rencana kerja tahunan (rkt) - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data/rkt direktorat...
TRANSCRIPT
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)
DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
2017
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 1
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………………......... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… ii
BAB I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 3
1.2. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………………. 7
1.3. Sasaran ……………………………………………………………………………. 7
1.4. Dasar Hukum ……………………………………………………………………… 8
BAB II.ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
2.1. Visi dan Misi ………………………………………………………………………. 9
2.2. Tujuan dan Target …………………………..…………………………………… 12
2.3. Arah Kebijakan dan Strategi ……………………………………………………. 13
2.4. Sasaran …………………………………………………………………………… 15
2.5. Kebijakan …………………………………………………………………………. 15
BAB III.PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Program ………………………………………………………………………….. 18
3.2. Penjabaran Program Kegiatan ………………………………………………… 18
3.3. Rambu-rambu Kegiatan ………………………………………………………… 18
BAB IV.PENUTUP………………………………………………………………………… 21
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)………………………………………………… 22
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 2
KATA PENGANTAR
Rencana Kerja Tahunan (RKT) ini merupakan dokumen yang memuat
penjelasan dan penjabaran secara umum tentang rencana pelaksanaan
kegiatan ditingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi. Penjelasan dalam dokumen ini memuat arah kebijakan
dan strategi pembangunan sayuran dan tanaman obatserta perencanaan
pogram dan kegiatan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
RKT ini ditujukan untuk dapat dimanfaatkan sebagai panduan perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan di lingkup Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga capaian kinerja dapat
berjalan dengan efektif.
Semoga dokumen RKT ini dapat bermanfaat sebagai acuan bagi
pelaksana kegiatan baik ditingkat pusat maupun daerah sesuai dengan indicator
kinerja, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. RKT ini juga dilengkapi
dengan lampiran yang terdiri dari matriks indikator dan target kinerja tahun
anggaran 2017.
Jakarta, November 2016
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat,
Ir. Yanuardi, MM
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 3
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan hortikultura dipayungi oleh Undang-Undang Hortikultura No.13
tahun 2013 yang diundangkan dengan tujuan agar potensi hortikultura dikelola
dan dimanfaatkan secara efisien, terkoordinasi dan berkelanjutan. Dalam UU
tersebut dijelaskan bahwa penyelenggaraan hortikultura berdasarkan asas:
kedaulatan, kemandirian, kebermanfaatan, keterpaduan, kebersamaan,
keterbukaan, keberlanjutan, efisiensi, berkeadilan, kelestarian fungsi lingkungan
dan kearifan lokal.
Pengembangan sayuran dan tanaman obat harus sejalan dengan Undang-
Undang Hortikultura Nomor 13 tahun 2010, Rencana Pembanguan Jangka
Panjang Nasional (2005-2025), Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP)
tahun 2013-2045, RENSTRA Kementerian Pertanian, RENSTRA Direktorat
Jenderal Hortikultura (2016-2019), Blue Print Pengembangan Hortikultura (2011-
2025) dan RENSTRA Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
SK Menteri Pertanian No. 511/Kpts/PD 310/9/2006 mengamanatkan bahwa
komoditas yang menjadi binaan Direktorat Jenderal Hortikultura sebanyak 323,
80 komoditas diantaranya adalah sayuran dan 66 komoditas tanaman obat.
Namun demikian, komoditas yang dilakukan pemantauan dan pengolahan data
statistik baru mencakup 25 jenis komoditas sayuran dan 15 jenis komoditas
tanaman obat.
