kata pengantar - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laptah 2017.pdf · depok,...

167

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022
Page 2: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

akhirnya buku Laporan Tahunan Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan Tahunan merupakan

bentuk penyampaian informasi kepada publik mengenai kinerja yang sudah dilaksanakan dan dihasilkan oleh Balai

Besar PPMB-TPH.

Laporan disajikan untuk menggambarkan peran dan

konstribusi Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dalam pelaksanaan program/kegiatan

tersebut tentu terdapat kendala dan hambatan. Laporan Tahunan ini disajikan dengan maksud untuk

mengidentifikasi masukan-masukan yang berguna bagi pengembangan program/kegiatan serta mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan pada masa

yang akan datang.

Disadari bahwa diperlukan komitmen, kerja keras dan kerjasama segenap jajaran Balai Besar PPMB-TPH dalam

rangka mencapai tujuan dan sasaran guna mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Selanjutnya diharapkan

semakin banyak kegiatan Balai Besar PPMB-TPH yang lebih terukur dan tajam sehingga dapat memberikan dampak yang lebih luas bagi pembangunan tanaman pangan.

Kami berharap agar Buku Laporan Tahunan ini dapat dimanfaatkan sebagai media refleksi dari capaian kinerja Balai Besar PPMB-TPH di tahun 2017. Atas peran serta dan

kerja keras seluruh jajaran Balai Besar PPMB-TPH dalam melaksanakan tugas dan fungsi Balai, diucapkan terima

kasih.

Depok, Januari 2018

Kepala Balai Besar PPMB-TPH

Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Page 3: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

BAB I

PENDAHULUAN

PROFIL BALAI BESAR

PENGEMBANGAN PENGUJIAN

MUTU BENIH TANAMAN PANGAN

DAN HORTIKULTURA

(BALAI BESAR PPMB-TPH)

Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) dibentuk melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 41/OT.140/9/2006, yang ditetapkan kembali dengan

Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011 tanggal 30 Nopember 2011. Balai Besar PPMB-TPH merupakan unit pelaksana teknis yang berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan serta secara teknis dibina oleh Direktur Perbenihan, Ditjen

Tanaman Pangan dan Direktur Perbenihan, Ditjen Hortikultura.

Visi Terwujudnya lembaga pengembangan pengujian mutu benih

bertaraf internasional untuk mendukung sistem perbenihan tanaman pangan dan hortikultura yang tangguh dan berdaya saing.

Misi

1. Mengembangkan metode pengujian mutu benih yang valid dan aplikatif

Page 4: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

2. meningkatkan kompotensi kelembagaan balai besar PPMB-TPH

3. mewujudkan standardisasi laboraturium penguji benih diseluruh Indonesia

4. melaksanakan sertifikasi benih pada perdagangan

internasional (orange dan blue international certificate)

TUGAS DAN FUNGSI Sesuai Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011

yang mengatur kedudukan, tugas pokok dan fungsi, serta susunan organisasi Balai Besar PPMB-TPH.

Tugas Pokok Balai Besar PPMB-TPH bertugas melaksanakan

pengembangan serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih

tanaman pangan dan hortikultura.

Fungsi Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Besar PPMB-TPH menyelenggarakan fungsi:

1. penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu benih srerta bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan system manajemen mutu

benih tanaman pangan dan hortikultura; 2. pelaksanaan pengembangan teknis dan metode

pengujian laboratorium, sertifikasi, dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura;

3. pelaksanaan uji banding (uji proefisiensi, unjuk kerja

metode; uji arbitrase, dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura;

4. pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura yang beredar; 5. pelaksanaan sertifikasi International Seed Testing

Association (ISTA) untuk benih tanaman pangan dan hortikultura;

6. pelaksanaan sertifikasi system mutu dan pemberian hak penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan

hortikultura;

Page 5: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

7. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu

benih tanaman pangan dan hortikultura; 8. penyusunan informasi dan dokumentasi hasil

pengembangan pengujian mutu benih serta pemberian

bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura; dan

9. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar PPMB-TPH.

STRUKTUR ORGANISASI

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar

PPMB-TPH dipimpin oleh seorang Kepala dan memiliki dua Eselon III dan kelompok fungsional sebagai berikut:

1. Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan program dan evaluasi kegiatan pelaksanaan pengembangan pengujian mutu benih, pemberian

bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, serta pelaksanaan urusan tata usaha dan

rumah tangga. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan program, anggaran, dan evaluasi serta pelaporan;

b. fasilitasi kegiatan pengembangan pengujian mutu

benih serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura;

c. pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga; dan

d. pelaksanaan urusan keuangan, perlengkapan, dan perpustakaan.

Bagian Umum terdiri atas: (1) Subbagian Program dan

Evaluasi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, anggaran dan evaluasi, serta

pelaporan; (2) Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha

Page 6: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

yang mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha, dan rumah tangga; dan (3) Subbagian

Keuangan dan Perlengkapan yang mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, perlengkapan, dan perpusatakaan, fasilitasi kegiatan pengembangan

pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.

2. Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih

tanaman pangan dan hortikultura serta pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman

pangan dan hortikultura. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium

menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih tanaman

pangan dan hortikultura; b. pengelolaan sampel dan koleksi varietas, isolate

pathogen tular benih dan benih hasil uji tanaman

pangan dan hortikultura; c. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis

pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura; dan

d. fasilitasi pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak penadaan Standar Nasional Indonesia

(SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura.

Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium terdiri atas:

(1) Seksi Informasi dan Dokumentasi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu

benih, serta pengelolaan sampel dan koleksi varietas isolate pathogen tular benih dan benih hasil uji tanaman

pangan dan hortikultura; (2) Seksi Jaringan Laboratorium yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis pengujian mutu benih dan

penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman

Page 7: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

pangan dan hortikultura, serta fasilitasi pelaksanaan sertifikasi system mutu dan pemberian hak penandaan

Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura.

3. Kelompok Fungsional dalam melaksanan tugas

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun 2006 tentang produksi, sertifikasi, dan peredaran

benih bina pada pasal 35 dinyatakan bahwa pengujian mutu benih di laboratorium mengacu pada ISTA Rules, namun tidak semua metode yang ada di ISTA Rules dapat

dilaksanakan di Indonesia. Beberapa permasalahan metode pengujian mutu benih (laboratorium, sertifikasi,

dan pengawasan peredaran) belum menemukan solusi yang tepat sehingga diperlukan kegiatan pengembangan metode/validasi/verifikasi metode pengujian mutu benih

(laboratorium, sertifikasi, dan pengawasan peredaran). Kegiatan pengembangan metode/validasi/verifikasi ini

dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH yang merupakan visualisasi dari salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH.

Struktur Organisasi Balai Besar PPMB-TPH seperti pada gambar berikut:

STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR PPMB-TPH

(Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011)

KEPALA

BAGIAN

UMUM

BIDANG INFORMASI

DAN JARINGAN LABORATORIUM

SUBBAG PROGRAM DAN

EVALUASI SUBBAG

KEPEGAWAIAN

DAN TATA USAHA SUBBAG

KEUANGAN DAN

PERLENGKAPAN

SEKSI INFORMASI DAN

DOKUMENTANSI SEKSI JARINGAN

LABORATORIUM

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 8: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

SUMBER DAYA MANUSIA

Pada awal tahun 2017 jumlah pegawai Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 77 orang, yang terdiri dari 62 orang pegawai

dan 15 orang Tenaga Kerja Kontrak (TKK). Selama tahun 2017 terjadi pemberhentian, pemindahan, dan pengangkatan dalam jabatan pimpinan tinggi pratama

(eselon II), administrator (eselon III) dan jabatan pengawas (eselon IV) di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

melalui Keputusan Menteri Pertanian, maka terjadi perubahan jumlah pegawai Balai Besar PPMB-TPH. Sampai dengan 31 Desember 2017, Balai Besar PPMB-TPH

didukung oleh 71 orang pegawai yang terdiri dari tenaga teknis sebanyak 4 orang, tenaga administrasi 19 orang, tenaga fungsional 33 orang dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK)

15 orang.

Keadaan pegawai berdasarkan latar belakang pendidikan

terdiri dari S2 sebanyak 12 orang, S1 sebanyak 25 orang, D3 sebanyak 4 orang, dan SLTA 19 orang. Sampai dengan 31 Desember 2017 pegawai yang masih melaksanakan tugas

belajar sebanyak 4 orang.

Tabel 1. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pendidikan

(Posisi: s.d 31 Desember 2017)

Sedangkan keadaan pegawai Balai Besar PPMB-TPH berdasarkan pangkat/golongan, terdiri dari golongan IV

Page 9: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

sebanyak 3 orang, golongan III 40 orang, dan golongan II 13 orang.

Tabel 2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan (Posisi: s.d 31 Desember 2017)

Jumlah pegawai seluruhnya terdapat pada Lampiran.

SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Besar PPMB-TPH

untuk tahun anggaran 2017 berdasarkan audit neraca BNN maka posisi Barang Milik Negara (BMN) Balai Besar PPMB-

TPH per 31 Desember 2017

Tabel 3. Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca 2017 (Posisi: s.d 31 Desember 2017)

JUMLAH

KODE URAIAN

1 2 3

117111 Barang Konsumsi 7,211,500

117113 Bahan untuk Pemeliharaan 0

117114 Suku Cadang 0

117131 Bahan Baku 0

117199 Persediaan Lainnya 0

131111 Tanah 5,714,972,000

132111 Peralatan dan Mesin 13,712,562,993

133111 Gedung dan Bangunan 3,130,693,646

134111 Jalan dan Jembatan 254,300,874

134113 Jaringan 108,880,000

135121 Aset Tetap Lainnya 18,759,500

136111 Konstruksi Dalam pengerjaan 0

137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin -11,013,453,769

137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan -878,323,995

137311 Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan -104,216,658

137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan -20,252,880

166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan 402,076,850

169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi -399,601,850

J U M L A H 10,933,608,211

AKUN NERACA

Page 10: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

ANGGARAN DAN REALISASI

Pada tahun 2017 Balai Besar PPMB-TPH mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp9.974.669.000,- dialokasikan

untuk membiayai kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih dengan output/sub output sebagai berikut:

Tabel 4. Pagu Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2017

Page 11: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Realisasi Keuangan

Sampai dengan 31 Desember 2017 Balai Besar PPMB-TPH

merealisasikan anggaran sebesar Rp9.586.904.777,- atau 96,11%. Berikut realisasi anggaran per output/sub output tahun 2017 seperti pada Tabel berikut.

Tabel 5. Realiasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2017 (Posisi: s.d 31 Desember 2017)

Sisa anggaran yang tidak direalisasikan sebagian besar terdapat pada gaji dan uang makan pegawai.

Page 12: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

BAB II

CAPAIAN KINERJA

PENGEMBANGAN

METODE

PENGEMBANGAN METODE/

VALIDASI/VERIFIKASI METODE

Kegiatan pengembangan metode/validasi/verifikasi yang dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH merupakan

visualisasi dari salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

yakni Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.

Pada TA. 2017 Balai Besar melaksanakan kegiatan pengembangan/validasi/verifikasi dalam rangka memecahkan permasalahan, kendala maupun harmonisasi

perkembangan teknologi di bidang mutu benih. Kegiatan ini terdiri dari sepuluh judul Pengembangan dan validasi

metode.

1. Verifikasi Pengujian Nematoda Aphelenchoides besseyi Terbawa Benih Padi

Pengujian nematoda terbawa benih padi telah tercantum dalam ISTA Rules (Chapter 7 no 025). Sebagian besar

laboratorium benih BPSB telah mengenal uji nematoda terbawa benih, tetapi belum digunakan secara rutin. Pada tahun 2016, Balai Besar PPMB-TPH telah

melakukan pengembangan validasi ini dengan melibatkan 9 BPSB di Indonesia yaitu BPSBTPH Jawa

Barat, BPSB Provinsi Jawa Tengah, BPSB TPH

Page 13: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Kalimantan Selatan, UPTD BPSB TPH Sulawesi Selatan, BPSBTPH Provinsi Nusa Tenggara Barat, UPTD

BPSBTPH Provinsi Lampung, UPT PSB Provinsi Nusa Tenggara Timur, UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur dan UPSBTPH Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan verifikasi

ini dilanjutkan di tahun 2017 dengan melibatkan BPSB lainnya di Indonesia. Tujuan dari pengembangan metode

ini adalah memverifikasi tingkat reprodusibilitas uji nematoda terbawa benih padi di beberapa laboratorium BPSB di Indonesia.

Kegiatan pengembangan metode ini dilakukan pada Januari s.d Desember 2017 di laboratorium Balai Besar PPMB-TPH. Kegiatan pengembangan metode ini terdiri

dari beberapa tahap yaitu pengadaan sarana pengujian; pemilihan laboratorium peserta; penyiapan contoh benih

uji; uji homogenitas: pendampingan pengujian; verifikasi pengujian oleh laboratorium peserta verifikasi; dan uji stabilitas.

Data verifikasi diolah secara kualitatif sesuai dengan norm NF EN ISO 16140 untuk menentukan kriteria performanya berdasarkan sensitifitas, spesifisitas dan

akurasinya. Analisa ini terdiri dari membandingkan antara hasil yang diharapkan (sampel yang sudah

diketahui positif atau negatif, dan telah divalidasi dengan uji homogenitas) dan hasil uji dari laboratorium peserta.

Tabel 6. Pengolahan statistik secara kualitatif

Keterangan: PA = positif agreement ND = negatif deviation NA = negatif agreement PD = positif deviation

Page 14: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Kemudian dihitung:

Sensitivity = ΣPA

ΣPA+ΣND

Specificity = ΣNA

ΣNA+ΣPD

Accuracy = ΣNA+ΣPA

ΣPA+ΣNA+ΣPD+ΣND

Sensitivitas 100% menunjukkan bahwa laboratorium/analis selalu dapat mendeteksi nematoda target (tidak ada false negatif). Spesifisitas 100%

menunjukkan bahwa laboratorium/analis tidak memberikan hasil positif pada contoh benih yang tidak

terinfeksi nematoda (tidak ada false positif). Accuracy 100% menunjukkan bahwa pathogen target selalu terdeteksi (tidak ada false negatif atau false positif).

Pada tahap pengadaan sarana pengujian, disiapkan masing-masing satu paket sarana pengujian nematoda

terbawa benih untuk setiap lab peserta. Tiap paket sarana pengujian berisi alat pancing nematoda, saringan, beaker glass 100 ml, cawan petri/sirakus,

objek dan cover glass (gambar 1).

Gambar 1. Atas (ki-ka): alat pancing nematoda, saringan dan beaker

glass 100 ml. Bawah (ki-ka): cawan petri, objek dan cover glass

Laboratorium yang dipilih merupakan laboratorium yang memiliki personel dan fasilitas pengujian yang memadai

berdasarkan surat konfirmasi kesediaan sebagai peserta kegiatan verifikasi. Laboratorium peserta pada tahun 2017 ini adalah (1) BPSBTPH Provinsi Papua Barat; (2)

x 100

x 100

x 100

Page 15: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

UPT BPSBTPH Provinsi Riau; (3) UPT BPSBTPH Provinsi Sumatera Utara; (4) PPMPHP Provinsi DKI Jakarta; (5)

UPT BPSBTPH Provinsi Bali; (6) UPTD BPSBTPH Aceh; (7) UPTD BPSBP DIY; (8) BPSB Sumatera Selatan; (9) BPSB Sumatera Barat; (10) BPSB Bengkulu; (11) BPSB

Kalimantan Timur; (12) BPSB Sulawesi Tenggara; (13) BPSB Sulawesi Tengah; (14) BPSB Kalimantan Tengah;

(15) BPSB Papua; dan (16) BPSB Sulawesi Barat.

Contoh benih uji disiapkan oleh laboratorium nematoda Balai Besar PPMB-TPH berupa contoh uji positif dan

contoh uji negatif. Contoh uji positif yaitu benih padi yang terinfeksi nematoda A. besseyi (varietas Pak Tiwi),

sedangkan contoh uji negatif yaitu benih padi yang tidak terinfeksi nematoda A. besseyi atau benih padi sehat (varietas Situ Bagendit). Dilakukan perlakuan benih

pada contoh uji negatif (yaitu benih padi varietas Situ Bagendit yang tidak terinfeksi nematoda A. besseyi) berupa perendaman benih selama 24 jam di suhu ruang, kemudian dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 60°C dengan menggunakan oven selama 1 jam. Contoh

benih yang digunakan untuk kegiatan ini adalah sebanyak 8 lot dengan kode huruf A s.d H, yang terdiri

dari 4 contoh benih positif nematode (kode A, D, E, H) dan 4 contoh benih negatif nematode (B, C, F, G). Setelah itu dilakukan pengemasan benih padi (contoh

benih positif dan negatif) menggunakan alumunium foil yang akan digunakan untuk uji homogenitas, uji stabilitas dan verifikasi pengujian antar laboratorium

peserta.

Tabel 7. Data Pengujian Nematoda 8 Lot Benih Padi pada

Uji Homogenitas

Page 16: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Uji homogenitas dilakukan sebelum contoh uji dikirim ke peserta uji banding, tujuannya untuk memastikan

keseragaman contoh uji. Tiap lot benih diuji masing-masing sebanyak 10 ulangan. Contoh uji dikatakan homogen bila semua subsampel yang diuji

homogenitasnya positif untuk contoh uji yang terinfeksi dan negatif untuk contoh uji yang sehat. Pada contoh

benih positif terdapat nematoda Aphelenchoides besseyi yang terdeteksi minimal 10 ekor, sedangkan pada contoh benih negatif terdapat nematoda Aphelenchoides besseyi yang terdeteksi maksimal 10 ekor. Hasil uji homogenitas seperti pada pada Tabel 7 di atas. Dari hasil uji

homogenitas diperoleh data bahwa sampel yang digunakan sudah homogen. Delapan lot benih padi ini selanjutnya dikirim ke laboratorium peserta.

Pendampingan pengujian dilakukan oleh analis Balai Besar PPMB-TPH ke laboratorium peserta verifikasi.

Kegiatan pendampingan ini merupakan sosialisasi metode pengujian nematoda terbawa benih pada laboratorium penguji benih di Indonesia karena banyak

laboratorium yang belum pernah melaksanakan pengujian nematoda terbawa benih padi ini. Pada tahap pendampingan ini dilakukan penyampaian sarana

pengujian dan praktek pengujian nematoda terbawa benih padi (Gambar 2).

Gambar 2. Dokumentasi kegiatan pendampingan pengujian

nematoda pada benih padi

Kalteng

Sultra Bali Yogyakarta

DKI Jakarta Riau

Papua Barat Sulteng Bengkulu

Page 17: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Pada tahap pelaksanaan verifikasi pengujian oleh laboratorium peserta verifikasi, setiap laboratorium

peserta menerima satu paket yang dikirim melalui pos. Adapun paket tersebut berisi contoh benih dan petunjuk pelaksanaan pengujian. Peserta melakukan pengujian

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pengujian yang diberikan dan tanggal yang ditentukan. Dari 16

laboratorium peserta, hanya 12 laboratorium yang mengirimkan hasil ujinya. Adapun hasil verifikasi pengujian nematoda terbawa benih padi dari

laboratorium peserta dapat dilihat pada Tabel 8.

Sensitivity 100% menunjukkan bahwa laboratorium atau

analis selalu dapat mendeteksi nematoda target. Pada Tabel 8 terlihat bahwa dari 12 laboratorium, terdapat 4 laboratorium peserta yang tidak dapat mendeteksi

nematoda target pada contoh uji positif sehingga sensitivitynya kurang dari 75%, berdasarkan informasi

dari analis saat pendampingan, diketahui bahwa alat yang digunakan (mikroskop stereo) di laboratorium peserta kondisinya kurang bagus, sehingga

mempengaruhi hasil pengujian.

Specivicity 100% menunjukkan bahwa

laboratorium/analis tidak memberikan hasil positif pada contoh benih yang tidak terinfeksi nematoda (tidak ada false positif). Pada Tabel 8 terlihat bahwa dari 12

laboratorium, terdapat 3 laboratorium yang specivicitynya kurang dari 75%. Hal ini dikarenakan

adanya kesalahan dalam mendeteksi nematoda.

Accuracy 100% menunjukkan bahwa pathogen target selalu terdeteksi. Pada Tabel 9 terlihat bahwa dari 12

laboratorium peserta, terdapat 6 laboratorium yang accurasinya lebih dari 75%.

Page 18: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 8. Data Verifikasi Pengujian Nematoda Terbawa Benih Padi dari Laboratorium Peserta

Uji stabilitas dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan verifikasi oleh peserta. Tiap lot benih di uji masing-masing sebanyak 3 ulangan. Adapun hasil uji stabilitas

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Pengujian Nematoda 8 Lot Benih Padi pada

Uji Stabilitas

Contoh uji yang digunakan pada pengembangan metode ini stabil karena data uji stabilitas dibandingkan dengan

data uji homogenitas memberikan hasil yang sama, semua contoh uji positif memberikan hasil yang positif, dan contoh uji negatif juga memberikan hasil yang

negatif.

Dari kegiatan pengembangan metode ini diperoleh

rekomendasi:

a. Dari 11 laboratorium peserta kegiatan verifikasi, terdapat 6 laboratorium yang dapat melakukan

Page 19: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

pengujian nematoda terbawa benih dengan nilai sensitivity, specivicity dan accuracy lebih dari 75%.

yaitu laboratorium UPT BPSBTPH Provinsi Bali, BPSB Sumatera Selatan, BPSB TPH Provinsi Papua Barat, BPSB Kalimantan Timur, BPSB Bengkulu dan

UPT PSB TPH Provinsi Riau.

b. Sedangkan 5 laboratorium lainnya (PPMPHP Provinsi

DKI Jakarta, UPTD BPSBTPH Aceh, UPTD BPSBP DIY, BPSB Sumatera Barat dan BPSB Sulawesi Tenggara) dapat melakukan pengujian nematoda

terbawa benih tetapi nilai sensitivity, specivicity dan accuracy nya kurang dari 75%.

c. Sampai tahun 2017, dari 32 BPSB di Indonesia, terdapat 21 BPSB yang mampu melakukan pengujian nematoda terbawa benih padi. Kegiatan

verifikasi ini akan dilanjutkan dengan melibatkan 11 BPSB di tahun 2018.

2. Verifikasi dan Validasi Metode Penetapan Kadar Air Kadar air benih adalah jumlah air yang terkandung dalam benih. Tinggi rendahnya kandungan air dalam

benih memegang peranan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap vialibitas benih. Oleh karena itu

pengujian terhadap kadar air benih perlu dilakukan agar benih memiliki kadar air terstandar berdasarkan kebutuhannya (Sutopo 2006).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 56/Permentan/PK.110/11/2015 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina

pada pasal 26 disebutkan bahwa untuk mengetahui kesesuaian mutu benih dalam bentuk biji dilakukan

pengujian di laboratorium. Pengujian kadar air atau lebih dikenal penetapan kadar air benih di laboratorium diperlukan untuk mengetahui apakah tingkat kadar air

suatu lot benih sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Penetapan kadar air metode oven

ditujukan untuk mengetahui presentase kadar air yang terkandung dalam benih yang diukur berdasarkan berat air yang hilang karena pemanasan oven suhu konstan

terhadap berat awal contoh benih.

Page 20: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Pada ISTA Rules sesuai Tabel 9A untuk komoditas benih padi dan jagung telah ditetapkan penggunaan penetapan

kadar air metode oven suhu tinggi 130-1330C, untuk padi selama 2 jam dan jagung selama 4 jam. Sedangkan benih kedelai masih menggunakan metode oven suhu

rendah tetap 103-1050C selama 17 jam. Terkait dengan hal tersebut beberapa laboratorium pengujian mutu

benih di daerah di seluruh Indonesia memiliki permasalahan yaitu waktu datangnya sampel yang berbeda (padi, jagung, dan kedelai) dalam jumlah banyak

untuk pengujian kadar air. Sedangkan setiap komoditas tidak dapat dilakukan pengujian kadar air secara

bersamaan karena perbedaan metode oven yang digunakan sesuai Tabel 9A ISTA Rules (ISTA Handbook 2014) sedangkan hasil uji dalam rangka pengisian label

sertifikat mutu benih diharapkan dapat segera disampaikan ke konsumen. Oleh karena itu kegiatan

pengembangan metode berjudul Verifikasi Metode Pengujian Kadar Air Suhu Rendah selama 17 jam pada Benih Padi, Jagung, Kedelai diharapkan mampu

memberikan informasi adanya kemungkinan pengujian kadar air yang dapat dilakukan secara bersamaan pada komoditas benih yang berbeda-beda dengan metode oven

acuan dasar yaitu metode oven suhu rendah tetap 1030C selama 17 jam.

Tujuan dari kegiatan verifikasi metode ini adalah untuk mengetahui bahwa pengujian kadar air benih (padi, jagung, dan kedelai) dapat dilakukan secara bersamaan

menggunakan metode suhu rendah konstan 17 jam selama 1030C. Hipotesis yang diajukan adalah metode

suhu rendah konstan dapat digunakan untuk pengujian kadar air benih padi, jagung dan kedelai secara bersamaan.

Kegiatan verifikasi dilaksanakan pada bulan Januari s.d Desember 2017 bertempat di Laboratorium Pengujian Benih Balai Besar PPMB-TPH. Bahan yang digunakan

dalam kegiatan ini adalah benih padi, jagung, kedelai masing-masing dua varietas. Peralatan yang digunakan

adalah oven dan neraca yang terkalibrasi grinder serta cawan. Verifikasi metode ini dilaksanakan dengan

Page 21: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

tahapan prosedur sebagai berikut: persiapan contoh benih, pembagian tingkat kadar air benih, pengemasan

contoh benih dan pengujian kadar air benih. Hasil uji kemudian dianalisa berdasarkan nilai toleransi 0,3% (ISTA Handbook on Moisture Determination, 2007).

Kegiatan verifikasi metode yang dilakukan di Balai Besar PPMB-TPH menunjukkan bahwa metode penetapan

kadar air suhu rendah 17 jam untuk benih padi dan jagung belum bisa menggantikan metode penetapaan kadar air suhu tinggi yang direkomendasikan ISTA Rules.

Adapun hasil pengolahan data dari berbagai pengujian yang dilakukan dapat dilihat dari beberapa Tabel berikut

ini.

Tabel 10. Pengujian metode penetapakan kadar air suhu rendah 17 jam dengan suhu tinggi 2 jam pada

benih padi yang dilakukan oleh 3 analis dengan 3 tingkat kadar

Tabel 11. Pengujian kadar air benih padi yang dilakukan

oleh 1 analis pada beberapa tingkat kadar air

Page 22: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 12. Pengujian kadar air benih padi yang dilakukan 1 analis pada 1 varietas dengan metode oven

suhu rendah 18 jam

Dari Tabel 10 dan 11 terlihat dari nilai toleransi semua

pengujian yang dilakukan berada diluar toleransi yang ditetapkan ISTA yaitu 0,3. Tabel 12 dan 13 diperoleh data keberterimaan hanya 22,2%, hal ini ditandai dari

nilai yang berada di dalam toleransi hanya ada 2 data dari 9 data lainnya.

Tabel 13. Pengujian yang dilakukan oleh 2 analis pada 1

varietas dengan beberapa tingkat kadar air

Page 23: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 14. Pengujian kadar air benih padi yang dilakukan oleh 3 analis pada beberapa tingkat kadar air

Dari Tabel 14 terlihat bahwa pengujian kadar air metode oven suhu rendah pada benih padi yang berada di dalam

toleransi hanya berjumlah 44,4%. Hal ini belum memenuhi persyaratan yang tertuang dalam ISTA Rules setidaknya nilai keberterimaannya mencapai 75%.

