laporan tahunan ditjen tanaman pangan tahun...

274

Upload: vongoc

Post on 01-Feb-2018

277 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011
Page 2: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

_____________________________________________ Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penyusunanLaporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapatdisusun tepat pada waktunya. Laporan Tahunan ini merupakan pelaksanaanatas kewajiban Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan sebagai salah satubentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yangtelah dilaksanakan pada tahun 2011 sesuai dengan yang diamanatkan padaperaturan perundangan.

Isi laporan ini memuat kinerja pembangunan tanaman pangan, pelaksanaankegiatan utama (APBN), serapan anggaran tahun 2011 dan permasalahanserta upaya dan tindak lanjut. Selain berfungsi sebagai salah satu wujudpertanggungjawaban, juga dapat menjadi bahan masukan referensi bagiseluruh pemangku kepentingan untuk perbaikan manajemen dan kebijakanprogram pembangunan tanaman pangan ke depan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas masukan danperan serta dalam penyusunan laporan ini. Semoga Laporan TahunanDirektorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Februari 2012

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MSNIP. 195611061984031002

_____________________________________________ Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penyusunanLaporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapatdisusun tepat pada waktunya. Laporan Tahunan ini merupakan pelaksanaanatas kewajiban Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan sebagai salah satubentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yangtelah dilaksanakan pada tahun 2011 sesuai dengan yang diamanatkan padaperaturan perundangan.

Isi laporan ini memuat kinerja pembangunan tanaman pangan, pelaksanaankegiatan utama (APBN), serapan anggaran tahun 2011 dan permasalahanserta upaya dan tindak lanjut. Selain berfungsi sebagai salah satu wujudpertanggungjawaban, juga dapat menjadi bahan masukan referensi bagiseluruh pemangku kepentingan untuk perbaikan manajemen dan kebijakanprogram pembangunan tanaman pangan ke depan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas masukan danperan serta dalam penyusunan laporan ini. Semoga Laporan TahunanDirektorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Februari 2012

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MSNIP. 195611061984031002

_____________________________________________ Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penyusunanLaporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapatdisusun tepat pada waktunya. Laporan Tahunan ini merupakan pelaksanaanatas kewajiban Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan sebagai salah satubentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yangtelah dilaksanakan pada tahun 2011 sesuai dengan yang diamanatkan padaperaturan perundangan.

Isi laporan ini memuat kinerja pembangunan tanaman pangan, pelaksanaankegiatan utama (APBN), serapan anggaran tahun 2011 dan permasalahanserta upaya dan tindak lanjut. Selain berfungsi sebagai salah satu wujudpertanggungjawaban, juga dapat menjadi bahan masukan referensi bagiseluruh pemangku kepentingan untuk perbaikan manajemen dan kebijakanprogram pembangunan tanaman pangan ke depan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas masukan danperan serta dalam penyusunan laporan ini. Semoga Laporan TahunanDirektorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011 ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Februari 2012

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MSNIP. 195611061984031002

Page 3: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

_____________________________________________ Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iRINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................. iiDAFTAR ISI ................................................................................................... viiDAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1A. Latar Belakang ................................................................................. 1B. Maksud dan Tujuan .......................................................................... 1C. Program dan Kegiatan Utama ............................................................ 1

II. KINERJA PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN ........................................... 5A. Produk Domestik Bruto ..................................................................... 5B. Ekspor Impor Komoditas Utama Tanaman Pangan ............................... 6C. Tenaga Kerja .................................................................................... 9D. Produksi Utama Komoditas Tanaman Pangan ...................................... 9E. Perkembangan Produksi .................................................................... 10F. Perkembangan Luas Panen ................................................................ 11G. Perkembangan Produktivitas .............................................................. 12H. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bermutu ........................................ 13I. Dampak Perubahan Iklim (DPI) .......................................................... 14J. Luas Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) .................... 16

III. PELAKSANAAN KEGIATAN UTAMA ........................................................... 17A. Pengembangan Budidaya Tanaman .................................................... 17B. Pengembangan Perbenihan ............................................................... 18C. Pengembangan Perlindungan Tanaman .............................................. 28D. Pengembangan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ................. 55E. Kegiatan Utama BBPPMBTPH Cimanggis ............................................. 59F. Kegiatan Utama BBPOPT Jatisari ........................................................ 67G. Kegiatan Utama BPMPT ..................................................................... 76

IV. PEMBINAAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN .................. 77A. Rapat Koordinasi Penyusunan ASEM Tahun 2010 dan ARAM I

Tahun 2011 Produksi Tanaman Pangan .............................................. 77B. Rapat Koordinasi Penyusunan ATAP Tahun 2010 dan ARAM II

Tahun 2011 Produksi Tanaman Pangan .............................................. 79

Page 4: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

_____________________________________________ Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________iii

C. Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat (LM3) ................................ 82D. Penyebarluasan Informasi Pembangunan Tanaman Pangan

Melalui Media Massa ......................................................................... 84E. Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional 2011 ...... 86F. Kondisi Kepegawaian Ditjen Tanaman Pangan 2011 ............................ 87G. Pembinaan/Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) .................. 89H. Evaluasi dan Tindaklanjut Laporan Hasil Pengawasan ........................... 89I. Sosialisasi/Pelatihan Apliksi SIMONEV Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Tahun 2011 ........................................................... 90J. Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) ................................... 92K. Rapat Pimpinan (Rapim) .................................................................... 112L. Laporan UKP4 .................................................................................. 122

V. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2011 ....................................................... 124

VI. PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT .......................................... 127A. Permasalahan ................................................................................... 127B. Upaya Tindak Lanjut ......................................................................... 128

VII. PENUTUP ............................................................................................. 130

Page 5: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

_____________________________________________ Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Tahun 2010-2011Tabel 2. PDB Atas Dasar Harga Konstan (Triliun Rupiah) Tahun 2010-2011Tabel 3. Perkembangan Volume (ton), Nilai Ekspor-Impor (000 US$), Neraca

Perdagangan (000 US$) Komoditas Tanaman Pangan Januari-April 2011Tabel 4. Perkembangan Volume Ekspor-Impor Segar dan Olahan Komoditas

Tanaman Pangan Januari-April 2011Tabel 5. Perkembangan Nilai Ekspor-Impor Segar dan Olahan Komoditas Tanaman

Pangan Januari-April 2011Tabel 6. Tenaga Kerja Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Tahun 2009Tabel 7. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Utama Tanaman

Pangan Tahun 2011 (ARAM II 2011 BPS)Tabel 8. Perbandingan produksi 2011 (ARAM II) Terhadap Sasaran 2011 dan

Produksi 2010 (ATAP)Tabel 9. Perkembangan Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan 2005-2011Tabel 10. Perbandingan Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2011 (ARAM II)

Terhadap Sasaran 2011 dan ATAP 2010Tabel 11. Perkembangan Luas Panen Komoditas Utama Tanaman Pangan 2005-

2011Tabel 12. Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2011 (ARAM II)

Terhadap Sasaran dan ATAP 2010Tabel 13. Perkembangan Produktivitas Komoditas Utama Tanaman Pangan 2005-

2011Tabel 14. Perbandingan Luas Banjir Pada Tanaman Padi, Jagung, Kedelai, dan

Kacang Tanah Tahun 2011*), Tahun 2010, dan Rerata 5 Tahun (2005-2009)

Tabel 15. Perbandingan Luas Kekeringan Pada Tanaman Padi, Jagung, Kedelai,dan Kacang Tanah Tahun 2011*), Tahun 2010, dan Rerata 5 Tahun(2005-2009)

Tabel 16. Luas Serangan OPT Utama Padi, Jagung, Kedelai, Dan Kacang TanahPada Tahun 2011*), Tahun 2010, dan Rerata 5 Tahun (2005-2009)

Tabel 17. Realisasi SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang HijauTahun 2011

Tabel 18. Penyebaran Varietas Padi MH 2010/2011 dan MK 2011Tabel 19. Penyebaran Varietas Jagung MH 2010/2011 dan MK 2011Tabel 20. Penyebaran Varietas Kedelai MH 2010/2011 dan MK 2011Tabel 21. Penyebaran Varietas Kacang Tanah MH 2010/2011 dan MK 2011Tabel 22. Penyebaran Varietas Kacang Hijau MH 2010/2011 dan MK 2011Tabel 23. Penyebaran Varietas Ubi Kayu MH 2010/2011 dan MK 2011Tabel 24. Penyebaran Varietas Ubi Jalar MH 2010/2011 dan MK 2011Tabel 25. Realisasi Pengiriman Galur Uji Adaptasi/Multilokasi s.d. Juni 2011Tabel 26. Nama dan Jumlah UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tahun

2011

Page 6: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

_____________________________________________ Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________v

Tabel 27. Jumlah Produsen Benih Tanaman Pangan dan Kemampuan ProduksiBenih Tahun 2011

Tabel 28. Jumlah Pengawas Benih TanamanTabel 29. Rencana dan Realisasi Penyaluran Bantuan Langsung Benih Unggul Padi,

Jagung dan Kedelai Tahun 2011Tabel 30. Perkembangan Pengadaan/Penyediaan, Realisasi Penggunaan dan Stok

Akhir Cadangan Benih Nasional Tahun 2004-2011Tabel 31. Rencana Penyaluran Benih Bersubsidi TA 2011Tabel 32. Penyebaran Varietas Palawija Lainnya TA. 2010Tabel 33. Alokasi dan Distribusi Bantuan Bahan Pengendali OPT Utama Padi Tahun

2011Tabel 34. Jumlah PAK/HAPAK Pejabat Fungsional POPT Tahun 2009-2011Tabel 35. Realisasi Penyaluran Bansos Pascapanen PadiTabel 36. Pengujian Mutu Benih s.d. Semester I 2011Tabel 37. Ramalan Luas Serangan OPT Utama Padi MT 2011 dan Ramalan

Sementara MT 2011/2012 di IndonesiaTabel 38. Evaluasi Ramalan Serangan OPT Utama Padi di Indonesia pada MT 2011Tabel 39. Ramalan Luas Serangan OPT Utama Jagung MT 2011 dan Ramalan

Sementara MT 2011/2012 di IndonesiaTabel 40. Evaluasi Ramalan Serangan OPT Utama Jagung di Indonesia Pada MT

2011Tabel 41. Ramalan Luas Serangan OPT Utama Kedelai MT 2011 dan Ramalan

Sementara MT 2011/2012 di IndonesiaTabel 42. Evaluasi Ramalan Serangan OPT Utama Kedelai di Indonesia Pada MT

2011Tabel 43. Daftar Nama Kabupaten Sasaran Surveillance OPT PadiTabel 44. Realisasi Pengujian Mutu Pestisida, Pupuk dan Produk TanamanTabel 45. Perkembangan Kerugian Negara dan Tindaklanjut Hasil PemeriksaanTabel 46. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2011 Ditjen Tanaman Pangan

Berdasarkan Kegiatan UtamaTabel 47. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2011 Ditjen Tanaman Pangan

Berdasarkan Kelompok Satker Pusat dan DaerahTabel 48. Realisasi Anggaran Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011 (per provinsi)Tabel 49. Realisasi Anggaran Eselon I lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2011

Page 7: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan pembangunan tanaman pangan tahun 2011 merupakan lanjutandan penyempurnaan kebijakan tahun 2010 dan tindak lanjut RPJMN 2010-2014. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, Direktorat JenderalTanaman Pangan sebagai salah satu unsur pelaksanan pada KementerianPertanian sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Pertanian tidak lagi melaksanakan fungsi sarana produksi.Dalam Permentan tersebut Direktorat Jenderal Tanaman Panganmenyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbinganteknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan danpascapanen tanaman pangan serta pelaksanaan administrasi DirektoratJenderal Tanaman Pangan.

Tidak seperti tahun 2010 yang melaksanakan empat program, tahun 2011Direktorat Jenderal Tanaman Pangan hanya melaksanakan satu programyaitu Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Panganuntuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Sasarandari program ini adalah perluasan penerapan budidaya tanaman panganyang tepat yang didukung oleh sistem penyediaan benih, pengamananproduksi, dan penanganan pasca panen yang efisien untuk mewujudkanproduksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan.

Sesuai dengan arahan Presiden untuk mencapai surplus 10 juta ton berastahun 2014, maka sasaran produksi padi tahun 2011 mengalamiperubahan dan mengalami peningkatan sekitar 5,22% per tahunnya,sehingga sasaran produksi padi yang pada awalnya 68,80 juta ton gabahkering giling (GKG) berubah menjadi 70,60 juta ton GKG. Sedangkansasaran produksi jagung sebesar 22 juta ton pipilan kering, kedelai 1,56juta ton biji kering, 0,97 juta ton biji kering, kacang hijau 0,37 juta ton biji

I

Page 8: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 2

kering, ubi kayu 23,40 juta ton umbi basah dan ubi jalar 2,15 juta ton umbibasah.

Capaian produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2011 (ARAM IIIBPS) belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan karenabaru kacang hijau dan ubi jalar yang menunjukkan peningkatandibandingkan dengan tahun 2010. Apalagi jika dibandingkan dengansasaran 2011, baru ubi kayu dan ubi jalar yang telah mencapai target.Untuk melihat gambaran capaian kinerja produksi tanaman pangan danpelaksanaan kegiatan utama selama tahun 2011 ini perlu disusun suatuLaporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan disusunnya Laporan Tahunan Direktorat JenderalTanaman Pangan ini adalah untuk dapat memberikan informasi dangambaran tentang kegiatan yang telah dilaksanakan serta hasil-hasil yangdicapai selama tahun 2011 di bidang tanaman pangan. Diharapkan laporanini dapat dijadikan bahan evaluasi dan sebagai bahan pertimbangan bagipengambil kebijakan dalam menetapkan langkah-langkah perbaikan padamasa yang akan datang.

C. Program dan Kegiatan Utama

Pada tahun 2011 ini Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakansatu program yaitu Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu TanamanPangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selain memperoleh anggaran melaluiAPBN, juga memanfaatkan hasil penghematan anggaran KementerianPertanian sebesar 10% dan APBN Perubahan (APBN-P) yang dialokasikanpada delapan kegiatan utama, yaitu sebagai berikut:

1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

a. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi nonhibrida seluas 2,20 juta ha atau 88 ribu kelompok di 403kabupaten/kota, padi hibrida 228.980 ha atau 22.898 kelompok di224 kabupaten/kota, padi lahan kering 350 ribu ha atau 14 ribu

Page 9: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 3

kelompok di 254 kabupaten/kota dan jagung hibrida 206.730 haatau 13.782 kelompok di 236 kabupaten/kota.

b. Pelatihan SL-PTT padi 31 kelas untuk tingkat provinsi dan 413 kelastingkat kabupaten/kota, pelatihan SL-PTT jagung 25 kelas tingkatprovinsi dan 236 kelas tingkat kabupaten/kota.

c. Ubinan padi sebanyak 160 unit di 160 kabupaten/kota dan ubinanjagung 40 unit di 40 kabupaten/kota.

d. Dem area gandum seluas 60 ha di 6 kabupaten, dem area gandummelalui CF-SKR di 4 kabupaten, pembinaan peningkatanproduktivitas gandum 6 paket di 6 provinsi, dem area shorgum 180ha di 16 kabupaten/kota, pembinaan peningkatan produktivitasshorgum 9 paket di 9 provinsi dan dem area hotong 10 ha di 1kabupaten.

e. Koordinasi, pembinaan, pengawalan, CPCL, monev serealia untuktingkat pusat, 31 provinsi dan 386 kabupaten/kota.

f. Bantuan tranplanter sebanyak 174 unit di 20 provinsi, 88kabupaten/kota dan alsin lainnya berupa traktor roda 2 100 unitmelalui anggaran penghematan. Khusus traktor roda 2 dialokasikanseluruhnya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

g. Administrasi, biaya tender dan monev melalui anggaranpenghematan sebanyak 1 paket.

2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

a. SL-PTT kedelai seluas 300 ribu ha atau 30 ribu kelompok di 185kabupaten/kota, kacang tanah 100 ribu ha atau 10 ribu kelompok di170 kabupaten/kota dan kacang hijau 10 ribu ha atau 1.000kelompok di 20 kabupaten/kota.

b. Pelatihan SL-PTT kedelai 27 kelas tingkat provinsi dan 191 kelastingkat kabupaten/kota, kacang tanah 25 kelas tingkat provinsi dan178 kelas tingkat kabupaten/kota dan kacang hijau 6 kelas tingkatprovinsi dan 20 kelas tingkat kabupaten/kota.

c. Pelatihan aneka kacang dan umbi lainnya 27 kelas tingkat provinsi.d. Ubinan kedelai sebanyak 40 unit di 40 kabupaten/kota.e. Dem area ubi kayu seluas 6.540 ha di 100 kabupaten/kota, dem

area ubi jalar 9.960 ha di 120 kabupaten/kota, dem area ubi kayu

Page 10: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 4

dan ubi jalar melalui CF-SKR 210 ha di 2 kabupaten dan dem areapangan lokal 125 ha di 22 kabupaten.

f. Koordinasi, pembinaan, pengawalan, CPCL, monev aneka kacangdan umbi untuk tingkat pusat, 30 provinsi dan 324 kabupaten/kota.

3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

a. Perbanyakan benih di Balai Benih Induk (BBI) padi seluas 255 ha di27 provinsi, jagung 86 ha di 25 provinsi, kedelai 114 ha di 24provinsi, kacang tanah 73 ha di 24 provinsi, kacang hijau 21 ha di 9provinsi, ubi kayu 5 ha di 2 provinsi dan ubi jalar 8 ha di 3 provinsiserta operasional BBI sebanyak 30 Balai.

b. Penilaian varietas, pengawasan, sertifikasi sebanyak 7.763 unit,pemberian insentif pengawas benih tanaman (PBT) 695 orang danoperasional BPSBTPH di 32 provinsi.

c. Bantuan langsung benih unggul (BLBU) padi non hibrida sebanyak55.000 ton, padi hibrida 1.304 ton, padi lahan kering 8.750 ton,jagung hibrida 3.101 ton, kedelai 12.000 ton, ubi kayu 49,05 jutastek dan ubi jalar 249 juta stek.

d. Pengawalan, monev, pelaporan BLBU dan subsidi benih untuktingkat pusat, 32 provinsi dan 446 kabupaten/kota.

e. Koordinasi, pembinaan, pengawalan, CPCL, monev perbenihan untuktingkat pusat dan 33 provinsi.

f. BLBU non SL-PTT anggaran penghematan yang terdiri padi nonhibrida sebanyak 14.203 ton, padi hibrida 3.962 ton, padi lahankering 3.425 ton, jagung hibrida dari APBN-P 4.525 ton, danpembinaan, pengawalan BLBU 1 paket.

4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI

a. Operasional Brigade Proteksi di 33 provinsi.b. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak

505 unit dan Sekolah Lapangan Iklim (SL-Iklim) 250 unit di 31provinsi.

c. Biaya operasional POPT-PHP sebanyak 2.908 orang, insentif danBOP THL POPT-PHP 1.168 orang di 31 provinsi.

Page 11: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 5

d. Operasional LPHP/LAH sebanyak 87 unit dan operasional BPTPH 32Balai di 32 provinsi.

e. Operasional Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT)sebanyak 1 Balai.

f. Koordinasi, pembinaan, pengawalan, CPCL, monev perlindungantanaman untuk tingkat pusat dan 14 provinsi.

g. Pengadaan pestisida anggaran penghematan dan administrasi, biayatender serta monevnya masing-masing 1 paket.

h. Bantuan penanganan dampak serangan tikus dan WBC sertaadministrasi dan biaya tendernya melalui APBN-P masing-masing 1paket.

5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

a. Bantuan sarana pascapanen (power threser, paddy mower, dryer,alat lainnya) sebanyak 378 paket di 189 kabupaten/kota.

b. Pengembangan pascapanen (Project FAO/PHLN) dilaksanakan dipusat.

c. Koordinasi, pembinaan, pengawalan, CPCL, monev pascapanenuntuk tingkat pusat, 31 provinsi dan 189 kabupaten/kota.

d. Bantuan mesin pengering tipe bak datar melalui anggaranpenghematan sebanyak 231 paket di 15 provinsi, 82kabupaten/kota, serta administrasi, biaya tender dan monev 1paket.

e. Rapat koordinasi pelaksanaan bantuan anggaran penghematan 1paket.

6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

a. Pembayaran gaji pegawai Ditjen Tanaman Pangan sebanyak 956orang, operasional dan pemeliharaan kantor untuk pusat dandukungan manajemen dan teknis lainnya.

b. Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM-3) sebanyak280 kelompok.

c. Bantuan penanganan bencana alam sebanyak 2 paket.d. Insentif Mantritani sebanyak 2.991 orang di 33 provinsi.

Page 12: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 6

e. Operasional Satker, perencanaan, keuangan, data statistik, umum,monev, pelaporan untuk tingkat pusat, 33 provinsi dan 393kabupaten/kota.

7. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan SistemMutu Laboratorium Pengujian (BBPPMBTPH).

a. Pembayaran gaji pegawai BBPPMBTPH sebanyak 53 orang,operasional dan pemeliharaan kantor.

b. Pengembangan, pengujian, penerapan sistem mutu benih danoperasional BBPPMBTPH.

8. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme PenggangguTumbuhan (BBPOPT)

a. Pembayaran gaji pegawai BBPOPT sebanyak 88 orang, operasionaldan pemeliharaan kantor.

b. Pengembangan, pengujian, penerapan sistem mutu benih danoperasional BBPOPT.

Page 13: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 7

KINERJA TANAMAN PANGAN

A. Indikator Makro

1. Produk Domestik Bruto (PDB)

Kinerja sektor pertanian pada periode triwulan III tahun 2011menunjukkan peningkatan bila dibandingkan triwulan sebelumnya danperiode yang sama pada tahun sebelumnya. Perbaikan kinerja inidicerminkan melalui peningkatan nilai PDB yang dicapai baik secarariil maupun secara nominal.

PDB sektor pertanian dalam arti luas yang mencakup subsektortanaman bahan makanan (tabama), perkebunan, peternakan,kehutanan dan perikanan secara nominal (atas dasar harga berlaku)pada triwulan III 2011 mencapai Rp. 301,30 triliun. Capaian tersebutdisumbangkan oleh subsektor tabama sebesar Rp. 142,41 triliun,subsektor perkebunan Rp. 52,51 triliun, peternakan Rp. 32,78 triliun,kehutanan Rp. 13,79 triliun dan perikanan Rp. 59,82 triliun. Kontribusisubsektor tabama merupakan yang terbesar dalam pembentukan PDBsektor pertanian yang mencapai 47,26% diikuti subsektor perikanan19,85% dan subsektor perkebunan yang berkontribusi sebesar17,43%.

Bila dibandingkan triwulan sebelumnya, capaian PDB sektor pertanianpada triwulan III tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 21,17 triliun danmeningkat Rp. 29,22 triliun bila dibandingkan periode yang samapada tahun 2010. Peningkatan PDB sektor pertanian diikuti olehsemua subsektor pendukungnya.

Pada sektor pertanian dalam arti sempit (tanpa kehutanan danperikanan) terjadi peningkatan sebesar Rp. 16,71 trilliun dibandingkantriwulan II tahun 2011. Peningkatan tersebut dipacu oleh peningkatanPDB subsektor tabama yang berhasil naik Rp. 4,72 trilliun,perkebunan naik Rp. 10,08 triliun, dan peternakan naik Rp. 1,90

II

Page 14: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 8

triliun. Sementara bila dibandingkan tahun sebelumnya pada periodeyang sama, PDB tiga subsektor tersebut mengalami peningkatansebesar Rp. 20,49 triliun yang disumbangkan oleh peningkatan PDBsub sektor tabama sebesar Rp. 10,38 trilliun, perkebunan Rp. 7,68triliun, dan peternakan Rp. 2,44 triliun.

Tabel 1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha,Tahun 2010-2011 (Triliun Rupiah)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Pertanian 272,08 985,14 275,26 280,14 301,30 21,17 29,22 15,66

a. Pertanian Sempit (3 Sub Sektor) 207,20 737,87 212,58 210,98 227,69 16,71 20,49 11,84

- Tanaman Bahan Makanan 132,03 483,52 155,46 137,68 142,41 4,72 10,38 7,40

- Tanaman Perkebunan 44,83 135,26 26,40 42,42 52,51 10,08 7,68 2,73

- Peternakan dan Hasil-hasilnya 30,34 119,09 30,72 30,88 32,78 1,90 2,44 1,70

b. K e h u t a n a n 12,84 48,05 10,60 13,33 13,79 0,46 0,95 0,72

c. P e r i k a n a n 52,30 199,22 52,07 55,82 59,82 4,00 7,52 3,11

2. Pertambangan dan Penggalian 184,31 716,39 207,93 211,78 219,37 7,59 35,06 11,40

3. Industri Pengolahan 405,34 1.594,33 417,73 440,26 460,35 20,09 55,01 23,93

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 12,80 50,04 13,34 13,96 14,57 0,61 1,77 0,76

5. Bangunan 172,49 660,97 173,90 183,83 194,85 11,02 22,36 10,13

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 226,69 881,11 237,30 252,07 267,70 15,64 41,01 13,92

7. Pengangkutan dan Komunikasi 108,12 417,47 114,32 116,56 122,23 5,66 14,11 6,35

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 118,45 462,79 128,32 131,06 134,72 3,66 16,27 7,00

9. Jasa-jasa 168,09 654,68 174,58 186,43 208,47 22,04 40,38 10,84

Produk Domestik Bruto 1.668,35 6.422,92 1.742,69 1.816,09 1.923,57 107,48 255,22 100,00

Produk Domestik Bruto Tanpa Migas 1.543,16 5.924,01 1.600,35 1.658,68 1.760,23 101,55 217,07 91,51

Sumber : Badan Pusat Statistik

2010**)

Tw. III Jumlah

Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara

2011***)

Lapangan Usaha/Sektor

KontribusiLap. Usahathd.Total

PDB Tw.III2011 (%)

Tw. I Tw. II Tw. III

Peningkatan Nilai PDB(Rp. Triliun)

Tw. III 2011thd.Tw. III 2010

Tw. III 2011thd.Tw. II

2011

Sementara itu, kinerja sektor pertanian secara riil pada periodetriwulan III tahun 2011 ditunjukkan melalui pencapain PDB atas dasarharga konstan (tahun dasar=2000). Pada periode triwulanan tahun2011, kinerja sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan sebesar4,96% dari Rp. 81,59 triliun pada triwulan II 2011, naik menjadi Rp.85,64 triliun pada triwulan III 2011. Peningkatan kinerja sektorpertanian pada periode triwulanan ini terjadi pada seluruh subsektorpendukung pertanian, yaitu subsektor tabama tumbuh sebesar0,99%, subsektor perkebunan 21,96%, subsektor peternakan 2,74%,kehutanan 2,24% dan perikanan 2,37%.

Page 15: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 9

Bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2010, kinerja sektorpertanian pada triwulan III tahun 2011 tumbuh sebesar 2,68%.Peningkatan kinerja sektor pertanian terjadi pada seluruh subsektorpendukungnya, yaitu subsektor tabama tumbuh sebesar 0,19%,subsektor perkebunan 5,75%, subsektor peternakan 4,38%,kehutanan 1,11% dan perikanan 6,15%.

Tabel 2. PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah) Tahun2010-2011

1. Pertanian 83,40 304,41 78,76 81,59 85,64 4,96 2,68

a. Pertanian Sempit (3 Sub Sektor) 65,77 236,64 62,45 63,54 67,16 5,70 2,12

- Tanaman Bahan Makanan 40,64 151,75 44,34 40,32 40,72 0,99 0,19

- Tanaman Perkebunan 15,53 46,75 8,47 13,47 16,42 21,96 5,75

- Peternakan dan Hasil-hasilnya 9,60 38,14 9,63 9,75 10,02 2,74 4,38

b. K e h u t a n a n 4,58 17,19 3,67 4,53 4,63 2,24 1,11

c. P e r i k a n a n 13,04 50,58 12,64 13,52 13,84 2,37 6,15

2. Pertambangan dan Penggalian 47,62 186,44 46,77 46,38 47,74 2,94 0,26

3. Industri Pengolahan 151,00 595,31 151,35 156,16 160,93 3,06 6,58

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,54 18,05 4,54 4,72 4,78 1,34 5,29

5. Bangunan 38,27 150,06 37,81 39,47 40,71 3,13 6,37

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 102,65 400,60 103,40 108,31 113,03 4,36 10,11

7. Pengangkutan dan Komunikasi 55,70 217,39 57,67 58,87 61,00 3,62 9,51

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 55,65 220,65 57,87 58,46 59,53 1,83 6,97

9. Jasa-jasa 54,87 217,78 56,04 57,40 59,15 3,06 7,81

Produk Domestik Bruto 593,70 2.310,69 594,20 611,35 632,51 3,46 6,54

Produk Domestik Bruto Tanpa Migas 558,05 2.169,54 559,57 576,52 596,79 3,52 6,94Sumber : Badan Pusat StatistikKeterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara

2011***) Laju Pertumbuhan (%)

Tw. III 2011thd.

Tw. II 2011

Tw. III 2011thd.

Tw. III 2010Tw. I Tw. II Tw. III

2010**

Tw. III Jumlah Lapangan Usaha

2. Penyerapan Tenaga Kerja

Sub sektor tanaman pangan merupakan lapangan usaha yangmenyerap bagian terbesar tenaga kerja dan sangat dominan dalammewarnai struktur ketenagakerjaan pada sektor pertanian maupunnasional. Hampir seluruh penduduk di perdesaan bekerja di subsektor ini.

Page 16: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 10

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 tercatattotal jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sub sektor tanamanpangan mencapai 19,42 juta orang. Jumlah tersebut mencapai50,19% terhadap total tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian(tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan).

Bila dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah tenaga kerja sub sektortanaman pangan pada tahun 2010 terjadi penurunan sebesar 5,50%dari 20,55 juta pada tahun 2009 turun menjadi 19,42 juta orang padatahun 2010. Hal tersebut ekuivalen dengan peningkatan jumlahtenaga kerja yang terjadi pada sub sektor perkebunan yangmengalami pertumbuhan sebesar 12,91% dibandingkan tahun 2009.Sementara itu, total jumlah tenaga kerja sektor pertanian pada tahun2010 menunjukkan peningkatan sebesar 0,23% dibandingkan tahun2009.

Tabel 3. Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Sub Sektor TanamanPangan Tahun 2009-2010

2009 2010Tanaman Pangan 20.552.592 19.421.893 (5,50) 50,19Hortikultura 2.947.726 3.001.077 1,81 7,75Perkebunan 10.723.514 12.108.179 12,91 31,29Peternakan 4.386.165 4.167.894 (4,98) 10,77

P e r t a n i a n 38.609.997 38.699.043 0,23 100,00Sumber : BPS (diolah)

Subsektor thd.Pertanian

(%)

Tahun Perkembangan2010 thd. 2009

(%)Sub Sektor

3. Ekspor Impor Komoditas Utama Tanaman Pangan

Peran strategis lainnya dari sub sektor tanaman pangan adalahterhadap penghematan dan perolehan devisa negara. Sub sektortanaman pangan diharapkan berperan dalam perolehan devisa negaramelalui pengembangan ekspor dan penekanan impor.

Selama kurun waktu Januari-Juli tahun 2011, neraca perdagangansub sektor tanaman pangan berada pada volume 9.038.925 ton,

Page 17: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 11

dimana volume ekspor komoditas utama tanaman pangan mencapai464.460 ton, sementara total volume impornya mencapai 9.503.385ton.

Tabel 4. Perkembangan Volume Ekspor-Impor dan NeracaPerdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan Januari-JuliTahun 2011 (Ton)

Total

Ekspor 79.006 37.954 74.292 94.979 60.806 46.893 70.529 464.460 Impor 1.079.919 1.311.773 1.547.410 1.399.469 1.236.848 1.439.218 1.488.747 9.503.385 Neraca (1.000.913) (1.273.819) (1.473.118) (1.304.490) (1.176.042) (1.392.325) (1.418.219) (9.038.925)

UraianBulan

Mei Juni Juli Januari - JuliJanuari Pebruari Maret April

Sumber : BPS (diolah)

Jika ditinjau dari sisi nilainya, neraca perdagangan sub sektortanaman pangan periode Januari-Juli 2011 berada pada US$3.918.216.000 dengan nilai ekspor mencapai US$ 313.337.000 danimpor mencapai US$ 4.231.553.000.

Tabel 5. Perkembangan Nilai Ekspor-Impor dan NeracaPerdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan Januari-JuliTahun 2011 (000 US$)

Jumlah

Ekspor 42.263 29.301 49.231 52.136 44.419 43.048 52.939 313.337 Impor 507.077 582.541 707.964 621.800 546.688 589.358 676.125 4.231.553 Neraca (464.814) (553.240) (658.733) (569.663) (502.269) (546.310) (623.185) (3.918.216)

Maret AprilUraian

Bulan

Januari Pebruari Mei Juni Juli Januari - Juli

Sumber : BPS (diolah)

Ekspor utama komoditas tanaman pangan yang menjadi andalanbulan Januari-Juli adalah gandum/meslin dengan volume ekspor

Page 18: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 12

mencapai 316.720 ton atau setara dengan nilai US$ 232.270.000,berikutnya adalah ubi kayu dengan volume ekspor sebanyak 125.261ton atau setara dengan nilai US$ 57.866.000.

Sementara di sisi impor, gandum/meslin masih berada pada tingkatimpor yang cukup tinggi mencapai 3.935.640 ton atau setara dengannilai US$ 1.607.135.000, kemudian disusul oleh jagung yangmencapai 2.499.075 ton atau setara dengan nilai US$ 817.133.000,beras sebanyak 1.563.616 ton atau setara dengan nilai US$826.851.000, dan kedelai sebanyak 1.226.322 ton atau setara dengannilai US$ 746.972.

Tabel 6. Perkembangan Volume Ekspor-Impor dan NeracaPerdagangan Komoditas Tanaman Pangan Januari-JuliTahun 2011 (Ton)

Total

Beras Ekspor 128 193 66 44 192 205 8 836 Impor 351.537 240.712 597.922 203.906 45.272 66.517 57.750 1.563.616 Neraca (351.408) (240.520) (597.856) (203.861) (45.080) (66.313) (57.743) (1.562.780)

Jagung Ekspor 2.321 297 422 166 514 212 385 4.317 Impor 170.180 193.984 276.156 454.328 421.810 565.546 417.071 2.499.075 Neraca (167.859) (193.687) (275.734) (454.162) (421.296) (565.334) (416.686) (2.494.757)

Kedelai Ekspor 532 795 823 614 792 768 928 5.251 Impor 186.342 246.062 88.886 190.966 213.524 85.126 215.415 1.226.322 Neraca (185.811) (245.267) (88.063) (190.352) (212.732) (84.359) (214.487) (1.221.071)

Kacang tanah Ekspor 456 358 559 561 655 720 405 3.715 Impor 11.821 18.306 31.735 22.704 14.425 26.687 42.417 168.094 Neraca (11.365) (17.948) (31.175) (22.143) (13.769) (25.967) (42.012) (164.380)

Ubi kayu Ekspor 28.169 9.748 35.085 23.281 7.994 9.011 11.973 125.261 Impor 6.916 16.143 15.494 1.575 1.964 12.147 43.791 98.029 Neraca 21.254 (6.396) 19.592 21.706 6.030 (3.136) (31.818) 27.232

Ubi jalar Ekspor 403 409 365 485 461 515 621 3.260 Impor 3 1 1 2 3 2 1 13 Neraca 400 409 364 483 458 513 620 3.247

Gandum Ekspor 46.327 25.626 36.069 68.917 49.318 34.978 55.487 316.720 Impor 352.168 595.790 530.444 524.831 539.267 682.386 710.755 3.935.640 Neraca (305.841) (570.164) (494.375) (455.915) (489.950) (647.408) (655.268) (3.618.920)

Ekspor 671 529 902 909 881 486 722 5.100 Impor 954 776 6.772 1.156 584 808 1.548 12.596 Neraca (283) (247) (5.870) (247) 297 (321) (825) (7.497)

UraianBulan

Mei Juni Juli Januari - Juli

TANAMAN PANGAN LAINNYA

Januari Pebruari Maret April

Page 19: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 13

Tabel 7. Perkembangan Nilai Ekspor-Impor dan Neraca PerdaganganKomoditas Tanaman Pangan Januari-Juli Tahun 2011(000 US$)

Jumlah

Beras Ekspor 80 138 88 65 111 170 16 670 Impor 191.652 128.010 300.896 106.897 26.210 37.434 35.751 826.851 Neraca (191.572) (127.872) (300.808) (106.831) (26.099) (37.264) (35.735) (826.181)

Jagung Ekspor 544 145 591 51 1.163 192 249 2.934 Impor 51.874 59.401 85.837 146.497 141.656 190.426 141.443 817.133 Neraca (51.330) (59.256) (85.246) (146.446) (140.493) (190.234) (141.194) (814.200)

Kedelai Ekspor 664 1.018 1.113 793 1.040 1.101 1.178 6.906 Impor 103.045 140.760 59.188 119.663 132.612 55.622 136.083 746.972 Neraca (102.381) (139.742) (58.075) (118.870) (131.572) (54.521) (134.905) (740.066)

Kacang tanah Ekspor 854 703 992 1.167 1.255 1.516 903 7.390 Impor 11.730 18.329 31.899 22.830 15.236 27.972 44.176 172.172 Neraca (10.876) (17.626) (30.907) (21.663) (13.981) (26.456) (43.273) (164.782)

Ubi kayu Ekspor 9.394 4.448 16.922 12.335 3.909 4.841 6.017 57.866 Impor 3.798 9.068 8.889 883 1.122 7.017 22.742 53.518 Neraca 5.597 (4.620) 8.033 11.452 2.787 (2.176) (16.726) 4.348

Ubi jalar Ekspor 358 349 301 382 336 455 509 2.690 Impor 3 2 3 4 4 4 4 23 Neraca 355 347 298 378 332 451 505 2.667

Gandum Ekspor 29.960 22.243 28.805 36.909 36.112 34.485 43.756 232.270 Impor 144.404 226.401 217.332 224.223 229.392 270.333 295.049 1.607.135 Neraca (114.444) (204.158) (188.527) (187.314) (193.280) (235.848) (251.293) (1.374.864)

Ekspor 408 257 419 434 492 289 312 2.611 Impor 572 571 3.921 803 456 551 876 7.749 Neraca (163) (314) (3.503) (369) 36 (262) (564) (5.138)

Januari - Juli

TANAMAN PANGAN LAINNYA

Pebruari Mei Juni JuliMaret AprilUraian

Bulan

Januari

4. Nilai Tukar Petani

Capaian kebijakan pembangunan di sektor pertanian selain dapatdiindikasikan melalui tingkat pertumbuhan ekonomi juga diperlukandata pengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Salah satu indikatortingkat kesejahteraan petani dan keadaan perekonomian perdesaanadalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan pengukurkemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkanpetani terhadap barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsirumahtangga dan kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian.

Page 20: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 14

NTP diperoleh dari rasio persentase indeks harga yang diterima petanidan indeks harga yang dibayar petani.

Dari data BPS tahun 2011, selama periode Januari-Oktober tahun2011, rata-rata angka Nilai Tukar Petani diatas 100. NTP tertinggiterjadi pada Oktober 2011 yang mencapai 105,51 menunjukkanbahwa petani lebih sejahtera karena hasil yang didapatkan petanilebih besar dari yang dibelanjakan.

Tabel 8. Nilai Tukar Petani (NTP) Januari-Oktober Tahun 2011

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

(1) (2) (3) (5) (7) (9) (11) (13) (15) (17) (19) (21)

Indeks Harga YangDiterima Petani (IT) 134.27 135.72 136.36 136.34 136.53 137.38 138.25 139.09 140.27 140.71 141.37

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) 130.67 131.76 131.96 131.95 131.40 131.46 131.92 132.63 133.45 133.80 133.99

NILAI TUKAR PETANI 102.75 103.01 103.33 103.32 103.91 104.50 104.79 104.87 105.11 105.17 105.51Sumber : BPS

Desember2010

UraianTahun 2011

Dilihat dari perkembangannya pada periode tersebut (Januari-Oktober2011), perubahan NTP tertinggi terjadi pada NTP April 2011 dan Mei2011 yang masing-masing meningkat sebesar 0,57% dibandingkanbulan sebelumnya, sementara pada NTP Maret 2011 menunjukanpenurunan sebesar 0,01%.

Tabel 9. Perkembangan Nilai Tukar Petani Januari-Oktober Tahun2011

Des2010 - Jan2011 - Feb2011 - Mar2011 - Apr2011 - Mei2011 - Jun2011 - Jul2011 - Agt2011 - Sep2011 -Jan2011 Feb2011 Mar2011 Apr2011 Mei2011 Jun2011 Jul2011 Agt2011 Sep2011 Okt 2011

(1) (4) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (18) (20) (22)

Indeks Harga YangDiterima Petani (IT) 1.08 0.47 -0.01 0.14 0.62 0.63 0.61 0.85 0.32 0.47

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) 0.84 0.15 -0.01 -0.42 0.05 0.35 0.54 0.62 0.27 0.14

NILAI TUKAR PETANI 0.25 0.31 -0.01 0.57 0.57 0.28 0.07 0.23 0.05 0.33Sumber : BPS

Perubahan NTP (%)Uraian

Page 21: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 15

B. Capaian Produksi Tanaman Pangan

1. Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan

Komoditas utama tanaman pangan meliputi padi, jagung, kedelai,kacang tanah kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Sasaran strategisyang akan dicapai pada tahu 2011 yaitu tercapainya swasembadakedelai dan swasembada padi dan jagung berkelanjutan sertameningkatnya produksi komoditas tanaman pangan unggulan lainnya.Target indikator kinerja ditetapkan sebagai berikut: produksi padi70,60 juta ton GKG, produksi jagung 22,00 juta ton, produksi kedelai1,56 juta ton, produksi kacang tanah 970.000 ton, produksi ubikayu23,40 juta ton dan ubi jalar 2,15 juta ton.

Berdasarkan data Angka Ramalan III (ARAM III) 2011 BPS, keragaanproduksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2011 yaitu: padidengan luas panen seluas 13,22 juta ha, produktivitas 49,44 ku/hadan produksi 65,39 juta ton GKG; jagung dengan luas panen 3,87 jutaha, produktivitas 44,52 ku/ha dan produksi 17,23 juta ton pipilankering; kedelai dengan luas panen 631,43 ribu ha, produktivitas 13,78ku/ha dan produksi 870,07 ribu ton biji kering, kacang tanah denganluas panen 540,49 ribu ha, produktivitas 12,52 ku/ha dan produksi676,90 ribu ton biji kering, kacang hijau dengan luas panen 292,04ribu ha, produktivitas 11,46 ku/ha dan produksi 334,73 ribu ton bijikering, ubi kayu dengan luas panen 1,20 juta ha, produktivitas 195,00ku/ha dan produksi 23,46 juta ton umbi basah, dan ubi jalar denganluas panen 177,61 ribu ha, produktivitas 122,32 ku/ha dan produksi2,17 juta ton umbi basah.

Tabel 10. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas UtamaTanaman Pangan Tahun 2011 (ARAM III 2011 BPS)

Komoditas Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Ku/Ha)Produksi (Ton)

Padi 13.224.379 49,44 65.385.183Jagung 3.869.855 44,52 17.230.172Kedelai 631.425 13,78 870.068Kacang Tanah 540.489 12,52 676.899Kacang Hijau 292.040 11,46 334.733Ubi Kayu 1.203.293 195,00 23.464.322Ubi Jalar 177.605 122,32 2.172.437Sumber : BPS

Page 22: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 16

2. Capaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi TanamanPangan

Berdasarkan ARAM III 2011 BPS, capaian luas panen tanamanpangan pada tahun 2011 mengalami peningkatan untuk luas panenkacang hijau dan ubi kayu. Luas panen kacang hijau seluas 292 ribuha, naik sebesar 13,12%, dan luas panen ubi kayu seluas 1,20 jutaha, naik 1,71% dibandingkan ATAP 2010. Sedangkan komoditas yangmengalami penurunan luas panen jika dibandingkan dengan tahun2010 yaitu padi turun 0,22%, jagung turun 6,34%, kedelai 4,45%,kacang tanah 12,90% dan ubi jalar 1,92%. Jika dibandingkan denganangka sasaran luas panen tahun 2011, baru padi yang mengalamipencapaian sasaran luas panen yaitu 100,72% dari sasaran yangditetapkan, sementara komoditas lainnya masih dibawah sasaran.

Tabel 11. Perbandingan Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2011(ARAM III) Terhadap Sasaran 2011 dan ATAP 2010

ATAP2010

Sasaran2011

ARAM-III2011 (5) thdp (4) (5) thdp (3)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Padi 13.253 13.130 13.224 100,72 99,78

2 Jagung 4.132 4.400 3.870 87,95 93,66

3 Kedelai 661 1.036 631 60,95 95,55

4 Kacang Tanah 621 719 540 75,22 87,10

5 Kacang Hijau 258 330 292 88,39 113,12

6 Ubi Kayu 1.183 1.265 1.203 95,13 101,71

7 Ubi Jalar 181 189 178 93,92 98,08

No. KomoditasLuas Panen (000 Ha) Perbandingan (%)

Capaian produktivitas tanaman pangan tahun 2011 (ARAM III BPS)mengalami peningkatan untuk produktivitas jagung, kedelai, kacanghijau dan ubi jalar, sementara padi, kacang tanah dan ubi kayumengalami penurunan dibandingkan produktivitas ATAP 2010.Produktivitas padi sebesar 49,44 ku/ha (turun 1,42%), jagungsebesar 44,52 ku/ha (naik 0,36%), kedelai 13,78 ku/ha (naik 0,36%),kacang tanah 12,52 ku/ha (turun 0,32%), kacang hijau 11,46 ku/ha(naik 1,42%), ubi kayu 195,00 ku/ha (turun 3,55%) dan ubi jalar122,32 ku/ha (naik 7,99%). Jika dibandingkan dengan angka sasaran

Page 23: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 17

produktivitas tahun 2011, komoditas yang mengalami pencapaiansasaran yang ditetapkan, yaitu kacang hijau (102,32% dari target),ubi kayu (105,41% dari target) dan ubi jalar (107,58% dari target),sementara untuk padi, jagung, kedelai dan kacang tanah masih dibawah sasaran.

Tabel 12. Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2011(ARAM III) Terhadap Sasaran dan ATAP 2010

ATAP2010

Sasaran2011

ARAM-III2011 (5) thdp (4) (5) thdp (3)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Padi 50,15 53,77 49,44 91,95 98,58

2 Jagung 44,36 50,00 44,52 89,04 100,36

3 Kedelai 13,73 15,06 13,78 91,51 100,36

4 Kacang Tanah 12,56 13,50 12,52 92,74 99,68

5 Kacang Hijau 11,30 11,20 11,46 102,32 101,42

6 Ubi Kayu 202,17 185 195,00 105,41 96,45

7 Ubi Jalar 113,27 114 122,32 107,58 107,99

No. KomoditasProduktivitas (Ku/Ha) Perbandingan (%)

Capaian produksi tanaman pangan tahun 2011 (ARAM III BPS)dibandingkan produksi ATAP 2010 yang mengalami peningkatanadalah kacang hijau dan ubi jalar, sedangkan padi, jagung, kedelaidan kacang tanah dan ubi kayu mengalami penurunan. Produksi padimencapai 65,39 juta ton gabah kering giling/GKG (turun 1,63%),jagung 17,23 juta ton pipilan kering (turun 5,99%), kedelai 870 ributon biji kering (turun 4,08%), kacang tanah 677 ribu ton biji kering(turun 13,13%), kacang hijau 335 ribu ton biji kering (naik 14,75%),ubi kayu 23,46 juta ton umbi basah (turun 1,90%) dan ubi jalar 2,17juta ton umbi basah (naik 5,92%). Sementara jika dibandingkandengan angka sasaran produksi tahun 2011, baru komoditas ubi kayudan ubi jalar yang mengalami pencapaian sasaran produksi yaitu ubikayu mencapai 100,27% dan ubi jalar mencapai 101,04% darisasaran yang ditetapkan.

Page 24: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 18

Tabel 13. Perbandingan Produksi 2011 (ARAM III) Terhadap Sasaran2011 dan Produksi 2010 (ATAP)

ATAP2010

Sasaran2011

ARAM-III2011 (5) thdp (4) (5) thdp (3)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Padi 66.469 70.599 65.385 92,61 98,37

2 Jagung 18.328 22.000 17.230 78,32 94,01

3 Kedelai 907 1.560 870 55,77 95,92

4 Kacang Tanah 779 970 677 69,78 86,87

5 Kacang Hijau 292 370 335 90,47 114,75

6 Ubi Kayu 23.918 23.400 23.464 100,27 98,10

7 Ubi Jalar 2.051 2.150 2.172 101,04 105,92

No. KomoditasProduksi (000 Ton) Perbandingan (%)

Tidak tercapainya sasaran produksi komoditas utama tanamanpangan tahun 2011 disebabkan beberapa hal, antara lain: 1) Iklim2011 lebih kering dibanding tahun 2010, khususnya terjadi padabulan Mei-September 2011 yang mengakibatkan penurunan potensiproduktivitas, 2) Keterbatasan lahan dan air serta sarana prasaranairigasi banyak yang rusak, 3) Luas pertanaman (padi) yangmengalami puso mencapai sekitar 83 ribu ha yang sebagian besarterjadi di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang tingkat produktivitasnyarelatif tinggi, 5) Pergeseran pelaksanaan sebagian kegiatan APBN2011 (SL-PTT, bantuan benih, dem area, bantuan saranapascapanen) ke bulan Oktober 2011 sehingga tidak memberikankontribusi secara optimal pada produksi tahun 2011.

C. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bermutu

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat merupakan salah satuupaya untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, yang sekaligusdapat meningkatkan pendapatan petani. Berdasarkan laporan yangditerima, penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kelas BenihSebar (BR) yang digunakan oleh petani sampai dengan bulan Desember,untuk padi sebesar 64,86%, untuk benih jagung sebesar 69,36% danuntuk benih kedelai sebesar 63,22%.

Page 25: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 19

D. Dampak Perubahan Iklim

1. Banjir

Banjir pada tanaman padi tahun 2011 mencapai luas 169.464 ha(puso: 29.383 ha), lebih rendah apabila dibandingkan dengan periodeyang sama tahun 2010 (307.810 ha, puso: 93.929 ha) dan rerata 5tahun (2005-2009) yaitu 292.180 ha (puso: 96.244 ha). Pertanamanjagung yang terkena banjir tahun 2011 seluas 13.318 ha (puso: 6.510ha), lebih rendah apabila dibandingkan dengan periode yang samatahun 2010 (40.463 ha, puso: 17.778 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 17.827 ha (puso: 6.992 ha). Pada tanaman kedelai tahun2011 luas banjir mencapai 7.674 ha (puso: 3.751 ha), lebih rendahapabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 (17.012ha, puso: 11.782 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 8.597 ha(puso: 2.829 ha).

Pada tanaman kacang tanah, luas banjir tahun 2011 seluas 963 ha(puso: 146 ha), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periodeyang sama tahun 2010 (929 ha, puso: 284 ha) tetapi lebih rendahapabila dibandingkan dengan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 1.412ha (puso: 184 ha). Pada tanaman kacang hijau, luas banjir tahun2011 seluas 1.636 ha (puso: 1.037 ha), lebih rendah apabiladibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 (19.908 ha,puso: 11.335 ha) tetapi lebih tinggi apabila dibandingkan denganrerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 717 ha (puso: 182 ha).

Pada tanaman ubi kayu, luas banjir tahun 2011 seluas 175 ha (puso:90 ha), lebih rendah apabila dibandingkan dengan periode yang samatahun 2010 (303 ha, puso: 43 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009)yaitu 242 ha (puso: 126 ha). Sedangkan pada tanaman ubi jalar, luasbanjir tahun 2011 seluas 9 ha (puso: 4 ha), lebih rendah apabiladibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 (164 ha, puso:11 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 26 ha (puso: 20 ha).

Page 26: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 20

Tabel 14. Perbandingan Luas Banjir Pada Tanaman Padi, Jagung,Kedelai, dan Kacang Tanah Tahun 2011*), Tahun 2010, danRerata 5 Tahun (2005- 2009)

(ha)

T P T P T PPadi 169.464 29.383 307.810 93.929 292.180 96.244Jagung 13.318 6.510 40.463 17.778 17.827 6.992Kedelai 7.674 3.751 17.012 11.782 8.597 2.829Kacang Tanah 963 146 929 284 1.412 184Kacang Hijau 1.636 1.037 19.908 11.335 717 182Ubi Kayu 175 90 303 43 242 126Ubi Jalar 9 4 164 11 26 20

Komoditas Tahun 2011*) Tahun 2010 Rerata 5 Tahun

Ket.: T = Terkena (termasuk puso), P = Puso, *= data sementara

2. Kekeringan

Kekeringan pada tanaman padi tahun 2011 seluas 250.836 ha (puso:53.127 ha), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yangsama tahun 2010 (96.721 ha, puso: 20.856 ha) tetapi lebih rendahapabila dibandingkan dengan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu325.483 ha (puso: 59.862 ha). Luas kekeringan pada tanaman jagungtahun 2011 seluas 22.644 ha (puso: 1.441 ha), lebih rendah apabiladibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 (82.875 ha,puso: 20.724 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 68.229 ha(puso: 5.521 ha). Luas kekeringan pada tanaman kedelai tahun 2011seluas 2.229 ha (puso: 154 ha), lebih rendah apabila dibandingkandengan periode yang sama tahun 2010 (5.014 ha, puso: 643 ha) danrerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 7.016 ha (puso: 564 ha).

Demikian pula pada tanaman kacang tanah, luas kekeringan tahun2011 mencapai 86 ha (puso: 1 ha), lebih rendah apabila dibandingkandengan periode yang sama tahun 2010 (2.703 ha, puso: 1.164 ha)dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 10.837 ha (puso: 482 ha). Luaskekeringan pada tanaman kacang hijau tahun 2011 mencapai 2.458ha (puso: 419 ha), lebih rendah apabila dibandingkan dengan periode

Page 27: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 21

yang sama tahun 2010 (2.747 ha, puso: 1.380 ha) tetapi lebih tinggiapabila dibandingkan dengan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 925ha (puso: 49 ha).

Pada tanaman ubi kayu, luas kekeringan tahun 2011 mencapai 1.365ha (puso: tidak ada), lebih tinggi apabila dibandingkan denganperiode yang sama tahun 2010 (803 ha, puso: 204 ha) dan rerata 5tahun (2005-2009) yaitu 67 ha (puso: tidak ada). Kekeringan padatanaman ubi jalar tahun 2011 seluas 1 ha (puso: tidak ada), lebihtinggi apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010karena tidak ada kekeringan, tetapi lebih rendah apabila dibandingkandengan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 10 ha (puso: 4 ha).

Tabel 15. Perbandingan Luas Kekeringan Pada Tanaman Padi,Jagung, Kedelai, dan Kacang Tanah Tahun 2011*), Tahun2010, dan Rerata 5 Tahun (2005-2009)

(ha)

T P T T P TPadi 250.836 53.127 96.721 20.856 325.483 59.862Jagung 22.644 1.441 82.875 20.724 68.229 5.521Kedelai 2.229 154 5.014 643 7.016 564Kacang Tanah 86 1 2.703 1.164 10.837 482Kacang Hijau 2.458 419 2.747 1.380 925 49Ubi Kayu 1.365 - 803 204 67 -Ubi Jalar 1 - - - 10 4

Tahun 2011*) Tahun 2010 Rerata 5 TahunKomoditas

Ket.: T = Terkena (termasuk puso), P = Puso, *= data sementara

E. Luas Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Luas serangan OPT utama tanaman padi tahun 2011 712.493 ha (puso:40.526 ha), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yang samatahun 2010 (682.683 ha, puso: 10.856 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 396.259 ha (puso: 3.574 ha). Luas serangan OPT utamajagung tahun 2011 38.793 ha (puso: 236 ha), lebih tinggi apabiladibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 (16.315 ha, puso:42 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 17.172 ha (puso: 402 ha).

Page 28: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan _____________________________________ 22

Luas serangan OPT utama kedelai tahun 2011 9.956 ha (puso: tidak ada),lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010(5.247 ha, puso: 8 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 6.156 ha(puso: 46 ha).

Sedangkan OPT utama kacang tanah tahun 2011 7.560 ha (puso: 13 ha),lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010(4.210 ha, puso: tidak ada) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 4.369ha (puso: 16 ha). Luas serangan OPT utama kacang hijau tahun 20112.312 ha (puso: 2 ha), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periodeyang sama tahun 2010 (555 ha, puso: tidak ada) dan rerata 5 tahun(2005-2009) yaitu 709 ha (puso: 3 ha).

Serangan OPT utama tanaman ubi kayu tahun 2011 4.738 ha (puso: 11ha), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun2010 (1.967 ha, puso: 2 ha) dan rerata 5 tahun (2005-2009) yaitu 1.132ha (puso: 1 ha). Luas serangan OPT utama ubi jalar tahun 2011 726 ha(puso: 5 ha), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yang samatahun 2010 (528 ha, puso: tidak ada) dan rerata 5 tahun (2005-2009)yaitu 623 ha (puso: tidak ada).

Tabel 16. Luas Serangan OPT Utama Padi, Jagung, Kedelai, Dan KacangTanah Pada Tahun 2011*), Tahun 2010, dan Rerata 5 Tahun(2005-2009)

(ha)

T P T P T PPadi 712.493 40.526 682.683 10.166 396.259 3.574Jagung 38.793 236 16.315 42 17.172 402Kedelai 9.956 - 5.247 8 6.156 46Kacang Tanah 7.560 13 4.210 - 4.369 16Kacang Hijau 2.312 2 555 - 709 3Ubi Kayu 4.738 11 1.967 2 1.132 1Ubi Jalar 726 5 528 - 623 -

Komoditi Tahun 2011*) Tahun 2010 Rerata 5 tahun

Ket.: T = Terkena (termasuk puso), P = Puso, *= data sementara

Page 29: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 23

PELAKSANAAN KEGIATAN UTAMA

A. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

1. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)Padi dan Jagung Hibrida

Pada tahun 2011, kegiatan SL-PTT padi non hibrida direncanakanseluas 2,2 juta ha di 31 provinsi, 403 kabupaten/kota, padi hibrida228,98 ribu ha di 21 provinsi, 224 kabupaten/kota, padi lahan kering350 ribu ha di 29 provinsi, 254 kabupaten/kota dan jagung 206,73 ribuha di 25 provinsi, 236 kabupaten/kota. Sampai dengan Desember 2011realisasi tanam SL-PTT tahun 2011 untuk padi non hibrida mencapai2.191.395 ha (99,61% dari target 2,2 juta ha), padi hibrida 206.907 ha(90,36% dari target 228,98 ribu ha), padi lahan kering 340.997 ha(97,43% dari target 350 ribu ha) dan jagung hibrida 206.730 ha(100,00% dari target).

Tabel 17. Realisasi SL-PTT Padi dan Jagung Hibrida Tahun 2011(Posisi Laporan s.d Desember 2011)

Ha Unit/Klp Ha Unit/Klp %1 Padi 2.778.980 124.898 2.739.299 121.986 97,671.1 Padi Non Hibrida 2.200.000 88.000 2.191.395 87.656 99,611.2 Padi Hibrida 228.980 22.898 206.907 20.691 90,361.3 Padi Lahan Kering 350.000 14.000 340.997 13.640 97,43

2 Jagung Hibrida 206.730 13.782 206.730 13.782 100,00

SL-PTTRencana Realisasi

No.

Produktivitas SLPTT jika dibandingkan dengan sasaran untuk padi nonhibrida mencapai 100,20%, padi hibrida 88,58%, padi lahan kering97,15% dan jagung hibrida 76,38%. Sedangkan jika dibandingkan

III

Page 30: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 24

dengan produktivitas non SL semuanya berada diatas rata-rataproduktivitas non SL, dengan kisaran 111%-134%.

Tabel 18. Perbandingan Produktivitas SLPTT terhadap Sasaran danNon SL Tahun 2011

Sasaran Realisasi Non SL (4) thd (3) (4) thd (5)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Padi Non Hibrida 60,00 60,12 51,01 100,20 117,862 Padi Hibrida 77,00 68,21 51,01 88,58 133,723 Padi Lahan Kering 37,50 36,43 31,18 97,15 116,844 Jagung Hibrida 65,00 49,65 44,52 76,38 111,52

Produktivitas (Ku/ha)No. Komoditi

Perbandingan (%)

2. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) SL-PTT

Pelatihan diperuntukkan bagi petugas kabupaten (PPL, PBT, POPT)mantri tani dan lain-lain yang nantinya akan mengawal pelaksanaan SL-PTT ditingkat lapangan. Pelatihan dimaksudkan untuk memberikantambahan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar pelaksanaankegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Pelatihan petugas SL-PTT dilaksanakan secara berjenjang dan idealnyaberurutan yang dimulai dari pelatihan Pemandu Lapang I dilanjutkanpelatihan Pemandu Lapang II dan terakhir pelatihan Pemandu LapangIII.

Pelatihan dilaksanakan oleh masing-masing kabupaten pelaksana SL-PTT padi dan jagung. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) III padi akandilaksanakan di 413 kabupaten/kota dan pelatihan PL III JagungHibrida di 236 kabupaten/kota bertempat di balai pendidikan danpelatihan daerah/swasta. Biaya pelatihan untuk masing-masingkomoditi antara 20-35 juta rupiah sesuai kebutuhan personil yangdilatih sebagai PL III di masing-masing kabupaten/kota. Materipelatihan meliputi tatacara pelaksanaan SL-PTT dan dititikberatkanpada praktik lapangan. Narasumber/pengajar adalah PL II, para ahlidapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten, Dinas Pertanian Provinsi,BPTP dan instansi terkait lainnya serta stakeholders yang diutamakantelah mendapat pelatihan.

Page 31: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 25

Realisasi pelaksanaan pelatihan PL II padi telah dilaksanakan di 31provinsi (100%), PL III telah dilaksanakan di 412 kabupaten (99,77%)dari rencana 413 kabupaten, yang tidak melaksanakan PL III padiKabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.

Realisasi pelaksanaan PL II jagung telah dilaksanakan di 25 provinsi(100%), PL III telah dilaksanakan di 236 kabupaten (100%).

3. Pengembangan Gandum, Sorgum dan Hotong

Program pengembangan serealia lainnya (gandum, sorgum danhotong) tahun 2011 dilaksanakan dalam rangka mendukungdiversifikasi pangan, dan mengurangi tekanan permintaan berassebagai makanan pokok serta memanfaatkan lahan-lahan yang belumdiusahakan (lahan marginal) dan lahan yang diusahakan tetapitanaman lain tidak dapat tumbuh dengan baik karena terbatasnya air,sehingga lahan dapat dimanfaatkan secara optimal. Tujuanpengembangan serealia lain untuk jangka panjang adalah mewujudkandesa mandiri pangan dan energi. Sasaran luas tanam, luas panen,produktivitas dan produksi gandum, sorgum dan hotong tahun 2011adalah sebagai berikut:

Tabel 19. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan ProduksiGandum, Sorgum dan Hotong Tahun 2011

L.Tanam L. Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)

1 Gandum 1,50 1,43 29,00 4,15

2 Sorgum 8,50 8,08 35,00 28,25

3 Hotong 22,00 - - -

No Komoditas

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut pada tahun 2011 untukkegiatan serealia lain telah dialokasikan anggaran melalui dana tugaspembantuan di provinsi dan kabupaten serta pemanfaatan bantuanJepang (CF-SKR). Kegiatan pengembangan serealia lainya berupa: (a)Dem farm gandum di 4 provinsi pada 6 kabupaten seluas 60 ha, (b)Dem area gandum di 3 provinsi pada 4 kabupaten seluas 300 ha, (c)

Page 32: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 26

Dem farm sorgum di 9 provinsi pada 16 kabupaten seluas 180 ha, (d)Demfarm hotong di 1 provinsi pada 1 kabupaten seluas 30 ha.

a. Dem-Farm Gandum

Dem-farm gandum terdapat di 4 provinsi pada 6 kabupaten, sampaidengan 31 Januari 2012 realisasi tanam seluas 50 ha atau 83,33%dari rencana seluas 60 ha. Belum tercapainya realisasi tanam sesuairencana disebabkan keterbatasan benih (Kabupaten Malang danKabupaten Probolinggo masing-masing hanya menanam 5 ha darirencana masing-masing 10 ha).

b. Dem-Area Gandum Melalui Dana Bantuan CF-SKR Tahun 2011

Dem-area gandum melalui dana bantuan CF-SKR tahun 2011terdapat di 3 provinsi pada 4 kabupaten. Sampai dengan Desember2011 realisasi tanam seluas 117 ha atau 39,00% dari rencana seluas300 ha. Rendahnya realisasi tanam disebabkan Kabupaten TimorTengah Selatan, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa TenggaraTimur, dan Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatanmengalami dampak perubahan iklim sehingga pengadaan benihtidak dapat terpenuhi.

c. Dem Area Sorgum

Pengembangan dem-area sorgum terdapat di 9 Provinsi pada 16Kabupaten, sampai dengan Desember 2011 realisasi tanam seluas112 ha atau 67,78% dari rencana seluas 180 ha. Rendahnyarealisasi tersebut umumnya terkendala oleh keterbatasan benih danbelum tersedianya pasar dan alat pengolahan, sehinggamenyebabkan petani kurang termotivasi untuk menanam sorgum.

d. Dem Area Hotong

Pengembangan dem-area hotong terdapat di provinsi Maluku padakabupaten Pulau Buru, sampai dengan bulan 31 Januari 2012realisasi tanam seluas 30 ha atau 100,00% dari rencana seluas 30ha.

Page 33: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 27

4. Kegiatan P2BN

Untuk memacu serta memantapkan program peningkatan produksi padikhususnya Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), maka perludilakukan terobosan/gerakan masal baik terkait dengan masa tanammaupaun masa panen padi. Gerakan tersebut dimaksudkan untukmemberi motivasi/dorongan kepada petani/kelompok tani, pelakukegiatan usahatani lainnya (stakeholders) baik provinsi maupunkabupaten agar memberikan kontribusi terhadap upaya pencapaiansasaran yang sudah ditetapkan.