Komoditas sayuran dan tanaman obat keragamannya sangat besar dan memiliki
nilai ekonomi yang tinggi, karena pasar yang cukup besar, baik dalam bentuk
segar, olahan maupun sebagai pasokan industri berbahan sayuran dan tanaman
obat. Dalam menyusun kebijakan dan strategi pengembangan, dilakukan
dengan memperhatikan skala prioritas untuk beberapa komoditas penting,
seperti cabai dan bawang (cenderung sensitif terhadap inflasi) serta refocusing
komoditas untuk produk yang berorientasi ekspor dan substitusi impor.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 4
Perananan komoditas sayuran dan tanaman obat dalam pengembangan
hortikultura cukup penting, memberikan kontribusi sekitar 50% terhadap PDB
Hortikultura. Sejauh ini pertumbuhan PDB hortikultura selalu meningkat. Pada
tahun 2014 PDB hortikultura Rp.159,520 milyar, tahun 2015 menjadi Rp 175,164
milyar, dengan laju peningkatan sebesar 8,93% yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura 2014 – 2016
Keterangan : Sumber BPS, olah Pusdatin
*) PDB Tahun 2015 = sementara ; Tahun 2016 = sangat sementara; **) Data Ekspor Impor tahun 2016 sampai dengan Oktober
Peningkatan PDB ini tercapai karena terjadinya peningkatan produksi di
berbagai sentra dan kawasan, peningkatan luas areal produksi dan areal panen.
Di samping itu, nilai ekonomi dan nilai tambah produk hortikultura yang cukup
tinggi, sehingga berpengaruh positif pada meningkatnya PDB.
Neraca perdagangan internasional untuk komoditi sayuran utama (bawang putih,
bawang merah, cabe, kentang, tomat) dan sebagian besar sayuran lainnya
selama 3 tahun terakhir pada umumnya defisit. Hanya kubis, jamur, terung dan
yang volume neraca perdagangannya surplus, dapat dilihat pada Tabel 2.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 5
Tabel 2. Ekspor Impor Komoditas Sayuran
No
Komoditi Ekspor-Impor 2013 Ekspor-Impor 2014 Ekspor-Impor 2015
VOLUME(KG) NILAI(USD) VOLUME(KG) NILAI(USD) VOLUME(KG) NILAI(USD)
1 Kubis 52.719.378 11.690.137 18.821.896 2.706.118 40.008.232 1.302.954
2 Polong-polongan (18.853.160) (19.850.256) (14.072.558) (4.648.516)
3 Jamur 2.031.211 6.702.717 698.625 2.891.324 6.727.584 4.562.297
4 Jagung Manis (2.431.744) (2.713.259) (898.802) (951.585) 79.206.774 18.934.743
5 Tomat (9.858.535) (9.312.493) (6.672.694) (7.219.865) (11.053.907) (12.368.558)
6 Cabe (12.135.626) (3.597.603) (9.268.189) (3.124.647) (14.307.278) (2.342.303)
7 Wortel (18.596.476) (13.771.890) (23.317.607) (22.760.693) (45.133.222) (51.159.284)
8 Bawang Bombay (36.180.004) (27.071.056) (52.712.908) (33.163.373) (44.538.143) (32.869.332)
9 Bawang Merah (91.157.430) (51.725.468) (59.628.765) (23.301.160) (9.010.476) (7.846.299)
10 Kentang (101.811.346) (90.008.949) (54.439.126) (49.971.600) (94.415.347) (77.513.110)
11 Bawang Putih (444.735.679) (375.404.189) (347.422.765) (254.405.417) (482.665.292) (347.535.708)
12 Sayuran Lainnya (182.328.571) (62.067.355) 1.996.863 21.342.557 (20.658.068) 2.172.414
Ekspor bawang merah pada empat tahun terakhir menunjukkan penurunan
diakhir periode, sejalan dengan impor yang juga mengalami penurunan yang
drastis, sebagaimana terlihat pada Grafik 1 dan 2.
Grafik 1. Perkembangan Ekspor Cabai dan Bawang Periode 2012-2016
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 6
Grafik 2. Perkembangan Ekspor Cabai dan Bawang Periode 2010-2014
Penurunan impor bawang menjadi suatu peluang bagi negara untuk
penghematan devisa sekaligus sebagai indikator ke arah swa sembada bawang
merah.
