budidaya tanaman tahunan

28
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha perkebunan memiliki peranan yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Negara. Selaian menigkatkan pendapatan petani dan memberi nilai tambah bagi sektor pertanian, juga sebagi sumber pendapatan dan devisa negara malalui eksport. Menurut Koestono (1983), pengembangan perkembangan di indonesia berdasarkan atas kebijakan sebagai berikut, yaitu pengembangan perkebunan rakyat menjadi tulang punggung dan pendukung usaha perkebuanan didalam penerapan usaha pemertaan dari segala aspeknya. Pembangunan perkebunan besar swasta memiliki perana sebagai pelengkap yang mampu mewadahi perkembangan kewiraswastaan petani pengebun ke arah usaha rasional. Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia. Pengolahan tanah atau soil management merupakan pembinaan dalam hal pengolahan 1

Upload: fajrinpramana

Post on 13-Sep-2015

492 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Praktikum BTT

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangUsaha perkebunan memiliki peranan yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Negara. Selaian menigkatkan pendapatan petani dan memberi nilai tambah bagi sektor pertanian, juga sebagi sumber pendapatan dan devisa negara malalui eksport. Menurut Koestono (1983), pengembangan perkembangan di indonesia berdasarkan atas kebijakan sebagai berikut, yaitu pengembangan perkebunan rakyat menjadi tulang punggung dan pendukung usaha perkebuanan didalam penerapan usaha pemertaan dari segala aspeknya. Pembangunan perkebunan besar swasta memiliki perana sebagai pelengkap yang mampu mewadahi perkembangan kewiraswastaan petani pengebun ke arah usaha rasional.Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia. Pengolahan tanah atau soil management merupakan pembinaan dalam hal pengolahan tanah. Pembinaan ini dimaksudkan agar para petanai atau mereka yang menggunakan tanah dapat melekukan pengolahan tanah dengan baik agar kesuburan tanah, produktivitas tanah, pengawetan tanah dan air dapat terjamin. Sehingga, memungkinkan terlaksananya usaha-usaha dibidang pertanian dalam jangka waktu yang panjang, dari generasi ke generasi dengan hasil yang dapat memenuhi harapan.Kondisi lahan di Krumput Banyumas memiliki jenis tanah Latosol. Menurut Kartaspoetra (1991), tanah latosol mempunyai tekstur liat, dengan warna tanah coklat kemerahan. Tanaman yang dibudidayakan dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu, tanaman kehutanan, tanaman hijau makanan ternak (HMT), tanaman semusim dan tanaman perkebunan.

B. Tujuan1. Mengetahui pengolahan lahan di perkebunan karet Krumput.2. Mengetahui penerapan teknik konservasi tanah dan air pada lahan tanaman karet.3. Mengetahui kondisi lahan pada perkebunan karet Krumput.

