laporan tahunan direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laporan...

183

Upload: truongkiet

Post on 29-Jun-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 2: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 3: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 4: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 5: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 6: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 7: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 8: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 9: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 10: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 11: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok
Page 12: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan subsektor tanaman pangan merupakan salah satu strategi

dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Oleh sebab itu,

komoditas tanaman pangan memegang peranan utama dalam memenuhi

kebutuhan pangan, pakan, dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya

cenderung mengalami peningkatan seiring pertambahan jumlah penduduk dan

berkembangnya industri pangan dan pakan.

Visi dan Misi Presiden RI Tahun 2015-2019 tertuang dalam bentuk trisakti

antara lain : 1) kedaulatan politik, 2) Berdikari dalam ekonomi, 3) Kepribadian

dalam kebudayaan dan dirumuskan dalam Nawacita. Salah satu sasaran

dalam Nawacita yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing

nasional (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-

2019), arah tersebut dituangkan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan

yaitu meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, serta

meningkatkan pendapatan petani. Sedangkan sasarannya adalah

kesejahteraan masyarakat pertanian meningkat, dan kedaulat pangan serta

berkelanjutan dapat terwujud serta tercapainya pengembangan subsektor

tanaman pangan yang menjadi salah satu strategi dalam upaya memacu

pertumbuhan wilayah/kawasan.

Dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, Pemerintahan Kabinet Kerja

telah menetapkan target pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan

jagung serta pencapaian swasembada kedelai pada tahun 2017. namun

komoditas lain secara sinergi terus untuk dikembangkan dalam substitusi

pengganti beras menuju kedaulatan pangan terutama komoditas aneka umbi.

Penanganan pascapanen tanaman pangan sebagian besar masih ditangani

secara tradisional dan relatif tertinggal yang ditandai oleh penggunaan

peralatan sarana pascapanen yang sederhana dan kurang optimal.

Permasalahan yang mendasar dalam hal penanganan pascapanen tanaman

Page 13: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 2

pangan antara lain susut kuantitas dan kualitas, keamanan pangan,

terbatasnya sumberdaya manusia pertanian dan keterbatasan dalam

penerapan inovasi teknologi pascapanen, serta modal yang terbatas.

Pada tahun 2015 telah ditetapkan sasaran produksi padi sebesar 73,40 juta

ton gabah kering giling (GKG); jagung sebesar 20,31 juta ton pipilan kering;

kedelai 1,50 juta ton biji kering; kacang tanah sebesar 742,75 ribu ton biji

kering; kacang hijau sebesar 291,55 ribu ton biji kering; ubikayu sebesar 26,53

juta ton umbi basah dan ubi jalar sebesar 2,65 juta ton umbi basah.

Peningkatan sasaran produksi tanaman pangan setiap tahun, perlu didukung

dengan upaya pengamanan produksi secara mutlak.

Salah satu upaya dalam pengamanan hasil adalah melalui penanganan

pascapanen yang baik dan benar sehingga dapat menurunkan susut hasil.

Kondisi saat ini tingkat susut hasil yang terjadi di lapangan masih tinggi, angka

susut hasil padi sebesar 10,43% (berdasarkan survei susut hasil padi tahun

2012), susut hasil jagung 5,2%, susut hasil kedelai 15,5%, susut hasil kacang

tanah 15,2%, susut hasil ubikayu 12,5%, dan susut hasil ubijalar 18%. Target

penurunan susut sesuai dengan Rencana Strategis Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan maka pada tahun 2015 untuk padi sebesar 0,50%; jagung

sebesar 0,20%, kedelai sebesar 0,20%, kacang tanah 0,10%, ubikayu sebesar

0,50%, dan ubijalar sebesar 0,50%.

Pengamanan hasil dan penurunan susut hasil tanaman pangan akan dapat

terlaksana dengan baik, apabila dilakukan peningkatan terhadap pengetahuan

dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, seperti

aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok tani

(poktan)/gabungan kelompok tani (gapoktan). Di samping peningkatan kedua

faktor tersebut, juga dialokasikan kegiatan pendukung lainnya berupa fasilitasi

sarana pascapanen tanaman pangan, sehingga terbina sinkronisasi antara

kemampuan teknis dan operasionalisasi sarana pascapanen yang tersedia.

Untuk mendukung upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan padi

dan jagung serta swasembada kedelai, Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan memberikan dukungan sarana fasilitasi bantuan sarana pascapanen

Page 14: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 3

Tanaman Pangan baik dari APBN maupun APBN-P Tahun 2015 berupa

Combine Harvester Kecil, Vertical Dryer Padi, Corn Sheller, Vertical Dryer

jagung dan Power Thrseher Multiguna. Diharapkan dengan bantuan sarana

pascapanen tersebut akan membantu petani pada proses penanganan panen,

mengamankan produksi, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Kegiatan pengelolaan pascapanen tanaman pangan dalam bentuk anggaran

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Sistem pengganggaran tahun 2015

untuk kegiatan pengelolaan pascapanen tanaman pangan sudah dialokasikan

di Satuan Kerja (Satker) Provinsi, sehingga terdapat DIPA Dekonsentrasi

(Dekon) dan Tugas Pembantuan (TP) Provinsi.

Secara keseluruhan kegiatan dan anggaran penanganan pascapanen

tanaman pangan meliputi kegiatan Bimbingan Teknis Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan, Pemutakhiran Database Sarana Pascapanen

Tanaman Pangan, Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sarana Pascapanen

Tanaman Pangan.

Untuk melaksanakan kegiatan pascapanen tanaman pangan tahun 2015,

berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satuan

Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor : SP.DIPA-

018.03.1.238251/2015 tanggal 14 November 2014, Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan mendapatkan alokasi anggaran APBN sebesar

Rp.71.498.554.000,- dengan rincian a) anggaran Pusat Rp.6.548.500.000,-

b) Dekonsentrasi Rp. 6.990.500.000,- c) Tugas Pembantuan (provinsi)

Rp. 57.959.554.000,- meliputi kegiatan dukungan sarana pascapanen jagung

Rp. 52.231.554.000,- dan pembinaan/monev Rp. 5.728.000.000,-

Berdasarkan revisi ke-2 DIPA tanggal 6 Maret 2015 terdapat penambahan

anggaran untuk kegiatan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan

kedelai (alokasi dana APBN-P) sebesar Rp. 5.400.000.000, pembinaan dan

pengawalan UPSUS (Sumsel) Rp.1.600.000.000,-sehingga total anggaran

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan menjadi Rp.78.498.554.000,-

(semula Rp.71.498.554.000, naik 9,79%) yang terdiri dari anggaran Pusat

sebesar Rp.11.948.500.000,-(semula Rp. 6.548.500.000, naik 82,46 %)

Dekonsentrasi sebesar Rp.8.590.500.000,- (semula Rp.6.990.500.000,-

Page 15: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 4

naik 22,89%) dan Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp.57.959.554.000,-

(tidak mengalami perubahan) meliputi kegiatan dukungan sarana pascapanen

jagung sebesar Rp.52.231.554.000,- dan pembinaan/monev sebesar

Rp.5.728.000.000.

Dalam rangka mendukung Program Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan

Pencapaian Swasembada padi, jagung dan kedelai tahun 2017 melalui

perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya, berdasarkan Surat

Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (SPDIPA) Induk Tahun

Anggaran 2015 Nomor SP.DIPA-018.08.0/2015 tanggal 14 November 2014,

Persetujuan Revisi Kedua Nomor SP DIPA-018.08.1/2015 tanggal 6 Maret

2015, Direktorat Pascapanen Tanaman pangan mendapatkan alokasi

Anggaran APBN-P Pada DIPA Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP)

sebesar Rp. 844.675.625.000,- meliputi ; a) kegiatan Dukungan fasilitasi

bantuan sarana pascapanen sebesar Rp.832.350.000.000,- dan

pembinaan/monev sebesar Rp.12.325.625.000,-

Berdasarkan revisi sisa hasil penghematan tanggal 13 November 2015

terdapat penambahan anggaran untuk kegiatan dukungan sarana Pascapanen

Tanaman Pangan sumber dana APBN-P sebesar

Rp.83.160.802.000,- sehingga total anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan sumber APBN-P menjadi Rp.927.836.427.000,- (semula

Rp.844.675.625.000 naik 9,85%) yang terdiri dari anggaran kegiatan Dukungan

fasilitasi bantuan sarana pascapanen sebesar Rp.915.168.402.000,- (semula

Rp.832.350.000.000,-, naik 8,28%) dan pembinaan/monev sebesar

Rp 12.668.025.000, (semula Rp.12.325.625.000,- naik 2,78%)

Sebagai laporan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan selama

kurun waktu 1 (satu) tahun, maka perlu disusun laporan kegiatan dan

dirangkum sebagai laporan tahunan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan laporan tahunan adalah memaparkan hasil yang telah

dicapai dari pelaksanaan kegiatan di tahun 2015, dan sebagai evaluasi serta

acuan dalam melakukan kegiatan di tahun berikutnya.

Page 16: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 5

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Rancangan Kebijakan Pascapanen Tanaman Pangan.

Penanganan pascapanen tanaman pangan merupakan upaya yang sangat

strategis dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional karena

mempunyai peranan yang cukup besar baik secara langsung maupun tidak

langsung. Penanganan pascapanen secara langsung memiliki peranan dalam

menekan susut hasil (losses), mempertahankan mutu hasil dan meningkatkan

nilai tambah, daya saing serta pendapatan petani.

Pemerintah Indonesia pada program pembangunan pertanian telah

menetapkan komoditas prioritas utama untuk subsektor tanaman pangan yaitu

padi, jagung dan kedelai, namun komoditas lain secara sinergi terus untuk

dikembangkan dalam substitusi pengganti beras menuju kedaulatan pangan

terutama komoditas aneka umbi. Penanganan pascapanen tanaman pangan

sebagian besar masih ditangani secara tradisional dan relatif tertinggal yang

ditandai oleh penggunaan peralatan sarana pascapanen yang sederhana dan

kurang optimal. Permasalahan yang mendasar dalam hal penanganan

pascapanen tanaman pangan antara lain susut kuantitas dan kualitas,

keamanan pangan, terbatasnya sumberdaya manusia pertanian dan

keterbatasan dalam penerapan inovasi teknologi pascapanen, serta modal

yang terbatas.

Keadaan ini semakin sulit dengan munculnya tantangan yang harus dihadapi

Indonesia, khususnya dalam menghadapi diterapkannya Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) mulai akhir tahun 2015 yaitu persaingan daya saing produk

pertanian meliputi : (1) Tuntutan standarisasi produk & proses, (2) Tuntutan

kandungan pangan yang tidak berbahaya, rendah residu bahan kimia,

(3) Tuntutan integrasi pengelolaan rantai pasok (supply chain management),

dan (5) Peningkatan kualitas mutu & keamanan pangan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan di atas, maka perlu

dianalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam hal penanganan

Page 17: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 6

pascapanen tanaman pangan sehingga perlu dilaksanakan program dan

kegiatan yang berkesinambungan dan terintegrasi antar Kementerian/

Lembaga/Instansi di tingkat Pusat, serta antara Pusat dan Daerah (Provinsi

dan Kabupaten/Kota) dalam hal penanganan pascapanen tanaman pangan.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, perlu diterapkan suatu strategi

dalam hal penanganan pascapanen tanaman pangan yang diterapkan atau

diimplementasikan melalui program dan kegiatan. Implementasi tersebut

selanjutnya dijabarkan dalam bentuk Rancangan Program RKA-K/L Tahun

2015 dan mempersiapkan perencanaan anggaran untuk Rencana Kerja

(Renja) Lima Tahun yaitu 2015-2019.

Output Rancangan Kebijakan terkait dengan RKA-K/L Direktorat Pascapanen

Tahun 2015 disusun dalam dokumen RKA-K/L TA 2015 meliputi 4 (empat)

rancangan, yaitu : 1) Rencana Kerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2016, 2) Rancangan Kegiatan dan Anggaran (RKA-K/L) Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016, 3) Rencana Strategis Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 - 2019, dan 4) Penyusunan Satuan

Harga Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016.

1. Anggaran dan Kegiatan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun

2015.

Pagu alokasi anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tahun

2015 berdasarkan hasil penelaahan RKAK/L Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2015 dengan Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan tanggal 31

Desember 2014 adalah sebagai berikut:

a) Pagu anggaran definitif Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

tahun 2015 sebesar Rp.71.498.554.000,- dengan rincian kegiatan

Satker Pusat Rp. 6.548.500.000,-, Dekon Rp.6.990.500.000,- dan

Tugas Pembantuan Provinsi Rp.57.959.554.000,- meliputi kegiatan

dukungan sarana pascapanen jagung Rp.52.231.554.000,- dan

pembinaan/monev Rp.5.728.000.000,-

b) Kegiatan fasilitasi dukungan sarana pascapanen refocusing jagung

tahun 2015 senilai Rp. 52.231.554.000,- terdiri dari:

Page 18: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 7

1) Bantuan sarana pascapanen model jagung (corn sheller,

crusher, vertical dryer dan bangunan, dan corn combine

harvester) untuk mendukung kawasan GPPTT jagung sebanyak

108 unit dengan anggaran Rp.33.168.000.000,- yang

dialokasikan di 7 provinsi pada 7 kabupaten (Aceh, Sumatera

Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur);

2) Bantuan sarana pascapanen regular jagung (corn sheller, flat

bed dryer+bangunan, corn combine harvester) 133 unit dengan

anggaran Rp.19.063.554.000,- yang dialokasikan di 28 provinsi

pada 85 kabupaten.

c) Pagu anggaran definitif Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

(APBN) tahun 2015 Pusat dan Daerah, sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1 : Kegiatan dan Anggaran Pascapanen Tahun 2015 per

31 Desember 2015

Anggaran

Satuan Volume (Rp.000)

1765 Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 71,498,554,000

A. PUSAT 6,548,500,000

1 Rancangan Kebijakan Rancangan 4 329,840,000

2 Pedoman Bidang Pascapanen Pedoman 4 597,357,000

3 Bahan Informasi Bidang Pascapanen Buku 14 748,048,000

4 Laporan Kegiatan Penanganan Pascapanen Laporan 43 3,500,439,000

5 Rapat Koordinasi Pascapanen Rapat 3 542,339,000

6 Layanan Perkantoran Bulan 12 357,820,000

- Alat Pengolah Data Unit 31 182,353,000

- Peralatan Perkantoran Unit 23 91,892,000

7 Rehab kantor Paket 1 198,412,000

B. PROVINSI 64,843,054,000

1 Dekonsentrasi 6,990,500,000

- Bimtek, Monev, Database Provinsi 28 4,750,500,000

- Gerakan Pascapanen Provinsi 9 2,070,000,000

- SIPP Ubikayu Provinsi 1 170,000,000

2 Tugas Pembantuan 57,852,554,000

- Bantuan Sarana Pascapanen Unit 241 52,231,554,000

- Pengawalan, Monev, Database Kabupaten 92 5,621,000,000

C. KABUPATEN 107,000,000

- SIPP Ubikayu Kabupaten 1 107,000,000

Kegiatan dan Anggaran Pascapanen Tahun 2015

No. KegiatanOutput

Per 31 Desember 2015

Page 19: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 8

d) Kegiatan fasilitasi dukungan sarana pascapanen tanaman pangan

tahun 2015 (APBN-P) di DIPA Ditjen Prasarana Dan Sarana

Pertanian senilai Rp. 832.350.000.000,- terdiri dari:

1) Combine Harvester Kecil, 2790 unit, dengan anggaran

Rp. 362.700.000.000,-

2) Vertical Dryer Padi, Kapasitas 3,5-6 ton/proses, 170 unit,

dengan anggaran Rp. 158.950.000.000,-

3) Vertical Dryer Jagung, Kapasitas 3,5-6 ton/proses, 220 unit,

dengan anggaran Rp. 205.700.000.000,-

4) Corn Sheller, 2000 unit, dengan anggaran Rp. 60.000.000.000,-

5) Power Thresher Multiguna, 1500 unit, dengan anggaran

Rp. 45.000.000.000,-

2. Rancangan Anggaran Dan Kegiatan Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan Tahun 2016.

a) Pagu alokasi anggaran Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan tahun 2016 setelah penghematan 45 Milyar

sebesar Rp. 843.172.816.000,- meliputi kegiatan Pusat

Rp. 25.222.816.000,- Dekon Rp. 34.204.000.000,- dan Tugas

Pembantuan Provinsi sebesar Rp.783.746.000.000,- (terdiri dari

anggaran dukungan sarana pengolahan dan pemasaran hasil

tanaman pangan7600 unit dengan anggaran sebesar

Rp. 764.086.000.000,- dan anggaran pembinaan, bimtek, monev

sebesar Rp. 19.660.000.000 di 32 provinsi dan 398 kabupaten).

b) Kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan di

satker PUSAT dengan anggaran Rp. 25.222.816.000,- dengan

rincian kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan TA. 2016 terdiri dari kegiatan Perencanaan

dan pelaporan, selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Page 20: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 9

Tabel 2 : Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan di Satker Pusat Tahun 2016 (per 31

Desember 2015)

1 KEGIATAN DIREKTORAT 1,467,264,000

1765.994.056 PERENCANAAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TP 1,467,264,000

051 Menyusun Kebijakan Program dan Anggaran Direktorat Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 1,467,264,000

A Pedoman/Petunjuk Teknis Kegiatan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 122,239,000

B Renstra Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP TA.2016-2019 194,313,000

C Renja Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP TA. 2017 157,772,000

D RKAKL Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP TA.2017 131,750,000

E Rapat Koordinasi Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP 591,450,000

F Buku Saku Kegiatan Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP TA. 2016 18,975,000

G Focus Group Discussion 250,765,000

1765.994.057 PELAPORAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TP 100,300,000

051 LAPORAN BULANAN, TAHUNAN DAN LAKIP 100,300,000

F Laporan Bulanan 51,300,000

G Laporan Tahunan 34,400,000

H LAKIP 14,600,000

052 SPI DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TP 1,093,000,000

A Pedoman SPI Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 50,900,000

B Pengawalan SPI Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 642,100,000

C Rapat Evaluasi Kegiatan Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 400,000,000

NO KEGIATAN ANGGARAN (RP.000)

2) Kegiatan Subdit Pascapanen

Kegiatan Subdit Pascapanen selegkapnya disajikan pada tabel

berikut

Tebel 3 : Kegiatan Subdit Pascapanen Tahun 2016

1 KEGIATAN SUBDIT PASCAPANEN 12,331,501,000

1765.994.051 PENGAMANAN SUSUT HASIL PRODUKSI TANAMAN PANGAN 12,331,501,000

052Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan Kegiatan Penanganan Pascapanen

Tanaman Pangan1,873,361,000

A Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen TP 213,500,000

C Penguatan Pengelolaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 2016 1,238,950,000

E Pengawalan Kegiatan Dit PPHTP dan Ditjen Tanaman Pangan 420,911,000

053 Melaksanakan Penyaluran Alsintan Pascapanen 10,000,000,000

A Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 10,000,000,000

054 Melaksanakan Gerakan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 252,276,000

B Pendampingan Gerakan Pascapanen Tanaman Pangan 252,276,000

055 Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penanganan pascapanen TP 205,864,000

D Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen TP 205,864,000

NO KEGIATAN ANGGARAN

(RP.000)

Page 21: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 10

3) Kegiatan Subdit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan

Kegiatan Subdit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan

selegkapnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4 : Kegiatan Subdit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan

Tahun 2016

2 KEGIATAN SUBDIT PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN 3,228,205,000

1765.994.052 PENINGKATAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN 3,228,205,000

052Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Tanaman

Pangan 1,246,630,000

A Bimbingan Teknis 303,170,000

B Database Sarana Pascapanen dan Pengolahan Tanaman Pangan 422,600,000

C Bahan Informasi Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 127,860,000

D Gelar Teknologi Pengolahan Tanaman Pangan 393,000,000

054 Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penanganan pengolahan hasil 1,981,575,000

D Pengawalan UPSUS Peningkatan Produksi PJK 1,793,500,000

E Monitoring dan Evaluasi 188,075,000

NO KEGIATAN ANGGARAN

(RP.000)

4) Kegiatan Subdit Standardisasi dan Mutu

Kegiatan Subdit Standardisasi dan Mutu selengkapnya disajikan

pada tabel berikut :

Tabel 5 : Kegiatan Subdit Standardisasi dan Mutu Tahun 2016

4 KEGIATAN SUBDIT STANDARDISASI DAN MUTU 1,465,776,000

1765.994.053 PENGEMBANGAN STANDARDISASI DAN MUTU 1,465,776,000

052Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan Standardisasi dan mutu hasil tanaman

pangan 802,526,000

A Rapat Koordinasi Pengembangan Mutu Komiditi Strategis TP 447,731,000

B Perumusan SNI Tanaman Pangan 226,095,000

C Bahan Informasi Mutu dan Standardisasi 128,700,000

053 Melaksanakan Fasilitasi Sertifikasi 343,700,000

D Pengawalan Penerapan Mutu dan Organik 343,700,000

054 Melaksanakan Monitoring, Evaluasi dan pelaporan standarisasi dan mutu 319,550,000

E Monitoring dan Evaluasi 319,550,000

NO KEGIATAN ANGGARAN

(RP.000)

Page 22: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 11

5) Kegiatan Subdit Pemasaran dan Investasi

Kegiatan Subdit Pemasaran dan Investasi selengkapanya

disajkikan pada tabel berikut :

Tabel 6 : Kegiatan Subdit Pemasaran dan Investasi Tahun 2016

5 KEGIATAN SUBDIT PEMASARAN HASIL DAN INVESTASI 4,557,250,000

1765.994.054 PENGEMBANGAN PEMASARAN HASIL DAN INVESTASI 4,557,250,000

052Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan pengembangan pemasaran hasil dan

investasi919,300,000

E Akselerasi Ekspor Komoditi Tanaman Pangan 371,400,000

H Gelar Potensi dan Peluang Investasi Tanaman Pangan 547,900,000

053 Melaksanakan Pengembangan informasi harga 1,237,000,000

B Koordinasi Pelayanan Informasi Pasar 975,000,000

C Pengembangan Informasi Pasar 262,000,000

055 Melaksanakan promosi dan investasi tanaman pangan 2,001,660,000

A Promosi dan Investasi Tanaman Pangan 988,260,000

F Promosi Produk Tanaman Pangan (Dalam dan Luar Negeri) 1,013,400,000

056 Melaksanakan pemantauan stok hasil tanaman pangan 274,590,000

D Pemantauan stok Hasil Tanaman Pangan 274,590,000

057Melaksanakan Monitoring, evaluasi dan pelaporan pengembangan pemasaran

hasil dan investasi124,700,000

I Monitoring dan Evaluasi 124,700,000

NO KEGIATAN ANGGARAN

(RP.000)

6) Kegiatan Ketatausahaan dan Kepegawaian

Kegiatan Ketatausahaan dan Kepegawaian selengkapanya

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 7 : Kegiatan Ketatausahaan dan Kepegawaian

Tahun 2016

5 KEGIATAN KETATAUSAHAAN DAN KEPEGAWAIAN 979,520,000

1765.994.055 KETATAUSAHAAN DAN KEPEGAWAIAN 979,520,000

051 KETATAUSAHAAN DAN KEPEGAWAIAN 979,520,000

A Ketatausahaan dan Kepegawaian 244,370,000

B Keuangan dan Perlengkapan 57,200,000

C Pengadaan alat pengolah data 510,500,000

D Pengadaan Peralatan Perkantoran 167,450,000

NO KEGIATAN ANGGARAN

(RP.000)

Page 23: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 12

c) Kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan di

satker Dekonsentrasi dengan anggaran Rp. 34.204.000.000,-

selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 8 : Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan Tahun 2016 di Satker Dekonsentrasi (per 31

Desember 2015)

No KegiatanSatuan

(Rp)

Alokasi

Anggaran

(Rp)

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan 34,204,000

II DEKONSENTRASI 34,204,000

1Rapat Koordinasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan 32 Prov 80,000 2,560,000

2 Bimtek Pascapanen 32 Prov 3,605,000

Gerakan Pascapanen Tanaman Pangan 3 Prov 750,000

a. Gerakan Pascapanen Padi (Sultra) Prov 250,000

b. Gerakan Pascapanen Jagung (Sulteng) Prov 250,000

3 c. Gerakan Pascapanen Kedelai (Sulsel) Prov 250,000

4Sosialisasi Penerapan Penanganan Pascapanen Ubi

Kayu/GHP (Jawa Timur)1 Prov 130,000 130,000

Monev Pascapanen 32 Prov 30,000 960,000

5Fasilitasi Pengadaan Sarana pascapanen dan

pengolahan hasil tanaman pangan 32 Prov 625,000

6 Database Sarana Pascapanen 32 Prov 2,620,000

7 Bimtek Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 32 Prov 60,000 1,920,000

8 Monev Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 32 Prov 30,000 960,000

9 Database Sarana Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 32 Prov 20,000 640,000

10 Penerapan Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 26 Prov 80,000 2,080,000

11 Fasilitasi sertifikasi pangan organik berbasis kelompok 26 Prov 4,614,000

12 Monev dan Evaluasi Standardisasi dan Mutu 26 Prov 30,000 780,000

13 Koordinasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) 34 Prov 40,000 1,360,000

14 Pengembangan Informasi Pasar (PIP) Provinsi 34 Prov 48,000 1,632,000

15 Pengembangan Informasi Pasar (PIP) Kabupaten 276 Prov 18,000 4,968,000

17 Pemantauan Stok dan Harga 34 Prov 40,000 1,360,000

18 Promosi dan Investasi Tanaman Pangan 33 Prov 50,000 1,650,000

19 Monitoring dan Evaluasi Pemasaran dan Investasi TP 33 Prov 30,000 990,000

Volume

d) Kegiatan dukungan sarana pengolahan dan pemasaran hasil

tanaman pangan di satker Tugas Pembantuan Provinsi, dengan

anggaran sebesar Rp. 746.086.000.000,- selengkapanya disajikan

pada tabel berikut :

Page 24: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 13

Tabel 9 : Kegiatan Dukungan Sarana Pengolahan Dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan di satker Tugas Pembantuan

Provinsi Tahun 2016

NO SARANAVOLUME

(UNIT)

SATUAN

(RP.000)

ANGGARAN

(RP.000)ALOKASI

1 Combine Harvester Kecil 1954 130,000 254,020,000 25 Prov, 247 Kab

2 Combine Harvester Sedang 1500 170,000 255,000,000 23 Prov, 233 Kab

3 Combine Harvester Besar 200 485,000 97,000,000 14 Prov, 74 Kab

4 Vertical Dryer Padi 30 Ton/proses 2 2,749,000 5,498,000 1 Prov, 1 Kab

5 Vertical Dryer Padi 3,5 - 6 Ton/proses 3 794,000 2,382,000 1 Prov, 1 Kab

6 Power Thresher 950 20,000 19,000,000 25 Prov, 197 Kab

7 Fasilitasi RMU 100 374,000 37,400,000 26 Prov, 95 Kab

8 Corn Sheller 2000 28,000 56,000,000 27 Prov, 193 Kab

9 Vertical Dryer Jagung 3,5 - 6 Ton/proses 1 814,000 814,000 1 Prov, 1 Kab

10 UPH JAGUNG 60 150,000 9,000,000 20 Prov, 37 Kab

11 Power Thresher Multiguna (Wilayah Barat) 264 28,000 7,392,000 18 Prov, 85 Kab

12 Power Thresher Multiguna (Wilayah Timur) 36 30,000 1,080,000 5 Prov, 15 Kab

13 UPH KEDELAI 30 150,000 4,500,000 15 Prov, 21 Kab

14 SARANA PENGANGKUT 500 30,000 15,000,000 31 Prov, 283 Kab

TOTAL 7600 764,086,000

e) Alokasi dukungan sarana pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan di 32 provinsi pada 398 kabupaten, selengkapnya disajikan

pada tabel berikut :

Tabel 10 : Alokasi Dukungan Sarana Pengolahan Dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016

UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT

TOTAL ALOKASI 1,954 1,500 200 2 3 950 100

1 ACEH 88 79 - - - 20 4

2 SUMUT - 145 29 - - 24 4

3 SUMBAR - - - - - 30 -

4 RIAU 64 16 - - - 18 -

5 JAMBI 54 4 - - - 10 2

6 SUMSEL 25 39 16 - - 43 8

7 BENGKULU 8 - - - - 85 2

8 LAMPUNG 136 141 15 - - 10 6

9 DKI - - - - - - -

10 JABAR 151 21 - - 3 142 8

11 JATENG 338 103 - - - 126 7

12 DI YOGYAKARTA 32 - - - - 16 1

COMBINE

HARVESTER

KECIL (UNIT)

COMBINE

HARVESTER

SEDANG

(UNIT)

COMBINE

HARVESTER

BESAR (UNIT)

VERTIKAL

DRYER PADI +

BANGUNAN

KAP 30

TON/PROSES

(UNIT)

VERTIKAL

DRYER PADI +

BANGUNAN

KAP 3,5-6

TON/PROSES

(UNIT)

POWER

THRESHER

(UNIT)

FASILITASI

RMU +

BANGUNA

N (UNIT)

DUKUNGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

NO. SATKER

Page 25: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 14

UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT

13 JATIM 108 283 - - - 154 7

14 KALBAR 60 36 - - - - 2

15 KALTENG 90 - - - - 10 2

16 KALSEL 144 53 9 - - 14 3

17 KALTIM 65 48 - - - 6 2

18 SULUT 65 10 - - - 10 2

19 SULTENG 59 15 - - 12 3

20 SULSEL - 170 65 2 - - 6

21 SULTRA - 75 16 - - 10 2

22 BALI 47 - 1 - - 41 4

23 NTB 127 50 9 - - - 3

24 NTT 48 30 6 - - 21 3

25 MALUKU 52 12 - - - 27 -

26 PAPUA - 35 8 - - - 3

27 MALUT 84 15 - - - - -

28 BANTEN 66 - - - - 42 4

29 BABEL 20 - - - - 12 -

30 GORONTALO - 46 5 - - 30 5

31 KEPRI - - - - -

32 PAPUA BARAT 35 - - - - - -

33 SULBAR 30 30 6 - - - 5

34 KALTARA 17 - - - - 37 2

NO. SATKER COMBINE

HARVESTER

KECIL (UNIT)

COMBINE

HARVESTER

SEDANG

(UNIT)

COMBINE

HARVESTER

BESAR (UNIT)

VERTIKAL

DRYER PADI +

BANGUNAN

KAP 30

TON/PROSES

(UNIT)

VERTIKAL

DRYER PADI +

BANGUNAN

KAP 3,5-6

TON/PROSES

(UNIT)

POWER

THRESHER

(UNIT)

FASILITASI

RMU +

BANGUNA

N (UNIT)

DUKUNGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

UNIT UNIT UNIT UNIT

TOTAL ALOKASI 2,000 1 300 500

1 ACEH 65 - 21 15

2 SUMUT 100 - 18 23

3 SUMBAR - - - 9

4 RIAU 25 - 6 13

5 JAMBI 45 - 10 16

6 SUMSEL 85 - 12 27

7 BENGKULU 25 - 10 15

8 LAMPUNG 95 - 15 17

9 DKI - - - -

10 JABAR 105 1 23 23

11 JATENG 115 - 23 22

12 DI YOGYAKARTA 9 - - 6 13 JATIM 180 - 24 32

14 KALBAR 40 - - 13

15 KALTENG 10 - - 13

16 KALSEL 65 - 8 18

17 KALTIM 10 - - 12

18 SULUT 156 - 8 11

19 SULTENG 60 - 11 13

20 SULSEL 247 - 14 50

21 SULTRA 90 - 17 14

22 BALI 15 - 9 5

23 NTB 135 - 25 20

24 NTT 107 - 8 18

25 MALUKU 20 - - 16

26 PAPUA - - 11 16

27 MALUT 20 - - 10

28 BANTEN 6 - 10 10

29 BABEL - - - 2

30 GORONTALO 130 - 5 12

31 KEPRI - -

32 PAPUA BARAT - - 6 14

33 SULBAR 40 - - 15

34 KALTARA - - 6 -

CORN SHELLER

(UNIT)

DUKUNGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

VERTIKAL DRYER JAGUNG +

BANGUNAN KAP 3,5-6

TON/PROSES (UNIT)

POWER THRESHER

MULTIGUNA (UNIT)

NO. SATKER SARANA PENGANGKUT HASIL

PERTANIAN (UNIT)

Page 26: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 15

B. Pedoman Bidang Pascapanen

1. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pascapanen Tanaman Pangan.

Pedoman pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen tanaman

pangan merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2015 bagi Dinas

Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga kegiatan menjadi lebih

terarah.

Pedoman pelaksanaan bersifat umum, sehingga dalam aplikasinya harus

dijabarkan kedalam pedoman teknis dan dijabarkan di tingkat Provinsi dan

Kabupaten. Diperlukan koordinasi yang baik antara Dinas Pertanian

Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan program dan kegiatan

penanganan pascapanen tanaman pangan. Keberhasilan program dan

kegiatan Tahun 2015, sangat tergantung kepada komitmen semua pihak

(stakeholder) yang terkait baik tingkat Pusat dan Daerah.

Melalui pedoman pelaksanaan Kegiatan Pascapanen Tanaman Pangan

diharapkan program dan kegiatan dari APBN Tahun Anggaran 2015 dapat

terlaksana dengan baik sehingga menyelamatkan hasil dan menurunkan

susut hasil tanaman pangan.

Tujuan Pedoman Pelaksanaan penanganan pascapanen tanaman

pangan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat

berjalan secara efektif, efisien, akuntabel dan transparan, serta sesuai

dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Sasaran Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan antara lain :

a. Meningkatnya pemahaman atau persamaan persepsi petugas di

Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Program dan

Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat lebih terarah dan sesuai

anggaran yang tersedia.

Page 27: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 16

b. Meningkatnya koordinasi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan

Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan antara pihak pelaksana

di tingkat Pusat dan Daerah.

c. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan

dan anggaran pascapanen tanaman pangan sehingga

mempermudah dalam pengendalian, monitoring dan evaluasi sesuai

sasaran yang sudah ditetapkan.

d. Memberikan penjelasan mengenai mekanisme pelaksanaan kegiatan

pascapanen tanaman pangan dan kewajiban yang harus dipenuhi

oleh berbagai pihak yang terlibat termasuk Dinas Pertanian Provinsi,

Kabupaten/ Kota, dan poktan/gapoktan.

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman

Pangan Tahun 2015, dilengkapi dengan tabel dan lampiran penting

sebagai referensi lokasi yang lebih rinci terkait program dan kegiatan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

2. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan.

a. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Kegiatan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) SPI Kegiatan Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan dirancang untuk memberikan pembekalan yang

memadai bagi pimpinan dan pegawai lingkup Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan agar dapat melaksanakan pembinaan atas

penyelenggaran SPI dan meningkatkan efektifitas pengawasan dan

pengendalian di lingkungan masing-masing instansi.

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) SPI Kegiatan Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan bertujuan:

1) Mewujudkan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

Page 28: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 17

keuangan dan kegiatan, pengamanan aset negara dan taat

terhadap peraturan perundang-undangan

2) Sebagai petunjuk pelaksanaan bagi Tim SPI dalam melakukan

penilaian penerapan sistem pengendalian intern di lingkup

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

3) Mengantisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang

dihadapi sehingga dapat dicari solusi pemecahannya.

Sasaran penyusunan Juklak SPI Kegiatan Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan adalah terlaksananya kegiatan penanganan

pascapanen tanaman pangan yang efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel.

Ruang lingkup pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang

dijabarkan ke dalam masing-masing Kegiatan Utama di lingkungan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, meliputi unsur-unsur

berikut :

1) Lingkungan pengendalian

Pimpinan dan seluruh pegawai Direktorat Pascapanen harus

mampu menciptakan dan memelihara lingkungan dalam

keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan

mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang

sehat.

2) Penilaian risiko

Pengendalian intern harus mampu memberikan penilaian atas

risiko yang dihadapi unit organisasi, baik dari luar maupun dari

dalam.

3) Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan

pimpinan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam

pencapaian tujuan organisasi.

Page 29: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 18

4) Informasi dan komunikasi

Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan

Instansi Pemerintah dan pihak lain sesuai ketentuan. Informasi

disajikan dalam bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu

sehingga memungkinkan pimpinan secara berjenjang

melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

5) Pemantauan pengendalian intern

Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja baik secara

kualitatif dan kuantitatif dari waktu ke waktu serta memastikan

bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera

ditindaklanjuti.

Kegiatan Utama Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan yang

menjadi fokus dari kegiatan pemantauan, pengendalian dan evaluasi

sebagai berikut :

1) Kegiatan Ketatausahaan meliputi : a) Monitoring Kehadiran

Pegawai; b) Mengurus Kartu Taspen, BPJS, Karpeg dan

Karsu/Karis/ KORPRI; c) Penyusunan Rencana Kebutuhan dan

Pengembangan Pegawai ; d) Menyiapkan Bahan dan

Memproses Daftar Penilaian Kinerja Pegawai ; e) Menyusun

Daftar Urut Kepangkatan (DUK) ; f) Menyajikan Data SIMPEG;

g) Menyiapkan Bahan Penyusunan SKP, ANJAB dan ABK; h)

Usulan Pencairan Anggaran Perjalanan

2) Kegiatan Teknis meliputi : a) Perencanaan Kegiatan Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan ; b) Penyusunan Rencana

Strategi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan ;

c) Penyusunan Pedoman Pelaksanaan/Pedoman Teknis ;

d) Pembinaan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ;

e) Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Tanaman

Pangan ; f) Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen

Tanaman Pangan ; g) Penyusunan Bahan Informasi Bidang

Pascapanen (Buku, Leaflet, Booklet) ; h) Pengukuran Susut

Page 30: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 19

Hasil Pascapanen Tanaman Pangan ; i) Gerakan Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan ; j) Sosialisasi Penerapan

Pascapanen Ubikayu (GHP) ; k) Pertemuan/Rapat Koordinasi/

Focus Group Discussion (FGD) Kegiatan Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan ; l) Visualisasi Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan ; m) Updating Database Sarana

Pascapanen Tanaman Pangan ; n) Laporan Bulanan, Laporan

Tahunan dan Bahan Rapim ; o) Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP).

Pengendalian kegiatan melalui SPI diharapkan dapat :

1) Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan secara

berkala.

2) Meningkatkan akuntabilitas kinerja kegiatan penanganan

pascapanen tanaman pangan.

3) Mengantisipasi sedini mungkin permasalahan dan kendala yang

dihadapi pada setiap tahapan kegiatan pengelolaan anggaran

penanganan pascapanen tanaman pangan,

4) Mencegah terjadinya kerugian negara.

b. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Bantuan

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN Tahun 2015.

Untuk mendukung pembangunan subsektor tanaman pangan,

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

mengalokasikan kegiatan pengelolaan pascapanen tanaman pangan

dalam bentuk anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

Secara keseluruhan kegiatan dan anggaran pengelolaan

pascapanen tanaman pangan dialokasikan di 32 Provinsi dan 207

Kabupaten/Kota, berupa Bimbingan Teknis Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan, Penyusunan Updating Database

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan, Rapat Koordinasi

Page 31: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 20

Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, dan Evaluasi Sarana

Pascapanen Tanaman Pangan TA. 2011 – 2014.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan perlu melakukan pengendalian atas pelaksanaan

Program/Kegiatan Pascapanen Tanaman pangan khususnya

Bantuan sarana pascapanen secara komprehensif baik pusat

maupun daerah melalui pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern

(SPI).

Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat mengidentifikasi

terjadinya penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan sehingga dapat

melakukan tindakan koreksi atau perbaikan bagi pimpinan dalam

mencapai tujuan organisasi.

Periode Pengendalian Kegiatan/Pengelolaan Bantuan Sarana

Pascapanen APBN Tahun 2015 Dilakukan per triwulan selama tahun

anggaran yaitu :

1) Triwulan I : Bulan Januari – Maret 2015

2) Triwulan II : Bulan April – Juni 2015

3) Triwulan III : Bulan Juli – September 2015

4) Triwulan IV : Bulan Oktober – Desember 2015

c. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Bantuan

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN-P Tahun 2015.

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 memberikan

dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

dari dana APBN-P TA 2015 dalam bentuk sarana pascapanen

tanaman pangan berupa sarana Combine Harvester Kecil, Vertical

Dryer Padi, Corn Sheller, Vertical Dryer Jagung dan Power Thresher

Multiguna.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan perlu melakukan pengendalian atas pelaksanaan

Program/Kegiatan Pascapanen Tanaman pangan khususnya

Page 32: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 21

bantuan sarana pascapanen secara komprehensif baik pusat

maupun daerah melalui pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern

(SPI).

Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat mengidentifikasi

terjadinya penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan sehingga dapat

melakukan tindakan koreksi atau perbaikan bagi pimpinan dalam

mencapai tujuan organisasi.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses yang

integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus

menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan

keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui

kegiatan yang efektif dan efisien, transparan, kehandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan.

Periode pengendalian kegiatan APBN-P Tahun 2015 dilakukan per

triwulan selama tahun anggaran yaitu :

1) Triwulan II : Bulan April – Juni 2015

2) Triwulan III : Bulan Juli – September 2015

3) Triwulan IV : Bulan Oktober – Desember 2015

Pelaksanaan pengendalian kegiatan bantuan sarana pascapanen

dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat pusat, provinsi dan

kabupaten.

1. Tingkat Pusat :

a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana

pascapanen di tingkat Provinsi.

b) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten

sampai ke tingkat poktan/gapoktan penerima bantuan

sarana pascapanen.

Page 33: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 22

2. Tingkat Provinsi

a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana

pascapanen di tingkat Provinsi.

b) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten

sampai ke tingkat poktan/gapoktan.

3. Tingkat Kabupaten

a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana

pascapanen di tingkat Kabupaten.

b) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten

sampai ke tingkat poktan/gapoktan.

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) SPI Bantuan Sarana Pascapanen

Tanaman Pangan APBN dan APBN-P Tahun 2015 bertujuan untuk:

1) Mewujudkan pelaksanaan pengendalian kegiatan bantuan sarana

pascapanen yang efektif dan efisien, laporan keuangan handal,

pengamanan aset negara dan taat terhadap peraturan perundang-

undangan;

2) Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana

dan mengantisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang

dihadapi sehingga dapat dicari solusi pemecahannya;

3) Memberikan panduan bagi unit kerja/Satker lingkup Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan dalam pelaksanaan SPI kegiatan

bantuan sarana pascapanen tanaman pangan dana APBN-P.

Sasaran penyusunan Juklak SPI ini adalah :

1) Tercapainya tujuan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana

pascapanen tanaman pangan secara efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel;

2) Terciptanya peningkatan akuntabilitas kinerja Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan, provinsi dan kabupaten;

Page 34: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 23

3) Tercapainya peningkatan manajemen pengelolaan bantuan sarana

pascapanen di pusat, provinsi dan kabupaten.

