askep isos
TRANSCRIPT
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSKEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
ISOLASI SOSIAL :MENARIK DIRI
PADA KLIEN SDR. SR DI IRNA RUANG 9 JANOKO
RSJD. AMINO GONDO HUTOMO SEMARANG
I. IDENTITAS KLIEN
1. Inisial : Sdr. N
2. Umur : 22 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki – laki.
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Pendidikan : Tamat SMA
7. Status Perkawinan : Belum kawin.
8. Pekerjaan : Tidak Bekerja.
9. Alamat : Jepara
10. Penanggung jawab : Tn. SY
11. Pekerjaan : TKI
12. No. RM : 073272
13. Tanggal dirawat : 27 Desember 2010
14. Tanggal Pengkajian : 11 Januari 2011
II. ALASAN MASUK
Klien hanya diam saja, badan terasa kaku tidak mau makan, tidak mau
minum.
2
III.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak 2 hari sebelum masuk RSJD, pasien diam, tidak mau bicara,
mengatupkan rahang, tidak mau makan dan minum, melamun, pandangan
kosong, kadang badan terasa kaku, tidak suka keluyuran.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
Keluarga mengatakan klien sudah 2 tajun bekerja di Malaysia dengan
ayahnya. Semenjak itu, keluarga klien tidak mengetahui keadaannya.
Pulang-pulang sudah kaku, pendiam, pandangan kosong dan tidak mau
makan, ibu klien mengatakan klien pernah dirawat di RSJ 2 kali.
Menurut klien ( pengkajian tgl. 12 Januari 2011 ) yang membuat ia diam
seperti itu karena ia tidak punya teman dan tidak bisa bergaul semenjak
kerja di Malaysia.
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah.
Upaya keluarga :
Keluarga pernah membawanya ke RSJ 2 kali dan sudah pernah sembuh
tetapi kambuh lagi.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital : TD : 120 / 80 mmHg, RR : 20 X / mnt, S : 37 C
2. Ukur : BB : 38 kg TB : 176 cm
3. Keluhan Fisik : Klien mengatakan ia sering merasa pusing.
VI. PSIKOSOSIAL
3
1. Genogram
Keterangan: : klien
: tinggal serumah
: laki-laki
: perempuan
Keluarga klien mengatakan kalau di rumah dulu klien selalu rajin
sholat dan membantu ibunya berjualan dirumah. Klien merupakan
anak pertama dari 1 bersaudara dan merupakan anak laki – lakinya
yang membantu sebagai tulang punggung keluarga. Pola asuh dalam
keluarga tidak ada perbedaan diantara anak – anaknya, komunikasi
keluarga dengan klien kurang semanjak klien bekerja di Malaysia
karena klien jarang memberi kabar. Lebaran kemarin pun klien tidak
pulang. Dan begitu pulang klien malah sakit seperti ini. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan musyawarah termasuk membawa klien ke
RSJ.
4
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien menyukai semua bagian dari tubuhnya.
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa ia adalah anak pertama dari 2 bersaudara
dan adiknya berjenis kalamin laki – laki juga.
c. Peran
Klien sebelum masuk RSJ, pernah bekerja di Malaysia selama 2
tahun sebagai pegawai konveksi. Di sana ia ikut dengan Ayahnya.
Ia merasa senang mempunyai pekerjaan sebagai karyawan
konveksi. ( 13Januari 2011)
d. Harga diri
Klien mengatakan dari kecil ia merasa malu karena sering
dikatakan anak pendiam. Selama kerja di Malaysia klien merasa
tersinggung karena disana tidak boleh keluar rumah meskipun
sudah tidak jam kerja. Semenjak itu klien sering melamun dan
merasa tidak percaya diri bergaul dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : gangguan citra
tubuh dan Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
Keluarga Sdr. N mengatakan klien sebenarnya orang yang
gampang bergaul, tapi semenjak pulang dari Malaysia klien terlihat
ngomong sendiri dan sehari sebelum masuk RSJ, klien kaku kemudian
diam saja.