Pada komoditas tanaman obat, neraca perdagangan internasional mengalami
surplus pada tahun 2013 dan 2014, walaupun pada dua tahun sebelumnya
mengalami defisit, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Ekspor Impor Komoditas Tanaman Obat
NO KOMODITI Ekspor-Impor 2013 Ekspor-Impor 2014 Ekspor-Impor 2015
VOLUME(Ton) NILAI(USD 000) VOLUME(Ton) NILAI(USD 000) VOLUME(Ton) NILAI(USD 000)
1 Jahe 16.164 8.983 58.427 46.662 19.077 12.254
2 Turmeric 1.697 15 3.563 223 8.518 (255)
3 Kapulaga 6.720 2.101 7.744 4.494 6.243 10.485
4 Saffron 794 5.906 892 4.468 76 7.605
5 Tanaman Obat Lain 1.271 9.863 2.051 9.279 2.704 7.121
Pengembangan sayuran dan tanaman dilakukan melalui perluasan, pengutuhan
dan pemantapan kawasan dalam rangka peningkatan produksi, produktivitas
dan mutu produk, penerapan teknologi dan tatacara budidaya yang baik (GAP-
SOP), termasuk pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) ramah
lingkungan untuk meningkatkan mutu dan meminimalisasi residu pestisida.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 7
Untuk mendukung pengembangan ini harus disediakan benih bermutu varietas
unggul, infrastruktur pendukung penerapan rantai dingin, manajemen pasokan
dan standardisasi mutu produk dan penguatan kelembagaan yang menangani
informasi pasar. Untuk menjaga mutu produk, mengharuskan setiap tahapan
GAP dan GHP, dari proses produksi sampai dengan pascapanen, diterapkan
dengan komitmen yang tinggi dari para pelaku usaha hortikultura. Secara
berjenjang dan bertahap telah dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut baik oleh pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten
yang langsung bersentuhan dengan lokasi pengembangan, secara sinergi
dengan seluruh pemangku kepentingan. Dalam upaya memanfaatkan potensi
dan peluang pengembangan agribisnis sayuran dan tanaman obat, maka perlu
disusun target nasional untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap produk
tanaman sayuran dan tanaman obat bermutu.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Tahun
2017 adalah memberi acuan bagi pelaksana kegiatan di lingkup Direktorat
Sayuran dan Tanaman Obat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sehingga kinerja dapat dicapai secara efektif dan efisien.
1.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari RKT Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat,
Kementerian Pertanian tahun 2017 adalah tersusunnya RKT Direktorat Sayuran
dan Tanaman Obat sebagai arahan pelaksanaan kegiatan di lingkup Ditjen
Hortikultura dalam merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi
teknis di bidang hortikultura khususnya sayuran dan tanaman obat.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 8
1.4 Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan RKT Direktorat Tanaman Sayuran dan Tanaman
Obat adalah:
1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura;
2) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian
3) Rencana Pembanguan Jangka Panjang Nasional (2005-2025).
4) Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) tahun 2013-2045.
5) Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
6) SK Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
7) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
8) Revisi Renstra Kementerian Pertanian 2016-2019.
9) Revisi Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian
2016-2019.
10) Blue Print Pengembangan Hortikultura (2011-2025).
11) RENSTRA Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat 2016-2019
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 9
II. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
2.1 Visi dan Misi
A. Visi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Sayuran dan Tanaman
Obat diantaranya adalah melalui komitmen yang diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani serta memberi kontribusi
dalam pembangunan ekonomi nasional.
Memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika lingkungan
strategis, visi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2016-2019
adalah “Mewujudkan Industri Sayuran dan Tanaman Obat Ramah
Lingkungan yang Kuat dan Mandiri untuk Kesejahteraan Rakyat.”
B. Misi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut, Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat mengemban misi yang harus dilaksanakan yaitu:
1. Mewujudkan pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat yang
ramah lingkungan
2. Meningkatkan penerapan teknik budidaya yang baik
3. Menjadikan pelaku usaha dan kelembagaan sayuran dan tanaman obat
yang profesional
4. Mendorong terciptanya kebijakan dan regulasi untuk pengembangan
agribisnis sayuran dan tanaman obat
5. Mendorong terwujudnya kerjasama dan kemitraan usaha serta
perdagangan komoditas sayuran dan tanaman obat yang transparan,
jujur dan berkeadilan
C. Organisasi dan Tatalaksana Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Berdasarkan Permentan No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang
organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian; Direktorat Sayuran dan
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 10
Tanaman Obat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai, bawang
merah, sayuran lain dan tanaman obat.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
menyelenggarakan fungsi.
