budidaya dan pasca panen tebu - puslitbang...

44
Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca Panen TEBU Pnyusun : Chandra Indrawanto Purwono Siswanto M. Syakir Widi Rumini, MS Redaksi Pelaksana : Yusniarti Agus Budiharto Nahrowi Desain dan foto sampul : Agus Budiharto Tata letak : Agus Budiharto Foto : Chandra Indrawanto Penerbit : ESKA Media Jln. Nilam Raya No. 8 (Kodam), Sumur Batu, Jakarta 10660 Telp. (021) 425 0632. Fax. (021) 425 0633 ISBN : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Hak Cipta dilindungi Undang-undang 2010

Upload: vuxuyen

Post on 05-Feb-2018

358 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii

Budidaya danPasca Panen TEBU

Pnyusun : Chandra Indrawanto Purwono Siswanto M. Syakir Widi Rumini, MS

Redaksi Pelaksana : Yusniarti Agus Budiharto Nahrowi

Desain dan foto sampul :Agus Budiharto

Tata letak :Agus Budiharto

Foto : Chandra Indrawanto

Penerbit :ESKA MediaJln. Nilam Raya No. 8 (Kodam), Sumur Batu, Jakarta 10660Telp. (021) 425 0632. Fax. (021) 425 0633

ISBN :

Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanHak Cipta dilindungi Undang-undang 2010

Page 2: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

iv Budidaya dan Pasca Panen TEBU

Budidaya dan Pascapanen Tebu

Kata Pengantar

Hingga saat ini Indonesia mengimporsekitar 2 juta ton gula dengan nilai sekitarUS$900 juta setiap tahun untuk memenuhikebutuhan gula dalam negeri. Kekuranganpasokan gula di dalam negeri inidisebabkan kurangnya luas arealpertanaman tebu dan rendahnyaproduktivitas tebu dan rendemen gula yangada.Penanaman tebu melibatkan banyak petani.

Keberhasilan penanaman tebu oleh petani tergantung dariteknik penanamannya. Dengan penerapan teknik penanamandan pasca panen yang baik akan didapat tingkat produktivitastebu dan rendemen yang tinggi.

Buku ini menyediakan informasi tentang teknikpenanaman dan pasca panen tebu bagi para petani, pemerhatidan peminat tebu. Diharapkan buku ini dapat mendorongpetani untuk menerapkan teknologi budidaya dan pascapanen yang baik.

Kami menyadari bahwa materi maupun penyajian bukuini masih belum sempurna. Untuk itu sumbang saran daripembaca sangata diharapkan. Semoga buku ini bermanfaatbagi semua.

Bogor, Oktober 2010

Page 3: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU v

Kepala Pusat,

M. Syakir

Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar ....................................................................... iiiDaftar Isi .................................................................................... v

I. Pendahuluan 1

II. Syarat Tumbuh 3A.Tanah .......................................................................... 4B. Iklim............................................................................. 5

III. Biologi 7A. Klasifikasi................................................................... 7B. Morfologi dan Biologi .......................................... 7

IV. Perbanyakan Tanaman 9A. Varietas Unggul...................................................... 9B. Pengadaan Bahan Tanaman .............................. 10

V. Penyiapan Lahan dan Penanaman 14A. Pembersihan Areal ................................................ 14B. Penyiapan Lahan .................................................... 14C. Penanaman .............................................................. 16D. Penyulaman ............................................................. 17

Page 4: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

vi Budidaya dan Pasca Panen TEBU

VI. Pemupukan 20

VII. Pengendalian Hama dan Penyakit 22A. Hama .......................................................................... 22B. Penyakit .................................................................... 25

VIII. Panen 27A. Estimasi Produksi Tebu........................................ 27B. Analisis Kemasakan Tebu .................................... 28C. Tebang Angkut ....................................................... 29D. Perhitungan Rendemen ...................................... 31

IX. Analisis Usahatani 33

Bahan Bacaan .......................................................................... 35

Page 5: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 1

BAB

Pendahuluan

efisit gula Indonesia untuk memenuhi kebutuhankonsumsi gula nasional mulai dirasakan sejak tahun

1967. Defisit ini terus meningkat dan hanya bisa dipenuhimelalui impor gula. Dengan harga gula dunia yang tinggidan defisit yang terus meningkat, mengakibatkan terjadinyapengurasan devisa negara. Pada tahun 2007, misalnya,Indonesia mengimpor gula sebanyak 3,03 juta ton dengannilai US$ 1,05 milyar. Untuk mengatasi defisit ini telahdilakukan usaha peningkatan produksi gula nasional. Usahaini memberikan hasil dengan meningkatnya produksi gulanasional dari 2,05 juta ton tahun 2004 menjadi 2,8 juta tontahun 2008 dan diperkirakan tahun 2009 mencapai 2,9 jutaton. Akan tetapi kenaikan produksi ini juga diikuti dengankenaikan konsumsi. Pada tahun 2009 konsumsi gulanasional diperkirakan mencapai 4,8 juta ton. Sehinggaterjadi defisit gula nasional tahun 2009 sebesar 1,9 juta ton.Gambaran ini menunjukkan usaha pembangunan industrigula tebu nasional, berupa perluasan areal pertanaman tebuserta peremajaan dan penambahan pabrik gula, masih perluditingkatkan.

Masalah klasik yang hingga kini sering dihadapiadalah rendahnya produktivitas tebu dan rendahnya tingkatrendemen gula. Rata-rata produktivitas tebu yang ditanamdi lahan sawah sekitar 95 ton/ha dan di lahan tegalan

D

Page 6: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

2 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

sekitar 75 ton/ha dengan rendemen gula sekitar 7,3 – 7,5%.Produktivitas dan rendemen ini masih dibawah potensiproduktivitas dan rendemen yang ada, yaitu diatas 100ton/ha untuk pertanaman tebu di lahan sawah dan sekitar90 ton/ha untuk pertanaman tebu di lahan tegalan denganrendemen gula diatas 10%. Rendahnya produktivitas iniberakibat pula pada rendahnya efisiensi pengolahan gulanasional.

Masalah lain yang berakibat pada rendahnyaefisiensi industri gula nasional adalah kondisi varietas tebuyang dipakai menunjukkan komposisi kemasakan yang tidakseimbang antara masak awal, masak tengah dan masakakhir, hal ini berdampak pada masa giling yangberkepanjangan dan banyaknya tebu masak lambat yangditebang dan diolah pada masa awal sehingga rendemenmenjadi rendah. Penerapan teknologi budidaya tebu jugabelum dilaksanakan secara optimal dan banyak tanamantebu dengan ratun lebih dari 3 kali. Oleh sebab itu dalambuku ini akan disajikan teknologi yang telah dihasilkanmulai dari hulu sampai hilir.