Dalam implementasinya, SPI harus dilaksanakan secara komprehensif

dan penuh tanggung jawab sesuai ketentuan dengan melibatkan semua

pihak terkait. Untuk itu diperlukan dukungan dan komitmen yang kuat

dalam hal kebijakan dan pembinaan dalam pelaksanaannya.

C. Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan.

Bantuan sarana pascapanen tanaman pangan yang dilaksanakan pada Tahun

Anggaran 2015 merupakan upaya Pemerintah dalam memberdayakan

poktan/gapoktan, melalui pengelolaan dana Belanja Bantuan Sosial dalam

bentuk barang, sehingga prosedur pengadaan dan penyaluran barang sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

1) APBN

Besarnya nilai bantuan sarana pascapanen tanaman pangan untuk

masing-masing komoditas telah ditentukan dalam DIPA APBN Tahun

2015 dan dialokasikan pada DIPA Tugas Pembantuan Provinsi di masing-

masing Satker Dinas Pertanian Provinsi. Bantuan sarana pascapanen

tanaman pangan pada tahun 2015 difokuskan khusus untuk sarana

pascapanen jagung , dengan jumlah bantuan sarana pasapanen jagung

sebanyak 212 unit senilai Rp.52.231.554.000,- yang dibagi menjadi dua

yaitu bantuan sarana pascapanen jagung untuk kawasan dan untuk

regular.

Jumlah bantuan sarana pascapanen tanaman pangan APBN Tahun 2015

sebagai berikut :

a. Sarana pascapanen jagung (kawasan):

1) Corn sheller (alat pemipil jagung) per unit senilai

Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta rupiah) sebanyak 42 unit

dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten.

Page 35: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 24

2) Vertical dryer jagung + bangunan senilai total Rp. 958.000.000,-

(sembilan ratus lima puluh delapan juta rupiah) sebanyak 29

unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. Dengan rincian

Vertical Dryer seharga Rp. 685.000.000,- (enam ratus delapan

puluh lima juta rupiah), dengan implement tambahan Crusher

seharga Rp. 23.000.000,- (dua puluh tiga juta rupiah), dan

bangunan seharga Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta

rupiah) termasuk biaya perencanaan dan pengawasan.

3) Corn Combine Harvester (mesin pemanen jagung) per unit

senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sebanyak 8

unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten.

b. Sarana pascapanen jagung (reguler):

a) Corn Sheller (pemipil jagung) per unit senilai Rp. 33.000.000,-

(tiga puluh tiga juta rupiah) sebanyak 90 unit dialokasikan di

28 Provinsi, 80 Kabupaten.

b) Flat Bed Dryer + bangunan senilai total Rp. 359.000.000,- (tiga

ratus lima puluh sembilan juta rupiah) sebanyak 35 unit

dialokasikan di 21 Provinsi, 35 Kabupaten. Flat Bed Dryer

senilai Rp. 210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah)

sedangkan bangunan senilai Rp 149.000.000,- (seratus empat

puluh sembilan juta rupiah) termasuk biaya perencanaan dan

pengawasan.

c) Corn Combine Harvester (mesin pemanen jagung) per unit

senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sebanyak 7

unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten.

d) Power Thresher Multiguna (mesin perontok serbaguna) senilai

Rp. 28.554.000,- (dua puluh delapan juta lima ratus lima puluh

empat ribu rupiah) sebanyak 1 unit dialokasikan di 1 Provinsi, 1

Kabupaten.

Page 36: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 25

Pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan tersebut harus

sesuai dengan dengan spesifikasi teknis minimal yang terdapat pada

Pedoman Teknis Pengelolaan Bantuan Sarana Pascapanen

Tanaman Pangan Tahun 2015. Khusus pengadaan sarana

pengering (dryer) sebelum didistribusikan terlebih dahulu disiapkan

bangunan/rehab bangunan dryer sesuai dengan anggaran yang

tersedia, poktan/gapoktan terpilih harus menyiapkan bangunan

secara swadaya untuk penempatan sarana pengering tersebut.

Seluruh bantuan peralatan dan mesin wajib dilakukan uji

operasional, setelah bantuan diserahterimakan kepada

poktan/gapoktan terpilih.

2) APBN-P

Kegiatan dukungan sarana pascapanen tanaman pangan APBN-P tahun

2015, berada di DIPA PSP dan dikelola oleh satker PSP. Berdasarkan

DIPA PSP, pagu anggaran Tugas Pembantuan Provinsi untuk kegiatan

bantuan sarana pascapanen tanaman sebesar Rp. 844.675.625.000,-

yang terdiri dari anggaran pengadaan sarana pascapanen tanaman

pangan sebesar Rp. 832.350.000000,- dan anggaran pembinaan sebesar

Rp. 12.325.625.000,-

Berdasarkan revisi sisa hasil penghematan tanggal 13 November 2015

terdapat penambahan anggaran untuk kegiatan dukungan sarana

Pascapanen Tanaman Pangan sumber dana APBN-P sebesar

Rp.83.160.802.000,- sehingga total anggaran Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan sumber APBN-P menjadi Rp.927.836.427.000,-

(semula Rp.844.675.625.000 naik 9,85%) yang terdiri dari anggaran

kegiatan Dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen sebesar

Rp.915.168.402.000,- (semula Rp.832.350.000.000,- naik 8,28%) dan

pembinaan/monev sebesar Rp 12.668.025.000, (semula

Rp.12.325.625.000,- naik 2,78%)

Page 37: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 26

Sesuai penambahan Pagu Anggaran, maka terdapat perubahan jumlah

bantuan sarana pascapanen tanaman pangan APBN-P Tahun 2015

semula 6.680 menjadi 7.499, dengan rincian sebagai berikut :

a. Combine Harvester Kecil senilai Rp. 130.000.000,- (seratus tiga

puluh juta rupiah) semula 2.790 unit menjadi 3.060 unit.

b. Vertical Dryer Padi senilai Rp. 935.000.000,- (sembilan ratus tiga

puluh lima juta rupiah) semula 170 unit berkurang menjadi 166 unit

dengan rincian: paket sarana dryer senilai Rp. 685.000.000,- (enam

ratus delapan puluh lima juta rupiah) dan bangunan/rehab bangunan

dryer senilai Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)

termasuk biaya perencanaan dan pengawasan.

c. Corn Sheller senilai Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) semula

2.000 unit menjadi 2.088 unit.

d. Vertical Dryer Jagung senilai Rp.935.000.000,- (sembilan ratus tiga

puluh lima juta rupiah) semula 220 unit berkurang menjadi 207 unit

dengan rincian : paket sarana dryer senilai Rp.685.000.000,- (enam

ratus delapan puluh lima juta rupiah) dan bangunan/rehab bangunan

dryer senilai Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)

termasuk biaya perencanaan dan pengawasan;

e. Power Thresher Multiguna senilai Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta

rupiah) semula 1.500 unit menjadi 1.836 unit;

f. Penambahan alokasi Combine Harvester Besar sebanyak 125 unit.

g. Penambahan alokasi Flat Bed Dryer Padi sebanyak 6 unit.

h. Penambahan alokasi Corn Combine Harvester sebanyak 11 unit.

3) Kriteria Calon Penerima Bantuan Sosial

Kriteria calon penerima bantuan social berupa barang disusun sebagai

dasar untuk melakukan seleksi calon penerima bantuan agar sesuai

dengan kriteria dan persyaratan yang ditentukan. Kriteria calon penerima

bantuan mencakup kriteria calon petani, kriteria calon lokasi dan kriteria

teknis.

Page 38: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 27

a) Kriteria Calon Penerima (poktan/gapoktan)

(1) Penerima bantuan sarana pascapanen jagung diarahkan untuk

mendukung program swasembada;

(2) Penerima bantuan sarana pascapanen jagung adalah

kelompok (poktan/gapoktan) yang telah dikukuhkan

lembaga/instansi yang berwenang dan memenuhi persyaratan

administrasi kelompok dan harus ada titik kordinat lokasi

kelompok;

(3) Bersedia, mampu dan mengoptimalkan bantuan sesuai

dengan Pedoman Teknis Pengelolaan Bantuan Sarana

Pascapanen Tanaman Pangan;

(4) Bertanggung jawab dalam memanfaatkan dan merawat

bantuan sarana pascapanen tanaman pangan yang

diterimanya dengan baik;

(5) Harus dapat memanfaatkan bantuan sarana pascapanen bagi

seluruh anggota kelompok dan dapat dikembangkan untuk

membantu poktan/gapoktan disekitarnya;

(6) Dapat mengelola bantuan sarana pascapanen tersebut secara

profesional sehingga memberikan keuntungan bagi

poktan/gapoktan;

(7) Memiliki komitmen menyediakan biaya operasional kegiatan

usaha sarana pascapanen tersebut;

(8) Kelompok penerima dalam memanfaatkan bantuan harus

berintegrasi dengan unit pengelola alsintan/ UPJA dalam atau

di luar kelompok;

(9) Sarana pascapanen jagung harus dimanfaatkan untuk seluruh

anggota kelompok dan dapat dimobilisasi ke kelompok di

sekitarnya atau di wilayah lain;

Page 39: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 28

(10) Bantuan sarana diletakkan dalam kawasan yang terkonsolidasi

dalam unit prosesing yang melayani pascapanen di sentra

produksi jagung dan dapat tersebar secara proporsional pada

kawasan dengan luasan tertentu dalam suatu kendali

pengelolaan unit usaha gapoktan;

(11) Dapat bermitra dengan swasta untuk menjalin keberlanjutan

sarana pascapanen jagung;

(12) Ketentuan tentang kemitraan dengan swasta harus dituangkan

dalam dokumen tertulis yang memuat hak dan kewajiban para

pihak, yang diketahui Kepala Dinas Pertanian setempat selaku

penanggungjawab program pertanian;

(13) Belum pernah menerima bantuan sarana pascapanen yang

sejenis dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Instansi

Lain;

(14) Khusus penerima bantuan sarana pengering (dryer) harus

mampu menyediakan lahan untuk menempatkan dryer

tersebut yang dikukuhkan dengan surat pernyataan hibah atau

hak guna pakai;

(15) Kelompok penerima harus membuat analisa rencana

pemanfaatan sarana;

(16) Kelompok penerima harus membuat laporan pemanfaatan dan

analisa usaha dan bersedia menyampaikan laporan secara

berkala dan berjenjang kepada Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota/Provinsi dan Pusat (Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan cq. Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan).

(17) Bersedia untuk dipindahkan ke lokasi lain jika poktan/gapoktan

tidak mampu memanfaatkan bantuan sarana pascapanen yang

diterima (tidak operasional lagi).

Page 40: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 29

b) Kriteria Calon Lokasi Penerima Barang

(1) Poktan/gapoktan penerima bantuan berada di lokasi sentra

produksi jagung;

(2) Penerima bantuan sarana pascapanen berada di lokasi

peningkatan produktivitas;

(3) Poktan/gapoktan penerima bantuan berada dalam wilayah

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai kriteria yang telah

ditetapkan, aktif dan mempunyai komitmen serta mau

bekerjasama baik dengan lingkungan maupun dengan

Pemerintah dalam mendukung pembangunan pertanian

khususnya tanaman pangan;

(4) Calon lokasi poktan/gapoktan layak dan/atau berpotensi

ditumbuhkembangkan usaha pertanian.

4) Kriteria Calon Lokasi Penerima barang di Kawasan Pengembangan

Jagung

a) Berada dalam satu kawasan yaitu areal yang berdekatan (tidak

harus dalam satu hamparan dan diupayakan berada dalam satu

wilayah adminstrasi tetapi boleh lintas wilayah) seperti kriteria yang

telah ditetapkan oleh DIrektorat Budidaya Serealia dengan

mempertimbangkan aspek ekonomi yang meliputi distribusi dan

logistik sarana pascapanen;

b) Daerah yang berpotensi untuk pengembangan, yaitu yang

provitasnya masih rendah (<5 ton/ha) dan petaninya berpengalaman

menanam jagung;

c) Satu kawasan dibagi dalam satuan/unit @ 25 hektar dan satu

kawasan terdiri dari 20 unit dan jika luas wilayah kerja bukan

kelipatan 25 hektar maka 1 unit bisa gabungan dari 2 atau lebih

kelompok tani tetangga (yang berdekatan);

d) Diharapkan dibentuk gabungan kelompok tani atau unit usaha

organisasi yang memayungi seluruh kelompok tani.

Page 41: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 30

Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan Pascapanen APBN dan

APBN-P Tahun 2015.

a. APBN

Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan Pascapanen

APBN tahun 2015 meliputi realisasi fisik 205 unit (96,70% dari target 212

unit) dan realisasi keuangan sebesar Rp. 40.421.053.265,- (77,39% dari

Pagu Rp.52.231.554.000,-), rincian realisasi APBN selengkapnya

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 11 : Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan

Pascapanen APBN Tahun 2015

Ket : Posisi s/d 31 Desember 2015

b. APBN-P

Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan Pascapanen

APBN-P tahun 2015 meliputi realisasi fisik 7.356 unit (98,09 % dari target

7.499 unit) dan realisasi keuangan sebesar Rp. 798.494.198.941,-

(87,25% dari Pagu Rp.915.168.402.000,-), rincian realisasi APBN-P

selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Realisasi Realisasi

(Rp) (unit) unit Rp

1 Corn Sheller 4,356,000,000 132 3,311,402,005 76.02 132 100.00 3,311,402,005 76.02 100.00 1,044,597,995 23.98 - -

2 Flat Bed Dryer 12,565,000,000 35 11,368,612,660 90.48 33 94.29 11,368,612,660 90.48 100.00 478,387,340 3.81 718,000,000 5.71

3 Corn Combine Harvester 7,500,000,000 15 5,061,805,000 67.49 14 93.33 5,061,805,000 67.49 100.00 1,938,195,000 25.84 500,000,000 6.67

4 Vertical Dryer Jagung 27,782,000,000 29 23,868,535,000 85.91 25 86.21 20,654,065,000 74.34 86.53 3,913,465,000 14.09 3,214,470,000 11.57

5Power Thresher

Multiguna 28,554,000 1 25,168,600 88.14 1 100.00 25,168,600 88.14 100.00 3,385,400 11.86 - -

52,231,554,000 212 43,635,523,265 83.54 205 96.70 40,421,053,265 77.39 92.63 7,378,030,735 14.13 4,432,470,000 8.49

% thd

kontrak% Rp %

SISA MATI/TIDAK

TERSERAPBASTB SP2D

NILAI KONTRAK

Rp

Realisasi s/d 31 Desember 2015PENGHEMATAN/ EFISIENSI

%

Total

%

APBN

NO Pagu

% thd

paguRp

Jenis Sarana Target

Page 42: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 31

Tabel 12 : Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan

Pascapanen APBN-P Tahun 2015

Realisasi Realisasi

(Rp) (unit) unit Rp

1 Combine Harvester Kecil*) 396,048,222,000 3,060 345,821,132,634 87.32 3,060 100.00 345,821,132,634 87.32 100.00 50,227,089,366 12.68 - -

2Vertical Dryer Padi (kap 3,5-6 ton)

+Bangunan/Rehab154,788,701,000 166 129,572,289,570 83.71 165 99.40 129,572,289,570 83.71 100.00 24,401,411,430 15.76 815,000,000 0.53

3 Corn Sheller 61,841,023,000 2,088 50,392,031,768 81.49 2,088 100.00 50,392,031,768 81.49 100.00 11,448,991,232 18.51 -

4Vertical Dryer Jagung (kap 3,5-6 ton)

+Bangunan/Rehab190,920,339,000 207 164,972,883,079 86.41 205 99.03 163,442,909,522 85.61 99.07 24,077,455,921 12.61 3,399,973,557 1.78

5 Power Thresher Multiguna 53,245,087,000 1836 38,963,462,015 73.18 1646 89.65 38,963,462,015 73.18 100.00 8,945,487,985 16.80 5,336,137,000 10.02

6 Combine Harvester Besar 50,277,980,000 125 47,149,820,000 93.78 125 100.00 47,149,820,000 93.78 100.00 3,128,160,000 6.22 -

7 Flat Bed Dryer 4,239,900,000 6 4,146,040,000 97.79 6 100.00 4,146,040,000 97.79 100.00 93,860,000 2.21 -

8 Corn Combine Harvester 3,807,150,000 11 3,746,750,000 98.41 11 100.00 3,746,750,000 98.41 100.00 60,400,000 1.59

915,168,402,000 7,499 784,764,409,066 85.75 7,306 97.43 783,234,435,509 85.58 99.81 122,382,855,934 13.37 9,551,110,557 1.04

Combine Harvester Kecil lampung 690,400,000 6 690,400,000

Combine Harvester Besar Lampung 8,619,500,000 25 8,619,500,000 - -

Combine Harvester Besar Sulteng 5,949,863,432 19 5,949,863,432

915,168,402,000 7,499 800,024,172,498 87.4182 7,356 98.09 798,494,198,941 87.25 99.81 115,144,229,502 12.58 9,551,110,557 1.04

REVISI DIPA APBN-P

Total

Revisi anggaran penghematan

Total Realisasi setelah revisi

% thd

pagu

% thd

kontrakRp % Rp %Rp % %

Realisasi s/d tgl 31 DesemberPENGHEMATAN/ EFISIENSI

SISA MATI/TIDAK

TERSERAPBASTB SP2DNO Jenis Sarana

Pagu Setelah Revisi

DIPA 13 Nov 2015

Target

Revisi

NILAI KONTRAK

Ket : Posisi s/d 31 Desember 2015

Realisasi fisik dan keuangan dukungan sarana pascapanen sumber APBN

dan APBN-P per jenis alat per Provinsi, selengkapnya disajikan pada Tabel

Lampiran 1-12.

Realisasi penyerapan anggaran Dukungan sarana Pascpanen APBN dan

APBN-P tidak mencapai target (100%) karena beberapa kegiatan tidak

dilaksanakan, selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Page 43: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 32

Tabel 13 : Kegiatan Sarana Pascapanen APBN dan APBN-P Tahun 2015

Yang Tidak Dilaksanakan

NO PROVINSI BANTUAN YANG TIDAK DIREALISASI JUMLAH (UNIT) NILAI (Rp) PERMASALAHAN TINDAKLANJUT

a. APBN

1. Sumatera Barat a. Flat Bed Dryer 1 359,000,000

b. Corn Combine Harvester 1 500,000,000

2. Kalimantan Utara Flat Bed Dryer 1 359,000,000

3. Nusa Tenggara Timur Vertical Dryer Jagung +

Bangunan

4 3,214,470,000 Provinsi Nusa Tenggara Timur sarana

pascapanen tidak terserap karena

kesalahan KPPN menginformasikan batas

akhir pembayaran

Pada tahun 2016 akan dialokasikan

anggaran

b. APBN-P

1. Aceh Vertical Dryer Jagung +

Bangunan

2 1,870,000,000

2. Sumatera Selatan Vertical Dryer Padi +

Bangunan

1 815,000,000

3. Kalimantan Selatan Bangunan Vertical Dryer

Jagung

1 162,110,700 Provinsi Kalimantan Selatan tidak

semuanya terserap (1 bangunan) karena

wanprestasi

Tidak dialokasikan anggaran bangunan

pada 2016

(hanya realisasi 30% senilai Rp.70.650.900.

dari pagu kontrak bangunan per unit

Rp.232.761.600 ), tidak realisasi sebesar

Rp.162.110.700,-

3. Nusa Tenggara Timur Bangunan Vertical Dryer

Jagung

6 1,367,862,857 Provinsi NTT tidak semuanya terserap (6

bangunan) karena wanprestasi

Dinas Prov NTT akan mengakomodir

melalui APBD

4. Sulawesi Selatan Power Thresher Multiguna 148 4,440,000,000

5. Kalimantan Utara Power Thresher Multiguna 42 896,137,000

Provinsi Sumatera Barat, provinsi

Kalimantan Utara sarana pascapanen tidak

terserap karena dengan alasan bukan sentra

Jagung dan tidak sesuai kebutuhan

poktan/gapoktan

Sumatera Barat dan kalimantan Utara

pada tahun 2016 tidak dialokasikan

alat sarana pascapanen

Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera selatan

sarana pascapanen tidak terserap karena

ada kesalahan operator Ditjen PSP pada

saat revisi dalam menginput data

Tidak dialokasikan anggaran pada

tahun 2016

Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Kaltara

sarana pascapanen (PTM) tidak terserap

Pusat telah berupaya mendorong

daerah menyerap bantuan namun

daerah tidak sanggup dengan alasan

keterbatasan waktu

D. Bahan Informasi Bidang Pascapanen

1. Updating Database Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

Kondisi penanganan pascapanen tanaman pangan yang terjadi saat ini

antara lain belum memadainya sarana dan teknologi pascapanen,

pengetahuan dan keterampilan petani, serta kepedulian dan kesadaran

dalam penanganan pascapanen belum optimal, oleh sebab itu,

penyusunan database pascapanen dianggap perlu dilaksanakan untuk

memberikan gambaran tentang aspek ketersedian sarana pascapanen,

kelembagaan dan sistem operasional serta permasalahan- permasalahan

yang dihadapi dalam penanganan pascapanen tanaman pangan.

Database sarana pascapanen tanaman pangan merupakan bagian dari

sistem informasi pertanian, dan merupakan dasar bagi pemakai data

untuk mengambil suatu kesimpulan. Buku database sarana pascapanen

berisikan data sebaran sarana pascapanen tanaman pangan.

Page 44: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 33

Penyusunan buku Updating Database Sarana Pascapanen Tanaman

Pangan Tahun 2015 merupakan penyusunan tahun ketiga yang

bersumber dari data skunder yang diperoleh melalui pengumpulan data

dari tahun 2013 sampai tahun 2015.

Tujuan Updating database sarana pascapanen adalah

a. Menyediakan database sarana pascapanen tanaman pangan.

b. Memberikan informasi sebaran sarana pascapanen kepada petugas

dan pemangku kepentingan.

c. Sebagai informasi dasar untuk menentukan wilayah pertanian yang

berbasis mekanisasi.

Metode pelaksanaan pengumpulan database sarana pascapanen

dilakukan melalui:

a. Pengumpulan data primer melalui konsultasi ke instansi terkait dan

wawancara kepada petugas dan petani.

b. Pengumpulan data skunder, instansi pusat, provinsi, kabupaten/kota

dan instansi terkait

c. Literature/Pustaka

Pelaksanaan pengumpulan database sarana pascapanen dilakukan di 9

(sembilan) Provinsi antara lain Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara

Timur (NTT), dan Kalimantan Tengah.

Kendala yang ditemukan adalah data yang ada bukan merupakan data

terbaru, data pada umumnya tidak tersimpan dalam satu unit kerja, dan

sistem database Dinas Petanian dan Provinsi yang kurang baik

menyebabkan data sulit diperoleh.

Updating Database Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

selanjutnya disusun agara dapat memberikan gambaran sebaran sarana

pascapanen jagung dan kedelai yang disertai dengan peta sebaran untuk

memudahkan dalam melihat data sebaran pada setiap Kabupaten dan

Provinsi.

Page 45: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 34

2. Bahan Informasi Pascapanen

Penanganan pascapanen tanaman pangan, umumnya masih ditangani

secara tradisional dan relatif tertinggal, yang ditandai oleh penggunaan

sarana pascapanen yang sederhana dan kurang optimal. Permasalahan

yang mendasar dalam hal penanganan pascapanen tanaman pangan

antara lain besarnya susut hasil yang terjadi, terbatasnya sumber daya

manusia dan terbatasnya penerapan teknologi, keterbatasan modal, serta

pelaksanaan penanganan pascapanen yang masih tradisional dan turun-

temurun.

Buku data dan informasi teknologi penanganan pascapanen tanaman

pangan dapat sebagai bahan informasi bagi petugas Dinas Provinsi dan

Kabupaten/Kota, petugas lapang/penyuluh serta petani dalam melakukan

penanganan pascapanen yang baik dan benar.

Tujuan dari pembuatan bahan informasi adalah meningkatkan akses

petugas dan petani dalam rangka penerapan teknologi pascapanen

tanaman pangan, sehingga kesadaran dan pemahaman petani terhadap

penanganan pascapanen menjadi lebih baik. Dengan demikian susut hasil

(losses) yang tinggi dan rendahnya mutu komoditas yang dihasilkan akan

dapat diperbaiki.

Penyusunan bahan data dan informasi penanganan pascapanen tanaman

pangan diharapkan memberikan manfaat kepada petugas dan petani,

sehingga dapat memperoleh informasi yang terkini perkembangan

teknologi penanganan pascapanen tanaman pangan.

Bahan Informasi Pascapanen meliputi :

a. Bahan Informasi Pascapanen Padi

Bahan Informasi Subdit Padi meliputi perbanyakan Booklet, leafleat,

DVD Visualisasi Penanganan Pascapanen Padi dan Buku

Penanganan Pascapanen Padi Yang baik dan Benar.

Bahan informasi penanganan pascapanen padi yang dihasilkan

sebagai berikut :

Page 46: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 35

1. Booklet, leafleat dan DVD Visualisasi Penanganan Pascapanen

Padi berisi tentang informasi teknologi penanganan pascapanen

padi dari mulai tahap pemanenan, pengumpulan, perontokan,

pengangkutan, pengeringan, penggilingan, pengemasan dan

penyimpanan.

Tujuan kegiatan tersebut memberikan panduan kepada para

petani, petugas lapangan dan pelaku pascapanen lainnya,

sehingga dapat menerapkan teknologi penanganan pascapanen

padi dalam upaya menurunkan tingkat kehilangan hasil padi dan

mempertahankan mutu gabah/beras.

2. Buku GHP berisi panduan bagi petani, pelaku usaha

pascapanen, dan pemangku kepentingan dalam penerapan cara-

cara penanganan pascapanen yang baik, khususnya untuk

komoditas padi. Buku GHP menguraikan Teknologi penanganan

pascapanen padi yang baik dan benar (Good Handling Practices)

yang diterjemahkan ke dalam langkah-langkah operasional/

Standar Operasional Prosedur (SOP) secara terperinci tentang

penanganan dalam masing-masing tahapan penanganan

pascpanen padi yang baik dan benar. Kegiatan tersebut

diharapkan dapat meningkatkan daya simpan dan daya guna

hasil panen padi agar dapat menunjang usaha penyediaan

pangan masyarakat. Penanganan pascapanen padi tidak hanya

menurunkan susut hasil secara kuantitatif, namun juga menjaga

atau memperbaiki kualitas padi

b. Bahan Informasi Pascapanen Jagung dan Serealia Lain.

Kegiatan Penyusunan Bahan Informasi Bidang Pascapanen Jagung

dan Serealia Lain dalam bentuk booklet, leaflet dan bulletin. Bahan

Penyusunan informasi diperoleh dari hasil kunjungan ke daerah,

konsultasi ke instansi terkait, perguruan tinggi dan balai penelitian.

Pengumpulan bahan informasi pascapanen jagung dan serealia lain

dilaksanakan di 2 (dua) Provinsi yaitu : Jawa Barat dan Jawa Timur

Page 47: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 36

Bahan informasi penanganan pascapanen jagung dan serealia lain

yang dihasilkan sebagai berikut :

1) Booklet

Booklet pertama berisikan informasi tentang jagung dan

prospeknya, dan Booklet kedua berisikan informasi tentang pola

tanam dan pengeringan jagung

2) Leaflet

Leaflet pertama berisikan informasi tentang sekilas aflatoksin,

dan Leaflet kedua berisikan informasi tentang pengeringan

jagung.

3) Buletin

Buletin pertama berisikan informasi penanganan pascapanen

sorgum, dan Buletin kedua berisikan informasi tentang saat

kualitas hasil panen jagung menjadi penentu.

Seluruh bahan informasi ini disusun dengan harapan dapat

memberikan tambahan informasi yang menjelaskan tentang

penanganan pascapanen secara baik dan benar sehingga dapat

menjadi acuan bagi petugas dinas provinsi/kabupaten/ kota dan

petani dalam menjawab permasalahan di lapangan.

c. Bahan Informasi Pascapanen Kedelai.

Bahan informasi pascapanen kedelai dan aneka kacang diperoleh

melalui konsultasi ke instansi terkait dan kunjungan lapangan ke

Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Informasi penanganan pascapanen kedelai dan aneka kacang

disajikan dalam bentuk booklet dan leaflet Teknologi Penanganan

Pascapanen Kedelai dan Kacang Hijau.

Booklet dan leaflet teknologi penanganan pascapanen kedelai dan

kacang hijau disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi

kepada masyarakat tentang teknologi penanganan pascapanen

Page 48: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 37

kedelai dan kacang hijau yang baik dan benar, dalam hal ini memuat

pemanenan, pengeringan, pembijian/perontokan polong, sortasi dan

penyimpanan untuk mengurangi tingkat susut hasil dan meningkatkan

mutu/kualitas komoditi kedelai dan kacang hijau.

Booklet dan leaflet memuat informasi sebagai berikut :

1) Pemanenan

Pemanenan merupakan hal penting untuk diperhatikan agar

diperoleh mutu produk yang baik serta tingkat susut hasil yang

rendah. Tahap pemanenan yang perlu diperhatikan antara lain

umur panen yang tepat dan cara panen yang benar. Umur panen

yang tepat biasanya tergantung varietas, umunya dilakukan

antara 90-100 hst. Cara panen kedelai yang benar yaitu dengan

cara disabit, sedangkan untuk kacang hijau umumnya dengan

cara dipetik.

2) Pengeringan

Pengeringan kacang hijau dapat berupa pengeringan polong,

pengeringan brangkasan maupun pengeringan biji. Pengeringan

brangkasan maupun pengeringan polong biasanya dilakukan di

lahan selama 1 – 2 hari dengan bantuan sinar matahari dan

dialasi terpal, sedangkan pengeringan biji dilakukan apabila

polong maupun brangkasan sudah dirontokkan.

Pengeringan kedelai dapat berupa pengeringan brangkasan

maupun pengeringan biji. Pengeringan brangkasan biasanya

dilakukan di lahan selama 2-4 hari dengan bantuan sinar

matahari dan dialasi terpal.Sedangkan pengeringan biji biasanya

dijemur selama 1 hari dan umumnya digunakan untuk benih.

3) Perontokan

Perontokkan polong dilakukan setelah melakukan penjemuran.

Polong yang telah kering dirontokkan untuk mendapatkan biji.

Perontokan dapat dilakukan secara manual dengan dipukul

Page 49: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 38

menggunakan alat pemukul dari kayu atau dirontokkan dengan

mesin perontok. Setelah biji terlepas dari polong kemudian

ditampi untuk memisahkan biji dari kulitnya, atau dapat digunakan

alat pembersih yang terdiri dari satu ayakan/blower maupun

dengan cara ditampi,selanjutnya dikeringkan untuk mendapatkan

kadar air yang sesuai untuk penyimpanan.

4) Penyimpanan

Penyimpanan merupakan salah satu tahapan penanganan

pascapanen yang perlu diperhatikan untuk menjaga

mutu/kualitas. Setelah melakukan perontokkan dan sortasi, biji

ditampung ke dalam wadah yang ditutup rapat, bersih dan kering.

Sirkulasi udaranya harus baik dan bebas dari hama dan penyakit.

Untuk keperluan benih, biji yang telah disortir disimpan dalam

blek benih. Sebelum blek ditutup, dianjurkan diberi abu dapur

kering atau insektisida sebagai penolak hama bubuk. Setelah itu

blek harus ditutup rapat sehingga udara tidak dapat masuk.

Kadar air benih yang aman untuk disimpan yaitu 11-12%.

3. Visualisasi Penanganan Pascapanen Jagung.

Visualisasi penanganan pascapanen jagung adalah rangkaian kegiatan

tahapan penanganan pascapanen jagung yang dirangkum dalam rekaman

video yang bertujuan untuk mempermudah dalam sosialisasi penanganan

pascapanen jagung yang baik dan benar.

Dalam kegiatan visualisasi dipersiapkan tahapan penanganan pascapanen

mulai dari panen hingga pengangkutan. Pada tahap pemanenan

diperlukan 5 orang pembantu lapang untuk memperagakan cara – cara

panen mulai dari panen tegakan yaitu panen dengan cara di potong batang

atas terlebih dahulu, panen yang direbahkan dengan cara memotong

batang bawah terlebih dahulu dan panen yang langsung memetik tongkol

jagung.

Page 50: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 39

Tahap pemipilan menggunakan Corn Sheller menampilkan cara

penggunaan yang baik dan benar sehingga memperkecil kehilangan susut.

Tahap pengeringan menggunakan 2 cara yaitu pengeringan manual pada

lantai jemur dan pengeringan mekanis menggunakan Flat Bed Dryer.

Visualisasi penanganan pascapanen jagung dilakukan diProvinsi Sumatera

Utara Kabupaten Deli Serdang pada Kelompok Tani Marjanji, di Dusun V,

Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Rawa dan Kabupaten Langkat

pada Gapoktan Oryza, Desa Pasar VI, Kwala Mencirim, Kecamatan Sie

Bingai. Sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Purworejo

pada Gapoktan Bagelen Makmur Desa Bagelen, Kecamatan Bagelen.

Pengambilan gambar pada hamparan tanaman jagung untuk menunjukkan

bahwa tanaman jagung ditanam pada lahan sawah dan lahan kering pada

Kecamatan Nggrabag Desa Harjobinangun dan Ketawang. Pada tahap

panen jagung yang tepat ditunjukkan penampakan fisiologis batang, daun,

kelobot berwarna coklat, tahap pemipilan dilakukan dengan cara mekanis

menggunakan Corn Sheller dengan ayakan untuk memilah kotoran dan

jagung sehingga jagung yang dihasilkan bersih dan baik, pengangkutan

dilakukan dengan motor roda tiga dari lahan ke tempat pemipilan jagung.

Penjelasan dari narasumber mencakup pentingnya penanganan

pascapanen jagung dan resiko yang dihadapi petani ketika penanganan

pascapanen tersebut salah. Penanganan pascapanen yang tidak tepat

akan berdampak pada hasil dan menurunnya nilai ekonomis. Tiap tahapan

pascapanen dijelaskan oleh narasumber sehingga petani mudah mengerti

dalam melakukan penanganan pascapanen yang baik dan benar

4. Vademikum Penanganan Pascapanen Ubikayu.

Vademikum Pascapanen Ubikayu merupakan kumpulan data pascapanen

ubikayu yang dihimpun dari hasil penelitian dan berbagai sumber lain

seperti internet yang terkait dengan masalah pascapanen ubikayu.

Vademikum Pascapanen Ubikayu memuat data Karakteristik Fisikokimia

Ubikayu, Pohon Industri Ubikayu, Sebaran Alat dan Mesin Pascapanen

Page 51: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 40

Ubikayu, Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO-900- 2008) Pada

Industri Chips dan Tepung, Model Pengembangan Industri Mocaf, Standar

Mutu Gaplek, Tepung Singkong dan Tepung Mocaf serta Analisis

Ekonomis Sarana Produksi Chips dan Mocaf.

Vademikum Pascapanen Ubikayu memuat informasi berikut :

a. Karakteristik Fisikokimia Ubikayu

Sifat fisik ubikayu segar antara lain kadar air yang tinggi (60%), sifat

mekanis terjadinya luka akibat terpangkas, tergores, memar, sifatkimia

ubikayu antara lain terjadinya oksidasi bila kontak dengan udara

setelah ubi dikupas yang menyebabkan warna coklat (browning),sifat

fisiologi tumbuhnya akar sehingga menyebabkan meningkatnya kadar

serat (berkayu), dan sifat biologi terjadinya ubi yang lunak (poyo) dan

busuk oleh mikroba.

Faktor – Faktor Penyebab Kerusakan ubikayu segar antara lain

kerusakan umbi ubikayu dimulai dari akibat faktor mekanis

(terpangkas,terpotong, tergores, retak bagian dalam, memar),

kerusakan fisiologis karena air, enzim dan prosesrespirasi, serta

kerusakan pathogenis oleh cendawan dan bakteri.

b. Pohon Industri Ubikayu

Pohon industri digunakan untuk pengembangan usaha dari bahan

baku ubikayu. Hasil turunan produk olahan ubikayu memberikannilai

tambah bagi pelaku usaha baik untuk produk industri pangan dan non

pangan.

c. Sebaran Alat dan Mesin Pascapanen Ubikayu

Pemilihan jenis peralatan pascapanen ubikayu akan menentukan

efisiensi dalam proses produksi. Data sebaran jenis sarana

pascapanen ubikayu spesifik alat, dan alur proses sangat perlu

diketahui sebagai basis data informasi pengembangan sarana

pascapanen ubikayu ke depan.

Page 52: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 41

d. Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO-900- 2008) Pada Industri

Chips dan Tepung.

Penerapan sistem manajemen mutu pada produksi chips dan tepung

ubikayu bertujuan untuk memberi jaminan mutu produk olahan bagi

konsumen. Empat aspek dalam sistem mutu yang harus diperhatikan

antara lain : 1) Komitmen adalah kesepakatan melaksanakan SOP

bagi seluruh anggota ; 2) Konsisten adalah mutu dan kontinuitas

produk tersedia secara konsisten ; 3) Jaminan mutu adalah mutu

produk terjaga secara konsisten : 4) Kepuasan pelanggan adalah yaitu

merupakan tujuan akhir dari penerapan sistem mutu, Oleh karena itu

perlu dokumen mutu (Panduan mutu/ kebijakan perusahaan, instruksi

kerja/SOP/Standar Operational Prosedur) sehingga produk chips dan

tepung yang dihasilkan terjamin mutunya

e. Model Pengembangan Industri Mocaf.

Pengembangan Bioindustri Ubikayu dilakukan melalui kemitraan

antara petani ubikayu dengan petani pengolah chips dan petani chips

dengan Rumah Produksi Mocaf. Tepung mocaf yang diproduksi

disalurkan ke industri Usaha Kecil Menengah (UKM)/ Kelompok

Wanita Tani (KWT) yang memproduksi aneka jenis olahan makanan.

Model kemitraan antara petani sebagai produsen chips/tepung dan

pemasok bahan baku dengan manufaktur atau pasar dilakukan

dengan Pola Inti-Plasma melalui perjanjian atau kontrak. Kemitraan

Pola Inti-Plasma adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil (UK)

dan Usaha Menengah (UM) dengan usaha besar (UB) yang bertindak

sebagai inti dan petani sebagai plasma. Perusahaan inti harus

membantu, membina dan mengembangkan usaha plasma dalam hal

penyediaan dan penyiapan lahan, penyediaan sarana produksi,

pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi,

perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang diperlukan,

pembiayaan, dan pemberian bantuan lainnya yang diperlukan bagi

peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha. Sebaliknya petani

Page 53: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 42

plasma bersedia bekerja sama dengan inti di bawah bimbingan

pemerintah.

f. Standar Mutu Gaplek, Tepung Singkong dan Tepung Mocaf.

Untuk mengetahui hasil produk yang berkualitas dapat dibandingkan

dengan standar mutu produk yang ada di SNI. Kelas mutu produk

bermanfaat untuk menentukan harga produk itu sendiri. Pengkelasan

mutu ubikayu di tingkat petani dapat dilakukan melalui pengukuran

kadar pati ubikayu. Untuk menghasilkan produk akhir yang bermutu

harus menggunakan bahan baku yang bermutu juga.

g. Analisis Ekonomis Sarana Produksi Chips dan Mocaf Panduan Teknis

Teknologi Chips.

Untuk menghitung kelayakan ekonomi pabrik mini mocaf ini digunakan

asumsi bahwa bunga modal adalah 15%, dengan nilai investasi mesin

penyawut adalah Rp 25.000.000; mesin pengepres Rp 25.000.000;

mesin penepung Rp 38.000.000 dan mesin pengayak Rp.40.000.000.

Diperlukan dua orang operator untuk masingmasing mesin tersebut,

yang seorang bertugas menyiapkan bahan untuk diumpankan ke

mesin dan seorang lagi mengumpankan bahan ke mesin. Umur

ekonomi adalah lima tahun. Dari perhitungan, maka biaya pokok

masing-masing mesin tersebut adalah Rp 30/kg untuk mesin

penyawut; Rp 27/kg untuk mesin pengepres; Rp 108/kg untuk mesin

penepung dan Rp 136/kg untuk mesin pengayak. Komponen biaya

yang sangat dominan adalah harga bahan baku, dalam hal ini harga

ubi kayu segar yang harganya berfluktuasi sepanjang tahun yaitu

berkisar Rp 500/kg s.d Rp 1000/kg. Pada saat harga ubikayu tertinggi

yaitu Rp 1.000/kg maka biaya produksi chip ubikayu kering adalah Rp

3.700/kg di tingkat petani, jika menggunakan mesin pengepres akan

menurunkan kadar air ubikayu setelah fermentasi sehingga proses

pengeringan dapat dipersingkat

menjadi 1-2 hari, yang akan berpengaruh terhadap biaya tenaga kerja,

maka biaya produksi chip kering akan turun menjadi Rp 3.692/kg atau

Page 54: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 43

turun 0,22%. Dengan tingkat harga ubikayu segar Rp 650/kg maka,

biaya produksi tepung mocaf kapasitas input 10 ton/hari adalah Rp

8.068.000.

5. Panduan Teknis Teknologi Chips.

Ubikayu merupakan komoditas pertanian yang mudah rusak karena faktor

fisiologis (tumbuh akar), mekanis (umbi luka terpotong,tergores, retak dan

memar), biokimiawi (poyo) dan mikrobiologis (lunak). Agar masa simpan

ubikayu lebih lama, maka perlu diolah menjadi produk setengah jadi

(intermediate products) seperti chips (rajangan) kering.

Bentuk chips kering ubikayu menjadi lebih fleksibel untuk bahan baku

industri lanjutan, aman dan mudah dalam distribusi serta menghemat

ruang dan biaya penyimpanan.

Kendala yang dihadapi oleh petani ubikayu adalah kurang pahamnya

terhadap teknologi produksi chips yang baik dan benar sehingga chips

yang dihasilkan memiliki kualitas beragam. Selain itu kemampuan petani

dalam mengelola usaha chips masih terbatas sehingga produksi chips

tidak berlangsung secara berkelanjutan.

Panduan Teknis Teknologi chips memuat informasi mulai dari

pemilihan/persyaratan bahan baku, Teknologi Produksi, Manajemen

pengelolaan usaha, dan analisa kelayakan usaha produksi chips mocaf.

Panduan Teknis Teknologi Chips diharapkan menjadi acuan bagi petani,

kelompok tani (Poktan/Gapoktan), petugas lapangan dan pelaku usaha

untuk produksi chips ubikayu yang memenuhi mutu sesuai permintaan

pasar.

Panduan Teknis Teknologi Chips dilengkapi dengan tabel dan gambar

penting sebagai referensi dalam memproduksi chips agar memiliki kualitas

baik.

Page 55: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 44

E. Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan.

1. Pembinaan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan.

Pembinaan penanganan pascapanen merupakan pengarahan dan

pembinaan kepada petugas Provinsi/Kabupaten/Kota dan poktan/

gapoktan penerima bantuan sarana pascapanen agar dapat menambah

pengetahuan, kapasitas dan kemampuan petugas lapangan di Provinsi/

Kabupaten/Kota ataupun di tingkat poktan/gapoktan.

