laporan tahunansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laporan tahunan... · 2018. 10. 10. · serta...

153

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat
Page 2: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

LAPORAN TAHUNAN

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TP

2017

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TP DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

Page 3: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

karunia dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan laporan Tahunan Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan tahun 2017 dapat

terselesaikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan.

Laporan Tahunan ini merupakan uraian pelaksanaan tugas, sekaligus

evaluasi pelaksanaan kegiatan, permasalahan dan capaian yang dicapai selama

tahun 2017.

Kami berharap laporan ini dapat memberikan informasi dan menjadikan

pedoman dalam merencanakan dan memperbaiki pelaksanaan kegiatan pada tahun

berikutnya.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan kerjasama baik dalam bentuk kontribusi data, informasi

ataupun dalam bentuk lainnya.

Jakarta, Januari 2018

Direktur,

Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi

NIP.196304231989031000

Page 4: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan merupakan salah

satu unit Kerja Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman pangan yang

ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian.

2. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, memiliki Visi

“Terwujudnya Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Produk Olahan

Komoditas Tanaman Pangan di Pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri”.

sedangkan Misi adalah : a) Mendorong tumbuh kembangnya agribisnis tanaman

pangan yang berdaya saing dan berkelanjutan melalui penguatan kelembagaan

usaha, penerapan teknologi tepat guna, kemitraan, dan peningkatan investasi

tanaman pangan; b) Mendorong penerapan sistem jaminan mutu dan

pengawasan keamanan pangan dalam mendukung usaha agribisnis tanaman

pangan terpadu; c) Mengembangkan pemasaran produk tanaman pangan dalam

negeri dan luar negeri melalui penguatan sistem, infrastruktur pemasaran dan

promosi; d) Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan yang profesional dan berintegritas tinggi.

3. Tugas Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan adalah

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan.

Dalam melaksanakan Tugas Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi : a) Penyiapan perumusan

kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan; b)

pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan

standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan; c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan standardisasi dan penerapan standar

mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan; d) Pemberian bimbingan

teknis dan supervisi di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan; e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar

mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan; f) Koordinasi perumusan

dan harmonisasi standar, serta penerapan standar mutu di bidang tanaman

Page 5: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

iii

pangan; g) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

4. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan mendapatkan

alokasi anggaran APBN sebesar Rp. 1.557.432.556.000,- meliputi kegiatan

Pusat Rp. 677.022.113.000,- (termasuk tunggak bayar tahun 2016 sebesar

Rp. 27.275.205.000,-), Dekonsentrasi Rp. 11.565.755.000,- dan Tugas

Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 868.844.688.000,-. Dalam pelaksanaan

kegiatan di tahun 2017, seringkali terjadi perubahan/pergeseran anggaran

sehingga terjadi beberapa kali revisi. Kronologis perubahan anggaran Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan selama periode Tahun

2017.

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan hingga Bulan Desember tahun 2017 sebesar

Rp. 1.472.102.607.921,- (94,64%). Dengan rincian kegiatan Pusat sebesar

Rp. 632.095.581.020,-, Dekonsentrasi sebesar Rp. 7.751.622.151,- dan Tugas

Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 832.315.460.094,-.

5. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan melalui APBN

tahun 2017 memberikan dukungan antara lain :

a. Fasilitasi Sarana Pascapanen berupa Combine Harvester Kecil; Combine

Harvester Sedang; Combine Harvester Besar; Vertical Dryer Padi Kapasitas

30 ton/proses, Vertical Dryer Padi Kapasitas 3,5 - 6 ton/proses dan Vertical

Dryer Padi Kapasitas 10 ton/proses; Power Thresher ; Fasilitasi RMU +

Bangunan; Corn Combine Harvester; Corn Sheller; Vertical Dryer Jagung

Kapasitas 3,5-6 ton/proses; Power Thresher Multiguna; Packing dan Grading;

Moisture Tester dan Sarana Pengangkut Hasil Pertanian Roda 3.

b. Fasilitasi Sertifikasi Pertanian Organik

c. Penyediaan Informasi Harga Tanaman Pangan

6. Realisasi Dukungan Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan Tahun 2017 sebagai berikut :

a. Realisasi fisik pelaksanaan kegiatan pengelolaan sarana pascapanen tahun

2017 sebanyak 7.818 unit 99,85% dari target 7.830 unit. Realisasi keuangan

pelaksanaan kegiatan pengelolaan sarana pascapanen tahun 2017 sebesar

Rp.1.354.835.094.519,-, 94,32% dari Pagu Rp. 1.436.439.882.400,-. Fasilitasi

sarana pascapanen padi sebanyak sebanyak 4.631 unit (99,74%) dari target

4.643 unit, sarana pascapanen jagung sebanyak 2.359 unit (100%) dari

target 2.359 unit dan sarana pascapanen kedelai sebanyak 828 unit (100%)

dari target 828 unit.

Page 6: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

iv

b. Fasilitasi standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan sebanyak 51

sertifikasi, dengan rincian sertifikasi organic sebanyak 24 (80% dari target

awal 30 sertifikasi) dan 27 sertifikat register PSAT/Pendaftaran Produk

Dalam (PD) dari fasilitasi penerapan jaminan mutu dan keamanan pangan

(90% dari target awal 30 sertifikasi).

c. Fasilitasi pemasaran dan investasi hasil tanaman pangan sebanyak 192

informasi harga (99,5% dari target 200 informasi harga).

7. Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Pusat dan Daerah, Direktorat

Pengolahan pada Tahun 2017 melakukan Rapat Koordinasi Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan meliputi :

a. Fasilitasi Pasar Lelang Hasil Pertanian PENAS (PENAS) Petani dan Nelayan

XV Tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal 6 – 11 Mei 2017 di Provinsi Aceh,

b. Perumusan dan Fasilitasi Kesekretariatan SNI/Permentan Tanaman Pangan,

Rapat pembahasan standar Persyaratan Teknis Minimal (PTM) ubikayu yang

dilaksanakan pada tanggal 4 September 2017 dan Rapat Teknis KOMTEK

65-11 Tanaman Pangan Terkait Revisi SNI Beras tanggal 11 September 2017

serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September

2017di Aula Direktorat PPHTP, ,

c. Festival Pangan Olahan Kedelai Lokal pada tanggal 10 Desember 2018 di

Jogja Expo Center, DI. Yogyakarta.

d. Focused Group Discussion (FGD) Kebijakan Tata Niaga Impor Kedelai

dilaksanakan pada Bulan Oktober 2017, bertempat di ruang Rapat UPSUS

PJK 1, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian,

Jakarta,

e. Public Hearing Draft Permentan tentang Penerapan Jaminan Mutu dan

Pencantuman Label Produk Rekayasa Genetika (PRG) dan Non Produk

Rekayasa Genetika (Non PRG) Kedelai untuk Pangan Segar pada tanggal 23

November 2017 di Ruang Rapat Upsus PJK 1.

8. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan terdiri dari : 1)

Subdirektorat pascapanen; 2) Subdirektorat Pengolahan; 3) Subdirektorat

Standardisasi dan Mutu; 4) Subdirektorat Pemasaran dan Investasi; 5)

Subbagian Tata Usaha dan 6) Kelompok Jabatan Fungsional. Selama kurun

waktu setahun, masing-masing subdit/subag melakukan kegiatan sebagai

berikut:

a. Subdirektorat Pascapanen melakukan kegiatan ;

1) Sosialisasi dan Bimbingan Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman

Pangan, meliputi; a) Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen

Page 7: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

v

Tanaman Pangan; b) Penguatan Pengelolaan Bantuan Sarana

Pascapanen; c) Pengawalan Kegiatan Direktorat PPHTP

2) Penyaluran Alsintan Pascapanen, meliputi : a) Pengawalan Bantuan

Sarana Pascapanen ; b) Gerakan Penanganan Pascapanen Tanaman

Pangan ; c) Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Tanaman

Pangan

b. Subdirektorat Pengolahan melakukan kegiatan ;

1) Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Tanaman Pangan,

meliputi : a) Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemanfaatan Bantuan

Sarana UPH Tanaman Pangan; b) Database Sarana Pascapanen

Tanaman Pangan dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan; c) Bahan

Informasi Pengolahan Hasil TP

2) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan,

meliputi : a) Monitoring dan Evaluasi Pengolahan Hasil Tanaman Pangan;

b) Pembinaan Pilot Project SIPP Ubikayu Kabupaten Cianjur; c)

Pengawalan UPSUS PJK dan d) Rapat Koordinasi UPSUS PJK .

c. Subdirektorat Standardisasi dan Mutu melakukan kegiatan ;

1) Sosialisasi dan Bimbingan Standardisasi dan Mutu Hasil Tanaman

Pangan, meliputi : a) Bimbingan Teknis Petugas Pendamping Penerapan

Sistem Pertanian Organik; b) Bahan Informasi Mutu dan Standardisasi; c)

Pengembangan Peningkatan Kompetensi SDM

2) Fasilitasi Sertifikasi meliputi : a) Fasilitasi Sertifikasi Sistem Pertanian

Organik; b) Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan;

3) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Standardisasi dan Mutu

d. Subdirektorat Pemasaran dan Investasi melakukan kegiatan ;

1) Sosialisasi dan Bimbingan Pengembangan Pemasaran dan Investasi,

2) Pengembangan Informasi Harga

3) Promosi dan Investasi Tanaman Pangan

4) Kegiatan Informasi Pemasaran Tanaman Pangan

5) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengembangan Pemasaran dan

Investasi.

6) Kebijakan Pemasaran Tanaman Pangan

e. Subbagian Tata Usaha melakukan kegiatan yang terkait urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, surat menyurat serta

kearsipan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

f. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Mutu

Hasil Pertanian dan Analis Pasar Hasil Pertanian melakukan kegiatan sesuai

Page 8: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

vi

dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 9: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

RINGKASAN.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK............................................................................................ xii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ……………………………………….………………… 1

B. Tujuan …………………………………………………………………... 5

II. PELAKSANAAN KEGIATAN SUBDIT PASCAPANEN ......................... 6

A. Penyaluran Fasilitasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Pusat 6

B. Pembayaran Luncuran/Tunggakan TA. 2016 …………….………… 10

C. Fasilitasi Sarana Pascapanen Untuk Mendukung Sentra Pelayanan

Pertanian Padi Terpadu (SP3T) …..…………………………………. 11

D. Kebijakan Program dan Anggaran Sarana Anggaran Pascapanen

Tanaman Pangan ........................................................................... 13

E. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Pascapanen Tanaman

Pangan ........................................................................................... 14

III. PELAKSANAAN KEGIATAN SUBDIT PENGOLAHAN HASIL TANAMAN

PANGAN ………………………………………………………………..…….. 19

A. Sosialisasi dan Bimbingan Sarana Pengolahan Tanaman Pangan . 19

B. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Pengolahan Tanaman

Pangan ………………………….……………………………………… 25

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN SUBDIT STANDARDISASI DAN MUTU. 37

A. Kebijakan Program dan Anggaran Standardisasi dan Mutu Hasil

Tanaman Pangan ……………………………………………………... 37

B. Koordinasi Kegiatan Standardisasi dan Mutu Hasil Tanaman Pangan 52

V. PELAKSANAAN KEGIATAN SUBDIT PEMASARAN DAN INVESTASI 62

A. Kebijakan Program dan Anggaran Pemasaran dan Investasi TP … 62

Page 10: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

viii

B. Sosialisasi dan Bimbingan Pemasaran dan Investasi Hasil Tanaman

Pangan …………………………..………………..………………….… 68

C. Koordinasi Pemasaran dan Investasi Hasil Tanaman Pangan .….. 81

D. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pemasaran dan Investasi Tanaman

Pangan …………....………………………………………………..…… 90

VI. ORGANISASI DAN KETATAUSAHAAN …………………….……...…. 92

A. Organisasi ……………………………………………………………… 92

B. Ketatausahaan ………………………………………………………… 96

C. Keuangan ……………………………………………………………… 102

VII. PERMASALAHAN DAN UPAYA ............................................................ 105

A. Permasalahan …………………………………………………………. 105

B. Upaya Permasalahan …….…………………………………………… 108

VIII. PENUTUP ............................................................................................... 111

LAMPIRAN

Page 11: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 ………….….……. 2

2. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat

PPHTP …………………………………………………………….…………… 3

3. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sarana Pascapanen

Tahun 2017 ……….……………………………………………….………….. 9

4. Rencana Tunda Bayar Tahun 2018 ……………………………………........ 12

5. Alokasi Bantuan Pemerintah Pusat di Lokasi SIPPTahun 2014 …….……. 26

6. Kronologis Perubahan Pagu Anggaran Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017 ..……………….……. 48

7. Kegiatan Subdit Pascapanen Tahun 2018 ……………………………….… 49

8. Kegiatan Subdit Pengolahan Tahun 2018 ………………………………..… 49

9. Kegiatan Subdit Pemasaran dan Investasi Tahun 2018 …..……………… 50

10. Kegiatan Subdit Standardisasi dan Mutu Tahun 2018 ..…………………… 50

11. Kegiatan Subdit Ketatausahaan dan Kepegawaian Tahun 2018 ………… 50

12. Target dan Realisasi Registrasi PSAT ………………….………………… .. 54

13. Target dan Realisasi Sertifikasi Pertanian Organik TA 2017 ……………. 56

14. Parameter Uji dan Hasil Rekapan Uji Sampel Yang Diperoleh Dari

Beberapa Pemilik Sampel ……………………..…………………………….. 57

15. Perencanaan Pelaksanaan Pengambilan Contoh …………………………. 59

16. Optimalisasi Kegiatan Pelayanan Informasi Pasar Tahun 2017 …………. 91

17. Kartu Pegawai Tahun 2017 …………………………………………………... 99

18. Cuti Tahunan dan Cuti Besar Tahun 2017 ……………………………........ 100

19. Cuti Persalinan ……………………………………………………………...…. 100

20. Cuti Alasan Penting ………………………………………….………………… 101

21. Realisasi s/d 31 Desember 2017 ………………………………………….…. 104

22. Realisasi Anggaran berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2017 …………..… 104

Page 12: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Fasilitasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2017 ….….……. 114

2. Pengadaan Tahap I ……………………………………………….…………… 115

3. Pengadaan Tahap II …………………………………………………………… 115

4. Pengadaan Tahap III …………………………………………….…………..… 116

5. Tunggak Bayar Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan Tahun 2017 ……………………………….…………….… 118

6. Bantuan sarana UPH jagung dan kedelai Tahun 2016 Usaha Pengolahan 119

7. Perkembangan Penyusunan Draft Permentan …………………………….. 120

8. Rencana Alokasi Dukungan Standardisasi dan Mutu Tahun 2018 ………. 121

9. Rencana Alokasi Dukungan Pengolahan Hasil dan Pasinves Tahun 2018 122

10. Ekspor Impor Tahun 2017 per Kode HS ……………………………………. 123

11. Daftar Nama Pejabat Eselon II, III dan IV Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017 ...…………….………….. 126

12. Daftar Nominatif Pegawai Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan Tahun 2017 ……………………………………………….. 127

Page 13: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

xi

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

1. Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan ……………………………………………………...………....….……. 4

2. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2017 .. 10

Page 14: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

xii

DAFTAR GRAFIK

No Grafik Halaman

1. Perkembangan rata-rata Harga Harian Gabah tingkat petani (produsen),

periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg) ………….….......……. 72

2. Perkembangan rata-rata Harga Harian Beras Medium tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg) .…...…… 72

3. Perkembangan rata-rata Harga Harian Jagung Pipilan Kering tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg) ..……….. 73

4. Perkembangan rata-rata Harga Harian Kedelai Kering Lokal tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg) ..……….. 73

5. Perkembangan rata-rata Harga Harian Kacang Tanah Lokal Polong Basah

tk petani (produsen), periode Desember 2016–Desember 2017 (Rp/kg) .. 74

6. Perkembangan rata-rata Harga Harian Kacang Hijau Biji Kering tingkat

petani (produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg) .... 74

7. Perkembangan rata-rata Harga Harian Ubikayu Basah tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg) ..……….. 75

8. Perkembangan rata-rata Harga Harian Ubijalar Basah tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg) ..……….. 75

9. Perkembangan Neraca Volume Perdagangan Beras Tahun 2012-2017 … 82

10. Perkembangan Neraca Volume Perdagangan Jagung Tahun 2012-2017 82

11. Perkembangan Neraca Volume Perdagangan Kedelai Tahun 2012-2017 83

Page 15: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

1

“Terwujudnya Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Produk Olahan

Komoditas Tanaman Pangan di Pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri”.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan merupakan salah

satu unit Kerja Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman pangan yang

ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian.

Penetapan visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

mengacu pada visi Kementerian Pertanian yaitu „Terwujudnya Kedaulatan

Pangan dan Kesejahteraan Petani‟ dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

yaitu „Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Pangan Yang Cukup Secara

Berkelanjutan Untuk Memperkuat Kedaulatan Pangan‟. Dalam hal ini, Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan membangun Visi yang

selaras yakni :

Perspektif produksi dalam negeri yang berdaya saing mencerminkan kekuatan

dalam mewujudkan tersedianya kebutuhan domestik dan kebutuhan orientasi

ekspor, serta mengurangi ancaman masuknya produk impor (substitusi impor).

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan mengemban Misi sebagai berikut :

1. Mendorong tumbuh kembangnya agribisnis tanaman pangan yang berdaya

saing dan berkelanjutan melalui penguatan kelembagaan usaha, penerapan

teknologi tepat guna, kemitraan, dan peningkatan investasi tanaman pangan,

2. Mendorong penerapan sistem jaminan mutu dan pengawasan keamanan

pangan dalam mendukung usaha agribisnis tanaman pangan terpadu,

3. Mengembangkan pemasaran produk tanaman pangan dalam negeri dan luar

negeri melalui penguatan sistem, infrastruktur pemasaran dan promosi,

4. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan yang profesional dan berintegritas tinggi.

I

Page 16: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2

Berkaitan dengan implementasi visi dan misi tersebut, Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menetapkan tujuan sebagai berikut :

1. Menumbuhkembangkan pelaku usaha pedesaan yang spefisik lokal dan

terintegrasi,

2. Meningkatkan produk tanaman pangan yang bermutu,

3. Meningkatkan penguasaan pasar domestik dan luar negeri untuk produk

tanaman pangan strategis.

Sasaran strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan pada tahun 2016-2019

adalah :

a) Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan,

b) Meningkatnya nilai tambah produk tanaman pangan,

c) Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan,

d) Meningkatnya penguasaan pasar dalam negeri (domestik) dan luar negeri

(ekspor).

Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019

VISI

1 Mendorong tumbuh kembangnya

agribisnis tanaman pangan yang

berdaya saing dan berkelanjutan

melalui penguatan kelembagaan

usaha, penerapan teknologi tepat

guna, kemitraan, dan peningkatan

investasi tanaman pangan

1 Menumbuhkembangkan

pelaku usaha pedesaan

yang spefisik lokal dan

terintegrasi

1 Menurunnya susut hasil

(losses ) produksi

tanaman pangan

2 Mendorong penerapan sistem

jaminan mutu dan pengawasan

keamanan pangan dalam

mendukung usaha agribisnis

tanaman pangan terpadu

2 Meningkatkan produk

tanaman pangan yang

bermutu

2 Meningkatnya nilai

tambah produk tanaman

pangan

3 Mengembangkan pemasaran

produk tanaman pangan dalam

negeri dan luar negeri melalui

penguatan sistem, infrastruktur

pemasaran dan promosi

3 Meningkatkan

penguasaan pasar

domestik dan luar negeri

untuk produk tanaman

pangan strategis

3 Meningkatnya mutu hasil

produksi tanaman pangan

4 Mengembangkan kapasitas

institusi Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan yang profesional dan

berintegritas tinggi

4 Meningkatnya

penguasaan pasar dalam

negeri (domestik) dan

luar negeri (ekspor)

MISI TUJUAN SASARAN

Terwujudnya

Peningkatan Nilai

Tambah, Daya

Saing dan Produk

Olahan Komoditas

Tanaman Pangan

di Pasar Dalam

Negeri dan Luar

Negeri

Page 17: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3

Tugas dan fungsi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat PPHTP

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan terdiri dari:

1) Subdirektorat pascapanen;

2) Subdirektorat Pengolahan;

3) Subdirektorat Standardisasi dan Mutu;

4) Subdirektorat Pemasaran dan Investasi;

5) Subbagian Tata Usaha; dan

6) Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas dan

FungsiDitjen Tanaman Pangan Direktorat PPHTP

Tugas

Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya

Melaksanakan penyiapan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil

tanaman pangan.

1 Perumusan kebijakan di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budi daya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil

produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan

lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan

perlindungan tanaman pangan.

Penyiapan perumusan kebijakan di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi dan penerapan standar mutu serta

pemasaran dan investasi tanaman pangan.

2 Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budi daya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil

produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan

lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan

perlindungan tanaman pangan.

Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan

investasi tanaman pangan.

3 Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budi

daya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan

pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan

tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama

penyakit dan perlindungan tanaman pangan.

Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi dan penerapan standar mutu serta

pemasaran dan investasi tanaman pangan.

4 Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budi daya,

peningkatan pascapanen, pengolahan, dan

pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan

tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama

penyakit dan perlindungan tanaman pangan.

Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di

bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi dan penerapan standar mutu serta

pemasaran dan investasi tanaman pangan.

5 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang

penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budi daya,

peningkatan pascapanen, pengolahan, dan

pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan

tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama

penyakit dan perlindungan tanaman pangan.

Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi dan penerapan standar mutu serta

pemasaran dan investasi tanaman pangan.

6 Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan.

Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar,

serta penerapan standar mutu di bidang tanaman

pangan.

7 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan.

Fungsi

Page 18: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

4

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, maka Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan melalui APBN tahun 2017 memberikan

dukungan sebagai berikut :

1. Fasilitasi sarana pascapanen berupa Combine Harvester Kecil; Combine

Harvester Sedang; Combine Harvester Besar; Vertical Dryer Padi Kapasitas

30 ton/proses, Vertical Dryer Padi Kapasitas 3,5 - 6 ton/proses dan Vertical

Dryer Padi Kapasitas 10 ton/proses; Power Thresher ; Fasilitasi RMU +

Bangunan; Corn Combine Harvester; Corn Sheller; Vertical Dryer Jagung

Kapasitas 3,5-6 ton/proses; Power Thresher Multiguna; Packing dan Grading;

Moisture Tester dan sarana pengangkut hasil pertanian roda 3.

2. Fasilitasi sertifikasi pertanian organik

3. Penyediaan informasi harga tanaman pangan

Page 19: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

5

Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dalam

bentuk anggaran Pusat, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Sistem

Pengganggaran kegiatan di daerah pada tahun 2017 dialokasikan pada Satuan

Kerja (Satker) Provinsi, sehingga terdapat DIPA Dekonsentrasi (Dekon) dan

Tugas Pembantuan (TP) Provinsi.

Untuk melaksanakan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan tahun 2017, berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor:

SP.DIPA-018.03.3.339055/2016 tanggal 07 Desember 2016, Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan mendapatkan alokasi

anggaran APBN sebesar Rp. 1.557.432.556.000,- meliputi kegiatan Pusat

Rp. 677.022.113.000,- (termasuk tunggak bayar tahun 2016 sebesar

Rp. 27.275.205.000,-), Dekonsentrasi Rp. 11.565.755.000,- dan Tugas

Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 868.844.688.000,-.

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan hingga Bulan Desember tahun 2017 sebesar

Rp. 1.472.102.607.921,- (94,64%). Dengan rincian kegiatan Pusat sebesar

Rp. 632.095.581.020,-, Dekonsentrasi sebesar Rp. 7.751.622.151,- dan Tugas

Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 832.315.460.094,-.

Sebagai laporan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan selama

kurun waktu 1 (satu) tahun, maka perlu disusun laporan kegiatan dan dirangkum

sebagai laporan tahunan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan Tahun 2017.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan laporan tahunan adalah memaparkan hasil yang telah

dicapai dari pelaksanaan kegiatan di tahun anggaran 2017, dan sebagai evaluasi

serta acuan dalam melakukan kegiatan di tahun berikutnya. Dalam

penganggaran kegiatan strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan dan pelaksanaan kegiatan TA 2017 menjadi lebih maksimal.

Page 20: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

6

PELAKSANAAN KEGIATAN SUBDIT PASCAPANEN

A. Penyaluran Fasilitasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

1. Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Pusat

Salah satu Kebijakan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan adalah mengamankan produksi melalui penurunan susut hasil,

peningkatan mutu hasil dan peningkatan nilai tambah. Penggunaan sarana

pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan memiliki peranan penting

dan strategis dalam mendukung peningkatan produktivitas, efisiensi kerja,

kualitas, nilai tambah dan daya saing. Selain itu penggunaan sarana

pascapanen dapat mengatasi masalah kelangkaan tenaga kerja di sektor

pertanian yang banyak terjadi di daerah.

Fasilitasi sarana pascapanen tanaman pangan tahun 2017 antara lain

Combine Harvester, Corn Combine Harvester, Corn Sheller, Power Thresher

Multiguna, Dryer dan RMU. Bantuan sarana pascapanen yang diberikan

kepada petani merupakan stimulant penerapan pascapanen yang baik dan

benar, sehingga diharapkan mampu mendukung peningkatan produksi

melalui peningkatan produktivitas, efisiensi kerja, dan peningkatan kualitas.

Pengadaan sarana pascapanen meliputi :

a. Pengadaan sarana Pascapanen Tanaman Pangan Pusat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan mengalokasikan APBN Pusat TA.

2017 untuk penyediaan sarana pascapanen tanaman pangan sejumlah

1.910 unit dilakukan melalui pengadaan e-purchasing, namun pada bulan

April terjadi revisi dan jumlah sarana pascapanen pusat menjadi 2.995

unit. Pada Bulan Mei 2017 terjadi revisi POK sehingga jumlah sarana

pusat menjadi 3.263 unit. Pada Bulan Agustus terjadi revisi POK sehingga

jumlah sarana pusat menjadi 3.266 unit. Bulan November terjadi revisi

POK kembali sehingga jumlah sarana pusat menjadi 3.271 unit dan pada

Bulan Desember menjadi 3.282 unit meliputi :

1) Combine Harvester Kecil 110 unit, menjadi 289 unit

2) Combine Harvester Sedang 150 unit (tambahan, semula tidak

dialokasikan)

3) Combine Harvester Besar 1.300 unit, menjadi 1.159 unit

4) Corn Combine Harvester 100 unit (tetap)

5) Corn Sheller 200 unit, menjadi 900 unit

6) Power Thresher Multiguna 200 Unit,menjadi 423 unit

7) Power Thresher 211 unit (tambahan, semula tidak dialokasikan)

II

Page 21: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

7

8) Moisture Tester 28 unit (tambahan, semula tidak dialokasikan)

9) Fasilitasi sarana Pascapanen untuk mendukung Sentra Pelayanan

Pertanian Padi Terpadu (SP3T) yang semula tidak dialokasikan,

meliputi:

a. Combine Harvester Besar 20 unit menjadi 14 unit.

b. Combine Harvester Kecil 9 unit menjadi 12 unit (tambahan 3 unit di

Kabupaten Tasikmalaya).

c. Vertical Dryer Padi Kap.10 Ton + Bangunan (SP3T) 11 unit

d. RMU dan Packing 11 unit

Bantuan sarana pascapanen tanaman pangan tersebut, dialokasikan

untuk memfasilitasi kebutuhan brigade dan/atau permintaan masyarakat

yang belum terpenuhi dalam program Tugas Pembantuan Provinsi APBN

Tahun 2017.

Sasaran penerima bantuan adalah Poktan/Gapoktan/UPJA/Lembaga

Lainnya/Pemerintah Daerah yang memenuhi kriteria sebagai calon

penerima sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Umum dan

Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Tahun Anggaran 2017.

Bantuan sarana pascapanen yang diberikan kepada Poktan/Gapoktan/

UPJA perlu dikawal agar pemanfaatan dan pendayagunaan sarana

bantuan menjadi lebih optimal sehingga mendukung pencapaian program

swasembada pangan nasional.

b. Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Daerah (TP Provinsi)

Fasilitasi sarana pascapanen yang dialokasikan pada DIPA Tugas

Pembantuan Provinsi sejumlah 4.314 unit direvisi menjadi 4.403 unit.

Dalam rangka optimalisasi sisa anggaran di Provinsi, maka pada bulan

Mei kembali terjadi revisi, sehingga Fasilitasi sarana pascapanen di

daerah 4.459 unit, menjadi 4.476 unit pada bulan Juni, pada bulan Juli

2017 menjadi 4.490 unit, pada Bulan Agustus menjadi 4.551 unit, dan

pada Bulan Oktober menjadi 4.548 unit dengan rincian sebagai berikut :

a) Combine Harvester Kecil 500 unit.

b) Combine Harvester Sedang 672 unit, menjadi 711 unit, lalu menjadi

672 unit, dan Bulan agustus menjadi 713 unit.

c) Combine Harvester Besar 1.402 unit, menjadi 1.387 unit, direvisi

menjadi 1.433 unit dan kembali bertambah menjadi 1.442 unit, lalu

menjadi 1.443 unit, dan pada bulan agustus menjadi 1.475 unit.

d) Corn Sheller 1.306 unit, direvisi menjadi 1.312 unit, menjadi 1.316 unit,

dan selanjutnya menjadi 1.328 unit.

Page 22: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

8

e) Power Thresher Multiguna 405 unit (tetap)

f) Power Thresher 43 unit (revisi di Prov.Sulsel, semula tidak

dialokasikan) dan menjadi 58 unit pada bulan Agustus.

g) Vertical Dryer Padi + Bangunan (kap 3,5 – 6 ton/proses) 2 unit (tetap)

h) Vertical Dryer Padi + Bangunan (kap 10 ton/proses) 2 unit (tambahan,

semula tidak dialokasikan) menjadi 4 unit pada bulan Agustus.

i) Vertical Dryer Padi + Bangunan (kap 30 ton/proses) 2 unit (tambahan

di bulan agustus, semula tidak dialokasikan)

j) Vertical Dryer Jagung + Bangunan (kap 10 ton/proses) 2 unit

(tambahan, semula tidak dialokasikan) menjadi 5 unit pada bulan

Agustus.

k) RMU 21 unit (RMU wilayah perbatasan 20 unit dan RMU Organik 1

unit) (tetap)

l) Sarana Grading dan Packaging 6 unit (tetap)

m) Corn Combine Harvester 22 unit, menjadi 26 unit (tambahan, hasil

optimalisasi).

n) Sarana roda tiga 3 unit (tambahan di bulan Agustus, semula tidak

dialokasikan).

Pemberian fasilitasi diharapkan dapat mendukung percepatan tanam dan

panen serempak, sehingga mampu meningkatkan produksi, terobosan-

terobosan dalam rangka optimalisasi pengelolaan sarana pascapanen

sangat diperlukan melalui penguatan UPJA dan/atau pengembangan

brigade panen.

Perubahan jenis Kegiatan, Volume dan Anggaran Bantuan Sarana

Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017,

selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sarana Pascapanen

Realisasi pelaksanaan kegiataan pengadaan sarana pascapanen tahun 2017,

sebagai berikut :

1. Realisasi Fisik

Realisasi Fisik pelaksanaan kegiatan pengelolaan sarana pascapanen

tahun 2017 sebanyak 7.818 unit 99,85% dari target 7.830 unit.

2. Realisasi Keuangan

Realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan pengelolaan sarana

pascapanen tahun 2017 sebesar Rp.1.354.835.094.519,-, 94,32% dari

Pagu Rp. 1.436.439.882.400,-.

Page 23: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

9

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sarana Pascapanen Tahun

2017 selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Jumlah

UnitPagu Anggaran (Rp).

Jumlah

UnitNilai Kontrak (Rp). Thd Unit Thd Rp Nilai (Rp.) % Nilai (Rp.) % Unit Rp Unit

% Thd

Kontrak

% Thd

Target

I Total Sarana + Fasilitasi Penerapan Standmut 7,890 1,437,519,882,400 7,854 1,356,343,851,519 99.54 94.35 1,354,835,094,519 94.25 1,508,757,000 0.10 17 4,740,865,000 76,435,165,881 7,818 99.54 99.09

I Sarana Pusat + Daerah 7,830 1,436,439,882,400 7,818 1,355,478,022,519 99.85 94.36 1,354,835,094,519 94.32 642,928,000 0.04 12 4,590,865,000 76,370,994,881 7,818 100.00 99.85

III Fasilitasi Penerapan Standardisasi dan Mutu 60 1,080,000,000 36 865,829,000 60.00 80.17 - - 865,829,000 80.17 5 150,000,000 64,171,000

A Pusat 3,282 670,438,299,000 3,282 598,672,005,500 100.00 89.30 598,053,005,500 89.20 619,000,000 0.09 - - 71,766,293,500 3,282 100.00 100.00

1 Combine Harvester Kecil 289 36,125,000,000 289 33,059,040,000 100.00 91.51 33,059,040,000 91.51 - - - - 3,065,960,000 289 100.00 100.00

2 Combine Harvester Sedang 150 23,951,400,000 150 23,376,400,000 100.00 97.60 23,376,400,000 97.60 - - - - 575,000,000 150 100.00 100.00

3 Combine Harvester Besar 1,159 520,700,000,000 1,159 458,101,315,000 100.00 87.98 458,101,315,000 87.98 - - - - 62,598,685,000 1,159 100.00 100.00

4 Power Thresher Multiguna 423 9,846,171,000 423 9,845,792,500 100.00 100.00 9,845,792,500 100.00 - - - - 378,500 423 100.00 100.00

5 Corn Combine Harvester 100 33,000,000,000 100 31,261,060,000 100.00 94.73 31,261,060,000 94.73 - - - - 1,738,940,000 100 100.00 100.00

6 Corn Sheller 900 25,200,000,000 900 22,883,476,500 100.00 90.81 22,883,476,500 90.81 - - - - 2,316,523,500 900 100.00 100.00

7 Power Thresher 211 4,747,500,000 211 3,596,500,000 100.00 75.76 3,596,500,000 75.76 - - - - 1,151,000,000 211 100.00 100.00

8 Moisture Tester 28 196,000,000 28 149,380,000 100.00 76.21 149,380,000 76.21 - - - - 46,620,000 28 - 100.00

9 Vertical Dryer Padi Kap. 10 Ton (SP3T) 11 7,172,228,000 11 7,072,300,000 100.00 98.61 7,072,300,000 98.61 - - - - 99,928,000 11 100.00 100.00

10 RMU dan Packing 11 4,400,000,000 11 4,280,800,000 100.00 97.29 3,661,800,000 83.22 619,000,000 14.07 - - 119,200,000 11 100.00 100.00

Bangunan RMU dan Vertical Dryer 8 4,000,000,000 8 3,946,022,000 100.00 98.65 3,946,022,000 98.65 - - - 53,978,000 8 100.00 100.00

Bangunan Pendukung SP3T 1 500,000,000 1 499,919,500 100.00 99.98 499,919,500 99.98 - - - - 80,500 - - -

Instalasi listrik 5 600,000,000 5 600,000,000 100.00 100.00 600,000,000 100.00 - - - - - - -

B Sarana Pascapanen (Daerah) 4,548 766,001,583,400 4,536 756,806,017,019 99.74 98.80 756,782,089,019 98.80 23,928,000 0.00 12 4,590,865,000 4,604,701,381 4,536 100.00 99.74

1 Combine Harvester Kecil 500 55,800,133,000 500 55,786,018,727 100.00 99.97 55,786,018,727 99.97 - - - - 14,114,273 500 100.00 100.00

2 Combine Harvester Sedang 713 102,424,423,000 703 100,030,291,097 98.60 97.66 100,030,291,097 97.66 - - 10 1,580,000,000 814,131,903 703 100.00 98.60

3 Combine Harvester Besar 1,475 525,290,570,400 1,475 524,399,605,200 100.00 99.83 524,399,605,200 99.83 - - - - 890,965,200 1,475 100.00 100.00

4 Power Thresher 58 1,237,350,000 58 1,234,850,000 100.00 99.80 1,234,850,000 99.80 - - - - 2,500,000 58 100.00 100.00

5 Power Thresher Multiguna 405 8,830,617,000 405 8,728,292,200 100.00 98.84 8,728,292,200 98.84 - - - - 102,324,800 405 100.00 100.00

6 Vertikal Dryer Padi + Bangunan (Kap 3,5 - 6

Ton) 2 1,540,000,000 2 1,449,160,000

100.00 94.10 1,449,160,000

94.10 - - - - 90,840,000 2

100.00 100.00

7 Vertical Dryer Padi + bangunan Kap. 10 Ton 4 3,740,668,000 2 1,834,067,250 50.00 49.03 1,834,067,250 49.03 - - 2 1,866,000,000 40,600,750 2 100.00 50.00

8 Vertical Dryer Padi Kap 30 ton + bangunan 2 5,695,085,000 2 5,582,500,000 100.00 98.02 5,582,500,000 98.02 - - 112,585,000 2 100.00

9 RMU daerah Perbatasan 20 12,000,000,000 20 10,359,484,092 100.00 86.33 10,335,556,092 86.13 23,928,000 0.20 - - 1,640,515,908 20 100.00 100.00

10 RMU Beras Organik 1 1,800,000,000 1 655,135,000 100.00 36.40 655,135,000 36.40 - - - 1,144,865,000 - 1 -

11Vertical Dryer Jagung + bangunan Kap. 10 Ton 5 4,230,184,000 5 4,166,800,090

100.00 98.50 4,166,800,090

98.50 - - - - 63,383,910 5

100.00 100.00

12 Corn Combine Harvester 26 8,815,410,000 26 8,815,410,000 100.00 100.00 8,815,410,000 100.00 - - - - - 26 100.00 100.00

13 Corn Sheller 1,328 32,756,592,000 1,328 32,529,545,113 100.00 99.31 32,529,545,113 99.31 - - - - 227,046,887 1,328 100.00 100.00

14 Packing Grading 6 1,735,551,000 6 1,130,158,250 100.00 65.12 1,130,158,250 65.12 - - - - 605,392,750 6 100.00 100.00

15 Sarana Roda 3 3 105,000,000 3 104,700,000 100.00 99.71 104,700,000 99.71 - - - - 300,000 3 100.00 100.00

No Nama Satuan Kerja

Katalog Elektronik/E_Purchasing

Efisiensi (Rp)

Rencana RealisasiPenyaluran

% Kontrak SP2D Belum SP2D Belum Kontrak

Tabel 3. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sarana Pascapanen Tahun 2017.

Page 24: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

10

Realisasi bantuan sarana pascapanen padi sebanyak 4.631 unit (99,74%)

dari target 4.643 unit, sarana pascapanen jagung sebanyak 2.359 unit

(100%) dari target 2.359 unit dan sarana pascapanen kedelai sebanyak 828

unit (100%) dari target 828 unit.

Gambar 2. Realisasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2017

Tahapan realisasi pengadaan sarana pascapanen tahun 2017, selengkapnya disajikan pada Lampiran 2-4.

B. Pembayaran Luncuran/Tunggakan TA. 2016

Berdasarkan Inpres Nomor 8 tahun 2017 tanggal 26 Agustus 2017 tentang

Langkah-langkah Penghematan Belanja kementerian/Lembaga dalam rangka

pelaksanaan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun

Anggaran 2017, bahwa dalam melakukan penghematan, Menteri/Pimpinan

lembaga tetap mengamankan program prioritas yang menjadi

tanggungjawabnya. Dalam rangka pelaksanaan penghematan tersebut, terdapat

kegiatan yang sudah di kontrakkan/perjanjian namun dilakukan Selfblocking

(blokir mandiri) sehingga pembayaran dilakukan di tahun 2017 melalui tunda

bayar/pembayaran tunggakan. Kegiatan yang mengalami Tunggak bayar Senilai

Rp. 93.500.260.936,- untuk 7 Provinsi + 1 Pusat, antara lain sebagai berikut :

a. Provinsi Riau, senilai Rp. 19.552.200.000,-

Meliputi pembayaran pengadaan Combine Harvester Sedang, Power

Thresher dan Combine Harvester Kecil.

b. Provinsi Bengkulu, senilai Rp.988.182.300,-

Meliputi pembayaran pengadaan Corn Sheller dan Power Thresher

Page 25: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

11

c. Provinsi Kalimantan Selatan, senilai Rp.21.266.205.000,-

Meliputi pembayaran pengadaan Combine Harvester Kecil

d. Provinsi Kalimantan Timur, senilai Rp.18.611.221.516,-

Meliputi pembayaran pengadaan Combine Harvester Kecil dan Combine

Harvester Sedang.

e. Provinsi Nusa Tenggara Timur, senilai Rp.5.729.350.120,-

Meliputi pembayaran pengadaan Combine Harvester Kecil, dan Sarana

Pengolahan Jagung

f. Provinsi DI.Yogyakarta, senilai Rp.54.710.000,-

Meliputi pembayaran Fasilitasi Sertifikasi Pertanian Organik

g. Provinsi Sulawesi Tengah, senilai Rp.23.187.000,-

Meliputi pembayaran Fasilitasi Sertifikasi Pertanian Organik

h. PUSAT, senilai Rp.27.275.205.000,-

Meliputi pembayaran pengadaan Combine Harvester Besar, Combine

Harvester Kecil dan Power Thresher.

Tunggak Bayar Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan yang terjadi di Tahun 2017, semuanya telah SP2D 100% pada bulan Mei

2017. Perkembangan Tunggak Bayar Kegiatan Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017, selengkapnya disajikan pada

Lampiran 5.

C. Fasilitasi Sarana Pascapanen Untuk Mendukung Sentra Pelayanan

Pertanian Padi Terpadu (SP3T)

Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) merupakan salah satu model

integrasi pengelolaan mulai dari hulu sampai hilir, mulai dari penyediaan benih,

pengolahan lahan, budidaya, sampai produksi beras serta pemanfaatan limbah

pertanian. Pembentukan SP3T mendorong kehadiran poktan/gapoktan secara

eksplisit pada basis sentra pertanian padi. Jenis sarana pascapanen untuk

mendukung SP3T antara lain : Combine Harvester, dryer, RMU, Packing dan

bangunan. Dengan SP3T ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih

bagi pelaku usaha, pemerintah, dan stakeholder lainnya. Bagi petani,

pembentukan SP3T menjadi wadah menciptakan usaha yang memiliki karakter

tangguh, berdaya saing, modern dan mandiri. Bagi pemerintah, SP3T akan

menjadi salah satu simpul penyediaan cadangan dan instrumen mengurangi

rantai pemasaran. Bagi masyarakat, SP3T diharapkan dapat memproduksi beras

yang lebih kompetitif dan berkualitas.

Page 26: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

12

Alokasi kegiatan SP3T ini terdiri dari 9 provinsi pada 11 kabupaten yaitu :

1). Provinsi Sumatera Utara (Kabupaten Langkat dan Simalungun),

2). Provinsi Lampung (Kabupaten Lampung Timur),

3). Provinsi Sumatera Selatan (Kabupaten Banyuasin),

4). Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Ciamis),

5). Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Boyolali dan Grobogan),

6). Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Grobogan),

7). Provinsi Sulawesi Selatan (Kabupaten Luwu),

8). Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Sumbawa),

9). Provinsi Kalimantan Selatan (Kabupaten Tanah Bumbu).

Realisasi kontrak sarana pascapanen untuk mendukung Sentra Pelayanan

Pertanian Padi Terpadu (SP3T) sudah 100%, namun demikian masih terdapat

alat yang belum terbayar ( belum SP2D ) sebesar Rp. 619.000.000,- yaitu berupa

alat Packing untuk 5 provinsi pada 5 kabupaten yaitu :

1) Provinsi Sulawesi Selatan (Kabupaten Luwu)

2) Provinsi Sumatera Selatan (Kabupaten Banyuasin)

3) Provinsi Lampung (Kabupaten Lampung Timur)

4) Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Sumbawa)

5) Provinsi Sumatera Utara (Kabupaten Langkat)

Rincian tersebut tertera pada tabel berikut :

NO PROVINSI KABUPATEN JENIS ALATNILAI RUPIAH BELUM

SP2D (Rp)

1 Sulawesi Selatan Luwu Packing 126,000,000

2 Sumatera Selatan Banyuasin Packing 117,000,000

3 Lampung Lampung Timur Packing 117,000,000

4 Nusa Tenggara Barat Sumbawa Packing 135,000,000

5 Sumatera Utara Langkat Packing 124,000,000

619,000,000 TOTAL

Tabel 4. Rencana Tunda Bayar Tahun 2018.

Direncanakan, packing yang belum dapat terbayarkan pada tahun 2017 akan

ditunda bayar tahun 2018.

