laporan tahunan ditjen tanaman pangan tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laporan tahunan...

247

Upload: hakien

Post on 23-Aug-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas
Page 2: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas
Page 3: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas
Page 4: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Page 5: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada dan swasembada

berkelanjutan padi, jagung dan kedelai telah ditetapkan sasaran

produksi padi tahun 2013 sebesar 72,06 juta ton gabah kering giling

(GKG), jagung 19,83 juta ton pipilan kering, dan kedelai 1,5 juta ton biji

kering. Selain itu juga dikembangkan komoditas utama tanaman

pangan lainnya dalam rangka mendukung diversifikasi pangan dengan

target produksi tahun 2013 kacang tanah 1,20 juta ton biji kering,

kacang hijau 410 ribu ton biji kering, ubi kayu 26,30 juta ton umbi

basah dan ubi jalar 2,45 juta ton umbi basah.

2. PDB sektor pertanian tahun 2013 (triwulan III) mencapai Rp.361,38

triliun, sebagian besar berasal dari sumbangan sub sektor tanaman

bahan makanan (tabama) yang mencapai Rp.172,66 triliun (47,78%),

disusul oleh sub sektor perkebunan Rp.55,52 triliun, peternakan dan

hasil-hasilnya Rp.43,02 triliun, kehutanan Rp.14,83 triliun dan

perikanan Rp.75,36 triliun. Sementara PDB sektor pertanian pada

tahun 2013 (triwulan III) atas dasar harga konstan 2000 mencapai

Rp.93,14 triliun atau meningkat 6,15% terhadap triwulan II tahun 2013

yang mencapai Rp.87,74 triliun.

3. Jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sub sektor tanaman

pangan mencapai 15,91 juta orang. Jumlah tersebut mencapai 43,69%

terhadap total tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian (tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan).

4. Volume ekspor komoditas utama tanaman pangan pada tahun 2013

(Januari-Oktober) mencapai 201,94 ribu ton, sementara impor

mencapai 10,65 juta ton, atau terjadi defisit 10,44 juta ton. Jika

ditinjau dari sisi nilainya, terjadi defisit US$ 4,41 miliar dengan nilai

ekspor US$ 126,38 juta sementara impor US$ 4,54 miliar.

ii

Page 6: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

5. Periode Januari-Desember tahun 2013, rata-rata angka Nilai Tukar

Petani Tanaman Pangan (NTPP) diatas 100, yang menunjukkan bahwa

petani tanaman pangan lebih sejahtera karena hasil yang didapatkan

petani lebih besar dari yang dibelanjakan.

6. Capaian produksi tanaman pangan tahun 2013 (ASEM BPS) komoditas

padi mengalami peningkatan dibandingkan produksi ATAP 2012,

mencapai 71,29 juta ton GKG (naik 3,24%). Sementara komoditas

lainnya mengalami penurunan produksi dibandingkan ATAP 2012 yaitu

jagung sebesar 4,54%; kedelai 7,47%; kacang tanah 1,52%; kacang

hijau sebesar 27,88%; ubi kayu 1,46%; dan ubi jalar 3,97%. Jika

dibandingkan dengan angka sasaran produksi tahun 2013, semua

komoditas masih berada di bawah target. 7. Tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat tahun 2013, untuk padi

sebesar 46,63%, benih jagung sebesar 47,29% dan benih kedelai

sebesar 39,59% dari total luas pertanaman.

8. Luas pertanaman padi tahun 2013 yang terkena serangan OPT dan DPI

seluas 969.393 ha (puso: 96.754 ha) atau 6,69%, jagung 56.130 ha

(puso: 8.627 ha) atau 1,41%, kedelai 13.571 (puso: 1.801 ha) atau

2,25% dari total luas tanam.

9. Berdasarkan realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen tahun

2013 yang berasal dari dana APBN Ditjen Tanaman Pangan telah

berhasil menurunkan susut hasil padi 0,05%, jagung 0,10%, kedelai

0,151%, ubi kayu 0,009% dan ubi jalar 0,0226%.

10. Realisasi tanam SL-PTT padi mencapai 3.728.725 ha atau 85,02% dari

sasaran 4.385.625 ha, dengan rincian: padi inbrida seluas 3.119.941 ha

(80,95% dari 3.626.000 ha), padi hibrida 106.562 ha (83,25% dari

128.000 ha), padi pasang surut 74.128 ha (79,20% dari 93.600 ha), padi

lebak 21.505 ha (82,71% dari 26.000 ha), dan padi lahan kering

406.589 ha (79,41% dari 512.025 ha).

iii

Page 7: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

11. Realisasi tanam SL-PTT jagung mencapai 196.213 ha atau 83,36% dari

sasaran 235.380 ha, yang terdiri dari jagung hibrida seluas 159.315 ha

(82,11% dari 194.030 ha) dan jagung komposit 36.898 ha (89,23% dari

41.350 ha).

12. Produktivitas SLPTT padi mencapai 59,31 ku/ha atau 107,43% jika

dibandingkan dengan sasaran sebesar 55,21 ku/ha dan 15,25% diatas

rata-rata produktivitas non SL-PTT. Sementara produktivitas SL-PTT

jagung mencapai 61,45 ku/ha atau 94,54% jika dibandingkan dengan

sasaran sebesar 65,00 ku/ha dan 28,05% diatas rata-rata produktivitas

non SL-PTT.

13. Realisasi SL-PTT kedelai mencapai 336.028 ha atau 81,61% dari sasaran

411.740 ha dengan produktivitas 15,68 ku/ha (98,00% dari sasaran

sebesar 16,00 ku/ha), namun 7,62% diatas produktivitas non SL yang

mencapai 14,57 ku/ha.

14. Realisasi pengembangan kedelai model mencapai 103.536 ha (94,12%

dari sasaran 110.000 ha). Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) kedelai

dialokasikan seluas 118.250 ha, namun tidak dapat dilaksanakan

karena gagal lelang.

15. Realisasi pengembangan ubi kayu mencapai 2.019 ha (97,07% dari

sasaran 2.080 ha), sementara pengembangan ubi jalar terealisasi 1.200

ha (97,96% dari 1.225 ha), dan pengembangan pangan alternatif

terealisasi 100% dari 110 ha yang terdiri dari komoditas talas, talas

satoimo, garut dan gembili.

16. Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas 99.192

ha, jagung 16.761 ha, kedelai 27.741 ha, kacang tanah 602 ha dan

kacang hijau 108 ha masing-masing terdiri dari kelas Benih Dasar (BD),

Benih Pokok (BP), Benih Sebar (BR) dan hibrida. Hasil pengecekan

mutu benih tanaman pangan tahun 2013 untuk padi sebanyak 204.073

ton, jagung 38.829 ton, kedelai 10.357 ton, kacang tanah 413 ton dan

kacang hijau 41 ton.

iv

Page 8: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

17. Jumlah benih yang tersalur di pasar bebas baik yang ada di produsen

maupun pengedar benih untuk benih padi sebanyak 163.244 ton,

jagung 31.976 ton, kedelai 9.562 ton, kacang tanah 390 ton, dan

kacang hijau 12 ton, masing-masing terdiri dari kelas BD, BP, Benih

Sebar BR dan hibrida.

18. Penyebaran varietas padi pada MT 2012/MT 2013 dan MT 2013

sebesar 83,45% atau 11.755.296 ha telah menggunakan varietas

unggul yang produksinya tinggi (VPT), 7,75% atau 1.091.191 ha

menggunakan varietas unggul yang produksinya sedang (VPS) dan

8,81% atau 1.240.704 ha menggunakan varietas yang produksinya

rendah (VPR). Penyebaran varietas jagung sebanyak 82,40% atau

2.356.429 ha VPT, 1,10% atau 31.511 ha VPS dan 16,50% atau 471.794

ha VPR. Penyebaran varietas kedelai sebanyak 81,04% atau 554.372,

ha menggunakan VPT, 14,33% atau 98.044 VPS dan 4,63% atau 31.671

ha VPR.

19. Realisasi perbanyakan benih sumber mencapai seluas 622 ha (87,73%

dari sasaran 709 ha) dengan rincian sebagai berikut: benih padi 240 ha

(80,64% dari 297 ha), jagung 112 ha (91,43% dari 123 ha), kedelai 193

ha (93,22% dari 207 ha), kacang tanah 47 ha (94,00% dari 50 ha),

kacang hijau 17 ha (100%), ubi kayu 7 ha (87,50% dari 8 ha), ubi jalar 6

ha (100%), dan sorgum 1 ha (50,00% dari 2 ha).

20. Realisasi pemberdayaan penangkar benih padi 10.286 ha (92,67% dari

sasaran 11.100 ha) dan kedelai 2.848 ha (81,37% dari sasaran 3.500

ha).

21. Realisasi penyaluran/penjualan benih bersubsidi tahun 2013 untuk

padi inbrida mencapai 46.987 ton atau 39,16% dari sasaran 120.000

ton, padi hibrida 1.810 ton atau 24,14% dari 7.500 ton, jagung

komposit 364 ton atau 18,24% dari 2.000 ton, jagung hibrida 599 ton

atau 7,98% dari 7.500 ton dan kedelai 2.426 ton atau 16,17% dari

15.000 ton.

v

Page 9: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

22. Realisasi penggunaan CBN berdasarkan Surat Penugasan Direktur

Jenderal Tanaman Pangan tahun 2013 untuk komoditas padi inbrida

sebanyak 1.543 ton, padi hibrida 486 ton, jagung hibrida 454 ton dan

kedelai 903 ton, sementara jagung komposit tidak ada penggunaan.

23. Realisasi kegiatan SLPHT mencapai 2.421 unit (96,84% dari rencana

2.500 unit), yang terdiri dari SL-PHT padi sebanyak 1.957 unit atau

96,88% dari rencana 2.020 unit, SL-PHT jagung sebanyak 307 Unit atau

97,46% dari rencana 315 unit, dan SL-PHT kedelai sebanyak 157 unit

atau 95,15% dari rencana 165 unit. Realisasi SL-Iklim untuk padi dan

jagung sebanyak 188 unit (97,92% dari rencana 192 unit).

24. Realisasi pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman pada

tahun 2013 pada Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT)

sebanyak 1.703 sampel atau mencapai 100,18% dari target 1.700

sampel yang terdiri dari sampel pelanggan sebanyak 1.369 dan sampel

monitoring 327 sampel. Realisasi tersebut bila dibandingkan dengan

realisasi pengujian tahun 2012 sebanyak 1.645 sampel mengalami

peningkatan sebesar 3,53%.

25. Realisasi pelaksanaan bantuan sarana pascapanen mencapai 653

poktan/gapoktan (95,75% dari sasaran 682 poktan/gapoktan), yang

terdiri dari bantuan sarana pascapanen padi 460 poktan/gapoktan

(95,44% dari 482 poktan/gapoktan); sarana pascapanen jagung 87

poktan/gapoktan (94,57% dari 92 poktan/gapoktan); sarana

pascapanen kedelai 54 poktan/gapoktan (96,43% dari 56 poktan/

gapoktan); sarana pascapanen ubi kayu 100% dari 27 poktan/

gapoktan; dan sarana pascapanen ubi jalar 100% dari 25 poktan/

gapoktan.

26. Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sampai

Desember 2013 sebanyak 792 orang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil

(PNS) unit kerja eselon II dipusat sebanyak 494 orang, 3 UPT sebanyak

180 orang dan PNS yang ditugaskan/diperbantukan di daerah/instansi

lain sebanyak 118 orang. Sampai dengan tahun 2013 PNS yang

ditugaskan di daerah tersebar di 14 provinsi dengan jumlah 115 orang,

sedangkan yang diperbantukan di instansi lain 3 orang.

vi

Page 10: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

27. Realisasi penetapan Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat (LM3)

yang memperoleh bantuan sosial dari Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2013 sebanyak 280 LM3, namun satu LM3 yang

mengundurkan diri yaitu LM3 Gereja Betlehem dari Kabupaten

Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. 28. Kegiatan bantuan bencana alam pada Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tidak dilaksanakan, karena dalam pencairan dananya harus ada

pernyataan kejadian bencana dari instansi/lembaga berwenang/

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 29. Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

satker pusat dan daerah tahun 2013 mencapai Rp.2,337 triliun atau

80,95% dari pagu anggaran Rp.2,887 triliun yang tersebar pada

delapan kegiatan utama. Realisasi anggaran subsidi benih sejumlah

Rp.398,700 miliar atau 27,42% dari pagu Rp.1,454 triliun.

vii

Page 11: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

II. KINERJA TANAMAN PANGAN ............................................................... 3

A. Indikator Makro .................................................................................. 3

B. Produksi Tanaman Pangan .............................................................. 7

C. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat ....................... 16

D. Penurunan Luas Serangan OPT dan DPI ...................................... 16 E. Penurunan Tingkat Susut Hasil ....................................................... 17

III. PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA .................................................... 19

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN UTAMA ...................................................... 25

A. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia ..................................... 25

B. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi ...... 70

C. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan ....... 92

D. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI .......................................................................................... 103

E. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ............................... 144

F. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya ........... 155

G. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian ................... 190

H. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan .................................................................... 193

V. PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT ................................ 195

VI. PENUTUP ...................................................................................................... 199

LAMPIRAN ............................................................................................................ 201

viii

Page 12: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Page 13: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 1. PDB sektor pertanian tahun 2013 (Atas Dasar Harga Berlaku) ......... 3

Tabel 2. PDB sektor pertanian tahun 2013 (Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000) ..................................................................................................... 4

Tabel 3. Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Sub Sektor Tanaman Pangan Tahun 2012 ....................................................................................................... 5

Tabel 4. Ekspor-Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Tanaman Pangan Tahun 2013 (Januari-Oktober) .................................................... 6

Tabel 5. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) Januari-Desember 2013 ................................................................................ 6

Tabel 6. Perkembangan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) Januari-Desember Tahun 2013 ................................................................... 7

Tabel 7. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2013 (ASEM) .................................................... 7

Tabel 8. Capaian Produksi, Luas Panen dan Provitas Padi Tahun 2013 ........... 8

Tabel 9. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2013 ............................ 8

Tabel 10. Trend Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun2008-2013 ............................................................................... 10

Tabel 11. Capaian Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung Tahun 2013 (ASEM) .................................................................................. 10

Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2013 ...................... 11

Tabel 13. Trend Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2008-2013 ......................................................................... 12

Tabel 14. Capaian Luas Panen, Provitas dan Produksi Kedelai Tahun 2013 .................................................................................................. 12

Tabel 15. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai 2013 ................................. 13

Tabel 16. Trend Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun 2008-2013 ........................................................................ 14

Tabel 17. Capaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Lainnya Tahun 2013 ................................................................................................... 15

ix

Page 14: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 18. Luas Panen dan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, Ubi Jalar Tahun 2013............................................................... 15

Tabel 19. Perbandingan Luas Serangan OPT dan DPI Pada Tanaman Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2013 ............................................................ 16

Tabel 20. Penurunan Susut Hasil Panen Tanaman Pangan Tahun 2013 ....... 17

Tabel 21. Realisasi Pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2013 .......... 26

Tabel 22. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2013 .......... 27

Tabel 23. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2013 ........................... 70

Tabel 24. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 .................................................. 72

Tabel 25. Realisasi Luas Areal Sertifikasi Penangkaran Benih Tanaman Pangan Tahun 2013 .................................................... 93

Tabel 26. Realisasi Sertifikasi Produksi Penangkaran Benih Tanaman Pangan Tahun 2013 .................................................... 93

Tabel 27. Realisasi Sertifikasi Produksi Penangkaran Benih Tanaman Pangan Tahun 2013 .................................................... 93

Tabel 28. Realisasi Penyaluran Benih Pasar Bebas Tahun 2013 ...................... 94

Tabel 29. Rencana dan Realisasi Pengiriman Galur/Mutan Uji Adaptasi/ Multilokasi Tahun 2013 ............................................................................. 94

Tabel 30. Penyebaran Varietas Padi MT 2012/2013 dan MT 2013 ................ 95

Tabel 31. Penyebaran Varietas Jagung MT 2012/2013 dan MT 2013 ........... 96

Tabel 32. Penyebaran Varietas Kedelai MT 2012/2013 dan MT 2013 .......... 96

Tabel 33. Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Tanam untuk Perbanyakan Benih Sumber pada Areal Produksi Benih Sumber di Balai Benih Tahun 2013 ....................................................................... 99

Tabel 34. Realisasi Pemberdayaan Penangkar Benih Padi Inbrida dan Kedelai Tahun 2013 ................................................................................. 100

Tabel 35. Realisasi Penyaluran/Penjualan Benih Bersubsidi Tahun 2013 . 102

Tabel 36. Stok dan Penggunaan CBN Tahun 2013 ............................................ 103

Tabel 37. Realisasi Pengujian Mutu Pestisida, Pupuk dan Produk Tanaman Tahun 2013 .............................................................. 113

x

Page 15: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 38. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2013 ............................................................................................... 146

Tabel 39. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Orang) ........ 156

Tabel 40. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan (Orang) .......................... 156

Tabel 41. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin (Orang) ................... 156

Tabel 42. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2013 Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Kegiatan Utama ............... 161

Tabel 43. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2013 Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Kelompok Satker Pusat dan Daerah ................................................................................................ 161

Tabel 44. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2013 Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Jenis Belanja ...................... 162

Tabel 45. Rincian Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2013 Ditjen Tanaman Pangan Per Provinsi .............................................................. 163

Tabel 46. Realisasi Anggaran APBN Subsidi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013 ................................................................................................ 164

Tabel 47. Nilai BMN Dalam Pos Perkiraan Neraca ............................................ 165

Tabel 48. Data Kerugian Negara Lingkup Ditjen Tanaman Pangan (s.d Desember 2013) .............................................................................. 169

Tabel 49. Perkembangan Pelaksanaan Rencana Aksi Percepatan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2013 ................................................. 171

xi

Page 16: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Page 17: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Realisasi Pelaksanaan SL-PTT Padi Tahun 2013 .............................. 203

2. Realisasi Pelaksanaan SL-PTT Jagung Tahun 2013 ........................... 204

3. Realisasi Pelaksanaan SL-PTT Kedelai Tahun 2013 .......................... 205

4. Realisasi Pelaksanaan Pengembangan Kedelai Model Tahun 2013 ................................................................................................. 206

5. Realisasi Pelaksanaan Pengembangan Ubi Kayu Tahun 2013 ..... 207

6. Realisasi Pelaksanaan Pengembangan Ubi Jalar Tahun 2013 ...... 208

7. Realisasi Pelaksanaan Pengembangan Pangan Alternatif Tahun 2013 ................................................................................................ 209

8. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi Tahun 2013 ................ 210 9. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Jagung Tahun 2013 ........... 211 10. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Kedelai Tahun 2013 .......... 212 11. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Kacang Tanah

Tahun 2013 ................................................................................................. 213 12. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Kacang Hijau

Tahun 2013 ................................................................................................. 214 13. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Ubi Kayu Tahun 2013 ....... 215 14. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Ubi Jalar Tahun 2013 ........ 216 15. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Sorgum Tahun 2013 ......... 217 16. Realisasi Pemberdayaan Penangkar Benih Padi Dan Kedelai

Tahun 2013 ................................................................................................. 218 17. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Padi Inbrida

Tahun 2013 ................................................................................................. 219 18. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Padi Hibrida

Tahun 2013 ................................................................................................. 220 19. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Jagung Komposit

Tahun 2013 ................................................................................................ 221 20. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Jagung Hibrida

Tahun 2013 ................................................................................................ 222

xii

Page 18: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

21. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Kedelai Tahun 2013 ........... 223 22. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Padi Tahun 2013 ............... 224 23. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2013 .......... 225 24. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai Tahun 2013 ......... 226 25. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Ubi Kayu Tahun 2013 ...... 227 26. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Ubi Jalar Tahun 2013....... 228 27. Realisasi Pelaksanaan SL-PHT dan SL-Iklim Tahun 2013 ................ 229

xiii

Page 19: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

1 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

PENDAHULUAN

Tahun 2013 merupakan tahun keempat dan satu tahun berakhirnya

pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2010-2014. Sesuai dengan Rencana Strategis pembangunan tahun 2010-

2014 telah ditetapkan target empat sukses pembangunan pertanian yaitu

pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, peningkatan

diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, peningkatan

kesejahteraan petani.

Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada dan swasembada

berkelanjutan padi, jagung dan kedelai telah ditetapkan sasaran produksi

padi tahun 2013 sebesar 72,06 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung

19,83 juta ton pipilan kering, dan kedelai 1,5 juta ton biji kering. Selain itu

juga dikembangkan komoditas utama tanaman pangan lainnya dalam

rangka mendukung diversifikasi pangan dengan target produksi tahun 2013

kacang tanah 1,20 juta ton biji kering, kacang hijau 410 ribu ton biji kering,

ubi kayu 26,30 juta ton umbi basah dan ubi jalar 2,45 juta ton umbi basah.

Dalam mendukung pencapaian sasaran produksi komoditas utama tanaman

pangan tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan satu

program APBN yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu

Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada

Berkelanjutan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program tersebut meliputi

delapan kegiatan utama yaitu: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia;

(2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi; (3) Pengelolaan

Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan; (4) Penguatan Perlindungan

Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI; (5) Penanganan Pascapanen

Tanaman Pangan; (6) Dukungan Manajemen danDukungan Teknis Lainnya;

(7) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu Laboratorium Pengujian; dan (8) Pengembangan Peramalan Serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan.

I

Page 20: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

2

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan, pada

tahun 2013 dilaksanakan beberapa penyempurnaan dari tahun sebelumnya,

antara lain : (1) polabantuan benih dari Bantuan Langsung Benih Unggul

(BLBU) menjadi subsidi; (2) Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (SL-PTT) dengan pendekatan kawasan dan skala luas (kawasan

pertumbuhan, kawasan pengembangan dan kawasan pemantapan) yang

terintegrasi dari hulu sampai hilir; (3) revitalisasi kegiatan pengembangan

kedelai melalui Perluasan Areal Tanam Baru (PATB); (4) penguatan

perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan DPI melalui gerakan “spot

stop” dan gerakan pengendalian dengan melibatkan aparat TNI; (5)

percepatan penurunan susut hasil (losses) panen dan pascapanen; (6)

rasionalisasi/pengurangan jumlah satker, serta (7) meningkatkan koordinasi

dengan instansi/lembaga terkait (Kementerian BUMN, Kementerian

Pekerjaan Umum, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,

Perguruan Tinggi, TNI AD dan institusi lainnya).

Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN

Sektoral (BA 018) sebesar Rp.2,887 triliun (hasil revisi APBNP penghematan

sebesar Rp.250,868 miliar dari Pagu DIPA awal Rp.3,138 triliun). Selain APBN

sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN subsidi

(BA999 07) berupa subsidi benih sebesar Rp.1,454 triliun.

Untuk memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan, capaian kinerja, serta

permasalahan dan saran tindak lanjut pembangunan tanaman pangan tahun

2013 disusun Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

2013. Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan

pertimbangan dalampenentuan kebijakan dan langkah-langkah perbaikan

pada masa yang akan datang untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan

pembangunan tanaman pangan yang lebih baik.

Page 21: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

KINERJA TANAMAN PANGAN

A. Indikator Makro

1. Produk Domestik Bruto

Produk nasional bruto (PDB) sub sektor tanaman pangan tahun 2013

(triwulan III) menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang

sama pada tahun sebelumnya juga terjadi peningkatan.

Tabel 1. PDB sektor pertanian tahun 2013 (Atas Dasar Harga Berlaku)

(Triliun Rupiah)

Sumber: Badan Pusat Statistik angka dalam kurung berarti negatif

*) Angka sangat sementara; **) Angka sangat-sangat sementara, Angka dalam kurung berarti negatif

PDB sektor pertanian tahun 2013 (triwulan III) mencapai Rp.361,38

triliun, sebagian besar berasal dari sumbangan sub sektor tanaman

bahan makanan (tabama) yang mencapai Rp.172,66 triliun (47,78%),

disusul oleh sub sektor perkebunan Rp.55,52 triliun, peternakan dan

hasil-hasilnya Rp.43,02 triliun, kehutanan Rp.14,83 triliun dan

perikanan Rp.75,36 triliun.

II

2012 *)

Pertanian 327,93 331,16 361,38 9,13 10,20

1. Pertanian Sempit 246,51 245,90 271,19 10,28 10,01

a. Tanaman Bahan Makanan 156,12 159,92 172,66 7,96 10,59

b. Tanaman Perkebunan 53,27 46,62 55,52 19,09 4,22

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 37,11 39,36 43,02 9,30 15,93

2. Kehutanan 14,30 14,49 14,83 2,34 3,71

3. Perikanan 67,13 70,76 75,36 6,50 12,26

No. Sektor/Sub Sektor

2013 **) Laju Pertumbuhan (%)

TW - II TW - III TW - III 2013 thd

TW - II 2013

TW - III 2013 thd

TW - III 2012TW - III

Page 22: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

4

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 2. PDB sektor pertanian tahun 2013 (Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000)

(Triliun Rupiah)

Sumber: Badan Pusat Statistik, angka dalam kurung berarti negatif Keterangan: *) Angka sangat sementara; **) Angka sangat-sangat sementara, angka dalam

kurung berarti negatif

Sementara itu, PDB sektor pertanian pada tahun 2013 (triwulan III)

atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp.93,14 triliun atau

meningkat 6,15% terhadap triwulan II tahun 2013 yang mencapai

Rp.87,74 triliun. Peningkatan tersebut terjadi pada semua sub sektor,

antara lain sub sektor tanaman bahan makanan naik sebesar 4,30%.

Sedangkan bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012,

PDB sektor pertanian pada triwulan III tahun 2013 tumbuh sebesar

3,02%. Peningkatan nilai PDB terjadi pada hampir semua sub sektor

pendukung, termasuk sub sektor tanaman bahan makanan sebesar

2,61%.

2. Penyerapan Tenaga Kerja

Sub sektor tanaman pangan merupakan lapangan usaha yang

menyerap bagian terbesar tenaga kerja dan sangat dominan dalam

mewarnai struktur ketenagakerjaan pada sektor pertanian maupun

nasional. Hampir seluruh penduduk di perdesaan bekerja di sub sektor

ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2012 tercatat total

jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sub sektor tanaman

pangan mencapai 15,91 juta orang. Jumlah tersebut mencapai 43,69%

terhadap total tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian (tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan).

2012 *)

Pertanian 90,41 87,74 93,14 6,15 3,02

1. Pertanian Sempit 70,99 67,94 72,96 7,39 2,78

a. Tanaman Bahan Makanan 42,99 42,29 44,11 4,30 2,61

b. Tanaman Perkebunan 17,41 14,91 17,78 19,25 2,13

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 10,59 10,74 11,07 3,07 4,53

2. Kehutanan 4,54 4,48 4,54 1,34 -

3. Perikanan 14,88 15,32 15,64 2,09 5,11

No. Sektor/Sub Sektor

2013 **) Laju Pertumbuhan (%)

TW - III TW - II TW - III TW - III 2013 thd

TW - II 2013

TW - III 2013 thd

TW - III 2012

Page 23: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

5 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Bila dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah tenaga kerja sub sektor

tanaman pangan pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 6,04%

dari 16,94 juta pada tahun 2011 turun menjadi 15,91 juta orang pada

tahun 2012. Sementara itu, total jumlah tenaga kerja sektor pertanian

pada tahun 2012 menunjukkan penurunan sebesar 0,31%

dibandingkan tahun 2011.

Tabel 3. Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Sub Sektor Tanaman Pangan Tahun 2012

3. Ekspor Impor Komoditas Utama Tanaman Pangan

Pada tahun 2013 (Januari-Oktober), volume ekspor komoditas utama

tanaman pangan mencapai 201,94 ribu ton, sementara impor

mencapai 10,65 juta ton, atau terjadi defisit 10,44 juta ton. Jika

ditinjau dari sisi nilainya, terjadi defisit US$ 4,41 miliar dengan nilai

ekspor US$ 126,38 juta sementara impor US$ 4,54 miliar.

Penyumbang terbesar ekspor tahun 2013 adalah gandum/meslin

sebanyak 75,48 ribu ton atau setara US$ 40,44 juta, ubi kayu 71,81 ribu

ton setara US$ 27,62 juta. Sementara itu impor terbesar juga berasal

dari gandum/meslin yang mencapai 5,90 juta ton setara US$ 2,25

miliar, jagung 2,40 juta ton setara US$ 728,53 juta, dan kedelai 1,41

juta ton setara US$ 886,43 juta.

Pertanian 36.541.972 36.429.250 (0,31) 100,00

Tanaman Pangan 16.937.195 15.914.410 (6,04) 43,69

Uraian

Perkembangan

2012 thd. 2011

(%)

2011

(orang)

2012

(orang)

Kontribusi Thd

Pertanian Tahun 2012

(%)

Page 24: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

6

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 4. Ekspor-Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Tanaman Pangan Tahun 2013 (Januari-Oktober)

Sumber: Badan Pusat Statistik

4. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP)

Capaian keberhasilan pembangunan selain dapat diukur melalui

tingkat pertumbuhan ekonomi juga dapat diukur melalui tingkat

kesejahteraan petani. Salah satu indikator untuk menilai tingkat

kesejahteraan petani adalah melalui Nilai Tukar Petani (NTP). Semakin

tinggi nilai NTP, secara relatif semakin kuat tingkat kesejahteraan dan

kemampuan/daya beli petani.

Dari data BPS tahun 2013, selama periode Januari-Desember tahun

2013, rata-rata angka Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP)

diatas 100. Hal ini menunjukkan bahwa petani tanaman pangan lebih

sejahtera karena hasil yang didapatkan petani lebih besar dari yang

dibelanjakan.

Tabel 5. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) Januari-Desember 2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Nilai NTP Desember 2012 s.d Oktober 2013 mengggunakan tahun dasar 2007=100 Nilai NTP Oktober s.d Desember 2013 penghitungan NTPP menggunakan tahun dasar 2012=100

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des

It 152,59 154,11 153,79 153,11 152,88 153,41 155,07 158,66 159,48 160,62 162,49 109,38 109,53

Ib 143,59 145,22 146,14 147,20 147,23 147,18 147,99 152,47 153,71 153,93 154,41 108,87 109,26

NTPP 106,27 106,12 105,24 104,01 103,84 104,23 104,78 104,06 103,75 104,35 105,24 100,47 100,24

UraianDes

2012

Tahun 2013

Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)-(4) (6) (7) (8)=(6)-(7)

1 Beras 1.080 399.758 (398.678) 1.071 208.600 (207.529)

2 Jagung 19.085 2.401.489 (2.382.405) 14.957 728.533 (713.576)

3 Kedelai 9.762 1.411.184 (1.401.422) 13.132 886.426 (873.294)

4 Kacang Tanah 4.831 231.294 (226.463) 10.836 274.928 (264.092)

5 Kc Vigna/Kc Tunggak 11.886 89.549 (77.664) 11.424 84.205 (72.781)

6 Ubi Kayu 71.812 213.415 (141.603) 27.621 103.995 (76.374)

7 Ubi Jalar 8.006 21 7.985 6.898 32 6.866

8 Gandum/Meslin 75.482 5.900.057 (5.824.575) 40.442 2.252.450 (2.212.008)

201.944 10.646.767 (10.444.824) 126.381 4.539.169 (4.412.788) Jumlah

Volume (Ton) Nilai (000 US$)KomoditasNo.

Page 25: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

7 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Nilai It, Ib, dan NTPP November 2013 berdasarkan tahun dasar

2012=100 adalah 109,38; 108,87; dan 100,47. Perubahan NTPP

Desember 2013 terhadap November 2013 (tahun dasar 2012=100)

adalah -0,23%, yang berarti terjadi penurunan NTPP sebesar 0,23%.

Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,14% lebih kecil dibandingkan

kenaikan Ib sebesar 0,36%.

Tabel 6. Perkembangan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) Januari-Desember Tahun 2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Keterangan: Perubahan Desember 2013 thd November 2013 menggunakan tahun dasar

2012=100

B. Produksi Tanaman Pangan

Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) capaian produksi komoditas

utama tanaman pangan tahun 2013: padi 71,29 juta ton GKG; jagung

18,51 juta ton pipilan kering; kedelai 780 ribu ton biji kering, kacang tanah

702 ribu ton biji kering, kacang hijau 205 ribu ton biji kering, ubi kayu

23,82 juta ton umbi basah dan ubi jalar 2,38 juta ton umbi basah.

Tabel 7. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2013 (ASEM)

Sumber: Badan Pusat Statistik

It 1,00 -0,21 -0,44 -0,15 0,35 1,08 2,32 0,52 0,71 1,16 0,13 0,14

Ib 1,14 0,63 0,73 0,02 -0,03 0,55 3,03 0,81 0,14 0,31 0,17 0,36

NTPP -0,14 -0,83 -1,17 -0,16 0,38 0,53 -0,69 -0,30 0,58 0,85 -0,05 -0,23

Uraian

Perubahan (%)

Des'12-

Jan'13

Jan'13-

Feb'13

Feb'13-

Mar'13

Mar'13-

Apr'13

Apr'13-

Mei'13

Nov'13-

Des'13

Mei'13-

Juni'13

Jun'13-

Jul'13

Jul'13-

Agu'13

Agu'13-

Sep'13

Sep'13-

Okt'13

Okt'13-

Nov'13

No. KomoditasLuas Panen

(000 Ha)

Produktivitas

(Ku/Ha)

Produksi

(000 Ton)

1 Padi 13.837 51,52 71.291

2 Jagung 3.820 48,44 18.506

3 Kedelai 551 14,16 780

4 Kacang Tanah 519 13,53 702

5 Kacang Hijau 82 24,98 205

6 Ubi Kayu 1.061 224,49 23.824

7 Ubi Jalar 162 147,48 2.385

Page 26: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

8

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

1. Swasembada Berkelanjutan Padi/Beras

Berdasarkan Angka Sementara BPS, produksi padi tahun 2013

mencapai 71,29 juta ton GKG. Bila dibandingkan dengan produksi

tahun 2012 sebesar 69,06 juta ton GKG, terjadi peningkatan 2,235 juta

ton GKG (3,24%). Bila dibandingkan terhadap target tahun 2013

(sebesar 72,06 juta ton GKG), mencapai 98,93% atau masih terdapat

kekurangan 773 ribu ton GKG. Sedangkan bila dibandingkan terhadap

target tahun 2014 mencapai 93,11% dari target 76,57 juta ton.

Tabel 8. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2013

*) Realisasi 2013 = Angka Sementara (ASEM)

Bila dibandingkan dengan kebutuhan beras untuk konsumsi dalam

negeri menunjukkan surplus 5,656 juta ton beras dengan indeks

swasembada 116,43%. Dengan demikian swasembada dan surplus

beras yang dicapai pada tahun 2013 dapat dipertahankan secara

berkelanjutan sejak tahun 2010 awal periode kabinet Indonesia

Bersatu II.

Tabel 9. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2013

Keterangan: - Beras tersedia = produksi padi GKG x 0,562 - Kebutuhan beras = jumlah penduduk 247,388 juta x konsumsi per kapita 139,15 kg/tahun

(%) Selisih (%) Selisih

1. Luas Panen (000 Ha) 13.446 13.858 13.837 102,91 391 99,85 (21)

2. Produktivitas (Ku/Ha) 51,36 52,00 51,52 100,31 0,16 99,08 (0,48)

3. Produksi (000 Ton) 69.056 72.064 71.291 103,24 2.235 98,93 (773)

No ATAP 2012 Target 2013

Capaian Realisasi 2013 Thd.ATAP

2012

Target

2013

Realisasi

2013 *)Uraian

No. Uraian Volume

1. Produksi Padi (000 Ton GKG) 71.291

2. Beras Tersedia Untuk Konsumsi (000 Ton) 40.080

3. Kebutuhan Beras Untuk Konsumsi Penduduk (000 Ton) 34.424

4. Indeks Swasembada (%) 116,43

5. Surplus/Defisit (000 Ton) 5.656

Page 27: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

9 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Peningkatan produksi padi tahun 2013 (ASEM) terhadap 2012

terutama disebabkan oleh meningkatnya luas panen 391 ribu ha

(2,91%) dan produktivitas 0,16 ku/ha (0,31%). Faktor penyebab

meningkatnya luas panen padi tahun 2013 karena kondisi iklim yang

relatif basah sepanjang tahun, serta jaminan pemasaran dan harga jual

hasil padi yang relatif tinggi (selama tahun 2013 harga gabah kering

giling di tingkat petani berkisar antara Rp.4.232-Rp.4.806 rata-rata

Rp.4.574/kg (di atas HPP GKG di penggilingan Rp.4.150/kg). Sedangkan

faktor penyebab peningkatan produktivitas antara lain didorong

karena perluasan penerapan pengelolaan tanaman dan sumber daya

terpadu (PTT).

Namun jika dibandingkan dengan target produksi tahun 2013,

produksi padi belum mencapai target disebabkan karena belum

optimalnya peningkatan produktivitas dari target 52 ku/ha baru

mencapai 51,52 ku/ha, serta belum tercapainya target luas panen

13,858 juta ha terealisasi 13,837 juta ha (kurang 21.000 ha).

Belum optimalnya peningkatan produktivitas disebabkan oleh

terganggunya penyerbukan malai serta efisiensi serapan unsur hara

pupuk akibat tingginya curah hujan sepanjang tahun. Sedangkan

belum tercapainya target luas panen disebabkan pemanfaatan lahan

rawa lebak yang tidak optimal karena tingginya genangan air terutama

di Provinsi Kalimantan Selatan dan Riau, meningkatnya pertanaman

yang terkena OPT dan banjir dan puso mencapai 96.754 ha (meningkat

6.089 ha) dibanding tahun 2012 yang hanya seluas 90.665 ha, dan

terjadinya konversi lahan ke non pangan (kelapa sawit) yang terjadi di

Provinsi Sumatera dan Kalimantan.

Perkembangan produksi padi selama periode tahun 2008-2013

menunjukan tren pertumbuhan yang positif, meningkat dari 60,325

juta ton pada tahun 2008 menjadi 71,291 juta ton GKG tahun 2013

atau rata-rata tumbuh 3,43% atau sebesar 2,193 juta ton per tahun.

Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kenaikan produktivitas dari

48,94 ku/ha tahun 2008 menjadi 51,52 ku/ha tahun 2013, serta luas

panen 12,327 juta ha tahun 2008 menjadi 13,837 juta ha tahun 2013.

Page 28: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

10

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 10. Trend Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun2008-2013

*) Tahun 2013 = Angka Sementara (ASEM)

2. Swasembada Berkelanjutan Jagung

Produksi jagung tahun 2103 (ASEM) mencapai 18,51 juta ton pipilan

kering. Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 sebesar 19,39

juta ton pipilan kering,mengalami penurunan 881 ribu ton pipilan

kering (4,54%). Bila dibandingkan terhadap target 2013 sebesar 19,83

juta ton pipilan kering mencapai 93,32% atau masih terdapat

kekurangan 1,33 juta ton pipilan kering. Sedangkan bila dibandingkan

terhadap target tahun 2014 mencapai 88,88% dari target 20,82 juta

ton pipilan kering.

Tabel 11. Capaian Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung Tahun 2013 (ASEM)

*) Realisasi 2013 = Angka Sementara (ASEM)

Faktor penyebab penurunan dan belum tercapainya sasaran produksi

jagung tahun 2013 disebabkan luas tanam yang belum mencapai

target karena pengaruh iklim basah sepanjang tahun sehingga petani

cenderung memilih bertanam padi secara terus-menerus (yang

biasanya ditanami jagung pada musim kering dan lahan kering), terjadi

kompetisi dengan komoditas lain (ubi kayu) di beberapa provinsi

antara lain di Provinsi Lampung dan Sumatera Utara, serta

meningkatnya luas pertanaman yang mengalami puso (gagal panen).

% Selisih % Selisih

Luas Panen (000 Ha) 3.958 4.038 3.820 96,51 (138) 94,60 (218)

Produktivitas (Ku/Ha) 48,99 49,11 48,44 98,88 (0,55) 98,64 (0,67)

Produksi (000 Ton) 19.387 19.831 18.506 95,46 (881) 93,32 (1.325)

ATAP 2012 Target 2013Uraian

% Capaian Realisasi 2013 Thd.Realisasi

2013 *)

Target

2013

ATAP

2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)

Rerata

tumbuh

(%)

1 Produksi (Ton) 60.325.925 64.398.890 66.469.394 65.756.904 69.056.126 71.291.494 3,43

2 Luas Panen (Ha) 12.327.425 12.883.576 13.253.450 13.203.643 13.445.524 13.837.213 2,35

3 Produktivitas (Ku/Ha) 48,94 49,99 50,15 49,80 51,36 51,52 1,04

Page 29: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

11 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Sementara itu penurunan produktivitas dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain: penyerbukan yang tidak optimal karena curah hujan

yang tinggi, lemahnya modal petani sehingga tidak mampu

menyediakan sarana produksi secara optimal terutama penyediaan

benih hibrida yang harganya relatif mahal, sementara benih bersubsidi

tahun 2013 serapannya belum optimal karena masa transisi dari

sebelumnya berupa bantuan gratis, sehingga mengakibatkan

penurunan persentase tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat,

penurunan penggunaan golongan varietas potensi produksi tinggi

(VPT), serta penggunaan pupuk belum berimbang dan spesifik lokasi

sesuai rekomendasi.

Walaupun produksi jagung tahun 2013 (ASEM) belum mencapai 100%

terhadap target, namun bila dibandingkan dengan kebutuhan terjadi

surplus 4,119 juta ton dengan indeks swasembada 128,63%. Dengan

demikian swasembada dan surplus jagung yang dicapai pada tahun

2013 dapat berkelanjutan sejak tahun 2010 awal periode Kabinet

Indonesia Bersatu II.

Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2013

Perkembangan produksi jagung selama periode 2008-2013

menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, dari 16,317 juta ton

pada tahun 2008 menjadi 18,506 juta ton pipilan kering tahun 2013

atau rata-rata tumbuh 2,72% per tahun. Pertumbuhan tersebut

disebabkan oleh kenaikan produktivitas dari 40,78 ku/ha tahun 2008

menjadi 48,44 ku/ha tahun 2013.

No. Uraian Volume

1. Produksi Jagung (000 Ton Pipilan Kering) 18.506

2. Kebutuhan Jagung (000 Ton) 14.387

3. Indeks Swasembada (%) 128,63

4. Surplus/Defisit (000 Ton) 4.119

Page 30: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

12

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 13. Trend Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2008-2013

*) Tahun 2013 = Angka Sementara (ASEM)

3. Swasembada Kedelai

Produksi kedelai tahun 2103 (ASEM) mencapai 780,16 ribu ton biji

kering. Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 sebesar 843,15

ribu ton biji kering mengalami penurunan 63 ribu ton biji kering

(7,47%). Bila dibandingkan terhadap target 2013 sebesar 1,50 juta ton

biji kering mencapai 52,00% atau masih terdapat kekurangan 720 ribu

ton biji kering. Capaian dan kekurangan ini sama bila dibandingkan

terhadap target tahun 2014 yang sama dengan target tahun 2013

sebesar 1,50 juta ton biji kering.

Tabel 14. Capaian Luas Panen, Provitas dan Produksi Kedelai Tahun 2013

*) Realisasi 2013 =Angka Sementara (ASEM)

Sementara itu bila dibandingkan dengan total kebutuhan kedelai

nasional sebesar 2,12 juta ton, produksi kedelai tahun 2013 (ASEM)

masih defisit sebanyak 1,34 juta ton dengan indeks swasembada baru

mencapai 36,87%.

% Selisih % Selisih

1. Luas Panen (000 Ha) 568 970 551 97,01 (17) 56,80 (419)

2. Produktivitas (Ku/Ha) 14,85 15,46 14,16 95,35 (0,69) 91,59 (1,30)

3. Produksi (000 Ton) 843 1.500 780 92,53 (63) 52,00 (720)

ATAP 2012 Target 2013

% Capaian Realisasi 2013 Thd.

UraianNo.ATAP

2012

Target

2013

Realisasi

2013 *)

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)

Rerata

tumbuh

(%)

1 Produksi (Ton) 16.317.252 17.629.748 18.327.636 17.643.250 19.387.022 18.506.287 2,72

2 Luas Panen (Ha) 4.001.724 4.160.659 4.131.676 3.864.692 3.957.595 3.820.161 (0,85)

3 Produktivitas (Ku/Ha) 40,78 42,37 44,36 45,65 48,99 48,44 3,54

Page 31: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

13 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 15. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai 2013

Belum tercapainya produksi kedelai pada tahun 2013 (ASEM) secara

nasional, terutama disebabkan rendahnya luas tanam dan luas panen

yang hanya mencapai 551 ribu ha atau 56,78% dari target 970 ribu ha,

serta belum tercapainya produktivitas dari target 15,46 ku/ha hanya

tercapai 14,16 ku/ha.

Faktor penyebab rendahnya luas tanam/panen kedelai tahun 2013

antara lain: kondisi iklim yang relatif basah sepanjang tahun

mengakibatkan petani lebih memilih untuk terus bertanam padi

(biasanya setelah padi ditanam kedelai), persaingan dengan

komoditas lain yang lebih kompetitif, potensi resiko gagal panen tinggi

akibat curah hujan relatif tinggi sepanjang tahun, terbatasnya lahan

yang siap untuk peruasan areal tanam dari yang direncanakan (di lahan

Pirbun, Perhutani, Inhutani, daerah transmigrasi dan lahan lainnya),

harga kedelai impor lebih murah dibandingkan dengan harga kedelai

lokal akibat kebijakan tarif dan non tarif, jaminan pemasaran dan

harga jual hasil kedelai kurang menguntungkan (walaupun ada

kebijakan harga pembelian pemerintah kedelai Rp.7400/kg namun

baru berlaku pada akhir tahun/Oktober 2013).

Sedangkan faktor penyebab belum tercapainya target produktivitas

antara lain disebabkan kondisi iklim basah dan curah hujan yang relatif

tinggi sepanjang tahun mengakibatkan terganggunya penyerbukan

tidak optimal, penurunan tingkat penggunaan benih unggul

bersertifikat akibat kelangkaan ketersediaan benih di lapangan dan

sistem peyediaan benih belum berjalan optimal, dan penggunaan

pupuk belum diterapkan secara optimal sesuai dengan anjuran karena

No. Uraian Volume

1. Produksi Kedelai (000 Ton Biji Kering) 780

2. Kebutuhan Kedelai (000 Ton) 2.116

3. Indeks Swasembada (%) 36,87

4. Surplus/Defisit (000 Ton) (1.336)

Page 32: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

14

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

keterbatasan modal petani, serta meningkatnya luas serangan OPT

dan DPI (banjir).

Meskipun capaian produksi kedelai tahun 2013 (ASEM) mengalami

penurunan dari tahun 2012 dan belum mencapai target, namun

perkembangan produksi kedelai selama periode tahun 2008-2013

menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 775 ribu

ton biji kering pada tahun 2008 menjadi 780 ribu ton biji kering tahun

2013 atau rata-rata tumbuh sebesar 0,83% per tahun.

Pertumbuhan produksi tersebut didukung oleh peningkatan

produktivitas 1,62% per tahun dari 13,13 ku/ha pada tahun 2008

menjadi 14,16 ku/ha pada tahun 2013 (ASEM), dan bahkan pada tahun

2012 telah mencapai 14,85 ku/ha. Sedangkan luas panen mengalami

penurunan dari 591 ribu ha tahun 2008 menjadi 551 ribu ha tahun

2013 (ASEM) atau rata-rata turun 0,77% per tahun.

Tabel 16. Trend Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun 2008-2013

*) Tahun 2013 = Angka Sementara (ASEM)

4. Capaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Lainnya (Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, Ubi Jalar) Tahun 2013

Produksi komoditas utama tanaman pangan lainnya(kacang tanah,

kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar)tahun 2013 (ASEM) mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2012, dan bila dibandingkan terhadap

target seluruhnya belum mencapai target.

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)

Rerata

tumbuh

(%)

1 Produksi (Ton) 775.710 974.512 907.031 851.286 843.153 780.163 0,83

2 Luas Panen (Ha) 590.956 722.791 660.823 622.254 567.624 550.797 (0,77)

3 Produktivitas (Ku/Ha) 13,13 13,48 13,73 13,68 14,85 14,16 1,62

Page 33: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

15 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 17. Capaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Lainnya Tahun 2013

Terjadinya penurunan dan belum tercapainya sasaran produksi kacang

tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar tahun 2013 disebabkan

terutama tidak tercapainya luas tanam/panen akibat persaingan/

kompetisi antar komoditas, terbatasnya akses petani terhadap sumber

permodalan usaha tani untuk memperluas pertanaman dan

penerapan teknologi sesuai anjuran, serta terbatasnya dukungan

fasilitasi kegiatan APBN.

Tabel 18. Luas Panen dan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, Ubi Jalar Tahun 2013

ATAP Sasaran ASEM

2012 2013 2013 Sasaran 2013 ATAP 2012

1 Kacang Tanah 713 1.200 702 58,50 98,48

2 Kacang Hijau 284 410 205 50,00 72,12

3 Ubi Kayu 24.177 26.300 23.824 90,59 98,54

4 Ubi Jalar 2.483 2.450 2.385 97,34 96,03

Produksi (000 Ton) Capaian ASEM 2013

No. Komoditas Thd (%)

Sasaran

2013

ATAP

2012

1 Kacang Tanah 560 828 519 62,71 92,75

2 Kacang Hijau 245 334 182 54,54 74,31

3 Ubi Kayu 1.130 1.283 1.061 82,72 93,94

4 Ubi Jalar 178 197 162 82,09 90,69

1 Kacang Tanah 12,74 14,50 13,52 93,24 106,12

2 Kacang Hijau 11,60 12,28 11,24 91,53 96,90

3 Ubi Kayu 214,02 205,00 224,49 109,51 104,89

4 Ubi Jalar 139,29 124,38 147,48 118,57 105,88

ATAP

2012

Sasaran

2013

ASEM

2013

Luas Panen (000 Ha)

Produktivitas (Ku/Ha)

No. Komoditas

Capaian ASEM 2013

Thd (%)

Page 34: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

16

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

C. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat merupakan salah satu

upaya untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, dan meningkatkan

pendapatan petani. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kelas

Benih Sebar (BR) yang digunakan oleh petani tahun 2013, untuk padi

sebesar 46,63%, benih jagung sebesar 47,29% dan benih kedelai sebesar

39,59% dari total luas pertanaman. Bila dilihat menurut tingkat potensi

hasil untuk padi, jagung dan kedelai menunjukkan telah dominan

menggunakan kelas benih Varietas Produksi Tinggi (VPT). Penggunaan

varietas yang dominan di tingkat petani untuk padi meliputi Ciherang,

Mekongga, dan Cigeulis; untuk jagung meliputi varietas Bisi 2, P21, dan

Bisma 16; dan kedelai meliputi varietas Wilis, Anjasmoro, dan Grobogan.

D. Penurunan Luas Serangan OPT dan DPI

Capaian upaya pengamanan produksi dari gangguan organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) yang

dilaksanakan melalui kegiatan penguatan pengamatan, peramalan, dan

pengendalian OPT secara SPOT STOP telah cukup berhasil.

Luas pertanaman padi tahun 2013 yang terkena serangan OPT dan DPI

seluas 969.393 ha (puso: 96.754 ha) atau 6,69%, jagung 56.130 ha (puso:

8.627 ha) atau 1,41%, kedelai 13.571 (puso: 1.801 ha) atau 2,25% dari

total luas tanam. Luas terkena serangan tersebut bila dibandingkan tahun

2012 untuk padi meningkat 5,08% (46.916 ha), jagung menurun 5,73%

(3.412 ha), dan kedelai meningkat 34,03% (3.446 ha). Namun jika dilihat

secara rasio terkena terhadap luas tanam, luas tanaman padi yang

terkena serangan OPT dan DPI tahun 2013 mengalami penurunan untuk

komoditas padi dan jagung, sedangkan kedelai mengalami peningkatan.

Tabel 19. Perbandingan Luas Serangan OPT dan DPI Pada Tanaman Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2013

2012 2013 2012 2013 2012 2013

1 Luas Tanam (Ha) 13.602.690 14.494.648 3.994.370 3.973.374 612.327 603.271

2 Luas Terkena OPT dan DPI (Ha) 922.477 969.393 59.542 56.130 10.125 13.571

3 Luas Puso (Ha) 90.664 96.754 4.388 8.627 1.489 1.801

4 Rasio Terkena Thd Luas Tanam (%) 6,78 6,69 1,49 1,41 1,65 2,25

KedelaiNo. Uraian

Padi Jagung

Page 35: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

17 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Masih tingginya luas terkena serangan OPT dan DPI pada tanaman padi

tahun 2013 disebabkan antara lain: kondisi iklim ekstrim (kemarau basah)

sehingga memberikan iklim yang kondusif untuk perkembangan OPT,

petani merubah pola tanam padi-padi-palawija menjadi padi-padi-padi.

Hal ini mengakibatkan tersedianya pakan untuk kelangsungan hidup OPT

secara terus menerus, penggunaan pestisida oleh petani yang kurang

bijaksana sehingga memusnahkan sebagian besar musuh alami di

lapangan sehingga mengganggu ekosistem OPT, jumlah petugas POPT-

PHP di lapangan yang masih belum cukup dan kurangnya kepedulian

petani pada lahan usaha taninya sendiri sehingga apabila terjadi spot

serangan OPT, tindakan pengendalian OPT yang dilakukannya seringkali

telambat.

E. Penurunan Tingkat Susut Hasil

Berdasarkan realisasi penyaluran bantuan sarana pascapanen tahun 2013

yang berasal dari dana APBN Ditjen Tanaman Pangan telah berhasil

menurunkan susut hasil padi 0,05%, jagung 0,10%, kedelai 0,151%, ubi

kayu 0,009% dan ubi jalar 0,0226%. Salah satu faktor pendorong

penurunan susut hasil hasil panen tersebut antara lain pemberian

bantuan sarana pascapanen padi sebanyak 460 paket, jagung 87 paket,

kedelai 54 paket, ubi kayu 27 paket, dan ubi jalar 25 paket.

Tabel 20. Penurunan Susut Hasil Panen Tanaman Pangan Tahun 2013

Namun demikian, capaian susut hasil ini belum mencapai target yang

ditetapkan tahun 2013 yaitu untuk padi 1,79%, jagung 0,25%, kedelai

0,75%, ubi kayu dan ubi jalar masing-masing 0,50%. Masih rendahnya

Target Penurunan Jumlah Bantuan Capaian Penurunan Pengamanan

No. Komoditi Susut Hasil Sarana Pascapanen Susut Hasil Hasil

(%) (Paket/Unit) (%) (Ton)

1 Padi 1,79 460 0,05 37.891

2 Jagung 0,25 87 0,10 18.443

3 Kedelai 0,75 54 0,151 1.219

4 Ubikayu 0,50 27 0,009 2.294

5 Ubijalar 0,50 25 0,0226 535

Page 36: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

18

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

pencapaian penurunan susut hasil untuk komoditas padi, jagung, kedelai,

ubikayu, dan ubijalar disebabkan karena masih rendahnya dukungan

anggaran yang dialokasikan untuk komoditas padi, jagung, kedelai, ubi

kayu dan ubi jalar untuk fasilitasi sarana pascapanen.

