada 5 (lima)

pemenang Lomba UPJA Berprestasi Tingkat Nasional Tahun

2010 di Istana Negara RI oleh Presiden Republik Indonesia.

Laporan Hasil Penilaian UPJA Berprestasi Tingkat Nasional Thn

2010.

Page 63: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

62

3. Hasil Kegiatan

a. Berdasarkan hasil inventarisasi di 33 Provinsi jumlah UPJA sampai

dengan Desember 2010 mencapai 12.612 kelompok (103,41%),

yang terdiri atas UPJA Pemula 9.760 kelompok (111,58%), UPJA

Berkembang 2.507 kelompok (87,53%) dan UPJA Profesional 345

(58,97%). Data – data UPJA secara rinci dapat dilihat pada

lampiran. Sedangkan data UPJA secara nasional adalah sebagai

berikut :

Tabel 17. Jumlah dan Klasifikasi UPJA Tahun 2010

NO PROVINSI UPJA

Pemula Berkemb. Prof. Jumlah

1 NAD 217 114 - 331

2 SUMUT 393 43 1 437

3 RIAU 641 54 12 707

4 SUMBAR 337 39 6 382

5 JAMBI 340 66 1 407

6 BENGKULU 459 18 9 486

7 SUMSEL 463 256 11 730

9 KEPRI 15 - - 15

10 BABEL 48 2 - 50

11 BANTEN 620 - - 620

12 D K I 11 - - 11

13 JABAR 527 158 90 775

14 JATENG 2,113 53 25 2,191

15 D I Y 6 20 3 29

16 JATIM 950 4 1 955

17 BALI 231 9 - 240

18 N T B 204 13 9 226

Page 64: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

63

NO PROVINSI UPJA

Pemula Berkemb. Prof. Jumlah

20 KALBAR 74 517 149 740

21 KALTIM 104 2 1 107

22 KALTENG 290 52 13 355

23 KALSEL 172 220 - 392

24 SULUT 37 - - 37

26 SULTRA 54 661 7 722

27 SULSEL 355 93 3 451

28 SULBAR 102 - - 102

29 GORONTALO 84 4 - 88

30 MALUKU 16 - - 16

31 MALUT 43 - - 43

32 PAPUA 59 - - 59

33 PAPUA BARAT 3 20 - 23

T O T A L 9,760 2,507 345 12,612

b. Kondisi UPJA saat ini secara umum masih dalam kelas pemula,

hanya sedikit sekali yang mulai mendekati berkembang dan

Profesional. Kondisi UPJA seperti ini disebabkan beberapa hal,

antara lain para pengelola (manajer) belum fokus menjadikan UPJA

sebagai suatu lapangan kerja, manajer hanya memprioritaskan

kelompoktaninya saja dan tidak meluas kekelompok lainnya bahkan

ada pengelola hanya mengolah lahan mereka sendiri saja sehingga

efisiensi alat rendah, jumlah alsin yang dikelola sangat minim,

rendahnya SDM pengelola UPJA, kurangnya perhatian pemerintah

untuk menambah asset berupa alsintan serta belum optimalnya

dukungan pembinaan dari lembaga terkait (Pemerintah – Petani –

Mitra usaha alsintan).

c. Upaya yang perlu dilakukan dalam peningkatan pemberdayaan

UPJA adalah 1) pengembangan / peningkatan SDM melalui

Page 65: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

64

pelatihan teknis, study banding bagi petani, penyuluh dan aparat

teknis, 2) melakukan kerja sama dengan instansi terkait, 3)

mengembangkan bengkel alsintan di daerah, 4) memfasilitasi

sarana dan prasarana UPJA melalui penyediaan sarana traktor

tangan, tresher, dryer, RMU dan pompa air, 5) mendorong dan

menjalin kemitraan usaha yang saling menguntungkan, baik

dengan kelompoktani lain, bengkel alsintan , produsen alsintan dan

6) pembinaan secara berkelanjutan dari pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota .

d. Kehadiran UPJA dipedesaan memberikan dampak positif terhadap

masyarakat/petani disekitarnya karena disamping berperan dalam

mendukung peningkatan poduksi tanaman dan peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan petani juga menyediakan lapangan

pekerjaan bagi para pemuda tani serta dapat menghidupkan

lembaga ekonomi lainnya seperti kelembagaan perbengkelan,

perbankan dan kelembagaan jasa lainnya. Keberadaan UPJA di

pedesaan sangat membantu dan meringankan beban

petani/kelompoktani karena dapat dengan mudah mendapatkan

alsintan untuk kegiatan usahatani dengan harga sewa yang

terjangkau.

e. Di Tahun 2010 upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam

mengembangkan UPJA antara lain yaitu : bantuan alsintan untuk

Pilot Project UPJA Center di 30 Provinsi, 30 Kabupaten, dengan

jumlah UPJA masing-masing 1 (satu) UPJA per provinsi, dan

Penguatan UPJA yang difokuskan pada UPJA Pemula dan

Berkembang yang diperuntukkan bagi 320 UPJA yang tersebar di

29 Provinsi dan 200 kabupaten/kota. Kegiatan UPJA Center sampai

bulan desember 2010 sudah terealisasi 100 %, sedangkan kegiatan

penguatan UPJA untuk BUMA/BAKAL baru terealisasi di 257 UPJA

(80,3 %). Pola pengembangan UPJA tersebut telah dilakukan

untuk memperkuat permodalan, organisasi, teknis dan bisnis

(ekonomi) secara bersamaan. Pada aspek organisasi, UPJA

didorong melakukan berbagai pembenahan seperti penyempurnaan

kelengkapan struktur organisasi, AD/ART, Akta Notaris dan Badan

Usaha. Pada aspek teknis UPJA difasilitasi untuk dapat memiliki

tambahan alsintan. Sedangkan pada aspek bisnis, UPJA didorong

untuk dapat memperluas jangkauan pelayanan.

Page 66: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

65

f. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :

3651/Kpts/KP.450/11/2010 tentang Penetapan Penerima

Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2010

bagi petani/kelompoktani dan kelompok masyarakat maka

ditetapkan 5 (lima) kelompok UPJA sebagai Pemenang UPJA

Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2010 yaitu :

1) UPJA Tani Makmur , Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

2) UPJA Maju Bersama, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi

Kalimantan Selatan

3) UPJA Swakarsa, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali

4) UPJA Harapan Makmur, Kabupaten OKU Timur, Provinsi

Sumatera Selatan

5) UPJA Pulau Lestari, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Adapun penghargaan/hadiah yang diberikan kepada para

pemenang lomba yaitu berupa Tropy, Piagam dan uang dengan

rincian sebagai berikut (sudah dipotong pajak) :

Peringkat I Rp. 20.400.000,-

Peringkat II Rp. 17.850.000,-

Peringkat III Rp. 15.300.000,-

Peringkat IV Rp. 12.750.000,-

Peringkat V Rp. 11.050.000,-

4. Penggerak Membangun Desa (PMD) Tahun 2010

Berdasarkan Permentan No. 47/Permentan/OT.140/8/2010 tentang

Pedoman Umum Kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD) Tahun

2010 berupa fasilitasi dana bantuan sosial dengan sasaran kegiatan

berkembangnya kelompok Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin

Pertanian (UPJA) dan Bidang Usaha Tanaman Pangan Lainnya dalam

rangka mengembangkan usaha agribisnis di perdesaan.

a. Kegiatan yang akan dilaksanakan

Kegiatan Pra Seleksi meliputi :

- Menerbitkan SK Tim Pembina Pusat (Tim Pengarah dan Tim

Pelaksana)

Page 67: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

66

- Penyusunan Pedoman Pelaksanaan PMD

- Melaksanakan rapat dalam rangka persiapan sosialisasi PMD

- Melaksanakan Rapat Sosialisasi PMD

- Mengirim surat ke seluruh provinsi perihal pemberitahuan

kegiatan PMD tahun 2010 dan agar mengusulkan proposal

PMD ke pusat

Sampai Desember Tahun 2010 tahap Kegiatan Seleksi

sementara terus dijalankan meliputi : melakukan bedah

proposal PMD yang masuk dari daerah dan diperkirakan

bahwa pelaksanaan kegiatan regular hanya bisa dilaksanakan

sampai dengan tahap verifikasi jika memungkinkan.

F. Kegiatan Pertemuan/Workshop Sarana Produksi Tahun 2009

1. Pertemuan Regional III Pembangunan Tanaman Pangan (Wilayah Kalimantan dan Sulawesi)

Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan Tahun 2010

baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota dalam upaya pencapaian

produksi, telah diselenggarakan Pertemuan Regional III

Pembangunan Tanaman Pangan yang meliputi Wilayah Sulawesi,

Nusa Tenggara, Maluku dan Papua pada tanggal 17 – 19 Maret 2010

di Palu - Provinsi Sulawesi Tengah. Kegiatan ini diawali dengan

pengantar workshop yang disampaikan oleh para Eselon II lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan dilanjutkan sambutan dan

arahan Bapak Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang dibacakan

oleh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, dan dibuka oleh

Gubernur Sulawesi Tengah yang diwakili oleh Asisten Daerah III yang

diawali sambutan selamat datang. Adapun peserta pertemuan adalah

pejabat yang menangani produksi, Kepala UPTD BPSB dan Kepala

UPTD BPTPH pada Dinas Pertanian Provinsi, dan Kepala Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku

dan Papua., serta para pejabat Eselon II lingkup Ditjen Tanaman

Pangan, dan sebagai penyaji adalah Balai Penelitian Tanaman Padi,

Tanaman Serealia, Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian,

Pusluhtan Badan SDM Pertanian, serta undangan lainnya dari instansi

Page 68: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

67

terkait dan stakeholders. Adapun butir-butir hasil pertemuan sebagai

berikut :

1. Pemantapan Pencapaian Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010

Pemantapan pencapaian produksi padi, jagung, kedelai dan kacang

tanah bertumpu pada keberhasilan penerapan SL-PTT pada tahun

2010. Guna mencapai keberhasilan tersebut perlu diperhatikan

beberapa hal sebagai berikut :

a. Pendampingan Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian akan melaksanakan pendampingan di 60 % lokasi

SL-PTT. Bentuk pendampingannya antara lain, Demplot PTT,

Uji Adaptasi VUB, Penyediaan Benih untuk Uji Adaptasi VUB

(4 - 5 varietas per komoditas).

b. Khusus Pendampingan Uji Adaptasi VUB, akan dilakukan di

lahan seluas 0,25 ha (2.500 m2), dan berada di dalam lokasi

SL-PTT serta bersebelahan/berdampingan dengan lokasi LL.

Ketentuan tersebut dapat disesuaikan sesuai dengan

kesepakatan Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten dan BPTP.

c. Program penyuluhan pertanian pada tahun 2010 akan

memasukkan materi SL-PTT bagi penyuluh pertanian

tanaman pangan.

d. Pemahaman bersama tentang SL-PTT antara Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, serta Badan Pengembangan

Sumberdaya Manusia Pertanian, akan menjadi kunci

keberhasilan pelaksanaan SL-PTT untuk meningkatkan

produksi padi, jagung, kedelai dan kacang tanah sekaligus

tercapainya swasembada kedelai dan swasembada padi dan

jagung berkelanjutan.

e. Dari prakiraan awal MK 2010 yang dikeluarkan BMKG bahwa,

sebagian besar wilayah Indonesia masuk pada bulan Mei-

Juni 2010, dengan sifat hujan sebagian besar adalah Normal,

walaupun di beberapa wilayah memiliki sifat di Atas Normal

dan sebagian adalah di Bawah Normal.

Page 69: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

68

f. Untuk wilayah-wilayah yang awal MK terjadi pada bulan akhir

Maret – April, dianjurkan tidak memaksakan menanam padi

dan mengganti dengan tanaman yang sesuai dengan

ketersediaan air yang masih ada (palawija).

g. Dalam pengamanan produksi perlu dilakukan berbagai upaya

dengan motto mengamankan luas tanam dan

memaksimalkan luas panen, serta rencana aksi

meminimalkan serangan OPT dan Dampak Perubahan Iklim

(DPI) dengan pengawalan ketat.

h. Peraturan Bupati/Walikota tentang Kebutuhan Pupuk

Bersubsidi merupakan dasar dalam penyaluran pupuk

bersubsidi ditingkat lapang. Dengan demikian bagi kabupaten

yang belum menetapkan peraturan tersebut, agar segera

menetapkan paling lambat akhir Maret 2010 agar para Bupati

sudah menetapkan peraturan tersebut.

i. Di beberapa wilayah masih ditemukan harga pupuk

bersubsidi diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk itu

disarankan agar pemerintah daerah melalui

Gubernur/Bupati/Walikota memberikan sanksi sesuai

peraturan yang berlaku.

j. Pada umumnya daerah belum memahami mekanisme

penyaluran pupuk bersubsidi dengan benar, sehingga

diperlukan sosialisasi yang lebih intensif, serta peran aktif dari

daerah dalam menindak lanjuti sosialisasi dimaksud.

k. Pemanfaatan teknologi produksi yang efisien penting

dilakukan antara lain introduksi teknologi pupuk organik,

dengan pola bantuan RP3O, proses produksi secara efisien

dan terpadu (lahan pertanain dengan ternak), yang telah

dilakukan dengan dukungan APBD Kabupaten merupakan

bentuk pemanfaatan teknologi produksi yang terpadu dari sisi

pelaksanaan dan pembiayaan antara seperti telah

dilaksanakan Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara

Timur.

l. Pada tahun 2010 kewenangan penugasan penyaluran benih

BLBU telah diberikan kepada Dinas Pertanian Provinsi, maka

Page 70: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

69

Dinas pertanian Provinsi, dan Kabupaten/Kota untuk segera

mempersiapkan kelengkapan dokumen penyaluran benih.

m. Kelengkapan penyaluran benih BLBU antara lain penetapan

CPCL untuk SL-PTT dan CPCL BLBU untuk non SL-PTT oleh

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan persetujuan CPCL oleh

Dinas Pertanian Provinsi.

n. Sesuai dengan Pedoman Umum Bantuan Langsung Benih

Unggul Tahun Anggaran 2010, untuk memperlancar

pelaksanaan BLBU di lapangan Dinas Pertanian Provinsi dan

Kabupaten/Kota agar segera membentuk Tim Monitoring dan

Pembinaan yang terdiri dari unsur-unsur Dinas Pertanian,

BPSB dan BUMN.

o. Penyediaan benih BLBU berdasarkan varietas yang

diinginkan oleh petani berdasarkan CPCL, agar dipenuhi

sesuai dengan kesepakatan pada workshop Regional III. Hal

tersebut masih dapat dilakukan perubahan dengan ketentuan

petani yang sudah memberikan CPCL agar di sosialisasikan

tentang perubahan yang terjadi dan diminta persetujuannya.

p. Dinas Pertanian agar memfasilitasi peningkatan koordinasi

dan kerjasama antara kedua BUMN (PT Sang Hyang Sri dan

PT Pertani) dengan penangkar/produsen benih lainnya

sehingga kebutuhan benih dan varietas bagi kelompoktani

dapat terpenuhi.

q. Hasil evaluasi pelaksanaan program BLBU maupun BLP

tahun 2009 oleh BUMN pada umumnya dijumpai

permasalahan-permasalahan antara lain :

1). Waktu penyaluran bantuan tidak sinkron/sesuai dengan

jadwal tanam;

2). Varietas benih tidak sesuai dengan yang diharapkan

petani (hasil CP/CL);

3). Pendistribusian benih tidak sampai ke titik bagi yang

ditetapkan dan tanpa pengawalan dari petugas BUMN

yang bersangkutan;

Page 71: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

70

4). Dalam menyediakan benih yang sesuai dengan

kebutuhan petani, baik waktu maupun varietasnya belum

sepenuhnya melibatkan Penangkar Benih yang ada

diwilayah setempat.

r. Agar kegiatan BLBU dan BLP ditingkat lapang dapat

dilaksanakan sesuai ketentuan, Provinsi dan Kabupaten perlu

menjabarkan Pedoman Pelaksanaan yang telah diterbitkan

oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ke dalam Petunjuk

Pelaksanaan/Petunjuk Teknis.

s. Dalam rangka upaya memperbaiki hasil penilaian laporan

keuangan Kementerian Pertanian oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dari wajar dengan pengecualian (WDP)

menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP) pada tahun 2010,

perlu mendapat dukungan dari Dinas Pertanian

Provinsi/Kabupaten/Kota, BPSB-TPH dan BPTPH melalui:

1) Penyelesaian tuntutan ganti rugi (TGR) hasil pemeriksaan

BPK/Itjen;

2) Uang persediaan di Bendahara segera disetor ke Kas

Negara;

3) Melakukan sinkronisasi antara laporan Sistem Akuntansi

Keuangan (SAK) dengan sistem Informasi Manajemen

Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN);

4) Melakukan inventarisasi dan penilaian asset milik Negara.

