budidaya tanaman pala

35
I. PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam hasil bumi yang menjadi incaran para penjajah. Salah satunya, buah pala. Buah pala di Indonesia yang terkenal berasal pulau Banda Naira. Banda Naira, pulau di wilayah timur Indonesia ini merupakan penghasil buah pala terbaik di dunia. Di pulau yang sempat menjadi tempat pengasingan dua tokoh nasional, Bung Hatta dan Sjahrir ini, bisa dikatakan menjadi tempat sejarah Indonesia bermula. Pala dikenal sebagai buah yang digunakan untuk menambah cita rasa makanan, menjaga daging tetap baik dalam waktu lama jika dibalurkan pala sebelum disimpan, hingga umumnya, pala dikenal sebagai penyedap atau pengawet alami. Namun, pada kenyataannya, buah pala menyimpan khasiat lain, baik untuk kecantikan, kesehatan, dan penenang. 2.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : a. Untuk mengetahui Budiddaya buah pala.

Upload: aghir-planters

Post on 28-Nov-2015

382 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Tanaman Pala

I. PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai macam hasil bumi yang menjadi incaran para penjajah. Salah

satunya, buah pala. Buah pala di Indonesia yang terkenal berasal pulau Banda Naira. Banda

Naira, pulau di wilayah timur Indonesia ini merupakan penghasil buah pala terbaik di dunia. Di

pulau yang sempat menjadi tempat pengasingan dua tokoh nasional, Bung Hatta dan Sjahrir ini,

bisa dikatakan menjadi tempat sejarah Indonesia bermula.

Pala dikenal sebagai buah yang digunakan untuk menambah cita rasa makanan, menjaga

daging tetap baik dalam waktu lama jika dibalurkan pala sebelum disimpan, hingga umumnya,

pala dikenal sebagai penyedap atau pengawet alami. Namun, pada kenyataannya, buah pala

menyimpan khasiat lain, baik untuk kecantikan, kesehatan, dan penenang.

2.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui Budiddaya buah pala.

b.  Untuk mengetahui manfaat dari buah pala.

Page 2: Budidaya Tanaman Pala

II. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tanaman Pala

Pala  (Myristica fragrans Houtt) merupakan salah satu komoditipertanian yang memiliki

nilai ekonomis tinggi, di samping berjenis-jeniskomoditi pertanian eko-nomis lainnya.Menurut

pendapat para ahli, pala adalah tanaman asli Indonesiayangberasal dari Malaise Archipel yaitu

gugusan kepulauan Banda danMaluku. Kemudian menyebar dan berkembang ke pulau-pulau

lain yangberada di sekitarnya, bahkan sekarang telah mencapai Aceh, Sulawesi Utaradan Irian

Jaya. Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkanminyak etheris dan lemak

khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji palamenghasilkan 2 sampai 15 % minyak etheris dan

30 - 40 % lemak,sedangkan fuli menghasilkan 7 - 18 % minyak etheris dan 20 - 30 % lemak(fuli

adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yangmembungkus biji).Daging

buah pala dapat digunakan sebagai manisan atau asinan, bijidan fulinya bermanfaat dalam

industri pembuatan sosis, makanan kaleng,pengawetan ikan dan lain-lainnya. Disamping itu

minyak pala hasilpenyulingan, dapat digunakansebagai bahan baku dalam industri

sabun, parfum, obat-obatan dansebagainya. Sementara itu permintaan pasar dunia akan pala

setiap tahunterus meningkat, dan tidak kurang dari 60 % kebutuhan pala duniadidatangkan dari

Indonesia.Dalam rangka ikut serta meningkatkan devisa negara melalui export nonmigas,

memperluas lapangan kerja dan melihat prospek pala yangmenjanjikan harapan baik tersebut,

maka sudah waktunya tanaman pala. Perlu mendapatkan perhatian dan penanganan untuk

dikembangkan secara luas di Propinsi Irian Jaya.Pala Indonesia lebih disukai oleh pasar dunia,

karena mempunyai beberapakelebihan di banding pala dari negara lain, kelebihannya antara lain

rendemen minyaknya yang tinggi dan memiliki aroma yang khas.