Page 37: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

19 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA

Program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun

2013 yaitu Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan

Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Anggaran

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2013 terdiri dari APBN Sektoral

dan APBN Subsidi. APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

tahun 2013 berjumlah Rp.3,138 triliun, namun sehubungan adanya

kebijakan penghematan anggaran seluruhnya Kementerian/Lembaga dalam

menghadapi kenaikan harga minyak dunia, maka APBN Sektoral Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan berkurang menjadi Rp. 2,887 triliun yang

ditempatkan di Satuan Kerja (Satker) Pusat, Satker UPT Pusat, Dana

Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan.

APBN Sektoral dialokasikan pada delapan kegiatan utama, yaitu sebagai

berikut:

1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

a. SL-PTT padi seluas 4.385.625 ha yang terdiri dari kawasan

pertumbuhan 289.275 ha, kawasan pengembangan 504.450 ha, dan

kawasan pemantapan 3.591.900 ha, di 31 provinsi 389 kabupaten.

b. SL-PTT jagung seluas 235.380 ha yang terdiri darikawasan

pertumbuhan 48.350 ha, kawasan pengembangan 157.030 ha, dan

kawasan pemantapan 30.000 ha, di 30 provinsi 207 kabupaten.

c. Fasilitasi kemitraan pengembangan pangan alternatif sebanyak 9

paket di 9 provinsi.

d. Budidaya jagung hibrida bagi masyarakat berpenghasilan rendah

(MBR) di Provinsi Nusa Tenggara Timur seluas 10.500 ha di 7

kabupaten.

e. Ubinan SL-PTT padi sebanyak 14.979 unit di 31 provinsi 389 kabupaten

dan ubinan SL-PTT jagung 2.345 unit di 30 provinsi 207 kabupaten.

III

Page 38: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

20

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

f. CPCL, koordinasi, pengawalan dan monev Posko P2BN untuk tingkat

pusat, 31 provinsi dan 396 kabupaten.

2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

a. SL-PTT kedelai seluas 411.740 ha yang terdiri dari kawasan

pertumbuhan 12.500 ha, kawasan pengembangan 355.240 ha, dan

kawasan pemantapan 44.000 ha 29 provinsi 190 kabupaten.

b. Pengembangan kedelai model seluas 110.000 hadi 8 provinsi 22

kabupaten.

c. Pengembangan Kegiatan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai

seluas 118.250 ha di 12 provinsi pada 47 kabupaten.

d. Pengembangan ubikayu seluas 2.080 ha di 18 provinsi pada 43

kabupaten.

e. Pengembangan ubijalar seluas 1.225 ha di 10 provinsi pada 26

kabupaten.

f. Pengembangan pangan alternatif seluas 110 ha di 9 provinsi pada 16

kabupaten.

g. Ubinan SL-PTT kedelai sebanyak 5.650 unit di 195 kabupaten dan

koordinasi kemitraan stakeholder aneka kacang dan umbi di 29

provinsi.

h. Pembinaan, pengawalan dan monev aneka kacang dan umbi untuk

tingkat pusat, 29 provinsi dan 159 kabupaten/kota.

3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

a. Penilaian varietas, sebanyak 87 unit : pengawasan, sertifikasi benih

tanaman pangan seluas 81.650 ha, pemberian insentif pengawas

benih tanaman (PBT) 828 orang dan operasional BPSBTPH di 32

provinsi.

b. Perbanyakan benih di Balai Benih Induk (BBI) padi seluas 299 ha di 29

provinsi, jagung 123 ha di 24 provinsi, kedelai 207 ha di 28 provinsi,

kacang tanah 50 ha di 13 provinsi, kacang hijau 17 ha di 6 provinsi, ubi

kayu 8 ha di 4 provinsi, ubi jalar 6 ha di 3 provinsi dan sorgum 2 ha di

1 provinsi serta operasional BBI sebanyak 31 Balai.

Page 39: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

21 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

c. Pemberdayaan penangkar benih padi sebanyak 222 unit atau 11.100

ha di 30 provinsi, dan benih kedelai 140 unit atau 3.500 ha di

23provinsi.

d. Revitalisasi/optimalisasi Unit Prosesing Benih (UPB) sebanyak 11 unit

di 11 provinsi.

e. Pembinaan, monev pemberdayaan penangkaran benih, CBN untuk

tingkat pusat, 32 provinsi dan 400 kabupaten.

4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI

a. Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT) di 31 Balai,

operasional Brigade Proteksi Tanaman 82 unit, rehabilitasi/bangun

gedung BPT (gudang pestisida) 20 unit, bahan dan sarana

pengendalian OPT 30 paket, gerakan pengendalian OPT dan DPI 258

kali, surveilans OPT 32 paket.

b. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak

2.500 unit, Sekolah Lapangan Iklim (SL-Iklim) 192 unit.

c. Biaya operasional POPT-PHP sebanyak 2.598 orang, insentif dan BOP

honorer dan THL masing-masing sebanyak 73 orang dan 1.180 orang

di 33 provinsi, serta bantuan transportasi pengamat 25.774 orang.

d. Pemberdayaan Pos Pengembangan Agen Hayati (PPAH) sebanyak 415

kelompok, operasional Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit

(LPHP) 94 unit dan koordinasi penanggulangan OPT/DPI 14 paket.

e. Penguatan perlindungan tanaman pangan untuk Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan dan Balai Pengujian Mutu Produk

Tanaman (BPMPT) sebanyak 2 paket, serta pengadaan mobil brigade

dan Laboratorium PHP 66 unit.

5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

a. Bantuan sarana pascapanen padi 482 kelompok di 237 kabupaten,

sarana pascapanen jagung 92 kelompok di 80 kabupaten, sarana

pascapanen kedelai 56 kelompok di 51 kabupaten, sarana pascapanen

ubi kayu 27 kelompok di 25 kabupaten, sarana pascapanen ubi jalar 25

kelompok di 21 kabupaten.

Page 40: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

22

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

b. Database sarana pascapanen tanaman pangan dialokasikan di 32

provinsi.

c. Pembinaan, bimtek, apresiasi dan monev pascapanen untuk tingkat

pusat, 31 provinsi dan 256 kabupaten/kota.

6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

a. Pembayaran gaji pegawai Ditjen Tanaman Pangan sebanyak 792

orang, operasional dan pemeliharaan kantor untuk pusat dan

dukungan manajemen dan teknis lainnya.

b. Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM-3) sebanyak 280

kelompok dan bantuan penanganan bencana alam dan kekeringan.

c. Dukungan kawasan lainnya (MP3EI) di 3 provinsi dan Dukungan

Daerah Perbatasan dan Daerah Tertinggal di 7 kabupaten.

d. Bantuan bencana alam sebanyak satu paket.

e. Operasional Satker, perencanaan, keuangan, data statistik, umum,

monev, pelaporan untuk tingkat pusat, 33 provinsi dan 405

kabupaten/kota.

7. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu Laboratorium Pengujian (BBPPMBTPH)

a. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu Laboratorium Pengujian Benih sebanyak 10 metode, penerapan

sistem mutu laboratorium penguji benih pada 8 laboratorium,

pelaksanaan uji profisiensi 30 peserta, dan uji petik mutu benih

beredar 1.000 contoh.

8. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(BBPOPT)

a. Data dan informasi ramalan serangan OPT pangan sebanyak 70 data,

model peramalan OPT 12 model, penerapan dan pengembangan

peramalan OPT di 24 provinsi, pelatihan pengamatan, peramalan dan

pengendalian OPT bagi 93 peserta.

Page 41: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

23 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

b. Produk agens pengendali hayati padat sebanyak 3.000 kg dan cair

3.000 test tube.

Sedangkan anggaran subsidi tahun 2013 sebesar Rp.1,454 triliun yang

dialoksikan untuk penyediaan benih bersubsidi sebanyak 152.000 ton,

meliputi benih padi inbrida 120.000 ton, benih padi hibrida 7.500 ha, benih

jagung komposit 2.000 ton, benih jagung hibrida 7.500 ton, dan benih

kedelai 15.000 ton.

Page 42: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

24

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Page 43: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

25 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

PELAKSANAAN KEGIATAN UTAMA

A. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

Sasaran strategis kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia adalah

mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Sekolah

Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi dan jagung, yang

masing-masing diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sebesar

0,5-1 ku/ha dan 0,3 ku/ha. Pada tahun 2013, SL-PTT padi dan jagung

dilaksanakan dengan pendekatan kawasan yang terdiri dari kawasan

pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan. Kriteria pembagian

masing-masing kawasan ini adalah wilayah yang memiliki produktivitas

yang lebih rendah dari produktivitas kabupaten, dan/atau produktivitas

provinsi, dan/atau produktivitas nasional. Alokasi kegiatan Pengelolaan

Produksi Tanaman Serealia terdiri dari SL-PTT padi seluas 4.385.625 ha,

dan SL-PTT jagung 235.380 ha, fasilitasi kemitraan pengembangan

pangan alternatif, ditambah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

peningkatan produksi jagung di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam

rangka Pemberdayaan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sesuai

Direktif Presiden seluas 10.500 ha.

1. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi

Pada tahun 2013, alokasi kegiatan SL-PTT padi seluas 4.385.625 hadi

31 provinsi 389 kabupaten (padi inbrida 3.626.000 ha, padi hibrida

128.000 ha, padi pasang surut 93.600 ha, padi lebak 26.000 ha, dan

padi lahan kering 512.025 ha). Realisasi tanam SL-PTT padi mencapai

3.728.725 ha atau 85,02% dari sasaran 4.385.625 ha, dengan rincian:

padi inbrida seluas 3.119.941 ha (80,95%), padi hibrida 106.562 ha

(83,25%), padi pasang surut 74.128 ha (79,20%), padi lebak 21.505 ha

(82,71%), dan padi lahan kering 406.589 ha (79,41%) dari sasaran

masing-masing.

IV

Page 44: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

26

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara

lain karena adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran,

masa transisi benih bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis,

varietas benih subsidi yang tersedia tidak seluruhnya sesuai keinginan

petani, keterlambatan jadwal waktu tanam, dan kehatian-hatian yang

sangat tinggi dari para pelaksana di lapangan serta menunggu

terbitnya DIPA revisi APBN-P penghematan yang baru terbit 1 Oktober

2013.

2. SL-PTT Jagung

Alokasi kegiatan SL-PTT jagung tahun 2013 seluas 235.380 ha di 30

provinsi, 207 kabupaten (jagung hibrida 194.030 ha dan jagung

komposit 41.350 ha). Sementara realisasinya mencapai 196.213 ha

atau 83,36% dari sasaran 235.380 ha, yang terdiri dari jagung hibrida

seluas 159.315 ha (82,11%) dan jagung komposit 36.898 ha (89,23%)

dari sasaran.

Tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% disebabkan antara

lain karena adanya kebijakan penghematan anggaran (APBN-P) yang

revisi DIPAnya baru terbit menjelang akhir tahun (1 Oktober 2013),

masa transisi benih bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis,

varietas benih subsidi yang tersedia sebagian tidak sesuai keinginan

petani, terbatasnya kemampuan petani untuk membeli benih (hibrida)

secara swadaya karena harganya mahal, keterlambatan jadwal waktu

tanam, dan kehatian-hatian yang sangat tinggi dari para pelaksana di

lapangan.

Tabel 21. Realisasi Pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2013

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

I SL-PTT Padi 4.385.625 3.728.725 85,02

1 Padi Inbrida 3.626.000 3.119.941 86,04

2 Padi Hibrida 128.000 106.562 83,25

3 Padi Pasang Surut 93.600 74.128 79,20

4 Padi Lebak 26.000 21.505 82,71

5 Padi Lahan Kering 512.025 406.589 79,41

II SL-PTT Jagung 235.380 196.213 83,36

1 Jagung Hibrida 194.030 159.315 82,11

2 Jagung Komposit 41.350 36.898 89,23

RealisasiNo. Uraian

Page 45: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

27 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Produktivitas SLPTT padi mencapai 59,31 ku/ha atau 107,43% jika

dibandingkan dengan sasaran sebesar 55,21 ku/ha dan 15,25% diatas

rata-rata produktivitas non SL-PTT. Dari total realisasi tanam SL-PTT

padi seluas 3,728 juta ha dan produktivitas rata-rata 59,31 ku/ha,

dihasilkan produksi padi sebanyak 22,115 juta ton GKG atau

berkontribusi sebesar 31,02% terhadap total produksi padi nasional

(ASEM).

Sementara produktivitas SL-PTT jagung mencapai 61,45 ku/ha atau

94,54% jika dibandingkan dengan sasaran sebesar 65,00 ku/ha dan

28,05% diatas rata-rata produktivitas non SL-PTT. Belum tercapainya

produktivitas jagung di lokasi SL-PTT disebabkan antara lain: belum

semua komponen teknologi anjuran dipahami dan diterapkan secara

penuh oleh petani karena terbatasnya modal petani, fasilitasi paket

bantuan masih terbatas di lokasi Laboratorium Lapangan (LL=1ha per

unit), sedangkan di luar LL hanya dibantu benih saja, kurangnya

intensitas pengawalan dan pendampingan, kajian kebutuhan dan

peluang (KKP) belum dilaksanakan sepenuhnya pada setiap lokasi SL,

serta penetapan paket teknologi anjuran belum sepenuhnya

berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan (PRA).

Tabel 22. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2013

3. Fasilitasi Kemitraan Pengembangan Pangan Alternatif

Pelaksanaan kegiatan serealia lain tahun 2013 dialokasikan kegiatan

fisik berupa bantuan pertemuan fasilitasi kemitraan yang dilaksanakan

di provinsi, namun kegiatan dem farm melalui dana APBN

pengembangan komoditas serealia lain sudah ditiadakan, sehingga

diharapkan daerah dapat mengembangkannya melalui dana APBD I

dan II serta pengusaha lokal.

Sasaran Realisasi Non SL-PTT Sasaran Non SL-PTT

1 Padi 55,21 59,31 51,46 107,43 115,25

2 Jagung 65,00 61,45 47,99 94,54 128,05

Produktivitas (Ku/ha)No. Komoditi

Capaian Provitas SL-PTT Thd (%)

Page 46: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

28

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Program pengembangan serealia lain (sorgum, gandum, jewawut dan

hotong) tahun 2013 dilaksanakan dalam rangka mendukung

diversifikasi pangan, didalam upaya mengurangi tingkat konsumsi

beras 5% selama 5 tahun sehingga diharapkan dapat mengurangi

tekanan permintaan akan beras sebagai makanan pokok serta

memanfaatkan lahan-lahan yang belum diusahakan (lahan marginal)

dan lahan yang diusahakan tetapi tanaman lain tidak dapat tumbuh

dengan baik karena terbatasnya air.

Untuk mendukung keberhasilan pengembangan komoditas serealia

lain diperlukan dukungan seluruh instansi terkait baik pusat maupun

daerah mengingat komoditas ini masih belum berkembang secara

maksimal di lapangan.

Dalam upaya pengembangan komoditas serealia lain, pada tahun 2013

telah dilakukan upaya-upaya antara lain:

a. Upaya Ekstensifikasi dan sosialisasi pada daerah baru

Peluang pengembangan komoditas serealia lain diupayakan pada

daerah-daerah bukaan baru, lahan kering maupun lahan marginal

yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta, maupun

petani lokal.

b. Pembinaan dan pengembangan daerah sentra

Pembinaan dan pengembangan daerah sentra dilakukan di lahan

milik petani, yang sudah terbiasa melakukan budidaya komoditas

serealia lain secara baik. Upaya pengembangan ini dilakukan

dengan meningkatkan perluasan areal tanam menuju usahatani

yang memenuhi skala ekonomi. Selain itu juga dilakukan sosialisasi

pola kemitraan bagi petani untuk mendukung pemasaran hasil

produksinya. Khusus untuk daerah sentra seperti Provinsi Nusa

Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat adalah

merupakan salah satu daerah sumber penangkaran benih yang

perlu ditingkatkan.

Page 47: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

29 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

c. Pengembangan pola kemitraan di daerah sentra produksi

Pengembangan pola kemitraan di sentra produksi merupakan

upaya pengembangan usahatani yang memenuhi skala ekonomi

sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya sistem dan

usaha agribisnis melalui pola kemitraan yang berkelanjutan.

Pengembangan pola kemitraan sentra produksi ini dilakukan

dengan pendekatan:

- Fasilitasi kemitraan di sentra produksi berskala ekonomis

berbasis kabupaten andalan seperti Provinsi Nusa Tenggara

Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Banten dan Maluku;

- Pemantapan peran pengusaha lokal melalui pertemuan fasilitasi

kemitraan di provinsi;

- Kegiatan yang dikembangkan dalam subsistem budidaya dalam

sentra produksi perlu dipadukan dengan subsistem lainnya

seperti penyediaan benih oleh Balitser, pengelolaan kelompok

tani di pedesaan, pemasaran oleh Bogasari dan lain–lain

sehingga tercipta keterpaduan dan keharmonisan

pengembangan agribisnis secara utuh di tingkat petani.

d. Penguatan kelembagaan

Strategi pengembangan komoditas serealia lain melalui penguatan

kelembagaan yang meliputi kegiatan fasilitasi pertemuan

kemitraan dengan:

- Kelompok tani/Gapoktan;

- Penangkar benih (BPSB), diupayakan dilakukan oleh pengusaha

swasta untuk mendukung salah satu usaha dalam

pengembangan komoditas serealia lain yaitu penyediaan benih

yang terbatas sehingga perlu adanya pemberdayaan penangkar

benih melalui dukungan dana APBD dan kemitraan usaha untuk

penyiapan kebutuhan benih;

Page 48: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

30

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Peran Asosiasi pengguna tepung seperti PT. Bogasari, pengusaha

lokal dan pemerhati sorgum perlu ditingkatkan untuk

mendukung pengembangan serealia lain dan terwujudnya

diversifikasi pangan;

- Peningkatan pengembangan budidaya, pengolahan dan

pemasaran seperti PT Batan Teknologi (Persero) dan PT i Pasar;

- Pembiayaan usaha tani melalui KKPE serta kemitraan dengan

stakeholder dilakukan seoptimal mungkin untuk mendukung

keberhasilan pengembangan komoditas serealia lain.

4. Budidaya Jagung Hibrida Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Dalam rangka peningkatan produktivitas khususnya pada daerah-

daerah yang produktivitasnya masih rendah, maka pemerintah melalui

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat mengalokasikan dana

untuk meningkatkan produktivitas dan produksi jagung melalui

gerakan tanam serentak di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 7

kabupaten dengan sasaran luas areal seluas 10.500

ha.Kegiatandilaksanakan di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan

(TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu, Alor, Ngada dan Kabupaten

Flores Timur masing-masing 1.500 ha, dengan realisasi 100%.

Disamping kegiatan tersebut, beberapa kegiatan pendukung lainnya yang

dilaksanakan dalam pengembangan serealia antara lain:

1. Gerakan Tanam dan Panen Perdana

a. Gerakan Tanam Padi di Kabupaten Sumbawa-NTB

Dalam rangka meningkatkan produksi padi, telah dilaksanakan

Gerakan Tanam Padi di Pulau Sumbawa bertempat di Gapotan

Kokar Maras Desa Leseng Kecamatan Moyohulu Kabupaten

Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa, 4 Juni 2013. Hadir

pada acara tersebut Wakil Bupati Sumbawa, Dirjen Tanaman

Pangan (diwakili Kasubdit Padi Irigasi dan Wawa), Danrem 162,

Dinas Pertanian Provinsi NTB, Dinas Pertanian Kabupaten

Page 49: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

31 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Sumbawa, Bapeluh Kabupaten Sumbawa, BPTP NTB, PPL,

perwakilan Gapoktan dan Poktan di Kabupaten Sumbawa, dan para

petani setempat.

Acara diawali dengan tanam padi secara seremonial oleh Wakil

Bupati, Dirjen Tanaman Pangan (diwakili Kasubdit Padi IRA),

Danrem, dan Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam sambutan Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB diwakili Ir. H.

Budi Subagyo, MM, menekankan bahwa komoditas padi, jagung,

dan kedelai tetap menjadi tulang punggung ketahanan pangan di

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tahun 2012 produksi padi NTB

sebesar 2.114.231 ton, jagung 642.674 ton atau masing-masing

terealisasi 100,4% untuk tanaman padi dan pada komoditas jagung

135,24%. Tahun 2012 Sumbawa merupakan kabupaten yang paling

besar kontribusinya terhadap produksi jagung di NTB. Upaya

peningkatan produksi tanaman pangan terus dilakukan untuk

mempertahankan swasembada pangan di NTB, salah satunya

adalah memasyarakatkan teknologi usahatani seperti kegiatan SL-

PTT, dengan hasil sebagai berikut:

- Prediksi BPS produksi padi dan jagung NTB tahun 2013 menurun,

salah satu langkah untuk mencegah penurunan produksi pangan

khususnya padi dan jagung perlu percepatan tanam secara

serentak, dan membangun kerjasama dengan TNI dan Polri

seperti yang sedang dilaksanakan saat ini;

- Wakil Bupati Sumabawa Drs. Arassy Mulkan dalam sambutannya

menekankan bahwa petani harus bisa menikmati harga yang

sesuai, dan biar tidak terjadi gejolak harga, maka BULOG harus

sigap dan memahami situasi diwilayah kerjanya. Produksi padi

Kabupaten Sumbawa sebesar 460.000 ton. Sumbangan komoditi

padi Kabupaten Sumbawa kepada NTB sebesar 40 % atau sekitar

186 ribu ton GKG. Sumbangan Sumbawa ke NTB bisa di

tingkatkan menjadi 50% bila ada percepatan tanam,

pemanfaatan air dan penggunaan teknologi, seperti semai di

Page 50: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

32

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

luar lahan. Kita harus buat zona, berapa yang bisa ditanami padi,

dan jagung. Penyediaan pupuk yang terbatas sangat

mengganggu peningkatan produksi. Subsidi pupuk sangat perlu

di tambah kuotanya, karena lebih strategis di banding dengan

dengan subsidi benih, karena benih bisa di sediakan oleh petani

sendiri;

- Dalam sambutannya Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang

diwakili oleh Kasubdit Padi Irigasi dan Rawa Ir. Warsitohadi

menyampaikan bahwa, beras merupakan komoditas sangat

strategis. Negara-negara maju sudah berinvestasi di luar

negaranya untuk ketahanan pangan. Saat ini empatcara dalam

meningkatkan produksi padi di Indonesia; yaitu peningkatan

produktifitas, perluasan areal tanam, pengurangan konsumsi

beras, dan perbaikan manajemen. Gerakan percepatan tanam

serentak yang sedang kita lakukan saat ini adalah salah satu

model perbaikan menajemen usahatani. Dengan pemahaman di

bidang pertanian yang sangat di kuasai oleh Wakil Bupati

Sumbawa, kedepan Sumbawa akan lebih berperan dalam

pengamanan pangan di NTB;

- Acara diakhiri dengan temu wicara yang di pandu oleh Kepala

BPTP NTB Dr. Dwi Praptomo S, MS. Beberapa permasalahan yang

di angkat dalam sesi diskusi adalah penyediaan pupuk, perbaikan

insfrastruktur usahatani, peningkatan kapasitas penyuluh,

perbaikan teknologi budidaya tanaman pangan.

b. Gerakan Tanam Padi di Kota Mataram

Gerakan tanam padi di Kota Mataram pada tanggal 28 Desember

2013 dihadiri oleh Walikota Mataram H. Ahyar Abduh bersama lima

orang lain diantaranya Komandan Kodim 1606 Djarot Suharso, S.IP

dan Direktur Budidaya Serealia Ir.H. Fathan A. Rasyid, M.Ag turun

langsung ke sawah untuk melakukan penanaman padi secara

bersama menandai dimulainya Gerakan Tanam Padi Serempak dan

Percepatan Tanam di Kota Mataram. Penanaman benih padi hibrida

Page 51: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

33 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

berkualitas unggul ini dilaksanakan di lahan milik Kelompok Tani

Tegal Jaya Kelurahan Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota

Mataram.

Usai penanaman padi bersama, Walikota beserta Dandim 1606

Lombok Barat melaksanakan penandatanganan Kesepakatan

Bersama antara Pemerintah Kota Mataram dengan Kodim 1606

Lombok Barat. Menyepakati kerjasama antara kedua belah pihak

dalam rangka mensinergikan potensi, tugas, fungsi, dan

kewenangan untuk saling membantu dan mendukung dalam

mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional, serta mendukung

tercapainya target Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

menuju surplus beras 10 juta ton dan pencapaian swasembada

kedelai tahun 2014.

Kerjasama kedua belah pihak ini menurut Direktur Budidaya

Serealia yang turut hadir menyaksikan penandatanganannya,

merupakan kelanjutan dari kerjasama yang juga telah disepakati

oleh Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA dan Panglima TNI

Agus Suhartono pada tanggal 13 April 2012 lalu. Kemitraan antar

dua lembaga ini penting mengingat tantangan yang ada, dimana

persaingan dengan negara lain dan keinginan dunia luar untuk

menjadikan Indonesia sebagai pasar internasional menjadi

tantangan terbesar yang harus dihadapi secara bersama-sama,

dengan hasil sebagai berikut:

- Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan satu dari 10 provinsi

penghasil beras tertinggi di Indonesia. Sebanyak 3,05% stok

beras nasional merupakan kontribusi dari provinsi Nusa

Tenggara Barat, termasuk diantaranya dari Kota Mataram.

Tanpa komitmen penuh dari pihak-pihak terkait, produksi beras

di Kota Mataram terancam akan terus menurun mengingat laju

alih fungsi lahan pertanian di Kota Mataram yang mencapai 30

ha/tahun. Kota Mataram diharapkan dapat terus

mempertahankan lahan pertanian yang ada dan menjadikannya

Page 52: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

34

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

lahan pertanian berkelanjutan. "Bagaimana membuat Kota

Mataram menjadi kota yang unik untuk ecotourism, kota tapi

tetap memiliki sawah seperti di negara Taiwan.

- Upaya menjaga ketahanan pangan di Kota Mataram. Berbagai

strategi dan rencana aksi telah diterapkan dalam upaya

peningkatan capaian ketahanan pangan di Kota Mataram. Dan

dengan dijadikannya Kota Mataram sebagai daerah tempat

dimulainya Gerakan Tanam Padi Serempak dan Percepatan

Tanam di Nusa Tenggara Barat, Walikota menganggapnya

sebagai sebuah kepercayaan yang harus ditindak lanjuti dengan

komitmen tinggi.

- Dukungan pada kegiatan pertanian di Kota Mataram dengan

menjanjikan alokasi dana bagi pengadaan bantuan alat-alat

pertanian serta pembinaan bagi seluruh kelompok tani yang ada

di Kota Mataram. Rencana mengaitkan program pengolahan

sampah organik di Kota Mataram untuk membantu memenuhi

penyediaan pupuk bagi para petani.

c. Acara Panen Raya Padi Bersama Presiden RI dan Ibu Hj. Ani

Yudhoyono dan Dialog dengan Petani di Kabupaten Karawang

Panen Raya Padi musim tanam 2013 dilaksanakan pada tanggal 16

April 2013 di Desa Gempol Wetan, Karawang dilakukan oleh

Presiden RI beserta Ibu Ani Bambang Yudhoyono, bersama

beberapa Menteri diantaranya Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab

Dipo Alam, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Perikanan dan

Kelautan Sharif Cicip Sutarjo, Menteri Koperasi dan UKM Syarief

Hasan, Menteri BUMN Dahlan Iskan. Lokasi panen di Dusun Jeruk

Simer, Desa Rawa Gempol Wetan, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten

Karawang, Jawa Barat, pada areal seluas 400 ha. Varietas yang

ditanam adalah Mekongga dan rata rata ubinan sebesar 91,1 ku/ha.

Setelah melaksanakan panen, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

dan rombongan menyempatkan diri berdialog dengan para

Page 53: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

35 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

petani. Dalam temu wicara dengan beberapa kelompok tani,

terungkap beberapa permasalahan yang masih menjadi kendala

dalam pengembangan budidaya pertanian, antara lain: masalah

sertifikasi lahan yang belum dimiliki oleh padi petani, masih belum

meratanya pemberian program LDPM (Lembaga Distribusi Pangan

Mandiri), masih banyak petani yang memerlukan bantuan alat

panen (power threser dan alat pengolah pupuk organik serta saat

ini kabupaten Karawang belum mempunyai pasar beras yang

representative (terminal agribisnis).

Semua pertanyaan tersebut dijawab dan akan ditindaklanjuti,

misalnya untuk setifikat lahan, segera menghubungi Kantor BPN

dengan program Prona (program nasional agraria), sedangkan yang

lainnya akan diberikan dalam program tahun 2013, melalui

pengadaan alat pasca panen. Sedangkan untuk terminal agribisnis

yang akan digunakan sebagai pasar beras, perlu penjajakan yang

lebih dalam agar mendapat azas manfaat, dengan hasil sebagai

berikut:

- Kabupaten Karawang, yang memiliki luas wilayah 1.753,27 km,

mempunyai potensi pengembangan areal untuk pertanian,

karena dilalui oleh sungai Citarum dan sungai Cilamaya serta

terdapat 3 saluran irigasi yang besar yaitu saluran induk tarum

utara, saluran induk tarum tengah dan saluran induk tarum barat

yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan

pembangkit tenaga listrik.

- Kabupaten Karawang merupakan daerah lumbung padi di Jawa

Barat dan salah satu wilayah yang dapat memberikan konstribusi

kebutuhan beras nasional, dimana setiap tahunnya mampu

memproduksi beras sebanyak 784.000 ton beras.

- Dengan potensi sawah seluas 97.529 ha, perencanaan

pembangunan pertanian ke depan harus dilandasi optimasi

sumberdaya yang dicirikan dengan keterpaduan kegiatan, lokasi,

pembiayaan maupun fokus komoditas. Namun disadari sampai

Page 54: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

36

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

saat ini belum tersedia model dan metode yang bersifat

komprehensif bagi daerah dalam menyusun rancang bangun

perwilayahan dan pengembangan kawasan produksi komoditas

strategis dan komoditas unggulan nasional. Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 41/permentan/OT.140/9/2009 tentang

Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian masih bersifat

umum bagi semua komoditas pertanian dan dimaksudkan

sebagai dasar dalam penetapanrekomendasi kawasan pertanian

pada RTRW daerah.

- Pendekatan pengembangan kawasan dirancang untuk

meningkatkan efektivitas kegiatan, efisiensi anggaran dan

mendorong keberlanjutan kawasan komoditas unggulan. Sentra

pertanian diartikan sebagai bagian dari kawasan yang memiliki

ciri tertentu didalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis

produk pertanian unggulan. Adapun kawasan pertanian adalah

gabungan dari sentra- sentra pertanian yang terkait secara

fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial

budaya,maupun infrastruktur, sehingga memenuhi batasan

luasan minimal skala efektivitas manejemen pembangunan

wilayah.

- Kawasan pertanian yang akan dikembangkan adalah kawasan

yang berada di lokasi kabupaten/kota dan ditetapkan oleh

Bupati/walikota yang dicirikan dengan: a) memiliki kontribusi

produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi terhadap

produksi kabupaten/kota; b) difasilitasi oleh APBD

Kabupaten/Kota dan didukung oleh APBN sebagai pendamping

serta dapat didukung oleh APBD Provinsi; c) mengembangkan

komoditas unggulan kabupaten/kota, komoditas unggulan

provinsi dan atau komoditas 40 unggulan nasional.

- Secara garis besar implementasi pengembangan kawasan dapat

dibagi dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan,

dengan membentuk tim untuk setiap tingkatan

Page 55: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

37 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

(pusat/provinsi/kabupaten/kota), dan mempunyai tugas dan

kewenangan antara lain: a) melakukan sosialisasi ke aparat

teknis dan pemangku kepentingkan di tingkatan masing-masing,

b).melakukan koordinasi pada kegiatan peningkatan kapasitas

aparat teknis dan penyuluh pertanian; c) menyusun rencana aksi

disetiap tingkatan denganmengacu kepada master plan yang

telah disusun di masing-masing tingkatan; d) melakukan

koordinasi di setiap tingkatan dan e) melakukan pemantauan

dan pelaporan pengembangan kawasan yang menjadi wilayah

kerja nilai tambah,

- Maksud dan tujuan pengembangan kawasan pertanian adalah

mendukung tercapainya Empat Target Sukses Kementerian

pertanian antara lain: a) pencapaian swasembada dan

swasembada berkelanjutan; b) peningkatan diversifikasi pangan;

c) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta d)

peningkatan kesejahteraan petani.Pada tahun 2012, produksi

padi mencapai 1.446.406 ton gkp merupakan hasil panen dari

lahan sawah seluas 193.997 ha, produktivitas 74,56 ku/ha dan

lahan kering (padi gogo) seluas 1.660 ha dengan produktivitas

39,01 ku/ha.

d. Panen Jagung

Panen perdana jagung pipilan kering program SL-PTT Jagung

Hibrida Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2013 yang dilaksanakan

pada tanggal 31 Agustus 2013 di Kabupaten Serang di Desa

Padasuka Kecamatan Petir Kabupaten Serang, dengan hasil sebagai

berikut:

- Lokasi Panen Perdana Jagung Pipilan Kering oleh Ibu Wakil

Bupati Kabupaten Serang berada di Kelompok Tani Harapan

Sejahtera 5 Kampung Bojong Nangka Desa Padasuka Kecamatan

Petir Kabupaten Serang, Banten. Panen jagung ini merupakan

program dari kegiatan SL-PTT Jagung Hibrida Kabupaten Serang

Tahun Anggaran 2013.

Page 56: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

38

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Acara tersebut dihadiri oleh undangan antara lain: mewakili

Direktur Budidaya Serealia (Subdit Padi Irigasi dan Subdit

Jagung); Lingkup Provinsi Banten (Kadis Pertanian dan

Peternakan dan Lingkup Dinas Pertanian Provinsi; Kepala BPTP

Provinsi); Lingkup Kabupaten Serang (Kepala BPPKP; Kepala

BPPD; Camat Petir; Danramil Kec. Petir; Kapolsek Kec. Petir;

Kebid lingkup Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan

Peternakan; Kepala UPTD Pertanian Kecamatan se Kabupaten

Serang; KTNA Kabupaten dan KTNA Kecamatan Petir; Kepala

Desa se Kecamatan Petir serta Ketua Kelompoktani pelaksana

SL-PTT se Kecamatan Petir). Pengusaha swasta yang diundang

dalam panen ini (PT Charoen Pokphand; PT Malindo; PT

Wonokoyo; Jaya Kusuma) namun tidak ada yang menghadiri

undangan.

- Acara temu wicara dengan kelompoktani kecamatan Petir dan

Kabupaten Serang, pertanyaan dari petani antara lain: (1)

masalah air, dimana irigasi Tanjung Genap airnya sudah

berkurang; dan (2) kurangnya kepemilikan traktor dan alat

pemipil jagung yang dimiliki petani serta pemasaran hasil.

- Solusi yang disampaikan Wakil Bupati Serang yaitu:

Pemerintah daerah bersama dengan Dinas PU akan turun

bersama kelapangan dan yang mungkin dalam waktu cepat

akan diatasi dengan pompa air.

Untuk kebutuhan traktor, dan alat pengering serta kebutuhan

efektinya akan dianggarkan di Provinsi, Kabupaten dan oleh

Dewan.

Adapun untuk pasar sangat terbuka, hanya perlu koordinasi

dan MOU pasar dan petani, untuk itu Dewan dan Dinas akan

mengundang pihak pabrik pakan.

- Lebih lanjut Ketua Dewan DPRD Kabupaten Serang

menambahkan: DPRD Kabupaten Serang akan memanggil pihak

Page 57: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

39 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

pabrik pakan, DPRD Kabupaten Serang akan mendukung untuk

pembangunan prasarana dan sarana Kabupaten Serang.

2. Pertemuan-Pertemuan

a. Pertemuan Optimalisasi Peningkatan Produksi Padi Rawa Sebagai

Penyangga Produksi Beras Nasional

Pertemuan Optimalisasi Peningkatan Produksi Padi di Lahan Rawa

Sebagai Penyangga Produksi Beras Nasional dilaksanakan pada

tanggal 26-28 Maret 2013 di Banjarbaru Kalimantan Selatan,

peserta pertemuan 9 Provinsi sentra Pengembangan Padi Rawa dan

34 Kabupaten terpilih, narasumber dari pertemuan ini antara lain:

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balitrawa Kalsel), Balai

Penelitian Padi Sukamandi, Pusat Penyuluhan Pertanian, Direktorat

Budidaya Serealia, Direktorat Perlindungan Tanaman, dan

Direktorat Perbenihan. Setelah memperhatikan arahan Direktur

Jenderal Tanaman Pangan, paparan narasumber, hasil diskusi, serta

workshop, dengan hasil antara lain sebagai berikut:

1) Lahan rawa mempunyai potensi besar untuk dikembangkan

sebagai lumbung pangan masa depan. Luas lahan rawa yang ada

di Indonesia adalah 33,4 juta hektar, sedangkan yang sesuai

untuk pertanian seluas 9,5 juta hektar.Sampai dengan saat ini

luas lahan yang sudah direklamasi adalah 5,4 juta hektar (4,1 juta

hektar lahan pasang surut dan 1,3 juta hektar lahan lebak), data

yang didapatkan sampai dengan saat ini di 9 provinsi sentra

pertanaman padi rawa mencapai 1,5 juta hektar (837 ribu ha

lahan pasang surut dan 669 ribu hektar lahan lebak). Pendekatan

yang bisa dilakukan adalah peningkatan produktivitas lahan dan

tanaman, peningkatan IP pada lahan yang sudah diusahakan

(existing), ekstensifikasi lahan yang sudah direklamasi, dan

ekstensifikasi lahan lebak pada kondisi El-Nino.

2) Arah Kebijakan peningkatan produksi padi ke depan adalah

menjadikan lahan rawa (pasang surut dan lebak) sebagai salah

satu sumber utama pertumbuhan peningkatan produksi padi

Page 58: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

40

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

melalui pendekatan teknologi tepat guna serta spesifik lokasi.

Untuk itu, diperlukan dukungan tersedianya sarana produksi di

lokasi lahan rawa (benih, pupuk, ameliorant, pestisida, dll).

3) Masih terbuka peluang pengembangan lahan rawa sebagai

daerah penyangga produksi beras nasional, dimana teknologi

hasil penelitian dan pengembangan pertanian cukup tersedia,

baik dari teknologi penyiapan lahan, benih maupun tata cara

pengamanan terhadap hama dan penyakit.

4) Permasalahan yang sering muncul dalam budidaya padi di lahan

rawa adalah (a) Lahan masam dengan kandungan racun pirit

akibat pengeringan yang berlebihan; (b) Tata kelola air yang

kurang memadai sehingga menghambat introduksi teknologi; (c)

Keterbatasan tenaga kerja dan modal usaha; (c) Hama dan

penyakit karena kurang terpeliharanya lingkungan; (d)

Keterbatasan kelembagaan pendukung penyaluran input

produksi; (e) Modal/kredit, pemasaran dan sosial; (f) Kualitas

produk rendah sehingga harga produk di tingkat petani rendah

terutama pada saat panen raya; (g) Akses sulit sehingga biaya

transportasi menjadi mahal.

5) Guna mempercepat pengembangan pertanian di lahan rawa,

maka perlu dilakukan berbagai upaya seperti pengembangan

infrastruktur seperti jalan, jaringan/tata air makro maupun

mikro, penguatan kelembagaan seperti penyuluhan, sarana

produksi. Pemasaran serta pengawalan teknologi spesifik

lokasi.Perlu disadari bersama bahwasanya lahan rawa di setiap

daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga

teknologi yang ada harus disesuaikan dengan spesifik lokasi dari

wilayah masing-masing.

6) Arah kebijakan direktorat budidaya serealia dalam mendukung

optimalisasi peningkatan produktivitas padi lahan rawa adalah

menjadikan lahan rawa (pasang surut & lebak) sebagai sentra

pengembangan dan kantong penyangga produksi padi, melalui

Page 59: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

41 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

pendekatan kawasan, rekayasa sosial, design infrastruktur dan

teknologi tepat guna serta spesifik lokasi. Tujuan yang akan

dicapai adalah a) meningkatkan luas panen, produksi dan

produktivitas di lahan rawa dalam rangka mendukung ketahanan

pangan, b) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

di lahan rawa

7) Teknologi percepatan lahan rawa didasarkan pada

permasalahan fisiko-kimia yang terjadi yaitu pH tanah dan air

yang rendah, elemen toksik yang tinggi, kesuburan rendah dan

fluktuasi air/banjir. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan

pengelolaan sumberdaya terpadu yang meliputi perbaikan lahan

dan tanaman yang toleran, sehingga nantinya terjadi

peningkatan hasil tanaman. Dukungan teknologi mengacu pada

6 Komponen Teknologi PTT yang diterapkan secara bersama,

yaitu:

- Varietas unggul, sesuai karakteristik wilayah dan keinginan

petani;

- Benih bermutu (murni dan daya kecambah tinggi);

- Tata air mikro yang intensif;

- Jumlah bibit 1-3 batang per lubang tanam, tanam dengan

sistem jajar legowo 2:1 atau 4:1, atau tabela;

- Pemberian urea granul/tablet dosis 200 kg/ha. Pemupukan P

dan K berdasar PUTS, ameliorasi: 1-2 t/ha kapur pertanian;

- Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT),

khususnya tikus, blas, penggerek batang, keongmas dan

orong-orong.

8) Dukungan perbenihan memberikan kontribusi yang sangat

penting bagi peningkatan produktivitas padi di lahan rawa.

Kebijakan perbenihan saat ini mengarah pada:

- Pengembangan dan menyebarkan benih varietas unggul

bersertifikat;

Page 60: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

42

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Peningkatan produksi dan distribusi benih;

- Peningkatan pengawasan mutu dan sertifikasi benih;

- Pengoptimalan kelembagaan perbenihan.

Langkah operasional yang dilakukan adalah pemantapan

produksi benih sumber, optimalisasi pengawasan mutu dan

sertifikasi benih, pemberdayaan penangkaran benih dan

peningkatan penggunaan benih bersertifikat.

9) Sasaran pengamanan produksi tahun 2013 adalah penurunan

serangan OPT dan DPI di bawah 3% dari total luas tanam atau

menjamin 97% areal tanaman aman dari serangan OPT/DPI.SOP

(Standard Operating Procedure) pengamanan produksi dari

serangan OPT/DPI adalah perencanaan penanganan OPT/DPI

(sebelum tanam), gerakan pengendalian OPT/DPI (gerakan spot

stop), monitoring dan evaluasi, penanganan difokuskan di

daerah sentra produksi, GP3K dan derah sentra padi hibrida,

peningkatan peran SDM petani melalui pemberdayaan petani

sebagai ujung tombak pengendalian OPT.

10) Penyuluh mempunyai peran yang sangat besar

untukmewujudkan pencapaian target pembangunan pertanian.

Dengan bimbingan dan pendampingan yang dilakukan oleh

penyuluh diharapkan petani menjadi lebihberkualitas, andal

serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi

bisnis sehingga mampu membangun usaha tani yang berdaya

saing dan berkelanjutan. Peran penyuluh dalam upaya

peningkatan produktivitas padi rawa adalah:

- Menginventarisasi luas lahan rawa;

- Menginventarisasi kemungkinan pengembangan rawa;

- Menginventarisasi CPCL diareal rawa;

- Bimbingan dalam peningkatan IP 100 menjadi IP 180 melalui

penanaman varietas lokal dan varietas unggul;

Page 61: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

43 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Bimbingan bagi pemanfaatan lahan terlantar guna

menambah luas areal tanam di rawa;

- Bimbingan dalam peningkatan produktivitas dengan inovasi

spesifik rawa.

11) Agar daerah rawa mampu menjadi daerah penyangga produksi

beras nasional dan berkontribusi terhadap produksi 10 juta ton

tahun 2014, perlu adanya:

- Pengelolaan lahan, hara, air yang tepat merupakan kunci

utama keberhasilan pengelolaan lahan rawa;

- Ketersediaan benih padi untuk daerah rawa yang dibutuhkan.

(Varietas Inpara 1, 2, 3, 4, dan 6 toleran keracunan besi di

lahan pasang surut. Varietas Inpara 3, 4 dan 5 toleran

rendaman di lahan lebak);

- Dukungan alat mekanisasi, pengganti tenaga kerja yang

minim;

- Peningkatan pegendalian OPT utama padi;

- Perbaikan infrastruktur (jaringan pengairan jalan maupun

jalan usahatani) yang memadai.

12) Dalam jangka panjang agar kontribusi lahan rawa dalam

mendukung ketahanan nasional meningkat, maka diperlukan:

- Pembangunan infrastruktur, jalan usaha tani, jaringan tata

air;

- Dukungan perbenihan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan

di masing-masing wilayah seperti 6 tepat;

- Desiminasi, sosialisasi teknologi budidaya padi lahan rawa;

- Mekanisasi pertanian;

- Komitmen seluruh stakeholder.

b. Focus Group Discussion (FGD) Jagung Tanggal 2 April 2013

Dalam rangka Meningkatkan Kualitas Jagung Hasil Panen Petani

Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 62: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

44

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Kementerian Pertanian menyelenggarakan “Focus Group

Discussion (FGD)” dilaksanakan di Hotel Horizon, Bogor, dengan

hasil sebagai berikut:

1) Focus Group Discussion (FGD) diselenggarakan pada tanggal 2

April 2013 di Hotel Horison Bogor. FGD dibuka oleh Direktur

Budidaya Serealia dengan narasumber dari GPMT, Fakultas

Teknologi Pertanian IPB, BPOM dan Gapoktan Mukti Tani

Kabupaten Garut. FGD dihadiri oleh perwakilan Esselon I Lingkup

Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten

sentra jagung, DJN, Pengusaha Agribisnis Jagung, Pengusaha

Industri Benih Jagung, kelompoktani dan stakeholders lainnya.

2) Produksi jagung dalam negeri saat ini mencapai 19,8 juta ton,

relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri

yang sebagian besar digunakan untuk bahan baku pakan ternak

dengan rata-rata kebutuhan 600 ribu ton per bulan, namun

demikian dari aspek kualitasnya masih belum sepenuhnya

memenuhi standar kualitas yang diinginkan, khususnya masalah

kadar air yang masih tinggi serta kandungan aflatoksin.

3) Produksi jagung di Indonesia bersifat musiman dengan puncak

produksi pada bulan Februari-April, pasar utama jagung adalah

industri pakan ternak dan industri peternakan lokal sehingga

harga dipengaruhi oleh volume pembelian industri pakan dan

kapasitas industri pakan ternak. Industri pakan ternak

memerlukan jagung dengan kualitas tertentu, sedangkan di

tingkat petani, pasca panen pendukung kualitas hasil panen

petani belum berkembang. Saat ini petani memanen jagung

pada kadar air rata-rata 20-30%, sementara puncak panen

terjadi pada musim hujan sehingga penanganan pasca panen

(pengeringan) tidak maksimal.

4) Perlu adanya sinergitas antar pemangku kepentingan

(pemerintah, pengusaha/swasta dan petani) dalam

meningkatkan kualitas jagung hasil panen petani.

Page 63: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

45 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

5) Hasil panen jagung petani belum bisa memenuhi standar

kualitas yang ditetapkan oleh pabrik pakan dan standar yang

ditetapkan oleh SNI. Hal ini dikarenakan SNI baru bisa diterapkan

jika teknologi dapat diintroduksi petani.

6) Perlu standar penetapan kualitas jagung secara nasional

sehingga tidak terjadinya perbedaan dalam penetapan standar

kualitas antara pabrik pakan ternak/GPMT dan SNI. Kadar

maksimum aflatoksin yang tercantum pada SNI jagung untuk

pakan ternak sebesar 100-150 ppb, sedangkan kadar aflatoksin

pada jagung yang aman dikonsumsi adalah sebesar 20 ppb, agar

tidak membahayakan bagi kehidupan manusia.

7) Mengingat pengujian aflatoksin yang membutuhkan waktu

cukup lama, maka di tingkat petani dapat dilakukan dengan

indikator kadar air.

8) Beberapa permasalahan yang terkait dengan kualitas panen

jagung di petani antara lain:

- Petani tidak melakukan pasca panen sehingga kadar air di

tingkat petani tinggi berkisar 25%-35% yang akan berakibat

pada rendahnya nilai jual jagung tersebut ke pabrik pakan;

- Permasalahan yang terjadi tidak hanya pada produksi, tetapi

juga pada distribusi, panjangnya mata rantai perdagangan

mengakibatkan pengumpul lebih menikmati keuntungan.

9) Hal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil panen

jagung petani yaitu:

- Perlu campur tangan dinas setempat, dalam hal ketersediaan

benih unggul dan pupuk;

- perlu pendampingan/bimbingan teknis di lapangan;

- perlu dukungan petugas penyuluh lapangan, perusahaan

benih, dan perguruan tinggi fakultas pertanian setempat;

Page 64: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

46

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- perlu kampanye penyadaran petani untuk menghasilkan

jagung yang berkualitas, misalnya dengan menunda panen

terlalu muda (minimal jagung dipanen umur 4 bulan);

- Petani/Gapoktan perlu dibantu/disubsidi fasilitas pascapanen

(seperti: alat pemipil, alat pengecek kadar air, lantai jemur,

terpal, alat pengering, gudang);

- Subsidi perlu dikaji ulang agar bisa langsung memperbaiki

kualitas hasil petani;

- Perlu penguatan modal petani/gapoktan;

- Perlu dukungan bagi petani agar bisa mengadopsi teknologi

pasca panen sehingga kualitas jagung hasil panen petani

memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

10) Tujuh faktor dalam produksi dengan produktivitas tinggi antara

lain: iklim, nitrogen, benih, rotasi tanaman, populasi tanaman,

pengolahan tanah dan zat pengatur tumbuh. Penanganan

pascapanen tidak meningkatkan kualitas hasil panen jagung

hanya mempertahankan kualitas hasil panen jagung.

11) Penanganan pascapanen tidak meningkatkan kualitas hasil

panen jagung, hanya mempertahankan kualitas hasil panen

jagung.

12) Untuk bantuan benih jagung disarankan agar benih unggul

yang dapat berproduksi dengan baik dan mempunyai sifat

kelobot tertutup pada saat panen sehingga air tidak mudah

masuk.

2. Rakor Sosialisasi P2BN

Rakor Sosialisasi dilaksanakan di Aston Hotel Cengkareng pada

tanggal 18-20 April 2013, dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian 33

Provinsi dan Asisten Daerah II (yang membidangi ekonomi) Sekda

Provinsi dan instansi terkait lainnya. Rapat Koordinasibertujuan

untukmencari penyelesaian permasalahan dan kendalayang

menghambat upaya pencapaian swasembada berkelanjutan serta

Page 65: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

47 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

langkah-langkah terobosan untuk mencapai produksi sesuai target

yang telah disepakat, dengan hasil antara lain sebagai berikut:

1) Evaluasi Kinerja Pencapaian Sasaran dan Kegiatan 2013

Berdasarkan laporan yang telah masuk realisasi luas tanam pada

MT. 2012/2013 (Oktober-Maret)

- Padi

Realisasi tanam MT.2012/2013 (Oktober-Maret) mencapai

8.159.495 Ha, Bila dibandingkan dengan rata2 lima (5)

tahun sebelumnya seluas 8.020.902 Ha, meningkat

138.593 Ha (101,73%);

Bila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu pada periode

yang sama MT. 2011/2012 terjadi penurunan seluas

40.058 Ha (99,51%);

Bila dibandingkan dengan sasaran tanam MT. 2012/2013

pada periode yang samamasih kekurangan seluas 497.170

Ha (94,26%).

- Jagung

Realisasi tanam jagung MT 2012/2013 (Okt 2011-Maret

2012) mencapai 2.543.959 ha. Bila dibandingkan dengan

realisasi tanam rata2 lima (5) tahun sebelumnya seluas

2.831.924 ha, realisasi tanam tersebut menurun 287.965

ha (89,83%).

Bila dibandingkan dengan realisasi tanam tahun lalu MT

2011/2012 seluas 2.682.924 ha, realisasi tanam tersebut

menurun 138.965 ha (94,82%).

Bila dibandingkan dengan sasaran tanam MT 2012/2013

seluas 2.769.940 ha, realisasi tanam tersebutkurang

225.981 ha (91,84%).

Page 66: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

48

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Kedelai

Realisasi tanam MT.2012/2013 (Oktober 2012 –Maret

2013) mencapai 278.174 ha;

Bila dibandingkan dengan rata2 5 tahun sebelumnya

terjadi penurunan seluas 32.898 Ha ( baru 89,42%) dari

311.072 ha;

Bila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu pada periode

yang sama terjadi peningkatan 22.924 ha (108,98%);

Bila dibandingkan dengan sasaran tanam MT. 2012/2013

baru mencapai 60,98%, masih kekurangan seluas 178.000

ha, semua sasaran bulanan belum tercapai.

2) Untuk mencapai sasaran produksi padi 2014 diperlukan tambah

tanam seluas 1,5 juta ha. Bila tambahan seluas tanam 1,5 juta ha

tidak dapat dicapai, maka untuk mencapai mencapai sasaran

produksi 2014 harus melalui strategi peningkatan produktivitas.

Untuk mencapai strategi tersebut, upaya-upaya berikut ini tetap

harus dilaksanakan yaitu antara lain:

- Mengurangi atau meminimalisasi luas serangan OPT dan DPI

tidak melebihi 800 ribu ha per tahun (OPT 300.000 ha dan DPI

500.000 ha);

- Melakukan pengawalan di daerah daerah endemis OPT dan

DPI yang lebih baik dan lebih ketat;

- Menekan kehilangan hasil melalui penanganan panen dan

pasca panen (dampak kegiatan ini juga harus diperhitungkan

oleh BPS dalam penetapan statistik produksi);

- Memanfaatkan skema kredit dan pembiayaan yang tersedia

untuk mengisi keterbatasan APBN dan APBD;

- Menetapkan reward system sebagai penghargaan kepada

daerah yang berhasilmencapai prestasi dan manajemen

pengelolaan produksi yang baik (sesuai sasaran yang

ditetapkan).

Page 67: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

49 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

3) Untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan 2013 agar

menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Nomor 251/TU.210/C/04/2013 dengan tetap melaksanakan SL-

PTT dengan menggunakan benih swadaya tanpa menunggu

benih bersubsidi, dan segera memproses dan mentransfer dana

Bansos ke rekening kelompok tani mengacu jadwal tanam yang

telah disepakati.

4) Mengingat penyerapan anggaran dekonsentrasi masih rendah

sekitar 5,4% dan dana tugas perbantuan baru mencapai 7,2%

maka perlu segera mengambil langkah-langkah atau upaya

dalam meningkatkan penyerapan anggaran.

5) Sistim pelaporan P2BN secara berjenjang dari kabupaten ke

provinsi, dan dari provinsi ke pusat harus dilaksanakan secara

rutin tiap bulan.