II. TINJAUAN PUSTAKATanaman karet adalah tanaman daerah tropis yang dapat tumbuh optimal pada daerah atau dataran rendah dengan ketinggian 0 200 meter diatas permukaan laut (mdpl). Makin tinggi tempat letak tempat, pertumbuhan karet makin lambat dan hasilnya lebih rendah. Curah hujan tahunan yang cocok untuk pertumbuhan tanaman adalah kurang dari 2000mm/th dan optimalnya antara 2.500 4.000 mm/th (Setyamidjaja, 1993).Persiapan pada penanaman tanaman karet, kecuali penyediaan bibit perlu juga melaksanakan berbagai pekerjaan yang lainnya, yaitu pembukaan hutan atau pembongkaran tanaman tua, pembersihan sisa-sisa tanaman, pembersihan gulma, pengolahan tanah, pembuatan teras, pembuatan jalan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pengolahan lahan.Ada dua jenis penanaman karet, yaitu penanaman baru (newplanting), peremajaan (replanting) dan konvesi. Newplanting adalah penanaman karet yang dilaksanakan pada lahan yang sebelumnya tidak ada tanaman karet yang diusahakan pada areal tersebut. Dalam pembukaan lahan perlu dilakukannya bentuk pencegahan kerusakan lahan. Pada lahan yang miring (berombak,bergelomban sampai berbukit), sitem penanaman pada tanah tersebut harus dapat mencegah terjadinya erosi dan kerusakan tanah lainnya. Caracara yang lazim digunakan untuk mencegah keruakan tanah adalah :1. Penanaman menurut kontur (garis tinggi).2. Pembuatan teras. Dalam pembuatan teras harus diatur dan diusahakan agar dapat dibuat teras lebarnya berkisar antara 1,5 2,5 meter.3. Penanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah sangat penting untuk mencegah terjadinya erosi. Perkebunan karet yang besar umumnya me-nggunakan tanaman penutup tanah.(Setyamidjaja, 1993)Kartasapoetra, dkk, (1987) menyatakan dalam usaha konservasi tanah dan atau pencegahan erosi tanaman rerumputan selalu diutamakan, seperti halnya dalam usaha perbaikan lahan karena :1. Tanaman rerumputan dapat tumbuh dengan cepat sehingga dalam waktu yang pendek tanah telah dapat tertutupi oleh tanaman tersebut secara rapat dan tebal.2. Bagian atas dari daun-daunan mampu melindungi permukaan tanah dari tumbukan butiran air hujan dan mengurangi laju aliran permukaan.3. Bagian bawah tanaman atau perakaran dapat memperkuat konsistensi tanah dan membantu melancarkan infiltrasi air kedalam tanah.Pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan new planting meliputi : (a) pembabatan semak belukar, (b) penebangan pohon, (c) perecanaan dan pemangkasan, (d) pendongkelan akar kayu, (e) penumpukan dan pembersihan. Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan.Kegiatan pengolahan lahan, baik untuk newplanting maupun replanting sebenarnya sama saja. Langkah pertama pengolahan lahan adalah membabat pepohonan yang tumbuh. Tentunya, pada newplanting jenis pohon yang tumbuh di areal relatif banyak dengan ketinggian dan diameter batang beragam. Sementara itu, pada replanting pohon yang tumbuh hanya karet dengan ketinggian dan diameter yang sama. Pada tanah yang landai biasanya hanya dibuat rorak. Rorak ini berguna sebagai pencegah erosi dan sebagai saluran air. Perlu diperhatikan, rorak atau saluran air ini jangan sampai memiliki kemiringan aliran yang tajam karena akan menyebabkan tanah mengalami erosi atau longsor tanah. Jenis saluran air lainnya adalah saluran penguras dan saluran pinggiran jalan. Saluran pinggiran jalan dibuat sesuai dengan bentuk kemiringan jalan. Sebaiknya saluran ini dismen untuk mengurangi terjadinya erosi.