Beberapa hal yang diharapkan dapat tercapai melalui kegiatan iniadalah mendorong gubernur/walikota/bupati dengan menggerakkanpetani/kelompok tani dalam melaksanakan kegiatan tanam maupunpanen, serta kepada stakeholders yang ada sesegera mungkinmenyiapkan sarana produksi yang dibutuhkan dalam upayapeningkatan produksi dan produktivitas padi.

a. Gerakan Tanam

Dalam rangka menggerakkan dan mempercepat tanam MT.2011/2012 untuk mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional(P2BN), telah dilaksanakan Pencanangan Tanam Padi, Jagung danKedelai di Desa Linduk, Kecamatan Pontang Kabupaten SerangProvinsi Banten pada tanggal 20 Desember 2011. Kegiatan initerselenggara berkat kerjasama yang baik antara Direktorat JenderalTanaman Pangan Kementerian Pertanian dengan PemerintahProvinsi Banten (Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten)dan Pemerintah Kabupaten Serang (Dinas Pertanian KabupatenSerang) serta beberapa instansi BUMN dan swasta lainnya.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkanswasembada dan swasembada berkelanjutan komoditas padi,jagung, dan kedelai menuju kemandirian pangan ini diawali denganpencanangan tanam di lahan sawah oleh Direktur PerbenihanTanaman Pangan, Dr. Bambang Budhianto yang mewakili DirekturJenderal Tanaman Pangan, Wakil Gubernur Banten, Bupati Serang,

Page 34: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 28

Asisten II Provinsi Banten, Ketua DPRD dan Komisi II DPRD ProvinsiBanten, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten,Wakil Dinas Pertanian Provinsi Jabar dan Lampung, Wakil BadanLitbang Pertanian Kementan, Ketua DPRD Kabupaten Serang, KepalaDinas Pertanian Kabupaten Serang dan Kepala BPTPH ProvinsiBanten serta Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Banten.

b. Gerakan Panen

Untuk memberikan apresiasi petani dan pemangku kepentingan laindalam rangka Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) telahdilakukan panen padi baik oleh Menteri Pertanian maupun DirekturJenderal Tanaman Pangan di beberapa kabupaten/provinsi. Dalamacara panen padi tersebut baik Menteri Pertanian maupun DirekturJenderal Tanaman Pangan memberikan arahan antara lain sebagaiberikut :

1) Dalam pembangunan tanaman pangan pada saat ini dan kedepan, kita dihadapkan pada tantangan yang berat yaitu: a)Pertambahan jumlah penduduk (1,49% per tahun); b) Dampakperubahan iklim; c) Alih fungsi lahan; d) Target produksi naiktetapi dukungan anggaran minimal.

2) Peluang untuk meningkatkan produksi yang harus dikeloladengan lebih baik dan optimal. Peluang-peluang tersebut adalah:a) Produktivitas yang dicapai masih dibawah potensi genetisnya;b) Susut hasil masih tinggi; c) Tersedia paket teknologi yangmudah diadopsi; d) perluasan areal di lahan kering, lahanperkebunan, kehutanan, peningkatan indeks pertanaman sertadukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untukmendukung pencapaian sasaran.

3) Menyikapi kendala-kendala yang dihadapi dalam upayapeningkatan produksi tanaman pangan, dan sebagai wujud nyatakeberpihakan pemerintah kepada para petani, maka pemerintahpada Tahun 2011 ini masih tetap memberikan fasilitasi maupunbantuan serta bimbingan antara lain: (a) bantuan benih baik

Page 35: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 29

melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) pada areal SL-PTT padi, jagung, kedelai maupun pada areal Non SL-PTT sertapenggunaan cadangan benih nasional; (b) penyediaan subsidiuntuk benih, pupuk Urea, SP-36/Superphos, ZA, NPK danorganik; (c) biaya operasional untuk kegiatan penyuluhan danpendampingan bagi para Peneliti, Penyuluh Pertanian, POPT,Pengawas Benih; (d) bantuan peralatan pra dan pasca panenseperti traktor, pompa air, thresher, dll; (e) perbaikan jaringanirigasi desa, jalan usaha tani, tata air mikro dll; (f) pengamananproduksi melalui penerapan dan pengembangan PengendalianHama Terpadu (PHT), penguatan brigade proteksi tanaman,Sekolah Lapangan Iklim; (g) penguatan modal petani melaluidana KKP-E, KUR dll.

4) Pada tahun 2011 fokus kegiatan dalam upaya peningkatanproduksi padi sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnyadilakukan melalui SL-PTT. Melalui dana tugas pembantuan diProvinsi Sumatera Utara, dialokasikan kegiatan SL-PTT padiseluas 149.625 ha (6.966 unit SL). Terdiri dari 124.775 ha (4.991unit) padi non hibrida; 16.350 ha (1.635 unit) padi hibrida dan8.500 ha (340 unit) padi lahan kering. Untuk KabupatenSimalungun mendapat alokasi seluas 13.000 ha (580 unit SL)terdiri atas 12.000 ha (480 unit) SL-PTT padi non Hibrida, 1.000ha (100 unit) SL-PTT padi hibrida.

5) Dalam upaya mengamankan produksi gabah/padi nasional sertaantisipasi dan respon cepat untuk menghadapi kondisi iklim yangekstrim, maka telah dikeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2011,tanggal 2 Maret 2011, tentang Pengamanan Produksi BerasNasional Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim. Dalam Inprestersebut Presiden menginstruksikan kepada seluruh jajaran yangterkait, mulai dari tingkat pusat (kementerian), provinsi dankabupaten/kota, agar segera mengambil langkah-langkah yangdiperlukan secara terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas danfungsi, dan wewenang masing-masing, untuk mengamankan

Page 36: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 30

produksi gabah/beras nasional serta antisipasi dan respon cepatmnghadapi iklim yang ekstrim. Mendukung Inpres tersebut, makatelah dikeluarkan pula Perpres Nomor 14 Tahun 2011, tanggal 2Maret 2011, tentang Bantuan Langsung Benih Unggul dan Pupuk.Dalam Perpres tersebut pada prinsipnya mengatur mekanismepenyaluran Bantuan Langsung Pupuk (BLP) dan BantuanLangsung Benih Unggul (BLBU) agar tepat jumlah, mutu,varietas/jenis, waktu, dan lokasi. Dengan Perpres ini diharapkanSL-PTT 2011 dapat dilaksanakan lebih cepat (awal), sehinggamampu berkontribusi terhadap produksi tahun 2011 (ditanampaling lambat September 2011), tidak seperti pada tahun-tahunsebelumnya.

6) Dalam rangka mengamankan pencapaian sasaran produksitanaman pangan pada tahun 2012, maka kami mengharapkankerjasama dan partisipasi semua stakeholders untuk: 1)Mengoptimalkan potensi lahan yang ada untuk pertanamantanaman pangan, utamanya padi jagung dan kedelai; 2)Melakukan pengawalan yang ketat dalam penerapan paketteknologi; 3) Mengamankan pertanaman yang telah ada dariserangan OPT dan DPI secara optimal; 4) Mengamankanpenanganan panen dan pasca panen untuk meminimalkankehilangan hasil; 5) Memfasilitasi dalam pemasaran hasil.

c. Retreat Pangan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) MenujuSurplus 10 Juta Ton Beras Tahun 2014

1) Indonesia menghadapi sejumlah tantangan di bidang pangan,antara lain:a) Permintaan beras yang terus meningkat seiring dengan

pertumbuhan penduduk;b) Perubahan iklim menjadi lebih ekstrim akibat pemanasan

global berdampak pada potensi terganggunya produksipangan;

Page 37: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 31

c) Pasar beras dunia menjadi terbatas sehingga kita harusswasembada beras berkelanjutan dan memiliki cadanganberas yang memadai;

d) Beras masih sebagai kontributor utama terhadap inflasisehingga harga beras harus terkendali.

2) Arahan Presiden untuk merespon tantangan tersebut adalah:“Indonesia harus mencapai Surplus Beras 10 juta ton padatahun 2014”.

3) Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan produksiberas surplus 10 juta ton, antara lain:a) Kesenjangan hasil antara potensi dan kondisi di lapangan

masih tinggi (rata-rata produktivitas nasional sebesar 5,017ton/ha, potensi > 6 ton/ha, terutama pada lahan irigasiteknis);

b) Tersedia teknologi untuk meningkatkan produktivitas (benihunggul, jajar legowo, pemupukan berimbang dll);

c) Potensi sumberdaya lahan sawah, rawa/lebak, lahan kering(perkebunan, kehutanan dll) yang masih luas;

d) Pengetahuan/ketrampilan SDM (petani, PPL, POPT danpetugas pertanian lainnya) masih dapat dikembangkan;

e) Tersedianya potensi pengembangan produksi panganalternatif;

f) Ketersediaan sumber genetik.

4) Untuk mencapai sasaran tersebut, peran aktif dan kontribusiPemerintah Daerah sangat penting, karena pangan adalahurusan bangsa, jadi perlu kerjasama yang lebih baik antarapemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

5) Untuk mencapai sasaran surplus beras 10 juta ton, dilakukandengan 4 strategi yaitu:a) Perluasan areal dan pengelolaan lahan, melalui optimalisasi

lahan, cetak sawah dan pengelolaan air;b) Peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih varietas

unggul, penerapan teknik budidaya, penggunaan pupuk

Page 38: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 32

berimbang, pengendalian OPT ramah lingkungan, adaptasiperubahan iklim, dan penanganan pasca panen;

c) Penurunan konsumsi beras melalui pengembangandiversifikasi pangan dan olahan serta perubahan pemberianraskin menjadi pangkin

d) Penyempurnaan manajemen, melalui dukungan kebijakandan regulasi, penyempurnaan manajemen teknis,penyempurnaan data dan informasi

6) Retreat menghadirkan Gubernur karena Pemerintah Daerahberperan sangat penting dalam mensukseskan pencapaiansasaran surplus beras 10 juta ton. Perlu dirumuskan bersamaapa yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Pusat denganPemerintah Daerah dalam mencapai surplus 10 juta ton beraspada tahun 2014. Pada tahap ini dipilih 20 provinsi yang akandiminta komitmen dan partisipasi untuk mendukung pencapaiansasaran tersebut.

7) Retreat juga dimaksudkan untuk melakukan “pembagian tugas”antar Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalamperumusan kebijakan, regulasi dan pelaksanaan program untukmendukung pencapaian sasaran surplus beras 10 juta ton padatahun 2014.

8) Komitmen yang disepakati pada retreat pangan Senin 19September 2011 dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU)yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian dan Gubernur.

9) Presiden menilai bahwa sasaran surplus 10 juta ton beras ditahun 2014 dapat tercapai bila:a) didukung oleh seluruh pemangku kepentingan secara nyata;b) kebijakan penganggaran pertanian menjadi prioritas utama

dalam pembangunan nasional; danc) komitmen aparat pusat, provinsi, dan kabupaten dalam

upaya pencapaian surplus 10 juta ton beras dilaksanakandengan baik.

Page 39: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 33

10) Komitmen yang disepakati diharapkan dilanjutkan pula olehpara Gubernur dengan para Bupati/Walikota seterusnya secaraberjenjang hingga Pemerintah Kecamatan dan Desa. Hal inikarena surplus pangan merupakan tanggung jawab kitabersama.

11) Retreat Pangan menyepakati perlunya dirumuskan kebijakandan regulasi untuk mendukung pencapaian surplus beras 10juta ton pada tahun 2014. Kebijakan yang diperlukan antaralain:

Page 40: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 34

No. Uraian Pelaksana1 Instruksi Presiden/Menteri tentang Penetapan Menteri Koordinator Bidang

Sasaran Produksi Beras Nasional Perekonomian2 Kebijakan impor beras berupa fleksibilitas bea

masuk impor beras3 Penurunan pajak industri alsin dalam negeri Menteri Keuangan4 Penurunan pajak industri pangan olahan berbasis Menteri Keuangan

bahan baku lokal Menteri PerindustrianMenteri PertanianMenteri Perdagangan

5 Meningkatkan anggaran untuk ketahanan pangan Menteri Keuanganminimal 10% dari APBN Menteri Pertanian

6 Kebijakan khusus pengadaan barang dan jasauntuk pertanian

7 Kebijakan penetapan akun khusus Bansos saranadan prasarana pertanian

8 Kebijakan percepatan penyelesaian RPP sistem Menteri Pertanianinformasi, RPP pembiayaan dan RPP insentif Menteri Kumhamsebagai turunan UU 41 tahun 2009 tentang Mensesnegperlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

9 Menerbitkan regulasi tataniaga beras, pelaporan Menteri Dalam Negeriasal usul pembelian beras, jumlah, kapasitas gudang, Menteri Pertaniandan aktivitas penggilingan padi per bulan oleh Menteri PerdaganganGubernur/Bupati/Walikota secara periodik dan Menteri Perindustrianberjenjang Menteri BUMN

10 Mengalokasikan DAK untuk pembangunan dan Menteri Dalam Negerirehabilitasi gudang/infrastruktur pendukung Menteri Pertaniancadangan beras yang harus dikelola oleh Gubernur Menteri Keuangandan Bupati/Walikota untuk memenuhi Standar

11 Kebijakan reviltalisasi Kelembagaan Petani dan Menteri PertanianPengelolaan Air Menteri Dalam Negeri

Menteri PU12 Mempercepat Pembentukan Posko P2BN sesuai Menteri Dalam Negeri

Surat Menteri Dalam Negeri No: 027/317/SJ tanggal Menteri Pertanian1 Februari 2011

13 Kebijakan pengangkatan tenaga lapangan, POPT- Menteri PertanianPHP 3.060 orang, Penyuluh 13.929 orang, Menteri Dalam NegeriPengawas Benih 800 orang, menata ulang Menteri PAN dan RB

14 Mempercepat penyelesaian status Eks KUT Menko Bid. PerekonomianMenteri KeuanganMenteri Koperasi dan UKMGubernur Bank Indonesia

15 Membentuk Tim dan menugaskan Konsorsium BUMN Menteri Pertanian(Perum Bulog, PT. Pusri Holding, PT Pertani, PT. Sang Menteri BUMNHyang Seri, Perum Perhutani, BUMN Karya (Waskita Menteri PUKarya, Adhi Karya, Hutama Karya, dll), dan PTRekayasa Industri untuk membangun food estate diAceh (Aceh Barat Daya), Sumsel (Banyuasin), Kalbar(Kubu Raya, Pontianak), Kalteng (Pulang Pisau),Kaltim (Bulungan), Kepri (Natuna), Kalsel (Barito Kuala)

16 Kebijakan pembangunan, penyediaan kredit dan Menteri Dalam Negeriinsentif pengelola resi gudang padi, jagung, kedelai di Menteri Perdagangansetiap provinsi dan kabupaten Menteri Pertanian

Menteri KeuanganGubernur dan Bupati/Walikota

17 Kebijakan perbaikan konektivitas dan transportasi Menteri Perhubunganbahan pangan Mabes TNI

Pemerintah Daerah18 Mempercepat realisasi alokasi 200.000 ha lahan

pertanian dari target 2 juta ha menurut provinsi dan Menteri Kehutanankabupaten

Menteri Perdagangan

Kepala Bappenas/LKPP

Menteri Keuangan

B. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

1. SL-PTT Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau

Target areal pelaksanaan kegiatan SL-PTT Kedelai 2011 seluas 300 ribuha di 27 provinsi pada 191 kabupaten/kota. Dengan adanya upayapercepatan tanam kedelai, maka untuk pelaksanaan percepatanpertanaman bulan Maret dan April menggunakan benih dari CadanganBenih Nasional (CBN) dengan realisasi mencapai 30.039 ha (10,01%),

Page 41: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 35

sedangkan untuk pelaksanaan SL-PTT mulai bulan Mei menggunakanbenih dari BLBU. Kegiatan SL-PTT kacang tanah tahun 2011ditargetkan pada areal seluas 100.000 ha di 25 provinsi pada 178kabupaten/kota, sedangkan SL-PTT kacang hijau 10.000 ha di 6provinsi pada 20 kabupaten/kota.

Realisasi tanam SL-PTT kedelai tahun 2011 mencapai 300 ribu ha(100,00% dari target 300 ribu ha), kacang tanah 51.083 ha (51,08%dari target 100 ribu ha) dan kacang hijau 4.250 ha (42,50% dari target10 ribu ha).

Tabel 20. Realisasi SL-PTT Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang HijauTahun 2011 (Posisi Laporan s.d Desember 2011)

Ha Unit/Klp Ha Unit/Klp %1 Kedelai 300.000 30.000 300.000 30.000 100,002 Kacang Tanah 100.000 10.000 51.083 5.108 51,083 Kacang Hijau 10.000 1.000 4.250 425 42,50

SL-PTTRencana Realisasi

No.

Produktivitas SLPTT kedelai jika dibandingkan dengan sasaranmencapai 95,93%, sedangkan jika dibandingkan dengan produktivitasnon SL 104,43%, sementara untuk kacang tanah dan kacang hijaubaru ditanam pada bulan Oktober-Desember, sehingga belum adapanen.

Tabel 21. Perbandingan Produktivitas SLPTT terhadap Sasaran dan NonSL Tahun 2011

Sasaran Realisasi Non SL (4) thd (3) (4) thd (5)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Kedelai 15,00 14,39 13,78 95,93 104,43

Produktivitas (Ku/ha)No. Komoditi

Perbandingan (%)

2. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) SL-PTT

Pelaksanaan pelatihan pemandu lapang (PL) SL-PTT kedelai tahun 2011direncanakan sebanyak 219 kelas yang terdiri dari 1 kelas PL I, 27kelas PL II dan 191 kelas PL III, kacang tanah 204 kelas yang terdiridari 1 kelas PL I, 25 kelas PL II dan 178 kelas PL III dan kacang hijau26 kelas yang terdiri 6 kelas PL II dan 20 kelas PL III. Keadaan sampaidengan 31 Januari 2012 pelatihan PL SL-PTT kedelai sudah terealisasi

Page 42: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 36

216 kelas (98,63%), yang tidak terealisasi PL III di 3 kabupaten yaituBerau, Pare-Pare dan Serdang Bedagai dikarenakan lewatnya musimtanam dan ada pelaksanaan SL-PTT yang direalokasikan ke kabupatenlainnya. PL SL-PTT kacang tanah telah terealisasi 108 kelas (52,94%)dan PL SL-PTT kacang hijau 15 kelas (57,69%).

3. BLBU Non SL-PTT

Kegiatan BLBU Non SL-PTT Kedelai 2011 dilaksanakan pada arealseluas 30.623 ha di 8 Provinsi pada 56 Kabupaten. Realisasi kegiatansampai dengan Desember 2011 seluas 10.815 ha (35,20%).

4. Pengembangan dan Pemulihan melalui CBN Kedelai

Cadangan Benih Nasional (CBN) bertujuan untuk menyediakankebutuhan benih yang bersifat mendesak untuk pemulihan pertanamanyang rusak berat/puso, mendorong pengembangan penggunaan benihbermutu varietas unggul bagi daerah yang belum menggunakannya,menyediakan kebutuhan benih untuk upaya percepatan pencapaianproduksi dalam kondisi tertentu dan meningkatkan ketersediaan benihbermutu varietas unggul. Pada tahun 2011 CBN kedelai ditargetkanseluas 100.000 ha yang tersebar di 22 provinsi, sampai denganDesember 2011 berdasarkan Surat Penugasan dari Direktur JenderalTanaman Pangan terealisasi seluas 45.407 ha (45,40%), sedangkanrealisasi tanam baru mencapai 16.239 ha (35,76%).

5. Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi(GP3K) Kedelai Tahun 2011

Pelaksanaan kegiatan GP3K kedelai dilaksanakan oleh BUMN yaitu PTPertani, PT Sang Hyang Seri, PT PUSRI dan Perum Perhutani seluas125.000 ha. Dari luasan tersebut pengembangan kedelai di lahanPerum Perhutani seluas 47.000 ha. Realisasi sampai dengan Desember2011 seluas 86.571,5 ha (69,26%).

6. Dem Area

Page 43: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 37

a. Dem Area Ubikayu

Kegiatan dem area ubikayu tahun 2011 direncanakan di 21 provinsipada 100 kabupaten/kota dengan sasaran seluas 6.540 ha sebanyak262 unit. Realisasi pelaksanaan sampai dengan Desember 2011mencapai 5.440 (83,18%).

b. Dem Area Ubijalar

Pelaksanaan kegiatan dem area ubijalar tahun 2011 direncanakan di22 provinsi pada 120 kabupaten/kota dengan sasaran seluas 9.960ha. Realisasi pelaksanaan sampai dengan Desember 2011 mencapai7.760 ha (77,91%).

c. Dem Area Pangan Alternatif

Pelaksanaan kegiatan dem area pangan alternatif tahun 2011direncanakan di 10 provinsi pada 22 kabupaten/kota dengan sasaranseluas 125 ha sebanyak 25 unit. Realisasi pelaksanaan sampaidengan Desember 2011 mencapai 105 ha (84,00%).

d. Dem Area Ubikayu, Ubijalar melalui dana CF-SKR

Pelaksanaan kegiatan dem area ubikayu melalui CF-SKR tahun 2011direncanakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kabupatenLombok Timur dengan sasaran seluas 120 ha dan dem area ubijalardi Provinsi Papua pada Kabupaten Jayawijaya dengan sasaranseluas 90 ha untuk 6 kelompok tani. Realisasi pelaksanaan sampaidengan Desember 2011 mencapai 339 ha (161,43%) dari rencana210 ha.

7. Optimalisasi Pembinaan

a. Kedelai

Kegiatan optimalisasi pembinaan kedelai 2011 atau swadayamasyarakat seluas 142.000 ha. Pengembangan kedelai padakegiatan ini tanpa bantuan pemerintah secara langsung namunmemanfaatkan dana pembinaan yang tersedia.

b. Kacang Tanah

Page 44: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 38

Kegiatan optimalisasi pembinaan/swadaya kacang tanah seluas640.486 ha. Sampai dengan Desember 2011 realisasi tanammencapai 495.247 ha (77,32%). Untuk kegiatan tersebut tidak adabantuan yang dananya berasal dari pemerintah.

c. Kacang Hijau

Kegiatan optimalisasi pembinaan/swadaya seluas 317.300 ha.Sampai dengan bulan Desember realisasi tanam mencapai 281.694ha (88,76%). Untuk kegiatan tersebut tidak ada bantuan yangdananya berasal dari pemerintah.

d. Ubikayu

Kegiatan peningkatan produktivitas berupa optimalisasipembinaan/swadaya/kemitraan ubikayu dengan luas tanam1.321.440 ha realisasi sampai dengan bulan Desember seluas1.161.338 ha (87,88%).

e. Ubijalar

Kegiatan peningkatan produktivitas berupa optimalisasipembinaan/swadaya/ kemitraan ubijalar dengan luas tanam 188.950ha realisasi sampai dengan bulan Desember seluas 166.511 ha(88,17%).

8. Pelatihan Teknis Umbi-umbian dan Pangan Alternatif

Pelaksanaan pelatihan teknis umbi-umbian dan pangan alternatifdengan dana yang berasal dari APBN dialokasikan di 27 provinsi (27kali). Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember sebanyak23 kali (85,19%) yaitu Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan,Bengkulu, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Banten,Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,Sulawesi Barat, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Papua dan PapuaBarat sedangkan yang tidak melaksanakan ada 4 provinsi yaitu ProvinsiSumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku.

C. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

Page 45: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 39

1. Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) Tanaman Pangan TA2011

Benih untuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) merupakan benihbersertifikat kelas benih sebar dari hasil produksi PT Sang Hyang Seridan PT Pertani atau dari hasil kerjasama PT Sang Hyang Seri atau PTPertani dengan produsen lain.

Rencana alokasi Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) Tahun 2011sumber dana dari APBN dan APBN P meliputi:

- BLBU APBN benih padi non hibrida sebanyak 55.000 ton, padi hibridasebanyak 1.304 ton, padi lahan kering sebanyak 8.750 ton, jagunghibrida sebanyak 3.101 ton, kedelai sebanyak 12.000 ton.

- BLBU APBN-P terdiri dari APBN-Penghematan yang meliputi: padinon hibrida 14.203 ton, padi hibrida 4.511 ton, padi lahan kering3.425 ton, dan APBN-P yaitu jagung hibrida 4.525 ton.

Realisasi penyaluran Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) TA. 2011

- Realisasi BLBU APBN komoditi padi non hibrida sebesar 55.000 ton(100,00%), padi hibrida sebesar 1.304 ton (100,00%), padi lahankering sebesar 8.750 ton (100,00%), jagung hibrida sebesar 3.101ton (100,00%), serta kedelai sebesar 12.000 ton (100,00%).

- Kegiatan penyaluran bantuan benih di beberapa wilayah dilakukanrealokasi dari rencana alokasi awal baik dalam satu wilayah provinsimaupun antar provinsi disebabkan keterbatasan lahan dan musimtanam yang sudah terlambat.

Tabel 22. Rencana Dan Realisasi Bantuan Langsung Benih UnggulBLBU APBN Tanaman Pangan Tahun 2011

Ton Ha Ton Ha %1 Padi Non Hibrida 55.000 2.200.000 55.000 2.200.000 100,002 Padi Hibrida 1.304 86.933 1.304 86.933 100,003 Padi Lahan Kering 8.750 350.000 8.750 350.000 100,004 Jagung Hibrida 3.101 206.733 3.101 206.733 100,005 Kedelai 12.000 300.000 12.000 300.000 100,00

80.155 3.143.666 80.155 3.143.666 100,00Jumlah

No. KomoditasRencana Realisasi

Page 46: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 40

- Realisasi BLBU APBN Penghematan komoditi padi non hibridasebesar 14.203,30 ton (100,00%), padi hibrida sebesar 4.510,53 ton(100,00%), padi lahan kering sebesar 3.425,00 ton (100,00%), danAPBN P untuk jagung hibrida sebesar 4.524,88 ton (100,00%).

- Sama halnya dengan APBN reguler, adanya keterbatasan lahan danmusim tanam yang sudah terlambat maka dilakukan realokasi darirencana alokasi awal baik dalam satu wilayah provinsi maupun antarprovinsi.

Tabel 23. Rencana Dan Realisasi Bantuan Langsung Benih UnggulBLBU APBN Penghematan dan APBN P Tanaman PanganTahun 2011

Ton Ha Ton Ha %1 Padi Non Hibrida 14.203 568.132 14.203 568.132 100,002 Padi Hibrida 4.511 300.702 4.511 300.702 100,003 Padi Lahan Kering 3.425 137.000 3.425 137.000 100,004 Jagung Hibrida 4.525 301.659 4.525 301.660 100,00

26.664 1.307.493 26.664 1.307.494 100,00

No. KomoditasRencana Realisasi

Jumlah

2. Penilaian Varietas

a. Jumlah Varietas yang Dilepas

Selama tahun 2011, Badan Benih Nasional (BBN) telahmelaksanakan pelepasan varietas tanaman pangan sebanyak 4(empat) kali dengan varietas tanaman pangan yang dilepas MenteriPertanian sebanyak 35 varietas.

b. Pemasukan (Impor) dan Pengeluaran (Ekspor) Benih TanamanPangan

1) Impor Benih Tanaman Pangan

Dalam tahun 2011, Badan Benih Nasional telah memproses suratizin pemasukan (impor) bagi 14 (empat belas) perusahaan swastayang bergerak di bidang perbenihan tanaman padi hibrida danjagung hibrida.

2) Ekspor Benih Tanaman Pangan

Page 47: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 41

Dalam tahun 2011, Badan Benih Nasional telah memproses suratizin pengeluaran (ekspor) bagi 2 (dua) perusahaan swasta yangbergerak di bidang perbenihan tanaman padi hibrida dan 5 (lima)perusahaan swasta yang bergerak dibidang perbenihan tanamanjagung hibrida.

c. Inventarisasi Penyebaran Varietas

1) Padi

Inventarisasi luas penyebaran varietas padi pada TA. 2011 yangmeliputi MH.2010/2011 dan MK.2011 sampai dengan bulanDesember 2011 seluas 9.188.689 ha, dimana sebagian besartelah menggunakan Varietas Produksi Tinggi (VPT) yaitu seluas6.728.170 ha atau 73,22%, Varietas Produksi Sedang (VPS)724,116 atau 7,88%, dan 1.736.403 ha atau 18,90% masihmenggunakan Varietas Produksi Rendah (VPR).

Tabel 24. Penyebaran Varietas Padi MH 2010/2011 dan MK 2011

Luas Penyebaran (Ha)MH 2010/2011 & MK 2011

1 VPT 6.728.170 73,222 VPS 724.116 7,883 VPR 1.736.403 18,90

9.188.689 100,00

No Golongan %

JumlahKeterangan : Data bersumber dari Subdit PVPMBVPT : Varietas produksi tinggiVPS : Varietas produksi sedangVPR : Varietas produksi rendah

Berdasarkan data inventarisasi luas penyebaran varietas padi,varietas yang dominan yaitu: varietas Ciherang dengan luas3.563.890 ha atau 38,79%, varietas IR 64 742.095 atau 8,08%,dan varietas Mekongga 486.394 atau 5,29%.

2) Jagung

Inventarisasi luas penyebaran varietas jagung pada TA. 2011yang meliputi MH.2010/2011 dan MK.2011 adalah 1.763.775 ha,dimana sebagian besar telah menggunakan Varietas Produksi

Page 48: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 42

Tinggi (VPT) yaitu seluas 1.265.401 ha atau 71,74%, VarietasProduksi Sedang (VPS) 11.310 ha atau 0,64%, dan 487.064 haatau 27,61% masih menggunakan Varietas Produksi Rendah(VPR).

Tabel 25. Penyebaran Varietas Jagung MH 2010/2011 dan MK

2011

Luas Penyebaran (Ha)MH 2010/2011& MK 2011

1 VPT 1.265.401 71,742 VPS 11.310 0,643 VPR 487.064 27,61

1.763.775 100,00

No Golongan %

Jumlah

Berdasarkan data inventarisasi luas penyebaran varietas jagung,varietas yang dominan yaitu BISI-2 dengan luas 353.732 ha atau20,06%, varietas BISI-16 155.569 ha atau 8,82% dan varietas P-12 99.074 ha atau 5,62%.

3) Kedelai

Inventarisasi luas penyebaran varietas kedelai pada TA. 2011yang meliputi MH.2010/2011 dan MK.2011 adalah 284.426 ha,dimana sebagian besar menggunakan Varietas Produksi Tinggi(VPT) seluas 205.736 ha atau 72,33%, Varietas Produksi Sedang(VPS) 22.579 ha atau 7,94%, dan 56.111 ha atau 19,73% masihmenggunakan Varietas Produksi Rendah (VPR).

Berdasarkan data inventarisasi luas penyebaran varietas kedelai,

varietas yang dominan yaitu Anjasmoro dengan luas mencapai

75.872 ha atau 26,7%, varietas Wilis 52.017 ha atau 18,29%,varietas Baluran 15.427 ha atau 5,42%.

Tabel 26. Penyebaran Varietas Kedelai MH 2010/2011 dan MK

2011

Page 49: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 43

Luas Penyebaran (Ha)MH 2010/2011 & MK 2011

1 VPT 205.736 72,332 VPS 22.579 7,943 VPR 56.111 19,73

284.426 100,00Jumlah

No Golongan %

4) Kacang Tanah

Inventarisasi luas penyebaran varietas kacang tanah pada TA.2011 yang meliputi MH.2010/2011 dan MK.2011 seluas 199.770ha.

Tabel 27. Penyebaran Varietas Kacang Tanah MH 2010/2011 danMK 2011

Luas Penyebaran (Ha)MH 2010/2011 & MK 2011

1 Gajah 44.050 22,052 Kelinci 23.107 11,573 Tuban 18.199 9,114 Kidang 8.530 4,275 Macan 3.366 1,686 Jerapah 2.351 1,187 Kancil 2.338 1,178 Singa 1.902 0,959 Situraja DM 1.435 0,7210 Banteng 697 0,3511 Tupai 620 0,3112 Bison 573 0,2913 Bima 572 0,2914 Tapir 404 0,2015 Jepara 398 0,2016 Komodo 255 0,1317 Anoa 225 0,1118 Turangga 119 0,0619 Pelanduk 107 0,0520 Panter 83 0,0421 Rusa 56 0,0322 Domba 24 0,0123 Mahesa 8 0,0024 Lokal 90.351 45,23

199.770 100,00Jumlah

No Varietas %

Berdasarkan inventarisasi luas penyebaran varietas kacang tanah,varietas yang dominan yaitu Gajah dengan luas mencapai 44.050ha atau 22,05%, varietas Kelinci dengan luas mencapai 23.107ha atau 11,57%, varietas Tuban dengan luas mencapai 18.199 haatau 9,11%.

5) Kacang Hijau

Page 50: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 44

Inventarisasi luas penyebaran varietas kacang hijau pada TA.2011 yang meliputi MH.2010/2011 dan MK.2011 adalah 117,881ha.

Berdasarkan data inventarisasi luas penyebaran varietas kacanghijau, varietas yang dominan yaitu No.129 dengan luas mencapai13.133 ha atau 11,14%, varietas Bakti dengan luas mencapai6.893 ha atau 5,85%, varietas Walet dengan luas mencapai6.856 ha atau 5,82%.

Tabel 28. Penyebaran Varietas Kacang Hijau MH 2010/2011 dan

MK 2011

Luas Penyebaran (Ha)MH 2010/2011 & MK 2011

1 No. 129 13.133 11,142 Bakti 6.893 5,853 Walet 6.856 5,824 Betet 5.846 4,965 Merak 3.469 2,946 Sampeong 1.730 1,477 Parkit 1.650 1,408 Kutilang 1.140 0,979 Manyar 1.075 0,9110 Kenari 979 0,8311 No. 124 946 0,8012 Sriti 862 0,7313 Perkutut 594 0,5014 Gelatik 511 0,4315 Merpati 405 0,3416 Arto Ijo 263 0,2217 Camar 237 0,2018 Vilma 155 0,1319 Ringgit 147 0,1220 Nuri 72 0,0621 Siwalik 66 0,0622 Murai 25 0,0223 Lokal 70.827 60,08

117.881 100,00Jumlah

No Varietas %

6) Ubi Jalar

Inventarisasi luas penyebaran varietas ubi jalar pada TA. 2011yang meliputi MH.2010/2011 dan MK.2011 adalah adalah 75.569ha.

Page 51: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 45

Berdasarkan data inventarisasi luas penyebaran varietas ubi kayu,varietas dominan yaitu Intro Taiwan dengan luas mencapai 5.530ha atau 7,32%, varietas Cangkuang dengan luas mencapai 5.228ha atau 6,92%, varietas Muara Takus dengan luas mencapai3.391 ha atau 4,49%.

Tabel 29. Penyebaran Varietas Ubi Jalar MH 2010/2011 dan MK

2011

Luas Penyebaran (Ha)MH 2010/2011 & MK 2011

1 Intro Taiwan 5.530 7,322 Cangkuang 5.228 6,923 Muara Takus 3.391 4,494 Daya 3.008 3,985 Southern Queen 2.826 3,746 Tembakur Ungu 1.649 2,187 Sewu 940 1,248 Tembakur Putih 643 0,859 Prambanan 626 0,8310 Cilembu 608 0,8011 Shiroyutaka 565 0,7512 Sari 499 0,6613 Jago 447 0,5914 Borobudur 441 0,5815 Mendut 401 0,5316 Kalasan 280 0,3717 Sukuh 235 0,3118 Puertorico 226 0,3019 Kidal 148 0,2020 Lokal 47.878 63,36

75.569 100,00

No Varietas %

Jumlah

7) Ubi Kayu

Inventarisasi luas penyebaran varietas ubi kayu pada TA. 2011yang meliputi MH.2010/2011 dan MK.2011 adalah adalah 809.222ha.

Berdasarkan data inventarisasi luas penyebaran varietas ubi kayu,varietas dominan yaitu UJ 5 dengan luas mencapai 346,624 haatau 42,83%, varietas UJ 3 dengan luas mencapai 67.274 ha atau8,31%, varietas Adira 1 dengan luas mencapai 63.112 ha atau7,80%.

Tabel 30. Penyebaran Varietas Ubi Kayu MH 2010/2011 dan MK

2011

Page 52: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 46

Luas Penyebaran (Ha)MH 2010/2011 & MK 2011

1 UJ 5 346.624 42,832 UJ 3 67.274 8,313 Adira 1 63.112 7,804 Adira 4 46.664 5,775 Mentega 26.552 3,286 Manalagi 13.008 1,617 Adira 2 10.326 1,288 Malang 4 9.332 1,159 Darul Hidayah 8.178 1,0110 Apuy 5.093 0,6311 Malang 2 4.039 0,5012 SPP 3.998 0,4913 Malang 1 3.708 0,4614 Malang 6 3.657 0,4515 Valenca 1.952 0,2416 Gading 810 0,1017 Manihot 186 0,0218 Bogor 116 0,0119 Lokal 194.593 24,05

809.222 100,00

No Varietas %

Jumlah

d. Uji Adaptasi

Sampai Desember 2011, pengiriman galur untuk kegiatan ujiadaptasi/ multilokasi yang dilaksanakan oleh BPSBTPH dibeberapapropinsi pada tahun 2011 sebanyak 76 unit. Untuk realisasi tanamdari galur yang telah dikirim untuk galur padi telah terealisasisebanyak 64 unit dari 64 unit yang telah terkirim (100,00%) danuntuk galur palawija telah terealisasi sebanyak 12 unit dari 12 unityang telah terkirim (100,00%).

Tabel 31. Realisasi Pengiriman Galur Uji Adaptasi/Multilokasi T.A.2011

Page 53: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 47

Terkirim Realisasi Terkirim Realisasi Terkirim Realisasi(Unit) Tanam (Unit) (Unit) Tanam (Unit) (Unit) Tanam (Unit)

1 Pemerintah Aceh 1 1 - - 1 12 Sumatera Utara 5 5 - - 5 53 Sumatera Barat 2 2 2 2 4 44 Riau 5 5 - - 5 55 Jambi 2 2 1 1 3 36 Bengkulu 2 2 - - 2 27 Sumatera Selatan 5 5 - - 5 58 Lampung 2 2 - - 2 29 Bangka Belitung - - - - - -

10 DKI Jakarta 1 1 1 1 2 211 Jawa Barat 2 2 - - 2 212 Banten 2 2 - - 2 213 Jawa Tengah - - 3 3 3 314 DI. Yogyakarta 1 1 1 1 2 215 Jawa Timur 2 2 - - 2 216 Kalimantan Barat 3 3 - - 3 317 Kalimantan Tengah 2 2 - - 2 218 Kalimantan Selatan 4 4 - - 4 419 Kalimantan Timur 2 2 - - 2 220 Bali 3 3 1 1 4 421 NTB 2 2 3 3 5 522 NTT 3 3 - - 3 323 Sulawesi Utara 1 1 - - 1 124 Sulawesi Tengah - - - - - -25 Sulawesi Selatan 3 3 - - 3 326 Sulawesi Tenggara 2 2 - - 2 227 Gorontalo 2 2 - - 2 228 Sulawesi Barat - - - - - -29 Maluku 2 2 - - 2 230 Maluku Utara 3 3 - - 3 331 Papua - - - - - -32 Papua Barat - - - - - -

Jumlah 64 64 12 12 76 76

Komoditi

ProvinsiNo Padi Palawija Total

e. Sertifikasi

1) Luas Sertifikasi

Areal sertifikasi benih (BD, BP dan BR) sampai dengan Desember2011 untuk komoditi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai,kacang tanah dan kacang hijau) seluruhnya 186.056,26 ha,dengan rincian sebagai berikut:- Sertifikasi benih padi seluas 112.495,99 ha (60,46%)- Sertifikasi benih jagung seluas 45.243,67 ha (24,32%)- Sertifikasi benih kedelai seluas 25.678,22 ha (13,80%)- Sertifikasi benih kacang tanah dan kacang hijau seluas

2.638,67 ha (1,42%)

Tabel 32. Realisasi Luas Sertifikasi BD, BP, BR dan Hibrida Tahun2011

Page 54: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 48

KelasBenih s.d bulan yg lalu bulan Desember s.d bulan Desember

1 Padi BD 1.290,380 122,940 1.413,320BP 34.718,710 1.892,159 36.610,869BR 62.339,171 9.701,778 72.040,949

Hibrida 2.411,860 19,000 2.430,860Jumlah 100.760,121 11.735,877 112.495,998 60,46

2 Jagung BD 74,060 10,000 84,060BP 297,750 29,900 327,650BR 17.508,544 102,830 17.611,374

Hibrida 26.996,638 223,945 27.220,583Jumlah 44.876,992 366,675 45.243,667 24,32

3 Kedelai BD 83,580 19,000 102,580BP 471,600 72,300 543,900BR 23.104,240 1.927,500 25.031,740

Jumlah 23.659,420 2.018,800 25.678,220 13,804 Kacang Tanah BD 29,715 1,000 30,715

BP 97,950 3,100 101,050BR 2.323,680 22,250 2.345,930

Jumlah 2.451,345 26,350 2.477,695 1,335 Kacang Hijau BD 2,875 4,000 6,875

BP 56,610 2,000 58,610BR 92,000 3,500 95,500

Jumlah 151,485 9,500 160,985 0,09186.056,565

No KomoditiLuas Penangkaran Benih (Ha)

%

Total

2) Produksi Benih

- Realisasi produksi BD sampai dengan bulan Desember 2011,untuk benih padi sebanyak 2.189,29 ton, benih jagung 75,13ton, benih kedelai 208,61 ton, benih kacang tanah 119,61 ton,dan benih kacang hijau 1,48 ton, ubi kayu 156.000,00 stek,ubi jalar 635.000,00 stek.

- Realisasi produksi BP sampai dengan bulan Desember 2011,untuk benih padi 69.708,56 ton, benih jagung 501,18 ton,benih kedelai 198,31 ton (hasil perbanyakan kedelai kelas BPproduksinya ada yang carry over di tahun 2012), benihkacang tanah sebanyak 256,879 ton, kacang hijau 15,53 ton,ubi kayu 136.000 stek dan ubi jalar 841.500 stek.

- Realisasi produksi BR sampai dengan bulan Desember 2011,untuk benih padi 127.696,51 ton, benih jagung 15.742,01 ton,benih kedelai 17.877,08 ton, benih kacang tanah 3.351,64 ton,kacang hijau 5,40 ton.

Page 55: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 49

- Realisasi produksi benih padi hibrida dan jagung hibridasampai dengan bulan Desember 2011 masing-masingsebanyak 3.211,12 ton dan 45.124,50 ton.

Tabel 33. Realisasi Produksi Benih Kelas BD, BP, BR dan Hibrida

KelasBenih s.d bulan yg lalu bulan Desember s.d bulan Desember

1 Padi BD 1.774,836 414,455 2.189,291BP 66.382,349 3.326,215 69.708,564BR 121.233,306 6.463,200 127.696,506

Hibrida 3.195,122 16,000 3.211,122Jumlah 192.585,613 10.219,870 202.805,483 70,84

2 Jagung BD 65,410 9,720 75,130BP 455,881 45,300 501,181BR 15.626,805 115,204 15.742,009

Hibrida 44.426,833 697,670 45.124,503Jumlah 60.574,929 867,894 61.442,823 21,46

3 Kedelai BD 206,015 2,600 208,615BP 181,460 16,849 198,309BR 16.665,215 1.211,865 17.877,080

Jumlah 17.052,690 1.231,314 18.284,004 6,394 Kacang Tanah BD 117,111 2,500 119,611

BP 43,174 213,705 256,879BR 3.314,044 37,600 3.351,644

Jumlah 3.474,329 253,805 3.728,134 1,305 Kacang Hijau BD 1,485 - 1,485

BP 14,970 0,560 15,530BR 5,400 - 5,400

Jumlah 21,855 1 22,415 0,01286.282,859Total

%No KomoditiProduksi Benih (Ton)

3) Pengecekan Mutu Benih

Berdasarkan laporan yang diterima pengecekan mutu benih TA2011 dilakukan terhadap benih padi, jagung, kedelai, kacangtanah dan kacang hijau. Jumlah benih yang dicek terdiri daribenih padi sebesar 5.405,28 ton, jagung 2.097,72 ton, kedelai669,79 ton, kacang tanah 107,43 ton dan kacang hijau 0,24 ton.Dari jumlah tersebut yang masih memenuhi standar mutu benih,untuk benih padi sebesar 3.602,75 ton (66,65%), benih jagunghibrida 1.605,90 ton (84,81%), benih jagung komposit 137,13ton (67,14%), benih kedelai 310,91 ton (46,42%), benih kacangtanah 41,355 ton (38,50%) dan benih kacang hijau 0,245 ton(100,00%).

Page 56: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 50

Tabel 34. Realisasi Pengecekan Mutu Benih T.A 2011

Jumlah Benihyang dicek

(Ton) (Ton) % (Ton) %1 2 3 4 5 6 71 Padi 5.405,278 3.602,752 66,65 1.802,526 33,352 Jagung Komposit 204,239 137,127 67,14 67,112 32,863 Jagung Hibrida 1.893,476 1.605,903 84,81 287,573 15,194 Kedelai 669,799 310,913 46,42 358,886 53,585 Kacang Tanah 107,425 41,355 38,50 66,070 61,506 Kacang Hijau 0,245 0,245 100,00 - -7 Gandum - - - - -

Jumlah 8.280,462 5.698,295 68,82 2.582,167 31,18

No. KomoditiHasil Pengecekan Mutu

Memenuhi Standar Dibawah Standar

3. Penguatan Kelembagaan

a. BPSBTPH

Berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:46/M.PAN/2/2001 tanggal 26 Februari 2001 perihal PenyampaianDaftar Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis di LingkunganDepartemen dan LPND dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:168/Kpts/PL.810/3/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang PenghapusanBarang Milik/Kekayaan Negara (BM/KN) Departemen Pertanian yangditindaklanjuti dengan pengalihan kepada Pemerintah Daerah,kelembagaan pengawasan dan sertifikasi benih yang telahdiserahkan ke daerah dan menjadi kewenangan daerah berjumlah25 BPSB di 25 provinsi.

Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan SK Gubernur atauPeraturan Pemerintah Daerah, telah terbentuk institusi yangmenangani pengawasan dan sertifikasi benih yang berbentuk UPTDyaitu UPTD BPSB. Dari hasil inventarisasi kelembagaan pengawasandan sertifikasi benih, sampai dengan bulan Desember 2011, dari 33provinsi di Indonesia telah terbentuk 32 UPTD Institusi Pengawasandan Sertifikasi Benih; sementara 1 provinsi pengembangan yaituKepulauan Riau belum membentuk UPTD BPSB, sehingga kegiatan

Page 57: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 51

pengawasan dan sertifikasi benih masih dilaksanakan di provinsiterdekat, yaitu oleh UPTD BPSB Riau.

Tabel 35. Nama dan Jumlah UPTD Balai Pengawasan dan SertifikasiBenih Tahun 2011

No Jenis/Nama Institusi Jumlah Provinsi1 UPTD Balai Perbenihan Pertanian 1 Aceh2 UPT Balai Pengawasan Sertifikasi Benih 1 Sumut3 UPTD Balai Pengawasan Sertifikasi Benih 2 Sumbar, Jawa Tengah4 UPT Pengawasan dan Sertifikasi 2 Riau, Jawa Timur

Benih Tanaman Pangan danHortikultura

5 UPTD Balai Pengawasan dan 1 JambiSertifikasi Benih Tanaman

6 UPTD Balai Pengawasan Sertifikasi Benih 14 Bengkulu, Lampung, Jawa BaratTanaman Pangan dan Hortikultura Banten, Kalteng, Kalsel, Kaltim,

Sulut, NTB, Gorontalo, SulselSultra, Sulbar, Papua Barat

7 UPT Balai Perbenihan Tanaman 1 Sumsel8 UPT Balai Pengawasan dan 1 Babel

Sertifikasi Mutu benih9 UPT Pengujian Mutu dan 1 DKI Jakarta

Sertifikasi Hasil Pertaniandan Hasil Hutan

10 UPTD Balai Pengawasan dan 1 DIYSertifikasi Benih Pertanian

11 UPT Balai Pengawasan dan 1 BaliSertifikasi Benih Tanaman Pangan

12 Unit Pengawasan dan Sertifikasi Benih 1 KalbarTanaman Pangan dan Hortikultura

13 UPT Pengawasan Mutu dan 1 SultengSertifikasi Benih Tanaman Pangandan Hortikultura

14 UPT Pengawasan dan Sertifikasi 1 NTTBenih

15 UPTD Balai Pengawasan dan 1 MalukuSertifikasi Benih/Bibit Pertaniandan Peternakan

16 UPTD Balai Pengawasan, 1 MalutPengujian dan Sertifikasi BenihTanaman Pertanian

17 Balai Pengawasan dan Sertifikasi 1 PapuaBenih Tanaman Pangan dan Hortikultura

32Jumlah

UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan danHortikultura memiliki tugas dan fungsi melaksanakan berbagaikegiatan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura,pengujian benih secara laboratories, penilaian varietas tanamanpangan dan hortikultura, pengawasan peredaran benih, tugas-tugasketatausahaan dan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan tugas dan fungsi serta kompetensiBalai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) khususnyalaboratorium benih, maka perlu menerapkan Sistem Manajemen

Page 58: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 52

Mutu Laboratorium SNI 19-17025 -2005, dengan tujuan didapatkansuatu standar yang sama dari hasil suatu pengujian laboratorium,untuk itu laboratorium BPSB perlu diakreditasi oleh Komite AkreditasiNasional (KAN). Jumlah laboratorium pengujian benih yang telahmendapatkan akreditasi sebanyak 17 laboratorium dan 20laboratorium belum terakreditasi.

Tabel 36. Jumlah Laboratorium yang Terakreditasi dan yang BelumTerakreditasi

Laboratorium Laboratorium BelumTerakreditasi KAN Terakreditasi KAN

1 BPSB TPH Sumatera Utara BPSB TPH Aceh2 BPSB TPH Sumatera Barat BPSB TPH Riau3 BPSB TPH Sumatera Selatan BPSB TPH Bengkulu4 BPSB TPH Lampung BPSB TPH Jambi5 Balai Besar PPMB TPH Cimanggis BPSB TPH Banten6 BBMSHPHH DKI Jakarta BPSB TPH Nusa Tenggara Timur7 BPSB TPH Jawa Barat BPSB TPH Maluku8 BPSB TPH Jawa Tengah Sub Lab. BPSB TPH Kalimantan Tengah9 BPSB TPH DI Yogyakarta BPSB TPH Kalimantan Tengah

10 BPSB TPH Jawa Timur BPSB TPH Kalimantan Timur11 BPSB TPH Bali BPSB TPH Gorontalo12 BPSB TPH Nusa Tenggara Barat BPSB TPH Sulawesi Tengah13 BPSB TPH Kalimantan Selatan BPSB TPH Sulawesi Tenggara14 BPSB TPH Sulawesi selatan BPSB TPH Sulawesi Barat15 Balai Besar Padi BPSB TPH Sulawesi Utara16 Balai Penelitian Tanaman Sayuran BPSB TPH Papua17 BPSB TPH Kalimantan Barat Balitkabi Malang18 Balai Penelitian Serealia, Maros19 BPTP Jawa Barat20 BBPPTP Surabaya

No

b. Balai Benih (Provinsi dan Kabupaten/Kota)

Keberadaan kelembagaan Balai Benih setelah diberlakukannya UUNo. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, pada umumnyatelah menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas PertanianProvinsi, dan menjadi kewenangan daerah.

Sampai dengan tahun 2011, dari 33 provinsi baru 32 provinsi yangtelah membentuk UPTD Balai Benih. Sedangkan 1 provinsi yaituKepulauan Riau secara struktural berada dibawah Seksi Benih, pada

Page 59: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 53

Subdin Produksi Dinas Pertanian Provinsi yang berfungsi sebagaiunit produksi benih sumber. Dengan beragamnya organisasi didaerah, maka nomenklatur (penamaan) kelembagaan Balai Benihsangat beragam, yaitu: Balai Benih Induk (BBI), Balai Benih Utama(BBU), Instalasi Kebun Benih, Unit Produksi Benih, Kebun Benih,Balai Perbenihan dan Pembibitan, Instalasi Benih Induk, BalaiBenih/Bibit, Unit Pengembangan Benih, Unit Perbenihan Induk, danKebun Benih Kabupaten.

Dari hasil inventarisasi kelembagaan Balai Benih, telah terbentuk 32UPTD Balai Benih di 33 provinsi, dan terdiri dari beberapa unitproduksi yang penamaannya beragam sesuai dengan keadaandaerah masing-masing. Berdasarkan keputusan Menteri PertanianNomor 347/Kpts/OT.210/6/2003 tentang Pedoman Pengelolaan BalaiBenih Tanaman Pangan dan atau Hortikultura, adapun tugas pokokBalai Benih adalah melaksanakan produksi dan penyebarluasanbenih varietas unggul bersertifikat kelas Benih Dasar (BD) dan BenihPokok (BP), sedangkan fungsi Balai Benih yaitu melaksanakanProduksi Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP), Penyebarluasan(penyaluran) Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP) kepadaprodusen benih, melaksanakan observasi penerapan teknologiperbenihan, baik teknologi produksi maupun pasca panen,melaksanakan pemurnian kembali varietas unggul, melaksanakanpembinaan teknis kepada produsen benih, melaksanakanpenyebarluasan informasi perbenihan dan melaksanakanpengawasan internal.

c. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Benih TanamanPangan dan Hortikultura (LSSMBTPH)

LSSMBTPH adalah lembaga yang melekat pada DirektoratPerbenihan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan danDirektorat Jenderal Hortikultura, yang mempunyai kewenanganuntuk melaksanakan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu pada pelakuagribisnis perbenihan.

Page 60: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 54

LSSMB TPH dibentuk sejak tahun 1999, berdasarkan KeputusanMenteri Pertanian Nomor 1100.1/Kpts/KP.150/10/1999 Tahun 1999jo Nomor 361/Kpts/ KP.150/5/2002 Tahun 2002 sebagai peraturanpelaksanaan dari Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentangSistem Budidaya Tanaman dan Peraturan Pemerintah Nomor 44Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman, sedangkan operasionalLSSMBTPH berlandaskan pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor39/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi danPeredaran Benih Bina. Lembaga ini juga telah diakreditasi olehKomite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Sertifikat Akreditasi LSSM-020-IDN tanggal 28 Januari 2005. Re-akreditasi oleh KAN yangterakhir telah dilaksanakan dengan Sertifikat Nomor LSSM- 033-IDNtanggal 18 Agustus 2011 sesuai acuan ISO 17021.

Sampai dengan Desember 2011, Jumlah perusahaan yangmenerapkan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (jumlah akumulasidari sebelum tahun 2008) sebanyak 11 (sebelas)perusahaan/produsen benih, yaitu: 1) PT Dupont Indonesia, 2) PTBranita Sandhini, 3) PT East West Seed Indonesia, 4) PT BISIInternasional Tbk, 5) PT Jagung Hibrida Sulawesi (berubah namamenjadi PT Asian Hybrid Seed Technologies Indonesia), 5) PT SangHyang Seri (persero) PBS Cabang Khusus Sukamandi, 7) PT BenihCitra Asia, 8) PT Agri Makmur Pertiwi, 9) UPBS Balai Besar PadiSukamandi, 10) PT Tunas Agro Persada dan 11) CV Aditya SentanaAgro. Saat ini ada 3 (tiga) perusahaan benih juga yang telahmengajukan permohonan untuk menerapkan Sertifikasi SistemManajemen Mutu dan sedang dalam proses penilaian, yaitu: 1) PTSang Hyang Seri (Persero) Cabang Pasuruan, Jawa Timur (telahdilakukan audit awal tahap 1 dan tahap 2), 2) PT Sang Hyang Seri(Persero) Cabang Pujon Jawa Timur (dalam proses penilaiankecukupan dokumen mutu/persyaratan permohonan), dan 3) CVAura Seed Indonesia, Malang, Jawa Timur (dalam proses penilaiankecukupan dokumen mutu/persyaratan permohonan).

Selama tahun 2011, telah dilakukan Witness oleh Tim dari KomiteAkreditasi Nasional yang dilaksanakan di 2 (dua) produsen benih

Page 61: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 55

yang menerapkan sertifikasi sistem manajemen mutu, yaitu PT AgriMakmur Pertiwi di Kediri dan PT Dupont Indonesia di Malang.Pelaksanaan witness langsung dihadiri oleh Direktur LembagaSertifikasi, Komite Akreditasi Nasional (Dra. Zakiyah), yaitu padatanggal 30 Juni s.d 2 Juli 2011 ke PT Dupont Indonesia, dan padatanggal 22-23 Juli 2011 ke PT Agri Makmur Pertiwi.

Peningkatan SDM melalui pelatihan untuk mengikuti perkembangansistem manajemen mutu telah dilaksanakan oleh LSSMBTPH. Padatahun 2011, telah diikutsertakan 2 (dua) orang personil LSSMBTPHdari Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan mengikuti pelatihanISO 9001:2008 (Paket Pengenalan dan Implementasi). LSSMBTPHdari Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang berjumlah 2 (dua)orang personil, dengan fasilitas kerja representatif di Lantai 3Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, antara lain berupakomputer (2 unit), pendingin ruangan, meja kerja, meja rapat sertalemari arsip. Disamping itu, juga telah dipasang jaringan internet,yang merupakan salah satu persyaratan yang diminta oleh KomiteAkreditasi Nasional.

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaanLSSMBTPH selama ini adalah:

1. Pengelolaan LSSMBTPH masih sangat tergantung pada anggaranpemerintah (APBN), karena saat ini usulan tarif PNBPKementerian Pertanian (yang didalamnya ada usulan mengenaitarif pengelolaan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu) sedangdalam proses.

2. Pengelolaan LSSMBTPH belum optimal, seluruh personil yangmenangani LSSMBTPH merupakan PNS dari DirektoratPerbenihan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan DirektoratJenderal Hortikultura, yang juga melaksanakan tugas pokokDirektoratnya masing-masing.

3. Saat ini sudah ada LSSM swasta (dengan nama LSSM Bebi),tetapi pengawasan terhadap produsen-produsen benih yang telah

Page 62: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 56

disertifikasi oleh LSSM swasta ini sulit dilaksanakan olehDirektorat Perbenihan, karena tidak pernah ada laporanaktivitasnya, padahal ada kewajiban yang harus dipenuhi olehprodusen benih yang telah disertifikasi oleh LSSM Bebi yaitukewajiban melaporkan kegiatannya sercara berkala kepada BPSBsetempat dan Direktur Jenderal melalui Direktur Perbenihan,sebagaimana dinyatakan pada Permentan Nomor 39 tahun 2006Pasal 23 ayat (1).

4. Insentif Pengawas Benih

Insentif Pengawas Benih Tanaman (PBT) tahun 2011 dialokasikanuntuk 31 provinsi di Indonesia sejumlah Rp. 2.064.000.000,00 untuk688 orang PBT, sedangkan 2 provinsi yaitu Provinsi Kep. Riau danBangka Belitung tidak mendapatkan alokasi insentif PBT karena belumada Petugas Pengawas Benih.

5. Perbanyakan Benih

Perbanyakan benih tanaman pangan yang berada di Balai Benih sesuaidengan data yang diterima sampai dengan bulan Desember telahterealisasi sebesar:

a. Realisasi perbanyakan benih padi non hibrida untuk kelas BenihDasar (BD) 87,60 ha (84,23% dari target 104 ha) dan Benih Pokok(BP) seluas 153 ha (92,17% dari target 166 ha).

b. Realisasi perbanyakan benih jagung hibrida untuk kelas Benih Dasar(BD) 29,00 ha (87,80% dari target 33 ha) dan Benih Pokok (BP)seluas 40 ha (90,90% dari target 77 ha).

c. Realisasi perbanyakan benih kedelai untuk kelas Benih Dasar (BD)46,50 ha (45,59% dari target 102 ha) dan Benih Pokok (BP) seluas71 ha (42,26% dari target 170 ha).

d. Realisasi perbanyakan benih kacang tanah untuk kelas Benih Dasar(BD) 32 ha (100% dari target) dan Benih Pokok (BP) seluas 47 ha(97,90% dari target 48 ha).

Page 63: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 57

e. Realisasi perbanyakan benih kacang hijau untuk kelas Benih Dasar(BD) 8 ha (88,80% dari target 9 ha) dan Benih Pokok (BP) seluas 11ha (100% dari target).

f. Realisasi perbanyakan benih ubi kayu untuk kelas Benih Dasar (BD)3 ha (100% dari target) dan Benih Pokok (BP) seluas 2 ha (100%dari target).

g. Realisasi Perbanyakan benih ubi jalar untuk kelas Benih Dasar (BD)3 ha (100% dari target) dan Benih Pokok (BP) sebesar 3 ha (100%dari target).

6. Cadangan Benih Nasional (CBN)

Sejak tahun 2004 pemerintah juga menyediakan cadangan benihNasional (CBN) yang dananya bersumber dari APBN dan pelaksanaanoleh PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero). Berbedadengan tahun sebelumnya Cadangan Benih Nasional (CBN) tahun 2011selain untuk memenuhi kebutuhan benih yang bersifat mendesak gunapemulihan pertanaman yang rusak/puso sebagai akibat/dampakanomali iklim (bencana alam) dan/atau serangan organismepengganggu tumbuhan (OPT) juga untuk mendorong pengembanganpenggunaan benih bermutu varietas unggul pada daerah-daerah yangbelum menggunakannya, serta untuk meningkatkan ketersediaanbenih bermutu varietas unggul, guna meningkatkan produktivitas danproduksi padi, jagung dan kedelai.

Penyediaan Cadangan Benih Nasional (CBN) yang dimulai sejak TA.2004-2011, untuk komoditi padi non hibrida sebanyak 75.717,02 ton,padi hibrida 2.130,77 ton, jagung hibrida 15.393,86 ton, jagungkomposit 3.619,50 ton dan kedelai 18.140,03 ton.

Realisasi penggunaan Cadangan Benih Nasional (CBN) TA. 2011berdasarkan Surat Penugasan Direktur Jenderal Tanaman Pangansampai dengan Desember 2011, benih padi non hibrida sebanyak20.362,98 ton, benih padi hibrida sebanyak 1.650,30 ton, jagunghibrida sebanyak 5.187,60 ton, benih jagung komposit sebanyak1.549,02 ton dan benih kedelai sebanyak 4.031,53 ton.

Page 64: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 58

Tabel 37. Perkembangan Pengadaan/Penyediaan, RealisasiPenggunaan dan Stok Akhir CBN Tahun 2004-2001

RencanaSisa Stok CBN Target Pengadaan Volume Luas

s.d 2010 2011 2004-2011 (Ton) Areal(Ton) (000 Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1 Padi Non Hibrida 14.716 15.000 29.716 75.717 20.362 814.494 68,52 9.354 3742 Padi Hibrida - 2.130 2.130 2.130 1.650 110.020 77,48 480 323 Jagung Komposit 1.996 558 2.554 3.620 1.549 61.961 60,65 1.005 404 Jagung Hibrida 1.362 3.993 5.355 15.394 5.188 345.840 96,87 167 115 Kedelai 6.171 6.800 12.971 18.140 4.032 100.788 31,08 8.939 223

Sisa Stok Posisi 31/12/ 2011

No. Komoditas Total(Ton) (Ha) %

Penggunaan 2011 s.d 31 DesKetersediaan (Ton)

7. Subsidi Benih

Realisasi penyaluran benih bersubsidi/subsidi harga tahun 2011 (kondisisampai dengan Desember 2011) untuk padi non hibrida mencapai42.166 ton setara 1.686.660 ha (67,47%), jagung hibrida 580 tonsetara 38.683 ha (16,82%), jagung komposit 209 ton setara 6.952 ha(16,69%), serta kedelai 564 ton setara 14.089 ha (43,15%) darirencana penyaluran.

Tabel 38. Rencana dan Realisasi Penyaluran Subsidi Benih Tahun 2011(Kondisi s.d. Desember 2011)

Ton Ha Ton Ha %1 Padi Non Hibrida 62.500 2.500.000 42.166 1.686.660 67,472 Jagung Hibrida 3.450 230.000 580 38.683 16,823 Jagung Komposit 1.250 50.000 209 6.952 16,694 Kedelai 1.306 32.650 564 14.089 43,15

68.506 2.812.650 43.519 1.746.383 63,53Jumlah

KomoditasRencana Realisasi

No.

D. Penguatan Perlindungan Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI

1. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT)

a. Pelaksanaan SLPHT Tahun 2011

Page 65: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 59

Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)merupakan salah satu metode pemberdayaan masyarakat petaniyang dinilai cukup berhasil dalam menerapkan PHT. Melalui SLPHTdiharapkan dapat terwujud kemandirian petani dalam pengambilankeputusan di lahan usaha taninya. Pengaruh SLPHT harus multiefek yaitu tidak hanya merubah paradigma pola pikir para petanialumni SLPHT saja, namun juga harus dapat membuat perubahanterhadap petani non SLPHT dan generasi petani selanjutnya untukmelaksanakan PHT.

Kegiatan SLPHT skala kelompok diikuti oleh 20-25 orang petanidan dilaksanakan selama satu musim tanam dengan menggunakanmetode pembelajaran teori dan praktek yang bersifat partisipatoris.Pertemuan dilakukan secara berkala seminggu sekali dengan waktuefektif 6 jam pertemuan yang berlangsung selama 12 kalipertemuan.

Pada tahun 2011 telah dirancang kegiatan SLPHT skala kelompokyang berjumlah 505 unit (pelaksanaannya disesuaikan dengankeadaan di lapangan), terdiri dari SLPHT Padi inbrida/Palawija 467unit dan Padi Hibrida 38 unit, yang tersebar di 31 provinsi.

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan SLPHT skala kelompokdi masing-masing provinsi, pelaksanaan SLPHT tahun 2011terealisasi 502 unit (99,41%) dari rencana 505 unit dengansebaran 464 unit SLPHT padi inbrida/palawija (yang terdiri atas328 unit SLPHT padi inbrida, 73 unit SLPHT jagung, 48 unit SLPHTkedelai, 12 unit SLPHT kacang tanah, dan 3 unit SLPHT kacanghijau) dan 38 unit SLPHT padi hibrida. Realisasi kegiatan SLPHTtahun 2011 tidak mencapai 100% disebabkan adanya pengalihanalokasi dana SLPHT (sesuai revisi DIPA) sebanyak 3 unit di ProvinsiSulawesi Barat. Pelaksanaan SLPHT menghasilkan 3 orang petaniandalan yang terdiri dari 2 orang petani pemandu dan 1 orangpetani pengamat OPT.

