teknik budidaya tanaman

68
I. PENDAHULUAN Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah olah sudah menjadi persoalan akrab dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam merupakan kebudayaan manusia paling tua. Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang canggih. Berbagai teknologi budidaya dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan. Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata teknik, budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau kepandaian membuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses domestikasi. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat pengetahuan manusia pada masa itu. Relevansi dari peradaban tersebut terwujud pada

Upload: haniiy

Post on 14-Jun-2015

5.175 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

TBT terdiri dari :1. Pengolahan Lahan2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

I. PENDAHULUAN

Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak

putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah olah sudah menjadi persoalan akrab

dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam

merupakan kebudayaan manusia paling tua. Sejalan dengan peningkatan

peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi berbagai

sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang canggih.

Berbagai teknologi budidaya dikembangkan guna mencapai produktivitas yang

diinginkan.

Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata

teknik, budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau kepandaian

membuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil.

Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan

manusia, yang biasanya telah melampaui proses domestikasi. Teknik budidaya

tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk

agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.

Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat

pengetahuan manusia pada masa itu. Relevansi dari peradaban tersebut terwujud

pada kesadaran untuk melaksanakan tindak budidaya. Tindak awal dari

dimulainya teknik budidaya dimulai dengan menetapnya seorang peladang

menempati suatu areal pertanaman tertentu.

Tingkatan tindak budidaya tanaman dicerminkan juga oleh tingkatan

pengelolaan lapang produksi. Pengelolaan yang paling sederhana sampai

pengelolaan yang paling maju, yaitu teknik budidaya yang telah melakukan

pengelolaan terhadap unsur iklim, air, tanah dan udara. Pada kelompok ini pelaku

budidaya telah dapat mengestimasi produksi maksimumnya dan panen yang tepat

waktu. Sebagaimana diketahui ketepatan saat panen sangat menentukan nilau jual

suatu produk. Intensifikasi dalam pengelolaan lapang produksi diikui juga oleh

meningkatnya sarana agronomi baik bahan atau jasa.

1

1

Page 2: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut

memberikan hasil tinggi secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan demikian untuk

mencapai maksud dan tujuan dalam budidaya tanaman, pemeliharaan varietas

sangat menentukan. Selain varietas juga perlu diperhatikan mutu benih, karena

benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada

budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai

penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting untuk mencegah kegagalan

petani. Untuk melindungi petani dari kegagalan, maka pengujian benih perlu

dilakukan.

Permasalahan yang sering dihadapi dalam usaha teknologi budidaya

tanaman dan pasca panen adalah bagaimana cara memelihara tanaman agar dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik sampai panen. Selain itu untuk melakukan

pemeliharaan tanaman agar terhindar dari serangan OPT terkadang juga

mengalami kendala, sehingga perlu diterapkan pengendalian OPT secara terpadu

agar kehilangan hasil karena OPT dapat diminimalir.

2

Page 3: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Persiapan Lahan

Agregasi tanah merupakan faktor penting dalam pertumbuhan

tanaman, karena pergerakan udara, air dan perpindahan energi saling

berkaitan dengan porositas tanah. Temperatur tanah merupakan faktor yang

sangat beragam namun pengaruhnya tehadap pertumbuhan tanaman

bergantung pada intensitas cahaya panjang hari, variasi musiman, curah hujan

dan warna serta tekstur tanah. Pergerakan tanah merupakan ciri fisik tanah

yang penting yang mempengaruhi munculnya kecambah (Rao, 1994).

Pengolahan pertama adalah pembukaan lahan kering yang bertujuan

membersihkan hama dan gulma serta menyingkirkan kerikil di sekitar media

tanam. Lahan tersebut memiliki struktur remah (setelah diolah) yang

merupakan struktur yang ideal bagi tanaman (Munir, 1996).

Agar memperoleh hasil seperti yang diinginkan maka tanah erlu dan

disiram dan digemburkan. Akan tetapi, tanah yang setiap hari disiram tentu

saja akan semakin padat dan udara di dalamnya semakin sedikit. Akibatnya

akar tanaman tidak dapat leluasa menyerap unsur hara. Untuk

menghindarinya, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan dengan hati –

hati agar akar tidak putus (Tohir, 2005).

Tanaman dalam pertumbuhanya memerlukan nutrisi yang berupa

unsure hara. Sedangkan asupan unsure tersebut diperoleh tanaman dari media

tanam yaitu tanah. Tanah mampu menyediakanya bagi. Dalam tanah

menyediakan beberapa unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Dalam penggunaanya sebagai media tanam sebaiknya tanah tersebut bebas

penyebab penyakit. Pemakaian tanah yang bebas penyebab penyakit harus

diartikan tanah yang relatif atau sama sekali bebas patogen yang dapat

merugikan tanaman (Lal, 1994).

Lingkungan tanah merupakan sumber nutrisi dan air bagi tanaman.

Sedangkan lingkungan iklim yang penting antara lain: radiasi surya, suhu dan

kelembaban. Interaksi antara tanaman dengan faktor lingkungan akan

3

3

Page 4: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

memberikan gambaran terhadap perkembangan dan hasil tanaman (Suminarti,

2000).

Pada pemberian nutrisi, nitrogen memiliki peran penting sebagai

fiksasi N2 biologis yang kemungkinan besar dapat menyediakan jumlah yang

cukup untuk mengimbangi jumlah hasil panen yang diekspor, tetapi

pergerakan nitrat pada kondisi curah hujan yang tinggi dapat mengurangi

efisiensi penggunaan N, baik sebagai sumber organik dan sebagai pupuk

mineral N (Noordwjik et al., 1996).

B. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih

Benih dapat dibilang input terpenting dalam budidaya pertanian.

Tanpa benih yang berkualitas tidak akan diperoleh hasil panen yang baik.

Kualitas benih baru bisa diketahui ketika benih tersebut ditanam dan

kemudian tumbuh (Anonim, 2007).

Petani sejak dahulu biasa memproduksi bibitnya sendiri. Dengan

memakai indukan yang jelas diketahui sifat-sifatnya, petani memproduksi

benih secara mandiri menggunakan teknologi dan metode tradisional yang

mereka kembangkan sendiri (Anonim, 2007).

Dalam pertanian perlu adanya penggunaan bibit yang unggul agar

hasil yang diperoleh juga tinggi. Benih unggul yang diperoleh dari varietas

hasil pemuliaan tanaman disebut dengan benih penjenis, misalnya klon, galur-

galur murni atau varietas hibrida. Benih yang telah diperoleh harus dijaga

agar susunan genetisnya tidak berubah (Setyati, 1991).

Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam

perkecambahan, karena untuk mampu berkecambah benih memerlukan

kondisi media tanam yang lembab. Kondisi ini akan merangsang munculnya

akar utama yang akan diikuti oleh pergerakan lain sampai menjadi bibit.

Dalam meningkatkan keberhasilan dan waktu berkecambah lebih cepat,

penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan. Secara umum beberapa

kasus perkecambahan meningkat sampai 100% dan benih dapat berkecambah

lebih cepat 4 - 5 hari dari normalnya (Anonim, 2008).

4

Page 5: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Daya berkecambahnya benih diartikan sebagai mekar dan

berkembangnya bagian-bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang

menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan

yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah

pengujian akan sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut

yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah

ditentukan (William, 1991).

C. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen

1. Jagung

Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu

(1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan

pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2)

fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang

terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina

(silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3)

fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak

fisiologis (Subekti et al.,2008).

Keseragaman perkecambahan sangat penting untuk mendapatkan

hasil yang tinggi. Perkecambahan tidak seragam jika daya tumbuh benih

rendah. Tanaman yang terlambat tumbuh akan ternaungi dan gulma lebih

bersaing dengan tanaman, akibatnya tanaman yang terlambat tumbuh tidak

normal dan tongkolnya relatif lebih kecil dibanding tanaman yang tumbuh

lebih awal dan seragam (Subekti et al.,2008).

Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari

kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di

dalam tanah meningkat >30% (McWilliams et al., 1999).

Varietas-varietas unggul dari jagung yang banyak dibudidayakan

oleh petani Indonesia antara lain Lamuru, Sukmaraga, Bisma, Srikandi

Kuning, dan Srikandi Putih. Varietas tersebut memiliki potensi hasil tinggi (7

– 8 l/Ha) hampir menyamai hasil varietas jagung hibrida. Varietas ini

5

Page 6: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

mempunyai keunggulan berbeda seperti toleran kekeringan, toleran lahan

masam, punya kadar protein tinggi (Menteri Pertanian, 2006).

Dapat diharapkan bahwa usaha untuk memperpendek varietas-

varietas jagung tropik yang tinggi dapat memperbaiki keseimbangan antara

pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan bakal tongkol, mengurangi

penimbunan gula labil dalam batang setelah antesis dan mengakibatkan lebih

banyak biji (Goldsworthy, 1966).

Sinar matahari merupakan faktor penting untuk keperluan

pertumbuhan tanaman jagung. Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar

matahari yang langsung, karena bila tidak akan mengurangi hasil (Effendi,

1980).