Pembinaan penanganan pascapanen dilakukan oleh petugas pusat untuk

meningkatkan penerapan penanganan pascapanen terutama di wilayah

sentra produksi komoditas padi, jagung, kedelai, ubikayu dan ubijalar,

meningkatkan pemahaman petugas daerah mengenai kebijakan dan

program pemerintah pusat dalam pengembangan penanganan

pascapanen sehingga dapat diperoleh kesamaan visi, misi dan strategi

penanganan pascapanen.

Kegiatan pembinaan diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

dinas provinsi/ kabupaten/kota dalam melaksanakan program kegiatan

penanganan pascapanen sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan

Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2014.

Pembinaan penanganan pascapanen meliputi :

a. Pembinaan Penanganan Pascapanen Padi.

Pembinaan penanganan pascapanen padi dilaksanakan di 8 (delapan)

provinsi yaitu Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, Banten, Bali,

Sulawesi Selatan, DI. Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur.

Hasil pembinaan penanganan pascapanen padi adalah sebagai

berikut :

1) Peningkatan produksi padi harus diikuti dengan Penanganan

pascapanen yang baik dan benar untuk menyelamatkan hasil,

mempertahankan mutu, efisiensi dan memberi nilai tambah serta

daya saing bagi petani. Untuk mendukung hal tersebut, maka

Page 56: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 45

pemerintah pusat memberikan bantuan sarana pascapanen,

salah satunya adalah sarana pascapanen padi dan penerima

bantuan sarana tersebut harus memanfaatkan secara optimal.

2) Kemampuan pemerintah pusat dalam membantu memfasilitasi

petani dalam kegiatan pascapanen sangat terbatas, adanya

perhatian pemerintah daerah sangat penting dalam memenuhi

kebutuhan kelompok tani sesuai dengan potensi dan kebutuhan

masing-masing daerah.

3) Adanya pendampingan dari seluruh stakeholders terkait dalam

kegiatan penanganan pascapanen yang baik dan benar

diharapkan dapat membantu petani dalam upaya

mempertahankan mutu produk dan menurunkan nilai susut baik

4) Jumlah maupun mutu.

5) Koordinasi yang baik antara petugas provinsi dan dinas

kabupaten sangat diperlukan agar program dan kegiatan di

bidang penanganan pascapanen dapat berjalan dengan baik,

selain itu perlu dorongan yang simultan dan terintegrasi dari para

pihak yang ada agar petani menjadi tertarik untuk

membudidayakan komoditi kedelai dan aneka kacang.

b. Pembinaan Penanganan Pascapanen Jagung dan Serealia Lain.

Pembinaan pascapanen jagung dan serealia lain dilaksanakan di 6

(enam) Provinsi yaitu Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan,

Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Maluku.

Kegiatan pembinaan pascapanen jagung dan serealia lain difokuskan

pada cara penanganan pascapanen yang baik dan benar agar

kegiatan penanganan pascapanen berjalan dengan baik, benar dan

lancar sehingga mutu produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah

dan berdaya saing yang nantinya akan memberikan peningkatan

pendapatan bagi petani.

Page 57: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 46

Beberapa hal yang menjadi permasalahan dan harus dijadikan

perhatian dalam pembinaan penanganan pascapanen jagung dan

serealia di lapangan sebagai berikut :

1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas dan petani

dalam penanganan pasapanen jagung, baik dalam penerapan

teknologi maupun penggunaan sarana alsintan pascapanen.

2) Masih tingginya susut hasil pada setiap tahapan pascapanen

jagung baik kuantitatif maupun kualitatif, disebabkan kurangnya

pemahaman pelaku pascapanen dalam penanganan pascapanen

jagung yang baik dan benar.

3) Kurangnya permodalan pada gapoktan untuk pembelian jagung,

baik jagungtongkolan kering, basah, maupun pipil kering,

sehingga hanya dapat menampung sebagian kecildari hasil

panen petani dan poktan/gapoktan belum memiliki gudang serta

lantai jemur.

4) Fluktuasi harga jagung pipilan kering dipasaran menyebabkan

petani sering merugi/keuntungan sedikit, sehingga petani

menjadi kurang berminat dalam membudidayakan tanaman

jagung.

5) Kurangnya sosialisasi dan koordinasi antara petugas terkait dan

pihak penyedia barang sehingga titik bagi sarana pascapanen

tanaman pangan selain mesin pengering (dryer) tidak sampai ke

wilayah kerja atau lokasi poktan/gapoktan seperti di provinsi NTT,

dan poktan/gapoktan masih harus menyediakan dana anggaran

tersendiri untuk pengambilan dan pengangkutan sarana

pascapanen ke daerahnya masing-masing.

Sebagai tindak lanjut diarahkan beberapa hal sebagai berikut :

1) Peningkatan SDM petugas/petani maupun kelompoktani dan

penerapan teknologi pascapanen melalui sosialisasi penerapan

teknologi pascapanen, apresiasi dan penyebarluasan informasi

Page 58: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 47

penanganan pascapanen, bimbingan teknis serta monitoring

evaluasi penanganan pascapanen secara rutin.

2) Koordinasi antar petugas pusat maupun daerah sampai tingkat

lapang.

c. Pembinaan Penanganan Pascapanen Kedelai dan Aneka Kacang.

Kegiatan pembinaan penanganan pascapanen kedelai dan aneka

kacang dilaksanakan di 3 (tiga) provinsi yaitu Jawa Barat, Sumatera

Selatan, Kalimantan Barat.

Hasil pembinaan penanganan pascapanen Kedelai dan Aneka Kacang

sebagai berikut :

1) Pembinaan penanganan pascapanen kedelai dan aneka kacang

dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pembinaan kepada

petugas dinas pertanian provinsi/kabupaten dan instansi terkait

atau kelompok pelaku kegiatan pascapanen agar memahami dan

mampu melaksanakan program dan kegiatan di bidang

penanganan pascapanen kedelai dan aneka kacang serta dapat

mengatasi permasalahan dan mengambil kebijakan pada tahun

yang akan datang.

2) Peningkatan produksi kedelai dan aneka kacang harus diikuti

dengan Penanganan pascapanen yang baik dan benar perlu

diikuti dengan baik guna menyelamatkan hasil, mempertahankan

mutu, efisien dan memberi nilai tambah serta daya saing bagi

petani. Upaya untuk mendukung hal tersebut, maka pemerintah

pusat memberikan bantuan sarana pascapanen, salah satunya

yaitu sarana pascapanen kedelai dan penerima bantuan sarana

tersebut harus memanfaatkan secara optimal.

3) Kemampuan pemerintah pusat dalam membantu memfasilitasi

petani dalam kegiatan pascapanen sangat terbatas, adanya

perhatian pemerintah daerah sangat penting dalam memenuhi

Page 59: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 48

kebutuhan kelompok tani sesuai dengan potensi dan kebutuhan

masing-masing daerah.

4) Adanya pendampingan dari seluruh stakeholders terkait dalam

kegiatan penanganan pascapanen yang baik dan benar

diharapkan dapat membantu petani dalam upaya

mempertahankan mutu produk dan menurunkan nilai susut baik

jumlah maupun mutu.

5) Koordinasi yang baik antara petugas provinsi dan dinas

kabupaten sangat diperlukan agar program dan kegiatan di

bidang penanganan pascapanen dapat berjalan dengan baik,

selain itu perludorongan yang simultan dan terintegrasi dari para

pihak yang ada agar petani menjadi tertarik untuk

membudidayakan komoditi kedelai dan aneka kacang.

d. Pembinaan Penanganan Pascapanen Aneka Umbi.

Pembinaan penanganan pascapanen Aneka Umbi dilaksanakan di 7

(tujuh) provinsi yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Banten,

DI.Yogyakarta, Jawa Timur, Gorontalo, Jawa Tengah, Jawa Barat.

Hasil Pembinaan Penanganan Pascapanen Aneka Umbi sebagai

berikut:

1) Pembinaan pascapanen ubikayu diarahkan pada pengembangan

wilayah produksi umbi yang dilakukan secara terintegrasi dengan

industri pangan dan pasar. Dengan pengembangan sistem

manajemen pascapanen di wilayah tersebut diharapkan akan

dihasilkan bahan baku yang kontiniu dan berkualitas sehingga

dapat dihasilkan produk olahan pangan dengan kualitas yang

memenuhi standar.

2) Pentingnya penggunaan sarana pascapanen seperti pengungkit

saat panen untuk menghindari umbi yang tertinggal di dalam

tanah, penggunaan alat pengupas secara baik agar tidak banyak

Page 60: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 49

daging umbi yang terbuang, penggunaan alat perajang/penyawut

untuk mendapatkan ketebalan yang seragam.

3) Penanganan pascapanen aneka umbi yang tidak dilakukan

secara baik akan menyebabkan banyaknya kehilangan hasil

(losses). Umumnya petani belum menyadari bahwa kegiatan

panen dan pascapanen yang dilakukan akan berpengaruh

terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Penanganan

Pascapanen yang baik dan benar akan meningkatan hasil yang

diperoleh dan pendapatan petani jadi meningkat.

4) Hasil panen disarankan tidak dijual segar akan tetapi perlu

dilakukan proses lanjutan agar diperoleh nilai tambah, seperti

pembuatan chips/sawut, gaplek, tepung singkong, mocaf, tapioca.

5) Dimintakan kepada poktan/Gapoktan penerima bantuan sarana

pascapanen aneka umbi agar bantuan sarana yang telah diterima

dimanfaatkan seoptimal mungkin.

6) Perlu perbaikan manajemen pengelolaan pascapanen oleh

poktan, pembentukan organisasi secara rapi, pembagian tugas

yang jelas serta tertib administrasi.

7) Poktan harus mempunyai buku khusus (log book) untuk mencatat

penyewaan setiap alat sehingga dapat diketahui pendapatan dari

sewa alat dan penyebaran alat dapat terpantau dengan baik.

2. Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan.

Kegiatan bimbingan teknis diharapkan adanya transfer informasi dan

teknologi tentang penanganan pascapanen tanaman pangan yang baik

dan benar sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan petani dan petugas sejalan dengan pesatnya perkembangan

teknologi di bidang pascapanen. Tantangan yang dihadapi di masa

mendatang sangat kompleks, adanya perdagangan bebas masyarakat

ekonomi ASEAN, terbatasnya sumberdaya, dan iklim yang fluktuatif.

Page 61: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 50

Bimbingan teknis merupakan kegiatan pembinaan yang dilakukan secara

sistematis oleh Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan kepada petugas/petani/poktan/gapoktan.

Prosedur dan teknologi yang digunakan dalam penanganan pascapanen

beragam karena pengaruh internal (tanaman/komoditas) dan eksternal

(manusia/konsumen, teknologi, lingkungan). Dengan bimbingan teknis

diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM (petugas dinas pertanian,

petani/kelompoktani) yang menangani kegiatan pascapanen.

Bimbingan teknis penanganan pascapanen tanaman pangan yang telah

dilaksanakan sebagai berikut :

a. Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Padi

Bimbingan Teknis penanganan pascapanen padi dilakukan di 11

(sebelas) Provinsi yaitu Kalimantan Barat, Jawa Timur, Sulawesi

Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Kalimantan Timur, Lampung, Nusa

Tenggara Timur, Jawa Tengah, Bangka Belitung dan Sumatera Utara.

Hasil Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Padi sebagai

berikut:

1) Kegiatan bimbingan teknis penanganan pascapanen padi

dilakukan kepada petani dan petugas yang menangani

pascapanen padi. Materi yang disampaikan meliputi penanganan

pascapanen padi yang baik dan benar antara lain : Penentuan

waktu/umur panen, panen, pengeringan, perontokan dan

penyimpanan.

2) Hasil bimbingan teknis diketahui bahwa penanganan pascapanen

padi pada beberapa daerah belum dilaksanakan secara optimal.

Perlakuan pascapanen padi masih dilakukan secara tradisional.

Titik kritis dari perlakukan pascapanen padi adalah perontokan

namun kebanyakan petani melakukan perontokan tidak

mengunakan alas terpal yang sesuai anjuran sehingga banyak

Page 62: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 51

gabah yang terpelanting keluar terpal hal ini mengakibatkan susut

hasil yang terjadi masih tinggi.

3) Petani menyadari adanya losses/susut hasil padi pada perlakuan

pascapanen, tetapi karena petani masih sulit mengadopsi

teknologi penanganan pascapanen padi yang tepat dan benar

serta keterbatasan kemampuan, tenaga kerja, dan permodalan,

mereka belum mampu melakukan penanganan pascapanen

yang baik dan benar.

4) Fasilitasi sarana pascapanen padi yang diberikan kepetani

bertujuan untuk menurunkan nilai susut, namun belum

berdampak secara optimal hal ini disebabkan antara lain :

spesifikasi sarana yang diberikan tidak berdasarkan spesifik

lokasi sehingga tidak sesuai dengan keadaan lahan kelompok

tani. Keterampilan petani dalam mengoperasionalkan sarana

belum terampil sehingga sarana menjadi mudah aus dan rusak.

5) Kurangnya intensitas dalam kegiatan bimbingan teknis

penanganan pascapanen padi menyebabkan sasaran program

tidak dapat tercapai dengan baik.

b. Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Jagung dan Serealia

Lain.

Prosedur dan teknologi yang digunakan dalam penanganan

pascapanen jagung dan serealia lain akan beragam dikarenakan

pengaruh dari faktor internal (tanaman/komoditas) dan faktor eksternal

(manusia/konsumen, teknologi, lingkungan). Dengan melakukan

bimbingan teknis di tingkat lapangan diharapkan dapat meningkatkan

kualitas SDM (petugas dinas pertanian, petani/kelompoktani) yang

menangani kegiatan pascapanen jagung dan serealia lain.

Bimbingan teknis penanganan pascapanen jagung dilaksanakan di 14

(empat belas) Provinsi yaitu Bengkulu, Jambi, Sulawesi Tenggara,

Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,

Page 63: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 52

Maluku Utara, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Banten, Kalimantan

Barat.

Hasil evaluasi kegiatan bimbingan teknis penangananan pascapanen

jagung dan serealia lain diidentifikasikan permasalahan sebagai

berikut :

1) Penanganan pascapanen belum dirasakan penting oleh petani

dikarenakan tidak memberikan nilai tambah yang signifikan.

2) Penanganan pascapanen jagung masih dilakukan secara manual

dikarenakan keterbatasan kepemilikan sarana pascapanen,

harga sarana yang tidak terjangkau, dan teknologi yang sulit.

3) Keterbatasan informasi petani menyebabkan sarana yang dibeli

tidak mempertimbangkan aspek penurunan susut dan kualitas

hasil.

4) Kurangnya pengetahuan operator dalam mengoperasionalkan

alat pascapanen jagung terutama sarana pemipilan dengan

Corn Sheller dan sarana pengeringan dengan Dryer, dan belum

memiliki buku kerja Operator sehingga tidak melakukan

pencatatan hasil operasional alat.

Upaya pemecahan masalah sebagai berikut :

1) Pembinaan dan bimbingan teknis harus terus dilakukan oleh

petugas provinsi/kabupaten/kota terhadap petugas dan petani di

lapangan sehingga petani dapat memahami dan melakukan

penanganan pascapanen jagung secara baik dan benar.

2) Penanganan pascapanen harus dilakukan dan ditunjang dengan

teknologi sesuai anjuran dan didukung dengan sarana

pascapanen jagung yang sesuai spesifik lokasi.

3) Perlunya pendampingan dan pengawalan dinas provinsi

/kabupaten /kota agar petani dapat mengerti dalam penentuan

sarana pascapanen jagung sesuai kebutuhan.

Page 64: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 53

4) Perlunya peningkatan pengetahuan dan kemampuan SDM

melalui pelatihan terhadap operator dalam peningkatan

kemampuan kerja dalam mengoperasionalkan sarana

pascapanen yang ada, ditunjang dengan buku kerja operator.

c. Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Kedelai dan Aneka

Kacang.

Kegiatan Bimbingan Teknis penanganan pascapanen kedelai dan

aneka kacang dilaksanakan di 9 (sembilan) provinsi yaitu Provinsi

Bengkulu, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Banten,

Kalimantan Selatan, Aceh, dan Sulawesi Utara.

Hasil Bimbingan Teknis Penangananan Pascapanen Kedelai dan

Aneka Kacang, diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Kegiatan bimbingan teknis penanganan pascapanen kedelai dan

aneka kacang dilakukan kepada petani dan petugas yang

menangani pascapanen kedelai. Materi yang disampaikan

meliputi penanganan pascapanen kedelai yang baik dan benar

antara lain Penentuan waktu/umur panen, panen, pengeringan,

perontokan dan penyimpanan.

2) Hasil bimbingan teknis diketahui bahwa penanganan pascapanen

kedelai dan aneka kacang pada beberapa daerah belum

dilaksanakan secara optimal. Perlakuan pascapanen kedelai dan

aneka kacang masih dilakukan secara tradisional.

Titik kritis dari perlakukan pascapanen kedelai adalah perontokan

namun kebanyakan petani melakukan perontokan tidak

mengunakan alas terpal yang sesuai anjuran sehingga banyak

biji kedelai yang terpelanting keluar terpal hal ini mengakibatkan

susut hasil yang terjadi masih tinggi.

3) Petani menyadari adanya losses/susut hasil kedelai pada

perlakuan pascapanen, tetapi karena petani masih sulit

mengadopsi teknologi penanganan pascapanen kedelai yang

Page 65: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 54

tepat dan benar serta keterbatasan kemampuan, tenaga kerja,

dan permodalan, mereka belum mampu melakukan penanganan

pascapanen yang baik dan benar.

4) Fasilitasi sarana pascapanen kedelai yang diberikan kepetani

bertujuan untuk menurunkan nilai susut, namun belum

berdampak secara optimal hal ini disebabkan antara lain :

spesifikasi sarana yang diberikan tidak berdasarkan spesifik

lokasi sehingga tidak sesuai dengan keadaan lahan kelompok

tani. Keterampilan petani dalam mengoperasionalkan sarana

belum terampil sehingga sarana menjadi mudah aus dan rusak.

5) Kurangnya intensitas dalam kegiatan bimbingan teknis

penanganan pascapanen kedelai dan aneka kacang

menyebabkan sasaran program tidak dapat tercapai dengan baik.

d. Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Aneka Umbi.

Bimbingan teknis penanganan pascapanen aneka umbi dilaksanakan

di 8 (delapan) Provinsi yaitu Sumatera Selatan, Jawa Barat,

Kalimantan Tengah, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa

Timur dan Banten.

Bimbingan Teknis penanganan pascapanen aneka umbi bertujuan

untuk memberikan informasi penangan pascapanen aneka umbi yang

baik dan benar serta pengenalan dan pemanfaatan sarana (alsintan)

pascapanen yang dapat mempermudah penanganan pascapanen

aneka umbi

Hal-hal yang disampaikan dalam bimbingan teknis pascapanen aneka

umbi mencakup dua hal yaitu cara penanganan pascapanen aneka

umbi yang baik dan benar serta pengenalan operasional sarana

(alsintan) yang dapat membantu mempermudah penanganan

pascapanen aneka umbi.

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi dari kegiatan

bimbingan teknis sebagai berikut :

Page 66: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 55

1) Aspek Teknis

1) Kelompok tani belum memahami penggunaan oven dryer

dan sarana lainnya seperti perajang, penyawut, pengepres

karena barang hanya diantar penyedia barang tanpa disertai

running test dan pelatihan di lokasi.

2) Sarana yang diterima kelompok tidak disimpan dalam 1

tempat dengan alasan belum tersedia tempat yang cukup

luas untuk menyimpannya.

3) Panen masih dilakukan secara manual, terjadi susut karena

banyaknya umbi yang tertinggal di lahan. Umbi yang

tertinggal di lahan diambil saat proses pengolahan lahan

(bajak) untuk tanam selajutnya. Susut panen mencapai 12

karung/ha.

4) Kurangnya sarana pascapanen yang mendukung kegiatan

pascapanen terutama pengepres dan pemarut. Alat

pengepres yang digunakan masih sederhana dengan

menggunakan belahan kayu. Bahkan menggunakan pohon

sebagai pengungkit, sehingga pati terkandung melalui air

dari proses pengepresan terbuang.

2) Aspek Manajerial

1) Pengaturan tugas pada gapoktan belum jelas, ketua

gapoktan merupakan sekretaris desa sekaligus pemilik

lahan ubikayu yang dikelola oleh petani anggota sehingga

pengelolaan usaha tani lebih banyak dilakukan oleh Ketua

Gapoktan.

2) Kelompok tani masih harus terus dibimbing dan tergantung

pada pemerintah dalam mengembangkan usahanya (kurang

mandiri). Petani cenderung bersikap pasif, hanya

menunggu pelatihan dari pemerintah setempat tanpa ada

upaya untuk meningkatkan kemampuan secara swadaya.

Page 67: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 56

3) Kelompok tani kurang memiliki kemauan untuk mengelola

bantuan karena pemanfaatan bantuan yang belum didukung

informasi pasar

4) Petugas penyuluh agar memberikan sosialisasi penanganan

pascapanen ubikayu secara intensif kepada petani ubikayu

dan KWT lainnya agar gaplek yang dihasilkan memiliki

kualitas sesuai standar mutu sehingga dihasilkan tiwul

dengan kualitas yang baik.

3. Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi program pascapanen tanaman pangan

dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka mengamati

perkembangan pelaksanaan kegiatan dan anggaran pascapanen tanaman

pangan, agar berhasil dan berjalan dengan baik.

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

dengan pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai

dalam pelaksanaan program dan kegiatan penanganan pascapanen

tanaman pangan tahun 2014 serta perkembangan bantuan sarana

pascapanen agar dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan

rencana program dan penyempurnaan kebijakan di tahun berikutnya.

Monitoring dan evaluasi penanganan pascapanen tanaman pangan

dilaksanakan melalui surat, telephon, email, diskusi, kunjungan lapang ke

beberapa provinsi/kabupaten/ hingga kunjungan ke gapoktan/poktan.

Indikator keberhasilan pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah :

a) Terlaksananya kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan

b) Termanfaatkannya bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

tahun 2011 – 2014

c) Adanya nilai tambah pendapatkan kelompok tani penerima bantuan

alat pascapanen

Page 68: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 57

Monitoring dan evaluasi penanganan pascapanen tanaman pangan

meliputi :

a. Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Padi.

Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Padi dilaksanakan

di 8 (delapan) Provinsi yaitu Provinsi Riau, Jawa Timur, Bangka

Belitung, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, kalimantan Selatan,

Bengkulu, Jambi.

Hasil Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Padi,

diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Hasil Monitoring Bantuan sarana Tahun 2011-2014 penerima

bantuan paket pilihan sarana pascapanen padi, bahwa

Gapoktan/poktan penerima sudah membeli sarana pascapanen

tersebut dengan memprioritaskan kebutuhan dalam menekan

susut hasil padi. Sebagian besar sarana yang diterima sudah

dimanfaatkan oleh petani penerima.

2) Kegiatan Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Padi dari

Kegiatan APBN Kontigensi Tahun 2012 berupa bantuan Combine

Harvester sebanyak 25 unit ; Flat Bed Dryer kapasitas 3 – 3,5 ton

sebanyak 80 unit ; Vertical Dryer kapasitas 3,5 – 6 ton sebanyak

70 unit ; Vertical Dryer kapasitas 9 – 10 ton sebanyak 22 unit.

Kegiatan APBN-P Bantuan sarana pascapanen Tahun 2012

berupa Combine Harvester sejumlah 330 unit, Power Thresher

Padi sejumlah 300 unit, sebagian besar sudah dimanfaatkan

dengan baik kecuali Flat Bed Dryer pemakaiannya masih belum

optimal karena hanya dipakai pada saat musim hujan dan biaya

operasionalnya lebih tinggi jika dibandingan dengan lantai jemur.

Bantuan sarana Vertical Dryer sebagian besar sudah

dimanfaatkan namun masih ada beberapa kelompok tani yang

hanya memanfaatkan jika panen dimusim penghujan saja.

Bantuan combine harvester sebagian besar sudah dimanfaatkan

secara optimal dan ada beberapa kelompok tani yang sudah

Page 69: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 58

memanfaatkan hasil dari sewa jasa alsin tersebut untuk dibelikan

sarana pascapanen yang sama atau sarana penunjang yang lain

seperti traktor, transplanter dan sarana angkut.

3) Perkembangan pemanfaatan bantuan Paket Model/ Percontohan

Sarana Pascapanen Padi Tahun 2013, bahwa dari 19 Gapoktan

penerima model paket padi, 8 Gapoktan termasuk dalam kategori

baik, 10 gapoktan termasuk dalam kategori sedang dan 1

gapoktan termasuk dalam kategori kurang baik.

Gapoktan dalam Kategori baik apabila adanya pendampingan

dari petugas berjalan dengan baik, sarana tersebut optimal

dioperasionalkan, sudah terorganisir dan semua sarana sudah

dimanfaatkan dengan baik.

Kategori sedang apabila pendampingan kurang berjalan dengan

baik, sarana kurang optimal dioperasionalkan, hanya sebagian

sarana yang dimanfaatkan dengan optimal, kurang terorganisir.

Kategori kurang baik apabila pendampingan tidak ada, belum

dioperasionalkan, tidak terorganisir

4) Berkaitan dengan kategori kurang baik pada Gapoktan Mekartani

Desa Lulang, Kecamatan Teriak, Kabupaten Bengkayang

Provinsi Kalimantan Barat Direktur Pascapanen Tanaman

Pangan sudah menurunkan tim untuk melakukan monitoring

evaluasi dan pembinaan. Sesuai dengan kesepakatan tentang

kesanggupan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang pada

Tahun 2014 tentang penyediaan dana sharing dari APBD Tahun

2015 untuk pembangunan dinding bangunan sarana, ternyata

tidak dialokasikan dana tersebut. Sebagai tindak lanjut, maka

Direktur Pascapanen Tanaman Pangan membuat teguran kepada

Dinas Pertanian provinsi Kalimantan Barat untuk menindaklanjuti

hasil kunjungan monev tersebut.

5) Dengan adanya bantuan fasilitasi sarana pascapanen padi mulai

dari tahun 2011-2014 dapat memberikan kontribusi penyelamatan

Page 70: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 59

hasil. Bantuan sarana APBN dan APBNP Tahun 2011

memberikan kontribusi penyelamatan hasil 125,922 ton. Bantuan

sarana APBN , Kontegensi dan APBNP memberikan kontribusi

penyelamatan hasil 117,112 ton. Bantuan sarana APBN Model

dan APBN Reguler Tahun 2013 memberikan kontribusi

penyelamatan hasil 263,716 ton. Bantuan sarana APBN 2014

memberikan kontribusi penyelamatan hasil 42,220 ton.

6) Untuk bansos Dukungan sarana pascapanen padi APBN-P

Tahun 2015 ada beberapa Provinsi yang melakukan revisi POK

antara lain : a) Provinsi Jawa Tengah merevisi 1 paket dryer padi

dan bangunan menjadi 7 unit Combine Harvester Kecil,

b) Provinsi Sumatera Selatan merevisi 5 Vertical Dryer Padi dan

bangunan, serta 2 paket Vertical Dryer jagung dan bangunan

menjadi 6 unit Corn Combine Harvester, 98 unit Combine

Harvester Besar, 81 unit Combine Harvester Kecil, 90 unit Power

Thresher Multiguna dan 118 Corn Sheller, c) Provinsi Jambi

mendapatkan alokasi revisi anggaran 11 unit Combine Harvester

Kecil, d) Provinsi Papua untuk mendukung cetak sawah

mendapatkan alokasi revisi anggaran 200 unit Combine

Harvester Kecil, 6 paket Flat Bed Dryer dan bangunan serta 22

unit Combine Harvester Besar.

Sehubungan dengan adanya Revisi DIPA PSP, maka jumlah

bantuan Combine Harvester Kecil semula 2.790 unit menjadi

3.060 unit, Vertical Dryer Padi yang semula 170 unit dan

bangunan/rehab bangunan 170 paket menjadi 166 unit dan

bangunan/rehab bangunan 166 paket.

b. Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Jagung dan

Serealia Lain.

Kegiatan monitoring dan evaluasi Penanganan Pascapanen Jagung

dan Serealia Lain dilaksanakan secara berkesinambungan pada

Page 71: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 60

kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang menerima bantuan

sarana pascapanen jagung tahun 2015.

Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Jagung dan

Serealia Lain dilaksanakan ke 10 (sepuluh) provinsi yaitu Gorontalo,

Lampung, D.I. Yogyakarta, Banten, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara

Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur.

Hasil Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Penangananan Pascapanen

Jagung dan Serealia lain, maka diidentifikasikan permasalahan yang

terjadi di tingkat Dinas Pertanian Provinsi maupun tingkat

Gapoktan/Poktan sebagai berikut :

1) Permasalahan Fasilitasi Sarana

a) Lambatnya pengusulan CPCL dari beberapa Kabupaten

sehingga Provinsi lambat untuk pengajuan CPCL Ke Pusat.

Hal ini memperlambat proses pengadaan bantuan sarana

pascapanen jagung

b) Koordinasi yang kurang antara petugas pada satker bidang

PSP dengan petugas penanganan pascapanen di daerah,

sehingga menyebabkan lambatnya realisasi keuangan di

daerah.Hal ini disebabkan karena bantuan APBN-P

merupakan fasilitasi bantuan DIPA PSP dimana pembinaan

masih dilakukan oleh Tanaman pangan.

c) Petugas tidak sepenuhnya memahami isi pedoman teknis,

sehingga masih ada CPCL penerima bantuan yang tidak

sesuai dengan pedoman teknis.

d) Sebagian besar bangunan Dryer terlambat realisasi karena

banyaknya proses yang harus dilalui mulai dari surat hibah

lahan hingga proses pengerjaan bangunan yang sangat

lambat.

Page 72: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 61

e) Beberapa provinsi belum mengetahui sosialisasi

penggunaan aplikasi e-factur pajak dalam proses

pembayaran barang.

f) Proses pencairan uang dari BASTB menjadi SP2D

memerlukan waktu lama (kurang lebih 2 minggu-1 bulan).

g) Kurangnya petugas yang dapat bekerja dilapangan.

h) Bantuan sampai ke poktan/gapoktan pada saat telah selesai

panen, sehingga pemanfaatan alat tidak optimal.

i) Kurangnya tenaga provesional yang dapat mengoperasikan

alat bantuan sarana pascapanen jagung.

j) Administrasi yang belum tersusun baik di beberapa

kelompok tani.

k) Beberapa alat bermasalah dan tidak sesuai dengan spesifik

lokasi. Permasalahan tersebut tidak di laporkan kepusat

sehingga pusat menjadi sulit mengidentifikasi setiap

permasalahan di daerah.

2) Permasalahan penangan pascapanen jagung

a) Masih kurangnya pengetahuan petani saat melakukan

penanganan pascapanen jagung, seperti pentingnya

penangan pascapanen jagung yang tepat untuk dapat

meminimalkan kehilangan hasil jagung ditingkat petani.

b) Kurang pedulinya petani dengan pengaruh kadar air

terhadap keamanan simpan jagung. Dimana petani tidak

terlalu memperhatikan kadar air (13%-14%) jagung yang

tepat untuk penyimpanan jagung.

c) Kurangnya pengetahuan petani untuk dapat mengadopsi

peralatan terbaru untuk penanganan pascapanen yang lebih

baik.

Page 73: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 62

Upaya penanganan masalah sebagai berikut :

1) Permasalahan Fasilitasi Sarana

a) Pengajuan CPCL hendaknya lebih dipercepat dan akan

lebih baik bila telah memiliki database untuk CPCL ditahun

berikut berdasarkan pengajuan proposal dari kelompok tani.

b) Koordinasi yang baik antara petugas pascapanen dengan

petugas satker yang bertugas sehingga dapat mempercepat

proses realisasi alat.

c) Pedoman teknis harus lebih disosialisasikan petugas

Provinsi ke petugas Kabupaten agar tidak terjadi kesalahan

dalam verifikasi kelompok penerima bantuan sarana

pascapanen jagung

d) Dinas membuat jadwal palang penyelesaian banguanan.

e) Adanya sosialisasi e-factur kepada petugas di daerah

f) Koordinasi yang baik antara petugas daerah dengan

penyelia barang

g) Penambahan petugas lapang di daerah

h) Pengaturan jadwal palang yang tepat agar alat sampai ke

poktan/gapoktan saat panen atau menjelang panen di

petani.

i) Pelatihan untuk petani yang ditunjuk sebagai operator

sehingga dapat menggunakan alat dengan benar, bila perlu

dapat pelatihan khusus dari teknisi alat.

j) Sosialisasi ke daerah dan petugas lapang untuk membantu

poktan/gapoktan menyusun administrasi yang baik

sehingga bisa dipertanggungjawabkan.

k) Peninjauan yang lebih baik dari petugas daerah agar alat

yang diberikan spesifik lokasi.

Page 74: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 63

2) Permasalahan penangan pascapanen jagung

a). Sosialisasi ditingkatkan dari daerah ke petani tentang

penerapan teknologi terbaru untuk penanganan pascapanen

tanaman pangan, khususnya jagung.

b). Pelatihan dan pemberian informasi yang tepat ke petani

tentang kadar air yang tepat untuk penyimpanan jagung.

c). Sosialisasi dari daerah cara penggunaan alat yang tepat.

c. Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Kedelai dan Aneka

Kacang.

Monitoring dan evaluasi penanganan pascapanen kedelai dan aneka

kacang dilaksanakan di 10 (sepuluh) Provinsi penerima bantuan Paket

Reguler yaitu Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,

Lampung, Nusa Tenggara Barat, Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara, dan Papua Barat ; serta 5 (lima) Provinsi penerima Paket

Model yaitu Provinsi Jawa Tengah, Jambi, Sulawesi Selatan, Nusa

Tenggara Barat, Jawa Timur.

Hasil Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Kedelai dan

Aneka Kacang, diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Bantuan dalam bentuk Unit

a) Bantuan sarana pascapanen kedelai tahun 2012- 2014

sudah seluruhnya diterima oleh poktan/gapoktan sesuai

Surat Keputusan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) yang

sudah diterbitkan.

b) Dari beberapa CPCL yang ada masih terdapat ketidak

tepatan dalam pemilihan CPCL, sehingga sarana yang di

berikan tidak termanfaatkan dengan baik

c) Kemampuan petani dalam penguasaan teknologi sarana

pascapanen masih rendah. Petani masih kurang

terampildalam penerapan operasional alat dan mesin

Page 75: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 64

perontok, sehingga pemanfaatan paket bantuan sarana

penanganan pascapanen belum optimal.

2) Bantuan dalam bentuk BLM

a) Pelaksanaan pembelian bantuan sarana pascapanen

kedelai di beberapa kabupaten masih dijumpai adanya

kesalahan dalam realisasi pembelian paket bantuan, dimana

alat yang dibeli oleh poktan/gapoktan penerima bantuan

tidak sesuai dengan paket yang telah ditentukan.

b) Berdasarkan realisasi pembelian paket sarana penanganan

pascapanen kedelai dibeberapa daerah, poktan/gapoktan

penerima bantuan lebih berminat untuk membeli sarana

perontok berupa Power Thresher dan Pedal Thresher.

3) Bantuan dalam bentuk Paket Model

a) Bantuan sarana pengering kedelai (Dryer) masih kurang

dimanfaatkan petani untuk melakukan pengeringan kedelai.

Hal ini disebabkan waktu panen kedelai umumnya pada

musim kemarau sehingga petani lebih memilih

menggunakan sinar matahari dalam proses pengeringan.

Pada beberapa Kelompok Tani alat tersebut sudah

dimanfaatkan untuk melakukan pengeringan padi dan

sampai saat ini dryer masih beroperasi dengan baik.

b) Bantuan sarana perontok Power Threser masih ada yang

belum dimanfaatkan secara maksimal. Ukuran threser yang

besar dan bobot yang berat menyulitkan petani untuk

membawa threser ke lahan. Petani menginginkan bantuan

sarana sesuai dengan keadaan lokasi (spesifik lokasi).

4) Sumber Daya Petani dan Dukungan

a) Petani masih kurang dalam memanfaatkan sarana

pascapanen yang ada, karena kemampuan petani untuk

mengakses teknologi sarana pascapanen masih terbatas.

Page 76: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 65

Sementara tuntutan penggunaan alsintan juga dibutuhkan

ditengah kurangnya tenaga kerja pedesaan.

b) Petani masih sulit mengadopsi teknologi penanganan

pascapanen kedelai dan aneka kacang yang tepat dan

benar. Umumnya dalam penanganan pascapanen kedelai

dan aneka kacang masih dilakukan secara tradisional

sehingga susut hasil yang terjadi selama proses

penanganan pascapanen masih tinggi dan mutunya juga

masih rendah.

c) Manajemen administrasi poktan/gapoktan masih sangat

lemah sehingga pengelolaan pemanfaatan sarana

pascapanen melalui sistem penyewaan belum berjalan

sebagaimana yang diharapkan.

d. Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Aneka Umbi.

Monitoring dan evaluasi penanganan pascapanen aneka Umbi

dilaksanakan di 9 (sembilan) Provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat,

Banten, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan

Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat.

Hasil Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Aneka

Umbi, diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui kunjungan lapang dan

wawancara menggunakan kuesioner. selain itu, karena

keterbatasan waktu dan anggaran, pengumpulan data juga

dilakukan melalui wawancara menggunakan telepon dan email

untuk memonitor perkembangan pemanfaatan bantuan.

Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan baik melalui

kunjungan langsung, via telepon/email/surat diperoleh hasil

sebagai berikut :

Page 77: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 66

a) Evaluasi Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Aneka

Umbi Tahun 2012, 2013 dan 2014

Pengelolaan bantuan sarana pascapanen ubikayu dan

ubijalar pada tahun 2012, 2013 di 22 poktan/ gapoktan tetap

dikelola dengan baik dan memberikan nilai tambah melalui

menurunnya nilai susut sedangkan bantuan sarana

pascapanen ubikayu tahun 2914 di Kabupaten Cianjur

sudah mulai digunakan untuk memproduksi chips.

b) Monitoring dan Evaluasi Kontribusi Bantuan Sarana

Pascapanen di Daerah.

Pada tahun 2014, kegiatan fasilitasi sarana pascapanen

aneka umbi dialokasikan sebesar Rp 600 juta di Kabupaten

Cianjur, Provinsi Jawa Barat untuk mendukung kegiatan

Pilot Project Strategi Induk Pembangunan Pertanian Tahun

2015 – 2045. sedangkan untuk daerah lain tidak ada

bantuan sarana pascapanen.

2) Menghadiri Rapat/Koordinasi dengan Instansi Terkait

Dalam rangka mendukung kegiatan monitoring dan evaluasi, dan

untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, sinergi dan

pemahaman petugas pusat dalam pelaksanaan monitoring dan

evaluasi kegiatan, dilakukan kegiatan menghadiri rapat/koordinasi

ke instansi terkait. Rapat/Koordinasi tersebut antara lain :

a) Pertemuan Koordinasi Penanganan Pascapanen Tanaman

Pangan Tahun 2015 di kantor BB Pascapanen di Karawang,

Jawa Barat.

b) Rapat Koordinasi tentang Teknologi Produksi Chips ke

kampus IPB di Bogor, Jawa Barat.

c) Rapat Koordinasi (Sistem Pengendalian Intern) Penanganan

Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 Cipayung,

Bogor

Page 78: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 67

3) Perjalanan Dalam Rangka Mendukung Kegiatan Tanaman

Pangan

Perjalanan dalam rangka mendukung kegiatan tanaman pangan

dilaksanakan ke Provinsi Jawa Barat, Sumatera Selatan dan

Daerah Istimewa Yogyakarta. Perjalanan dalam rangka

mendukung kegiatan tanaman pangan dilakukan sebagai bagian

dari kegiatan monitoring dan evaluasi karena penanganan

pascapanen terkait dengan pengamanan produksi dari

kehilangan hasil (susut hasil) yang berpengaruh terhadap

peningkatan produksi tanaman pangan khususnya aneka umbi,

Hasil Monitoring dan Evaluasi penanganan pascapanen dapat

digunakan sebagai bahan kebijakan tanaman pangan untuk

tahun berikutnya

Hasil Monitoring dan Evaluasi bersama tim provinsi dan

kabupaten sebagai berikut :

a) Bantuan sarana pascapanen yang dialokasikan pada tahun

2012 dan 2013 di provinsi/kabupaten rata-rata masih

digunakan dengan baik.

b) Penggunaan teknologi pascapanen sudah berjalan dengan

baik, di antaranya penggunaan mesin perajang dan alat

pengering berupa oven.

c) Contoh penggunaan bantuan sarana pascapanen ubijalar

yang diterima oleh Poktan Baddoka berupa alat panen dan

kupas, perajang, penyawut, pengepres, pengering, dan

pengangkut, dan saat dilakukan kegiatan monitoring

menunjukkan bahwa pemanfaatan alat belum dipergunakan

secara maksimal. Alat perajang dan penyawut terlihat sama

sekali belum dimanfaatkan dan hanya disimpan dalam

gudang ketua poktan.

d. Pemanenan ubikayu dengan cara manual masih dilakukan

didaerah yang mempunyai sifat tanah gembur, yaitu

Page 79: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 68

mencabut dengan tangan. Pertanaman ubikayu dilakukan

dengan cara digulud sehingga mudah untuk dicabut. Setelah

pemanenan, umbi diangkut ke lokasi pengupasan,

perendaman, perajangan, pengeringan dan penepungan.

e. Umumnya limbah dari umbi khususnya ubikayu dan ubi jalar

dijadikan pakan ternak dengan melakukan pengeringan.

Untuk mengatasi harga jatuh umumnya petani melakukan

tunda jual dengan pembuatan gaplek agar dapat disimpan

dalam waktu tertentu.

f. Di beberapa provinsi sudah melakukan penanganan

pascapanen ubikayu menjadi tepung tepung mocaf, gaplek

(makanan), gaplek sebagai pakan ternak, opak, condok,

keripik. Khusus keripik pemasaran sampai Korea (ekspor

Korea). (di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera

Utara).

4. Pendampingan Gerakan Pascapanen tanaman pangan

Tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi tanaman

pangan disamping aspek budidaya seperti ketersediaan air irigasi, akses

terhadap pupuk dan sarana produksi lainnya, juga dihadapkan pada masih

tingginya angka susut hasil sebagai akibat penanganan panen dan

pascapanen yang masih belum memadai. Untuk itu, maka sesuai dengan

Catur Strategi Pembangunan Tanaman Pangan, dimana pengamanan

produksi dari susut hasil (losses) melalui penanganan pascapanen harus

menjadi perhatian dan diterapkan dengan baik.

