laporan pendahuluan keperawatan jiwa isos

23
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RSJ GRHASIA YOGYAKARTA DISUSUN OLEH : VIVIANDA DEVISA NIPP : 32-104-08-1-2012 PROGRAM PROFERI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: vivicipta

Post on 22-Jan-2016

78 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

ISOLASI SOSIAL DI RSJ GRHASIA

YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

VIVIANDA DEVISA

NIPP : 32-104-08-1-2012

PROGRAM PROFERI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2013

Page 2: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

A. Kasus (masalah utama) : Isolasi sosial

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami

atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan

keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat

kontak ( Carpenito, 1998 ).

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh

seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan

mengancam (Towsend,1998).

Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi

dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan

akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan,

pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk

berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan

dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup

membagi pengalaman dengan orang lain (DepKes, 1998).

Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari

interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.

(Rawlins, 1993, dikutip Budi Anna Keliat).

Isolasi sosial adalah kedaan seseorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan

orang lain di sekitarnya. Klien merasa ditolak, tidak diterima, dan

Page 3: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain

(Yosep, 2009, hlm. 229).

2. Penyebab

a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah

kegagalan perkembangan yaitu tidak mampu membina hubungan

yang sehat tergantung dari pengalaman selama proses tumbuh

kembang, kurangnya stimulasi kasih sayang, perhatian dan

kehangatan ibu (pengasuh) pada waktu masih bayi akan

memberikan rasa tidak aman yang menghambat terbentuknya rasa

percaya yang mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak

percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan

dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu

merumuskan keinginan dan merasa tertekan.

Banyak peneliti percaya bahwa gangguan jiwa seperti

gangguan kepribadian atau gangguan kepribadian antisosial sangat

rentan diwariskan atau diturunkan secara genetik. Sebuah studi

menunjukkan bahwa terdapat hubungan genetik untuk gangguan

kepribadian antisosial. Hipotesa biologi menunjukkan perilaku

yang impulsif dan agresif disebabkan oleh disfungsi otak, ambang

rendah rangsangan sistem limbik, rendahnya tingkat serotonin, atau

zat kimia beracun.

Pada komunikasi dalam keluarga juga dapat mengantar

seseorang dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya

menginformasikan hal-hal yang negatif akan mendorong anak

mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang

bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan,

Page 4: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

mengakibatkan anak menjadi enggan berkomunikasi dengan orang

lain.

Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan

berhubungan. Hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak

mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak menghargai,

tidak mempunyai angota masyarakat yang kurang produktif seperti

lanjut usia, orang cacat dan penderita penyakit kronis. Isolasi dapat

terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang

berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak

realitas terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan

dengan gangguan ini.

b. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi dari faktor sosio-kultural karena

menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan

faktor psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau

kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam

keluarga sehingga menyebabkan klien berespons menghindar

dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart and Sundeen, 1995).

Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan

dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan

untuk berpisah dengan orang terdekat, kegagalan orang lain untuk

memenuhi kebutuhan, ketergantungan dapat menimbulkan ansietas

tingkat tinggi.

3. Rentang respon

Respon adaptif

Respon adaptif - maladaptif

Respon maladaptif

Page 5: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

Solitude - Kesepian - Manipulasi

Otonomi - Menarik diri – Impulsif

Kebersamaan - Ketergantungan – Narkikisme

Saling ketergantungan

Keterangan:

a. Respon adaptif :

Solitude: Respons yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang

telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan merupakan suatu

cara mengawasi diri dan menentukan langkah berikutnya.

Otonomi: Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan

menyampaikan ide-ide pikiran.

Kebersamaan: Suatu keadaan dalam hubungan interpersonal

dimana individu tersebut mampu untuk memberi dan menerima.

Saling ketergantungan: Saling ketergantungan antara indivudu

dengan orang lain dalam hubungan interpersonal

b. Respons maladaptif

Menarik diri: Ganguan yang terjadi apabila seseorang

memutuskan untuk tidak berhubungan dengan orang lain untuk

mencari ketenangan sementara waktu.

Manipulasi: Hubungan sosial yang terdapat pada individu yang

menganggap orang lain sebagai objek dan berorientasi pada diri

sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada orang lain.

Individu tidak dapat membina hubungan sosial secara

mendalam.

Page 6: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

Ketergantungan: Individu gagal mengembangkan rasa percaya

diri dan kemampuan yang dimiliki.

Impulsif: Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak

mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan,

mempunyai penilaian yang buruk dan cenderung memaksakan

kehendak.

Narkikisme: Harga diri yang rapuh, secara terus menerus

berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, memiliki sikap

egosentris, pencemburu dan marah jika orang lain tidak

mendukung.

4. Mekanisme koping

Individu yang mengalami respons sosial maladaptif menggunakan

berbagai mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas.

Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan

yang spesifik (Stuart, 2002, hlm. 281).

Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisosial

antara lain proyeksi, splitting dan merendahkan orang lain, koping

yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang splitting,

formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan

orang lain dan identifikasi proyeksi.