Page 27: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

13

D. Kebijakan Program dan Anggaran Sarana Anggaran Pascapanen Tanaman

Pangan

1. Panduan Pengelolaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

Panduan pengelolaan sarana pascapanen tanaman pangan disusun dengan

tujuan untuk : 1) Memberikan acuan dalam pengelolaan alsintan di Dinas

Pertanian Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Korem/Kodim serta poktan/gapoktan

dengan pola brigade dalam rangka pengembangan mekanisasi pertanian, 2)

Mengoptimalkan pemanfaatan bantuan alsintan baik untuk kegiatan prapanen

(pengairan, olah tanah dan tanam) maupun pascapanen, 3) Memfasilitasi

penyediaan alsintan untuk kegiatan Brigade Alsintan yang dikelola Dinas

Pertanian, Korem/Kodim dan poktan/gapoktan.

Pemanfaatan bantuan alsintan yang diterima oleh Dinas Pertanian

(Provinsi/Kabupaten/Kota), Korem/Kodim dan Poktan/Gapoktan/UPJA

dikelola dalam bentuk Brigade Alsintan, mekanisme pelaksanaannya terdiri

dari Pengorganisasian dan Pola Operasional.

2. Koordinasi Kegiatan Saranan Pascapanen Tanaman Pangan

a. Penyusunan Buku Database Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

Buku Database Sarana Pascapanen Tanaman Pangan memuat data

sebaran pascapanen tanaman pangan di 33 provinsi dalam bentuk tabel

dan peta. Buku ini menyajikan data sarana pascapanen tanaman pangan

tahun 2016-2017. Dengan buku database sarana pascapanen ini

diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada semua

piHak terkait dan dipergunakan sebaik-baiknya untuk kemajuan

mekanisasi di Indonesia. Tujuan penyusunan buku database sarana

pascapanen tanaman pangan ini antara lain:

a. Menyediakan database bantuan sarana pascapanen tanaman pangan.

b. Memberikan informasi tentang sebaran bantuan sarana pascapanen

tanaman pangan kepada petugas dan pemangku kepentingan.

c. Sebagai informasi dasar untuk menentukan wilayah pertanian yang

berbasis mekanisasi.

b. Penyusunan Buku Cara Penggunaan/Pemeliharaan Sarana

Pascapanen Tanaman Pangan.

Buku cara penggunaan/pemeliharaan sarana pascapanen tanaman

pangan memuat cara pengoperasian dan cara perawatan sarana

pascapanen yang baik dan benar agar pada saat dioperasikan kinerja

mesin di lapangan sesuai dengan yang diharapkan. Buku ini diharapkan

dapat menjadi panduan bagi petugas dan poktan/gapoktan dalam

Page 28: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

14

penggunaan maupun pemeliharaan sarana pascapanen agar operator

mesin tidak mengalami kesulitan dan dapat bekerja dengan aman

sehingga mampu mengoptimalkan kinerja alat dan mesin. Dalam buku ini

dijelaskan cara penggunaan / pemeliharaan beberapa sarana pascapanen

yaitu :

1. Power Threser/Power Threser Multiguna,

2. Corn Sheller,

3. Combine Harvester,

4. Corn Combine Harvester,

5. Dryer serta Rice Milling Unit (RMU).

Tujuan utama perawatan/pemeliharaan mesin antara lain :

1. Menjaga dan menjamin mesin dalam kondisi selalu siap pakai secara

optimal,

2. Memperpanjang umur ekonomis penggunaan mesin,

3. Mengantisipasi kerusakan yang lebih jauh lagi (fatal),

4. Menjamin efektivitas kerja mesin dan target kerja,

5. Menjamin keselamatan orang yang mengoperasikan mesin atau

mencegah resiko kecelakaan.

Klasifikasi perawatan mesin meliputi perawatan harian dan perawatan

berkala, antara lain: menyiapkan pelumas, lap, dan alat-alat lain yang

diperlukan, pembersihan dan pengecekan setelah menggunakan mesin,

mencegah bahaya tikus yang masuk kedalam mesin pengering, bersihkan

dan cek mesin setelah digunakan agar bisa dijalankan dengan mudah

pada operasi berikutnya.

E. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

a. Optimalisasi Bantuan Sarana Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2012 – 2017

Optimalisasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2012 –

2017 dilakukan dengan tujuan untuk mendorong penerima bantuan sarana

pascapanen dalam optimalisasi pemanfaatan alsintan dari aspek teknis,

ekonomis ke arah yang lebih maju. Arah pengembangan dan pengelolaan

bantuan sarana pascapanen yaitu : meningkatkan efisiensi, biaya usahatani

terutama saat proses panen dan pascapanen, mengatasi kekurangan tenaga

kerja di pedesaan dan menciptakan lapangan kerja baru guna menarik minat

tenaga kerja muda.

Page 29: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

15

Kegiatan optimalisasi bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke beberapa provinsi

antara lain : Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Banten,

Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.

Beberapa hal yang dapat disampaikan dari hasil monitoring evaluasi

optimalisasi pemanfaatan bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

yaitu:

1. Pemanfaatan dan ketersediaan alsintan masih kurang,

2. Skala usaha penggunaan alsintan belum memadai,

3. Dukungan perbengkelan masih lemah,

4. Belum mantapnya kelembagaan alsintan,

5. Kurang memahami operasionalisasi alsintan secara baik,

6. Masih rendahnya partisipasi masyarakat/swasta dalam pemanfaatan dan

pengembangan alsintan.

Berkaitan dengan hal tersebut untuk meningkatkan optimalisasi alsintan perlu

menumbuhkembangkan industri alsintan spesifik lokasi dan mendorong

penerapan alsintan sebagai usaha yang menguntungkan, mengembangkan

kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang mandiri untuk

meningkatkan pendapatan petani, mengembangkan bengkel serta

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan alsintan.

b. SPI Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah Sistem Pengendalian Intern yang

diselenggarakan secara menyeluruh terhadap proses perancangan dan

pelaksanaan kebijakan, serta perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan

anggaran di lingkungan pemerintahan. Sistem Pengendalian Internal (SPI)

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan memuat

berbagai aspek Sistem Pengendalian Internal (SPI) antara lain Lingkungan

Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan

Komunikasi, serta Pemantauan Pengendalian Intern.

Tujuan dari SPI adalah tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan

pemerintahan di lingkungan Kementerian, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Program, Kegiatan, dan Output Kegiatan di Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kementerian Pertanian tahun 2017 ditampung seluruhnya pada DIPA Pusat

Page 30: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

16

dan DIPA Dekonsentrasi (Provinsi), sedangkan untuk Kabupaten/Kota

terdapat pada DIPA Tugas Pembantuan Provinsi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat PPHTP didukung oleh

4 (Empat) Subdirektorat yaitu Subdirektorat Pascapanen, Subdirektorat

Pengolahan, Subdirektorat Standardisasi dan Mutu, Subdirektorat Pemasaran

dan Investasi serta Subbagian Tata Usaha. Beberapa titik kritis pelaksanaan

kegiatan Direktorat PPHTP antara lain: Pelaporan belum tertib, dan

keterlambatan pendistribusian buku SPI.

Pelaksanaan kegiatan Direktorat PPHTP dan titik kritis kegiatan mengacu

pada SPI Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

Sasaran program/kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan diantaranya adalah mengamankan produksi tanaman

pangan melalui peningkatan penanganan pascapanen, peningkatan mutu,

nilai tambah dan daya saing. Permasalahan substansi dalam pencapaian

program tersebut diantaranya masih terjadinya susut hasil (looses) dan

minimnya kesadaran pelaku usaha tanaman pangan yang pada akhirnya

berpengaruh pada harga komoditi dan jaminan kesehatan produk.

Untuk mendukung pencapaian sasaran program kegiatan Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, maka diperlukan

dukungan dalam hal tersebut diantaranya kebijakan penanganan pascapanen

tanaman pangan dan penerapan sistem jaminan mutu. Untuk mendukung

kegiatan tersebut, maka Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan pada tahun 2017 memberikan dukungan fasilitasi sarana

pascapanen dan sertifikasi tanaman pangan melalui dana APBN TA 2017.

Fasilitasi sarana pascapanen tanaman pangan dan sertifikasi tersebut terdiri

dari Combine Harvester Kecil, Combine Harvester Sedang, Combine

Harvester Besar, Power Thresher, Corn Combine Harvester, Corn Sheller,

Power Thresher Multiguna, Vertical Dryer Padi + Bangunan, Vertical Dryer

Jagung + Bangunan, RMU dan Packing Daerah Perbatasan + Bangunan,

RMU Beras Organik, Sarana Penanganan dan Pengemasan Beras Bermutu

(Grading dan Packing), Sertifikasi Organik, dan Sertifikasi Non Organik

(Beras Non-Organik).

Kegiatan fasilitasi sarana pascapanen dan sertifikasi dilaksanakan dengan

mengacu pada SPI Bantuan Sarana Pascapanen dan Sertifikasi Tanaman

Pangan Tahun 2017 dengan tujuan untuk mengantisipasi permasalahan dan

kendala yang dihadapi terkait dengan fasilitasi sarana pascapanen dan

sertifikasi. Lingkungan pengendalian mencakup organisasi, kebijakan, sumber

daya manusia, dan prosedur. Kegiatan Pengendalian dilaksanakan secara

Page 31: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

17

periodik mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan pemanfaatan sarana

pascapanen dan evaluasi kegiatan poktan/gapoktan setelah memperoleh

sertifikat organik dan non-organik. Pengendalian dilakukan secara berjenjang

mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota. Penyelenggaraan kegiatan

pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko dan dievaluasi

secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan pengelolaan sarana

pascapanen dan sertifikasi masih sesuai dan berfungsi seperti yang

diharapkan.

c. Monev Pemanfaatan Alsintan Pascapanen Tanaman Pangan

Monev pemanfaatan alsintan pascapanen tanaman pangan dilakukan dengan

tujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan alat dan mesin pascapanen yang

diberikan oleh pemerintah kepada petani. Lokasi monev dilaksanakan pada

10 provinsi yaitu : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan

Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,

Lampung, dan Sulawesi Selatan. Masing-masing provinsi yang disampling

terdiri dari 4 kabupaten. Total alat yang disampling sebanyak 400 unit yang

terdiri dari 58 unit Combine Harvester Besar, 50 unit Combine Harvester

Sedang, 62 unit Combine Harvester Kecil, 12 unit Flat Bad Dryer Padi, 14 unit

Flat Bad Dryer Jagung, 10 unit Flat Bad Dryer Kedelai, 56 unit Vertical Dryer

Padi, 58 unit Vertical Dryer Jagung, dan 80 unit RMU. Dari Hasil monev ke

lapangan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bantuan mesin pemanen padi (Combine Harvester) harus disesuaikan

dengan kebutuhan Poktan/Gapoktan, termasuk tipe dan spesifikasi mesin

yang akan diperbantukan harus disesuaikan dengan kondisi lahannya.

2. Mendorong secepatnya kepada pihak penyedia alsin untuk membuka

cabang distributor suku cadang dan bengkel perbaikan alsin setidaknya

sampai di tingkat kabupaten.

3. Pendampingan penyedia pada saat ujicoba alsin sangat menentukan

sikap petani dalam pemanfaatan alsintan selanjutnya sehingga perlu

dilakukan secara matang dan profesional.

4. Bantuan mesin penggilingan padi (Rice Milling Unit) harus diintegrasikan

dengan bantuan mesin pengering di satu lokasi dimana poktan/gapoktan

yang mendapat bantuan diutamakan yang mempunyai kemampuan

melakukan bisnis jual beras.

5. Perlunya pendampingan kepada poktan/gapoktan dalam pengelolaan

mesin bantuan dengan melibatkan seluruh anggota kelompok sehingga

sistem kelembagaannya betul-betul bisa berjalan baik.

Page 32: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

18

6. Agar penggunaan peralatan lebih berHasil guna sebaiknya penerima

bantuan (Poktan/Gapoktan) melibatkan pengusaha setempat atau

anggota kelompok yang mempunyai kemampuan kewirausahaan untuk

mengelola bantuan mesin/sarana pascapanen.

7. Penyedia agar menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP)

Penggunaan dan Pemeliharaan Alat dan Standar Operasional Prosedur

(SOP) Penanganan jika terjadi hambatan saat operasionalisasi dalam

bentuk yang mudah dipahami oleh penerima bantuan alsintan pascapanen

dan dipasang di lokasi produksi.

Page 33: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

19

PELAKSANAAN KEGIATAN SUBDIT PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

A. Sosialisasi dan Bimbingan Sarana Pengolahan Tanaman Pangan

Dalam rangka pengembangan pengolahan tanaman pangan, perlu dilakukan

kegiatan bimbingan teknis dan sosialisasi pengolahan tanaman menuju kaidah-

kaidah Good Manufacturing Practice (GMP) kepada gapoktan/poktan penerima

bantuan sarana UPH-UPH tanaman pangan (jagung dan kedelai) pada tahun

2016, dengan jumlah bantuan sebanyak 78 unit yang dialokasikan di 22 provinsi

dengan pertimbangan kepada daerah – daerah sentra dan potensial.

Kegiatan bimbingan teknis dan sosialisasi diharapkan adanya transfer informasi

dan teknologi tentang penanganan dan pemanfaatan bantuan sarana UPH

tanaman pangan (jagung dan kedelai) yang baik dan benar sehingga terjadi

peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan petugas sejalan

dengan pesatnya perkembangan teknologi di bidang pengolahan pangan.

Dengan bimbingan teknis diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM

(petugas dinas pertanian, petani/kelompok tani) yang menangani kegiatan

pengolahan tanaman pangan. Dan dengan adanya sosialisasi dan bimbingan

teknis pengolahan diharapkan petani/pelaku usaha menyadari perbaikan mutu

dimulai dari penerapan proses yang benar, tepat dan baik sesuai dengan

standard Good manufacturing Practice (GMP) selama pengolahan. Sehingga

dapat meningkatkan efisiensi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing

komoditas tanaman pangan (jagung dan kedelai), dan pada pada akhirnya dapat

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di perdesaan.

Pembinaan dan Pengawalan Unit Usaha Pengolahan Hasil Tanaman Pangan

tahun 2017 dilaksanakan pada beberapa provinsi penerima UPH jagung dan

kedelai tahun 2016.

Hal-hal yang disampaikan dalam bimbingan teknis pengolahan hasil tanaman

pangan mencakup dua hal yaitu: a) cara pengolahan hasil tanaman pangan yang

baik atau Good Manufacturing Practices (GMP); b) pengenalan operasional

sarana pengolahan yang dapat membantu pengolahan hasil tanaman pangan.

Penerapan GMP diharapkan menghasilkan produk pangan olahan yang bermutu,

layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan dalam

standart pengolahan yang baik sebagai berikut :

1. Lokasi (rumah produksi)

Lokasi untuk bangunan atau tempat proses pengolahan harus memenuhi

syarat: a) Tempat memadai, bebas dari pencemaran, semak belukar dan

III

Page 34: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

20

genangan air; b) Tersedia sarana dan prasarana penunjang yang memadai

seperti jalan, akses pasar, sumber air bersih dan saluran pembuangan air

yang baik.

2. Bangunan UPH

Bangunan UPH harus memiliki; a) Tata letak ruang produksi cukup luas dan

mudah dibersihkan; b) Lantai dibuat dari bahan kedap air, rata, halus, tidak

licin dan mudah dibersihkan; c) Dinding dibuat dari bahan kedap air, rata,

halus, berwarna terang, tahan lama, tidak mudah mengelupas, kuat dan

mudah dibersihkan; d) Sudut lantai bangunan mudah dibersihkan; e) Langit-

langit didesain dengan baik untuk mencegah penumpukan debu, tumbuhnya

jamur, pengelupasan, bersarangnya Hama, tahan lama dan mudah

dibersihkan; f) Pintu dibuat dari bahan yang keras dan tahan lama,

permukaan halus, licin, rata, warna terang, mudah dibersihkan/desinfeksi,

membuka ke arah luar dan mudah dibuka dan dapat ditutup dengan baik.

3. Jendela

Jendela harus memiliki: a) Bahan kuat, keras tahan lama; b) Permukaan

halus, rata, terang, mudah dibersihkan/desinfeksi; c) Luas sesuai dengan

besar bangunan; d) Minimal 1 m dari permukaan lantai; e) Harus mencegah

akumulasi debu, dilengkapi kasa pencegah serangga, tikus dan lain-lain yang

mudah dibersihkan; f) Ventilasi cukup nyaman dan menjamin sirkulasi udara

dengan baik .

4. Kelengkapan ruang kerja

Kelengkapan ruang kerja harus: a) Cukup mendapat cahaya; b) Terdapat

tempat untuk mencuci tangan dilengkapi dengan sabun dan pengeringnya; c)

Tersedia perlengkapan PPPK.

5. Tempat penyimpanan (gudang).

Tempat penyimpanan bahan basah, bahan kering dan produk akhir harus

terpisah. Mudah dibersihkan, bebas dari hama/ mikroba, dan tempat

penyimpanan produk akhir harus kering.

6. Fasilitas Sanitasi harus memadai

7. Sarana pembuangan harus dilengkapi dengan saluran dan tempat

pembuangan untuk bahan (padat, cair, gas); b) Pengolahan limbah; c)

Saluran pembuangan untuk limbah terolah; d) Toilet tidak boleh terbuka

langsung ke ruang produksi/ruang pengolahan; e) Dilengkapi dengan tempat

cuci tangan.

8. Peringatan-peringatan kebersihan/saniter

Ditempel di tempat-tempat yang mudah dilihat, untuk mengingatkan setiap

pekerja.

Page 35: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

21

9. Gudang

Gudang harus bebas dari hewan dan serangga; sirkulasi udara harus baik;

suhu dan kelembaban harus disesuaikan dengan kondisi penyimpanan;

harus dibersihkan secara periodik (sebelum dan sesudah barang

dimasukkan).

10. Mesin dan Peralatan

a. Mesin

Tata letak mesin-mesin yang digunakan harus diatur sesuai dengan

proses produksi. Mesin-mesin yang digunakan harus dapat menjamin

keselamatan dan kesehatan kerja karyawan serta tidak menimbulkan

pencemaran/ kontaminasi pada produk yang dihasilkan.

b. Peralatan produksi dan sarana kerja lainnya.

Alat yang digunakan harus memenuhi syarat teknis, tidak mudah

rusak, terkelupas atau korosif, tahan lama dan persyaratan higienis

(mudah dibersihkan), tidak mencemari produk yang diolah.

Permukaan yang bersentuhan dengan bahan olahan kedelai harus

halus, rata, tidak berlubang, tidak mengelupas, tidak berkarat dan tidak

menyerap air dan terbuat dari stainless steel

Alat-alat berbahaya harus diberi tanda

Tempat sampah harus dirancang dan ditempatkan pada tempat

terpisah untuk mencegah kontaminasi

11. Pemeliharaan Bangunan UPH dan Sarana Kerja

a. Bangunan dan fasilitasi peralatan selalu terawat dengan sanitasi yang baik

b. UPH dan produk yang dihasilkan bebas dari hama penyakit

c. Penanganan limbah dilakukan dengan baik

d. Prosedur pemeliharaan dan sanitasi selalu dimonitor

12. Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kondisi

bahan baku yang akan digunakan dan proses pengolahan yang dilakukan.

Oleh karena itu dalam penentuan bahan yang akan diolah harus bebas dari

cemaran hama/penyakit, pestisida dan kotoran; diproduksi dengan cara yang

baik dan higienis serta berasal dari produk pertanian yang sehat; memenuhi

persyaratan mutu yang ditetapkan; pencucian, pembersihan, pemeliharaan

saniter harus efektif; bahan baku untuk diproses harus dipisahkan tempatnya

dengan bahan lain yang berbahaya

13. Pengemasan

Tujuan pengemasan antara lain: a) Membuat umur simpan bahan pangan

menjadi panjang; b) Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah;

Page 36: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

22

c) Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan; d) Menjaga dan menjamin

tingkat kesehatan bahan pangan; e) Memudahkan distribusi/ pengangkutan

bahan pangan; f) Mendukung perkembangan makanan siap saji; g)

Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.

Pembinaan dan pengawalan Unit Pengolahan Tanaman Pangan jagung dan

kedelai yang dilakukan ke beberapa provinsi berdasarkan anggaran dan waktu

yang tersedia adalah sebagai berikut provinsi Aceh, Jambi, Lampung, Bengkulu,

Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat,

Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat dan Sulawesi Uatra dengan Hasil sebagai

berikut :

a. Poktan penerima UPH jagung untuk meningkatkan nilai tambah jagung

sebagian besar diolah menjadi beras jagung (grits), pati jagung (maizena),

marning, tepung instan jagung dan keripik jagung (tortila) serta pakan ternak

sedangkan Poktan penerima UPH kedele sebagian besar mengolah tempe,

tahu, sari kedelai dan bubuk kedele, kecap serta bubuk kedelai kupas.

Bantuan sarana UPH jagung dan kedelai Tahun 2016 Usaha Pengolahan

dapat dilihat pada Lampiran 6.

b. Untuk itu poktan penerima UPH untuk mengolah bahan baku jagung dan

kedelai perlu mendapatkan jaminan kualitas dan kontuinitas produksi bahan

baku serta pasar. Dukungan selanjutnya adalah dari aspek pengelolaan

manajemen usahanya, yaitu modal, SDM, pengemasan yang eyecatcing/

menarik dilihat dan akses transportasi.

c. Sarana UPH sebagian besar sudah dimanfaatkan, dan sebagian kecil belum

dimanfaatkan, Poktan yang belum mamanfaatkan sarana UPH Jagung dan

kedele ada beberapa kendala :

Poktan Penerima UPH kedele dan jagung baru memulai usaha

pengolahan sehingga mereka belum berpengalaman dalam mengolah

produk olahan lanjutan, sewaktu uji coba mereka gagal melakukan dan

langsung trauma untuk mencoba kembali.

Poktan penerima UPH kedele dan jagung belum mengetahui dan belum

melihat potensi pasar untuk memasarkan produk olahannya sehingga

masih konsumsi sendiri.

d. Sedangkan Poktan yang sudah memanfaatkan sarana UPH, terdapat

beberapa permasalahan dalam memanfaatkan dan mengelola UPH baik dari

aspek teknis maupun manajerial :

Aspek Teknis

Page 37: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

23

a) Cara pengolahan hasil tanaman pangan yang baik (GMP) belum

dilaksanakan sepenuhnya karena keterbatasan pengetahuan,

peralatan serta bangunan yang dimiliki oleh kelompok tani.

b) Sarana yang diterima kelompok tidak disimpan dalam 1 tempat dengan

alasan belum tersedia tempat yang cukup luas untuk menyimpannya.

c) Untuk kelompok yang menerima bantuan pengolahan tepung sebagian

besar mempunyai kendala di pemasaran, ada juga karena mesin yang

sudah tua.

Aspek Manajerial

a) Pengaturan tugas pada kelompok belum jelas, ketua kelompok sering

mempunyai tugas rangkap sehingga pengolahan usaha jagung/kedelai

lebih banyak dilakukan oleh Ketua/pengurus kelompok.

b) Kelompok tani masih harus terus dibimbing karena ketergantungan

kepada pemerintah dalam mengembangkan usahanya masih sangat

tinggi. Sebagai contoh petani cenderung menunggu pelatihan dari

pemerintah setempat untuk meningkatkan kemampuan dan

pengetahuan dalam pengolahan usahanya.

c) Kurangnya pelatihan pengolahan jagung dan kedelai menyebabkan

sulitnya pengembangan jagung /kedelai menjadi produk olahan

lanjutan, sehingga petani lebih memilih untuk menjual dalam bentuk

segar ke pedagang.

d) Diperlukan dukungan infrastruktur dan kelembagaan petani yang kuat

untuk mendukung kegiatan pengolahan UPH jagung dan kedelai serta

pemasarannya.

e) Pemasaran hasil olahan jagung dan kedelai masih terbatas dan

budidaya jagung/kedelai belum dilakukan secara agribisnis dan

terbatas dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Diperlukan upaya

pemerintah daerah agar menjalin kerjasama dengan pihak swasta

untuk membangun pabrik pengolahan jagung dan kedelai.

f) Kelompok belum semuanya melakukan pembukuan/administrasi/

pencatatan kegiatan kelompok sehingga masih sulit untuk

mengevaluasi apa yang sudah dilakukan kelompok.

g) Kemasan yang digunakan masih sederhana baik desain maupun jenis

kemasan, perlu adanya perbaikan sehingga bisa memperpanjang

masa simpan dan meningkatkan nilai jual.

e. Upaya Tindak Lanjut

Aspek Teknis

Page 38: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

24

a) Sebaiknya pengolahan pangan dilakukan sesuai cara pengolahan hasil

tanaman pangan yang baik (GMP), perlu perbaikan sarana dan cara

pengolahan yang belum sesuai GMP secara bertahap/ prioritas.

b) Disarankan kepada poktan agar membuat bagan organisasi untuk

mengatur penanggung jawab ketersediaan bahan baku, proses

produksi dan pemasaran.

c) Disarankan tempat pengolahan terpisah dengan dapur rumah tangga,

sehingga semua tahap-tahap pengolahan dapat terpantau.

d) Alat-alat pengolahan yang rusak untuk segera diperbaiki supaya

kerusakannya tidak bertambah parah dan bisa dimanfaatkan lagi.

e) Dinas Pertanian Kabupaten diharapkan dapat membantu petani

menghubungi pihak pabrikan/penyedia untuk perbaikan sarana

pengolahan yang rusak.

f) Poktan/Gapoktan perlu dibimbing dalam pemilihan kemasan, sehingga

jenis kemasan yang digunakan sesuai dengan produk yang akan

dikemas.

g) Dalam pemberian label, poktan/gapoktan perlu bimbingan, sehingga

label yang digunakan dapat menginformasikan isi kemasan dan

mempromosikan produk, sehingga lebih menarik.

Aspek Manajerial

a) Poktan/Gapoktan akan mendapatkan pembinaan, bimbingan dan

pelatihan dari Pusat bersama Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten

tentang manajemen kelompok, pencatatan keuangan, dan pencatatan

semua proses yang dilakukan dalam pengolahan pangan.

b) Petugas penyuluh agar memberikan sosialisasi pengolahan jagung

dan kedelai yang baik (sesuai GMP) secara intensif kepada petani

jagung dan kedelai dan KWT lainnya agar produk yang dihasilkan

memiliki kualitas sesuai standar mutu dan keamanan pangan sehingga

mampu berdaya saing di pasar bebas.

c) Unit Pengolahan Usaha (UPH) jagung dan kedele perlu dikembangkan

dengan berbasis bisnis, untuk menuju pengembangan usaha tersebut

kelompok petani penerima perlu pelatihan enterpenurship.

Bahan Informasi pengolahan hasil tanaman pangan tahun 2017 berupa leaflet

yang terdiri dari 1) Leaflet Aneka Ubi Jalar, 2) Leaflet Brownies Tempe, 3) Leaflet

Olahan Jagung (Tortila) dan berupa buku terdiri dari 1) Buku Manajemen Sari

kedelai, 2) Buku Manajemen Usaha Ubi Jalar, 3) Buku Manajemen Usaha

Pengolahan Jagung.

Page 39: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

25

a. Tujuan bahan informasi berupa leaflet yaitu memberikan informasi kepada

pelaku usaha/poktan, petugas atau stakeholder mengenai teknologi

pengolahan kedele dan jagung sehinga komoditi jagung dan kedele dapat

meningkatkan nilai tambah dan pendapat bagi yang petani yang mengolah

usaha tersebut serta meningkatkan diversifikasi pangan.

b. Tujuan buku informasi manajemen usaha tanaman pangan khususnya

kedele, ubi jalar dan jagung adalah bertujuan untuk memberikan informasi

mengenai manajemen pengolahan dan analisa usaha olahan kedelai, ubi jalar

dan jagung, sedangkan sasarannya adalah adalah pelaku

usaha/poktan/gapoktan pengolah kedelai khususnya sari kedelai, ubi jalar

dan jagung.

c. Manajemen pengolahan adalah suatu suatu cara untuk mengatur atau

mengelola semua sumber daya yang dimiliki oleh suatu unit usaha dalam

rangka mencapai tujuan yaitu untuk mendapatkan nilai tambah yang

maksimal, meliputi Manjemen Kelembagaan, Manajemen SDM, Manajemen

Permodalan, Manajemen Proses Produksi dan Manajemen Pemasaran.

d. Manajemen Pengolahan sari kedele Sebagai ilustrasi melakukan kunjungan

lapangan ke pelaku usaha pengolahan sari kedele yaitu “Minuman Sehat

Sari Kedelai Bu Ade” yang berlokasi di Jl. Panuluh 379-A, Condong Catur,

Depok, Yogyakarta.

e. Manajemen Pengolahan usaha ubi jalar Sebagai ilustrasi melakukan

kunjungan lapangan ke pelaku usaha Sentra Pengembangan Agribisnis

Terpadu (SPAT) di Jalan Raya Pasuruan, Provinsi Jawa Timur.

f. Manajemen Pengolahan Jagung Sebagai ilustrasi melakukan kunjungan

lapangan ke pelaku usaha pengolahan jagung.

B. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Pengolahan Tanaman Pangan

a. Pembinaan Pilot Project SIPP Ubikayu Kab. Cianjur

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Pada Tahun

2017 telah mengalokasikan Kegiatan Pembinaan Pilot Project SIPP Ubikayu

di Kabupaten Cianjur dalam bentuk DIPA Dekonsentrasi dan DIPA Tugas

Pembantuan Provinsi yang dialokasikan di Provinsi Jawa Barat dan

Kabupaten Cianjur. Evaluasi terhadap hasil pembinaan Tim SIPP penting

untuk dilakukan sebagai dasar pertimbangan penyusunan rencana kegiatan

pada tahun yang akan datang.

Untuk mewujudkan sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan di lokasi Pilot

Project SIPP, selain ketersediaan sarana yang memadai dan dukungan

Page 40: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

26

teknologi juga perlu menguatkan pilar Sumber Daya Insani melalui

pembangunan sistem pendidikan dan pelatihan untuk mewujudkan petani

tangguh. Pembinaan kelembagaan petani perlu dilakukan secara

berkesinambungan, diarahkan pada perubahan pola pikir petani dalam

menerapkan sistem agribisnis. Pembinaan kelembagaan petani juga

diarahkan untuk menumbuhkembangkan poktan dan gapoktan dalam

menjalankan fungsinya, serta meningkatkan kapasitas poktan dan gapoktan

melalui pengembangan kerjasama dalam bentuk jejaring dan kemitraan.

Rincian Kegiatan Pembinaan Pilot Project SIPP Ubikayu Tahun 2017

selengkapnya disajikan pada matrik berikut :

Alokasi bantuan pemerintah Pusat kepada Poktan/Gapoktan yang telah

diberikan pada tahun 2014, selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Cibinong Sindang Barang Cidaun

Mekar Laksana Usaha Mandiri Mitra Usaha

1 Alat Pembuat Chips 1 Paket 1 Paket 1 Paket

2 Alat Penepung - - 1 unit

Bibit Ubikayu

(Rp. 3 juta/ha)

4 Stimulan untuk pembelian Ubikayu 1 Juta 1 Juta 1 Juta

5 Bantuan LainnyaPembuatan rintisan

perpipaan 5 juta-

Rintisan kebun sayur

di pekarangan 1 juta

3100 Ha 50 Ha 50 Ha

Kecamatan/Nama Poktan/ Gapoktan

No. Uraian

Tabel 5. Alokasi Bantuan Pemerintah Pusat di Lokasi SIPPTahun 2014

Page 41: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

27

KelembagaanUnit

Usaha

Usaha

Lainnya

1Mekar Laksana,

Kec. Cibinong27,2 18,8 16 62,0

2

Usaha Mandiri,

Kec. Sindang

Barang

19,6 26 16 61,6

3Mitra Usaha, Kec.

Cidaun21,2 34,4 5 60,6

Nama Gapoktan/

KecamatanNo

Nilai Score

Jumlah

Sasaran Indikator Keberhasilan Kegiatan pembinaan di pusat, provinsi dan

kabupaten pada tahun 2017 adalah:

a. Terlaksananya pembinaan kelompok tani di lokasi Pilot Project SIPP

Ubikayu,

b. Terwujudnya peningkatan nilai tambah ubikayu bagi masyarakat

Kabupaten Cianjur melalui pengembangan usaha berbasis ubikayu.

Hasil Pembinaan Pilot Project SIPP di Kecamatan Cibinong, Kecamatan

Sindangbarang dan Kecamatan Cidaun disampaikan dalam matrik dibawah

ini:

Keterangan: Jumlah score tertinggi : 100% Bobot Kelembagaan : 40% Bobot Unit Usaha : 40% Bobot Usaha lainnya : 20%

Dari hasil analisa hasil monitoring dan evaluasi Tahun 2017 pada matrik

diatas, kondisi poktan/gapoktan dari aspek kelembagaan yang terbaik adalah

poktan Mekar Laksana Kecamatan Cibinong dengan nilai score 27,2. Untuk

aspek pengelolaan Unit Usaha yang mempunyai nilai score tertinggi adalah

Gapoktan Mitra Usaha Kecamatan Cidaun dengan nilai 34,4. Sedangkan

aspek Usaha lainnya yang dimiliki poktan dan gapoktan 2 poktan mempunyai

nila scroe yang sama yaitu 16. Dari hasil 3 aspek indicator monitoring setelah

dianalisa yang mempunyai nilai tertinggi adalah poktan Mekar Laksana di

Kecamatan Cibinong. Kegiatan Pilot Project SIPP secara kelembagaan cukup

baik karena meskipun tidak ada bantuan/stimulant dari APBN/APBD,

kelompok tetap berjalan namun dalam pengembangan usaha untuk dapat

memberikan nilai tambah bagi anggotanya masih belum dapat diwujudkan.

b. Pengawalan UPSUS PJK

Permasalahan substantif yang dihadapi dalam percepatan pencapaian

swasembada pangan antara lain: (1) alih fungsi dan fragmentasi lahan

pertanian; (2) rusaknya infrastruktur/ jaringan irigasi; (3) semakin

berkurangnya dan mahalnya upah tenaga kerja pertanian serta kurangnya

peralatan mekanisasi Pertanian (alat dan mesin pertanian); (4) masih

tingginya susut hasil (losses); (5) belum terpenuhinya kebutuHan pupuk dan

benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta belum memenuhi enam tepat

(tepat waktu, jumlah,kualitas, jenis, harga, dan lokasi; (6) lemahnya

Page 42: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

28

permodalan petani, (7) Harga komoditas pangan jatuh dan sulit memasarkan

hasil pada saat panen raya.

Presiden RI melalui Program Nawacita telah menetapkan target swasembada

padi, jagung dan kedelai pada Tahun 2017. Program Upaya Khusus (Upsus)

peningkatan produksi padi jagung kedelai tahun 2015 telah digulirkan oleh

Kementerian Pertanian sebagai dukungan terhadap program Nawacita bidang

Kedaulatan Pangan. Program Upsus diwujudkan dalam dukungan beberapa

program kegiatan yang dialokasikan bagi kawasan dan non kawasan sentra

tanaman pangan di seluruh Indonesia. Adapun target produksi yang harus

dicapai pada tahun 2016 adalah produksi padi 81,01 juta ton, jagung 24 juta

ton, dan kedelai 1,50 juta ton.

Dalam rangka upaya khusus peningkatan produksi padi, salah satu program

yang dilaksanakan yaitu pengembangan jaringan irigasi yang merupakan

faktor penting dalam proses usahatani yang berdampak langsung terhadap

kualitas dan kuantitas tanaman khususnya padi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI No. 709/Kpts/OT.050/10/2017

tanggal 25 Oktober 2017 tentang Perubahan Kedelapan Atas Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 1243/Kpts/OT.160/12/2014 tentang Kelompok Kerja

Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi Jagung Kedelai Melalui Program

Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya, dalam lampiran

keputusan tersebut, Direktur PPHTP menjadi penangung jawab Kabupaten

Barito Utara, Barito Selatan dan Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah,

Kasubdit Pemasaran dan Investasi menjadi penanggung jawab Kabupaten

Aceh Besar, Piddie, Piddie Jaya dan Aceh Jaya di Provinsi Aceh, Kasubdit

Mutu dan Standardisasi menjadi penanggung jawab Kabupaten Tanah Datar,

Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluhkota, Kota Padang dan Kota Padang

Panjang di Provinsi Sumatera Barat, Kasubdit Pengolahan menjadi

penanggung jawab Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur di Provinsi Sumatera Selatan,

Kasubdit Pascapanen di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin

dan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.

Pencapaian Luas Tambah Tanam (LTT) untuk berbagai komoditi dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Kabupaten Aceh Besar

a. Komoditi padi sebesar 49.655 hektar atau 100,2% dari target 49.578

hektar dan meningkat 77 hektar dibanding tahun 2016.

Page 43: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

29

b. Komoditi jagung sebesar 173 hektar atau 6,2% dari target 2.809 dan

kurang 2.636 hektar dibanding tahun 2016.

c. Komoditi kedelai sebesar 483 hektar atau 94,1% dari target 513 dan

kurang 30 hektar dibanding tahun 2016.

2. Kabupaten Pidie

a. Komoditi padi sebesar 48.413 hektar atau 95,6% dari target 50.642

hektar dan berkurang 2.229 hektar dibanding tahun 2016.

b. Komoditi jagung sebesar 225 hektar atau 19,6% dari target 1.301 dan

kurang 1.046 hektar dibanding tahun 2016.

c. Komoditi kedelai sebesar 162 hektar atau 23,1% dari target 704 dan

kurang 542 hektar dibanding tahun 2016.

3. Kabupaten Pidie Jaya

a. Komoditi padi sebesar 17.071 hektar atau 99,9% dari target 17.094

hektar dan berkurang 23 hektar dibanding tahun 2016.

b. Komoditi jagung sebesar 1.441 hektar atau 81,1% dari target 1.778

hektar dan berkurang 337 hektar dibanding tahun 2016.

c. Komoditi kedelai sebesar 315 hektar atau 16,6% dari target 1.897 dan

kurang 1.582 hektar dibanding tahun 2016.

Keberhasilan peningkatan luas tambah tanam untuk komoditi padi tidak

terlepas dari besarnya keuntungan yang diperoleh dari budidaya padi.

Disamping itu, kegiatan budidaya padi dianggap lebih mudah

dibandingkan budidaya jagung dan kedelai.

Biaya produksi padi untuk satu hektar rata-rata Rp. 14.000.000,00 (empat

belas juta rupiah) atau setara Rp. 2.600,00 per kg GKG. Dengan harga

Pembelian Pemerintah (HPP) 4.600, maka petani sudah untung sekitar

Rp. 2.000,00 per kg atau sekitar Rp. 11.000.0000,00 per hektar per

musim.

Padahal rata-rata Harga GKG di Aceh Besar berada di atas HPP,

sehingga minat petani Aceh Besar, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie

Jaya terus meningkat dalam melakukan budidaya padi.

4. Kabupaten Agam

Pencapaian luas tambah tanam Kabupaten Agam periode Oktober 2016–

September 2017 melalui program UPSUS sebesar 71.502 Ha dengan luas

panen (Jan-Sept 2017) seluas 55.909 Ha dengan perkiraan produksi

Page 44: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

30

mencapai 434.082 ton GKG (akhir tahun 2017). Dalam mendukung

capaian tersebut, Pemerintah Pusat dan Kabupaten Agam telah

memberikan bantuan benih padi untuk 3.000 Ha sawah dan melakukan

perbaikan irigasi sawah seluas 950 Ha yang tersebar di 16 kecamatan,

bantuan alat mesin pertanian sebanyak 130 unit, terdiri dari traktor tangan

33 unit, mesin perontok padi satu unit, mesin penyemprot hama tanaman

64 unit, pompa air 25 unit, dan cultivaktor atau mesin pengolah tanah lima

unit. Dukungan aparat TNI dan penyuluh di Kabupaten Agam turut

membantu dalam pencapaian tersebut.

5. Kabupaten Tanah Datar

Potensi pertanian khususnya tanaman pangan (padi dan jagung) cukup

luas, sebagaian besar mata pencaHarian penduduk di kabupaten Tanah

datar adalah petani. Luas sawah di Kabupaten Tanah Datar mencapai

22.945 Ha dengan rata-rata indeks pertanaman 2,42. Pencapaian luas

tambah tanam Kabupaten Tanah Datar periode Oktober 2016 –

September 2017 melalui program UPSUS sebesar 54.512 Ha dengan luas

panen (Jan-Sept 2017) seluas 39.094 Ha.

6. Kabupaten Limapuluh Kota

Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki potensi pertanian khususnya

tanaman pangan yang cukup luas, luas laHan sawah mencapai 23.769 Ha

dengan rata-rata indeks pertanaman 2 kali dalam setahun. Pencapaian

luas tambah tanam Kabupaten Lima Puluh Kota periode Oktober 2016–

September 2017 melalui program UPSUS sebesar 42.325 Ha dengan luas

panen (Jan-Sept 2017) seluas 30.979 Ha.

7. Kota Bukittinggi dan Kota Padangpanjang

Wilayah Kota Bukitinggi dan Kota Padang Panjang merupakan wilayah

perkotaan yang hanya memiliki luas sawah seluas masing-masing 389 Ha

dan 630 Ha yang secara potensi sangat kecil dalam pengembangan

tanaman pangan.

Pencapaian luas tambah tanam Kota Bukittinggi periode Oktober 2016–

September 2017 melalui program UPSUS sebesar 779 Ha dengan luas

panen (Jan-Sept 2017) seluas 547 Ha. Pencapaian luas tambah tanam

Kota Padang Panjang periode Oktober 2016 – September 2017 melalui

program UPSUS sebesar 1.730 Ha dengan luas panen (Jan-Sept 2017)

seluas 1.393 Ha.

Page 45: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

31

8. Kabupaten Ogan Ilir

Kabupaten Ogan Ilir mendapatkan alokasi bantuan kegiatan utama Upsus

2017 meliputi pengembangan budidaya padi Inbrida seluas 1.500 Ha dan

bantuan Combine Harvester Besar sebanyak 17 unit, Brigade Pusat 3 unit

dan pengembangan jagung hibrida seluas 1.000 Ha

Pencapaian produksi padi tahun 2016 (atap) adalah 752.328 ton Gabah

Kering giling dan produktivitas 43.69 kw/Ha dari luas panen 173.857,7 Ha,

sedangkan pencapaian produksi padi tahun 2017 (Aram II) mengalami

penurunan menjadi 226.926 ton Gabah Kering Giling dengan produktivitas

43.60 kw/Ha dari luas panen 53.165 Ha.

Pencapaian produksi jagung tahun 2016 (atap) adalah 1.322 ton pipilan

kering dan produktivitas 56,57 kw/Ha dari luas panen 233,7 Ha,

sedangkan pencapaian produksi jagung tahun 2017 (ARAM II) mengalami

kenaikan menjadi 1.848 ton pipilan kering dengan produktivitas 37,35

kw/Ha dari luas panen 492 Ha.

Pencapaian produksi kedelai tahun 2016 (ATAP) adalah 275 ton biji kering

dan produktivitas 14,71 kw/Ha dari luas panen 187 Ha, sedangkan

pencapaian produksi kedelai tahun 2017 (ARAM II) mengalami penurunan

menjadi 0 ton pipilan kering dan produktivitas 0 kw/Ha dari luas panen 0

Ha, Hal ini dikarenakan petani tidak berminat untuk bertanam kedelai

karena biaya operasional tinggi, provitas rendah dan tidak ada jaminan

pasar atau harga sehingga kurang menguntungkan dibanding komoditas

jagung.

9. Kabupaten Ogan Komering Ilir

Kabupaten Ogan Komering Ilir mendapatkan alokasi bantuan kegiatan

utama Upsus meliputi Pengembangan irigasi rawa lebak/pasang surut

seluas 40.000 Ha, Rehabilitasi jaringan irigasi (RJI) seluas 815 Ha,

perluasaan sawah seluas 11.000 Ha, Opimasi rawa gambut seluas 500

Ha, Intensifikasi padi inbrida jajar legowo seluas 9.500 Ha, ektensifikasi

padi inbrida jajar legowo seluas 78.875 Ha, pengembangan padi melalui

budidaya Hazton seluas 25 Ha, Pengembangan jagung hibrida seluas

7.000 Ha, Bantuan Traktor Roda-2 385 Unit, Pompa air 67 unit, Rice

Transplanter 40 unit, Combine Harvester Sedang 26 unit, Combine

Harvester Besar 46 Unit dan Brigade Pengadaan Pusat 10 unit.

Pencapaian produksi padi tahun 2016 (ATAP) adalah 752.378 ton Gabah

Kering Giling dan produktivitas 43,28 kw/Ha dari luas panen 173.857 Ha.

sedangkan pencapaian produksi jagung tahun 2017 (ARAM II) mengalami

Page 46: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

32

penurunan menjadi 683.100 ton pipilan kering dan produktivitas 43,60

kw/Ha dari luas panen 144.244 Ha.

Pencapaian produksi jagung tahun 2016 (ATAP) adalah 8.967 ton pipilan

kering dan produktivitas 39,45 kw/Ha dari luas panen 2.273 Ha,

sedangkan pencapaian produksi jagung tahun 2017 (ARAM II) mengalami

kenaikan menjadi 45.241 ton pipilan kering dan produktivitas 35,04

kw/Ha dari luas panen 9.011 Ha.

