[jurnal] laporan geladi telkom divisi akses - sto pan.doc

15
GAYA SELINGKUNG PENULISAN JURNAL COMPUTATIONAL SCIENCE IT TELKOM [12 PTS/BOLD] NamaPenulis1 1 , NamaPenulis2 2 , NamaPenulis3 3 [10 pts] 1,3 Jurusan Ilmu Komputasi Institut Teknologi Telkom, Bandung 2 Divisi RISTI-Telkom, Bandung 1 [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected] Abstrak Abstrak berisi aspek-aspek umum dan kesimpulan utama. Panjang abstrak tidak lebih dari 200 kata dan diketik dalam ukuran huruf 10 pts. Kata kunci : Kata kunci sedapat mungkin menjelaskan isi tulisan, dan ditulis dengan huruf kecil, kecuali singkatan. Kata kunci tidak lebih dari 6 kata Abstract The abstract should state briefly the general aspects of the subject and the main concolusions. The length of abstract should bo no more than 200 word and should be typed be with 10 pts. Keywords: keyword should be chosen that they best describe the contents of the paper and should be typed in lower-case, except abbreviation. Keyword should bo no more than 6 word 1. Pendahuluan [10 pts/Bold] Naskah jurnal ditulis di kertas berukuran standar A4 (21 cm x 29.7 cm) dalam jumlah maksimum 8 halaman. Naskah ditulis dalam format satu spasi. Tambahkan satu spasi untuk setiap antar-bagian (antara judul dan penulis, antara penulis dan abstrak, antara absrak dan kata kunci, antara sub-bab dan isi). Semua margin atas, margin bawah, margin kiri, dan margin kanan 25 mm. Margin untuk header dan footer 15 mm. Naskah tidak perlu diberi nomor halaman, header dan footer. Isi pendahuluan mengandung latar belakang, tujuan, identifikasi masalah dan metode penelitian, yang dipaparkan secara tersirat (implisit). Kecuali Bab Pendahuluan dan Bab Kesimpulan dan Saran, penulisan judul-judul bab sebaiknya eksplisit menyesuaikan isinya. Tidak hanya implisit dinyatakan sebagai Dasar Teori, Simulasi Sistem, dan sebagainya. 2. Persamaan Matematika 2.1 Contoh Persamaan matematika dinomori dengan angka Arab di dalam tanda kurung buka-tutup pada posisi rata kanan kolom. Persamaan ditulis menjorok ke dalam sejauh satu 7,5 mm. Untuk persamaan yang tidak cukup ditulis dalam lebar 1 kolom, penulisannya dapat melintasi 2 kolom, ditulis di bagian bawah halaman dan diberi nomor urut yang sesuai. (1)

Upload: diliyanzah-asri

Post on 30-Dec-2014

289 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

Page 1: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

GAYA SELINGKUNG PENULISAN JURNAL COMPUTATIONAL SCIENCE IT TELKOM [12 PTS/BOLD]

NamaPenulis11, NamaPenulis22, NamaPenulis33 [10 pts]

1,3Jurusan Ilmu Komputasi Institut Teknologi Telkom, Bandung2Divisi RISTI-Telkom, Bandung

[email protected], [email protected], [email protected]

AbstrakAbstrak berisi aspek-aspek umum dan kesimpulan utama. Panjang abstrak tidak lebih dari 200 kata dan diketik dalam ukuran huruf 10 pts.

Kata kunci : Kata kunci sedapat mungkin menjelaskan isi tulisan, dan ditulis dengan huruf kecil, kecuali singkatan. Kata kunci tidak lebih dari 6 kata

AbstractThe abstract should state briefly the general aspects of the subject and the main concolusions. The length of abstract should bo no more than 200 word and should be typed be with 10 pts.

Keywords: keyword should be chosen that they best describe the contents of the paper and should be typed in lower-case, except abbreviation. Keyword should bo no more than 6 word

1. Pendahuluan [10 pts/Bold]

Naskah jurnal ditulis di kertas berukuran standar A4 (21 cm x 29.7 cm) dalam jumlah maksimum 8 halaman. Naskah ditulis dalam format satu spasi. Tambahkan satu spasi untuk setiap antar-bagian (antara judul dan penulis, antara penulis dan abstrak, antara absrak dan kata kunci, antara sub-bab dan isi). Semua margin atas, margin bawah, margin kiri, dan margin kanan 25 mm. Margin untuk header dan footer 15 mm. Naskah tidak perlu diberi nomor halaman, header dan footer.

Isi pendahuluan mengandung latar belakang, tujuan, identifikasi masalah dan metode penelitian, yang dipaparkan secara tersirat (implisit).

Kecuali Bab Pendahuluan dan Bab Kesimpulan dan Saran, penulisan judul-judul bab sebaiknya eksplisit menyesuaikan isinya. Tidak hanya implisit dinyatakan sebagai Dasar Teori, Simulasi Sistem, dan sebagainya.

2. Persamaan Matematika

2.1 Contoh

Persamaan matematika dinomori dengan angka Arab di dalam tanda kurung buka-tutup pada posisi rata kanan kolom. Persamaan ditulis menjorok ke dalam sejauh satu 7,5 mm. Untuk persamaan yang tidak cukup ditulis dalam lebar 1 kolom, penulisannya dapat melintasi 2 kolom, ditulis di bagian bawah halaman dan diberi nomor urut yang sesuai.

(1)

2.2 …………………

3. Keterangan Tabel dan Gambar

Nomor urut tabel ditulis di bagian atas tabel yang dijelaskan, contoh: Tabel 1, Tabel 2(a). Nomor urut gambar ditulis di bawah gambar yang dijelaskan, contoh: Gambar 1, Gambar 2(a).