Pengeringan dimaksudkan untuk mencapai kadar air biji 12-14%

agar tahan disimpan lama, tidak mudah terserang hama dan terkontaminasi

cendawan yang menghasilkan mikotoksin, mempertahankan volume dan

bobot bahan sehingga memudahkan penyimpanan (Handerson and Perry,

1982).

2. Kacang Tanah

Kualitas hasil kacang tanah maksimal saat masak fisiologis,

dicirikan kandungan bahan kering biji dan komposisi bahan kimianya telah

maksimal. Biji telah tua bila daun telah menguning dan tekstur polong telah

jelas dan berwarna gelap. Bila polong dibuka Nampak warna gelap pada

dinding polong (Tastra et al., 1993).

Kacang tanah mempunyai sifat fisiologis yang unik, seperti bungan

terbentuk pada tajuk di atas tanah namun polong berkembang di dalam tanah

dan mampu menyerap hara langsung dari tanah. Bunga yang menjadi polong

berisi sangat sedikit dibanding bunga yang jadi. Pertumbuhan vegetatif dan

generatif dipengaruhi oleh suhu disbanding panjang penyinaran (Supriyono,

1996).

Penggunaan pupuk Posfat jenis SP-36 secara tepisah, dosis 150

kg/ha (P3) mampu merespon tanaman kacang tanah lebih baik, terutama

terhadap variable jumlah bunga, saat muncul ginofor, kecepatan pemanjangan

6

Page 7: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

ginofor, berat 100 biji dan berat hasil polong basah per hektar (Wijonarko,

2002).

Sclerotium rolfsii, penyebab penyakit busuk batang, merupakan

patogen tular tanah (soil borne) yang dapat menyebabkan kerusakan berarti

pada kacang tanah. Penyakit ini ditemukan hampir di setiap pertanaman

kacang tanah di seluruh dunia, terutama di daerah yang terletak pada garis

lintang yang rendah (Feakin, 1973).

Pemanenan kacang tanah sebaiknya dilakukan saat cuaca baik dan

tanah tidak terlalu kering sehingga memperkecil jumlah polong tertinggal dan

memudahkan perontokan dan pengeringan polong. Penundaan panen lebih

dari 5 hari dapat menyebabkan biji berkecambah di lapang (Somaatmadja,

1993).

3. Kacang Tunggak

Kacang tunggak (Vigna unguiculata) merupakan jenis tanaman

kacang-kacangan yang sudah dikenal di Indonesia. Keunggulan kacang

tunggak antara lain mudah dibudidayakan serta toleran terhadap kekeringan,

hama dan penyakit (Purwani dan Santosa, 1995).

Biji kacang tunggak yang memiliki densitas besar, lebih tahan dalam

proses pengupasan (dehulling) kulit sehingga rendemen yang dihasilkan lebih

tinggi dibandingkan biji kacang tunggak yang memiliki densitas rendah

(Purwani dan Santosa, 1994).

Pengupasan kulit dapat dilakukan dengan cara menumbuk kasar

(secara tradisional dengan alu) kemudian menampinya. Pada skala yang lebih

besar (industri rumah tangga) dapat digunakan mesin pengupas kulit

(Ngarmsak, 1991).

Tanaman kacang tunggak tahan terhadap kekeringan, sehingga

cocok dikembangkan di lahan kering (tegalan) dan lahan sawah tadah hujan,

dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya. Tanaman kacang

tunggak memiliki kelebihan, yaitu dapat tumbuh diberbagi jenis tanah,

termasuk tanah yang asam dan kering. namun, kondisi tanah yang paling ideal

bagi pertumbuhan kacang tunggak adalah tanah yang porus, banyak

7

Page 8: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

mengandung bahan organik (humus), dapat menahan kelembapan tanah, dan

mempunyai pH tanah 5,5 - 6,5 (Rukmana dan Oesman, 2000).

Respon tanaman kacang tunggak terhadap pupuk Nitrogen (N)

sangat tinggi. Pemberian pupuk N yang berlebihan terutama pada tanah yang

subur dapat menyebabkan bakteri Rhizobium yang pada mulanya bersifat

simbiosis mutualistik, berubah menjadi simbiosis parasitis sehingga

menyebabkan produksi kacang tunggak menurun (Anonim, 2009).

8

Page 9: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

1. Persiapan Lahan

Praktikum acara Persiapan Lahan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

3 Oktober 2009 dan di Jumantono, desa Sukosari, Karanganyar.

2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih

Praktikum acara Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih ini

dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2009 bertempat di Laboratorium

Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen

Praktikum acara Penanaman dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3

Oktober 2009 dan di Jumantono, desa Sukosari, Karanganyar. Praktikum

acara Pemeliharaan Tanaman ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 9

Oktober 2009 s/d 18 Desember 2009 di Jumantono, desa Sukosari,

Karanganyar dan Pemanenan pada hari Jumat tanggal 18 Desember 2009

di Jumantono, desa Sukosari, Karanganyar.

B. Alat dan Bahan

Alat:1. Cangkul

2. Cethok

3. Traktor

4. Patok

5. Tali

6. Papan Nama

7. Kaca Pembesar

8. Alat Penghitung

9. Petridish

10. Kertas Tissue/Buram

11. Meteran

9

9

Page 10: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

12. Timbangan

13. Gembor

14. Spayer

15. Oven

16. Tugal

17. Pisau atau Gunting

Bahan:1. Benih yang diuji dan yang ditanam

2. Pupuk Kandang 4,8 kg/petak untuk jagung, 0,6kg/ petak

untuk kacang tanah, 0,6kg/petak kacang tunggak

3. Pupuk Urea 105gr/petak untuk jagung, 15gr/petak untuk

kacang tanah, 15gr/petak untuk kacang tunggak

4. Pupuk SP36 24gr/petak untuk jagung, 30gr/petak untuk

kacang tanah, 30 gr/petak kacang tunggak

5. Pupuk KCl 24gr/petak untuk jagung, 30gr/petak untuk

kacang tanah, 30gr/petak untuk kacang tunggak

6. Pupuk daun

C. Cara Kerja

1. Persiapan Lahan

a. Mengolah tanah dengan cangkul atau traktor agar tanah menjadi

gembur sehingga mudah ditanami.

b. Membuat batas petakan sesuai dengan tanaman yang ditanam

kemudian memberi tanda dengan menggunakan papan nama sesuai

dengan perlakuan tanaman.

c. Menaburkan pupuk di atas petakan tanah lalu mencampurnya dengan

tanah. Dosis pupuk yang ditaburkan sesuai dengan kebutuhan

tanaman.

Untuk jagung : pupuk kandang 4,8 kg/petak dan urea 105 gr/petak.

Aplikasi pemupukan urea ½ dosis dan SP36 serta KCl

pada saat tanam. Kemudian ½ dosis urea pada 5 musim

setelah tanam.

10

Page 11: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Untuk kacang tanah dan kacang tunggak : pupuk kandang 0,6

kg/petak ditambah dengan pupuk urea 1 gr/petak

ditambah lagi SP36 30 gr/petak dan KCl 30 gr/petak

pada saat tanam.

2. Pemilihan Benih dan Perhitungan Kebutuhan Benih

a. Pemilihan Benih

1).Mengambil benih yang akan ditanam masing-masing 25 butir tiap

komoditasnya (jagung, kacang tanah dan kacang tunggak).

2).Mengamati (lebih baik dengan kaca pembesar) biji yang baik yaitu

mengkilap, tidak keriput, tidak cacat, warna normal.

b. Uji Daya Kecambah

1).Mengambil dengan cara memilih yang paling baik sebanyak 10 biji

diantara 25 biji yang dipilih sebelumnya (tiap komoditas).

2).Meletakkan 10 biji yang terpilih itu pada petridish yang pada

bagian atasnya diberi lembaran kertas buram lalu dibasahi dengan

air secukupnya.

3).Selanjutnya menghitung dan mencatat biji yang berkecambah

setiap hari sampai hari ke tujuh.

c. Berat 1000/100 biji

1).Menghitung 100 atau 1000 biji yang akan ditanam kemudian

menimbangnya.

2).Mengulang penimbangan dengan biji yang berbeda selama 3x

pengulangan.

3. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

Penanaman

Luas petakan tiap kelompok : 2 x 3 m

a. Jagung

1).Membuat lubang tanam sedalam kurang lebih 5 cm dengan jarak

tanam 40 x 50 cm (30 tanaman/petak).

11

Page 12: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

2).Menanam benih jagung di lubang yang telah disiapkan dengan

jumlah seperti yang telah ditetapkan, kemudian menutupnya

dengan tanah.

3).Menyiram dengan air hingga basah (bila tanah terlihat kering).

4).Membersihkan gulma sekitar 2 minggu setelah tanam dengan

menggunakan sabit atau cangkul sambil menggemburkan tanah

(mendangir).

5).Menebarkan pupuk urea susulan setengah dosis disamping tanaman

(barisan/lubang tanam) sekitar 5 minggu setelah tanam.

b. Kacang Tanah

1).Membuat lubang tanam sedalam kurang lebih 3 cm dengan jarak

tanam 25 x 15 cm.

2).Menanam benih kacang tanah di lubang yang telah disiapkan

dengan jumlah seperti yang telah ditetapkan, kemudian

menutupnya dengan tanah.

