upaya membumikan inovasi teknologi budidaya tanaman...

1
7 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Upaya Membumikan Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman Tebu Mendukung Swasembada Gula Tebu adalah komoditas strategis penghasil gula dan diper- lukan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Pening- katan rendemen dan produktivitas tebu dapat dilakukan me- lalui perbaikan sistem budidaya, termasuk penggunaan varie- tas unggul spesifik lokasi. Teknologi bersifat spesifik lokasi, agar teknologi tersebut secara teknis mudah diterapkan, secara ekonomi menguntungkan, sosial diterima oleh pengguna, mendukung kebijakan pemda, serta ramah lingkungan. Aplikasi beberapa komponen inovasi teknologi spesifik lokasi dilakukan melalui kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Tebu. PTT Tebu adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan rendemen dan produksi tebu, serta meningkatkan pendapatan petani melalui perakitan kom- ponen teknologi partisipatif bersama petani. Prinsip utama penerapan PTT adalah (1) partisipatif, (2) spesifik lokasi, (3) terpadu, (4) sinergi dan serasi serta (5) dinamis. Kegiatan ak- selerasi adopsi teknologi budidaya tebu dilakukan melalui la- boratorium lapang di lahan petani. Identifikasi permasalahan teknologi budidaya yang dilakukan petani menjadi bahan ma- sukan untuk memperbaiki dan merakit komponen teknologi yang diterapkan. Beberapa komponen teknologi budidaya tebu yang ditambahkan dalam kegiatan ini antara lain penggunaan benih budchip, pengenalan tanam sistem juring ganda, penam- bahan pupuk organik, pemeliharaan tanaman secara optimal dan kesesuaian waktu klentek. Hasil dari kegiatan laboratorium lapang tersebut menun- jukkan bahwa penggunaan benih budchip memberikan pro- duksi tebu dan pendapatan petani yang tertinggi. Respon posi- tif petani terhadap pelaksanaan laboratorium lapang mengin- spirasi bahwa pada musim tanam berikutnya petani sepakat untuk mengaplikasikan dan mengadopsi teknologi budidaya tebu sesuai yang dilakukan pada kegiatan laboratorium lapang. Dari hasil penerapan paket teknologi tersebut menunjukkan adanya respon semua petani dalam kelompok tani terhadap penggunaan benih budchip sangat positif, petani telah memu- tuskan menerima benih budchip untuk melakukan bongkar ra- tun musim tanam berikutnya. Para petani juga berharap adanya transfer teknologi pembuatan benih budchip sendiri tanpa tergantung pada penyedia benih dari pengelola. Secara keseluruhan penerapan paket teknologi budidaya tebu yang disepakati dalam kegiatan laboratorium lapang mendapat respon positif dari kelompok tani dan petani di sekitar kegiatan tersebut, termasuk pe- nambahan bahan organik yang selama ini tidak pernah dilaku- kan. Petani menyadari akan terjadi penurunan kesuburan tanah apabila lahan yang digunakan secara terus menerus tidak ditambah pupuk organik. dilaksanakan melalui pendampingan dan diskusi di dalam se- tiap pertemuan rutin dengan kelompok tani. Selama berlang- sungnya proses pembelajaran tersebut diharapkan dapat men- dorong proses adopsi teknologi dengan pendekatan fend small Learning by doing. Kajian kelayakan secara ekonomis untuk meyakinkan petani bahwa paket teknologi budidaya yang diterapkan layak dan menguntungkan sebagai mana disajikan pada Tabel 1. Peningkatan pendapatan terjadi karena produksi tebu yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan tanam sistem tanam tunggal, double planting maupun petani non ko- petani non kooperator mencapai 1,44 dengan BC ratio 3,02. Dari hasil perhitungan analisis usahatani tersebut diharap- kan petani merasa yakin dapat memanfatkan pengetahuan se- lama proses pendampingan dan pembelajaran dalam upaya mengadopsi teknologi budidaya tebu yang lebih maju dan menguntungkan. Media pembelajaran seperti kegiatan labora- torium lapang sebagai sarana membuka wawasan dan menam- bah pengetahuan petani untuk berusahatani lebih efisien dan efektif (M.CholiddanM.Machfud/PenelitiBalittas). Pelindung Dr. Fadjry Djufry (Kepala Puslitbang Perkebunan) Penanggung Jawab Dr. Jelfina Constansje Alouw Pemimpin Redaksi Dr. Nurliani Bermawie Anggota Dr. Joko Pitono Dr. Rr. Sri Hartati Dr. Rita Harni Dr. Suci Wulandari Redaksi Pelaksana Dr. Saefudin Sudarsono.SE Elfiansyah Damanik Tabel 1. Analisis usahatani budidaya tebu 3 paket teknologi petani kooperator utama, petani kooperator dan petani non kooperator. Penerapan teknologi Juring ganda Juring tunggal Doubel plan Petani kooperator Non kooperator Biaya biudidaya 18.300.000 18.300.000 14.533.333 17.531.242 17.266.458 Produktivitas 94.000 86.000 56.667 80.134 65.300 Pendapatan 55.263.540 50.560.260 32.130.000 49.403.072 40.159.500 Keuntungan 36.963.540 32.260.260 17.596.667 31.871.829 22.893.042 Rendemen 8,7 8,7 9 8,8 8.5 R/C 3,02 2,76 2,21 2,82 2,33 Peningkatan produkstivitas di banding Non Kooperator 1,44 1.32 0,87 1,23 1,00 Peningkatan keuntungan di banding Non Kooperator 1,61 1,41 0.77 1,39 1,00 Peningkatan pendapatan di banding Non Koperator 1,38 1,26 0,80 1,23 1,00 a d c b Laboratorium lapang sebagai sarana pembelajaran telah operator. Peningkatan produksi tebu per ha dibandingkan Gambar 1. a) Perbedaan pertumbuhan tanaman bibit tebu dari budchip dan bagal, b). perbedaan jumlah anakan benih budchip dan bagal, c) pertumbuhan tanaman tebu dari benih budchip dan bagal umur 3 bulan, d) Pertanaman tebu dari benih budchip setelah klentek umur 6 bulan

