laporan pendahuluan jiwa

14

Click here to load reader

Upload: nis-iskandar-alam

Post on 04-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Isolasi social adalah individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu membuat kontak (Capernito, 2006). Isolasi social adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan (Videbeck, 2009).

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama)Isolasi sosial : menarik diri

II. Proses terjadinya masalahA. DefinisiIsolasi social adalah individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu membuat kontak (Capernito, 2006). Isolasi social adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan (Videbeck, 2009).

B. Factor Predisposisi1) Faktor predisposisiAda beberapa factor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku isolasi social.a) Faktor PerkembanganKemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang terdapat tugas-tugas yang harus terpenuhi. Apabila tugas perkembangan tersebut tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi hubungan sosial. Misalnya kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari orang tua atau pengasuh akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa tidak percaya (Riyadi, 2009).b) Faktor BiologisGenetik merupakan salah satu factor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, perubahan ukuran dan bentuk selimbik dan daerah kortikal diduga dapat menyebabkan skhizofrenia (Riyadi, 2009).c) Faktor Sosial BudayaIsolasi social merupakan factor dalam gangguan berhubungan. Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik . isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan sistem yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan merupakan factor lain yang berkaitan dengan gangguan ini (Struart dan Sudden, 1998).

Faktor laina. Faktor genetik dianggap mempunyai transmin gangguan efektif melalui riwayat keluarga atau keturunan.b. Teori agresi menyerang kedalam menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditujukan pada diri sendiri.c. Teori kehilangan objek merasakan pada perpisahan traumatik individu dengan benda atau yang sampai sangat berarti.d. Teori organisasi kepribadian mengenai bagian konsep yang negative dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan penilaian seseorang terhadap dirinya.e. Metode kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negative seseorang terhadap diri dunia seseorang dimasa depan seseorang.f. Metode ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukkan bahwa semata mata trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak mampu mengendalikan terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya. Oleh karena itu dia menolak respon dan adaktif.g. Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial yang mengasumsikan keinginan penyebab depresi terlacak pada kerangka keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan.h. Metode biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi selama masa depresi, termasuk depresi katakoloni, disfungsi endoktrim dan variasi periodic serta irama biologis. 2) Faktor PresipitasiAdapun faktor pencetus terdiri dari 4 sumber utama yang dapat menentukan alam perasaan adalah :a) Stressor Sosial BudayaStress yang di timbulkan oleh sosial dan budaya masyarakat. Kejadian atau perubahan dalam kehidupan sosial budaya memicu kesulitan berhubungan dengan orang lain dan cara berperilaku (Riyadi, 2009).b) Stressor PsikologisStress yang disebabkan karena kecemasan yang berkepanjangan dan terjadinya individu untuk tidak mempunyai kemampuan mengatasinya (Riyadi, 2009).c) Stressor BiologisStressor biologis yang berkaitan dengan isolasi social meliputi adanya kelainan struktur otak, penyakit infeksi dan penyakit kronis, Neuroendokrin, hormone pertumbuhan, prolaktin, ACTH, LH/FSH, vasopressin, hormone tiroid, insulin, oksitosin, epinefrin, neropinefrin, dan beberapa neurotransmitter lain diotak. Dapat disimpulkan stressor biologis berkaitan dengan adanya gangguan struktur dan fungsi tubuh serta sistem hormonal yang abnormal.

C. Rentang respon Rentang respon pada klien dengan isolasi social menurut (Stuart & Laraia, 2006)Respon adaptif Respon maladaptive

Solitude Kesepian ManipulasiOtonomi Menarik diri ImpulsifKebersamaan Ketergantungan NarkisismeSaling ketergantungan

D. Komplikasi

Klien dengan isolasi social semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu primitive antara lain pembicaraan yang austik dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan sehingga berakibat lanjut menjadi resiko gangguan sensori persepsi halusinasi, mencederai diri sendiri, orang lain serta lingkungan dan penurunan aktivitas sehingga dapat menyebabkan deficit perawatan diri (Dalami,2009).

E. Mekanisme Koping

Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang sering digunakan adalah regrasi. Represi, dan isolasi. Sedangkan contoh sumber koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian music atau tulisan (Struart and Sudden, 1999).

F. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala klien dengan isolasi sosial sebagai berikut :1) Kurang spontan2) Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan)3) Ekspresi wajah kurang berseri (sedih)4) Afek tumpul5) Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri6) Komunikasi verbal menurun atau tidak ada7) Menyendiri8) Klien tampak memisahkan diri dari orang lain9) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar10) Pemasukan makanan dan minuman terganggu11) Aktivitas menurun12) Harga diri rendah13) Posisi seperti janin saat tidur14) Menolak hubungan dengan orang lain (Damaiyanti, 2012).

III. A. Pohon masalah

Resiko gangguan persepsi-sensori: halusinasi

Deficit perawatan diriIsolasi sosial

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Mekanisme koping tidak efektif

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji1) Masalah keperawatana) Resiko gangguan persepsi - sensori halusinasib) Isolasi socialc) Gangguan konsep diri: harga diri rendahd) Mekanisme koping tidak efektife) Deficit perawatan diri2) Data yang perlu dikajia) Resiko gangguan persepsi-sensori: halusinasi1. Data Subjektifa. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyatab. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyatac. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulusd. Klien merasa makan sesuatue. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnyaf. Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengarg. Klien ingin memukul/melempar barang-barang2. Data Objektifa. Klien berbicara dan tertawa sendirib. Klien bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatuc. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatud. Disorientasi b) Isolasi social: menarik diri1. Data Subjektifa. Klien mengatakan malas berinteraksib. Sukar didapat jika klien menolak komunikasi. Terkadang hanya berupa jawaban singkat ya atau tidak2. Data ObjektifKlien tampak apatis, lebih suka sendiri, ekspresi sedih, afek tumpul, berdiam diri di kamar, banyak diam,kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang.

c) Gangguan konsep diri : harga diri rendah1. Data Subjektifa. Klien mengatakan : saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.b. Data ObjektifKlien tampak lebih senang sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

IV. Diagnose keperawatanA. Gangguan persepsi sensori; halusinasiB. Isolasi socialC. Harga diri rendahD. Koping keluarga inefektifE. Deficit perawatan diri

V. Rencana tindakan keperawatan1) Tujuan Umum:Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara optimal2) Tujuan Khususa) Klien dapat membina hubungan saling percayaRasional : hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnyaTindakan : Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara : Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun nonverbal Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klienb) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diriRasional : memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stress dan penyebab perasaan menarik diri.Tindakan : Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda tandanya Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda tanda serta penyebab yang muncul Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannyac) Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lainRasional : untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain, untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri.Tindakan : Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.d) Klien dapat melaksanakan hubungan sosialRasional : Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan Untuk mengetahui perilaku menarik diri dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.Tindakan : Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain Dorong dan bantu klien untu berhubungan dengan orang lain melalui tahap: K P: Klien Perawat K P P lain: Klien Perawat Perawat lain K P P lain - K lain: Klien Perawat Perawat lain klien lain K Kel/ Klp/ Masy: Klien Keluarga/ Kelompok/ Masyarakat Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangane) Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lainRasional : dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalah

Tindakan : Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lainf) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluargaRasional : memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan akurat kondisi fisik dan non fisik pasien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya.

Tindakan : Bina hubungan saling percaya dengan kelurga : Salam, perkenalkan diri Jelaskan tujuan Buat kontrak Eksplorasi perasaan klien Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : Perilaku manarik diri Penyebab perilaku menarik diri Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi Cara keuarga menghadapi klien menarik diri Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu Beri reinforcement positif atas hal hal yang telah dicapai oleh keluargag) Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepatRasionalisasi : Dengan mengetahui prinsip yang benar dalam menggunakan obat, akan meminimalkan terjadinya ketidakefektifan pengobatan atau keracunan. Hal ini juga dimaksudkan untuk memotivasi klien agar bersedia minum obat (patuh dalam pengobatan) dengan kriteria evaluasi : Klien dapat minum obat dengan prinsip yang benar Mengetahui efek obat dan mengkomunikasikan dengan perawat jika terjadi keluhan.Tindakan : Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek samping minum obat) Bantu dalam mengguanakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu) Anjurkan klien untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan. Beri reinforcement positif bila klien menggunakan obat dengan benar.

Daftar Pustaka Nyumirah, Sri. 2012. Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Klien Isolasi Sosial di RSJ Dr Amino Gondohutomo Semarang. Dermawan,Rusdi.2013.Keperawatan Jiwa : Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta:Gosyen Publishing http://nophienov.wordpress.com/2013/05/30/laporan-pendahuluan-isolasi-sosial-menarik-diri/ www.slideshare.net/setiawanlilikbudi/laporan-pendahuluan-isolasi-sosial

5