2. Hasil workshop Regional III

Pada pertemuan ini, melalui workshop telah disepakati hal-hal

sebagai berikut:

a. Sasaran produksi padi tahun 2010

Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 1.954.827 ton atau

100 % dari kesepakatan Surabaya (1.954.827 ton); Provinsi

Nusa Tenggara Timur sebesar 621.373 ton atau 100 % dari

kesepakatan Surabaya (621.394 ton); Provinsi Sulawesi

Utara sebesar 633.341 ton atau 108,67 % dari kesepakatan

Surabaya (582.826 ton); Provinsi Gorontalo sebesar 272.860

Page 72: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

71

ton atau 101,06 % dari kesepakatan Surabaya (270.000 ton);

Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1.084.353 ton atau 100,03

% dari kesepakatan Surabaya (1.084.000 ton); Provinsi

Sulawesi Barat sebesar 521.261 ton atau 138,79 % dari

kesepakatan Surabaya (375.563 ton); Provinsi Sulawesi

Selatan sebesar 5.191.891 ton atau 101,71 % dari

kesepakatan Surabaya (5.104.800 ton); Provinsi Sulawesi

Tenggara sebesar 484.420 ton atau 107,16 % dari

kesepakatan Surabaya (452.060 ton); Provinsi Maluku Utara

sebesar 63.522 ton atau 116,08 % dari kesepakatan

Surabaya (54.723 ton); Provinsi Maluku sebesar 74.337 ton

atau 90,24 % dari kesepakatan Surabaya (82.380 ton);

Provinsi Papua Barat sebesar 34.375 ton atau 71,178 % dari

kesepakatan Surabaya (48.300 ton); Provinsi Papua sebesar

114.150 ton atau 112,80 % dari kesepakatan Surabaya

(101.195 ton);

(dalam ton)

HASIL

WORKSHOP

NTB 1,954,827 1,954,827 - 100.00%

NTT 621,394 621,373 (21) 100.00%

SULUT 582,826 633,341 50,515 108.67%

GORONTALO 270,000 272,860 2,860 101.06%

SULTENG 1,084,000 1,084,353 353 100.03%

SULBAR 375,563 521,261 145,698 138.79%

SULSEL 5,104,800 5,191,891 87,091 101.71%

SULTRA 452,060 484,420 32,360 107.16%

MALUT 54,723 63,522 8,799 116.08%

MALUKU 82,380 74,337 (8,043) 90.24%

PAPUA BARAT 48,300 34,375 (13,925) 71.17%

PAPUA 101,195 114,150 12,955 112.80%

TOTAL 10,732,068 11,050,710 318,642 102.97%

PROVINSIKESEPAKATAN

21 - 22 Oktober 2009

SURPLUS /

KEKURANGANCAPAIAN

b. Sasaran produksi jagung tahun 2010

Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 370.000 ton atau

100% dari kesepakatan Surabaya (370.000 ton); Provinsi

Nusa Tenggara Timur sebesar 846.794 ton atau 100 % dari

kesepakatan Surabaya; Provinsi Sulawesi Utara sebesar

663.813 ton atau 100,58 % dari kesepakatan Surabaya

(660.000 ton); Provinsi Gorontalo sebesar 889.936 ton atau

Page 73: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

72

99,99 % dari kesepakatan Surabaya (890.000 ton); Provinsi

Sulawesi Tengah sebesar 192.347 ton atau 114,93 % dari

kesepakatan Surabaya (167.360 ton); Provinsi Sulawesi Barat

sebesar 125.599 ton atau 78,01 % dari kesepakatan

Surabaya (161.000 ton); Provinsi Sulawesi Selatan sebesar

1.718.779 ton atau 104,73 % dari kesepakatan Surabaya

(1.641.217 ton); Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 100.790

ton atau 138,44 % dari kesepakatan Surabaya (72.805 ton);

Provinsi Maluku Utara sebesar 21.857 ton atau 91,41 % dari

kesepakatan Surabaya (23.911 ton); Provinsi Maluku sebesar

4.786 ton atau 31,91 % dari kesepakatan Surabaya (15.000

ton) karena hanya dihadiri oleh 2 kabupaten; Provinsi Papua

Barat sebesar 2.105 ton atau 154,55 % dari kesepakatan

Surabaya (1.862 ton); Provinsi Papua sebesar 9.742 ton atau

123,71 % dari kesepakatan Surabaya (7.875 ton);

(dalam ton)

HASIL

WORKSHOP

NTB 370,000 370,000 - 100.00%

NTT 846,794 846,794 - 100.00%

SULUT 660,000 663,813 3,813 100.58%

GORONTALO 890,000 889,936 (64) 99.99%

SULTENG 167,360 192,347 24,987 114.93%

SULBAR 161,000 125,599 (35,401) 78.01%

SULSEL 1,641,217 1,718,779 77,562 104.73%

SULTRA 72,805 100,790 27,985 138.44%

MALUT 23,911 21,857 (2,054) 91.41%

MALUKU 15,000 4,786 (10,214) 31.91%

PAPUA BARAT 1,362 2,105 743 154.55%

PAPUA 7,875 9,742 1,867 123.71%

TOTAL 4,857,324 4,946,548 89,224 101.84%

PROVINSIKESEPAKATAN

21 - 22 Oktober 2009

SURPLUS /

KEKURANGANCAPAIAN

c. Sasaran produksi kedelai tahun 2010;

Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 135.000 ton atau

100% dari kesepakatan Surabaya (135.000 ton); Provinsi

Nusa Tenggara Timur sebesar 2.457 ton atau 70,20 % dari

kesepakatan Surabaya (3.500 ton) karena hanya 6 kabupaten

yang hadir; Provinsi Sulawesi Utara sebesar 11.105 ton atau

104,76 % dari kesepakatan Surabaya (10.600 ton); Provinsi

Page 74: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

73

Gorontalo sebesar 7.000 ton atau 101,45 % dari kesepakatan

Surabaya (6.900 ton); Provinsi Sulawesi Tengah sebesar

9.073 ton atau 100,02 % dari kesepakatan Surabaya (9.071

ton); Provinsi Sulawesi Barat sebesar 13.794 ton atau 125,40

% dari kesepakatan Surabaya (11,000 ton); Provinsi Sulawesi

Selatan sebesar 66.072 ton atau 104,13 % dari kesepakatan

Surabaya (63.452 ton); Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar

10.115 ton atau 102,38 % dari kesepakatan Surabaya (9.880

ton); Provinsi Maluku Utara sebesar 2.358 ton atau 103,92 %

dari kesepakatan Surabaya (2.269 ton); Provinsi Maluku

sebesar 364 ton atau 17,13 % dari kesepakatan Surabaya

(2.125 ton) karena hanya dihadiri oleh 2 kabupaten; Provinsi

Papua Barat sebesar 1.751 ton atau 70,89 % dari

kesepakatan Surabaya (2.470 ton); Provinsi Papua sebesar

4.934 ton atau 98,68 % dari kesepakatan Surabaya (5.000

ton);

(dalam ton)

NTB 135,000 135,000 - 100.00%

NTT 3,500 2,457 (1,043) 70.20%

SULUT 10,600 11,105 505 104.76%

GORONTALO 6,900 7,000 100 101.45%

SULTENG 9,071 9,073 2 100.02%

SULBAR 11,000 13,794 2,794 125.40%

SULSEL 63,452 66,072 2,620 104.13%

SULTRA 9,880 10,115 235 102.38%

MALUT 2,269 2,358 89 103.92%

MALUKU 2,125 364 (1,761) 17.13%

PAPUA BARAT 2,470 1,751 (719) 70.89%

PAPUA 5,000 4,934 (66) 98.68%

TOTAL 261,267 264,023 2,756 101.05%

PROVINSIKESEPAKATAN

21 - 22 Oktober 2009

HASIL

WORKSHOP

SURPLUS/

KEKURANGANCAPAIAN

d. Sasaran produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan

ubi kayu di Regional III tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Kacang tanah sebesar 187,116 ton, kacang hijau sebesar

102,783 ton, ubi jalar sebesar 817,502 ton dan ubi kayu

sebesar 1,345,194 ton

Page 75: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

74

(dalam ton)

NTB 42,392 39,496 100,690 27,960

NTT 4,822 15690 60,106 16,499

SULUT 12,676 2,734 55,472 87,199

GORONTALO 2,297 408 4,022 9,752

SULTENG 16,052 1,352 35,839 98,852

SULBAR 3,780 3,236 10,008 50,150

SULSEL 89,572 36,221 92,014 518,400

SULTRA 7,563 1,075 21,790 183,211

MALUT 3,535 914 20,732 280,462

MALUKU 447 51 4,698 15,330

PAPUA BARAT 1,108 457 19,323 19,935

PAPUA 2,872 1,149 392,898 37,444

TOTAL 187,116 102,783 817,592 1,345,194

PROVINSIKACANG

TANAHKACANG HIJAU UBIJALAR UBIKAYU

e. Pelaksanaan SL-PTT di Regional III akan mendapat

dukungan benih dari BLBU berdasarkan varietas yang diminta

Poktan SL-PTT 2010. Sesuai dengan kesepakatan bersama

penyalur BLBU (PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani).

Khusus untuk kabupaten Bintuni, Provinsi Papua Barat tidak

dapat melaksanakan SL-PTT Padi Lahan Kering seluas 2.000

ha dari alokasi 2.500 ha, karena lahan yang tidak/belum

tersedia.

f. Hasil kesepakatan sasaran produksi tahun 2010 bersama

kabupaten perlu di konfirmasikan ulang bersama terutama

untuk provinsi yang pencapaian sasaran berada dibawah atau

jauh diatas kesepakatan Surabaya. Terutama bagi provinsi

yang Dinas pertanian kabupaten nya hanya sebagian kecil

yang hadir seperti Provinsi Maluku dan Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

Page 76: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

75

2. Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Pilot Project Bantuan Alsintan

Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Pilot Project Bantuan Alsintan

Dalam Rangka Pengembangan UPJA Center Tahun 2010. Pertemuan

Koordinasi diselenggarakan pada tanggal 29 - 31 Maret 2010 di Hotel

Permata, Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan tujuan untuk koordinasi

dan menyamakan persepsi dalam pelaksanaan pilot project bantuan

alsintan dalam rangka pengembangan UPJA.

Pertemuan ini dibuka oleh pelaksana tugas Direktur Jenderal Tanaman

Pangan dan dihadiri oleh kabid/kasi yang terkait dengan alsintan dari

30 provinsi di Indonesia, Kabupaten dan UPJA penerima bantuan,

Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat, Direktur lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan/yang mewakili, Kepala Dinas Kabupaten/Kota

Bogor, nara sumber dan stakeholder. Berdasarkan pengarahan dan

hasil diskusi dalam pertemuan ini, dapat dirumuskan hal-hal sebagai

berikut:

1. Keberhasilan pembangunan pertanian perlu mendapat dukungan

melalui pengembangan alsintan yang merupakan salah satu dari

sarana produksi pertanian yang sangat penting, selain pupuk dan

benih unggul. Pemanfaatan alsintan secara optimal merupakan

salah satu upaya dalam membantu memecahkan permasalahan-

permasalahan dalam proses produksi pertanian. Pengelolaan

alsintan menjadi hal yang penting dan berkaitan dengan

kemampuan modal maupun operasional pemanfaatan alsintan.

Salah satu upaya dalam mendukung peningkatan operasional

pemanfaatan alsintan secara optimal adalah melalui Pilot

Project/kegiatan percontohan pengelolaan alsintan yang mudah,

tepat dan dapat diikuti secara langsung oleh masyarakat sehingga

inovasi teknologi alsintan dapat berkembang.

2. Kebijakan Pemerintah masih terkonsentrasi kepada bantuan pupuk

dan benih. Namun demikian, bantuan alsintan belum menjadi

prioritas sehingga dalam penyediaan alsintan selain dari sumber

dana APBN juga diperlukan dukungan dari APBD maupun

kemitraan. Bantuan alsintan dari Pemerintah Pusat selama ini

diharapkan dapat menjadi pemicu (trigger) bagi UPJA untuk

Page 77: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

76

meningkatkan kinerjanya. Belum tercukupinya kebutuhan alsintan

daerah, diharapkan dapat dipenuhi oleh Pemerintah Daerah

(Provinsi/Kabupaten/Kota) secara mandiri melalui dukungan APBD

dan sumber pembiayaan lainnya.

3. Sampai saat ini, masalah kepemilikan alsintan yang umumnya

relatif mahal dan sulit terjangkau daya belinya oleh petani menjadi

masalah utama yang perlu segera mendapat perhatian. Untuk itu,

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan telah mengembangkan beberapa pola bantuan,

diantaranya bantuan uang muka alsintan (BUMA) dan bantuan

kepemilikan alsintan (BAKAL). Pada tahun 2010 ini BUMA dan

BAKAL diberikan dalam 1 (satu) paket alsintan pra – pasca panen

dengan harapan dapat digunakan lebih optimal dalam proses

produksi pertanian.

4. Untuk kegiatan BUMA, Pemerintah Pusat hanya memfasilitasi

pembayaran uang muka sebesar Rp. 12.000.000,- (dua belas juta

rupiah) untuk pembelian 1 (satu) unit traktor roda 2 dengan

spesifikasi yang sudah ditentukan sedangkan kekurangannya

diharapkan dapat difasilitasi oleh Pemerintah Daerah setempat

dengan alternative Penjaminan Pemerintah Daerah, Penjaminan

Lembaga Keuangan Daerah, Kemitraan dengan Produsen dan

Fasilitasi Tambahan Uang Muka Oleh Pemerintah Daerah

(Prov/Kab/Kota) serta Swadaya UPJA.

5. Dalam rangka memberikan solusi dalam kepemilikan alsintan yang

relatif mahal maka Pemerintah telah mengupayakan kredit

kepemilikan alsintan melalui program KKP-E (Kredit Ketahanan

Pangan dan Energi). Suku bunga yang dibayar petani peserta KKP-

E adalah sebesar suku bunga komersial dikurangi subsidi yang

dibayar oleh Pemerintah, sedangkan suku bunga yang dibayar

petani diberikan dalam program KKP-E sebesar 6%, sehingga

melalui subsidi bunga ini diharapkan dapat membantu petani untuk

segera merealisasikan pembelian alsintan khususnya sebagai dana

tambahan dari BUMA yang diterima. Dukungan pembiayaan

alsintan tersebut baru difasilitasi oleh KKP-E 1 (satu) tahun terakhir

ini dengan pagu maksimal Rp. 500 juta/kelompok tani untuk

Page 78: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

77

pembelian traktor, power thresher, corn sheller, pompa air, dryer,

vacuum fryer dan chopper.

6. Dengan semakin terbatasnya anggaran pemerintah dalam fasilitasi

alsintan, maka selain BUMA maupun BAKAL, swadaya dan lain-

lain, pemerintah telah menyediakan dukungan fasilitas permodalan

melalui perbankan/lembaga keuangan lainnya seperti Kredit Usaha

Rakyat (KUR), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), serta

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

7. Bantuan Pilot Project/Kegiatan percontohan pengembangan

alsintan diberikan kepada UPJA klasifikasi profesional dalam

rangka pengembangan UPJA Center sedangkan bantuan di luar

Pilot Project/kegiatan percontohan pengembangan alsintan

diberikan kepada UPJA yang termasuk klasifikasi

pemula/berkembang dalam rangka penguatan UPJA. Bantuan

tersebut diberikan sebagai upaya penyempurnaan kebijakan

pemberian bantuan alsintan yang selama ini secara partial menjadi

pemberian secara utuh dalam satu paket dari pra panen hingga

pasca panen. Bagi UPJA penerima bantuan dapat meningkatkan

klasifikasi dari pemula/berkembang menjadi profesional.

Sedangkan UPJA penerima bantuan dengan klasifikasi profesional

dapat menjadi UPJA yang lebih mandiri dan profesional.

8. Pembelian alsintan untuk kegiatan Pilot Project untuk UPJA Center

dan kegiatan bantuan alsintan di luar Pilot Project untuk penguatan

UPJA harus sesuai dengan jenis, jumlah, spesifikasi yang telah

ditentukan, dan telah memiliki test report/laporan hasil uji, maupun

SPPT-SNI bagi alsintan yang sudah memilikinya dari lembaga uji

mutu alsintan yang telah terakreditasi atau ditunjuk oleh Pemerintah

dan persyaratan lainnya dengan memperhatikan azas manfaat bagi

masyarakat. Apabila ada jenis/spesifikasi alsintan yang kurang

sesuai dengan kondisi spesifik lokasi UPJA penerima, sehingga

diperlukan untuk menyesuaikan spesifikasi yang telah ditentukan,

maka perubahan harus diajukan melalui surat secara formal disertai

alasan perubahan dan disampaikan secara berjenjang ke Pusat.

Sebagai acuan teknis agar memperhatikan Buku Pedoman

Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan BUMA dan

BAKAL Tahun 2010. beserta ralat/penjelasannya. Sedangkan bagi

Page 79: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

78

UPJA penerima, alsintan mengacu pada buku Pedoman

Pelaksanaan Pengembangan UPJA tahun 2010.

9. Dari 30 provinsi penerima Pilot Project Bantuan Alsintan Tahun

2010 baru 21 provinsi (70 %) yang telah memberikan proposal dan

menetapkan UPJA penerima. Sedangkan untuk kegiatan di luar

Pilot Project baru 8 dari 29 provinsi (28 %). Selain itu, data

ketersediaan alsintan sampai tahun 2009 maupun rencana

pengembangan alsintan tahun 2010 sampai tahun 2014 pada

umumnya belum tersedia. Disepakati Dinas Pertanian Provinsi akan

melengkapi data-data tersebut paling lambat tanggal 30 April 2010.

10. Sosialisasi alsintan yang dilaksanakan melalui kegiatan

demoteknologi alsintan diharapkan dapat dipahami dan segera

ditindaklanjuti oleh peserta daerah dan dapat menginformasikan

secara utuh hasil demo teknologi ini kepada UPJA Penerima

bantuan sehingga dapat segera merealisasikan pembelian alsintan

dan memanfaatkan bantuan alsintan secara optimal.

11. Pelaksanaan kegiatan Pilot Project Bantuan Alsintan dalam rangka

pengembangan UPJA Center maupun penguatan UPJA

memerlukan pengawalan dan pembinaan dari Dinas Pertanian

Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota maupun dari Pusat.

12. Pelaporan secara berjenjang harus ditaati oleh UPJA penerima

bantuan alsintan, sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk

penyempurnaan program dimasa mendatang.

Keberhasilan kegiatan pengembangan alsintan dan pengembangan

UPJA dapat tercapai melalui kerjasama antara antara

PemerintahPusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, stake holder terkait

dan masyarakat pengguna alsintan.

13.Dalam pelaksanaan Workshop telah disepakati bahwa Dinas

Pertanian Provinsi akan menyampaikan rencana strategis tahun

2010 – 2014 pengembangan UPJA berdasarkan klasifikasi UPJA

Pemula, Berkembang dan Profesional yang akan dijabarkan sampai

tingkat Kabupaten/Kota. Rencana strategis tersebut akan

disampaikan kepada Direktorat Sarana Produksi pada akhir bulan

Mei 2010.