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Upaya Membumikan Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbase...2019/02/11  · operator. Peningkatan produksi tebu per ha dibandingkan

7Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Upaya Membumikan Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman Tebu Mendukung Swasembada Gula

Tebu adalah komoditas strategis penghasil gula dan diper-lukan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Pening-katan rendemen dan produktivitas tebu dapat dilakukan me-lalui perbaikan sistem budidaya, termasuk penggunaan varie-tas unggul spesifik lokasi. Teknologi bersifat spesifik lokasi, agar teknologi tersebut secara teknis mudah diterapkan, secara ekonomi menguntungkan, sosial diterima oleh pengguna, mendukung kebijakan pemda, serta ramah lingkungan. Aplikasi beberapa komponen inovasi teknologi spesifik lokasi dilakukan melalui kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Tebu.

PTT Tebu adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan rendemen dan produksi tebu, serta meningkatkan pendapatan petani melalui perakitan kom-ponen teknologi partisipatif bersama petani. Prinsip utama penerapan PTT adalah (1) partisipatif, (2) spesifik lokasi, (3) terpadu, (4) sinergi dan serasi serta (5) dinamis. Kegiatan ak-selerasi adopsi teknologi budidaya tebu dilakukan melalui la-boratorium lapang di lahan petani. Identifikasi permasalahan teknologi budidaya yang dilakukan petani menjadi bahan ma-sukan untuk memperbaiki dan merakit komponen teknologi yang diterapkan. Beberapa komponen teknologi budidaya tebu yang ditambahkan dalam kegiatan ini antara lain penggunaan benih budchip, pengenalan tanam sistem juring ganda, penam-bahan pupuk organik, pemeliharaan tanaman secara optimal dan kesesuaian waktu klentek.

Hasil dari kegiatan laboratorium lapang tersebut menun-jukkan bahwa penggunaan benih budchip memberikan pro-duksi tebu dan pendapatan petani yang tertinggi. Respon posi-tif petani terhadap pelaksanaan laboratorium lapang mengin-spirasi bahwa pada musim tanam berikutnya petani sepakat untuk mengaplikasikan dan mengadopsi teknologi budidaya tebu sesuai yang dilakukan pada kegiatan laboratorium lapang. Dari hasil penerapan paket teknologi tersebut menunjukkan adanya respon semua petani dalam kelompok tani terhadap penggunaan benih budchip sangat positif, petani telah memu-tuskan menerima benih budchip untuk melakukan bongkar ra-tun musim tanam berikutnya.