Tabel 15. Pengujian kadar air benih padi pada suhu tinggi 2 jam dan suhu rendah 18 jam oleh 8 analis pada 2 varietas dengan 2 tingkat kadar

air

Page 24: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 16. Pengujian kadar air benih jagung suhu tinggi 4 jam dan suhu rendah 17 jam oleh 1 analis

pada 1 varietas

Tabel 17. Pengujian kadar benih jagung suhu tinggi 4 jam + 12 menit dan suhu rendah 17 jam pada

2 varietas oleh 8 analis

Dari data Tabel 15, 16 dan 17 belum memberikan hasil yang signifkan dalam toleransi semuanya berada diluar

toleransi. Untuk Tabel 15 adalah upaya melakukan pengujian dengan memperpanjang pengujian kadar air

benih metode oven suhu rendah selama 18 jam pada benih padi dan Tabel 13 adalah pengujian dengan

Page 25: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

memperpanjang waktu pengujian metode oven suhu tinggi selama 12 menit pada benih jagung. Namun upaya

tersebut juga tidak memberikan hasil yang signifikan. Semuanya masih berada diluar toleransi. Tabel 12 juga menunjukkan hasil diluar toleransi pada pengujian

metode oven suhu rendah 17 jam dengan suhu tinggi 4 jam (sesuai ketentuan ISTA). Pada Tabel 18 dimana

dengan memperpendek pengujian metode oven suhu rendah menjadi 16 jam terbukti masih belum bisa berada dalam toleransi yang ditentukan yaitu 0,3 sebagai

persyaratan metode tersebut dapat dijadikan alternatif selain persyaratan keberterimaan minimal 75%.

Tabel 18. Pengujian kadar air benih jagung metode oven

suhu tinggi 4 jam dam suhu rendah 16 jam pada 2 varietas oleh 12 analis

Benih kedelai tidak dilakukan observasi berlanjut karena dalam ketentuan ISTA penetapan kadar air benih kedelai

masih menggunakan metode oven suhu rendah 17 jam.

Berdasarkan hasil beberapa pengujian menunjukkan bahwa metode oven suhu rendah belum dapat digunakan

sebagai alternatif penganti dari pengujian metode oven suhu tinggi (sesuai ketentuan ISTA) pada benih padi dan

jagung. Sehingga hasil verifikasi ini memberikan data

Page 26: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

bahwa dalam penetapan kadar air benih padi dan jagung hanya dapat dilakukan pada metode oven suhu tinggi

untuk padi 2 jam dan jagung 4 jam sesuai ketentuan ISTA.

Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan di Balai

Besar PPMB-TPH memberikan hasil sebagai berikut: a. Menolak hipotesis awal bahwa penetapan kadar air

dengan metode oven suhu rendah dapat diaplikasikan sebagai metode alternatif selain penetapan kadar air benih dengan metode oven suhu tinggi seperti

tercantum dalam ISTA Rules. b. Hasil verifikasi ini memantapkan bahwa penetapan

kadar air benih padi hanya bisa diujikan pada suhu tinggi 2 jam dan benih jagung 4 jam.

c. Berdasarkan hal tersebut benih kedelai yang telah

disiapkan tidak kami lakukan pengujian karena dalam ISTA Rules Tabel 9A penetapakan kadar airnya yang

disarankan ISTA pada metode oven suhu rendah 17 jam.

Adapun hasil yang dapat direkomendasikan pada

kegiatan verifikasi ini antara lain: a. Perlu adanya komunikasi ke pihak ISTA untuk

mencari solusi tidak diterimanya hipotesis awal bahwa

penetapan suhu rendah 17 jam dapat dijadikan salah satu alternatif dalam penetapan kadar air benih padi

dan jagung. b. Hasil validasi benih kedelai yang telah berhasil perlu

dilakukan pengujian repeatabilitas untuk dapat

diajukan ke komite ISTA yaitu dari penetapan kadar air benih kedelai dengan metode oven suhu rendah 17

jam menjadi suhu tinggi 1 jam.

3. Pengkajian Penggunaan Alat Combine Harvester

Padi sebagai tanaman yang dibudidayakan dengan pola tanam serentak, pada saat dipanen membutuhkan

tenaga kerja yang sangat banyak agar panen dapat dilakukan tepat waktu. Kebutuhan tenaga kerja yang besar pada saat panen ini menjadi masalah pada

daerah-daerah tertentu yang pekerja pertaniannya sedikit. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

Page 27: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja adalah dengan cara meningkatkan kapasitas dan efisiensi kerja

dengan menggunakan mesin panen dalam hal ini Combine harvester. Keuntungan menggunakan mesin panen antara lain lebih efisien dan biaya panen per

hektar dapat lebih rendah dibanding cara tradisional.

Combine harvester merupakan alat atau mesin pertanian

modern yang banyak dimanfaatkan pada kegiatan usaha tani yang maju. Dengan menggunakan Combine harvester kegiatan panen menjadi lebih mudah dan efisien, tenaga kerja lebih sedikit, waktu kerja lebih singkat, hasil pemotongan padi lebih bersih, kehilangan

hasil waktu panen dapat ditekan dan tidak perlu menggunakan banyak tenaga kerja. Sesuai dengan

namanya mesin ini merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda, yaitu: menuai, merontokkan, dan menampi, dijadikan satu rangkaian operasi.

Berdasarkan kondisi tersebut maka Combine harvester berpotensi untuk dipergunakan sebagai alat panen pada

penangkaran benih padi, hingga saat ini pada beberapa provinsi sudah menggunakan alat tersebut untuk panen. Namun yang menjadi masalah di lapang adalah pada

rumitnya membersihkan komponen yang ada pada mesin tersebut agar bersih dari biji gulma atau varietas

pada panen sebelumnya sehingga Combine harvester itu layak digunakan untuk panen benih. Jika mesin digunakan untuk satu varietas tidak masalah, tetapi

kalau harus memanen banyak varietas membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkannya.

Combine harvester yang beredar di Indonesia harus memenuhi Standar SNI. Namun standar SNI pada Combine harvester belum mempertimbangkan kelayakan

untuk pengunaan pada panen benih. Combine harvester yang digunakan belum bisa menjamin hasil panen

penangkaran benih tidak tercampur dengan campuran varietas lain (CVL), benih tanaman lain/gulma, benih yang rusak/patah dan kotoran lainnya sehingga tidak

direkomendasikan untuk digunakan panen pada areal penangkaran. Sisa benih yang tertinggal di dalam alat

combine harvester bisa mencapai 2 kg. Berdasarkan

Page 28: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

standar acuan, kategori bersih adalah bebas dari jerami dan gabah hampa.

Salah satu tugas pokok dan fungsi dari Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan hortikultura adalah kegiatan verifikasi metode,

pengembangan metode dan validasi metode. Oleh karena itu pada tahun anggaran 2017 dilaksanakan

pengembangan metode Pengkajian Penggunaan Combine Harvester Terhadap Kualitas Mutu Benih Padi untuk mengetahui seberapa efektif combine harvester dapat

dimanfaatkan pada proses panen benih padi di areal penangkaran. Tujuan kegiatan pengembangan metode

ini adalah untuk mengetahui mutu benih padi yang merupakan hasil panen menggunakan Combine harvester.

Kegiatan pengembangan metode ini dilaksanakan pada bulan Januari s.d Desember 2017 di laboratorium Fisika

dan Biologi Balai Besar PPMB-TPH. Pengambilan sampel dilapang pada saat panen dilaksanakan pada Bulan

Maret di lahan sertifikasi produsen milik CV. Putra Utama Perkasa (PUP) di Pati Provinsi Jawa Tengah dan pada bulan September di lahan sertifikasi produsen

milik PT Sang Hyang Seri di Sukamandi Provinsi Jawa Barat.

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah benih padi varietas Ciherang dan Mekongga, media perkecambahan. Alat yang digunakan adalah alat

Combine harvester, Thresher, alat prosesing benih, neraca terkalibrasi, oven, Grinding mill serta alat

pengujian kemurnian standar lainnya.

Pengembangan metode dilaksanakan dengan prosedur pelaksaaan sebagai berikut:

a. Pengumpulan data dan informasi mengenai alat Combine harvester yang digunakan dan tanaman

padi yang akan dipanen

Sebelum proses panen dibutuhkan informasi mengenai alat panen yang akan digunakan, yaitu

merk/tipe, lebar potong mesin, daya motor mesin dan kecepatan jalan pemanenan. Mesin pemanen

Page 29: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

padi (paddy combine harvester) yang digunakan adalah tipe riding merk Maxxi Ndr-85 Turbo

merupakan mesin pertanian yang berfungsi untuk memanen padi melalui tahapan mengait, mengarahkan, memotong, membawa hasil potongan,

merontok dan membersihkan gabah yang dilakukan secara terpadu dalam satu kali proses. Hasill uji

unjuk kerja tipe riding merk Maxxi Ndr-85 Turbo adalah lebar pemotongan 1960 mm, daya motor mesin 62 kW, kecepatan jalan pemanenan 3,91

km/jam dan tingkat kebersihan gabah 96,1%.

b. Prosedur cara pembersihan Combine harvester dan

Thresher yang akan digunakan pada panen padi

Combine harvester yang beredar di lapang terdiri dari

beberapa tipe. Pada masing-masing alat disertai cara pengoperasian dan perawatan peralatan, pada kegiatan ini akan dikaji bagaimana cara

pembersihan alat Combine harvester secara umum sehingga dapat diaplikasikan pada semua tipe alat.

Jika alat akan digunakan untuk panen benih dengan varietas yang berbeda maka dilakukan pembersihan. Bagian yang dibersihkan yaitu pada bagian depan

(bagian pemotong), drum perontok (Thresher) dan bagian belakang mesin. Pemeriksaan alat panen

Combine harvester dilakukan dengan blower dan sapu lidi (Gambar 3).

Gambar 3. Pembersihan alat Combine Harvester

Pembersihan alat Thresher dilakukan dengan memeriksa gerigi besi yang ada di dalam thresher

dengan cara diblower, pemeriksaan kipas yang ada

Page 30: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

di mesin dan penyapuan di bawah gerigi besi (Gambar 4).

Gambar 4. Pembersihan alat thresher

c. Pengambilan sampel di lapang

Pengambilan sampel benih varietas Ciherang dan

Mekongga pada saat panen menggunakan combine harvester (Gambar 5) dan panen manual dengan

menggunakan arit dan thresher (gambar 6) dilakukan di areal sawah Sukamandi, Jawa Barat yang dikelola

oleh PT Sang Hyang Seri. Pengambilan sampel di area sertifikasi CV. Putra Utama Perkasa di Pati hanya diperoleh pengambilan sampel dengan

menggunakan combine harvester saja. Hasil panen menggunakan arit dan thresher sebagai data

pendukung. Sampel benih yang diambil adalah sampel benih dari karung ke-1 sampai dengan karung ke-10 masing-masing 1 kg. Kemudian

dilakukan pengujian mutu benih sesuai ISTA Rules terhadap parameter analisis kemurnian serta

pengujian terhadap parameter kadar air dan daya berkecambah yang digunakan sebagai data pendukung (Gambar 7).

Gambar 5. Panen menggunakan combine harvester

Page 31: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 6. Panen menggunakan arit dan Thresher (manual)

Gambar 7. Skema prosedur

d. Homogenitas benih dan pengemasan

Sampel panen yang diambil dari karung ke-1 sampai

dengan karung ke-10 dihomogenkan dengan menggunakan conical divider. Selanjutnya dilakukan

pengambilan contoh kerja dan pengemasan untuk pengujian mutu benih penetapan kadar air dan analisis kemurnian. Pengujian daya berkecambah

diambil dari komponen benih murni hasil analisis kemurnian. Tahap selanjutnya adalah pengujian mutu benih dilaboratorium.

e. Analisis Data

Hasil analisis kemurnian yang diperoleh dari sampel

yang diambil di lapang dianalisis datanya menggunakan uji Least Signifiance Different (LSD).

Tanaman Padi

Varietas Ciherang

Diambil sampel benih karung ke- 1 sampai

dengan karung ke-10 dan semua karung

yang telah melalui prosesing benih (Kontrol)

Analisis kemurnian, kadar air, daya

berkecambah

Varietas Mekongga

Analisis Data

uji LSD (Least Significance Different)

Combine Harvester

Arit dan Thresher Combine Harvester

Arit Thresher

Page 32: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Mesin pemanen padi (Paddy Combine Harvester) yang digunakan di Pati dan Sukamandi adalah tipe riding

merk Maxxi Ndr-85 Turbo. Berdasarkan ketentuan sertifikasi bahwa alat yang akan digunakan untuk panen harus bersih dari segala macam kotoran

maupun varietas lainnya. Pada pemanenan benih padi tersebut menggunakan Big Combine Harvester (alat panen tipe besar) sehingga cara pembersihan dapat lebih mudah dan tidak memakan banyak waktu. Jika alat akan digunakan untuk panen benih

dengan varietas yang berbeda maka dilakukan pembersihan pada alat. Proses pembersihan

dilakukan kurang lebih selama setengah jam oleh dua orang teknisi.

Berdasarkan mutu hasil panen benih padi

menggunakan Combine harvester di Pati pada varietas Mekongga tingkat kemurnian benih dan

jumlah BTL tidak berbeda dengan benih padi yang sudah diprosesing (kontrol) pada karung ke-7. Sedangkan pada varietas Ciherang hingga karung ke-

10 tingkat kemurnian benih dan jumlah benih tanaman lain (BTL) berbeda nyata dengan benih padi

yang sudah diprosesing (kontrol) (Tabel 19).

Berdasarkan mutu hasil panen benih padi menggunakan Combine harvester di Sukamandi pada

varietas Mekongga tingkat kemurnian benih dan jumlah BTL tidak berbeda nyata dengan benih padi

yang sudah diprosesing (kontrol) pada karung ke-9. Sedangkan pada varietas Ciherang tingkat kemurnian benih dan jumlah benih tanaman lain

(BTL) tidak berbeda nyata dengan benih padi yang sudah diprosesing (kontrol) pada karung ke-10 (Tabel 20).

Page 33: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 19. Mutu hasil panen benih dengan menggunakan Combine harvester di Pati,

Jawa Tengah

Keterangan: * Tidak berbeda nyata dengan kontrol;KA=kadar air; KM=kemurnian; BM=benih

murni; BTL=benih tanaman lain; KB=kotoran benih; DB=daya berkecambah

Tabel 20. Mutu hasil panen benih dengan

menggunakan Combine harvester di Sukamandi, Jawa Barat

Keterangan: * Tidak berbeda nyata dengan kontrol;KA=kadar air; KM=kemurnian; BM=benih

murni; BTL=benih tanaman lain; KB=kotoran benih; DB=daya berkecambah

Page 34: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 21. Mutu hasil panen benih dengan menggunakan arit dan thresher di

Sukamandi, Jawa Barat

Keterangan: * Tidak berbeda nyata dengan kontrol;KA=kadar air; KM=kemurnian; BM=benih

murni; BTL=benih tanaman lain; KB=kotoran benih; DB=daya berkecambah

Berdasarkan mutu hasil panen benih padi menggunakan Thresher di Sukamandi pada varietas

Mekongga tingkat kemurnian benih dan benih tanaman lain (BTL) tidak berbeda nyata pada karung

ke-10 dengan benih padi yang sudah diprosesing (kontrol). Sedangkan varietas Ciherang tingkat kemurnian benih dan jumlah benih tanaman lain

(BTL) pada karung ke-7 tidak berbeda nyata dengan benih padi yang sudah diprosesing (kontrol).

Tingginya mutu benih padi setelah prosesing benih

(kontrol) dikarenakan benih padi yang sudah dipanen pada hari itu juga langsung menuju tahap prosesing

benih. Untuk menghasilkan benih padi yang bermutu perlu didukung dengan penggunaan peralatan prosesing benih yang memadai dan terpelihara. Pada

Gambar 8. Dapat dilihat tahapan prosesing dimulai dari tahap pertama yaitu: (a) gabah benih padi dari

lapang masuk ke Paddy cleaner; (b) kemudian dengan menggunakan elevator menuju blower turun ke elevator lagi untuk selanjutnya masuk ke Vertical dryer (b) Alat prosesing setelah calon benih kering,

Page 35: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

keluar dari drier masuk ke elevator menuju ke ayakan turun ke blower selanjutnya masuk ke Gravity separator (c), dari Gravity separator masuk ke timbangan lalu ke mesin Packing (d).

Gambar 8. Tahapan prosesing benih

Mutu benih hasil panen dengan menggunakan arit dan Thresher memiliki tingkat kemurnian yang tidak

jauh berbeda dibandingkan dengan menggunakan Combine harvester. Jumlah benih tanaman lain pada

varietas mekongga sangat tinggi dengan menggunakan Combine harvester di wilayah Produsen PT Sang Hyang

Seri yang kemungkinan disebabkan adanya kontaminasi tanaman gulma pada saat panen.

Benih yang diperoleh dari hasil panen pada karung

ke-1 hingga karung ke-10 menghasilkan mutu benih yang rendah dikarenakan adanya kandungan benih

tanaman lain dan kotoran benih namun dengan prosesing benih melalui peralatan yang memadai dan terpelihara maka hasil akhir benih yang dihasilkan

akan menjadi tinggi dapat memenuhi standar mutu benih (kemurnian 98-99% dan Biji Gulma 0,0%) dalam kegiatan sertifikasi benih sehingga berdasarkan

hal tersebut Combine harvester dapat digunakan untuk panen benih padi.

Berdasarkan hasil pengkajian hasil akhir mutu benih padi yang dipanen menggunakan Combine harvester dapat memenuhi standar mutu benih dalam kegiatan sertifikasi benih padi sehingga berdasarkan hal

Paddy

cleaner

Vertika

l

dryer

Gravity

separat

or

Packing

machine

Page 36: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

tersebut Combine harvester dapat digunakan untuk panen benih padi.

Dari kegiatan validasi metode ini diperoleh rekomendasi sebagai berikut: a. Penggunaan Combine harvester untuk dipergunakan

sebagai alat panen benih padi sangat membantu baik dari segi efektifitas dan efesiensi, namun perlu

diperhatikan terkait dengan kebersihan Combine harvester baik sebelum ataupun setelah digunakan.

b. Perlu pengkajian lanjut terhadap parameter campuran varietas lain (CVL), penggunaan combine harvester dengan tipe yang berbeda dan varietas lainnya.

4. Kajian Keberadaan Bakteri Burkholderia glumae

Bakteri Burkholderia glumae mulai banyak dibicarakan kembali setelah Kementerian Pertanian pada bulan

Desember 2016 mengklarifikasi adanya pernyataan di media massa bahwa padi hibrida yang dimasukkan oleh Pemerintah melalui Kementan mengandung bakteri

Burkholderia glumae. Bakteri ini sudah menyebar hampir seluruh persawahan di Pulau Jawa serta

membuat padi tidak berisi dan membusuk.

Pernyataan klarifikasi yang disampaikan oleh Kementerian Pertanian sebagai berikut:

a. Padi hibrida ditanam di banyak tempat, Kalimantan, Sumatera, Jawa, NTB dan Sulawesi.

b. Total pertanaman hibrida hanya 0 (nol) komaan % total pertanaman padi Indonesia

c. Dalam Buku Juknis organisme pengganggu tanaman

yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bahwa Bakteri Burkholderia glumae bukan

merupakan Mayor Desease padi di Indonesia, sehingga belum pernah ada puso akibat bakteri tersebut

d. Bakteri Burkholderia glumae sudah lama ada di Indonesia sejak tahun 1987 dan merupakan bakteri

tipe A2 yang dapat dikendalikan. Sudah 30 tahun dan tidak berpengaruh terhadap produktivitas sehingga bukan baru ditemukan. Selama rentang waktu

Page 37: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

tersebut, keberadaan Bakteri Burkholderia glumae belum pernah ada kejadian yang mengakibatkan gagal

panen.

Burkholderia glumae adalah patogen terbawa benih padi,

menginfeksi stadia persemaian dan pembungaan yang menyebabkan biji menjadi abortus (busuk gabah), kehilangan hasil mencapai 70%. Penyakit tanaman padi

yang disebabkan oleh bakteri Burkholderia glumae adalah Bakteri Busuk Gabah/Bacterial Grain Rot/BGR.

Bakteri Burkholderia glumae merupakan bakteri terbawa benih (Balai Besar POPT 2016).

Upaya penanganan yang sudah direkomendasikan oleh Balai Besar POPT sebagai berikut: 1) perlakukan benih (seleksi benih dengan larutan garam, perlakuan air

hangat, perlakuan agen pengendali hayati Paenibacillus polymyxa: 5-10 ml per liter air); 2) perlakuan di

pertanaman; 3) pola bercocok tanam interplanting; 4) sanitasi lingkungan; dan 5) manipulasi lingkungan dan pemupukan.

Selain upaya penanganan yang telah direkomendasikan, diperlukan juga pengendalian dini penyebaran Bakteri

Burkholderia glumae pada sistem sertifikasi benih yang merupakan ranah dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan khususnya Balai Besar PPMB-TPH. Pengendalian

pada sistem sertifikasi benih dapat dilakukan dengan menentukan batas maksimal jumlah Bakteri

Burkholderia glumae pada benih yang dapat menurunkan produksi. Penentuan batas maksimal tidak langsung bisa dilaksanakan, namun sebagai langkah

awal perlu dilaksakan terlebih dahulu kajian seberapa banyak bakteri Burkholderia glumae yang berada dalam

lingkup proses sertifikasi benih padi.

Kajian awal ini bertujuan untuk: a. Mengetahui tingkat infeksi Bakteri Burkholderia

glumae dalam tahapan proses sertifikasi benih padi (kajian tahun pertama)

b. Mengetahui batas maksimal tingkat infeksi Bakteri Burkholderia glumae yang dapat menurunkan

produksi (kajian tahun ke-2 dan 3)

Page 38: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Kajian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2017. Pengujian bakteri dilaksanakan

di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH, sedangkan pengambilan benih (sebelum semai dan hasil panen) di wilayah kerja UPTD BPSB-TPH Provinsi Jawa Barat.

Bahan dan alat yang diperlukan antara lain: benih padi inbrida/hibrida sebelum sebar dan hasil panen,

tanaman padi dan peralatan pengujian bakteri di laboratorium Bakteri dan elektroforesis Balai Besar PPMB-TPH. Untuk tahun pertama dilaksanakan

identifikasi keberadaan dan tingkat infeksi bakteri Burkholderia glumae dengan metode konvensional (media

selektif) dan uji PCR/Uji DNA (gambar 9). Primer yang digunakan adalah Primer B. glumae Forward (JLBgF): TGGGTAGTCTCTGTAGGGAA dan Primer B.glumae

Reverse (JLBgR): TCATCCTCTGACTGGCTCAA

Gambar 9. Pelaksanaan pengujian DNA

Burkholderia glumae adalah patogen terbawa benih dan penyakit busuk gabah yang disebabkan oleh

Burkholderia glumae dapat menurunkan produksi hingga 75% (Trung et al, 1993). Banyak negara, terutama

negara tropis dan subtropis beranggapan bahwa Burkholderia glumae menyebabkan penyakit pada

tanaman padi yang berisiko tinggi (Ham et al, 2011). Luo dkk (2007) berdasarkan analisis resiko penyakit tanaman, di China. Pada tahun 2007 Burkholderia glumae tercantum dalam daftar penyakit karantina tumbuhan. Di Indonesia juga masuk dalam Peraturan

Menteri Pertanian tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina sejak tahun 2011.

Page 39: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Beberapa contoh benih padi yang diperoleh untuk diuji Bakteri Burkholderia glumae dari data UPTD BPSBTPH

Provinsi Jawa Barat TA. 2017 (Tabel 22).

Tabel 22. Produsen dan varietas yang digunakan sebagai bahan uji

Sebelum dilaksanakan pengujian bakteri Burkholderia glumae, untuk meningkatkan kompetensi analis pelaksana pengujian, di Balai Besar PPMB-TPH pada tanggal 27-29 September 2017 dilaksanakan inhouse training deteksi pathogen terbawa benih padi, salah satu targetnya adalah Burkholderia glumae (Gambar 10).

Gambar 10. Deteksi dan diagnosa Burkholderia glumae saat inhouse

training

Hasil plating bakteri dari benih padi yang digunakan

sebagai sampel pada media S-PG agar hanya ditemukan bakteri Burkholderia glumae dalam jumlah yang sangat

sedikit (Tabel 23 dan Gambar 11).

Page 40: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

100

10-1

10-2

Tabel 23. Jumlah koloni bakteri Burkholderia glumae pada media S-PG

Gambar 11. Bakteri Burkholderia glumae pada media S-PG agar

Namun setelah dilaksanakan aplifikasi DNA dengan uji

PCR, semua sampel teridentifikasi ada Bakteri Burkholderia glumae (Gambar 12).

100 bp A B C D E F G H I J

Gambar 12. Hasil amplifikasi DNA

Keterangan : A : Inpari 31/ PT Pertani Majalengka B : Ciherang/ PT Pertani Karawang C : IPB3S/ Pertanaman Cianjur

Page 41: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

D : Ciherang/ BBPTP Garut E : Inpari 32/ PT Pertani Majalengka F : IPB 35S/ Tanam Karawang G : Ciherang/ PT Pertani Karawang setelah sertifikasi H : IPB3S/ Penanaman Karawang setelah sertifikasi I : (Sampel benih dari IPB (Inhouse Training BG) J : (Sampel benih dari IPB (Inhouse Training BG) ukuran DNA target 164 basepair

Dari pengujian yang dilakukan diketahui bahwa Bakteri Burkholderia glumae pada benih padi yang masuk dalam ranah sertifikasi benih di bawah Pengawasan UPTD

BPSB-TPH Provinsi Jawa Barat ada (Gambar 13), namun tidak muncul pada media selektif, sehingga hanya bisa

diketahui dengan uji PCR.

Gambar 13. Areal Sertifikasi benih padi di Jawa Barat yang diambil sampel untuk diuji bakteri Bakteri Burkholderia glumae

Kesimpulan yang didapat pada pengujian ini sebagai berikut: a. Tingkat infeksi bakteri Burkholderia glumae pada

sampel yang diuji, tidak teridentifikasi dengan media selektif, namun ada pada hasil penggandaan DNA

dengan Uji PCR. b. Keberadaan bakteri Burkholderia glumae ada pada

benih padi dalam proses sertifikasi benih, namun

pada saat ini jumlahnya masih sangat sedikit.

Dari kajian ini dapat direkomendasikan bahwa:

Tingkat infeksi bakteri Burkholderia glumae pada benih padi masih sangat rendah sehingga belum diperlukan kajian selanjutnya yaitu untuk mengetahui batas

maksimal tingkat infeksi bakteri Burkholderia glumae yang dapat menurunkan produksi (kajian tahun ke 2

dan 3).

Page 42: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

5. Penentuan Batas Maksimum Nematoda Parasit Aphelenchoides besseyi Pada Benih Padi Untuk

Standar Mutu Kesehatan

Potensi penyakit terbawa benih padi dapat dideteksi awal dengan pengujian kesehatan benih. Patogen-patogen

yang terbawa benih padi adalah Xanthomonas oryzae (bakteri), Pyricularia oryzae (cendawan) dan

Aphelenchoides besseyi (nematoda). Pengujian kesehatan benih bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) pada benih seperti cendawan, bakteri, virus dan nematoda (Anonim, 2011). Aphelenchoides besseyi adalah nematoda parasit

tajuk penyebab penyakit “pucuk putih atau white tip“ yang banyak ditemukan di areal pertanaman padi di

seluruh dunia. Gejala penyakit yang disebabkan infeksi A. besseyi adalah ujung daun sampai beberapa

sentimeter menjadi putih, nekrosis, daun bendera menyimpang dan terpilin, perkembangan malai terhambat (Gambar 14), dan terdapat stripe/garis coklat

pada batas bagian yang sakit dan yang sehat (Song et al., 2004). Infeksi Aphelenchoides besseyi menyebabkan

kehilangan hasil dan kualitas gabah menjadi menurun (Hoshino dan Togashi, 2000).