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka
cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran
daun dan jamur serta tanaman obat;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan
sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan
jamur serta tanaman obat;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah
dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran
umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran
umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat; dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
Struktur organisasi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat terdiri atas:
a. Subdirektorat Aneka Cabai dan Sayuran Buah;
b. Subdirektorat Bawang Merah dan Sayuran Umbi;
c. Subdirektorat Sayuran Daun dan Jamur;
d. Subdirektorat Tanaman Obat;
e. Subbagian Tata Usaha;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Subdirektorat Aneka Cabai dan Sayuran Buah mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 11
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan produksi aneka cabai
dan sayuran buah.
Subdirektorat Bawang Merah dan Sayuran Umbi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan produksi bawang
merah dan sayuran umbi.
Subdirektorat Sayuran Daun dan Jamur mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang peningkatan produksi sayuran daun dan jamur.
Subdirektorat Tanaman Obat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang peningkatan produksi tanaman obat.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta
kearsipan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan
fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian dikoordinasikan oleh pejabat
fungsional senior yang ditunjuk Direktur Sayuran dan Tanaman Obat.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat menempatkan pejabat fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian pada unit kerja eselon III sesuai tugas
jabatan fungsional. Jumlah pejabat fungsional ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja. Jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 12
Adapun struktur organisasi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
tergambar pada bagan di bawah ini :
2.2 Tujuan dan Target
Tujuan dan target pengembangan tanaman sayuran dan tanaman obat tahun
2016-2019 adalah:
1. Meningkatkan produksi sayuran dan tanaman obat yang aman konsumsi,
bermutu dan diproduksi secara ramah lingkungan
2. Meningkatkan ketersediaan produk sayuran dan tanaman obat untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, industri dan ekspor
3. Memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
sumberdaya genetik
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 13
2.3 Arah Kebijakan dan Strategi
A. Arah Kebijakan Pembangunan Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat
Arah kebijakan pengembangan tanaman sayuran dan tanaman obat
mengacu pada arah kebijakan pengembangan pertanian yang diselaraskan
dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
Adapun arah kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Peningkatan produksi, produktivitas, dan daya saing produk sayuran dan
tanaman obat secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupun
ekstensifikasi;
b) Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian
usaha sayuran dan tanaman obat;
c) Peningkatan ketersediaan produk melalui pengaturan manajemen pola
produksi.
B. Strategi Pembangunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Strategi pengembangan tanaman sayuran dan tanaman obat sejalan
dengan strategi pembangunan pertanian tahun 2016-2019 yang telah
diselaraskan dengan arah kebijakan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat,
diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut:
1) Pengembangan Budaya Unggul dan Profesional
a. Pengaturan pola produksi dan rancang bangun pengembangan
komoditas sebagai upaya stabilisasi harga
b. Penumbuhan industri sayuran dan tanaman obat bermutu dan
berdaya saing
2) Pengembangan Pertanian Hayati (biofarming, zero waste, pertanian
konservasi, hemat energi, Low External Input Sustainable Agriculture-
LEISA)
a. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling
Practices (GHP) dan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) untuk
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 14
mewujudkan budidaya sayuran dan tanaman obat yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
b. Pengembangan pertanian di wilayah perkotaan (Urban Farming)
3) Peningkatan pengetahuan, IPTEK mutakhir dan apresiasi kearifan lokal
a. Penerapan teknik budidaya sayuran dan tanaman obat sesuai dengan
kultur dari setiap daerah di seluruh Indonesia
b. Diseminasi teknologi budidaya sayuran dan tanaman obat unggulan
4) Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Petani di bidang produksi,
pasar dan permodalan
a. Peningkatan pengaturan pola produksi dan pembuatan rancang
bangun pengembangan komoditas sayuran dan tanaman obat
sebagai upaya dalam mendukung stabilisasi harga dan pengendalian
impor hortikultura
b. Peningkatan pelaksanaan penerapan PHT, GAP dan GHP sayuran
dan tanaman obat
5) Penguatan jejaring kerja intra dan antar pelaku usaha sayuran dan
tanaman obat
a. Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju
kemandirian usaha sayuran dan tanaman obat
b. Pemberdayaan asosiasi dan kelompok usaha tani sayuran dan
tanaman obat sebagai mitra pemerintah
6) Peningkatan investasi dan promosi
a. Penguatan akses permodalan, pembiayaan dan investasi sayuran dan
tanaman obat
b. Pemasyarakatan dan promosi produk sayuran dan tanaman obat
c. Fasilitasi regulasi sayuran dan tanaman obat secara kondusif dan
melindungi kelompok usaha tani sayuran dan tanaman obat di
Indonesia
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 15
2.4 Sasaran
Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 – 2019) Kementerian Pertanian
mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan
pangan, 2. Peningkatan Daya Saing, Ekspor dan Substitusi Impor, 3.