Page 80: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

79

3. Pertemuan Sinkronisasi Petugas Pengawas Pupuk dan Pestisida

Pertemuan Sinkronisasi Petugas Pengawas Pupuk dan Pestisida

dilaksanakan pada tanggal 5 – 7 Mei 2010 di Hotel Horison, Bandung,

Jawa Barat. Pertemuan dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Jawa Barat dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

Adapun rumusan hasil pertemuan Teknis Petugas Pengawas Pupuk

dan Pestisida sebagai berikut :

1. Dalam rangka pengamanan ketersediaan dan penyaluran pupuk

bersubsidi, maka peran aktif Pemerintah Daerah Provinsi dan

Kabupaten/Kota sangat diharapkan, baik dalam

mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan, monitoring

penyaluran serta pendampingan ditingkat penggunaan. Sistem

monitoring kebutuhan agar dilaksanakan sebelum tanam

sehingga pada saat musim tanam pupuk sudah tersedia sesuai

prinsip 6 tepat.

2. Sebagai dasar penyaluran pupuk bersubsidi adalah Peraturan

Menteri Pertanian yang dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan

Gubernur dan Peraturan Bupati/Walikota. Sehubungan dengan

hal tersebut, sangat diharapkan seluruh Pemerintah Daerah telah

menerbitkan Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan

Walikota tentang alokasi pupuk bersubsidi serta pengelolaan

penyediaan pupuk untuk sektor pertanian dan secara

keseluruhan diharapkan telah terbentuk Komisi Pengawasan

Pupuk dan Pestisida (KP3), sebagai wadah koordinasi lintas

sektor maupun antar pusat dan daerah dalam pengamanan

penyediaan pupuk.

3. Dalam penyusunan kebutuhan pupuk bersubsidi antar sub sektor

masih diharapkan tidak terjadi adanya ego antar sub sektor

ditingkat lapang yang berakibat masih belum sinkronnya rencana

kebutuhan yang dibuat oleh kelompok dengan alokasi kebutuhan

kabupaten, alokasi kebutuhan provinsi dan kebutuhan nasional

sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan riil petani.

Page 81: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

80

4. Untuk menghindari terjadinya keterlambatan penetapan

Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota tentang kebutuhan dan HET

pupuk bersubsidi maka penetapan Peraturan Menteri Pertanian

untuk tahun 2010 direncanakan bulan September 2009, yang

selanjutnya dapat segera diikuti dengan penerbitan peraturan

Gubernur pada bulan Oktober 2009 dan Peraturan

Bupati/Walikota pada bulan November - Desember 2009,

sehingga mulai 1 Januari 2010 sudah dapat sebagai pedoman

dalam penyaluran pupuk bersubsidi.

5. Diberlakukannya penyaluran pupuk bersubsidi secara tertutup

yang berbasis pada data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok

(RDKK), diperlukan dukungan dari Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota atau instansi yang menangani data RDKK

kebutuhan pupuk yang telah diverifikasi oleh Dinas Pertanian

Provinsi sehingga diperoleh data RDKK yang akurat. Data RDKK

tersebut sebagai pedoman bagi produsen dan distributor serta

pengecer dalam menyalurkan pupuk di masing-masing daerah.

Diharapkan data RDKK kebutuhan pupuk tahun 2009 dapat

segera disampaikan ke Direktorat Sarana Produksi, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan pada awal Mei 2009. Selanjutnya,

untuk perencanaan kebutuhan pupuk tahun 2010 sepenuhnya

berdasarkan data RDKK. Untuk itu, kepada Dinas Pertanian

Provinsi segera menyiapkan pendataan RDKK dan dapat

menyampaikan data kebutuhan pupuk selambat-lambatnya pada

akhir Juni 2009.

6. Format RDKK agar dapat diseragamkan baik provinsi maupun

kabupaten/kota seluruh Indonesia dengan menggunakan format

RDKK yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Departemen Pertanian sehingga dapat memudahkan dalam

perencanan kebutuhan, pendistribusian maupun pengawasan

pupuk bersubsidi. Untuk itu perlu segera disosialisasikan form

RDKK di masing-masing wilayah oleh Dinas Pertanian Tanaman

Pangan selaku koordinator kepada Dinas/Instansi terkait dan

produsen/ stakeholder pupuk agar sinkron dan tidak akan

menjadi hambatan dalam penyaluran pupuk dengan

menggunakan RDKK. Disamping itu diperlukan pengawalan

Page 82: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

81

yang ketat dalam penyusunan RDKK yang riil sesuai luas lahan

yang dikelola berbagai komoditas oleh petugas penyuluh lapang

(PPL)/Mantri Tani/KCD.

7. Pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi secara tertutup

dengan menggunakan Kartu Kendali/Smart Card tahun 2007 dan

2008 tetap dilakukan secara konsisten dengan berbagai

penyempurnaannya sehingga uji coba dapat berjalan efektif.

Keberhasilan uji coba tersebut tidak terlepas dari peran aktif

Dinas Pertanian dalam pengawalan ketersediaan pupuk sesuai 6

tepat. Untuk itu diminta Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota terus berkoordinasi dengan

perwakilan produsen, distributor dan pengecer di daerah

pelaksana uji coba dalam pendampingan untuk penyediaan

fasilitas operasional alat card reader, dan kelancaran penebusan

pupuk pupuk bersubsidi menggunakan smart card. Laporan

perkembangan pelaksanaan uji coba agar disampaikan kepada

Direktorat Sarana Produksi secara reguler untuk evaluasi

penyempurnaan kebijakan distribusi pupuk bersubsidi ke depan.

8. Dalam mengoptimalkan kinerja pengawasan pupuk dan pestisida

di daerah, pada tahun 2009 Pemerintah melalui dana Public

Service Obligation (PSO) memfasilitasi dana operasional

pengawasan pupuk dan pestisida bagi provinsi dan

kabupaten/kota yang telah membentuk KP3 dan bagi daerah

yang belum membentuk, agar segera membentuknya.

9. Sebagai penjabaran MoU antara Menteri terkait dengan Kepala

Kepolisian RI dan Jaksa Agung RI dalam pengawasan pupuk

bersubsidi diharapkan KP3 melakukan koordinasi dengan

instansi terkait serta Koordinator Pengawasan (Korwas) dari

kepolisian di masing-masing wilayah agar terjadi sinergi dalam

pelaksanaan pengawasan dan segera melaporkan setiap temuan

pengawasan dan penanganan masalah untuk dilakukan tindak

lanjut langkah-langkah operasional ke depan. Agar kegiatan

pengawasan dapat terlaksana dengan baik maka peran aktif

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) perlu dioptimalkan dalam

pengawasan pupuk dan pestisida.

Page 83: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

82

10. Dalam rangka penguatan fungsi pengawasan peredaran/

penggunaan pestisida, maka KP3 perlu meningkatkan koordinasi

antara asosiasi produsen pestisida dengan petugas pengawas

terhadap beredarnya pestisida ilegal baik di daerah perbatasan

maupun dilokasi tertentu.

11. Dalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan penyaluran

Bantuan Langsung Pupuk (BLP) tahun 2009, diharapkan Dinas

Pertanian Provinsi segera menyiapkan data Calon Petani dan

Calon Lokasi (CPCL) penerima BLP berdasarkan usulan yang

disampaikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang

selanjutnya data CPCL penerima BLP akan menjadi pedoman

bagi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam penugasan

kepada PT. Pertani dan PT. Sang Hyang Seri untuk menyalurkan

BLP sampai titik bagi di kelompok tani. Diharapkan penyaluran

BLP dapat segera dilakukan pada musim tanam April-

September 2009.

12. Merek suatu produk merupakan hak pribadi yang diberikan

khusus oleh negara. Pelanggaran terhadap merek merupakan

delik aduan, sehingga hanya dapat diproses apabila ada

pengaduan dari pemilik produk.

13. Perlu dievaluasi peredaran pupuk dan pestisida di lapangan

karena dari sejumlah pupuk dan pestisida yang telah didaftarkan,

disinyalir banyak pupuk dan pestisida yang terdaftar tetapi tidak

ada dilapangan/dipasarkan.

14. Pendaftaran pupuk dan pestisida wajib dilaksanakan para

produsen dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Hal ini perlu dilakukan untuk melindungi para konsumen dan

pengguna agar terhindar dari dampak negatif yang

membahayakan terhadap manusia, tanaman dan lingkungan.

15. Perlu penegasan kewajiban pemegang pendaftaran dalam

pencantuman masa kadaluarsa pada label produk pupuk

maupun pestisida untuk mengantisipasi beredarnya pestisida

yang sudah habis izinnya dan kadaluarsa.

16. Terhadap maraknya peredaran pestisida terbatas diharapkan

dapat dilakukan pengawasan sejak dilaksanakannya proses

Page 84: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

83

pendaftaran pestisida sampai pelaksanaan pelatihan bagi

petani/pengguna yang harus dilakukan oleh pemegang formulasi

pestisida terbatas, sehingga dapat diedarkan/digunakan secara

aman. Untuk itu diharapkan adanya komunikasi yang lebih baik

antara Pusat Perizinan dan Investasi (PPI) Departemen

Pertanian dengan Dinas Pertanian/PPNS/institusi pelaksanaan

pengawasan peredaran pestisida dalam pengawalan/pembinaan

peredaran dan penggunaan pestisida terbatas serta produk

pestisida lainnya.

17. Peran pemegang nomor pendaftaran pestisida sangat diperlukan

dalam pembinaan penggunaan dan penyimpanan pestisida

melalui edukasi/pelatihan kepada petani, sehingga dapat

melindungi petani dalam menggunakan pestisida serta keamaan

lingkungan. Disamping hal tersebut, perlu terus dibangun

koordinasi secara berkesinambungan dengan Pusat Perizinan

dan Investasi (PPI).

18. Untuk mempercepat pemberian informasi tentang pupuk dan

pestisida terdaftar diharapkan PPI dapat menginformasikan

melalui website sehingga dapat diakses secara cepat oleh

seluruh pihak yang berkepentingan dan sebagai acuan dalam

kegiatan pengawasan pupuk dan pestisida seluruh Dinas

Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota.

19. Berdasarkan evaluasi kinerja PPNS selama ini kurang

optimalnya aktivitas penyidikan pupuk dan pestisida yang

dilakukan PPNS. Untuk itu dalam meningkatkan pengawasan

pupuk dan pestisida, maka diperlukan koordinasi tripartit

pengawasan yaitu antara pengawas pusat dan daerah

(provinsi/kabupaten) melalui PPNS dan Komisi Pengawas Pupuk

dan Pestisida (KP3) serta ditingkat petani melalui penyuluh,

POPT-PHP/THL-TB, yang lebih bersinergi.

20. Untuk meningkatkan kemampuan dan memberdayaan PPNS

secara maksimal perlu peningkatan kerjasama antara kepolisian,

kejaksaan pengadilan dalam penegakan hukum di Indonesia

serta perlu dukungan sarana dan dana yang memadai untuk

meningkatkan profesionalitas PPNS.

Page 85: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

84

5. Pertemuan Sosialisasi Pengembangan Pestisida Hayati

Dalam rangka mendukung pertanian berkelanjutan serta untuk

menyebarluaskan informasi dan potensi tentang pestisida hayati,

Direktorat Sarana Produksi menyelenggarakan pertemuan Sosialisasi

Pengembangan Pestisida Hayati di Hotel Parama Cisarua, Bogor,

pada tanggal 18 – 19 Mei 2010. Peserta pertemuan ini terdiri dari

pejabat struktural dari Dinas Pertanian Provinsi, pejabat fungsional dari

UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi

Nanggro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka

Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat.

Hasil pertemuan sosialisasi pengembangan pestisida hayati adalah

sebagai berikut :

1. Potensi dan teknologi yang tersedia di Indonesia untuk

mengembangkan pestisida hayati cukup luas, serta perannya yang

penting dalam pengendalian OPT berkelanjutan, diperlukan

komitmen yang kuat dari pemerintah dan seluruh pemangku

kepentingan untuk mempromosikan dan mengembangkan pestisida

hayati. Kedepan, pemerintah perlu memberikan fasilitasi

subsidi/bantuan pada petani pengguna pestisida hayati.

2. Pestisida hayati harus tetap dikelola dengan sebaik-sebaiknya

walaupun dampak negatif yang ditimbulkan relatif kecil. Untuk itu

pendaftaran pestisida hayati tetap diperlukan apabila pestisida

tersebut diproduksi dalam jumlah besar dan diperdagangkan.

3. Pengembangan pestisida hayati (agens hayati dan pestisida nabati)

akan lebih diarahkan pada daerah-daerah tertentu yang sudah

memahami dan merasakan manfaat dari komoditi organik.

4. Pengendalian hayati sebagai komponen penting PHT, sesuai

dengan prinsip pertanian berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan perlu dikembangkan dan diefektifkan

pemasyarakatannya melalui pelaksanaan SLPHT.

Page 86: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

85

5. Prinsip-Prinsip Dasar Pengendalian Hama Terpadu adalah

budidaya tanaman sehat, melestarikan musuh alami, pengamatan

agroekosistem mingguan serta menempatkan petani sebagai ahli

PHT.

6. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam mendukung

keberhasilan penerapan agens hayati antara lain :

- Karena bersifat preventive aplikasi agens hayati dilakukan sedini

mungkin tidak perlu menunggu adanya serangan hama.

- Untuk menghindari terjadinya kontaminasi, isolate murni agens

hayati harus berasal dari Laboratorium PHP, sedangkan untuk

perbanyakan dapat dilakukan melalui kelompok tani serta

dipantau kualitasnya secara priodik.

- Setiap agens hayati bersifat spesifik, untuk itu petani perlu

memahami mekanisme kerja masing-masing agens hayati yang

akan digunakan.

- Aplikasi agens hayati dilakukan sore hari agar terhindar dari

sinar matahari yang dapat menurunkan efektifitasnya

7. Langkah UPT-BPTPH Provinsi Jawa Barat dalam mengembangkan

agens hayati dan pestisida nabati melalui pelatihan SL-Agen Hayati

bagi petani dan petugas yang difasilitasi dengan dana APBD,

diharapkan dapat menjadi motivasi bagi daerah lain untuk

melaksanakan hal tersebut.

8. Pengendalian hama melalui penggunaan agens hayati menjadi

lebih efisien, karena setelah diaplikasi selama 3 musim tanam,

agens hayati tersebut akan berkembang secara alami

6. Sosialisasi Kegiatan Pemulihan Kesuburan Lahan Sawah

Berkelanjutan (PKLSB)

Dalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan Pemulihan Kesuburan

Lahan Sawah Berkelanjutan (PKLSB) Tahun 2010, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan cq. Direktorat Sarana Produksi bekerjasama

dengan PT Berdikari (Persero) melaksanakan pertemuan sosialisasi

Page 87: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

86

pada tanggal 8-10 Agustus 2010 di Hotel Best Western Premier, Solo,

Provinsi Jawa Tengah.

beberapa hal pokok Sosialisasi Kegiatan PKLSB adalah sebagai

berikut :

1. Dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional melalui

peningkatan produktivitas dan produksi serta kualitas hasil

komoditas pertanian khususnya tanaman pangan, pemerintah

telah mengupayakan berbagai fasilitas penyediaan sarana

produksi terutama bantuan benih unggul, subsidi pupuk dan

Bantuan Langsung Pupuk (BLP), bantuan alsintan serta dukungan

infrastruktur, dengan harapan dapat dicapai peningkatan

Intensifikasi Pertanaman (IP).

2. Mencermati berbagai tantangan yang dihadapi dalam peningkatan

produktivitas komoditas tanaman pangan, antara lain : terjadinya

degradasi kesuburan lahan, penciutan/fragmentasi lahan pertanian

ke non pertanian, perubahan iklim, kelangkaan/keterbatasan

sumber daya lahan potensial/subur, maka diperlukan upaya-upaya

dalam optimalisasi lahan eksisting serta perluasan areal lahan

sawah bukaan baru. Salah satu upaya optimalisasi lahan eksisting

yaitu dengan pemulihan kesuburan lahan terutama lahan sawah

yang selama ini diberi pupuk dan pestisida an organik secara

intensif sehingga kandungan C organik tanah < 2%. Degradasi

kesuburan tanah pada lahan sawah di Indonesia dapat diatasi

dengan berbagai teknologi antara lain : pemupukan berimbang

hara makro/mikro, pengembalian jerami dan pemberian pupuk

organik, penggunaan pupuk hayati, pembenah tanah, perbaikan

teknik pengolahan tanah dan remediasi/bioremediasi dan

fitoremediasi.

3. Berdasarkan evaluasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Lahan Pertanian dilaporkan bahwa lahan sawah di 8

provinsi sentra produksi pangan yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa

Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Selatan,

Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan tersebut yang mengalami

degradasi kesuburan lahan berat seluas 1,78 juta ha, terdegradasi

sedang seluas 2,33 juta ha dan terdegradasi ringan seluas

368.598 ha. Untuk itu melalui APBN-P tahun 2010 telah

dialokasikan anggaran untuk kegiatan pemulihan kesuburan lahan

Page 88: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

87

sawah berkelanjutan, yang akan dilaksanakan di 80

Kabupaten/Kota pada 8 provinsi tersebut dengan cakupan areal

seluas 855.000 hektar yang terinci sebagaiman pada tabel

terlampir.

4. Dengan keterbatasan anggaran yang tersedia, maka kegiatan

PKLSB tahun 2010 difokuskan pada lahan-lahan sawah yang

terdegradasi berat; yang dicirikan oleh lahan sawah yang bahan

kandungan organik tanah (C organik) rendah, ketidakseimbangan

hara terutama P dan K serta hara mikro, lapisan tapak bajak

dangkal, pencemaran oleh bahan agrokimia, limbah industri dan

limbah dari daerah tambang, populasi dan aktifitas mikroba

menurun, salinasi/alkalinasi serta tingginya laju erosi.