Page 7: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 3

Penampilan tanaman tebu

BAB

Syarat Tumbuh

Tanaman tebu tumbuh didaerah tropika dan subtropika sampai batas garis isoterm 20 0C yaitu antara 190 LU– 350 LS. Kondisi tanah yang baik bagi tanaman tebu adalahyang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, selain ituakar tanaman tebu sangat sensitif terhadap kekuranganudara dalam tanah sehingga pengairan dan drainase harussangat diperhatikan. Drainase yang baik dengan kedalaman

Page 8: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

4 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

sekitar 1 meter memberikan peluang akar tanamanmenyerap air dan unsur hara pada lapisan yang lebih dalamsehingga pertumbuhan tanaman pada musim kemarautidak terganggu. Drainase yang baik dan dalam juga dapatmanyalurkan kelebihan air dimusim penghujan sehinggatidak terjadi genangan air yang dapat menghambatpertumbuhan tanaman karena berkurangnya oksigen dalamtanah.

Dilihat dari jenis tanah, tanaman tebu dapat tumbuhbaik pada berbagai jenis tanah seperti tanah alluvial,grumosol, latosol dan regusol dengan ketinggian antara 0 –1400 m diatas permukaan laut. Akan tetapi lahan yangpaling sesuai adalah kurang dari 500 m diatas permukaanlaut. Sedangkan pada ketinggian > 1200 m diataspermukaan laut pertumbuhan tanaman relative lambat.Kemiringan lahan sebaiknya kurang dari 8%, meskipun padakemiringan sampai 10% dapat juga digunakan untuk arealyang dilokalisir. Kondisi lahan terbaik untuk tebu adalahberlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% apabilatanahnya ringan dan sampai 5 % apabila tanahnya lebihberat.

A. Tanah

1. Sifat fisik tanahStruktur tanah yang baik untuk pertanaman tebu

adalah tanah yang gembur sehingga aerasi udara danperakaran berkembang sempurna, oleh karena itu upayapemecahan bongkahan tanah atau agregat tanah menjadipartikel-partikel kecil akan memudahkan akar menerobos.

Page 9: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 5

Sedangkan tekstur tanah, yaitu perbandingan partikel-partikel tanah berupa lempung, debu dan liat, yang idealbagi pertumbuhan tanaman tebu adalah tekstur tanahringan sampai agak berat dengan kemampuan menahan aircukup dan porositas 30 %.

Tanaman tebu menghendaki solum tanah minimal 50cm dengan tidak ada lapisan kedap air dan permukaan air40 cm. Sehingga pada lahan kering, apabila lapisan tanahatasnya tipis maka pengolahan tanah harus dalam.Demikian pula apabila ditemukan lapisan kedap air, lapisanini harus dipecah agar sistem aerasi, air tanah dan perakarantanaman berkembang dengan baik.

2. Sifat kimia tanahTanaman tebu dapat tumbuh dengan baik pada tanah

yang memiliki pH 6 ‐ 7,5, akan tetapi masih toleran pada pHtidak lebih tinggi dari 8,5 atau tidak lebih rendah dari 4,5.Pada pH yang tinggi ketersediaan unsur hara menjaditerbatas. Sedangkan pada pH kurang dari 5 akanmenyebabkan keracunan Fe dan Al pada tanaman, olehkarena itu perlu dilakukan pemberian kapur (CaCo3) agarunsur Fe dan Al dapat dikurangi.

Bahan racun utama lainnya dalam tanah adalah klor(Cl), kadar Cl dalam tanah sekitar 0,06 – 0,1 % telah bersifatracun bagi akar tanaman. Pada tanah ditepi pantai karenarembesan air laut, kadar Cl nya cukup tinggi sehinggabersifat racun.

B. Iklim

Page 10: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

6 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tebu danrendemen gula sangat besar. Dalam masa pertumbuhantanaman tebu membutuhkan banyak air, sedangkan saatmasak tanaman tebu membutuhkan keadaan kering agarpertumbuhan terhenti. Apabila hujan tetap tinggi makapertumbuhan akan terus terjadi dan tidak ada kesempatanuntuk menjadi masak sehingga rendemen menjadi rendah.

1. Curah hujanTanaman tebu dapat tumbuh dengan baik didaerah

dengan curah hujan berkisar antara 1.000 – 1.300 mm pertahun dengan sekurang-kurangnya 3 bulan kering.Distribusi curah hujan yang ideal untuk pertanaman tebuadalah: pada periode pertumbuhan vegetatif diperlukancurah hujan yang tinggi (200 mm per bulan) selama 5-6bulan. Periode selanjutnya selama 2 bulan dengan curahhujan 125 mm dan 4 – 5 bulan dengan curah hujan kurangdari 75 mm/bulan yang merupakan periode kering. Periodeini merupakan periode pertumbuhan generative danpemasakan tebu.

Ditinjau dari kondisi iklim yang diperlukan, makawilayah yang dapat ideal diusahakan untuk tebu lahankering/tegalan berdasarkan Oldemen dan Syarifudin adalahtipe B2, C2, D2 dan E2. Sedangkan untuk tipe iklimB1C1D1dan E1 dengan 2 bulan musim kering, dapatdiusahakan untuk tebu dengan syarat tanahnya ringan danberdrainase bagus. Untuk tipe iklim D3, E3 dan D4 dengan4 bulan kering, dapat pula diusahakan dengan syaratadanya ketersediaan air irigasi.

2. Suhu

Page 11: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 7

Pengaruh suhu pada pertumbuhan dan pembentukansukrisa pada tebu cukup tinggi. Suhu ideal bagi tanamantebu berkisar antara 240C–340C dengan perbedaan suhuantara siang dan malam tidak lebih dari 10 0C.Pembentukan sukrosa terjadi pada siang hari dan akanberjalan lebih optimal pada suhu 30 0C. Sukrosa yangterbentuk akan ditimbun/disimpan pada batang dimulaidari ruas paling bawah pada malam hari. Prosespenyimpanan sukrosa ini paling efektif dan optimal padasuhu 15 0C.

3. Sinar MatahariTanaman tebu membutuhkan penyinaran 12-14 jam

setiap harinya.Proses asimilasi akan terjadi secara optimal, apabila

daun tanaman memperoleh radiasi penyinaran mataharisecara penuh sehingga cuaca yang berawan pada siang hariakan mempengaruhi intensitas penyinaran dan berakibatpada menurunnya proses fotosintesa sehinggapertumbuhan terhambat.

4. AnginKecepatan angin sangat berperan dalam mengatur

keseimbangan kelembaban udara dan kadar CO2 disekitartajuk yang mempengaruhi proses fotosintesa. Angindengan kecepatan kurang dari 10 km/jam disiang hariberdampak positif bagi pertumbuhan tebu, sedangkanangin dengan kecepatan melebihi 10 km/jam akanmengganggu pertumbuhan tanaman tebu bahkan tanamantebu dapat patah dan roboh.