3).Menyiram dengan air hingga basah (bila tanah terlihat kering).

4).Membersihkan gulma sekitar 2 minggu setelah tanam dengan

menggunakan sabit atau cangkul sambil menggemburkan tanah

(mendangir).

c. Kacang Tunggak

1).Membuat lubang tanam sedalam kurang lebih 3 cm dengan jarak

tanam 25 x 30 cm.

2).Menanam benih kacang tunggak di lubang yang telah disiapkan

dengan jumlah seperti yang telah ditetapkan, kemudian

menutupnya dengan tanah.

3).Menyiram dengan air hingga basah (bila tanah terlihat kering).

4).Membersihkan gulma sekitar 2 minggu setelah tanam dengan

menggunakan sabit atau cangkul sambil menggemburkan tanah

(mendangir).

Pemeliharaan

12

Page 13: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

a. Menyiram tanaman setiap sore hari, dilakukan selama 1 minggu.

Setelah tanaman hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam

keadaan kering.

b. Melakukan penyiangan dan pendangiran dengan cangkul dan atau

cethok untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah.

c. Pengendalian pengganggu tanaman (hama/penyakit) dapat dilakukan

secara mekanik bila diperlukan.

Pemanenan

a. Melakukan pemanenan bila tanaman telah memenuhi criteria masak

sesuai jenis tanamannya. Pada jagung tongkol akan berwarna coklat

dan biji keras.

b. Mengamati bagian vegetatif dari tiap komoditas yang meliputi tinggi

tanaman (untuk jagung dan kacang tanah), dan jumlah cabang (untuk

kacang tunggak).

c. Melakukan pengamatan pada saat panen, meliputi :

1). Jagung : berat kering tanaman/ berat tongkol dengan dan tanpa

kelobot.

2).Kacang tanah : berat kering tanaman, berat polong isi, berat

polong hampa.

3).Kacang tunggak : berat kering tanaman, berat polong dengan

biji dan berat biji.

d. Menganalisis pengamatan bagian vegetatif maupun saat panen dengan

sidik ragam.

13

Page 14: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Lahan

Persiapan lahan bertujuan untuk mengkondisikan lahan tempat

budidaya tanaman agar sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan tanaman

sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik pada lahan tersebut. Persiapan

lahan ini dilakukan sebelum melakukan penanaman meliputi pengolahan

tanah, penyiangan gulma yang tumbuh, serta pemberian pupuk dasar.

Pengolahan tanah merupakan cara untuk memperbaiki kondisi fisik,

kimia maupun biologi tanah. Mengolah lahan merupakan pekerjaan

memodifikasi atau memanipulasi tanah di daerah perakaran tanaman secara

langsung. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki daerah tersebut bagi

pertumbuhan akar, ketersediaan hara dan produksi. Pengolahan tanah dapat

memperbaiki kondisi tanah karena mengubah struktur dan tekstur tanah

menjadi lebih baik sehingga aerasi dan drainase tanah juga menjadi lebih

baik. Aerasi yang baik mengakibatkan jasad renik dapat berkembang dengan

baik, sehingga menambah kesuburan tanah, air mudah merasap sehingga

tanah tidak tergenang dan kelembaban tanah terjaga, serta bibit penyakit,

hama dan gulma akan mati karena terkena sinar matahari. Tanah yang telah

diolah akan memiliki struktur yang remah dan teksturnya menjadi halus.

Sehingga, penyerapan air menjadi lebih baik. Selain itu, pengolahan lahan

akan memberikan rongga-rongga di dalam tanah agar akar tanaman dapat

“bernafas”.

Pengolahan lahan meliputi penggaruan, pemupukan lahan, dan

pembersihan lahan dari hama dan gulma. Penggaruan lahan dapat dilakukan

dengan menggunakan cangkul atau traktor. Penggaruan lahan ini bertujuan

untuk menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah yang keras, sehingga

struktur dan tekstur tanah memungkinkan untuk ditanami. Sedangkan

14

14

Page 15: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

pemupukan lahan bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah agar

tanah menjadi lebih subur dan dapat mencukupi kebutuhan tanaman akan

unsur hara. Sehingga, pertumbuhan tanaman lebih optimal.

Persiapan lahan dimaksudkan agar lahan lebih siap untuk ditanami

dan meningkatkan kondisi fisik tanaman dengan cara merubahnya. Cara

pengolahan lahan berpengaruh pada struktur dan tekstur tanah. Tanah yang

telah diolah akan memiliki struktur yang remah dan teksturnya menjadi halus.

Sehingga, penyerapan air menjadi lebih baik. Selain itu, pengolahan lahan

akan memberikan rongga-rongga di dalam tanah agar akar tanaman dapat

“bernafas”.

Dalam praktikum ini, luas lahan yang digunakan seluas 6

dengan jarak tanam jagung 40 cm x 50 cm, kacang tanah 25 x 20, dan kacang

tunggak 25 x 30. Arah tanaman yaitu membujur dari utara ke selatan.

Sehingga tanaman dapat menyerap sinar matahari lebih banyak untuk proses

fotosintesis. Lahan yang digunakan untuk penanaman merupakan lahan

kering, maka pengolahan pertama adalah pembukaan lahan kering yang

bertujuan membersihkan hama dan gulma serta menyingkirkan kerikil di

sekitar media tanam.

Dalam proses pengolahan tanah sebagai tempat tanam perlu

digemburkan terlebih dahulu karena dengan tanah yang gembur akan banyak

pori-pori yang dapat diisi oleh air maupun udara yang diperlukan untuk

tanaman sehingga tanaman akan tetap bertahan hidup. Penanaman dilakukan,

sebelumnya pupuk perlu disebarkan dan diratakan pada tanah yang akan

ditanami agar tercampur dengan tanah sehingga tidak mudah menguap di

udara. Fungsi pupuk yang disebarkan pun beraneka ragam. Penambahan

pupuk kandang dan kompos di kenal sebagai upaya terbaik dalam perbaikan

level bahan organik dan humus. Bila tidak dapat dilakukan maka rumput

tahunan merupakan tanaman yang mampu melakukan regenerasi dan

meningkatkan kadar humus tanah (Nations, 1999). Pupuk kandang

merupakan pupuk yang penting di indonesia. Selain jumlah ternak di

indonesia cukup banyak dan volume kotoran ternak cukup besar, pupuk

15

Page 16: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

kandang secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan

limbah pertanian. Yang dimaksud pupuk kandang adalah kotoran

hewan/ternak dan urine (Rosmarkam & Nasih Widya Yuwono, 2002).

Pupuk urea yang biasa disebut sebagai pupuk nitrogen (N), dimana

unsur N bermanfaat dalam : (1) mempertinggi pertumbuhan vegetatif

terutama daun, (2) mempertinggi kandungan protein, (3) menambah tinggi

tanaman, (4) mempertinggi kemampuan tanaman untuk menyerap unsur hara

lain seperti K, P, dll, (5) merangsang pertunasan, (6) mengaktifkan mikrobia

tanah sehingga proses dekomposisi BO berjalan lancar. Pupuk urea ini mudah

larut dalam air dan mudah menyerap air sehingga tidak dapat disimpan dalam

kurun waktu yang lama. Untuk pupuk SP36 berfungsi sebagai sumber hara

phosphor (P), dimana unsur P ini memiliki peranan penting bagi tanaman

antara lain : (1) mempercepat pembentukan sel-sel, lemak, dan albumin, (2)

memperbaiki pembungaan, pembuahan, dan pembentukan benih, (3)

mengurangi kerontokan buah, (4) mempercepat pemasakan buah, (5)

memperbaiki perkembangan perakaran, khususnya akar-akar lateral dan

sekunder. Unsur P dalam SP36 hampir seluruhnya larut dalam air, tetapi tidak

mudah menyerap air sehingga dapat disimpan dalam waktu lama. Sedangkan

pupuk KCl merupakan sumber hara kalium (K), bermanfaat untuk : (1)

memperkuat perakaran, (2) lebih tahan terhadap penyakit, (3) penting dalam

pembentukan umbi dan klorofil.

Pada lahan ini banyak terdapat gulma yang mengganggu

pertumbuhan tanaman. Gulma yang dijumpai pada lahan tersebut adalah

rumput – rumputan , putrid malu (Mimosa pudica) dan tanaman rosella.

Dalam pertumbuhannya, tanaman sering diganggu oleh pertumbuhan gulma.

Gulma sangat mengganggu karena dalam hidupnya akan berkompetisi dengan

tanaman pokok dalam mendapatkan air, unsur hara, dan cahaya matahari.

Keberadaan gulma di antara tanaman pertanian dapat menurunkan hasil yang

cukup tinggi. Oleh karena itu harus diadakan pengendalian dengan

penyiangan. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara mekanis

(misalnya pencabutan dan pemotongan), dengan cara khemis (menggunakan

16

Page 17: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

obat-obatan/herbisida), dan dengan cara biologis (menggunakan serangga

atau musuh alami). Pengendalian gulma perlu dilakukan untuk memperkecil

kompetisi tanaman sehingga tanaman cukup unsur hara. Penyiangan

(pengendalian gulma) dilakukan bersamaan dengan pendangiran yaitu

pengolahan tanah secara ringan. Pendangiran bertujuan untuk

menggemburkan tanah di sekitar tanaman yang mulai memadat.

B. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih

Tabel 4.1 Jumlah Benih yang Berkecambah

BenihJumlah benih yang

berkecambahHari ke-4 Hari ke-7

Jagung 9 10Kacang Tanah 2 9Kacang Tunggak 0 6

Sumber : laporan sementara

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Berat Benih @ komoditasUlangan Berat @ komoditas (gr)

Jagung Kacang Tanah Kacang Tunggak1 23,8 39,7 13,82 23,9 41,6 15,43 22,6 38 12,24 25,9 43,5 155 24,4 42,6 15,66 25,1 39,1 14,9

Berat 100 biji 145,7 244,5 86,9Berat rata-rata 24,28 40,75 14,48

Sumber : Laporan Sementara

Analisis Perhitungan Kecepatan Kecambah

Analisis Perhitungan Daya Kecambah

17

Page 18: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Kebutuhan benih/ luas lahan

Jagung

Kacang Tanah

Kacang Tunggak

Analisis Perhitungan Sd

Jagung

18

Page 19: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

SD =

=

= = 1,14

SDmax =

= 24,28 + 1,14 = 25,42

SDmin =

= 24,28 – 1,2 = 23,14

Kacang Tanah

SD =

=

= = 2,15

SDmax =

= 40,75 + 2,15 = 42,90

SDmin =

= 40,75 – 2,15 = 38,60

Kacang Tunggak

19

Page 20: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

SD =

=

= = 1,28

SDmax =

= 14,48 + 1,28 = 15,76

SDmin =

= 14,48 – 1,28= 13,20

Pengertian bibit masih dirancukan dengan pengertian benih (seed)

dari tanaman induk (parent stock). Pengertian bibit juga sering tertukar

dengan istilah tanaman induk penghasil benih atau bibit. Kerancuan ini

terjadi, karena belum ada kepastian tentang pembatasan pengertian bibit.

Pengertian bibit yang dimaksud dalam makalah ini adalah tanaman kecil

(belum dewasa) yang berasal dari pembiakan generatif (dari biji), vegetatif,

kultur jaringan atau teknologi perbanyakan lainnya. Selain itu, bibit juga

dapat diperoleh dari kombinasi cara-cara perbanyakan tersebut (Setyawan,

1996).

Daya kecambah (DK) akan kemampuan benih untuk melakukan

perkecambahan dihitung sampai hari ke tujuh. Sedangkan kecepatan

kecambah adalah waktu yang diperlukan benih untuk berkecambah, dihitung

sampai hari keempat.

Di dalam praktikum ini digunakan benih jagung, kacang tanah dan

kacang tunggak untuk uji kecambah yang sebelumnya dilakukan pemilihan

benih yang baik. Kriteria benih yang baik antara lain mengkilat, tidak keriput,

serta tidak cacat dengan warna yang normal. Proses perkecambahan

berlangsung selama 7 hari, di mana hari keempat digunakan untuk

20

Page 21: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

mengetahui kecepatan kecambah sedangkan hari ketujuh diguakan untuk

mengetahui daya kecambahnya.

Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah pemilihan benih dan

perhitungan kebutuhan benih. Kondisi benih yang baik sering dicirikan

dengan tidak adanya keriput, mengkilat, dan warnanya normal. Secara visual,

pemilihan benih dapat dilakukan secara mudah dan cepat sehingga para

petani dapat melakukannya setiap saat. Namun demikian, pemilihan benih ini

harus tetap dilakukan, khususnya saat hendak menanam benih sehingga

petani tidak terganggu oleh ancaman kegagalan pertumbuhan benih tersebut.

Tanaman yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah jagung, kacang tanah

dan kacang tunggak.

Untuk mengetahui kecepatan kecambah, daya kecambah dan

kebutuhan benih per lubang diadakan perkecambahan benih di dalam

petridish yang berisi sepuluh benih dan dilapisi kertas buram yang diberi

sedikit air. Setelah empat hari penyimpanan, jumlah kecambah dihitung guna

mengetahui kecepatan kecambah (KK). Kecepatan kecambah dapat dihitung

dengan membagi jumlah benih yang sudah berkecambah dibagi seluruh benih

yang dikecambahkan dikali 100%.

Dari praktikum ini kecepatan berkecambah jagung adalah 90%,

sedangkan untuk kacang tanah 20% dan kacang tunggak adalah 0% berarti

pada petridish jagung hampir semua benih berkecambah sedangkan pada

kacang tanah hanya 1/5 dari total benih yang ada dan kacang tunggak semua

belum mulai berkecambah. Setelah hari ketujuh, jumlah kecambah dihitung

lagi guna menghitung daya kecambah. Daya kecambah dihitung dengan

membagi jumlah benih yang dikecambahkan dikali 100%. Dari praktikum ini

didapat daya kecambah jagung sebesar 100%, kacang tanah sebesar 90% dan

kacang tunggak sebesar 60%. Untuk daya kecambah jagung dan kacang tanah

termasuk daya kecambah yang tinggi. Sedangkan untuk kacang tunggak

termasuk rendah.

Dari hasil perhitungan daya kecambah dan kecepatan kecambah

dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan benih per petak dan kebutuhan

21

Page 22: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

benih per lubang. Kebutuhan benih per petak untuk jagung sebanyak 30

benih, kacang tanah 160 benih dan kacang tunggak 240 benih. Kebutuhan

benih per lubang untuk jagung dan kacang tanah satu sedangkan kacang

tunggak tiga. Tetapi dalam praktiknya kebutuhan benih per lubang adalah

tiga, hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi jika benih-benih tertanam

terlalu dalam sehingga tidak dapat tumbuh dengan baik. Penanaman jagung

dengan jarak tanam 40 x 50 cm pada lahan seluas 200 x 300 cm, sehingga

terdapat lubang tanam sebanyak 30 lubang. Untuk kacang tanah dengan luas

yang sama tetapi menggunakan jarak tanam 25 x 15 dapat dibuat 160 lubang

dan untuk kacang tunggak dengan jarak tanam 25 x 30 dapat dibuat 80

lubang.

Selama penyimpanan kelembaban dalam petridish harus

diperhatikan agar tidak terlalu lembab atau terlalu kering. Jika terlalu lembab,

benih bisa membusuk, dan jika terlalu kering benih akan kekurangan air yang

menyebabkan benih tidak dapat berkecambah.

Dari hasil penimbangan 100 benih dapat diketahui bahwa berat rata-

rata jagung, kacang tanah, kacang tunggak berturut – turut yaitu 24,28; 40,75;

14,48. Perhitungan standar deviasi di peroleh hasil 1,14; 2,15; 1,28. SD max

yaitu 25,42; 42,90; 15,76 sedangkan SD min yaitu 23,14; 38,60; 13,20.

Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan

benih antara lain : tingkat kematangan benih, ukuran benih, berat benih,

kondisi persediaan makanan dalam benih, ketidaksempurnaan embrio, daya

tembus air dan oksigen terhadap kulit biji (Curtis dan Clark, 1968). Di

samping faktor internal, faktor eksternal seperti suhu, air, oksigen dan cahaya

juga mempengaruhi perkecambahan biji. Perkecambahan tidak dapat terjadi

jika benih tidak dapat menyerap air dari lingkungan. Bewley and Black

(1983) juga menyatakan bahwa benih yang mempunyai struktur kulit yang

keras dapat mengganggu penyerapan air dan pertukaran gas, selain adanya zat

penghambat perkecambahan di dalam kulit benih itu sendiri dan menghalangi

lepasnya penghambat yang terdapat dalam endosperm. Salah satu cara efektif

yang dapat dilakukan untuk mempersingkat masa dormasi benih adalah

22

Page 23: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

dengan memanaskna benih menggunakan oven listrik pada suhu tertentu.

Pada umumnya setiap benih tanaman memiliki kekerasan dan ketebalan kulit

yang berbeda. Semakin tebal kulit benih maka memerlukan suhu lebih tinggi

untuk memberikan peluanng masuknya air ke dalam benih.

Proses-proses perkecambahan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan

faktor-faktor lingkungan seperti air, O2, cahaya dan suhu. Air berperan dalam

melunakkan kulit biji, memfasilitasi masuknya O2, pengenceran protoplasma

untuk aktivasi fungsi, dan alat trasnportasi makanan. Suhu berperan dalam

pematahan dormansi; aplikasi fluktuasi suhu yang tinggi berhasil

mematahkan dormansi pada banyak spesies, terutama yang mengalami

termodormansi. Aplikasi fluktuasi suhu ini dapat berupa chilling/alternating

temperature maupun pembakaran permukaan. O2 dibutuhkan pada proses

oksidasi untuk membentuk energi perkecambahan. Cahaya mempengaruhi

perkecambahan melalui tiga macam bentuk yaitu intensitas cahaya, panjang

gelombang, dan fotoperiodisitas.

Selama pertumbuhan kecambah jagung mengalami gangguan oleh

OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang berupa hama dan patogen

penyebab penyakit. Hama dan penyakit yang muncul adalah semut dan jamur

yang memperlambat proses perkembangan kecambah.

C. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

Penanaman yang dilakukan pada jagung adalah membuat lubang

tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.

Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya

40x50 cm (1tanaman /lubang). Pemeliharaan yang dilakukan pada setiap

tanaman adalah penyiangan, penjarangan, pendangiran dan penyiraman.

Perlakuan yang diberikan pada jagung adalah pemberian pupuk daun.

Perlakuan pada kacang tanah adalah pengaturan jarak tanam dan pada kacang

tunggak adalah pemangkasan.

Pada pemeliharaan ini, apabila terdapat tanaman yang daunnya

sudah menguning dan rusak terkena angin lebih baik dipotong. Hal ini

23

Page 24: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

dikarenakan, mempengaruhi proses pertumbuhan dan proses penyampaian

hasil fotosintesis maupun pengangkutan unsur hara pada tanaman .

Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan

melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman

bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10

hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam

penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Pada praktikum kali ini, untuk

lahan yang diamati tidak mengalami penyulaman tanaman.

Penyiangan pada tanaman dapat dengan tangan atau cangkul kecil.

Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur

tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan

setelah tanaman berumur 15 hari. Pembumbunan dilakukan bersamaan

dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak

mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah

karena adanya aerasi. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk

dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini

akan terbentuk guludan yang memanjang. Setelah benih ditanam, dilakukan

penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga

agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang

diperlukan lebih besar.

Pada kegiatan pemeliharaan ini juga kita melakukan perlindungan

pada tanaman. Perlindungan tersebut adalah mengurangi populasi hama dan

penyakit tanaman serta melakukan pencabutan gulma pada lahan. Pada

tanaman jagung, gulma yang ditemukan yaitu rumput – rumputan, rumput

teki (Cyperus rotundus), rosella, putri malu (Mimosa pudica). Pada tanaman

kacang tanah dan kacang tunggak juga terdapat gulma yang sama dengan

tanaman jagung. Organisme pengganggu tanaman pada tanaman yang

dibudidayakan juga terdapat hama yang mengganggu. Hama pada tanaman

jagung adalah kepik, larva, belalang, ulat, pupa, walang sangit, kumbang, dan

pengerek tongkol. Pada tanaman kacang tanah adalah belalang, kepik dan

24

Page 25: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

kumbang. Pada tanaman kacang tunggak adalah ulat daun, kutu daun,

belalang, kepik, dan kumbang.

1. Jagung

Tabel 4.3 Hasil pengamatan tinggi rata-rata/minggu tanaman Jagung Minggu ke- Tinggi Tanaman (cm)

1 8,5502 21,5163 34,6834 52,1665 76,2836 77,5007 98,9168 108,5669 176,16610 211,50011 215,167

Sumber : Laporan Sementara

Gambar 4.1 Grafik Tinggi rata-rata tanaman JagungPertumbuhan adalah pertambahan ukuran dan berat kering tanaman

yang tidak dapat balik yang mencerminkan pertambahan protoplasma. Suatu

tanaman dikatakan tumbuh bila telah mengalami perubahan-perubahan seperti

pertambahan bobot kering tanaman atau pertambahan tinggi tanaman. Pada

praktikum kali ini, tanaman jagung pada kelompok kami tidak diberikan

perlakuan berupa pemberian pupuk daun. Dari hasil pengamatan tabel dan

grafik diatas, terlihat bahwa tinggi tanaman rata-rata/minggu tanaman jagung

25

Page 26: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

selalu bertambah. Pada minggu ke-1 sampai ke-9 penambahan tinggi

tanamannya terus meningkat, tetapi setelah mencapai minggu ke-6

pertumbuhannya agak sedikit terhambat. Hal ini mungkin disebabkan karena

pada saat perawatan yaitu pemberian air sedikit tersendat. Sedangkan pada

minggu ke-9 sampai minggu ke-11 pertambahan tinggi menurun. Hal ini

dikarenakan pada minggu ke-9 sampai minggu ke-11 tanaman sudah

memasuki fase generatif. Pada fase ini, cadangan makanan yang ada lebih

banyak digunakan untuk melakukan pembentukan buah dan pematangan

buah. Sehingga proses pertumbuhan tanaman dengan pertumbuhan tanaman

lambat. Pertumbuhan tanaman juga bis adikarenakan yang kurang maksimal.

Tanaman yang satu dengan yang lain memiliki kemampuan menyerap unsur

hara yang berbeda.

Pertambahan tinggi tanaman dipengaruhi oleh nutrisi yang diserap

oleh tanaman, pengolahan tanah disekitar tanaman, serta pengairan tanaman.

Pertambahan tinggi tanaman jagung pada awal pertumbuhan lambat dapat

diketahui dengan peningkatan tinggi tanaman sangat kecil. Setelah minggu ke

delapan pertumbuhan tanaman mulai cepat, hal ini dapat diketahui dengan

semakin tinggi tanaman jagung dan perbedaan tinggi sangat jauh dari minggu

ke minggu, sampai pada minggu ke sebelas tinggi rata-rata tanaman jagung

adalah 215,167 cm.

Unsur hara diberikan tambahan dengan memberi pupuk pada

tanaman tersebut telah mengalami pencucian. Apabila pada penyiraman dan

proses pertumbuhan tanaman terdapat kandungan air pada tanah, maka akan

mengalami pencucian unsur hara tanah. Sehingga hara yang dapat diserap

oleh tanaman tidak maksimal, menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak

maksimal.

Tabel 4.4 Purata Tinggi Tanaman Jagung

26

Page 27: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

PerlakuanTinggi

TanamanP0 188P1 194P2 205P3 195

Sumber : Data Rekapitulasi

Gambar 4.2 Histogram Purata Tinggi Tanaman Jagung

Berdasarkan tabel dan histogram purata tinggi tanaman jagung

diatas, dapat dilihat perlakuan yang menghasilkan tinggi tanaman paling baik

yaitu pemberian pupuk daun 21 hari setelah tanam yaitu sebesar 205 cm dan

yang paling pendek pada tanaman yang tidak diberi pupuk daun (kontrol)

yaitu 188 cm. Hal ini dikarenakan, waktu pemupukan pada 21 hari setelah

tanam merupakan waktu yang tepat bagi tanaman jagung untuk melakukan

pertumbuhan optimal. Selain itu, unsur hara pada tanah yang diserap tanaman

telah mencukupi untuk mengalami pertumbuhan.

Hal lain dapat disebabkan karena pengaruh daripada kandungan

dalam pupuk daun itu. Selain memiliki kandungan unsur N, P, dan K, pupuk

daun juga mengandung beberapa unsur mikro. Dengan memanfaatkan tiap

unsur hara dalam pupuk daun tersebut, maka dapat merangsang

perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen. Selain itu, keuntungan

dari menggunakan pupuk daun itu antara lain respon terhadap tanaman sangat

cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman.

27

Page 28: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Tabel 4. 5 Anova Berat Total Kering Tanaman Jagung terhadap saat pemupukan

Sumber Keragaman

dB JK KT Fhit P

UlanganPerlakuanGalat

5315

2346972445421970353

4693981514131357

0,360,62

0,8700,612

Total 23 2449592NS : Non Signifikan Sumber : Data Rekapitulasi

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

berat total kering tanaman jagung lebih besar dari 0,005 sehingga dapat

diartikan bahwa pemberian pupuk daun berpengaruh tidak nyata pada

tanaman jagung. Hal ini dapat disebabkan karena faktor cuaca pada saat

praktikum ini dilakukan. Sebaiknya setelah penyemprotan pupuk daun jangan

sampai terkena oleh air hujan karena akan mengurangi efektivitas penyerapan

pupuk.

Faktor lain yang berpengaruh salah satunya adalah pada

pemeliharaan tanaman jagung yang kurang optimal, misalnya dalam hal

penyiraman dan pengendalian gulma dan hama. Penyiraman yang tidak

sesuai dengan keadaan pada saat itu dapat berpengaruh pada kebutuhan air

pada tanaman. Kebutuhan air yang kurang dapat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, misalnya dapat menghambat

pertumbuhan karena proses fotosintesis dapat terganggu akibat kurang air.

Akibat dari pertumbuhan tanaman jagung yang terhambat maka

berat kering tanaman jagung yang dihasilkan juga tidak optimal. Sedangkan

gulma dan hama yang tidak terkendali dapat membuat tanaman jagung

menjadi kerdil, karena terjadi persaingan untuk mendapatkan unsur hara pada

lahan tersebut. Selain itu hama yang terdapat pada tanaman jagung dapat

membuat tanaman jagung menjadi rusak. Hal itu terlihat sangat jelas pada

tanaman kontrol yang tidak diberi pupuk daun, daunnya menjadi berlubang

dan tidak sebagus tanaman yang diberi perlakuan pupuk daun.