5. Kegiatan PKLSB dilaksanakan pada Musim Tanam bulan

September – Desember 2010, dengan pengomposan jerami atau

sisa seresahan tanaman secara in situ (di lahan sawah)

menggunakan bio dekomposer dengan tujuan agar proses

pengomposan dapat lebih cepat, menekan patogen serta

meningkatkan kualitas kompos. Guna kesempurnaan dalam

pemulihan kesuburan lahan sekaligus meningkatkan efisiensi

penggunaan pupuk an organik, maka dalam kegiatan PKLSB

selain pengomposan menggunakan bio dekomposer dengan dosis

2 kg/ha juga diaplikasikan pupuk hayati sebanyak

200gram/ha.Pelaksana Public Service Obligation (PSO) kegiatan

PKLSB adalah PT Berdikari (Persero).

6. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, proses pengomposan

jerami akan semakin efektif apabila menggunakan jerami atau

limba pertanian lainnya yang telah dicacah, untuk itu disarankan

kegiatan PKLSB disinkronkan dengan kegiatan fasilitasi

APPO/RP3O yang telah dialokasikan di masing-masing daerah.

7. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan program pemulihan kesuburan

lahan sangat di tentukan oleh penetapan CP/CL lahan yang tepat;

untuk itu diminta kepada Dinas Pertanian Propinsi dan Dinas

Pertanian Kabupaten/kota pelaksana kegiatan PKLSB

mempersiapkan CP/CL secara cermat yaitu lokasi yang saat ini

masih ada pertanaman sehingga dipastikan tidak mengalami

kesulitan mendapatkan jerami untuk pelaksanaan kegiatan

Page 89: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

88

PKLSB. Penetapan CP/CL kegiatan PKLSB agar memperhatikan

rambu-rambu sebagai berikut :

a. Lokasi di lahan sawah yang terdegradasi berat/lahan sakit

b. Diutamakan di lokasi SL-PTT, namun tidak boleh di lokasi

laboratorium(LL)

c. Diusahakan tidak duplikasi dengan CP/CL penerima BLP,

sehingga memudahkan dalam evaluasi akuntabilitas kegiatan

PKLSB.

d. CP/CL agar diusulkan secara berjenjang dari Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota sesuai hasil evaluasi terhadap lokasi lahan

yang teridentifikasi terdegradasi berat kepada Dinas Pertanian

Propinsi yang selanjutnya diusulkan kepada Direktur Jenderal

Tanaman Pangan.

8. Pada prinsipnya kegiatan PKLSB agar dilaksanakan sesuai

dengan rambu-rambu peraturan perundang-undangan. Di samping

hal tersebut mencermati kemungkinan kesiapan petani/lokasi yang

sangat bervariasi maka ketentuan teknis pelaksanaan kegiatan

PKLSB di dalam Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman

Umum (PEDUM) Kegiatan PKLSB diusulkan fleksibel sehingga

dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah

khususnya dalam penetapan CP/CL.

9. Guna kelancaran pelaksanaan kegiatan PKLSB di tingkat

lapangan, BUMN Pelaksana PSO (PT Berdikari Persero)

diharapkan dapat berkoordiansi dengan Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota serta Dinas Pertanian Provinsi dalam pengawalan

penyaluran dekomposer dan pupuk hayati, pendampingan

penerapan teknologi serta penyelesaian administrasi pelaksanaan

kegiatan.

10. Bio Dekomposer yang akan disalurkan oleh PT Berdikari (Persero)

dengan merek VITADEGRA dan untuk pupuk hayati menggunakan

merek VITABIO. Selanjutnya PT Berdikari (Persero) akan segera

menyipakan kegiatan training of the trainer (TOT) yang

dijadwalkan sebagai berikut:

a. Untuk Jabar dan Banten dilaksanakan di Bandung,tanggal 18

Agustus 2010

b. Daerah Jatim dilaksanakan di Surabaya, tanggal 25 Agustus

2010

Page 90: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

89

c. Daerah Jateng dan DIY dilaksanakan di Semarang, tanggal 1

September 2010

d. Daerah Sulsel dilaksanakan di Makasar, tanggal 15 September

2010,

e. Daerah Sumsel dan Sumbar dilaksanakan di Palembang,

tanggal 22 September 2010.

Kegiatan TOT diharapkan dapat diikuti oleh petugas dari Dinas

Pertanian Kabupaten /Kota, Penyuluh Pertanian Lapangan, dan

Petani/Kelompok tani atau sejumlah 3 orang per Kabupaten/Kota.

11. Mencermati semakin terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan

PKLSB diharapkan komunikasi antara Contac Person dari Dinas

Pertanian Propinsi dan Dinas Kabupaten/Kota dengan Ditjen

Tanaman Pangan serta PT Berdikari (Persero) dapat dilaksanakan

secara intensif sehingga persiapan administrasi berupa penyiapan

Pedum dan CP/CL dapat dilakukan secara simultan dan dapat

diselesaikan pada awal September 2010, dan penyaluran bio

dekomposer dan pupuk hayati dapat dilaksanakan oleh PT

Berdikari (Persero) pada awal Oktober 2010, sehingga diharapkan

kegiatan PKLSB dapat dilaksanakan maksimal sampai awal

Desember 2010.

12. Mengingat dampak pelaksanaan PKLSB diperkirakan

membutuhkan waktu selama 4 musim tanam, maka diharapakn

kegiatan tersebut dapat diusulkan anggarannya baik melalui APBN

maupun APBD pada tahun-tahun yang akan datang.

6. Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN-P Tahun 2010

Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN – P 2010

dilaksanakan di Hotel Aston Tropicana, Bandung, Jawa Barat pada

tanggal 28 – 30 September 2010. Hasil dari pertemuan tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan dibuka oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang

diwakili oleh Direktur Sarana Produksi dan dihadiri oleh Kepala

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa

Barat, Direktur Kacang – Kacangan dan Umbi – umbian, nara

sumber, stakeholder serta Kepala Bidang, Kepala UPT Alsintan

Page 91: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

90

dan Kepala Seksi/Staf Dinas Pertanian Provinsi yang menangani

bidang alsintan dari 32 provinsi di Indonesia.

2. Hasil diskusi yang berkembang pada pertemuan maka

dirumuskan hal-hal sebagai berikut :

a. Direktorat Sarana Produksi, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, Kementerian Pertanian memfasilitasi penyediaan

sarana produksi khususnya alat mesin pertanian. Dukungan

bantuan alsintan yang diberikan kepada petani melalui APBN

2010 (reguler), khususnya traktor roda dua sebanyak 669 unit

dan pompa air sebanyak 350 unit. Melalui dana APBN – P

2010 berupa Traktor Roda - 2 sejumlah 3.395 unit dan

Pompa Air sejumlah 3.300 unit yang tersebar di 32 Provinsi

pada 300 Kabupaten/ kota.

b. Dalam mendukung peningkatan produksi tanaman pangan

perlu didukung oleh penerapan teknologi. Pada saat ini

teknologi alsintan untuk mendukung produksi telah

berkembang pesat, namun penerapan teknologi yang tersedia

harus diseleksi sesuai dengan kebutuhan dan spesifik lokasi,

sehingga penyebaran bantuan alsintan tersebut juga harus

selektif.

c. Untuk meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman) dan

produktivitas khususnya tanaman padi maka diperlukan

kebutuhan alsintan, yang cukup dan memadai, namun sampai

saat ini ketersediaan alsintan yang tersedia masih belum

mencukupi. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah

Pusat melalui dana APBN maupun APBN-P mengupayakan

pengadaan alsintan. Guna mempercepat ketersediaan

alsintan yang cukup, diharapkan dukungan Pemerintah

Daerah/Provinsi/Kabupaten/Kota melalui dana APBD Provinsi

dan APBD Kabupaten/Kota dengan memprogramkan

pengadaan alsintan di wilayahnya.

d. Bantuan alsintan APBN-P diberikan kepada Kelompok

Tani/Gabungan Kelompok Tani (Poktan/Gapoktan) yang mau

untuk memanfaatkan usaha tani secara optimal, melalui

pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang

Page 92: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

91

merupakan unit usaha kegiatan dari Poktan/Gapoktan

penerima.

e. Penentuan calon penerima dan calon lokasi (CPCL) bantuan

alsintan tetap mengacu pada Pedoman Pelaksanaan Bantuan

Alsintan APBN-P Tahun 2010. Usulan Poktan/Gapoktan

sebagai calon penerima yang telah diverifikasi oleh Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota dan Dinas Pertanian Provinsi,

selanjutnya ditetapkan sebagai penerima Bantuan Alsintan

(Traktor Roda – 2 dan atau Pompa Air) dengan Surat

Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Untuk itu

Provinsi yang belum menyampaikan (Provinsi NAD, Sumatera

Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat) agar

segera menyampaikan data Poktan/ Gapokatan calon

penerima paling lambat tanggal 5 Oktober 2010 telah diterima

di Direktorat Sarana Produksi, Jakarta.

Pengadaan alsintan APBN – P 2010 dilaksanakan melalui

pelelangan umum di Ditjen Tanaman Pangan, sedangkan

mekanisme distribusi alsintan dilaksanakan oleh perusahaan

pelaksana penyedia alsintan. Sebelum dilakukan

pendistribusian, perusahaan pelaksana harus berkoordinasi

dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota untuk menginformasikan jadwal pengiriman

alsintan, selanjutnya Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

menyampaikan kepada Poktan/ Gapoktan penerima bantuan.

f. Pendistribusian alsintan dilaksanakan sampai dengan titik

bagi di kantor Dinas Pertanian Provinsi, terutama di

Kabupaten/Kota. Sebelum barang diterima oleh Kepala Dinas

Pertanian Provinsi/ Kabupaten/Kota atau yang ditunjuk

mewakili, maka petugas pemeriksa barang Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan barang alsintan

yang diterima beserta perlengkapannya.

g. Setelah dilaksanakan pemeriksaan alsintan, Kepala Dinas

Pertanian Provinsi Kabupaten/Kota atau petugas yang

ditunjuk mewakili menandatangani Form Berita Acara Serah

Terima Barang. Alsintan yang diterima harus dalam kondisi

baru, baik, terakit sempurna, sesuai spesifikasi teknisnya dan

Page 93: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

92

sudah di running test (diuji coba dengan dihidupkan

mesinnya).

h. Pelaksanaan penyerahan bantuan alsintan kepada Poktan/

Gapoktan di titik bagi menjadi tanggung jawab Kepala Dinas

Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dan diketahui oleh Dinas

Pertanian Provinsi, sedangkan biaya pengambilan alsintan di

titik bagi menjadi tanggung jawab Poktan/Gapoktan penerima

bantuan tersebut.

i. Dinas Pertanian Provinsi diharapkan menyampaikan

informasi tentang teknik penggunaan dan perawatan alsintan

(Traktor Roda-2, Pompa Air dan Motor Penggeraknya)

kepada Poktan/Gapoktan penerima bantuan melalui Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota.

j. Pelaporan kegiatan bantuan alsintan APBN-P dilaksanakan

secara berjenjang oleh Poktan/Gapoktan kepada Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota dan selanjutnya disampaikan

kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian

Provinsi menyampaikan kepada Direktorat Sarana Produksi

Ditjen Tanama Pangan Kementerian Pertanian. Adapun

bentuk pelaporan tersebut sebagaimana lampiran pada Buku

Pedoman Pelaksanaan Bantuan Alsintan APBN-P TA. 2010.

k. Disamping pelaksanaan kegiatan bantuan alsintan APBN-P

2010 juga telah dilaksanakan kegiatan bantuan alsintan

APBN 2010 yang merupakan Dana Bantuan Sosial Tugas

Pembantuan di Kabupaten/Kota berupa Pilot Project

Pengembangan Alsintan untuk UPJA Profesional dan

kegiatan diluar Pilot Project

l. Keberhasilan program pengembangan alsintan dapat tercapai

dengan adanya kerjasama antara Pemerintah Pusat, Provinsi,

Kabupaten/Kota, stake holder terkait dan masyarakat

pengguna alsintan.

m. Akurasi perencanaan pembangunan tanaman pangan

diperlukan data yang terkini. Untuk itu diharapkan Provinsi

dan Kabupaten/Kota melaksanakan penyusunan data base

tentang mapping ketersediaan alsintan secara rinci.

Page 94: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

93

7. Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Kebutuhan Pupuk

Dalam rangka evaluasi pelaksanaan kegiatan subsidi pupuk tahun

2010 dan perencanaan kebutuhan pupuk tahun 2011, Direktorat

Sarana Produksi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan

Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Kebutuhan Pupuk di Denpasar

pada tanggal 13 – 15 Oktober 2010.

Pertemuan dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Tanaman

Pangan yang diwakili oleh Direktur Sarana Produksi serta dihadiri oleh

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, perwakilan Dinas Pertanian

Provinsi seluruh Indonesia, Instansi Teknis lingkup Kementerian

Pertanian dan BUMN Produsen Pupuk Bersubsidi.

Memperhatikan arahan Dirjen Tanaman Pangan, penyampaian materi

oleh pembicara/ nara sumber dan diskusi yang berkembang selama

pertemuan berlangsung, maka diperoleh rumusan sebagai berikut :

A. Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2010

1. Kebijakan pemerintah di bidang pupuk diarahkan pada: a)

peningkatan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dengan

mendorong pengembangan penerapan pemupukan berimbang

spesifik lokasi; b) pengembangan penggunaan pupuk organik; c)

pengembangan penggunaan pupuk majemuk; dan d)

pendampingan/pengawalan di tingkat petani melalui penyediaan

data RDKK dan RDK serta peningkatan pengawasan peredaran

pupuk.

2. Dalam rangka peningkatan produktivitas komoditas pertanian,

pemerintah telah menetapkan kegiatan Subsidi Pupuk, Bantuan

Langsung Pupuk (BLP) melalui pelaksanaan Public Service

Obligation (PSO) kepada BUMN, serta fasilitasi Alat Pembuat

Pupuk Organik (APPO) dan Rumah Percontohan Pembuatan

Pupuk Organik (RP3O) kepada petani/kelompok tani.

3. Alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi tahun 2010 sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No.

50/Permentan/SR.130/9/2009 ditetapkan sebanyak 11.060.000

ton yang terdiri atas pupuk Urea 6.000.000 ton, SP-36

1.000.000 ton, ZA 950.000 ton, NPK 2.200.000 ton dan Organik

Page 95: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

94

910.000 ton, dengan kebutuhan anggaran Rp. 16,92 Triliun,

sedangkan anggaran dalam APBN 2010 hanya Rp. 11,29 Triliun

sehingga diperlukan tambahan anggaran subsidi sebesar Rp.

5,63 Triliun. Berdasarkan UU No. 2 tahun 2010 anggaran

subsidi pupuk dalam APBN-P ditetapkan menjadi Rp. 14,75

Triliun sehingga tambahan anggaran hanya Rp. 3,46 Triliun.

Kondisi tersebut berimplikasi terhadap pengurangan volume

pupuk bersubsidi sehingga menjadi 9,48 juta ton sebagaimana

diatur dalam Permentan No. 49/Permentan/SR.130/9/2010.

Dengan adanya perubahan Permentan tersebut, diharapkan

Pemerintah Daerah segara dapat menerbitkan perubahan

Peraturan Gubernur dan perubahan Peraturan Bupati/Walikota

tentang alokasi pupuk bersubsidi tahun 2010 di masing-masing

wilayahnya.

4. Perkembangan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sampai

dengan bulan September 2010 sekitar 51% (4.851.666 ton),

diharapkan sisa alokasi pupuk sebanyak 49% dapat diserap

pada bulan Okt-Des 2010 dengan pelaksanaan penyaluran

pupuk bersubsidi secara tertutup menggunakan Rencana

Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

5. Berdasarkan evaluasi, rendahnya penyerapan pupuk bersubsidi

pada periode Januari – September 2010 disebabkan beberapa

hal antara lain: a) petani telah mengadakan pupuk pada akhir

tahun 2009 akibat adanya isu kenaikan HET; b) keterlambatan

dalam penetapan alokasi kebutuhan pupuk menurut kabupaten

dan kecamatan oleh Gubernur, Bupati dan Walikota; c) petani

menunda pengadaan pupuk pada musim tanam April akibat

perubahan iklim yang tidak mendukung untuk pertanaman; d)

efektivitas penerapan pola tertutup penggunaan RDKK; e)

adanya perubahan pola penggunaan pupuk dari anorganik ke

organik; f) bantuan langsung pupuk; dan g) pengawasan yang

intensif oleh pihak pengawas.

6. Untuk pelaksanaan penyaluran Bantuan Langsung Pupuk (BLP)

tahun 2010, realisasi penyaluran sampai dengan September

relatif masih rendah (50%). Kendala teknis utama antara lain

adalah proses produksi dan kualitas pupuk yang tidak sesuai

Page 96: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

95

dengan ketentuan. Sehubungan dengan hal tersebut, kepada

Dinas Pertanian di daerah agar mengkomunikasikan kepada

perusahaan pelaksana PSO-BLP (PT Sang Hyang Seri, PT

Pertani dan PT. Berdikari) mengenai jadwal tanam, jumlah

kebutuhan pupuk untuk dijadikan pedoman dalam penyaluran

BLP di masing-masing wilayah tanggungjawabnya.

7. Guna efektifitas pengadaan dan pemanfaatan RP3O, Dinas

Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat

melakukan pengawalan, pengawasan dan evaluasi secara

intensif serta melaporkan ke pusat agar dapat ditindaklanjuti

untuk penyempurnaan kedepan. Dalam upaya optimalisasi

pemanfaatan RP3O dan peningkatan kemandirian petani; Dinas

Pertanian di daerah dapat mendorong kemitraan antara

kelompok tani yang telah difasilitasi APPO/RP3O dengan

produsen BUMN pupuk atau Industri Kecil Menengah (IKM)

yang memproduksi pupuk organik.