Page 3: Budidaya Tanaman Pala

2.2 Mengenal Pala

Pala ( Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman daerah tropik yang memiliki 200 species,

dan seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan pertumbuhan yang normal, tanaman

pala memiliki mahkota yang rindang, dengan tinggi batang 10 - 18 m. Mahkota pohonnya

meruncing keatas, dengan bahagian paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan yang rapat.

Daunnya berwarna hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3- 7 cm dengan panjang tangkai

daun 0,7 -1,5 cm.Tanaman pala termasuk golongan tanaman berjenis kelamin tunggal,meskipun

terdapat pula tanaman berjenis kelamin ganda. Berumah dua, yangmemiliki perbedaan yang jelas

antara pohon betina dan pohon jantan.

Tanaman pala betina di tandai dengan pertumbuhan cabangnya secarahorizontal (mendatar),

sedangkan tanaman pala jantan di tandai dengan cabang-cabangnya yang mengarah ke atas

membuat sudut lancip dengan batangnya. Di samping tanaman pala jantan dan betina, terdapat

pula yang campuran dimana tanaman jantan akan dapat menghasilkan bunga betina,tetapi jarang

terjadi tanaman betina berbunga jantan.Tanaman pala memiliki buah berbentuk bulat, berwarna

hijau kekuning-kuningan buah ini apabila masak terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara

3 -9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai

bulat,panjangnya berkisar antara 1,5 - 4,5 cm dengan lebar 1- 2,5 cm. Kulit biji berwarna coklat

dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna keputih-putihan, sedangkan fulinya

berwarna merah gelap dan kadang-kadang putih kekuning-kuningan dan membungkus biji

menyerupai jala.

Page 4: Budidaya Tanaman Pala

Klasifikasi tanaman pala yaitu: Kingdom Plantae (Tumbuhan), Subkingdom Tracheobionta

(Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi

Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub

Kelas Magnoliidae, Ordo Magnoliales, Famili Myristicaceae, Genus Myristica, dan Spesies:

Myristica fragrans Houtt.        

2.3 Jenis Tanaman Pala

Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari

kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-

rempah, buah danbiji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak

masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman

eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Pulau

Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.

Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina.

Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning,

berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila

masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna

merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat. Pala dipanen biji, salut

bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salutbiji pala dinamakan fuli, atau

dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasidisebut myristicae arillus atau macis).

Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9

tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25

tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Sebelum

dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan

Page 5: Budidaya Tanaman Pala

waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan

akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual

sebagai pala.

Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti

atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga

dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.

Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain: Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea

Ware, Myristica fattua Houtt, Myristica specioga Ware, Myristica Sucedona BL, danMyristica

malabarica Lam. Tanaman pala dapat diperbanyak dengan berbagai cara, yaitu antara lain: 

a. Biji

Biji yang digunakan sebagai benih harus berasal dari buah pala yang benar-benar

masak. Buah pala yang bijinya akan digunakan sebagai benih hendaknya berasal dari

pohon pala yang mempunyai sifat-sifat seperti pohon dewasa yang pertumbuhannya

sehat, mampu berproduksi tinggi, dan kualitas produksinya baik. Menurut Ridley (1976),

pohon pala yang baik dapat menghasilkan 1500-2000 buah pala per pohon per tahun,

sedangkan menurut Werburg (1898), di daerah Banda kebanyakan pohon pala

menghasilkan lebih dari 300 buah pala per pohon per tahun. Di Jamaica, pohon pala yang

baik dapat menghasilkan 5000 buah pala per pohon per tahun. Di Penang (Malaysia),

pohon pala yang dipelihara baik dapat menghasilkan 10.000 buah pala per pohon per

tahun. Untuk memperoleh pohon induk yang baik, berdasarkan surat keputusan Direktur

Jendral Perkebunan No: KB. 010/42/SK/DJ. BUN/9/1984, telah ditetapkan dan dipilih

pohon induk yang dapat dipergunakan sebagai sumber benih yang tersebar di empat

provinsi, yaitu Sumatra Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Maluku.