4. Cara Pengajuan dan Pengutipan

Penulisan sumber kutipan juga menggunakan aturan APA Style (tersedia di MS Word 2007), yaitu menuliskan kutipan diikuti sumber kutipan, yang berisi nama belakang pengarang dan tahun buku yang dipisahkan dengan tanda koma (Ludeman, 1987).

Daftar Pustaka:

Ludeman, L. C. (1987). Fundamental of Digital Signal Processing. Singapore: John Wiley & Sons Inc.

Penulisan unsur-unsur keterangan pustaka dalam Daftar Pustaka mengikuti aturan APA Style (tersedia di MS Word 2007) dengan urutan: (1) nama pengarang ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal dan nama tengah, tanpa gelar akademik, setelah nama dibalik, diurutkan secara alfabetis, (2) tahun penerbitan, (3) Judul, (4) tempat penerbitan, (5) nama penerbit, menggunakan tanda titik sebagai pemisah antarunsur keterangan pustaka.

Page 2: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

LampiranJika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi dengan lampiran.

LAPORAN GELADI 2012 PT TELKOM AREA MAKASSAR

Asri Diliyanzah 1111000231, Muhammad Reska Huzain 1151000442

1Jurusan S1 Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Telkom, Bandung2Jurusan S1 Teknik ElektroInstitut Teknologi Telkom, Bandung

Divisi Akses - Telkom, Makassar

ABSTRAK

Praktik Geladi yang telah dilaksanakan khususnya bertempat di PT Telkom Makassar Divisi Akses Alhamdulillah berjalan lancar dan telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang relevan dengan ilmu yang didapatkan dalam kuliah di kelas. Hal-hal tersebut meliputi pengetahuan akan teknologi terbaru maupun yang masih bertahan yang diterapkan PT Telkom hingga saat ini, antara lain teknologi DSLAM, GPON, ONU, Softswith, Pair Gain, NMS, dll. Selain itu pula, tak kalah pentingnya yaitu ilmu mengenai dunia kerja secara nyata, meliputi pemecahan masalah secara nyata, hubungan sosial antar rekan kerja sesama mahasiswa maupun keterlibatan pegawai bersangkutan termasuk atasan dll. Banyak hal lain yang tidak sempat disebutkan namun memberi hal positif sebagai bekal dalam menyambut dunia kerja selepas menempuh bangku kuliah

\

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGeladi merupakan suatu program kurikuler

yang dirancang untuk menciptakan pengalaman kerja tertentu bagi mahasiswa semua program bidang studi di IT Telkom. Beberapa tujuan dilaksanakannya Geladi selain mengisi masa libur antar tahun akademik, yaitu mahasiswa Geladi diberikan pengalaman praktik kerja dan penyelesaian masalah yang timbul di lapangan kerja sekaligus mengukur implementasi keilmuan dan keterampilan di dunia kerja berdasarkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.

Peserta Geladi berasal dari seluruh program studi sehingga dapat dipastikan memiliki keahlian dibidangnya masing-masing. Selain harus bersyarat minimal semester 4 perkuliahan, ada persyaratan akademik lain yang harus dipenuhi dan tentunya berkaitan dengan kesiapan mahasiswa meliputi standar nilai, SKS, dll. Dengan dipenuhinya syarat tersebut, mahasiswa dinilai mampu menyerap ilmu di bangku kuliah dan dalam mendukung serta mengimplementasikan ilmu tersebut, Geladi sebagai program khusus IT Telkom hadir menjembatani mahasiswa dengan Industri Mitra IT Telkom, Utamanya PT Telkom.

1.2 Permasalahan1. Bagaimana Struktur Jaringan Akses lokal PT

Telkom Makassar Divisi Akses?2. Apakah yang disebut Metro Ethernet? Dan

hubungannya dengan Jaringan Akses Lokal?3. Bagaimanakah pertumbuhan kebutuhan datin

(Data dan Internet) pelanggan?

4. Teknologi apa saja yang sedang diimplementasikan pada jaringan akses PT Telkom Makassar?

II. TINJAUAN TEORI

2.1 Jaringan Akses Lokal Jaringan Akses didefinisikan sebagai seluruh

jaringan transmisi yang menghubungkan service node dan user node. Jaringan lokal akses adalah media transmisi yang disediakan untuk hubungan dari penyedia layanan, dalam hal ini seperti sentral (sentral lokal) menuju ke pelanggan. Sementara media transmisi penghubung antar sentral biasa dikenal dengan istilah jaringan trunk atau jaringan backbone. Berdasarkan jenis media transmisi, PT TELKOM membagi jaringan lokal akses ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: a. Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) b. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (JARLOKAF) c. Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR)

Dengan melihat perkembangan teknologi jaringan akses, terdapat teknologi akses yang menggunakan media transmisi campuran atau dikenal dengan istilah hybrid seperti kombinasi jaringan akses fiber dengan jaringan koaksial dan jaringan fiber dengan jaringan kabel tembaga. Teknologi yang berkembang di jaringan akses saat ini antara lain: - Jaringan Lokal Akses Kabel Tembaga

(Jarlokat), yaitu jaringan yang menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel adalah jaringan yang paling lama dan paling banyak digunakan. Peningkatan jaringan ini menggunakan teknologi penggandaan seperti Pair Gain dan xDSL.

Page 3: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

Gambar 2.1 Struktur Jaringan lokal akses tembaga (Jarlokat)

- Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar), yaitu jaringan yang menggunakan radio sebagai media aksesnya. Teknologi terdiri dari radio wireless (Wireless Local Loop, WLL).

Gambar 2.2 Contoh Aplikasi Jarlokar, Konfigurasi WLL

- Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf), jaringan ini menggunakan serat optik sebagai medianya. Aplikasinya terdiri dari FTTZ, FTTC, FTTB, FTTO dan FTTH.