28

Page 29: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Tabel 4. 6 Anova Berat Tongkol dengan Klobot Tanaman Jagung terhadap saat pemupukan

Sumber Keragaman

dB JK KT Fhit P

UlanganPerlakuanGalat

5315

7267302002692840186

14534666756189346

0,770,35

0,5870,788

Total 23 3767185NS: Non SignifikanSumber : Data Rekapitulasi

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

saat berbunga tanaman jagung lebih besar dari 0,005 sehingga dapat diartikan

bahwa pemberian pupuk daun tidak berpengaruh nyata pada berat tongkol

dengan klobot tanaman jagung. Hal ini dikarenakan tanaman belum

mengadakan persaingan yang berarti dalam mendapatkan unsur hara maupun

cahaya matahari.

Tabel 4. 7 Anova Berat Tongkol Tanpa Klobot Tanaman Jagung terhadap saat pemupukan

Sumber Keragaman

dB JK KT Fhit P

UlanganPerlakuanGalat

5315

29496769745

1033805

589932324868920

0,860,34

0,5320,799

Total 23 1398517NS : Non SignifikanSumber : Data Rekapitulasi

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

saat berbunga tanaman jagung lebih besar dari 0,005 sehingga dapat diartikan

bahwa pemberian pupuk daun tidak berpengaruh nyata pada berat tongkol

tanpa klobot jagung. Kemungkinan dapat disebabkan karena konsentrasi

pupuk daun yang terlalu pekat dimana akan berakibat buruk pada organ

tanaman salah satunya yaitu menghambat proses metabolisme dalam tubuh

tanaman. Sehingga, diperoleh hasil (output) yang kurang maksimal.

29

Page 30: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Tabel 4.8 Anova Saat Berbunga Tanaman Jagung terhadap pemupukanSumber

Keragaman dB JK KT F hitung P

UlanganPerlakuanGalat

5315

2,208310,12511,625

0,44173,3750,775

0,574,35

 

0,7220,021

 Total 23 23,9583      

S : SignifikanSumber : Data Rekapitulasi

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

saat berbunga tanaman jagung lebih kecil dari 0,005 sehingga dapat diartikan

bahwa pemberian pupuk daun dapat mempercepat saat berbunga secara nyata

dibanding dengan yang tidak diberi pupuk daun. Hal ini bisa dikarenakan

waktu pemupukan terjadi proses pembukaan stomata pada daun. Sehingga

pupuk tersebut dapat diserap oleh tanaman secara optimal. Selain itu juga

dikarenakan pada minggu tersebut tanaman mulai memasuki fase generatif.

Sehingga pemberian pupuk tersebut mempengaruhi pembentukan bunga pada

tanaman tersebut.

2. Kacang Tanah

Tabel 4.9 Hasil pengamatan tinggi rata-rata/minggu tanaman Kacang Tanah Minggu ke- Tinggi rata-rata (cm)

1 0,8162 2,0163 3,3504 4,7665 6,46 6,4167 7,3508 10,7509 13,08310 18,03311 19,833

30

Page 31: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Sumber: Laporan Sementara

Gambar

4.3 Grafik Tinggi rata-rata tanaman Kacang Tanah

Untuk praktikum kali ini, diberikan perlakuan jarak tanam kacang

tanah sebesar 25 x 15 cm, dimana akan dihasilkan 160 tanaman. Jarak tanam

untuk tanaman sangatlah diperlukan agar setiap individu tanaman dapat

memanfaatkan semua faktor lingkungan tumbuhnya dengan optimal,

sehingga didapatkan tanaman tumbuh dengan subur dan seragam yang

akhirnya produksi dapat dicapai optimal pula. Dari hasil pengamatan tabel

dan grafik diatas, terlihat bahwa tinggi tanaman rata-rata/minggu tanaman

kacang tanah selalu bertambah. Pada minggu ke-1 sampai ke-7 penambahan

tinggi tanamannya masih tergolong konstan. Sedangkan pada minggu ke-8

sampai minggu ke-10 pertambahan tinggi sangat cepat. Pertumbuhan tanaman

pada kacang tanah dipengaruhi oleh ketersediaan air, unsur hara, penyinaran

matahari. Apabila ketersediaan air memadai akan memudahkan benih untuk

mengalami perkecambahan. Selain itu air tersebut dapat melarutkan unsur

hara yang terdapat pada tanah untuk diangkut pada tanaman. Ketersediaan

unsur hara juga mempengaruhi pada pertunasan dan pertumbuhan tanaman.

Pada lahan yang mengalami pemerataan pupuk akan mendapatkan hasil yang

sama dan maksimal pada tanaman tersebut.

Pupuk yang memiliki pengaruh tinggi pada pertumbuhan tanaman

saat vegetatif adalah pupuk N. Pada kacang tanah ini memiliki kemampuan

31

Page 32: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

menambat unsur nitrogen bebas di udara, dengan bantuan adanya bintil akar

(bakteri rhizobium). Namun bintil akar akan membutuhkan energi untuk

menambat nitrogen tersebut dengan mengikat unsur mikro Mo(molybdenum)

pada tanah.

Tinggi tanaman pada minggu ke-9 mengalami pertumbuhan cukup

tinggi. Hal ini dikarenakan pada tanaman tersebut mengalami pertumbuhan

optimal untuk mendapatkan hasil fotosintesis yang cukup tinggi. Hasil

fotosintesis ini yang akan dijadikan sebagai energi untuk pembentukan bunga

pada kacang tanah. Bunga pada kacang tanah akan mengalami perundukan ke

tanah, sehingga menjadi polong kacang tanah. Apabila bunga yang dihasilkan

sedikit, maka jumlah polong yang dihasilkan tanaman tersebut sedikit.

Pertumbuhan vegetatif mengalami pertumbuhan yang lambat pada minggu

ke-10 sampai ke-11. Hal ini dikarenakan pada tanaman kacang tanah tersebut

konsentrasi terhadap pembentukan biji pada kacang tanah dan hasil

fotosintesis mulai dijadikan sebagai cadangan makanan pada biji tersebut.

Sehingga pertumbuhan vegetatif tidak maksimal.

Kerapatan tanaman, yang ditentukan oleh jarak tanam dalam barisan

dan antar barisan tanaman, akan mempengaruhi penampilan dan produksi

tanaman terutama karena keefisienan penggunaan cahaya. Pada umumnya,

produksi yang tinggi per satuan luas akan dicapai dengan populasi yang

tinggi, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum pada awal

pertumbuhan. Akan tetapi pada akhirnya, penampilan masing-masing

tanaman secara individu menurun karena persaingan terhadap cahaya dan

faktor-faktor tumbuh lainnya (Harjadi, 2002).

Tabel 4.10 Purata Tinggi Tanaman Kacang TanahPerlakuan Tinggi Tanaman (cm)

JI 27J2 26J3 22J4 22

Sumber : Data Rekapitulasi

32

Page 33: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Gambar 4.4 Histogram Purata Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Berdasarkan tabel dan histogram purata tinggi tanaman kacang tanah

diatas, dapat dilihat perlakuan yang menghasilkan tinggi tanaman paling baik

yaitu pada jarak tanam 25 x 15 cm yaitu sebesar 27 cm dan yang paling

pendek pada tanaman dengan jarak 25 x 25 dan 25 x 30 cm sebesar 22 cm.

Semakin luas jarak tanam yang digunakan maka tinggi tanaman akan semakin

kecil, akan tetapi jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi

tersebut. Hal ini terlihat dari perbedaan rata-rata tinggi tanaman tidak jauh

berbeda pada beberapa perlakuan.

Sebenarnya dengan jarak tanam lebar diperoleh populasi lebih

sedikit sehingga masing-masing tanaman memperoleh lebih banyak unsur

hara, air, dan sinar matahari, serta memiliki ruang gerak cukup luas untuk

pertumbuhan dan perkembangan akarnya.

Banyaknya populasi tanaman ini mempengaruhi pertumbuhan

tanaman kacang tanah, karena tanah memiliki bintil akar yang dapat

menambat unsur N bebas pada tanaman. Bintil akar yang terdapat pada

kacang tanah memiliki kemampuan fiksasi nitrogen sehingga dapat

mendukung atau menambah ketersediaan unsur hara N pada tanaman. Unsur

hara N pada tanaman memiliki peranan yaitu mempertingg pertumbuhan

vegetative dan warna daun lebih hijau, mempertinggi kandungan protein,

merangsang pertunasan, mengaktifkan mikrobia, menambah tinggi tanaman

33

Page 34: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

dan mempertinggi kemampuan tanaman untuk menyerap unsur yang lain

seperti kalium, fosfor dan lainnya.

Tabel 4. 11 Anova Berat Brangkasan Kering Kacang Tanah pada perlakuan jarak tanam

Sumber Keragaman

dB JK KT Fhit P

UlanganPerlakuanGalat

5315

83722127089355658

167444236323711

0,711,79

0,6280,193

Total 23 566469NS : Non SignifikanSumber : Data Rekapitulasi

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

berat brangkasan kacang tanah lebih besar dari 0,005 sehingga dapat diartikan

bahwa perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap berat

brangkasan kacang tanah. Kemungkinan disebabkan belum adanya

persaingan antar individu tanaman dalam mendapatkan sinar matahari, unsur

hara, air dan CO2 sepanjang pertumbuhan tanaman kacang tanah tersebut.