Pencapaian produksi kedelai tahun 2016 (ATAP) adalah 1.550 ton biji

kering dan produktivitas 24,92 kw/Ha dari luas panen 622 Ha, sedangkan

pencapaian produksi kedelai tahun 2017 (ARAM II) mengalami penurunan

menjadi 336 ton pipilan kering dan produktivitas 20,29 kw/Ha dari luas

panen 360 Ha.

10. Kabupaten OKU Timur

Kabupaten OKU Timur mendapatkan alokasi bantuan kegiatan utama

upsus meliputi Rehabilitasi jaringan irigasi (RJI) seluas 4.000 Ha,

perluasaan sawah seluas 500 Ha, Pengembangan paddi melalui budidaya

padi Hazton seluas 25 Ha, intensifikasi padi inbrida jajar legowo seluas

13.500 Ha, ekstensifikasi padi inbrida seluas 22.175 Ha, padi hibrida

seluas 1.000 Ha, Pengembangan jagung hibrida seluas 7.300 Ha,

Bantuan Traktor Roda-2 246 Unit, Pompa air 49 unit, Rice Transplanter

31 unit, Combine Harvester Kecil 10 unit, Combine Harvester Sedang 20

Unit, Corn Combine Harvester 1 unit, Corn Sheller 45 Unit, Power

Thereser 3 unit, Power Thsreser Multiguna 34 Unit, Fasilitasi RMU 1 unit

dan Rehab Bangunan RMU 1 unit.

Pencapaian produksi padi tahun 2016 (ATAP) adalah 813.956 ton Gabah

Kering Giling dan produktivitas 58,72 kw/Ha dari luas panen 138.612 Ha,

sedangkan pencapaian produksi padi tahun 2017 (ARAM II) mengalami

kenaikan menjadi 908.550 ton Gabah Kering Giling dan produktivitas

63,73 kw/Ha dari luas panen 170.223 Ha.

Pencapaian produksi jagung tahun 2016 (ATAP) adalah 59.212 ton pipilan

kering dan produktivitas 61,92 kw/Ha dari luas panen 9.563 Ha,

sedangkan pencapaian produksi jagung tahun 2017 (ARAM II) mengalami

kenaikan menjadi 153.181 ton pipilan kering dan produktivitas 80,88

kw/Ha dari luas panen 20.219 Ha.

Pencapaian produksi kedelai tahun 2016 (ATAP) adalah 1.050 ton biji

kering dan produktivitas 10,16 kw/Ha dari luas panen 1.033 Ha,

sedangkan pencapaian produksi kedelai tahun 2017 (ARAM II) mengalami

Page 47: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

33

kenaikan menjadi 1.121 ton pipilan keing dan produktivitas 10,50 kw/Ha

dari luas panen 916 Ha.

11. Kabupaten Barito Kuala

Angka luas tanam padi tahun 2017 mengalami peningkatan 4.495 ha

dibandingkan luas tanam tahun 2016, dan bila dibandingkan dengan tahun

2015 mengalami peningkatan 5.342 ha. Angka luas panen padi tahun

2017 mengalami peningkatan 1.575 ha dibandingkan luas panen tahun

2016, kalau dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami peningkatan

4.138 ha. Produktivitas padi tahun 2017 mengalami peningkatan 0,09

kwintal/ha dibandingkan produktivitas padi tahun 2016, kalau

dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami peningkatan 0,76 kwintal/ha.

Produksi padi tahun 2017 mengalami peningkatan 6.602 ton dibandingkan

produksi padi tahun 2016, kalau dibandingkan dengan tahun 2015

mengalami peningkatan 17.354 ton.

Analisa penyebab keberhasilan penambahan luas tanam padi pada tahun

2016 adalah :

Keberhasilan penambahan luas tanam di tahun 2017 ditentukan oleh

luas penanaman padi di musim tanam musim hujan 2016/2017 atau

pertanaman pada musim tanam Oktober 2016 – Maret 2017 yaitu

tanam padi Okt-Mar seluas 76.453 ha sedangkan tanam Okt-Mar

2015/2016 seluas 54.437 ha atau mengalami peningkatan seluas

22.016 ha.

Keberhasilan luas tanam di tahun 2016 ini juga didukung dengan

keadaan iklim dan cuaca yang bersahabat dengan tanaman dan

serangan OPT yang tidak terlalu besar.

Keberhasilan penambahan luas tanam sendiri tidak bisa dipisahkan

dengan peran pengawalan dari para Penyuluh Pertanian, Mantri tani,

Petugas Dinas Pertanian dan para Babinsa yang terus mengawal

perkembangan tanaman padi di lapangan.

Realisasi kinerja Jagung tahun 2017 apabila dibandingkan dengan angka

sasaran 2016 dan atau target jangka menengah yang ada di dokumen

renstra SKPD (target th 2018) mengalami peningkatan mencapai 170

persen untuk kinerja luas tanam, sementara untuk kinerja produktivitas

mencapai 122,25 persen dan produksi mencapai 106,96 persen. Namun

untuk kinerja luas panen jagung hanya mencapai 87,42 persen.

Page 48: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

34

Sementara apa bila dibandingkan dengan ATAP 2016 dan 2015, realisasi

kinerja jagung tahun 2017 mengalami peningkatan mencapai 157 persen

(Atap 2015) dan 221 persen (atap 2014) untuk luas tanam, sementara

untuk luas panen mencapai 118 persen (Atap 2015) dan 369 persen (atap

2014), untuk produktivitas mencapai 111 persen (Atap 2015) dan 143

persen (atap 2014) dan untuk peningakatan produksi mencapai 131

persen (Atap 2015) dan 532 persen (atap 2014). Keberhasilan capaian

kinerja jagung ditahun 2016 ini tidak lepas dari pengawalan dari para

Penyuluh Pertanian, Mantri tani, Petugas Dinas Pertanian dan para

Babinsa yang terus mengawal perkembangan tanaman padi di lapangan.

Realisasi kinerja luas tanam Kedelai tahun 2017 apabila dibandingkan

dengan angka sasaran 2017 dan atau target jangka menengah yang ada

di dokumen renstra SKPD (target th 2017) mengalami peningkatan

mencapai 104,80 persen, sementara untuk kinerja luas panen hanya

mencapai 73,67 persen, produktivitas hanya mencapai 99,15 persen dan

produksi hanya mencapai 73 persen.

Namun apa bila dibandingkan dengan Atap 2016 dan 2015, realisasi

kinerja Kedelai tahun 2017 jauh mengalami peningkatan mencapai 15,41

persen (Atap 2015) dan 6,81 persen (atap 2014) untuk luas tanam,

sementara untuk luas panen mencapai 72,20 persen (Atap 2015) dan

90,25 persen (atap 2015), untuk produktivitas mencapai 1,12 persen

(Atap 2015) dan 1,26 persen (atap 2015) dan untuk peningakatan

produksi mencapai 77,50 persen (Atap 2016) dan 116,25 persen (atap

2015).

Melejitnya capaian realiasi kinerja kedelai Tahun 2017 dibandingkan tahun

2015 dan 2014 tidak lepas dari adanya kegiatan Budidaya Kedelai

teknologi jenuh air yang dibiayai dari dana APBN seluas 500 Hektar yang

dilaksanakan di lima kecamatan yakni kecamatan Anjir pasar seluas 127

Ha, kecamatan Wanaraya seluas 253 Ha, Kecamatan Rantau Badauh

Seluas 35 Ha, Kecamatan Cerbon seluas 25 Ha dan kecamatan

Marabahan seluas 60 Ha, dan yang tidak kalah penting dan tidak bisa

dipisahkan dengan peran pengawalan dari para Penyuluh Pertanian,

Mantri tani, Petugas Dinas Pertanian dan para Babinsa yang terus

mengawal perkembangan tanaman padi di lapangan.

Namun demikian capaian realiasi kinerja luas panen, produktivitas dan

produksi Kedelai Tahun 2017 dibandingkan dengan dengan angka

sasaran 2017 dan atau target jangka menengah yang ada di dokumen

renstra SKPD (target th 2017) masih belum mencapai targetnya

Page 49: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

35

dikarenakan kondisi cuaca yang kurang mendukung di saat musim

pertanaman kedelai dibulan April dan mei sehingga ada sebagian areal

pertanaman yang sempat tergenang sehingga berpengaruh terhadap hasil

produksi yang dicapai.

Sementara strategi yang akan dilakukan agar kendala diatas dapat diatasi

dan atau diminimalisir dampaknya terhadap peningkatan produksi untuk

tahun tahun mendatang diupayakan lokasi yang akan digunakan untuk

areal pertananaman draniase dan atau saluran airnya dapat berfungsi

dengan baik sehingga dapat mengeluarkan air yang tergenang di areal

pertanaman disaat terjadi hujan yang cukup deras dan lama serta terjadi

air pasang.

12. Kabupaten Tapin

Pencapaian produksi padi tahun 2017 adalah 391,697 ton Gabah Kering

Giling dan produktivitas 5,20 ton/Ha dari luas panen 75,302 Ha, dengan

sasaran produksi 377,019 ton GKG dan produktivitas 4,67 ton/Ha capaian

produksi tahun 2016 mengalami peningkatan 23% dibanding dengan

capaian produksi padi tahun 2015 adalah 301,122 ton Gabah Kering

Giling dan produktivitas 4,77 ton/Ha dari luas panen 63,090 Ha.

Pencapaian produksi Jagung tahun 2017 adalah 1.840 ton (biji kering) dan

produktivitas 3,45 ton/Ha dengan luas panen 533 Ha, dengan sasaran

produksi 3,451 ton dan produktivitas 3,55 ton/Ha, produksi 2016

mengalami penurunan dibanding dengan produksi tahun 2015 adalah

2,878 ton (biji kering) dan produktivitas 2,42 ton/Ha dengan luas panen

840 Ha.

Pencapaian produksi kedelai tahun 2017 adalah 909 ton (biji kering) dan

produktivitas 8,06 ton/Ha dengan luas panen 1,128 Ha. Mengalami

penurunan disbanding produksi tahun 2015 adalah 965 ton (pipilan kering)

dan produktivitas 1,24 ton/Ha dengan luas panen 776 Ha.

13. Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Pencapaian produksi padi tahun 2016 adalah 261,847 ton Gabah Kering

Giling dan produktivitas 5,06 ton/Ha dari luas panen 51,723 Ha, dengan

sasaran produksi 244,039 ton GKG, dan produktivitas 4,77 ton/Ha,

sedangkan capaian produksi padi tahun 2015 adalah 232,950 ton Gabah

Kering Giling, produktivitas 4,94 ton/Ha dari luas panen 47,146 Ha.

Pencapaian produksi Jagung tahun 2017 adalah 440 ton (biji kering) dan

produktivitas 4,17 ton/Ha dengan luas panen 105,50 Ha dari sasaran

Page 50: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

36

produksi 4,600 ton dengan produktivitas 4,74 ton/Ha, sedangkan produksi

Jagung tahun 2016 adalah 5,093 ton (biji kering), produktivitas 4,61 ton/Ha

dari luas panen 1,104 Ha.

Pencapaian produksi kedelai tahun 2017 adalah 2 ton (pipilan kering) dan

produktivitas 1,08 ton/Ha dengan luas panen 2 Ha, sedangkan produksi

tahun 2015 adalah 36 ton, produktivitas 1,28 ton/Ha dari luas panen 28

Ha. Kondisi wilayah yang umumnya laHan lebak pada tahun 2017

mengalami banjir/ Puso untuk waktu tanam jagung dan kedelai, sehingga

tidak dapat melaksanakan pertanaman.

Pembinaan UPSUS Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai yang

dilakukan di Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Kalimantan

Selatan periode Bulan Oktober 2016 – Maret 2017 mengalami banyak

kendala diantaranya perubahan iklim di Indnesia yang terjadi sehingga luas

tambah tanam padi, jagung dan kedelai mengalami penurunan. Selain itu

irigasi di provinsi itu tidak berfungsi secara optimal. Sedangkan untuk periode

Bulan April – September 2017 mengalami peningkatan yang cukup baik

dikarenakan kondisi iklim yang baik dan koordinasi antara Pusat dan daerah

sangat kondusif serta didukung oleh peran serta dari aparat TNI serta

penyuluh di lapangan yang sangat intensif.

Peningkatan produktivitas dapat ditingkatkan dengan menambah alokasi

pupuk bersubsidi, bantuan benih unggul terutama benih hibrida, perbaikan

infrastruktur pertanian dan melaksanakan mekanisasi pertanian.Keterbatasan

sumberdaya manusia ditingkat lapangan, yaitu Penyuluh Pertanian Lapangan

(PPL), Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan

Pengawas benih yang dirasakan masih kurang sehingga perlu adanya

rekrutmen PNS untuk jabatan fungsional tersebut. Perlu adanya peningkatan

koordinasi lintas sektoral dalam mendukung program UPSUS.

Page 51: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

37

PELAKSANAAN KEGIATAN SUBDIT STANDARDISASI DAN MUTU

A. Kebijakan Program dan Anggaran Standardisasi dan Mutu Hasil Tanaman

Pangan

a. Perumusan dan Fasilitasi Kesekretariatan SNI/Permentan Tanaman

Pangan

Sekretariat sebagai unsur penunjang dalam mengelola Panitia Teknis/Sub

Panitia Teknis perumusan SNI mempunyai peranan yang penting untuk

mengkoordinasikan dan mengelola kegiatan serta bertanggungjawab atas

sumber daya dan pendanaan yang diperlukan selain itu juga merupakan

contact point antara PT dan BSN.

Sekretariat harus memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Adanya komitmen dari pimpinan institusi untuk berpartisipasi dan

mengkoordinasikan kegiatan PT

b. Tersedianya sumber daya manusia yang cukup dan kompeten,

sarana/prasarana, dan sumber pendanaan untuk pengelolaan kegiatan

yang diperlukan

c. Memiliki editor RSNI yang memadai baik kompetensi dan jumlah

d. Memiliki personel penghubung (liason) antar PT

e. Memiliki alamat yang jelas, disertai dengan nomor telepon, faksmili dan

alamat email

Sebagai instansi teknis yang salah satu kegiatannya melakukan kegiatan

standardisasi yaitu perumusan SNI dan memiliki kriteria yang diperlukan

sebagai sekretariat maka akan mengusulkan fasilitasi sekretariat PT/SPT

dalam rangka memperlancar kegiatan tersebut dan sebagai penghubung

PT/SPT dengan BSN. Berikut kegiatan terkait perumusan dan kesekretariatan

tanaman pangan sebagai berikut :

1). Rapat Teknis KOMTEK 65-11 Tanaman Pangan Terkait Revisi SNI

Beras

a) Rapat dipimpin oleh Batara Siagian, SP, MAB Kasubdit Standardisasi

dan Mutu dan juga selaku ketua Komite Teknis 65-11 Tanaman

Pangan serta dihadiri oleh perwakilan Komite Teknis Tanaman Pangan

dan Badan Standardisasi Nasional. Rapat dilaksanakan tanggal 11

September 2017 di Aula Direktorat PPHTP.

b) Poin-poin pembahasan revisi SNI beras sebagai berikut :

a. Kementerian Pertanian mengusulkan perubahan judul SNI yang

semula beras menjadi beras non organik. Perubahan ini dikarenakan

IV

Page 52: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

38

beras organik sudah diatur dalam SNI 6729:2017 Sistem Pertanian

Organik.

b. Pada bagian acuan normatif ditambahkan SNI 7385 Batas maksimum

kandungan mikotoksin dalam pangan dan SNI 7388 Batas maksimum

cemaran mikroba dalam pangan.

c. Pada bagian klasifikasi beras yang semula digolongkan 4 kelas mutu

(premium, medium 1, medium 2, medium 3) menjadi 2 kelas mutu

(premium dan medium) disesuaikan dengan Permentan No. 31 tahun

2017 tentang penetapan jenis beras yaitu hanya menjadi Beras

Premium dan Beras Medium.

d. Pada bagian syarat umum poin d yaitu bebas dari bahan kimia yang

membahayakan dan merugikan konsumen (ditambahkan : mengacu

pada SNI batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan, pada

SNI batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian, SNI batas

maksimum kandungan mikotoksin dalam pangan, dan SNI batas

maksimum cemaran mikroba dalam pangan).

e. Pada bagian syarat khusus kriterianya disesuaikan dengan Permentan

No 31 tahun 2017 tentang penetapan jenis beras sebagai berikut :

f. Pada bagian cara uji poin 7.4 Penentuan adanya bahan kimia yang

membahayakan dan merugikan konsumen dilakukan pada beras

contoh analisis secara visual dan cepat menggunakan indra

penciuman yang ditandai bau bahan kimia (ditambahkan : Bila

dicurigai beras menunjukkan tanda-tanda adanya bahan kimia yang

berbahaya dilakukan analisis secara laboratorium sebelum

diperdagangkan).

g. Untuk saran pengujian pada poin f diatas Perpadi menyarankan uji 2

kali yaitu saat panen raya dan panen gaduh. Sedangkan YLKI

menyarankan uji berkala agar konsumen merasa yakin.

No Komponen mutu Satuan Medium Premium

1 Derajat Sosoh % 95 95

2 Kadar air (maks) % 14 14

3 Beras kepala % 75 85

4 Butir patah (maks) % 25 15

5

Total butir beras lainnya (maks), terdiri

atas Butir Menir, Merah, Kuning/rusak,

Kapur

% 5 0

6 Butir Gabah (maks) (Butir/100 g) 1 0

7 Benda lain (maks) % 0,05 0

Page 53: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

39

h. Pada poin 8 penandaan akan menyesuaikan dengan UU Pangan

No.18 tahun 2012 pasal 97 seperti memuat keterangan nama produk,

daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan

alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor, halal bagi yang

dipersyaratkan, tanggal dan kode produksi, tanggal, bulan, dan tahun

kadaluarsa, nomor izin edar bagi pangan olahan dan asal usul bahan

pangan tertentu.

i. Pada poin 9 pengemasan akan menyesuaikan dengan UU Pangan

No.18 tahun 2012 pasal 96 terkait informasi asal, keamanan, mutu,

kandungan gizi dan keterangan lain yang diperlukan.

j. Pada bagian rekomendasi terkait SNI batas maksimum cemaran

logam berat dalam pangan, pada SNI batas maksimum residu

pestisida pada hasil pertanian, SNI batas maksimum kandungan

mikotoksin dalam pangan, dan SNI batas maksimum cemaran mikroba

dalam pangan disarankan ditampilkan pada bagian atas/utama.

k. Pada poin 10 bagian rekomendasi ditambahkan penandaan varietas

yang terdiri dari nama varietas, dan komposisi varietas.

l. Rancangan SNI akan diperbaiki untuk menjadi RSNI-3 (Rancangan

Standar Nasional Indonesia-3) dan akan dilaksanakan Rapat

Konsensus bersama Komite Teknis dalam waktu dekat.

2). Rapat Pembahasan Standar Ubi Kayu

1. Rapat pembahasan standar Persyaratan Teknis Minimal (PTM)

ubikayu yang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2017 di Ruang

Rapat kecil Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan. Rapat dipimpin oleh Kepala Subdirektorat Standardisasi dan

Mutu dan dihadiri oleh 15 peserta meliputi perwakilan dari instansi

Balai Besar Pasca Panen, Direktorat Kacang dan Umbi, Masyarakat

Singkong Indonesia serta Staf Subdit Standardisasi dan Mutu,

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

2. Tujuan dilaksanakan rapat ini adalah menyusun PTM yang akan

menjadi acuan bagi pelaku usaha ubi kayu dalam menghasilkan ubi

kayu yang sesuai kebutuhan.

3. Beberapa hal yang dapat dilaporkan dari hasil diskusi rapat tersebut

sebagai berikut :

a. Identifikasi untuk memperoleh informasi tentang standar kualitas

ubi kayu yang akan mengacu pada codex alimenterius atau standar

Page 54: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

40

lain terkait ubi kayu pangan sebagai bahan referensi perumusan

PTM.

b. Pembagian PTM ubi kayu yang akan dirumuskan rencananya

dibagi menjadi 2 pembahasan yaitu persyaratan untuk pangan dan

bahan baku industri.

c. Penyusunan draft naskah akademik untuk usulan PTM ubi kayu

segar akan dilakukan dengan mengadopsi CODEX STAN 238-2003

Standard For Sweet Cassava (Standar Ubi Kayu Manis) dan

CODEX STAN 300-2010 Standard For Bitter Cassava (Standar Ubi

Kayu Pahit) yang akan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

d. Akan dilaksanakan pertemuan lanjutan untuk menetapkan rumusan

sebelum diajukan sebagai Permentan ke Biro Hukum, Sekjen

Kementan.

3). Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras

1. Rapat dipimpin oleh Kepala Subdirektorat Standardisasi dan Mutu

dan dihadiri oleh 25 peserta meliputi perwakilan dari instansi KAN,

BSN, PPVT, BKP, Sesdit TP, YLKI, Perpadi, Unit Eselon II lingkup

Direktorat Jenderal TP, Kementerian Perdagangan, serta staf

subdit standardisasi dan mutu, Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan. Rapat dilaksanakan tanggal

19 September 2017 di Ruang Aula Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

2. Tujuan dilaksanakan rapat ini adalah menindaklanjuti pembahasan

skema untuk penetapan kelas mutu beras terkait pemberlakuan

Permendag 57 tahun 2017 tentang Penetapan HET Beras dan

Permentan 31 tahun 2017 tentang kelas mutu beras yang akan

menjadi acuan bagi pelaku usaha beras/penggilingan beras di

instansi teknis dalam menghasilkan beras dalam kemasan maupun

beras dalam bentuk curah.

3. Beberapa hal yang dapat dilaporkan dari hasil diskusi dan

pembahasan dalam rapat tersebut sebagai berikut :

a) Hal penting yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah

pengaturan yang lebih jelas mengenai skema yang harus

ditempuh pelaku usaha/produsen beras yang ada di pasaran

saat ini untuk menyesuaikan dengan persyaratan yang ada

dalam Permendag 57 tahun 2017 tentang Penetapan HET

Beras dan Permentan 31 tahun 2017 tentang kelas mutu beras.

Page 55: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

41

b) Beras aromatik tidak bisa dikatagorikan sebagai beras khusus,

untuk pembahasan terkait beras khusus akan dilakukan

pembahasan lebih lanjut pada rapat yang akan dilaksanakan

pada tanggal 25 September 2017.

c) YLKI mendukung pengaturan pencantuman label kelas mutu

beras pada kemasan untuk melindungi konsumen.

d) Perlu adanya aturan yang spesifik yang berkaitan dengan beras,

karena dalam Permentan 51 tahun 2008 tidak mengatur spesifik

untuk beras.

Penunjukan LPK (Lembaga Penilaian Kesesuaian) untuk

melakukan pengujian mutu beras harus yang terakreditasi KAN,

dan penunjukan LPK yang belum terakreditasi dapat dilakukan

oleh regulator namun LPK tersebut telah memiliki kompetensi

untuk ruang lingkup yang diinginkan dalam pelaksanaan

penilaian kesesuaian, dan paling lama 2 (dua) tahun kedepan

LPK yang ditunjuk tersebut harus dapat diakreditasi oleh KAN.

Selama jeda yang diberikan tersebut regulator yang melakukan

penunjukan wajib melakukan pembinaan LPK tersebut dan

berkoordinasi dengan BSN dalam pendampingan tersebut agar

siap diakreditasi.

b. Focus Group Discussion (FGD)

1. FGD Implementasi Permentan Nomor 31 Tahun 2017

a. FGD dipimpin oleh Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

BKP dihadiri oleh Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan

Keamanan Pangan BKP, Prof. (Riset). Dr. Ir. Achmad Suryana, MS

(Peneliti Utama PSE-KP), perwakilan dari Biro Hukum Kementan, BB-

Padi, BB-Pascapanen, Direktorat PPHTP, dan PPVT-PP. Focus Group

Discussion (FGD) Implementasi Permentan Nomor 31 Tahun 2017

tentang Kelas Mutu Beras dilaksanakan pada tanggal 27 September

2017 di Ruang Rapat Nusantara II Badan Ketahanan Pangan.

b. Tujuan dilaksanakan pertemuan ini adalah melakukan pembahasan

Panduan Teknis Beras Khusus.

c. Hasil FGD antara lain :

a) Sebagai tindak lanjut Implementasi Permentan Nomor 31 Tahun

2017 tentang Kelas Mutu Beras Pasal 2 ayat 1- 4 mengenai Beras

Khusus, perlu disusun Panduan Teknis Beras Khusus sebagai

acuan dalam pelaksanaan Permentan tersebut.

Page 56: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

42

b) Sesuai Permentan Nomor 31 Tahun 2017 yang termasuk kategori

beras khusus adalah beras ketan, beras merah, beras hitam, dan

beras dengan persyaratan. Beras khusus dengan persyaratan

meliputi:

Beras untuk kesehatan (persyaratan harus terdaftar di Badan

POM);

Beras organik (persyaratan harus bersertifikat dari Lembaga

Sertifikasi Organik);

Beras Indikasi Geografis (terdaftar di Direktorat HAKI,

Kemenkum-HAM) dan;

Beras yang berasal dari varietas lokal yang telah mendapatkan

pelepasan oleh Menteri Pertanian;

Beras tertentu yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri

(memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh Lembaga yang

berwenang di negara asal).

c) Outline Panduan Beras Khusus telah disusun dan telah disepakati

bersama. Adapun konten yang dibahas dalam panduan tersebut

meliputi :

Pengertian beras ketan, beras merah dan beras hitam;

Peredaran beras khusus dengan persyaratan harus dikemas,

diberi label dan tidak dalam bentuk curah sedangkan beras

khusus tanpa persyaratan (beras ketan, beras merah dan beras

hitam) dapat diedarkan baik dalam bentuk curah maupun

kemasan;

Berdasarkan arahan dari Bapak Menteri Pertanian kepada

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan disampaikan oleh

Pimpinan Rapat, kriteria teknis beras khusus dengan

persyaratan ditambahkan dengan ketentuan persyaratan beras

kelas mutu Premium, dengan pengecualian komponen mutu

derajat sosoh tidak dipersyaratkan untuk beras kesehatan dan

beras organik;

Perwakilan Direktorat PPHTP telah menyampaikan pandangan

berdasarkan pengalaman beberapa tahun sebelumnya terkait

persyaratan komponen mutu butir patah untuk beras organik

sebesar maksimal 15% (sebagaimana beras kelas mutu

premium). Konsumen memilih produk organik dengan

pertimbangan kesehatan dan jaminan integritas organik

(sertifikasi organik). Integritas organik tidak gugur meskipun

Page 57: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

43

tingkat butir patah melebihi aturan kelas mutu premium

(maksimal 15%). Persyaratan tersebut menyebabkan produk

organik dengan tingkat butir patah lebih besar dari 15% akan

dianggap sebagai beras biasa. Namun demikian, kami akan

melakukan pendalaman atas kondisi tersebut.

d) Pengawasan peredaran Beras Khusus dengan persyaratan

dilakukan sebagai berikut :

Badan POM untuk beras klaim kesehatan,

Lembaga Sertifikasi Organik dan Otoritas Kompeten Keamanan

Pangan (OKKP) untuk beras organik,

Ditjen Kekayaan Intelektual-KemenkumHam untuk beras

Indikasi Geografis,

Ditjen Tanaman Pangan dan OKKP untuk beras varietas lokal

yang telah mendapatkan pelepasan oleh Menteri Pertanian dan

beras tertentu yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

Secara khusus terkait jaminan beras varietas lokal yang telah

dilepas oleh Menteri Pertanian tetap memerlukan lembaga

penjamin dan lembaga laboratorium pengujian. Hal ini perlu

diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian. Inisiasi pembahasan

ini kami telah laksanakan pada tanggal 25 September 2017

dengan catatan penerapan jaminan beras varietas lokal

dimaksud dilaksanakan melalui penilaian sistem seperti yang

dilaksanakan pada sistem pertanian organik dengan penguatan

validasi uji laboratorium.

Sebagai catatan, Ditjen Tanaman Pangan tidak memiliki tugas

dan fungsi terkait pengawasan peredaran beras khusus

dimaksud (karena Ditjen Tanaman Pangan tidak memiliki

koridor izin edar atau register). Ditjen Tanaman Pangan

melakukan pembinaan dan monitoring dalam mendorong

penerapan jaminan mutu produk tanaman, termasuk produk

pangan. Pengaturan hal seperti diatas tetap memperhatikan

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan.

e) Tindak lanjut dari pertemuan ini, Badan Ketahanan Pangan akan

mengundang para pemangku kepentingan perberasan dalam

pertemuan (Public Hearing) yang akan dilaksanakan pada hari

Page 58: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

44

Jum‟at / 29 September 2017 di Auditorium Gedung D Kantor Pusat

Kementerian Pertanian.

2. FGD Penyusunan Draft Permentan Penerapan Jaminan Mutu Serta

Pencantuman Label Genetically Modified Organism (GMO) Dan Non

Genetically Modified Organism (Non GMO) Kedelai Untuk Pangan

Segar

Dalam upaya penerapan sistem jaminan mutu keamanan pangan

dilaksanakan Forum Group Discussion (FGD) Penyusunan Draft

Permentan Penerapan Jaminan Mutu serta Pencantuman Label

Genetically Modified Organism (GMO) dan Non Genetically Modified

Organism (Non GMO) Kedelai untuk Pangan Segar. FGD dibuka dan

dipimpin oleh Sesditjen Tanaman Pangan dihadiri oleh perwakilan dari

Direktorat Standardisasi Produk Pangan-Deputi Pengawasan Keamanan

Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Biro Hukum-Sekjen Kementerian

Pertanian, Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan-

Badan Ketahanan Pangan Kementan, Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati-Badan Karantina Pertanian, Pusat Perlindungan

Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian-Setjen Kementerian

Pertanian, Direktorat PerbeniHan, Ditjen Tanaman Pangan, Direktorat

Aneka Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan, Direktorat Serealia,

Ditjen Tanaman Pangan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Suharyanto, SH, MH, PT.

Sucofindo, PT. Mutu Agung Lestari, PT. SGS Indonesia.

Pada umumnya audiens menyambut baik rencana penyusunan

Permentan dimaksud berdasarkan tujuannya yaitu untuk meningkatkan

daya saing produk pangan segar kedelai dan memberikan perlindungan

konsumen atas penggunaan kedelai segar sebagai bahan baku pangan

serta memberikan kepastian pengaturan hal dimaksud.

Masukan-masukan terkait Permentan adalah sebagai berikut:

Kata-kata GMO diubah menjadi Produk Rekayasa Genetika (PRG) dan

Non Produk Rekayasa Genetika (Non PRG).

Pengaturan tentang label produk rekayasa genetika telah ada dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999

Tentang Label Dan Iklan Pangan Pasal 35 (1) Label untuk pangan

hasil rekayasa genetika wajib dicantumkan tulisan PANGAN

REKAYASA GENETIKA. (2) Dalam hal pangan hasil rekayasa

Page 59: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

45

genetika sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan bahan

yang digunakan dalam suatu produk pangan, pada Label cukup

dicantumkan keterangan tentang pangan rekayasa genetika pada

bahan yang merupakan pangan hasil rekayasa genetika tersebut saja.

(3) Selain pencatuman tulisan sebagaimana dimaksud ayat (1), pada

Label dapat dicantumkan logo khusus pangan hasil rekayasa genetika.

Ditambahkan definisi kedelai, Kedelai adalah hasil tanaman kedelai

(glycine max - Merr) berupa biji kering yang telah dilepaskan dari kulit

polong dan dibersihkan (sumber SNI: 3922-1995).

Pengaturan dibagi menjadi pasal tersendiri untuk Kedelai Untuk

Pangan Segar Produk Rekayasa Genetik dan juga Kedelai Untuk

Pangan Segar Non Produk Rekayasa Genetik, Pelabelan, Sanksi dan

Pasal Penutup.

Diharapkan pengaturan dapat diperluas untuk produk pangan segar

secara keseluruhan.

Penajaman kriteria atau standar pengujian untuk jaminan mutu dan

pengujian GMO/Non GMO.

Penajaman skema sertifikasi apakah dilaksanakan oleh Lembaga

Sertifikasi atau Lembaga Pemerintah.

Lembaga Sertifikasi yang ada sampai dengan saat ini belum ada yang

memiliki ruang lingkup pengujian GMO/Non GMO.

Perkembangan penyusunan draft Permentan disajikan pada Lampiran 7.

3. Public Hearing Draft Permentan tentang Penerapan Jaminan Mutu

dan Pencantuman Label Produk Rekayasa Genetika (PRG) dan Non

Produk Rekayasa Genetika (Non PRG) Kedelai untuk Pangan Segar

pada tanggal 23 November 2017 di Ruang Rapat Upsus PJK 1

a. Peserta Public Hearing dihadiri oleh piHak stakeholder (instansi

pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, pemda, BUMN, serta lembaga

penilaian kesesuaian (lembaga sertifikasi dan laboratorium), dengan

jumlah 97 orang.

b. Agenda acara dimulai dengan pemaparan tayangan ”Branding Kedelai

Lokal: Jaminan Mutu dan Pencantuman Label PRG/Non PRG”,

sebelum dilakukan diskusi dan pemaparan substansi permentan pasal

per pasal. Diskusi dilakukan secara bergiliran kepada semua orang

sehingga dapat menampung substansi penting pasca pemaparan

tayangan Branding.

Page 60: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

46

c. Secara garis besar, semua peserta dapat menerima kebijakan

pemerintah terkait jaminan mutu dan pencantuman label kedelai PRG

atau Non PRG untuk pangan segar, dengan beberapa hal yang

disepakati antara lain:

Kotoran atau benda asing sangat sulit diperoleh sampai nol %,

walaupun itu produk dari impor.

Kadar air sebesar 14 %.

Skema sertifikasi perlu ditetapkan secara tegas, baik oleh

Pemerintah atau Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi oleh Komite

Akreditasi Nasional (KAN) dengan tetap melakukan uji mutu.

Uji mutu dilakukan oleh laboratorium yang telah diakreditasi oleh

Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Untuk menjamin kedelai PRG atau Non PRG perlu dilakukan uji

melalui laboratorium yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi

Nasional (KAN).

Pencantuman label (logo) PRG atau Non PRG dilakukan oleh

Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP Pusat dan Daerah)

setelah pelaku usaha lulus proses registrasi.

Registrasi dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan

(OKKP Pusat dan Daerah).

Sertifikat mutu berlaku selama 3 tahun dengan pelaksanaan

survailan setiap tahun.

Pemberlakukan permentan ini wajib setelah 1 tahun masa

penyesuaian setelah diundangkan.

d. Untuk meningkatkan penjaminan mutu kedelai masa mendatang

adalah mendorong ketersediaan sarana pascapanen antara lain

grader, blower, destoner, dan metal detector.

c. Perencanaan Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP

Pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan merupakan upaya yang

sangat strategis dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional

karena mempunyai peranan yang cukup besar baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan secara

langsung memiliki peranan dalam menekan susut hasil (losses),

mempertahankan mutu hasil dan meningkatkan nilai tambah, daya saing

serta pendapatan petani.

Page 61: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

47

Pemerintah Indonesia pada program pembangunan pertanian telah

menetapkan komoditas prioritas utama untuk subsektor tanaman pangan

yaitu padi, jagung dan kedelai, namun komoditas lain secara sinergi terus

untuk dikembangkan dalam substitusi pengganti beras menuju kedaulatan

pangan. Penanganan pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan

sebagian besar masih ditangani secara tradisional dan relatif tertinggal yang

ditandai oleh penggunaan peralatan sarana pascapanen dan pengolahan

yang sederhana dan kurang optimal. Permasalahan yang mendasar dalam

Hal penanganan pascapanen dan pengolahan tanaman pangan antara lain

susut kuantitas dan kualitas, keamanan pangan, terbatasnya sumberdaya

manusia pertanian dan keterbatasan dalam penerapan inovasi teknologi

pascapanen dan pengolahan, serta modal yang terbatas.

Keadaan ini semakin sulit dengan munculnya tantangan yang harus dihadapi

Indonesia, khususnya dalam menghadapi diterapkannya Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir tahun 2015 yaitu persaingan daya saing

produk pertanian meliputi : tuntutan standarisasi produk & proses, tuntutan

kandungan pangan yang tidak berbahaya, rendah residu bahan kimia,

tuntutan integrasi pengelolaan rantai pasok (supply chain management), dan

peningkatan kualitas mutu serta keamanan pangan.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, perlu diterapkan suatu strategi

dalam hal penanganan pascapanen dan pengolahan tanaman pangan yang

diterapkan atau diimplementasikan melalui program dan kegiatan.

Implementasi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk Rancangan

Program RKA-K/L Tahun 2017 dan mempersiapkan perencanaan anggaran

untuk Rencana Kerja (Renja) Lima Tahun yaitu 2015-2019.

Output Rancangan Kebijakan terkait dengan RKA-K/L Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017 disusun dalam dokumen

RKA-K/L TA 2017 meliputi 4 (empat) rancangan, yaitu : 1) Rencana Kerja

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Tanaman Pangan Tahun 2018, 2)

Rancangan Kegiatan dan Anggaran (RKA-K/L) Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Tanaman Pangan Tahun 2018, 3) Rencana Strategis Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Tanaman Pangan Tahun 2016 - 2019, dan 4)

Penyusunan Satuan Harga Sarana Pascapanen dan Pengolahan Tahun

2018.

1. Anggaran dan Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Tanaman Pangan Tahun 2017

Pagu alokasi anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan tahun 2017 berdasarkan hasil penelaahan RKAK/L

Page 62: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

48

Ditjen Tanaman Pangan dengan Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan

sebagai berikut:

a) Pagu anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan tahun 2017 sebesar Rp. 1.555.426.248.000,- dengan rincian

kegiatan Satker Pusat sebesar Rp. 704.819.278.000,- Dekonsentrasi

Rp. 8.658.113.000,- dan Tugas Pembantuan Provinsi sebesar

Rp. 841.948.857.000,- meliputi kegiatan dukungan sarana pengolahan

dan pemasaran hasil tanaman pangan sebesar Rp. 822.536.879.000,-

anggaran pembinaan, bimtek, monev, sebesar Rp. 19.411.978.000,-.

b) Dukungan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman

Pangan senilai Rp. 1.436.439.882.400,- antara lain :

1) Sarana pascapanen padi meliputi Combine Harvester Kecil,

Combine Harvester Sedang, Combine Harvester Besar, Vertical

Dryer padi + bangunan kapasitas 30 ton/proses, Vertical Dryer

padi+ bangunan kapasitas 3,5-6 ton/proses, Power Thresher, RMU,

Moisture Tester.

2) Sarana pascapanen jagung yang terdiri dari Corn sheller, Corn

Combine Harvester, Vertical Dryer jagung+ bangunan kapasitas

3,5-6 ton/proses.

3) Sarana Pascapanen Kedelai Power Thresher Multiguna

Dalam pelaksanaan kegiatan di tahun 2017, seringkali terjadi

perubahan/pergeseran anggaran. Kronologis Perubahan anggaran

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan selama

periode Tahun 2017, selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

URAIANAWAL

(Rp.000)

REFOKUSING I

(Rp.000)

REFOKUSING

II (Rp.000)

REVISI

GORONTALO

(Rp.000)

APBNP

(Rp.000)

Tambahan

(Rp.000)

DEKON 11.565.755 8.712.788 8.712.788 8.658.113 8.658.113 8.658.113

TP PROVINSI 868.844.688 864.887.097 868.601.952 868.601.952 841.948.857 841.948.857

PUSAT 677.022.113 675.812.458 702.965.403 702.965.403 701.795.238 704.819.278

TOTAL 1.557.432.556 1.549.412.343 1.580.280.143 1.580.225.468 1.552.402.208 1.555.426.248Tabel 6. Kronologis Perubahan Pagu Anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017

2. Rancangan Anggaran dan Kegiatan Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan TA. 2018

Pagu alokasi anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan tahun 2018 adalah Rp.804.668.500.000,- meliputi

Page 63: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

49

kegiatan pusat Rp. 670.864.245.000,- dan kegiatan provinsi

Rp.133.804.255.000,- (meliputi bantuan sarana pascapanen, sertifikasi

organik, uji mutu, kegiatan pemasaran dan investasi, dan pengolahan

tanaman pangan).

Kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan di satker

PUSAT dengan anggaran Rp.670.864.245.000,-, selengkapnya disajikan

pada tabel berikut :

KODE KEGIATAN VOLUME SATUAN JUMLAH

5885.851 Fasilitas Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 5.661 Unit 649.289.185.000

103 Melaksanakan Penyaluran Fasilitas Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 649.289.185.000

A Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Pusat 649.289.185.000

5885.855 Fasilitas Dukungan Teknis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 12 Bulan Layanan 7.265.060.000

5885.855.001 Pengamanan Susut Hasil Produksi Tanaman Pangan 1.245.360.000

101 Menyusun Kebijakan Program dan Anggaran Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 84.500.000

A Petunjuk Teknis Fasilitasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 84.500.000

103 Melaksanakan Koordinasi Kegiatan Pascapanen Tanaman Pangan 346.760.000

A Dukungan Penerapan Sarana Pascapanen TP 346.760.000

104 Melaksanakan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 814.100.000

A Optimalisasi Bantuan Sarana Pascapanen TP Tahun 2012-2018 423.700.000

B SPI Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 390.400.000

5885.856 Fasilitas RMU/Revitalisasi RMU [Base Line] 27 Unit 14.310.000.000

103 Melaksanakan Penyaluran Fasilitas RMU/Revitalisasi RMU 14.310.000.000

A RMU/Revitalisasi RMU 14.310.000.000Tabel 7. Kegiatan Subdit Pascapanen Tahun 2018

KODE KEGIATAN JUMLAH

5885.855.002 Peningkatan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 1.247.935.000

102 Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan Sarana Pengolahan Tanaman Pangan 341.595.000

A Pembinaan dan Pengawalan Pengolahan Tanaman Pangan 232.360.000

B Bahan Informasi Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 109.235.000

104 Melaksanakan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Pengolahan Tanaman Pangan 906.340.000

A Monitoring dan Evaluasi 226.620.000

B Pengawalan UPSUS PJK 679.720.000 Tabel 8. Kegiatan Subdit Pengolahan Tahun 2018

Page 64: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

50

KODE KEGIATAN JUMLAH

5885.855.104 Pengembangan Pemasaran dan Investasi Tanaman Pangan 854.195.000

101 Menyusun Kebijakan Program dan Anggaran Pemasaran dan Investasi Hasil Tanaman Pangan 212.900.000

A Kebijakan Pemasaran dan Investasi Tanaman Pangan 212.900.000

102 Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan Pemasaran dan Investasi Hasil Tanaman Pangan 212.125.000

A Pengembangan Informasi Pasar dan Pemantauan Stok 212.125.000

103 Melaksanakan Koordinasi Pemasaran dan Investasi Hasil Tanaman Pangan 256.020.000

A Pengawalan Pengembangan Ekspor dan Peluang Investasi 256.020.000

104 Melaksanakan Monitoring, Evaluasi Serta Pelaporan Pemasaran dan Investasi Hasil Tanaman Pangan 173.150.000

A Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pemasaran dan Investasi TP 107.300.000

B Pelaporan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil TP 65.850.000 Tabel 9. Kegiatan Subdit Pemasaran dan Investasi Tahun 2018

KODE KEGIATAN JUMLAH

5885.855.103 Pengembangan Standardisasi dan Mutu Tanaman Pangan 2.377.750.000

101 Menyusun Kebijakan Program dan Anggaran Standardisasi dan Mutu Hasil Tanaman Pangan 1.072.100.000

A Focus Group Discussion (FGD) ( Perencanaan, Regulasi dll) 411.790.000

B Perencanaan Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP 248.560.000

C Koordinasi Direktorat PPHTP 411.750.000

103 Melaksanakan Koordinasi Kegiatan Standardisasi dan Mutu Hasil Tanaman Pangan 1.305.650.000

A Perumusan dan Fasilitasi Kesekretariatan SNI Tanaman Pangan 311.200.000

B Pengembangan Peningkatan Kompetensi SDM 470.000.000

C Pengawalan dan Monev Penerapan Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 362.940.000

D Uji Mutu Beras 161.510.000Tabel 10. Kegiatan Subdit Standardisasi dan Mutu Tahun 2018

KODE KEGIATAN JUMLAH

5885.855.105 Administrasi dan Ketatausahaan Dit PPHTP 1.539.820.000

101 Melaksanakan Ketatausahaan dan Kepegawaian Dit PPHTP 311.080.000

A Ketatausahaan dan Kepegawaian 172.480.000

B Keuangan dan Perlengkapan 138.600.000

102 Melaksanakan Keuangan dan Perlengkapan Dit PPHTP 1.228.740.000

A Pengadaaan Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran 449.000.000

B Pengadaan Alat Pengolah Data 323.000.000

C Pemeliharaan Peralatan Inventaris Kantor 20.000.000

D Keperluan Sehari - hari Perkantoran 87.600.000

E Penyelesaian Hibah Bantuan Dit PPHTP 349.140.000Tabel 11. Kegiatan Ketatausahaan dan Kepegawaian Tahun 2018

Alokasi Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan Tahun 2018 di 34 provinsi, selengkapnya disajikan pada Lampiran

8-9.