Gambar 2.3 Konfigurasi Jarlokaf (FTTC)

2.2 Metro Ethernet Beberapa penjelasan sebelumnya merupakan

jaringan akses yang menghubungkan sentral ke pelanggan. Selain itu, di PT Telkom dikenal pula istilah Ethernet dan Metro Ethernet. Ethernet merupakan salah satu jenis arsitektur jaringan LAN yang berfungsi untuk mengontrol komputer-komputer dalam sebuah jaringan agar dapat berbagi bandwidth dalam jaringan yang sama tersebut. Kemudian Metro Ethernet sebagai bridge dari suatu jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah bisa juga menghubungkan LAN dengan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider (sumber : Prashant Gandhi and Bob Klessig, 2003).

Jaringan Metro Ethernet menyediakan layanan-layanan menggunakan Ethernet sebagai core protocol dan aplikasi broadband. PT Telkom telah mengaplikasikan Metro Ethernet dalam jaringan akses maupun penghubung antar sentral lokal dan integrasi jaringan dengan Softswitch.

Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Metro

2.3 Pertumbuhan Kebutuhan Datin Pelanggan/Konsumen

Perlunya dibahas mengenai pertumbuhan kebutuhan Data dan Internet pelanggan tentunya akan sangat berpengaruh pada teknologi yang akan diterapkan oleh penyedia layanan (provider) guna menghadapi perkiraan angka yang harus diantisipasi oleh pihak provider/penyedia layanan. Berikut beberapa penetrasi angka kebutuhan datin pelanggan di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan Perusahaan jaringan Cisco.

Cisco mencatat konsumen trafik mobile akan meningkat pesat di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan, setidaknya akan sangat signifikan terjadi hingga tahun 2016 mendatang.

Ini menjadikan Cisco menganggap Indonesia sebagai salah satu pasar yang sangat potensial dalam penetrasi internet. Berikut prediksi Cisco mengenai penetrasi internet di Indonesia hingga 2016 :A. Trafik Data Mobile

- Konsumen trafik data mobile Indonesia pada 2011 tumbuh 3 kali lipat atau 197 persen.

- Di Indonesia, konsumen trafik mobile akan tumbuh 44 lipat dari 2011 sampai 2016, dengan rata-rata pertumbuhan 114 persen.

B. Smartphones- Di Indonesia, trafik data mobile smartphone

akan tumbuh berkembang 238 kali dari 2011 sampai 2016, dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahun 199 persen, yang mencapai 44.452 terabyte per bulan pada 2016.

- Rata-rata smartphone akan menghasilkan 859 megabyte dari trafik data mobile perbulan di 2016. Ini naik 3.579 persen dari 23 megabyte per bulan di 2011.

- Jumlah smartphone sepanjang 2011 tumbuh 56 persen, mencapai 8 juta unit.

- Jumlah smartphone akan tumbuh 6,5 kali lipat antara 2011 sampai 2016, yang mencapai 52 juta unit.

C. Laptop- Trafik data laptop akan tumbuh 26 kali lipat

dari 2011 sampai 2016, dengan rata-rata pertumbuhan 92 persen. Trafik data laptop akan mencapai 189.996 terabyte per bulan pada 2016.

Page 4: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

- Jumlah laptop yang terkoneksi mobile tumbuh 98 persen sepanjang 2011, mencapai 4 juta unit.

- Jumlah laptop yang terkoneksi mobile akan tumbuh 5 kali lipat antara 2011 dan 2016, mencapai 19 juta unit.

D. Tablet- Trafik data mobile tablet akan tumbuh 404

kali lipat dari 2011 sampai 2016, dengan rata-rata pertumbuhan 232 persen.

- Trafik data mobile tablet akan mencapai 16.668 terabyte perbulan pada 2016.

- Jumlah tablet yang terkoneksi mobile tumbuh 9,9 lipat sepanjang 2011, mencapai 0,1 juta unit

- Jumlah tablet terkoneksi mobile pada 2016, akan tumbuh 25,9 lipat antara 2011 dan 2016, mencapai 2,2 juta unit.

E. Video- Trafik mobil data untuk video di Indonesia

akan mencapai 187.950 terabyte perbulan di 2016.

- Video akan menjadi 69 persen dari trafik data mobile di Indonesia pada 2016, dibandingkan 40 persen pada akhir 2011.

- Video mencapai setengah dari trafik data mobile Indonesia pada akhir tahun 2012.

F. Gaming- Trafik game akan tumbuh 28 kali lipat dari

2011 sampai 2016, dengan rata-rata pertumbuhan 95 persen per tahun.

G. Mobile Cloud- Trafik mobile cloud Indonesia akan tumbuh

64 kali lipat dari 2011 sampai 2016, dengan rata-rata pertumbuhan 130 persen.

- Trafik mobile cloud di Indonesia akan mencapai 182.721 terabyte perbulan, dari 2.838 terabytes per bulan di 2011.

2.4 Teknologi Jaringan Akses Berikut adalah beberapa teknologi jaringan

akses yang tengah diterapkan oleh PT Telkom guna menjawab pertumbuhan kebutuhan datin pelanggan yang kian berkembang.

2.4.1 PAIRGAIN atau DLC (Digital Line Carrier)Teknologi PAIRGAIN atau DLC digunakan

untuk mengurangi jumlah kabel yang digunakan pada jaringan kabel dan mengatasi masalah kinerja di jaringan, misahnya banyaknya kabel yang rusak karena pekerjaan penggalian untuk konstruksi kabel yang sulit dan terbatas serta mahalnya biaya jaringan kabel dan pemeliharaannya.