Dengan terlaksananya kegiatan SLPHT diharapkan petani alumniSLPHT dapat menjadi ahli PHT di lahannya, melanjutkan/

Page 66: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 60

mengembangkan penerapan PHT dan menyebarluaskan penerapanPHT kepada petani lain di sekitarnya.

b. Evaluasi Pelaksanaan SLPHT

Untuk mengetahui efektivitas, dampak dan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan SLPHT, telahdilaksanakan pertemuan evaluasi pelaksanaan SLPHT pada tanggal14-16 Juni di Bandung, Jawa Barat. Pertemuan dihadiri oleh paraPemandu Lapangan, penanggungjawab pelaksanaan SLPHT dari 26provinsi, dan para pakar/narasumber terkait.

Berdasarkan hasil evaluasi dari masing-masing provinsi, ulasanpara pakar, dan diskusi yang berkembang, dihasilkan rumusansebagai berikut:

1) Pelaksanaan SLPHT belum sepenuhnya sesuai pedoman.Beberapa hal yang menjadi kendala, antara lain terbatasnyakuantitas dan kualitas Pemandu Lapangan (PL), terbatasnyapembinaan yang dilakukan oleh institusi terkait, dan bebanpekerjaan pemandu yang semakin berat terkait kegiatan teknismaupun administrasi. Disamping itu pemandu lapangan (POPT-PHP) juga ditugaskan untuk memandu kegiatan SLPTT, SLI,melaksanakan pengamatan OPT, bimbingan pengendalian OPT,dan pengawasan pestisida dan pupuk.

2) Kelompok Tani (alumni SLPHT) yang telah mengembangkan PosPelayanan Agens Hayati (PPAH) menyediakan agens hayatisebagai pengendali OPT. Di Sumatera Utara 7 kelompok, Riau 3kelompok, Sumatera Selatan 12 kelompok, Bengkulu 1kelompok, Lampung 1 kelompok, Babel 6 kelompok, DKI Jakarta1 kelompok, Jawa Barat 54 kelompok, Jawa Tengah 2kelompok, DIY 19 kelompok, Jawa Timur 1 kelompok, Banten 7kelompok, NTB 1 kelompok, Kalbar 6 kelompok, Kalsel 2kelompok, Kaltim 2 kelompok, Sulteng 3 kelompok, Sulsel 44kelompok, dan Maluku Utara 17 kelompok.

Page 67: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 61

3) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan SLPHT perlu diupayakanhal-hal sebagai berikut:- Penambahan jumlah PL melalui Training of Trainer (TOT)

Pemandu Lapangan (PL I dan PL II) maupun petani pemandumelalui pemberdayaan alumni SLPHT.

- Penyegaran kembali para PL sehingga meningkatkan kualitaspemandu dan kepemanduan.

- Pembentukan Team Work (Kelompok Kerja) di tingkatkecamatan, kabupaten, dan provinsi untuk menjaga kualitaspelaksanaan SLPHT secara berkelanjutan.

- Pemberdayaan LPHP sebagai Field Training Facilities (FTF),sesuai dengan fungsi LPHP dalam pemberdayaan SDMperlindungan dan mengkoordinasikan pelaksanaan SekolahLapangan.

4) Pedoman pelaksanaan SLPHT Tanaman Pangan sebagai acuanyang digunakan masih perlu penyempurnaan pada beberapahal, diantaranya:- Kegiatan persiapan pelaksanaan perlu ditingkatkan, antara

lain pertemuan persiapan SLPHT dengan pihak terkait,menentukan lokasi, peserta, dan analisis ekosistem setempat(keadaan OPT, kesuburan tanah, dan lain-lain).

- Perlu adanya studi pendukung PHT dalam upaya peningkatanproduktivitas.

- Sasaran/target pengembangan SDM petani sebanyak 3 (tiga)orang petani andalan, yang terdiri dari 2 (dua) orang PetaniPemandu dan 1 (satu) orang Petani Pengamat OPT padasetiap unitnya. Petani Pengamat diharapkan dapat membantuoperasional POPT-PHP, Petani Pemandu diharapkan dapatmemandu SLPHT dari petani ke petani untuk mengakselerasipemasyaratan konsep PHT.

- Diperlukannya pedoman SLPHT Tindak Lanjut dalam rangkapemberdayaan alumni SLPHT dan mewujudkandesa/kecamatan PHT.

Page 68: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 62

Untuk menyikapi adanya permasalahan di masing-masingprovinsi, Pedoman dapat disesuaikan dalam PetunjukPelaksanaan dan Petunjuk Teknis di tingkat provinsi. Dalammendukung Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan,pelaksanaan SLPHT perlu didampingi studi/kajian yangberorientasi pada peningkatan produksi tanaman pangan.

5) Untuk memasyarakatkan penerapan PHT diperlukanpemberdayaan alumni SLPHT antara lain melalui:- Pelaksanaan SLPHT Tindak Lanjut- Peningkatan pembinaan dan pendampingan- Pembentukan wadah bagi alumni SLPHT sehingga tercipta

jaringan dan kelembagaan PHT yang kuat- Pembentukan Petani Pengamat dan Regu Pengendalian

Hama (RPH).

2. Sekolah Lapangan Iklim (SL-Iklim)

a. Pelaksanaan SLI Tahun 2011

Peningkatan kemampuan, keahlian dan pemberdayaan petanidalam memanfaatkan informasi prakiraan iklim dilaksanakanmelalui kegiatan Sekolah Lapangan Iklim (SLI). Kegiatan initerutama dilaksanakan di daerah yang sering mengalami dampakperubahan iklim (banjir dan kekeringan).

SLI dimulai pada MT 2002/2003 di Kabupaten Indramayu sebagaiPilot Project melalui kerjasama antara Departemen Pertanian,Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, IPB dan Asian DisasterPreparedness Centre (ADPC). Secara nasional, SLI diselenggarakansejak Tahun 2007 dengan pendanaan dari APBN yang tersebar diprovinsi rawan banjir dan kekeringan.

Sejak tahun 2003, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,Kementerian Pertanian mulai melakukan rintisan pelaksanaan SLI diKabupaten Indramayu sebagai lokasi Pilot-Project. Pada tahun2007, Sekolah Lapangan Iklim mulai dilaksanakan di 19 provinsi.Pada tahun 2008 dan 2009 SLI dilaksanakan di 20 provinsi, tahun

Page 69: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 63

2010 dilaksanakan di 29 provinsi, dan pada tahun 2011dilaksanakan di 31 provinsi. Realisasi pelaksanaan SLI tahun 2011sebanyak 247 unit atau 98,80% dari rencana 250 unit.

b. Evaluasi Pelaksanaan SLI

Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan SLI di daerah, telahdilakukan Workshop Evaluasi Pelaksanaan Sekolah Lapangan Iklim.Hasil yang diharapkan dari pertemuan tersebut adalahteridentifikasinya berbagai permasalahan/kendala serta berbagaimasukan yang dapat digunakan untuk penyempurnaan pelaksanaanSLI pada masa yang akan datang.

Evaluasi Pelaksanaan Sekolah Lapangan Iklim dilaksanakan padatanggal 24-26 Mei 2011 di Bandung, Jawa Barat. Peserta yang hadirberjumlah 75 orang yang berasal dari 20 Provinsi (Kepala UPTDBPTPH dan Pemandu Lapangan SLI), Balai Besar Peramalan OPTJatisari, dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. AdapunNarasumber berasal dari:- Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan- Balai Besar Peramalan OPT, Jatisari- Pusat Iklim, Agroklimat dan Iklim Maritim, BMKG- Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor- Universitas Wiralodra Indramayu

Hasil dari evaluasi pelaksanaan SLI adalah sebagai berikut:

- Salah satu upaya pengamanan produksi dalam rangkameningkatkan produksi adalah melalui SLI. Kegiatan SLImerupakan salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkankemampuan petani dalam memanfaatkan informasi prakiraaniklim dan penerapannya dalam manajemen usaha tani yangsesuai dengan situasi dan kondisi iklim setempat/spesifik lokasi.

- Peran pemerintah berupa fasilitasi dan dukungan, regulasi dankebijakan akan sangat mendukung pengembangan SLI.Pengembangan SLI seyogyanya dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

Page 70: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 64

Tahap I : Perbaikan dalam pengelolaan teknik budidayasesuai iklim

Tahap II : Penguatan kelembagaan petani dan strategibisnis pertanian dengan mempertimbangkaninformasi iklim.

Tahap III : Membangun dan memperkuat kemitraan untukmengelola risiko iklim.

- Pada saat ini pengembangan SLI baru berada pada Tahap I,dengan demikian diperlukan suatu komitmen yang kuat dariseluruh stakeholder terkait dalam pengembangan SLI.

- Secara umum, hasil evaluasi pelaksanaan SLI adalah sebagaiberikut:

Belum membudaya di daerah dan masih bersifat kegiatanproyek;

Belum berkembangnya/tersedianya modul SLI yang bersifatspesifik lokasi;

Pemanfaatan informasi iklim masih belum optimal karenakurangnya pemahaman petugas dan petani;

Informasi prakiraan iklim belum tersedia tepat waktu dantransparansi terkait dengan tingkat keakurasian prakiraan;

Pengetahuan iklim dari pemandu lapangan masih terbatassehingga sulit berinovasi dalam pengembangan modul, TOTsaja tidak cukup;

Kurikulum SLI belum dikembangkan sehingga masih bersifatumum dan belum mengakomodasi keberagaman masalahiklim;

Dukungan pemerintah daerah (provinsi-desa) masih kurang.

- Rekomendasi yang dapat diberikan dalam rangkapengembangan SLI adalah: Pengembangan kurikulum, modul TOT dan modul-modul SLI

di tingkat lokal melalui pembentukan Forum Alumni danPemandu Lapangan SLI

Page 71: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 65

Fasilitasi pembentukan Tim Iklim di daerah yang membantumenjembatani program pusat-daerah di bidang pengelolaanrisiko iklim yang dilanjutkan dengan pertemuan berkaladengan pimpinan daerah tentang perkembangan teknologipemanfaatan informasi iklim

Kebijakan prioritasasi pengalokasian anggaran pelaksaanaanprogram pengelolaan risiko iklim perlu dikaitkan dengankesiapan daerah (misalnya kesiapan pemandu lapang, TimIklim)

Pelatihan Pemandu Lapangan dalam bentuk short-trainingcourse (2-3 bulan)

- Salah satu tolok ukur tingkat keberhasilan setiap bentukSekolah Lapangan adalah potensi yang dimiliki oleh setiapPemandu Lapangan. Namun demikian ada beberapa perilakupemandu yang dapat menghambat proses belajar, antara lain:(a) perhatian terpecah; (b) tidak bersemangat; (c) penjelasandan penugasan tidak jelas; (d) metode tidak tepat dan peragakurang; (d) menunjukkan sikap tidak simpatik kepada anggota;(e) memojokkan, menyalahkan anggota belajar; (f) kurangpersiapan; (g) pengaturan waktu belajar tidak tepat; (h) kurangatau tidak percaya diri; (i) tidak memahami topik bahasan.

- Wacana dan masukan dari peserta workshop untuk menyatukankegiatan Sekolah Lapangan (SL-I, SL-PHT dan SL-PTT) menjadisuatu kegiatan terpadu. Namun demikian, apabila dapatdiciptakan satu kegiatan Sekolah Lapangan (Tanaman Pangan)maka perlu dipikirkan suatu bentuk modul yang tepat dansesuai dengan kondisi wilayah masing-masing (spesifik lokasi).

- Dalam rangka menghadapi dampak perubahan iklim khususnyadalam menentukan saat mulai musim hujan atau musimkemarau dapat dikembangkan melalui informasi iklim dari BMKGdan menggabungkan tanda-tanda alam berdasarkan kearifanlokal yang ada di masing-masing wilayah.

Page 72: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 66

- Beberapa teknologi budidaya spesifik lokasi yang dilakukanpetani setelah mengikuti SLI antara lain:

Perubahan pola tanam (waktu tanam disesuaikan denganspesifik lokasi)

Memilih komoditi tanaman sesuai dengan curah hujansetempat (padi- palawija-padi)

Memanfaatkan data curah hujan dan informasi iklim lainnyasesuai kebutuhan

Memanfaatkan genangan air untuk pembibitan pada sawahtadah hujan

Sistem “salome” (satu lobang rame-rame) dilakukan olehpetani di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Disebutsistem salome karena dalam satu lubang tugal diisi lebih darisatu macam benih dalam waktu yang bersamaan, denganasumsi apabila salah satu benih tidak tumbuh masih adaharapan benih yang lainnya. Apabila keduanya tumbuh, tetapdibiarkan misalnya jagung dengan kacang panjang dankacang nasi.

Sistem teradak, adalah sistem persemaian kering padatempat yang tidak terkena genangan air (teradak)menyemainya dikenal sebagai “meneradak” danpersemaiannya adalah “teradakan”

Sistem semai terapung atau apung, dilaksanakan di ataslahan yang tergenang air menggunakan rakit dan sebagaimedia tumbuh bibit maka pada rakit diberi lumpur rawa.Sistem ini dikenal sebagai “Palaian”. Sistem “palaian”sebenarnya adalah sistem persemaian basah, karena mediatumbuh masih mendapat air dari rawa melalui sistemkapilaritas.

c. Pengelolaan Data dan Informasi Pelaksanaan Sekolah LapanganIklim

Page 73: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 67

SLI merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dankemampuan petugas dan petani dalam proses kegiatan budidayapertanian dengan memanfaatkan informasi iklim. SLI lebihdiarahkan pada pengamanan produksi dari DFI dengan menyiasatikondisi iklim setempat sesuai pola usahataninya sehinggakehilangan hasil dapat diminimalisasi.

Pengelolaan Data dan Informasi pelaksanaan SLI bertujuan untukmelakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaanSLI serta menyebarluaskan informasi iklm dan teknologi kepadapetugas dan petani melalui Sekolah Lapangan Iklim.

Bimbingan teknis dilakukan untuk memperlancar pelaksanaan SLIdi lapangan. Hal penting yang perlu mendapat perhatian dalampelaksanaan SLI berikutnya adalah pemahaman analisis iklimsecara lokal oleh para petani dan petugas PL-3 harus lebihditingkatkan, sehingga mereka mampu melangkah secaraoperasional dalam kegiatan usahataninya.

Bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan SLIdilakukan di Provinsi Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, JawaTengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara.

3. Pedoman Teknis Perlindungan Tanaman Pangan

a. Penyusunan Buku Wereng Batang Coklat (WBC) dan UpayaPengendaliannya

Berkaitan dengan penanganan OPT khususnya wereng batangcoklat (WBC), perlindungan tanaman pangan berperan dalammengelola perkembangan populasi, luas serangan dan intensitasserangan OPT supaya berada di bawah ambang pengendalian atauambang ekonomi. Untuk itu gangguan OPT di lapangan tidaksampai mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan, sehinggatingkat kerugian secara ekonomi dapat diminimalkan.

Dalam meningkatkan kinerja perlindungan tanaman pangan sertaefektivitas dan efisiensi penanganan gangguan OPT khususnya

Page 74: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 68

WBC di lapangan perlu didukung dengan referensi dan pedomanteknis yang memadai untuk pelaksanaannya. Sehubungan denganhal tersebut, maka pada Tahun 2011 telah dicetak buku “HamaWereng Batang Coklat (WBC) dan Upaya Pengendaliannya”, yangbertujuan untuk menyediakan pedoman teknis tentang WBC danpengendaliannya bagi petugas perlindungan tanaman pangan,sehingga petugas mampu dan terampil mengidentifikasipermasalahan dan menyusun strategi pengendalian WBC dilapangan.

b. Penyusunan Buku Teknologi Pengendalian OPT Ramah LingkunganPada Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

Buku ini disusun sebagai bahan informasi dalam pengendalian OPTpada tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian yangpelaksanaannya diarahkan untuk menggunakan cara-carapengendalian yang ramah terhadap lingkungan. Hal tersebutdiharapkan dapat mendukung terciptanya pertanian yang lestaridan berkelanjutan. Dalam hal ini pengendalian OPT dilakukandengan memanfaatkan agensia hayati dan pestisida nabati, yangaman bagi tanaman maupun lingkungan, sehingga menghasilkanproduk tanaman pangan yang aman dari residu pestisida. Produk-produk pertanian tersebut diharapkan mampu memenuhi tuntutanpasar yang semakin mengetahui tentang kesehatan.

c. Penyusunan Pedoman Rekomendasi Pengendalian OPT padaTanaman Serealia

Penyusunan buku pedoman rekomendasi pengendalian OPT padatanaman serealia bertujuan untuk menyediakan standaroperasional pengendalian OPT pada Tanaman Serealia, dalam halini tanaman padi dan jagung sehingga petugas mempunyaipedoman dalam merumuskan dan memberikan rekomendasilangkah-langkah operasional dalam pengendalian OPT tanamanserealia di lapangan kepada masyarakat petani.

Page 75: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 69

Dalam penyusunan pedoman ini dilakukan dua kali pertemuanyaitu penyusunan draf, kemudian dilakukan pembahasan drafdengan beberapa narasumber, yaitu, narasumber berasal dariPerguruan Tinggi (IPB, UGM, dan Universitas Brawijaya), BadanLitbang (Pusat Penelitian Tanaman Pangan), LPHP (Jawa Tengah,Jawa Barat, Jawa Timur, dan D.I.Yogyakarta), BBPOPT Jatisari,dan Koordinator POPT (Jawa Barat dan D.I. Yogyakarta).Pertemuan pembahasan draf guna membahas dan menganalisaserta menyusun data dan informasi tentang perkembangan OPTdan upaya pengendaliannya. Selanjutnya hasil pertemuan tersebutdituangkan dalam bentuk buku pedoman rekomendasipengendalian OPT pada tanaman serealia.

Hasil pembahasan penyusunan buku pedoman rekomendasipengendalian OPT tanaman serealia antara lain:

- Sasaran pengguna dan peruntukan Pedoman RekomendasiPengendalian OPT Serealia adalah POPT. Untuk mengantisipasiperkembangan teknologi dan semakin banyaknya POPT yangberlatar belakang bukan perlindungan tanaman, maka bukurekomendasi hendaknya dilengkapi dengan bioekologi danberbagai aspek pengendalian lainnya.

- Muatan PHT (batasan, prinsip dasar, strategi, taktik) dalam babpendahuluan agar diperdalam dan diperkaya sejalan denganperkembangan PHT.

- Terminologi pengendalian alamiah hendaknya tidak semata-mata memuat pengendalian hayati, tetapi juga cara bercocoktanam, cara fisik dan mekanik.

- Pemahaman agroekosistem berbasis padi sawah/padi gogosebagai ekosistem buatan perlu dibedakan dari ekosistem.Untuk itu pengelolaan agroekosistem pada tiap-tiap fasetumbuh tanaman dilakukan pencermatan karakteristikekosistem, budidaya dan pengelolaan agroekosistem,pengamatan, analisis dan pengambilan keputusan.

Page 76: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 70

- Pengendalian preemtif dan responsif merupakan upaya untukmenghentikan atau mengendalikan serangan OPT denganpendekatan PHT yang dilakukan pada titik/daerah sumberserangan OPT yang akan berkembang, atau titik/daerah dimanaditemukan populasi OPT yang mendekati ambang pengendaliandan berpotensi untuk berkembang lebih lanjut (SPOT STOP).

- Fase tumbuh tanaman pratanam dan persemaian merupakanfase tumbuh yang menentukan dalam keberhasilan penerapanPHT. Pada fase ini pendekatan preemtif, melalui budidayatanaman sehat dan pengaturan pola tanam, pemanfaatan agenshayati mengkondisikan agroekosistem yang tahan terhadaptekanan lingkungan (termasuk ketahanan tanaman terhadapOPT).

- Fase tumbuh tanaman muda sampai dengan tua, mencerminkanpenerapan preemtif. Memperhatikan banyaknya jenis OPT yangmuncul dan kepadatannya mulai meningkat, pengendalianresponsif akan lebih sering dilakukan dengan memberikan ruangkepada agens hayati.

- Sejalan dengan pengembangan dan pemasyarakatanpenggunaan agens hayati oleh LPHP, maka dalam setiappengambilan keputusan pengendalian pada tiap fase tumbuhtanaman agar diberikan ruang bagi agens hayati/musuh alamiuntuk diaplikasikan sebagai rekomendasi.

- Untuk pengambilan keputusan pengendalian OPT yang spesifikdi suatu daerah, agar diberikan ruang digunakannya teknologilokal spesifik sebagai kearifan lokal yang diakui efektif danberkembang luas di daerah tersebut.

- Oleh karena kompleksitas waktu tanam di lapangan dan belumtersedianya hasil penelitian ambang pengendalian atas dasarkondisi waktu tanam yang tidak serempak, kondisi outbreak,maka ambang pengendalian WBC diusulkan untuk kembali pada1 ekor per tunas pada berbagai umur tanaman padi.

Page 77: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 71

- Pada kepadatan populasi atau intensitas serangan OPT yangcenderung meningkat namun masih di bawah ambangpengendalian dianjurkan untuk menggunakan agens hayatiMetarrhizium sp., Beauveria sp., Lecanicillium sp., Serratia sp.dan Corynebacterium.

- Apabila setelah aplikasi agens hayati, populasi atau intensitasOPT meningkat di atas ambang pengendalian, maka dilakukanpengendalian responsif dengan pestisida yang terdaftar dandiijinkan.

- Pada langkah-langkah budidaya tanaman sehat, pada tiap-tiapfase tumbuh tanaman (pergiliran varietas, pengolahan tanah,pemupukan) agar diberi penjelasan dari aspek perlindungantanaman/OPT.

- Untuk memenuhi kebutuhan Rekomendasi Pengendalian yangdilengkapi dengan Buku Pendukung (Juknis) Rekomendasi,maka disarankan agar dibentuk semacam Tim TextForce/Panitia Kerja untuk menginventarisasi pengendalian-pengendalian, membahas dan menyusun Buku PedomanRekomendasi.

- Untuk menyebarluaskan dan mendapat masukanpenyempurnaan, Buku Pedoman Rekomendasi agardisosialisasikan kepada jajaran perlindungan tanaman pangan didaerah.

d. Penyusunan Bahan Informasi Pengendalian OPT Tanaman Pangan

Dalam rangka mengoptimalkan upaya penanganan gangguan OPTpada tanaman pangan, perlu didukung dengan langkah-langkahoperasional yang efektif dan efisien. Salah satu langkahoperasionalnya adalah dengan mensosialisasikan teknologiperlindungan tanaman pangan terutama pengendalian OPT kepadamasyarakat petani. Upaya sosialisasi teknologi perlindungantanaman pangan dapat dilakukan secara langsung melalui forumpertemuan teknis dan bimbingan teknis di lapangan maupun secara

Page 78: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 72

tidak langsung melalui selebaran bahan informasi berupa leaflet,brosur, dan poster.

Bahan informasi tersebut diharapkan dapat memberikan gambarantentang ruang lingkup teknologi perlindungan tanaman pangan,tentang OPT dan pengendaliannya. Dalam rangka menunjangpencapaian tujuan dan sasaran kegiatan tersebut, dalamoperasionalnya dilaksanakan melalui penyusunan bahan informasiperlindungan tanaman pangan khususnya tentang pengendalianOPT tanaman pangan.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, pada Tahun 2011telah dicetak brosur tentang penggerek batang pada padi, hamatikus pada padi, ulat penggulung daun pada kedelai, dan penggerekbatang pada ubi jalar. Sedangkan leaflet yang dicetak tentang lalatbibit jagung, kutu kebul kacang tanah, dan penyakit hawar bakteripada ubi kayu. Brosur dan leaflet tersebut diharapkan dapatdigunakan sebagai pedoman/acuan bagi para petugas lapangdalam memberikan rekomendasi pengendalian OPT.

Brosur yang telah dicetak adalah:- Waspadalah Terhadap Hama Penggerek Batang Padi- Waspadai Ancaman Ulat Penggulung Daun Kedelai Lamprosema

indicata (Lapidoptera: Pyralidae)- Waspadalah Terhadap Hama Tikus !!!- Kenali dan Waspada Terhadap Hama Penggerek Batang Ubi

Jalar Omphisa anastomasalis Gn. (Lapidoptera: Pyralidae)

Leaflet yang telah dicetak adalah:- Lalat Bibit Atherigona, sp. Pada Tanaman Jagung- Kutu Kebul Bemisia tabaci Genn. Pada Kacang Tanah- Penyakit Hawar Bakteri Pada Tanaman Ubi Kayu

e. Pedoman Pelaksanaan Surveilans OPT Padi

Surveilans merupakan suatu bentuk pengamatan yangdilaksanakan dalam rangka mengumpulkan, mencatat danmenghitung data tentang dinamika populasi atau tingkat serangan

Page 79: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 73

OPT, musuh alami, serta faktor-faktor yang mempengaruhinyapada waktu dan tempat tertentu. Data informasi yang diperolehdigunakan untuk menganalisa keadaan dan perkiraanperkembangan OPT serta menyusun langkah operasionalpengendalian. Kegiatan surveilans bertujuan untuk mengetahuiatau memeriksa kembali perkembangan OPT berdasarkan hasilpengamatan periode sebelumnya, terutama terhadapperkembangan populasi dan intensitas serangan OPT yangmeningkat tajam, mengetahui dinamika populasi OPT dan musuhalami dalam rangka peramalan untuk musim tanam saat itu danmusim tanam berikutnya serta menyediakan data untuk menyusunrekomendasi pengendalian OPT.

f. Buku Perkembangan Data Luas dan Sebaran Daerah Serangan OPTUtama Tanaman Pangan (Padi) Tahun 2010, Tahun 2009 danRerata 5 Tahun (2004-2008)

Database perlindungan tanaman pangan merupakan kumpulandata dan informasi tentang perlindungan tanaman pangan yangterkompilasi secara periodik dan dikelola dengan metode yangsistematis, sehingga data dan informasi tersebut dapat tersediasecara tepat, akurat, lengkap dan berkesinambungan. Data daninformasi tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasikinerja perlindungan tanaman pangan, baik untuk kegiatan yangsedang berjalan maupun yang sudah selesai dilaksanakan sertauntuk merumuskan kegiatan pada masa mendatang. Data yangakurat akan menghasilkan perencanaan yang baik, sehinggakeluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran PerkembanganData Luas dan Sebaran Daerah Serangan OPT Utama TanamanPangan (Padi) Tahun 2010, Tahun 2009 dan rerata 5 Tahunsebelumnya (2004-2008).

Page 80: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 74

g. Buku Perkembangan Data Luas dan Sebaran Daerah Serangan OPTUtama Tanaman Pangan (Jagung dan Kedelai) Tahun 2010, Tahun2009 dan Rerata 5 Tahun (2004-2008)

Database perlindungan tanaman pangan merupakan kumpulandata dan informasi tentang perlindungan tanaman pangan yangterkompilasi secara periodik dan dikelola dengan metode yangsistematis, sehingga data dan informasi tersebut dapat tersediasecara tepat, akurat, lengkap dan berkesinambungan. Data daninformasi tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasikinerja perlindungan tanaman pangan, baik untuk kegiatan yangsedang berjalan maupun yang sudah selesai dilaksanakan sertauntuk merumuskan kegiatan pada masa mendatang. Data yangakurat akan menghasilkan perencanaan yang baik, sehinggakeluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran PerkembanganData Luas dan Sebaran Daerah Serangan OPT Utama TanamanPangan (Jagung dan Kedelai) Tahun 2010, Tahun 2009 dan rerata5 Tahun sebelumnya (2004-2008).

h. Buku Saku Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2011

Keberhasilan pengamanan produksi tanaman pangan sangatdipengaruhi oleh kecepatan dan ketepatan dalam pengambilantindakan pengelolaan OPT dan DPI di lapangan. Langkahpengelolaan OPT dan DPI yang diambil harus cepat dan tepat sertasesuai dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Olehkarena itu, diperlukan data dan informasi OPT dan DPI yang cepat,tepat, akurat, lengkap dan berkesinambungan.

Buku Saku Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2011 berisikaninformasi tentang kelembagaan, keadaan SDM, sertaperkembangan serangan OPT dan DPI pada tanaman pangan(padi, jagung dan kedelai) selama 5 tahun terakhir yang disajikandalam bentuk tabel, grafik, dan peta. Informasi tersebut dapat

Page 81: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 75

dijadikan sebagai dasar monitoring, evaluasi, dan perencanaanpenanggulangan OPT dan DPI pada waktu mendatang.

i. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Sekolah Lapangan Iklim

Pelaksanaan SLI diharapkan dapat dilaksanakan oleh petugaslapangan terutama pada lokasi yang rawan bencana alam (banjirdan kekeringan). Agar pelaksanaan SLI ini dapat berjalan secarabaik, maka diperlukan pedoman pelaksanaan Sekolah LapanganIklim yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan SLIdi lapangan.

Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Sekolah Lapangan Iklimbertujuan agar pelaksanaan SLI di lapangan dapat berjalan secarabaik. Pedoman pelaksanaan Sekolah Lapangan Iklim tersebutdapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan SLI di lapangan.

j. Buku Keragaan Data Banjir dan Kekeringan Pada Tanaman Pangan

Dalam rangka pengamanan produksi dari dampak perubahan iklimdiperlukan data secara lengkap, detil dan akurat. Data tersebutdiperoleh dari seluruh provinsi di Indonesia. Untuk memperolehdata dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan di DirektoratPerlindungan Tanaman Pangan, maka perlu dilakukan pengelolaandan analisis data dampak perubahan iklim.

Data dan informasi kerusakan tanaman akibat dampak perubahaniklim terutama banjir dan kekeringan tersebut kemudiandirekapitulasi, dianalisis, dan dievaluasi di Direktorat PerlindunganTanaman Pangan. Hasil analisis dan evaluasi data banjir dankekeringan yang ditabulasi dan dikompilasi kemudian disajikandalam bentuk buku tahunan sehingga tersedia data dan informasikerusakan tanaman pangan secara lengkap dan serie. Disampingitu, data dan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahanevaluasi oleh penentu kebijakan atau pihak yang berkepentingan.

Penyusunan buku Keragaan Data Banjir dan Kekeringan padaTanaman Pangan bertujuan untuk memberikan informasiperkembangan banjir dan kekeringan pada tanaman pangan di

Page 82: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 76

Indonesia untuk 3 jenis komoditi yaitu Data banjir dan kekeringanpada tanaman Padi selama 10 tahun (Tahun 2000-2009), Databanjir dan kekeringan pada tanaman Jagung dan Kedelai Tahun2010.

4. Koordinasi Perlindungan Tanaman

a. Koordinasi Teknis Pelaksanaan Kegiatan Perlindungan TanamanPangan Tahun 2011

Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 23-26 Maret 2011 di HotelLor In, Jln. Adisucipto No. 47, Solo-Jawa Tengah. Pesertapertemuan, yaitu: 1) Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan danHortikultura (BPTPH) se-Indonesia, 2) Kepala Sub DinasPerlindungan Tanaman/Kepala Seksi Perlindungan Tanaman padaDinas Pertanian Tanaman Propinsi Aceh, Lampung, Banten, JawaBarat, D.I. Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa TenggaraTimur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, MalukuUtara, dan Maluku.

Adapun hasil pertemuan sebagai berikut:

1) Tahun 2011 Direktorat Perlindungan Tanaman Panganmenetapkan sasaran indikator kinerja menurunkan luasserangan OPT dengan intensitas ringan dan luas DPI, maksimal5 % dari luas areal tanaman pangan (95% pertanaman amandari gangguan OPT dan DPI). Untuk mencapai sasaran indikatortersebut, serangan OPT diupayakan pada batas maksimalRingan. Untuk itu agar serangan tidak berkembang menjadiringan, perlu dilakukan penggunaan pestisida dengan cara “spottreatment” dengan tetap memperhatikan ambang pengendalian.

2) Kegiatan perlindungan tanaman yang perlu diaktifkan kembalipada Tahun 2011, 2012 dan seterusnya adalah surveillance,rapat koordinasi tingkat wilayah kerja LPHP sebagai tindaklanjut hasil surveillance, taksasi kehilangan hasil, ricegarden/observasi reaksi varietas, klinik tanaman, kajianteknologi spesifik lokasi, pemetaan, pengamatan lampu

Page 83: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 77

perangkap (light trap), dan pengamatan penakar curahhujan/stasiun meteorologi pertanian khusus (SMPK). SLPHTtindak lanjut diharapkan mampu mencetak petani mandiri, darisetiap unit dapat menghasilkan 2 (dua) petani pengamat dan 1(satu) petani pemandu untuk membantu tugas POPT-PHP.Rapat koordinasi tingkat wilayah kerja LPHP di Pulau Jawasudah dilaksanakan rutin setiap bulan.

3) Sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem BudidayaTanaman, perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistemPHT. Dengan pendekatan preemtif, kelompok tani diharapkandapat mewujudkan ekosistem yang tahan terhadap OPT dantekanan lingkungan, melalui budidaya tanaman sehat(pengaturan pola tanam, pupuk organik, agens hayati, dansanitasi lingkungan).

4) Apabila pada saat musim tanam berlangsung, dilakukanpendekatan responsif dengan menerapkan teknik pengendalianOPT berdasarkan hasil pengamatan, yaitu melalui pengamatanrutin, pemanfaatan musuh alami, penggunaan agenshayati/pestisida nabati, dan penggunaan pestisida efektif danselektif.

5) Format pelaporan perlindungan tanaman pangan perlu ditinjaukembali dengan menghitung luas tanaman yang sembuh daritindakan pengendalian sehingga laporan tidak hanyamenampilkan data kumulatif tambah serangan. Oleh karena ituperlu adanya workshop untuk menentukan format laporan yangbaru.

6) Brigade Proteksi Tanaman merupakan unit pelaksanapengendalian yang mempunyai tugas pokok membantu petanidalam mengendalikan OPT dari sumber serangan dan daerahyang mengalami eksplosi serangan OPT. Peran BPT di lapangansangat penting dalam menentukan langkah operasionalpengendalian, maka perlu dilakukan revitalisasi BPT yangmeliputi SDM, prasarana gudang dan peralatannya.

Page 84: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 78

7) Bantuan biaya usaha tani dalam bentuk BantuanPenanggulangan Padi Puso (BP3) merupakan bantuan yangdiberikan kepada petani yang tergabung dalam kelompok taniyang pertanamannya mengalami gagal panen (puso) akibatbanjir, kekeringan dan serangan OPT agar dapat melanjutkankegiatan usaha taninya.

8) CPCL bantuan BP3 diusulkan oleh Dinas Pertanian Provinsi(tembusan Bupati) atas usulan POPT-PHP yang ditandatangibersama oleh POPT-PHP dan Mantri Tani. Verifikasi dankompilasi data CPCL dilakukan secara berjenjang oleh DinasPertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi melaluiBPTPH. CPCL yang ditetapkan Dinas Pertanian Provinsidisampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.Direktur Jenderal Tanaman Pangan menerbitkan PenetapanCPCL dan menyampaikan kepada Direktur Jenderal Prasaranadan Sarana Pertanian untuk proses penyaluran dana.

9) Dalam rangka pengembangan Sistem Informasi Dini melaluiBase Server, Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT) Jatisarisudah mengembangkan SMS Base Server di 6 (enam) provinsi,yaitu Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIYogyakarta, dan Jawa Timur. Untuk pengembangannya, perlukerjasama dan komitmen UPTD-BPTPH setempat. ProvinsiLampung dan Banten telah mensosialisasi SMS server tersebut.

10) Berdasarkan informasi BMKG, prediksi MK 2011 akanmengalami La Nina moderat lemah sampai normal, yangmengindikasikan bahwa memasuki Musim Kemarau 2011 curahhujan sebagian besar wilayah Indonesia akan berkisar normal,sehingga perlu diwaspadai adanya pengaruh terhadapperkembangan OPT.

11) Berdasarkan hasil ramalan antar musim BBPOPT Jatisari padaMT 2011 serangan OPT utama yang perlu diwaspadai:penggerek batang padi, WBC, tikus, tungro, blas, dan BLB di

Page 85: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 79

Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan SumateraUtara.

12) Dalam upaya menangani serangan WBC dan OPT utama padilainnya dengan Prinsip Dasar PHT yang mengutamakan kepadaberfungsinya kembali musuh alami dan kemandirian petani,Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan PemerintahProvinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Riset Aksi Petani di40 lokasi.

13) Hama kepik biji/hitam (Paraeucosmetus pallicornis) merupakanhama baru yang ditemukan pada tahun 2006 di Luwu Timur,Sulawesi Selatan namun pada saat itu belum merupakan hamapenting. Saat ini mengalami peningkatan serangan danmenyebar ke provinsi lain (Sulut, Gorontalo, Sultra dan NTT).Hama ini menyebabkan beras hancur dan rasanya pahitsehingga kualitas beras rendah. Hama ini sudah dilaporkansebagai OPTK A2. Upaya pengendaliannya dengan kultur teknis,sistem tanam legowo 2: 1; tanam serentak; pemanfaatan agenshayati Beauveria bassiana; penggenangan dan pestisida nabati(tembakau). Belum ada insektisida yang terdaftar untuk hamatersebut. Hama kepik biji/hitam di Indonesia bagian timurberpotensi menjadi hama penting/utama, oleh karena itu harusdiwaspadai kemunculannya di provinsi lain.

14) Virus yang dapat terbawa oleh benih padi ada 2 jenis, yaitu:Rice Stripe Virus (RSV) dan Rice Dwarf Virus (RDV). Namunvirus tersebut belum terdapat di Indonesia dan masih tergolongke dalam OPTK A1. Untuk itu benih padi yang diimpor harusmengikuti prosedur pemeriksaan yang diterapkan BadanKarantina Pertanian. Saat ini virus yang ada di Indonesia yaitutungro, ragged stunt dan grassy stunt tidak terbawa benih.

Page 86: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 80

b. Evaluasi Penerapan Teknologi Pengendalian OPT Tanaman PanganBerwawasan PHT

Pertemuan Evaluasi Penerapan Teknologi Pengendalian OPTTanaman Pangan Berwawasan PHT dilaksanakan pada tanggal 14-17 Juni 2011 di Bandung, Jawa Barat. Peserta pertemuan terdiridari: 1) Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit se-Indonesia, 2) UPTD-Balai Proteksi Tanaman Pangan danHortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat.

Hasil pertemuan sebagai berikut:

1) Untuk mendorong masyarakat petani dan masyarakat luas turutberpartisipasi langsung dalam pengamanan produksi padisecara serentak dalam areal yang luas dan terkoordinasi,Presiden RI memandang perlu mencanangkan “GERAKANLAWAN HAMA”.

2) Agar Gerakan Lawan Hama ini efektif maka perlu dicanangkanslogan “SPOT STOP”. SPOT adalah titik sumber serangan OPTberupa populasi/serangan OPT yang tingkatannya mendekatiambang pengendalian dan apabila tidak dikendalikan akanmenyebar luas ke lahan sekitarnya. STOP adalah upaya untukmenghentikan/mengendalikan spot populasi/serangan OPT agarkehilangan hasil yang diakibatkannya dapat diminimalkan.

3) Kebijakan Perlindungan Tanaman dalam mengelola SPOT-STOPantara lain:- Mengelola SPOT-STOP dengan sistem PHT: 1)

mengupayakan agar SPOT tidak terjadi dengan melakukanupaya preemtif, merencanakan agroekosistem agarkuat/toleran terhadap OPT dengan melakukan pengaturanpola tanam dan budidaya tanaman sehat; 2) pengendalianSPOT dengan melakukan upaya responsif melalui gerakandeteksi/pengamatan dini dan pengendalian dini.

- Dukungan penyediaan sarana pengendalian didekatkandengan lapangan.

Page 87: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 81

- Harmonisasi dan sinergi antar petugas lapangan danpetani/kelompok tani.

4) Petugas perlindungan tanaman pangan sudah waktunyamenjadi leader di wilayahnya masing-masing dalampengamanan produksi. Untuk keberhasilan pengendalian OPTperlu dukungan Pemerintah Daerah berupa surat Gubernurkepada Bupati yang ditindaklanjuti dengan instruksi Bupatikepada POPT-PHP.

5) Menyikapi cepatnya perkembangan teknologi pengembanganagens hayati dewasa ini, maka kita perlu mengevaluasi secarahati-hati, holistik, dan menempatkan agens hayati dalamkerangka PHT. Untuk agens hayati yang telah dan sedangberkembang luas di lapangan, maka kita tetap konsisten padastrategi pelepasan/inokulasi agens hayati yang diikutikonservasi. Untuk diseminasi agens hayati kepada petani, tetapmengacu pada pendekatan SL-PHT melalui suatu proses belajarlewat pengalaman.

6) Untuk meningkatkan peran musuh alami dalam pengendalianOPT, utamanya yang terjadi di daerah dengan pertanamanmonokultur (padi-padi-padi), maka diperlukan upaya rekayasaekologi dengan: 1) penanaman tanaman golongan leguminosaepada pematang padi (seperti okra, crotalaria, bunga matahari,palawija) sebagai tempat hidup musuh alami, 2) penggunaanpupuk organik untuk mendorong perkembangan seranggasaprofit sebagai makanan musuh alami. Hasil penelitian BB Padimenunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dan penanamantanaman kacang-kacangan (leguminosae) pada pematang dapatmeningkatkan pengkayaan populasi musuh alami dipertanaman.

7) Upaya pengendalian ramah lingkungan untuk menangani hamakepik hitam di Sulawesi Selatan yang tiga (3) tahun terakhir inicenderung meningkat serangannya antara lain:- Tanam legowo 2:1

Page 88: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 82

- Tanam serempak , mengatur varietas padi menurut umurnya(umur pendek, sedang, panjang) sehingga pada saat panenbisa serempak.

- Pemanfaatan musuh alami predator laba-laba- Penggenangan- Pemanfaatan agens hayati Beauveria- Pemanfaatan pestisida nabati tembakau- Panen bawah (dipotong bagian batang bawah)- Tidak menggunakan herbisida karena akan membunuh

musuh alami (predator)

8) Untuk meningkatkan peranan LPHP sebagai sentra perlindungantanaman di wilayah kerjanya diperlukan kreativitas dalampengembangan teknologi pengendalian sesuai dengan keadaanlapangan. Rekayasa teknologi pengendalian OPT sangatdibutuhkan untuk menghasilkan teknologi tepat guna dalammendukung tupoksi laboratorium sebagai jembatan antara parapeneliti dengan para pengguna/petani. LPHP harus proaktifmelakukan pengembangan teknologi pengendalian OPT spesifiklokasi seperti: memanfaatkan sumber daya alam yang ada diwilayah kerja LPHP, misalnya pemanfaatan pestisida nabati daridaun mimba, daun tithonia, dan pengendalian kepik hitamdengan tembakau.

9) Teknologi pengendalian OPT tanaman pangan berwawasan PHTyang dikembangkan dan diterapkan oleh LPHP adalah:

- Pengendalian dengan penggunaan agens hayati: Predator (belalang sembah, laba-laba, dan kumbang

koksi) Parasitoid (Trichogramma spp) Entomopatogen (Trichoderma sp, Metharizium sp,

Nomuraea sp, Corynebacterium, Beauveria bassiana, danSlNPV)

- Penggunaan pestisida nabati (sirsak, tembakau, tithonia,gadung, kulit kakao, mimba, dan srikaya)

Page 89: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 83

- Untuk mendukung pertanian ramah lingkungan, PemerintahDI. Yogyakarta menerapkan pertanian berkelanjutan menujudesa PHT melalui Sekolah Lapang (SL), LEISA (Low ExternalInput and Sustainable Agriculture), dan penguatanjejaring/kelompok tani alumni SLPHT.

10) Baku kegiatan LPHP dalam rangka mendukung pengamananproduksi yaitu: a) pemetaan daerah endemis OPT, b)penyampaian hasil ramalan OPT, c) pengamatan OPT, d)surveillans, e) rekomendasi pengendalian OPT, f) pertemuankoordinasi, g) pengembangan AH/Pos Agens Hayati, h)pembinaan SLPHT dan SLI, i) gerakan pengendalian OPT, j)SMPK dan light trap. Kondisi saat ini SDM LPHP dan saranaprasarana sangat minim untuk menangani 10 baku kegiatantersebut, oleh karena itu perlu dibuat standar LPHP.

11) Upaya-upaya pengembangan agens hayati secara konkrit yangperlu dilakukan oleh LPHP untuk mendukung pengamananproduksi tanaman pangan adalah:- Meningkatkan jumlah dan kualitas SDM LPHP- Meningkatkan sarana LPHP- Mengembangkan dan memperkuat jejaring petani

pengembang/ pengguna AH- Konsolidasi alumni SL-PHT- Sosialisasi penggunaan AH- Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah

Kabupaten- Meningkatkan jejaring teknologi dengan Perguruan Tinggi

dan Lembaga-Lembaga Penelitian.

c. Pertemuan Masyarakat Perlindungan Tanaman dan HewanIndonesia (MPTHI)

Pertemuan MPTHI dilaksanakan di Hotel Swarna Dwipa, Palembangpada tanggal 5-7 Oktober 2011. Peserta pertemuan terdiri daripetani, petugas lapangan, akademisi, organisasi profesi, lembagapenelitian, stake holders/swasta di bidang sarana produksi

Page 90: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 84

pertanian dan perlindungan tanaman dll. Pembukaan pertemuandihadiri lebih dari 1.000 orang.

Hasil pertemuan sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil Konggres MPTHI terpilih sebagai KetuaUmum MPTHI periode 2011-2014, Ir. Sutarto Alimoeso, MM.(Direktur Utama BULOG), dan Wakil Ketua Banun Harpini(Kepala Badan Karantina Pertanian), Ketua harian Ir. ErmaBudiyanto, MS. (Direktur Perlindungan Tanaman Pangan) danSekretaris Jenderal Ir. Sarsito WGS. MM. (Kepala BBPOPTJatisari).

2) Penerimaan penghargaan kepada 28 POPT-PHP berprestasidan 3 LPHP berprestasi.

3) Dampak perubahan Iklim (DPI) akan mengancam ketahanpangan dan meningkatkan kemiskinan petani.

4) Pembanguan pertanian dari hulu sampai hilir diharapkan untukmenempatkan petani sebagai subyek. Untuk itu dalam rangkapenanganan permasalahan OPT dan DPI diperlukan penguatanSDM petani dan petugas lapangan pendamping petani.

5) Untuk mencari solusi masalah OPT dan Iklim agar kembali keprinsip PHT.

6) Penggunaan pestisida berlebihan telah membunuh musuhalami OPT dan merusak kesehatan lingkungan.

7) Pengaruh perubahan iklim menyebabkan banyak tekanan darihulu sampai hilir pada petani, diantaranya tekanan keragamandan perubahan iklim itu sendiri, serta tekanan kebijakan pasar.

8) Perubahan iklim menyebabkan kelimpahan dan penyebaranOPT, sehingga diperlukan adaptasi penguatan sistem PHT,meliputi : teknologi, SDM dan kelembagaan PHT.

9) Untuk memperkuat ketahan pangan, secara umum Pemerintahmelaksanakan kombinasi kebijakan perbaikan teknologi usahatani, investasi di pedesaan dan intervensi pemasaran.

Page 91: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 85

10) Kebijakan harga dalam negeri harus selaras dengan kebijakanproduksi untuk terwujudnya swasembada.

11) Keberhasilan pengendalian WBC berkaitan erat dengan faktorkepemimpinan yang memberikan contoh dan motivasilangsung pada upaya-upaya tindakan pengendalian di tingkatlapang.

12) Penanganan eksplosi WBC dilakukan dengan : 1) menurunkanpopulasi WBC, 2)tidak menggunakan pestisida yang dilarang,3) menggunakan pestisida yang terdaftar dan efektif secarabenar dengan 6 tepat. 4) pengendalian virus dengan eradikasiselektif dan/atau total dan pengendalian vektor, 5) STOPsemai baru, kembali menuju tertib pola tanam, 6) kembali kekhittah PHT.

13) Meningkatkan peran karantina untuk aselerasi pasar domestikdan ekspor pertanian.

14) Meningkatkan peran karantina dalam melindungi keluarmasuknya barang komoditas pertanian dengan regulasi.

15) Pameran diikuti oleh 34 peserta dari instansi pemerintah danswasta.

16) Akan diadakan Pertemuan MPTHI Tahun 2012 di Kota PaluSulawesi Tengah.

d. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Perlindungan Tanaman PanganTahun 2011

Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Perlindungan TanamanPangan Tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 8-11 November2011 di Pontianak, Kalimantan Barat. Pertemuan ini bertujuanuntuk mengevaluasi kegiatan Perlindungan Tanaman PanganTahun 2011 dan mengkoordinasikan serta mensinergikanpelaksanaan kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012.

Peserta pertemuan ini terdiri dari : 1) Kepala UPTD-BPTPH dariseluruh provinsi, 2) Kabid/Kasie yang membidangi Perlindungan

Page 92: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 86

Tanaman Pangan dari seluruh Provinsi, 3) Jajaran DirektoratPerlindungan Tanaman Pangan, 4) Balai Besar PeramalanOrganisme Pengganggu Tumbuhan Jatisari, 5) Balai PengujianMutu Produk Tanaman.

Adapun Narasumber berasal dari instansi sebagai berikut: 1)Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2)Inspektur II, Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, 3) BagianEvaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Direktorat Jenderal TanamanPangan.Hasil Pertemuan adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan beras setiap tahun semakin meningkat sejalandengan laju pertumbuhan penduduk. Produksi padi secaraumum sudah memenuhi kebutuhan konsumsi nasional namunbelum mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.Dalam rangka mencapai sasaran peningkatan produksi danmengurangi konsumsi beras tahun 2011-2014, perlu dilakukanupaya perluasan areal dan pengolahan lahan, peningkatanproduktivitas, penurunan konsumsi beras, sertapenyempurnaan manajemen.

2) Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dandampak perubahan iklim (DPI) sebagai faktor pembatas dalampencapaian sasaran produksi cenderung mengalamipeningkatan. Pada tahun 2011, luas puso OPT Utama padatanaman padi mencapai 38.509 ha, terutama disebabkan olehserangan Wereng Batang Coklat (WBC) yaitu seluas 34.969 haatau mencapai 90,81% sedangkan luas puso DPI (banjir dankekeringan) seluas 36.234 ha. Oleh karena itu upayapengamanan produksi, perlu lebih ditingkatkan secaraterencana, sinergis dan terkoordinasi.

3) Pengelolaan OPT tetap mengacu pada prinsip pengendalianhama terpadu (PHT), yaitu dilakukan dengan upaya pre-emtifdan responsive. Upaya pre-emtif dilakukan denganmengupayakan agar spot serangan OPT tidak terjadi (spot

Page 93: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 87

stop) melalui pengaturan pola tanam, tanam serentak danbudidaya tanaman sehat. Sedangkan upaya responsifdilakukan apabila berdasarkan pengamatan rutin terjadi spotserangan OPT, maka segera dilakukan pengendalian secaradini sehingga serangan OPT tidak meluas.

4) Gerakan pengendalian dengan merespon cepat hasilpengamatan dari POPT-PHP diperlukan koordinasi antaraPOPT-PHP, PPL dan Mantri tani. Untuk mengoptimalkankeberhasilan pengendalian OPT perlu campur tangan kepaladaerah (Gubernur, Bupati/Walikota) sebagai pemegangkomando dalam melakukan pengendalian OPT secaraterkoordinasi.

5) Revitalisasi Brigade Proteksi Tanaman (BPT) perlu segeradilaksanakan karena kondisi BPT di daerah pada umumnyajauh dari memenuhi syarat baik SDM, luas tanah/bangunan,peralatan, lokasi juga perlu dianggarkan biaya operasional.

6) Pemanfaatan sarana pengendalian dalam hal ini pestisidabantuan pusat tahap 1, 2 dan 3 maupun cadangan nasionalagar dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dilaporkanpenggunaannya secara rutin ke Direktorat PerlindunganTanaman Pangan.

7) Penyampaian laporan OPT dari 19 provinsi dan pelaporan DPIdari 9 provinsi sampai saat ini masih terlambat. Hal inidisebabkan oleh alur pelaporan yang panjang karena masihdilakukan secara berjenjang, lokasi pengamatan di beberapaprovinsi yang masih berupa kepulauan, terbatasnya saranaoperasional pengamatan petugas POPT-PHP, terbatasnyasarana pengolah data (komputer dan jaringan komputer).

8) Penyempurnaan metode pengamatan perlu dilakukan denganmenyederhanakan blanko pelaporan dan meningkatkankemampuan petugas POPT-PHT melalui sosialisasipenggunaan aplikasi SIM OPT kepada petugas pelaksana serta

Page 94: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 88

penyediaan sarana pengolah data dan sarana operasionalpetugas POPT-PHP.

9) Untuk mendukung optimalisasi penerapan PHT perludiupayakan antara lain penguatan SDM POPT baik kuantitasmaupun kualitasnya, peningkatan jumlah SLPHT,pendampingan dalam pelaksanaan dan pasca pelaksanaanSLPHT, pemberdayaan kelembagaan PHT di tingkat lapangan,penguatan jejaring PHT dan monitoring serta evaluasi.

10) Pelaksanaan SLPHT diupayakan sesuai dengan “roh” nya(tujuan awal). Untuk itu pelaksanaan SLPHT diharapkan tidakberorientasi keproyekan, difasilitasi pemandu yang mempunyaikompetensi memadai, menggunakan bahasa komunikasi yangmudah diterima petani, dan didampingi/dikawal secaraberkelanjutan, baik dalam pelaksanaan maupun pasca SLPHT.

11) Keberadaan jejaring kelembagaan PHT yang kuat, yangdibangun dari organisasi petani alumni SLPHT akan sangatmendukung keberlanjutan penerapan PHT di tingkat petani.

12) Pelaksanaan Sekolah Lapangan baik PHT, Iklim maupun PTTsebaiknya disinergikan, dengan misi utama pendidikan orangdewasa yaitu melakukan pembelajaran petani (Farmer FirstParadigm), bukan hanya sebagai alih teknologi dan realisasisubsidi, tetapi harus tercipta petani yang tangguh, ekosistemyang tangguh, dan target produksi pangan terpenuhi.

13) Sistem informasi dengan memanfaatkan SMS center untukperingatan dini dengan melatih petugas dan pemasanganserver pemantauan serangan OPT telah dikembangkan dibeberapa provinsi (Lampung, Banten, Jawa Barat, JawaTengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur). Diharapkan dalamwaktu dekat dapat segera dikembangkan ke provinsi yang lain.

14) Hasil evaluasi Satker BPTPH masih terdapat kegiatan-kegiatanyang belum efektif dan kurang tertib, sehingga perluditindaklanjuti untuk mencapai kinerja yang sesuai dengan

Page 95: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 89

rencana dan ketentuan yang berlaku. Untuk meningkatkanefektifitas pengawasan dan menunjang terwujudnyapenyelenggaraan pemerintah yang bersih bebas dari KKN,maka setiap temuan hasil pengawasan Aparat PengawasanIntern Pemerintah (APIP), wajib ditindaklanjuti secarakonsisten oleh pimpinan unit kerja/atasan langsung.

15) Satuan Pelaksana Pengawasan Internal (Satlak PI) diharapkandapat mempercepat penyelesaian Kerugian Negara danpenyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaaan. Satlak PI dibeberapa Satker provinsi (Dinas Pertanian, BPSB, dan BPTP)yang belum terbentuk, agar segera dibentuk dan suratkeputusan penetapannya disampaikan ke Direktorat JenderalTanaman Pangan.

16) Secara umum, realisasi kegiatan perlindungan di satker UPTD-BPTPH (SLPHT, SLI, gerakan pengendalian dan operasionalpengamatan) baik fisik maupun keuangan dapat direalisasikansesuai dengan target, serapan anggaran sampai saat ini telahmencapai 75%. Prakiraan realisasi anggaran sampai bulanDesember + 96%.

5. Pengamatan, Peramalan OPT, dan Penanganan DPI

Operasional pengamatan, peramalan OPT, dan penanganan DPIdilaksanakan di daerah oleh petugas POPT-PHP. Kegiatan tersebutsalah satunya bertujuan untuk memantau perkembangan luasserangan OPT dan terkena DPI. Data yang dihasilkan selanjutnyadilaporkan ke UPTD BPTPH dan diteruskan ke pusat berupa laporan 2(dua) mingguan. Sampai saat ini, laporan yang diterima sebanyak 701(91,28%) dari 768 laporan. Sedangkan pada Tahun 2010, jumlahpelaporan OPT dan DPI sebanyak 619 (80,6%) dari 768 laporan. DataOPT dan DPI yang dikirim oleh daerah selanjutnya digunakan sebagaidasar analisis dan rekomendasi penanganan OPT dan DPI sehinggaluas serangan OPT dan terkena DPI dapat ditekan seminimal mungkin.

Page 96: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 90

Kegiatan peramalan, pengamatan OPT, dan penanganan DPI yangtelah dilaksanakan yaitu:

a. Workshop Penyempurnaan Buku Pedoman Pengamatan danPelaporan Perlindungan Tanaman Pangan.

Workshop Penyempurnaan Pedoman Pengamatan dan PelaporanPerlindungan Tanaman Tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 19-22 Juli 2011 di D.I. Yogyakarta. Pertemuan ini dihadiri olehperwakilan dari UPTD BPTPH, BBPOPT, Direktorat PerlindunganTanaman Pangan, dan narasumber.

Berdasarkan hasil diskusi kelompok dan arahan dari narasumberdapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1) Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan TanamanPangan disempurnakan sesuai dengan kondisi terkini dengantetap menjaga akurasi data yang dihasilkan.

2) Pengamatan petak tetap masih perlu untuk dilakukan, namunlebih disederhanakan, yaitu mengurangi jumlah petakcontohnya dari 2 (dua) unit menjadi 1 (satu) unit petak contohuntuk komoditas utama dan 2 (dua) komoditas lainnya. Dengandemikian pada setiap wilayah pengamatan terdapat 3 (tiga)petak contoh pengamatan tetap.

3) Lokasi wilayah pengamatan petak tetap berada di wilayah kerjaPOPT, yang sering dilalui oleh POPT pada saat melakukanpengamatan dan merupakan daerah endemis OPT.

4) Kategori serangan hama dan penyakit disederhanakan menjadikategori serangan OPT dengan kriteria sebagai berikut:- Serangan ringan bila tingkat serangan < 25%- Serangan sedang bila tingkat serangan ≥ 25% – 50%- Serangan berat bila tingkat serangan ≥ 50% – 85%- Puso bila tingkat serangan > 85%

5) Apabila terjadi perubahan kategori serangan dari ringan kesedang atau sedang ke berat maka luasannya hanya

Page 97: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 91

dicantumkan di luas keadaan serangan sehingga tidak merubahangka pada luas tambah serangan periode berjalan atau tidakterjadi double counting.

6) Apabila pada satu areal pertanaman yang terdapat lebih dari 1(satu) jenis OPT (multi infestation), luas serangan dihitungdengan cara menghitung luas serangan masing-masing OPTyang ditemukan.

7) Metode penaksiran luas serangan masih relevan padapenentuan tingkat serangan ringan, sedang, berat, dan puso.Untuk menentukan luas tanaman puso merupakan penjumlahandari spot-spot tanaman yang puso.

8) Perlu dilakukan perbaikan tabulasi data pada laporan denganmemunculkan luas sembuh dan sisa serangan selain luastambah serangan dan luas keadaan serangan.

b. Pemantapan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan.

1) Laporan Tahunan

Laporan tahunan bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaankegiatan, permasalahan dan capaian yang telah diperoleh, perludisusun Laporan Tahunan Direktorat Perlindungan TanamanPangan. Laporan ini juga menyajikan kegiatan ketatausahaanyang mendukung pelaksanaan program dan kegiatan, KoperasiDaya Guna, serta Ikatan Karyawati (Ikawati). Pada Tahun 2010telah disusun Laporan tahunan sebanyak 1 paket.

2) Laporan Akuntabilitas (LAKIP) Perlindungan Tanaman Pangan.

LAKIP ini merupakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dalammencapai tujuan dan sasaran perlindungan tanaman pangansesuai dengan Rencana Kinerja Tahun 2010. Kegiatan utamameliputi peningkatan kemampuan SDM, pengamanan produksidari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) danDampak Fenomena Iklim (DFI), peningkatan mutu produktanaman pangan, dan penguatan kelembagaan perlindungan

Page 98: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 92

tanaman pangan. Diharapkan hasil evaluasi tersebut dapatmenjadi acuan untuk lebih menyempurnakan program dankegiatan pengamanan produksi tanaman pangan di masamendatang.

3) Laporan Bulanan

Perkembangan luas serangan OPT dan luas terkena DPI sertakegiatan-kegiatan perlindungan dilaporkan dalam bentukLaporan Bulanan. Laporan bulanan telah disusun sebanyak 12paket (100%).

4) Laporan Mingguan

Data luas serangan OPT dan terkena DPI perkembangannyadilaporkan setiap minggu. Data yang diperoleh adalah data daridaerah yang dilaporkan petugas POPT secara berjenjangsampai ke pusat. Laporan mingguan telah disusun sebanyak 52paket (100%).

c. Monitoring Dampak Perubahan Iklim

1) Monitoring Dampak Perubahan Iklim

Monitoring Dampak Perubahan Iklim dilakukan ke ProvinsiSumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, KalimantanTengah dan Nusa Tenggara Barat. Beberapa hal penting sebagaiberikut:

- Dari hasil monitoring tersebut, secara umum kondisi cuacapada Musim Hujan 2010/2011 dan Musim Kemarau 2011 tidakterlalu ekstrim. Pada bulan Desember 2010 seluruh wilayahIndonesia umumnya sudah memasuki MH 2010/2011 danbulan Agustus 2011 seluruh wilayah Indonesia sudahmemasuki MK 2011.

- Kumulatif luas banjir tahun 2011 di Indonesia padapertanaman pangan umumnya lebih rendah jika dibandingkandengan tahun 2010 maupun rerata 5 tahun. Untuk kumulatifluas kekeringan Tahun 2011 di Indonesia pada pertanaman

Page 99: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 93

tanaman pangan umumnya juga lebih rendah dari Tahun 2010dan rerata 5 tahun.

2) Pembahasan Analisis Hasil Monitoring Dampak Perubahan Iklim

Pembahasan Analisis Hasil Monitoring Dampak Perubahan Iklimdilaksanakan pada tanggal 11-13 November di Ciawi, Bogor.Fokus pembahasan analisis tersebut terutama pada Musim Hujan2010/2011, Musim Kemarau 2011 dan Tahun 2011 sampaidengan Bulan Oktober 2011. Data yang digunakan adalah databanjir dan kekeringan yang diperoleh dari hasil monitoring padatahun 2011 ke beberapa daerah. Disamping itu juga dibahaskeadaan banjir dan kekeringan di Indonesia secara umum.

6. Penguatan Kelembagaan

a. Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi/PerlindunganTanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH)

Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi/Perlindungan

Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTH) merupakan

pelaksana dan penanggungjawab pelaksanaan kegiatan

perlindungan tanaman pangan di provinsi yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi.

Umumnya keberadaan UPTD-BPTPH di daerah telah menjalankan

tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001 telah

terbentuk 28 UPTD-BPTPH yang tersebar di 28 provinsi dari 30

provinsi yang ada pada saat itu. Dalam perkembangannya,sampai tahun 2011 sesuai dengan pemekaran provinsi telah

terbentuk 32 UPTD-BPTPH dari 33 provinsi yang ada saat ini

(Provinsi Kepulauan Riau belum membentuk UPTD-BPTPH).

UPTD-BPTPH sebagai pelaksana kegiatan perlindungan tanamanpangan di tingkat provinsi, bertugas mengumpulkan danmengolah laporan tengah bulanan keadaan OPT dan antisipasiDPI, melaksanakan kegiatan pengembangan teknologi di

Page 100: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 94

Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/LaboratoriumAgens Hayati (LPHP/LAH), Sekolah Lapangan (SLPHT dan SLI),pengembangan SDM, dan kegiatan perlindungan tanamanlainnya. Setiap akhir tahun UPTD BPTPH wajib melaporkanpelaksanaan kegiatan tersebut, namun pelaporan tersebut masihkurang tertib, karena masih ada provinsi yang belummengirimkan laporan.

b. Brigade Proteksi Tanaman (BPT)

Brigade Proteksi Tanaman (BPT) merupakan unit penangananeksplosi serangan OPT yang dalam pelaksanaannya dibantu olehRegu Pengendali Hama (RPH)/petani setempat. Pada awalterbentuknya, kedudukan BPT berada di bawah pengelolaanDinas Pertanian Provinsi. Seiring dengan berjalannya waktu,keberadaan BPT pada beberapa provinsi telah diserahkan kepadaUPTD BPTPH dan sampai saat ini terdapat 86 unit BPT yangtersebar di 32 provinsi. Provinsi Kepulauan Riau belum memilikiBPT.

Permasalahan yang dihadapi oleh BPT saat ini antara lain adalahprasarana dan sarana yang sudah tidak layak dan memadai lagiuntuk operasional pengendalian serta keterbatasan jumlah danketerampilan SDM. Hal ini mengakibatkan operasioanl BPT belumoptimal. Untuk lebih meningkatkan keberadaan dan fungsikelembagaan BPT, perlu dilakukan pembenahan danpenyempurnaan baik dari segi prasarana, sarana, maupun SDMserta pemberdayaannya.

c. Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/Laboratorium AgensHayati (LPHP/LAH)

Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/Laboratorium AgensHayati (LPHP/LAH) merupakan ujung tombak penerapan danpengembangan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) di lapangan.LPHP/LAH berperan sebagai klinik tanaman dan rujukan dalampengembangan dan diseminasi teknologi perlindungan tanaman.

Page 101: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 95

Sebagai pusat pengembangan teknologi perlindungan tanaman,kegiatan yang dilaksanakan antara lain eksplorasi, perbanyakan,pengembangan, dan pemasyarakatan agens hayati/pestisidanabati. Beberapa agens hayati dan pestida nabati yang telahdikembangkan hingga saat ini yaitu: Beauveria bassiana,Metarhizium sp, Verticillium sp, SI-NPV dan Corynebacterium sp,Trichoderma sp, Gliocladium sp, Trichogramma sp, serta pestisidanabati antara lain: minyak selasih, nimba, sirsak, dan sambiloto.