8. Memperhatikan kondisi sebagian besar lahan pertanian telah

mengalami degradasi akibat pengelolaan tanah yang kurang

tepat sehingga menurunkan produktivitas lahan, maka untuk

meningkatkan produktivitas lahan terdegradasi tersebut,

dilakukan kegiatan Pemulihan Kesuburan Lahan Sawah

Berkelanjutan (PKLSB) tahun 2010 di 8 provinsi, 80 kabupaten

berupa pemberian bantuan dekomposer dan pupuk hayati

kepada kelompoktani secara gratis. Saat ini sedang dalam

proses produksi dekomposer dan pupuk hayati, pelatihan

petugas pelatih (TOT) dan penyiapan calon petani calon lokasi

(CPCL) serta pengujian dekomposer dan pupuk hayati.

Diharapkan peran aktif dari Dinas Pertanian pelaksana kegiatan

PKLSB untuk penetapan CPCL dalam waktu dekat, sehingga

bantuan dekomposer dan pupuk hayati dapat segera disalurkan

mulai bulan Oktober 2010.

9. Sesuai dengan Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan

Program-Program Strategis Prioritas Ketahanan Pangan, maka

dilakukan ujicoba pengalihan subsidi pupuk langsung ke petani

yang dicanangkan pada tanggal 8 Juni 2010 di kabupaten

Karawang-Jawa Barat. Untuk selanjutnya pada tahun 2011,

Page 97: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

96

ujicoba subsidi langsung akan dilaksanakan di tujuh provinsi

yaitu provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera

Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan khusus di

provinsi Bali ujicoba dilaksanakan di seluruh Kabupaten.

10. Berdasarkan hasil audit yang dilaksanakan oleh BPK maupun

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, masih ditemukan

penyimpangan dalam pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi

serta penyaluran BLP. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi

acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2011 baik di

Pusat maupun di Daerah.

11. Dalam rangka optimalisasi pelayanan penyaluran pupuk

bersubsidi, PT Pusri Holding selaku pelaksana PSO, secara

bertahap akan menerapkan pelayanan penjualan pupuk

terpadu, dimana di setiap kios penyalur pupuk bersubsidi akan

disediakanseluruh jenis pupuk bersubsidi, sehingga dapat

membantu memudahkan petani dalam pembelian pupuk

bersubsidi.

12. Berdasarkan rendahnya realisasi penyaluran pupuk bersubsidi,

maka PT Pusri Holding mengalami kesulitan dalam mengelola

stok pupuk yang sangat tinggi. Untuk itu diharapkan pengawalan

dari Dinas Pertanian di daerah dalam pengamanan kebutuhan

maupun penyerapan pupuk bersubsidi, sehingga sisa stok

pupuk tersebut dapat terserap maksimal pada musim tanam

Oktober – Desember 2010, termasuk di dalamnya adalah

melakukan realokasi antar wilayah maupun antar subsektor.

Khusus untuk mendukung pelaksanaan realokasi antar

subsektor diharapkan adanya surat dari Direktorat Jenderal

Perkebunan kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

akan disampaikan lebih lanjut kepada daerah.

Page 98: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

97

B. Perencanaan Kebutuhan Pupuk Tahun 2011

1. Berdasarkan nota keuangan dan RAPBN 2011, anggaran

subsidi pupuk tahun 2011 dialokasikan sebesar Rp. 16,377

Triliun, yang diperkirakan dapat untuk penyediaan dan

penyaluran pupuk sejumlah 11,28 juta ton yang terdiri atas:

Urea 5.82 juta ton; SP-36 1 juta ton; ZA 950.000 ton; NPK 2,42

juta ton; dan Organik 1,092 juta ton, dengan asumsi HET naik.

Namun bila HET diasumsikan tetap kecuali HET pupuk organik

turun menjadi Rp. 400/kg maka anggaran Rp. 16,37 Triliun

hanya cukup untuk penyediaan pupuk 9,885 juta ton yang terdiri

atas Urea 5.1 juta ton; SP-36 750.000 ton; ZA 850.000 ton; NPK

2,350 juta ton; dan Organik 835.015 ton.

2. Namun demikian, untuk penetapan alokasi pupuk bersubsidi

masih akan dilakukan penyesuai sesuai pagu anggaran subsidi

pupuk sebesar Rp 16,38 triliun dan penetapan HET pupuk

bersubsidi sesuai persetujuan dari lembaga legislatif (Komisi IV

DPR-RI). Dalam penyaluran pupuk bersubsidi juga akan

dilakukan pola penyaluran melalui kios penyalur bersama oleh

produsen pupuk sehingga diharapkan penyediaan pupuk

bersubsidi secara lengkap disetiap kios penyalur lini-IV.

3. Pada tahun 2011 akan terjadi berbagai perubahan kebijakan

pengelolaan anggaran subsidi pupuk, antara lain perubahan

organisasi di Kementerian Pertanian, perubahan sistem

penganggaran, dilaksanakannya ujicoba subsidi langsung serta

perbaikan dalam sistim penyaluran subsidi pupuk. Untuk itu

dituntut kesiapan dari Dinas Pertanian di Provinsi dan

Kabupaten/Kota serta di lingkup Kementerian Pertanian dalam

pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk tahun 2011.

4. Kegiatan Bantuan Langsung Pupuk (BLP) akan dialokasikan

pada beban anggaran Kementerian Pertanian sehingga

diperkirakan pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian

Provinsi atau Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Agar penyaluran

BLP dapat lebih tepat dan cepat, maka disarankan agar Dinas

Pertanian dapat menyiapkan CPCL lebih awal.

Page 99: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

98

5. Memperhatikan bahwa adanya perubahan perilaku petani dalam

pemupukan dari anorganik ke organik dan penggunaan pupuk

majemuk (NPK), disarankan agar dilakukan sosialisasi dan

demonstrasi pemupukan Organik dan NPK. Untuk penggunaan

dan efektivitas penyaluran pupuk NPK bersubsidi, diupayakan

pada tahun 2011, formula pupuk NPK bersubsidi hanya satu

yaitu NPK 15 : 15 : 15 sehingga tidak ada lagi permasalahan

penyaluran pupuk NPK. Sehubungan dengan hal tersebut

diharapkan dukungan kesiapan dari PT Pusri Hoding dalam

penyediaan dan penyaluran pupuk NPK bersubsdi dimaksud.

C. Workshop Rancangan Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Tahun

2011

1. Sesuai kesepakatan dari seluruh Dinas Pertanian Provinsi dalam

perhitungan rencana kebutuhan pupuk tahun 2011 dengan

menggunakan asumsi HET tidak naik kecuali HET Pupuk

Organik turun menjadi Rp. 400/kg. Dasar penetapan asumsi

tersebut, apabila nantinya HET ditetapkan naik, maka volume

pupuk bertambah, dimana penambahan alokasi untuk masing-

masing provinsi dapat dilakukan secara proporsional, tanpa

melalui rapat kembali. Berdasarkan asumsi tersebut maka

rancangan kebutuhan pupuk tahun 2011 dengan anggaran Rp.

16,37 Triliun, jumlah pupuk bersubsidi mencapai 9,885 juta ton

yang terdiri atas Urea 5.1 juta ton; SP-36 750.000 ton; ZA

850.000 ton; NPK 2,350 juta ton; dan Organik 835.015 ton.

Kesepakatan kebutuhan pupuk per provinsi yang selanjutnya

akan dijadikan usulan kebutuhan pupuk bersubsidi tahun 2011

sebagaimana terinci pada tabel terlampir.

2. Apabila dalam keputusan rapat Komisi IV DPR-RI dengan

Menteri Pertanian terdapat perubahan terhadap HET pupuk

bersubsidi tahun 2011, maka peserta rapat menyetujui adanya

perubahan alokasi pupuk bersubsidi tersebut.

Page 100: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

99

8. Rumusan Sosialisasi BLP di Makassar

1. Sesuai arahan Dirjen Tanaman Pangan ditegaskan bahwa

kementerian Pertanian dituntut untuk terus mengupayakan

peningkatan ketersediaan pangan yang mudah diakses oleh

masyarakat dengan harga terjangkau. Langkah strategis yang

ditempuh pemerintah untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut antara lain dengan pemberian subsidi pupuk, subsidi

benih, subsidi biaya kredit pertanian serta fasilitasi bantuan

langsung kepada masyarakat petani. Mencermati peningkatan

produktivitas dan produksi Tahun 2010 yang belum sesuai

dengan sasaran, maka harus mendapat perhatian yang lebih

serius dari seluruh pihak terkait khususnya Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi, dalam pengawalan/pendampingan di

tingkat petani, untuk penerapan teknologi sesuai rekomendasi

spesifik lokasi.

2. Berdasarkan Hasil audit kinerja program peningkatan ketahanan

pangan Tahun 2008 yang dilaksanakan oleh BPKP di

Kementerian Pertanian mencapai 79,99%. Segala hambatan

dalam pencapaian target keuangan dan target kegiatan untuk

tahun-tahun selanjutnya hendaknya dapat diatasi secara

bersama baik oleh Pemerintah Pusat, Daerah, Pemangku

Kepentingan dan Petani yang terlibat kegiatan tanaman pangan.

3. Dengan adanya Bantuan Langsung Pupuk (BLP) selama 3(tiga)

tahun terakhir diharapkan terjadi peningkatan produksi padi

secara nyata. Unsur pendamping SLPTT padi yang diperkuat

dengan dukungan BLBU dan BLP seperti penyuluh, POPT, PBT,

Peneliti, Petugas Pelaksana PSO harus lebih ditingkatkan

perannya sehingga dapat merubah pola pikir petani dari tidak

menggunakan pupuk organik menjadi perlunya penggunaan

pupuk organik pada tanaman.

4. Bantuan Langsung Pupuk (BLP) Tahun 2010 sebagai salah satu

komponen kegiatan subsidi pupuk Tahun 2010 akan dialokasikan

untuk 31 provinsi guna mendukung pelaksanaan BLBU pada

lokasi pelaksaan SLPTT dengan alokasi Jawa 30% dan Luar

Jawa 70%. Peruntukan BLP hanya pada komoditi padi dengan

prioritas padi hibrida, padi non hibrida dan padi lahan kering.

Page 101: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

100

Sesuai dengan anggaran yang tersedia dalam APBN Tahun

2010, cakupan areal luas tanam kegiatan BLP 1,06 juta Hektare,

dengan alokasi pupuk NPK = 106.639,5 ton, POG = 319.918,5

ton dan POC = 2,13 juta liter.

5. Pemberian BLP kepada petani diharapkan dapat mempercepat

pengembangan penerapan pemupukan berimbang

menggunakan pupuk majemuk dan pupuk organik dalam rangka

meningkatkan produksi guna mendukung ketahanan pangan

nasional serta meningkatkan pendapatan petani.

6. Penyaluran BLP sampai ke titik bagi (kelompok tani)

dilaksanakan sesuai dengan CPCL yang telah ditetapkan oleh

Dinas Pertanian Provinsi, dengan paket bantuan per-hektare dari

pupuk NPK 100 kg, pupuk organik granul (POG) 300 kg dan

pupuk organik cair (POC) 2 liter.

7. Pihak Ditjen Tanaman Pangan, Pihak BUMN PT. Pertani, PT.

Sang Hyang Seri dan PT. Berdikari telah menandatangani

kesepakatan dalam hal pelaksanaan kegiatan BLP. Kesiapan

pihak BUMN untuk melakukan penyaluran BLP sampai saat ini

sedang dilakukan produksi pupuk serta pengambilan sampel dan

pengujian analisa mutu pupuk di laboratorium yang ditunjuk yaitu

Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Lahan – Balitbang dan PT Sucofindo. Kegiatan

penyaluran pupuk BLP diupayakan dapat direalisasikan akhir

Juni 2010 sesuai dengan kesiapan sertifikasi hasil uji mutu pupuk

dari laboratorium. Untuk itu perlu dilaksanakan konsolidasi antara

Ditjen Tanaman Pangan beserta Dinas Pertanian di daerah

dengan pihak PT Pertani, PT Sang Hyang Seri dan PT Berdikari,

guna pelaksanaan penyaluran BLP secara tepat sasaran.

8. Dengan terjadinya pergeseran rencana penyaluran BLP dari

yang direncanakan semula, maka diharapkan seluruh provinsi

agar menyempurnakan CPCL yang telah disampaikan ke pusat

dengan merealokasikan kegiatan BLP sesuai dengan jadwal

tanam yang masih tersedia di kabupaten / kota untuk masing-

masing provinsi.

Page 102: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

101

9. Untuk mengetahui dampak pemberian Bantuan Langsung Pupuk

(BLP) kepada petani terhadap peningkatan produksi padi, maka

untuk setiap kabupaten / kota pelaksana kegiatan dilakukan uji

coba di lapangan/demplot. Oleh karena itu diminta agar

pelaksanaan demplot tersebut dikoordinasikan oleh Dinas

Pertanian setempat dengan BUMN pelaksana kegiatan BLP

sejak mulai perencanaan, pelaksanaan sampai panen dalam

kegiatan demplot dimaksud. Termasuk instansi BPS setempat

sebagai pertimbangan dalam evaluasi ubinan untuk panen yang

dilaksanakan BPS.

10. Dalam pelaksanaan kegiatan BLP sangat diharapkan peran aktif

dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sampai dengan penyuluh

dan KCD melakukan pengawasan penyaluran pupuk dan

kelengkapan administrasi pendampingan ke tingkat petani

dengan berkoordinasi dengan pihak BUMN pelaksana.

11. Untuk memenuhi permintaan pasar, pihak BUMN pelaksana BLP

Tahun 2010 diharapkan dapat menyediakan pupuk produksinya

di kios-kios dijual dengan harga pasar sebagai alternatif pilihan

petani untuk memenuhi kebutuhan petani.

12. Dalam rangka mendukung penyaluran pupuk tersebut, PT.

Pertani (Persero) didukung dengan sebaran dan kapasitas unit

pabrik yang dimilikinya yaitu :

a. Pabrik NPK sejumlah 17 unit pabrik dengan pola kemitraan

produksi dengan total kapasitas produksi 480.000 ton per

tahun yang tersebar di Propinsi Sumatera Utara, Jawa

Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

b. Pabrik POC sejumlah 7 unit pabrik milik sendiri dengan total

kapasitas produksi 4.750.000 liter per tahun yang tersebar di

Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

c. Pabrik POG sejumlah 103 unit pabrik dengan pola kemitraan

produksi dengan total kapasitas produksi 1.105.500 ton per

tahun yangtersebar di Propinsi : Sumatera Utara, Lampung,

Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa

Timur, NTB, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan.

Page 103: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

102

Untuk mendukung dan mengawal kelancaran penyaluran pupuk

Program BLP, maka PT. Pertani (Persero) telah membentuk

posko di tiap Propinsi/Kabupaten tempat berkedudukan Kantor

AMP/Cabang Pemasaran berada sebagai wadah melaksanakan

koordinasi, pemantauan dan administrasi pelaporan, antara

PT. Pertani (Persero) dengan Dinas Pertanian dan jajarannya

serta Kelompok Tani.

13. Kesiapan PT Pertani (Persero) untuk kesiapan BLP tahun 2010

sebagai berikut

(Ton,liter)

14. Kesiapan PT Sang Hyang Sari (Persero) untuk penyaluran BLP

pada Tahun 2010 seperti tahun sebelumnya, yaitu NPK (20:8:6),

POG dan POC dengan Rencana produksi dan penyaluran PT

Sang Hyang Seri sebagai berikut

(Ton,liter)

Pabrik NPK dan POC sebagian besar terletak di Pulau Jawa dan

untuk di luar Jawa produksi dilakukan di Provinsi Lampung dan

Sumatera Utara. Sedangkan untuk produksi POG dilakukan

hampir di seluruh penerima BLP.

Jenis Pupuk Juni Juli Agustus TotalNPK 18,250 18,747 7,076 44,073

POG 55,967 45,513 42,530 144,010

POC 245,000 430,000 200,000 875,000

Jenis Pupuk Juni Juli Agustus September TotalNPK 8.910 23.759 14.850 11.879 59.398

POG 26.700 71.277 44.550 35.637 178.164

POC 178.200 475.180 297.000 237.580 1.187.960

Page 104: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

103

15. Kesiapan PT Berdikari (Persero) untuk penyaluran BLP pada

Tahun 2010 sebagai berikut :

(Ton Liter)

Jenis Pupuk Juli Agustus September TotalNPK 4,000 5,356 2,638 11,994

POG 2,500 40,000 14,958 57,458

POC 2,500 1,498 - 3,998

POG PT Berdikari diproduksi di Provinsi Sulawesi Selatan, Jawa

Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan NTB adapun NPK

diproduksi di Jawa Barat dan Jawa Timur, sedangkan POC

hanya diproduksi di Jawa Barat. Jadwal pengiriman barang

dilakukan pada Bulan Juli, Agusutus dan September 2010.

16. Dalam rangka meningkatkan kesuburan lahan sawah yang

ditengarai mangalami degradasi dari ringan sampai dengan

berat, maka pada Tahun 2010 akan dilaksanakan Kegiatan

Pemulihan Kesuburan Lahan Sawah Berkelanjutan yang

direncanakan dilakukan di 6 provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa

Barat, D.I Yogyakarta, Banten, Sumatera Barat dan Sulawesi

Selatan. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi

a. Identifikasi lahan sawah yang mengalami degradasi

(kandungan bahan organik < 2%)

b. CPCL pelaksana menerapkan inovasi teknologi

pengomposan

c. Quality Control produk yang digunakan

d. Pengawalan penyediaan, penyaluran dan penggunaan

e. Monitoring dan Evaluasi

Sehubungan dengan hal tersebut, diminta kepada Dinas

Pertanian Tanaman Pangan yang bersangkutan dapat mulai

melaksanakan identifikasi lokasi.