Page 6: Budidaya Tanaman Pala

b. Cangkok

Tanaman pala tergolong mudah untuk dicangkok. Bila perbanyakan dilakukan

dengan pencangkokan, dianjurkan untuk memilih batang-batang tanaman pala yang

produktif. Batang-batang yang kurang produktif itu biasanya terletak di bagian bawah

pohon pala. Perbanyakan tanaman pala dengan cara mencangkok ini terutama bertujuan

untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat asli seperti induknya. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam memilih cabang yang akan dicangkok adalah sebagai

berikut: Dari pohon yang tumbuhnya sehat dan mampu memproduksi buah cukup

banyak, Dari pohon yang sudah berumur 12-15 tahun, dan Batang atau cabang yang

sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua atau terlalu muda

c. Penyambungan

Pada dasarnya sistem penyambungan ini adalah menempelkan bagian tanaman

yang dipilik ke bagian tanaman lain sebagai induknya, sehingga membentuk satu

tanaman bersama. Sistem penyambungan ini ada dua cara, yakni Penyambungan pucuk

(grafting) dan Penyambungan mata (okulasi).

Setelah 3-4 bulan sejak penyambungan dengan sistem grafting atau okulasi itu

dilakukan, dan jika telah menunjukkan adanya pertumbuhan batang atas (pada

penyambungan grafting) dan mata tunas (pada penyambungan okulasi), tanaman sudah

dapat ditanam di lapangan.

d. Penyusuan

Perbanyakan vegetatif dengan sistem penyusuan merupakan penemuan yang

sangat gemilang, terutama dalam usaha perbanyakan dan pelestarian tanaman buah-

buahan. Sistem penyusuan ternyata lebih baik dibandingkan dengan sistem cangkok

Page 7: Budidaya Tanaman Pala

ataupun okulasi, sebab batang bawah (onderstem) dan batang atas (entrys) tidak harus

mempunyai unsur yang sama. Batang bawah dapat berupa tanaman muda yang berasal

dari cabang atau ranting pohon yang sudah berbuah.dalam sistem penyusuan ini, ukuran

batang bawah dan batang atas harus sama besar (kurang lebih sebesar jari tangan orang

dewasa). Dalam waktu 4-6 minggu, penyusuan ini sudah dapat dilihat hasilnya. Jika

batang atas daunnya tidak layu, maka penyusuan itu dapat dipastikan berhasil.

e. Stek

Tanaman pala dapat diperbanyak pula dengan stek tua dan muda yang

diperlakukan dengan 0,5% larutan hormon IBA. Penyetekan dengan penggunaan hormon

IBA 0,5%, biasanya pada umur 4 bulan setelah dilakukan penyetekan sudah keluar akar-

akarmya. Kemudian 3 bulan berikutnya sudah tumbuh perakaran yang cukup banyak.

2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Pala

a. Iklim Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi

dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun. Dan suhu udara lingkungan 20-

30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman

pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.

b. Media tanam tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok

pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh

baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis

yang tinggi. Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5.

Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran

drainase yang baik. Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar

tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat

Page 8: Budidaya Tanaman Pala

teras-teras melintang lereng.Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan

sangat cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman

pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan

bahan organis yang tinggi. Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah

5,5 – 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus

memiliki saluran drainase yang baik. Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng

pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang,

maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng.

2.5 Budidaya Tanaman Pala

1. Penyiapan Lahan Pekerjaan penyiapan lahan untuk menanam  tanaman pala sebaiknya

dilakukan pada musim kemarau atau minimal satu bulan sebelum tanam. Tahap-tahap

penyiapan lahan meliputi berikut ini.

Pembukaan Lahan

Pekerjaan membuka lahan diawali dengan pembabatan semak belukar dan

penebangan pohon-pohon, kemudian semua pohon-pohon tersebut dikumpulkan di

suatu tempat agar mudah di manfaatkan untuk kebutuhan kayu bakar.

Pengolahan Tanah

Lahan yang sudah bersih dari pepohonan dapat segera dicangkul sedalam 30 cm

hingga gembur sambil tanahnya dibalikkan. Pengolahan tanah bertujuan

menggemburkan tanah, menyingkirkan akar dan sisa-sisa tanaman, serta

menciptakan areal yang aerasi dan drainasenya baik. Pengolahan tanah pada lahan

yang miring harus dilakukan menurut arah melintang lereng(contour) agar terbentuk

alur yang dapatr menghambat aliran permukaan dan menghindari terjadinya erosi.