Page 12: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

8 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

BAB

Biologi

A. Klasifikasi

Tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengannama latin Saccharum officinarum. Di daerah Jawa Baratdisebut Tiwu, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timurdisebut Tebu atau Rosan. Sistematika tanaman tebu adalah:Divisi : SpermatophytaSubdivisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledoneOrdo : GraminalesFamili : GraminaeGenus : SaccharumSpecies : Saccarum officinarum

B. Morfologi dan Biologi

Page 13: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 9

1. BatangBatang tanaman tebu berdiri lurus dan beruas-ruas

yang dibatasi dengan buku-buku. Pada setiap bukuterdapat mata tunas. Batang tanaman tebu berasal darimata tunas yang berada dibawah tanah yang tumbuh keluardan berkembang membentuk rumpun. Diameter batangantara 3-5 cm dengan tinggi batang antara 2-5 meter dantidak bercabang.

2. AkarAkar tanaman tebu termasuk akar serabut tidak

panjang yang tumbuh dari cincin tunas anakan. Pada fasepertumbuhan batang, terbentuk pula akar dibagian yanglebih atas akibat pemberian tanah sebagai tempat tumbuh.

3. DaunDaun tebu berbentuk busur panah seperti pita,

berseling kanan dan kiri, berpelepah seperti daun jagungdan tak bertangkai. Tulang daun sejajar, ditengah berlekuk.Tepi daun kadang-kadang bergelombang serta berbulukeras.

4. BungaBunga tebu berupa malai dengan panjang antara 50-

80 cm. Cabang bunga pada tahap pertama berupakarangan bunga dan pada tahap selanjutnya berupa tandandengan dua bulir panjang 3-4 mm. Terdapat pulabenangsari, putik dengan dua kepala putik dan bakal biji.

5. Buah

Page 14: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

10 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

Buah tebu seperti padi, memiliki satu biji dengan besarlembaga 1/3 panjang biji. Biji tebu dapat ditanam di kebunpercobaan untuk mendapatkan jenis baru hasil persilanganyang lebih unggul.

BAB

Bahan Tanaman

A. Varietas Unggul

Pemilihan varietas harus memperhatikan sifat-sifatvarietas unggul yaitu, memliki potensi produksi gula yangtinggi melalui bobot tebu dan rendemen yang tinggi;memiliki produktivitas yang stabil dan mantap; memilikiketahanan yang tinggi untuk keprasan dan kekeringan; sertatahan terhadap hama dan penyakit.

Varietas tebu berdasarkan masa kemasakannya dapatdibedakan menjadi tiga,yaitu:

Page 15: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 11

1. Varietas Genjah (masak awal), mencapai masak optimal+ 8-10 bulan.

2. Varietas Sedang (masak tengahan), mencapai masakoptimal pada umur + 10-12 bulan.

3. Varietas Dalam (masak lambat), mencapai masak optimalpada umur lebih dari 12 bulan.

Beberapa varietas unggul yang telah dilepas oleh MenteriPertanian dapat dilihat pada Tabel 1.

Mengingat masa panen tebu dilakukan pada saatyang relatif serempak, akan tetapi ditanam pada waktuyang lebih panjang karena bergiliran, maka perlu diaturkomposisi penanaman varietas dengan umur masak yangberbeda, yaitu masak awal, masak tengah dan masaklambat. Komposisi varietas dengan tingkat kemasakanmasak awal, masak tengah dan masak lambat yangdianjurkan berdasarkan luas tanam adalah 30:40:30.

Tabel 1. Varietas Unggul Tebu

Varietas SifatMasak

ProduksiSK. MenteriPertanian

Lahan Sawah Lahan Tegalan

Tebu(ku/ha)

Rend (%) Tebu(ku/ha)

Rend(%)

PS 865 Awal-tengah

804 ±112

9,38 ±1,41

342/Kpts/SR.120/3/2008

KdgKencana

Tengah-lambat

1.125 ±325

10,99 ±1,65

992 ±238

9,51 ±0,88

334/Kpts/SR.120/3/2008

PS 864 Tengah-lambat

1.221 +228

8.34 +0.60

888 +230

9.19 +0.64

56/Kpts/SR.120/1/2004

PS 891 Tengah-lambat

1.106 +271

9.33 +1,19

844 +329

10,19+1,35

55/Kpts/SR.120/1/2004

PSBM901

Awal-tengah

704 +162

9.93 +1.02

54/Kpts/SR.120/1/2004

Page 16: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

12 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

PS 921 Tengah 1.391 +101

8.53 +1,19

53/Kpts/SR.120/1/2004

PS 951 Lambat 1.461 +304

9.87 +0.86

52/Kpts/SR.120/1/2004

B. Pengadaan Bahan Tanaman

Tebu bibit dibudidayakan melalui beberapa tingkatkebun bibit yaitu berturut-turut dari kebun bibit pokok(KBP), kebun bibit nenek (KBN), kebun bibit induk (KBI), dankebun bibit datar (KBD). KBP yang merupakan kebun bibittingkat I menyediakan bibit bagi KBN. Bahan tanam untukKBP merupakan varietas introduksi yang sudah lolos seleksi,misalnya varietas unggul yang dilepas oleh P3GI.Penanaman KBP disentralisir disuatu tempat agar dapatdijaga kemurniannya.

Kebun bibit nenek (KBN) merupakan kebun bibittingkat II yang menyediakan bahan tanam bagi KBI. Kebunbibit ini diusahakan oleh institusi penelitian secaratersentralisir untuk menjaga kemurnian dan kesehatannya.

Kebun bibit induk (KBI) merupakan kebun bibittingkat III yang menyediakan bahan tanam bagi KBD.Luasan KBI yang lebih besar daripada KBP dan KBNmengharuskan KBI diselenggarakan dilokasi yang tersebar.Varietas yang ditanam pada KBI harus sudah mencerminkankomposisi jenis pada tanaman tebu giling yang akandatang.

Kebun bibit datar (KBD) merupakan kebun bibittingkat IV yang menyediakan bahan tanaman bagi kebuntebu giling (KTG). Lokasi KBD hendaknya sedekat mungkin

Page 17: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 13

dengan lokasi yang akan dijadikan KTG. Varietas yangditanam di KBD hendaknya antara 1-3 jenis saja untukmempermudah menjaga kesehatan kemurnian jenisnya.

Bulan tanam di KBP, KBN, KBI, KBD dan KTG haruslahdisesuaikan dengan sifat kemasakan varietas tebu yangditanam. Bulan dan waktu tanam berdasarkan sifatkemasakan varietas tebu yang ditanam dimasing-masingkebun dapat dilihat di Tabel 2.

Melalui proses seleksi bertingkat yang dilakukan darisatu tingkat kebun bibit ketingkat berikutnya, diharapkanbibit yang akan ditanam di kebun tebu giling (KTG) memilikikualitas yang baik. Bibit tebu yang baik adalah bibit yangberumur 6-7 bulan, tidak tercampur dengan varietas lain,bebas dari hama penyakit dan tidak mengalami kerusakanfisik.