Gambar 14. Gejala white tip pada batang utama dan daun bendera

(Tulek and Cobanoglu, 2012)

Kehilangan hasil padi akibat nematoda A. besseyi dipengaruhi oleh varietas, musim, suhu, teknik budidaya dan faktor-faktor lain. Gergon and Mew, (1989)

dalam Jamali et al., (2012) menyebutkan populasi maksimum nematoda yang menyebabkan kecacatan per

Page 43: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

butir padi adalah 121 spesimen. Kehilangan hasil padi minimal 5% oleh 30 A. besseyi hidup/ 100 butir padi.

Pada kondisi lingkungan yang mendukung, penyebaran infeksi dapat disebabkan hanya oleh 1 bulir benih yang mengandung nematoda ini (Fukano, 1962; Gergon and

Mirsa, 1992 dalam Jamali et al., (2012).

Hasil percobaan di Balai Besar PPMB-TPH tahun 2015,

menunjukkan bahwa pada populasi awal A. besseyi ± 414 spesimen per 400 butir padi varietas Pak Tiwi tidak

menimbulkan penurunan hasil pada padi, karena hasil padi level 0 % (kontrol) tidak berbeda dengan level 7 (100% = infeksi A. besseyi dalam sampel).

Hasil Percobaan tahun 2016, di rumah kasa dalam boks pertumbuhan menunjukkan pada populasi awal A. besseyi ± 692 spesimen per 400 butir padi varietas Pak Tiwi menunjukkan gejala penyakit white-tip 39% dari 100

populasi tanaman, menurunkan hasil padi 28.1% jika seluruh populasi tanaman terinfeksi nematoda tersebut.

Gambar 15. Gejala pucuk putih pada ujung daun tanaman padi

umur 12-14 hst

Tujuan kegiatan ini adalah 1) untuk mengetahui hubungan populasi awal Aphelenchoides besseyi pada

benih terhadap hasil padi (lahan sawah), dan 2) untuk menentukan jumlah populasi maksimum A. besseyi pada benih padi dalam batas aman/tidak menurunkan hasil padi. Kegiatan dilakukan pada Februari sampai dengan Desember 2017.

Bahan yang digunakan: benih padi varietas Paktiwi, Ciherang, Inpari 30 dan Mekongga dengan populasi awal A. besseyi ± 300-900 spesimen per 1.000 butir benih

padi, media tanam padi/lahan, alat yang digunakan

Page 44: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

adalah mikroskop (stereo dan coumpound), inkubator, alat pengujian nematoda, dan alat berkebun.

Metode pengujian, terdiri dari: a. Uji Pendahuluan, untuk mendeteksi dan menyeleksi

sampel padi yang terinfeksi A. besseyi. Uji eliminasi A. besseyi dengan treatment atau perlakuan air panas pada ± 400 gr sampel padi. Diharapkan dapat sampel

yang bersih dari A. besseyi (sehat) sebagai kontrol (level 0%). Pembentukan level mencampurkan benih

treatment (sehat) dan benih non-treatment (level 100%) dengan komposisi tertentu. Misalnya level 50%

sebanyak 40 gram, maka 20 gram benih treatment + 20 gram benih non-treatment.

b. Uji Daya Tumbuh (DT), dilakukan terhadap keempat

sampel sesuai level infeksi dalam suatu blok pertumbuhan. Blok tersebut diulang 3 kali dengan

komposisi level yang diacak dalam blok tersebut (gambar 16).

Gambar 16. Tata letak blok percobaan

c. Analisa hasil dan nematoda terbawa benih, benih hasil panen tiap varietas dan tiap level dilakukan pengujian nematoda terbawa benih untuk mengidentifikasi A. besseyi dan multiplikasinya. Bagan percobaan seperti terlihat pada Gambar 17.

A

C

B

D

Page 45: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 17. Bagan Prosedur Pengujian

Untuk menganalisis data percobaan, digunakan rancangan percobaan kelompok acak lengkap dengan

1 faktor yaitu level infeksi, diulang 3 kali.

Bentuk umum model linear:

Y ij = µ + i + i Dimana; i = 1, 2, 3..., t

Y ij = Pengamatan pada perlakuan ke- i µ = Rataan umum

i = Pengaruh perlakuan ke- i

i = Pengaruh acak pada perlakuan ke- i

Metode yang digunakan untuk mengeliminasi A.

besseyi pada padi adalah perendaman air panas suhu 55°-60° 5-10 menit setelah benih direndam air dingin selama 16-20 jam. Perlakuan air panas menjadi

metode yang cukup efektif untuk mengeliminasi nematoda A. besseyi, meskipun tidak bisa

sepenuhnya. Nematoda ini diketahui memiliki resistensi yang tinggi terhadap perlakuan panas dan kimia dalam kondisi yang anhydrobiotic (Prasad and

Varaprasad, 1992).

Intepretasi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman padi

Analisa hasil dan nematoda

terbawa benih-multiflikasi

Uji Daya Tumbuh

Penentuan level

sampel terinfestasi + sehat)

Uji Pendahuluan

(Identifikasi sampel)

Sampel (+) A. Besseyi (Sampel A dan B)

Sampel non-treatment

(benih terinfestasi)

Sampel treatment

(benih sehat)

Page 46: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Sivakumar (1988) dalam Islam et al., (2015) melakukan observasi terhadap efektifitas perendaman

benih padi dalam air yang mengandung 1% potasium klorida (KCl 1%) atau 1% sodium klorida (NaCl 1%) selama 2 jam memberikan dampak disinfestasi 95-

97% terhadap A. besseyi. Hal ini kemudian diaplikasikan dalam percobaan ini untuk

mengeliminasi A. besseyi, dengan cara merendam benih dalam air dingin selama 20 jam, lalu direndam

larutan NaCl 1% selama 2 jam dan direndam air panas suhu 55°-60° selama 10 menit. Untuk mengetahui perlakuan tersebut di atas berpengaruh

atau tidak terhadap viabilitas benih, maka dilakukan uji Daya Berkecambah (DB). Hasilnya adalah perlakuan tersebut tidak mempengaruhi DB benih.

Hasil uji DB benih yang diberi perlakuan larutan NaCl 1% dan perendaman air panas terlihat seperti pada

Gambar 18 di bawah ini.

Gambar 18. Hasil uji daya berkecambah setelah perlakuan air

panas dan garam

Hasil uji nematoda terlihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Hasil pengujian nematoda terbawa benih padi

Page 47: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Selanjutnya dilakukan uji Daya Tumbuh (DT) untuk mengetahui tingkat kejadian penyakit pada tanaman.

Terlihat gejala pucuk putih pada ujung daun tanaman padi mulai pada umur 7 hst dan nampak lebih jelas setelah berumur 10-14 hst. Gambar 19 di bawah ini

adalah gejala pucuk putih yang terlihat pada ujung tanaman padi berumur 12-14 hst yang dilakukan

dalam boks perkecambahan di rumah kasa.

Gambar 19. Gejala pucuk putih pada ujung daun tanaman padi

umur 12-14 hst

Hasil pengamatan persentase tingkat kejadian penyakit di rumah kasa pada tiap level terlihat pada Tabel 25 berikut.

Tabel 25. Persentase kejadian penyakit setiap level infeksi

Page 48: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 26. Tingkat kejadian penyakit pada masing-masing level dan varietas

Di masa generatif, gejala hanya terlihat pada bagian ujung daunnya yang kuning lalu klorosis. Gejala tersebut serupa dengan gejala penyakit white-tip yang

digambarkan oleh Tulek dan Cobanoglu, 2012 (Gambar 19). Gejala awal penyakit white-tip paling

jelas pada awal pertumbuhan adalah timbulnya klorosis pada ujung atau pucuk daun yang baru muncul dari pelepah daun. Pucuk-pucuk tersebut

kemudian kering dan menggulung, sedang bagian daun yang lain tampak normal (Luc, et al, 1995).

Gejala tidak nampak pada bagian reproduksi tanaman yaitu bagian malai padi ataupun daun benderanya. Menurut Bridge et al., (1995), A. besseyi sangat aktif

menyerang pertanaman padi pada kelembaban relatif di atas 70%. Kelembaban relatif yang tinggi selama

fase reproduksi tanaman padi sangat diperlukan untuk melakukan migrasi ke dalam malai padi dan

menyebabkan timbulnya gejala penyakit. Menurut Tulek et al., (2015), nematoda parasit A. besseyi secara biologis aktif saat terjadi kondisi lapisan

lembab mengandung air yang disuplai dari jaringan tanaman atau cairan tubuh dari inangnya.

Page 49: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Data pendukung yang dapat diintrepetasikan adalah tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun 75 s.d

94 hst yang terlihat pada Tabel 27 berikut.

Tabel 27. Data hasil ukur tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun

Pada Tabel 27 diatas jumlah anakan produktif (kolom

terakhir = 94 hst) antar level pada semua varietas tidak berbeda. Sehingga jumlah A. besseyi dalam

benih pada setiap level tidak mempengaruhi komponen hasil tersebut. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh jumlah populasi awal A. besseyi dalam benih tidak cukup berpengaruh terhadap penurunan kemampuan tanaman dalam

menghasilkan komponen hasil jumlah anakan produktif, meskipun gejala penyakit pada ujung daun tanaman padi terlihat. Menurut Togashi dan Hoshino

(2001) dalam Osei et.al, (2011), apabila jumlah rata-rata A. besseyi per biji meningkat, maka ekspresi

penyakit white tip/ujung putih akan meningkat pula. Tulek et al., (2014), menyatakan kehilangan hasil yang

disebabkan oleh nematoda ujung putih pada kepadatan populasi nematoda yang berbeda saat memanen dipengaruhi oleh kondisi iklim yaitu

kelembaban, temperatur dan curah hujan, serta dipengaruhi oleh kepadatan populasi saat benih

Page 50: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

ditanam dan persentase jumlah tanaman terinfestasi yaitu persentase tanaman yang nampak terinfeksi

dengan gejala pada daun benderanya.

Hal yang dapat disimpulkan: 1) Infeksi nematoda parasit Aphelenchoides besseyi belum berdampak

pada komponen hasil padi yaitu jumlah anakan produktif yang tidak berbeda pada tiap level dan 2)

Jumlah populasi awal Aphelenchoides yang digunakan dalam percobaan ini dalam batas aman karena komponen hasil jumlah anakan produktif semua

varietas pada level 0% dan 100% tidak berbeda.

Rekomendasi: Percobaan lain dapat dilakukan pada

populasi awal yang lebih tinggi dan atau dapat dilakukan pada varietas yang berbeda.

6. Validasi Uji Tetrazolium Benih Padi

Pengujian Tetrazolium (TZ) merupakan salah satu

metode uji yang telah tercantum dalam Kepmentan Nomor 635/HK.150/C/07/2015 untuk memverifikasi benih segar pada akhir pengujian daya berkecambah

benih padi, apabila jumlah benih segar lebih dari 5%. Selain itu, pengujian TZ juga digunakan untuk

menentukan viabilitas benih secara cepat (± 2 hari).

Program Kementerian Pertanian dalam upaya khusus peningkatan produksi padi jagung dan kedelai, dan

berdasarkan Permentan Nomor 03/Permentan/OT.140/ 2015 bantuan benih untuk program UPSUS adalah

benih bersertifikat. Sementara pengujian daya berkecambah benih dalam proses sertifikasi benih padi memerlukan waktu 14 hari. Sehingga, untuk

mendukung program UPSUS tersebut, maka pengujian TZ berpotensi mempercepat/mempersingkat waktu pengujian viabilitas benih dalam proses sertifikasi.

Sebagian besar laboratorium benih BPSB telah mengenal uji TZ, tetapi belum digunakan secara rutin. Pada tahun

2015 telah dilaksanakan verifikasi untuk memperoleh reprodusibilitas uji TZ di 10 laboratorium benih Indonesia. Hasil verifikasi menunjukkan nilai korelasi

yang masih rendah serta keragaman hasil uji baik antar

Page 51: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

analis di Balai Besar PPMB-TPH maupun antar laboratorium BPSB. Meskipun nilai korelasi yang

diperoleh pada kegiatan tersebut masih rendah, namun hasil penelitian Nugraha et al (2012) menunjukkan tingkat korelasi sangat nyata (r=0.993) antara pengujian

TZ dan DB, dan tingkat korelasi ini telah memenuhi persyaratan r minimum untuk uji TZ, sehingga uji TZ ini

dapat dianggap sebagai metode yang potensial untuk menggantikan uji DB. Beberapa faktor kritikal yang perlu diketahui analis sebagai bekal penerapan uji TZ

antara lain pemahaman terhadap teori uji DB; kesesuaian antara metode uji DB, penyiapan contoh uji

TZ, evaluasi topografi pewarnaan pada benih; serta penggunaan mikroskop pada saat evaluasi hasil uji.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memvalidasi

penggunaan uji tetrazolium dalam pengujian viabilitas benih padi dalam rangka percepatan proses sertifikasi untuk mendukung program UPSUS PAJALE.

Kegiatan ini dilaksanakan dari Januari sampai dengan November 2017 di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH

dan sebelas laboratorium penguji benih BPSBTPH tingkat provinsi yaitu BPSBTPH Provinsi Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Riau, Jawa Timur,

Sumatera Selatan, Bali, Aceh, NTB, Sumatera Barat, serta DI. Yogyakarta.

Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah benih padi dengan 4 lot benih yang berbeda. Contoh kerja yang akan digunakan adalah 70 gram per sampel

untuk masing-masing lot. Selain itu akan disiapkan bahan pembuat larutan buffer, garam tetrazolium chlorida serta gambar pola pewarnaan tetrazolium.

Terdapat beberapa tahap pengujian pada kegiatan ini yaitu tahap pertama meliputi uji pendahuluan dan uji

homogenitas sampel untuk mengetahui secara pasti level mutu lot benih yang akan digunakan. Uji pendahuluan ini meliputi kadar air, kemurnian, daya berkecambah.

Uji homogenitas dilaksanakan setelah benih dikemas. Pengujian ini untuk memastikan bahwa seluruh kemasan sampel tidak signifikan heterogen. Tahap

Page 52: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

kedua adalah pembuatan pola pewarnaan uji tetrazolium pada padi, yang diperlukan sebagai pedoman

laboratorium dalam penentuan benih viabel dan non viabel. Tahap terakhr adalah pengolahan data hasil uji

antar laboratorium. Hasil pengolahan data ini akan digunakan untuk memperoleh nilai korelasi antara pengujian daya berkecambah dan pengujian TZ serta uji

regresi antara uji TZ dan uji DB.

Pada kegiatan ini benih yang diuji terdiri dari empat sampel dengan varietas yang berbeda yaitu Inpari 32,

Mekongga, Inpari 42 dan Inpari 43. Hasil uji mutu awal keempat sampel menunjukkan bahwa benih masih

memiliki viabilitas yang baik (Tabel 28).

Tabel 28. Hasil uji mutu awal sampel benih untuk pengujian tetrazolium

Tahap pengujian selanjutnya yaitu uji homogenitas

sampel yang telah dikemas sesuai dengan jumlah laboratorium yang akan menguji sampel tersebut. Hasil

uji homogenitas menunjukkan bahwa keempat lot sampel yang tersedia homogen (Tabel 29).

Tabel 29. Uji homogenitas sampel benih pengujian TZ

Pada proses pengujian TZ oleh laboratorium BPSB, juga

diberikan gambar-gambar sebagai acuan dalam proses

Page 53: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

evaluasi hasil pengujian TZ, antara lain gambar pola pewarnaan benih viable, benih non viable, serta contoh

gambar salah pemotongan dalam proses penyiapan benih (Gambar 20, Gambar 21 dan Gambar 22).

Gambar 20. Pola pewarnaan benih viable

Gambar 21. Pola pewarnaan benih non viable

Gambar 22. Hasil pewarnaan pada benih karena salah pemotongan

Data hasil pengujian terlebih dahulu dilakukan uji Grubbs untuk mengetahui data-data outlier atau data yang yang terlalu jauh dari kumpulan data yang

dihasilkan (Tabel 30). Uji grubbs dilakukan baik untuk data daya berkecambah maupun untuk data tetrazolium. Pengolahan data dilakukan untuk masing-

masil sampel uji serta gabungan dari keempat sampel uji.

Page 54: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 30. Hasil uji Grubbs sampel pengujian tetrazolium

Hasil pengolahan data untuk memperoleh nilai korelasi antara uji daya berkecambah dan uji tetrazolium menunjukkan dari empat sampel, hanya terdapat satu

sampel yaitu sampel varietas Inpari 43 memiliki nilai korelasi tertinggi yaitu 0,84, sedangkan nilai korelasi tiga

sampel lainnya dan gabungan dari 4 sampel masih rendah yaitu dibawah 0.5 (Tabel 31).

Tabel 31. Nilai korelasi antara daya berkecambah dan uji

tetrazolium pada empat sampel uji

Rendahnya nilai korelasi sebagian besar sampel uji diduga karena kesulitan dalam proses pemotongan

benih, sehingga hasil evaluasi pola pewarna sulit dilakukan. Hal tersebut berdampak pada nilai hasil uji

tetrazolium yang cukup jauh dari nilai hasil uji daya berkecambah. Sedangkan jika dilihat dari kisaran selisih antara hasil uji daya berkecambah dan uji tetrazolium,

diketahui 60% data uji memiliki selisih kurang dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa uji tetrazolium ini masih berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif

pengujian viabilitas benih untuk mempercepat waktu sertifikasi benih.

Page 55: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan ini adalah nilai korelasi pada varietas Inpari 43 yaitu sebesar 0.83,

serta 60% data hasil uji memiliki kisaran selisih antara pengujian daya berkecambah dan uji tetrazolium kurang dari 5% menunjukkan bahwa pengujian tetrazolium

pada benih padi berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif metode untuk percepatan pengujian mutu

benih padi.

Adapun rekomendasi dari kegiatan ini adalah dalam rangka percepatan pengujian mutu benih untuk proses

sertifikasi, pengujian mutu benih padi dengan metode uji tetrazolium masih diperlukan peningkatan kemampuan analis dalam prosedur penyiapan benih, khususnya

dalam teknik pembelahan benih, serta kemampuan dalam evaluasi hasil pola pewarnaan uji tetrazolium

yang dapat dilakukan melalui pelatihan analis benih.

7. Validasi Metode Kemurnian Genetik

Kebenaran varietas atau kemurnian secara genetik menjadi aspek mutu benih dalam penggunaan varietas

benih yang tepat. Pengujian kemurnian hibrida tercakup pula dalam salah satu parameter verifikasi varietas berdasarkan ISTA rules (2014) melalui biomolekuler

(protein, DNA). Pada Permentan Nomor 48/Permentan/ SR.120/8/2012 pasal 41 mensyaratkan adanya uji

hibriditas untuk benih hasil persilangan. Pengertian uji hibriditas tersebut adalah pengujian lapangan dan/atau laboratorium untuk mengetahui kebenaran suatu

varietas hibrida secara genetik sesuai dengan varietas asli (otentik). Bila peraturan tersebut dikembangkan

sebagai metode pengujian di laboratorium untuk komoditas tanaman pangan diharapkan dapat mempersingkat proses penyediaan benih bermutu bagi

petani dalam upaya pencapaian swasembada pangan. Oleh karena itu, salah satu validasi metode yang diajukan pada TA. 2017 adalah validasi pengujian

kemurnian genetik secara biomolekuler (DNA) benih padi hibrida menggunakan penanda mikrosatelit sebagai

kontribusi aspek teknis bagi instansi pengawasan dan sertifikasi benih tanaman di daerah dengan melibatkan

Page 56: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

laboratorium di daerah sebagai laboratorium peserta. Tujuan dari validasi metode ini adalah untuk

memperoleh prosedur pengujian kemurnian genetik secara biomolekuler (DNA) padi hibrida menggunakan penanda mikrosatelit (SSR) yang valid.

Hasil yang didapat dari lima primer yang digunakan rata-rata menunjukkan primer tersebut dapat digunakan

untuk melacak hibrida tersebut dengan tetuanya, namun belum dapat digunakan sebagai penciri spesifik varietas hibrida tertentu. Hasil validasi pada

laboratorium peserta dapat dilihat pada seperti pada Gambar 23 dan Gambar 24.

Gambar 23. PCR hasil validasi pada tiga laboratorium peserta

dengan primer RM 206

Hasil PCR pada tiga laboratorium peserta dengan primer

RM 276 pada Hipa 5 Ceva murni, Hipa 5 Ceva campuran dengan kedua tetuanya menunjukkan bahwa varietas tersebut memiliki alel-alel yang merupakan gabungan

dari tetua jantan dan betina nya, begitu pula pada hibrida Hipa 19 murni dan Hipa 19 campuran dengan kedua tetuanya (Gambar V. I. 23). Primer RM 276 juga

dapat digunakan untuk memverifikasi varietas hibrida padi Hipa 5 Ceva dan Hipa 19 dengan masing-masing

tetuanya.

M A B C D E F G H I J

RM 206

Lab 1 (i)

Lab 2 (ii)

100bp A B C D E F G H I J

Lab 3 (iii)

Page 57: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 24. PCR hasil validasi pada tiga laboratorium peserta

dengan primer RM 276

Pada amplifikasi PCR menggunakan primer RM 263 dan RM 335 (Gambar 24), hasil dari ketiga laboratorium peserta juga menunjukkan bahwa primer-primer

tersebut dapat digunakan untuk memverifikasi antara varietas hibrida Hipa 5 Ceva dan Hibrida 19 dengan kedua tetuanya. Alel-alel yang muncul pada kedua

varietas tersebut terlihat merupakan gabungan dari alel-alel kedua tetuanya.

Sementara hasil amplifikasi dengan primer RM 346 (Gambar 25), pada ketiga laboratorium peserta menunjukkan pita alel alel yang sama pada semua

sampel yang digunakan, sehingga primer ini tidak dapat digunakan untuk menverifikasi varietas hibrida Hipa 5

Ceva dan Hipa 19 dengan tetua tetuanya.

Lab 2 L A B C D E F G H I J

M A B C D E F G H I J

RM 276

Lab 1

Lab 3 100bp A B C D E F G H I J

Page 58: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 25. PCR hasil validasi pada tiga laboratorium peserta

dengan primer RM 346

Hal yang bisa disimpulkan: 1) Hasil validasi metode pada ketiga laboratorium peserta menunjukkan, 2) Primer RM 206, RM 276, RM 263dan RM 335 dapat digunakan

untuk memverifikasi varietas hibrida Hipa 5 Ceva dan Hipa 19 dengan kedua tetuanya, dan 3) Primer RM 346

tidak dapat digunakan untuk memverifikasi varietas Hibrida Hipa 5 ceva dan Hipa 19 dengan kedua tetuanya karena hasil ampifikasi hibrida tersebut dan kedua

tetuanya menunjukkan pita pita yang tidak berbeda.

Rekomendasi: 1) Perlu dilakukan validasi dengan menggunakan padi hibrida varietas yang lain dengan

kedua tetuanya, 2) Penggunaan gel akrilamid disarankan diaplikasikan untuk elektroforesis hasil PCR dengan

marka mikrosatelit SSR.

8. Validasi Metode Deteksi dan Identifikasi Pyricularya oryzae

Pengujian kesehatan benih di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH mengacu pada metode ISTA Rules yang

diterbitkan dalam Annexe Chapter 7 (Seed Health Testing). Metode ISTA No.7-011 merupakan metode

untuk deteksi cendawan Pyricularia oryzae pada benih

Page 59: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

padi dengan metode blotter test. Prinsip Metode ISTA ini adalah benih ditabur di atas kertas saring (filter) yang

dilembabkan kemudian diinkubasi pada suhu 22±2°C di bawah penyinaran lampu Near Ultra Violet (NUV) 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian selama 7

hari.

Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH pada Tahun 2016

telah melaksanakan kegiatan Verifikasi terhadap Metode ISTA No. 7-011. Verifikasi metode ISTA dilakukan dengan membandingkan kombinasi perlakuan metode

uji yang meliputi: jarak penyinaran lampu NUV (25 cm/40 cm), waktu penyinaran lampu NUV (dimulai hari

ke-1/ke-2/ke-3 hingga hari ke-7), penggunaan 2 jenis cawan petri (kaca/plastik), serta penggunaan suhu inkubasi (suhu ruang 28-30°C/suhu terkendali 22±2°C,

dengan/tanpa perlakuan suhu dingin -20°C). Berdasarkan hasil verifikasi diperoleh kesimpulan bahwa seluruh metode tidak berpengaruh nyata terhadap hasil

uji pada α 9,99%. Bila mempertimbangkan tingkat kemudahan bagi analis dalam proses identifikasi

cendawan, maka dari seluruh metode terdapat satu metode yang dinilai paling efektif yaitu modifikasi Metode ISTA No. 7-011 dengan menambahkan perlakuan

inkubasi suhu -20oC (deep freeze) pada hari ke-2 masa inkubasi. Namun, permasalahan yang muncul bila

metode ini harus diterapkan yaitu kurang aplikatif di Laboratorium Pengujian Benih di daerah (BPSB) karena sebagian besar laboratorium di daerah tidak memiliki

alat pendingin suhu -20oC dan lampu NUV. Selain itu penggunaan kertas saring dalam pengujian sehari-hari

dianggap tidak ekonomis karena harganya relatif mahal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pada tahun 2017 dilakukan pengkajian/pengembangan

metode ISTA No. 7-011 yang bertujuan untuk mendapatkan metode yang lebih aplikatif dan efektif serta dapat diterapkan di seluruh Laboratorium

Pengujian Benih (BPSB). Kegiatan pengembangan metode pada awalnya akan dilakukan sampai tahap

validasi dan verifikasi kemampuan analis di beberapa Laboratorium BPSB, namun karena kesulitan mendapatkan benih di lapang dengan tingkat infeksi

Page 60: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

tinggi menyebabkan keterbatasan waktu dan jumlah benih yang tersedia tidak mencukupi untuk pelaksanaan

validasi.

Kegiatan pengembangan metode dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan benih terinfeksi P. oryzae

Pengembangan metode diawali dengan penyiapan

contoh benih padi positif terinfeksi cendawan P. oryzae yang diambil dari beberapa lokasi lahan dalam

waktu yang berbeda tergantung dari masa panen. Hasil uji laboratorium terhadap benih-benih yang diperoleh dari tiga kali proses pengambilan di lapang

mempunyai tingkat infeksi cendawan P. oryzae yang sangat rendah, sehingga benih tersebut tidak dapat

digunakan untuk kegiatan pengembangan metode. Sebagai bahan uji digunakan benih yang positif terinfeksi cendawan P. oryzae yaitu benih padi varietas

Lokal Jepang dengan tingkat infeksi yang relatif tinggi yaitu >70% (belum bersertifikat). Penggunaan benih

dengan infeksi tinggi dimaksudkan untuk menghindari hasil uji dengan persentase 0% (negatif), sehingga dapat dilihat variasi keragaman datanya

pada setiap metode yang digunakan.

b. Homogenisasi dan pengemasan benih

Homogenisasi benih dilakukan di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH secara manual dengan cara diaduk-aduk hingga tercampur rata. Homogenisasi juga

dilakukan secara mekanis menggunakan alat conical devider untuk memastikan keseragaman contoh

benih. Peralatan yang telah digunakan untuk homogenisasi selanjutnya disemprot dengan alkohol 70%, kemudian dibersihkan dengan kertas tissue

untuk mencegah kontaminasi silang pada benih yang lain.

c. Uji pendahuluan

Uji pendahuluan dilakukan untuk memastikan bahwa benih yang digunakan pada pengembangan metode ini

merupakan benih yang positif terinfeksi cendawan

Page 61: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

target. Metode yang digunakan pada uji pendahuluan adalah Metode ISTA No. 7-011 yang ditambahkan

perlakuan inkubasi pada alat pendingin bersuhu -20ºC (deep freeze) seperti medicool pada hari ke-2.

Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui potensi metode baru yang dapat digunakan dalam deteksi cendawan target, misalnya perlakuan suhu

dingin menggunakan alat yang banyak ketersediaannya di laboratorium seperti freezer. Selain

itu, observasi juga dilakukan pada sumber cahaya seperti lampu TL, dan media tumbuh seperti kertas koran CD yang biasa digunakan pada pengujian daya

berkecambah. Dari hasil uji pendahuluan diketahui bahwa metode blotter test dengan kombinasi

perlakuan suhu dingin menggunakan freezer (kisaran -18ºC s.d -1ºC) selama 24 jam, baik menggunakan kertas saring/koran CD sebagai media, serta

penyinaran lampu NUV/lampu TL/cahaya alami dapat digunakan untuk mendeteksi cendawan P. oryzae.

d. Pengembangan Metode ISTA 7-011

Pengembangan metode dilakukan melalui pengujian seperti pada uji pendahuluan, namun dengan

memperbanyak jumlah ulangan dan jumlah kombinasi perlakuan metode yang digunakan.

Modifikasi metode terdiri dari 11 kombinasi perlakuan yaitu penggunaan media kertas saring dibandingkan kertas CD dengan penyinaran di bawah lampu NUV

dibandingkan lampu TL/cahaya alami, serta penggunaan perlakuan suhu dingin -20°C (deep freeze) dibandingkan perlakuan suhu pada kisaran -18°C s.d -1°C (freeze). Pengujian dilakukan oleh 4

orang analis, dimana setiap analis menguji 400 butir benih dengan 11 perlakuan metode. Pada gambar 26 dan 27 dapat dilihat proses pengujian dan kondisi

beberapa perlakuan metode yang digunakan.

Page 62: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 26. Proses plating benih (a); Perlakuan penggunaan media

kertas filter dan kertas Koran CD (b)

Gambar 27. Perlakuan inkubasi benih dengan penyinaran: a.

Lampu NUV; b. Lampu TL; c. Cahaya alami suhu 28-30°C; d.

Cahaya alami suhu 20±2°C (dekat dari jendela); dan e. Cahaya alami

suhu 20±2°C (jauh dari jendela)

Pada Gambar 28 dapat dilihat dokumentasi proses

pengamatan menggunakan mikroskop dan hasil identifikasi cendawan secara morfologi oleh analis.

Gambar 28. Pengamatan secara mikroskopis: Deteksi P. oryzae

menggunakan mikroskop stereo (a); Morfologi cendawan P. oryzae

dibawah mikroskop stereo (b); Identifikasi cendawan P. oryzae di

bawah mikroskop compound (c); Morfologi cendawan P. oryzae

dibawah mikroskop compound (d)

b a

d c b a

Konidia

Konidiofor

Page 63: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Hasil deteksi cendawan P. oryzae ditunjukan dengan ciri morfologi berupa konidiofor lurus atau berlekuk,

membentuk siku pada ujung, berwarna coklat muda, panjangnya dapat mencapai 200 µm, lebar 3-5 µm. Konidia mengelompok, berbentuk bulat telur dengan

ujung runcing, obpyriform, obclavate, warnanya hialin sampai coklat muda, pada umumnya terdiri dari 2 septa,

ukuran konidia 17-30 x 7-10 µm. (Ik-Hwa Hyun, dkk. 2004).

Pada pelaksanaan pengembangan metode, pengujian

oleh masing-masing analis dilakukan secara bertahap pada tiap perlakuan. Pengujian tidak dapat dilakukan

secara serempak mengingat kapasitas ruangan inkubator yang terbatas, selain itu juga karena faktor kesibukan analis yang berbeda-beda. Dengan demikian,

apabila terdapat perbedaan yang nyata antar hasil uji pada tiap perlakuan, bukan disebabkan contoh benih yang tidak homogen karena benih telah dihomogenkan

terlebih dulu. Berikut adalah data rinci hasil identifikasi cendawan oleh 4 orang analis yang tersaji pada Tabel 32.

Tabel 32. Hasil Identifikasi Cendawan P. oryzae secara Morfologi pada Berbagai Perlakuan Metode

Keterangan: Tanda * : Metode dengan perlakuan sterilisasi permukaan benih menggunakan NaOCl 1%

Page 64: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Sesuai Tabel 32 dapat dilihat data 11 kombinasi perlakuan yang terdiri dari perlakuan suhu dingin,

penggunaan jenis kertas media, dan sumber cahaya untuk penyinaran. Metode M0 merupakan metode acuan dengan cawan petri diletakkan di bawah penyinaran

lampu NUV dan perlakuan suhu deep freeze. Begitu pula metode M1, namun M1 menggunakan perlakuan suhu

freeze seperti pada 9 metode yang lain. Metode M3 dan M4 merupakan 2 metode yang menggunakan penyinaran lampu TL. Pada percobaan ini, hasil pengukuran

intensitas cahaya lampu TL yang digunakan berkisar 1544 Lux. M5 dan M6 merupakan metode dengan

perlakuan cahaya alami (dekat dengan jendela) pada suhu ruang 20-24⁰C dengan intensitas cahaya berkisar

488 Lux. Metode M7 adalah perlakuan cahaya alami pada suhu ruang 28-30⁰C dengan intensitas cahaya

berkisar 1055 Lux. Sementara itu M9 dan M10

merupakan metode dengan perlakuan cahaya alami (jauh dari jendela) yaitu pada suhu ruang 20-24⁰C

dengan intensitas cahaya berkisar 22 Lux. M8

merupakan metode dengan perlakuan penyinaran lampu NUV yang disertai sterilisasi permukaan benih yaitu dengan cara merendam benih menggunakan larutan

NaOCl 1% selama 1 menit dan dibilas dengan menggunakan air steril sebanyak 3x. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui apakah perlakuan sterilisasi permukaan efektif dalam menekan pertumbuhan cendawan saprofit sehingga berpengaruh terhadap

keberadaan cendawan target.

Data pada Tabel 32 menunjukkan bahwa perlakuan

metode baru seperti penggunaan media kertas koran CD dapat untuk mendeteksi cendawan P. oryzae. Namun berdasarkan pengalaman analis, analis sedikit

mengalami kesulitan dalam proses pengamatan cendawan secara mikroskopis karena kertas koran CD

yang cenderung berwarna gelap sehingga dapat mempengaruhi ketelitian dan hasil akhir pengamatan. Hasil uji oleh 4 orang analis terlihat beragam. Faktor

yang diduga sangat berpengaruh pada keragaman hasil uji ini adalah perlakuan metode uji yang digunakan.

Page 65: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Pada sebagian besar hasil uji, penggunaan media kertas saring menghasilkan persentase infeksi cendawan yang

lebih tinggi daripada penggunaan kertas koran CD. Sementara itu, perlakuan penggunaan cahaya alami dengan intensitas cahaya ±488 Lux juga dapat

mendeteksi cendawan P. oryzae dengan tingkat infeksi tinggi yang mendekati hasil uji metode acuan. Untuk

mengetahui pengaruh perlakuan metode terhadap hasil uji apakah berbeda nyata atau tidak, maka dilakukan pengolahan data secara statistik menggunakan analisis

ragam Uji Anova dan diuji lanjut menggunakan Uji Dunnett pada taraf 5% untuk mengetahui perlakuan

yang berbeda nyata dengan metode acuan.

Gambar 29. Hasil uji Dunnet

Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa 11 perlakuan metode uji yang digunakan untuk deteksi P. oryzae berpengaruh nyata terhadap hasil uji pada α 0,01%. Hasil uji lanjut dengan menggunakan Uji

Dunnett diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perlakuan metode acuan (M0) dengan metode M2, M3, M4, M6, M7, M8, M9, dan M10 (gambar

29). Namun tidak ada beda nyata antara metode acuan (M0) dengan metode M1 dan M5. Metode M1 adalah

perlakuan seperti pada metode acuan yaitu metode blotter test dengan penyinaran lampu NUV, namun dengan perlakuan suhu dingin freeze. Sedangkan

metode M5 adalah perlakuan menggunakan media kertas saring dengan perlakuan inkubasi suhu 20-24°C

dan penyinaran cahaya alami dengan intesitas cahaya ± 488 Lux. Sehingga dapat ditetapkan metode yang dianggap paling aplikatif adalah M5, karena tidak

Page 66: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

memerlukan penggunaan lampu NUV. Dengan demikian hasil pengembangan metode ini sesuai dengan yang

diharapkan yaitu diperoleh metode baru yang aplikatif dan efektif, mengingat ketersediaan lampu NUV yang sulit didapatkan di pasaran bagi laboratorium BPSB di

daerah.

Kesimpulan yang dihasilkan dari pengembangan metode

ini adalah diperoleh metode yang aplikatif dan efektif untuk deteksi cendawan Pyricularia oryzae pada benih padi yaitu metode blotter test menggunakan media kertas

saring dengan perlakuan suhu inkubasi 22±2°C dengan penyinaran cahaya alami pada intesitas ± 488 Lux dan

ditambahkan perlakuan freeze pada hari ke-2 masa inkubasi selama 7 hari. Sedangkan rekomendasinya diperlukan kegiatan validasi dan verifikasi metode

deteksi cendawan Pyricularia oryzae pada benih padi ke laboratorium BPSB di daerah pada TA. 2018 untuk

mengetahui tingkat uji reprodusibilitas dari metode baru.

9. Validasi Trier Dalam Pengambilan Contoh Benih

Jagung

Pengambilan contoh benih adalah tahapan dasar dan

penting dalam suatu rangkaian pemeriksaan mutu benih. Tujuan dari pengambilan contoh adalah untuk mendapatkan contoh yang mewakili dalam jumlah yang

sesuai untuk pengujian di laboratorium, dan mempunyai susunan atau komponen yang sama dengan kelompok

benihnya, dengan kata lain mutu contoh benih yang diambil harus sama dengan mutu benih di lot. Karena pentingnya proses pengambilan contoh, maka

pengambilan contoh harus dilakukan oleh petugas yang kompeten, menggunakan metode dan alat yang tepat. Salah satu alat yang penting dan digunakan dalam

pengambilan contoh benih adalah trier. Trier yang biasa digunakan untuk pengambilan contoh benih jagung

adalah Nobbe trier.

Tujuan dari pengembangan metode ini adalah untuk

memvalidasi trier yang biasa dipakai oleh BPSB atau perusahaan benih, trier hasil modifikasi Balai Besar

Page 67: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Mekanisasi Pertanian dan trier yang sesuai persyaratan ISTA yang ada di Balai Besar PPMB-TPH.

Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Nobbe Trier yaitu trier yang digunakan oleh BPSB, perusahaan

benih, trier hasil modifikasi Balai Besar Mekanisasi Pertanian dan trier yang sesuai persyaratan ISTA yang

ada di Balai Besar PPMB-TPH (Gambar 30). Sedangkan data ukuran trier yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 33.

Gambar 29. Trier yang digunakan dalam kegiatan validasi (A) Stick trier Balai Besar PPMB-TPH sesuai ISTA, (B) Nobbe trier Balai Besar

PPMB-TPH sesuai ISTA, (C) Nobbe trier hasil modifikasi Balai Besar

Mekanisasi Pertanian, (D) Nobbe trier dari BPSB Provinsi Jawa Tengah dan (E) Nobbe trier dari PT. Bisi International Tbk

Tabel 33. Data ukuran trier

Validasi ini dilakukan dengan cara mengambil contoh

benih dari 3 kelompok/lot benih dengan menggunakan berbagai jenis trier. Setiap trier akan di uji atau

digunakan oleh 2 orang Petugas Pengambil Contoh (PPC) teregister dari Balai Besar PPMB-TPH. Setiap pengambilan contoh di ulang 3 kali. Sehingga terdapat

A

B

C

D

E

Page 68: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

90 pengambilan contoh (5 trier x 2 PPC x 3 lot benih x 3 ulangan) dan 90 contoh kirim yang akan di uji.

Pada pelaksanaan di gudang, ternyata trier C tidak aplikatif karena akan merusak kemasan benih, sehingga

trier C tidak dilakukan pengambilan contohnya. Sehingga terdapat 72 pengambilan contoh (4 trier x 2

PPC x 3 lot benih x 3 ulangan) dan 72 contoh kirim yang akan di uji. Contoh kirim tersebut akan diuji kemurnian (benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih),

kadar air, daya berkecambah dan berat 1.000 butir.

Analisa data dilakukan berdasarkan Miles (1963) berupa Trueness dan repeability. Trueness menggambarkan

bahwa rata-rata kualitas masing-masing trier tidak berbeda nyata. Repeatability menggambarkan variasi

dari hasil uji ketika pengambilan contoh dan pengujian dilakukan pada kondisi yang sama.

Tabel 34. Rata-rata dari 3 ulangan per 4 jenis trier dan 3 lot benih jagung

Page 69: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 35. Standar deviasi dari 3 ulangan per 4 jenis trier dan 3 lot benih jagung

Benih yang digunakan merupakan benih komersial dan masih memiliki mutu yang tinggi. Tabel 34

menunjukkan rata-rata dari 3 ulangan per lot benih jagung dan trier. Tabel 35 menunjukkan Standar Deviasi

dari 3 ulangan per lot benih jagung dan trier.

Tabel 36 menunjukkan repeatability pengambilan contoh

benih dengan menggunakan Nobbe trier Balai Besar PPMB-TPH sesuai ISTA (Trier B). Pada pengujian

kemurnian benih, daya berkecambah dan kadar air variasi antara 3 ulangan pengujian dan 2 orang PPC per lot benih tidak ada yang lebih tinggi bila dibandingkan

dengan variasi pengambilan contoh yang dihitung berdasarkan Miles (1963). Hasil ini menunjukkan bahwa Nobbe trier Balai Besar PPMB-TPH sesuai ISTA (Trier B)

memang valid digunakan untuk pengambilan contoh benih jagung.

Page 70: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 36. Repeatability pengambilan contoh benih dengan menggunakan nobbe trier Balai Besar

PPMB-TPH sesuai ISTA (Trier B)

Repeability dan trueness Stick trier Balai Besar PPMB-

TPH sesuai ISTA (Trier A), Nobbe trier dari BPSB Provinsi Jawa Tengah (Trier D) dan Nobbe trier dari PT. Bisi International Tbk (Trier E) kemudian dihitung dan

hasilnya dapat dilihat pada Tabel 37 sampai 42.

Tabel 37. Repeatability pengambilan contoh benih

dengan menggunakan stick trier Balai Besar PPMB-TPH Sesuai ISTA (Trier A)

Page 71: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 38. Repeatability Pengambilan Contoh Benih dengan Menggunakan Nobbe trier dari BPSB

provinsi Jawa Tengah (Trier D)

Tabel 39. Repeatability pengambilan contoh benih

dengan menggunakan nobbe trier dari PT. Bisi International Tbk (Trier E)

Tabel 40. Trueness pengambilan contoh benih dengan

menggunakan stick trier Balai Besar PPMB-TPH sesuai ISTA (Trier A)

Page 72: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 41. Trueness pengambilan contoh benih dengan menggunakan nobbe trier dari BPSB Provinsi

Jawa Tengah (Trier D)

Tabel 42. Trueness pengambilan contoh benih dengan

menggunakan nobbe trier dari PT. Bisi International Tbk (Trier E)

Secara umum, Trier A, D dan E tidak menimbulkan masalah yang berarti selama digunakan dalam

pengambilan contoh benih jagung oleh 2 orang PPC. Sedangkan Berdasarkan hasil perhitungan, Trier A (Stick trier Balai Besar PPMB-TPH sesuai ISTA) dan E (Nobbe trier dari PT. Bisi International Tbk.) dapat digunakan

karena hampir pada semua pengujian, standar deviasinya lebih rendah dari standar deviasi yang dapat diterima. Tetapi untuk trier A, penggunaannya

membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengumpulkan contoh komposit dibandingkan trier lainnya. Trier D (Nobbe trier dari BPSB Provinsi Jawa Tengah) merupakan trier yang paling mudah digunakan

dan membutuhkan waktu yang paling singkat dalam pelaksanaan pengambilan contoh benih jagung tetapi

Page 73: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

hasil perhitungan truenessnya lebih tinggi dari standar yang dapat diterima pada pengujian daya berkecambah.

Dari kegiatan pengembangan metode ini diperoleh rekomendasi bahwa Trier A dan E dapat digunakan

dalam pengambilan contoh benih jagung. Kegiatan validasi ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan trier dari BPSB dan produsen benih lainnya.

10. Validasi Alat Pemotong Kacang Tanah

Kacang tanah merupakan salah satu tanaman pangan di Indonesia. Berbeda dengan benih true seed lainnya,

benih kacang tanah diperdagangkan dalam bentuk polong, kelebihan dari kondisi ini adalah benih didalam polong terlindung dari kerusakan-kerusakan seperti

kerusakan mekanis akibat benturan, serta terlindung dari kondisi lingkungan yang kurang optimum bagi benih. Namun demikian, kandungan air dalam benih

tetap merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Pengujian penetapan kadar air perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah tingkat kadar air suatu lot benih sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.

Kadar air merupakan salah satu parameter yang

menentukan mutu benih yang dicantumkan dalam label benih. Pengujian penetapan kadar air benih kacang

tanah berdasarkan ISTA Rules dilakukan dengan menggunakan metode oven suhu rendah tetap 101-105oC selama 17 jam dengan cara pemotongan

dikarenakan kacang tanah memiliki kadar minyak tinggi sehinggga dipotong ≤ 7 mm dan waktu pemotongan ≤ 4

menit (ISTA, 2016). Kondisi di laboratorium pemotongan benih kacang tanah secara manual membutuhkan waktu yang lama dan hasil pemotongan yang tidak

seragam.

Pada tahun anggaran 2013 Balai Besar PPMB-TPH telah melaksanakan validasi kadar air benih kacang tanah

dengan mengacu ISTA Handbook on Moisture Determination diperoleh hasil validasi penetapan kadar

air benih kacang tanah dapat dilakukan melalui metode oven suhu tinggi selama satu jam, tetapi hanya valid

Page 74: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

untuk benih-benih kacang tanah yang berukuran kecil/sedang (berat 100 butir berkisar 35-40gram),

sedangkan untuk benih kacang tanah berukuran besar seperti varietas Jerapah (40-45 gram) tidak valid.

Pada tahun anggaran 2014 kegiatan validasi dilanjutkan

untuk benih berukuran besar dan diperoleh hasil metode oven suhu tinggi memberikan hasil yang setara

dengan metode oven suhu rendah (metode acuan) pada penetapan kadar air benih kacang tanah didukung dengan ukuran potongan kacang tanah yang lebih

seragam. Ketidakvalidan yang terjadi karena semakin besar ukuran benih, semakin besar pula variasi ukuran hasil pemotongan sebelum pengeringan dan semakin

besar pula peluang contoh kerja terpapar udara, sehingga hal ini berpengaruh terhadap hasil kadar air

yang bervariasi.

Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan alat pemotong benih kacang tanah untuk memudahkan

analis dalam pengujian dan hasil pemotongan lebih seragam sehingga hasil penetapan kadar air lebih akurat. Oleh karena itu maka pada tahun 2017

dilaksanakan validasi cara pemotongan benih kacang tanah (Arachis hypogaea) untuk keseragaman

pemotongan dalam penetapan kadar air. Tujuan kegiatan validasi ini adalah untuk menghasilkan ukuran

potongan benih kacang tanah yang seragam dan memperoleh hasil penetapan kadar air yang valid.

Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai

dengan Desember 2017 di Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) dan Laboratorium

BPSB Daerah. Untuk design dan pembuatan alat pemotong kacang tanah bekerja sama dengan Balai

Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong. Alat pemotong benih kacang tanah yang digunakan merupakan hasil penyempurnaan alat yang digunakan

pada kegiatan validasi pada tahun 2014. Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah benih kacang tanah sebanyak tiga varietas, yaitu Takar 1, mewakili

varietas dengan ukuran benih besar (berat 100 biji ±

Page 75: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

65.5 g), Talam 2, mewakili varietas dengan ukuran benih sedang (berat 100 biji ± 43.4 g) dan Bima, mewakili

varietas dengan ukuran benih kecil (berat 100 biji 30-40 g).

Validasi alat pemotong kacang tanah dilaksanakan

dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut:

a. Penyempurnaan design terhadap alat potong kacang

tanah yang telah divalidasi pada TA 2014/Prototipe 2014 (Gambar 31). Pada Prototipe 2014 tidak terdapat penampung benih sehingga setelah melalui

proses pemotongan, benih menempel pada pisau dan bagian bawah alat sehingga harus diambil satu persatu menggunakan pinset untuk dipindahkan ke

dalam wadah, sehingga akan memakan waktu. Dalam satu kali pengujian penetapan kadar air

dibutuhkan ± 25 butir benih sehingga pemotongan dilakukan 4-5 kali karena satu kali pemotongan hanya untuk 5 butir benih. Gambar teknis design

alat pemotong kacang tanah (APKT) 2017 dapat dilihat pada Gambar 31.

b.

Gambar 31. Hasil pemotongan dengan menggunakan prototipe 2014

Penyempurnaan alat dilakukan pada bagian-bagian sebagai berikut: 1) Bagian pisau terbuat dari bahan stainless

sehingga tidak mudah berkarat dan tajam agar proses pemotongan lebih cepat dan ukuran kacang

tanah lebih seragam serta mudah diganti jika pisau mulai tumpul.

Page 76: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

2) Dibagian bawah alat dibuat wadah penampung benih. Benih yang sudah dipotong langsung

masuk wadah penampung sehingga tidak terpapar udara.

3) Bahan alat diganti dengan bahan yang lebih ringan

dan mudah dibersihkan.

Gambar 32. Gambar teknis alat pemotong kacang tanah

c. Pembuatan alat pemotong kacang tanah (APKT 2017)

Pembuatan alat kacang tanah dibuat berdasarkan

design dan spesifikasi alat yang sesuai dengan persyaratan penetapan kadar air benih, yaitu hasil pemotongan menjadi bagian-bagian kecil dengan

ketebalan < 7 mm sebagai pengganti penghancuran. Alat pemotong dirancang sedemikian rupa sehingga

diharapkan pemotongan dapat dilakukan lebih cepat dan hasilnya lebih seragam.

Gambar 33. Alat pemotong untuk validasi pengujian penetapan

kadar air benih kacang tanah

Page 77: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

d. Persiapan bahan uji

Persiapan bahan uji dilakukan dengan

menghomogenkan benih dengan cara mencampur dan mengaduk keseluruhan contoh benih untuk masing-masing varietas, kemudian dilakukan penimbangan

benih dan kemudian pengemasan contoh benih dengan kemasan aluminium foil dan diberi kode

untuk pengujian penetapan kadar air pada tahap selanjutnya.

e. Uji Heterogenitas

Contoh benih pada ketiga varietas diuji keheterogenitasannya dengan menggunakan metode acuan, dan hasil pengujian dianalisa berdasarkan

toleransi 0,3 antara selisih pengujian tertinggi dan terendah (ISTA Handbook on Moisture Determination, 2007). Hal ini untuk menjamin bahwa contoh benih yang digunakan sebagai bahan validasi adalah homogen untuk setiap tingkat kadar airnya, dengan demikian

apabila terjadi ketidakvalidan hasil maka sumbernya bukan karena contoh benih heterogen.

Prosedur uji heterogenitas, sebagai berikut: 1) Mengambil sepuluh kemasan benih; 2) Menetapkan kadar air dengan metode acuan (metode

oven suhu rendah 101-1050C selama 17± 1 jam) @ 2 ulangan;

3) Cara pemotongan benih menggunakan prototipe 2014; 4) Benih dinyatakan homogen apabila selisih pengujian

tertinggi dan terendah tidak lebih dari 0,3%.

f. Verifikasi cara pemotongan benih kacang tanah

Verifikasi cara pemotongan benih kacang tanah dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian antar

pengujian dan dua metode terhadap sarana/ prasarana di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH.

Verifikasi cara pemotongan benih kacang tanah dilakukan pengujian penetapan kadar air terhadap ketiga varietas benih menggunakan beberapa metode,

yaitu:

Page 78: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

1) metode acuan (metode oven suhu rendah 101-1050C selama 17± 1 jam) dengan menggunakan

prototipe 2014 2) metode suhu tinggi 130-1330C selama 1 jam

dengan menggunakan prototipe 2014

3) metode suhu tinggi 130-1330C selama 1 jam dengan menggunakan APKT 2017.

Prosedur dan evaluasi hasil uji untuk suhu tinggi:

Uji singkat pada suhu 1300C dianggap diterima jika hasil pada suhu ini tidak berbeda signifikan dari hasil

uji yang dipersyaratkan pada 1030C selama 17 jam yang dianggap sebagai metode acuan/referensi. Nilai toleransi digunakan untuk mengidentifikasi

penyimpangan setiap sampel pada suhu 130ºC dari 103ºC selama 17 jam, dan persentase maksimum dari

hasil menyimpang digunakan sebagai aturan keputusan (Nijenstein, et.al. 2007). Nilai toleransi yang digunakan berdasarkan ISTA sebesar 0,3%.

g. Uji Reprodusibilitas

Uji reprodusibilitas, adalah untuk melihat tingkat kesamaan antara pengulangan pengukuran yang

dikerjakan pada kondisi berbeda dalam hal laboratorium, analis, peralatan dan waktu. Setelah

dinyatakan homogen, contoh benih kacang tanah kemudian diberi kode, dikemas dan dikirimkan ke tujuh laboratorium BPSB-TPH untuk dilakukan

penetapan kadar airnya. Benih yang dikirim sebanyak 6 kemasan. Kemasan A1, B1 dan C1 dilakukan

pengujian dengan menggunakan pengeringan metode oven suhu rendah 101-1050C selama 17 ± 1 jam dan kemasan A2, B2 dan C2 dilakukan pengujian dengan

metode oven suhu tinggi 130-133oC selama satu jam dengan pemotongan. Pemotongan benih dilakukan dengan menggunakan alat pemotong kacang tanah

(APKT 2017).

Pengumpulan data melalui kuisioner dilakukan untuk

mengetahui tanggapan mengenai penggunaan alat pemotong kacang tanah yang digunakan dalam pengujian penetapan kadar air. Laboratorium

Page 79: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

pengujian benih/BPSB yang menjadi peserta validasi adalah Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah,

Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Palembang, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Balai Besar PPMB-TPH.

h. Analisa Data

Kegiatan validasi bertujuan untuk membuktikan

karakterisasi kehandalan suatu metode uji oleh beberapa laboratorium. Untuk itu kegiatan ini dilakukan oleh minimal 6-8 laboratorium sebagai

peserta. Setiap varietas diuji dengan menggunakan metode baru/pengganti (oven suhu tinggi selama 1 jam) dan metode acuan (oven suhu rendah selama 17

jam).

Pengolahan data yang diperoleh dan pengambilan

keputusan dilakukan menurut ISTA Handbook on Mouisture Determination, 2007. Perbedaan diperoleh

dengan menghitung selisih penetapan kadar air antara metode referensi dengan metode yang diusulkan. Jika perbedaan ≥ 75% masih dalam batas toleransi ISTA

(0,3%) maka metode oven suhu tinggi 130-133oC selama satu jam dapat diterima.

Tabel 43. Hasil uji heterogenitas pada ketiga varietas

benih

Uji heterogenitas dilakukan setelah semua contoh benih telah dikemas dengan kemasan aluminium foil.

Hasil uji menunjukkan bahwa contoh uji dalam

Page 80: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

kondisi homogen karena selisih nilai kadar air tertinggi dan terendah pada ketiga varietas dalam

batas toleransi ISTA yaitu tidak lebih dari 0,3% (Tabel 43).

Tabel 44. Hasil verifikasi cara pemotongan benih

kacang tanah menggunakan alat prototipe 2014 dan APKT 2017 dengan metode acuan

dan metode suhu tinggi selama 1 jam

Uji heterogenitas dilakukan untuk memastikan bahwa contoh benih yang dibagikan ke peserta validasi antar

laboratorium seragam sehingga perbedaan hasil analisis bukan disebabkan oleh sampel yang tidak

homogen.

Hasil verifikasi cara pemotongan benih kacang tanah dengan menggunakan prototipe 2014 menggunakan

metode acuan 17 jam dibandingkan dengan metode suhu tinggi selama satu jam menggunakan alat prototipe 2014 dan APKT 2017 dapat diterima karena

selisih kedua metode dalam batas toleransi ISTA yaitu tidak lebih dari 0,3% (Tabel 44).