Page 9: Budidaya Tanaman Pala

Pembuatan Lubang Tanam

Tata cara membuat lubang tanam meliputi langkah-langkah kerja sebagai

berikut. Tetapkan tempat lubang tanam yang pertama sejauh setengah jarak tanam

dari pinggir atau batas  kebun, yaitu jarak 4,5 m-5,0 m apabila digunakan jarak tanam

9 m x 9 m atau 10 m x 9 m, Pasang ajir dari bilah bamboo sebagai ciri tempat lubang

tanam dengan jarak antarajir 3 m x 3 m. Buat lubang berbentuk segi empat ukuran 60

cm x 60 cm atau 1 m x 1 m, tergantung kesuburan tanah. Galilah tanah dalam lubang

tersebut sedalam 30 cm, kemudian tanah galiannya di angkat ke bagian kiri lubang

yang terkena sinar matahari pagi. Perdalam lubang tadi menjadi 60 cm, hingga

ukurannya menjadi 60 cm x 60 cm atau 1 m x 1 m x 0,6 m. Tanah galiannya diangkat

ke bagian kanan lubang atau tempat yang terkena sinar matahari siang atau sore.

Keringkan lubang tanam minimal 15 hari agar gas-gas beracun dalam tanah

menguap. Masukkan kembali lapisan tanah yang berasal dari dasar lubang ke tempat

semula. Dan Lapisan tanah atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 kg-40

kg, kemudian masukkan ke dalam lubang tanam.

2. Penyiapan Bibit

Binit tanaman pala yang siap ditanam adalah bibit yang telah berumur lebih  dari satu

tahun dan tidak lebih dari dua tahun. Jika umur bibit melebihi dari ketentuan tersebut

karena terlalu lama di tempat pembibitan, maka pertumbuhannya akan terhambat dan

akarnya berlipat-lipat. Pedoman mennetukan jumlah bibit per satuan luas lahan digunakan

pendekatan rumus sebagai berikut.

Jumlah bibit yangdibutu h kan=Luas lahan(m ²)

Jarak tanamx 1batang bibit

Page 10: Budidaya Tanaman Pala

Lahan seluas 1 hektar dengan  jarak tanam 9 m x 9 m dan lahan yang efektif ditanami

90%, dibutuhkan bibittanaman pala sebanyak kurang lebih 111 batang bibit tanaman

pala. Sebulan sebelum tanam sebaiknya bibit diadaptasikan dulu di lokasi dekat kebun

3. Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah pada musim hujan untuk menjamin

tersedianya sumber air yang sangat dibutuhkan pada fase awal pertumbuhan bibit tanaman

pala. Bibit dipindahkan dari pesemaian dengan system putaran.Bibit putaran dibungkus

dengan gedebok pisang atau pembungkus lainnya yang dapat merembeskan air. Namun,

bibit dalam polibag dapat langsung ditanam pada lubang tanam yang tewrsedia. Pengaturan

jarak tanam sangat penting karena tanpa mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman

tidak dapat berproduksi secara maksimal. Jarak tanam pada tanah datar adalah 9 m x 10 m,

sedangkan pada tanah bergelombang(bukit) 9 m x 9 m. Tata cara menanam bibit tanaman

meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut.

a. Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas bibit tanaman pala dalam polibag, cangkul,

gembor (embrat), dan sarana penunjang lainnya.

b. Galilah tanah seukuran daun cangkul pada lubang tanam yang telah disiapkan jauh

sebelumnya.

c. Siramlah medium tanam pada polibag yang berisi bibit tanaman pala dengan air

bersih hingga cukup basah atau lembap.

d. Keluarkan bibit bersama medium tanamnya dari polibag secara hati-hati agar tidak

merusak akar.

e. Bibit tersebut segera ditanam tepat di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi

tegak.

Page 11: Budidaya Tanaman Pala

f. Tanah di sekitar pangkal batang bibit tanaman pala dopadatkan pelan-pelan agar akar

tanaman langsung kontak dengan air tanah.

g. Tanah di sekeliling bibit tanaman pala disiram hingga cukup basah atau lembap.

h. Pasanglah kayu atau bilah bamboo penyangga di sisi kiri dan kanan batang tanaman

tersebut.

i. Seusai menanam dilakukan penyiraman hingga tanah di sekitar pangkal batang dan

akar cukup basah

4. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman pala meliputi aktivitas-aktivitas sbagai berikut.