Peran teknologi penanganan pascapanen tanaman pangan dengan

berbagai tingkat teknologinya menjadi sangat strategis dalam rangka

mengamankan produksi tanaman pangan, sehingga dapat menekan susut

hasil (losses) dan mempertahankan mutu yang dihasilkan. Oleh karena itu,

adopsi teknologi penanganan pascapanen tanaman pangan yang selalu

Page 80: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 69

mengalami perkembangan sudah menjadi kebutuhan mutlak pada proses

produksi tanaman pangan secara efektif dan efisien.

Gerakan penanganan pascapanen tanaman pangan bertujuan untuk : (a)

Mendorong dan Menggerakan seluruh pemangku kepentingan

(stakeholder) untuk melaksanakan penanganan pascapanen secara baik

dan benar (good handling practices); (b) Mendorong terciptanya kesadaran

dari seluruh pemangku kepentingan mengenai pentingnya usaha untuk

menurunkan tingkat susut hasil ; dan (c) Meningkatkan manajemen

kelembagaan poktan/gapoktan dalam usaha pascapanen tanaman, dan (d)

Mengoptimalkan pemanfaatan alat mesin pertanian dalam usaha tani.

Dalam upaya penerapan penanganan pascapanen tanaman pangan yang

baik dan benar (Good Handling Practice/GHP) perlu disinergikan teknologi

dan sarana pascapanen dalam bentuk Gerakan Penanganan Pascapanen

Tanaman Pangan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pada tahun 2015

dilakukan gerakan pascapanen untuk 3 (tiga) komoditas dengan lokasi

masing-masing yaitu Padi (Provinsi Lampung, Jawa Barat, Sulawesi

Selatan); Jagung (Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Selatan,

Gorontalo) dan Kedelai (Provinsi Aceh, Sulawesi Tengah dan Sulawesi

Tenggara).

Gerakan penanganan pascapanen yang dilaksanakan pada tahun 2015

sebagai berikut :

a. Gerakan Penanganan Pascapanen Padi.

Gerakan Penanganan Pascapanen padi dilaksanakan di 3 (tiga)

provinsi antara lain :

1) Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 22 April 2015 di Desa Mariuk

Kecamatan Tambak dahan, Kabupaten Subang, pada hamparan

padi seluas 125 ha, menggunakan varietas IR-42, hasil ubinan

sebesar 5 ton/ha.

2) Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 27 April 2015 di

Percontohan Pertanian Modern Kelurahan Appanang,

Page 81: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 70

Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng.

3) Provinsi Lampung, pada tanggal 8 September 2015 di Pekon

Sumber Agung Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu.

Tujuan Gerakan Penanganan Pascapanen Padi :

1) Mendorong dan menggerakkan seluruh pemangku kepentingan

(stakeholder) untuk melaksanakan penanganan pascapanen

secara baik dan benar (good handling practices).

2) Mendorong terciptanya kesadaran dari seluruh pemangku

kepentingan mengenai pentingnya usaha untuk menurunkan

tingkat susut hasil padi.

3) Meningkatkan manajemen kelembagaan poktan/gapoktan dalam

usaha pascapanen padi.

Sasaran Gerakan Penanganan Pascapanen Padi sebagai berikut :

1) Terlaksananya Gerakan Penanganan Pascapanen padi yang

baik dan benar dalam rangka menginisiasi penerapan

penanganan pascapanen padi yang baik dan benar dalam

rangka menurunkan kehilangan hasil padi dan mempertahankan

mutu.

2) Meningkatkan kesadaran petani dan pemangku kepentingan

untuk menyadari arti pentingnya kehilangan hasil meningkatkan

mutu gabah .

3) Meningkatkan keterampilan petani dalam menerapkan teknologi-

teknologi sarana pascapanen padi dan mengelola sarana

teknologi tersebut dengan baik sehingga dapat meningkatkan

pendapatan petani.

Hasil Pelaksanaan gerakan penanganan pascapanen padi sebagai

berikut :

1) Sesi sambutan, pengarahan, temu wicara dari Pemda dengan

petani/ poktan/gapoktan dan masyarakat setempat.

Page 82: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 71

2) Sesi materi berupa pembekalan materi kepada para peserta oleh

narasumber gerakan penanganan pascapanen padi yang terdiri

dari pemateri dari Dinas Pertanian Prov/Kab, peneliti dari Badan

Litbang Kementan, Peneliti dari Perguruan Tinggi, Direktur

Jenderal Tanaman Pangan, dan kegiatan diskusi dengan petani.

3) Sesi lapangan berupa gerakan panen/pascapanen bersama

Pejabat Pemerintah Daerah setempat, Direktur Jenderal

Tanaman Pangan, petani, stakeholder dan instansi terkait.

Kegiatan Sesi lapangan terdiri dari :

a) Kegiatan panen di hamparan sawah yang siap panen

dengan luas ± 100 ha. Gerakan ini merupakan kegiatan

panen dengan menggunakan sarana teknologi pascapanen

padi dengan berbagai tingkat teknologi yang tersedia seperti

sabit bergerigi, paddy mower, reaper, power thresher,

combine harvester kecil dan combine harvester besar.

Gerakan ini merupakan kegiatan panen yang dilakukan

secara serentak dan bersama dalam satu hamparan sawah.

b) Kegiatan pascapanen padi dilakukan dengan meninjau dan

mempraktek sarana pengeringan gabah dengan mekanik

yaitu menggunakan sarana Vertical Dryer dan penggilingan

gabah dengan menggunakan sarana Rice Milling Unit

(RMU), Kegiatan ini sebagai bagian dari pembekalan teknis

dan bentuk penerapan

b. Gerakan Penanganan Pascapanen Jagung

Gerakan Penanganan Pascapanen jagung dilaksanakan di 3 (tiga)

provinsi antara lain :

1) Provinsi Gorontalo pada tanggal 4 September 2015 di Desa

Dunggala, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo

2) Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 7 Oktober 2015 di Desa

Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman

Page 83: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 72

3) Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 27 Oktober 2015 di

Desa Tandui, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin.

Hasil Pelaksanaan gerakan penanganan pascapanen jagung sebagai

berikut :

1) Gerakan pascapanen jagung bertujuan : (a) Mendorong dan

menggerakkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)

untuk melaksanakan penanganan pascapanen secara baik dan

benar (good handling practices); (b) Mendorong terciptanya

kesadaran dari seluruh pemangku kepentingan mengenai

pentingnya usaha untuk menurunkan tingkat susut hasil jagung;

(c) Meningkatkan manajemen kelembagaan poktan/gapoktan

dalam usaha pascapanen jagung; dan (d) Mengoptimalkan

pemanfaatan alat mesin pertanian dalam usaha tani jagung.

2) Pembekalan materi oleh narasumber kepada para

peserta/kelompok tani dan panen secara simbolik oleh

Gubernur, Dirjen Tanaman Pangan, Bupati dan Direktur

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, pada

hamparan jagung.

3) Demonstrasi pemanenan jagung menggunakan Corn Combine

Harvester pipilan, demonstrasi pemipilan jagung Corn Sheller

dengan kelobot, melihat Transplanter dan beberapa alat

pascapanen lainnya yang dibarengi dengan penjelasan inovasi

teknologi pascapanen jagung oleh Kepala Balai Besar

Pascapanen, Balitbang Kementerian Pertanian.

4) Penyerahan bantuan secara simbolis kepada poktan/gapoktan

oleh Gubernur, Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Direktur

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

5) Pada Gerakan Penanganan Pascapanen Jagung terdapat stand

Pameran dari Produsen dan Distributor Benih dari PT Syngenta,

PT Pertiwi dan PT Asia dengan beberapa produk benih jagung

Page 84: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 73

unggulan seperti NK 212, NK 6326, Asia 92, Pak Tiwi 1, dan

varietas Pertiwi 3.

c. Gerakan Penanganan Pascapanen Kedelai

Gerakan Penanganan Pascapanen kedelai dilaksanakan di 3 (tiga)

provinsi antara lain :

1) Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 3 – 5 Juni 2015 di Desa

Nipa Kalimoan, Kecamatan Bualemo, Kabupaten Banggai.

2) Provinsi Aceh pada tanggal 26 - 28 Agustus 2015, di Desa

Beurandang, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh

Timur.

3) Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 28 Oktober 2015 di

Desa Wonuakoa Kecamatan Sabulakoa, Kabupaten Konawe

Selatan.

Hasil Pelaksanaan gerakan penanganan pascapanen kedelai sebagai

berikut :

1) Pembekalan materi kepada para peserta oleh narasumber

gerakan penanganan pascapanen kedelai dan diskusi dengan

peserta gerakan.

2) Panen kedelai dan demonstrasi alat perontok menggunakan

Power Thresher Multiguna

3) Kegiatan gerakan penanganan pascapanen kedelai diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para

petugas daerah, penyuluh, Babinsa, serta petani sebagai

pengelola usahatani terhadap penanganan pascapanen kedelai

yang baik dan benar ; penerapan materi pembekalan di masing-

masing kelompok ; mendorong dan menggerakkan seluruh

pemangku kepentingan untuk melaksanakan penanganan

pascapanen kedelai yang baik dan benar ; mendorong

terciptanya kesadaran dari seluruh pemangku kepentingan

Page 85: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 74

mengenai pentingnya usaha untuk menurunkan tingkat susut

hasil panen kedelai.

4) Pelaksanaan gerakan diharapkan juga berdampak terhadap

introduksi penggunaan sarana pascapanen mekanis kepada

petani serta peningkatan manajemen kelembagaan

poktan/gapoktan dalam usaha pascapanen kedelai.

5. Koordinasi dan Integrasi Kegiatan Terkait Bidang Pertanian.

Koordinasi dan integrasi dalam mendukung kegiatan pascapanen

dilaksanakan dalam bentuk kunjungan lapangan ataupun dalam rangka

menghadiri rapat yang berkaitan dalam mendukung pascapanen tanaman

pangan.

Tujuan pelaksanaan koordinasi dan integrasi yaitu :

a) Koordinasi dengan petugas pertanian dan petani dalam

pengembangan penanganan pascapanen secara baik dan benar

(Good Handling Practice)

b) Memberikan gambaran terkait kegiatan koordinasi dan integrasi

kegiatan bidang tanaman pangan yang dilaksanakan.

c) Sebagai pertangungjawaban kegiatan koordinasi dan integrasi terkait

pembangunan bidang tanaman pangan yang sudah dilaksanakan.

Sasaran kegiatan koordinasi dan integrasi bidang tanaman pangan adalah

adanya keselarasan, kesepahaman, dan kesamaan langkah dalam

pelaksanaan program baik internal kementerian/lembaga atau antar

kementerian/lembaga.

Koordinasi dan Integrasi Kegiatan Terkait Bidang Pertanian sebagai berikut

a. Koordinasi dan Integrasi Kegiatan Terkait Bidang Pertanian (Padi)

Koordinasi dan integrasi dalam mendukung kegiatan pascapanen

dilaksanakan dalam rangka menghadiri rapat yang berkaitan

Page 86: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 75

mendukung pascapanen tanaman pangan dan perjalanan

dinas/kunjungan ke lapangan.

Koordinasi dan integrasi dalam mendukung kegiatan pascapanen padi

terdiri dari :

1) Mengahadiri Rapat

Rapat yang dihadiri antara lain : 1) Rapat di BAPETAN ; 2) Rapat

di MPR/DPR RI membahas Keputusan Badan Anggaran DPR RI

Nomor AG/15679/DPRRI/IX/2015, dan Surat Menteri Keuangan

Nomor S-814/MK.02/2015 atas pembahasan penundaan Pagu

Anggaran Tahun 2016; 3) Rapat di BKPM ; 4) Rapat di BPS RI

membahas Kuisioner SP-Lahan dan SP- Alsintan) ; 5) Rapat

Evaluasi Kebijakan Pengembangan Usaha Ekonomi Desa di

Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Desa ; 6) Rapat di

Kementerian Perindustrian membahas Penyusunan RSNI Alsintan

; 7) Rapat di Kementerian Bidang Perekonomian membahas

alokasi impor Jagung dan kedelai ; 8) Rapat Persiapan Kunker

Komisi IV DPR RI ; 9) Festival Beras Nusantara di Epicentrum

Walk ; 10) Rapat di Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu tentang

KUR ; 11) Rapat Umum Kemitraan Pertanian Berkelanjutan

Indonesia (PISAgro) ; 12) Rapat Laporan Akhir Kegiatan Survey

dan Verifikasi Kinerja Industri Berbasis Bahan Beras Pecah 100%

dan Beras Ketan Pecah 100% di Kementerian Perindustrian ;

13) Rapat Kementan Dengan LKPP tentang Pembahasan

Persiapan E-Catalog Untuk Kegiatan 2015 ; 14) Rapat

Koordinasi Lanjutan Tim Koordinasi Keterkaitan Kota-Desa di

BAPPENAS

2) Perjalanan Dinas/Kunjungan Lapang

Perjalanan Dinas yang dilaksanakan adalah perjalanan dalam

rangka mendukung kegiatan Tanaman Pangan dan

pendampingan kegiatan terkait bidang pertanian.

Page 87: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 76

Perjalanan Dinas meliputi : 1) Pertemuan di Gedung Executive

Development Training Center (EDTC), PKSPL-Institut Pertanian

Bogor ; 2) Pelaksanaan pembinaan penanganan pascapanen padi

di Provinsi Sumatera Selatan, NTT, Balai Besar Pengembangan

Mekanisasi Pertanian Serpong ; 3) Pengawalan dan Monev

Pelaksanaan Dukungan Sarana Pascapanen TP di Provinsi

Sumatera Selatan ; 4) Menghadiri Rapat Kerjasama Bidang

Pertanian Indonesia - Jepang) di Bogor Provinsi Jawa Barat ; 5)

Menghadiri Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketatausahaan

Lingkup Ditjen TP di Lembang Provinsi Jawa Barat ;

6) Pendampingan kegiatan pada Pertemuan Rencana Kerja dan

Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) Ditjen. Tanaman

Pangan TA. 2016 di Provinsi D.I. Yogyakarta ; 7) Mengikuti acara

kunjungan kerja Menteri Pertanian di Provinsi Jawa Tengah ;

8) Menghadiri Undangan Diskusi Kritis Teknologi Budidaya Padi

(Hazton, SRI, Salibu dan PTT) dalam rangka mendukung

Swasembada Pangan Nasional di Bogor ; 9) Seminar Hasil Studi

Kelayakan Model Penerapan Teknologi Pascapanen di Tingkat

Kelompoktani oleh JICA dan Sizhuoka Seiki Co Ltd di Balai Besar

Litbang Pascapanen Pertanian ; 10) Menghadiri pembahasan

reorganisasi lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2015 di Bogor.

Koordinasi dan integrasi dalam mendukung kegiatan pascapanen padi

yang telah dilaksanakan menghasilkan informasi dan data yang

bermanfaat bagi petugas, pemangku kepentingan dan masyarakat yang

bergerak di bidang pertanian dalam mengambil keputusan.

b. Koordinasi dan Integrasi Kegiatan Terkait Bidang Pertanian (Jasela).

Koordinasi integrasi terkait dalam bidang pertanian merupakan bentuk

kegiatan yang merangkum semua kegiatan yang telah diikuti dan

dihadiri oleh subdit jagung dan serealia lain. Pelaksanaan usaha

pertanian yang saling terintegrasi akan menciptakan suatu konsep

usaha yang akan saling mendukung dan melengkapi.

Page 88: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 77

Koordinasi dan integrasi dalam mendukung kegiatan pascapanen

Jagung dilaksanakan melalui :

1) Menghadiri Rapat

Rapat koordinasi dengan instansi terkait seperti Rapat Business

Matching P3DN Sektor Pertanian, Rapat di Kementerian

Perdagangan, Audit Kinerja dan Evaluasi AKIP TA 2014/2015 di

Provinsi Banten dan DI. Yogyakarta, Sosialisasi Tata Naskah

dinas dan Ketatausahaan Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan T.A. 2015, Konsultasi Balai Besar Pengembangan

Mekanisasi.

2) Perjalanan Dinas/Kunjungan Lapang

Kunjungan lapang ke Provinsi dan Kabupaten pelaksana kegiatan

pascapanen yang salah satunya dalam mendukung program

UPSUS seperti Provinsi Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat

dan Sulawesi Selatan

Koordinasi integrasi dalam bidang pertanian yang dilaksanakan

tentunya akan menghasilkan data dan informasi – informasi yang

bermanfaat bagi para petugas, pemangku kepentingan dan masyarakat

yang bergerak di bidang pertanian. Data dan informasi yang

bermanfaat ini diharapkan akan dapat mengintegrasikan usaha

pertanian yang akan diterapkan di tingkat – tingkat lapang.

c. Koordinasi dan Integrasi Kegiatan Terkait Bidang Pertanian (Kedelai)

Koordinasi dan Integrasi Kegiatan Terkait Bidang Pertanian (kedelai)

dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke 5 (lima) provinsi yaitu

Provinsi Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, Jawa Barat dan

Bali.

Hasil Koordinasi dan integrasi dalam mendukung kegiatan pascapanen

kedelai sebagai berikut :

1) Koordinasi antar instansi terkait baik ditingkat pusat maupun

daerah dalam penanganan pascapanen perlu ditingkatkan.

Page 89: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 78

Penanganan pascapanen tidak dapat dilakukan secara parsial,

oleh karena itu pendekatan koordinasi antar lembaga terkait perlu

ditingkatkan baik pusat maupun daerah.

2) Untuk memantapkan perkembangan penanganan pascapanen

termasuk usaha jasa pascapanen, diperlukan dukungan

kelembagaan serta mendorong tumbuh kembangnya

perbengkelan/pengrajin alat mesin pascapanen, kemitraan usaha

jasa alsin pascapanen antara petani/kelompok tani sebagai

pengguna dan Unit Pengelolaan Jasa Alsintan (UPJA) sebagai

unit usaha pelayanan jasa alsintan yang diantaranya alsin

pascapanen tanaman pangan.

3) Perlu kesepahaman yang jelas dari awal tentang apa yang akan

diintegrasikan sehingga kontribusi masing kementerina/lembaga

menjadi jelas dan terpadu.

4) Penerapan teknologi penanganan pasca panen yang baik dan

benar akan memberikan dampak yang lebih baik untuk

mengurangi tingkat kehilangan hasil dan mempertahankan mutu

kedelai terutama pada saat proses perontokan dan pengeringan.

Perlunya teknologi dan sarana alat pasca panen yang memenuhi

persyaratan teknis, ekonomis dan mudah di adopsi oleh petani,

menjadikan teknologi dan alat yang di berikan dapat di aplikasikan

dan di manfaatkan oleh kelompok tani. Hal tersebut pada akhirnya

dapat meningkatkan pendapatan petani dan secara nasional

dapat meningkatkan produksi kedelai.

5) Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha pasca panen kedelai

dan mendorong serta memfasilitasi kelompok tani dalam

menerapkan alsin pasca panen secara optimal. Di dalam

pengembangan pasca panen kedelai ke depan diarahkan menjalin

kemitraan antara petani dengan stake holder terkait/industri.

6) Perlunya pelatihan penanganan pascapanen kedelai secara rutin

untuk meningkatkan kemampuan/pengetahuan dan keterampilan

Page 90: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 79

sumber daya manusia dalam menangani pascapanen yang baik

dan benar.

7) Di tingkat kabupaten, diharapkan memiliki analisa kebutuhan

sarana pasca panen untuk mengetahui ketersediaan dan

kebutuhan, sehingga penyebaran sarana pascapanen dapat

efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan lapang guna

menghindari terjadinya sarana pascapanen yang tidak

bermanfaat.

d. Koordinasi dan Integrasi Kegiatan Terkait Bidang Pertanian

(Aneka Umbi)

Koordinasi dan integrasi dalam mendukung kegiatan pascapanen

dilaksanakan dalam bentuk kunjungan lapangan ataupun dalam rangka

menghadiri rapat yang berkaitan dalam mendukung pascapanen

tanaman pangan dan diarahkan pada pengembangan wilayah produksi

umbi yang dilakukan secara terintegrasi dengan industri pangan dan

pasar. Pengembangan sistem manajemen pascapanen di wilayah

produksi umbi diharapkan akan dihasilkan bahan baku yang kontinyu

dan berkualitas sehingga dapat dihasilkan produk olahan pangan

dengan kualitas yang memenuhi standar.

Koordinasi dan integrasi dalam mendukung kegiatan pascapanen

aneka umbi terdiri dari :

1) Menghadiri Rapat/Pertemuan/Workshop

Pertemuan yang dihadiri meliputi : a) Rapat Kerja Komisi IV DPR-

RI dengan Menteri Pertanian dalam rangka pembahasan RKA-K/L

Tahun 2015 dan RKP Kementerian Pertanian Tahun 2016 ;

b) Workshop kerjasama ASEAN bidang pangan dan Kehutanan ;

c) Menghadiri Rapat Pra Aram di DI.Yogyakarta.

2) Perjalanan Dinas

Perjalanan Dinas meliputi : a) Mengahadiri Gelar Teknologi

Pertanian Modern di Desa Meriuk, Kecamatan Tambak Dahan,

Page 91: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 80

Kabupaten Subang dalam rangka memperingati Kinerja satu tahun

Pembagunan Pertanian ; b) Koordinasi ke Instansi Terkait ; c)

Kunjungan ke Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa

barat,

Hasil koordinasi dan integrasi bidang pascapanen tanaman pangan

yang telah dilakukan ke beberapa provinsi, diketahui berbagai

permasalahan pengembangan pascapanen aneka umbi di lapang

terkait aspek SDM, permodalan, teknologi, pasar dan sarana

prasarana. Upaya pemecahan masalah yang dilakukan disesuaikan

dengan kondisi di lapang agar integrasinya dapat berjalan efektif, dan

efisien.

6. Sosialisasi Penerapan Penanganan Pascapanen Ubikayu (GHP).

Sosialisasi Penerapan Penanganan Pascapanen Ubikayu (Good Handling

Practices) bertujuan memberikan informasi dan penjelasan mengenai cara

penurunan susut/kehilangan hasil dan peningkatan mutu hasil panen

dalam rangka pengamanan produksi ubikayu dan peningkatan daya saing

ubikayu. Diharapkan melalui Sosialisasi Penerapan Penanganan

Pascapanen Ubikayu petugas dan petani dapat memahami pentingnya

melakukan penanganan pascapanen ubikayu secara baik dan benar untuk

meningkatkan mutu ubikayu yang dihasilkan serta memperpanjang masa

simpan ubikayu melalui pengolahan ubikayu sampai menjadi chips dan

tepungmocaf.

Sosialisasi Penerapan Penanganan Pascapanen Ubikayu (GHP)

dilaksanakan di Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa

Tengah, dihadiri peserta dari Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan

Umbi, BB Pascapanen, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati,

petugas lapang (penyuluh/THL) Kabupaten Pati dan petani ubikayu di

Kabupaten Pati. Narasumber dari Balai Besar Pascapanen- Litbang

Kementerian Pertanian.

Page 92: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 81

Hasil Kegiatan Sosialisasi Penerapan Penanganan Pascapanen Ubikayu

(GHP) sebagai berikut :

a. Kebijakan Pengembangan Pascapanen dalam Mendukung Industri

Olahan Ubikayu

1) Upaya untuk mengurangi kehilangan hasil produksi tanaman

pangan dilakukan dengan menerapkan Good Handling Practices

(GHP) berupa penerapan teknologi pascapanen, fasilitasi

bantuan sarana pascapanen, serta pengembangan, pembinaan

dan pengawalan terus dilakukan oleh Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan.

2) Penanganan proses pascapanen yang baik dan benar memiliki

peranan dalam menurunkan susut hasil, mempertahankan mutu

hasil panen, meningkatkan nilai tambah, daya saing serta pada

akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani.

3) Penanganan pascapanen melalui penerapan Good Handling

Practices (GHP) merupakan hal yang penting dilakukan dalam

rangka penyediaan pangan dan pasokan bahan baku untuk

industri yang berkualitas.

4) Posisi penanganan pascapanen dalam rantai agribisnis sangat

strategis yaitu sebagai jembatan antara sektor hulu dan hilir,

sehingga pendayagunaan sarana pascapanen perlu diikuti oleh

pasokan bahan baku secara kontinyu di sektor hulu dan jaminan

pasar di sektor hilir

5) Petani Ubikayu dan Petugas setempat agar terus meningkatkan

kapasitas diri dan bersama-sama meningkatkan nilai tambah

ubikayu melalui kerjasama antar kelompok sehingga hasilnya

nanti dapat secara luas dirasakan oleh petani dan masyarakat

pada umumnya.

Page 93: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 82

6) Pengembangan mocaf di Kabupaten Pati memerlukan dukungan

Pemda setempat untuk pendampingan dan informasi pasar

sehingga minat petani untuk mengolah ubikayu dapat meningkat

7) Diperlukan transparansi penentuan harga ubikayu sehingga

kedua belah pihak (petani dan pengusaha) tidak ada yang

dirugikan.

b. Penentuan Waktu Panen yang Tepat serta Pengenalan Metode

Rafaksi

1) Umur panen tiap varietas ubikayu berbeda. Penentuan umur

panen ubikayu ditentukan oleh faktor produktivitas hasil,

kandungan kadar pati, berat kering dan densitas umbi. Kadar pati

meningkat sejalan dengan meningkatnya umur panen sampai

umur panen optimum (kadar pati tertinggi). Bila ubikayu dipanen

pada lewat umur optimum akan menurunkan kadar pati dan diikuti

meningkatnya kadar serat menjadi berkayu.

2) Kandungan kadar pati pada ubikayu segar menjadi dasar

penentuan harga dan rafaksi ubikayu terutama bagi petani

ubikayu dan pengusaha/pabrik tapioka dalam transaksi

pembelian ubikayu.

3) Metode rafaksi berguna untuk menentukan kadar pati dan chips

dari umbi yang dipanen sehingga akan diketahui nilai dari ubikayu

tersebut. Diperlukan standar harga ubikayu antara petani dan

pengusana untuk dijadikan acuan pada penetapan harga ubikayu

sesuai kualitas umbi yang dipanen.

4) Perlu disosialisasikan Metode Pengukuran Kadar Pati Ubikayu

Secara Cepat(Tomado de CIAT, 1978) sebagai berikut :

a) Sampel ubikayu segar ditimbang 3 – 5 kg --- (A)

b) Sampel tersebut ditimbang pada kondisi terendam air -- (B)

c) Densitas ubikayu tersebut kemudian dihitung :

Page 94: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 83

A Densitas = ----------- A + B d) Besar kadar pati dihitung dengan melihat tabel konversi

hubungandensitas, berat kering, kadar pati dan harga

ubikayu.

c. Penerapan Penanganan Pascapanen Ubikayu Secara Baik dan Benar

1) Sifat ubikayu segar memiliki kadar air tinggi (60%), adanya getah

tandanya licin mengandung enzim linamarin (warna biru) dan

enzim phenolasre (warna coklat (browning), kadar racun sianida

(HCN) ditandai rasa pahit.

2) Dalam bentuk tepung (baik umbi rajang/ chip bahan baku tepung

kasava, tepung kasava maupun tapioka) akan lebih awet dan

mudah difortifikasi menjadi berbagai produk olahan pangan dan

non pangan. Tepung kasava dapat dibuat melalui proses tanpa

fermentasi (tepung gaplek) dan melalui proses fermentasi

(Tepung Mocaf).

3) Petani perlu memahami faktor-faktor yang menurunkan harga

ubikayu diantaranya adalah:

a) Adanya kerusakan pada umbi akibat pemotongan tidak pada

tangkai atau terkena umbi sehingga menjadi sumber infeksi.

b) Panen pada umur yang tidak tepat sehingga kadar pati

kurang optimal

4) Penggunaan pengungkit pada saat panen bertujuan untuk

mengurangi jumlah umbi yang tertinggal/patah di dalam lahan.

Diharapkan petani ubikayu di Kabupaten Pati dapat menerapkan

penggunaan pengungkit pada saat panen.

5) Pada proses perajangan ubikayu yang telah dikupas bersih, perlu

diperhatikan putaran alat perajang dan ketebalan pisau

pemotong. Hasil rajangan diusahakan seragam dengan

ketebalan 1-1,5 mm agar pengeringan merata.

Page 95: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 84

6) Percepatan penerapan penanganan pascapanen ubikayu dalam

bentuk chips dipengaruhi oleh pengetahuan petani dan petugas

mengenai teknologi produksi chips, industri yang berkembang di

daerah tersebut dan permintaan pasar.

7. Pengukuran Susut Hasil Pascapanen Tanaman Pangan.

Pengukuran kehilangan pascapanen hasil pertanian tanaman pangan

masih sebatas pada komoditas padi, sedangkan pengukuran dan

perhitungan susut pascapanen jagung, kedelai dan ubikayu dilapangan

belum ada acuan yang baku.

Kegiatan pengukuran Susut Hasil Penanganan pascapanen sebelumnya

telah pernah dilaksanakan pada tahun 2012, 2014 dan pada tahun 2015

kembali dilakukan pengukuran susut hasil untuk komoditas jagung,

kedelai dan ubikayu. Pengukuran diharapkan dapat menggambarkan

besarnya kehilangan hasil pada setiap tahapan kegiatan penanganan

pascapanen.

Kegiatan pengukuran susut hasil pascapanen tanaman pangan meliputi

a. Pengukuran Susut Hasil Jagung

Pengukuran susut hasil jagung dilaksanakan di 2 (dua) Provinsi yaitu

Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli

Serdang ; Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Purworejo dan

Kabupaten Grobogan

Pengukuran susut penanganan pascapanen jagung meliputi tahap

panen, pemipilan dan pengeringan. Melalui kegiatan pengukuran

susut hasil pascapanen jagung diharapkan para pelaku pascapanen

memahami penanganan pascapanen yang baik sehingga terjadi

peningkatan efisiensi produksi melalui penurunan susut hasil

pascapanen yang pada akhirnya menambah nilai tambah dan daya

saing.

Page 96: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 85

Hasil pelaksanaan perhitungan pengukuran susut hasil pascapanen

jagung di 2 (dua) provinsi, diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Tahap Panen

Pemanenan di Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan cara

petik buka kelobot menggunakan tangan atau semacam alat

pengungkit dari kayu, dimasukkan ke dalam karung dan ada pula

yang petik dengan kelobot lalu dilakukan pengupasan diluar

petak, setelah itu dimasukkan ke dalam karung untuk

selanjutnya dilakukan pemipilan. Kebiasaan petani di Kabupaten

Langkat adalah panen yang dilakukan dalam luasan besar maka

panen jagung biasanya dilakukan dengan cara dibakar,

membutuhkan waktu 3 hari,(hari pertama batang jagung

direbahkan, hari ke dua dibakar dan pada hari ketiga dilakukan

pemetikan tongkol jagung, dikumpulkan dan dilakuan

penumpukan sementara di lapang).

Untuk Provinsi Jawa Tengah pemanenan dilakukan dengan cara

petik kelobot, buka kelobot lalu dimasukkan ke dalam karung,

dan ada pula yang dipetik buka kelobot. Kebiasaan pemanenan

di Kabupaten Grobogan yaitu 2 minggu sebelum panen jagung

dilakukan pemangkasan pucuk tanaman jagung, selanjutnya

panen jagung dengan cara petik buka kelobot jagung dan

dimasukkan ke dalam karung sebelum dilakukan pemipilan.

2) Tahap Pemipilan.

Pemipilan jagung dilakukan sesuai dengan kebiasaan petani

yaitu menggunakan mesin pemipil jagung (Corn Sheller)

berkapasitas 3 ton/jam, berbahan bakar solar.

3) Tahap Pengeringan

Pengeringan dengan memenafaatkan sinar matahari,

menggunakan alas terpal/lantai jemur hingga mendapatkan KA <

Page 97: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 86

17% atau mencapai 14%. Setelah dijemur dikumpulkan dan

dimasukkan ke dalam karung.

Hasil pengukuran susut jagung 2 (dua) Provinsi sebagai berikut :

1) Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,664%

Tahap pemanenan sebesar 1,197 %, tahap pemipilan sebesar

0,066 % dan tahap pengeringan sebesar 0,400 %.

2) Provinsi Jawa Tengah sebesar 4,965%

Tahap pemanenan sebesar 1,695%, tahap pemipilan sebesar

0,275% dan tahap pengeringan sebesar 2,995%.

Hasil pengukuran susut hasil pascapanen jagung tahun 2015

selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 14 : Hasil Pengukuran Susut Hasil Pascapanen Jagung

Tahun 2015

Pemanenan Pemipilan Pengeringan Jumlah

a Kab. Langkat 0.005 0.042 0.74 0.787

b Kab. Deli Serdang 2.39 0.09 0.06 2.540

a Kab. Purwerejo 1.41 0.33 4.55 6.29

b Kab. Grobogan 1.98 0.22 1.44 3.64

5.79 0.68 6.79 13.26

1.45 0.17 1.70 3.31

Sumatera Utara

Jawa Tengah

Provinsi/ Kabupaten/KotaSusut Hasil (%)

Rata-Rata

Jumlah

Kesimpulan perhitungan pengukuran susut hasil pascapanen jagung

sebagai berikut :

1) Susut pascapanen jagung yang terjadi di Provinsi Sumatera

Utara sebesar 1,664% sedangkan di Jawa Tengah sebesar

4,965%. Secara keseluruhan nilai susut pascapanen jagung

tersebut menunjukkan angka yang tidak terlalu besar apabila

dibandingkan dengan nilai susut yang dikeluarkan IPB tahun

2003 yaitu sebesar 5,2 %.

Page 98: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 87

2) Susut hasil di Provinsi Jawa Tengah (4,965%) lebih besar

dibandingkan dengan susut hasil di Provinsi Sumatera Utara

(1,664%), Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perilaku petani di

Provinsi Sumatera Utara yang lebih memperhatikan kaidah

penanganan pascapanen jagung khususnya pada tahap

pengeringan.

3) Susut pemipilan di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,066% dan

di Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,275%. Kondisi tersebut

ditentukan oleh sarana pemipil (Corn Sheller) yang digunakan

oleh petani. Corn Sheller yang digunakan petani di Sumatera

Utara merupakan buatan bengkel lokal yang spesifikasi lokasi

sedangkan di Provinsi Jawa Tengah merupakan bantuan

pemerintah yang kurang memperhatikan spesifikasi lokasi.

Saran penanganan pascapanen jagung yang lebih baik sebagai

berikut :

1) Setelah proses panen, pemipilan dan pengeringan diharapkan

petani memeriksa kembali apakah terdapat jagung yang

tertinggal di lapangan, di dalam mesin pemipil ataukah di tempat

pengeringan. Selalu menggunakan alas yang memenuhi syarat

untuk meminimalkan susut yang terjadi.

2) Perlu dilakukan pembinaan dan pengawalan berkelanjutan oleh

Petugas Dinas Pertanian baik Pusat, Provinsi dan Kabupaten

dalam penanganan pascapanen jagung yang lebih baik seiring

dukungan sarana dan teknolodi pascapanen.

3) Teknologi penanganan pascapanen perlu diinformasikan kepada

petani serta pelatihan kepada para operator yang menggunakan

mesin terutama untuk mesin yang multiguna.

4) Perlu dilakukan survey ke pedagang pengumpul jagung untuk

mengetahui apakah terdapat proses lanjutan seperti

pengeringan ulang ataupun sortasi ulang.

Page 99: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 88

b. Pengukuran Susut Hasil Kedelai

Pengukuran dan perhitungan susut hasil pascapanen kedelai

dilaksanakan di 2 (dua) Provinsi sentra produksi kedelai yaitu

Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten

Tasikmalaya ; Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto

dan Kabupaten Maros.

Uji coba pengukuran dan perhitungan susut hasil pascapanen

kedelai bertujuan untuk memperoleh data/informasi mengenai:

1) Besaran Susut Panen Kedelai,

2) Besaran Susut Pengangkutan Brangkasan Kedelai,

3) Besaran Susut Penjemuran Brangkasan Kedelai,

4) Besaran Susut Perontokan Polong dan Biji Kedelai

5) Metodologi Pengukuran Dan Perhitungan Susut Hasil Kedelai

Yang Lebih Sempurna.

Pemilihan lokasi untuk pelaksanaan pengukuran dan perhitungan

susut hasil pascapanen kedelai berdasarkan keterwakilan daerah

sentra produksi kedelai. Pengambilan sampel, setiap Provinsi dipilih

2 (dua) Kabupaten/Kota. Pada setiap Kabupaten/Kota dipilih 1 (satu)

Kecamatan. Jumlah responden pada setiap lokasi masing-masing

dipilih 2 (dua) orang petani dengan 2 (dua) sampling petak ubinan

Hasil pelaksanaan perhitungan pengukuran susut hasil pascapanen

kedelai di 2 (dua) provinsi, diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Susut Panen

Pengukuran susut pemanenan kedelai dilakukan dengan

sampel ubinan 5m x 5 m. Pemanenan dilakukan dengan cara

disabit atau dicabut batang tanaman kedelai, tergantung

kebiasaan petani setempat. Susut hasil tercecer panen dihitung

berdasarkan banyaknya polong dan biji kedelai yang tercecer,

karena goncangan pada saat panen, dan yang tertinggal di

Page 100: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 89

batang tanaman kedelai yang tidak terpotong/tercabut ketika

panen atau tanaman kedelai yang tertinggal di lahan/ladang

setelah panen. Pengukuran dan perhitungan susut hasil panen

secara rata-rata, selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 15 : Kisaran Persentase Susut Hasil Panen Kedelai

Tahun 2015

Umur Panen Susut Panen

(hst) %

a Kab. Indramayu Argomulyo 90 - 113 Sabit 1.84

b Kab. Tasikmalaya Anjasmoro 90 Sabit 0.66

a Kab. Jeneponto Anjasmoro 100 - 111 Sangko 1.87

b Kab. Maros - Anjasmoro 90 Sabit/cabut 0.73

- Kaba

- Mutiara

0.66-1.87

Provinsi/

Kabupaten/Kota

Kisaran

Jawa Barat

Sulawesi Selatan

Varietas Cara Panen

Tabel 15 menunjukkan bahwa besaran susut hasil panen

berkisar 0,66 – 1,87 %. Susut hasil panen tercecer tertinggi di

Kabupaten Jeneponto sebesar 1,87 % dan terendah di

Kabupaten Tasikmalaya sebesar 0,66%.

Susut hasil panen diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain varietas, umur layak panen, cara panen oleh

petani dan sarana panen yang digunakan serta budaya petani

dalam melakukan panen kedelai sehingga banyak batang

tanaman kedelai (polong terikut) yang masih tertinggal di lahan.

2) Susut Pengangkutan Brangkasan Kedelai

Petani responden pada susut hasil pascapanen kedelai

sebagian besar tidak melakukan pengangkutan brangkasan

kedelai. Petani memanen kedelai dan dikeringkan langsung di

lahan sehingga tidak ada pengangkutan brangkasan

kedelai.cAdapun pengangkutan brangkasan kedelai yang

dilakukan responden lainnya sudah cukup baik yaitu dengan

Page 101: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 90

memasukan brangkasan ke dalam karung, sehingga pada

tahap pengangkutan tidak terjadi susut tercecer.

Tabel 16 : Kisaran Persentase Susut Hasil Pengangkutan

Brangkasan Kedelai Tahun 2015

Susut Pengangkutan

%

a Kab. Indramayu - Kering dilahan 0

- Diikat dan dimasukkan ke

karung diangkut dengan motor

b Kab. Tasikmalaya - Tidak diangkut 0

a Kab. Jeneponto - Kering di lahan 0

b Kab. Maros - Tidak diangkut 0

0Kisaran

Jawa Barat

Sulawesi Selatan

Cara PengangkutanProvinsi/

Kabupaten/Kota

3) Susut Penjemuran Brangkasan

Penjemuran brangkasan kedelai dilakukan di lahan kedelai

dengan menggunakan alas terpal. Susut hasil penjemuran

brangkasan kedelai dihitung berdasarkan banyaknya biji kedelai

tercecer selama penjemuran brangkasan kedelai, antara lain

karena biji kedelai tercecer/terlempar di luar alas penjemuran,

atau tercecer di lahan apabila penjemuran tanpa menggunakan

alas.

Tabel 17 : Kisaran Persentase Susut Hasil Penjemuran

Kedelai Tahun 2015

Susut Penjemuran

%

a Kab. Indramayu - Langsung di rontokkan 0.02

- 3 sampai 4 hari

b Kab. Tasikmalaya - 2 sampai 3 hari 0.10

a Kab. Jeneponto - Langsung di rontokkan 0

b Kab. Maros - 2 sampai 3 hari 0.10

0 - 0.10Kisaran

Jawa Barat

Sulawesi Selatan

Lama PenjemuranProvinsi/

Kabupaten/Kota

Tabel 17 menunjukkan bahwa kisaran susut hasil penjemuran

antara 0 – 0,10 %. Susut penjemuran 0% karena responden

tidak melakukan penjemuran, kedelai di panen pada kondisi

Page 102: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 91

batang dan daun sudah kering. Setelah pemanenan dilanjutkan

proses perontokkan.

Susut penjemuran di Kabupaten Tasikmalaya dan Maros

sebesar 0,10 %. Penjemuran brangkasan menggunakan alas

terpal atau waring (alas seperti paranet yang mempunyai pori-

pori kecil) dengan ukuran 8 x 8 m. Penggunaan alas waring

lebih efektif daripada menggunakan alas terpal sebab

brangkasan lebih cepat kering .

4) Susut Perontokan

Perontokan brangkasan kedelai oleh responden yang dilakukan

secara manual umumnya dilakukan dengan dipukul

menggunakan tongkat kayu/pelepah kelapa (panjang + 80cm

dan diameter 5cm) di atas rak kayu atau terpal.Tempat untuk

perontokan brangkasan kedelai kering dilakukan langsung di

lahan budidaya kedelai milik petani yang bersangkutan, namun

ada juga perontokan yang dilakukan di halaman

rumah.Ketebalan tumpukan brangkasan yang dirontok secara

manual diatas alas terpal umumnya 30-50 cm dengan frekuensi

pembalikan 3-4 kali. Penggunaan mesin perontok (power

threser) belum banyak dilakukan petani, hal ini disebabkan

karena petani belum memiliki alat tersebut dan apabila akan

menggunakan power thresher maka petani harus menyewa.

Tabel 18 : Kisaran Persentase Susut Hasil Perontokan Kedelai

Tahun 2015

Manual Mekanis

a Kab. Indramayu 5.86 4.71

b Kab. Tasikmalaya 3.31 2.23

a Kab.Jeneponto 8.56 2.73

b Kab. Maros 4.88 1.45

3.31 - 8.56 1.45 - 4.71Kisaran

Susut Perontokan (%)

Jawa Barat

Sulawesi Selatan

Provinsi/

Kabupaten/Kota

Page 103: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 92

Tabel 18 menunjukkan bahwa kisaran susut hasil perontokan

dibagi menjadi 2, yaitu susut perontokan secara manual

(di pukul) dan susut perontokan secara mekanis (Power

Threser). Susut perontokan secara manual tertinggi di

Kabupaten Jeneponto sebesar 8,56 % dan terendah di

Kabupaten Tasikmalaya sebesar 3,31%.