Menurut klien ( pengkajian tgl. 12 Januari 2011 ) yang membuat
ia diam seperti itu karena ia takut keingat bosnya yang melarangnya
untuk keluar rumah. Saat dilakukan pengkajian klien hanya diam saja
( 11/1/11 ), pandangan mata klien kosong, mata melotot ke atas dan
sesekali menunduk, tubuh mematung ( stupor ). Dan selama di ruangan
klien selalu menyendiri dan senang duduk di luar dengan pandangan
mata kosong.
5
Masalah keperawatan:
Isolasi sosial: menarik diri
Gangguan persepsi halusinasi visual
Upaya keluarga :
Keluarga pernah membawanya kepada orang pintar, sebanyak 2kali. Tapi
tidak ada hasil.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan kalau ia beragama Islam. Menurut klien ia
seperti ini karena merasa tidak punya teman dan tidak bisa bergaul
semenjak kerja di Malaysia. Oleh karena itu, keluarganya
membawanya ke RSJ 2 X.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan di RSJ ia selalu sholat 5 waktu dan makhluk
yang menyeramkan dari Sumatera sekarang sudah tidak
mengikutinya lagi.
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan tidak rapi, rambut terlihat kusut tidak disisir, kuku kaki
dan tangannya panjang dan kotor, berkumis dan berjenggong.
Masalah keperawatan:
Ketidakmampuan klien untuk merawat diri
2. Pembicaraan
Saat pengkajian klien tidak mau bicara hanya menyebutkan namanya
dengan suara pelan dan tidak jelas.
3. Aktivitas motorik
Saat pengkajian pertama ( 12/1/2011 ) klien tampak hanya diam ,
tubuhnya mematung ( stupor ), pandangan mata kosong, sesekali
6
memandang ke sekitar, kalau tidak di suruh duduk tidak mau
duduk.Tanggal 11 Januari klien terlihat senang menyendiri, duduk
tidak mengganti posisi, pindah posisi tempat duduk hanya dari kamar
lalu keluar diteras, tanpa ada keinginan untuk bergabung degan klien
yang lain.
Masalah keperawatan:
Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Alam perasaan
Tanpa ekspresi, hanya diam, tampak perasaan sedih.
5. Afek
Klien tidak berespon terhadap stressor yang dimunculkan perawat,
afek klien tumpul, klien hanya terlihat diam dan hanya melihat
pemeriksa saat diberikan rangsang sentuhan kemudian menunduk lagi.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial : menarik diri
6. Interaksi selama wawancara
Hari pertama pengkajian ( 12/1/2011 ) klien belum terlalu bisa
diwawancarai karena klien hanya diam, mematung dan tidak banyak
berespon terhadap pertanyaan yang dilontarkan penanya atau
pemeriksa, baru pada hari ketiga ( 13/ 1/2011 ) interaksi klien tampak
tersenyum kemudian menunduk lagi. Dan mulai mau bercerita ketika
ada keluarga pasien yang berasal dari jepara juga.
Masalah keperawatan:
Kerusakan komunikasi
Isolasi sosial : menarik diri
7. Persepsi
Secara subyektif pada saat pengkajian pertama persepsi klien belum
terlalu bisa dikaji, saat interaksi keempat ( 14/1/2011 ) klien
mengatakan bahwa ia di rumah sering teringat saat ia tidak
diperbolehkan keluar rumah oleh bosnya. Secara obyektif klien terlihat
belum mau berkumpul dengan orang lain, kelihatan murung,
pandangan mata kosong, senang duduk menyendiri di luar ruangan.
7
Masalah keperawatan:
Risiko perubahan persepsi sensori:halusinasi
Menarik diri
8. Proses piker
Pada saat dilakukan wawancara pada pengkajian pertama klien hanya
diam saja, bicaranya tidak jelas dan ia hanya mampu menyebutkan
nama secara berulang – ulang.
Masalah keperawatan:
Kerusakan komunikasi verbal
9. Isi Pikir
Pada pengakajian hari keempat ( 14/1/2011 ) klien mengatakan bahwa
ia seperti ini karena ia dulu di Malaysia tidak diperbolehkan oleh
bosnya keluar rumah sehingga klien mersa tidak punya teman dan
tidak bisa bergaul. Tingkat kesadaran
Klien tampak bingung. Hanya menengok sesaat waktu diberi stimulus
yang kuat dengan menepuk bahunya dan melambai – lambaikan
tangan di depan matanya.