Penyulaman

Pada periode sejak bibit pala ditanam sampai berumur 1 bulan perlu

diperhatikan pengamatan tanaman secara teliti Bibit tanaman yang mati atau

tumbuhnya abnormal segera disulam atau diganti dengan bibit yang baru. Cara

menyulam adalah mula-mula bibit tanaman yang lama dibongkar, kemudian bibit

yang baru dikeluarkan  dari polibag bersama akar dan mediumnya. Bibit tersebut

ditanam di tengah-tengah lubang tanam secara tegak  dan tanah di sekitar pangkal

batang di padatkan pelan-pelan.Setelah selesai menyulam segera disiram air

seperlunya.

Pengairan

Tanaman pala membutuhkan cukup air, karena apabila kekurangan air pada fase

vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar. Sedangkan kekurangan

air pada fase generative mengakibatkan kerontokan bunga atau buah, sehingga

menurunkan produksi dan mutu buah, sehingga menurunkan produksi dan mutu

Page 12: Budidaya Tanaman Pala

buah. Persediaan air dan pengairan harus cukup, terutama selama musim kering

(kemarau). Sumber air dapat berasal dari sungai, kolam, waduk, serta sumur pantek.

Pada tanaman pala yang baru ditanam, pengairan dapat dilakukan 1-2 kali sehari,

terutama jika tidak hujan. Pada tanaman pala yang dewasa, pengairan dapat

disesuaikan dengan keadaan tanah.

Cara mengairi dapat dilakukan dengan system jaringan pipa PVC atau pipa

ledeng yang ditanam dalam tanah dan peralatan pompamuntuk mengatur distribusi

air. Pemberian air bisa dikontrol hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah

tertentu. Pengairan dapat pula dengan system percikan (springkler) atau tetesan yang

digerakakkan mesin agar air yang disalurkan dapatmmemancar rata membasahi

bidang lahan yang diinginkan.

Penyiangan dan Penggemburan Tanah

Sebulan setelah tanam biasanya lahan kebun tanaman pala ditumbuhi dengan

rumput-rumput liar (gulma). Gulma tersebut perlu disiangi karena gulma akan

menjadi pesaing bagi tanaman pala dalam hal kebutuhan unsure hara, air, dan sinar

matahari, bahkan gulma kadang-kadang menjadi sarang hama atau penyakit.

Penyiangan selanjutnya dilakukan secara teratur, yaitu setiap 3 bulan atau pada saat

rumput telah tumbuh kembali. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma

yang terdapat di bawah tajuk tanaman, sekitar 30 cm-50 cm dari pangkal batang.

Sambil menyiangi dilakukan penggemburan tanah secara hati-hati, kemudian

tanahnya ditimbunkan dekat pangkal batang atau perakaran yang muncul ke

permukaan tanah.

Page 13: Budidaya Tanaman Pala

Pohon pelindung

Tanaman muda umumnya tidaktahan terhadap panas matahari. Oleh karena itu

untuk menghindari kerusakan tanaman perlu disiapkan pohon pelindung yang cukup.

Setelah tanaman berumur 4 tahun, pohon pelindung dapat diperjarang.

Pemupukan

Untuk menjamin tanaman pala tumbuh dengan baik dan terus menerus

berproduksi tinggi, pemupukan perlu dilakukan. Pupuk yang diberikan dapat berupa

pupuk organic (pupuk kandang, kompos) dan pupuk buatan (urea,TSP, dan KCL).

Pupuk organic sangat baik untuk menjaga keremehan tanah serta kesuburannya.

Syarat penting pupuk organic adalah unsure N harus terdapat dalam persenyawaan

organic agar mudah diserap tanaman dan pupuk tidak meninggalkan sisa asam

organic di dalam tanah. Pupuk anorganik yang paling dibutuhkan adalah Nitrogen

(N), fosfor (P) dan kalium (K), serta unsure-unsur hara makro atau mikro seperti Zn,

Cu, Mn, dan lain-lain. Dosis pupuk yang diberikan terdiri atas 1 kg Urea + 1,1 kg

TSP + 1,2 kg KCL per pohon. Pupuk diberikan 2 kali dalam setahun, yaitu pada awal

musim hujan dan pada akhir musim hujan dengan menyesuaikan kandungan unsure

dari pupuk yang digunakan. Pupuk kandang dapat diberikan asal telah masak

sehingga kontaminasi antara tanaman dengan zat yang berbahaya dapat dihindari.