C. Pohon masalah

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

Page 7: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

Harga Diri Rendah

D. Masalah keperawatan dan Data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

2. Data yang perlu dikaji

DS :

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa apa-apa

Klien mengatakan bodoh, tidak tahu apa-apa

Klien mengatakan marah pada diri sendiri

DO :

Klien tampak lebih suka sendiri

Klien tampak bingung bila disuruh memilih alternatif

tindakan

Klien ingin mencederai diri sendiri

3. Diagnosa keperawatan

Isolasi Sosial

4. Rencana tindakan keperawatan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku kesehatan dimana memiliki

tujuan yang berpusat pada pasien dari hasil yang dapat diperkirakan

dan ditetapkan, intervensi keperawatan dipilih untuk tujuan tersebut

(Potter & Perry, 2005, hlm. 180). Menurut Keliat dan Akemat (2010,

hlm. 98-99)  intervensi keperawatan untuk pasien dengan isolasi sosial

adalah:

Page 8: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

a. Tujuan

1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya

2) Pasien dapat menyadari penyebab interaksi sosial

3) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.

4) Pasien menunjukkan keterlibatan sosial

b. Intervensi Keperawatan untuk Pasien

Intervensi keperawatan untuk pasien menurut Keliat dan Akemat

(2010, hlm 98-99) adalah sebagai berikut:

1) Membina hubungan saling percaya.

2) Membantu pasien untuk mengenal penyebab isolasi sosial, yaitu

dengan cara:

Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi

dengan orang lain.

Tanyakan penyebab pasien tidak ingin berinteraksi dengan

orang lain.

3) Bantu pasien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan

orang lain dengan cara mendiskusikan manfaat jika pasien

memiliki banyak teman.

4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan

orang lain, yaitu dengan cara:

Diskusikan kerugian jika pasien hanya mengurung diri dan

tidak bergaul dengan orang lain.

Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik

pasien.

Page 9: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

5) Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara

bertahap, yaitu dengan cara:

Memberikan kesempatan pasien memperhatikan cara

berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan dihadapan

perawat.

Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang

(perawat, pasien atau keluarga).

Jika pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah

interaksi dengan dua, tiga atau empat orang dan seterusnya.

Berilah pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah

dilakukan oleh pasien.

Motivasi pasien untuk terus berinteraksi dengan orang lain

dan tingkatkan jadwal aktivitas pasien secara bertahap.

Page 10: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP1p Isolasi Sosial

A. Proses keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan Klien mengatakan tidak mampu melakukan apa-apa,

mengatakan bahwa dirinya bodoh, klien marah pada diri sendiri.

Klien tampak lebih suka sendiri, tampak bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri sendiri.

2. Diagnosa keperawatan

Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab menarik diri

Page 11: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan

kerugian menarik diri

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

5. Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial

4. Tindakan keperawatan

1. Identifikasi penyebab menarik diri

2. Diskusikan keuntungan berhubungan sosial dengan orang lain

3. Diskusikan kerugian tidak berinteraksi sosial dengan orang lain

4. Bantu klien mempraktekkan cara berkenalan dengan sesama

temannya

5. Anjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang

dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi

1. orientasi

1. Salam Terapeutik

Selamat sore Pak, nama saya suster Winna, saya dinas sore hari ini

dari jam 1 siang sampai jam 7 malam nanti. Boleh saya tahu nama

Bapak?

2. Evaluasi/validasi

Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa yang Bapak rasakan hari

ini? Apakah tidur Bapak nyenyak semalam?

3. Kontrak

Page 12: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

o Topik : Baik Pak,sekarang bagaimana kalau hari ini kita

berbincang-bincang tentang keluarga dan teman-teman Bapak agar

kita saling mengenal sekaligus agar Bapak dapat mengetahui

keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan

orang lain?

o Waktu : Apakah Bapak mau berbincang-bincang? Bapak mau

berapa lama? Apakah dari jam 15.00-15.15 cukup?

o Tempat : Bapak mau dimana tempat kita mengobrol? Bagaimana

kalau di teras depan?

4. Tujuan :

Saya harap Bapak bisa percaya kepada saya untuk bercerita tentang

keadaan Bapak semuanya.

2. Kerja

Baik Pak,Bapak masih ingat nama saya siapa? Ya,bagus ternyata Bapak

masih ingat nama saya. Siapa orang yang paling dekat dengan Bapak? Apakah

Bapak kenal dengan semua oarng yang ada disini? Apakah Bapak senang

mengobrol dengan mereka? Kenapa Bapak tidak suka mengobrol dengan mereka?

Apakah Bapak tahu keuntungan berinteraksi dengan orang lain? Bapak bisa

banyak mempunyai teman yang bisa saling menolong dan Bapak tidak sendirian

lagi, Apakah Bapak tahu kerugiannya tidak berinteraksi dengan orang lain?

Sekarang saya akan mengajarkan Bapak cara berkenalan dengan orang

lain, pertama-tama Bapak ucapkan salam kepada teman yang mau di ajak

mengobrol. Contohnya seperti ini, ” Selamat pagi, Saya ingin berkenalan dengan

Bapak nama saya Bapak H, nama Anda siapa? Saya mau mengobrol dengan

Bapak ”. Bapak bisa mempraktekkannya dan mungkin bisa memasukkan kedalam

jadwal kegiatan harian Bapak.