Page 65: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

51

d. Koordinasi Direktorat PPHTP

Pengelolaan bantuan pemerintah alsin pascapanen tanaman pangan melalui

brigade dibahas dalam rapat yang dilaksanakan di Bogor pada tanggal 15 -

16 Juli 2017 sebagai berikut :

1. Narasumber yang hadir adalah Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik

Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri;

Sekretaris Itjen Kementerian Pertanian; Perwakilan dari Deputi Bidang

Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman

(BPKP); Perwakilan dari Direktur Barang Milik Negara (DJKN, Kemenkeu);

Perwakilan dari Direktur Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem

Informasi (Kemenkeu); Perwakilan dari Biro Keuangan dan Perlengkapan

Sekjen Kementan dan Perwakilan dari Sekditjen TP.

2. Bantuan alsin pascapanen tanaman pangan tahun 2017 merupakan pos

belanja AKUN 526 yaitu belanja barang untuk diserahkan kepada

Masyarakat/Pemerintah Daerah dan merupakan barang persediaan dan

akan dihibahkan kepada penerima bantuan.

3. Bantuan alsintan yang telah dihibahkan kepada Dinas Pertanian

Provinsi/Kabupaten/Kota, maka akan menjadi aset Pemda dan

kewenangan penggunaan sepenuhnya diatur melalui perda setempat.

4. Bantuan Alsintan yang telah dihibahkan dapat dikelola dengan pola BLUD,

dengan syarat SKPD telah membentuk/mempunyai unit kerja pelayanan.

Pendapatan yang diterima melalui pengelolaan secara BLUD tidak perlu

setor ke negara (PNBP). BLUD dapat dibantu melalui APBD,

5. Penggunaan BMN pada masa transisi sebelum proses hibah belum ada

aturannya, sehingga perlu mempercepat proses hibah.

6. Prinsip bantuan alsintan adalah untuk menunjang program swasembada

pangan sehingga proses administrasi jangan sampai menghambat

program. Penggunaan bantuan alsintan sebelum proses hibah dan terbit

regulasinya/perda dapat dilakukan sepanjang transparan dan akuntabel.

7. BMN yang diserahkan ke Pemda dan belum selesai proses hibah, dapat

digunakan sepanjang transparan dan akuntabel. Segala bentuk

pembiayaan dalam rangka pelayanan brigade ditanggung oleh pengguna

(masyarakat/petani). Biaya yang dimaksud adalah untuk bahan bakar,

upah operator, mobilisasi alsintan, perawatan dan pemeliHaraan alsintan.

8. Pendanaan operasional brigade alsintan sebelum bantuan tersebut

dihibahkan tidak diperkenankan menarik pembiayaan dalam bentuk uang.

Page 66: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

52

9. Penggunaan bantuan alsintan tersebut harus dicatat dengan akuntabel

seperti nama peminjam, jangka waktu peminjaman, kondisi alsin yang

dipinjam dan aturan-aturan yang harus dilakukan pengguna alsin. Segala

bentuk pencatatan biaya penggantian operasional alat dilakukan oleh

kelompok tani.

10. Diperlukan pedoman tatakelola tentang pengelolaan Brigade alsintan

sebelum bantuan tersebut dihibahkan.

B. Koordinasi Kegiatan Standardisasi dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

a. Pengembangan Peningkatan Kompetensi SDM

Dalam rangka mewujudkan daya saing produk hasil pertanian baik pangan

maupun pakan, diperlukan upaya peningkatan mutu, pengendalian harga dan

penguatan kontinuitas produksi. Salah satu upaya peningkatan mutu adalah

melalui penanganan standardisasi dan mutu dari hulu sampai hilir.

Sehubungan dengan hal tersebut, pada periode tahun 2016-2019, Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan merancang pokok-

pokok kegiatan standardisasi dan mutu sebagai upaya strategis dan riil

sebagai berikut :

a. Penguatan dan Harmonisasi Standar dan Regulasi

b. Sosialisasi, Bimbingan Teknis dan Pelatihan peningkatan kompetensi

SDM

c. Penerapan Standarisasi dan Jaminan Mutu

d. Pengawasan dan Pengendalian Penerapan Sistem Jaminan Mutu

Produk hasil pertanian (terutama pangan) yang memiliki jaminan mutu dan

keamanan pangan harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan harga yang

kompetitif sehingga akan mampu bersaing di pasar domestik maupun

internasional. Hal ini berkaitan dengan masa depan generasi manusia

Indonesia di masa mendatang.

Penjaminan mutu produk tanaman pangan dilakukan antara lain melalui

mekanisme :

a. Sertifikasi Organik oleh Lembaga Sertifikasi Organik,

b. Registrasi Produk Segar Asal Tumbuhan/PSAT oleh Otoritas Kompeten

Keamanan Pangan

c. Sertifikasi SNI Produk (Beras) oleh Lembaga Sertifikasi Produk,

d. Pengujian mutu dan keamanan pangan padi, jagung dan kedelai.

Implementasi pokok-pokok kegiatan standardisasi dan mutu memerlukan

pengawalan yang intensif oleh petugas yang kompeten. Tingkat pemahaman

poktan/gapoktan terhadap sistem jaminan mutu dan keamanan pangan untuk

Page 67: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

53

menghasilkan produk hasil pertanian yang aman dan bermutu saat ini masih

rendah, sehingga sangat diperlukan pendampingan dan pengawalan dari

pihak terkait baik dari pemerintah maupun swasta.

Untuk memperbanyak jumlah pelaku usaha yang menerapkan sistem jaminan

mutu dan keamanan pangan diperlukan keberadaan petugas pendamping

yang kompeten. Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, mengadakan kegiatan

pengembangan Peningkatan Kompetensi SDM.

Pengembangan Peningkatan Kompetensi SDM bertujuan untuk

meningkatkan kompetensi petugas pendamping penerapan standardisasi dan

mutu produk hasil pertanian subsektor tanaman pangan. Dalam rangka

meningkatkan kompetensi SDM, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan telah mengikuti berbagai pelatihan yaitu sebanyak 37

orang dari instansi pusat, dinas pertanian, dan poktan. Pelatihan yang diikuti

yaitu Pelatihan Internal Control System (ICS) Pertanian Organik, Pelatihan

Petugas Pengambil Contoh dalam Rangka Inspeksi dan Pengujian, Pelatihan

Penerapan & Dokumentasi Sistem HACCP, dan Pelatihan ISO 22000.

b. Pengawalan dan Monev Penerapan Jaminan Mutu dan Keamanan

Pangan

Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan bertujuan untuk

meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui

mekanisme penjaminan (registrasi) yang dilakukan oleh Otoritas Kompeten

Keamanan Pangan Pusat (OKKPP)/Otoritas Kompeten Keamanan Pangan

Daerah (OKKPD).

Pelaku usaha yang sudah menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan

pangan dan mendapatkan nomor registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan

(PSAT), berhak mencantumkan nomor register PSAT tersebut pada kemasan

retail produk yang dihasilkan saat produk akan diedarkan di pasaran.

Pelaku usaha yang akan mendapatkan nomor registrasi PSAT untuk Produk

Dalam (PD) atau Produk Luar (PL) dalam kemasan retail, harus memenuhi

ketetentuan peraturan Menteri Pertanian No. 51/permentan/OT.140/10/2008

tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pangan Segar Asal Tumbuhan.

Registrasi produk hasil pertanian tidak hanya didasarkan pada penilaian

produk akhir saja, melainkan dimulai dari proses produksi sampai distribusi

Page 68: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

54

yang terdokumentasi, sehingga diperlukan pendampingan oleh pihak terkait,

baik pusat, daerah maupun instansi lainnya.

Output dari penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan adalah

terlaksananya registrasi Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT) sebanyak 30

nomor register di 19 Provinsi. Registrasi PSAT berupa pemberian nomor

register Produk Dalam Negeri (PD) terhadap produk beras dalam kemasan

yang diproduksi dengan menerapkan prinsip hygiene dan sanitasi dilakukan

oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) yang ada di

masing-masing Provinsi. Output Kegiatan Penerapan Sistem Jaminan Mutu

dan Keamanan Pangan dalam rangka registrasi PSAT disajikan pada tabel

12.

Dalam rangka mendukung kegiatan “1000 Desa Pertanian Organik”,

pemerintah memberikan fasilitasi sertifikasi pertanian organik sebanyak 30

unit di 17 propinsi. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk pendampingan

dan biaya sertifikasi. Melalui sertifikasi, pelaku usaha organik diharapkan

dapat meningkatkan daya saing produk organik yang dihasilkan dengan

menggunakan logo organik Indonesia dengan jaminan dari Lembaga

Sertifikasi Organik yang melakukan sertifikasi.

NO. PROVINSITarget Reg

PSAT

Uji Mutu Keamanan

Pangan

Realisasi

Registrasi

PSAT

1 Aceh 1 2 0

2 Sumut 2 4 4

3 Sumbar 1 4 0

4 Riau 2 2 0

5 Jambi 1 2 0

6 Sumsel 1 2 1

7 Bengkulu 1 2 0

8 Lampung 1 3 0

9 Jabar 1 4 0

10 Jateng 1 3 3

11 DIY 2 4 2

12 Jatim 1 4 2

13 Banten 2 4 5

14 Bali 2 4 2

15 NTB 1 2 2

16 NTT 1 4 0

17 Kalsel 1 2 1

18 Kalbar 1 4 3

19 Kaltara 2 0

20 Kalteng 1 2 0

21 Sulut 1 2 0

22 Sulteng 1 2 0

23 Sulsel 1 5 1

24 Sultra 1 2 0

25 Gorontalo 1 3 1

26 Sulbar 1 2 0

27 Malut - 2 0

28 Papua Barat - 2 0

30 80 27TOTAL

Tabel 12. Target dan Realisasi Registrasi PSAT

Page 69: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

55

Pengawalan dan monev pelaksanaan kegiatan fasilitasi sertifikasi dan sistem

jaminan mutu keamanan pangan APBN tahun 2017 sebagai berikut:

1. Melakukan pengawalan dan monitoring bantuan fasilitasi sertifikasi dan

sistem jaminan mutu keamanan pangan tahun 2017.

2. Memperoleh informasi mengenai permasalahan dalam kegiatan

pascapanen tanaman pangan.

3. Melakukan evaluasi sebagai bahan untuk perencanaan program dan

kegiatan pada tahun 2018.

Pengawalan dan monitoring kegiatan fasilitasi sertifikasi pertanian organik

sebagai berikut:

1. Pengawalan dan monev bantuan kegiatan fasilitasi sertifikasi dan sistem

jaminan mutu keamanan pangan dilaksanakan pada 18 (delapan belas)

provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, DIY, Banten, Bali, NTB, NTT,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi

Utara, Gorontalo.

2. Realisasi fasilitasi sertifikasi pertanian organik sampai dengan

pertengahan bulan Desember 2017 dengan rincian seperti pada tabel

berikut :

a. Lulus sertifikasi sebanyak 24 unit yaitu di Provinsi Sumatera Barat 2

unit, Sumatera Utara 1 unit, Lampung 1 unit, Sumatera Selatan 2, Jawa

Barat 7 unit, Jawa Tengah 3 unit, Jawa Timur 2 unit, Bali 2 unit, Banten

1 unit dan Kalimantan Selatan 1 unit, Sulawesi Utara 1, Sulawesi

Selatan 1.

b. Menunggu keputusan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Organik

sebanyak 3 unit, yaitu di Provinsi Kaltara, Gorontalo dan Kalbar.

c. Dalam proses perbaikan temuan kesesuaian sebanyak 2 unit yaitu di

Provinsi NTT.

d. Tidak lulus 1 (satu) unit dari Provinsi DIY karena berdasarkan hasil

penilaian dari Lembaga Sertifikasi Organik ditemukan penggunaan

pestisida kimia sintesis pada proses budidaya.

Page 70: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

56

Tabel 13. Target dan Realisasi Sertifikasi Pertanian Organik TA 2017

c. Uji Mutu Jagung Pakan, Beras Organik dan Kedelai

1. Uji Mutu Beras Organik

Uji mutu beras organik dilakukan dengan meminta produk beras organik

yang merupakan binaan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

telah mendapatkan fasilitasi sertifikasi organik pada tahun 2015-2017.

Sampel uji beras organik yang akan di uji ke laboratorium berasal dari 5

Provinsi (Sumsel, Jabar, DIY, Sulteng dan Jatim). Sampel uji dikirim oleh

pemilik sampel ke pusat untuk dapat dilakukan pengujian dengan

melakukan pengiriman sampel beras organik tersebut ke laboratorium

pengujian yang terakreditasi oleh KAN yaitu laboratorium PT. Saraswanti

Indo Genetech (SIG) - Bogor.

Parameter uji yang diminta untuk dilakukan uji mutu beras organik antara

lain:

1) Uji residu pestisida (screening test);

2) Uji mutu fisik (beras kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir

kuning, rusak, butir kepala, benda asing butir gabah);

3) Uji logam berat (Pb,Cd, Sn, Hg, As);

4) Uji kandungan gizi (karbohidrat, protein, lemak energi) dan

5) Hasil rekapan uji yang diperoleh dari laboratorium pengujian

sebagaimana yang tercantum pada tabel 14.

Page 71: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

57

Produk organik yang telah mendapatkan jaminan sertifikasi organik saat

ini di Indonesia sudah semakin banyak dihasilkan khususnya untuk beras

organik. Banyaknya beras organik lokal yang ada yang telah mendapatkan

sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi organik (LSO) Nasional

dianggap perlu dimonitoring oleh pemerintah dengan cara melakukan

pengambilan contoh ke pelaku usaha (poktan/Gapoktan) binaan untuk

mengetahui sejauh mana konsistensi penerapan sistem pertanian organik.

Selain itu pengambilan contoh beras organik ini juga dilakukan dalam

rangka pengawasan terhadap kinerja dari LSO dalam memberikan

penilaian jaminan mutu sertifikasi produk organik. Sehingga dengan hasil

uji beras organik ini dapat direncanakan tindak lanjut ke depan untuk

pengembangan program penerapan sistem jaminan mutu pertanian

organik (Poktan/Gapoktan) dalam menghasilkan produk organik yang

benar sesuai dengan standar acuan SNI 6729:2016. Poktan

Rukun

Sejahtera

Maju

Bersama

Pringka

sap

Pringka

sap

Peuteuy

GedeMadya

Tani

Mandiri

I

Karya

Tani II

Tani

Mandiri

IA

Sinar

Kasih

Beras

Putih

Beras

Putih

Beras

Merah

Beras

Hitam

Beras

Hitam

Beras

Putih

Beras

Merah

Beras

Putih

Beras

Merah

Beras

Putih

1Screening

Residu - -

Positive

Fluazifop-P-

Buthyl

Negative Negative Negative Negative

Positive

Fluazifop-

P-Buthyl

Negative

Positive

Fluazifop-

P-Buthyl

Positive

Fluazifop-

P-Buthyl

Positive

Fluazifop-

P-Buthyl

2Beras

Kepala% - 81.19 83.68 97.1 97.24 96.73 84.72 96.61 80.8 93.62 80.02

3 Butir Patah % - 15.09 14.65 2.72 2.43 3.03 16.09 3.12 17.44 6.13 16.61

4 Butir Menir % - 3.72 1.67 0.18 0.33 0.24 0.81 0.28 1.77 0.24 3.38

5 Butir Merah % - 0 0 99.6 0 2.18 0 98.96 0 98.57 0

6

Butir

Kuning/Rus

ak

% - 0.04 0 0 0.05 0 0.05 0 0 0.07 0.04

7 Butir Kepala % - 0.72 0.48 0.4 0.76 0.93 0.62 1.04 0.37 1.36 0.43

8Benda

Asing% - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Butri Gabahbutir/100

g- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Pb ppm 0.009Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

11 Cd ppm 0.00011Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

12 Sn ppm 3.38Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

13 Hg ppm 0.004Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

14 As ppm 0.008Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

Not

Detected

15Energi

Lemakkkal/100 g - 1.35 7.38 36.18 24.21 14.76 5.94 14.4 0 0 0

16 Energi Total kkal/100 g - 346.43 349.18 357.98 352.41 343.8 348.5 351.2 346.36 342.76 350.92

17 Kadar Air % - 12.81 12.76 14.15 13.64 14.22 13.04 13.12 12.78 13.24 11.54

18 Kadar Abu % - 0.77 0.97 1.38 1.62 1.88 0.65 1.08 0.63 1.07 0.73

19 Lemak Total % - 0.15 0.82 4.02 2.69 1.64 0.66 1.6 0 0 0

20 Protein % - 7.04 7.48 6.75 8.26 8.93 6.18 8.94 8.1 8.71 6.78

21

Karbohidrat

Total % - 79.23 77.97 73.7 73.79 73.33 79.47 75.26 78.49 76.98 80.95

No. Parameter UnitLimit of

Detection

Tabel 14. Parameter Uji dan Hasil Rekapan Uji Sampel Yang Diperoleh Dari Beberapa Pemilik Sampel

Page 72: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

58

Hasil uji mutu beras organik ternyata diperoleh bahwa beras organik yang

berasal dari poktan/gapoktan binaan Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan terdeteksi mengandung bahan aktif senyawa residu pestisida

Fluazifop-P-Buthyl yang merupakan bahan aktif herbisida untuk

pengendalian gulma. Namun uji mutu beras masih dilakukan screening

test sehingga belum dapat diketahui uji mutu kuantitatif berapa jumlah

bahan aktif tersebut. Namun kalau diperhatikan sesuai dengan standar

acuan sistem pertanian organik seharusnya tidak ada terdeteksi bahan

aktif kimia. Hal ini harus diperhatikan lebih lanjut oleh Instansi Pembina

dalam melakukan pembinaan penerapan sistem pertanian organik

khususnya di kelompok tani binaan. Beberapa hal yang perlu

ditindaklanjuti oleh Instansi Pembina untuk pelaksanaan uji mutu beras

organik antara lain :

1) Hasil uji mutu beras organik yang dihasilkan harus disampaikan ke

Lembaga Sertifikasi Organik yang memberikan sertifikat organik

kepada Poktan/Gapoktan yang telah menerapkan sistem pertanian

organik agar dapat lebih ketat dan jeli dalam melakukan penilaian

untuk penerapan sertifikasi pertanian organik khususnya yang berbasis

kelompok;

2) Hasil uji mutu beras organik harus diinformasikan kepada kelompok

tani yang bersangkutan (pemilik contoh) sehingga kedepan ICS yang

dilakukan harus lebih sering lagi dilakukan sebagai upaya pengawasan

internal yang ketat terhadap anggota kelompok tani yang menerapkan

sistem pertanian organik;

3) Contoh uji mutu beras organik diambil sendiri oleh pemilik contoh, hal

ini tidak sesuai dengan penerapan standar acuan pedoman

pengambilan contoh dimana contoh uji harus diambil oleh petugas

pengambil contoh yang terlatih dan contoh yang dikirim untuk uji mutu

harus dapat mewakili dari semuanya (representative). Sehingga

kedepan harus ada pembinaan terkait pengambilan contoh kepada

petani atau petugas pendamping daerah sebagai upaya pembinaan

kepada petani dan daerah terkait standardisasi dan mutu tanaman

pangan.

2. Uji Mutu Jagung Pakan di Beberapa Sentra Produksi

Pengambilan contoh untuk uji jagung pakan dilakukan oleh tim dari

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan untuk uji

mutu jagung pakan di sentra produksi jagung. Lokasi yang akan dilakukan

Page 73: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

59

pengambilan contoh dalam rangka uji mutu jagung pakan yaitu Banten,

Jatim, Jateng, NTB, Sulsel, Sulut dan Jambi. Parameter uji yang diminta

untuk dilakukan uji mutu jagung pakan antara lain :

1) Kadar air (KA);

2) Uji mutu fisik jagung;

3) Aflatoksin (B1, B2, G1, G2);

4) Okratoksin dan

5) Protein kasar.

Sebelum dilakukan pengambilan contoh dilakukan persiapan terlebih

dahulu secara internal terkait persiapan untuk peralatan sampel yang

dibutuhkan untuk dibawa oleh petugas pengambil contoh (PPC), kuisioner

pengambilan contoh sebagai data dukung nantinya untuk PPC dan

perencanaan lokasi pengambilan contoh yang disesuaikan dengan jadwal

panen di daerah sentra jagung tersebut serta penunjukan petugas

pengambil contoh yang akan melakukan pengambilan contoh.

Pengambilan contoh dilakukan di petani (lahan dan penyimpanan) dan

pengumpul. Perencanaan pengambilan contoh dan petugas PPC sesuai

dengan tabel 16 dibawah ini.

Tabel 15. Perencanaan Pelaksanaan Pengambilan Contoh

Pada saat turun ke lapangan petugas yang melakukan pengambil contoh

mempersiapkan peralatan pengambil contoh dan wadah pengambilan

contoh serta kuisioner untuk wawancara secara langsung ke pemilik

contoh jagung. Lokasi yang menjadi sasaran dilakukan pengambilan

contoh serta wawancara untuk mengisi kuisioner yang telah dipersiapkan.

Wawancara untuk mengisi kuisioner dilakukan ke pemilik contoh yaitu di

petani jagung dan pedagang pengumpul jagung di wilayah setempat

tempak titik lokasi pengambilan contoh.

Beberapa hal dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa sebagian

besar kendala yang dialami dilapangan ditingkat petani ataupun

pengumpul terkait kualitas jagung pakan yang dihasilkan adalah :

Petani Pengumpul

1 Banten 1 1 Pandeglang

Kediri

Malang

Tegal

Kendal

Lombok tengah

Lombok timur

Jeneponto

Takala

Bolmong

Minahasa

Minahasa Tenggara

Bungo

Tebo

Ngada

7 Jambi 4 2

6 Sulut 4 2

5 Sulsel 4 2

4 NTB 4 2

3 Jawa Tengah 4 2

2 Jawa Timur 4 2

No ProvinsiTitik Pengambilan

Kabupaten

Page 74: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

60

1. Kurangnya petugas pendamping terkait penerapan penanganan pasca

panen (Good Handling Practices) dikalangan petani dan petugas

pengumpul;

2. Petani/kelompok tani jagung maupun pedagang pengumpul untuk

jagung tidak memiliki sarana dan prasarana yang mendukung untuk

penanganan pasca panen seperti alat pengukur kadar air, terpal atau

lantai jemur yang bersih dan dryer jagung;

3. Informasi data pemasaran yang masih minim dan kurang

terinformasikan langsung ke petani/kelompok tani/pedagang

pengumpul jagung;

4. Melakukan pemetaan dengan baik dalam penentuan penempatan

lokasi bantuan alsintan agar dapat beroperasional dengan baik dan

alsintan yang diberikan bantuan harus mempertimbangkan bahan

bakar yang akan dipergunakan sehingga lebih efisien terjangkau dan

tidak memberatkan petani;

5. Melakukan pemetaan kembali terkait pemberian bantuan sarana benih

jagung yang difasilitasi oleh pemerintah disesuaikan dengan wilayah

yang akan dilakukan penanamaan jagung sehingga tepat sasaran dan

hasil yang ingin tercapai terkait kualitas mutu hasil produk jagung serta

dilakukan pengawasan terkait bantuan benih yang disebarkan ke

petani/kelompok tani;

6. Pedagang pengumpul mengharapkan adanya pendataan dan

kebijakan yang diatur oleh pemerintah sehingga kedepan akan

dilakukan pembinaan kepada pedagang pengumpul terkait penerapan

penanganan pasca panen (Good Handling Practices).

3. Uji Mutu Kedelai

Pada saat pengambilan contoh jagung pakan ke beberapa sentra jagung

pakan juga dilakukan pengambilan sampel kedelai. Contoh kedelai yang

diperoleh dari saat melakukan pengambilan contoh jagung pakan antara

lain berasal dari :

Page 75: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

61

No. Provinsi Kadar AirKelas

MutuUji Pestisida Uji GMO Logam Berat Kesimpulan Analisis

1 Sulawesi Utara 11.9 I Negative Negative Tidak Ada

2 Jambi 13.82 II Negative Negative Cd 0,12

9.20 I Negative Negative Tidak Ada

11.20 I Negative Negative Tidak Ada

10.26 I Negative Negative Tidak Ada

10.46 I Negative Positive Tidak Ada

5 Jawa Tengah 9.16 I Negative Negative Tidak Ada

-. Hasil uji menunjukkan kadar air kedelai yang

disimpan oleh pengumpul masih berada di bawah

batas maksimum

-. Jika dilihat dari hasil uji kadar air, 6 sampel

masuk dalam Mutu I sedangkan 1 sampel masuk

pada Mutu II

-. Hasil uji screening 7 sampel yang diuji tidak ada

yang terdeteksi pestisida

-.Untuk hasil uji GMO dari 7 sample yang diuji

hanya 1 sample yang positive mengadung GMO

(kedelai import)

-.Cemaran logam berat hanya terdapat pada 1

sample dan masih di bawah batas maksimum

Jawa Timur4

Nusa Tenggara Barat3

Petani Pengumpul

1 PagodaKedelai Impor

untuk Konsumsi

1 GroboganKedelai Lokal

untuk konsumsi

2 Jawa Tengah 1 -

Kelompok Tani Kabul Lestari 1

Desa Panunggalan Kec. Kulo

Kulon Kab. Grobogan

Grobogan Kedelai Lokal

3 Sulawesi Utara - 1

Meldy Rohulung Kec.

Pusamaen Kab. Munahasa

Tenggara

AnjasmoroKedelai Lokal

untuk benih

1 -

Gapoktan Maju bersama

Dukuh Kebun Talu Desa

Nyerot Kec. Jonggat Kab.

Lombok Tengah

AnjasmoroKedelai Lokal

untuk konsumsi

- 1

Gapoktan Karya Bakti Dukuh

Lando Kec. Tarara Kab.

Lombok Timur

AnjasmoroKedelai Lokal

untuk benih

5 Jambi1

Bahtiar, Desa Baru Tujuh

Koho, Kab. TeboAnjasmoro Kedelai Lokal

KeteranganVarietasTitik Pengambilan

H. Rahman Desa Cermai Kec.

Grogol Kab. Kediri1 Jawa Timur -

4 NTB

No. Provinsi Alamat

Hasil analisis rekapan uji yang diperoleh dari laboratorium pengujian

adalah sebagai berikut :

Page 76: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

62

PELAKSANAAN KEGIATAN SUBDIT PEMASARAN HASIL DAN INVESTASI

A. Kebijakan Program dan Anggaran Pemasaran dan Investasi Tanaman

Pangan

Pemasaran komoditas tanaman pangan merupakan salah satu aspek yang

sangat penting dalam pengembangan sub sektor tanaman pangan. Pemasaran

adalah serangkaian kegiatan mengalirkan barang dari petani/produsen sampai

dengan konsumen dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasan

konsumen serta memberikan nilai tambah bagi petani/produsen.

Karakteristik produk tanaman pangan yang tidak tahan lama, dan dihasilkan

secara musiman memerlukan penanganan khusus, sehingga dapat

menyebabkan harga produk tanaman pangan di pasar berfluktuasi dan kadang-

kadang dapat menyebabkan terjadinya inflasi.

Pemasaran produk tanaman pangan diarahkan untuk pengembangan dan

penguatan jaringan pemasaran baik dalam negeri, dan ekspor (luar negeri).

Untuk itu kebijakan yang perlu dikembangkan yaitu: pengembangan jaringan

pemasaran domestik/luar negeri, pengembangan sarana dan kelembagaan

pasar, pemantauan pasar dan stabilisasi harga, pengembangan pelayanan

informasi pasar, peningkatan negosiasi dan advokasi pemasaran

internasional, peningkatan akses pasar komoditi segar dan produk olahan

pengembangan market intellegence rantai pasok, pengembangan promosi

produk dan penumbuhan investasi serta fasilitasi kemitraan usaha di bidang

pertanian.

Dalam upaya mendukung kegiatan pemasaran komoditas tanaman pangan

tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun anggaran 2017 telah

mengalokasikan APBN melalui fasilitasi pemasaran produk tanaman pangan.

Tujuan kegiatan adalah menyediakan sarana pemasaran dalam penguatan

akses pemasaran produk tanaman pangan untuk pasar domestik dan ekspor.

Sasaran dari kegiatan adalah tersedianya sarana pemasaran untuk mendukung

penguatan akses pemasaran produk hortikultura untuk pasar domestik dan

ekspor.

Salah satu kegiatan yang diharapkan mampu memperkenalkan dan

meningkatkan pangsa pasar produk tanaman pangan adalah dengan melakukan

promosi yang intensif dan berkesinambungan serta terkoordinasi baik di dalam

negeri, maupun di luar negeri. Hakikat promosi adalah suatu bentuk komunikasi

pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,

V

Page 77: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

63

dan/atau mengingatkan pasar akan sasaran perusahaan dan produknya agar

bersedia menerima, membeli dan akhirnya fanatik terhadap produk yang

ditawarkan.

Kegiatan fasilitasi promosi produk tanaman pangan merupakan salah satu cara

untuk menginformasikan produk-produk tanaman pangan yang diminati oleh

pasar terhadap petani dan pelaku usaha. Fasilitasi promosi produk tanaman

pangan dilakukan melalui identifikasi pelaku usaha dengan kunjungan lapang ke

pelaku usaha, kunjungan ke petani atau ke Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota/Provinsi atau mengikuti rapat–rapat yang berkaitan dengan

kegiatan pemasaran dan investasi sesuai dengan penugasan pimpinan.

Kegiatan Promosi dan Investasi dilaksanakan pada sub program “Kebijakan

Pemasaran dan Investasi Tanaman Pangan” yang dilakukan untuk mencari

informasi di daerah tingkat Provinsi, Kota, Kabupaten pada aspek teknologi

pengolahan, permodalan, system distribusi pemasaran dan jaminan harga,

sehingga dapat memperbaiki peraturan untuk dipergunakan pihak-pihak

penanaman modal yang menjanjikan untuk berinvestasi di bidang hasil produk

pertanian tanaman pangan, yaitu padi, jagung, ubi kayu, kacang kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, ubi jalar.

Kegiatan kebijakan pemasaran tanaman pangan dilaksanakan dengan

melakukan perjalanan dinas ke lokasi-lokasi sentra pangan dan mengikuti rapat

di luar kantor, antara lain :

1. Mengikuti Rapat Pembahasan Struktur Usaha Tani Padi di Provinsi Jawa

Barat

2. Menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Model Bisnis Klaster Padi di

Provinsi Jawa Barat.

3. Menghadiri Pertemuan Teknis Persiapan Negotiating Committee (TNC) Ke-4

Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA) di Provinsi Jawa Barat.

4. Menghadiri Rapat Counter Draft Chapter SPS I–EU CEPA dan RCEP di

Provinsi Jawa Barat.

5. Menghadiri Rapat Pembahasan Finalisasi Standar Kompetensi Manajerial di

Provinsi Jawa Barat.

6. Pertemuan rapat koordinasi pertemuan Working Group on Agriculture,

Fisheries and Forestry (WGAFF) ke -19 Indonesia – Belanda dilaksanakan di

Puslitbangbun, Bogor tanggal 10 – 11 Agustus 2017.

7. Pengawalan pemasaran dan investasi tanaman pangan serta verifikasi cpcl

tanaman jagung sebagai salah satu bagian dari kegiatan investasi pemerintah

untuk pengembangan jagung ke provinsi Gorontalo. Pada saat kunjungan

Page 78: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

64

banyak mengalami kendala, karena cuaca hujan, sehingga kadar air yang

dikandung jagung jadi cukup tinggi. Akibat kondisi ini, harga jagung tingkat

petani jatuh ke angka Rp. 2.100–2.800 tergantung kandungan kadar air.

Karena kebanyakan petani tidak mempunyai tempat lahan penjemuran

sehingga hasil panen jagung langsung dijual ke gudang pengeringan atau

pedagang yang miliki dryer, sehingga terjadi antrian dan pedagang

pengumpul menekan harga murah ke petani jagung di lapangan. Untuk

mengurangi penekanan penurunan harga yang ditentukan pedagang

(pembeli) kepada petani, hendangnya dari Pemerintah TK-II atau Pemerintah

TK-I serta Pemerintah Pusat bekerjasama dalam memfasilitasi kelompok tani

Dryer mini.

8. Pengawalan pemasaran dan investasi tanaman pangan ke Provinsi Sulawesi

Selatan. Terjadi penurunan harga jual jagung di tingkat petani serta

memantau ketersedian luas panen di beberapa sentra produksi jagung di

Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk Pemasaran Hasil produksi panen jagung di

seluruh Kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, maka Pemerintah

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan perusahaan pabrik

pakan ternak PT. Charoen Pakhpand Indonesia (CPI) akan membeli hasil

panen jagung dengan harga Rp. 3.150/kg dengan kadar air 20–18 %.

9. Pengawalan pemasaran dan investasi tanaman pangan ke Provinsi Jawa

Barat. Kabupaten Cianjur tepatnya di Kecamatan Ciranjang termasuk daerah

sentra penanaman kedelai Provinsi Jawa Barat. Panen raya kedelai di

Kabupaten Cianjur yakni bulan Juli–Agustus. Pola penanaman di daerah

tersebut yakni sekali dalam setahun dengan pola penanaman Padi – Kedelai

– Padi. Dalam rantai kebutuhan masyarakat pola pendistibusian pemasaran

kedelai harus tepat agar tidak terjadi penimbunan bahan baku dan tingginya

harga, seperti yang terlihat dibawah :

Sistem transaksi jual beli komoditi kedelai, di mulai dari petani menjual

komoditi kedelai dengan beberapa cara yakni :

Petani

Impor (RRC, USA, Argentina)

Produsen Tahu, Tempe, Susu

Pengumpul

Kec/Kab Pedagang Grosir Prov.

Page 79: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

65

a. Jual langsung di kebun dengan cara diborong oleh bandar/pedagang

pengumpul desa, hal ini dilakukan karena kebutuhan uang yang

mendesak dan pertimbangan harga kedelai yang bagus. Penjualan

kedelai di kebun diborong seharga hasil kedelai ditaksir 1,5 – 2 Ton biji

kedelai kering.

b. Transaksi dilakukan dengan diawali tawar menawar antara kedua belah

pihak dan setelah disetujui maka pembayaran dilakukan secara kontan.

10. Pengawalan pemasaran dan investasi tanaman pangan ke Provinsi Jawa

Tengah. Di kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes terdapat petani

penghasil beras hitam yang sangat baik pemasarannya, yang sudah bisa

memenuhi kebutuhan pasar lokal sampai akhir tahun 2016. Untuk

mengembangkan potensi beras hitam di Kecamatan Sirampog, Pemerintah

Kabupaten Brebes mulai pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017

melakukan program pembinaan terhadap 5 desa sentra beras hitam, dengan

jalan memperluas lahan produksi beras hitam seluas 5 hektar. Kelima desa

sentra beras hitam yang akan dikembangkan itu diantaranya di Desa

Manggis, Mendala, Sridadi, Kaligiri dan Desa Mlayang kecamatan

Sirampog.Kepada kelima desa itu nantinya akan mendapatkan bantuan guna

mengembangkan lahan produksi Beras hitam yang masing-masing desa

seluas 1 hektar. Hal ini dikandung maksud agar para petani dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat lokal khususnya dan masyarakat luas seluruh

Indonesia pada umumnya akan beras hitam. Karena pertumbuhan beras

hitam sekitar 6 Bulan (120 hari) dalam setahun dua kali panen berbeda

dengan beras biasa pada umumnya. Pada awal tahun 2017 ini beras hitam

sudah mulai memasarkan ke pasar modern (Transmart Tegal) dengan harga

perkilonya sekitar Rp. 46.000,-.

11. Pengawalan pemasaran dan investasi tanaman pangan ke Provinsi

Kalimantan Barat. Masa panen untuk musim gado sudah selesai dan harga

gabah di tingkat petani masih di atas HPP. Pengukuran Kadar air yang

dilakukan petani masih tradisional/alami untuk itu perlu bantuan PPL ataupun

tenaga pendamping untuk dapat mengukur kadar air dengan Moister tester.

Peralatan yang digunakan untuk melakukan panen terdiri dari sabit bergerigi

sementara untuk perontokannya sudah menggunakan Power Tresher.

Sebagian besar petani sudah tergabung dalam kelompok tani, dan status

kepemilikan lahannya masih menyewa. Hasil panen yang dijual berkisar 60%

dengan pembayaran secara cash sedangkan yang disimpan 40% dari total

produksi yang dihasilkan panen keseluruhan, sementara pembayarannya

adalah dengan cash. Biasanya penggilingan padi menjual beras ke pedagang

di Pontianak, akan tetapi disinyalir dengan masuknya beras dari luar

Page 80: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

66

Petani Penggilingan Padi Toko/Pasar

mengakibatkan beras lokal tidak dapat diserap oleh grosir di Pontianak.

Adapun rantai pemasarannya adalah :

Selama periode tahun 2017, telah disiapkan regulasi dan memberikan

rekomendasi ekspor impor, dengan rincian sebagai berikut :

a. Rekomendasi dan Realisasi Ekspor Beras Ketan dan Organik 2015 – 2017

1. Beras Ketan

2015 2016 2015 2016 2015 2016

1 SINGAPORE 344,000 432,000 306,250 99,000 89.0 22.9

2 HONG KONG 1,000 300 0.0

3 EAST TIMOR 1,675

4 TAIWAN 530

344,000 433,000 308,755 99,000 89.8 22.9

NO NEGARA TUJUAN REKOMENDASI (Kg) REALISASI (Kg) REALISASI Thd TARGET (%)

TOTAL Sumber: BPS dan Dit.PPHTP

2. Beras organik

2015 2016 2015 2016 2015 2016

1 BELGIUM 61,000 32,000 13,860 1,680 22.7 5.3

2 ITALY 40,000 39,210 33,600 3,371 84.0 8.6

3 UNITED STATES 88,000 75,000 59,005 39,520 67.1

4 SINGAPORE 46,050 30,100 1,159 0.0 3.9

5 AUSTRALIA 11,256 10,008 88.9

5 MALAYSIA 43,200

5 GERMANY 8,275

278,250 195,841 106,465 55,738 38.3 28.5

REALISASI Thd TARGET (%)NO NEGARA TUJUAN

REKOMENDASI (Kg) REALISASI (Kg)

TOTAL Sumber: BPS dan Dit.PPHTP

3. Beras lain-lain

2015 2016 2015 2016 2015 2016

1 GERMANY 15 20

2 MALAYSIA 41,320 21,320

3 PAPUA NEW GUINEA 640 920

4 EAST TIMOR 1,275

- - 41,975 23,535 - - TOTAL

NO NEGARA TUJUAN REKOMENDASI (Kg) REALISASI (Kg) REALISASI Thd TARGET (%)

Sumber: BPS dan Dit.PPHTP

Catatan :

a) Beras-beras yang tidak ada direkomendasi tetapi ada realisasi,

kemungkinan eksportirnya belum mendapat sosialisasi panduan ekspor,

hal tersebut sedang ditelusuri.

b) Masih rendahnya realisasi dibanding rekomendasi akan diklarifikasi

setelah mendapatkan informasi dari pihak eksportir.

Menjual

Gabah

Menjual Dalam

Bentuk Beras

Page 81: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

67

b. Impor Beras Tahun 2015 dan 2017 (2016 dan 2017 tdk ada rekomendasi

impor kementan, meski ada impor tanpa melibatkan kementan)

1. Beras Ketan

2015 2016

1 MALAYSIA 825,000 700,000

2 VIETNAM 200,000 450,000

3 THAILAND 399,999

1,424,999 1,150,000

NO NEGARA ASALREALISASI (Kg)

TOTAL Sumber: BPS dan Dit.PPHTP

2. Beras Kukus

2015 2016

1 INDIA 50,000 162,000

2 MALAYSIA 16,769

50,000 178,769

NO NEGARA ASALREALISASI (Kg)

TOTAL Sumber: BPS dan Dit.PPHTP

3. Beras Medium

2015 2016

1 JEPANG 80,000 115,513

2 MYANMAR 11,261,650

3 TAIWAN 148

4 THAILAND 23,479,999 458,900,000

5 VIETNAM 481,700,000 524,700,000

505,259,999 994,977,311 TOTAL

NO NEGARA ASALREALISASI (Kg)

Sumber: BPS dan Dit.PPHTP

4. Beras Lain-lain

2015 2016

1 INDIA 33,238,500 26,998,119

2 PAKISTAN 180,099,500 62,689,830

3 KAMBOJA 1,000,000

4 MYANMAR 8,775,000

5 THAILAND 103,065,741 49,899,325

6 VIETNAM 27,274,195 10,157,318

353,452,936 149,744,592

NO NEGARA ASALREALISASI (Kg)

TOTAL Sumber: BPS dan Dit.PPHTP

Catatan :

a) Kementan tidak mengeluarkan rekomendasi impor untuk beras ketan dan

beras kukus

b) Rekomendasi impor beras medium dikeluarkan oleh Rakortas

Page 82: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

68

B. Sosialisasi dan Bimbingan Pemasaran dan Investasi Hasil Tanaman

Pangan

a. Fasilitasi Pasar Lelang Hasil Pertanian PENAS 2017

Pasar Lelang pada Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan XV Tahun

2017 dilaksanakan pada tanggal 6 – 11 Mei 2017 di Provinsi Aceh, diperoleh

hasil sebagai berikut :

PENAS merupakan ajang untuk memperluas jaringan pemasaran yang

diharapkan dapat diikuti oleh petani/pelaku usaha produk pertanian,

hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan yang berasal

dari berbagai daerah Indonesia dengan pengunjung dari dalam dan luar

negeri. Tema PENAS XV adalah “Melalui PENAS Petani dan Nelayan XV

2017 kita mantapkan kelembagaan tani nelayan dan petani hutan sebagai

mitra kerja pemerintah dalam rangka kemandirian, ketahanan dan kedaulatan

pangan menuju kesejahteraan petani nelayan Indonesia”. Pengembangan

Pasar Lelang merupakan salah satu kegiatan strategis pada PENAS Petani

dan Nelayan XV Tahun 2017 guna mendorong terciptanya mekanisme

pemasaran yang transparan dengan rantai yang relatif pendek dan

ekonomis.

1. Persiapan Kegiatan Pasar Lelang tanggal 4-5 Mei 2017

a. Persiapan materi untuk kegiatan Pasar Lelang berupa perbanyakan

Form Registrasi Peserta Lelang, Surat Undangan dan Jadwal Acara,

Leaflet, dan Buku Panduan.

b. Penayangan iklan Kegiatan Pasar Lelang dan Temu Usaha Agribisnis

pada Koran Serambi untuk menjaring peserta lelang yang berasal dari

berbagai daerah.

c. Mendistribusikan dan mesosialisasikan Undangan dan Jadwal Pasar

lelang, Form Peserta serta Leaflet ke seluruh Stand Pameran yang

berpartisipasi dalam PENAS XV.

d. Memasang Spanduk di depan Gedung LAN B dan Backdrop di

ruangan Mini Teater Lantai IV.

e. Menyusun ruang pertemuan lelang agar dapat berlangsung dengan

efektif dan informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik

oleh peserta.

2. Pembukaan PENAS XV dan Persiapan Kegiatan Pasar Lelang tanggal 6

Mei 2017

a. Pembukaan PENAS XV di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.

Page 83: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

69

PENAS XV dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia

Joko Widodo. Dalam arahannya Presiden mengharapkan kegiatan

yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali ini dapat menjadi wadah

untuk saling belajar tukar-menukar informasi, mengembangkan

jejaring, dan pengembangan kemitraan antar petani, nelayan dan

petani hutan, penyuluh, peneliti dan pihak swasta. Presiden juga

mengingatkan tentang pentingnya keberadaan petani dan nelayan

karena tanpa keberadaan petani dan nelayan kita semua tidak bisa

makan nasi dan ikan.

Acara pembukaan PENAS XV Tahun 2017 dihadiri oleh Menteri

Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Gubernur

Sulsel Syahrul Yasin Limpo, para Bupati penerima penghargaan

pertanian, Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo, Ketua Umum

Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) H. Winarno Thohir, Bupati,

perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, perwakilan dari

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan dihadiri sekitar

35.000 petani, nelayan dan petani hutan yang berasal dari 34 provinsi

se-Indonesia serta petani peninjau dari negara-negara ASEAN.

Gubernur Aceh selaku tuan rumah memberikan sambutan selamat

datang kepada seluruh peserta PENAS XV dan berharap agar peserta

yang hadir di Aceh dapat menjadi duta promosi wisata Aceh dengan

berbagai destinasi wisata yang indah dan mempesona.