Para petani juga berharap adanya transfer teknologi pembuatan benih budchip sendiri tanpa tergantung pada penyedia benih dari pengelola. Secara keseluruhan penerapan paket teknologi budidaya tebu yang disepakati dalam kegiatan laboratorium lapang mendapat respon positif dari kelompok tani dan petani di sekitar kegiatan tersebut, termasuk pe-nambahan bahan organik yang selama ini tidak pernah dilaku-kan. Petani menyadari akan terjadi penurunan kesuburan tanah apabila lahan yang digunakan secara terus menerus tidak ditambah pupuk organik.

dilaksanakan melalui pendampingan dan diskusi di dalam se-tiap pertemuan rutin dengan kelompok tani. Selama berlang-sungnya proses pembelajaran tersebut diharapkan dapat men-dorong proses adopsi teknologi dengan pendekatan fend small Learning by doing. Kajian kelayakan secara ekonomis untuk meyakinkan petani bahwa paket teknologi budidaya yang diterapkan layak dan menguntungkan sebagai mana disajikan pada Tabel 1. Peningkatan pendapatan terjadi karena produksi tebu yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan tanam sistem tanam tunggal, double planting maupun petani non ko-

petani non kooperator mencapai 1,44 dengan BC ratio 3,02. Dari hasil perhitungan analisis usahatani tersebut diharap-

kan petani merasa yakin dapat memanfatkan pengetahuan se-lama proses pendampingan dan pembelajaran dalam upaya mengadopsi teknologi budidaya tebu yang lebih maju dan menguntungkan. Media pembelajaran seperti kegiatan labora-torium lapang sebagai sarana membuka wawasan dan menam-bah pengetahuan petani untuk berusahatani lebih efisien dan efektif (M. Cholid dan M. Machfud/Peneliti Balittas).

Pelindung Dr. Fadjry Djufry

(Kepala Puslitbang Perkebunan)

Penanggung Jawab Dr. Jelfina Constansje Alouw

Pemimpin Redaksi Dr. Nurliani Bermawie

Anggota Dr. Joko Pitono

Dr. Rr. Sri Hartati Dr. Rita Harni

Dr. Suci Wulandari

Redaksi Pelaksana Dr. Saefudin

Sudarsono.SE Elfiansyah Damanik

Tabel 1. Analisis usahatani budidaya tebu 3 paket teknologi petani kooperator utama, petani kooperator dan petani non kooperator.

Penerapan teknologi

Juring ganda Juring tunggal Doubel plan Petani

kooperator

Non kooperator

Biaya biudidaya 18.300.000 18.300.000 14.533.333 17.531.242 17.266.458

Produktivitas 94.000 86.000 56.667 80.134 65.300

Pendapatan 55.263.540 50.560.260 32.130.000 49.403.072 40.159.500

Keuntungan 36.963.540 32.260.260 17.596.667 31.871.829 22.893.042

Rendemen 8,7 8,7 9 8,8 8.5

R/C 3,02 2,76 2,21 2,82 2,33

Peningkatan

produkstivitas di

banding Non

Kooperator

1,44

1.32

0,87

1,23

1,00

Peningkatan

keuntungan di

banding Non

Kooperator

1,61

1,41

0.77

1,39

1,00

Peningkatan

pendapatan di

banding Non

Koperator

1,38

1,26

0,80

1,23

1,00

a

d

c

b

Laboratorium lapang sebagai sarana pembelajaran telah

operator. Peningkatan produksi tebu per ha dibandingkan

Gambar 1. a) Perbedaan pertumbuhan tanaman bibit tebu dari budchip dan bagal, b). perbedaan jumlah anakan benih budchip dan bagal, c) pertumbuhan tanaman tebu dari benih budchip dan bagal umur 3 bulan, d) Pertanaman tebu dari benih budchip setelah klentek umur 6 bulan