Page 13: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

3. Terminasi

a. Evaluasi :

1. Evaluasi subyektif :

Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan latihan

berkenalan?

2. Evaluasi obyektif :

Tadi Bapak sudah belajar berkenalan, coba bapak lakukan sekali lagi

sekarang.

b. Rencana tindak lanjut :”Nah, karena bapak sudah bisa berkenalan dengan

orang lain, saya harap bapak bisa mempraktekannya kepada orang lain.”

4. Kontrak yang akan datang :

1. Topik : ”Nah, bagaimana kalau besok kita berbincang;bincang lagi,

tentang kemampuan yang bapak miliki.”

2. Waktu : Bagaimana kalau waktunya saat bapak beristirahat, sekitar jam

16.00-16.15?”

3. Tempat : ”Bapak mau berbincang-bincang dimana? Baiklah kalau bapak

mau di kamar saja.”

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP1p Isolasi Sosial

A. Proses keperawatan

1. Kondisi Klien

Page 14: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

Klien mengatakan Klien mengatakan tidak mampu melakukan apa-apa,

mengatakan bahwa dirinya bodoh, klien marah pada diri sendiri. Klien

tampak lebih suka sendiri, tampak bingung bila disuruh memilih alternatif

tindakan, ingin mencederai diri sendiri.

2. Diagnosa keperawatan

Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab menarik diri

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan

kerugian menarik diri

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

5. Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial

4. Tindakan keperawatan

1. Identifikasi penyebab menarik diri

2. Diskusikan keuntungan berhubungan sosial dengan orang lain

3. Diskusikan kerugian tidak berinteraksi sosial dengan orang lain

4. Bantu klien mempraktekkan cara berkenalan dengan sesama

temannya

5. Anjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang

dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi

1. orientasi

Page 15: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

1. Salam Terapeutik

Selamat sore Pak, Masih ingat dengan saya?”

2. Evaluasi/validasi

Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa yang Bapak rasakan hari ini?

Apakah tidur Bapak nyenyak semalam?

3. Kontrak

o Topik : Baik Pak Andi, sekarang bagaimana kalau hari ini kita

berbincang-bincang tentang keluarga dan teman-teman Bapak agar

kita saling mengenal sekaligus agar Bapak dapat mengetahui

keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang

lain?

o Waktu : Apakah Bapak Andi mau berbincang-bincang? Bapak mau

berapa lama? Apakah dari jam 15.00-15.15 cukup?

o Tempat : Bapak mau dimana tempat kita berbicara? Bagaimana

kalau di teras depan?

4. Tujuan : Saya harap Bapak bisa percaya kepada saya untuk bercerita

tentang keadaan Bapak semuanya..

2. Kerja

Baik Pak,Bapak Andi masih ingat nama saya siapa? Ya,bagus ternyata

Bapak Andi masih ingat nama saya. Siapa orang yang paling dekat dengan

Bapak? Apakah Bapak kenal dengan semua oarng yang ada disini? Apakah Bapak

Andi senang mengobrol dengan mereka? Kenapa Bapak tidak suka mengobrol

dengan mereka? Apakah Bapak tahu keuntungan berinteraksi dengan orang lain?

Page 16: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

Bapak bisa banyak mempunyai teman yang bisa saling menolong dan Bapak tidak

sendirian lagi, Apakah Bapak tahu kerugiannya tidak berinteraksi dengan orang

lain?

Sekarang saya akan mengajarkan Bapak cara berkenalan dengan orang

lain, pertama-tama Bapak ucapkan salam kepada teman yang mau di ajak

mengobrol. Contohnya seperti ini, ” Selamat pagi, Saya ingin berkenalan dengan

Bapak nama saya Bapak H, nama Anda siapa? Saya mau mengobrol dengan

Bapak ”. Bapak bisa mempraktekkannya dan mungkin bisa memasukkan kedalam

jadwal kegiatan harian Bapak.

3. Terminasi

a. Evaluasi :

1. Evaluasi subyektif : Bagaimana perasaan Bapak Andi setelah kita

berbincang-bincang dan latihan berkenalan?

2. Evaluasi obyektif : Tadi Bapak Andi sudah belajar berkenalan, coba bapak

lakukan sekali lagi sekarang.

b. Rencana tindak lanjut : ”Nah, karena bapak Andi sudah bisa berkenalan

dengan orang lain, saya harap bapak bisa mempraktekannya kepada orang lain.”

4. Kontrak yang akan datang :

o Topik : ”Nah, bagaimana kalau besok kita berbincang;bincang lagi,

tentang kemampuan yang bapak miliki.”

o Waktu : Bagaimana kalau waktunya saat bapak beristirahat, sekitar

jam 16.00-16.15?”

Page 17: Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa ISOS

o Tempat : ”Bapak mau berbincang-bincang dimana? Baiklah kalau

bapak mau di kamar saja.