Uji reprodusibilitas dilaksanakan dengan melibatkan delapan laboratorium penguji/BPSB. Uji reprodusibilitas dilakukan pengujian pada waktu

Page 81: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

yang hampir bersamaan di masing-masing laboratorium peserta. Pada tahap ini dilakukan

pengiriman bahan dan penjelasan petunjuk teknis secara langsung oleh tim kepada seluruh laboratorium peserta.

Tabel 45. Data hasil penetapan kadar air laboratorium peserta validasi

Keterangan: * tidak toleran

Berdasarkan hasil penetapan kadar air dari peserta validasi hanya terdapat satu peserta yang memberikan hasil yang tidak toleran yaitu lebih dari 0,3% (Tabel

45). Metode penetapan kadar air menggunakan APKT 2017 dengan metode suhu tinggi 130-1330C selama 1

jam dapat diterima karena persentase laboratorium yang toleran lebih dari 75% (Tabel 46). Berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada peserta validasi

metode alat pemotong kacang tanah APKT 2017 memberikan hasil pemotongan dibawah 7 mm, hasil

pemotongan relatif seragam dan mudah dibersihkan (Tabel 47).

Page 82: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 46. Persentase laboratorium yang toleran

Tabel 47. Kuisioner penggunaan alat pemotong

kacang tanah (APKT 2017)

Keterangan: Kriteria Penilaian: Sangat Setuju (5), Setuju (4), Kurang Setuju

(3), Tidak Setuju (2), Sangat Tidak Setuju (1)

Berdasarkan hasil validasi metode cara pemotongan menggunakan alat pemotong kacang tanah (APKT 2017) dapat digunakan dalam penetapan kadar air

metode suhu tinggi 130-1330C selama 1 jam. Alat pemotong kacang tanah (APKT 2017) memberikan

hasil pemotongan dibawah 7 mm, hasil pemotongan relatif seragam dan mudah dibersihkan.

Dari kegiatan validasi metode ini diperoleh

rekomendasi sebagai berikut: 1. Metode pemotongan benih dengan alat pemotong

kacang tanah (APKT 2017) menggunakan oven

suhu tinggi (130-1330C) selama 1 jam dapat digunakan dalam penetapan kadar air benih

kacang tanah menggantikan metode

Page 83: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

acuan/metode oven suhu rendah (101-1050C) selama 17 jam.

2. Perlu penyempurnanan design sehingga alat dapat lebih mudah digunakan, lebih mudah dalam pemotongan dan lebih efisien waktu

pemotongannya.

PELAYANAN PENGUJIAN

Pelayanan pengujian dapat didefinisikan sebagai bentuk layanan jasa dari laboratorium yang dalam hal ini

dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat Kegiatan pelayanan

pengujian di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH mencakup kegiatan pengujian internal dan eksternal. Pengujian internal dilakukan untuk mendukung kegiatan uji

profisiensi, uji petik mutu benih yang beredar, pemeliharaan ruang lingkup akreditasi serta pemeliharaan kompetensi alat serta analis, sedangkan pengujian eksternal merupakan

permintaan pengujian dari customer (pelanggan).

Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 48

Tahun 2012, telah ditetapkan Jenis dan Tarif PNBP (Penerimaan Negara Buka Pajak) yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Dalam Peraturan Pemerintah

disebutkan, bahwa jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Pertanian diantaranya adalah. jasa layanan

pengujian, analisis, dan pengembangan pertanian.

Peraturan Pemerintah ini juga menegaskan, bahwa seluruh penerimaan PNBP yang berlaku pada Kementerian Pertanian

wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. Dengan berdasar Peraturan ini maka Laboratorium Balai Besar

PPMB-TPH berhak meminta biaya kepada pelanggan eksternal yang nantinya akan disetorkan ke Kas Negara. Setiap jenis pengujian mempunyai tarif yang berbeda (Tabel

48).

Page 84: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 48. Jenis pelayanan dan tarif pengujian per sampel

Kondisi teknis yang beragam dari laboratorium pengujian

mutu benih di daerah seperti kompetensi sumber daya laboratorium daerah berbeda dengan daerah lain perlu

difasilitasi dengan laboratorium pembanding. Untuk itu laboratorium penguji mutu benih Balai Besar PPMB-TPH berupaya dapat berperan dalam penerapan standardisasi

Page 85: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

metode uji benih, sehingga keseragaman hasil uji dapat tercapai.

Ruang lingkup pelayanan pengujian terdiri uji eksternal yang meliputi uji servis untuk sertifikat ISTA, uji banding, uji profisiensi dari customer luar balai besar dan uji internal

yang meliputi pemeliharaan ruang lingkup pengujian terakreditasi, uji banding unjuk kerja laboratorium/analis,

pengecekan/kalibrasi alat untuk pengukuran. Kegiatan pelayanan pengujian TA. 2017 menetapkan pencapaian 1.000 contoh benih yang dapat ditangani oleh laboratorium

dan hingga TA. 2017 akhir telah tercapai sejumlah 1.618 contoh benih. Komoditas benih pelayanan pengujian berupa benih tanaman pangan, hortikultura dan benih tanaman

lain yang diperoleh dari Pemeliharaan Ruang Lingkup, uji profisiensi ISTA, Uji Petik dan Uji Service uji. Pencapaian

contoh benih dalam pelayanan pengujian tiap laboratorium Balai Besar PPMB-TPH selama TA. 2017 tersaji pada Gambar 34.

Gambar 34. Pencapaian Jumlah Contoh Benih pelayanan pengujian

bulan Januari-Desember 2017

Benih yang diuji di Balai Besar PPMB-TPH dapat

dikelompokkan menjadi 3, yaitu benih tanaman pangan (Gambar 35) total sebanyak 937 benih, benih hortikultura

sebanyak 629 benih dan benih tanaman lain sebanyak 52 benih (Tabel 49).

Page 86: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 35. Komoditas dan jumlah benih tanaman pangan

Benih tanaman lain diperoleh dari uji profisiensi ISTA,

pemeliharaan ruang lingkup Balai Besar PPMB-TPH, juga campuran benih yang terdiri dari benih padi+jagung,

wortel+bayam, jagung+cabai, wortel+sawi, dan padi+sawi yang dipergunakan dalam pemeliharaan ruang lingkup kalibrasi devider.

Tabel 49. Jenis komoditas dan jumlah sampel benih hortikultura dan benih tanaman lain

Sampel uji profisiensi berjumlah 713 contoh benih, terbagi menjadi 3 yaitu uji profisiensi ISTA sebanyak 16 contoh

Page 87: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

benih, uji profisiensi Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 685 contoh benih, dan uji profisiensi lainnya sebanyak 12

contoh benih. Jenis komoditas dan jumlah sampel uji profisiensi tersaji pada Tabel 50 berikut.

Tabel 50. Jenis komoditas dan jumlah sampel uji

profisiensi

Jumlah sampel uji petik Balai Besar PPMB-TPH pada TA 2017 sebanyak 87 sampel benih tanaman pangan, terinci pada Tabel 51 berikut.

Tabel 51. Jenis komoditas dan jumlah sampel uji petik

Berdasarkan realisasi hasil kegiatan pelayanan pengujian di delapan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH kegiatan

pelayanan pengujian yang terdiri dari kegiatan uji profisiensi, uji petik benih beredar, pemeliharaan ruang lingkup dan uji service melebihi target yang telah

ditetapkan. Jumlah sampel benih dari bulan Januari-Desember 2017 berjumlah 1.618 sampel.

Page 88: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

BAB III

CAPAIAN KINERJA

BIDANG INFORMASI

DAN

JARINGAN

LABORATORIUM

SEKSI INFORMASI DAN

DOKUMENTASI

1. Pembuatan Buku Literatur

Kegiatan pembuatan buku literatur merupakan salah

satu program yang ditujukan untuk menyediakan literatur pendukung pengujian mutu benih dengan cara menyusun dan membuat literatur yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah peningkatan wawasan pengetahuan Pengawas Benih Tanaman (PBT) dan Analis Benih Laboratorium,

khususnya penanganan alat yang benar sejak perencanaan, sampai dengan penggunaannya karena

sangat berpengaruh terhadap hasil pengujian di laboratorium.

Keakuratan pengujian mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura merupakan hal penting yang harus selalu dipertahankan dan buku literatur sebagai referensi dalam pengujian mutu benih sangat diperlukan oleh

analis laboratorium agar setiap pengujian mutu benih

Page 89: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

representatif terhadap hasilnya. Sehubungan dengan hal tersebut pada tahun tahun 2017 Balai Besar PPMB-TPH

menyusun buku literatur sebanyak satu buku yang berjudul “Koleksi Gulma Sebagai Bahan Acuan Laboratorium”.

Kegiatan pembuatan buku literatur telah terealisasi tercetak sebanyak 100 buku dan telah didistribusikan ke

32 BPSB-TPH provinsi di Indonesia, narasumber (Dosen Institut Pertanian Bogor), Penyusun, Penyelia Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH, Satker, Program

dan Evaluasi.

2. Database/Website

Pengelolaan data secara sistem komputerisasi dengan

pengaplikasian database dan penyebarluasan informasi pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan

dan hortikultura serta kegiatan lain di Balai Besar PPMB-TPH melalui website. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya dokumentasi data pengembangan metode

pengujian benih TPH yang diuji, sisa benih yang dimusnahkan serta koleksi benih/IPTB, tersedianya

sistem informasi perbenihan berbasis website di Balai Besar PPMB-TPH.

Pada tahun 2017 telah dilakukan updating data yang

ditampilkan dalam website Balai Besar PPMB-TPH: http://bbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id,

sebanyak 30 materi dengan judul materi sebagai berikut:

▪ Verifikasi Pengujian Nematoda “Aphelencoides besseyi” Terbawa Benih Padi Tahun 2016

▪ Mengenal Keunggulan Beberapa Varietas Bawang Merah

▪ Koleksi Benih (Pembuatan dan Penggunaan) ▪ Pengembangan Model Desa Mandiri Benih ▪ Varietas Unggul Komoditas Tanaman Pangan Hasil

Pelepasan Varietas Tahun 2016 ▪ Uji Sterilitas Autoclave ▪ Pembacaan Sertifikat Kalibrasi Timbangan Analitik ▪ Status Akreditasi Penyelenggaraan Uji Profisiensi

(PUP) Balai Besar PPMB-TPH ▪ Pembacaan Sertifikat Kalibrasi Oven

Page 90: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

▪ Pentingnya Kegiatan Uji Adaptasi untuk Menghasilkan Varietas Unggul

▪ Sekilas Informasi Mengenai “Patogen Terbawa Benih” Pada Benih Padi dan Jagung Yang Beredar Tahun 2016

▪ Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

▪ Prinsip Pengambilan Contoh Benih dan Pengujian Benih Tanaman Tropis dan Subtropis

▪ Menuju Era Data Pangan Berkualitas ▪ Pengawasan dan Pengendalian Varietas Tanaman PRG

Pertanian yang Beredar dan Dimanfaatkan di Wilayah Indonesia

▪ Balai Besar PPMB-TPH sebagai Penyiap Bahan Uji UP Kesehatan Benih Tingkat International

▪ Evaluasi Kinerja Analis Laboratorium Mutu Benih dengan Trend Analyst

▪ Pelatihan Analisa Mutu Benih dengan Uji Tetrazolium ▪ Menangkal Serangan Wereng Batang Coklat dengan

Menanam Padi Varietas Unggul Baru ▪ Alternaria tenuis Auct umumnya Mengkontaminasi

Benih ▪ Pameran Hari Pangan Sedunia XXXVII Tahun 2017 ▪ Pendampingan Kegiatan Verifikasi Pengujian

Nematoda Tahun 2017 ▪ Patogen Pada Bawang Merah ▪ Pengujian Mutu Benih di Laboratorium Menjadi

Mudah Melalui Validasi Metode ▪ Pengembangan Benih Produk Rekayasa Genetik (PRG) ▪ Pengawalan Sertifikasi Benih Kedelai ▪ Pengujian DNA, Prinsip Umum ▪ Jaminan Mutu Laboratorium BPSB-TPH Provinsi

Papua Barat Melalui Akreditasi ▪ Penyelenggaraan Uji Profisiensi Tahun 2017 oleh

Penyelenggara Uji Profisiensi Balai Besar PPMB-TPH ▪ Evaluasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Metode

Tahun Anggaran 2017

Pengelolaan secara sistematik untuk data perbenihan di

lingkup Balai Besar PPMB-TPH telah dilakukan secara bertahap. Pendataan ini bertujuan untuk mempermudah

Page 91: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

melihat keragaman jumlah sampel serta jenis pengujian yang diterima Balai Besar PPMB-TPH.

Susunan database di Balai Besar PPMB-TPH terdiri dari pendataan pada tiga jenis pengujian mutu benih yaitu uji servis, uji profisiensi dan uji petik. Berkaitan hal

tersebut, data realisasi kegiatan pengujian mutu benih tahun 2017 sebanyak 1.149 sampel pengujian yang

berasal dari 340 sampel uji servis, 713 sampel uji profisiensi dan 96 sampel uji petik benih beredar.

Salah satu aspek teknis yang berkaitan dengan

pengelolaan benih di Balai Besar PPMB-TPH adalah pemusnahan arsip sisa contoh kirim yang telah melebihi batas masa simpan arsip benih yaitu masa simpan lebih

dari satu tahun. Kegiatan pemusnahan sampel di tahun 2017 sebanyak 1.083 sampel telah dimusnahkan. Data

lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 52.

Tabel 52. Pemusnahan arsip sisa contoh kirim tahun 2016

3. Penerbitan Buletin Vigor

a. Penerbitan Buletin Vigor

Kegiatan penerbitan buletin vigor bertujuan untuk

menginformasikan dan menyebarkan hasil kegiatan

Page 92: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

pengembangan dan pengujian mutu benih kepada masyarakat pengguna benih, serta kegiatan lainnya

yang dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH seperti hasil pengembangan metode, validasi, penerapan sistem manajemen mutu laboratorium benih,

pelatihan, pameran, dan lain-lain.

Selain itu buletin vigor juga merupakan wahana

terbuka untuk umum untuk menuangkan hasil penelitian, hasil pengembangan metode ataupun hasil kegiatan yang diselenggarakan Balai Besar PPMB-TPH

terkait pengujian mutu benih.

Target penerbitan buletin vigor di tahun 2017 sebanyak tiga edisi pada bulan Juli, September dan

November. Adapun informasi dan realisasi tahun 2017 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 53.

Tabel 53. Informasi yang diterbitkan dalam majalah vigor

Page 93: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Pendistribusian buletin vigor telah dilakukan ke seluruh BPSB di Indonesia dan pihak-pihak lain yang

memerlukan.

b. Publikasi Artikel di Tabloid Sinar Tani

Manfaat penyampaian artikel baik melalui penerbitan

buletin vigor maupun media cetak Sinar Tani adalah tersedianya informasi termutakhir seluruh kegiatan

yang diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH serta penyampaian hasil pengembangan dan pengujian mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura perlu disebarluaskan kepada masyarakat salah satunya melalui publikasi di tabloid Sinar Tani. Selain itu juga merupakan wahana komunikasi antara

Balai Besar PPMB-TPH dengan berbagai stakeholder terkait disamping itu juga dapat merupakan wahana

promosi Balai Besar PPMB-TPH sebagai salah satu instansi yang telah terakreditasi baik secara nasional maupun internasional dalam bidang pengujian mutu

benih tanaman pangan dan hortikultura.

Realisasi publikasi artikel melalui tabloid Sinar Tani sebanyak tiga kali penerbitan dengan judul:

1) Penggunaan Combine Harvester dalam Menghasilkan Benih Padi Bermutu Edisi 6-12

September 2017 No. 3717 Tahun XLVIII 2) Pentingnya Standar Mutu Kesehatan Benih Dalam

Sertifikasi Benih Padi Edisi 20-26 September 2017 No. 3719 Tahun XLVIII

3) Kalibrasi Divider Edisi 6-12 Desember 2017

No.3729 Tahun XLVIII.

4. Pameran Pertanian

Kegiatan pameran bertujuan untuk menginformasikan

dan menyebarkan hasil kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih kepada masyarakat luas.

Pelaksanaan kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan yang berguna untuk publikasi dan sarana penyampaian informasi terkait dengan pengembangan

pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, pengembangan metode pengujian mutu benih, peningkatan kompetensi SDM di bidang

Page 94: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

pengujian benih dan kegiatan lain yang berkaitan dengan Balai Besar PPMB-TPH. Pada tahun 2017 telah

melaksanakan kegiatan pameran sebanyak tiga kali, yaitu sebagai berikut:

a. Pameran Gebyar Produk Unggulan Nusantara (GPUN)

2017 yang diselenggarakan pada tanggal 9-12 Maret 2017 sebagai peserta dan info guide di Palembang

Trade Center (PTC) Palembang. Pameran GPUN 2017 dikunjungi tidak kurang dari 500 pengunjung dari berbagai kalangan baik akademis, praktisi, pelajar,

mahasiwa dan kalangan masyarakat luas. Pameran Gebyar Produk Unggulan Nusantara (GPUN) 2017 dibuka secara resmi oleh Ahmad Rizali (Kepala Dinas

Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Selatan).

b. Pameran 17th Agrofood Expo 2017 yang

diselenggarakan pada tanggal 11-14 Mei 2017 sebagai peserta dan info guide di Hall B Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta. Pameran 17th Agrofood Expo 2017 dikunjungi tidak kurang dari 1.000 pengunjung dari berbagai kalangan baik

akademis, praktisi, pelajar, mahasiwa dan kalangan masyarakat luas. Pameran 17th Agrofood Expo 2017

dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia.

c. Pameran Pangan Nusantara (PPN) 2017 yang diselenggarakan pada tanggal 18-21 Mei 2017 sebagai peserta dan info guide di Jogja Expo Center

(JEC) Jogyakarta. Pameran PPN 2017 dikunjungi tidak kurang dari 500 pengunjung dari berbagai kalangan baik akademis, praktisi, pelajar, mahasiwa

dan kalangan masyarakat luas. Pameran Pangan Nusantara (PPN) 2017 dibuka secara resmi oleh

Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretaris Daerah DIY.

d. Pameran “Hari Pangan Sedunia” (HPS) ke XXXVII

yang diselenggarakan pada tanggal 19-22 Oktober 2017 di Hall A Makodam XII Tanjung Pura, Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat

sebagai info guide di Stand Direktorat Jenderal

Page 95: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tanaman Pangan. Pameran HPS 2017 dikunjungi tidak kurang 2.000 pengunjung dari berbagai

kalangan baik akademisi, praktisi, pelajar, mahasiwa dan kalangan masyarakat luas. Pameran HPS dibuka secara resmi oleh Menteri Pertanian.

Balai Besar PPMB-TPH dalam pameran tersebut menampilkan materi dan bahan pameran yang meliputi

booklet “Profil Balai Besar PPMB-TPH”, buletin vigor, standing poster, aneka koleksi benih kering, dan materi pengujian benih daya berkecambah.

5. Koleksi Varietas dan IPTB Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kegiatan koleksi merupakan kegiatan pengumpulan koleksi varietas/IPTB/DNA yang ditanam maupun disimpan dan terdokumentasi dengan baik serta dapat

dimanfaatkan sebagai bahan acuan/pembanding dalam pengujian laboratorium bagi Pengawas Benih Tanaman/

pihak terkait dalam rangka pengenalan varietas; dan sebagai material acuan yang mampu telusur serta dapat menjelaskan tentang perbedaan hasil pengujian.

Kegiatan koleksi benih selain sebagai bahan acuan juga dapat digunakan sebagai bahan display saat kegiatan pameran untuk memperkenalkan berbagai jenis varietas

yang telah dilepas baik dalam bentuk koleksi kering benih dan IPTB. Hal ini juga dapat digunakan sebagai

bahan informasi kepada masyarakat mengenai cara mengkoleksi benih dan IPTB.

Sasaran kegiatan pada awalnya 55 jenis koleksi,

sementara realisasi tahun 2017 mencapai 70 jenis koleksi yang terdiri dari:

a. Koleksi kering benih tanaman pangan 43 jenis b. Koleksi kering tanaman hortikultura 15 jenis c. Koleksi tanaman buah dalam pot (tabulampot) 12

jenis.

Data koleksi benih secara keseluruhan sampai bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Tabel 54 sampai

Tabel 56.

Page 96: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 54. Data koleksi benih kering benih tanaman pangan tahun 2017

Tabel 55. Data koleksi benih kering tanaman

hortikultura tahun 2017

Tabel 56. Koleksi tanaman buah dalam pot tahun 2017

Page 97: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

6. Uji Petik Mutu Benih yang Beredar

Pengawasan atau pengendalian mutu benih dilakukan

sejak dari proses produksi benih hingga benih tersebut diedarkan di masyarakat. Pengawasan mutu benih bertujuan agar benih yang akan dipergunakan oleh

petani terjamin mutunya. Baik itu mutu genetik, mutu fisiologis maupun mutu fisik. Pengawasan peredaran

benih bina dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman yang berkedudukan di Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas dan fungsi Pengawasan dan

Sertifikasi Benih (BPSBTPH), sedangkan proses sertifikasi benih bina selain diselenggarakan BPSBTPH juga produsen benih bina yang mendapat sertifikat dari

Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014,

tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 08/Permentan/ SR.120/3/2015 pada pasal 44 (ayat 1

dan 45).

Salah satu realisasi bantuan Pemerintah Pusat dalam hal pengawasan peredaran benih bina terutama pada

pengawasan hilir, adalah pengawasan benih di pasar melalui pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman

pangan yang beredar. Kegiatan ini merupakan salah satu fungsi Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Permentan

Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan

Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura).

Tujuan kegiatan ini antara lain:

a. Mengevaluasi kondisi benih beredar (padi dan jagung), di tujuh provinsi dari segi mutu benih (kesesuaian dengan standar mutu), cara penyimpanan, serta

kondisi kemasan benih beredar seperti jenis kemasan, informasi pada kemasan (kebenaran label, dan

kebenaran informasi pada label sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi setiap komoditas, tanggal

Page 98: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

kadaluarsa, warna label, volume benih, bahasa yang digunakan, perlakuan pada benih).

b. Sebagai bahan masukan untuk menyusun pengembangan metode pengujian mutu benih Adapun realisasi kegiatan pada tahun 2016 adalah

telah dilaksanakannya kegiatan uji petik tanaman pangan di sembilan provinsi yaitu: Jawa Timur,

Lampung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, D.I. Yogjakarta, dan Banten; dengan jumlah total benih

yang telah diperoleh sebanyak 111 sampel tanaman pangan yang terdiri dari: padi 65 sampel dan jagung 46 sampel.

Tahun 2017 juga dilaksanakannya kegiatan uji petik tanaman pangan di enam provinsi yaitu: Kalimantan

Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Banten; dengan jumlah total benih yang telah diperoleh sebanyak 96 sampel

tanaman pangan yang terdiri dari: padi 66 sampel, jagung 23 sampel dan kedelai 7 sampel.

SEKSI JARINGAN LABORATORIUM

1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium bertujuan untuk menciptakan laboratorium penguji

benih yang sesuai standar dan membantu laboratorium penguji benih dalam menerapkan sistem manajemen laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008.

Penerapan sistem manajemen mutu mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008 yang merupakan persyaratan

umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. Laboratorium yang menerapkan sistem manajemen mutu secara efektif akan

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas sehari-hari. Penilaian dan pengakuan kompetensi laboratorium dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional

(KAN) melalui program akreditasi laboratorium.

Page 99: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Laboratorium yang terakreditasi berarti memiliki kompetensi minimal sesuai dengan SNI ISO/IEC

17025:2008.

Sertifikat hasil uji yang dikeluarkan oleh laboratorium terakreditasi dijamin mutunya, artinya hasil uji yang

tertera dalam sertifikat itu akurat sesuai dengan kondisi sampel yang diuji dan datanya dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan secara hukum. Penggunaan benih bermutu tinggi yang dijamin dengan sertifikat hasil uji dari laboratorium yang

terakreditasi akan dapat meningkatkan penggunaan benih secara lebih rasional.

Balai Besar PPMB-TPH memberikan bimbingan teknis

penerapan sistem manajemen mutu laboratorium kepada laboratorium yang melaksanakan tugas dan

fungsi pengawasan dan sertifikasi benih. Bimbingan teknis diberikan melalui kegiatan fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu laboratorium (KPSM). Kegiatan

ini merupakan pelaksanaan tugas pokok memberikan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium.

Sasaran kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium sebanyak delapan laboratorium penguji

benih yaitu UPTD BPSBTPH Provinsi Sumatera Selatan, BPSMB Provinsi Bangka Belitung, BPSBTPH Provinsi Banten, BPSB Provinsi Bali, UPTD BPSBTPH Provinsi

Sulawesi Barat, BP2STP Provinsi Maluku Utara, BPSBTPH Provinsi Papua Barat, dan BPSBTPH Provinsi

Papua. Kegiatan penerapan sistem manajemen mutu disesuaikan dengan kondisi dan status masing-masing laboratorium sasaran. Secara umum, tahapan kegiatan

penerapan sistem manajemen mutu adalah sebagai berikut: a. Sosialisasi SNI/ISO IEC 17025:2008, ISTA Rules dan

peraturan-peraturan terkait lainnya seperti Permentan, ketentuan akreditasi, uji profisiensi dan

lain sebagainya. b. Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu. c. Bimbingan teknis penerapan sistem mutu SNI/ISO

IEC 17025:2008 dan teknis pengujian mutu benih.

Page 100: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

d. Bimbingan teknis proses akreditasi. e. Pemantauan penerapan sistem mutu.

Hingga berakhirnya tahun anggaran 2017, status penerapan sistem mutu di delapan laboratorium tersebut seperti dalam Tabel 57.

Tabel 57. Status penerapan sistem mutu laboratorium tahun 2017

Gambar 36. Pemantauan Penerapan Sistem Mutu UPTD BPT

Provinsi Sumatera Selatan

Page 101: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 37. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di Laboratorium Balai Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSMB-TPH) Provinsi Bangka

Belitung

Gambar 38. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di Laboratorium BPSBTPH Provinsi. Banten

Gambar 39. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di

Laboratorium BPSB Provinsi Bali

Page 102: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 40. Bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu

di UPTD BPSB-TPH Provinsi Sulawesi Barat

Gambar 41. Bimbingan penerapan sistem manajemen mutu kepada

personil laboratorium BP2STP Maluku Utara

Gambar 42. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di

BPSB-TPH Provinsi Papua Barat

Gambar 43. Pelaksanaan bimbingan penyusunan dokumen sistem

manajemen mutu dan inventarisasi peralatan di BPSBTPH Provinsi

Papua

Page 103: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Selain hasil yang dicapai pada delapan laboratorium target seperti pada Tabel 57 di atas, Balai Besar PPMB-

TPH juga memfasilitasi beberapa laboratorium provinsi lain dalam proses akreditasinya. Beberapa laboratorium tersebut adalah BPSBTPH Provinsi Sumatera Utara

(pemenuhan persyaratan kelengkapan reakreditasi) dan BPSBTPH Provinsi Gorontalo untuk pemenuhan

tindakan perbaikan asesmen (Gambar 44).

Gambar 44. Diskusi tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di

Laboratorium BPSB Provinsi Gorontalo

2. Penguatan Laboratorium Penguji Benih

Kegiatan penguatan laboratorium penguji benih

merupakan kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium Balai Besar PPMB-TH untuk menjamin bahwa laboratorium selalu menjaga kompetensinya

sesuai dengan kriteria akreditasi. Dalam rangka memelihara status akreditasi yang diberikan oleh KAN,

kegiatan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2017 meliputi audit internal, revisi dokumen sistem manajemen mutu, kaji ulang manajemen, dan

tindakan perbaikan asesmen, serta sosialisasi dokumen.