Kegiatan-kegiatan pada acaranya PENAS diantaranya temu usaha

agribisnis, pasar lelang, sarasehan petani dan nelayan, gelar teknologi,

pameran dan expo produk-produk unggulan pertanian. Diharapkan

melalui kegiatan PENAS XV 2017, gairah sektor pertanian semakin

membangkitkan semangat menuju kemandirian, ketahanan serta

kedaulatan pangan Indonesia.

b. Konfirmasi dan follow up calon peserta lelang di stand peserta

Pameran PENAS XV.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pasar Lelang dan Temu Usaha Agribisnis tanggal

7– 10 Mei 2017

a. Kegiatan Pasar Lelang dan Temu Usaha Agribisnis dibuka secara

resmi oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ir.

Pending Dadih Permana M.Ec.Dev pada tanggal 7 Mei 2017 di

Gedung LAN Aceh, dihadiri oleh Kepala Cabang Bank BRI Aceh dan

PT. Jasindo. Narasumber pada acara temu usaha agribisnis dan pasar

Page 84: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

70

lelang adalah Sekjen Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola, CEO PT

Mitra Tani Agro Unggul Ir. Benny Kusbini, Kepala Biro Pembinaan dan

Pengawasan Sistem Resi Gudang Pasar Lelang Komoditas Bappebti

Kemendag Ibu Retno.

b. Kegiatan Pasar Lelang dan Temu Usaha Agribisnis dilaksanakan

terintegrasi mulai tanggal 4 – 10 Mei 2017 di Gedung B Ruangan Mini

Theater Lantai IV dan Ruang Rapat Lantai II, Kantor PKP2A IV LAN B,

Jl. Dr. Mr. Teuku Muhammad Hasan, Kecamatan Darul Imarah, Aceh

Besar (Belakang Kantor Kejati Aceh).

c. Calon pembeli antara lain GPMT, pelaku usaha beras, kopi, kakao,

rempah, atsiri, buah-buahan, sayuran dan perikanan, Peserta lebih

kurang 3.000 orang terdiri dari antara lain petani, nelayan dan

penyuluh dari berbagai provinsi.

d. Fokus kegiatan pasar lelang berupa sosialisasi ketentuan pasar lelang

dan simulasi penggunaan sarana informasi dan komunikasi/internet

untuk mendorong perluasan akses pasar sekaligus menciptakan pasar

yang trransparan dan lebih efisien.

e. Produk-produk yang ditawarkan seperti jagung, beras, kopi, manggis,

pisang, cabe, ikan dan lain-lain umumnya belum siap untuk

dinegosiasikan/dilelang maupun dimitrakan. Penjual dan pembeli

masih memerlukan komunikasi lebih lanjut yang lebih detail mengenai

spesifikasi produk, harga, survei lapangan dan sebagainya.

f. Beberapa hal yang dicermati dari penyelenggaraan kegiatan:

a) Kegiatan ini cukup efektif memotivasi peserta terlihat dari tingkat

kehadiran yang cukup tinggi dan diskusi yang cukup dinamis.

Motivasi ini didorong oleh adanya keterbatasan akses pasar produk

lokal bila dilakukan pemasaran secara konvensional.

b) Pemasaran melalui pasar lelang merupakan peluang bagi petani

untuk mendapatkan harga yang baik apabila calon pembeli memiliki

kepastian kuantitas dan kualitas barang. Untuk kepastian/jaminan

penyerahan barang dan transaksi pembayaran pada lelang online,

perusahaan jasa lelang online masih perlu merancang mekanisme

jaminan yang dilindungi oleh hukum dan dapat dipenuhi oleh para

pihak.

c) Salah satu jasa lelang online beras oleh PT. Pos Indonesia di Jawa

Barat sudah banyak dimanfaatkan pelaku usaha. Dari pengalaman

kantor KPKNL Banda Aceh, masyarakat/pelaku usaha banyak yang

aktif memanfaatkan penawaran melalui lelang. Jasa lelang oleh

Page 85: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

71

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang difasilitasi di 70 kantor

KPKNL Provinsi dan Kabupaten sementara ini masih banyak

dimanfaatkan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR), sekalipun juga

menfasilitasi permohonan lelang non-eksekusi sukarela untuk

semua produk/barang termasuk produk pertanian.

4. Penutupan PENAS XV tanggal 11 Mei 2017

Penutupan PENAS XV dihadiri oleh Gubernur Provinsi Aceh – Zaini

Abdullah, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian – Hari Priyono,

Ketua Umum KTNA Nasional – Winarno Tohir dan peserta PENAS

seluruh Indonesia. Menurut Bapak Hari Priyono keterlibatan petani sangat

penting dalam mempercepat upaya peningkatan hasil dan nilai guna

komoditas pangan. PENAS memiliki peran strategis dalam memberikan

kesempatan petani untuk meningkatkan peran aktif guna menyongsong

peningkatan produksi dan kesejahteraan.

Gubernur Aceh menegaskan bahwa pelaksanaan PENAS XV telah

berlangsung sukses, aman dan damai. Ajang PENAS telah memberikan 3

manfaat besar yaitu 1) mempermudah akses petani dan nelayan untuk

mendapatkan teknologi, jaminan pasar, kredit dan pemangku kepentingan,

2) meningkatkan ilmu dan pengetahuan, 3) meningkatkan semangat

petani dan nelayan dalam mewujudkan Indonesia yang swasembada

pangan.

Ketua KTNA Nasional mengungkapkan bahwa kegiatan ini mampu

menciptakan pertukaran informasi dan teknologi pertanian antar petani,

petani dengan akademisi atau peneliti. Hasil yang sangat

menggembirakan adalah dengan adanya transaksi lelang komoditas

jambu biji, kopi, bawang merah dan jagung mencapai 16,1 milyar.

Bapak Winarno selaku perwakilan dari KTNA menyampaikan apresias

yang sebesar–besarnya atas kontribusi Kementan dengan pemberian

doorprise berupa alat mesin pertanian dan benih kepada peserta PENAS.

PENAS XVI berikutnya, direncanakan diselenggarakan di Provinsi

Sumatera Barat.

b. Pengembangan Informasi Pasar dan Pemantauan Stok

Salah satu upaya untuk meningkatkan akses petani terhadap pasar dan

informasi pasar adalah adanya Pelayanan Informasi Pasar. Dimana Peranan

Pelayanan Informasi Pasar dalam mendukung pengembangan pemasaran

komoditas pertanian mempunyai peranan sangat strategis yaitu (1)

Meningkatkan Daya Tawar Petani, (2) Memberikan Masukan Penyusunan

Page 86: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

72

Kebijakan Pemasaran Komoditas Pertanian, (3) Meningkatkan Arus

Perdagangan Antar Daerah, (4) Memberikan Masukan Perencanaan Usaha

Tani.

Guna mendukung pengembangan Pelayanan Informasi Pasar dan Stok, maka

pada tahun anggaran 2017 telah dialokasikan anggaran untuk kegiatan

tersebut. Namun, karena ada efisiensi anggaran, maka kegiatan pelayanan

informasi pasar hanya dilaksanakan pada 20 provinsi sentra produksi tanaman

pangan yang terdiri dari 200 kabupaten/kota. Selain kegiatan Pelayanan

Informasi pasar yang sudah berjalan,ditambahkan pula adanya kegiatan

pemantauan stok gabah/beras di tingkat penggilingan dan rumah tangga petani

yang semuanya dilaksanakan secara online.

Tujuan pengembangan PIP antara lain:

1. Memberikan panduan teknis tentang tata cara pelaksanaan kegiatan PIP dan

pemantauan stok gabah/beras.

2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan sistem pengumpulan

data informasi pasar disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.

3. Menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar dan pemantauan stok yang

cepat, tepat, kontinyu, up to date dan dapat dipercaya agar langsung dapat

dimanfaatkan oleh para pengguna informasi.

4. Mengetahui Perkembangan Stok Gabah/Beras di Tingkat Penggilingan

dan Rumah Tangga Petani.

Kegiatan Pengembangan Pelayanan Informasi Pasar terdiri dari :

1. Kegiatan Dekonsentrasi meliputi pengembangan pelayanan informasi

pasar, pertemuan koordinasi pelayanan informasi pasar, dan pemantauan

stok gabah/beras di 20 provinsi serta pelayanan informasi pasar tingkat

kabupaten/kota di 200 Kabupaten/Kota

2. Kegiatan Pusat meliputi kebijakan pemasaran dan investasi tanaman

pangan, pengembangan informasi pasar dan pemantauan stok dan

melaksanakan monitoring, evaluasi serta pelaporan pemasaran dan

investasi hasil tanaman pangan.

Realisasi pelaksanaan kegiatan pengembangan pelayanan informasi pasar

berupa jumlah fasilitasi pemasaran dan investasi hasil tanaman pangan

(informasi harga) sebanyak 192 informasi harga atau mencapai 99,5% dari

target 200 informasi harga.

Informasi harga harian mencakup harga di tingkat petani atau produsen untuk

jenis : a) Gabah Kering Panen; b) Harga Gabah Giling; c) Beras Medium; d)

Beras Premium; e) Jagung Pipilan Kering; f) Kedelai Lokal Biji Kering; g)

Page 87: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

73

Kacang Tanah Polong Basah; h) Kacang Hijau Biji Kering; i) Ubikayu Basah;

j) Harga Ubijalar Basah dan k) Gaplek Gelondongan.

Informasi tersebut digunakan dalam mendukung penyerapan Gabah Beras

oleh Bulog, Bahan Rapat Koordinasi Kebijakan Stabilisasi Harga Pangan,

Rapat Persiapan Hari Besar, Keagamaan dan Nasional.

Perkembangan Harga Harian Komoditas Tanaman Pangan di Tingkat Petani

(Produsen) selama periode Desember 2016 – Desember Tahun 2017 sebagai

berikut :

a. Perkembangan rata-rata Harga Harian Gabah tingkat petani (produsen),

periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg)

Sumber : Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan Daerah, 2017

Page 88: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

74

b. Perkembangan rata-rata Harga Harian Beras Medium tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg)

Sumber : Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan Daerah, 2017

c. Perkembangan rata-rata Harga Harian Jagung Pipilan Kering tingkat

petani (produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg)

Sumber : Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan Daerah, 2017

Page 89: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

75

d. Perkembangan rata-rata Harga Harian Kedelai Kering Lokal tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg)

Sumber : Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan Daerah, 2017

e. Perkembangan rata-rata Harga Harian Kacang Tanah Lokal Polong Basah

tingkat petani (produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017

(Rp/kg)

Sumber : Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan Daerah, 2017

Page 90: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

76

f. Perkembangan rata-rata Harga Harian Kacang Hijau Biji Kering tingkat

petani (produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg)

Sumber : Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan Daerah, 2017

g. Perkembangan rata-rata Harga Harian Ubikayu Basah tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg)

Sumber : Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan Daerah, 2017

Page 91: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

77

h. Perkembangan rata-rata Harga Harian Ubijalar Basah tingkat petani

(produsen), periode Desember 2016 – Desember 2017 (Rp/kg)

Sumber : Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tanaman Pangan Daerah, 2017

Dalam rangka pengembangan pelayanan informasi pasar dilaksanakan

perjalanan dinas ke 8 Provinsi meliputi Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur,

Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Aceh, Banten, dan

Sumatera Utara diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Secara umum pelaksanaan pelayanan informasi pasar pada tahun 2017

berjalan cukup baik.

2. Petugas melakukan pemantauan harga ke sentra-sentra produksi lebih

baik, karena ada fasilitasi bantuan transportasi. Selain memantau harga,

petugas juga memantau biaya usaha tani, biaya pemasaran serta arus

suplai demand komoditi tanaman pangan di lapangan.

3. Beberapa masalah yang ditemukan antara lain, banyaknya petugas

pelayanan informasi pasar yang mempunyai tugas rutin selain pelayanan

informasi pasar cukup banyak. Akibat kondisi ini, petugas kesulitan dalam

melakukan pemantauan ke lapangan serta pengiriman data ke aplikasi.

4. Banyak petugas informasi pasar belum memahami tata cara pengisian

format pemantauan stok, suplai demand, biaya pemasaran serta analisa

usaha tani melalui aplikasi online.

Page 92: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

78

5. Biaya operasional untuk pengiriman dirasakan oleh daerah kurang

mencukupi karena terkadang proses pengambilan data harga ke lokasi

memerlukan waktu perjalanan yang cukup lama.

6. Sample rumah tangga petani di beberapa daerah tidak memenuhi kriteria

dikarenakan kepemilikan lahan petani sebagian besar < 0,5 Ha dan

sample penggilingan sebagian besar adalah penggilingan sistem sewa

dan penggilingan keliling.

Titik kritis hasil dari pengembangan pelayanan informasi pasar antara lain:

1. Input data tidak sesuai.

Selama tahun 2017, masih tedapat adanya input data yang tidak sesuai,

sering ditemukan kelebihan angka 0, sehingga misalnya yang seharusnya

gabah kering panen itu Rp. 4.000 tertulis menjadi Rp. 40.000. Demikian

juga sering terjadi kekurangan angka yang seharusnya 4.000 tertulis 400.

Hal ini terjadi karena petugas PIP banyak terbebani dengan tugas-tugas

lain sehingga konsentrasi saat pengiriman menjadi kurang.

Selain itu, jenis komoditi yang dilaporkan berbeda-beda, yang

menyebabkan harga terjadi fluktuasi yang tidak diperlukan. Contohnya,

hari pertama dilaporkan 5.000, tapi hari berikutnya tiba-tiba berubah

menjadi 4.000 sehingga terjadi penurunan harga 1.000 (sangat

siginifikan). Padahal pada buku petunjuk teknis telah disampaikan bahwa

harga yang terjadi setiap hari harus dibuat rata-rata.

2. Jaringan Internet Lemah

Karena lokasi produsen tanaman pangan banyak terdapat di lokasi-lokasi

terpencil, maka kadanng kekuatan sinyal internet menjadi masalah dalam

pengiriman data. Akibat dari lemahnya sinyal ini, banyak daerah yang

merapel pengiriman datanya saat ditemukan sinya yang lebih baik.

3. Petugas diberikan tugas lain yang menyita waktu.

Berdasarkan petunjuk teknis yang ada, maka petugas informasi pasar

mempunyai tugas harian yang cukup menyita waktu, oleh karena itu, saat

adanya tugas tambahan lain diluar pelayanan informasi pasar,

mengakibatkan tugas pokoknya sebagai petugas pelayanan informasi

pasar menjadi terganggu.

c. Festival Produk Olahan Kedelai

Kedelai adalah komoditas tanaman pangan sebagai salah satu bahan baku

makanan utama sumber protein meliputi Tahu, Tempe, dan Kecap. Kedelai

Page 93: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

79

dapat diolah untuk sari kedelai, kripik camilan, kue bolu, egg roll, bahan

kosmetik dan lain-lain.

Kedelai yang beredar di Indonesia ada dua jenis yaitu kedelai hayati/bukan

rekayasa genetik dan kedelai rekayasa genetik/GMO. Kedelai Nasional lebih

sehat dan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, dibanding kedelai

hasil rekayasa genetic (GMO).

Nilai tambah ekonomi dan daya saing produk pertanian harus dapat

dikembangkan mulai dari sistem produksi on farm, dan sejalan dengan

dinamika pertanian, sentuhan utama produk melalui inovasi dan kreatifitas

harus diperkuat di off farm.

Dinamika perekonomian global makin kompetitif, jangan sampai Indonesia

menjadi sasaran pasar bagi produk-produk dari negara lain padahal, kita

memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

Pelaku usaha harus lebih kreatif melakukan pencitraan (branding, packaging,

marketing) untuk menghasilkan nilai tambah maksimal dan menarik minat

konsumen, sehingga terbentuk segmen pasar baru bagi masa depan

perkedelaian nasional, yang pada akhirnya terbangun potensi ekonomi dan

kemandiran nasional yang berbasis bahan baku lokal sehingga ketahanan

pangan dan ketahanan nasional dapat terwujud.

Festival Pangan Olahan Kedelai Lokal merupakan salah satu bentuk

dukungan Kementerian Pertanian dalam memperkuat daya saing kedelai

nasional dengan kedelai impor. Kegiatan Festival Pangan Olahan Kedelai

Lokal dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017 di Jogja

Expo Center, DI. Yogyakarta.

Rangkaian kegiatan Festival Pangan Olahan Kedelai Lokal antara lain :

1. Pameran berbagai produk olahan kedelai

2. Demo masak

3. Lomba kreasi dan inovasi masakan berbahan baku kedelai lokal

4. Talk show dan success story “Cinta Produk Olahan Kedelai Nasional”,

5. Konferensi Pers

Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 500 pengunjung yang terdiri dari

perwakilan berbagai instansi dan lembaga baik Pemerintah maupun swasta

serta stakeholders terkait. Media on line yang diundang antara lain tribun

news.com, antara.com, nusakini.com, TV Lokal, serta media online lainnya.

Page 94: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

80

Penyelenggaraan Festival Produk Olahan Kedelai Nasional, sebagai salah

satu alternatif media promosi dan pemasaran produk-produk Kedelai Nasional

yang dihasilkan oleh petani di dalam negeri.

Kegiatan pameran diikuti oleh kurang lebih 26 pelaku usaha olahan kedelai

antara lain : UMKM Pengolahan Kedelai Pemalang, Rumah Kedelai

Grobogan (Jateng), Poktan Ngudi Makmur (SukoHarjo), KWR Damai

(Semarang), UPPKS Lestari (Jepara), Berkah Usaha (Kebumen), Omah

Kedele (Salatiga), Usaha Tempe Warsito (Sragen), Asosiasi Pasar Tani

Yogakarta, ATempe (Yogakarta), Pusat Pengembangan Kajian dan Program

Aplikasi Kedelai Lokal (UGM Yogakarta) KWT Margo Mulyo, Susu Kedelai Bu

Ade, ASPIKA Sleman, KP4 Tahu Kita, Jogja-ku Susu Jasuke, Jogjaku

Zuppasoup, Jogjaku Thai Tea, Jogjaku Batagor, Jogjaku Bakmoy, Jogjaku

Bakpia, KTNA, Soy Snack, Klangenan Jogja 1, Klangenan Jogja 2,

Klangenan Jogja 3.

Penggunaan kedelai lokal belum banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha

peserta pameran, akan tetapi dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat

menginspirasi pelaku usaha untuk lebih banyak menggunakan kedelai lokal

agar menghasilkan rasa yang lebih enak.

Berbagai jenis lahan kedelai yang ditampilkan dalam pameran antara lain :

tahu, tempe, susu kedelai, kecap, tauco kedelai, keripik tempe, brownies

tempe, soygurt, steak tempe, tempe cheese cake, dessert tempe, muffin

tempe dan lain-lain. Pengunjung sangat antusias dengan berbagai produk

olahan kedelai yang ditampilkan dalam pameran karena selama ini

pengunjung hanya memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku tahu, tempe,

kecap dan susu kedelai.

Kedelai lokal diharapkan dapat memiliki daya saing dan nilai yang lebih tinggi

jika dibandingkan dengan kedelai impor. Branding dan Labelling merupakan

salah satu alat untuk meningkatkan peluang pemasaran kedelai lokal dengan

menampilkan keunggulan kedelai lokal yang memiliki rasa yang lebih enak,

gurih, sehat dan segar.

Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi semangat pelaku usaha untuk

meningkatkan nilai tambah dan daya saing produknya dengan beralih

memanfaatkan kedelai lokal. Selain itu juga dapat memacu kreatifitas serta

inovasi dalam mengembangkan usaha dengan menciptakan produk olahan

kedelai lokal sesuai trend masyarakat sehingga dapat mengangkat citra

kedelai lokal menjadi salah satu produk unggulan nasional.

Dengan pemanfaatan kedelai lokal yang optimal akan memotivasi petani

untuk melakukan penanaman secara besar–besaran sehingga tercipta

Page 95: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

81

segmen pasar yang baru yang pada akhirnya akan terbangun kemandirian

nasional berdasar bahan baku lokal dalam upaya mendukung terwujudnya

ketahanan pangan nasional menuju masyarakat Indonesia yang lebih seHat.

C. Koordinasi Pemasaran dan Investasi Hasil Tanaman Pangan

a. Pengawalan Pengembangan Ekspor dan Peluang Investasi

a) Prognosa Ketersediaan dan kebutuhan Beras (Ribu Ton)

1. Stok awal tahun 2017 sebesar 1,74 juta ton, merupakan stok akhir

tahun 2016 di Bulog, belum memperhitungkan stok beras di

masyarakat (produsen dan konsumen),

2. Produksi Beras kotor nasional Tahun 2017 sebesar 47,44 juta ton

dihitung berdasarkan ARAM I 2017, merupakan angka revisi

pembahasan pada rakor penyusunan ATAP 2016 dan ARAM I

2017 Produksi Tanaman Pangan di Solo 8-10 Juni 2017. Sebesar

81,57 juta ton GKG dikurangi penggunaan GKG sebesar 7,3%

terdiri dari benih 0,9% pakan,

3. Penggunaan beras non pangan sebesar 3,33% terdiri dari pakan

ternak 0,17%, industri non makanan 0,66% dan susut/ tercecer

beras 2,5%,

4. Kebutuhan beras sebesar 114,6kg/kap/th (BAPPENAS dan BPS),

terdiri dari konsumsi langsung tingkat rumah tangga 100,60

kg/kap/th (Susenas Tri I 2016) dan konsumsi tidak langsung

merupakan selisih antara total kebutuhan dikurangi konsumsi

langsung rumah tangga.

Page 96: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

82

b) Prognosa Ketersediaan dan kebutuHan Jagung (Ribu Ton)

1. Stok awal tahun 2017 sebesar 370,41 ribu ton, merupakan stok

akhir tahun 2016 di Bulog 37,408 ton dan stok akhir di GPMT

333.000 ton, belum memperhitungkan stok lainnya,

2. Produksi Jagung kotor nasional Tahun 2017 sebesar 26,028 juta

ton pipilan kering (ARAM I Produksi Jagung tahun 2017, Ditjen TP),

3. Kehilangan/ tercecer beras 5% dari produksi (NBM)

4. KebutuHan Jagung terdiri dari : (1) konsumsi langsung tingkat

rumah tangga 1,84 kg/kap/th (Susenas Triwulan I 2016); (2)

kebutuHan jagung untuk industri pakan sebesar 9,35 juta ton.

c) Prognosa Ketersediaan dan kebutuHan Kedelai (Ribu Ton)

1. Kehilangan/ tercecer beras 5% dari produksi (NBM)

2. Kebutuhan terdiri dari : (1) konsumsi langsung tingkat rumah

tangga 7,18 kg/kap/th (Susenas Triwulan I 2016), kebutuhan benih

50 kg/Ha dari luas tanam 469,48 ribu Ha (Ditjen TP, 2017),

Page 97: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

83

kebutuhan industri dihitung dengan pendekatan ketersediaan

(NBM) dikurangi dengan kebutuhan rumah tangga (Susenas

triwulan I, 2016)

b. Pertumbuhan Impor dan Ekspor Tahun 2016 s.d 2017

1) Ekspor Impor Beras

a) Impor beras tahun 2017 sebesar 1.283.183 ton, tahun 2017

sebesar 307.526 ton terjadi penurunan 76%. Impor tahun 2017

share terbesar impor berasal dari kode HS 10064090/ beras pecah

lain-lain sebesar 98,2% atau sebesar 302.003 ton; dan kode HS

10061010/beras berkulit (padi atau gabah) cocok untuk semai

sebesar 1,02% atau 3.145 ton; serta kode HS 11029010/tepung

beras sebesar 0,73 % atau 2.251 ton.

b) Ekspor beras tahun 2016 sebesar 2.538 ton, tahun 2017 sebesar

4.323 ton terjadi kenaikan 70%. Ekspor tahun 2017 sHare terbesar

berasal dari kode HS 10063099/beras ½ giling atau seluruhnya,

disosoh atau dikilapkan maupun tidak berupa lain-lain sebesar 79%

atau 3.433 ton.

-2.000.000

-1.000.000

0

1.000.000

2.000.000

2012 (Ton) 2013 (Ton) 2014 (Ton) 2015 (Ton) 2016 (Ton) 2017 (Ton)

Ekspor 1.085 2.937 3.026 1.961 2.538 4.323

Impor 1.810.583 472.665 844.164 861.601 1.283.183 307.526

Neraca -1.809.498 -469.727 -841.138 -859.640 -1.280.645 -303.202

1.085 2.937 3.026 1.961 2.538 4.323

1.810.583

472.665 844.164 861.601

1.283.183

307.526

-1.809.498

-469.727 -841.138 -859.640

-1.280.645

-303.202

Vo

lum

e T

on

Perkembangan Neraca Volume Perdagangan Beras Tahun 2012-2017

1. Peningkatan kebutuhan periode HBKN : Puasa dan Idul Fitri 10%, Idul AdHa

5%, Natal dan Tahun Baru 5%,

2. Jumlah penduduk tahun 2017 sebanyak 261.890,9 ribu jiwa (Proyeksi

Penduduk Indonesia 2010-2035, BAPPENAS-BPS),

3. Neraca kumulatif adalah neraca domestik (bulanan) ditambah stok awal

(carry over) bulan sebelumnya,

4. Neraca Domestik adalah produksi dikurangi kehilangan dikurangi total

kebutuhan.

Page 98: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

84

2) Ekspor Impor Jagung

a) Impor jagung tahun 2016 sebesar 1.331.575 ton, tahun 2017

sebesar 714.504 ton terjadi penurunan 46%. Impor tahun 2017

share terbesar berasal dari kode HS 10059090 (jagung selain untuk

bibit dan brondong) sebesar 71,14% atau 508.287 ton, dan kode

HS 11081200 (pati jagung) sebesar 26,42% atau 188.740 ton.

b) Ekspor jagung tahun 2016 sebesar 41.875 ton, tahun 2017 sebesar

46.997 ton terjadi kenaikan 12%, ekspor tahun 2017 share terbesar

berasal dari kode HS 11081200/pati jagung sebesar 74,96% atau

35.231 ton dan kode HS 23021000/sekam, dedak dari jagung

sebesar 18,44% atau 8.668 ton.

3) Ekspor Impor Kedelai

a) Impor kedelai tahun 2016 sebesar 6.333.786 ton, tahun 2017

sebesar 7.068.121 ton terjadi kenaikan 12%. Impor tahun 2017

share terbesar berasal dari kode HS 23040090/bungkil dan residu

padat kedelai selain dari tepung sebesar 61,18% atau 4.324.451

ton; serta kode HS 12019000/kedelai lain-lain sebesar 37,80% atau

2.671.914 ton.

b) Ekspor kedelai tahun 2016 sebesar 13.797 ton, tahun 2017 sebesar

56.421 ton terjadi kenaikan 309%. Ekspor tahun 2017 share

terbesar berasal dari kode HS 15071000/minyak mentah

dihilangkan getahnya maupun tidak sebesar 74,68% atau 42.136

ton; serta kode HS 21031000/kecap sebesar 22,30% atau 12.582

ton.

-4.000.000-3.000.000-2.000.000-1.000.000

01.000.0002.000.0003.000.0004.000.000

2012 (Ton) 2013 (Ton) 2014 (Ton) 2015 (Ton) 2016 (Ton) 2017 (Ton)

Ekspor 70.862 20.496 44.843 250.831 41.875 46.997

Impor 1.807.398 3.294.912 3.374.502 3.500.104 1.331.575 714.504

Neraca -1.736.536 -3.274.416 -3.329.659 -3.249.272 -1.289.700 -667.507

70.862 20.496 44.843 250.831 41.875 46.997

1.807.398

3.294.912 3.374.502 3.500.104

1.331.575 714.504

-1.736.536

-3.274.416 -3.329.659 -3.249.272

-1.289.700 -667.507

Vo

lum

e T

on

Perkembangan Neraca Volume Perdagangan Jagung Tahun 2012-2017

Page 99: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

85

Untuk rincian perkode HS bisa dilihat pada Lampiran 10.

c. Focused Group Discussion (FGD) Kebijakan Tata Niaga Impor

Kedelai di Provinsi DKI Jakarta

Focused Group Discussion (FGD) Kebijakan Tata Niaga Impor Kedelai

dilaksanakan pada bulan Oktober 2017, bertempat di ruang Rapat UPSUS

PJK 1, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian,

Jakarta.

1. FGD Kebijakan Tata Niaga Impor Kedelai Tanggal 13 Oktober 2017

Menghasilkan kesepakatan :

a. Pembentukan Tim Tata Niaga Kedelai

b. Rencana Pertemuan: Selasa tanggal 17 Oktober 2017; Jumat 20

Oktober 2017; Selasa tanggal 24 Oktober 2017; Jumat tanggal 27

Oktober 2017 (finalisasi).

c. Data data yang diperlukan diantaranya: ketersediaan dan

kebutuhan kedelai (Gapoktindo), Jadual tanam dan panen kedelai,

regulasi eksisting dll.

d. Tugas Tim :

1) Membuat kajian: aturan tata niaga kedelai dan tarif bea masuk

kedelai;

2) Menyiapkan Draft Peraturan Permendag;

3) Menyiapkan Draft Peraturan Permentan;

4) Menyiapkan Draft Peraturan Menperin;

-8.000.000-6.000.000-4.000.000-2.000.000

02.000.0004.000.0006.000.0008.000.000

2012 (Ton) 2013 (Ton) 2014 (Ton) 2015 (Ton) 2016 (Ton) 2017 (Ton)

Ekspor 12.730 14.844 51.184 13.935 13.797 56.421

Impor 5.440.688 5.341.159 5.845.414 6.416.821 6.333.786 7.068.121

Neraca -5.427.958 -5.326.315 -5.794.231 -6.402.886 -6.319.989 -7.011.700

12.730 14.844 51.184 13.935 13.797 56.421

5.440.688 5.341.159 5.845.414 6.416.821 6.333.786 7.068.121

-5.427.958 -5.326.315 -5.794.231 -6.402.886 -6.319.989 -7.011.700

Vo

lum

e T

on

Perkembangan Neraca Volume Perdagangan Kedelai Tahun 2012-2017

Page 100: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

86

2. FGD Kebijakan Tata Niaga Impor Kedelai Tanggal 17 Oktober 2017

a. Pembahasan

a) Perencanaan Produksi dan Konsumsi Kedelai Nasional.

b) Kebijakan apa saja yang diperlukan agar harga kedelai petani

menguntungkan, motivasi petani menanam kedelai meningkat

dan produksi dapat dipenuhi dari produk dalam negeri.

c) Kebijakan yang diperlukan adalah Penetapan HPP dan

Pengaturan Tataniaga impor kedelai.

b. Langkah – Langkah :

a) Menyiapkaan regulasi terkait kewenangan Kementan untuk

memberikan rekomendasi Teknis Ketentuan Impor Kedelai;

b) Draft penerapan tarif barier yang bijak yang menguntungkan

kedua belah pihak (didukung analisis dari PSEKP);

c) Mengatur tata niaga impor dengan non tarif barrier (isu

spesifikasi teknis);

d) Memberikan harga yang layak bagi kedelai lokal karena non

GMO;

e) Misi kementan : konsumsi kedelai lokal yang sehat;

f) Upaya kementan : kedelai mudah didapat, aman dan tersedia

secara kontinyu.

c. Tindak lanjut :

a) PSEKP bersama BKP Kementan menyiapkan kajian

komprehensif terkait penerapan tarif, tata niaga impor, jaminan

harga (HPP, tarif), penerapan regulasi non tarif barrier;

b) Ditjen Tanaman Pangan, Kementan menyiapkan draft

Permentan Rekomendasi teknis Ketentuan Impor Kedelai;

c) Ditjen Perdangangan Luar Negeri - Kemendag menyiapkan draft

tataniaga ketentuan impor kedelai;

d) Ditjen Perdangan Dalam Negeri, Kemendag melakukan evaluasi

tentang harga Acuan Pembelian di petani dan konsumen

(Pengrajin Tahu Tempe);

e) Ditjen Tanaman Pangan, Kementan segera menyiapkan surat

Menteri Pertanian kepada Menteri Perdagangan tentang

rencana regulasi tata niaga kedelai;

f) Ditjen Tanaman Pangan, Kementan menyiapkan surat susulan

dari Menteri Pertanian kepada Menteri Negara BUMN, Menteri

Perdagangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Page 101: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

87

perihal penegasan penugasan BULOG terkait kedelai (dilampiri

dengan kajian);

g) Ditjen Tanaman Pangan, Kementan bersama Deputi Bidang

Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM dan Ditjen IKM

Kemenperin mensinkronkan data produksi dan kebutuhan

industri tahu tempe, serta IKM;

h) Ditjen IKM Kemenperin menyiapkan draft Peraturan Menteri

Perindustrian tentang penugasan BULOG menyalurkan kedelai

ke industri tahu tempe sesuai Perpres no 48 tahun 2017.

3. FGD Kebijakan Tata Niaga Impor Kedelai Tanggal 20 Oktober 2017

a. Hasil FGD berupa Kesepakatan

a) Peserta Rapat sepakat pengaturan Tata Niaga Impor Kedelai;

b) Menyiapkan Draft Peraturan Menteri Pertanian dan usulan tarif

yang masuk dengan naskah akademis kebijakan kedelai

dengan mencermati kebijakan yang berlaku, seperti Permendag

24 tahun 2013, Permendag 18 tahun 2014, Permendag 49

tahun 2013, dan Perpres 48 tahun 2017;

c) Mereviuw kembali Draft Permentan dengan memasukkan

klausul terkait kepentingan industri (petani pengrajin tahu

tempe) dan konsumen (bukti serap dan masa panen di

Permentan);

d) Dalam kondisi produksi kedelai dalam negeri dapat mencapai

3,5 juta ton, maka pemenuhan kebutuhan dalam negeri tidak

perlu lagi dari impor, dengan kondisi tersebut diperlukan

regulasi impornya;

e) K/L terkait dan GAPOKTINDO akan menyampaikan data

dukung untuk memperkaya bahan masukan dalam penyusunan

naskah akademis;

f) Mengawal implementasi Surat Menteri terkait kedalai yang

ditujukan kepada Menteri Perdagangan, Menteri BUMN dan

Menteri Keuangan

g) Hasil kajian diharapkan uptodate perhitungan terkini di lapangan

oleh PSEKP;

h) Pertemuan lanjutan akan dilaksanakan pada hari Selasa, 24

Oktober 2017;

b. Tindak Lanjut

Page 102: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

88

a) Surat Menteri Pertanian kepada Menteri Perdagangan tentang

usulan pengaturan impor kedelai. Menunggu tanda tangan

Mentan (perlu dimonitor);

b) Draft Peraturan Menteri Perdagangan Tentang Ketentuan Impor

Kedelai. Kemendag menunggu surat Mentan kepada Mendag.

Ketentuan impor yang diatur sbg pokok bahasan FGD;

c) Draft Peraturan Menteri Perindustrian (sedang diproses);

d) Surat Menteri Pertanian kepada Menteri Keuangan Pengusulan

Tarif Bea Masuk;

e) Konsep sudah ada, sedang Melengkapi Justifikasi /telaahan;

f) Surat Menteri Pertanian kepada Menteri Negara BUMN tentang

penugasan kepada Perum Bulog. Konsep sudah ada, perlu

melengkapi justifikasi;

g) Draft Peraturan Menteri Pertanian tentang rekomendasi Impor

Kedelai. Konsep sudah ada. Perlu Penyelarasan dengan

Permendag.

c. Rancangan Pengaturan Tata Niaga Kedelai (ketentuan teknis)

4. FGD Kebijakan Tata Niaga Impor Kedelai Tanggal 24 Oktober 2017

a. Tindak Lanjut

Perlu dukungan kementerian/lembaga lain untuk pencapaian

swasembada kedelai dalam beberapa aspek antara lain ;

a) Permendag tentang ketentuan impor kedelai dengan

mensyaratkan rekomendasi Kementan dan Kemenperin,

b) Pengaturan harga di dalam negeri (HPP) tingkat petani dan HET

tingkat pengrajin tahu dan tempe/konsumen,

Pengaturan

Permendag/

Permentan

1201.9

Biji kedelai selain

untuk benih

- Untuk Pangan

Tahu Tempe Importir : Bulog Rekomendasi Kementan Permendag dan Permentan

- Untuk Bahan

Baku Industri selain

tahu teme

- Untuk Bahan

Pakan :

Importir /BUMNPemasukan bebas, untuk peredaran di luar

panen rayaPermendag dan Permentan

Importir /API- P Di Luar Panen Raya Permendag dan Permentan

Permendag

Dan Permentan4

Persyaratan Bukti

Serap Importir : API- P - Bukti Serap kedelai dalam negeri

Permendag dan Permentan

2

Peruntukan,

Importir dan

Rekomendasi

Importir : Pemilik Angka Pengenal Importir

Produsen /API – P : Rekomendasi :

Kementan/Kemenperin

Permendag dan Permentan

3Waktu

Pemasukan

No Uraian Ketentuan

1 Cakupan Kode HS Di luar kode HS tidak diatur tata niaganya

Page 103: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

89

c) Promosi kedelai dalam negeri non GMO (aspek keamanan

pangan),

d) Mendorong penggunaan produksi kedelai nasional pada industri

pangan,

e) Dukungan dalam penerbitan regulasi impor dan HPP serta

pendanaan,

f) Dukungan dalam melindungi kedelai nasional melalui kebijakan

yang lebih mengutanamakan bahan baku dalam negeri dan

memberlakukan sistem kuota pada importasi kedelai dan tidak

dimasukkan kepada paket deregulasi,

g) Dukungan penetapan tarif biaya masuk kedelai sekitar 10%,

h) Menyerap produksi kedelai nasional dari petani dan menjual

kepada industri tahu tempe dan pengguna lainnya,

i) Pembinaan pengrajin tahu tempe untuk penggunaan kedelai

nasional,

j) Meningkatkan kapasitas usaha dan daya saing dengan

mengutamakan bahan baku dari kedelai nasional.

5. FGD Kebijakan Tata Niaga Impor Kedelai Tanggal 27 Oktober 2017

a. Hasil FGD

FGD mengusulkan kebijakan sebagai berikut :

a) Penetapan tarif bea masuk antara 10 – 20%, harus dibahas oleh

Tim Tarif di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian

Keuangan.

b) Pengendalian impor melalui :

- Importir tunggal oleh BULOG sesuai Perpres 48 tahun 2017.

- Importir BULOG (untuk kebutuhan industri pangan/tahu

tempe dan pangan IKM lainnya) dan Importir Pemilik Angka

Pengenal Importir Produsen (API-P) untuk memenuhi bahan

baku industri.

- Rekomendasi teknis dari Kementerian Pertanian dalam hal

importasi kedelai.

c) Pengamanan harga di Dalam Negeri oleh PERUM BULOG,

melalui evaluasi secara periodik Permendag No. 27 Tahun 2017

terkait harga kedelai sesuai mutu dan kualitas (fleksibilitas harga

acuan pada saat panen dan diluar panen).

b. Tindak Lanjut

Page 104: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

90

Usulan alternatif kebijakan seperti tersebut diatas akan

ditindaklanjuti oleh Kementerian Pertanian kepada Kemendag,

Kemenkeu, Kemenperind, Kemenkop dan UKM, dan Kemenko

Perekonomian. Selanjutnya untuk impor kedelai diharuskan labeling

dan pencantuman logo produk kedelai Genetic Modified Organism

(GMO) dan Non GMO. Usulan alternative kebijakan sebagaimana

matriks pada lampiran.

D. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pemasaran dan Investasi Tanaman

Pangan

Kegiatan pemasaran dan investasi tanaman pangan tahun 2017 mencakup dana

dekonsentrasi pengembangan informasi pasar dan investasi tanaman pangan.

Adapun pengembangan informasi pasar dilaksanakan pada 200 Kabupaten di 20

Provinsi dan pemantauan stok beras 60 Kabupaten.

Kegiatan pengembangan informasi pasar terdiri dari pelayanan informasi pasar

dan pemantauan stok yang dilaksanakan provinsi dalam bentuk pertemuan

koordinasi petugas pelayanan informasi pasar tingkat Provinsi/Kabupaten.

Petugas pelayanan informasi pasar diharapkan mengirimkan harga harian

komoditas tanaman pangan setiap hari, data supply demand tanaman pangan,

analisa usaha tani tanaman pangan, analisa biaya pemasaran dan data

pemantauan stok.

Dana dekonsentrasi pemasaran hasil dan investasi tanaman pangan tahun 2017

sebesar Rp. 5,202,571,000 dengan realisasi sebesar Rp. 3.902.045.737 (75%),

realisasi ini tergolong masih rendah hal tersebut dikarenakan masih banyaknya

daerah yang belum melaksanakan kegiatan tersebut dan adanya Dinas

Pertanian yang tidak tahu jika Satker Tanaman Pangan terdapat dana

dekonsentrasi pemasaran hasil dan investasi (Provinsi Gorontalo dan Provinsi

Kalimantan Selatan yang serapan anggarannya rendah).

Adapun optimalisasi kegiatan Pelayanan Informasi Pasar (PIP) yang diberikan

kepada 200 Kab/Kota di 20 Provinsi masih jauh dari memuaskan. Keaktifan

petugas PIP dalam pengiriman data harian harga tanaman pangan sebesar 70%,

data analisa usaha tani sebesar 6%, data pemantauan stok sebesar 33.33%,

data supply demand sebesar 6% dan biaya pemasaran sebesar 8,5 %.

Page 105: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

91

Kegiatan pemantauan stok yang diberikan kepada 60 Kab/Kota belum efektif

dilakukan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya pertemuan untuk

mensosialisasikan aplikasi pemantauan stok yang masih baru kepada petugas

PIP yang mendapatkan dana pemantauan stok sehingga petugas kurang

mengerti cara pengambilan data responden dan penginputan data responden di

aplikasi pemantauan stok.

Aktif Tidak Aktif

1 Harga Tanaman Pangan 141 Kab/Kota 60 Kab/Kota 70

2 Anal isa Usahatani 12 Kab/Kota 188 Kab/Kota 6

3 Pemantauan Stok 15 Kab/Kota 45 Kab/Kota 33.33

4 Supply Demand 12 Kab/Kota 188 Kab/Kota 6

5 Biaya Pemasaran 17 Kab/Kota 183 Kab/Kota 8.5

No. DataOptimalisasi

Keaktifan (%)

Tabel 16. Optimalisasi Kegiatan Pelayanan Informasi Pasar Tahun 2017

Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pemasaran dan investasi tanaman

pangan dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan pemasaran dan investasi serta

mengidentifikasi permasalahan yang muncul sehingga dapat dijadikan acuan

dalam perencanaan program dan kegiatan pemasaran dan investasi pada masa

yang akan datang. Kegiatan dekonsentrasi pemasaran hasil dan investasi

tanaman pangan seharusnya segera direalisasikan agar sesuai dengan target

yang diharapkan sehingga petugas PIP dan stakeholder lainnya dapat

memperoleh informasi terkait perkembangan pemasaran dan investasi tanaman

pangan di daerah tersebut. Dengan memberikan teguran kepada daerah yang

kurang aktif dalam penyampaian data harian harga tanaman pangan, analisa

usahatani, pemantauan stok, supply demand dan biaya pemasaran, baik secara

tertulis maupun lisan serta perlu adanya pertemuan nasional untuk petugas PIP

untuk sosialisasi aplikasi baru baik aplikasi pemantauan stok, aplikasi Analisa

usahatani, dan supply demand biaya pemasaran.

Page 106: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

92

ORGANISASI DAN KETATAUSAHAAN

A. Organisasi

1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dibawah

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dibentuk berdasarkan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 03 Agustus

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran

hasil tanaman pangan.

Agar pelaksanaan Peraturan Menteri Pertanian tersebut diatas dapat

operasional, telah ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

52/Permentan/OT.040/11/2017 tanggal 2 Nopember 2017 tentang Uraian

Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,

pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran

dan investasi tanaman pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta penerapan standar

mutu di bidang tanaman pangan; dan

g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan.

VI

Page 107: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

93

2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan terdiri atas :

a. Subdirektorat Pascapanen;

b. Subdirektorat Pengolahan;

c. Subdirektorat Standardisasi dan Mutu;

d. Subdirektorat Pemasaran dan Investasi;

e. Subbagian Tata Usaha; dan

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Subdirektorat sebagai berikut :

1. Subdirektorat Pascapanen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

dibidang peningkatan pascapanen tanaman pangan. Dalam

melaksanakan tugas, Subdirektorat Pascapanen menyelenggarakan

fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penerapan teknologi dan

penyediaan sarana pascapanen tanaman pangan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan teknologi dan

penyediaan sarana pascapanen tanaman pangan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

penerapan teknologi dan penyediaan sarana pascapanen tanaman

pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penerapan

teknologi dan penyediaan sarana pascapanen; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penerapan

teknologi dan penyediaan sarana pascapanen tanaman pangan.