6) Dukungan Prasarana Irigasi Dan Sumber Daya Air

- Untuk mendukung pencapaian sasaran surplus 10 juta ton

beras tahun 2014 secara berkelanjutan perlu dilakukan upaya

upaya cepat hasil (Quick Yielding) seperti pembangunan

tampungan-tampungan air skala kecil, embung, lumbung-

lumbung air, dan long storage, dilengkapi dengan pompa

untuk irigasi, konsep re-use dengan cara membangun tabat

pada saluran-saluran drainase, pemanfaatan air umumnya

dilakukan dengan metode pompanisasi serta optimalisasi

pemanfaatan lahan rawa, khususnya pada daerah-daerah

dengan produktifitas tinggi;

- Perlu dilakukan upaya khusus untuk perbaikan 51,25 %

prasarana irigasi masih mengalami kerusakan, karena

menggangu upaya peningkatan produktivitas padi;

- Perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap kebijakan

pedelegasian kewenangan pengelolaan irigasi karena dalam

praktek kabupaten/kota tidak memiliki kemampuan

melaksanakan kewenangan tersebut;

Page 68: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

50

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Perlu dilakukan sinkronisasi dalam kegiatan rehabilitasi

saluran primer dan sekunder yang dilaksanakan kementerian

PU dan saluran tersier yang dilaksanakan kementerian

pertanian;

- Untuk memaksimalkan hasil dan dampak, pemilihan lokasi

untuk program pencetakan sawah harus mempertimbangkan

faktor ketersedian air;

- Perlu komitmen dalam pengelolaan sumberdaya air di

kawasan Pantura Jawa Barat karena road map peningkatan

produktivitas dan index pertanaman (IP) sering dilanggar oleh

Ditjen PSP dan Ditjen SDA;

- Untuk mempermudah koordinasi pelaksanaan kegiatan,

diusulkan agar petugas penyuluh lapangan (PPL)

dikembalikan dibawah Dinas Pertanian;

- Agar terjadi sinkronisasi yang optimal, Pemerintah Daerah

(melalui Asisten Daerah/ASDA Provinsi) diharapkan dapat

mengkoordinasikan kelembagaan yang terkait dan berperan

dalam pelaksanaan P2BN antara lain BPTP, Bakorluh/Bapeluh

dan Dinas;

- Dari program Transmigrasi dalam mendukung ketahanan

pangan akan dilaksanakan kegiatan pengembangan tanaman

pangan di pemukiman transmigrasi/kawasan transmigrasi di

12 provinsi seluas 122.000 ha dengan tambahan produksi ±

336.000 ton.

7) Analisis Prakiraan Iklim dan Rancangan Kalender Tanam

(KATAM) 2013

- Berdasarkan Analisis Prakiraan Iklim dan Kalender Tanam

April-September 2013 dan Oktober 2013- Maret 2014

diperkirakan periode kemarau akan berjalan normal. Secara

umum awal musim kemarau 2013 akan jatuh pada bulan Mei

dan Juni. Pada Dasarian I April 2013, hanya 7,9% daerah

Indonesia yang sudah memasuki musim kemarau;

Page 69: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

51 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Dari analisis Kalender Tanam terpadu, pada Musim Tanam

(MT) II 2013 dengan awal tanam Maret-Mei 213 masih akan

terdapat potensi luas tanam padi sebesar 5.265.062 ha,

jagung 2.683.270 ha, dan kedelai 48.641 ha;

- Sementara, pada musim tanam (MT) II (musim kemarau)

dengan awal tanam bulan Agustus-September 2013 seluas

2.760.691 ha;

- Berdasarkan analisis potensi luas tanam tersebut maka

diperkirakan sasaran produksi padi dan jagung akan dapat

dipenuhi sedangkan sasaran produksi kedelai diperkirakan

tidak tercapai karena keterbatasan lahan.

3. Pertemuan Kemitraan Jagung

Dalam rangka mendorong pengembangan jagung berbasis

kemitraan, Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian telah menyelenggarakan

Pertemuan Kemitraan Jagung dengan tema “Peluang Investasi

Agribisnis Jagung Berbasis Kemitraan”. Dari pertemuan tersebut

diharapkan terciptanya kemitraan yang saling menguntungkan

antara petani/kelompok tani dengan pengusaha di bidang

agribisnis jagung. Memperhatikan arahan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan, paparan narasumber dan diskusi yang

berkembang, dengan hasil antara lain sebagai berikut:

1) Pertemuan Kemitraan Jagung diselenggarakan pada tanggal 19-

21 Juni 2013 di Hotel The Santosa Senggigi, Lombok Barat.

Pertemuan kemitraan dibuka oleh Direktur Jenderal Tanaman

Pangan dan arahan dari Gubernur NTB, dan dengan narasumber

dari Kepala Bappeda NTB, PT Japfa Comfeed, Kadistan Jambi, PT.

Rajawali Corpora, Kadistan Aceh, Ketua MAJ Provinsi NTB,

Direktur iPasar, Bupati Berau, dan Kadis Perindag NTB.

Pertemuan Kemitraan Jagung dihadiri perwakilan Dinas

Pertanian Provinsi dan Kabupaten sentra jagung, swasta, DJN,

Masyarakat Agribisnis Indonesia NTB, BPIJ Gorontalo, dan

stakeholders lainnya.

Page 70: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

52

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

2) Peluang investasi agribisnis jagung di Provinsi NTB sangat

prospektif, dengan dukungan ketersediaan lahan yang masih

cukup luas sekitar 400 ribu ha dan cenderung adanya

peningkatan luas tanam dan produksi jagung di wilayah

tersebut.

3) Momentum peningkatan luas tanam dan produksi jagung di

Provinsi Nusa Tenggara Barat harus diselamatkan dengan

menyelesaikan permasalahan transportasi yang masih menjadi

kendala. Diusulkan pemerintah daerah NTB untuk membenahi

sarana transportasi antara lain: membangun sarana jalan yang

mampu dilewati truk pengangkut container dengan bobot

hingga 22 ton, modernisasi pelabuhan untuk mempercepat

waktu loading dan unloading kapal lebih cepat (baik untuk kapal

curah maupun kapal kontainer).

4) Gagasan pemerintah daerah untuk mengundang industri

membangun pabrik pakan ternak di NTB perlu segera

direalisasikan dengan langkah konkret oleh pemerintah daerah

dengan menyediakan lokasi yang tepat.

5) Industri sangat mengharapkan pemerintah daerah dalam rangka

PIJAR tidak sekedar pada peningkatan produksi, tetapi juga pada

aspek pasca panen (dryer) serta transportasi dan pemerintah

daerah harus lebih kreatif mendorong dan memfasilitasi

pengembangan agribisnis jagung di NTB.

6) Provinsi Jambi mengundang investor untuk masuk wilayah

Provinsi Jambi dalam pengembangan jagung, dan salah satunya

menawarkan peluang investasi agribisnis jagung dengan pola

pengembangan inti-plasma, dengan luas lahan inti 396 ha di

Kabupaten Bungo (ex. unit pengolahan benih kedelai bantuan

MEE) dan pemerintah daerah serta pusat akan mengembangkan

plasma hingga 2.500 ha di kawasan sekitarnya.

Page 71: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

53 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

7) Dalam kegiatan investasi pihak swasta meminta dukungan dari

pemerintah daerah berupa insentif lahan sebagai HGU,

teknologi, pembinaan petani plasma dan pembenahan

infrastruktur yang memadai.

8) Sejumlah daerah menginginkan adanya investasi pembangunan

pabrik pakan ternak (feed mill) di daerah sentra jagung agar

dapat menekan biaya angkut dan kendala transportasi. Untuk

menjamin keberlangsungan produksi dan keuntungan pabrik

pakan, diperlukan minimum skala ekomomi dengan konsumsi 20

ribu ton per bulan.

9) Provinsi Aceh mengembangkan 13 kawasan pengembangan

jagung dengan dukungan APBA berupa biaya usaha tani, gudang

dan infrastruktur. Pemerintah Provinsi Aceh juga akan

menyiapkan jaminan 5% terhadap kredit yang disalurkan kepada

petani atau pengusaha jagung. Sampai sekarang potensi lahan

untuk pengembangan jagung di Provinsi Aceh seluas 526.939 ha,

yang sudah termanfaatkan 49.429 ha atau baru 9,4 persen,

dengan wilayah potensi pengembangan terluas di Kab. Aceh

Timur, Bireun, Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan.

10) Bagi petani diperlukan sistem informasi pasar jagung yang

terbuka dan jaminan harga sehingga mendapatkan kepastian

pasar.

11) Kabupaten Berau menawarkan lahan untuk investor jagung,

namun pemberian HGU lahan akan diatur secara bertahap, tidak

sekaligus besar tetapi disesuaikan dengan kemajuan realisasi

investasi. Kabupaten Berau juga mengundang industri benih

untuk memperluas pangsa pasarnya mengingat permintaan dan

luas tanam jagung terus meningkat. Untuk mengembangkan

jagung di Berau perlu diawali dengan pengembangan

kelembagaan.

Page 72: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

54

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

12) PT Bank BRI menyediakan berbagai skema pembiayaan yang

bisa dimanfaatkan untuk pengembangan agribisnis jagung. BRI

memerlukan mitra kerja di lapangan yang berperan sebagai

channeling KKPE.

13) PT Rajawali Corpora berkomitmen untuk mengoptimalkan SDA

yang ada khususnya bidang pertanian tanaman pangan baik

sektor pra panen maupun pasca panen. PT. Rajawali Corpora

telah melakukan uji coba produksi jagung di Merauke, namun

banyak ditemui permasalahan, seperti: keasaman tanah, OPT,

terbatasnya sarana produksi, biaya tenaga kerja tinggi, sulit

tenaga kerja, jauhnya tempat pemasaran hasil.

4. Evaluasi Pengembangan Serealia Lain

Pertemuan evaluasi pengembangan serealia lain di Hotel Lombok

Raya, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 25-27September 2013.

Pertemuan Evaluasi dibuka oleh Direktur Budidaya Serealia

mewakili Direktur Jenderal Tanaman Pangan,dan dihadiri oleh

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat, para pakar

gandum/sorgum sebagai nara sumber, perwakilan dari instansi

terkait baik pusat maupun daerah antara lain; Kemenko Bidang

Perekonomian, Perguruan Tinggi (Universitas Andalas), Universitas

Mataram, Direktorat Perbenihan, Direktorat Pasca Panen, Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros, PT BATAN Teknologi (Persero),

Perwakilan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan 10 Provinsi

Sentra gandum dan sorgum, dan DinasPertanian Kabupaten daerah

pengembangan sorgum dan gandum, dengan hasil antara lain

sebagai berikut:

1) Saat ini terdapat potensi lahan kering untuk pengembangan

komoditas gandum dan sorgum. Dalam pengembangannya

diperlukan identifikasi dan verifikasi oleh masing-masing daerah

sentra dalam hal ini di 10 provinsi agar tidak mengganggu lahan

pertanaman padi, jagung dan kedelai.

Page 73: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

55 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

2) Diharapkan pada setiap 10 provinsi sentra pengembangan

gandum dan sorgum, agar segera menyediakan minimal 1.000

ha untuk pengembangan, dan diminta segera untuk menyusun

CPCL dan Roadmap Rencana Aksi Pengembangan Gandum dan

Sorgum untuk 5 tahun kedepan dan dirinci perkabupaten.

3) Impor gandum sampai saat ini sudah mencapai 7 juta ton per

tahun, kedepannya diharapkan paling tidak dapat mensubtitusi

impor sebesar 5% selama 5 tahun (2014-2018) atau sekitar

350.000 ton (175.000 ha). Oleh sebab itu perlu dukungan dari

berbagai pihak baik pemerintah pusat, provinsi, dan daerah

(kabupaten), stakeholder dan swasta serta Instansi Terkaitnya.

4) Pihak swasta/pengusaha pada dasarnya selalu siap mengopkup

hasil panen petani, tentu saja dengan syarat memenuhi kualitas

dan kuantitas serta produksi yang berkelanjutan.

5) Pengembangan gandum dan sorgum diharapkan dapat

berkembang melalui pola kemitraan yang pendanaannya dapat

didukung oleh semua sumber pendanaan baik dari pusat dan

daerah serta stakeholder/swasta.

6) Dari hasil rapat disepakati untuk rencana pilot program

pengembangan Gandum dilakukan di 4 Provinsi yaitu Sumatera

Barat (Solok), Jawa Tengah dan Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Sedangkan untuk Sorgum dilakukan di Provinsi NTT.

7) Pengembangan komoditas serealia lain (sorgum dan gandum)

diarahkan pada lahan marjinal dan lahan yang tidak

dimanfaatkan, sehingga tidak mengganggu pertanaman

komoditas utama (padi, jagung dan kedelai). Sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya Direktorat Budidaya Serealia, Ditjen

Tanaman Pangan, Kementerian/Lembaga/instansi terkait serta

Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten berkewajiban untuk

memberikan fasilitasi, mediasi dan melakukan pengawalan,

pembinaan, serta monitoring terhadap kegiatan pengembangan

komoditas tersebut.

Page 74: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

56

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

8) Pengembangan agribisnis sorgum dan gandum ke depan

diharapkan dapat menunjang percepatan diversifikasi pangan,

untuk itu diperlukan sosialisasi dan promosi dari instansi terkait

di pusat dan daerah untuk menarik investor.

9) Permasalahan pengembangan sorgum dan gandum antara

lain:(1)belum adanya jaminan harga yang layak yang

menguntungkan petani, harga sorgum di tingkat petani masih

rendah dan margin keuntungan pedagang pengumpul masih

lebih besar dari petani; (2) Belum adanya jaminan pasar yang

berkelanjutan yang dapat menampung hasil panen petani, dan

(3) Belum tersedianya alat penyosoh, alat penepung, alat

pengayak tepung dan gudang penyimpanan yang memenuhi

syarat.Dalam rangka pengembangn gandum dan sorgum

diperlukan penguatan kelembagaan (kelompok tani, gapoktan,

koptan, asosiasi).

5. Pertemuan Koordinasi Upaya Peningkatan Produksi Melalui

Pengembangan Padi Hibrida

Salah satu upaya pencapai sasaran produksi padi tahun 2013 yaitu

melalui SL-PTT, untuk tahun 2013 ini SL-PTT padi seluas 4,625 juta

ha yang di bagi menjadi 3 kawasan yaitu kawasan pertumbuhan,

pengembangan dan pemantapan. Kebijakan pengembangan padi

hibrida tahun 2013 merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun 2012

dan tetap terfokus pada kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan

Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan Subsidi Benih.

SL-PTT Padi Hibrida tahun 2013 dilaksanakan pada kawasan seluas

200.000 hektar dengan melibatkan 20.000 kelompoktani di 13

provinsi dan 120 kabupaten/kota. Fasilitasi yang diberikan melalui

kegiatan SL-PTT adalah benih padi hibrida 15 kg/ha untuk kawasan

seluas 10 ha per unit SL-PTT dan bantuan pupuk (urea, NPK,

organik) yang disesuaikan degan rekomendasi spesifik lokasi) untuk

areal Laboratorium Lapangan (LL) seluas 1 ha pada setiap unit SL-

PTT.

Page 75: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

57 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Sedangkan untuk benih padi hibrida diberikan melalui Subsidi Benih

dengan luas 200.000 ha tersebar di 13 provinsi dan 120 kabupaten,

dengan fasilitasi subsidi benih sebesar 91%yang diberikan

Pemerintah ke PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani

(Persero).

Permasalahan yang sekaligus merupakan tantangan yang dihadapi

dalam pengembangan padi hibrida di Indonesia di tingkat lapangan

adalah: 1) tidak semua wilayah di Indonesia cocok untuk budidaya

padi hibrida karena budidaya padi hibrida memerlukan beberapa

persyaratan antara lain yaitu: wilayah irigasi teknis, air irigasi

terjamin, bukan daerah endemis Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT), petani maju yang mau dan mampu

mengadadopsi teknologi baru; 2) belum banyak tersedia varietas

padi hibrida yang memenuhi selera (rasa) masyarakat Indonesia,

sehingga hal ini terkadang menjadi salah satu penyebab sulitnya

memasarkan hasil produksi padi/beras hibrida, karena rasanya

belum sesuai selera pasar. Kalaupun dibeli oleh pedagang dihargai

dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan padi/beras

non hibrida; 3) pada umumnya varietas padi hibrida yang beredar

di pasaran Indonesia, masih rentan terhadap serangan OPT,

khususnya wereng batang coklat (WBC), tungro; 4) harga benih padi

hibrida dipandang relatif lebih mahal dibandingkan dengan benih

padi Inbrida, dan harus membeli lagi bila mau bertanam lagi karena

belum dapat diproduksi sendiri oleh petani; 5) padi hibrida

memerlukan pemupukan yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhannya, sementara pada umumnya petani Indonesia lemah

modal, dan skala usaha kecil. Sehingga banyak terjadi bertanaman

padi hibrida namun tidak dipupuk sesuai dengan kebutuhannya,

makaproduktivitas tidak optimal; 6) karena merupakan teknologi

baru, maka diperlukan pendampingan dan pengawalan yang ketat,

oleh petugas lapangan, agar hasilnya optimal, sementara jumlah

petugas lapangan (PPL, Pengamat OPT, Peneliti dan petugas lain)

masih terbatas.

Page 76: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

58

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Oleh karena itu untuk memperbaiki SL-PTT padi hibrida dalam

rangka pengembangan padi hibrida perlu diusulkan.

a) Paket bantuan harus lengkap (bukan hanya benih) untuk semua

peserta SL-PTT (bukan hanya di Laboratorium Lapangan);

b) Bantuan benih merupakan varietas hibrida yang mempunyai

rasa sesuai dengan selera masyarakat sehingga disukai;

c) Diperlukan jaminan pembelian dengan harga yang

menguntungkan petani, sehingga petani bersemangat untuk

bertanam;

d) Penetapan lokasi SL dan petani peserta harus lebih ketat, harus

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Menyikapi kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya

peningkatan produksi tanaman pangan, dan sebagai wujud nyata

keberpihakan pemerintah kepada para petani, maka pemerintah

pada tahun 2013 ini masih tetap memberikan fasilitasi maupun

bantuan serta bimbingan antara lain: (a) bantuan sarana produksi

(di luar benih) pada areal SL-PTT padi, jagung, kedelai maupun pada

areal non SL-PTT serta cadangan benih nasional untuk yang terkena

musibah; (b) penyediaan subsidi untuk benih, pupuk Urea, SP-

36/Superphos, ZA, NPK dan organik; (c) biaya operasional untuk

kegiatan penyuluhan dan pendampingan bagi para Peneliti,

Penyuluh Pertanian, POPT, Pengawas Benih; (d) bantuan peralatan

pra dan pasca panen seperti traktor, pompa air, thresher, dll; (e)

perbaikan jaringan irigasi desa, jalan usaha tani, tata air mikro dll;

(f) pengamanan produksi melalui penerapan dan pengembangan

Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penguatan brigade proteksi

tanaman, Sekolah Lapangan Iklim; (g) penguatan modal petani

melalui fasilitasi dana KKP-E, KUR.

Mengingat tantangan dan permasalahan yang dihadapi di lapangan

yang begitu beragam, di era otonomi daerah, maka diperlukan

keterlibatan yang lebih besar lagi dari pemerintah Provinsi sebagai

Page 77: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

59 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

wakil pemerintah Pusat, serta Kabupaten/ Kota sebagai

penanggungjawab pada tingkat kabupaten/kota serta lapangan.

Dalam pertemuan Koordinasi Upaya Peningkatan Produksi Melalui

Pengembangan Padi Hibrida yang dilaksanakan di Yogyakarta, pada

tanggal 1-3 Oktober 2013 hadir Kabid Produksi Dinas Pertanian di

13 provinsi, Kabid Produksi Dinas Pertanian Kabupaten terpilih,

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Setditjen TP, Direktorat

Budidaya Serealia, Direktorat Perbenihan, Direktorat Perlindungan

dan Direktorat Pascapanen), Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian (Kepala BB Tanaman Padi), Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia (Kepala Pusat Penyuluh Pertanian),

sedangkan narasumber yang memberikan materi di kegiatan

tersebut adalah Direktur Budidaya Serealia TP, Kepala Dinas

Pertanian DIY, Kepala BBP Tanaman Padi (Prof Baehaki, Dr. Satoto

dan Prof Soemarno), Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kadis

Pertanian Provinsi Sumbar (padi salibu), Kadis Pertanian Provinsi

Kalbar (padi polibag), Soemitro (pranata mangsa), Kadis Pertanian

Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Langkah-langkah operasional yang

dapat dilaksanakan atau diterapkan di lapangan dalam

pengembangan budidaya padi hibrida antara lain:

a) Pengalaman sukses Dinas Pertanian Kab Gunung Kidul Provinsi

D.I. Yogyakarta dalam pengembangan padi hibrida:

- Latar belakang yang melandasi terlaksananya pertanaman

padi hibrida;

- Pilihan varietas padi hibrida yang menjadi pokok utama dalam

pengembangan padi hibrida;

- Kegiatan yang mendukung daerah Gunung Kidul menjadi

lahan pertanian yang dapat diandalkan dalam pengembangan

padi hibrida;

- Kiat-kiat khusus yang dapat dijadikan contoh bagi daerah

rawa di luar Kab Gunung Kidul Prov D.I. Yogyakarta.

Page 78: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

60

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

b) Sistem Padi Salibu di Kab Tanah Datar (Dinas Pertanian

Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat)

- Nilai lebih dan tata cara budidaya tanam padi sistem Salibu;

- Strategi dan langkah apayang akan dilaksanakan dalam upaya

meningkatkan produksi padi melalui sistem padi Salibu.

c) Sistem Tanam Padi Polibag (Kadis Provinsi Kalimantan Barat)

- Landasan yang menjadi dasar pengembangan tanam padi

sistem polybag;

- Kelebihan dan kekurangan pengembangan tanam padi sistem

polybag;

- Nilai tambah dan keuntungan yang didapatkan petani dalam

pengembangan padi sistem polybag;

- Dukungan peningkatan produksi padi bagi pencapaian surplus

10 juta ton beras.

d) Sistem Pranata mangsa, tanam Januari, panen April produksi

lebih tinggi dibanding tanam di luar bulan tersebut (Dr. Soemitro

Arintadisastra)

- Latar belakang ilmiah yang melandasi tanam Januari

berpotensi memberikan hasil lebih baik;

- Teknologi yang diaplikasikan;

- Ukuran tingkat keberhasilan pola tanam tersebut bila

diterapkan di tempat lain.

e) Hasil Pengembangan Teknologi Budidaya Padi Hibrida (Dr.

Satoto/Dr. Sumarno)

- Kebijakan pengembangan padi hibrida sebagai penyumbang

produksi beras nasional.

f) Strategi dan langkah yang telah dilakukan dalam pengembangan

padi hibrida.

Page 79: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

61 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

6. FGD Jagung Tanggal 21 Oktober 2013

Dalam rangka Akselerasi Pengembangan Kawasan Jagung di tujuh

Provinsi (Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara

Timur), Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Kementerian Pertanian menyelenggarakan “Focus Group

Discussion (FGD)” di Bogor. FGD dibuka oleh Direktur Jenderal

Tanaman Pangan dan dihadiri oleh Direktur Pembiayaan, Ditjen

Prasarana dan Sarana Pertanian, Kepala Dinas Pertanian tujuh

provinsi dan kabupaten pelaksana, Dewan Jagung Nasional,

Pengusaha Agribisnis Jagung, Pengusaha Industri Benih Jagung,

Perbankan dan stakeholders lainnya, dengan hasil antara lain

sebagai berikut:

a) Direktur Jenderal Tanaman Pangan dalam arahannya

menyadarkan bahwa seluruh komponen yang diperlukan untuk

pengembangan agribisnis jagung di Indonesia sebenarnya sudah

tersedia, tetapi masih belum terpadu pengelolaannya. Di sektor

hulu, industri benih jagung hibrida sudah sangat maju pesat, di

sektor on farm budidaya jagung juga sudah dikuasai oleh petani

Indonesia, sedang di sektor hilir pemasaran jagung sangat

terbuka luas khususnya dengan besarnya kapasitas industri

peternakan unggas. Sehingga sangat disayangkan jika sampai

saat ini Indonesia masih mengimpor jagung sampai sekitar dua

juta ton. Devisa yang terbuang dari impor jagung ini mencapai

Rp.6 triliun rupiah.

b) Direktur Jenderal Tanaman Pangan juga menekankan bahwa

mengingat dana pemerintah (APBN) yang terbatas maka

pengembangan agribisnis jagung lebih mengutamakan peran

swasta dan pembiayaan non APBN. Hal ini sangat dimungkinkan

mengingat jagung merupakan komoditas dengan nilai ekonomi

yang tinggi.

Page 80: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

62

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

c) Secara umum, minat pemerintah daerah dan petani untuk

mengembangkan jagung sangat besar. Namun, keterbatasan

sumber pembiayaan dan farm-market connectivity, tata niaga

dari kebun dengan pasar masih menjadi kendala. Sehingga

upaya pengembangan kawasan jagung di tujuh provinsi ini masih

belum optimal.

d) Menyikapi dua kendala utama tersebut FGD berhasil

menyepakati dua model rencana usaha dan kemitraan yang bisa

dijalankan, yaitu melalui pembiayaan oleh perbankan melalui

KKPE dan melalui sistem kontrak farming. Pola pembiayaan

melalui KKPE dalam prakteknya perlu dilengkapi dengan

jaminan/collateral atau pihak ketiga sebagai penjamin (avalis).

Ketentuan penyediaan jaminan atau avalis ini menjadi kendala

implementasi/penyaluran KKPE. Pola kedua melalui sistem

kontrak farming pada dasarnya lebih menguntungkan karena

segala sarana produksi disediakan oleh pihak ketiga namun

dengan ketentuan hasil produk dibeli oleh pihak ketiga dengan

harga yang disepakati. Resiko dari model ini adalah jika petani

ingkar janji terhadap ketentuan menjual hasil ke pihak ketiga

penyedia sarana produksi. Tetapi pola ini memudahkan petani

dari kewajiban menyediakan agunan sebagaimana pada pola 1.

e) Rencana pengembangan agribisnis jagung di tujuh provinsi

tersebut diuraikan sebagai berikut:

- Aceh: pengembangan jagung di Aceh akan mengambil pola

pembiayaan dengan KKPE. Dalam kaitan ini PT iPasar akan

menjadi avalis sekaligus off taker dari hasil produksi. Dalam

hal ini, maka BRI diminta segera merealisasikan janji

penyaluran KKPE dengan menugaskan Pimpinan Cabang BRI

setempat untuk berkoordinasi dengan Dinas Pertanian

Provinsi dan empat kabupaten pelaksana;

- Jawa Timur: Kegiatan akselerasi agribisnis jagung Jawa Timur

difokuskan di Madura. Di Madura sudah disepakati kerjasama

Page 81: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

63 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

antara petani dengan industri benih (PT Dupont) dan avalis.

Namun, sementara ini belum diperoleh kerjasama dengan

pihak ketiga yang akan menjadi off taker;

- Sulawesi Utara: Kegiatan pengembangan kawasan agribisnis

jagung Sulawesi Utara difokuskan untuk mencukupi

kebutuhan lokal yang cukup tinggi. Pengembangan jagung di

Sulawesi Utara rencananya akan didukung oleh Bank

Indonesia melalui program kerjasama dengan lembaga

keagamaan sebagai avalis. Namun, sampai sekarang sejak

pembahasan pada bulan Mei/Juni realisasi program belum

terlaksana secara optimal;

- Sulawesi Tengah: Pengembangan jagung di Sulawesi Tengah

dilaksanakan melalui program “GERBANG JAGUNG SULAWESI

TENGAH” Gerakan Pengembangan Jagung Sulawesi Tengah.

Gerbang jagung telah menjalin kemitraan dengan industri

pakan ternak (PT Japfa Comfeed) dengan dukungan

pembiayaan dari KKPE;

- Sulawesi Tenggara: Pengembangan jagung di Sulawesi

Tenggara difokuskan di Kabupaten Muna dan Buton dimotori

oleh APINDO Sulawesi Tenggara dengan mendapat dukungan

pembiayaan dari KKPE BRI. Saat ini APINDO juga sudah

menandatangani MOU dengan GPMT sebagai off taker;

- Nusa Tenggara Barat: pengembangan jagung di NTB

difokuskan di pulau Sumbawa khususnya di Kabupaten

Sumbawa dan Dompu. Karena produksi sudah cukup

meningkat tajam, fokus NTB lebih pada perbaikan

konektivitas dan memudahkan pemasaran sehingga harga di

tingkat petani lebih optimal;

- Nusa Tenggara Timur: pengembangan jagung di NTT

diarahkan untuk mencapai surplus produksi jagung. Selama

ini, produksi jagung NTT untuk memenuhi kebutuhan pangan

dan belum ada yang diperdagangkan keluar daerah.

Page 82: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

64

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Diharapkan dalam waktu dekat jagung NTT bisa dipasarkan

keluar daerah sehingga bisa menjadi sumber pendapatan

tambahan bagi masyarakat.

f) FGD menyepakati rencana implementasi pertanaman periode

November-Desember dengan sasaran produksi sebesar 2,5 juta

ton. Dalam kaitan ini, iPasar sudah bersedia menjadi off taker

hasil produksi jika tidak ada pihak lain yang mampu menyerap

keseluruhan produksi.

g) Sejumlah pemangku kepentingan juga tertarik dan berminat

untuk berpartisipasi pada pengembangan agribisnis jagung di

tujuh provinsi ini. Pemangku kepentingan tersebut antara lain:

- Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)-BLU Kementerian

Koperasi dan UKM tertarik dan bersedia memberikan

pinjaman hingga satu milyar rupiah tanpa agunan kepada

Gapoktan/Koperasi/UKM;

- Bank Andara, yaitu sebuah bank yang mengkhususkan pada

pembiayaan sektor pertanian juga bisa menyediakan sumber

dana murah untuk agribisnis jagung;

- PISAGRO siap memberikan pelatihan bagi petani dan

penyuluh di tujuh provinsi mengenai Good Agriculture

Practice (GAP) budidaya jagung;

- Industri Benih Jagung Hibrida siap memberikan

pendampingan teknologi bagi para petani yang menanam

jagung produksi mereka.

Sebagai tindak lanjut dari FGD, sejumlah pemangku kepentingan

telah menyepakati dan berkomitmen antara lain sebagai berikut:

Bank BRI akan mengirimkan instruksi kepada Pimpinan

Cabang BRI di provinsi/kabupaten terkait untuk

berkomunikasi Dinas Pertanian guna mempercepat

penyaluran kredit KKPE.

Page 83: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

65 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

APINDO Sulawesi tenggara akan segera merealisasikan MOU

dengan GPMT selaku off-taker dan melengkapi administrasi

penyaluran KKPE dengan BRI Sulawesi Tenggara.

iPasar dan GPMT akan melakukan koordinasi guna

implemetai sebagai avalis dan offtaker jagung di tujuh

provinsi.

Di tingkat lapangan, Dinas pertanian akan melakukan tindak

lanjut antara lain:

- Melakukan rapat koordinasi di tingkat provinsi dengan

mengundang seluruh pemangku kepentingan yang

bergerak dibidang jagung;

- Membentuk tim yang diketuai oleh gubernur/bupati

sebagai penanggung jawab kegiatan di masing-masing

wilayah dengan melibatkan pemangku kepentingan

lainnya (dari hulu sampai hilir);

- Menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)

dan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) di masing-masing

wilayah yang didampingi oleh PPL;

- Melakukan pengawalan, pendampingan dan melakukan

langkah cepat jika terjadi permasalahan di lapangan.

h) Pada akhirnya, semua peserta FGD mengharapkan semua pihak

untuk berkomitmen guna mewujudkan peningkatan produksi

dan pengembangan agribisnis jagung di tujuh provinsi ini.

7. Workshop Optimalisasi Pemantapan Lahan Kering dan Tadah Hujan

Mendukung Peningkatan Produksi Padi Nasional

Workshop Optimalisasi Pemantapan Lahan Kering Dan Tadah Hujan

Mendukung Peningkatan Produksi Padi Nasional Tahun 2013

dilaksanakan di Swiss Belhotel Bay View, Bali tanggal 7-9 November

2013. Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Produksi Tanaman

Pangan Provinsi, Kepala BPTP, dan Kabupaten terpilih dari 17 (tujuh

belas) provinsi (Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,

Page 84: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

66

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur,

Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)

sentra produksi padi ladang serta Kepala Bidang seluruh Kabupaten

Provinsi Bali.

Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengetahui

sejauhmana upaya pemanfaatan lahan kering dan tadah hujan

untuk budidaya padi di masing-masing wilayah kerja peserta dalam

mendukung peningkatan produksi padi nasional.

Hasil Workshop Optimalisasi Pemantapan Lahan Kering dan Tadah

Hujan Mendukung Produksi Padi Nasional antara lain sebagai

berikut:

a) Dalam rangka pencapaian surplus beras 10 juta ton tahun 2014

telah ditetapkan sasaran produksi tahun 2014 sebesar 76,09 juta

ton GKG.Pencapaian produksi padi (ARAM II 2013) sebesar

70.866.571 ton GKG sehingga masih kekurangan produksi

produksi sekitar 5 juta ton. Sementara penyusutan lahan sawah

akibat alih fungsi lahan akan mempengaruhi kemampuan

pencapaian sasaran produksi padi nasional.

b) Lahan kering dan sawah tadah hujan menjadi alternatif

pengadaan pangan masa depan. Untuk itu, kontribusi padi lahan

kering dan tadah hujan sebagai salah satu penyumbang produksi

padi harus dapat ditingkatkan.

c) Potensi pengembangan padi lahan kering dan sawah tadah

hujan menurut Badan Litbang Pertanian (BB Padi) cukup luas,

yaitu:

- Potensi areal pertanaman padi lahan kering menurut Badan

Litbang Pertanian (BB Padi) cukup luas dan belum optimal

pemanfaatannya, yaitu: potensi areal yang belum dibuka

(Sumatera,Kalimantan dan Papua): 5,3juta ha; potesi area di

wilayah perkebunan dan kehutanan: 2,4juta ha; dan lahan

tidur (Alang-alang): 9,5 juta ha;

Page 85: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

67 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Daerah pengembangan padi lahan kering: daerah

datar/bantaran sungai; perbukitan daerah aliran sungai

(DAS); lahan perkebunan dan kehutanan (Hutan Tanaman

Industri = HTI);

- Potensi lahan sawah tadah hujan seluas 2,022 juta ha atau

24% dari luas areal sawah.Sebagian besar tersebar di Pulau

Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi;

- Potensi hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Badan

Litbang Pertanian, produktivitas yang dihasilkan mencapai 5-

6 ton/ha sedangkan produktivitas padi lahan kering (ARAM II

2013) baru mencapai 33,59 ku/ha. Berdasarkan penggunaan

varietas (data BPS, 2011), pertanaman padi lahan kering baru

menggunakan 59% varietas hibrida/unggul dan 41% masih

menggunakan varietas lokal.

d) ARAM II 2013 (BPS), luas panen padi ladang seluas 1.151.274 ha

dengan produktivitas 33,59 ku/ha dan menghasilkan produksi

padi sebesar 3.866.745 ton GKG.

e) Kontribusi produksi padi lahan kering terhadap produksi padi

nasional baru mencapai 5,46% dan masih dapat ditingkatkan

dengan peluang yang ada.

- Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan padi

lahan kering dan tadah hujan adalah: iklim yang tidak

menentu dan kekurangan sumber air; kesuburan tanah

rendah; kurang tersedia varietas unggul spesifik lokasi; rentan

terhadap OPT seperti Blas, Busuk Pelepah, dan Bercak Coklat;

produktivitas rendah; data peta pengembangan lahan kering

dan tadah hujan belum tersedia.

f) Berdasarkan potensi dan pencapaian produksi padi lahan kering

dan tadah hujan, peluang peningkatan produksi padi lahan

kering dan tadah hujan masih cukup besar, baik melalui

pengembangan areal pertanaman maupun peningkatan

produktivitas.

Page 86: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

68

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Potensi lahan kering dan tadah hujan masih cukup luas;

- Ketersediaan teknologi budidaya padi lahan kering dan tadah

hujan melalui PTT;

- Sikap dan pengetahuan petani yang masih dapat

dikembangkan;

- Ketersediaan sumber genetik (varietas unggul) spesifik lokasi.

g) Upaya terobosan peningkatan produksi padi lahan kering dan

tadah hujan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas SL-PTT

dengan pendampingan dan pengawalan BPTP dan PPL serta

dukungan dari Pemerintah Daerah dalam pengembangan padi

lahan kering.

h) Upaya penyediaan benih bermutu:

- Mengembangkan penangkar benih di wilayah-wilayah

pertanaman padi lahan kering dan tadah hujan dan

menyediakan sertifikasi gratis;

- Mengembangkan “Community Seed Bank (CSB)”, yaitu

melatih petani/kelompoktani untuk memproduksi benih guna

memenuhi kebutuhannya.

i) Penyajian data yang akurat sangat dibutuhkan sebagai dasar

suatu perencanaan, alat pengendalian, dan dasar evaluasi dalam

pengembangan padi lahan kering dan tadah hujan. Data sebagai

bahan pengambilan keputusan/kebijakan. Jika salah penyajian

data - Salah perencanaan - Salah kebijakan.

j) Solar Ray merupakan terobosan upaya peningkatan luas tanam

padi sawah tadah hujan dalam penyediaan/penyaluran air ke

lahan dengan biaya murah. Cara kerjanya menggunakan batere

kering untuk menaikkan air ke bak penampungan dan disalurkan

ke petak-petak lahan.

k) Pengembangan padi lahan kering di Kabupaten Aceh Timur

sudah mencapai luasan 7.000 ha dengan potensi 14.464 ha

(48,40%). Keberhasilan pengembangan padi lahan kering

Page 87: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

69 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

didukung oleh kemauan petani, peran penyuluh dalam

mentransfer teknologi, dan dan dukungan dari Pemerintah

Daerah Kabupaten Aceh Timur.

l) Kabupaten Gunung Kidul mempunyai luas lahan kering terluas di

Provinsi D.I. Yogyakarta (98%) dan berkontribusi lebih dari 30%

terhadap total produksi padi Provinsi D.I. Yogyakarta. Provitas

padi lahan kering mencapai 48,44 ku/ha GKG lebih tinggi dari

provitas padi lahan kering Provinsi D.I. Yogyakarta (47,92 ku/ha)

dan nasional (33,22 ku/ha). Dengan terobosan penanaman padi

hibrida di lahan kering, provitas dapat dicapai 9-10 ton/ha GKG.

Telah diuji coba di Wonosari, Paliyan, Semanu. Daerah lahan

kering yang cocok untuk padi hibrida adalah daerah lahan kering

cekungan atau lahan kering basah. Padi hibrida di lahan kering

tahan penyakit dibanding padi inbrida. Perkembangan padi

hibrida di Gunung Kidul telah mencapai luas tanam 2.103 ha

(tahun 2012) di lahan kering dan akan terus dikembangkan.

m) Pengembangan padi lahan kering di Kabupaten Manggarai Barat

melalui optimasi lahan kering sebagai sumber kesejahteraan

petani dan keluarganya. Upaya peningkatan produktivitas padi

lahan kering yang masih rendah dilakukan melalui:

- Rapat berkala Instansi terkait melibatkan unsur Pemerintah,

TNI-Polri, Mitra Pupuk dan Pestisida, LSM, PPL, dan Kontak

Tani;

- Pengembangan padi lahan kering varietas unggul lokal

“WOJA LAKA“;

- Demplot penangkaran padi lahan kering varietas

Situbagendit;

- Optimasi lahan kering komoditi padi ladang (tumpang sari,

monokultur);

- Melakukan gerakan tanam untuk memaksimalkan

pemanfaatan lahan sawah dan lahan kering;

Page 88: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

70

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Penguatan kelembagaan petani;

- Mengoptimalkan penggunaan traktor roda empat untuk

mengolah lahan kering seluas-luasnya;

- Menggunakan rekomendasi hasil kajian teknologi untuk

mengembangkan daerah sentra produksi.

n) Kunci keberhasilan dalam pengembangan padi lahan kering dan

tadah hujan adalah: 1) Niat yang tulus dari seluruh stake holders,

2) pola gerakan dari tingkat pusat sampai lapangan, 3) karena

sasaran luar biasa maka selayaknya upaya dan dukungannya

juga luar biasa, 4) kecepatan pengambilan keputusan dalam

menyelesaikan masalah, dan 5) komitmen dari seluruh

stakeholders.

B. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Fokus utama kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan

Umbiyaitu mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan

Sekolah lapangan (SL), yang diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas kedelai sebanyak 0,2 ku/ha dan pelaksanaan

pengembangan aneka kacang dan umbi lainnya yaitu ubi kayu, ubi jalar

dan pangan alternatif.

1. SL-PTT kedelai

SL-PTT kedelai seluas 411.740 hadi 29 provinsi pada 190 kabupaten,

terdiri dari kawasan pertumbuhan 12.500 ha, kawasan pengembangan

355.240 ha, dan kawasan pemantapan 44.000 ha. Realisasi SL-PTT

kedelai mencapai 336.028 ha atau 81,61% dari sasaran dengan

produktivitas 15,68 ku/ha (98,00% dari sasaran sebesar 16,00 ku/ha),

namun 7,62% diatas produktivitas non SL yang mencapai 14,57 ku/ha.

Tabel 23. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2013.

Sasaran Realisasi Non SL-PTT Sasaran Non SL-PTT

1 Kedelai 16,00 15,68 14,57 98,00 107,62

Produktivitas (Ku/ha)No. Komoditi

Capaian Provitas SL-PTT Thd (%)

Page 89: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

71 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara

lain: a) pergeseran tanam yang disebabkan dampak perubahan iklim

(iklim basah); b) serapan benih bersubsidi sebagai pengganti BLBU

relatif kecil, karena petani masih terbiasa dengan bantuan benih gratis

(BLBU), dan masa transisi peralihan dari BLBU ke subsidi; c)

ketidaksesuaian varietas yang diinginkan oleh petani dengan yang

tersedia; d) kehati-hatian yang sangat tinggi dari para pelaksana di

lapangan; dan e) masih banyak laporan pelaksanaan SL-PTT yang

belum disampaikan ke pusat.

Belum tercapainya produktivitas kedelai di lokasi SL-PTT disebabkan

antara lain: belum semua komponen teknologi anjuran dipahami dan

diterapkan secara penuh oleh petani karena terbatasnya modal

petani, fasilitasi paket bantuan masih terbatas di lokasi Laboratorium

Lapangan (LL=1ha per unit), sedangkan di luar LL hanya dibantu benih

saja (benih subsidi), kurangnya intensitas pengawalan dan

pendampingan, serta penetapan paket teknologi anjuran belum

sepenuhnya berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan

(PRA).

2. Pengembangan Kedelai Model

Pengembangan kedelai model dialokasikan seluas 110.000 ha di 8

provinsi pada 22 kabupaten/kota, dengan realisasi mencapai 103.536

ha (94,12% dari sasaran).

3. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) kedelai

Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) kedelai dialokasikan seluas

118.250 ha di 12 provinsi pada 47 kabupaten/kota. Namun kegiatan

PATB kedelai tidak dapat dilaksanakan karena gagal lelang.

4. Pengembangan Ubi Kayu

Pengembangan ubi kayu dialokasikan seluas 2.080 ha di 18 provinsi

pada 43 kabupaten/kota, dengan realisasi mencapai 2.019 ha (97,07%

dari sasaran). Kabupaten Timor Tengah Utara tidak melaksanakan

kegiatan tersebut karena bibit tidak tersedia sehingga bansosnya

dikembalikan ke kas negara.

Page 90: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

72

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

5. Pengembangan Ubi Jalar

Pengembangan ubi jalar dialokasikan seluas 1.225 ha di 10 provinsi

pada 26 kabupaten/kota, dengan realisasi mencapai 1.200 ha (97,96%

dari sasaran). Kabupaten Timor Tengah Utara tidak melaksanakan

kegiatan tersebut karena terjadinya konflik sosial yang bertepatan

dengan waktu tanam sehingga RUK tidak diajukan ke Bank.

6. Pengembangan Pangan Alternatif

Pengembangan pangan alternatif 110 ha di 9 provinsi pada 16

kabupaten/kota yang terdiri dari komoditas talas, talas satoimo, garut

dan gembili, dengan realisasi 100%.

Tabel 24. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013

Disamping kegiatan tersebut, beberapa kegiatan pendukung lainnya yang

dilaksanakan dalam pengembangan aneka kacang dan umbi antara lain:

1. Gerakan Panen Kedelai

a. Panen Kedelai di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah

1) Acarapanen kedelai dilaksanakan diDukuh Palang Desa Pojok,

Kecamatan Tawang Harjo, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa

Tengah pada tanggal 27 Maret 2013 dan dihadiri oleh Wakil

Menteri Pertanian, Gubernur Provinsi Jawa Tengah,Bupati

Kabupaten Grobogan, Kementerian Perdagangan, Kementerian

Koperasi dan UKM, Kementerian Perekonomian, PTSHS,

PTPertani, Bulog, Gakoptindo, iPasar, Ketua KTNA,

petani/kelompoktani,Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah,

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 SL-PTT Kedelai 411.740 336.028 81,61

2 Pengembangan Kedelai Model 110.000 103.536 94,12

3 PATB Kedelai 118.250 - -

4 Pengembangan Ubi Kayu 2.080 2.019 97,07

5 Pengembangan Ubi Jalar 1.225 1.200 97,96

6 Pengembangan Pangan Alternatif 110 110 100,00

RealisasiNo. Uraian

Page 91: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

73 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan dan Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi.

2) Lokasi panen kedelai seluas 120 ha berdampingan dengan hutan

rakyat yang dibangun masyarakat melalui gerakan penghijauan

pada tahun 2003 dan merupakan salah satu desa penghasil

kedelai dan jagung yang cukup handal.

3) Pada acara tersebut dilakukan uji coba merontok kedelai dengan

power thresher dan penyerahan secara simbolik kepada petani

berupa bantuan teknologi pengembangan model kedelai yang

disasarkan untuk Kabupaten Grobogan seluas 5.000 ha.

4) Luas lahan kedelai di Kabupaten Grobogan seluas 27.170 ha dan

produksi yang dicapai sebesar 65.755 ton. Hasil produksi

tersebut memberikan kontribusi 43,14% terhadap produksi Jawa

Tengah (152.416 ton), sedangkan untuk tingkat nasional

memberi kontribusi 7,72% (nasional sebesar 851.647 ton).

Produktivitas tertinggi kedelai dicapai pada musim labuhan

(September s.d November) dengan rata-rata produktivitas

berkisar antara 1,8-2,2 ton per ha yang capaian produktivitasnya

paling tinggi dibandingkan dengan daerah lain rata-rata hanya

mencapai 1,2-1,4 ton per ha.

5) Harga pembelian kedelai saat ini cukup bagus sebesar

Rp.7.000/kg, harga tersebut lebih tinggi dibandingkan pada

tahun lalu sebesar Rp.5.000/kg. Dalam hal ini Koperasi Pengrajin

Tahu Tempe Indonesia (Kopti) siap membeli kedelai petani

Rp.7.000/kg, untuk itu diharapkan petani dapat menyediakan

benih kedelai yang berkualitas bagus. Dengan kurangnya air

irigasi yang ada di lokasi tersebut dan dengan dukungan harga

kedelai yang bagus Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan

membangun 100 sumur lapang.

6) Pemerintah Kabupaten Grobogan bersama-sama dengan jajaran

kelompok tani dan gabungan kelompoktani siap mendukung

Page 92: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

74

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

pengembangan kawasan kedelai di Jawa Tengah dan siap

menjadi Pusat Pertumbuhan kedelai di Jawa Tengah.

b. Panen Kedelai di Kabupaten Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta

1) Acarapanen kedelai dilaksanakan di Dusun Bendo, Desa Semin,

Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi D.I.

Yogyakarta pada tanggal 1 Mei 2013 dan dihadiri Bupati

Kabupaten Gunungkidul, Kepala Dinas Pertanian Provinsi D.I.

Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul,

Sekda Kabupaten Gunungkidul, Kepala BPTP, PT SHS, Kodim

Kabupaten Gunungkidul, BPP Kecamatan Semin, Kelompok

tani/petani, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dan

Direktur Perbenihan.

2) Lokasi panen kedelai merupakan areal kegiatan pengembangan

model PTT kedelai tahun 2013 pada hamparan seluas 1.200 ha.

Dari hasil ubinan di dua lokasi diperoleh hasil rata-rata 16,90

ku/ha. Hasil panen dari kegiatan pengembangan model tersebut

yang semula untuk dijadikan calon benih tidak dapat dilakukan,

hal tersebut dikarenakan kelas benih yang ditanam BR1. Untuk

itu diharapkan apabila hasil penjualannya agar dibelikan benih

untuk pemenuhan pertanaman kedepannya.

3) Kabupaten Gunungkidul merupakan sentra produksi kedelai di

Provinsi D.I. Yogyakarta. Luas tanam kedelai tahun 2012 di

Kabupaten Gunungkidul seluas 23.900 ha dan produksi yang

dicapai sebesar 26.447 ton. Hasil produksi tersebut memberikan

kontribusi 73,47% terhadap produksi D.I. Yogyakarta (36.033

ton), sedangkan untuk tingkat nasional memberi kontribusi

3,11% (Nasional sebesar 851.647 ton). Pada tahun 2013 sasaran

luas tanam kedelai di Kab. Gunungkidul sebesar 28.900 Ha,

sehingga terjadi penambahan luas tanam 5.000 Ha.

4) Selain pengembangan model PTT, di Desa Semin juga terdapat

penanaman benih kedelai yang sumber benihnya dari bantuan

Page 93: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

75 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Litbang Kementan yang diserahkan pada saat acara panen

kedelai di Kab. Aceh Timur sebesar 1 ton atau seluas 19 Ha, kelas

benih Foundation Seed (FS), terdiri dari varietas Anjasmoro,

Argomulyo, Kaba, Baluran dan Grobogan yang akan dipanen

sekitar akhir Mei 2013.

5) Hasil diskusi disampaikan bahwa sumber benih kedelai terbatas,

selama ini petani di Kabupaten Gunungkidul sudah biasa

melakukan sistem Jaringan Benih Antar Lapang Antar Musim

(Jabalsim) dengan benih tidak bersertifikat, petani

mengharapkan sistem Jabalsim tersebut agar bisa dikawal

dengan baik oleh Pemerintah. Saat ini berkembang penanaman

kedelai varietas lokal yang diberi nama ketek putih, yang

produktivitasnya tinggi (1,7-1,8 ton/ha), diharapkan agar

varietas tersebut dapat segera dilepas.

6) Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama-sama dengan

jajaran kelompok tani dan gabungan kelompoktani siap

mendukung pengembangan kawasan kedelai di D.I. Yogyakarta.

c. Panen Kedelai di Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta

1) Acara panen kedelai dilaksanakan di Desa Kembang, Kecamatan

Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi D.I. Yogyakarta

pada tanggal 31 Juli 2013 dan dihadiri oleh Asisten Deputi Bidang

Koordinasi Pangan dan Sumberdaya Hayati Kemenko

Perekonomian, Perwakilan dari Kementerian Perdagangan,

Perum Bulog, Badan Litbang Pertanian Kementan, Pusat Data

dan Sumber Informasi Pertanian Kementan, Gakoptindo, iPasar,

importir (PT Cargill Indonesia, PT Gerbang Cahaya Utama dan PT

Jakarta Sereal), Wakil Bupati Kabupaten Kulonprogo, Kepala

Dinas Pertanian Provinsi D.I. Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten Kulonprogo, Kelompok tani/petani, Direktur

Perlindungan Tanaman Pangan dan staf Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi.

Page 94: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

76

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

2) Lokasi panen kedelai merupakan areal kegiatan SLPTT kedelai

tahun 2013 pada hamparan seluas 200 ha. Luas lokasi SLPTT

kedelai keseluruhan seluas 2.000 ha, namun sebagian besar

sudah dipanen. Luas lahan sawah yang ada di Kabupaten

Kulonprogo seluas 10.104 ha yang tersebar di 14 Kecamatan,

daerah yang biasa ditanami kedelai terdapat di 4 Kecamatan.

Bupati Kabupaten Kulonprogo mencanangkan pola tanam padi -

padi - palawija, sehingga pada saat MK I dan MK II jaringan irigasi

di tutup sementara supaya petani menanam palawija. Selain

menanam kedelai kuning, petani di Kabupaten Kulonprogo juga

menanam kedelai hitam seluas 5.000 ha yang merupakan

kemitraan dengan PT Unilever. Pada lokasi tersebut terdapat

percobaan beberapa varietas unggul kedelai seperti Gepak

Kuning, Anjasmoro, Burangrang, dan Grobogan yang dikawal

oleh BPTP Provinsi D.I.Yogyakarta.

3) Pencanangan panen kedelai ini sebagai implementasi

pelaksanaan Program Stabilisasi Harga Kedelai (SHK) untuk

melihat produksi kedelai petani dan apabila terjadi kesepakatan

maka dilakukan pembelian kedelai oleh Bulog, Gakoptindo atau

importir. Namun kedelai yang telah dipanen petani sudah di beli

oleh KUD setempat dengan harga yang lebih tinggi dari Harga

Pembelian Kedelai (HBP) yang ditetapkan Pemerintah (harga

kedelai di petani Rp.7.800-Rp.8.200,-/kg, sedangkan HBP kedelai

sebesar Rp.7.000,-/kg) sehingga tidak terjadi transaksi walaupun

importir sudah siap membawa uang cash. Dengan adanya

penetapan Harga Pembelian Kedelai (HBP) di tingkat petani

terbukti telah merangsang harga kedelai di tingkat petani

meningkat sehingga diharapkan petani akan bergairah untuk

menanam kedelai serta harga kedelai akan stabil.

4) Dari hasil diskusi dapat disampaikan bahwa petani meminta agar

HPP kedelai dapat ditinjau ulang karena harga Rp.7.000,/kg

masih kurang menguntungkan, harga yang menguntungkan

Page 95: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

77 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

sebesar Rp.8.000,-/kg; sumber benih kedelai varietas unggul

bersertifikat terbatas, selama ini petani di Kabupaten

Kulonprogo kebanyakan menggunakan benih yang tidak berlabel

sehingga produktivitasnya masih rendah, dari target 2 ton/ha

hanya mencapai 1,1-1,3 ton/ha; untuk perbaikan kualitas hasil,

petani meminta bantuan power tresher multiguna serta untuk

menambah keterampilan dan pengetahuan petani mengenai

PHT kedelai, disarankan agar SLPHT kedelai dapat diadakan

dengan jumlah unit yang lebih banyak.

5) Pemerintah Kabupaten Kulonprogo bersama-sama dengan

jajaran kelompok tani dan gabungan kelompoktani siap

mendukung pengembangan kedelai di D.I. Yogyakarta.

d. Panen Kedelai di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh

1) Acara panen kedelai dilaksanakan di Desa Baroh Musa,

Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh

pada tanggal 27Agustus 2013 dan dihadiri olehPerwakilan

Kemenko Perekonomian, Perwakilan dari Kementerian

Perdagangan, Perum Bulog, Direktur Budidaya Aneka Kacang

dan Umbi, Perwakilan Direktorat Perbenihan Ditjen Tanaman

Pangan, Gakoptindo, iPasar, importir (PT Jakarta Sereal), Kepala

Biro Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Aceh, Wakil

Bupati Kabupaten Pidie Jaya, Sekda Kabupaten Pidie Jaya, Kepala

Dinas Pertanian Provinsi Aceh, Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten Pidie Jaya, Muspida Kabupaten Pidie Jaya, BPTP

Provinsi Aceh, Perwakilan Penyuluh dan kelompoktani/petani.

2) Lokasi panen kedelai dilaksanakan pada Gapoktan Abu Paya

Langet, Desa Baroh Musa, Kecamatan Bandar Baru yang

merupakan areal kegiatan SL-PTT kedelai tahun 2013.

