budidaya tanaman tebu

22
PENDAHULUAN Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar dan tidak berlebihan mengingat dulu Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai pengekspor gula sebelum perang. Bisakah masa keemasan ini terulang kembali? Untuk itu PT. Natural Nusantara berusaha ikut serta mengembalikan masa kejayaan melalui peningkatan produksi tebu baik secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (aspek K-3). SYARAT TUMBUH Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan kurang dari 2000 mm per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dpl. JENIS - JENIS TEBU Jenis tebu yang sering ditanam POY 3016, P.S. 30, P.S. 41, P.S. 38, P.S. 36, P.S. 8, B.Z. 132, B.Z. 62, dll. PEMBUKAAN KEBUN Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari jalan utama atau lori pabrik Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60 cm; dalam 70 cm, Got malang/palang lebar 50 cm; dalam 60 cm. Buangan tanah got diletakkan di sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi

Upload: uni-artika-nove-wijaya

Post on 17-Feb-2015

120 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: budidaya tanaman tebu

PENDAHULUAN

Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanaman tebu untuk mengatasi rendahnya produksi

gula di Indonesia. Usaha pemerintah sangatlah wajar dan tidak berlebihan mengingat dulu

Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai pengekspor gula sebelum perang. Bisakah

masa keemasan ini terulang kembali?

Untuk itu PT. Natural Nusantara berusaha ikut serta mengembalikan masa kejayaan melalui

peningkatan produksi tebu baik secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (aspek K-3).

SYARAT TUMBUH

Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan kurang dari 2000 mm

per tahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dpl.

JENIS - JENIS TEBU

Jenis tebu yang sering ditanam POY 3016, P.S. 30, P.S. 41, P.S. 38, P.S. 36, P.S. 8, B.Z. 132,

B.Z. 62, dll.

PEMBUKAAN KEBUN

Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari jalan utama atau

lori pabrik

Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60 cm; dalam 70 cm, Got malang/palang lebar 50

cm; dalam 60 cm. Buangan tanah got diletakkan di sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi

setelah tanam, maka tanah buangannya diletakkan di sebelah kanan got supaya masih ada jalan

mengontrol tanaman.

Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got - got malang mencapai

kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar juringan adalah lebar 50

cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah kering. Pembuatan juringan harus

dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua serta rapi.

Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat jalan kontrol

sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28, guludan diratakan untuk

jalan kontrol (jalan tikus)

Page 2: budidaya tanaman tebu

TURUN TANAH/KEBRUK

Yaitu mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat

kasuran/bantalan/dasar tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya masih basah + 10 cm.

di musim kemarau terik tebal + 15 - 20 cm.

PERSIAPAN TANAM

- Lakukan seleksi bibit di luar kebun

- Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar mendapatkan jumlah anakan semaksimal mungkin.

Bibit stek + 70.000 per ha.

- Sebelum ditanam, permukaan potongan direndam dahulu dengan POC NASA dosis 2 tutup +

Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air.

- Sebelum tanam, juringan harus diari untuk membasahi kasuran, sehingga kasuran hancur dan

halus.

CARA TANAM

1. Bibit Bagal/debbeltop/generasi

Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing dengan

kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata bibit menghadap

ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah.

2. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit), jika bermata (tunas) satu: batang

bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit

rayungan bermata dua; batang bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan

kedalaman + 1 cm.

3. Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam secara terpisah di dalam petak-petak

tersendiri supaya pertumbuhan tanaman merata.

WAKTU TANAM

Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa giling di

pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.

Page 3: budidaya tanaman tebu

PENYIRAMAN

Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah. Setelah satu hari tidak

ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.

PENYULAMAN

1. Sulam sisipan, dikerjakan 5 - 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman rayungan bermata

satu.

2. Sulaman ke - 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 - 4 helai. Bibit dari rayungan

bermata dua atau pembibitan.

3. Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman berumur + 1 bulan

4. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan pemberian air ke

- 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan

5. Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2

PEMBUMBUNAN TANAH

> Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 - 4 helai.

Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan rumput-rumputan, membalik guludan dan

menghancurkan tanah (jugar) lalu tambahkan tanah ke tanaman sehingga tertimbun tanah.