Masalah keperawatan:
Kerusakan komunikasi
Isolasi sosial : menarik diri
10. Memori
Pada waktu interaksi hari pertama sampai ketiga klien belum bisa
mengingat nama perawat yang baru saja berkenalan, dan klien yag
lain. Klien tidak terlalu bisa berkonsentrasi dalam berhitung, dan
memerlukan waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh perawat. Namun pada hari keempat klien sudah bisa
mengingat kejadian yang di alaminya saat ini dan pada hari kelima
interaksi klien sudah bisa mengingat kejadian di waktu ia masih kecil.
11. Kemampuan penilaian
8
Klien dapat mengambil keputusan, namun perlu bantuan dari perawat
untuk memutuskan apa yang telebih dulu dilakukan seperti memilih
antara makan dulu atau mandi dulu. Klien memilih makan dulu karena
bersemangat untuk pulang. .
12. Daya tilik diri
Klien masih menyadari bahwa dirinya sakit, dan perlu bantuan orang
lain untuk menyembuhkan penyakitnya.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien tidak mengalami gangguan dalam masalah makan, nafsu makan
klien bagus, makan 3 kali sehari..
2. Mandi
Klien bisa mandi sendiri, sehari 2 kali, tetapi tidak menggunakan
handuk, sikat gigi tapi tidak memakai odol karena tidak disediakan.
3. Kebersihan diri
Klien masih terlihat kurang rapi, kuku tangan dan kakinya panjang dan
kotor, rambutnya tidak disisir karena tidak ada sisisr, memakai sandal.
4. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan kalau malam tidur jam 20.00, namun tidak dapat
tidur dengan nyenyak, kadang-kadang klien terbangun, kalau ingat
rumahh.
5. Penggunaan obat
Klien patuh minum obat, tidak ada masalah dalam pemberian obat
pada klien, minum obat 2 kali sehari
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien mulai tidak mau bergaul dengan orang lain karena merasa orang lain
tidak menyukainya dan tidak percaya diri bergaul dengan teman – temannya
karena ia merasa tidak punya teman dan tidak bisa bergaul.
Masalah keperawatan:
9
Isolasi sosial : menarik diri
Harga Diri Rendah.
X. PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang penyakitnya masih kurang, klien menganggap
apa yang dialaminya sekarang ini karena ia tidak bisa bergaul.
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Isolasi Sosial : Manarik Diri
Gangguan konsep diri : Gangguan citra tubuh dan HDR
Kerusakan komunikasi verbal.
Defisit Perawatan Diri.
XI. ASPEK MEDIK
Terapi medik :
Zofredol 2 X 2 mg
Trihexypenidil 2 X 2 mg.
Haloperidol 2 X 5 mg
Injeksi Lodomer 1 amp
EKG
Pemeriksaan Penunjang ( 12/1/11 )
LED 1 jam : 3 mm/ jam, 2 jam : 6 mm/jam
Glukosa sewaktu : 159 mg / 100 ml.
Ureum 19 mg / 100 ml.
Creatinin 0,7 mg / 100 ml.
Cholesterol total 70 mg / 100 ml.
Trigliserid 46 mg / 100 ml.
Protein total 6,8 mg / 100 ml.
Albimin 4 mg / 100 ml
SGOT 23 unit / L
Uric Acid 5,7 mg / 100 ml
10
XII. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 Subjektif: Menurut ibunya semenjak pulang bekerja
dari malaysia klien menjadi pendiam, tidak
mau makan dan minum, badan kaku.
Klien mengatakan ia merasa tidak punya
teman dan tidak bisa bergaul.
Objektif:
Klien terlihat diam saja ketika diajak kenalan
dan hanya menyebutkan namanya berulang
kali dengan suara lirih dan tidak jelas
Pandangan mata klien kosong dan matanya
melotot ke atas sesekali menunduk.
Tubuhnya mematung ( stupor ), hanya mau
duduk ketika disuruh untuk duduk.
Selama di rawat di RSJ klien sering terlihat
duduk - duduk di teras sendiri tanpa ada
keinginan bergabung dengan teman -
temannya
Klien tampak sedih, afek tumpul ( Klien
hanya melihat perawat jika perawat
menepuk bahunya atau melambai –
lambaikan tangan di depan matanya ).
Klien hanya terlihat sesekali memandang
sekitar kemudian menunduk.
Bicara klien lambat
Klien masih terlihat kurang rapi
Isolasi sosial :menarik
diri
2. Subjektif:
11
Klien mengatakan ketika duduk atuapun
terdiam sering teringat ketika di Malaysia
tidak boleh keluar rumah oleh bosnya.
Menurut klien selama di RSJ makhluk
menyeramkan itu sudah tidak mengikutinya.
Objektif:
pandangan mata kosong
Klien tampak bingung.
Risiko perubahan
persepsi
sensori:halusinasi
3. Subjektif :
Keluarga mengatakan bahwa klien
merasa tidak punya teman dan tidak bisa
bergaul dengan temannya.
Sewaktu divalidasi klien membenarkan
yang dikatakan oleh keluarganya.
Semenjak kecil ia merasa malu karena
sering dianggap pendiam.
Objektif :
Klien sering terlihat murung dan sedih
Gangguan konsep diri
: Harga Diri Rendah
12
XIII. POHON MASALAH
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Perubahan persepsi : halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR
Isolasi sosial: menarik diri
13
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSKEPERAWATAN JIWA
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA KLIEN : Sdr. N USIA : 22 TAHUN RUANGAN : 9 (JANOKO) RM. NO : 073272
TGL NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
11/1/11Jam 09.30
DX ITUK 1
Memberikan salam dan menyapa klien. Menyapa klien, Memperkenalkan diri Menanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien. Menjelaskan tujuan pertemuan. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik
pertemuan. Menanyakan alasan klien dibawa ke rumah
sakit. Mengobservasi tingkah laku klien terkait dengan
perilaku menarik dirinya. Melakukan terminasi pertemuan dan kontrak
untuk pertemuan selajutnya. Melakukan TTV Menfasilitasi klien untuk makan dan minum Menfasilitasi klien untuk minum obat
S: Klien mengatakan : Nama ”Nasirin...”
O: 1. Suara pelan dan tidak jelas.2. Pandangan mata kosong, sesekali
menunduk.3. Stupor ( mematung )4. Tak ada respons, walaupun sudah di beri
rangsangan dengan menepuk bahunya.5. Bermain tangan dan jarinya.6. Ekspresi muka terlihat sedih. 7. Komunikasi klien pasif ( klien hanya diam
saja )8. TD : 100/90 mmHg
farida
14
12/1/11Jam 10.00
DX 1 TUK 1
Melibatkan klien dalam TAK : sharing ( klien menuliskan keluhan dan apa yang diharapkan )
Memberikan salam dan menyapa klien. Mengingatkan kembali nama perawat. Menanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien. Menjelaskan tujuan pertemuan. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik
pertemuan. Menanyakan alasan klien dibawa ke rumah
sakit. Mengobservasi tingkah laku klien terkait dengan
perilaku menarik dirinya. Melakukan terminasi pertemuan dan kontrak
A:9. Klien belum dapat membina hubungan
saling percaya denga perawat10. Klien belum dapat mengungkapkan
masalahnya.P:Perawat:
11. Ulangi TUK 1. Membina hubungan saling percaya.
Klien :
12. Motivasi klien untuk memperkenalkan diri dan mengungkapkan masalahnya.
S: Klien mengatakan : ”Nama Nasirin, rumah Jepara. ”MTS ,Jepara”
O: 13. Suara pelan dan tidak jelas.14. Klien meggambar ruamah ketika bercerita.15. Pandangan mata kosong,sesekali menunduk.16. Ekspresi muka terlihat sedih dan klien tiba –
tiba menangis.
farida
15
13/1/11Jam 10.00 WIB
DX 1TUK 2
XV. Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda – tandanya.
XVI. Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain.
XVII. Mendiskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda – tanda dan penyebabnya.
XVIII. Memberikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
XIX. Melakukan terminasi pertemuan dan kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
XX. Memfasilitasi klien makan dan minum obat.XXI. Mengukur TTV.XXII. Melibatkan klien dalam TAK.
17. Klien ikut dalam TAK : klien tidak membaca, hanya menyebutkan gambar yang dilihatnya.
18. TD : 100/80 mmHg
A:19. TUK 1 sudah tercapai. Sudah terbina
hubungan saling percaya.
P:Perawat:
20. Lanjutkan TUK 2. Membantu klien menyebutkan penyebab menarik diri.
Klien :
21. Motivasi klien untuk mengungkapkan penyebab ia menarik diri .
S : ” Saya nggak tau mbak, kenapa dibawa ke
sini. Saya masih belum ingat mbak. Apa mungkin di rumah saya sering ngomong sendiri ya mbak. ”
” Kalau tanda – tanda orang yang nggak mau bergaul itu ya kayak saya dulu mbak. Saya dulu sering melamun dan duduk – duduk sendiri. ”
” Ya, saya malas saja mbak .”
16
XXIII. Mengkaji kembali pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda – tandanya.
” Kalau di sini ya mbak paling enak ya duduk – duduk di luar soalnya kalau di sini saya merasa tenang. ”
” Kalau di dalam toh saya selalu keinget bos saya saat di malaysia.
” Saya lupa namanya mbak. ” ” Ya,saya masih belum ingat semua. Mungkin
karena saya sering bicara sendiri. ” ” Suka melamun, suka menyendiri. ” Iya,mbak.”
O : 3. Klien lebih sering terlihat duduk sendiri di
teras. 4. Kontak mata sudah dapat dipertahankan.5. TD : 100/ 80 mmHg
A :- TUK 2 belum optimal. Klien belum mampu
menyebutkan penyebab menarik diri.P :Perawat : - Optimalkan TUK 2. Lanjut ke TUK 3.
Membantu klien menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak mau berhubungan dengan orang lain.
Klien : - Motivasi klien untuk menyebutkan penyebab
17
13/1/11Jam 11.00
DX 1TUK 2,3
XXIV. Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain.
XXV. Mendiskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda – tanda dan penyebabnya.
XXVI. Memberikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
XXVII. Mengkaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
XXVIII. Mengkaji pengetahuan klien tentang kerugian tidak mau berhubungan dengan orang lain.
XXIX. Melakukan terminasi pertemuan dan kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
XXX. Memfasilitasi klien makan dan minum obat.XXXI. Mengukur TTV.XXXII. Melibatkan klien dalam TAK.
menarik diri dan keuntungan berhubungan dengan orang lain serta kerugian tidak mau berhubungan dengan orang lain.
S : ” Baik mbak, nggak bisa tidur mbak.” ” nggak tahu. ” ” Saya kemarin diam saja karena saya takut
sekali mbak, saya teringat bos saya” ” Saya nggak berani ngomong mbak, saya takut. ”
” Sewaktu saya masih di Malaysia saya tidak dibolehin keluar rumah meskipun sudah tidak jam bekerja.
” Sekarang sih sudah nggak teringat lagi. ” ” Sudah 2 tahun mbak bekerja di malaysia,
pulang ke Jawa 1 tahunan yang lalu ” ” Ikut bapak. ” ” Nggak punya mbak, paling kalo ngomong ya
sama mbak saja terus sama mas T. ” ” Saya malas dan malu mbak. ” ” Ya, nggak kuat tho mbak.” “ Bisa diangkat mejanya. “ “ iya,jadi lebih ringan.” “ Senang dan lega mbak. ”
18
O : Klien lebih sering terlihat duduk – duduk
sendiri di teras Terlihat jarang ngobrol dengan temannya. Klien terlihat sedih. Penampilannya kurang rapi, rambut acak –
acakan, kuku kotor. Kontak mata sudah dapat dipertahankan walau
terkadang menunduk. TD : 100/80 mmHg.
A : TUK 2,3 tercapai. Klien sudah mampu menyebutkan penyebab menarik diri dan mampu menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
P : Perawat : I. Lanjut ke TUK 4. Membantu klien
melaksanakan hubungan sosial.Klien : II. Motivasi klien untuk melakukan hubungan
sosial.
S :
19
DX 1
XXXIII. Mengkaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
XXXIV. Membantu klien berhubungan dengan orang lain : K – P – P lain
K – P lain – K lain.XXXV. Memberi reinforcement positif
” Saya nggak hafal mbak sama namanya, kalau wajahnya saya ingat. ”
” sama M dan S. ” ” Teman SMP saya mbak. ” ” Semenjak saya di malysia saya nggak dengar
kabarnya mbak. ” ” Kata ibu, mereka sekarang kerja di jepara. ” ” Lebaran kemarin saya nggak pulang mbak. ” ” Paling dekat ya sama ibu mbak. ” ” Punya satu cowok yaitu Tn. Y.” ” Jarang mbak, kalau cerita biasanya sama
ibu.” ” Di sini paling Cuma duduk – duduk saja
mbak dan sama mas A. ” ” Tetangga saya. ” ” Mau mbak,..” ” Nasirin , Jepara.”O : Klien belum mampu membuat jadwal harian
untuk mengisi waktu. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan
dengan perawat lain dengan baik. Klien mulai terlihat antusias TD : 100/60 mmHg. Klien sudah terlihat mau bergabung dengan
teman temannya.A : TUK 4 belum optimal. Klien belum mampu
mencoba memperkenalkan diri.
20
14/1/11Jam 10.30
TUK 4 terhadap keberhasilan yang sudah dicapai.XXXVI. Membantu klien untuk mengevaluasi
manfaat hubungan. XXXVII. Mendiskusikan jadwal harian yang
dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu. XXXVIII. Motivasi klien untuk mengikuti
kegiatan ruangan XXXIX. Memberi reinforcement positif atas
kegiatan klien dalan kegiatan ruangan.XL. Mengawasi klien makan dan minum obat.XLI. Mengukur TTV klien.XLII. Melibatkan klien dalam TAK.
P : Perawat : c. Mengoptimalkan TUK 4. Klien mampu
membina hubungan dengan orang lain.Klien : d. Motivasi klien bergaul dengan orang lain.
S : e. ” Baik mbak,...”f. ” iya mbak, tadi saya ngobrol sama Mas M
dan Mas B.”g. ” Semalam kan saya panas mbak,mas M
mijitin saya, dia baik banget.”h. ” mas M sering ngajak saya sholat bareng. “i. “ Ya nggak semua mbak,saya tau namanya.
Lha wong banyak banget. ”j. ” Biasanya nonton TV, terus ngobrol –
ngobrol gitu. ”
O : Klien aktif mengikuti kegiatan seperti makan
bersama Klien terlihat senang. TD : 100/70 mmHg
A : TUK 4 tercapai. Klien mampu membina
21
14/1/11Jam 10.15 DX 1
TUK 4
XLIII. Mengkaji kembali kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
XLIV. Membantu klien berhubungan dengan orang lain
: K – P – P lain K – P lain – K lain.XLV. Memberi reinforcement positif terhadap
keberhasilan yang sudah dicapai.XLVI. Membantu klien untuk mengevaluasi
manfaat hubungan. XLVII. Mendiskusikan jadwal harian yang
dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu. XLVIII. Motivasi klien untuk mengikuti
kegiatan ruangan XLIX. Memberi reinforcement positif atas kegiatan
klien dalan kegiatan ruangan.L. Mengawasi klien makan dan minum obat.LI. Mengukur TTV klien.LII. Melibatkan klien dalam TAK.
hubungan dengan orang lain.
P : Perawat :4. Lanjutkan TUK 5. Membantu klien mengungkapkan perasaannya
setelah berhubungan dengan orang lain.Klien : 6. Motivasi klien untuk mencoba berkenalan
sendiri dengan orang lain
S : 7. ”Senang mbak punya teman. Tapi saya pengen
pulang mbak. ”8. ” Kangen sama ibu. ”9. ” biasanya saya bantuin ibu jualan di rumah ”10. ” Kemarin waktu masuk angin saya dipijitin
mbak. ‘11. “ senang mbak…”12. ” mas M selalu ngajak cerita saya. ”13. ” ya lega mbak. ”14. ” iya mbak masih pusing kadang ”nggloyorin”
gitu kalau buat jalan.O : Klien terlihat lebih antusias Klien sudah terlihat mau bergabung dengan
teman – temannya. TD : 90/70 mmHg.
22
15/1/11Jam 10.00 DX 1
TUK 5
LIII. Mendorong klien mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
LIV. Mendiskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
LV. Memberikan reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
LVI. Mengawasi klien makan dan minum obatLVII. Mengukur TTVLVIII. Melibatkan klien dalam TAK.LIX. Mengantar klien untuk seleksi dan rontgen.
A : TUK 5 tercapai. Klien mampu mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
P : Perawat :5. Lanjutkan TUK 6. Membantu
memberdayakan sistem pendukung ( keluarga ) melalui penkes terhadap keluarga.
Klien : 6. Motivasi klien dan keluarga untuk dapat
menggunakan sistem pendukung dengan baik.
S : 7. ” Oalah Nang, alhamdulillah kamu sudah
baik. ”8. ” Nairin sudah bisa di bawa pulang belum
mbak. ”9. ” Ooo..belum tho...?10. Keluarga mengatakan sangat merasa senang
atas perkembangan anaknya.11. Keluarga ( ibu dan pamannya ) mengatakan
akan selalu memberikan dukungan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
12. Keluarga mengatakan senang diajak diskusi dan diberi penjelasan tentang masalah anaknya.
23
15/1/11Jam 11.00 DX 1
TUK 6
LX. Membina hubungan saling percata dengan keluarga.
LXI. Mendiskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab, akibat dari perilaku menarik diri yang tidak diranggapi dan cara keluarga menghadapi klien menarik diri.
13. Keluarga mengatakan sudah 2 X ini mengunjungi Sdr. SR selama ia dirawat ( 10 hari.)
O : Keluarga sangat antusias mengikuti diskusi.A : TUK 6 tercapai , klien dapat memberdayakan sistem pendukung yaitu keluarga.P: : P:
Delegasikan kepada perawat ruang VIII untuk melanjutkan ke DX. 2. isolasi sosial : menarik diri b.d harga diri rendah.
Klien : Motivasi klien untuk selalu mencoba
mengungkapkan masalah kepada orang lain dan mudah bergaul.
24
LXII. Mendorong keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
LXIII. Menganjurkan keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal 1 kali seminggu.
LXIV. Memberikan reinforcement positif atas hal – hal yang telah dicapai.
25
XVI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI PADA SDR. N
DI RUANG VIII IRAWAN RSJD. AMINO GONDO HUTOMO SEMARANG
Nama : Sdr. N
Umur : 22 th No. CM : 073272
TglNo Dx
Dx Keperawatan
PerencanaanTujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
11/1/11
I Gangguan
persepsi
halusinasi
visual b.d
menarik diri.
TUM :Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasiTUK :1. Klien dapat
membina hubungan saling percaya
1. Setelah 1 X inte-raksi klien menun-jukkan tanda-tanda percaya kepada pe-rawat : Wajah cerah,
tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia mencer-
itakan perasaan Bersedia men-
gungkapkan masalahnya
Bina hubungan saling percaya dengan : Beri salam setiap
berinteraksi Perkenalkan nama,
nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan
Tanyakan dan pan-ggil nama ke-sukaan klien
Tunjukkan sikap jujur dan menepati
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
26
janji setiap kali be-rinteraksi
Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
Buat kontak inter-aksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
2. Klien mampu menyebut-kan penyebab menarik diri
2. Setelah 1 X interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari : Diri sendiri Orang lain Lingkungan
Tanyakan pada klien tentang Orang yang tinggal
serumah/ teman sekamar klien
Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ di ruang perawatan
Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/ di ruang
Diketahui penyebab akan dapat dihubungkan dengan faktor predisposisi dan presipitasi yang dialami klien.