2. Subdirektorat Pengolahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang peningkatan pengolahan hasil tanaman pangan. Dalam

melaksanakan tugas Subdirektorat Pengolahan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penerapan teknologi dan

penyediaan sarana pengolahan hasil tanaman pangan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan teknologi dan

penyediaan sarana pengolahan hasil tanaman pangan;

Page 108: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

94

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di

bidang penerapan teknologi dan penyediaan sarana pengolahan

tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penerapan

teknologi dan penyediaan sarana pengolahan tanaman pangan; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penerapan

teknologi dan penyediaan sarana pengolahan hasil tanaman pangan.

3. Subdirektorat Standardisasi dan Mutu mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis dan

evaluasi serta koordinasi di bidang perumusan dan harmonisasi standar,

dan penerapan standar mutu hasil tanaman pangan. Dalam

melaksanakan tugas Subdirektorat Standardisasi dan Mutu

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang standardisasi dan

penerapan standar mutu hasil tanaman pangan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi dan

penerapan standar mutu hasil tanaman pangan;

c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang standardisasi dan

penerapan standar mutu hasil tanaman pangan;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang standardisasi

dan penerapan standar mutu Hasil tanaman pangan; dan

e. Penyiapan koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta

penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan.

4. Subdirektorat Pemasaran dan Investasi mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang peningkatan pemasaran hasil dan investasi tanaman

pangan. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pemasaran dan

Investasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pemasaran

hasil, promosi, dan investasi tanaman pangan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di peningkatan pemasaran hasil,

promosi, dan investasi tanaman pangan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan, kriteria di

bidang peningkatan pemasaran hasil, promosi, dan investasi tanaman

pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pemasaran hasil, promosi, dan investasi tanaman pangan; dan

Page 109: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

95

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

pemasaran hasil, promosi, dan investasi tanaman pangan.

5. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat

serta kearsipan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan.

6. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas

Mutu Hasil Pertanian dan Analis Pasar Hasil Pertanian masing-masing

dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk Direktur

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-

masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada setiap Subdirektorat, masing-masing mempunyai dua seksi yaitu :

1. Subdirektorat Pascapanen terdiri dari :

a. Seksi Penerapan Teknologi Pascapanen

b. Seksi Sarana Pascapanen.

2. Subdirektorat Pengolahan terdiri dari :

a. Seksi Penerapan Teknologi Pengolahan

b. Seksi Sarana Pengolahan.

3. Subdirektorat Standardisasi dan Mutu terdiri dari :

a. Seksi Standardisasi

b. Seksi Mutu.

4. Subdirektorat Pemasaran dan Investasi terdiri dari :

a. Seksi Pemasaran dan Promosi

b. Seksi Investasi.

Dokumen Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Tahun 2015-2019 harus mengalami revisi karena dokumen Rencana Strategis Tahun

2015 berada pada unit kerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. Proses revisi

ini perlu dilakukan sebagai konsekuensi atas perubahan unit kerja di lingkungan

Kementerian Pertanian, yang berlaku mulai tahun 2016 dan sebagai konsekuensi

tindak lanjut dari perubahan renstra Kementan dan renstra Ditjen Tanaman Pangan.

Dasar hukum operasional pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dalam menyusun rencana strategis antara lain:

a. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/RC.020/3/2017 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 (edisi revisi).

Page 110: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

96

b. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/6/2017

tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-

2019 (edisi revisi).

B. Ketatausahaan

Sebagai fungsi pelayanannya, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas yaitu:

1. Administrasi Umum

a. Surat Menyurat.

Surat masuk dan surat keluar dibukukan dalam buku agenda dan

diarsipkan menurut kodefikasi surat. Surat yang sifatnya penting dan

mendesak dikirim via e-mail, faksimili. Selama tahun 2017 realisasi surat

masuk sebanyak 2.053 pucuk surat sedangkan surat keluar sebanyak 697

pucuk surat.

b. Perpustakaan.

Perpustakaan diharapkan dapat memberi informasi literatur, buku dan

informasi lainnya. Buku-buku yang tersedia di perpustakaan sebagian

besar berupa laporan dari lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

sedangkan buku-buku yang berupa literatur, Lembaran Negara dan lain-

lain masih sangat kurang. Buku/laporan pusat yang dihasilkan pada tahun

2017 sebanyak 167 buku.

2. Kepegawaian

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan didukung oleh 69 orang pegawai, yang

terdiri dari 1 orang Direktur, 4 orang Kepala Subdirektorat, 8 orang Kepala

Seksi dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha serta 55 orang Staf.

a. Komposisi Pegawai

1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/Pangkat

a) Golongan IV/b Pembina Tingkat I : 3 orang

b) Golongan IV/a Pembina : 5 orang

c) Golongan III/d Penata Tingkat I : 11 orang

d) Golongan III/c Penata : 7 orang

e) Golongan III/b Penata Muda Tingkat I : 24 orang

f) Golongan III/a Penata Muda : 8 orang

g) Golongan II/d Pengatur Tingkat I : 2 orang

h) Golongan II/c Pengatur : 6 orang

i) Golongan II/b Pengatur Muda Tingkat I : 2 orang

j) Golongan II/a Pengatur Muda : 1 orang

Jumlah : 69 orang

Page 111: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

97

2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

a) S3 (doktoral) : 1 orang

b) S2 (pasca sarjana) : 16 orang

c) S1 (sarjana) : 35 orang

d) D3 (sarjana muda) : 6 orang

e) SLTA : 11 orang

f) SD : 1 orang

3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

a) Laki-laki : 33 orang

b) Perempuan : 36 orang

Daftar Pegawai Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan selengkapnya disajikan pada tabel Lampiran 11-12.

b. Mutasi, Pelimpahan, Pensiun, Meninggal, Kenaikan Gaji Berkala,

Kenaikan Pangkat, Penerima Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya

Satya (SLKS) dan Kartu-kartu.

Selama periode Januari s/d Desember 2017 telah terjadi mutasi alih

tugas/melimpah, pensiun, meninggal dan promosi, penyematan tanda

kehormatan Satya Lencana Karya Satya dan pembuatan kartu-kartu

dengan rincian sebagai berikut :

1. Pergantian Direktur, sebanyak 3 kali rinciannya sebagai berikut:

1) Ir. Tri Agustin Satriani, M.M per 5 Maret 2017 mutasi ke Pusat

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan

Ketahanan Pangan.

2) Ir. Yanuardi, M.M tanggal 6 Maret sampai 14 September 2017

mutasi ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

3) Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi, M.M terhitung tanggal 24

November 2017 menjabat menjadi Direktur Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

2. Mutasi :

Pelimpahan pegawai dari Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan ke Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan sebanyak 2 orang yaitu :

1) Ajungtyas Retna T, S.E. sebagai Kasubbag Tata Usaha,

2) Putri Kartika, S.E., M.Si. sebagai Kasi Standardisasi di Subdit

Standardisasi dan Mutu.

3. Pegawai yang pensiun sebanyak 1 orang yaitu :

Page 112: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

98

1) Raden Wahyono pensiun terhitung mulai tanggal 1 November

2017.

4. Pegawai yang promosi sebanyak 3 orang, yaitu :

1) Maretsum Simanulang, S.P., M.Si sebagai Kasubbag Evaluasi dan

TLHP,

2) Nurihyatun Sardjono, S.P., M.P. sebagai Kasi Sarana Pascapanen

Tanaman Pangan,

3) Aris Puji Sunarso, S.TP, M.Eng sebagai Kepala Seksi Pemantauan

dan Evaluasi di Balai Besar POPT Jatisari, Karawang.

5. Pegawai yang mutasi ke Sekretariat Jenderal Tanaman Pangan

sebanyak 1 orang yaitu:

1) Nur Indriastuti, S.E sebagai Kasubbag Tata Usaha.

6. Pegawai yang mutasi ke Balai Tanaman Pangan sebanyak 2 orang

yaitu:

1) Ir. Bambang Kuncoro, M.M sebagai Kepala Bagian Umum di Balai

Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan, Jatisari,

2) Ir. Dhany Permadi, M.M sebagai Staf Seksi Informasi dan

Dokumentasi di Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura, Cimanggis, Depok.

7. Pegawai yang mutasi ke Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan, sebanyak 2 orang:

1) Ir. Hardian, M.P sebagai Kasubdit Pengolahan Tanaman Pangan,

2) Oim Abdul Rahman, S.St., SP sebagai Kasi Investasi Subdit

Pemasaran dan Investasi Tanaman Pangan.

8. Pegawai yang mutasi ke Subdit Lingkup Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan sebanyak ada 2 unit:

1) Tiurmauli Silalahi, S.P., M.M dari Kasi Investasi Subdit Pemasaran

dan Investasi ke Kasi Penerapan Teknologi Pengolahan Tanaman

Pangan,

2) Tias Atika Rachmawati, S.E dari staf Tata Usaha ke bagian staf

seksi Pemasaran dan Promosi Subdit Pemasaran dan Investasi

Tanaman Pangan.

9. Pegawai yang mutasi antara instansi ada 1 orang yaitu:

1) Simon, S.P., M.M ke Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara.

10. Kenaikan Gaji Berkala.

Selama tahun 2017 (Januari s/d Desember 2017) kenaikan gaji berkala

sebanyak 36 (Tiga puluh enam) orang. Surat Keputusan sudah terbit

100%.

Page 113: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

99

11. Kenaikan pangkat.

Pada tahun 2017 realisasi kenaikan pangkat sebanyak 14 (Empat

belas) orang, terdiri dari :

a) Periode April 2017 : 7 orang

b) Periode Oktober 2017 : 7 orang

12. Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya (SLKS)

Sampai dengan tahun 2017 telah diberikan tanda kehormatan Satya

Lencana Karya Satya kepada pegawai yang berhak dan memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a) Satya Lencana Karya Satya XXX Tahun : 1 orang

b) Satya Lencana Karya Satya XX Tahun : 7 orang

c) Satya Lencana Karya Satya X Tahun : 14 orang

13. Kartu-kartu

Selama tahun 2017 (Januari s/d Desember 2017) pengurusan Kartu

Pegawai (Karpeg / Karsu / Karis, Taspen, Askes (BPJS), KORPRI dan

NPWP) selengkapnya disajikan pada tabel berikut:

Jenis Sedang

Kartu Proses

1 Karpeg 68 - -

2 Karis/Karsu 67 - 5 Belum berkeluarga

3 Askes 72 - -

4 Taspen 68 - -

5 KORPRI 72 - -

6 NPWP 72 - -

No KeteranganBelumSelesai

Tabel 17. Kartu Pegawai Tahun 2017

c. Cuti

1. Cuti Tahunan dan Cuti Besar

Selama tahun 2017 (Januari s/d Desember 2017) pengurusan cuti

tahunan dan cuti besar selengkapnya disajikan pada tabel berikut:

Page 114: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

100

Tabel 18. Cuti Tahunan dan Cuti Besar Tahun 2017

2. Cuti Persalinan

Selama tahun 2017 (Januari s/d Desember 2017) pengurusan cuti

persalinan, selengkapnya disajikan pada tabel berikut:

Tabel 19. Cuti Persalinan

3. Cuti Alasan Penting

Selama tahun 2017 (Januari s/d Desember 2017) pengurusan cuti

alasan penting, selengkapnya disajikan pada tabel berikut:

No. Nama Jenis Cuti Jabatan Tanggal

1 Anita Retnawaty, S.P.,M.Si Cuti Tahunan Staf Subdit Pascapanen 3 - 10 Jnauari 2017

2 Maya Puspitasari, S.E Cuti Tahunan Staf Subdit Pemasaran dan Investasi3 - 5 Januari 2017

3 Agung Prabowo, S.P. Cuti Tahunan Staf Subdit Pascapanen 13 - 17 Januari 2017

4 Fatriwati, S.P Cuti Besar Staf Subdit Pengolahan 25 Januari - 14 Februari 2017

5 FX. Surwiyanto, S.E Cuti Tahunan Staf Tata Usaha 2 - 7 Februari 2017

6 Ir. Retno Pujiastuti, M.M Cuti Besar Staf Subdit Pengolahan 22 Februari - 10 Maret 2017

7 Vivi Jayanti, S.P Cuti TahunanStaf Subdit Pemasaran dan

Investasi10 - 13 April 2017

8 Batara Siagian, S.P., M.AB Cuti TahunanKasubdit Standardisasi dan

Mutu18 - 21 April 2017

9 Yuliadi Cuti Tahunan Staf Tata Usaha 16 - 19 Mei 2017

10 Opik Ahmad Ropik, A.Md Cuti Tahunan Staf Subdit Pascapanen 25 April - 2 Mei 2017

11 Pandu Tri Kurniawan, S.P Cuti Tahunan Staf Subdit Pengolahan 25 April - 2 Mei 2017

12 Erlina, S.P., M.Si Cuti Tahunan Staf Subdit Pengolahan 25 April - 2 Mei 2017

13 Ermi Herawati, S.Sos Cuti Besar Staf Tata Usaha 27 Desember - 5 Januari 2017

No. Nama Jabatan Tanggal

1 Tias Atika Rachmawati, S.E.Staf Subdit Pemasaran dan

Investasi

24 November 2016 - 24

Februari 2017

2 Maya Puspitasari, S.EStaf Subdit Pemasaran dan

Investasi9 Januari - 4 April 2017

3 Anita Retnawaty, S.P., M.Si Staf Subdit Pascapanen 4 Juli - 3 Oktober 2017

4 Rizkiria Putri, A.Md Staf Tata Usaha10 Agustus - 10 November

2017

5 Ririkumaladewi, S.PStaf Subdit Pemasaran dan

Investasi

20 November 2017 - 19

Februari 2017

Page 115: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

101

Tabel 20. Cuti Alasan Penting

d. Rumah Tangga dan Perlengkapan

Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan melaksanakan tugas-tugas

pokok antara lain penyediaan Alat Tulis Kantor, Blangko-blangko/Kop

Surat, kebersihan/pemeliharaan gedung/halaman kantor, pemeliharaan

kendaraan dinas, pemeliharaan dan inventarisasi barang milik Negara,

keamanan kantor, serta melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan.

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

1) Membukukan barang-barang inventaris dari hasil pengadaan barang

tahun 2017 sebagai berikut :

a) Pengadaan Perangkat Pengolahan Data dan Komunikasi dari bulan

Januari – Desember 2017 disajikan dalam bentuk tabel yakni

sebagai berikut:

b) Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dari bulan Januari–

Desember 2017 disajikan dalam bentuk tabel yakni sebagai berikut:

No. Nama Jabatan Tanggal

1 Ririkumaladewi, S.PStaf Subdit Pemasaran dan

Investasi13 - 17 Februari 2017

2 Vivi Jayanti, S.PStaf Subdit Pemasaran dan

Investasi10 - 13 April 2017

3Catur Parah Gumanti Putri,

A.MdStaf Standardisasi dan Mutu 18 - 22 September 2017

No. Alat Merk Jumlah (unit)

1 Laptop Asus Zenbook UX303UB 2

2 Scanner HP Enter Prise 7000 S2 4

3 Laptop Asus Zenbook RYOUT 2

4 Komputer PC Lenovo All In One 510-

23ISH OHB FOCDOO841D2

5 Infocus BenQ MW824ST 1

Page 116: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

102

2) Melakukan perawatan dan opname fisik terhadap barang inventaris,

baik barang yang bergerak (kendaraan dinas) maupun yang tidak

bergerak (pengadaan olah data dan peralatan fasilitas kantor) dari

pengadaan lama sampai terbaru.

3) Pemeliharaan Gedung / halaman Kantor

a) Pemeliharaan perbaikan/rehab gedung kantor, meliputi:

penggantian ubin, pintu ruangan, dan telah dilakukan peningkatan

penerangan halaman gedung kantor dengan menambah dan

mengganti lampu penerangan halaman dan gedung kantor.

b) Setiap 2 (dua) minggu sekali dilakukan penataan lingkungan

dengan melakukan pemangkasan rumput-rumput liar.

c) Pemeliharaan instalasi listrik, air dan pengadaan sarana sound

system ruang rapat sarana jaringan internet WIFI dilakukan secara

berkala setiap sebulan sekali.

4) Pelaksanaan keamanan kantor dilaksanakan oleh delapan (8) orang

tenaga Satpam dengan sistim ship secara bergilir setiap hari 2 orang, 1

hari jaga malam 1 hari jaga siang dan 1 hari libur.

C. Keuangan

Untuk melaksanakan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan tahun 2017, berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor:

SP.DIPA-018.03.3.339055/2016 tanggal 07 Desember 2016, Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan mendapatkan alokasi

anggaran APBN sebesar Rp. 1.557.432.556.000,- meliputi kegiatan Pusat

Rp. 677.022.113.000,- (termasuk tunggak bayar tahun 2016 sebesar

Rp. 27.275.205.000,-), Dekonsentrasi Rp. 11.565.755.000,- dan Tugas

Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 868.844.688.000,-.

Selama tahun 2017 terjadi beberapa kali revisi baik DIPA maupun POK untuk

anggaran kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, antara

lain :

Revisi DIPA ke-2 tanggal 30 Maret 2017, terdapat pengurangan anggaran

untuk kegiatan perjalanan dinas, sehingga total anggran Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menjadi Rp.

1.549.412.343.000,- (semula Rp. 1.557.432.556.000,- turun 0,52%) yang

terdiri dari anggaran Pusat sebesar Rp. 675.812.458.000,- (semula Rp.

677.022.113.000,- turun 0,18%), Dekonsentrasi sebesar Rp. 8.712.788.000,-

Page 117: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

103

(semula Rp. 11.565.755.000,- turun 32,74%), Tugas Pembantuan sebesar

Rp. 864.887.097.000,- (semula Rp. 868.844.688.000,- turun 0,46%).

Revisi DIPA ke-3 tanggal 5 Mei 2017, terdapat penambahan anggaran yang

meliputi kegiatan tambahan SP3T di Pusat, dan tambahan pengadaan

bantuan sarana pascapanen di daerah (refocusing 2), sehingga total

anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

menjadi Rp. 1.580.225.468.000,- (semula Rp. 1.549.412.343.000,- naik

1,99%) yang terdiri dari anggaran Pusat sebesar Rp. 702.965.403.000,-

(semula Rp. 675.812.458.000,- naik 4,02%), Dekonsentrasi sebesar

Rp. 8.658.113.000,- (semula Rp. 8.712.788.000,- turun 0,63%), Tugas

Pembantuan sebesar Rp. 868.601.952.000,- (semula Rp. 864.887.097.000,-

naik 0,43%).

Revisi DIPA ke-8 POK ke-9 tanggal 21 Agustus 2017, terdapat pemotongan

anggaran dari sisa kontrak, sehingga total anggaran Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menjadi Rp. 1.552.402.208.000,-

(semula Rp. 1.580.225.468.000,- turun 1,76%) yang terdiri dari anggaran

Pusat sebesar Rp. 701.795.238.000,- (semula Rp. 702.965.403.000,- turun

0,16%), Dekonsentrasi sebesar Rp. 8.658.113.000,- (tidak mengalami

perubahan), Tugas Pembantuan sebesar Rp. 841.948.857.000,- (semula

Rp. 868.601.952.000,- turun 3,07%).

Revisi DIPA ke-10 POK ke-11 tanggal 25 Desember 2017, terdapat

penambahan anggaran di Pusat menjadi Rp. 704.819.278.000,- (semula

Rp. 701.795.238.000,- naik 0,43%), Dekonsentrasi sebesar

Rp. 8.658.113.000,- dan Tugas Pembantuan sebesar Rp. 841.948.857.000,-

(tidak mengalami perubahan). Sehingga total anggaran Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menjadi Rp.

1.555.426.248.000,- naik 0,002% dari anggaran sebelumnya.

Revisi DIPA ke-12 POK ke-12 tanggal 30 November 2017, total anggaran

Pusat Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan masih

tetap Rp. 704.819.278.000,- (tujuh ratus empat milyar delapan ratus

sembilan belas juta dua ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah), hanya terdapat

penambahan dan pengurangan anggaran pada detail kegiatannya.

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan hingga Bulan Desember tahun 2017 sebesar

Rp. 1.472.162.663.265,- (94,65%). Dengan rincian kegiatan Pusat sebesar

Rp. 632.095.581.020,-, Dekonsentrasi sebesar Rp. 7.751.622.151,- dan Tugas

Page 118: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

104

Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 832.315.460.094,-. Selengkapnya disajikan

pada table berikut :

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) %

1 Pusat 677,022,113,000 675,812,458,000 702,965,403,000 702,965,403,000 701,795,238,000 704,819,278,000 632,095,581,020 89.68

2 Dekonsentrasi (Provinsi) 11,565,755,000 8,712,788,000 8,712,788,000 8,658,113,000 8,658,113,000 8,658,113,000 7,751,622,151 89.53

3Tugas Pembantuan

(Provinsi)868,844,688,000 864,887,097,000 868,601,952,000 868,601,952,000 841,948,857,000 841,948,857,000 832,315,460,094 98.86

1,557,432,556,000 1,549,412,343,000 1,580,280,143,000 1,580,225,468,000 1,552,402,208,000 1,555,426,248,000 1,472,162,663,265 94.65

Pagu Revisi 5 Pagu Revisi 6 Realisasi Desember

TOTAL

No. Satuan KerjaPagu Awal (1) Pagu Revisi 2 Pagu Revisi 3 Pagu Revisi 4

Tabel 21. Realisasi s/d 31 Desember 2017

Berdasarkan Jenis Belanja/Pengeluaran sebagaimana pada Tabel dibawah ini :

No. Jenis Belanja Pagu Awal Realisasi Sisa

1 Belanja Bahan Rp 702,571,000 Rp 605,795,200 Rp 96,775,800

2 Belanja Barang Persediaan Rp 200,560,000 Rp 193,214,300 Rp 7,345,700

3 Belanja Perjalanan Dinas : 4,497,729,000Rp 4,365,221,145Rp Rp 132,507,855

4 Belanja Peralatan dan Mesin Rp 209,500,000 Rp 209,400,000 Rp 100,000

5 Belanja Jasa Profesi Rp 454,600,000 Rp 403,435,500 Rp 51,164,500

6 Belanja Jasa Lainnya Rp 543,100,000 Rp 529,562,000 Rp 13,538,000

7 Belanja pengiriman surat Rp 16,020,000 Rp 13,475,900 Rp 2,544,100

8 Belanja Honor yang Terkait Kegiatan Rp 101,950,000 Rp 92,400,000 Rp 9,550,000

9 Belanja Keperluan Perkantoran Rp 73,000,000 Rp 70,169,200 Rp 2,830,800

10 Belanja jasa sewa Rp 73,744,000 Rp 70,999,600 Rp 2,744,400

11 Belanja modal Rp 228,000,000 Rp 208,697,675 Rp 19,302,325

12Belanja Barang Non Operasional

Lainnya Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp -

13

Belanja Barang untuk Bantuan

Lainnya yang Memiliki Karakteristik

Bantuan Pemerintah

Rp 5,100,000,000 Rp 5,045,941,500 Rp 54,058,500

14Belanja Barang untuk diserahkan

Kepada Masyarakat/Pemda Rp 692,613,504,000 Rp 620,282,269,000 Rp 72,331,235,000

TOTAL 704,819,278,000Rp 632,095,581,020Rp 72,723,696,980Rp

PERSENTASE 100 89.68 10.32

Tabel 22. Realisasi Anggaran berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2017

Page 119: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

105

PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN

A. Permasalahan

Beberapa hambatan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017, meliputi aspek

administrasi, teknis, SDM, kelembagaan, dan pembiayaan, antara lain :

1) Aspek Administrasi

a. Belum semua daerah menerbitkan SK Brigade untuk pengelolaan alsintan

pascapanen yang diperolehnya sehingga pemanfaatan alsintan di Brigade

Dinas kurang optimal.

b. SK CPCL belum siap atau seringkali berubah pada saat barang akan

dikirimkan ke titik bagi.

c. Penentuan dan penetapan calon penerima/calon lokasi (CP/CL)

Gapoktan/kelompok tani penerima/pengelola bantuan peralatan masih

kurang cermat sehingga Gapoktan/kelompok terpilih kurang memenuhi

persyaratan atau belum siap menjalankan usaha pascapanen/pengolahan

yang disebabkan kurangnya kemampuan manajerial dan jiwa

kewirausahaan (enterpreneurship) dalam pengelolaan usaha pengolahan.

d. Produsen sarana pascapanen sebagian produsen kecil/menengah,

sehingga pembelian melalui pesanan/perlu dirakit dulu.

e. Proses lelang bangunan Dryer/RMU menunggu proses hibah/hak guna

pakai lahan dari pemilik lahan ke poktan/gapoktan (Dinamis).

f. Tidak semua perusahan memproses uang muka/DP (+ 30%) karena

proses pencairan lebih lama dalam penyiapan dokumen. Produsen lebih

memilih percepatan distribusi barang secara langsung.

g. Proses pencairan uang muka dari BASTB menjadi SP2D memerlukan

waktu cukup lama (> 3 minggu), karena administrasi secara online dari

satker daerah ke KPPN ternyata tidak mudah.

h. Penyelesaian doksistu dan dokumen penunjang lainnya masih sulit

diselesaikan poktan.

i. Penyelesaian doksistu untuk pengajuan registrasi PSAT terhambat.

j. Provinsi kurang memperhatikan dinas Kabupaten yang mendapatkan

dana dekosentrasi khususnya Pemantauan Stock sehingga terjadi

keterlambatan serapan.

VII

Page 120: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

106

2) Aspek Teknis

a. Sosialisasi kepada kelompok penerima bantuan belum optimal dirasakan

masih kurang, sehingga kelompok penerima bantuan belum memahami

bantuan sarana pascapanen karena minimnya dana sosialisasi dan

kurangnya koordinasi Kabupaten dengan provinsi disebabkan jarak yang

terlalu jauh.

b. Calon penerima bantuan belum memenuhi syarat sesuai ketentuan pada

pedoman teknis dan adanya intervensi dari banyak pihak yang

menyebabkan CPCL sering berubah-ubah.

c. Tim teknis memerlukan waktu melakukan survey ke produsen yang

memiliki spesifikasi sesuai dengan Pedoman Teknis dan memiliki test

report.

d. Masih terbatasnya ketersediaan bengkel alsin dan suku cadang di lokasi

penerima bantuan sehingga petani kesulitan saat alsin mengalami

kerusakan.

e. Kapasitas bantuan belum disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di

lokasi bantuan dan kemampuan poktan/gapoktan.

f. Belum semua daerah mengirimkan BASTB ke pusat sehingga belum

dapat didokumentasikan secara lengkap untuk pertanggungjawaban

g. Dokumen hibah tidak segera diselesaikan

h. Pemberian bantuan belum disertai bimbingan teknis dari petugas lapang

i. Petugas pengelola data tingkat Kabupaten belum tertib mengirim data ke

provinsi sehingga petugas mengalami kesulitan dan keterlambatan dalam

merekap data.

j. Sosialisasi tentang pertanian organik masih belum diketahui secara

detail/meluas terutama mengenai pentingnya sertifikasi mutu untuk

jaminan keamanan pangan.

k. Jaringan internet lemah di beberapa daerah sehingga menghambat

proses input data harga harian.

l. Data harga harian komoditas tanaman pangan dari beberapa kabupaten

masih kosong, kurang lebih 4%.

m. Musim panen tidak setiap bulan, sehingga tidak dapat dilakukan

pengukuran stock komoditas tanaman pangan.

n. Petugas PIP belum mendapatkan sosialisasi dan pelatihan secara

langsung sehingga kesulitan mengoperasikan sistem aplikasi yang

tersedia.

o. Petugas PIP kesulitan menentukan responden untuk pemantauan stock

karena tidak mengetahui cara penentuan wilayah dan responden.

Page 121: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

107

p. Petani/Produsen belum memiliki produk yang bermutu sesuai dengan

permintaan calon pembeli atau konsumen.

3) Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan

a. Terbatasnya SDM dan pengetahuan SDM yang menangani seleksi CPCL.

b. Gapoktan/Poktan penerima bantuan sarana pascapanen belum

memahami dalam penyusunan RUKK, sehingga diperlukan

pendampingan dari petugas Kabupaten

c. Masih ada Kabupaten/Kota yang terlambat dalam melakukan CPCL

disebabkan tidak adanya dana pendampingan dari APBD

d. Sering terjadi mutasi/alih tugas pegawai yang menangani program

pascapanen di daerah yang berpengaruh pada kinerja satker.

e. Dinas Provinsi kurang aktif memantau pelaksanaan kegiatan pengadaan

sarana di ULP dan pencairan anggaran di bendahara

f. Kurangnya koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dengan

pelaksana kegiatan karena dana kegiatan berada pada satker bidang

Tanaman Pangan, sedangkan pelaksanaan kegiatan pascapanen

ditangani pada bidang Binus/P2HP.

g. Masih minimnya dukungan APBD, baik dari Pemerintah Daerah Provinsi

maupun Kabupaten terhadap upaya penanganan pascapanen tanaman

pangan, sehingga masih tergantung dari dukungan dan bantuan dari

Pemerintah Pusat.

h. Lemahnya manajemen administrasi poktan/ gapoktan, sehingga

pengelolaan sarana tersebut melalui sistem penyewaan sarana

pascapanen belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

i. Ketersediaan tenaga teknisi dan operator yang cukup profesional dalam

mengoperasikan sarana pascapanen belum mencukupi.

j. Minimnya pengetahuan petugas bengkel dalam memperbaiki sarana

pascapanen yang rusak.

k. Poktan penerima bantuan belum memahami cara penggunaan sarana

yang diterimanya sehingga menyebabkan losses saat proses penanganan

pascapanen.

l. Terbatasnya petugas dinas propinsi dan kabupaten/kota yang menguasai

pengetahuan tentang pengolahan hasil pertanian dan terbatasnya

sumberdaya manusia pengelola unit usaha dalam Gapoktan/kelompok

yang menguasai teknologi dan pemasaran produk olahan.

m. Kemampuan pelaku usaha pengolah masih belum optimal dalam

penguasaan teknologi pengolahan, mutu produk dan aspek higienis dan

sanitari.

Page 122: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

108

n. Perubahan struktur organisasi daerah mempengaruhi beban kerja petugas

PIP.

o. Keterbatasan jumlah SDM di Dinas Pertanian Kabupaten yang kompeten

dalam pemanfaatan aplikasi informasi harga dan stock.

B. Upaya Pemecahan

1. Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi (melalui surat, telepon, SMS/

WA, Email, Kunjungan lapang ke Provinsi/Kabupaten) dalam rangka

percepatan pelaksanaan kegiatan dan segera menindaklanjuti kendala

pelaksanaan kegiatan di lapangan.

2. Dinas perlu melakukan pendataan kebutuhan dan ketersediaan alsin serta

mempunyai basisdata informasi jenis sarana pascapanen yang sesuai

dengan kondisi di wilayahnya masing-masing.

3. Dinas Pertanian Provinsi berkoordinasi dengan Kabupaten/kota dan

menyarankan agar Pedoman Teknis lebih dipahami oleh petugas yang

identifikasi CPCL.

4. Dinas Pertanian Provinsi harus segera mempersiapkan kelengkapan

administrasi dan teknis kegiatan pengadaan sarana pascapanen, serta harus

aktif berkoordinasi dengan pihak ULP, untuk memastikan terselenggara tepat

waktu.

5. Kepala Dinas Pertanian Provinsi harus memastikan, mengawal dan

menjembatani koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dan pelaksana

kegiatan.

6. Pengajuan kelengkapan lelang ke ULP diharapkan dilakukan di awal tahun

anggaran, sehingga jika terjadi gagal lelang atau permasalahan dalam

pelelangan, sehingga masih tersedia waktu yang cukup untuk proses lelang

ulang.

7. Aparat Dinas Pertanian Provinsi pelaksana kegiatan bantuan sarana

pascapanen harus memahami dengan baik semua petunjuk yang terdapat

dalam buku pedoman teknis penanganan pascapanen tanaman pangan

Tahun 2015.

8. Alat/sarana pascapanen yang akan dibeli harus memiliki SNI atau minimal

test report yang dikeluarkan oleh lembaga uji yang tersebar di 15 provinsi.

9. Perlu dukungan APBD Prov/Kab/Kota dalam mendukung pelaksanaan

kegiatan pusat dan menunjang upaya perbaikan dan peningkatan

penanganan pascapanen tanaman pangan.

Page 123: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

109

10. Melakukan teguran secara tertulis kepada pelaksana di daerah yang tidak

memenuhi Pedoman Teknis Pascapanen.

11. Pelatihan pengoperasian perawatan dan perbaikan sarana perlu difasilitasi

oleh produsen/pabrikan tempat pembelian sarana tersebut dan dilakukan saat

droping sarana, saat panen dan pascapanen atau mengirimkan teknisi dan

operator ke produsen/pabrikan untuk mengikuti pelatihan dan adanya jaminan

purna jual untuk pembelian alsin tersebut.

12. Mengintensifkan koordinasi baik melalui telpon, sms dan e-mail ke tingkat

kabupaten/provinsi dalam percepatan pengiriman laporan.

a) Telah dilakukan pengawalan baik melalui surat maupun langsung ke

lapangan:

1) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Seluruh

Indonesia Nomor 135/PI/010/C6.02/02/2017 tgl 29 Februari 2017

Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;

2) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang

Membidangi Tanaman Pangan Nomor 219/RC.110/C6.01/04/2017 tgl 4

April 2017 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;

3) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang

Membidangi Tanaman Pangan Nomor 338/RC.120/C6.01/05/2017 tgl 9

Mei 2017 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan;

4) Surat Direktur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang

Membidangi Tanaman Pangan Nomor 420/RC.110/C6.02/06/2017 tgl 7

Juni 2017 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan.

b) Monitoring bantuan di wilayah binaan setiap minggu dan dilaporkan ke

Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Setditjen TP

c) Kunjungan langsung ke lapangan dan mendorong penyelesaian CPCL

d) Pada saat Rakor Percepatan Pelaksanaan Kegiatan di Jakarta telah

disampaikan ke daerah untuk segera melakukan percepatan.

e) Mengawal ke LKPP untuk penayangan semua jenis sarana (Surat ke

Direktur Pengembangan Sistem Katalog LKPP Nomor

208/PL.010/C6.01/03/2017 tgl 20 Maret 2017 Tentang Percepatan

Pengadaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan

Tahun 2017)

13. Penetapan calon penerima/calon lokasi harus atau tempat proses pengolahan

dilakukan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan.

14. Dinas Provinsi diminta untuk mengirimkan/membawa BASTB saat rakor di

Pusat

15. Bendahara agar lebih berhati-hati dalam mengurus dokumen pembayaran

Page 124: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

110

16. Dinas dan Pusat memproses BAST Hibah kurang dari 6 bulan setelah

barang diterima

17. Petugas baik dari dinas provinsi dan kabupaten harus menguasai

pengetahuan tentang pengolahan hasil pertanian dengan diberikannya

pelatihan tentang cara pengolahan hasil yang baik.

18. Poktan/Gapoktan perlu mendapat pelatihan tentang cara pengolahan hasil

tanaman pangan yang baik (GMP).

19. Melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM

baik dalam penerapan teknologi pengolahan maupun manajemen usaha,

sosialisasi dan bimbingan kepada pengelola unit pengolahan hasil pertanian

tentang standar mutu produk olahan yang dibutuhkan pasar, dan peningkatan

aksesbilitas SDM pengolahan

20. Membantu ketersediaan pasar untuk poktan/gapoktan

21. Melakukan pendampingan dalam penyusunan doksistu agar pengajuan ke

LSO tidak terlambat.

22. Melakukan sosialisasi tentang pertanian organik kepada pelaku usaha

organik dan masyarakat luas.

23. Dinas perlu melakukan pendataan terkait poktan/gapoktan yang sudah

menerapkan sistem pertanian organik agar segera bisa disertifikasi.

24. Perlu dukungan APBD Prov/Kab/Kota dalam mendukung pelaksanaan

kegiatan pusat dan menunjang upaya perbaikan dan peningkatan mutu hasil

produksi tanaman pangan

25. Petugas Kabupaten/Kota melaporkan harga data harian melalui sms, WA

group atau email ke petugas PIP pusat untuk diinput secara langsung.

26. Melakukan komunikasi secara intensif kepada petugas Pembina Provinsi dan

petugas PIP bersangkutan terkait informasi harga komoditas tanaman pangan

dan cara menganalisis data tersebut.

27. Mengirimkan surat evaluasi terkait kinerja Petugas PIP sehingga dapat

dilakukan perbaikan dan pergantian petugas agar lebih efektif.

28. Menerbitkan SK bagi petugas PIP.

29. Menambah jumlah SDM di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

30. Melakukan evaluasi, koordinasi dan peningkatan Pembina kepada petugas

atau melakukan penggantian petugas jika dipandang perlu

Page 125: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

111

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan tahun 2017, sebagian besar kegiatan berhasil

dilaksanakan sesuai penetapan kinerja dan indikator kinerja. Terlaksananya seluruh

kegiatan di Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan sangat

mendukung pelaksanaan kegiatan teknis lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan. Kegiatan yang belum mencapai target akan dijadikan bahan evaluasi untuk

perbaikan kebijakan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

ke depan.

Pencapaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan tahun 2017 terkendala oleh lambatnya serapan anggaran, lambatnya

penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan, belum tersosialisasikan program dan

kegiatan secara jelas baik ke petugas daerah maupun petani sehingga kesadaran

untuk pemanfaatan kegiatan kurang, lambatnya proses pengurusan perijinan hak

guna bangungan/lahan, permasalahan yang berada di luar kewenangan. Hal ini

menyebabkan capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan secara keseluruhan menjadi tidak optimal.

B. Saran

Dalam rangka memantapkan penerapan sistem akuntabilitas kinerja Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan pada masa mendatang, perlu

adanya koordinasi dan integrasi mengenai program dan kegiatan antara pusat dan

daerah serta instansi lintas sektoral melalui pertemuan secara langsung sehingga

dapat menggali permasalahan yang mungkin menghambat pencapaian target.

Selain itu juga perlu dilakukan evaluasi hasil kinerja tahun sebelumnya dan

disampaikan secara tertulis kepada pihak yang bersangkutan dan instansi pembina

agar dapat meningkatkan efektivitas kinerja selanjutnya.

Analisis efisiensi dan efektivitas terhadap pemanfaatan anggaran belum dapat

mengakomodir seluruh kegiatan Direktorat PPHTP karena masih terdapat kegiatan

yang sulit ditentukan tolak ukurnya. Untuk itu ke depan perlu dilakukan perumusan

efektivitas dan efisiensi kegiatan yang mengacu pada perjanjian kinerja.

Keberhasilan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan TA.2017 sangat ditentukan oleh kesiapan, koordinasi dan kerjasama antara

pemerintah Pusat dan Daerah dengan melibatkan stakeholder terkait.

VIII

Page 126: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

112

Pelaksanaan yang baik dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan sangat mendukung pada pelaksanaan kegiatan teknis Lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Namun demikian, dalam pelaksanaan masih

ditemukan beberapa kelemahan seperti beberapa sarana lambat tayang di LKPP,

seringnya terjadi perubahan/pergeseran anggaran, ketidakpastian self blocking baik

di Pusat maupun di daerah, ataupun permasalahan lain yang berada diluar

kewenangan. Semua kendala/permasalahan tersebut, akan dijadikan input untuk

perbaikan kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

di tahun berikutnya.