> Pembumbunan ke - 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup besar + 20 cm,

sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu ditimbun tanah atau + 2 bulan.

> Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3 bulan, semua got harus diperdalam ; got

mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm.

GARPU MUKA GULUD

Penggarpuan harus dikerjakan sampai ke pinggir got, sehingga air dapat mengalir. Biasanya

dikerjakan pada bulan Oktober/November ketika tebu mengalami kekeringan.

KLENTEK

Yaitu melepaskan daun kering, harus dilakukan 3 kali, yaitu sebelum gulud akhir, umur 7 bulan

dan 4 minggu sebelum tebang.

Page 4: budidaya tanaman tebu

TEBU ROBOH

Batang tebu yang roboh atau miring perlu diikat, baik silang dua maupun silang empat. Ros - ros

tebu, yang terdiri dari satu deretan tanaman, disatukan dengan rumpun - rumpun dari deretan

tanaman di sisinya, sehingga berbentuk menyilang.

PEMUPUKAN

1. Sebelum tanam diberi TSP 1 kuintal/ha

2. Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas juringan dosis ±

1 - 2 botol/1000 m² dengan cara :

Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.

Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram juringan.

Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk

menyiram 5 - 10 meter juringan.

3. Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha. Pemupukan

ditaburkan di samping kanan rumpun tebu

4. Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 - 1 kw/ha dan KCl sebanyak 1-

2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu.

5. Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4 - 6 tutup

dicampur HORMONIK 1 - 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3 bulan

HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama Penggerek Pucuk dan batang

Biasanya menyerang mulai umur 3 - 5 bulan. Kendalikan dengan musuh alami Tricogramma sp

dan lalat Jatiroto, semprot PESTONA / Natural BVR

2. Hama Tikus

Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung hantu

3. Penyakit Fusarium Pokkahbung

Page 5: budidaya tanaman tebu

Penyebab jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna

dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari

daun ke batang. Penyemprotan dengan 2 sendok makan Natural GLIO + 2 sendok makan gula

pasir dalam tangki semprot 14 atau 17 liter pada daun-daun muda setiap minggu, pengembusan

tepung kapur tembaga ( 1 : 4 : 5 )

4. Penyakit Dongkelan

Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala,

tanaman tua sakit tiba-tiba, daun mengering dari luar ke dalam. Pengendalian dengan cara

penjemuran dan pengeringan tanah, harus dijaga, sebarkan Natural GLIO sejak awal.

5. Penyakit Nanas

Disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang telah dipotong. Pada tapak

(potongan) pangkas, terdapat warna merah yang bercampur dengan warna hitam dan

menyebarkan bau seperti nanas. Bibit tebu direndam dengan POC NASA dan Natural GLIO.

6. Penyakit Blendok

Disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans Mula-mula muncul pada umur 1,5 - 2 bulan

setelah tanam. Daun-daun klorotis akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya

daun-daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat, seluruh daun

bergaris-garis hijau dan putih. Rendam bibit dengan air panas dan POC NASA selama 50 menit

kemudian dijemur sinar matahari. Gunakan Natural GLIO sejak awal sebelum tanam untuk

melokalisir serangan.

RENDEMEN TEBU

Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas yang tingkat

kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan. Tebu yang sudah mencapai umur

masak, keadaan kadar gula di sepanjang batang seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk

dan pangkal batang.

Page 6: budidaya tanaman tebu

Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen pada posisi optimal yaitu sekitar bulan Agustus atau

tergantung jenis tebu. Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung saccharose 10 %, sedang

yang berumur 12 bulan bisa mencapai 13 %.

TEBU KEPRASAN

- Yaitu menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu giling atau tebu

bibitan (KBD).

- Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas tebangan yang lalu. Sebelum

mengepras , sebaiknya tanah yang terlalu kering di airi dulu. Kepras petak - petak tebu secara

berurutan. Setelah dikepras siramkan SUPER NASA (dosis sama seperti di atas). Lima hari atau

seminggu setelah dikepras, tanaman diairi dan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai bumbun

ke-1 dan pembersihan rumput - rumput.