Untuk memenuhi kebutuhan bibit untuk KTG, perludiatur komposisi antara KBD dengan KTG sebanyak 1:5,artinya dari setiap 1 ha KBD dapat dihasilkan bibit tebuuntuk 5 ha KTG.

Tabel 2. Bulan dan waktu tanam kebun bibit

Sifat

Masak

Uraian Kebun Bibit KTG

KBP KBN KBI KBD

MasakAwal

BulanTanamWaktuTanam

Mei –Juni

2 thnsebelum

Nov – Des.1,5 thn

sebelumKTG

Mei –Juni

1 thnsebelum

Nov –Des.6 bln

sebelum

Mei - Juni

Page 18: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

14 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

KTG KTG KTGMasakTengah

BulanTanamWaktuTanam

Juli-Agt-Sept.2 thn

sebelumKTG

Jan-Feb-Maret1,5 thn

sebelumKTG

Juli-Agt-Sept.1 thn

sebelumKTG

Jan-Feb-Maret6 bln

sebelumKTG

Juli-Agt-Sept.

MasakLambat

BulanTanamWaktuTanam

Oktober2 thn

sebelumKTG

April1,5 thn

sebelumKTG

Oktober1 thn

sebelumKTG

April6 bln

sebelumKTG

Oktober

Sumber: PTPN VIII, 1996

Bibit tebu diambil dari batang tebu dengan 2-3 matatunas yang belum tumbuh. Bibit ini disebut juga denganbibit stek batang/bagal. Cara lain yang kadang digunakanadalah dengan memakai pucuk batang tebu dengan duaatau lebih mata, bibit ini disebut bibit stek pucuk/top stek.

Standar kebun bibit yang harus dipenuhi untukKebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), KebunBibit Induk (KBI) dan Kebun Bibit Datar (KBD) adalah:

- Tingkat kemurnian varietas untuk KBP dan KBN harus100%, sedangkan untuk KBI > 98% dan KBD > 95%

- Bebas dari luka api, penyakit blendok, pokkah bung,mosaik dan lain-lain. Toleransi gejala serangan < 5%

- Gejala serangan penggerek batang < 2% dan gejalaserangan hama lainnya < 5%

- Lokasi kebun bibit dipinggir jalan, lahan subur, pengairanterjamin dan bebas dari genangan

Sedangkan standar kualitas bibit dari varietas unggulyang harus dipenuhi adalah:

Page 19: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 15

- Daya kecambah > 90%, segar, tidak berkerut dan tidakkering

- Panjang ruas 15-20 cm dan tidak ada gejala hambatanpertumbuhan

- Diameter batang + 2 cm dan tidakmengkerut/mengering

- Mata tunas masih dorman, segar dan tidak rusak- Primordia akar belum tumbuh- Bebas dari penyakit pembuluh

Bibit Stek Batang/Bagal Dua Mata Tunas

Page 20: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

16 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

BAB

Penyiapan Lahan danPenanaman

A. Pembersihan Areal

Pembersihan dan persiapan lahan bertujuan untukmembuat kondisi fisik dan kimia tanah sesuai untukperkembangan perakaran tanaman tebu. Tahap pertamayang harus dilakukan pada lahan semak belukar dan hutanadalah penebasan atau pembabatan untuk membersihkansemak belukar dan kayu-kayu kecil. Setelah tahappembabatan selesai dilanjutkan dengan tahap penebanganpohon yang ada dan menumpuk hasil tebangan. Pada tanahbekas hutan, kegiatan pembersihan lahan dilanjutkandengan pencabutan sisa akar pohon.

Pembersihan lahan semak belukar dan hutan untuktanaman tebu baru (plant cane/PC) secara prinsip samadengan pembersihan lahan bekas tanaman tebu yangdibongkar untuk tanaman tebu baru (ratoon plantcane/RPC). Akan tetapi pada PC sedikit lebih berat karenatata letak kebun, topografi maupun struktur tanahnya masihbelum sempurna, selain itu terdapat pula sisa-sisabatang/perakaran yang mengganggu pelaksanaan kegiatan.

B. Penyiapan Lahan

Page 21: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 17

Areal pertanaman tebu dibagi per rayon dengan luasantara 2.500-3.000 ha per rayon. Setiap rayon dibagi perblok yang terdiri dari 10 petak, dengan tiap petak berukuransekitar 200 m x 400 m (8 ha). Antar blok dibuat jalan kebundengan lebar 12 m dan antar petak dibuat jalan produksidengan lebar 8 m.

Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari pembajakanpertama, pembajakan kedua, penggaruan dan pembuatankairan. Pembajakan pertama bertujuan untuk membaliktanah serta memotong sisa-sisa kayu dan vegetasi lain yangmasih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah RomeHarrow 20 disc berdiameter 31 inci dan Bulldozer 155 HPuntuk menarik. Pembajakan dimulai dari sisi petak palingkiri. Kedalaman olah sekitar 25-30 cm dengan arah bajakanmenyilang barisan tanaman tebu sekitar 45o. Kegiatan inirata-rata membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam untuk satupetak (8 ha).

Pembajakan kedua dilaksanakan tiga minggu setelahpembajakan pertama. Arah bajakan memotong tegak lurushasil pembajakan pertama dengan kedalaman olah 25 cm.Peralatan yang digunakan adalah disc plow 3-4 discberdiameter 28 inci dengan traktor 80-90 HP untuk menarik.

Penggaruan bertujuan untuk menghancurkanbongkahan-bongkahan tanah dan meratakan permukaantanah. Penggaruan dilakukan menyilang dengan arahbajakan. Peralatan yang digunakan adalah Baldan Harrowdan traktor 140 HP untuk menarik. Kegiatan ini rata-ratamembutuhkan waktu sekitar 9-10 jam untuk satu petak (8ha).

Page 22: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

18 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

Pembuatan kairan adalah pembuatan lubang untukbibit yang akan ditanam. Kairan dibuat memanjang denganjarak dari pusat ke pusat (PKP) 1,35-1,5 m, kedalaman 30-40cm dan arah operasi membuat kemiringan maksimal 2%.Kegiatan ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 8 jamuntuk satu petak (8 ha).

C. Penanaman

Kebutuhan bibit tebu per ha antara 60-80 kwintal atausekitar 10 mata tumbuh per meter kairan. Sebelum ditanambibit perlu diberi perlakuan sebagai berikut:

(1) Seleksi bibit untuk memisahkan bibit dari jenis-jenisyang tidak dikehendaki

(2) Sortasi bibit untuk memilih bibit yang sehat dan benar-benar akan tumbuh serta memisahkan bibit bagal yangberasal dari bagian atas, tengah dan bawah.