Page 127: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

113

Page 128: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

114

Page 129: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

115

Lampiran. Realisasi Fisik dan Keuangan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Fasilitas Penerapan

Standardisasi dan Mutu Pusat Tahun 2017

Unit Rp Unit Rp Unit Kontrak (Rp)

TOTAL PUSAT + DAERAH 7,438 1,436,594,302,000 7,866 1,437,519,882,400 7,822 1,355,626,652,519 1,354,954,274,519 7,818

TOTAL SARANA (PUSAT + DAERAH) 7,402 1,435,514,302,000 7,830 1,436,439,882,400 7,818 1,355,478,022,519 1,354,835,094,519 7,818

TOTAL FASILITASI PENERAPAN STANDMUT 36 1,080,000,000 36 1,080,000,000 4 148,630,000 119,180,000 -

PUSAT 2,995 642,944,000,000 3,282 670,438,299,000 3,282 598,672,005,500 598,053,005,500 3,282

Combine Harvester Kecil 280 35,000,000,000 289 36,125,000,000 289 33,059,040,000 33,059,040,000 289

Combine Harvester Sedang 150 24,000,000,000 150 23,951,400,000 150 23,376,400,000 23,376,400,000 150

Combine Harvester Besar 1,142 513,900,000,000 1,159 520,700,000,000 1,159 458,101,315,000 458,101,315,000 1,159

Power Thresher Multiguna 423 11,844,000,000 423 9,846,171,000 423 9,845,792,500 9,845,792,500 423

Corn Combine Harvester 100 33,000,000,000 100 33,000,000,000 100 31,261,060,000 31,261,060,000 100

Corn Sheller 900 25,200,000,000 900 25,200,000,000 900 22,883,476,500 22,883,476,500 900

Power Thresher 211 4,747,500,000 211 3,596,500,000 3,596,500,000 211

Moisture Tester 28 196,000,000 28 149,380,000 149,380,000 28

Vertical Dryer Padi Kap. 10 Ton (SP3T) 11 7,172,228,000 11 7,072,300,000 7,072,300,000 11

RMU dan Packing 11 4,400,000,000 11 4,280,800,000 3,661,800,000 11

Bangunan RMU dan Vertical Dryer 8 4,000,000,000 8 3,946,022,000 3,946,022,000 8

Bangunan Pendukung SP3T 1 500,000,000 1 499,919,500 499,919,500

Instalasi l istrik 5 600,000,000 5 600,000,000 600,000,000

Nama Kegiatan/Paket Pelelangan/SeleksiTarget

Semula Menjadi SP2D Penyaluran Realisasi Kontrak

Page 130: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

116

Lampiran. Realisasi Fisik dan Keuangan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Fasilitas Penerapan

Standardisasi dan Mutu Provinsi Tahun 2017

Unit Rp Unit Rp Unit Kontrak (Rp)

DAERAH (Total) 4,443 793,650,302,000 4,584 767,051,583,400 4,540 756,954,647,019 756,901,269,019 4,536

Sarana Pascapanen 4,407 792,570,302,000 4,548 766,001,583,400 4,536 756,806,017,019 756,782,089,019 4,536

Fasil itas Penerapan Standardisasi dan 36 1,080,000,000 36 1,080,000,000 4 148,630,000 119,180,000

1 PROV. ACEH 81 22,376,100,000 81 21,980,190,000 81 21,763,032,000 21,763,032,000 81

Sarana Pascapanen 81 22,376,100,000 81 21,980,190,000 81 21,763,032,000 21,763,032,000 81

Combine Harvester Besar 58 20,619,000,000 58 20,264,040,000 58 20,263,600,000 20,263,600,000 58

RMU daerah perbatasan 2 1,200,000,000 2 1,200,000,000 2 987,320,000 987,320,000 2

Corn Sheller 15 405,000,000 15 364,050,000 15 363,550,000 363,550,000 15

Power Thresher Multiguna 6 152,100,000 6 152,100,000 6 148,562,000 148,562,000 6

2 PROV. SUMATERA UTARA 153 23,870,500,000 153 23,215,004,000 152 23,174,541,000 23,174,541,000 152

Sarana Pascapanen 152 23,840,500,000 152 23,185,004,000 152 23,174,541,000 23,174,541,000 152

Combine Harvester Sedang 9 1,341,000,000 9 1,233,000,000 9 1,227,600,000 1,227,600,000 9

Combine Harvester Besar 57 20,263,500,000 57 19,737,504,000 57 19,734,618,000 19,734,618,000 57

Corn Sheller 86 2,236,000,000 86 2,214,500,000 86 2,212,323,000 2,212,323,000 86

Power Thresher

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

3 PROV. SUMATERA BARAT 62 3,233,250,000 62 3,233,250,000 60 2,892,972,832 2,892,972,832 60

Sarana Pascapanen 60 3,173,250,000 60 3,173,250,000 60 2,892,972,832 2,892,972,832 60

Combine Harvester Kecil 13 1,602,250,000 13 1,602,250,000 13 1,447,400,000 1,447,400,000 13

Combine Harvester Besar 1 375,000,000 1 375,000,000 1 346,600,000 346,600,000 1

Corn Sheller 46 1,196,000,000 46 1,196,000,000 46 1,098,972,832 1,098,972,832 46

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 2 60,000,000 2 60,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 2 60,000,000 2 60,000,000 -

4 PROV. RIAU 49 12,467,500,000 64 12,467,500,000 64 12,422,060,000 12,422,060,000 64

Sarana Pascapanen 49 12,467,500,000 64 12,467,500,000 64 12,422,060,000 12,422,060,000 64

Combine Harvester Kecil 18 2,290,500,000 18 2,153,500,000 18 2,152,940,000 2,152,940,000 18

Combine Harvester Sedang 9 1,377,000,000 9 1,376,000,000 9 1,375,200,000 1,375,200,000 9

Combine Harvester Besar 20 7,600,000,000 20 7,380,000,000 20 7,379,000,000 7,379,000,000 20

RMU daerah perbatasan 2 1,200,000,000 2 1,200,000,000 2 1,159,420,000 1,159,420,000 2

Power Thresher 15 358,000,000 15 355,500,000 355,500,000 15

No Nama Kegiatan/Paket Pelelangan/SeleksiTarget

Semula Menjadi SP2D Penyaluran Realisasi Kontrak

Page 131: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

117

Lanjutan…….…

Unit Rp Unit Rp Unit Kontrak (Rp)

5 PROV. JAMBI 67 10,346,000,000 67 10,346,000,000 67 9,987,300,000 9,987,300,000 67

Sarana Pascapanen 67 10,346,000,000 67 10,346,000,000 67 9,987,300,000 9,987,300,000 67

Combine Harvester Sedang 18 2,628,000,000 18 2,628,000,000 18 2,532,000,000 2,532,000,000 18

Combine Harvester Besar 19 6,878,000,000 19 6,878,000,000 19 6,656,300,000 6,656,300,000 19

Corn Sheller 30 840,000,000 30 840,000,000 30 799,000,000 799,000,000 30

Combine Harvester Kecil

6 PROV. BENGKULU 56 3,494,750,000 56 3,494,750,000 56 3,431,411,000 3,431,411,000 56

Sarana Pascapanen 56 3,494,750,000 56 3,494,750,000 56 3,431,411,000 3,431,411,000 56

Combine Harvester Kecil 21 2,567,250,000 21 2,567,250,000 21 2,547,290,000 2,547,290,000 21

Corn Sheller 35 927,500,000 35 927,500,000 35 884,121,000 884,121,000 35

7 PROV. SUMATERA SELATAN 340 96,836,000,000 392 96,376,800,000 389 96,243,042,000 96,243,042,000 389

Sarana Pascapanen 337 96,746,000,000 389 96,286,800,000 389 96,243,042,000 96,243,042,000 389

Combine Harvester Sedang 10 1,450,000,000 10 1,305,000,000 10 1,305,000,000 1,305,000,000 10

Combine Harvester Besar 206 91,876,000,000 252 91,508,100,000 252 91,502,200,000 91,502,200,000 252

Corn Sheller 120 3,120,000,000 126 3,238,200,000 126 3,236,842,000 3,236,842,000 126

Packing grading 1 300,000,000 1 235,500,000 1 199,000,000 199,000,000 1

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 3 90,000,000 3 90,000,000 - -

Sertifikasi Organik 2 60,000,000 2 60,000,000

Sertifikasi Non Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

8 PROV. LAMPUNG 214 49,593,000,000 229 49,593,000,000 228 49,562,183,566 49,562,183,566 228

Sarana Pascapanen 213 49,563,000,000 228 49,563,000,000 228 49,562,183,566 49,562,183,566 228

Combine Harvester Sedang 36 5,112,000,000 36 5,005,080,000 36 5,005,065,674 5,005,065,674 36

Combine Harvester Besar 125 43,125,000,000 128 42,969,344,000 128 42,969,262,100 42,969,262,100 128

Corn sheller 52 1,326,000,000 64 1,588,576,000 64 1,587,855,792 1,587,855,792 64

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

9 PROV. BANGKA BELITUNG 24 561,600,000 24 561,600,000 24 561,595,200 561,595,200 24

Sarana Pascapanen 24 561,600,000 24 561,600,000 24 561,595,200 561,595,200 24

Power Thresher Multiguna 24 561,600,000 24 561,600,000 24 561,595,200 561,595,200 24

No Nama Kegiatan/Paket Pelelangan/SeleksiTarget

Semula Menjadi SP2D Penyaluran Realisasi Kontrak

Page 132: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

118

Lanjutan…….…

Unit Rp Unit Rp Unit Kontrak (Rp)

10 PROV. BANTEN 93 10,024,100,000 93 9,853,240,000 92 9,819,656,946 9,819,656,946 92

Sarana Pascapanen 92 9,994,100,000 92 9,823,240,000 92 9,819,656,946 9,819,656,946 92

Combine Harvester Kecil 18 1,930,500,000 18 1,930,500,000 18 1,930,500,000 1,930,500,000 18

Combine Harvester sedang 22 2,926,000,000 22 2,926,000,000 22 2,923,620,546 2,923,620,546 22

Combine Harvester besar 12 4,230,000,000 12 4,077,000,000 12 4,075,800,000 4,075,800,000 12

Corn Sheller 22 517,000,000 22 499,140,000 22 499,140,000 499,140,000 22

Power Thresher Multiguna 18 390,600,000 18 390,600,000 18 390,596,400 390,596,400 18

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

11 PROV. JAWA BARAT 298 23,283,050,000 300 24,574,177,000 290 21,102,477,000 21,102,477,000 290

Sarana Pascapanen 290 23,043,050,000 292 24,334,177,000 290 21,102,477,000 21,102,477,000 290

Combine Harvester Kecil 57 6,284,250,000 57 6,217,703,000 57 6,212,570,000 6,212,570,000 57

Combine Harvester Sedang 51 6,936,000,000 51 6,837,250,000 51 6,837,250,000 6,837,250,000 51

Combine Harvester Besar 6 2,250,000,000 6 2,032,200,000 6 2,032,200,000 2,032,200,000 6

VD padi + bangunan kap 6 ton/proses 2 1,540,000,000 2 1,540,000,000 2 1,449,160,000 1,449,160,000 2

Corn Sheller 94 2,209,000,000 94 2,079,186,000 94 2,061,524,000 2,061,524,000 94

Power Thresher Multiguna 78 1,723,800,000 78 1,661,838,000 78 1,656,838,000 1,656,838,000 78

RMU Beras Organik 1 1,800,000,000 1 1,800,000,000 1 655,135,000 655,135,000 1

Packing dan Grading 1 300,000,000 1 300,000,000 1 197,800,000 197,800,000 1

VD padi + bangunan kap 10 ton/proses 2 1,866,000,000

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 8 240,000,000 8 240,000,000 - -

Sertifikasi Organik 7 210,000,000 7 210,000,000

Sertifikasi Non Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

12 PROV. JAWA TENGAH 421 34,804,900,000 430 34,798,719,000 429 34,256,829,239 34,256,829,239 426

Sarana Pascapanen 417 34,684,900,000 426 34,678,719,000 426 34,196,829,239 34,196,829,239 426

Combine Harvester Kecil 86 9,223,500,000 86 8,240,640,000 86 8,240,640,000 8,240,640,000 86

Combine Harvester Sedang 107 14,231,000,000 107 13,865,021,000 107 13,801,962,389 13,801,962,389 107

Combine Harvester Besar 14 6,244,000,000 23 7,666,736,000 23 7,387,131,800 7,387,131,800 23

Corn Sheller 119 2,737,000,000 119 2,728,554,000 119 2,728,345,800 2,728,345,800 119

Power Thresher Multiguna 90 1,949,400,000 90 1,877,768,000 90 1,877,756,000 1,877,756,000 90

Packing dan Grading 1 300,000,000 1 300,000,000 1 160,993,250 160,993,250 1

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 4 120,000,000 4 120,000,000 3 60,000,000 60,000,000

Sertifikasi Organik 3 90,000,000 3 90,000,000 3 60,000,000 60,000,000

Sertifikasi Non Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

13 PROV. DI. YOGYAKARTA 118 5,504,600,000 118 5,274,350,000 118 5,202,296,000 5,172,846,000 117

Sarana Pascapanen 117 5,474,600,000 117 5,244,350,000 117 5,172,846,000 5,172,846,000 117

Combine Harvester Kecil 32 3,560,000,000 32 3,404,000,000 32 3,403,120,000 3,403,120,000 32

Corn Sheller 45 1,035,000,000 45 960,750,000 45 959,384,000 959,384,000 45

Power Thresher Multiguna 40 879,600,000 40 879,600,000 40 810,342,000 810,342,000 40

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 1 29,450,000 -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000 1 29,450,000

No Nama Kegiatan/Paket Pelelangan/SeleksiTarget

Semula Menjadi SP2D Penyaluran Realisasi Kontrak

Page 133: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

119

Lanjutan…….…

Unit Rp Unit Rp Unit Kontrak (Rp)

14 PROV. JAWA TIMUR 569 44,304,770,000 569 43,005,501,000 566 42,847,626,274 42,847,626,274 566

Sarana Pascapanen 566 44,214,770,000 566 42,915,501,000 566 42,788,446,274 42,788,446,274 566

Combine Harvester Kecil 118 12,891,500,000 118 12,891,500,000 118 12,891,500,000 12,891,500,000 118

Combine Harvester Sedang 123 16,605,000,000 123 16,101,990,000 123 16,099,000,000 16,099,000,000 123

Combine Harvester Besar 20 7,500,000,000 20 6,955,365,000 20 6,955,370,000 6,955,370,000 20

Corn Sheller 231 5,313,000,000 231 5,170,365,000 231 5,173,353,674 5,173,353,674 231

Power Thresher Multiguna 73 1,605,270,000 73 1,496,281,000 73 1,496,222,600 1,496,222,600 73

Packing dan Grading 1 300,000,000 1 300,000,000 1 173,000,000 173,000,000 1

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 3 90,000,000 3 90,000,000 - 59,180,000 59,180,000

Sertifikasi Organik 2 60,000,000 2 60,000,000 59,180,000 59,180,000

Sertifikasi Non Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

15 PROV. KALIMANTAN SELATAN 101 17,323,500,000 102 17,323,874,400 101 17,209,725,000 17,209,725,000 101

Sarana Pascapanen 100 17,293,500,000 101 17,293,874,400 101 17,209,725,000 17,209,725,000 101

Combine Harvester Kecil 14 1,781,500,000 14 1,264,200,000 14 1,264,200,000 1,264,200,000 14

Combine Harvester Sedang 32 4,896,000,000 32 4,881,600,000 32 4,881,600,000 4,881,600,000 32

Combine Harvester Besar 28 9,940,000,000 29 10,472,074,400 29 10,388,300,000 10,388,300,000 29

Corn Sheller 26 676,000,000 26 676,000,000 26 675,625,000 675,625,000 26

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

16 PROV. KALIMANTAN BARAT 135 16,759,200,000 135 16,403,950,000 134 15,926,883,200 15,926,883,200 134

Sarana Pascapanen 134 16,729,200,000 134 16,373,950,000 134 15,926,883,200 15,926,883,200 134

Combine Harvester Kecil 35 4,453,750,000 35 4,445,000,000 35 4,445,000,000 4,445,000,000 35

Combine Harvester Sedang 33 5,049,000,000 33 4,702,500,000 33 4,702,500,000 4,702,500,000 33

Combine Harvester Besar 8 2,844,000,000 8 2,844,000,000 8 2,844,000,000 2,844,000,000 8

RMU Daerah Perbatasan 5 3,000,000,000 5 3,000,000,000 5 2,553,383,200 2,553,383,200 5

Corn Sheller 43 1,118,000,000 43 1,118,000,000 43 1,118,000,000 1,118,000,000 43

Power Thresher Multiguna 10 264,450,000 10 264,450,000 10 264,000,000 264,000,000 10

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

17 PROV. KALIMANTAN TIMUR 93 13,975,000,000 93 13,975,000,000 93 13,824,243,015 13,824,243,015 93

Sarana Pascapanen 93 13,975,000,000 93 13,975,000,000 93 13,824,243,015 13,824,243,015 93

Combine Harvester Kecil 25 3,100,000,000 25 3,100,000,000 25 3,287,228,727 3,287,228,727 25

Combine Harvester Sedang 21 3,465,000,000 21 3,465,000,000 21 3,255,863,488 3,255,863,488 21

Combine Harvester Besar 19 6,650,000,000 19 6,650,000,000 19 6,547,150,800 6,547,150,800 19

Corn Sheller 20 520,000,000 20 520,000,000 20 518,000,000 518,000,000 20

Power Thresher Multiguna 8 240,000,000 8 240,000,000 8 216,000,000 216,000,000 8

18 PROV. KALIMANTAN TENGAH 72 9,418,250,000 72 9,418,250,000 72 9,338,034,200 9,338,034,200 72

Sarana Pascapanen 72 9,418,250,000 72 9,418,250,000 72 9,338,034,200 9,338,034,200 72

Combine Harvester Kecil 21 2,672,250,000 21 2,672,250,000 21 2,656,290,000 2,656,290,000 21

Combine Harvester Sedang 29 4,437,000,000 29 4,437,000,000 29 4,435,550,000 4,435,550,000 29

Combine Harvester Besar 5 1,850,000,000 5 1,850,000,000 5 1,788,000,000 1,788,000,000 5

Corn Sheller 17 459,000,000 17 459,000,000 17 458,194,200 458,194,200 17

No Nama Kegiatan/Paket Pelelangan/SeleksiTarget

Semula Menjadi SP2D Penyaluran Realisasi Kontrak

Page 134: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

120

Lanjutan…….…

Unit Rp Unit Rp Unit Kontrak (Rp)

19 PROV. KALIMANTAN UTARA 25 2,240,500,000 25 2,240,500,000 24 2,139,437,892 2,139,437,892 24

Sarana Pascapanen 24 2,210,500,000 24 2,210,500,000 24 2,139,437,892 2,139,437,892 24

Combine Harvester Kecil 10 1,272,500,000 10 1,272,500,000 10 1,268,500,000 1,268,500,000 10

Corn Sheller 13 338,000,000 13 338,000,000 13 338,000,000 338,000,000 13

RMU Daerah Perbatasan 1 600,000,000 1 600,000,000 1 532,937,892 532,937,892 1

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000 -

20 PROV. BALI 106 4,527,980,000 107 4,527,980,000 105 4,443,625,000 4,443,625,000 105

Sarana Pascapanen 104 4,467,980,000 105 4,467,980,000 105 4,443,625,000 4,443,625,000 105

Combine Harvester Kecil 16 1,860,000,000 16 1,842,840,000 16 1,842,840,000 1,842,840,000 16

Combine Harvester Sedang 4 568,000,000 5 692,792,000 5 668,450,000 668,450,000 5

Corn Sheller 46 1,196,000,000 46 1,117,248,000 46 1,117,235,000 1,117,235,000 46

Power Thresher Multiguna 38 843,980,000 38 815,100,000 38 815,100,000 815,100,000 38

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 2 60,000,000 2 60,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 2 60,000,000 2 60,000,000

21 PROV. NUSA TENGGARA BARAT 173 40,025,000,000 173 34,721,063,000 173 34,608,510,000 34,608,510,000 173

Sarana Pascapanen 173 40,025,000,000 173 34,721,063,000 173 34,608,510,000 34,608,510,000 173

Combine Harvester Sedang 10 1,460,000,000 10 1,460,000,000 10 1,348,350,000 1,348,350,000 10

Combine Harvester Besar 104 36,972,000,000 104 31,781,048,000 104 31,780,160,000 31,780,160,000 104

Corn Sheller 59 1,593,000,000 59 1,480,015,000 59 1,480,000,000 1,480,000,000 59

22 PROV. NUSA TENGGARA TIMUR 13 4,590,000,000 13 4,211,959,000 11 4,131,009,000 4,131,009,000 11

Sarana Pascapanen 11 4,530,000,000 11 4,151,959,000 11 4,131,009,000 4,131,009,000 11

Combine Harvester Besar 10 3,930,000,000 10 3,551,959,000 10 3,551,959,000 3,551,959,000 10

RMU Daerah Perbatasan 1 600,000,000 1 600,000,000 1 579,050,000 579,050,000 1

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 2 60,000,000 2 60,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 2 60,000,000 2 60,000,000

23 PROV. MALUKU 64 16,557,000,000 70 16,557,000,000 70 16,319,680,000 16,295,752,000 70

Sarana Pascapanen 64 16,557,000,000 70 16,557,000,000 70 16,319,680,000 16,295,752,000 70

Combine Harvester Sedang 15 2,325,000,000 15 2,325,000,000 15 2,325,000,000 2,325,000,000 15

Combine Harvester Besar 27 12,312,000,000 33 12,312,000,000 33 12,284,400,000 12,284,400,000 33

RMU Daerah Perbatasan 2 1,200,000,000 2 1,200,000,000 2 1,003,178,000 979,250,000 2

Corn Sheller 20 720,000,000 20 720,000,000 20 707,102,000 707,102,000 20

24 PROV. MALUKU UTARA 52 19,485,000,000 58 18,955,750,000 58 18,761,332,500 18,761,332,500 58

Sarana Pascapanen 52 19,485,000,000 58 18,955,750,000 58 18,761,332,500 18,761,332,500 58

Combine Harvester Sedang 15 2,325,000,000 15 2,324,250,000 15 2,324,250,000 2,324,250,000 15

Combine Harvester Besar 35 15,960,000,000 35 12,911,500,000 35 12,911,500,000 12,911,500,000 35

RMU Daerah Perbatasan 2 1,200,000,000 2 1,200,000,000 2 1,067,530,000 1,067,530,000 2

Vertical Dryer Jagung + bangunan 3 2,415,000,000 3 2,353,352,500 2,353,352,500 3

Sarana Roda 3 3 105,000,000 3 104,700,000 104,700,000 3

No Nama Kegiatan/Paket Pelelangan/SeleksiTarget

Semula Menjadi SP2D Penyaluran Realisasi Kontrak

Page 135: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

121

Lanjutan…….…

Unit Rp Unit Rp Unit Kontrak (Rp)

25 PROV. PAPUA 69 19,413,668,000 69 19,006,536,000 69 18,798,037,250 18,798,037,250 69

Sarana Pascapanen 69 19,413,668,000 69 19,006,536,000 69 18,798,037,250 18,798,037,250 69

Combine Harvester Sedang 41 7,339,000,000 41 6,943,268,000 41 6,943,260,000 6,943,260,000 41

Combine Harvester Besar 24 9,000,000,000 24 8,988,600,000 24 8,988,600,000 8,988,600,000 24

RMU Daerah Perbatasan 2 1,200,000,000 2 1,200,000,000 2 1,032,110,000 1,032,110,000 2

Vertical Dryer Padi + bangunan Kap. 10 Ton 2 1,874,668,000 2 1,874,668,000 2 1,834,067,250 1,834,067,250 2

26 PROV. PAPUA BARAT 62 17,047,000,000 62 14,881,000,000 62 14,777,000,000 14,777,000,000 62

Sarana Pascapanen 62 17,047,000,000 62 14,881,000,000 62 14,777,000,000 14,777,000,000 62

Combine Harvester Kecil 16 2,452,000,000 16 2,196,000,000 16 2,196,000,000 2,196,000,000 16

Combine Harvester Sedang 25 4,475,000,000 25 4,475,000,000 25 4,475,000,000 4,475,000,000 25

Combine Harvester Besar 20 9,520,000,000 20 7,610,000,000 20 7,580,000,000 7,580,000,000 20

RMU Daerah Perbatasan 1 600,000,000 1 600,000,000 1 526,000,000 526,000,000 1

27 PROV. SULAWESI UTARA 46 17,061,184,000 46 17,061,184,000 45 16,766,687,590 16,766,687,590 45

Sarana Pascapanen 45 17,031,184,000 45 17,031,184,000 45 16,766,687,590 16,766,687,590 45

Combine Harvester Besar 42 14,616,000,000 42 14,616,000,000 42 14,595,000,000 14,595,000,000 42

RMU Daerah Perbatasan 1 600,000,000 1 600,000,000 1 358,240,000 358,240,000 1

Vertical Dryer Jagung + bangunan Kap. 10 Ton 2 1,815,184,000 2 1,815,184,000 2 1,813,447,590 1,813,447,590 2

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

28 PROV. GORONTALO 88 17,739,000,000 96 17,739,000,000 96 17,661,776,300 17,661,776,300 96

Sarana Pascapanen 88 17,739,000,000 96 17,739,000,000 96 17,661,776,300 17,661,776,300 96

Combine Harvester Sedang 7 1,099,000,000 7 1,099,000,000 7 1,057,350,000 1,057,350,000 7

Combine Harvester Besar 41 15,580,000,000 41 14,132,000,000 41 14,102,729,500 14,102,729,500 41

Corn Sheller 40 1,060,000,000 44 1,171,200,000 44 1,164,896,800 1,164,896,800 44

Corn combine Harvester 4 1,336,800,000 4 1,336,800,000 1,336,800,000 4

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

29 PROV. SULAWESI SELATAN 483 122,312,900,000 485 111,737,456,000 483 111,437,653,300 111,437,653,300 483

Sarana Pascapanen 481 122,252,900,000 483 111,677,456,000 483 111,437,653,300 111,437,653,300 483

Combine Harvester Sedang 55 8,690,000,000 55 8,100,510,000 55 8,100,500,000 8,100,500,000 55

Combine Harvester Besar 237 101,011,000,000 237 86,030,313,000 237 86,003,308,300 86,003,308,300 237

Corn Sheller 103 2,729,500,000 103 2,702,308,000 103 2,702,290,000 2,702,290,000 103

Power Thresher Multiguna 20 523,400,000 20 491,280,000 20 491,280,000 491,280,000 20

Packing dan Grading 1 300,000,000 1 300,000,000 1 199,815,000 199,815,000 1

Corn Combine Harvester 22 8,096,000,000 22 7,478,610,000 22 7,478,610,000 7,478,610,000 22

Power Thresher 43 903,000,000 43 879,350,000 43 879,350,000 879,350,000 43

Vertical Dryer Padi Kap 30 ton + bangunan 2 5,695,085,000 2 5,582,500,000 5,582,500,000 2

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 2 60,000,000 2 60,000,000 - - -

Sertifikasi Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

Sertifikasi Non Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

No Nama Kegiatan/Paket Pelelangan/SeleksiTarget

Semula Menjadi SP2D Penyaluran Realisasi Kontrak

Page 136: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

122

Lanjutan…….…

Unit Rp Unit Rp Unit Kontrak (Rp)

30 PROV. SULAWESI TENGGARA 60 24,380,000,000 60 19,452,000,000 50 17,871,650,000 17,871,650,000 50

Sarana Pascapanen 60 24,380,000,000 60 19,452,000,000 50 17,871,650,000 17,871,650,000 50

Combine Harvester Sedang 10 1,580,000,000 10 1,580,000,000 -

Combine Harvester Besar 50 22,800,000,000 50 17,872,000,000 50 17,871,650,000 17,871,650,000 50

31 PROV. SULAWESI TENGAH 138 59,976,000,000 162 59,976,000,000 161 59,826,329,000 59,826,329,000 161

Sarana Pascapanen 137 59,946,000,000 161 59,946,000,000 161 59,826,329,000 59,826,329,000 161

Combine Harvester Sedang 10 1,560,000,000 11 1,735,162,000 11 1,717,519,000 1,717,519,000 11

Combine Harvester Besar 126 58,086,000,000 149 57,910,787,000 149 57,909,260,000 57,909,260,000 149

Packing Grading 1 300,000,000 1 300,051,000 1 199,550,000 199,550,000 1

Fasilitas Penerapan Standardisasi dan Mutu 1 30,000,000 1 30,000,000 - - -

Sertifikasi Non Organik 1 30,000,000 1 30,000,000

32 PROV. SULAWESI BARAT 116 29,489,000,000 116 29,489,000,000 116 29,285,695,715 29,285,695,715 116

Sarana Pascapanen 116 29,489,000,000 116 29,489,000,000 116 29,285,695,715 29,285,695,715 116

Combine Harvester Sedang 19 2,926,000,000 19 2,926,000,000 19 2,688,400,000 2,688,400,000 19

Combine Harvester Besar 73 25,915,000,000 73 25,915,000,000 73 25,951,505,700 25,951,505,700 73

Corn Sheller 24 648,000,000 24 648,000,000 24 645,790,015 645,790,015 24

33 KEPULAUAN RIAU 1 600,000,000 1 600,000,000 1 560,315,000 560,315,000 1

Sarana Pascapanen 1 600,000,000 1 600,000,000 1 560,315,000 560,315,000 1

RMU daerah perbatasan 1 600,000,000 1 600,000,000 1 560,315,000 560,315,000 1

No Nama Kegiatan/Paket Pelelangan/SeleksiTarget

Semula Menjadi SP2D Penyaluran Realisasi Kontrak

Page 137: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

123

Lampiran 2. Pengadaan Tahap I

1 PT. PURA BARUTAMAPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan POWER THRESHER MULTI GUNA INARI MPT 001K +

KUBOTA 6,5 HP APBN TA. 201704-JAN-17 04-MAR-17 1,042,560,000 1,042,560,000

2 CV. ADI SETIA UTAMA JAYAPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan POWER THRESHER MULTI GUNA GUNUNG BIRU TH6-

VS APBN TA. 201704-JAN-17 42798 1,385,050,000 1,385,050,000

3 MANDIRI GARLICA PRATAMA CVPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan CORN SHELLER KLOBOT/NON KLOBOT ISHOKU

CS1000GP + KUBOTA 6,5 HP APBN TA. 201704-JAN-17 04-MAR-17 1,317,164,000 1,317,164,000

4,999,000,000

9,998,000,000

9,998,000,000

5 CV. ADI SETIA UTAMA JAYAPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan CORN SHELLER KLOBOT/NON KLOBOT GUNUNG

BIRU CS-2M APBN TA. 201704-JAN-17 04-MAR-17 1,323,140,000 1,323,140,000

4,067,300,000

8,134,600,000

8,134,600,000

19,849,260,000

39,698,520,000

39,698,520,000

19,509,980,000

39,019,960,000

39,019,960,000

247,195,614,000 247,195,614,000

No Supplier Uraian Kontrak Tanggal MulaiTanggal

Berakhir Nilai Kontrak Nilai Realisasi

4 PT. CORIN MULIA GEMILANGPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Corn Combine Harvester MAXXI G-AUTOMATIC

APBN TA. 201704-JAN-17 03-MAY-17 24,995,000,000

20,336,500,000

7 PT. CORIN MULIA GEMILANGPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Combine Harvester Besar MAXXI NDR85 TURBO

MATIC APBN TA. 201704-JAN-17 03-MAY-17 99,246,300,000

6 PT TANIKAYA MULTI SARANAPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Combine Harvester Besar TANIKAYA MEGATRON HT

88 APBN TA. 201704-JAN-17 19-MAR-17

97,549,900,000

TOTAL

8 PT.SEGARA MAKMUR ABADIPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Combine Harvester Besar (Yanmar Combine

Harvester Model AW70V (70 HP)) APBN TA. 201704-JAN-17 02-JUN-17

Lampiran 3. Pengadaan TaHap II

1 PT. CORIN MULIA GEMILANGPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Corn Combine Harvester MAXXI G-AUTOMATIC24-MAY-17 06-NOV-17 6,266,060,000 6,266,060,000

2 CV. ADI SETIA UTAMA JAYAPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Corn Sheller Klobot/Non Klobot Gunung Biru CS-2M24-MAY-17 21-AUG-17 5,144,640,000 5,144,640,000

3 PT. CORIN MULIA GEMILANGPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Combine Harvester Sedang MAXXI DR1624-MAY-17 30-OKT-17 8,485,200,000 8,485,200,000

4 PT RUTANPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Combine Harvester Sedang Crown CCH-7130 Hornet24-MAY-17 06-NOV-17 14,891,200,000 14,891,200,000

5 PT. PURA BARUTAMAPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Power Thresher Multi Guna INARI MPT 001 KUBOTA 6,5 HP24-MAY-17 21-AUG-17 2,458,700,000 2,458,700,000

6 CV. ADI SETIA UTAMA JAYAPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Power Thresher Multi Guna Gunung Biru TH6-VS24-MAY-17 21-AUG-17 2,725,540,000 2,725,540,000

7 MANDIRI GARLICA PRATAMA CVPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Power Thresher Multi Guna ISHOKU MT 1000 GP KUBOTA 6,5 HP24-MAY-17 21-AUG-17 2,233,942,500 2,233,942,500

8 MANDIRI GARLICA PRATAMA CVPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Corn Sheller Klobot/Non Klobot ISHOKU CS1000GP + KUBOTA 6,5 HP24-MAY-17 21-AUG-17 4,936,676,000 4,936,676,000

9 PT. PURA BARUTAMAPengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2017 Tahap

II Corn Sheller Klobot dan Non Klobot INARI 1,5 T24-MAY-17 21-AUG-17 6,006,000,000 6,006,000,000

53,147,958,500 53,147,958,500 TOTAL

No Supplier Uraian KontrakTanggal

Mulai

Tanggal

Berakhir Nilai Kontrak Nilai Realisasi

Page 138: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

124

Lampiran 4. Pengadaan TaHap III

1 PT BINA PERTIWI

Pengadaan Sarana Pascpanen Tanaman Pangan APBN

Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester Besar

Kubota DC-60 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

17-JUL-17 30-AUG-17 20,856,500,000 20,856,500,000

2PT BAHAGIA JAYA

SEJAHTERA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Power Thresher Beje

PWT 1000 D Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

17-JUL-17 14-OCT-17 2,466,900,000 2,466,900,000

3 PT.SEGARA MAKMUR ABADI

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar Yanmar Model AW70V (70 HP) Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

17-JUL-17 30-AUG-17 8,883,600,000 8,883,600,000

4 CV. ARJUNA IRENG

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Power Thresher

Arjuna Ireng Model AI 65 Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

17-JUL-17 30-AUG-17 897,500,000 897,500,000

5CV JAVATECH AGRO

PERSADA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahap III Combine Harvester Kecil

Javatech Mico 1000 Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

17-JUL-17 06-SEP-17 5,434,200,000 5,434,200,000

6 PT RUTAN

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar ISEKI Model HC80P Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

24-JUL-17 21-SEP-17 11,733,500,000 11,733,500,000

7PT. GARDA NUSANTARA

SEJAHTERA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar LOVOL-GATRA 88 HP TYPE GCH 858 Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

24-JUL-17 21-OCT-17 12,921,000,000 12,921,000,000

8 PT. OM HWAHAHA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar Ranger G-8 Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

24-JUL-17 06-SEP-17 3,569,000,000 3,569,000,000

9 PT.SEGARA MAKMUR ABADI

Pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan APBN

Pusat Tahap III Combine Harvester Besar YANMAR

Model AW70V (70 HP) Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

07-AUG-17 20-OCT-17 13,355,000,000 13,355,000,000

10 PT.SEGARA MAKMUR ABADI

Pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan APBN

Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester Kecil

YANMAR YH150 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

07-AUG-17 02-NOV-17 6,215,000,000 6,215,000,000

11 CV. KARYA HIDUP SENTOSA

Pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan APBN

Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester Kecil

Quick QH 11 DE Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

07-AUG-17 05-OCT-17 3,846,200,000 3,846,200,000

12 PT RUTAN

Pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan APBN

Pusat Tahap III Combine Harvester Besar ISEKI Model

HC80P Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

07-AUG-17 05-OCT-17 12,105,500,000 12,105,500,000

13 PT BINA PERTIWI

Pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan APBN

Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester Besar

KUBOTA DC-60 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

07-AUG-17 05-OCT-17 19,923,500,000 19,923,500,000

14PT. SATRINDO MITRA

UTAMA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar Greenstar Model 4LZ-4.0ZD Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

24-JUL-17 06-SEP-17 2,972,500,000 2,972,500,000

15 PT LAMBANG JAYA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Kecil Lambang Jaya MH-LJ-2015, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

22-SEP-17 05-NOV-17 1,258,000,000 1,258,000,000

16PT BAHAGIA JAYA

SEJAHTERA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III CORN SHELLER BEJE -

UK 09 B, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

27-SEP-17 25-NOV-17 1,333,300,000 1,333,300,000

17PT. MITRA BALAI INDUSTRI

PERTANIAN

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III CORN SHELLER MBI

Dengan Atau Tanpa berklobot Model CS 1500, Motor

Penggerak YANMAR, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

27-SEP-17 25-NOV-17 690,856,500 690,856,500

18 PT. KENCANA FAJAR JAYA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III CORN SHELLER KFJ

Dengan dan Tanpa Kelobot ENGINE KUBOTA PJ-01S

RD65DI-1 S, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

27-SEP-17 25-NOV-17 2,131,700,000 2,131,700,000

19 CV. KARYA HIDUP SENTOSA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Kecil Quick QH 11 DE Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

19-OCT-17 17-DEC-17 3,853,800,000 3,853,800,000

No Supplier Uraian KontrakTanggal

Mulai

Tanggal

Berakhir Nilai Kontrak Nilai Realisasi

Lanjutan…….…

Page 139: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

125

20 PT.SEGARA MAKMUR ABADI

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Kecil YANMAR YH150 Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 10,225,340,000 10,225,340,000

21PT. SATRINDO MITRA

UTAMA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar GREENSTAR MODEL 4LZ-4.0ZD Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 3,076,000,000 3,076,000,000

22 CV. ADI SETIA UTAMA JAYA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar GUNUNG BIRU MCB-200 Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 10,565,800,000 10,565,800,000

23 PT. OM HWAHAHA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar RANGER G-8 Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 3,549,800,000 3,549,800,000

24PT. CORIN MULIA

GEMILANG

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar MAXXI NDR85 TURBO MATIC Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 17,527,500,000 17,527,500,000

25PT. GARDA NUSANTARA

SEJAHTERA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar LOVOL-GATRA 88 HP TYPE GCH 858 Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 20,400,715,000 20,400,715,000

26 PT RUTAN

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar ISEKI MODEL HC80P Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 24,197,200,000 24,197,200,000

27PT TEKNIK AGRO LESTARI

JAYA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar YANMAR MODEL AW70V (70 HP) Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 29,348,800,000 29,348,800,000

28 PT BINA PERTIWI

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahap III Combine Harvester

Besar KUBOTA DC-60 Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 19,494,000,000 19,494,000,000

29 PT. MITRA MAHARTA

Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

APBN Pusat Tahun 2017 Tahun III COMBINE

HARVESTER KECIL ZAAGA TYPE INOTECH BN 120 - 11

HP (ELECTRIC STARTER) Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

14-AUG-17 27-SEP-17 1,116,500,000 1,116,500,000

30PT. GARDA NUSANTARA

SEJAHTERA

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

27-SEP-17 25-DEC-17 1,781,400,000 1,781,400,000

31 PT.SEGARA MAKMUR ABADI

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017 Combine Harvester

Kecil YANMAR YH150 Ditjen Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 1,110,000,000 1,110,000,000

32PT. GARDA NUSANTARA

SEJAHTERA

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017 Vertical Dryer Padi

Kapasitas 10 Ton dan RMU Ditjen Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 2,526,700,000 2,526,700,000

33PT. GARDA NUSANTARA

SEJAHTERA

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017 Combine Harvester

Besar LOVOL-GATRA 88 HP TYPE GCH 858 Ditjen

Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 3,633,600,000 3,633,600,000

34PT TEKNIK AGRO LESTARI

JAYA

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017 Combine Harvester

Besar YANMAR MODEL AW70V (70 HP) Ditjen

Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 1,764,100,000 1,764,100,000

35 PT. PURA BARUTAMA

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017 Vertical Dryer Padi

Kapasitas 10 Ton dan RMU Ditjen Tanaman Pangan

25-OCT-17 28-DEC-17 4,855,500,000 4,855,500,000

36MANDIRI GARLICA

PRATAMA CV

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017 Power Thresher

11-DEC-17 29-DEC-17 232,100,000 232,100,000

37 PT. PURA BARUTAMA

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017 Vertical Dryer, RMU

Dan Combine Harvester Besar

11-DEC-17 29-DEC-17 1,379,500,000 1,379,500,000

38PT. GARDA NUSANTARA

SEJAHTERA

Pengadaan Fasilitasi Sarana Pascapanen untuk

Mendukung Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu

(SP3T) APBN Pusat Tahun 2017 Combine Harvester

Besar LOVOL-GATRA 88 HP TYPE GCH 88

11-DEC-17 29-DEC-17 708,000,000 708,000,000

291,940,111,500 291,940,111,500 TOTAL

No Supplier Uraian KontrakTanggal

Mulai

Tanggal

Berakhir Nilai Kontrak Nilai Realisasi

Page 140: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

126

Lampiran 5. Tunggak Bayar Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan Tahun 2017.

No Provinsi Satker Penyedia Uraian KontrakVolume

(Unit)Tunda Bayar (Rp) Perkembangan

TOTAL TUNGGAKAN 1030 93,500,260,936

1. RIAU 19,552,200,000 Sudah SP2D

RIAU 099314 PT. RUTAN Pengadaan Combine Harvester Sedang 70 7,986,400,000

RIAU 099314 PT. PURA BARUTAMA Pengadaan Power Thresher 35 530,600,000

RIAU 099314 PT. OM HWAHAHA Pengadaan Combine Harvester Kecil 110 11,035,200,000

2. BENGKULU 988,182,300 Sudah SP2D

BENGKULU 269110PT. TANIKAYA MULTI

SARANA

PENGADAAN BARANG CORN SHELLER TK PJK-

2T, PERLENGKAPAN CORN SHELLER (TERPAL

UKURAN 6X6 M, MASKER DAN KACAMATA

UNTUK OPERATOR)

10 270,606,000

BENGKULU 269110PT. TANIKAYA MULTI

SARANA

PENGADAAN BARANG POWER THRESER TYPE

TK PT 1000, PERLENGKAPAN POWER THRESER

(TERPAL UKURAN 6X6 M)

5 124,704,000

BENGKULU 269110CV. TUJUH PUTRA

MANUNGGALPENGADAAN UPH JAGUNG 2 298,760,000

BENGKULU 269110 CV. SEGGAY GROUP PENGADAAN UPH KEDELAI 2 294,112,300

3. KALSEL 21,266,205,000 Sudah SP2D

KALSEL 159107 PT RUTAN Pengadaan Combine Harvester Kecil 340 21,266,205,000

4. KALTIM 18,611,221,516 Sudah SP2D

KALTIM 169112 PT. PURA BARUTAMA Pengadaan Combine Harvester Kecil 20 2,469,371,727

KALTIM 169112 PT. PURA BARUTAMAPengadaan Combine Harvester Kecil,

Combine Harvester Sedang25 3,329,229,804

KALTIM 169112 PT. PURA BARUTAMA Pengadaan Combine Harvester Kecil 10 1,234,685,864

KALTIM 169112 PT. PURA BARUTAMAPengadaan Combine Harvester Kecil,

Combine Harvester Sedang40 5,181,258,599

KALTIM 169112 PT. PURA BARUTAMA Pengadaan Combine Harvester Kecil 3 370,405,759

KALTIM 169112 PT. PURA BARUTAMA Pengadaan Combine Harvester Kecil 15 1,852,028,795

KALTIM 169112 PT. PURA BARUTAMA Pengadaan Combine Harvester Kecil 17 2,098,965,968

KALTIM 169112 PT. OM HWAHAHA Pengadaan Combine Harvester Kecil 17 2,075,275,000

5. NTT 5,729,350,120 Sudah SP2D

NTT 249158 PT. OM HWAHAHA Pengadaan Combine Harvester Kecil 50 5,114,000,000

NTT 249158 CV. KARYA SULUNGPengadaan Sarana Pengolahan Jagung di

Kabupaten Belu TA 20162 202,885,760

NTT 249158 CV KARYA PRATAMAPengadaan Sarana Pengolahan Jagung di

Kabupaten Lembata TA 20162 205,205,000

NTT 249158 CV DERISTANPengadaan Sarana Pengolahan jagung di

Kabupaten Nagekeo TA 20162 207,259,360

6. PUSAT 27,275,205,000 Sudah SP2D

PUSAT 238251 PT YANMAR Pengadaan CHB, CHK dan PT 253 27,275,205,000

7. DI YOGYAKARTA 049059 Fasilitasi Sertifikasi Pertanian Organik 54,710,000 Sudah SP2D

8. SULTENG 189080 Fasilitasi Sertifikasi Pertanian Organik 23,187,000 Sudah SP2D

Page 141: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

127

Lampiran 6. Bantuan sarana UPH jagung dan kedelai Tahun 2016 Usaha

Pengolahan

No Propinsi Kabupaten Jenis UPH Jagung Jenis UPH Kedelai Jenis Olahan

Aceh Utara Kedelai Sari Kedelai

Aceh Timur(2) Kedelai(2) Tempe/tahu

3 Jambi Merangin Marning Sari Kedelai Marning

4 Sumsel Oku Timur Pakan ternak Pakan ternak

Muko-muko (2) Marning Marning

Lebong(2) Tahu/tempe Tahu

L.Timur Tepung, kue, beras Tepung

L. Selatan Tepung, beras Tepung,

Garut Kedelai Kerupuk, bolu kedelai Kerupuk

Cirebon Marning Marning

Klaten Emping Jagung Emping Jagung

Pemalang Emping Jagung Emping Jagung

Grobogan Kedelai susu kedelai, tahu Susu kedelai

Purworejo Kedelai Tahu/tempe Pengolah Tahu

Cilacap Marning Marning

Brebes Marning Marning

Tegal Marning Marning

Lamongan Sari Kedelai Sari Kedelai

Tulung Agung Tahu/ Tempe Tahu/ Tempe

10 Kalbar Landak Marning Marning

Minahasa Tepung susu kedele, tahu Tepung

Minahasa Jagung susu kedele, tahu

Bitung susu kedele, tahu susu kedele, tahu

Poso (2) Kedelai(2) Tahu Tahu

Kota Palu Beras Jagung Beras Jagung

Bulukumba (2) Marning Marning

Gowa Marning Marning

Kota Makassar Marning Marning

Jeneponto Tahu, Susu Kedelai Tahu

Bantaeng

Kolaka Timur Tepung Jagung Tahu, Tempe Tahu, Tempe

Muna Kedelai (2) Tahu, Tempe Tahu, Tempe

Tepung Jagung (2) Tahu, Tempe

Buton Tepung Jagung (2) Tahu, Tempe Tahu, Tempe

Klungkung Grits Jagung (2) Grits Jagung

Karangasem Grits Jagung Tempe/Tahu, sari kedeleGrits Jagung

16 NTB Kota Kedelai (1) Pengolahan Tahu Pengolahan Tahu

Belu Beras/tepung Jagung (2) Beras Jagung/

Manggarai Timur Beras/tepung Jagung (2) Beras Jagung/

Nogekeo Beras/tepung Jagung (2) Beras Jagung/

Lembata Beras/tepung Jagung (2) Beras Jagung

18 Maluku M.Tenggara Tepung Jagung Tepung Jagung

Nabire Emping Jagung Emping Jagung

Keerom Emping Jagung Emping Jagung

Merauke Emping Jagung Emping Jagung

20 Banten Serang Pakan Ternak Pakan Ternak

Gorontalo Tepung Jagung Tepung Jagung

Gorontalo Tepung Jagung Tepung Jagung

Pohuwato Tepung Jagung (pia jagung)Tahu Tepung Jagung (pia jagung)

Bone Bolango Emping Jagung Emping Jagung

Stik Jagung Stik Jagung

Mamuju Tepung Jagung Tepung Jagung

Mamuju Tengah Kerupuk Tempe Kerupuk Tempe

5 Bengkulu

6 Lampung

1 Aceh

7 Jabar

8 Jateng

9 Jatim

11 Sulut

12 Sulteng

13 Sulsel

Sultra14

15 Bali

17 NTT

19 Papua

21 Gorontalo

22 Sulbar

Page 142: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

128

Lampiran 7. Perkembangan penyusunan draft Permentan NO. WAKTU PESERTA POIN MASUKAN OUTPUT

1 9 November 2017

(FGD)

a. Kata-kata GMO diubah menjadi Produk Rekayasa Genetika (PRG)

dan Non Produk Rekayasa Genetika (Non PRG).

Draft 1

b. Pengaturan tentang label produk rekayasa genetika telah ada dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999

Tentang Label Dan Iklan Pangan Pasal 35 (1) Label untuk pangan

hasil rekayasa genetika wajib dicantumkan tulisan PANGAN

REKAYASA GENETIKA. (2) Dalam hal pangan hasil rekayasa

genetika sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan bahan

yang digunakan dalam suatu produk pangan, pada Label cukup

dicantumkan keterangan tentang pangan rekayasa genetika pada

bahan yang merupakan pangan hasil rekayasa genetika tersebut

saja. (3) Selain pencatuman tulisan sebagaimana dimaksud ayat (1),

pada Label dapat dicantumkan logo khusus pangan hasil rekayasa

genetika.

c. Ditambahkan definisi kedelai, Kedelai adalah hasil tanaman kedelai

(glycine max - Merr) berupa biji kering yang telah dilepaskan dari

kulit polong dan dibersihkan (sumber SNI:3922-1995).

d. Pengaturan dibagi menjadi pasal tersendiri untuk Kedelai Untuk

Pangan Segar Produk Rekayasa Genetik dan juga Kedelai Untuk

Pangan Segar Non Produk Rekayasa Genetik, Pelabelan, Sanksi

dan Pasal Penutup.

e. Diharapkan pengaturan dapat diperluas untuk produk pangan segar

secara keseluruhan.

f. Penajaman kriteria atau standar pengujian untuk jaminan mutu dan

pengujian PRG/Non PRG.

g. Penajaman skema sertifikasi apakah dilaksanakan oleh Lembaga

Sertifikasi atau Lembaga Pemerintah.

h. Lembaga Sertifikasi yang ada sampai dengan saat ini belum ada

yang memiliki ruang lingkup pengujian PRG/Non PRG. Lembaga

laboratorium yang sudah terakreditasi dalam menangani PRG/Non

PRG ada 2 yaitu : PT. Saraswanti Indogenetech dan BB-BIOGEN.