17. Berdasarkan hasil workshop mengenai kebutuhan pupuk sesuai

jadwal tanam di masing-masing provinsi serta rencana

penyaluran BLP oleh PT Pertani, PT Sang Hyang Seri

dan PT Berdikari telah dihasilkan kesepakatan antara Dinas

Pertanian Provinsi penerima BLP dengan perwakilan PT Pertani,

PT Sang Hyang Seri dan PT Berdikari sebagaimana tabel

terlampir. Untuk itu kepada semua pihak yang telah bersepakat

Page 105: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

104

untuk memantau pelaksanaan penyaluran BLP sampai ke titik

bagi di masing-masing wilayah dengan paket lengkap sesuai

dengan alokasi pupuk yang telah ditetapkan.

9. Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Langsung Pupuk (BLP)

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan Bantuan

Langsung Pupuk (BLP) Tahun 2010, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan c.q. Direktorat Sarana Produksi bekerjasama dengan PT

Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari

(Persero) menyelenggarakan Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan

Bantuan Langsung Pupuk (BLP) Tahun 2010, pada tanggal 28 – 30

November 2010 di Hotel Grand Aquila – Bandung Provinsi Jawa Barat.

Pertemuan Evaluasi BLP tersebut dibuka secara resmi oleh Plh

Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan dihadiri oleh para pejabat

Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Inspektorat

Jenderal Kementerian Pertanian, Direksi PT. Sang Hyang Seri, Direksi

PT. Pertani, Direksi PT Berdikari, Kepala Bidang Produksi Tanaman

Pangan Dinas Pertanian Provinsi atau yang menangani kegiatan BLP

serta para manajer PT. Sang Hyang Seri, PT. Pertani dan PT Berdikari

dari 31 (tigapuluh satu) provinsi, yaitu: Nangroe Aceh Darussalam,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera

Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah

Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat,

Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara,

Maluku, Papua, Maluku Utara, Bangka Belitung dan Papua Barat.

Mencermati arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, serta

penyampaian materi dari Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, PT

Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Berdikari

(Persero), Inspektorat Jenderal, dan diskusi yang berkembang dalam

rapat, maka pokok-pokok hasil evaluasi kegiatan dirumuskan sebagai

berikut:

Page 106: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

105

1. Upaya keberhasilan pencapaian sasaran produksi padi 66,68 juta

ton, jagung 19,8 juta ton, kedelai 1,3 juta ton, pemerintah telah

menggulirkan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (SL-PTT) seluas 2 (dua) juta hektar, difasilitasi dengan

sarana produksi pertanian melalui Bantuan Sosial, Bantuan

Langsung Benih Unggul (BLBU) dan Bantuan Langsung Pupuk

(BLP) melalui penugasan kepada PT. Sang Hyang Seri (Persero),

PT. Pertani (Persero) dan PT Berdikari (Persero).

2. Paket Bantuan Langsung Pupuk Tahun 2010 terdiri dari Pupuk

Organik Granul (POG), Pupuk Organik Cair (POC) dan pupuk

majemuk NPK, dengan paket bantuan per hektar masing-masing

300 kg (POG), 2 liter (POC), dan 100 kg (NPK). Berkenaan

dengan pagu anggaran yang terbatas maka alokasi BLP hanya

mencakup areal tanaman padi sekitar 1.132.507 hektar (38,4%)

dari areal SLPTT.

3. Dalam penyediaan pupuk BLP, PT Pertani (Persero), PT Sang

Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) telah

memproduksi pupuk sesuai standar yang telah ditetapkan dan

telah terdaftar di PPI Kementerian Pertanian.

4. Petani/kelompok tani penerima BLP ditetapkan oleh Dinas

Pertanian Provinsi setelah memverifikasi usulan dari Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota setelah melalui proses seleksi dan

koordinasi dalam penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi

(CPCL).

5. Realisasi penyaluran BLP sampai dengan tanggal 22 November

2010, telah mencapai : a) Pupuk Organik Granul sebanyak

280.989 ton (82,70); b) Pupuk Organik Cair sebanyak 2.067.604

liter (91,30% ); dan pupuk NPK sebanyak 102.052 kg (90,10%).

Rincian realisasi menurut provinsi, kabupaten/kota dan produsen

sebagaimana tercantum pada lampiran 1.

6. Agar program BLP dapat memberikan kontribusi terhadap

peningkatan produktivitas padi, maka pelaksanaan penyaluran di

tingkat petani diupayakan sesuai dengan luasan lahan yang

dimiliki dan paket bantuan yang ditetapkan. Paket BLP yang

digunakan petani perlu mendapat tambahan pupuk sehingga

Page 107: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

106

sesuai dengan dosis rekomendasi setempat. Untuk meningkatkan

akurasi data tentang dampak program bantuan benih dan pupuk

terhadap angka peningkatan produktivitas padi di daerah,

diperlukan koordinasi dengan BPS dalam pelaksanaan SLPTT

dan melakukan penyempurnaan metode ubinan.

7. PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero) harus

melibatkan Dinas Pertanian Provinsi (Kabupaten/Kota),

KTNA/HKTI dalam rangka sosialisasi dan pengawalan BLP, serta

perlu diadakan sosialisasi di tingkat petani tentang penggunaan

dan manfaat bantuan BLP.

8. Dinas Pertanian Provinsi maupun Dinas Pertanian Kabupaten

agar membuat peta sebaran penerima bantuan untuk

menghindari terjadinya kelompok yang sama dalam memperoleh

bantuan setiap tahunnya sementara masih terdapat kelompok

yang belum pernah menerima.

9. Evaluasi fasilitasi rumah percontohan pembuatan pupuk organik

(RP3O), telah direalisasikan sebanyak 60 unit (30 %). Diharapkan

Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten untuk dapat

menindaklanjuti pemanfaatan fasilitas tersebut. Selanjutnya untuk

memberdayakan petani penerima fasilitasi pupuk organik, perlu

dibangun kemitraan agar petani penerima APPO dan RP3O dapat

menjadi pemasok bahan baku pupuk organik bagi mitra kerja PT

Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT

Berdikari (Persero) maupun Pusri Holding.

10. Mengingat bahwa penyaluran BLP belum 100% maka diminta

kepada PT Sang Hyang Seri (Persro), PT Pertani (Persero) dan

PT Berdikari (Persero) untuk dapat menyelesaikan penyaluran

BLP dan dokumen adminstrasi serta penagihan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan dan lebih intensif melakukan

koordinasi dengan instansi terkait baik pusat maupun daerah.

11. Dalam rangka pengawasan pelaksanaan BLP tahun 2010,

Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian akan segera

melaksanakan kegiatan pengawasan Penyaluran Bantuan

Langsung Pupuk (BLP) secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat

jenis, tepat tempat dan tepat mutu, sehingga kegiatan BLP

Page 108: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

107

tersebut dapat berjalan dengan baik dan berimplikasi pada

peningkatan produksi. Namun apabila di dalam penyaluran

terdapat suatu permasalahan hendaknya dapat segera diambil

langkah-langkah penyelesaian secara tepat dengan koordinasi

antara pusat dan daerah.

12. Apabila program BLP tahun masih dilanjutkan 2011 kiranya dapat

dilaksanakan lebih awal mulai pada MT April – September 2011,

diperlukan kesiapan data CPCL oleh daerah (provinsi dan

kabupaten) serta kesiapan pusat dan produsen dalam penyediaan

pupuk serta penyelesaian administrasi.

Page 109: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

108

IIVV.. KKEEUUAANNGGAANN,, PPEERRSSOONNAALLIIAA,, RRUUMMAAHH TTAANNGGGGAA DDAANN

PPEERRLLEENNGGKKAAPPAANN

A. Keuangan.

1. Kegiatan Pembinaan Sarana Produksi

a. Anggaran.

Dalam Undang-undang Perberbendaharaan Negara ditetapkan

bahwa pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan negara,

termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan ditetapkan

dalam APBN dan APBD. Prinsip pengelolaan keuangan negara

adalah akuntabilitas berorientasi pada hasil, keterbukaan/

transparan dalam setiap transaksi pemerintah, pemberdayaan

aparatur Negara untuk menghasilkan kinerja yang optimal dan

adanya lembaga pemeriksaan eksternal yang kuat, professional,

proporsional dan independent, dengan demikian untuk

pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara, perlu adanya

reformasi landasan hukum dibidang keuangan Negara dalam

rangka mendukung terwujudnya good governance.

Dengan terbitnya Undang – undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara dan Undang – undang No. 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dimana sistim

pelaksanaan anggaran yang tadinya dikenal dengan dual

budgeting dimana anggaran belanja dipisahkan antara anggaran

belanja Pembangunan (Proyek) yang dikelola oleh Pemimpin

Proyek dan anggaran belanja Rutin yang dikelola oleh Atasan

Langsung Bendaharawan Rutin. Dimana pemisahan anggaran

semula dimaksudkan untuk menekankan arti pentingnya

pembangunan, namun didalam pelaksanaannya telah

menunjukkan adanya kelemahan-kelemahan antara lain kinerja

sulit diukur karena alokasi dana yang tidak mencerminkan kondisi

Page 110: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

109

yang sesungguhnya, hal ini selain menimbulkan ketidak efisienan

dalam pembiayaan kegiatan pemerintah, juga menyebabkan

ketidakjelasan keterkaitan antara out put atau out come yang

dicapai. Dengan adanya format baru dan struktur belanja Negara

menurut jenis belanja, secara otomatis tidak ada lagi pemisahan

antara belanja rutin dan belanja pembangunan, maka sekarang

telah diintegrasikan dan dilaksanakan dengan menggunakan

format baru yakni anggaran belanja terpadu dengan sistim Unified

Budget yang artinya menyatukan atau memadukan antara

anggaran belanja pembangunan dengan anggaran belanja rutin.

Sejak tahun 2005 penyusunan dan penetapan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara telah menggunakan sistim

anggaran belanja terpadu atau Unified Budget yang

pelaksanaannya dikelola oleh Satuan Kerja di Unit Eselon I atau

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang dikelola oleh Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA), dalam hal ini dilaksanakan Direktur

Jenderal Tanaman Pangan, yang telah ditetapkan dengan Surat

Keputusan Menteri Pertanian No. 1809/Kpts/KU.410/12/2008

tanggal 30 Desember 2009 tentang Penetapan Kuasa Pengguna

Anggaran, Pejabat yang Bertugas Melakukan Pengujian dan

Perintah Pembayaan dan Bendahara Pengeluaran Serta

Bendahara Penerima Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Departemen Pertanian Tahun Anggaran 2009.

Dan sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pertanian No.

1143/KU.510/A/12/04 tanggal 7 Desember 2004. Apabila

dipandang perlu Kuasa Pengguna Anggaran dapat menunjuk

Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pelaksana kegiatan di Unit

Kerja Eselon II masing-masing, maka untuk pelaksanaan

pengelolaan Anggaran Tahun 2009 telah ditunjuk Pejabat

Pembuat Komitmen dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna

Page 111: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

110

Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan No.

I.SET/SK/01/I/2009 tanggal 8 Januari 2009 tentang Penunjukan

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pejabat Yang Melakukan

Tindakan Pengeluaran Anggaran Belanja Pada Satuan Kerja

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2009.

Menurut ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

No. 02/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran

atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bahwa

Bendahara Pengeluaran di tingkat Satuan Kerja Hanya ada satu

yaitu Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan.

Namun demikian untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Unit

Kerja Esselon II maka telah ditetapkan Staf Pengelola Keuangan

Tingkat PPK dan pembantu Bendahara Pengeluaran sebagai

Pemegang Uang Muka Kerja (PUM) Pada Satuan Kerja Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggara 2009 sesuai dengan

Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan No. I.SET/SK/03/I/2009 tanggal 13 Januari

2009. Dimana Kepala Sub Bagian Tata Usaha telah ditetapkan

sekaligus sebagai Staf Pengelola Keungan ditingkat PPK.

Dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan Anggaran pada

Pengguna Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Tahun 2009 telah diterbitkan Pedoman Pengelolaan

Anggaran Satuan kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tahun Anggaran 2009 yang ditetapkan dengan Surat Keputusan

Kuasa Pengguna Anggaran No.I.SET/SK/04/I/2009 tanggal 8

Januari 2009. Selain itu juga untuk kelancaran pelaksanaan

pengadaan barang/jasa pada unit kerja eselon II telah ditetapkan

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Lingkup Satuan Kerja Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan TA. 2009 sesuai dengan Surat

Page 112: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

111

Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan No. I.SET/SK/104/IV/2009 tanggal 7 April 2009.

Sesuai dengan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran Satuan Kerja Tahun 2009 Nomor. 0019.0/018-01/-

/2009 tanggal 31 Desember 2008, untuk pelaksanaan kegiatan

bidang ketersediaan pupuk dan pestisida, pengawasan pupuk dan

pestisida, alat dan mesin pertanian, serta kelembagaan dan

pelayanan jasa pada Direktorat Sarana Produksi telah

dialokasikan Anggaran sebesar Rp. 3.500.000.000,- (Tiga milyar

lima ratus juta rupiah) dengan rincian alokasi anggaran kegiatan

sebagai berikut :

Page 113: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

112

Tabel 18. Jumlah Anggaran per Sub Kegiatan atau per MAK Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010

(Rp)

1 3 4

189,793,000,000 100.00

04.03.03 PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 2,250,000,000 1.19

1553 INTEGRASI TANAM-TERNAK, KOMPOS DAN BIOGAS 2,250,000,000 1.19

00002 ADMINISTRASI KEGIATAN 120,000,000 0.06

0'0088 EVALUASI DAN LAPORAN KEGIATAN 98,349,000 0.05

00277 PENGADAAN ALAT PENGOLAHAN DATA 64,000,000 0.03

02175 PENGADAAN INVENTARIS KANTOR 16,000,000 0.01

02300 PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA 615,000,000 0.32

02304 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PUPUK 1,336,651,000 0.70

04.03.04 PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN 157,643,000,000 83.06

1564 PENGENDALIAN ORAGANISME PENGGAGGU TANAMAN (OPT) 563,000,000 0.30

01159 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTISIDA 563,000,000 0.30

1569 MEKANISASI PERTANIAN PRA DAN PASCA PANEN 157,080,000,000 82.76

00051 PENYUSUNAN PROGRAM DAN RENCANA KERJA 145,000,000 0.08

01160PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ALAT DAN MESIN

PERTANIAN 155,700,000,000 82.04

02299 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN ALSINTAN438,200,000 0.23

02303 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ALSINTAN 796,800,000 0.42

04.03.08 PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI 29,900,000,000 15.75

0112 PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGAWASAN 500,000,000 0.26

01158 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PUPUK 500,000,000 0.26

1574

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERTANIAN (PUAP) DAN

PENGUATAN KELEMBAGAAN EKONOMI PEDESAAN MELALUI

LM3 29,400,000,000 15.49

00457 PEMBERDAYAAN TENAGA MUDA PERTANIAN 29,400,000,000 15.49

2

DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

KODE MAK/URAIAN %

JUMLAH

ANGGARAN

(PAGU)

Page 114: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

113

Sedangkan berdasarkan Jenis Belanja/Pengeluaran sebagaimana

pada Tabel 13 berikut ini :

Tabel 19. Jumlah Anggaran Per Jenis Belanja/Pengeluaran

No.

Jenis Belanja

Jumlah Anggaran (Rp).

%

1. Belanja honor yang terkait kegiatan 22.193.825.000 0,75

2. Belanja bahan 616.921.000 14,40

3. Belanja barang non operasional lainnya

1.455.980.000 21,66

4. Belanja jasa lainnya 255.500.000 7,30

5. Belanja Perjalanan lainnya 1.743.293.000 49,81

6. Belanja Sewa 110.000.000 3,14

7. Belanja modal 103.000.000 2,94

J U M L A H 3.500.000.000 100,00

b. Realisasi Fisik.

Dari anggaran yang tersedia pada Tahun Anggaran 2010,

realisasi fisik kegiatan Direktorat Sarana Produksi sampai dengan

bulan November 2010 telah mencapai 97,65 %. Realisasi fisik

tersebut dihitung berdasarkan bobot pekerjaan dan pencapaian

penyelesaian pekerjaan, yaitu seberapa jauh pekerjaan tersebut

dilaksanakan dan hasil yang telah dicapai. Walaupun di dalam

pelaksanaannya ada beberapa kegiatan yang tidak dapat

dilaksanakan karena adanya hambatan teknis dan waktu

pelaksanaan kegiatan yang mundur dari jadwal.

c. Realisasi Anggaran.

Anggaran yang dialokasikan untuk Kegiatan Direktorat Sarana

Produksi Tahun Anggran 2010 sebesar Rp. 3.500.000.000,- dan

Realisasi anggaran berdasarkan SPM yang terbit sampai dengan

bulan November 2010 sebesar Rp. .3.201.536.406,- atau

sebesar 91,47 %. Sisa anggaran sebesar Rp. 298.463.594,- atau

8, 53 %.