(3) Pemotongan bibit harus menggunakan pisau yangtajam dan setiap 3-4 kali pemotongan pisau dicelupkankedalam lisol dengan kepekatan 20%

(4) Memberi perlakuan air panas (hot water treatment)pada bibit dengan merendam bibit dalam air panas(50oC) selama 7 jam kemudian merendam dalam airdingin selama 15 menit. Hal ini dimaksudkan untukmenjaga bibit bebas dari hama dan penyakit

Bibit yang telah siap tanam ditanam merata padakairan. Penanaman bibit dilakukan dengan menyusun bibitsecara over lapping atau double row atau end to end(nguntu walang) dengan posisi mata disamping. Hal ini

Page 23: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 19

dimaksudkan agar bila salah satu tunas mati maka tunasdisebelahnya dapat menggantikan. Bibit yang telahditanam kemudian ditutup dengan tanah setebal bibit itusendiri. Akan tetapi bila pada saat tanam curah hujanterlalu tinggi, maka bibit ditanam sebaiknya ditanamdengan cara baya ngambang atau bibit sedikit terlihat.

Pada tanaman ratoon, penggarapan tebu keprasanberbeda dengan terbu pertama. Pengeprasan tebudimaksudkan untuk menumbuhkan kembali bekas tebuyang telah ditebang. Kebun yang akan dikepras harusdibersihkan dahulu dari kotoran-kotoran bekas tebanganyang lalu. Setelah kebun selesai dibersihkan barulahpengeprasan dapat dimulai. Pelaksanaan pengeprasanharuslah dilakukan secara berkelompok dan perpetak.Pengeprasan jangan dilakukan secara terpencar-pencarkarena akan mengakibatkan pertumbuhan tebu tidakmerata sehingga penuaannya menjadi tidak merata danmenyulitkan pemilihan dan penebangan tanaman yangakan dipanen. Seminggu setelah dikepras, tanaman diairidan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai bumbunpertama dan pembersihan rumput-rumputan. Tujuanpenggarapan ini adalah memperbaharui akar tua dan akarputus diganti akar muda, sehingga mempercepatpertumbuhan tunas dan anakan. Selain itu tanah menjadilonggar sehingga pupuk akan dengan mudah masukkedalam tanah.

D. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit tebuyang tidak tumbuh, baik pada tanaman baru maupun

Page 24: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

20 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

tanaman keprasan, sehingga nantinya diperoleh populasitanaman tebu yang optimal. Untuk bibit bagal penyulamandilakukan 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam.Penyulaman dilaksanakan pada baris bagal 2-3 matasebanyak dua potong dan diletakkan pada baris tanamanyang telah dilubangi sebelumnya. Apabila penyulamantersebut gagal, penyulaman ulang harus segeradilaksanakan.

Kairan

Page 25: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 21

Penanaman Bibit Secara Double Row

Page 26: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

22 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

Penanaman Bibit Secara Over Lapping

Penanaman Bibit Secara End to End

BAB

Pemupukan

Dosis pupuk yang digunakan haruslah disesuaikandengan keadaan lahan, untuk itu perlu dilakukan analisatanah dan daun secara bertahap. Secara garis besar dosispupuk untuk tanaman baru maupun keprasan padabeberapa tipe tanah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Dosis pupuk tanaman tebu berdasarkan jenis tanahdan kategori tanaman

Page 27: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 23

Jenis Pemupukan Kwintal per ha

Urea SP-36 KClTanaman Baru- Aluvial- Regusol/Litosol/Kambisol- Latusol- Grumosol- Mediteran- Podzolik merah kuning

5 – 75 – 86 – 87 – 97 – 95 – 7

0 – 21 – 21 – 32 – 31 – 34 – 6

0 – 11 – 21 – 21 – 31 – 22 – 4

Tanaman Keprasan- Aluvial- Regusol/Litosol/Kambisol- Latusol- Grumosol- Mediteran- Podzolik merah kuning

6 – 77 – 87 – 88 – 98 – 96 – 7

0 – 10 – 10 – 21 – 22 – 32 – 3

0 – 11 – 21 – 31 – 31 – 22 – 4

Pemupukan dilakukan dengan dua kali aplikasi.Pada tanaman baru, pemupukan pertama dilakukan saattanam dengan 1/3 dosis urea, satu dosis SP-36 dan 1/3dosis KCl. Pemupukan kedua diberikan 1-1,5 bulan setelahpemupukan pertama dengan sisa dosis yang ada. Padatanaman keprasan, pemupukan pertama dilakukan 2minggu setelah kepras dengan 1/3 dosis urea, satu dosisSP-36 dan 1/3 dosis KCl. Pemupukan kedua diberikan 6minggu setelah keprasan dengan sisa dosis yang ada.

Page 28: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

24 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

BAB

Pengendalian Hama danPenyakit

Pengendalian hama dan penyakit dapat mencegahmeluasnya serangan hama dan penyakit pada areal

Page 29: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 25

pertanaman tebu. Pencegahan meluasnya hama danpenyakit dapat meningkatkan produktivitas. Beberapahama dan penyakit utama tanaman tebu adalah:

A. Hama

1. Penggerek Pucuk (Triporyza vinella F)Penggerek pucuk menyerang tanaman tebu umur 2

minggu sampai umur tebang. Gejala serangan ini berupalubang-lubang melintang pada helai daun yang sudahmengembang. Serangan penggerekpucuk pada tanaman yang belumberuas dapat menyebabkankematian, sedangkan serangan padatanaman yang beruas akanmenyebabkan tumbuhnya siwilansehinggga rendemen menurun.Pengendalian hama ini dapatdilakukan dengan memakaiinsektisida Carbofuran atau Petrofuryang terserap jaringan tanamantebu dan bersifat sistemik dengandosis 25 kg/ha ditebarkan ditanah.

2. Uret (Lepidieta stigma F)Hama uret berupa larva kumbang terutama dari

familia Melolonthidae dan Rutelidae yang bentuk tubuhnyamem-bengkok menyerupai huruf U. Uret menyerangperakaran dengan memakan akar sehinga tanaman tebumenunjukkan gejala seperti kekeringan. Jenis uret yangmenyerang tebu di Indonesia antara lain Leucopholis rorida,Psilophis sp. dan Pachnessa nicobarica. Pengendalian

Foto: Saefudin dan Sunaryo

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 25

pertanaman tebu. Pencegahan meluasnya hama danpenyakit dapat meningkatkan produktivitas. Beberapahama dan penyakit utama tanaman tebu adalah:

A. Hama

1. Penggerek Pucuk (Triporyza vinella F)Penggerek pucuk menyerang tanaman tebu umur 2

minggu sampai umur tebang. Gejala serangan ini berupalubang-lubang melintang pada helai daun yang sudahmengembang. Serangan penggerekpucuk pada tanaman yang belumberuas dapat menyebabkankematian, sedangkan serangan padatanaman yang beruas akanmenyebabkan tumbuhnya siwilansehinggga rendemen menurun.Pengendalian hama ini dapatdilakukan dengan memakaiinsektisida Carbofuran atau Petrofuryang terserap jaringan tanamantebu dan bersifat sistemik dengandosis 25 kg/ha ditebarkan ditanah.