Tabel 4. 12 Anova Berat Polong Isi Kacang Tanah pada perlakuan jarak tanam

Sumber Keragaman

dB JK KT Fhit P

UlanganPerlakuanGalat

5315

2511,71521,53601,8

502,3507,2240,1

2,092,11

0,1230,142

Total 23 7635,0NS : Non SignifikanSumber : Data Rekapitulasi

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

berat polong isi lebih besar dari 0,005 sehingga dapat diartikan bahwa

pemberian perlakuan jarak tanam pada kacang tanah tidak berpengaruh nyata

pada berat polong isi kacang tanah. Menurut Mimbar (1990), dengan

meningkatnya kerapatan (jarak tanam sempit) maka penetrasi cahaya

matahari ke dalam tajuk akan berkurang. Akibatnya proses fotosintesis

menurun, sehingga dengan sendirinya akan mengurangi berat polong isi

kacang tanah.

34

Page 35: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Tabel 4. 13 Anova Berat Polong Hampa Kacang Tanah pada perlakuan jarak tanam

Sumber Keragaman

dB JK KT Fhit P

UlanganPerlakuanGalat

5315

369,2110,46366,29

73,843,4924,42

3,020,14

0,0440,933

Total 23 745,96NS : Non SignifikanSumber : Data Rekapitulasi

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

berat polong hampa kacang tanah lebih besar dari 0,005 sehingga dapat

diartikan bahwa pemberian perlakuan jarak tanam pada kacang tanah tidak

berpengaruh nyata berat polong hampa kacang tanah. Hal ini disebabkan

karena pada saat itu tanaman mengalami kekeringan, akibatnya proses

fotosintesis yang berlangsung tidak maksimal, sehingga hasil yang diperoleh

pun menjadi tidak maksimal.

Tabel 4.14 Anova Saat Berbunga Kacang Tanah pada perlakuan jarak tanamSumber

Keragaman dB JK KT F hitung P

UlanganPerlakuanGalat

5315

1,2083,12520,625

0,2421,0421,375

0,180,76

 

0,9680,535

 

Total 23 24,958      NS : Non SignifikanSumber : Data Rekapitulasi

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

saat berbunga tanaman kacang tanah lebih besar dari 0,005 sehingga dapat

diartikan bahwa pemberian perlakuan jarak tanam pada kacang tanah tidak

berpengaruh nyata pada pembungaan. Hal ini dapat disebabkan karena

kekurangan cahaya. Saat cahaya rendah maka laju fotosintesis juga rendah,

sehingga cadangan makanan yang diperoleh hanya sedikit. Saat tanaman

dipacu pemupukan dengan formulasi untuk pembungaan, maka fisiologis

tanaman diransang untuk masuk pada tahap dimana fase generatif lebih

dominan. Akibatnya dengan cadangan makanan yang ada, pembentukan

bunga menjadi kurang maksimal.

35

Page 36: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

3. Kacang Tunggak

Tabel 4.15 Hasil pengamatan jumlah cabang rata-rata/minggu tanaman Kacang Tunggak

Minggu ke - Jumlah cabang1 02 03 04 05 06 07 08 29 410 711 7

36

Page 37: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Gambar 4.5 Grafik Jumlah Cabang rata-rata tanaman Kacang Tunggak

Pada tanaman tunggak ini yang diamati tiap minggunya adalah

pertambahan jumlah cabang tiap minggunya. Pada awal perkecambahan

tanaman kacang tunggak belum mengalami pertambahan atau pertumbuhan

cabang lateral pada tanaman tersebut. Sampai pada minggu ke-7 belum juga

menunjukan adanya cabang lateral. Munculnya cabang baru terlihat pada

minggu ke-8. Hal ini dapat disebabkan karena tanaman kacang tunggak ini

memang sengaja tidak diberi perlakuan pemangkasan pada pucuk tanaman.

Dapat dilihat bahwa jumlah cabang rata-rata/minggu tanaman tunggak

mengalami kenaikan mulai minggu ke-8 sampai minggu ke-10. Tetapi pada

minggu ke-11 (panen), tidak mengalami kenaikan jumlah cabang.

Pada grafik menunjukan adanya jumlah cabang yang stabil dari

minggu pertama hingga minggu ke-7. Hal ini disebabkan pada lahan ini tidak

diberi perlakuan pemangkasan tanaman kacang tunggak pada minggu

pertama setelah tanaman. Pada minggu ke-10 sampai minggu ke-11 jumlah

cabang kacang tunggak adalah 7, hal itu menunjukkan bahwa tanaman sudah

tidak bisa mengalami pertambahan jumlah cabang lateral yang menempel

pada cabang primer. Untuk minggu awal hingga minggu ke-11 tanaman

belum menunjukan munculnya bunga pada tanaman tersebut. Hal ini bisa

disebabkan karena terlalu banyaknya asupan unsur hara N pada tanaman

tersebut, sehingga tanaman tersebut mengalami keterlambatan untuk

memasuki fase generatif. Perlakuan pemangkasan ini memiliki tujuan untuk

mengurangi transpirasi dan dominasi apikal pada tanaman tersebut.

Tabel 4.16 Purata Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tunggak Perlakuan Jumlah Cabang

M0 9M1 5M2 5M3 6

37

Page 38: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Sumber : Data Rekapitulasi

Gambar 4.6 Histogram Purata Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tunggak

Berdasarkan tabel dan histogram purata jumlah cabang tanaman

kacang tunggak diatas, dapat dilihat perlakuan yang menghasilkan cabang

paling banyak yaitu pada tanaman yang tidak diberi perlakuan pemangkasan

yaitu sebanyak 9 dan yang paling sedikit pada tanaman yang diberi perlakuan

pemangkasan pada umur 14 hari setelah tanam dan 21 hari setelah tanam

yaitu sebanyak 5 cabang. Pada tanaman tanpa pemangkasan dapat diketahui

pertambahan jumlah cabang adalah 9, karena pada awal pertambahan jumlah

cabang hingga minggu ke-11 terjadi dominasi apikal tanaman tersebut.

Pemangkasan pucuk dapat menghilangkan dominansi apikal

sehingga muncul cabang baru. Namun dikaji dari penelitian-penelitian

sebelumnya, sebagian besar menunjukkan bahwa pemangkasan pucuk tidak

meningkatkan hasil dan bila terjadi peningkatan hasilnya sangat kecil.

Penambahan cabang baru akibat pemangkasan pucuk memerlukan pengaturan

jarak tanam baru yang optimum.

Tabel 4.17 Saat Berbunga Tanaman Kacang Tunggak

PerlakuanSaat Berbunga

(MST)M0 0M1 0M2 7M3 0

Sumber : Data Rekapitulasi

38

Page 39: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Gambar 4.7 Histogram Saat Berbunga Tanaman Kacang Tunggak

Berdasarkan tabel dan histogram purata saat berbunga tanaman

kacang tunggak diatas, dapat dilihat perlakuan yang menghasilkan bunga

hanya pada pemangkasan pada umur 21 hari setelah tanam dan muncul bunga

pada minggu ke-7 setelah tanam.

Dapat diketahui juga adanya perkembangan tanaman yang lambat

pada perlakuan tanaman tanpa pemangkasan, pemangkasan minggu ke-1 dan

minggu ke-3 setelah tanam. Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi

dominasi apikal. Proses penghambatan dominansi apikal dapat diketahui

dengan melihat banyaknya tunas lateral yang tumbuh di setiap ketiak daun

tanaman yang dipangkas dan jumlah bunga yang dihasilkan tanaman tersebut

dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipangkas. Hal ini bisa juga bisa

dikarenakan pemangkasan pada tanaman kacang tunggak mempengaruhi

hormone florigen yang berfungsi untuk merangsang pembentukan bunga.

Tabel 4. 18 Anova Berat Brangkasan Kering Kacang Tunggak terhadap perlakuan pemangkasan pucuk tanaman

Sumber Keragaman

dB JK KT Fhit P

UlanganPerlakuanGalat

5315

193064663

129123

386115548608

0,450,18

0,8080,908

Total 23 153091NS : Non SignifikanSumber : Data Rekapitulasi

39

Page 40: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Berdasarkan tabel anova diatas memperlihatkan bahwa probabiliti

berat brangkasan kering kacang tunggak lebih besar dari 0,005 sehingga dapat

diartikan bahwa pemberian perlakuan pemangkasan pada kacang tunggak

tidak berpengaruh nyata pada berat brangkasan kering. Hal ini dapat

disebabkan karena faktor luar, seperti kekeringan. Kekeringan akibat suhu

tinggi akan berdampak pada penguapan air yang tinggi pula. Cadangan air

(kelembaban) pada media yang minim akan cepat hilang karena penguapan.

Penguapan tidak hanya terjadi pada media (evaporasi) tetapi juga pada

permukaan tanaman kacang tunggak itu sendiri. Bila penguapan air

berlangsung terus menerus, maka tanaman akan kehilangan banyak air di

dalam selnya. Mengingat pentingnya air sebagai bahan baku fotosintesis,

maka secara langsung akan menurunkan hasil fotosintesis tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

A. Persiapan Lahan

Pengolahan tanah dapat memperbaiki sifat biologi, kimia, dan fisika

tanah.

Pengolahan tanah menyebabkan struktur dan tekstur tanahnya lebih baik.