DLC memungkinkan penggunaan 1 pair kabel untuk beberapa pelanggan, misalnya 1 line untuk 8 pelanggan. Pertarma kali dikenalkan di Amerika Utara pada tahun 1970 yaitu AT&T (SLC-40), kemudian SLC-96. SLC-40 menggunakan 10 line untuk 40 Pelanggan, sedangkan SLC-96 untuk 96 Pelanggan. Teknologi DLC dikenal juga sebagai

teknologi Pair Gain. Selain itu terdapat beberapa vendor DLC yang memberikan pilihan kapasitas.

Teknologi DLC terdiri dari 2 jenis yakni Universal DLC (UDLC) dan Integrated DLC (IDLC). UDLC memiliki terminal DLC yang, terpisah di sentral, sedangkan IDLC menyatu dengan sentral.

Gambar 2.5 Sistem DLC/Pairgain

2.4.2 FASTLINKFastLink adalah sebuah sistem modular untuk

solusi jaringan hybrid di area akses pelanggan yang menyediakan baik servis dasar untuk telepon (POTS, ISDN), servis data (nx64 kbit/s dan sub-rate) maupun servis penghubungan (connectivity) 2 Mbit/s. Prosedur transmisi HDSL dapat dioperasikan untuk dapat lebih memanfaatkan jaringan kabel tembaga yang ada. Pada saat yang bersamaan, FastLink menawarkan semua manfaat dari sebuah jaringan serat optik broadband mutakhir.Sistem Fastlink terdiri dari komponen-komponen sistem sebagai berikut.:1. ONU (Optical Network Unit)2. OLT (Optical Line Termination)3. ODT (Optical Distant Terminal)4. NT (Network Termination)

Komponen-komponen sistem ONU yang dapat disetel sebagai sebuah FTTC (Fiber untuk Curb) variant di luar ruang (outdoor) atau sebagai sebuah FTTB (Fiber untuk gedung) variant di dalam ruang (indoor), untuk membentuk terminasi pada sisi-pelanggan. Untuk penawaran solusi yang murah (costeffective) dan untuk kepadatan pelanggan yang berbeda, tersedia ONU untuk hubungan dengan kapasitas 20 pelanggan sampai dengan lebih dari 1000 pelanggan.Sebagai tambahan dari ONU, NT (Network Termination) dapat dipakai pada sisi-pelanggan yang dipasang secara langsung pada gedung pelanggan. Servis leased line dan rate transmisi yang tinggi (=2 Mbit/s) dapat ditawarkan kepada pelanggan.

2.4.3 DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer)

Sebelum membahas mengenai DSLAM, ada baiknya membahas Teknologi DSL (Digital Subscriber Line) dalam hal ini adalah ADSL (Asymmetrical Digital Subscriber Line), yang

Page 5: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

memiliki laju downstream 1.5 - 9 Mbps dan upstream 16 - 640 kbps. Transmisi ADSL bekerja pada jarak sampai 18.000 kaki (5,48 Km) pada sepasang kawat tembaga pilin (single twisted pair). ADSL sangat cocok untuk akses Internet. ADSL merupakan yang paling sering dipakai karena pelayanan yang disediakannya sangat cocok dengan kriteria pelanggan yang memiliki laju downstream lebih dibanding upstream.

Gambar 2.6 Spektrum Frekuensi ADSL

Adapun DSLAM itu sendiri merupakan perangkat yang diletakkan disentral telepon maupun di lapangan (Remote DSLAM). Yang menerima sinyal dari banyak pelanggan DSL, Sambungan Telepon, dan meneruskan ke backbone berkecepatan tinggi, menggunakan teknik multiplexing. Sesuai dengan spesifikasi produk dari vendor yang membuatnya, DSLAM terhubung dengan line DSL dengan kombinasi Asynchronous Transfer Mode (ATM), Frame Relay atau Internet Protocol (IP).

Bagian-bagian DSLAM : a. Spliter – low pass filter untuk melewatkan band

suara dan high pass filter untuk melewatkan band ADSL.

b. Modul-modul pelanggan dapat berupa modul ADSL, SDSL, VDSL dll. Untuk layanan speedy digunakan modul ADSL.

2.4.4 MSAN (Multi Service Access Network)Multi Service Access Node adalah suatu akses

gateway akses multimedia yang fleksibel yang memungkinkan operator untuk menyediakan layanan xDSL, narrowband atau broadband berbasis TDM dan layanan Next Generation Network dalam suatu area layanan dari sebuah single node.

Multi Service Access Node memiliki tiga fungsi penting yaitu :1. Sebagai sistem akses broadband2. Sebagai akses gateway dalam NGN (Next

Generation Network)3. Sebagai jaringan akses tradisional PSTN

Namun secara umum, Multi Service Access Node adalah layanan multiservice yang sejalan dengan NGN yang menyediakan fungsi broadband akses multiplexer sebagai IP DSLAM yang berdasarkan pada teknologi IP, ATM atau TDM melalui jaringan kabel tembaga atau fiber optik.

Target platform aksesnya adalah MSAN dengan kemampuan triple play dan 100% broadband deliver. Multi Service Access Node (MSAN) di implementasikan untuk menyediakan suatu solusi layanan berbasis jaringan lokal akses fiber atau tembaga dengan cost-effective pada suatu layer jaringan yang konvergen dimana layanan PSTN, NGN dan jaringan broadband berada pada daerah yang sama.