Keberadaan LPHP/LAH dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan sehingga sampai saat ini terdapat 93 unit yangtersebar di seluruh provinsi kecuali Provinsi Kepulauan Riau.

d. Pejabat Fungsional Pengendali Organisme PenggangguTumbuhan-Pengamat Hama Penyakit Tumbuhan (POPT-PHP) danTenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu POPT-PHP (THL-TB POPT-PHP)

Dalam sistem perlindungan tanaman, ujung tombak keberhasilanperlindungan tanaman terletak pada kinerja POPT-PHP, yangdalam tugasnya mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaporkan hasil pengamatanperkembangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) danDampak Perubahan Iklim (DPI), memberikan rekomendasipengendalian OPT dan penanganan DPI pada lingkup wilayahpengamatannya, dan melakukan pengawasan peredaran danpenggunaan bahan pengendali OPT serta pupuk bersubsidi.Jumlah POPT-PHP saat ni berjumlah 3.183 orang, yang tersebardi 33 provinsi, 497 kabupaten/kota. Seiring dengan pemekaranwilayah di era otonomi daerah, jumlah POPT-PHP saat ini belummencapai kondisi ideal yang diharapkan, yaitu 1 (satu) orangPOPT-PHP di tiap wilayah kerja pengamatan (kecamatan) yangsaat ini berjumlah 6.543 kecamatan. Kurang memadainya jumlahPOPT-PHP dapat mengakibatkan kurang akuratnya data daninformasi hasil pengamatan, sehingga kegiatan operasionalpengendalian/penanganan serta perencanaan pengendalian OPT

Page 102: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 96

dan antisipasi DPI dalam rangka pengamanan produksi tidakoptimal. Oleh karena itu untuk menambahn jumlahh POPT-PHP,pada tahun 2007 telah direkrut tenaga kontrak THL-TB POPT-PHP yang tujuannya untuk membantu POPT-PHP dalammelaksanakan kegiatan pengamanan produksi melalui kegiatanpengamatan OPT, DPI, serta pengawasan penggunaan pupukbersubsidi dan bahan pengendali OPT. Pada awalnya petugasTHL-TB POPT-PHP berjumlah 1.288 orang yang tersebar di 32provinsi, dan pada tahun 2011 berkurang menjadi 1.168 orang,dikarenakan adanya petugas yang mengundurkan diri, meninggaldunia, dan lulus seleksi CPNS (Pusat maupun daerah).

e. Pos Pengembangan Agens Hayati (PPAH)

Pos Pengembangan Agens Hayati (PPAH) adalah kelembagaanperlindungan tanaman di tingkat petani dan merupakan kelompoktani binaan dari BPTPH/LPHP/LAH. PPAH memiliki peran yangbesar dalam pemasyarakatan penerapan Pengelolaan HamaTerpadu (PHT) melalui kegiatan perbanyakan dan pemanfaatanagens hayati serta pestisida nabati, untuk memenuhi kebutuhandi lahan usahatani kelompok tani tersebut. Keberadaan PPAH daritahun ke tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderunganmeningkat sehingga sampai saat ini terdapat 689 unit PPAH yangterdapat di 28 provinsi. Provinsi yang belum melaporkankeberadaan PPAH adalah Kepulauan Riau, Bali, KalimantanTengah, Papua, dan Papua Barat.

f. Pertemuan Koordinasi Komisi Perlindungan Tanaman (KPT)

Pertemuan Koordinasi Komisi Perlindungan Tanaman bertujuanuntuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan membahaspermasalahan aktual di bidang perlindungan tanaman sebagaibahan masukan kepada Menteri Pertanian dalam penetapankebijakan yang strategis dan akomodatif.

Pada tahun 2011 telah dilaksanakan 2 (dua) kali PertemuanKoordinasi Komisi Perlindungan Tanaman. Pertemuan I

Page 103: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 97

dilaksanakan pada tanggal 24-26 Maret 2011, di Solo, JawaTengah. Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 2-4 November2011, di Batam. Pertemuan dihadiri oleh Anggota KomisiPerlindungan Tanaman (KPT), Pejabat Eselon Dua dan perwakilandari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, DirekturPerlindungan Perkebunan, Direktur Perlindungan Hortikultura danPusat Karantina Tumbuhan, narasumber dan undangan lainnya.Pertemuan dibuka oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan selakuKetua KPT.

Hasil penting dari pertemuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Di tengah derasnya arus globalisasi dan meningkatnyakebutuhan pangan bagi penduduk Indonesia, peranperlindungan tanaman dirasakan semakin penting. Saat inijumlah SDM POPT-PHP belum memadai dibandingkandengan jumlah wilayah pengamatan yang ada (berbasiskecamatan) dan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depanbanyak yang akan memasuki masa purna-tugas. Hal inidikhawatirkan menyebabkan kurang optimalnya penangananserangan OPT/DPI di lapangan. Untuk mengisi kekurangandan mengoptimalkan kinerja POPT-PHP, perlu diupayakanpenambahan jumlah, peningkatan kerjasama “tripartit” (PPL,Mantri Tani/KCD, dan POPT-PHP), koordinasi, sertapeningkatan kemampuan dan pengetahuan.

2) Berkaitan dengan peningkatan serangan/eksplosi WBC danOPT lain akhir-akhir ini, perlu diupayakan hal-hal sebagaiberikut:a) Menetapkan komitmen bersama antara Pemerintah

Daerah dan Pemerintah Pusat dalam penanganan OPTtersebut. Pembagian wewenang dan tanggung jawabdalam pengelolaan eksplosi OPT akan dituangkan dalampasal-pasal Permentan tentang Pedoman PengendalianOPT yang saat ini sedang dalam proses penyelesaian.

Page 104: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 98

b) Mengawal penggunaan pestisida berdasarkan prinsip 6(enam) tepat (jenis, sasaran, dosis dan konsentrasi, waktuaplikasi, cara aplikasi, dan mutu) untuk menghindariterjadinya resistensi dan resurjensi OPT. Pengawasan danpenanganan pestisida palsu dan ilegal juga perluditingkatkan. Untuk itu diperlukan pembentukan KomiteAksi penanganan resistensi dan mengefektifkan kinerjaKomisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dalampengawasan peredaran, penyimpanan, dan penggunaanpestisida.

c) Membatasi penanaman padi hibrida impor dan varietasrentan lainnya, terutama di daerah endemis seranganWBC.

d) Melakukan pergiliran dengan tanaman selain padi untukmemutus siklus hidup WBC. Di daerah eksplosi WBC,diharuskan untuk melakukan pemberaan minimal selama 2(dua) bulan.

e) Mengoptimalkan mekanisme kerja “tripartit” (POPT-PHP,PPL, dan Mantri Tani/KCD) dalam pengendalian OPT.

f) Petugas lapangan perlu melakukan evaluasi,pendampingan, dan pembinaan penerapan PHT di tingkatlapangan, karena kegiatan tersebut dirasakan belumberjalan optimal.

3) Impor benih dalam jumlah besar beresiko mengintroduksiOPT yang belum ada di Indonesia (OPTK). Oleh karena itu,pemasukan benih dalam jumlah besar harus dihindari danperaturan tentang batas waktu impor benih perlu diterapkansecara tegas. Pengembangan benih padi hibrida hasilpemuliaan dalam negeri, yang mengutamakan sifatketahanan terhadap OPT utama juga perlu dipercepat untukmengurangi impor benih komoditas tersebut.

4) Kesehatan benih hendaknya menjadi salah satukriteria/persyaratan dalam penetapan standar mutu benih.

Page 105: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 99

Selain itu diperlukan perbaikan sistem sertifikasi melaluisertifikasi produk maupun sertifikasi sistem mutu sehinggamenjamin benih bebas patogen.

5) Dengan adanya/dugaan penyakit baru yang disebabkan olehErwinia carotovora pv.atroseptica pada kentang danCeratocystis cacaofunesta pada kakao, perlu dilakukansurveillance dan diagnosis lebih lanjut tentang penyakittersebut.

6) Penyediaan sarana pengendalian OPT yang ramahlingkungan seperti pestisida nabati, agens hayati, dan musuhalami sangat diperlukan di tingkat petani. Oleh karena itu PosPelayanan Agens Hayati (PPAH) perlu lebih didorong untukdapat memproduksi secara massal disertai denganpengendalian mutu sesuai dengan standar teknis minimal.Perizinan untuk memproduksi pestisida nabati dan agenshayati oleh PPAH perlu diberi kemudahan, untuk mendorongpenggunaan agens hayati di masa depan.

7) Saat ini jumlah merek dagang pestisida terdaftar sangatbanyak, disamping itu pestisida untuk sasaran OPT tertentujuga sangat banyak. Untuk melindungi kesehatan ekosistempertanian, jumlah merek pestisida perlu dibatasi, diantaranyadengan menerapkan kebijakan bahwa jumlah merekpestisida yang terdaftar untuk suatu OPT pada tanamantertentu ditetapkan maksimum 10 (sepuluh) merek.

8) Makin meningkatnya ancaman penyakit busuk batang olehGanoderma pada kelapa sawit menuntut perbaikan teknikpengamatan dan analisis data pengamatannya.

9) Standarisasi teknik pengujian residu pestisida pada produkpertanian perlu ditetapkan, disesuaikan dengan ketersediaansumberdaya dan standar internasional. Hal ini untukmendukung ekspor produk perkebunan dan hortikultura.

Page 106: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 100

10) Kegagalan panen yang diakibatkan serangan OPT dandampak perubahan iklim (DPI), dimungkinkan dapatditanggung melalui program asuransi. Kementerian Pertanianperlu mengembangkan kebijakan dan peraturan terkaitpelaksanaan program asuransi tersebut.

Pertemuan KPT II

1) Kesehatan benih merupakan komponen penting dalammenjamin keberhasilan pengendalian organisme pengganggutumbuhan (OPT). Banyak patogen yang terbawa benih,diantaranya Xanthomonas oryzae (BLB), Pyricularia oryzae(blas), Helminthosporium sp (bercak coklat) pada padi;Perenosclerospora maydis (bulai) dan Helminthosporium sp(hawar daun) pada jagung; Soybean Stunt Virus (kerdil),Soybean Mosaik Virus (Mosaik), dan Colletotrichum sp(antraknosa) pada kedelai; Colletotrichum sp (antraknosapada cabai); serta Alternaria porri (bercak ungu) danFusarium oxysporum (moler) pada bawang merah. Untuk itu,perlu ditetapkan kelembagaan yang menangani patogenbenih, yang tugasnya menetapkan ambang toleransi infeksibenih terhadap patogen.

2) Organisme pengganggu tumbuhan (OPT)/dampak perubahaniklim (DPI) masih merupakan ancaman utama untukmencapai target produksi beras tahun 2012. Beberapa OPTutama, antara lain WBC, penggerek batang, hawar daunbakteri, dan blas masih akan menjadi masalah danberkecenderungan meningkat. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis dalam pengamanan produksi, antara lainpenggunaan benih unggul bermutu dan bebas patogen,budidaya tanaman sehat, dan pengendalian OPT secaraintensif sesuai dengan prinsip PHT.

3) Penggunaan benih padi hibrida (terutama benih padi impor)yang ditujukan untuk meningkatkan produksi beras nasional

Page 107: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 101

harus dievaluasi kembali, mengingat beberapa hal sebagaiberikut :a) Tingkat kerentanan yang tinggi terhadap OPT Utama;b) Indikasi introduksi OPT karantina terbawa benih, misalnya

nematoda Aphelenchoides besseyi;c) Terdapatnya kasus-kasus kegagalan berproduksi di

lapangan sehingga menimbulkan keresahan di tingkatpetani dan dapat mengurangi kepercayaan masyarakatterhadap pemerintah.

4) Untuk mencapai produksi dan produktivitas yang tinggi,upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain: penanamanvarietas unggul lokal yang mempunyai produksi tinggi,budidaya tanaman sehat antara lain penggunaan benihunggul bermutu bebas patogen, sistem tanam yang baik,penggunaan bahan organik secara optimal, pemupukanberimbang, pengaturan air secara tepat, dan tindakanresponsif berdasarkan monitoring dengan menggunakanteknologi pengendalian OPT sesuai prinsip PHT.

5) Mengingat pesatnya perkembangan pemanfaatan agenshayati dan pestisida nabati di lapangan, diperlukan standarpengembangan (benefit dan risk analysis), registrasi danpenjaminan mutu, baik di tingkat laboratorium maupun posagens hayati. Hal ini diperlukan untuk mendorongpenggunaan agens hayati. Persyaratan untuk pendaftaranagens hayati meliputi identifikasi yang tepat dan akurat,kefektifan yang tinggi, informasi daya simpan, sertakeamanan terhadap manusia dan lingkungan.

6) Pengkajian penggunaan insektisida yang berbahan aktifimidakloprid, fipronil, abamectin, dan kelompok piretroiduntuk padi perlu dilakukan karena terindikasi menyebabkanresistensi dan resurjensi. Regulasi dan evaluasi yang lebihketat dalam perizinan dan pengawasan pestisida diperlukanuntuk menjamin kualitas pestisida yang beredar di lapangan.

Page 108: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 102

7) Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi NPPO (NationalPlant Protection Organization), dipandang perlumeningkatkan keterlibatan pakar perlindungan dan anggotaNPPO dalam kegiatan NPPO.

8) Diperlukan kesiapsiagaan menghadapi peningkatan seranganOPT baru dan perubahan status OPT pada tanaman pangan,hortikultura, dan perkebunan. Beberapa OPT dimaksudantara lain: penyakit pucuk putih pada padi (Aphelenchoidesbesseyi), nematoda puru akar padi sawah Meloidogynegraminicola, layu stewart pada jagung (Pantoea stewartii),virus kuning kacang panjang, die back (mati pucuk) danhawar ekor kuda pada kakao.

9) Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)merupakan model sekolah yang dinilai telah berhasilmemberdayakan petani. Untuk menjamin kualitas,konsistensi, dan keberlanjutan SLPHT, pelaksanaannya harusmengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.

g. Penyusunan Standar Operasional LPHP

Pembinaan penerapan PHT di tingkat lapangan yang dilakukanpetugas perlindungan tanaman dikoordinasikan oleh UnitPelaksana Teknis Daerah Balai Perlindungan/Proteksi TanamanPangan dan Hortikultura (UPTD BPTPH) dan Pengamatan Hamadan Penyakit (LPHP) di tingkat wilayah agroklimat. Peran LPHPsaat ini cukup beragam, tergantung pada kebijakan dankomitmen daerah dalam meningkatkan peran perlindungantanaman untuk mendukung pencapaian sasaran produksi.Demikian juga halnya dengan bangunan gedung, sarana kantor,dan sumberdaya petugas baik kualitas maupun kuantitasnya yangmasih belum memenuhi standar.Untuk mendukung optimalisasikinerja LPHP, diperlukan standar operasional LPHP untuk dapatdigunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatannya.

Page 109: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 103

Pertemuan Penyusunan Standar Operasional LPHP/LAH telahdilaksanakan pada tanggal 9-11 Mei 2011 di Cisarua, Jawa Barat.Pertemuan ini dihadiri oleh Direktur Perlindungan TanamanPangan, Kepala BBPOPT Jatisari, Kepala LPHP Semuli RayaLampung, Kepala Instalasi POPT Cianjur, Jawa Barat, KepalaLPHP Temanggung Jawa Tengah, Kepala LPHP Pandaan, JawaTimur, Kepala LPHP Bantul, DIY, Kepala LPHP Pontianak,Kalimantan Barat, Kepala IP3OPT Pinrang, Sulawesi Selatan,Kasubdit lingkup Direktorat Perlindungan TP, dan staf SubditPengelolaan PHT.

Hasil pertemuan tersebut berupa buku Standar Operasional LPHP.Standar tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalammerencanakan, melaksanakan, dan memfasilitasi operasionalkegiatan LPHP.

h. Penyusunan Pedoman Penyusunan dan Pengajuan DUPAK

Jabatan fungsional Pengendali Organisme PenggangguTumbuhan (POPT) termasuk salah satu jabatan fungsionalRumpun Ilmu Hayat Pertanian (RIHP) yang telah ditetapkan padatahun 2000. Sesuai dengan Peraturan dan Petunjuk PelaksanaanPOPT, ditetapkan bahwa kenaikan jabatan atau pangkat POPT kejenjang di atasnya dipersyaratkan harus memenuhi angka kreditkumulatif sesuai jenjang atau kepangkatan. Data Usulan Angkakredit (DUPAK) POPT akan dinilai oleh Tim Penilai. Kondisi saatini, masih banyak POPT yang merasa kesulitan dalam menyusundan mengajukan DUPAK sehingga memerlukan pedoman yangdapat dijadikan acuan.

Pertemuan penyusunan Pedoman Penyusunan dan PengajuanDUPAK telah dilaksanakan pada tanggal 7-10 September 2011 diCisarua, Jawa Barat. Peserta pertemuan adalah PejabatFungsional POPT yang berasal dari Direktorat PerlindunganTanaman Pangan dan Direktorat Perlindungan Hortikultura. Hasilpertemuan berupa draft Pedoman Penyusunan dan Pengajuan

Page 110: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 104

DUPAK. Draft tersebut selanjutnya disosialisasikan ke daerahuntuk mendapat masukan.

i. Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional POPT

Penilaian angka kredit POPT dilakukan untuk menilai angka kreditPOPT berdasarkan prestasi kerjanya untuk kenaikan pangkat (KP)atau jabatan setingkat lebih tinggi. Penilaian angka kreditdilakukan terhadap DUPAK POPT yang berasal dari Pusat dan UPTPusat yang berada di daerah. Penilaian ini dilaksanakan dua kalidalam setahun yaitu pada bulan Februari untuk Kenaikan Pangkat(KP) bulan April, serta bulan Agustus untuk KP bulan Oktober.

Kegiatan penilaian untuk KP bulan April dilaksanakan padatanggal 31 Januari-3 Februari, di Cisarua Jawa Barat dan untukKP bulan Oktober dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli 2011, diCisarua, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penilaian, untuk KP bulanApril, POPT yang mendapatkan Penetapan Angka Kredit (PAK)sebanyak 20 orang dan yang mendapatkan Hasil Penilaian AngkaKredit (HAPAK) sebanyak 39 orang. Hasil penilaian untuk KPbulan Oktober, yang mendapatkan PAK sebanyak 20 orang danyang mendapatkan HAPAK sebanyak 33 orang.

7. Pemanfaatan Bantuan Bencana Alam (Cadangan PestisidaStok Nasional)

Pengamanan produksi dari serangan OPT tidak selalu bertumpu padapenggunaan pestisida kimiawi, namun dapat dilakukan denganmemanfaatkan berbagai teknologi pengendalian lainnya, sepertipemanfaatan agensia hayati, dan pestisida nabati, serta teknologispesifik lokasi yang ada di daerah. Sedangkan untuk pengendalianpenyakit perlu dilakukan tindakan secara preventif. Namun dalamkeadaan tertentu apabila terjadi serangan mendadak denganpenyebaran yang cepat serta terindikasi menyebabkan eksplosi,maka peran pestisida dalam pengendalian sangat menentukan.

Page 111: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 105

Untuk mendorong masyarakat petani dan masyarakat luasberpartisipasi langsung dalam pengamanan produksi padi secaraserentak dalam areal yang luas dan terkoordinasi, Presiden RImemandang perlu mencanangkan “GERAKAN LAWAN HAMA”. AgarGerakan Lawan hama ini efektif maka perlu dilakukan “SPOT STOP”.Kebijakan SPOT STOP adalah upaya menghentikan titik awal serangansehingga sumber serangan tidak menyebar ke daerah lain. SPOTSTOP didahului oleh penerapan upaya preemtif (budidaya tanamansehat dan pengaturan pola tanam). Untuk dapat melakukan SPOTSTOP harus dilakukan pengamatan dini dan pengendalian dini.

Dalam upaya pengendalian OPT, ketersedian pestisida sangatdiperlukan terutama dalam mengatasi serangan OPT yang bersifateksplosi (terjadinya serangan OPT yang sangat cepat) daerahserangan tidak mempunyai kemampuan untuk segera melakukantindakan pengendalian, oleh karena itu cadangan pestisida stoknasional bersifat mobil bagi daerah yang bahan pengendaliannyatidak mencukupi kebutuhan lapangan. Sebagaimana diketahui bahwatahun 2011 telah terjadi peningkatan serangan Wereng BatangCoklat (WBC) di provinsi sentra produksi padi di pulau Jawa yangdiakibatkan oleh dampak perubahan iklim ekstrim, makaketersediaan pestisida untuk mengendalikan pada kondisi eksplosimemiliki peran yang strategis. Oleh karena itu pada tahun 2011,Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah memberikan bantuanpestisida sebanyak 35.308,5 kg/ltr dan bahan pengasapan sebanyak348.000 biji ke 8 (delapan) provinsi (Jawa Timur, Jawa Tengah, JawaBarat, Banten, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Bali danSulawesi Utara).

Dibandingkan dengan Tahun 2010, bantuan pestisida tahun 2011yang dikeluarkan dari cadangan nasional lebih besar, hal inidikarenakan semakin meningkatnya luas serangan OPT, yangmengalami peningkatan sebesar 7.413,5 kg/ltr (26,57%). Bantuanbahan asap mengalami peningkatan 201.000 biji (136,73%).Diharapkan dengan adanya bantuan pestisida tersebut dapatmenurunkan luas serangan OPT dan menjadi stimulan bagi daerah

Page 112: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 106

untuk memenuhi kebutuhan lapang dalam pengendalian OPT.

Tabel 39. Bantuan Pestisida dari Cadangan Nasional Tahun 2011

No Provinsi Jenis Jumlah1 Jawa Timur Pestisida 5.221,5 kg/l2 Jawa Tengah Pestisida 9.000 kg/l3 Jawa Barat Pestisida 5.750 kg/l4 Banten Pestisida 1.900 kg/l

Pestisida 2.575 kg/lBahan Asap 8.000 bijiPestisida 2.500 kg/ltrBahan Asap 100.000 bijiPestisida 2.200 kg/lBahan Asap 100.000 bijiPestisida 2.150 kg/lBahan Asap 100.000 bijiPestisida 144 kg/lRodentisida 3.868kg/lBahan Asap 40.000 bijiPestisida 35.308,5 kg/lBahan Asap 348.000 biji

5 Nusa Tenggara Barat

6 Kalimantan Selatan

7 Bali

8 Sulawesi Utara

9 Jawa Barat

Total Bantuan Tahun 2011

8. Bantuan Pengendali OPT Tahun 2011 APBN Penghematandan APBN-P

a. Bantuan Bahan Pengendali OPT Utama Padi APBN PenghematanTahun 2011

Untuk memenuhi konsumsi 237 juta jiwa penduduk Indonesia,swasembada beras berkelanjutan harus terus dipertahankan.Untuk mempertahankan produksi beras nasional pertanaman harusdiamankan dari gangguan OPT. Dalam rangka mendorongmasyarakat petani dan masyarakat luas turut serta berpartisipasiaktif dalam pengamanan produksi padi, Presiden RI memberikanarahan agar seluruh komponen masyarakat melakukan “GERAKANLAWAN HAMA”.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Kementerian Pertanianmengeluarkan kebijakan “SPOT STOP”, yaitu upaya menghentikantitik-titik awal sumber serangan OPT sehingga tidak menyebar kearea yang lebih luas. SPOT STOP didahului oleh penerapan upayapreemtif (budidaya tanaman sehat dan pengaturan pola tanam).

Page 113: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 107

Untuk dapat melakukan SPOT STOP harus dilakukan pengamatandini dan pengendalian dini.

Tabel 40. Alokasi dan Distribusi Bantuan Pestisida APBNPenghematan Tahun 2011

No Provinsi Pestisida (kg/ltr) Bahan Asap(Boks)

1 Aceh 46.017 1.650

2 Sumatera Utara 93.200 3.360

3 Sumatera Barat 57.200 2.050

4 Riau 19.120 680

5 Jambi 20.340 730

6 Sumatera Selatan 95.673 3.430

7 Bengkulu 16.635 590

8 Lampung 76.940 2.760

9 DKI Jakarta 270 20

10 Jawa Barat 245.038 8.780

11 Jawa Tengah 230.385 8.260

12 DIY 18.990 680

13 Jawa Timur 264.221 9.480

14 Banten 51.645 1.850

15 Bali 18.878 675

16 NTB 51.495 1.850

17 NTT 24.135 860

18 Kalimantan Barat 51.605 1.850

19 Kalimantan Tengah 26.515 950

20 Kalimantan Selatan 61.960 2.220

21 Kalimantan Timur 18.502 670

22 Sulawesi Utara 14.705 530

23 Sulawesi Tengah 27.544 990

24 Sulawesi Selatan 113.690 4.080

25 Sulawesi Tenggara 14.318 520

26 Gorontalo 6.727 240

27 Sulawesi Barat 9.943 360

28 Maluku 2.320 80

29 Maluku Utara 2.075 71

30 Papua Barat 1.201 45

31 Papua 3.526 130

1.685.419 60.441Jumlah

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendukung gerakan SPOTSTOP dalam upaya pengamanan produksi padi, terutama padaMusim Tanam Oktober-Maret 2011/2012, perlu dipersiapkan saranadan/atau bahan pengendali yang memadai melalui PenghematanAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBNP) 2011. Untuk itudiadakan pengadaan pestisida bantuan tahap III ke daerah (31provinsi). Jumlah bahan pengendali OPT (pestisida) bantuantersebut disesuaikan dengan kebutuhan lapangan dan anggaranyang tersedia, serta jenis pestisida yang diperlukan memenuhi

Page 114: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 108

persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tujuan dari pengalokasian bantuan pestisida APBN Penghematanadalah:

- Mengamankan produksi tanaman padi di seluruh Indonesiaterutama di sentra-sentra produksi dan propinsi endemisserangan OPT utama padi.

- Menyiapkan stok pestisida di 31 provinsi untuk mengantisipasipeningkatan serangan OPT

b. Bantuan Bahan Pengendali OPT Utama Padi Tahun 2011 APBN-P

Untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia, diperlukanlangkah-langkah strategis antara lain peningkatan produksi pangan

dan diversifikasi pangan. Peningkatan produksi dapat dicapai

melalui kegiatan pengamanan produksi dari faktor-faktor

pengganggunya. Salah satu faktor pengganggu tersebut adalah

OPT. Untuk lebih menguatkan upaya pengamanan produksi padi di

MT 2011/2012, terutama dari gangguan hama wereng batangcoklat (WBC) dan Tikus, serta untuk mencapai sasaran surplus 10

juta ton beras, maka diadakan bantuan bahan pengendalian OPT

APBN-P kepada 10 provinsi sentra produksi padi.

Tujuan dari pengalokasian bantuan pestisida APBN-P adalah:

Mengamankan produksi tanaman padi di 10 (sepuluh) provinsi

terutama di sentra-sentra produksi dan daerah endemis serangan

WBC dan tikus.

Tabel 41. Alokasi dan Distribusi Bantuan Pestisida APBN-P Tahun

2011

Page 115: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 109

No Provinsi Pestisida(kg/ltr)

Bahan Asap(Boks)

1 Aceh - 11.100

2 Sumatera Selatan 3.350 5.540

3 Lampung 3.700 6.870

4 Jawa Barat 38.170 27.800

5 Jawa Tengah 63.760 20.100

6 DI Yogyakarta 11.715 1.700

7 Jawa Timur 128.700 16.700

8 Banten 17.825 3.390

9 NTB 3.050 2.750

10 Sulawesi Selatan - 14.600

270.270 110.550Jumlah

9. Peningkatan Kualitas SDM (Pelatihan)

a. Training of Trainer Sekolah Lapangan Iklim

TOT SLI dilaksanakan pada tanggal 12-21 April 2011 di LembagaPenjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Jakarta Selatan. Pertemuandihadiri oleh 50 orang peserta, yang berasal dari 30 Provinsi, BalaiBesar Peramalan OPT Jatisari, Direktorat Perlindungan Hortikultura,dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

Narasumber dan pemandu berasal dari:- Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan,- Balai Besar Peramalan OPT Jatisari,- Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi,- Badan Litbang Pertanian,- Pusat Iklim Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG,- Departemen Geofisika dan Meteorologi Institut Pertanian Bogor,- Direktorat Pengelolaan Air Irigasi Ditjen Prasarana dan Sarana

Pertanian,- Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB,- Penyuluh Pertanian, Koordinator POPT dan POPT kabupaten

Indramayu, dan Kelompot Tani Buyut Musa Kecamatan LeleaKabupaten Indramayu.

Hasil dari kegiatan ini sebagai berikut:

1) Perlu dilakukan perbaikan materi modul TOT SLI sehingga lebihmudah dipahami oleh petugas dan petani.

Page 116: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 110

2) Perlunya bimbingan atau pelatihan teknis bagi para pemanduSLI di lapang baik dari pemerintah ataupun instansi terkaitlainnya.

3) Pasca pelatihan SLI ditindaklanjuti antara lain denganmembentuk ikatan petani alumni SLI dan memberikan merekakegiatan sehingga tetap berkesinambungan seperti studibanding dan pertemuan antara alumni.

4) Perlu adanya dukungan dari PEMDA setempat (terutama Bupati,Camat dan Kepala Desa) dalam pelaksanaan SLI, denganmemberikan pemahaman tentang SLI melalui Sosialisasi kepadapara pejabat PEMDA tersebut.

5) Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan SLI di lapanganharus disampaikan ke Pusat (Direktorat Perlindungan TanamanPangan) karena sangat penting sebagai dasar merencanakanpelaksanaan SLI tahun berikutnya dan untuk penyusunan bahanpenyempurnaan modul SLI, sesuai dengan perubahanlingkungan yang bersifat spesifik lokasi.

6) Kunjungan lapangan dilaksanakan ke Stasiun KlimatologiDarmaga, dan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Bogor.Di Stasiun Klimatologi peserta dapat melihat dan mengetahuicara pemanfaatan alat-alat klimatologi, sedangkan di BalaiPenelitian Agroklimat dan Hidrologi peserta menerimapenjelasan mengenai aplikasi kalender tanam.

7) Hasil evaluasi awal (pre test) diperoleh nilai rata-rata 67sedangkan nilai rata-rata hasil evaluasi akhir (post test) 77,sehingga peningkatan yang diperoleh sebesar 15%. Hal inimengindikasikan bahwa ada peningkatan pemahaman pesertaterhadap materi yang diberikan.

8) Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, maka bagi daerah yangmemiliki kegiatan SLI pada Tahun 2011 diharapkan segeramelaksanakan TOT di tingkat provinsi maupun kabupaten.

Page 117: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 111

Selain itu, diharapkan para peserta dapat terus mengembangkanSLI, baik dengan melaksanakan TOT-SLI di Provinsi maupunmelakukan pembinaan SLI untuk kelompok-kelompok tani. Melaluipembinaan SLI ini diharapkan, penggunaan informasi iklim bagipelaksanaan usahatani dan agribisnis dapat dikembangkan.

b. Pemantapan Teknis Penerapan dan Pengembangan PHT padaTanaman Pangan

Beberapa aspek pengendalian hama terpadu yang perlu dikuasaioleh petugas maupun petani, antara lain adalah sistem peringatandini dan rekomendasinya, peramalan OPT dan langkah-langkahantisipasinya, pengelolaan agroekosistem, penguasaan teknissarana dan prasarana aplikasi pengendalian baik aplikasi agenshayati, pestisida botanis maupun pestisida kimia sintetis,operasional pengendalian secara tepat dan akurat, dll. PHTmenitikberatkan pada pengelolaan agroekosistem yang dinamis,dalam penerapan dan pengembangannya bersifat dinamis pula.

Untuk memenuhi kebutuhan petugas POPT-PHP yang kompetendan konsisten dalam penerapan PHT dipandang perlu membekalipetugas tersebut dengan pelatihan teknis yang bertujuan untukmeningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas dalammendukung optimalisasi pelaksanaan dan pengembangan PHT.

Pelatihan teknis dalam rangka pemantapan teknis penerapan danpengembangan PHT pada tanaman pangan dilaksanakan padatanggal 22 September-3 Oktober 2011 di Balai Besar PeramalanOrganisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari. Pesertapelatihan berjumlah 40 orang yang berasal dari 23 provinsi danpusat.

Hasil pelaksanaan kegiatan:

Page 118: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 112

1) Metode yang digunakan dalam penyampaian materi adalahdalam bentuk ceramah/kuliah, diskusi, praktikum, observasilapangan, dan tugas mandiri.

2) Selain kuliah dan praktikum, juga dilakukan materi pemantapandi lapangan dalam bentuk fieldtrip ke Paguyuban Petani Organikdi desa Pasawahan, Kabupaten Purwakarta. Paguyuban petaniorganik ini adalah kelompok tani alumni SLPHT pengembangpertanian organik, sekaligus sebagai model kelompok tani yangkonsisten melaksanakan sistem PHT.

3) Pengajar yang menyampaikan materi berasal dari InstitutPertanian Bogor (IPB), Direktorat Perlindungan TP, dan BBPOPTJatisari.

4) Meskipun dengan tingkat kemampuan, pengetahuan, danpengalaman yang beragam, secara keseluruhan para pesertaantusias mengikuti setiap materi dan kegiatan pelatihan. Pesertaberharap pelatihan seperti ini dapat diselenggarakan setiaptahun.

5) Peserta memiliki tingkat kemampuan, pengetahuan, danpengalaman yang beragam. Hasil pre test peserta rata-rata46,24 dan post test rata-rata 64,35. Berdasarkan hasil tersebut,terjadi peningkatan pengetahuan peserta sebanyak 39,16%.

c. Penilaian dan Penghargaan POPT, LPHP, Kelompok TaniBerprestasi

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat HamaPenyakit (POPT-PHP) adalah petugas terdepan dalam pelaksanaanpengendalian OPT dan penanggulangan DPI di lapangan. Demikianjuga Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) adalahinstitusi terdepan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Sebagaipetugas atau institusi terdepan dituntut untuk memberikanpelayanan yang baik kepada masyarakat/petani yangmembutuhkan informasi terkait masalah pengelolaan OPT dan DPI.Pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT/penanggulangan DPI

Page 119: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 113

tersebut akan lebih optimal apabila dapat bersinergi denganpetani/kelompok tani. Di beberapa daerah, Kelompok TaniPengembang Agens Hayati telah mampu berperan dalampenanggulangan OPT melalui perbanyakan dan pemanfaatanagens hayati/pestisida nabati.

Untuk meningkatkan motivasi, kinerja, dan profesionalisme POPT-PHP dan LPHP, meningkatkan peran Kelompok Tani PengembangAgens Hayati, serta memberikan apresiasi atas prestasi kerjanyatelah dilaksanakan penilaian dan pemberian penghargaan kepadaPOPT-PHP, LPHP, dan Kelompok Tani Pengembang Agens Hayatiberprestasi. Kegiatan penilaian calon penerima penghargaandilaksanakan pada tanggal 4-6 Juli 2011, di Cisarua, Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penilaian, dengan menggabungkan seluruhkomponen penilaian dan hasil verifikasi, ditetapkan penerimapenghargaan sebagai berikut:

1) POPT-PHP Berprestasi adalah Yohanis Parama, SP dari SulawesiSelatan, Joko Sadyono dari Kalimantan Timur, dan ArnoldusMolo, SP dari Nusa Tenggara Timur.

2) LPHP Berprestasi adalah IP3OPT Wilayah Luwu, SulawesiSelatan, LPHP Pati, Jawa Tengah, dan LPHP Semuli Raya,Lampung.

3) Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati Berprestasi adalah:a) Kelompok Tani PAH Bakti Mandiri III, Kabupaten Cianjur,

Jawa Baratb) Kelompok Tani PAH Mitra Tani, Kabupaten Kulon Progo, D.I.

Yogyakartac) Gapoktan PAH Makmur Sejahtera, Kabupaten Kebumen,

Jawa Tengahd) Gapoktan PAH Berkat Karya Bersama, Kota Banjarbaru,

Kalimantan Selatane) Kelompok Tani PAH Aneka Tani, Kabupaten Lombok Barat,

Nusa Tenggara Barat

Page 120: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 114

f) Kelompok Tani PAH Cinta Alam, Kabupaten OKU Timur,Sumatera Selatan.

10. Bantuan Penanggulangan Padi Puso

Kementerian Pertanian pada tahun 2011 ini mengusulkan anggarankhusus sebagai bantuan pembiayaan usahatani padi atasketidakberdayaan petani melawan dampak negatif yang diakibatkanoleh banjir, kekeringan dan serangan OPT. Bantuan ini diharapkandapat segera disalurkan kepada petani yang tergabung dalamkelompok tani yang lahan dan atau pertanamannya mengalami puso.Dengan ganti rugi ini, maka petani dapat dengan cepat melakukanperencanaan dan pelaksanaan kegiatan usahatani dengan baik karenasudah memiliki modal kerja yang memadai. Pengelolaan dana bantuantersebut mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor66/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Pedoman Pengelolaan DanaBantuan Sosial Untuk Pertanian Tahun Anggaran 2011.

Maksud pemberian bantuan penanggulangan padi puso sebagai bentukupaya mempertahankan produksi pangan dalam mendukung ketahananpangan, sedangkan tujuannya adalah: memberikan bantuan kepadapetani yang mengalami puso; meningkatkan produksi pangan secaraberkelanjutan; dan mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Mekanisme Pelaksanaan Pengusulan Bantuan Penanggulangan PadiPuso (BP3) sebagai berikut:

a. Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengirimkan surat permintaanCalon Petani Calon Lokasi (CPCL) penerima bantuan modal usahatani penanggulangan gagal panen padi kepada Kepala DinasPertanian (yang membidangi tanaman pangan) di Provinsi.

b. Kepala Dinas Pertanian Provinsi menyampaikan permintaan usulanCPCL kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, danmenugaskan Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan danHortikultura (BPTPH) untuk mengumpulkan dan memverifikasiusulan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Surat

Page 121: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 115

permintaan tersebut disampaikan sebagai tembusan kepada KepalaBadan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Provinsi.

c. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama Koordinator POPT-PHP tingkat kabupaten dan berkoordinasi dengan Kepala BadanPenyuluhan Pertanian Kabupaten menugaskan POPT-PHP, MantriTani dan PPL melakukan identifikasi dan verifikasi luas arealpertanaman padi yang mengalami puso di wilayah masing-masing,serta mengusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,tembusan BPTPH (POPT-PHP, Mantri Tani, dan PPL melakukantandatangan bersama pada formulir usulan).

d. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Koordinator POPT-PHPtingkat kabupaten menginventarisasi, menelaah dan merekapitulasi,serta melakukan verifikasi lapangan terhadap usulan CPCLberdasarkan data dan rekomendasi dari POPT-PHP yang diketahuioleh ketua kelompok tani dan/atau Kepala Cabang DinasKecamatan/Mantri Tani, serta Penyuluh Pertanian Lapangan.

e. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menetapkan CPCL penerimaBP3 melalui Surat Keputusan, selanjutnya diusulkan kepada KepalaDinas Provinsi dilampiri surat pernyataan Kepala Dinas PertanianKabupaten/Kota yang menyatakan bahwa penetapan usulan CPCLtersebut benar adanya.

f. Kepala Dinas Pertanian Provinsi memverifikasi usulan dari DinasPertanian Kabupaten/Kota dan menetapkan CPCL penerima BP3,selanjutnya mengusulkan kepada Direktur Jenderal TanamanPangan.

g. Direktur Jenderal Tanaman Pangan melakukan verifikasi terhadapusulan CPCL penerima BP3 secara sampel yang dilaksanakan olehTim Verifikasi tingkat pusat (Direktorat Jenderal Tanaman Pangandan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian).Selanjutnya Direktur Jenderal Tanaman Pangan menetapkan CPCLpenerima BP3, dan diusulkan kepada Direktur Jenderal Prasaranadan Sarana Pertanian.

Page 122: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 116

h. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menetapkanKelompok Tani penerima BP3.

Sampai Bulan Oktober 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telahmenerbitkan 10 Keputusan tentang CPCL Bantuan PenanggulanganPadi Puso (BP3). Areal puso yang diusulkan untuk menerima bantuantersebut seluas 71.193,13 ha untuk 6.665 kelompok tani yang tersebardi 100 kabupaten, 20 provinsi. Keputusan tersebut diteruskan keDirektorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk diprosespencairannya.

11. Kerjasama Luar Negeri

a. Mengikuti Seminar on Low Carbon Agriculture Energy Conservationand Emission Reduction

Seminar on Low Carbon Agriculture Energy Conservation andEmission Reduction dilaksanakan pada tanggal 10-21 Mei 2011 diBeijing, China. Seminar diikuti oleh 27 peserta dari negara-negaraanggota APEC (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand,Filipina, Vietnam) dan China.

Seminar ini membahas beberapa topik utama, antara lain: statusquo/ pengalaman/prospek pertanian rendah karbon di China;pengembangan pola pertanian rendah karbon; pertanian rendahkarbon dan teknologi pemanfaatan jerami tanaman; pertanianrendah karbon dan daur ulang ekonomi, dll.

b. Mengikuti Pertemuan Konferensi Perubahan Iklim PBB ke -17 (COP-17 UNFCCC)

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ikut berpartisipasi dalamPertemuan Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-17 (COP-17 UNFCCC)pada tanggal 28 Nopember-9 Desember 2011 di Durban, AfrikaSelatan.

Delegasi RI dipimpin oleh Ketua Harian DNPI/Utusan KhususPresiden Untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Ir. Rachmat Witoelar

Page 123: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 117

dengan anggota perwakilan dari Bappenas, Kantor Menko Kesra,Kemenlu, Kementan, Kemenhut, KLH, Kemenperind, KKP, KemenPU, Kemen ESDM, Setkab, KBRI Afsel serta Akademisi, Asosiasi danLSM mitra DNPI.

Agenda utama konferensi tahun ini diantaranya kelanjutanpembahasan untuk mencapai kesepakatan kedua dari KyotoProtokol, Mitigasi, Adaptasi, Pendanaan, Transfer Teknologi,Capacity Building dan REDD+. Dalam konferensi ini tidak adaagenda pembahasan khusus untuk pertanian seperti halnyakehutanan melalui REDD+. Namun dalam pembahasan mengenaiAdaptasi dan Kerjasama Sektoral, secara khusus dicakup pertaniandan ketahanan pangan yang menjadi perhatian dari semua pihak,negara berkembang maupun negara maju.

Hasil dari pertemuan ini adalah:

1) Mulai 2020 negara berkembang akan terikat secara legal untuksama-sama menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Ini berartibahwa tersedia waktu hanya 8 tahun untuk persiapan terutamauntuk metode MRV (dapat diukur, dapat dilaporkan dan dapatdiverifikasi), penyusunan reference emission level (REL),penyusunan NAMAs di tingkat provinsi dan kabupaten.Kementerian Pertanian sangat terkait dengan MRV dan actionplan di bidang perkebunan dan pengelolaan lahan gambut.

2) Peluang pendanaan dalam kerangka UNFCCC untuk adaptasi danmitigasi sektor pertanian masih jauh dari harapan dan akanmelalui perundingan yang berkepanjangan. Untuk mengamankanketahanan pangan, adaptasi terhadap perubahan iklim perludiprioritaskan dan akan dilaksanakan dengan kekuatan sendiritanpa menunggu bantuan internasional. Berbagai aspek yangperlu diprioritaskan adalah:

- Pengembangan varietas yang tahan terhadap terpaan iklim- Pengembangan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan dan

iklim seperti improvisasi kalender tanam yang senantiasa

Page 124: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 118

dapat menjawab perubahan iklim jangka pendek ke depan,pemanenan air, konservasi tanah dan air serta teknologipemupukan untuk peningkatan produksi

- Pengetatan penerapan peraturan perundang-undanganberkenaan dengan lahan pertanian abadi dan pengamananjaringan irigasi

- Mitigasi sektor pertanian perlu diprioritaskan untuk subsektoryang berpotensi berkontribusi besar dan tidak menggangguproduksi. Aspek tersebut antara lain adalah perbaikan sistempengelolaan air pada lahan gambut, pemilihan jenis tanamanyang toleran terhadap muka air tanah tinggi pada lahangambut dan rehabilitasi lahan terlantar untuk pengembanganperkebunan.

- Penelitian untuk menganalisis aspek lingkungan dan ekonomirehabilitasi lahan gambut terlantar berupa semak belukar(yang terpengaruh drainase dan peka terhadap kebakaran)untuk pertanian perlu mendapatkan prioritas.

12. Kegiatan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT)

Realisasi pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman padatahun 2011 sebanyak 1.597 sampel atau mencapai 106,47% yangterdiri dari sampel eksternal sebanyak 1.141 dan sampel internalsebanyak 456.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperoleh dari penerimaanmutu pestisida, pupuk dan produk tanaman. Pada tahun 2011, PNBPpada BPMPT sebanyak Rp. 635,690 atau 158,92% dari target Rp. 400juta.

Tabel 42. Realisasi Pengujian Mutu Pestisida, Pupuk dan ProdukTanaman

Page 125: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 119

Target Realisasi %(Sampel) (Sampel) Realisasi

1 Mutu Pestisida 1.085 1.014 93,462 Mutu Pupuk 125 220 176,003 Mutu Produk Tanaman 250 313 125,204 Aflatoksin 30 40 133,335 Logam Berat 10 10 100,00

1.500 1.597 106,47

Jenis PengujianNo.

Jumlah

E. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

1. Penyaluran dan Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen (powerthresher, paddy mower, dryer, dan alat lainnya).

Dalam rangka mendukung swasembada pangan dan meningkatkannilai tambah serta daya saing produk, maka peranan penangananpascapanen sangat penting. Sampai saat ini tingkat susut hasil panendan pascapanen masih cukup tinggi, oleh karena itu untukmenurunkan susut hasil tersebut diperlukan upaya penangananpascapanen yang intensif dan kontinyu.

Pada Tahun Anggaran 2011 untuk mendukung kegiatan penangananpascapanen tanaman pangan di daerah, Direktorat Jenderal TanamanPangan mengalokasikan dana dekonsentrasi untuk provinsi dan danatugas pembantuan untuk kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatanpenanganan pascapanen tanaman pangan di alokasikan pada 31provinsi dan 189 kabupaten/kota meliputi kegiatan bimbingan teknisdan apresiasi penanganan pascapanen. Sedangkan bantuanpembelian sarana pascapanen dialokasikan pada 378 kelompoktani(poktan) atau gabungan kelompoktani (gapoktan) yang tersebar pada189 kabupaten/kota. Setiap Dinas Pertanian Kabupaten/kotamenerima 2 (dua) paket bantuan sarana pascapanen padi.

Bantuan sarana pascapanen padi merupakan salah satu wujudkepedulian Pemerintah Pusat dalam rangka mengembangkan saranapascapanen dan upaya mengurangi susut hasil panen padi di lokasipenerima bantuan dan dalam membantu poktan/gapoktan melaluipemberian dana bantuan sosial dengan pola Bantuan Langsung

Page 126: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 120

Masyarakat (BLM) yang dananya ditransfer ke rekening bank milikpoktan/gapoktan penerima bantuan berdasarkan DIPA 2011 yangtelah dialokasikan pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sejumlah Rp185.000.000,- (seratus delapan puluh lima juta rupiah) per paket.Untuk itu, diperlukan peran aktif Dinas Pertanian Provinsi danKabupaten/Kota dalam merealisasikan sarana penangananpascapanen.

Penerima bantuan dalam membeli sarana pascapanen padi harussesuai prioritas kebutuhan dalam rangka menurunkan susut hasilpadi. Pilihan sarana pascapanen padi yang akan dibeli berupa:

a. Reaper (mesin pemanen padi tipe pisau bergerigi gerak bolak balik4 alur pemotongan), paddy mower (mesin pemanen padi tipesandang), dan atau sabit bergerigi. Sarana panen dapat dipilih,namun alsin yang dipilih harus mempertimbangkan upayapenekanan susut hasil semaksimal mungkin.

b. Power Thresher (alat mesin perontok padi tipe throw in) dengankelengkapan 2 unit terpal minimal ukuran 8 x 8 m (apabila belummemiliki terpal).

c. Pedal Thresher Bermotor dengan kelengkapan 2 unit terpalminimal ukuran 8 x 8 m (apabila belum memiliki terpal).

d. Flat Bed Dryer (mesin pengering biji-bijian tipe bak datar) dengantungku sekam. Bagi poktan/gapoktan yang telah memiliki dryerdengan kompor/tungku berbahan bakar selain sekam danberkeinginan untuk mengganti dengan tungku sekam, makadiperbolehkan untuk membeli tungku sekamnya saja.

e. Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil, dengan perbaikan/ pembeliankomponen penggilingan antara lain : 2 unit Polisher (Milling, Spiral,Screen), 2 unit Ayakan kawat (separator), 1 unit Moisture tester,dan 1 unit water polisher.

Realisasi bantuan penanganan pascapanen tanaman pangan 2011yaitu:

Page 127: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 121

a. Realisasi CPCL

Realisasi CPCL sebanyak 377 (99,74%) dari target 378 paket.Kabupaten Solok Selatan hanya menetapkan 1 poktan/gapoktanpenerima, karena kesulitan mencari poktan/gapoktan yang akanmenerima.

b. Realisasi SP2D

Realisasi SP2D 373 paket (98,93%) dari realisasi 377 CPCL yangditetapkan. Kabupaten yang tidak terealisasi SP2Dnya yaitu:Kabupaten Solok (2 paket), dan Kabupaten Tanah Karo (2 paket).

1) Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan KabupatenSolok telah bersurat kepada Direktur Jenderal Tanaman PanganNomor: 520/1482/Usta/IX-2011 tanggal 27 September 2011perihal Pembatalan Penerima Bantuan Kegiatan PascapanenTahun 2011. Hal ini disebabkan karena pilihan saranapascapanen padi dalam pelaksanaan tidak sesuai dengankeinginan dan kebutuhan yang diusulkan poktan/gapoktan calonpenerima bantuan.

2) Kabupaten Tanah Karo tidak merealisasikan bantuan saranapascapanen padi disebabkan Pemerintah setempatmemprioritaskan merealisasikan bantuan yang berasal dari danaAPBD.

c. Realisasi Pembelian

Realisasi pembelian 373 paket (98,6 %) dari target 378 paket.

Di samping itu, dalam upaya mendukung peningkatan produksitanaman pangan terutama padi perlu diikuti denganpenanganan pasca- panen yang baik guna menyelamatkan hasil,mempertahankan mutu, efisiensi, nilai tambah dan daya saing bagipetani. Namun dengan adanya dampak perubahan iklim berpotensimengganggu kegiatan pascapanen padi khususnya prosespengeringan, karena sebagian besar petani Indonesia masihbergantung pada sinar matahari.

Page 128: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 122

Agar perubahan iklim tidak mempengaruhi proses penangananpascapanen khususnya pengeringan, maka di tahun 2011 DirektoratJenderal Tanaman Pangan mengalokasikan dana APBN-Penghematanuntuk bantuan sarana pengering (flat bed dryer) sebanyak 231 unit di16 Propinsi pada 82 kabupaten/kota.

Adapun kriteria pemberian bantuan alat pengering (flat bed dryer)sebagai berikut:

a. Kelompoktani (Poktan)/Gabungan Kelompok tani (Gapoktan)penerima bantuan merupakan poktan/gapoktan yang aktif danbersedia mendukung program pencapaian sasaran produksitanaman pangan.

b. Diprioritaskan bukan penerima bantuan sarana pascapanen reguler(Bantuan Sosial Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota) tahun 2011.

c. Penerima bantuan bersedia menyiapkan lahan dan bangunan untuktempat sarana pengering/flat bed dryer yang dikuatkan dengansurat pernyataan kesediaan dari pemilik lahan/bangunan untukpenempatan dryer.

d. Penerima bantuan bersedia mengikuti semua kewajiban yangdiberikan dan bertanggung jawab dalam kegiatan operasionaltersebut untuk mensukseskan pencapaian tujuan pemberianbantuan yang telah ditetapkan.

e. Lokasi penempatan bantuan sarana pengering/flat bed dryerberada di lokasi SL-PTT dan berdekatan dengan penggilingan padi.

f. Adanya surat perjanjian tertulis antara poktan/gapoktan penerimabantuan dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yangmenyatakan bahwa bantuan sarana tersebut benar-benardimanfaatkan untuk mengoptimalkan dukungan programPeningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

g. Penerima bantuan mau dan bersedia membuat laporanperkembangan pemanfaatan pengering/flat bed dryer yang

Page 129: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 123

diterimanya, termasuk manfaatnya bagi perkembangankelompoknya sendiri.

Penentuan lokasi kabupaten/kota, mempertimbangkan beberapa hal,sebagai berikut:

a. Memberi prioritas pada daerah sentra produksi tanaman pangan

b. Mempertimbangkan proposal yang dibuat oleh daerah/masyarakat,terkait dengan kebutuhan pengering tipe bak datar/flat bed dryerdi wilayahnya.

c. Mempertimbangkan respon daerah dalam merealisasikan bantuan-bantuan alsintan yang pernah diberikan tahun-tahun sebelumnyayang diantaranya ditunjukkan melalui laporan pemanfaatanalsintan bantuan tersebut setiap tahunnya.

d. Mempertimbangkan letak lokasi penerima bantuan mengingatketerbatasan waktu yang tersedia yang dibutuhkan untuk prosespengadaan, distribusi dan perakitan bantuan sarana pengering tipebak datar/flat bed dryer tahun 2011.

Penetapan calon penerima dan calon lokasi melalui tahapan sebagaiberikut:

a. Usulan calon penerima dan calon lokasi bantuan sarana pengeringtipe bak datar yang telah masuk di Dinas PertanianKabupaten/Kota/Provinsi/Pusat diverifikasi oleh Dinas PertanianKabupaten/Kota bersama-sama dengan Dinas Pertanian Provinsi.

b. Hasil verifikasi tersebut direkapitulasi oleh Dinas Pertanian Provinsiyang selanjutnya disampaikan kembali kepada KementerianPertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, cq. DirektoratPascapanen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian.

c. Hasil finalisasi usulan tersebut selanjutnya akan ditetapkan olehDirektur Jenderal Tanaman Pangan sebagai penerima bantuansarana pengering/flat bed dryer Dana Penghematan tahun 2011.

Ketentuan dalam pendistribusian dan perakitan bantuan saranapengering sebagai berikut:

Page 130: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 124

a. Sebelum pendistribusian, penyedia barang berkoordinasi denganDinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota/Calon Penerima bantuanuntuk menginformasikan jadwal pengiriman sarana pengering tipebak datar dan mendapatkan informasi tentang petugas yang akanmemeriksa barang yang telah ditunjuk oleh Kepala Dinas PertanianKabupaten/Kota.

b. Petugas pemeriksa barang Dinas Pertanian Kabupaten/Kotamelakukan pemeriksaan terhadap sarana pengering besertakelengkapannya.

c. Pendistribusian bantuan sarana pengering sampai titik bagi dilokasi yang ditentukan oleh poktan/gapoktan. Lahan dan bangunanyang merupakan titik bagi telah disediakan oleh poktan/gapoktanpenerima bantuan dengan ukuran minimal (p x l x t) 12 x 6 x 4meter.

d. Sarana pengering yang dikirim, dalam kondisi terpasang, baru,baik, terakit sempurna, sudah di running test (diuji coba dengandihidupkan mesinnya), serta dilengkapi dengan petunjukoperasional/manual penggunaan dan perawatan sarana pengeringtersebut.

e. Bantuan yang telah diterima oleh Poktan/Gapoktan agar diketahuioleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan dilaporkan ke DinasPertanian Provinsi dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan cq.Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan untuk memudahkanpembinaan selanjutnya.

Dengan terbatasnya waktu pelaksanaan pengadaan sarana pengeringgabah, maka pelatihan operasional sarana pengering untuk operatoryang ditunjuk oleh poktan/gapoktan penerima dipusatkan pada satulokasi di masing-masing provinsi dengan pelatih dari pihak pabrikan.Waktu pelatihan ditetapkan berdasarkan kesiapan poktan/gapoktan,pabrikan sebagai pelatih, sedangkan Dinas Pertanian Kabupaten/Kotaatau Provinsi sebagai pembina.

2. Pengembangan Pascapanen (Project FAO/PHLN)

Page 131: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 125

Proyek FAO (Food and Agriculture Organization of The UnitedNations) merupakan proyek hibah dengan nomor TCP/INS/3202 (D)melalui rekening FAO: Standard Chartered Bank (No Rekening30600600456). Grand Agreement ditandatangani oleh FAO danDirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu (an. Pemerintah RI) padatanggal 3 April 2009 dengan nomor register 70856401. Proyek FAOdirencanakan Januari 2009 s/d November 2010. Dikarenakan GrandAgreement baru ditandatangani 3 April 2009, maka pelaksanaanproyek dimulai Mei 2009 s/d Maret 2011, kemudian diperpanjang s/dJuni 2011. Lokasi proyek di 2 kabupaten, yaitu: Kabupaten Lamongan(Jatim) dan Subang (Jabar).

Dengan adanya reorganisasi di Kementan (Permentan Nomor:61/Permentan/ OT.140/ 10/2010), sehingga pelaksana FAOTCP/INS/3202 (D) beralih dari Direktorat Penanganan Pasca Panen,Ditjen P2HP yang dari awal menangani proyek FAO ke DirektoratPascapanen Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan (denganserah terima pada tanggal 29 Desember 2010), sehingga kegiatanFAO dari Januari 2011 s/d Juni 2011 ditangani oleh Ditjen TanamanPangan.

Nilai proyek FAO TCP/INS/3202 setelah direvisi FAO dari rencana US $483.542 menjadi 450.400 US $, dan adanya perpanjangan proyek 3bulan (dari rencana closing date Maret 2011 menjadi Juni 2011).Berdasarkan budget expenditure yang disampaikan FAOTCP/INS/3202 per 30 Juni 2011 bahwa nilai approved budget (US $450.400) dikurangi total expenditure US $ 425.203 (94,4%), sehinggasisa dana (balance = US $ 25.197).

Hibah proyek FAO dengan nomor TCP/INS/3202 (D) dilaksanakanlangsung oleh FAO dengan cara pembayaran langsung (directfunding) dan Pemerintah RI sebagai implementing partner, sehinggatidak ada rekonsiliasi dengan KPPN.

Proyek FAO TCP/INS/3202 (D) memberikan sarana kerja adalahsebagai berikut:a. Handycam Sony (2 buah)

Page 132: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 126

b. Projector Toshiba dan Sanyo (2 buah)c. Laptop Compaq dan Sony VAIO (2 buah)d. Komputer desktop HP Pavilion (2 buah)e. Printer HP Deskjet D4360 dan Laserjet P3005 (2 unit)f. Lemari besi 1 buah

Proyek FAO TCP/INS/3202 (D) juga memberikan bantuan sosialberupa 6 unit power thresher ke kelompoktani di KabupatenLamongan (3 unit) dan Subang (3 unit).

Adapun pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan FAO:

a. TOT Penanganan Pascapanen sesuai Good Handling Practices(GHP)/Loss Assesment Metodology and Preparation for LossAssesment Study Phase I, di Kabupaten Subang 23-27 Oktober2009 dan di Kabupaten Lamongan, 15-19 Oktober 2009 denganpeserta Widyaiswara, Penyuluh Pertanian, Staf Bulog dan DinasPertanian kedua Kabupaten.

b. Pelatihan Metodologi Perhitungan Susut Bobot dan Susut Mutu PadiTahap I di Kabupaten Subang 12-15 Agustus 2009 dengan pesertaPenyuluh Pertanian, KCD, staf BPS dan Dinas Pertanian keduaKabupaten.

c. Penanganan Pascapanen sesuai Good Handling Practices(GHP)/TOT on Good Post Harvest Management for AgriculturalExtension Worker and Chairman of Farmer Group Associations diKabupaten Subang 23-27 Desember 2009 dan di KabupatenLamongan, 21-24 Desember 2009 dengan peserta PenyuluhPertanian dan Ketua Gapoktan

d. Pelatihan Metodologi Perhitungan Susut Bobot dan Susut Mutu PadiTahap II/Loss Assesment Metodology and Preparation for LossAsseement Study Phase II, di BB Padi Sukamandi, KabupatenSubang 14-18 Desember 2009 dengan peserta Penyuluh Pertanian,KCD, staf BPS dan Dinas Pertanian kedua Kabupaten serta stafDitjen P2HP.

Page 133: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 127

e. Teknologi Pengeringan Padi/Rice Drying Technology di BB PadiSukamandi, Kabupaten Subang 4-5 Mei 2010 dengan pesertaPenyuluh Pertanian, pengurus gapoktan, operator pengeringanskala kecil, KCD, staf Dinas Pertanian kedua Kabupaten dan BBPengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong.

f. Pemeliharaan dan Perbaikan Alat dan Mesin Pascapanen Padi/Maintenance and Repair of Harvest Machinary ke PT. RutanSurabaya dan CV. Padi Sentra Mekatani, Pakis Aji, Malang, Jatimpada tanggal 2-4 Agustus 2010 dengan peserta PenyuluhPertanian, pengurus gapoktan, operator pengeringan danpenggilingan baik skala kecil maupun skala besar.

g. Cara Pengoperasian Penggilingan Padi yang Baik dan Benar di BBPadi Sukamandi, Kabupaten Subang 9-10 November 2010 dan diKabupaten Lamongan, 24-25 November 2010 dengan pesertaPenyuluh Pertanian, pengurus gapoktan, operator penggilingan/RMU skala kecil dan sedang.

h. Demonstrasi Cara Mengoperasikan Power Thresher/ThresherDemonsration di Kabupaten Subang 11-14 Oktober 2010 dan diKabupaten Lamongan, 25-28 Oktober 2010 dengan pesertaPenyuluh Pertanian.

i. Pelatihan Penguatan Kapasitas Kelompoktani/Strengthening of theCapacity of the Farmer Group di Kabupaten Subang 24-27 Januari2011 dan di Kabupaten Lamongan, 7-10 Februari 2011 denganpeserta Penyuluh Pertanian.

j. Demonstrasi Cara Mengoperasikan Power Thresher/ThresherDemonsration di Kabupaten Subang 28 Februari-3 Maret 2011 dandi Kabupaten Lamongan, 14-17 Maret 2011 dengan pesertaPenyuluh Pertanian.

Penyampaian hasil-hasil kegiatan FAO dilakukan dalam bentuk exposekegiatan FAO. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Tanaman Pangan yangdiwakili oleh Direktur Pascapanen Tanaman Pangan dan dihadiri olehsekitar 60 orang peserta dari perwakilan Ditjen Pengelolaan Utang,

Page 134: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 128

Kementerian Keuangan, Perum Bulog, FAO Representation inIndonesia (Dr. Benny Sormin dan Juniati), Bappenas, BPS, TimKonsultan Nasional FAO, Direktorat lingkup Ditjen Tanaman Pangandan P2HP, wakil dari Kepala Dinas Pertanian dan Regional ProjectCoordinator dari Kabupaten Subang dan Lamongan. Beberapa hasilkegiatan yang dipaparkan sebagai berikut:

a. Survey Penyimpanan Padi dan Beras (dilaksanakan oleh KonsultanSutrisno S. Mardjan/IPB)

1) Waktu survey pada bulan April-Mei 2010 di KabupatenLamongan dan Subang.

2) Tujuan Survey; (1) Survey untuk mengetahui teknik dan lamapenyimpanan, masalah penyimpanan dan upaya pencegahannyapada level petani, pedagang dan pelaku usaha padi/beras; (2)informasi tersebut sebagai dasar kajian penyimpanan dalamperiode lama.

3) Kondisi Penyimpanan gabah/beras saat ini:a) Penyimpanan masih dilakukan secara terbuka dalam karung

maupun wadah tertentu (lumbung, keranjang, dll).b) Gabah/beras sering diserang serangga, tikus, burung atau

binatang lainnya.c) Kadar air di atas 14℅.d) Gabah/beras tidak selalu dilindungi seperti pada musim

hujan.

4) Kesimpulana) Teknik penyimpanan padi dan beras dilakukan mengunakan

kemasan karung (plastik/goni) yang ditumpuk dalam ruanganb) Lama penyimpanan kurang dari 6 bulanc) Permasalahan: serangan tikus.d) Upaya pencegahan yang petani, pedagang dan pelaku usaha

lakukan adalah (1) pemberantasan tikus secara intensif

Page 135: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 129

dengan metode konvensional, tidak menggunakan fumigasi;(2) pengelolaan ruang penyimpanan yang baik.

e) Dalam pengadaan padi/beras parameter mutu yang sangatdiperhatikan adalah warna (penampakan produk) serta kadarair.

f) Penentuan harga dalam rantai pasok padi/beras berdasarkanharga pasar, sedangkan harga pokok pemerintah (HPP)dijadikan acuan kesepakatan harga pasar tersebut.

5) Rekomendasia) Penerapan teknologi penyimpanan di tingkat petani dapat

dilakukan melalui peningkatan pemahaman penyimpanandalam upaya perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambahproduk.

b) Penyimpanan sebagai mata rantai dalam penanganan pasca-panenyang baik perlu dikelola dalam manajemen kelompoktani, agar pengendalian kualitas dapat dilakukan secaraterintegrasi.

c) Penguatan petani/kelompok tani dalam pemahaman praktekpenyimpanan yang baik dan benar melalui reorganisasi rantaipasok produksi padi/beras.

b. Studi banding/Post-harvest Rice Conference and Exhibition keBangkok, Thailand pada 15-18 Juli 2009 yang dilaksanakan olehSutrisno S. Mardjan sebagai konsultan pascapanen.

c. Pengembangan Metode Cepat dalam Penentuan Susut padaSimpanan Gabah dan Beras (dilaksanakan oleh Tim SEAMEOBIOTROP, Bogor, yaitu Okky S. Dharmaputra, Idham SaktiHarahap, Sunjaya dan Sri Widayanti).

1) Tujuan:a) Menilai susut pada gabah dan beras akibat serangan S.

Zeamais di laboratorium.b) Menghubungkan jumlah biji rusak dengan susut berat yang

terjadi pada gabah dan beras.

Page 136: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 130

c) Mengembangkan metode praktis untuk pemantauan dilapangan (beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor,Kerawang dan Indramayu.

d) Dengan visualisasi biji rusak untuk digunakan dalam menilaisusut gabah dan beras di lapangan.