Sumberr pupuk organic dan kandungan mineralnya setiap jenis pupuk

tersebut.Sebelum dipupuk, sekeliling tanaman dibersihkan dahulu kemudian dibuat

parit melingkari tanaman selebar kanopi sedalam 2-10 cm. pupuk ditaburkan di

dalamnya dan kemudian ditutup kembali.

Page 14: Budidaya Tanaman Pala

Pananaman Tanaman Sela

Pada fase vegetative, yaitu sejak bibit pala ditanam sampai tanaman mulai

belajar berbuah, maka di antaratanaman-tanaman pala tersebut masih longgar. Lahan

tersebut di olah dengan baik dan dibuat bedengan-bedengan untuk ditanami tanaman

sela, misalnya menanam kacang-kacangan atau sayuran. Setelah tanaman pala mulai

belajar berbuah, tanamana sela dapat diganti dengan tanaman penutup tanah atau

rumput. Penutup tanah berguna untuk menjaga kelembapan tanah, memperbaiki

struktur tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah erosi lahan di sekitar

tanaman.

5. Panen

Ciri dan Umur PanenUmumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan

pada umur 10 tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus

meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus

berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah cukup

masak (tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-tanda buah

pala yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut murai merekah

(membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya yang diselaputi fuli warna merah.

Jika buah yang sudah mulai merekah dibiarkan tetap dipohon selama 2-3 hari, maka

pembelahan buah menjadi sempurna (buah berbelah dua) dan bijinya akan jatuh di tanah.

Di Daerah Banda, dikenal 3 macam waktu panen tiap tahun, yaitu: (1) panen

raya/besar (pertengahan musim hujan); panen lebih sedikit (awal musim hujan) dan

panen kecil (akhir musim hujan). Panen buah pala pada permulaan musim hujan

memberikan hasil paling baik (berkualitas tinggi) dan bunga pala (fuli) yang paling tebal.

Page 15: Budidaya Tanaman Pala

Cara Pemetikan pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya diberi/dibentuk

keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan dengan memanjat dan memilih

serta memetik buah-buah pala yang sudah masak benar.

6. Pascapanen

a. Pemisahan Bagian Buah

Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak dibelah dan

antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut

ditaruh pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu

disortir dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam yaitu: (1) yang gemuk dan utuh; (2)

yang kurus atau keriput; dan (3) yang cacat.

b. Pengeringan Biji

Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur untuk

menghindari serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan panas matahari pada

lantai jemur/tempat lainnya. Pengeringan yang terlalu cepat dengan panas yang lebih

tinggi akan mengakibatkan biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai dengan

terlepas bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar airnya

sebesar 8–10 %.

Biji-biji pala yang sudah kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit

buijinya pecah dan terpisah dengan isi biji. Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya

tersebut disortir berdasarkan ukuran besar kecilnya isi biji: Besar: dalam 1 kg terdapat

120 butir isi biji, Sedang: dalam 1 kg terdapat sekitar 150 butir isi biji, dan Kecil:

dalam 1 kg terdapat sekitar 200 butir isi biji.

Page 16: Budidaya Tanaman Pala

Isi biji yang sudah kering, kemudian dilakukan pengapuran. Pengapuran biji pala

yang banyak dilakukan adalah pengapuran secara basah, yaitu: Kapur yang sudah

disaring sampai lembut dibuat larutan kapur dalam bak besar/bejana (seperti yang

digunakan untuk mengapur atau melabur dinding/tembok). Isi biji pala ditaruh dalam

keranjang kecil dan dicelupkan dalam larutan kapur sampai 2–3 kali dengan digoyang-

goyangkan demikian rupa sehingga air kapur menyentuh semua isi biji. Selanjutnya isi

biji itu diletakkan menjadi tumpukan dalam gudang untuk dianginanginkan sampai

kering.