Kecamatan Bandar Baru merupakan sentra kedelai di Kabupaten

Pidie Jaya. Luas tanam kedelai di Kabupaten Pidie Jaya pada

tahun 2013 ditargetkan seluas 6.000 ha dengan produksi

ditargetkan 12.000 ton, dengan produktivitas 20 ku/ha. Dari

Page 96: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

78

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

target yang telah ditetapkan tersebut sampai dengan bulan

Agustus 2013 realisasi tanam baru seluas 1.915 ha (31,91%),

realisasi panen seluas 1.895 ha dan produksi yang diperoleh

sebesar 5.306 ton. Belum tercapainya sasaran luas tanam antara

lain disebabkan petani kesulitan memperoleh benih pada musim

tanam bulan Mei dan Juni 2013 dan tingginya curah hujan

sehingga petani menunda untuk menanam kedelai.

3) Pelaksanaan panen kedelai ini sebagai implementasi

pelaksanaan Program Stabilisasi Harga Kedelai (SHK), pada

pertanaman seluas 1.000 Ha dengan rata-rata produktivitas

28,01 ku/ha sehingga produksi diperkirakan mencapai 2.801

ton. Telah terjadi kesepakatan pembelian antara kelompoktani

dengan Bulog, hasil panen kedelai di beli dengan harga

Rp.6.600/Kg karena karena kadar air masih 16% dan difasilitasi

karung oleh Bulog. Hasil panen yang sudah berada di gudang

gapoktan sebanyak 7 ton dan sisanya menunggu hasil panen di

tingkat kelompoktani. Dengan adanya penetapan Harga

Pembelian Kedelai (HBP) di tingkat petani terbukti telah

merangsang harga kedelai di tingkat petani meningkat sehingga

diharapkan petani akan bergairah untuk menanam kedelai serta

harga kedelai akan stabil.

4) Dari hasil diskusi dapat disampaikan bahwa petani sangat

bersyukur bahwa dengan adanya kepastian harga petani sangat

bergairah untuk menanam kedelai. Petani juga menyampaikan

beberapa permasalahan diantaranya masalah benih kedelai

yang masih sulit diperoleh, tidak ada saluran irigasi sehingga

apabila musim kemarau tidak bisa ditanam atau disaat hujan

tinngi sulit membuang air, perlu perbaikan jalan usaha tani,

memerlukan traktor untuk pengolahan tanah agar produktivitas

yang diperoleh meningkat.

5) Selain itu dilakukan peninjauan lokasi penangkaran benih

kedelai pada kegiatan pengembangan model kedelai di Desa

Page 97: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

79 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Balai Daka Kecamatan Plimbang Kabupaten Bireun seluas 200 ha

terdiri dari kelompok tani cantik manis 50 ha, kelompok tani

mangga 100 ha, kelompoktani Tengku Direuhat 50 ha

menggunakan varietas Anjasmoro umur tanaman sekitar 65 hari,

perkiraan produksi benih 2,5 ton per hektar, diperkirakan panen

akhir September atau awal Oktober 2013.

6) Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya bersama-sama dengan jajaran

kelompok tani dan gabungan kelompoktani siap mendukung

pengembangan kedelai di Provinsi Aceh.

e. Panen Kedelai di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB

1) Acara panen raya kedelai dilaksanakan di Dusun Buncalang, Desa

Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah,

Provinsi NTB pada tanggal 30September 2013 dan dihadiri

olehPerwakilan Kemenko Perekonomian, Perwakilan dari

Kementerian Perdagangan, Perwakilan dari Direktorat Jenderal

PPHP Kementan, Badan Litbang Pertanian, Kepala Balai

Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Direktur Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi, Gakoptindo, PT. iPasar,Perum Bulog

Divre NTB, Gubernur NTB, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, DPRD

Prov. NTB, BupatiKabupaten Lombok Tengah, Kepala Dinas

Pertanian TPH Provinsi NTB, Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota se-NTB, Muspida Kabupaten Lombok Tengah,

BPTP Provinsi NTB, Perwakilan Penyuluh dan Kelompok

tani/petani dengan jumlah undangan kurang lebih 500 orang.

2) Lokasi panen kedelai seluas 3.044 ha merupakan areal kegiatan

pengembangan model PTT kedelai tahun 2013 seluas 2.000 ha,

SL-PTT seluas 1.040 ha, swadaya 1,5 ha dan kegiatan demfarm

kedelai oleh BPTP untuk kajian pemupukan dan varietas benih

kedelai seluas 2,5 ha. Benih kedelai yang di tanam pada kegiatan

demfarm merupakan benih kedelai kelas BD (Benih Dasar). Rata-

rata produktivitas kedelai yang di panen berdasarkan hasil

Page 98: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

80

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

ubinan sebesar 23,00 ku/ha untuk demplot dan 14,00 ku/ha

untuk SL-PTT.

3) Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu penyumbang

produksi kedelai di NTB dengan capaian produksi sebesar 24.836

ton pada tahun 2011, tahun 2012 sebesar 26.121 ton

mengalami peningkatan sebesar 1.285 ton (5,17 %) dari tahun

2011. Realisasi tanam kedelai pada tahun 2013 sampai dengan

bulan September 2013 seluas 30.220 ha dengan asumsi

produktivitas sebesar 12,50 ku/ha akan menyumbang produksi

kedelai sebesar 37.775 ton.

4) Luas baku sawah Kabupaten Lombok Tengah seluas 54.562 ha

merupakan lahan sawah terluas dibandingkan 10 Kabupaten/

Kota di NTB, dari luas baku lahan sawah tersebut ditanami

kedelai seluas 30.220 ha. Berdasarkan data ATAP 2012,

kontribusi produksi kedelai di Kab. Lombok Tengah sebesar

35,22% terhadap produksi NTB tahun 2012, sedangkan

kontribusi produksi Provinsi NTB terhadap produksi kedelai

Nasional sebesar 8,80%. Tingginya kontribusi produksi kedelai

Kab. Lombok Tengah terhadap produksi kedelai di Provinsi NTB

menjadikan kabupaten ini ditetapkan sebagai sentra produksi

kedelai di NTB.

5) Pemerintah Provinsi NTB siap berkontribusi untuk meningkatkan

produksi kedelai nasional dan meminta Pemerintah pusat

memberikan jaminan harga kedelai guna memberikan kepastian

harga di tingkat petani. Pemerintah Provinsi NTB serta Pemda

Kabupaten Lombok Tengah berkomitmen untuk

mempertahankan daerah tersebut sebagai salah satu daerah

swasembada dan lumbung pangan nasional yang berkelanjutan,

khususnya swasembada padi dan kedelai tahun 2014.

6) Pelaksanaan panen raya kedelai ini juga dimaksudkan sebagai

implementasi pelaksanaanProgram Stabilisasi Harga Kedelai

(SHK).Telah dilaksanakan MoU pembelian antara kelompoktani

Page 99: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

81 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

dan Bulog Divre NTB sebesar Rp.7.000,-/kg. Dalam nota

kesepahaman disebutkan, kesepakatan tersebut berlaku jika

harga kedelai di bawah Rp.7.000,-/kg sesuai dengan Peraturan

Menteri Perdagangan No. 25/M-DAG/PER/6/2013, sedangkan

bila harga kedelai di atas Rp.7.000,-/kg petani dapat menjual

kedelai ke pasar bebas.

7) Dalam temu wicara antara kelompok tani dengan Menteri

Pertanian disampaikan bahwa petani sangat senang dengan

adanya kepastian harga pembelian kedelai di tingkat petani

sebesar Rp.7.000,-/kg dan berharap bisa dinaikkan menjadi

Rp.8.000,-/kg atau lebih. Membaiknya insentif yang di terima

petani diharapkan dapat menambah semangat petani untuk

meningkatkan produktivitas usaha tani kedelainya menjadi

diatas 20,00 ku/ha. Petani di Kecamatan Jonggat menerapkan

pola tanam padi - padi - kedelai guna memutus siklus Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT). Petani pada saat temu wicara juga

menyampaikan beberapa permasalahan di lapangan

diantaranya kurangnya alat mesin pertanian pasca panen yang

menyebabkan masih tingginya susut hasil panen kedelai,

kendala air akibat tidak berfungsinya irigasi dan embung,

pembinaan oleh penyuluh di lapangan juga di rasa kurang.

8) Saran dan masukan Menteri Pertanian kepada petani antara lain

pola tanam padi - padi - kedelai tetap dipertahankan karena

disamping memutus siklus OPT juga dapat menyuburkan tanah,

petani disarankan sering berkonsultasi ke BPP guna mengetahui

perkembangan teknologi pertanian dan kondisi iklim. Alat mesin

pertanian (alsintan) yang dimiliki petani agar di bawah kontrol

Dinas Pertanian Kabupaten guna meminimalisasi

menganggurnya alsintan manakala semua areal sudah ditanami

dan bisa dimanfaatkan di lokasi lain yang memerlukannya.

Penggunaan alsintan dimaksudkan agar tanam dapat serempak

di semua lokasi pertanian serta meminimalisasi serangan OPT

Page 100: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

82

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

dan memudahkan petugas memberikan penyuluhan ke

kelompok tani.

9) Pada acara tersebut, Menteri Pertanian memberikan bantuan

alat panen/pascapanen seperti hand tractor, power thresher dan

flat bad dryer.

f. Panen Kedelai di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

1) Kegiatanpanen raya kedelai dilaksanakan diDesa Baujeng,

Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur pada

tanggal 26 Oktober 2013.

2) Acara panen dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian

Perdagangan, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi,

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi, Direksi PT Petrokimia Gresik Group,

Perum Bulog Divre Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian

ProvinsiJawa Timur, BupatiKabupaten Pasuruan, DPRD

Kabupaten Pasuruan, Forum Pimpinan Daerah Kabupaten

Pasuruan, Kepala SKPD lingkup Kabupaten Pasuruan, Ketua

KTNA Kabupaten Pasuruan, Perwakilan Penyuluh dan Kelompok

tani/petani dengan jumlah undangan kurang lebih 400 orang.

3) Lokasi panen merupakan areal kegiatan pengembangan model

PTT kedelai tahun 2013. Sisa areal kedelai yang dipanen seluas

25 ha dari hamparan seluas 3.325 ha, karena sebagian besar

tanaman sudah dipanen. Produktivitas kedelai yang dipanen

berdasarkan hasil ubinan sebesar 15,00 ku/ha, rendahnya

produktivitas tersebut disebabkan irigasi yang kurang sempurna

di waktu pengisian polong, namun secara keseluruhan rata-rata

produktivitas kedelai pada kegiatan pengembangan model PTT

sebesar 16,50 ku/ha. Varietas kedelai yang di tanam varietas

wilis.

4) Realisasi tanam kedelai tahun 2013 di Kab. Pasuruan sampai

dengan Bulan September 2013 seluas 9.454 ha di prediksi akan

Page 101: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

83 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

menyumbang produksi kedelai sebesar 14.819 ton dengan

asumsi produktivitas 16,50 ku/ha.

5) Pelaksanaan panen raya kedelai di Kabupaten Pasuruan sebagai

implementasi pelaksanaanProgram Stabilisasi Harga Kedelai

(SHK),sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 59/M-

DAG/PER/9/2013 harga beli petani (HBP) kedelai sebesar

Rp.7.400,-/kg. Pada saat panen harga kedelai di pasaran sebesar

Rp.8.000,-/kg lebih tinggi dari HBP, maka MoU antara Bulog dan

petani tidak dilaksanakan, namun jika harga kedelai di bawah

Rp.7.400,-/kg Bulog siap membeli hasil panen sesuai dengan

persyaratan SNI.

6) Pada temu wicara, petani menyampaikan beberapa

permasalahan di lapangan diantaranya kurang berfungsinya

jaringan irigasi yang menyebabkan tidak maksimalnya budidaya

tanaman kedelai dan kurangnya alat mesin pertanian seperti

traktor yang menyebabkan tidak serempaknya waktu tanam

kedelai yang dapat memicu serangan Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT).

7) Berdasarkan data ATAP 2012 BPS, produksi kedelai Kab.

Pasuruan sebesar 24.164 ton berkontribusi produksi sebesar

6,68% terhadap produksi Jawa Timur tahun 2012 sebesar

361.986 ton. Pemerintah Kab. Pasuruansiap berkontribusi

meningkatkan produksi kedelai dan berkomitmen menjadikan

Kabupaten Pasuruan sebagai sentra produksi kedelai.

2. Pertemuan-Pertemuan

a. Pertemuan Inovasi dan Teknologi Aneka Kacang dan Umbi

Pertemuan Inovasi dan Teknologi Aneka Kacang dan Umbi Tingkat

Nasional dilaksanakan tanggal 18-20 September 2013 di Hotel

Parama Bogor, Jawa Barat, dengan hasil antara lain sebagai berikut:

1) Komoditas aneka kacang dan umbi berperan sebagai motor

penggerak penting dalam pencapaian Empat Target Utama

Page 102: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

84

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Kementerian Pertanian, sekaligus mendukung pencapaian

kemandirian pangan. Oleh karena itu revitalisasi komoditas

aneka kacang dan umbi memiliki arti penting dan strategis bagi

pembangunan ekonomi masyarakat pertanian.

2) Inovasi teknologi komoditas aneka kacang dan umbi terus

diupayakan secara optimal, namun selalu berhadapan dengan

dinamika tuntutan dan tantangan yang tidak ringan sehingga

dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat pertanian Indonesia

dalam mendukung kinerja yang lebih baik.

3) Dalam meningkatkan produktivitas diperlukan terobosan-

terobosan baru untuk mengantisipasi kesenjangan produktivitas

riil di lapangan dengan hasil penelitian. Salah satu bentuk inovasi

teknologi tersebut adalah dengan memanfaatkan benih varietas

unggul (bermutu) sehingga mampu berkontribusi dalam

meningkatkan produktivitas komoditas tanaman akabi.

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang diiringi

dengan penerapan teknologi yang tepat telah terbukti

memberikan kontribusi dalam peningkatan produktivitas

tanaman akabi.

4) Upaya penyediaan benih akabi antara lain: a) membuat

perencanaan yang sinkron antara produksi sesuai alur benih

dengan aspek pemasaran benih, terutama penerapan

rekomendasi teknologi produksi, sertifikasi dan pengolahan

benih; b) pengawasan melekat terhadap peredaran benih; c)

pemasyarakatan penggunaan benih varietas unggul (bermutu)

melalui berbagai media promosi; d) pengembangan industri

benih di daerah perlu dimantapkan dengan tujuan agar sumber

benih lebih dekat dengan pengguna benih;dan e) memfasilitasi

kemitraan dan kerjasama yang menguntungkan antara

penangkar - produsen - konsumen.

5) Pemanfaatan alat dan mesin pasca panen tidak hanya berguna

sebagai sarana mengurangi susut hasil, akan tetapi juga berguna

Page 103: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

85 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

sebagai: a) memperbaiki mutu hasil; b) mempertahankan dan

memperpanjang masa simpan; c) meningkatkan daya saing;

serta d) meningkatkan pendapatan petani.

6) Kendala yang dihadapi dalam penanganan pasca panen

komoditas akabi antara lain: a) susut kuantitatif (tertinggal

selama proses panen dan pascapanen) dan susut kualitatif

(penurunan mutu) masih tinggi; b) belum diterapkan standar

mutu keamanan pangan; c) penerapan teknologi pascapanen

belum merata; d) permodalan rendah dan akses modal

terbatas;e) sumberdaya manusia pasca panen terbatas; f)

pengetahuan dan kesadaran petani terbatas.

7) Pengembangan model pengelolaan pasca panen kedelai dan

kacang tanah pada kelompok tani dapat terwujud melalui

pengembangan jaringan komunikasi antar lembaga yang

kompeten di pemerintahan dengan swasta sebagai pengguna

dalam industri pangan dan pakan, sehingga menjadi UPJA

mandiri yang berkelanjutan dan meningkatkan mutu untuk

memenuhi standar kebutuhan industri pangan dan pakan. Selain

itu perlu dikembangkan sistem kerjasama saling

menguntungkan sehingga petani mendapat jaminan pemasaran

dengan harga yang wajar serta pihak industri mendapatkan

bahan baku dengan mutu standar, sehigga petani menikmati

peningkatan nilai tambah hasil usahanya.

8) Tantangan dalam upaya pengembangan komoditas akabi antara

lain: a) teknologi inovatif (pra panen dan pasca panen) belum

optimal;b) konversi lahan pertanian ke non pertanian; c)

persaingan antar komoditas; d) penyediaan dan penyebaran

benih/bibit berkualitas belum optimal; e) harga impor komoditas

lebih rendah; dan f) belum lancarnya sinergi antar sektor di

pusat dan daerah.

9) Program Stabilisasi Harga Kedelai yang diberlakukan sejak bulan

Juli 2013 merupakan upaya untuk mengatasi fluktuasi harga

Page 104: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

86

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

kedelai di tingkat petani dan pengrajin, namun sampai saat ini

pelaksanaannya belum optimal. Harga Beli Petani (HBP)

dievaluasi setiap tiga bulan sedangkan sedangkan Harga Jual

Pengrajin (HJP) dievaluasi setiap 1 bulan. Upaya yang sudah

dilakukan guna mengoptimalkan program SHK adalah: a)

melakukan pemantauan untuk memetakan lokasi/daerah yang

sedang panen, volume produksi kedelai, dan harga tingkat

petani untuk mengantisipasi jatuhnya harga; b) mendorong

BULOG untuk segera melaksanakan program SHK dengan

membeli kedelai petani di daerah yang sedang panen sesuai

HBP, dan menjual kedelai kepada pengrajin sesuai HJP; c)

BULOG/importir lain mengimpor kedelai setelah mendapatkan

persetujuan Kemendag untuk stabilisasi harga di tingkat

pengrajin.

10) Pengembangan pangan pokok lokal berbahan baku umbi-

umbian perlu ditingkatkan, agar komoditas ini mempunyai

peranan yang penting dalam mewujudkan ketahanan pangan

nasional. Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku untuk

industri rumahan melalui kemitraan, perlu dilakukan upaya:

a) perhatian lebih dari pemerintah terhadap komoditas akabi;

b) komitmen yang tidak dilanggar; c) mempersiapkan calon

lokasi yang sesuai untuk budidaya komoditas akabi; dan d)

infrastruktur yang mendukung.

11) Inovasi teknologi bukan satu-satunya prasyarat dalam

memajukan pembangunan pertanian maupun daya saing di

Indonesia bahkan di dunia. Ada 5 prasyarat lain yang harus

dipenuhi secara bersamaan dengan inovasi teknologi, yaitu: a)

keinginan dan kemauan pimpinan daerah; b) dukungan

pendanaan; c) disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi

sosial masyarakat; dan d) adanya kepastian hukum.

12) Penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk

memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan

Page 105: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

87 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

yang beranekaragam dan seimbang serta aman dalam jumlah

dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi

untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produkif.Salah satu

strategi penurunan konsumsi beras adalah mengubah

kebijakan tentang bantuan pangan bagi rakyat miskin dari

Raskin menjadi Pangkin (sumber karbohidrat berbasis

sumberdaya lokal).

b. Pertemuan Koordinasi dan Sosialisasi Pengembangan Kedelai

Melalui Perluasan Areal Tanam (PAT)

Dalam rangka mencapai target perluasan areal tanam kedelai tahun

2014 maka dilakukan Koordinasi dan Sosialisasi Pengembangan

Kedelai melalui Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan seluruh

pemangku kepentingan dan instansi terkait. Pertemuan

dilaksanakan tanggal 25-27 November 2013 di Topas Galeria Hotel,

Bandung, Jawa Barat, dengan hasil antara lain sebagai berikut:

1) Peningkatan produksi kedelai nasional menuju swasembada

2014 melalui SL-PTT dan difokuskan pada pengembangan

kedelai melalui Perluasan Areal Tanam (PAT) seluas 340.000 ha,

pengembangan kedelai di lahan transmigrasi dan perluasan

areal tanam tambahan melalui pemanfaatan lahan kehutanan,

lahan perkebunan, lahan pasang surut, lahan tidur/rawa, lahan

yang memiliki Indeks Pertanaman (IP) kurang dari 200 serta

lahan tumpangsari.

2) Peningkatan produksi kedelai nasional menuju swasembada

2014 melalui SL-PTT dan difokuskan pada pengembangan

kedelai melalui Perluasan Areal Tanam (PAT) seluas 340.000 ha,

pengembangan kedelai di lahan transmigrasi dan perluasan

areal tanam tambahan melalui pemanfaatan lahan kehutanan,

lahan perkebunan, lahan pasang surut, lahan tidur/rawa, lahan

yang memiliki Indeks Pertanaman (IP) kurang dari 200 serta

lahan tumpangsari.

Page 106: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

88

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

3) Pengembangan kedelai di lahan transmigrasi tidak hanya fokus

pada peningkatan produksi kedelai tetapi juga membangun

sistem rantai pasok yang berjalan lancar dan berkelanjutan

(integrated) dari petani sampai konsumen.Potensi lahan

transmigrasi untuk pengembangan kedelai mencapai 1.000.000

ha, tahun 2014 direncanakan untuk pengembangan kedelai

seluas 155.000 ha, tahun 2015-2017 direncanakan seluas

845.000 ha yang tersebar di 26 Provinsi dengan bantuan paket

lengkap.

4) Kendala pengembangan kedelai di lahan transmigrasi adalah: a)

keterbatasan infrastruktur lahan (tata air mikro, jalan usaha tani,

tingkat keasaman tanah);b)ketepatan pengaturan pengolahan

tanah;c) ketepatan pengaturan penyediaan saprodi sesuai

musim tanam;d) penguasaan teknologi dan manajemen usaha

tani; dan e) pendampingan dan pengawalan teknologi

budidaya.Tantangannya adalah mempertahankan lahan untuk

pangan akibat banyaknya lahan pangan yang beralih ke

perkebunan karet dan kelapa sawit. Diperlukan komitmen dari

masing-masing Bupati untuk dapat mempertahankan lahan

pangan di lahan transmigrasi. Diketahui adanya lokasi

pengembangan kedelai di kawasan transmigrasi seluas 155.000

ha di 5 Provinsi pada 34 Kab, serta perluasan areal tanam

tambahan seluas 194.300 ha di 6 Provinsi pada 60 Kabupaten.

5) Kebutuhan benih kedelai tahun 2014 sebesar 64 ribu ton dan

dukungan Direktorat Perbenihan untuk memenuhi ketersediaan

benih kedelai tersebut dilakukan melalui perbanyakan benih

sumber kelas benih dasar (BD) seluas 63 ha dan benih pokok (BP)

seluas 207 ha, serta pemberdayaan penangkar benih kedelai

seluas 3.125 ha di 28 Provinsi. Berdasarkan hasil workshop

forum perbenihan, ketersediaan benih kedelai Bulan Januari-

Februari 2014 diprediksi sebanyak 13.162,5 ton terdiri dari BR

sebanyak 5.250,5 ton dan BR1 sebanyak 7.912 ton.

Page 107: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

89 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

6) Kegiatan optimasi lahan diarahkan untuk menunjang

terwujudnya ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan

pangan, terutama komoditas padi, jagung dan kedelai dengan

memanfaatkan lahan yang sementara tidak diusahakan menjadi

lahan pertanian produktif serta meningkatkan indeks

pertanaman (IP)< 100 untuk memperluas areal tanam. Sasaran

kegiatan optimasi lahan tahun 2014 untuk sub sektor tanaman

pangan seluas 175.220 ha, difokuskan pada komoditi padi guna

mendukung pencapaian surplus beras 10 juta ton, namun

Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Ditjen Prasarana

dan Sarana Pertanian sedang mengusahakan optimalisasi lahan

untuk dapat ditransfer ke komoditi lain seperti kedelai guna

mendukung peningkatan produksi.

7) Pengembangan kedelai tumpangsari ubikayu dapat dilakukan

dengan penerapan sistem jajar legowo dengan jarak tanam

ubikayu 60 x 70 x 260 cm dan lorong antar baris ganda ubikayu

berjarak 260 cm dapat ditanami kedelai dengan jarak tanam 40

x 15 cm.

8) Potensi lahan pasang surut untuk pertanian seluas 9,53 juta ha

dan 2 juta ha sesuai untuk pertanaman kedelai. Pada umumnya

indeks pertanaman (IP) di lahan pasang surut masih rendah IP

100, sehingga dapat ditingkatkan pola tanamnya menjadi padi-

kedelai atau padi-padi-kedelai. Kendala pengembangan kedelai

di lahan pasang surut antara lain tingginya kadar pirit (FeS2) yang

menyebabkan rendahnya pH tanah, penurunan kadar FeS2

dilakukan dengan pengaturan tinggi muka air, pengolahan tanah

(olah tanah ringan) dan pemberian kapur.

9) Teknologi penerapan budidaya kedelai di lahan pasang surut

melalui metode budidaya air jenuh, yaitu penanaman dengan

memberikan irigasi terus menerus dan membuat tinggi muka air

tetap sehingga lapisan di bawah perakaran jenuh air. Teknologi

untuk lahan rawa bila tergenang perlu di buat saluran air dan di

Page 108: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

90

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

beri jerami, jerami-jerami yang tergenang akan terdekomposisi

dan mengeluarkan asam.

10) Teknik penyimpanan benih kedelai secara sederhana dengan

menempatkan benih dan abu sekam/kapur tohor dengan

perbandingan 80% benih dan 20% abu sekam yang ditempatkan

pada plastik yang berbeda untuk kemudian ditempatkan pada

karung yang sama dengan tujuan abu sekam/kapur tohor dapat

menyerap kadar air benih kedelai sehingga dapat bertahan lebih

dari 3 bulan.

11) Upaya pemenuhan kebutuhan benih kedelai di daerah dapat

diupayakan dari produksi daerah sendiri melalui sistem

jaringan benih antara lapang antar musim (Jabalsim)

mengingat masa dormansi benih kedelai pendek hanya tiga

bulan. Varietas benih unggul kedelai yang direkomendasikan

dapat ditanam sesuai agroekosistem antara lain Detam 1, Kaba,

Argomulyo, Burangrang, Anjasmoro, Lawit, Menyapa, Wilis,

Grobogan dan Tanggamus dengan produktivitas 1,5 hingga 2,8

ton/ha.

12) Diperlukan dukungan kerjasama dan sinkronisasi program

kebutuhan benih dari Litbang Pertanian, program penyediaan

benih dari Direktorat Perbenihan dan program pengembangan

dari Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Padu padan

program pengembangan kedelai dari lembaga yang terkait itu

dilakukan guna mewujudkan ketersediaan benih kedelai

unggul, bermutu dan upaya peningkatan produksi kedelai

dapat dicapai.

b. Focus Group Discusion (FGD) Prospek Investasi Pengembangan

Aneka Kacang dan Umbi

Pertemuan FGD Prospek Investasi Pengembangan Aneka Kacang

dan Umbi dilaksanakan tanggal 3 Desember 2013 di Ruang Rapat

P2BN, Ditjen Tanaman Pangan, dengan hasil antara lain sebagai

berikut:

Page 109: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

91 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

1) FGD Prospek Investasi Pengembangan Akabi dihadiri perwakilan

dari Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian

Perdagangan, Kamar Dagang Indonesia, Dinas Pertanian

Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Direktorat Jenderal

P2HP kementan, pelaku usaha serta staf dan pejabat lingkup

Ditjen Tanaman Pangan.

2) Nara sumbernya adalah Direktur Pasca Sarjana Manajemen

Bisnis, IPB; Direktur Pembiayaan Pertanian, Ditjen Prasarana dan

Sarana Pertanian; PT Trubus Swadaya; pengusaha ubikayu dan

pengusaha kacang hijau.

3) Tujuan FGD Prospek Investasi adalah sebagai sarana untuk

menyebarluaskan potensi dan peluang investasi pengembangan

komoditas akabi serta berbagai kebijakan investasi kepada calon

investor; mendorong dan merangsang masuknya investasi

sekaligus untuk pengembangan dan peningkatan volume

perdagangan komoditas akabi pada daerah sentra yang memiliki

calon investor.

4) Strategi peningkatan nilai tambah dan daya saing akabi adalah

dengan perbaikan reliabilitas supply memenuhi permintaan

pasar (inovasi produk), monitoring kualitas produk, perbaikan

manajemen produksi (budidaya yang baik), promosi praktek

usahatani yang efisien, peningkatan dan pelatihan sumberdaya

manusia.

5) Saat ini yang diperlukan adalah mendorong perluasan areal

tanam baru untuk komoditas aneka kacang dan umbi, dengan

cara peningkatan indeks pertanaman, optimalisasi lahan,

tumpang sari dan pemanfaatan lahan terlantar.

6) Sektor pertanian komoditas aneka kacang dan umbi saat ini

cenderung tidak feasible dan tidak bankable, namun sekarang

sedang menuju kearah bankable dengan bunga komersial. Saat

ini sedang diupayakan agar petani dapat mengakses

bank/bankable dengan suku bunga yang wajar, guna

Page 110: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

92

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

meningkatkan produktivitas kerja petani lebih maju dan

berkembang.

7) Perkembangan kredit saat ini untuk sektor pertanian hanya 5,4%

dari total kredit perbankan sebesar Rp.300 triliun, dan 71%

untuk komoditas kelapa sawit, sedangkan komoditas tanaman

pangan hanya sekitar 1,2% dan bersifat tetap/tidak berkembang.

8) Julukan ubikayu berkembang menjadi treasure from the ground

karena merupakan tanaman serbaguna dari daun hingga umbi.

Ubikayu dapat dimanfaatkan sebagai food, fuel,feed dan

farmasi.

9) Beberapa hasil olahan dari ubikayu: cemilan/kripik, mocaff, gula

cair, bahan bakar Bio-ethanol, bahan dasar obat (obat wasir,

sakit kepala, pendarahan), campuran industri kosmetik, zat

perangsang tumbuh tumbuhan, plastic stirofoarm yang ramah

lingkungan (terurai kurang dari dua bulan dan bermanfaat untuk

kompos).

10) Permintaan kacang hijau cukup banyak dan bagus, baik untuk

domestik dan ekspor ke Philipina, India dan Taiwan; namun

belum dapat diakomodir akibat produksi yang tidak kontinyu.

11) Kacang hijau lokal kita kurang bersaing dengan impor, karena

kurang baik dari segi mutu dan kebersihan, sehingga diperlukan

dukungan alat pengolahan pasca panen guna meningkatkan

mutu hasil kacang hijau, sehingga dapat bersaing dengan impor.

C. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

Sasaran strategis kegiatan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

adalah meningkatkan penggunaan benih, yang akhirnya diharapkan

dapat mendorong peningkatan produksi, baik melalui perbanyakan benih

sumber, pemberdayaan penangkar, dan lain-lain.

1. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas 99.192

ha, jagung 16.761 ha, kedelai 27.741 ha, kacang tanah 602 ha dan

Page 111: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

93 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

kacang hijau 108 ha masing-masing terdiri dari kelas Benih Dasar (BD),

Benih Pokok (BP), Benih Sebar (BR) dan hibrida.

Tabel 25. Realisasi Luas Areal Sertifikasi Penangkaran Benih Tanaman Pangan Tahun 2013

Hasil pengecekan mutu benih tanaman pangan tahun 2013 untuk padi

sebanyak 204.073 ton, jagung 38.829 ton, kedelai 10.357 ton, kacang

tanah 413 ton dan kacang hijau 41 ton.

Tabel 26. Realisasi Sertifikasi Produksi Penangkaran Benih Tanaman Pangan Tahun 2013

Tabel 27. Realisasi Sertifikasi Produksi Penangkaran Benih Tanaman Pangan Tahun 2013

Jumlah Benih

No. Komoditas yang Dicek

(Ton) (Ton) (%) (Ton) (%)

1 Padi 7.197 5.530 76,85 1.666 23,15

2 Jagung Komposit 272 159 58,50 113 41,50

3 Jagung Hibrida 5.193 3.592 69,16 1.602 30,84

4 Kedelai 871 508 58,31 363 41,69

5 Kacang Tanah 16 11 69,54 5 30,46

6 Kacang Hijau 1 1 73,12 0 26,88

Dibawah

Standar

Memenuhi

Standar

Kelas BD Kelas BP Kelas BR Kelas Hibrida Jumlah

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 Padi 1.619 40.522 56.430 621 99.192

2 Jagung 115 701 1.552 14.393 16.761

3 Kedelai 266 1.764 25.711 27.741

4 Kacang Tanah 43 154 405 602

5 Kacang Hijau 25 51 32 108

No. Komoditas

Kelas BD Kelas BP Kelas BR Kelas Hibrida Jumlah

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)

1 Padi 4.087 112.710 86.886 390 204.073

2 Jagung 128 593 2.167 35.942 38.829

3 Kedelai 150 747 9.460 10.357

4 Kacang Tanah 20 127 266 413

5 Kacang Hijau 7 22 12 41

No. Komoditas

Page 112: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

94

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

2. Penyaluran Benih Non Subsidi (Pasar Bebas)

Pada tahun 2013, jumlah benih yang tersalur baik yang ada di

produsen maupun pengedar benih untuk benih padi sebanyak 163.244

ton, jagung 31.976 ton, kedelai 9.562 ton, kacang tanah 390 ton, dan

kacang hijau 12 ton, masing-masing terdiri dari kelas BD, BP, Benih

Sebar BR dan hibrida.

Tabel 28. Realisasi Penyaluran Benih Pasar Bebas Tahun 2013

3. Penilaian Varietas

Rencana pengiriman galur/mutan untuk kegiatan uji

adaptasi/multilokasi yang dilaksanakan oleh BPSBTPH dibeberapa

provinsi pada tahun 2013 sebanyak 87 galur. Realisasi pengiriman

galur uji adaptasi ke seluruh provinsi pada tahun 2013 untuk padi

sebanyak 67 unit (101,52% dari rencana) dan palawija sebanyak 20

unit (95,24% dari rencana), sehingga jumlahnya 87 unit atau 100% dari

rencana 87 unit.

Tabel 29. Rencana dan Realisasi Pengiriman Galur/Mutan Uji Adaptasi/Multilokasi Tahun 2013

Untuk pelepasan varietas, tahun 2013 telah diterbitkan Keputusan

Menteri Pertanian tentang Pelepasan Varietas Tanaman Pangan

sebanyak 50 varietas terdiri dari 6 varietas padi inbrida, 2 varietas padi

BD BP BR F1 Jumlah

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)

1 Padi 2.199 89.321 70.196 1.528 163.244

2 Jagung 300 2.694 5.412 23.570 31.976

3 Kedelai 204 997 8.362 9.562

4 Kacang Tanah 8 19 363 390

5 Kacang Hijau 4 5 4 12

No. Komoditas

Rencana

(Unit) (Unit) (%)

1 Padi 66 67 101,52

2 Palawija 21 20 95,24

RealisasiNo. Komoditas

Page 113: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

95 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

gogo, 7 varietas padi hibrida, 20 varietas jagung hibrida dan 2 varietas

jagung pulut, 4 varietas kedelai, 1 varietas ubi jalar, 3 varietas gandum,

3 varietas sorgum, 1 varietas kacang tanah dan 1 varietas kacang hijau.

4. Inventarisasi Penyebaran Varietas

a. Padi

Penyebaran varietas padi pada MT 2012/MT 2013 dan MT 2013

seluas 14.087.191 ha, sebesar 83,45% atau 11.755.296 ha telah

menggunakan varietas unggul yang produksinya tinggi (VPT), 7,75%

atau 1.091.191 ha menggunakan varietas unggul yang produksinya

sedang (VPS) dan 8,81% atau 1.240.704 ha menggunakan varietas

yang produksinya rendah (VPR).

Tabel 30. Penyebaran Varietas Padi MT 2012/2013 dan MT 2013

Keterangan :

VPT : Varietas Produksi Tinggi, jika produksinya > 5 ton/ha VPS : Varietas Produksi Sedang, jika produksinya > 4 ton/ha hingga < 5

ton/ha VPR : Varietas Produksi Rendah, jika produksinya < 4 ton/ha

Dari jumlah tersebut, varietas yang dominan di pertanaman adalah:

Ciherang (35,19%), Mekongga (10,41%) dan Cigeulis (7,56%).

b. Jagung

Penyebaran varietas jagung pada MT 2012/2013 dan MT 2013

seluas 2.859.531 ha, sebanyak 82,40% atau 2.356.429 ha

menggunakan varietas unggul yang produksinya tinggi (VPT), 1,10%

atau 31.511 ha menggunakan varietas yang produksinya sedang

(VPS) dan 16,50% atau 471.794 ha menggunakan varietas

produksinya rendah (VPR).

1. V P T 11.755.296 83,45

2. V P S 1.091.191 7,75

3. V P R 1.240.704 8,81

14.087.191 100,00Jumlah

Luas Penyebaran (Ha) %No Varietas

Page 114: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

96

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 31. Penyebaran Varietas Jagung MT 2012/2013 dan MT 2013

Keterangan :

VPT : Varietas Produksi Tinggi, jika produksinya > 8 ton/ha VPS : Varietas Produksi Sedang, jika produksinya > 6 ton/ha hingga < 8

ton/ha VPR : Varietas Produksi Rendah, jika produksinya < 6 ton/ha

Dari jumlah tersebut, varietas yang dominan di pertanaman adalah:

Bisi 2 (20,00%), P21 (8,27%) dan Bisma 16 (6,38%).

c. Kedelai

Penyebaran varietas kedelai pada MT 2012/2013 dan MT 2013

seluas 684,087 ha, sebanyak 81,04% atau 554.372, ha

menggunakan varietas unggul yang produksinya tinggi (VPT),

14,33% atau 98.044 ha menggunakan varietas yang produksinya

sedang dan 4,63% atau 31.671 ha menggunakan varietas yang

produksinya rendah (VPR).

Tabel 32. Penyebaran Varietas Kedelai MT 2012/2013 dan MT 2013

Keterangan:

VPT : Varietas Produksi Tinggi, jika produksinya > 1,5 ton/ha VPS : Varietas Produksi Sedang, jika produksinya > 1,2 ton/ha hingga <

1,5 ton/ha VPR : Varietas Produksi Rendah, jika produksinya < 1,2 ton/ha

Dari jumlah tersebut, varietas yang dominan di pertanaman adalah:

Wilis (34,80%), Anjasmoro (24,48%), dan Grobogan (11,78%).

1. VPT 2.356.429 82,40

2. VPS 31.511 1,10

3. VPR 471.794 16,50

2.859.734 100,00Jumlah

Luas Penyebaran

(Ha)%No. Varietas

1. VPT 554.372 81,04

2. VPS 98.044 14,33

3. VPR 31.671 4,63

684.087 100,00Jumlah

Luas Penyebaran

(Ha)%No. Varietas

Page 115: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

97 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

d. Palawija Lainnya

Penyebaran varietas kacang tanah pada MT 2012/2013 dan MT

2013 seluas 345.719 ha, dan varietas yang dominan adalah varietas

Gajah (24,78), Kelinci (9,26%), dan Kancil (7,63%). Sedangkan

kacang hijau seluas 155.835 ha, dan varietas yang dominan adalah

Parkit (18,02%), Bakti (14,42%) dan Walet (8,74%). Untuk ubi kayus

eluas 660.773 ha, dan varietas yang dominan adalah varietas UJ5

(10,93%) dan Adira 4 (7,88%). Sementara ubi jalar seluas 93.371 ha,

dan varietas yang dominan adalah varietas Taiwan 45 (4,70%) dan

Kuningan Putih (3,40%).

5. Areal Produksi Benih Sumber

Untuk memenuhi kebutuhan benih varietas unggul bersertifikat dalam

upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani, perlu dilakukan

pengembangan areal produksi Benih Sumber padi dan palawija,

khusus di Balai Benih sebagai sumber untuk memproduksi Benih Sebar

(BR) dan untuk percepatan pengembangan varietas unggul sesuai

dengan kebutuhan pengguna benih sumber.

Benih sumber sebagai salah satu bagian dari sistem produksi benih

varietas unggul bersertifikat oleh pemerintah dikelola dalam rangka

pengawasan dan pembinaan sehingga diharapkan benih varietas

unggul bersertifikat benar-benar sampai ke petani sesuai kondisi

lingkungan dan keinginan petani. Lembaga/institusi pemerintah yang

ditugasi untuk memproduksi benih sumber adalah Balai Benih yang

dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

347/Kpts/OT.210/6/2003 tentang Pedoman Pengelolaan Balai Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dalam perkembangannya institusi

ini menjadi UPTD Dinas Pertanian Provinsi. Tugas utama lembaga ini

adalah perbanyakan benih sumber kelas Benih Dasar (BD) dan Benih

Pokok (BP).

Alur produksi benih dimulai dari beberapa urutan kelas benih yaitu: (1)

Benih Penjenis (Breeder Seed/BS) yang dihasilkan oleh Badan Litbang

Pertanian, (2) Benih Dasar (Foundation Seed/BD), (3) Benih Pokok

Page 116: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

98

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

(Stock Seed/BP), dan (4) Benih Sebar (Extension Seed/BR). Benih

Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar diproduksi harus melalui proses

sertifikasi dalam produksinya.

Sesuai dengan fungsinya, maka Balai Benih provinsi dapat

memproduksi dua kelas benih yaitu: 1) kelas benih BD (perbanyakan

BS ke BD) dan 2) kelas benih BP (perbanyakan BD ke BP). Benih sumber

untuk perbanyakan benih adalah Benih Penjenis (BS), biasanya berasal

dari institusi Badan Litbangtan atau sumber lain yang diakui kualitas

Benih Penjenisnya (BS). Selanjutnya Balai Benih memproduksi benih

sumber (BD dan BP) sesuai aturan yang ditetapkan. Benih sumber yang

dihasilkan balai benih provinsi dapat disalurkan ke Balai Benih

kabupaten/kota atau produsen benih lainnya, BUMN dan penangkar

benih yang memproduksi Benih Sebar (BR).

Perbanyakan benih sumber padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan sorgum dilaksanakan di 32 provinsi

dengan areal 709 ha, dengan rincian benih padi seluas 297 ha, benih

jagung 123 ha, benih kedelai 207 ha, benih kacang tanah 50 ha, benih

kacang hijau 17 ha, benih ubi kayu 8 ha,benih ubi jalar 6 ha, dan benih

sorgum 2 ha. Realisasi perbanyakan benih sumber mencapai seluas

622 ha (87,73%) dengan rincian sebagai berikut: benih padi 240 ha

(80,64%), jagung 112 ha (91,43%), kedelai 193 ha (93,22%), kacang

tanah 47 ha (94,00%), kacang hijau 17 ha (100%), ubi kayu 7 ha

(87,50%), ubi jalar 6 ha (100%), dan sorgum 1 ha (50,00%).

Produksi benih padi yang dihasilkan dari perbanyakan benih tersebut

sebanyak 306.930 kg, 112.250 kg diantaranya merupakan carry over

tahun 2012 dan 526.410 kg produksi benih dari APBD tahun 2013.

Benih jagung yang sebanyak 105.381 kg, kedelai 67.885 kg, kacang

tanah 25.243 kg, kacang hijau5.530 kg, ubi kayu 70.000 stek, ubi jalar

135.000 stek, dan sorgum 100 kg. Untuk ubi jalar dan sorgum benih

yang dihasilkan hanya berasal dari kelas BS-BD.

Page 117: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

99 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 33. Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Tanam untuk Perbanyakan Benih Sumber pada Areal Produksi Benih Sumber di Balai Benih Tahun 2013

6. Pemberdayaan Penangkar Benih

Dalam rangka menuju kemandirian ketahanan pangan, Pemerintah

terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas

dan produksi tanaman pangan, khususnya padi, jagung dan kedelai.

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat diyakini dapat

memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan

produktivitas tanaman pangan. Dalam mendukung peningkatan

penggunaan benih varietas unggul bersertifikat tersebut diperlukan

sistem pengelolaan produksi benih yang baik sehingga mampu

menyediakan benih di tingkat lapangan sesuai dengan kebutuhan

(Ha) (Ha)

1. Padi 297 240 80,64 306.930 kg

BS-BD 95 77 81,32 101.820 kg

BD-BP 202 162 80,32 205.110 kg

2. Jagung 123 112 91,43 105.381 kg

BS-BD 33 27 83,08 30.224 Kg

BD-BP 90 85 94,44 75.157 Kg

3. Kedelai 207 193 93,22 67.885 kg

BS-BD 61 59 96,69 18.615 Kg

BD-BP 146 134 91,78 49.270 Kg

4. Kacang Tanah 50 47 94,00 25.243 kg

BS-BD 16 16 100,00 6.153 Kg

BD-BP 34 31 91,18 19.090 Kg

5. Kacang Hijau 17 17 100,00 5.530 kg

BS-BD 6 6 100,00 1.850 Kg

BD-BP 11 11 100,00 3.680 Kg

6. Ubi Kayu 8 7 87,50 70.000 kg

BS-BD 3 3 100,00 10.000 Stek

BD-BP 5 4 80,00 60.000 Stek

7. Ubi Jalar 6 6 100,00 135.000 Stek

BS-BD 4 4 100,00 135.000 Stek

BD-BP 2 2 100,00 - Stek

8. Sorgum 2 1 50,00 100 kg

BS-BD 1 1 100,00 100 Kg

BD-BP 1 - - - Kg

709 622 87,73

Produksi

(Kg atau Stek)%

Jumlah

Rencana

Tanam

Realisasi

Tanam No. Komoditas Kelas Benih

Page 118: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

100

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

petani,yaitu jumlah, varietas, mutu, harga, lokasi dan waktu tanam.

Peranan penangkar benih dalam penyediaan benih varietas unggul

bersertifikat sangat penting tetapi disisi lain masih memiliki

keterbatasan seperti luas areal produksi dan sumber daya manusia.

Guna meningkatkan kinerja para penangkar benih tersebut maka

lembaga/institusi di daerah seperti Dinas Pertanian Provinsi, Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Mutu

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH), Balai Benih

Padi/Palawija dan Produsen Benih BUMN/Swasta tentunya harus

selalu melakukan pembinaan dan memberikan dukungan kepada

penangkar benih baik aspek teknis maupun manajemen.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan penangkar benih

adalah untuk: (1) menumbuhkembangkan penangkar benih di daerah

yang selama ini belum berkembang kelembagaan penangkar benih;

dan (2) meningkatkan kemampuan penangkar benih dalam

pengelolaan produksi dan pemasaran benih unggul bersertifikat.

Dalam upaya mendorong peningkatan kemampuan penangkar benih,

pada tahun 2013 telah dialokasikan kegiatan pemberdayaan

penangkar benih padi seluas 11.100 ha di 30 provinsi dan

pemberdayaan penangkar benih kedelai 3.500 ha di 23 provinsi.

Realisasi pemberdayaan penangkar benih padi 10.286 ha (92,67%) dan

kedelai 2.848 ha (81,37%).

Tabel 34. Realisasi Pemberdayaan Penangkar Benih Padi Inbrida dan Kedelai Tahun 2013

7. Penguatan Kelembagaan Perbenihan

Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD BPSBTPH), yang merupakan

unit kerja pada Dinas Pertanian Provinsi terbentuk di 32 provinsi, satu

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 Padi 11.100 10.286 92,67

2 Kedelai 3.500 2.848 81,37

No. KomoditasRealisasi

Page 119: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

101 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

provinsi yang belum membentuk UPTD BPSBTPH yaitu Provinsi

Kepulauan Riau, yang kegiatan pengawasan dan sertifikasi benih masih

dilaksanakan UPTD BPSBTPH Provinsi Riau. Setiap UPTD BPSBTPH

memiliki Pengawas Benih Tanaman (PBT) dengan jumlah keseluruhan

mencapai 828 orang.

UPTD BPSBTPH memiliki tugas dan fungsi melaksanakan berbagai

kegiatan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura, pengujian

benih secara laboratories, penilaian varietas tanaman pangan dan

hortikultura, pengawasan peredaran benih, tugas-tugas

ketatausahaan dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka

meningkatkan tugas dan fungsi serta kompetensi UPTD BPSBTPH

khususnya laboratorium benih, maka perlu menerapkan Sistem

Manajemen Laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 19-17025-2005,

dengan tujuan didapatkan suatu standar yang sama dari hasil suatu

pengujian laboratorium, untuk itu laboratorium UPTD BPSBTPH perlu

diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium

pengujian benih yang telah mendapatkan akreditasi sebanyak 18

laboratorium terdiri dari Balai Besar PPMBTPH Cimanggis, BPSBTPH

Provinsi Jawa Barat, BPSBTPH Provinsi Jawa Tengah, BPSBTPH Provinsi

Jawa Timur, BPSBTPH Provinsi DI Yogyakarta, BPSBTPH Provinsi DKI

Jakarta, BPSBTPH Provinsi Sumatera Selatan, BPSBTPH Provinsi

Sumatera Utara, BPSBTPH Provinsi Sumatera Barat, BPSBTPH Provinsi

Kalimantan Selatan, BPSBTPH Provinsi Kalimantan Barat, BPSBTPH

Provinsi Sulawesi Selatan, BPSBTPH Provinsi Sulawesi Tenggara,

BPSBTPH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan BPSBTPH Provinsi Nusa

Tenggara Timur, BPSBTPH Provinsi Aceh, BPSBTPH Provinsi Sulawesi

Utara dan BPSBTPH Provinsi Maluku yang sedang dalam proses

akreditasi lima laboratorium yang terdiri dari BPSBTPH Provinsi

Kalimantan Timur, BPSBTPH Provinsi Kalimantan Tengah, BPSBTPH

Provinsi Banten, BPSBTPH Provinsi Bengkulu dan BPSBTPH Jambi. Pada

tahun 2012, BPSBTPH Lampung dan Bali masih dalam status

terakreditasi namun pada tahun 2013 kedua balai ini tidak lagi dalam

status terakreditasi.

Page 120: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

102

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

8. Revitalisasi/Optimalisasi Balai Benih

Dalam rangka peningkatan produksi benih sumber (BD dan BP) TA

2013 dilaksanakan kegiatan revitalisasi/optimalisasi Balai Benih di 11

provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali,

Papua, Papua Barat dan Sulawesi Barat. Realisasi kegiatan

revitalisasi/optimalisasi terlaksana di 10 provinsi, sedangkan di

Provinsi Sumatera Selatan tidak dilaksanakan terkait penghematan

anggaran.

9. Subsidi Benih

Rencana alokasi Subsidi Benih tahun 2013 sebanyak 152.000 ton

terdiri dari benih padi inbrida 120.000 ton setara luas 4,800 juta ha,

padi hibrida 7.500 ton setara luas 500 ribu ha, jagung hibrida 7.500 ton

setara luas 80 ribu ha, jagung komposit 2.000 tonsetara luas 500 ribu

ha dan kedelai 15.000 ton setara luas 375 ribu ha. Realisasi

penyaluran/penjualan benih bersubsidi tahun 2013 untuk padi inbrida

mencapai 46.987 ton atau 39,16%, padi hibrida 1.810 ton atau 24,14%,

jagung komposit 364 ton atau 18,24%, jagung hibrida 599 ton atau

7,98% dan kedelai 2.426 ton atau 16,17% dari rencana penyaluran.

Tabel 35. Realisasi Penyaluran/Penjualan Benih Bersubsidi Tahun 2013

10. Cadangan Benih Nasional (CBN)

Pada tahun 2013 Pemerintah menyediakan Cadangan Benih Nasional

(CBN) yang meliputi benih padi inbrida, padi hibrida), benih jagung

komposit dan jagung hibrida, dan benih kedelai yang merupakan sisa

stok pada tahun 2012. Stok CBN sampai dengan akhir tahun 2012

(Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (%)

1 Padi Inbrida 120.000 4.800.000 46.987 1.879.484 39,16

2 Padi Hibrida 7.500 500.000 1.810 120.676 24,14

3 Jagung Komposit 2.000 80.000 365 14.593 18,24

4 Jagung Hibrida 7.500 500.000 599 39.992 7,98

5 Kedelai 15.000 375.000 2.426 60.640 16,17

152.000 6.255.000 52.187 2.115.316 34,33

Realisasi

Jumlah

No. KomoditasRencana

Page 121: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

103 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

untuk komoditas padi inbrida sebesar 15.364 ton, padi hibrida 1.201

ton, jagung hibrida 2.434 ton, jagung komposit 1.075 ton dan kedelai

8.524 ton. Realisasi penggunaan CBN berdasarkan Surat Penugasan

Direktur Jenderal Tanaman Pangan tahun 2013 untuk komoditas padi

inbrida sebanyak 1.543 ton, padi hibrida 486 ton, jagung hibrida 454

ton dan kedelai 903 ton, sementara jagung komposit tidak ada

penggunaan. Sehingga sisa stok CBN sampai akhir Desember 2013

untuk komoditas padi inbrida sebanyak 13.821 ton, padi hibrida 715

ton, jagung komposit tetap 1.075 ton, jagung hibrida 1.980 ton dan

kedelai 7.622 ton.

Realisasi penggunaan CBN tahun 2013 komoditas padi inbrida untuk

pemulihan sebanyak 1.316 ton dan pengembangan 227 ton;

sementara komoditas lainnya untuk pengembangan saja.

Tabel 36. Stok dan Penggunaan CBN Tahun 2013

D. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI

Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT

dan DPI difokuskan untuk mengamankan luas pertanaman dari serangan

OPT dan DPI, sehingga akan mengurangi kehilangan produksi.

1. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT)

Pada tahun 2013 dialokasikan SL-PHT sebanyak 2.500 unit, terdiri dari

SL-PHT padi 2.020 unit, SL-PHT jagung 315 unit, dan SL-PHT kedelai 165

unit yang tersebar di 33 provinsi. Realisasi kegiatan SLPHT mencapai

2.421 unit (96,84%), yang terdiri dari SL-PHT padi sebanyak 1.957 unit

atau 96,88%, SL-PHT jagung sebanyak 307 Unit atau 97,46%, dan SL-

PHT kedelai sebanyak 157 unit atau 95,15% dari rencana.

Sisa

No. Komoditas Setara Luas Stok

(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)

1 Padi Inbrida 15.364 614.548 1.543 61.713 13.821

2 Padi Hibrida 1.201 80.056 486 32.367 715

3 Jagung Komposit 1.075 43.017 - - 1.075

4 Jagung Hibrida 2.434 162.264 454 30.295 1.980

5 Kedelai 8.524 213.112 903 22.570 7.622

28.598 1.112.997 3.386 146.946 25.213

Penggunaan Berdasarkan

Penugasan

Jumlah

Stok Tahun 2012

(Ton)

Page 122: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

104

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Kegiatan SL-PHT yang tidak terealisasi sebanyak 79 unit, terdiri dari 63

unit SL-PHT padi, 8 unit SL-PHT jagung, dan 8 unit SL-PHT kedelai yang

tersebar di Provinsi Riau 19 unit, Jambi 2 unit, Sumatera Selatan 13

unit, DKI Jakarta 5 unit, Jawa Timur 3 unit, Gorontalo 22 unit, Sulawesi

Barat 3 unit, Papua 7 unit, dan Papua Barat 5 unit.

Kendala yang dihadapi di tingkat provinsi sehubungan dengan tidak

terlaksananya kegiatan SLPHT adalah sebagai berikut:

a. Kendala non teknis

1) Adanya peralihan satker ke dinas pertanian menyebabkan

prosedur menjadi lebih panjang, sehingga proses pengajuan

anggaran kegiatan SLPHT terhambat. Hal ini mengakibatkan

keterlambatan pencairan dana/biaya kegiatan sehingga tidak

sesuai dengan rencana jadwal tanam.

2) Selain itu kondisi tersebut juga mengakibatkan keterlambatan

pencairan dana kegiatan SLPHT yang telah dilaksanakan

sehingga ada keengganan petugas untuk melaksanakan SLPHT

berikutnya.