Tingginya susut perontokan secara manual di Kabupaten

Jeneponto karena kurang terampil dan telitinya petani dalam

merontok brangkasan kedelai dengan menggunakan tongkat

pemukul mengakibatkan masih banyaknya biji kedelai yang

tidak terontok dan terpelanting keluaralas perontokan.

Susut perontokan secara mekanis tertinggi di Kabupaten

Indramayu sebesar 4,71% dan terendah di Kabupaten Maros

sebesar 1,45 %. Susut perontokan secara mekanis yang tinggi

di Kabupaten Indramayu dikarenakan petani kurang terampil

dalam mengoperasikan Power Threser sehingga sampah

brangkasan yang tidak terontok masih banyak.

Kisaran susut hasil perontokan manual sekitar 3,31 – 8,56 %

lebih tinggi dibandingkan kisaran susut hasil perontokan

mekanis sekitar 1,45 – 4,71 %. Penggunaan alat Power Threser

lebih efektif dalam mengurangi susut hasil perontokan dan

efisien dari segi waktu menyelesaikan perontokan brangkasan

kedelai kering. Penggunaan alas terpal yang sesuai untuk

perontokan brangkasan (ukuran 8 x 8 m) juga mempengaruhi

susut hasil perontokan. Alas terpal yang luas dapat

meminimalisir biji kedelai terpelanting jauh dan bercampur

dengan tanah.

5) Kisaran Susut Hasil Pascapanen Kedelai Tahun 2015

Susut hasil pascapanen kedelai tahun 2015 dibedakan menjadi

dua cara, yaitu secara manual dan secara mekanis. Kisaran

susut hasil pascapanen kedelai tahun 2015 secara manual

Page 104: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 93

berkisar antara 3,97 – 10,53 % dan mekanis berkisar antara

2,11 – 6,68 %.

Tabel 19 : Kisaran Susut Hasil Selama Penanganan

Pascapanen Kedelai Tahun 2015

a Panen 0.66 - 1.87 0.66 - 1.87

b Pengangkutan 0 0

c Pengeringan 0 - 0.10 0 - 0.10

d Perontokan

- Manual 3.31 - 8.56 0

- Mekanis 0 1.45 - 4.71

Manual Mekanis Manual Mekanis Manual Mekanis Manual Mekanis

7.72 6.57 4.07 2.99 10.43 4.60 5.71 2.28

Kab. Indramayu Kab. Tasikmalaya

Provinsi Jawa Barat Provinsi Sulawesi Selatan

Kab. Jeneponto Kab. Maros

Kisaran

Tahap Penanganan

Pascpanen

Kisaran (%)Susut Hasil (%)

Manual Mekanis

3.97 - 10.53 2.11 - 6.68

1.84

0

0.02

5.86

4.71

0.66

0

0.1

3.31

2.23 2.73

0.73

0

0.1

4.88

1.45

1.87

0

0

8.56

Tabel 19 menunjukkan bahwa susut hasil pascapanen kedelai

secara manual terbesar di Kabupaten Jeneponto (10,43%) dan

terendah di Kabupaten Tasikmalaya (4,07%). Susut hasil

pascapanen kedelai secara mekanis terbesar di Kabupaten

Indramayu (6,57 %) dan terendah di Kabupaten Tasikmalaya

(2,28%). Susut hasil pascapanen kedelai terbesar pada tahap

perontokan brangkasan kedelai, dimana banyak biji kedelai

yang terpelanting dan tidak terontok. Kisaran susut perontokan

secara manual sebesar 3,31 – 8,56 % lebih tinggi dibandingkan

dengan kisaran susut perontokan secara mekanis 1,45 –

4,71 %. Besarnya susut hasil perontokan manual karena

tercecer terutama terjadi pada saat pemukulan brangkasan

kedelai kering, dimana banyak biji kedelai yang terlempar keluar

alas perontokkan dan terdapat biji yang masih tertinggal dalam

polong akibat tidak meratanya pemukulan brangkasan kedelai

kering. Susut hasil perontokkan juga banyak terjadi pada saat

pembersihan biji kedelai dengan cara penampian, serta sampah

sisa pemukulan brangkasan.

Page 105: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 94

c. Pengukuran Susut Hasil Ubikayu.

Pengukuran susut hasil pascapanen ubikayu dilaksanakan di 2 (dua)

Provinsi yaitu Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang dan

Serdang Bedagai ; Provinsi DI.Yogyakarta di Kabupaten Bantul dan

Kabupaten Gunung Kidul yang merupakan daerah sentra produksi

ubikayu di Indonesia.

Cakupan kegiatan pengukuran susut hasil ubikayu adalah

pengamatan terhadap susut saat panen, susut pengupasan, susut

perajangan, susut pengeringan dan susut penyimpanan.

Pemilihan lokasi pengukuran susut hasil pascapanen ubikayu

dilakukan berdasarkan pertimbangan keterwakilan agroekosistem

(lahan sawah/tadah hujan, lahan kering/tegal, dataran tinggi, dataran

rendah, beriklim basah atau beriklim kering), sentra produksi ubikayu

dan adanya proses penanganan pascapanen lanjutan.

Hasil pelaksanaan perhitungan pengukuran susut hasil pascapanen

ubikayu sebagai berikut :

1. Susut Panen

Susut panen adalah susut yang terjadi selama proses panen.

Susut saat panen dihitung berdasarkan pada banyaknya umbi

yang tertinggal dalam tanah (tercecer 1) ; umbi yang tertinggal

pada pangkal batang sewaktu dilakukan pemotongan umbi

(tercecer 2) ; serta umbi yang tertinggal di lahan (tidak dipungut)

setelah proses panen sampai pengangkutan (tercecer 3). Hasil

Pengukuran dan perhitungan susut hasil panen secara rata-rata

disajikan pada tabel berikut :

Page 106: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 95

Tabel 20 : Rata - Rata Persentase Susut Panen Ubikayu

Tahun 2015

Varietas Susut Panen (%)

a Kab. Deli Serdang Manggu (lokal) 2.35

b Kab. Serdang Bedagai Samareta, Lampung 1.73

a Kab. Bantul Uncek, Mentega 2.41

b Kab. Gn.KidulAdhira 4, UJ 5, Gatot

Koco1.87

2.09

Sumatera Utara

D.I.Yogyakarta

Rata-Rata

Provinsi/

Kabupaten/Kota

Besaran susut panen rata-rata sebesar 2,09 %, susut tertinggi di

Kabupaten Bantul sebesar 2,41 %. Faktor susut panen

diperkirakan dipengaruhi berbagai faktor, antara lain kebiasaan

cara panen petani, cuaca, kondisi tanah waktu panen (kering

atau lembab) dan sarana yang digunakan untuk panen.

2. Susut Pengupasan

Susut pengupasan adalah susut tercecer saat pengupasan.

Penghitungan berdasarkan pada banyaknya umbi yang masih

melekat dibagian kulit atau umbi terbuang bersama kulit

(tercecer 1). Potongan umbi berasal dari pangkal dan ujung umbi

sebelum atau setelah dikupas (tercecer 2). Pengupasan

dilakukan secara tradisional dengan menggunakan pisau.

Hasil Pengukuran dan perhitungan susut hasil pengupasan

secara rata-rata disajikan pada tabel berikut :

Tabel 21 : Rata-Rata Persentase Susut Pengupasan Ubikayu

Tahun 2015

VarietasSusut Pengupasan

(%)

a Kab. Deli Serdang Manggu (lokal) 4.11

b Kab. Serdang Bedagai Samareta, Lampung 4.63

a Kab. Bantul Uncek, Mentega 2.14

b Kab. Gn.KidulAdhira 4, UJ 5, Gatot

Koco1.80

3.24

Sumatera Utara

D.I.Yogyakarta

Rata-Rata

Provinsi/

Kabupaten/Kota

Page 107: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 96

Besaran susut pengupasan rata-rata sebesar 3,24 %, susut

tertinggi pada Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 4,63 % dan

susut terendah pada Kabupaten Gunung Kidul sebesar 1,80 %.

Angka susut pengupasan dipengaruhi oleh berbagai faktor,

antara lain cara mengupas, varietas (mudah tidaknya dikupas),

umur panen, alat yang digunakan untuk mengupas dan ukuran

umbi. Ukuran umbi menentukan susut pengupasan karena umbi

yang berukuran besar cepat dan mudah dikupas, sedang yang

berukuran kecil sulit dan lama dikupas sehingga yang berukuran

kecil cenderung tidak dikupas dan di tinggalkan untuk pakan

ternak.

3. Susut Perajangan

Susut perajangan adalah umbi yang tercecer diluar alas

perajang saat pembuatan chips. Hasil Pengukuran dan

perhitungan susut hasil perajangan secara rata-rata disajikan

pada tabel berikut :

Tabel 22 : Rata-Rata Persentase Susut Perajangan Ubikayu

Tahun 2015

VarietasSusut Perajangan

(%)

a Kab. Deli Serdang *) Manggu (lokal) 0

b Kab. Serdang Bedagai Samareta, Lampung 1.11

a Kab. Bantul Uncek, Mentega 5.06

b Kab. Gn.Kidul *) Adhira 4, UJ 5, Gatot Koco 0

3.08

Ket : *) Umbi Gaplek

Provinsi/

Kabupaten/Kota

Rata-Rata

Sumatera Utara

D.I.Yogyakarta

Besaran susut perajangan rata-rata sebesar 3,08 %. Susut

perajangan di Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 1,11 % dan

Kabupaten Bantul sebesar 5,06 %. Rendahnya susut

perajangan di Kabupaten Serdang Bedagai karena perajangan

dilakukan dengan menggunakan alat perajang dan alas terpal

yang sesuai standar. Jika terjadi umbi terlempar keluar dari alas

Page 108: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 97

segera di pungut kembali oleh petani. Bentuk umbi hasil

perajangan adalah dalam bentuk cacah (tidak beraturan).

Sedangkan pada Kabupaten Bantul sarana perajang yang

digunakan tidak sesuai dengan standar putaran (rpm) alat

perajang lambat, pisau kurang tajam, luas alas perajang sempit,

dan kurang terampilnya operator. Bentuk rajangan beraturan

(chips), karena menggunakan sarana perajang umpan satu

persatu).

4. Susut Pengeringan

Proses pengeringan adalah proses untuk menurunkan kadar air

umbi, baik bentuk chips maupun gaplek gelondong sampai kadar

air tertentu dan siap untuk disimpan. Susut pengeringan dihitung

berdasarkan selisih bobot (kehilangan massa umbi yang

tercecer) selama pengeringan umbi.

Hasil Pengukuran dan perhitungan susut hasil pengeringan

secara rata-rata disajikan pada tabel berikut :

Tabel 23 : Rata-Rata Persentase Susut Pengeringan Ubikayu

Tahun 2015

VarietasSusut Pengeringan

(%)

a Kab. Deli Serdang *) Manggu (lokal) 7.35

b Kab. Serdang Bedagai Samareta, Lampung 7.06

a Kab. Bantul Uncek, Mentega 3.76

b Kab. Gn.Kidul *) Adhira 4, UJ 5, Gatot Koco 4.80

5.74

Ket : *) Umbi Gaplek

Sumatera Utara

D.I.Yogyakarta

Provinsi/

Kabupaten/Kota

Rata-Rata

Besaran susut pengeringan rata-rata 5,74 %. Perhitungan susut

pengeringan menggunakan rumus konversi kadar air konstan

(14 %). Kabupaten Deli Serdang mempunyai angka besaran

susut pengeringan tertinggi 7,35 %, Kabupaten Serdang

Page 109: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 98

Bedagai 7,06 %. Kabupaten Bantul 3,76 % dan Kabupaten

Gn.Kidul 4,80 %

Pengeringan menggunakan alas terpal saat proses pengeringan,

namun pada saat penjemuran kurang terkontrol (banyak

dimakan ternak peliharaan antara lain ayam dan bebek) serta

pada saat pembalikan chips/gaplek banyak yang terlempar/

keluar dari terpal dan tidak dipungut kembali

5. Susut Penyimpanan

Susut penyimpanan adalah besarnya umbi yang tercecer selama

proses penyimpanan berupa chips/ gaplek. Hasil Pengukuran

dan perhitungan susut hasil penyimpanan secara rata-rata

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 24 : Rata-Rata Persentase Susut Penyimpanan Ubikayu

Tahun 2015

VarietasSusut

Penyimpanan (%)

a Kab. Deli Serdang Manggu (lokal) 0.51

b Kab. Serdang Bedagai Samareta, Lampung 1.06

a Kab. Bantul **) Uncek, Mentega -

b Kab. Gn.Kidul **) Adhira 4, UJ 5, Gatot Koco -

0.79

Ket : **) dalam proses penyimpanan 3-4 bulan

Sumatera Utara

D.I.Yogyakarta

Provinsi/

Kabupaten/Kota

Rata-Rata

Besaran susut penyimpanan sementara rata-rata sebesar

0,79%. Pengukuran susut penyimpanan chips diukur

berdasarkan berat sebelum dan sesudah penyimpanan.

Penyimpanan gaplek dihitung berdasarkan berat gaplek sebelum

dan sesudah penyimpanan dilakukan. Susut penyimpanan

disebabkan karena dimakan hama gudang, sistem curah dan

pengemasan yang tidak benar serta kondisi tempat

penyimpanan yang tidak kering.

Rekapitulasi Susut Pascapanen Ubikayu disajikan pada tabel

berikut :

Page 110: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 99

Tabel 25 : Rekapitulasi Susut Pascapanen Ubikayu tahun

2015.

Kab. Deli Serdang Kab. Serdang Bedagai Kab. Bantul Kab. Gn.Kidul

(gaplek) (chips) (chips) (gaplek) (%)

a Panen 2.36 1.73 2.41 1.17 1.92

b Pengupasan 4.11 4.63 2.14 1.80 3.17

c Perajangan * 1.11 5.06 * 3.08

d Pengeringan 7.35 7.05 3.76 4.80 5.74

e Penyimpanan 0.51 1.06 ** ** 0.39

14.30

Ket : *) Tidak tersedia data karena tidak ada proses perajangan (berupa gaplek glondong)

**) Dalam proses penyimpanan 3 - 4 bulan

Tahap Penanganan

Pascpanen

Rata-Rata

Total

Susut Hasil (%)

Provinsi Sumatera Utara Provinsi D.I. Yogyakarta

Susut pascapanen ubikayu mulai dari tahap panen,

pengupasan, perajangan/pembelahan, pengeringan dan

penyimpanan sebesar 14,30 %. Susut terbesar pada tahap

pengeringan/penjemuran sebesar 5,74 % dan pada tahap

panen sebesar 3,17 %. Tingginya susut pada saat pengeringan/

penjemuran disebabkan saat melakukan pembalikan chips

banyak yang terjatuh dan tidak dipungut kembali, banyaknya

hewan peliharaan (ayam dan bebek) dalam lokasi penjemuran

sehingga saat chips dijemur banyak yang dimakan hewan,

sementara tingginya susut tercecer pengupasan disebabkan

bukan karena proses pengupasan yang kurang baik dan benar,

tetapi lebih karena cara pemotongan ke dua ujung umbi yang

kurang benar sehingga banyak daging umbi ikut terbuang/

terpotong.

Untuk menekan susut pemanenan, perlu dilengkapi/dibantu

sarana panen (pengungkit). Untuk perajangan sarana perajang

yang digunakan sudah baik hanya saja pelaku perajangan belum

berpengalaman serta putaran alat perajangan (RPM) terlalu

rendah, sehingga menghasilkan susut perajangan yang rendah

sebesar 1,54 %.

Page 111: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 100

8. Pembinaan Pilot Project SIPP Ubikayu Kabupaten Cianjur Provinsi

Jawa Barat.

Pengembangan tepung mocaf dengan sistem cluster untuk meningkatkan

kesejahteraan petani ubikayu di kawasan sentra produksi ubikayu mulai

dirintis pemerintah untuk mendukung pertanian bioindustri. Pada tahun

2014, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah memberikan

bantuan berupa fasilitasi sarana paket produksi chips dan tepung pada 3

lokasi berbeda di Kabupaten Cianjur yaitu paket produksi chips di

Kecamatan Sindangbarang dan Kecamatan Cibinong, serta paket

produksi tepung di Kecamatan Cidaun.

Fasilitasi Pengembangan Ubikayu merupakan salah satu Pilot Project

Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) yang dilakukan melalui

bentuk Dukungan Manajemen Peningkatan Kapasitas SDM Gabungan

Kelompok Tani/Kelompok Tani Penerima Bantuan Program SIPP di

Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat yang bersumber dari APBN TA

2015.

Sistem cluster yang direncanakan akan diterapkan pada kegiatan SIPP

2015–2045 memerlukan sistem kerjasama yang baik antar cluster chips

dan pusat produksi tepung. Dukungan pendampingan dari Pusat, dinas

pertanian provinsi sampai BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) setempat

menjadi hal yang sangat penting. Dibutuhkan SDM yang memahami cara

produksi chips dan tepung secara baik dan benar, cara mengelola usaha,

opersionalisasi sarana yang ada, pemasaran, dan penanganan limbah

produksi.

Sebagai program daerah yang tentunya akan didukung oleh pemerintah

daerah setempat, maka berbagai dukungan infrastruktur juga berpotensi

untuk diakses. Pemerintah daerah memiliki asset berupa lahan dan

prasarana yang bisa dipinjam atau dihibahkan. Dukungan infrastruktur

yang dibutuhkan mulai dari lahan untuk pembangunan gudang dan rumah

produksi, serta sekretariat/perkantoran dan kendaraan. Selain itu,

dukungan riset juga bisa diperoleh dari Badan Penelitian dan

Page 112: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 101

Pengembangan Daerah setempat yang ada di setiap level provinsi. Oleh

sebab itu, dilakukan pembinaan yang terus menerus dari tingkat Pusat

maupun Daerah sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancar

dan memberikan dampak positif terhadap masyarakat tani disekitarnya.

Diharapkan dengan adanya fasilitasi tersebut, kelompok tani dapat

bekerja sama dengan semua instansi terkait di daerah termasuk dengan

pedagang, perusahaan, maupun swasta lainnya pada bidang usaha

seperti pembelian, pemrosesan, pengolahan dan penjualan komoditi

ubikayu yang diproduksi di wilayah setempat maupun diwilayah plasma

dengan mempertimbangkan analisa kelayakan usaha sehingga

menguntungkan dan berkelanjutan.

Pendekatan kegiatan dalam upaya mewujudkan gapokan/poktan sebagai

“pemilik-pelaku-penentu” dalam pengelolaan agribisnis khususnya

pengelolaan komoditi ubikayu memerlukan suatu tahapan kegiatan,

sehingga petani berproses sesuai dengan sosial budaya lokal.

Pendekatan program dan/atau kegiatan dengan mengutamakan

petani/sumberdaya lokal akan memberikan jaminan terjadinya perubahan

pola perilaku seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan skill

kelompok tani melalui kegiatan pendampingan, sehingga pelaksanaan

program dapat keberlanjutan.

Tahap kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan kelompok dilakukan

di Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota antara lain dengan fokus

perencanaan produksi berupa penetapan/pemilihan varietas yang akan

dibudidayakan, konsolidasi blok produksi dalam kawasan (Kecamatan

Cidaun, Kecamatan Cibinong, dan Kecamatan Sindangbarang) untuk

menjamin kesinambungan pasokan bahan baku tepung, peningkatan

produktivitas, kemampuan penanganan pascapanen ubikayu,

pengembangan pemanfaatan mocaf dan kerjasama usaha, serta

pengembangan produk samping lainnya (pakan, pupuk organik dan

bioenergi). Tahapan kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan

kelompok sebagai berikut:

Page 113: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 102

a. Pusat

1) Penyusunan Pedoman Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Manusia Gabungan Kelompok Tani/ Kelompok Tani di lokasi

Pilot Project SIPP 2015 - 2045.

2) Penyusunan Panduan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Manusia Gabungan Kelompok Tani/ Kelompok Tani di lokasi

Pilot Project SIPP 2015 - 2045.

3) Penyusunan Modul Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Manusia Gabungan Kelompok Tani/ Kelompok Tani di lokasi

Pilot Project SIPP 2015 – 2045.

4) Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pilot Project SIPP Tahun 2015.

b. Provinsi

1) Sosialisasi Penerapan Penanganan Pascapanen Ubikayu

Sesuai GHP di lokasi Pilot Project SIPP 2015 – 2045.

2) Pembinaan dan Pengawalan Pelaksanaan Kegiatan.

3) Temu Usaha dan Kemitraan.

c. Kabupaten

1) Pembinaan dan Pengawalan Pelaksanaan Kegiatan.

2) Pembekalan Teknis/Apresiasi Petugas dan Gabungan

Kelompok Tani/Kelompok Tani :

a) Apresiasi Perencanaan Produksi

b) Apresiasi Produksi Chips dan Tepung

c) Apresiasi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Kelompok

3) Pendampingan Produksi Chips dan Tepung.

Pada proses pelaksanan Pembinaan Pilot Project SIPP Ubikayu

Kabupaten Cianjur terdapat kendala sebagai berikut :

1) Kelompok tani masih memerlukan pendampingan dalam proses

pengolahan agar mutu hasil produksinya dapat sesuai standar mutu

Page 114: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 103

yang telah ditetapkan dalam SNI karena petani penerima bantuan

belum pernah melakukan proses produksi sebelumnya.

2) Kegiatan usaha produksi chips dan tepung umumnya masih

terkendala oleh terbatasnya bahan baku di lokasi SIPP, tingginya

harga bahan baku saat ini, dan terbatasnya permodalan.

3) Masih terkendala proses pengeringan terutama saat ini memasuki

musim hujan. Alat pengering yang diberikan belum mampu bekerja

optimal.

4) Pengelolaan usaha belum dilaksanakan secara bersama (Cibinong),

administrasi poktan belum tertib dan perangkat organisasi poktan

yang terbentuk belum sepenuhnya berfungsi optimal.

5) Kendala pelaksanaan kegiatan di Kecamatan Cidaun disebabkan

pengunduran diri Gapoktan Mitra Usaha. Hal ini mengakibatkan

proses produksi berhenti dan alat tidak dimanfaatkan. Gapoktan lain

di Cidaun menyatakan berminat untuk mengelola alat-alat tersebut.

Upaya Tindak Lanjut yang dilakukan sebagai berikut :

1) Diperlukan rancangan pembinaan secara berkelanjutan kepada

Poktan untuk menguatkan kapasitas SDM kelompok tani dari aspek

manajemen pengelolaan usaha dan peningkatan pengetahuan

pengolahan berbasis ubikayu sehingga poktan dapat melakukan

derivasi produk.

2) Akan dikirimkan surat kepada BPTP dan Disperindag Provinsi Jawa

Barat untuk melakukan pembinaan kelompok tani di Lokasi SIPP.

3) Perlu dialokasikan anggaran untuk kegiatan apresiasi perencanaan

produksi, penanganan pascapanen dan pengolahan serta

penguatan kelembagaan, selain itu alokasi dana pendampingan

kelompok tani untuk petugas penyuluh.

4) Poktan/gapoktan agar berupaya secara mandiri dan menguatkan/

mendorong peran serta anggota kelompok lainnya dalam

pengelolaan usaha.

Page 115: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 104

5) Pemerintah akan terus mendukung pengembangan usaha

poktan/gapoktan dan pemasaran produk yang dihasilkan serta

mengoptimalkan peran serta instansi terkait seperti BPTP dan

Disperindag dalam membina poktan/gapoktan.

6) Telah disampaikan kepada BP3K Cidaun agar permasalahan yang

terjadi diselesaikan secara intern antara BP3K Cidaun dan

poktan/gapoktan setempat.

7) Hasil musyawarah agar segera dilaporkan ke Dinas Pertanian

Kabupaten dan secara berjenjang ke Provinsi dan Pusat.

8) Permasalahan harus segera diselesaikan karena akan berpengaruh

terhadap arus investasi dan keberlanjutan program lainnya

9. Pendampingan Fasilitasi Pascapanen Dalam Mendukung Kawasan.

Dalam mendukung kegiatan pengembangan kawasan tanaman pangan

tahun 2015, Direktorat Budidaya Serealia telah menetapkan kawasan

jagung di 7 provinsi, pada 7 kabupaten. Fasilitasi Gerakan Penerapan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) adalah 1.500 Ha. Kawasan

jagung ini diharapkan akan menghasilkan produksi yang memenuhi skala

ekonomis, produksi sekali panen minimum 3.000 ton dan terkonsentrasi

pada satu kawasan, untuk memudahkan penanganan dan pemasaran.

Kabupatentersebut diharapkan akan menjadi stimulasi perkembangan

kawasan baru produksi jagung.

Dukungan Sarana Pascapanen yang diberikan untuk mendukung

kawasan sebagai berikut :

1) Corn Sheller per unit senilai Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta

rupiah) sebanyak 42 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten.

2) Vertical Dryer Jagung + Crusher + bangunan per unit senilai

Rp. 958.000.000,- (sembilan ratus lima puluh delapan juta rupiah)

sebanyak 29 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. Vertical

Dryer sehargaRp. 685.000.000,- (enam ratus delapan puluh lima

Page 116: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 105

juta rupiah) dan Crusher seharga Rp. 23.000.000,- (dua puluh tiga

juta rupiah) serta bangunan seharga Rp. 250.000.000,- (dua ratus

lima puluh juta rupiah) termasuk biaya perencanaan dan

pengawasan.

3) Corn Combine Harvester per unit senilai Rp. 500.000.000,- (lima

ratus juta rupiah) sebanyak 8 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7

Kabupaten.

Beberapa hal yang menjadi permasalahan dan harus dijadikan perhatian

dalam kegiatan pencapaian pengembangan kawasan tanaman pangan

sebagai berikut :

1) Komoditas tanaman pangan selalu dihadapkan dengan harga hasil

produksi yang murah di saat panen dan harga tinggi di saat musim

paceklik. Demikian juga halnya yang terjadi pada komoditas jagung

sehingga dibutuhkan adanya jaminan kepastian harga pada saat

panen. Harga yang kompetitif akan menguntungkan petani dan

menstimulan petani untuk terus meningkatkan produksi dan

mempertahankan kualitas hasil panen.

2) Harga jagung pipilan yang memenuhi standar pabrikan atau standar

nasional tidak memberikan pendapatan lebih bagi petani. Petani

jagung cenderung untuk tidak memperhatikan kualitas produknya

sehingga kualitas jagung pipilan kering masih belum optimal dalam

memenuhi standar kebutuhan industri pakan ternak.

3) Pemasaran hasil produk juga merupakan kendala bagi petani. Hasil

panen langsung dijual ke tengkulak dikarenakan lokasi industri

pakan ternak yang umumnya relatif cukup jauh. Harga ditentukan

oleh tengkulak dan tidak ada posisi tawar yang menguntungkan bagi

petani. Kondisi tersebut di atas telah menyebabkan pendapatan

usahatani Jagung belum mampu memberikan pengaruh yang berarti

terhadap tingkat pendapatan dan kesejahteraan para petani jagung.

4) Pemberian sarana pascapanen jagung memberikan dampak positif

bagi petani, terutama dalam hal kelangkaan tenaga kerja. Namun,

Page 117: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 106

pemanfaatannya tidak dalam kurun waktu yang panjang. Hal ini

disebabkan petani belum mampu mengadopsi tenologi sarana

pascapanen tersebut. Pelatihan dan kursus bagi petani sangat

dibutuhkan. Selain itu, spesifikasi sarana pascapanen harus

menyesuaikan dengan tipologi lahan dan keadaan wilayah

setempat.

Tindak Lanjut Hasil kunjungan sebagai berikut:

1) Peningkatan produksi terutama di daerah kawasan jagung tidak

hanya didukung dengan sarana pascapanen tetapi juga disertai

dengan dukungan pasar dan jaminan harga yang kompetitif.

2) Pemberian sarana pascapanen jagung harus disertai dengan

pelatihan selain pelatihan yang dilakukan oleh pabrikan/produsen.

3) Sarana pascapanen jagung yang diberikan mempunyai spesifikasi

yang sesuai dengan keadaan wilayah.

4) Kampanye peningkatan kualitas hasil produksi harus terus

dilakukan karena persaingan produk tidak hanya dengan produsen

dalam negeri namun juga produsen luar negeri.

10. Pembinaan dalam Rangka UPSUS Peningkatan PJK Tahun 2015.

Permasalahan substantif yang dihadapi dalam percepatan pencapaian

swasembada pangan antara lain: (1) alih fungsi dan fragmentasi lahan

pertanian; (2) rusaknya infrastruktur/ jaringan irigasi; (3) semakin

berkurangnya dan mahalnya upah tenaga kerja pertanian serta

kurangnya peralatan mekanisasi Pertanian (alat dan mesin pertanian);

(4) masih tingginya susut hasil (losses); (5) belum terpenuhinya

kebutuhan pupuk dan benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta

belum memenuhi enam tepat (tepat waktu, jumlah,kualitas, jenis, harga,

dan lokasi; (6) lemahnya permodalan petani, (7) harga komoditas pangan

jatuh dan sulit memasarkan hasil pada saat panen raya.

Page 118: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 107

Presiden RI melalui Program Nawacita telah menetapkan target

swasembada padi, jagung dan kedelai pada Tahun 2017. Program

Upaya Khusus (Upsus) peningkatan produksi padi jagung kedelai tahun

2015 telah digulirkan oleh Kementerian Pertanian sebagai dukungan

terhadap program Nawacita bidang Kedaulatan Pangan. Program Upsus

diwujudkan dalam dukungan beberapa program kegiatan yang

dialokasikan bagi kawasan dan non kawasan sentra tanaman pangan di

seluruh Indonesia. Adapun target produksi yang harus dicapai pada

tahun 2015 adalah produksi padi 73,40 juta ton dengan pertumbuhan

2,21%/tahun, jagung 20,33 juta ton dengan pertumbuhan 5,57

persen/tahun, dan kedelai 1,50 juta ton dengan pertumbuhan 60,81

persen/tahun.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.

1243/Kpts/OT.160/12/2014 tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus

Peningkatan Produksi Padi Jagung Kedelai Melalui Program Perbaikan

Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya, Direktur Pascapanen telah

ditunjuk menjadi Koordinator Kelompok Kerja Upaya Khusus

Peningkatan Produksi Padi Jagung Kedelai Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam dinamika pembangunan Provinsi Sumatera Selatan semakin maju

dan berkembang, tantangan pembangunan dalam lima tahun mendatang

(2013-2018) adalah melakukan transformasi dan akselerasi

pembangunan agar dapat mengatasi berbagai masalah terutama belum

optimalnya kinerja birokrasi dalam pelayanan publik; belum terpadunya

pengelolaan prasarana dan sarana transportasi, sanitasi dan energi;

belum optimalnya penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup;

belum tuntasnya penanganan kemiskinan dan pengangguran; serta

belum meratanya pembangunan antara daerah kabupaten/kota. Berbagai

tantangan tersebut perlu dipecahkan secara dini, terpadu, terencana dan

berkelanjutan sesuai dengan potensi dan prioritas pembangunan di

setiap wilayah kabupaten/kota.

Cakupan kegiatan pertanian yang ada di Provinsi Sumatera Selatan

terdiri atas beberapa jenis kegiatan yang dikelompokkan dalam beberapa

Page 119: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 108

sub sektor yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan,

peternakan dan perikanan. Untuk sektor tanaman pangan, Sumatera

Selatan memiliki lawan sawah seluas 781.595 ha yang terdiri dari lahan

sawah yang ditanami padi seluas 612.424 dan lahan sawah yang tidak

ditanami padi seluas 169.171 ha. Lahan sawah yang ditanami padi terdiri

dari lahan sawah irigasi seluas 107.656 ha, lahan sawah tadah hujan

seluas 90.970 ha, lahan sawah pasang surut seluas 217.166, dan lahan

sawah rawa lebak seluas 196.632 ha. Saat ini lahan sawah abadi di

Sumatera Selatan seluas 752.150 ha, terdiri atas 399.521 ha atau 55

persen lahan sawah irigasi 113.655 ha atau 15 persen lahan sawah

pasang surut, sawah lebak dan sawah tadah hujan dan sisanya 238.974

ha atau 30 persen adalah lahan sawah yang belum ditanami.

PembinaanUPSUS Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai kami

lakukan di Provinsi Sumatera Selatan dan telah menempatkan Sumatera

Selatan sebagai Provinsi peringkat ke 2 dengan peningkatan produksi

padi terbesar setelah Provinsi Aceh. Sedangkan produksi jagung dan

kedelai mengalami peningkatan terbesar se Indonesia. Berikut

perkembangan program UPSUS PJK Provinsi Sumatera Selatan:

a. Padi

1) Luas Tanam Padi Periode Oktober 2014 - Maret 2015 seluas

457.060 ha, atau 89,94 persen dari target seluas 508.211 ha,

dengan sisa luas tanam seluas 51.151 ha.

2) Luas Tanam Padi Periode April - September 2015 seluas

437.160 ha, atau 71,79 persen dari target seluas 608.933 ha,

dengan sisa luas tanam seluas 171.773 ha.

3) Total Luas Tanam Padi Periode Oktober 2014 - September

2015 seluas 894.220 ha atau 80,05 persen dari target seluas

1.117.144 ha dengan sisa luas tanam seluas 222.924 ha.

4) Luas Tanam Padi Periode Oktober 2015 - Maret 2016 seluas

38.523 ha, atau 7,25 persen dari target seluas 531.588 ha,

dengan sisa luas tanam seluas 493.065 ha.

Page 120: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 109

5) Luas Panen Padi Periode Januari - Desember 2015 hingga

minggu ke II November 2015 seluas 831.706 ha atau 102,56

persen dari luas panen tahun 2014 seluas 810.900 ha.

6) Produksi Padi Periode Januari - Desember 2015 hingga minggu

ke II November 2015 sebesar 3.979.901 ton atau 85,05 persen

dari target sebesar 4.679.387 ton.

7) Total Produksi Padi Periode Januari - Desember 2015

diperkirakan sebesar 4.259.104 ton (ARAM II) atau 116,04

persen dari produksi tahun 2014 sebesar 3.670.435 ton.

b. Jagung

1) Luas Tanam Jagung Periode Oktober 2014 -Maret 2015 seluas

13.214 ha, atau 70,53 persen dari target seluas 18.374 ha,

dengan sisa luas tanam seluas 5.520 ha.

2) Luas Tanam Jagung Periode April - September 2015 seluas

38.214 ha, atau 67,32 persen dari target seluas 56.768 ha,

dengan sisa luas tanam seluas 18.554 ha.

3) Total Luas Tanam Jagung Periode Oktober 2014 - September

2015 seluas 51.428 ha atau 68,11 persen dari target seluas

75.502 ha dengan sisa luas tanam seluas 24.075 ha.

4) Luas Tanam Jagung Periode Oktober 2015 - Maret 2016 seluas

452 ha, atau 2,49 persen dari target seluas 18.181 ha, dengan

sisa luas tanam seluas 17.729 ha.

5) Luas Panen Jagung Periode Januari - Desember 2015 hingga

minggu ke II November 2015 seluas 43.957 ha atau 137,63

persen dari luas panen tahun 2014 seluas 31.939 ha.

6) Produksi Jagung Periode Januari - Desember 2015 hingga

minggu ke II November 2015 sebesar 277.030 ton atau 67,95

persen dari target sebesar 407.671 ton.

Page 121: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 110

7) Total Produksi Jagung Periode Januari - Desember 2015

diperkirakan sebesar 314.605 ton (ARAM II) atau 163,88 persen

dari produksi tahun 2014 sebesar 191.974 ton.

c. Kedelai

1) Luas Tanam Kedelai Periode Oktober 2014 -Maret 2015 seluas

1.998 ha, atau 57,36 persen dari target seluas 3.483 ha,

dengan sisa luas tanam seluas 1.485 ha.

2) Luas Tanam Kedelai Periode April - September 2015 seluas

10.439 ha, atau 57,30 persen dari target seluas 18.219 ha,

dengan sisa luas tanam seluas 7.780 ha.

3) Total Luas Tanam Kedelai Periode Oktober 2014 - September

2015 seluas 12.437 ha atau 57,31 persen dari target seluas

21.702 ha, dengan sisa luas tanam seluas 9.205 ha.

4) Luas Tanam Kedelai Periode Oktober 2015 - Maret 2016 seluas

110 ha, atau 3,44 persen dari target seluas 3.194 ha, dengan

sisa luas tanam seluas 3.084 ha.

5) Luas Panen Kedelai Periode Januari - Desember 2015 hingga

minggu ke II Nopember 2015 seluas 9.769 ha atau 134,99

persen dari luas panen tahun 2014 seluas 7.237 ha.

6) Produksi Kedelai Periode Januari - Desember 2015 hingga

minggu ke II Nopember 2015 sebesar 17.002,98 ton atau 72,05

persen dari target sebesar 23.598 ton.

7) Total Produksi Kedelai Periode Januari - Desember 2015

diperkirakan sebesar 19.197 ton (ARAM II) atau 152,96 persen

dari produksi tahun 2014 sebesar 12.550 ton.

Page 122: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 111

11. Pengawalan Dukungan Sarana Pascapanen TP (APBN-P)

Dalam rangka mendukung upaya khusus pencapaian swasembada

berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai, maka

Pemerintah memberikan dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen

tanaman pangan dari dana APBN-P TA 2015 dalam bentuk sarana

pascapanen tanaman pangan berupa penyediaan sarana Combine

Harvester Kecil sebanyak 3.056, Vertical Dryer padi kapasitas 3,5 – 6 ton

+ bangunan/rehap sebanyak 166 unit, Corn Sheller sebanyak 2.088 unit,

vertical dryer jagung kapasitas 3,5 – 6 ton + bangunan/rehab sebanyak

207 unit dan Power Thresher Multiguna sebanyak 1.836 unit, Combine

Harvester Besar sebanyak 125 unit, flat bad dryer sebanyak 6 unit dan

Corn Combine Harvester sebanyak 11 unit. Diharapkan dengan bantuan

sarana pascapanen tersebut akan dapat membantu petani pada proses

penanganan panen, mengamankan produksi, meningkatkan pendapatan

dan kesejahteraan petani

Pengawalan dan monev pelaksanaan dukungan sarana pascapanen

tanaman pangan (APBN-P) tahun 2015 antara lain:

1. Melakukan pengawalan dan monitoring bantuan sarana pascapanen

tanaman pangan tahun 2015 yang bersumber dari APBN-P 2015.

2. Memperoleh informasi mengenai permasalahan dalam kegiatan

pascapanen tanaman pangan.

3. Melakukan evaluasi sebagai bahan untuk perencanaan program

dan kegiatan pada tahun 2016.

Pengawalan dan monitoring sarana pascapanen tanaman pangan pada

dana APBN-P 2015 diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Pengawalan dan monev bantuan sarana pascapanen tanaman

pangan pada dana APBN-P 2015 dilaksanakan pada 27 (dua puluh

tujuh) provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat, Bengkulu, Gorontalo,

Bangka Belitung, Riau, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Page 123: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 112

Banten, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi

Selatan, Maluku, Papua Barat, Papua.

2. Jumlah bantuan sarana pascapanen APBN-P 2015 setelah revisi

DIPA 13 November 2015 sebanyak 7.499 unit, terdiri dari combine

harvester kecil sebanyak 3.060 unit, vertical dryer padi kapasitas 3,5

– 6 ton + bangunan/rehab sebanyak 166 unit, corn sheller sebanyak

2.088 unit, vertical dryer jagung kapasitas 3,5 – 6 ton +

bangunan/rehab sebanyak 207 unit, power thresher multiguna

sebanyak 1.836 unit, combine harvester besar sebanyak 125 unit,

flat bed dryer sebanyak 6 unit dan corn combine harvester sebanyak

11 unit.

3. Bantuan sarana pascapanen Combine Harvester kecil sebanyak

3.060 unit dialokasikan di 32 provinsi, realisasi Berita Acara Serah

Terima Barang (BASTB) 3.060 unit (100%), dan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) sebesar Rp.345.821.132.634,- (87,32%),

penghematan/efisiensi Rp. 50.227.089.366,-.

4. Bantuan sarana pascapanen Vertical Dryer Padi (kap. 3,5-6 ton) +

bangunan/rehab bangunan dryer sebanyak 166 unit dialokasikan di

22 provinsi, realisasi BASTB 165 unit (99,40%), Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) sebesar Rp.129.572.289.570,- (87,71%),

penghematan /efisiensi Rp. 24.401.411.430,-, sisa mati/tidak

terserap Rp. 815.000.000,-.

5. Bantuan sarana pascapanen Vertical Dryer Jagung (kap. 3,5-6 ton)

+ bangunan/rehab bangunan dryer sebanyak 207 unit dialokasikan

di 21 provinsi, realisasi BASTB 205 unit (99,03%), dan Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebesar Rp.163.442.909.522,-

(85,61 %), penghematan /efisiensi Rp. 24.077.455.921,- dan sisa

mati/tidak terserap Rp. 3.399.973.557,-.

Page 124: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 113

6. Bantuan sarana pascapanen Corn Sheller sebanyak 2.088 unit

dialokasikan di 31 provinsi, realisasi BASTB 2.088 unit (100%),

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebesar

Rp.50.392.031.768,- (81,49%), penghematan/efisiensi

Rp. 11.448.991.232,-.

7. Bantuan sarana pascapanen Power Thresher Multiguna sebanyak

1.836 unit dialokasikan di 30 provinsi. Realisasi BASTB 1.646 unit

(89,65%), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebesar

Rp.38.963.462.015,- (73,18%), penghematan/efisiensi Rp.

8.945.487.985,- dan sisa mati/tidak terserap Rp. 5.336.137.000,-.

8. Bantuan sarana pascapanen Combine Harvester Besar sebanyak

125 unit dialokasikan di 3 provinsi, realisasi BASTB 70 unit, dan

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebesar

Rp.47.149.820.000,- (93,78%), penghematan/efisiensi

Rp. 3.128.160.000,-.

9. Bantuan sarana pascapanen Flat Bed Dryer sebanyak 6 unit

dialokasikan di 1 provinsi realisasi BASTB 6 unit (100%), Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebesar Rp.4.146.040.000,-

(97,79 %), penghematan/efisiensi Rp. 93.860.000,-.

10. Bantuan sarana pascapanen Corn Combine Harvester sebanyak 11

unit dialokasikan di 2 provinsi, realisasi BASTB 11 unit (100%),

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebesar Rp.3.746.750.000,-

(98,41 %), penghematan /efisiensi Rp. 60.400.000,-.

11. Berdasarkan revisi sisa hasil penghematan tanggal 13 November

2015 terdapat penambahan anggaran untuk kegiatan dukungan

sarana pascapanen tanaman pangan sumber dana APBN-P

sebesar Rp. 83.160.802.000,- sehingga total anggaran Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan sumber APBN-P menjadi

Rp. 927.836.427.000,- (semula Rp. 844.675.625.000,- naik 9,85%)

yang terdiri dari anggaran kegiatan dukungan fasilitasi bantuan

sarana pascapanen sebesar Rp. 915.168.402.000,- (semula

Page 125: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 114

Rp. 832.350.000.000,- naik 8,28%) dan pembinaan/monev sebesar

Rp. 12.668.025.000,- (semula Rp. 12.325.625.000,- naik 2,78%).