Pengembangan Pertanian Bioindustri Berkelanjutan dan 4. Peningkatan
kesejahteraan petani.
Mengacu pada sasaran utama Kementerian Pertanian, maka sasaran yang akan
dicapai Direktorat Jenderal Hortikultura pada periode 2015 – 2019 adalah
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman cabai, bawang,
jeruk, dan hortikultura strategis lainnya yang diproduksi secara ramah
lingkungan dalam rangka mendukung peningkatan industri hortikultura,
diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan substitusi
impor; peningkatan kesejahteraan petani, pemenuhan kebutuhan dalam negeri,
serta pengendalian laju inflasi nasional.
Sasaran pengembangan sayur adalah: 1) pengendalian inflasi; 2) pengendalian
impor; 3) pemenuhan permintaan dalam negeri; dan 3) ketahanan pangan
keluarga. Fokus pengembangan komoditas sayuran utama adalah: aneka
bawang (bawang merah, bawang putih) dan aneka cabai (cabai merah besar,
cabai keriting dan cabai rawit merah) dengan komoditas sayuran penunjang
lainnya seperti: kentang, jamur, sayuran daun, dan sayuran buah lainnya.
Sasaran pengembangan tanaman obat adalah: 1) pemenuhan permintaan
dalam negeri; 2) mendukung pengobatan tradisional; 3) mendukung industri
herbal dan saintifikasi jamu. Fokus pengembangan komoditas tanaman obat
adalah: temulawak, jahe, kapulaga, kencur, dan lidah buaya.
2.5 Kebijakan
2.5.1 Aspek Kawasan Dan Mutu Produk
1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu dan performan
(penampilan) produk produk sayuran dan tanaman obat untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (konsumsi, industri dan
substitusi impor) dan meningkatkan ekspor dengan penerapan
budidaya yang baik melalui penerapan Good Agricultural Practices
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 16
(GAP)/Standar Operasional Prosedur (SOP), penerapan Pengendalian
Hama Terpadu (PHT), Good Handling Practices (GHP), Mitigasi
Dampak Iklim/Lingkungan, pengelolaan lahan, penerapan teknologi
maju, penggunaan benih bermutu varietas unggul.
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk sayuran dan tanaman obat
melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur serta sarana
budidaya dan pasca panen sayuran dan tanaman obat.
3. Penerapan teknik budidaya yang ramah lingkungan dengan
pemanfataan pupuk kandang/organik, pestisida nabati, agens hayati
serta teknologi pemanfataan limbah usaha yang ramah lingkungan
4. Fokus pada pengembangan kawasan komoditas utama nasional
(cabe, bawang merah, kentang), Pengembangan komoditas penting
(jamur, temulawak, jahe, tanaman obat) dan komoditas bermasalah
(bawang putih, wortel)
5. Penyebaran kawasan dan (menyebar) dan membangun kemandirian
petani.