3) Di wilayah tertentu (remote area) lokasi kegiatan sulit untuk

dijangkau dan memakan waktu lama, yang harus ditempuh

dengan perjalanan air dan darat, sehingga biaya operasional

yang tersedia kurang memadai.

b. Kendala teknis

Adanya kejadian dampak perubahan iklim (curah hujan yang

tinggi/kekeringan) di beberapa lokasi yang menyebabkan

mundurnya pelaksanaan waktu tanam pada calon lokasi SLPHT

yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Sekolah Lapangan Iklim (SL-Iklim)

Pada tahun 2013 dialokasikan SL-Iklim untuk padi dan jagung sebanyak

192 unit di 30 provinsi, dengan realisasi 188 unit (97,92%) dari sasaran

192 unit. Kegiatan SL-Iklim yang tidak terealisasi sebanyak 4 unit di

Provinsi Gorontalo karena adanya peralihan satker yang sebelumnya

Page 123: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

105 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

ditempatkan di BPTPH menjadi di Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Provinsi Gorontalo. Hal ini menyebabkan sistem birokrasi yang

panjang sehingga proses menjadi terhambat dalam pengajuan

anggaran kegiatan. Keterlambatan pencairan dana kegiatan pada

satker tidak sesuai dengan rencana jadwal kerja sebelumnya.

3. Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT

Operasional pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT, serta

penanganan DPI dilaksanakan di daerah oleh petugas POPT-PHP.

Kegiatan tersebut salah satunya bertujuan untuk memantau

perkembangan luas serangan OPT dan DPI. Data yang dihasilkan

selanjutnya dilaporkan ke UPTD BPTPH dan diteruskan ke pusat

berupa laporan dua mingguan.

Selama tahun 2013 laporan yang diterima sebanyak 758 (98,7%) dari

768 laporan. Sedangkan pada Tahun 2012, jumlah pelaporan OPT dan

DPI sebanyak 768 laporan (100%) dari 768 laporan. Data OPT dan DPI

yang dikirim oleh daerah selanjutnya digunakan sebagai dasar analisis

dan rekomendasi penanganan OPT dan DPI sehingga luas serangan

OPT dan terkena DPI dapat ditekan seminimal mungkin.

4. Bahan dan Sarana Pengendalian OPT

Bantuan bahan pengendali OPT berupa dana dekonsentrasi untuk

pengadaan bahan dan sarana di 30 provinsi. Bahan terdiri dari

pestisida nabati/agens hayati, dan sarana berupa Alat Pelindung Diri

(APD): sarung tangan, masker, waterpack, dll, Alat Pengendalian OPT

(handsprayer, mistblower, jaring serangga, jaring perangkap

tikus/Trap Barier System, bendera SPOT STOP, dll).

Selain itu untuk mendukung keberadaan bahan dan sarana

pengendalian di tahun 2013 juga telah dialokasikan dana untuk

renovasi gudang di enam provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Selatan,

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan.

Page 124: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

106

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

5. Pengendalian OPT dan DPI

a. Pengendalian OPT

Pada tahun 2013 luas pengendalian OPT tanaman pangan mencapai

1.071.610 ha, yang terdiri dari luas pengendalian OPT utama padi

1.046.359 ha dan luas pengendalian OPT utama palawija (jagung

dan kedelai) 25.251 ha. Pengendalian OPT dilakukan dengan

berbagai cara, yaitu: secara mekanik fisik, aplikasi pestisida, dan

cara lain.

Upaya pengendalian OPT dapat dilakukan melalui gerakan

pengendalian OPT, pengembangan dan pemanfaatan agens hayati,

serta pengembangan teknologi spesifik lokasi. Gerakan

pengendalian OPT dilakukan melalui Pencanangan gerakan

pengendalian OPT dan Gerakan pengendalian OPT kerjasama

dengan TNI.

Pada tahun 2013, dilaksanakan pencanangan gerakan pengendalian

pada tanaman padi, jagung, dan kedelai. Pencanangan gerakan

pengendalian OPT dilaksanakan di 6 lokasi (4 lokasi padi, 1 lokasi

jagung, dan 1 lokasi kedelai), yaitu:

Pencanangan gerakan pengendalan hama tikus pada tanaman

padi di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan,

dan Kalimantan Selatan;

Pencanangan gerakan pengendalian belalang kembara pada

tanaman jagung di provinsi Nusa Tenggara Timur; dan

Pencanangan gerakan pengendalian hama penggulung daun,

penggerek polong, ulat grayak, lalat kacang, ulat jengkal dan

tikus pada tanaman kedelai di D.I. Yogyakarta.

Dalam rangka memotivasi masyarakat/petani tani untuk berperan

aktif dalam mengendalikan serangan OPT secara bersama-sama di

daerah-daerah endemis serangan OPT di sentra produksi juga telah

dilaksanakan gerakan pengendalian yang melibatkan Tentara

Nasional Indonesia (TNI). Kesepakatan ini merupakan payung

Page 125: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

107 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

hukum dalam pelaksanaan kegiatan yang mendukung peningkatan

produksi dan produktivitas melalui pengamanan dari serangan OPT.

Pada tahun 2013 sudah dilaksanakan pengendalian OPT bersama

TNI di sepuluh provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

Lampung, NTB, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Pengembangan dan pemasyarakatan teknologi pengendalian OPT

di lapangan terus dilakukan baik oleh petugas POPT-PHP maupun

petani, yaitu melalui pendayagunaan dan pemanfaatan agens

hayati serta diseminasi teknologi pengendalian OPT. Pada tahun

2013, teknologi pengendalian OPT telah tersebar di 32 provinsi.

Salah satu kegiatan pengembangan teknologi pengendalian OPT

spesifik lokasi dan ramah lingkungan, adalah pengembangan agens

hayati, yang terdiri dari jamur, bakteri, parasitoid, predator, virus,

dekomposer, nematodaa, Plant Growth Promoting Rhizobacteria

(PGPR), dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).

Kegiatan lainnya adalah eksplorasi dan pengembangan beberapa

jenis pestisida nabati. Bahan pestisida nabati yang dewasa ini

dikembangkan di beberapa LPHP/LAH, antara lain: ekstrak dari

daun mimba, lengkuas, sereh, tembakau, kamalakian, daun sirsak,

ampas parutan kelapa, akar terigi, rimpang empon-empon, biji

bengkuang dan buah majapahit.

Pengendalian OPT agar berhasil dengan baik harus bersifat spesifik

lokasi dengan memperhatikan kondisi setempat dan dilaksanakan

secara bersama-sama dan terus menerus pada areal yang luas.

Kepedulian petani terhadap keberadaan OPT di areal usaha taninya

merupakan salah satu kunci keberhasilan pengendalian OPT.

b. Penanganan DPI

Penanganan DPI dilakukan melalui upaya adaptasi dan mitigasi

iklim, antara lain sebagai berikut:

Page 126: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

108

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Mengembangkan teknik budidaya yang sesuai untuk mengatasi

banjir dan kekeringan;

Implementasi dan pengembangan kalendar tanam;

Perbaikan dan penyesuaian infrastruktur/jaringan irigasi,

implementasi gerakan hemat air;

Penggunaan dan pengembangan varietas-varietas padi yang

tahan kering/banjir/salinitas;

Optimalisasi pemanfaatan rawa lebak.

Sedangkan upaya mitigasi iklim adalah sebagai berikut:

Inventarisasi daerah rawan banjir/kering, ketersediaan benih,

ALSINTAN dan SAPRODI lain;

Penyebaran informasi prakiraan iklim melalui Pemda dan

instansi terkait;

Pengawalan dan monitoring intensif;

Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait;

Menyediakan informasi dan kajian pengembangan teknologi

pemanfaatan informasi iklim, pengelolaan risiko iklim, dan

pengaruh DPI terhadap OPT;

Mengembangkan SLI.

Salah satu sarana penunjang dalam upaya penanganan DPI pada tahun

2012 disediakan alat penakar curah hujan type Observatorium (OBS)

sebanyak 130 unit dan Automatic Weather Station (AWS) sebanyak

Sembilan unit merupakan salah satu sarana penunjang yang

menghasilkan informasi iklim sehingga dapat dimanfaatkan untuk

meminimalisasi kerusakan lahan akibat DPI (banjir dan kekeringan).

6. Penguatan Kelembagaan Perlindungan

a. Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman

Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH)

Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman

Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTH) merupakan pelaksana dan

Page 127: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

109 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

penanggungjawab pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman

pangan di provinsi yang bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Umumnya keberadaan UPTD-

BPTPH di daerah telah menjalankan tugas pokok dan fungsinya

dengan baik.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001 telah

terbentuk 28 UPTD-BPTPH yang tersebar di 28 provinsi dari 30

provinsi yang ada pada saat itu. Dalam perkembangannya, sampai

tahun 2013 sesuai dengan pemekaran provinsi telah terbentuk 32

UPTD-BPTPH dari 33 provinsi yang ada saat ini (Provinsi Kepulauan

Riau belum membentuk UPTD-BPTPH).

UPTD-BPTPH sebagai pelaksana kegiatan perlindungan tanaman

pangan di tingkat provinsi, bertugas mengumpulkan dan mengolah

laporan tengah bulanan keadaan OPT dan antisipasi DPI,

melaksanakan kegiatan pengembangan teknologi di Laboratorium

Pengamatan Hama dan Penyakit/Laboratorium Agens Hayati

(LPHP/LAH), Sekolah Lapangan (SL-PHT dan SL-Iklim),

pengembangan SDM, dan kegiatan perlindungan tanaman lainnya.

b. Pos Pengembangan Agens Hayati (PPAH)

Pos Pengembangan Agens Hayati (PPAH) adalah kelembagaan

perlindungan tanaman di tingkat petani yang sebagian besar

anggotanya petani alumni SLPHT dan merupakan kelompok tani

binaan dari BPTPH/LPHP/LAH. Kelompok Tani PPAH memiliki

peranan yang besar dalam pemasyarakatan penerapan

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dengan kegiatan perbanyakan

dan pemanfaatan agens hayati serta pestisida nabati, dan kegiatan

pertanian ramah lingkungan lainnya untuk memenuhi kebutuhan di

lahan usahatani kelompok tani tersebut. Keberadaan PPAH dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir

ini, yaitu pada tahun 2012 sejumlah 1.005 unit dan tahun 2013

sejumlah 1.009 unit.

Page 128: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

110

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Kendala yang ditemui PPAH antara lain: jumlah kelompok tani PPAH

yang sering berubah karena kurangnya fasilitasi sarana dan

pembinaan secara berkesinambungan, dan belum setiap provinsi

mengalokasikan dana pembinaan PPAH. Untuk itu perlu dilakukan

penumbuhan PPAH dan pembinaan secara berkelanjutan PPAH

yang sudah terbentuk dan penumbuhan, dan perencana kegiatan

BPTPH hendaknya dapat mengalokasikan dana fasilitasi, sarana,

dan pembinaan PPAH

c. Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/Laboratorium Agens

Hayati (LPHP/LAH)

Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/Laboratorium Agens

Hayati (LPHP/LAH) merupakan institusi terdepan dalam penerapan

dan pengembangan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) di

lapangan. LPHP/LAH berperan sebagai klinik tanaman dan rujukan

dalam pengembangan dan diseminasi teknologi perlindungan

tanaman.

Sebagai pusat pengembangan teknologi perlindungan tanaman,

kegiatan yang dilaksanakan antara lain eksplorasi, perbanyakan,

pengembangan, dan pemasyarakatan agens hayati/pestisida

nabati. Beberapa agens hayati dan pestida nabati yang telah

dikembangkan hingga saat ini yaitu: Trichogramma spp,Beauveria

bassiana, Metarhizium sp, Verticillium sp, SI-NPV,

Corynebacterium sp, Trichoderma sp, Gliocladium sp, serta

pestisida nabati (nimba, mindi, minyak selasih, kacang babi, sirsak,

buah maja, sambiloto, dll).

Saat ini Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/

Laboratorium Agens Hayati berjumlah 94 unit tersebar di 32

provinsi. Permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah

SDM dan optimalisasi tugas pokok dan fungsi LPHP/LAH sesuai

pedoman operasional LPHP.

Kendala teknis yang ditemui LPHP/LAH antara lain:SDM yang

terbatas baik kualitas, maupuan kuantitas, dan kondisinya sangat

Page 129: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

111 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

bervariasi terutama terkait prasarana, sarana, dan pengembangan

teknologi. Untuk itu perlu peningkatan kuantitas dan kualitas

melalui berbagai pelatihan/studi banding/pembinaan internal, dan

penguatan prasarana dan sarana untuk mendukung

pengembangan teknologi perlindungan tanaman.

d. Brigade Proteksi Tanaman (BPT)

Brigade Proteksi Tanaman (BPT) merupakan unit pelaksana

operasional SPOT STOP dan penanggulangan eksplosi serangan

OPT. Dalam pelaksanaannya BPT dibantu oleh Regu Pengendali

Hama (RPH)/kelompok tani setempat. Pada awal terbentuknya,

kedudukan BPT berada di bawah pengelolaan Dinas Pertanian

Provinsi, seiring dengan berjalannya waktu keberadaan BPT pada

beberapa provinsi telah diserahkan kepada UPTD BPTPH. Sampai

saat ini telah terdapat BPT sejumlah 81 unit yang tersebar di 32

provinsi kecuali Provinsi Kepulauan Riau.

Dalam rangka mendukung optimalisasi kegiatan BPT pada tahun

2013 melalui dana dekonsentrasi dialokasikan dana operasional

BPT dan RPH di 32 provinsi (kecuali Provinsi Kepulauan Riau) dan

dana untuk membangun gudang BPT di lima provinsi (Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan).

Kendala teknis yang ditemui BPT antara lain: di beberapa provinsi

BPT tidak melekat di BPTPH, sehingga secara operasional

menghambat pengambilan tindakan pengendalian OPT pada saat

eksplosi, yaitu Provinsi Aceh, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten,

DKI Jakarta, Jawa Barat, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua, Papua Barat). Selain

itu SDM POPT semakin berkurang masih merangkap sebagai staf

LPHP/BPTPH. Untuk lebih meningkatkan keberadaan,

pemberdayaan, dan fungsi kelembagaan BPT, perlu terus dilakukan

pembenahan terutama SDM, prasarana, sarana, dan struktur

pembinaan yang sebagian masih berada di Dinas Pertanian Provinsi.

Page 130: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

112

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

e. Pejabat Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-

Pengamat Hama Penyakit Tumbuhan (POPT-PHP) dan Tenaga

Harian Lepas-Tenaga Bantu POPT-PHP (THL-TB POPT-PHP)

Jumlah POPT-PHP saat ini berjumlah 2.594 orang, yang tersebar di

33 provinsi, 497 kabupaten/kota. Seiring dengan pemekaran

wilayah di era otonomi daerah, jumlah POPT-PHP saat ini belum

mencapai kondisi ideal yang diharapkan, yaitu satu orang POPT-PHP

di tiap wilayah kerja pengamatan (kecamatan) yang saat ini

berjumlah 6.543 kecamatan. Kurang memadainya jumlah POPT-

PHP dapat mengakibatkan kurang akuratnya data dan informasi

hasil pengamatan, sehingga kegiatan operasional pengendalian/

penanganan serta perencanaan pengendalian OPT dan antisipasi

DPI dalam rangka pengamanan produksi tidak optimal. Sedangkan

jumlah THL-TB POPT pada tahun 2013 sebanyak 1.170 orang

bertambah 28 orang jika dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah

1.142 orang karena adanya penambahan perekrutan di daerah.

Namun dengan penambahan tersebut masih belum bisa memenuhi

kebutuhan tenaga POPT-PHP saat ini.

Permasalahannya saat ini dan sampai lima tahun ke depan tenaga

POPT-PHP sebagian besar memasuki masa purna tugas secara

serempak di seluruh Indonesia, dan belum terpenuhinya satu

wilayah kerja/kecamatan satu POPT-PHP. Untuk itu perlu

rekruitmen POPT-PHP terutama oleh daerah, dan peningkatan

kemampuan THL TB POPT-PHP.

f. Petani Pengamat

Petani pengamat merupakan petani alumni SL-PHT yang ditetapkan

dengan ketetapan Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan bertugas

membantu POPT-PHP/THL TB POPT-PHP melakukan pengamatan

agroekosistem (OPT, musuh alami, DPI, dan faktor abiotik yang

mempengaruhi perkembangan OPT/DPI) di wilayah pengamatan

terdekat dengan tempat tinggal petani bersangkutan dan atau yang

disepakati dengan POPT-PHP terdekat. Petani pengamat saat ini

Page 131: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

113 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

berjumlah 3.036 orang, yang tersebar di 31 provinsi (kecuali

Provinsi Kepulauan Riau dan Bali).

7. Surveilans OPT (Pengamatan OPT)

Surveilans merupakan suatu bentuk pengamatan yang dilaksanakan

dalam rangka mengumpulkan, mencatat, dan menghitung data

tentang dinamika populasi atau tingkat serangan OPT, musuh alami,

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada waktu dan tempat

tertentu. Data dan informasi yang diperoleh digunakan untuk

menganalisa keadaan dan perkiraan perkembangan OPT serta

menyusun langkah operasional pengendalian.

Surveilans dilaksanakan minimal sebanyak dua kali dalam satu musim

tanam, yaitu fase vegetatif dan generatif atau berdasarkan kejadian

serangan OPT yang luar biasa atau keadaan populasi dan intensitas

serangan meningkat tajam.

Surveilans dilakukan oleh UPTD-BPTPH, LPHP/LAH, dan POPT-PHP di

wilayah kerjanya. Sedangkan surveilans yang dilaksanakan oleh

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan atau Balai Besar Peramalan

OPT bersifat Insidentil.

8. Kegiatan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT)

Realisasi pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman pada

tahun 2013 sebanyak 1.703 sampel atau mencapai 100,18% dari target

1.700 sampel yang terdiri dari sampel pelanggan sebanyak 1.369 dan

sampel monitoring 327 sampel. Realisasi tersebut bila dibandingkan

dengan realisasi pengujian tahun 2012 sebanyak 1.645 sampel

mengalami peningkatan sebesar 3,53%.

Tabel 37. Realisasi Pengujian Mutu Pestisida, Pupuk dan Produk TanamanTahun 2013

Target Realisasi %

(Sampel) (Sampel) Realisasi

1 Mutu Pestisida 1.130 1.167 103,27

2 Mutu Pupuk 160 215 134,38

3 Mutu Produk Tanaman 305 284 93,11

4 Aflatoksin 60 37 61,67

5 Logam Berat 45 - -

1.700 1.703 100,18

Jenis PengujianNo.

Jumlah

Page 132: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

114

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada BPMPT diperoleh dari

penerimaan pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman,

pada tahun 2013 sebanyak Rp.618,975 juta atau 103,16% dari target

Rp.600 juta.

Disamping kegiatan tersebut, beberapa kegiatan pendukung lainnya yang

dilaksanakan dalam penguatan perlindungan tanaman pangan dari

Gangguan OPT dan DPI antara lain:

1. Pendidikan dan Latihan

Selama tahun 2013, dalam rangka peningkatan kompetensi petugas

telah dilakukan kegiatan:

a. Training of Trainers Pemandu Lapangan I SLPHT (ToT PL I SL-PHT)

Faktor penting penentu keberhasilan Sekolah Lapangan

Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) adalah kualitas SDM petugas

sebagai pemandu/pelaksana SLPHT di lapangan. Salah satu upaya

memenuhi kebutuhan pemandu SLPHT adalah melalui ToT PL I SL-

PHT yang alumninya diharapkan mampu memandu ToT PL 2 SL-PHT

di masing-masing provinsi.

Peserta ToT terdiri dari 38 orang POPT/POPT-PHP yang berasal dari

32 provinsi (kecuali peserta dari Kepulauan Riau), Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan, dan BBPOPT Jatisari.

b. Training of Trainers Pemandu Lapangan I SL-Iklim (ToT PL I SL-Iklim)

Training of trainer pemandu lapangan I SL-Iklim, merupakan suatu

proses pembelajaran bagi petugas lapangan dalam mengelola data

dan informasi iklim. ToT PL I SL-Iklim bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan petugas dalam penerapan dan

pemanfaatan informasi iklim sebagai bahan pertimbangan dalam

menyusun pola tanam dan strategi tanam di lapangan/di wilayah

kerjanya. ToT SL-Iklim diikuti oleh 59 peserta dari 30 provinsi di

Indonesia.

Page 133: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

115 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

2. Rapat-Rapat Koordinasi

a. Rapat Teknis Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun

2013

Rapat Teknis Perlindungan Tanaman Pangan bertujuan untuk

meningkatkan koordinasi dan sinergitas pelaksanaan kegiatan

perlindungan tanaman pangan antara pusat dan daerah (Dinas

Pertanian Provinsi dan BPTPH) dalam upaya peningkatan

ketahanan pangan dan mensinkronkan kegiatan perlindungan

tanaman pangan tahun 2013 antara pusat dan daerah. Selain

pemaparan materi, dilaksanakan juga field trip ke kelompok petani

organik, dengan hasil sebagai berikut:

1) Tindakan prioritas yang dilakukan oleh Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan untuk mencapai sasaran kinerja Tahun 2013

adalah memenuhi kekurangan SDM perlindungan tanaman

pangan (POPT-PHP). Kekurangan tersebut disebabkan adanya

pemekaran wilayah administrasi, mutasi dan promosi pegawai,

meninggal dunia, serta purna tugas.

2) Pemenuhan kekurangan SDM perlindungan diupayakan melalui

pengangkatan kembali/rekrutmen THL TB POPT-PHP khususnya

yang berlatar belakang pendidikan SPMA atau SLTA. Latar

belakang pendidikan tersebut mutlak ditetapkan karena akan

ditempatkan di lapangan dan diharapkan dapat menjadi petugas

fungsional POPT terampil.

3) Kebijakan SPOT STOP perlu didukung oleh sistem kelembagaan

yang kuat, sarana prasarana pengendalian OPT yang memadai,

dan pengawalan melalui kegiatan surveilans serta monitoring

dan evaluasi.

4) Kelembagaan perlindungan tanaman yang berperan langsung

dalam pengendalian OPT di lapangan, yaitu Brigade Proteksi

Tanaman (BPT), Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit

Tumbuhan (LPHP), petugas Pengendali OPT-Pengamat Hama

Penyakit (POPT-PHP), serta Tenaga Harian Lepas Pengendali

OPT-Pengamat Hama Penyakit (THL POPT-PHP).

Page 134: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

116

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

5) Dokumentasi kegiatan SLPHT selama ini belum

didokumentasikan, petani alumni SLPHT kontribusinya sangat

banyak namun belum terpublikasikan, sehingga perlu dibuat

dokumentasi Succes Story-nya. Dokumentasi itu penting karena

sebagai bukti bahwa hal itu benar adanya, dan sebagai bahan

untuk dikembangkan di daerah lain.

6) Dalam rangka mendukung terwujudnya pertanian

berkelanjutan, dilakukan upaya pembentukan rintisan

kecamatan PHT terutama di daerah endemis serangan OPT

melalui pengelolaan agroekosistem berbasis tanaman pangan

spesifik lokasi.

7) Kecamatan PHT sangat mungkin terwujud karena SL-PHT adalah

program pemberdayaan kualitas SDM dan SDA petani, dalam

mewujudkan petani sebagai manajer.

8) Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat

kecil, hanya terbatas pada masyarakat menengah ke atas.

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di

pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena

berbagai keunggulan komparatif, antara lain masih banyak

sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan

sistem pertanian organik dan teknologi untuk mendukung

pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan

kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain.

b. Koordinasi Komisi Perlindungan Tanaman (KPT)

Koordinasi Komisi Perlindungan Tanaman bertujuan untuk

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan membahas permasalahan

aktual di bidang perlindungan tanaman sebagai bahan masukan

kepada Menteri Pertanian dalam penetapan kebijakan yang

strategis dan akomodatif.

Peserta pertemuan terdiri dari para anggota KPT, narasumber,

undangan dan perwakilan dari instansi terkait (Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat

Page 135: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

117 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Jenderal Perkebunan, dan Badan Karantina Pertanian), dengan hasil

sebagai berikut:

1) Perlunya pemerintah pusat maupun provinsi/kabupaten/kota

melakukan upaya perekrutan tenaga POPT mengingat ke depan

tugas perlindungan tanaman semakin berat.

2) Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) Dasar

tetap diperlukan untuk menjamin keberlangsungan program

PHT secara keseluruhan.

3) Perlunya payung hukum yang tepat terkait aspek pabrikasi,

penanganan pada tingkat produsen/konsumen, pengelolaan sisa

dan limbah, sampai pengawasan pestisida untuk menghindari

praktik penyimpangan pestisida di lapangan. Kewenangan

Komisi Pestisida perlu diperluas, tidak hanya sebagai lembaga

pendaftaran, tetapi juga sebagai pengatur dan pengawas

pestisida. Fungsi pengawasan harus dilakukan oleh

lembaga/petugas yang kompeten, berdedikasi, dan

berkomitmen tinggi.

4) Dalam pengembangan agens hayati, perlu ditetapkan standar

pengembangan, registrasi, dan penjaminan mutu, baik di tingkat

laboratorium maupun pos pelayanan agens hayati (PPAH). Peran

Komisi Agens Hayati perlu diperluas untuk pengaturan dan

pengawasan agens hayati yang diproduksi dalam negeri.

5) Untuk mencegah perluasan serangan OPT, baik pada komoditas

tanaman pangan, perkebunan, maupun hortikultura,

Kementerian Pertanian diharapkan segera menggerakkan

semua komponen/sumber daya yang ada, penguatan deteksi

dan pengendalian dini OPT sesuai prinsip PHT, melakukan

sinkronisasi dan koordinasi antar lembaga terkait perlindungan

tanaman, serta melakukan pengaturan yang ketat terkait proses

produksi benih dan penyebarannya.

Page 136: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

118

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

6) Upaya mitigasi untuk menekan insidensi munculnya OPTK perlu

diterapkan, diantaranya adalah pembatasan impor media

pembawa, pemusnahan tanaman terserang, dan penghentian

penanaman komoditas di daerah endemik selama periode

tertentu. Untuk OPTK yang sudah dilaporkan keberadaannya di

wilayah Indonesia perlu dikonfirmasi dan dilakukan peninjauan

terhadap statusnya.

c. Evaluasi Pelaksanaan dan Kepemanduan SL-PHT

Dalam rangka meningkatkan kualitas, mengetahui efektivitas,

dampak dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan SL-

PHT, serta menyusun perencanaan yang tepat untuk

pengembangan PHT telah dilaksanakan Evaluasi Pelaksanaan dan

Kepemanduan SL-PHT pada tanggal 28-31 Mei 2013 di Solo, Jawa

Tengah.

Evaluasi dihadiri oleh 71 peserta yang terdiri dari petugas/

penanggung jawab pelaksanaan SL-PHT dan PL I SL-PHT (32

provinsi), para pakar dan narasumber. Pakar/narasumber yang

hadir dalam pertemuan yaitu pakar PHT dari Universitas Brawijaya

(Dr. Ir. Gatot Mudjiono), Kepala Bagian Program Kebijakan dan

Perencanaan Wilayah dari Biro Perencanaan Kementerian

Pertanian, dan Pemandu Lapangan I SL-PHT. Berdasarkan hasil

evaluasi kegiatan, dengan rumusan sebagai berikut:

1) Pembangunan nasional ke depan tetap diarahkan pada prinsip

Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, dan Pro Green, yaitu

meningkatkan produktivitas, menanggulangi pengangguran dan

kemiskinan, serta menjaga kelestarian sumber daya alam dan

lingkungan hidup. Sejalan dengan prinsip tersebut kementerian

pertanian telah menetapkan empat sukses pembangunan

pertanian, yaitu swasembada dan swasembada berkelanjutan,

diversifikasi pangan, peningkatan mutu daya saing dan ekspor,

serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Page 137: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

119 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

2) Pengamanan produksi melalui perlindungan tanaman dari

gangguan serangan OPT dan DPI merupakan bagian integral dari

sistem budidaya tanaman. Pengendalian OPT harus didasarkan

pada sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sesuai dengan

yang diamanatkan dalam UU No 12 tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman. Pelaksanaannya diupayakan melalui

pendekatan ekologi, ekonomi, dan sosial budaya setempat

sehingga sasaran penerapan sistem PHT dalam budidaya

tanaman pangan dapat tercapai yaitu menjaga produktivitas

pada taraf tinggi, OPT terkendali, dan lingkungan lestari.

3) Strategi operasional penerapan sistem PHT dalam rangka

pengamanan produksi tanaman pangan dilakukan melalui:

- Strategi Preemtif yaitu mengupayakan perencanaan

agroekosistem yang tahan/toleran terhadap OPT.

- Strategi Responsif yaitu melakukan pemantauan

agroekosistem secara periodik. Apabila terjadi spot serangan

(populasi/serangan OPT) di atas ambang pengendalian segera

dikendalikan (stop) agar luas serangan tidak bertambah.

4) Peran penting perlindungan tanaman dalam pengamanan

sasaran produksi tanaman pangan perlu didukung dengan

peningkatan kemampuan SDM petani dalam mengendalikan

OPT. Peningkatan kemampuan SDM petani tersebut diupayakan

melalui program SL-PHT. Program SL-PHT diharapkan dapat

meningkatkan kemandirian petani dalam usaha tani,

memasyarakatkan penerapan PHT dalam budidaya tanaman,

meningkatkan pengelolaan agroekosistem secara bijaksana dan

berkelanjutan, serta memberikan kontribusi yang nyata dalam

pengamanan produksi.

5) Dalam upaya memasyarakatkan dan melembagakan PHT telah

dirancang Road Map SL-PHT untuk mendukung pengamanan

produksi melalui pemberdayaan petani. Kegiatan SL-PHT diawali

dengan pelaksanaan SL-PHT Skala Kelompok yang dilanjutkan

Page 138: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

120

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

dengan SL-PHT Tindak Lanjut, dan SL-PHT Skala Luas/hamparan.

Melalui pembinaan dan pemberdayaan secara berkelanjutan

kepada para alumni SL-PHT tersebut, serta dukungan aparat,

tokoh masyarakat, dan komponen-komponen terkait lainnya,

diharapkan dapat terwujud Kecamatan PHT. Kecamatan PHT

merupakan wilayah/kawasan/daerah yang masyarakat petani-

nya telah menerapkan kaidah-kaidah PHT dalam budidaya

tanaman secara berkelanjutan dan mandiri.

6) Kegiatan persiapan (H-min) merupakan faktor penting dalam

menentukan keberhasilan pelaksanaan SL-PHT. Kegiatan

persiapan meliputi penentuan lokasi dan peserta, pemahaman

ekosistem setempat dengan penelusuran budidaya tanaman,

dan perencanaan pelaksanaan SL-PHT (kontrak belajar). Selain

itu, pengelolaan agroekosistem yang merupakan kegiatan utama

SL-PHT dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan petani

dalam memahami dan mensiasati keadaan agroekosistem

setempat sehingga optimal bagi pertumbuhan tanaman

sekaligus dapat menekan perkembangan OPT.

7) Kunci keberhasilan SLPHT juga tergantung pada terlaksananya

keseluruhan proses pembelajaran dengan baik, runtut dan

benar. Kualitas Rencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan bagian

penting yang harus diperkuat untuk menjamin keberlanjutan

penerapan dan pengembangan PHT. Oleh sebab itu, RTL agar

dilaksanakan di pertengahan pelaksanaan SL-PHT.

8) Ecological Engineering (rekayasa ekologi) merupakan teknologi

PHT, yang pada prinsipnya adalah adanya biodiversitas

(keragaman hayati) pada pertanaman. Biodiversitas ini dapat

menciptakan kondisi lingkungan pertanaman yang lebih stabil.

9) Kurikulum SL-PHT perlu ditinjau kembali untuk

mengakomodasi berbagai perkembangan teknologi ramah

lingkungan dengan tetap mengedepankan strategi PHT.

Page 139: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

121 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

10) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan SL-PHT, telah disusun

pedoman teknis Sistem Pengendalian Intern (SPI) SL-PHT. SPI

digunakan untuk mengontrol pelaksanaan kegiatan SL-PHT

sehingga dapat dilaksanakan sesuai pedoman yang telah

ditetapkan.

11) Pelaksanaan kegiatan Rintisan Kecamatan PHT agar tidak

semata mengacu pada Pedoman Teknis Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan. Hendaknya ada kreativitas

Pemandu Lapangan untuk mengupayakan kegiatan yang

mendukung pengamanan produksi serta kegiatan lain yang

mendorong terwujudnya pertanian berkelanjutan/organik.

Kegiatan Deklarasi Rintisan Kecamatan PHT diharapkan

menjadi momentum untuk bekerja secara nyata dalam

mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan oleh setiap pihak

yang terlibat diantaranya alumni SLPHT, POPT, PPL, KCD, tokoh

masyarakat, aparat setempat, dan stake holder terkait.

12) Sebagai dampak dari pelaksanaan SL-PHT yang telah diikuti,

para alumni SL-PHT mampu terus menerus mengembangkan

teknologi ramah lingkungan seperti agens hayati, pestisida

nabati, pupuk organik, mikro organisme lokal (MOL), plant

growth promoting rhizobacterium (PGPR) dan saprodi ramah

lingkungan lainnya. Untuk itu, pembinaan dan pendampingan

petugas perlu lebih ditingkatkan untuk menjamin kontinuitas

dan kualitas/keamanan produk-produk tersebut. Sistem yang

terintegrasi dalam kegiatan SL-PHT, PPAH, dan komponen-

komponen pengembangan PHT diperlukan untuk mendukung

keberhasilan pengamanan produksi dan pertanian

berkelanjutan.

13) Berdasarkan data evaluasi pelaksanaan SL-PHT Tahun

Anggaran 2012 dapat diuraikan sebagai berikut:

- Peserta SLPHT umumnya berusia lebih dari 40 tahun dengan

komposisi gender masih didominasi pria dibandingkan

Page 140: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

122

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

wanita. Tingkat pendidikan peserta sebagian besar pada

jenjang SD-SMP (usia 3%, 48%, 49%; gender Pria 76% Wanita

24%; tingkat pendidikan 37%, 32%, 29%, 2%).

- Rata-rata hasil Post Test menunjukkan terdapat

peningkatan kemampuan peserta yang lebih tinggi

dibandingkan saat hasil Pre Test (Pre test 44.9, Post test

75.1).

- Rata-rata intensitas serangan OPT Utama pada perlakuan

petak PHT lebih rendah dibandingkan petak petani (petak

PHT 5.8%, petak petani 10.3%).

- Pada petak PHT frekuensi aplikasi pestisida menurun

sebanyak 2-3 kali dibandingkan petak petani (petak PHT 1.1

X, petak petani 3.5 X).

- Rata-rata produktivitas pada petak PHT lebih tinggi

dibandingkan dengan petak petani (petak PHT 61.7 ku/ha,

petak petani 53.1 ku/ha).

- Nilai B/C ratio pada petak PHT lebih tinggi dibandingkan

petak petani. Hal ini berarti ada peningkatan keuntungan

dalam usaha tani (petak PHT 2.2 dan petak petani 1.7).

d. Forum Sekolah Lapangan Iklim (SL-Iklim)

Forum SL-Iklim merupakan sarana kerjasama dan tukar-menukar

informasi iklim serta teknologi budidaya antar anggota Forum SL-

Iklim. Pada tahun 2013 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

telah melaksanakan dua kali pertemuan forum SL-Iklim.

1) Forum SL-Iklim I

Forum SL-Iklim I tahun 2013 dilaksanakan pada tanggal 22-24

Mei 2013 di Yogyakarta, yang bertujuan untuk membahas

penyempurnaan materi dalam modul SL-Iklim. Forum SL-Iklim I

diikuti oleh 72 orang peserta yang berasal dari 29 provinsi.

Beberapa hal yang disampaikan, antara lain terdapat dua jenis

modul yang dibutuhkan oleh pemandu dan tenaga teknis antara

lain:

Page 141: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

123 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Modul Pengetahuan Dasar Iklim untuk Pemandu dan Tenaga

Teknis

Modul tersebut merupakan acuan bagi pemandu dan tenaga

teknis di Dinas Kabupaten/Kota untuk bisa memahami lebih

baik masalah perubahan iklim ekstrim dan strategi

penanganannya, khususnya pada sektor Tanaman Pangan,

yang berisi mengenai dinamika Iklim Indonesia, sistem

prakiraan musim/iklim, identifikasi permasalahan iklim

spesifik daerah dan strategi pengelolaanya, dan mekanisme

kelembagaan pemanfaatan informasi iklim untuk

pengelolaan resiko

- Modul Dasar SL-Iklim

Modul ini diharapkan dapat menjadi salah satu pedoman dan

acuan bagi pemandu dalam penyampaian informasi iklim dan

teknologi budidaya adaptasi dan mitigasi yang sesuai dengan

kondisi iklim setempat. Modul tersebut terdiri dari

pertemuan Pra SL-Iklim, pengetahuan dasar iklim, aplikasi

informasi iklim dan budidaya tanaman pangan yang bersifat

spesifik lokasi,

- Perlu adanya survei tingkat keberhasilan kegiatan SL-Iklim

untuk melihat keberhasilan pelaksanaan SL-Iklim di daerah

yang rawan bencana (banjir dan kekeringan).

- Perlu adanya rencana kegiatan SL-Iklim Tindak Lanjut, guna

menyebarkan informasi iklim dan teknologi lebih luas lagi di

masyarakat.

2) Pertemuan Forum SL-Iklim II

Pertemuan Forum SL-Iklim II merupakan lanjutan dari

pertemuan forum I yang dilaksanakan pada tanggal 16-18

September 2013 di Makassar. Forum SL-Iklim II bertujuan untuk

mengevaluasi pelaksanaan SL-Iklim dan menyempurnakan draf

Modul SL-Iklim agar lebih aplikatif sehingga dapat membantu

Page 142: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

124

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

para pemandu SL-Iklim dalam menyampaikan materi SL-Iklim

dengan lebih efektif di lapangan dan sesuai dengan kondisi iklim

setempat dan SL-Iklim Tindak Lanjut. Beberapa hal yang dapat

disampaikan dalam pertemuan Forum SL-Iklim II, antara lain:

- Evaluasi SL-Iklim dapat dilihat dari menurunnya tingkat

kegagalan panen akibat DPI dan meningkatnya produksi

karena meningkatnya kemampuan petani dalam

mengoptimalkan Sistem Usaha Tani (SUT) sesuai dengan

kondisi iklim.

- Modul Dasar SL-Iklim diharapkan dapat menjadi salah satu

pedoman dan bahan pertimbangan pemandu dalam

penyampaian informasi iklim dan teknologi budidaya

adaptasi dan mitigasi yang sesuai dengan kondisi iklim

setempat.

e. Evaluasi Pengamatan dan Pelaporan Dampak Perubahan Iklim

Pertemuan Evaluasi Pengamatan dan Pelaporan DPI dilaksanakan

pada tanggal 30 Oktober-1 November 2013 di Depok, Jawa Barat.

Kegiatan ini bertujuan untuk membahas pengamatan dan blanko

pelaporan hasil pengamatan keliling oleh POPT-PHP. Pertemuan ini

dihadiri oleh 24 orang pengamat dan pelaporan data DPI di

lapangan.

Beberapa hal yang disampaikan dalam pertemuan tersebut antara

lain:

1) Perhitungan kumulatif puso diambil dari luas tambah dan dari

keadaan hanya satu kali pada lokasi yang sama (terjadi karena

perubahan status).

2) Perhitungan kehilangan hasil akibat DPI perlu adanya kajian lebih

lanjut.

3) Apabila pada fase generative terendam, dilaporkan terkena

terlebih dahulu, diamati hingga keluar malai untuk dilaporkan

perubahan status (puso).

Page 143: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

125 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

4) Perlu dibedakan antara upaya dan antisipasi. Upaya adalah

mengatasi saat kejadian misalnya pompa air untuk tanaman

kekeringan. Antisipasi mengatasi sebelum kejadian misalnya

pembuatan embung/drainase.

5) Replanting hanya dilaporkan satu kali pada saat kejadian

pertama.

6) Definisi puso > 85% dari kerusakan tanaman akibat dampak

perubahan iklim (banjir/kekeringan).

7) Kumulatif dihitung hanya satu musim tanam.

8) Perlu dilakukan sosialisasi pengenalan istilah/batasan dan

blanko pengamatan DPI (banjir/kekeringan) yang terbaru.

f. Evaluasi Perlindungan Tanaman Pangan

Evaluasi Perlindungan Tanaman Pangan dilaksanakan pada tanggal

12-14 November 2013 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Pertemuan bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2013. Pertemuan dihadiri

oleh 77 orang peserta yang terdiri dari jajaran Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, dan Balai

Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) seluruh

Indonesia, dengan hasil antara lain sebagai berikut:

1) Berdasarkan ARAM II Tahun 2013, sasaran produksi padi sebesar

70,87 juta ton GKG, jagung 18,51 juta ton pipilan kering, dan

kedelai 807,57 ribu ton biji kering. Sasaran tersebut untuk

mendukung pencapaian surplus 10 juta ton beras pada Tahun

2014. Dalam upaya mencapai target tersebut, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan lima strategi, yaitu:

target provitas, perluasan areal tanam, pengamanan produksi

dari OPT/DPI, penurunan konsumsi beras, dan perbaikan

manajemen.

2) Perlindungan Tanaman Pangan bertugas mengamankan

produksi dari serangan OPT dan gangguan DPI dari banjir dan

Page 144: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

126

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

kekeringan maksimal 3% dari luas tanam. Serangan OPT yang

dominan pada tahun 2013 adalah WBC, tikus, penggerek batang,

blas, dan kresek. Sampai saat ini, banjir masih menjadi penyebab

puso tertinggi.

3) Musim Hujan 2013/2014 diprediksi normal, namun daerah-

daerah rawan banjir/kekeringan atau berpotensi banjir/

kekeringan tetap perlu meningkatkan kewaspadaannya. Sebagai

upaya antisipasi dan penanganan dampak bencana banjir dan

kekeringan, daerah agar meningkatkan koordinasi dengan

instansi terkait di wilayah masing-masing, seperti Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kanwil PU, Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dll.

4) Dalam rangka mendukung keberhasilan pengamanan produksi

ditetapkan Standard Operating Procedure (SOP) berbasis PHT

yang mencakup:

- Perencanaan penanganan OPT dan DPI sebelum tanam

dengan melakukan identifikasi jenis, sebaran lokasi, waktu

munculnya serangan, dan status OPT.

- Penyusunan taktik dan strategi pengendalian secara preemtif

maupun responsif melalui pengelolaan agroekosistem

sebagai dasar penyusunan rencana tindak lanjut (RTL)

pengendalian.

- Gerakan pengendalian dilakukan berdasarkan pengamatan,

penangkalan, dan pencegahan. Pengamatan dilakukan untuk

mengetahui secara dini terjadinya spot serangan. Spot

serangan ditandai dengan penancapan bendera merah untuk

segera dilakukan pengendalian. Gerakan pengendalian

dilakukan oleh kelompok tani atau Regu Pengendali Hama

yang anggotanya merupakan alumni SLPHT.

5) Jumlah POPT-PHP tidak memadai jika dibanding dengan jumlah

wilayah pengamatan yang ada. Dalam waktu lima tahun ke

depan, POPT-PHP akan sangat berkurang sehingga

Page 145: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

127 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

dikhawatirkan akan menghambat keberhasilan pengamanan

produksi. Diharapkan daerah dapat memberikan perhatian dan

mengupayakan perekrutan petugas tersebut. Penyediaan

formasi untuk pemenuhan kebutuhan POPT di daerah,

dimungkinkan dengan mengacu pada Pedoman Formasi Jabatan

Fungsional POPT Nomor: 80/Permentan/OT.140/12/2012, Dinas

Pertanian provinsi/kabupaten/kota diharapkan dapat

mengusulkan formasi tersebut kepada Gubernur/Bupati melalui

Sekretaris Daerah provinsi/kabupaten/kota, yang untuk

selanjutnya diajukan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi.

6) Perekrutan THL-TB POPT-PHP masih dimungkinkan untuk

menggantikan THL yang mengundurkan diri, meninggal dunia,

diterima menjadi CPNS, atau berdasarkan evaluasi menunjukkan

kinerja yang tidak baik, disesuaikan dengan pagu yang tersedia

di masing-masing provinsi. Perekrutan tersebut dilakukan oleh

daerah melalui seleksi penerimaan. Peningkatan kualitas dan

kuantitas THL TB POPT-PHP perlu diupayakan oleh Daerah untuk

mendukung pengamanan produksi secara optimal.

7) Berdasarkan laporan dari daerah, pengadaan light trap dari

sumber dana kontingensi (Pusat) yang dilaksanakan pada Tahun

2012 telah berjalan cukup baik dan dinilai memberikan manfaat

untuk mendukung pengamanan produksi. Untuk itu, monitoring,

evaluasi, dan pelaporan pemanfaatan light trap perlu

dilaksanakan secara rutin untuk mengetahui kondisi fisik alat,

perkembangan pemanfaatannya, dan kendala yang ditemukan

di lapangan.

8) SL-PHT, SL-Iklim, dan gerakan pengendalian OPT perlu

diperbanyak jumlah unitnya karena dinilai efektif dalam

pengamanan produksi. Beberapa unit SL-PHT, SLI, dan gerakan

pengendalian OPT di beberapa provinsi tidak dapat dilaksanakan

karena:

Page 146: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

128

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Kesulitan pendanaan terkait dengan kesatkeran yang berada

di Dinas Pertanian Provinsi;

- Kegagalan tanam pada komoditas jagung karena tingginya

curah hujan;

- Belum selesainya/turunnya proses usulan revisi akun

komponen RAB pada POK;

- Gerakan pengendalian OPT bersama TNI di Provinsi Sumatera

Barat tidak dilaksanakan karena dipandang belum perlu

melibatkan TNI.

9) Dalam pengembangan agens hayati, LPHP bertugas untuk

menyiapkan isolat dan menyediakan bahan-bahan untuk

perbanyakan. Komersialisasi agens hayati dimungkinkan oleh

lembaga yang berbadan hukum sesuai peraturan yang berlaku.

10) Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan penguatan sistem

perlindungan tanaman pangan daerah, secara umum kinerja

BPTPH menurun dikarenakan pencairan dana terhambat,

sehubungan dengan satker yang berada di Dinas Pertanian

Provinsi. Hal tersebut menyebabkan birokrasi menjadi lebih

panjang. Untuk itu perlu ditinjau kembali pemisahan Satker dari

Dinas provinsi dan dikembalikan ke BPTPH yang selama ini

kinerjanya dinilai baik.

11) Upaya-upaya khusus yang telah dilakukan oleh daerah untuk

mengoptimalkan kegiatan perlindungan tanaman pangan antara

lain:

- Pengelolaan sumber anggaran yang tepat dan saling

mendukung (APBN, APBD I dan APBD II) terutama BOP;

- Memanfaatkan peluang-peluang dari pihak lain di luar

perlindungan, antara lain Coorporate Sosial Responsibility

(CSR);

- Meningkatkan frekuensi dan mutu kerjasama dengan

instansi/lembaga lain yang erat hubungannya dengan kinerja

Page 147: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

129 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

perlindungan. (Perguruan Tinggi, Badan Ketahanan Pangan

dan Penyuluhan, BPBD, BPTP, Litbang/DRD, Bidang Sapras);

- Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota Provinsi dengan Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota;

- Evaluasi kinerja Balai/UPTD Proteksi terhadap petugas di

Provinsi dan penerapan Reward dan punishment untuk POPT-

PHP/THL-TB POPT-PHP di lapangan;

- Pemberdayaan SDM petugas perlindungan dan petani sampai

ke tingkat lapangan;

- Perekrutan THL-TB POPT-PHP dari sumber dana APBD I untuk

memenuhi kekurangan POPT-PHP.

12) Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan di daerah,

realisasi fisik dan keuangan kegiatan penguatan perlindungan

tanaman pangan sampai dengan bulan november tahun 2013

telah mencapai ± 70%.

13) Untuk memberikan kontribusi yang lebih nyata dalam program

pengamanan produksi, akan dilaksanakan SL-PHT skala luas.

Pada satu hamparan (minimal 25 ha), yang melibatkan dan

menggerakkan beberapa kelompok tani hamparan (3

kelompok tani, 2 kelompok tani diantaranya alumni SL-PHT).

Diharapkan terjadi proses farmer to farmer dari petani alumni

ke petani non alumni SL-PHT.

14) Hal-hal penting yang perlu dihimpun dalam penyusunan

success story antara lain kemandirian petani dalam

peningkatan produksi dan pemahaman petani mengenai PHT

secara menyeluruh.

15) Diharapkan pada Tahun 2014 seluruh LPHP mempunyai

kegiatan kaji terap teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi.

Hasil kaji terap tersebut dapat direkomendasikan kepada

petani setempat.

Page 148: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

130

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

16) Dalam rangka mengoptimalkan kinerja jajaran perlindungan

tanaman pangan, telah dilakukan penyempurnaan blanko

pengamatan OPT. Format blanko pengamatan yang telah

disempurnakan memunculkan kolom luas sembuh, sisa

serangan, umur tanaman, dan luas areal waspada. Blanko

pengamatan OPT tersebut disepakati untuk digunakan Bulan

Juli Tahun 2014.

g. Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan (MPTHI)

Kebijakan Pemerintah di bidang perlindungan tanaman

dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu (PHT)

yaitu sistem pengendalian yang tidak hanya memanfaatkan satu

cara pengendalian namun pengendalian yang lebih menekankan

kepada pengelolaan agroekosistem sejalan dengan Good

Agriculture Practices (GAP) dan sistem pertanian berkelanjutan.

Untuk terus membangun komitmen dalam meningkatkan

pelaksanaan dan pengembangan PHT diperlukan keterlibatan

secara aktif seluruh stakeholders di bidang perlindungan tanaman

(petani, petugas lapangan, Pemerintah Daerah dan Pusat, pihak

pengusaha/swasta, pakar, lembaga penelitian/perguruan tinggi,

dll) dan instansi terkait lainnya. Peran aktif seluruh

stakeholdersdapat disinergikan secara optimal melalui

wadah/forum yang sesuai. Wadah/forum komunikasi yang telah

aktif pada saat ini dan perlu terus diberdayakan adalah Masyarakat

Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia (MPTHI).

Pertemuan MPTHI diselenggarakan atas kerjasama beberapa unit

Eselon I Kementerian Pertanian (Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal

Perkebunan, dan Direktorat Jenderal Peternakan serta Badan

Karantina Pertanian) dan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan

Timur, serta stakeholders terkait lainnya (pengusaha, asosiasi

pengguna, peneliti, akademisi/perguruan tinggi, mahasiswa,

Page 149: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

131 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

himpunan profesi, kelembagaan masyarakat, kelembagaan

tani/petani, LSM/pemerhati bidang perlindungan, dll).

Melalui MPTHI diharapkan dapat dibangun koordinasi dan sinergi

secara berkesinambungan dalam kegiatan perlindungan tumbuhan

dan hewan untuk mewujudkan visi dan misi bersama menuju

sistem pertanian berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan yang

tangguh merupakan komponen penting dalam mendukung

pencapaian tujuan bersama yaitu ketahanan pangan nasional.

Tujuan pertemuan MPTHI yaitu: 1) menguatkan peran serta seluruh

stakeholders di bidang perlindungan tumbuhan dan hewan

Indonesia, 2) mengekspose berbagai teknologi dan sarana

perlindungan tanaman dan hewan, baik yang dikembangkan oleh

pemerintah, swasta, maupun petani, 3) Mensosialisasikan

perlindungan tanaman ramah lingkungan yang berkelanjutan dan

hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) kepada

masyarakat, serta mensosialisasikan peran MPTHI dalam

mewujudkan kemandirian pangan dan daya saing produk

pertanian. Pertemuan dilaksanakan tanggal 21-23 Agustus 2013 di

Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan hasil sebagai berikut:

1) Penyerahan penghargaan kepada POPT, POPT-PHP, THL POPT-

PHP, PPAH, RPH berprestasi Provinsi Kalimantan Timur oleh

Gubernur. Penghargaan Menteri Pertanian untuk Petugas POPT,

POPT-PHP, LPHP, Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati dan

Petani Pengembang PHT Teladan tingkat nasional tahun 2013,

diserahkan oleh Menteri Pertanian, Suswono.

2) Penghargaan POPT Teladan Tingkat Nasional Tahun 2013 diraih

oleh Ir. Paryoto, M.P., dari Provinsi D.I. Yogyakarta, sedangkan

POPT-PHP Teladan diraih oleh Sudirman, S.P., M.P., dari Provinsi

Sulawesi Selatan. Untuk kategori LPHP Teladan Tingkat Nasional

Tahun 2013 diraih oleh LPHP Maros, Provinsi Sulawesi Selatan,

LPHP Tulung Agung, Provinsi Jawa Timur, dan LPHP Banyumas,

Provinsi Jawa Tengah.

Page 150: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

132

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

3) Penghargaan Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati (PAH)

Teladan Tingkat Nasional Tahun 2013 diraih oleh 1) Kelompok

Tani PAH STP Margo Rukun, Ds. Kemukus, Tanjungharjo,

Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi D.I.

Yogyakarta; 2) Kelompok Tani PAH Sumber Makmur II, Dsn.

Barek, Ds. Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten

Malang, Provinsi Jawa Timur; 3) Kelompok Tani PAH Lurah

Sepakat, Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam,

Provinsi Sumatera Barat.

4) Penghargaan Petani Pengembang PHT Teladan diraih oleh 1)

Munawan, dari Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta, 2) M.

Dasa Hambali, dari Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, 3)

Suyanto, dari Kabupaten Muaro, Provinsi Jambi.

5) Selain penghargaan dari Menteri Pertanian, juga diserahkan

penghargaan dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk 17

orang POPT dan 28 orang POPT-PHP Berprestasi Tahun 2013 dari

28 Provinsi. Selain itu, juga diserahkan Penghargaan dari

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan untuk Kelompok Tani

PAH Berprestasi Tahun 2013. Seluruh penerima penghargaan

merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh panitia seleksi

Kementerian Pertanian.

6) Pertemuan MPTHI dibuka oleh Menteri Pertanian dan dalam

sambutannya, Menteri Pertanian menyampaikan bahwa sektor

pertanian menghadapi beberapa permasalahan, diantaranya

adalah perubahan iklim global dan banyaknya produk-produk

impor yang masuk ke Indonesia akibat dari liberalisasi

perdagangan.

7) Perubahan iklim global secara langsung maupun tidak langsung

dapat memberikan dampak bagi ketahanan pangan nasional.

Perubahan iklim dikhawatirkan akan berdampak terhadap

keberlanjutan produksi pertanian terutama produksi beras

nasional. Oleh karena itu, diperlukan upaya mengurangi dampak

Page 151: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

133 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

negatif perubahan iklim terhadap sumberdaya dan sistem

produksi pertanian serta terhadap sosial ekonomi petani. Untuk

menyiapkan antisipasinya, perlu diciptakan dan disiapkan

berbagai teknologi adaptif baik untuk adaptasi maupun mitigasi,

seperti varietas unggul, teknologi pengelolaan lahan dan air,

pemupukan serta paket-paket teknologi adaptasi dan mitigasi

perubahan iklim, dan sebagainya.

8) Penurunan dan penghapusan tarif secara signifikan yang dilakukan

oleh pemerintah terhadap barang-barang impor mengakibatkan

semakin banyaknya produk impor masuk ke Indonesia. Kondisi

tersebut cukup mengkhawatirkan karena akan berdampak pada

eksistensi produk lokal. Oleh karena itu, peningkatan daya saing

produk lokal sangat diperlukan, sebab apabila tidak mampu

bersaing maka semakin lama produk lokal akan tersisihkan di pasar

dalam negeri.