Gambar 2.57 Multi Service Access Node

2.4.5 GPON (Gigabit Passive Optical Network)GPON merupakan teknologi FTTx yang

dapat mendeliver services sampai ke premise pelanggan menggunakan fiber optic cable. Jika sebelumnya customer menggunakan kabel tembaga pada instalasi perkabelan di sisi pelanggan, maka sekarang instalasi perkabelan bisa menggunakan optik. Keunggulannya adalah bandwidth yang ditawarkan bisa mencapai 2.488 Gbps (downstream) sampai pelanggan tanpa ada kehilangan bandwidth. Konfigurasi network GPON adalah Optical Line Terminal (OLT), Optical Distribution Network (ODN), dan Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU). Jadi FTTH (fiber to the home) ataupun FTTB (fiber to the building) merupakan skema yang pas untuk GPON. ONT hanya sebesar modem ADSL mengantarkan layanan broadband ke pelanggan. Interface ONT sendiri bisa dikombinasikan antara Fast Ethernet (FE), POTS, dan RF overlay tergantung keinginan customer. Varian ONT dengan tipe interface yang berbeda-beda ditawarkan oleh operator. Inilah salah satu fleksibilitas dari GPON. Triple play dalam satu box kecil yang dapat berupa wall mounted atau diletakkan di meja.

III. PELAKSANAAN GELADI

3.1 Rencana Kegiatan

GELADI IT Telkom 2012 dimulai dengan penerimaan di HRD PT Telkom Regional VII – KTI (Kawasan Timur Indonesia). Setelah dibagi sesuai jumlah permintaan tiap divisi didapatkan 21 Peserta Geladi yang diterima di Kantor PT Telkom Makassar Divisi Akses yang masing–masing terbagi atas 3 kelompok :

Page 6: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

1. Sentral Telpon Otomat 2. CBOB (Costumer Broadband Operation

Service) 3. Database DIVA PT Telkom Makassar

Materi awal yang diberikan adalah perkenalan dengan para Asman sekaligus pembimbing lapangan selama Geladi di PT Telkom Makassar. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan Jaringan Metro di Kota Makssar yang terdiri atas 8 Sentral Otomat (SO) :1. SO Balaikota2. SO Mattoangin3. SO Sungguminasa4. SO Panakukang 5. SO Sudiang6. SO Antang7. SO Kima8. SO Tamalanrea

KTI - Makassar

Selanjutnya adalah perkenalan mengenai teknologi-teknologi yang tengah diterapkan di PT Telkom Makassar. Beberapa diantaranya adalah DSLAM, ADSL, MSAN, dan teknologi terbaru GPON. Ditambah pengetahuan mengenai aplikasi NGN yang menggunakan teknologi Softswitch yang bertempat di SO Balaikota.

Terakhir adalah materi mengenai aplikasi sistem berbasis IP yang diterapkan di jaringan Metro dan beberapa jaringan akses tertentu misal Corporate Access.

3.2 Pelaksanaan Pelaksanaan Geladi 2012 berkesempatan di SO

PANAKUKANG (SO-PAN). Dalam kesempatan kali ini pula akan dijelaskan mengenai kegiatan-

kegiatan yang dilakukan di MDF termasuk alat-alat pendukung , serta hubungan dengan perangkat sebagaimana telah dijelaskan di bab tinjauan materi.3.2.1 MDF (Main Distribution Frame) atau RKU

(Rangka Pembagi Utama)MDF yakni sebuah ruangan yang berisikan rak-

rak yang terisi jumperan kabel, yang merupakan penghubung antara sentral dan pelanggan.MDF terdiri dari frame vertikal dan horizontal, frame vertikal dihubungkan dengan kabel primer sedangkan frame horizontal dihubungkan dengan sentral.Berikut adalah beberapa hal yang terkait MDF :1. Cable Chamber

Cable Chamber atau ruangan kabel ialah suatu ruangan yang berada di bawah MDF atau RPU, yang merupakan ruangan tempat menyalurkan kabel-kabel primer yang akan didistribusikan ke RK.

2. Terminal blok Horisontal / EQN (Equipment Number) EQN adalah salah satu struk berbentuk horizontal di MDF. Perangkat ini berfungsi sebagai tempat terminasi semua kabel-kabel dari sentral yang masuk ke ruangan MDF atau bisa di sebut perangkat yang mengarah ke sisi sentral.

3. Terminal Blok Vertikal / PrimerPrimer adalah jalur terakhir yang ada di ruangan MDF sebelum keluar menuju RK (Rumah Kabel).Struk primer posisi vertikal yang menghubungkan kabel dari EQN ke kabel primer yang selanjutnya akan di teruskan ke pelanggan.

4. DSLAM INDSLAM IN berfungsi sebagai titik penghubung antara kabel yang berada pada EQN ke perangkat DSLAM dengan posisi horizontal

5. DSLAM OUTDSLAM IN berfungsi sebagai titik penghubung

antara kabel yang berada pada perangkat DSLAM menuju Primer yang terhubung ke RK dengan posisi verticalAdapun alat-alat yang digunakan dalam mengoperasikan MDF adalah sebagai berikut : 1. Tang pemotong.

Tang pemotong merupakan alat pendukung yang berfungsi untuk memotong kabel jumperan.

2. Tang Buaya.Tang buaya memiliki ujung yang berbentuk

pipih, digunakan untuk menjepit ataupun mencabut kabel dari portnya.

3. Inserting tool Inserting tool adalah alat yang terdiri antara

pendorong,pemotong serta penarik dalam satu cakupan berfungsi untuk memasangkan kabel jumper di portnya. Biasanya pada pemasangan di port EQN, Tline, dan Primer. Dengan cara mendorong kabel yang telah di pasang di sisi

Page 7: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

port dengan menggunakan dop dan kabel akan terpasang dan waktu itu juga kabel sisanya akan terpotong.