- Lakukan penyemprotan POC NASA dan HORMONIK pada umur 1,2 dan 3 bulan dengan

dosis seperti di atas.Pemeliharaan selanjutnya sama dengan tanam tebu pertama.

Page 7: budidaya tanaman tebu

Blogiztic.net – Budidaya tanaman tebu di Indonesia belum bekerja maksimal. Yang lebih gak

enaknya lagi, banyak lho tanah lahan yang kosong namun malah dibiarkan begitu saja. Ini

merupakan salah satu kendala kenapa Indonesia kurang begitu maju.

Daripada gubris masalah Indonesia, lebih baik kita bahas diri kita saja. Anda dalam berbudidaya

tanaman, pernahkah mencoba untuk budidaya tanaman tebu. Blogiztic kan mengupas bagaimana

dan cara yang tepat dalam budidaya tanaman tebu yang benar sebagai berikut.

Syarat pertumbuhan

Tanah yang cocok yaitu tanah kering-kering nasah dengan keinggian curah hujan 200mm per

tahun dengan pH diatas 6,4 kurang dari 500 m dpl.

Pembukaaan lahan

- Buatlah got yang standar saja dengan ukuran lebar 60 cm dan tinggi 70 cm.

- Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got – got malang mencapai

kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar juringan adalah lebar 50

cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah kering. Pembuatan juringan harus

dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua serta rapi.

- Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat jalan kontrol

sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28, guludan diratakan untuk

jalan kontrol (jalan tikus).

Turun tanah

Mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat kasuran/bantalan/dasar

tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya masih basah + 10 cm. di musim kemarau

terik tebal + 15 – 20 cm.

Pesiapan tanam

- Bibit teb harus ditanaman berhimpitan, cara ini agar mendapatkan jumlah anakan yang

maksimal.

Page 8: budidaya tanaman tebu

- Sebelum ditanam, permukaan potongan direndam dengan POC NASA dosis 2 tutup + Natural

GLIO dosis 5 gr per 10 liter air.

- Sebelum masa tanam, juring harus diari.

Cara penanaman

Dalam berbudidaya tanaman tebu ada beberapa teknik tanama yang banyak digunakan

masyarakat, diantaranya sebagai berikut:

- Teknik bagal

Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing dengan

kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata bibit menghadap

ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah.

- Teknik Rayungan

terpendam dan tunasnya menghadap ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit

rayungan bermata dua; batang bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan

kedalaman + 1 cm.

Waktu tanam

Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa giling di

pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.

Penyiraman

Penyiraman tidak boleh berlebihan, setelah satu hari tidak ada hujan, harus dilakukan

penyiraman.

Penyulaman

- Sulam sisipan, dikerjakan 5 – 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman rayungan bermata satu.

- Sulaman ke – 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 – 4 helai. Bibit dari rayungan

bermata dua atau pembibitan.

- Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman berumur + 1 bulan

Page 9: budidaya tanaman tebu

- Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan pemberian air ke –

2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan

- Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2

Pembumbunan tanah

Ada tiga tahap yang perlu anda lakukan, dan informmasi selengkapnya sebagai berikut.

- Pembumbunan ke-1

Dilakukan pada umur 3-4 minggu. berdaun 3 – 4 helai. Pembumbunan dilakukan dengan cara

membersihkan gulma di sekitar tanaman, membalik guludan dan menghancurkan tanah (jugar)

lalu tambahkan tanah ke tanaman sehingga tertimbun tanah.

Pembumbunan ke – 2

Dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup besar + 20 cm, sehingga tidak dikuatirkan

rusak atau patah sewaktu ditimbun tanah atau + 2 bulan.

Pembumbunan ke-3 atau bacar

Dilakukan pada umur 3 bulan, semua got harus diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got

malang 60 cm.

Pemupukan

- Sebelumnya diberi TSP 1 kuintal/ha

- Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas juringan dosis ±

1 – 2 botol/1000 m² dengan cara 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan

larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram

juringan.

- Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha. Pemupukan

ditaburkan di samping kanan rumpun tebu

- Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 – 1 kw/ha dan KCl sebanyak 1-

2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu.

- Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4 – 6 tutup

dicampur HORMONIK 1 – 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3 bulan

Panen

Page 10: budidaya tanaman tebu

Tebu yang siap untuk panen mempunyai ciri-ciri seperti kadar gula yang mulai beragam, sudah

berumur 10 bulan samapai 12 bulan.

Page 11: budidaya tanaman tebu

Pengertiaan

Yang dimaksud dengan budidaya tebu adalah upaya menciptakan kondisi fisik lingkungan

tanaman tebu, berdasarkan ketersediaan sumberdaya lahan, alat dan tenaga yang memadai agar

sesuai dengan kebutuhan pada fase pertumbuhannya, sehingga menghasilkan produksi (gula)

seperti yang diharapkan.

Dewasa ini budidaya yang efisien adalah pengelolaan tanaman tertentu yang diusahakan

menyesuaikan dengan lingkungan agroklimat (ketersediaan lahan). Karekteristik agroklimat

terdiri dari iklim, kesuburan tanah dan topografi. Budidaya tebu hendaknya menyesuaikan

dengan kondisi karakteristik agroklimat di lahan tegalan yang umumnya dijumpai untuk tanaman

tebu. Produktifitas tebu ditentukan oleh karakteristik agroklimat yang paling minimum.

Kebutuhan Hidup Tanaman Tebu

Pada umumnya mahkluk hidup membutuhkan sumberdaya alam berupa air, oksigen,

karbondioksida, makanan dan sinar matahari. Kecuali karbon dioksida dan oksigen, sumberdaya

alam lainnya berada pada kondisi yang terbatas dan sering tidak mencukupi kebutuhan, sehingga

terkadang memerlukan usaha untuk mencukupi kebutuhan tersebut dengan tindakan pengelolaan

hidup. Sebagai contoh misalnya tanaman tebu membutuhkan hara untuk mencapai pertumbuhan

normalnya, namun ketersediaan di dalam tanah tempat tanaman itu tumbuh tidak tersedia hara N

yang memadai. Pada keadaan demikian tanaman tersebut tentu tidak akan mungkin tumbuh

normal (karena defisiensi N). Untuk mencapai kondisi pertumbuhan normal, maka upaya

budidaya diperlukan yaitu dengan cara memberikan pupuk N untuk kasus kekurangan hara N

tersebut.

Sumberdaya alam selama periode pertumbuhan tebu sangat dibutuhkan. Namun laju kebutuhan

setiap fase pertumbuhan tanaman terhadap kebutuhan jenis maupun kuantitasnya selalu tidak

sama. Dengan demikian terdapat ukuran - ukuran kebutuhan yang secara keseluruhan sangat

ditentukan oleh kebutuhan biologi pertumbuhan. Sebagai contoh, tanaman tebu memiliki 5

stadium pertumbuhan yaitu fase perkecambahan, pertunasan, pemanjangan batang, kemasakan

dan kematian, kebutuhan akan sumberdaya air pada setiap stadium berbeda. Stadium

perkecambahan sampai pemanjangan batang dapat dikatakan menghendaki kebutuhan air yang

Page 12: budidaya tanaman tebu

sangat banyak. Namun pada fase kemasakan dan bahkan kematian, kebutuhan terhadap air justru

pada kondisi yang lebih sedikit untuk mengoptimalkan pengisiaan gula dalam batang. Hal yang

lain yang berkaitan dengan kebutuhan hidup tanaman tebu adalah secara agregat setiap sumber

daya alam selalu dibutuhkan, meskipun kuantitasnya dapat berlainan antara setiap fase

pertumbuhannya.

Tidak terpenuhi salah satu atau lebih sumberdaya alam yang dibutuhkan tanaman tebu, maka

akan berakibat pada penurunan kualitas pertumbuhan maupun produktivitas tanaman yang

dihasilkan. Dalam budidaya tebu, upaya untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya alam pada saat

optimal diperlukan akan memberikan hasil panen yang maksimal.