2.1. Audit Internal

Audit internal dilaksanakan pada tanggal 5-6 Juni 2017 sesuai Surat Tugas Kepala Balai Besar PPMB-TPH Nomor 251d.KP.340/C.3.BBMB/05/2017

tanggal 31 Mei 2017. Tim audit terdiri dari Siti Fadhilah, S.P., M.Si, Ir. Heri Adi Setyawan, Nike Fitria Wibawa, S.TP, M.P, Siti Nurhaeni, S.P dan

Umi Sri Rezeki. Hasil audit internal ditemukan 24 temuan ketidaksesuaian, yang terdiri dari 8 aspek

manajemen dan 16 aspek teknis.

Page 104: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 45. Pelaksanaan audit internal laboratorium penguji benih Balai Besar PPMB-TPH tahun 2017

2.2. Kaji Ulang Manajemen

Kaji Ulang Manajemen Laboratorium dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi penerapan sistem manajemen mutu laboratorium penguji benih

berdasarkan SNI ISO/IEC 17025: 2008 pada Balai Besar PPMB-TPH pada tanggal 30 Oktober 2017. Kaji ulang manajemen dipimpin oleh Kepala Balai

Besar PPMB-TPH sebagai Manajer Puncak di aula Balai Besar PPMB-TPH (Gambar 46 ). Sementara itu

Manajer Mutu menyampaikan pencapaian sasaran mutu tahun 2017, seperti tertera seperti dalam Tabel 58.

Gambar 46. Kaji ulang manajemen Laboratorium Penguji

Benih Balai Besar PPMB-TPH tahun 2017

Page 105: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 58. Pencapaian sasaran mutu tahun 2017

Dari delapan sasaran mutu, semua sasaran mutu

dapat dilaksanakan, dan berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan bahwa sasaran mutu tahun 2017 dapat tercapai.

Setelah melalui diskusi, maka ditetapkan sasaran mutu tahun 2017 sebagai berikut:

a. Pengembangan dan validasi metode 10 judul b. Mengikuti uji profisiensi ISTA 3 kali c. Melaksanakan audit internal 1 kali

d. Melaksanakan/mengikuti pelatihan 1 kali e. Pemeliharaan ruang lingkup 7 laboratorium f. Melaksanakan kalibrasi peralatan 7 laboratorium

g. Melaksanakan kaji ulang manajemen 1 kali h. Melaksanakan kaji ulang dokumen 1 kali

2.3. Kaji Ulang Dokumen Sistem Mutu

Perubahan dokumen TA 2017 dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian kebijakan dan prosedur

Page 106: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

yang dilaksanakan oleh laboratorium penguji benih dengan SNI ISO/IEC 17025:2008. Revisi dokumen

ini sebagai tindakan perbaikan hasil audit internal dan tindakan perbaikan asesmen re-akreditasi. Dokumen mutakhir hasil revisi merupakan

dokumen edisi 4 tanggal 20 Desember 2017 meliputi panduan mutu, dokumen prosedur dan

instruksi kerja serta pedoman form.

2.4. Permohonan Dokumen

Sosialisasi sudah dilaksanakan pada tanggal 18

Desember 2017. Semua dokumen yang tidak mengalami revisi maupun yang direvisi disosialisasikan ke seluruh personil Laboratorium

oleh Manajer Teknis (Koordinator Fungsional) dan Manajer Mutu Laboratorium (Kepala Bidang

Informasi dan Jaringan Laboratorium).

2.5. Re-akreditasi, Assemen Lapangan dan Tindakan Perbaikan

Asesmen lapangan dilakukan pada 6-7 Desember 2016, dengan tiga asesor KAN yaitu Saptowo J. Pardal (Asesor Kepala, bidang mikrobiologi dan

bioteknologi), Dewi Kusumawardani (Asesor Anggota, bidang manajemen) dan Aziz Purwantoro

(Asesor Anggota, bidang mutu benih). Dari proses asesmen tersebut, asesor memberikan ringkasan hasil temuan ketidaksesuaian sebagai berikut:

a. Secara umum laboratorium Balai Besar PPMB-TPH telah mengimplementasikan sistem

manajemen mutu berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan baik dan konsisten, didukung oleh komitmen pimpinan dan personel

yang memadai.

b. Namun demikian, ada beberapa hal yang belum sesuai. Dari hasil asesmen ulang ini telah

ditemukan ketidaksesuaian sebanyak 17, yang terdiri dari 4 aspek manajemen dan 13 aspek

teknis. Kategori temuan 2 sebanyak 14 dan kategori 3 sebanyak 3 ketidaksesuaian.

Page 107: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

c. Ketidaksesuaian pada aspek manajemen meliputi pengendalian dokumen, subkontrak pengujian,

pembelian jasa dan perbekalan dan penanganan pengaduan.

d. Ketidaksesuaian pada asepek teknis meliputi

personel, metode uji dan validasi metode, peralatan, ketertelusuran pengukuran,

penanganan barang yang diuji, jaminan mutu hasil pengujian dan pelaporan hasil.

Tindakan perbaikan telah dilaksanakan yaitu:

Tindakan Perbaikan I tanggal 7 Maret 2017, Tindakan Perbaikan II tanggal 23 Maret 2017, dan Tindakan Perbaikan III tanggal 12 Mei 2017.

Tindakan perbaikan yang dilakukan telah memenuhi terhadap seluruh temuan

ketidaksesuaian, sehingga pada tanggal 6 Juni 2017, Laboratorium dinyatakan dapat mempertahankan akreditasi yang telah

didapatkan. Pada bulan Juni 2017 telah diterbitkan Sertifikat reakreditasi LP-162-IDN yang ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional pada

tanggal 6 Juni 2017 dan berlaku sampai tanggal 6 Juni 2021 (Gambar 47).

Gambar 47. Sertifikat Akreditasi Laboratorium Penguji Benih

Balai Besar PPMB-TPH tahun 2017 No. LP-162-IDN

3. Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)

PUP adalah laboratorium/lembaga penyelenggara uji

profisiensi bagi laboratorium penguji atau laboratorium kalibrasi. Balai Besar PPMB-TPH merupakan PUP bagi

Page 108: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

laboratorium penguji benih, yang terakreditasi oleh KAN pada Agustus 2011 dan kembali diakreditasi pada

Desember 2015 dengan nomor UPP-001-IDN. Ruang lingkup penyelenggaraan uji profisiensi meliputi benih tanaman pangan dan hortikultura dengan parameter

penetapan kadar air, analisis kemurnian, pengujian daya berkecambah dan penetapan berat 1.000 butir.

Tujuan dari kegiatan PUP dalam penguatan kelembagaan ini adalah pemeliharaan status akreditasi yang diberikan oleh KAN dan penyelenggaraan uji

profisiensi untuk menilai kinerja laboratorium penguji benih di Indonesia. Dalam rangka pemeliharaan status akreditasi, Balai Besar PPMB-TPH telah melakukan:

3.1. Tindakan Perbaikan Surveilen I

Survailen I untuk PUP dilaksanakan tanggal 8

Desember 2016, hasil survailen ditemukan tujuh temuan ketidaksesuaian, yaitu: tiga aspek manajemen dan empat aspek teknis, lima temuan

masuk pada kategori 2, dan dua masuk pada kategori 3. Tindakan perbaikan yang dikirimkan pada tanggal 7 Januari 2017 dan 16 Januari 2017

telah memenuhi, sehingga akreditasi PUP Balai Besar PPMB-TPH masih dapat dilanjutkan.

3.2. Audit Internal

Audit internal PUP dilaksanakan pada tanggal 7-8 Juni 2017, berdasarkan SPT Kepala Balai Besar

PPMB-TPH Nomor 251c.KP.340/C.3.BBMB/05/2017, tanggal 31 Mei

2017. Tim Auditor terdiri dari: Endang Murwantini, S.P, M.P, sebagai ketua auditor, dan Nyi Suryati, S.P, serta Rahayu Nurkartika, S.P sebagai anggota.

Audit internal dilaksanakan dengan tujuan untuk memverifikasi kesesuaian dokumen dan penerapannya dengan persyaratan SNI ISO/IEC

17043:2010. Audit internal dipimpin oleh manajer mutu bertempat di aula Balai Besar PPMB-TPH.

Pada Closing meeting disampaikan terdapat empat belas temuan ketidaksesuaian yang terdiri dari delapan aspek manajemen dan enam aspek teknis.

Page 109: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Ketidaksesuaian audit internal telah ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan.

Gambar 48. Closing meeting Audit Internal PUP

3.3. Revisi Dokumen Sistem Mutu

Kesesuaian antara kebijakan dan prosedur

dilaksanakan dengan memutakhirkan dokumen, yaitu: revisi Panduan Mutu (sasaran mutu pada tanggal 3 Januari 2017), Prosedur Kerja (PK 8, PK

29 tanggal 3 Januari 2017, dan PK 9 tanggal 10 Januari 2017), Pedoman Form (form 3-Ed 4. Rev 2 tanggal 30 Mei 2017) serta revisi hasil kegiatan

audit internal dan kaji ulang manajemen.

3.4. Sosialisasi Dokumen Sistem Mutu

Kegiatan sosialisasi dokumen sistem mutu dilaksanakan pada 19 Desember 2017. Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh personel PUP dari penyiap

bahan uji serta tim analisa data. Sosialisasi dilaksanakan agar para personel memahami

dokumen sistem mutu edisi mutakhir. Dokumen sistem mutu yang disosialisasikan adalah panduan mutu, prosedur kerja dan pedoman form.

3.5. Kaji Ulang Manajemen

PUP Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan kaji ulang manajemen pada 7 November 2017. Manajer

Mutu menyampaikan pencapaian sasaran mutu tahun 2017 seperti dalam Tabel 59.

Page 110: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 59. Pencapaian Sasaran Mutu Tahun 2017

Sesuai dengan SNI ISO/IEC 17043:2010, agenda

kaji ulang manejemen membahas: a. Kesesuaian kebijakan dan prosedur b. Laporan dari manajemen dan penyelia

c. Hasil audit internal terakhir d. Tindakan korektif dan tindakan pencegahan e. Penilaian oleh lembaga eksternal

f. Perubahan volume dan jenis pekerjaan g. Umpan balik dari pelanggan, kelompok penasehat

atau peserta h. Keluhan dan dan banding i. Faktor lain, seperti sumber daya dan pelatihan

staf

4. Keanggotan Dalam Organisasi Internasional

Balai Besar PPMB-TPH yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011 mempunyai fungsi

Balai Besar PPMB-TPH diantaranya adalah melaksanakan pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi, dan pengawasan

peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura, serta sertifikasi International Seed Testing Association (ISTA) untuk benih tanaman pangan dan hortikultura.

Page 111: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Balai Besar PPMB-TPH menjadi anggota ISTA pada tanggal 1 Januari 2006 dengan nomor keanggotaan

IDML01. Penunjukan Balai Besar PPMB-TPH sebagai perwakilan resmi pada ISTA ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor

2485/Kpts/OT.140/ 7/2012 tanggal 6 Juli 2012. Tujuan dari kegiatan keanggotaan dalam organisasi

internasional, yaitu: a. Mempertahankan status akreditasi dengan

menerapkan sistem manajemen mutu pada

laboratorium sesuai standar akreditasi ISTA; b. Meningkatkan kerjasama dengan organisasi

perbenihan tingkat internasional dan berperan aktif

dalam kegiatan yang diselenggarakan ISTA; c. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia

Balai Besar PPMB-TPH.

Aktivitas Balai Besar PPMB-TPH terkait dengan keanggotaan ISTA pada tahun 2017 meliputi:

a. Status kelembagaan

1) Melakukan proses administrasi keuangan keanggotaan ISTA 2018

Pembayaran iuran keanggotaan tahun 2017 telah diproses sejak tahun 2016 melalui pengajuan

invoice pada tingkat Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan untuk dilanjutkan hingga tingkat

Kementerian Pertanian dan diteruskan pada Kementerian Luar Negeri. Pembayaran tagihan telah dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri pada

tanggal 3 Maret 2017 (Gambar 49) dan terbit sertifikat keanggotaan ISTA untuk tahun 2017 (Gambar 50).

Page 112: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 49. Tanda Terima pembayaran keanggotaan ISTA

tahun 2017 dan biaya Akreditasi Tahun 2107

Gambar 50. Sertifikat keanggotaan ISTA untuk tahun 2017

2) Re-akreditasi untuk tahun 2017-2020

Balai Besar PPMB-TPH resmi terakreditasi ISTA dimulai sejak 2 November 2010 dan berakhir pada

bulan November 2013. Reakreditasi pertama pada 30 Januari 2014 dan berakhir 30 Januari 2017. Untuk mempertahankan kembali status akreditasi,

pada tahun 2016 Balai Besar PPMB-TPH telah mengajukan permohonan reakreditasi ke Sekretariat ISTA untuk beberapa ruang lingkup,

yaitu:

Page 113: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

a) Pengambilan contoh (sampling), mencakup kelompok benih serealia (cereals), kacang-

kacangan (pulses), tanaman pertanian lainnya (other agricultural crops), dan sayuran

(vegetables).

b) Kemurnian dan penetapan benih tanaman lain

(purity and determination of other seeds by number), mencakup kelompok benih serealia

(cereals), kacang-kacangan (pulses), tanaman pertanian lainnya (other agricultural crops), dan

sayuran (vegetables).

c) Daya berkecambah (germination), mencakup

kelompok benih serealia (cereals), kacang-kacangan (pulses), tanaman pertanian lainnya (other agricultural crops), dan sayuran

(vegetables).

d) Kadar air (moisture) untuk metode oven suhu

konstan rendah dan tinggi penghancuran halus (fine grinding), metode oven suhu konstan rendah

dan tinggi penghancuran kasar (coarse grinding), metode oven suhu konstan rendah dan tinggi

pemotongan benih (cutting), dan metode oven suhu konstan rendah dan tinggi tanpa penghancuran (no grinding), mencakup spesies

yang tertera pada Tabel 9A bagian 1 dan 2 ISTA Rules.

e) Kesehatan benih yang diajukan adalah deteksi cendawan Alternaria radicina pada wortel (Daucus carota) metode blotter, Phoma lingam pada kelompok sawi (Brassica spp.), Dreschlera oryzae pada padi (Oryza sativa), Pyricularia oryzae pada padi, dan Alternaria padwickii pada padi, serta

nematoda Aphelenchoides besseyi pada padi (Oryza sativa).

Pada tanggal 13 Maret 2017 Jeremy Smith yang

ditugaskan oleh ISTA sebagai Lead Auditor untuk kegiatan reakreditasi ISTA memberitahukan waktu

pelaksanaan audit yaitu tanggal 31 Maret 2107. Jeremy Smith mengirimkan juga mengenai jadwal

Page 114: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

audit, beberapa hal yang harus dipersiapkan (Logistic checklist) dan pengaturan waktu

pelaksanaan audit.

Dalam menghadapi pelaksanaan audit reakreditasi ISTA, Balai Besar PPMB-TPH mempersiapkan

beberapa hal yang terkait antara lain letter of invitation, pemesanan kamar hotel, lot benih untuk

praktek pengambilan sampel, sampel benih untuk demonstrasi, dan dokumen sistem manajemen

mutu. Pada tanggal 30 Maret 2017 disampaikan memorandum untuk kehadiran seluruh personil Laboratorium dalam kegiatan audit.

Pelaksanaan Audit pada tanggal 31 Maret 2017 dimulai dengan pertemuan pembukaan oleh Jeremy Smith (Lead/System Auditor) dan Zita Ripka

(Technical Auditor), dilanjutkan dengan audit ke Bagian Pengambilan Contoh, Audit Aspek

Manajemen dan Aspek Teknis.

Gambar 51. Opening Meeting ISTA Audit, Audit Bagian PPC dan Aspek Manajemen serta Aspek Teknis

Dalam Re-akreditasi ISTA terdapat sembilan

ketidaksesuaian aspek manajemen dan 10 dari Aspek teknis. Tindakan Perbaikan telah dilaksanakan selama 3 tahap, yaitu Tahap I (23 Juni 2017), Tahap II

(6 Agustus 2017) dan Tahap III (4 September 2017).

Page 115: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Pada tanggal 5 September 2017 dinyatakan semua tindakan perbaikan sudah memenuhi. Auditor

merekomendasikan pemberian status Akreditasi kepada Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH. Pada tanggal 11 September 2017 diterbitkan Sertifikat

Akreditasi oleh ISTA (gambar 52).

Gambar 52. Sertifikat Akreditasi yang diterbitkan oleh ISTA

b. Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Pada tahun 2017, Balai Besar PPMB-TPH berpartisipasi pada tiga putaran uji profisiensi ISTA.

Satu putaran dapat terdiri dari dua jenis spesies dengan parameter berbeda. ISTA menginformasikan bahwa satu putaran uji profisiensi diundur dan

sampai dengan laporan ini dibuat belum ada pemberitahuan lebih lanjut. Adapun jenis spesies dan hasil uji profisiensi yang diperoleh pada tahun 2017

dapat dilihat pada Tabel 60.

Page 116: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 60. Spesies yang diuji dan hasil uji profisiensi yang sudah diterbitkan ISTA

Keterangan: *) Pelaksanaan tahun 2016, hasil akhir diterima awal tahun 2017 **) Dalam proses pengujian di laboratorium

c. Kegiatan lain

1) Penyedia Benih bahan Uji Profisiensi ISTA parameter kesehatan Benih

Balai Besar PPMB-TPH menerima permohonan

Ketua Komite Kesehatan Benih ISTA (Valerie Grimault) untuk menjadi penyedia bahan uji benih

padi yang mengandung Aphelenchoides besseyi untuk uji profisiensi tingkat internasional tahun 2017. Biaya pengadaan dan pengiriman bahan uji

tersebut ditanggung oleh ISTA. Balai Besar PPMB-TPH dapat memenuhi permohonan tersebut. Bahan

uji yang dikirim ke ISTA adalah benih padi yang sehat (healthy) dan benih padfi yang mengandung nematoda Aphelenchoides besseyi (high infected) sebanyak 5 kg. Pada saat pengiriman dilampiri surat dari ISTA berupa: Lettre Officielle D’

autorisation, Declaration D’importation De Semences et Plants, Fature Proforma/Proforma invoice, benih di

kirim Ke ISTA (Gambar 53).

Page 117: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 53. Benih padi healthy dan high infected yang dikirim

ke ISTA

Sebagai bukti untuk perijinan pengeluaran benih disertai juga Keputusan Menteri Pertanian Nomor

04/PI.200/C/EXP/3/2017 tentang Pemberian Izin Pengeluaran Benih Dari Wilayah Negara Indonesia.

2) Melakukan proses administratif narasumber untuk

pelatihan yang diselenggarakan oleh ISTA

Personil Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH yaitu Siti Fadhilah, SP. MSi sebagai narasumber mewakili

ISTA pada Pelatihan Pengujian Kesehatan di India bulan Maret 2018.

3) Partisipasi dalam survey ISTA

Komite Varietas ISTA menyelenggarakan survei kepuasan mengenai Audit ISTA (mulai persiapan,

pelaksanaan serta kejelasan informasi tetang audit). Hasil survei ini akan diggunakan sebagai bahan

referensi untuk perencanaan kegiatan selanjutnya. Balai Besar PPMB-TPH turut berpartisipasi dengan mengisi aplikasi secara online.

4) Menghadiri pertemuan terkait keanggotaan organisasi internasional

Pertemuan membahas mengenai evaluasi pemanfaatan keanggotaan Kementerian Pertanian pada 17 Organisasi Internasional (OI) terkait pada

hal manfaat dan biaya kontribusi. Evaluasi pokja terhadap keanggotaan Indonesia pada OI tahun

Page 118: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

2015 adalah 112 OI bersifat global, strategis dan regulatory, 46 OI telah dimanfaatkan oleh instansi

penjuru dan 75 OI perlu peninjauan mendalam. Organisasi Internasional ISTA dimana Balai Besar PPMB-TP menjadi salah satu anggotanya berada

pada kelompok 46 OI yang telah dimanfaatkan penjuru. Namun demikian tetap diperlukan

justifikasi kelengkapan informasi mengenai manfaat keanggotaan ISTA.

Gambar 54. Matrik Evaluasi Keanggotaan ISTA TA. 2017

5. Penyelenggaraan Uji Profisiensi

Penyelenggaraan uji profisiensi pada tahun 2017 mencakup dua komoditas yaitu jagung (Zea mays) dan

kacang panjang (Vigna unguiculata). Parameter yang diuji adalah penetapan kadar air dan pengujian daya

berkecambah pada benih jagung sedangkan pada benih kacang panjang adalah penetapan kadar air, analisis kemurnian dan pengujian daya berkecambah.

Page 119: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 61. Pencapaian sasaran mutu tahun 2017

Keterangan: Nomor urut bukan merupakan kode laboratorium

Kegiatan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH tidak hanya diikuti oleh laboratorium pengujian benih BPSBTPH (Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura) yang ada di setiap provinsi di Indonesia, namun juga

diikuti oleh laboratorium di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Balai Besar

Page 120: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Proteksi dan Perbenihan Perkebunan, Balai Perbenihan Tanaman Hutan, Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi

Pakan serta perusahaan benih swasta. Keikutsertaan laboratorium di luar perbenihan tanaman pangan dan hortikultura dikarenakan belum ada penyelenggaraan uji

profisiensi dengan lingkup yang sesuai.

Penyelenggaraan uji profisiensi diawali dengan

penyediaan sampel bahan uji yang homogen, pengiriman bahan uji ke peserta, pengujian oleh peserta berdasarkan parameter pengujian yang telah ditetapkan,

pengiriman hasil pengujian oleh peserta, pengolahan data hasil pengujian dan penyampaian hasil pengolahan data ke peserta. Hasil uji homogenitas benih jagung

(penetapan kadar air dan daya berkecambah) dan benih kacang panjang (penetapan kadar air, analisis

kemurnian, pengujian daya berkecambah) menunjukkan tidak signifikan heterogen atau homogen. Hal ini berarti contoh uji yang dikirimkan ke peserta adalah homogen.

Tabel 62. Ringkasan hasil uji homogenitas berdasarkan parameter penetapan kadar air, analisis kemurnian dan pengujian daya berkecambah

Pelaporan hasil yang tepat merupakan salah satu faktor

teknis sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 yang sebaiknya dipenuhi oleh laboratorium. Dalam penerapan

sehari-hari di laboratorium, pelaporan identik dengan penulisan hasil uji laboratorium yang akan dijadikan dasar dalam penulisan mutu benih pada data label

benih dalam proses sertifikasi benih. Kesalahan pembulatan, penjumlahan komponen ataupun penulisan akan berdampak luas. Laboratorium peserta yang tidak

Page 121: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

memenuhi persyaratan tersebut tidak akan diikutsertakan dalam analisis data secara statistik.

Pada saat analisis dan evaluasi data, PUP Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan konsultasi secara langsung dengan pakar statistik. Analisis data kadar air,

kemurnian dan daya berkecambah dari laboratorium peserta dilakukan dengan menggunakan uji Grubb’s dan

dievaluasi lebih lanjut dengan uji Z-score gabungan tiga lot yang mengacu pada ISTA Proficiency Test Programme.

Penentuan nilai acuan dan standar deviasi berasal laboratorium yang berpartisipasi dalam uji profisiensi serta memiliki kesesuian kompetensi dan kinerja

berdasarkan persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008 selama tiga tahun berturut-turut, memenuhi persyaratan verifikasi administrasi dan teknis, serta

memenuhi persyaratan analisis data melalui uji Grubb’s.

Evaluasi unjuk kerja laboratorium pada uji profisiensi

tahun 2017 menggunakan kategori dengan huruf A, B, C, D, D* dan D**, yaitu merupakan kriteria sangat memuaskan (A), memuaskan (B), meragukan/kurang

memuaskan (C), dan tidak memuaskan (D, D*, dan D**).

Tabel 63. Evaluasi data hasil uji peserta berdasarkan

seleksi awal, uji Grubb’s dan Z-score pada parameter penetapan kadar air

Tabel 64. Evaluasi data hasil uji peserta berdasarkan seleksi awal, uji Grubb’s dan Z-score pada

parameter analisis kemurnian

Page 122: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 65. Evaluasi data hasil uji peserta berdasarkan seleksi awal, uji Grubb’s dan Z-score pada

parameter pengujian daya berkecambah

Peserta dengan kategori A dan B tidak melakukan tindakan perbaikan, tetapi masih perlu melakukan peningkatan berkelanjutan. Peserta dengan nilai C, D,

D* dan D** disarankan perlu melakukan tindakan perbaikan melalui investigasi untuk menemukan akar

permasalahan pada pengujian.

Page 123: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

BAB IV

CAPAIAN KINERJA

BAGIAN UMUM

SUBBAGIAN PROGRAM DAN

EVALUASI

1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja

Sebagai salah satu unit Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, kegiatan Balai Besar PPMB-

TPH mengacu dan mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu Program Peningkatan

Produksi, Produktivitas dan mutu hasil Tanaman Pangan. Untuk mendukung program tersebut, sama dengan tahun sebelumnya pada tahun 2017 Balai Besar

PPMB-TPH melaksanakan kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih.

Agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana perlu ditetapkan petunjuk teknis dan kerangka

acuan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan dapat berjalan efektif, efisien, akunTabel sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

1.1. Pengganggaran

DIPA petikan satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 telah diterima berdasarkan surat

pengesahan No. SP DIPA-018.03.2.010082/2017 tanggal 07 Desember 2016 dengan total anggaran Rp11.439.256.000,-. Setelah dilakukan revisi

refocusing anggaran Direktorat Jenderal Tanaman

Page 124: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Pangan, maka Balai Besar PPMB-TPH berkurang sebesar Rp1.464.587.000,-, sehingga total anggaran

berubah menjadi Rp9.974.669.000,-. DIPA petikan satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2016

menjadi No. SP DIPA-018.03.2.010082/2017 tanggal 21 Maret 2017.

1.2. Penyusunan KAK dan JUKNIS

Dokumen perencanaan merupakan faktor penting yang harus disiapkan sebagai salah satu pedoman

dalam melaksanakan kegiatan. Dokumen tersebut antara lain Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) disamping peraturan

perundang-undangan yang berlaku lainnya. Hal ini diperlukan untuk memberikan pedoman bagi

pelaksana kegiatan agar tujuan dan sasaran dapat tercapai secara optimal. Penyusunan KAK/TOR dan JUKNIS tahun 2017 mengacu pada DIPA, Petunjuk

Operasional Kegiatan (POK) serta dokumen RKA-KL TA. 2017. KAK/TOR dan JUKNIS disusun berama dengan penanggung jawab kegiatan dan pelaksana

kegiatan lingkup Balai Besar PPMB-TPH.

a. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan

Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference), adalah suatu dokumen yang menginformasikan

gambaran umum dan penjelasan mengenai keluaran kegiatan yang akan dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan yang memuat

latar belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian, waktu pencapaian, dan biaya yang diperlukan. KAK ini dilengkapi dengan rencana

anggaran biaya per jenis belanja dari masing-masing kegiatan.

b. Penyusunan JUKNIS

JUKNIS disusun secara detil termasuk titik kritis dan resiko yang mungkin timbul dalam

pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada sistem pengendalian intern.

Page 125: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

1.3. Penyusunan Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja tahun 2017 merupakan bagian

dari dokumen yang diperjanjikan antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan merupakan dokumen

perjanjian kinerja selama satu tahun, khususnya dalam mendukung program Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan yaitu program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada

berkelanjutan.

Selanjutnya Perjanjian Kinerja tahun 2017 ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam indikator kinerja

sebagai acuan penilaian kinerja masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan. Adapun Indikator

Kinerja Utama (IKU) Balai Besar PPMB-TPH dalam menunjang program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan yang

meliputi : a. Pengembangan metode pengujian mutu benih 10

metode

b. Dokumen Layanan Internal sebanyak 12 layanan c. Dokumen Layanan Perkantoran selama 12 bulan

1.4. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017

Untuk mendukung program Balai TA. 2017 telah

disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dengan berkoordinasi bersama penanggung jawab kegiatan

lingkup Balai Besar PPMB-TPH. RKT disusun H-1 sebagai dasar penyusunan anggaran tahun 2017. RKT ini memuat tentang pelaksanaan kegiatan yang

mencakup: a. Indikator Kinerja Utama yang berisi program,

sasaran, indikator sasaran, target dan

penanggung jawab b. Penetapan Kinerja berisi program utama,

sasaran, indikator kinerja output, indikator kinerja outcome dan anggaran

Page 126: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

c. Rencana Kinerja Tahunan yang berisi sasaran strategis, indikator output dan target

d. Rencana Kerja dengan program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan

swasembada berkelanjutan yang terdiri dari 15 kegiatan.