Realisasi fisik dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen

tanaman pangan sebesar 7.306 unit (97,43%) dari target 7.449 unit,

sedangkan realisasi keuangan (SP2D) sebesar

Rp.783.234.435.509 (85,58%) terhadap pagu

Rp. 915.168.402.000,- dan 99,81% terhadap nilai kontrak

Rp. 784.764.409.066,-. Dari realisasi tersebut terdapat

penghematan/efisiensi sebesar Rp. 122.382.855.934,- (13,37%) dari

pagu dan terdapat sisa mati/tidak terserap sebesar

Rp. 9.551.110.557 (1,04)% terhadap pagu.

Seiring berjalannya kegiatan, dari penghematan anggaran yang ada

terdapat revisi anggaran penghematan sehingga terdapat realisasi

penambahan alat berupa 6 unit Combine Harvester Kecil (Provinsi

Lampung), 44 unit Combine Harvester Besar (Provinsi Lampung 25

unit dan Provinsi Sulawesi Tengah 19 unit). Dengan adanya revisi

anggaran penghematan, maka realisasi fisiknya sebesar 7.356 unit

(98,09%) dari target 7.499 unit. Sedangkan realisasi keuangan

(SP2D) sebesar Rp. 798.494.198.941 (87,25%) terhadap pagu,

99,81% terhadap nilai kontrak Rp. 800.024.172.498,-, dan sisa

penghematan/efisiensi sebesar Rp. 115.144.229.502,- (12,58)

terhadap pagu dan terdapat sisa mati/tidak terserap sebesar Rp.

9.551.110.557 (1,04%) terhadap pagu.

F. Rapat Koordinasi Pascapanen

1. Rapat Koordinasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

a) Rapat Koordinasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

(APBN Refocusing Jagung) Tahun 2015.

Rapat koordinasi pascapanen merupakan media untuk menyamakan

persepsi antara pusat dan daerah terhadap kebijakan dan program

Page 126: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 115

dari Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. Dengan adanya

kesamaan persepsi ini diharapkan akan menimbulkan sinergi

pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan pada tanggal 25-27 Februari 2015

menyelenggarakan Pertemuan Koordinasi Penanganan Pascapanen

Tanaman Pangan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku,

BadanPenyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kabupaten

Gowa – Provinsi Sulawesi Selatan.

Pertemuan diawali dengan sambutan selamat datang oleh Kepala

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Sulawesi Selatan, dilanjutkan Sambutan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan yang diwakili oleh Direktur Pascapanen Tanaman Pangan,

dan sekaligus membuka Acara Pertemuan.

Narasumber pertemuan berasal dari Biro Perencanaan Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian; Sekretariat Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan; Sekretaris Executive Asosiasi Gabungan

Pengusaha Makanan Ternak (GPMT); Direktorat Budidaya Serealia

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; dan Kelompok Tani Tani

Karya pengguna Corn Combine Harvester dari Kabupaten Kediri

Provinsi Jawa Timur. Peserta pertemuan berasal dari Eselon II

Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; Kepala Bidang,

Kepala Seksi dan staf yang menangani kegiatan pascapanen dan

produksi tanaman pangan pada Dinas Pertanian Provinsi di 32

Provinsi dan 20 Kabupaten/Kota dari Provinsi Sulawesi Selatan; 1

Kabupaten dari Provinsi Riau(Kabupaten Indragiri Hulu); 1

Kabupaten dari Provinsi Sumatera Selatan (Kabupaten OKI); 1

Kabupaten dari Sulawesi Tengah (Kabupaten Toli-toli); 3 Kabupaten

dari Provinsi Papua Barat (Kabupaten Nabire, Manokwari, Sorong);

12 produsen/pabrikan sarana pascapanen tanaman pangan;serta

staf lingkup Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

Page 127: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 116

Berdasarkan materi dan hasil diskusi pada Pertemuan Koordinasi

diperoleh poin-poin penting sebagai berikut :

1) Salah satu strategi dalam upaya mencapai target produksi

tanaman pangan tahun 2015, dilakukan melalui pengamanan

produksi tanaman pangan khususnya penanganan pascapanen

yang baik dan benar di tingkat petani. Kegiatan ini penting

karena mempunyai peranan yang besar dalam mendukung

ketahanan pangan nasional (National Food Security).

2) Penanganan pascapanen memiliki peranan secara langsung

dalam menurunkan susut hasil, mempertahankan mutu hasil

dan meningkatkan nilai tambah, daya saing serta pendapatan

petani. Sedangkan secara tidak langsung, untuk masa yang

akan datang memberikan dukungan terhadap pangan nasional.

3) Dalam rangka mengupayakan pencapaian swasembada

pangan maka tahun 2015 ini kegiatan bantuan sosial

pascapanen difokuskan pada sarana pascapanen jagung yang

dialokasikan pada daerah kawasan jagung dan non kawasan

(reguler). Sarana bansos jagung untuk kawasan terdiri : 1) Corn

Sheller (pemipil jagung) sebanyak 42 unit dialokasikan di 7

provinsi, 7 kabupaten; 2) Vertical dryer jagung + bangunan

sebanyak 29 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten; Corn

combine harvester (mesin pemanen jagung) sebanyak 8 unit

dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. Sarana bansos jagung

untuk regular terdiri : 1) Corn sheller (pemipil jagung)

sebanyak 90 unit dialokasikan di 28 Provinsi, 80 Kabupaten; 2)

Flat bed dryer + bangunan sebanyak 35 unit dialokasikan di 21

Provinsi, 35 Kabupaten; 3) Corn combine harvester (mesin

pemanen jagung) sebanyak 7 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7

Kabupaten; 4) Power thresher multiguna (mesin perontok

serbaguna) sebanyak 1 unit dialokasikan di 1 Provinsi, 1

kabupaten. Bantuan sarana pascapanen tersebut merupakan

belanja bantuan sosial dalam bentuk transfer barang kepada

Page 128: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 117

Gapoktan/Poktan dengan sistem pengadaan oleh Tim

Pengadaan Barang/Jasa dimasing-masing Dinas Pertanian

Provinsi.

4) Pelaksanaan kegiatan pascapanen tanaman pangan khususnya

jagung tahun 2015 perlu diatur dalam Pedoman Teknis

Pengelolaan Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Tahun 2015

sehingga proses penetapan CPCL kelompoktani penerima

bantuan sesuai kebutuhan kelompok sasaran untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

5) Pedoman Teknis Pengelolaan Bantuan Sarana Pascapanen

Jagung yang diterbitkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

segera dijabarkan menjadi Petunjuk Pelaksanaan ditingkat

Provinsi dengan menjabarkan spesifikasi teknis minimal yang

diperlukan dan ketentuan teknis disesuaikan dengan kondisi

setempat.

6) Pada saat proses pengadaan barang perlu diperhatikan prinsip-

prinsip dasar terhadap akuntabel, efisien, efektif, transparan,

terbuka, dan tidak diskiminatif dan sesuai dengan ketentuan

pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012

tanggal 1 Juni 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada

Kementerian Negara/Lembaga dan Permentan Nomor

137/Permentan/ OT.140/12/2014 tentang Pedoman

Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Kementerian Pertanian

Tahun Anggaran 2015 sedangkan proses pengadaan akan

diupayakan melalui e-catalog, maka bantuan sosial sarana

pascapanen tanaman pangan pada tahun 2015 berupa transfer

barang yang ketentuan pengadaannya sesuai dengan

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah juncto Peraturan Presiden Nomor 70

Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

Page 129: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 118

7) Tim Pengadaan Barang/Jasa ditingkat Provinsi agar

memperhatikan spesifikasi teknis minimal (SNI/test report) yang

ada di Pedoman Teknis dan materi/keaslian dalam pengadaan,

juga memperhatikan jaminan pelayanan purna jual, jaminan

pelayanan suku cadang barang minimal 1 - 2 tahun, dan

sertifikat pelatihan operator sarana pascapanen dari

produsen/pabrikan.

8) Setiap Provinsi maupun Kabupaten/Kota diharapkan agar

dalam pengembangkan sistem pengelolaan pascapanen dapat

melakukan pemetaan dan kondisi pascapanen dalam rangka

penerapan konsep penanganan pascapanen yang baik dan

benar, sehingga akan diperoleh sasaran program penanganan

pascapanen yang tepat.

9) Bansos dan pemberdayaan sosial Ditjen Tanaman Pangan

dialokasikan kepada kelompok tani dengan akun 57 dalam

bentuk transfer barang.

10) Tahapan kegiatan pengadaan perlu dilakukan pembobotan

untuk kegiatan sosialisasi, pembuatan pedoman/petunjuk

teknis, pengadaan, penetapan pemenang, penyaluran dan

pemanfaatan bansos.

11) Penerima bantuan sarana pascapanen tanaman pangan pada

APBN-P tahun 2015 wajib dilengkapi dengan e-proposal. Waktu

pembukaan e-proposal sampai dengan tanggal 28 Februari

2015. Mengingat waktu yang sangat sempit, daerah meminta

perpanjangan waktu pengajuan e-proposal.

12) Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan

bantuan sarana pascapanen sebagai berikut :

(a) Bantuan sarana yang telah diterima tahun 2011 – 2014

agar dimanfaatkan secara optimal karena menjadi salah

satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan

agar disiapkan kegiatan tahun 2015 dengan baik.

Page 130: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 119

(b) Identifikasi dan verifikasi calon penerima bantuan harus

dilakukan dengan cermat agar bantuan yang diterima

benar-benar dimanfaatkan.

(c) Melakukan pengawalan dan evaluasi terhadap bantuan

yang telah diterima serta melaporkan secara berkala dan

berjenjang kepada Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan.

b) Rapat Koordinasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Pascapanen

Tanaman Pangan (APBN-P) Tahun 2015.

Dalam rangka mengkoordinasikan, mengintegrasikan, serta

mensinergikan pemahaman kegiatan penanganan pascapanen

tanaman pangan tahun 2015 antara Pusat dan Daerah, Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pelaksanaan

Dukungan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan daritanggal 6- 8

April 2015 di Hotel Bahtera PT.Pelni, Cipayung Bogor.

Pertemuan diawali dengan pembukaan oleh Direktur Pascapanen

Tanaman Pangan yang diwakili oleh Kasubdit Padi, dilanjutkan

dengan workshop perkembangan persiapan pelaksanaan bantuan

sosial sarana pascapanen tanaman pangan APBN-P tahun 2015.

Pengarahan dan penyampaian kebijakan penanganan pascapanen

tanaman pangan tahun 2015 disampaikan oleh Direktur Pascapanen

Tanaman Pangan dan pengarahan tentang kebijakan pengadaan

sarana pascapanen tanaman pangan APBN-P tahun 2015 dalam

mendukung Upsus Padi Jagung dan Kedelai oleh Sekretaris

Jenderal Ditjen Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian.

Sedangkan narasumber pertemuan lainnya berasal dari perwakilan

Direktur E-Procurement, Deputi Bidang Monitoring Evaluasi dan

Pengembangan Informasi, LKPP; Inspektur Jenderal II Kementan;

dan Badan Pengawas Keuangan Pemerintah. Peserta pertemuan

berasal dari Kepala Bidang, Kepala Seksi dan staf yang menangani

Page 131: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 120

kegiatan pascapanen dan produksi tanaman pangan pada Dinas

Pertanian Provinsi di 32 Provinsi dan 7 Kabupaten dari 4 Provinsi ;

yaitu Kabupaten Sungai Penuh dari Provinsi Jambi; Kabupaten

Jembrana, Klungkung dan Buleleng dari Provinsi Bali; Kabupaten

Barito Timur dari Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Gorontalo

dan Boalemo dari Gorontalo; 16 produsen/pabrikan sarana

pascapanen tanaman pangan; serta staf lingkup Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan.

Berdasarkan materi dan hasil diskusi pada Pertemuan Koordinasi

diperoleh poin-poin penting sebagai berikut :

1) Pemerintahan Kabinet Kerja telah menetapkan target

pencapaian swasembada berkelanjutan padi, dan jagung serta

pencapaian swasembada kedelai dapat dicapai pada tahun

2017. Untuk mewujudkan sasaran tersebut, Kementerian

Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian

swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada

kedelai melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan

kegiatan pendukung lainnya yang dialokasikan tahun 2015.

2) Dalam rangka mendukung upaya khusus pencapaian

swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada

kedelai tersebut, maka Pemerintah memberikan salah satu

dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen tanaman

pangan berupa penyediaan bantuan social sarana pascapanen

tanaman pangan melalui transfer barang yang bersumber dana

APBN-P tahun 2015 pada DIPA Tugas Pembantuan Provinsi

pada masing-masing Satker Dinas Pertanian Provinsi sebagai

berikut:

(a) Combine Harvester Kecil senilai Rp. 130.000.000,-

dialokasikan di 32 provinsi 338 kabupaten;

(b) Vertical Dryer Padi senilai Rp. 935.000.000,- dengan

rincian : paket sarana dryer senilai Rp. 685.000.000,- dan

Page 132: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 121

bangunan/rehab bangunan dryer senilai

Rp. 250.000.000,- termasuk biaya perencanaan dan

pengawasan yang dialokasikan di 22 provinsi 112

kabupaten;

(c) Corn Sheller senilai Rp. 30.000.000,- dialokasikan di 31

provinsi 250 kabupaten;

(d) Vertical Dryer Jagung senilai Rp. 935.000.000,- dengan

rincian : paket sarana dryer senilai Rp. 685.000.000,- dan

bangunan/rehab bangunan dryer senilai

Rp. 250.000.000,- termasuk biaya perencanaan dan

pengawasan yang dialokasikan di 21 provinsi 109

kabupaten; Sarana pengering/dryer sebelum

didistribusikan terlebih dahulu disiapkan

bangunan/rehabilitasi bangunan dryer sesuai dengan

anggaran yang tersedia.

(e) Power Thresher Multiguna senilai Rp. 30.000.000,-

dialokasikan di 30 provinsi 232 kabupaten;

Diharapkan dengan bantuan sarana pascapanen tersebut

akan dapat membantu petani pada proses penanganan

panen, mengamankan produksi, meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani.

3) Proses pengadaan barang/sarana pascapanen tanaman

pangan melalui system e-purchasing/e-katalog, kecuali

bangunan/rehab bangunan vertical dryer melalui pelelangan

umum. Ketentuan teknis, mekanisme dan spesifikasi teknis

sarana dijabarkan dalam Pedoman Teknis Pengelolaan

Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan (APBN-P)

tahun 2015 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan. Sedangkan ketentuan pengadaan barang mematuhi

ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah juncto Peraturan

Page 133: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 122

Presiden Nomor 70 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, Peraturan Presiden

Nomor 172 tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga dan Nomor 4

tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah; Peraturan Menteri Keuangan Nomor

81/PMK.05/2012 tanggal 1 Juni 2012 tentang Belanja Bantuan

Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Permentan

Nomor 137/Permentan/ OT.140/12/2014 tentang Pedoman

Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Kementerian Pertanian

Tahun Anggaran 2015.

4) Tim Pengadaan Barang/Jasa ditingkat Provinsi agar

memperhatikan spesifikasi teknis minimal (SNI/test report) yang

ada di Pedoman Teknis dan materi/keaslian dokumen dalam

pengadaan, juga memperhatikan jaminan pelayanan purna jual,

jaminan pelayanan suku cadang barang minimal 1 - 2 tahun,

dan sertifikat pelatihan operator sarana pascapanen dari

produsen/pabrikan.

5) Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan

bantuan sarana pascapanen :

(a) Penerima bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

pada APBN-P tahun 2015 wajib dilengkapi dengan

e-proposal dan didukung dengan proposal manual.

Bantuan sosial ini merupakan pendorong/treager bagi

membantu petani dalam upaya pemberdayaan petani

dalam rangka mendukung meningkatkan produktivitas

padi, jagung dan kedelai.

(b) Pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan melalui

e-purchasing dengan pertimbangan volume kebutuhan

sarana yang tinggi, barang diproduksi oleh pabrikan dan

harga barang/pasar kompetitif.

Page 134: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 123

(c) E-purchasing/e-katalog memberi kemudahan kepada

K/L/D dalam melaksanakan barang/jasa pemerintah untuk

kebutuhan instansinya. E-purchasing memberi kepastian

spesifikasi teknis dan harga produk seragam. Negosiasi

antara pejabat pengadaan dan produsen dimungkinkan

berdasarkan hasil survey dan jumlah pemesanan barang

banyak. Pemilihan jenis produk dalam e-katalog

berdasarkan kebutuhan, anggaran dan preferensi.

(d) Identifikasi dan verifikasi calon penerima bantuan harus

dilakukan dengan cermat pada kelompoktani penerima

bantuan kegiatan rehablilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT)

dalam program upaya khusus pencapaian swasembada

berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai,

agar bantuan yang diterima benar-benar dimanfaatkan

terutama pemanfaatan vertical dryer.

(e) Pengadaan sarana ini harus segera dilaksanakan untuk

mengejar luas panen dan produksi April – September

terutama di 13 provinsi sentra produksi padi, sehingga

perlu dilakukan pengawalan dan evaluasi terhadap

bantuan yang telah diterima serta melaporkan secara

berkala dan berjenjang kepada Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan. Pengadaan sarana pascapanen juga

harus memperhatikan mekanisme dan penyaluran sampai

dengan titik bagi.

(f) Dalam proses pengadaan dan penyaluran bantuan sarana

pascapanen tanaman pangan harus memperhatikan titik

kritis dari setiap tahap kegiatan untuk dapat diantisipasi,

sehingga kegiatan dapat berjalan lancer dan bantuan

dapat dimanfaatkan secara optimal.

(g) Apabila daerah mengusulkan realokasi dengan

argumentasi yang kuat, maka realokasi antar provinsi

Page 135: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 124

maka perlu di pengawalan dan evaluasi terhadap bantuan

yang telah diterima serta melaporkan secara berkala dan

berjenjang kepada Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan.

(h) Pelaksana kegiatan dan POK di provinsi agar mengikuti

eselon I Kementan.

(i) Pemecahan dan penggabungan paket pengadaan dilarang

apabila menghindari pelelangan. Pemecahan dan

penggabungan paket pengadaan diperbolehkan apabila

pertimbangan efisiensi dalam hal jarak antar lokasi

penerima bantuan sangat jauh, transportasi dan biaya

material yang mahal.

(j) Agar Dinas Pertanian Provinsi segera melakukan

pengadaan melalui sistem e-catalog, kecuali pengadaan

bangunan melalui pelelangan umum.

(k) Dimintakan kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah (LKKP) agar segera memproses

penayangan e-katalog untuk produk sarana pascapanen

yang belum ditayangkan dalam e-katalog.

(l) Jika terdapat masalah agar dapat dikonsultasikan ke

auditor.

2. Rapat Focus Group Discussion (FGD) Pascapanen.

Dalam rangka Pengembangan Sistem dan Kelembagaan Operasional

Pascapanen Pada Kawasan Tanaman Pangan dan sebagai tindaklanjut

Focus Group Discussion (FGD) di Tahun 2013 dan 2014, Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan pada Tahun 2015 melanjutkan topik

manajemen pascapanen tanaman pangan melalui Focus Group

Discussion (FGD) dengan tema ”Keterpaduan Aspek Pascapanen,

Pengolahan dan Pemasaran di Kawasan Tanaman Pangan Menuju

Agroindustri.

Page 136: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 125

Hasil Focus Group Discussion (FGD) Pascapanen, sebagai berikut :

a. Pola Kemitraan dan Peran Bulog Dalam Mendukung Keberlanjutan

Usaha Pascapanen dan Pengolahan Hasil

1) Bulog berperan dalam penugasan stabilisasi harga beberapa

komoditas melalui : a) Menjaga stabilitas harga tingkat produsen,

b) Menjaga stablitas harga tingkat konsumen, c) Menjaga stok

pada jumlah tertentu untuk melakukan intervensi pasar pada

saat dibutuhkan oleh pasar.

2) Penugasan Bulog untuk Ketahanan Pangan (Inpres No 5 Tahun

2015).

a) Melaksanakan kebijakan pembelian gabah/beras dalam

negeri dengan ketentuan HPP (Mendukung Pilar

Ketersediaan).

b) Menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi

kelompok masyarakat berpendapatan rendah (Mendukung

Pilar Keterjangkauan).

c) Menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga

stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan darurat,

bencana, dan rawan pangan (Mendukung Pilar Stabilitas)

3) Penyerapan gabah/beras dilakukan melalui pembelian dari

Petani/Poktan/Gapoktan dan Mitra Kerja Pengadaan (MKP)

untuk disalurkan melalui mekanisme PSO dan pasar komersil.

4) Alternatif kebijakan dalam stabilisasi harga dan manajemen

cadangan beras yaitu dengan sistem resi gudang dan

perdagangan berjangka.

5) Kebijakan Bulog dengan fungsi sebagai Jaminan pasar yaitu

Bulog membutuhkan jaminan pasokan, dengan mekanisme HPP

selama ini, Bulog terkendala tidak adanya jaminan pasokan.

Pasokan yang diperoleh melalui poktan/gapoktan hanya bersifat

jangka pendek. Pola bisnis kedepan diharapkan pasokan

Page 137: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 126

diperoleh dengan pola kemitraan melalui sinergi dengan BUMN,

rice estate company, kemitraan on farm sehingga pasokan lebih

terjamin.

6) Dengan adanya ketentuan bahwa untuk mendapatkan kuota

impor maka importir harus menyerap produksi dalam negeri,

diharapkan dapat mengoptimalkan serapan beras dalam negeri.

7) Pola kemitraan yang telah dibangun oleh Bulog melalui

penyerapan gabah/beras dari poktan/gapoktan dengan

mekanisme HPP belum dapat menjamin pasokan secara

berkelanjutan, sehingga Bulog menyusun pola bisnis agar

pasokan gabah/beras ke Bulog lebih terjamin.

8) Pola kemitraan yang dibangun Poktan/Gapoktan dalam

penjualan hasilnya yaitu dengan menjalin kemitraan dengan

Bulog dengan perjanjian kontrak. Keuntungan dari kemitraan ini

adalah poktan/gapoktan tidak memerlukan modal yang besar

karena Bulog langsung membayar gabah/beras poktan/gapoktan

(Cash and Carry) dan Poktan/Gapoktan memperoleh jaminan

pasar yang lebih baik dibandingkan menjual sendiri ke pasar

komersil.

9) Pola kemitraan kedepan dapat mengikuti pola yang diterapkan

Kementan/BKP mulai 2015 yaitu mengembangkan Toko Tani

Indonesia yang bertujuan untuk memotong rantai pasar (menjadi

lebih pendek); membuka outlet-outlet pasar/ memperluas aspek

pemasaran (produk segar dan olahan); dan stabilisasi harga.

b. Bentuk Pendampingan Penguatan Kelembagaan Poktan/ Gapoktan

Dalam Pengelolaan Usaha Pascapanen dan Pengolahan.

Dalam upaya mewujudkan Agrobisnis/agroindustri komoditi

Tanaman Pangan berbasis Gapoktan perlu diperhatikan

pendampingan pada pemilihan Calon Petani-Calon Lokasi yang

tepat yaitu gapoktan/memenuhi skala ekonomi usaha, penyusunan

RUKK yang sesuai rencana usaha, pengelola Usaha yang

Page 138: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 127

profesional (site manager dan asisten), uji Coba Komersial dan pola

kerjasama ABCG (Academic, Business, Community, Government).

c. Pola Hubungan Kelembagaan Kelompok Tani/Gabungan Kelompok

Tani Dengan Kelembagaan Lain Yang Mendukung Usaha Agribisnis

Petani Menjadi Berkembang dan Menguntungkan.

1) Poktan/Gapoktan bekerja sama dengan poktan/gapoktan di luar

bidang tanaman pangan sehingga terbentuk integrasi lintas

sektor bidang pertanian dalam suatu kawasan yang ideal secara

ekonomi.

2) Poktan/Gapoktan menjalin kerjasama dengan kelompok lain

dalam penyediaan sarana pertanian misalnya pompa air dengan

sistem bagi hasil sehingga memberikan keuntungan bagi kedua

belah pihak.

d. Sistem Kerjasama Poktan/Gapoktan dengan Pelaku Usaha Untuk

Menjamin Kualitas dan Kuantitas Produksi

Kendala yang dihadapi Poktan/Gapoktan dalam memasuki pasar

komersial selain dengan Bulog yaitu kualitas beras yang dihasilkan

hanya mencapai grade Medium. Hal ini disebabkan belum

tertatanya sistem produksi dalam suatu skala kawasan produksi

yang menguntungkan usaha ekonomi dengan memperhatikan

pasar, sehingga satuan produksi yang dihasilkan sesuai dengan

kebutuhan pasar. Disamping itu untuk memenuhi kualitas yang

diinginkan pasar masih harus dipenuhi sesuai dengan permintaan

konsumen di pasar tujuan, hal ini karena keterbatasan sarana

pengolahan sehingga diharapkan Pemerintah melalui Ditjen

Tanaman Pangan dapat memfasilitasi sarana pengolahan yang

lebih baik untuk meningkatkan kualitas berasnya.

e. Kondisi Agroindustri Tanaman Pangan

1) Saat ini kondisi Agroindustri Tanaman Pangan diantaranya a)

Agribisnis di tingkat petani tidak menjamin masa depan dan

Page 139: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 128

belum terencana dengan baik, b) Usaha Agribisnis skala

ekonomi belum dimiliki petani, hanya dimiliki pemilik modal, c)

Potensi dan informasi pasar belum dioptimalkan dan

dimanfaatkan oleh petani dan pemilik modal.

2) Permasalahan yang menjadi kendala pengembangan

agroindustri adalah Alih fungsi lahan, kesenjangan

(pertumbuhan ekonomi vs peningkatan kemiskinan), skala

usaha pertanian, kebijakan perdagangan berkeadilan belum

ada, implementasi kebijakan yang ada belum berjalan baik ,

koordinasi antar K/L – antar eselon 1 – antar pusat dan daerah

belum optimal.

f. Agroindustri Tanaman Pangan ke Depan

1) Manajemen kawasan pascapanen ideal berbasis agroindustri

yang diharapkan ke depan adalah mampu menghadapi

tuntutan terhadap efisiensi persaingan di pasar global, dimana

proses produksi harus bercirikan : a) Bermuatan inovasi

teknologi maju sehingga proses produksi berlangsung efisien;

b). Menghasilkan produk yang berkualitas dan bernilai tambah;

c). Mempunyai daya saing; d). Penguasaan pasar yang luas;

e). Meningkatnya peran stakeholder dan swasta; f). Adanya

dukungan pemerintah daerah dan pusat yang kondusif dan

tepat sasaran.

2) Sistem usaha yang diarahkan untuk menghasilkan produk

akhir yang bernilai tambah tinggi harus didukung dengan

teknologi, sumberdaya manusia berketrampilan tinggi dan

modal finansial serta sosio-budaya setempat yang memadai.

3) Pengembangan pasar perlu dibarengi dengan pembenahan

manajemen rantai pasok (supply chain management),

sehingga produk yang dipasarkan dapat diterima di tangan

konsumen dengan kualitas yang baik dan keuntungan yang

terdistribusi secara proporsional pada setiap pelaku usaha

Page 140: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 129

serta adanya jaminan pasokan. Potensi pasar yang ada perlu

dieksplorasi secara optimal, antara lain melalui upaya kajian

pasar (tujuan, kontinuitas permintaan, kualitas, jumlah dll),

penyediaan informasi pasar, pengembangan jaringan pasar

dan promosi.

4) Para pelaku usaha di setiap mata rantai dari produksi sampai

pasar diberdayakan untuk mendorong keberhasilan

agroindustri tanaman pangan yang berbasis bisnis, didukung

kemitraan antara kelembagaan usaha di tingkat petani

dengan perusahaan/swasta berakses pasar.

3. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Sarana Pascapanen

Penanganan pascapanen perlu dilaksanakan secara baik dan benar

dalam rangka untuk mencapai tujuan pascapanen antaranya

penyelamatan hasil, menurunkan susut hasil, mempertahankan mutu dan

meningkatkan daya saing. Sehubungan dengan itu maka keterampilan

petugas perlu ditingkatkan dan juga diperlukan fasilitasi bantuan sarana.

Sejak tahun 2011, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan telah

mengalokasikan bantuan sarana yang diterima oleh poktan maupun

gapoktan. Untuk mengetahui pemanfaatan bantuan tersebut perlu

dilaksanakan evaluasi bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

tahun 2011-2014. Hasil evaluasi ini diharapkan akan dapat menjadi acuan

untuk kebijakan di masa yang akan datang.

Rapat Evaluasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Pascapanen Tanaman

Pangan dilaksanakan pada tanggal 4 - 6 November 2015 di Yogyakarta.

Pertemuan dihadiri oleh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kepala

Dinas Pertanian D.I Yogyakarta, perwakilan Direktorat Aneka Kacang dan

Umbi, Kepala Bidang/Kepala Seksi Tanaman Pangan/ Bidang PPHP yang

menangani kegiatan pascapanen tanaman pangan, PPK dan Bendahara

dari 31 provinsi (minus Provinsi Kalimantan Utara), stake holders terkait

dan peserta pusat.

Page 141: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 130

Narasumber Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Direktur Pengolahan

dan Pengolahan Tanaman Pangan, Sekretaris Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian

Pertanian, Direktur Perbendaharan Kementerian Keuangan dan Kasubdit

lingkup Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

Hasil Rapat Evaluasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Pascapanen

Tanaman Pangan sebagai berikut :

a. Workshop evaluasi dari laporan pelaksanaan bantuan sarana

pascapanen tahun 2015 (posisi 6 November 2015) sebagai berikut

1) Pagu APBN 2015 sebesar Rp. 52.231.554.000,- terealisasi

penyerapan keuangan sebesar Rp. 23.203.891.084,- (44,43%)

sebelum workshop hanya 38,62% dengan realisasi fisik

(BASTB) mencapai 85,85%.

2) Pagu APBN-P 2015 sebesar Rp. 832.350.000.000,- terealisasi

penyerapan keuangan sebesar Rp. 286.868.154.676,- (42,36%)

sebelum workshop hanya 34,46% dengan realisasi fisik

(BASTB) mencapai 88,29%.

b. Dalam upaya mempercepat penyerapan pelaksanaan pengadaan

sarana APBN dan APBNP 2015 serta mengingat waktu tersedia

semakin terbatas (1,5 bulan) maka hal-hal untuk mendapat perhatian

antara lain:

1) Dinas Pertanian sebagai penanggungjawab pelaksanaan Tugas

Pembantuan Pascapanen untuk mendorong seluruh perangkat

satker bekerja menyelesaikan Dokumen Teknis dan

Administratif terkait pengadaan Bansos Sarana Pascapanen,

serta aktif mengawal proses di ULP sehingga tidak terjadi

keterlambatan, untuk mencegah terjadinya pemborosan

keuangan negara maka pelaksanaan penyaluran bantuan

mengacu pada Permenkeu No.18/PERMENTAN/ PMK.05/2012

tanggal 1 Juni 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada

Kementerian Negara/Lembaga; dan Permentan

Page 142: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 131

No.137/PERMENTAN/OT.140/12/2012 tanggal 22 Desember

2012 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial

Kementerian TA. 2015.

2) PPK menyampaikan dokumen kontrak ke KPPN paling lambat 5

hari kerja setelah penandatangan kontrak sedangkan SPM

disampaikan ke KPPN paling lambat 2 hari kerja setelah SPM

terbit. Untuk proses penyelesaian tagihan maksimal 17 hari

kerja. Apabila melewati batas waktu masa kontrak maka KPA

menyampaikan permohonan dispensasi kepada KPPN.

Adapun Adendum kontrak maksimal 50 hari dalam tahun

berjalan. Sebagian besar kesalahan dalam SPM yang diajukan

ke KPPN disebabkan tidak sesuai dengan ADK supplier, untuk

itu KPA agar memperhatikan batas pengajuan SPM khusunya

pada batas akhit tahun.

c. Bantuan sarana pascapanen yang telah diterima oleh kelompok

tani/gabungan kelompoktani segera dimanfaatkan dengan dilakkan

secara professional dan terkoordinir. Selama ini, penanganannya

masih dilakukan secara parsial dan belum ada pengorganisasian

pada Kelompoktani/Gapoktan penerima. Untuk lebih optimal

pemanfaatan dan pengelolaan bantuan sarana pascapanen di

daerah maka perlu memperhatikan titik kritis penyaluran dan

pemanfaatan (critical point), sehingga perlu dukungan

provinsi/kabupaten berupa pendampingan bimbingan teknis,

penguatan manajemen, komunikasi dengan sector hilir untuk

meningkatkan jaminan pembelian hasil produk pascapanen serta

pelaporan pemanfaatan bantuan sehingga dampak bantuan dan

kontribusi bantuan sarana yang diberikan terhadap pengurangan

susut panen.

d. Dengan memperhatikan pengalaman selama ini pada proses

pelaksanaan kegiatan bantuan sarana pascapanen tanaman pangan

untuk perbaikan pada tahun yang akan dating maka perlu

memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 143: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 132

1) Seleksi poktan/gapoktan penerima dilakukan lebih cermat serta

disesuaikan dengan kondisi lahan dan sosial budaya setempat

2) Titik kritis pelaksanaan bantuan perlu diantisipasi sesuai hasil

analisa yang telah dilakukan agar temuan permasalahan tidak

selalu berulang

3) Apabila bantuan tidak dapat dimanfaatkan oleh

poktan/gapoktan dalam satu tahun, Dinas Pertanian

Provinsi/Kabupaten segera melakukan realokasi dengan

memperhatikan potensi dan kemampuan calon poktan/gapoktan

penerima selanjutnya melaporkan ke Pusat.

e. Dengan terbitnya Permentan Nomor 43 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja kementerian Pertanian Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan ke depan tidak hanya menangani Aspek Hulu

namun terintegrasi juga dengan Aspek Hilir yaitu pengolahan dan

pamasaran hasil tanaman pangan.

f. Apabila terjadi peningkatan produksi beras dalam negeri, diupayakan

daerah dapat merintis ekspor seperti yang telah dilakukan oleh

Provinsi Jawa Barat berupa ekspor beras organic dan beras ketan

hitam. Persyaratan izin ekspornya lebih mudah dibandingkan beras

premium. Kelompoktani penghasil produk ekspor akan difasilitasi

oleh Permerintah dalam bentuk bantuan sarana dan sertifikasi

produk. Hasil informasi yang dikumpulkan Gapoktan/poktan dan

pelaku usaha padi organic yang telah tersertifikasi saat ini tersebar di

provinsi antara lain: Provinsi DI. Yogyakarta, Jawa timur, Jawa

Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Barat.

Page 144: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 133

III. ORGANISASI DAN KETATAUSAHAAN

A. Organisasi

1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Pascapanen Tanaman Pangan.

Agar pelaksanaan Peraturan Menteri Pertanian tersebut diatas dapat

operasional, telah ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

53/Permentan/OT.140/9/2011 tanggal 28 September 2011 tentang

Rincian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung

dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan

serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria standar, norma,

pedoman, kriteria, di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia

lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen

padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta

aneka umbi; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan.

Page 145: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 134

2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan terdiri dari Sub Direktorat Padi, Sub Direktorat Jagung dan

Serealia Lain, Sub Direktorat Kedelai dan Aneka Kacang, Sub Direktorat

Aneka Umbi, Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Sub Direktorat/Sub

Bagian adalah sebagai berikut :

a. Sub Direktorat Padi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan

evaluasi dibidang pascapanen padi.

Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Padi menyelenggarakan

fungsi

1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen padi

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan

sarana pascapanen padi

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di

bidang teknologi dan sarana pascapanen padi dan

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

teknologi dan sarana pascapanen padi.

b. Sub Direktorat Jagung dan Serealia Lain mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen jagung dan

serealia lain.

Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Jagung dan Serealia Lain

menyelenggarakan fungsi :

Page 146: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 135

1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang teknologi dan sarana

pascapanen jagung dan serealia lain

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan

sarana pascapanen jagung dan serealia lain

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di

bidang teknologi dan sarana pascapanen jagung dan serealia

lain dan

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

teknologi dan sarana pascapanen jagung dan serealia lain.

c. Sub Direktorat Kedelai dan Aneka Kacang mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen kedelai dan

aneka kacang.

Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Kedelai dan Aneka

Kacang menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang teknologi dan

sarana pascapanen kedelai dan aneka kacang

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan

sarana pascapanen kedelai dan aneka kacang

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di

bidang teknologi dan sarana pascapanen kedelai dan aneka

kacang dan

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

teknologi dan sarana pascapanen kedelai dan aneka kacang

d. Sub Direktorat Aneka Umbi mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang pascapanen aneka umbi.

Page 147: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 136

Dalam melaksanakan tugas Sub Direktorat Aneka Umbi

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang teknologi dan

sarana pascapanen aneka umbi.

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan

sarana pascapanen aneka umbi.

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan, kriteria

dibidang teknologi dan sarana pascapanen aneka umbi dan

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

teknologi dan sarana pascapanen aneka umbi.

e. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat

menyurat serta kearsipan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

f. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada setiap atau masing-masing Sub Direktorat (Subdit) terdapat 2 (dua)

Seksi, sebagai berikut :

(a) Sub Direktorat Padi terdiri dari :

(1) Seksi Teknologi

(2) Seksi Sarana

(b) Sub Direktorat Jagung dan Serealia Lain terdiri dari :

(1) Seksi Teknologi

(2) Seksi Sarana

(c) Sub Direktorat Kedelai dan Aneka Kacang terdiri dari :

(1) Seksi Teknologi

(2) Seksi Sarana

(d) Sub Direktorat Aneka Umbi terdiri dari :

(1) Seksi Teknologi

(2) Seksi Sarana

Page 148: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 137

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor : 45 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pertanian dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian terdapat perubahan nomenklatur Unit Kerja

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan menjadi Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan berdasarkan Keputusan

Menteri Pertanian Nomor : 495/Kpts/KP.230/8/2015 tanggal 6 Agustus

2015, telah dilantik Ir. Tri Agustin Satriani, M.M. dari Jabatan Kasubdit

Padi menjadi Pj. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan sekaligus sebagai Penanggungjawab Teknis kegiatan Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan TA. 2015, guna menyelesaikan kegiatan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan sampai dengan diangkatnya

seluruh Pemangku Jabatan sesuai Struktur Organisasi baru.

B. Ketatausahaan

Sebagai fungsi pelayanan, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas

melakukan pelayanan dalam bidang sebagai berikut :

1. Administrasi Umum

a) Surat Menyurat

Surat masuk dan surat keluar dibukukan dalam buku agenda dan

diarsipkan menurut kodefikasi surat. Surat yang sifatnya penting dan

mendesak dikirim via e-mail, faksimili, kilat khusus. Selama tahun

2015 realisasi surat masuk sebanyak 880 pucuk surat sedangkan

surat keluar sebanyak 805 pucuk surat.

b) Perpustakaan

Perpustakaan diharapkan dapat memberi informasi literatur, buku

dan informasi lainnya. Buku-buku yang tersedia di perpustakaan

sebagian besar berupa laporan dari Direktorat lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan buku-buku yang berupa

literatur, Lembaran Negara dan lain-lain masih sangat kurang.

Page 149: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 138

Buku/laporan pusat yang dihasilkan pada tahun 2015 sebanyak

1.171 buku.

2. Kepegawaian

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan didukung oleh 64 orang pegawai, yang terdiri dari 1

orang Direktur, 4 orang Kepala Sub Direktorat, 8 orang Kepala Seksi dan

1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha serta 50 orang Staf.

a. Komposisi Pegawai

1) Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/Pangkat

Jumlah pegawai berdasarkan golongan/pangkat adalah sebagai

berikut :

a) Golongan IV b / Pembina Tingkat I : 4 orang

b) Golongan IV a / Pembina : 4 orang

c) Golongan III d / Penata Tingkat I : 7 orang

d) Golongan III c / Penata : 5 orang

e) Golongan III b / Penata Muda Tingkat I :18 orang

f) Golongan III a / Penata Muda :12 orang

g) Golongan II d / Pengatur Tingkat I : 5 orang

h) Golongan II c / Pengatur : 4 orang

i) Golongan II b / Pengatur Muda Tingkat I : 2 orang

j) Golongan II a / Pengatur Muda : 3 orang

2) Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

a) S2 : 16 orang

b) S1 : 25 orang

c) D3 : 7 orang

d) SLTA : 15 orang

e) SD : 1 orang

Page 150: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 139

Susunan kepegawaian Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

masing-masing Sub Direktorat dan Tata Usaha selengkapnya

disajikan pada Tabel Lampiran 13 - 14.

3) Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

a) Laki-laki : 32 orang

b) Perempuan : 32 orang

b. Mutasi, Pelimpahan, Pensiun, Kenaikan Gaji Berkala, Kenaikan

Pangkat, Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),

Penerima Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya (SLKS)

dan Kartu-kartu.

Selama periode Januari s/d Desember 2015 telah terjadi mutasi alih

tugas/melimpah, pensiun, penyematan tanda kehormatan Satya

Lencana Karya Satya dan pembuatan kartu-kartu dengan rincian

sebagai berikut :

1) Mutasi

Dalam tahun 2015 pegawai yang promosi, mutasi dan alih tugas

ke Unit kerja lain sebanyak 7 orang yaitu :

a) Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec.Dev. Direktur Pascapanen

Tanaman Pangan, mutasi Promosi menjadi Kepala Badan

Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian.

b) Ir. Tri Agustin Satriani, M.M. Kepala Subdit Padi, promosi

menjadi Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

c) Muhammad Yusuf, S.TP. Kepala Seksi Sarana pada Subdit

Kedelai dan Aneka Kacang mutasi ke Sekretariat Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

d) Betty Mailina, S.P. Staf Seksi Teknologi Subdit Kedelai dan

Aneka Kacang mutasi pindah ke Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Lampung.

Page 151: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 140

e) Andiko Eko Pramono, S.P. Staf Seksi Teknologi Subdit

Kedelai dan Aneka Kacang mutasi pindah ke Pemkab Bantul

D.I. Yogyakarta.

f) Kholifatul Arifa, S.TP. Staf Seksi Sarana Subdit Padi mutasi

pindah ke Pemkot Kediri Jawa Timur.

g) Yuni Alfika, A.Md. Staf seksi Sarana Subdit Aneka Umbi

mutasi pindah ke Balai Pembibitan Ternak Unggul dan

Hijauan Pakan Ternak Padang Mangatas Sumatera Barat.

2) Pelimpahan.