2) Point-point hasil survei antara lain:a) Penyusutan terjadi dikarenakan tempat penyimpaan kurang

memadai dan teknik penyimpanan yang dilakukan petanitidak baik, sehingga berakibat terjadinya serangan serangga,tikus dan kapang

b) Pengendalian susut hasil dari kerusakan hama gudangdengan mengimplementasikan Pengendalian Hama GudangTerpadu (PHGT) dengan melakukan pemeriksaaan danpemantauan populasi hama dan kerusakan yang ditimbulkan

c) Korelasi antara % kerusakan biji dan % susut bobotmenghasilkan faktor pengali, yaitu 0,45 untuk gabah dan 0,4untuk beras, misal % kerusakan 50% maka susut bobot padagabah sebesar 19,74% dan susut bobot pada beras sebesar20,25%

d) Sebagian besar responden menyimpan gabah dalam jumlahsedikit dalam periode singkat

e) Kerusakan gabah dan beras akibat serangan hama sangatrendah. Kerusakan yang tertinggi sebesar 5% atau setaradengan 2,28% susut berat.

d. Keefektifan superbag dalam melindungi beras dari seranganserangga selama penyimpanan (dilaksanakan oleh Tim SEAMEOBIOTROP, Bogor, yaitu Idham Sakti Harahap, Sunjaya, Sriwidayanti), dengan hasil sebagai berikut:

1) Kondisi penyimpanan hermatis,yang juga disebut sebagaipenyimpan tertutup atau penyimpanan kedap udara, dapatdigunakan untuk melindungi biji-bijian dari serangan seranggadan faktor kerusakan lainya.

Page 137: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 131

2) Grain Pro Superbag diklaim memiliki fungsi seperti sistempenyimpanan kedap udara

3) Untuk mengevaluasi efektifitas Grain Pro dan membadingkannyadengan kantong semar (superbag produksi lokal), kantong PVCdan kantong polypropylene dalam beras dari serangan hamamaka dilakukan penyimpanan selama 3 bulan.

4) Semua superbag (Grain Pro dan kantong semar), dan kantongplastic PVC efiktif melindungi beras giling dari serangan hamaselama 3 bulan penyimpanan.

5) Serangga yang mencemari butiran pada periode penyimpananawal terlihat secara visual mati dalam satu minggu karenakondisi kedap udara didalam kantong percobaan dan jugamenjaga kadar air beras giling menjadi konstan dan kualitas bijitetap terjaga baik.

6) Tidak terdektesi adanya susut beras maupun perkembanganserangga pada perlakuan superbag dan kantong plastic PVC; disisi lain susut berat pada perlakuan kantong Polypropylenerelatif tinggi.

7) Dari sudut pandang ekonomi, penggunaan superbag “kantongsemar” yang paling efesien bagi petani.

e. Rice Marketing System In Indonesia (pelaksana Konsultan DewaKetut Sandra Swastika/Pusat Sosial Ekonomi dan KebijakanPertanian), dengan hasil sbb:

1) Petani menjual padi dengan 3 cara, yaitu:a) Tebasan (jual sebelum panen).b) Jual setelah panen dan perontokan di sawah.c) Jual setelah panen dan perontokan, dibawa pulang (dijual di

rumah).

2) Alasan petani menjual dengan tebasan:a) Butuh uang cepat untuk berbagai kebutuhan mendesak.b) Praktis, petani tidak repot ngurus panen dan pengangkutan.

Page 138: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 132

c) Tidak perlu khawatir akan kehilangan hasil selama panen danperontokan.

3) Masalah dalam tebasana) Harga jual 1-2 juta/ha lebih rendah dari pada penjualan

setelah panen.b) Perontokan dengan gebot dalam tebasan menghasilkan

gabah 700 kg/ha lebih rendah daripada panen danperontokan dengan power thresher, untuk mengurangipenjualan dengan tebasan.

4) Mekanisme tebasa) Penebas menemui petani yang akan menjual padib) Penebas melakukan survei lapang dan estimasi hasilc) Negosiasi harga antar penebas dengan petanid) Penebas membayar uang muka(down payment)e) Penebas mendatangkan buruh panen dan pembeli gabahf) Panen dan perontokan oleh buruh paneng) Penjualan kepada pembeli gabah di sawahh) Pembayaran kepada petani dan buruh panen di sawahi) Klasifikasi Penggilingan Padi berdasarkan kapasitas mesin

penggiling/RMU:- Penggilingan Kecil: 500 – 1000 kg/jam- Penggilingan Sedang: 1000 – 3000 kg/jam- Penggilingan Besar: > 3000 kg/jam

5) Implikasi Kebijakana) Salah satu pelaku pasar yang membuat biaya pemasaran

tinggi adalah perantara/calo.b) Perlu Perda atau Perdes tentang peran dan hak

perantara/calo.c) Fee untuk perantara/calo hendaknya berupa persentase

keuntungan dari pedagang padi.d) Penjualan dengan tebasan, selain menjatuhkan harga jual,

juga kehilangan hasil lebih tinggi.

Page 139: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 133

e) Untuk mengurangi sistem tebasan, perlu dikembangkanteknologi panen yang cepat dan efisiensi, disertai perontokandengan power thresher.

f) Pedagang padi tidak tertarik melakukan pengeringan, karenasaat ini tidak menguntungkan. Hal ini beresiko terlambatnyaproses pengeringan, sehingga menurunkan mutu gabah danberas.

g) Untuk memenuhi tuntutan mutu di masa mendatang, perludikembangkan dari sekarang pengering mekanis dengantenaga sekam.

h) Untuk mengembangkan sistem pengeringan yang baik,diperlukan kebijakan penentuan HPP dari GKP, GKG, danberas yang lebih cermat.

i) Untuk mempertahankan kelangsungan hidup penggilinganpadi, diperlukan peningkatan akses penggilingan padi kesuper market dan pelaksanaan operasi pasar harus dilakukansecara hati-hati.

f. The Constraints of Farmers, Labors, Traders, And Millers To AdoptThe Improved Post Harvest Technology (pelaksana KonsultanDewa KS Swastika dan Sutrisno).

1) Lokasi Subang dan Lamongan pada bulan Januari – Maret 2010.

2) Teknologi panen yang diterapkan.a) Padi siap dipanen ketika 90% - 95% menguningb) Panen masih menggunakan sabit biasac) Setelah dipotong, padi masih ditumpuk 1-2 hari sebelum

dirontok

3) Perbaikan Teknologi Panen Moderna) Reaperb) Stripperc) Combine Harvesterd) Alat panen tipe gendong

4) Kendala Adopsi

Page 140: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 134

Tidak ada responden yang pernah melihat atau mengikutidemonstrasi penggunaan keempat alat panen modern di atas,hanya di Sulsel stripper diproduksi dengan merk Candhu dansudah digunakan petani.

5) Teknologi Perontokana) ILES, teknologi tradisional paling sederhana (kini sudah

hampir tidak ada)b) Sebagian besar panen masih menggunakan gebotc) Sebagian sudah menggunakan pedal thresher dan power

thresher (hasil perontokan 700 kg/ha lebih tinggi dariteknologi gebot)

6) Kendala adopsi di Subanga) Kurangnya sosialisasi penggunaan power thresher kepada

petani dan kelompok tani, banyak petani yang tidak tahutentang power thresher dan keunggulannya.

b) Kurangnya lapangan kerja bagi penduduk yang tidak punyalahan, satu-satunya sumber pendapatan darimengasah/mengeprik.

c) Tekanan kelompok pengasah pada kepala desa dan pemilikthresher.

7) Teknologi Pengeringana) Pengeringan dengan tikar atau lantai sederhana di samping

rumah (digunakan oleh hampir semua rumah tangga danpenggiling padi kecil).

b) Lantai Jemur.c) Lantai Jemur dan dryer mekanis.d) Pengeringan mekanis vertical (digunakan oleh penggiling

besar).

8) Kurangnya sosialisasi tentang alat pengering mekanis,kebanyakan petani tidak tahu tentang teknologi tersebut dankeunggulannya.

Page 141: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 135

9) Perbedaan harga GKG dengan GKP tidak menarik bagi petanidan pedagang untuk menjual GKG, petani dan pedagang tidaktertarik untuk investasi alat pengering.

10) Penggilingan padi lebih suka membeli GKP, untuk mengontrolproses pengeringan.

11) Teknologi Penggilingana) Penggilingan Kecil: teknologi sederhana, konfigurasi mesin

Husker Polisher (tanpa separator)b) Penggilingan menengah: teknologi double pass, konfigurasi

mesin husker – husker - separator – poliher – polisher.

12) Kendala adopsia) Penggilingan kecil merasa tidak membutuhkan alat mesin

lain, selain yang sudah dimiliki saat ini.b) Sebagian penggiling menengah belum memiliki pengering

mekanis, karena keterbatasan modal.c) Sebagian penggiling menengah belum mengetahui tentang

pengering mekanis tenaga sekam.d) Penggilingan menengah belum merasa perlu menambah

grader, karena permintaan pasar masih didomisasi beraskualitas medium.

13) Kendala utama petani dan buruh panen menerapkan teknologipanen modern adalah ketidaktahuan petani tentang teknologitersebut dan keunggulannya.

14) Implikasi Kebijakan: dengan meningkatkan intensitasintroduksi teknologi modern.

Kegiatan lainnya yang dilakukan adalah National ConcludingWorkshop. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Tanaman Pangan yangdiwakili oleh Direktur Pascapanen Tanaman Pangan dan dihadiri olehsekitar 80 orang peserta dari perwakilan Ditjen Pengelolaan Utang,Kementerian Keuangan, Perum Bulog, International Expert FAO (Mr.Peter Golob dan Mr. Andrew Shepherd) serta FAO Representation inIndonesia (Dr. James McGrane), Bappenas, BPS, Tim Konsultan

Page 142: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 136

Nasional FAO, Direktorat lingkup Ditjen Tanaman Pangan dan P2HP,wakil dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, jabar, Jateng,Di.Yogyakarta, Jatim, Kepala Dinas Pertanian dan Regional ProjectCoordinator dari Kabupaten Subang dan Lamongan. Hasil workshopsebagai berikut:

a) Tingkat kehilangan hasil gabah/padi di lapang masih tinggidisebabkan penggunaan peralatan dan cara panen masihkonvensional seperti: sabit, gebotan, penjemuran. Kualitas berasyang dihasilkan Penggilingan Padi Kecil (PPK) masih rendahdengan rendemen dibawah 60% dan tingkat patah (broken) di atas20%, sehingga perlu dilakukan penerapan teknologi penangananpascapanen.

b) Teknologi yang dapat memperbaiki pascapanen tersebut antaralain menggunakan paddy mower/reaper untuk pemanenan, powerthresher untuk perontokan, combine harvester untuk panen sampaiperontokan, dryer untuk pengeringan dan revitalisasi PPK sertapeningkatan SDM petugas dan petani.

c) Kendala utama petani dan buruh tani dalam mengadopsi teknologipascapanen modern, antara lain: ketidak tahuan tentang teknologitersebut, tidak ada jasa penyewaan di beberapa desa, tekanan daritenaga kerja dan pengasak karena khawatir kehilangankesempatan kerja, salah informasi mengenai teknologipascapanen, dan harga teknologi pascapanen yang tidakterjangkau dan kepemilikan lahan yang sempit.

d) Penerapan teknologi yang lebih maju akan menimbulkan berbagaipersoalan sosial yang perlu mendapatkan perhatian. Sebagaicontoh, akan kehilangan pekerjaan bagi buruh tani danpendapatan para penderap yang mengumpulkan sisa panen. Isutersebut akan berkurang sejalan dengan kondisi buruh tani yangakan berkurang akibat migrasi orang desa ke kota.

e) Pemerintah harus membangkitkan kesadaran dan meningkatkanminat masyarakat dengan menyediakan media publikasi

Page 143: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 137

(kampanye di radio dan TV, surat kabar lokal dan nasional, daninternet) terkait dengan kegiatan pascapanen serta praktik danteknologi apa yang dapat diintroduksi untuk menyelamatkan padi.

f) Pengenalan teknologi harus berupa pelatihan dengan dilengkapipraktik dan pengalaman praktis dengan penekanan padaoperasionalisasi, perbaikan sederhana dan perawatan baik bagi PPLdan petani pengguna.

g) FAO telah melakukan pengukuran dan perhitungan serta surveysusut bobot padi. Namun selain susut bobot, juga perlu dilakukansusut kualitas yang akan memiliki pengaruh sangat kuat terhadapekonomi nasional. Standar kualitas beras perlu disepakati bersamauntuk mengontrol sekaligus untuk melindungi produsen (petani).

h) Apabila pemerintah ingin mengembangkan teknologi pengeringanuntuk menghindari kerusakan gabah sebelum dijual sertamenciptakan nilai tambah di tingkat petani dan pedagang, makadiperlukan kebijakan penentuan HPP gabah kering giling (GKG)yang lebih cermat, dengan memperhitungkan biaya pengeringandan konversi dari GKP menjadi GKG. Demikian juga HPP berasdengan memperhitungkan biaya penggilingan, rendemen giling danmarjin keuntungan penggiling. Kebijakan pendukungnya adalahkomitmen yang tinggi dari pemerintah untuk membeli GKG danberas masyarakat, jika harga pasar di bawah HPP.

i) Untuk mempromosikan keamanan pangan melalui penurunan susutdan mengantisipasi dalam menghadapi permintaan beras mutupremium di masa mendatang, Indonesia harus mulai meningkatkankinerja dari seluruh aspek penanganan pascapanen padi.Teknologi pemanenan, perontokan dan pengeringan harusdiperkenalkan dan disebarkan secara lebih intensif, serta investasisecara massif harus dilakukan untuk memperbaiki fasilitaspenggilingan dan mutu penggilingan.

j) Proyek FAO TCP/INS/3202 (D) telah melatih lebih dari 1.000 orang,termasuk petani/kelompok tani, PPL, staf BPS dan staf BULOG

Page 144: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 138

Kabupaten, operator perontok pada kelompok pemanen, dan lain-lain di Kabupaten Subang dan Lamongan. Semua pihak yang sudahdilatih tersebut telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yangmemadai, sehingga mereka dapat membantu dalam meningkatkansistem pasca panen yang lebih baik.

k) Oleh karenanya, Pemerintah Indonesia melalui KementerianPertanian diharapkan dapat menindak lanjuti pilot proyek ini padaprovinsi-provinsi lain, agar memperoleh manfaat secara maksimaldari perbaikan sistem penanganan pascapanen padi.

Rekomendasi dari FAO untuk Pemerintah Indonesia:

a. Sangat diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat akanpermasalahan pasca panen serta bagaimana jalan keluar untukmenyelesaikannya. Target utamanya adalah pimpinan kelompoktani, penggiling padi, pedagang beras/gabah dan petugas PPL.Kementerian Pertanian harus mengalokasikan atau mencaripembiayaan untuk menyebarkan leaflet, booklet dan poster yangtelah dibuat oleh proyek FAO ke seluruh wilayah sentra produksipadi, dengan target jumlah masing-masing bahan yang dapatdisebarkan adalah 50.000. Perlu dilakukan upaya juga agar mediaelektronik (televisi) dapat menyiarkan video pascapanen yang telahdibuat;

b. Sangat penting juga untuk memperluas pelatihan manajemenpasca panen yang baik serta penerapan teknologi untukmemperbaiki teknik pemanenan, perontokan, pengeringan,penggilingan dan penyimpanan. Perlu ada upaya untuk melatihpelaku kunci (termasuk PPL) di seluruh sentra produksi padi diIndonesia. Pelatihan ditekankan pada pengetahuan danketrampilan praktis yang dapat dikerjakan dengan beberapa pilihanteknologi, serta petani diberikan kesempatan untuk memutuskanapa yang bisa dikerjakan dan apa yang tidak;

c. Teknologi yang lebih baik yang didemonstrasikan oleh proyek FAOternyata dapat diterima secara luas oleh petani dan

Page 145: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 139

kelompoktaninya/gapoktan. Akan tetapi, ada beberapa hambatandalam adopsi teknologi tersebut, seperti kesenjangan informasidari petugas PPL dan tidak tersedianya kredit. Sebagai tambahan,perusahaan kecil yang dapat memproduksi alsintan sepertiperontok mekanis biasanya membuat alat mesin hanyaberdasarkan pesanan. Mereka tidak memiliki kesempatan untukmemproduksi alsintan dalam jumlah besar dan kemudian mencaripembeli. Bantuan dalam pengembangan keterampilan teknis danbisnis pada perusahaan seperti itu akan sangat bermanfaat.

d. Akan sangat penting agar kegiatan lanjutan dari proyek ini lebihfokus pada susut bobot dan susut mutu. Sampai saat inipengukuran susut hanya terfokus pada susut bobot, padahalpenanganan dan pengolahan yang buruk akan sangat besarpengaruhnya terhadap mutu, dan juga nilai susut yang akan besarimplikasinya kepada petani.

3. Apresiasi/Monitoring dan Evaluasi, Bimbingan Teknis,Pembinaan, dan Sosialisasi Penanganan Pascapanen TanamanPangan

a. Apresiasi/Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen

Kondisi saat ini pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran dankepedulian petani terhadap penanganan pascapanen masih rendah,sehingga tingkat susut hasil tanaman pangan masih cukup tinggi.Agar susut hasil tanaman pangan dapat diperkecil, maka perlumeningkatkan kemampuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia(SDM) yaitu petugas/aparat, penyuluh dan kelompoktani dalammenangani pascapanen di tingkat lapang, khususnya padi.

Kegiatan Apresisasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangandialokasikan di 15 provinsi (Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel,Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur,Banten, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, danSulawesi Tengah) berupa pertemuan dan pelatihan bagi petugas

Page 146: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 140

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Sedangkan apresiasi di tingkatkabupaten/kota berupa pertemuan dan pelatihan bagi kelompoktani,terutama penerima bantuan sarana pascapanen lingkupkabupaten/kota bersangkutan.

Penanganan pascapanen tanaman pangan bertujuan meningkatkanefisiensi, menurunkan tingkat susut hasil dan mempertahankanmutu hasil. Susut hasil tanaman pangan dapat terjadi secarakuantitatif yaitu terjadi pada kegiatan panen dan perontokan sertasecara kualitatif atau turunnya mutu yang disebabkan oleh rusaknyaatau rendahnya kualitas hasil tanaman pangan. Untuk mengetahuitingkat keberhasilan, kemajuan maupun kendala penangananpascapanen tanaman pangan di tingkat petani perlu dilakukanmonitoring dan evaluasi, sehingga dapat dilakukan perbaikanpenanganan pascapanen di tahun mendatang.

Monitoring dan evaluasi penanganan pascapanen yang telahdilakukan antara lain:

1) Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Padi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pascapanen padi dilakukanuntuk memonitor realisasi bantuan sarana pascapanen yangdiperoleh poktan/gapoktan. Monitoring dan evaluasi dilakukan kebeberapa propinsi yaitu; Provinsi Aceh, Lampung, Bengkulu, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Papua Barat.

2) Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Jagung danSerealia Lain

Monitoring dan evaluasi penanganan pascapanen jagung danserealia lain dilaksanakan ke Provinsi Banten, Jawa Barat,Sumatera Barat, Lampung, Gorontalo, Sulawesi Utara, SulawesiSelatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DIY untukmemonitor kegiatan penanganan pasca panen jagung danserealia lain di tingkat lapang agar mutu hasil panen dapatdipertahankan, dan melakukan evaluasi kegiatan penanganan

Page 147: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 141

pascapanen, mulai dari kegiatan panen, pengeringan, pemipilan,pengangkutan, dan penyimpanan. Diharapkan pada setiapkegiatan tersebut dilakukan secara tepat untuk mendapatkanhasil produksi yang tinggi.

3) Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Kedelai danAneka Kacang

Monitoring dan evaluasi penanganan pascapanen kedelai dananeka kacang pada tahun 2011 dilaksanakan di Provinsi Banten,Gorontalo, Maluku Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIYogyakarta dengan tujuan untuk mengetahui penangananpascapanen kedelai dan aneka kacang di tingkat petani danpermasalahan yang ada serta upaya yang telah dilakukanpemerintah daerah. Hasil evaluasi tersebut dapat sebagaiperbaikan penanganan pascapanen di tahun mendatang.

4) Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Aneka Umbi

Monitoring dan evaluasi penanganan pascapanen aneka umbitelah dilakukan di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,Gorontalo, dan Jambi bertujuan untuk memonitor pelaksanaanpenanganan pascapanen aneka umbi di tingkat lapang. Selamaini, penanganan pascapanen aneka umbi belum dilakukan secaratepat dan benar di tingkat petani.

b. Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen

Kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan merupakanbentuk fasilitasi dalam rangka peningkatan efisiensi produksi,menurunkan susut hasil, meningkatkan rendemen dan mutu hasil,nilai tambah dan daya saing serta pengamanan harga untukmendukung peningkatan produksi tanaman pangan.

Penanganan pascapanen akan memberikan hasil sesuai yangdiharapkan apabila dilakukan secara professional, untuk itu kegiatan

Page 148: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 142

tersebut diharapkan dapat berkembang secara optimal danmenguntungkan serta berkelanjutan sehingga mampu memberikanandil yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan dankesejahteraan petani. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukankemampuan dan keterampilan sumber daya manusia denganmelakukan bimbingan teknis di tingkat lapangan untuk penangananpascapanen tanaman pangan.

Bimbingan teknis di provinsi dan kabupaten/kota penerima bantuansarana pascapanen diberikan dalam rangka mengidentifikasi, mem-verifikasi dan menentukan kelompoktani penerima bantuan,membimbing/membina dan memonitor kelompoktani penerimabantuan serta mengevaluasi perkembangan dan pemanfataansarana pascapanen.

Kegiatan bimbingan teknis di tingkat lapangan diharapkan dapatmeningkatkan kemampuan para pelaku pascapanen (petugas,petani/kelompok tani) yang menangani pascapanen tanamanpangan, sehingga peningkatan efisiensi produksi, penurunan susuthasil, peningkatan rendemen dan mutu hasil, panen akan dapatmenambah nilai tambah dan daya saing serta pengamanan hargahasil panen sesuai yang diharapkan.

Bimbingan teknis penanganan pascapanen padi telah dilaksanakandi Provinsi Aceh, Lampung, Sumatera Utara, Jambi, Jawa Tengah,Sulawesi Tenggara, dan D.I Yogyakarta. Bimbingan teknispenanganan pascapanen jagung dan serealia lain dilaksanakan diProvinsi Gorontalo, Lampung, Sumatera Barat, NTB, Bengkulu,Sulawesi Selatan, Maluku, DIY, dan Sumatera Utara. Untukbimbingan penanganan pascapanen kedelai dan aneka kacangdilaksanakan di Provinsi Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Jambi,NTB, Jawa Tengah, dan D.I Yogyakarta. Sedangkan bimbinganteknis penanganan pascapanen aneka umbi dilaksanakan di ProvinsiSumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, NusaTenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

c. Pembinaan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Page 149: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 143

Pembinaan penanganan pascapanen tanaman pangan dimaksudkanuntuk membina para petani, petugas instansi terkait yang bergerakdi bidang penanganan pascapanen agar dapat sesuai dengan GoodHandling Practises (GHP). Selain itu, dengan melakukan pembinaandi tingkat lapangan diharapkan dapat meningkatkan SDM (petugas,petani/kelompok tani) yang menangani pasca panen danmenurunkan kehilangan hasil panen. Peningkatan efisiensiproduksi, menurunnya susut hasil, meningkatnya rendemen danmutu hasil, dapat menambah nilai tambah dan daya saing sertapengamanan harga hasil panen sesuai yang diharapkan.

Pembinaan penanganan pascapanen padi dilaksanakan ke beberapaprovinsi yaitu Provinsi Aceh, Lampung, Riau, Gorontalo, KalimantanBarat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Pembinaan penangananpascapanen jagung dan serealia lain dilaksanakan ke beberapaprovinsi yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, NTB, NTT, KalimantanBarat, Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Jambi.Untuk pembinaan penanganan pascapanen kedelai dan anekakacang dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur, Lampung, JawaBarat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Aceh.Sedangkan pembinaan penanganan pascapanen aneka umbidilaksanakan di Provinsi Jawa Barat, Aceh, Gorontalo, Maluku Utara,Kalimantan Barat, Riau dan Papua Barat.

d. Sosialisasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Pelaksanaan sosialisasi penanganan pascapanen dilakukan untukmemberikan pemahaman kepada petugas daerah dan pelakupenanganan pascapanen mengenai pentingnya penangananpascapanen sehingga diharapkan mutu produk yang dihasilkanmempunyai nilai tambah dan berdaya saing. Melalui sosialisasipenanganan pascapanen secara tidak langsung dapat memberikansumbangan terhadap peningkatan pendapatan petani dankeluarganya.

Sosialisasi penanganan pascapanen tanaman pangan diarahkanuntuk memotivasi dan meningkatkan pengetahuan petani dan

Page 150: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 144

petugas yang memiliki kompetensi dibidang penangananpascapanen tanaman pangan, agar semakin meningkatkanperhatiannya dalam penanganan pascapanen di daerahnya dandilaksanakan secara optimal sehingga peluang terjadinya kehilanganhasil dapat diminimalkan.

Sosialisasi penanganan pascapanen padi dilaksanakan di ProvinsiSumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung,Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta,Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, KalimantanSelatan dan Nusa Tenggara Barat. Sosialisasi penangananpascapanen jagung dan serealia lain dilaksanakan di ProvinsiSumatera Utara, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, JawaBarat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, KalimantanTengah, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Untuk sosialisasipenanganan pascapanen kedelai dan aneka kacang dilaksanakan diProvinsi Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, NTB, SulawesiSelatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Sedangkansosialisasi penanganan pascapanen aneka umbi dilaksanakan diProvinsi Jawa Tengah, Sumatera Utara, Jawa Barat, SulawesiSelatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), D.I.Yogyakarta, dan Bali.

4. Kegiatan Lain

a. Workshop Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Pertemuan Koordinasi/ Workshop Penanganan Pascapanen TanamanPangan dilaksanakan tanggal 18-20 Mei 2011 di di Hotel GoldenFlower, Bandung Provinsi Barat.

Beberapa hal pokok yang perlu mendapat perhatian dan tindaklanjut baik daerah maupun pusat adalah sebagai berikut:

1) Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianPertanian, maka wewenang Direktorat Pascapanen TanamanPangan menangani pascapanen tanaman pangan dari panen

Page 151: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 145

sampai produk setengah jadi (padi dari GKP – Beras; Jagungdari ontong basah – pipilan kering; kedelai dari polong – bijikering dan ubi kayu dari umbi basah – gaplek).

2) Dengan adanya perubahan struktur organisasi di Pusatdiharapkan di tingkat daerah dapat melakukan sinergi antarabidang produksi dengan bidang yang menangani pascapanentanaman pangan.

3) Susut hasil tanaman pangan sampai saat ini masih sangatbervariasi, disebabkan metodologi dan cara pengukuran sertapenghitungan yang digunakan masih beragam. Untuk itu konseptersebut sedang disusun oleh Direktorat Pascapanen TanamanPangan bersama dengan Peneliti, Perguruan Tinggi dan Instansiterkait, dan akan segera dibakukan untuk acuan dalampengukuran dan penghitungan susut hasil pascapanen tanamanpangan ditingkat lapang.

4) Pemahaman proses penanganan pascapanen mempunyaiperanan penting dalam upaya menekan susut hasil danmempertahankan mutu. Untuk itu dalam mengimplementasikanteknologi pascapanen tanaman pangan harusmempertimbangkan faktor teknis, ekonomi sosial budayasehingga teknologi tersebut dapat diterapkan oleh petani yangbersifat spesifik lokasi.

5) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah mengalokasikandana dekonsentrasi untuk provinsi dan dana tugas pembantuanuntuk kabupaten/kota pada 31 provinsi dan 189 kabupaten/kotameliputi kegiatan bimbingan teknis dan apresiasi penangananpascapanen. Sedangkan bantuan pembelian sarana pascapanendialokasikan pada 378 kelompoktani (poktan) atau gabungankelompoktani (gapoktan) yang tersebar pada 189kabupaten/kota.

6) Dalam pilihan pembelian jenis sarana tersebut diprioritaskanpada kebutuhan poktan/gapoktan yang tetap mengacu pada

Page 152: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 146

pedoman pelaksanaan penanganan pascapanen tanamanpangan tahun 2011, sedangkan spesifikasinya disesuaikandengan spesifikasi teknis kebutuhan daerah dan dapatmenggunakan produsen/pengrajin di daerah sepanjang sudahmemiliki persyaratan minimal test report dari lembaga uji yangditunjuk Kementerian Pertanian. Kepada Kabupaten/Kotapenerima bantuan untuk segera merealisasikan kegiatantersebut dan memfasilitasi pengadaan sarana denganmemperhatikan peraturan/pedoman pelaksanaan yang telahada.

7) Pengadaan sarana pertanian di lingkungan KementerianPertanian dalam bentuk bantuan sosial diatur sepenuhnyadalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor66/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Pedoman PengelolaanDana Bantuan Sosial untuk Pertanian Tahun 2011, dandiharapkan dapat dilengkapi dengan dokumen administrasiberupa Surat Perintah Kerja/Kontrak yang dibuat oleh kelompoktani/gabungan kelompok tani dengan Penyedia Barang.

8) Untuk penyaluran Bantuan Sosial dalam bentuk transfer uangkepada kelompok tani atau gabungan kelompok tani secarateknis pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan yangterdapat pada Permenkeu Nomor: 134/PMK/2005 tentangPedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan APBN dan PerdirjenPerbendaharaan Nomor 66/PB/2005 juncto Nomor 11/PB/2011tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban APBNdan perubahannya.

9) Masalah utama dalam proses penanganan panen danpascapanen padi adalah kehilangan (susut) hasil yang masihrelatif tinggi serta mutu gabah/beras yang dihasilkan belumbaik. Titik kritis terjadinya susut yang tinggi yaitu pada tahapanpanen dan perontokan padi serta susut saat penggilingan.Selain terjadi kehilangan bobot di dalam perlakuan penangananpascapanen juga terjadi kerusakan kualitas fisik gabah. Upaya

Page 153: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 147

yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat kerusakan fisikdan mutu beras adalah dengan memperbaiki cara, keterampilan,perbaikan sarana dan prasarana.

10) Dalam upaya memperbaiki kualitas beras yang dihasilkan dapatmelalui perbaikan pada tahapan proses penggilingan, terutamapada Pengilingan Padi Kecil yang banyak tersebar di seluruhdaerah. Sampai saat ini jumlah Penggilingan Padi Kecil (PPK)sebanyak 90.400 unit pada umumnya masih menghasilkanberas dengan kualitas rendah, kadar rendemen dibawah 60%,kadar beras broken diatas 20%, dan tingkat kehilangan hasildalam proses pengolahan GKG menjadi beras sebesar 3,25%.

11) Untuk meningkatkan kinerja PPK perlu dilakukan pembinaan danpemberdayaan PPK, melalui kegiatan pelatihan dan prakteksecara langsung agar dapat meningkatkan rendemen dan mutuberas, serta menurunkan beras patah (broken). Denganmeningkatkan kinerja PPK tersebut diperkirakan dapatmenurunkan kehilangan hasil sebesar 1,8 juta ton beraspertahun atau setara dengan Rp 9,9 triliun dengan asumsiharga beras medium sebesar Rp 5.500,-/kg.

12) Masing-masing provinsi diharapkan memiliki analisa kebutuhansarana pascapanen untuk mengetahui ketersediaan dankebutuhan, sehingga penyebaran sarana pascapanen dapatefektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan lapang untukmenghindari terjadinya sarana pascapanen yang tidaktermanfaatkan secara optimal.

13) Teknologi penanganan pascapanen tanaman pangan di tingkatpetani umumnya masih dilakukan secara tradisional, sehinggadiharapkan dengan diterapkannya teknologi penangananpascapanen yang baik (Good Handling Practices) terhadapkomoditas tanaman pangan akan memberikan dampak yanglebih baik untuk mengurangi tingkat kehilangan hasil danmempertahankan mutu.

Page 154: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 148

14) Perhitungan susut pascapanen selama ini masih pada komoditaspadi saja, sehingga kedepan perlu dilakukan penghitungansusut pascapanen jagung, kedelai dan ubikayu, dandirencanakan dalam bentuk Pilot Project pada tahun 2012.

15) Dalam rangka menetapkan kebijakan pascapanen yang tepatperlu dukungan data base yang lengkap dan akurat. Hasilworkshop dari 29 provinsi yang hadir masih perlu melengkapidata yang ada.

b. Pertemuan Metodologi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Dalam rangka menyusun metodologi susut hasil tanaman pangan(padi, jagung, kedelai, ubikayu), telah dilakukan pertemuan padatanggal 13-15 April 2011 di Bandung yang dihadiri olehpakar/peneliti dari BB Padi, Balai Penelitian Serealia, Balai PenelitianKacang dan Umbi, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian,IPB, UGM, UNPAD, UNILA dan BPS.

Adapun hasil dari kegiatan tersebut sebagai berikut:

1) Draf metode pengukuran dan perhitungan susut pascapanentanaman pangan (padi, jagung, kedelai, ubikayu) telah disusun,namun masih memerlukan perbaikan dan konsultasi dengan parapakar/narasumber.

2) Metodologi pengukuran dan perhitungan susut pascapanen paditelah disusun oleh Ditjen P2HP dan dilakukan survei pada tahun2005-2007. Sedangkan jagung, kedelai dan ubikayu sudahpernah disusun oleh Hadi K. Purwadaria pada tahun 1987, namunaplikasi di lapangan belum dilakukan dan belum didiskusikan lebihlanjut.

3) Beberapa masukan yang perlu mendapatkan perhatian untukpenyempurnaan setiap komoditas sebagai berikut:

a) Padi

Page 155: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 149

- Metodologi pengukuran dan perhitungan susut pascapanenpadi yang digunakan pada tahun 2005-2007 oleh Kementan(Ditjen P2HP, Pusdatin) dan BPS, yaitu metode papan 9.Namun demikian, masih diperlukan perbaikan tabel konversisusut panen papan 9 karena tabel tersebut disusun IRRIdengan asumsi alat panen yang digunakan adalah stripper.

- Prioritas survei pengukuran susut pascapanen padi adalahpada waktu panen (termasuk penumpukan sementara),perontokan, pengeringan dan penggilingan. Pengangkutandan penyimpanan dilakukan apabila tersedia cukup dana.

b) Jagung- Metodologi pengukuran dan perhitungan susut pascapanen

jagung masih menunggu kesepakatan dan koreksi darinarasumber, karena ada perbedaan perhitungan setiapkegiatan pascapanen.

- Secara kuantitatif, susut pascapanen jagung terjadi saatpanen, pengeringan, pemipilan, pengangkutan danpenyimpanan. Namun, susut hasil pada saat panen danpenyimpanan relatif kecil sehingga bukan merupakan halyang kritis. Untuk itu, susut yang diukur pada pascapanenjagung sesuai kesepakatan adalah tahap pengeringantongkol, pemipilan/perontokan (manual dan mekanis) danpengangkutan.

c) Kedelai

- Tahap kritis yang mempengaruhi susut pascapanen kedelaiadalah di penjemuran dan perontokan. Tahap penyimpanankedelai merupakan tahap baru yang dimasukkan dipembahasan karena sebelumnya belum tercantum padametodologi.

- Hal-hal yang menjadi pertimbangan pada penggunaanmetodologi pengukuran dan perhitungan susut pascapanenkedelai antara lain:

Page 156: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 150

Metodologi dapat diaplikasikan/diterapkan di lapanganoleh petugas lapangan.

Penentuan petak ubinan dilakukan di lahan homogendan lahan tidak homogen. Petak ubinan mewakilikesuburan lahan serta penerimaan sinar matahari yangsama oleh tanaman.

Pengukuran dan perhitungan susut pascapanen kedelaidilakukan di musim hujan dan musim kemarau denganrumus perhitungan yang berbeda.

d) Ubikayu- Tahap kritis yang mempengaruhi susut pascapanen ubikayu

adalah di saat panen dan penyimpanan.- Penanganan pascapanen ubikayu mengalami kendala yaitu

umur simpan ubikayu yang tidak tahan lama. Disarankanagar waktu panen menggunakan alat pengungkit untukmengurangi susut panen.

- Tingkat kesulitan perhitungan susut pascapanen ubikayuyang tinggi, sehingga harus selalu dilakukan tes kadar air(KA) ubikayu.

- Produk pascapanen ubikayu hanya sampai bentuk gaplek(chip maupun sawutan).

4) Draf dari penyusunan metode pengukuran dan perhitungan susutpascapanen tanaman pangan akan dibahas kembali dandirencanakan metode tersebut digunakan sebagai acuan/pedoman survei pengukuran dan perhitungan susut pascapanenpadi pada tahun 2012, sedangkan untuk jagung, kedelai danubikayu baru dilaksanakan dalam bentuk kajian.

F. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

1. Gaji dan Honor (mengikat)

Pembayaran gaji dan honor pegawai Direktorat Jenderal TanamanPangan tahun 2011 terealisasi sebanyak Rp. 36.939.028.132 atau84,69% dari pagu anggaran Rp. 43.616.035.000. Serapan anggaran

Page 157: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 151

belanja pegawai ini tidak mencapai target karena tidak terlaksananyaprogram remunerasi yang telah dianggarkan untuk pada tahun 2011.

2. Pembinaan SAI/SABMN/Peralatan

a. Pendampingan dan Supervisi Manajemen PNBP

Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara Pasal 16 telah mengamanatkan bahwaSetiap Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja perangkatdaerah yang mempunyai sumber pendapatan wajibmengintensifkan perolehan pendapatan yang menjadi wewenangdan tanggung jawabnya. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004Pasal 89 menyatakan bahwa dalam hal pelaksanaan Dekonsentrasimenghasilkan penerimaan, maka penerimaan tersebut merupakanpenerimaan APBN dan harus disetor ke Rekening Kas UmumNegara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berkenaandengan hal tersebut, maka dalam rangka intensifikasi danekstensifikasi PNBP lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Panganbaik pusat maupun daerah serta tercapainya target PNBP yangtelah ditetapkan, akan dilakukan pembinaan terhadap para petugaspengelola PNBP di pusat maupun di daerah.

Untuk tahun ini, target sementara yang telah ditetapkan olehKementerian Keuangan adalah sebesar Rp. 2.791.743.640,-Realisasi PNBP sampai dengan bulan Desember 2011 adalah Rp.4.804.875.062,- (191,11%).

b. Pelaksanaan Akuntansi

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA. 2011 mendapat alokasidana Sektoral APBN BA. 018 sebesar Rp. 2.258.710.384.000,-.Pada Bulan Oktober 2011 ini terdapat revisi DIPA sehingga pagubertambah menjadi Rp. 2.481.493.681,-. Satker yang telahmelaporkan revisi DIPA ini adalah Kantor Pusat dan DinasKabupaten Semarang.

Page 158: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 152

Dana Sektoral dikelola oleh satuan kerja Kantor Pusat, UPT Pusat,Dinas Provinsi, UPTD BPTPH, UPTD BPSBTPH serta DinasKabupaten/Kota dengan jumlah seluruhnya 493 satker.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara dijelaskan bahwa setiap PenggunaAnggaran (PA)/satuan kerja yang mendapat alokasi danapembangunan (dana Sektoral dan dana Subsidi) wajib menyusundan menyampaikan laporan keuangan. Juga dalam PeraturanMenteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang SistemAkuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dijelaskanTata Cara Penyusunan dan Penyampaian Laporan.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu EntitasPelaporan dan sebagai penanggung jawab atas penggunaananggaran baik dana sektoral dan dana subsidi telah melaksanakanpenyusunan dan penyampaian Laporan sesuai dengan peraturanyang berlaku.

Laporan yang telah disusun berupa Neraca, Laporan RealisasiAnggaran (LRA) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yangdisampaikan pada triwulanan, semesteran dan tahunan.

c. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Bidang Keuangan

Dalam rangka memperbaiki kinerja Pengelola Keuangan lingkupDirektorat Jenderal Tanaman Pangan, telah dilaksanakan RapatKoordinasi Pengelola Keuangan TA. 2011, di Hotel Goodway Batamdari tanggal 18-20 Mei 2011, yang dihadiri oleh Pejabat PengujiPenerbit dan Penanda tangan (P4) SPM, Bendahara Penerimaandan Bendahara Pengeluaran, serta PPK dan PUMK yang berasaldari Dinas Pertanian, BPSBTPH, BPTPH, UPT Pusat dan seluruh unitEselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dihadiri 315orang.

Setelah mendapatkan materi, melaksanakan diskusi danpembahasan bersama para nara sumber dari Direktorat Jenderal

Page 159: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 153

Tanaman Pangan, Biro Keuangan dan Perlengkapan SekretariatJenderal Kementerian Pertanian, Inspektorat Jenderal KementerianPertanian, Kantor Pelayanan Pajak Kementerian Keuangan, KantorPelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) ProvinsiKepulauan Riau, diperoleh pokok-pokok rumusan sebagai berikut:

1) Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang lingkupDitjen Tanaman Pangan masih ditemui berbagai kelemahandan permasalahan, yaitu:

- Pengelolaan Keuangan, kelemahannya adalah pengelolaankas di bendahara belum tertib, penerimaan negara bukanpajak belum optimal, penyelesaian TGR/KN lambatditindaklanjuti, pengendalian pengeluaran Dana Bansosbelum optimal, lambatnya pengiriman Laporan SAK,kesalahan input penyusunan SAK, pengelolaan dana Hibahbelum tertib, data rekening bendahara tidak dikirim kepusat, lambat dalam proses pengajuan calon PengelolaKeuangan.

- Pengelolaan barang, kelemahannya adalah: pengelolaanaset pengadaan pusat ditempatkan di daerah belum tertib,pengelolaan dan pemanfaatan aset tanah atas nama pusatyang ada di daerah belum tertib, adanya aset yang hilangbelum diadministrasikan, adanya aset yangdiserahterimakan belum dilengkapi bukti yang sah, asettidak jelas keberadaannya tapi di laporan tercatat,pengelolaan aset pada satker yang tidak dialokasikananggaran lagi (inaktif) belum jelas, pengiriman LaporanSIMAK-BMN tidak tepat waktu, ada yang tidak mengirim,dan kualitasnya belum optimal.

2) Untuk memperbaiki kinerja Pengelola Keuangan DitjenTanaman Pangan, perlu dilakukan langkah-langkah sebagaiberikut:

- Pengelolaan Keuangan

Page 160: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 154

Meningkatkan ketelitian dalam melakukan pengujian SPM Perbaikan kinerja bendahara penerima dan pengeluaran,

untuk menaati segala peraturan yang ada Membuat jadwal rencana penyelesaian TGR/KN dan

selalu berkoordinasi dengan pimpinan masing-masingunit kerja

Memperbaiki penyusunan dan pengiriman laporan SAKdengan mengawasi dan membina petugas pelaporan

Melakukan penyusunan laporan hibah bantuan luarnegeri secara tertib

Mempercepat realisasi penyerapan anggaran Memahami dan melaksanakan seluruh peraturan yang

berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara.

- Pengelolaan Aset Melaporkan kondisi aset peralatan mesin pengadaan

pusat yang digunakan di daerah secara teratur dan tepatwaktu (triwulan).

Mencatat dan melaporkan persediaan barang (cekpersediaan/stok opname) berupa pestisida dan baranglainnya ke pusat secara rutin (bulanan).

Melakukan inventarisasi ulang terhadap aset yang tidakdiketahui keberadaannya.

Melengkapi data administrasi barang dan serah terimabarang dengan benar.

Mengajukan penghapusan terhadap barang yang sudahrusak berat.

Membuat usulan pemanfaatan aset lahan danberkoordinasi dengan pusat.

Meningkatkan kinerja penyampaian laporan SIMAK-BMNdan melakukan pembinaan terhadap petugas SIMAK-BMN.

Melakukan koordinasi dengan satker inaktif dalammencatat aset yang ada di satker tersebut.

Page 161: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 155

3) Dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan danpenyerapan anggaran TA. 2011 Satker Lingkup DitjenTanaman Pangan, telah disepakati perkiraan Target RealisasiKeuangan Semester I (Januari-Mei) sebesar ± 25,26% (dataterlampir) untuk anggaran Dekonsentrasi (Dinas Provinsi,BPSBTPH, dan BPTPH). Diharapkan pada bulan Juni dapatdicapai realisasi minimal 35%.

4) Pada TA. 2011, Kementerian Pertanian harus mendapat opiniWTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK RI atas LaporanKeuangan Kementerian Pertanian. Oleh karena itu seluruhSatker Kementerian Pertanian khususnya Satker lingkup DitjenTanaman Pangan harus melakukan: Penyajian LaporanKeuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan,Sistem Pengendalian Intern (SPI) harus memadai, Catatanatas Laporan Keuangan harus disajikan Full Disclosure, patuhpada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Langkahdan upaya lain dalam mencapai opini WTP sebagai berikut:- Optimalisasi target dan capaian Penerimaan Negara Bukan

Pajak.- Segera menyelasaikan/menindaklanjuti TGR/KN pada

masing-masing Satker.- Mendorong penerapan SPI (Sistem Pengendalian Intern) di

Kementerian Pertanian khususnya di masing-masing Satker.- Optimalisasi pemantauan pengelolaan dana Bantuan Sosial.- Percepatan pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian,

Penatausahaan Aset pada tiap Satker dalam rangkapenertiban Barang Milik Negara.

5) Pada dasarnya di dalam setiap penggunaan dana APBN/APBDterdapat PPN dan atau PPh yang wajib dipungut olehbendaharawan pengeluaran dana APBN/APBD yang telahmemiliki NPWP. Hal yang paling penting dari masalahperpajakan adalah bahwa setiap jenis pajak mempunyai tarifmasing-masing, harus disetor sebelum jatuh tempo, serta

Page 162: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 156

harus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempatsesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6) Dalam penyusunan target PNBP, masih terjadi penggunaanbesaran tarif yang tidak sesuai dengan besaran tarif atas jenisPNBP yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor:49/2002 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 7/2004.Potensi PNBP masing-masing Satker belum semuaterakomodasi dalam PP Tarif yang berlaku saat ini. Tarif PNBPyang telah diatur dalam PP sudah tidak sesuai lagi dengankondisi saat ini. Masih sulit untuk memantau potensi PNBPyang bersumber dari dana APBN (dana Dekonsentrasi danTugas Pembantuan) karena masih banyaknya SKPD yangbelum melaporkan realisasi PNBP secara rutin setiap bulannya.Juga sering terjadi kerancuan penyetoran PNBP yangmerupakan pendapatan Pemerintah Pusat dan Pendapatan AsliDaerah (PAD).

7) Kerugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga danbarang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibatperbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.Berdasarkan data Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian,nilai Kerugian Negara pada Satuan Kerja lingkup DirektoratJenderal Tanaman Pangan sangat besar sehingga harussegera ditindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan satkerterkait, Biro Keuangan dan Perlengkapan serta InspektoratJenderal Kementerian Pertanian. Namun demikian, masihterdapat kelemahan dalam pencatatan kerugian negaradikarenakan dari total nilai yang ada hanya beberapa yang adaSKTJMnya (Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak).

8) Pada TA. 2011 pola pemeriksaan Inspektorat JenderalKementerian Pertanian diantaranya audit kinerja, tindak lanjuthasil audit, dan Gerakan SPI. Maksud dan tujuan Gerakan SPIdiantaranya untuk mendorong penerapan SPI di lingkunganKementerian Pertanian sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008,

Page 163: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 157

meningkatkan pengendalian intern di unit kerja lingkupKementerian Pertanian, dan memberikan keyakinan yangmemadai bahwa tugas telah dilaksanakan secara efektif danefisien dalam mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik.

9) Menurut PMK Nomor 104/PMK.02/2010, Bansos adalahtransfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakatguna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggotamasyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasukdidalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidangpendidikan dan keagamaan. Yang termasuk Bantuan Sosialadalah bantuan kompensasi sosial; bantuan kepada LembagaPendidikan dan Peribadatan; bantuan kepada lembaga sosiallainnya.

10) Tidak ada perbedaan pelaksanaan baik untuk Penatausahaanserta Pengelolaan BMN untuk satker Aktif dan Inaktif.Tanggung jawab pelaksanaan inventarisasi setelah berakhirnyaKeppres No.13 tahun 2009 yaitu pelaksanaan Penertiban BMNberada pada Pengguna Barang (Kementerian/Lembaga).Satker tetap bertanggung jawab untuk melakukanPenatausahaan dan Pengelolaan BMN sepanjang masihtercatat (baik di KPPN maupun KPKNL) sebagai satuan kerjayang melaporkan pengelolaan keuangan maupun pengelolaanBMN. Inventarisasi dan Penilaian BMN satker Aktif maupunInaktif dapat dilakukan oleh KPKNL sepanjang adapermohonan dari satker dan belum pernah dilakukaninventarisasi dan penilaian pada satker yang bersangkutan.Permohonan penilaian bisa dilakukan terpisah denganpermohonan inventarisasi khusus dalam rangkaPemindahtanganan dan Pemanfaatan BMN serta PenghapusanBMN

Page 164: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 158

11) Dalam penggunaan dana APBN/APBD bendahara pemerintahakan selalu berkaitan dengan masalah perpajakan. Semuahal tersebut diatur dalam peraturan perpajakan yaitu:

- Belanja Pegawai; (PPh Ps 21 bagi gaji, honor, dll bagiWajib Pajak Pribadi)

- Belanja Barang dan Jasa; (PPh Ps 22 berdasarkan UU PPhNomor : 7 Th 1983 stdtd UU 36/2008, Ps 23, PPN).

- Belanja Modal; (PPh Ps 22,23, PPN)

PPh Pasal 22 dipungut berkenaan dengan: PembayaranBendaharawan Pemerintah atas penyerahan barang oleh WajibPajak (Rekanan), Kegiatan di Bidang Impor, dan Kegiatanusaha di bidang lain. PPh Pasal 23 dipungut terhadappenghasilan Badan baik Badan Pemerintah maupun Swasta.Adapun penghasilan dipotong Pph Pasal 23 adalah:

- Dividen, Bunga termasuk Premium, Diskonto dan Imbalankarena pengembalian utang, Royalti, Hadiah danPenghargaan sehubungan dengan pelaksanaan suatukegiatan selain yang dipotong Pph Pasal 21.

- Sewa dan Penghasilan lain sehubungan denganpenggunaan harta selain Sewa Atas Tanah dan atauBangunan (PP 29 Tahun 1996 Jo. PP 5 Tahun 2002).

- Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen,jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain selain jasayang telah dipotong Pph Pasal 21 (PMK 244/Pmk.03/2008)

Penghasilan Yang Dipotong PPh Final:

- Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atauBangunan

- Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan- Penghasilan dari Hadiah Undian- Penghasilan dari Jasa Konstruksi (PP 51 Th. 2008)

Ppn adalah pajak yang dikenakan atas:

Page 165: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 159

◦ Konsumsi Barang dan Jasa,◦ Di dalam Daerah Pabean

Ppnbm adalah pajak yang dikenakan atas:

◦ Konsumsi Barang yang berdasarkan ketentuan tergolongbarang mewah

◦ Di dalam Daerah Pabean

Dari keterangan di atas, hal paling penting dari masalahperpajakan adalah bahwa tiap-tiap jenis pajak mempunyai tarifmasing-masing, harus disetor sebelum jatuh tempo, sertaharus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

12) Diharapkan Rapat Koordinasi Pengelola Keuangan TA. 2011lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ini dapatditindaklanjuti dan memberikan hasil optimal sesuai denganharapan dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing.

d. Pelaksanaan Workshop SAK

Dalam rangka rencana penyusunan laporan Sistem AkuntansiKeuangan (SAK) Semester I Dana Pusat, Dekonsentrasi dan TugasPembantuan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TahunAnggaran 2011, telah dilaksanakan workshop pada tanggal 11-15Juli 2011 di Solo Jawa Tengah. Peserta workshop adalah seluruhpetugas pelaporan SAK Satuan Kerja Pusat, Provinsi danKabupaten lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TahunAnggaran 2011. Peserta yang hadir sebanyak 400 PetugasPelaporan. Hasil Workshop adalah sebagai berikut:

- Pelaksanaan verifikasi laporan SAK beserta dokumen pendukungyang terdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran (LRA),Catatan atas laporan keuangan dan catatan atas laporan BarangMilik Negara;

Page 166: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 160

- Dalam pelaksanaan verifikasi masih ditemukan beberapapermasalahan antara lain:

Terdapat denda keterlambatan pekerjaan yang tidakdimasukkan ke dalam Tuntutan Ganti Rugi (TGR) padakelompok aset lancar di neraca;

Belum semua satker melakukan stock opname terhadapbarang persediaan perolehan TA. 2011;

Masih ada satker yang belum melengkapi data BA. RekonKPPN, KPKNL dan internal SAK dan SIMAK;

Salah dalam menempatkan akun pengembalian belanja untuktahun yang lalu dan tahun berjalan;

Saldo awal satker tidak sama dengan saldo awal audited; Catatan atas laporan keuangan dan barang belum disusun; Salah dalam menetapkan kode wilayah satuan kerja; Belum melakukan penyelesaian terhadap satker inaktif; Hasil IP belum dibukukan dalam Barang Milik Negara;

Dalam pelaksanaan workshop tersebut seluruh permasalahandibahas dan diselesaikan, dengan hasil akhir laporan yang telahdianggap benar akan digabungkan dengan bukti Berita AcaraRekonsiliasi yang ditandatangani oleh Petugas Pelaporan dariSatker dan Petugas Penggabungan Direktorat Jenderal TanamanPangan.

3. Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3)

Target LM3 Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011 sebanyak 280 LM3telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor4525/Kpts/HK.310/ 11/2011 untuk LM3 terpilih tahap 1 (138 LM3)dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4526/Kpts/HK.310/11/2011untuk LM3 terpilih tahap 2 (142 LM3). Namun yang melaksanakanproses administrasi untuk pencairan anggaran hanya 275 LM3,sebanyak 5 LM3 tidak melakukan pencairan karena mengundurkandiri dan tidak mampu memenuhi syarat-syarat kelengkapan dokumenpencairan.

Page 167: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 161

Pagu anggaran Kegiatan LM3 Tahun 2011 Rp. 30 miliar terdiri dari Rp.2 miliar untuk anggaran pembinaan dan 28 miliar untuk bansos.Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukungLM3 Tahun 2011 antara lain sebagai berikut:

a. Terlaksananya peningkatan pengetahuan dan sikap sumberdayamanusia di LM3 terpilih melalui workshop;

b. Tersalurkannya dana bantuan sosial penguatan modal usahaagribisnis secara langsung ke rekening LM3 terpilih denganrealisasi anggaran sebesar Rp. 27.529.890.000,00 atau sekitar98,32%;

c. Terlaksananya fasilitasi pembinaan kelembagaan agribisnis padaLM3 terpilih dengan realisasi anggaran pembinaan sebesar Rp.1.869.855.560,00 atau sekitar 95,95%.

d. Telah diterbitkan dan diperbanyak buku Petunjuk Pelaksanaan LM3Tahun 2011

Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnyapendapatan LM3 dan masyarakat binaan serta berkembangnya usahaagribisnis di perdesaan yang pada akhirnya dapat meningkatkankesejahteraan dan berkembangnya perekonomian masyarakat diwilayah tersebut.

4. Bantuan Bencana Alam

Untuk mengantisipasi meningkatnya serangan OPT, pada Tahun2011 telah dialokasikan bantuan bahan pengendali OPT utama padi.Dampak perubahan iklim diprediksi akan terjadi sampai bulan Mei2011 dan akan memicu perkembangan serangan OPT utama antaralain hama wereng batang coklat, penggerek batang padi, penyakitkresek, blas, dan tungro. Peningkatan serangan tersebut apabilatidak diantisipasi dan dikendalikan secara dini dikhawatirkan akanmempengaruhi pencapaian produksi secara nasional.

Page 168: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 162

Secara tidak langsung dampak dari perubahan iklim yang menjadikankondisi basah sepanjang tahun dengan masa kekeringan yang sangatpendek, menyebabkan ketersediaan air cukup melimpah sehinggaterjadi peningkatan Indeks Pertanaman padi dari 100 menjadi 200atau 300, sehingga sepanjang tahun terdapat pertanaman padi.Kondisi seperti ini akan mengakibatkan peningkatan serangan OPTterutama Wereng Batang Coklat (WBC). Untuk itu diperlukanberbagai upaya untuk mengamankan produksi padi.

Dalam rangka pengamanan target produksi padi tahun 2011 sebesar70,6 juta ton GKG ini dari gangguan OPT utama diperlukan upaya-upaya pengawalan yang ketat terhadap pertanaman Mei-September2011, dengan melakukan gerakan deteksi dini terhadap munculnyapopulasi/serangan OPT dan melakukan gerakan pengendalian diniuntuk menghentikan serangan agar tidak menyebar luas (SPOTSTOP).

Untuk mendukung gerakan “SPOT STOP”, Direktorat JenderalTanaman Pangan pada TA. 2011 mengalokasikan bantuan berupabahan pengendali OPT melalui Kegiatan Bantuan PenangananBencana Alam, Serangan OPT dan DPI dalam Rangka PengamananProduksi Tanaman Pangan. Bantuan pestisida tersebut sebanyak84.650 kg/ltr (tahap I) dan sebanyak 91.330 kg/ltr (tahap II).Bantuan tersebut dialokasikan kepada sebelas provinsi untukdigunakan dalam pengamanan produksi dengan mempertimbangkanazas efektif, efisien dan aman.

Terkait dengan upaya tersebut di atas, beberapa provinsi telahmengajukan permohonan bantuan bahan pengendali (pestisida) untukmenunjang gerakan operasional pengendalian OPT dalam upayapengamanan produksi. Disamping itu stok bahan pengendali OPT(pestisida) baik di pusat maupun provinsi sudah sangat terbatas.Untuk mengantisipasi hal tersebut dan memperkuat pengamananproduksi padi nasional, maka diberikan bantuan bahan pengendaliOPT Tahap I dan II.

Tujuan dari pengadaan pestisida tahap I dan II ini adalah:

Page 169: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 163

- Mengamankan produksi tanaman padi di seluruh Indonesiaterutama di sentra-sentra produksi dan propinsi endemis seranganOPT serta daerah pelaksana SLPTT dari serangan OPT utamapadi.

- Menyiapkan stok pestisida di provinsi sentra produksi padi untukmengantisipasi peningkatan serangan OPT utama padi.

Bantuan pestisida Tahap I dan II dialokasikan di provinsi sentraproduksi padi dan daerah endemis serangan OPT utama atau daerahyang berpotensi terjadi peningkatan serangan OPT serta daerahpelaksana SL-PTT yang rentan serangan OPT.

Tabel 43. Alokasi dan Distribusi Bantuan Pestisida Tahap I Tahun 2011

No Provinsi Jumlah (kg/ltr)1 Aceh 3.0502 Sumatera Selatan 1.7753 Lampung 3.2504 Jawa Barat 18.5255 Jawa Tengah 23.4006 D.I. Yogyakarta 1.9307 Jawa Timur 15.4308 Banten 4.9409 Nusa Tenggara Barat 2.22510 Kalimantan Selatan 1.18011 Sulawesi Selatan 8.945

84.650Jumlah

Tabel 44. Alokasi dan Distribusi Bantuan Pestisida Tahap II Tahun2011

Page 170: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 164

No Provinsi Jumlah (kg/ltr)1 Aceh 3.6702 Sumatera Utara 2.9303 Lampung 4.4904 Jawa Barat 18.9655 Jawa tengah 20.1756 DI Yogyakarta 3.4907 Jawa Timur 18.2008 Banten 5.8009 Nusa Tenggara Barat 3.04010 Kalimantan Selatan 2.40011 Sulawesi Selatan 8.170

91.330Jumlah

5. Kepegawaian

a. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan per31 Desember 2011

Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sampai akhirDesember 2011 sebanyak 945 orang yang terdiri dari pegawaipusat sebanyak 744 orang yang tersebar di 6 Eselon 2 dan 3 UPTDirektorat Jenderal Tanaman Pangan serta pegawai pusat yangditugaskan di daerah sebanyak 201 orang yang tersebar dibeberapa provinsi.

Dibandingkan jumlah pegawai Direktorat Jenderal TanamanPangan pada akhir tahun 2010 (per 31 Desember 2010) sebanyak1.033 orang terjadi pengurangan pegawai yang disebabkan mutasialih tugas 19 orang, pelimpahan pegawai pusat ke daerah 107orang dan pensiun/meninggal 22 orang.

Tabel 45. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman PanganTahun 2011

Page 171: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 165

I II III IVI. Pusat

1 Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan 8 48 125 13 1942 Direktorat Perbenihan TP 2 12 53 10 773 Direktorat Budidaya Serealia 3 15 44 9 714 Direktorat Budidaya Akabi 3 16 38 11 685 Direktorat Perlindungan TP - 14 53 8 756 Direktorat Pascapanen TP 1 21 38 7 67

17 126 351 58 552II. UPT

7 BBPPMBTPH Cimanggis 1 10 44 5 608 BBPOPT Jatisari 2 37 53 5 979 BPMPT - 8 25 2 35

3 55 122 12 192III. Pegawai Daerah10 Pegawai Ditjen TP Ditugaskan di Daerah 16 134 50 1 201

16 134 50 1 20136 315 523 71 945

Total

Jumlah I

Jumlah II

Jumlah IIITotal

No. Unit KerjaGolongan

b. CPNS

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menerima 61 orangCalon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) rekruitmen tahun anggaran2010. Total CPNS lingkup Kementerian Pertanian rekruitmen tahunanggaran 2010 sebanyak 1.557 orang. Pembekalan CPNS lingkupKementerian Pertanian yang diselenggarakan oleh Biro Organisasidan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian padatanggal 7 April 2011 di Audotorium Gedung F tersebut dihadiri olehMenteri Pertanian dan Para Pejabat Eselon I dan pejabat Eselon IISekretariat Direktorat Jenderal/Badan lingkup KementerianPertanian. Menteri Pertanian juga sekaligus memberikanpengarahan kepada para CPNS tersebut. Setelah mendapatkanpengarahan di Audotorium Gedung F tersebut dilanjutkan denganpenyerahan CPNS ke masing-masing Eselon I dan untuk DitjenTanaman Pangan mendapatkan 61 orang CPNS yang terdiri 43orang S1, 15 orang D3 dan 4 orang SPMA/SMK Pertanian. UntukCPNS Direktorat Jenderal Tanaman Pangan langsung dilanjutkan

Page 172: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 166

pembekalan dari Sekretaris Direktorat Jenderal Tanamandidampingi oleh Kepala Bagian Umum dan Kepala SubbagianOrganisasi dan Kepegawaian di ruang Rapat P2BN yang dihadirioleh para Kasubag Tata Usaha lingkup Ditjen Tanaman Pangan.

Untuk mengenal lebih lanjut tupoksi masing-masing Eselon IIlingkup Ditjen Tanaman Pangan dan sebelum penempatan, CPNSmengikuti orientasi di masing-masing unit kerja Eselon II selamasatu minggu yang dilakukan secara bergilir oleh 6 kelompok.Orientasi CPNS pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dimulaitanggal 11 April-21 Mei 2011. Pada akhir orientasi CPNS melakukankunjungan ke dua UPT Ditjen Tanaman Pangan yaitu BBPOPTJatisari dan BBPPMBTPH Cimanggis pada tanggal 23 Mei 2011 dandidampingi oleh para Kasubbag Tata Usaha Direktorat. Tujuankegiatan tersebut agar para CPNS bisa mengetahui dan mengenalUPT yang ada di Ditjen Tanaman Pangan. Setelah orientasiberakhir, CPNS diberikan pengarahan dari Sekretaris DitjenTanaman Pangan dan sekaligus secara simbolis menyerahkan SKCPNS kepada dua orang CPNS. Satu orang CPNS Ditjen TanamanPangan atas nama Ayu Indah Safitri, SE ditugaskan di SekretariatJenderal Kementerian Pertanian berdasarkan surat dari BiroOrganisasi dan Kepegawaian Nomor 7/KP.320/A2/5/2011 tanggal 2April 2011 yang baru terima tanggal 2 Mei 2011. Pada tanggal 11September 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memperolehtambahan CPNS sebanyak 3 orang, sehingga total CPNS yang adadi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 64 orang.

c. PNS

Memproses SK PNS Gol. III dan II sebanyak 76 orang terdiri dariSK PNS dari pelamar umum sebanyak 74 orang dan 1 orang daritenaga honorer dengan rincian golonan II sebanyak 15 orang dan62 orang golongan III termasuk satu orang dari honorer.

d. Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV

Page 173: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 167

Sehubungan dengan adanya perubahan struktur organisasi lingkupKementerian Pertanian, dalam rangka mengisi kekosongan jabatanstruktural eselon III dan IV Pada hari Senin tanggal 3 Oktober2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan pelantikanpejabat eselon III dan IV bersadarkan Surat Keputusan MenteriPertanian nomor: 3997/Kpts/KP.330/9/2011 tanggal 23 September2011 tentang pengangkatan dalam jabatan struktural Eselon IIIdan IV lingkup ditjen Tanaman Pangan. Pada pelantikan tersebutdilakukan penandatanganan pakta integritas. Pejabat eselon IIIdan IV yang dilantik terdiri dari:

a. Ir. Sigit Setiawan, MM, promosi menjadi Kepala Subdit ProduksiBenih Padi, Dit. Perbenihan Tanaman Pangan

b. Ir. Wahyu Suci Handayani, MM, promosi menjadi Kepala SubditProduksi Benih Aneka Kacang dan Umbi, Dit. PerbenihanTanaman Pangan

c. Nila Sovy, SP, M.AP, promosi menjadi Kepala Seksi IntensifikasiAneka Kacang, Dit Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

d. Wiji Astutiningsih, SP, MM, promosi menjadi Kepala SubbagianKerjasama, Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan

e. Ir. Sugiyanto mutasi menjadi Kepala Seksi Padi, Dit. PerbenihanTanaman Pangan

e. Pindah Antar Intansi

1) Mutasi yang masuk ke Ditjen Tanaman Pangan

Pegawai yang masuk ke Ditjen Tanaman Pangan sebanyak 2orang yaitu atas nama: Erlina, SP dan Sorta Pane, SP

2) Mutasi Pegawai Unit Kerja Eselon II Lingkup Ditjen TP ke IntansiLain

Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang pindahkeluar (mengurangi bezeting) sebanyak 18 orang sebagaimanadaftar terlampir. Pindah/keluar dari Ditjen Tanaman Pangan

Page 174: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 168

karena diangkat sebagai pejabat Eselon di Eselon I lainsebanyak 7 orang terdiri diangkat menjadi pejabat eselon IIsatu orang, pejabat eselon III sebanyak 4 orang dan pejabateselon IV sebanyak 2 orang.