6. Pembangunan sentra produksi ke beberapa daerah baru yang
potensial dan penyebaran sentra produksi dengan mendekatkan
dengan pasar (kota, peri-urban), serta upaya membangun kemandirian
(daerah/pulau-pulau)
7. Pembangunan dan pengutuhan kawasan sayuran dan tanaman obat
yang direncanakan dan dikembangkan secara terintegrasi dengan
instansi terkait.
8. Pengembangan kelembagaan melalui kerjasama dan kemitraan usaha
dengan pelaku usaha (supermarket, industri, eksportir, supplier).
2.5.2 Peningkatan Kapabilitas Sumberdaya Manusia
1. Pelaksanaan Sekolah Lapang GAP,GHP,SOP, dan PHT budidaya
sayuran dan tanaman obat
2. Pelaksanaan apresiasi teknologi untuk meningkatkan
kapabilitas/pengetahuan/keterampilan petani/pelaku usaha dan
petugas
3. Peningkatan fungsi pendampingan yang dilakukan oleh petugas
lapang/champion/akademis/petani/peneliti dalam hal pengembangan
sayuran dan tanaman obat.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 17
2.5.3 Akselerasi Akses Pembiayaan dan Kemitraan
1. Mengkonsolidasikan berbagai sumber pembiayaan seperti BUMN,
BUMD, dan lembaga perbankan serta lembaga pembiayaan lainnya
bagi pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat
2. Mendorong mitra usaha sebagai penjamin kredit atau avails untuk
berpartisipasi dalam pengembangan sayuran dan tanaman obat
3. Mendorong pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana APBD
bagi pengembangan sayuran dan tanaman obat
4. Penguatan kemitraan dengan membangun program Coorporate Social
Responsibility (CSR) dari perusahaah swasta dan BUMN
2.5.4 Pemasyarakatan Produk Sayuran dan Tanaman Obat
1. Mendorong tersosialisasinya produk sayuran dan tanaman obat dalam
bentuk promosi melalui kegiatan pameran di dalam negeri dan luar
negeri, festival
2. Pengembangan informasi teknologi budidaya melalui website
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 18
III. PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Program
Sesuai dengan Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran
Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai satu
program yaitu Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah
Produk Hortikultura.
3.2. Penjabaran Program dan Kegiatan
Mengacu pada program Direktorat Jenderal Hortikultura, kegiatan
Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat adalah Peningkatan Produksi
Sayuran dan Tanaman Obat.
3.2. Rambu-rambu Kegiatan
Rambu-rambu kegiatan Direktorat Budidaya Sayuran dan
Tanaman Obat mengacu pada Struktur Output pada DIPA Tahun Anggaran
2017 sebagai berikut:
1. Kawasan Aneka Cabai
Tujuan kegiatan pengembangan kawasan cabai adalah meningkatkan
produksi dan ketersediaan komoditas cabai merata sepanjang tahun,
sehingga dapat mendorong peningkatan daya saing komoditas,
wilayah serta kesejahteraan petani, melalui fasilitasi sarana produksi
dan sarana budidaya serta penerapan Good Agriculture Practices
(GAP), dan Standard Operasional Prosedure (SOP).
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan
kawasan cabai, stabilisasi pasokan dan perbaikan mutu pengelolaan
lahan usaha pada sentra produksi.
Target pengembangan kawasan cabai adalah seluas 15.000 ha di 33
Propinsi.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 19
2. Kawasan Bawang Merah
Tujuan kegiatan pengembangan kawasan bawang merah adalah
meningkatkan produksi dan ketersediaan komoditas bawang merah
merata sepanjang tahun, sehingga dapat mendorong peningkatan
daya saing komoditas, wilayah serta kesejahteraan petani, melalui
melalui fasilitasi sarana produksi dan sarana budidaya serta penerapan
Good Agriculture Practices (GAP), dan Standard Operasional
Prosedure (SOP).
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan
kawasan bawang merah, stabilisasi pasokan dan perbaikan mutu, dan
pengelolaan lahan usaha pada sentra produksi.