Dalam tahun 2015 terdapat Pelimpahan pegawai dari instansi lain

ke Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan sebanyak 4 orang

yaitu :

a) Ir. Dhanny Permadi, M.M. Mutasi Jabatan dari Direktorat

Perbenihan Tanaman Pangan sebagai Kepala Seksi Sarana

Subdit Kedelai dan Aneka Kacang.

b) Ir. Nur Sulistiati, mutasi alih tugas dari Badan Ketahanan

Pangan.

c) Ruth Teratai Mekar Beata Virgo Kaluti, S.TP, M.P. mutasi

alih tugas dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten

Poso, Sulawesi Tengah.

d) Warsan mutasi alih tugas dari Direktorat Budidaya Serealia.

3) Pensiun

Dalam tahun 2015 pegawai an. Ir. Sri Hartati, M.Si. Kepala Seksi

Teknologi Subdit Jagung dan Serealia Lain yang mengajukan

pensiun dini terhitung mulai 1 September 2015.

4) Kenaikan gaji berkala

Selama tahun 2015 (Januari s/d Desember 2015) kenaikan gaji

berkala sebanyak 32 (Tiga puluh dua) orang. Surat Keputusan

sudah terbit 100%.

Page 152: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 141

5) Kenaikan pangkat

Pada tahun 2015 realisasi kenaikan pangkat sebanyak 16 (Enam

belas) orang, terdiri dari :

a) Periode April 2015 : 13 orang

b) Periode Oktober 2015 : 3 orang

Surat Keputusan sudah terbit 100%.

6) Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (Capeg)

Dalam tahun 2015 terdapat pengangkatan Calon Pegawai Negeri

Sipil sebanyak 4 orang yaitu :

a) Dwi Rizkyanto Utomo, A.Md.

b) Catur Parah Gumantri Putri, A.Md.

c) Indah Pratiwi, A.Md.

d) Reny Kartika Asmara, A.Md

7) Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya (SLKS)

Sampai dengan tahun 2015 telah diberikan tanda kehormatan

Satya Lencana Karya Satya kepada pegawai yang berhak dan

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Satya Lencana Karya Satya XXX Tahun : 4 orang

b) Satya Lencana Karya Satya XX Tahun : 8 orang

c) Satya Lencana Karya Satya X Tahun : 19 orang

8) Kartu-kartu

Selama tahun 2015 (Januari s/d Desember 2015) pengurusan

Kartu Pegawai (Karpeg / Karsu / Karis, Taspen, Askes, KORPRI

dan NPWP) disajikan pada tabel berikut :

Page 153: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 142

Tabel 26 : Karpeg/Karsu/Karis, Taspen, Askes, KORPRI dan

NPWP Tahun 2015

Macam SedangKartu Proses

1 Karpeg 60 - 4 CPNS

2 Karis/Karsu 49 - 5 Belum Berkeluarga

3 Askes/BPJS 64 - -

4 Taspen 60 - 4 CPNS

5 KORPRI 51 13 -

6 NPWP 64 - -

No KeteranganBelumSelesai

c. Rumah Tangga dan Perlengkapan

Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan melaksanakan tugas-

tugas pokok antara lain penyediaan Alat Tulis Kantor, Blangko-

blangko/Kop Surat, kebersihan/pemeliharaan gedung/halaman

kantor, pemeliharaan kendaraan dinas, pemeliharaan dan

inventarisasi barang milik Negara, keamanan kantor, serta

melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan.

Kegiatan yang dilaksanakan :

1) Membukukan barang-barang inventaris dari hasil pengadaan

barang tahun 2015 seperti :

a) Pengadaan Alat pengolahan Data seperti Ms. Office 8 unit

(Subdit Padi), Kamera Digital 1 unit (Subdit Padi), Printer 2

unit (Subdit Padi), Desktop PC 2 unit (Subdit Jagung), Printer

Warna 2 unit (Perencanaan + Subdit Jagung), Eksternal

Hardisk 12 unit (4 unit Perencanaan), Printer 2 unit, Notebook

1 unit, Ultrabook 1 unit.

b) Pengadaan Peralatan Perkantoran seperti Meja Kantor 1 unit,

Kursi Kantor 8 unit, Digital voice recorder 5 unit, Televisi LCD

42” 1 unit, Whiteboard 1 unit, Camera Digital 1 unit,

Dispenser 1 unit, mesin penghancur kertas 1 unit, Gerobak

sampah 2 unit, mesin pemotong rumput 1 unit.

Page 154: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 143

2) Melakukan opname fisik barang inventaris, baik barang yang

bergerak (kendaraan dinas) maupun yang tidak bergerak (meja,

kursi, lemari, komputer, printer, laptop, desktop PC, notebook,

proyektor, mesin tik manual, AC, camera DSLR, handycam,

camera digital, televisi LCD, mic wireless, mesin potong rumput,

mesin penghancur kertas) dan membuat data inventaris barang

tahun 2015.

3) Pemeliharaan Gedung/Halaman Kantor

a) Telah dilakukan pemeliharaan perbaikan/rehab gedung

kantor, meliputi ruang kerja Direktur, toilet, ruang rapat,

pengecatan dinding depan dan samping serta perbaikan

saluran air, pemasangan paving block halaman dan

pengecatan trotoar.

b) Telah dilakukan peningkatan penerangan halaman gedung

kantor dengan menambah dan mengganti lampu

penerangan halaman dan gedung kantor.

c) Setiap 2 (dua) minggu sekali dilakukan penataan lingkungan

dengan melakukan pemangkasan tanaman pagar dan

rumput halaman.

d) Telah dilakukan pemeliharaan instalasi listrik, air dan

pengadaan sarana sound system ruang rapat sarana

jaringan internet WIFI.

4) Pelaksanaan pengamanan kantor dilaksanakan oleh delapan (8)

orang tenaga security dengan cara bergilir setiap hari 2 orang, 1

hari jaga malam 1 hari jaga siang dan 1 hari libur.

Fasilitas perlengkapan kantor/barang inventaris kantor sampai

dengan tahun 2015 yang dimiliki Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan, selengkapanya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 15.

Page 155: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 144

C. Keuangan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dan Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, menuntut adanya perubahan Manajemen

Keuangan Negara. Perubahan tersebut diantaranya berupa pendekatan

baru dalam sistem penganggaran yaitu sistem anggaran terpadu Berbasis

Kinerja dalam kerangka Pembangunan Jangka Menengah. Anggaran

terpadu artinya anggaran rutin dan anggaran pembangunan dipadukan

sebagai satu kesatuan.

Anggaran berbasis kinerja berarti kegiatan tidak lagi berdasarkan pada

input, tetapi berorientasi pada output dan outcome. Anggaran dalam

kerangka jangka menengah berarti penganggaran pada tahun sekarang

memperhatikan realisasi tahun-tahun sebelumnya dan kebutuhan

anggaran tahun mendatang. Perubahan ini mencakup perubahan

mendasar dalam proses perencanaan, penyusunan anggaran,

pengelolaan maupun pelaporannya sebagai penyelenggaraan akuntansi

atas transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas dana dalam pengelolaan

dan pertanggungjawaban keuangan negara secara transparan dan

akuntable.

Sejak tahun 2005 penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara telah menggunakan sistim anggaran belanja terpadu atau

Unified Budget yang pelaksanaannya dikelola oleh Satuan Kerja di Unit

Eselon I atau Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang dikelola oleh

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dalam hal ini dilaksanakan Direktur

Jenderal Tanaman Pangan, yang telah ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Pertanian Nomor : 49/Kpts/OT.160/I/2015 tentang Perubahan

Kedua atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor :

5171/Kpts/KU.410/12/2013 tanggal 10 Desember 2013 tentang Penetapan

Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2015 sebagai Kuasa

Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara

Page 156: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 145

Penerimaan Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian

Pertanian Tahun Anggaran 2015.

Urusan keuangan pada Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan di dalam

pengelolaannya dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

dalam hal ini selaku atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur

Jenderal Tanaman Pangan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran Nomor :

1/KPA/SK.310/C/I/2015 tanggal 8 Januari 2015 tentang Penetapan Pejabat

Pembuat Komitmen dan Pejabat Penandatanganan Surat Perintah

Membayar Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Kementerian Pertanian dan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan Nomor : 22/KPA/SK.310/C/6/2015 tanggal 1 Juni 2015 tentang

Perubahan atas Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Selaku Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : 1/KPA/SK.310/C/6/2015

Tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen Dan Pejabat

Penandatanganan Surat Perintah Membayar Satuan Kerja Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

Sesuai penetapan KPA, sebagai pembantu PPK telah ditetapkan

Petugas/Staf Pengelola Keuangan, yang terdiri dari Pemegang Uang

Muka (PUM) selaku Pembantu Bendahara Pengeluaran, Petugas Verifikasi

Dokumen Tagihan dan Petugas Pengelola Belanja Pegawai (Pembuat

Daftar Gaji) serta Pejabat Pengadaan Barang/Jasa dan Panitia/Pejabat

Penerima Hasil Pekerjaan/Pengurus Barang. Satuan Kerja Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2015, guna untuk kelancaran

pelaksanaan kegiatan di tingkat PPK dalam proses penyelesaian

administrasi pertanggungjawaban.

Untuk melaksanakan kegiatan pascapanen tanaman pangan tahun 2015,

maka berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satuan Kerja Tahun Anggaran 2015 Nomor : SP DIPA-

018.03.1.238251/2015 tanggal 14 November 2014, Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan mendapatkan alokasi anggaran APBN sebesar

Rp.71.498.554.000,- dengan rincian a) anggaran Pusat

Page 157: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 146

Rp.6.548.500.000,- b) Dekonsentrasi Rp. 6.990.500.000,- c) Tugas

Pembantuan (provinsi) Rp. 57.959.554.000,- meliputi kegiatan

dukungan sarana pascapanen jagung Rp. 52.231.554.000,- dan

pembinaa/monev Rp. 5.728.000.000,-

Berdasarkan revisi ke-2 DIPA tanggal 6 Maret 2015 dan Revisi ke-2 POK

(APBN-P) tanggal 9 Maret 2015 terdapat penambahan anggaran untuk

kegiatan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (alokasi

dana APBN-P) sebesar Rp. 5.400.000.000, pembinaan dan pengawalan

UPSUS (Sumsel) Rp.1.600.000.000,-sehingga total anggaran Direktorat

Pascapanen Tanaman Pangan menjadi Rp.78.498.554.000,- (semula

Rp.71.498.554.000, naik 9,79%) yang terdiri dari anggaran Pusat sebesar

Rp.11.948.500.000,-(semula Rp. 6.548.500.000, naik 82,46 %)

Dekonsentrasi sebesar Rp.8.590.500.000,- (semula Rp.6.990.500.000,-

naik 22,89%) dan Tugas Pembantuan Provinsi sebesar

Rp.57.959.554.000,- (tidak mengalami perubahan) meliputi kegiatan

dukungan sarana pascapanen jagung sebesar Rp.52.231.554.000,- dan

pembinaan/monev sebesar Rp.5.728.000.000.

Anggaran Pusat sebesar Rp.11.948.500.000 diprediksi tidak dapat

direalisasikan sampai dengan bulan Desember 2015, untuk itu dilakukan

usulan rancangan penghematan untuk penanggulangan kekeringan

sebesar Rp.2.380.965.000,- namun usulan revisi tersebut tidak mendapat

persetujuan Dirjen Anggaran dan dikembalikan pada unit unit kerja

masing-masing, tidak terserap karena jumlah anggaran yang dialokasikan

sangat besar melebihi jumlah personil, dan waktu pelaksanaan yaitu

kegiatan Perjalanan dinas Tim UPSUS dan LO dalam rangka pembinaan.

Realisasi serapan Anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

menurut satuan kerja tahun 2015, selengkapanya disajikan pada tabel

berikut :

Page 158: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 147

Tabel 27 : Realisasi Serapan Anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan Menurut Satuan Kerja Tahun 2015.

(Rp) (Rp) %

I. DIPA TANAMAN PANGAN

1 Pusat

- Ditjen TP Pusat 11,948,500,000 8,155,144,178 68.25

2 Dekonsentrasi

- Dinas Prop 8,590,500,000 6,981,015,692 81.26

3 Tugas Pembantuan

- Dinas Prop 57,959,554,000 45,312,559,855 78.18

78,498,554,000 60,448,719,725 77.01

Ket :

Jumlah

Realisasi *)

Posisi s/d 31 Des (update posisi tgl 08 Januari)

No Satuan KerjaPagu

Sesuai revisi ke-5 POK tanggal 29 Mei 2015, Rincian alokasi anggaran

kegiatan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 28 : Jumlah Anggaran per Kegiatan atau per MAK

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015.

(Rp) %

1765 Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 11,948,500,000 100.00

1765.001 Rancangan Kebijakan Pascapanen 329,840,000 2.76

1765.002 Pedoman Bidang Pascapanen 597,357,000 5.00

1765.003 Bahan Informasi Bidang Pascapanen 748,048,000 6.26

1765.005 Laporan Kegiatan Penanganan Pascapanen TP. 8,900,439,000 74.49

1,765,009 Rapat koordinasi pasca panen 542,339,000 4.54

1765.994 Layanan Perkantoran 357,820,000 2.99

1765.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 182,353,000 1.53

1765.997 Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran 91,892,000 0.77

1765.998 Gedung/Bangunan 198,412,000 1.66

Jumlah Anggaran Kode Uraian Kegiatan/Sub Kegiatan/Akun

Rincian jumlah anggaran berdasarkan Jenis Belanja/Pengeluaran disajikan

pada tabel berikut :

Page 159: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 148

Tabel 29 : Jumlah Anggran Per Jenis Belanja/Pengeluaran Tahun 2015

Rp %

1Belanja uang honor yang terkait

kegiatan16,450,000 0.14

2 Belanja bahan 1,163,871,000 9.74

3 Belanja barang persediaan 285,500,000 2.39

4 Belanja jasa lainnya 30,750,000 0.26

5 Belanja jasa profesi 232,680,000 1.95

6 Belanja perjalanan dinas 9,620,830,000 80.52

7 Belanja modal 454,657,000 3.81

8 Belanja jasa sewa 97,548,000 0.82

9 Belanja pengiriman surat 46,214,000 0.39

11,948,500,000 100

Jumlah AnggaranNo Jenis Belanja

Jumlah

1. Realisasi Fisik.

Dari anggaran yang tersedia pada Tahun Anggaran 2015, realisasi

fisik kegiatan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan sampai

dengan bulan Desember 2015 telah mencapai 100%. Realisasi fisik

tersebut dihitung berdasarkan bobot pekerjaan dan pencapaian

penyelesaian pekerjaan, yaitu seberapa jauh pekerjaan tersebut

dilaksanakan dan hasil yang telah dicapai. Walaupun di dalam

pelaksanaannya ada beberapa kegiatan yang tidak dapat

dilaksanakan karena adanya hambatan teknis dan waktu pelaksanaan

kegiatan yang tidak memungkinkan lagi untuk di realisasikan.

2. Anggaran.

Anggaran yang dialokasikan untuk Kegiatan Direktorat Pascapanen

Tanaman Pangan Tahun Anggran 2015 sebesar Rp.11.948.500.000,-

dan Realisasi anggaran berdasarkan SPM yang terbit sampai dengan

bulan Desember 2015 sebesar Rp. 8.155.144.178,- atau sebesar

68.25%. Sisa anggaran sebesar Rp. 3.793.355.822,- atau sebesar

31.75% diantaranya perjalanan dinas Tim UPSUS dan LO dalam

rangka pembinaan sebesar Rp.2.098.905.018,-. atau sebesar 17.57%

dan dari sisa pengadaan serta sisa kegiatan yang tidak direalisasikan.

Realisasi anggaran per sub kegiatan atau per MAK dan Realisasi

anggaran per jenis/pengeluaran disajikan pada tabel berikut :

Page 160: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 149

Tabel 30 : Realisasi Anggaran per Sub Kegiatan atau per MAK

Tahun 2015

(Rp) (Rp) % (Rp) %

1765 Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 11,948,500,000 8,155,144,178 68.25 3,793,355,822 31.75

1765.001 Rancangan Kebijakan Pascapanen 329,840,000 268,092,283 81.28 61,747,717 18.72

1765.002 Pedoman Bidang Pascapanen 597,357,000 458,419,290 76.74 138,937,710 23.26

1765.003 Bahan Informasi Bidang Pascapanen 748,048,000 593,090,390 79.29 154,957,610 20.71

1765.005 Laporan Kegiatan Penanganan Pascapanen TP. 8,900,439,000 5,597,008,456 62.88 3,303,430,544 37.12

1,765,009 Rapat Koordinasi Pascapanen 542,339,000 474,932,650 87.57 67,406,350 12.43

1765.994 Layanan Perkantoran 357,820,000 317,005,994 88.59 40,814,006 11.41

1765.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 182,353,000 165,885,115 90.97 16,467,885 9.03

1765.997 Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran 91,892,000 86,130,000 93.73 5,762,000 6.27

1765.998 Gedung/Bangunan 198,412,000 194,580,000 98.07 3,832,000 1.93

Sisa Anggaran Jumlah Anggaran Kode Uraian Kegiatan/Sub Kegiata/Akun

Realisasi Anggaran

Tabel 31 : Realisasi Anggaran per Jenis Belanja/Pengeluaran

Tahun 2015

Jumlah

Anggaran

(Rp.) (Rp.) % (Rp) %

1.Belanja uang honor yang terkait

kegiatan16,450,000 13,800,000 83.89 2,650,000 16.11

2. Belanja bahan 1,163,871,000 843,013,875 72.43 320,857,125 27.57

3. Belanja barang persediaan 285,500,000 259,865,700 91.02 25,634,300 8.98

4. Belanja jasa lainnya 30,750,000 27,383,115 89.05 3,366,885 10.95

5. Belanja jasa profesi 232,680,000 202,005,000 86.82 30,675,000 13.18

6. Belanja perjalanan dinas 9,620,830,000 6,286,014,698 65.34 3,334,815,302 34.66

7. Belanja modal 454,657,000 428,962,000 94.35 25,695,000 5.65

8. Belanja jasa sewa 97,548,000 77,276,500 79.22 20,271,500 20.78

9. Belanja pengiriman surat 46,214,000 16,823,290 36.40 29,390,710 63.60

JUMLAH 11,948,500,000 8,155,144,178 68.25 3,793,355,822 31.75

No. Jenis BelanjaRealisasi Anggaran Sisa Anggaran

Sebagai gambaran dari realisasi anggaran per bulan disajikan pada tabel

berikut :

Page 161: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 150

Tabel 32 : Target dan Realisasi Anggaran per Bulan Tahun 2015

(Rp.) % (Rp.) %

1. Januari - -

2. Pebruari 160,401,500 1.34 257,365,164 2.15

3. Maret 246,897,500 2.07 1,042,746,833 8.73

4. April 1,419,959,000 11.88 1,718,201,709 14.38

5. Mei 2,309,035,500 19.32 2,554,048,191 21.38

6. Juni 3,125,811,500 26.16 3,152,966,441 26.39

7. Juli 3,747,436,000 31.36 3,558,856,898 29.78

8. Agustus 4,297,458,500 35.97 4,012,118,503 33.58

9. September 4,759,399,500 39.83 5,101,013,028 42.69

10. Oktober 5,827,816,500 48.77 5,812,304,670 48.64

11. Nopember 6,589,261,500 55.15 7,417,239,788 62.08

11. Desember 8,265,424,500 69.18 8,155,144,178 68.25

No. Bulan Target ROK Realisasi

Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa realisasi pada bulan Januari

2015 masih kosong hal ini disebabkan karena belum adanya dana untuk

kegiatan yang dapat direalisasikan pada bulan Januari tersebut.

Sedangkan pencapaian realisasi keuangan sampai dengan bulan

Desember 2015 tidak sesuai target 100 % karena adanya sisa mati dan

penghematan dari beberapa kegiatan yang tidak terealisasikan

diantaranya Perjalanan Tim UPSUS dan LO, Rapat Koordinasi serta

Pengadaan Alat Pengolahan Data dan beberapa kegiatan yang tidak

dapat direalisasikan.

Page 162: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 151

IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT

A. Permasalahan

Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat pascapanen meliputi

aspek administrasi, teknis, SDM, kelembagaan, dan pembiayaan, antara lain :

1. Aspek Administrasi

a) Penetapan CP/CL tidak sesuai Pedoman Teknis (Penetapan PPK

dan Pengesahan KPA).

b) SK CPCL belum siap atau seringkali berubah pada saat barang akan

dikirimkan ke titik bagi.

c) Sebagian sarana Pascapanen masih import sehingga butuh waktu

dalam penyediaannya (corn combine harvester & combine harvester

kecil).

d) Produsen sarana pascapanen sebagian produsen kecil/menengah,

sehingga pembelian melalui pesanan/perlu dirakit dulu.

e) Menunggu antrian di ULP karena prioritas kegiatan APBD &

terbatasnya SDM di Pokja Daerah.

f) Proses lelang bangunan menunggu proses hibah/hak guna pakai

lahan dari pemilik lahan ke poktan/gapoktan (Dinamis).

g) Tidak semua perusahan memproses uang muka/DP (+ 30%) karena

proses pencairan lebih lama dalam penyiapan dokumen. Produsen

lebih memilih percepatan distribusi barang secara langsung

h) Kurang koordinasi di Dinas Pertanian Provinsi (satker APBN-P di

Bidang PSP dengan Bidang Tanaman Pangan/ Pelaksana Kegiatan)

i) Proses pencairan uang muka dari BASTB menjadi SP2D

memerlukan waktu cukup lama (> 3 minggu), karena administrasi

secara on line dari satker daerah ke KPPN ternyata tidak mudah.

Page 163: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 152

j) Belum tersosialisasinya penggunaan aplikasi e-faktur pajak dalam

proses pembayaran (diberlakukannya Peraturan Dirjen Pajak

No.Per-16/PJ/2014 tgl 20 Juni 2014 tentang Tata Cara Pembuatan

dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik yang diberlakukan

mulai 1 Juli 2015 untuk wilayah Jawa-Bali-Madura).

2. Aspek Teknis

a) Sosialisasi kepada kelompok penerima bantuan belum optimal

dirasakan masih kurang, sehingga kelompok penerima bantuan

belum memahami bantuan sarana pascapanen karena minimnya

dana sosialisasi dan kurangnya koordinasi Kabupaten dengan

provinsi disebabkan jarak yang terlalu jauh.

b) Calon penerima bantuan belum memenuhi syarat sesuai ketentuan

pada pedoman teknis dan adanya intervensi dari banyak pihak yang

menyebabkan CPCL sering berubah-ubah.

c) Tim teknis memerlukan waktu melakukan survey ke produsen yang

memiliki spesifikasi sesuai dengan Pedoman Teknis dan memiliki

test report.

d) Masih terbatasnya ketersediaan bengkel alsin dan suku cadang di

lokasi penerima bantuan sehingga petani kesulitan saat alsin

mengalami kerusakan.

e) Kapasitas bantuan belum disesuaikan dengan ketersediaan bahan

baku di lokasi bantuan dan kemampuan poktan/gapoktan.

f) Pemberian bantuan belum disertai bimbingan teknis dari petugas

lapang

g) Petugas pengelola data tingkat Kabupaten belum tertib mengirim

data ke provinsi sehingga petugas mengalami kesulitan dan

keterlambatan dalam merekap data.

3. Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan

a) Terbatasnya SDM dan pengetahuan SDM yang menangani seleksi

CPCL.

Page 164: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 153

b) Gapoktan/Poktan penerima bantuan sarana pascapanen belum

memahami dalam penyusunan RUKK, sehingga diperlukan

pendampingan dari petugas Kabupaten

c) Masih ada Kabupaten/Kota yang terlambat dalam melakukan CPCL

disebabkan tidak adanya dana pendampingan dari APBD

d) Sering terjadi mutasi/alih tugas pegawai yang menangani program

pascapanen di daerah yang berpengaruh pada kinerja satker.

e) Dinas Provinsi kurang aktif memantau pelaksanaan kegiatan

pengadaan sarana di ULP dan pencairan anggaran di bendahara

f) Kurangnya koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dengan

pelaksana kegiatan karena dana kegiatan berada pada satker bidang

Tanaman Pangan, sedangkan pelaksanaan kegiatan pascapanen

ditangani pada bidang Binus/P2HP.

g) Masih minimnya dukungan APBD, baik dari Pemerintah Daerah

Provinsi maupun Kabupaten terhadap upaya penanganan

pascapanen tanaman pangan, sehingga masih tergantung dari

dukungan dan bantuan dari Pemerintah Pusat.

h) Lemahnya manajemen administrasi poktan/ gapoktan, sehingga

pengelolaan sarana tersebut melalui sistem penyewaan sarana

pascapanen belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

i) Ketersediaan tenaga teknisi dan operator yang cukup profesional

dalam mengoperasikan sarana pascapanen belum mencukupi.

j) Minimnya pengetahuan petugas bengkel dalam memperbaiki sarana

pascapanen yang rusak.

k) Poktan penerima bantuan belum memahami cara penggunaan

sarana yang diterimanya sehingga menyebabkan losses saat proses

penanganan pascapanen.

Page 165: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 154

B. Upaya Tindak Lanjut

1. Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi (melalui surat, telepon,

SMS/ WA, Email, Kunjungan lapang ke Provinsi/Kabupaten) dalam

rangka percepatan pelaksanaan kegiatan dan segera menindaklanjuti

kendala pelaksanaan kegiatan di lapangan.

2. Dinas perlu melakukan pendataan kebutuhan dan ketersediaan alsin serta

mempunyai basisdata informasi jenis sarana pascapanen yang sesuai

dengan kondisi di wilayahnya masing-masing.

3. Dalam pengadaan bantuan sarana pascapanen di tahun yang akan

datang harus disertai dengan biaya pengadaan/lelang yang dialokasikan

pada Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota.

4. Dinas Pertanian Provinsi berkoordinasi dengan Kabupaten/kota dan

menyarankan agar Pedoman Teknis lebih dipahami oleh petugas yang

identifikasi CPCL.

5. Dinas Pertanian Provinsi harus segera mempersiapkan kelengkapan

administrasi dan teknis kegiatan pengadaan sarana pascapanen, serta

harus aktif berkoordinasi dengan pihak ULP, untuk memastikan

terselenggara tepat waktu.

6. Kepala Dinas Pertanian Provinsi harus memastikan, mengawal dan

menjembatani koordinasi antara pemegang anggaran (satker) dan

pelaksana kegiatan.

7. Pengajuan kelengkapan lelang ke ULP diharapkan dilakukan di awal

tahun anggaran, sehingga jika terjadi gagal lelang atau permasalahan

dalam pelelangan, sehingga masih tersedia waktu yang cukup untuk

proses lelang ulang.

8. Aparat Dinas Pertanian Provinsi pelaksana kegiatan bantuan sarana

pascapanen harus memahami dengan baik semua petunjuk yang terdapat

dalam buku pedoman teknis penanganan pascapanen tanaman pangan

Tahun 2015.

Page 166: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 155

9. Alat/sarana pascapanen yang akan dibeli harus memiliki SNI atau minimal

test report yang dikeluarkan oleh lembaga uji yang tersebar di 15 provinsi.

10. Perlu dukungan APBD Prov/Kab/Kota dalam mendukung pelaksanaan

kegiatan pusat dan menunjang upaya perbaikan dan peningkatan

penanganan pascapanen tanaman pangan.

11. Melakukan teguran secara tertulis kepada pelaksana di daerah yang tidak

memenuhi Pedoman Teknis Pascapanen.

12. Pelatihan pengoperasian perawatan dan perbaikan sarana perlu

difasilitasi oleh produsen/pabrikan tempat pembelian sarana tersebut dan

dilakukan saat droping sarana, saat panen dan pascapanen atau

mengirimkan teknisi dan operator ke produsen/pabrikan untuk mengikuti

pelatihan dan adanya jaminan purna jual untuk pembelian alsin tersebut.

13. Mengintensifkan koordinasi baik melalui telpon, sms dan e-mail ke tingkat

kabupaten/provinsi dalam percepatan pengiriman laporan.

Page 167: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 156

V. PENUTUP

1. Kegiatan pascapanen merupakan kegiatan strategis sebagai faktor pendukung

dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi pertanian.

2. Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pascapanen ke depan, diperlukan

penguatan SDM baik di pusat maupun di daerah, database yang akurat dan

mekanisme pelaporan yang sistematis

3. Agar pelaksanaan kegiatan pascapanen dapat diimplementasikan dengan baik,

sangat diperlukan sinkronisasi dan koordinasi yang baik antara pusat dengan

daerah maupun instansi terkait lintas sektor.

4. Kegiatan Direktorat Pascapanen yang belum mencapai target akan dijadikan

bahan evaluasi untuk perbaikan kebijakan Direktorat Pascapanen Tanaman

Pangan di tahun berikutnya.

Page 168: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 157

BANTUAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

A. APBN

Lampiran 1 : Realisasi Corn Sheller APBN Tahun 2015

Jumlah

Corn Sheller

(unit) (Rp) (unit) % Rp. %

1 8 264,000,000 217,600,000 8 100 217,600,000 82.42 46,400,000 -

2 2 66,000,000 47,380,930 2 100 47,380,930 71.79 18,619,070 -

3 6 198,000,000 145,582,000 6 100 145,582,000 73.53 52,418,000 -

4 2 66,000,000 48,353,800 2 100 48,353,800 73.26 17,646,200 -

5 2 66,000,000 42,607,400 2 100 42,607,400 64.56 23,392,600 -

6 8 264,000,000 183,840,000 8 100 183,840,000 69.64 80,160,000 -

7 2 66,000,000 45,080,930 2 100 45,080,930 68.30 20,919,070 -

8 4 132,000,000 90,349,860 4 100 90,349,860 68.45 41,650,140 -

9 4 132,000,000 78,682,000 4 100 78,682,000 59.61 53,318,000 -

10 3 99,000,000 66,600,000 3 100 66,600,000 67.27 32,400,000 -

11 3 99,000,000 68,400,000 3 100 68,400,000 69.09 30,600,000 -

12 4 132,000,000 98,288,000 4 100 98,288,000 74.46 33,712,000 -

13 2 66,000,000 51,650,000 2 100 51,650,000 78.26 14,350,000 -

14 2 66,000,000 52,000,000 2 100 52,000,000 78.79 14,000,000 -

15 2 66,000,000 52,600,000 2 100 52,600,000 79.70 13,400,000 -

16 6 198,000,000 165,000,000 6 100 165,000,000 83.33 33,000,000 -

17 4 132,000,000 74,050,000 4 100 74,050,000 56.10 57,950,000 -

18 12 396,000,000 322,188,000 12 100 322,188,000 81.36 73,812,000 -

19 8 264,000,000 206,690,000 8 100 206,690,000 78.29 57,310,000 -

20 9 297,000,000 234,387,000 9 100 234,387,000 78.92 62,613,000 -

21 1 33,000,000 23,000,000 1 100 23,000,000 69.70 10,000,000 -

22 10 330,000,000 237,508,335 10 100 237,508,335 71.97 92,491,665 -

23 10 330,000,000 235,970,000 10 100 235,970,000 71.51 94,030,000 -

24 3 99,000,000 89,743,750 3 100 89,743,750 90.65 9,256,250 -

25 3 99,000,000 98,550,000 3 100 98,550,000 99.55 450,000 -

26 4 132,000,000 132,000,000 4 100 132,000,000 100.00 - -

27 3 99,000,000 79,900,000 3 100 79,900,000 80.71 19,100,000 -

28 3 99,000,000 77,400,000 3 100 77,400,000 78.18 21,600,000 -

29 2 66,000,000 46,000,000 2 100 46,000,000 69.70 20,000,000 -

132 4,356,000,000 3,311,402,005 132 100 3,311,402,005 76.02 1,044,597,995 - TOTAL I

GORONTALO

SULAWESI BARAT

KALIMANTAN UTARA

MALUKU

MALUKU UTARA

PAPUA

BALI

NUSA TENGGARA TIMUR

NUSA TENGGARA BARAT

SULAWESI TENGAH

SULAWESI TENGGARA

SULAWESI SELATAN

KALIMANTAN TIMUR

SULAWESI UTARA

KALIMANTAN TENGAH

DI. YOGYAKARTA

JAWA TIMUR

KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN BARAT

LAMPUNG

SUMATERA SELATAN

JAWA BARAT

JAWA TENGAH

JAMBI

BENGKULU

RIAU

BASTB Nilai Kontrak

SUMATERA BARAT

SP2D Penghematan/

efisiensi

Sisa mati/Tidak

Terserap

SUMATERA UTARA

Pagu Anggaran

Realisasi Fisik dan Keuangan

No Prov/kab/Kota

ACEH

Page 169: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 158

Lampiran 2 : Realisasi Flat Bed Dryer + Bangunan APBN Tahun 2015

Jumlah

FBD Jagung

+ Bangunan (unit) (Rp) (unit) % Rp. %

1 1 359,000,000 345,550,000 1 100 345,550,000 96.25 13,450,000 -

2 3 1,077,000,000 649,210,000 2 66.67 649,210,000 60.28 68,790,000 359,000,000

3 2 718,000,000 686,700,000 2 100 686,700,000 95.64 31,300,000 -

4 1 359,000,000 344,630,000 1 100 344,630,000 96.00 14,370,000 -

5 2 718,000,000 697,422,000 2 100 697,422,000 97.13 20,578,000 -

6 3 1,077,000,000 1,016,120,000 3 100 1,016,120,000 94.35 60,880,000 -

7 2 718,000,000 679,837,660 2 100 679,837,660 94.68 38,162,340 -

8 1 359,000,000 346,894,000 1 100 346,894,000 96.63 12,106,000 -

9 1 359,000,000 358,380,000 1 100 358,380,000 99.83 620,000 -

10 1 359,000,000 354,000,000 1 100 354,000,000 98.61 5,000,000 -

11 1 359,000,000 358,789,000 1 100 358,789,000 99.94 211,000 -

12 3 1,077,000,000 979,000,000 3 100 979,000,000 90.90 98,000,000 -

13 2 718,000,000 711,554,000 2 100 711,554,000 99.10 6,446,000 -

14 3 1,077,000,000 1,071,750,000 3 100 1,071,750,000 99.51 5,250,000 -

15 1 359,000,000 332,300,000 1 100 332,300,000 92.56 26,700,000 -

16 1 359,000,000 331,750,000 1 100 331,750,000 92.41 27,250,000 -

17 2 718,000,000 690,961,000 2 100 690,961,000 96.23 27,039,000 -

18 1 359,000,000 339,100,000 1 100 339,100,000 94.46 19,900,000 -

19 1 359,000,000 358,750,000 1 100 358,750,000 99.93 250,000 -

20 2 718,000,000 715,915,000 2 100 715,915,000 99.71 2,085,000 -

21 1 359,000,000 - - 359,000,000

35 12,565,000,000 11,368,612,660 33 94.29 11,368,612,660 90.48 478,387,340 718,000,000 TOTAL II

LAMPUNG

NUSA TENGGARA TIMUR

GORONTALO

KALIMANTAN UTARA

SULAWESI UTARA

JAWA BARAT

JAMBI

BALI

NUSA TENGGARA BARAT

KALIMANTAN TIMUR

KALIMANTAN SELATAN

SULAWESI TENGAH

SULAWESI SELATAN

SULAWESI TENGGARA

Penghematan/

efisiensi

SUMATERA SELATAN

BENGKULU

Sisa mati/Tidak

Terserap Prov/kab/Kota SP2D

ACEH

Nilai Kontrak No

JAWA TIMUR

KALIMANTAN BARAT

SUMATERA BARAT

Pagu Anggaran

SULAWESI BARAT

Realisasi Fisik dan Keuangan

BASTB

Page 170: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 159

Lampiran 3 : Realisasi Corn Combine Harvester APBN Tahun 2015

Jumlah

Corn Combine

Harvester (unit) (Rp) (unit) % Rp. %

1 1 500,000,000 342,175,000 1 100 342,175,000 68.44 157,825,000 -

2 1 500,000,000 337,000,000 1 100 337,000,000 67.40 163,000,000 -

3 2 1,000,000,000 880,000,000 2 100 880,000,000 88.00 120,000,000 -

4 1 500,000,000 - - 500,000,000

5 1 500,000,000 342,650,000 1 100 342,650,000 68.53 157,350,000 -

6 2 1,000,000,000 679,600,000 2 100 679,600,000 67.96 320,400,000 -

7 2 1,000,000,000 684,350,000 2 100 684,350,000 68.44 315,650,000 -

8 2 1,000,000,000 672,950,000 2 100 672,950,000 67.30 327,050,000 -

9 1 500,000,000 440,000,000 1 100 440,000,000 88.00 60,000,000 -

10 1 500,000,000 341,430,000 1 100 341,430,000 68.29 158,570,000 -

11 1 500,000,000 341,650,000 1 100 341,650,000 68.33 158,350,000 -

15 7,500,000,000 5,061,805,000 14 93.33 5,061,805,000 67.49 1,938,195,000 500,000,000

ACEH

SUMATERA SELATAN

KALIMANTAN TENGAH

SULAWESI TENGGARA

GORONTALO

BASTB SP2DNo Prov/kab/Kota Pagu Anggaran

Realisasi Fisik dan Keuangan

TOTAL III

SUMATERA BARAT

SULAWESI UTARA

NUSA TENGGARA BARAT

NUSA TENGGARA TIMUR

SULAWESI TENGAH

SULAWESI BARAT

Nilai Kontrak Penghematan/

efisiensi

sisa mati/Tidak

Terserap

Lampiran 4 : Realisasi Vertical Dryer Jagung + Bangunan APBN Tahun 2015

(Rp) (unit) % Rp. %

1 4 3,832,000,000 3,102,000,000 4 100 3,102,000,000 80.95 730,000,000 -

2 4 3,832,000,000 3,240,164,000 4 100 3,240,164,000 84.56 591,836,000 -

3 5 4,790,000,000 4,378,600,000 5 100 4,378,600,000 91.41 411,400,000 -

4 4 3,832,000,000 3,266,743,000 4 100 3,266,743,000 85.25 565,257,000 -

5 4 3,832,000,000 3,500,000,000 4 100 3,500,000,000 91.34 332,000,000 -

6 4 3,832,000,000 3,166,558,000 4 100 3,166,558,000 82.63 665,442,000 -

7 4 3,832,000,000 3,214,470,000 - - - 617,530,000 3,214,470,000

29 27,782,000,000 23,868,535,000 25 86.21 20,654,065,000 74.34 3,913,465,000 3,214,470,000

SULTRA

NTB

NTT

TOTAL IV

Pagu Anggaran

Realisasi Fisik dan Keuangan

BASTB SP2DProv/kab/Kota

ACEH

SUMSEL

KALTENG

SULTENG

No Jumlah VDj (unit) Penghematan/

efisiensi

sisa mati/Tidak

Terserap

nilai kontrak

Ket : realisasi s/d 31 Desember 2015

Page 171: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 160

B. APBN-P

Lampiran 5 : Realisasi Combine Harvester Kecil APBN-P Tahun 2015

Jumlah

Revisi

(unit) (Rp) (Unit) % Rp% terhdp

Pagu

% terhdp

kontrak

1 ACEH 60 60 7,800,000,000 7,800,000,000 60 100 7,800,000,000 100.00 100.00 - -

2 SUMUT 119 119 15,470,000,000 11,533,670,000 119 100 11,533,670,000 74.56 100.00 3,936,330,000 -

3 SUMBAR 40 30 3,900,000,000 3,783,792,000 30 100 3,783,792,000 97.02 100.00 116,208,000 -

4 RIAU 37 37 4,290,000,000 4,133,500,000 37 100 4,133,500,000 96.35 100.00 156,500,000 -

5 JAMBI 47 -

Tambahan (10) 57 -

6 SUMSEL 121 -

Tambahan (63) 184 -

7 BENGKULU 42 42 5,460,000,000 5,342,400,000 42 100 5,342,400,000 97.85 100.00 117,600,000 -

8 LAMPUNG*) 168 168 21,840,000,000 16,556,412,000 168 100 16,556,412,000 75.81 100.00 5,283,588,000 -

9 JAWA BARAT 315 315 40,950,000,000 40,824,700,000 315 100 40,824,700,000 99.69 100.00 125,300,000 -

10 JAWA TENGAH 473 473 61,490,000,000 50,393,678,000 473 100 50,393,678,000 81.95 100.00 11,096,322,000 -

11 D.I.YOGYAKARTA 24 24 3,120,000,000 2,551,824,000 24 100 2,551,824,000 81.79 100.00 568,176,000 -

12 JAWA TIMUR 450 450 58,500,000,000 46,013,504,000 450 100 46,013,504,000 78.66 100.00 12,486,496,000 -

13 KALBAR 37 37 4,810,000,000 3,734,200,000 37 100 3,734,200,000 77.63 100.00 1,075,800,000 -

14 KALTENG 50 50 6,500,000,000 4,956,000,000 50 100 4,956,000,000 76.25 100.00 1,544,000,000 -

15 KALSEL 50 50 6,500,000,000 6,240,000,000 50 100 6,240,000,000 96.00 100.00 260,000,000 -

16 KALTIM 20 20 2,600,000,000 2,598,000,000 20 100 2,598,000,000 99.92 100.00 2,000,000 -

17 SULUT 32 32 4,160,000,000 3,242,200,000 32 100 3,242,200,000 77.94 100.00 917,800,000 -

18 SULTENG 62 62 8,060,000,000 7,058,800,000 62 100 7,058,800,000 87.58 100.00 1,001,200,000 -

19 SULSEL 267 267 34,710,000,000 28,849,500,000 267 100 28,849,500,000 83.12 100.00 5,860,500,000 -

20 SULTRA 42 42 5,460,000,000 5,460,000,000 42 100 5,460,000,000 100.00 100.00 - -

21 BALI 48 48 6,240,000,000 4,904,950,000 48 100 4,904,950,000 78.60 100.00 1,335,050,000 -

22 NTB 53 53 6,890,000,000 5,878,100,000 53 100 5,878,100,000 85.31 100.00 1,011,900,000 -

23 NTT 42 42 5,460,000,000 5,430,600,000 42 100 5,430,600,000 99.46 100.00 29,400,000 -

24 MALUKU 25 25 3,250,000,000 3,016,875,000 25 100 3,016,875,000 92.83 100.00 233,125,000 -

25 PAPUA 28 -

Tambahan (200) 228 -

26 MALUT 25 25 3,250,000,000 3,250,000,000 25 100 3,250,000,000 100.00 100.00 - -

27 BANTEN 26 26 3,380,000,000 3,172,000,000 26 100 3,172,000,000 93.85 100.00 208,000,000 -

28 BABEL 17 17 2,210,000,000 2,210,000,000 17 100 2,210,000,000 100.00 100.00 - -

29 GORONTALO 25 25 3,250,000,000 3,247,500,000 25 100 3,247,500,000 99.92 100.00 2,500,000 -

30 PAPUA BARAT 16 16 2,080,000,000 2,050,550,000 16 100 2,050,550,000 98.58 100.00 29,450,000 -

31 SULBAR 24 24 2,344,122,000 2,344,127,634 24 100 2,344,127,634 100.00 100.00 (5,634) -

32 KALTARA 12 12 1,560,000,000 1,560,000,000 12 100 1,560,000,000 100.00 100.00 - -

2,797 3,060 396,048,222,000 345,821,132,634 3,060 100.00 345,821,132,634 87.32 100.00 50,227,089,366 -

Prov/kab/Kota

Jumlah

Sarana

(unit)

184 100

99.89 7,550,000

BASTBNo

Realisasi

(SP2D) Sisa mati/Tidak

Terserap

Penghematan/

efisiensi

TOTAL I

23,380,800,000

6,976,550,000

29,610,000,000 27,326,900,000 228

23,920,000,000 97.75

Pagu Revisi

Nilai kontrak

6,984,100,000 6,976,550,000 57 100

23,380,800,000

100.00 27,326,900,000 92.29 2,283,100,000

539,200,000

100.00

100.00

100.00

Page 172: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 161

Lampiran 6 : Realisasi Vertical Dryer Padi + Bangunan APBN-P Tahun 2015

Jumlah

Revisi

(unit) (Rp) (Unit) % Rp% terhdp

Pagu

% terhdp

kontrak

1 ACEH 5 5 4,675,000,000 3,973,950,000 5 100 3,973,950,000 85.00 100.00 701,050,000

2 SUMUT 11 11 10,285,000,000 8,608,310,000 11 100 8,608,310,000 83.70 100.00 1,676,690,000

3 SUMSEL 25 21 19,635,000,000 15,877,024,700 20 95 15,877,024,700 80.86 100.00 2,942,975,300 815,000,000

4 BENGKULU 6 6 5,610,000,000 4,661,701,000 6 100 4,661,701,000 83.10 100.00 948,299,000

5 LAMPUNG 7 7 6,545,000,000 5,468,912,347 7 100 5,468,912,347 83.56 100.00 1,076,087,653

6 JAWA BARAT 4 4 3,740,000,000 2,935,240,000 4 100 2,935,240,000 78.48 100.00 804,760,000

7 JAWA TENGAH 4 4 3,740,000,000 3,056,093,000 4 100 3,056,093,000 81.71 100.00 683,907,000

8 JAWA TIMUR 4 4 3,740,000,000 3,148,423,273 4 100 3,148,423,273 84.18 100.00 591,576,727

9 KALBAR 6 6 5,610,000,000 4,694,285,250 6 100 4,694,285,250 83.68 100.00 915,714,750

10 KALTENG 6 6 5,610,000,000 4,836,736,000 6 100 4,836,736,000 86.22 100.00 773,264,000

11 KALSEL 3 3 2,805,000,000 2,403,060,000 3 100 2,403,060,000 85.67 100.00 401,940,000

12 KALTIM 4 4 3,740,000,000 3,182,370,000 4 100 3,182,370,000 85.09 100.00 557,630,000

13 SULUT 3 3 2,805,000,000 2,257,833,000 3 100 2,257,833,000 80.49 100.00 547,167,000

14 SULTENG 20 20 18,700,000,000 15,739,173,000 20 100 15,739,173,000 84.17 100.00 2,960,827,000

15 SULSEL 28 28 26,180,000,000 22,563,704,000 28 100 22,563,704,000 86.19 100.00 3,616,296,000

16 SULTRA 14 14 13,090,000,000 10,710,000,000 14 100 10,710,000,000 81.82 100.00 2,380,000,000

17 BALI 4 4 3,740,000,000 3,058,291,000 4 100 3,058,291,000 81.77 100.00 681,709,000

18 NTB 7 7 6,545,000,000 5,403,475,000 7 100 5,403,475,000 82.56 100.00 1,141,525,000

19 BANTEN 1 1 935,000,000 772,694,000 1 100 772,694,000 82.64 100.00 162,306,000

20 BABEL 3 3 2,805,000,000 2,261,634,000 3 100 2,261,634,000 80.63 100.00 543,366,000

21 SULBAR 3 3 2,383,701,000 2,383,703,000 3 100 2,383,703,000 100.00 100.00

22 KALTARA 2 2 1,870,000,000 1,575,677,000 2 100 1,575,677,000 84.26 100.00 294,323,000

170 166 154,788,701,000 129,572,289,570 165 99.40 129,572,289,570 83.71 100.00 24,401,411,430 815,000,000

Realisasi

(SP2D) Sisa mati/Tidak

Terserap

Nilai Kontrak

No Prov/kab/Kota

Jumlah

Sarana

(unit)

TOTAL II

Pagu Revisi Penghematan/

efisiensi

BASTB

Page 173: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 162

Lampiran 7 : Realisasi Corn Sheller APBN-P Tahun 2015

Jumlah

Revisi

(unit) (Rp) (Unit) % Rp% terhdp

Pagu

% terhdp

kontrak

1 ACEH 66 66 1,980,000,000 1,796,700,000 66 100 1,796,700,000 90.74 100.00 183,300,000 -

2 SUMUT 95 95 2,850,000,000 2,303,506,500 95 100 2,303,506,500 80.82 100.00 546,493,500 -

3 SUMBAR 65 35 1,050,000,000 854,134,000 35 100 854,134,000 81.35 100.00 195,866,000 -

4 RIAU 19 19 570,000,000 404,585,500 19 100 404,585,500 70.98 100.00 165,414,500 -

5 JAMBI 45 45 962,325,000 957,622,500 45 100 957,622,500 99.51 100.00 4,702,500 -

6 SUMSEL 80 100.00

Tambahan (118) 198 #DIV/0!