2. Uret (Lepidieta stigma F)Hama uret berupa larva kumbang terutama dari

familia Melolonthidae dan Rutelidae yang bentuk tubuhnyamem-bengkok menyerupai huruf U. Uret menyerangperakaran dengan memakan akar sehinga tanaman tebumenunjukkan gejala seperti kekeringan. Jenis uret yangmenyerang tebu di Indonesia antara lain Leucopholis rorida,Psilophis sp. dan Pachnessa nicobarica. Pengendalian

Foto: Saefudin dan Sunaryo

Page 30: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

26 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

dilakukan secara mekanis atau khemis dengan menangkapkumbang pada sore/malam hari dengan perangkap lampubiasanya dilakukan pada bulan Oktober-Desember.Disamping itu dapat pula dengan melakukan pengolahantanah untuk membunuh larva uret atau menggunakaninsektisida carbofuran 3G.

3. Penggerek BatangAda beberapa jenis penggerek batang yang

menyerang tanaman tebu antara lain penggerek batangbergaris (Proceras sacchariphagus Boyer), penggerek batangberkilat (Chilotraea auricilia Dudg), penggerek batang abu-abu (Eucosma schista-ceana Sn), penggerek batang kuning(Chilotraea infuscatella Sn), dan penggerek batang jambon(Sesamia inferens Walk). Diantara hama penggerek batangtersebut penggerek batang bergaris merupakan penggerekbatang yang paling penting yang hampir selalu ditemukandi semua kebun tebu.

Foto: Saefudin dan Sunaryo

Penggerek batang bergaris (Proceras sacchariphagus Boyer)

26 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

dilakukan secara mekanis atau khemis dengan menangkapkumbang pada sore/malam hari dengan perangkap lampubiasanya dilakukan pada bulan Oktober-Desember.Disamping itu dapat pula dengan melakukan pengolahantanah untuk membunuh larva uret atau menggunakaninsektisida carbofuran 3G.

3. Penggerek BatangAda beberapa jenis penggerek batang yang

menyerang tanaman tebu antara lain penggerek batangbergaris (Proceras sacchariphagus Boyer), penggerek batangberkilat (Chilotraea auricilia Dudg), penggerek batang abu-abu (Eucosma schista-ceana Sn), penggerek batang kuning(Chilotraea infuscatella Sn), dan penggerek batang jambon(Sesamia inferens Walk). Diantara hama penggerek batangtersebut penggerek batang bergaris merupakan penggerekbatang yang paling penting yang hampir selalu ditemukandi semua kebun tebu.

Foto: Saefudin dan Sunaryo

Penggerek batang bergaris (Proceras sacchariphagus Boyer)

Page 31: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 27

Foto: Saefudin dan Sunaryo

Penggerek batang berkilat (Chilotraea auricilia Dudg)

Serangan penggerek batang pada tanaman tebu mudaberumur 3-5 bulan atau kurang dapat menyebabkankematian tanaman karena titik tumbuhnya mati. Sedangserangan pada tanaman tua menyebabkan kerusakan ruas-ruas batang dan pertumbuhan ruas diatasnya terganggu,sehingga batang menjadi pendek, berat batang turun danrendemen gula menjadi turun pula. Tingkat serangan hamaini dapat mencapai 25%.

Pengendalian umumnya dilakukan denganpenyemprot-an insektisida antara lain denganpenyemprotan Pestona/ Natural BVR. Beberapa carapengendalian lain yang dilakukan yaitu secara biologisdengan menggunakan parasitoid telur Trichogramma sp.dan lalat jatiroto (Diatraeophaga striatalis). Secara mekanisdengan rogesan. Kultur teknis dengan menggunakanvarietas tahan yaitu PS 46, 56,57 dan M442-51. Atau secara

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 27

Foto: Saefudin dan Sunaryo

Penggerek batang berkilat (Chilotraea auricilia Dudg)

Serangan penggerek batang pada tanaman tebu mudaberumur 3-5 bulan atau kurang dapat menyebabkankematian tanaman karena titik tumbuhnya mati. Sedangserangan pada tanaman tua menyebabkan kerusakan ruas-ruas batang dan pertumbuhan ruas diatasnya terganggu,sehingga batang menjadi pendek, berat batang turun danrendemen gula menjadi turun pula. Tingkat serangan hamaini dapat mencapai 25%.

Pengendalian umumnya dilakukan denganpenyemprot-an insektisida antara lain denganpenyemprotan Pestona/ Natural BVR. Beberapa carapengendalian lain yang dilakukan yaitu secara biologisdengan menggunakan parasitoid telur Trichogramma sp.dan lalat jatiroto (Diatraeophaga striatalis). Secara mekanisdengan rogesan. Kultur teknis dengan menggunakanvarietas tahan yaitu PS 46, 56,57 dan M442-51. Atau secara

Page 32: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

28 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

terpadu dengan memadukan 2 atau lebih cara-carapengendalian tersebut.

B. Penyakit

1. Penyakit mosaikDisebabkan oleh virus dengan gejala serangan pada

daun terdapat noda-noda atau garis-garis berwarna hijaumuda, hijau tua, kuning atau klorosis yang sejajar denganberkas-berkas pembuluh kayu. Gejala ini nampak jelas padahelaian daun muda. Penyebaran penyakit dibantu olehserangga vektor yaitu kutu daun tanaman jagung,Rhopalosiphun maidis (Anonymous 1996). Pengendaliandilakukan dengan menanam jenis tebu yang tahan,menghindari infeksi dengan menggunakan bibit sehat, danpembersihan lingkungan kebun tebu.

2. Penyakit busuk akarDisebabkan oleh cendawan Pythium sp. Penyakit ini

banyak terjadi pada lahan yang drainasenya kurangsempurna. Akibat serangan maka akar tebu menjadi busuksehingga tanaman menjadi mati dan tampak layu.Pengendalian penyakit dilakukan dengan menanam varietastahan dan dengan memperbaiki drainase lahan.

3. Penyakit blendokDisebabkan oleh bakteri Xanthomonas albilineans

dengan gejala serangan timbulnya klorosis pada daun yangmengikuti alur pembuluh. Jalur klorosis ini lama-lamamenjadi kering. Penyakit blendok terlihat kira-kira 6 mingguhingga 2 bulan setelah tanam. Jika daun terserang berat,seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih.. Penularan

Page 33: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 29

penyakit terjadi melalui bibit yang berpenyakit blendok ataumelalui pisau pemotong bibit. Pengendalian denganmenanam varietas tahan penyakit, penggunaan bibit sehatdan serta mencegah penularan dengan menggunakandesinfektan larutan lysol 15% untuk pisau pemotong bibit.