3) Mutasi Pegawai Ditjen Tanaman Pangan Antar Unit Kerja EselonII

Untuk tahun 2011 mutasi antar intern Ditjen Tanaman Pangansebanyak 10 orang. Daftar nama pegawai Ditjen TanamanPangan antar unit kerja Eselon II sebanyak 5 orang dan 5 oranglainnya pindah unit kerja antar Bagian lingkup SetditjenTanaman Pangan.

Tabel 46. Daftar Mutasi Pegawai Intern Ditjen Tanaman Pangan

1 Teguh Puji Lestari, S.Si 19780419 200901 2 005 BBPOPT Jatisari BPMPT2 Anastasia Giring Rumengan, ST 19820705 200901 2 011 BBPOPT Jatisari BPMPT3 Dasmeri, SP 19840601 200901 2 007 BBPOPT Jatisari Dit. Perlindungan Tanaman Pangan4 Acep Herdiana, SP 19770307 200901 1 003 BBPOPT Jatisari Dit. Perlindungan Tanaman Pangan5 Retno Pujihastuti, S. Si 19840307 200901 2 009 Setditjen Tanaman Pangan Dit. Perlindungan Tanaman Pangan

6 Supangat, SP 19570818 198002 1 001 Bagian Evaluasi dan PelaporanSetditjen TP

Bagian Keuangan dan PerlengkapanSetditjen TP

7 Adek Justam, SH 19570210 199603 1 001 Bagian Evaluasi dan PelaporanSetditjen TP

Bagian Keuangan dan PerlengkapanSetditjen TP

8 Suyono 19560901 198103 1 001 Bagian Umum Setditjen TP Bagian Keuangan dan PerlengkapanSetditjen TP

9 Didi Hadi Ismanto, S.Sos 19640305 199503 1 001 Bagian Umum Setditjen TP Bagian Keuangan dan PerlengkapanSetditjen TP

10 Susanto 19820928 200501 1 002 Bagian Umum Setditjen TP Bagian Keuangan dan PerlengkapanSetditjen TP

No. Nama Nip Unit Kerja Lama Unit Kerja Baru

4) Pelimpahan Pegawai yang ditugaskan di Daerah

Pelimpahan pegawai Ditjen Tanaman Pangan yang ditugaskandi daerah masih terus dilakukan. Pada tahun 2011 juga telahmengirimkan kembali surat pelimpahan pegawai ke Gubernurseluruh Indonesia melalui surat Sekretaris Jenderal KementerianPertanian untuk melimpahkan pegawai tersebut menjadipegawai pemerintah daerah dengan surat nomor:138/KP.330/C1/4/10 tanggal 27 April 2010 perihal UsulPelimpahan PNS. Namun sampai sekarang masih banyak daerahyang belum bersedia menerima pelimpahan tersebut meskipun

Page 175: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 169

telah berulang kali melayangkan surat Direktur Jenderal keGubernur seluruh Indonesia dimana pegawai tersebutditugaskan. Ada beberapa faktor daerah belum bersediamenerima pelimpahan pegawai Ditjen Tanaman Pangan yang ditugaskan di daerah yaitu belum tersedianya formasi dananggaran, kurangnya koordinasi antara Dinas Pertanian denganPemerintah Daerah Provinsi sehingga proses pelimpahanberjalan lambat, dan hal-hal lainnya yang memperlambat prosespelimpahan tersebut.

Untuk akhir Desember 2010 pegawai yang ditugaskan di daerahrealisasi proses pelimpahan hingga keluar SK BKD danpenggajiannya sudah terealisasi di daerah sudah mencapai 70orang. Sementara terdapat 34 orang masih menunggu SK dariBKD meskipun surat lolos butuh dari Biro Organisasi danKepegawaian sudah dikirim ke daerah namun SK BKD belumterbit sampai akhir Desember 2010. Secara rinci pegawai pusatyang mutasi ke daerah sejak 2005-2009 sebanyak 303 orang.

Pada tahun 2011 jumlah pegawai yang pindah/beralih tugasintern dan ekstern Ditjen Tanaman Pangan maupun keKementerian Pertanian dan lainnya sebanyak 96 orang, baikyang bersifat mengurangi maupun yang menambah bezettingpegawai.

Tabel 47. Daftar Mutasi Pegawai Pusat yang ditugaskan diDaerah Tahun 2005 – 2011

Page 176: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 170

LolosDaerah Pusat Butuh

1 Aceh 38 9 - - 292 Sumatera Utara 34 34 - - -3 Sumatera Barat 12 12 - - -4 Sumatera Selatan 41 9 - - 325 Jambi 12 8 - - 46 Kepulauan Riau (Otorita Batam) 1 - - - 17 Bengkulu 24 6 - - 188 Riau 12 1 - - 119 Lampung 18 16 - - 210 Banten 23 21 - 2 211 Jawa Barat 34 23 1 - 1012 Jawa Tengah 12 12 - - -13 D.I. Yogyakarta 11 11 - - -14 Jawa Timur 46 43 1 - 215 Bali 1 1 - - -16 Nusa Tenggara Barat 4 3 1 - -17 Nusa Tenggara Timur 10 5 - - 518 Kalimantan Barat 29 18 - - 1119 Kalimantan Selatan 39 8 1 - 3020 Kalimantan Timur 4 4 - - -21 Sulawesi Utara 55 43 - - 1222 Gorontalo 10 1 - - 923 Sulawesi Tengah 28 - - - 2824 Sulawesi Tenggara 3 1 - - 225 Sulawesi Selatan 89 40 2 - 4726 Sulawesi Barat 1 - - - 127 Maluku 18 12 - - 627 Maluku Utara 5 - - - 528 Papua 5 5 - - -

619 346 6 2 267Jumlah

No. Provinsi JumlahPegawai

Mutasi KeSisa

f. Kenaikan Pangkat

Memproses usul Kenaikan Pangkat (KP) pegawai lingkup DitjenTanaman Pangan sebanyak 185 orang terdiri dari 2 tahap usulanyaitu; Kenaikan Pangkat Periode April 2011 sebanyak 195 orangdan periode Oktober rencana kenaikan pangkat sebanyak 49orang. Untuk kenaikan pangkat tahun 2011 semua terealisasi.

Tabel 48. Target dan Realisasi Kenaikan Pangkat Tahun 2011

Rencana Realisasi Rencana Realisasi1 Setditjen TP 122 122 34 342 Dit. Perbenihan 15 15 - -3 Dit. Budidaya Serealia 10 10 1 14 Dit. Budidaya Kabi 11 11 2 25 Dit. Perlindungan TP 9 8 1 16 Dit. Pascapanen TP 7 7 3 37 BBPOPT 10 9 4 48 BBPPMBTPH 9 99 BPMPT 4 3 4 4

Jumlah 197 194 49 49

No Unit Kerja Periode April Periode Oktober

g. Kenaikan Gaji Berkala (KGB)

Page 177: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 171

Selama tahun 2011 telah memproses usulan Kenaikan Gaji Berkalapegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 230 orangterhitung mulai tanggal 1 Januari 2011 hingga 1 Desember 2011,tidak termasuk Balai Besar Peramalan Organisme PenggangguTumbuhan (BBPOPT) dan Balai Besar Pengembangan pengujianMutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH).

Tabel 49. Kenaikan Gaji Berkala (KGB) Lingkup Direktorat JenderalTanaman Pangan 2011

No Unit Kerja Jumlah KGB(orang)

 1 Sekretariat Direktorat Jenderal 114 2 Direktorat Sarana Produksi 32 3 Direktorat Perbenihan 35 4 Direktorat Budidaya Serealia 29

 5 Direktorat Budidaya Kacang-kacangan danUmbi-umbian

33

 6 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 35

 7 BPMPT 78 Daerah 80

365Jumlah

h. Pensiun

Pada tahun 2011 jumlah pegawai Direktorat Jenderal TanamanPangan yang memasuki masa purna bakti berjumlah 22 Orangterdiri dari 20 orang memasuki batas usia pensiun dan 2 orangmeninggal dunia.

6. Kegiatan Hukum dan Humas

a. Bidang Hukum

1) Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-undangan

Kegiatan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangandi selenggarakan pada tanggal 11-13 Mei 2011 di Hotel PuncakRaya, Cisarua, Bogor Provinsi Jawa Barat. Kegiatan EvaluasiImplementasi Peraturan Perundang-Undangan dihadiri olehKepala Biro Hukum dan Informasi Publik Kementerian Pertanian,Direktur Pasca Panen Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Page 178: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 172

Serta perwakilan dari Pusat lingkup Direktorat JenderalTanaman Pangan maupun perwakilan dari Dinas PertanianProvinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian Provinsi Banten, DinasPertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas PertanianProvinsi Jawa Tengah dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.

Materi yang dipaparkan oleh narasumber dalam kegiatanEvaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan meliputiPeraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010, Peraturan MenteriPertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/6/2010, Draf KeputusanMenteri Pertanian yang ditandatangani oleh Direktur Jenderalatas nama Menteri Pertanian tentang Rekomendasi TeknisDalam Rangka Penanaman Modal dan Tata KelolaKeputusan/Peraturan Perundang-Undangan lingkup DirektoratJenderal Tanaman Pangan, dengan hasil sebagai berikut:

- Sosialisasi Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2010 tentangUsaha Budidaya Tanaman

Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2010 ini adalah turunandari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang SistemBudidaya Tanaman. Latar belakang dari lahirnya PP No 18Tahun 2010 ini adalah:

Usaha Budidaya Tanaman merupakan bagian integral daripembangunan pertanian yang diarahkan untuk mencapaiusaha pertanian yang bernilai tambah, berdaya saing,berkelanjutan dan berkeadilan.

Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandungdidalamnya merupakan karunia dan amanah dari Tuhanyang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, yangpemanfaatannya harus ditujukan untuk mewujudkankesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Pemerintah menetapkan luas maksimum lahan untuk UnitUsaha Budidaya Tanaman yang dilakukan di atas tanah ygdikuasai Negara.

Page 179: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 173

Sebagai wujud dari semangat untuk menciptakankepastian berusaha di bidang budidaya tanaman, sehinggatercipta suatu iklim usaha yg kondusif bagi para pelakuusaha.

Peraturan ini terbitkan sebagai tindak lanjut dari programnasional merauke rice dimana peraturan ini bertujuanmewujudkan kedaulatan pangan. Arah pengembanganwilayahnya meliputi daerah luar jawa.

Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini tdk berlaku untukusaha budidaya tanaman perkebunan.

Dalam pemaparan materi sosialisasi Peraturan Pemerintahnomor 18 tahun 2010 ada beberapa tanggapan maupunpertanyaan dari peserta diantaranya ialah:

Direktur Pasca Panen yang menanggapi tentangkemungkinan apabila awal usaha di bidang perkebunanlalu beralih menjadi usaha budidaya tanaman pangan,

Perwakilan Dari Direktorat Budidaya Serealia menanggapitentang ketentuan yang ada di dalam pasal 7 ayat 2,3,4tentang luas lahan dimana dalam realitanya para petanihanya mengolah rata-rata 0,3 Ha dan besaran modal biladengan modal 49% dianggap tidak menarik,

Perwakilan dari Direktorat Aneka Kacang dan Umbimenanggapi dimana dengan diberlakukannya PeraturanPemerintah ini akan sulit menarik investor terutama untukkomoditas kedelai.

Dari beberapa pertanyaan diatas pembicara memberikanjawaban sebagai berikut:

HGU untuk izin usaha perkebunan tidak bisa dialihkanmenjadi usaha budidaya tanaman pangan,

apabila ada kerawanan pangan wajib di utamakan untuknegeri sendiri dan melindungi ketahanan pangan dan

Page 180: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 174

dasar dari besaran modal untuk PMA 49% adalah untukmewujudkan kemandirian pangan.

- Sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun2010 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya TanamanPangan

Permentan ini disusun sebagai tindak lanjut dari Pasal 18, 21dan Pasal 22 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman dan PeraturanPemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan Antara Pemerintah, PemerintahanDaerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.Dimana dalam penjelasan masing-masing pasal diamanahkanbahwa ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan budidayatanaman, pelaporan, pembinaan, pelayanan, dan pedomanperan masyarakat diatur dengan Peraturan Menteri.

Sistimatika dari Permentan 39 Tahun 2010 terdiri dari 10bab, 46 pasal dan 2 lampiran, dimana dalam Bab I danKetentuan Umum berisikan batasan pengertian atau definisidimana ada 12 pengertian antara lain usaha budidayatanaman, pelaku usaha budidaya tanaman, petani,perusahan tanaman pangan, izin usaha tanaman pangan,tanda daftar tanaman pangan, maksud dan tujuan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian.

Bab II dalam Permentan ini menjelaskan tentang jenis danperizinan usaha budidaya tanaman dimana didalamnyamenjelaskan jenis-jenis usaha budidaya tanaman, wilayahpengembangan, pelaku usaha yang melakukan usahabudidaya tanaman dan luasan lahan.

Dalam Bab III dijelaskan mengenai persyaratan dan tatacarapermohonan usaha budidaya tanaman pangan yang setiapmasing-masing jenis usaha memilik syarat tersendiri danmenjelaskan kepada pelaku usaha tentang pengajuan

Page 181: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 175

permohonan yang ditujukan kepada gubernur/bupati/walikota.

Dalam bab IV dijelaskan bahwa dalam pengembangan usahatanaman dilakukan melalui kemitraan, berasaskan manfaat,berkelanjutan saling menguntungkan, saling menghargai,saling bertanggungjawab dan saling memperkuat. Untukmemberdayakan dan peningkatan nilai tambah petani,karyawan dan/atau masyarakat sekitar serta menjaminkeberlanjutan UTP, bentuknya penyediaan bahan baku,sarana produksi, pengolahan dan pemasaran, transportasi,operasional, penyertaan modal, dan/atau pendukung lainnya.Dilakukan secara tertulis (hak, kewajiban, pembinaan,pengembangan usaha, pendanaan, jangka waktu, danpenyelesaian perselisihan) dan harus ditandatangan keduabelah pihan dengan diketahui oleh bupati/walikota ataugubernur, Kemitraan paling singkat satu musim tanam.

Dalam Bab V dijelaskan tentang pengembangan usaha yangterdiri atas perubahan luas dan/atau perubahan kapasitasunit pengolahan.

Dalam Bab VI dijelaskan mengenai pembinaan danpengawasan dimana pelaku usaha wajib merealisasikanusaha paling lambat 6 bulan kecuali menggunakan HGUselama 3 tahun,menerapkan AMDAL,UKL dan UPL,menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat sekitar, danGubernur/Bupati/Walikota melakukan pengawasan secaraberkala.

Dalam Bab VII dijelaskan mengenai peran serta masyarakatMasyarakat baik perorangan/kelompok dapat berperan dalamperlindungan pengembangan UTP, melalui pola partisipatifmulai perencanaan, pengembangan, pengawasan, dan/ataupemberdayaan petani, lebih lanjut ditetapkan denganPeraturan Bupati/walikota atau Peraturan Gubernur .

Page 182: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 176

Dan didalam Bab terakhir dari Permentan 39 Tahun 2010 inimenjelaskan bahwa pemberian izin dalam rangka PMA/PMDNharus terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari DirekturJenderal Tanaman Pangan atas nama Menteri Pertanian.

Di dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun 2010di dalam Pasal 45 diamanahkan bahwa untuk mendapatkanizin untuk usaha budidaya tanaman pangan harus mendapatrekomendasi teknis dari Direktur Jenderal atas nama MenteriPertanian, dimana fungsi dari rekomendasi teknis iniberfungsi sebagai fungsi kontrol terhadap pengusaha yangmelakukan usaha dibidang tanaman pangan.

2) Penyusunan Keputusan Direktur Jenderal TanamanPangan Tentang Pemberian Rekomendasi Teknis dalamRangka Penanaman Modal Usaha Budidaya Tanaman Pangan

Diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor39/PERMENTAN/OT.140/6/2010, tentang Pedoman PerizinanBudidaya Tanaman adalah sebagai wujud dari pelaksanaanPeraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2010 tentang UsahaBudidaya Tanaman dimana secara yuridis, Peraturan MenteriPertanian Nomor 39 Tahun 2010 tentang Pedoman PerizinanUsaha Budidaya Tanaman Pangan, Pasal 45 mengamanatkanagar “Pemberian izin usaha budidaya tanaman pangan dalamrangka penanaman modal asing atau penanaman modal dalamnegeri terlebih dahulu harus mendapatkan rekomendasi teknisdari Direktur Jenderal atas nama Menteri Pertanian”.

Pemberian rekomendasi teknis usaha budidaya tanaman pangandalam rangka penanaman modal juga diamanatkan dalamPeraturan Menteri Pertanian Nomor 3480/KPTS/HK.300/10/2009tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha diBidang Pertanian Dalam Rangka Penanaman Modal kepadaKepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. dimana fungsi darirekomendasi teknis ini berfungsi sebagai fungsi kontrol terhadappengusaha yang melakukan usaha di bidang tanaman pangan.

Page 183: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 177

Dalam pertemuan ini judul dari Keputusan Direktur Jenderal inidirubah menjadi Keputusan Menteri Pertanian.

3) Tata Kelola Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pertanian

Pembangunan pertanian akan dapat terwujud apabila didukungbeberapa unsur yang salah satunya regulasi dalam bentukperaturan perundang-undangan yang merupakan dasar ataupayung hukum setiap kebijakan yang dikeluarkan olehpemangku kepentingan dalam hal ini adalah KementerianPertanian, oleh karena itu pemahaman tentang bagaimanamenyusun peraturan perundang-undangan sangat diperlukan.

Dalam kegiatan evaluasi implementasi peraturan perundang-undangan disampaikan materi tentang tatacara menyusunperaturan perundang-undangan yang disampaikan oleh KepalaBagian Umum Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.Adapun materi yang disampaikan sebagai berikut:

- Teknik Penyusunan Perundang-undangan

Adapun yang dimaksud dengan perundang-undangan adalahperaturan yang dibentuk oleh lembaga pemerintahan yangberwenang baik dalam lingkup nasional maupun daerah, danteknik penyusunan perundang-undangan adalah metode atausistem yang dipergunakan oleh lembaga pemerintah dalammembentuk segala aturan baik secara nasional maupunsecara lokal/daerah. Adapun yang menjadi dasar hukum daripenyusunan peraturan perundang-undangan adalah Pasal 22A UUD 1945 yang berbunyi Ketentuan lebih lanjut tentangtata cara pembentukan undang-undang diatur undang-undang, oleh karena itu diundangkan Undang-Undang Nomor10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang merupakan dasar hukum tertinggi berkaitandengan teknik penyusunan perundang-undangan terutamapada aspek teknis perencanaannya. Asas-asas yang menjadidasar penyusunan peraturan perundang-undangan ialah:

Page 184: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 178

Azas KelazimanMengajarkan cara-cara pembentukan yang sudah biasadilakukan oleh pembentuk peraturan masa lampausepanjang belum ada ketentuan normatif yangmengaturnya secara lain dapat diikuti.

Azas Mutatis MutandisMengajarkan bahwa cara-cara pembentukan peraturanperundang-undangan nasional (lebih tinggi) dalampembentukan peraturan perundang-undangan daerah(lebih rendah).

Dalam penyusunan peraturan perundang-undangan adabeberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu:

Unsur FilosofisPembentukan peraturan perundang-undangan merupakansalah satu syarat dalam rangka pembangunan hukumnasional yang hanya dapat terwujud apabila didukungoleh cara dan metode yang pasti, baku standar yangmengikat semua lembaga yang berwenang membuatperaturan perundang-undangan.

Unsur SosiologisUntuk meningkatkan koordinasi dan kelancaran prosespembentukan peraturan perundang-undangan.

Unsur YuridisPeraturan perundang-undangan yang mengaturpembentukan peraturan perundang-undangan tersebardalam berbagai peraturan perundangan, dan ada pulapeninggalan kolonial Belanda sehingga dengan hukumketatanegaraan Republik Indonesia.

Definisi terminologi dari penyusunan peraturan perundang-undangan ialah: Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah

proses pembuatan peraturan perundang-undangan yang

Page 185: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 179

dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangandan penyebarluasan.

Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulisyang dibentuk oleh Lembaga Negara atau pejabat yangberwenang dan mengikat secara umum.

Undang-undang adalah peraturan perundang-undanganyang di bentuk oleh DPR dengan persetujuan bersamaPresiden.

Perpu adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh presiden dalam hal ikhwal kepentinganmemaksa.

Peraturan pemerintah adalah peraturan perundang-undangan yang di tetapkan Presiden untuk menjalankanUndang-undang sebagaimana mestinya.

Perpres adalah peraturan perundang-undangan yangdibuat oleh Presiden.

- Asas Peraturan Perundang-Undangan

Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harusberdasarkan pada asas pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, meliputi:

Kejelasan umum; Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; Kesesuaian antara jenis materi muatan; Dapat dilaksanakan; Kedayagunaan dan kehasilgunaan; Kejelasan rumusan; dan Keterbukaan.

Materi muatan dalam Peraturan Perundang-undangan

- Undang-Undang

Page 186: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 180

Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 meliputi hak-hak asasi manusia, hak dan kewajiban warga negarapelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara sertapembagian kekuasaan negara, wilayah negara danpembagian daerah, kewarganegaraan dan kependudukan,keuangan negara;

Diperintahkan oleh suatu Undang-undang untuk diaturdengan Undang-undang.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang. Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjelaskan

Undang-undang. Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh

undang-undang atau materi melaksanakan PP.

- Hierarki Peraturan Perundang-Undangan

Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Undang-undang/Perpu Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan Daerah (Perda Provinsi, Perda Kab/Kota, dan

Peraturan Desa)

Jenis peraturan perundang-undangan lain yang diakuikeberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikatsepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi, yaitu peraturan yang dikeluarkanoleh MPR dan DPR, DPRD, Mahkamah Agung, MahkamahKonstitusi, BPK, BI, Menteri, Kepala Badan, Lembaga, atauKomisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-undangatau pemerintah atas perintah undang-undang, DPRDProvinsi, Gubernur, DPRD Kab/Kota, Bupati/Walikota, KepalaDesa atau yang setingkat.

- Pembangunan Hukum Pertanian

Visi

Page 187: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 181

Terwujud dan berfungsinya hukum pertanian yanglengkap, kuat, terdesentralisasikan, berkerakyatan yangdapat memberikan kepastian dan keadilan denganpendekatan sisitem usaha agribisnis

Misi

Mengkaji pelaksanaan peraturan perundang-undangan Menyusun dan menyiapkan peraturan perundang-

undangan Mengembangkan SJDI Hukum Mensosialisasikan hukum bidang pertanian Memantau Memberikan advokasi hukum

Arah prolegtan di dalam hukum bidang pertanian adalah:

Percepatan proses penyelesaian tindak lanjut amanatperaturan perundang-undangan;

Peninjauan kembali peraturan perundang-undangan dibidang pertanian yang tidak sesuai denganperkembangan organisasi, tuntutan dan dinamika nilai-nilai kehidupan bermasyarakat;

Percepatan penyelesaian proses RUU yang telah masukprolegnas;

Pembentukan peraturan perundang-undangan baru untukpercepatan reformasi, mendukung pemulihanpembangunan pertanian, perlindungan hak petani danpeningkatan kesejahteraan masyarakat.

b. Bidang Humas

1) Publikasi Pembangunan Tanaman Pangan Melalui Pameran,Perpustakaan & Keprotokolan

- Pameran

Page 188: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 182

Berpartisipasi dalam Pameran Agrinex International Expo2011 pada tanggal 4 s.d 6 Maret 2010 bertempat di Hall Adan Cendrawasih Room, JCC, Jakarta. PenyelenggaraAgrinex International Expo 2010 adalah Institut PertanianBogor (IPB), Kementerian Pertanian Republik Indonesiadan PERFORMAX. Peserta pameran adalah semua elemenyang bergerak dalam bidang agribisnis di Indonesia mulaidari perusahaan-perusahaan besar pemerintahan sampaiUKM dan Litbang serta Universitas yang memiliki Fakultasterbaik dengan agribisnis. Pengunjung pameran adalahpelaku bisnis yang bergerak dalam bidang agribisnis baikdari dalam negeri maupun luar negeri dan masyarakatumum. Pameran dibuka oleh Menteri KoordinatorPerekonomian Bapak Hatta Rajasa.

Publikasi Pembangunan Tanaman Pangan Melalui HariPangan Sedunia (HPS) 2011

Menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXI padatanggal 19-23 Oktober 2011 bertempat di Bone BolangoGorontalo, Ditjen TP bersama Eselon I lain menampilkanmateri pameran berupa display komoditi yaitu padi, beras,jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau,kedele, koro pedang, talas, garut, ganyong serta brosurdan leaflet. HPS dibuka oleh Wapres pada tanggal 20Oktober 2011 dan dihadiri oleh sekitar 30 duta besar, 33gubernur, para menteri, asosiasi petani, dan semua pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang pangan.Peresmian puncak peringatan Hari Pangan Sedunia ke-31tahun 2011 yang diselenggarakan tanggal 20 s.d 23Oktober 2011 itu ditandai Wakil Presiden dengan memukulPalo-palo (alat musik tradisional) Gorontalo. Tema HPS keXXXI adalah "Menjaga Stabilitas Harga dan Akses PanganMenuju Ketahanan Pangan Nasional" Dalam kunjunganitu, Wapres didampingi Menteri Pertanian dan istrinya,Herawati Boediono, yang disambut tarian tradisional

Page 189: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 183

penyambut tamu, tidi lo oayabu. Wapres juga meninjaumenara jagung, rumah pangan lestari, area gelarteknologi dan pameran Hari Pangan Sedunia ke- XXXI.Wapres menyerahkan bantuan pengabdian masyarakatsecara simbolis dari lima kementerian, berupa bantuanlangsung masyarakat program pengembangan usahaagribisnis pedesaan kepada 71 gabungan kelompok taniGorontalo sebesar Rp7,1 miliar. Wakil Presidenmenyatakan, keadaan pangan secara umum di Indonesiasaat ini masih bisa mengimbangi pertambahanpenduduknya, meskipun hanya dengan cara yang pas-pasan. Puncak peringatan Hari Pangan Sedunia, untukIndonesia, diselenggarakan di Badan Pusat InformasiJagung, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo padatanggal 20 sampai 23 Oktober 2011. Acaranya antara lainseminar, gelar teknologi, lomba cipta menu bergizi,pameran, bazaar, dan penyerahan bantuan sosial, seminaryang terkait dengan tema HPS ke-XXXI, serta lomba ciptaberagam menu bergizi seimbang yang diikuti oleh Ibu PKKseluruh Indonesia. Penyerahan simbolis bantuan social.Diakhir acara penutupan gelaran Hari Pangan Sedunia(HPS) ke XXXI di Kecamatan Kabila, Kabupaten BoneBolango, Provinsi Gorontalo, ribuan pengunjung danpeserta dari 33 Provinsi dihibur dengan kehadiran NormanCamaru. Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail dalamsambutannya pada acara penutupan HPS mengatakanberbagai manfaat diperoleh dengan adanya gelarannasional. Diantaranya perputaran ekonomi yang berjalanbegitu cepat selama HPS berlangsung. Penutupan resmiditutup setelah Gubernur Gorontalo didampingi perwakilanKementerian Pertanian, dan Kepala Badan KetahananPangan.

Berpartisipasi dalam pameran PENAS ke-XIII bertempat diTenggarong pada tanggal 18 s.d 23 Juni 2001,

Page 190: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 184

pembukaan dilakukan oleh Wakil Presiden dan ditutuptanggal 23 Juni 2011 oleh Menteri Pertanian. DirektoratJenderal TP berpartisipasi dengan mengambil 2 standdengan tema “Swasembada Pangan Berbasis PanganLokal”. Para peserta pameran adalah eselon I lingkupKementan, Dinas Provinsi dan Kabupaten sertastakeholder. Stand Direktorat Jenderal Tanaman Pangandikunjungi ± 1200 orang pengunjung terdiri dari petanidan pengunjung umum.

- Perpustakaan

Perpustakaan Direktorat Jenderal tanaman Pangan telahdilengkapi dengan sarana komputer, printer, rak buku dandiadakan pembelian buku yang berkaitan dengan tanamanpangan, agama dll.

2) Publikasi dan Dokumentasi Lingkup Direktorat JenderalTanaman Pangan

- Pemberitaan Pembangunan Tanaman Pangan Melalui MediaCetakPemberitaan beberapa media cetak mengenai budidayatanaman pangan dari Agro Indonesia, Sinar Tani.

- Buku Agenda Kerja

Merupakan buku kerja pegawai Ditjen Tanaman Pangan,dalam agenda kerja memuat Daftar nama Pejabat DitjenTanaman Pangan, Alamat, Nomor Telp dll. Disamping itu adadaftar nama dan alamat Kepala Dinas Pertanian Propinsi,BPSBTPH, BPTPH seluruh Indonesia.

- Pemberitaan Tanaman Pembangunan Tanaman PanganMelalui WebsiteWeb Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai sumberinformasi yang handal dan dapat menampilkan informasi-informasi terbaru baik yang berhubungan dengan kebijakan,srategi, program dan kegiatan yang sedang berjalan maupun

Page 191: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 185

yang direncanakan. Selain itu Website Direktorat JenderalTanaman Pangan telah mempublikasikan informasi tentangprofil Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, visi misi sertaberita seputar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun2011.

- Dialog Interaktif Televisi

TVRI tanggal 10 Mei 2011, Topik Bantuan Langsung BenihUnggul (BLBU) dengan narasumber Direktur PerbenihanTP (Ir. Suharyono), narasumber penyeimbang Dir.Penelitian & Pengembangan PT SHS (Ir. Mizwar Syafaat)pada pukul 10.30-11.00 WIB;

TVRI tanggal 13 Juni 2011, Topik Sekolah LapanganPengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dengannarasumber Dir. Budidaya Aneka KABI (Ir. RahmanPinem), narasumber penyeimbang Kepala Pusat LitbangTanaman Pangan (Dr. Hasil Sembiring) pada pukul 17.30-18.00 WIB;

RRI (Programa 4) tanggal 14 Juli 2011, Topik SekolahLapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dengannarasumber Direktur Perlindungan TP (Ir. Erma Budiyanto,MS) ditayangkan pukul 10.00 s.d 11.00 WIB;

RRI (progama 4) tanggal 12 Agustus 2011 Topik UsahaKhusus Pengurangan Kehilangan Hasil Produksi Padidengan narasumber Direktur Pascapanen TP (Ir. TriSusetyo) pukul 09.00-10.00 WIB.

- Running Text

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menindaklanjutiterbitnya Undang-undang Informasi publik denganmemberikan akses informasi tentang pembangunan tanamandalam bentuk Running Text, sehingga informasi tentangpembangunan dan program-program pembangunan tanamanpangan dapat diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakatluas.

Page 192: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 186

Running Text ditayangkan dimedia elektronik yaitu Metro TVdan TV One dengan tanggal dan Topik sbb:

1 Juni 2011 Ubi Kayu merupakan potensi sumber energiterbarukan, sumber karbohidrat, pakan dan industri;

2 Juni 2011 Ubi Jalar merupakan pangan alternatif masadepan yang kaya nutrisi dan anti oksidan;

3 Juni 2011 Serangan hama dan penyakit tanamanmeningkat, petani butuh pendampingan menanganinya,ayo kita bergerak!

4 Juni 2011 Penggunaan insektisida yang tidak tepat jenis,waktu, cara, mutu, sasaran dan dosis dapat meningkatkanserangan hama;

6 Juni 2011 Pemalsu pestisida adalah musuh masyarakat,wajib diberantas, diancam 5 tahun penjara dan denda Rp.200 juta;

7 Juni 2011 Gubernur, Bupati/Walikota hendaknyamengoptimalkan kinerja Komisi Pengawasan Pupuk danPestisida (KP3);

8 Juni 2011 Pemalsu Pestisida adalah musuh masyarakat,wajib diberantas, diancam 5 tahun penjara dan denda Rp.200 juta;

9 Juni 2011 Gubernur, Bupati/Walikota hendaknyamengoptimalkan kinerja Komisi Pengawasan Pupuk danPestisida (KP3);

10 Juni 2011 Ubi Kayu merupakan potensi sumber energiterbarukan, sumber karbohidrat, pakan dan industri;

Running Text ditayangkan dimedia elektronik yaitu Metro TVtanggal 24 s.d 30 September 2011 dengan topik:

Melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu(SL-PTT) kedelai seluas 300.000 ha, diharapkan akanmampu mendongkrak produksi kedelai sesuai sasarantahun 2011 sebesar 1.560.000 ton;

Page 193: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 187

Kacang koro merupakan alternatif sebagai bahan bakutempe pengganti kedelai;

Kedelai dapat diolah sebagai bahan baku produk pangan17 macam, non pangan 7 macam, kosmetik 5 macam danobat-obatan 3 macam;

Melalui SL-PTT kacang tanah seluas 100.000 ha,diharapkan dapat mendongkrak produksi kacang tanahtahun 2011 sebesar 970.000 ton;

Melalui SL-PTT kacang hijau seluas 10.000 ha, dapatmendongkrak produksi kacang hijau tahun 2011 sebesar370.000 ton.

- Pembuatan Video Profil Ditjen TP

Kegiatan pembuatan video profile Direktorat JenderalTanaman Pangan agar tersedia informasi secara lengkapdalam bentuk audio visual tentang Direktorat JenderalTanaman Pangan, beserta visi dan misi, tugas pokok, unit-unit kerja dan lain-lain. Durasi Video profile DirektoratJenderal Tanaman Pangan 30 (tiga puluh) menit dibuatdalam 2 (dua) versi yaitu Bahasa Indonesia dan versi BahasaInggris.

5. Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan KepadaKelompok Tani Dan Mantri Tani Berprestasi Tahun 2011

Berdasarkan hasil verifikasi dan penilaian ke daerah dan rapat timpemenang sebanyak 15 Kelompok Tani dari 3 komoditi masing-masing 5 Kelompok Tani Padi, 5 Kelompok Tani Jagung, 5 KelompokTani Kedelai serta 5 Petugas Mantri Tani yang berprestasi dan berhakmenerima penghargaan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangantahun 2011.

Pemberian penghargaan kepada Kelompok Tani dan Mantri Tanitingkat nasional disampaikan secara simbolis oleh Presiden RepublikIndonesia di Istana Negara pada tanggal 6 Desember 2011 kepada 3Kelompok Tani yaitu: Kelompok Tani Padi “Buyut Musa” dariKabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kelompok Tani Jagung “Karya

Page 194: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 188

Tani” dari Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan dan KelompokTani Kedelai “Margo Mulyo” dari Kabupaten Sleman Provinsi DI.Yogyakarta serta 1 orang Mantri Tani yaitu: Made Buanayas, SP dariKabupaten Klungkung Provinsi Bali. Pada Tanggal 6 Desember 2011pukul 14.00 WIB diadakan acara temu wicara antara MenteriPertanian didampingi oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan danSekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dan pejabat Eselon Ilingkup Kementerian Pertanian serta instansi lain terkait dengan parapenerima Penghargaan Ketahanan Pangan termasuk KelompokTani,Mantri Tani dan petugas lain berprestasi tahun 2011 yang bertempatdi Aula Kantor Pusat Kementerian Pertanian. Kemudian pada sore haridilanjutkan acara ramah tamah antara Direktur Jenderal TanamanPangan beserta pejabat eselon II lingkup Ditjen TP dengan parapetani penerima penghargaan. Pada kesempatan tersebut DirekturJenderal Tanaman Pangan menyerahkan trophy, uang tunai maupunlainnya kepada seluruh pemenang Penghargaan Ketahanan Pangantahun 2011.

Penetapan pemenang penerima penghargaan Kelompok Tani danMantri Tani adalah Keputusan Menteri Pertanian No.4947/Kpts/KP.450/11/2010 tanggal 2 Desember 2011 tentangPenetapan Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan NusantaraTingkat Nasional Tahun 2011 dan Keputusan Menteri Pertanian No.4924/Kpts/KP.450/11/2011 tanggal 2 Desember 2011 tentangPenetapan Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan TingkatNasional Tahun 2011 Kategori Petani, Kelompok Tani, Penyuluh,Aparat Menurut Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian. Nama-NamaKelompok Tani dan Mantri Tani adalah sebagai berikut:

a. Komoditi Padi1) Kelompok Tani Buyut Musai dari Kabupaten Indramayu, Jawa

Barat2) Kelompok Tani Margo Mulyo dari Kabupaten Banyumas, Jawa

Tengah3) Kelompok Tani Oryza Sativa dari Kabupaten Aceh Besar, Aceh

Page 195: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 189

4) Kelompok Tani Sido Maju II dari Kabupaten Lampung Selatan,Lampung

5) Kelompok Tani Bina Usaha dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah,Kalimantan Selatan

b. Komoditi Jagung1) Kelompok Tani Karya Tani dari Kabupaten Banyuasin, Sumatera

Selatan2) Kelompok Tani Tipas II dari Kabupaten Lombok Timur, Nusa

Tenggara Barat3) Kelompok Tani Mekar Jaya dari Kabupaten Pesisir Selatan,

Sumatera Barat4) Kelompok Tani Mukti Tani dari Kabupaten Garut, Jawa Barat5) Kelompok Tani Subak Penaban dari Kabupaten Karang Asem,

Bali

c. Komoditi Kedelai1) Kelompok Tani Margo Mulyo dari Kabupaten Sleman,

DI.Yogyakarta2) Kelompok Tani Margo Tani dari Kabupaten Sampang, Jawa

Timur3) Kelompok Tani Sumber Tirto dari Kabupaten Grobogan, Jawa

Tengah4) Kelompok Tani Mekar Sari dari Kabupaten Lahat, Sumatera

Selatan5) Kelompok Tani dari Setia Kawan dari Kabupaten Bungo, Jambi

d. Mantri Tani1) Made Buanayasa, SP dari Kabupaten Klungkung, Bali2) Sumarlan SPKP dari Kabupaten Bungo, Jambi3) H. Suyono, SP dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan

Selatan4) Koco Setyono, SP dari Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah5) Sri Hadi A.Md,PP dari Kabupaten Belitung Timur, Bangka

Belitung

Page 196: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 190

Sedangkan petugas PBT, Petugas POPT-PHP, Analis BenihProdusen/penangkar benih yang mendapat penghargaan dari MenteriPertanian Republik Indonesia adalah:

a. Petugas POPT-PHP1) Yohanis Parama, SP dari Provinsi Sulawesi Selatan2) Joko Sadyono, SP dari Provinsi Kalimantan Timur3) Arnoldus Molo, SP dari Provinsi Nusa Tenggara Timur

b. Petugas Pengawas Benih1) Ir. Purwono Rabito, MP dari Kabupaten Sragen Sukoharjo, Jawa

Tengah2) Fitriyanto Toluhula, SP dari Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo3) Suyudi, S.Sos dari Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta

c. Produsen/Penangkar Benih1) Suwardi dari Kabupaten Kowane, Sulawesi Tenggara2) M. Jana dari Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan3) Drs. Muharaam dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

d. Analis Benih1) Burdah, SP, MP dari Bojong Soang, Bandung, Jawa Barat2) Sutri dari Palu, Sulawesi Tengah3) Ir. Defri B. Motulo dari Manado, Sulawesi Utara

6. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)

Sesuai Inpres Nomor 7 tahun 1999 mewajibkan setiap instansipemerintah untuk menyusun laporan akuntabilitas kinerja sebagaiwujud pertanggungjawaban atas segala tugas dan kewajiban yangdiamanatkan kepadanya.

Pada tahun 2011 LAKIP yang disusun adalah LAKIP DirektoratJenderal Tanaman Pangan tahun 2010, secara umum realisasipelaksanaan kegiatan telah mencapai kinerja yang cukup baik danbeberapa kegiatan mencapai kinerja diatas 100%. Hasil evaluasiInspektorat Jenderal Kemtan terhadap LAKIP Ditjen Tanaman Pangan2010 menetapkan katagori “Baik” dengan nilai 74,25.

Page 197: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 191

7. Pelatihan/Sosialisasi Aplikasi SIMONEV Tahun 2011

Kegiatan pelatihan/sosialisasi Aplikasi Simonev dilaksanakan di D.IYogyakarta dengan peserta sebanyak 120 orang yang terdiri daripeserta Pusat (Direktorat, UPT Pusat dan Balai) dan 33 provinsi yaitupetugas Dinas Pertanian, BPSB, dan BPTPH kecuali Dinas PertanianProvinsi Jawa Timur, BPSBTPH (Sulawesi Tenggara, Maluku, SulawesiBarat dan Kepulauan Riau), dan BPTPH (Aceh, Kalimatan Barat,Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Kepulauan Riau) yangtidak hadir. Tim pengajar dan Narasumber dari Pusat Data danInformasi Kementerian Pertanian dan Direktorat Jenderal TanamanPangan. Rumusan Sosialisasi/Aplikasi SIMONEV adalah sebagaiberikut:

a. Aplikasi SIMONEV ini telah sesuai dengan struktur program,kegiatan dan output sebagaimana pada Renstra Direktorat JenderalTanaman Pangan 2010-2014, dan sudah terintegrasi dengan: Aplikasi RKA-KL Ditjen Anggaran Kemenkeu Aplikasi Renja Bappenas Aplikasi SAI Keuangan dan Perlengkapan Ditjen Tanaman

Pangan Kedepan SIMONEV juga dapat on-line dengan aplikasi sistem

Monev Bappenas (mengacu pada PP 39/2006) yang saat inisedang dirancang aplikasinya oleh Bappenas

b. Dengan diterapkannya Reward and Punishment sesuai PeraturanMenteri Keuangan No.38/PMK.02/2011 tanggal 2 Maret 2011,terhadap realisasi kegiatan/anggaran, maka petugas SIMONEVdituntut untuk bekerja lebih keras, sistematis, efektif dan efisien.

c. Dalam upaya memudahkan pengisian dan penyampaian laporan,serta mengakomodir beberapa informasi yang diperlukan, makapada tahun 2011 digunakan software SIMONEV yang aplikasinyatelah disempurnakan.

d. Pelatihan/Sosialisasi dilaksanakan dalam bentuk TOT, setelah itumasing-masing peserta agar melakukan TOT bagi petugaskabupaten/kota di wilayah masing-masing.

Page 198: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 192

e. Pemahaman peserta terhadap Sosialisasi/Aplikasi Simonev 2011cukup baik terbukti dengan tersusunnya laporan perkembanganprogram/kegiatan periode triwulan I yang masuk sebanyak 80satker.

f. Bedasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2010 tentangTata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta KedudukanKeuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi,seperti pada pasal 3 Nomor 1 (b) Koordinasi penyelenggaraanpemerintahan daerah kabupaten/kota di wilayah provinsi yangbersangkutan; pasal 3 Nomor 1 (i) Koordinasi pembinaan danpengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerahprovinsi dan kabupaten/kota.

g. Dinas Pertanian Provinsi selaku wakil pemerintah pusat menyusunrekapitulasi laporan realisasi kegiatan dan anggaran dari seluruhsatker tingkat provinsi dan kabupaten/kota di wilayah masing-masing. Rekap tersebut disampaikan ke pusat setiap bulan palinglambat tanggal 8 bulan berikutnya.

h. Untuk meningkatkan kinerja pelaporan dan evaluasi perlupenyediaan insentif untuk petugas pengelola, penyediaan alatpengolah data/laptop pertemuan secara berkala/triwulan denganpelaksana/penanggungjawab kegiatan dari seluruh satker provinsidan kabupaten/kota serta penerapan reward dan punishment ataskinerja pelaporan.

Perlu koordinasi dan integrasi antar unit kerja di Direktorat JenderalTanaman Pangan mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan,evaluasi dan pelaporan terkait dengan sistem pelaporan SAI,SIMONEV, dan SIMAK-BMN baik antar unit kerja di Pusat, maupunantara Pusat dan Daerah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkankualitas laporan kegiatan dan anggaran menuju predikat Wajar TanpaPengecualian (WTP).

Page 199: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 193

8. Perkembangan Kerugian Negara

Perkembangan Kerugian Negara (KN) Tahun 2011 sampai denganakhir Desember 2010 sebesar Rp. 4.890.396.800,50 adapuntambahan KN sampai dengan Desember 2011 sebesar Rp.12.981.643.350,71 sehingga jumlah KN selama periode Januari-Desember 2011 sebesar Rp. 17.872.040.151,21. Sisa KN posisiDesember 2011 sebesar Rp. 5.094.188.263,91, karena terdapattindaklanjut sebesar Rp. 12.777.851.887,30 (71,50%). Secara rincidilaporkan sebagai berikut:

a. Data temuan reguler (Inspektorat Jenderal Kementan dan BPKP)periode Januari s.d Desember 2011 terdapat tambahan KN sebesarRp. 500.574.421,00 sehingga jumlah KN sebesar Rp.5.290.649.559,50 dan Sisa KN posisi s.d Desember 2011 sebesarRp. 4.571.154.686,15, terdapat tindaklanjut sebesar Rp.719.494.873,35 (13,60%).

b. Data temuan BPK-RI terdapat tambahan KN sebesar Rp.12.448.269.929,71 dan telah ditindaklanjuti sebesar Rp.12.025.558.013,95 (96,60%) sehingga sisa KN sebesar Rp.422.711.915,76.

c. Data temuan Pemeriksaan Khusus Itjen Kementan terdapattambahan KN sebesar Rp. 32.799.000,00 sehingga jumlah KNsebesar Rp. 133.120.662,00 dan telah ditindaklanjuti sebesar Rp.32.799.000,00 sehingga sisa KN sebesar Rp. 100.321.662,00

Tabel 51. Data Temuan Kerugian Negara s.d Desember 2011

Jumlah Tindak Sisa KN s/d

Lanjut s/d Des-11

Des 2011 KN

1 Reguler 4.790.075.138,50 500.574.421,00 5.290.649.559,50 719.494.873,35 13,60 4.571.154.686,15

- ITJEN 1.890.805.170,42 366.606.802,00 2.257.411.972,42 366.157.330,20 16,22 1.891.254.642,22

- BPKP 2.899.269.968,08 133.967.619,00 3.033.237.587,08 353.337.543,15 11,65 2.679.900.043,93

2 BPK-RI - 12.448.269.929,71 12.448.269.929,71 12.025.558.013,95 96,60 422.711.915,76

3 RIKSUS ITJEN 10.032.166.200,00 32.799.000,00 133.120.662,00 32.799.000,00 24,64 100.321.662,00

JUMLAH 4.890.396.800,50 12.981.643.350,71 17.872.040.151,21 12.777.851.887,30 71,50 5.094.188.263,91

%No. Temuan Sisa KN s/d Des 2010Tambahan KN s.d Des

2011Jumlah KN s/d Des

2011

Page 200: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 194

9. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yangmewajibkan pimpinan instansi untuk bertanggungjawab terhadapefektifitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Dalamrangka mendukung kelancaran pelaksanaan Sistem PengendalianIntern (SPI) telah dibentuk Tim Satuan Pelaksanaan PengendalianIntern (SATLAK-PI) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman PanganNomor 27/HK.310/C/4/2011, tanggal 14 April 2011 tentangPembentukan Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern (SATLAK-PI)Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011.

SATLAK PI diharapkan dapat menjadi penggerak pelaksanaanimplementasi SPI diseluruh unit kerja, sehingga diharapkan upayapencapaian program dan kegiatan tanaman pangan oleh seluruh unitkerja dapat berjalan secara efektif, efisien dan tertib dalampenyelenggaraan pemerintahan, kehandalan laporan keuangan,pengamanan aset dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan Good Governance. PenerapanSPI dilaksanakan menyatu menjadi bagian integral dari kegiatanInstansi Pemerintah.

a. Penyusunan Konsep Petunjuk Pelaksanaan SPI

Konsep petunjuk pelaksanaan ini disusun dengan tujuan untukmemberikan panduan bagi Unit Kerja Eselon II, Unit PelaksanaTeknis, dan Satuan Kerja (Satker) lingkup Direktorat JenderalTanaman Pangan dalam pelaksanaan SPI dalam rangkapengelolaan Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN),dana Dekonsetrasi, maupun dana Tugas Pembantuan dan sebagaipetunjuk pelaksanaan bagi Tim SPI dalam melakukan penilaianpenerapan Sistem Pengendalian Intern di lingkup DirektoratJenderal Tanaman Pangan. Ruang lingkup pelaksanaan SistemPengendalian Intern (SPI) diharapkan dijabarkan ke dalam masing-

Page 201: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 195

masing Kegiatan Utama di lingkungan Direktorat Jenderal TanamanPangan, meliputi unsur-unsur berikut:

1) Lingkungan PengendalianPimpinan dan seluruh pegawai Direktorat Jenderal TanamanPangan harus mampu menciptakan dan memelihara lingkungandalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positifdan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemenyang sehat.

2) Penilaian RisikoPengendalian intern harus mampu memberikan penilaian atasrisiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun daridalam.

3) Kegiatan PengendalianKegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahanpimpinan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalampencapaian tujuan organisasi.

4) Informasi dan KomunikasiInformasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinanInstansi Pemerintah dan pihak lain sesuai ketentuan. Informasidisajikan dalam bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktusehingga memungkinkan pimpinan secara berjenjangmelaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

5) Pemantauan Pengendalian InternPemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja baik secarakualitatif dan kuantitatif dari waktu ke waktu serta memastikanbahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segeraditindaklanjuti.

b. Penyusunan Laporan Hasil Monitoring Pelaksanaan SPI

Monitoring pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI)dilaksanakan ke beberapa provinsi dengan hasil sebagai berikut:

Page 202: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 196

1) Belum semua instansi lingkup pertanian di daerah membentukTim SPI, hasil inventarisasi data diketahui di tingkat provinsi,dinas yang telah membentuk Tim SPI sebanyak 17, BPSB 14,dan BPTPH 16.

2) Beberapa kelemahan penerapan SPI baik di provinsi/satkerdaerah pelaksana tugas dekonsentrasi maupun tugaspembantuan, masih relatif sama yaitu:

- Masih terjadi kerugian negara yang disebabkan olehpimpinan dan penanggungjawab kegiatan belummelaksanakan kegiatan pengendalian secara memadai,seperti misalnya belum dilakukannya reviu oleh pimpinanterhadap capaian kinerja bawahan, pencatatan yang kurangtertib, kegiatan belum dilengkapi dengan Juknis, TOR danlain-lain.

- Terjadinya penggunaan anggaran yang tidak efektif, tidakefisien dan tidak tertib umumnya disebabkan oleh jajaranpimpinan yang belum mengkondisikan lingkunganpengendalian yang dapat menjamin pelaksanaanpengendalian kegiatan yang efektif seperti misalnya belumadanya uraian tugas yang jelas terhadap organisasipenunjang yang ditetapkan, belum disusun danditerapkannya SOP secara memadai serta perencanaan yangkurang cermat.

- Unsur SDM Satlak PI pada umumnya belum memadai untukmelaksanakan tugas pokok Satlak PI yang handal.

- Masih ada kerancuan persepsi antara SPI dengan Monev, danSPI dengan Pengendalian, sehingga pelaksanaan SPI kurangoptimal.

- Masih lemahnya komitmen dari pimpinan unit kerja dalammenyelenggarakan/menerapkan SPI dan memberdayakanSatlak PI.

Page 203: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 197

- Tim Satlak belum mensosialisasikan SPI ke tingkat bawah,sehingga belum semua pegawai lingkup Dinas Pertanianmemahami arti dari SPI.

- Implementasi SPI belum berjalan dengan baik, padalingkungan pengendalian karena belum adanya pemberiansanksi dalam bentuk pelanggaran kedisiplinan.

- Aspek prosedur belum ada SOP Kegiatan, sebagai acuandalam menjalankan kegiatan.

Saran

- Untuk Mendorong penerapan SPI pada seluruh unit kerja dilingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan serta satkerpelaksana Tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan,Direktorat Jenderal Tanaman Pangan agar mensosialisasikangerakan SPI antara lain melalui evaluasi SPI, PenilaianPenerapan SPI, Sosialisasi pada UPT dan Satker yang dirasamasih memerlukan.

- Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, perlu berkoordinasisecara internal di ingkup Kementerian Pertanian, maupun di luarKementerian Pertanian untuk memfasilitasi persoalan-persoalanyang terkait dengan pelaksanaan SPI, seperti penyusunan SOP,penyusunan Juklak dan Juknis, penyusunan laporan sertapenatausahaan aset maupun keuangan.

10. Rapat Koordinasi Evaluasi Pembangunan Tanaman Pangan

Kegiatan Rapat koordinasi Evaluasi dilaksanakan di Batam pada bulanNovember 2011 dengan realisai 98,38% atau Rp. 232.479.800,- daripagu anggaran Rp. 236.310.000,-. Hasil dari kegiatan ini diharapkandiperoleh gambaran seberapa jauh keberhasilan/realisasi kegiatanDirektorat Jenderal TP baik dana tugas pembantuan maupun danadekonsentrasi yang ada di pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.

Pertemuan Evaluasi Program dan Kegiatan Pembangunan TanamanPangan Tahun 2011, dihadiri 100 orang peserta yang terdiri dariSekretaris Dinas, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dariseluruh provinsi dan wakil dari Direktorat dan Balai lingkup Direktorat

Page 204: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 198

Jenderal Tanaman Pangan. Hasil pertemuan dapat dilaporkan sebagaiberikut:

a.Realisasi anggaran APBN 2011 lingkup Satker Ditjen TanamanPangan sampai dengan posisi 18 November 2011 mencapai Rp.1,142 triliun (44,38%) dari pagu Rp. 2,575 triliun, dengan riciansebagai berikut: UPT Pusat mencapai Rp. 10,155 miliar (78,12%dari pagu Rp. 13 miliar), satker Provinsi mencapai Rp. 117,087miliar (64,21% dari pagu Rp.182,350 miliar) dan satker DinasKabupaten/Kota mencapai Rp.478,828 miliar (59,71% dari pagu801,877 miliar).

b.Realisasi pelaksanaan SL-PTT padi tahun 2011 mencapai 1,744 jutaha (62,75%) dari sasaran seluas 2,779 juta ha, dengan rincian,padi non hibrida mencapai 1,583 juta ha (71,98%) dari sasaranseluas 2,200 juta ha, padi hibrida mencapai 88 ribu ha (38,56%)dari sasaran 229 ribu ha, padi lahan kering mencapai 72 ribu ha(21,00%) dari target 350 ribu ha. Realisasi pelaksanaan SL-PTTjagung hibrida mencapai 152 ribu ha (74,00%) dari sasaran seluas207 ribu ha. Dan SLPTT kedelai mencapai 196 ribu ha (65%) daritarget 300 ribu ha .

c. Realisasi pelaksanaan SL-PHT tahun 2011 mencapai 491 unit atau98% dari target 505 unit. Sedangkan realisasi pelaksanaan SL Iklimtahun 2011 mencapai 242 unit atau 97% dari target 250 unit.

d.Realisasi bantuan sarana pascapanen tahun 2011, mencapai 348paket (92%) dari target 378 paket.

e.Realisasi Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) tahun 2011mencapai 65.992 ribu ton (17,45%) dari 378.205 ton yang terdiribantuan BLBU padi non hibrida mencapai 45.705 ton atau 83,10%dari target 55 ribu ton, padi hibrida mencapai 1.065 (81,63%) daritarget 1.304 ton, padi lahan kering mencapai 6.073 ton (69,41%)dari target 8.750 ton, jagung hibrida mencapai 2.820 ton atau90,93% dari target 3.101 ton, Kedelai mencapai 10.329 ton atau86,07% dari target 12.000 ton.

Page 205: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 199

f. Penyelesaian tindak lanjut LHP agar ditingkatkan dan dilakukanupaya-upaya percepatan penyelesaian temuan kerugian negara dantemuan administrasi sesuai rekomendasi auditor. Sesuai UU No 15tahun 2004 pasal 20 ayat (1) dan ayat (5), pasal 26 ayat (2), sertaSE Menpan No. SE/02/M.PAN/01/2005, setiap pejabat negara wajibmenindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan (LHP), pejabat yangdiketahui tidak melaksanakan kewajiban tersebut akan menerimasanksi administrasi, pidana penjara paling lama satu tahun enambulan dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000 (Lima RatusJuta Rupiah).

g.Sejalan dengan prinsip anggaran berbasis kinerja, mulai diterapkansistem reward and punishment dengan unsur penilaian meliputi:capaian produksi, capaian realisasi anggaran, capaian kegiatanutama, tindak lanjut LHP, dan penyampaian laporan keuangan danmanajemen.

h.Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada prinsipnya (dinas provinsi,BPSBTPH, BPTPH) sudah membentuk Tim Satuan Pelaksana SistemPengendalian Intern (SPI), bagi daerah yang belum membentukSATLAK SPI, agar segera membentuk Tim SATLAK, mengingatpenilaian oleh aparat pengawas berdasarkan 5 (lima) unsur SPI: (1)Lingkungan Pengendalian, (2) Penilaian Resiko, (3) KegiatanPengendalian, (4) Komunikasi dan Informasi, dan (5) Pemantauandan Pengendalian.

i. Perkiraan realisasi anggaran 2011 sampai dengan akhir tahun dapatmencapai 90-95% dari pagu. Rendahnya perkiraaan realisasianggaran tersebut antara lain terdapat beberapa kegiatan yangtidak bisa dilaksanakan terkait revisi penghematan seperti demfarm ubi kayu, dem farm ubi jalar, SL-PTT kacang tanah yangrevisinya baru terbit bulan November 2011, serta kegiatan SL-PTTpadi hibrida yang disebabkan karena ketidaksiapan beberapakelompok tani pelaksana, serta keterbatasan waktu pelaksanaanAPBN-P.

Page 206: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 200

11. Agenda dan Kesimpulan Rapat Kerja, Rapat Dengar PendapatKementerian Pertanian dengan DPR-RI/DPD-RI Tahun 2011

a. Rapat Kerja (Raker) Kementan dengan DPR-RI

1) Raker 8 Maret 2011 dengan agenda: a) Evaluasi PelaksanaanAPBN Tahun Anggaran 2010, b) Rencana Kerja Tahun Anggaran2012.

- Komisi IV DPR-RI memberikan apresiasi atas serapan APBNTahun 2010 Kementerian Pertanian sebesar Rp. 8,03 triliunatas 89,67% dari total pagu APBN tahun 2010 sebesar Rp.8,95 triliun. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI menerima usulanrencana pengajuan RAPBN Kementerian Pertanian Tahun2012 sebesar Rp. 24,71 triliun untuk penguatan programswasembada pangan.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untukmemberikan data penerima program PUAP, LM3 dan programbantuan sosial lainnya Tahun Anggaran 2010, dan diserahkankepada Komisi IV DPR-RI paling lambat 1 (satu) mingguterhitung mulai Rapat Kerja hari ini. Selanjutnya Komisi IVDPR-RI akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaanprogram dimaksud.

- Komisi IV DPR-RI menyetujui rencana revisi APBN Tahun2011 Kementerian Pertanian sebesar Rp. 440 miliar yangsemula dialokasikan untuk revitalisasi Gernas Kakao sebesarRp. 400 miliar dan kegiatan Merauke Integrated Food andEnergy Estate (MIFFE) sebesar Rp. 40 miliar, yangdirencanakan direalokasikan untuk membiayai (a) penguatanperkarantinaan sebesar Rp. 150 miliar; (b) sarana dan alatpengolahan penepung sebesar Rp. 50 mliar; (c) alsintan ricetransplanter sebesar Rp. 100 miliar; (d) dryer sebesar Rp.100 miliar; (e) sarana penanganan cabe, bawang merah danhortikultura sebesar Rp. 20 miliar; dan (f) penanganan rabiessebesar Rp. 20 miliar.

Page 207: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 201

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan rencana penggunaananggaran penghematan APBN Tahun 2011 KementerianPertanian sebesar Rp. 1,457 triliun untuk digunakan padaAPBN Tahun 2011, mengenai program/ kegiatannya akandibahas pada Rapat Kerja/Rapat Dengar Pendapatselanjutnya.

2) Raker 31 Maret 2011 dengan agenda: Membahas UsulanAnggaran Kementerian Pertanian Tahun 2011 sesuai SuratMenteri Pertanian No. 174/KU/210/M/3/2011 Tanggal 18 Maret2011.

- Komisi IV DPR-RI menyetujui usulan alokasi penghematananggaran kementerian/lembaga Tahun Anggaran 2011sebesar 10% sesuai Surat Edaran Menteri Keuangan No. S-522/MK.2/2010 tanggal 3 Desember 2010 dan InstruksiPresiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 sebesarRp. 1,457 triliun yang digunakan untuk program peningkatanproduksi beras surplus 10 juta ton, yang meliputi kegiatan: pengendalian hama penyakit dan pengadaan pestisida; pengadaan dan operasional alat pengolahan dan

pengeringan; Bantuan Langsung Pupuk (BLP); penyediaan dan perbanyakan benih unggul; diseminasi dan pengawalan inovasi teknologi untuk

peningkatan produksi padi; penyediaan informasi dampak perubahan iklim; penyuluhan; pendampingan gerakan percepatan tanam; rehabilitasi lahan pertanian dan revitalisasi saluran tersier; dryer dan transplanter; perangkat uji tanah sawah dan alat pengukur unsur iklim;

dan diversifikasi pangan.

- Komisi IV DPR-RI mendukung usulan Kementerian Pertanianuntuk menunda kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET)

Page 208: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 202

pupuk bersubsidi tahun 2011 dengan konsekuensipengurangan volume pupuk bersubsidi dari 11,282 juta tonmenjadi 9,885 juta ton dengan rincian sebagai berikut: pupuk urea semula 5,82 juta ton menjadi 5,10 juta ton; pupuk non urea semula 4,37 juta ton menjadi 3,95 juta

ton; dan pupuk organik semula 1,092 juta ton menjadi 835.000

ton.

- Komisi IV DPR-RI mendukung usulan Kementerian Pertanianuntuk menurunkan HET pupuk orhanik yang semula Rp.700,-/kg menjadi Rp. 500,-/kg untuk mendorongpenggunaan pupuk organik dan mengurangi ketergantunganpupuk an-organik, dengan memperhatikan keberadaanprodusen pupuk organik non subsidi.

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementerian Pertanianterhadap kurang bayar subsidi pupuk tahun 2009 sebesar Rp.1,967 triliun diupayakan melalui APBN-P Tahun Anggaran2011.

- Komisi IV DPR-RI menyetujui alokasi Cadangan BenihNasional (CBN) dan Subsidi Benih Tahun Anggaran 2011kepada PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani(Persero).

3) Raker 9 Juni 2011 dengan agenda: a) Membahas Tindak LanjutIkhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II BPK RI Tahun 2010, b)Evaluasi Pelaksanaan APBN Tahun 2011, c) RKA-KL dan RKP-K/LTahun 2012.

- Komisi IV DPR-RI meminta kepada Kementerian Pertanianagar APBN Tahun 2011 memprioritaskan realisasi program-program pro rakyat yang berorientasi pada peningkatankesejahteraan petani. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI memintaagar dalam pelaksanaan program disertai peningkatanpengawasan baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Page 209: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 203

- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah agar rencana revisiAPBN Tahun 2011 Kementerian Pertanian sebesar Rp. 440miliar yang semula dialokasikan untuk kegiatan Gernas Kakaosebesar Rp. 400 miliar dan kegiatan MIFFE sebesar Rp. 40miliar untuk tetap digunakan sesuai keputusan Rapat KerjaKomisi IV DPR-RI dengan Kementerian Pertanian padatanggal 8 Maret 2011.

- Komisi IV DPR-RI menugaskan Anggota Badan AnggaranKomisi IV DPR-RI untuk memperjuangkan penggunaananggaran eks pengurangan kuantum pupuk urea bersubsidisebesar 1 juta ton pada APBN Tahun 2011 setara Rp. 1triliun, agar dapat digunakan sesuai dengan keputusan RapatKerja Komisi IV DPR-RI dengan Menteri Pertanian pada hariRabu tanggal 15 Desember 2010.

- Komisi IV DPR-RI menyetujui rencana penggunaan anggaranpenghematan APBN Tahun 2011 Kementerian Pertaniansebesar Rp. 1,457 triliun, mengenai program/kegiatannyaakan dibahas pada Rapat Kerja/Rapat Dengar Pendapatselanjutnya.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian agardalam menyusun kegiatan dan program kerja konsistendengan rencana strategis yang telah ditetapkan dan dalamRAPBN 2012 Kementerian Pertanian dapat mengakomodirusulan program dan kegiatan dari hasil kunjungan lapanganKomisi IV DPR-RI serta usulan dari berbagai daerah yangdisampaikan kepada Komisi IV DPR-RI sesuai dengan skalaprioritas nasional.

- Komisi IV DPR-RI mendukung kenaikan anggaran RAPBNKementerian Pertanian Tahun 2012 untuk kegiatan benih,pupuk, dan pemulihan kesuburan lahan dengan mekanismePublic Service Obligation (PSO).

Page 210: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 204

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Pagu IndikatifKementerian Pertanian pada RAPBN Tahun 2012 sebesar Rp.17.146.775.400.000,- namun demikian mempertimbangkanmasih adanya program/kegiatan yang belum tertampung danbelum menjamin pencapaian sasaran maka Komisi IV DPR-RImenerima usulan anggaran tambahan guna mempercepatpeningkatan nilai tambah dan daya saing serta mencapaiswasembada dan kedaulatan pangan. Usulan tersebutselambat-lambatnya diserahkan kepada Komisi IV DPR-RIpada tanggal 10 Juni 2011 untuk selanjutnya disampaikankepada Badan Anggaran DRP-RI dalam pembahasanpendahuluan.

4) Raker 11 Juli 2011 dengan agenda: a) Membahas PerubahanRKA-KL pada APBN-P Tahun 2011, b) Penyempurnaan AlokasiAnggaran menurut fungsi, program dan kegiatan K/L Tahun2012, c) Laporan Keuangan Negara Tahun 2010.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untukmenyelesaikan berbagai temuan BPK-RI atas LaporanKeuangan Negara Kementerian Pertanian Tahun Anggaran2010.