9) MPTHI diharapkan mampu membangun dan menggerakkan

seluruh kekuatan dan kemampuannya untuk menyelesaikan dan

menjawab tantangan tersebut.

10) Prof. Dr. Emil Salim sebagai keynote speaker menyampaikan

beberapa hal yang harus diperjuangkan oleh MPTHI, yaitu:

1).membendung masuknya pestisida impor ke Indonesia;

2).membendung alih fungsi lahan sawah; 3)perbaikan irigasi

tersier; dan 4) perbaikan infrastruktur jalan desa.

11) Pertanian tidak hanya menjadi tanggungjawab Kementerian

Pertanian, tetapi menjadi tanggungjawab banyak pihak.

Kementerian Pertanian dan Kementerian PU harus bekerjasama

menyelesaikan masalah irigasi dan infrastruktur jalan desa.

Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus

bekerjasama menyelesaikan masalah pemasaran. Begitu juga

peran Pemerintah Daerah harus dioptimalkan untuk mencegah

alih fungsi lahan. Di era desentralisasi seperti sekarang ini,

kewenangan Pemerintah Pusat sudah beralih ke Pemerintah

Daerah.

Page 152: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

134

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

12) Pelatihan praktis perlindungan tanaman dan hewan yang

dilaksanakan selama pertemuan nasional MPTHI ke-11 sebagai

berikut:

- Deteksi Cepat Patogen Terbawa Benih Kedelai, dengan

fasilitator dari Balai Besar Pengembangan dan Pengujian

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Ditjen Tanaman

Pangan.

- Seleksi Benih Sehat, dengan fasilitator dari Balai Besar

Peramalan OPT, Ditjen Tanaman Pangan.

- Rapid tes Influenza A, dengan fasilitator dari Direktorat

Kesehatan Masyarakat dan Veteriner.

- Pengenalan Reproduksi Ternak, dengan fasilitator dari

Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan

Kesehatan Hewan.

- Tips Daging yang Higienis, dengan fasilitator dari Ditjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan.

- Pembuatan dan Pemanfaatan Kompos Plus, dengan fasilitator

dari Balai Besar Peramalan OPT, Ditjen Tanaman Pangan.

- Teknik Perbanyakan Jamur Trichoderma sp. secara

sederhana, dengan fasilitator dari Balai Proteksi Perkebunan

Pontianak.

- Uji formulasi pestisida secara sederhana, dengan fasilitator

dari HMPN.

- Perawatan dan kalibrasi alat semprot/sprayer, dengan

fasilitator dari Croplife.

13) Pertemuan Nasional MPTHI XI dimeriahkan juga dengan

pameran teknologi perlindungan tumbuhan dan hewan.

Pameran diikuti oleh 45 instansi pemerintah, UKM, dan swasta.

Masing-masing instansi menampilkan teknologi perlindungan

yang sedang dikembangkan di daerahnya khususnya dalam

mendukung gerakan SPOT-STOP.

Page 153: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

135 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

h. Evaluasi Pelaksanaan Teknologi Pengendalian OPT Spesifik Lokasi

Pengendalian hama terpadu dilaksanakan memanfaatkan beberapa

teknologi yang kompatibel dan sinergis sehingga secara efektif

dapat menekan serangan OPT dan sekaligus ramah bagi lingkungan.

Pengendalian OPT yang ramah lingkungan merupakan teknik

pengendalian yang mendukung pertanian berkelanjutan. Namun

demikian pengendalian OPT ramah lingkungan masih terbatas dan

belum optimal penggunaannya.

Pengendalian OPT agar berhasil dengan baik harus bersifat spesifik

lokasi dengan memperhatikan kondisi setempat. Dalam rangka

meninjau dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian OPT

spesifik lokasi maka dilaksanakan pertemuan evaluasi pelaksanaan

teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi.

Tujuan pertemuan ini yaitu untuk mengevaluasi pelaksanaan

teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi sehingga wawasan

petugas perlindungan tanaman sehingga lebih terampil dalam

memberikan rekomendasi tentang teknologi pengendalian OPT

spesifik lokasi dengan memperhatikan kondisi setempat.

Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 1-4 Oktober 2013 di

Malang, Jawa Timur. Peserta Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan

Teknologi Pengendalian OPT Spesifik Lokasi adalah Kepala LPHP

seluruh Indonesia, staf UPTD-BPTPH Provinsi Jawa Timur, POPT-

PHP Kab/Kota Malang, Pondok pesantren Kabupaten Probolinggo

yang berminat di bidang pertanian dan staf Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan. Hasil pertemuan sebagai berikut:

1) Dalam rangka pengaman produksi tanaman pangan, kebijakan

yang diterapkan dalam pengendalian OPT harus mengacu pada

UU Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

dan PP No.6 tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman bahwa

pengendalian OPT di lapangan hendaknya dilakukan dengan

sistem PHT. Penggunaan pestisida dalam sistem PHT masih

diperlukan, merupakan cara terakhir apabila cara lainnya tidak

Page 154: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

136

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

dapat mengendalikan OPT. Penggunaan pestisida harus

dilakukan secara bijaksana yaitu berdasarkan pengamatan

apabila tingkat populasi/serangan OPT telah melampaui ambang

batas pengendalian, diaplikasi pada areal terbatas (spot

treatment atau seed treatment) dan penggunaannya secara 6

(enam) tepat (jenis, konsentrasi, dosis, lokasi, waktu dan cara

aplikasi).

2) Penggunaan pestisida bantuan didasarkan kepada hasil

pengamatan populasi/serangan OPT dan rekomendasi POPT-

PHP di lapangan. Stok pestisida yg dicadangkan oleh Pemerintah

saat ini mencapai 5-10 % dari kebutuhan total pengamanan

produksi seluas 13,6 juta hektar tanaman padi.

3) LPHP sebagai sentra perlindungan tanaman di wilayah kerjanya

diperlukan kreativitas dalam pengembangan teknologi

pengendalian sesuai dengan keadaan lapangan. Rekayasa

teknologi pengendalian OPT sangat dibutuhkan untuk

menghasilkan teknologi tepat guna dalam mendukung tupoksi

laboratorium sebagai jembatan antara para peneliti dengan para

pengguna/petani. Dalam pelaksanaan kegiatan LPHP perlu

adanya standar operasional dan kembali digiatkan kegiatan-

kegiatannya.

4) Strategi penerapan dan pemasyarakatan pengendalian OPT

spesifik lokasi antara lain:

- Prinsip dasar dari teknologi pengendalian hayati/lokal spesifik

harus dimengerti oleh petani sebagai pengelola dan penentu

keputusan pada lahan usaha taninya.

- Petani secara individual dan atau dalam kelompok harus

dapat bekerjasama mengelola ekosistem hamparan melalui

lahan usaha taninya masing-masing dalam kesatuan konsep,

prinsip dan teknologi (PHT).

Page 155: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

137 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Keikutsertaan para pemimpin masyarakat formal dan non

formal dalam penerapan dan pengembangan teknologi

spesifik lokasi sangat menentukan.

- Tugas dan peranan pemerintah bersifat sebagai motivator,

fasilitator dan narasumber bagi petani dalam melaksanakan

teknologi pengendalian hayati/lokal spesifik di lahannya

sendiri.

- Pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi

petani untuk menjadi pengelola dan penentu keputusan di

lahannya sendiri. Kemandirian petani perlu didorong dan

diberi peluang.

5) Kelebihan dari pestisida biologi dibandingkan dengan pestisida

yang lain adalah tidak mempunyai potensi bahaya baik terhadap

manusia maupun terhadap lingkungan, dan efektif terhadap

organisme sasaran. Oleh karena itu produk pengendalian yang

berasal dari organisme hidup (pestisida biologi) dapat

dipatenkan.

6) Ekspose teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi disampaikan

oleh masing-masing wakil LPHP dari provinsi. Evaluasi

pelaksanaan teknologi pengendalian spesifik lokasi adalah

sebagai berikut:

- Sumatera Utara

Teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi yang

dikembangkan oleh LPHP Kerasaan Simalungun dan telah

diterapkan di tingkat petani adalah Tribac (Coryne bacterium

10 liter dan Trichoderma 1 kg), Insektida Nabati (daun

mimba/mindi 600 gr,air bersih 2 liter, dan lengkuas 300 gr),

dan ZPT (air kelapa 1 liter, kecap 250 ml, dan air tebu 50 ml).

- Sumatera Barat

LPHP di Prov. Sumbar mencoba mengkaji penggunaan agens

hayati Beauveria dan Metarhizium untuk mengendalikan

Page 156: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

138

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

hama perusak polong pada tanaman kacang tanah, namun

dari hasil kajian yang dilakukan, pemberian agens hayati

Beauveria dan Metarhizium tidak berpengaruh terhadap

intensitas serangan hama perusak polong pada tanaman

kacang tanah. Sehingga untuk selanjutnya akan diuji lagi

teknik kombinasi pengendalian dengan teknik budidaya

tanaman (melakukan pembumbunan).

- Sulawesi Tengah

Teknologi pengendalian hayati sangat diperlukan di LPHP dan

PPAH baik untuk persiapan bahan pengendalian maupun

untuk sosialisasi penggunaan dan pemanfaatannya.

Secara umum penerapan pemanfaatan bahan pengendalian

agens hayati Corynebacterium mampu menekan

perkembangan penyakit kresek pada tanaman padi dan

Beauveria bassiana mampu menekan perkembangan walang

sangit, wereng batang coklat dan HPP.

Pestisida nabati ektrak mimba, ektrak daun mindi dan laos

mampu menekan perkembangan intensitas serangan hama

secara umum pada tanaman padi.

Penerapan agens hayati dan pestisida nabati merupakan

sarana sosialisasi pemanfaatan bahan pengendalian di tingkat

lapang yang sangat efektif dan perlu dilakukan secara

berkelanjutan.

- Kalimantan Timur

Kajian-kajian teknologi pengendalian OPT tanaman pangan

yang telah dilaksanakan oleh Provinsi Kalimantan Timur

antara lain:

Hubungan dosis N dan K terhadap intensitas serangan HPP,

Penggerek Batang dan Bercak coklat;

Pengaruh pengurangan bunga jantan dan ekstrak biji sirsak

terhadap serangan penggerek tongkol jagung;

Page 157: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

139 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Pengaruh pemasangan karbit dan pemberian ekstrak

jeringau (Acorus calamus) terhadap serangan walang

sangit;

Pengendalian hama penggerek batang dan penggerek

tongkol jagung dengan menggunakan Beauveria bassiana

dan pestisida nabati;

Pengaruh varietas, perlakuan pada bibit dan

Corynebacterium terhadap serangan penyakit HDB dan

Blas pada tanaman padi.

- Daerah Istimewa Yogyakarta

Pengendalian hama tikus pada daerah endemis tikus di

Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman dengan:

Kultur teknis (pola tanam padi - padi - padi, tanam

serempak);

Fisik/mekanik (Gropyokan, Pengasapan, Karbit);

Kimiawi (Petrocum, Racumin, Sidarat, Klerat);

Musuh alami (Pelepasan ular, Kucing, Burung hantu (Tyto

alba).

Pemanfaatan musuh alami burung hantu dalam pengendalian

hama tikus di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman cukup

berhasil dengan menurunnya jumlah populasi hama tikus.

- Jawa Barat

Pengendalian spesifik lokasi yang diterapkan di wilayah LPHP

Kabupaten Subang adalah:

Pengendalian hama penggerek batang padi pada

persemaian dengan kelambu;

Pengendalian hama penggerek batang padi dengan

parasit Trichogramma sp;

Alat peramalan penggerek batang padi;

Alat pengusir burung ”bleson”;

Page 158: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

140

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Pengendalian hama tikus dengan pasukan anjing;

Pengendalian penggerek batang padi kuning dengan

feromon sex.

- Jawa Tengah

Teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi yang

dikembangkan LPHP Banyumas antara lain:

Pestisida nabati daun dan biji mimba, tanaman

Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan)Zingiberaceae;

Cendawan entomopatogen: Beauveria bassiana,

Mettarizium anisopliae, Spodoptera litura nuclear

polyhedrosis virus (SlNPV) untuk mengendalikan ulat

grayak dan hama lain pada Kedelai;

Pemanfaatan nematoda dari genus Steinernema dan

Heterohabditis, merupakan agens hayati yang efektif dan

efisien untuk mengendalikan ulat grayak, (lundi)

Holotrichia spp. dan (boleng) Cylas formicarius;

Teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi yang

dikembangkan LPHP Pati adalah pengendalian penyakit

bulai jagung (Peronosclerospora maydis) dengan

Corynebacterium sp;

Teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi yang

dikembangkan LPHP Pemalang dan Temanggung adalah

pemanfaatan Corynebacterium sp. untuk mengendalikan

penyakit BLB/kresek;

Teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi yang

dikembangkan LPHP Semarang adalah pemanfaatan agens

hayati Metarizium anisopliae dalam pengendalian walang

sangit (Leptocorisa oratorious) pada tanaman padi;

Teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi yang

dikembangkan LPHP Sukoharjo adalah pengendalian hama

tikus dengan menggunakan sate kapok (uap bensin).

Page 159: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

141 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Jawa Timur

Teknologi spesifik lokasi yang diterapkan di wilayah LPHP

Tulungagung adalah pemanfaatan agens hayati bakteri merah

untuk mengendalikan hama WBC. Berdasarkan kajian di

LPHP, aplikasi bakteri merah sebanyak 2 kali dapat

menurunkan serangan WBC yang lebih nyata dibandingkan

aplikasi pestisida sebanyak 5 kali.

- Kalimantan Tengah

Alat Berburu Tikus (Trereng);

Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP)

telah melakukan teknologi pengendalian OPT yang ramah

lingkungan dan lokal spesifik seperti penggunaan agens

hayati, penggunaan pestisida nabati, penggunaan pupuk

organik/pembenah tanah, pengembangan Pos

Pelayananan Agens Hayati dan penciptaan varietas-

varietas yang tahan terhadap serangan OPT. Namun

demikian mengeksplorasi agens hayati sebagai sumber

isolat agens hayati spesifik lokasi belum optimal dilakukan

karena keterbatasan sumberdaya manusia (SDM) dan

peralatan yang belum memadai;

SDM pada LPHP baik jumlah maupun kemampuanya perlu

ditingkatkan melalui penambahan SDM (OPT ahli) dan

pelatihan-pelatihan teknis tentang eksplorasi agens hayati

lokal spesifik;

Untuk meningkatkan pengentahuan peserta di bidang

kacang-kacangan dan ubi-ubian serta pertanian organik,

peserta melakukan kunjungan lapangan gelar teknologi

pengendalian OPT dengan biopestisida ke Balai Penelitian

Kacang-kacangan dan Umbi-umbian serta pertanian

organik ke Kelompok tani Sumber Makmur, Desa Sumber

Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang;

Page 160: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

142

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Pemanfaatan agens hayati di Balai Penelitian Kacang-

kacangan dan Umbi-umbian yaitu virus VirGra untuk

mengendalikan ulat pada tanaman kedelai, jamur L. lecanii

(Biolec) untuk pengendalian penyakit daun kedelai yang

bersifat obligant (karat daun, downy mildew, powdcry

mildew), Trichoderma (Trichol) untuk mengendalikan

jamur tular tanah/benih pada tanaman kacang hijau,

tumbuhan wedusan (Ageratum conyzoides) untuk

mengendalikan penyakit karat, Bakteri antagonis

Pseudomonas fluorescens untuk mengendalikan penyakit

tular tanah pada kacang hijau, Ekstrak Mimba untuk

mengendalikan ulat grayak pada tanaman kedelai, dan

ekstrak Lengkuas (Lacer) untuk penyakit bercak pada

kacang hijau;

Kunjungan ke lokasi pertanian organik Kelompok tani

Sumber Makmur, Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan

Lawang, Kabupaten Malang. Pertanian organik telah

dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber Makmur selama 10-

15 MT dengan memanfaatkan pupuk kandang dan kompos

untuk pembenah tanah serta agens hayati maupun musuh

alami untuk pengendalian OPT. Produk yang telah

dihasilkan meliputi beras putih , beras merah dan beras

hitam organik sebagai bahan baku sereal, dengan

kebutuhan konsumen setiap bulannya mencapai 50 ton.

Pengembangan pertanian organik di Kelompok Tani

Sumber Makmur, Kecamatan Lawang secara nyata

meningkatkan pendapatan petani, usaha tani organik

tersebut telah diikuti oleh kelompok tani disekitarnya.

i. Studi Resurjensi Bahan Aktif Abamektin Terhadap Wereng Batang

Coklat

Pestisida merupakan alternatif terakhir dalam sistem PHT jika

tingkat serangannya sudah melebihi ambang ekonomi atau

populasinya telah mencapai ambang pengendalian. Saat ini,

Page 161: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

143 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

pestisida yang beredar di pasaran sangat banyak bahkan satu jenis

bahan aktif bisa lebih dari 3 merek dagang. Oleh karena itu,

penggunaan pestisida sebaiknya memperhatikan 6 tepat, yaitu:

tepat jenis, tepat sasaran, tepat waktu, tepat dosis, tepat

cara/tepat aplikasi dan tepat mutu.

Berdasarkan informasi dari International Rice Research Institute

(IRRI), pestisida berbahan aktif abamektin dan sipermetrin telah

dilarang untuk tanaman padi di negara Thailand karena

menyebabkan puso akibat serangan hama wereng batang coklat

(WBC). IRRI menyatakan bahwa Thailand telah melarang abamektin

dan sipermetrin pada tanaman padi karena menyebabkan

resurjensi WBC.

Resurjensi hama adalah peristiwa peningkatan populasi hama secara

mencolok segera setelah diadakan tindakan pengendalian dengan

pestisida tertentu. Resurjensi populasi WBC secara langsung dan tidak

langsung dipengaruhi oleh insektisida. Pengaruh langsung insektisida

dapat berupa penurunan mortalitas, peningkatan laju reproduksi

wereng, peningkatan laju makan, pengurangan stadium nimfa, dan

perpanjangan masa oviposisi dan lama stadium imago.

Penyemprotan dengan insektisida yang mempunyai sifat mendorong

resurjensi dapat memacu WBC untuk meningkatkan daya reproduksi,

daya makan, dan daya bertahan hidup sehingga mengakibatkan

peningkatan populasi yang lebih cepat daripada peningkatan populasi

sebelum penyemprotan. Penyemprotan dengan abamektin

mendorong peningkatan laju reproduksi WBC.

Informasi mengenai bahan aktif abamektin dan pengaruhnya

terhadap serangga hama dan serangga non hama masih sangat

terbatas dan sedikit bahkan kemungkinan di Indonesia belum ada,

oleh karena itu diperlukan kajian mengenai pengaruh penggunaan

bahan aktif abamektin terhadap serangga hama sasaran yaitu WBC

dan serangga non hama, baik kajian di laboratorium maupun di

lapangan.

Page 162: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

144

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Kegiatan studi resurjensi bahan aktif abamektin terhadap WBC

dilaksanakan di dua lokasi dan bekerjasama dengan Perguruan

Tinggi setempat, yaitu:

- Jawa Tengah

Pengujian lapangan dilaksanakan di Desa Juwiran Kecamatan

Juwiring, Kabupaten Klaten, sedangkan pengujian laboratorium

dilaksanakan di Toksikologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Gadjah Mada (UGM).

- Jawa Timur

Pengujian lapangan dilaksanakan di Kecamatan Laren,

Kabupaten Lamongan, sedangkan pengujian laboratorium

dilaksanakan di laboratorium hama, Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Malang (Unbraw).

Hasil pengujian di dua lokasi tersebut diseminarkan di Hotel LPP

Convention Yogyakarta tanggal 14 Desember 2014. Berdasarkan

hasil pengujian menunjukkan bahwa bahan aktif abamektin belum

bisa disimpulkan dapat menimbulkan resurgensi terhadap WBC

tetapi perlu diwaspadai adanya kecenderungan terjadi resurgensi

sehingga diperlukan prinsip kehati-hatian. Diperlukan adanya

penelitian lebih lanjut karena banyak faktor yang mendorong

terjadinya resurjensi (populasi pada waktu aplikasi, metode

pengujian, atau faktor lainnya).

E. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Sasaran strategis Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan adalah

mengamankan potensi kehilangan (susut) hasil pada saat panen, dengan

memberikan bantuan sarana pascapanen tanaman pangan dan database

sarana pascapanen tanaman pangan.

1. Bantuan Sarana Pascapanen Padi, Jagung, Kedelai, Ubi Kayu dan Ubi

Jalar

Pada tahun 2013, untuk mendukung kegiatan penanganan

pascapanen tanaman pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 163: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

145 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

mengalokasikan dana dekonsentrasi di provinsi dan tugas

pembantuan di kabupaten/kota untuk komoditi padi, jagung, kedelai,

ubikayu dan ubijalar.

Bantuan sarana pascapanen dialokasikan pada 31 provinsi di 251

kabupaten/kota. Pelaksanaan bantuan sarana pascapanen tanaman

pangan dialokasikan pada daerah sentra produksi padi, jagung, kedelai

dan daerah pengembangan ubikayu dan ubi jalar, yang terdiri atas

paket bantuan regular dan paket model/percontohan. Jumlah bantuan

sarana pascapanen padi paket reguler sebanyak 463 paket, paket

model/percontohan 19 paket; jagung paket reguler 84 paket, paket

model/percontohan 8 paket; kedelai paket reguler 51 paket, paket

model/percontohan 5 paket; ubi kayu paket reguler 26 paket, paket

model/percontohan 1 paket; dan ubijalar 25 paket.

Realisasi pelaksanaan bantuan sarana pascapanen mencapai 653

poktan/gapoktan (95,75%), dengan rincian sebagai berikut:

a. Bantuan sarana pascapanen padi paket reguler terealisasi sebanyak

441 poktan/gapoktan (95,25% dari rencana), sedangkan paket

model/percontohan 19 Gapoktan (100%).

b. Bantuan sarana pascapanen jagung paket reguler terealisasi 79

poktan/gapoktan (94,05% dari rencana), sedangkan paket

model/percontohan 8 Gapoktan (100%).

c. Bantuan sarana pascapanen kedelai paket reguler terealisasi

sebanyak 49 poktan/gapoktan (96,08% dari rencana), sedangkan

untuk paketmodel/percontohan5 Gapoktan (100%).

d. Bantuan sarana pascapanen ubi kayu paket reguler terealisasi

sebanyak 26 poktan/gapoktan (100%), sedangkan paket

model/percontohan 1 Gapoktan (100%).

e. Bantuan sarana pascapanen ubi jalar paket reguler terealisasi

sebanyak 25 poktan/gapoktan (100%).

Page 164: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

146

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 38. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2013

Realisasi bantuan sarana pascapanen tidak mencapai 100% karena

beberapa daerah yang batal/gagal lelang, antara lain sebagai berikut:

a. Provinsi Kalimantan Selatan

1) Kabupaten Tabalong mengalami gagal lelang tiga paket sarana

pascapanen padi dan satu paket sarana pascapanen kedelai,

disebabkan penyedia yang memasukkan penawaran terdapat

kerusakan file pada CVKartika Mandiri sehingga dinyatakan gagal

oleh ULP. Setelah Pokja ULP melakukan evaluasi ulang berupa

konsultasi dengan PPK dan KPA Dinas Tanaman Pangan,

Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tabalong untuk

melakukan pelelangan kedua disimpulkan pelelangan ulang

tidak dapat dilakukan karena waktu sudah tidak mencukupi.

2) Kabupaten Tanah Lautmengalami gagal lelang dua paket sarana

pascapanen padi dandua paket sarana pascapanen jagung,

disebabkan HPS tidak memasukkan komponen keuntungan/

biaya overheat sehingga pada lelang pertama dan kedua tidak

ada penyedia barang yang berminat memasukkan dokumen

penawaran, sehingga pelelangan dinyatakan gagal.

3) Kabupaten Banjar mengalami gagal lelang tiga paket sarana

pascapanen padi.

Rencana Rencana Rencana

(Paket) (Paket) (%) (Paket) (Paket) (%) (Paket) (Paket) (%)

1 Padi 463 441 95,25 19 19 100,00 482 460 95,44

2 Jagung 84 79 94,05 8 8 100,00 92 87 94,57

3 Kedelai 51 49 96,08 5 5 100,00 56 54 96,43

4 Ubi Kayu 26 26 100,00 1 1 100,00 27 27 100,00

5 Ubi Jalar 25 25 100,00 - - - 25 25 100,00

649 620 95,53 33 33 100,00 682 653 95,75 Jumlah

Bantuan Sarana Pascapanen

Realisasi

Jumlah

Realisasi

Reguler Model

RealisasiNo. Komoditas

Page 165: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

147 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

b. Provinsi Aceh

Kabupaten Aceh Barat Daya mengalami gagal lelang dua paket

sarana pascapanen padi.

c. Provinsi Sumatera Selatan

Kabupaten Banyuasin mengalami gagal lelang tiga paket sarana

pascapanen padi karena pengelola kegiatan dan kelompoktani

tidak dapat melengkapi persyaratan sebagaimana yang tercantum

dalam pedoman teknis penanganan pascapanen tanaman pangan

tahun 2013.

d. Provinsi Gorontalo

Kabupaten Boalemo mengalami gagal lelang tiga paket sarana

pascapanen jagung karena tidak adanya pihak ketiga yang mampu

memenuhi persyaratan harga barang yang ditetapkan (HPS).

e. Provinsi Sumatera Barat

Kabupaten Lima Puluh Kota mengalami gagal lelang dua paket

sarana pascapanen padi.

f. Provinsi Jawa Timur

Kabupaten Gresik mengalami gagal lelang dua paket sarana

pascapanen padi, Kabupaten Bojonegoro empat paket sarana

pascapanen padi, sarana pascapanen jagung dan satu paket sarana

pascapanen kedelai.

g. Provinsi Sumatera Utara

Kabupaten Toba Samosir mengalami gagal lelang satu paket bansos

padi.

2. Database Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

Pembangunan pertanian selain ditujukan pada penanganan budidaya,

juga pada aspek hilir, yaitu pada kegiatan penanganan pascapanen.

Dengan penanganan pascapanen yang tepat, baik secara teknologi

maupun lokasi (appropriate technology) diharapkan dapat

memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan petani

tanaman pangan.

Page 166: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

148

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Kondisi penanganan pascapanen tanaman pangan yang terjadi saat ini

antara lain sarana dan teknologi pascapanen masih terbatas,

pengetahuan dan keterampilan petani dalam penanganan pascapanen

serta kesadaran dan kepedulian masih rendah dan sampai saat ini

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan belum memiliki basis data

dan informasi tingkat kehilangan hasil dan database pascapanen.

Pelaksanaan penanganan pascapanen ini dapat terlaksana dengan

baik jika ada pendataan database sarana pascapanen yang berisikan

data dan informasi mengenai teknologi dan sarana pascapanen

tanaman pangan, pemanfaatan teknologi dan sarana di lapangan,

permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penanganan

pascapanen tanaman pangan. Kegiatan pemutakhiran database

sarana pascapanen tanaman pangan ini dimaksudkan untuk

memberikan informasi penyebaran sarana pascapanen yang terkait

pada proses panen hingga pascapanen, ketersediaan dan kebutuhan

sarana pascapanen tanaman pangan setiap kabupaten di Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap dimulai

dengan melakukan perjalanan dalam rangka pemutakhiran database

ke daerah sampai tingkat lapang, kegiatan ini telah dilaksanakandi

enam belas Provinsi di Indonesia antara lain: Provinsi Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa

Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,

Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara. Output yang dihasilkan dari

kegiatan ini adalah Buku Database Sarana Pascapanen Tanaman

Pangan.

Beberapa hal yang menjadi permasalahan pada penyusunan database

pascapanen tanaman pangan sebagai berikut:

a. Ketersediaan sarana pascapanen tanaman pangan tidak sesuai

dengan potensi dan keunggulan daerah masing-masing. Hal ini

dapat terjadi karena alokasi bantuan sosial sarana pascapanen tidak

sesuai dengan kelompoktani penerima.

Page 167: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

149 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

b. Diharapkan persyaratan administrasi yang dimiliki poktan/

gapoktan harus lebih jelas, misalnya: kelompoktani yang menerima

bantuan sosial sarana pascapanen harus memiliki SK Bupati.

c. Untuk dapat mengintegrasikan berbagai jenias bantuan sosial yang

diterima oleh kelompoktani diharapkan ke depan pendataan

kelompoktani dapat dimonitoring oleh Dinas Pertanian

Provinsi/Kabupaten/Kota dengan lebih rapi dan jelas.

d. Pendataan kelompoktani dapat dilakukan dengan membuat titik

koordinat penerima bantuan social sarana pascapanen tanaman

pangan.

e. Kegiatan bantuan sosial yang diberikan ke kelompoktani/gapoktan

harus berkelanjutan dan mempunyai target capaian yang jelas.

Disamping kegiatan tersebut, pertemuan yang dilaksanakan dalam

mendukung pelaksanaan bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

antara lain:

1. Koordinasi dan Workshop Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Koordinasi dan Workshop Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2013 dilaksanakan di Pontianak Provinsi Kalimantan Barat,

diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Pada saat proses pengadaan barang perlu diperhatikan prinsip-

prinsip dasar akuntabel, efisien, efektif, transparan, terbuka,

bersaing, dan adil/tidak diskiminatif dan sesuai dengan ketentuan

pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012

tanggal 1 Juni 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada

Kementerian Negara/Lembaga, maka bantuan sosial sarana

pascapanen tanaman pangan pada tahun 2013 berupa transfer

barang yang ketentuan pengadaannya sesuai dengan Peraturan

Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah juncto Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Page 168: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

150

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

b. Pengadaan sarana pascapanen dengan nilai diatas Rp. 200 juta

maka untuk paket bantuan sarana pascapanen reguler per

komoditas, apabila dalam satu volume kegiatan terdapat lebih dari

satu kelompok penerima bansos, maka pengadaan sarana

pascapanen tersebut digabung dalam satu paket pengadaan. Untuk

paket bantuan sarana pascapanen model yang didalamnya

terdapat bangunan untuk penempatan/operasional sarana

tersebut maka bangunan tersebut dapat berupa bangunan baru

atau rehabilitasi bangunan yang telah ada dan disesuaikan dengan

kondisi lapangan serta dapat berfungsi sebagai “rumah” untuk

penempatan model sarana pascapanen.

c. Pengadaan bantuan sarana pascapanen paket regular maksimal

satu paket tiap komoditas dapat dilaksanakan melalui pengadaan

langsung, atau dapat dilaksanakan melalui pelelangan umum

dengan menggabungkan beberapa paket komoditas.

d. Khusus pengadaan paket model, penyedia barang dapat melakukan

kerjasama dengan kontraktor bangunan yang dituangkan dalam

bentuk kerjasama operasional.

e. Setiap provinsi maupun kabupaten diharapkan agar dalam

pengembangan sistem pengelolaan pascapanen dapat melakukan

pemetaan kondisi pascapanen dalam rangka penerapan konsep

penanganan pascapanen yang baik dan benar, sehingga akan

diperoleh sasaran program penanganan pascapanen yang tepat.

f. Analisa kebutuhan sarana pascapanen dibutuhkan dalam

merancang operasional sistem pengelolaan pascapanen guna

meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta keberlanjutan dalam

penggunaan sarana pascapanen tanaman pangan. Sebagai tindak

lanjut, di masing-masing daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota)

agar melakukan analisa kebutuhan dan ketersediaan sarana

pascapanen sehingga data tersebut dapat digunakan untuk

menentukan kebijakan operasional dalam memberikan bantuan

sarana sesuai kebutuhan daerah tersebut.

Page 169: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

151 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

g. Penyediaan sarana pertanian sangat tergantung dari kebutuhan

yang timbul sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dalam sistem

pengelolaan pascapanen dan arah perkembangan teknologi

pertanian di sektor produksi tanaman pangan. Pada tingkat

operasional kebutuhan sarana peralatan dan mesin lebih didasari

pertimbangan ekonomi oleh karenanya operasionalisasi peralatan

mesin pertanian khususnya sarana pascapanen perlu dilakukan

analisa dan evaluasi finansial.

h. Kondisi saat ini menunjukkan kurangnya tenaga penyuluh yang

terampil dibidang penanganan pascapanen dibanding dengan

tenaga penyuluh yang membina di bidang pra panen, sehingga

petani kurang memperoleh informasi yang benar dari penyuluh.

Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas SDM penyuluh dibidang

teknologi pascapanen tanamanan pangan.

i. Selama ini penyediaan bantuan alsin kepada petani belum diikuti

dengan pembinaan dan pendampingan yang optimal dan

pengelolaan secara profesional serta kurangnya pemberdayaan

kelembagaan petani. Hal ini menyebabkan bantuan alsin yang

diberikan kepada petani belum bermanfaat secara optimal

j. Pola penyerapan Tahun Anggaran 2013 yang dialokasikan di Pusat

maupun Daerah diharapkan agar dapat berubah dari tahun

sebelumnya, sehingga penyerapan anggaran tidak menumpuk pada

akhir tahun (Bulan Desember). Sehingga percepatan pencapaian

serapan anggaran yang ditargetkan pada Triwulan I sebessar 25%;

Triwulan II 25%; Triwulan III 25% dan Triwulan IV 25% dari total

pagu anggaran tahun 2013 yang dialokasikan melalui Dekon

maupun Tugas Pembantuan dapat tercapai.

k. Realisasi kegiatan APBN sektoral tahun 2013 Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan dan SP2D agar dilaporkan perkembangannya

setiap bulan.

l. Dalam rangka menetapkan kebijakan pascapanen yang tepat perlu

dukungan data base yang lengkap dan akurat. Untuk itu bagi

Page 170: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

152

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

provinsi yang belum melengkapi data yang ada, maka segera

disampaikan kepada Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

2. Focus Group Discussion(FGD) Pascapanen

a. Focus Group Discussion (FGD) I, dengan topik “Konsepsi

Manajemen Kawasan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan”

dan telah dirumuskan beberapa hal pokok sebagai berikut:

1) Dalam Membangun Sistem Manajemen Pascapanen diperlukan

komitmen bersama baik dalam halpengorganisasian, penyiapan

SDM (petani danpetugas) dan dukungan fasilitasi sarana.

2) Inovasi harus dilakukan dalam penanganan kawasan yang

tahapannya dilakukan melalui model pengembangan kawasan

terintegrasi hulu hilir yang disertai dengan rencana strategi dan

program aksi dalam rancangan program melalui target tahunan

yang jelas secara kuantitatif.

3) Perlu dirumuskan atau dibangun pola keterkaitan antara

stakeholders, pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha

serta petani/community.

4) Pengawalan program aksi pada kawasan menjadi target strategis

untuk mendrive/menggerakkan program aksi di tingkat lapang

dan masyarakat.

5) Pengembangan penanganan pascapanen tanaman pangan harus

berorientasi manajemen berkelanjutan dengan ekstensifikasi

terbatas penurunan susut pasca panen melalui strategi industri

pedesaan dan strategi penguat dengan melaksanakan program

aksi.

6) Sistem usaha yang diarahkan untuk menghasilkan produk akhir

yang bernilai tambah tinggi harus didukung dengan teknologi,

sumberdaya manusia berketrampilan relatif tinggi dan modal

finansial serta sosial-budaya setempat yang memadai.

7) Pengembangan UPJA perlu diintegrasikan dengan penguatan:

prasarana dan infrastruktur pedesaan; ketersediaan energi

Page 171: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

153 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

pedesaan; pelayanan kelembagaan modal finansial pedesaan;

manajemen usaha industri berbasiskan sumberdaya pedesaan

setempat; organisasi ekonomi pedesaan dengan badan hukum

berbasiskan undang-undang; dan profesionalisme tenagakerja di

pedesaan, terutama golongan muda.

8) Untuk pengembangan kelembagaan alsin pascapanen perlu

diintegrasikan dengan penguatan sarana dan prasarana

pedesaan, ketersediaan sumber daya pedesaan, lembaga

keuangan di pedesaan, organisasi berbadan hukum dan

profesionalisme tenaga kerja.

9) Perlunya dilakukan identifikasi dan pemetaan pada wilayah-

wilayah yang akan diterapkan sebagai suatu kawasan

penanganan pascapanen sampai pada tingkat kelompoktani.

Rencana rintisan kawasan awal yang akan disusun antara lain di

Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,Jawa Barat,

Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Diharapkan pada pelaksanaan

FGD Tahap III, pola pengembangan rintisan kawasan manajemen

penanganan pascapanen tanaman pangan sudah dapat

tersusun.

b. Focus Group Discussion (FGD) II sebagai kelanjutan dari FGD I,

dengan tema “Pengembangan Manajemen Pascapanen Di Sentra

Produksi Tanaman Pangan”, dengan hasil sebagai berikut:

1) Pembangunan tanaman pangan pada saat ini masih berorientasi

pada peningkatan produksi dan provitas dengan fokus pada

perluasan areal tanam. Permasalahan yang dihadapi antara lain

setiap tahun terjadi perkembangan yang cepat terhadap alih

fungsi lahan dan kejenuhan lahan pertanian, sehingga turut

memberikan pengaruh yang besar terhadap pencapaian

peningkatan produksi. Oleh sebab itu perlu dimulai dengan

langkah-langkah pengamanan produksi tanaman pangan melalui

penanganan pascapanen tanaman pangan.

Page 172: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

154

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

2) Untuk mendukung kegiatan penanganan pascapanen tanaman

pangan tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada

tahun 2013 telah mengalokasikan dana Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan dalam bentuk dana pembinaan, bimbingan teknis

dan fasilitasi sarana pascapanen tanaman pangan.

Pengalokasian bantuan dana dan fasilitasi sarana pascapanen

telah dilakukan sejak tahun 2011-2013, sehingga diharapkan

dimasa mendatang melalui kegiatan-kegiatan ini akan dapat

dibentuk suatu konsep kawasan yang terintegrasi dari sektor

hulu, penanganan pascapanen dan sektor hilir.

3) Manajemen pascapanen merupakan pengelolaan kawasan

secara terpadu yang menghubungkan antara perencanaan

produksi (hulu) dan kebutuhan pasar (hilir). Maksud dan tujuan

pengembangan kawasan pascapanen tanaman pangan adalah

memadukan serangkaian program dan kegiatan pertanian

menjadi suatu kesatuan yang utuh baik dalam perspektif sistem

maupun kewilayahan, sehingga dapat mendorong peningkatan

daya saing komoditas, wilayah serta pada gilirannya

kesejahteraan petani sebagai pelaku usaha tani.

4) Aspek-aspek yang terdapat pada kawasan manajemen

pascapanen harus turut berperan aktif dalam memperbaiki

keadaan sosial budaya petani di tingkat lapangan. Salah satunya

melalui identifikasi wilayah berdasarkan kemampuan adopsi

teknologi dalam kaitannya dengan kemampuan petani dan

jumlah tenaga kerja.

5) Berdasarkan kebutuhan, aspirasi dan permasalahan yang

dihadapi pelaku usaha atau pemangku kepentingan yaitu petani

dalam melaksanakan pembangungan pertanian di kawasan,

maka secara garis besar strategi pengembangan kawasan

pertanian mencakup: (a) tersedianya data dan informasi yang

akurat; (b) percepatan adopsi teknologi pengembangan industri

hilir; (c) penguatan sarana dan infrastruktur pascapanen; (d)

Page 173: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

155 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

manajemen rantai pasokan (supply chain management); (e)

penguatan kelembagaan; dan (f) menjalin kemitraan.

6) Pemantapan penyusunan kawasan manajemen pascapanen

tanaman pangan direncanakan akan disusun pada FGD Tahap III

pada tahun 2014. Setelah tersusun konsepsi kawasan, akan

dilakukan identifikasi dan pemetaan pada wilayah-wilayah yang

akan diterapkan sebagai suatu kawasan penanganan

pascapanen sampai ditingkat kelompok tani, sebagai model

percontohan pada tahun 2014.

7) Pasca FGD ini Tim Teknis Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan akan menjabarkan konsep penanganan pascapanen

dalam dokumen Rencana Aksi dengan periode waktu tertentu

dan Hasil penyusunan konsep manajemen kawasan penanganan

pascapanen tanaman pangan pada Focus Group Discussion

Tahap II ini diharapkan sebagai bahan konsep awal kawasan, dan

selanjutnya akan disampaikan pada Forum Komisi Mekanisasi

(FKM). Forum ini diharapkan dapat memfasilitasi dukungan

regulasi yang mengintegrasikan kemitraan dan dukungan

berbagai lembaga/instansi, stakeholder dan pemangku

kepentingan dalam mendukung pembentukan suatu kawasan

manajemen pascapanen yang terintegrasi dalam rangka

mendukung pengembangan kawasan.

F. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

1. Sumber Daya Manusia

a. Jumlah Pegawai

Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sampai

Desember 2013 sebanyak 792 orang terdiri dari Pegawai Negeri

Sipil (PNS) unit kerja eselon II dipusat sebanyak 494 orang, 3 UPT

sebanyak 180 orang dan PNS yang ditugaskan/diperbantukan di

daerah/instansi lain sebanyak 118 orang. Sampai dengan tahun

2013 PNS yang ditugaskan di daerah tersebar di 14 provinsi dengan

jumlah 115 orang, sedangkan yang diperbantukan di instansi lain 3

orang.

Page 174: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

156

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 39. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Orang)

Tabel 40. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan (Orang)

Tabel 41. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin (Orang)

S3 S2 S1/D4 SM/D3 SLTA SLTP SD

1 Sekretariat Direktorat Jenderal TP - 22 69 8 62 6 8 175

2 Direktorat Perbenihan TP 1 15 27 3 16 1 1 64

3 Direktorat Budidaya Serealia - 12 31 4 16 3 2 68

4 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 1 12 26 5 12 1 2 59

5 Direktorat Perlindungan TP - 9 38 2 17 1 - 67

6 Direktorat Pascapanen TP - 11 31 5 16 - 1 64

7 BBPPMBTPH Cimanggis - 7 29 1 19 - - 56

8 BBPOPT Jatisari - 2 35 7 44 - 2 90

9 BPMPT - 2 23 3 6 - - 34

10 Pegawai yang ditugaskan di daerah - 1 37 3 66 5 3 115

2 93 346 41 274 17 19 792

No. Unit KerjaTingkat Pendidikan

Jumlah

Jumlah

I II III IV

 1 Sekretariat Direktorat Jenderal TP 5 43 115 12 175

 2 Direktorat Perbenihan TP 2 8 42 12 64

 3 Direktorat Budidaya Serealia 2 15 41 10 68

 4 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 3 11 38 7 59

 5 Direktorat Perlindungan TP - 12 49 6 67

 6 Direktorat Pascapanen TP - 17 40 7 64

 7 BBPPMBTPH Cimanggis - 11 40 5 56

 8 BBPOPT Jatisari 1 32 54 3 90

 9 BPMPT - 6 26 2 34

10 Pegawai yang ditugaskan di daerah 8 69 37 1 115

21 224 482 65 792

Unit KerjaGolongan

Jumlah

No. Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Sekretariat Direktorat Jenderal TP 114 61 175

2 Direktorat Perbenihan TP 35 29 64

3 Direktorat Budidaya Serealia 46 22 68

4 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 27 32 59

5 Direktorat Perlindungan TP 31 36 67

6 Direktorat Pascapanen TP 32 32 64

7 BBPPMBTPH Cimanggis 22 34 56

8 BBPOPT Jatisari 65 25 90

9 BPMPT 9 25 34

10 Pegawai yang ditugaskan di daerah 76 39 115

SUB TOTAL 457 335 792

No. Unit KerjaJenis Kelamin

Jumlah

Page 175: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

157 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

b. Pengangkatan CPNS dan PNS Masuk ke Ditjen Tanaman Pangan

Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

memperoleh tambahan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

sebanyak 3 orang dan semua CPNS tersebut ditugaskan di daerah.

CPNS tersebut merupakan tenaga honorer yang kececer dan masuk

dalam K-1, selain itu masih ada beberapa orang honorer yang

masuk K-2 sebanyak 6 orang. Pada tahun 2013 ini mereka

mengikuti test CPNS K-2 yang diselenggarakan oleh Badan

Kepegawaian Negara dan sampai sekarang belum diumumkan

kelulusannya. Selain penambahan pegawai dari CPNS tenaga

honorer K-1 juga ada pegawai yang mutasi masuk ke Ditjen

Tanaman Pangan sebanyak 2 orang, salah satu nya masuk sebagai

pejabat struktural Eselon II.

c. Mutasi dan Pensiun

Mutasi pegawai intern Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada

tahun 2013 sebanyak 6 orang, sedangkan yang pindah ke Eselon I

lain lingkup Kementerian Pertanian 5 orang. Terkait pelimpahan

pegawai yang ditugaskan di daerah, Direktur Jenderal Tanaman

Pangan telah menyurati Gubernur Provinsi se-Indonesia melalui

surat Nomor: 301/KP.330/C/05/2013 tanggal 6 Mei 2013 perihal

Pindah Tugas PNS Pusat menjadi PNS Daerah,namun terdapat 13

provinsi yang belum bersedia menerima pelimpahan pegawai dari

Ditjen Tanaman Pangan yang di tugaskan didaerah dengan alasan

belum tersedianya formasi dan anggaran. Pegawai Ditjen Tanaman

Pangan yang ditugaskan didaerah yang telah dilimpahkan sebanyak

45 orang, sehingga masih tersisa 115 orang.

Pada tahun 2013 jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan yang memasuki masa purna bakti sebanyak 26 Orang terdiri

dari 23 orang memasuki batas usia pensiun, dua orang meninggal

dunia, selain itu terdapat dua orang yang keluar sebagai PNS.

Page 176: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

158

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

2. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

Hasil penilaian PMPRB tahun 2013 diharapkan dapat meningkat jika

dibandingkan dengan tahun 2012. Beberapa kegiatan yang telah

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan hasil penilaian PMPRB

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, antara lain sebagai berikut:

a. Rapat Panel III PMPRB lingkup Kementerian Pertanian yang

diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal Kementan, dengan hasil

bahwa nilai akhir PMPRB Kementerian Pertanian dan perbandingan

hasil verifikasi lapangan Kementerian PAN pada 9 Program Mikro

RB Kementrian Pertanian dan mengajukan kenaikan tunjangan

kinerja nantinya diharapkan nilai PMPRB sudah berada pada level

4, yaitu nilai rata-rata minimal 80.Hasil survei internal yang sudah

dilakukan nilainya tidak jauh berbeda dari nilai komponen

pengungkit dalam PMPRB, ini berarti penilaian komponen

pengungkit dapat dikatakan benar adanya/sesuai dengan

kenyataan; dan pembobotan dan unsur penilaian PMPRB.

Selanjutnya hasil penilaian PMPRB yang telah dilakukan oleh

Kementerian Pertanian secara resmi telah disampaikan kepada

Kementerian PAN (Panel III) dan akan dijadikan sebagai bahan

penilaian untuk Tim Komisi Penilaian Reformasi Birokrasi Nasional

(KPRBN).

b. Mengumpulkan kelengkapan bukti dukung setiap kegiatan yang

ada di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan seperti

undangan rapat atau jadwal kegiatan, daftar hadir peserta dan

narasumber (jika ada), serta notulen rapat atau laporan kegiatan,

sebagai kelengkapan bukti dukung/evidence dalam pengisian

PMPRB online Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

c. Mengedarkan kuesioner survei eksternal yang bertujuan melihat

hasil dan dampak pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit kerja

teknis/pemberi layanan yang ada pada Ditjen Tanaman Pangan.

Obyekpengukuransurvei eksternal terhadap stakeholder pada

DirektoratJenderalTanaman Pangan adalahmutu pelayanan pada

Page 177: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

159 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Responden adalah pengguna Jasa Unit Pelayananan Teknis Balai

Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT),

Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan

dan Hortikultura (BBPPMBTPH), dan Balai Pengujian Mutu Produk

Tanaman baik itu berupa perorangan maupun perusahaan, dengan

jumlah 87 responden.

d. Rapat persiapan PMPRB lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2013 yang memperoleh daftar bukti dukung yang

harus disiapkan masing-masing unit kerja sebagai pendukung

dalam PMPRB, disamping itu melakukan evaluasi kertas kerja

PMPRB tahun 2012.

e. Evaluasi catatan harian/log book pegawai yang telah disusun

selama tahun 2013 sebagai dasar pertimbangan pemberian

tunjangan kinerja (terkait dengan besaran dan penundaan).

3. Penghargaan Kelompok Tani, Mantri Tani, Petugas dan Unit Pelaksana

Teknis Daerah Balai Benih Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013

Dasar pemberian penghargaan kelompok tani dan mantri tani tahun

2013 adalah Keputusan Menteri Pertanian Nomor

4908/Kpts/KP.450/11/2013 tanggal 21 November 2013 tentang

Penetapan Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara

Tingkat Nasional Tahun 2013 dan Keputusan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan Nomor 56/HK.310/C/11/2013 tanggal 18 November

2013 tentang Penghargaan Kepada Petani/Kelompk Tani, petugas dan

Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Benih Berprestasi Tingkat Nasional

Tahun 2013.

Pada tahun 2013 ini ada dua jenis penghargaan yaitu Penghargaan

Adhikarya Pangan Nusantara (APN) dan Penghargaan Direktur

Jenderal Tanaman Pangan.Panitia Penghargaan APN penangung jawab

utama dalah Badan Ketahanan Pangan dan Ditjen Tanaman Pangan

mengirimkan usulan pemenang kelompok tani juara I untuk menerima

penghargaan APN. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil

Page 178: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

160

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Presiden Republik Indonesia berupa thropy bagi penerima

penghargaan pada hari Jumat tanggal 29 November 2013 di Istana

Wakil Presiden.

Selanjutnya dilaksanakan temu wicara dengan Menteri Pertanian di

Hotel Grand Sahid Jakarta Pusat serta pada kesempatan tersebut

Menteri Pertanian menyerahkan piagam pada pemenang

penghargaan APN. Secara keseluruhan penerima penghargaan

Adhikarya Pangan Nusantara tahun 2013 berjumlah 90 orang terbagi

dalam 5 kategori, yang terdiri dari: Pelopor Ketahanan

Pangan,Pemangku Ketahanan Pangan, Pelaku Pembangunan

Ketahanan Pangan (kegiatan produksi pangan, pemberdayaan

masyarakat, pengembangan industri pangan olahan atau perakitan

teknologi pangan), Pelayanan Ketahanan Pangan (penyuluh,

penelitian/pengembangan, pengawasan/pengendalian) dan Pembina

Ketahanan Pangan bagi Gubernur, Bupati/Walikota dan Kepala

Desa/Lurah 25 penghargaan.

Disamping itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan juga memberikan

penghargaan kepada Petugas Pengawas Benih Tanaman Lapangan,

Petugas Analis Benih Laboratorium, Penangkar Benih, dan UPTD Balai

Benih sebanyak 32 penghargaan.

4. Realisasi Anggaran

Tahun 2013, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN

Sektoral sebanyak Rp.2,887 triliun dialokasikan pada delapan kegiatan

utama yaitu: 1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp.1,223

triliun; 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

dengan anggaran Rp.813,129 miliar; 3) Pengelolaan Sistem

Penyediaan Benih Tanaman Pangan Rp.201,158miliar; 4) Penguatan

Perlindungan Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI Rp.232,164 miliar;

5) Penanganan Pascapanen Tanaman Rp.161,112 miliar; 6) Dukungan

Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen TP Rp.236,596 miliar; 7)

Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp.8,306miliar; dan 8)

Pengembangan Peramalan Serangan OPT Rp.12,200 miliar.

Page 179: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

161 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 42. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2013 Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Kegiatan Utama

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

satker pusat dan daerah mencapai Rp.2,337 triliun atau 80,95% dari

pagu anggaran Rp.2,887 triliun. Realisasi anggaran berdasarkan

kegiatan utama yaitu: 1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

Rp.1,111 triliun (90,91%); 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka

Kacang dan Umbi mencapai Rp.511,416 miliar (62,89%); 3)

Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Rp.181,021

miliar (89,99%); 4) Penguatan Perlindungan Tanaman dari Gangguan

OPT dan DPI Rp.193,106 miliar (83,18%); 5) Penanganan Pascapanen

Tanaman Rp.148,399 miliar (92,11%); 6) Dukungan Manajemen dan

Teknis Lainnya pada Ditjen TP Rp.172,409 miliar (72,77%); 7)

Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp.7,673 miliar (92,39%); dan 8)

Pengembangan Peramalan Serangan OPT Rp.11,816 miliar (96,85%).

Tabel 43. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2013 Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Kelompok Satker Pusat dan Daerah

Pagu DIPA

(Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1.222.564.895 1.111.473.864 90,91

2Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka

Kacang dan Umbi813.128.914 511.415.717 62,89

3Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih

Tanaman Pangan201.158.424 181.020.742 89,99

4Penguatan Perlindungan Tanaman

Pangan dari Gangguan OPT dan DPI232.163.927 193.106.490 83,18

5 Penanganan Pasca Panen Tanaman 161.111.746 148.398.794 92,11

6 Dukungan Manajemen dan Teknis 236.596.137 172.409.141 72,87

7 Pengembangan Pengujian Mutu Benih 8.305.596 7.673.192 92,39

8Pengembangan Peramalan Serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan12.200.000 11.815.893 96,85

2.887.229.639 2.337.313.833 80,95

No. Kegiatan Realisasi

Jumlah

No. Satker Pagu DIPA (Rp 000) Realisasi (Rp 000) %

1 Kantor Pusat 2.056.665.743 1.713.163.422 83,30

2 UPT Pusat 16.228.948 15.976.369 98,44

3 Dekonsentrasi/Provinsi 1.455.850.801 1.397.671.931 96,00

4 Tugas Pembantuan/Kab/Kota 993.855.612 934.177.885 94,00

Jumlah 4.522.601.104 4.060.989.608 89,79

Page 180: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

162

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Realisasi anggaran menurut kelompok satker yaitu Satker Kantor Pusat

mencapai Rp.209,815miliar (38,35% dari pagu Rp.547,152 miliar); UPT

Pusat Rp.19,489 miliar (95,04% dari pagu Rp.20,506 miliar); dana

dekonsentrasi (Dinas Pertanian, BPSBTPH dan BPTPH) Rp.343,398

miliar (90,74% dari pagu Rp.378,428 miliar) dan dana tugas

pembantuan/kabupaten/kota Rp.1,765 triliun (90,91% dari pagu

sebesar Rp.1,941 triliun).

Tabel 44. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2013 Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Jenis Belanja

Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai

mencapai Rp.40,811miliar (66,55% dari pagu Rp.61,327 miliar);

belanja barang Rp.570,390 miliar (85,46% dari pagu Rp.667,409

miliar); belanja modal Rp.39,941 miliar (58,51% dari pagu Rp.68,259

miliar) dan bantuan sosial Rp.1,686 triliun (80,67% dari pagu Rp.2,090

triliun).

Jika dilihat realisasi anggaran perprovinsi, masih terdapat empat

provinsi yang realisasi anggarannya dibawah 75%, yaitu Provinsi Riau,

Kepulauan Riau, Bangka Belitung dan DKI Jakarta, termasuk juga Satker

Pusat yang mencapai 40,39%.