Page 115: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

114

Tabel 20. Realisasi Anggaran per Sub Kegiatan / MAK

(Rp) (Rp) (Rp)

1 3 4 5 6

DIREKTORAT SARANA PRODUKSI 189,793,000,000 80,795,296,505 42.57 108,997,703,495

04.03.03 PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 2,250,000,000 2,050,000,880 91.11 199,999,120

1553INTEGRASI TANAM-TERNAK, KOMPOS DAN

BIOGAS 2,250,000,000 2,050,000,880 91.11 199,999,120

00002 ADMINISTRASI KEGIATAN 120,000,000 117,121,380 97.60 2,878,620

00088 EVALUASI DAN LAPORAN KEGIATAN 98,349,000 71,304,680 72.50 27,044,320

00277 PENGADAAN ALAT PENGOLAHAN DATA 64,000,000 63,046,150 98.51 953,850

02175 PENGADAAN INVENTARIS KANTOR 16,000,000 15,064,100 94.15 935,900

02300 PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA 615,000,000 581,227,800 94.51 33,772,200

02304 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PUPUK 1,336,651,000 1,202,236,770 89.94 134,414,230

04.03.04PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN

PANGAN 157,643,000,000 78,351,226,605 49.70 79,291,773,395

1564PENGENDALIAN ORAGANISME PENGGAGGU

TANAMAN (OPT) 563,000,000 504,965,200 89.69 58,034,800

01159PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

PESTISIDA 563,000,000 504,965,200 89.69 58,034,800

1569MEKANISASI PERTANIAN PRA DAN PASCA

PANEN 157,080,000,000 77,846,261,405 49.56 79,233,738,595

00051PENYUSUNAN PROGRAM DAN RENCANA

KERJA 145,000,000 118,673,895 81.84 26,326,105

01160 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ALSINTAN155,700,000,000 76,654,822,200

49.23 79,045,177,800

02299PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

KELEMBAGAAN ALSINTAN 438,200,000 385,697,860 88.02

52,502,140

2303 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ALSINTAN796,800,000 687,067,450

86.23 109,732,550

04.03.08PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

PETANI 500,000,000 394,069,020 78.81 105,930,980

0112PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI

PENGAWASAN 500,000,000 394,069,020 78.81 105,930,980

01158 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PUPUK 500,000,000 394,069,020 78.81 105,930,980

1574

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

PERTANIAN (PUAP) DAN PENGIATAN

KELEMBAGAAN EKONOMI PEDESAAN

MELALUI LM3 29,400,000,000 - - 29,400,000,000

00457 PEMBERDAYAAN TENAGA MUDA PERTANIAN29,400,000,000 -

- 29,400,000,000

KODE MAK/URAIAN

JUMLAH

ANGGARAN

(PAGU)

SISA ANGGARAN

(PAGU)

2

REALISASI

ANGGARAN

(PAGU)

%

Page 116: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

115

Tabel 21. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja/Pengeluaran

Jumlah

Anggaran

Realisasi

Anggaran

Sisa

Anggaran

(Rp.) (Rp.) (Rp)

1. Belanja uang honor tidak tetap 26,225,000 23,550,000 89.80 2,675,000

2. Belanja bahan 503,974,000 426,598,175 84.65 77,375,825

3. Belanja barang non operasional lainnya 758,008,000 735,421,000 97.02 22,587,000

4. Belanja jasa lainnya 255,500,000 129,269,500 50.59 126,230,500

5. Belanja Perjalanan lainnya 1,743,293,000 1,706,601,881 97.90 36,691,119

6. Belanja Sewa 110,000,000 84,978,850 77.25 25,021,150

7. Belanja modal 103,000,000 95,117,000 92.35 7,883,000

3,500,000,000 3,201,536,406 91.47 298,463,594

No. Jenis Belanja %

JUMLAH

Sebagai gambaran dari realisasi per bulan secara komulatif di

bandingkan dengan target dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 22. Target dan Realisasi Anggaran per Bulan Secara Komulatif

Target ROK Realisasi

(Rp.) (Rp.)

1. Januari - - 0 -

2. Pebruari - - 403,460,055 0.72

3. Maret 1,499,861,000 2.67 1,073,865,825 1.91

4. April 1,860,448,000 3.31 1,468,976,760 2.61

5. Mei 2,322,265,000 4.13 1,970,142,655 3.50

6. Juni 2,608,548,000 4.64 2,598,262,760 4.62

7. Juli 2,964,636,000 5.27 2,974,661,595 5.29

8. Agustus 3,241,314,000 5.76 3,301,617,705 5.87

9. September 35,185,432,000 18.54 32,744,958,700 17.25

10. Oktober 33,760,179,700 17.79 33,243,267,445 17.52

11. Nopember 144,152,304,940 79.95 80,795,296,505 42.57

No. Bulan % %

Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa realisasi pada

bulan Januari 2010 belum ada realisasi hal ini disebabkan karena

belum adanya kegiatan yang dapat direalisasikan pada bulan

Januari tersebut. Sedangkan pencapaian realisasi sampai dengan

bulan November 2010 belum sampai target 100 % karena

adanya sisa mati dan beberapa kegiatan yang tidak terealisasikan

seluruhnya antara lain kegiatan analisa sampel pupuk, analisa

sample pestisida, dan beberapa kegiatan rapat-rapat koordinasi

dengan instansi terkait.

Page 117: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

116

2. Kegiatan Pengelolaan Subsidi Pupuk Tahun 2010

Secara total jumlah anggaran subsidi pupuk yang disediakan pada

tahun 2010 sebesar Rp. 18.529.941.830.860,- dengan realisasi

sebesar Rp.16.232.701.938.702 (87,60%) dengan rincian kegiatan

sebagai berikut:

Tabel 23. Rencana dan Realisasi Dana Subsidi Pupuk Tahun 2010

No. Kegiatan Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %

1.

2.

3.

4.

Subsidi harga ppk

BLP

Bantuan PKLB

Kekurangan 2008

14.750.662.004.000

1.710.796.432.000

19.138.935.000

1. 500.000.000.000

9.251.349.013.269

307.272.541.314

7.976.846.509

1.500.000.000.000

62,72

18,00

41,68

100,00

Total 17.980.597.531.000 16.232.701.938.702 87,60

2.1. Kegiatan Subsidi Harga Pupuk

Kegiatan Subsidi Harga Pupuk Tahun 2010 dianggarkan

dalam APBN Tahun 2010 sebesar Rp. 14.750.662.004.000,-

dilaksanakan melalui PT. Pusri Holding.

Volume Pupuk Subsidi Tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 24. Perkembangan Alokasi Pupuk Bersubsidi Tahun 2010

Jenis Pupuk Permentan 50/2009 Permentan 49/2010

Urea

SP-36

ZA

NPK

Organik

6.000.000

1.000.000

950.000

2.200.000

910.000

4.931.000

850.000

849.749

2.100.000

750.000

Realisasi pembayaran subsidi pupuk kepada Produsen Pupuk

periode s/d Oktober 2010 sebagaimana pada tabel.

Page 118: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

117

Tabel 25. Realisasi Pembayaran Subsidi Pupuk Tahun 2010

Perusahaan Pembayaran Subsidi (Rp.)

Alokasi Realisasi %

PT. Pusri

PT. Pupuk Kaltim

PT. Pupuk Kujang

PT. Petrokimia

PT. PIM

2.391.072.215.000

2.832.681.786.500

1.413.347.084.700

7.131.207.172.866

982.353.745.000

1.959.907.844.386

1.520.492.631.419

846.106.180.847

4.777.103.588.740

147.738.767.877

81,97

53,68

59,87

66,99

15,04

Jumlah 14.750.662.004.066 9.251.349.013.269 62,72

Realisasi Jumlah Pupuk yang telah dibayarkan berdasarkan hasil

verifikasi periode s/d Oktober 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 26. Realisasi Jumlah Pupuk Subsidi Yang Telah Dibayar

Jenis Pupuk Volume (Ton)

Alokasi Realisasi %

Urea

SP-36/Superphos

ZA

NPK

Organik

4.931.000

850.000

849.749

2.100.000

750.000

3.185.728

502.585

542.105

1.155.924

200.013

64,60

59,12

63,79

55,04

26,66

2.2 Kegiatan Bantuan Langsung Pupuk Tahun 2010

Kegiatan Bantuan Langsung Pupuk (BLP) Tahun 2010

dianggarkan dalam APBN dan APBN-P Tahun 2010 sebesar

Rp. 1.710.796.432.000,- dilaksanakan melalui PT. Pertani,

PT. Sang Hyang Seri dan PT. Berdikari.

Realisasi Penyaluran Bantuan Langsung Pupuk (BLP) tahun

2010 adalah sebagai berikut:

Page 119: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

118

Tabel 27. Rencana dan Realisasi Penyaluran BLP Tahun 2010

Realisasi pembayaran Bantuan Langsung Pupuk (BLP)

Tahun 2010 kepada PT. Pertani, PT. SHS dan PT. Berdikari

adalah sebagai berikut:

Tabel 28. Rencana dan Realisasi Pembayaran BLP Tahun 2010

BUMN Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

PT. Pertani 934.999.087.000 115.282.405.518 12.30

PT. SHS 684.997.881.000 179.735.867.832 26,20

PT. Berdikari 90.799.464.000 12.254.267.964 13,50

Jumlah 1.710.796.432.000 307.272.541.314 18,00

Sasaran Luas

(ha)Alokasi Realisasi %

Sasaran

Luas (ha)Alokasi Penyaluran %

Sasaran Luas

(ha)Alokasi Penyaluran

%

PT Pertani 593,879 23,095 616,974

NPK (Ton) 59,387.90 59,387.90 100 2,309.50 2,309.50 100 61,697.40 61,697.40 100

POG (Ton) 178,163.70 178,163.70 100 6,928.50 2,869.40 41 185,092.20 181,033.10 98

POC (Ltr) 1,187,758.00 1,187,758.00 100 46,190.00 22,190.00 48 1,233,948.00 1,209,948.00 98

PT SHS 432,537 23,290 455,827

NPK (Ton) 43,253.70 39,212.80 91 2,329.00 1,141.50 49 45,582.70 40,354.30 89

POG (Ton) 129,761.10 114,256.60 88 6,987.00 3,424.50 49 136,748.00 117,681.10 86

POC (Ltr) 865,074.00 793,058.00 92 46,580.00 22,830.00 49 911,654.00 815,888.00 89

PT Berdikari 39,979 19,727 59,706

NPK (Ton) 3,997.90 3,772.90 94 1,972.70 950.20 48 5,970.60 4,723.10 79

POG (Ton) 11,993.70 11,572.20 96 5,918.10 2,277.10 38 17,912.00 13,849.30 77

POC (Ltr) 79,958.00 75,458.00 94 39,454.00 17,244.00 44 119,412.00 92,702.00 78

Total 1,066,395 66,112 1,132,507

NPK (Ton) 106,639.50 102,373.60 96 6,611.20 4,401.20 67 113,250.70 106,774.80 94

POG (Ton) 319,918.50 303,992.50 95 19,833.60 8,571.00 43 339,752.20 312,563.50 92

POC (Ltr) 2,132,790.00 2,056,274.00 96 132,224.00 62,264.00 47 2,265,014.00 2,118,538.00 94

TOTAL APBN&APBNPAPBNBUMN/ Jenis

Pupuk

TAMBAHAN APBNP

Page 120: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

119

B. Personalia ( Kepegawaian )

Jumlah pegawai yang ada di Direktorat Sarana Produksi sebanyak 63

Orang yang terdiri dari :

1. Gol IV sebanyak : 11 Orang

2. Gol III sebanyak : 34 Orang

3. Gol II sebanyak : 18 Orang

4. Gol I sebanyak : 1 Orang

5. Honorer : 2 Orang

Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan klasifikasi pendidikan adalah

sebagai berikut :

1. Pasca Sarjana Strata 3 (S3) sebanyak 1 orang.

2. Pasca Sarjana Strata 2 (S2) sebanyak 11 orang terdiri dari bidang

Manajemen 5 orang, Administrasi Publik 3 orang dan bidang

Pertanian 3 orang.

3. Sarjana Strata 1 (S1) sebanyak 27 orang terdiri dari bidang

pertanian 24 orang dan bidang non pertanian 3 orang.

4. Sarjana Muda (D3) sebanyak 2 oang terdiri dari bidang pertanian 1

orang dan bidang non pertanian 1 orang.

5. SLTA sebanyak 20 orang.

6. SLTP sebanyak 2 orang.

7. SD sebanyak 2 orang.

Susunan kepegawaian Direktorat Sarana Produksi masing-masing Sub

Direktorat dan Tata Usaha sebagaimana pada lampiran 14

1. Mutasi

Selama periode Januari s/d Desember 2010 telah terjadi mutasi,

pensiun, meninggal dunia, alih tugas/melimpah, penyematan tanda

kehormatan Satya Lencana Karya Satya dan pembuatan kartu-kartu

dengan rincian sebagai berikut :

a. Mutasi

Dalam tahun 2010 pegawai yang mutasi sebanyak 5 orang

Page 121: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

120

b. Pensiun

Dalam tahun 2010 pegawai yang telah mencapai batas usia

pensiun (BUP), sebanyak 6 (tiga) orang.

c. Kenaikan gaji berkala

Selama tahun 2010 (Januari s/d Desember 2010) kenaikan gaji

berkala sebanyak 30 (tiga puluh dua) orang, Surat Keputusan

sudah terbit 100%

d. Kenaikan pangkat

Pada tahun 2010 realisasi kenaikan pangkat sebanyak 11

(sebelas) orang, terdiri dari :

Periode April 2010 : 9 orang

Periode Oktober 2010 : 2 orang

e. Pelimpahan

Pelimpahan pegawai dari lingkup Departemen Pertanian ke

Direktorat sarana Produksi sebanyak 10 (sepuluh) orang, meliputi

3 orang pejabat struktural dan 7 orang CPNS.

f. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (Capeg)

Dalam tahun 2010, tenaga honorer yang diangkat menjadi Calon

Pegawai Negeri Sipil sebanyak 2 (dua) orang.

g. Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya (SLKS)

Sampai dengan tahun 2010 telah diberikan tanda kehormatan

Satya Lencana Karya Satya kepada pegawai yang berhak dan

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Satya Lencana Karya Satya XX Tahun : 15 orang

Satya Lencana Karya Satya X Tahun : 20 orang

2. Kartu-kartu

Selama tahun 2010 (Januari s/d Desember 2010) pengurusan Kartu

Pegawai (Karpeg/Karsu/Karis, Taspen dan Askes KORPRI sebagai

berikut :

Page 122: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

121

No Macam Kartu Selesai Sedang Proses Belum Keterangan

1 Karpeg

Karis/su

Askes

Taspen

KORPRI

NPWP

50

59

55

55

58

64

5

0

0

0

16

0

5 **)

9 *)

9 *)

Keterangan : *) Calon Pegawai Negeri Sipil (Capeg)

**) Belum berkeluarga

C. Rumah Tangga dan Perlengkapan

Sebagai fungsi pelayanan, urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan

melaksanakan tugas-tugas pokok antara lain penyediaan Alat Tulis

Kantor, Blangko-blangko/ Kop Surat, kebersihan/ pemeliharaan

gedung/halaman kantor, pemeliharaan kendaraan dinas, pemeliharaan

dan inventarisasi barang milik Negara, keamanan kantor, serta

melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan.

Kegiatan yang dilaksanakan :

1. Membukukan barang-barang inventaris dari hasil pengadaan

barang tahun 2010 adalah Komputer 2 Unit, Notebook 5 Unit,

Printer Hp 2 Unit dan Mesin Faxcimili 1 Unit, dan telah dibuatkan

Berita Acara Serah Terima.

2. Melakukan opname fisik barang inventaris, baik barang yang

bergerak (kendaraan dinas) maupun yang tidak bergerak ( meja,

kursi, computer, printer, laptop, mesin tik manual, AC, handycam,

camera digital, wireless, mesin potong rumput ) dan membuat data

inventaris barang tahun 2010.

3. Pemeliharaan Gedung/ Halaman Kantor

a. Telah dilakukan peningkatan penerangan halaman gedung

kantor dengan menambah dan mengganti lampu penerangan

halaman dan gedung kantor

Page 123: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

122

b. Setiap 2 minggu sekali dilakukan penataan lingkungan dengan

melakukan pemangkasan tanaman pagar dan rumput halaman.

4. Keamanan kantor, setelah dengan adanya pengarahan dari

Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan maka pelaksanaan

keamanan kantor dilaksanakan oleh delapan (8) orang tenaga

Satpam dengan sistim ship secara bergilir setiap hari 2 orang, 1

hari jaga malam 1 hari jaga siang dan 1 hari libur.

Page 124: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

123

VV.. PPEERRMMAASSAALLAAHHAANN DDAANN UUPPAAYYAA TTIINNDDAAKKLLAANNJJUUTT

AA.. PPeennyyeeddiiaaaann PPuuppuukk

11.. PPeerrmmaassaallaahhaann

a. Penyaluran dan HET

1) Perbedaan antara rencana kebutuhan (Permentan/SK Gubernur/SK

Bupati/Walikota) dengan keinginan/ kebutuhan petani, sebagai

akibat :

a) Ada tambahan tanaman (misalnya jagung) di kawasan

Perhutani dan perkebunan (intercropping);

b) Terjadinya gangguan alam/banjir sehingga perlu dilakukan

replanting,

c) Beberapa daerah mengalami musim tanam lebih cepat

d) Kebiasaan petani menggunakan pupuk (400-600 kg/Ha) jauh

lebih besar dibandingkan rekomendasi Menteri Pertanian (200-

250 kg/Ha)

2) Dengan karakteristik pelaksanaan tanam serempak di hampir

seluruh wilayah, mengakibatkan terjadi permintaan pupuk yang

tinggi dalam waktu bersamaan yang dapat berdampak terhadap

kekurangan pupuk dan mahalnya harga didaerah-daerah yang sulit

dijangkau.

3) Dibeberapa daerah dosis pemupukan yang diterapkan petani

melampaui rekomendasi pemupukan spesifik lokasi.

4) Terjadinya rembesan pupuk bersubsidi keluar peruntukannya.

5) Kurangnya penyuluhan penggunaan pupuk berimbang, akibatnya

petani cenderung menggunakan salah satu jenis pupuk saja

(misalnya Urea saja) sehingga berakibat terjadinya kelangkaan

salah satu jenis pupuk di lapangan.

6) Tidak semua daerah mempunyai rekomendasi pemupukan spesifik

lokasi, sehingga dosis dan jenis pupuk yang diterapkan di lapangan

cenderung tidak berimbang.

7) Belum optimalnya fungsi pengawasan terutama oleh KP3 (Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida) di daerah (Provinsi dan

Kabupaten/Kota).

Page 125: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

124

8) Dengan diterapkannya penyaluran pupuk secara tertutup mulai 1

Januari 2009, pengecer tidak resmi memanfaatkan sisa waktu

untuk tetap beroperasi.

b. Penggunaan Pupuk Organik

1) Penggunaan pupuk organik yang belum matang atau belum

terdekomposisi secara sempurna dapat menyebabkan tanaman

kekurangan unsur N.

2) Pupuk organik dapat membawa patogen, telur serangga dan gulma

atau bibit penyakit.