1.5. Penyusunan Renja-KL Tahun 2018

Rencana kerja tahun 2018 mengacu pada Matriks Renstra Kementerian Pertanian tahun 2015-2019.

Kegiatan operasional yang disusun dalam Rencana Kinerja Anggaran-Kementerian Lembaga (Renja-KL) 2018 adalah sebagai berikut:

a. Uji Terap Metode Pengujian Mutu Benih 1) Melaksanakan Bimbingan Teknis dan

Sosialisasi Kegiatan Pengujian Mutu Benih 2) Melaksanakan Penerapan Pengembangan

Metode Pengujian Mutu Benih

3) Melaksanakan standarisasi laboratorium pengujian mutu benih

b. Layanan Internal

1) Perencanaan Kegiatan 2) Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan

3) Pengelolaan Kepegawaian dan Tata Usaha 4) Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi 5) Pengadaan Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran 6) Rehabilitasi dan Renovasi Gedung dan

Bangunan

c. Layanan Perkantoran 1) Gaji dan Tunjangan

2) Operasional dan Pemeliharaan Kantor

1.6. Penyusunan Anggaran Tahun 2018

Balai Besar PPMB-TPH pada tahun 2018

memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp11.500.00.000,-. Tahapan kegiatan yaitu:

Page 127: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

a. Perencanaan

1) Mengikuti pertemuan penyusunan

Perencanaan Anggaran (RKA-K/L) Pagu Sementara TA. 2018 lingkup Ditjen Tanaman Pangan pada tanggal 7 Maret 2017 di Jakarta.

Alokasi anggaran Balai Besar PPMB-TPH TA. 2018 sebesar Rp13.382.312.000,-

2) Mengikuti pertemuan Koordinasi Penyusunan RKA-K/L Alokasi Anggaran Lingkup Ditjen Tanaman Pangan TA. 2018 pada tanggal 18 -

21 Juli 2017 di Depok. Alokasi anggaran Balai Besar PPMB-TPH TA. 2018 sebesar Rp11.500.000.000,-

b. Reviu APIP

Pelaksanaan reviu APIP pada tahun 2018 oleh

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian yaitu reviu RKA-K/L oleh Biro Perencanaan dan APIP tanggal 25-26 Juli 2017 di Bogor.

2. Revisi

2.1. Revisi DIPA

Refocusing (Pertemuan dan Anggaran)

Mengikuti pertemuan Penelaahan revisi anggaran

RKA-K/L Pagu Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2017 oleh pada tanggal 20 Februari 2017 di Jakarta.

Selanjutnya penyusunan RKA-KL dan DIPA 2017 mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No.

94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL 2017. Pembahasan RKA-KL 2017 mencakup usulan kegiatan-kegiatan Balai

yang akan dilaksanakan TA. 2017 telah dilakukan melalui sistem aplikasi yang terintegrasi dalam format kertas kerja RKA-KL. Untuk mendukung

RKA-KL telah dilakukan penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) sesuai format yang telah

diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran.

Page 128: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Terakhir penelaahan eksternal untuk finalisasi RKA-KL TA. 2017 yang berlangsung di Direktorat

Jenderal Anggaran. Penelaahan RKA-KL Balai Besar PPMB-TPH mencakup:

a. Kesesuaian nama Program dan Kegiatan Tahun

2017, yaitu :

1) Nama Program :

(018.03.06) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Hasil Pangan.

2) Nama Kegiatan :

(1767) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu Laboratorium Pengujian Benih.

b. Kesesuaian Kode Satker dan Pagu Anggaran, yaitu dengan kode 010082 dan pagu anggaran sebesar Rp. 9.974.669.000,-.

c. Kesesuaian Penyusunan Sub Kegiatan, KAK dan RAB

d. Kesesuaian Penggunaan Standar Biaya Umum

(SBU) dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor

33/PMK.02/2016.

e. Kesesuaian data pendukung kegiatan yang meliputi data peralatan inventaris kantor dan

referensi harga dari suplier dan lain-lain.

f. Kelengkapan Surat Pernyataan Tanggung Jawab

Mutlak (SPTJM).

2.2. Revisi Anggaran

DIPA petikan satker Balai Besar Pengembangan

Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 telah diterima berdasarkan surat pengesahan No. SP DIPA-018.03.2.010082/2017

tanggal 7 Desember 2016 dengan total anggaran Rp11.439.256.000,-. Setelah dilakukan revisi

Page 129: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

refocusing anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, maka Balai Besar PPMB-TPH berkurang

sebesar Rp1.464.587.000,-, sehingga total anggaran berubah menjadi Rp9.974.669.000,-. DIPA petikan satker Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu

Benih Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2016 menjadi No. SP DIPA-018.03.2.010082/2017

tanggal 21 Maret 2017.

Pada tahun 2017 telah dilakukan revisi DIPA sebanyak satu kali dan revisi POK sebanyak dua

kali. Revisi DIPA/POK dilakukan berdasarkan kebijakan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bahwa pada tahun 2017 dilakukan refocusing

anggaran khususnya Perjalanan Dinas lingkup Ditjen Tanaman Pangan.

3. Evaluasi dan Pelaporan

3.1 Penyusunan Laporan Bulanan dan Simonev

Laporan bulanan Balai Besar dilakukan secara

rutin setiap bulannya. Laporan bulanan menyajikan kegiatan Bagian Umum, kegiatan Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium serta kegiatan kelompok

fungsional Pengawas Benih Tanaman yang mencakup progres seluruh kegiatan baik yang

tercantum pada DIPA maupun kinerja lainnya. Demikian juga dengan laporan Simonev disusun setiap bulan yang mencakup realisasi fisik dan

keuangan.

Berdasarkan undangan dari Sekretaris Jenderal

Kementerian Pertanian Nomor B.371/TU.020/A.1/ 3/2017 menghadiri Workshop Aplikasi Monev TA. 2017 pada tanggal 11-13 April 2017 di Sheraton

Mustika Hotel, Yogyakarta.

3.2. Penyusunan Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja

Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan konsinyasi

dan workshop penyusunan Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja pada tanggal 22-23 Desember

2017. Laporan Tahunan merupakan pertanggungjawaban laporan kegiatan secara rinci

Page 130: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

yang bertujuan memberikan informasi hasil-hasil yang sudah dicapai dan mengungkap permasalahan

yang memerlukan tindak lanjut serta perbaikan sebagai bahan evaluasi. Sedangkan Laporan Kinerja (LAKIN) merupakan laporan kinerja berdasarkan

indikator input, output, dan outcome dengan cara menilai tingkat keberhasilannya sebagai bahan

evaluasi dari pihak internal maupun eksternal dalam melakukan penilaian kinerja Balai Besar.

Berdasarkan tingkat pelaksanaan kegiatan rata-rata

hampir mencapai 100%. Kegiatan/sub kegiatan telah dilaksanakan seluruhnya, baik administrasi maupun teknis yang dibiayai dari anggaran DIPA

Balai Besar PPMB-TPH tahun 2017. Kegiatan administrasi yang dimaksud adalah kegiatan yang

mendukung kegiatan teknis Balai Besar. Kegiatan ini meliputi kegiatan struktural yang pengelolaannya di bawah Bagian Umum serta

Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium telah dilaksanakan secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang tersedia.

Selanjutnya, kegiatan teknis Balai Besar adalah kegiatan laboratorium maupun kelembagaan dalam

rangka melaksanakan tupoksi yang meliputi pelayanan pengujian mutu benih kepada masyarakat/stakeholder, validasi dan

pengembangan metode pengujian, penerapan sistem manajemen mutu kepada seluruh laboratorium

pengujian mutu benih di Indonesia, uji profisiensi untuk mengetahui kompetensi laboratorium daerah, uji petik mutu benih yang beredar, pembuatan

buku literatur dan koleksi varietas/IPTB/DNA.

3.3. Evaluasi Anggaran

Dalam rangka meningkatan akuntabilitas dan

transparansi atas pelaksanaan program kegiatan dan penggunaan anggaran, maka pada bulan

Desember 2017 Tim pelaporan dan penyusunan laporan bulanan serta pelaporan monitoring dan evaluasi dengan hasil realisasi anggaran

Page 131: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

berdasarkan sistem akuntansi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar

Rp9.586.904.777,- atau 96,11% dari Pagu Rp9.974.669.000,- sedangkan realisasi fisik sebesar 100%. Anggaran yang tidak dapat diserap sebesar

Rp387.764.223,- (3,89%) yang merupakan sisa gaji dan uang makan pegawai.

4. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Utama

Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan

Penerapan Sistem Mutu laboratorium Pengujian Benih Tahun 2017 dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh konsistensi kebijakan pelaksanaannya bagi

pencapaian Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan dan

Hortikultura melalui fungsi (1) pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan

hortikultura, (2) pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura, (3) Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi) antar laboratorium pengujian benih

tanaman pangan dan hortikultura.

Laboratorium pengujian mutu benih yang di monitoring antara lain :

a. Balai Pengawasan Perbenihan dan Sertifikasi Tanaman Pertanian (BP2STP) Provinsi Maluku

Utara

b. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSBP) Provinsi DI. Yogyakarta

c. BPSB-TPH Provinsi Bengkulu

d. BPSB-TPH Provinsi Lampung

e. BPSB-TPH Provinsi Sumatera Utara

f. BPSB-TPH Provinsi Jawa Tengah

g. BPSB-TPH Provinsi Sumatera Selatan

Page 132: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

h. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Perbenihan Tanaman (BPSPT) Provinsi Jambi

i. BPSB-TPH Provinsi Sulawesi Tenggara

j. Pengawasan dan Sertifikasi Benih (PSB) Provinsi Nusa Tenggara Timur

k. BPSB-TPH Provinsi Kalimantan Tengah

l. UPT Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Tengah

m. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih/Bibit

(BPSBB) Pertanian dan Peternakan Provinsi Maluku

n. BPSB-TPH Provinsi Jawa Barat

o. BPSB-TPH Provinsi Kalimantan Barat

p. BPSB-TPH Provinsi Gorontalo

q. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur

Kesimpulan dari kegiatan monitoring kegiatan

strategis yaitu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan utama (pengembangan metode pengujian di laboratorium, bimbingan teknis kepada

seluruh laboratorium BPSB di Indonesia dan penyelenggaraan uji profisiensi) yang dilaksanakan

Balai Besar PPMB-TPH, dapat memberikan manfaat bagi laboratorium BPSB-TPH, hal tersebut dapat terlihat dari peran kegiatan yang dilaksanakan

terhadap peningkatan kinerja pengujian laboratorium dan peningkatan kompetensi laboratorium BPSB-TPH.

Standarisasi laboratorium yang terus meningkat, peningkatan kompetensi personil laboratorium dan pemanfaatan metode yang dikembangkan oleh Balai

Besar PPMB-TPH membuktikan kegiatan tersebut memberikan kontribusi yang positif bagi laboratorium BPSB-TPH. Namun demikian terdapat beberapa

kegiatan pengembangan metode yang belum dapat diaplikasikan di laboratorium BPSB-TPH akibat dari

beberapa faktor yang menjadi penghambat antara lain

Page 133: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

kelengkapan sarana/prasarana yang kurang memadai, kompetensi personil yang masih rendah dan

belum adanya permintaan atau costumer yang melakukan pengujian.

Permasalahan yang dihadapi pada laboratorium

BPSB-TPH adalah sebagai berikut :

a. Kompetensi personil (PBT) masih perlu

ditingkatkan khususnya dalam pelaksanaan pengujian dan pemahaman tentang sistem mutu, pengujian DHL terutama dalam hal hasil uji, dan

pelatihan pengujian nematoda bagi BPSB-TPH.

b. Keterbatasan jumlah personil menyebabkan ruang

lingkup pengujian yang dapat dilaksanakan juga terbatas, hanya terbatas pada pengujian standar sedangkan pengujian kesehatan cendawan

dilakukan hanya untuk melatih keterampilan analis.

c. Keterbatasan kemampuan analis dalam pengujian

pengujian Tetrazolium pada benih kedelai karena banyaknya topografi pewarnaan pada kategori

viabel dan nonviabel agar lebih disederhanakan sehingga memudahkan analis dalam melakukan evaluasi.

d. Kurangnya Sarana dan prasarana dalam proses penerapan sistem manajemen mutu seperti Genset,

AC, keterdiaan air bersih, dan kecukupan daya listrik.

e. Aliran listrik tidak stabil dan masih mengalami

pemadaman listrik.

f. Peralatan dan ruangan masih kurang khususnya untuk pengujian kesehatan benih.

g. Keterbatasan PBT di masing-masing kabupaten sehingga berpengaruh terhadap proses pelayanan

sertifikasi dan pelabelan benih.

h. Pengaruh dari keterbatasan PBT mengakibatkan masih dijumpainya kasus-kasus di lapangan

Page 134: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

seperti beredarnya benih tanpa label maupun benih yang sudah kadaluwarsa.

i. Dengan status kepegawaian berada di masing-masing kabupaten akibat otonomi daerah mengakibatkan koordinasi pembinaannya menjadi

terkendala.

j. Peralatan laboratorium yang ada relatif sudah lama

sehingga perlu peremajaan.

k. Tidak adanya kepastian tersedianya anggaran selama proses re-akreditasi berlangsung.

l. Dalam pelaksanaan Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium khususnya perpanjangan reakreditasi masih terkendala dengan jaringan

Internet karena tidak bisa membuka setaip saat KANMIS sehingga masih ada beberapa persyaratan

yang belum diupload.

m. Anggaran untuk mengikuti pelatihan dan magang untuk meningkatkan kompetensi personil dan

untuk perbaikan/kalibrasi peralatan laboratorium sangat terbatas.

n. Kompetensi personil dalam memahami sistem mutu masih kurang khususnya tentang pengelolaan dokumentasi dan kaji ulang

manajemen.

o. Di beberapa BPSB-TPH komitmen pimpinan dalam

menerapkan sistem mutu laboratorium masih perlu ditingkatkan.

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk

meningkatkan kinerja laboratorium BPSB-TPH adalah sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan kompetensi personil

laboratorium BPSB-TPH disarankan agar merencanakan anggaran untuk mengikuti pelatihan

maupun magang yang setiap tahun diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH, dan apabila anggarannya memungkinkan dapat mengadakan

pelatihan sendiri (inhouse training) dengan

Page 135: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

mengundang petugas dari Balai Besar PPMB-TPH sebagai narasumber.

b. Mendorong agar senantiasa meningkatkan pemahaman tentang sistem mutu bagi personil laboratorium dengan mengikuti pelatihan yang

diadakan baik oleh KAN maupun Balai Besar PPMB-TPH.

c. Disarankan agar manajemen BPSB-TPH dapat memenuhi kebutuhan peralatan laboratorium secara bertahap agar dapat menambah ruang

lingkup akreditasi baik melalui APBN maupun APBD, untuk meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat dalam pengawasan dan

sertifikasi benih.

d. Dokumen sistem mutu yang relevan sebaiknya

tersedia di semua tempat kerja (di ruang penerimaan contoh, laboratorium dan ruang analis) sebagai bukti bahwa dokumen tersedia dan mudah

diakses serta digunakan sebagai panduan dalam setiap kegiatan. Misal, Instruksi Kerja tersedia di lab yang masuk dalam lingkup akreditasi.

e. Sasaran mutu laboratorium agar disempurnakan menjadi sasaran yang terukur.

f. Menyiapkan jaringan internet yang memadai dan personil laboratorium yang mampu mengaplikasikan sistem online sehingga akses

informasi akan lebih mudah dan cepat.

g. Menjalin komunikasi dengan Balai Besar PPMB-TPH

dan KAN dalam melengkapi dokumen melalui KANMIS dan hal-hal lain terkait proses reakreditasi.

h. Spesifikasi standard peralatan laboratorium

hendaknya didiskusikan dengan Balai Bear PPMB-TPH.

i. Mengusulkan jika memungkinkan untuk menambah jumlah PBT dan analis laboratorium melalui pemerintah daerah.

Page 136: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

j. Untuk meningkatkan kompetensi analis, Laboratorium BPSB-TPH perlu dilibatkan dalam

kegiatan validasi/verifikasi metode yang diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH.

k. Untuk kasus di laboratorium BPSB-TPH Sumatera

Selatan yang akreditasinya dicabut, disarankan melakukan kembali pendaftaran akreditasi, Balai

Besar PPMB-TPH akan memfasilitasi proses akreditasinya.

l. Menyarankan Balai Besar PPMB-TPH secara reguler

melaksanakan sinkronisasi Pengembangan Metode, Uji Profisiensi maupun Penerapan Sistem manajemen Mutu Laboratorium karena sinkronisasi

tersebut merupakan ajang bertukar informasi, diskusi serta saran pemecahan masalah – masalah

yang terjadi di masing – masing Laboratorium.

m. Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan pelatihan untuk analis laboratorium secara reguler untuk

meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang metode pengujian yang terbaru (mutakhir).

5. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan

secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar

PPMB-TPH) untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan

yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

SPI diperlukan sebagai upaya pengendalian kegiatan Balai Besar PPMB-TPH, karena pada dasarnya kegiatan harus dilaksanakan secara tertib, terkendali,

efektif dan efisien agar dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dapat melakukan

deteksi dini terhadap titik kritis atau resiko yang kemungkinan terjadi dan segera mencari solusi

Page 137: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

penyelesaian.

Ruang lingkup sistem pengendalian intern sebagai

tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah 1) Lingkungan Pengendalian; 2) Penilaian Resiko; 3) Kegiatan Pengendalian; 4)

Informasi dan Komunikasi; dan 5) Pemantauan.Kegiatan sistem pengendalian intern

lingkup Balai Besar PPMB-TPH meliputi :

5.1. Pembentukan Tim Satlak PI

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI) menyatakan bahwa SPI merupakan alat pengendalian dan pengawasan program/kegiatan

serta memudahkan dalam evaluasi dan pelaporan. Sebagai implementasi dari amanat

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Balai Besar PPMB-TPH membentuk Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern tahun 2016

berdasarkan Keputusan Kepala Balai Besar PPMB-TPH Nomor 03B.RC.110/C3.BPMB/2/ 2017 tanggal 7 Februari 2017. Sehubungan

dengan mutasi jabatan Eselon III dan IV lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan

adanya Keputusan Kepala Balai Besar PPMB-TPH Nomor 330A.KP.340/C.3.BBMB/8/2017 tentang Penetapan Pegawai Balai Besar PPMB-TPH

tanggal 21 Agustus 2017, maka dilakukan revisi susunan anggota Satlak PI dengan struktur

organisasi dan tugas Tim sebagai berikut :

a. Struktur Organisasi Satlak Pengendalian Intern

KETUA Nyi Suryati,SP

SEKRETARIS Rika Batra, SP,MSi

PENANGGUNG JAWAB Ir. Tri Susetyo, MM

Page 138: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Gambar 55. Struktur Organisasi Satuan Pelaksana

Pengendali Intern

b. Tugas Tim Satlak Pengendalian Intern meliputi:

1) Membantu pimpinan dalam melaksanakan pengendalian intern lingkup Balai Besar PPMB-TPH;

2) Menyusun program kerja dan anggaran SPI;

3) Melakukan sosialisasi rencana kerja dan

menerapkan pelaksanaan SPI; 4) Meningkatkan kemampuan sumberdaya

manusia pelaksana SPI; 5) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan

SPI;

6) Pemantauan dan evaluasi penyelesaian tindak lanjut hasil audit;

7) Membina dan manilai pelaksanaan SPI

melalui koordinasi dan pemantauan ditingkat lapangan;

8) Menyusun laporan secara berkala pelaksanaan SPI.

Menindaklanjuti Keputusan Kepala Balai Besar

PPMB-TPH dengan memperhatikan uraian tugas yang dibebankan pada tim satlak pengendalian

intern, maka pada tahun 2017 Tim Satlak PI melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian intern seperti pemantauan,

evaluasi, koordinasi dan soaialisasi dalam rangka

Page 139: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

meningkatkan peran sistem pengendalian intern lingkup Balai Besar PPMB-TPH yang menjadi

kinerja tim satlak pengendalian intern yang meliputi :

5.2. Rapat Koordinasi Tim Satlak PI Rapat koordinasi Tim Satlak PI dilakukan secara

berkala paling kurang tiga bulan sekali, sekaligus mengumpulkan, mendiskusikan dan melakukan

evaluasi bahan penyusunan laporan pengendalian intern terhadap pelaksanaan kegiatan sebagai bahan masukan bagi pimpinan.

Tim Satlak PI melakukan pengendalian dan evaluasi kegiatan secara berkala terhadap progres kegiatan yang telah dilaksanakan. Disamping itu,

koordinasi tim satuan pelaksana pengendalian intern juga dilakukan pada rapat-rapat rutin

dengan pimpinan yang dilaksanakan minimal satu bulan sekali dengan pokok bahasan evaluasi perkembangan kegiatan dan tindak lanjut

permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan.

5.3. Menyusun Program Kerja Satlak PI

Menetapkan program kerja satlak pengendalian

intern, penyusunan program kerja satlak pengendalian intern yang merupakan rencana kegiatan yang disusun untuk mendukung tugas

dan fungsi Tim Satlak Pengendalian Internyang berupa tahapan kegiatan yang dilengkapi dengan

jadwal palang sebagai salah satu dasar pelaksanaan tugas Tim Satlak PI agar kinerjanya lebih terarah. Program kerja satlak pengendalian

intern dan jadwal palang tahun 2016 seperti terlihat pada Tabel 66.

Tabel 66. Program kerja Satlak Pengendalian Intern

No Uraian Jadwal Tahun 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des

1 Penetapan Tim Satlak PI

2 Rapat Koordinasi Tim Satlak PI

Page 140: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

3 Penyusunan Program Kerja SPI

4 Penyusunan Petunjuk Teknis SPI

5 Monitoring dan Pemantauan

Kegiatan SPI

6 Penilaian SPI WBK dan WBBM

7 Evaluasi dan Penyusunan

Laporan Triwulan

5.4. Menyusun Petunjuk Teknis Monitoring dan

Evaluasi Kegiatan Utama

Tujuan penyusunan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi kegiatan utama adalah sebagai pedoman untuk mempermudah tim monitoring

dan evaluasi dan tim satuan pelaksana pengendalian intern dalam melakukan evaluasi

dan pengendalian kegiatan utama lingkup Balai Besar PPMB-TPH yang berhubungan langsung dengan laboratorium di daerah yangmerupakan

salah satu alat ukur dalam mencapai sasaran sesuai target yang ditetapkan secara efektif,

efisien dan akunTabel dengan tujuan meliputi : a. Mengevaluasi capaian kinerja output dan

outcome yang mencakup fungsi : (1)

pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan

hortikultura, (2) pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan

penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, (3) Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi) antar

laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura.

b. Mendapatkan umpan balik dan rekomendasi dalam pemanfaatan program dan kegiatan.

Ruang lingkup petunjuk teknis monitoring dan

evaluasi kegiatan utama ini meliputi Program/Kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu laboratorium Pengujian Benih Tahun 2016 mencakup pelaksanaan (1) pengembangan teknik

dan metode pengujian laboratorium, sertifikasi

Page 141: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura, (2) pelaksanaan

pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, (3)

Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan

dan hortikultura, di laboratorium pengujian mutu benih BPSB-TPH.

5.5. Menyusun Laporan Kinerja Tim Satlak PI Mengacu pada Pedoman Umum SPI penanggung

jawab sistem pengendalian intern wajib menyusun laporan kinerja secara berkala di masing-masing unit kerjanya sesuai dengan

tahapan kegiatannya. Implementasi yang telah dilakukan adalah yang merupakan bagian dari

kinerja tim satuan pelaksana pengendalian intern adalah dengan melakukan rapat koordinasi tim satuan pelaksana pengendalian intern melalui

memorandum (surat undangan) ketua tim satuan pelaksana pengendalian intern kepada anggota

tim dan penanggung jawab/pelaksana kegiatan untuk melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap kegiatan yang sedang berjalan serta

mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Pada triwulan I berdasarkan memorandum

tentang undangan rapat koordinasi dari Kepala Bagian Umum selaku ketua Tim Satuan

Pelaksana Pengendalian Intern, pada tanggal 12 Juni 2017 dilakukan pertemuan dengan seluruh anggota tim satuan pelaksana pengendalian

intern dengan notulen sebagai berikut : a. Menyusun dan menyepakati program kerja dan

jadwal kegiatan pengendalian intern tahun 2017.

b. Menyusun petunjuk teknis SPI yang berisi

tentang titik kritis dan analisis resiko baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung TA. 2017.

Page 142: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

c. Evaluasi tindak lanjut hasil monitoring dan Evaluasi tahun 2017.

d. Monitoring pengelolaan anggaran triwulan I, dengan realisasi keuangan sebesar RP1.421.096.068,- atau 14,25%, sedangkan

realisasi fisiknya sebesar 15,75%. Realisasi keuangan tersebut masih lebih rendah

dibandingkan dengan Rencana Operasional Kegiatan (ROK) sebesar 17,87%, penyerapan tidak sesuai target dikarenakan tertundanya

pengadaan belanja modal sehingga memperlambat realisasi anggaran.

Pada triwulan II tim satuan pelaksana

pengendalian intern melakukan rapat koordinasi pada tanggal 29 Agustus 2017. Agenda rapat

koordinasi adalah melakukan sosialisasi Keputusan Tim Satlak PI 2017 (revisi), monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan s.d triwulan II

tahun 2017, dan rencana monev pengembangan validasi metode pengujian mutu benih di BPSB ke beberapa provinsi. Realisasi anggaran Balai

sebesar Rp 5.424.237.138,- atau 54,38% sedangkan realisasi fisiknya sebesar 55,88%.

Realisasi tersebut masih di bawah target pada ROK yaitu 67,26 %, untuk itu perlu percepatan penyerapan anggaran. Beberapa kegiatan yang

serapan anggaran masih rendah antara lain: Pengawalan UPSUS padi, jagung dan kedelai;

pengembangan metode; dan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Strategis Balai Besar PPMB-TPH sehingga masih perlu dilakukan langkah-

langkah untuk mempercepat penyerapan anggaran agar tidak menumpuk di akhir tahun.

Pada triwulan III tim satuan pelaksana

pengendalian intern melakukan rapat koordinasi pada tanggal 8 November 2017. Agenda rapat koordinasi adalah realisasi serapan anggaran dan

fisik kegiatan s.d Triwulan III tahun 2017 serta permasalahan; target penyerapan anggaran dan penyelesaian fisik kegiatan s.d akhir tahun 2017;

Page 143: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

dan penyusunan jadwal rapat/ pertemuan lingkup Balai Besar PPMB-TPH. Berdasarkan

SP2D realisasi anggaran sampai dengan tanggal 7 November 2017 sebesar Rp 7.828.800.780,- atau 78,49%. Dari data realisasi SP2D persentase

penyerapan anggaran masing-masing kegiatan jika dibandingkan Rencana Operasional Kegiatan

(ROK) masih terdapat kegiatan yang realisasi serapan anggarannya masih rendah (di bawah 60%).

Pada triwulan IV tim satuan pelaksana pengendalian intern melakukan rapat koordinasi pada tanggal 8 Desember 2017 engan agenda

rapat monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan s.d Triwulan IV (akhir tahun) 2017 dan

rencana Audit Unsur SPI lingkup Balai Besar PPMB-TPH. Sementara memperhatikan potensi serapan anggaran yang ada, maka prediksi

sampai dengan akhir Desember 2017 mencapai Rp9.577.705.452,- atau 96,02% dan target fisik mencapai 100%. Realisasi serapan anggaran

sampai dengan 4 Desember 2017 sebesar Rp8.547.609.000,- atau 85,70% dari Pagu

anggaran Rp9.974.669.000,-. Realisasi tersebut masih di bawah target, kegiatan yang serapan anggaran masih rendah yaitu pengadaan

beberapa alat labotorium antara lain : Cool Box Sample Cooling and Freezing Workstation,

mikropipet, grinding mill, thermometer glass, blender benih, penghancur benih, dan anak

timbangan. Hal tersebut dikarenakan belum dilaksanakan pengiriman alat oleh pihak supplier sehingga menyebabkan terhambatnya

pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran.