Pagu DIPA

(Rp. 000) (Rp. 000) (%)

1 Pegawai 61.327.306 40.811.031 66,55

2 Barang 667.408.870 570.390.426 85,46

3 Modal 68.258.875 39.941.107 58,51

4 Bansos 2.090.234.588 1.686.171.269 80,67

2.887.229.639 2.337.313.833 80,95

No. Jenis BelanjaRealisasi

Jumlah

Page 181: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

163 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Tabel 45. Rincian Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2013 Ditjen Tanaman Pangan Per Provinsi

Keterangan: *) Pusat meliputi Ditjen TP dan UPT Pusat (BBPPMBTPH Cimanggis dan BBPOPT Jatisari

Pagu DIPA Realisasi

(Rp.000) (Rp.000)

1 Aceh 137.938.771 129.857.341 94,14

2 Sumatera Utara 74.074.625 60.984.878 82,33

3 Sumatera Barat 50.564.042 40.647.469 80,39

4 Riau 44.684.589 26.581.856 59,49

5 Kepulauan Riau 1.287.911 805.002 62,50

6 Jambi 56.908.739 49.375.018 86,76

7 Sumatera Selatan 103.287.617 87.418.141 84,64

8 Bangka Belitung 7.862.859 5.206.930 66,22

9 Bengkulu 38.225.244 35.458.771 92,76

10 Lampung 67.064.144 64.929.277 96,82

11 DKI Jakarta 2.143.546 1.344.457 62,72

12 Jawa Barat 139.581.533 133.599.424 95,71

13 Banten 58.480.216 52.597.475 89,94

14 Jawa Tengah 138.566.084 126.568.682 91,34

15 DI. Yogyakarta 46.590.930 38.656.539 82,97

16 Jawa Timur 240.025.451 216.111.141 90,04

17 Bali 24.234.682 21.791.940 89,92

18 NTB 146.170.684 142.620.072 97,57

19 NTT 117.404.910 105.508.060 89,87

20 Kalimantan Barat 104.892.713 103.117.511 98,31

21 Kalimantan Tengah 52.022.820 47.280.199 90,88

22 Kalimantan Selatan 81.114.065 75.607.377 93,21

23 Kalimantan Timur 29.360.069 22.273.155 75,86

24 Sulawesi Utara 48.062.675 46.825.543 97,43

25 Gorontalo 25.070.927 22.961.654 91,59

26 Sulawesi Tengah 46.747.250 41.913.334 89,66

27 Sulawesi Selatan 237.505.074 222.590.407 93,72

28 Sulawesi Barat 44.198.722 37.447.593 84,73

29 Sulawesi Tenggara 35.291.462 33.387.624 94,61

30 Maluku 27.812.863 25.051.195 90,07

31 Maluku Utara 25.917.567 24.974.933 96,36

32 Papua 44.705.050 42.837.992 95,82

33 Papua Barat 21.774.200 21.678.520 99,56

Jumlah Daerah 2.319.572.034 2.108.009.507 90,88

34 Pusat*) 567.657.605 229.304.325 40,39

Total (Daerah + Pusat) 2.887.229.639 2.337.313.832 80,95

No. Provinsi %

Page 182: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

164

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Rendahnya serapan anggaran terutama pada Satker Pusat Ditjen

Tanaman Pangan disebabkan terdapat beberapa kegiatan tidak

terlaksana yaitu: (1) Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai senilai

Rp.236,5 miliar karena gagal lelang tiga kali; (2) Bantuan

penanggulangan bencana alam Rp.22,3 miliar karena harus ada

pernyataan kejadian bencana dari instansi/lembaga

berwenang/BNPB; (3) Mobil brigade proteksi dan mobil laboratorium

hama penyakit tanaman Rp.23 miliar karena gagal pelaksanaan

melalui e-Catalogue; (4) sisa gaji/tunjangan Rp.15,34 miliar karena

tidak ada rekruitmen pegawai baru, serta sisa efisiensi pengadaan

barang/jasa dan kegiatan lainnya.

Pada tahun 2013, Ditjen Tanaman Pangan juga terdapat anggaran

subsidi (BA.999) yang dialokasikan untuk kegiatan subsidi benih

sejumlah Rp.1,454 triliun dengan kontrak Rp.1,314 triliun.

Pelaksanaan kegiatan dalam bentuk PSO oleh PT Sang Hyang Seri

(Persero) dan PT Pertani (Persero).

Tabel 46. Realisasi Anggaran APBN Subsidi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013

Realisasi anggaran subsidi benih sejumlah Rp.398,700 miliar atau

27,42% dari pagu, dengar rincian PT SHS (Persero) Rp.202,423 miliar

atau 23,20% dan PT Pertani (Persero) Rp.196,277 miliar atau 33,74%

dari pagu masing-masing.

5. Barang Milik Negara (BMN)

Nilai BMN pada Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan per 31

Desember 2013 adalah sebesar Rp.519.767.442.073, yang dibedakan

berdasarkan klasifikasi pos-pos perkiraan neraca yaitu: persediaan,

Pagu Anggaran Kontrak

(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)

1 PT SHS (Persero) 872.490.000 788.489.100 202.423.824 23,20

2 PT Pertani (Persero) 581.660.000 525.659.400 196.276.973 33,74

1.454.150.000 1.314.148.500 398.700.797 27,42

No. UraianRealisasi

Jumlah

Page 183: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

165 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan

jaringan, aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan, dan aset

lainnya.

Tabel 47. Nilai BMN Dalam Pos Perkiraan Neraca

6. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan penerapan unsur-unsur

SPI dalam pelaksanaan program, kegiatan dan penyelenggaraan

pemerintahan dalam pembangunan tanaman pangan, maka telah

dilaksanakan antara lain:

a. Sosialisasi SPI

Sosialisasi SPI lingkup Ditjen Tanaman Pangan yang dilaksanakan

bagi pejabat dan staf Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

mengidentifikasi permasalahan terhadap pemahaman SPI yaitu:

Rp % Rp % Rp %

I Aset Lancar

1 Persediaan 168.776.558.419 100 0 168.776.558.419 100

Sub jumlah 168.776.558.419 100 0 168.776.558.419 100

II Aset Tetap

1 Tanah 182.286.598.500 0 182.286.598.500

2 Peralatan dan Mes in 162.574.011.252 10.629.225 100 162.584.640.477

3 Gedung dan Bangunan 5.252.290.029 0 5.252.290.029

4 Ja lan Irigas i dan Jaringan 341.021.498 0 341.021.498

5 Aset Tetap Dalam renovas i 0 0 0

6 Aset Tetap La innya 68.223.675 0 68.223.675

Sub Jumlah 350.522.144.954 100 0 350.532.774.179 100

III Aset Lainnya

1 Kemitraan dengan pihak ketiga 0 0 0

2 Aset Tak Berwujud 468.738.700 100 0 468.738.700 100

3Aset yg dihentikan Penggunaanya

operasional Pemerintah0 0 0

Sub Jumlah 468.738.700 100 0 468.738.700 100

Total 519.767.442.073 10.629.225 519.778.071.298

No Uraian NeracaIntrakomtable Ekstrakomtable Gabungan

Page 184: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

166

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Dianggap bahwa SPI hanya tanggungjawab Satlak PI 9 (belum

menjadi tanggungjawab masing-masing unsur);

- Ruang lingkup SPI dipahami di tingkat unit kerja, yang

seharusnya dapat kepada unsur terkecil sekalipun;

- SPI tidak dimulai dengan diagnosa oleh masing-masing unsur

pada bidang tugasnya;

- Personil, hanya memahami secara parsial, misalnya diberi

kewajiban untuk memasukan penilaian resiko namun tidak

paham bagaimana proses selanjutnya;

- SPI terjebak ke dalam pemenuhan kelengkapan dokumen, dan

belum sepenuhnya kepada penerapannya.

Upaya pemecahan permasalah di atas dapat dilakukan:

- Perlunya sosialisasi yang lebih intens kepada seluruh tingkatan

pegawai lingkup Ditjen Tanaman Pangan mengenai SPI;

- Penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instanasi Pemerintah,

mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai

dengan pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib,

terkendali, serta efektif dan efisien. Untuk mewujudkannya

dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi kayakinan

memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan. Sistem inilah

yang dikenal sebagai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP);

- Pengembangan dan penerapan SPI perlu dilakukan secara

komprehensif dan harus memperhatikan aspek biaya dan

manfaat (cost dan benefit), rasa keadilan dan kepatuhan,

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

b. Workshop Penyempurnaan Pedoman Pelaksanaan SPI Lingkup

Ditjen Tanaman Pangan

Sebagai bahan pegangan dalam mengimplementasikan SPI ke

dalam kegiatan pembangunan tanaman pangan, bagi para

Page 185: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

167 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

pelaksana dan penanggungjawab kegiatan termasuk Tim Satuan

Pelaksana (Satlak PI) dan seluruh Satuan Kerja (Satker) Lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, maka disusun dan

disempurnakan pedoman pelaksanaan SPI kegiatan strategis

lingkup Ditjen Tanaman Pangan meliputi kegiatan SL-PTT (padi,

jagung, dan kedelai), pemberdayaan penangkar, subsidi benih,

Cadangan Benih Nasional (CBN), sertifikasi benih, penguatan

perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, bansos

penanganan pascapanen, peramalan serangan organisme

pengganggu tumbuhan, pengembangan metode pengujian mutu

benih, serta pelayanan pengujian mutu pestisida, pupuk dan

produk tanaman pangan.

7. Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat (LM3)

Target LM3 penerima bantuan sosial dari Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Tahun Anggaran 2013 sebanyak 280 LM3, namun dalam

penetapannya beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain:

- Proses overlay yang terlalu lama, sehingga pengambilan keputusan

penetapan LM3 terpilih juga tidak sesuai jadwal (terlambat). Hal ini

karena kurang koordinasi lintas eselon I lingkup Kementerian

Pertanian saat overlay sehingga terdapat beberapa eselon I yang

tidak bisa hadir dan menghambat proses overlay;

- Hasil verifikasi lapang oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota yang tidak

segera dikirimkan ke Ditjen Tanaman Pangan, sehingga

menghambat proses penentuan status short list;

- Terdapat beberapa Eselon I yang tidak berkoordinasi sebelumnya

untuk melakukan workshop pencairan dana bansos, sehingga

Eselon I lainnya harus mengulang kembali proses overlay untuk

mencocokan kembali dengan SK yang telah diterbitkan. Hal ini juga

memperlama proses penetapan LM3 untuk eselon I lainnya.

Setelah melalui tahap penyeleksian, sebanyak 280 LM3 terpilih untuk

memperoleh bantuan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Page 186: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

168

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

namun satu LM3 yang mengundurkan diri yaitu LM3 Gereja Betlehem

dari Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, dengan alasan

karena tidak mampu memenuhi persyaratan administrasi yang

dibutuhkan untuk proses pencairan bansos LM3.

8. Bantuan Bencana Alam

Kegiatan bantuan bencana alam pada Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tidak dilaksanakan, karena dalam pencairan dananya harus

ada pernyataan kejadian bencana dari instansi/lembaga berwenang/

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

9. Kerugian Negara (KN) Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Sisa Kerugian Negara (KN) lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan sampai dengan Desember 2013 sejumlah Rp.45,285 miliar,

dengan rincian sebagai berikut:

- Sisa Temuan BPK-RI sebesar Rp.30,841 miliar merupakan temuan

CBN dan Subsidi Benih Tahun 2012 oleh PT SHS (Persero);

- Temuan Riksus/Investigasi Itjen terdapat adalah kemahalan harga

bibit pada dem area ubikayu di Lombok Tengah Tahun 2011, telah

diangsur Rp.57,2juta sehingga masih tersisa Rp.105 juta, dan Light

Trap sebesar Rp.2,553 miliar dan telah diangsur sebesar Rp.2,045

miliar, sehingga sisa Rp.508,6 juta;

- Kerugian Negara sebesar Rp.1,6miliar merupakan temuan lama dan

sulit ditindaklanjuti (dibawah tahun 2001), sudah dilakukan

penelusuran bukti pendukung tetapi banyak berkas yang sudah

hilang;

- Temuan terbesar baik di pusat maupun di daerah adalah temuan

BPKP yang sulit untuk ditindaklanjuti dan dihapuskan, sudah

dilakukan koordinasi dengan BPKP. Pada bulan Maret 2012 dan Juli

2012 sudah diusulkan agar difasilitasi penyelesaiannya oleh Itjen

Kementan;

Page 187: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

169 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

- Kerugian Negara sebesar Rp.1,164miliar merupakan temuan di

pusat terdiri dari temuan Itjen sebesar Rp.186 juta dan temuan

BPKP sebesar Rp.978,38 juta (PATM dan Kunming);

- Telah dilakukan permohonan penghapusan terhadap temuan

PATM dan Kunming kepada BPKP pada tahun 2008 tetapi belum

disetujui, dan saat ini telah dilakukan permohonan kembali untuk

TPTD namun belum ada balasan.Pada Bulan Juni 2013 telah

mengusulkan TPTD ke BPKP dengan berkoordinasi dengan Setjen

Kementan;

- Terdapat temuan Inspektorat Jenderal Kementan di Maluku

sebesar Rp.107,600 juta yang merupakan anggaran subsidi, namun

dimasukkan dalam KN Ditjen TP dan temuan di Lampung Selatan

sebesar Rp.139juta (denda keterlambatan karena Idul Fitri) yg

sedang dibahas di Inspektorat untuk diketahui lebih lanjut

penyelesaiannya.

Tabel 48. Data Kerugian Negara Lingkup Ditjen Tanaman Pangan (s.d Desember 2013)

10. Laporan Rencana Aksi Percepatan Prioritas Pembangunan Nasional

Tahun 2013

Rencana Aksi Percepatan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2013

yang dipantau oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan

Pengendalian Pembangunan (UKP4), Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan memiliki tanggung jawab melaksanakan dua rencana aksi

dengan tiga sub rencana aksi yaitu:

(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Kinerja 4.136.724 10.872.633 108 15.009.357 14 1.164.729 7,76 94 13.844.627 30,57

- Itjen 1.552.403 10.859.412 59 12.411.815 7 1.087.596 8,76 52 11.324.218 25,01

- BPKP 2.584.321 13.221 49 2.597.542 7 77.133 2,97 42 2.520.409 5,57

2 BPK-RI - 41.264.367 8 41.264.367 4 10.423.322 25,26 4 30.841.045 68,10

3 Investigasi Itjen 172.053 2.582.438 5 2.754.491 - 2.154.982 78,24 5 599.510 1,32

4.308.777 54.719.438 121 59.028.215 18 13.743.033 23,28 103 45.285.182 100,00

Sisa KN s.d

Des 2012

Tambahan KN

2013 (s.d

Desember)

Porsi thd

Jumlah KN KN

Jumlah

KN KNNo. TemuanKasus KasusKasus

%

Jumlah KN s.d Des Tindaklanjut 2013 Sisa KN 2013 ( s.d

Page 188: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

170

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

a. N5P46A85 pengelolaan produksi tanaman serealia:

- Tersalurnya bantuan SL-PTT padi untuk 4.625.000 ha;

- Tersalurnya bantuan SL-PTT jagung untuk 260.000 ha.

b. N5P46A86 pengelolaan produksi tanaman akabi: tersalurnya

bantuan SL-PTT kedelai untuk 455.000 ha

Akibat adanya kebijakan penghematan anggaran dan revisi DIPA tahun

2013 target areal SL-PTT mengalami perubahan, yaitu: SL-PTT padi

menjadi 4.385.625 ha, SL-PTT jagung 235.380 ha, dan SL-PTT kedelai

411.740 ha.

Realisasi Pelaksanaan:

a. Penyaluran bantuan SL-PTT padi masing-masing check point yaitu:

B04 mencapai 101,77%; B06 101,20%; B09 103,05% dan B12

85,02% dari target.

b. Penyaluran bantuan SL-PTT jagung masing-masing check point

yaitu: B04 mencapai 101,56%; B06 100,62%; B09 103,06% dan B12

83,08% dari target.

c. Penyaluran bantuan SL-PTT kedelai masing-masing check point

yaitu: B04 mencapai 164,65%; B06 108,27%; B09 107,20% dan B12

79,17% dari target.

Beberapa faktor penyebab tidak tercapainya target SL-PTT 100%

antara lain: (1) kondisi perubahan iklim tahun 2013 mengakibatkan

perubahan/pergeseran jadwal dan pola tanam; (2) terjadinya bencana

alam (banjir) di beberapa daerah serta erupsi Gunung Sinabung di

Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara menyebabkan mundur

tanam; (3) masa transisi bantuan benih menjadi subsidi benih dari

sebelumnya bantuan gratis/BLBU; (4) varietas benih yang diinginkan

petani tidak seluruhnya sesuai dengan ketersediaan varietas benih

subsidi; (5) petani tidak sanggup membeli benih di pasar bebas; (6)

khusus kedelai karena iklim relatif basah sepanjang tahun, sehingga

lahan sawah yang biasa digunakan untuk pertanaman kedelai (setelah

padi), ditanami padi lagi, serta kesulitan memperoleh benih kedelai

Page 189: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

171 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

secara swadaya di lokasi; dan (7) rusaknya sebagian jaringan irigasi di

beberapa daerah. Selain aspek teknis tersebut, proses revisi DIPA

penghematan serta revisi DIPA penyesuaian AKUN juga berpengaruh

terhadap terlambatnya realisasi pelaksanaan kegiatan di lapangan,

karena kabupaten pelaksana menunggu terbit DIPA hasil revisi.

Tabel 49. Perkembangan Pelaksanaan Rencana Aksi Percepatan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2013

Beberapa pertemuan yang dilaksanakan pada Dukungan Manajemen dan

Teknis Lainnya, antara lain:

1. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2013

dan Angka Prognosa Tahun 2012 Produksi Tanaman Pangan

Dalam rangka meningkatkan akurasi penetapan angka produksi

tanaman pangan ASEM 2013 dan Angka Prognosa Tahun 2012, telah

dilakukan Rapat Koordinasi Nasional pada tanggal 6 s.d8 Februari 2013

di Hotel Ashton Palembang, Sumatera Selatan.

Peserta rapat terdiri dari Sekretaris Dinas/Pejabat pengelola data

tanaman pangan/pejabat yang membidangi produksi tanaman pangan

Dinas Pertanian Provinsi se-Indonesia, Pejabat yang membidangi

pengelolaan data produksi BPS Provinsi se-Indonesia, peserta Pusat

dari Eselon II lingkup Ditjen Tanaman Pangan dan BPS-RI, serta dihadiri

oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Deputi Bidang Statistik

Produksi BPS, Pejabat Eselon II dan Kepala Balai Besar lingkup Ditjen

Tanaman Pangan, Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian.

Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, pengarahan

Kepala BPS-RI yang diwakili Deputi Bidang Statistik Produksi, sambutan

B04 B06 B09 B12

1 Tersalurkannya bantuan SL-PTT Padi 101,77% 101,20% 103,05% 85,02%

untuk 4.368.625 ha

2 Tersalurkannya bantuan SL-PTT Jagung 101,56% 100,62% 103,06% 83,08%

untuk 235,380 ha

3 Tersalurkannya bantuan SL-PTT Kedelai 164,65% 108,27% 107,20% 79,17%

untuk 411.740 ha

No. Rencana Aksi/Sub Rencana AksiRealisasi

Page 190: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

172

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

pengarahan dan sekaligus pembukaan oleh Direktur Jenderal

Tanaman Pangan, dilanjutkan pembahasan materi dengan

narasumber dari BPS-RI, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,

dan Direktorat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Berdasarkan hasil pembahasan, diskusi dan pendalaman materi serta

memperhatikan arahan Kepala BPS-RI dan Dirjen Tanaman Pangan

dihasilkan pokok-pokok rumusan rapat koordinasi sebagai berikut:

a. Prakiraan produksi tahun 2012 (ASEM) padi mencapai 68,99 juta

ton gabah kering giling (GKG); jagung 19,38 juta ton pipilan kering,

kedelai 851 ribu ton biji kering, kacang tanah 713 ribu ton biji

kering, kacang hijau 285 ribu ton biji kering, ubikayu 23,66 juta ton

umbi basah, dan ubijalar 2,47 juta ton umbi basah. Dibandingkan

dengan produksi ATAP 2012, prakiraan capaian produksi ASEM

2012 padi naik 3,23 juta ton GKG (4,91%), jagung naik 1,74 juta ton

(9,83 %), kedelai turun 786 ton (0,09%), kacang tanah naik 21 ribu

ton (3,07%), kacang hijau turun 56 ribu ton (16,53%), ubi kayu turun

384 ribu ton (1,60%), dan ubi jalar naik 274 ribu ton (12,50%).

b. Prakiraan produksi tahun 2013 (Angka Prognosa) padi mencapai

68,99 juta ton gabah kering giling (GKG); jagung 19,59 juta ton

pipilan kering, kedelai 872 ribu ton biji kering, kacang tanah 719 ribu

ton biji kering, kacang hijau 295 ribu ton biji kering, ubikayu 23,62

juta ton umbi basah, dan ubijalar 2,52 juta ton umbi basah.

Dibandingkan dengan prakiraan produksi ASEM 2012, prakiraan

capaian produksi 2013(Angka Prognosa) padi naik 6 ribu ton GKG

(0,01%), jagung naik 212 ribu ton (1,09%), kedelai naik 22 ribu ton

(2,54%), kacang tanah naik 7 ribu ton (0,98%), kacang hijau naik10

ribu ton (3,55%), ubi kayu turun 41 ribu ton (0,17%), dan ubi jalar

naik 48 ribu ton (1,93%).

Bila dibandingkan dengan target 2013, capaian Prognosa 2013 padi

baru mencapai 95,74%, jagung 98,79%, kedelai 58,14%, kacang

tanah 59,96%, kacang hijau 71,96%, ubi kayu 89,81%, dan ubi jalar

102,78%.

Page 191: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

173 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

c. Beberapa faktor pendukung peningkatan produksi tanaman pangan

ASEM tahun 2012 dan Angka Prognosa 2013, khususnya padi antara

lain:

1) Meningkatnya produktivitas, karena dukungan SL-PTT, bantuan

benih, pemupukan berimbang, dan khusus di Yogyakarta juga

dipengaruhi peningkatan kesuburan lahan pasca Letusan

Gunung Merapi, penerapan jajar legowo pada beberapa

provinsi, penurunan luas serangan OPT.

2) Peningkatan luas panen disebabkan antara lain: rehabilitasi

saluran irigasi antara lain di Jawa Timur, optimalisasi

pemanfaatan lahan, pergeseran/carry over dari tahun 2012, dan

kondisi iklim yang kondusif untuk menanam padi sepanjang

tahun.

d. Walaupun secara umum terjadi peningkatan luas panen (padi),

tetapi pada beberapa provinsi mengalami penurunan antara lain:

Riau, Jambi, Sumsel, Jawa Barat, Banten, Kalbar yang disebabkan

pengaruh: pergeseran curah hujan dari dasarian I-II ke dasarian III-

IV, sehingga terjadi carry over ke 2013, pengeringan saluran irigasi

induk oleh pihak Kementerian PU dalam rangka rehabilitasi

(Sumsel).

e. Prakiraan produksi tanaman pangan Angka Sementara tahun 2012

dan Angka Prognosa 2013 masih bersifat embargo.

f. Beberapa provinsi masih ada yang akan melakukan koreksi data

prakiraan ASEM 2012 dan Angka Prognosa 2013, antara lain:

Sumatera Utara, Lampung, dan Sulawesi Selatan. Perbaikan data

disampaikan ke BPS disertai penjelasan yang mendukung

perubahan data tersebut paling lambat hari Senin tanggal 11

Februari 2013 pukul 16.00 WIB melalui e-mail : [email protected] dan

fax nomor 021-3857048 dan ditembuskan ke Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan melalui email: [email protected] dan

fax nomor 021-7806309, 021-7824469.

Page 192: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

174

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

g. Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam hal

pengumpulan, dan pengolahan data statistik tanaman pangan,

antara lain:

1) Terbatasnya jumlah, kualitas dan sarana prasarana penunjang

penangggung jawab pengelola data tingkat kecamatan/Kepala

Cabang Dinas/Mantri Tani/petugas pengumpul data di lapangan,

sering terjadi mutasi, serta terdapat petugas baru yang belum

pernah mengikuti pelatihan.

2) Beberapa daerah tidak memiliki kelembagaan di tingkat

kecamatan yang bertanggungjawab dalam pengelolaan data

statistik tanaman pangan (KCD/Mantri Tani/petugas pengumpul

data di lapangan) dan fungsi tersebut diperbantukan ke petugas

lain (Kepala Balai Penyuluhan Pertanian/Penyuluh).

3) Beban tugas KCD/Mantri tani yang cukup berat, tidak hanya

menangani pendataan tanaman pangan saja, tetapi juga

mencakup pendataan komoditas lainnya selain komoditas

tanaman pangan, dan yang lebih pokok lagi juga bertugas

sebagai wakil Dinas Kabupaten dalam melaksanakan dan

mengkoordinasikan pembangunan pertanian di tingkat

kecamatan.

h. Langkah-langkah perbaikan ke depan yang perlu terus diupayakan

dan diwujudkan:

1) Mulai tahun 2013 pengumpulan dan pengolahan data tanaman

pangan menggunakan buku pedoman hasil revisi yang

diterbitkan tahun 2012.

2) Pengukuran produksi padi mulai tahun 2013 menggunakan

angka konversi GKP ke GKG hasil survey BPS tahun 2012.

3) Dalam rangka meningkatkan kualitas data luas panen, pada

tahun 2013 direncanakan akan dilakukan ujicoba metode KSA

yang dikembangkan BPPT di Jawa Barat dan secara bertahap

diperluas ke Provinsi Sentra Padi lainnya pada tahun 2014 dan

diharapkan tahun 2015 pada seluruh Provinsi se Indonesia.

Page 193: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

175 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

4) Pengukuran produktivitas agar dilakukan secara bersama-sama

antara petugas KSK dan Mantri Tani dan pemahanan/

interpretasi yang sama tentang hasil pengukuran.

5) Perlu peningkatan pembinaan dan pemahaman petugas

lapangan tentang program dan kegiatan fasilitasi pembangunan

pertanian yang dibiayai APBN dan APBD.

6) Pelaksanaan ubinan SL-PTT yang dibiayai APBN Ditjen Tanaman

Pangan pada Satker Kabupaten/Kota agar dipantau dan

dilaporkan hasilnya secara berjenjang dari kabupaten/kota ke

provinsi, dari provinsi ke pusat, terutama untuk mengukur

kinerja produktivitas dan produksi kegiatan SL-PTT.

7) Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan menugaskan petugas

yang menangani data tanaman pangan di setiap kecamatan, dan

mengupayakan pembentukan struktur organisasi yang khusus

membidangi data statistik tanaman pangan.

8) Kegiatan Percepatan Data SP TP kerjasama BPS dan Kementan/

Pusdatin yang dilaksanakan sejak tahun 2012 dan berlanjut

tahun 2013 agar ditingkatkan kualitasnya, dan hasilnya

dievaluasi, dianalisis dan dimanfaatkan secara optimal di

masing-masing tingkatan kecamatan, kabupaten/kota, provinsi

dan pusat.

9) Penyediaan data yang berkualitas, akurat dan

berkesinambungan harus menjadi komitmen dan tanggung

jawab bersama Pusat dan Daerah (provinsi/kabupaten/kota).

10) Pelatihan atau penyegaran bagi KCD/Mantri Tani/petugas

pengelola data tingkat kecamatan, pengelola data tingkat

kabupaten dan petugas pengelola data tingkat provinsi, serta

melengkapi sarana prasarana pendukung.

11) Peningkatan jumlah dan kualitas petugas lapangan (KCD/Manti

Tani), serta agar diusulkan kepada Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk pengukuhan

kelembagaan KCD/Mantri Tani/petugas yang bertanggung jawab

dalam pengumpulan data statistik pertanian.

Page 194: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

176

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

12) Petugas BPS dan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten perlu

meningkatkan pengawasan, monitoring dan evaluasi dalam

pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data, agar kinerja

pengumpulan dan pengolahan data menjadi lebih akurat.

i. Dalam rangka penajaman analisis dan meningkatkan kualitas

perencanaan pembangunan tanaman pangan ke depan diperlukan

ketersediaan data produktivitas komoditas utama tanaman pangan

per kabupaten/kota dan tingkat kecamatan.

j. Hasil pertemuan ini agar ditindaklanjuti di masing-masing provinsi,

dibahas dengan kabupaten/kota, dan di tingkat kabupaten/kota

dengan kecamatan untuk memperdalam analisis dan evaluasi, serta

merencanakan langkah pencapaian sasaran program, serta rencana

kerja dan koordinasi persiapan penyusunan angka produksi

selanjutnya.

2. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Tetap (ATAP) Tahun 2012 dan

Angka Ramalan I (ARAM-I) Tahun 2013 Produksi Tanaman Pangan.

Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan AngkaTetap(ATAP) Tahun 2012

dan Angka Ramalan I (ARAM I) Tahun 2013 Produksi Tanaman Pangan

dilaksanakan pada tanggal 12 s.d 14Juni 2013 di Hotel Sahid Jaya, Solo,

Jawa Tengah.

Peserta rapat terdiri dari Sekretaris Dinas/Kepala Bidang Tanaman

Pangan Dinas Pertanian Provinsi se-Indonesia, Kepala Bidang Produksi

BPS Provinsi se-Indonesia, wakil dari Eselon II lingkup Ditjen Tanaman

Pangan, wakil dari BPS-RI, serta dihadiri oleh Direktur Jenderal

Tanaman Pangan, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS-RI, Pejabat

Eselon II dan Kepala Balai Besar lingkup Ditjen Tanaman Pangan, dan

Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian,

serta Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Jawa Tengah.

Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah, pengarahan

Page 195: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

177 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Kepala BPS-RI yang diwakili oleh Deputi Bidang Statistik

Produksi,pengarahan dan sekaligus pembukaan oleh Direktur Jenderal

Tanaman Pangan, dilanjutkan pemaparan materi dari Direktur Statistik

Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan BPS-RI,

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Direktorat lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan workshop pembahasan.

Berdasarkan hasil pembahasan, diskusi dan pendalaman materi serta

memperhatikan arahan Kepala BPS-RI dan Dirjen Tanaman Pangan

dihasilkan pokok-pokok rumusan rapat koordinasi sebagai berikut:

a. Produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2012 (Pra ATAP)

padi mencapai 69,06 juta ton gabah kering giling (GKG); jagung

19,39 juta ton pipilan kering, kedelai 843 ribu ton biji kering, kacang

tanah 713 ribu ton biji kering, kacang hijau 284 ribu ton biji kering,

ubikayu 24,09 juta ton umbi basah, dan ubijalar 2,48 juta ton umbi

basah.

b. Prakiraan produksi tahun 2013 (Pra ARAM I) padi mencapai

68,10juta ton GKG. Dibandingkan dengan produksi tahun 2012 (Pra

ATAP), produksi tahun 2013(Pra ARAM I) padi turun956,78 ribu ton

GKG (1,39%), dan dibandingkan dengan target 2013, capaian Pra

ARAM I 2013 padi baru mencapai 94,50%. Penghitungan angka

produktivitas padi subround I 2013 (Januari-April) menggunakan

angka konversi GKP ke GKG hasil survey BPS dan Kementan tahun

2012 yakni 83,12%, sementara tahun sebelumnya menggunakan

angka konversi 86,02%, sehingga dengan perbedaan dasar

perhitungan ATAP 2012, sasaran 2013, dan ARAM-I 2013 tidak

relevan untuk dibandingkan.

c. Prakiraan produksi tahun 2013 (Pra ARAM I) jagung 18,92 juta ton

pipilan kering, kedelai 847 ribu ton biji kering, kacang tanah 786 ribu

ton biji kering, kacang hijau 258 ribu ton biji kering, ubikayu 23,63

juta ton umbi basah, dan ubijalar 2,64 juta ton umbi basah.

Dibandingkan dengan produksi tahun 2012 (Pra ATAP), produksi

jagung turun 470,36 ribu ton (2,43%), kedelai naik 3,44 ribu ton

Page 196: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

178

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

(2,54%), kacang tanah naik 73,23 ribu ton (10,27%), kacang hijau

turun26,11 ribu ton (9,19%), ubi kayu turun 458,71 ribu ton

(1,90%), dan ubi jalar naik 155,77 ribu ton (6,27%). Sedangkan

apabila dibandingkan dengan target 2013, capaian Pra ARAM-I

2013 jagung baru mencapai 95,39%, kedelai 56,44%, kacang tanah

65,51%, kacang hiaju 62,96%, ubi kayu 89,83%, dan ubi jalar

107,72%.

d. Beberapa provinsi masih akan melakukan perbaikandata. Perbaikan

data disampaikan ke BPS disertai penjelasan yang mendukung

perubahan data tersebut paling lambat hari Senin tanggal 17 Juni

2013 pukul 16.00 WIB melalui e-mail: [email protected] dan fax

nomor 021-3857048 dan ditembuskan ke Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan melalui email: [email protected] dan

fax nomor 021-7806309, 021-7824469.

e. Produksi tanaman pangan tahun 2012 (Pra ATAP) dan tahun 2013

(Pra ARAM I) masih bersifat embargo sampai dengan ditetapkan

dan dirilis secara resmi oleh BPS-RI yang dijadwalkan tanggal 1 Juli

2013 (rilis ATAP 2012 dan ARAM I 2013).

f. Masih ada beberapa permasalahan yang perlu dibahas lebih lanjut

di level pimpinan dalam upaya penyempurnaan metodologi

mengikuti dinamika pembangunan pertanian.

g. Langkah-langkah perbaikan ke depan yang perlu terus diupayakan

dan diwujudkan:

1) Mensinkronkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan/

pengendalian proses pengumpulan, pengelolaan, dan

pengiriman data SP tanaman pangan secara bersama antara

Kementan dan BPS mulai dari pusat hingga daerah (provinsi,

kabupaten, kecamatan).

2) Akan dilakukan pengumpulan data luas tanam, luas panen,

produktivitas di tingkat kabupaten sampel sebagai uji petik

dalam rangka mengidentifikasi masalah yang timbul dalam

Page 197: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

179 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

rangka pengumpulan data yang akan dilakukan secara bersama

antara, Kementan, BPS, dan Dinas Pertanian Provinsi dan

Kabupaten yang terpilih.

3) Pengukuran produktivitas agar dilakukan secara bersama-sama

antara petugas Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan

Mantri Tani di waktu yang sudah ditentukan,serta harus ada

pemahanan/interpretasi yang sama tentang data statistik

tanaman pangan.

4) Mengganti/menambah peralatan ubinan dan timbangan dengan

jumlah dan kualitas yang memadai.

5) Melalui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Kepala BPS

Kabupaten/Kota menginstruksikan kepada KCD/Mantri Tani dan

KSK untuk mengintensifkan komunikasi dan koordinasi untuk

memastikan hasil pendataan yang akurat.

6) Meningkatkan kelengkapan dan ketepatan waktu pelaporan

data SP dan ubinan dari tingkat kecamatan, kabupaten, dan

provinsi.

7) Petugas BPS dan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota

perlu meningkatkan pengawasan, monitoring dan evaluasi

dalam pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data SP dan

ubinan, agar kinerja pengumpulan dan pengolahan data menjadi

lebih akurat dan menjadi tanggung jawab bersama Pusat dan

Daerah (provinsi/kabupaten/kota).

h. Dalam rangka penajaman analisis dan meningkatkan kualitas

perencanaan pembangunan tanaman pangan ke depan diperlukan

ketersediaan data produktivitas komoditas utama tanaman pangan

per kabupaten/kota dan tingkat kecamatan.

i. Hasil pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi

dengan Kepala Dinas Provinsi pada tanggal 18 Juni 2013 di

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan di Jakarta untuk membahas

indikasi penurunan/peningkatan luas panen, produktivitas, dan

produksi tanaman pangan tahun 2013.

Page 198: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

180

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

j. Dinas Pertanian Provinsi agar menindaklanjuti di masing-masing

provinsi, dibahas denganDinas Pertanian dan BPS Kabupaten/Kota

untuk memperdalam analisis dan evaluasi, serta merencanakan

langkah pencapaian sasaran program, serta rencana kerja dan

koordinasi persiapan penyusunan angka produksi selanjutnya.

3. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Ramalan (ARAM-II) Tahun 2013

Produksi Tanaman Pangan

Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Angka Ramalan II(ARAM II)

Tahun 2013 Produksi Tanaman Pangan dilaksanakan pada tanggal 9 s.d

11 Oktober2013 di Hotel Sahid Jaya, Makassar, Sulawesi Selatan.

Peserta rapat terdiri dari Sekretaris Dinas/Kepala Bidang Tanaman

Pangan Dinas Pertanian Provinsi se-Indonesia, Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas

Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Jambi, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kepala

Dinas Pertanian Kalimantan Selatan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Maluku,Kepala Bidang Produksi BPS Provinsi se-Indonesia, wakil dari

Eselon II lingkup Ditjen Tanaman Pangan, wakil dari BPS-RI, serta

dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan,Deputi Statistik

Produksi BPS-RI, Pejabat Eselon II lingkup Ditjen Tanaman Pangan, dan

Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian,

Direktur Statistik Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan BPS-RI.

Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan,

pengarahan dan sekaligus pembukaan oleh Direktur Jenderal

Tanaman Pangan (diwakili oleh Sesditjen Tanaman Pangan),

dilanjutkan pemaparan materi dari Dirjen Tanaman Pangan,

Inspektorat Jenderal Kementan, Ditjen PSP, Direktur Budidaya

Serealia, Direktur Budidaya Akabi, Asisten Deputi Industri Primer

Page 199: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

181 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Kemeneg BUMN, Direktur Statistik Produksi Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan BPS-RI, Kepala Pusat Data dan Sistem

Informasi Pertanian, Direktorat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dan workshop pembahasan.

Berdasarkan hasil pembahasan, diskusi dan pendalaman materi serta

memperhatikan arahanDirjen Tanaman Pangan dihasilkan pokok-

pokok rumusan rapat koordinasi sebagai berikut:

a. Capaian kinerja pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran

pembangunan tanaman pangan tahun 2013 sampai dengan posisi

Oktober 2013 belum mencapai target sehingga perlu upaya-upaya

percepatan pada sisa waktu 3 bulan terakhir.

b. Program, kegiatan, dan alokasi anggaran (khususnya APBN) yang

selama ini meningkat relatif tinggi belum diimbangi dengan capaian

kinerja yang optimal sehingga perlu melakukan evaluasi dan analisa

faktor-faktor penghambat dan pendorong keberhasilan serta

melakukan perubahan/penyempurnaan untuk meningkatkan

efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan serta alokasi

anggaran.

c. Dalam rangka memperbaiki kinerja pelaksanaan program dan

kegiatan kedepan, terdapat beberapa hal yang perlu dikaji dan

disempurnakan antara lain: (1) penempatan Satker pengelola

kegiatan dan anggaran, (2) penyempurnaan pola dan komponen

kegiatan SLPTT, (3) peningkatan pengawalan, (4) koordinasi dengan

melibatkan aparat/TNI, (5) penyesuaian program pengembangan

kedelai difokuskan pada 15 provinsi sentra (Aceh, Sumut, Jambi,

Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Kalsel, Sulut,

Sulsel, Sultra, Sulbar), (6) jenis dan komponen kegiatan disesuaikan

dengan kebutuhan daerah, tidak seperti saat ini disamaratakan.

d. Kegiatan SL-PTT padi, jagung, kedelai merupakan salah satu

indikator keberhasilan kinerja Kementan yang dipantau dan

dievaluasi setiap triwulan oleh Unit Kerja Presiden Bidang

Page 200: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

182

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) sehingga

harus mendapatkan perhatian untuk dilaksanakan dan dilaporkan

sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

e. Setiap permasalahan dan usulan pemecahan masalah agar daerah

menyampaikan secara tertulis ke Pusat (Direktur Jenderal Tanaman

Pangan) termasuk usulan perubahan dalam mendukung

pencapaian sasaran program, terkait hal-hal yang perlu segera

diperbaiki, misalnyamasalah perubahan satker kabupaten/kota,

penyempurnaan kegiatan SL-PTT dan lain-lain.

f. Untuk menjamin ketersediaan benih di lapangan, pemerintah

daerah agar segera membangun sistem perbenihan di wilayah

masing-masing, salah satu diantaranya adalahmenyediakan

cadangan benih daerah untuk mengantisipasi terjadinya puso

akibat serangan OPT dan bencana alam.

g. Dalam rangka meningkatkan kualitas data statistik tanaman pangan

perlu dilakukan hal-hal berikut: (1) pengumpulan data CPCL SLPTT

2013 dan 2014 sesuai format BPS-RI harus selesai paling lambat

tanggal 20 Oktober 2013, dan juga termasuk CPCL kegiatan SRI, SL-

Agribisnis, dan GP3K yang diperlukan dalam penyusunan frame

sampel ubinan, (2) pelaksanaan kegiatan ubinan antara Koordinator

Statistik Kecamatan (KSK) dan KCD/Mantri Tani agar dilakukan

secara bersama-sama dan dibuktikan dalam form yang

ditandatangani oleh kedua petugas tersebut, (3) pelaksanaan

ubinan bersama agar terus diperluas ke seluruh kecamatan, (4)

penyediaan data produktivitas komoditas utama tanaman pangan

per kabupaten/kota agar diujicobadan dikembangkan untuk tingkat

kecamatan.

h. Pada saat ini realisasi pelaksanaan ubinan secara bersama antara

KSK dan KCD/Mantri Tani yang sudah diatas 50% dari jumlah

kabupaten adalah Sumbar, Sumsel, DIY, NTB, Kalbar, Gorontalo,

dan Sulteng. Untuk itu perlu terus ditingkatkan, dan bukti tertulis

sampling ubinan bersama dapat disampaikan pada pertemuan

Page 201: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

183 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

penyusunan angka prognosa 2014 dan ASEM 2013 bulan Februari

2014.

i. Pelaksanaan program percepatan data tanaman pangan kerjasama

Kementan cq: Pusdatin Kementan dan BPS-RI yang dilaksanakan di

17 provinsi sejak tahun 2012 dan 2013 telah menghasilkan

penyampaian data SP lebih baik dibanding penyampaian data SP

secara reguler baik dari segi ketepatan waktu laporan maupun

jumlah data yang masuk. Namun demikian, masih terdapat

beberapa kelemahan antara lain: (1) terdapat beberapa provinsi

yang pengiriman laporannya tidak tepat waktu (2) terdapat

beberapa provinsi yang datanya belum konsisten/masih berubah

(3) pengiriman laporan dari KCD/Mantri Tani di beberapa daerah

masih harus melalui Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (belum

langsung ke KSK) yang mengakibatkan penyampaian data

terhambat.

j. Prakiraan produksi tahun 2013 (Pra ARAM II) padi 70,70 juta ton

gabah kering giling (GKG), jagung 18,69juta ton pipilan kering,

kedelai 803.675 ton biji kering, kacang tanah 910.220ton biji kering,

kacang hijau 209.903 ton biji kering, ubikayu 25,48juta ton umbi

basah, dan ubijalar 2,32juta ton umbi basah. Dibandingkan dengan

produksi tahun 2012 (ATAP), produksi padi naik 1,64 juta ton GKG

(2,38%), jagung turun 697.364ton pipilan kering(3,60%), kedelai

turun 39.478 ton biji kering (4,68%), kacang tanah naik 197.363ton

biji kering(27,69%), kacang hijau turun 74.354ton biji

kering(26,16%), ubi kayu naik1,31jutaton umbi basah (5,41%), ubi

jalar turun 163.268ton umbi basah (6,57%). Apabila dibandingkan

dengan target 2013, capaian Pra ARAM-I 2013 padi mencapai

98,11%, jagung94,24%, kedelai 53,58%, kacang tanah 75,85%,

kacang hijau 51,20%, ubi kayu 96,90%, dan ubi jalar 94,70%.

k. Beberapa faktor pendukung peningkatan produksi tanaman pangan

Pra ARAM-IItahun 2013 terhadap ATAP 2012:

1) Peningkatanproduksi padi disebabkan meningkatnya luas panen

akibat pergeseran/carry over dari tahun 2012, cetak sawah, dan

Page 202: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

184

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

kondisi iklim kemarau basah yang kondusif untuk menanam padi

sepanjang tahun.

2) Peningkatan produksi kacang tanah disebabkan kenaikan

produktivitas akibat perluasan penggunaan varietas unggul

dukungan APBD dan kemitraan dengan swasta.

l. Beberapa faktor penyebab penurunan produksi tanaman pangan

Pra ARAM-II tahun 2013 terhadap ATAP 2012:

1) Penurunan produksi jagung disebabkan penurunan luas tanam

dan luas panen karena mundurnya waktu tanam akibat kemarau

basah sehingga lahan yang biasanya ditanami jagung masih

ditanami padi, dan penurunan produktivitas karena sebagian

petani menggunakan benih turunan hibrida yang sebelumnya

menerima bantuan benih gratis, namun mulai tahun 2013

menjadi benih bersubsidi.

2) Penurunan produksi kedelai disebabkan penurunan luas tanam

dan luas panen karena mundurnya waktu tanam akibat kemarau

basah sehingga lahan yang biasanya ditanami kedelai masih

ditanami padi.

m. Beberapa provinsi masih akan melakukan perbaikan data, untuk

padi: Jambi, NTT, dan Gorontalo, untuk kedelai: Lampung, Jabar,

Jateng, Jatim, Banten, NTB, Sulsel, Papua. Perbaikan data

disampaikan ke BPS disertai penjelasan yang mendukung

perubahan data tersebut paling lambat hari Rabu tanggal 16

Oktober 2013 pukul 12.00 WIB melalui e-mail: [email protected] dan

fax nomor 021-3857048 dan ditembuskan ke Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan melalui email: [email protected] dan

fax nomor 021-7806309, 021-7824469.

n. Produksi tanaman pangan tahun 2013 (Pra ARAM II) masih bersifat

embargo sampai dengan ditetapkan dan dirilis secara resmi oleh

BPS-RI yang dijadwalkan tanggal 1 November 2013 (rilis ARAM II

2013).

Page 203: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

185 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

4. Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Program dan Kegiatan

Pembangunan Tanaman Pangan Tahun 2013

Rapat koordinasi (Rakor) evaluasi program dan kegiatan

pembangunan tanaman pangan tahun 2013, diselenggarakan di Kota

Batam Provinsi Kepulauan Riau di Hotel Harmoni One padatanggal 4-6

Desember 2013. Rakor dihadiri peserta sebanyak 110 orang terdiri

dariSekretaris Dinas Pertanian, seluruh Indonesia, Kepala Dinas

Pertanian Kabupaten terpilih, Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan

Kehutanan Kota Batam dan wakil dari seluruh eselon II lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Narasumber utama dari

Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementan didampingi Tim

Koordinator Pelaporan dan SATLAK PI lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan.

Setelah memperhatikan arahan Dirjen Tanaman Pangan, pemaparan

materi dari narasumber, workshop, dan diskusi diperoleh

rumusan/kesepakatan sebagai berikut:

a. Perlu diperhatikan dan dipahami oleh seluruh unit kerja lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terhadap capaian program

dan kegiatan pembangunan tanaman pangan tahun 2013

khususnya terhadap capaian target yang telah ditetapkan, hasil

evaluasi dan pengawalan pelaksanaan program dan kegiatan Ditjen

TP tahun 2013 yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementan

dan capaian realisasi serapan anggaran pembangunan tanaman

pangan tahun 2013.

b. Mengharapkan daerah dapat menyelesaikan pelaksanaan kegiatan

utama pembangunan tanaman pangan meliputi SL-PTT(padi,

jagung dan kedelai), SL-PHT, SL-Iklim, pengembangan kedelai

model, pengembangan ubi kayu, ubi jalar, perbanyakan benih

sumber, pemberdayaan penangkar, bantuan pascapanen serta

mendukung pencapaian target pelaksanaan kegiatan yang

dievaluasi oleh UKP4 agar dapat mencapai 100% khususnya untuk

kegiatan SLPTT padi, jagung dan kedelai.

Page 204: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

186

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

c. Berdasarkan ARAM II 2013 (BPS) realisasi produksi komoditas

utama tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar) terhadap sasaran 2013 tidak

tercapai. Hal tersebut harus menjadi perhatian dan meningkatkan

upaya-upaya yang lebih konkrit di lapangan. Capaian peoduksi padi

baru mencapai 98,34% dari sasaran produksi 72,06 juta ton GKG,

jagung 93,34% dari target 19,83 juta ton pipilan kering, dan kedelai

53,84% dari sasaran produksi 1,50 juta ton biji kering, kacang tanah

75,60% dari target 1,20 juta ton, kacang hijau 51,20% dari sasaran

produksi 410 ribu ton, ubi kayu 96,94% dari sasaran produksi 26,30

juta ton dan ubi jalar 96,58% dari target produksi 2,45 juta ton.

d. Hasill evaluasi terhadap realisasi anggaran pembangunan tanaman

pangan tahun 2013 per 3 Desember 2013 sebesar 67,90% dari pagu

anggaran Rp.2,88 trilun dengan rincian realisasi perjenis

kewenangan adalah satker pusat 17,7%, dari total anggaran

Rp.547,15 miliar, satker UPT Pusat 84,20% dari total anggaran

Rp.20,50 miliar, satker Provinsi 67,20% dari total anggaran

Rp.378,42 miliar,dan satker Tugas Pembantuan 82,00% dari total

anggaran Rp.1,94 Triliun. Kegiatan yang realisasinya rendah adalah

SL-PTT, subsidi benih, pengembangan kedelai model dan

optimalisasi Balai Benih. Penyebab rendahnya realisasi antara lain

karena keterlambatan penyaluran subsidi benih, dan administrasi

pada proses pengadaan barang dan jasa.

e. Realisasi pelaksanaan SL-PTT padi yang dilaporkan pada

workshop/Rakor Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Tanaman Pangan Tahun 2013 (Nopember 2013) adalah mencapai

2.398.285 ha,(54,69%) dari sasaran seluas 4.385.625 ha. Dengan

rincian, padi hibrida mencapai 1.935.971 ha(12,76%) dari target

3.591.900 ha. Padi Lahan Kering mencapai 297.285 ha (59,01%) dari

target 503.750 ha,. Realisasi pelaksanaan SL-PTT jagung hibrida

mencapai 140.055 ha (59,25%) dari sasaran seluas 236.380 ha,

sedangkan SLPTT Kedelai mencapai 166.607 ha (40,46%) dari target

411.740 ha.

Page 205: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

187 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

f. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan SL-PTT

padi, jagung dan kedelai antara lain karena terlambatnya

penyaluran benih subsidi, varietas tidak sesuai dengan kebutuhan

yang diinginkan petani dan sebagian mutu benih tidak sesuai

spesifikasi. Perlu adanya SOP penggantian benih agar tidak ada

multi tafsir di lapangan termasuk waktu penggantian tidak terlalu

lama. Benih yang tidak tumbuh di lapangan selama bisa diklaim ke

PT SHS (Persero) atau PT Pertani (Persero) tetapi perhitungannya

belum sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan petani. Untuk itu

kedepan agar mendapat perhatian.

g. Realisasi bantuan sarana pasca panen tahun 2013, mecapai 481

kelompok (70,53%) dari target 682 kelompok. Yang terdiri dari

bantuan alat pascapanen padi 328 kelompok (68,05%) dari target

482 kelompok, jagung 62 kelompok (67,39%) dari target 92

kelompok, kedelai 50 kelompok (89,29%) dari target 56 kelompok,

ubi kayu 24 kelompok (88,89%) dari target 27 kelompok dan ubi

jalar 17 kelompok (68%) dari target 25 kelompok.

h. Realisasi kegiatan di bidang Pascapanen hampir semua terlaksana

100%, diharapkan Dinas Pertanian Provinsi dapat memonitor

kabupaten khususnya terhadap Berita Acara Pemeriksaan Barang,

SP2D termin terakhir dan manfaat dari alat yang diberikan pada

kelompok tani. Selain itu pemberian bantuan harus berdasarkan

kebutuhan kelompok tani dan memperhatikan spesifik lokasi.

i. Pelaksanaan SL-PTT Kawasan Pertumbuhan Lahan Kering yang

tertunda pelaksanaanya karena masalah cuaca dan benih

diharapkan masih dapat dilaksanakan dengan menggunakan benih

sendiri.

j. Rekomendasi untuk menggunakan benih swadaya, di SL-PTT

mendatang agar lebih terinci, begitu pula apabila petani

menggunakan benih bermutu tetapi tidak berseftifikat,

penggunaan varietas padi lahan kering harus ada rekomendasi dari

BPTP serta petani dapat menggunakan benih swadaya harus

Page 206: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

188

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

tercantum didalam pedoman/surat rekomendasi secara jelas. Hal

ini sangat berguna karena kelompok tani tidak harus menunggu

benih subsidi. Selain itu pemberdayaan penangkar benih harus

ditingkatkan dan sebaiknya diatur dengan PSO sehingga

memberikan kegiatan yang saling menguntungkan.

k. Kegiatan Ubinan tahun 2013 seharusnya dilakukan setelah SL-PTT

panen, tetapi karena waktu tanam mundur sehingga di daerah

banyak yang masih tanam sampai akhir tahun (Desember), untuk

itu diharapkan pada tahun 2014 ubinan bisa dilakukan untuk tahun

sebelumnya dengan mencantumkan dua tahun, misalnya ubinan

untuk 2013 dan 2014.

l. Terkait dana bansos kegiatan model kedelai yang telah masuk ke

rekening kelompok dan digunakan untuk pembelian benih tetapi

dana masih tersisa atau tidak habis, perlu ketegasan tentang

ketentuan bahwa sisa dana pembelian benih hanya bisa digunakan

untuk pengembangan.

m. Sebagian peserta mengusulkan agar bantuan alat pascapanen

berupa peralatan di tahun 2014 jangan diberikan kepada kelompok,

karena hanya akan digunakan oleh kelompok tani penerima saja,

sebaiknya bantuan pascapanen diberikan melalui pembentukan

kelompok UPJA dengan melakukan pemilihan CPCL UPJA di tahun

sebelumnya (T-1).

n. Laporan fisik dan keuangan dari kabupatnen sering dijumpai

realisasi keuangannya lebih tinggi dari pada realisasi fisik

dikarenakan realisasi berdasarkan dana/uang yang telah ditrasfer

ke rekening kelompok tani tetapi kegiatan masih proses, untuk itu

kedepan perlu mendapat perhatian.

o. Pedoman Subsidi Benih pada tahun 2014 harus lebih terinci dan

jelas, peserta mengusulkan agar proses administrasi pembayaran

dan penagihan benih subsidi lebih sederhana, pada tahun 2013

tidak boleh ada coretan khususnya pada DUPBB sehingga

Page 207: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

189 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

menyulitkan petugas di lapangan, selain itu apakah bisa dibenarkan

apabila kabupaten membuat surat pernyataan mundur waktunya

karena pergeseran tanam atau karena harus melakukan DUPBB

ulang. Pelaksana PSO subsidi benih 2014 agar tidak dilakukan oleh

pihak ketiga yang mengalami masalah di tahun 2013.

p. Daerah mengusulkan agar pusat dapat mengalokasikan dana untuk

pembinaan lanjutan tahun sebelumnya mengingat hampir 50%

kegiatan melompat tahun panen (tanam meluncur T+1).Selain itu

bila terjadi perubahan kebijakan seperti penghematan agar segera

diinformasikan sehingga daerah (provinsi dan kabupaten) dapat

mengantisipasi lebih awal terhadap kegiatan yang perlu

diprioritaskan.

q. Data realisasi baik fisik maupun keuangan yang diserahkan pada

saat workshop belum lengkap dan baru sampai bulan Oktober atau

November 2013. Untuk itu daerah harus melengkapi karena pada

Rakor belum bisa menggambarkan data sesungguhnya karena

kegiatan masih berjalan. Terkait kegiatan SL-PTT yang kemungkinan

tidak terealisasi 100% agar dibuatkan suratfollow up dan dilakukan

pengawalan.

r. Kepatuhan terhadap penyampaian laporan keuangan satker perlu

ditingkatkan mengingat hasil evaluasi atas laporan keuangan yang

masuk sampai periode Oktober 2013 belum lengkap masih terdapat

87 satker yang tidak mengirimkan ADK laporan keuangan secara

rutin tiap bulan. Sedangkan pengiriman laporan Simonev yang

mencerminkan laporan fisik kegiatan di lapangan (telah

diintegrasikan dengan PMK 249/2011) baru mencapai 53,71% atau

181 satker dari 337 satker yang ada.