7 BENGKULU 60 60 1,800,000,000 1,421,842,000 60 100 1,421,842,000 78.99 100.00 378,158,000 -

8 LAMPUNG 130 130 3,900,000,000 2,935,520,000 130 100 2,935,520,000 75.27 100.00 964,480,000 -

9 JAWA BARAT 140 140 4,200,000,000 3,604,300,000 140 100 3,604,300,000 85.82 100.00 595,700,000 -

10 JAWA TENGAH 175 175 5,250,000,000 3,861,100,000 175 100 3,861,100,000 73.54 100.00 1,388,900,000 -

11 D.I.YOGYAKARTA 14 14 420,000,000 319,200,000 14 100 319,200,000 76.00 100.00 100,800,000 -

12 JAWA TIMUR 230 230 6,900,000,000 4,987,040,000 230 100 4,987,040,000 72.28 100.00 1,912,960,000 -

13 KALBAR 60 60 1,800,000,000 1,529,220,000 60 100 1,529,220,000 84.96 100.00 270,780,000 -

14 KALTENG 8 8 240,000,000 196,800,000 8 100 196,800,000 82.00 100.00 43,200,000 -

15 KALSEL 57 57 1,710,000,000 1,453,560,575 57 100 1,453,560,575 85.00 100.00 256,439,425 -

16 KALTIM 25 25 750,000,000 622,295,000 25 100 622,295,000 82.97 100.00 127,705,000 -

17 SULUT 83 83 2,490,000,000 1,640,150,000 83 100 1,640,150,000 65.87 100.00 849,850,000 -

18 SULTENG 75 75 2,250,000,000 2,010,945,668 75 100 2,010,945,668 89.38 100.00 239,054,332 -

19 SULSEL 158 158 4,740,000,000 4,161,319,470 158 100 4,161,319,470 87.79 100.00 578,680,530 -

20 SULTRA 35 35 1,050,000,000 897,054,000 35 100 897,054,000 85.43 100.00 152,946,000 -

21 BALI 30 30 900,000,000 732,525,000 30 100 732,525,000 81.39 100.00 167,475,000 -

22 NTB 110 110 3,300,000,000 2,841,000,000 110 100 2,841,000,000 86.09 100.00 459,000,000 -

23 NTT 86 86 2,580,000,000 2,068,152,000 86 100 2,068,152,000 80.16 100.00 511,848,000 -

24 MALUKU 8 8 240,000,000 223,532,720 8 100 223,532,720 93.14 100.00 16,467,280 -

25 PAPUA 6 6 180,000,000 180,000,000 6 100 180,000,000 100.00 100.00 - -

26 MALUT 5 5 150,000,000 150,000,000 5 100 150,000,000 100.00 100.00 - -

27 BANTEN 14 14 420,000,000 302,724,510 14 100 302,724,510 72.08 100.00 117,275,490 -

28 GORONTALO 80 80 2,132,698,000 2,132,700,000 80 100 2,132,700,000 100.00 100.00 (2,000) -

29 PAPUA BARAT 5 5 150,000,000 140,702,325 5 100 140,702,325 93.80 100.00 9,297,675 -

30 SULBAR 30 30 756,000,000 756,000,000 30 100 756,000,000 100.00 100.00 - -

31 KALTARA 6 6 180,000,000 180,000,000 6 100 180,000,000 100.00 100.00 - -

2,000 2,088 61,841,023,000 50,392,031,768 2,088 100.00 50,392,031,768 81.49 100.00 11,448,991,232 -

Sisa mati/Tidak

Terserap

79.59

Penghematan/

efisiensi

1,212,200,000 - 198 100.00 4,727,800,000

Nilai Kontrak Realisasi

(SP2D)BASTB

TOTAL III

No Prov/kab/Kota

Jumlah

Sarana

(unit)

Pagu Revisi

5,940,000,000 4,727,800,000

Page 174: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 163

Lampiran 8 : Realisasi Vertical Dryer Jagung + Bangunan APBN-P Tahun 2015

Jumlah

Revisi

(unit) (Rp) (Unit) % Rp% terhdp

Pagu

% terhdp

kontrak

1 ACEH 13 13 12,155,000,000 9,010,500,000 1,870,000,000 11 84.62 9,010,500,000 74.13 100.00 1,274,500,000 1,870,000,000

2 SUMUT 15 15 14,025,000,000 12,027,762,000 15 100 12,027,762,000 85.76 100.00 1,997,238,000

3 SUMBAR 10 0 - - - - - -

4 RIAU - - - - #DIV/0! -

5 JAMBI 3 3 2,462,575,000 2,362,575,000 3 100 2,362,575,000 95.94 100.00 100,000,000

6 SUMSEL 6 4 3,740,000,000 3,254,030,500 - 4 100 3,254,030,500 87.01 100.00 485,969,500

7 BENGKULU 6 6 5,610,000,000 4,775,227,000 6 100 4,775,227,000 85.12 100.00 834,773,000

8 LAMPUNG 16 16 14,960,000,000 12,955,700,352 16 100 12,955,700,352 86.60 100.00 2,004,299,648

9 JAWA BARAT 13 13 12,155,000,000 11,317,646,000 13 100 11,317,646,000 93.11 100.00 837,354,000

10 JAWA TENGAH 17 17 15,895,000,000 13,117,618,000 17 100 13,117,618,000 82.53 100.00 2,777,382,000

11 D.I.YOGYAKARTA - -

11 JAWA TIMUR 18 18 16,830,000,000 14,371,904,727 18 100 14,371,904,727 85.39 100.00 2,458,095,273

12 KALBAR 2 2 1,870,000,000 1,616,282,000 2 100 1,616,282,000 86.43 100.00 253,718,000

13 KALSEL 5 5 4,675,000,000 4,061,645,000 162,110,700 5 100 3,899,534,300 83.41 96.01 613,355,000 162,110,700

14 SULUT 14 14 13,090,000,000 10,501,010,000 14 100 10,501,010,000 80.22 100.00 2,588,990,000

15 SULTENG 13 13 12,155,000,000 10,557,988,500 13 100 10,557,988,500 86.86 100.00 1,597,011,500

16 SULSEL 25 25 23,375,000,000 20,625,705,500 25 100 20,625,705,500 88.24 100.00 2,749,294,500

17 SULTRA 4 4 3,740,000,000 3,500,000,000 4 100 3,500,000,000 93.58 100.00 240,000,000

18 NTB 13 13 12,155,000,000 10,232,052,000 13 100 10,232,052,000 84.18 100.00 1,922,948,000

19 NTT 7 7 6,545,000,000 5,732,213,000 1,367,862,857 7 100 4,364,350,143 66.68 76.14 812,787,000 1,367,862,857

20 BANTEN 3 3 2,805,000,000 2,375,256,500 3 100 2,375,256,500 84.68 100.00 429,743,500

21 GORONTALO 9 9 7,012,273,000 6,912,274,000 9 100 6,912,274,000 98.57 100.00 99,999,000

22 SULBAR 7 7 5,665,491,000 5,665,493,000 7 100 5,665,493,000 100.00 100.00 (2,000)

219 207 190,920,339,000 164,972,883,079 3,399,973,557 205 99.03 163,442,909,522 85.61 99.07 24,077,455,921 3,399,973,557

(SP2D) Sisa mati/Tidak

Terserap

Penghematan/

efisiensi

Nilai kontrak

TOTAL IV

No Prov/kab/Kota

Jumlah

Sarana

(unit)

BASTBPagu Revisi

Tidak

Terserap/sisa mati

Realisasi

Page 175: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 164

Lampiran 9 : Realsiasi Power Thresher Multiguna APBN-P Tahun 2015

Jumlah

Revisi

(unit) (Rp) (Unit) % Rp% terhdp

Pagu

% terhdp

kontrak

1 ACEH 50 50 1,500,000,000 1,218,500,000 50 100 1,218,500,000 81.23 100.00 281,500,000

2 SUMUT 51 51 1,530,000,000 1,185,368,883 51 100 1,185,368,883 77.48 100.00 344,631,117

3 SUMBAR 15 0 - - - - -

4 RIAU 15 15 450,000,000 372,784,500 15 100 372,784,500 82.84 100.00 77,215,500

5 JAMBI

Tambahan (37) 132

6 SUMSEL

Tambahan (90) 127

7 BENGKULU 20 20 600,000,000 479,750,000 20 100 479,750,000 79.96 100.00 120,250,000

8 LAMPUNG 40 40 1,200,000,000 884,160,000 40 100 884,160,000 73.68 100.00 315,840,000

9 JAWA BARAT 206 206 6,180,000,000 4,695,770,000 206 100 4,695,770,000 75.98 100.00 1,484,230,000

10 JAWA TENGAH 160 160 4,800,000,000 3,688,300,000 160 100 3,688,300,000 76.84 100.00 1,111,700,000

11 D.I.YOGYAKARTA 16 16 480,000,000 318,248,000 16 100 318,248,000 66.30 100.00 161,752,000

12 JAWA TIMUR 205 205 6,150,000,000 4,294,162,500 205 100 4,294,162,500 69.82 100.00 1,855,837,500

13 KALBAR 17 17 510,000,000 425,918,000 17 100 425,918,000 83.51 100.00 84,082,000

14 KALTENG 13 13 390,000,000 336,690,000 13 100 336,690,000 86.33 100.00 53,310,000

15 KALSEL 20 20 600,000,000 419,252,941 20 100 419,252,941 69.88 100.00 180,747,059

16 KALTIM 13 13 390,000,000 343,250,000 13 100 343,250,000 88.01 100.00 46,750,000

17 SULUT 40 40 1,200,000,000 1,051,500,000 40 100 1,051,500,000 87.63 100.00 148,500,000

18 SULTENG 94 94 2,820,000,000 2,371,348,400 94 100 2,371,348,400 84.09 100.00 448,651,600

19 SULSEL 79 79 2,370,000,000 1,926,650,000 79 100 1,926,650,000 81.29 100.00 443,350,000

Tambahan di LUAR MAK 148 4,440,000,000 - - - 4,440,000,000

20 SULTRA 44 44 1,320,000,000 1,096,477,000 44 100 1,096,477,000 83.07 100.00 223,523,000

21 BALI 23 23 690,000,000 525,865,000 23 100 525,865,000 76.21 100.00 164,135,000

22 NTB 54 54 1,620,000,000 1,297,470,000 54 100 1,297,470,000 80.09 100.00 322,530,000

23 NTT 30 30 900,000,000 812,250,000 30 100 812,250,000 90.25 100.00 87,750,000

Tambahan di LUAR MAK 34 1,020,000,000 1,020,000,000 34 100 1,020,000,000 100.00 100.00 -

24 MALUKU 12 12 360,000,000 328,536,796 12 100 328,536,796 91.26 100.00 31,463,204

25 PAPUA 52 52 1,560,000,000 1,560,000,000 52 100 1,560,000,000 100.00 100.00 -

26 MALUT 19 19 570,000,000 570,000,000 19 100 570,000,000 100.00 100.00 -

27 BANTEN 15 15 450,000,000 309,108,495 15 100 309,108,495 68.69 100.00 140,891,505

28 GORONTALO 15 15 375,450,000 375,450,000 15 100 375,450,000 100.00 100.00 -

29 PAPUA BARAT 20 20 600,000,000 539,100,000 20 100 539,100,000 89.85 100.00 60,900,000

30 SULBAR 30 30 757,500,000 757,500,000 30 100 757,500,000 100.00 100.00 -

31KALTARA (Tambahan di luar

MAK)42 896,137,000 - - - - 896,137,000

1,500 1,836 53,245,087,000 38,963,462,015 1,646 89.65 38,963,462,015 73.18 100.00 8,945,487,985 5,336,137,000

Sisa mati/Tidak

Terserap

100.00

100.00

Penghematan/

efisiensi

Realisasi

(SP2D)

2,706,000,000 2,698,751,500 132 100 2,698,751,500 7,248,500 99.73

3,061,300,000 127 100.00 3,061,300,000 80.35 748,700,000 3,810,000,000 37

TOTAL V

No Prov/kab/Kota

Jumlah

Sarana

(unit)

Pagu Revisi

Nilai Kontrak BASTB

95

Page 176: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 165

Lampiran 10 : Realisasi Flat Bed Dryer + Bangunan APBN-P Tahun 2015

Jumlah

Revisi

(unit) (Rp) (Unit) % Rp% terhdp

Pagu

% terhdp

kontrak

PAPUA 6 4,239,900,000 4,146,040,000 6 100 4,146,040,000 97.79 100.00 93,860,000

a. alat 1,630,290,000 1,630,290,000

b. bangunan 2,515,750,000 2,515,750,000

- 6 4,239,900,000 4,146,040,000 6 100 4,146,040,000 97.79 100.00 93,860,000 -

Realisasi

(SP2D) Sisa mati/Tidak

Terserap

Jumlah

Sarana

(unit)

No Prov/kab/Kota Pagu RevisiBASTB

Nilai Kontrak Penghematan/

efisiensi

TOTAL VI

Lampiran 11 : Realisasi Combine Harvester Besar APBN-P Tahun 2015

Jumlah

Revisi

(unit) (Rp) (Unit) % Rp% terhdp

Pagu

% terhdp

kontrak

1 SUMATERA SELATAN 98 39,900,000,000 37,271,020,000 98 100 37,271,020,000 93.41 100.00 2,628,980,000 -

2 PAPUA 22 8,690,000,000 8,190,820,000 22 100 8,190,820,000 94.26 100.00 499,180,000 -

3 SULBAR (Diluar MAK) 5 1,687,980,000 1,687,980,000 5 100 1,687,980,000 100.00 100.00 - -

- 125 50,277,980,000 47,149,820,000 125 100 47,149,820,000 93.78 100 3,128,160,000 -

(SP2D)Pagu Revisi Sisa mati/Tidak

Terserap

Penghematan/

efisiensi BASTB

Realisasi Nilai Kontrak

No Prov/kab/Kota

Jumlah

Sarana

(unit)

TOTAL VII

Lampiran 12 : Realisasi Corn Combine Harvester APBN-P Tahun 2015

Jumlah

Revisi

(unit) (Rp) (Unit) % Rp% terhdp

Pagu

% terhdp

kontrak

1 SUMATERA SELATAN 6 2,100,000,000 2,039,600,000 6 100 2,039,600,000 60,400,000 -

2 GORONTALO 5 1,707,150,000 1,707,150,000 5 100 1,707,150,000 100.00 100.00 - -

- 11 3,807,150,000 3,746,750,000 11 100.00 3,746,750,000 98.41 100.00 60,400,000 -

- 7,499 915,168,402,000 784,764,409,066 7,306 97.43 783,234,435,509 85.58 99.81 122,382,855,934 9,551,110,557

CHK Lampung 690,400,000 6 690,400,000

CHB Lampung 8,619,500,000 25 8,619,500,000

CHB Sulteng 5,949,863,432 19 5,949,863,432

7,499 915,168,402,000 7,356 98.09 798,494,198,941 87.25 99.81 115,144,229,502

Penghematan/

efisiensi

Revisi anggaran penghematan

Prov/kab/Kota

Jumlah

Sarana

(unit)

Pagu Revisi

TOTAL V

(SP2D)

TOTAL VIII

TOTAL I - VIII

Realisasi

Sisa mati/Tidak

Terserap

800,024,172,498 9,551,110,557

BASTBNo

Nilai Kontrak

Ket : realisasi s/d 31 Desember 2015

Page 177: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 166

Lampiran 13 : Nama Pejabat Eselon II, III dan IV Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.

NO NAMA/ NIP GOLONGAN JABATAN

1 Ir. Tri Agustin Satriani, MM IV/b Direktur Pengolahan dan Pemasaran 19590827 198303 2 010 Hasil Tanaman Pangan

2 Ir. Bambang Jaya, M.Eng IV/b Kasubdit Jagung dan Serealia Lain19580504 198503 1 002

4 Ir. Suhartini, M.Si IV/b Kasubdit Kedelai dan Aneka Kacang19600119 198603 2 001

3 Ir. Setya Prakosa, MM IV/b Kasubdit Aneka Umbi19610212 198603 1 001

5 Ir. Dian Handayani, M.Si IV/a Kasi Sarana pada Subdit Padi19650814 198903 2 001

6 Ir. Dhany Permadi, MM IV/a Kasi Sarana pada 19620219 199103 1 001 Subdit Kedelai dan Aneka Kacang

11 Amirruddin, SP.MP IV/a Kasi Teknologi pada Subdit Padi19721116 200212 1 001

7 Ir. Dwi Elisya Apriana III/d Kasi Teknologi pada 19610424 198910 2 001 Subdit Kedelai dan Aneka Kacang

8 Djatmiko, S.Sos III/d Kasubbag Tata Usaha19610115 198103 1001

10 Lilis Suryani, SP.Msi III/d Kasi Teknologi pada Subdit Aneka Umbi19710223 200112 2 001

12 Tiurmauli Silalahi, SP.MM III/d Kasi Sarana pada 19740227 200212 2 001 Subdit Jagung dan Serealia Lain

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Djatmiko, S.Sos19610115.198103 .1.001

Page 178: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 167

Lampiran 14 : Daftar Nominatif Pegawai Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

I. Golongan IV/d

1.1 Ir. Tri Agustin Satriani, MM Pembina Tk. I 1. IPB Jur. Ilmu Tanah Th. 1982 Direktur Pengolahan dan Pemasaran T

19590827 198303 2 010 IV/b 2. Pasca Sarjana (S2) Univ. Wijaya Putra Hasil Tanaman Pangan P

Jakarta, 27 - 8 - 1959 1 - 4 - 2001 Jur. SDM Th. 2001

II. Golongan IV/b

2.1 Ir. Bambang Jaya, M.Eng Pembina Tk. I 1. Fak. Pertanian UNAND Jur Mekanisasi Kasubdit Jagung dan Serealia T

19580504 198503 1 002 IV/b Pertanian Th. 1981 Lain L

Bayur (Maninjau), 04 - 05 - 1958 1 - 4 - 2008 2. Pasca Sarjana (S2) AIT Jur Post

Harvest Teknologi Th. 1991

3.2 Ir. Setya Prakosa, MM Pembina Tk. I 1. Fak. Pert UNS Jur Agronomi Th 84 Kasubdit Aneka Umbi T

19610212 198603 1 001 IV/b 2. STIE IPWIJA Jur Pemasaran Th 04 L

Surakarta, 12 - 2 - 1961 1 - 10 - 2009

4.3 Ir. Suhartini, M.Si Pembina Tk. I 1. Sarjana Pertanian IPB. Sosek Th. 83 Kasubdit Kedelai dan Aneka T

196001191986032001 IV/b 2. S2. STIA YAPPANN Th.08 Jur Kacang P

Surabaya, 19 - 01 - 1960 1 - 10 - 2013 Administrasi Publik

III. Golongan IV/a

5.1 Ir. Dian Handayani, M.Si Pembina 1. Fak. Pertanian UNILA Jur Budidaya Kasi Sarana pada Subdit Padi T

19650814.198903.2.001 IV/a Pertanian Th. 1988 P

Kotabumi, 14 - 08 - 1965 1 - 10 - 2007 2. Pasca Sarjana (S2), IPB Jur Teknologi

Industri Pertanian Th. 2007

6.2 Ir. Dhanny Permadi, MM Pembina 1. Sarjana Pertanian UNSIL Jur. Budidaya Kasi Sarana pada Subdit Kedelai T

196202191991031001 IV/a Pertanian Th. 1988 dan Aneka Kacang L

Jakarta, 19 - 02 - 1962 1 - 4 - 2007 2. S2 STIE IPWIJA Jur Manajemen Th 01

7.3 Erlina, S.P, M.Si Pembina 1. Fak. Pertanian UNAND Jur. Ilmu Tanah Staf Seksi Sarana Subdit Aneka T

19691006 199803 2 006 IV/a Th. 1993 Umbi P

Sipirok, 6 - 10 - 1969 1 - 4 - 2015 2. S2 Univ Andalas Jur Pembangunan

Wilayah Pedesaan Th. 2014

8.4 Amirruddin, SP, MP Pembina 1. Fak. Pert. USU Jur. Ilmu Tanah Kasi Teknologi pada Subdit Padi T

19721116.200212.1.001 IV/a Th. 1995 L

Medan, 16 - 11 - 1972 1 - 4 - 2015 2. Pasca Sarjana (S2) USU Jur.

Ilmu Tanah Th. 2002

IV. Golongan III/d

9.1 Ir. Dwi Elisya Apriana Penata Tk. I Fak. Pertanian USU Th. 1986 Kasi Teknologi pada Subdit T

19610424.198910.2.001 III/d Kedelai dan Aneka Kacang P

Medan, 24 - 04 - 1961 1 - 4 - 2004

10.2 Djatmiko, S.Sos Penata Tk. I STIA Menarasiswa Jur. Administrasi Kasubbag Tata Usaha NT

19610115.198103 .1.001 III/d Negara Th. 2001 L

Jakarta, 15 - 1 - 1961 1 - 4 - 2009

11.3 Suparni, SP Penata Tk. I 1. SMA IPS Th. 1980 Staf Seksi Sarana pada Subdit T

19610803 198303 2 002 III/d 2. Sarjana Pertanian SATYAGAMA Aneka Umbi P

Surakarta, 3 - 8 - 1961 1 - 4 - 2011 Jur. Sosek Th. 04

No Ket

Page 179: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 168

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

12.4 Ricky Nelson, SH Penata Tk. I Fak. Hukum, UNKRIS Th. 1990 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19630514 199903 1 001 III/d L

Jakarta, 14 Mei 1963 1 - 4 - 2011

13.5 Lilis Suryani, SP. M.Si Penata Tk. I 1. Fak. Pertanian (UNAS) Jur Agronomi Kasi Teknologi pada Subdit Aneka T

197102232001122001 III/d Th. 1996 Umbi P

Cidaun, 23 Pebruari 1971 1 - 4 - 2014 2. Pasca Sarjana (S2) STIA YAPPANN Jur

Administrasi Publik Th. 2004

14.6 Nur Indriastuti, SE Penata Tk. I Fak. Ekonomi Univ. Tunas Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19751010.200112.2.001 III/d Pembangunan Solo Th. 1999 P

Klaten, 10 - 10 - 1975 1 - 4 - 2014

15.7 Tiurmauli Silalahi, SP, MM Penata Tk. I 1. Fak Pertanian Univ. Borobudur Jurusan Kasi Sarana pada Subdit T

19740227.200212.2.001 III/d Sosek Th. 1996 Jagung dan Serealia Lain P

Pematangsiantar, 27 - 2 - 1974 1 - 4 - 2015 2. Pasca Sarjana (S2) Mercubuana Jur

SDM Th. 2009

V. Golongan III/c

16.1

Ruth Teratai Mekar Beata Virgo

Kaluti, S.TP,M.P Penata 1. Fak. Pertanian Univ. UNSRAT ManadoStaf Seksi Teknologi Subdit Padi T

197205022010012002 III/c Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian P

Sangele, 02 - 05 - 1972 1 - 4 - 2012 2. Pasca Sarjana (S2) Univ. UGM Yogya

Jurusan Ilmu & Teknologi Pangan

17.2 Jane Carolina Ch Haumahu, SP, M.Si Penata 1. Fak. Pertanian UNPATI Jur Ilmu Tanah Staf Seksi Teknologi Subdit T

19730117.200312.2.001 III/c Th. 98 Jagung dan Serealia Lain P

Allang, 17 - 01 - 1973 1 - 4 - 2012 2. S2 Univ Respati Indonesia (URINDO) Jur

Ilmu Administrasi Niaga Th. 2014

18.3 Pandu Tri Kurniawan, SP Penata Fak. Pertanian UNB Jur. Agronomi Staf Seksi Teknologi Subdit T

19680309 200003 1 001 III/c Th. 2003 Aneka Umbi L

Serang, 9 - 3 - 1968 1 - 10 - 2012

19.4 Nurihyatun Sardjono, SP, MP Penata 1. Fak. Pertanian IPB Jur. Budidaya Staf Seksi Teknologi pd Subdit T

19811213.200604.2.001 III/c Pertanian Th. 2005 Aneka Umbi P

Bogor, 13 - 12 - 1981 1 - 4 - 2014 2. Pasca Sarjana (S2) Univ. Brawijaya

Jur. Teknologi Industri Pertanian Th.2012

20.5 Fatriwati, SP Penata Fak. Pertanian UNAND Th. 1998 Staf Seksi Teknologi Subdit Padi T

19730924 200604 2 016 III/c P

Padang, 24 - 09 - 1973 1 - 4 - 2014

VI. Golongan III/b

21.1 Suparmo Penata Muda Tk. I STM Bangunan Th. 1979 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19590918.198803.1.001 III/b L

Kebumen, 18 - 9 - 1959 1 - 4 - 2008

22.2 Raden. Wahyono Penata Muda Tk. I SMA Jur. Sosial Th. 1981 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19591019.199203.1.001 III/b L

Jakarta, 19 - 10 - 1959 1 - 4 - 2012

23.3 Ir. Nur Sulistiati Penata Muda Tk. I Fak. Pertanian Univ. UPN Veteran Th 2006Staf Seksi Sarana pd Subdit T

196507102008122001 III/b Aneka Umbi P

Jakarta, 10-07-1965 1 - 4 - 2013

24.4 Aris Puji Sunarso, S.TP, M.Eng Penata Muda Tk. I 1. Fak. Pertanian IPB Jur Industri PertanianStaf Seksi Teknologi pada T

19780202 200901 1 008 III/b Th. 2001 Subdit Padi L

Pati, 2 - 2 - 1978 1 - 4 - 2013 2. S2 Univ. Gajamadah Jur. Perencanaan

Kota dan Daerah Th.2014

25.5 Deasy Fitriati, S.TP, M.Si Penata Muda Tk. I 1. Fak. Pertanian UGM Jur Mekanisasi PertStaf Seksi Sarana pada T

19800807 200901 2 009 III/b Th. 03 Subdit Jagung dan Serealia Lain P

Pontianak, 7 - 8 - 1980 1 - 4 - 2013 2. S2 Institut Pertanian Bogor Thn. 2015

26.6 Restu Widianti Penata Muda Tk. I SMA Th. 1990 Staf Seksi Teknologi Subdit NT

19710228.199303.2.001 III/b Aneka Umbi P

Jakarta, 28 - 2 - 1971 1 - 4 - 2013

No Ket

Page 180: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 169

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

27.7 Ratna Dwi Astuti, SP Penata Muda Tk. I UNMUH Malang Jur, Budidaya Pertanian Staf Seksi Sarana Subdit T

19760118 200912 2 001 III/b Th. 1999 Kedelai dan Aneka Kacang P

Madiun, 18 Januari 1976 1 - 4 - 2014

28.8 Diyah Puji Astuti, SP Penata Muda Tk. I UNSOED Jur. Agrobisnis Th. 2004 Staf Seksi Teknologi pada Subdit T

19800309 200912 2 002 III/b Kedelai dan Aneka Kacang P

Banjarnegara, 9 Maret 1980 1 - 4 - 2014

29.9 Ririkumaladewi, SP Penata Muda Tk. I UNHAS Jur. Agronomi Th. 2005 Staf Seksi Teknologi pada Subdit T

19811008 200912 2 004 III/b Aneka Umbi P

Rappang, 8 - 10 - 1981 1 - 4 - 2014

30.10 Bubun Muhammad Hasbulloh, S.TP Penata Muda Tk. I IPB Jur. Teknik Pertanian Th. 2009 Staf Seksi Sarana pada Subdit T

19850922 200912 1 002 III/b Aneka Umbi L

Kuningan, 22 September 1985 1 - 4 - 2014

31.11 Dede Risanda, SP Penata Muda Tk. I Fak. Pertanian IPB Jur. HPT Th. 2008 Staf Seksi Sarana Subdit Jagung T

19840713 200912 1 002 III/b dan Serealia Lain L

Tebingtinggi, 13 - 07 - 1984 1 - 4 - 2014

32.12 Anita Retnawati, SP, M.Si Penata Muda TK. I 1. SMA Jur. IPA Th. 1997 Staf Seksi Sarana pada Subdit T

19790328.200701.2.002 III/b 2. Univ. Satyagama Jur. Agrobisnis Kedelai dan Aneka Kacang P

Jakarta, 28 - 03 - 1979 1 - 10 - 2014 Th. 1999

3. S2 Pasca Sarjana STIA Yappan

Jur. Administrasi Publik th. 2013

33.13 Sri Rosmayanti, SE Penata Muda TK. I S-1 Agribisnis IPB Th. 2010 Staf Seksi Sarana Subdit T

19861018 201101 2 015 III/b Jagung dan Serealia Lain P

Jakarta, 18 - 10 - 1986 1 - 04 - 2015

34.14 Maya Puspita Sari, SE Penata Muda TK. I S-1 Agribisnis IPB Th. 2010 Staf Seksi Sarana Subdit Kedelai T

19880509 201101 2 018 III/b dan Aneka Kacang P

Jakarta, 9 - 05 - 1988 1 - 04 - 2015

35.15 Kirtana Aska Brata, SP Penata Muda TK. I Fak. Pertanian UPN Veteran Jur. Sosial Staf Seksi Teknologi Subdit T

19830623 201101 1 007 III/b Ekonomi Pertanian Th. 2008 Jagung dan Serealia Lain L

Yogyakarta, 23 - 06 - 1983 1 - 04 - 2015

36.16 Ermi Herawati, S.Sos Penata Muda TK. I 1. SMA IPS Th. 1985 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19760517.200212.2.002 III/b 2. Sarjana Ilmu Administrasi Negara STIA P

Brebes, 17 - 5 - 1976 1 - 10 - 2015 YAPPANN jur Adm. Negara Thn. 2010

37.17 Angga Wijaya, SP Penata Muda TK. I 1. SMA IPS Th. 1999 Staf Seksi Sarana pada Subdit T

19810511.200003.1.002 III/b 2. Sarjana Pertanian Univ. Satyagama Jagung dan Serealia Lain L

Jakarta, 11 - 5 - 1981 1 - 10 - 2015 Jur. Agrobisnis Thn. 2011

38.18 Miftakhul Jannah, SP Penata Muda TK. I 1. SMA IPA Th.1997 Staf Seksi Sarana pada Subdit T

19780711.200312.2.001 III/b 2. Sarjana Pertanian Univ. Respati IndonesiaPadi P

Boyolali, 11 - 07 - 1978 1 - 10 - 2015 Jur. Agroteknologi Thn. 2010

VII. Golongan III/a

39.1 Isandi, S.Kom Penata Muda S-1 Sistem Informasi Univ. Gunadarma Staf Seksi Sarana Subdit Padi T

19831015 201101 1 008 III/a Th. 2010 L

Air Putih (Palembang), 15-10-1983 1 - 1 - 2011

40.2 Franciscus Xaverius Surwiyanto,SE Penata Muda 1. SMA IPA Th. 1990 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19710121 200812 1 001 III/a 2. S-1 Univ. Tama Jagakarsa Jur Manajemen L

Semarang, 21 - 01 - 1971 1 - 04 - 2012 Th. 2005

41.3 Evie Rahayu Tugiyanto Penata Muda SMEA Jur. Tata Buku Th. 1984 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19641030.199703.2.001 III/a P

Magetan, 30 - 10 - 1964 1 - 04 - 2013

No Ket

Page 181: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 170

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

42.4 Yuliadi Penata Muda SMA Jur. IPS Th. 1989 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19640701.199703.1.001 III/a SATPAM L

Jakarta, 1 - 7 - 1964 1 - 04 - 2013

43.5 Ridwan Husin, SE Penata Muda 1. SMA Jur. IPS Th. 1988 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19680810.200604.1.017 III/a 2. Sarjana Ekonomi Univ. Pamulang Jur L

Palembang, 10 - 8 -1968 1 - 10 - 2013 Manajemen Th. 2012

44.6 Agung Prabowo, SP Penata Muda 1. SMEA Tata Buku Th. 19981 Staf Sub Bagian Tata Usaha T

19780826.200212.1.002 III/a 2. Sarjana Pertanian Univ. Satyagama L

Jakarta, 26 - 8 - 1978 1 - 10 - 2013 Jur. Agrobisnis Thn. 2012

45.7 Ariyati Penata Muda SMA Jur. Biologi Th. 1987 Staf Seksi Teknologi pada Subdit NT

19661003.199803.2.001 III/a Padi P

Salatiga, 3 - 10 - 1966 1 - 4 - 2014

46.8 Rodearni Purba, S.P Penata Muda 1. SMA Biologi Thn 1995 Staf Seksi Teknologi pd Subdit NT

19760110 200312 2 002 III/a 2. (D3 Akubank Swadaya Jurusan Jagung dan Serealia Lain P

Marubun Lokkung, 10 - 01 - 1976 1 - 4 - 2014 Pertanian Thn 1998

3. S1 Sarjana Pertanian Univ. Satyagama

Jur. Agribisnis Thn 2013

47.9 Lina, S.P. Penata Muda 1. SMEA Tata Buku Th. 2002 Staf Sub Bagian Tata Usaha T

19841030.200312.2.005 III/a 2. Sarjana Pertanian Univ. Satyagama P

Jakarta, 30 - 10 - 1984 1 - 10 - 2014 Jur. Agrobisnis Thn. 2012

48.10 Ahmad Naseh Penata Muda SMEA Jur. Tata Buku Th. 1981 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19600909.199903.1.001 III/a L

Jakarta, 9 - 9 - 1960 1 - 4 - 2015

49.11 Sayuti Penata Muda MAN Th. 1986 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19630411.199903.1.001 III/a L

Jakarta, 11 - 4 - 1963 1 - 4 - 2015

50.12 Rohim Penata Muda STM Th, 1991 Staf Sub Bagian Tata Usaha T

19720403 199903 1 001 III/a L

Jakarta, 3 - 04 - 1972 1 - 4 - 2015

VIII. Golongan II/d

51.1 Ade Kosasih Pengatur Tk I SMEA Perdagangan Th. 1992 Staf Seksi Teknologi Subdit NT

19721007.200003.1.001 II/d Jagung dan Serealia Lain L

Jakarta, 7 - 10 - 1972 1 - 4 - 2012

52.2 Opik Ahmad Ropik, A.Md Pengatur Tk I (D3) IPB Jur, Budidaya Pertanian Th. 2001 Staf Seksi Teknologi pada Subdit T

19791017 200912 1 001 II/d Kedelai dan Aneka Kacang L

Tasikmalaya, 17 Oktober 1979 1 - 4- 2014

53.3 Riskiria Putri, A.Md Pengatur Tk I D-III Manajemen Informasi UGM Th. 2008 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19861003 200912 2 008 II/d P

Muaradua Ogan Komering Ulu, 1 - 4- 2014

3 - 10 - 1986

54.4 Nitam Kasim, A.Md Pengatur Tk I D-III Pertanian UNG Th. 2007 Staf Seksi Sarana Subdit Padi T

19831010 201101 1 019 II/d L

Marisa, 10 - 10 - 1983 1 - 4- 2015

55.5 Lukman Pengatur Tk I SMA IPS Th, 1993 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19721221 200212 1 001 II/d L

Tanjung Karang, 21 - 12 - 1972 1 - 4- 2015

IX. Golongan II/c

56.1 Dwi Rizkyyanto Utomo, A.Md Pengatur D-III Budidaya Pertanian IPB Th. 2004 Staf Seksi Teknologi Subdit T

198208032015031001 II/c Kedelai dan Aneka Kacang L

Bogor, 3 - 08 - 1982 1 - 3- 2015

No Ket

Page 182: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok

Laporan Tahunan

Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan | 171

Nama NIP Pangkat Pendidikan Jabatan Penugasan T / NT

Tempat / Tgl Lahir Gol. Ruang Jurusan, Tahun Ijazah Pada Bidang L / P

1 2 3 4 5 6 7

57.2 Reny Kartika Asmara, A.Md Pengatur D-III Agroindustri UGM Th. 2013 Staf Seksi Sarana Subdit Padi T

199205252015032001 II/c P

Karanganyar, 25 - 05 - 1992 1 - 3- 2015

58.3 Catur Parah Gumantri Putri, A.Md Pengatur D-III Budidaya Pertanian UNAND Th. 2009 Staf Seksi Sarana Subdit T

198808252015032005 II/c Jagung & Serealia Lain P

Bengkalis, 25 - 08 - 1988 1 - 3- 2015

T

59.4 Indah Pratiwi, A.Md Pengatur D-III Agronomi Pertanian IPB Th. 2013 Staf Seksi Teknologi Subdit Padi P

199211242015032001 II/c

Pematang Siantar, 24 - 11 - 1992 1 - 3- 2015

X. Golongan II/b

60.1 Rudy Pengatur Muda Tk. I SMA IPS Th. 1999 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19800721 200910 1 002 II/b L

Jakarta, 21 - 07 - 1980 1 - 10 - 2013

61.2 Iip Miftahudin Pengatur Muda Tk. I SMK Teknik Mesin Thn 2002 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19821231.200910.1.004 II/b (SATPAM) L

Subang, 31 Desember 1982 1 - 10 - 2013

XI. Golongan II/a

62.1 Mahmud Pengatur Muda SD Th. 1967 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19600420.198403.1.002 II/a SATPAM L

Jakarta, 20 - 4 - 1960 1 - 4 - 2001

63.2 Aman Pengatur Muda SMA IPS Th. 2004 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

19820406 200812 1 002 II/a L

Depok, 6 - 4 - 1982 1 - 04 - 2012

64.3 Warsan Pengatur Muda SMA Th. 2005 Staf Sub Bagian Tata Usaha NT

197107221998031001 II/a L

Tambak Negara, 22-07-1971 1 - 10 - 2013

Jakarta, Oktober 2015

yang diperbantukan Dit. Pascapanen T.P. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Djatmiko, S.Sos

19610115.198103 .1.001

No Ket

Page 183: Laporan Tahunan Direktorat ... - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN... · aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok