seminar isos

36
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. I DENGAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI RUANG UPIP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDHOHUTOMO SEMARANG Di susun oleh : 1. Mulyono Budi Prasojo (8933161361) 2. Ria Sari Dwi Hastuti (8933161377) 3. Taufiqi Zukhruf (8933161389) 4. Unggul Maula Armufaza (8933161393) FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Upload: thifna

Post on 19-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Setiap individu memiliki kemampuan menjalin hubungan sosial, mulai dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan . Hubungan sosial tersebut diperlukan individu dalam rangka menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan hidup.Maka dari itu seorang manusia perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan.Kepuasan hubungan akan tercapai bila individu terlibat aktif dalam melakukan interaksi peran serta yang tinggi , disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama , hubungan timbal balik yang harmonis.Pemutusan hubungan akan terjadi apabila terdapat ketidakpuasan individu dalam menjalin interaksi,juga adanya respon lingkungannya yang negatip.Kondisi ini akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan keinginan untuk menghindar dari orang lain. (Stuart and Sundeen ,1995)

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Isos

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. I

DENGAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

DI RUANG UPIP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

Dr. AMINO GONDHOHUTOMO SEMARANG

Di susun oleh :

1. Mulyono Budi Prasojo (8933161361)

2. Ria Sari Dwi Hastuti (8933161377)

3. Taufiqi Zukhruf (8933161389)

4. Unggul Maula Armufaza (8933161393)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PRODI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013

Page 2: Seminar Isos

BAB IPENDAHULUAN

I.   Latar Belakang

Setiap individu  memiliki kemampuan menjalin hubungan sosial, mulai dari

hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan . Hubungan sosial tersebut

diperlukan individu dalam rangka menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan

hidup.Maka dari itu seorang manusia perlu membina hubungan interpersonal yang

memuaskan.

Kepuasan hubungan akan tercapai bila individu terlibat aktif dalam melakukan

interaksi peran serta yang tinggi , disertai respon lingkungan yang positif akan

meningkatkan rasa memiliki, kerja sama , hubungan timbal balik yang harmonis.

Pemutusan hubungan akan terjadi apabila terdapat ketidakpuasan individu dalam

menjalin interaksi,juga adanya respon lingkungannya yang negatip.Kondisi ini akan

mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan keinginan

untuk menghindar dari orang lain. (Stuart  and Sundeen ,1995)

II. Tujuan

Tujuan Umum :

Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah gangguan

isolasi sosial: menarik diri.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui pengertian perilaku menarik diri

2. Mengidentifikasi  factor-faktor penyebab perilaku menarik diri

3. Mengidentifikasi tanda-tanda penyebab perilaku menarik diri

4. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang mungkin muncul

5. Menetapkan diagnosa keperawatan

6. Memberikan tindakan keperawatan sesuai rencana

7. Melaksanakan evaluasi dan pencatatan

Page 3: Seminar Isos

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. MASALAH UTAMA

Isolasi sosial : Menarik diri.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Pengertian.

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan

orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Selain itu menarik diri

merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya

terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri) (Stuart dan Sundeen,

1995).

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan

orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlin, 1996).

Perilaku menarik diri adalah suatu usaha menghindari interaksi dengan

orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrabdan tidak

menyadari kesempatan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain yang

dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak

sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (Budi Anna Keliat, 1999).

B. Etiologi.

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

C. Tanda dan Gejala

1. Apatis

2. Ekspresi wajah sedih

3. Afek tumpul

4. Menghindar dari orang lain

5. Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain

6. Komunikasi kurang

7. Kontak mata kurang

8. Berdiam diri

Page 4: Seminar Isos

9. Kurang mobilitas

10. Gangguan pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)

11. Mengambil posisi tidur seperti janin

12. Kemunduran kesehatan fisik

13. Kurang memperhatikan keperawatan diri

D. Mekanisme Sebab Akibat

Harga diri rendah yang kronis

o Pengertian :

Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan perasaan

tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, yang dapat diekspresikan

secara langsung maupun tak langsung. (Towsend, M.C. 1998).

Harga diri klien yang rendah menyebabkan klien merasa malu

sehingga klien lebih suka sendiri dan selalu menghidari orang lain. Pasien

mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak

realistic.

o Tanda dan Gejala

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri

2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri

3. Rasa bersalah atau khawatir

4. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan

penyalahgunaan zat.

5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan

6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial

7. Menarik diri dari realitas

8. Merusak diri

9. Merusak atau melukai orang lain

10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.

Page 5: Seminar Isos

o Akibat :

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

- Pengertian

Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa ada rangsangan dari

luaryang dapat mempengaruhi semua sistem penginderaan dimana terjadi

pada saat kesadaran individu itu baik. (Carpenito, 1996).

Menarik diri pada individu dapat mengakibatkan perubahan persepsi

sensori : halusinasi. Hal ini dusebabkan karena dengan menarik diri, klien

hanya menerima rangsangan internal dengan imajinasi yang berlebihan.

- Tanda dan Gejala

1. Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau

apa yang sedang berbicara

2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang

tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel, tembok

dll

3. Menggerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara atau sedang

menjawab suara

4. Duduk menyendiri

III. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi

Data Obyektif :

- Berbicara dan tertawa sendiri

- Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu.

- Berhenti berbicara di tengah kalimat seperti mendengar

sesuatu.

- Duduk menyendiri

- Dissorientasi.

Data Subyektif

Page 6: Seminar Isos

- Pasien mengatakan : Mendengar suara – suara, melihat

gambaran tanpa adanya stimulasi yang nyata, mencium bau tanpa

stimulasi.

2. Isolasi sosial : menarik diri

Data Obyektif :

- Tidak memeprdulikan lingkungan.

- Kegiatan menurun, mobilitas kurang.

- Klien tampak diam, melamun dan menyendiri.

- Menghindar dari orang lain

- Komunikasi kurang

- Kontak mata kurang

Data Subyektif

- Klien mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan

dengan orang lain.

3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Data Obyektif :

- Perasaan malu terhadap diri sendiri.

- Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).

- Merendahkan martabat.

- Gangguan hubungan social, menarik diri, lebih suka sendiri.

- Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

- Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang

suram.

- Klien tampak lebih suka menyendiri, bingung bila disuruh

memilih alternative tindakan, menciderai diri/mengakhiri kehidupan.

Data Subyektif

Klien mengatakan saya tidak bisa, saya tidak mampu, bodoh tidak tau apa –

apa,, klien mengungkapkan rasa malu terhadap diri sendiri.

IV. POHON MASALAH

Perubahan Persepsi sensori : halusinasi akibat

Page 7: Seminar Isos

Isolasi sosial : menarik diri Care problem

Gangguan konsep diri Harga diri rendah situasional Penyebab

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah.

2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d menarik diri.

VI. FOKUS INTERVENSI

Diagnose keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah

a)    Tujuan Intervensi keperawatan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah:

(1)     Pasien dapat membina hubungan saling percaya

(2)     Pasien dapat menyadari penyebab interaksi sosial

(3)     Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.

(4)     Pasien menunjukkan keterlibatan sosial

b)   Intervensi Keperawatan untuk Pasien

(1)     Membina hubungan saling percaya.

(2)     Membantu pasien untuk mengenal penyebab isolasi sosial, yaitu dengan

cara:

(a)      Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang

lain.

(b)     Tanyakan penyebab pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain.

(3)     Bantu pasien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan orang lain

dengan cara mendiskusikan manfaat jika pasien memiliki banyak teman.

(4)     Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang

lain, yaitu dengan cara:

(a)      Diskusikan kerugian jika pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul

dengan orang lain.

(b)     Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien. 

Page 8: Seminar Isos

(5)     Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap,

yaitu dengan cara:

(a)      Memberikan kesempatan pasien memperhatikan cara berinteraksi dengan

orang lain yang dilakukan dihadapan perawat.

(b)     Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (perawat, pasien

atau keluarga).

(c)      Jika pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi

dengan dua, tiga atau empat orang dan seterusnya.

(d)     Berilah pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh

pasien.

(e)      Motivasi pasien untuk terus berinteraksi dengan orang lain dan

tingkatkan jadwal aktivitas pasien secara bertahap.

Page 9: Seminar Isos

BAB III

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

RUANG RAWAT : RUANG UPIP

TANGGAL RAWAT : 24 NOVEMBER 2013

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Nn. I

Umur : 21 tahun

Alamat : Gunung pati, Semarang

Tanggal pengkajian : 27 November 2013

No. RM : 094842

II. ALASAN MASUK

Klien dalam seminggu tampak sering diam, gelisah, bingung dan

tampak bersedih. Kadang didapati menangis sendiri. Klien sering

melamun dan menyendiri. Makan, minum dan mandi harus disuruh

dahulu. Kalau malam klien sering terbangun dan sulit tidur. Klien dari

kecil adalah anak pendiam, klien sering bilang bahwa ingin bertemu

ibunya yang lama meninggal, sudah 1 minggu ini tidak bekerja.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Riwayat penyakit lalu

Kien dari kecil termasuk anak pendiam, kien tidak mempunyai

riwayat sakit jiwa sebelumnya.

Page 10: Seminar Isos

2. Pengobatan sebelumnya

Pengobatan di RS ini merupakan pengobatan pertama klien

3. Trauma

Klien mengatakan sering dibentak-bentak oleh ayahnya, itu yang

menyebabkan klien menangis sendiri dan pendiam. Klien sulit

berbicara dengan orang dikarenakan malu dan takut.

Masalah keoerawatan : Gangguan konsep harga diri rendah situasional

4. Riwayat Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

Masalah keperawatan : -

5. Pengalaman yang tidak menyenangkan

Klien ketika umur 16 tahun ditinggal oleh ibunya, sejak itu klien

tampak diam. Klien tinggal dengan ayah dan ibu tirinya. Klien sering

dibentak-bentak oleh ayahnya.

Masalah keperawatan : inefektif peran keluarga

IV. FISIK

1. Tanda Vital : TD 120/80, N 72x/menit, S 36,4, RR 20x/menit

2. Ukur : TB 153cm , BB 45kg

3. Keluhan fisik

Keluhan fisik yang dirasakan klien adalah kepalanya pusing setelah di

ECTK

Masalah keperawatan : ketidaknyamanan, perubahan

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Page 11: Seminar Isos

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Serumah

: Klien

: Perempuan meninggal

: Bercerai

Penjelasan :

Klien anak kedua dari 3 bersaudara, orang tua klien bercerai dan ayah

menikah kembali. Setelah ayahnya menikah kembali ibu klien meninggal.

Klien tinggal dengan nenek, kakek dan kedua saudara klien. Keluaga klien

tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

Masalah keperawatan : -

2. Konsep diri

a. Citra diri

Klien merasa tubuhnya normal seperti orang lain, tapi ia

sangat senang dengan alisnya yang hitam dan tebal, sedangkan

yang lain biasa saja tidak ada yang istimewa dan klien menerima

tubuhnya.

b. Identitas

Klien adalah anak kedua dari 3 bersaudara, klien anak

perempuan kedua dalam keluarganya.

c. Peran

klien sadar semakin dewasa harus dapat bekerja sendiri

tidak bergantung pada orang lain terus menerus.

d. Ideal diri

Nn. I

Page 12: Seminar Isos

Klien mempunyai harapan tinggi untuk sembuh dan ingin

bekerja kembali dipabrik yang dulu klien bekerja. Klien

inginkumpul bersama teman-teman kerjanya dan bersama

keluarga dirumah.

e. Harga diri

Klien sulit untuk bercerita dengan orang lain, klien

mengatakan malu dan takut untuk berkumpul dengan orang. Klien

lebih senang sendiri namun dalam keadaan sendirinya itu klien

sering menangis.

f. Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri harga diri rendah

situasional

3. Hubungan Sosial

Orang yang paling dekat dengan klien adalah ibunya, namun

setelah ibu meninggal klien sekarang dekat dengan kakak

perempuannya. Klien hanya ingin bercerita dengan kakaknya. Klien

tidak pernah berkumpul dengan lingkungan sekitar rumah, karena

klien takut.

Masalah keperawatan : -

4. Spiritual

Klien dan keluarganya beragama Islam, sebelum masuk rumah

sakit klien menjalankan sholat lima waktu, setelah sakit klien

menjalankan sholat tetapi tidak rutin tetapi klien yakin bahwa

agamanya adalah yang paling bagus didunia.

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Klien terlihat cukup rapi dan cukup bersih.

Masalah keperawatan : -

2. Pembicaraan

Cara bicara klien normal namun lama dalam mengeluarkan kata-kata

karena bingung dan takut.

Page 13: Seminar Isos

Masalah keperawatan : -

3. Aktivitas motorik

Klien terlihat gelisah dan bingung.

Masalah keperawatan : -

4. Alam perasaan

Klien mengatakan takut dan sedih, klien terlihat khawatir dan selalu

bingung dengan pikirannya sendiri.

Masalah keperawatan : ketidakmampuan manajemen koping perasaan

5. Afek

Afek klien masih labih, emosinya cepat berubah-berubah. Jika klien

sedang diajak bercanda klien ketawa tetapi tidak lama kemudian klien

merasa sedih dan merasa berdosa.

Masalah keperawatan : -

6. Interaksi selama wawancara

Klien kurang kooperatif, kontak mata kurang.

Masalah keperawatan : -

7. Persepsi

Klien mengatakan dalam pikirannya mendengar suara-suara perintah

untuk klien bersih-bersih. Klien mengikutinya sebab suara tersebut

dinilai positif.

Masalah keperawatan : -

8. Proses pikir

Pada saat wawancara klien terkadang blocking, bingung mangucapkan

kata-kata tetapi kemudian dilanjutkan kembali.

Masalah keperawatan : -

9. Isi pikir

Klien mempunyai pikiran jika klien bercerita tentang masalahnya tetap

tidak akan terselesaikan, klien berpikir hanya dengan berdiam dan

menyendirilah cara yang paling tepat klien lakukan.

Masalah keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri

10. Tingkat kesadaran

Page 14: Seminar Isos

Klien masih tampak bingung dan ketakutan, klien lupa dengan hari dan

tanggal tetapi setelah diberitahu klien ingat tanggal dan hari

berikutnya.

Masalah keperawatan : -

11. Memori

Klien masih mampu mengingat kejadian-kejadian masa lalu dan

sekarang. Misalnya saat klien dibentak oleh ayahnya klien masih ingat

dan saat ibunya meninggal klien masih ingat.

Masalah keperawatan : -

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien masih mampu untuk berkonsentrasi dan berhitung, Cuma

terkadang klien tidak mampu kalau untuk menulis, karena merasa

tulisannya kurang bagus.

Masalah keperawatan : -

13. Kemampuan penilaian

Klien dapat mengambil keputusan setiap melakukan tindakan atau

kegiatan.

Masalah keperawatan : -

14. Daya titik diri

Klien merasa bingung apakah dirinya ini gila atau tidak, klien sering

bertanya apa dosa saya sehingga bisa sampai masuk lagi ke RS jiwa

ini. Klien selalu menginginkan cepat pulang karena merasa tidak

nyaman dengan lingkungan RSJ, klien mau minum obat tetapi kalau

disuruh

Masalah keperawatan : Ketidakpatuhan.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Klien makan tiga kali sehari dengan menu yang disediakan RSJ,

klien selalu makan bersama dimeja dan menggunakan sendok. Namun

porsi makan klien selalu tidak habis.

Page 15: Seminar Isos

Dirumah sebelum masuk RS, klien makan seperti biasa tetapi harus

ditemani oleh kakaknya . Makanan kesukaan klien adalah bakso dan

mie ayam.

Masalah keperawatan : -

2. BAB / BAK

Selama di RS klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri,

klien juga mampu membersihkan diri setelah BAB/BAK. Frekuensi

BAB klien setiap hari sekali dan frekuensi BAK lebih dari 4 kali

sehari.

Masalah keperawatan : -

3. Mandi

Klien di RS mandi sehari 2 kali, kadang sampai 3 kali kalau

cuacanya sangat panas.Gosok gigi, gunting kuku, menyisir rambut

dapat dilakukan sendiri oleh klien tanpa harus dibantu dan diperintah

oleh perawat.

Masalah keperawatan : -

4. Berpakaian / berhias

Klien mampu berpakaian sendiri, dan klien berdandan sendiri

seperti menyisir rambut dan memakai bedak, klien selalu berpakaian

rapi. Klien selalu berganti pakaian setelah dia mandi.

Masalah keperawatan : -

5. Kebersihan diri

Dalam membersihan diri dan lingkuangan klien dapat

melakukannya dengan mandiri.

Masalah keperawatan : -

6. Istirahat dan tidur

Klien selalu tidur siang, dalam sehari klien tidur selama 8 jam.

Malam hari klien terkadang tidak bisa tidur karena suasananya panas

dan gaduh.

Masalah keperawatn : -

7. Penggunaan obat

Page 16: Seminar Isos

Selama di RS klien minum obat 2 kali yaitu pagi setelah makan

siang dan sore hari setelah makan . Obat yang diberikan selalu

diminum, tidak pernah dibuang, tetapi klien merasa jenuh harus

minum obat terus, setelah dimotivasi kembali klien tahu akibatnya

apabila tidak minum obat.. Reaksi obat yang dirasakan klien adalah

membuat badan lemas dan mengantuk.

Klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat yang diberikan.

Masalah keperawatan : -

8. Pemeliharaan kesehatan

Setelah pulang klien akan rutin minum obat dan kontrol ke RSJD

semarang.

Klien merasa harus menjaga dan mempertahankan kondisi klien

agar tidak kambuh lagi. Keluarga selalu memonitor obat klien saat

harus minum dan kapan habis obatnya.

Masalah keperawatan : -

9. Kegiatan di dalam rumah

Klien mengatakan setelah pulang kerumah akan tinggal dengan

nenek kakek dan saudara-saudaranya dirumah kakek. Klien ingin

membantu pekerjaan rumah sehari-hari.

Masalah Keperawatan : -

10. Kegiatan diluar rumah

Klien mengatakan setelah keluar dari rumah sakit klien ingin

kembali bekerja dipbrik dulu klien bekerja dan bertemu teman-teman

lagi.

Masalah keperawatan : -

VIII. MEKANISME KOPING

Klien jika ada masalah akan bercerita dengan kakek nenek atau kakaknya.

Klien akan bertawakal dan tidak berdiam diri.

Masalah keperawatan : -

Page 17: Seminar Isos

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Setelah klien sakit, keluarga dan teman dekatnya mau menerima klien apa

adanya, di RS kerabat dan kelurga klien sering menjenguk beramai-ramai.

Masalah keperawatan : -

X. SUMBER DAYA

Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit jiwa, klien masih

bingung dengan keadaannya, klien masih sering bertanya-tanya kenapa dia

dibawa ke RS.

XI. ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah

1. DS : Klien menyatakan ada bisikan –

bisikan yang sering

mengganggunya.

DO : Klien tampak berbicara sendiri

Klien tampak menutup telinga

Klien terlihat jarang

berkomunikasi dengan orang lain

dan pandangan klien kosong.

Perubahan persepsi

sensori : halusinasi b/d

menarik diri.

2. DS : Klien menyatakan tidak mau

bergaul dengan teman-teman se

ruangan.

-   DO : Klien tampak lebih sering

menyendiri di ruangan.

Klien terlihat melamun

Isolasi sosial : Menarik

diri b/d harga diri

rendah

Page 18: Seminar Isos

Klien tidak mau berkomunikasi

dengan teman-temannya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah. (diagnosa utama)

2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d menarik diri.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NoDx

DiagnosaKeperawatan

PERENCANAAN

TUJUANKRITERIA EVALUASI

INTERVENSI

Isolasi sosial : menarik diri

Pasien mampu :

1.    Menyadaripenyebab isolasi

2.    Berinteraksi dengan orang lain.

Setelah 3 X pertemuan pasien mampu :

1.    Membina hubungan saling percaya

2.    Menyadari penyebab isolasi social, keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.

3.    Melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap.

SP 1 Pasien1.      Identifikasi penyebaba.       Siapa yang satu rumah

dengan pasien?b.      Siapa yang dekat dengan

pasien? apa sebabnya?c.       Siapa yang tidak dekat

dengan pasien dan apa sebabnya?

2.      Tanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.

a.    Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.

b.    Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain.

c.    Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan orang lain.

d.   Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung

Page 19: Seminar Isos

diri dan tidak bergaul dengan orang lain.

e.    Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien.

3.      Latih berkenalana.       Jelaskan kepada Pasien

cara berinteraksi dengan orang lain.

b.      Berikan contoh cara berinteraksi dengan orang lain.

c.       Berikan kesempatan pasien mempraktikan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di hadapan perawat.

SP 2 Pasien1.         Evaluasi Sp 12.         Latih berhubungan

sosial secara bertahap3.         Masukkan dalam

jadwal kegiatan pasien.

SP 3 Pasien1.         Evaluasi Sp 1 dan 22.         Latih cara berkenalan

dengan 2 orang atau lebih3.         Masukkan jadwal

kegiatan pasien.3.         

Page 20: Seminar Isos

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari,Tanggal & waktu

Diagnosa Keperawatan

Implementasi Evaluasi

Senin1 Des 2013

Isolasi Sosial

Pertemuan ke-1 SP 1 Isolasi Sosial.

1.      Membina hubungan saling percaya

2.      Mengidentifikasi penyebab isos

3.      Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.

4.      Mengajarkan cara berkenalan dengan orang lain.

Sp 1 Isolasi Sosial, Pukul 09.00S:

-       Pasien mengatakan namanya Ilya  dan senang dipanggil dek ilya.

-       Pasien mengatakan malas berinteraksi dengan pasien lain karena tidak ada untungnya.

-       Pasien mengatakan selama dirumah sakit tidak ada satupun orang yang Pasien kenal

-       Pasien mengatakan jika banyak teman bisa menambah wawasan

-       Pasien mengatakan jika tidak ada teman merasa kesepian

-       Pasien mengatakan perasaan Pasien setelah belajar cara berkenalan senang dan menambah ilmu.O:

-       Pasien tampak menyendiri-       Pasien tampak tidak

berinteraksi dengan orang lain-       Pasien tidak mampu memulai

pembicaraan-       Afek Pasien tumpul-       Pasien mempraktikan cara

berkenalan.A:     SP1 Isolasi Sosial teratasi

          Pasien mampu menyadari penyebab Isolasi Sosial

          Pasien mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

          Pasien mampu mempraktikan cara berkenalan dengan perawat.P:

Page 21: Seminar Isos

PP : Evaluasi SP1 Isolasi Sosial, jika berhasil lanjut SP2 Isolasi Sosial

PK :    latihan cara berkenalan dan masukan kedalam jadwal harian pasien

Selasa 2 Des 2013

Isolasi Sosial

Pertemuan ke-2 SP 2 Isolasi Sosial.

1.      Mengevaluasi  Sp 1

2.      Melatih berhubungan sosial secara bertahap

3.      Memasukkan kedalam jadwal kegiatan pasien.

Sp 2 Isolasi Sosial, Pukul 09.00S :

          Pasien mengatakan cara-cara berkenalan itu tahap-tahapnya: jabatkan tangan, perkenalkan diri, nama lengkap, nama panggilan, alamt dan hobby.

          Pasien mengatakan nama saya ilya senang dipanggil dek ilya alamat saya dari gunung pati hobby saya membaca buku dan memasak.

          Pasien mengatakan senang bisa berkenalan dengan perawat.

          Pasien mengatakan terasa lega sudah bisa berkenalan.O :

          Pasien tampak berkenalan dengan perawat di ruangan.

          Pasien bersama perawat menyusun jadwal harian pasien

          Pasien tampak berkenalan dengan Tn.U dikamarnya

          Pasien masih ingat dengan SP 1 Isolasi sosialA: SP2 Isolasi Sosial teratasi

          Pasien mampu menjelaskan kembali cara berkenalan dengan orang lain

          Psien mampu berkenalan dengan orang pertama.P:

PP :  evaluasi SP 1, SP 2 Isolasi sosial, jika berhasil lanjut SP 3

PK: praktikkan cara berkenalan dengan perawat / pasien lain dan masukkan kedalam jadwal harian pasien.

Rabu3 Des 2013

Isolasi Sosial

Pertemuan ke-3 SP 3 Isolasi Sosial.

Sp 3 Isolasi Sosial, Pukul 09.00S :

Page 22: Seminar Isos

1.      Mengevaluasi Sp 1 dan 2

2.      Melatih cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih

3.      Memasukkan kedalam jadwal kegiatan pasien.

          Pasien mengatakan sudah berkenalan dengan 2 orang.

          Pasien mengatakan cara berkenalan itu pertama-tama jabatkan tangan, perkenalkan diri, alamat dan hobby, setelah itu baru tanyakan kembali

          Pasien mengatakan kemarin berkenalan dengan perawat U.

          Pasien mengatakan perasaan hari ini senang sudah banyak teman.O :

          Pasien tampak berkenalan dengan perawat U.

          Pasien tampak sedang berbicara dengan perawat U didalam ruangan.

          Pasien bersama perawat menyusun jadwal harian pasien

          Pasien tampak ceria setelah berkenalan dengan perawat U.A : SP 3 Isolasi Sosial teratasi

          Pasien mampu menjelaskan kembali cara-cara berkenalan

          Pasien mampu berkenalan dengan orang keduaP :

PP :  evaluasi SP 1, SP 2, dan SP 3 Isolasi Sosial, jika berhasil lanjut intervensi selanjutnya

PK: terus berkenalan dan berbincang-bincang dengan pasien / perawat lain diruangan dan masukan kedalam jadwal harian pasien.

Page 23: Seminar Isos

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dari hasil interaksi pada klien dengan masalah isolasi sosial : menarik diri

penulis mendapatkan suatu pemahaman baru, khususnya tentang penggunaan

strategi pelaksanaan dalam setiap interaksi dengan klien sangat membantu

terfokusnya pembicaraan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan. Selain itu dengan interaksi yang singkat dan sering

dilakukan perawat pada klien membantu meningkatkan kemampuan untuk

berkenalan karena bisa mempunyai banyak teman.

2. Klien dengan masalah isolasi sosial : menarik diri mempunyai resiko harga

diri rendah sehingga perlu diberikan penanganan yang memadai dan

pemberian asuhan yang optimal selama perawatan.

3. Dalam mempersiapkan klien pulang perlu diperhatikan faktor lingkungan dan

dukungan keluarga karena sangat mempengaruhi perkembangan dan proses

penyembuhan klien.

Page 24: Seminar Isos

B. SARAN

1. Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa khususnya pada masalah isolasi

sosial : menarik diri diperlukan satu strategi pendekatan dalam berkomunikasi

mengingat klien dengan masalah isolasi sosial : menarik diri sangat sensitif

dan biasanya disertai perasaan curiga dan mudah tersinggung. Salah satu

strategi yang dilakukan oleh perawat adalah penggunaan komunikasi

terapeutik, yaitu denagn teknik mendengarkan dengan penuh perhatian,

pendekatan personal dengan menggunakan komunikasi non verbal sehingga

dapat terbinanya trust. Seksama memperhatikan touch untuk meningkatkan

rasa percaya diri klien, dan berempati dengan apa yang dialami klien.

2. Untuk menghindari isolasi sosial : menarik diri muncul kembali, maka

perawat perlu menciptakan lingkungan yang terapeutik sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan yang optimal, lingkungan yang penuh

reward.

3. Perawat hendaknya mampu melibatkan keluarga untuk membantu dalam

proses penyembuhan, karena keluarga sangat mempengaruhi perkembangan

dan proses penyembuhan klien. Apabila keluarga tidak pernah berkunjung,

perlu dilakukan home visite.

Page 25: Seminar Isos

DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr.

Amino Gondoutomo. 2003

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice.

Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998

Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri.

Jakarta : FIK UI. 1999

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta :

EGC. 1998