Page 208: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

190

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

G. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih

Sesuai tugas pokok dan fungsinya, Balai Besar Pengembangan Pengujian

Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMBTPH)

telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:

1. Kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan

penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benihtelah terealisasi

10 metode yang aplikatif dalam pengujian mutu benih di laboratorium

daerah/BPSBTPH atau 100% target.

2. Pelayanan pegujian mutu benih yang terdiri dari kegiatan

pemeliharaan ruang lingkup, uji profisiensi, uji petik benih beredar dan

uji servise terealisasi 1.446 sampel atau 144,60% dari target 1.000

sampel.

3. Kerjasama penerapan sistem mutu terhadap 8 laboratorium penguji

benih di Indonesia.

4. Sebagai laboratorium penyelenggara uji profisiensi (LPUP) Balai Besar

PPMBTPH melaksanakan kegiatan uji profisensi untuk laboratorium

penguji benih di Indonesia dengan jumlah peserta sebanyak 30

laboratorium. 5. Realisasi kegiatan uji petik mutu benih yang beredar tahun 2013,

dilaksanakan di 16 provinsi dengan pengambilan sebanyak 134 contoh

benih atau mencapai 148,89% dari target 90 contoh benih. Sebagian

besar contoh benih telah dilakukan pengujian pengujian di

laboratorium, yang meliputi pengujian: kadar air, daya berkecambah,

analisis kemurnian dan kesehatan benih (cendawan, bakteri, virus dan

nematoda). Untuk mendukung tugas dan fungsi Balai Besar PPMBTPH, maka

dilaksanakan pertemuan Sinkronisasi Pemantapan Sistem Manajemen

Laboratoriumpada tanggal 14-17 Mei 2013 dilaksanakan kegiatan

Sinkronisasi Pemantapan Sistem Manajemen Laboratorium” di

Pekanbaru Riau yang bertujuan untuk: meningkatkan pengetahuan dan

Page 209: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

191 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

wawasan dalam bidang sistem manajemen mutu laboratorium,

untukmewujudkan standardisasi laboratorium pengujian benih; dan

menyamakan persepsi dalam pemahaman persyaratan sistem

manajemen mutu laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008.

Peserta sinkronisasi sebanyak 66 peserta yang terdiri dari Manajer

Puncak/Manajer Mutu dan Manajer Teknis dari 31 UPTD BPSBTPH,

Produsen Benih, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu

Tumbuhan dan Balai Besar PPMB-TPH. Narasumber yang dihadirkan

berasal dari: Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan (Dr. Bambang

Budhianto); Pakar Benih (Ir. Baran Wirawan, M.Sc); Lead Assesor KAN (Dr.

Udin S. Nugraha); Komite Akreditasi Nasional (Dr. Iskandar); PT. East West

Seed Indonesia (Junaidi) dan Balai Besar PPMB-TPH (Ir. Tri Susetyo, M.M),

dengan hasil sebagai berikut:

a. Kebijakan Penerapan Standar di Bidang Perbenihan TPH

1) Indonesiamerupakan negara yang sangat rawan pangan oleh

karena itu Ketahanan Pangan merupakan faktor yang sangat

fundamental, namun ketahanan pangan di Indonesia tidak akan

baik jika sistem perbenihan di Indonesia tidak maju oleh karena itu

perlu ditingkatkan sistem perbenihan di Indonesia.

2) Ada tiga pilar utama sistem perbenihan di Indonesia yaitu: Industri

varietas yang kuat (industri varietas harus progresif), Sistem

jaminan mutu yang handal (sistem sertifikasi genetic purity dan

sistem pengujian seed quality), industri benih dan sistem rantai

pasok benih (suplay chain) yang solid.

3) Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kebijakan tentang standar mutu benih yang tertuang dalam

Peraturan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

01/Kpts/Kh.310/C/1/2009 tentang persyaratan dan tatacara

sertifikasi benih bina tanaman pangan, terutama pada masa

berlaku label perlu penyesuaian.

4) Kebijakan mengenai sertifikasi yang dilaksanakan di Indonesia

berbeda dengan negara lain. Sertifikasi di negara lain dilakukan

Page 210: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

192

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

terhadap kebenaran varietas, sedangkan di Indonesia, sertifikasi

dilakukan terhadap kemurnian benih di lapangan dan mutu benih

hasil pengujian (kadar air, kemurnian dan daya berkecambah) di

laboratorium.

5) Dalam era globalisasi, Akreditasi laboratorium merupakan suatu

keharusan sehingga dapat bersaing dalam perdagangan baik

nasional maupun internasional.

6) Metode pengujian di Laboratorium selalu berkembang, ini

dibuktikan dengan adanya Amandemen ISTA Rules. Dalam

Peraturan Menteri Pertanian nomor: 39/Permentan/

OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih

Bina sudah ditetapkan bahwa pengujian laboratorium mengacu

kepada ISTA Rules. Jika ada metode yang belum tercantum dalam

ISTA Rules perlu disahkan oleh Direrktur Jendral/Menteri Pertanian,

namun sampai sekarang belum ada dasar hukum dan SOP, untuk

itu diperlukan konsultasi dengan Biro Hukum.

7) Perlu kerjasama antara BPSB (PBT) denganPHP dalam rangka

pengawasan dan pengendalian OPT di arealpenangkaran benih.

8) Standar mutu benih Kedelai (Kadar Air) sulit untuk tercapai

terutama pada musim hujan karena perlu waktu lama untuk

prosessing benih dan mutu benihnya kurang bagus. Perlu dikaji

teknologi penanganan benih kedelai terutama yang dipanen pada

musim penghujan.

b. Penerapan SNI ISO/IEC 17025: 2008

1) 18 laboratorium pengujian benih (BPSBTPH dan BBPMB-TPH) telah

terakreditasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008;

2) Lima laboratorium dalam proses akreditasi;

3) Sembilan laboratorium dalam tahap persiapan akreditasi;

4) Untuk laboratorium yang sudah terakreditasi harus

mempertahankan dan memelihara status akreditasi sehingga

diperlukan adanya komitmen yang kuat dari seluruh personil;

Page 211: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

193 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

5) Bagi laboratorium yang masih dalam proses dan persiapan

akreditasi, diperlukan adanya pemahaman dan pemenuhan

persyaratan baik pendanaan, kompetensi personil maupun sarana

dan prasarana;

6) Perlu koordinasi antar pusat dan daerah melalui Balai Besar PPMB-

TPH dalam rangka pengadaan peralatan disertai denganprogram

pelatihan penggunaan alat tersebut.Program disusun untukjangka

pendek, menengah dan jangka panjang.

c. Permasalahan dan Tindak Lanjut

1) Untuk penyamaan persepsi dalam penerapan SNI ISO/IEC 17025:

2008 diperlukan pelatihan tentang:

- Audit internal;

- Kalibrasi dan perawatan peralatan;

- Pengambilan contoh benih.

2) Dalam rangka peningkatan kompetensi analis dibidang pengujian

mutu benih diperlukan pelatihan yang difokuskan berdasarkan

parameter pengujian.

3) Dalam rangka peningkatan penerapan SNI ISO/IEC 17025:2008

Sinkronisasi diperlukan secara berkala dengan melibatkan

Laboratorium pengujian benih (BPSB), Balai Besar PPMBTPH, KAN

serta nara sumber terkait.

Realisasi fisik yang telah dicapai adalah 100%.

H. Pengembangan Peramalan Serangan OPT

Dalam rangka memberikan dukungan pengamanan produksi pangan

dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi pengamatan, peramalan,

dan pengendalian OPT, Balai Besar Peramalan OPT (Balai Besar POPT)

telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:

1. Data dan Informasi Ramalan Serangan OPT Pangan

Realisasi jumlah data dan informasi ramalan serangan OPT pangan

sebanyak 72 data (102,86% dari target 70 data) dengan rincian: OPT

Page 212: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

194

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

padi 42 data (100% dari target), OPT jagung 15 data (107,14% dari

target 14 data), OPT kedelai 12 data (100% dari target), dan OPT aneka

umbi 3 data (150,00% dari target 2 data). Pelaksanaan kegiatan ini

menjangkau 114 kabupaten/kota yang tersebar di 25 provinsi.

2. Teknologi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT)

Kegiatan pengembangan teknologi P3OPT terealisasi 12 model (100%

dari target), yang terdiri dari delapan model pengembangan teknologi

P3OPT tingkat lapang dan empat model tingkat semi laboratorium.

Dalam pelaksanaan pengembangan teknologi P3OPT, Balai Besar POPT

bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT).

3. Perbanyakan dan Pemanfaatan Produk Agens Pengendali Hayati

Realisasi perbanyakan dan pemanfaatan produk agens pengendali

hayati padat sebanyak 3003 kg (100,13% dari target 3.000 kg) dan

telah didistribusikan ke 30 provinsi. Sedangkan perbanyakan dan

pemanfaatan produk agens pengendali hayati cair terealisasi 3.300

test tube (110,00% dari target 3.000 test tube) didistribusikan ke

laboratorium PHP, kelompok tani dan pengguna lain pada 30 provinsi.

4. Penerapan Teknologi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT

Penerapan teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT

dilaksanakan dengan melakukan pengembangan, penyebarluasan dan

bimbingan teknis secara intensif di 26 provinsi (104,00% dari target 25

provinsi).

5. Peningkatan Kemampuan SDM Dalam Bidang P3OPT

Peningkatan kemampuan SDM dalam bidang P3OPT berupa

bimbingan teknis P3OPT bagi petugas daerah (23 provinsi) dan pusat

(Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan) sebanyak 60 orang (100%

dari target).

Page 213: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

195 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT

A. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian produksi dan

pelaksanaan program/kegiatan utama tanaman pangan, meliputi aspek

administrasi, teknis, SDM, kelembagaan, dan pembiayaan antara lain:

1. Aspek Administrasi

a. Sesuai PMK Nomor 81 Tahun 2012, bansos pascapanen harus

transfer barang dengan proses lelang sehingga sebagian besar

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota terkendala dalam proses antrian

di Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa (ULP) Pemda Kabupaten.

b. Satker Kabupaten melakukan revisi POK untuk biaya pengadaan

barang yang memerlukan waktu untuk persetujuan pejabat/

instansi yang berwenang.

c. Adanya pelelangan ulang dan ataupun gagal dalam melaksanakan

pelelangan.

d. Untuk model/percontohan pascapanen, MAK untuk bangunan dan

pengadaan sarana berada dalam satu akun sehingga memerlukan

waktu konsultasi dalam proses pengadaan.

2. Aspek Teknis

a. Kesulitan menemukan produsen sarana yang memiliki test report di

daerah yang sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Teknis

sehingga Dinas harus mencari alat di luar wilayah.

b. Tim teknis memerlukan waktu melakukan survey ke produsen yang

memiliki test report.

c. Pengadaan sarana pascapanen oleh kabupaten/kota tidak sesuai

dengan yang tercantum dalam buku Pedoman Teknis Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2013.

V

Page 214: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

196

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

3. Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan

a. Masih terbatasnya kuantitas maupun kualitas SDM pertanian yang

menangani pascapanen di daerah.

b. Sering terjadi mutasi/alih tugas pegawai yang menangani program

pascapanen di daerah yang berpengaruh pada kinerja satker.

c. Pada kegiatan pengadaan sarana pascapanen tahun 2013 tidak

dianggarkan kegiatan pengadaan sehingga Dinas harus

berkoordinasi dengan pihak ULP Pemda setempat.

d. Dinas Provinsi dan Kabupaten kurang aktif memantau pelaksanaan

kegiatan pengadaan sarana di ULP kabupaten/kota.

e. Kurangnya koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dengan

pelaksana kegiatan karena dana kegiatan berada pada satker

bidang tanaman pangan, sedangkan pelaksanaan kegiatan

pascapanen ditangani pada bidang Binus/P2HP.

f. Masih minimnya dukungan APBD, baik dari Pemerintah Daerah

Provinsi maupun Kabupaten terhadap upaya penanganan

pascapanen tanaman pangan, sehingga masih tergantung dari

dukungan dan bantuan dari Pemerintah Pusat.

g. Lemahnya manajemen administrasi poktan/gapoktan, sehingga

pengelolaan sarana tersebut melalui sistem penyewaan sarana

pascapanen belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

h. Ketersediaan tenaga teknisi dan operator yang cukup profesional

dalam mengoperasikan sarana pascapanen belum mencukupi.

i. Minimnya pengetahuan petugas bengkel dalam memperbaiki

sarana pascapanen yang rusak.

B. Upaya Tindak Lanjut

Upaya tindak lanjut dalam mengatasi hambatan dan kendala pelaksanaan

program pembangunan tanaman pangan tahun 2013, antara lain:

1. Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Persiapan

Pelaksanaan Program, Kegiatan dan Anggaran

Page 215: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

197 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

a. Pemantapan perencanaan kegiatan dan anggaran;

b. Percepatan penetapan pengelola anggaran dan kegiatan (KPA,

bendahara, pejabat penguji SPM, PPK, Tim Teknis, Tim Pengadaan,

Tim Pemeriksa Barang);

c. Percepatan distribusi dan sosialisasi Pedoman, Juklak dan Juknis

pelaksanaan kegiatan;

d. Supervisi dan pengawalan penyusunan POK/ROK Satker Daerah;

e. Percepatan penetapan CPCL penerima bantuan.

2. Percepatan dan Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Kegiatan

a. Percepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan sehingga berdampak penuh pada tahun yang

bersangkutan;

b. Penyebarluasan/replikasi teknologi budidaya yang diterapkan pada

kegiatan SL-PTT ke petani lain melalui kegiatan pembinaan yang

berkelanjutan;

c. Pembinaan lanjutan pada kegiatan carry over tahun sebelumnya,

dan kelompoktani eks pelaksana SL-PTT agar terus melaksanakan

dan mengembangkan teknologi anjuran pasca kegiatan.

3. Penguatan SDM, Kelembagaan dan Pembiayaan

a. Peningkatan kualitas kelembagaan penyuluhan, kelompok

tani/gabungan kelompok tani, lembaga keuangan mikro, fasilitasi

kemitraan kelompok tani dengan pengusaha dan lembaga

permodalan;

b. Jaminan harga pasar;

c. Memperkuat hubungan kelembagaan antara Dinas Pertanian,

BPTP, dan Bappeluh sebagai simpul koordinasi program dalam

mengatasi berbagai permasalahan di tingkat lapang.

Page 216: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

198

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

4. Peningkatan Koordinasi, Sinergitas, Integrasi dan Komitmen

a. Peningkatan sinergi pelaksanaan program dan kegiatan antar unit

kerja Eselon-1 lingkup Kementerian Pertanian, antar sektor, sub

sektor, swasta/masyarakat;

b. Peningkatan sinergi pembiayaan (APBN, APBD, DAK, subsidi,

swasta, kredit, swadaya masyarakat);

c. Peningkatan keterpaduan pembinaan dan pengawalan antar

fungsi terkait (Dinas Teknis, Penelitian dan Pengembangan,

Penyuluhan).

5. Peningkatan Pemantauan, Pengendalian dan Pelaporan

a. Menyusun dan menetapkan rencana supervisi, monitoring dan

pengendalian secara terpadu dan menetapkan Tim Pelaksananya;

b. Menyusun matriks kerja monitoring dan pengendalian serta

menetapkan rencana pengendalian di setiap tingkatan;

c. Memantau pelaksanaan fisik/kegiatan/anggaran secara berkala

setiap bulan secara tepat dan akurat;

d. Memberikan terguran kepada Satker yang kinerjanya lambat;

e. Meningkatkan/memperkuat penerapan Sistem Pengendalian

Internal (SPI);

f. Penyelesaian temuan hasil pemeriksaan secara tuntas dan cepat.

Page 217: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

199 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

PENUTUP

1. Capaian produksi tanaman pangan tahun 2013 (ASEM BPS) komoditas

padi mengalami peningkatan dibandingkan produksi ATAP 2012,

mencapai 71,29 juta ton GKG (naik 3,24%). Sementara komoditas lainnya

mengalami penurunan produksi dibandingkan ATAP 2012 yaitu jagung

sebesar 4,54%; kedelai 7,47%; kacang tanah 1,52%; kacang hijau sebesar

27,88%; ubi kayu 1,46%; dan ubi jalar 3,97%. Jika dibandingkan dengan

angka sasaran produksi tahun 2013, semua komoditas masih berada di

bawah target.

2. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan utama Program Peningkatan

Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai

Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan tahun 2013 sudah cukup

baik, kecuali kegiatan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) kedelai tidak

dilaksanakan karena gagal lelang dan penyaluran subsidi benih 34,33%.

Pelaksanaan kegiatan SL-PTT padi, jagung dan kedelai yang berkisar

81,61%-85,02%; pengembangan tanaman aneka kacang dan umbi

94,12%-100%;; perbanyakan benih sumber kelas BS-BD dan BD-BP

mencapai 87,73%; pemberdayaan penangkar 89,96%; SL-PHT 96,84%; SL-

Iklim 97,92%; bantuan sarana pascapanen terealisasi 95,75%; LM3

99,64%; kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih berkisar

100%-148,89%; dan pengembangan peramalan serangan OPT 100%-

110%.

3. Realisasi anggaran APBN Sektoral yang dikelola oleh Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan secara keseluruhan mencapai 80,95% dari pagu

Rp.2,887 triliun, dengan realisasi berdasarkan kelompok Satker berkisar

antara 83,30%-98,44%. Sedangkan realisasi anggaran subsidi mencapai

27,42% dari pagu Rp.1,454 triliun.

VI

Page 218: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

200

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Page 219: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

201 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

LAMPIRAN

Page 220: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

202

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Page 221: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

203 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 1

REALISASI PELAKSANAAN SL-PTT PADI TAHUN 2013

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 235.000 227.362 96,75

2 Sumatera Utara 223.000 155.193 69,59

3 Sumatera Barat 138.000 79.550 57,64

4 Riau 76.125 23.820 31,29

5 Jambi 86.975 36.503 41,97

6 Sumatera Selatan 247.550 172.030 69,49

7 Bangka Belitung 7.000 3.272 46,74

8 Bengkulu 71.000 55.658 78,39

9 Lampung 183.000 175.825 96,08

10 Jawa Barat 407.550 396.639 97,32

11 Banten 181.800 159.523 87,75

12 Jawa Tengah 366.400 360.445 98,37

13 DI Yogyakarta 88.000 55.175 62,70

14 Jawa Timur 417.600 401.650 96,18

15 Bali 34.000 34.000 100,00

16 Nusa Tenggara Barat 215.000 213.077 99,11

17 Nusa Tenggara Timur 125.875 108.231 85,98

18 Kalimantan Barat 156.000 152.900 98,01

19 Kalimantan Tengah 65.150 63.125 96,89

20 Kalimantan Selatan 171.625 134.202 78,19

21 Kalimantan Timur 48.350 15.427 31,91

22 Sulawesi Utara 70.500 61.925 87,84

23 Gorontalo 33.900 30.354 89,54

24 Sulawesi Tengah 117.000 83.763 71,59

25 Sulawesi Selatan 410.800 342.025 83,26

26 Sulawesi Barat 71.000 59.225 83,42

27 Sulawesi Tenggara 82.700 73.754 89,18

28 Maluku 14.125 13.820 97,84

29 Maluku Utara 13.300 13.202 99,26

30 Papua 21.600 21.350 98,84

31 Papua Barat 5.700 5.700 100,00

4.385.625 3.728.724 85,02

Realisasi

Jumlah

No. Provinsi

Page 222: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

204

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 2

REALISASI PELAKSANAAN SL-PTT JAGUNG TAHUN 2013

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 10.000 7.694 76,94

2 Sumatera Utara 4.000 - -

3 Sumatera Barat 7.000 6.400 91,43

4 Riau 1.000 1.000 100,00

5 Jambi 5.180 3.563 68,78

6 Sumatera Selatan 7.000 4.850 69,29

7 Bengkulu 3.000 2.700 90,00

8 Lampung 6.000 4.050 67,50

9 Jawa Barat 5.050 5.050 100,00

10 Banten 3.425 1.425 41,61

11 Jawa Tengah 27.925 25.598 91,67

12 DI Yogyakarta 6.000 4.000 66,67

13 Jawa Timur 25.000 24.700 98,80

14 Nusa Tenggara Barat 14.000 13.365 95,46

15 Nusa Tenggara Timur 12.000 11.394 94,95

16 Kalimantan Barat 4.000 3.000 75,00

17 Kalimantan Tengah 500 500 100,00

18 Kalimantan Selatan 3.800 3.748 98,63

19 Kalimantan Timur 1.000 850 85,00

20 Sulawesi Utara 21.000 16.847 80,22

21 Gorontalo 4.000 3.950 98,75

22 Sulawesi Tengah 23.000 18.325 79,67

23 Sulawesi Selatan 21.000 18.575 88,45

24 Sulawesi Barat 4.000 4.000 100,00

25 Sulawesi Tenggara 6.000 4.000 66,67

26 Maluku 4.500 3.125 69,44

27 Maluku Utara 4.300 1.900 44,19

28 Papua 1.000 700 70,00

29 Papua Barat 700 679 97,00

235.380 195.988 83,26

RealisasiNo. Provinsi

Jumlah

Page 223: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

205 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 3

REALISASI PELAKSANAAN SL-PTT KEDELAI TAHUN 2013

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 29.000 24.920 85,93

2 Sumatera Utara 4.050 2.728 67,36

3 Sumatera Barat 1.500 690 46,00

4 Riau 3.500 1.493 42,67

5 Jambi 5.240 3.221 61,48

6 Sumatera Selatan 5.000 2.698 53,95

7 Bengkulu 4.500 4.290 95,33

8 Lampung 4.000 3.860 96,50

9 Jawa Barat 26.000 21.709 83,50

10 Banten 5.000 500 10,00

11 Jawa Tengah 47.500 37.769 79,51

12 DI Yogyakarta 18.000 13.320 74,00

13 Jawa Timur 132.300 105.661 79,87

14 Bali 3.500 3.500 100,00

15 Nusa Tenggara Barat 59.500 59.003 99,16

16 Nusa Tenggara Timur 4.000 3.378 84,46

17 Kalimantan Barat 3.500 3.500 100,00

18 Kalimantan Tengah 2.000 1.400 70,00

19 Kalimantan Selatan 1.500 1.205 80,32

20 Kalimantan Timur 650 621 95,53

21 Sulawesi Utara 3.000 2.960 98,67

22 Gorontalo 2.500 2.500 100,00

23 Sulawesi Tengah 3.000 2.980 99,33

24 Sulawesi Selatan 26.000 20.950 80,58

25 Sulawesi Barat 9.500 4.366 45,96

26 Sulawesi Tenggara 2.500 2.305 92,19

27 Maluku 1.500 1.000 66,67

28 Papua 2.000 2.000 100,00

29 Papua Barat 1.500 1.500 100,00

411.740 336.028 81,61

RealisasiNo. Provinsi

Jumlah

Page 224: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

206

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 4

REALISASI PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEDELAI MODEL TAHUN 2013

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 15.000 13.529 90,19

2 Jawa Barat 15.000 11.895 79,30

3 Banten 10.000 9.815 98,15

4 Jawa Tengah 10.000 9.810 98,10

5 DI Yogyakarta 5.000 5.000 100,00

6 Jawa Timur 25.000 24.125 96,50

7 Nusa Tenggara Barat 15.000 15.000 100,00

8 Sulawesi Selatan 15.000 14.362 95,75

110.000 103.536 94,12 Jumlah

No. ProvinsiRealisasi

Page 225: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

207 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 25 25 100,00

2 Sumatera Utara 150 150 100,00

3 Sumatera Barat 50 50 100,00

7 Bengkulu 50 50 100,00

8 Lampung 200 213 106,50

9 Jawa Barat 130 130 100,00

11 Jawa Tengah 300 286 95,33

12 DI Yogyakarta 150 150 100,00

13 Jawa Timur 125 125 100,00

15 Nusa Tenggara Barat 50 50 100,00

16 Nusa Tenggara Timur 300 240 80,00

17 Kalimantan Barat 50 50 100,00

18 Kalimantan Tengah 50 50 100,00

21 Sulawesi Utara 50 50 100,00

24 Sulawesi Selatan 150 150 100,00

25 Sulawesi Barat 50 50 100,00

26 Sulawesi Tenggara 50 50 100,00

27 Maluku 150 150 100,00

2.080 2.019 97,07 Jumlah

No. ProvinsiRealisasi

Lampiran 5

REALISASI PELAKSANAAN PENGEMBANGAN UBI KAYU TAHUN 2013

Keterangan:

- Di Kabupaten Lampung Tengah terdapat penambahan areal seluas 13 ha;

- Di Kabupaten Klaten (Jawa Tengah) seluas 14 ha dan Kabupaten Sumba Timur (NTT) 10 ha tidak dilaksanakan, anggarannya telah dikembalikan ke kas Negara;

- Di Kabupaten Timor Tengah Utara (NTT) tidak dilaksanakan karena tidak ada bibit.

Page 226: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

208

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 6

REALISASI PELAKSANAAN PENGEMBANGAN UBI JALAR TAHUN 2013

Keterangan:

- Di Kabupaten Timor Tengah Utara (NTT) tidak dilaksanakan karena terjadi konflik sosial yang bertepatan dengan waktu tanam sehingga RUK tidak diajukan ke Bank

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 Jawa Barat 200 200 100,00

2 Banten 150 150 100,00

3 Jawa Tengah 100 100 100,00

4 Jawa Timur 100 100 100,00

5 Bali 50 50 100,00

6 Nusa Tenggara Barat 50 50 100,00

7 Nusa Tenggara Timur 50 25 50,00

8 Papua 200 200 100,00

9 Papua Barat 250 250 100,00

1.150 1.125 97,83 Jumlah

No. ProvinsiRealisasi

Page 227: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

209 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 7

REALISASI PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PANGAN ALTERNATIF TAHUN 2013

Rencana

(Ha) (Ha) (%)

1 Bengkulu 5 5 100,00 Talas Satoimo

2 Jawa Barat 15 15 100,00 Talas, Garut

3 Banten 15 15 100,00 Talas, Garut,

Gembili

4 Jawa Tengah 15 15 100,00 Garut, Gembili

5 Sulawesi Utara 5 5 100,00 Talas

6 Sulawesi Selatan 15 15 100,00 Talas Satoimo,

Talas

7 Sulawesi Tenggara 5 5 100,00 Talas

8 Papua 15 15 100,00 Talas

9 Papua Barat 20 20 100,00 Talas

110 110 100,00 Jumlah

KomoditasNo. ProvinsiRealisasi

Page 228: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

210

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 8

REALISASI PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI TAHUN 2013

BS-BD BD-BP BS-BD % BD-BP % BD BP

(Ha) (Ha) (Ha) BS-BD (Ha) BD-BP (Kg) (Kg)

1 Aceh 1 10 1 100,00 10 100,00 1.440 15.120

2 Sumatera Utara 8 6 4 50,00 6 100,00 3.750 10.000

3 Sumatera Barat 4 16 4 100,00 15 93,75 6.270 24.360

4 Riau 2 3 2 100,00 3 100,00 1.120 -

5 Jambi 1 4 1 100,00 3 75,00 750 4.250

6 Sumatera Selatan 2 30 2 100,00 9 30,00 - 11.200

7 Bengkulu 3 4 3 100,00 2 50,00 6.000 6.200

8 Lampung 8 11 8 100,00 11 100,00 2.250 8.000

9 Jawa Barat 5 15 5 100,00 15 100,00 7.000 28.080

10 Banten 2 2 2 100,00 2 100,00 - -

11 Jawa Tengah 9 - 7 77,78 - - 26.620 -

12 DI Yogyakarta 3 4 3 100,00 4 100,00 7.150 10.640

13 Bali 1 8 1 100,00 8 100,00 2.400 15.050

14 Nusa Tenggara Barat 5 15 2 45,00 7 48,33 3.410 13.370

15 Nusa Tenggara Timur 3 4 - - 5 125,00 - 2.200

16 Kalimantan Barat 4 10 4 100,00 10 100,00 - 4.190

17 Kalimantan Tengah 4 10 4 100,00 5 50,00 3.270 2.910

18 Kalimantan Selatan 3 10 3 100,00 8 80,00 4.690 6.600

19 Kalimantan Timur 2 2 2 100,00 2 100,00 - -

20 Sulawesi Utara 4 4 4 100,00 4 100,00 2.130 2.960

21 Gorontalo 2 4 2 100,00 3 75,00 4.020 9.000

22 Sulawesi Tengah 2 6 2 100,00 6 100,00 4.330 11.870

23 Sulawesi Selatan 2 4 2 100,00 4 100,00 7.250 -

24 Sulawesi Barat 2 1 2 100,00 1 100,00 - 2.600

25 Sulawesi Tenggara 1 6 1 100,00 6 100,00 2.100 6.250

26 Maluku 7 7 - - 7 100,00 - 5.000

27 Maluku Utara 2 2 2 100,00 2 100,00 1.000 1.000

28 Papua 2 4 3 150,00 4 100,00 2.900 4.260

29 Papua Barat 1 - 1 100,00 - - 1.970 -

95 202 77 81,32 162 80,32 101.820 205.110

No Provinsi

Rencana

Tanam Realisasi Tanam Realisasi Produksi

Jumlah

Page 229: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

211 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 9

REALISASI PERBANYAKAN BENIH SUMBER JAGUNG TAHUN 2013

BS-BD BD-BP BS-BD % BD-BP % BD BP

(Ha) (Ha) (Ha) BS-BD (Ha) BD-BP (Kg) (Kg)

1 Sumatera Utara 2 15 2 100,00 15 100,00 2.000 12.050

2 Sumatera Barat 1 1 1 100,00 1 100,00 1.630 1.800

3 Riau 1 2 1 100,00 2 100,00 1.100 600

4 Jambi 1 - 1 100,00 - - 1.200 -

5 Bangka Belitung - 1 - - 1 100,00 - 25

6 Bengkulu 1 - 1 100,00 - - 2.000 -

7 Lampung - 3 - - 3 100,00 - -

8 Jawa Barat 1 20 1 100,00 21 105,00 1.150 21.230

9 Jawa Tengah - 1 - - - - - -

10 DI Yogyakarta 1 2 1 100,00 2 100,00 900 1.800

11 Jawa Timur 2 6 2 100,00 6 100,00 6.000 12.385

12 Bali 2 4 1 50,00 3 75,00 1.025 610

13 Nusa Tenggara Barat 1 5 1 100,00 5 100,00 2.410 4.860

14 Nusa Tenggara Timur 2 4 1 50,00 4 100,00 - 1.200

15 Kalimantan Barat 1 1 1 100,00 - - 1.000 -

16 Kalimantan Tengah 1 2 1 100,00 2 100,00 400 1.400

17 Kalimantan Selatan 1 3 1 100,00 3 100,00 1.024 3.227

18 Kalimantan Timur 1 1 - - 1 100,00 - 1.050

19 Sulawesi Utara 3 3 3 100,00 3 100,00 - -

20 Gorontalo 1 2 1 100,00 1 50,00 1.200 600

21 Sulawesi Tengah 1 1 - - 1 100,00 - -

22 Sulawesi Selatan 1 4 1 100,00 4 100,00 900 3.900

23 Sulawesi Tenggara 1 1 1 100,00 1 100,00 340 320

24 Maluku 2 2 - - - - - -

25 Maluku Utara 2 2 2 100,00 2 100,00 2.600 2.700

26 Papua 2 4 2 100,00 4 100,00 2.245 5.400

27 Papua Barat 1 - 1 100,00 - - 1.100 -

33 90 27 83,08 85 94,44 30.224 75.157

No Provinsi

Rencana

Tanam Realisasi Tanam Realisasi Produksi

Jumlah

Page 230: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

212

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 10

REALISASI PERBANYAKAN BENIH SUMBER KEDELAI TAHUN 2013

BS-BD BD-BP BS-BD % BD-BP % BD BP

(Ha) (Ha) (Ha) BS-BD (Ha) BD-BP (Kg) (Kg)

1 Aceh 1 8 1 100,00 - - 260 -

2 Sumatera Utara 3 5 - - 5 100,00 - 1.600

3 Sumatera Barat 1 2 1 100,00 1 50,00 1.258 2.390

4 Riau 1 2 - - - - - -

5 Jambi 2 5 - - 5 100,00 - -

6 Bengkulu 3 2 3 100,00 2 100,00 1.170 400

7 Lampung 2 2 2 100,00 2 100,00 - 780

8 Jawa Barat 1 24 1 100,00 24 100,00 940 13.085

9 Banten 2 2 2 100,00 2 100,00 800 800

10 Jawa Tengah 4 8 4 100,00 5 62,50 765 1.060

11 DI Yogyakarta 1 3 1 100,00 3 100,00 1.800 -

12 Jawa Timur 8 16 8 100,00 16 100,00 3.095 5.505

13 Bali 2 7 2 100,00 7 100,00 1.700 -

14 Nusa Tenggara Barat 5 10 4 80,00 6 60,00 300 -

15 Nusa Tenggara Timur 1 2 - - - - - -

16 Kalimantan Barat 2 1 2 100,00 - - 920 -

17 Kalimantan Tengah 1 - 1 100,00 - - - -

18 Kalimantan Selatan 5 15 1 20,00 3 20,00 - -

19 Kalimantan Timur 1 1 1 100,00 - - - -

20 Sulawesi Utara 2 2 2 100,00 2 100,00 - -

21 Gorontalo 2 3 - - - - - -

22 Sulawesi Tengah 2 2 2 100,00 2 100,00 - -

23 Sulawesi Selatan 4 12 4 100,00 12 100,00 400 242

24 Sulawesi Tenggara 2 2 2 100,00 2 100,00 620 -

25 Maluku 1 1 - - - - - -

26 Maluku Utara 2 2 2 100,00 2 100,00 1.800 2.000

27 Papua 2 4 2 100,00 4 100,00 - -

28 Papua Barat 1 - 1 100,00 - - - -

64 143 49 76,38 105 73,43 15.828 27.862

No Provinsi

Rencana Tanam Realisasi Tanam Realisasi Produksi

Jumlah

Page 231: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

213 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 11

REALISASI PERBANYAKAN BENIH SUMBER KACANG TANAH TAHUN 2013

BS-BD BD-BP BS-BD % BD-BP % BD BP

(Ha) (Ha) (Ha) BS-BD (Ha) BD-BP (Kg) (Kg)

1 Sumatera Barat 1 4 1 100,00 1 100,00 - -

2 Lampung 1 1 1 100,00 1 - - 640

3 Jawa Barat 1 3 1 100,00 3 100,00 965 2.820

4 Banten 1 1 1 100,00 1 100,00 800 -

5 Jawa Tengah 2 12 - - 10 - - 1.460

6 DI Yogyakarta 1 1 1 100,00 1 100,00 - 700

7 Jawa Timur 2 4 1 50,00 4 100,00 - 700

8 Bali 2 4 2 100,00 4 100,00 801 815

9 Kalimantan Barat 1 1 1 100,00 - - 300 -

10 Kalimantan Tengah 1 1 - - - - - -

11 Gorontalo 1 1 1 100,00 - - - -

12 Sulawesi Tengah 1 1 1 100,00 1 100,00 - -

13 Sulawesi Selatan 1 - 1 100,00 - - - -

16 34 12 75,00 26 76,47 2.866 7.135

No Provinsi

Rencana Tanam Realisasi Tanam Realisasi Produksi

Jumlah

Page 232: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

214

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 12

REALISASI PERBANYAKAN BENIH SUMBER KACANG HIJAU TAHUN 2013

BS-BD BD-BP BS-BD % BD-BP % BD BP

(Ha) (Ha) (Ha) BS-BD (Ha) BD-BP (Kg) (Kg)

1 Jawa Barat 1 4 1 100,00 4 100,00 850 3.380

2 Banten 1 1 1 100,00 1 - 300 300

3 Jawa Timur 2 2 2 100,00 2 - 250 710

4 Nusa Tenggara Barat 1 4 1 100,00 4 - - -

5 Kalimantan Tengah 0,25 - 0,25 100,00 - - - -

6 Sulawesi Selatan 1 - 1 100,00 - - Tidak lulus -

6 11 6 100,00 11 100,00 1.400 4.390 Jumlah

No Provinsi

Rencana Tanam Realisasi Tanam Realisasi Produksi

Page 233: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

215 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 13

REALISASI PERBANYAKAN BENIH SUMBER UBI KAYU TAHUN 2013

BS-BD BD-BP BS-BD % BD-BP % BD BP

(Ha) (Ha) (Ha) BS-BD (Ha) BD-BP (Stek) (Stek)

1 Lampung - 2 - - 2 100,00 - -

2 Jawa Barat 1 - 1 100,00 - - 10.000 -

3 Jawa Tengah - 1 - - - - -

4 Jawa Timur 2 2 2 100,00 2 100,00 - -

3 5 3 100,00 4 80,00 10.000 -

No Provinsi

Rencana Tanam Realisasi Tanam Realisasi Produksi

Jumlah

Page 234: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

216

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 14

REALISASI PERBANYAKAN BENIH SUMBER UBI JALAR TAHUN 2013

BS-BD BD-BP BS-BD % BD-BP % BD BP

(Ha) (Ha) (Ha) BS-BD (Ha) BD-BP (Stek) (Stek)

1 Jawa Barat 1 - 1 100 - - 15.000 -

2 Jawa Timur 2 2 2 100 2 100,00 120.000 -

3 Kalimantan Barat 1 - 1 100 - - - -

4 2 4 100,00 2 100,00 135.000 -

No Provinsi

Rencana Tanam Realisasi Tanam Realisasi Produksi

Jumlah

Page 235: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

217 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 15

REALISASI PERBANYAKAN BENIH SUMBER SORGUM TAHUN 2013

BS-BD BD-BP BS-BD % BD-BP % BD BP

(Ha) (Ha) (Ha) BS-BD (Ha) BD-BP (Kg) (Kg)

1 Nusa Tenggara Timur 1 1 1 100 - - 100 -

1 1 1 100,00 - - 100 - Jumlah

No Provinsi

Rencana Tanam Realisasi Tanam Realisasi Produksi

Page 236: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

218

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 16

REALISASI PEMBERDAYAAN PENANGKAR BENIH PADI DAN KEDELAI TAHUN 2013

Rencana Realisasi Rencana Realisasi

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 Aceh 500 450 90,00 250 200 80,00

2 Sumatera Utara 500 500 100,00 250 200 80,00

3 Sumatera Barat 400 400 100,00 - - -

4 Riau 300 200 66,67 50 25 50,00

5 Jambi 300 300 100,00 275 167 60,73

6 Sumatera Selatan 400 400 100,00 75 10 13,33

7 Bengkulu 350 338 96,57 25 25 100,00

8 Lampung 400 400 100,00 125 100 80,00

9 Jawa Barat 750 700 93,33 300 275 91,67

10 Jawa Tengah 750 450 60,00 425 300 70,59

11 DI. Yogyakarta 200 200 100,00 75 75 100,00

12 Jawa Timur 750 690 92,00 425 355 83,53

13 Banten 250 200 80,00 75 75 100,00

14 Kalimantan Barat 350 350 100,00 25 25 100,00

15 Kalimantan Selatan 350 258 73,71 125 41 32,80

16 Kalimantan Timur 300 300 100,00 - - -

17 Kalimantan Tengah 300 300 100,00 25 25 100,00

18 Sulawesi Selatan 550 550 100,00 375 350 93,33

19 Sulawesi Utara 300 300 100,00 50 50 100,00

20 Sulawesi Tengah 400 400 100,00 200 200 100,00

21 Sulawesi Tenggara 300 300 100,00 - - -

22 Gorontalo 200 200 100,00 25 25 100,00

23 Bali 300 300 100,00 - - -

24 Nusa Tenggara Barat 400 400 100,00 150 150 -

25 Nusa Tenggara Timur 350 350 100,00 - - -

26 Maluku 250 250 100,00 - - -

27 Maluku Utara 250 150 60,00 - - -

28 Papua 250 250 100,00 50 50 100,00

29 Papua Barat 200 200 100,00 25 25 100,00

30 Sulawesi Barat 200 200 100,00 100 100 100,00

11.100 10.286 92,67 3.500 2.848 81,37 Jumlah

No. Provinsi

Padi Kedelai

(%) (%)

Page 237: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

219 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 17

REALISASI PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI PADI INBRIDA TAHUN 2013

Volume

(Ton) (Ton)

1 Aceh 6.025 1.863 30,92

2 Sumatera Utara 5.875 1.839 31,30

3 Sumatera Barat 3.700 646 17,46

4 Riau 2.550 149 5,86

5 Jambi 2.550 549 21,54

6 Sumatera Selatan 7.250 1.052 14,51

7 Bangka Belitung 175 13 7,67

8 Bengkulu 1.925 625 32,46

9 Lampung 5.350 2.252 42,10

10 Jawa Barat 11.675 7.034 60,25

11 Banten 4.920 3.023 61,43

12 Jawa Tengah 10.325 6.598 63,90

13 DI Yogyakarta 2.300 713 30,98

14 Jawa Timur 11.565 6.061 52,41

15 Bali 925 358 38,74

16 Nusa Tenggara Barat 5.650 3.271 57,90

17 Nusa Tenggara Timur 3.425 821 23,98

18 Kalimantan Barat 4.150 268 6,46

19 Kalimantan Tengah 1.850 651 35,21

20 Kalimantan Selatan 4.820 1.438 29,82

21 Kalimantan Timur 1.525 117 7,67

22 Sulawesi Utara 1.713 214 12,48

23 Gorontalo 848 458 54,06

24 Sulawesi Tengah 3.175 437 13,75

25 Sulawesi Selatan 9.975 3.452 34,61

26 Sulawesi Barat 1.900 355 18,67

27 Sulawesi Tenggara 2.325 819 35,24

28 Maluku 445 237 53,15

29 Maluku Utara 333 84 25,19

30 Papua 590 192 32,46

31 Papua Barat 168 58 34,33

120.000 45.646 38,04

AlokasiPenjualan

%

Jumlah

No. Provinsi

Page 238: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

220

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 18

REALISASI PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI PADI HIBRIDA TAHUN 2013

Volume

(Ton) (Ton)

1 Aceh 180 79 43,96

2 Sumatera Utara 135 42 31,07

3 Sumatera Selatan 60 23 37,50

4 Lampung 135 121 89,95

5 Jawa Barat 345 141 40,89

6 Jawa Tengah 120 52 43,05

7 DI Yogyakarta 60 25 42,39

8 Jawa Timur 3.435 472 13,75

9 Nusa Tenggara Barat 105 99 94,26

10 Nusa Tenggara Timur 60 15 25,00

11 Kalimantan Barat 30 15 50,00

12 Sulawesi Utara 105 20 19,14

13 Sulawesi Selatan 2.730 717 26,25

7.500 1.821 24,28

AlokasiPenjualan

%

Jumlah

No. Provinsi

Page 239: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

221 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 19

REALISASI PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI JAGUNG KOMPOSIT TAHUN 2013

Volume

(Ton) (Ton)

1 Sumatera Selatan 100 25 25,00

2 Bengkulu 25 - -

3 Banten 75 6 7,40

4 Jawa Tengah 85 40 47,29

5 Jawa Timur 275 103 37,42

6 Nusa Tenggara Barat 75 10 12,67

7 Nusa Tenggara Timur 590 54 9,11

8 Sulawesi Utara 188 30 15,81

9 Gorontalo 163 35 21,54

10 Sulawesi Tengah 113 44 39,24

11 Sulawesi Selatan 50 - -

12 Sulawesi Barat 25 - -

13 Sulawesi Tenggara 88 - -

14 Maluku 83 - -

15 Maluku Utara 13 - -

16 Papua 33 22 68,89

17 Papua Barat 23 - -

2.000 368 18,40

Penjualan

%

Jumlah

No. ProvinsiAlokasi

Page 240: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

222

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 20

REALISASI PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI JAGUNG HIBRIDA TAHUN 2013

Volume

(Ton) (Ton)

1 Aceh 300 9 3,00

2 Sumatera Utara 315 - -

3 Sumatera Barat 218 6 2,69

4 Riau 53 5 9,43

5 Jambi 105 6 5,71

6 Sumatera Selatan 165 11 6,82

7 Bangka Belitung 15 - -

8 Bengkulu 105 4 3,86

9 Lampung 480 7 1,44

10 Jawa Barat 345 19 5,46

11 Banten 45 - -

12 Jawa Tengah 617 33 5,34

13 DI Yogyakarta 180 1 0,65

14 Jawa Timur 840 116 13,85

15 Nusa Tenggara Barat 795 33 4,09

16 Nusa Tenggara Timur 150 - -

17 Kalimantan Barat 143 - -

18 Kalimantan Tengah 45 - -

19 Kalimantan Selatan 90 - -

20 Kalimantan Timur 36 8 22,92

21 Sulawesi Utara 390 1 0,32

22 Gorontalo 225 40 17,78

23 Sulawesi Tengah 585 82 14,04

24 Sulawesi Selatan 803 106 13,19

25 Sulawesi Barat 150 39 26,00

26 Sulawesi Tenggara 168 44 26,04

27 Maluku 60 15 25,00

28 Maluku Utara 80 - -

7.500 585 7,80

AlokasiPenjualan

%

Jumlah

No. Provinsi

Page 241: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

223 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 21

REALISASI PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI KEDELAI TAHUN 2013

Volume

(Ton) (Ton)

1 Aceh 960 154 16,04

2 Sumatera Utara 320 19 5,95

3 Sumatera Barat 60 3 4,38

4 Riau 160 20 12,35

5 Jambi 280 42 14,89

6 Sumatera Selatan 280 40 14,29

7 Bengkulu 200 37 18,40

8 Lampung 160 103 64,25

9 Jawa Barat 620 224 36,10

10 Banten 200 1 0,40

11 Jawa Tengah 1.480 252 17,05

12 DI Yogyakarta 1.120 169 15,07

13 Jawa Timur 4.700 637 13,56

14 Bali 160 9 5,75

15 Nusa Tenggara Barat 2.220 575 25,91

16 Nusa Tenggara Timur 160 40 25,00

17 Kalimantan Barat 140 - -

18 Kalimantan Tengah 80 13 16,00

19 Kalimantan Selatan 60 4 7,33

20 Kalimantan Timur 40 - -

21 Sulawesi Utara 120 13 10,63

22 Gorontalo 100 - -

23 Sulawesi Tengah 120 20 16,67

24 Sulawesi Selatan 600 61 10,09

25 Sulawesi Barat 380 10 2,52

26 Sulawesi Tenggara 100 37 36,52

27 Maluku 60 - -

28 Papua 80 79 98,75

29 Papua Barat 40 - -

15.000 2.560 17,07

AlokasiPenjualan

%

Jumlah

No. Provinsi

Page 242: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

224

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 22

REALISASI BANTUAN SARANA PASCAPANEN PADI TAHUN 2013

Rencana

(Kelompok) (Kelompok) (%)

1 Aceh 21 19 90,48

2 Sumatera Utara 27 26 96,30

3 Sumatera Barat 13 11 84,62

4 Riau 7 7 100,00

5 Jambi 11 11 100,00

6 Sumatera Selatan 13 10 76,92

7 Bangka Belitung 2 2 100,00

8 Bengkulu 6 6 100,00

9 Lampung 24 24 100,00

10 Jawa Barat 50 50 100,00

11 Banten 14 14 100,00

12 Jawa Tengah 53 53 100,00

13 DI Yogyakarta 12 12 100,00

14 Jawa Timur 70 64 91,43

15 Bali 5 5 100,00

16 Nusa Tenggara Barat 23 23 100,00

17 Nusa Tenggara Timur 9 9 100,00

18 Kalimantan Barat 10 10 100,00

19 Kalimantan Tengah 4 4 100,00

20 Kalimantan Selatan 24 16 66,67

21 Kalimantan Timur 2 2 100,00

22 Sulawesi Utara 5 5 100,00

23 Gorontalo 3 3 100,00

24 Sulawesi Tengah 15 15 100,00

25 Sulawesi Selatan 36 36 100,00

26 Sulawesi Barat 9 9 100,00

27 Sulawesi Tenggara 9 9 100,00

28 Maluku 2 2 100,00

29 Maluku Utara 2 2 100,00

30 Papua 1 1 100,00

482 460 95,44 Jumlah

RealisasiNo. Provinsi

Page 243: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

225 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 23

REALISASI BANTUAN SARANA PASCAPANEN JAGUNG TAHUN 2013

Rencana

(Kelompok) (Kelompok) (%)

1 Aceh 5 5 100,00

2 Sumatera Utara 3 3 100,00

3 Sumatera Barat 5 5 100,00

4 Jambi 2 2 100,00

5 Sumatera Selatan 2 2 100,00

6 Lampung 3 3 100,00

7 Jawa Barat 8 8 100,00

8 Banten 2 2 100,00

9 Jawa Tengah 8 8 100,00

10 DI Yogyakarta 1 1 100,00

11 Jawa Timur 6 5 83,33

12 Nusa Tenggara Barat 6 6 100,00

13 Kalimantan Barat 2 2 100,00

14 Kalimantan Tengah 1 1 100,00

15 Kalimantan Selatan 2 - -

16 Sulawesi Utara 8 8 100,00

17 Gorontalo 6 4 66,67

18 Sulawesi Tengah 7 7 100,00

19 Sulawesi Selatan 12 12 100,00

20 Sulawesi Barat 2 2 100,00

21 Sulawesi Tenggara 1 1 100,00

92 87 94,57

Realisasi

Jumlah

No. Provinsi

Page 244: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

226

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 24

REALISASI BANTUAN SARANA PASCAPANEN KEDELAI TAHUN 2013

Rencana

(Kelompok) (Kelompok) (%)

1 Aceh 4 4 100,00

2 Sumatera Utara 2 2 100,00

3 Jambi 1 1 100,00

4 Sumatera Selatan 1 1 100,00

5 Lampung 3 3 100,00

6 Jawa Barat 3 3 100,00

7 Banten 1 1 100,00

8 Jawa Tengah 10 10 100,00

9 DI Yogyakarta 2 2 100,00

10 Jawa Timur 15 14 93,33

11 Bali 1 1 100,00

12 Nusa Tenggara Barat 6 6 100,00

13 Kalimantan Barat 1 1 100,00

14 Kalimantan Selatan 1 - -

15 Sulawesi Utara 1 1 100,00

16 Sulawesi Tengah 1 1 100,00

17 Sulawesi Selatan 3 3 100,00

56 54 96,43

Realisasi

Jumlah

No. Provinsi

Page 245: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

227 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 25

REALISASI BANTUAN SARANA PASCAPANEN UBI KAYU TAHUN 2013

Rencana

(Kelompok) (Kelompok) (%)

1 Sumatera Utara 1 1 100,00

2 Sumatera Selatan 2 2 100,00

3 Lampung 1 1 100,00

4 Jawa Barat 3 3 100,00

5 Banten 2 2 100,00

6 Jawa Tengah 3 3 100,00

7 DI Yogyakarta 1 1 100,00

8 Jawa Timur 3 3 100,00

9 Nusa Tenggara Barat 2 2 100,00

10 Nusa Tenggara Timur 4 4 100,00

11 Kalimantan Selatan 1 1 100,00

12 Kalimantan Timur 2 2 100,00

13 Sulawesi Selatan 2 2 100,00

27 27 100,00

No. ProvinsiRealisasi

Jumlah

Page 246: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

228

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 26

REALISASI BANTUAN SARANA PASCAPANEN UBI JALAR TAHUN 2013

Rencana

(Kelompok) (Kelompok) (%)

1 Sumatera Utara 3 3 100,00

2 Jambi 2 2 100,00

3 Jawa Barat 4 4 100,00

4 Jawa Tengah 2 2 100,00

5 DI Yogyakarta 1 1 100,00

6 Jawa Timur 1 1 100,00

7 Nusa Tenggara Barat 1 1 100,00

8 Kalimantan Barat 1 1 100,00

9 Kalimantan Selatan 1 1 100,00

10 Sulawesi Selatan 3 3 100,00

11 Maluku Utara 1 1 100,00

12 Papua 2 2 100,00

13 Papua Barat 3 3 100,00

25 25 100,00

No. ProvinsiRealisasi

Jumlah

Page 247: Laporan Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN DITJEN TP TAHUN... · Realisasi luas areal sertifikasi penangkaran benih padi seluas

229 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2013

Lampiran 27

REALISASI PELAKSANAAN SL-PHT DAN SL-IKLIM TAHUN 2013

No. Provinsi Rencana Rencana

(Unit) (Unit) (%) (Unit) (Unit) (%)

1 Aceh 135 135 100,00 8 8 100,00

2 Sumatera Utara 120 120 100,00 8 8 100,00

3 Sumatera Barat 105 105 100,00 8 8 100,00

4 R i a u 45 26 57,78 6 6 100,00

5 Kepulauan Riau 2 2 100,00 - - -

6 J a m b i 45 43 95,56 6 6 100,00

7 Sumatera Selatan 117 104 88,89 7 7 100,00

8 Bangka Belitung 25 25 100,00 - - -

9 Bengkulu 40 40 100,00 5 5 100,00

10 Lampung 80 80 100,00 7 7 100,00

11 DKI Jakarta 5 - - - - -

12 Jawa Barat 200 200 100,00 13 13 100,00

13 B a n t e n 85 85 100,00 9 9 100,00

14 Jawa Tengah 175 175 100,00 15 15 100,00

15 DI Yogyakarta 50 50 100,00 6 6 100,00

16 Jawa Timur 216 213 98,61 9 9 100,00

17 B a l i 60 60 100,00 3 3 100,00

18 Nusa Tenggara Barat 75 75 100,00 8 8 100,00

19 Nusa Tenggara Timur 65 65 100,00 6 6 100,00

20 Kalimantan Barat 81 81 100,00 6 6 100,00

21 Kalimantan Tengah 41 41 100,00 6 6 100,00

22 Kalimantan Selatan 88 88 100,00 9 9 100,00

23 Kalimantan Timur 58 58 100,00 4 4 100,00

24 Sulawesi Utara 75 75 100,00 4 4 100,00

25 Sulawesi Tengah 75 75 100,00 6 2 33,33

26 Sulawesi Selatan 130 130 100,00 5 5 100,00

27 Sulawesi Tenggara 65 65 100,00 13 13 100,00

28 Gorontalo 65 43 66,15 2 2 100,00

29 Sulawesi Barat 67 64 95,52 5 5 100,00

30 Maluku 35 35 100,00 2 2 100,00

31 Maluku Utara 20 20 100,00 2 2 100,00

32 Papua 35 28 80,00 2 2 100,00

33 Papua Barat 20 15 75,00 2 2 100,00

2.500 2.421 96,84 192 188 97,92 Jumlah

SL-Iklim

Realisasi

SL-PHT

Realisasi