2 10 November 2017

'(RAPAT INTERNAL)

a. Penajaman standar untuk jaminan mutu dan pengujian PRG/Non

PRG.

b. Penjaminan mutu dan Pencantuman label PRG dan Non PRG

diharapkan menaikkan daya saing produk kedelai segar dan

melindungi konsumen dari pencampuran produk PRG dan Non PRG.

3 15 November 2017

(FGD)

a. Ruang lingkup diusulkan menjadi a. Mutu Kedelai untuk Pangan

Segar dan b. Penerapan jaminan mutu dan pencantuman label

kedelai PRG atau Non PRG Kedelai untuk Pangan Segar

Draft 3

b. Standar Kadar air, Residu pestisida, Logam berat, Benda asing

dicantumkan standarnya

c. Pengaturan kedelai dalam kemasan dan curah

d. Public Hearing dilaksanakan sebelum dikirim ke Menteri Pertanian

e. Yang dicantumkan dalam Label sesuai UU 18 Tahun 2012 tentang

Pangan memuat paling sedikit keterangan mengenai :

Nama produk; daftar bahan yang digunakan; berat bersih atau isi

bersih; nama dan alamat pihak yang memproduksi atau

mengimpor; halal bagi yang dipersyaratkan; tanggal dan kode

produksi; tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa; nomor izin edar

bagi Pangan Olahan; dan asal usul bahan Pangan tertentu.

f. Sedangkan dalam PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan

Pangan sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya: nama produk;

daftar bahan yang digunakan; berat bersih atau isi bersih; nama dan

alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke

dalam wilayah Indonesia; tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.

Perwakilan dari Direktorat Aneka Kacang dan Umbi,

Direktorat Serealia, dan Subbag Hukum dan Humas

Setditjen Tanaman Pangan

Draft 2

Perwakilan dari Direktorat Standardisasi Produk

Pangan, Deputi Pengawasan Keamanan Pangan dan

Bahan Berbahaya, Badan POM, Biro Hukum

Kementerian Pertanian, Pusat Penganekaragaman

Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan

Pangan, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan

Perizinan Pertanian, Setjen Kementerian Pertanian,

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati, Badan Karantina Pertanian, Direktorat Aneka

Kacang dan Umbi, Direktorat Serealia, Direktorat

Perbenihan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan, Bagian Umum Setditjen

Tanaman Pangan, Suharyanto, SH, MH

Perwakilan dari Direktorat Standardisasi Produk

Pangan, Deputi Pengawasan Keamanan Pangan dan

Bahan Berbahaya, Badan POM, Biro Hukum, Sekjen

Kementerian Pertanian, Pusat Penganekaragaman

Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan

Pangan Kementan, Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pertanian,

Kementan, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan

Perizinan Pertanian, Setjen Kementerian Pertanian,

Direktorat Perbenihan, Direktorat Aneka Kacang dan

Umbi, Direktorat Serealia, Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan, Suharyanto, SH, MH,

PT Sucofindo, PT Mutu Agung Lestari, PT SGS

Indonesia.

Page 143: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

129

Lampiran 8. Rencana Alokasi Dukungan Standardisasi dan Mutu Tahun 2018

SERTIFIKASI

ORGANIK

PENERAPAN

MUTU DAN

KEAMANAN

PANGAN

UJI MUTU

BERAS

UJI

JAGUNG

PAKAN

UJI

KEDELAI TOTAL

ALOKASI

STANMUTU

Unit Paket Unit Unit Unit Unit PROVINSI

DIT PPHTP 30 30 200 120 30 366 31

I. PUSAT - - 9 - -

II. PROVINSI (DEKON) 30 30 191 120 30 366 31

1 ACEH - 1 8 - 2 9 1

2 SUMUT - 1 10 10 - 21 1

3 SUMBAR 1 2 8 - - 10 1

4 RIAU - 1 5 - - 5 1

5 JAMBI - 1 5 - 2 6 1

6 SUMSEL 1 1 8 5 2 15 1

7 BENGKULU - 1 3 - - 3 1

8 LAMPUNG 1 1 6 5 - 13 1

9 DKI JAKARTA - - - - - -

10 JABAR 7 2 10 10 2 28 1

11 JATENG 2 1 10 10 2 23 1

12 DI YOGYAKARTA 1 2 5 - - 7 1

13 JATIM 3 2 10 10 2 24 1

14 KALBAR 1 1 5 10 - 17 1

15 KALTENG - 1 5 - - 6 1

16 KALSEL 1 1 5 5 - 12 1

17 KALTIM - - - - 1 -

18 SULUT - 1 5 5 2 11 1

19 SULTENG - 1 6 5 2 12 1

20 SULSEL 2 2 10 10 2 23 1

21 SULTRA 4 5 - 2 10 1

22 BALI 2 1 5 - 2 8 1

23 NTB - 1 8 10 2 19 1

24 NTT 1 1 5 8 - 15 1

25 MALUKU - 5 - - 5 1

26 PAPUA - 5 - - 5 1

27 MALUT - 5 - - 5 1

28 BANTEN 1 2 5 2 2 9 1

29 BABEL - - - - - -

30 GORONTALO - 1 5 10 2 16 1

31 KEPRI 1 3 - - 4 1

32 PAPUA BARAT - 5 - - 5 1

33 SULBAR - 1 6 5 2 12 1

34 KALTARA 1 5 - - 7 1

NO. PROVINSI

KEGIATAN STANDARDISASI DAN MUTU

Page 144: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

130

Lampiran 9. Rencana Alokasi Dukungan Pengolahan Hasil dan Pasinves Tahun 2018

UPH

JAGUNG

UPH

KEDELAI

TOTAL

UPH

ALOKASI

UPH

PENGEMBANGA

N PIP

PEMANTAUAN

STOK

PENGAWALAN

PENGEMBANGA

N POTENSI

EKSPOR

TOTAL ALOKASI

PIP

Unit Unit Unit PROVINSI Unit Unit Unit Unit PROVINSI

DIT PPHTP 33 50 83 20 225 80 2 307 25

I. PUSAT - - - - - - - -

II. PROVINSI (DEKON) 33 50 83 20 225 80 2 307 25

1 ACEH 4 3 7 1 9 3 - 12 1

2 SUMUT 2 2 4 1 14 4 - 18 1

3 SUMBAR - - - 10 2 - 12 1

4 RIAU - - - - - - -

5 JAMBI 2 4 6 1 4 2 - 6 1

6 SUMSEL 2 - 2 1 9 4 - 13 1

7 BENGKULU - - - - - - -

8 LAMPUNG - 4 4 1 11 4 - 15 1

9 DKI JAKARTA - - - - - - -

10 JABAR 2 4 6 1 18 12 - 30 1

11 JATENG 1 4 5 1 27 13 - 40 1

12 DI YOGYAKARTA - - - 4 1 - 5 1

13 JATIM 3 5 8 1 29 13 - 42 1

14 KALBAR - - - 8 2 1 11 1

15 KALTENG - - - 5 2 - 7 1

16 KALSEL 1 1 2 1 10 2 - 12 1

17 KALTIM - - - 3 - - 3 1

18 SULUT 2 - 2 1 4 1 - 5 1

19 SULTENG 1 2 3 1 6 2 - 8 1

20 SULSEL 2 7 9 1 18 5 - 23 1

21 SULTRA 1 2 3 1 5 1 - 6 1

22 BALI - - - 3 1 - 4 1

23 NTB 3 3 6 1 7 2 - 9 1

24 NTT 2 - 2 1 6 1 - 7 1

25 MALUKU - - - - - - -

26 PAPUA 4 4 8 1 - - - -

27 MALUT 1 - 1 1 - - - -

28 BANTEN - 2 2 1 5 3 - 8 1

29 BABEL - - - - - - -

30 GORONTALO - - - 4 - - 4 1

31 KEPRI - - - - - - -

32 PAPUA BARAT - 2 2 1 - - - -

33 SULBAR - - - 4 - - 4 1

34 KALTARA - 1 1 1 2 - 1 3 1

KEGIATAN PASINVES

NO. PROVINSI

KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL

Page 145: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

131

Lampiran 10. Ekspor Impor Tahun 2017 per Kode HS

1) Beras

a) Ekspor

b) Impor

c) Neraca

2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

1006101000 Beras berkulit (padi atau gabah) cocok untuk disemai. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 359 0 359

1006109000 Beras berkulit (padi atau gabah) untuk lain-lain 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 25

1006201000 Gabah dikuliti Beras Thai Hom Mali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006209000 Gabah dikuliti berupa lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 3 0 572 0 0 575

1006303000 Beras 1/2 atau digiling seluruhnya, disosoh atau

dikilapkan maupun tidak berupa beras ketan

0 0 25,000 0 25,000 0 25,000 0 22,500 0 0 25 97,525

1006304000 Beras 1/2 giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau

dikilapkan maupun tidak berupa beras Thai Hom Mali

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006309100 beras 1/2 giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau

dikilapkan maupun tidak berupa beras setengah

masak

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006309900 Beras 1/2 giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau

dikilapkan maupun tidak berupa lain-lain

11,810 21,000 13,391 1,003,958 0 305,605 25,800 10,000 2,001,977 39,764 0 0 3,433,305

1006401000 Beras pecah dari jenis yang digunakan untuk

makanan hewan

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006409000 Beras pecah lain-lain 0 0 0 0 100 0 0 61 0 0 0 0 161

1102901000 Tepung beras 9,736 13,838 24,549 10,237 16,907 18,384 16,136 20,577 28,353 20,970 38,010 17,973 235,670

1103192000 Menir dan tepung kasar dari beras 0 35 400 400 3,430 725 500 18,321 1,754 250 950 1,000 27,765

2302401000 Sekam, dedak dan residu lainnya dari beras 132,000 0 0 0 132,000 0 0 0 132,000 132,000 0 0 528,000

Total 153,546 34,873 63,340 1,014,595 177,437 324,714 67,461 48,962 2,186,584 193,556 39,319 18,998 4,323,385

Kode Hs DeskripsiJanuary February March April May June July August September October November December

EKSPOR

VOLUME (Kg)

2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

1006101000 Beras berkulit (padi atau gabah) cocok untuk disemai. 2,213,240 0 0 725,065 234 104 40,420 0 561 84 71 165,040 3,144,819

1006109000 Beras berkulit (padi atau gabah) untuk lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006201000 Gabah dikuliti Beras Thai Hom Mali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006209000 Gabah dikuliti berupa lain-lain 0 0 0 0 1,156 0 54,000 0 0 0 0 0 55,156

1006303000 Beras 1/2 atau digiling seluruhnya, disosoh atau

dikilapkan maupun tidak berupa beras ketan

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006304000 Beras 1/2 giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau

dikilapkan maupun tidak berupa beras Thai Hom Mali

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006309100 beras 1/2 giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau

dikilapkan maupun tidak berupa beras setengah

masak

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1006309900 Beras 1/2 giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau

dikilapkan maupun tidak berupa lain-lain

0 0 0 0 0 0 72,000 0 0 30 11 30 72,071

1006401000 Beras pecah dari jenis yang digunakan untuk

makanan hewan

0 0 0 0 0 0 0 8 2 0 30 0 40

1006409000 Beras pecah lain-lain 10,260,000 2,000,000 31,424,850 24,782,950 23,285,000 36,300,000 56,801,000 2,500,000 8,100,000 18,200,000 39,798,800 48,550,000 302,002,600

1102901000 Tepung beras 0 0 1,001 17,000 204,000 323,000 187,000 340,000 204,833 288,990 311,000 374,000 2,250,824

1103192000 Menir dan tepung kasar dari beras 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

2302401000 Sekam, dedak dan residu lainnya dari beras 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

Total 12,473,240 2,000,000 31,425,851 25,525,015 23,490,390 36,623,104 57,154,420 2,840,008 8,305,396 18,489,104 40,109,912 49,089,070 307,525,510

Kode Hs DeskripsiJanuary February March April May June July August September October November December

IMPOR

VOLUME (Kg)

Page 146: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

132

2) Jagung

a) Ekspor

b) Impor

c) Neraca

2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

1005100000 Jagung Bibit 50,000 - 20,533 20,000 19,357 1 21 0 9 0 40 75 110,036

1005901000 Jagung brondong 2,722 - - 3,825 2,523 - - 2,125 1,009 2,575 3,668 3,228 21,675

1005909000 Lain-lain 116,700 74,200 277,890 125,750 96,750 125,700 125,552 177,790 211,970 155,122 44,502 215,090 1,747,016

1102200000 Maizena (tepung jagung) 280 67,759 48,054 24,000 24,024 24,000 2,451 25,186 24,999 30,522 28,510 24,000 323,785

1103130000 Menir/tepung dari Jagung 2,570 - - - 3,100 - - 0 0 2,050 0 0 7,720

1104191000 Jagung digiling atau dipipihkan dari jagung - - - - - - - 7,040 0 0 0 0 7,040

1104230000 Jagung dikuliti, dikilapkan atau disosok dari jagung - - - - - - - 0 0 0 0 0 -

1108120000 Pati jagung 2,667,005 1,470,000 1,302,005 2,358,000 3,003,005 1,949,035 4,271,050 5,588,014 1,347,605 4,180,137 4,448,000 2,647,005 35,230,861

1515210000 Minyak mentah dari jagung - - - - - - - 0 0 0 0 0 -

1515291100 Fraksi padat dari minyak jagung - - - - - - - 0 0 0 0 0 -

1515291900 Minyak jagung dan fraksinya selain minyak mentah,

Fraksi dari minyak tidak dimurnikan selain fraksi

padat

- 60 - - - - - 0 0 0 0 0 60

1515299100 Minyak jagung dan fraksinya selain minyak mentah,

selain dari minyak tidak dimurnikan dari fraksi padat

- - - - - - - 0 0 0 0 0 -

1515299900 Lain-lain dari fraksi minyak tidak dimurnikan - - - - - - - 0 0 0 2 0 2

2302100000 Sekam, dedak dari jagung 264,900 125,520 564,240 621,120 638,760 663,600 774,540 825,060 1,468,740 1,179,180 995,700 546,840 8,668,200

2306901000 Bungkil dan residu padat lainnya dari jagung - 44,000 109,098 96,800 - - 44,000 93,430 75,000 268,600 75,000 75,000 880,928

Total 3,104,177 1,781,539 2,321,820 3,249,495 3,787,519 2,762,336 5,217,614 6,718,645 3,129,332 5,818,186 5,595,422 3,511,238 46,997,323

April Kode Hs Deskripsi

January February March November December EKSPOR

VOLUME (Kg) May June July August September October

2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

1005100000 Jagung Bibit 423,819 18,324 25,004 486,665 950,630 113,063 275,704 211,356 163,454 300,300 497,768 2,013 3,468,100

1005901000 Jagung brondong 270,752 455,762 293,357 349,094 422,970 470,217 544,668 658,760 502,704 1,123,718 322,430 326,455 5,740,887

1005909000 Lain-lain 8,000,000 59,715,294 58,456,638 0 55,978,564 24,807,980 58,231,474 25,000,000 63,529,000 52,794,265 79,248,126 22,525,814 508,287,155

1102200000 Maizena (tepung jagung) 154 8,790 11,342 0 9,095 40 300 6,554 250 84 2,000 2,761 41,370

1103130000 Menir/tepung dari Jagung 60,000 95,530 40,390 187,000 181,250 221,000 290,000 337,000 92,000 212,000 185,700 351,000 2,252,870

1104191000 Jagung digiling atau dipipihkan dari jagung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1104230000 Jagung dikuliti, dikilapkan atau disosok dari jagung 18,000 0 18,000 18,000 36,000 18,000 36,000 0 0 18,000 18,000 36,000 216,000

1108120000 Pati jagung 15,568,986 9,418,961 25,390,513 16,932,397 21,290,923 8,410,593 18,096,895 18,845,479 11,061,725 11,334,047 13,383,475 19,005,832 188,739,826

1515210000 Minyak mentah dari jagung 5,558 1,604 3,201 0 0 6,212 5,880 8,397 9,871 8,273 6,790 16,308 72,094

1515291100 Fraksi padat dari minyak jagung 0 0 66,000 75 0 0 25 100 0 0 60 0 66,260

1515291900 Minyak jagung dan fraksinya selain minyak mentah,

Fraksi dari minyak tidak dimurnikan selain fraksi

padat

588 0 0 0 3,860 0 4,230 4,774 7,200 3,022 0 0 23,674

1515299100 Minyak jagung dan fraksinya selain minyak mentah,

selain dari minyak tidak dimurnikan dari fraksi padat

46,000 0 30,528 0 30,720 0 45,888 0 0 0 0 0 153,136

1515299900 Lain-lain dari fraksi minyak tidak dimurnikan 256,262 167,846 130,355 143,976 154,888 220,824 298,614 367,826 400,915 304,447 122,718 167,906 2,736,577

2302100000 Sekam, dedak dari jagung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

2306901000 Bungkil dan residu padat lainnya dari jagung 242,200 1,101,457 0 240,113 812,701 0 110,000 90,000 0 110,000 0 0 2,706,471

Total 24,892,319 70,983,568 84,465,328 18,357,320 79,871,601 34,267,929 77,939,678 45,530,246 75,767,119 66,208,156 93,787,067 42,434,089 714,504,420

April Kode Hs Deskripsi

January February March November December IMPOR VOLUME

(Kg) May June July August September October

Page 147: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

133

3) Kedelai

a) Ekspor

b) Impor

c) Neraca

2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

1201100000 Kacang kedelai benih - - - - - - - 0 0 0 0 0 -

1201900000 Lain-lain 50,800 244,000 44,300 237,655 71,625 26,280 213,100 94,750 200,530 40,301 191,500 58,209 1,473,050

1208100000 Tepung halus dan kasar Dari kacang kedelai - 22,517 7,040 - 69,182 - 15,009 0 2,988 26,956 5,847 802 150,341

1507100000 Minyak mentah, dihilangkan getahnya maupun tidak - 223 42,087,094 42,029 - - - 6,000 848 0 0 0 42,136,194

1507901000 Fraksi dari minyak kacang kedelai yang tidak

dimurnikan

- - - - - - - 0 0 0 0 90 90

1507909000 lain-lain - 21,000 - - - - - 0 0 0 0 0 21,000

2103100000 Kecap 473,093 552,152 1,101,136 897,269 1,271,861 740,603 1,332,606 1,542,577 909,827 1,293,071 1,423,671 1,044,081 12,581,947

2202902000 Minuman susu kedelai 163 16,505 524 288 34,388 2,225 - 3,980 228 300 0 45 58,646

2304001000 Bungkil dan residu padat dari tepung kedelai yang

dihilangkan lemaknya, layak untuk konsumsi manusia

- - - - - - - 0 0 0 0 0 -

2304009000 Bungkil dan residu padat kedele selain dari tepung - - - - - - - 0 0 0 0 0 -

Total 524,056 856,397 43,240,094 1,177,241 1,447,056 769,108 1,560,715 1,647,307 1,114,421 1,360,628 1,621,018 1,103,227 56,421,268

Kode Hs DeskripsiJanuary February March April May June July August September October November December

EKSPOR VOLUME

(Kg)

2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

1201100000 Kacang kedelai benih 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

1201900000 Lain-lain 302,987,865 288,395,243 207,869,008 242,210,987 281,500,389 181,601,166 228,323,010 204,842,334 175,001,676 230,477,839 153,602,976 175,101,616 2,671,914,109

1208100000 Tepung halus dan kasar Dari kacang kedelai 153,940 6,000 337,880 84,000 531,753 91,000 32,211 332,537 353,484 261,794 313,970 430,846 2,929,415

1507100000 Minyak mentah, dihilangkan getahnya maupun tidak 225 6,185 19,095 5,628 6,208 11 6,470 20,480 0 380 0 380 65,062

1507901000 Fraksi dari minyak kacang kedelai yang tidak

dimurnikan

417,000 354,032 626,790 460,974 437,080 455,470 415,886 343,480 514,840 553,492 150,910 822,400 5,552,354

1507909000 lain-lain 1,204,097 1,180,903 1,502,534 1,612,170 1,559,162 918,618 1,932,065 1,599,657 1,523,951 1,883,537 1,750,403 1,491,121 18,158,218

2103100000 Kecap 1,657,227 1,329,525 1,314,431 1,321,118 853,716 1,084,720 1,223,003 1,157,208 1,724,756 1,553,264 1,379,729 1,364,864 15,963,561

2202902000 Minuman susu kedelai 1,224,007 1,236,409 1,847,616 1,730,733 1,854,077 1,657,290 1,548,376 1,905,934 1,991,295 2,577,501 3,002,151 2,389,658 22,965,047

2304001000 Bungkil dan residu padat dari tepung kedelai yang

dihilangkan lemaknya, layak untuk konsumsi manusia

493,900 295,660 724,100 401,500 550,125 396,400 719,625 473,150 845,875 429,215 273,741 518,975 6,122,266

2304009000 Bungkil dan residu padat kedele selain dari tepung 261,000,446 207,829,349 324,971,554 405,524,238 498,020,433 374,284,642 400,443,426 320,109,551 459,579,545 311,181,957 423,802,511 337,703,108 4,324,450,760

Total 569,138,707 500,633,306 539,213,008 653,351,348 785,312,943 560,489,317 634,644,072 530,784,331 641,535,422 548,918,979 584,276,391 519,822,968 7,068,120,792

Kode Hs DeskripsiJanuary February March April May June July August September October November December

IMPOR VOLUME

(Kg)

Page 148: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

134

Lampiran 11. Daftar Nama Pejabat Eselon II, III dan IV Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017

Pangkat

Gol. Ruang

Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi, MM Pembina Tk. I Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil

196304231989031002 IV/b Tanaman Pangan

Ir. Hardian, M.P. Pembina Tk. I Kasubdit Pengolahan

196106091993032001 IV/b

Ir. Suhartini, M.Si Pembina Tk. I Kasubdit Pascapanen

196001191986032001 IV/b

Ir. Resfolidia Pembina Kasubdit Pemasaran dan Investasi

196012121986032001 IV/a

Batara Siagian, SP, MAB Pembina Kepala Subdit Standardisasi dan Mutu

197504212002121001 IV/a

Lilis Suryani, SP. M.Si Penata Tk. I Kasi Sarana Pengolahan

197102232001122001 III/d pada Subdit Pengolahan

Tiurmauli Silalahi, SP, MM Penata Tk. I Kasi Penerapan Teknologi

19740227.200212.2.001 III/d pada Subdit Pengolahan

Ir. Dwi Elisya Apriana Penata Tk. I Kasi Penerapan Teknologi Pascapanen

196104241989102001 III/d pada Subdit Pascapanen

Nurihyatun Sardjono, SP, MP Penata Kasi Sarana Pascapanen

198112132006042001 III/c pada Subdit pascapanen

Ir. Mochamad Amir, M.E. Pembina Kasi Pemasaran dan Promosi

196403151992031001 IV/a pada Subdit Pemasaran dan Investasi

Oim Abdul Rahman, S.ST, S.P. Penata Tk. I Kasi Investasi

197010051993021001 III/d pada Subdit Pemasaran dan Investasi

Indah Sulistio Rini, S.TP Penata Tk. I Kasi Mutu

197007021999032001 III/d pada Subdit Standardisasi dan Mutu

Putri Kartika, SE, M.Si Penata Tk. I Kasi Standardisasi

197907272006042001 III/c pada Subdit Standardisasi dan Mutu

Ajuningtias Retna Tjepakawangi, S.E Penata Tk. I Kasubbag Tata Usaha

197205311999032001 III/d

13

14

12

No. Nama/Nip Jabatan

1

2

3

4

5

6

10

11

7

8

9

Page 149: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

135

Lampiran 12. Daftar Nominatif Pegawai Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan Tahun 2017

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

II. Golongan IV/b

1 Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi, MM Pembina Tk. I S1 Fak. Pertanian Univ. Sebelas Maret (UNS) T

196304231989031002 IV/b Jur. Ilmu Tanah Thn 1987 L

Mataram, 23 April 1963 1 - 4 - 2009 S2 ITB Jur. Bisnis dan Administrasi

Thn, 1994

S3 IPB Manajemen dan Bisnis

Jur. Manajemen Pemasaran Thn 2014

2 Ir. Suhartini, M.Si Pembina Tk. I 1. Sarjana Pertanian IPB. Sosek Thn. 83 Kasubdit Pascapanen T

196001191986032001 IV/b 2. S2. STIA YAPPANN Th.08 Jur P

Surabaya, 19 - 01 - 1960 1 - 10 - 2013 Administrasi Publik

3 Ir. Hardian, M.P. Pembina Tk. I 1. Sarjana Pertanian IPB. Sosek Thn. 83 Kasubdit Pengolahan T

196106091993032001 IV/b 2. S2. STIA YAPPANN Th.08 Jur P

Banjarmasin, 09-06-1961 1 - 4 - 2017 Administrasi Publik

II. Golongan IV/a

4 Erlina, S.P, M.Si Pembina 1. Fak. Pertanian UNAND Jur. Ilmu Tanah Petugas Teknologi T

19691006 199803 2 006 IV/a Tahun 1993 Pascapanen P

Sipirok, 6 - 10 - 1969 1 - 4 - 2015 2. S2 Univ Andalas Jur. Pembangunan

Wilayah Pedesaan Tahun 2014

5 Ir. Mochamad Amir, M.E. Pembina Universitas Indonesia Kasi Pemasaran dan T

196403151992031001 IV/a Jur. Industri S2 : 2007 Promosi pada Subdit L

Cirebon, 15-03-1969 1 - 4 - 2008

6 Ir. Resfolidia Pembina Institut Pertanian Bogor Kasubdit Pemasaran dan T

196012121986032001 IV/a Jur. Agronomi S1 Tahun 1983 Investasi P

Bukit Tinggi, 12-12-1960 1 - 10 - 2015

7 Ir. RR. Retno Pujiastuti, M.M. Pembina STIE IPWIJA Jakarta Analis Informasi Pasar T

196406281992032001 IV/a Jur. Manajemen SDM S2 Tahun 2015 Hasil Pertanian P

Yogyakarta, 28-06-1964 1 - 10 - 2015

8 Batara Siagian, SP, MAB Pembina S1 Fak. Pertanian IPB Tahun 1999 Kepala Subdit Standardisasi T

197504212002121001 IV/a Jur. Sosek Pertanian dan Mutu L

Balige, 21-04-1975 1 - 4 - 2017 S2 STIA LAN Jur. Adm. Bisnis Thn 2012

IV. Golongan III/d

9 Ir. Budi Lestari Penata Tk. I Fak. Pertanian IPB Tahun 1990 Kasi Standardisasi pada T

196710211992032001 III/d Jur. Pengolahan Hasil Pertanian Subdit Standardisasi & Mutu P

Jakarta, 21 - 10 - 1967 1 - 4 - 2004

10 Ir. Dwi Elisya Apriana Penata Tk. I Fak. Pertanian USU Tahun 1986 Kasi Penerapan Teknologi T

196104241989102001 III/d Pascapanen pada Subdit P

Medan, 24 - 04 - 1961 1 - 10 - 2004 Pascapanen\

11 Ajuningtias Retna Tjepakawangi, S.E Penata Tk. I S1 Universitas Pancasila Thn. 1996 Kasubbag Tata Usaha NT

197205311999032001 III/d P

Jakarta, 31 - 05 - 1972 1 - 4 - 2011

12 Indah Sulistio Rini, S.TP Penata Tk. I Institut Pertanian Bogor Kasi Mutu pada Subdit T

197007021999032001 III/d Jur. Teknologi Pertanian S1 Tahun 1993 Standardisasi dan Mutu P

Pemalang, 02-07-1970 1 - 4 - 2011

13 Suparni, SP Penata Tk. I 1. SMA IPS Tahun 1980 Pengadministrasi dan T

19610803 198303 2 002 III/d 2. Sarjana Pertanian SATYAGAMA Penyaji data P

Surakarta, 3 - 8 - 1961 1 - 4 - 2011 Jur. Sosek Tahun 2004

14 Ricky Nelson, SH Penata Tk. I Fak. Hukum, UNKRIS Tahun 1990 Koordinator Administrasi RT NT

19630514 199903 1 001 III/d Dan perlengkapan L

Jakarta, 14 -5 - 1963 1 - 4 - 2011

15 Lilis Suryani, SP. M.Si Penata Tk. I 1. Fak. Pertanian (UNAS) Jur Agronomi Kasi Sarana Pengolahan T

197102232001122001 III/d Tahun 1996 pada Subdit Pengolahan P

Cidaun, 23 - 02 - 1971 1 - 4 - 2014 2. Pasca Sarjana (S2) STIA YAPPANN

Jurusan Administrasi Publik Thn. 2004

16 Robinson Sinambela, S.T. Penata Tk. I Institut Teknologi Medan Analis Investasi T

197207282002121001 III/d Jur. Mesin S1 Tahun 1999 L

Medan, 28-07-1972 1 - 4 - 2015

No. Ket.

Direktur Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman

Page 150: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

136

Lanjutan…….…

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

17 Tiurmauli Silalahi, SP, MM Penata Tk. I 1. Fak Pertanian Universitas Borobudur Kasi Penerapan Teknologi T

19740227.200212.2.001 III/d Jurusan Sosek Tahun 1996 Pengolahan pada Subdit P

Pematangsiantar, 27 - 2 - 1974 1 - 4 - 2015 2. Pasca Sarjana (S2) Mercubuana Pengolahan

Jurusan SDM Tahun 2009

18 Pandu Tri Kurniawan, SP Penata Tk. I Fakultas Pertanian UNB Jur. Agronomi Penyusun Laporan T

196803092000031000 III/d Tahun 2003 L

Serang, 09 - 03 - 1968 1 - 10 - 2016

19 Oim Abdul Rahman, S.ST, S.P. Penata Tk. I 1. D3 APP Malang Tahun 2000 Kasi Investasi pada subdit T

197010051993021001 III/d 2. S1 STTP Malang Tahun 2001 Pemasaran dan Investasi L

Sumedang, 05 - 10 - 1970 1 - 10 - 2014 3. S1 Univ. Thribuana Malang Tahun 2002

V. Golongan III/c

20 Vera Ramashinta, S.P. Penata Universitas Padjajaran PMHP Muda T

197908222005012001 III/c Jur. Hama Tumbuhan / Tanaman P

Dumai, 22-08-1979 1 - 10 - 2013 S1 Tahun 2001

21 Fatriwati, SP Penata Fakultas Pertanian UNAND Tahun 1998 Petugas Teknologi T

197309242006042000 III/c Pascapanen P

Padang, 24 - 09 - 1973 1 - 4 - 2014

22 Nurihyatun Sardjono, SP, MP Penata 1. Fak. Pertanian IPB Jur. Budidaya Kasi Sarana Pascapanen T

198112132006042001 III/c Pertanian Tahun 2005 pada Subdit pascapanen P

Bogor, 13 - 12 - 1981 1 - 4 - 2014 2. Pasca Sarjana (S2) Univ. Brawijaya

Jurusan Teknologi Industri Pertanian

Tahun 2012

23Putri Kartika, SE, M.Si Penata Tk. I

Universitas Sebelas Maret Th 2016 (S2) Kasi Standardisasi padaT

197907272006042001 III/c Subdit Standardisasi dan Mutu PPalembang, 27-07-1979 1 - 4 - 2014

24 Ruth T.M.B.V. Kaluti, S.TP,M.P Penata 1. Fak. Pertanian Univ. UNSRAT Manado Petugas Teknologi T

197205022010012002 III/c Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian Pascapanen P

Sangele, 02 - 05 - 1972 1 - 4 - 2014 2. Pasca Sarjana (S2) Univ. UGM Yogya

Jurusan Ilmu & Teknologi Pangan

25 Ir. Nur Sulistiati Penata Fak. Pertanian Univ. UPN Veteran Petugas Teknologi T

196507102008122001 III/c Tahun 2006 Pascapanen P

Jakarta, 10-07-1965 1 - 4 - 2017

26 Deasy Fitriati, STP, M.Si Penata 1. Fak. Pertanian UGM Jur. Mekanisasi Penyusun rencana kegiatan T

19800807 200901 2 009 III/c Pertanian Tahun 2003 dan anggaran P

Pontianak, 7 - 8 - 1980 1 - 4 - 2017 2. S2 IPB tahun 2015 Jur. Tek. Pertanian

VI. Golongan III/b

27 Hamdani Syarif, S.TP., M.M. Penata Muda Tk. I STIE IPWIJA Analis Pengolahan Hasil T

197805042009121002 III/b Jur. Manajemen Pemasaran Pertanian L

Bandung, 04-05-1978 1 - 4 - 2014 S2 Tahun 2015

28 Restu Widianti Penata Muda Tk. I SMA Tahun 1990 Agendaris NT

19710228.199303.2.001 III/b P

Jakarta, 28 - 2 - 1971 1 - 4 - 2013

29 Tias Atika Rachmawati, S.E. Penata Muda Tk. I IPB Fak. Ekonomi Manajemen Penyusun Rencana NT

198803262009122002 III/b Tahun 2009 Kegiatan dan Anggaran P

Jakarta, 26 - 03 - 1988 1 - 4 - 2014

30 Diyah Puji Astuti, SP Penata Muda Tk. I UNSOED Jur. Agrobisnis Tahun 2004 Penyusun Laporan T

19800309 200912 2 002 III/b P

Banjarnegara, 9 - 3 - 1980 1 - 4 - 2014

31 Ririkumaladewi, SP Penata Muda Tk. I UNHAS Jur. Agronomi Tahun 2005 Penyusun Laporan T

19811008 200912 2 004 III/b P

Rappang, 8 - 10 - 1981 1 - 4 - 2014

32 Bubun Muhammad Hasbulloh, S.TP Penata Muda Tk. I IPB Jur. Teknik Pertanian Tahun 2009 Penyusun Rencana T

19850922 200912 1 002 III/b Kegiatan dan Anggaran L

Kuningan, 22 - 9 - 1985 1 - 4 - 2014

33 Dede Risanda, SP Penata Muda Tk. I Fakultas Pertanian IPB Jurusan HPT Petugas Teknologi T

19840713 200912 1 002 III/b Tahun 2008 Pascapanen L

Tebingtinggi, 13 - 07 - 1984 1 - 4 - 2014

34 Anita Retnawati, SP, M.Si Penata Muda Tk. I 1. SMA Jurusan IPA Tahun 1997 Penyusun Laporan T

19790328.200701.2.002 III/b 2. Univ. Satyagama Jurusan Agrobisnis P

Jakarta, 28 - 03 - 1979 1 - 10 - 2014 Tahun 1999

No. Ket.

Page 151: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

137

Lanjutan…….…

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P1 2 3 4 5 6 7

35 Bambang Setiyono, A.Md. Penata Muda Tk. I STMIK YAPPANN Analis Pengolahan T196810102002121001 III/b Jur. Informatika/Komputer LJakarta, 10 - 10 - 1968 1 - 04 - 2015 D3 Tahun 1993

36 Mumu Toha Muslim, S.P.,M.M. Penata Muda Tk. I STIE IPWI APHP Pertama T197701012011011005 III/b Jur. Magister Management LRancah, 01 - 01 - 1977 1 - 04 - 2015 S2 Tahun 2015

37 Vivi Jayanti M, S.P. Penata Muda Tk. I UGM Jur. Agronomi S1 Tahun 2005 Fasilitator Promosi T198202142011012012 III/b PKlaten, 14 - 02 - 1982 1 - 04 - 2015

38 Sri Rosmayanti, SE Penata Muda Tk. I S-1 Agribisnis IPB Tahun 2010 Pengadministrasi dan T

19861018 201101 2 015 III/b Penyaji Data P

Jakarta, 18 - 10 - 1986 1 - 04 - 2015

39 Maya Puspita Sari, SE Penata Muda Tk. I S-1 Agribisnis IPB Tahun 2010 Pengadministrasi dan T

19880509 201101 2 018 III/b Penyaji Data P

Jakarta, 9 - 05 - 1988 1 - 04 - 2015

40 Andika Wirawan, S.Kom Penata Muda Tk. I UIN Syarifhidayatullah Pranata Komputer Pertama T

198611202011011011 III/b Jur. Informatika / komputer Tahun 2010 L

Jakarta, 20-1-1986 1 - 10 - 2015

41 Kirtana Aska Brata, SP Penata Muda Tk. I Fak. Pertanian UPN Veteran Petugas Teknologi T

19830623 201101 1 007 III/b Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Pascapanen L

Yogyakarta, 23 - 06 - 1983 1 - 04 - 2015 Tahun 2008

42 Ermi Herawati, S.Sos Penata Muda Tk. I 1. SMA IPS Tahun 1985 Verifikator Keuangan NT

19760517.200212.2.002 III/b 2. Sarjana Ilmu Administrasi Negara Subbag TU P

Brebes, 17 - 5 - 1976 1 - 10 - 2015 STIA YAPPANN, jurusan

43 Angga Wijaya, SP Penata Muda Tk. I 1. SMA IPS Th. 1999 Pengadministrasi NT

19810511.200003.1.002 III/b 2. Sarjana Pertanian Univ.Satyagama Kepegawaian L

Jakarta, 11 - 5 - 1981 1 - 10 - 2015 Jurusan Agrobisnis Tahun 2011 Subbag TU

44 Miftakhul Jannah, SP Penata Muda Tk. I 1. SMA IPA Tahun1997 Penyusun Laporan T

19780711.200312.2.001 III/b 2. Sarjana Pertanian Universitas P

Boyolali, 11 - 07 - 1978 1 - 10 - 2015 Respati Indonesia,

Jurusan Agroteknologi Tahun 2010

45 F.X. Surwiyanto,SE Penata Muda Tk. I 1. SMA IPA Tahun 1990 Petugas SIMAK BMN NT

19710121 200812 1 001 III/b 2. S-1 Univ. Tama Jagakarsa L

Semarang, 21 - 01 - 1971 1 - 04 - 2016 Jurusan Manajemen Tahun 2005

46 Torry Haryono, S.E. Penata Muda Tk. I STIE IPWIJA Analis Pemasaran Hasil T

198106282005011000 III/b S1 Tahun 2015 Pertanian L

Jakarta, 28 - 06 - 1981 1 - 04 - 2017

47 Evie Rahayu Tugiyanto Penata Muda Tk. I SMEA Jurusan Tata Buku Pengadmnistrasi NT

19641030.199703.2.001 III/b Tahun 1984 Kepegawaian P

Magetan, 30 - 10 - 1964 1 - 04 - 2017 Subbag TU

48 Yuliadi Penata Muda Tk. I SMA Jurusan IPS Tahun 1989 Agendaris NT

19640701.199703.1.001 III/b Subbag TU L

Jakarta, 1 - 7 - 1964 1 - 04 - 2017

49 Ridwan Husin, SE Penata Muda Tk. I 1. SMA Jur. IPS Tahun 1988 Pengadministrasi Keuangan NT

19680810.200604.1.017 III/b 2. Sarjana Ekonomi Univ. Pamulang Subbag TU L

Palembang, 10 - 8 -1968 1 - 10 - 2017 Jurusan Manajemen Tahun 2012

50 Agung Prabowo, S.P. Penata Muda Tk. I 1. SMEA Tata Buku Tahun 19981 Penyusun Laporan T

19780826.200212.1.002 III/b 2. Sarjana Pertanian Univ. Satyagama L

Jakarta, 26 - 8 - 1978 1 - 10 - 2017 Jurusan Agrobisnis Tahun 2012

VI. Golongan III/a

51 Isandi, S.Kom Penata Muda S-1 Sistem Informasi Univ. Gunadarma Pranata Komputer Pertama T

19831015 201101 1 008 III/a Tahun 2010 L

Air Putih (Palembang), 15-10-1983 1 - 1 - 2011

No. Ket.

Page 152: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

138

Lanjutan…….…

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

52 Rodearni Purba, S.P Penata Muda 1. SMA Biologi Tahun 1995 Agendaris NT

19760110 200312 2 002 III/a 2. (D3 Akubank Swadaya Jurusan P

Marubun Lokkung, 10 - 01 - 1976 1 - 4 - 2014 Pertanian Tahun 1998

3. S1 Sarjana Pertanian Univ.Satyagama

53 Lina, S.P. Penata Muda 1. SMEA Tata Buku Tahun 2002 Petugas Teknologi T

19841030.200312.2.005 III/a 2. Sarjana Pertanian Univ. Satyagama Pascapanen P

Jakarta, 30 - 10 - 1984 1 - 10 - 2014 Jurusan Agrobisnis Tahun 2012

54 Ahmad Naseh Penata Muda SMEA Jur. Tata Buku Tahun 1981 Pengadministrasi NT

19600909.199903.1.001 III/a Keuangan Subbag TU L

Jakarta, 9 - 9 - 1960 1 - 4 - 2015

55 Sayuti Penata Muda MAN Tahun 1986 Caraka Subbag TU NT

19630411.199903.1.001 III/a L

Jakarta, 11 - 4 - 1963 1 - 4 - 2015

56 Rohim Penata Muda STM Tahun 1991 Pembuat Daftar Gaji NT

19720403 199903 1 001 III/a Subbag TU L

Jakarta, 3 - 04 - 1972 1 - 4 - 2015

57 Ade Kosasih Penata Muda SMEA Perdagangan Tahun 1992 Pengadministrasi dan NT

19721007.200003.1.001 III/a Penyaji Data L

Jakarta, 7 - 10 - 1972 1 - 4 - 2016

58 Opik Ahmad Ropik, S.P Penata Muda (D3) IPB Jur, Budidaya Pertanian T

19791017 200912 1 001 III/a Tahun 2001 L

Tasikmalaya, 17 Oktober 1979 1 - 10 - 2017 2. Sarjana Pertanian Universitas

Respati Indonesia, Jurusan Agroteknologi Tahun 2015

VIII. Golongan II/d

59 Riskiria Putri, A.Md Pengatur Tk I D-III Manajemen Informasi UGM Sekretaris Pimpinan NT

19861003 200912 2 008 II/d Tahun 2008 P

Muaradua Ogan Komering Ulu, 1 - 4- 2014

3 - 10 - 1986

60 Lukman Pengatur Tk I SMA IPS Tahun 1993 Penata Usaha Dokumen NT

19721221 200212 1 001 II/d Subbag TU L

Tanjung Karang, 21 - 12 - 1972 1 - 4- 2015

IX. Golongan II/c

61 Dwi Rizkyyanto Utomo, A.Md Pengatur D-III Budidaya Pertanian IPB Pengelola T

198208032015031001 II/c Tahun 2004 Teknologi Pascapanen L

Bogor, 3 - 08 - 1982 1 - 3- 2015

62 Reny Kartika Asmara, A.Md Pengatur D-III Agroindustri UGM Tahun 2013 Pengelola T

199205252015032001 II/c Teknologi Pascapanen P

Karanganyar, 25 - 05 - 1992 1 - 3- 2015

63 Catur Parah Gumantri Putri, A.Md Pengatur D-III Budidaya Pertanian UNAND Pengelola T

198808252015032005 II/c Tahun 2009 Teknologi Pascapanen P

Bengkalis, 25 - 08 - 1988 1 - 3- 2015

64 Indah Pratiwi, A.Md Pengatur D-III Agronomi Pertanian IPB Pengelola T

199211242015032001 II/c Tahun 2013 Teknologi Pascapanen P

Pematang Siantar, 24 - 11 - 1992 1 - 3- 2015

65 Rudy Pengatur SMA IPS Tahun 1999 Agendaris Subbag TU NT

19800721 200910 1 002 II/c L

Jakarta, 21 - 07 - 1980 1 - 10 - 2017

66 Iip Miftahudin Pengatur SMK Teknik Mesin Tahun 2002 SATPAM NT

19821231.200910.1.004 II/c Subbag TU L

Subang, 31 Desember 1982 1 - 10 - 2017

No.

Penyusun Laporan

Ket.

Page 153: LAPORAN TAHUNANsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · 2018. 10. 10. · serta Rapat Pembahasan Skema Sertifikasi Beras tanggal 19 September 2017di Aula Direktorat

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2017 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

139

Lanjutan…….…

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

X. Golongan II/b

67 Aman Pengatur Muda Tk. ISMA IPS Tahun 2004 Pengadministrasi NT

19820406 200812 1 002 II/b Keuangan Subbag TU L

Depok, 6 - 4 - 1982 1 - 04 - 2016

68 Warsan Pengatur Muda Tk. ISMA Tahun 2005 Pengemudi NT

197107221998031001 II/b Subbag TU L

Tambak Negara, 22-07-1971 1 - 10 - 2017

XI. Golongan II/a

69 Mahmud Pengatur Muda SD Tahun 1967 SATPAM NT

19600420.198403.1.002 II/a Subbag TU L

Jakarta, 20 - 4 - 1960 1 - 4 - 2001

Ket.No.