Memaksimumkan Hasil Panen

Secara definisi telah dikemukakan di atas arti dari budidaya yang sesungguhnya dapat

disederhanakan lagi yaitu suatu upaya manusia mengoptimalkan kondisi tanaman agar

memperoleh sumberdaya alam yang dibutuhkan untuk hidupnya, sehingga dapat dimaksimalkan

perolehan produktivitas tanaman. Dengan demikian tujuan akhir dari upaya budidaya adalah

mengoptimalkan kondisi tanaman untuk memaksimumkan hasil panen.

Budidaya merupakan prasarana untuk meningkatkan respon tanaman terhadap input yang

diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menunjang dan memacu proses

pertumbuhan. Keberhasilan budidaya ditentukan oleh berlangsungnya proses-proses

pertumbuhan dalam setiap stadium secara normal dan berkesinambungan. Setiap proses fase

pertumbuhan harus berjalan dengan sempurna, untuk memberikan kesempatan proses fase

pertumbuhan berikutnya sehingga berjalan sempurna juga. Gangguan pada salah satu proses fase

pertumbuhan tebu, harus dipandang sebagai titik dari mata rantai yang terlemah dan yang paling

bertanggung jawab terhadap hasil panen yang akan diperoleh. Dapat disimpulkan bahwa

berdasarkan faktor pembatas yang paling menentukan terhadap perolehan hasil tanaman, maka

upaya dari budidaya sesungguhnya untuk mengeleminir sekecil mungkin kekurangan ketersedian

sumber daya alam yang dibutuhkan setiap fase pertumbuhan guna memaksimumkan hasil panen

yang akan diperoleh.

Landasan Pola Budidaya Tebu

Page 13: budidaya tanaman tebu

Budidaya tebu yang paling sesuai adalah budidaya tebu yang menyesuaikan dengan kondisi

agroklimat, yaitu iklim, kesuburan tanah dan tofografi. Selain itu, keberhasilan budidaya tebu

ditentukan pula oleh penggunaan sarana pendukung seperti tenaga kerja dan penggunaan

peralatan yang akan menunjang pengelolaan pertanian berkelanjutan. Lebih spesifik lagi,

keberhasilan penyesuaian budidaya tebu ditentukan oleh kesesuaian tebu terhadap kondisi iklim,

kesesuaian tebu terhadap kesuburan tanah, kesesuaian pengelolaan tebu dengan tofografi,

kesesuaian pengelolaan tebu berdasarkan keterbatasan tenaga, sehingga mengharuskan

penerapan peralatan mekanisasi dan kesesuaian tebu menuju pertanian berkelanjutan.

Kesesuaian Tebu Terhadap Iklim

Budidaya tebu harus mengupayakan kebutuhan tebu terhadap variabel iklim, khususnya terhadap

ketersediaan air, baik dalam mengatur kecukupan air maupun mengurangi ketersediaannya.

Dalam budidaya, singkronisasi kebutuhan pertumbuhan tebu dengan kebutuhan SDA iklim,

seperti mengatur masa tanam yang baik untuk mendapatkan kebutuhan air optimal pada fase

pertumbuhan awal dan ditebang pada periode musim kemarau.

Berdasarkan kebutuhan air pada setiap fase pertumbuhannya, curah hujan bulanan ideal untuk

pertanaman tebu adalah 200 mm / bulan pada 5-6 bulan berturut - turut, 125 mm/bulan pada 2

bulan transisi dan kurang 75 mm / bulan pada 4 - 5 bulan berturut-turut. Menurut tipe iklim

Oldeman, zona yang terbaik untuk tanaman tebu adalah tipe iklim C2 dan C3. Dalam

pengembangannya ke lahan kering selain kedua tipe iklim tersebut ada beberapa lahan dengan

tipe iklim yang dapat diusahakan untuk tebu dengan masukan-masukan teknologi adalah B2, C2,

C3, D2, E3. Lahan yang dapat dikembangkan untuk pertumbuhan tebu dengan tanah cukup

ringan dan berdrainase baik B1, C1, D1 dan E1.

Kesesuaian Tebu Terhadap Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah menentukan keberhasilan budidaya tebu, menyangkut aspek faktor pembatas

fisik dan kimia tanah. Sifat fisik tanah yang menonjol adalah drainase / permeabilitas, tekstur dan

ruang pori. Sedangkan sifat kimia tanah adalah kadar bahan organik, pH, ketersediaan hara

esensial dan KTK tanah.