Pengolahan tanah bertujuan agar dapat menyediakan lahan yang siap

tanam dengan meningkatkan kondisi fisik tanah dengan merubahnya.

Pupuk yang digunakan adalah N, P, K, di mana pupuk N diberikan

setengah dari dosis.

B. Pemilihan dan Kebutuhan Benih

Daya kecambah benih jagung, kacang tanah dan kacang tunggak masing-

masing adalah 100%, 90%, dan 60%

Kecepatan berkecambah pada tanaman jagung, kacang tanah dan kacang

tunggak adalah 90%, 20%, dan 0%.

Kebutuhan benih per petak untuk tanaman jagung dengan luas lahan 2 x

3 m2 dan jarak tanam 40 x 50 cm adalah 30 benih, sedangkan kebutuhan

40

Page 41: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

benih per petak untuk tanaman kacang tanah pada luas lahan yang sama

tetapi jarak tanam 25 x 15 cm adalah 160 benih. Dan pada tanaman

kacang tunggak yang ditanam pada luas lahan yang sama dengan jarak

tanam 25 x 30 cm, membutuhkan 80 benih per petak.

Kenampakan fisik benih yang baik ditunjukkan dengan keadaan biji

mengkilat, tidak keriput, tidak cacat dengan warna normal.

Keberadaan hama dan penyakit dapat mengganggu pertubuhan tanaman.

C. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

1. Jagung

Awal pertumbuhan vegetatif tanaman jagung berjalan sangat lambat,

akan tetapi setelah delapan minggu pertumbuhan vegetatif berjalan

sangat cepat. Pertumbuhan vegetatif dimulai saat tanaman mulai

tumbuh atau berkecambah sampai mulai muncul bunga jantan.

Pertumbuhan generatif dimulai saat muncul bunga jantan dan bunga

betina sampai proses penyerbukan, pembentukan dan perkembangan

tongkol serta saat tongkol siap untuk dipanen.

Pemberian pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman, berat total kering, berat tongkol dengan klobot, dan berat

tongkol tanpa klobot. Akan tetapi, jarak tanam berpengaruh nyata

terhadap saat muncul bunga.

2. Kacang Tanah

Semakin luas jarak tanam yang digunakan maka tinggi tanaman akan

semakin kecil, akan tetapi jarak tanam tidak berpengaruh nyata

terhadap tinggi tersebut.

Perubahan dari fase vegetatif menuju generatif pada tanaman kacang

tanah ini mulai tampak pada minggu ke sepuluh. Hal ini dapat

diketahui melalui perubahan tinggi tanaman yang agak melambat

pada minggu ini.

Perlakuan jarak tanam kacang tanah tidak berpengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman, berat brangkasan kering, berat polong isi,

berat polong hampa, dan saat muncul bunga. Kemungkinan

41

40

Page 42: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

disebabkan tidak terjadi persaingan antar individu tanaman dalam

mendapatkan sinar matahari, unsur hara, air dan CO2 sepanjang

pertumbuhan tanaman jagung tersebut.

3. Kacang Tunggak

Pada tanaman kacang tunggak yang tidak dilakukan pemangkasan

pucuk tanamannya akan menghasilkan jumlah cabang yang lebih

banyak dibandingkan dengan kacang tunggak yang dipangkas

pucuknya.

Pemangkasan pucuk tanaman pada kacang tunggak tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang dan berat brangkasan

kering.

Saran

1. Diharapkan pada saat praktikum di lapang, baik praktikan maupun co-ass

dapat datang tepat waktu untuk pelaksanaan praktikum tersebut. Sehingga

dalam praktiknya tidak terlalu membuang waktu untuk melakukan

perlakuan pada tanaman tersebut.

2. Co-ass sebaiknya dapat mendampingi praktikan saat di lapangan maupun di

laboratorium. Hal ini dikarenakan, adanya praktikan yang kurang paham

dalam pelaksanaan praktikum tersebut.

42

Page 43: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Membangun Kedaulatan Petani Atas Benih. SALAM, Majalah Pertanian Berkelanjutan September 2007 No. 20 : 4-5.

_______. 2008. Pasca Panen. http://indonesia.go.id/produk. Diakses pada tanggal 25 Desember 2009 pukul 05.05 WIB.

_______. 2008. Cara Pemeliharaan Tanaman. http//www.indonext.com. Diakses pada tanggal 25 Desember 2009 pukul 06.57 WIB.

_______.2009. Budidaya Kacang Tunggak. http://dimasadityaperdana.blogspot.com/2009/06/teknik-budidaya-kacang-tunggak-teknik.html Diakses pada tanggal 27 Desember 2009 pukul 08.57 WIB.

Bewley J. D., and M. Black. 1983. Physiology and Biochemistry of Seed In Relation to Germination. Springer Verdag, New York.

Curtis M, and Clark T. 1968. An Introduction to Plant Physiology. Mc. Graw Hill Book Inc, New York.

Effendi, S. 1984. Bercocok Tanam Jagung. CV. Yasaguna. Jakarta. 94 hal.

Feakin, SD. 1973. Post Control in Groundnuts. London : Foreign and Commonwealth Office Development Administration.

Goldsworthy, P.R. 1996. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman; Fase Reproduktif. hal. 281-319. dalam P.R. Goldsworthy dan N.M. Fischer (edt.). Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. GMU Press.

43

Page 44: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Handerson, S.M and R.L. Perry. 1982. Agricultural process engineering third edition. The AVI Publishing Company Inc., Westport Connecticut.

Harjadi, S.S., 2002. Pengantar Agronomi Gramedia. Jakarta. 113 hal.

Lal, R 1994. Aplication of Green Manure in Horticulture. Journal of The Science of Food and Agriculture. Prentice Hall International Inc. London.

McWilliams, D.A., D.R. Berglund, and G.J. Endres. 1999. Corn growth and management quick guide. http://ag.ndsu.edu . Diakses pada tanggal 25 Desember 2009 pukul 05.39 WIB.

Mimbar, Saubari M., 1990). Pola Pertumbuhan dan Hasil Panen Jagung Hibrida C- 1 Karena Pengaruh Pupuk N dan Kerapatan Populasi.Agriva Vol.13, No.3 Agustus-Desember 1990. Universitas Brawijaya, Malang. Hal.70-82.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Pustaka Jaya. Jakarta.

Nations, Allan. 1999. Allan’s Observation. Stockman Grass Farmer. January Press. hal. 12 – 14.

Ngarmsak, T. 1991. Development of cowpea product for utilization in the village of Northeastern Thailand. In Uses of Tropical Grain Legumes Procceding of a Consultant’s Meeting, 27-30 March 1989. Center India, Pataneheru, A.P. 502-524, India.

Noordwijk, Meine. V, Kurniatun. H, Bambang. G, Yogi. S, Sunarto. I. 1996. Biological Management of Soil Fertility for Sustainable Agriculture on Acid Upland Soils in Lampung (Sumatera). J. Agrivita. Vol 19(4): 131 – 136.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif 5. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta. 114 hal.

Purwani, E.Y. and B.A.S. Santosa. 1994. Selected properties of four cultivars of cowpeas (Vigna unguiculata) in Indonesia (unpublished).

Purwani, E.Y. and B.A.S. Santosa. 1995. Pemanfaatan dan Prospek Pengembangan Kacang Tunggak di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Padi. Jurnal Litbang Pertanian. Vol: XIV (2) : 27.

Rao, N.S, Subba.1994. Soil Microorganisms and Plant Growth. Oxford and IBM Publishing Co. London.

Rosmarkam, Afandie & Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.

Kanisius, Yogyakarta.

Rukmana, R. dan Y. Y. Oesman. 2000. Kacang Tunggak, Budi Daya dan Prospek Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.

44

43

Page 45: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Setyati, Sri. 1991. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Somaatmadja, Sadikin. 1993. Kacang Tanah. Yasaguna. Jakarta.

Subekti N.A., Syafruddin, Roy Efendi dan Sri Sunarti. 2008. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros hal. 23-24.

Suminarti, N, Edy. 2000. Pengaruh Jarak Tanam dan Defoliasi Daun Terhadap Hasil Tanaman Jagung Varietas Bisma. J. Ilmiah Habitat. Vol: 11(10). Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Supriyono.1996. Sekilas Budidaya dan Kualitas Hasil Kacang Tanah sebagai Bahan Pangan. Caraka Tani. Vol: 12 : 27.

Tastra IK, Didik Harnowo, Erlian Ginting dan Satya Antarlina. 1993.Penanganan Pasca Panen pada Kacang Tanah. Monograf Ballitan Malang No. 12 : 245-272.

Tohir. 2005. Konservasi Lahan Pertanian. Dalam http://indonext.com/report/. Diakses pada tanggal 25 Desember 2009 pukul 04.20 WIB.

Wijonarko, Wasis. 2002. Pengaruh Dosis Kapur Dolomite dan Pupuk Fosfat Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Varietas Singa pada Tanah Entisol. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-wasis-4905-entisol Diakses pada tanggal 27 Desember 2009 pukul 09.30 WIB.

Wiliams, C.N. 1991. Vegetable Production in The Tropics. University of Nigeria Nsuka. Niger.

45

Page 46: TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

LAMPIRAN

46

45