27
perawatan Apa yang membuat
klien tidak dekat dengan orang tersebut
Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lainBeri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan pera-saannya
3. Klien mampu men-yebut-kan keuntung-an berhubungan sosial dan ke-rugian mena-rik diri
3. Setelah 2 X inte-raksi dengan klien dapat menyebutkan keuntungan berhu-bungan sosial, mi-salnya : Banyak teman Tidak kesepian Bisa diskusi
Tanyakan pada klien tentang : Manfaat hubungan
sosial. Kerugian menarik
diri.Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial
Untuk memotivasi klien agar mau bergaul dengan orang lain
28
Saling menolongDan kerugian menarik diri, misalnya : Sendiri Kesepian Tidak bisa
diskusi
dan kerugian menarik diriBeri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan pera-saannya
4. Klien dapat melaksanak-an hubungan sosial secara bertahap
4. Setelah 4 X inte-raksi klien dapat me-laksanakan hubun-gan sosial secara bertahap dengan : Perawat Perawat lain Klien lain Kelompok
Observasi perilaku klien saat berhubungan sosialBeri motivasi dan Bantu klien untuk be-rkenalan/ berkomu-nikasi dengan : Perawat lain Klien lain Kelompok Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas Kelompok SosialisasiDiskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasiBeri motivasi klien un-
Klien harus dicoba berinteraksi secara bertahap agar terbiasa membina hubungan yang sehat dengan orang lain
29
tuk melakukan kegia-tan sesuai dengan ja-dwal yang telah dibuatBeri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergau-lannya melalui aktivi-tas yang dilaksanakan
5. Klien mampu men-jelas-kan pe-rasaan-nya setelah berhubungan sosial
5. Setelah 1 X inte-raksi klien dapat menjelaskan pera-saannya setelah berhubungan sosial dengan : Orang lain Kelompok
Diskusikan dengan klien tentang pera-saannya setelah berhu-bungan sosial dengan : Orang lain Kelompok Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan pera-saannya
Mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien sehingga timbul motivasi untuk berinteraksi
6. Klien mendapat dukungan dari keluarga
6. Setelah 1 X perte-muan keluarga dapat klien : Menjelaskan ca-
ra-cara sehat mengungkapkan marah
Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung un-tuk mengatasi perilaku menarik diriDiskusikan potensi ke-luarga untuk memban-tu klien mengatasi pe-rilaku menarik diriJelaskan pada keluarga
Membantu keluarga untuk dapat berinteraksi dengan klien dan dapat memberikan dukungan pada klien
30
tentang : Pengertian menarik
diri Tanda dan gejala
menarik diri Cara merawat klien
menarik diriLatih keluarga cara merawat klien menarik diriTanyakan perasaan ke-luarga setelah menco-ba cara yang dilati-hkanBeri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasiBeri pujian kepada ke-luarga atas keterliba-tannya merawat klien di rumah sakit
Keterlibatan keluarga sangat mendukung terhadap proses perubahan perilaku
7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Setelah 2 X interaksi klien menyebutkan : Manfaat minum
obat Kerugian tidak
minum obat Nama, warna,
7.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak mi-num obat, nama, war-na, dosis, cara, efek te-rapi dan efek samping pengguna obat
Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga untuk dapat menggunakan obat dengan benar dan teratur
31
dosis, efek terapi dan efek samping obat
Setelah 1 x interaksi klien mendemonstra-sikan penggunaan obat dengan benarSetelah 1 x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti mi-num obat tanpa kon-sultasi dokter.
7.2. Pantau klien saat penggunaan obat
7.3. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.
7.4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
7.5. Anjurkan klien untuk konsultasi dengan dokter/ perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
12/1/11 Isolasi sosial : menarik diri b.d harga diri rendah
TUM :Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
TUK :1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan Hubungan saling
32
membina hubungan saling percaya
bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapetutik : sapa klien dengan
ramah baik verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
33
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.1 Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki: Kemampuan yang
dimiliki klien Aspek positif kelu-
arga Aspek positif yang
lingkungan yang dimiliki klien.
2.1.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2.1.2 Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negative
2.1.3 Utamakan memberikan pujian yang realistik
Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian
3. Klien dapat menilai kemampuan yang
3.1. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama
Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah
34
digunakan sakit
3.1.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
prasyarat untuk berubah.
Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya.
4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4.1. Klien membuat rencana kegiatan harian
4.1.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Kegiatan mandiri Kegiatan dengan
bantuan sebagian Kegiatan yang
membutuh kan bantuan total
4.1.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.
35
4.1.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
5.1 Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan.
5.1.1 Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.1.2 Beri pujian atas keberhasilan klien
5.1.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien
Memberikan kesem patan kepada klien utk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan
6. Klien dapat 6.1 Klien memanfaatkan 6.1.1. Beri pendidikan Mendorong
36
memanfaatkan sistem pendukung yang ada
sistem pendukung yang ada di keluarga
kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
6.1.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.1.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah
Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien.Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.
37