Page 14: budidaya tanaman tebu

Tekstur tanah yang sesuai bagi tanaman tebu berdasarkan sifat olah tanah adalah sedang sampai

berat atau menurut klasifikasi tekstur tanah (Buckman and Brady, 1960) adalah lempung,

lempung berpasir, lempung berdebu, liat berpasir, liat berlempung, liat berdebu dan liat atau

yang tergolong bertekstur agak kasar sampai halus. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk

tanaman tebu adalah pada kisaran 6,0 – 7,0 namun masih dapat tumbuh pada kisaran pH 4,5 -

7,5. Kesuburan tanah (status hara), berdasarkan hasil penelitian P3GI untuk menentukan

kesesuaian lahan bagi tanaman tebu dengan kriteria N total > 1,5, P2O5 tersedia > 75 ppm, K2O

tersedia > 150 ppm dan kejenuhan Al <> 4 bulan, masa tanam yang optimal pada akhir musim

kemarau sampai awal musim hujan yaitu pertengahan Oktober sampai dengan masa tanam juga

dapat pada akhir musim hujan sampai awal musim kemarau (pola II) dengan kondisi tanah

ringan, ngompol dapat diolah sepanjang musim. Pada daerah basah (bulan kering ≤ 2 bulan)

masa tanam tebu terbaik pada awal musim kemarau.

d. Mencukupi Kebutuhan Hara Tanaman

Ketersediaan hara dalam tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman pada masing-masing fase

pertumbuhannya sangat ditentukan oleh kondisi lahan dan ketepatan pemupukan. Dalam

pemupukan perlu diperhatikan efektivitas dan efisiensi.

e. Pengendalian Jasad Pengganggu

Prinsip pengendalian jasad pengganggu (gulma, hama dan penyakit) adalah memastikan bahwa

input dan tanaman tebu tidak “termakan” oleh jasad pengganggu yaitu pengendalian secara

preventif.

f. Panen Tebu Masak (M), Bersih (B) Dan Segar (S)

Dalam pengusahaan tanaman tebu, upaya budidaya yang ditunjukkan untuk meningkatkan bobot

tebu dan rendemen yang tinggi pada akhirnya banyak ditentukan oleh sejumlah mana tebu

tersebut ditebang dan digiling dalam keadaan Masak, Bersih dan Segar (MBS). Untuk

menciptakan panen MBS banyak berkaitan dengan aspek - aspek manajerial dan koordinasi, baik

diintern Pabrik Gula (antara Bagian Tanaman, Tebang Angkut dan Pabrik) maupun koordinasi

PG dengan Petani.

Pemantauan Pertumbuhan Tanaman

Pemantauan perrtumbuhan tanaman yang bertujuan untuk mengetahui dampak dari tindakan -

tindakan budidaya yang dilakukan. Pemantauan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan

Page 15: budidaya tanaman tebu

pengetahuan pertumbuhan setiap fase dan faktor - faktor yang mempengaruhi dan dinamika

populasi. Dengan membandingkan antara jumlah populasi atau pertumbuhan suatu saat pada

suatu kebun dengan standar pertumbuhan / dinamika populasi normal serta dihubungkan dengan

fase pertumbuhan saat pemantauan, sehingga dapat ditentukan tumbuh normal atau tidak serta

antisipasi / tindakan yang diperlukan.

Konsistensi Pengelolaan Tanaman

Agar dapat diperoleh hasil gula yang optimal diperlukan konsistensi pengelolaan yang prima

sejak pembukaan lahan sampai tebu dipanen dan digiling, mengingat kualitas suatu fase

pertumbuhan menentukan pertumbuhan berikutnya dan kualitas bahan baku akan menentukan

sejauh mana potensi gula yang ada di batang dapat dijadikan gula kristal yang diharapkan. Salah

satu yang harus diwaspadai adalah ketidak konsistenan pada saat panen, tebu yang ditanam dan

dipelihara dengan baik hasil gulanya kurang menggembirakan karena kehilangan gula yang

cukup besar saat panen akibat mutu tebang dan angkut kurang baik.