4. Modem TestPerangkat ini berfungsi sebagai pentransfer

sinyal pada umumnya. Karena berhubungan perangkat ini ada di MDF, maka dimanfaatkan sebagai pengetesan Speedy. Perangkat ini terhubung suatu komputer yang juga membantu proses pengetesan. Modem ini terhubung dengan beberapa pilihan soket yang mana soket ini dihubungkan dengan menggunakan kabel yang terbagi 4 sesuai kapasitasnya di setiap rak.

Ditiap 1 rak di ruangan MDF tersebut memiliki 2 kabel yang masing-masing dari kabel tersebut terhubung dengan soket yang berada di dekat Modem. Nah, apabila ada pengecekan speedy, maka kabel tersebut di colokkan ke primer speedy tujuan, lalu soket yang tersambung dengan kabel yang dari primer tersebut disambungkan ke Modem. Disitulah awal proses koneksi Internetnya.

5. Test PhoneTest phone digunakan untuk mengecek

saluran yang akan dioperasikan baik itu pencabutan, pasang baru, dll Caranya dapat dilakukan dengan mengecek nomor pelanggan yaitu menghubungi “12012” selain itu test phone juga digunakan dalam koordinasi antar petugas lapangan dan petugas di kantor.

6. Jumper Wire.Kabel tembaga yang di gunakan untuk

transmisi antara EQN ke DSLAM, DSLAM ke primer, maupun EQN ke primer. Pada kabel tembaga ini terdapat 3 (tiga) warna yang membedakan peletakan jumper wire. Yang berwarna biru putih di gunakan untuk pemasangan speedy baru dari EQN menuju Dslam in. Kemudian kabel berwarna merah putih di gunakan untuk pemasangan speedy dari primer ke Dslam out. Sedangkan kabel berwarna putih birudi gunakan untuk pemasangan POTS baru maupun terjadi revisi jumper (telpon biasa). Yang mana secara prinsip fungsi dari masing – masing kabel sama saja namun agar dapat di bedakan yang mana pelanggan speedy dan yang mana pelanggan telpon biasa maka diadakan pewarnaan pada kabelnya guna memudahkan dalam penanganan gangguan.

3.2.2 Kegiatan MDF

Beberapa kegiatan MDF yang telah dilakukan oleh peserta geladi antara lain :1. Pemasangan Baru (PSB) Telepon dan Speedy1.1 Proses PSB Telepon

Gambar 3.1 Skema PSB Telepon

Langkah awal dari pemasangan baru telepon adalah menerima kertas WO (work order) yang di print dari i-siska.

Setelah itu, mencari EQNnya di database MDF berdasarkan nomor teleponnya.

Lalu mencari EQN tersebut lalu mencocokkannya dengan nomor speedy dengan cara menggunakan micotest dan menghubungi 12012 yang akan menyebutkan digit-digit nomor pelaggan tersebut.

Setelah menemukan EQN yang dimaksud, tarik dan dop kabel jumper warna merah-biru ke slotnya.

Lalu kabel jumper yang terhubung dengan EQN tersebut di tarik ke primer yang telah di tentukan di kertas WO tersebut.

Setelah proses penjumperan selesai, langkah akhir yakni memastikan di primer apakah pemasangan sudah baik dan nomornya sudah sesuai dengan menggunakan testphone dan mengeceknya di 12012.

1.1. Proses PSB Speedy

Gambar 3.2 Skema PSB Speedy

Langkah awal dari pemasangan speedy adalah menerima kertas WO (work order) yang di print dari I-siska.

Setelah itu, mencari EQNnya di database MDF berdasarkan nomor teleponnya.

Lalu mencari EQN tersebut lalu mencocokkannya dengan nomor speedy dengan cara menggunakan micotest dan menghubungi 12012 yang akan menyebutkan digit-digit nomor pelaggan tersebut.

Tariklah dan pasang kabel putih biru ke slot EQN yang di maksud

Setelah itu, kabel putih biru itu di masukkan ke dalam DSLAM IN kosong yang di pasang secara berurutan dan memperhatikan nomor DSLAM IN tersebut..

Langkah selanjutnya, mencari DSLAM out, dalam tahap ini, cari terlebih dahulu DSLAM OUT yang terkoneksi dengan DSLAM IN tadi dengan membaca da menyamakan penomoran kedua DSLAM tersebut.

Setelah DSLAM OUT ditemukan, tarik dan dop kabel merah putih di DSLAM tersebut.

Tarik kabel merah putih yang terhubug dengan DSLAM Out tersebut dengan primer. Mengetahui primer mana yang di maksud cukup

EQN PRIMERKabel Biru

EQN DSLAM INKabel Merah

PRIMER DSLAM OUTKabel Merah

DSLAM

Page 8: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

dengan melihat penomorannya yang berada di lembaran WO. Di WO tercantumkan primer berapa dan klem berapa. Contoh, “P3 - 67” artinya berada di primer 3 dan di klem 67.

Setelah proses penjumperan selesai, langkah selanjutnya memastikan di primer apakah pemasangan sudah baik dan nomornya sudah sesuai dengan menggunakan test phone dan mengeceknya di 12012.

1.2 PencabutanPencabutan merupakan memutuskan koneksi

untuk pelanggan dengan cara mencabut kabel jumperan salurannya yang berada di sisi primer dan EQN di MDF sehingga pelanggan tidak dapat lagi menggunakan layanan jaringan tersebut.

Pencabutan disini dibedakan menjadi 2 kegiatan yakni ada pencabutan untuk saluran telepon atau pencabutan untuk koneksi Internet speedynya. Pencabutan ini sesuai dengan permintaan dari pihak manajemen Telkom atau dari permintaan pelanggan itu sendiri.