III. METODE PRAKTIKUMA. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan pada pengolahan lahan karet adalah traktor, cangkul, sabit, bor tanah, gergaji.B. Prosedur Kerja1. Penebangan Pohon. Penebangan dilaksanakan dengan gergaji (chain saw) dan penumbangan dilakukan secara teratur agar tidak terganggu kegiatan 2. Tunggul yang tersisa dibongkar dengan buldozer dan dikumpul pada tempat yang banyak sinar matahari dengan jarak yang teratur agar tidak mengganggu kegiatan pegolahan tanah.3. Pengolahan Tanah. Tahapan pengolahan tanah, adalah:a. Ripper. Ripper dimaksudkan untuk mengangkat tunggul dan sisa-sisa tanaman yang tetinggal menggunakan traktor rantai dengan kedalaman garpu sekitar 45 cm. b. Luku. Meluku dilakukan dua kali dengan arah menyilang saling tegak lurus sedalam 40 cm menggunakan taktor luku. Interval waktu luku I dan luku II adalah 21 hari.c. Ayap Akar. Semua sisa akar dan potongan karet yang masih tertinggal diayap secara manual dan dikumpulkan ditempat tertentu untuk memudahkan pemusnahannya.d. Rajang. Rajang dilakukan untuk meratakan bongkahan-bongkahan tanah sebagai aki at luku. IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil PengamatanTerlampirB. PembahasanPT. Perkebunan Nusantara IX (persero) divisi tanaman tahunan kebun Krumput Banyumas merupakan suatu perkebunan yang berbadan hukum BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang sudah ada sejak tahun 1916, namun baru mendapat akta pendirian pada tahun 1996. Krumput adalah salah satu daerah yang berada diwilayah kecamatan Banyumas. Krumput termasuk dalam satu wilayah PT Perkebunan Nusantara IX (persero) Provinsi Jawa Tengah. Lahan perkebunan karet di Krumput memiliki bentuk toprogafi yang bergelombang (rolling) dengan kelerengan 8 sampai 15 %. Daerah ini terletak pada ketinggian 175 250 mdpl dengan perbedaan ketinggian 15 50 meter. Kondisi lahan di kebun Krumput merupakan jenis tanah Latosol. Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal yaitu 1 5 meter. Warnanya merah, coklat sampai kekuning-kuningan dan mengandung bahan organik antara 3 % sampai 9 %. Reaksi tanah berkisar antara pH 4,5 6,5 yaitu dari asam sampai agak asam. Tanah ini umumnya bertekstur liat sedangkan strukturnya remah dan memiliki konsistensi gembur. Infiltrasi dan perkolasi pada lahan latosol dari agak cepat sampai agak lambat, dahan menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi.Kondisi iklim di daerah Krumput menurut Schamidt dan Ferguson (1951) berdasarkan tabel pemantauan curah hujan rata-rata selama 5 tahun (2001 sampai 2005) wilayah kebun Krumput Banyumas memiliki tipe iklim B, artinya bulan basah dengan nilai rata-rata Q sebesar 38,23 dan curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2002. Iklim yang ada secara umum tidak menentu dan dapat berubah-ubah setiap waktunya, kemungkinan kondisi iklim saat ini sudah berbeda.Tanaman yang baik adalah tanaman yang tumbuh sesuai dengan syarat tumbuhnya, begitupun dengan tanaman karet. Tanaman karet yang baik adalah tanaman yang tumbuh sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet yang semestinya. Secara umum syarat tumbuh tanaman karet sebagai berikut :1. IklimTanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zona antara 15o LS dan 15 o LU. Bila ditanam diluar zona tersebut, pertumbuhannya agak lambat, sehingga memulai produksinya pun lambat.(Styamidjaja, 1993)Hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman Karet baik secara langsung dalam hal pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman yang bervariasi menurut fase perkembangan tanaman, kondisi iklim dan tanah, maupun secara tidak langsung melalui pengaruh terhadap kelembaban udara dan tanah serta radiasi matahari. Ketiga faktor lingkungan fisik tersebut erat kaitannya dengan penyerapan air dan hara serta penyakit tanaman. Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang (Anwar, 2001). 2. Tanah Lahan kering (tanah) untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah daripada sifat kimianya. Hal ini disebabkan karena perbaikan sifat kimia untuk syarat tumbuh tanaman karet perlakuan tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah aluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain : a. Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas b. Aerase dan drainase cukup c. Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air d. Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir e. Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm f. Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro g. Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5 h. Kemiringan tanah < 16% dan i. Permukaan air tanah < 100 cm (Anwar, 2001). Didalam kegiatan perkebunan dikenal istilah stacking. Stacking adalah membuka areal hutan dengan mengunakan alat berat dan menyusun potongan-potongan kayu sesuai pancang tumpukan yang telah ditentukan. Pembukaan lahan di sini mengunakan zero burning, kegiatan pembukaan lahan mengunakan system buka lahan dengan mengunakan alat berat (stacking). Namun bila terdapat pohon yang besar dan susah di tumbang maka pohon tersebut dapat disusul dengan tumbang manual (sinso) sehingga areal dapat benar-benar terbuka. Team senso kayu biasanya ada dari kontraktor alat berat tersebut. Manfaat/tujuan Stacking yaitu Menghemat Biaya dan Mempercepat pekerjaan buka lahan.PT. Perkebunan Nusantara IX, Kebun Krumput Banyumas melakukan usaha-usaha pengolahan lahan yang meliputi pengelolaan tanah untuk tanaman karet melakukan beberapa pekerjaan sebagai berikut :1. Persiapan Lahana. Penebangan pohon Penebangan pohon dilakukan terhadap tanaman yang sudah tidak menghasilkan, yaitu dengan cara pohon ditebang, tunggul dibersihkan (didongkel) beserta akar-akarnya. Tujuan dari pembersihan tersebut adalah untuk mencegah berkembangnya jamur akar putih.b. Pemberantasan gulmaPemberantasan gulma secara dilakukan secara mekanik dan kimiawi. Secara mekanik pembersihan gulma biasanya dilakukan menggunakan alat-alat seperti : sabit, cangkul, mesin pemotong rumput dan lainnya. Sedangkan secara kimiawi pemberantasan gulma di kebun karet krumput menggunakan herbisida sistemik seperti : round up dan lainnya.c. Pembuatan atau pemiliharaan jalanPembuatan jalan bertujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pengawasan kebun dan transportasi produksi.d. Pembuatan saluran airPembuatan saluran air pada tanaman baru ataupun tanaman ulangan, dimaksudkan untuk mengendalikan air pada waktu musim hujan, agar tidak terjadi erosi sebagai akibat terbukanya lahan. Di kebun Krumput dilakukan pembuatan selokan buntu (rorak), selokan pengurus (drainase) dan selokan tepi jalan.2. Pencegahan erosiSebagian besar areal perkebunan di krumput memiliki topografi yang bergelombang atau berbukit. Pencegahan erosi yang dilakukan di kebun krumput, adalah dengan cara mekanik dan pengaturan pola tanam (Garis kontur).

a. Cara mekanikPencegahan erosi yang diterapkan diperkebunan Karet Krumput secara mekanik yaitu pembuatan teras, pembuatan rorak dan pembuatan gondang-gandung (lubang). Selain mencegah erosi pembuatan teras, rorak dan gondang-gandung (lubang) ditujukan sebagai kegiatan konservasi tanah dan air pada perkebunan tersebut. Pembuatan Rorak pada perkebunan karet Krumput memiliki ukuran lebar 40 cm, panjang 3 6 meter dengan kedalaman 60 cm, rorak tersebut dibuat pada semua lahan perkebunan karet di Krumput yang meliputi kebun Entres, kebun TBM dan kebun TM. Untuk gondang-gandung (lubang) dibuat dengan lebar 40 cm, panjang 1 meter dengan kedalaman 60 cm, gundang-gandung biasanya dibuat diantara tanaman-tanaman karet.Rorak merupakan tempat/lubang penampungan atau peresapan air, dibuat dibidang olah atau saluran peresapan. Pembuatan rorak ditunjukan untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan menampung tanah yang tererosi. Dimensi rorak yang disarankan sangat bervariasi, seperti yang disarankan oleh arsyad (2000) adalah dalam 60 cm, lebar 50 cm dengan panjang sekitar 400-500 cm. Panjang rorak dibuat sejajar kontur atau memotong lereng, jarak kesamping antara satu rorak dengan rorak lain berkisar antara 1-1,5 meter, sedangkan jarak horizontal berkisar antara 20 m pada lereng yang landai dan agak miring sampai 10 m pada lereng yang lebih curam.(Dariah et al,)Teras merupakan metode konservasi yang ditunjukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah. Tipe teras yang relatif banyak dikembangkan pada lahan pertanian di Indonesia adalah teras bangku atau teras tangga (bench terrace) dan teras gulud (ridge terrace). Teras kredit dapat dikembangkan untuk menanggulangi tingginya biaya pembangunan gteras bangku. Bentuk teras lainnya, seperti teras kebun dan teras individu.(Dariah et al,)1) Teras bangku atau teras tangga (bench terrace)Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan cara memotong panjang lereng dan meratakan tanah dibagian bawahnya, sehingga terjadi suatu deretan bangunan yang berbentuk seperti tangga.

Gambar 1. Teras bangku2) Teras gulud (contour ridges/ridges terrace)Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air dibagian belakang guludnya. Metode ini dikenal pula dengan istilah guludan bersalur. Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan, saluran air, dan bidang olah.

Gambar 2. Teras gulud3) Teras kredit (gradual terrace)Teras kredit adalah teras yang terbentuk secara bertahap karena tertahannya partikel-partikel tanah yang tererosi oleh barisan tanaman yang ditanam secara rapat seperti tanaman pagar atau strip rumput yang ditanam secara kontur.

Gambar 3. Teras kredit4) Teras individu Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman terutama tanman tahunan. Jenis teras ini biasa diaplikasikan pada areal perkebunan atau tanaman buah-buahan.Gambar 4. Teras individu

5) Teras kebun (orchard hillside ditches)Teras kebun merupakanjenis teras lain, yang dirancang untuk tanaman tahunan khususnya tanman buah-buahan. Teras ini dibuat dwngan interval yang bervariasi menurut jarak tanam.b. Pola tanamPada perkebunan karet Krumput pola tanam yang dipakai yaitu pola tanam menurut kontur. Cara penanaman tanaman yang searah garis kontur yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama pada tanah-tanah yang berlereng atau mempunyai kemiringan. Tujuan dari pola tanam ini yaitu :1) Menghambat kecepatan aliran permukaan2) Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah3) Menghemat biaya, tenaga dan waktu.Persyaratan Teknis pada penanaman secara kontur sebagai berikut :1) Pada tanah yang mempunyai kemiringan 3 6% penanaman secara kontur yang dianjurkan sebaiknya tidak melebihi panjang 100 m, saluran pembuangan penting diperhatikan2) Pada tanah yang mempunyai kemiringan lebih dari 8 % dianjurkan agar panjangnya tidak melebihi 65 m, saluran pembuangan penting untuk diperhatikan3) Penanaman secara kontur tidak efektif dilaksanakan pada tanah yang mempunyai kemiringan kurang dari 3% dan lebih dari 8% sampai 25%. Hasil Penelitian mengemukakan penanaman searah kontur pada kelerengan 4 6% dapat mengurani erosi dan run-off 50% (FAO, 1976). Keadaan lahan pada kebun karet PT. Perkebunan Nusantara IX Krumput telah dibuat teras bangku atau tangga sesuai kontur dengan lebar 1 meter dan tinggi 60 cm pembuatan teras ini dengan cara dikecrut dan digacruk (pengolahan menggunakan cangkul alat sederhana lainnya untuk pengolahan tanah). Selain pembuatan teras mereka juga melakukan pola tanam atau penanaman secara kontur dan membuat rorak. Pengolahan lahan di kebun Krumput tidak perlu dilakukan langkah konservasi karena mereka sudah menerapkan pengolahan tanah sesuai dengan aturan-aturan yang ada. 3. Penanaman tanaman penutup tanahDi kebun Krumput mereka juga menerapkan penanaman tanaman penutup tanah dengan tanaman jenis leguminose (legume cover crops) pada pertanaman karetnya yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi erosi dan sebagai kegiatan konservasi. Menurut Setyamidjaja (1993), Manfaat dari tanaman penutup tanah ini :a. Melindungi permukaan tanah terhadap erosib. Melindungi permukaan tanah dengan mengurangi jatuhnya sinar matahari yang dapat mempercepat terjadinya penguapan air pada permukaan tanah,c. Menolong menyimpan air dalam tanah untuk keperluan tanaman karet,d. Menyuburkan tanah dengan lapukan bahan organik dan fiksasi nitrogen,e. Menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi biaya pemeliharaan,f. Memperbaiki pertumbuhan tanaman pokok, memperlama masa lama peremajaan, meningkatkan hasil dan pertumbuhan kulit yang lebih baik.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Pengolahan lahan yang dilakukan PT. Perkebunan Nusantara IX adalah penyiapan lahan, penanggulangan erosi, pembuatan lubang tanam dan penanaman tanaman penutup tanah (LCC). Penyiapan lahan meliputi peremajaan replanting, pengolahan tanah, dan pembuatan jalan. Penanggulangan erosi yang dilakukan dengan membuat teras, rorak, dan melakukan pola tanam yang sesuai.2. Pengolahan lahan di kebun Krumput tidak perlu dilakukan langkah konservasi karena mereka sudah menerapkan pengolahan tanah yang sesuai dengan aturan-aturan dalam pengolahan tanah yang baik.3. Kondisi lahan pada perkebunan karet krumput sangat baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah pengelolaan tanaman perkebunan.

B. SaranSebaiknya saat melakukan kunjungan praktikum ke perkebunan dilakukan pembagian per rombongan kelompok supaya lebih efektif dan tidak secara bersama sama yang membuat praktikan menjadi bingung dan tidak focus karena kehilangan konsentrasi.

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2011. Stacking.http://edhodparidos.blogspot.com/2011/08/stacking.html. Di akses pada tanggal 14 desember 2013.

Anwar, C. 2001. manajemen dan teknologi budidaya karet. pusat penelitian karet medan.http://www.inpard.com/art_perkebunan/MANAJEMEN%20dan%20TEKNOLOGI%20BUDIDAYA20%KARET.pdf.

Dariah, et al. 2004. Teknologi Konservasi Tanah Mekanik.http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/lahankering/berlereng5.pdf. Diakses pada tanggal 13 Desember 2013.

Kartasapoetra, G., A.G. Kartasapoetra., dan M.M. Sutedjo. 2000. teknologi konservasi tanah dan air. Edisi ke dua. rineka cipta, jakarta.

Setyamidjaja, D. 1993. karet budidaya dan pengolahan. kanisius, yogyakarta.

Tim Peneliti BP2TPDAS IBB. (2002). Pedoman Praktik Konservasi Tanah dan Air. Hal. 85 86. Surakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indonesia Bagian Barat19