- Komisi IV DPR-RI memberikan apresiasi atas serapan APBNTahun 2011 Kementerian Pertanian sampai dengan tanggal30 Juni 2011 sebesar Rp. 344.729.521.507 atau 25,98% dariPagu APBN Tahun 2011 sebesar Rp. 16.724.401.700.000,-.Selanjutnya Komisi IV DPR-RI memberikan tanda bintangterhadap Anggaran Gernas Kakao sebesar Rp. 400 miliar danMIFFE sebesar Rp. 40 miliar sampai dengan Pemerintahmerealokasikan anggaran tersebut sesuai dengan KeputusanRapat Kerja tanggal 9 Juni 2011.

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan APBN-P Tahun 2011Kementerian Pertanian sebesar Rp. 3,71 triliun, danselanjutnya dalam pelaksanaan Program APBN-P Tahun 2011

Page 211: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 205

dimaksud akan dibahas bersama dengan Eselon IKementerian Pertanian terkait.

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Pagu Sementara RAPBNT.A. 2012 Kementerian Pertanian sebesar Rp.17.761.179.302.000,- dengan rincian: Rupiah Murni sebesar Rp. 17.382.937.041.000,- PNBP sebesar Rp. 85.185.461.000,- PHLN sebesar Rp. 293.056.800.000,-

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI mendukung usulanpenambahan anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2012sebesar Rp. 7.574.000.000.000,-. Sedangkan mengenaiprogram dan kegiatan akan dibahas lebih lanjut denganKomisi IV DPR-RI.

- Komisi IV DPR-RI meminta agar Pemerintah mereviudan/atau merevisi Peraturan Presiden dan Peraturan MenteriPertanian dalam rangka memberikan payung hukumterhadap seluruh program pemberdayaan masyarakat danprogram pembangunan sektor pertanian sesuai rencanastrategis Kementerian Pertanian untuk mendukungswasembada pangan berkelanjutan.

- Komisi IV DPR-RI dan Kementerian Pertanian sepakat bahwadalam rangka standarisasi kualitas dan peningkatankeberhasilan program, mekanisme penyaluran programpemberdayaan masyarakat terkait dengan Alsintan dan UPPOdilakukan secara terpusat. Untuk itu Komisi IV DPR-RImemberikan tanda bintang terhadap anggaran terkait,sampai dengan mekanismenya disesuaikan.

- Komisi IV DPR-RI menugaskan kepada Badan AnggaranKomisi IV DPR-RI untuk mengusulkan dan mengawalprogram anggaran yang terkait dengan programswasembada pangan berkelanjutan termasuk program-program intensifikasi dalam rangka mendukung surplus beras

Page 212: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 206

10 juta ton, sesuai dengan rencana strategis pembangunansektor pertanian.

5) Raker 15 September 2011 dengan agenda: a) MembahasPenyerapan APBN Tahun 2011, b) Membahas PelaksanaanAPBN-P Tahun 2011, c) Membahas RKA-KL Tahun 2012.

- Komisi IV DPR-RI memahami penyerapan APBN Tahun 2011Kementerian Pertanian sampai dengan 31 Agustus 2011sebesar Rp. 7.135.373.171.076,- atau 42,28% dari PaguAPBN Tahun 2011 sebesar Rp. 17.099.081.960.00,-. Namundemikian Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanianagar meningkatkan efisiensi dan efektivitas anggaran untukmelaksanakan program dan kegiatan prioritas yang telahdisepakati bersama Komisi IV DPR-RI.

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan perubahan anggaranpada APBN-P Tahun 2011 Kementerian Pertanian sesuaiSurat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-442/MK.02/2011tanggal 8 Agustus 2011 sebesar Rp. 637 miliar. Selanjutnyapendistribusian program dan kegiatannya aga mengakomodiraspirasi masyarakat yang disampaikan melalui AnggotaKomisi IV DPR-RI, dan akan dibahas lebih lanjut antaraKomisi IV DPR-RI dengan Eselon I.

- Komisi IV DPR-RI memahami perkemabangan realisasianggaran Alsintan dan UPPO yang tidak memungkinkanpenatalaksanaannya untuk dipusatkan pada Tahun Anggaran2011, oleh karenanya Komisi IV DPR-RI mencabutpembintangan atas anggaran tersebut. Selanjutnya Komisi IVDPR-RI juga melakukan pencabutan pembintangan anggaranGernas Kakao dikarenakan adanya pemahaman yangberbeda tentang kewenangan penganggaran oleh MenteriKeuangan yang diatur di dalam peraturan perundangan.

- Komisi IV DPR-RI menerima Rancangan RKA-KL KementerianPertanian Tahun Anggaran 2012 berdasarkan Nota Keuangan

Page 213: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 207

dan RAPBN Tahun 2012 dan Surat Edaran Menteri KeuanganNo. 215/KMK.02/2011 tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp.17.761.179.320.000,- dengan rincian: Rupiah Murni sebesar Rp. 17.382.936.002.000,- PNBP sebesar Rp. 85.185.500.000,- PHLN sebesar Rp. 293.056.800.000,-

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI menerima dan akanmemperjuangkan usulan tambahan anggaran KementerianPertanian sebesar Rp. 6,96 triliun yang RKA-KL-nya akandibahas secara terperinci dengan masing-masing Eselon I.

- Sejalan dengan penerimaan pagu sementara dan dukunganterhadap program swasembada pangan berkelanjutan,Komisi IV DPR-RI sepakat agar Pemerintah melaluiKementerian Pertanian mengurangi importasi sapi, dagingsapi, dan berbagia komoditas pangan lainnya antara lainberas, jagung, kedelai dan gula.

- Komisi IV DPR-RI sepakat dengan Kementerian Pertanianagar pada Tahun Anggaran 2012 mempertimbangkanpembangunan terminal induk agribisnis modern,pengembangan sentra industri perbenihan/pembibitan, danpengembangan kawasan sentra produksi dan industri pangandengan melibatkan petani, Pemerintah Daerah dan BUMN.

- Komisi IV DPR-RI sepakat dengan Kementerian Pertanianapabila terdapat penambahan anggaran di luar NotaKeuangan, penggunaannya harus diputuskan melalui RapatKerja dengan Komisi IV DPR-RI, termasuk untuk membahaskriteria teknis Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam rapatpembahasan anggaran yang akan datang.

- Komisi IV DPR-RI mengingatkan kembali hasil Rapat Kerjapada tanggal 11 Juli 2011, untuk mereviu PeraturanPemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan-peraturanMenteri Pertanian yang diperlukan untuk memberikan payung

Page 214: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 208

hukum pelaksanaan program-program yang membutuhkanmekanisme penyaluran anggaran dengan mekanisme PublicService Obligation (PSO).

- Komisi IV DPR-RI sepakat dengan Kementerian Pertanian,untuk memberikan nilai tambah peternak perlu dipersiapkanprasarana dan sarana pada sentra ternak termasukprasarama dan sarana untuk mendukung programpenyelamatan sapi betina produktif dan insentif sapi betinabunting yang melahirkan.

6) Raker 24 Oktober 2011 dengan agenda: a) Penyesuaian RKA-KLTahun 2012, b) Tindak Lanjut Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPKSemester I Tahun 2011.

- Komisi IV DPR-RI menyetujui Pagu Anggaran RAPBN TahunAnggaran 2012 Kementerian Pertanian sesuai KeputusanKeuangan No, 215/KMK.02/2011 tanggal 30 Juni 2011sebesar Rp. 17.761.179.302.000,- dengan sumber dana dari: Rupiah Murni sebesar Rp. 17.382.936.002.000,- PNBP sebesar Rp. 85.185.500.000,- PHLN sebesar Rp. 293.056.800.000,-

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pembahasansecara terperinci yang berkaitan dengan fungsi, program dankegiatan dengan Eselon I Kementerian Pertanian tertentu.

- Komisi IV DPR-RI menyetujui penggunaan tambahananggaran optimalisasi untuk perluasan areal jagung melaluibantuan benih jagung hibrida sebesar Rp. 70 miliar.Selanjutnya Komisi IV DPR-RI menyetujui usulan tambahanpagu anggaran dalam RAPBN Tahun 2012 KementerianPertanian sebesar Rp. 6,95 triliun untuk mendapatkan alokasidi Badan Anggaran DPR-RI.

- Komisi IV DPR-RI sepakat dengan Kementerian Pertanianuntuk membentuk Tim Evaluasi terhadap penggunaan benih

Page 215: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 209

padi hibrida dalam rangka mengutamakan benih yangdiproduksi penangkar lokal.

- Komisi IV DPR-RI sepakat dengan Kementerian Pertanianuntuk melakukan penegakan hukum terhadap laranganpemotongan sapi betina produktif dan sapi betina buntingsesuai dengan UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakandan Kesehatan Hewan.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian melakukanevaluasi terhadap Program Penyelia Mitra Tani (PMT) danProgram MIFFE pada Tahun Anggaran 2011 untuk dilaporkankepada Komisi IV DPR-RI selambat-lambatnya bulanDesember 2011.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untukmenindaklanjuti anggaran eks pengurangan kuantum subsidipupuk anorganik Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 814,47miliar yang merupakan kesimpulan Badan Anggaran DPR-RIdengan Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan danBank Indonesia dalam rangka pembicaraan Tingkat I RUUtentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 2010 tentangAPBN T.A. 2011 tanggal 5 s.d 22 Juli 2011, yang merupakanbagian tak terpisahkan dari UU No. 11 Tahun 2011 tentangAPBN-P Tahun 2011, untuk penggunaan Bio Dekomposersebesar Rp. 500 miliar dan sebesar Rp. 314,47 miliar untukpupuk lainnya (NPK, POG dan POC), agar dilaksanakandengan pola subsidi 99%.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untuksegera menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan BPKSemester I Tahun 2011 termasuk hasil temuan BPK yangbelum ditindaklanjuti pada tahun-tahun sebelumnya.

7) Raker 22 Nopember 2011 dengan agenda: a) Pencapaianekstensifikasi/ perluasan areal pertanian, b) Pencapaian targetproduksi padi dan angka ramalan III.

Page 216: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 210

- Komisi IV DPR-RI meminta rincian realisasi programpencetakan sawah baru tahun 2010 dan 2011 dalam rangkapengawalan terhadap upaya ekstensifikasi lahan untukmendukung swasembada pangan berkelanjutan.

- Komisi IV DPR-RI akan mengadakan rapat gabungan denganKementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum,Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, danBadan Pertahanan Nasional untuk membahas perluasanlahan dalam rangka meningkatkan perluasan areal tanamdan produktivitas padi untuk mendukung pencapaianswasembada pangan.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanianmendorong intensifikasi lahan dalam rangka mengamankantarget produksi padi dan surplus beras berkelanjutan denganpenyaluran benih dan pupuk tepat waktu melalui mekanismesubsidi dan/atau Public Service Obligation (PSO),pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), danpelaksanaan program Pemulihan Kesuburan Lahan SawahBerkelanjutan (PKLSB) secara konsisten.

b. Rapat Kerja (Raker) Kementan dengan DPD-RI

1) Raker 13 Juni 2011 dengan agenda: Pokok-pokok Kebijakan DiBidang Pertanian Dalam RAPBN TA 2012 Dan RAPBN-P TA 2011.

- DPD-RI mengapresiasi capaian pembangunan di bidangpertanian. Tantangan pembangunan pertanian, terutamaswasembada pangan bagi komoditas strategis, harusdihadapi bersama melalui pemantapan tata kelola pusat-daerah dan sinergi antarsektor, iklim usaha yang kondusifmelalui kemudahan kredit usaha dan investasi, sertapeningkatan peran BULOG secara efektif.

- Sebagai negara agraris, DPD-RI mengharapkan KementerianPertanian untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakanperlindungan petani dalam rangka peningkatan

Page 217: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 211

kesejahteraan masyarakat, yang sebagian besar hidup darisektor pertanian. Salah satu upaya yaitu melaluipembentukan undang-undang mengenai perlindungan danpemberdayaan petani.

- Disamping DAK senilai Rp. 1,8 triliun, Kementerian Pertanianmendapat pagu indikatif TA 2012 senilai Rp. 17,14 triliun,hanya meningkat 2,52% dari alokasi TA 2011. Pagu indikatifini masih lebih rendah dari usulan Kementerian Pertaniansenilai Rp. 24,72 triliun. Adapun pada RAPBN-P 2011,Kementerian Pertanian mengusulkan tambahan anggaransebesar Rp. 5, 59 triliun. DPD-RI mendukung peningkatanalokasi anggaran bidang pertanian guna mengoptimalkankesejahteraan petani.

- DPD-RI memberikan masukan kepada KementerianPertanian, antara lain: Peningkatan sarana bendungan, irigasi, dan kawasan

persawahan serta sarana rumah potong hewan. Sosialisasi subsidi bungan KUR agar ditingkatkan. Kemudahan prosedur bagi petani untuk mendapatkan

KUR, termasuk fasilitas pembiayaan dari perbankansyariah.

Peningkatan subsidi pupuk dan benih bagi petani, sertapengkajian sistem distribusinya agar dapat langsungditerima oleh petani.

Mekanisme pengadaan bibit dan pupuk bersubsidi belumoptimal dan perlu pengawasan terhadap standar kualitaspupuk.

Perlindungan petani dari fluktuasi harga jual, antara lainmelalui community development di setiap provinsi dankabupaten/kota untuk stabilitas harga.

Anstisipasi hama sehingga tidak menghambat pencapaiantarget produksi pertanian.

Peremajaan perkebunan pada sentra kelapa dan coklat didaerah.

Page 218: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 212

Embargo sapi dari Australia agar dijadikan momentumuntuk pemenuhan kebutuhan sapi dari dalam negeri.

Perkebunan dan pabrik pengolahan komoditas pala masihminim sehingga perlu ditingkatkan.

Pemenuhan sarana dan prasarana bagi penyuluhpertanian antara lain kendaraan bermotor terutama bagidaerah yang jarak tempuhnya jauh.

Pembangunan infrastruktur pertanian di daerah yangkekurangan sumber air harus terintegrasi dengan sektorlainnya.

Perlu peningkatan peran stasiun pemantau untukmemantau perubahan iklim yang ekstrim.

Pengelolaan pertanian berbasis RTRW harus segeradirealisasikan.

Kegiatan pascapanen perlu ditingkatkan sehinggapemasaran produk pertanian dapat memberikankeuntungan secara optimal bagi petani.

Peningkatan anggaran untuk revitalisasi pabrik gula.

- Kementerian Pertanian mengharapkan dukungan dariPemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, melalui DPD-RIterhadap beberapa hal, antara lain: Menindaklanjuti UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Pangan Berkelanjutan dalam bentuk Perdapenetapan lahan pertanian pangan, implementasi, danpengawasan pelaksanaannya.

Menerbitkan Perda yang kondusif bagi dunia usahapertanian.

Pembangunan pertanian berbasis kawasan sentraproduksi.

Mengintensifkan pendampingan penyuluh dan petugaslapangan.

Meningkatkan akses petani/peternak kepada sumberpermodalan.

Memperbesar dukungan kontribusi APBN untuk pertanian.

Page 219: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 213

Meningkatkan konsumsi pangan lokal dalam rangkadiversifikasi pangan.

- DPD-RI dan Kementerian Pertanian memandang pentingfungsi pengawasan terhadap APBN. Untuk itu, DPD-RImengharapkan Kementerian Pertanian dapat memberikandata program strategis dan pagu indikatif untuk setiapprovinsi dan kabupaten/kota, baik RAPBN 2012 maupunRAPBN-P 2011, sebagai bahan penyusunan pertimbanganDPD-RI terhadap RAPBN 2012 dan RAPBN-P 2011, sekaligussebagai bahan pengawasan di daerah.

- DPD-RI sangat menghargai penjelasan yang disampaikanKementerian Pertanian. Hasil Rapat Kerja ini akan dijadikansebagai bahan dalam penyusunan pertimbangan DPD-RIterhadap RAPBN 2012 dan RAPBN-P 2011. Hal-hal yangberkembang menjadi catatan dalam perbaikan kebijakan dibidang pertanian. Hal-hal yang terperinci akan dijawabsecara tertulis.

2) Raker 12 Oktober 2011 dengan agenda: membahas/mendiskusikan program kerja Kementerian Pertanian danmendiskusikan berbagai aspirasi masyarakat di daerah.

- Komite II DPD-RI sangat menghargai penjelasan yangdisampaikan Menteri Pertanian beserta jajarannya mengenaiprogram kerja dan tindak lanjut aspirasi masyarakat daerah.Adapun hasil dari Rapat Kerja ini akan dijadikan bahanKomite II sesuai tugas dan fungsi DPD-RI dalammelaksanakan pengawasan program Kementerian di daerah.

- Komite II DPD-RI mendukung upaya Kementerian Pertanianuntuk meningkatkan pagu anggaran yang diperlukan padatahun 2012. Dukungan ini diwujudkan dalam bentukrekomendasi kepada Komite IV DPD-RI dan Badan AnggaranDPR-RI untuk melakukan Rapat Kerja secara terpisah denganKementerian Pertanian untuk membahas peningkatan pagu

Page 220: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 214

anggaran Kementerian Pertanian. Peningkatan paguanggaran ini penting untuk dapat mencapai sasaran rencanastrategis Kementerian Pertanian tahun 2012, yaitu: a)Peningkatan Produk Domestik Bruto sebesar 3,69%; b)Peningkatan penyerapan tenaga kerja pertanian sebesa 44,5juta orang; c) Mempertahankan Indeks Nilai tukar Petaniyang ditargetkan sebesar 105-110; dan d) Peningkatansurplus perdagangan pertanian sebesar US$ 36,5 miliar.

- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian menyepakatiuntuk memperhatikab persoalan yang dihadapi oleh petani didaerah, antara lain: Keterlambatan distribusi pupuk dan benih kepada petani

di daerah; Minimnya akses kelompok petani perempuan kepada

bantuan pertanian; Sulitnya pengurusan izin penangkaran benih; Monopoli pengadaan obat-obatan pertanian oleh

perusahaan tertentu; Persoalan minimnya infrastruktur irigasi sebagai sarana

pendukung pertanian; dan Minimnya alokasi tenaga harian lepas dokter hewan serta

petugas penyuluh lapangan pertanian.

- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian menyepakatiuntuk mendukung upaya bersama dalam pengawasanpelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentangPerlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan didaerah serta pengawasan terhadap pelaksanaan programstrategis pertanian lainnya.

- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian menyepakatibahwa Kementerian Pertanian akan mengirimkan ProgramKerja dan Alokasi Anggaran Kementerian Pertanian tahun2012 kepada Komite II DPD-RI segera setelah disahkan olehDPR-RI.

Page 221: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 215

- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian menyepakatiuntuk melakukan sosialisasi pemahaman programKementerian Pertanian di daerah bersama Anggota DPD-RIyang mewakili provinsinya demi peningkatan pembangunanpertanian di masa yang akan dating.

- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian menyepakatiuntuk melakukan kerjasama lainnya, khususnya terkaitdengan bidang tugas Komite II DPD-RI dalam rangkamenindaklanjuti aspirasi dan kepentingan daerah. Disampingitu, Komite II DPD-RI dan Menteri Pertanian jugamenyepakati apabila terdapat hal-hal yang memerlukanpenjelasan lebih lanjut, maka Anggota Komite II DPD-RIdapat menyampaikan secara langsung permasalahan yangterjadi di daerah kepada Menteri Pertanian dan jajarannya.

c. Rapat Dengar Pendapat (RDP) Direktur Jenderal TanamanPangan dengan Komisi IV DPR-RI

1) RDP 7 Juni 2011 dengan agenda: Membahas EvaluasiPelaksanaan Anggaran Tahun 2010 dan 2011 sertaPendalaman RKA-KL dan RKP-KL Tahun 2012 KementerianPertanian Tahun 2012.

- Komisi IV DPR-RI mengapresiasi pelaksanaan APBN TahunAnggaran 2010 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat JenderalPerkebunan, Direktorat Jenderal Prasarana dan SaranaPertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan KesehatanHewan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan PemasaranHasil Pertanian, Badan Penyuluhan dan PengembanganSumber Daya Manusia Pertanian, dan Badan KarantinaPertanian.

- Komisi IV DPR-RI meminta Direktorat Jenderal TanamanPangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, DirektoratJenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Prasarana dan

Page 222: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 216

Sarana Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan danKesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Pengolahan danPemasaran Hasil Pertanian, Badan Penyuluhan danPengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, BadanKetahanan Pangan, dan Badan Karantina Pertanian agardalam pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2011memperhatikan target pencapaian realisasi anggaran,terutama pada target yang tidak tercapai pada APBNTahun 2010.

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan rencana alokasianggaran APBN Tahun 2012 Direktorat Jenderal TanamanPangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, DirektoratJenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Prasarana danSarana Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan danKesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Pengolahan danPemasaran Hasil Pertanian, Badan Penyuluhan danPengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, BadanKetahanan Pangan, dan Badan Karantina Pertanian.Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan membahas lebih lanjutdengan Menteri Pertanian.

- Komisi IV DPR-RI menampung usulan tambahan anggaranDirektorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat JenderalPrasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat JenderalPeternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat JenderalPengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, dan BadanKarantina Pertanian untuk mempercepat peningkatan nilaitambah dan daya saing untuk mencapai swasembada dankedaulatan pangan.

- Komisi IV DPR-RI menyetujui usulan program dananggaran yang konsisten dengan rencana strategispembangunan sektor pertanian antara lain mendukungswasembada pangan yang ditingkatkan menujukedaulatan pangan melalui kegiatan pemulihan kesuburan

Page 223: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 217

lahan berkelanjutan, dan kegiatan benih dan pupuk untukpetani dengan mekanisme Public Service Obligation (PSO).

2) RDP 21 September 2011 dengan agenda: a) MembahasPenyerapan APBN Tahun 2011, b) Membahas PelaksanaanAPBN-P Tahun 2011, c) Membahas RKA-KL Tahun 2012.

- Komisi IV DPR-RI memahami penyerapan APBN Tahun2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, DirektoratJenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, DirektoratJenderal Hortikultura, dan Direktorat Jenderal PerkebunanKementerian Pertanian sampai dengan bulan Agustus2011 sebagai berikut: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar Rp.

918.333.614.879,- atau 40,66% dari Pagu APBN Tahun2011 sebesar Rp. 2.258.710.384.000,-

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertaniansebesar Rp. 2.612.371.226.518,- atau 55,24% dariPagu APBN Tahun 2011 sebesar Rp.4.729.377.001.000,-

Direktorat Jenderal Hortikultura sebesar Rp.242.560.493.845,- atau 46,98% dari Pagu APBN Tahun2011 sebesar Rp. 516.310.000.000,-

Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar Rp.620.138.351.390,- atau 31,30% dari Pagu APBN Tahun2011 sebesar Rp. 1.981.018.000.000,-

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI sepakat dengan DirektoratJenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Prasaranadan Sarana Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura danDirektorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanianagar mengoptimalkan penggunaan anggaran untukmelaksanakan program dan kegiatan.

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan perubahan anggaranpada APBN-P Tahun 2011 Kementerian Pertanian sesuai

Page 224: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 218

Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-442/MK.02/2011 tanggal 8 Agustus 2011 sebagai berikut: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar Rp. 265

miliar Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

sebesar Rp. 40 miliar Direktorat Jenderal Hortikultura sebesar Rp. 102 miliar.

Selanjutnya pendistribusian program dan kegiatannyaagar mengakomodir aspirasi masyarakat yangdisampaikan melalui Anggota Komisi IV DPR-RI.

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Rancangan RKA-K/LDirektorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat JenderalPrasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat JenderalHortikultura dan Direktorat Jenderal PerkebunanKementerian Pertanuan Tahun Anggaran 2012, denganalokasi sebagai berikut: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar Rp.

3.045.491.991.000,- Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

sebesar Rp. 4.479.720.700.000,- Direktorat Jenderal Hortikultura sebesar Rp.

531.888.300.000,- Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar Rp.

1.488.774.700.000,-

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI menerima usulanpenambahan pagu anggaran Eselon I terkait yang belumtertampung dalam RAPBN Tahun 2012 KementerianPertanian.

- Komisi IV DPR-RI sepakat dengan Kementerian Pertanianuntuk membahas lebih lanjut RKA-K/L Tahun 2012 secaraterperinci bersama Eselon I termasuk penyusunan kriteriateknis Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian PertanianTahun Anggaran 2012.

Page 225: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 219

3) RDP 21 November 2011 dengan agenda: Membahas RKA-K/LTahun 2012.

- Komisi IV DPR-RI menyetuji RKA-K/L Tahun 2012Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, DirektoratJenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Prasaranadan Sarana Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura,Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat JenderalPeternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat JenderalPengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, BadanPenyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaPertanian, Badan Ketahanan Pangan, Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian, serta Badan KarantinaPertanian sebagai berikut: Sekretariat Jenderal sebesar Rp. 677.335.207.000,- Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 70.489.900.000,- Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

sebesar Rp. 4.479.720.700.000,- Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar Rp.

3.115.491.991.000,- Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

sebesar Rp. 2.598.880.400.000,- Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar Rp.

1.488.774.700.000,- Direktorat Jenderal Hortikultura sebesar Rp.

581.888.300.000,- Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian sebesar Rp. 519.623.100.000,- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pertanian sebesar Rp. 419.377.621.000,- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebesar

Rp. 1.436.952.800.000,- Badan Ketahanan Pangan sebesar Rp.

695.250.000.000,-

Page 226: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 220

Badan Karantina Pertanian sebesar Rp.747.394.583.000,-

Dengan catatan untuk anggaran bantuan social akandievaluasi lebih lanjut.

- Komisi IV DPR-RI sepakat dengan Kementerian Pertanianagar memprioritaskan program-program kerakyatan danbantuan social bidang pertanian serta berbagai aspirasimasyarakat melalui Anggota Komisi IV DPR-RI dan usulandaerah yang disampaikan pada saat kunjungan kerjaKomisi IV DPR-RI agar dituangkan dalam pedoman umum,dan dimasukkan dalam program Kementerian PertanianTahun Anggaran 2012.

12. Laporan UKP4

Sesuai Inpres No. 14 Tahun 2011 tentang Percepatan PrioritasPembangunan Nasional, Direktorat Jenderal Tanaman Panganmemiliki tanggung jawab melaksanakan satu rencana aksi yaituN5P26A7: penyaluran bantuan dan subsidi benih tanaman pangandengan dua kriteria keberhasilan yang meliputi:

a. Tersalurnya bantuan dan subsidi benih tanaman pangan denganukuran keberhasilan: penyaluran Bantuan Langsung Benih Unggul(BLBU) 80.000 ton, Cadangan Benih Nasional (CBN) padi 17.000ton dan subsidi harga benih 68.000 ton.

b. Luas lahan tanaman padi, jagung dan kedelai yang menerapkanPTT dengan ukuran keberhasilan: pelaksanaan SL-PTT padi,jagung dan kedelai seluas 3,2 juta ha.

Realisasi Pelaksanaan:

a. Penyaluran Bantuan Subsidi Benih Tanaman Pangan

- Realisasi penyaluran BLBU masing-masing check point yaitu:B04 mencapai 100% dengan kegiatannya berupa penyiapanperangkat peraturan yang mengatur penyaluran BLBU (PerpresNo. 14/2011, Permentan No. 15/SR.120/3/2011, Keputusan

Page 227: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 221

Direktur Jenderal Tanaman Pangan No.23/HK.310/C/4/2011);B06 24.772 ton (76,02%); B09 51.409 ton (104,54%) dan B1280.000 ton (100%) dari target.

- Penyaluran CBN padi pada B04 mencapai 9.186 ton; B06 14.382ton; B09 17.193 ton; dan B12 20.899 ton dari rencanapenugasan 17.000 ton. Penyaluran CBN sesuai dengankeadaan/kondisi bencana, tidak ada target bulanan.

- Realisasi penyaluran benih subsidi harga B04 mencapai 2.493ton; B06 20.330 ton; B09 25.809 ton; dan B12 70.068 ton darirencana 68.000 ton. Penyaluran benih subsidi harga sesuaikondisi pasar, juga tidak ada target bulanan, benih yangdisalurkan terdiri dari padi non hibrida, jagung komposit, jagunghibrida dan kedelai.

b. Pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung dan Kedelai

Pelaksanaan SL-PTT padi, jagung dan kedelai B04 mencapai 239ribu ha (98,91%); B06 1,070 juta ha (81,56%); B09 2,097 juta ha(101,04%); dan B12 3,2 juta ha (100%) dari target.

Tabel 51. Perkembangan Pelaksanaan Inpres No. 14 Tahun 2011

B04 B06 B09 B121 Penyaluran BLBU 100,00 76,02 104,54 100,00 Memuaskan

Penyaluran CBN padi 9.186 ton 14.382 ton 17.193 ton 20.899 tonPenyaluran Benih Subsidi Harga 2.493 ton 20.330 ton 25.809 ton 70.068 ton

2 Pelaksanaan Sl-PTT Padi, Jagung dan Kedelai 98,91 81,56 101,04 100,00 Memuaskan

No. KeteranganRealisasi

Rencana Aksi/Sub Rencana Aksi

G. Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan danHortikultura (BBPPMBTPH) Cimanggis

Dalam rangka mendukung program Ditjen Tanaman Pangan yaitupeningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman untuk mencapaiswasembada dan swasembada berkelanjutandan melaksanakan tugaspokok dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH pada Tahun anggaran 2011

Page 228: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 222

melaksanakan 18 kegiatan operasional yang terbagi dalam aspekadministrasi dan aspek teknis.

1. Aspek Administrasi

a. Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar PPMB-TPHdidukung oleh 68 orang yang terdiri dari: tenaga teknis sebanyak 6orang, tenaga administrasi 22 orang, tenaga fungsional PBT 31orang, (termasuk calon fungsional PBT sebanyak 7 orang) danTenaga Kerja Kontrak (TKK) sebanyak 9 orang.

b. Pengelolaan Keuangan

Tahun anggaran 2011 berdasarkan pengelolaan anggaran berbasiskinerja, Satker Balai Besar PPMB-TPH mendapat anggaran yangberasal dari anggaran APBN melalui dana dekonsentrasi Provinsi DKIJakarta sebesar Rp. 6.000.000.000,- (enam miliar rupiah) yangterdiri dari belanja pegawai, belanja barang dang belanja modal.Dari anggaran yang dikelola oleh Satker Balai Besar PPMB-TPHsampai dengan tanggal 31 Desember 2011 telah terealisasi sebesarRp. 5.288.468.984,- (lima miliar dua ratus delapan puluh delapanjuta empat ratus enam puluh delapan ribu sembilan ratus delapanpuluh empat rupiah) atau 88,14%, sedangkan realisasi fisikmencapai 99.38%.

Realisasi tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan dalamROPAK (Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran Kegiatan)dikarenakan masih terdapat anggaran yang bertanda bintang(cadangan gaji yang tidak dapat di revisi), masih terdapat sisa gajidan honor serta biaya operasional dengan total anggaran sebesarRp. 641.686.392,- (enam ratus empat puluh satu juta enam ratusdelapan puluh enam ribu tiga ratus sembilan puluh dua rupiah) danadanya efisiensi dalam belanja barang/jasa modal serta perjalanandinas.

Dalam melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, SatkerBalai Besar PPMBTPH telah berpedoman pada peraturan perundang-

Page 229: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 223

undangan yang berlaku, menyusun laporan keuangan dengan sistemupdating data yang berupa laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI),neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Penerimaan Negara yang diperoleh pada tahun 2011 sebesar Rp.50.036.000,- (lima puluh juta tiga puluh enam ribu rupiah). Nilaitersebut diperoleh dari pengembalian belanja TA. 2011 sebesar Rp.32.305.000 (tiga puluh dua juta tiga ratus lima ribu rupiah) danpenerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang meliputi penerimaanumum sebesar Rp. 5.945.000 (lima juta Sembilan ratus empat puluhlima ribu rupiah) dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 11.756.000(sebelas juta tujuh ratus lima puluh enam ribu rupiah).

c. Pengelolaan Barang

Inventarisasi barang milik negara dilakukan melalui Sistem SIMAK –BMN yang dilaporkan secara triwulan, semester dan tahunan kepadaUAPB, UAKPB dan UAKPBW.Dalam mendukung pelaksanaankegiatan, dilakukan dengan perawatan gedung kantor, pengelolaanbarang dan pembuatan papan nama kantor. Untuk perawatanperalatan kantor telah dilakukan kalibrasi dan perbaikan alatlaboratorium sebanyak 28 jenis termasuk perawatan kendaraan roda4 dan roda 2.

Pada tahun 2011 juga dilakukan pengadaan perlengkapan saranagedung 21 unit, alat pengolah data sebanyak 8 unit, pemasanganjaringan PABX sebanyak 1 paket, dan pengadaan proyektor, layarelektrik serta audio sistem masing-masing 1unit.

2. Aspek Teknis

Dalam rangka mengembangkan pengujian mutu benih di laboratoriumdan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium telah ditetapkansasaran yang hendak dicapai, yaitu terwujudnya standardisasilaboratorium pengujian benih dan meningkatnya kerja sama denganinstansi terkait dalam pengembangan pengujian mutu benih sertaadanya peningkatan SDM di laboratorium.

Page 230: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 224

Untuk mencapai sasaran tersebut telah dilaksanakan kegiatan-kegiatanmeliputi:

a. Penerbitan buku pedoman/literatur sebanyak 1 buku literatur yangberjudul Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikulturadengan nomor ISBN: 978-979-154 96-5-3 mengacu padaamandemen ISTA rules edisi 2011 yang memuat lingkuppengujian, komoditas, metode uji dan teknis pengujian.

b. Pelaksanaan kegiatan pengembangan dan validasi metode dengandiperolehnya metode yang aplikatif dalam pengujian mutu benih dilaboratorium sebanyak 1 (satu) metode yang telah divalidasi dansebanyak 8 (delapan) metode yang masih dalam prosespengembangan (uji laboratorium).

c. Pelaksanaan pelayanan pengujian mutu benih kepada customerbaik internal maupun eksternal berupa hasil pengujian mutu benihtanaman pangan dan hortikultura dapat terpenuhi sebanyak 1.113sampel.

d. Pelaksanaan data dan informasi pengembangan pengujian mutubenih TPH tentang data dan informasi kinerja Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 1 database. Sampel benih yang telah dikelola secaraelektronik untuk tahun 2011 sebanyak 331 (tiga ratus tiga puluhsatu) sampel.

e. Pengadaan koleksi varietas/IPTB/DNAberupa koleksi benih kering,isolat patogen tular benih dan koleksi visualisasi produk PCR benihtanaman pangan dan hortikultura sebanyak 130 koleksi.

f. Peningkatan kompetensi institusi Balai Besar PPMBTPH danlaboratorium pengujian benih di Indonesia yaitu dengan:

1) Penerapan sistem manajemen mutu di laboratorium pengujibenih berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 sebanyak 9laboratorium penguji benih selengkapnya seperti pada lampiran.

2) Terpeliharanya ruang lingkup pengujian melalui surveilenlaboratorium Balai Besar PPMBTPH oleh Komite Akreditasi

Page 231: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 225

Nasional (KAN) pada tanggal 18 Maret 2011, terdapat 18temuan ketidaksesuaian terdiri dari 7 temuan kategori 2 (minor)dan 11 temuan kategori 3 dan telah dilakukan tindakanperbaikan.

3) Peningkatan kompetensi Lembaga Penyelenggara Uji ProfisiensiBalai Besar PPMBTPH dengan telah mendapatkanRegistrasi/Akreditasi oleh KAN pada tanggal 18 Agustus 2011dengan nomor akreditasi UPP-001-IDN dengan ruang lingkuppengujian meliputi benih tanaman pangan dan hortikulturadengan parameter pengujian Kadar Air, Analisis Kemurnian,Penetapan Berat 1000 Butir dan Pengujian Daya Berkecambah.

4) Pelaksanaan kegiatan uji profisiensi yaitu dengan tersedianyadata unjuk kerja/kinerja laboratorium pengujian benih diIndonesia dalam melakukan pengujian mutu benih tanamanpangan dan hortikultura sebanyak 39 laboratorium pengujianbenih. Hasil evaluasi data pada komoditi padi menunjukkanjumlah laboratorium yang toleran pada analisis kemurnian benihsebanyak 36 laboratorium (97,3%). Untuk parameter dayaberkecambah jumlah laboratorium yang toleran sebanyak 29laboratorium (78,4%), sedangkan untuk penetapan kadar air,tidak dilakukan analisa lebih lanjut karena data stabilitas benihtidak memenuhi persyaratan.

5) Peningkatan kompetensi Laboratorium Balai Besar PPMBTPH didunia internasional dengan terakreditasinya Laboratorium BalaiBesar PPMBTPH oleh International Seed Testing Association(ISTA).Penetapan Keanggotaan Indonesia pada InternationalSeed Testing Association (ISTA) telah ditandatangani olehPresiden pada tanggal 11 Juli 2011 dengan Keppres Nomor 19Tahun 2011, sedangkan Keputusan Akreditasi ISTA nomorIDML01 diterbitkan pada tanggal 20 September 2011 denganruang lingkup Pengambilan Contoh Benih, Penetapan Kadar Air,Kemurnian dan Penentuan Benih Tanaman Lain serta PengujianDaya Berkecambah.

Page 232: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 226

g. Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang sesuai standaruntuk Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura denganterlaksananya proses assesmen oleh KAN pada tanggal 29-30November 2011. Hasil asesmen menunjukkan bahwa secara umumpersonel LSPro-BTPH memiliki komitmen yang cukup baik dalammengoperasionalkan LSPro, namun masih ditemukanketidaksesuaian sebanyak 7 temuan yang terdiri dari 4 temuankatagori mayor dan 3 temuan katagori minor dan pada saat inisedang dalam proses tindakan perbaikan.

h. Pelaksanaan kegiatan uji petik mutu benih yang beredar dengantersedianya data mutu benih tanaman pangan dan hortikulturayang beredar di pasaran sebanyak 148 sampel dari 13 Provinsi.Hasil yang diperoleh masih banyak terdapat permasalahan dalamlabel, antara lain warna label yang tidak seragam, istilah dalam isilabel yang masih bervariasi, kesalahan penulisan/cetak pada labeldan penulisan kata SNI yang dapat menimbulkan kesalahanpemahaman dengan mutu produk. Untuk data mutu benih yangdiujikan selengkapnya tertera pada lampiran.

i. Pelaksanaan pelatihan teknis, umum dan magang terdiri dari 6 subkegiatan sehingga dengan adanya kegiatan ini terjadi peningkatanpengetahuan dan keterampilan kompetensi SDM baik di bidangteknis maupun manajemen/administrasi. Kegiatan-kegiatan yangdilakukan adalah:1) Pelaksanaan pelatihan sistem mutu yang diikuti oleh 9 pegawai.2) Pelakanaan pelatihan kepegawaian dan budaya kerja yang

diikuti oleh 61 pegawai.3) Pelaksanaan pelatihan teknis dan administrasi yang diikuti

sebanyak 19 pegawai.4) Pelaksanaan pelatihan analis dasar yang diikuti sebanyak 42

PBT.5) Pelaksanaan magang pengujian DNA yang diikuti oleh 20 PBT.6) Pelaksanaan pelatihan analis lanjutan yang diikuti sebanyak 35

PBT.

Page 233: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 227

j. Pelaksanaan kegiatan pameran untuk publikasi kegiatan BalaiBesar-PPMBTPH sebanyak 3 kali pameran yaitu Pameran MPTHI(Masyarakat Perlindungan Tanaman Hewan Indonesia) yangdiadakan pada tanggal 5-7 Oktober 2011 di Hotel Swarna Dwipa,Jakarta; Pameran Masyarakat Perbenihan Perbibitan Indonesia(MPPI) di Pendopo Pencak Silat Taman Mini Indonesia tanggal 11-13 November 2011, Pekan Flori dan Fauna Nasional (PF2N) 2011”yang dilaksanakan di Sanur, Bali pada tanggal 19-22 November2011.

k. Penerbitan jurnal/majalah vigor sebagai media penyebaran infomasikegiatan Balai Besar PPMBTPH ke 30 provinsi sebanyak 4 edisi danmasing-masing edisi dicetak sebanyak 200 eksemplar yangmemuat informasi tentang beragam hasil pengembangan danpengujian mutu benih, berbagai aktivitas di lingkup Balai BesarPPMBTPH, lensa vigor dan menu masakan.

H. Kegiatan Utama Balai Besar Peramalan Organisme PenggangguTumbuhan (BBPOPT) Jatisari

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT)mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan peramalanOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan proteksi tanamanpangan dan hortikultura. Dalam melaksanakan tugasnya. BBPOPTmenyelenggarakan fungsi: 1) penyusunan program dan rencana kerja; 2)analisis data dan informasi serangan OPT dan faktor penentuperkembangan OPT; 3) pengkajian dan pengembangan teknologiperamalan; pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistemPengendalian Hama Terpadu (PHT); 4) perumusan peramalan.pengamatan dan pengendalian OPT; 5) pemantauan dan evaluasipenerapan teknologi peramalan. pengamatan dan pengendalian OPT; 6)pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standarLaboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP); 7) pemberianpelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT danrujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; serta 8) tata usahadan rumah tangga BBPOPT.

Page 234: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 228

Sesuai dengan tugas dan wewenang BB-POPT dalam mendukung ProgramPeningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan UntukMencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, pada tahun 2011melaksanakan kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan OrganismePengganggu Tumbuhan. Kegiatan tersebut telah ditetapkan di dalamDaftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2011 yangtelah disahkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Surat PengesahanDaftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2011 Nomor:0412/018-03.2.01/12/201 tanggal 20 Desember 2010. Secara fisikkegiatan teknis dapat terlaksana sebesar 106,11% atau lebih besar darirealisasi keuangan. Realisasi kegiatan berdasarkan jenis belanja sebagaiberikut:

1. Gaji dan Tunjangan

Pembayaran gaji dan tunjangan merupakan komponen kegiatan dariOutput Kegiatan Layanan Perkantoran berupa belanja pegawai.Pembayaran gaji dan tunjangan pada Tahun 2011 mengalamikekurangan sebesar Rp. 465.719.240,- atau mencapai 112,97% daripagu anggaran belanja pegawai sebesar Rp. 3.590.692.000,-.Kekurangan ini disebabkan adanya penambahan CPNS baru sebanyak18 orang sejak Juni 2011, dengan demikian total pegawai saat inisebanyak 103 orang. Rencana kumulatif pembayaran gaji dantunjangan pegawai sebanyak 1.105 OB (orang bulan) menjadi 1.249OB atau meningkat secara fisik sebesar 13,03%.

2. Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

Komponen kegiatan operasional dan pemeliharaan perkantorantermasuk dalam jenis belanja barang mengikat dan barang umum,meliputi 7 sub-komponen kegiatan, yaitu a) perawatan gedung kantor,b) perawatan peralatan kantor, c) perawatan kendaraan bermotorroda-4, d) perawatan kendaraan bermotor roda-2, e) langganan dayadan jasa, f) operasional perkantoran dan pimpinan, dan g) pengadaanpakaian dinas.

Page 235: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 229

Operasional dan pemeliharaan perkantoran mempunyai pagu anggaransebesar Rp. 748.650.000,-, sampai dengan akhir Desember 2011 dapatterealisasi sebesar Rp. 713.897.192,- atau besarnya serapan 95,36%dengan sisa anggaran pengembalian sebesar Rp. 34.752.808,-.Realisasi fisik kegiatan operasional dan pemeliharaan perkantoransebesar 98,50%. Rendahnya realisasi dan serapan anggaran kegiatanoperasional dan pemeliharaan perkantornan antara lain yang cukupbesar disebabkan oleh tidak terealisasinya kegiatan perbaikan peralatanlaboratorium sebesar Rp. 15.000.000,-, adanya penghematanpembayaran langganan telepon sampai dengan Desember 2011sebesar Rp. 4.747.437,-, tidak dilaksanakannya perbaikan pagar lahanpercobaan sebesar Rp. 3.814.600,-, perbaikan komputer sebesar Rp.2.510.000,- karena adanya rencana penghapusan sebanyak 39 unitkomputer, penghematan biaya perbaikan dan operasional pompa airsebesar Rp. 2.155.000,-, dan tidak dilaksanakannya perbaikan danoperasional plotter sebesar Rp. 2.000.000,-.

3. Pengembangan Peramalan Serangan OPT dan DPI

Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan OPT dan DPI Tahun2011 mempunyai tujuan memberikan dukungan pengamanan produksidan memberdayakan teknologi pengamatan. peramalan danpengendalian organisme pengganggu tumbuhan (P3OPT) dan dampakperubahan iklim (DPI). Adapun sasarannya, meliputi:

a. Terlaksananya pengamanan produksi dari serangan OPT melaluiantisipasi dan pengendalian serangan OPT secara dini.

b. Tercapainya sasaran peningkatan produksi beras nasional 2 juta tonper tahun.

Kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT dan DPI masukdalam jenis belanja barang, merupakan kegiatan teknis yang terdiridari beberapa output kegiatan, yaitu rancangan kerja BBPOPT, datadan informasi ramalan serangan OPT, operasional laboratoriumpengelolaan OPT, produk agens hayati padat, produk agens hayati cair,model peramalan OPT, layanan desimininasi P3OPT, penerapan dan

Page 236: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 230

pengembangan peramalan OPT, pelatihan P3OPT, administrasipelaksanaan kegiatan, dan laporan dan evaluasi. Kegiatan teknispengembangan peramalan serangan OPT dan DPI mempunyai paguanggaran pada Tahum 2011 sebesar Rp. 2.580.558.000,- denganrealisasi sebesar Rp. 2.404.071.970,- atau 93,16% dari pagu. Namundemikian realisasi fisik dari kegiatan teknis pengembangan peramalanserangan OPT 112,92% lebih tinggi dari realisasi anggaran. Sisaanggaran yang dikembalikan dari kelompok kegiatan ini sebesar Rp.176.486.030,-. Besarnya sisa anggaran yang dikembalikan antara lainyang terbesar adalah tidak terlaksananya biaya perjalanan dinaslainnya dari output kegiatan layanan diseminasi P3OPT sebesar Rp.136.370.365,-.

Pencapaian kinerja BBPOPT sesuai dengan kegiatan utamapengembangan peramalan serangan OPT diukur berdasarkan 3 (tiga)Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu:

a. Jumlah informasi peramalan serangan OPT sebanyak 36 unit.

b. Jumlah teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT(P3OPT) sebanyak 8 (delapan) model. yang terdiri dari 1 teknologipengamatan, 5 teknologi peramalan, dan 2 teknologi pengendalian.

c. Jumlah provinsi yang menerapkan teknologi P3OPT sebanyak 9(sembilan) provinsi. yang terdiri dari 6 (enam) provinsi lanjutanbinaan (Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timurdan DI Yogyakarta) dan 3 (tiga) provinsi tambahan (SumateraSelatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan).

Pencapaian kinerja BBPOPT sesuai dengan indikator kinerja kegiatandapat dilaporkan secara rinci sebagai berikut:

a. Informasi Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Informasi prakiraan serangan OPT disampaikan dan disebarkan keDinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura atau UnitPelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi Tanaman Pangan danHortikultura (UPTD-BPTPH) Provinsi. Informasi tersebut diharapkandapat dijadikan dasar dalam menyusun strategi dan antisipasi serta

Page 237: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 231

koordinasi dalam peningkatan kewaspadaan (peringatan dini)terhadap serangan OPT dan kesiapan dini untuk menyusun upayaantisipasi. Dengan strategi dan antisipasi serta koordinasi dimaksudakan menghasilkan keluaran berkurangnya luas serangan OPTdengan terkendalinya perkembangan populasi dan serangan OPTdi lapangan. Prakiraan serangan OPT dimaksud adalah menghitungprakiraan luas serangan OPT berdasarkan jenis OPT, komoditi danluas (ha) dengan menggunakan model prakiraan OPT (musiman)yang dikembangkan oleh BBPOPT berdasarkan data luas seranganOPT musim sebelumnya.

Pencapaian kinerja BBPOPT dalam kegiatan informasi prakiraanserangan OPT diukur berdasarkan standar indikator luas seranganOPT di lapangan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah dataprakiraan luas serangan yang diberikan pada saat awaltanam/sebelum musim tanam. Evaluasi dilakukan pada akhirmusim dengan membandingkan jumlah data luas serangan OPTyang dikumpulkan secara bertahap dari Koordinator PengendaliOPT (POPT) kabupaten/kota, LPHP dan UPTD-BPTPH denganprakiraan serangannya.

Secara kuantitatif indikator kinerja informasi prakiraan seranganOPT yang ditargetkan dalam Tahun 2011 berjumlah 36 unit yangdiukur berdasarkan jumlah komoditas (3 komoditas; padi, jagung,kedelai), 6 (enam) jenis OPT utama untuk masing-masingkomoditi. dan disampaikan sebanyak 2 kali dalam setahun (musimkemarau 2011 dan musim hujan 2011/2012). Tingkat dan arahyang diharapkan dalam penyebaran informasi prakiraan luasserangan OPT ke daerah adalah adanya upaya serius dari DinasPertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tingkat provinsi dankabupaten/kota dalam menyikapi informasi prakiraan yang didapat.Penyebaran informasi prakiraan luas serangan OPT disajikan dalambentuk tabulasi dan peta prakiraan serangan OPT menurut provinsidi Indonesia.

Page 238: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 232

Angka prakiraan serangan OPT telah disebarkan dan disampaikansecara formal ke seluruh provinsi (33 provinsi) di Indonesia. Angkaprakiraan MT. 2011 disampaikan pada saat Rapat TeknisPerlindungan Tanaman Pangan di Solo tanggal 23-26 Maret 2011dan angka prakiraan MT. 2010/2011 disebarkan pada saatPertemuan Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan HewanIndonesia di Palembang tanggal 5-7 Oktober 2011. Informasiprakiraan serangan juga disampaikan kepada Direktur JenderalTanaman Pangan, Pejabat Esolon II lingkup Direktorat JenderalTanaman Pangan sebagai bahan penyusunan perencanaan danpengambilan kebijakan.

Angka prakiraan serangan OPT utama pada komoditi padi, jagungdan kedelai untuk MT. 2011 dan MT. 2011/2012 disajikan berikutini:

1) Komoditi Padi

Serangan komplek 6 (enam) OPT utama padi pada MT. 2011akan mencapai maksimal 205.746 ha dan pada MT. 2011/2012mencapai 251.256 ha. Pada kedua musim tersebut prakiraanserangan yang tertinggi adalah hama tikus, diikuti olehpenggerek batang dan BLB/Kresek.

Tabel 52. Prakiraan Luas Serangan OPT Utama Padi MT. 2011dan Prakiraan MT. 2011/2012 di Indonesia

Min Rerata Maks Min Rerata Maks1 PBP 49.436 56.761 65.170 47.839 53.676 60.2252 WBC 15.730 20.736 27.335 16.156 21.297 28.0763 Tikus 59.051 67.799 77.844 68.739 78.923 90.6164 Tungro 3.410 4.195 5.161 1.591 4.917 15.1945 Blas 2.624 3.155 3.793 8.024 10.311 12.6856 BLB 20.059 23.031 26.443 35.316 39.625 44.460

150.310 175.676 205.746 177.664 208.749 251.256

No. OPTPrakiraan MT. 2011 (ha) Prakiraan MT. 2011/2012 (ha)

Jumlah

Keterangan: MT = musim tanam. ha = hektar. Min = Minimum. Maks =Maksimum. PBP = penggerek batang padi, WBC = wereng batangcoklat, HDB = hawar daun bakteri.

2) Komoditi Jagung

Page 239: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 233

Prakiraan serangan komplek 6 (enam) OPT utama jagung padaMT. 2011 akan mencapai maksimal 2.460 ha, serangan tertinggidiprakirakan hama tikus, sedangkan pada MT. 2011/2012mencapai 5.482 ha dan yang tertinggi adalah penyakit bulai,penggerek batang dan penggerek tongkol.

Tabel 53. Prakiraan Luas Serangan OPT Utama Jagung MT.2011 dan Prakiraan MT. 2011/2012 di Indonesia

Min Rerata Maks Min Rerata Maks1 Lalat Bibit 172 202 237 413 508 6252 P. Batang 320 385 463 753 905 1.0883 Bulai 330 397 477 757 975 1.2564 Tikus 458 563 693 598 753 9485 P. Tongkol 332 391 458 662 815 1.0026 U. Grayak 91 110 132 339 437 563

1.703 2.048 2.460 3.522 4.392 5.482Jumlah

No. OPTPrakiraan MT. 2011 (ha) Prakiraan MT. 2011/2012 (ha)

Keterangan: MT = musim tanam, ha = hektar, Min = Minimum, Maks =Maksimum, P = penggerek, U = ulat

3) Komoditi Kedelai

Tabel 54. Prakiraan Luas Serangan OPT Utama Kedelai MT.2011 dan Prakiraan MT. 2011/2012 di Indonesia

Min Rerata Maks Min Rerata Maks1 P. Polong 177 218 268 137 168 2072 L. Kacang 150 181 217 142 174 2153 U. Grayak 177 229 295 152 200 2644 Tikus 58 82 116 54 66 815 Pl. Daun 269 324 389 432 532 6546 U. Jengkal 79 100 125 92 139 210

911 1.133 1.410 1.008 1.279 1.631Jumlah

No. OPTPrakiraan MT. 2011 (ha) Prakiraan MT. 2011/2012 (ha)

Keterangan: MT = musim tanam. ha = hektar. Min = Minimum. Maks =Maksimum.. P = penggerek. L = lalat. Pl = penggulung. U =ulat.

Pada tabel di atas menyajikan angka prakiraan luas seranganOPT utama pada tanaman kedelai MT. 2011 dan MT.2011/2012. Prakiraan serangan komplek 6 (enam) OPT utamakedelai pada MT. 2011 mencapai angka maksimal 1.410 ha danMT. 2011/2012 sebesar 1.631 ha yang tertinggi adalah hamapenggulung daun.

Page 240: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 234

Penyampaian informasi prakiraan serangan OPT utama padi,jagung dan kedelai ke daerah sebelum musim tanam diharapkandapat direspon dan ditindaklanjuti dengan upaya-upayaantisipasi dan penyebaran informasi sampai ke tingkat petani.Selama berjalannya musim tanam, perkembangan seranganOPT sangat dipengaruhi oleh perubahan ekosistem. Faktor yangberpengaruh terhadap perkembangan OPT antara lainperubahan komposisi tanaman/varietas, perubahan iklim danperubahan keseimbangan ekosistem.

Dalam mendukung penyebaran informasi prakiraan serangan OPTdan teknologi P3OPT, BBPOPT selain menyusun prakiraanserangan OPT musiman juga melaksanakan beberapa kegiatan,yaitu:

- Surveilan dan monitoring lapang secara intensif, dengan sasaransebanyak, 50 kabupaten/kota yang menyebar di 6 (enam)provinsi. Sesuai dengan perkembangan kondisi serangan OPTdan DPI di lapangan selama Tahun 2012 dapat terlaksana 68kabupaten/kota di 17 provinsi. Hasil pengamatan lapang(surveilan) disampaikan kepada Dinas Pertanian, PetugasLapang (POPT/PPL/Mantri Tani) dan Petani setempat.

- Pengembangan Website BBPOPT yang terdiri dari:

Melengkapi isi Website BBPOPT di Kementerian Pertanian.Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan alamathttp://www.deptan.go.id/ditjentan/bbpopt, denganmenambahkan informasi peta penyebaran keadaan seranganOPT hasil surveilan yang diupdate setiap 2 (dua) minggusekali.

Pengembangan Web GIS untuk pemetaan hasil prakiraanserangan OPT bekerjasama dengan NEOnet - NusantaraEarth Observation Network. Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi dengan alamathttp://neonet.bppt.go.id/opt/.

Page 241: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 235

- Pembuatan, penerbitan dan penyebaran media cetak, berupa:

Penerbitan Buletin Peramalan OPT Vol. 10 No. 1. Edisi XIIIApril 2011 dan Vol. 11 No. 2 Edisi XIII November 2011,masing-masing dicetak sebanyak 500 eksemplar.

Leaflet sebanyak 6 (enam) judul, masing-masing dicetak1.000 lembar yaitu: Penyakit Busuk Pelepah Padi (Serocladium) Hawar Daun Jagung (Helminthosporium maydis) Ulat Polong Kedelai (Heliothis armigera) Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens STAL) Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas

Walker) Walang sangit (Leptocorisa oratorius = L. acuta)

Poster sebanyak 4 (empat) judul, masing-masing dicetak 500lembar dengan judul: Ulat Polong Kedelai (Heliothis armigera) Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnakalis) Penyakit busuk pelepah Dampak pengaruh iklim

Media cetak Bulletin, Leaflet dan Poster disebarkan ke instansi/petugas daerah, petani dan masyarakat pengguna lainnya.Dalam rangka mengantisipasi terjadinya peningkatan seranganselama musim tanam berlangsung, penyebaran informasiprakiraan dan saran tindak pengendalian, juga disampaikanmelalui kegiatan:

- Pameran Tingkat Daerah, Nasional maupun Internasional, yaitu:

Pameran dalam rangka Pencanangan Gerakan PengendalianOPT di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 10 Maret 2011.

Pameran dalam rangka Gelar Teknologi Kelompok Tani seKabupaten Karawang di Pasir Kamuning, Karawang, JawaBarat pada tanggal 22-23 Maret 2011.

Page 242: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 236

Pameran dalam rangka Workshop Wereng Batang Coklat diTegalgondo, Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 29-31Maret 2011.

Pameran dalam rangka Workshop Wereng Batang Coklat diLamongan, Jawa Tengah pada tanggal 19-20 April 2011.

Pameran dalam rangka PENAS XIII di Kuker, Samarinda,Kalimantan Timur pada tanggal 20-23 Juni 2011.

Pameran dalam rangka Munas MPTHI di Palembang,Sumatera Selatan pada tanggal 5-7 Oktober 2011

Pameran dalam rangka KTT Negara-negara ASEAN di Bali(melengkapi bahan pameran).

- Penyebaran ke seluruh UPTD-Balai Proteksi Tanaman diIndonesia

- Kunjungan Mahasiswa dan Pelajar.

- Kunjungan Kelompok Tani/Magang Petani/Magang PetugasDaerah.

- Disebarkan langsung oleh petugas BBPOPT yang melaksanakandinas luar/kunjungan ke daerah dalam rangka surveilan,monitoring, evaluasi, supervisi dan pembinaan.

b. Teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT

Perlindungan tanaman merupakan suatu strategi pengelolaanorganisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang komprehensif yangmeliputi pengamatan. peramalan dan pengendaliannya (P3OPT).Keberhasilan kegiatan perlindungan tanaman pangan akan sangatditentukan oleh kualitas dari teknologi P3OPT. Untukmendapatkan teknologi P3OPT yang baik (akurat dan aplikatif)harus didukung dengan pengembangannya yang lebihkomprehensif. Terlaksananya teknologi P3OPT yang baik, makadapat mendukung terlaksananya kegiatan perlindungan tanamanyang efektif dan efisien serta berdaya saing.

Pencapaian kinerja pengembangan teknologi P3OPT diukur darikumulatif jumlah teknologi P3OPT yang lebih banyak dibandingkan

Page 243: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 237

dengan kumulatif teknologi yang didapat sebelumnya. Kegiatan inidievaluasi berdasarkan jumlah penambahan teknologi P3OPTmenurut jenis OPT, komoditas, dan model. Tingkat dan arahkinerja yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya penemuanteknologi P3OPT baru, baik jenis OPT, komoditi, model maupunperbaikan (upgrading) paket teknologi yang telah ada.

Secara kuantitatif indikator kinerja pengembangan teknologi P3OPTyang ditargetkan dalam Tahun 2011 berjumlah 8 (delapan) modelyang diukur dari pelaksanaan kegiatan pengembangan teknologiP3OPT tingkat lapang dan didukung oleh 3 (tiga) kegiatan semilaboratorium. Dalam rangka menunjang tercapainya teknologiP3OPT yang baik. BBPOPT pada Tahun 2011 melaksanakankegiatan pengembangan teknologi P3OPT yang tertuang dalamoutput kegiatan Model Peramalan, komponen PengembanganP3OPT Lapang dan Semilaboratorium Tahun Anggaran 2011dengan judul kajiterap sebagai berikut:

1) Screening Insektisida untuk Pengendalian Hama Utama padaTanaman Kedelai.

2) Kajian Dinamika Populasi dan Pengendalian Kepik Hitam PadaTanaman Padi.

3) Identifikasi Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadapPerkembangan Ulat Grayak pada Tanaman Padi.

4) Pengembangan Simulasi Model Peramalan WBC.5) Pengaruh Investasi atau Serangan OPT terhadap Kehilangan

pada Beberapa Varietas Padi.6) Pengembangan Model Peramalan Hama Utama pada Tanaman

Jagung.7) Pengembangan Simulasi Model Peramalan Penyakit HDB pada

Tanaman Padi.8) Pengembangan Pemanfaatan Corynebacterium untuk

Pengendalian Penyakit Utama Tanaman Padi Skala Luas.9) Identifikasi dan Pemetaan Patotipe Penyakit HDB pada

Tanaman Padi.

Page 244: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 238

10) Uji Reaksi Varietas Padi terhadap Wereng Batang Coklatmelalui metode "Rice Garden" dan "Honey Dew Test".

11) Uji “Lethal Concentrate/Lethal Doses” dan pengaruhCorynebacterium terhadap ikan dan tikus putih.

Dalam rangka pencapaian keluaran yang lebih baik, dalampelaksanaan pengembangan teknologi P3OPT, BBPOPT melakukankerjasama dengan instansi terkait, yaitu:

- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalamrangka pengembangan peramalan penyakit HDB denganmemanfaatkan data radar cuaca dan pengumpulan pustakahyperspectral sebagai dasar dalam pengembangan metodepengamatan melalui analisis data citra satelit.

- Balai Besar Biogen. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian, Kementerian Pertanian dalam rangka identifikasiagens antagonis Corynebacterium.

- Institut Pertanian Bogor dalam rangka Uji “LethalConcentrate/Lethal Doses” dan pengaruh Corynebacteriumterhadap ikan dan tikus putih sudah rearing ikan nila,penggantian, pakan tikus, perlakukan pada tikus

c. Penerapan teknologi P3OPT

Teknologi P3OPT yang dikembangkan oleh BBPOPT wajibdidesiminasikan melalui bimbingan kepada petugas perlidungantanaman pangan dan hortikulltura yang ada di daerah agar dapatmenindak lanjuti merupakan kewajiban BBPOPT untukmenyebarkan dan memberikan. Hasil prakiraan luas serangan OPTyang masih globlal menurut jenis OPT dan provinsi. perluditindaklanjuti menjadi bentuk prakiraan detail spesifik lokasimenurut jenis OPT atau kabupaten. sehingga upaya antisipasi akanlebih efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal itu. BBPOPT perlumelakukan pemantauan untuk mengidentifikasi setiap respon dankesiapan provinsi dalam menindaklanjuti informasi prakiraanserangan OPT yang telah disiapkan oleh BBPOPT.

Page 245: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 239

Pencapaian kinerja BBPOPT dalam kegiatan penerapan teknologiP3OPT diukur berdasarkan kumulatif jumlah provinsi yang dapatmenerapkan dan menindaklanjuti informasi prakiraan seranganOPT. Provinsi yang dapat menerapkan dan menindaklanjutiinformasi prakiraan serangan OPT dimulai dari provinsi yang ada dipulau Jawa atau provinsi sentra produksi tanaman pangan. Tingkatdan arah kinerja yang diharapkan adalah bertambahnya jumlahprovinsi yang menerapkan model peramalan OPT atau semakinbanyak provinsi yang menerapkan dan menindaklanjuti informasiprakiraan OPT.

Pada Tahun 2011 sasaran BBPOPT dalam penerapan teknologiP3OPT dengan melakukan pengembangan, penyebarluasan danbimbingan teknis secara intensif di 9 (enam) provinsi, yaitu ProvinsiLampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah IstimewaYogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan danKalimantan Selatan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1) Optimalisasi sistem pelaporan cepat peringatan dini seranganOPT melalui SMS yang meliputi kegiatan:

Pengembangan perangkat lunak (software) SMS Base Server(Main Server) di BBPOPT yang dapat terkoneksi secaralangsung (link) dengan SMS Base Server (Mini Server) yangada di 6 (enam) provinsi sasaran (Lampung, Banten, JawaBarat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur).

Pembekalan teknis operasional SMS Base Server (MiniServer) kepada petugas di 6 (enam) provinsi sasaran.

2) Bimbingan pengembangan dan perbaikan (upgrading) modelprakiraan yang terdiri dari:

Bimbingan manajemen data, pengembangan dan penerapanmodel peramalan spesifik lokasi bagi petugas teknis UPTD-BPTPH dan Kepala LPHP di 13 (tigabelas) provinsi dari target9 provinsi sasaran. Provinsi tambahannya adalah Nusa

Page 246: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ______________________________________ 240

Tenggara Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat danGorontalo.

3) Peningkatan kemampuan SDM dalam bidang P3OPT Panganberupa Bimbingan Teknis P3OPT bagi Petugas Daerah yangdilaksanakan di BBPOPT sebanyak 30 orang peserta.

4) Peningkatan kemampuan SDM BBPOPT dalam bidang P3OPTPangan dengan keikutsertaan dalam pelatihan dan magangteknis di instansi lain, yaitu: Pelatihan PCR di IPB Bogor sebanyak 2 orang TOT Sekolah Lapangan Iklim, Direktorat Pertlindungan

Tanaman Pangan, sebanyak 3 orang Pelatihan pemahaman iklim, Direktorat Pertlindungan

Tanaman Pangan, sebanyak 1 orang Pelatihan pemanfaatan citra satelit, BPPT Jakarta sebanyak 2

orang Pelatihan identifikasi hama di LIPI Bogor sebanyak 5 orang Pelatihan identifikasi parasitoid di IPB Bogor sebanyak 3

orang.

d. Operasional BBOPT

Kegiatan operasional BBPOPT berupa belanja modal terdiri daripengadaan sarana prasarana, peralatan dan inventarisasi kantordan sarana prasarana peralatan laboratorium. Pengadaan saranaprasarana, peralatan dan inventarisasi kantor sebanyak 32 unit,berupa 2 buah notebook (laptop), 1 buah LCD projector (infocus),17 meja dan kursi, etalase display 12 unit. Pengadaan saranaprasarana peralatan laboratorium sebanyak 26 unit.

Secara fisik kegiatan pengadaan sarana prasarana dapat terealisasi100% dengan penggunaan anggaran sebesar Rp. 78.875.000,-atau 98,47% dari pagu anggaran sebesar Rp. 80.100.000,-.Berdasarkan realisasi tersebut terdapat efisiensi penggunaananggaran sebesar Rp. 1.225.000,-

Page 247: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 239

REALISASI ANGGARAN TAHUN 2011

Pagu awal APBN Sektoral (018) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahunanggaran 2011 sebesar Rp. 2,259 triliun termasuk bantuan langsung benihunggul (BLBU) pada program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan MutuTanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan SwasembadaBerkelanjutan, tersebar di 523 Satker. Dengan adanya penghematan danAPBN-P pada beberapa kegiatan, maka pagu akhir Ditjen Tanaman Panganmenjadi Rp. 2,840 triliun.

Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang termasuk dalampenghematan 10% yaitu BLBU kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalarsebesar Rp. 219,246 miliar. Sedangkan penggunaan hasil penghematan danAPBN-P Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011 sebesar Rp. 581,228 miliar yangdialokasikan untuk kegiatan sebagai berikut: 1) akselerasi peningkatanproduksi padi (BLBU) dengan anggaran Rp. 335,900 miliar; 2) pengendalianOPT (pengadaan pestisida) Rp. 140 miliar; 3) penyediaan alat dan mesinpertanian yang terdiri dari transplanter, dryer dan hand traktor masing-masingRp. 20 miliar, Rp. 37,074 miliar, Rp. 2,5 miliar; 4) bantuan langsung benihjagung hibrida Rp. 165 miliar; 5) pengendalian hama terpadu tikus dengansistem Fumigasi Rp. 50 miliar; dan 6) pengendalian hama wereng batangcoklat (WBC) Rp. 50 miliar.

Dengan adanya pemanfaatan hasil penghematan dan APBN-P tersebut,anggaran delapan kegiatan utama yang dilaksanakan melalui program APBNtersebut menjadi: 1) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbidengan anggaran Rp. 181,322 miliar; 2) Pengelolaan Produksi TanamanSerealia Rp. 495,683 miliar; 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih TanamanPangan Rp. 1,508 triliun; 4) Penguatan Perlindungan Tanaman dari GangguanOPT dan DPI Rp. 324,900 miliar; 5) Penanganan Pasca Panen Tanaman Rp.127,633 miliar; 6) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen TPRp. 189,392 miliar; 7) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih danPenerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp. 6 miliar; dan 8)Pengembangan Peramalan Serangan OPT Rp. 7 miliar.

IV

Page 248: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 240

Tabel 55. Penggunaan Hasil Penghematan dan APBN-P Ditjen TanamanPangan TA. 2011

No. Lokasi Anggaran (Rp. 000) Volume Keterangan

I. Penghematan 10% Tanaman Pangan (219.246.150) Revisi DIPA-4, Tgl 9 Okt 2011(anggaran yang dihemat)

- BLBU kacang tanah, kacang hijau, Pusat (219.246.150)ubi jalar

II. Penggunaan hasil penghematan anggaran 535.474.447 Revisi DIPA-4, Tgl 9 Okt 20111. Akselerasi peningkatan produksi padi Pusat 335.900.000 17.960 Ton

(BLBU)2. Pengendalian OPT Pusat 140.000.000 1 Paket

(pengadaan pestisida)3. Penyediaan Alat & mesin pertanian:

- Rice transplanter Pusat 20.000.000 1 Paket- Dryer Pusat 37.074.447 1 Paket- Hand Traktor Pusat 2.500.000 1 Paket

III. APBN-P 265.000.000 Revisi DIPA-5, Tgl 11 Nop 20111. Bantuan Langsung Benih Jagung Hibrida Pusat 165.000.000 1 Paket2. Pengendalian Hama Terpadu Tikus dengan Pusat 50.000.000 1 Paket

sistem Fumigasi3. Pengedalian Hama Wereng Batang Coklat Pusat 50.000.000 1 Paket

(WBC)581.228.297

Uraian Kegiatan

JUMLAH

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan satkerpusat dan daerah mencapai Rp. 2,665 triliun atau 93,85% dari pagu anggaranRp. 2,840 triliun. Realisasi anggaran berdasarkan kegiatan utama yaitu: 1)Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi mencapai Rp.150,380 miliar (82,94%), 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp.461,905 miliar (93,19%); 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih TanamanPangan Rp. 1,440 triliun (95,47%); 4) Penguatan Perlindungan Tanaman dariGangguan OPT dan DPI Rp. 313,721 miliar (95,56%); 5) Penanganan PascaPanen Tanaman Rp. 119,545 miliar (93,66%); 6) Dukungan Manajemen danTeknis Lainnya pada Ditjen TP Rp. 167,531 miliar (88,46%); 7)Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem MutuLaboratorium Pengujian Benih Rp. 5,288 miliar (88,14%); dan 8)Pengembangan Peramalan Serangan OPT Rp. 7,253 miliar (103,62%).

Page 249: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 241

Tabel 56. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2011 Ditjen TanamanPangan Berdasarkan Kegiatan Utama

Pagu DIPA(Rp.000) (Rp.000) (%)

1Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacangdan Umbi

181.321.931 150.380.336 82,94

2 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 495.682.526 461.905.528 93,19

3Pengelolaan Sistem Penyediaan BenihTanaman Pangan

1.508.009.401 1.439.729.873 95,47

4Penguatan Perlindungan Tanaman Pangandari Gangguan OPT dan DPI

324.900.000 313.721.381 96,56

5 Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan 127.633.047 119.544.751 93,666 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya 189.391.776 167.531.415 88,467 Pengembangan Pengujian Mutu Benih 6.000.000 5.288.469 88,14

8Pengembangan Peramalan SeranganOrganisme Pengganggu Tumbuhan

7.000.000 7.253.255 103,62

2.839.938.681 2.665.355.008 93,85

No. Kegiatan Realisasi

Jumlah

Realisasi anggaran menurut kelompok Satker yaitu Satker Kantor Pusatmencapai Rp. 1,759 triliun (95,48% dari pagu Rp. 1,843 triliun); UPT Pusat Rp.12,542 miliar (96,47% dari pagu Rp. 13 miliar); dana dekonsentrasi (DinasPertanian, BPSBTPH dan BPTPH) Rp. 169,434 miliar (92,92% dari pagu Rp.182,351 miliar) dan dana tugas pembantuan/kabupaten/kota Rp. 723,983miliar (90,29% dari pagu sebesar Rp. 801,877 miliar).

Tabel 57. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2011 Ditjen TanamanPangan Berdasarkan Kelompok Satker Pusat dan Daerah

No. Satker Pagu DIPA (Rp 000) Realisasi (Rp 000) %1 Kantor Pusat 1.842.710.451 1.759.396.517 95,482 UPT Pusat 13.000.000 12.541.724 96,473 Dekonsentrasi/Provinsi 182.350.737 169.433.568 92,924 Tugas Pembantuan/Kab/Kota 801.877.493 723.983.199 90,29

Jumlah 2.839.938.681 2.665.355.008 93,85

Page 250: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 242

Tabel 58. Rincian Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2011 DitjenTanaman Pangan per provinsi

Pagu DIPA Realisasi Sisa Anggaran(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)

1 Aceh 36.831.554 36.259.226 98,45 2.040.6882 Sumatera Utara 51.144.318 43.631.327 85,31 18.408.5733 Sumatera Barat 32.828.213 27.499.397 83,77 9.848.2564 Riau 14.952.624 11.860.709 79,32 4.808.7255 Jambi 17.966.876 16.126.771 89,76 4.147.1466 Sumatera Selatan 36.190.457 32.801.348 90,64 8.076.8467 Bengkulu 17.544.312 15.961.401 90,98 3.437.2538 Lampung 46.514.086 43.680.427 93,91 10.621.7609 Bangka Belitung 3.616.603 3.327.421 92,00 2.464.660

10 Keppri 441.650 321.980 72,90 119.67011 DKI Jakarta 1.261.350 1.192.247 94,52 288.10112 Jawa Barat 71.650.321 65.061.402 90,80 18.475.93713 Jawa Tengah 94.484.065 88.925.205 94,12 13.669.74214 DI. Yogyakarta 24.066.510 22.843.844 94,92 2.413.38415 Jawa Timur 134.597.733 116.281.185 86,39 42.061.91116 Banten 26.507.445 25.589.557 96,54 6.106.96217 Bali 20.629.060 18.512.223 89,74 9.087.86618 NTB 38.448.954 34.228.179 89,02 8.561.24219 NTT 31.204.278 30.328.892 97,19 7.076.06020 Kalimantan Barat 27.661.470 27.138.389 98,11 4.193.86821 Kalimantan Tengah 16.031.623 14.008.760 87,38 7.786.30222 Kalimantan Selatan 26.936.836 23.212.877 86,18 5.607.50123 Kalimantan Timur 15.289.568 10.253.254 67,06 9.511.25624 Sulawesi Utara 21.578.370 20.463.603 94,83 4.633.73725 Sulawesi Tengah 20.043.610 19.182.520 95,70 2.718.16026 Sulawesi Selatan 72.420.769 67.896.068 93,75 10.839.63827 Sulawesi Tenggara 18.313.883 17.931.171 97,91 2.885.19728 Gorontalo 13.069.184 12.208.255 93,41 3.019.85529 Sulawesi Barat 14.220.473 12.250.980 86,15 5.118.16130 Maluku 8.500.213 8.193.636 96,39 2.400.25431 Maluku Utara 7.036.978 6.869.313 97,62 1.323.35832 Papua Barat 9.552.836 9.159.493 95,88 5.245.37333 Papua 12.692.008 10.215.709 80,49 6.641.849

Jumlah Daerah 984.228.230 893.416.767 90,77 90.811.46334 Kantor Pusat Ditjen TP 1.842.710.451 1.759.396.517 95,48 83.313.93435 BBOPT Jatisari 7.000.000 7.253.255 103,62 (253.255)36 BPPMBTPH Cimanggis 6.000.000 5.288.469 88,14 727.857

Jumlah Pusat 1.855.710.451 1.771.938.241 95,49 83.772.210Total (Daerah + Pusat) 2.839.938.681 2.665.355.008 93,85 174.583.673

No. Provinsi %

Masih terdapat dua provinsi yang realisasi anggarannya dibawah 75%, yaituProvinsi Kepulauan Riau dan Kalimantan Timur, masing-masing sebesar72,90% dan 67,06%.

Pada tahun 2011, Ditjen Tanaman Pangan selain mengelola anggaran sektoral(BA. 018) juga terdapat anggaran subsidi (BA. 99) yang dialokasikan untukkegiatan Cadangan Benih Nasional (CBN) dan benih subsidi harga yang

Page 251: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 243

berjumlah Rp. 556,876 miliar, namun karena adanya kenaikan harga benihsubsidi, maka pagu anggaran juga mengalami kenaikan mejadi Rp. 638,657miliar. Pelaksanaan kegiatan dalam bentuk PSO oleh PT Sang Hyang Seri danPT Pertani. Realisasi anggaran subsidi harga benih telah terealisasi sebanyakRp. 35,971 miliar atau 29,90% dari pagu Rp. 120,323 miliar. Sedangkananggaran CBN telah terealisasi Rp. 472,707 miliar atau 91,20% dari anggaranRp. 518,334 miliar.

Tabel 59. Realisasi Anggaran APBN Subsidi Tahun 2011 Ditjen TanamanPangan

(Rp.000) (%)I Subsidi Harga Benih 91.109.292 120.322.879 35.971.245 29,90 84.351.634

- PT. Sang Hyang Seri 59.437.389 78.209.637 26.153.114 33,44 52.056.523- PT. Pertani 31.671.903 42.113.242 9.818.131 23,31 32.295.111

II CBN 465.767.116 518.334.389 472.707.056 91,20 45.627.333- PT. Sang Hyang Seri 355.617.715 405.083.492 365.780.946 90,30 39.302.546- PT. Pertani 110.149.401 113.250.897 106.926.110 94,42 6.324.787

Jumlah (I + II) 556.876.408 638.657.268 508.678.301 79,65 129.978.967

Sisa Anggaran(Rp.000)

No. UraianPagu Revisi I

(Rp 000)RealisasiPagu Awal

(Rp 000)

Page 252: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 244

PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAKLANJUT

A. Permasalahan

1. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian produksi tanamanpangan antara lain:

a. Iklim 2011 lebih kering dibanding tahun 2010, khususnya terjadipada bulan Mei-September 2011 yang mengakibatkan penurunanpotensi produktivitas;

b. Keterbatasan lahan, air dan sarana prasarana irigasi banyak yangrusak;

c. Luas pertanaman (padi) yang mengalami puso akibat dampakperubahan iklim (banjir dan kekeringan) mencapai sekitar 81.648 haserta puso akibat serangan OPT utama seluas 40.498 ha. Luas pusotersebut sebagian besar terjadi di Pulau Jawa (terutama di JawaTengah dan Jawa Timur) yang merupakan daerah sentra dan tingkatproduktivitas relatif tinggi, sehingga dampak puso relatif besarterhadap penurunan produksi dengan kehilangan hasil setara 682ribu ton GKG;

d. Khusus untuk produksi kedelai, selain faktor-faktor tersebut diatasjuga dipengaruhi oleh terjadinya kompetisi dengan komoditas laindan kebijakan importasi, sehingga petani kurang berminat untukmengembangkan kedelai;

e. Pergeseran pelaksanaan sebagian kegiatan APBN 2011 (SL-PTT,bantuan benih, dem area, bantuan sarana pascapanen) ke bulanOktober 2011 sehingga tidak memberikan kontribusi secara optimalpada produksi tahun 2011;

f. Sistem pengukuran produksi di lapangan belum terkoordinasi danberjalan sesuai dengan pedoman;

V

Page 253: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 245

g. Realisasi penyediaan anggaran APBN untuk mendukung pencapaiansasaran produksi 2011 belum sesuai dengan kebutuhan.

2. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program/kegiatanutama tanaman pangan, yaitu:

a. Keterlambatan penyaluran bantuan benih antara lain disebabkankarena terlambatnya pelimpahan wewenang dari Gubernur kepadaKepala Dinas Pertanian Provinsi dan dari Bupati/Walikota kepadaKepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai Perpres No. 14Tahun 2011 tentang Bantuan Langsung Benih Unggul dan Pupuk;

b. Terdapat kelompoktani/petani pelaksana SL-PTT padi hibrida yangbelum siap melaksanakan rekomendasi teknologi padi hibrida;

c. Tidak tercapainya sasaran kegiatan SL-PTT kacang tanah, kacanghijau, dem area ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif tahun 2011disebabkan adanya perubahan kebijakan realokasi anggaranbantuan benih kepada kegiatan yang lain serta penundaansementara kegiatan SL-PTT kacang tanah, kacang hijau, dem areaubikayu, ubijalar dan pangan alternatif. Selanjutnya padapertengahan tahun anggaran, alokasi dana anggaran dapatdimanfaatkan kembali, terutama untuk bantuan bibit pada dem areaubikayu dan ubijalar, sedangkan kegiatan SL-PTT kacang tanah dankacang hijau hanya disediakan anggaran untuk saprodi pada LLseluas 1 ha dan penyediaan benih harus disediakan melalui swadayapetani atau sumber dana lain;

d. Keterlambatan persetujuan pemanfaatan anggaran tersebut,berakibat pelaksanaan SL-PTT kacang tanah, kacang hijau, demarea ubikayu, ubijalar, dan pangan alternatif tidak dilaksanakansesuai rencana, hal ini disebabkan calon petani sudah melaksanakanpertanaman secara mandiri agar tidak melewati musim tanam, danketidakmampuan petani/kelompok tani dalam penyediaan benihkacang tanah dan kacang hijau secara swadaya;

e. Dana kegiatan bantuan sarana pascapanen tahun 2011 di DinasPertanian Kabupaten/Kota berada pada satker bidang Tanaman

Page 254: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 246

Pangan, sedangkan kegiatan ditangani pada Bidang Binus/P2HP,sehingga terhambatnya realisasi kegiatan;

f. Ada beberapa Kabupaten untuk penetapan SK CPCL bantuan saranapascapanen ditetapkan oleh Bupati setempat sehingga prosesverifikasi CPCL lambat. Di beberapa kabupaten (Lampung Selatan,Lampung Tengah, Lampung timur, Lampung utara, Pesawaran,Tanggamus, Tulang Bawang, Way Kanan, Kubu Raya, Sambas),pencairan dana melalui Bank terdekat mensyaratkanpoktan/gapoktan memiliki NPWP, sehingga proses pencairanmenjadi tertunda karena harus membentuk badan usaha danpersyaratan lainnya melalui notaris yang membutuhkan biaya yangditanggung oleh poktan/gapoktan

B. Upaya Tindak Lanjut

1. Upaya tindak lanjut dalam pencapaian sasaran produksi:

a. Menggerakkan 16 kementerian dan lembaga serta Gubernur danBupati/Walikota dalam pengawalan P2BN dalam menghadapi kondisiiklim ekstrim melalui Inpres No.5. Tahun 2011;

b. Pelaksanaan percepatan prioritas pembangunan nasional sesuaiInpres No. 14 Tahun 2011;

c. Percepatan Pembangunan MP3EI, khususnya Koridor IV, V, dan VI;

d. Perlu adanya dukungan kebijakan kedelai yang kondusif dalam halpembatasan impor melalui penerapan tarif bea masuk, agarpemasaran kedelai lokal/dalam negeri dapat bersaing dengankedelai impor.

e. Perbaikan tata hubungan kerja penyuluh, peneliti dan Dinas sesuaiPermentan No. 45 Tahun 2011, tentang Tata Hubungan kerja antarlembaga teknis, penelitian dan pengembangan dan penyuluhanpertanian dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional;

f. Perluasan dan pengembangan Sekolah Lapangan PengelolaanTanaman Terpadu (SL-PTT);

Page 255: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 247

g. Peningkatan bantuan pemerintah untuk petani berupa saranaproduksi benih, pupuk, pestisida dan alsin pra dan pascapanen;

h. Meningkatkan upaya pengamanan produksi dari gangguan OPTmelalui penguatan pengamatan peramalan dan operasionalpengendalian melalui metode “Spot Stop”, antisipasi kekeringan danbanjir, penguatan Brigade Proteksi, dan gerakan pengendalian;

i. Mengaktifkan Posko P2BN dari tingkat Pusat sampaiKecamatan/lapangan untuk meningkatkan koordinasi dansinkronisasi dengan stakeholder;

j. Pengembangan produksi melalui program Gerakan PeningkatanProduksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K);

k. Menggerakan seluruh pemangku kepentingan (pemerintah,masyarakat, pelaku usaha swasta dan BUMN);

l. Penyempuraan metoda pengumpulan dan penghitungan angkaproduksi.

2. Upaya tindak lanjut dalam pelaksanaan program/kegiatan utamatanaman pangan:

a. Meningkatkan koordinasi dengan daerah melalui pemberdayaan timPemantauan dan Pembinaan Pelaksanaan Peningkatan ProduksiBeras Nasional (P2BN) lingkup Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011sesuai tanggung jawab wilayah binaan.

b. Melakukan realokasi bantuan benih padi hibrida di beberapa daerahke kelompoktani yang siap dan mampu melaksanakan rekomendasiteknologi padi hibrida;

c. Provinsi dan kabupaten/kota diharapkan supaya memfasilitasi danbertindak sebagai mediator ataupun koordinator untukmenggerakkan seluruh stake holder yang ada di daerahnya masing-masing dalam upaya mendorong dan menjalin sertamenumbuhkembangkan kemitraan dengan kelompok tani agribisnisaneka kacang dan umbi;

Page 256: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 248

d. Perlunya kebijakan dari Kepala Dinas serta koordinasi yang baikantara satker Bidang Tanaman Pangan dengan Bidang BinaUsaha/PPHP demi kelancaran pelaksanaan kegiatan penangananpasca panen tanaman pangan;

e. Perlunya pemahaman buku pedoman pelaksanaan pascapanenbahwa penetapan SK penerima bantuan cukup Kepala DinasKabupaten/Kota serta adanya koordinasi dan pengawalan antarapetugas dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan Pemdasetempat untuk penetapan SK CPCL setempat, sehingga prosesverifikasi CPCL bisa terkawal.

Page 257: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

__________________________________________________Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________ 249

PENUTUP

1. Capaian produksi tanaman pangan tahun 2011 (Angka Ramalan III BPS)mengalami peningkatan untuk komoditas kacang hijau dan ubi jalardibanding produksi 2010 (ATAP). Namun jika dibandingkan dengan angkasasaran produksi tahun 2011, baru komoditas ubi kayu dan ubi jalar yangmengalami peningkatan produksi. Untuk luas panen tanaman pangantahun 2011 mengalami peningkatan dibanding luas panen 2010 untukkacang hijau dan ubi kayu. Jika dibandingkan dengan angka sasaran luaspanen tahun 2011, baru padi yang mengalami peningkatan luas panen.Produktivitas mengalami peningkatan dibanding produksi 2010 kecualipadi, kacang tanah dan ubi kayu. Jika dibandingkan dengan angka sasaranproduktivitas tahun 2011, komoditas yang mengalami peningkatanproduktivitas yaitu kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.

2. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan utama Program PeningkatanProduksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk MencapaiSwasembada dan Swasembada Berkelanjutan tahun 2011 sudah cukupbaik terutama penyaluran BLBU yang mencapai 100% dan pelaksanaan SL-PTT padi, jagung dan kedelai yang berkisar 90%-100%. Kegiatan yangrealisasi pelaksanaannya masih rendah antara lain SL-PTT kacang tanahdan kacang hijau karena tidak tersedianya benih; dem area ubi kayu danubi jalar karena keterlambatan terbitnya DIPA penghematan 10% yangsemula ditampung di Pusat dialihkan menjadi bantuan langsungmasyarakat pada satker kabupaten/kota; dem area gandum, sorgum danhotong karena terbatasnya benih dan terlambatnya musim hujan.

3. Realisasi anggaran APBN Sektoral yang dikelola oleh Direktorat JenderalTanaman Pangan secara keseluruhan telah mencapai 93,85% dari paguRp. 2,840 trilliun, dengan realisasi berdasarkan kelompok Satker berkisarantara 90%-96%. Sedangkan realisasi anggaran subsidi yang mencakupsubsidi harga benih dan CBN mencapai Rp. 508,578 miliar atau 79,65%dari pagu Rp. 638,657 miliar.

VI

Page 258: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

_____________________________________________ Laporan Tahunan 2011

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ____________________________________i

LAMPIRAN

Page 259: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 1

(Ha)

Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%)1 Aceh 100,700 100,700 100.00 3,300 3,300 100.00 1,800 1,800 100.00 2,490 2,490 100.002 Sumatera Utara 124,775 124,775 100.00 16,350 8,400 51.38 8,500 8,500 100.00 13,155 13,155 100.003 Sumatera Barat 87,500 87,500 100.00 - - - 10,000 7,021 70.21 5,400 5,400 100.004 Riau 34,675 34,675 100.00 950 950 100.00 8,600 8,480 98.60 675 675 100.005 Jambi 50,500 50,500 100.00 1,500 1,500 100.00 12,500 12,500 100.00 1,500 1,500 100.006 Sumatera Selatan 112,500 112,500 100.00 10,500 10,500 100.00 13,000 13,000 100.00 3,585 3,585 100.007 Bengkulu 37,700 37,700 100.00 800 800 100.00 7,175 7,175 100.00 1,905 1,905 100.008 Lampung 120,700 120,700 100.00 10,500 10,500 100.00 12,000 12,000 100.00 17,550 17,550 100.009 Bangka Belitung 4,150 4,097 98.72 - - - 2,300 2,096 91.13 - - -

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - - - -11 DKI Jakarta - - - - - - - - - - - -12 Jawa Barat 161,500 161,500 100.00 12,550 9,000 71.71 27,500 27,500 100.00 12,000 12,000 100.00

Jagung Hibrida

REALISASI PELAKSANAAN SL-PTT PADI DAN JAGUNGTAHUN 2011

No. ProvinsiPadi Non Hibrida Padi Hibrida Padi Lahan Kering

12 Jawa Barat 161,500 161,500 100.00 12,550 9,000 71.71 27,500 27,500 100.00 12,000 12,000 100.0013 Jawa Tengah 175,000 175,000 100.00 17,970 15,260 84.92 27,100 27,100 100.00 34,125 34,125 100.0014 D.I. Yogyakarta 51,700 50,633 97.94 2,300 800 34.78 35,500 35,500 100.00 1,800 1,800 100.0015 Jawa Timur 185,000 185,000 100.00 58,050 55,450 95.52 36,550 36,550 100.00 43,200 43,200 100.0016 Banten 82,200 82,200 100.00 1,580 1,580 100.00 11,425 9,575 83.81 1,050 1,050 100.0017 Bali 40,000 40,000 100.00 2,000 1,640 82.00 - - - - - -18 NTB 89,700 89,700 100.00 - - - 15,750 15,750 100.00 6,000 6,000 100.0019 NTT 60,000 60,000 100.00 8,730 8,730 100.00 22,375 22,375 100.00 11,400 11,400 100.0020 Kalimantan Barat 100,650 100,650 100.00 3,100 3,100 100.00 18,250 18,250 100.00 3,000 - -21 Kalimantan Tengah 36,600 35,725 97.61 300 300 100.00 19,500 19,500 100.00 600 - -22 Kalimantan Timur 45,250 39,140 86.50 2,500 2,075 83.00 13,600 7,900 58.09 - - -23 Kalimantan Selatan 95,925 95,925 100.00 - - - 9,050 9,050 100.00 2,280 1,440 63.1624 Sulawesi Utara 43,000 42,500 98.84 7,000 6,706 95.80 10,450 10,450 100.00 9,855 9,855 100.0025 Sulawesi Tengah 64,000 64,000 100.00 - - - 4,250 4,250 100.00 6,000 6,000 100.0026 Sulawesi Selatan 131,375 131,375 100.00 60,300 60,300 100.00 3,500 3,500 100.00 16,005 16,005 100.0027 Sulawesi Tenggara 55,625 55,625 100.00 - - - 10,000 10,000 100.00 1,005 1,005 100.0028 Gorontalo 28,100 28,100 100.00 3,700 1,016 27.46 - - - 10,650 10,650 100.0029 Sulawesi Barat 38,750 38,750 100.00 5,000 5,000 100.00 2,475 2,475 100.00 900 900 100.0030 Maluku 11,000 11,000 100.00 - - - 4,150 4,150 100.00 600 600 100.0031 Maluku Utara 8,000 8,000 100.00 - - - 2,200 2,200 100.00 - - -32 Papua 18,200 18,200 100.00 - - - 100 - - - - -33 Papua Barat 5,225 5,225 100.00 - - - 400 400 100.00 - - -

2,200,000 2,191,395 99.61 228,980 206,907 90.36 350,000 339,047 96.87 206,730 202,290 97.85Jumlah

Page 260: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 2

(Ha)

Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%)

1 Aceh 31,000 31,000 100.00 1,750 1,750 100.00 - - -

2 Sumatera Utara 5,400 5,400 100.00 2,800 - - - - -

3 Sumatera Barat 760 760 100.00 6,000 1,060 17.67 - - -

4 Riau 3,100 3,100 100.00 800 - - - - -

5 Jambi 5,065 5,065 100.00 - - - - - -

6 Sumatera Selatan 4,000 4,000 100.00 1,100 200 18.18 1,000 300 30.00

7 Bengkulu - - - 6,000 2,490 41.50 - - -

8 Lampung 3,880 3,880 100.00 7,250 500 6.90 - - -

9 Bangka Belitung - - - - - - - - -

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - - - -

12 Jawa Barat 13,750 13,750 100.00 6,100 2,150 35.25 750 - -

13 Jawa Tengah 42,980 42,980 100.00 13,100 10,920 83.36 2,000 1,500 75.00

14 D.I. Yogyakarta 11,485 11,485 100.00 4,000 4,000 100.00 - - -

15 Jawa Timur 108,975 108,975 100.00 10,100 2,930 29.01 2,300 - -

16 Banten 5,150 5,150 100.00 5,850 5,750 98.29 - - -

17 Bali 4,500 4,500 100.00 6,500 4,500 69.23 - - -

REALISASI PELAKSANAAN SL-PTT KEDELAI, KACANG TANAH DAN KACANG HIJAUTAHUN 2011

No. ProvinsiKedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

17 Bali 4,500 4,500 100.00 6,500 4,500 69.23 - - -

18 NTB 26,700 26,700 100.00 5,500 2,150 39.09 2,500 1,000 40.00

19 NTT 1,500 1,500 100.00 2,600 2,600 100.00 1,450 1,450 100.00

20 Kalimantan Barat 1,000 1,000 100.00 1,200 150 12.50 - - -

21 Kalimantan Tengah 1,790 1,790 100.00 1,100 - - - - -

22 Kalimantan Timur 1,266 1,266 100.00 - - - - - -

23 Kalimantan Selatan 1,100 1,100 100.00 1,500 893 59.53 - - -

24 Sulawesi Utara - - - 2,050 1,940 94.63 - - -

25 Sulawesi Tengah 2,000 2,000 100.00 2,450 650 26.53 - - -

26 Sulawesi Selatan 16,300 16,300 100.00 10,500 5,750 54.76 - - -

27 Sulawesi Tenggara 1,000 1,000 100.00 500 500 100.00 - - -

28 Gorontalo 2,000 2,000 100.00 - - - - - -

29 Sulawesi Barat 3,500 3,500 100.00 600 200 33.33 - - -

30 Maluku 300 300 100.00 250 - - - - -

31 Maluku Utara 700 700 100.00 400 - - - - -

32 Papua - - - - - - - - -

33 Papua Barat 800 800 100.00 - - - - - -

300,000 300,000 100.00 100,000 51,083 51.08 10,000 4,250 42.50Jumlah

Page 261: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

(Ha)

Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%)1 Sumatera Utara 400 400 100.00 600 600 100.002 Sumatera Barat 200 200 100.00 500 400 80.003 Riau 150 150 100.00 - - -4 Sumatera Selatan 350 250 71.43 - - -5 Bengkulu 200 200 100.00 160 160 100.006 Lampung 600 500 83.33 600 600 100.007 Bangka Belitung 50 - - - - -8 Jawa Barat 550 550 100.00 1,500 1,500 100.009 Jawa Tengah 900 900 100.00 550 400 72.73

10 D.I. Yogyakarta 200 200 100.00 100 100 100.0011 Jawa Timur 800 300 37.50 950 300 31.5812 Banten 200 200 100.00 300 300 100.0013 Bali 150 150 100.00 450 350 77.7814 NTB 150 - - 450 150 33.3315 NTT 300 300 100.00 500 500 100.0016 Kalimantan Barat 250 250 100.00 50 50 100.0017 Kalimantan Tengah - - - 100 100 100.00

Lampiran 3REALISASI PELAKSANAAN DEM AREA UBI KAYU DAN UBI JALAR

TAHUN 2011

No. ProvinsiUbi Kayu Ubi Jalar

17 Kalimantan Tengah - - - 100 100 100.0018 Kalimantan Timur 100 - - - - -19 Kalimantan Selatan 100 100 100.00 300 - -20 Sulawesi Utara - - - 200 200 100.0021 Sulawesi Selatan 500 450 90.00 1,000 725 72.5022 Sulawesi Tenggara 140 140 100.00 250 250 100.0023 Sulawesi Barat 250 200 80.00 - - -24 Maluku - - - 150 150 100.0025 Maluku Utara - - - 100 100 100.0026 Papua - - - 700 425 60.7127 Papua Barat - - - 450 450 100.00

6,540 5,440 83.18 9,960 7,810 78.41Jumlah

Page 262: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 4

(Ha)No. Provinsi Rencana Realisasi (%)

1 Bengkulu 1 Rejang Lebong 10 10 100.00

2 Jawa Barat 2 Bandung 10 10 100.00

3 Jawa Tengah 3 Semarang 10 10 100.004 Karanganyar 10 10 100.00

4 Jawa Timur 5 Malang 10 5 50.006 Probolinggo 10 5 50.00

60 50 83.33

1 Jawa Timur 1 Pasuruan 100 100 100.00

2 Sulawesi Selatan 2 Toraja Utara 100 10 10.00

3 Nusa Tenggara Timur 3 Timor Tengah Selatan 50 7 14.004 Manggarai 50 - -

300 117 39.00

REALISASI PELAKSANAAN DEM AREA GANDUM, SORGUM DAN HOTONGTAHUN 2011

KabupatenGandum

Jumlah

Gandum melalui CF-SKR

Jumlah

Sorgum1 Aceh 1 Aceh Tengah 10 10 100.00

2 Lampung 2 Lampung Tengah 10 - -

3 Jawa Barat 3 Bandung 10 10 100.004 Subang 10 10 100.00

4 Jawa Tengah 5 Demak 10 - -6 Wonogiri 10 10 100.007 Purbalingga 10 10 100.00

5 D.I. Yogyakarta 8 Bantul 10 10 100.009 Gunung Kidul 20 20 100.00

6 Jawa Timur 10 Lamongan 10 10 100.0011 Sampang 10 10 100.00

7 Kalimantan Tengah 12 Barito Timur 10 - -

8 Nusa Tenggara Timur 13 Sumba Timur 10 10 100.0014 Rotendao 10 2 20.0015 Ende 20 - -

9 Nusa Tenggara Barat 16 Sumbawa Besar 10 - -180 112 62.22

1 Maluku 1 Buru 30 30 100.0030 30 100.00Jumlah

Sorgum

Jumlah

Hotong

Page 263: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 5

(Ha)No. Provinsi Rencana Realisasi (%)

1 Lampung 1 Lampung Selatan 5 5 100.00

2 Jawa Barat 2 Bogor 5 5 100.003 Sukabumi 5 5 100.004 Subang 5 5 100.00

3 Banten 5 Lebak 5 5 100.006 Pandeglang 5 5 100.00

4 Jawa Tengah 7 Sragen 5 5 100.008 Purworejo 5 5 100.009 Kebumen 5 5 100.00

10 Karanganyar 5 5 100.0011 Wonosobo *) 5 - -

5 D.I. Yogyakarta 12 Gunung Kidul 5 5 100.00

6 Jawa Timur 13 Ponorogo 5 - -14 Ngawi 5 5 100.00

70 60 85.71

1 Jawa Barat 1 Bogor 5 5 100.00

2 Banten 2 Lebak 5 5 100.00

3 Kalimantan Barat 3 Bengkayang 5 5 100.00

REALISASI PELAKSANAAN DEM AREA PANGAN ALTERNATIFTAHUN 2011

Jumlah

Talas

KabupatenKoro Pedang

3 Kalimantan Barat 3 Bengkayang 5 5 100.00

4 Sulawesi Tengah 4 Kepulauan Banggai **) 5 - -

5 Sulawesi Tenggara 5 Konawe 5 5 100.0025 20 80.00

1 Jawa Tengah 1 Brebes 5 5 100.005 5 100.00

1 Sulawesi Selatan 1 Jeneponto 5 5 100.005 5 100.00

1 Jawa Barat 1 Garut 5 5 100.005 5 100.00

1 Jawa Barat 1 Ciamis 5 5 100.005 5 100.00

1 Banten 1 Padeglang 5 5 100.005 5 100.00

1 Jawa Timur 1 Malang **) 5 - -5 - -

Keterangan:*) Tidak melaksanakan (direalokasi untuk kegiatan SL-PTT padi untuk medukung kegiatan P2BN)**) Tidak dilaksanakan karena pedoman pelaksanaan kegiatan dem area pangan alternatif terlambat diterima oleh kabupaten yang bersangkutan, karena menjadi satu dengan pedoman pelaksanaan dem area ubi kayu/ubi jalar yang terhambat pelaksanaannya akibat revisi DIPA

Jumlah

Kimpul

Jumlah

Jumlah

Garut

Jumlah

Ganyong

Jumlah

Gembili

Jumlah

Talas Jepang

Talas Safira

Jumlah

Page 264: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 6

(Ton)

Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%)1 Aceh 2,375 2,375 100.00 50 50 100.00 48 48 100.00 24 24 100.00 1,172 1,172 100.002 Sumatera Utara 3,007 3,007 100.00 68 68 100.00 213 213 100.00 191 191 100.00 211 211 100.003 Sumatera Barat 2,318 2,318 100.00 - - - 173 173 100.00 234 234 100.00 30 30 100.004 Riau 699 699 100.00 14 14 100.00 210 210 100.00 10 10 100.00 124 124 100.005 Jambi 1,549 1,549 100.00 23 23 100.00 148 148 100.00 16 16 100.00 79 79 100.006 Sumatera Selatan 3,494 3,494 100.00 158 158 100.00 325 325 100.00 54 54 100.00 212 212 100.007 Bengkulu 892 892 100.00 12 12 100.00 183 183 100.00 29 29 100.00 - - -8 Lampung 4,463 4,463 100.00 38 38 100.00 300 300 100.00 204 204 100.00 183 183 100.009 Bangka Belitung 102 102 100.00 - - - 52 52 100.00 - - - - - -

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - - - - - - -11 DKI Jakarta - - - - - - - - - - - - - - -12 Jawa Barat 3,672 3,672 100.00 41 41 100.00 774 774 100.00 160 160 100.00 641 641 100.00

No. ProvinsiPadi Non Hibrida Padi Hibrida Padi Lahan Kering Jagung Hibrida Kedelai

REALISASI PENYALURAN BLBU PADI, JAGUNG DAN KEDELAITAHUN 2011

12 Jawa Barat 3,672 3,672 100.00 41 41 100.00 774 774 100.00 160 160 100.00 641 641 100.0013 Jawa Tengah 4,083 4,083 100.00 64 64 100.00 678 678 100.00 490 490 100.00 1,910 1,910 100.0014 D.I. Yogyakarta 1,266 1,266 100.00 12 12 100.00 919 919 100.00 27 27 100.00 459 459 100.0015 Jawa Timur 3,364 3,364 100.00 243 243 100.00 914 914 100.00 577 577 100.00 4,235 4,235 100.0016 Banten 935 935 100.00 24 24 100.00 311 311 100.00 4 4 100.00 101 101 100.0017 Bali 1,000 1,000 100.00 30 30 100.00 - - - - - - 180 180 100.0018 NTB 1,787 1,787 100.00 - - - 444 444 100.00 170 170 100.00 1,248 1,248 100.0019 NTT 1,443 1,443 100.00 131 131 100.00 684 684 100.00 171 171 100.00 52 52 100.0020 Kalimantan Barat 2,766 2,766 100.00 47 47 100.00 456 456 100.00 45 45 100.00 40 40 100.0021 Kalimantan Tengah 632 632 100.00 5 5 100.00 488 488 100.00 7 7 100.00 72 72 100.0022 Kalimantan Timur 979 979 100.00 31 31 100.00 197 197 100.00 - - - 51 51 100.0023 Kalimantan Selatan 2,077 2,077 100.00 - - - 226 226 100.00 26 26 100.00 27 27 100.0024 Sulawesi Utara 843 843 100.00 98 98 100.00 247 247 100.00 146 146 100.00 - - -25 Sulawesi Tengah 1,600 1,600 100.00 - - - 106 106 100.00 90 90 100.00 80 80 100.0026 Sulawesi Selatan 6,294 6,294 100.00 183 183 100.00 198 198 100.00 214 214 100.00 600 600 100.0027 Sulawesi Tenggara 1,253 1,253 100.00 - - - 228 228 100.00 15 15 100.00 115 115 100.0028 Gorontalo 639 639 100.00 22 22 100.00 - - - 155 155 100.00 65 65 100.0029 Sulawesi Barat 408 408 100.00 14 14 100.00 57 57 100.00 35 35 100.00 40 40 100.0030 Maluku 275 275 100.00 - - - 104 104 100.00 9 9 100.00 12 12 100.0031 Maluku Utara 200 200 100.00 - - - 55 55 100.00 - - - 28 28 100.0032 Papua 455 455 100.00 - - - 3 3 100.00 - - - - - -33 Papua Barat 131 131 100.00 - - - 10 10 100.00 - - - 32 32 100.00

55,000 54,999 100.00 1,304 1,304 100.00 8,750 8,750 100.00 3,101 3,101 100.00 12,000 12,000 100.00Jumlah

Page 265: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 7

(Ha)

Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%)1 Aceh 1,048 1,048 100.00 375 375 100.00 25 25 100.00 300 300 100.002 Sumatera Utara 125 125 100.00 45 45 100.00 3 3 100.00 339 339 100.003 Sumatera Barat - - - - - - - - - 231 231 100.004 Riau 75 75 100.00 - - - - - - 15 15 100.005 Jambi 500 500 100.00 - - - - - - - - -6 Sumatera Selatan 1,600 1,600 100.00 - - - 208 208 100.00 90 90 100.007 Bengkulu 100 100 100.00 - - - 56 56 100.00 128 128 100.008 Lampung 1,200 1,200 100.00 167 167 100.00 209 209 100.00 331 331 100.009 Bangka Belitung - - - - - - - - - - - -

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - - - -11 DKI Jakarta - - - - - - - - - - - -12 Jawa Barat 1,350 1,350 100.00 75 75 100.00 528 528 100.00 300 300 100.00

TAHUN 2011

No. ProvinsiPadi Non Hibrida Padi Hibrida Padi Lahan Kering Jagung Hibrida

REALISASI PENYALURAN TAMBAHAN BLBU NON SL-PTT APBN PENGHEMATAN DAN APBN-P

12 Jawa Barat 1,350 1,350 100.00 75 75 100.00 528 528 100.00 300 300 100.0013 Jawa Tengah 1,394 1,394 100.00 5 5 100.00 153 153 100.00 405 405 100.0014 D.I. Yogyakarta 194 194 100.00 20 20 100.00 54 54 100.00 113 113 100.0015 Jawa Timur 1,500 1,500 100.00 1,129 1,129 100.00 744 744 100.00 384 384 100.0016 Banten 269 269 100.00 18 18 100.00 100 100 100.00 - - -17 Bali - - - - - - - - - - - -18 NTB 300 300 100.00 45 45 100.00 444 444 100.00 225 225 100.0019 NTT - - - 66 66 100.00 488 488 100.00 300 300 100.0020 Kalimantan Barat 531 531 100.00 38 38 100.00 - - - 90 90 100.0021 Kalimantan Tengah - - - 2 2 100.00 - - - 3 3 100.0022 Kalimantan Timur - - - - - - - - - - - -23 Kalimantan Selatan 331 331 100.00 - - - 192 192 100.00 96 96 100.0024 Sulawesi Utara 99 99 100.00 27 27 100.00 - - - 225 225 100.0025 Sulawesi Tengah 250 250 100.00 - - - 13 13 100.00 90 90 100.0026 Sulawesi Selatan 3,080 3,080 100.00 2,470 2,470 100.00 62 62 100.00 375 375 100.0027 Sulawesi Tenggara 150 150 100.00 - - - - - - 180 180 100.0028 Gorontalo 8 8 100.00 - - - - - - 126 126 100.0029 Sulawesi Barat 100 100 100.00 30 30 100.00 150 150 100.00 128 128 100.0030 Maluku - - - - - - - - - 38 38 100.0031 Maluku Utara - - - - - - - - - - - -32 Papua - - - - - - - - - 5 5 100.0033 Papua Barat 1 1 100.00 - - - - - - 11 11 100.00

14,203 14,203 100.00 4,511 4,511 100.00 3,425 3,425 100.00 4,525 4,525 100.00Jumlah

Page 266: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 8

No. Komoditi Nama Varietas PengusulI PADI

1. Padi Hibrida 1 Hipa 12 SBU BB Padi Dan PT. Saprotan Benih Utama2 Hipa 13 BB Padi Dan PT. Saprotan Benih Utama3 Hipa 14 SBU BB Padi Dan PT. Saprotan Benih Utama4 Hipa Jatim 1 BB Padi Dan Diperta Provinsi Jawa Timur5 Hipa Jatim 2 BB Padi Dan Diperta Provinsi Jawa Timur6 Hipa Jatim 3 BB Padi Dan Diperta Provinsi Jawa Timur7 Rejo 1 PT Agri Makmur Pertiwi8 Rejo 3 PT Agri Makmur Pertiwi9 PAC 809 PT Advanta Seed Indonesia

10 PAC 801 PT Advanta Seed Indonesia11 LPHT 6 PT Longping Hight-Tech Indonesia12 LPHT 8 PT Longping Hight-Tech Indonesia13 LOPP 11 PERTANI PT Longping Hight-Tech Indonesia

2. Padi Non Hibridaa) Padi sawah 1 Inpari 14 Pakuan BB Padi dan Diperta TP Provinsi Jawa Barat

2 Inpari 15 Parahyangan BB Padi dan Diperta TP Provinsi Jawa Barat3 Inpari 16 Pasundan BB Padi dan Diperta TP Provinsi Jawa Barat4 Inpari Sidenuk BB Padi dan BATAN5 Inpari 17 BB Padi6 Inpari 18 BB Padi

VARIETAS TANAMAN PANGAN YANG DILEPAS MENTERI PERTANIANTAHUN 2011

6 Inpari 18 BB Padi7 Inpari 19 BB Padi8 Inpari 20 BB Padi

2) Padi Sawah lokal 1 Saganggam Panuah Pemkot. Padang Panjang, BPTP danBPSB Sumatera Barat

3) Padi Gogo 1 Inpago Unram 1 BB Padi2 Inpago Unsoed 1 BB Padi3 Inpago 8 BB Padi4 Inpago 9 BB Padi

II JAGUNG1. Jagung Hibrida 1 Bima 12 Q Balit Sereal

2 Bima 13 Q Balit Sereal3 Bima 14 Batara Balit Sereal dan Pemda Sulsel4 Bima 15 sayang Balit Sereal dan Pemda Sulsel5 DK 85 PT. Branita Sandhini6 DK 95 PT. Branita Sandhini

2. Jagung Komposit 1 Provit A1 Balit Sereal2 Provit A2 Balit Sereal

III Kedelai 1 Gema Balitkabi

Page 267: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 9

(Unit)

No. ProvinsiRencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%)

1 Aceh 16 16 100.00 4 4 100.00 5 5 100.002 Sumatera Utara 24 22 91.67 - - - 9 9 100.003 Sumatera Barat 22 19 86.36 - - - - - -4 Riau 6 6 100.00 5 5 100.00 13 13 100.005 Jambi 8 8 100.00 2 2 - 4 4 100.006 Sumatera Selatan 18 18 100.00 33 33 100.00 2 2 100.007 Bengkulu 8 8 100.00 - - - - - -8 Lampung 16 16 100.00 16 16 100.00 5 5 100.009 Bangka Belitung 2 2 100.00 - - - - - -

10 Kepulauan Riau - - - - - - - - -11 DKI Jakarta - - - - - - - - -12 Jawa Barat 30 30 100.00 32 32 100.00 18 18 100.0013 Jawa Tengah 52 52 100.00 25 25 100.00 29 29 100.0014 D.I. Yogyakarta 8 8 100.00 4 4 100.00 4 4 100.0015 Jawa Timur 48 48 100.00 47 47 100.00 31 31 100.0016 Banten 8 8 100.00 12 12 100.00 4 4 100.0017 Bali 10 10 100.00 1 1 100.00 5 5 100.0018 NTB 10 10 100.00 2 2 100.00 - - -19 NTT 2 2 100.00 - - - 4 4 100.0020 Kalimantan Barat 8 8 100.00 - - - 6 6 100.0021 Kalimantan Tengah 2 2 100.00 - - - - - -22 Kalimantan Timur 2 2 100.00 - - - 4 4 100.00

REALISASI PENYALURAN BANTUAN SARANA PASCAPANEN DAN RICE TRANSPLANTERTAHUN 2011

Bantuan Sarana Bantuan Sarana Pascapanen Bantuan Rice TransplanterPascapanen (APBN Penghematan) (APBN Penghematan)

22 Kalimantan Timur 2 2 100.00 - - - 4 4 100.0023 Kalimantan Selatan 14 14 100.00 5 5 100.00 12 12 100.0024 Sulawesi Utara 10 10 100.00 5 5 100.00 - - -25 Sulawesi Tengah 12 12 100.00 - - - 3 3 100.0026 Sulawesi Selatan 18 18 100.00 33 33 100.00 10 10 100.0027 Sulawesi Tenggara 4 4 100.00 5 5 100.00 - - -28 Gorontalo 6 6 100.00 - - - - - -29 Sulawesi Barat 4 4 100.00 - - - 4 4 100.0030 Maluku 2 2 100.00 - - - - - -31 Maluku Utara 2 2 100.00 - - - - - -32 Papua 2 2 100.00 - - - - - -33 Papua Barat 4 4 100.00 - - - 2 2 -

378 373 98.68 231 231 100.00 174 174 100.00Keterangan:

1. Kabupaten yang tidak merealisasikan pembelian sarana pascapanen yaitu Kabupaten Solok 2 gapoktan dan Solok Selatan1 gapoktan (Provinsi Sumbar), karena sarana yang diinginkan oleh gapoktan tidak sesuai dengan buku Pedoman Pelaksanaan

2. Kabupaten Karo (Provinsi Sumut) tidak melaksanakan pembelian karena melaksanakan kegiatan APBD 2011 sehingga tidakcukup waktu untuk melaksanakan bansos pascapanen APBN Ditjen Tanaman Pangan

3. Disamping transplanter juga terdapat bantuan traktor roda 2 sebanyak 100 unit yang dialokasikan di Kabupaten KlatenProvinsi Jawa Tengah dan telah terealisasi seluruhnya

Jumlah

Page 268: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 10

(Unit)

Rencana Realisasi (%) Rencana Realisasi (%)

1 Aceh 23 23 100.00 12 12 100.00

2 Sumatera Utara 29 29 100.00 14 14 100.00

3 Sumatera Barat 20 20 100.00 7 7 100.00

4 Riau 7 7 100.00 3 3 100.00

5 Jambi 11 11 100.00 4 4 100.00

6 Sumatera Selatan 18 18 100.00 8 8 100.00

7 Bengkulu 8 8 100.00 3 3 100.00

8 Lampung 18 18 100.00 5 5 100.00

9 Bangka Belitung 4 4 100.00 1 1 100.00

10 Kepulauan Riau - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 46 46 100.00 27 27 100.00

13 Jawa Tengah 46 46 100.00 36 36 100.00

14 D.I. Yogyakarta 7 7 100.00 5 5 100.00

15 Jawa Timur 46 46 100.00 31 31 100.00

16 Banten 15 15 100.00 5 5 100.00

17 Bali 15 15 100.00 3 3 100.00

REALISASI PELAKSANAAN SL-PHT DAN SL-IKLIMTAHUN 2011

No. ProvinsiSL-PHT SL-IKLIM

16 Banten 15 15 100.00 5 5 100.00

17 Bali 15 15 100.00 3 3 100.00

18 NTB 14 14 100.00 9 9 100.00

19 NTT 13 13 100.00 5 5 100.00

20 Kalimantan Barat 15 15 100.00 6 6 100.00

21 Kalimantan Tengah 8 8 100.00 5 5 100.00

22 Kalimantan Timur 11 11 100.00 3 3 100.00

23 Kalimantan Selatan 15 15 100.00 14 14 100.00

24 Sulawesi Utara 14 14 100.00 3 3 100.00

25 Sulawesi Tengah 17 17 100.00 3 3 100.00

26 Sulawesi Selatan 28 28 100.00 17 17 100.00

27 Sulawesi Tenggara 14 14 100.00 3 3 100.00

28 Gorontalo 12 12 100.00 3 3 100.00

29 Sulawesi Barat 9 6 66.67 3 - -

30 Maluku 5 5 100.00 3 3 100.00

31 Maluku Utara 5 5 100.00 3 3 100.00

32 Papua 6 6 100.00 3 3 100.00

33 Papua Barat 6 6 100.00 3 3 100.00

505 502 99.41 250 247 98.80Jumlah

Page 269: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 11

No. Jenis/Judul Kegiatan Tujuan1 2 31 Validasi Metode Penetapan Kadar Air Mendapatkan metode penetapan a. Penetapan kadar air dengan metode

Benih Kedelai Metode Oven Suhu 103 °C kadar air benih kedelai yang oven suhu tinggi (130 0C, 1 jam) dapatSelama 17 Jam dengan Metode Oven terstandardisasi secara nasional menggantikan penetapan kadar airSuhu 130 °C Selama 1 Jam dengan metode oven suhu rendah

(103 0C, 17 jam) pada benih kedelaib. Penetapan kadar air dengan metode

oven suhu tinggi (130 0C, 1 jam) dapatdigunakan sebagai metode pengujiankadar air benih kedelai di Indonesia

2 Pengembangan metode Verifikasi Keaslian Memverifikasi keaslian dan kemurnian Verifikasi keaslian dan kemurnian varietasdan Kemurnian Varietas dalam Produksi varietas padi kelas BP (Benih Pokok) dapat dilakukan dengan menggunakanPadi melalui Plot Kontrol dengan metode plot kontrol dan metode plot kontrol karena adanya media

membandingkan pemeriksaan lapangan pembanding berupa living descriptionsareal sertifikasi dengan menggunakan (deskripsi hidup) yang dapat membantu PBTmetode sampling dan metode plot terutama pemula dalam memvonis tanamankontrol yang termasuk tipe simpang atau CVL

Pelaksanaan Kegiatan Validasi dan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih

Hasil/Kesimpulan4

metode sampling dan metode plot terutama pemula dalam memvonis tanamankontrol yang termasuk tipe simpang atau CVL

3 Pengembangan Metode Uji Daya Hantar Menduga daya berkecambah, daya Uji korelasi antara nilai DHL denganListrik Untuk Pendugaan Daya Kecambah tumbuh di lapang dan vigor benih menghasilkan koefisien korelasi bernilaidan Daya Tumbuh Benih Padi (indeks vigor dan kecepatan tumbuh) negatif. Hal ini sesuai dengan hipotesa bahwa

benih kedelai berdasarkan hasil uji daya nilai DHL tertentu dapat digunakan untukhantar listrik menduga DB, DT, IV dan KCT benih padi.

Namun, pengembangan metode ini masih perludioptimasikan dengan melakukan pengujianlanjutan menggunakan metode yang telahdiverifikasi berdasarkan literatur yang didapat

4 Pengembangan Metode Pengembangan Verifikasi uji DB dengan uji FeCl3 dan Uji daya berkecambah (DB) dan uji biokimiaUji Cepat Viabilitas Menggunakan Fecl3 uji Indoksil Asetat untuk mendapatkan (FeCl3 dan IA) menunjukkan hasil ada yangDan Indoksil Asetat (IA) Pada Benih gambaran hubungan antara uji DB, berbeda nyata bila dianalisa dengan uji F danKedelai (Glycine Max) FeCl3 dan uji indoksil asetat dilanjutkan uji Duncan α 5%. Untuk hasil

pengujian viabilitas FeCl3 dan hasil pengujianDB tidak berbeda nyata pada varietas Kaba,Argomulyo dan Rajabasa. Sedangkan padahasil pengujian viabilitas Indoksil asetat (IA)dan hasil pengujian DB, tidak berbeda nyatapada varietas Kaba, Grobogan, Tanggamus

Page 270: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lanjutan Lampiran 11

No. Jenis/Judul Kegiatan Hasil/Kesimpulan1 2 45 Pengembangan Metode Evaluasi Metode Diperolehnya metode uji vigor yang Pengujian vigor sampai sejauh (5 lot) ini

Pengujian Vigor untuk Pelabelan Ulang tepat untuk pelabelan ulang pada benih terlihat kurang efisien untuk pendugaan masapada Benih Padi padi edar benih padi pada pelabelan ulang. Hasil

yang diperoleh tidak berbeda signifikan denganpengujian daya berkecambah. Grafik yangdihasilkan oleh pengujian vigor seperti indeksvigor, kecepatan tumbuh dan daya hantarlistrik cenderung landai, seperti pada grafikhasil pengujian daya berkecambah

6 Pengembangan Metode Aplikasi Pelapisan 1 Memberikan penciri terhadap benih padi Hasil terhadap empat (4) jenis varietas yang(Coating) Dan Pewarnaan Untuk hibrida telah diuji, yaitu SL8, DG1, DG2, dan Boshima,Mempertahankan Mutu Benih Padi Hibrida 2 Mengetahui pengaruh pelapisan dengan menunjukkan bahwa 2 varietas (DG1 &DG2)Selama Penyimpanan aplikasi fungisida terhadap viabilitas memberikan pengaruh coating yang lebih baik

benih padi hibrida yang ditunjukkan oleh daya berkecambah yang3 Mengetahui pengaruh pelapisan lebih tinggi dibanding kontrol, tetapi pada 2

Pelaksanaan Kegiatan Validasi dan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih

Tujuan3

benih padi hibrida yang ditunjukkan oleh daya berkecambah yang3 Mengetahui pengaruh pelapisan lebih tinggi dibanding kontrol, tetapi pada 2

terhadap umur simpan benih padi hibrida varietas lainnya (SL8 dan Boshima) benih kontrolmemberikan daya berkecambah yang lebih tinggidaripada benih yang dicoating

7 Pengembangan Metode Aplikasi Berbagai 1 Mengetahui pengaruh berbagai kemasan Jenis kemasan plastik yang dapatKemasan Plastik dalam Penyimpanan plastik dalam mempertahankan mutu mempertahankan mutu benih kedelai setelahBenih Kedelai benih kedelai selama penyimpanan 3 bulan simpan, pada tingkat KA sekitar 8,5% &

2 Mengetahui jenis kemasan yang tepat 12,1% adalah kantong semar.dalam mempertahankan mutu benih Sedangkan kemasan polyetheline dapatkedelai selama penyimpanan mempertahankan mutu benih pada KA 8,5%

8 Pengembangan Metode Kajian Keragaman Pengembangan metode uji keragaman Metode SSR dapat diaplikasikan untuk ujiGenetik Varietas Kedelai Menggunakan genetik benih kedelai menggunakan metode keragaman genetik varietas benih Kedelai namunMetode Simple Sequencing Repeat (SSR) SSR (yang dimodifikasi) perlu kajian lanjut penggunaan penanda (primer)

SSR yang lebih beragam sebagai penandaspesifik varietas

9 Pengkajian Metode sesuai ISTA Rules/ Mengetahui acuan skema benih dalam Penerbitan buku literatur yang diberi judulOECD Scheme perdagangan internasional “Skema Benih OECD dalam Perdagangan

Internasional”.

Page 271: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lampiran 12

No. Jenis/Judul Kegiatan Tujuan1 2 31 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih/ Penyempurnaan dokumen sistem mutu Adapun saran penyempurnaan antara lain:

Bibit Pertanian Peternakan Provinsi Maluku a. Dalam organisasi laboratorium perludisesuaikan antara struktur organisasi,tugas dan wewenang serta dikaitkandengan personil yang menjabat.

b. Dokumen sistem mutu perlu mencantukansasaran mutu.

c. Panduan Mutu harus memuat klausul-klausul dalam ISO/IEC 17025:2008.

2 UPTD BPSBTPH Provinsi Kalimantan Timur Penerapan Sistem Manajemen Mutu Disarankan untuk melakukan tindakan perbaikanLaboratorium sebagai berikut:

a. Ruang lingkup dan spesifikasi metodepengujian.1) Metode pengujian yang digunakan adalah ISTA Rules 9,0-9,2 untuk kadar air, 3,1-3,9 untuk kemurnian dan 5,1-

Kerjasama Penerapan Sistem Mutu Benih

4Hasil/Kesimpulan

adalah ISTA Rules 9,0-9,2 untuk kadar air, 3,1-3,9 untuk kemurnian dan 5,1- 5,11 untuk daya berkecambah.2) Di bagian atas Form A1 tersebut dicantumkan kop dan alamat laboratorium.3) Form A1 (FPA 03.1.b Rev.0) beserta penjelasan pengisiannya dapat diunduh secara langsung melalui website KAN.4) Disarankan untuk memasukkan beberapa benih hortikultura dalam ruang lingkup yang diajukan untuk diakreditasi.

b. Investigasi dan rencana tindakan perbaikanpada pengujian daya berkecambahdisarankan laboratorium untuk mencari akarpermasalahan dan perencanaan tindakanperbaikan serta mengembangkan form yangakan digunakan sesuai dengan kebutuhanlaboratorium.

Page 272: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lanjutan Lampiran 12

No. Jenis/Judul Kegiatan Tujuan1 2 33 UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Sosialisasi pemahaman Penerapan Saran tindakan perbaikan yang perlu dilakukan

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sistem Manajemen Mutu laboratorium adalah sebagai berikut:serta penerapan SNI ISO/IEC 17025:2008. a. Perlu fasilitas AC di ruang pengujian baik

basah maupun kering untuk mengendalikankondisi lingkungan pengujian. Diperlukanpenyesuaian sumber listrik dengankebutuhan listrik untuk alat dan ruangpengujian, sehingga bila terjadi gangguanlistrik pada satu alat/ruang tidak berakibatke semua alat.

b. Penempatan peralatan disesuaikan denganfungsinya.

c. Perlu dilakukan validasi dan kalibrasi sertapengecekan antara pada alat yangmempengaruhi hasil uji.

Hasil/Kesimpulan4

Kerjasama Penerapan Sistem Mutu Benih

pengecekan antara pada alat yangmempengaruhi hasil uji.

d. Memutakhirkan metode uji yang digunakansebagai acuan.

e. Menyediakan instruksi kerja di setiapperalatan yang digunakan.

4 UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Penerapan Sistem Manajemen Mutu Hasil yang diperoleh, yaitu :Provinsi Nusa Tenggara Timur Laboratorium a. Sosialisasi Audit Internal dan praktek Audit

Internalb. Kunjungan lapang ke laboratorium dalam

rangka persiapan asesmenc. Memberi masukan untuk penyempurnaan

dokumen5 UPTD BPSBTPH Dinas Pertanian dan Sosialisasi tentang SNI ISO/IEC 17025: Hasil fasilitasi yang dilakukan adalah sebagai

Peternakan Provinsi Banten 2008 serta metode pengujian dan berikut:penyempurnaan dokumen a. Memberikan saran masukan penyempurnaan

dokumenb. Berdasarkan hasil kunjungan ke laboratorium,

saran dan masukan untuk laboratoriumadalah:1) Mengganti fungsi ruang kering dengan ruang basah, karena ruang basah memerlukan suhu terkendali untuk perkecambahan benih sehingga memerlukan ruangan yang ber AC.

Page 273: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lanjutan Lampiran 12

No. Jenis/Judul Kegiatan Tujuan1 2 3

2) Menempatkan peralatan disesuaikan dengan fungsinya: grinding mills dan devider ditempatkan pada ruang kering. Sebaiknya menggunakan grinding mills yang mempunyai skala untuk memudahkan penentuan tingkat kehalusan benih (fine atau coarse ). Memiliki saringan untuk memverifikasi tingkat kehancuran benih.3) Untuk penimbangan pada analisis kemurnian timbangan yang digunakan memiliki ketelitian minimal 3 desimal.4) Melakukan ketertelusuran alat agar oven yang dikalibrasi pada tahun 2008 segera dikalibrasi ulang dan dilakukan pengecekan antara pada alat yang mempengaruhi hasil.

Hasil/Kesimpulan4

Kerjasama Penerapan Sistem Mutu Benih

dikalibrasi ulang dan dilakukan pengecekan antara pada alat yang mempengaruhi hasil.

6 Kantor Pengawasan dan Sertifikasi Benih Penyempurnaan Dokumen Sistem Berdasarkan hasil kunjungan saran dan masukanTanaman Pangan dan Hortikultura Manajemen Mutu Laboratorium untuk laboratorium adalah:Kalimantan Tengah a. Melakukan penataan letak peralatan di

laboratorium sehingga kegiatan pengujiandapat berjalan lancar.

b. Melengkapi peralatan yang digunakan sesuaidengan ruang lingkup pengujian yangdiajukan.

c. Kondisi suhu ruang pengujian kurangmemadai karena (AC) yang tersedia tidakberfungsi dengan baik. Kondisi ruanganseperti ini cukup berpengaruh terhadap hasilpengujian yang dilakukan khususnyapengujian daya berkecambah, hal ini jugaakan sangat membantu kenyamanan analisdalam bekerja jika kondisi ruanganmendukung.

d. Perlu dilakukan validasi metode grinding millsuntuk memenuhi persyaratan kelolosanmaterial (benih) yang dihancurkan.

Page 274: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2011tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAPOR… · Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011

Lanjutan Lampiran 12

No. Jenis/Judul Kegiatan Tujuan1 2 37 UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Penyempurnaan Dokumen Sistem Berdasarkan hasil kunjungan saran dan masukan

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Manajemen Mutu Laboratorium untuk laboratorium adalah:Provinsi Sulawesi Tenggara a. Fasilitasi penyempurnaandokumen sistem

manajemen mutu laboratorium dalam rangkatindakan perbaikan asesmen awal.

b. Melakukan sosialisasi SNI ISO/IEC 17025:20088 Balai Pengawasan Sertifikasi dan Produksi Sosialisasi tentang SNI ISO/IEC 17025: Berdasarkan hasil kunjungan saran dan masukan

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura 2008 dan penyempurnaan dokumen untuk laboratorium adalah:Provinsi Sulawesi Utara a. Memberikan saran masukan penyempurnaan

dokumen sistem mutu meliputi Panduan Mutu,Dokumen Prosedur dan Instruksi Kerja.

b. Melakukan sosialisasi audit internal danpraktek audit internal.

c. Membantu pengisian formulir permohonanakreditasi untuk diajukan ke Komite AkreditasiNasional (KAN).

Hasil/Kesimpulan4

Kerjasama Penerapan Sistem Mutu Benih

akreditasi untuk diajukan ke Komite AkreditasiNasional (KAN).

9 BPSB Riau Penyusunan Dokumen Sistem Manajemen Berdasarkan hasil kunjungan saran dan masukanMutu untuk laboratorium adalah:

a. Ruangan pengujian di bagi menjadi 3 bagianyaitu ruang kerja, ruang basah dan ruanginkubator. Masing-masing ruang dilengkapidengan AC.

b. Laboratorium sudah mempunyai peralatanuntuk pengujian standar dan penempatanperalatan sudah sesuai dengan fungsi alat.

c. Ada beberapa alat yang sudah dikalibrasi danbelum dilakukan kalibrasi ulang, disarankanuntuk melakukan kalibrasi alat agar tidakmempengaruhi hasil pengujian.