Ada berbagai alasan sehingga dilakukannya pencabutan ini. Dari sisi Telkom, permintaan biasanya disebabkan karena tunggakan pembayaran dari pelanggan yang belum lunas sudah melewati batas atau sudah melebihi 3 bulan, sehingga pihak Telkom berhak memutuskan salurannya. Adapun permintaan dari pelanggan yang disebabkan pelanggan sudah tidak membutuhkannya lagi atau penggunaannya sudah tidak efektif.

A. Pencabutan TeleponPada proses pencabutan telepon ini, prosesnya

tidak jauh berbeda dengan proses pencabutan pada speedy. Hal ini dapat dilihat karena persamaan saat melakukan pengecekan work order, mencetak Work Order, mencari EQN dan Primernya, melakukan test tone dan check number di sisi primer dan EQN hingga melakukan pencabutan di sisi Primer dan EQN. Yang membedakannya dalam hal ini, pada proses pencabutan telepon, tidak melakukan lagi terminasi pada port EQN maupun Primernya karena pencabutan ini untuk saluran teleponnya.

B. Pencabutan Speedy1. Terima Work Order dari manajemen_spk pada

aplikasi I-SISKA. Pilih nomor yang diawali dengan nomor 1227012*** sebagai tanda bahwa itu adalah nomor speedy. Lalu cetak WO tersebut

2. Setelah melakukan pencetakan, cari data EQNnya di database yang berada di software computer MDF.

3. Siapkan peralatan pendukung seperti testphone, tang potong atau tang cabut, dan inserting tool

4. Cari letak EQNnya, setelah itu cek dan samakan nomornya dengan kertas Work Order menggunakan microtest dan menelpon 12012

5. Jika nomor telah sesuai, cabut jumperan kabel yang terpasang di port EQN tersebut yang identik dengan jumper berwarna kabel putih merah yang menandakan bahwa itu kabel Speedy dengan menggunakan tang pencabut.

6. Terminasikan kembali kabel putih biru yang beada di EQN tersebut.

7. Setelah itu, cari di sisi primer dari nomor tesebut.

8. Setelah di temukan, lakukan pencabutan yang sama pada jumperan kabel yang berwarna merah-putih.

9. Terminasikan kembali kabel putih-biru ke klem Primer

10. Lakukan pengecekan tone dengan menggunakan testphone, setelah mendengar tone dan nomor yang disebutkan sudah sesuai maka proses pencabutan telah selesai.

2. Penanganan GangguanA. Proses Change Port

Change port adalah kegiatan penggantian port di EQN karena teradi gangguan di port tersebut seperti tidak adanya tone dan sebagainya. Penggantian port ini dilakukan setelah Sentral menentukan dimana letak EQN yang akan di pindahkanB. Proses Omzet Primer

Omzet primer adalah kegiatan mengganti port primer yang ada di ruangan di MDF karena adanya beberapa gangguan. Gangguan tersebut biasanya berupa kemerosokan ataupun tidak adanya tone pada telepon tersebut. Omzet primer dikerjakan oleh petugas di MDF atas permintaan dari petugas yang berada di lapangan seperti yang berada di RK, DP dan sebagainya.Langkah kegiatan omzet primer yakni :1. Menerima telepon dari petugas lapangan.2. Setelah mengangkat telepon, pegawai lapangan

akan meminta untuk melakukan cek primer karena disana tidak ada tonenya.

3. nah, disinilah pegawai MDF menanyakan nomor telepon yang mengalami gangguan dan berada di Primer berapa.

4. Untuk memudahkan dalam proses komunikasi dengan petugas lapangan, mintalah klem Primer yang berdekatan dengan klem Primer yang bermasalah sebagai sarana komunikasi dengan petugas lapangan.

5. Lakukanlah pengecekan pada klem Primer yang sedang mengalami gangguan tersebut

6. Dengan menggunakan microtest, dengarlah tonenya apa terdengar tone atau tidak. Terdengarnya tone atau tidak tetap dilaporkan ke petugas lapangan melalui saluran klem primer yang baik tadi.

7. Ada 2 permasalahan yang mengharuskan dilakukannya omset primera. Bila dalam pengecekan tone, masih

terdengar tone namun petugas lapangan tidak mendengar tone.

Page 9: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

b. Bila dalam pengecekan tone, tidak terdengar tone namun setelah dilakukan pengisoliran terdengar tone.

2. Ketika menemui permasalahn seperti ke 2 nya di atas maka petugas lapangan akan meminta untuk melakukan pengomzetan primer.

3. Maka, cabutlah jumper yang berada di klem Primer yang bermasalah tadi lalu pindahkan ke klem primer yang baru sesuai dengan permintaan dari petugas lapangan. Biasanya dipindahkan ke klem yang masih kosong Biasanya petugas akan mengirim tone ke klem primer yang akan dijadikan klem primer yang baru untuk saluran telepon yang rusak tadi. Klem baru yang digunakan haruslah memiliki saluran / line yang bagus.

4. Setelah itu, check dengan menggunakan microtest, apabila sudah terdengar tone di primer yang baru maka proses omzetting telah berjalan dengan baik.

C. Omzet DslamOmzet DSLAM adalah mengganti port Dslam

tertentu dengan yang lain karena adanya gangguan pada Dslam sebelumnya sehingga harus diganti dengan Port DSLAM yang baru yang masih baik.D. Revisi Jumper

Tarik ulang jumper adalah salah satu pekerjaan dan menjadi tanggung jawab pegawai di ruangan MDF. Pekerjaan ini atas permintaan dari petugas lapangan. Berbeda dengan omzet primer yang bermasalah pada klem primernya, pada tarik ulang jumper biasanya gangguannya berasal dari permasalahan kabel jumperan yang tidak baik atau pemasangan kabel jumper tidak sesuai dengan port yang semestinya. Sehingga melakukan penarikan ulang dari EQN ke Primer. Berikut adalah langkah-langkah dalam proses penarikan ulang Jumper, yakni :1. Sama seperti omzet, terlebih dahulu pegawai

MDF menerima permintaan kerja dari petugas lapangan yang menelpon.