Target pengembangan kawasan bawang merah seluas 7.000 ha di 30
Propinsi
3. Kawasan Sayuran Lainnya
Tujuan kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya adalah
memadukan serangkaian program dan kegiatan pertanian menjadi
satu kesatuan yang utuh, baik dalam perspektif sistem maupun
kewilayahan, sehingga dapat mendorong peningkatan daya saing
komoditas, wilayah serta pada gilirannya kesejahteraan petani sebagai
pelaku usaha, melalui melalui fasilitasi sarana produksi dan sarana
budidaya serta penerapan Good Agriculture Practices (GAP) dan
Standard Operasional Prosedure (SOP).
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan
kawasan sayuran lainnya melalui perluasan areal dan perbaikan mutu
pengelolaan lahan usaha sayuran di sentra-sentra produksi.
Target pengembangan kawasan sayuran lainnya seluas 200 Ha,
meliputi komoditas bawang putih di 3 Provinsi.
4. Pembinaan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat
Kegiatan pembinaan pengembangan tanaman sayuran dan tanaman
obat antara lain bertujuan:1) Melakukan pembinaan terhadap
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 20
pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas sayuran
dan tanaman obat dalam berbagai aspek kepada para pelaku usaha
sayuran dan tanaman obat, 2) Meningkatkan kapabilitas petugas yang
menangani pengembangan sayuran dan tanaman obat melalui TOT
serta Apresiasi Petugas, 3) Menyiapkan petugas yang mampu
mendampingi petani dalam menerapkan GAP/SOP sayuran dan
tanaman obat, 4) Memberdayakan kelembagaan petani sayuran dan
tanaman obat di kawasan pengembangan sayuran dan tanaman obat,
agar mampu membangun kemandirian secara ekonomi.
Sasaran kegiatan pembinaan pengembangan tanaman sayuran dan
tanaman obat adalah berkembangnya penerapan teknologi produksi
sayuran dan tanaman obat di sentra produksi oleh petani, kelompok
tani dan pelaku usaha serta terbangunnya jejaring komunikasi dan
informasi antar kelembagaan petani dengan pelaku usaha dalam
meningkatkan kinerja usaha untuk meningkatkan produksi, dan daya
saing produk sayuran dan tanaman obat.
Target kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pembinaan,
pendampingan, monitoring dan evaluasi teknologi produksi sayuran
dan tanaman obat serta kegiatan pemberdayaan petugas dan petani di
33 Propinsi.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 21
IV. PENUTUP
Rencana Kerja Tahunan (RKT) ini diharapkan dapat memberikan arahan
terhadap jalannya kebijakan pengembangan sayuran dan tanaman obat yang
diformulasikan dalam perencanaan program dan kegiatan yang menunjang tugas
pokok dan fungsi. RKT Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat tahun 2017
merupakan dokumen perencanaan program kegiatan yang menjabarkan arah
kebijakan, tujuan serta sasaran pembangunan pertanian secara bertahap dan
berkesinambungan. Dokumen ini telah dipersiapkan dengan mempertimbangkan
berbagai hal, namun apabila ditemui hambatan, kendala maupun tantangan, maka
pelaksanaan kegiatan masih memerlukan penyesuaian.
Dibutuhkan peranan dan kerjasama institusi pemerintah baik di
Kabupaten/Kota, Propinsi maupun Kementerian Pertanian yang terarah dan
terintegrasi dalam mendukung Rencana Kerja Tahunan, sehingga dapat
meningkatkan produksi dan mutu sayuran dan tanaman obat yang pada gilirannya
akan memperbaiki tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani serta masyarakat
lainnya.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 22
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I DITJEN HORTIKULTURA
Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
Tahun Anggaran : 2017
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR TARGET
Sasaran:
Terpenuhinya
kebutuhan
konsumsi aneka
cabai, bawang
merah, sayuran
lainnya
1. Kawasan Aneka Cabai (Cabai Besar 7.450 Ha, Cabai
Rawit Merah 7.550 Ha) 15.000
2. Kawasan Bawang Merah (Ha) 7.000
3. Kawasan sayuran lainnya/ Bawang Putih (Ha) 200