Setelah proses pengapuran perlu diadakan pemeriksaaan terakhir untuk mencegah

kemungkinan biji-biji pala tersebut cacat, misalnya pecah yang sebelumnya tidak

diketahui. Pengawetan biji pala juga dapat dilakukan dengan teknologi baru, yakni

dengan fumigasi dengan menggunakan zat metil bromida (CH3 B1) atau karbon

bisulfida (CS2)

c. Pengeringan Bunga Pala (Fuli)

Fuli dijemur pada panas matahari secara perlahan-lahan selama beberapa jam,

kemudian diangin-anginkan. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai fuli itu kering.

Warna fuli yang semula merah cerah, setelah dikeringkan menjadi merah tua dan

akhirnya menjadi jingga. Dengan pengeringan seperti ini dapat menghasilkan fuli yang

kenyal (tidak rapuh) dan berkualitas tinggi sehingga nilai ekonomisnya pun tinggi pula.

d. Pemecahan Tempurung Biji

Pemecahan tempurung biji pala dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

Dengan tenaga manusia Cara memecah tempurung dari biji pala dilakukan dengan

cara memukulnya dengan kayu sampai tempurung tersebut pecah. Cara memecah

Page 17: Budidaya Tanaman Pala

tempurung biji pala memerlukan keterampilan khusus, sebab kalau tidak isi biji

akan banyak yang rusak (pecah) sehingga kulitasnya turun.

Dengan mesin Cara ini banyak digunakan petani pala. Secara sederhana dapat

diterangkan bahwa mekanisme kerja dan alat ini sama dengan yang dilakukan oleh

manusia, yakni bagian tertentu dari mesin menghancurkan kulit buah pala sehingga

yang tinggal adalah isi bijinya. Keuntungan dari penggunaan mesin adalah tenaga,

waktu dan biaya operasionalnya dapat ditekan. Disamping itu kerusakan mekanis

dari isi biji juga lebih kecil

2.6 Hama dan Penyakit Tanaman Pala

a. Hama

Penggerek batang (Batocera sp)

Tanaman pala yang terserang oleh hama ini dalam waktu tertentu dapat

mengalami kematian. Gejala: terdapat lubang gerekan pada batang diameter 0,5– 1

cm, di mana didapat serbuk kayu. Pengendalian: (1) menutup lubang gerekan dengan

kayu/membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya. (2)

memasukkan/menginjeksikan (menginfuskan) racun serangga seperti Dimicron 199

EC dan Tamaran 50 EC sistemik ke dalam batang pohon pala menggunakan alat bor,

dosis yang dimasukkan sebanyak 15–20 cc dan lubang tersebut segera ditutup

kembali.

Anai-Anai / Rayap

Hama anai-anai mulai menyerang dari akar tanaman, masuk ke pangkal batang

dan akhirnya sampai ke dalam batang. Gejala: terjadinya bercak hitam pada

permukaan batang, jika bercak hitam itu dikupas, maka sarang dan saluran yang

Page 18: Budidaya Tanaman Pala

dibuat oleh anai-anai (rayap) akan kelihatan. Pengendalian: menyemprotkan larutan

insektisida pada tanah di sekitar batang tanaman yang diserang, insektisida

disemprotkan pada bercak hitam supaya dapat merembes kedalam sarang dan

saluran-saluran yang dibuat oleh anai-anai tersebut.

Kumbang Aeroceum fariculatus

Hama kumbang berukuran kecil dan sering menyerang biji pala. Imagonnya

menggerek biji dan meletakkan telur di dalamnya. Di dalam biji tersebut, telur akan

menetas dan menjadi larva yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan.

Pengendalian: mengeringkan secepatnya biji pala setelah diambil dari buahnya.

b. Penyakit

Kanker batang

Gejala: terjadinya pembengkakan batang, cabang atau ranting tanaman yang

diserang. Pengendalian: membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas

bagian yang terserang dan dibakar.

Belah putih

Penyebab: cendawan coreneum sp. yang dapat menyebabkan buah terbelah dan

gugur sebelum tua. Gejala: terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu

kecoklatcoklatan pada bagian kuliat buah. Bercak-bercak tersebut membesar dan

berwarna hitam. Pengendalian: (1) membuat saluran pembuangan air (drainase) yang

baik; (2) pengasapan dengan belerang di bawah pohon dengan dosis 100

gram/tanaman.