4. Penyakit PokkahbungDisebabkan oleh cendawan Gibberella moniliformis.

Gejala serangan berupa bintik-bintik klorosis pada daunterutama pangkal daun, seringkali disertai cacat bentuksehingga daun-daun tidak dapat membuka sempurna, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng. Akibat serangan pucuktanaman tebu putus karena busuk. Pengendalian dapatdilakukan dengan penyemprotan dengan 2 sendok makanNatural GLIO+2 sendok makan gula pasir pada daun-daunan muda setiap minggu, pengembusan dengan tepungkapur tembaga (1;4:5) atau dengan menanam varietastahan.

Page 34: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

30 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

BAB

Panen

Pengaturan panen dimaksudkan agar tebu dapatdipungut secara efisien dan dapat diolah dalam keadaanoptimum. Melalui pengaturan panen, penyediaan tebu dipabrik akan dapat berkesinambungan dan dalam jumlahyang sesuai dengan kapasitas pabrik sehingga pengolahanmenjadi efisien. Kegiatan panen termasuk dalam tanggungjawab petani, karena petani harus menyerahkan tebu hasilpanennya ditimbangan pabrik. Akan tetapi padapelaksanaannya umumnya petani menyerahkanpelaksanaan panen kepada pabrik yang akan menggilingtebunya atau kepada KUD.

Pelaksanaan panen dilakukan pada bulan Mei sampaiSeptember dimana pada musim kering kondisi tebu dalamkeadaan optimum dengan tingkat rendemen tertinggi.Penggiliran panen tebu mempertimbangkan tingkatkemasakan tebu dan kemudahan transportasi dari areal

Page 35: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 31

tebu ke pabrik. Kegiatan pemanenan meliputi estimasiproduksi tebu, analisis tingkat kemasakan dan tebangangkut.

A. Estimasi Produksi Tebu

Estimasi produksi tebu diperlukan untuk dapatmerencanakan lamanya hari giling yang diperlukan,banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan serta jumlahbahan pembantu yang harus disediakan. Estimasi produksitebu dilakukan dua kali yaitu pada bulan Desember danFebruari. Estimasi dilakukan dengan mengambil sampeltebu dan menghitungnya dengan rumus:

P = jbtpk x jkha x tbt x b-bt

P = Produksi tebu per hektarjbtpk = Jumlah batang tebu per meter kairanjkha = Jumlah kairan per hektartbt = Tinggi batang, diukur sampai titik patah ( 30

cm dari pucuk)Bbt = Bobot batang per m (diperoleh dari data tahun

sebelumnya)

B. Analisis Kemasakan Tebu

Analisis kemasakan tebu dilakukan untukmemperkirakan waktu yang tepat penebangan tebusehingga tebu yang akan diolah dalam keadaan optimum.Analisis ini dilakukan secara periodik setiap 2 minggu sejaktanaman berusia 8 bulan dengan cara menggiling sampeltebu digilingan kecil di laboratorium.

Page 36: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

32 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

Sampel tebu diambil sebanyak 15-20 batang darirumpun tebu yang berada minimal 15 meter dari tepi dan30 baris dari barisan pinggir. Nira tebu yang didapat darisampel tebu yang digiling di laboratorium diukur persenbrix, pol dan purity nya. Metode analisis kemasakan adalahsebagai berikut:

(1) Setelah akar dan daun tebu sampel dipotong, rata-rataberat dan panjang batang tebu sampel dihitung.

(2) Setiap batang dipotong menjadi 3 sama besar sehinggadidapat bagian batang bawah, tengah dan atas. Setiapbagian batang ditimbang dan dihitung perbandinganberatnya, kemudian dibelah menjadi dua.

(3) Belahan batang tebu dari setiap bagian batang digilinguntuk mengetahui hasil nira dari bagian batang bawah,tengah dan atas. Nira yang dihasilkan ditimbang untukdiketahui daya perah gilingan

(4) Dari nira yang dihasilkan dihitung nilai brix denganmemakai alat Brix Weger, nilai pol dengan memakai alatPolarimeter dan rendemen setiap bagian batang.

(5) Nilai faktor kemasakan dihitung dengan rumus:

RB - RA

FK = -------------------- x 100

RB

RB = rendemen batang bawahRA = rendemen batang atasFK = faktor kemasakan, dimana jika:FK = 100 berarti tebu masih muda

Page 37: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 33

FK = 50 berarti tebu setengah masakFK = 0 berarti tebu sudah masak

Data yang diperoleh digunakan untuk memetakantingkat kemasakkan tebu pada peta lokasi tebu sebagaiinformasi lokasi tebu yang sudah layak untuk dipanen.Namun demikian prioritas penebangan tidak hanyamempertimbangkan tingkat kemasakan tebu tapi jugamempertimbangkan jarak kebun dari pabrik, kemudahantransportasi, kesehatan tanaman dan ketersediaan tenagakerja.

C. Tebang Angkut

Penebangan tebu haruslah memenuhi standarkebersihan yaitu kotoran seperti daun tebu kering, tanahdan lainnya tidak boleh lebih besar dari 5%. Untuk tanamantebu yang hendak dikepras, tebu di sisakan didalam tanahsebatas permukaan tanah asli agar dapat tumbuh tunas.Bagian pucuk tanaman tebu dibuang karena bagian ini kayadengan kandungan asam amino tetapi miskin kandungangula. Tebu tunas juga dibuang karena kaya kandunganasam organis, gula reduksi dan asam amino akan tetapimiskin kandungan gula.

Penebangan tebu dapat dilakukan dengan sistem tebuhijau yaitu penebangan yang dilakukan tanpa ada perlakuansebelumnya, atau dengan sistem tebu bakar yaitupenebangan tebu dengan dilakukan pembakaransebelumnya untuk mengurangi sampah yang tidak perludan memudahkan penebangan. Sistem penebangan tebuyang dilakukan di Jawa biasanya memakai sistem tebu hijau,

Page 38: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

34 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

sementara di luar Jawa umumnya ..., terutama di Lampung,memakai sistem tebu bakar.

Teknik penebangan tebu dapat dilakukan secarabundled cane (tebu ikat), loose cane (tebu urai) atau choppedcane (tebu cacah). Pada penebangan tebu dengan teknikbundled cane penebangan dan pemuatan tebu kedalam trukdilakukan secara manual yang dilakukan dari pukul 5 pagihingga 10 malam. Truk yang digunakan biasanya trukdengan kapasitas angkut 6-8 ton atau 10-12 ton. Trukdimasukkan kedalam areal tanaman tebu. Lintasan truktidak boleh memotong barisan tebu yang ada. Muatantebu kemudian dibongkar di Cane Yard yaitu tempatpenampungan tebu sebelum giling.

Pada penebangan tebu dengan teknik loose cane,penebangan tebu dilakukan secara manual sedangkanpemuatan tebu keatas truk dilakukan dengan memakaimesin grab loader. Penebangan tebu dengan teknik inidilakukan per 12 baris yang dikerjakan oleh 2 orang. Tebuhasil tebangan diletakkan pada baris ke 6 atau 7, sedangkansampah yang ada diletakkan pada baris ke 1 dan 12.Muatan tebu kemudian dibongkar di Cane Yard yaitutempat penampungan tebu sebelum giling.