Page 144: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN DAN

TATA USAHA

1. Kepegawaian

1.1. Mutasi Pegawai

Selama tahun 2017 Pegawai yang mutasi dari dan ke Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 11orang seperti

pada Tabel berikut.

Tabel 69. Mutasi pegawai tahun 2017

1.2. Kenaikan Pangkat/Jabatan dan Kenaikan Gaji Berkala

Pegawai Balai Besar PPMB-TPH yang naik pangkat

pada tahun 2017 sebanyak 11 orang dan naik jabatan 3 orang.

Page 145: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 70. Kenaikan pangkat pegawai tahun 2017

Sedangkan Pegawai Balai Besar PPMB-TPH yang

naik jabatan pada tahun 2017 sebanyak 3 orang.

Tabel 71. Realisasi kenaikan jabatan selama tahun

2017

Selama tahun 2017 telah direalisasikan kenaikan gaji berkala sebanyak 39 orang.

Page 146: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 72. Kenaikan gaji berkala tahun 2017

1.3. Cuti

Pada tahun 2017 Pegawai Balai Besar PPMB-TPH yang mengambil cuti sebanyak 29 orang, terdiri dari cuti tahunan 20 orang, cuti alasan penting 5

orang, dan cuti bersalin 4 orang.

Tabel 73. Jumlah pegawai yang mengambil cuti

tahun 2017

Page 147: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

% Kehadiran : (Jumlah Pegawai x Hari Kerja) – (S+I+C+TI+DL+TB X 100%

(Jumlah Pegawai x Hari Kerja)

1.4. Pembinaan dan Pengembangan SDM

a. Absensi

Dalam rangka pembinaan pegawai negeri sipil di lingkungan Balai Besar PPMB-TPH khususnya dalam rangka meningkatkan kedisiplinan

pegawai maka telah dilaksanakan Sosialisasi PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil. Sedangkan untuk pengawasan kehadiran pegawai telah dilakukan absensi dengan menggunakan finger print pada saat masuk dan

pulang. Data absensi pegawai tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 74.

Tabel 74. Rekapitulasi kehadiran pegawai tahun

2017

Data tersebut diperoleh dari rumus sebagai

berikut:

%

Keterangan: S : Sakit; I : Izin; C : Cuti; TI : Tanpa Izin; DL : Dinas Luar; TB : Tugas Belajar

b. Penghargaan/Reward dan Hukuman/ Punishment

Penghargaan/reward merupakan hak bagi seseorang Pegawai Negeri Sipil yang telah

Page 148: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

melaksanakan tugas selama menjadi Pegawai. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian

baru dapat memberikan penghargaan/reward berupa penghargaan Satya Lancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia terhadap

pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan/Balai Besar PPMB-TPH yang

telah mengabdikan diri kepada bangsa dan negara selama X, XX tahun serta XXX. Pada tahun 2017 telah diusulkan sebanyak 11 orang

untuk penghargaan Satya Lancana Karya Satya X tahun, namun belum ada realisasi.

Tabel 75. Pegawai yang diusulkan untuk memperoleh penghargaan Satya Lancana Karya Satya dari Presiden RI

sampai akhir tahun 2017

Bagi pegawai yang melakukan pelanggaran akan dikenakan penjatuhan hukuman/punishment disiplin. Selama tahun 2017 tidak ada pegawai yang dikenai penjatuhan hukuman.

Page 149: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

c. Tugas Belajar

Dalam rangka meningkatkan kompetensi

pegawai maka Balai Besar PPMB-TPH memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pegawai untuk melanjutkan studi ke

jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2017

pegawai yang masih dalam proses studi sebanyak 4 orang sebagaimana terdapat pada Tabel 76.

Tabel 76. Pegawai yang mengikuti tugas belajar

d. Penilaian Prestasi Kerja dan Penyusunan

Sasaran Kinerja

Dalam rangka mengukur prestasi kerja Pegawai

Balai Besar PPMB-TPH maka pada bulan Januari 2017 telah dilakukan penilaian presatasi kerja pegawai. Penilaian Prestasi Kerja

(PPK) pegawai terdiri atas unsur Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) periode tahun 2017 (60%) dan unsur perilaku (40%). Penilaian Prestasi Kerja

Pegawai dilaksanakan terhadap 57 orang pegawai. Nilai rata-rata PPK = 84,17 dengan

nilai tertinggi = 91,00 dan terendah = 77,34 Selain itu juga telah dilaksanakan kegiatan penyusunan Sasaran Kinerja untuk tahun 2018.

Page 150: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

2. Tata Usaha

2.1. Surat Menyurat

Dari rekapitulasi surat masuk dan surat keluar selama tahun 2017 sebanyak 1.459 surat yaitu surat yang masuk 663 dan surat keluar 796 surat.

Tabel 77. Rekapitulasi surat masuk dan surat keluar tahun 2017

2.2. Langganan Daya dan Jasa

Dengan meningkatnya volume kegiatan kantor

sehari-hari perlu didukung oleh sarana listrik dan telepon serta jaringan internet yang memadai.

Sarana listrik, telepon dan jaringan internet merupakan kebutuhan mendasar bagi pelaksanaan tugas sehari-hari. Kegiatan ini telah dilaksanakan

selama satu tahun dengan cara memantau pemakaian listrik, telepon dan internet setiap bulan. Listrik dan telepon serta internet harus digunakan

secara efektif dan efisien, sehingga tidak terjadi pemborosan. Untuk memenuhi kapasitas listrik

yang diperlukan kantor maka telah dilakukan penambahan daya.

2.3. Pemeliharaan Halaman

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas sehari-hari diperlukan sarana pendukung berupa

bangunan gedung kantor dan halaman kantor serta

Page 151: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

barang inventaris lainnya. Agar sarana dan prasarana tersebut dapat berjalan dengan baik

diperlukan pemeliharaan dan perawatan secara teratur setiap bulannya. Kegiatan perawatan gedung dan halaman kantor Balai Besar PPMB-TPH antara

lain: a. Pemupukan pohon induk dan tanaman hias

b. Pemangkasan ranting pohon dan pemotongan rumput

c. Membersihkan ruang kantor, Musolla, dan

Halaman Kantor d. Mengganti tanaman hias yang sudah mati e. Membuat atau memasang rak besi untuk

tanaman hias f. Memelihara kebersihan pos jaga keamanan

g. Penataan halaman belakang gedung kantor h. Membuat taman dan kolam i. Pembuatan lampu taman

j. Pembuatan pembatas pohon dan pengecetan k. Pembuatan pembatas parkir mobil l. Membuat rincian pekerjaan sehari-hari, petugas

lapangan dan keamanan kantor Balai Besar PPMB-TPH

Selain itu dalam rangka mendukung kelancaran tugas di bidang tata usaha maka dilakukan kegiatan-kegiatan seperti:

a. Membagi tugas kebersihan ruang kantor b. Melaksanakan cek keamanan lingkungan kantor

c. Menata gudang arsip d. Membuat jadwal piket Satpam dalam rangka

menjaga keamanan

2.4. Keperluan Operasional Perkantoran

Dalam rangka pelaksanaan dan kelancaran operasional tugas sehari-hari perkantoran

diperlukan tersedianya sarana dan prasarana berupa keperluan sehari-hari perkantoran seperti:

alat tulis kantor, komputer supplies, peralatan kebersihan, kebutuhan pelaksanaan rapat dan lain-lain. Untuk kelancaran tugas sehari-hari

perkantoran telah didukung dengan SDM yang

Page 152: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

mencakup pramubakti, petugas pengamanan kantor dan pengemudi. Terselenggaranya

operasional perkantoran ini dilaksanakan setiap hari dengan cara mengamati dan memenuhi kebutuhan pegawai dalam melaksanakan aktifitas

pekerjaannya, kebutuhan pegawai tersebut termasuk kebutuhan pimpinan yang mendukung

kelancaran tugas kedinasan sehari-hari. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: a. Melakukan/penyiapan konsumsi untuk rapat-

rapat internal b. Memfasilitasi kebutuhan dan keperluan tamu

kantor

c. Menyiapkan keperluan perlengkapan pegawai dan petugas Satpam

d. Menyiapkan kebutuhan konsumsi petugas Satpam

e. Menyiapkan kebutuhan alat-alat rumah tangga

kantor f. Melakukan pelayanan sehari-hari kepada pegawai g. Menyiapkan bahan untuk kebersihan kantor

3. Pelayanan Publik

3.1. Penerapan SNI ISO 9001:2008

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik pada Balai Besar PPMB-TPH telah menerapkan SNI ISO 9001:2008 dengan ruang

lingkup: a. pengelolaan kenaikan pangkat, pengelolaan

kehadiran pegawai b. pengelolaan gaji c. pengelolaan surat menyurat

d. penyelenggaraan program e. pelatihan/bimbingan penerapan sistem mutu

Balai Besar PPMB-TPH sudah memperoleh

Sertifikat SNI ISO 9001:2008 dikeluarkan oleh Sucofindo International Certification Services (SICS)

dengan nomor QSC 01241 (berakhir pada bulan Februari 2017). Dengan terbitnya SNI ISO 9001:2015 yang terbaru maka Balai Besar PPMB-

Page 153: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

TPH migrasi dari ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015 dengan menambah dua ruang lingkup yaitu

Pelayanan Pengujian Eksternal dan Penyelengaraan Uji Profisiensi.

Untuk menilai penerapan sistem mutu di Balai

Besar PPMB-TPH tahun 2017 telah dilakukan kegiatan audit internal pada tanggal 30-31 Mei 2017

dan kaji ulang manajemen pada tanggal 15 September 2017. Selain kegiatan tersebut juga dilakukan audit stage 1 pada tanggal 29 Nopember

2017 dan audit stage 2 pada tanggal 14-15 Desember 2017 oleh auditor dari Sucofindo.

3.2. IPNBK

Dalam rangka meningkatkan dan menumbuh

kembangkan semangat etos kerja, maka perlu dilakukan penerapan nilai-nilai dasar budaya kerja

aparatur negara secara intensif dan menyeluruh. Untuk mencapai hal tersebut pelu dilakukan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja oleh seluruh

aparatur yang dilakukan secara sunggung-sungguh, konsisten dan efektif. Untuk mengukur tingkat

capaian penerapan nilai-nilai tersebut maka dilakukan penilaian terhadap penerapan Budaya Kerja di lingkungan Balai Besar PPMB-TPH.

Penilaian dilakukan dengan cara membagikan daftar kuesioner IPNBK kepada masing masing pegawai, sesuai SK MENPAN Nomor 25 Tahun 2002

dengan pertanyaan sebanyak 44 responden, jawaban dari responden kemudian diolah dan di

nilai sesuai ketentuan penilaian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/ Permentan/OT.140/ 6/2009 tentang indikator

Budaya Kerja Aparatur Negara Lingkup Kementerian Pertanian. Dari penilaian yang sudah

dilakukan diperoleh hasil bahwa Nilai Mutu Budaya Kerja di Balai Besar PPMB-TPH tahun 2017 adalah sebesar 81,53 dengan kategori Sangat Baik.

Page 154: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

3.3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Salah satu faktor utama dalam mewujudkan

pemerintahan bersih (clean government) dan kepemerintahan yang baik (good governance) adalah

melaksanakan reformasi birokrasi. Salah satu upaya sebagai tindaklanjut dari reformasi birokrasi adalah melaksanakan perbaikan layanan publik di

satuan kerja Balai Besar PPMB-TPH. Balai Besar PPMB-TPH dalam melakukan perbaikan layanan diawali dengan melakukan evaluasi terhadap

kepuasan masyarakat dalam memperoleh layanan di kantor ini Evaluasi yang berwujud pengukuran

kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif

Pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat berpedoman kepada keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit

Pelayanan Instansi Pemerintah. Berdasarkan pedoman tersebut metode yang digunakan adalah survei dengan menggunakan kuesioner yang berisi

14 unsur sebagai alat bantu pengumpulan data. Responden dipilih secara acak untuk memenuhi

akurasi hasil penyusunan indeks. Survey kepuasaan masyarakat dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu:

● Semester 1, pelaksanaan mulai tanggal 1 Januari s.d 30 Juni 2017 sebanyak 33 Responden dengan

nilai IKM 80,79 (Kategori Baik) ● Semester 2, pelaksanaan mulai tanggal 1 Juli s.d

21 Nopember 2017 sebanyak 32 responden

dengan nilai IKM 82,37 (Kategori Sangat Baik)

3.4. Lembaga Sertifikasi Personil

Salah satu fungsi Balai Besar PPMB-TPH dalam

melaksanakan tugas pengembangan serta pemberian bimbingan teknis mutu benih dan

penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman

Page 155: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

pangan dan hortikultura adalah melakukan uji petik mutu benih yang beredar. Oleh karena itu

dalam rangka memberikan penjelasan tentang mutu benih yang berupa hasil pengujian dari laboratorium diperlukan petugas pengambil contoh

dan analis yang kompeten. Kompetensi dan profesi petugas pengambil contoh dan analis laboratorium

dapat ditunjukkan melalui sertifikasi personil.

Kegiatan sertifikasi personil dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi personil yang telah diakreditasi

oleh KAN. Sertifikasi personil diberikan terhadap perorangan yang memenuhi persyaratan teknis tertentu dalam pelaksanaan kegiatan standardisasi.

Disamping itu juga diperlukan petugas pengambil contoh benih yang bersertifikat. Kegiatan Lembaga

Sertifikasi Personil sampai dengan bulan Desember 2017 adalah penyusunan dokumen Lembaga Sertifikasi Personil, serta petugas pengambil contoh

telah mengikuti ujian PPC sebanyak 13 orang pada tanggal 14 Nopember 2017 di Lembaga Sertifikasi Personil PPMB Ciracas.

4. Pelatihan

Seiring dengan perkembangan yang semakin pesat maka

pegawai memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai sesuai dengan kondisi saat ini. Dalam rangka maksud diatas pada tahun 2017 telah

dilaksanakan dua kali pelatihan dan dua kali inhouse training.

4.1. Pelatihan

Kegiatan pendidikan dan pelatihan pemahaman SNI

ISO 9001:2015 yang diselenggarakan oleh MASTAN yang berlangsung di Hotel Blue Sky Jln Aipda KS Tubun No. 19 Petamburan Jakarta, tanggal 16-17

Mei 2017. Peserta pelatihan yang hadir sebanyak empat orang yaitu: Siklis, SP; Nike Fitria Wibawa, STP, MP; Harry Wibowo, dan Irmayanti.

Page 156: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

4.2. Inhouse Training Pemahaman SNI 17025:2008

Bakteri Burkholderia glumae mulai banyak

dibicarakan kembali setelah Kementerian Pertanian pada bulan Desember 2016 mengklarifikasi adanya

pernyataan di media massa bahwa Padi Hibrida yang dimasukkan oleh Pemerintah melalui Kementan mengandung bakteri Burkholderia glumae. Bakteri ini sudah menyebar hampir seluruh persawahan di Pulau Jawa serta membuat padi

tidak berisi dan membusuk. Pernyataan klarifikasi yang disampaikan oleh Kementan adalah Padi hibrida di tanam di banyak tempat, Kalimantan,

Sumatera, Jawa, NTB dan Sulawesi. Dalam Buku Juknis organisme pengganggu tanaman yang

dikeluarkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bahwa Bakteri Burkholderia glumae bukan merupakan Mayor Desease padi di Indonesia,

sehingga belum pernah ada puso akibat bakteri tersebut.

Dalam Permentan Nomor 93/Permentan/OT.140/ 12/2011, Bakteri Burkholderia glumae masuk

dalam OPTK merupakan OPTK A2 Golongan A1, yaitu Organisme Pengganggu Tanaman Tumbuhan Karantina (OPTK) yang sudah terdapat di Indonesia,

namun masih terbatas dan sedang dikendalikan, serta merupakan OPTK yang tidak dapat dibebaskan dari media pembawanya.

Penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri Burkholderia glumae adalah Bakteri Busuk

Gabah/ Bacterial Grain Rot/BGR. Bakteri Burkholderia glumae merupakan bakteri tular benih

gram negative, non fluorescent, berbentuk batang dan flagela polar (1-3 lagela polar). Koloni Burkholderia glumae berwarna putih keabu abuan

dan kuning akibat adanya pigmen. Pigmen yang dihasilkan Bakteri Burkholderia glumae berwarna

kuning hijau yang larut dalam air di berbagai media.

Page 157: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Deteksi bakteri Burkholderia glumae pada benih dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara

lain dengan penggunaan media spesifik seperti media SPG, King’s B dan Media Wakimoto. Selain dengan media spesifik, deteksi bakteri tersebut

dapat menggunakan metode PCR.

a. Waktu dan Pelaksanaan

Kegiatan inhouse training deteksi Burkholderia glumae dilaksanakan pada tanggal 27-29 September

2017, di laboratorium Mikrobiologi Bakteri dan Laboratorium Elektroforesis Balai Besar PPMB-TPH.

b. Materi

Materi yang disampaikan pada kegiatan inhouse training adalah sebagai berikut:

1) Pre test 2) Gejala penyakit Xanthomonas oryzae pv.

Oryzae dan Burkholderia glumae di lapang (Teori)

3) Pengantar bakteri terbawa benih (Teori)

4) Pengujian baketri Xanthomonas oryzae pv. Oryzae dan Burkholderia glumae (Teori)

5) Pembuatan bahan dan media untuk pengujian liquid assay (Praktek)

6) Penyiapan sampel dan inkubasi (Praktek) 7) Pengenceran berseri dan plating (Praktek) 8) Karakterisasi isolat bakteri (uji morfologi dan

biokimia) (Praktek) 9) Pengujian Xanthomonas oryzae pv. Oryzae

dan Burkholderia glumae (Materi) 10) Isolasi DNA Xanthomonas oryzae pv. Oryzae

dan Burkholderia glumae (Praktek) 11) Penyiapan coktail dan running PCR (Praktek) 12) Penyiapan agarose dan buffer TAE (Praktek)

13) Elektroforesis hasil PCR (Praktek) 14) Visualisasi dan interpretasi hasil (Praktek)

15) Pengolahan data untuk Pengembangan dan Validasi Metode (Teori)

16) Post Test

Page 158: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

c. Narasumber

1) Umi Kulsum SP, MP (Staff Balai Besar

PPOPT Jatisari 2) Dr. Ir. Abdul Qadir, Msi. (Staff Pengajar

Institut Pertanian Bogor)

3) Dr. Ir. Giyanto, M.Si (Staff Pengajar Institut Pertanian Bogor)

4) Nadlrummubin, SP, M.Si (Staff Laboratorium Bakteri, IPB)

5) Mahardika Gama Pradana, SP (Staff

Laboratorium Bakteri, IPB)

d. Peserta

Kegiatan inhouse training diikuti oleh 30 orang

peserta yang terdiri dari: 1) Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 28 orang

2) Direktorat Serelia sebanyak satu orang 3) Direktorat Perbenihan sebanyak satu orang

e. Hasil Pre Test dan Post Test

Hasil pre test dan post test adalah sebagai berikut:

1) Rata-rata nilai hasil Pre test adalah 60,5 dengan nilai terendah 10 dan nilai tertinggi

80 2) Rata-rata hasil Post test adalah 92,5 dengan

nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90

3) Terdapat peningkatan 54,2%

4.3. Inhouse Training Pemahaman SNI 17025:2008

Penerapan standarisasi laboratorium penguji benih untuk membangun sistem perbenihan yang tangguh merupakan modal dasar yang harus

dimiliki dalam menghadapi persaingan global. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan peran serta semua pihak baik ditingkat pusat maupun

daerah. Di Indonesia untuk menjadi laboratorium pengujian benih yang terstandardisasi harus

terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium terakreditasi harus dapat menunjukkan kompetensinya sesuai dengan SNI

Page 159: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

ISO/IEC 17025:2008. tentang persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan

laboratorium kalibrasi yang terdiri dari 15 aspek manajemen dan 10 aspek teknis.

Laboratorium penguji benih mempunyai peranan

penting dalam menyajikan hasil uji yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan bagi pengguna benih.

Salah satu faktor penting dalam menwujudkan hal ini adalah peningkatan kompentensi sumber daya manusia (SDM) laboratorium penguji benih melalui

pelatihan baik yang bersifat teknis maupun manajemen.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi personil

untuk mempertahankan status laboratorium terakreditasi yang diberikan oleh Komite Akreditasi

Nasional maka diperlukan beberapa faktor pendukung, yang diantaranya faktor sumber daya manusia maka dilakukan Inhouse Training

Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008.

a. Waktu, Tempat dan Jadwal

Pelatihan Inhouse Training Pemahaman SNI 17025:2008 dilaksanakan pada tanggal 27-28 November2017, bertempat di Aula Balai Besar

Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

b. Peserta

Peserta Pelatihan Inhouse Training Pemahaman SNI 17025:2008 sebanyak 25 orang yang

merupakan pegawai Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

c. Narasumber

Narasumber inhouse training pemahaman SNI

ISO/IEC 17025 : 2008 sebanyak 2 (dua) orang berasal dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) yaitu Dr. Komar Sutriah dan Wiranti Suwarti

Sari.

Page 160: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

d. Hasil Pre Test dan Post Test

Dalam rangka mengevaluasi peningkatan

pengetahuan peserta in house training dalam pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008

dilakukan Pre dan Post Test dengan hasil sebagai berikut : 1) Rata – rata nilai hasil Pre test adalah 54.20

dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 85

2) Rata – rata hasil Post test adalah 70.28

dengan nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 95

3) Terdapat peningkatan 16.08 %.

4.4. Pelatihan 3 M

Penyesuaian dan penyempurnaan tata naskah

dinas sebagai bagian dari unsur administrasi umum perlu mempertimbangkan dinamika perkembangan

peraturan perundangan dan teknologi informasi untuk memperlancar arus informasi serta komunikasi tulis kedinasan. Ketatalaksanaan

Pemerintah merupakan pengaturan tentang cara melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintah di lingkungan instansi

Pemerintah pusat dan daerah. Ruang lingkup administrasi umum yang meliputi tata naskah

dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.

Tercapainya kesamaan pengertian dan penafsiran

penyelenggaraan tata naskah dinas di seluruh unit kerja yang ada di lingkup Kementerian Pertanian.

Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum. Lancarnya komunikasi tulis

kedinasan serta kemudahan dalam pengendalian. Tercapainya efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan tata naskah dinas. Berkurangnya

tumpang tindih, salah tapsir dan pemborosan penyelenggaraan tata naskah.

Page 161: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

a. Waktu, Tempat dan Jadwal

Pelatihan 3M dilaksanakan pada tanggal 7

Desember 2017, bertempat di Aula Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

b. Peserta

Peserta Pelatihan 3M adalah seluruh pegawai

Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

c. Narasumber

Narasumber yang memberikan materi pada Pelatihan 3M adalah berasal dari: 1) Subbag Tata Naskah, Biro Umum dan

Pengadaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

2) Subbag Kearsipan, Biro Umum dan Pengadaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

3) Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

d. Materi

1) Tata Naskah 2) Kearsipan;

3) E- Personal

Page 162: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

SUBBAGIAN KEUANGAN DAN

PERLENGKAPAN

1. Keuangan

3.1. Operasional Pengelolaan Satuan Kerja (Satker)

Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja mengacu pada

Pedoman Administrasi Keuangan di Lingkungan Kementerian Pertanian, Peraturan Menteri

Keuangan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Balai Besar PPMB-TPH dalam

melaksanakan kegiatan administrasi keuangan, Satker Balai Besar PPMB-TPH selalu melakukan

koordinasi dan rekonsiliasi dengan KPPN Jakarta V. Pengelolaan Satker meliputi Pengelolaan Keuangan seluruh kegiatan yang ada di Balai Besar PPMB-

TPH TA. 2017.

3.2. Pendapatan Negara

Dalam Upaya meningkatkan penerimaan negara telah diupayakan melalui aktifitas penerimaan negara bukan pajak. Pada Tahun Anggaran 2017

Balai Besar PPMB-TPH memperoleh Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar

Rp126.130.000,- (Seratus dua puluh enam juta seratus tiga puluh ribu rupiah) yang terdiri dari penerimaan umum sebesar Rp0,- penerimaan

fungsional sebesar Rp126.130.000,-. Nilai tersebut telah seluruhnya di setorkan ke kas negara.

2. Perlengkapan

2.1. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Pengadaan Perangkat pengolah data dan komunikasi yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 78.

Page 163: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 78. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Tahun 2017

2.2. Pengadaan Meubelair

Pengadaan perlengkapan sarana gedung yang telah

dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 79.

Tabel 79. Pengadaan Meubelair Tahun 2017

2.3. Pengadaan Peralatan Perkantoran

Pengadaan perlengkapan sarana gedung yang telah

dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 80.

Page 164: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

Tabel 80. Pengadaan peralatan perkantoran tahun 2017

2.4. Pengadaan Alat Laboratorium

Pengadaan perelengkapan sarana gedung yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 81.

Tabel 81. Pengadaan alat laboratorium tahun 2017

Page 165: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

2.5. Pemeliharaan Gedung Kantor

Pemeliharaan gedung kantor telah dilaksanakan

dengan baik dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas. Selama Tahun Angggaran 2017 pemeliharaan gedung kantor yang telah

dilaksanakan adalah seperti pada Tabel 82.

Tabel 82. Pemeliharaan gedung dan bangunan

kantor tahun 2017

2.6. Perbaikan Peralatan Kantor

Perbaikan peralatan kantor telah dilaksanakan

dengan baik dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH. Selama Tahun Angggaran 2017 perabaikan

peralatan kantor yang telah dilaksanakan dapat terlihat pada Tabel 83.

Tabel 83. Perbaikan peralatan kantor TA. 2017

Page 166: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

2.7. Perawatan Kendaraan Bermotor

Perawatan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang dilaksanakan meliputi servis,

penggantian Spare part dan oli, pembelian bahan bakar dan perpanjangan STNK untuk 24 unit

kendaraan roda dua dan 5 unit kendaraan roda empat. Perawatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Balai

Besar PPMB-TPH.

2.8. Operasional dan Pemeliharaan Peralatan

Laboratorium

Dalam rangka menjaga kondisi peralatan laboratorium, maka diperlukan perawatan/kalibrasi

peralatan laboratorium secara berkala. Untuk itu telah dilakukan perbaikan dan kalibrasi alat

laboratorium seperti terlihat pada Tabel 84.

Tabel 84. Kalibrasi alat laboratorium

Page 167: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH 2017.pdf · Depok, Januari 2018 Kepala Balai Besar PPMB-TPH Ir. Tri Susetyo, M.M. NIP 195903111983031022

2.9. Peminjaman Peralatan dan Kendaraan

Sebagai upaya untuk mendukung kelancaran tugas

dan fungsi Balai Besar PPMB-TPH dan keperluan pribadi pegawai telah dilakukan peminjaman peralatan dan kendaraan. Adapun peminjaman

peralatan dan kendaraan selama tahun 2017 dapat terlihat pada Tabel 85.

Tabel 85. Daftar Peminjaman Peralatan dan

Kendaraan Tahun 2017

1. Perpustakaan

Kegiatan penyelenggaraan perpustakaan Balai Besar

PPMB-TPH pada tahun 2017 yaitu telah melakukan inventaris dan arsip buku/laporan kegiatan seperti

tertera pada Tabel berikut.

Tabel 86. Jumlah buku yang dipinjam, peminjam, pembuatan kliping dan pengunjung

perpustakaan tahun 2017

Kalteng Sultra Bali Yogyakarta DKI Jakarta Riau Papua Barat Sulteng Bengkulu