2. Setelah itu, petugas lapangan akan menyampaikan keluhannya dan meminta untuk melakukan pengecekan primer.

3. Disini, petugas di MDF meminta nomor telepon yang bermasalah beserta letak Primernya.

4. Lalu cek ke Primer untuk mendengar ada atau tidaknya tone dengan menggunakan test phone.

5. Dalam permasalahan ini, apabila di cek tidak akan ada tone yang di dengarkan, begitu pula ketika melakukan pengisoliran. Sehingga petugas MDF meminta untuk dikirimkan Tone ke primer yang bermasalah tersebut.

6. Apabila terdengar nada setelah petugas lapangan mengirimkan tone, maka petugas lapangan akan meminta untuk melakukan pengecekan pada EQNnya dan menyarankan untuk melakukan revisi jumper atau penarikan ulang kabel.

7. Di sini, petugas MDF mencari EQNnya di databasenya lalu kemudian melakukan pengecekan di EQNnya

8. Dalam pengecekan EQN, mendengar apakah ada tone atau tidak. Setelah mendengarkan tone, lakukan test call ke 12012 untuk mencocokkannya dengan nomor telepon agar tida terjadi kesalahan

9. Setelah mendapat EQN yang benar, cabut kabel lamanya lalu tarik baru dan pasang kabel berwarna putih biru ke EQN

10. Setelah itu, kabel putih birutersebut diteruskan ke primer. Cabut kabel lama yang berada di primer dan pasangkan kabel baru yang berasal dari EQN yang tadi

11. Lakukan test call di sisi primer untuk memastikan ada tonenya atau tidak dan mengecek nomornya dengan menggunakan micro test.

12. Jika sudah terdengar nada dan digit nomor yang disebutkan sama dengan digit nomor sebelumnya yang mengalami gangguan maka proses revisi jumper sudah diselesaikan.

3.3 Hasil Hasil yang diperoleh selama melaksanakan

Program Geladi 2012 adalah sebagai berikut :1. Memahami alur jaringan akses ke pelanggan

dengan teknologi-teknologi yang diterapkan PT Telkom

2. Memahami prinsip dasar teknologi-teknologi telekomunikasi yang telah diterapkan di PT Telkom Makassar

3. Mampu mengerjakan kegiatan MDF ; Pencabutan, Pasang Baru, dll sesuai WO (Work Order) yang diterima

IV. PENUTUP4.1 Simpulan1. Geladi merupakan suatu program kurikuler

yang dirancang untuk menciptakan pengalaman kerja tertentu bagi mahasiswa semua program bidang studi di IT Telkom.

2. Jaringan Akses didefinisikan sebagai seluruh jaringan transmisi yang menghubungkan service node dan user node. Sedangkan Jaringan lokal akses adalah media transmisi yang disediakan untuk hubungan dari penyedia layanan, dalam hal ini seperti sentral (sentral lokal) menuju ke pelanggan.

3. Berdasarkan jenis media transmisi, PT TELKOM membagi jaringan lokal akses ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: a. Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) b. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (JARLOKAF) c. Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR)

4. Ethernet merupakan salah satu jenis arsitektur jaringan LAN yang berfungsi untuk mengontrol

Page 10: [JURNAL] Laporan Geladi Telkom Divisi Akses - STO PAN.doc

komputer-komputer dalam sebuah jaringan agar dapat berbagi bandwidth dalam jaringan yang sama tersebut. Kemudian Metro Ethernet sebagai bridge dari suatu jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah bisa juga menghubungkan LAN dengan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider

5. Beberapa teknologi jaringan akses yang tengah diterapkan oleh PT Telkom guna menjawab pertumbuhan kebutuhan datin pelanggan yang kian berkembang antara lain Fastlink, MSAN, GPON

6. Jaringan Metro di Kota Makssar yang terdiri atas 8 Sentral Otomat (SO) :SO Balaikota, SO Mattoangin, SO Sungguminasa, SO Panakukang, SO Sudiang, SO Antang, SO Kima, dan SO Tamalanrea

7. MDF merupakan sebuah ruangan yang berisikan rak-rak yang terisi jumperan kabel, yang merupakan penghubung antara sentral dan pelanggan.MDF terdiri dari frame vertikal dan horizontal, frame vertikal dihubungkan dengan kabel primer sedangkan frame horizontal dihubungkan dengan sentral.

8. Beberapa kegiatan MDF antara lain : Pemasangan Baru (PSB) Telepon dan Speedy, Pencabutan, dan penanganan gangguan.

4.2 Saran

Untuk PT Telkom1. Melaku

kan validasi secara berkala agar port-port yang akan dan sedang digunakan saling tumpang tindih akibat data yang tidak valid

2. Segera mengganti MDF dengan teknologi yang lebih mutakhir, misal, Fastlink atau MSAN di seluruh jaringan Metro Kota Makassar hingga ke pelanggan

3. Lebih melibatkan mahasiswa GELADI dalam melakukan troubleshooting di lapangan maupun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan tujuan GELADI

4. Mengaitkan hubungan antara program keahlian dengan pekerjaan yang akan dilakukan sewaktu membagi tugas untuk tiap Mahasiswa GELADI di kantor PT Telkom Divisi Akses

Untuk Institusi1. Melakukan koordinasi dan komunikasi terlebih

dahulu mengenai divisi penempatan serta jurusan peminat agar pengaplikasian ilmu yang didapatkan selama kuliah bisa optimal

2. Mengatur pembimbing akademik untuk mengadakan kunjungan minimal dua kali, pembukaan dan penutupan