Page 39: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 35

Tebu Siap Digiling

Pada penebangan tebu dengan teknik chopped cane,penebangan tebu dilakukan dengan memakai mesinpemanen tebu (cane harvvester). Hasil penebangan tebudengan teknik ini berupa potongan tebu dengan panjang20-30 cm. Teknik ini dapat dilakukan pada lahan tebu yangbersih dari sisa tunggul, tidak banyak gulma, tanah dalamkeadaan kering, kodisi tebu tidak banyak roboh dan petaktebang dalam kondisi utuh sekitar 8 ha.

D. Perhitungan Rendemen

Hasil perhitungan rendemen dengan sampel tebuuntuk analisis tingkat kemasakan disebut sebagai rendemensampel. Dua metode perhitungan rendemen lain adalah

Page 40: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

36 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

perhitungan rendemen sementara (RS) dan perhitunganrendemen efektif (RE).

Perhitungan rendemen sementara didapat dari nirahasil perahan tebu pertama di pabrik yang dianalisis dilaboratorium. Tujuan perhitungan rendemen sementarauntuk menentukan bagi hasil gula bagi petani secara cepat.Nilai rendemen sementara didapat dari perkalian antarafaktor rendemen (FR) dengan nilai nira (NN). Nilai niradidapat dari:

NN = nilai Pol – 0,4 (nilai Brix – Nilai Pol)

Nilai Brix adalah persentase bahan kering larut yang adadalam nira terhadap berat tebu, sedangkan nilai Pol bagiangula dari Brix yang dipersentasekan terhadap berat tebu.Faktor rendemen didapat dari:

Kadar nira NPB-T PSHK WR

FR = ------------------- x ----------------- x ---------------- x----------

100 100 100

Kadar nira = jumlah nira yang didapatNPB-T = nilai peneraan brix totalPSHK = perbandingan setara hasil kemurnianWR = winter rendemen

Rendemen efektif disebut juga rendemen nyatakarena perhitungan rendemen ini memakai nilai berat gulayang telah dihasilkan. Perhitungan rendemen efektif didapatdari jumlah berat gula yang dihasilkan dibagi jumlah berattebu yang digiling dikalikan 100%. Angka rendemen efektif

Page 41: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 37

inilah yang digunakan sebagai nilai resmi rendemen yangdidapat.

BAB

Analisis Usahatani

Bagi hasil gula yang diterima petani dihitungberdasarkan rendemen sementara dikalikan berat tebupetani dikali ratio bagi hasil. Ratio bagi hasil gula antarapetani dengan pabrik penggiling yang ditetapkan bersifatprogresif, semakin tinggi rendemen yang didapat semakinbesar ratio bagian petani. Jika rendemen yang didapatantara 6 - < 7% bagi hasil gula petani sebesar 66% danpabrik gula 34%. Jika rendemen yang didapat antara 7 – 8%bagi hasil petani sebesar 68% dan pabrik gula sebesar 32%.Sedangkan jika rendemen yang didapat > 8% maka bagihasil gula petani sebesar 70% dan pabrik gula 30%.

Selain mendapat bagi hasil gula, petani jugamendapat bagian tetes tebu dari hasil panen tebunya. Darisetiap 100 kg tebu petani yang digiling, petani mendapat 3kg tetes. Analisis finansial usahatani tebu rakyat per hektardihitung dengan dasar asumsi:

Page 42: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

38 Budidaya dan Pasca Panen TEBU

(1) Produktivitas tebu 80 ton/ha dan menurun 20% pertahun saat ratoon

(2) Rendemen gula yang didapat sebesar 7%

(3) Harga gula yang didapat Rp 7000/kg dan harga tetesyang didapat Rp.1500/kg.

(4) Perhitungan biaya belum memasukkan biaya sewalahan dan investasi pembuatan jalan.

Hasil analisis menunjukkan dari pertanaman barutebu hingga ratoon ke 3, usahatani tebu masih memiliki nilaiR/C diatas dua. Nilai R/C ratoon ke 1 labih tinggidibandingkan nilai R/C tanaman tebu baru dikarenakanadanya biaya investasi pada tanaman tebu baru.

Tabel 4. Analisis usahatani tebu per ha.

Uraian Tanam Baru Ratoon I Ratoon II Ratoon III

BiayaSaprodi (Rp)Tenaga Kerja (Rp)Lainnya (Rp)Total Biaya (Rp)

2.406.7886.331.0002.600.000

11.337.788

1.651.2153.903.7781.071.8276.626.819

1.651.2153.903.7781.071.8276.626.819

1.651.2153.903.7781.071.8276.626.819

PendapatanProd. Tebu (ton)RendemenProduksi Gula(kg)Bagi Hasil:

- Gula (kg)- Tetes (kg)

Harga:- Gula (Rp/kg)- Tetes (Rp/kg)

Pendapatan dari:- Gula (Rp)- Tetes (Rp)

Pendapatan (Rp)

807%

5.600

3.8082.400

7.0001.500

26.656.0003.600.000

30.256.000

647%

4.480

3.0461.920

7.0001.500

21.324.8002.880.000

24.204.800

51,27%

3.584

2.4371.536

7.0001.500

17.059.8402.304.000

19.363.800

417%

2.867

1.9501.229

7.0001.500

13.647.8721.843.200

15.491.072

Page 43: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

Budidaya dan Pasca Panen TEBU 39

R/C ratio 2,67 3,65 2,92 2,34

Berdasarkan nilai R/C yang didapat, tingkatkeuntungan yang didapat pada ratoon ke 3 sudahberkurang hingga setengah nilai keuntungan pertanamantebu baru. Hal ini menunjukkan pemakaian ratoon lebihdari tiga kali akan sangat mengurangi keuntungan yangdidapat.

BAHAN BACAAN

Ditjenbun, 2004. Pedoman Teknologi Budidaya Tebu LahanKering. Jakarta

Hakim, M. 2008. Tebu, Menuju Swasembada Gula Dengan 4Pilar Trobosan. Emha Training Center & Advisory,Bandung

Mulyana, W. 2001. Teori dan Praktek Cocok Tanam TebuDengan Segala Masalahnya. Aneka Ilmu, Semarang.

PTPN VII. 1997. Vademecum Tanaman Tebu. BandarLampung

Supriyadi, A. 1992. Rendemen Tebu: Liku-likuPermasalahannya. Kanisius, Yogyakarta.

Sutardjo, E. 1999. Budidaya Tanaman Tebu. Bumi Aksara,Jakarta.

Page 44: Budidaya dan Pasca Panen TEBU - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/.../08/perkebunan_budidaya_tebu.pdf · Budidaya dan Pasca Panen TEBU iii Budidaya dan Pasca

40 Budidaya dan Pasca Panen TEBU