3) Pupuk organik yang berasal dari sampah kota atau limbah pabrik

dapat mengandung logam berat yang dapat membahayakan

manusia dan ternak.

4) Memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk mengolah pupuk

organik.

5) Memerlukan lebih banyak tenaga kerja apabila menggunakan

pupuk organik karena pupuk organik diperlukan dalam jumlah yang

banyak (sekitar 2 ton/Ha) untuk pertanaman.

6) Permasalahan dalam mengembangkan pupuk organik :

Petani lebih memilih menggunakan pupuk anorganik untuk

menyuburkan tanamannya karena hasilnya lebih cepat terlihat.

Petani menganggap penggunaan pupuk organik terlalu

merepotkan karena selain pembuatannya memerlukan waktu

yang lama, perlu jumlah/dosis yang banyak per hektarnya

sehingga sulit membawanya ke lahan.

Harga pupuk organik subsidi dinilai terlalu murah (Rp 500/kg)

sehingga dapat menghambat pengembangan pupuk organik

yang mereka produksi.

22.. UUppaayyaa TTiinnddaakk LLaannjjuutt

a. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di pusat dan daerah

dalam pembinaan dan pengawasan penyediaan dan penyaluran pupuk

bersubsidi dimasing-masing wilayah.

b. Produsen pupuk diminta agar menetapkan harga jual di lini III dengan

mempertimbangkan HET, sehingga harga di lini IV (di kios resmi) dapat

sesuai HET.

Page 126: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

125

c. Produsen pupuk diwajibkan melakukan pengendalian terhadap

penebusan pupuk oleh distributor dan pengecer serta melakukan

pengawasan penyalurannya, agar pupuk bersubsidi dapat diterima

petani sesuai prinsip 6 tepat.

d. Meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk oleh kios pengecer

terutama dengan munculnya kios-kios pengecer dadakan pada musim

tanam.

e. Produsen diharapkan menerapkan sanksi administrasi berupa

pengurangan/penghentian pasokan pupuk kepada distributor dan

pengecer yang melakukan penyimpangan dalam penyaluran pupuk.

f. Meningkatkan pembinaan efisiensi penggunaan pupuk di tingkat petani

melalui penerapan pemupukan berimbang dan penggunaan pupuk

organik.

g. Meningkatkan pembinaan serta fasilitasi untuk pengembangan

penggunaan pupuk organik di seluruh provinsi.

h. Meningkatkan sinkronisasi program pengembangan industri dalam

penyediaan pupuk organik dengan instansi terkait maupun dengan

produsen pupuk organik.

i. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan penyediaan dan

penyaluran pupuk organik.

j. Melakukan realokasi pupuk antar Provinsi, dan mengalokasikan

cadangan pupuk Urea sebanyak 300.000 ton dan NPK 100.000 ton; di

tingkat daerah diharapkan juga dapat melakukan hal yang sama, yaitu

realokasi antar Kabupaten (oleh Gubernur) dan antar Kecamatan (oleh

Bupati).

k. Menambah alokasi pupuk Urea sebanyak 1.100.000 ton, Superphos

200.000 ton, ZA 123.000 ton dan NPK 200.000 ton; sebagaimana

tertuang dalam Permentan No.05/Permentan/OT.140/1/2009 tanggal

14 Januari 2009.

l. Beberapa daerah telah mengambil langkah-langkah pengamanan

dengan menggunakan sistem RDKK dan mengoptimalkan fungsi

pengawasan oleh KP3 dan menggerakkan aparat di Kecamatan/desa.

m. Meningkatkan efektifitas komunikasi dan publikasi tentang kondisi

produksi, persediaan, kebutuhan dan langkah-langkah

penyaluran/pemenuhan kebutuhan pupuk, melalui “Hotline”.

Page 127: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

126

n. Meningkatkan pengawasan dengan lebih melibatkan peran aktif

Pemerintah Daerah.

o. Sosialisasi pengembangan pupuk organik perlu terus dilakukan secara

kontinu agar petani dapat lebih memahami pentingnya penggunaan

pupuk organik.

p. Pemerintah daerah diharapkan peran aktifnya dalam memberikan

penyuluhan dan mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan

pemanfaatan pupuk organik.

q. Pemda perlu memberikan dukungan dan fasilitasi kepada petani untuk

mengembangkan usaha pupuk organik.

BB.. PPeennyyeeddiiaaaann PPeessttiissiiddaa

11.. PPeerrmmaassaallaahhaann..

a. Jumlah pestisida terdaftar untuk pertanian semakin meningkat setiap

tahunnya, namun pengelolaan pestisida belum mendapat perhatian

yang memadai dari masyarakat, baik pengambil kebijakan, pelaku

usaha maupun pengguna pestisida.

b. Penanganan terhadap peredaran dan penggunaan pestisida terbatas

di lapangan relatif sama dengan pestisida umum.

c. Kesadaran pelaku usaha dalam melaksanakan kewajiban pelatihan

pestisida terbatas masih kurang. Jumlah formulasi pestisida terbatas

pada tahun 2010 semakin meningkat, mencapai 57 formulasi dari 43

perusahaan pemegang pendaftaran, namun hanya 5 perusahaan yang

telah menyampaikan laporan pelaksanaan pelatihan secara tertulis,

d. Di beberapa provinsi mengalami kesulitan dalam mengelola/

memusnahkan stok pestisida yang tidak layak pakai (ilegal, palsu,

kadaluwarsa) yang terdapat di gudang Dinas Pertanian, baik itu

berasal dari sisa bantuan/pengadaan yang sudah lama maupun

pestisida ilegal/palsu hasil pengawasan yang ditarik dari peredaran.

e. Beberapa jenis Agen Hayati yang telah dikembangkan di beberapa

provinsi telah mendapat respon dari petani karena lebih murah dan

lebih ramah lingkungan. Namun penggunaan agen hayati tersebut

belum berkembang luas karena terbatasnya sarana laboratorium dan

kurangnya sosialisasi

Page 128: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

127

22.. UUppaayyaa TTiinnddaakk LLaannjjuutt..

a. Perlu ditingkatkan peran Komisi Pestisida dalam mengkoordinasikan

pengelolaan pestisida mulai tahap pengadaan, distribusi,

penyimpanan, penggunaan sampai tahap pemusnahan, serta perlunya

dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan pestisida secara periodik.

b. Perlu dilakukan pengkajian terhadap jumlah pestisida yang terdaftar di

Kementerian Pertanian agar disesuaikan dengan kebutuhan di

lapangan. Pemerintah perlu melakukan seleksi yang ketat terhadap

pestisida yang akan didaftarkan sehingga tidak terjadi pemborosan

dalam penggunaan pestisida.

c. Untuk menertibkan dan melaksanakan ketentuan penggunaan

pestisida terbatas hanya kepada petani yang bersertifikat, perlu

diciptakan mekanisme yang mendukung kondisi tersebut, antara lain

pengaturan distribusi pestisida terbatas di tingkat Kabupaten/

Kecamatan oleh Kementerian Perdagangan.

d. Mengingat pentingnya peranan Petugas Daerah terutama

Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan dan pengawasan

pestisida di wilayahnya, perlu ditingkatkan pengetahuan dan

ketrampilannya melalui program-program pelatihan yang mengarah

pada peningkatan kinerja.

e. Untuk mengatasi stok pestisida yang tidak layak pakai yang ada di

gudang Dinas Pertanian, perlu dikoordinasikan dengan Bapedalda

setempat dalam pelaksanaan pemusnahannya agar sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

f. Untuk mengembangkan agen hayati, perlu ditingkatkan fasilitasi

terhadap sarana dan prasarana laboratorium serta kegiatan sosialisasi

kepada petani.

Page 129: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

128

CC.. PPeennggaawwaassaann PPuuppuukk ddaann PPeessttiissiiddaa..

1. Permasalahan.

a. Keterbatasan pengetahuan mengenai ketentuan peredaran pupuk dan

pestisida serta kelemahan modal yang dimiliki oleh petani di dalam

usahatani, sering kali dimanfaatkan oleh sebagian pelaku usaha untuk

melakukan berbagai bentuk penyimpangan sehungga petani

cenderung untuk membeli pupuk dan pestisida dengan harga murah

tanpa memperhatikan mutu dan dampak negatifnya

b. Kurangnya koordinasi antar instansi terkait maupun stake holders

sehingga penyimpangan penyaluran pupuk bersubsidi tidak sesuai

dengan kebutuhan riel (RDKK)

c. Terbatasnya petugas pengawas pupuk dan pestisida baik secara

kualitas maupun kuatitas. Saat ini petugas pengawas pupuk dan

pestisida ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota belum terbentuk

secara resmi. Di samping itu masih terbatasnya pengetahuan dan

keterampilan petugas pengawas dibidang peraturan pupuk dan

pestisida menjadi kendala dalam melakukan pengawasan di lapangan.

d. Belum terkoordinasinya tugas, fungsi dan wewenang Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), sehingga terjadi kesenjangan

pelaksanaan kegiatan pengawasan di tingkat lapang

e. Belum diberdayakannya petugas pengawas, KP3 dan PPNS pupuk

dan pestisida secara optimal, sehingga banyak pelanggaran /kasus-

kasus pupuk dan pestisida tidak dapat diselesaikan secara hukum.

2. Upaya Tindak Lanjut

a. Melakukan pembinaan dan pengawasan pupuk dan pestisida secara

optimal dan intensif baik oleh pengawas pusat, pengawas provinsi dan

pengawas kabupaten/kota serta instansi yang berkompeten di bidang

pengawasan pupuk dan pestisida, dengan mendalami dan mencermati

ketentuan-ketentuan maupun peraturan perundang-undangan yang

berlaku di bidang pupuk dan pestisida.

b. Peran aktif Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam penyempurnaan

database RDKK, melalui pertemuan secara rutin dengan produsen

Page 130: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

129

pupuk dan kelembagaan penyuluhan guna menyusun RDKK sehingga

penyaluran pupuk bersubsidi sesuai data riel dan dapat dipersiapkan

lebih awal dan akurat.

c. Dalam menangani kasus-kasus pupuk dan pestisida ditingkat lapang

perlu dukungan dan peran aktif Komisi Pengawasan Pupuk dan

Pestisida (KP3) Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebagai ujung tombak di lapangan.

Sehingga terjalin koordinasi antar pemerintah pusat, daerah,

stakeholder dan masyarakat dalam merumuskan langkah-langkah

operasional pelaksanan pengawasan pupuk dan pestisida.

d. Melakukan perbaikan dan menyempurnakan sistim pengawasan

sekaligus membentuk dan mengefektifkan pelaksanakan tugas

pengawas di provinsa dan kabupaten/kota.

e. Meningkatkan kemampuan dan memberdayaan PPNS secara

maksimal serta peningkatan kerjasama antara kepolisian, kejaksaan

pengadilan dalam penegakan hukum di Indonesia.

f. Mengoptimalkan kinerja KP3, PPNS dan meningkatkan koordinasi

antar pusat, provinsi, dengan KP3 kabupaten/kota sesuai tugas, fungsi

dan wewenangnya serta mendorong terbentuknya KP3 di provinsi dan

kabupaten/kota.

DD.. PPeennggeemmbbaannggaann AAllssiinnttaann..

11.. PPeerrmmaassaallaahhaann..

a. Masih belum lengkapnya data ketersediaan dan kebutuhan alsintan

dari daerah.

b. Kebutuhan alsintan belum memadai untuk mengolah seluruh sasaran

luasan areal pertanian yang ada.

c. Petugas Pengawas Alsintan sudah terbentuk dan didukung oleh

Permentan Nomor 65/OT.140/12/2006 tentang Pedoman Pengawasan

Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Alat dan atau Mesin

Pertanian. Namun secara legitimasi baru sebagian ditetapkan oleh

Keputusan Bupati/Walikota dan sebagian besar ditetapkan oleh Kepala

Page 131: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

130

Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten yang seharusnya dikukuhkan oleh

Surat Keputusan Bupati/Walikota.

d. Penetapan Petugas Pengawas masih berjalan lambat, padahal

pelaksanaan pengawasan alsintan oleh Petugas Pengawas Alsintan

sudah mendesak seiring kebutuhan masyarakat terhadap pemanfaatan

alsintan.

e. Pada umumnya peraturan – peraturan yang berkaitan dengan alsintan

sudah banyak diketahui oleh dinas pertanian, hanya belum

sepenuhnya disosialisasikan dan aplikasikan ke kabupaten/kota.

f. Belum berjalannya pelaksanaan pengawasan pengadaan, peredaran

dan penggunaan alsintan yang dilakukan oleh petugas pengawas

alsintan, baik di provinsi maupun kabupaten/kota dikarenakan belum

ada dukungan dana operasional untuk kegiatan program alsintan, baik

dari dana APBN maupun APBD.

g. Sebagian provinsi pada umumnya lambat dalam menyampaikan

laporan realisasi pelaksanaan bantuan karena lambatnya penyampaian

laporan dari kabupaten/kota, realisasi kegiatan pengadaan umumnya

dilakukan di akhir tahun anggaran, sebagian kabupaten/kota merubah

spesifikasi bantuan alsintan serta UPJA yang diusulkan oleh SK

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ternyata tidak menyanggupi

untuk melunasi kekurangan dari BUMA traktor roda dua

h. Dalam pengajuan RSNI, subpanitia teknis kesulitan mencari

kelengkapan data spesifikasi alsintan yang akan diusulkan, karena

kurang partisipasinya produsen yang bersangkutan atau produsen

tidak menghadiri undangan dalam rapat pembahasan RSNI.

22.. UUppaayyaa TTiinnddaakk LLaannjjuutt

a. Perlu diintensifkannya pendataan ketersediaan dan kebutuhan alsintan

di daerah.

b. Perlu diupayakan penambahan alsintan pengolah lahan yang sesuai

spesifikasi lokasi, sehingga ratio penggunaan alat pengolah lahan

dapat terpenuhi.

Page 132: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

131

c. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota diharapkan segera mengukuhkan

Petugas Pengawas Alsintan yang telah terbentuk dalam Surat

Keputusan Bupati/Walikota sesuai dengan Permentan Nomor

65/OT.140/12/2006 tentang Pedoman Pengawasan Pengadaan,

Peredaran dan Penggunaan Alat dan atau Mesin Pertanian.

d. Perlu adanya dukungan dana operasional bagi Petugas Pengawas

Alsintan untuk melaksanakan kegiatan pengawasan alsintan.

e. Perlu diintesifkannya koordinasi antara provinsi dan kabupaten dalam

menyampaikan laporan realisasi perkembangan kegiatan alsintan.

ff.. Perlunya dukungan, masukan dan partisipasi aktif dari pihak produsen

yang bersangkutan dalam rapat pembahasan RSNI.

EE.. KKeelleemmbbaaggaaaann..

1. Permasalahan

a. Fenomena bahwa UPJA yang selama ini berkembang hanya

sebagai salah satu usaha kelompoktani, tidak berbisnis dan tidak

mandiri. Yang mana pengelolaan Manajemen UPJA belum

mengarah kepada usaha bisnis yang mandiri, profesional serta

belum berbadan hukum.

b. Kondisi keberadaan UPJA tumbuh dan berkembang melalui

bantuan pemerintah maupun swadaya, kelompok UPJA menjadi

tidak berkembang, mengalami stagnan, bahkan tidak aktif, dan

tidak operasional lagi sedangkan sebagian lagi masih tetap eksis

dan berkembang dengan baik, sehingga posisi UPJA terlihat

lemah dan tidak mendukung perekonomian pedesaan.

c. UPJA belum mengarah kepada UPJA Mandiri dan Profesional,

sehingga sehingga belum menjadi pelaku ekonomi yang kuat di

pedesaan.

d. Pengoperasian alsintan pra panen, panen, pasca panen yang

belum optimal, dan belum mengarah kepada UPJA yang dapat

Page 133: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

132

berbisnis dan mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam

mupun di luar kelompoktani/Gapoktan.

e. Meningkatnya angka pengangguran dan terbatasnya lapangan

pekerjaan di pedesaan, padahal tenaga Sarjana/Non Sarjana

yang produktif sangat diperlukan.

f. Kekuatan kelembagaan UPJA tidak kokoh sehingga tidak dapat

menunjang mekanisasi pertanian dalam bentuk penggunaan

alsintan yang dikelola berdasarkan prinsip ekonomi yang

merupakan syarat bagi sistem pertanian modern yang tangguh.

2. Upaya Tindak Lanjut.

a. Mengembangkan kelembagaan UPJA ke arah UPJA yang

berorientasi bisnis, mandiri dan profesional.

b. Menempatkan posisi UPJA sebagai Lembaga Ekonomi yang kuat

di pedesaan.

c. Mengoptimalkan penggunaan alsintan pra panen, panen dan

pasca panen untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di

didalam maupun di luar kelompok tani/Gapoktan.

d. Menciptakan/Memberi kesempatan kerja bagi tenaga sarjana

maupun non sarjana di pedesaan.

e. Menjadikan UPJA sebagai salah satu pendorong menuju

Pertanian Modern.

Page 134: Laporan Tahunan Direktorat Sarana Produksi Tahun 2010sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT... · kelompoktani maupun melalui revitalisasi kelompoktani. k

LAPORAN TAHUN 2010 ________________________________________________________

_______________________________________________ DIREKTORAT SARANA PRODUKSI

133

VVII.. PPEENNUUTTUUPP

1. Kegiatan Sarana Produksi merupakan kegiatan strategis sebagai

faktor pendukung dalam upaya peningkatan produktivitas dan

produksi pertanian.

2. Untuk mendukung perumusan kebijakan pengembangan sarana

produksi, diperlukan penguatan database yang akurat dan

mekanisme pelaporan yang sistematis di bidang sarana produksi.

3. Agar pelaksanaan kegiatan sarana produksi dapat

diimplementasikan dengan baik, sangat diperlukan sinkronisasi dan

koordinasi baik dengan daerah maupun instansi terkait lintas sektor.