Page 19: Budidaya Tanaman Pala

Rumah Laba-Laba

Menyerang cabang, ranting dan daun. Gejala: daun mengering dan kemudian

diikuti mengeringnya ranting dan cabang. Pengendalian: memangkas cabang, ranting

dan daun yang terserang, kemudian dibakar.

Busuk buah kering

Penyebab: jamur Stignina myristicae. Gejala: berupa bercak berwarna coklat,

bentuk bulat dan cekung dengan ukuran bercak bervariasi, yakni dari yang berukuran

sangat kecil sampai sekitar 3 cm; pada kulit buah tampak gugusangugusan jamur

berwarna hijau kehitam-hitaman dan akhirnya bercak-bercak tersebut terjadi kering

dan keras. Pengendalian: (1) kondisi kelembaban di sekitar pohon pala perlu

dikurangi, misalnya dengan mengurang kerimbunan pohon-pohon lain di sekitar pala

dengan memangkas sebagian cabang-cabangnya yang berdaun rimbun, kemudian

tanah di sekitar pohon dibersihkan, tidak terdapat gulma atau tanaman-tanaman

perdu lainnya; (2) buah pala dan daun yang terserang penyakit ini segera dipetik dan

dipendam dalam tanah; (3) dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara

yang rutin, yakni 2–4 minggu sekali, baik pada saat ada serangan maupun tidak ada

serangan dari penyakit ini, fungsida yang dapat digunakan adalah yang mengandung

bahan aktif mancozeb, karbendazim dan benomi.

Busuk buah basah

Penyebab: jamur Collectotrichum gloeosporiodes, yang menyerang atau

menginfeksi buah yang luka. Gejala: buah pala tampak busuk warna coklat yang

sifatnya lunak dan basah; gejala ini timbul pada sekitar tangkai buah yang melekat

pada buah sehingga buah mudah gugur. Pengendalian: dengan busuk buah kering.

Page 20: Budidaya Tanaman Pala

Gugur buah muda

Gejala: adanya buah muda yang gugur. Penyebab: penyakit ini belum diketahui

dengan jelas. Pengendalian: dengan mengkombinasikan (memadukan) antara

pemupukan dan pemberian fungisida.

2.7 Manfaat Tanaman Pala

Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri

yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik.

Kulit batang dan daun

Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai kayu

bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri

Fuli

Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman

pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual didalam

negeri.

Biji pala

Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempah-

rempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang

disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala sangat

baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntahmuntah dan lain-lainya.

Kandungan biji pala diantaranya adalah

Kandungan Energi Buah Pala = 42 kkal

Kandungan Protein Buah Pala = 0,3 gr

Kandungan Lemak Buah Pala = 0,2 gr

Page 21: Budidaya Tanaman Pala

Kandungan Karbohidrat Buah Pala = 10,9 gr

Kandungan Kalsium Buah Pala = 32 mg

Kandungan Zat Besi Buah Pala = 2 mg

Kandungan Vitamin A Buah Pala = 29 IU

Kandungan Vitamin B1 Buah Pala = 0 mg

Kandungan Vitamin C Buah Pala = 22 mg

Daging buah pala

Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah

diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai

pala, kKristal daging buah pala.

Page 22: Budidaya Tanaman Pala

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanama pala merupakan tanaman asli negeri indonesia yang memiliki nilai ekomomi yang

bagus serta setiap bagian dari tanaman memilki mafaat baik dalam bidang kesehatan maupun

dalam bidang lain. Sehingga tanaman ini bisa menjadi salah satu tanaman yang baik

dibudidayakan selain tanamn coklat, sawit, dan cengkeh.

3.2 Saran

Diharap bagi pembaca yang berminat membudiadayakan tanaman pala, bisa

mengembangkan lagi makalah ini.

Page 23: Budidaya Tanaman Pala

DAFTAR PUSTAKA

Menegristek. 2000. P a l a ( Myristica Fragan Haitt ). http://www.warintek.ristek.go.id. Diakses pada 03 Desember 2013

Sunanto,Hatta. Budidaya Pala Komoditas Ekspor . Yogyakarta: kanisius.1993.

WARDIANA, E., E. RANDRIANI, dan C. TRESNIAWATI. 2007. Seleksi beberapa karakter penting 15 aksesi tanaman pala (Myristica fragrans) di Kebun Percobaan Cicurug Sukabumi. Zuriat. 18(2): 169-179.